Bunda Maya

Folder Bunda - Blog Cerita Dewasa Ngentot Yang Selalu Update Cerita Ngentot Terbaru Setiap Hari..

Pemuda Kampung

Pemuda Kampung

Cerita Sex Pemuda Kampung – Matahari hari mulai terbenam di ufuk barat ketika Jamaluddin Indra, yang lebih akrab dipanggil Indra, baru saja bangun dari tidurnya. Dengan mata masih mengantuk, Indra berusaha bangun dan mengambil handuk yang kemudian dililitkan dipinggangnya.

Kemudian dia berjalan menuju sungai, yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumahnya. Pemuda berusia 16 tahun, berwajah ganteng dan bertubuh atletis ini berjalan melintasi persawahan sambil bernyanyi kecil. Indra adalah figur pemuda kampung yang supel, ramah dan pintar bergaul.

Ayahnya Pak Brata adalah seorang petani yang cukup berhasil. Pak Brata memiliki tiga orang istri. Indra anak satu-satunya dari isteri ketiga Pak Brata. Ibunya bernama Ani, biasa dipanggil Bu Ani, seorang penjual kue dipasar yang letaknya tidak begitu jauh dari kampungnya.

Cerita Sex Pemuda Kampung Ngocoks Menurut cerita orang-orang kampung, Indra bukanlah anak kandung Pak Brata. Ibunya sudah hamil tiga bulan ketika dikawin Pak Brata. Ibunya dihamili majikannya sewaktu ibunya masih menjadi TKW di Arab. Makanya, wajah Indra mirip dengan orang Arab.

Singkat cerita, Indra sudah hampir sampai disungai. Sore ini, Indra merasakan ada sesuatu yang lain dari biasanya. Dimana sungai tempatnya mandi, biasanya ramai. Tumben hari ini sepi sekali. Oh, mungkin aku bangun kesorean, pikir Indra dalam hati. Sambil melanjutkan langkahnya berjalan.

Indra dikejutkan oleh suara seorang perempuan sedang merintih dan mendesah-desah. Suara itu datangnya dari arah sungai. Indra merasa penasaran oleh suara-suara itu. Dia mendekati arah suara itu.

Alangkah terkejutnya Indra melihat pemandangan didepannya, yang membuat berdiri terpaku. Pemandangan yang baru pertama kali dilihatnya langsung. Dimana, Mbak Siti tetangganya, sedang mandi sambil meraba-raba buah dadanya.

Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, Indra segera mencari tempat yang agak tersembunyi, mengintip Mbak Siti. Mbak Siti yang dalam keadaan telanjang bulat, tidak menyadari kalau didepannya seseorang sedang melihatnya dengan mata melotot dan jakun yang naik turun.

Wanita berusia 25 tahun, yang sudah setahun ditinggal suaminya menjadi TKI ini, semakin asyik meremas-remas buah dadanya.

“Akh.., ohh.., oohh.., ” desahan-desahan nikmat yang keluar dari mulutnya, membuat Indra semakin terpukau memandangnya. Indra merasakan rudalnya menegang dibalik celana dalamnya. Tanpa sadar dia menyusupkan tangan ke balik celana dalamnya.

Indra meraba-raba kemaluannya yang makin lama makin mengeras. Indra semakin bernafsu saat Mbak Siti, meraba-raba serambi lempitnya sendiri. Kemudian Mbak Siti memasukkan jari-jarinya ke dalam serambi lempitnya.

Dicucuk-cucuknya serambi lempitnya sendiri sambil mulutnya mendesah-desah. Membuat Indra semakin tak kuat menahan nafsu birahinya.

Indra melepaskan handuk dan celana dalamnya lalu mengeluarkan rudalnya yang sudah berdiri tegak. Diraihnya kemaluannya, kemudian dikocok-kocoknya.

Saat Indra sedang asik mengocok-ngocok rudalnya. Tanpa disadarinya Mbak Siti telah berdiri tanpa busana didepannya.

“Kamu lagi ngapaain Ndra,” tanya Mbak Siti.

“Maaf.., Mbak.., maaf,” sahut Indra tergagap, tanpa melepaskan pandangan dari tubuh telanjang Mbak Siti.

“Kamu lihat ini ya,” tanya Mbak Siti sambil menunjuk serambi lempitnya.

Indra hanya diam, tak menyahut. Hatinya berdebar-debar melihat tatapan mata Mbak Siti.

“Kamu suka Ndra,” tanya Mbak Siti sambil tersenyum. Tanpa menunggu jawabab Indra, Mbak Siti menggerakkan tangannya meraih rudal Indra.

“Aow, rudalmu gede sekali Ndra, panjang lagi,” jerit Mbak Siti. Mbak Siti mengelus-elus lembut rudal Indra dengan tangan kanannya.

Sementara tangan kirinya meraba-raba buah pelir Indra. Indra merasakan badannya panas dingin. Baru kali ini rudalnya dipegang dan dielus-elus seorang wanita.

Mbak Siti yang sudah berpengalaman bersetubuh dengan laki-laki, sangat tahu kalau Indra sangat menginginkannya.

Tanpa melepaskan kocokkannya pada rudal Indra, Mbak Siti mendekatkan mulutnya ke mulut Indra. Perlahan dikecupnya bibir Indra. Mbak Siti membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya mengisi rongga mulut Indra yang mulai terbuka.

Indra menyambutnya lumatan Mbak Siti dengan pagutan yang hebat pula. Cukup lama mereka bercumbu. Mbak Siti kemudian melepaskan lumatannya pada mulut Indra.

Kemudian dia menjilati leher Indra. Indra mendesah-desah merasakan nikmat.

Dengan sedikit membungkukkan badannya, Mbak Siti kemudian menjilati dada Indra lalu turun dan berhenti dibawah pusar Indra. Cukup lama Mbak Siti memainkan lidahnya di bawah pusar Indra. Kemudian Mbak Siti berjongkok didepan Indra. Mbak Siti mendekatkan wajahnya keselangkangan aNdra. Mbak Siti menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati kepala rudal Indra.

“Oohh.., Mbakk.., akh.., nik.. mat,” desah Indra penuh nafsu, ketika lidah Mbak Siti berputar dan menari-nari dikepala rudalnya. Mbak Siti semakin bernafsu menjilati rudal aNdra, dari kepala rudal sampai kepangkal dijilatinya. Tanpa sejengkalpun terlewatkan.

“Oohh.., Mbak.., Mbak.., enak,” jerit Indra saat Mbak Siti memasukkan rudal Indra ke mulutnya.

Kepala Mbak Siti bergerak maju mundur mengulum rudal Indra. rudal Indra disedotnya kuat-kuat

sampai pipi Mbak Siti kempot.

“Akhh.., truss.., Mbakk.., truss,” suara Indra seperti mengigau keenakan.

Sekitar lima belas menit berlalu Mbak Siti, menyudahi kulumannya. Kemudian dia membentangkan handuknya diatas rumput.

Indra disuruhnya tidur terlentang. Mbak Siti kemudian berjongkok diatas selangkangan Indra. Diraihnya batang rudal Indra, dikocok-kocoknya sebentar lalu diarahkan

tepat kelubang serambi lempitnya.

Mbak Siti mulai menurunkan pantatnya. Sedikit demi sedikit rudal Indra memasuki lubang serambi lempit Mbak Siti.

Semakin lama semakin dalam, hingga seluruh batang rudalnya amblas kelubang serambi lempit Mbak Siti. Indra merasakan rudalnya seperti dipijit-pijit.

Baru pertama kali inilah rudalnya masuk kelubang serambi lempit wanita.

Nikmatnya luar biasa. Apalagi saat Mbak Siti mulai menaik turunkan pantatnya, membuat rudal aNdra keluar masuk dari lubang serambi lempitnya.

Kenikmatan yang sama juga dirasakan Mbak Siti. Sudah setahun lebih dia tidak merasakan nikmatnya bersetubuh. Apalagi rudal Indra jauh lebih besar dari kepunyaan suaminya.

“Ohh.., Ndras.., rudalmu.., enak banget,” desis Mbak Siti.

Mbak Siti semakin bersemangat menaik turunkan pantatnya. Diselingi gerakkan berputar dan bergoyang ke kiri dan ke kanan.

Indra tak mau tinggal diam, pantatnya disodok-sodokkan ke atas dan ke bawah seirama gerakkan Mbak Siti. Tangannya meremas-remas pantat Mbak Siti.

