Eh, Ngocokers! Ini cuma cerita receh, ya. Jangan dibawa serius, apalagi sampe tersinggung. Pokoknya, cuma hiburan aja. Jangan sampe ada yang merasa tokoh atau tempatnya mirip kejadian beneran, ya, cuma kebetulan doang.
Hari pertama kuliah nih si Hamdan di Jogja, di kampus negeri terkenal pula. Dari SMA udah cita-cita kuliah di sana. Dia dari Sumatera, keluarganya pas-pasan, makanya nyari kosan murah meriah biar nggak ngerepotin orang tua.
Akhirnya dapat kosan di daerah Pogung, sekitar 3 juta setahun. Ya, seadanya lah. Buat nutup biaya kuliah, dia harus cari kerja sampingan.
Nah, pagi-pagi di Jogja itu dingin banget. Pas keluar kosan, dia liat cewek bercadar—cantik banget, padahal tertutup—keluar dari rumah gede di sebelahnya. Ceweknya buru-buru mau pergi, eh motornya nggak mau nyala. Susah banget starternya, sampe kelihatan panik. Nampaknya dia susah nyalain motornya pake standar tengah. Kasian juga.
Ya udah, si Hamdan memberanikan diri bantuin.
Hamdan: "Mbak, butuh bantuan?"
Ceweknya lirik Hamdan sebentar, trus ngangguk.
seraya agak mundur dari motornya. Terlihat ia pun sedikit menundukkan pandangannya berusaha menjaga pandangan dari ikhwan. Hamdan pun segera tanggap dengan langsung membantu mengangkat motor untuk di standar tengah. Tanpa sengaja tangan Hamdan bersentuhan dengannya yang sontak membuat si akhwat segera menarik tangannya. Hamdan sempat melihat kulit putih tangannya dengan kutek merah marun menghias indah kukunya yang dibalut manset hitam.
Hamdan : afwan ukh.. gak sengaja
Tanpa pikir panjang Hamdan pun segera menggenjot stater kaki motornya dan langsung menyala. Sembari berterimakasih atas bantuan Hamdan, Hamdan pun tak bisa melepaskan kesempatan itu untuk berkenalan.
Hamdan : afwan ukh.. nama saya Hamdan, kalau boleh tau nama ukhti siapa?
Alisa : nama ana Alisa
Hamdan : ohh ukhti Alisa ya.. kuliah jurusan apa?Alisa : Arsitektur.. kalau akhi sendiri?
Hamdan : wah ana di Teknik Fisika ukh.. buru-buru ya ukh?
Alisa : iya.. hari ini ada rekrutmen KMI (Keluarga Mahasiswa Islam) Fakultas pagi ini banget, jadi harus buru-buru.. akhi Hamdan sendiri ngga ikutan daftar?
Hamdan : wah.. baru tau.. apa masih open requirement?
Alisa : iya akhi.. langsung aja ke sekrenya.. ana duluan ya akhi.. syukron.. assalamualaikum
Kemudian Alisa pun pergi dengan melepas senyum yang tersirat melalui matanya bak bidadari. Pagi ini pun kulewati dengan perasaan bahagia karena hari pertamaku kuliah bisa berkenalan dengan ukhti cantik.
Sorenya Hamdan pulang dan segera melakukan aktifitas rutinnya yaitu jogging setelah tadi sempat mengikuti reqruitmen di KMI kampusnya. Ketika dia selesai mengikat sepatu, tatapan mata Hamdan teralihkan dengan selembar kertas yang menempel di gerbang rumah Alisa. Tertera bahawasanya dibutuhkan tenaga pembantu rumah. Tanpa pikir panjang Hamdan langsung mengetuk pintu rumahnya.
Hamdan : Assalamualaikum..
Terdengar sayup-sayup suara jawaban salam dari perempuan dari dalam rumah. Ketika dibuka pintunya, betapa kagetnya Hamdan ketika melihat akhwat yang begitu cantik dengan kulit putih berjilab lebar sepaha dan gamis panjang membuka pintu gerbang.
Hamdan : afwan bu.. benar ini buka lowongan kerja ya?
Bu Zaskia : iya benar.. gmna dek?
Hamdan : kalau boleh saya ingin bekerja disini bu
Bu Zaskia : wah pas sekali.. saya juga lagi butuh sesegera mungkin pembantu di rumah. Ohh iya nama adek siapa?
Hamdan : nama ana Hamdan bu
Bu Zaskia : ohh dek Hamdan.. saya biasa dipanggil Bu Zaskia.. panggil umm juga boleh. Kira-kira besok sudah bisa mulai kerja kah?
Hamdan : inshaaAllah bisa bu
Mata hamdan pun daritadi tidak bisa berhenti menjelajahi tubuh indah Ummu Zaskia yang tertutup rapi dengan jilbab lebar dan gamisnya. Kecantikan wajahnya yang begitu mirip Zaskia Adya Mecca pun menjadi poin utamanya. Hamdan pun diberikan jobdesk pekerjaan yang harus dia kerjakan di rumahnya mulai besok dengan upah 800ribu/bulan
Hari berikutnya, ketika Hamdan pulang dari kuliahnya, ia segera mengerjakan job desk yang sudah diberikan oleh Ummu Zaskia. Ketika Hamdan mengetuk pintu gerbang, maka dibuka oleh Alisa dengan setelan cadar bandana hitam, jilbab biru navy dan gamis hitamnya
Alisa : ohh akhi Hamdan.. kata ummi mulai kerja disini ya hari ini?
Hamdan : iya afwan ukh.. soalnya buat bantu-bantu biaya kuliah
Alisa : mashaaAllah.. yasudah nanti kalau butuh apa-apa panggil ana ya, ana mau benah-benah kamar dulu
Hamdan : inshaaAllah ukh
Kemudian Hamdan segera melakukan jobdesk yang telah diberikan seperti menyapu, mengepel, mencuci piring, menata taman, dll. Semua pekerjaan rumah ia lakukan. Hamdan memang sudah terbiasa latihan fisik seperti jogging dll, sehingga pekerjaan seperti ini pun menjadi pengganti dari latihan hariannya.
Ketika tengah membersihkan ruang tamu, tiba-tiba terdengar seperti suara benda jatuh dan diiringi erangan Alisa.
Alisa : akhh!! Innalilaah
Hamdan pun bersegera menuju kamar Alisa dan berhenti didepan pintu kamar Alisa.
Hamdan : afwan ukh.. ukhti gak papa?
Alisa yang mengetahui Hamdan ada di depan kamarnya segera menyahut.
Alisa : iya akhi.. gppa kok, ini tadi kepleset waktu bersih-bersih atas lemari jadi jatuh. Sambil alisa menahan sakit dan mengelus bagian tubuhnya yang memar.
Hamdan : mau saya bantu ukh?
Alisa pun berfikir kalau dilanjutkan khawatir jatuh lagi tapi kalau minta Hamdan untuk membantu, maka khawatir terjadi khalwat karena Alisa belum pernah berdua dengan Ikhwan dalam satu kamar. Tapi sejenak kemudian Alisa pun memantapkan diri untuk membolehkan Hamdan membantunya.
Alisa : mm.. boleh deh, tapi tunggu sebentar akhi, ana pakai cadar dulu.
Kemudian selesai memakai cadar, Hamdan pun masuk kamar yang dibukakan oleh Alisa. Alisa pun kemudian duduk di ranjangnya dengan cadar bandana hitam dan jilbab instan warna biru navy dan gamis hitamnya. Hamdan sempat melirik kearah tangannya yang putih mulus bersih tanpa manset membuatnya berkhayal tentang tubuh Alisa. Alisa duduk dengan posisi agak membusung dengan tangan kiri menyangga tubuhnya dan tangan kanan mengelus punggungnya. Tak ayal bongkahan bukit indah yang tertutup jilbab itu mulai menampakkan wujud aslinya. Begitu besar dan bulat membuat Hamdan menelan ludah membayangkan kekenyalannya. Tanpa sadar rudal Hamdan pun mulai tegang di balik sarungnya.
Alisa : itu tolong akhi di atas lemari yang itu. Sembari Alisa menunjuk lemari yang dimaksud untuk dibersihkan dan di tata.
Ketika Hamdan mulai menaiki kursi yang digunakan untuk pijakan, mau tidak mau Hamdan pun harus menegakkan badan supaya bisa menjangkau bagian atas lemari. Sehingga rudal Hamdan yang sudah tegang dan keras yang berukuran 25cm itu mengacung tajam bak tombak. Sarung yang menutupinya pun tak bisa membendung bentuk asli rudal Hamdan.
Alisa pun terperanjat dan terbelalak melihat pemandangan di depannya. Meskipun masih tertutup sarung, ia pun tahu bahwa ada sesuatu di dalamnya yang sudah tegang mengeras. Memang Alisa menjaga diri dari perkara-perkara yang dilarang agama, tetapi bukan berarti Alisa tidak pernah melihat rudal asli seperti apa. Sudah menjadi kewajaran diusia Alisa untuk penasaran terhadap hal-hal berbau laki-laki. Sehingga ia juga pernah sekali-sekali menonton video porno di laptopnya.
Hamdan yang mengetahui mata indah Alisa tengah menatap rudal tegangnya berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaannya meskipun dia juga menikmati apa yang terjadi pada Alisa. Kelihatannya Alisa belum menyadari kalau Hamdan pun sesekali mencuri pandang pada tingkah laku Alisa. Alisa tanpa sadar nafasnya mulai terengah-engah tanpa sedetikpun berkedip dari pemandangan di depannya. Tangannya yang tadi mengelus punggung, kini beralih meraba-raba dan meremas buah dadanya. Hamdan pun semakin menikmati pemandangan itu sehingga dia melambatkan pekerjaan membereskan lemari.
Nafas Alisa pun makin terdengar berat dan mulai terdengar desahan-desahan kecil. Ketika Hamdan melirik, ternyata tangan kiri Alisa mulai memainkan pangkal pahanya dengan tangan kirinya. Sesekali Alisa merem melek merasakan kenikmatan yang jarang dia rasakan. Alisa pernah meraskan hal yang sama ketika menonton video porno di laptopnya. Tapi yang ini berbeda karena rudal yang biasa dia lihat di laptop, kini ada di depannya hanya tertutup sarung saja. Desakan birahi yang sudah mulai memasuki tubuh Alisa pun tak bisa ia tutupi dengan pakaian syar’inya.
Hamdan pun masih beringkah seakan dia tidak tahu apa yang dilakukan Alisa.Merasa aman, Alisa pun memberanikan diri untuk melangkah lebih jauh meskipun di dalam hatinya berkecamuk antara larangan agama dan hawa nafsu yang menggoda. Sering dia mendengarkan kajian-kajian keislaman yang melarang ia berbuat hal itu, tapi birahi kuat yang menguasainya lebih ia pilih untuk dituruti. Akhirnya Alisa pun menarik gamis hitamnya ke atas hingga pangkal paha, sehingga terlihat CD warna pink muda yang sudah mulai basah. Alisa pun mulai memasukkan tangan kirinya ke dalam CD nya, ingin merasakan sensasi yang lebih.
Hamdan sesekali melirik ke arah Alisa yang kini menampilkan paha putih mulusnya tanpa cela yang hanya tertutup kaos kaki hitam sebetis. Bagian yang begitu dilindungi oleh akhwat, kini terpampang indah di hadapan Hamdan. Alisa pun seperti sudah kehilangan kesadaran dan mulai menggesek-gesekkan jarinya di kemaluannya yang mulai membasahi celana dalamnya. Jilbab biru navynya pun mulai terlihat kusut karena remasan liar dari tangan kanannya dibarengi dengan desahan-desahan yang mulai keluar dari mulutnya.
Aksi Alisa pun semakin liar dengan remasan dan permainan tangan kirinya memuaskan bagian bawah tubuhnya. Hamdan pun semakin tak kuasa menahan birahi yang menerpa dirinya.
Hamdan : ehm.. pengen banget kah ukhti?
Mendengar pertanyaan Hamdan, sontak membuat Alisa terperanjat dan langsung menghentikan permainannya. Ia segera merapikan semua pakaiannya dan menunduk malu. Alisa pun tidak berani menatap Hamdan. Ternyata selama ini dia melihat apa yang Alisa lakukan.
Hamdan pun tak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Dengan rudal yang masih tegak berdiri, ia segera turun dari kursi dan memberanikan diri duduk di ranjang di samping Alisa. Alisa sebenarnya ingin mencegah supaya Hamdan tidak dekat-dekat dengannya, tapi sudah terlanjur basah ketahuan sehingga Alisa pun hanya terdiam ketika Hamdan duduk tepat disampingnya.
Hamdan : hemm.. gak papa kok ukh.. ana juga tau kalau akhwat juga manusia yang punya nafsu dan syahwat.
Hamdan berusaha meenangkan Alisa supaya tidak merasa bersalah.
Hamdan : sebenarnya sejak daritadi ana juga nafsu melihat ukhti main kayak gitu. Nih lihat jadi tegang kan rudal ana
Alisa sedikit menaikkan kepalanya sambil masih mencuri pandang ke arah rudal Hamdan yang tegak menjulang didalam sarungnya. Begitu banyak rasa berkecamuk di dalam diri Alisa, namun ia juga ingin sekali merasakan rudal asli seorang ikhwan.
Hamdan : ana janji gak akan cerita ke Ummu Zaskia. Kalau ukhti mau lanjut lagi pun ga masalah buat ana.
Alisa : beneran akhi? Ana malu banget
Hamdan : ga perlu malu ukh.. ana tau kok kalau seumuran kita memang sudah waktunya mengetahui hal-hal seperti ini.
Hamdan pun memberanikan diri untuk merangkul pundak Alisa. Alisa pun terlihat seperti mengiyakan saja ketika tangan kiri Hamdan merangkul pundak kiri Alisa dan menariknya ke arahnya. Kemudian Hamdan memberanikan diri untuk menarik tangan kanan Alisa untuk memegang rudalnya.
Dalam diri Alisa masih berkecamuk antara rasa bersalah dan birahi yang tak tertuntaskan. Kajian-kajian yang pernah ia ikuti tak mampu membendung hasrat birahinya untuk merasakan rudal laki-laki yang bukan mahramnya. Alisa masih seperti menahan tangannya dari ajakan tangan Hamdan.
Hamdan : gak papa kok ukh.. toh ga ada siapa-siapa
Mendengar hal itu, Alisa pun terdiam sejenak, kemudian memberanikan diri untuk menggenggam rudal yang selama ini hanya menjadi fantasinya.
Alisa : tapi ana malu akhi
Hamdan : malu sama siapa lho? Kan hanya ada ukhti sama ana. Toh ana juga pengen kok.. Sambil Hamdan tertawa kecil.
Alisa pun kini mulai meraba-raba rudal besar hamdan yang masih terbalut sarung. Hamdan yang merasa mendapatkan sinyal hijau mulai memberanikan diri untuk berbuat lebih jauh. Kini dagu Alisa ia pegang dan diarahkan ke arah wajahnya. Hamdan pun mulai mendekatkan wajahnya dengan wajah Alisah yang tertutup cadar. Alisa memejamkan matanya pasrah dengan apa yang terjadi selanjutnya. Kemudian Hamdan pun melahap bibir Alisa dari balik cadarnya. Awalnya Alisa hanya terdiam, tapi beberapa saat iapun mulai membalas ciuman dari Hamdan. Cadar hitam yang membatasi bibir mereka pun mulai basah oleh liur birahi kedua anak adam itu. Hamdan pun menghentikan ciumannya. Alisa membuka matanya dan menatap Hamdan dengan mata indahnya.
Hamdan : ana buka sedikit ya cadarnya ukh? Biar enakan
Alisa hanya menganggukkan kepala. Hamdan pun terkejut melihat kecantikan bibir tipis merah Alisa dengan kulit putih merona alaminya.
Hamdan : cantiknya ukhti ini. Puji Hamdan tertegun melihat harta karun di balik cadar itu
Alisa hanya tertunduk malu meski dalam hatinya ia merasa senang dengan pujian itu karena ini pertama kalinya ia dipuji kecantikannya oleh Ikhwan. Hamdan langsung saja melumat ganas bibir Alisa dan disambut dengan ciuman ganas juga oleh Alisa. Lidah mereka pun saling menyeruak masuk ke mulut pasangannya seolah ingin menjelajahinya. Tangan Alisa pun makin mantab menggenggam rudal Hamdan. Tangan kanan Hamdan kini mulai meremas toket Alisa dari dalam gamisnya. Terasa kenyal dan besar hingga tangan Hamdan yang besar itu pun tak bisa mencakup semuanya. Hamdan pun menghentikan ciumannya sejenak.
Hamdan : ukhti.. boleh ana buka bajunya?
Alisa yang tengah terbakar birahi pun mengiyakan.
Alisa : panggil ana Alisa aja akhi.. he’mh boleh
Hamdan : panggil ana Hamdan saja Alisa
Hamdan pun mulai menarik resleting gamis hitam Alisa sementara Alisa menyibakkan jilbab besarnya ke pundaknya. Gamisnya di tarik hingga lepas semua ke lantai sehingga tinggal BH dan CD pink muda saja yang masih menempel di tubuh indahnya. Begitu putih muls tanpa cela bak bidadari, yang paling menakjubkan ukuran toket nya yang berukuran 36F terlihat ingin tumpah dari BH nya.
Hamdan : wiihh mantab bener tubuh kamu Alisa. Siapapun yang dapetin kamu pasti ikhwan paling beruntung di dunia.
Alisa : ihh.. jangan diliatin gitu dong Hamdan.. ana kan malu. Sambil tangan Alisa mencoba menutupi tubuh indahnya.
Hamdan : lhoo.. ana jujur ini.. kayak bidadari.. ehh ana buka cadarnya ya?
Alisa : uuhh.. masak sih? He’emh.. boleh.
Hamdan pun kemudian membuka cadar hitam yang menutupi wajah Alisa kemudian melemparkannya entah kemana. Wajah putih indah Alisa begitu mirip Angelica Fransisca. Membuat Hamdan makin tak bisa menahan nafsunya.
Hamdan : Duh.. makin klepek-klepek nih ana lihat kecantikan Alisa.
Alisa : uhh.. gantian dong Alisa yang buka baju Hamdan. Pintannya manja.
Kini Alisa pun sudah mulai hilang rasa malunya dan tidak segan-segan untuk mengatakan maunya. Alisa pun menarik kaos ku sehingga terpampang badan ku yang cukup six pack. Membuat Alisa tak bisa melepaskan tatapan matanya dari bentuk badanku. Tangannya pun kini meraba perutku yang memang atletis. Warna tubuhku yang sawo matang begitu kontras dengan warna kulit putihnya.
Alisa : uhh mas Hamdan badannya bagus. Ana panggil mas Hamdan boleh?
Hamdan : terserah Alisa aja mau panggil apa dah.
Alisa yang makin penasaran kini menarik turun sarung Hamdan dan akhirnya terbebaskanlah rudal Hamdan yang berukuran panjang 25cm dan diameter 5cm. Mata Alisa terbelalak melihat ukuran rudal Hamdan yang begitu besar dan berurat. Tidak seperti di video di laptopnya, rudal Hamdan lebih besar dan panjang.
Alisa : ge.. gede ba..nget maass.. sembari Alisa mengelus rudal Hamdan dari ujung hingga pangkal
Hamdan : tapi Alisa suka kan?
Alisa : takut maass.. baru pertama lihat kemaluan ikhw..
Hamdan : kok kemaluan sih? Ini namanya rudal
Alisa : rudal?
Hamdan : iya.. mantab kan
Alisa pun hanya mengangguk. Hamdan pun paham dengan apa yang menjadi kemauan Alisa. Hamdan pun meminta Alisa untuk duduk bersimpuh di depannya. Hamdan membuka kedua kakinya sehingga rudal besarnya terlihat gagah dihadapan Alisa.
Hamdan : mas tau kok Alisa pengen ngemut kan? Udah ga usa ditahan
Alisa : emm.. ta.. tapi malu mass.. belum pernah Alisa nglakuin itu..
Hamdan : ga usah malu.. kan sekalian belajar.. buat persiapan kalo nikah besok. Canda Hamdan padanya.
Hamdan pun membimbing Alisa. Alisa pun memberanikan diri mendekatkan wajahnya ke rudal besar Hamdan. Bau khas lelaki yang masih baru untuk Alisa membuatnya semakin bernafsu. Hamdan membimbing tangan Alisa untuk meremas-remas lembut Telurnya, sementara tangan kanannya menekan kepala Alisa sehingga bibirnya menempel di kepala rudalnya.
Hamdan : nah sekarang coba di jilat dulu
Alisa pun hanya menuruti apa yang diperintahkan Hamdan. Ini pertama kalinya Alisa menjilat rudal laki-laki. Bukannya jijik, Alisa justru terangsang ketika mulai menjilati rudal besar Hamdan. Ia membayangkan seperti yang ada di video yang pernah ia lihat.
Hamdan : ouuhh.. iyaahh.. nahh gitu Alisaa..
Alisa yang melihat Hamdan merem melek semakin liar menjilati rudalnya mulai dari pangkal hingga ujung kepala rudal Hamdan. Kadang kalau keluar cairan pre-cum di rudal Hamdan, Alisa pun langsung melibasnya dengan lidahnya. Kini Alisa sudah semakin birahi dan mulai membuka mulutnya lebar-lebar agar rudal besar Hamdan bisa masuk kemulutnya. Perlahan tapi pasti rudal Hamdan pun mulai masuk ke mulut mungil Alisa.
Hamdan : unghhh.. ohh.. mantabnya mulut Alisa yang cantik ini.. Lenguh Hamdan merasakan kehangatan mulut Alisa.
Tangan Hamdan pun meremas bagian belakang jilbab Alisa menahan kenikmatan yang Alisa berikan. Alisa mulai menggerakkan kepalanya naik turun, namun hanya sepertiga dari rudal Hamdan yang bisa ia taklukan. Suara decak benturan rudal dan tenggorokan Alisa membuat suasana kamar menjadi semakin menggairahkan
Cpok.. cpokk.. nghkk.. nghkk.. ummm.. sluurrpp..
Hamdan : ouhh teruuss Alisa sayaaang
Alisa pun mempercepat gerakan kepalanya naik turun, menikmati rudal yang selama ini hanya ada di fantasinya. Tangan kanan Alisa pun terus meremas lembut telur Hamdan.
Kini Hamdan yang sudah terangsang berat menarik Alisa dan didudukkan di pinggir ranjang. Hamdan yang sudah gelap mata langsung saja melumat bibir Alisa yang tipis dan berwarna pink. Tangannya dengan cekatan melepas BH Alisa dan langsung saja toket Alisa yang berukuran 36F itu pun seperti melompat dari tempatnya seakan terbebas dari kungkungan. Tangan Hamdan pun langsung meremas-remas toket Alisa sambil sesekali memilin putingnya yang berwarna coklat muda. Alisa pun menahan desahannya ketika merasakan aliran birahi memuncak saat putingnya dirangsang seperti itu.
Hamdan terus menciumi Alisa sambil mendorongnya hingga terlentang di ranjang. Kini dengan penuh nafsu liar Hamdan menciumi leher Alisa dan disambut dengan desahan Alisa menahan rangsangan yang belum pernah ia rasakan. Alisa memeluk Hamdan sambil terus mendesah, kakinya pun ia silangkan ke pinggang Hamdan.
Alisa : ouuhh.. aahhh.. teruuss maasss.. aahhhh.. iyaaahh..
Hamdan pun mulai mencupangi pangkal leher hingga belahan dada Alisa. Kini ia memandangi dua buah gunung besar dihadapannya. Tak pernah Hamdan melihat langsung toket akhwat seindah dan sebesar ini.
Alisa : uhh.. kenapa mass? Jangan diliatin dong.. Alisa malu..
Meskipun malu, tapi Alisa tidak berusaha menutupinya. Tanpa ba bi bu, Hamdan langsung menyerang kedua bongkahan raksasa toket akhwat itu. Dimulai dari menjilati sekelilingnya hingga mendekat ke arah puting. Sengaja dia menjilati sekelilingnya tanpa menyentuh puting toket Alisa yang membuat Alisa makin gelisah tak karuan.
Alisa : ahh.. masss.. isepp dongg.. jangan gituu..
Alisa pun berusaha membusungkan dadanya dan mengarahkan kepala Hamdan supaya mau melumat putingnya, tapi Hamdan pun tak mau terbawa suasana Alisa. Dia tetap mempermainkan Alisa dengan jilatan dan remasan di toket Alisa. Bergantian kadang kiri kadang kanan. Sampai akhirnya Hamdan pun membenamkan mukanya di toket Alisa dan mengulum habis putingnya.
Kelakuan Hamdan ini sontak membuat Alisa melenguh panjang merasakan kenikmatan luar biasa.
Alisa : OOOOUUUHHHHHHHH… SAYAAAANGHHHH…
Mendengar Alisa melenguh hebat, Hamdan semakin meliarkan kulumannya di puting Alisa. Dia melakukannya bergantian kiri dan kanan membuat badan Alisa kelonjotan merasakan serangan kenikmatan. Kepalanya pun menoleh kanan kiri, kadang mendongak ke atas sembari menggigit bibir bawah menahan rasa nikmat di toketnya. Kemudian Hamdan melakukan serangan akhir dengan menyatukan toketnya dan mengulum kedua puting Alisa secara bersamaan. Alisa pun seperti tersengat listrik. Kali ini ia merasakan kenikmatan yang lebih daripada sebelumnya hingga membuatnya menjambak-jambak rambut Hamdan. Tak lama berselang Alisa pun merasakan desakan cairan di serambi lempitnya.
Alisa : MMPHHHH.. OUUUHHH MASSS….
Alisa pun langsung lemas setelah mendapatkan orgasmenya yang pertama kali.
Hamdan : ehh.. barusan Alisa orgasme ya?
Alisa : or.. orgasme.. apa.. sih mas?
Hamdan : itu yang barusan Alisa rasain.. nikmat kan?
Alisa pun hanya mengangguk, ia masih merasakan sisa kenikmatan dari orgasme pertama dalam seumur hidupnya. Belum selesai merasakan orgasme pertamanya, Hamdan mulai melanjutkan menikmati tubuh indah akhwat suci itu. Ia mulai melanjutkan menciumi perut hingga mendekati CD pink Alisa yang basah kuyup oleh cairan surgawinya. Bahkan ranjangnya pun ikut basah seperti danau.
Hamdan pun menarik turun CD Alisa yang basah kuyup hingga terlepas. Kini tergeletak di depan Hamdan seorang akhwat berparas cantik putih tanpa sehelai kain menutupi tubuhnya, hanya jilbab saja yang masih menempel di kepala Alisa dan itu yang menambahkan sisi keasyikan tersendiri.
Hamdan pun masih tak percaya dengan apa yang dia lihat, serambi lempit Alisa pun terlihat indah tanpa bulu sedikitpun dan nampak rapat sempurna.
Hamdan : indahnya tubuhmu Alisa sayaanng
Kini Hamdan melanjutkan menjilati tubuh indah nan suci Alisa mulai dari ujung kaki hingga pangkal paha. Selesai kaki kanan ia lanjutkan kaki kiri. Ketika sampai di depan liang surgawi Alisa, Hamdan mulai menciumi bagian luar serambi lempit Alisa. Bau harum khas serambi lempit akhwatpun membelai lembut hidung Hamdan yang membuatnya makin bernafsu. Tak butuh waktu lama, dengan bantuan jemarinya, Hamdan membuka sedikit serambi lempit Alisa dan nampak warna pink muda yang sudah basah kuyup menanti tombak perkasa Hamdan. Dengan perlahan Hamdan menjilati serambi lempit basah Alisa dari pangkal ke atas tanpa menyentuh klitorisnya.
Merasakan sensasi hangat menggelitik di bagian bawah, Alisa pun mencoba melihat dengan mengganjal kepalanya dengan guling. Jialatan demi jilatan Hamdan membawa Alisa menapaki kenikmatan dunia yang tak pernah dia bayangkan. Desahan dan lenguhan Alisa begitu erotis di dalam kamar kecilnya.
Alisa : OOUHHH.. SSHHHH… MMMHHH.. AHHH.. IYAAAHH MAASSS… OUUHHH.. ENAAAKK MAASSS.. OUUHH MAS HAMDAANN SAYAANGHHH…
Alisa makin kelonjotan bak cacing kepanasan ketika Hamdan melesakkan lidahnya jauh lebih dalam ke liang surgawi Alisa. Mengobok-obok, menggali lebih dalam seakan lapar dan ingin melumat habis semua cairan surgawi Alisa. Mendapatkan serangan kenikmatan tiada tara di serambi lempitnya, tak ayal membuat Alisa mencapai klimaks keduanya dan kali ini lebih hebat lagi.
Alisa : UNGGHHH… MAASSS MAU PIPISSS.. AAGHHH.. OUUHHHHH…
Alisa menekan erat-erat kepala Hamdan dan ia jepit dengan kedua pahanya, membuat kepala Hamdan terjepit total.
Crrttt.. cuuurrrrr…
Hamdan segera menarik kepalanya ketika merasakan semburan hangat dari serambi lempit Alisa. Alisa mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi dan menyemburkan cairan surgawinya seperti air bah. Pemandangan yang indah ketika seorang akhwat yang selalu menjaga auratnya kini mengalami orgasme dan squirting.
Badan Alisa pun langsung lunglai dan nafasnya tersengal-sengal merasakan orgasmenya yang kedua.
Hamdan : duhh.. udah 2x nih Alisa sayaang..
Alisa pun hanya terdiam. Nafasnya masih terasa berat setelah orgasme.
Hamdan : ana mulai ya Alisa sayaang..
Hamdan mengecup pipinya dan mulai menggesek-gesekkan rudal besarnya di bibir serambi lempit Alisa. Hamdan memberikan isyarat untuk Alisa agar menahan pahanya dengan tangannya sehingga liang surgawinya sedikit terbuka. Dengan posisi Alisa telentang dan kaki mengangkang, Hamdan mulai melesakkan rudalnya ke liang surgawi Alisa. Terasa seret dan susah, bahkan ujung rudal Hamdan pun tidak bisa masuk. Kemudian Hamdan berinisiatif menggunakan ludah untuk membasahi ujung rudalnya dan sedikit melumasi bibir serambi lempit Alisa. Alisa pun hanya menutup mata menanti aksi Hamdan berikutnya.
Kali ini Hamdan mencoba kembali melesakkan rudal 25cm nya ke liang surgawi Alisa. Dengan susah payah akhirnya rudal Hamdan pun mulai melesak masuk serambi lempit Alisa. Alisa yang merasakan benda keras menguak serambi lempitnya pun terbelalak menahan sakit.
Alisa : Akhh… Akhh.. sakiitt maass pelan.. pe.. laaannhh..
Baru seperempat rudal yang masuk, Hamdan merasa ada yang menghalangi rudalnya. Ia pun tau ini lembar keperawanan Alisa. Hamdan pun secara perlahan tapi pasti menekan rudalnya jauh lebih dalam dan terasa seperti merobek sesuatu.
Alisa : Aaakkkk.. pekik Alisa menahan sakit.
Hamdan menghentikan gerakannya dan membiarkan sementara rudalnya di dalam serambi lempit Alisa agar terbiasa sembari Hamdan menciumi bibir Alisa dan tangannya meremas toketnya. Ketika Alisa mulai tenang, Hamdan pun mulai melanjutkan penetrasinya. Perlahan ia mulai menekan lagi rudalnya jauh lebih dalam. Hamdan : masih sakit Alisa sayang?
Alisa : mmhh.. sedikit maass.. pelan-pelan yah..
Alisa mulai hilang rasa sakitnya dan berganti dengan sensasi nikmat. Ia pun mulai mendesah ketika Hamdan melesakkan rudalnya hingga 3/4nya masuk ke liang surgawinya. Ngocoks.com
Alisa : Ssshh.. ahhh.. mmhh..
Hamdan : udah enakan Alisa sayang?
Alisa : iyahh maass.. uhh enakk banget rudal maass.. gede banget.. berasa sesek didalem..
Tangan Alisa menggenggam erat guling, matanya merem melek menikmati genjotan Hamdan yang perlahan keluar masuk serambi lempitnya. Hamdan menggempur dengan kecepatan perlahan dan dengan teratur menaikkan tempo. Suara ranjang menjadi saksi bisu dosa dua aktifis islam ini. Alisa semakin keras mendesah, nafasnya mulai memburu, tangannya pun mulai berganti meremas toket besarnya.
Alisa : OHHHH.. MASSS.. ENAAAKKK.. TERUUSSHHH.. AIHHH.. MMPPHH.. AHHH..
Melihat Alisa, Hamdan menaikkan kecepatan genjotannya hingga ranjang mereka pun makin berisik. Tak butuh waktu lama, Alisa pun meremas toketnya kuat-kuat dan melengkungkan badannya sambil melenguh panjang tanda ia mencapai klimaks. Hamdan pun segera mencabut rudalnya dengan sigap.
Alisa : OOOOUHHHHHHH… MAAASSSSSS….
CRRRRRTTTTTTT.. SEERRRRR.. SEERRRRRRRRR..
Badan Alisa mengejang hebat merasakan orgasme ketiganya. Kini seluruh ruangan kamarnya berbau khas cairan surgawi akhwat.
Alisa : Mhhh.. hhh.. Mass.. belum orgasme yaah..?? Alisa uda capek banget..
Hamdan : Belom nih say.. capek enak kaan?
Alisa : he’emh.. trus gi.. mana.. dong mas ?
Hamdan : yaudah.. mas ijin pakai tubuh cantik Alisa nyampe mas orgasme ya?
Alisa : he’emhh.. maass..
Hamdan kini memiringkan posisi Alisa miring ke kanan. Kaki kanan Alisa ditegakkan dan ditahan dengan tangan kiri Hamdan. Hamdan melesakkan kembali rudalnya ke serambi lempit Alisa. Sudah lebih mudah meskipun masih saja seret. Kini Alisa hanya bisa mendesah pasrah oleh permainan Hamdan. Ia menaikkan dan menurunkan tempo genjotannya sehingga membuat Alisa kembali orgasme. Hamdan mengejar klimaksnya dengan menaikkan tempo genjotannya. Ia benar-benar menikmati persetubuhan dengan akhwat itu. Kini posisi Doggy yang ia coba. Hamdan pun mengabadikan momen ia menyodok Alisa dari belakang itu dengan handphonenya. Begitu mulus putih tanpa cela tubuh indah Alisa membuat Hamdan semakin liar menggenjot nya. Alisa pun kembali klimaks hingga kini seluruh ranjangnya basah kuyup. Bahkan cairan surgawinya sudah membasahi hampir seluruh bagian ruangan kamarnya.
Kini dengan posisi missionary, Hamdan mengeluarkan semua tenaga terakhirnya. Dengan satu hentakan kuat, rudalnya pun terbenam hingga mentok ke rahim Alisa. Alisa pun tersentak merasakan kenikmatan ketika rahimnya disodok rudal Hamdan. Hamdan langsung saja menggenjot Alisa dengan cepat dan liar. Mereka pun sudah tak menghiraukan lagi dengan lingkungannya. Alisa semakin keras mendesah, mendekap erat Hamdan. Kakinya pun ia silangkan di pinggul Hamdan. Genjotan Hamdan semakin tak terkendali dan kini ia merasakan rudalnya akan meledak.
Hamdan : Uhhh.. Alisa sayang.. kluarin dalam yaa??
Alisa : Aahh.. Ahh.. ter.. serahh.. massss.. akhhh
Tanpa basa basi, Hamdan membenamkan seluruh rudalnya kedalam serambi lempit Alisa dan memuntahkan semua spermanya ke serambi lempit akhwat cantik itu.
Hamdan : ARRGHHHHH!!!
Alisa : OOOUUUUHHHHHHH…
Beberapa detik Hamdan menahan posisinya. Karena terlalu banyak sperma yang dikeluarkan, serambi lempit Alisa yang kecil pun tak sanggup menahan lelehan sperma bercampur darah keperawanan keluar dari bibir serambi lempitnya. Habis sudah tenaga kedua anak adam itu, Hamdan mencium mesra bibir Alisa disambut dengan ciuman mesra pula dari Alisa sebelum akhirnya mereka tertidur pulas.
Persetubuhan itu berlangsung hingga adzan maghrib. Menjelang isya, mereka terbangun dan mandi bersama. Di dalam kamar mandi Alisa masih sempat memberikan blowjob terakhir sebelum akhirnya Hamdan pulang kembali ke kosnya.
Hari itu merupakan hari terindah Hamdan di Yogyakarta bisa menikmati tubuh indah seorang akhwat cantik. Bagi Alisa pun ini pengalaman bercinta pertamanya yang hebat. Sesampainya di kosan, Hamdan membuka chat WhatsApp Alisa.
Alisa : Makasih yaa masss.. Nyesel sih.. tapi nagih.. sambil Alisa memberikan emot tertawa
Hamdan : hahah.. ya gimana sayang? Mau udahan atau lanjut lagi nih?
Alisa : Mmm.. liat besok ya mass Hamdan.. bobok dulu ya.. assalamualaikum.. mmuach..
Alisa pun menutup chat dengan emot ciuman, dan Hamdan pun tidur dengan senyum puas bahagianya. Dia tidak sadar bahwasanya ada orang lain yang merekam persetubuhan mereka dan akan jadi awal hidup baru Hamdan di Yogyakarta.
Bersambung… Esok harinya, ketika di kampus pun Hamdan mulai berani menegur sapa Alisa. Meskipun Alisa ingin membalas sapaanya, tapi ia tetap manjaga imagenya sebagai akhwat alim yang menjaga pandangannya dari ikhwan lain yang bukan mahramnya.
Hari itu Hamdan pulang lebih awal, karena Alisa ada kuliah hingga malam, akhirnya hasrat Hamdan untuk menjamah tubuh Alisa pun tak bisa terpenuhi. Alisa hanya bisa menyepong rudal Hamdan di toilet sekretariat BEM Fakultas, itupun hanya sebentar karena harus ada kuliah lagi. Sebelum pergi Alisa sempat memberinya ciuman sambil meminta maaf. Hari ini Alisa tetap tampil cantik dengan cadar tali, jilbab hitam besar dan jubah panjang hitamnya. Kacamatanya menambah kecantikan diirinya.
Ketika sampai di kos, Hamdan segera membuka HP dan mendapati chat dari Ummi atau Bu Zaskia. Ia adalah ibu dari Alisa.
Bu Zaskia : dek Hamdan sudah pulang? Kalau sudah tolong segera ke rumah ya.. penting
Hamdan : iya sudah bu.. inshaaAllah ini segera kesitu bu
Tanpa berburuk sangka pun Hamdan segera ganti baju, mandi dan segera menuju rumah Alisa. Sesampainya disana, Hamdan langsung masuk. Sebentar bu Zaskia sudah menunggunya di ruang tengah.
Hamdan : assalamualaikum bu.. ada perlu apa ya?
Karena hari ini bukan hari kerja Hamdan sehingga Hamdan pun agak bingung.
Bu Zaskia : Ohh gak papa.. Cuma mau ngobrol sebentar.
Hari ini pun bu Zaskia terlihat cantik dengan jilbab instan antem panjang sepaha berwarna marun membalut indah wajahnya yang putih bersih mirip Zaskia Adya Mecca. Gamis panjang hitam kombinasi marun pun menghiasi lekuk tubuhnya yang indah. Akhwat berumur 37tahun ini memang merawat tubuhnya dengan baik. Sejak bercerai dengan suaminya setahun lalu, kini bu Zaskia lebih memperhatikan perawatan tubuhnya. Meskipun berbaju syar’i, namun itu tidak bisa menyembunyikan toketnya yang luar biasa besar. Hamdan pun merasa mungkin lebih besar dari Alisa.
Di ruang tengah ada 1 sofa besar cukup panjang, muat untuk 5 orang, 1 TV LED ukuran 60an inch dan home theatre. Ruangan itu juga dipenuhi pernak pernik hiasan dan juga karpet yang membuat suasana ruangan terlihat mahal.
Bu Zaskia duduk di sofa dengan menyilangkan kakinya di atas kakinya yang lain, bibir merah alaminya membuat setiap laki-laki yang melihat pasti ingin melumatnya. Matanya menggunakan kontak lens dan eye liner sehingga menyempurnakan kecantikan wajahnya.
Bu Zaskia : Sini duduk sebentar
Hamdan : ohh iya bu
Hamdan pun memberanikan diri duduk di sofa dengan bu Zaskia. Pandangannya tak bisa lepas dari gundukan raksasa di dada bu Zaskia.
Bu Zaskia : mm.. dek Hamdan ini satu fakultas sama Alisa ya?
Hamdan : iya bu..
Bu Zaskia : cantik gak anak saya? Tanya bu Zaskia bercanda.
Hamdan : i.. iya bu.. cantik.. tapi kan anak ibu pakai cadar, jadi saya juga belum tau betul.
Bu Zaskia : ahh.. masa sih?
Hamdan : iya bu.. masa saya bohong..
Bu Zaskia : ohh.. ibu jadi kepikiran deh nanti waktu cariin jodoh dia.. jawab bu Zaskia sambil tertawa kecil
Bu Zaskia : ehh.. ibu ada video bagus.. mau coba lihat?
Hamdan : Video apa bu?
Hamdan berfikir itu video produk baru bu Zaskia, karena bu Zaskia punya bisnis busana muslim akhwat.
Bu Zaskia : sudah.. coba dilihat dulu..
Hamdan pun mulai menonton video yang ada di HP bu Zaskia. Betapa kagetnya Hamdan ketika yang ada di video itu adalah video persetubuhan nya dengan Alisa. Wajah Hamdan langsung pucat, tangannya gemetar, kini dia pun sudah tak bisa lagi berfikir. Pikirannya sudah kalut membayangkan apa yang akan di katakan bu Zaskia.
Bu Zaskia : Alisaaaa.. sini, nih ditungguin mas Hamdan
Kulihat Alisa pun keluar dari kamarnya dengan tertunduk. Ia hanya menggunakan cadar tali dengang jilbab sedang dan gamis panjang tanpa kaus kaki dan manset. Mungkin ia pulang awal karena mau disidang oleh ibunya.
Bu Zaskia : Situ.. Duduk di bawah! Perintah bu Zaskia pada Alisa. Alisa pun hanya menunduk dan mengikuti perintah ibunya.
Hamdan pun tak berani menatap Alisa, wajahnya pucat, pikirannya tak tentu arah. Kini mereka berdua seperti orang yang tengah menunggu hukuman mati.
Bu Zaskia : Jadi gini? Sudah saya pekerjakan! Malah kamu zinahi anak saya?! Mau kamu apa?!!
Hamdan hanya terdiam.
Bu Zaskia : Oke!! Hanya 2 pilihan!! Kamu ikuti semua apa yang ibu mau! Atau ibu laporkan ke kepolisian! Pilih !!
Hamdan : afwan bu.. Hamdan gak bermaksud..
Bu Zaskia : Heh!! SURUH MILIH KOK MALAH NGOMONG GAK JELAS!! PILIH!!
Hamdan : i.. i.ya bu.. Hamdan pilih yang pertama..
Hamdan pun tak punya pilihan, daripada hancur di penjara, mending coba opsi lain meskipun harus kerja rodi selamanya. Alisa pun terlihat pasrah tak bisa berkata apa-apa.
Bu Zaskia : Oke sekarang kamu berdiri hadap kesini
Hamdan pun berdiri menghadap Bu Zaskia.
Bu Zaskia : Alisa! Kamu juga harus tanggungjawab!! Lihat kesini!!
Alisa pun mulai mengangkat kepalanya. Matanya berkaca-kaca dan terlihat bengkak.
Bu Zaskia : Sekarang kamu telanjang!! Seperti waktu kamu zinahi anakku!!
Hamdan pun tak berfikir panjang, ia pun segera melucuti semua pakaiannya hingga tak tersisa sehelai benang pun di tubuhnya. Kini tubuhnya yang atletis terpampang di depan akhwat janda cantik itu dan juga rudalnya yang panjang itu menggelantung seperti terong yang lemas.
Bu Zaskia : Sini maju lebih deket!! Kamu juga Alisa!! Lihat baik-baik orang ini!!
Hamdan pun maju mendekati bu Zaskia.
Bu Zaskia : Ohh.. ini yang bikin kamu rela dizinahi? Gitu Alisa? Sambil tangan kiri Bu Zaskia meremas telur Hamdan.
Meskipun dalam perasan kalut, mendapat perlakuan seperti itu dari akhwat janda cantik pun membuat Hamdan terangsang. Tanpa sadar rudal Hamdan pun mulai keras dan membesar.
Bu Zaskia : Ehh dasar gatau malu ya!? Udah salah masih aja nafsu!? Dasar Binatang Kamu!!
Bentak bu Zaskia ada Hamdan dibarengi dengan remasan kuat di telur Hamdan yang membuatnya sedikit ngilu tapi nikmat.
Bu Zaskia : Alisa!? Apa yang kamu lakuin sama benda ini ha?! Jawab!!
Alisa : em.. emmut.. mi.. diemut… Jawab Alisa sambil menahan malu tapi tetap memandang ke arah kami.
Bu Zaskia : JADI INI HUKUMAN KALIAN!! ALISA HARUS LIAT APA YANG IBU LAKUIN SAMA HAMDAN!! DAN KAMU HAMDAN HARUS MENURUTI SEMUA PERINTAH IBU!!
Kemudian Bu Zaskia pun mulai mendekatkan wajahnya ke rudal Hamdan dan mulai menciumi dan menjilati rudal Hamdan dari pangkal hingga ke ujung. Hamdan yang menerima perlakuan itu makin bingung tak karuan. Disisi lain ia malu dengan kelakuannya, disisi lain ini surga dunia yang ia dambakan. Hamdan pun hanya bisa memejamkan mata merasakan permainan bu Zaskia di rudalnya.
Bu Zaskia : Umm.. Slurrrpp.. Cup.. Cup.. Alisa harus lihat gimana caranya nangani rudalllh..
Alisa pun terlihat kaget dengan perlakuan ibunya pada Hamdan. Rasa takut dan risih yang dirasakannya kini berganti rasa penasaran dan terangsang atas aksi yang terjadi di depannya.
Bu Zaskia pun mulai menyibakkan jilbabnya dan menarik resleting gamisnya kemudian menurunkan gamisnya hingga sepinggang. Otomatis bukit raksasanya tumpah keluar dari sarangnya. Toket berukuran 40H itu pun membuat mata Hamdan terbelalak. Tak pernah terbayangkan akan melihat toket sebesar itu dalam hidupnya. Bahkan urat nadi hijau dan biru nampak menghiasi kulit putih mulus toketnya.
Bu Zaskia : Knapa? Pengen pegang toket ibu??
Hamdan pun kaget dengan bahasa ‘toket’ yang bu zaskia gunakan. Sebelum Hamdan sempt menjawab, kini Bu Zaskia melakukan Deepthroat ke rudal Hamdan. Dalam satu gerakan maju semua rudal Hamdan yang berukuran 25cm dan diameter 5cm itu pun masuk ke tenggorokan bu Zaskia. Tangannya pun masih dengan aktif memainkan telur Hamdan sehingga membuat Hamdan semakin terangsang hebat.
Alisa yang melihat permainan ibunya pun mulai terangsang. Tak pernah terbayangkan olehnya kalau ibunya sebegitu mahir dalam memanjakan rudal laki-laki. Selama ini Alisa hanya tau kalau ibunya seorang akhwat yang begitu menjaga diri dari ikhwan yang bukan mahramnya. Bahkan ibunya sudah sering menjadi pemateri di kajian-kajian kemuslimahan. Tapi kini yang ada dihadapan Alisa adalah sisi binal ibunya. rudal yang besar panjang itupun ibarat permen lolipop bagi ibu Alisa. Bu Zaskia kini mulai memaju mundurkan kepalanya, mengocok rudal Hamdan dengan mulutnya.
Kadang mundur hingga hanya kepala rudalnya saja yang masih dikulum, kemudian dengan cepat bu Zaskia memajukan kepalanya hingga mentok ke pangkal rudal Hamdan. Kurang lebih 7menit bu Zaskia men-deepthroat rudal Hamdan sambil terus meremas-remas telurnya. Tangan kanan bu Zaskia pun aktif meremas toketnya yang berayun mengikuti irama sodokan kepalanya.
Bu Zaskia : Ungh.. Ugh.. Ugh.. cpok..cpok.. Ughh.. Ughh.. slurrpp.. uGhhh..
Suara benturan rudal dan tenggorokan becek bu Zaskia membuat rangsangan hebat pada Alisa yang tanpa sadar mulai meremas-remas toketnya. Hamdan yang mendapatkan perlakuan luar biasa itu pun tak bisa mempertahankan pertahanannya dan akhirnya pun ia mencapai klimaks.
Hamdan : Aghh bu Zaskia.. ana mau keluarr..
Bu Zaskia yang mengetahui datangnya klimaks Hamdan bukannya menghentikan sodokannya malah mempercepat gerak kepalanya maju mundur seolah-olah ingin menelan habis semua rudal Hamdan.
Crrtt.. crrttt.. CRRRRRTTTTTTT…
Luapan sperma Hamdan pun semuanya kini tumpah di dalam mulut bu Zaskia karena rudal Hamdan masih sepertiga di dalam mulutnya. Selesai ejakulasi, Bu Zaskia terlihat menyedot-nyedot rudal Hamdan yang membuat Hamdan merasa geli.
Kemudian bu Zaskia menumpahkan sperma dimulutnya ketangannya dan memanggil Alisa.
Bu Zaskia : Alisa.. sini.. buka cadarmu..
Alisa pun yang sudah didera birahi hebat tanpa pikir panjang langsung melepas cadarnya. Bu Zaskia kembali memasukkan sperma tadi ke mulutnya seperti adegan-adegan di film porno. Kemudian ia membuka mulut Alisa dan melakukan cum-swap ke Alisa. Benar-benar pemandangan yang erotis ketika ibu dan anak melakukan Cum Swap dan dilanjutkan dengan ciuman layaknya lesbian. Alisa pun terlihat menikmati sperma dimulutnya, mungkin karena sudah terlanjur terangsang hebat. Kini keduanya sama2 menelan sperma Hamdan.
Bu Zaskia : gimana dek? Enak mana ibu sama Alisa nyepongnya?
Hamdan : ee.. enak.. ibu..
Alisa pun merasa tertantang. Mukanya terlihat sedikit kesal dengan jawaban ku. Walaupun kesal, tapi kecantikannya tetap tidak hilang.
Bu Zaskia : eitz.. hari ini Alisa ga boleh ngapa-ngapain sama Hamdan. Hari ini Hamdan jadi pemuas ibu dan Alisa haru nonton kita sampai selesai.
Hamdan pun sudah tak berpikir yang lain-lainnya yang ada hanya ia ingin segera mensetubuhi akhwat janda super cantik ini.
Bu Zaskia : Nah sekarang dek Hamdan lakuin apa yang dek Hamdan lakuin sama Alisa. Buat ibu menjadi kuda binal! Seru Bu Zaskia.
Mendapat perintah itu, bak kesetanan Hamdan pun langsung menyerbu badan sintal akhwat beranak satu ini. Gamis yang ada di tubuh bu Zaskia pun langsung di lucutinya dan ia lemparkan entah kemana. Kini hanya tinggal jilbab antem marun yang menempel ditubuhnya. serambi lempitnya terlihat agak tembem tanpa bulu. Toketnya yang ultra besar dihiasi puting berwarna coklat sedang. Hamdan pun langsung mencumbu leher Bu Zaskia yang sudah mulai terlentang di sofa. Sofa yang ada di ruang tengah ini bagian sandarannya bisa di rebahkan sehingga berbentuk seperti kasur. Tangan kanan Hamdan dengan liarnya meremas toket bu Zaskia sebelah kiri sementara tangan kirinya meremas toket kanannya. Bu Zaskia mendesah tak karuan. Ia pun sudah tak peduli lagi dengan suara desahannya yang cukup keras. Alisa yang melihat percumbuan Hamdan, kini semakin terangsang dan mulai memainkan serambi lempitnya dari luar CD dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya meremas-remas toketnya yang masih tertutup gamis.
Hamdan yang kesetanan kini mulai turun ke arah gunung raksasa bu Zaskia dan mulai mengulum putingnya yang sudah mengera sejak tadi. Bu Zaskia yang sudah lama mendambakan sentuhan laki-laki ditubuhnya pun makin blingsatan menerima terpaan birahi. Tangannya meremas2 kepala Hamdan seakan ingin agar kepala Hamdan amblas seluruhnya di toketnya. Kadang Hamdan menampar-nampar toket bu Zaskia membuat bu Zaskia kelonjotan girang. Ternyata bu Zaskia menyukai Hardcore bercinta.
Bu Zaskia : Ouuhh iyaahh Hamdaaann.. tampar lagi toket ibuu.. UHHH.. ISEP JUGAAA… OUUHHH.. OUHH…
rudal Hamdan yang tadinya lemas sudah kembali tegang dan keras. Hamdan pun semakin menjadi-jadi melumat kedua bongkahan gunung itu yang kali ini mengulum kedua puting bu Zaskia bersamaan. Puas bermain dengan toket, Hamdan menyusuri tubuh sintal nan indah akhwat anak satu itu dengan jilatan hingga tiba di liang surgawi bu Zaskia. Nampak serambi lempitnya mulai basah oleh cairan kenikmatan yang memberikan aroma rangsangan pada Hamdan. Tak perlu dikomando lagi, Hamdan pun segera membenamkan mukanya ke bvagian bu Zaskia. Kadang ia jilat, kadang di sedot-sedot, kadang ia pilin-pilin klitorisnya, dan kadang ia tampar-tampar serambi lempit bu Zaskia. Bu Zaskia yang mendapatkan pelecehan itu malah semakin liar bak cacing kepanasan. Tubuhnya blingsatan kesana kemari.
Bu Zaskia : Aaahhh.. Ouhh.. HAMDAAANN.. JANGAN BERHENTII.. AHHH TERUSSHHH.. MMHH.. rudal KAMU SAYAAANNGG.. IBU MAU rudal KAMUUUHHH.. Racau Bu Zaskia merasakan gelora birahi yang memuncak.
Hamdan pun serasa seperti raja dan mulai memanggil bu Zaskia semaunya.
Hamdan : HEH LONTEE!? KAMU MAU rudal HAH??? MAU!?? SINI NUNGGING KAYAK ANJING!??
Merasa dilecehkan bu Zaskia yang sudah kalap oleh birahi pun malah semakin liar.
Bu Zaskia : OHHH IYAH SAYANG.. IBU MEMANG LONTE.. IBU MEMANG ANJING HAUS KONTOOOLL.. racau bu Zaskia sambil merasakan kenikmatan di serambi lempitnya.
Ternyata Hamdan kini mengocok liang serambi lempit bu Zaskia dengan jari-jarinya. Memberikan rangsangan hebat ke seluruh tubuh bu Zaskia.
Hamdan : LONTE SINI KAMU! MAU rudal HAH?! BURUAN NUNGGING KAYAK ANJING!!
Hamdan pun kini tidur telentang, bu Zaskia yang faham dengan situasi pun langsung bangun dan mengubah posisinya menungging layaknya anjing. Ibarat sapi yang dicolok hidungnya, bu Zaskia pun bergerak merangkak dengan posisi nungging hingga wajahnya mendekati rudal Hamdan.
Hamdan : SIAPA NAMAMU LONTE?!! LONTE SYARI YA?? ATAU ANJING SYAR’I?!
Bu Zaskia : AHH IYA SAYANGG.. AKU ANJING SYAR’I SAYANG.. UHH MAU rudalMU SAYAAANNNGG.. ANJING SYAR’I INI HAUS rudal!!!
Tangan kanan Hamdan menahan kepala bu Zaskia yang masih terbalut jilbab antem marun itu supaya tidak menyentuh rudalnya. Tapi bu Zaskia dengan sekuat tenaga mendorong kepalanya sambil membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya ibarat anjing kelaparan.
Hamdan : OOHH DASAR ANJING!! PENGEN BANGET rudal?! NIH HADIAH BUAT KAMU!!
Hamdan pun melepas tangannya, dan bu Zaskia langsung melahap habis rudal Hamdan bak anjing kelaparan yang mendapat makanan kesukaannya. Dengan liar ia mengocok rudal Hamdan dengan mulutnya. Suara decak becek tenggorokan dan liur bu Zaskia mewarnai ruang tengah rumah mewah itu. Kadang bu Zaskia terbatuk-batuk ketika rudal Hamdan terlalu dalam memasuki tenggorokannya. Setelah puas membuat becek rudal Hamdan, bu Zaskia pun mengambil posisi Woman On Top. Ia segera berjongkok di atas rudal dengan kaki kanannya agak diangkat sedikit.
Bu Zaskia : AHHH SAYANG.. BERI ANJING SYAR’I INI KENIKMATAN rudal JANTANMU SAYAANG.. PLEASEE.. pinta bu Zaskia memelas.
Hamdan pun hanya mengangguk. Sejurus kemudian bu Zaskia mulai menekan kepala rudal Hamdan ke arah serambi lempitnya dan blessshh rudal besar nan panjang itu masuk tanpa ada kesulitan apapun.
Bu Zaskia : OUUUHHHHHHH… KONNTOOOLLLHH…
Lenguhan panjang bu Zaskia diiringi dengan gerakan maju mundurnya memburu nafsu kini semakin menderu. Bak kesurupan, bu Zaskia bergerak maju mundur dengan liar membuat bongkahan gunungnya melambai-lambai dan bersuara plak plak ketika toketnya menghantam badannya.
Hamdan pun merasakan kenikmatan yang luar biasa mendapatkan pelayanan hebat dari akhwat janda binal. Tak mau melepaskan kesempatan, tangan Hamdan kini aktif meremas dan memainkan puting bu Zaskia. Ngocoks.com
Bu Zaskia yang mendapatkan serangan birahi dari 2 arah pun tak sanggup berlama-lama menahan klimaksnya. rudal Hamdan yang besar dan panjang terasa sesak dan nikmat di liang surgawinya ditambah puntiran nakal Hamdan di puting toket membuat bu Zaskia melenguh hebat sambil mengangkat tubuhnya hingga rudal Hamdan terlepas
Bu Zaskia : MMMMMMHHHOOOOOOOOHHHHH…
CRRRTT… SEERRRRRRRRR.. SEERRRRR..
Luapan air mancur cairan surgawi bu Zaskia pun menyebar ke segala arah di ruang tengah itu. Setelah beberapa detik klimaks, nampak bu Zaskia mulai lemas, namun bukan berarti selesai. Ia kembali memasukkan kembali rudal dahsyat Hamdan dan mulai bergerak naik turun. Ketika naik terlihat serambi lempit bu Zaskia seperti kempot kebawah, dan ketika turun, blesshh rudal Hamdan menghujam dalam-dalam serambi lempit bu Zaskia hingga menghantam rahimnya. Posisi ini bertahan sekitar 8menit sampai akhirnya bu Zaskia klimaks untuk kedua kalinya.
Bu Zaskia : Hhhh.. Hhhh.. Anjing syar’i ini capek.. kamu belum keluar sayang?
Hamdan : hah? Lawan anjing kok keluar cepet? Ga mungkin lah..
Bu Zaskia : uhh.. yaudah pakai Anjing Syar’i ini semau kamu sayaaangg..
Hamdan : Ya Pastilah!! Emang kamu anjing! Bentar aku mau kasih makan anakmu!
Hamdan pun turun ke Alisa yang ternyata sudah telanjang bulat tinggal menyisakan jilbabnya saja. Nafasnya terengah-engah tapi matanya masih menatap rudal Hamdan dengan penuh nafsu. Karpet yang Alisa duduki kini sudah banjir dengan cairan surgawinya. Entah berapa kali dia orgasme.
Hamdan : uhhh sayang.. pengen banget rudal ya? Tunggu aku kelarin ibu kamu ya.. ntar aku entot ukhtiku sayang ini..
Hamdan pun menjulurkan rudalnya yang masih mengkilap dan Alisa pun langsung melahap rudal Hamdan. Ia menyepong rudal hamdan dengan liar, menjilatinya hingga bersih. Kemudian Hamdan cabut rudal dari mulut Alisa, nampak wajah kecewa Alisa. Namun sekejap saja Hamdan langsung mencium mesra bibir merahnya.
Hamdan pun kini kembali ke sofa tempat bu Zaskia terkapar lemas.
Hamdan : PLAK!!! BANGUN WOE ANJING!! SIAPA SURUH BOLEH TIDUR HA!?! NUNGGIN CEPAT!!
Hamdan menampar keras pantat bu Zaskia, yang langsung membuat bu Zaskia terangsang lagi. Dengan sisa-sisa tenaganya kini bu Zaskia mengambil posisi doggy style. Hamdan yang sudah kesetanan langsung mengarahkan rudalnya dan dengan satu sodokan kuat blesss rudalnya menancap dalam-dalam di liang surgawi bu Zaskia. Hamdan dengan liar menggenjot pantat sekal nan putih bersih bu Zaskia. Ia mencengkram kuat pantatnya sehingga berwarna kemerahan dan menggenjotnya sekuat tenaga.
SPLOK.. SPLOK.. SPLOK..
Suara benturan kedua pasangan yang saling memburu nafsu itu menggema di ruangan. Bu Zaskia hanya bisa mendesah-desah merasakan nikmat di genjot serambi lempitnya. Lama sudah ia mendambakan serambi lempitnya diobok-obok oleh rudal garang lelaki. Beberapa menit kemudian Hamdan merasakan himpitan kuat di serambi lempit bu Zaskia, ia segera mempercepat genjotannya dan seketika menarik keluar rudalnya secara tiba-tiba.
Bu Zaskia : OOOUUUUUNGGGHHHHHH…
SSEEEERRRRRRR… SSSEEEEEERRRRRRRRR…
Suara lenguhan panjang bu Zaskia yang diterpa orgasme dahsyat memenuhi ruangan, dibarengi dengan squirting yang tak kunjung usai. Kini sofa pun basah kuyup oleh orgasme akhwat janda ini.
Belum selesai tubuh bu Zaskia mengejang akibat orgasme, Hamdan segera memasukkan lagi rudalnya ke serambi lempit bu Zaskia. Ia menarik kedua tangan bu Zaskia ke belakang sehingga badan bu Zaskia agak condong kedepan. Hamdan mulai lagi menggenjot bu Zaskia dengan sisa-sisa tenaganya. Semakin cepat dan liar. Suar peraduan tubuh kedua insan itu menjadi alunan musik erotis di seluruh ruangan. Bu Zaskia seperti sudah mau kehilangan kesadaran ketika Hamdan semakin liar menggenjot serambi lempit basahnya. Hamdan pun merasa gelombang kedua ejakulasinya segera datang. Ia melepaskan tangan bu Zaskia sehingga bu Zaskia kepalanya tertelungkup di sofa dengan pantat yang masih menungging. Hamdan mencengkeram kuat pantat akhwat janda itu dan menyodokkan rudal besarnya sedalam-dalamnya.
Hamdan : DASAR ANJING SYAR’I KONTOOOLLL!!!
CRRTT.. CRRTT… CRTTTT…
Hamdan menumpahkan semua spermanya di rahim bu Zaskia. Sebelum mencabut rudalnya ia memberi Alisa isyarat untuk tiduran dibawah selakangan ibunya. Alisa pun segera memposisikan kepalanya tepat dibawah liang surgawi bu Zaskia. Perlahan Hamdan menarik keluar rudalnya dan langsung saja sperma Hamdan tumpah dari serambi lempit mungil janda syar’i itu. Dengan sigap alisa menarik pinggul ibunya ke bawah, dan dengan mulutnya Alisa melahap habis setiap tetes sperma yang keluar dari serambi lempit bu Zaskia. Tak puas dengan itu, Alisa menyedot-nyedot liang surgawi ibunya berharap bisa mendapatkan semua sperma yang tersisa.
Sembari masih menahan sperma di mulutnya, kini gantian Alisa yang melakukan cum-swap ke ibunya yang disambut antusias oleh Ibunya meski sudah nampak kelelahan. Persenggamaan itu ditutup dengan adegan ibu dan anak saling berbagi sperma satu sama lain.
Hamdan pun terkulai lemas di antara mereka berdua. Raut wajah kesal masih nampak di wajah cantik putih Alisa.
Alisa : uhhh.. tadi janji mau entot Alisa.. kok udahan mas Hamdan?
Hamdan : iya ehh.. capek banget.. maaf ya sayang.. besok lagi ya atau tar malem..
Alisa : uuhhh.. iya deh.. tapi janji yaa??
Hamdan : iyaa..
Kemudian keduanya berciuman dan terlelap tidur begitu pula bu Zaskia. Tangan kanan Hamdan menjadi bantalan untuk tidur Alisa, sementara tangan kirinya untuk ibunya. Disaat tidur kedua tangan akhwat syari itu sama-sama menggenggam rudal Hamdan.
Hamdan pun mulai merasakan kehidupannya semakin menyenangkan.
Bersambung… Malam itu, Hamdan terbangun karena merasakan sensasi nikmat dan hangat di rudalnya. Benar saja ternyata Alisa sedang menyepong rudal Hamdan yang masih lemas. Tapi tak butuh waktu lama, permainan mulut Alisa kini pun telah meningkat setelah melihat permainan ibunya tadi. Kocokan mulutnya dirudal Hamdan kini semakin cepat dan akhirnya rudal Hamdan kembali keras dan tegang. Alisa segera mengangkangi rudal Hamdan dengan posisi WOT dan mengarahkan rudalnya ke arah liang surgawinya. Dengan sedikit tekanan Blesss masuklah rudal raksasa Hamdan ke serambi lempit akhwat syar’i itu.
Hamdan hanya tersenyum sambil telentang memandangi tubuh Alisa yang indah sedang mengejar orgasmenya. Gerakan maju mundurnya kini semakin cepat tanda ia sudah semakin dekat dengan klimaksnya. Tanpa disadari, ternyata bu Zaskia pun sudah bangun dari tidurnya dan langsung melumat bibir Hamdan dengan liarnya. Sementara tangan kanannya sibuk meremas-remas toket Alisa. Mendapat rangsangan dari rudal dan remasan di toket, Alisa pun akhirnya menyerah dan mencapai orgasme tertingginya. Ia menghimpitkan kakinya rapat-rapat dan tangannya mencengkram erat perut Hamdan sementara kepalanya mendongak ke atas dibarengi dengan lenguhan panjang.
Alisa : UUUUNNGGHHHHHH… EENNAAAAKKK MMMMAAAASSSSS…
SERRRRR.. SEEERRRRR… cairan surgawi Alisa pun meleleh melewati sela rudal dan membanjiri sofa yang belum kering. Alisa pun langsung lunglai dan tergeletak di sisi kanan Hamdan.
Bu Zaskia : Alisa jangan langsung tidur.. ibu mau kasi tau cara layani laki-laki kalau pas haid
Bu Zaskia pun beranjak menuju kamarnya, tak lama berselang ia kembali membawa seperti gel ditangannya. Hamdan pun diminta untuk berposisi berlutut di sofa, kemudian bu Zaskia mengambil posisi doggy dan melahap rudal Hamdan seluruhnya. Kembali bu Zaskia melakukan Deepthroat ke rudal Hamdan yang membuat Hamdan menikmati kenikmatan tiada tara. Sementara tangan kanan bu Zaskia seperti menyodok-nyodok lubang anusnya. Dia memasukkan cairan pelumas ke lubang anusnya lumayan banyak. Puas menyepong rudal Hamdan, kini posisi bu Zaskia berputar 180 derajat. Pantatnya yang sekal putih mulus tanpa cela kini sudah siap dihantam rudal raksasa Hamdan.
Bu Zaskia : liat baik-baik Alisa.. besok kamu harus bisa puasin laki-laki kapanpun dimanapun
Alisa pun penasaran dengan apa yang akan terjadi, ia pun terus memandangi kami untuk melihat apa yang terjadi selanjutnya. Bu Zaskia menggenggam rudal Hamdan, dan diarahkan menuju lubang anusnya sambil tangan kanannya menarik pantatnya kesamping sehingga lubang anusnya sedikit terbuka. Ia gesek-gesekkan kepala rudal Hamdan di pelumas yang belepotan di sekitar anus bu Zaskia. Hamdan pun faham, kemudian ia cengkeram pantat sintal bu Zaskia dan mulai melesakkan rudalnya kedalam lubang anus akhwat janda cantik itu. Perlahan tapi pasti rudal Hamdan mulai masuk. Sesekali ditarik keluar kemudian ditekan lagi lebih dalam karena masih terlalu sempit dan seret anus bu Zaskia. Terus begitu hingga akhirnya terbenam seluruhnya rudal Hamdan di liang surgawi kedua bu Zaskia.
Bu Zaskia pun hanya merem melek sambil menahan erangannya ketika Hamdan mulai bergerak maju mundur secara perlahan. Terlihat jelas ketika Hamdan menarik keluar rudalnya, anus bu Zaskia seperti ikut tertarik keluar, kemudian Hamdan hantamkan maju lagi hingga terbenam dalam-dalam. Tangan kanan bu Zaskia kini sibuk memainkan serambi lempitnya, sementara tangan kirinya meremas dan memilin puting toketnya.
Bu Zaskia : OUUHH.. MMHH.. NGHHH.. AYOOK SAAYAAANNGG.. LEBIH CEPET NYODOKNYAAA.. OUHHH.. ANJING SYAR’I INI SUKA DISODOMIII.. UGHHH…
Mendengar perkataan bu Zaskia, Hamdan langsung mempercepat gerakannya.
PLOK.. PLOK.. PLOK.. suara hantaman perut Hamdan ke pantat sintal bu Zaskia
Bu Zaskia : AGHH!! AGHH!! OUHHH… NGHHHH.. IYAAAHHH… AKHHH.. TERUUSSS..
Alisa yang baru pertama kali melihat anal bercinta pun terpana ketika mengetahui rudal Hamdan yang sebesar itu bisa masuk ke liang mungil anus ibunya. Sodokan Hamdan pun semakin liar dan kuat. Sensasi anal bercinta pun masih baru bagi Hamdan sehingga ia pun tak bisa lama menahan diri. rudalnya serasa dipijat kuat oleh dinding anus bu Zaskia membawa kenikmatan luar biasa pada Hamdan. Bu Zaskia pun mulai semakin liar permainan tangannya di serambi lempitnya pun semakin cepat.
Bu Zaskia : AGHH!! AGHH!! ANJING INI MAU KELUAR SAYAAANNGG.. OUUHHH NIKMAAATTTNYAAA.. KONTOOOLLLLHHHHH…
SEERRRRRRRRR.. SEERRRRRRRRR.. SEERRRRRRRRR.. cairan surgawi menyembur dengan kencang dari serambi lempit bu Zaskia dan terlihat seperti tak ada hentinya. Hingga sofa yang mereka gunakan menjadi benar-benar becek, bahkan mengalir hingga menetes ke lantai. Sepertinya memang bu Zaskia lebih enjoy dengan anal bercinta. Hamdan pun yang sudah mencapai klimaksnya akhirnya mengubur dalam-dalam rudalnya di lubang anus Bu Zaskia dan menyemburkan semua sisa sperma yang ada di dirinya. Hamdan langsung tergeletak lemas, dan dengan sigap Alisa segera membersihkan sisa sperma di rudal Hamdan dengan mulutnya. Selesai dengan rudal Hamdan, kini Alisa berbaring dan membuka mulutnya menanti sperma dari anus ibunya. Bu Zaskia pun mengarahkan luabang anusnya dan crrtt crrttt.. sperma mulai mengalir keluar memenuhi mulut cantik Alisa. Dan kembali malam itu ditutup dengan adegan cum-swap antara ibu dan anak. Mereka pun kembali tertidur hingga subuh.
——————————————————————————————————————–
Pagi harinya Hamdan pun segera kembali ke kosnya setelah mendapatkan servis blowjob dari kedua anak dan ibu tadi ketika mandi pagi di rumah Alisa. Tak menyangka keputusannya untuk kuliah di PTN di Yogyakarta malah menjadi mimpi yang nyata.
Hari ini akan ada perkenalan dari kakak angkatan di KMI Fakultas sekitar jam 4an sore kata Alisa sebelum berangkat ke kampus. Hamdan yang sudah diterima di KMI Fakultas itu ternyata satu divisi di bagian media sama dengan Alisa. Seharian kuliah Hamdan tidak bisa fokus dengan kuliah, ia masih terngiang-ngiang dengan kejadian selama 2hari ini, bahkan kejadian semalam adalah yang paling luar biasa dalam hidupnya. Dulu memang Hamdan sempat berpacaran, tapi tidak sampai berhubungan badan, hanya ciuman saja. Kemudian ia berpisah dengan pacarnya karena harus kuliah di Yogyakarta. Seharian itu sambil kuliah, Hamdan dan Alisa saling chat melalui WA, bahkan pembicaraan dan bahasa mereka sudah tidak ada batasan lagi. Alisa yang terkenal santun dan pemalu, yang selalu berpakaian syar’i ala akhwat bercadar dan selalu menundukkan pandangan dari ikhwan yang bukan mahramnya, kini telah menunjukkan sosok aslinya yang binal dan haus rudal. Bahkan ia sempat memfoto toketnya di dalam kelas ketika kuliah berlangsung. Hamdan pun membalas dengan foto rudalnya di belakang kelas ketika kuliah masih berjalan.
Sore harinya, Hamdan segera menuju sekretariat KMI Fakultas, sesampainya di sana hanya ada Alisa dan ukhti Hafshah, ketua divisi media di KMI Fakultas. Ia satu angkatan di atas Hamdan. Sambil menunggu yang lain, Hamdan pun memandangi ukhti Hafshah yang berkulit putih bersih. Ukhti Hafshah hari itu mengenakan jilbab pashmina warna olive senada dengan gamisnya yang juga berwarna olive. Wajahnya yang putih bersih itu tertutup masker, memang ukhti Hafshah belum Istiqomah bercadar, tetapi tetap saja kecantikan wajahnya terlihat dari mata nya yang indah di balut oleh kacamata. Tubuhnya yang langsing, terlihat match dengan gamis dari bahan yang halus itu.
Hafshah : Dek Hamdan ya? Mana yang lain?
Hamdan : Afwan kak.. ana ga tau.. kan ana juga masih baru
Hafshah : Ohh iya lupa.. hemm gimana nih ya dek Alisa? Sampai jam segini belum ada yang datang.. padahal sudah jam setengah 5 sore..
Keluh ukhti Hafshah yang daritadi menunggu kader baru di sekre KMI.
Alisa : Ya sudah kak, seadanya aja dimulai
Hafshah : Hemm.. oke deh.. jadi begini dek Hamdan dan dek Alisa..
Kemudian ukhti Hafshah menjelaskan semua tentang divisi media di KMI dari mulai visi misi, job desk, hingga proker bulanan. Tak terasa waktu sudah menjelang maghrib, karena ukhti Hafshah menjelaskan semuanya dengan santai dan kadang dengan candaan yang membuat kecantikannya semakin bersinar. Setelah sholat maghrib, Hamdan pun hendak kembali ke sekre. Ketika ia membuka HP, ada chat WA dari Alisa yang melarang Hamdan untuk ke sekre sekarang. Dia bilang untuk menunggu saja di masjid karena Alisa lagi menyiapkan ukhti Hafshah. Hamdan yang bingung, akhirnya hanya bisa menunggu di selasar masjid. Kali ini ia chatting mesum dengan bu Zaskia, ibu dari Alisa.
Sekitar 13menit berlalu, Alisa pun mengirim chat ke Hamdan.
Alisa : “Sini mas buruan ke sekre.. tapi ntar buka pintunya sepelan mungkin yaa.. ada hadiah buat mas Hamdan sayang..”
Hamdan yang penasaran segera menuju sekre KMI yang tepat berada di belakang masjid fakultas. Perlahan dan hati-hati Hamdan membuka pintu sekre kemudian menguncinya. Terlihat Alisa dan ukhti Hafshah sedang menonton video persenggamaan Hamdan dan Alisa. Ukhti Hafshah dengan posisi duduk dengan kaki sedikit mengangkang tengah di rangsang oleh Alisa. Alisa yang sudah tak bercadar itu mencumbu leher ukhti Hafshah yang masih terbalut pashmina sambil tangannya meremas-remas toket ukhti Hafshah dari balik gamisnya. Sementara tangan kanan ukhti Hafshah menahan tubuhnya dan tangan kirinya kini memainkan bagian kewanitaannya dari luar CD nya. Gamis ukhti Hafshah sudah dinaikkan hingga ke pinggang dan nampak paha mulus putih bersih dan kaki yang jenjang bercintai menghiasi tubuhnya. Tinggal kaos kaki sebetis saja yang masih menempel di kakinya. Desahan berat ukhti Hafshah semakin menjadi ketika adegan Alisa tengah menyepong rudal Hamdan yang berukuran besar itu.