Sekitar empat puluh menit sudah mereka bersetubuh. Mbak Siti semakin mempercepat gerakan pantatnya, ketika dirasakannya orgasmenya hampir sampai. Demikian juga Indra semakin cepat dia menyodok-nyodokkan pantatnya.

“Ohh.., Ndra.., akuu.., mauu.., keluarr,” jerit Mbak Siti.

“Akuu.., juga.., Mbakk,” sahut Indra.

“Keluarin di dalem aja Ndra, lebih enak,” pinta Mbak Siti.

Indra mengaggukkan kepalanya, menyetujui permintaan Mbak Siti. Beberapa detik kemudian tubuh mereka sama-sama mengejang, keringat mereka bercucuran. Dan hampir bersamaan, mereka berteriak lantang ,” Aku.., keluarr.” Dan tumpahlah sperma Indra yang cukup banyak dilubang serambi lempit Mbak Siti.

Mbak Siti kemudian dia turun dari tubuh Indra, dan berjongkok disamping. Diraihnya rudal Indra dan dikocok-kocoknya sebentar. Mbak Siti mendekatkan kepalanya keselangkangan Indra.

Sambil tersenyum penuh arti, Mbak Siti menjilati rudal Indra. Sisa-sisa sperma dirudal Indra dijilatinya sampai bersih.

Setelah beristirahat sebentar, Mbak Siti kemudian mengenakan pakaiannya. Membiarkan Indra yang masih terlentang tanpa busana.

“Ndra, nanti malam ke rumahku ya, akan kulayani kamu sampai pagi,” bisik Mbak Siti ditelinga Indra. Indra mengangguk, kemudian bangkit dan mengecup bibir Mbak Siti dengan mesra.

“Makasih Mbak, Mbak telah memberiku pelajaran yang luar biasa. Sambil melangkah pergi, Mbak Siti tersenyum bangga, telah berhasil meraih keperjakaan Indra.

Indra kemudian turun kesungai untuk membersihkan. Dia merasa bangga, karena hari ini dia mendapatkan pengalaman yang luar biasa.

Pengalaman pertama kali menikmati enaknya serambi lempit wanita.

Pengalaman yang sudah lama diidam-idamkannya.

Malam harinya Indra datang kerumah Mbak Siti, memenuhi undangannya. Indra berdiri didepan pintu rumah, lalu mengetuknya.

“Mbak, Mbak Siti,” panggil Indra.

“Masuk aja Ndra, nggak dikunci,” sahut Mbak Siti dari dalam.

Indra kemudian masuk lalu mengunci pintu dari dalam. Dia melangkahkan kakinya mendekati kamar Mbak Siti.

Didalam kamar Mbak Siti telah menunggunya. Saat Indra memasuki kamar Mbak Siti, didapatinya Mbak Siti sedang duduk diatas ranjang tanpa mengenakan selembar benang.

Kedua kakinya terbuka lebar-lebar. Mbak Siti menyuruh Indra mendekat dan berjongkok dilantai.

“Ndra, jilatin serambi lempitku sayang,” pinta Mbak Siti.

Indra menuruti permintaan Mbak Siti. Dia lalu berjongkok dilatai. Wajahnya didekatkan keselangkangan Mbak Siti. Lidahnya dijulurkan dan ditempelkan ke bibir serambi lempit Mbak Siti.

Dan Indra mulai menggerak-gerakkan lidahnya, menjilati bibir serambi lempit Mbak Siti.

“Ohh.., Ndra.., enakk.., truss.., truss,” desah Mbak Siti keenakkan saat lidah Indra memasuki lubang serambi lempitnya. Lidah Indra menari-nari didalam serambi lempit Mbak Siti.

Kelentit Mbak Siti dicucuk-cucuk dan disedot-sedotnya. Pantat Mbak Siti terangkat-angkat menerima jilatan Indra. Bibirnya mendesis. Sesekali Indra memindahkan jilatannya kelubang anus Mbak Siti.

“Akhh.., akuu.., tak.., tahan.., Ndra,” desis Mbak Siti sambil meraih kepala Indra dan membenamkannya keselangkangannya.

Beberapa menit berlalu, aNdra menyudahi jilatannya. Kemudian dia berdiri sambil melepaskan seluruh pakaiannya. Setelah semuanya terlepas, Indra meraih rudalnya yang sudah setengah tegang.

Dikocok-kocoknya rudalnya sendiri hingga tegang penuh. Setelah dirasa cukup Indrapun menempelkan rudalnya kelubang serambi lempit Mbak Siti.

Didorongnya tubuh Mbak Siti, hingga terlentang diranjang. Kedua kaki Mbak Siti diangkat tinggi-tinggi, hingga ujung kaki Mbak Siti berada diatas bahunya.

Dengan sekali dorongan saja, rudal Indra melesat masuk ke lubang serambi lempit Mbak Siti yang telah basah dan memerah.

“Aow Ndra, pelan-pelan sayang,” jerit Mbak Siti.

Tanpa menghiraukan jeritan Mbak Siti, Indra memaju mundurkan pantatnya, membuat rudalnya keluar masuk dilubang serambi lempit Mbak Siti.

“Ndra.., teruss.., sayang.., sodok teruss,” pinta Mbak Siti penuh nafsu.

“Mbak.., enak.., banget.., Mbak,” sahut Indra.

Indra semakin mempercepat sodokkannya ketika dirasakannya serambi lempit Mbak Siti berkedut-kedut, otot-otot serambi lempit Mbak Siti menegang dan menjepit rudalnya.

“Ndra,..akuu.., mauu.., ke., keluarr,” teriak Mbak Siti.

Beberapa menit kemudian Mbak Siti menjerit sangat keras,”Ndras.., akuu.., keluarr,”.

Tubuh Mbak Siti mengejang. Tangannya mencengkeram sprei dengan keras. Dan Mbak Sitipun meraih orgasmenya.

Cairan-cairan hangat merembes dari lubang serambi lempitnya. Membasahi rudal aNdra.

“Kamu belum keluar Ndra,” tanya Mbak Siti beberapa saat setelah berhasil menguasai dirinya.

“Mbak akan puaskan kamu Ndra,” kata Mbak Siti, sambil menarik tubuhnya. Mbak Siti kemudian menungging, membelakangi Indra, dengan kaki berpijak dilantai sementara tangannya mencengkeram tepi ranjang.

“Ndra, masukkin rudalmu keanusku,” perintah Mbak Siti, sambil meraih rudal Indra yang ada dibelakang pantatnya.

Indra memajukkan pantatnya, hingga rudalnya menyentuh lubang anus Mbak Siti.

“Dorong Ndra, dorong,” pinta Mbak Siti tak sabaran. Indra menuruti kemauan Mbak Siti, didorongnya pantatnya lebih maju.

Dan sedikit demi sedikit batang rudalnya memasuki lubang anus Mbak Siti. Setelah seluruh batang rudalnya masuk, Indra mulai memaju mundurkan pantatnya. Sempitnya lubang anus Mbak Siti menjepit rudal Indra.

Mbak Siti mengimbangi gerakkan Indra dengan menyodok-nyodokkan pantatnya, sambil mencucuk-cucuk serambi lempitnya sendiri. Ceritasex.site

Indra semakin bersemangat mendorong-dorong pantatnya, saat dirasakannya rudalnya berkedut-kedut.

“Mbakk.., akuu.., mau., keluarr,” jerit Indra dengan nafas terengah-engah.

“Aku juga Ndra, kita keluarin bareng Ndra,” sahut Mbak Siti.

Beberapa menit kemudian Indra merasakan otot-ototnya menegang. Dan crot.. crot.. crot..

Indra menumpahkan spermanya didalam lubang anus Mbak Siti.

Malam itu mereka bersetubuh sampai pagi. Sampai badan mereka kelelahan dan tertidur.

Sejak saat itu, hampir setiap malam mereka menikmati persetubuhan. Indra ketagihan atas pelayanan yang diberikan Mbak Siti. Begitu juga Mbak Siti sangat puas. Rasa kesepiannya yang telah setahun ditinggal suaminya, kini terobati. Nafsu birahinya yang meledak-ledak kini tersalurkan.

Bersambung… Siang hari itu, Indra pulang sekolah lebih awal dari biasanya. Dengan bernyanyi-nyanyi kecil dia melangkah menuju rumahnya. Begitu membuka pintu rumahnya Indra terkejut, pintu rumahnya tidak terkunci. Indra merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

Dengan mengendap-endap Indra masuk kedalam rumahnya. Samar-samar Indra mendengar suara orang mendesah-desah diselingi rintihan-rintihan. Indra penasaran dibuatnya. Indra berusaha mencari sumber suara-suara itu.

Ketika dia mendekati kamar ibunya, suara-suara itu, semakin keras terdengar. Indra menghentikan langkahnya didepan kamar ibunya.

Suara itu semakin keras terdengar. Ibu lagi ngapain ya, pikirnya. Rasa ingin tahunya semakin kuat, Indrapun mengintip dari lubang pintu. Alangkah terkejutnya Indra, melihat pemandangan di dalam kamar ibunya.

Didalam kamar, Bu Ani, ibunya sedang berdiri sambil memeluk tubuh Pak Kades. Tangan Bu Ani melingkar dipinggang Pak Kades. Sedangkan tangan Pak Kades sedang meremas-remas pantat Bu Ani, yang padat berisi.

Tanpa melepaskan tangannya dari pantat Bu Ani, Pak Kades mencium pipi Bu Ani, kemudian menjulurkan lidahnya mengecup bibir Bu Ani.

Bu Ani membuka mulutnya, menyambut kecupan Pak Kades dengan lumatan-lumatan yang tak kalah hebatnya. Saking asiknya mereka bercumbu, tanpa mereka sadari sepasang mata sedang mengintip dengan hati yang panas. Bahkan percumbuan mereka makin panas saja.

Beberapa saat berlalu, Pak Kades melepaskan lumatannya pada bibir Bu Ani. Tangannya kemudian bergerak melepaskan seluruh pakaian Bu Ani.

Setelah semuanya terlepas, Pak Kades memandangi sebentar tubuh Bu Ani yang telanjang bulat sambil berdecak kagum.

“Oh, luar biasa An, tubuhmu masih sexy,” puji Pak Kades.

Bu Ani tersenyum mendengar pujian Pak Kades, sambil menggerakkan tangannya, melepaskan seluruh pakaian Pak Kades. Kini kedua insan berlainan jenis itu sama-sama telanjang bulat.

Tanpa membuang waktu, Pak Kades menyuruh Bu Ani tidur terlentang diatas ranjang.

Kemudian Pak Kades merangkak diatas tubuh Bu Ani dengan posisi sungsang. Selangkangan Pak Kades berada diatas wajah Bu Ani, begitu juga sebaliknya.

Wajah Pak Kades berada diatas selangkangan Bu Ani. Pak Kades membuka paha Bu Ani lebar-lebar, tangannya meraba-raba bibir serambi lempit Bu Ani yang ditumbuhi bulu-bulu tipis. Pak Kades mencucuk-cucuk lubang serambi lempit Bu Ani dengan jari-jarinya.

“Ohh.., Mas.., enakk.., truss.., truss,” rintih Bu Ani saat Pak Kades mulai menjilati serambi lempitnya. Pak Kades menyedot-nyedot kelentit Bu Ani yang memerah dan basah. Pantat Bu Ani terangkat-angkat menyambut jilatan-jilatan Pak Kades pada lubang serambi lempitnya.

“Jilatin punyaku An,” pinta Pak Kades.

Bu Ani menuruti saja permintan Pak Kades. Tangannya meraih rudal Pak Kades, yang sudah setengah tegang. Dikocok-kocoknya sebentar, kemudian diarahkannya kemulutnya.

Pak Kades menurunkan pantatnya, hingga rudalnya menyentuh mulut Bu Ani. Bu Ani membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya. Bu Ani mulai menjilati kepala rudal Pak Kades.

Lidahnya berputar-putar di kepala rudal Pak Kades kemudian turun kepangkal. Seluruh Batang rudal Pak Kades dijilatinya tanpa sejengkalpun terlewatkan.

“Ohh.., An.., nikmatt.., truss.., kulum.., truss,” desis Pak kades saat Bu Ani memasukkan rudal Pak Kades kemulutnya. Pak Kades menaik turunkan pantatnya, membuat rudalnya keluar masuk dari mulut Bu Ani. Sesekali Bu Ani menggigit rudal Pak Kades. Pak Kades meringis dibuatnya.

Sekitar dua puluh menit berlalu, Pak Kades merubah posisinya. Kini dia tidur terlentang diatas ranjang. Bu Ani disuruhnya naik keatas tubuhnya. Bu Ani mengikuti saja perintah Pak Kades.

Bu Ani berjongkok diatas selangkangan Pak Kades. Diraihnya rudal Pak Kades, dituntunnya kelubang serambi lempitnya.

Setelah dirasa pas, Bu Ani mulai menurunkan pantatnya. Sedikit demi sedikit rudal Pak Kades masuk kelubang serambi lempit Bu Ani.

BU Ani terus menurunkan pantatnya sampai seluruh batang rudal Pak Kades amblas tertelan lubang serambi lempitnya. Kemudian Bu Ani menggerakkan pantatnya naik turun. dimulai dengan irama pelan, semakin lama semakin cepat. Sesekali Bu Ani memutar-mutar pantatnya. Membuat rudal Pak Kades serasa dipelintir.

Pak Kades tak mau ketinggalan. Dia menyodok-nyodokkan pantatnya mengimbangi gerakkan pantat Bu Ani.

Indra yang dari tadi mengintip ibunya sedang bersetubuh dengan Pak Kades, sedikit kagum melihat goyangan pantat ibunya diatas tubuh Pak Kades. Nafsu birahinya bangkit. Dilepaskannya seluruh pakaian seragam sekolahnya.

Setelah telanjang bulat, Indra meraih rudalnya. Dikocok-kocoknya rudalnya sendiri sambil mengintip. Tak terasa sudah tiga puluh menit Bu Ani menggoyang-goyangkan pantatnya.

Bu Ani semakin cepat menggenjot tubuh Pak Kades, saat dirasakannya orgasmenya sudah dekat. Demikian juga Pak Kades, sodokkan-sodokkan pantatnya semakin cepat.

“Ohh.., Mas.., akuu.., mauu.., keluarr,” jerit Bu Ani.

“Akuu.., jugaa.., An.., ” sahut Pak Kades.

Beberapa saat kemudian kedua insan yang sedang bersetubuh itu, merasakan otot-ototnya menegang. Diiringi teriakkan yang hampir bersamaan, tubuh mereka menggelepar. Pak Kades menyemprotkan spermanya didalam lubang serambi lempit Bu Ani.

Setelah menuntaskan birahinya, Bu Ani turun dari atas tubuh Pak kades, kemudian merebahkan tubuh dan tertidur disamping Pak Kades. Pak Kades kemudian bangkit dan mengenakan pakaian.

Dipandanginya tubuh Bu Ani yang sedang tertidur pulas. Dengan melompati jendela kamar, Pak Kades keluar dari kamar Bu Ani.

Begitu Pak Kades keluar dari kamar ibunya, Indra yang sudah dirasuki nafsu birahi, segera membuka kamar ibunya.

Sambil mengocok-ngocok rudalnya yang sudah tegang, Indra memandangi wajah ibunya yang sedang tertidur pulas.

Nafsu setan sudah merasuki diri Indra. Tanpa berpikir panjang Indra segera menindih tubuh ibunya. Kedua kaki ibunya, dibukanya lebar-lebar.

Kemudian Indra menggenggam rudalnya dan diarahkan kelubang serambi lempit ibunya. Dan Indra mulai menurunkan pantatnya, sedikit demi sedikit, sampai seluruh rudalnya amblas tertelan lubang serambi lempit ibunya.

Saat Indra mulai menggerakkan pantatnya naik turun, Bu Ani terbangun dari tidurnya. Betapa terkejutnya dia, saat tahu Indra, anak kandungnya sedang menyetubuhinya.

“Ndra, jangan Ndra, aku ibumu,” teriaknya berusaha berontak. Tapi sia-sia. Indra terlalu kuat baginya. Dengan mudah aNdra meringkus ibunya. Indra memegang erat-erat kedua tangan ibunya dan menyumpal mulut ibunya dengan mulutnya. Dengan buasnya Indra melumat mulut ibunya.

Bu Ani yang sudah kehabisan separuh tenaganya, sehabis bersetubuh dengan Pak Kades tadi tak kuasa melawan keberingasan anaknya. Perlawanannya mulai melemah.