Alisa : Ummhh.. pengen rasain kemaluan ikhwan kak? Enak loohh.. goda Alisa di kuping ukhti Hafshah
Hafshah : Uhh.. Mmhhh.. ta.. tapi kan gak boleh deekk.. tapi pengeeenn.. unghh..
Alisa : Kan nyoba dulu kak.. kalau ga nyoba kan gatau rasanya kak.. sambil Alisa terus merangsang ukhti Hafshah.
Alisa yang menyadari keberadaan Hamdan segera memberi kode untuk Hamdan duduk mendekat.
Alisa : Sini kak.. Alisa bantuin biar tambah nikmaat..
Tangan Alisa pun kini memyeruak masuk ke CD Ukhti Hafshah yang berwarna putih. Tangannya mulai bergerilya memainkan kemaluan akhwat yang terkenal alim dan santun itu. Desahan ukhti Hafshah pun semakin keras ketika merasakan desiran birahi dari permainan Alisa.
Alisa : enak kan kaaakk??
Hafshah : he’emhh.. enak bangeett dekk.. uhh.. beruntung banget yaahh kamu dekk.. bisa ngrasain kemaluan ikhwaann.. ahh..
Alisa : kemaluaan apa siihh kaak?? Ga seru deh.. namanya rudal kaakk.. rudallhh..
Hafshah : Aahh.. iyaaahh.. rudalllhh.. ouhhh..
Alisa kini berada dibelakang ukhti Hafshah, menopang tubuh ukhti Hafshah yang mulai lemas didera birahi yang selama ini tak pernah ia rasakan. Akhwat cantik yang selalu ikut kajian ini kini hanya pasrah merasakan rangsangan di sekujur tubuhnya. Pikirannya menolak karena ini dilarang agama, tapi tubuhnya sudah terlalu jauh mendambakan tombak panjang Hamdan untuk segera menggagahinya.
Alisa kini memasukkan tangan kanannya ke dalam gamis ukhti Hafshah dan meremas toket kirinya, sementara tangan kirinya masih asik menstimulasi serambi lempit suci akhwat cantik itu.
Alisa : kakak mau rudal ikhwan?? Mau banget kak??
Hafshah : Mmhh.. Unghhh.. he’emhh deekk.. uhh..
Alisa : mau bangeett kak? Mau diapain kak rudalnyaaa??
Hafshah : Uhh.. mau ituu.. mau kakak iseepp.. ahh mau kakakk masukiin ke kemaluan kakakk.. ahh mau semuanyaa deekk.. mau kontoollhh..
Kini Alisa yang sudah menguasai ukhti Hafshah kemudian sedikit menggeser badannya dan meminta ukhti Hafshah untuk menahan badannya sebentar. Hamdan pun langsung menggantikan posisi Alisa dan langsung memasukkan tangannya ke gamis ukhti Hafshah sambil mulai meremas toketnya yang tak sebesar Alisa. Mungkin berukuran 34D. Tangan kiri Hamdan pun juga langsung menuju ke dalam CD ukhti Hafshah yang sudah mulai becek dan melanjutkan permainannya. Ukhti Hafshah hanya terpejam menikmati permainan Hamdan, ia tidak sadar kalau sekarang seorang ikhwan yang bukan mahramnya tengah menjelajahinya tubuh sucinya.
Alisa : mau rudal banget kaakk? Tanya Alisa di dekat telinga ukhti Hafshah sehingga merangsang hebat ukhti Hafshah.
Hafshah : iyaaahh dekk.. iyaaa.. kontoolll..
Hamdan : oke ukhti Hafshah sayangg..
Mendengar suara asing ikhwan, ukhti Hafshah terperanjat, tapi dengan sigap Hamdan mendekap Ukhti Hafshah sehingga ia pun tak berkutik.
Hafshah : hah..!? Siapa kamu!?
Hamdan : lhoo tadi katanya kak Hafshah pengen rudal? Nih uda datang..
Hafshah : Jangan berani-berani kamu yaa!?
Alisa : udah lah kak.. yuk lanjut aja.. toh ga ada siapa-siapa disini.. emang kakak ga mau cobain rudal ikhwan? Rayu Alisa
Ukhti Hafshah ingin berontak tapi dekapan Hamdan uang terlalu kuat tak bisa ia lawan, ingin teriak tapi kampus sudah sepi. Akhirnya ukhti Hafshah pun hanya bisa pasrah. Meskipun sebenarnya hatinya menginginkan untuk bisa segera menikmati rudal Hamdan.
Hafsha : Tapi janji jangan bilang siapa-siapa yaa..?
Hamdan : Kakak ini aneh.. ga mau lah ana bagi-bagi tubuh cantik akhwat ke orang lain
Alisa : iyaa kaaak Hafshah..
Ukhti Hafshah pun kini mulai melemaskan perlawananya.
Hamdan : dilanjut kak Hafshah nontonnya.. tuh ana lagi mulai masukin rudal ke serambi lempit Alisa.
Alisa : Uuhhh.. jadi pengen lagi maas Hamdannn.. pengen rudalmu masuk serambi lempit Alisa lagi.. enak bangett loohh kaak..
Ukhti Hafshah yang sudah kembali terbakar birahi karena Hamdan kembali membuat becek serambi lempit dan memainkan putingnya, kini sudah tak mempedulikan image dirinya yang seorang akhwat suci dan aktifis islam. Ukhti Hafshah membalikkan tubuhnya dan kini Hamdan dan ukhti Hafshah saling berhadapan. Hamdan pun terkesima dengan kecantikan wajah ukhti Hafshah yang selama ini tertutup masker atau cadar.
Hamdan : Cantiikknya kaaakkk Hafs…
Belum selesai Hamdan berbicara, ukhti Hafsah langsung melumat bibir Hamdan dengan ganasnya. Begitu kuat dorongan dari ukhti Hafshah hingga membuat Hamdan terlentang di karpet sekre KMI. Ukhti Hafsah pun terus melumat bibir Hamdan, Hamdan pun membalas ciuman ganas darinya pula. Alisa yang melihat permainan mereka pun kini terangsang. Tanpa pikir panjang, ia segera melucuti celana sirwal Hamdan dan menarik keluar rudal Hamdan dari sarangnya.
Alisa : Mass Hamdaann.. ini buat Alisaa yaaaa..
Alisa pun langsung melumat rudal Hamdan yang besar dan keras itu. Kini di sekre KMI tengah terjadi percintaan antara dua ukhti dan seorang ikhwan aktifis islam yang saling memburu kenikmatan surga dunia. Tangan Hamdan pun tak tinggal diam, kini tangannya mulai aktif membuka resleting gamis ukhti Hafshah. Ukhti Hafshah pun tampaknya sudah rela ditelanjangi. Dengan bantuan ukhti Hafshah, akhirnya gamis berhasil dilepaskan. Ukhti Hafshah pun kembali melumat bibir Hamdan. Alisa sendiri masih sibuk melumat rudal Hamdan yang sudah tegang sejak tadi.
Hamdan kini menurunkan ciumannya ke arah leher jenjang ukhti Hafshah yang putih bersih. Cupangan demi cupangan di daratkan sehingga membekas merah di lehernya. Lenguhan dan desahan menahan nikmat ukhti Hafshah terdengar begitu erotis. Kini ukhti Hafshah hanya tinggal BH dan CD saja yang menutupi tubuhnya. Untuk sementara Hamdan menghentikan ciumannya dan menelanjangi tubuh ukhti Hafshah yang putih langsing tanpa cela itu dengan matanya.
Hafshah : uhh jangan diliatin dek.. maluu ahh..
Ukhti Hafshah berusaha menutup toketnya dengan kedua tangannya, dan merapatkan kedua pahanya supaya CDnya tidak terlihat.
Hamdan : hemmhh.. beneran cantikk.. indah.. bak bidadari dunia wahai kak Hafshah..
Ukhti Hafshah yang dipuji itu pun menahan malu, mukanya sedikit memerah. Alisa pun kini sudah berhenti mengulum rudal Hamdan. Nampak rudal Hamdan yang berukuran panjang 25cm dan diameter 5cm itu tegak menjulang dan mengkilap. Ukhti Hafshah yang melihat langsung ukuran rudal Hamdan terbelalak sembari menggigit bibir bawahnya.
Alisa kini tengah sibuk melepas gamis nya dan juga dalamannya sehingga kini Alisa telanjang bulat, hanya jilbabnya saja yang masih ada dikepalanya. Toketnya yang berukuran 36F itu terlihat membusung indah dengan puting yang mulai mencuat. Alisa kini mendekati ukhti Hafshah dan membimbing tangan ukhti Hafshah untuk menggenggam rudal Hamdan.
Alisa : ayuk kak.. sini.. ga usah malu-malu..
Hafshah : ihh.. tapi kan kakak belum pernaahh..
Perlahan tapi pasti dengan bantuan Alisa akhirnya ukhti Hafshah berhasil menggenggam rudal untuk pertama kalinya. Rasa penasaran dan haus akan birahi kini membanjiri tubuh akhwat cantik itu. Hamdan kini dengan posisi terduduk dan kaki mengangkang hanya terdiam menanti aksi dari ukhti Hafshah. Perlahan ukhti Hafshah mulai menggerakkan tangannya naik turun sambil dipandu Alisa. Makin lama makin cepat. Hamdan pun merem melek merasakan lembutnya genggaman tangan ukhti Hafshah. Melihat Hamdan keenakan menahan kocokan, ukhti Hafshah kini memberanikan diri untuk mencium kepala rudal Hamdan. Alisa pun dengan sigap segera mengabadikan momen itu dengan merekamnya. Dijilatnya ujung kepala rudal Hamdan yang sudah mengeluarkan pre-cum, bukannya jijik malah ukhti Hafshah semakin terangsang. Kini tangan kanan Hamdan mulai menekan kepala ukhti Hafshah, sehingga ukhti Hafshah pun membuka mulutnya selebar-lebarnya untuk memasukkan rudal itu ke mulutnya.
Hafshah : Aghh.. Ummmhhh… ummphhh..
rudal Hamdan mulai melesak masuk mulut perawan ukhti Hafshah. Mulut mungil ukhti Hafshah terlihat sesak tersumpal rudal Hamdan yang besar. Kini ukhti Hafshah mulai menggerakkan kepalanya naik turun. Hanya seperempat bagian rudal Hamdan yang bisa ia sepong.
Hafshah : Unghh.. ummhh.. sluurrpp.. ummhh.. nghkk..
Tangan kanan ukhti Hafshah pun sekarang meremas-remas telur Hamdan, membuat Hamdan makin merasa nikmat.
Hamdan : ouuhh.. mantab kak hafshah.. panggil Hafshah aja gimna kak?
Hafshah : he..he’mhhphh.. mmfhh.. sluurpgg..
Setelah sekitar 5 menit menyepong rudal Hamdan, kini giliran Hamdan yang beraksi. Ditariknya ukhti Hafshah, kemudian ia rebahkan di karpet sekre. Kacamata ukhti hafshah mulai terlihat berembun akibat deru nafas nya menahan birahi. Jilbab pashmina olivenya kini mulai terlihat agak kusut, tapi tetap saja wajah cantik putih ukhti Hafshah begitu mempesona.
Hamdan kini berada di atas tubuh ukhti Hafshah, ia mulai mencupangi leher jenjang ukhti Hafshah kemudian langsung turun ke tengah belahan dada ukhti hafshah yang cantik. Seperti professional, Hamdan dengan cepat melucuti BH yang membungkus toket ukuran 34D milik ukhti Hafshah. Kini terpampang dua buah bukit ondah dengan puting pink muda, Hamdan yang tak kuasa menahan birahi langsung melumat puting ukhti Hafshah yang telah mencuat tegang.
Hafshah : Ouuhh.. mhhh… Sshhh.. desah ukhti Hafshah merasakan sensasi geli dan nikmat di putingnya.
Tangan kiri Hamdan pun tak kalah sibuk dengan meremas-remas toket kanan ukhti Hafshah. Hamdan terus menwrus bergantian menyerang bagian sensitif toket ukhti Hafshah, membuat ukhti Hafshah blingsatan menahan gejolak birahi. Tangannya menjambak-jambak rambut Hamdan sambil ia menggigit bibir bawahnya. Dan seperti biasa Hamdan mengakhiri serangannya dengan menyedot-nyedot kuat-kuat kedua puting ukhti Hafshah secara bersamaaan. Ukhti Hafshah yang mendapatkan rangsangan hebat tak kuasa menahan orgasme pertamanya.
Hafshah : OOOUUUNGGGHHHHHHHH…
Ukhti Hafshah menekan kuat kepala Hamdan di toketnya dan melengkungkan punggungnya ke atas merasakan nikmat yang baru kali ini ia rasakan. Hamdan memandangi wajah sayu ukhti Hafshah yang masih merasakan sisa-sisa orgasmenya. Ia pun tersenyum puas bisa menaklukkan akhwat suci kakak angkatannya itu. Hamdan pun kembali melanjutkan cupangan-cupangannya turun dari dada hingga perut bawah ukhti Hafshah. Dengan kedua tangannya, Hamdan menarik turun CD ukhti Hafshah yang sudah basah kuyup berbau khas cairan surgawi wanita. Ditariknya dengan perlahan hingga akhirnya terlepas dari kaki jenjang putih nan mulus milik ukhti Hafshah. Liang surgawi ukhti Hafshah dihiasi bulu-bulu lembut kemaluannya. Tidak terlalu lebat namun tertata rapi. Warna pink serambi lempitnya semakin terlihat menggiurkan karena basah oleh cairan surgawinya. Hamdan pun kini berposisi menungging, kedua tangannya mendorong paha ukhti Hafshah ke arah perutnya dan agak dibuka sehingga kini vagian perawan akhwat kadiv media KMI itu terekspose di hadapan Hamdan. Ibarat dapat durian 1 truk, Hamdan pun langsung memulai aksinya memanjakan serambi lempit ukhti Hafshah dengan permainan lidahnya.
Posisi Hamdan yang menungging menyebabkan rudalnya menggantung bak terong yang siap dipanen. Alisa yang melihat kesempatan itu meletakkan kameranya setelah di set sedemikian rupa, dan langsung mengambil posisi doggy dibelakang Hamdan. Kini wajah Alisa tepat menghadap pantat Hamdan dan langsung Hap! Alisa melumat rudal Hamdan sedalam-dalamnya. Hamdan sedikit terkejut merasakan sepongan Alisa dan kini ia mulai menjilati liang surgawi ukhti Hafshah. Dari pangkal ke atas, kadang ia hisap-hisap klitoris ukhti Hafshah yang membuat ukhti Hafshah gelagapan menahan sengatan birahi di sekujur tubuhnya.
Hafshah : OUHHH.. AGHHH.. MMHHHH.. ISHHH… SHHH… AHHHH.. HAMDAANN SAYAANGHHH..
Tangan putih cantik ukhti Hafshah menekan-nekan kepala Hamdan hingga Hamdan semakin liar menjilati serambi lempit akhwat cantik berkacamata itu. Kali ini Hamdan melesakkan lidahnya ke serambi lempit ukhti Hafshah dan menjilati bagian dalamnya. Ukhti Hafshah yang merasakan benda hangat dan lembut memasuki liang surgawinya semakin blingsatan diterpa rangsangan bercintaual yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Tak perlu waktu lama untuk mencapai orgasmenya yang kedua.
Hafshah : AAAAGHH… OUUHNNGGHHHHHHHH…
Ukhti Hafshah melenguh panjang merasakan sensasi dahsyat orgasme keduanya dan langsung terkulai lemas. rudal Hamdan yang dari tadi sudah di oral bercinta oleh mulut Alisa kini tampak makin siap merenggut keperawanan akhwat suci itu. Dibukanya paha ukhti Hafshah dibantu oleh Alisa yang dengan sigap memegang kedau paha ukhti Hafshah. Hamdan segera menempelkan ujung rudalnya ke bibir serambi lempit ukhti Hafshah. Perlahan Hamdan menekan bagian yang paling di jaga oleh akhwat itu. Meski sudah banjir oleh cairan surgawi ukhti Hafshah, tetap saja liang surgawi ukhti Hafshah masih terlalu sempit untuk rudal raksasa Hamdan.
Hafshah : Mmmhhh… Ouuhh.. Sshhh.. Pelaann.. Pe.. Lan.. yah Hamdan sayaanghhh..
Hamdan : Iya Hafshah sayaang..
Hamdan semakin menekan rudalnya semakin dalam ke liang serambi lempit ukhti Hafshah. Baru 1/3 rudal yang masuk, Hamdan merasakan selaput keperawanan milik ukhti Hafshah.
Hamdan : Hafshah sayang.. sebentar lagi kamu akan jadi wanita sepenuhnya..
Ukhti Hafshah yang masih kelelahan merasakan orgasmenya yang kedua hanya bisa pasrah menanti setiap aksi Hamdan. Hamdan pun dengan sekuat tenaga mendorong rudalnya semakin melesak masuk hingga hampir seluruh rudalnya tenggelam di serambi lempit ukhti Hafshah.
Perrrtttt… Hilang sudah hal yang paling penting dalam tubuh perawan seorang akhwat. Sore itu juga ukhti Hafshah telah resmi menjadi budak rudal. Ngocoks.com
Hafshah : AKHHH!! AAGHHHH!! SAKIITTT… HAMDAANN UGHHH!!
Hamdan menghentikan gerakannya. Kedua tangannya kini meremas-remas bongkahan pantat ukhti Hafshah. Alisa pun turut membantu dengan menjilati dan mengkulum puting ukhti Hafshah secara bergantian kiri dan kanan. Setelah beberapa saat, nafas ukhti Hafshah kembali memburu. Seakan menginginkan kenikmatan yang jauh lebih tinggi. Hamdan mulai menggenjot kembali serambi lempit ukhti Hafshah. Mulai dari pelan hingga cepat. Hamdan sering mengganti-ganti tempo kecepatan genjotannya sehingga membuat ukhti Hafshah semakin liar mendesah merasakan serangan kenikmatan dari rudal perkasa Hamdan.
Hafshah : OUUHH.. AHHH.. IYAAHH… TERUSSHH SAYAANGHH.. SODOK TERUUSSSHH.. OUUHHHH… MMMHHHH..
Hamdan semakin meningkatkan kecepatan genjotannya.
Plak.. plak.. plak.. paha ukhti Hafshah berubah kemerahan karena hantaman badan Hamdan. Toket ukhti Hafshah berayun-ayun mengiringi persetubuhan kedua aktifis islam kampus itu. Beberapa saat, ukhti Hafshah merasakan desiran darahnya begitu cepat. Matanya mulai seperti orang kehilangan kesadaran. Tangannya mencengkram erat karpet sekre.
Hafshah : AAAHHHH.. HAAMDAAANHHHHH SAYAAANGHHHH..
Ukhti Hafshah kini mendapatkan orgasmenya yang ketiga dan langsung lemas. Hamdan tak tega melanjutkannya setelah melihat wajah sayu ukhti Hafshah yang begitu kelelahan.
Hafshah : Hhh.. Ahh.. Hamdanh.. sayanggghh.. afwan.. aku capek bangethh..
Hamdan : hahah.. tapi nikmat banget kan?
Hafshah : he’emhh.. rudal kamu emanghh nikamaathh.. hhh.. hh.. Kok kamu masih kuat gituuhh..??
Hamdan : iya kan aku belum keluar nihh..
Hafshah : ke.. keluar apanyahh??
Hamdan : yaa belum keluar pejuhnyaa jadi yaa belum lemes..
Hafshah : ohh.. trus gimana donghh.. aku uda ga kuat lagiihh.. hhhh..
Alisa : tenang aja kak Hafshah.. biar Alisa yang jadi pemuas tuan Hamdan ini..
Alisa yang sudah telanjang dan hanya mengenakan jilbab saja kini langsung melumat bibir Hamdan. Hamdan yang masih duduk mengangkang pun membalas ciuman liar Alisa. Tak puas dengan berciuman, Alisa yang sedari tadi menahan luapan birahi langsung mendorong Hamdan hingga terlentang di lantai. Alisa segera berjongkok dengan membelakangi Hamdan. Punggung Alisa berada di depan dada Hamdan. Dengan dibantu tangannya, Alisa mengarahkan rudal Hamdan ke serambi lempitnya yang sudah banjir dan langsung Blesshhh semua rudal Hamdan masuk hingga mentok ke rahim Alisa yang dibarengi dengan lenguhan panjang Alisa.
Alisa : OUUHHHHHHHH…
Kedua tangan Alisa ke belakang menyangga badannya. Dengan posisi Reverse-cowgirl Alisa mulai menggerakkan pinggulnya naik turun. rudal Hamdan terlihat seperti menarik keluar serambi lempit Alisa ketika Alisa menaikkan pinggulnya. Ukhti Hafshah pun tercengang melihat kejadian yang baru pertama kalinya ia lihat secara langsung. Sebuah rudal besar laki-laki tengah mengobok-obok serambi lempit akhwat.
Splok.. splok.. splok.. Alisa merem melek merasakan sensasi kenikmatan di serambi lempitnya. Hamdan pun membantu dengan mencengkram pinggul Alisa dan menggerakkannya naik turun sesuai irama gerakan Alisa. Keringat mulai membasahi sekujur tubuh Alisa, dan benar saja tak perlu waktu lama Alisa mendapatkan orgasmenya yang pertama.
Alisa : OOOOOUUUNNGHHHHHH..
SERRRRR.. SERRRRRRR… cairan surgawi Alisa mengucur deras ibarat air mancur dan membasahi sekujur tubuh ukhti Hafshah. Ukhti Hafshah terperanjat ketika menyaksikan Alisa, akhwat yang santun itu memuntahkan begitu banyak ‘air seni’ ketika orgasme. Hamdan segera mengganti posisi Alisa ke doggy-style. Pantat Alisa kini menghadap ukhti Hafshah. Hamdan mengarahkan kepala Alisa sehingga menempel ke karpet. Dengan posisi ini membuat semoknya pantat Alisa semakin terekspose. Hamdan dengan posisi sedikit mengangkang mulai melesakkan rudalnya dari atas.
Alisa : AAOOOOOOUHHHHHHH..
Posisi ini membuat Alisa bisa merasakan detik rudal Hamdan yang melesak masuk menyumpal seluruh ruang serambi lempitnya. Posisi Hamdan yang berada di atas tubuh Alisa membuat mereka berdua terlihat seperti anjing yang sedang kawin.
Splok.. splok.. splok.. ukhti Hafshah bisa dengan jelas melihat besarnya rudal Hamdan bergerak keluar masuk seperti ingin menghancurkan serambi lempit kecil Alisa. Pemandangan itu membuat ukhti Hafshah kembali terangsang dan membayangkan apabila dia yang ada di posisi Alisa merasakan sodokan rudal besar Hamdan dari belakang.
Hamdan semakin cepat menggenjot serambi lempit Alisa ketika merasakan jepitan kuat dari liang surgawi Alisa.
Alisa : AGHH.. AGHH.. OHH.. OOOUNNGHHHHHHH..
SEERRRRRRRRR.. SEERRRRRRRRR.. Cairan surgawi Alisa mengalir deras membasahi karpet sekre. Hamdan yang masih belum puas membisikkan sesuatu di telinga Aisha yang disambut dengan anggukan Alisa. Sembari merasakan sisa-sisa orgasme, Alisa kemudian mendekati ukhti Hafshah.
Alisa : kak Hafshah.. temenin Alisa main bentar ya?
Hafshah : main apa dek?
Tanpa menjawab pertanyaan ukhti Hafshah, kini Alisa dengan posisi 69 berada diatas tubuh ukhti Hafshah yang terlentang di karpet. serambi lempit Alisa kini tepat berada di atas wajah ukhti Hafshah yang putih cantik berkacamata itu. Ukhti Hafshah pun bisa melihat jelas serambi lempit Alisa yang bersih tak berbulu itu terlihat merekah dan becek. Tanapa di kode , Alisa segera melumat serambi lempit ukhti Hafshah yang membuat ukhti Hafshah menggelinjang.
Hafshah : OUUHHH.. DEK ALISAAHHH..
Ukhti Hafshah yang tak sengaja membuka mulutnya karena merasakan kenikmatan jilatan Alisa, kini langsung disumpal oleh Hamdan dengan rudalnya.
Hafshaj : NGHHH.. GHHH.. NGGGGHHH..
Ukhti Hafshah hanya bisa mengerang-erang tertahan meskipun ia juga menyukai perlakuan Hamdan itu. Setelah merasa cukup dengan mulut ukhti Hafshah, kini Hamdan langsung melesakkan rudalnya ke serambi lempit Alisa. Dengan genjotan kuat dan liar, Hamdan mengejar klimaksnya. Ukhti Hafshah kini semakin takjub melihat tayangan Live rudal laki-laki menghajar serambi lempit akhwat. Tak kuat menahannya lagi, Hamdan menghujamkan rudalnya sedalam-dalamnya ke liang surgawi Alisa dan memuntahkan semua spermanya di rahim Alisa.
Hamdan : AARGGHHHH.. MAKAN NIH PEJUHHH ALISA SAYAAANGHHH..!!
Selama beberapa detik rudal Hamdan mengejut-ngejut. Perlahan Hamdan menarik keluar rudalnya sambil memerintahkan ukhti Hafshah untuk membuka mulutnya. Ukhti Hafshah seperti sapi yang sudah di colok hidungnya, mau menuruti semua yang diperintahkan Hamdan.
Spurtt.. spurtt.. crrrttt..
Sperma Hamdan tumpah membanjiri mulut ukhti Hafshah yang menganga. Ukhti Hafshah yang baru pertama kali merasakan sperma sedikit terbatuk-batuk tanpa menutup mulutnya karena dalam hati ia juga penasaran dengan apa uang akan Hamdan perbuat selanjutnya. Alisa kini membalikkan badannya dan langsung mengulum rudal Hamdan yang mulai lemas sembari membersihkan sisa-sisa sperma di rudalnya.
Kini Alisa jongkok di atas kepala ukhti Hafshah dan mengeluarkan sisa-sisa sperma yang ada di liang surgawinya. Terlihat mulut ukhti Hafshah penuh dengan cairan putih laki-laki yang bukan mahramnya dan beberapa ada yang berceceran di wajah mulus putih cantiknya. Jilbab pashmina yang ia kenakan sudah tak beraturan lagi, kini dengan posisi duduk, Alisa dan ukhti Hafshah saling berciuman, saling berbagi sperma Hamdan. Hamdan yang sudah kehabisan tenaga duduk menyandar di tembok sekre sambil memandangi kedua akhwat cantik bak bidadari itu tengah berciuman. Keduanya terlihat rakus ingin mendapatkan sperma Hamdan dan menelannya. Rasa lelah dan nikmat yang mereka alami pun membuat mereka tertidur di sekre dalam keadaan telanjang. Hamdan pun tidur dengan rasa bangga bisa memperawani akhwat-akhwat cantik yang selama ini hanya menjadi fantasinya belaka.
Adzan isya membangunkan ketiga anak adam itu. Mereka pun segera berbenah-benah diri. Ukhti Hafshah kembali mengenakan set gamis dan pashmina olive nya, sementara Alisa sudah rapi dengan gamis hitam dan jilbab antem hitam. Tak lupa cadar tali Hitam dan kacamata ia kenakan sebelum akhirnya meninggalkan sekre. Sebelum pergi, ukhti Hafshah melayangkan ciuman hangat ke bibir Hamdan dan Hamdan juga membalas ciumannya sambil tangan kiri Hamdan meremas bongkahan pantat ukhti Hafshah dari balik gamisnya.
Hafshah : ummhh.. makasih yaa Hamdan sayang.. besok lanjut lagi yaah..
Sambil ukhti Hafshah membelai pipi Hamdan dan tersenyum ia kemudian meninggalkan Hamdan dan Alisa di parkiran sekre.
Hamdan : hoaahh.. gak nyangka ukhti Hafshah gitu ya sayang..
Alisa : hihihi. Tapi mas Hamdan seneng kan bisa dapet akhwat secantik kak Hafshah?
Sambil Alisa tanpa malu memeluk Hamdan. Alisa memang tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 158cm tingginya, sementara Hamdan 178cm sehingga mudah bagi Hamdan untuk merangkulnya.
Hamdan : Ahahahah.. iyalah.. ehh mas boncengin pulangnya ya?
Alisa : boleh
Jarak antara kampus dengan rumah Alisa memang tidak jauh, tapi ia memilih bermotor supaya lebih cepat dan lebih aman apabila pulang kampus larut malam.
Sesampainya di rumah Alisa, bu Zaskia sudah menunggu kami di depan pintu dengan senyum penuh makna.
Bu Zaskia : Hayoo.. tadi ngapain aja di kampus kok jam segini baru pulang??
Alisa : emmm.. tadi ada rapat di KMI umi..
Bu Zaskia : Rapat tapi sambil menggenjot yaa?? Kok umi ga diajakin sihh..
Alisa : ihh umi apaan sih.. malu lah.. masuk dulu yuk..
Alisa kini tak malu lagi menggenggam tangan Hamdan dan membawanya masuk ke rumah.
Bu Zaskia : Hamdan sayang.. malam ini tidur sini aja.. tinggal pilih, mau sama ibu atau Alisa?
Hamdan : hee.. hee.. terserah yang mana aja.. tapi ga masalah nih?
Bu Zaskia : udaah tenang aja.. ibu uda laporan ke RT kalau kamu ini ponakan ibu.
Alisa : Waahh.. gercep banget umi nih kalau udah kayak gini.
Bu Zaskia : haha.. toh Alisa juga seneng kan? Ehh.. makan dulu yuk, uda ibu siapin makanan.
Akhirnya malam itu Hamdan tidur serumah bersama dengan mereka. Bu Zaskia pun tak menyia-nyiakan kesempatan dan langsung mengoral Hamdan ketika Alisa sedang makan. Terpaksa Alisa hanya bisa menyaksikan Ibunya sendiri menikmati genjotan Hamdan di meja makan. Malam itu pun mereka tidur bertiga dalam 1 kamar.
Bersambung… Adzan subuh pun membangunkan Hamdan dan ia segera bersiap-siap menuju masjid. Sebelum berangkat, Hamdan sempatkan untuk meremas toket Alisa dan ibunya. Sepulang dari masjid, ia dapati Alisa dan ibunya sudah kembali ke aktifitas masing-masing. Karena masih merasa capek sekali, Hamdan kembali tidur di kamar Alisa karena hari ini Hamdan masuk kuliah siang.
Sekitar jam 8 pagi, Hamdan terbangun karena merasakan rudalnya seperti dipijat-pijat. Ternyata Alisa yang sudah berpakaian rapi dan bercadar tengah meremas-remas rudal Hamdan dari luar celananya.
Alisa : Sayaaanngg.. bangun yuk.. udah jam segini lhoo.. masak yang bangun rudalnya terus..
canda Alisa terlihat kenikmatans dari ekspresi matanya. Kaca mata yang Alisa kenakan pun menambah kecantikan syar’inya di mata setiap lelaki.
Hamdan : ahh.. iya sayang.. udah mau berangkat nih Alisaku?
Alisa : iyaa.. emang mas Hamdan ga ada kuliah?
Hamdan : ntar agak siangan..
Sembari tangan Hamdan meremas toket Alisa yang berukuran 36F itu.
Hamdan : ehh.. gak pake BH nih? Ciee.. ukhti Alisa mulai nakal yaa?? Bentar mas sekalian cek yang lain..
Tangan Hamdan kini mulai turun dan meraba-raba bongkahan pantat akhwat cantik berkacamata itu. Dan benar perasaan Hamdan, ternyata Alisa tidak pakai dalaman.
Hamdan : lhooo.. polosan nih?? Kok gak pakai yang atas sama bawah sayang? Alisa mau ngapainn?
Goda Hamdan sembari meremas-remas pantat Alisa
Alisa : Uuhh.. mas Hamdan nih pake nanyaa.. biar ntar kalau mau menggenjot di kampus biar gampang sayaaang.. udah sana buruan sarapan.. itu udah disiapin umi, tapi inget yaaa.. jangan umi terus yang di entott..Alisa pun mencium Hamdan dan berlalu sambil membawa tas niqobi nya. Sepertinya Alisa masih kesal dengan kejadian semalam waktu ia makan malam dan Hamdan sengaja menyetubuhi ibunya di meja makan. Hamdan segera menuju ke ruang makan.
Bu Zaskia : Ehh.. Hamdan sayaanng.. baru bangun?
Hamdan : ahh iya.. bu.. capek banget semalam.. ibu sih cantik n bercintai, ana jadi ga bisa nahan diri..
Bu Zaskia : hihih.. tapi ibu jadi malu.. dek Hamdan juga rudalnya luar biasaahh.. ibu jadi ketagihan..
Setelah duduk di kursi makan, Hamdan baru sadar ternyata bu Zaskia telanjang, hanya apron tipis yang menutupi tubuhnya, dan jilbab antem instan yang menutupi kepalanya. Toket bu Zaskia yang mirip gunung raksasa itu makin nampak jelas keindahannya. Putingnya yang kemerahan terlihat menonjol menambah keindahan tubuhnya dengan outfit itu.
Bu Zaskia : eh iya.. dek Hamdan mulai hari ini tidur disini ya.. ibu sudah sampaikan kebapak kos dek Hamdan dan sudah selesai urusan kos nya.
Hamdan : heh? Trus nanti gimana bu kalau ketahuan?
Bu Zaskia : Gampang.. ga akan kok.. orang-orang sini uda percaya sama ibu.
Hamdan pun tidak habis pikir, mimpi apa semalam dia bisa dapet rejeki nomplok begini.
Bu Zaskia : Hari ini ada kuliah?
Hamdan : mm.. jam 1an nanti bu.. gmna ya?
Bu Zaskia : ohh.. nanti temenin ibu ke gerai ya.. ibu males jhe bawa mobil sendiri..
Hamdan : ohh.. ok bu..
Selama sarapan, bu Zaskia duduk tepat di samping Hamdan. Toketnya pun ia sandarkan di meja makan karena ukurannya yang jumbo. Ia menceritakan kisahnya yang akhirnya bercerai dengan suaminya dan sudah hampir 7tahun ini ia tidak merasakan kejantanan rudal lelaki. Karena suaminya terlalu sibuk dan tempramen, sehingga membuat bu Zaskia tidak lagi bernafsu dengan mantan suaminya itu. Untuk menahan hasratnya, bu Zaskia hanya bisa masturbasi, kadang dibantu dengan dildo tapi itu pun tidak bisa menghilangkan hasrat bercintanya yang sudah tertahan selama ini. Bu Zaskia terus bercerita sambil tangannya meremas-remas rudal Hamdan, dan membuat rudalnya jadi tegang.
Bu Zaskia : yuk berangkat.. takut karyawan gak kerja bener kalau telat nih..
Hamdan segera bersiap-siap, bu Zaskia pun mengenakan setelan Jilbab antem lebar dan gamis warna ungu. Honda Odyssey kini jadi kendaraan Hamdan sekaligus menjadi supir pribadi bu Zaskia. Memang jarak antara gerai dengan rumahnya memang tidak terlalu jauh. Selama perjalanan pun tangan bu Zaskia tetap saja nakal bergerilnya memanjakan rudal Hamdan.
Jam menunjukkan pukul 09.30 ketika Hamdan dan bu Zaskia sampai di gerai dan memasuki ruang meeting staff. Ada sekitar 10 akhwat yang sudah menunggunya di dalam ruangan. Rara-rata masih berumuran 25 tahunan. Ada 2 akhwat yang bercadar, dan lainnya rata-rata hanya berjilbab lebar layaknya akhwat-akhwat aktivis dakwah. Tak lama berselang, setelah bu Zaskia duduk di kursi khusus direktur, salah seorang staf akhwat pun berdiri dan mulai menyampaikan record bisnis selama seminggu terakhir. Meskipun memimpin meeting, bu Zaskia tetap terlihat anggun menawan dengan posisi duduk kaki kanan disilangkan di atas kaki kirinya. Hamdan pun menikmati pemandangan yang tersedia di depannya. Bu Zaskia duduk agak membungkuk dengan kedua tangannya dilipat diatas meja, kedua bongkahan raksasanya terlihat mengganjal di atas meja membuat semua akhwat yang hadir di ruangan tersebut iri dengan karunia yang tuhan berikan padanya. Hamdan pun semakin menelan ludah ingin segera membenamkan wajahnya di antar kedua gunung indah bu Zaskia.
Bu Zaskia yang sadar tengah ditelanjangi oleh Hamdan dengan pandangan matanya malah mengganti posisinya untuk semakin menantang Hamdan menikmati keindahan bentuk tubuhnya. Kini bu Zaskia duduk bersandar pada sandaran kursi dan menyibakkan jilbabnya ke pundak kirinya. Hamdan yang duduk di sisi kiri bu Zaskia kini merasakan batang rudalnya mulai mengeras melihat pemandangan toket bu Zaskia yang tak bisa ditutupi oleh gamis syar’inya. Pandangan bu Zaskia ke arah Hamdan pun semakin genit. Tidak hanya bu Zaskia yang tertarik dengan keberadaan Hamdan di ruangan itu, seluruh staff akhwat yang ada pun mencuri-curi pandang ke arah Hamdan. Bahkan ada 1 akhwat bercadar yang duduk tepat di sebelah bu Zaskia yang melirik langsung dan tidak melepaskan pandangannya dari bagian kejantanan Hamdan. Ukuran rudal Hamdan yang besar itu pun nampak jelas dari balik celananya. Selama meeting berlangsung sekitar 1jam an, Hamdan menjadi santapan liar mata akhwat-akhwat di ruangan itu. Seakan-akan mereka berebut untuk menikmati setiap bagian tubuh Hamdan.
Selesai meeting, seluruh staff kembali ke ruangannya masing-masing. Bu Zaskia pun mengajak Hamdan ke ruangan khusus owner bersama salah satu akhwat bercadar yang ada saat meeting.
Bu Zaskia : Sini Hamdan.. masuk dulu gih.. ibu kenalin sama temen ibu
Hamdan : Ohh iya bu..
Bu Zaskia : Ini namanya Bu Susan, temen seperjuangan ibu.. gini-gini masih muda dan cantik lhoo.. canda bu Zaskia pada bu Susan yang disambut gelak tawa bu Susan.Meski hanya terlihat matanya saja karena bercadar tali hitam, bu Susan tetap terlihat anggun dengan jilbab non-pet hitam lebar dan gamis hitam panjangnya.
Bu Susan : Apaan sih Zas? Kamu juga uda anak uda gede masih aja bercintai gitu.. ehh iya, kenalin mas nama ibu Susan.. nama mas siapa?
Hamdan : Nama ana Hamdan bu
Bu Susan : Ohh mas Hamdan yaa.. baru di jogja? Pantes aja kamu semangat sekali Zas, orang supirmu mantab gini..
Hamdan pun salting menjadi pembicaraan dua akhwat cantik di depannya.
Bu Zaskia : San, tolong Hamdan dikasih tau tentang job desk dia nantinya ya.
Bu Susan : Oohh.. ok.. mas Hamdan tolong kemari sebentar. Nah nanti mas Hamdan bantu-bantu saya seleksi sample gamis yang baru diproduksi.. dan juga ini.. itu..
Bu Susan menjelaskan dengan detil setiap Job desk yang nantinya akan Hamdan kerjakan. Begitu pula dengan Hamdan, iyapun mengamati setiap detil tubuh bu Susan yang nantinya akan dia nikmati. Ukuran toket bu Susan memang tak sebesar bu Zaskia, hanya ukuran cup D saja. Tapi cara bicaranya yang anggun dan suaranya yang kenikmatans memberi sensasi tersendiri pada Hamdan.
Tak terasa waktu sudah menjelang adzan dhuhur. Sudah menjadi kebijakan management gerai untuk menutup gerai hingga jam 1 siang untuk semua stsff istirahat dan juga sholat.
Bu Susan : Ehh uda waktunya istirahat
Bu Zaskia : Ohh iya ya.. kamu mau makan apa San? Ntar aku aja yang beli.. sembari bu Zaskia merapikan laptop dan meja kerjanya.
Bu Susan : Kayak biasanya aja.. ehh mas Hamdan mau makan apa?
Hamdan : Ana ngikut aja bu..
Bu Zaskia : Yaudah.. semuanya sama aja ya.. itu sekalian di cek produk-produk barunya San.. biar dibantu Hamdan sekalian.. bu Zaskia pun pergi meninggalkan kami berdua di ruangan itu. Sebelum pergi ia sempat memberi kode genit ke Hamdan.
Bu Susan : Mas Hamdan duduk sini dong samping ibu.. bantu pilah-pilah ini..
Hamdan pun memberanikan diri duduk disamping bu Susan. Meski ini baru pertama kalinya Hamdan berjumpa dengannya, tapi bu Susan pun seperti tidak ada rasa malu dengan ikhwan sepertinya. Hamdan pun berpikir mungkin bu Susan hanya menganggapnya sebatas karyawan saja.
Sembari kami memilah-milah gamis, bu Susan pun mulai curhat dengan kondisi keluarganya. Kini bu Susan sudah berumur 35tahun, meskipun sudah cukup lama menikah ia belum dikaruniai anak. Suami bu Susan sibuk dengan aktifitas dakwahnya dan juga urusan bisnisnya di luar kota, jadi jarang sekali tubuh indah bu Susan dijamah oleh suaminya.
Meskipun begitu, suaminya tetap memberikan nafkah berlebih pada bu Susan. Terlihat dari bagian wajahnya yang tak tertutup cadar nampak tidak ada kerutan sama sekali, kulitnya benar-benar putih glowing. Ia begitu menjaga perawatan pada dirinya. Untuk menghilangkan rasa kesepian dalam dirinya, bu Susan mulai aktif dalam kajian-kajian kemuslimahan dan juga aktif mengurusi gerai ini.
Bu Susan : Nah yang ini lumayan juga.. gimana menurutmu mas Hamdan?
Hamdan : Boleh juga bu.. afwan panggil saya Hamdan saja bu..
Bu Susan : Ohh.. iya ya.. kurang nyaman dipanggil mas ya? Oke deh.. bantu ibu cobain ini gamis ya..
Hamdan : Ehh?? Maksudnya bu?
Bu Susan : Iya ini.. kan susah juga nyopot gamis ibu sendiri, resletingnya dipunggung tuh..
Kemudian Bu Susan berdiri di depan cermin besar setinggi 2meter, ia pun segera menyibakkan jilbabnya dan mengikatnya di belakang lehernya sehingga kini tampak gamis hitamnya terurai jatuh ke bawah.
Bu Susan : Nah tolong dong Hamdan resleting gamis ibu..
Hamdan pun segera berdiri di belakang akhwat cantik yang kesepian itu. Jantungnya berdegup kencang. Hamdan memberanikan diri untuk membuka resleting gamis bu Susan dengan perlahan.
Bu Susan : Huufft.. susah juga yaa.. suami ibu itu kalau lagi pengen begituan, tau tau langsung aja.. padahal kan ibu juga pengen tuh yang kayak di video-video gitu..
Hamdan : Hah? Video apa bu?
Bu Susan : Itu lhoo.. video yang itu.. sambil jemari tangan bu Susan membentuk kode menggenjot.
Hamdan pun semakin keheranan. Kini ia terus melanjutkan membuka resleting bu Susan hingga mendekati bagian pantatnya. Terpampang sudah kulit mulus terawat dan terjaga milik bu Susan yang tanpa cela. Hanya ada tali bra putih yang sedikit mengganggu.
Bu Susan : Kenapa Hamdan? Punggung ibu bagus ya? Terlihat mata bu Susan menatap Hamdan dengan bangga.
Hamdan : I..Iya Bu.. Mu..mulus sekali..
Bu Susan : Kok cuma diliatin? Hamdan pengen banget pegang kan?? Goda bu Susan yang masih bercadar dan berjilbab itu pada Hamdan.
Hamdan : Ehh?? Boleh bu?
Bu Susan : Hihihi.. pengen banget ya? Ibu udah bersuami lhoo.. yakin mau?
Hamdan : Yaa kalau gak dilarang kenapa nggak bu? Jawab Hamdan sambil membalas dengan tatapan menggoda ke arah cermin.
Kini kedua tangan Hamdan mulai meraba-raba punggung putih bu Susan. Nampak di cermin mata bu Susan merem menikmati belaian laki-laki yang bukan mahramnya di punggungnya. Melihat ekspresi bu Susan yang menikmati permainannya, Hamdan memberanikan diri untuk menciumi tengkuk dan pundak bu Susan. Hamdan terus mencupangi punggung mulus bu Susan hingga nampak kemerah-merahan, tak berhenti disitu saja, Hamdan kemudian menjilat punggung bu Susan mulai dari panggul belakang hingga tengkuknya yang membuat bu Susan menahan geli birahi yang menerpanya.
Bu Susan : Sshhh.. Mmhh.. Ohhh.. Hmadaannhh.. Mmhh.. terus sayaanghhh..
Tak lama berselang, bu Susan kini berbalik arah menghadap Hamdan, kemudian melepas seluruh gamisnya. Sehingga keindahan tubuh bu Susan kini benar-benar terpampang di hadapan Hamdan yang membuat rudal Hamdan semakin mengeras di balik celananya. Toket ukuran 40D yang kencang terawat berputing coklat muda menghias indah tubuh rampingnya. Celana dalam hitam berenda dan kaos kaki hitam se lutut, menambah kebercintaian akhwat syar’i ini.
Bu Susan : Kenapa Hamdan sayang? Kok bengong aja?
Hamdan : Tubuh bu Susan bercintai banget ehh.. kayak bidadari dunia.. putih bersih tanpa cela.
Pantat sekal bu Susan nampak kencang didalam balutan CDnya, jilbab jitam dan cadar tali hitam yang masih menghias wajahnya menambah rasa penasaran Hamdan untuk segera membuahinya.
Hamdan : boleh dibuka bu cadarnya? Penasaran banget loh sama kecantikan ibu…
Bu Susan pun hanya mengangguk. Ketika Hamdan mulai melepas cadar bu Susan, kini nampak sudah wajah cantik putih bu Susan. Dengan pipi yang kenyal mulus terawat, dan make up simple meningkatkan kecantikannya.
Hamdan : Sempurnaaa.. cantiikknyaaa..
Tanpa basa basi Hamdan langsung melumat bibir kemerahan bu Susan dengan liarnya yang juga disambut dengan ciuman liar bu Susan. Bu Susan yang tidak pernah merasakan ciuman liar dari suaminya, kini merasa terpuaskan dengan permainan lidah Hamdan. Kedua lidah ikhwan akhwat itu saling mengobok-obok mulut lawannya. Suara becek ciuman kedua insan itu menggema di seluruh ruangan.
Tak puas dengan berdiri, Hamdan kemudian mendorong bu Susan hingga akhirnya terjerembab di sofa ukuran 1,5×1,5 meter yang ada ditengah ruangan itu.
Bu Susan : Akhh.. pengen banget ya sayang?.. Goda bu Susan sambil ia mencengkram ujung sofa
Hamdan yang sudah terbakar birahi kini melepas bajunya, sehingga nampak tubuh atletisnya di depan bu Susan yang membuat bu Susan menelan ludah. Baru pertama kali ini bu Susan melihat tubuh seorang ikhwan ysng begitu atletis di depannya. Fantasinya pun semakin liar membayangkan Hamdan menyetubuhinya setiap hari.
Hamdan segera menubruk bu Susan yang sudah mengglepar menanti serangannya. Diciuminya leher bu Susan, sembari kedua tangan Hamdan meremas kedua toket 40D milik bu Susan yang sudah terangsang berat.
Bu Susan : Nghh… Mmhhh.. iyaahh sayaangg.. Oouuhh.. enak niaann.. ahhh.. ahh..
Tanpa sadar, bu Susan kini menyilangkan kedua kakinya di tubuh Hamdan sementar kedua tangannya menggaruk-garuk punggung Hamdan menahan terpaan birahi yang belum pernah ia rasakan. Selama ini suaminya tidak pernah melakukan foreplay sebelum berhubungan, jadi wajar saja kalau bu Susan begitu menikmati permainan Hamdan di tubuhnya.
Tak lama berselang, bu Susan yang sedari tadi hanya merem melek, kini merasakan sensasi geli dan nikmat yang bersamaan. Ternyata Hamdan mulai mengulum dan memainkan puting bu Susan yang sudah menjulang tinggi.
Bu Susan : OOOUUHHH.. ISHHH.. MMMHHH… IYAAH.. ISEP TERUS SAYANGHHH.. OUHH..
Hamdan : Enak ya bu Susan? Enakan mana ana sama suami ibu?
Bu Susan : OUHH.. KAMU SAYANGGH.. HAMDANKU SAYAANGGGH.. PUASIN IBU SAYAANGG..
Mendengar jawaban bu Susan yang sudah dilanda birahi tinggi, Hamdan semakin liar dalam memainkan toket bu Susan. Kali ini Hamdan melahap kedua puting bercintai bu Susan sekaligus yang membuatnya blingsatan. Bu Susan mendapatkan terpaan birahi dan dengan sekuat tenaga membenamkan kepala Hamdan di antara kedua gunungnya.
Bu Susan : Auhh.. aduhh.. ibu mau pipis sayangghh.. enak banget sihh.. ahhh.. OUNGHHHHH..
Bu Susan pun mendapatkan klimaksnya yang pertama. Kini kedua kaki bu Susan lunglai tak lagi mengikat punggung Hamdan. Hamdan yang masih semangat segera turun menjilati dari perut hingga CD bu Susan.
Hamdan : Lhohh.. kenapa bu? Kok basah kuyup gini?.. goda Hamdan
Bu Susan : Ahh.. kamu sih.. kan ibu jadi keenakan..
Hamdan : Ana buka ya bu? Basah nih jorok..
Bu Susan : ahh iyahh.. terserahh..Bu Susan yang sudah terlanjur basah oleh birahi, telah lupa akan nasehat-nasehat yang sering ia dengar dalam kajian-kajian kemuslimahan. Dalam hatinya tengah berkecamuk antara nafsu dan agama, namun bu Susan sudah terlanjur ingin merasakan kenikmatan bercinta yang selama ini hanya menjadi fantasinya.
Hamdan dengan sigap menarik CD bu Susan, menelusuri kedua belah paha mulus putihnya. Hamdan pun masih terkagum-kagum dengan keindahan tubuh bu Susan, yang membuatnya tak henti-hentinya menelan ludah. Hamdan melemparkan CD hitam bu Susan entah kemana, dan kini terpampang jelas serambi lempit bu Susan yang berwarna pink kemerahan, mulus tanpa bulu, nampak mengkilat dikarenakan orgasmenya tadi.
Hamdan kemudian berlutut di depan serambi lempit bu Susan, dan mulai menjilati kaki bu Susan dari jemari kakinya hingga pangkal pahanya tanpa sedikitpun menyentuh serambi lempitnya. Merasakan permainan Hamdan di kedua kakinya adalah pengalaman baru bagi bu Susan. Akhwat syar’i yang sering duduk dalam kajian ini hanya pernah melihat adegan seperti apa yang dia rasakan sekarang di video porno yang ia pernah tonton.
Bu Susan : Nghhh.. Mmhh.. Ohhhhh.. iyaahh.. sayaanghh.. Uhhh..
Kepala bu Susan menggeleng ke kanan-kiri merasakan sensasi rangsangan dari jilatan lidah ikhwan yang baru dikenalnya.
Bu Susan : Ouhhh sayaanngg.. kemaluan ibu dongg.. ahh.. ga tahaann..
Hamdan sengaja hanya menjilati hingga sekitar pangkal paha bu Susan yang membuatnya penasaran dan tak mampu menahan birahi.
Hamdan : Kemaluan? Apa tuh? Ini namanya serambi lempit Susan sayang..
Bu Susan : iyahh itu serambi lempit ibu.. iyah panggil ibu Susan aja sayang.. cepetan dongg..
Tanpa dikomando lebih jauh lagi Hamdan segera membenamkan kepalanya di serambi lempit akhwat berumur 35 tahun itu. Begitu lezat dan harum serambi lempit yang terawat dan jarang sekali tersentuh oleh laki-laki bahkan suaminya sendiri. Hamdan dengan liarnya menyapu habis seluruh permukaan serambi lempit indah bu Susan.
Bu Susan : AUUHHHH.. NGHHH.. NIKMAAATHH BANGET SAYAANNGG.. OUHH TERUSSS..
Bu Susan sudah lupa akan jati dirinya sebagai seorang akhwat yang selalu menjaga dirinya dan juga menjadi panutan untuk staff di gerainya. Hari ini dirinya telah berubah menjadi akhwat yang haus akan fantasi bercinta. Tak sampai disitu saja, Hamdan kini menyodok-nyodok dan menggali liang surgawi bu Susan dengan lidah liarnya. Sensasi kenikmatan yang tiada tara melanda tubuh indah bu Susan. Desahan dan lenguhan bu Susan makin tak terbendung. Kedua tangan bu Susan pun aktif meremas-remas kepala Hamdan menahan birahinya yang memuncak.
Bu Susan : AKHH.. OHHH.. SSHH.. OHHH.. TERUSSHHH.. IYAAHH HAMDAN SAYAANGHH.. ENAAAKK BANGETT.. JANGAN BERHENTII.. PUASIN IBU SAYAANGGGH..
Suara becek jilatan dan hisapan Hamdan di serambi lempit legit bu Susan menjadi background music di ruangan itu. Bu Susan makin blingsatan merasakan permainan lidah Hamdan di serambi lempitnya. Bu Susan : AHH.. IYAAHH.. DIKIT LAGII.. AHH MAU PIPISS.. OUHH…
Hamdan yang mendengar bu Susan akan orgasme kembali dengan cekatan langsung menyodok lubang serambi lempit bu Susan dengan jari tengahnya. Baru saja Hamdan mulai menggerakkan tangannya beberapa gerakan, tiba-tiba bu Susan mencengkeram erat pinggir Sofa dengan kedua tangannya dan melengkung kan tubuhnya ke atas.
Bu Susan : AAAHHHHHHHHHH….
SERRR.. SERRRRRRRR… SSRRRRRRRRR….
Hamdan langsng mencabut jarinya dari serambi lempit bu Susan dan dibarengi dengan semburan deras cairan surgawi bu Susan layaknya di mesin pompa air. Begitu derasnya dan kuat orgasme bu Susan hingga cairan surgawinya membasahi sebagian ruangan direksi. Hamdan pun yang tak sempat menghindar seperti mendapat mandi air syahwat dari seorang akhwat bercadar yang kini menjadi boneka pemuas nafsunya.
Setelah beberapa saat, bu Susan kembali terkulai lemas merasakan sisa-sisa orgasme dahsyat yang baru saja ia rasakan. Selama ini orgasme seperti itu hanya menjadi impiannya, meskipun ketika menonton video porno sambil masturbasi pun ia tidak pernah mendapatkan orgasme hingga sepuas sekarang.
Hamdan : Gimana Susan sayang? Mau lanjut lagi?.. tanya Hamdan dengan senyum penuh kemenangan.
Bu Susan : He’emhh.. lan..jutt donghh.. kan serambi lempit ibu belum ngicipin kemaluan Hamdan sayaanghh..
Hamdan : Ohh.. kalau mau ya ambil sendiri dong..
Hamdan kini berdiri di depan bu Susan yang masih tergeletak di sofa sambil memandangi tubuh indah bu Susan yang nampak mengkilat oleh keringatnya. rudal Hamdan yang sudah tegang maksimal, mulai menampakkan bentuk aslinya meski masih tertutup celana sirwal. Bu Susan pun kembali terangsang ketika melirik ke arah selakangan Hamdan yang begitu menantang dirinya. Dalam benak bu Susan “Kalau pake celana aja segede itu, gimana aslinya”
Bu Susan pun berdiri dan kembali merapikan jilbabnya. Ia ikatkan dilehernya supayalebih simpel dan selebihnya dibiarkan menjulur dipunggungnya. Tak menyia-nyiakan waktu, bu Susan langsung melumat bibir Hamdan meskipun dengan berjinjit. Hamdan dengan sigap merangkul pinggang langsing bu Susan dan menyambut ciumannya dengan liar.
Birahi yang sudah menjalar di tubuh bu Susan dan juga rasa penasaran akan rudal ikhwan yang bukan mahramnya pun menggerakkan bu Susan untuk mendorong Hamdan terduduk di sofa. Batang rudal Hamdan kini makin nampak jelas dari balik sirwalnya ketika Hamdan duduk di atas sofa.
Hamdan : Kalau Susan mau ‘ini’, jalan kesini pake gaya kayak anjing dong.. sambil Hamdan mengelus-elus rudalnya.
Bu Susan yang diperintah Hamdan seperti itu bukannya malu, malah tersenyum nakal ke Hamdan. Ia pun berjalan sedikit menjauh dari Hamdan, kemudian dengan posisi nungging layaknya anjing, bu Susan pun bergerak merangkak mendekati selakangan Hamdan. Layaknya di video-video porno, hanya saja pelakunya kali ini adalah seorang akhwat solehah yang selalu menjaga auratnya dengan pakaian syar’i. Begitu erotis pemandangan di depan Hamdan yang tak akan pernah ia lewatkan. Hamdan pun segera merekam aksi bu Susan dengan kamera HPnya.
Hamdan : Nihh lihaat.. akhwat kayak gini gak akan kalian temuin dimanapun bro.. hahahah.. tawa Hamdan sambil ia merekam setiap gerak bu Susan.
Pantat kencang sekal nya yang putih mulus, toketnya yang menggantung bercintai, ditambah kecantikan wajahnya yang masih terbalut oleh jilbab hitam membuat Hamdan tak sabar untuk melihat aksi bu Susan berikutnya.
Bu Susan : Ouuhh.. udah lama banget pengen emut kemaluaan laki-laki ya Allah.. kata bu Susan ketika wajahnya kini tinggal beberapa cm saja dari selakangan Hamdan.
Tangan kanan bu Susan meremas-remas rudal Hamdan dari balik celana Hamdan.
Hamdan : Eitss.. Tadi pengen apa?.. sembari tangan kanan Hamdan menarik dagu bu Susan hingga wajah mereka kini saling bertatapan.
Bu Susan : Ahh.. ini kemaluan..
Hamdan : Apaan kemaluan?? Jelek banget.. itu namanya rudal.
Bu Susan : Ahh iyaahh.. mau rudal Hamdan..
Hamdan : Mau banget? Kalo mau mintak kayak orang yang ngebet banget dong..
Bu Susan : Uhh Iyaahh.. Ibu pengen banget rudal Hamdan.. pengen ibu emutt.. pengen ibu telen semuaa.. ahh pengennn.. tolongg.. ibu ga taahhaann.. ahh konntoll.. rudall.. tolongg.. masukin rudal ke mulut ibu.. uhh.. Rengek bu Susan ke Hamdan dengan wajah memelas sambil tangan kanannya masih meremas rudal Hamdan.
Hamdan : Oke.. kalau mau, usaha dong..
Bak kucing kelaparan ketemu ikan goreng, bu Susan dengan sigapnya langsung melucuti celana sirwal Hamdan dan melemparkannya. Bu Susan pun tercengang karena impiannya untuk melihat rudal raksasa kini menjadi kenyataan. rudal Hamdan yang berukuran 25cm diameter 5cm itu mencuat gagah dengan urat-urat disekelilingnya menambah kesan kejantanan. Tangan putih bersih bu Susan nampak kontras dengan warna rudal Hamdan yang hitam.
Bu Susan tanpa diaba-aba langsung mulai menjilati rudal Hamdan dari pangkal hingga ke ujungnya. Tangan kananya kini meremas zakar Hamdan. Ia tengah mempraktekkan layaknya video yang pernah ia tonton. Hal-hal seperti ini tak mungkin bu Susan dapatkan dengan suaminya yang begitu saklek dalam bercinta. Lidah bu Susan pun menari liar di sekujur batang rudal Hamdan.
Puas dengan permainan lidah, bu Susan kini memposisikan mulutnya tepat diujung rudal Hamdan, kemudian mulai memasukkan rudal raksasa Hamdan ke mulutnya. Bibir tipis kemerahan terlihat merekah ketika bu Susan membuka mulutnya selebar mungkin untuk memasukkan kepala rudal Hamdan.
Hamdan pun sedikit meringis ketika gigi bu Susan menyentuh bagian paling sensitif dari rudalnya itu. Bu Susan yang sadar dengan gerak-gerik Hamdan langsung menekan lebih dalam, sehingga kini seluruh kepala rudal Hamdan tenggelam di mulutnya. Bu Susan tengah merasakan sensasi rudal laki-laki di mulutnya untuk pertama kalinya. Fantasinya selama ini akhirnya terjadi, dan itu membuatnya semakin terangsang. Kini bu Susan mulai menggerakkan kepalannya maju mundur di rudal Hamdan. Hanya sepertiga bagian rudal Hamdan saja yang bisa bu Susan jangkau, mungkin karena ini pengalaman pertamanya.
Ketika tengah asyik menikmati permainan akhwat syar’i itu, tiba-tiba pintu direksi dibuka oleh bu Zaskia.
Bu Zaskia : Ohhh pantes daritadi aku WA ga dibaca.. ternyata lagi asyik ama mainan baru si Susan.. Sembari bu Zaskia mengunci pintu direksi.
Bu Susan pun yang menyadari kehadiran bu Zaskia hanya melirik dan tersenyum ke bu Zaskia sambil terus mengocok rudal Hamdan dengan mulut mungilnya.
Hamdan : Iya nih bu.. Susan lagi nemu mainan baru.. ledek Hamdan sambil ia terus merekam aksi bu Susan
Bu Zaskia : Ehh.. sini Hamdan, ibu aja yang rekam.. kamu puas-puasin aja make tuh Susan.. dia seneng banget kalo dirudalin seliar-liarnya..
Bu Susan yang mendengar kata-kata bu Zaskia hanya tersenyum sementara Bu Zaskia duduk di sofa samping sambil merekam aksi kami berdua. Ia masih menggunakan jilbab dan gamisnya lengkap, posisi duduknya dengan kaki kanan disilangkan membuatnya nampak anggun berkelas.
Sensasi mengoral rudal lelaki yang bukan mahramnya sangat menggugah birahi bu Susan hingga permainan blowjobnya semakin liar. Kadang kepalanya naik turun, kadang dengan sedikit diputar-putar. Lidah nakal bu Susan pun tak lepas ambil bagian dalam menggelitik lembut rudal Hamdan di mulutnya. Meskipun tidak se-liar bu Zaskia dalam blowjob mungkin dikarenakan ini yang pertama kalinya bagi bu Susan.
Hamdan : Widih.. uda kayak pornstar aja nih Susan.. sembari Hamdan mengelus-elus kepala bu Susan yang sedang asyik melumat rudal Hamdan.
Bu Susan : Nghh.. Nghh.. Mmchh.. Ncup.. Ncupp.. Sluurptt.. Mmhh..
Bu Zaskia : San, kok cuma gitu aja? Telen semua dong rudal Hamdan.. Enak lohh.. tiba-tiba bu Zaskia datang dan langsung mendorong kepala bu Susan.
Bu Susan pun yang kaget hanya bisa mengerang tertahan ketika seluruh batang rudal Hamdan mulai memasuki tenggorokannya.
Bu Susan : Nghh.. nghhhh…
Bu Zaskia : Gimana? Lebih enak kann? Lebih puas kan San??.. sambil bu Zaskia tetap menahan kepala bu Susan yang mentok hingga selakangan Hamdan.
Hamdan : OUHHHH.. SSSHHH.. MANTAABHHHHH… Ini baru ukhty syar’i idamaannn..
Bu Susan masih terdiam merasakan sensasi rudal memenuhi seluruh mulut dan tenggorokannya untuk yang pertama kali. Air liur bu Susan mulai menetes dari sela sela mulutnya. Tak lama bu Zaskia melepaskan tangannya, dan segera saja bu Susan mengeluarkan rudal Hamdan dari mulutnya.
Bu Susan : Mmmmphhuahh.. Uhukk.. Uhukk.. kamu apaan sih Zas?? Kok tiba-tiba gitu??.. sembari bu Susan mengelap air liurnya yang membasahi dagunya dengan tangannya.
Bu Zaskia : Salah sendiri ngemut rudal kok kayak bocah gitu.. tapi enakkan?
Bu Susan : Kan juga baru belajar Zass.. tapi enak gitu sihh.. hihihih.. sembari melirik genit ke Hamdan dan tangan kanannya meremas-remas rudal Hamdan.
Bu Zaskia : Oke yuuukk.. lanjutt siisssss.. sembari bu Zaskia kembali merekam permainan yang baru dari bu Susan.
Bu Susan pun tanpa ba bi bu langsung saja menelan sepertiga rudal Hamdan tanpa hambatan. Kemudian sedikit demi sedikit mulai melesakkan rudal Hamdan ke tenggorokannya lebih jauh. Nampak tenggorokannya mulai melebar karena dilewati rudal Hamdan yang berdiameter 5cm.
Bu Susan : Mmphhhh…
Hilang sudah rudal Hamdan. Akhwat syar’i yang lugu itu kini telah menjadi blowjob expert. Bu Susan kemudian mulai menggerakkan kepalanya maju-mundur. Perlahan-lahan kemudian menjadi cepat. Suara decak rudal Hamdan yang menghantam tenggorokan bu Susan menggema basah di seluruh ruangan. Kadang ketika mulut bu Susan mentok ke selakangan Hamdan, kepalanya ia geleng-gelengkan seolah-olah ingin yang lebih dan ini membuat sensasi tersendiri pada Hamdan. Hamdan hanya bisa merem-melek merasakan permainan liar bu Susan. Istri seorang aktifis dakwah yang kini telah beralih menjadi budak bercinta.
Bu Susan : Mmmmppuahh.. lezatnya ini rudal.. coba suamiku mau.. uhh.. sembari bu Susan masih mengocok rudal Hamdan dengan tangannya yang mulus itu.
Hamdan : Kalo aku jadi suami simpanan kamu aja gimana San?.. goda Hamdan ke bu Susan sambil meremas toket kiri bu Susan.
Bu Susan : Ahh.. kalo itu mah aku aja yang jadi akhwat simpanan kamu sayaanngg.. goda bu Susan ke Hamdan.
Hamdan yang heran mendengar jawaban bu Susan pun hanya geleng-geleng kepala. Kini bu Susan mendorong Hamdan hingga terlentang di sofa, kemudian bu Susan pun menungging di atas sofa tepat di atas badan Hamdan dan melancarkan ciuman ganas e mulut Hamdan. Sementara tangan kanan bu Susan mengocok-ngocok rudal Hamdan sambil menggesek-gesekkannya ke serambi lempitnya.
Bu Susan : Hamdan sayangg.. rudal kamu hari ini milik ibu yaahh.. uda terlanjur cinta nih ama rudal perkasa kamuuhh.. beda banget ama punya suamikuu.. uuhhhh..
Bu Susan yang sudah terbakar hebat oleh gelora birahi yang selama ini terpendam langsung mengarahkan rudal Hamdan ke serambi lempitnya.
Hamdan : Eittsss.. Jangan lupa bilang “rudal Hamdan emang paling Mantab!!”.. sembari tangan Hamdan menahan tangan kanan bu Susan.
Bu Susan : Ahh.. Ishh.. Apa aja dehh.. terserah Hamdan sayanghh.. ibu mau nglakuin apa aja yang penting dapet rudal kamu sayaangghh..
Hamdan : Oke dah lonteku sayaaangg.. kini Hamdan pun makin berani melecehkan bu Susan tapi bukannya marah, bu Susan malah tersenyum mendengar kata-kata Hamdan.
Kini ujung rudal Hamdan telah menempel ke mulut serambi lempit bu Susan. Bu Susan mulai melesakkan rudal raksasa Hamdan ke serambi lempitnya.
Bu Susan : Uhhhh… Ssshhh.. Mmmhhhh..
Terasa susah dan seret, mungkin karena serambi lempit bu Susan belum terbiasa dengan ukuran rudal Hamdan yang begitu besar. Hamdan pun paham dan dengan sigap membantu bu Susan menggerakkan pinggulnya naik turun sedikit demi sedikit. Awalnya hanya kepala rudal Hamdan saja yang bisa masuk, tapi setelah merasa cukup basah, Hamdan memberi kode ke bu Susan yang dilanjutkan dengan hantaman kuat pantat bu Susan ke perut Hamdan.
Srrrtttt… Blessshhh..
Bu Susan : OOUUUHHHHHHH.. rudal MU EMANG PALING MANTAB HAMDAN SAYANGHHHH!!!.. teriak bu Susan merasakan rudal Hamdan yang melesak masuk memenuhi liang surgawinya hingga menyodok mentok rahim bu Susan.
Beruntung ruang direksi ini terbuat dari material kedap suara, sehingga sekeras apapun suara di dalam tidak akan terdengar jelas dari luar ruangan.
Hamdan : Hemm..?? Gimana..?? Mantab punya ku atau suamimu??
Bu Susan : Ahh.. Kamu apaan sih sayang.. gitu aja pake nannya!!! Punya kamu paling top sayanggg!!.. bu Susan yang sudah kalut dengan rangsangan birahi yang meluap-luap kini mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur.
Splek.. splek.. splek..
Kedua tangan bu Susan mencengkram kuat dada Hamdan. Sementara pinggulnya menari-nari mengejar puncak kenikmatan surgawi di dunia. Hamdan merasakan sesak sekali di dalam serambi lempit bu Susan seperti ketika ia baru memperawani Alisa dulu.
Bu Susan : OHHH.. OHHH FUCKK.. SHIT.. rudalLH.. AHH.. ENAKNYAAAHHH.. Bu Susan mulai meracau layaknya video porno yang sering ia lihat.
Hamdan pun tak bisa tinggal diam melihat toket indah bu Susan berayun-ayun bebas. Dengan sigap Hamdan meremas-remas toket dan memilin-milin puting bu Susan yang keras terangsang
Bu Susan : OHH SAYAANGHH.. MAU PIPISSS.. OHH GA TAHANN.. ENAK BANGETT.. AAAAAAHHHHHHH…
SERR.. SERRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Bu Susan mencabut rudal Hamdan dari serambi lempitnya dan langsung menyembur deras cairan surgawi bu Susan ke seluruh ruangan.
Tanpa buang waktu bu Susan kembali menancapkan rudal Hamdan dan bleshhhh masuklah seluruh batang rudal Hamdan hingga mentok ke rahimnya. Ia kembali menggerakkan pinggulnya maju mundur, kembali mengejar dosa nikmat yang baru hari ini ia rasakan. Gerakan bu Susan maju mundur nya pun semakin cepat dan liar. Ia sudah membuang jauh-jauh status istri solehah yang selama ini ia jaga. Yang ada hanyalah kenikmatan dunia sesaat di dalam benaknya saat ini. Kenikmatan yang tak pernah ia rasakan dengan suaminya.
Bu Susan : OUUHH.. rudalHH.. rudal ENAAAKK.. UNGHH.. AHHH.. AHHH.. HAMDANHHH.. ENAK BANGET rudal MUHHH.. OUHH IBU MAU PIPIS LAGI SAYAANGHH… AHHH..
Goyangan bu Susan makin cepat dan akhirnya ia cabut rudal Hamdan disusul dengan semburan dahsyat cairan surgawinya.
SSSEERRRRRRRRRRR…
Begitu deras dan panjang semburan orgasme bu Susan yang entah sudah keberapa kalinya ini. Ketika Hamdan melihat ke sekeliling, cairan surgawi bu Susan hampir membasahi seluruh ruangan. Hanya ujung-ujung tembok saja yang masih kering. Nampak bu Zaskia tanpa Hamdan sadari telah telanjang hanya mengenakan jilbab lebar saja. Toket raksasanya menggantung indah dengan puting yang sudah mengeras tanda ia sudah terangsang. Sepasang kaki jenjang mulusnya pun saling bersilangan indah berupaya menutupi liang surgawi bu Zaskia. Sementara tangan kirinya meremas-remas toket kirinya.
Hamdan : Enak banget ya San? Puas??
Bu Susan : He’emhh.. enak banget.. hufftt capekk.. tapi nagih bangett..
Hamdan : Tuh liat bu Zaskia juga pengen.. sambil Hamdan melirik ke arah bu Zaskia.
Bu Zaskia : Kalian sih menggenjot gak ngajak-ngajak.. aku kan jadi pengen juga San..
Bu Susan : Ahh.. kamu kan bisa tiap hari disodok rudal Hamdan.. baru sekarang ngasih tau aku kalo zina seenak ini..
Bu Zaskia : Pokoknya ntar ibu juga mau disodok lohh Hamdan sayanghh.. pinta bu Zaskia ke Hamdan sambil sedikit memelas.
Hamdan : Tenang aja Zaskia sayang.. kapan aja aku siap kok.. gimana lonteku Susan? Lanjut lagi kah? Aku belum puas nih..
Bu Susan : He’emh.. pakai ibu semau kamu aja sayaanggghh..
Hamdan kemudian berdiri dan mengarahkan bu Susan untuk menungging di atas sofa. Kini pantat putih mulus sekal nan bulat bu Susan siap disantap oleh Hamdan. Hamdan menggesek-gesekkan ujung rudalnya ke serambi lempit bu Susan yang sudah mulai merekah. Bu Susan nampak menahan rasa desiran birahi yang mulai mendatang tubuhnya. Dengan satu hentakan keras dan Bleshh. Seluruh rudal Hamdan langsung menyodok serambi lempit sempit bu Susan hingga ujung rahimnya.
Bu Susan : OUHHHH.. AHHH.. HAMDANNHHH..
Plak.. plak.. plakk.. Hamdan pun mulai menggenjot serambi lempit akhwat syar’i itu dari belakang. Bu Zaskia yang melihat Hamdan tengah menggagahi tubuh mulus bu Susan pun makin terangsang hebat. Kini bu Zaskia pun tengah sibuk memainkan serambi lempitnya dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya sibuk meremas-remas toket raksasanya.
Hamdan : Uhh.. Gimana lonteku sayang? Enak mana rudal ku sama suamimu itu hah???!!
Bu Susan : AGHH.. AHH.. rudalHH.. IYAHH.. PUNYAMU SAYAANGHH.. ENAK BANGET.. TERUS SETUBUHI IBU SAYAANGHH.. HAMILI IBU..
Hamdan semakin liar menggenjot serambi lempit bu Susan. Splok.. splok.. splok.. terasa serambi lempit bu Susan semakin becek dan menghimpit kuat rudal Hamdan.
Bu Susan : AHHHH.. SAYANGGGHH.. KELUAR LAGIIIIHHHHH.. OUHHHHHH..
Hamdan dengan sigap mencabut rudalnya dan..
SSSEERRRRRRRRRRR… SERRRRRRRRRRR..
Cairan surgawi bu Susan membanjiri sofa hingga terlihat basah kuyup. Bu Susan yang sudah terlewat lelah itu pun akhirnya tersungkur di atas sofa sambil merasakan kenikmatan perzinahannya dengan Hamdan. Selama ini suaminya tak pernah memberikannya kepuasan setinggi ini, hanya Hamdan yang mampu membuatnya bertekuk lutut menyerah mengakui keperkasaan rudal Hamdan.
Bu Susan : Hhhh.. Hhh.. aduhhh.. capek banget sayangg.. kamu kok perkasa banget sih..??
Hamdan : lohhh.. kok udahan?? Blom keluar nih..
Belum sempat bu Susan mengumpulkan tenaga, Hamdan segera membalik bu Susan hingga posisi telentang di atas sofa. Nampak jilbab bu Susan sudah acak-acakan tak karuan. Nafasnya masih tersengal-sengal tapi Hamdan sekarang mengangkat kedua kaki bu Susan kemudian meletakkannya di pundaknya. Hamdan mengarahkan rudalnya dan Bleshh..
Bu Susan : Ahhhhh.. NGHHHHHH.. SSSHHHH….