Sodokan-sodokan rudal Indra pada lubang serambi lempitnya, pelan-pelan membangkitkan nafsu birahinya. Tanpa sadar Bu Ani mengimbangi gerakan pantat Indra, dengan menyodok-nyodokkan pantatnya. Sambil meracau dan mengeluarkan ucapan-ucapan yang sangat jorok, yang seharusnya tidak keluar dari mulut seorang ibu. Indra semakin bersemangat menggopyang-goyangkan pantatnya.

“Ohh, Ndra truss Ndra, entot ibu Ndra,” rintih Bu Ani merasakan nikmat. Indra semakin cepat memompa serambi lempit ibunya, ketika dirasakannya serambi lempit ibunya berkedut-kedut.

Otot-otot serambi lempit ibunya menegang. Bu Ani mencakar-cakar punggung Indra disertai teriakkan panjang.

“Ndra.., ibu.., keluarr,” jeritnya. serambi lempitnya menjepit rudal Indra dan tangannya menarik pantat Indra, membuat rudal Indra semakin terbenam di lubang serambi lempitnya. Dan akhirnya Bu Ani mencapai orgasmenya. Cairan hangat membasahi dinding serambi lempitnya.

Indra yang belum mencapai orgasmenya, membalikkan tubuh ibunya lalu menarik kaki ibunya hingga menjuntai ke lantai. Kemudian dia mendekatkan wajahnya kelubang anus ibunya.

Indra menjulurkan lidahnya menjilati lubang anus ibunya. Jilatan-jilatan aNdra membangkitkan lagi nafsu birahi ibunya. Bu Ani pasrah saja atas perlakuan anaknya.

Bu Ani menggelinjang, saat Indra mencucuk-cucuk lubang anusnya. Tangannya bergerak kebelakang meraih kepala Indra, membenamkannya dipantatnya.

Puas menjilati anus ibunya, aNdra meraih rudalnya. Dituntunnya kelubang anus ibunya. BU Ani berteriak kesakitan, saat Indra memaksakan rudalnya menembus lubang anusnya. Rasa panas dan perih pada dinding dan bibir anusnya tak tertahankan lagi.

Bu Ani berusaha berontak menghindar, tetapi tangan Indra yang menekan punggungnya, membuatnya tak berdaya.

Indra mulai mendorong dan menarik pantatnya memompa lubang anus ibunya. Tubuh Bu Ani terguncang-guncang oleh sodokkan-sodokkan anaknya. Dia melolong menahan rasa sakit yang luar biasa.

Dengan terus menyodomi ibunya, Indra memeluk tubuh ibunya dari belakang dan meremas-remas buah dada ibunya.

Nafasnya terengah-engah. Nafsu birahinya benar-benar tak terkendali.Saat mendekati puncak birahinya, Indra mempercepat pompaanya.

Diiringi lolongan panjang, Indra menyemprotkan spermanya dilubang anus ibunya. Membasahi bibir dan dinding anus ibunya.

Sesaat kemudian Indra bangkit dan menyuruh ibunya duduk ditepi ranjang. Indra menyodorkan rudalnya kemulut ibunya. Meminta ibunya menjilati sisa-sisa spermanya. Ceritasex.site

Bu Ani menggelengkan kepalanya kekiri dan kekanan, menolak permintaan anaknya. Tapi Indra tak kehabisan akal.

Ditariknya kepala ibunya dan dibenamkan keselangkangannya lalu dipencetnya hidung ibunya. Membuat ibunya kesulitan bernafas dan terpaksa membuka mulutnya. Saat itulah Indra langsung menyodokkan rudalnya dan menjejalkan kemulut ibunya.

“Ayo Bu, isep sampai bersih,” pinta Indra.

Dengan sangat terpaksa, dan menahan rasa jijik, Bu Ani mengulum rudal anaknya dan menjilati sisa-sisa sperma anaknya.

Malam itu, aNdra memaksa ibunya melayani nafsu birahinya sampai pagi. Sampai dia benar-benar puas. Bu Ani tak kuasa menolak keinginan anaknya.Hari-hari berikutnya, Bu Ani menjadi budak nafsu anaknya.

Dia harus selalu siap melayani nafsu birahi anaknya. Mula-mula Bu Ani melakukannya dengan terpaksa, tetapi lama-lama dia ketagihan juga disetubuhi anaknya.

Bersambung… Untuk menyambut datangnya Tahun Baru, dikampung Indra diadakan bermacam-macam hiburan. Mulai dari wayang kulit sampai dangdut.

Hiburan yang paling disenangi Indra adalah dangdut, terutama goyangan erotis penyanyi wanitanya yang membangkitkan nafsu birahi.

Cerita Dewasa Ngentot - Pemuda Kampung
Saat malam Tahun baru tiba, sekitar jam 20.00 WIB, Indra bergegas berangkat kelapangan bola menonton dangdut bersama teman akrabnya Joni. Jaraknya sekitar dua kilo dari tempat tinggal Indra.

Acara baru saja mulai ketika Indra tiba disana. Namanya juga acara gratis, penontonnya banyak sekali.

Saking asiknya menikmati pertunjukkan, Indra tak sadar kalau temannya Joni tak ada lagi disampingnya. Indrapun celingukan mencari Joni. Saat mencari Joni, Indra bertemu dengan Titi, anak Pak Kades.

“Ti, ada lihat Joni nggak?,” tanya Indra.

“Nggak tuh, aku juga lagi cari Mbak Yuli, kamu ada lihat nggak?,” Titi balik bertanya.

“Ngga ada,” sahut Indra pendek.

“Ndra, tolong anterin aku pulang ya!,” pinta Titi.

“Ntar deh, acaranya lagi bagus nih,” sahut Indra.

“Tolong dong Ndra, aku takut pulang nih,” rengek Titi.

Lama-lama Indra kasihan juga sama Titi. Dengan setengah hati Indra mengantar Titi pulang. Untuk menuju rumah Titi yang berdekatan dengan rumah Indra, mereka harus melewati sawah dan kebun yang cukup gelap.

Saat melewati perkebunan, tiba-tiba pohon berderak keras, mengejutkan mereka.

Tanpa sadar Titi memeluk tubuh Indra. Indra tentu saja tak menyia-nyiakan kesempatan.

Dibalasnya pelukan Titi dengan dekapan yang erat. Indra mendekatkan bibirnya kebibir Titi.

Dikecupnya bibir gadis itu. Tanpa diduga Titi membalas kecupan Indra. Mulutnya terbuka menyambut lidah Indra yang terjulur dan memasukkan kemulutnya.

Merasa mendapat angin segar, Indra menggerakkan tangan kirinya mengelus-elus punggung Titi, kemudian Indra menyusupkan tangan kirinya kebalik kaos ketat Titi. Semakin lama semakin panas mereka bercumbu.

Sesaat kemudian, Indra menyudahi cumbuannya. Dibopongnya tubuh Titi yang sexy, ke sebuah rumah kosong tak jauh dari situ. Ketika sampai di rumah itu, dengan posisi berdiri sejajar, mereka bercumbu lagi, bahkan lebih panas lagi.

Setelah berhasil melepaskan kaos dan BH Titi, Indra meremas-remas pantat Titi yang montok.

Membuat Titi menggerinjal-gerinjal merasakan nikmat. Titi memainkan tangannya kearah rudal Indra yang sudah setengah tegang. Dan rudal Indra semakin tegang saja, saat Titi menyusupkan tangan kebalik celana dalam Indra.

Dan mengocok-ngocok rudal Indra. Luar biasa nikmat yang dirasakan Indra, dia sama sekali tidak menyangka. Titi yang masih belia, dan baru berumur 15 tahun, sangat lihai memainkan rudalnya.

Beberapa saat kemudian Indra menghentikan cumbuannya. Kemudian dia berjongkok di depan Titi. Indra menyibak rok mini yang dikenakan Titi dan merenggangkan kedua kaki gadis itu.

Sesaat Indra terpana memandang paha Titi yang putih mulus. Pangkalnya menggunduk dibungkus celana dalam transparan, sehingga samar-samar Indra dapat melihat bentuk serambi lempit Titi yang dihiasi bulu tipis kemerahan.

Sambil menciumi dan menjilati pangkal paha Titi, Indra menyusupkan tangannya ke balik celana dalam Titi. Meremas-remas serambi lempit Titi. Titi mendesah-desah merasakan nikmat.

“Ohh.., Mas.., enakk.., truss,” desah Titi saat Indra menjilati serambi lempit dari balik celana dalam. Membuat Indra semakin bersemangat menjilati serambi lempit gadis itu.

Sesaat kemudian Indra melepaskan rok dan celana dalam Titi. Kini serambi lempit Titi yang dihiasi bulu-bulu tipis terpampang di depan mata Indra. Mata Indra terbelalak melihat pemandangan di depannya yang begitu indah.

Indra menjulurkan lidahnya dan memainkannya dibibir serambi lempit Titi. Sedikit demi sedikit mulai masuk kelubang serambi lempit Titi.

Indra mencucuk-cucuk serambi lempit Titi sambil meremas-remas pantat gadis belia itu. Saking nikmatnya, Titi mendorong maju pantatnya dan membenamkan kepala Indra di selangkangannya.

Beberapa saat kemudian Titi merasakan otot-otot serambi lempitnya menegang.

“Mas.., akuu.., tak tahan,” jerit Titi dibarengi dengan keluarnya cairan hangat yang merembes didinding serambi lempitnya. Titi telah mencapai orgasmenya.

Setelah diam beberapa saat, Indra kemudian berdiri. Sambil melepaskan seluruh pakaiannya, Indra menyuruh Titi tidur terlentang dilantai beralaskan celana dan kaosnya. Titi menuruti saja perintah Indra.

Kemudian Indra mengangkangi wajah Titi. rudalnya yang sudah tegang penuh, disodorkan kemulut Titi. Titi membuka mulut dan menjulurkan lidahnya. Dia mulai menjilati rudal Indra, dari kepala turun kepangkal. Buah pelir Indra tak luput dari jilatannya.

“Oohh.., Tii.., enak.., banget,” desis aNdra menahan nikmat, saat Titi memasukkan rudal Indra kemulutnya. Indra memaju mundurkan pantatnya, membuat rudalnya keluar masuk dari mulut Titi. Sekitar dua puluh menit Titi mengulum rudal Indra yang besar dan panjang.

Indra kemudian mencabut rudalnya dari mulut Titi. Kemudian Indra berjongkok diselangkangan Titi. rudalnya diarahkan tepat kelubang serambi lempit Titi.

“Aow.., sakit.., Mas.., jangan,” pekik Titi saat rudal Indra yang keras dan kaku mulai menembus lubang serambi lempitnya yang masih perawan.

“Tahan Ti, lama-lama pasti enak,” sahut Indra sambil terus mendorong maju pantatnya.

Baru setengah batang rudalnya masuk, Indra menarik lagi kemudian mendorongnya lagi.

“Aow.., Mas.., ampun,” pekik Titi lebih keras, saat seluruh batang rudal Indra masuk kelubang serambi lempitnya dan merobek selaput daranya. Darah segar mengalir dari lubang serambi lempit Titi, merembes kesela-sela pahanya.

Indra tak menghiraukan jeritan Titi. Dengan sangat bernafsu Indra menaik turunkan pantatnya. Setelah sepuluh menit Indra menggoyang-goyangkan pantatnya, jeritan-jeritan Titi mulai melemah kemudian menghilang, berganti dengan desahan-desahan nikmat.

Desahan-desahan dan jeritan-jeritan kecil yang keluar dari mulut Titi membuat Indra semakin bersemangat menaik turunkan pantatnya. Tiga puluh menit berlalu, Titi menjepitkan kedua kakinya kepinggang Indra. Pantatnya terangkat. Tampak Titi akan orgasme.

Indra juga merasakan hal yang sama, rudalnya berkedut-kedut. Indra mempercepat gerakkan pantatnya.

“Oohh.., sshh.., oohh,” pekik mereka hampir bersamaan. Tubuh keduanya menggelinjang hebat saat mencapai puncak kenikmatan. Indra membiarkan rudalnya terbenam beberapa saat dilubang serambi lempit Titi, kemudian dia merebahkan tubuhnya disamping gadis itu. Sesaat kemudian mereka tertidur pulas.

Sekitar satu jam tertidur, Indra terbangun karena merasakan ada sesuatu yang bergerak-gerak di selangkangannya. Indra tersenyum ketika melihat Titi sedang mengocok batang rudalnya. Pelan-pelan batang rudal Indra mulai menegang. Ketika sudah tegang penuh, Titi menjilati, kemudian mengulum rudal Indra.

“Truss.., Ti.., enakk.., nik.. matt,” desis Indra tertahan, merasakan nikmatnya kuluman Titi pada batang rudalnya.

Selang beberapa menit, Titi menyudahi kulumannya. Kemudian Titi berjongkok diatas selangkangan Indra. Tangan Titi meraih rudal Indra dan mengarahkannya kelubang serambi lempitnya.

Pelan-pelan Titi mulai menurunkan pantatnya dan sedikit demi sedikit batang rudal Indra masuk kelubang serambi lempitnya. Indra merasakan batang rudalnya seperti dijepit dan dipijit-pijit oleh sempitnya lubang serambi lempit Titi.

Setelah seluruh batang rudal Indra masuk kelubang serambi lempitnya, Titi segera menaik turunkan pantatnya. Mula-mula dengan irama pelan, semakin lama semakin cepat. Indra mengimbangi gerakan pantat Titi dengan menyodok-nyodokkan pantatnya keatas. Seirama gerakkan pantat Titi.

Beberapa saat berlalu, mereka berganti posisi. Indra menyuruh Titi menungging, dengan tangan dan lutut bertumpu dilantai. Kemudian aNdra berlutut dibelakang pantat Titi.

Indra menggenggam rudalnya lalu membimbingnya kelubang serambi lempit Titi. Kedua tangan Indra memegang pinggang Titi.

“Aow.., enakk.., nikmat,” desah Titi, saat Indra mulai mendorong pantatnya dan mendorongnya dari belakang. Kedua buah dada Titi bergoyang-goyang seirama dorongan pantat Indra.Desahan dan jeritan Titi semakin keras ketika Indra semakin cepat memaju mundurkan pantatnya.

“Oohh.., Mas.., aku.., nggak kuat.., aku.., mau,” pekik Titi terputus-putus.

Beberapa saat kemudian tubuh Titi terhentak-hentak hebat dan mengejang mencapai klimaks.

Setelah Titi mencapai orgasmenya, Indra mencabut batang rudalnya dari lubang serambi lempit Titi. Kemudian dia berlutut dibelakang Titi, lalu dia mendekatkan wajahnya kepantat Titi.

Indra menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati lubang anus Titi. Titi hanya diam menunggu dan tak mengerti apa yang akan dilakukan Indra. Dia membiarkan saja ketika lidah Indra mencucuk-cucuk lubang anusnya.

Sekitar lima belas menit berlalu, Indra menyudahi jilatannya pada lubang anus Titi. Kini dia berdiri dibelakang Titi dan mengusap-usapkan kepala rudalnya kelubang anus Titi. Ceritasex.site

Titi menjerit keras menahan sakit saat Indra mulai mendorong pantatnya dan batang rudalnya memaksa masuk menembusi lubang anus Titi. Tanpa memperdulikan jeritan Titi Indra terus mendorong pantatnya hingga seluruh batang rudalnya amblas tertelan lubang anus Titi. Tanpa membuang waktu lagi Indra langsung menggerakkan pantatnya maju mundur.

Jeritan-jeritan Titi membuat Indra semakin bernafsu dan semakin bersemangat menggerakkan pantatnya dengan irama yang semakin lama semakin cepat. Sekitar tiga puluh menit berlalu, Indra merasakan orgasmenya sudah diambang pintu. Dia menggerakkan pantatnya semakin cepat dan liar.

Diiringi jeritan yang sangat panjang, Indra mencapai orgasmenya. Dia menekankan pantatnya kuat-kuat dan mencengkeram erat pinggang Titi.

Dia menyemburkan sperma yang cukup banyak di lubang anus Titi. Setelah menuntaskan orgasmenya, Indra mencabut batang rudalnya dan mendekatkannya ke wajah Titi. Sambil tersenyum Titi membuka mulutnya dan menjilati sisa-sisa sperma yang blepotan di rudal Indra.

Setelah beristirahat beberapa menit, mereka mengenakan pakaian masing-masing. Sekitar jam 24.00 WIb, Indra mengantar Titi kerumahnya. Dalam perjalanan pulang, sambil memeluk erat pinggang Titi, Indra tak henti-hentinya tersenyum. Senyum penuh kemenangan karena berhasil membobol perawan anak Pak Kades, orang terhormat dikampungnya, yang selama ini berselingkuh dengan ibunya.