Hamdan mulai menggenjot bu Susan dengan sisa-sisa tenaganya. Nafas kedua aktifis dakwah itu pun saling memburu, memburu puncak nikmat duniawi. Plakk.. plakk.. plakk.. suara hantaman tubuh Hamdan membuat pantat bu Susan kemerahan. Bu Susan yang sudah kehabisan tenaga mulai merasakan desiran birahi yang melaju cepat ke arah pangkal pahanya.
Bu Susan : OHHH.. NGHHH… SHHH.. UHHHH.. AHHH.. IYAAHHH.. KELUAR LAGI SAYAANGHHHH..
Hamdan merasakan himpitan kuat serambi lempit bu Susan di rudalnya yang dibarengi tubuh bu Susan yang melengkung ke atas membusungkan toketnya dengan kedua tangannya meremas kuat sofa menandakan ia tengah mengalami orgasme hebat. Hamdan yang sudah tidak bisa menahan lagi desakan kenikmatan di ujung rudalnya, dengan liar ia menyodok-nyodok serambi lempit basah bu Susan sedalam mungkin dan diakhiri dengan hujaman penuh rudal Hamdan ke rahim bu Susan.
Hamdan : MAKAN NIH PEJUHHH SUSANKUUU..!!!
CRRT.. CRTTTT…
Bu Susan hanya bisa terpejam merasakan rahimnya dipenuhi benih kejantanan Hamdan. Kenikmatan yang bertubi-tubi bagi bu Susan hari ini membuatnya lemas tenggelam dalam kenikmatan duniawi yang selama ini menjadi fantasinya.
Selama beberapa saat Hamdan membiarkan rudalnya berdenyut-denyut di serambi lempit bu Susan menuntaskan semua spermanya di serambi lempit akhwat syar’i itu.
Bu Zaskia : Yaahh.. kok uda keluar sih Hamdan sayang? serambi lempit aku kapan nih..?? Unghhh.. rengek bu Zaskia melihat Hamdan yang tersengal-sengal setelah menggarap bu Susan
Hamdan : Iya nih sayang.. pengen banget ya? Tapi uda mau masuk lagi tuh karyawan..
Ternyata hampir 1 jam Hamdan menggagahi bu Susan hingga jam menunjukkan jam 12.50.
Bu Zaskia : Uhh.. awas yaa.. pokoknya ntar tunggu pembalasan ku.. sambil bu Zaskia mencium bibir Hamdan dengan ganas.
Hamdan kemudian mencabut rudalnya dan langsung saja sperma Hamdan membludak deras dari serambi lempit mungil bu Susan. Melihat hal itu, bu Zaskia dengan sigap langsung menyedot habis seluruh sperma Hamdan di serambi lempit bu Susan bahkan hingga ia sedot-sedot bagian dalam serambi lempit bu Susan.
Bu Zaskia : Sluurrppp.. Surrrppttt.. Ummmhhh.. Mmnnghh..
Bu Susan : Ahhh.. Zass.. mau dong.. penasaran nih rasa sperma kayak gimanaa.. enak ya??
Bu Zaskia hanya tersenyum dengan mulut menggelembung penuh sperma sembari jari-jemarinya membersihkan sperma di dagunya.
Bu Zaskia : He’emh.. mau banget San? Yakin?
Bu Susan : Iyaaa.. bangett.. aihhh.. sini dongg bagii dikiitt.. sambil bu Susan kini duduk di sofa sementara bu Zaskia berdiri dihadapannya. Ngocoks.com
Pemandangan yang luar biasa indah melihat 2 akhwat yang selalu menjaga auratnya kini tengah berebut sperma lelaki yang bukan mahramnya. Kecantikan kedua akhwat berkulit putih mulus itu terpampang jelas hanya jilbab saja yang masih menutupi tubuh indah mereka.
Bu Zaskia kemudian agak menunduk dan mendekatkan mulutnya ke arah mulut bu Susan. Bu Susan yang faham pun segera membuka mulutnya menanti cairan lelaki yang selama ini ia idam-idamkan untuk ia rasakan. Dan terjadilah cum-swap diantara kedua akhwat tersebut. Kini gantian Hamdan yang terduduk di samping mereka sambil merekam aksi kedua bidadari dunia didepannya.
Bu Susan : Mmphh.. Sluurppt.. ihh.. gurihh gini Zas.. uhh enaakk.. tau gitu tadi aku minum sendiri ajaa..
Bu Zaskia : Hihih.. siapa suruh kamu malah tiduran..
Bu Susan yang masih belum puas dengan sperma Hamdan dari mulut bu Zaskia, tiba-tiba langsung menubruk Hamdan dan mengulum habis rudal Hamdan berharap masih ada sisa-sisa sperma di rudal Hamdan.
Bu Susan : Ummhh.. Ssspp.. Sluurrpptt.. Mchh.. Mchh.. Umnhh..
Bu Zaskia : dihh rakus banget nih cewek.. sambil bu Zaskia memasukkan jemari kakinya ke serambi lempit bu Susan san menyodok-nyodok nya.
Tak lama berselang, bel masuk karyawan berbunyi yang membuat kami tersadar dari perzinahan kami di ruang itu.
Bu Susan : Ehh.. udah masuk lagi yah?? Yaahhh.. yaaahh.. lanjut ntar lagi ya Hamdanku sayaanng.. pokoknya ntar kapan ibu pengen, kamu harus siap yak.. sembari bu Susan mulai mengenakan kembali pakaiannya.
Bu Zaskia : Ehhh.. enak ajaa.. harus ijin aku dulu dongg.. sembari bu Zaskia mendekap Hamdan secara tiba-tiba yang sontak membuat kepala Hamdan terbenam di antar kedua toket raksasanya
Hamdan yang selama ini berniat datang ke kota ini hanya untuk kuliah tak pernah sama sekali bermimpi kehidupannya akan menjadi seperti ini. Dikelilingi oleh akhwat-akhwat cantik nan syar’i yang selalu mendambakan serambi lempit mereka di obok-obok rudalnya. Senang dan bahagia, itu saja yang Hamdan rasakan saat ini.
Bu Susan : Gara-gara Hamdan kan nih ruangan jadi becek semua.. bersihin yaa.. goda bu Susan ke Hamdan
Bu Zaskia : Iya lohh.. hihihih.. pokoknya harus sampe bersih loo Hamdan ku sayaaang.. sembari bu Zaskia mengenakan kembali pakaiannya.
Dalam hati Hamdan agak kesal juga dikarenakan harus bersih-bersih ruangan itu, tapi disisi lain ia juga senang karena bisa menjadi pemuas hasrat wanita-wanita aktifis dakwah. Hari itu berlanjut dengan Hamdan melakukan job-desk nya di gerai itu. Meskipun kini interaksi antara Hamdan dan owner gerai itu, bu Zaskia dan bu Susan menjadi berbeda. Mereka kini lebih banyak melakukan godaan-godaan pada Hamdan.
Bersambung… Menjelang sore hari Hamdan mendapat chat Alisa yang sudah menumpuk di WA HPnya. Mengetahui banyak chat Alisa, Hamdan pun segera membalas khawatir Alisa berdikiran yang aneh-aneh.
Alisa : Mas Hamdan..?? Ntar Alisa pulangnya malem.. mau musyawarah dulu sama kak Hafshah tentsng makrab anak-anak baru di KMI.. bilangin ke umi yaa soalnya daritadi umi di hubungi susah banget.. mmmmuuuuaaaaccchhh..
Hamdan : Oke sayang.. gak kangen disodok lagi kah Alisa ku?
Alisa : Ishhh.. mas Hamdan apaan sih? Gitu aja ditanyain.. serambi lempit Alisa uda gatel banget daritadi.. uhh..
Hamdan : Trus kalau lagi pengen gitu, Alisa sayang ngapain dong?
Alisa : Mmhh.. bayangin rudal mas Hamdan dong.. sambil maenin serambi lempit Alisa.. ishh.. jadi oengen lagi kaaann..
Hamdan : Hahaha.. yaa ntar buru-buru pulang, biar gak diembat sama umi kamu sayang..
Alisa : Lhoohhh.. jangan donggg.. Alisa kan belom dapet giliran hari iniiii.. 🙁 Padahal seharian mas Hamdan uda menggenjotin umi kan??
Hamdan : Kalo umi mah belum.. tapi dapet umi Susan disini.. XD
Alisa : Hah?? Umi Susan juga mas Hamdan entot juga??!!
Hamdan : Lhoohh.. umi Susan sendiri yang minta.. gimana mau nolak coba? Tapi tetepp aja serambi lempit Alisa sayang yang paling top.. :*
Alisa : Uhhh.. pokoknya mas Hamdan wajib entot Alisa ntar malem.. gamau tau pokoknyaa..
Hamdan : oke dah sayang buruan balik yaa..
Alisa : Iya mas Hamdan sayangg.. mmmmuuuuaaaaccchhh.. :*
Hamdan hanya tersenyum melihat perubahan keluarga yang tadinya begitu menutup diri pada laki-laki yang bukan mahramnya kini anak dan ibu menjadi penggila bercinta yang harus dipuaskan hari-hari. Alisa yang tiap harinya selalu menjaga marwah nya sebagai seorang akhwat syar’i bercadar dan berjilbab lebar juga seorang aktifis dakwah, kini telah berubah menjadi akhwat syar’i pemuja syahwat dihadapan Hamdan. Meskipun tak dapat Hamdan ingkari bahwasanya ia pun juga senang menjadi bagian dari keluarga akhwat pemuja rudal pria.
Hafshah : Dek Alisa.. yuk berangkat, udah ditungguin ukhti Nadia nih di kontrakan.
Alosa : Ohh iya kak.. ayuk..
Ukhti Hafshah menegur Alisa yang sedang asik chatting dengan Hamdan. Suasana sudah mulai gelap menjelang maghrib. Kedua akhwat itu pun berkendara motor menuju kontrakan ukhti Hafshah. Sesampainya di kontrakan yang tidak jauh dari kampus, ukhti Hafshah segera memasukkan motor ke parkiran kontrakan. Kontrakan disitu memang tidak terlalu luas, hanya ada 3kamar, 1kamar mandi, 1 ruang tamu, dan dapur serta parkiran seadanya.
Hafshah : Assalamualaikum..
Nadia : Wa’alaykumsalam.. masuk aja Afa, gak dikunci kok..
Alisa : Ehh Afa siapa kak?
Hafshah : Kakak memang biasa dipanggik Afa sama temen-temen kakak..
Alisa : Ohh..
Hafshah dan Alisa pun masuk ke ruang tengah. Disana sudah ada ukhti Nadia yang tengah duduk asik dengan HP nya. Ukhti Nadia mengenakan gamis panjang berwarna hitam dengan aksen pola bunga-bunga berwarna putih, jilbab segiempat jumbo hitamnya terlihat menawan membalut indah wajah bulatnya. Sementara wajahnya yang cantik putih tertutup cadar tali yang menjadi kebanggaannya sebagai seorang akhwat alim syar’i aktifis dakwah kampus.
Nadia : Sama siapa Afa?
Hafshah : Hadehh.. kamu kemarin kemana? Ditungguin di sekre gak keliatan..
Nadia : Heheh.. sibuk laahh..
Hafshah : Ini Alisa.. anak baru di KMI, aku ajakin sekalian biar bisa bantu musyawarah buat makrab KMI besok.
Alisa : Nama ana Alisa kak.. salam kenal..
Nadia : Ohh ukhti Alisa.. iya salam kenal juga..
Alisa pun duduk di ruang tengah dengan kedua akhwat itu. Ruangannya sederhana sekali, hanya ada karpet ditengah ruangan dan meja kecil saja. Karena memang jarang-jarang ruangan itu dipakai untuk aktifitas yang berlebih.
Hafshah : Jadi gini kan besok ini makrab nya, tadi aku uda cek rumah yang besok dipake uda beres.. buat rundown nya gimana?
Nadia : Rundown uda beres.. tapi jadi gak pake acara ‘closing’ nya?
Hafshah : Yang lain gimana pendapatnya?
Nadia : Kalo yang lain sih keliatannya oke-oke aja.. toh mereka juga pada pengen.. hahah..
Alisa masih belum memahami apa yang menjadi pembahasan kedua kakak tingkatnya. Ia memilih untuk diam karena merasa masih baru di KMI juga. Memang tahun ini yang mendaftar di Keluarga Mahasiswa Islam tidak sebanyak tahun lalu, tapi itu tetap tidak membuat aktifis yang lain patah semangat.
Hafshah : Oke.. kalau yang lain oke, besok tinggal persiapan aja ya.. tapi gimana caranya biar pada ikutan ya?
Nadia : Gini aja.. Saling ajak lawan jenis gitu.. hihih.. sambil ukhti Nadia menahan tawanya.
Hafshah : Maksudnya..??
Nadia : Iyaa kan biasanya pada ngeles tuh kalo yang ngajakin sesama jenisnya contoh ikhwan sama ikhwan, nah coba kalau yang ngajak akhwat ke ikhwan trus wajib bawa yang diajak.. contoh nih aku ngajak Farid, trus besok wajib datang kesana sama Farid.. gitu..
Hafshah : Hah? Aneh-aneh aja kamu.. emang pada mau gitu?
Nadia : yaa kan dicoba dulu.. kita yang pasang-pasangin.. kan kita tau tuh mereka pada ‘cocok’ sama siapa.. masak iya diajakin akhwat yang disukai gak mau?? Hahah..
Hafshah : Ahahah.. kamu itu Naaad.. Naadd.. kebanyakan nonton yang gak bener jadi gini deh.. yaudah sekalian aja yuk di pasang-pasangin mereka..
Alisa : Umm.. afwan kak.. Alisa belum faham lhoo.. maksudnya acara ‘closing’ itu apa..??
Nadia : Ehh iya.. gmna Afa? Jelasin gaa??
Hafshah : Selaw aja.. Alisa uda ‘terbuka’ kokk.. sambil ukhti Hafshah mengedipkan matanya ke arah ukhti Nadia.
Nadia : Jadi gini dek Alisa.. maksud acara ‘closing’ itu kan setiap ikhwan suatu saat akan jadi pemimpin dalam rumah tangganya dan setiap akhwat akan jadi khodim bagi suaminya, maka penting bagi ikhwan dan akhwat untuk mengetahui bagaimana cara ‘melayani’ suami dan juga memenuhi ‘hasrat’ istrinya. Maka besok di akhir makrab, malam itu akan benar-benar jadi malam ‘keakraban’ antara ikhwan dan akhwat.
Alisa : Jadi campur gitu kak??
Nadia : Yaa gitu.. biar makin ‘akrab’ biar besok kalau uda berkeluarga ga jadi pasangan yang ‘gitu-gitu’ ajaaaa.. kan bosen.. ahahaha..
Nadia : Kalau dek Alisa pengen tau seperti apa detil acaranya, besok jangan sampai ga datang yaa..
Hafshah : Iyaa.. wajib pokoknya.. bawa akhi Hamdan ya dek Alisa.. sembari ukhti Hafshah mengedipkan sebelah matanya ke arah Alisa.
Sudah jam 20.30 malam saat itu, dan mereka bertiga baru selesai musyawarah untuk makrab KMI esok hari.
Hafshah : Alisa tidur sini aja yaa.. uda malem ehh takut ada begal.. mending kalo diperkosa aja malah.. canda ukhti Hafshah ke Nadia dan Alisa.
Nadia : Iya yaa?? Kok aku juga jadi penasaran kalo diperkosa tuh gimana yaa..??
Ukhti Nadia menimpali candaan ukhti Hafshah yang membuat Alisa keheranan. Ukhti Nadia begitu cantik putih. Wajah bulatnya dihiasi lesung pipi ketika tertawa ataupun tersenyum. Bibir tipis merahnya membuat setiap ikhwan yang melihatnya pasti ingin melumatnya.
Alisa : Beneran kak pengen tau??
Nadia : Ehh iya.. afwan dek Alisa.. yaa gini kalo uda malam keluar aslinya.. kan tau sendiri, semua akhwat kalau uda seumuran kita dan aktif kajian pasti bahasannya tentang nikah mulu.. iya kan?
Alisa : iya juga sih kak..
Nadia : Nah kalo uda bahas nikah.. gak mungkin dong lepas dari urusan ‘ranjang’.. kita juga gitu kan Afa? Ahahah.. koleksi mu brapa banyak Afa videonya??
Hafshah : Dihh.. dikit yaa.. banyakan punyamu..
Alisa : Video apaan sih kak?
Nadia : Dek Alisa pengan tau? Afa mau sekalian nonton gak?
Hafshah : Bentar aku kunci pintu rumah dulu..
Alisa yang penasaran pun sebenarnya sudah sedikit mencurigai tentang video yang dimaksud. Ketika ukhti Nadia membuka folder-folder di laptopnya nampak sengaja oleh ukhti Nadia di ‘hidden’
Nadia : Nahh yang ini aja deh.. kesukaannya si Afa nih..
Ketika video dimulai maka benarlah perasaan Alisa kalau itu video porno. Adegan disana nampak seorang wanita tengah memainkan serambi lempitnya dengan dildo sembari membuat gerakan-gerakan erotis untuk mengundang rudal lelaki.
Hafshah : Dihh.. kok yang ini? Tanggungjawab ntar lohh kalo aku pengen..
Alisa : Kak.. ini kan video porno?
Nadia : Hem? Emang dek Alisa ga pernah nonton kah? Atau jangan-jangan malah udah nglakuin yaa?? Sambil ukhti Nadia mencubit manja Alisa.
Alisa : Mmm.. pernah sih kak nonton tapi gak sering..
Nadia : Naah.. tapi bagus kan? Pengen gak dek Alisa? Tuh digituin.. sambil ukhti Nadia menunjuk ke arah layar laptopnya.
Kini adegan beralih si wanita mulai mengemut rudal panjang hitam milik orang negro. Ukuran rudal di video itu seukuran tangan si wanitanya. Nampak si wanita pun menikmati rudal si negro dimulutnya meskipun hanya seperlima bagian saja yang mampu ditaklukkan. Belum selesai dengan satu rudal, datang lagi rudal negro yang lain yang ukurannya hampir sama.
Nampak ukhti Hafshah dan ukhti Nadia begitu serius melihat video di laptop itu. Merasa kurang nyaman, kini laptop diletakkan di atas meja, ukhti Hafshah dan ukhti Nadia mulai bersandar di dinding sambil membayangkan kalau wanita itu mereka. Alisa yang sedari tadi melihat video itu pun mulai ikut terangsang. Kini ketiga akhwat itu bersandar di tembok sambil terus mata mereka terfokus dengan setiap adegan panas di dalam video itu.
Nafas ketiga akhwat syar’i itu mulai terdengar berat, ukhti Hafshah melepas masker kain yang menutupi wajah putih cantiknya. Wajah cantiknya kini makin nampak cantik dengan kacamata yang menghiasi wajahnya. Sementara Alisa juga melepas cadar Yaman hitamnya supaya dapat bernafas lebih lega.
Adegan panas di dalam video berlanjut dengan si wanita tengah sibuk mengoral 2 rudal raksasa negro secara bergantian, sementara serambi lempitnya tengah dihisap habis oleh orang negro yang lain.
Nadia : Mmmffhh.. Uhhh.. Pengen nihh..
Ukhti Nadia mulai menekuk kedua kakinya dengan sedikit dibuka. Kedua tangannya masih sibuk meremas-remas toketnya yang masih tertutup jilbab. Sementara ukhti Hafsah pun semakin berat nafasnya merasakan birahi yang mulai menerpa dirinya. Kepalanya ia sandarkan ke pundak ukhti Nadia. Tangan kanannya ia jepit diantar kedua pahanya, sementara tangan kiri ukhti Hafshah dengan kuat meremas-remas toketnya.
Hafsha : Uhh.. enaaknyaaa.. pengenn dongg rudallhhh.. tanpa sadar ukhti Hafshah mulai meracau.
Alisa sendiri mulai meremas-remas toket 36F nya. Hari ini ia berangkat ke kampus tanpa memakai dalaman sehingga toketnya benar-benar membentuk dari balik jilbabnya.
Alisa : Nghh.. Mmfhhh… massss..
Terpaan birahi mulai menerjang ketiga akhwat aktifis kampus itu. Ukhti Nadia semakin liar dalam memainkan toketnya yang berukuran 36D. Jubah dan jilbabnya kini mulai kusut akibat remasan liar tangannya di kedua toketnya. Sementara tangan kanannya mulai menarik gamis panjangnya sehingga nampaklah paha mulus ukhti Nadia yang putih tanpa cela. Hanya kaos kaki hitam yang masih menempel di betisnya.
Adegan video di laptop semakin vulgar. Kini salah satu rudal negro telah menembus serambi lempit si wanita dengan posisi doggy, sementara mulut wanita itu masih sibuk melayani 2 rudal negro lainnya. Melihat adegan itu, ukhti Nadia mulai memainkan tangannya di CD pink mudanya. Gundukan kewanitaannya yang masih perawan ia gesek-gesekkan dengan jari tengahnya sembari tangan kirinya aktif meremas kuat toketnya sendiri.
Ukhti Hafshah yang semakin terangsang, langsung melumat bibir tipis ukhti Nadia yang disambut liar oleh ukhti Nadia. Bak ikan kelaparan, mereka saling berpagutan liar layaknya bintang porno di video yang sering mereka tonton. Tangan kiri ukhti Hafshah dengan sigap melucuti kancing baju ukhti Nadia dan langsung menyeruak masuk ke balik BH pink muda ukhti Nadia. Tanpa di komando ukhti Hafshah langsung meremas toket dan memilin puting ukhti Nadia yang membuat ukhti Nadia blingsatan. Sementar tangan kanan ukhti Nadia menyibakkan gamis ukhti Hafshah dan menarik celana training abu-abu ukhti Hafshah. Ukhti Hafshah pun membantu dengan tangan kanannya sehingga kini hanya tersisa CD hitam yang menutupi selakangan ukhti Hafshah yang putih mulus tanpa bulu.
Tangan ukhti Nadia yang sudah gatal langsung masuk ke CD ukhti Hafshah dan mengobok-obok serambi lempit ukhti Hafshah dengan ahli. Jemari lentiknya menari di serambi lempit ukhti Hafshah yang membuat ukhti Hafshah menggelinjang nikmat menahan terpaan birahi yang semakin memuncak.
Alisa yang juga sudah tidak tahan, menarik gamis ukhti Nadia hingga ke pinggul dan melepas BH pink muda yang ukhti Nadia kenakan. Toket kanan ukhti Nadia pun menjadi sasaran Alisa kali ini, dengan liar Alisa melumat puting kecoklatan ukhti Nadia yang sudah mengacung tegak. Permainan lidah Alisa di puting ukhti Nadia membuat ukhti Nadia bak disetrum oleh kenikmatan. Selama ini ukhti Nadia hanya memainkan putingnya dengan jemari saja, tapi kali ini kedua toketnya diserang secara bersamaan membuat ukhti Nadia merasakan kenikmatan yang lebih tinggi.
Nadia : Mmmfhh.. Mmhhh.. Sshhh..
Adegan di dalam video kini beraliah menjadi si wanita ketiga lubang utamanya disumpal rudal negro baik di mulut, serambi lempit, dan anusnya. Melihat adegan itu ketiga akhwat syar’i itu semakin bernafsu untuk mencapai puncak kenikmatan.
Ukhti Hafshah dengan cekatan melucuti pakaiannya hingga telanjang. Hanya tersisa jilbab lebar warna marun dan kacamata saja. Alisa pun juga menelanjangi dirinya sendiri hingga tersisa jilbab dan kacamatanya juga. Sementara ukhti Nadia sudah pasrah di telanjangi oleh kedua rekan dakwahnya itu hingga tersisa jilbab segi empat hitam lebarnya saja. Apabila ada lelaki yang masuk ke ruangan tengah saat itu pasti akan menjadi surganya karena tersedia 3 akhwat cantik yang mengumbar tubuhnya tanpa busana dengan ukuran toket yang menggoda. Kulit putih terawat akhwat yang selalu tertutup pakaian syar’i menjadi impian setiap lelaki untuk menikmatinya.
Sering sekali kajian-kajian yang mereka ikuti membahas tentang marwah seorang wanita, bahwasanya kemuliaan wanita ada di dalam menjaga aurat dan kemaluannya. Tetapi ketika birahi sudah menyerang, maka akhwat pun takluk dengan bujukan setan. Pembicaraan tentang agama yang selalu mereka buat dengan rekan-rekan aktifis dakwah yang lain hanya menjadi tabir dari wujud asli mereka yang mendambakan serambi lempit mereka diobok-obok oleh rudal perkasa lelaki. Kajian tentang batasan aurat wanita dan segala pakaian yang para akhwat kenakan hari-hari untuk menutupi auratnya hanya menjadi kedok untuk menutupi haus tubuh mereka untuk dijamah dan dinikmati oleh lelaki.
Nadia : Ouhhh.. Alisa enak banget lidahmu dekk.. terusshh..
Alisa : E’emhh kak.. nenen kak Nadia juga kenceng..
Hafshah : serambi lempit kamu kok basah gini Nad? Pengen banget yaa?
Nadia : serambi lempit apa tuhh..??
Hafshah : serambi lempit tuh ini.. lubang buat rudal punyamuuhh..
Nadia : Ahhh.. Mmhhh.. serambi lempitkkhh.. he’emhh rudalhh..
Ukhti Hafshah menelantangkan ukhti Nadia di karpet, sementara Alisa membuka kedua kaki ukhti Nadia sehingga terpampang serambi lempit ukhti Nadia yang hanya berbentuk seperti garis tanpa bulu. cD pink muda ukhti Nadia yang menutupi serambi lempit perawannya terlempar entah kemana.
Ukhti Hafshah kemudian melanjutkan permainannya dengan mulut dan toket ukhti Nadia. Kadang turun ke daerah leher dan telinga, mencupangi, dijilat membuat ukhti Nadia menggelinjang merasakan geli kenikmatan permainan ukhti Hafshah. Jemari lentik ukhti Hafshah memainkan puting ukhti Nadia secara bergantian, kadang diremas, kadang dipelintir lembut memberikan sensasi rangsangan hebat pada ukhti Nadia.
Alisa pun tak mau kalah, ia belajar dari permainan Hamdan saat memperawaninya. Alisa mulai dari menjilati ujung kaki ukhti Nadia yang kaos kakinya pun telah dilucuti oleh Alisa. Kutek merah menghiasi jemari kaki ukhti Nadia yang lentik. Dari ujung jemari hingga medekat ke pangkal paha terukir air liur Alisa merangsang tubuh indah akhwat syar’i berjilbab hitam itu. Merasakan sensasi geli dan nikmat dari lidah lembut Alisa membuat ukhti Nadia blingsatan bak cacing kepanasan. Rangsangan dari kedua rekannya benar-benar telah meluluh lantakkan pertahanan iman ukhti Nadia yang kini telah menjadi budak nafsu setan dalam dirinya.
Nadia : OUUHHHH.. SHHHH.. MMMHHH.. Iyaahhh. Dek Alisaa.. UNGHHH..
Hafshah : Ummhhh. Sluurpptt.. knpaa Nad? Enak banget yaaahhh?? Mmmfhhh.. slurppt.. cup.. cup..
Alisa masih saja bermain dengan kedua kaki ukhti Nadia yang jenjang. Hingga akhirnya kini Alisa telah bersiap di depan serambi lempit ukhti Nadia yang masih berupa garis. Benar-benar masih rapat. Tak tampak labia mayora yang biasanya muncul di serambi lempit yang sudah tak perawan. Gundukan serambi lempit ukhti Nadia pun terlihat ramping, tidak menggunung layaknya kebanyakan serambi lempit.
Alisa pun mulai dengan menjilati sekitar serambi lempit ukhti Nadia tanpa menyentuh bibir serambi lempitnya. Perlakuan Alisa itu membuat ukhti Nadia makin terangsang dan tak sabar ingin segera merasakan jilatan lidah Alisa di serambi lempitnya. Ukhti Nadia menggerakkan pinggulnya maju mundur seakan menginginkan Alisa agar segera membenamkan wajahnya di serambi lempitnya.
Nadia : Uhh.. cepetan dong dek Alisaaaahh.. ahhh.. kak Nad pengenn nihh..
Alisa : Hihih.. enak ya kak? serambi lempit kak Nadia juga cantik banget n wangi.. jadi laper nih Alisa pengen isep serambi lempit kak Nadia.. sembari alisa mendekatkan wajahnya ke serambi lempit ukhti Nadia.
Tak lama, Alisa yang tak tahan dengan keindahan alami serambi lempit ukhti Nadia, langsung menyapu dari pangkal hingga kelentit ukhti Nadia. Sontak saja ukhti Nadia melenguh panjang melepas birahi yang tertahan akibat menanti aksi Alisa tadi.
Nadia : OOOUUUUHHHHHH… SSHHHHHH… MMMMMMHHHHHH…
Alisa semakin gencar menjilati serambi lempit ukhti Nadia, kadang ia sedikit buka serambi lempitnya dan menyodok-nyodok bagian dalam serambi lempit ukhti Nadia dengan ujung lidahnya. Ukhti Nadia semakin terangsang hebat dikarenakan di bagian atas pun ukhti Hafshah secara bergantian menggilir puting ukhti Nadia dengan kuluman liarnya.
Ukhti Nadia mulai semakin keras mendesah dan melenguh merasakan sensasi kenikmatan di sekujur tubuhnya. Kepalanya kadang menoleh kiri kanan sambil menggigit bibir bawahnya menahan terpaan birahi yang meluap-luap. Tak berselang lama, akhirnya ukhti Nadia mencapai orgasme pertamanya ketika Alisa mulai memainkan jemarinya menggesek bagian dalam serambi lempit ukhti Nadia, sementara lidahnya bermain-main dengan kelentit ukhti Nadia.
Nadia : OUUHHH.. MMMMHHH.. AAAAAGHHHHHHHHHHH!!!
SEEERRRR.. SERRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Cairan surgawi ukhti Nadia menyembur deras seperti air hydrant. Begitu derasnya hingga membasahi tembok ruangan tengah. Ini pertama kalinya ukhti Nadia merasakan kenikmatan yang begitu deras di tubuhnya, sehingga orgasmenya pun tak terbendung derasnya.
Puas menggarap ukhti Nadia, Alisa yang masih terangsang apalagi melihat ukhti Nadia yang sudah orgasme kemudian menarik ukhti Hafshah hingga berada di atasnya sementara Alisa sendiri terlentang di atas karpet. Kedua akhwat aktifis yang tengah birahi maksimal itu pun saling melumat bibir satu sama lain dengan ciuman liar mereka. Jilbab keduanya pun sudah mulai kusut tak beraturan, sementara tubuh mereka mulai mengkilap karena keringat.
Tangan ukhti Hafshah pun tak tinggal diam, dengan ganasnya tangan kiri ukhti Hafshah meremas toket kanan raksasa 36F milik Alisa, sementara tangan kirinya menggesek-gesek serambi lempit Alisa yang mulai basah merekah. Sementara Alisa pun meremas toket kiri 34D milik ukhti Hafshah dengan tangan kanannya dan tangan kiri meremas bongkahan pantat bercintai putih mulus milik ukhti Hafshah. Auara desahan dan erangan tertahan kedua akhwat itu menggema diseluruh ruangan.
7menit berlalu dengan posisi itu, Alisa segera menarik kaki ukhti Hafshah. Ukhti Hafshah pun faham dengan maksud Alisa, ia pun segera memutar tubuhnya 180derajat hingga kini mereka dalam posisi 69. Ukhti Hafshah langsung membenamkan wajahnya di serambi lempit Alisa akibat birahi yang sudah meledak-ledak. Sementar Alisa pun dengan buasnya melumat habis serambi lempit ukhti Hafshah. Keduanya saling menyodok-nyodokkan lidah mereka ke serambi lempit lawannya. Sedotan-sedotan kuat saling dilancarkan keduanya berharap bisa menyedot habis semua pre-cum serambi lempit yang ada di depan wajah mereka.
Mmhhh.. Sluurrppptt.. Mmmfhh.. Ssssppp.. Sssppp.. Crepp.. Creeppp..
Decak becek liur dan cairan serambi lempit membuat suasana diruangan itu semakin erotis. Aroma khas kewanitaan menjadi pewangi alami yang malah membuat kedua akhwat itu semakin liar melupakan jati diri mereka sebagai aktifis dakwah. Yang ada hanya 2 orang wanita yang saling merangsang untuk mencapai puncak kenikmatan dunia.
Ukhti Hafshah mulai memainkan jemarinya di serambi lempit Alisa, sambil mulutnya tetap aktif menciumi dan menjilati serambi lempit Alisa. Sementara Alisa pun tak mau kalah, ia pun membuka serambi lempit ukhti Hafshah dan memasukkan seluruh lidahnya ke dalam serambi lempit basah ukhti Hafshah. Serangan tiba-tiba dari Alisa membuat ukhti Hafshah menggelinjang merasakan sensasi geli dan nikmat permainan lidah Alisa.
Jemari ukhti Hafshah yang tadinya hanya bermain di luar, kali ini ia sodokkan ke serambi lempit Alisa sedalam mungkin. Ia gerakkan dengan memutar-mutar jarinya menjelajahi seluruh dinding bagian dalam serambi lempit Alisa. Alisa hanya bisa merem-melek merasakan tarian nakal jemari ukhti Hafshah di serambi lempitnya. Alisa pun tak mau kalah, ia mulai melesakkan jari tengahnya ke serambi lempit ukhti Hafshah sementara mulutnya sibuk menghisap kelentit ukhti Hafshah yang sudah mencuat layaknya kacamg.
Hafshah : MMMHHHHHH.. NGGHHHHJ.. SHHHH… MMFFHHH.. SRRUUPTT.. SRUUPPTT..
Ukhti Hafshah melenguh tertahan merasakan jari Alisa yang mulai menerobos masuk ke liang serambi lempitnya dan mulai mengobok-obok bagian dalam serambi lempitnya. Jari tengah Alisa mengaduk-aduk bagian dalam serambi lempit ukhti Hafshah seakan ingin mengeluarkan semua lendir surgawi milik ukhti Hafshah.
Crepp.. crepp.. cpekk.. cpekk.. Creeppp.. Creeppp..
Permainan jemari Alisa makin cepat mengobok-obok serambi lempit ukhti Hafshah. Merasakan permainan jemari Alisa, ukhti Hafshah pun tak mampu lagi mempertahankan dirinya dari desiran orgasme yang memuncak. Ukhti Hafshah pun mempercepat sodokan jarinya di serambi lempit Alisa yang membuat Alisa juga semakin mendekati orgasmenya
Tak lama berselang, kedua akhwat bercadar itu pun mencapai klimaks dengan bersamaan. Keduanya saling mencengkram paha lawannya menahan ledakan orgasme di ujung serambi lempitnya. Ngocoks.com
Hafshah & Alisa : OOUUUHHHHHHH…
Lenguhan panjang keduanya menutup orgasme dahsyat yang mereka capai. Semburan cairan surgawi dari kedua serambi lempit akhwat itu pun membanjiri wajah lawan mainnya dan membuat jilbab kedua akhwat itu pun basah kuyup.
Hafshah : Hhh.. Hh.. uhh nikmat banget nih dek Alisa..
Alisa : He’emh kak.. enak banget..
Nadia : asik kan.. lanjut lagi yuk..
Ukhti Nadia yang sudah kembali tenaganya kini jongkok mengangkangi wajah sayu ukhti Hafshah yang basah kuyup oleh cairan surgawi Alisa.
Nadia : Alisa sini, main bertiga..
Alisa yang sudah terbiasa disetubuhi Hamdan dalam waktu yang lama masih bertenaga untuk melanjutkan aksi lesbi mereka. Dengan dipandu ukhti Nadia, Alisa memposisikan diri berdiri di atas dada ukhti Hafshah dengan pantat menghadap ukhti Nadia. Kemudian Alisa membungkukkan badannya hingga wajahnya mendekat ke selakangan ukhti Hafshah. serambi lempit Alisa yang sudah becek pun terpampang indah dihadapan wajah ukhti Nadia. Sementara serambi lempit ukhti Nadia tepat berada di atas mulut ukhti Hafshah dan siap untuk dilumat. Ukhti Nadia mencengkeram paha Alisa untuk menahannya agar tidak terjungkal sementara mulutnya sudah mulai melakukan serangan ke serambi lempit Alisa. Alisa sendiri membuka kedua paha ukhti Hafshah dan menarik paha ukhti Hafshah sedikit ke atas sehingga selakangan ukhti Hafshah mengangkang ke atas dan serambi lempitnya kini tersedia tepat di depan Alisa yang mana dengan ganasnya Alisa langsung melahap serambi lempit becek ukhti Hafshah. Sementara ukhti Hafshah mulai melesakkan lidahnya mengobok-obok serambi lempit ukhti Nadia.
Benar-benar pemandangan yang erotis dengan style segitiga, ketiga Akhwat itu saling melahap serambi lempit lawannya dengan liarnya. Saat ini mereka sudah tidak mempedulikan lagi tentang keseharian mereka sebagai akhwat syar’i yang selalu menjaga dirinya dari perbuatan dosa. Yang ada saat ini hanyalah merengkuh kenikmatan ini sepuasnya.
MMMMMMHHHHHH.. NGHHH.. SLUURRPPP.. SRUUPPTT.. NCEPP.. NCEPP.. CUP.. SSSPPP.. AHHH.. SRUUPPTTT..
Suara sedotan-sedotan ketiga akhwat itu di serambi lempit rekannya menjadi background music yang membuayt siapapun yang mendengarnya menjadi terangsang. Tubuh indah putih bersih tanpa cela yang hari-hari selalu tertutup pakaian lebar dan jilbab panjang, kini terbuka indah tanpa pakaian menempel di tubuh mereka. Permainan liar mereka pun berakhir ketika ketiga akhwat itu akhirnya melepaskan seluruh birahinya di klimaks terakhir. Secara bersamaan mereka mendapatkan orgasme dan menyemburnya cairan surgawi ke wajah temannya yang lain. Ukhti Hafsah, ukhti Nadia, dan Alisa pun serentak membuka mulut mereka dan menenggak habis seluruh cairan surgawi yang tersembur deras bahkan lidah mereka menjilati hingga bersih serambi lempit temannya.
Setelah 2x orgasme mereka pun tergeletak lemas merasakan sisa-sisa kenikmatan dari permainan mereka.