Bersambung… Setelah mengantarkan Titi kerumahnya, sekitar jam 01.00 dinihari, Indra balik lagi ketempat pertunjukkan. Karena saking senangnya nonton dangdut, Indra tak merasa kelelahan berjalan. Walaupun dia baru saja bersetubuh dengan Titi.

Saat berjalan melewati kebun pisang, Indra kebelet pingin kencing. Segera saja Indra masuk ketengah-tengah rimbunnya pohon pisang. Sehabis kencing Indra menyalakan rokoknya sambil matanya melihat sekelilingnya.

Tiba-tiba matanya tertuju pada bayangan yang sedang bergerak-gerak yang berjarak sekitar 10 meter dari tempatnya berdiri. Indra yang merasa penasaran, berjalan mengendap-endap, mendekati bayangan itu.

Sekitar dua meter dari bayangan itu, Indra menghentikan langkahnya. Matanya terbelalak melihat pemandangaan disela-sela pohon pisang, di depannya. Dibawah terangnya sinar bulan purnama, Indra dapat melihat dengan jelas sahabatnya Joni sedang berjongkok dihadapan Mbak Dewi, istri Mas

Parjo, tetangganya, yang baru pulang dari Timur Tengah setelah dua tahun menjadi TKW. Wajah Joni berada pas di depan selangkangan Mbak Dewi yang sedang berdiri tanpa selembar benang melekat ditubuhnya.

Tangan Joni meraba-raba paha mulus Mbak Dewi, sedangkan lidahnya menjilati bibir kemaluan wanita itu. Joni mencucuk-cucuk klitoris Mbak Dewi dengan lidahnya dan menyedot-nyedotnya bibir serambi lempit Mbak Dewi dengan mulutnya, membuat Mbak Dewi mendesah-desah dan matanya merem melek merasakan nikmat.

“Oohh.. Jonii.. Enakk.. Teruss.. Truss,” desah Mbak Dewi penuh birahi. Joni semakin bersemangat menjilati serambi lempit Mbak Dewi, sambil sesekali Joni menjilati lubang anusnya. Membuat Mbak Dewi semakin tak tahan.

Beberapa menit berlalu Joni menyudahi jilatannya, kemudian dia merebahkan tubuhnya ditanah, dengan posisi terlentang, beralaskan daun pisang.

Sesaat kemudian Mbak dewi mendekat ke arah Joni, lalu berjongok diatas selangkangan Joni yang masih tidur terlentang. Selangkangannya yang tersibak berada diantara pinggang Joni.

Lubang serambi lempitnya yang terbuka lebar berada diatas rudal Joni yang sudah tegang dan berdiri tegak.

Mbak Dewi meraih rudal Joni, dengan lembut Mbak Dewi mengocok-ngocok rudal Joni. Setelah benar-benar tegang dan keras, Mbak Dewi lalu menempelkan kepala rudal Joni dibibir serambi lempitnya.

Perlahan-lahan Mbak Dewi menurunkan pantatnya dan sedikit demi sedikit batang rudal Joni masuk ke lubang serambi lempitnya. Setelah seluruh batang rudal Joni masuk, Mbak Dewi mulai menaik turunkan pantatnya.

“Akhh.. Mbakk.. Nikk.. Matt.. Truss.. Truss,” jerit Joni sambil mengimbangi gerakkan Mbak Dewi dengan menyodok-nyodokkan pantatnya.

“Oohh.. Jon.. Akuu.. Jugaa, Enakk,” sahut Mbak Dewi.

Gerakkan naik turun pantat Mbak Dewi yang diselingi gerakkan meliuk-liuk, semakin lama semakin cepat membuat joni tak tahan lagi. Sekitar lima belas menit berlalu, Joni merasakan rudalnya berkedut-kedut.

“Akkhh.. Akuu.. Mauu.. Ke.. Keluarr.. Mbakk,” Jerit Joni.

Semenit kemudian, dengan diiringi teriakkan yang sangat keras, Joni mencapai orgasmenya. Tanpa menghiraukan Joni yang telah mencapai orgasmenya, Mbak Dewi terus menggoyang pantatnya diatas selangkangan Joni, sambil meremas-remas buah dadanya sendiri.

Indra yang sedari tadi mengintip, tak dapat lagi manahan nafsu birahinya. Sambil melepaskan seluruh pakaiannya, Indra mendekat dan berdiri disamping Mbak Dewi yang masih bergoyang erotis diatas selangkangan Joni.

Indra menyodorkan rudalnya yang sudah tegang kewajah Mbak Dewi. Mbak Dewi yang belum mencapai puncak kenikmatan, mendekatkan wajahnya ke selangkangan Indra. Diraihnya rudal Indra dan dikocok-kocoknya sebentar. Tanpa membuang waktu lagi, Mbak Dewi membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya, menjilati rudal Indra.

“Ohh.. Mbak.. nik.. matt,” desis Indra, saat Mbak Dewi mengulum rudalnya. Mulut Mbak dewi penuh sesak oleh batang rudal Indra yang besar dan panjang.

Mbak Dewi menggerakkan kepalanya maju mundur membuat rudal Indra keluar masuk dari mulutnya. Pipi Mbak Dewi sampai kempot, saking bernafsunya menjilati rudal Indra.

Sepuluh menit berlalu Mbak Dewi melepaskan kulumannya pada rudal Indra, kemudian dia merebahkan tubuhnya ditanah. Disamping Joni yang telah tertidur pulas. Indra tahu kalau Mbak Dewi sudah tak sabar lagi merasakan keperkasaan rudalnya.

Indra kemudian berjongkok diselangkangan wanita itu. Kedua paha Mbak Dewi dibukanya lebar-lebar. Indra menggenggam rudalnya yang sudah tegang penuh dan mengarahkannya pas ke lubang serambi lempit Mbak Dewi. Perlahan Indra menurunkan pantatnya membuat kepala rudalnya masuk ke lubang serambi lempit Mbak Dewi.

“Aow.. Ndra.. perih.. sakit, “jerit Mbak Dewi menahan perih saat seluruh batang rudal Indra menerobos masuk dan menggesek dinding serambi lempitnya. Tanpa membuang-buang waktu, Indra langsung menggenjot Mbak Dewi.

“Ohh.. Ndra.. Enakk.. Teruss.. Nikmatt,” Jerit Mbak Dewi sesaat kemudian, ketika rasa sakit pada dinding serambi lempitnya mulai menghilang dan berganti dengan rasa nikmat.

Jeritan-jeritan Mbak Dewi yang diselingi desahan-desahan nikmat membuat Indra semakin bersemangat memaju mundurkan pantatnya. Dari bawah Mbak Dewi mengimbangi gerakkan pantat Indra dengan menyodok-nyodokkan pantatnya.

Beberapa saat kemudian, bagian dalam dinding serambi lempit Mbak Dewi berdenyut-denyut dan menjepit keras rudal Indra. Tubuhnya terhentak-hentak dan bergerak liar, diiringi teriakkan yang sangat keras, Mbak Dewi mencapai orgasme.

Indra yang belum mencapai puncak kenikmatan tak mau rugi. Dia mencabut rudalnya yang masih tegang dari lubang serambi lempit Mbak Dewi. Indra menyuruh Mbak Dewi telungkup.

Sebagai wanita yang sudah berpengalaman bersetubuh dengan banyak pria saat menjadi TKW, Mbak Dewi tahu apa yang diinginkan Indra. Dia mengangkat sedikit pantatnya dan membuka kedua pahanya.

Indra mengocok-ngocok rudalnya sebentar kemudian mengarahkannya ke lubang anus Mbak Dewi. Setelah rudalnya berada tepat di lubang anus Mbak Dewi, Indra mulai mendorong maju pantatnya. Mbak Dewi meringis saat rudal Indra menerobos masuk ke lubang anusnya.

“Oohh.. Ndra.. enakk.. gilaa,” desis Mbak Dewi ketika Indra mulai menggerakkan pantatnya naik turun sambil meremas-remas pantat Mbak Dewi.

“Akuu.. Juga.. Mbak.. Anus.. Mbak.. Enakk,” sahut Indra.

Indra merasakan rudalnya dijepit dan seperti dipijit-pijit oleh sempitnya lubang anus Mbak Dewi.

Indra semakin cepat menggerakkan pantatnya saat dirasakannya orgasmenya akan segera tiba.

“Mbak.. akuu.. keluarr,” jerit Indra keras saat mencapai puncak kenikmatan. Dia menyemprotkan sperma yang sangat banyak dilubang anus Mbak Dewi. Tak lama berselang Mbak Dewi menjerit keras saat mencapai orgasme yang kedua kali. Sesaat kemudian Indra merebahkan tubuhnya disamping Mbak Dewi.

Setelah beristirahat sepuluh menit, nafsu birahi Mbak Dewi bangkit lagi. Mbak Dewi yang memiliki nafsu birahi yang sangat tinggi, bangun dari tidurnya, kemudian duduk sambil memandangi kedua anak muda yang sedang tidur mengapitnya.

Kedua tangannya bergerak, meraba-raba selangkangan Indra dan Joni. Tangan kirinya mengelus-elus dan mengocok-ngocok rudal Joni sedangkan tangan kanannya melakukkan halnya yang sama pada rudal Indra yang tidur di sebelah kanannya. Perlahan-lahan kedua rudal Joni dan Indra mulai tegang.

Kedua pemuda itu kemudian bangkit dan berdiri mengapit Mbak Dewi. Sambil tersenyum, Mbak Dewi kemudian berjongkok, Mbak Dewi menempatkan wajahnya diantara selangkangan Joni dan Indra. Dan secara bergantian Mbak Dewi mengocok-ngocok dan mengulum kedua rudal anak muda itu.

Sekitar lima belas menit berlalu mereka merubah posisi. Indra tidur terlentang dengan kedua kaki berselonjor. Mbak Dewi kemudian menindih tubuh Indra dari atas. Tangannya meraih rudal Indra dan menempelkannya ke lubang serambi lempitnya. Mbak Dewi mendorong pantatnya membuat seluruh rudal Indra masuk ke lubang serambi lempitnya. Dengan irama pelan Mbak dewi mulai menaik turunkan pantatnya.

Joni yang sedang berdiri tak mau hanya menonton saja. Joni kemudian mengangkangi pantat Mbak Dewi. Dia mengarahkan rudalnya tepat ke lubang anus Mbak Dewi, dan mendorong pantatnya dengan keras, sehingga seluruh batang rudalnya masuk ke lubang anus Mbak Dewi.

Mbak Dewi merasakan sensasi yang luar biasa hebatnya dikedua lubang bawahnya saat rudal Joni dan Indra mengaduk-aduk lubang serambi lempit dan lubang anusnya. Hentakkan-hentakkan kedua rudal anak muda itu dikedua lubang bawahnya, memberinya kenikmatan yang tiada taranya.

Sodokkan-sodokkan rudal Indra pada lubang serambi lempitnya dari bawah dan kocokkan rudal Joni pada lubang anusnya dari atas, yang semakin lama semakin cepat membuatnya tak dapat bertahan lebih lama. Ceritasex.site

Mbak Dewi merasakan tubuhnya seperti melayang, otot-otot serambi lempitnya menegang dan tubuhnya bergerak liar.

Mbak Dewi mencengkeram pantat Joni kuat-kuat sambil meminta kedua pemuda itu lebih cepat lagi menghujam kedua lubang bawahnya.

Indra dan Joni yang juga merasakan orgasmenya hampir sampai menekan dalam-dalam rudal masing-masing.

Dan hampir bersamaan cairan hangat menyembur dikedua lubang Mbak Dewi. Tubuh ketiga insan itu bergetar hebat merasakan kenikmatan yang sangat hebat. Dibarengi teriakan yang sangat keras, tubuh mereka mengejang hampir bersamaan. Kemudian mereka terkulai lemas.

Hampir semalam penuh mereka bertiga merasakan nikmatnya bersetubuh. Sampai ketiga benar-benar kehabisan tenaga dan tertidur pulas. Dan hari-hari selanjutnya Mbak Dewi menjadi piala bergilir, bukan Joni dan Indra saja yang menikmati tubuhnya. Hampir sebagian besar pemuda kampung juga merasakan nikmatnya tubuh Mbak Dewi.

Mbak Dewi yang haus seks, sangat menikmati disetubuhi lebih dari satu pria. Bahkan pernah suatu malam, sekitar sepuluh pria kampung menyetubuhinya. Mas Parjo suaminya, hanya diam dan tak dapat berbuat apa-apa.

Walaupun mengetahui istrinya menjadi piala bergilir pemuda kampung. Dan Indralah yang paling sering menyetubuhi Mbak Dewi dan membuatnya tergila-gila.

Bersambung… Hari Minggu itu sebenarnya Indra sedikit malas dengan permintaan ayahnya agar Indra mengantar Bu Yuli, ibu tirinya, istri ketiga ayahnya, kondangan ke kampung sebelah.

Karena Bu Yuli, orangnya sangat judes. Bu Yuli, wanita muda yang sebenarnya lebih tepat menjadi kakaknya, karena usianya hanya setahun lebih tua dari Indra, tidak begitu akrab dengan Indra.

Tapi karena menghormati ayahnya, Indra melangkahkan juga kakinya ke rumah ibu tirinya, yang letaknya tidak jauh dari rumahnya.

Sampai dirumah Bu Yuli, Indra mendapati rumah dalam keadaan sepi, dia nyelonong aja masuk dan duduk di ruang tamu yang berdekatan dengan kamar Bu Yuli.

Sekitar tiga puluh menit menunggu, Bu Yuli keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kamarnya, hanya mengenakan selembar handuk yang dililitkan ditubuhnya. Sehingga Indra sekilas dapat melihat paha mulus Ibu Tirinya.

Sebagai laki-laki normal dan sudah biasa bersetubuh dengan wanita, nafsu birahi Indra bergejolak disuguhi pemandangan seperti itu. Tanpa berpikir panjang lagi Indra mengikuti langkah ibu tirinya ke kamar.

Bu Yuli yang sedang berdiri sambil melepaskan handuk yang melilit ditubuhnya sama sekali tak menyangka kalau Indra ikut masuk ke kamarnya.

Bu Yuli sangat terkejut saat Indra memeluk dengan kuat tubuhnya yang telanjang bulat sambil menciumi lehernya dari belakang.

Bu Yuli berteriak keras, tetapi dengan cekatan tangan Indra yang kuat membekap mulutnya. Indra mendorong tubuh ibu tirinya keranjang hingga jatuh dan terlentang lalu menindihnya.

Bu Yuli memberontak tapi sia-sia, Indra terlalu kuat baginya. Dengan mudah Indra meringkusnya. Indra menyumpal mulut Bu Yuli dengan handuk yang tadi dikenakannya. Indra menelikung kedua tangan Bu Yuli kebelakang dan menahan dengan kuat kedua kaki Bu Yuli dengan kakinya.

Bu Yuli mulai putus asa dan menangis. Indra tahu kalau Bu Yuli sudah kehabisan tenaga, dengan santai Indra melepaskan seluruh pakaiannya. Kemudian Indra mulai menciumi dan menjilati kedua buah dada Bu Yuli, secara bergantian.

Cukup lama Indra menjilati kedua buah dada ibu tirinya, kini wajahnya merangkaki perut Bu Yuli, dengan mulut yang terus menjilati, tangannya meraba-raba selangkangan dan mencucuk-cucuk lubang serambi lempit Bu Yuli yang menggunduk.

Sesaat kemudian Indra memindahkan jilatannya keselangkangan Bu Yuli. Kedua tangannya membuka lebar-lebar kedua paha Bu Yuli. Bu Yuli hanya pasrah saat Indra menjilati pangkal pahanya.

Bahkan Bu Yuli yang sangat jarang disentuh suaminya, ayah Indra, mulai terangsang dan mendesah-desah, saat lidah Indra menyapu dan menjilati bibir serambi lempit yang merah merekah dan berbulu lebat.

Perlahan Bu Yuli merasakan lubang serambi lempitnya mulai basah. Indra yang tahu kalau Bu Yuli sudah terangsang, semakin bersemangat menjilati dan menyedot-nyedot klitoris Bu Yuli.

Nafas Bu Yuli ngos-ngosan menahan nafsu birahinya. Indra sangat lihai merangsang Bu Yuli. Membuat suasana menjadi terbalik. Kini Bu Yuli sudah tak sabar lagi menunggu Indra untuk segera menyetubuhinya.

Beberapa saat kemudian Indra menyudahi jilatannya pada serambi lempit Bu Yuli. Dia kemudian berjongkok diselangkangan Bu Yuli. Bu Yuli yang sudah tak sabar lagi meraih dan mengocok-ngocok rudal Indra, kemudian Bu Yuli mengarahkan rudal Indra ke lubang serambi lempitnya.