Hafshah : hhh.. hh.. capeknyaaa..
Nadia : Fuhhh.. he’emhh.. tapi enak ehh.. kok kamu bisa lihai gitu Fa..
Hafshah : itu tuh… Hhhh.. aku diajarinh.. Alisa..
Nadia : Hah? Beneranhhh.. Alisaahh..??
Alisa : Ehh.. nggakk kok kaakk..
Hafshah : Lohh.. kemarin waktu di sekre kan.. aku niru kamu Alisa.. sambil ukhti Hafshah miring ke kanan menghadap ukhti Nadia.
Alisa : Yyaaa tapi kan ana ga ada niaathh.. buathh.. ngajarin kak Hafshah.. Alisa pun mirinf ke kiri menghadap ukhti Nadia
Nadia : Hee?? Lha emang ngapain aja kalian di sekre hayoo..? Tanya ukhti Nadia yang berada di posisi antara Alisa dan ukhti Hafshah.
Akhirnya mereka pun melanjutkan malam itu dengan cerita ketika Hamdan mensetubuhi ukhti Hafshah dan Alisa di sekre.
Cling.. clingg..
Hamdan mendapat notifikasi dari Alisa di HP nya dan terjadilah chat diantara mereka malam itu.
Alisa : mas Hamdan maaf yaaahh.. Alisa kayaknya bobo di kontrakan ukhti Hafshah nih.. bilangin umi yaa..
Hamdan : Yaahhh.. kan aku lagi kangen sama Alisaku sayaang.. trus kapan balik?
Alisa : besok udah balik mass.. iyaaahh.. Alisa juga kangen banget ama mas Hamdann.. 🙁
Hamdan : Kangen apanya sayang??
Alisa : Semuaanyaaa.. rudal mas Hamdan jugaa.. uhhh. Gedenya itu lhoo.. mentok sampe ujungggghh.. Aaahhh jadi pengen kan.. 🙁
Hamdan : pengen banget? Pengen diapain sayang?
Alisa : Uwww.. terserah mas Hamdan ajaahh.. Alisa mah pasrah..
Hamdan : Beneran terserah..??
Alisa : Iyaa maasss.. mau dientot di mulut, serambi lempit, bokong.. mana ajah yang mas Hamdan sukaaaa :* mas Hamdan, Alisa bobo dulu yaa capek banget ehh..
Hamdan : Oke sayangku Alisaa..
Alisa : Met bobo mas Hamdan sayaanghh.. mmmmuuuuaaaaccchhh.. :* ehh.. jangan entot umi mulu lhoo.. Alisa cemburu nihh.. >:(
Hamdan : Ahahahah.. aman kok.. dah bobo gih sana..
Bu Zaskia : Chat sama siapaah Hamdankuhh..???
Hamdan : Ohh Alisaa ini.. katanya mau bobo di rumah temennya..
Bu Susan : Wahh.. asik dong.. semalaman ini jadi milik kita aja Hamdan sayangghh..
Hamdan membalas chat WA Alisa saat itu sambil terlentang di sofa ruang tengah di rumah bu Zaskia sementara bu Zaskia dengan posisi WOT tengah menggenjot rudal Hamdan dengan liar. Bu Susan sendiri kemudian jongkok di atas wajah Hamdan dengan posisi menghadap bu Zaskia. Kemudian bu Zaskia dan bu Susan saling berciuman liar satu sama lain, sementara Hamdan yang disuguhi serambi lempit becek bu Susan langsung membuang HP nya dan melahap serambi lempit lezat bu Susan.
Bu Susan : MMHHH.. SSSHHH.. MMFHHH.. NGHH..
Bu Zaskia : OUUHH rudalMUHH SAYANGGH.. ENAKNYAAAHH.. OHHH.. MENTOKK.. GEDE BANGETT SIHHH.. AHH.. AHHH..
Malam itu menjadi malam yang melelahkan sekaligus menyenangkan bagi Hamdan karena bisa mensetubuhi dua akhwat secara langsung. Parahnya lagi, bu Susan pun akhirnya menginap di rumah bu Zaskia karena suaminya sedang keluar kota. Hamdan menikmati setiap genjotan rudalnya di kedua akhwat syar’i langsing bercintai itu di berbagai tempat. Di sofa ruang tengah, di atas meja makan, di tangga rumah, di kamar, di kamar mandi, bahkan di musholla rumah ketika kedua akhwat itu tengah mengenakan mukena, Hamdan pun tetap menggenjot mereka tanpa ampun. Benar-benar dikuras habis seluruh isi zakar Hamdan oleh kedua akhwat binal itu.
Akhirnya Hamdan tergeletak lemas di atas kasur kamar bu Zaskia setelah sekitar 3jam menggagahi keduanya. Ntah berapa kali Hamdan menumpahkan spermanya di liang surgawi bu Zaskia dan bu Susan malam itu, dan ntah sudah berapa kali mereka berdua squirting menghadapi sodokan hebat rudal Hamdan.
Hamdan tertidur dengan posisi telentang sementara rudalnya berada di mulut bu Zaskia. Bu Susan tidur disebelah kanan Hamdan hanya mengenakan jilbab lebar hitamnya saja, sementara bu Zaskia tertidur sambil memeluk paha Hamdan dan kont Hamdan dimulutnya.
Bersambung… Jam menunjukkan pukul 8 pagi ketika Alisa terbangun dari tidurnya di kamar ukhti Hafshah. Semalam sempat terbangun karena adzan subuh, kemudian Alisa sholat dan pindah tidur di kamar ukhti Hafshah.
Hafshah : Dek Alisa tidur di kamar ana saja.. sekalian ganti jilbab sama bajunya.
Alisa : Ohh iya kak.. Alisa mau mandi dulu..
Hafshah : Ehh iya.. kan tadi kita junub yak.. pantes aja Nadia uda masuk kamar mandi pagi-pagi banget gini..
Ukhti Hafshah dan Alisa yang masih telanjang segera ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi pun ukhti Hafshah masih sempat memainkan toket Alisa sambil memandikannya.
Alisa pun bersegera pulang ke rumahnya diantar oleh ukhti Hafshah. Sesampainya di rumah, ukhti Hafshah berpesan untuk jangan lupa ajak Hamdan untuk acara makrab nanti malam.
Alisa : Oke kak Hafshah..
Alisa pun berlalu menuju rumahnya. Ketika masuk, rumah terasa sepi. Alisa berfikir mungkin umi sudah berangkat ke gerai karena sudah jam 8.30 an. Alisa yang masih lelah karena semalaman meladeni ukhti Hafshah dan ukhti Nadia segera menuju kamarnya di lantai 2. Sebelum sampai ke tangga, mata Alisa teralihkan oleh pintu kamar umi nya yang tidak dikunci. Penasaran dengan apa yang terjadi, Alisa pun memberanikan membuka pintu kamar umi nya.
Alisa : Assalamu’alaykum..
Hamdan : Wa’alaykumsalam.. ehh Sayangku udah pulang?
Alisa : Yeee.. mas Hamdan ternyata, kirain siapa.. pantesan aja pintu gak di tutup.. kirain maling tadi..
Hamdan : Ahahah.. capek sih, jadi lupa nutup pintu.. btw kok jilbab sama gamisnya beda? Punya siapa?
Alisa : punya kak Hafshah.. punya Alisa kotor nih..
Hamdan : Kok bisa kotor kenapa tuh? Katanya Cuma musyawarah aja??.. tanya Hamdan sambil menggoda Alisa.
Alisa : Mas Hamdan sendiri ngapain bobo cuman pake boxer aja coba? Semaleman menggenjotin siapa aja??.. jawab Alisa dengan nada kesal.
Hamdan : Uluhh.. Uluhh.. sini-sini dulu cantikku Alisa.. sini lhoo tiduran samping mas.. rayu Hamdan yang agak bersalah melihat raut wajah Alisa yang nampak kesal, meskipun cantik wajahnya yang tertutup cadar bandana hitam masih nampak dari matanya.
Alisa pun menutup dan mengunci pintu, kemudian dengan langkah cepat mendekat ke arah ranjang dan langsung lompat menubruk Hamdan yang masih telentang di ranjang bu Zaskia.
Hamdan : Eitss.. ntar kusut lhoo bajunya.. copot dulu gih.. lagian mas kangen banget bobo bareng sayangkuhh ini.. goda Hamdan ke Alisa.
Alisa : Kangen banget? Beneran nihh mas? Tanya Alisa dengan tatapan menggoda.
Hamdan : Iyaa dongg.. ehh.. striptease dong sayang.. copotin bajunya sambil godain mas..
Alisa : Trus Alisa dapet apa dong mas? Enakan di mas dongg..
Hamdan : Ntar mas lakuin apa aja yang Alisa mau dehh..
Alisa : Beneran yaah?? Janji lhoo.. sembari Alisa meletakkan tas nya di lantai kamar.
Hamdan : Apa sih yang nggak buat kekasihku ini..
Alisa yang mendengar rayuan Hamdan pun merasa bahagia setelah Hamdan berkata seperti itu. Memang Alisa pun mulai merasa cinta dengan Hamdan setelah beberapa hari ini banyak berinteraksi dengan Hamdan. Maka ketika Hamdan berkata ‘kekasihku’, rasa cinta Alisa semakin dalam padanya. Ia pun telah menyerahkan seluruh tubuhnya pada Hamdan, meskipun ia tau semua ini dilarang dalam agama. Tapi karena rasa cintanya pada Hamdan dan setan yang sudah menguasai otaknya, Alisa pun telah berubah menjadi akhwat lonte syar’i.
Hamdan memutar musik pengiring dengan HPnya yang diikuti oleh gerakan Alisa yang mulai melenggak-lenggokkan tubuhnya. Tangan Alisa mulai bergerak mengikuti irama musik untuk menggerayangi tubuhnya sendiri. Dari mulai leher, dada, turun hingga kedua belah pahanya. Sesekali Alisa melempar tatapan menggoda ke arah Hamdan sambil terus menari striptease dihadapan Hamdan.
Kini Alisa mulai menyibakkan jilbab lebarnya dan mulai menarik resleting gamisnya. Perlahan tapi pasti sambil terus menggerakkan tubuhnya meleok-leok menantang birahi lelaki, Alisa mulai melepaskan gamisnya. Pertama ia lepas bagian kanan kemudian ia lanjutkan ke bagian kiri gamisnya. Ketika Alisa mulai menarik turun gamisnya yang diiringi dengan gerakan erotis pinggulnya, plop.. toketnya yang berukuran 36F langsung melompat keluar dari sangkarnya yang mengurungnya. Hamdan menelan ludah melihat toket indah Alisa yang besar itu ketika terbebas dari kungkungan gamis.
Sambil terus memandang Hamdan dengan tatapan menggoda, Alisa mulai menurunkan gamisnya hingga kini terlepas total dari tubuhnya. Tubuh indah Alisa yang putih mulus tanpa cela berhiaskan toket 36F itu pun menjadi santapan lezat mata Hamdan yang sudah beberapa saat tidak jumpa dengannya.
Hamdan : Gila memang.. bener-bener bidadari surga kamu tuh sayaangg.. sambil tangan Hamdan mulai mengelus-elus rudalnya dari luar boxer.
Alisa : iyakah?? Sama umi bagus mana dong??
Hamdan : Iya jelas kamu laah sayaaang.. Alisaku kan masih muda, cantik, kenceng pula..
Alisa : Aahh.. mas Hamdan.. hihihi..
Alisa mulai berjalan melenggak-lenggok ke arah Hamdan. Ketika sampai di ujung ranjang, Alisa mendekat dengan merangkak layaknya anjing berjalan. Dengan merangkak perlahan sembari tangannya meraba dari ujung kaki Hamdan hingga ke pangkal pahanya. Tatapan menggoda Alisa semakin membuat birahi Hamdan meningkat. Alisa sendiri pun sudah merasakan rangsangan hebat di tubuhnya, apalagi melihat batang rudal Hamdan yang sudah menunjukkan bentuk gagahnya meski masih tertutup boxer.
Hamdan yang melihat Alisa merangkak seperti itu semakin bernafsu. Alisa pun kini berada di atas dada Hamdan. Tanpa komando lagi Hamdan langsung melumat bibir tipis kemrahan Alisa yang disambut ganas oleh ciuman Alisa.
Mmmmchh..mmmphh.. mmchh.. ssssppp.. sspp.. mmmmhh..
Tangan Alisa meremas-remas batang rudal Hamdan yang sudah keras layaknya batu.
Hamdan : Lanjut kah sayangku?
Alisa :Mmhh.. pengen banget mass.. tapi Alisa masih capek.. pengen bobo aja sama mas Hamdaaan..
Alisa pun menyandarkan tubuhnya di dada Hamdan. Toket Alisa yang besar terasa kenyal dan empuk terhimpit kedua tubuh aktifis dakwah itu.
Hamdan : Hmmhh.. yasudah.. sini mas temenin bobo..
Alisa : Maaf mas yaahh.. ngantuk banget.. pengen dipeluk mas Hamdan aja waktu bobo..
Alisa pun tidur di samping kanan Hamdan dengan posisi miring ke kanan sehingga punggungnya menghadap Hamdan. Sementara Hamdan miring ke kanan, tangan kanannya dijadikan bantal oleh Alisa dan tangan kiri Hamdan menggenggam toket Alisa. Mereka pun tertidur hanya mengenakan boxer dan jilbab saja.
Kehidupan baru ini terasa seperti surga bagi Hamdan. Bisa mendapatkan akhwat secantik Alisa dan juga ibunya yang tergila-gila dengan rudal Hamdan. Bahkan rekan dan teman keluarga ini pun begitu mudahnya Hamdan rasakan kelezatan tubuh mereka. Ditambah lagi Hamdan tak perlu bayar uang kontrakan karena sudah dianggap anak sendiri bagi keluarga ini.
Sekitar jam 11.45 Hamdan terbangun oleh suara Adzan Dhuhur. Melihat Alisa yang masih terlelap Hamdan pun membuka selimut yang ia pakai. Dalam benaknya Hamdan masih tidak percaya kalau dirinya yang notabene memiliki fisik biasa saja bahkan berkulit gelap bisa mendapatkan akhwat syar’i secantik ini yang rela memberikan tubuhnya untuk dinikmati olehnya.
Terbesit ide nakal untuk membangunkan Alisa. Maka Hamdan merubah posisi tidur Alisa menjadi telentang. Kemudian ia buka kedua belah pahanya sehingga nampak serambi lempit kemerahan Alisa yang siap untuk jadi sarapan Hamdan.
Hamdan mendekatkan wajahnya di serambi lempit Alisa dan mulai menjilati serambi lempit Alisa. Dari pangkal ke atas hingga kelentitnya, kemudian diulangi lagi. Alisa yang merasakan sensasi geli dan nikmat mulai mendesah dengan mata terpejam.
Alisa : Nghhh.. Sshhh.. Mmhh..
Hamdan yang mendengar Alisa mulai mendesah, kemudian membuka labia mayora tipis Alisa dan langsung menyapu habis bagian dalam serambi lempit Alisa. Perlakuan Hamdan ini membuat Alisa terbangun karena sengatan nikmat di pangkal pahanya.
Alisa : Ounghh.. mas Hamdannhh.. ahhh.. eank banget maasss.. terusshhh..
Tangan alisa meremas dan menekan kepala Hamdan agar lebih terbenam di selakanganya. Jilatan-jilatan Hamdan di serambi lempit Alisa membuatnya diserang oleh terpaan nafsu syahwat. Alisa yang sudah terangsang hebat oleh lidah Hamdan makin meracau tak karian. Desahannya semakin keras menahan nafsu yang semakin memuncak.
Alisa : OUUHH.. MAASSS.. rudalNYAAHH.. MASUKIN DONGG.. UHH.. PLISSS.. HAMILIN ALISAA MAS HAMDAANNHHH..
Hamdan : Hemm?? Pengen banget kah sayang? Ambil sendiri doonngg..
Bak hewan kelaparan, Alisa langsung bangun dan melahap rudal Hamdan seluruhnya.
Happhh.. mmmhh.. surrptt.. sruupp.. sruupp.. nghh.. oghkk..oghkk..nghh…
Alisa yang sudah kesetanan syahwat mengocok liar batang rudal Hamdan. Tangan kanannya sibuk meremas-remas buah zakar Hamdan sehingga Hamdan menengadah merem-melek dibuatnya. Permainan lidah nakal Alisa di rudal Hamdan pun turut menghantarkan Hamdan mengarungi sungai birahi yang datang.
Puas dengan oral, Alisa mendorong Hamdan sehingga telentang diranjang. Digenggamnya rudal Hamdan, kemudian Alisa dengan posisi WOT memposisikan pantatnya tepat di atas rudal Hamdan. Perlahan tapi pasti, Alisa mulai melesakkan rudal raksasa Hamdan ke liangnya. Hamdan pun heran kenapa terasa seret sekali, ketika ia melihatnya ternyata Alisa sedang melesakkan rudal Hamdan ke anusnya.
Alisa : SSSHHH.. MMMFFHHH.. UHHH.. SSHHH..
Hamdan yang melihat Alisa kesulitan, Hamdan segera membasahi jarinya dengan air liurnya dan melumasi lubang anus Alisa.
Hamdan : Hemm.. kurang nih.. sayangg.. minta liur kenikmatansmu dongg.. yang kemudian Alisa mengeluarkan liurnya ke telapak tangan kanan Hamdan.
Hamdan langsung mengoleskan sebagian di rudalnya dan sebagian lagi di liang anus Alisa. Kini dengan bantuan Hamdan membuka anus Alisa, Alisa mulai menekan pinggulnya lebih kuat.
Ssssrrtttt.. Blesshhhh..
Alisa : OUHHHHH… SSHHH… MMMMMMHHHH..
Terbenamlah seluruh rudal Hamdan sepanjang 25cm ke anus Alisa. Alisa merasakan bokongnya serasa tersumpal penuh dan sedikit sakit karena ini yang pertama baginya. Perlahan Alisa mulai menggerakkan pinggulnya naik turun. Kedua tangannya menyangga di perut Hamdan, Hamdan pun dengan kelihaian jemarinya memainkan puting toket Alisa yang menggantung indah.
Alisa : SSHHH.. AHHH.. OHHH.. NGHH..rudalHHH.. ENAKNYAAAHH..
SPLOK.. SPLOK.. SPLOK.. gerakan pinggul Alisa naik turun semakin cepat. Liang anusnya sudah mulai terbiasa dengan ukuran rudal raksasa Hamdan. rudal Hamdan nampak mulai mengkilat oleh cairan surgawi anus Alisa. Makin lama gerakan pinggul Alisa makin cepat. Lenguhan Alisa pun mulai intens. Tak lama kemudian Alisa membenamkan rudal Hamdan sedalam-dalamnya kemudian ia mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi, kedua tangannya menyangga kebelakang.
Alisa : OOOUUHHHHHHHHH…
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRR…
Cairan surgawi menyembur deras dari serambi lempit Alisa. Ia mendapatkan orgasme dari anal pertamanya. Kepala Alisa mendongak kebelakang merasakan derasnya anal orgasme pertamanya.
Alisa : Mmffhhh.. duhh masss enaknyaaa.. ahhh.. capek mass.. gantian mas Hamdan yaaahh yang main.. Hamdan : oke sayaaangg..
Hamdan seger memposisikan Alisa dengan posisi doggy. Diarahkannya rudalnya ke arah liang anus Alisa dan Bleshhhh.. tanpa hambatan rudal Hamdan masuk seluruhnya di anus Alisa.
Alisa : NGHHHHH.. SSHHHHH.. AHHH MASSSSS..
SPLOK.. SPLOK.. SPLOK.. hantaman tubuh Hamdan ke pantat putih mulus Alisa membuatnya kemerahan. Sodokan demi sodokan Hamdan lancarkan hingga ke ujung perut Alisa. Alisa hanya bisa mendesah dan melenguh merasakan hujaman deras rudal Hamdan di anusnya. Tangannya menggenggam erat sprei ranjang menahan tubuhnya agar tetap bisa bertahan dari permainan Hamdan. Kini Hamdan berganti posisi dengan sedikit membungkuk di atas pantat Alisa. Sementara tubuh bagian depan Alisa tersungkur di ranjang sehingga kini pantat Alisa nampak menjulang indah mengkilat. Hamdan merapatkan kedua belah paha mulus Alisa, dan dengan kedua tangannya ia membuka anus Alisa selebar-lebarnya.
Dengan sedikit gerakan.. Bleshhhh.. SPLOK.. SPLOK.. SPLOKK.. Hamdan menghujamkan rudalnya naik turun. Dengan posisi ini rudalnya bisa terbenam semua ke anus Alisa. Alisa yang baru merasakan gaya baru ini pun merem melek dibuatnya. Kenikmatan yang diberikan rudal Hamdan ke anusnya membuatnya terbang dalam belaian nafsu birahi.
Alisa : OUHHH.. MMMAASS.. HAAMDAANHHH.. ENAAKKK.. AHHH.. rudalL.. OUHHH.. AHHH.. MAU KELUAR MASSHH.. TERUUSS…
Hamdan semakin mempercepat genjotannya di anus Alisa. Alisa pun tak mampu bertahan dan akhirnya pertahanannya jebol untuk yang kedua kali.
Alisa : OOUUHHHHHH… NGGHHHHH…SEEERRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Kembali Alisa terkulai lemas sesaat setelah orgasme keduanya. Nafasnya tersengal-sengal merasakan kenikmatan yang ia raih. Hamdan yang sudah hampir keluar pun kembali menyodok anus Alisa dengan posisi doggy. Tak butuh waktu lama, Hamdan merasakan desakan birahi berkumpul di ujung rudalnya. Dengan satu hantaman hebat, Hamdan menyemburkan semua isi zakarnya ke dalam anus Alisa
Hamdan : NGHHHHH.. NIH PEJUHHH KUU SAYAAANGG..
CROOT.. CROOTTTTT.. tak banyak sperma Hamdan yang keluar karena semalam sudah dikuras habis oleh bu Zaskia dan bu Susan. Hamdan dan Alisa akhirnya terjerembab di ranjang dan kembali tertidur karena rasa lelah, sementara dari lubang anus Alisa yang menganga mengalir sperma Hamdan.
Jam menunjukkan pukul 15.15 ketika Hamdan terbangun karena dering HP Alisa. Ternyata ukhti Hafshah berkali-kali menelpon Alisa.
Hamdan : Sayaang.. bangun yukk.. tuh di telpon ukhti Hafshah.. sambil Hamdan meremas-remas toket Alisa.
Alisa : Mmhhhh.. iya kah mas? Jam berapa nih?
Hamdan : Jam 15.20 tuh..
Alisa : Astaghfirullah.. pantes aja ukhti Hafsah misscall.. ayok mas, buruan siap-siap.. malam ini ada makrab KMI.. tadi Alisa lupa ngabarin.. udah telat nih..
Hamdan : Owalah.. pantes.. dimana emang? Jam brapa acara mulai?
Alisa : Di Kaliurang mas.. jam 16.00 ini mulai.. yuk ahh..
Hamdan : Duh mepet banget.. yaudah cuz..
Kaliurang dan rumah Alisa di daerah pogung memang terpaut lumayan jauh, apalagi ke rumah kontrakan yang akan digunakan untuk acara makrab. Alisa dan Hamdan pun bergegas mandi dan berangkat menuju makrab.
Hamdan : Haduhh.. cantiknya ini bidadariku..
Hamdan terpana melihat Alisa yang sedang merias wajahnya. Setelan gamis dan cadar warna merah marun dengnn jilbab pink peach membuat kecantikannyameningkat drastis
Alisa : Mas Hamdan udah siap kah? Yuk buruan berangkat.
Hamdan : Motoran aja kan?
Alisa : Iya dong.. sekalian biar bisa peluk mas Hamdan di jalann.. biar kyk pacarann.. hihihih.. tawa centil Alisa mengiringi keberangkatan mereka sembari tangannya menggandeng tangan Hamdan.
Makrab memang sudah menjadi agenda tahunan bagi KMI. Merupakan acara yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa sehingga nantinya diharapkan para kader aktifis dakwah kampus di KMI bisa semakin solid dan efisien dalam menjalankan proker-prokernya. Untuk lokasi makrab memang kebanyakan mengambil lokasi di tempat-tempat wisata supaya kader KMI lebih rileks dalam menerima materi.
Hamdan : Yang mana nih sayang..??
Alisa : Bentar lagi sampai mas.. kiri jalan kok.. yang cat temboknya abu-abu..
Sekitar 20menit perjalanan akhirnya Hamdan dan Alisa sampai di lokasi makrab. Memang agak masuk ke daerah pedalaman Kaliurang. Suasana pegunungan yang dingin menjadikan lokasi ini sangat cocok untuk muda-mudi memadu kasih. Landscape view dengan latar belakang kota Jogja menambah daya tarik lokasi ini. Kalau cuaca cerah, maka kemegahan gunung Merapi pun bisa menjadi alternatif photoshoot bagi para fotografer.
Hafshah : Kirain kamu ga jadi berangkat dek.. tadi ana telpon berkali-kali tapi ga ada jawaban.. sembari ukhti Hafshah mengajak Alisa dan Hamdan masuk ke kontrakan itu. Didalam sudah ada kurang lebih 7 akhwat dan 6 ikhwan termasu Hamdan. Hamdan sendiri tak mengira kalau ada sejumlah ini personel KMI yang hadir.
Amin : Oee Dan.. lah antum ikutan juga? Kirain antum orang introvert..
Hamdan : Lhah.. antum juga ikutan min? Alhamdulillah ada temen yang ane kenal..
Amin adalah teman Hamdan semasa masih SMA, mereka begitu akrab bahkan ketika lulus pun mereka mentargetkan PTN yang sama di Jogja hanya saja jurusan merekaberbeda. Setelah resmi diterima di PTN ini, Hamdan dan Amin memang jarang kontak lagi, mungkin karena kesibukan masing-masing.
Amin : Sibuk apaan antum? Ehh.. kok bisa berangkat sama ukhti cantik gitu?
Hamdan : Ada dehh.. kok tau cantik darimana? Pake cadar gitu..
Amin : kliatan lahh dari matanya..
Hamdan : ahahaha.. pengen? Usaha dong.. ejek Hamdan pada Amin sembari Hamdan mulai duduk di dalam majelis itu.
Ukhti Nadia sebagai sekretaris KMI duduk berdampingan dengan akhi Farid. Di acara makrab malam ini hanya 3 kakak tingkat yang hadir yaitu ukhti Hafshah, ukhti Nadia, dan akhi Farid saja. Mereka bertiga yang menjelaskan detil tentang KMI secara bergantian. Akhi Farid memang lumayan tampan, dengan postur tinggi berkulit kuning. Suaranya yang sedikit bass memberikan aura kepemimpinan yang mendalam ketika ia mulai berbicara. Ketika menjelang maghrib, maka acara dihentikan. Kemudian dilanjutkan dengan ishoma.
Nadia : Afa.. uda prepare semua kan?
Hafshah : Santai aja Nad.. beres pokoknya..
Setelah sholat berjamaah, maka semuanya yang hadir duduk kembali di ruang tengah. Antara ikhwan dan akhwat dibatasi oleh pembatas sekitar 1 meter tingginya.
Hamdan : Wah asik nih.. nasi box gratis.. dapet apa yak? Antum dapet apa min?
Amin : Nasi ayam nih.. mayan ngirit pengeluaran.. ahahahah..
Ba’da maghrib hingga isya jadi acara bebas. Dari 6 orang ikhwan yang hadir hanya Amin saja yang Hamdan kenal. Hamdan memang kurang pintar bersosialisasi, apalagi dengan laki-laki yang belum dikenalnya.
Hafshah : Alhamdulillah.. inshaaAllah sebentar lagi kita akan sholat berjamaah isya, untuk yang sudah batal, bisa memperbarui lagi wudhunya..
Setelah sholat isya selesai, maka ukhti Nadia mengarahkan agar semua yang hadir duduk bersama pasangan datang tadi. Hamdan langsung mendekat duduk bersama Alisa, sementara Amin duduk dengan akhwat yang belum Hamdan kenal. Akhwat tersebut memiliki tinggi sedang sekitar 160an cm, dengan jilbab instan jumbo warna hijau tosca pupus dan gamis panjang warna abu-abu muda. Kulitnya nampak putih bersih terlihat dari punggung tangannya, sementara wajahnya yang cantik tersirat dari matanya yang lentik nan jeli. Hampir semua akhwat yang hadir mengenakan masker kain, hanya Alisa, ukhti Nadia, dan seorang lagi yang bercadar.
Nadia : Alhamdulillah kita sudah sampai di penghujung acara, maka setelah ini akan ada acara ‘closing’ yang bertujuan untuk melatih setiap aktifis KMI menjadi calon Suami dan Istri yang baik.
Ukhti Nadia terus menjelaskan tentang pentingnya berumahtangga dengan baik. Baik dari segi ukhrawi maupun duniawi.
Nadia : Terkadang orang yang aktif dalam dakwah islam kurang memperhatikan segi duniawi mereka sehingga terjadi kesenjangan antara suami-istri dikarenakan hak-hak suami atau istri tidak terpenuhi. Maka malam ini kita akan belajar sedikit tentang hubungan antara suami dan istri.
Ukhti Nadia menjelaskan semuanya tanpa malu padahal sebagian besar materi yang disampaikan masih terasa tabu oleh beberapa akhwat ataupun ikhwan yang hadir. Bahkan dengan projector, ukhti Nadia menampilkan slide-slide tentang detil dalam berhubungan suami-istri. Meskipun tidak disertai gambar, namun cukup untuk setiap yang hadir membayangkan setiap hal yang disampaikan secara detil. Nampak kebanyakan akhwat yang hadir wajahnya memerah menahan malu, ada juga yang hanya tertunduk.
Setelah beberapa lama penjelasan materi, beberapa akhwat nampak mulai gelisah. Alisa pun nafasnya mulai berat. Tangannya yang daritadi tertata rapi di depannya, kini mulai meraba-raba paha Hamdan.
Alisa : Hhh.. Hhh.. mass.. kok badan Alisa jadi terangsang banget gini yaa??.. sembari Alisa menatap Hamdan dengan sayu.
Hamdan : He’emhh.. mas juga ngrasa gitu nih..
Hamdan sempat melihat beberapa akhwat secara diam-diam mulai meremas-remas toket mereka dari balik jilbab lebar mereka. Para ikhwan yang hadir pun mulai gelisah, bahkan ada juga yang mulai meraba-raba selakangannya.
Tiba-tiba di akhir presentasi, ukhti Nadia menampilkan video adegan hubungan intim pria dan wanita. Sontak saja hal itu membuat kaget seluruh kader yang hadir saat itu. Tapi anehnya tak ada 1 pun yang beranjak meninggalkan tempat ataupun mengajukan protes sebagai bentuk penolakan. Hampir semua yang hadir nampak tak bisa mengalihkan pandangan mereka dari setiap adegan panas yang ada di layar projector. Nampak beberapa akhwat sudah tak mampu lagi membendung hasrat birahinya dan mulai bersandar di pundak ikhwan di sampingnya. Mereka secara terang-terangan mulai meremas-remas toket mereka masing-masing. Sementara para ikhwan pun seperti tak dapat menghindar dari keadaan dan mulai meraba-raba tubuh akhwat pasangan mereka. Alisa sendiri sudah berpindah tempat dan duduk di pangkuan Hamdan. Sementar ukhti Hafshah tengah bercumbu dengan akhi Farid di sofa yang berada di depan di samping layar projector. Ukhti Nadia terlihat masih tegar melihat rekan-rekannya mulai saling bercumbu satu sama lain. Ia masih terduduk santai sambil merekam setiap aksi rekan-rekannya. Namun Hamdan bisa melihat dari matanya bahwa ukhti Nadia pun telah terangsang dan membutuhkan belaian ikhwan.
Hamdan dengan sengaja mengarahkan posisi duduknya mengarah ke ukhti Nadia, sementar Alisa yang duduk di pangkuan Hamdan mulai menggeliat-menggeliat ketika Hamdan mulai meraba-raba setiap bagian tubuhnya. Tangan kanan Alisa meremas-remas rambut Hamdan sementara tangan kirinya menahan tubuhnya agar tak terlalu membebani Hamdan.
Alisa : Ngghhh.. Sshhh.. Mmmfhhh..
Desahan Alisa menambah suasana erotis di ruangan yang penuh dengan desahan para akhwat. Amin pun sudah mulai membenamkan kepalanya di dada akhwat pasangannya itu. Nampak sang akhwat begitu menikmati permainan Amin, tangan kiri si akhwat menahan tubuhnya sementara tangan kanannya membelai kepala Amin. Memang Amin sudah sering menonton video porno selama ini bersama Hamdan sehingga malam ini adalah malam yang ia nantikan selama ini. Kini Amin telah menarik ke bawah masker kain yang menutupi wajah si Akhwat. Cantik dan kenikmatans benar akhwat itu, wajahnya putih dengan hidung kenyal dan bibir merah membuat Amin pun tak kuasa untuk langsung melumat bibir indah sang akhwat.
Hamdan : Busett cantik bener Min.. siapa namanya?
Amin : Cantik dongg.. Sulwa.. sambil Amin kembali melumat bibir Sulwa yang sudah mulai basah. Sulwa pun membalas pagutan Amin dengan lembut.
Kini Hamdan bisa melihat dengan jelas wajah setiap akhwat yang hadir makrab. Begitu cantik paras mereka. Alisa yang melihat Hamdan tidak berfokus ke dirinya merasa cemburu.
Alisa : Uhh mas Hamdanhh.. kok Alisa ga diperhatiin sih.. sambil tangan Alisa menarik tangan Hamdan untuk meremas toketnya.
Hamdan : ohh iyahh.. maaf sayangg..
Alisa : Pake Alisa semau mas Hamdanhh.. mmhhh..
Dengan sigap Hamdan membuka cadar tali Alisa sedikit dan langsung melumat bibirnya. Alisa yang sudah nafsu berat langsung membalas liar ciuman Hamdan. Tangan Hamdan meremas toket 36F milik Alisa dari balik gamisnya.
Alisa : Unghh.. Shhh.. Mmmchh.. Mmchh.. surrpt.. Mmhh..
Hamdan : Mmhh.. sayang.. liat tuh ukhti Nadia.. kasian ga ada temen maen.. gimana kalo diajak kesini aja?
Alisa : Mmhh.. terserah mas Hamdanh aja.. yang penting mas Hamdan punya Alisa.. Ahhh..
Hamdan : Iyaahh sayangg.. sembari Hamdan memagut mesra bibir Alisa.
Alisa yang masih belum puas dengan permainan Hamdan kemudian berdiri mendekati ukhti Nadia. Alisa : Kak Nad.. sini yuk main bareng Alisa.. sembari Alisa duduk dan langsung meremas-remas toket ukhti Nadia..
Nadia : Ummhh.. kamu kok peka banget sih Alisa.. maen sama siapa dong? .. tangan ukhti Nadia pun meremas toket Alisa.
Alisa : Sama ikhwannya ana kak.. tuhh mas Hamdan.. asik lohh..
Nadia : Gapapa nih..?? Ntar Alisa cemburu lagi..
Alisa : Ahh.. udahh… Yuukk kaakk..
Alisa pun menggeret ukhti Nadia menuju Hamdan. Hamdan pun berdiri dengan senyuman bersiap menerima kedatangan ukhti Nadia.
Alisa : nih udah aku bawain mas.. pindah yuk di ruang depan aja, sini banyak orang.
Hamdan : Emm tergantung kak Nadia nih.. gmna kak Nadia? Mau maen dimana?
Nadia : Terserah aja.. ana ngikut.. ukhti Nadia menjawab sambil tertunduk malu. Namun ia tak menolak ketika tangannya digenggam Hamdan dan di gandeng menuju ruang depan. Ruang tengah sudah penuh dengan lenguhan dan desahan akhwat-akhwat yang mengejar birahinya. Bahkan ukhti Hafshah kini tengah mengoral rudal akhi Farid. Sementara Amin dan Sulwa sudah pindah ke kamar di sebelah ruang depan. Di ruang tengah tersisa 2 akhwat dan 2 ikhwan yang masih sibuk menikmati setiap inchi tubuh pasangannya. Sementara 1 pasang lainnya sepertinya ada di ruang makan. Antara ruang tengah dan ruang depan tidak ada pembatas, hanya 1 ruangan besar. Yang membedakan hanyalah di ruang depan terdapat banyak sofa-sofa untuk menerima tamu. Sementara kamar yang digunakan Amin untuk menikmati tubuh Sulwa tepat berada di samping ruang depan dan pintunya terbuka sehingga Hamdan bisa melihat jelas setiap permainan Amin pada Sulwa.
Hamdan kemudian menarik ukhti Nadia ke pelukannya. Sementara Alisa terduduk di sofa dengan posisi mengangkang. Ia memperhatikan permainan Hamdan sambil memainkan serambi lempitnya dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya sibuk meremas-remas toketnya sendiri yang kini sudah terbebas dari sangkarnya.
Hamdan dengan perlahan mulai melepas cadar bandana hitam yang dikenakan ukhti Nadia. Ukhti Nadia yang mengenakan jilbab non-pet jumbo pink peach dan gamis warna mocca hanya terpejam ketika dengan perlahan Hamdan membuka tabir wajahnya.
Hamdan : kak Nadia cantik banget.. puji Hamdan sambil menengadahkan ukhti Nadia.
Hamdan langsung saja melancarkan ciumannya pada bibir merah tipis ukhti Nadia, sementara tangan nya meremas kedua bongkahan pantat ukhti Nadia. Ukhti Nadia yang sedari tadi telah terbakar birahi dengan sigap membalas pagutan Hamdan. Pengalaman pertama berciuman dengan lelaki yang bukan mahramnya begitu berkesan bagi ukhti Nadia karena selama ini hanya menjadi fsntasinya ketika bermasturbasi.
Nadia : Mmfhhh.. Sluurrp.. Mchh.. Mchh.. Shhh.. Mmhhhh..
Tanpa mengendurkan permainan lidahnya di mulut ukhti Nadia, Hamdan perlahan-lahan membuka resleting gamis ukhti Nadia. Kemudian Hamdan dengan penuh kelembutan membelai punggung ukhti Nadia yang telah terbuka. Tangan Hamdan yang terlatih dengan cepatnya melepas kancing bra ukhti Nadia.
Hamdan : Kak Nadia sayang.. ana lepas bajunya yahh?? Bisik Hamdan di telinga ukhti Nadia yang masih tertutup jilbab.
Kata-kata Hamdan dan deru nafas Hamdan di telinga ukhti Nadia membuat ukhti Nadia semakin terangsang. Ukhti Nadia hanya menganggukkan kepalanya menanti aksi Hamdan menelanjangi dirinya. Mendapat lampu hijau, Hamdan langsung melucuti gamis ukhti Nadia. Dengan 1 tarikan maka meluncurlah gamis ukhti Nadia ke lantai.
Hamdan menghentikan ciumannya dan mengambil jarak beberapa langkah untuk mengamati keindahan tubuh ukhti Nadia yang putih mulus tanpa cela. Jilbab jumbonya telah ukhti Nadia singsingkan di pundaknya. Toket ukhti Nadia yang berukuran 36D mengacung indah dengan putingnya yang kecoklatan tegak mengeras. Kini hanya tersisa handsock hitam, CD pink muda, dan kaos kaki hitam selutut yang menutupi keindahan dirinya.
Hamdan : duhh indahnyaa..
Alisa : Uhh.. mas Hamdanhh.. buruan dong.. Alisa kapan nih?? Alisa kan juga pengen.. rengek Alisa yang kini sudah telanjang. Hanya menyisakan jilbab, handsock, dan kaos kaki saja.
Hamdan : Oke sayangku.. ukhti Nadia, bisa ana mulai sekarang??.. Sembari Hamdan mendekat dan menggenggam kedua tangan ukhti Nadia dengan tangannya.
Nadia : E’emhh.. terserah aja.. panggil ana Nadia aja..
Hamdan : Kalo gitu panggil ana Hamdan aja Nadia sayang..
Tak mau membuat Alisa menunggu lama, Hamdan segera menidurkan ukhti Nadia di meja ruang depan. Hamdan memulai dengan mencupangi leher jenjang ukhti Nadia. Cupangan dan jilatan yang Hamdan lancarkan membuat ukhti Nadia mendesah tak karuan.
Nadia : Sshhh.. Ahhh.. Mmhhh.. Iyaahh..
Tangan Hamdan pun tak berhenti memainkan toket ukhti Nadia. Kadang ia remas, kadang ia pilin-pilin putingnya yang membuat ukhti Nadia belingsatan menahan kenikmatan yang baru dia rasakan. Selama ini ukhti Nadia hanya bisa ‘bermain’ sendiri, paling parah hanya dengsn ukhti Hafshah, tapi kali ini ada ikhwan yang bukan mahramnya, yang jelas dilarang oleh Agamanya, yang selama ini menjadi pantangannya dikarenakan tausiyah-tausiyah yang sering ia dengarkan tengah menjamahi dan menikmati sekujur tubuhnya. Rasa geli dan nikmat telah menguasai tubuh dan pikirannya, semua hal yang ia pelajari tentang larangan zina hanya telah ia lupakan. Yang ada hanyalah bagaimana ia bisa mendapatkan kepuasan tertinggi. Permainan Hamdan kini turun ke arah gunung kembar ukhti Nadia. Dengan lihai Hamdan menyapu bagian tepi puting ukhti Nadia tanpa menyentuh putingnya, sementara kedua tangan Hamdan terus meremas-remas toket ukhti Nadia.
Nadia : AIHH.. SHHH.. ADUUHH HAMDANN.. PUTINGNYA DONGG.. SSHHH.. TOLONG..
Hamdan : Hem? Kenapa putingnya Nadia sayang? Gatel ya?
Nadia : UHHH IYAAH.. GATELL BANGETT.. ISEEPP DONGGGGHH.. Pinta ukhti Nadia sembari tangannya menarik kepala Hamdan ke arah putingnya.
Aksi mereka berdua yang tepat berada di depan Alisa membuat Alisa semakin terangsang hebat. Alisa yang sudah tak tahan lagi, kini mulai memasukkan jarinya ke serambi lempitnya. Perlahan-lahan ia mulai menyodok-nyodok liang surgawinya.
Mendengar permintaan ukhti Nadia, Hamdan langsung melahap habis puting ukhti Nadia yang sudah mengacung tegak. Permainan lidah Hamdan di puting ukhti Nadia membuatnya blingsatan merasakan sensasi kenikmatan yang tiada tara.
Nadia : OUUHHHH.. SSHHHH.. IYAAAHHH.. ENAKKHHH.. TERUSSHH.. OUHH HAMDANHH.. AHHH..
Tangan ukhti Nadia menjambak-jambak rambut Hamdan. Sementara kepalanya menggeleng-geleng menahan terpaan nikmat yang Hamdan berikan. Bibir bawah ukhti Nadia ia gigit karena merasakan nafsunya yang semakin tak terkendali. Permainan Hamdan di toket ukhti Nadia ditutup dengan Hamdan menyatukan kedua bongkahan gunung itu dan melahap sekaligus kedua puting ukhti Nadia.
Rangsangan bertubi-tubi yang Hamdan lancarkan dan ditambah dengan serangan akhir di kedua putingnya secara bersamaan membuat ukhti Nadia menyerah.
Nadia : OUUHHHHHHH…
Ukhti Nadia melenguh panjang sambil melengkungkan tubuhnya ke atas sementara tangannya menjambak kuat kepala Hamdan ketika ia melepaskan orgasmenya yang pertama.
CD yang ukhti Nadia pakai pun basah kuyup seperti orang mengompol. Ukhti Nadia pun tergeletak lemas dengan nafas tersengal-sengal merasakan sisa-sisa orgasmenya. Hamdan berdiri puas melihat ukhti Nadia mendapatkan orgasmenya.
Alisa : Aahhh.. masss.. mau dong.. Alisa juga mau digituin.. Ayo dong maass.. gantian pakai Alisa.. Alisa merengek bak anak kecik yang menginginkan sesuatu dari ortu nya.
Hamdan : lohh.. kan Alisaku uda sering.. ntar yaa..
Hamdan memberikan kesempatan ukhti Nadia untuk mengatur nafasnya. Ia pun mengamati apa yang terjadi. Kini ukhti Hafshah dan akhi Farid tengah dalam posisi 69. Mereka saling memanjakan kemaluan pasangannya. Sementara kedua pasangan yang lain salah satunya tengah mengoral rudal lelakinya dengan posisi si ikhwan berdiri dan si akhwat berlutut. Sementara yang lain si ikhwan tengah membenamkan wajahnya di serambi lempit si akhwat. Sungguh suasana saat itu begitu erotis. Para aktifis dakwah kampus yang seharusnya menjadi garda depan dalam islam di kampus, kini tengah menikmati nikmatnya zina. Akhwat-akhwat yang seharusnya menjaga tubuhnya hanya untuk suaminya, kini mereka menawarkan tubuhnya secara cuma cuma kepada Ikhwan yang belum lama mereka kenal. Amin sendiri kini tengah menikmati serambi lempit perawan Sulwa. Terlihat Amin begitu menikmati tubuh putih mulus akhwat itu, Sulwa sendiri mendesah dengan keras mendapatkan serangan Amin yang lihai di pangkal pahanya yang putih mulus terawat.
Hamdan : Aku mulai lagi yah Nadiaku sayang..
Ukhti Nadia masih terlihat lemas dengan mata sayu hanya bisa pasrah ketika Hamdan mulai melucuti CDnya. Hamdan melemparkan CD ukhti Nadia entah kemana, dan kini terpampang sudah bagian yanf paling dijaga oleh seorang akhwat. Selakangan putih mulus ukhti Nadia nampak indah dihiasi serambi lempit perawan ukhti Nadia yang hanya berupa garis bahkan tidak tembem sama sekali. Begitu berbeda dengan serambi lempit bu Zaskia dan bu Susan yang nampak tembem.
Hamdan : Indahnyaa.. serambi lempit yang selalu dirawat pasti ini..
Nadia : Uhh jangan dilihat.. malu.. sembari ukhti Nadia menutup mukanya dengan kedua tangannya.
Hamdan pun tak menyia-nyiakan kesempatan langka ini. Ia kemudian menyalakan HPnya dan meletakkannya di rak ruang depan sehingga ia bisa merekam persetubuhannya dengan ukhti Nadia. Hamdan yang sudah menggebu-gebu didera birahi, segera menelanjangi dirinya sendiri. rudal raksasa Hamdan mengacung tegak bak menara membuat Alisa semakin tak kuasa menahan dirinya.
Hamdan pun memulai aksinya dengan menjilati kaki jenjang ukhti Nadia dari lutut menuju selakangannya secara bergantian kiri dan kanan. Hamdan sengaja menghentikan jilatannya ketika mendekati serambi lempit ukhti Nadia dan hanya menjilati disekitar serambi lempit ukhti Nadia. Permainan Hamdan ini jelas membuat ukhti Nadia blingsatan.
Nadia : AHHH.. AHHH.. HAMDAN IHHH.. KEJAMM.. TOLONGGHH.. GA TAHAAN LAGII.. serambi lempit AKU DONGGHH.. ISEP MEMEEK AKUUHH..
Hamdan menyeringai puas karena ia berhasil membuat kakak tingkat yang selama ini selalu menutup auratnya dengan sempurna menjadi akhwat binal yang hanya memperdulikan bercinta semata.
Ukhti Nadia melenguh panjang ketika Hamdan mendaratkan lidahnya di serambi lempit ukhti Nadia dan menari lincah disana. Jilatan demi jilatan Hamdan lancarkan membuat ukhti Nadia terbang menuju puncak kenikmatan.
Nadia : OOOUUUUHHHHHH..AHHHH.. SHHHH.. MMHHHHHH.. HAMDAANHHH.. ENAAAKKHH..
Saat Hamdan tengah menikmati serambi lempit perawan ukhti Nadia, ia merasakan sensasi hangat dan nikmat di rudalnya. Ternyata Alisa yang sudah terbakar syahwat, tengah mengkulum rudal Hamdan dengan posisi terlentang sementara kedua tangannya ditekuk menahan tubuh bawahnya, sementara kepalanya ia gerakkan maju-mundur memanjakan rudal raksasa Hamdan. Pemandangan threesome yang indah antara 2 akhwat dan 1 ikhwan.
Hamdan semakin liar menjilati dan menghisap serambi lempit ukhti Nadia. Aroma khas kewanitaan yang dipancarkan serambi lempit perawan ukhti Nadia bak candu bagi Hamdan. Semakin lama semakin cepat dan liar tarian lidah Hamdan memanjakan serambi lempit ukhti Nadia. Ukhti Nadia yang terus-menerus didera kenikmatan oleh lidah Hamdan akhirnya kembali menyerah. Kedua tangan ukhti Nadia menggenggam erat pinggir meja sementara kepalanya mendongak melepaskan birahi yang tertahan.
Nadia : NNGGGGHHHHHHHH..
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Semburan cairan surgawi ukhti Nadia begitu deras dan langsung membasahi seluruh wajah Hamdan. Hamdan pun hanya tersenyum mendapatkan siraman orgasme ukhti Nadia yang membasahi sekijur tubuh Hamdan. Sementara Alisa masih asyik dengan rudal Hamdan di bawah.
Hamdan : Kok asyik sendiri sayang? Gak ngajakin ukhti Nadia juga?
Alisa : Mmfhfhh.. mmmhhm. E’emm..
Hamdan : Nadia sayang.. gak pengen cobain rudal ikhwan kah? Nih Alisa aja doyan.. goda Hamdan sambil Hamdan berdiri di antar kedua kaki ukhti Nadia sementara Alisa berlutut di depan Hamdan dengan rudal yang masih menancap di mulutnya.
Alisa : Mmpuahh.. enaakk lohh kakk.. cobain deh.. sambil Alisa menarik tangan ukhti Nadia sehingga berlutut didepan rudal perkasa Hamdan.
Ini kali pertama ukhti Nadia melihat rudal laki-laki secara langsung. rudal raksasa Hamdan yang berukuran 25cm dan diameter 5cm membuat ukhti Nadia merinding. Darah dalam dirinya berdesir cepat dan nafasnya mulai berat ketika aroma khas lelaki membelai hidungnya. Perlahan ukhti Nadia mulai menggenggam rudal Hamdan sembari matanya menatap tak percaya akan ukuran rudal Hamdan. Ia tak menyangka akan bertemu rudal sebesar ini di pengalaman pertamanya. Selama ini memang sudah menjadi mimpi ukhti Nadia untuk bisa menikmati rudal lelaki dengan mulutnya dan malam ini pun mimpi itu jadi kenyataan. Ukhti Nadia pun memberanikan diri menjilat ujung rudal Hamdan. Rasa gurih yang ia rasakan dari pre-cum Hamdan membuatnya semakin bernafsu melumat rudal Hamdan. Kemudian ia membuka lebar-lebar mulutnya dan mulai memasukkan rudal Hamdan ke mulutnya. Hanya sepertiga bagian rudal Hamdan yang bisa masuk. Ia mulai menggerakkan kepalanya maju mundur. Ukhti Nadia merem melek merasakan kelezatan rudal Hamdan di mulutnya. Lidahnya sibuk memanjakan rudal Hamdan dimulutnya.
Nadia : Unghh.. Mmfhh.. Mmfhhh..
Alisa yang melihat zakar Hamdan menggantung pun tak mau kalah. Ia pun segera melahap kedua bola sensitif Hamdan dengan beringas. Baru kali ini Hamdan merasakan sensasi di oral oleh kedua wanita sekaligus, apalagi akhwat syar’i berjilbab lebar yang seharusnya menjaga mulutnya hanya untuk hal-hal yang diperbolehkan agama. Ukhti Nadia pun semakin gencar memaju-mundurkan kepalanya sementara Alisa memasukkan kedua telur Hamdan ke mulutnya sekaligus.
Unghh.. Sssurrpptr.. Slupt.. Sluptt… Mchh..Mchh.. SRupptt.. Mmfhhh..
Hamdan yang tak lagi bisa menahan syahwatnya kemudian menarik lepas rudalnya dari mulut ukhti Nadia dan memposisikan ukhti Nadia kembali terlentang di meja. Hamdan kemudian berlutut dan membuka kaki ukhti Nadia sehingga mengangkang. Alisa yang paham dengan aksi Hamdan, segera membantu dengan membasahi rudal Hamdan dengan air liurnya, begitu juga serambi lempit ukhti Nadia ia jilat dan ia basahi dengan liurnya. Perlahan Hamdan mulai mengarahkan rudalnya ke serambi lempit sempit perawan ukhti Nadia.
Hamdan mulai dengan menggesek-gesekkannya di bibir serambi lempit ukhti Nadia, tak lama kemudian ia mulai menekan rudalnya memasuki liang surgawi ukhti Nadia. serambi lempit ukhti Nadia terlihat mulai menggembung ketika kepala rudal Hamdan memasuki serambi lempitnya untuk pertama kali.
Nadia : Ughhh.. Sshhh.. Pelan-pelan yaahh..
Hamdan : Iyaah sayang..
Maju sedikit mundur lagi, maju lagi, mundur lagi. Penetrasi Hamdan secara perlahan supaya serambi lempit ukhti Nadia terbiasa dulu dengan rudal Hamdan. Alisa pun membantu dengan mengulum puting ukhti Nadia secara bergantian. Kini Hamdan mulai melesakkan rudalnya lebih jauh sampai ia merasakan sesuatu yang menahannya. Perasaan yang sama yang ia rasakan ketika menjebol keperawanan Alisa. Dengan 1 hentakan kuat.. Ssrrrttt.. Prttttt.. Blesshhh.. Hamdan melesakkan rudalnya menembus keperawanan ukhti Nadia.
Nadia : AKHHH!! SAKITTTT!!! Pelan-pelanhh.. nampak bulir air mata di wajah cantik ukhti Nadia.
Hamdan pun mendiamkan rudalnya sementara supaya liang surgawi ukhti Nadia rileks dan terbiasa dengan benda asing yang nantinya akan menjadi santapan ukhti Nadia hari-hari. Tangan Hamdan aktif memainkan klitoris ukhti Nadia, sementara Alisa kini tengah berciuman mesra dengan ukhti Nadia. Toket 36D ukhti Nadia pun tak lepas dari remasan nakal tangan Alisa.
Nadia : Mmhh.. Sshhh.. Ayokk Hamdankuh sayaangghh.. Sampai kapan diem ajaahh.. nampak ukhti Nadia mulai terangsang kembali.
Dengan perlahan namun pasti Hamdan mulai menggerakkan pinggulnya. Masih terasa sempit sekali namun justru sensasi ini yang Hamdan cari.
Nadia : AHHHHH.. SHHH.. OHHH.. MMMFHHHH.. SAYAANGHHH..
Hamdan terus meningkatkan tempo genjotannya. Splok.. Splokk.. Splok.. suara hantaman pinggul Hamdan ke paha mulus ukhti Nadia yang mulai menikmati disetubuhi Hamdan. Ukhti Nadia merasa liang surgawinya penuh sesak oleh rudal Hamdan. Tiap kali Hamdan bergerak maju dan menghantam rahimnya, ukhti Nadia merasa bak disetrum rangsangan kenikmatan yang melaju cepat hingga ke ubun-ubunnya. Tangan ukhti Nadia menggenggam erat meja sementara mulutnya menganga mengeluarkan desahan-desahan liar. Mata ukhti Nadia merem melek tiap kali Hamdan menyodok mengobok-obok serambi lempitnya, ia pun tak lagi memperdulikan keperawanannya yang baru saja direnggut oleh Hamdan. Kajian-kajian yang selama ini ia ikuti pun tak mampu mempertahankan imannya. Saat ini hanya ada kenikmatan bercinta dalam pikiran ukhti Nadia.
Nadia : AHHH.. IYAHH.. TERUSSHH.. AWWHH.. AWHH.. OHHH.. YA ALLAAHH.. NIKMATNYAA DI ENTOTTT.. AHHHH..
Ukhti Nadia semakin meracau tak karuan yang membuat Hamdan semakin bersemangat untuk menggempur serambi lempitnya lebih dalam.
PLAKK.. PKAKK.. PLAKK.. Hamdan makin cepat menyodok-nyodok serambi lempit ukhti Nadia. Toket 36D ukhti Nadia pun berayun-ayun mengikuti irama genjotan Hamdan. Alisa yang sedari tadi melihat permainan Hamdan pun semakin terangsang. Apalagi melihat serambi lempit mungil ukhti Nadia yang nampak tembem ketika rudal Hamdan melesak masuk dan menyembul keluar ketika rudal Hamdan mundur.
Nadia : AGHH.. TERUSHH.. AHHH.. OUNNGHHHHHHH…
Hamdan segera mencabut rudalnya dan menyemburlah cairan surgawi ukhti Nadia. Warnanya sedikit kemerahan karena bercampur dengan darah perawan ukhti Nadia. Hamdan segera mengelap rudalnya dengan tissue sementara Alisa mengelap serambi lempit ukhti Nadia yang masih berdenyut-denyut menuntaskan orgasmenya.
Hamdan beristirahat sejenak memberikan kesempatan ukhti Nadia untuk merasakan orgasmenya. Hamdan kembali melihat suasana yang ada. Akhi Farid kini tengah mensetubuhi ukhti Hafshah dengan posisi doggy. Desahan ukhti Hafshah begitu keras tiap kali akhi Farid menyodok mentok rudalnya ke serambi lempit ukhti Hafshah. Toketnya 34D nya berayun indah mengikuti irama persetubuhan mereka. Sementara di karpet, pasangan pertama tengah dalam posisi WOT. Si Akhwat benar-benar lihai dakam menggerakkan pinggulnya. Sementara kedua tangan si ikhwan meremas-remas toket sang akhwat. Pasangan yang lain tengah menyodok serambi lempit sang akhwat dengan posisi missionary. Nampak sang akhwat begitu menikmati rudal si ikhwan di serambi lempitnya, bahkan kaki sang akhwat disilangkan dipunggung si ikhwan sementara mulut mereka saling berpagutan satu sama lain. Toket si akhwat pun tak lepas dari cengkraman tangan si ikhwan. Seluruh rumah hanya terdengar suara rintihan, erangan, lenguhan, dan becek hantaman rudal mengobok-obok serambi lempit setiap akhwat yang ada.
Amin sendiri kini tengah menikmati bokong bulat putih mulus milik Sulwa. Sulwa yang merasakan kenikmatan luar biasa hanya bisa pasrah dengan kepala tertidur di bantal, sementara pantatnya yang menjulang dengan posisi doggy dihantam habis habisan oleh Amin yang tengah dilanda nafsu syahwat. Ranjang mereka berdecit keras mengikuti irama persenggamaan Amin dengan Sulwa. Rintihan dan desahan Sulwa menambah semangat Amin untuk semakin cepat menggenjotnya.
Hamdan pun tak mau kalah, ia mengarahkan Alisa untuk mengambil posisi 69 diatas ukhti Nadia, sehingga kini diatas wajah ukhti Nadia terpampang serambi lempit Alisa yang sudah basah kuyup oleh birahi. Hamdan mengarahkan rudalnya ke mulut Alisa yang langsung dilahap habis Alisa hingga mentok ke pangkal rudalnya. Ia pun menggerakkan kepalanya maju mundur. Ukhti Nadia yang dihidangkan serambi lempit Alisa didepannya dengan lahap langsung melalap habis setiap bagian serambi lempit Alisa. Lidahnya menari-nari liar memberikan rangsangan pada serambi lempit Alisa. Alisa yang mendapatkan pelayanan di serambi lempitnya semakin liar mengoral rudal Hamdan.
Splop.. tiba-tiba Hamdan mencopot rudalnya dan langsung melesakkannya ke serambi lempit ukhti Nadia yang sudah mulai merekah. Mendapat serangan mendadak ukhti Nadia merintih menahan nikmat bercampur sedikit nyeri. Alisa pun terpana melihat serambi lempit mungil ukhti Nadia bisa dengan mudahnya melahap rudal raksasa Hamdan.
Alisa : Ouuhh.. pasti enakk tuhh.. mmfhhh..
Nadia : OUUHHH.. MMFHHH.. SHHH.. SRUUPTT.. SRUUPPTT..
PLAKK.. PLAKK.. PLAK.. Hamdan kembali menggenjot serambi lempit ukhti Nadia. Sementara mulut ukhti Nadia masih tersumpal oleh serambi lempit Alisa. Alisa menatap Hamdan dengan tatapan menggoda. Ia pun terus-terusan memuji Hamdan dengan permainannya.
Alisa : IYAAHH TERUSSHH MAS HAMDAN SAYANGHH.. AHH MAS HAMDAN MEMANG PALING PERKASA.. SODOK TERUS serambi lempit KITAA.. AHH.. PAKAI TUBUH KITA SEMAU MAS HAMDANNHH..
Hamdan : Tentu aja sayaangg.. tubuh kalian emang cuma milik mas.. nih bersihin rudal mas dulu..
Hamdan pun mencabut rudalnya dan langsung dilumat habis oleh Alisa dengan liarnya. Air liur Alisa membasahi seluruh rudal Hamdan. Lendir surgawi ukhti Nadia menambahkan rasa gurih yang membuat Alisa makin lahap mengoral rudal Hamdan.
Hamdan : Nahh.. sekarang balik badan sayangkuu..
Alisa pun segera memutar badannya 180 derajat. Kini di depan Hamdan tersaji dua buah bokong semok putih mulus tanpa cela milik Alisa dan ukhti Nadia. serambi lempit mereka pun merekah menanti kejantanan Hamdan menerobosnya. Hamdan pun tak langsung menikmati kedua liang surgawi akhwat itu, ia terjongkok memandangi pemandangan indah di depannya. Dua serambi lempit akhwat yang harusnya selalu terjaga dan tertutup kini tersaji hanya untuknya. Lendir keduanya membuat serambi lempit mereka nampak basah dan harum khas serambi lempit akhwat.
Hamdan segera mengambil posisi sementar ukhti Nadia dan Alisa hanya saling tatap menanti dengan penuh harap siapakah yang akan disodok lebih dulu. Tanpa basa-basi Hamdan langsung melesakkan rudalnya ke serambi lempit Alisa. Blesshh.. serambi lempit Alisa yang sudah terbiasa dengan rudal Hamdan dengan mudahnya melahapnya.
Alisa : OOUUHH.. AKHIRNYAAA.. rudalLHH.. AHHH.. Alisa melenguh keras merasakan rudal Hamdan mentok memenuhi serambi lempitnya.
Nampak ukhti Nadia sedikit kecewa karena ternyata Alisa yang lebih dulu dihajar Hamdan. Alisa pun menghiburnya dengan memagut mulutnya dengan liar yang dibalas dengan liar pula oleh ukhti Nadia. SPLOK.. SPLOKK.. SPLOKK.. Hamdan menghantamkan rudalnya sekuat tenaga ke serambi lempit Alisa. Pantst sekal putih mulus Alisa kini mulai kemerahan. Tak butuh waktu lama untuk Alisa mencapai orgasme pertamanya karena Alisa sudah sangat terangsang daritadi.
Alisa : OUUHHHHH.. MASSSSSSSHHHH..
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Cairan surgawi Alisa menyembur deras membasahi perut ukhti Nadia. Hamdan bersegera mencabut rudalnya dan langsung melesakkannya ke serambi lempit ukhti Nadia. SPLOKK.. SPLOKK.. SPLOKK.. Ukhti Nadia yang terkejut, matanya terbelalak dan merintih merasakan hantaman rudal Hamdan yang ia nantikan.
Nadia : AKHHH.. AHHH… YESSHHH.. OUUHH.. YA ALLLAHHH.. ENAKNYAAA… AHHH.. TERUS SAYANGHH.. ENAAAKK BANGETHH.. OOHHH..
Ukhti Nadia yang sudah terbakar birahi semakin meracau tak karuan. Hamdan yang mendengarnya semakin beringas menggenjot serambi lempit ukhti Nadia. Dan benar saja, tak berselang lama ukhti Nadia pun luluh pertahanannya. Ngocoks.com
Nadia : MMMMHHHHHHHHH… HAMDANNHH..
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. ukhti Nadia menyemburkan seluruh cairan surgawi yang ia simpan. Hingga kini karpet ruang depan basah kuyup oleh cairan surgawi mereka berdua. Tak selesai disitu, Hamdan kembali melesakkan rudalnya. Kali ini ke anus Alisa yang membuat Alisa merintih nikmat merasakan lubang bokongnya disumpal rudal raksasa Hamdan.
Hamdan terus menggilir kedua akhwat itu secara bergantian baik di lubang serambi lempit ataupun anus Alisa. Hamdan sendiri yang biasanya sudah terkulai lemas, malam itu ia heran kenapa tenaganya seperti tak ada batas bahkan ia bisa menahan orgasmenya begitu lama. Kurang lebih sekitar 45 menit Hamdan mensetubuhi kedua akhwat itu. Sementara akhi Farid telah menumpahkan spermanya di rahim ukhti Hafshah dan kini mereka berdua tertidur di sofa disamping layar projector dengan rudal akhi Farid masih berada di dalam serambi lempit ukhti Hafshah. Kedua pasangan yang lain pun terkulai lemas merasakan sisa-sisa orgasme mereka. Nampak dari serambi lempit kedua akhwat itu mengalir sperma pasangannya.
Masing-masing mereka tertidur dengan memeluk pasangannya. Amin sendiri masih semangat mensetubuhi Sulwa yang nampak kelelahan menghadapi gempuran Amin. Posisi Men on Top dengan kaki Sulwa disangga pundak Amin menjadi serangan terakhir Amin. Dengan sisa tenaganya Amin menggenjot kuat-kuat serambi lempit Sulwa hingga nampak paha dan bokong Sulwa memerah terkena hantaman tubuh Amin. Dengan satu hujaman hebat, Amin melesakkan rudalnya jauh kedalam liang surgawi Sulwa dan menyemburkan semua isi zakarnya hingga tak bersisa.Amin : AAARRGHHHHHH!!!!
Sulwa : NNNGGHHHHHHH…
CROTT.. CROOTTTT.. Amin terkulai lemas di dalam pelukan Sulwa dengan rudalnya yang masih menancap di liang surgawi Sulwa. Sulwa tersenyum puas wajah Amin yang nampak kelelahan diantara kedua toketnya sementara tangan kanannya membelai lembut rambut Amin.
Alisa dan Nadia : MMMMHHHHHHHHH..
Keduanya orgasme bersamaan ketika Hamdan menyodok serambi lempit ukhti Nadia dan serambi lempit Alisa dengan jemarinya. Hamdan mulai kelelahan tetapi rudalnya masih tegak menjulang. Ia pun terduduk di sofa sambil menghela nafasnya yang tersengal-sengal.
Hamdan : Huufftt.. capeknyaa.. gantian dong ukhtiku sayang, kalian yang manjain mas..
Alisa dan ukhti Nadia dengan senang hati langsung mengambil posisi di selakangan Hamdan. Alisa yang lebih dulu mengoral rudal Hamdan. Ia langsung melakukan deepthroat pada rudal Hamdan yang membuatnya terpejam merasakan nikmat. Sementara ukhti Nadia menjilati anus Hamdan dan melesakkan lidahnya mengobok-obok liang anus Hamdan. Tangan Alisa pun aktif meremas-remas telur Hamdan menambahkan sensasi kenikmatan yang Hamdan rasakan. Kini berganti ukhti Nadia yang mengoral Hamdan dengan liar, sementara Alisa yang berganti melahap telur dan anus Hamdan bak orang kelaparan. Ukhti Nadia menggunakan kombinasi tangan dan mulut untuk mengocok rudal Hamdan hingga akhirnya Hamdan tak sanggup lagi menahan orgasmenya. Hamdan kemudian mencengkram erat kepala ukhti Nadia dan menekannya kuat-kuat.
Hamdan : AAARRGHHHHHH..!!!!!
CROOOTTT.. CROOTTTT.. CROOTTTT.. Dengan sisa tenaganya Hamdan menumpahkan seluruh spermanya ke dalam mulut ukhti Nadia.
Mata ukhti Nadia terbelalak merasakan banjir sperma Hamdan yang memenuhi seluruh rongga mulutnya.
Hamdan : Ouuhh.. dasar kalian akhwat lonte!!! Jangan ditelan dulu. Jangan sampai tumpahh!! Perintah Hamdan pada ukhti Nadia.
Banyaknya sperma Hamdan tak mampu ditampung oleh mulut mungil ukhti Nadia dan meluap keluar. Dengan sigap tangan ukhti Nadia menampung luapan sperma Hamdan. Alisa yang melihat sperma Hamdan yang begitu kental dan beraroma khas itu meluap dari mulut ukhti Nadia hanya bisa menelan ludah menahan rasa dahaganya.
Splop.. Hamdan pun menarik rudalnya dari mulut ukhti Nadia, sementara mulut ukhti Nadia nampak menggembung menahan sperma Hamdan di dalamnya. Alisa yang sudah kehausan langsung melahap kembali rudal Hamdan dan membersihkan sisa sperma Hamdan yang menempel di rudalnya. Tak puas hanya disitu, Alisa pun menjilat dan menghisap sperma Hamdan yang ada di kedua telapak tangan ukhti Nadia, kemudian keduanya berlanjut saling memagut dan melakukan cum-swap.
Hamdan : Hufft.. gak biasanya nih mas bisa tahan lama gini? Kenapa ya??
Nadia : Hihihih.. tadi ana sama ukhti Hafshah udah nyampur minuman kita semua sama obat kuat dan perangsang..
Hamdan : Hahah.. pantes aja pada jadi binal semua.. sambil Hamdan membelai kedua akhwat cantik itu.
Akhirnya menutup malam itu dengan tertidur bersama dua bidadari dunianya. Ukhti Nadia dan Alisa tertidur di samping kanan dan kiri Hamdan dengan posisi miring sembari saling memeluk Hamdan setelah dahaga mereka terpuaskan oleh sperma Hamdan.
Bersambung… Ukhti Hafshah mengambil studi di jurusan Teknik Fisika. Ukhti Hafshah sudah masuk ke semester 3 saat ini dan menjabat sebagai salah satu pimpinan di KMI Fakultas Teknik di PTN tersebut.
Awal pertemuan ukhti Hafshah dan akhi Farid adalah ketika ospek jurusan. Saat itu tengah ada lomba antar kelompok ospek. Di sanalah ukhti Hafshah mulai tertarik dengan aura kepemimpinan akhi Farid. Meskipun fisik dan wajah akhi Farid tergolong biasa saja dengan kulit sawo matang, namun kepiawaian berbicara dan kemampuan memimpin kelompok membuat setiap akhwat dalam kelompok ospek itu tertarik padanya.
Di lain hari, ukhti Hafshah menyadari bahwasanya akhi Farid mengambil jurusan yang sama denfan dirinya, hanya saja ia berbeda kelas dengannya. Setiap hari, ukhti Hafshah selalu memperhatikan gerak-gerik akhi Farid bahkan sampai teman-teman dekatnya. Hingga suatu saat ukhti Hafshah mendapatkan info bahwasanya akhi Farid mendaftar sebagai kader KMI. Ukhti Hafshah pun segera mencari informasi tentang pendaftaran KMI di Fakultasnya.
Hafshah : Afwan kak, masih open recruitment kah?
Panitia : Ohh masih.. ini silakan diisi dulu lembar formulir pendaftaran.. Ukhti Hafshah dengan antusias mengisi formulir pendaftaran KMI.
Ia pun juga mendaftar di departemen yang sama dengan akhi Farid. Singkat cerita akhirnya ukhti Hafshah diterima menjadi anggota KMI dan juga sesuai dengan keinginannya untuk bisa satu departemen dengan akhi Farid. Departemen ukhti Hafshah adalah departemen kaderisasi yang bertugas untuk menseleksi dan memastikan setiap anggota KMI memahami proker, visi misi, dan tujuan utama KMi.
Setiap kali ada pertemuan departemen kaderisasi, mata ukhti Hafshah tak bisa lepas dari akhi Farid. Meskipun terkadang ia menunduk khawatir pandangan diketahui akhi Farid. Di KMI hubungan antara ikhwan dan akhwat sangat dibatasi. Memang ada beberapa anggota KMI yang mencuri-curi kesempatan untuk berpacaran di luar sana. Namun pendirian ukhti Hafshah meyakini bahwasanya pacaran adalah hal yang dilarang oleh agama. Bahkan sudah termasuk ranah yang mendekati zina dan hal ini sangat bertentangan dengan visi misi KMI.
Semakin lama ukhti Hafshah semakin merasa ada bibit-bibit rasa sayang di dalam hatinya yang tumbuh pada akhi Farid. Meskipun selama ini ketika berjumpa, mereka hanya berbicara sebatas keperluan tidak lebih. Akhi Farid pun berusaha menjaga jarak dengan wanita, apalagi akhwat aktifis dakwah kampus. Ukhti Hafshah hanya mampu memendam rasa di dalam dirinya dan hanya bisa mengadukannya di sepertiga malam.
Namun sekuat apapun iman seorang aktifis dakwah yang sering duduk dalam kajian-kajian kemuslimahan, rasa futur ataupun lemah iman sering menyerang. Begitupun dalam diri ukhti Hafshah. Saat ia pulang ke kontrakan dan sedang sendiri di kamar tanpa ada kegiatan, ia sering membayangkan bisa berduaan dengan akhi Farid layaknya orang lain yang berpacaran. Bahkan ia sering berkhayal bisa mencium bibir akhi Farid. Seorang akhwat tetaplah wanita yang memiliki hati dan lelaki yang menjadi idaman dalam kehidupannya.
Suatu ketika, ada tugas dari dosen yang mengharuskan mahasiswanya untuk mencari tutorial tentang salah satu mata kuliah yang diajarkan. Berhubung di kontrakan tidak ada wifi, ukhti Hafshah pun bergegas menuju warnet. Ini pertama kalinya ukhti Hafshah datang ke warnet. Ia pun menempati salah satu bilik warnet. Memang semua bilik di warnet yang ia datangi memiliki pembatas yang tingfi sehingga privasi pengguna internet benar-benar terjamin. Namun bagi ukhti Hafshah sama sekali tidak ada bedanya, toh dia beranggapan hanya akan mencari video tugasnya saja. Beberapa menit browsing, akhirnya ukhti Hafshah mendapatkan video yang dia cari. Sembari menunggu download selesai, terbesit pikiran untuk menstalker sosial media akhi Farid.
Ukhti Hafshah kembali terbuai dalam angan-angan ketika ia melihat-lihat foto-foto akhi Farid di sosial media. Tak lama kemudian ia mendapatkan notifikasi download telah selesai, namun dengan cerobohnya ukhti Hafshah langsung men-close pop up notification itu padahal ia tidak tahu di mana lokasi penyimpanan videonya barusan. Akhirnya terpaksa ia harus mencari satu per satu folder yang ada. Sampai ukhti Hafshah menemukan folder berisi banyak sekali video. Ia beranggapan mungkin ini folder destinasi setiap download pelanggan di sini.
Tanpa pikir panjang ukhti Hafshah melihat-lihat nama file video di folder itu, namun hampir semua nama video berupa angka tidak ada yang mendeskripsikan tentang isi file videonya. Akhirnya ukhti Hafshah melakukan random klik ke file video yang ada. Ia pun tak lupa memasang headset.
Ketika video telah dimulai, betapa terkejutnya ukhti Hafshah ternyata yang ia buka adalah file video porno. Ukhti Hafshah yang panik langsung berupaya mematikan video yang barusan ia play. Namun ternyata PC yang ia gunakan tidak merespon pointer mousenya. Akhirnya terpaksa ukhti Hafshah menonton video yang ada di PC nya. Karena banyak orang yang lalu lalang di depan biliknya, ia berfikir kalau panik malah akan menimbulkan perhatian.
Ukhti Hafshah berupaya tetap tenang dengan berusaha menutup mata sembari jemarinya tetap berusaha mengklik tombol close video itu. Namun karena headset masih menempel di kepalanya, ukhti Hafshah pun mau tidak mau harus mendengar suara erotis video itu. Ukhti Hafshah tau benar ini adalah hal yang dilarang oleh agama, namun rasa penasaran pada dirinya mendorongnya untuk mengetahui apa yang ada di video itu.