Bu Yuli menjerit saat merasakan kepala rudal Indra mendesak gerbang serambi lempitnya. Indra semakin keras mendorong pantatnya hingga seluruh batang rudalnya yang besar dan panjang masuk ke lubang serambi lempit Bu Yuli.

Bu Yuli menjerit dan mendesah-desah saat rudal Indra menggesek-gesek lubang serambi lempitnya. Bu Yuli menyodok-nyodokkan dan meliuk-liukkan pantatnya menyambut gerakkan naik turun pantat Indra.

Sambil terus menggoyang-goyangkan pantatnya, aNdra melepaskan handuk yang menyumpal mulut Bu Yuli.

Kemudian dia mendekatkan mulutnya ke mulut Bu Yuli dan melumat mulut Bu Yuli. Bu yuli menyambut lumatan Indra dengan pagutan-pagutan yang tak kalah hebatnya.

“Oohh.. Ndras.. teruss.. genjott.. akuu,” desah Bu Yuli tanpa malu-malu.

Bu Yuli semakin cepat menyodok-nyodokkan dan meliuk-liukkan pantatnya, saat dia merasakan seluruh otot-otot tubuhnya menegang. Dan merasakan sesuatu yang mendesak-desak ingin keluar dari lubang serambi lempitnya. Tangannya mencengkeram kuat pinggang Indra saat saat orgasmenya datang.

Cairan hangat merembesi dinding-dinding serambi lempitnya. Beberapa saat kemudian Indra merasakan hal yang sama, dia seperti orang gila, tubuhnya bergerak liar dan dia semakin cepat menyodok-nyodok lubang serambi lempit Bu Yuli. Mulutnya meracau, mengeluarkan kata-kata kotor.

Indra menekan dada Bu Yuli dengan kuat dan menyusul menyemprotkan spermanya ke dalam lubang serambi lempit Bu Yuli. Kemudian tubuh Indra terkulai lemas, menindih tubuh Bu Yuli.

Setelah beristirahat sekitar tiga puluh menit, Bu Yuli merasakan nafsu birahinya bangkit lagi. Bu Yuli mendorong tubuh Indra yang menindihnya hingga terlentang diranjang. Kemudian Bu Yuli duduk di samping Indra yang masih tertidur pulas.

Tangannya meraba-raba selangkangan Indra dan mengelus-elus rudal Indra. Perlahan rudal Indra mulai menegang.

Tanpa melepaskan rudal Indra dari genggamannya, Bu Yuli menundukkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya keselangkangan Indra. Mulut Bu Yuli terbuka dan mulai menjilati dan mengulum batang rudal Indra. Dari kepala hingga pangkal rudal Indra dijilati dan dikulumnya. Buah pelir Indra juga diseruputnya.

Indra terbangun dari tidurnya dan tersenyum ke arah Bu Yuli yang sedang asyik mengulum rudalnya. Sesaat kemudian Bu Yuli menyudahi kulumannya pada rudal Indra. Kemudian Dia berjongkok di selangkangan Indra, diraihnya rudal Indra dan ditempelkannya kebibir serambi lempitnya.

Sedikit demi sedikit Bu Yuli menurunkan pantatnya. Hingga seluruh batang rudal Indra amblas tertelan lubang serambi lempitnya.

Indra mendesah-desah penuh nikmat saat Bu Yuli mulai menggerakkan pantatnya naik turun diselingi gerakkan berputar. Keadaan sudah sangat terbalik, Bu Yuli yang tadi menolak disetubuhi kini lebih agresif.

Dan Bu Yuli semakin cepat menggoyang pantatnya saat dia merasakan puncak kenikmatan benar-benar sudah dekat. Dibarengi teriakkan panjang Bu Yuli mencapai orgasmenya.

Bu Yuli sebenarnya sudah sangat lelah saat Indra menyuruhnya berdiri menghadap ke dinding kamar. Tapi karena tidak mau membuat Indra kecewa dan marah, maka Bu Yuli menuruti permintaan Indra.

Indra kemudian mendekat ke arah Bu Yuli yang sedang berdiri lalu berjongkok dibelakang Bu Yuli. Indra meraba-raba dan meremas-remas pantat Bu Yuli yang padat dan kenyal. Kemudian Indra memasukkan jari telunjuknya ke lubang anus Bu Yuli.

Bu Yuli mendesah saat Indra menciumi dan menjilati lubang anusnya. Jilatan lidah Indra pada lubang anusnya, membuat Bu Yuli merasa geli dan perlahan nafsu birahinya bangkit lagi. Bu Yuli menggelinjang saat lidah Indra mencucuk-cucuk lubang anusnya.

Puas menjilati lubang anus Bu Yuli, Indra kemudian berdiri sambil mengarahkan rudalnya ke lubang anus Bu Yuli. Bu Yuli menjerit keras saat rudal Indra memaksa menembusi lubang pantatnya. Bu Yuli merasakan bibir dan dinding anusnya panas dan perih.

Bu Yuli melolong lebih keras saat Indra mendorong dan menarik pantatnya, membuat rudal Indra keluar masuk dari lubang anusnya. Indra sangat menikmati sempitnya lubang anus Bu Yuli yang memang belum pernah disodomi.

Dengan memegang erat pinggang Bu Yuli, Indra semakin cepat mendorong-dorong pantatnya saat dirasakannya orgasme sudah dekat. rudal Indra berkedut-kedut, otot-otot tobuhnya menegang, nafasnya memburu.

Dan Indra menjerit keras dan panjang saat mencapai orgasme. Dia menyemprotkan sperma yang sangat banyak dilubang anus Bu Yuli. Sambil mencabut rudalnya dari lubang anus Bu Yuli, Indra menyuruh Bu Yuli berjongkok di depannya. Indra mendekatkan rudalnya kewajah Bu Yuli.

Bu Yuli mengeleng-gelengkan kepala, menolak permintaan Indra, untuk menjilati sisa-sisa spermanya. Indra tak kehilangan akal. Indra mencekek leher Bu Yuli dan memencet hidungnya. Saat Bu Yuli yang kesulitan bernafas terpaksa membuka mulutnya, Indra langsung menyodokkan rudalnya dan menjejalkannya ke mulut Bu Yuli.

Bu Yuli merasa mual dan mau muntah tetapi dia tak berani menolak permintaan Indra. Bu Yuli menggerakkan bibirnya dan menjilati sisa-sisa sperma Indra sampai bersih tak tersisa. Indra tersenyum bangga bisa menundukkan Bu Yuli, ibu tirinya yang selama ini kurang menyukainya dan sangat Judes.

Dan sejak saat itu Bu Yuli sangat baik padanya. Bu Yuli tak pernah menolak apapun yang diinginkan Indra termasuk kalau Indra ingin menikmati kemolekan tubuhnya.

Bahkan Bu Yuli yang seringkali merayu agar Indra mau menyetubuhinya. Kehebatan Indra memuaskannya di atas ranjang, membuat Bu Yuli betul-betul ketagihan merasakan nikmatnya sodokkan rudal Indra yang besar dan panjang.

Bersama Indra, anak tirinya, Bu Yuli betul-betul menemukan dan merasakan kenikmatan yang sangat jarang dia dapatkan dari Pak Broto, suaminya yang juga ayah Indra. Indra membuatnya tergila-gila dan dia mau melakukan apa saja yang Indra inginkan.

Jika nafsu birahi sedang memuncak, Bu Yuli tak segan-segan datang kerumah Indra untuk meminta Indra menyetubuhinya. Dia sudah tak perduli lagi kalau Indra adalah anak tirinya.

Cerita Sex Tragedi Perkosaan Massal

Bahkan sebulan kemudian dengan alasan suasana kampung yang semakin rawan, Bu Yuli meminta kepada Pak Broto agar mengijinkan Indra tinggal bersamanya. Tujuan sebenarnya tak lain, agar dia bisa lebih sering bisa mereguk kenikmatan bersama Indra. Dan tanpa curiga sedikitpun Pak Broto meluluskan keinginan istri termudanya.

Pak Broto sama sekali tidak tahu kalau istri mudanya disetubuhi anak kandungnya. Diusianya yang sudah tua, dia tidak mampu lagi memuaskan nafsu istri mudanya yang sedang meledak-ledak.

Demikianlah kisah Indra si Pejantan Kampung, yang benar-benar perkasa dan berhasil menyetubuhi wanita-wanita dikampungnya, terutama istri-istri yang kesepian.