Nampak dalam video itu seorang wanita pirang tengah telanjang bulat dan sibuk memainkan serambi lempitnya. Tiba-tiba datang seorang laki-laki dengan rudal besar dan panjang menuju si perempuan. Kemudian mereka saling berciuman dengan mesranya sementara tangan si lelaki membelai lembut toket si wanita. Ukhti Hafshah memperhatikan setiap aksi mereka dengan bercintaama. Dalam hatinya berkecamuk antara bisikan malaikat dan bisikan setan. Akhirnya ukhti Hafshah berkata pada hatinya kalau sekali-sekali inshaaAllah tidak masalah. Akhirnya bisikan setan itupun ia ikuti.
Kini si wanita mulai menjilati rudal si lelaki dan mulai memasukkan rudal besar dan panjang itu ke mulutnya. Ukhti Hafshah yang baru pertama kali melihatnya pun merasa eneg bercampur mual, namun rasa penasarannya mengalahkan itu semua. Nampak wanita dalam video itu begitu menikmati mengoral rudal si lelaki, akhirnya adegan-adegan dalam video itu pun perlahan mempengaruhi ukhti Hafshah.
Hafshah : Ahh.. emang kemaluan ikhwan selezat itukah?? gumam nya dalam hati.
Ukhti Hafshah pun mulai mengganti posisi duduknya dengan membuka sedikit pahanya. Kini adegan dalam video berganti si lelaki mengulum puting si wanita secara bergantian. Desahan dan rintihan si wanita membuat pikiran ukhti Hafshah menjadi tak karuan. Si wanita dalam video terlihat begitu menikmati setiap rangsangan yang diberikan oleh si lelaki. Ukhti Hafshah yang mengenakan setelan Jilbab antem hitam dan gamis hitam panjang mulai merasakan rangsangan mengalir di tubuhnya. Kini tangannya mulai meremas-remas toketnya dari balik jilbab hitam yang ia kenakan. Ia pun mencoba memainkan putingnya.
Ukhti Hafshah merasakan geli kenikmatan pada putingnya. Tanpa ia sadari desahan lembut mulai keluar dari mulutnya.
Hafshah : Mmhhhh.. sshhh..ahh..
Ukhti Hafsah semakin penasaran dengan apa yang akan diperbuat lelaki dalam video itu selanjutnya. Kini si lelaki mulai menjiati dan menghisap serambi lempit si wanita. Si wanita dalam video itu pun merintih mendesah menahan nikmat. Lidah si lelaki mulai menyeruak masuk ke dalam serambi lempit si wanita. Ukhti Hafshah yang sudah terangsang pun mulai meraba-raba serambi lempitnya yang masih tertutup gamis dan CD. Merasa kurang, Ukhti Hafshah lebih menekan jari-jemarinya di serambi lempitnya dan mulai menggerakkan jarinya seperti gerakan jilatan lelaki di video itu.
Hafshah : Sshhhh.. Mmmhhhh.. Mmffhhh.. Aaaahhh..
Tanpa sadar rintihan dan desahan ukhti Hafshah semakin intens. Rasa nikmat yang ia rasakan di serambi lempit dan putingnya membuatnya lupa akan dirinya yang seorang akhwat aktifis dakwah. Kini si lelaki mulai melesakkan rudalnya ke serambi lempit si wanita dan mulai menggenjotnya. Suara hantaman tubuh kedua manusia di video itu dan suara desahan si wanita membuat syahwat ukhti Hafshah memuncak. Ia pun sudah tak menghiraukan keadaan kiri-kanannya. Ukhti Hafshah dengan gencarnya memainkan serambi lempitnya, sementara tangannya kini menyusup ke balik gamis dan meremas-remas toketnya langsung. Sebenarnya ukhti Hafshah tau benar ini hal yang dilarang oleh agama, bahkan salah satu ustad yang ia kagumi pun menekankan pentingnya seorang akhwat menghindari hal-hal seperti ini, namun itu semua hanya menjadi angin lalu baginya hari ini. Gelora syahwat telah benar-benar menguasainya. serambi lempitnya pun terasa makin becek, matanya terpejam merasakan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan selama ini. Ukhti Hafshah menggerak-gerakkan tubuhnya, mencoba mengejar syahwatnya yang tak terbendung. Rintihan dan desahannya pun semakin kuat. Nafasnya memburu cepat seakan ia tengah berlari.
Hafshah : Sshhh.. Mmhhh.. Ahhhhh.. Ahhhh.. Nghhh.. Sshhhh.. Mmhhhh..
Tak lama kemudian ukhti Hafshah merasakan sensasi seperti ingin buang air kecil namun kali ini terasa nikmat. Ia pun tak tahan lagi dan menekan jemarinya sedalam mungkin ke selakangannya. Kedua pahanya menjepit erat tangan kanannya yang berada di selakangannya, sementara tangan kirinya meremas kuat toket kanannya, kepalanya menunduk dengan bibir bawahnya ia gigit.
Hafshah : NNNGGHHHHHHH..
Ukhti Hafshah melenguh melepaskan orgasme pertamanya seumur hidup. Sensasi kenikmatan yang tiada tara ia rasakan untuk pertama kalinya. serambi lempitnya berdenyut-denyut melepaskan birahi yang tertahan. Ia pun kemudian tersandar lemas di tembok bilik warnet. Nafasnya masih tersengal-sengal setelah merasakan kenikmatan dosa duniawi.
Setelah beberapa saat, ukhti Hafshah kembali mendapatkan kesadarannya. Ia pun merasa bersalah dengan apa yang telah ia lakukan. Sebagai seorang muslimah yang taat kenapa dirinya bisa terjerumus dalam hal ini. Bulir air mata pun mulai muncul dan membuat matanya berkaca-kaca. Rasa bersalah akibat masturbasi yang ia lakukan begitu membekas pada dirinya hari itu. Namun tangisan kecilnya tertahan ketika ia mendapatkan telpon dari temannya. Ukhti Hafshah pun menanyakan bagaimana cara mematikan/merestart PC dalam kondisi seperti itu. Akhirnya ukhti Hafshah berhasil mengembalikan tampilan PC seperti sedia kala. Notifikasi dari billing pun muncul, ukhti Hafshah pun tak mau ambil pusing untuk menseleksi satu per satu file yang ada. Ia pun mencopy seluruh isi folder itu ke flashdisknya.
Sesampainya di kontrakan, ia segera mengunci pintu dan rebahan di kasur kamar. Ukhti Hafshah masih merasa bersalah dengan kejadian tadi. Namun dalam hati kecilnya berbisik bahwa manusia tak bisa lepas dari salah dan lupa, dan ia juga teringat dengan pesan ustadnya bahwa Allah maha pengampun selama hambanya mau beristighfar setelah berbuat dosa. Ilmu yang ia dapat dari kajian-kajiannya membuatnya sedikit lega. Tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya, ia pun tertidur dengan jilbab dan gamis masih melekat di tubuhnya.
Suara adzan Ashar membangunkan ukhti Hafshah dari tidurnya. Ia pun bersegera mandi junub. Ketika tengah mandi, tak sengaja telapak tangannya menyentuh putingnya beberapa kali dan memberikan sensasi seperti tadi.
Hafshah : Ahhh.. geli enakk.. apa lanjut yaahh? Gumamnya dalam hati.
Namun tak lama ingatannya tentang dosa mencegahnya dari berbuat yang lebih jauh. Selesai mandi ia pun sholat. Jam menunjukkan 16.03 saat ia teringat kembali dengan tugas video dari dosennya. Ukhti Hafshah merasa ragu-ragu untuk membuka isi folder di flashdisknya, khawatir ia akan kembali terjerumus dalam kenikmatan dosa sesaat itu. Tapi apa daya, kalau tidak di cek satu per satu bagaimana dia akan tau. Akhirnya ukhti Hafshah kembali menseleksi satu per satu video.
Hafshah : Alhamdulillah ketemu.. gak harus download lagi dehh..
Ukhti Hafshah pun menyimpan file tugasnya di folder tersendiri. Menjadi kebiasaan ukhti Hafshah kalau sedang di kamar, ia biasanya hanya mengenakan jilbab instan dan daster tanpa dalaman karena menurutnya mengenakan dalaman membuatnya risih. Sementara jendela kamarnya cukup tinggi sehingga tirainya tak mampu menutup bagian atas jendelanya. Ia mengenakan jilbab khawatir apabila ada orang-orang yang iseng mengintip ke kamarnya.
Kini ukhti Hafshah pun hendak menghapus video-video lainnya, namun setan dalam dirinya kembali membisikinya kalau siapa tau nanti ia membutuhkan video itu. Tak hanya itu, ukhti Hafshah juga penasaran dengan salah satu video yang sempat tadi ia play dimana pemeran wanitanya berjilbab layaknya orang asia dan bercadar.
Hafshah : Ternyata ada juga akhwat yang kayak gini.. jadi penasaran.. gumamnya dalam hati.
Ukhti Hafshah kembali lebih menuruti hawa nafsunya. Tak lupa earphone ia gunakan. Tanpa ragu ukhti Hafshah pun mem-play video akhwat itu. Sang akhwat dalam video mengenakan jilbab segi empat hitam, cadar tali hitam dan berkacamata namun tanpa busana, hanya bagian kepalanya saja yang tertutup jilbab.
Adegan dimulai dengan si akhwat memainkan serambi lempitnya dengan dildo, sementara tangannya meremas-remas toket besarnya dengan gemas. Tak lama berselang datanglah si lelaki dengan rudalnya yang langsung ia sumpalkan ke mulut si akhwat. Si akhwat pun dengan rela dan enjoy mengoral rudal si lelaki.
Melihat aksi dalam video tersebut ukhti Hafshah kembali di landa birahi. Perlahan tapi pasti syahwat dalam dirinya pun bergolak. Ukhti Hafshah pun tak mau kalah merasakan nikmat seperti si akhwat dalam video itu. Ia pun duduk bersandar pada tembok kamarnya, sementara laptop berada tepat di depannya. Ukhti Hafshah menyingkapkan dasternya hingga ke perut, sementara bagian atas dasternya ia turunkan hingga ke perut juga. Kini tubuh putih mulusnya yang berpaha jenjang mulus tanpa cela berhiaskan toket ukuran 34D dengan puting yang mulai mengeras terpampang jelas. Ia membuka pahanya hingga posisinya kini mengangkang. Tangan kanannya dengan sigap langsung memainkan serambi lempitnya secara perlahan, sementara tangan kirinya meremas lembut toketnya yang belum pernah dijamah lelaki itu.
Hafshah : Sshhh.. Ohhh.. Mmhhh.. Mass Fariddd..
Adegan di video itu kini beralih si lelaki tengah menjilati serambi lempit si akhwat, sementara dildonya tertancap di liang anus si akhwat. Desahan si akhwat begitu erotis menghipnotis ukhti Hafshah hingga membuatnya berfantasi dengan akhi Farid. Ukhti Hafshah membayangkan akhi Farid menjamahi tubuhnya, mencupang dan menjilati lehernya turun ke kedua toketnya dan langsung melahap putingnya. Ukhti Hafshah semakin bernafsu memainkan kedua putingnya secara bergantian. Rasa geli bercampur nikmat di ujung putingnya memberikan sengatan-sengatan birahi ke sekujur tubuh ukhti Hafshah. Tangan kanan ukhti Hafshah membelai lembut serambi lempit dan kelentitnya membayangkan akhi Farid membenamkan wajahnya di selakangannya.
Hafshah : AHHHH.. MMMHH.. AKHIII.. TERUUSSHH.. ENAAKKKHH.. MMMFFHH..
Crep.. Crep.. Crepp.. serambi lempit ukhti Hafshah semakin becek sementara adegan di laptop, si akhwat tengah di anal oleh si lelaki dengan posisi missionary. Tangan si akhwat pun dengan lihai memainkan dildo di serambi lempitnya sementara tangan yang lain meremas-remas toketnya. Melihat adegan itu ukhti Hafshah semakin berfantasi liar membayangkan tentang akhi Farid.
Ukhti Hafshah tengah membayangkan akhi Farid mengobok-obok serambi lempitnya dengan rudal perkasanya. Dengan gagahnya, akhi Farid menyodok-nyodok serambi lempit mungil ukhti Hafshah dengan posisi Men on Top. Ukhti Hafshah yang membayangkan hal itu syahwatnya semakin memuncak. Gerakan tangan di serambi lempitnya semakin cepat sementara tangan kirinya semakin liar meremas toket 34D miliknya.
Hafshah : MMMMHHHHHHHHH..
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Ukhti Hafshah mengerang tertahan sembari serambi lempitnya menyemburkan cairan surgawinya dengan deras hingga membasahi laptopnya. Kenikmatan yang tiada tara baru saja ukhti Hafshah rasakan hingga akhirnya ia melepaskan seluruh syahwatnya dengan squirting hebat. Tubuhnya terkulai lemas setelah orgasme, nafasnya tersengal-sengal merasakan sisa-sisa orgasmenya. Keringat mengucur dan rasa lelah mulai menerpa dirinya.
Dalam pikirannya ukhti Hafshah merasa menyesal. Namun kenikmatan yang baru saja ia rasakan bukanlah sesuatu yang bisa ia tinggalkan begitu saja. Ukhti Hafshah pun tertidur dengan tubuh telanjang dan kasur yang basah dengan cairan surgawinya.
Hari-hari berikutnya ukhti Hafshah mulai disibukkan dengan perkuliahan dan organisasi KMI yang ia ikuti. Sehingga ia tak punya waktu luang untuk kembali menikmati video-video porno di Laptopnya. Kajian-kajian kemuslimahan yang ia ikuti kembali menggugah imannya untuk meninggalkan dosa itu. Namun manusia, ukhti Hafshah pun masih sering khilaf.
Farid : Assalamualaikum ukhti Hafshah..
Hafshah : Wa’alaykumsalam yaa akhi.. afwan..
Farid : Ana lihat ukhti nglamun.. baru banyak pikiran kah? Tanya Farid sambil ia memilah-milah berkas proker departemen mereka.
Hafshah : Ohh.. nggak kok akhi.. Cuma keinget sesuatu aja.. jawab ukhti Hafshah untuk menjaga image dirinya padahal sebenarnya ia tengah membayangkan bercumbu dengan akhi Farid di tempat itu.
Mereka tengah ada diskusi tentang proker departemen selama 2 semester ini. Ukhti Hafshah begitu terpesona dengan kewibawaan akhi Farid dalam memimpin diskusi. Hingga ia terbayang dengan video tentang akhwat kemarin. Ukhti Hafshah duduk dengan gelisah karena menahan syahwatnya yang mulai datang.
Hafshah : Afwan akhi, ana izin kebelakang dulu..
Farid : Ohh iya.. silakan ukh..
Ukhti Hafshah kemudian bergegas menuju toilet sekre KMI sementara tatapan akhi Farid tertuju pada ukhti Hafshah yang berpakaian serba hitam itu. Akhi Farid ternyata juga memendam perasaan kepada akhwat cantik berkacamata tersebut.
Sesampainya di toilet, ukhti Hafshah langsung melepas celana panjang dalamnya dilanjutkan dengan CDnya. Tak lupa ia juga membuka resleting depan gamisnya dan membebaskan toket montoknya dari sangkarnya. Desain toilet sekre cukup luas 2×2,5 meter sehingga ukhti Hafshah bisa dengan leluasa berpose bebas. Ukhti Hafshah duduk di pinggir bak yang terbuat dari semen dan di keramik. Kakinya yang jenjang putih mulus menjuntai ke bawah dengan posisi sedikit dibuka. Sementara jilbab hitam pet antemnya ia singsingkan di pundaknya.
Hafshah : Sshhh.. Ahhhh.. Akhiii.. Mmmhhh..
Kembali ukhti Hafshah masturbasi kali ini di toilet sekre KMI. Fantasi nya dengan akhi Farid telah membius keimanan dalam dirinya. Ia tengah membayangkan akhi Farid mensetubuhi dirinya di ruangan toilet itu. Tangan kanannya begitu lihai memainkan serambi lempitnya yang masih perawan namun telah terbanjiri lendir nafsu syahwat nya. Birahi yang menerpa dirinya kini ia luapkan dengan memanjakan dirinya berfantasi ria tentang ikhwan idamannya.
Tangan kirinya pun tak lepas memijat lembut gunung kembar indahnya. kadang memilin-milin putingnya secara bergantian untuk mendapat sensasi rangsangan yang maksimal. Suara rintihan dan desahan ukhti Hafshah cukup keras dalam toilet itu. Bodohnya lagi ia tidak menyalakan kran bak toilet untuk menutupi desahan yang ia keluarkan.
Hafshah : Ahhhh.. Aaahhhh.. Yaa Akhiii.. Terusshh.. Oouhhh.. Mmhhhh..
serambi lempit ukhti Hafshah semakin becek, kepalanya mendongak merasakan luapan birahi yang semakin tak terbendung. Beberapa saat kemudian ia menyerah dan melenguh panjang merasakan orgasme yang meledak.
Hafshah MMMMHHHHHHHHH…
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. CCRKKKK..CCRRRKKKKK..
Deras suara cairan surgawi ukhti Hafshah menggema di seluruh ruangan. Rasa puas dan lega membuat ukhti Hafshah sedikit lemas. Namun belum sempat ia merasakan sisa-sisa orgasmenya, ia dikejutkan oleh suara ikhwan yang menggedor pintu toilet sekre.
DOK.. DOK.. DOKK..
Farid : Ukhti.. anti kenapa? Gak papa kan?.. suara akhi Farid membuat ukhti Hafshah panik.
Hafshah : Emm.. Ehmm.. Gak papa kok.. jawab ukhti Hafshah yang langsung turun dari bak kamar mandi dan merapikan kembali pakaiannya.
Farid : Oohhh.. yasudah.. ana kira kenapa..
Farid pun beranjak pergi setelah memastikan akhwat yang ia idamkan baik-baik saja padahal ia juga sebenarnya tahu tentang apa yang diperbuat ukhti Hafshah di dalam toilet hanya saja ia lebih memilih diam dan menunggu waktu yang tepat. Sementara itu ukhti Hafshah telah kembali cantik dan rapi, kemudian ia kembali ke sekre KMI untuk bersiap-siap kuliah.
Selama semester 1 dan 2 ini berjalan, ukhti Hafshah hanya bisa bermasturbasi ketika ia birahi berat. Bahkan pernah ia bermasturbasi ketika kuliah umum sedang berlangsung meskipun ia tidak sampai squirting. Akhi Hamdan pun ia rasakan kini sedikit lebih terbuka dengan dirinya. Kadang ketika chat WA yang dulunya ia jutek, kini lebih aktif dalam membalas chat dari ukhti Hafshah. Bahkan kadang ia chat terlebih dulu hanya untuk menanyakan kabar tentang ukhti Hafshah. Ketika diskusi pun, akhi Farid lebih memperhatikan setiap kata-kata yang disampaikan oleh ukhti Hafshah. Namun tetap saja mereka saling menjaga jarak karena larangan agama meskipun dalam hati mereka ingin untuk segera memadu kasih.
Hingga datanglah sore itu di mana Hamdan di dalam sekre KMI tengah mensetubuhi ukhti Hafshah bersama Alisa. Ukhti Hafshah nampak menikmati setiap sodokan Hamdan di serambi lempitnya. Rintihan, desahan, racauan ukhti Hafshah begitu erotis dan terlihat kontras dengan kesehariannya sebagai seorang akhwat alim yang selalu menjaga auratnya dari ikhwan yang bukan mahramnya. Akhi Farid menyaksikan secara langsung setiap hal yang terjadi di dalam sekre itu melalui jendela belakang sekre yang memang sudah rusak sehingga mudah untuk dibuka-tutup. Akhi Farid yang datang ke sekre berniat untuk mengambil berkas yang tertinggal harus menelan kenyataan pahit di hadapannya. Akhwat yang begitu ia inginkan telah di nikmati oleh Ikhwan lain yang juga adik angkatannya. Sakit hati yang ia rasakan terlalu dalam sehingga membuatnya lemas dan memilih untuk meninggalkan ukhti Hafshah di dalam sekre menikmati rudal Hamdan yang mengobok-obok serambi lempit perawannya.
Selama perjalanan pulang, akhi Farid merasa hampa. Semua yang ia rasakan musnah sirna setelah melihat kejadian itu. Tanpa terasa butiran air mata mengalir membasahi pipinya.
Farid : Lhoohh.. kok ana nangis? Kenapa ini?
Sesampainya di kos an, ia pun merebahkan dirinya dan menangis sejadinya mengingat kenyataan yang begitu mengejutkan dalam kehidupannya. Meskipun seorang lelaki, namun ketika hati sudah tersakiti pun air mata tak mampu dibendungnya.
Hari berikutnya ukhti Hafshah merasa ada yang janggal dengan akhi Farid. Ia kelihatan murung dan terlihat menghindar darinya. Ukhti Hafshah menjadi merasa bersalah meskipun ia tidak tau letak kesalahannya dimana.
Sore harinya cuaca mendung dan mulai hujan. Sekre pun mulai ditinggalkan oleh mahasiswa yang biasanya rame hingga menjelang maghrib. Hanya tersisa akhi Farid dan ukhti Hafshah saja. Mereka masih sibuk membereskan tugas-tugas dan proker selama seminggu ini. Waktu menunjukkan jam 16.17 ketika keduanya telah selesai mengerjakan tugas departemen.
Farid : Afwan ukhti.. sudah selesai kah?
Hafshah : Ahh.. iya sudah akhi.. suara mereka terdengar canggung satu sama lain padahal sebelumnya mereka terlihat dekat dan akrab. Sore ini akhi Farid pun bertanya pada ukhti Hafshah tanpa memandangnya dan terkesan acuh.
Sementara hujan di luar semakin deras dengan angin yang begitu kencang. Jendela belakang yang rusak membuat angin mudah masuk ke dalam sekre sehingga ruangan pun terasa semakin dingin. Ukhti Hafshah memang tak terlalu kuat dengan dingin. Ia pun mulai merasakan dingin dan memeluk tubuhnya sendiri. Akhi Farid meskipun masih belum bisa melupakan kejadian kemarin sore tetap saja tidak tega melihat ukhti Hafshah kedinginan. Akhi Farid pun berdiri mendekati ukhti Hafshah dan duduk di sampingnya. Ukhti Hafshah yang menyadari keberadaan akhi Farid yang begitu dekat dengannya bahkan wangi tubuhnya bisa ia cium dengan jelas hanya bisa terdiam tertunduk. Tak ada gerak penolakan dan kata-kata yang terucap dari bibir merahnya. Berkhalwat (Berduaan) antara ikhwan dan akhwat sangatlah dilarang dalam agama karena bisa menjadi sebab timbulnya kejadian yang lebih parah. Namun ukhti Hafshah juga tak mau melewatkan kesempatan berdua dengan lelaki idamannya. Saat akhi Farid meletakkan jaketnya ke tubuh ukhti Hafshah, ukhti Hafshah jantungnya langsung berdegup kencang. Wajahnya memerah menahan rasa malu sekaligus bahagia.
Farid : Masih dinginkah ukh?
Hafshah : Ngg.. Nggak akhi.. afwan ngrepotin.. kedua tangan ukhti Hafshah menggenggam erat jaket akhi Farid yang ada di tubuhnya. Ia begitu bahagia mendapatkan perlakuan seperti itu.
Farid : Ukhti.. kalau menurut ukhti, salahkah kalau seorang ikhwan menyukai seorang akhwat?
Hafshah : Mm.. knapa akhi bertanya hal itu?.. rasa penasaran membuat ukhti Hafshah berani menatap akhi Farid.
Farid : Yaa ana cuma pengen tau aja pendapat ukhti tentang itu?
Hafshah : Mmm.. gimana ya? Namanya juga manusia akhi.. pasti juga akan merasakan hal seperti itu pada suatu saat.. biarpun ia seorang ikhwan atau akhwat yang selalu ikut kajian..
Farid : Mmm.. gitu yah? Kalau seumpama ada ikhwan yang suka sama ukhti Hafshah gimana?
Hafshah : Ehhh.. Gimana yah? Soalnya ana juga belum pernah akhi..
Farid : Mmm.. brarti ana yang pertama yah? Soalnya ana suka sama ukhti..
Mendengar jawaban akhi Farid, ukhti Hafshah bak tersengat listrik jutaan volt. Antara kaget dan bahagia bercampur menjadi satu. Hatinya benar-benar berbunga mendengar kalimat yang baru saja diucapkan akhi Farid. Sebuah kalimat yang ia nantikan selama ini. Karena terlalu bahagia, ia pun tak sanggup menatap akhi Farid, hanya tertunduk menahan rasa yang indah dalam dirinya.
Farid : Yaahh.. udah beberapa bulan ini.. tapi baru bisa ngomong sekarang.. kalau ukhti sendiri gimana?
Ukhti Hafshah tak mampu menjawab kata-katanya, hanya bisa mengangguk perlahan.
Farid : Kok diem ukh..??
Hafshah : Mm.. sebenernya ana juga suka sama akhi.. Cuma malu mau ngomong..
Farid : Beneran ukh? Duhh senengnya ana dengernya..
Ukhti Hafshah yang mengenakan setelan jilbab jumbo pet antem dan gamis panjang warna dongker hanya mengangguk saja. Ia masih menunduk merasakan kebahagiaan yang baru ia rasakan selama ini.
Farid : Hemmhh.. Cuma ana kecewa ukh.. sakiit banget hati ana waktu lihat ukhti kemarin sore di sini..
Bak disambar petir, jantung ukhti berdegup kencang serasa mau copot, tubuhnya langsung lemas mengetahui akhi Farid tau tentang persetubuhannya dengan Hamdan.
Farid : Ana gak habis pikir.. selama ini yang ana tau.. ukhti seorang Akhwat yang terjaga.. selalu semangat dalam kegiatan dakwah.. namun kenyataan sore kemarin.. aghh.. ana gak tau lagi..
Sembari akhi Farid bersandar ke tembok sekre dengan raut wajah kesedihan. Ukhti Hafshah pun tak bisa menjawab setiap kata-kata akhi Farid. Rasa bersalah akan dosa yang ia buat telah menghancurkan seluruh kebahagiaan yang ia baru saja rasakan. Hatinya benar-benar hancur remuk ibarat gelas dilempar jatuh dari ketinggian. Hanya isak tangis ukhti Hafshah yang mulai terdengar.
Farid : Ana jadi bingung.. benarkah kata-kata ukhti kalau ukhti suka sama ana? Padahal kemarin sore sampai bilang sayang ke Hamdan waktu itu.. yang benar yang mana ukh? Ana pun sakit hati juga..
Ukhti Hafshah semakin kuat tangisannya. Kedua tangannya berkali-kali mengusap wajahnya yang putih dan berhiaskan kacamata yang basah oleh deraian air mata. Dengan tersedu-sedu, ukhti Hafshah ingin sekali mengatakan kalau rasa di hatinya benar-benar nyata, namun rasa bersalah yang terlalu parah telah menghancurkan kepercayaan dirinya. Ia hanya mampu menangis meratapi semua yang telah terjadi.
Hafshah : Aff.. Hikss.. Afwanhh.. Hikss.. Hikss.. Srupp.. Afwan akhi.. Afwann.. sembari kedua tangan putih mulus ukhti Hafshah bergantian mengelap wajahnya dari air mata.
Farid : hufft.. gimana biar ana tau ukhti serius suka sama ana? Apa bukti dari ukhti..??
Hafshah : Aaff.. hikss.. Afwann.. hikss.. Afwan akhii.. ana udah salah banget.. hiks.. ana ga tau lagi harus gimana.. hikss.. hikss.. tapi demi Allah.. ana.. hikss.. ana.. suka banget sama akhi..
Mendengar jawaban ukhti Hafshah yang merasa bersalah akhi Farid pun luluh hatinya. Baginya, ukhti Hafshah tetaplah akhwat yang ia sukai. Akhi Farid yang duduk disebelah kanan ukhti Hafshah kemudian merangkulkan tangan kirinya ke pundak ukhti Hafshah sementara tangan kanannya memegang dagu ukhti Hafshah. Ukhti Hafshah hanya terdiam ketika akhi Farid mengarahkan wajahnya ke arah wajah akhi Farid. Ukhti Hafshah terkejut ketika akhi Farid tiba-tiba mendaratkan ciuman ke bibirnya. Tangan ukhti Hafshah hanya terdiam tak menolak sama sekali perlakuan akhi Farid. Akhi Farid kini mulai melancarkan ciuman lembut ke bibir ukhti Hafshah. Meski masih merasa bersalah, ukhti Hafshah tetap membalas ciuman dari akhi Farid. Tangan kanan akhi Farid menggenggam erat tangan ukhti Hafshah. Lama kelamaan ciuman mereka semakin liar. Akhi Farid yang juga terkenal alim dikalangan para akhwat ternyata juga lihai melakukan frenchkiss padanya. Ukhti Hafshah yang sudah mulai merasakan nyaman seakan tak mau kehilangan momen ini, ia segera merangkul leher akhi Farid dengan kedua lengannya.
Mmhhh.. Mmmfhh.. Mmmmchh.. Mmfhh.. Ahhh.. Mmmhh..
Akhi Farid semakin intens menyerang ukhti Hafshah. Lidah mereka mulai saling melesak masuk ke rongga mulut lawannya saling melilit satu sama lain. Air liur mereka pun saling bercampur satu sama lain. Pihak ketiga yang hadir di ruangan sekre itu telah berhasil menjerumuskan kedua insan aktifis dakwah itu ke dalam jurang kenikmatan dosa.
Tangan kanan akhi Farid mulai menjamahi setiap detil tubuh ukhti Hafshah mulai dari paha hingga kali ini berhenti di atas gundukan kenyal milik ukhti Hafshah yang masih tertutup gamis dan jilbab. Serangan kedua akhi Farid lancarkan ke toket 34D milik ukhti Hafshah. Perlahan-lahan akhi Farid meremas-remas toket ukhti Hafshah yang membuat ukhti Hafshah mendesah.
Hafshah : Mmfhhh.. mmmhh… Mmmmmm..
Akhi Farid pun mulai dilanda birahi yang tak tertahankan. Ia pun memeluk ukhti Hafshah dan secara perlahan merebahkan ukhti Hafshah di karpet sekre. Beberapa saat akhi Farid dan ukhti Hafshah saling memandang satu sama lain. Akhi Farid pun tersenyum melihat kecantikan ukhti Hafshah, sementara ukhti Hafshah yang berkacamata turut tersenyum melihat senyum kenikmatans akhi Farid.
Kembali akhi Farid melumat bibir ukhti Hafshah yang disambut juga dengan lumatan ganas ukhti Hafshah. Posisi akhi Farid yang berada di atas tubuh ukhti Hafshah membuatnya dengan mudah meng-eksplore setiap lekuk tubuh akhwat syar’i itu. Tangannya dengan lihai menyibakkan jilbab ukhti Hafshah dan langsung membuka resleting depan gamis dongker ukhti Hafshah hingga ke perutnya. Akhi Hamdan menghentikan ciumannya dan memandangi keindahan tubuh ukhti Hafshah yang begitu putih mulus tanpa cela. BH warna putih berenda menghias toketnya yang besar. Sebuah pemandangan haram bagi akhi Farid, namun di sisi lain ia begitu menikmati keindahan yang tersaji di hadapannya. Ukhti Hafshah pun melepas bagian lengan gamisnya dan juga BHnya, kemudian dengan senyuman akhi Farid menarik lepas penjara bagi toket ukhti Hafshah itu.
Akhi Farid menelan ludah melihat keindahan tubuh ukhti Hafshah yang kini terekspose di hadapannya dengan kedua bukit indahnya berhiaskan puting yang sudah tegak mengeras berwarna pink muda.
Hafshah : Kenapa akhi? Ada yang salah kah sama tubuh ana?
Farid : Gak ada yang salah ukh.. Cuma ini terlalu indah.. sembari akhi Farid membelai lembut pipi ukhti Hafshah.
Dahulu ketika masih SMA, akhi Farid memang sempat bergaul dengan teman-teman sekelasnya yang notabene tidak baik. Bahkan hampir tiap hari selalu saja ada temannya yang membawa update video porno untuk ditonton rame-rame di kelas, termasuk juga akhi Farid. Dengan apa yang ada dihadapannya kini, akhi Farid pun tau apa yang harus ia lakukan.
Dengan lembut akhi Hamdan mencupangi pangkal leher ukhti Hafshah sementara kedua tangannya meremas kedua gunung kembar ukhti Hafshah bersamaan. Cupangan dan jilatan akhi Farid turun dari pangkal leher hingga berada belahan toket ukhti Hafshah. Permainan lidahnya menyapu membasahi toket ukhti Hafshah tanpa menyentuh putingnya. Ini membuat syahwat ukhti Hafshah semakin memuncak.
Hafshah : Ahhhh.. Akhiii.. Mmmhhh.. Iyaahhh.. Aduuhh.. Isep dongg..
Haphh.. akhi Farid melahap puting ukhti Hafshah bulat-bulat. Tangan akhi Farid semakin kuat meremas-remas toket ukhti Hafshah yang begitu kenyal dan padat. Lidah akhi Farid pun menari liar di puting ukhti Hafshah yang masih tenggelam di mulutnya. Rangsangan birahi yang begitu hebat dari lidah akhi Farid membuat ukhti Hafshah makin kehilangan kesadarannya sebagai seorang akhwat syar’i yang selalu menjaga marwahnya.
Hafshah : SSSHHH.. AHHH.. OHHH AKHIII.. MMMFFHH.. TERUSSHH.. SSHHH..
Ukhti Hafshah akhirnya bisa merasakan fantasinya dicumbu oleh ikhwan idamannya. Nafsu syahwat yang telah menguasai ukhti Hafshah membuatnya rela untuk kembali memberikan tubuh nya yang selalu ia jaga kepada lelaki yang bukan mahramnya. Akhi Farid melakukan serangan akhir dengan menyatukan kedua puting ukhti Hafshah dan menggesek-gesekkannya sebelum akhirnya ia lahap kedua puting pink muda ukhti Hafshah.
Hafshah : OOOUHHHHHHH.. AKHI FARID SAYAANGHHHH.. SSHHHH.. MMHHH..
Mata cantik ukhti Hafshah terpejam, kepalanya mendongak sembari menggigit kuat bibir bawahnya merasakan hantaman kenikmatan dari permainan lidah akhi Farid. Tangannya dengan kuat meremas-remas kepala akhi Farid dan semakin membenamkannya di gunung kembarnya. Tarian lidah akhi Farid semakin liar ditambah dengan gigitan-gigitan mesra pada kedua puting akhwat berjilbab lebar itu menyebabkan ukhti Hafshah menyerah. Ia pun meluapkan desakan orgasme yang tak lagi mampu dibendungnya.
Hafshah : AAAAAAAKKKHHHIIIIII.. MMHHHHHH….
Tubuh putih ukhti Hafshah mengejang hebat, tangannya menjambak kuat rambut akhi Farid. Sementara mulutnya menganga merasakan orgasme yang datang akibat permainan ikhwan yang ia sukai.
Akhi Farid yang juga sudah terasuki nafsu syahwat, tak memberi ampun pada ukhti Hafshah. Kedua tangannya dengan kuat menarik gamis, CD, dan celana panjang ukhti Hafshah secara bersamaan. Ia lemparkan ke salah satu sudut sekre hingga kini ukhti Hafshah tubuhnya kembali tersaji indah tanpa busana. Menunjukkan setiap lekuk indah tubuh ukhti Hafshah yang mulus putih tanpa cela. Perutnya yang ramping dengan pinggul sempurna serta paha yang aduhai membuat siapapun yang melihatnya tak dapat mengedipkan mata meski hanya sedetik. Gundukan selakangannya nampak bersih tanpa bulu.
Farid : Ya Allah indahnya ciptaan Mu.. ukhti Hafshah.. bolehkah ana menikmati anti?
Hafshah : Iyah.. akhi Farid sayang.. ana diciptakan untukmu yaa akhi..
Akhi Farid yang sudah terbius oleh kata-kata ukhti Hafsha barusan kembali memulai permainannya dengan menjilati kaki ukhti Hafshah dari lutut hingga selakangan secara bergantian kiri dan kanan. Jilatan lembut akhi Farid kembali membuat ukhti Hafshah terbuai dalam birahi duniawi.
Srruupppt… Mmmchh.. sruuppptt..
Hafshah : Ahhh.. mmmhh.. shhhh.. iyahhh akhii sayanghh.. ouuhh…
Akhi Farid yang sudah tak sabar, kemudian membenamkan wajahnya di selakangan ukhti Hafshah. Ukhti Hafshah uang melihat pemandangan itu pun kembali teringat fantasi nya selama ini. Rasa bangga dan nikmat bercampur jadi satu mendorong birahi ukhti Hafshah menuju puncak. Ukhti Hafshah membuka kedua kakinya, mempersilakan lelaki yang bukan mahramnya untuk menikmati bagian tubuhnya yang paling diminati oleh semua pria. Akhi Hamdan dengan buas menjilat, menghisap, menyapu serambi lempit pink muda ukhti Hafshah. Lendir khas akhwat pun mengalir deras membasahi serambi lempit ukhti Hafshah yang sudah terbakar birahi.
Hafshah : NGHHHH.. SAYAANGHH.. AKHII.. OUHHH.. ENAK BANGET.. YA ALLAAHH.. NIKMATNYAHHH.. MMHHH..
Kedua aktifis dakwah itu kini tengah merasakan nikmatnya berbuat dosa. Tak lagi menghiraukan tempat dan jati diri mereka. Akhi Hamdan semakin semangat menggarap serambi lempit ukhti Hafshah yang menebarkan aroma khas akhwat. Kedua ibu jarinya membuka labia mayora tipis ukhti Hafshah dan langsung melesakkan lidahnya menerobos liang surgawi ukhti Hafshah.
Mmmmm.. srrupptt.. mmcchh.. sruupt.. sruupt..
Hafshah : OUHHH.. AHHH.. AKHII.. AHHHH GA TAHAANNN.. OOOOUNNGHHHHH..
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Dengan derasnya ukhti Hafshah menyemburkan cairan surgawinya ke wajah akhi Farid. Sontak akhi Farid memundurkan badannya kebelakang karena ini pengalaman pertamanya dimandikan oleh cairan surgawi seorang akhwat sementara ukhti Hafshah melengkungkan tubuhnya dan sedikit mengangkat pinggulnya merasakan ledakan orgasme di serambi lempitnya.
Farid : Ooohh.. wow.. ahahah.. bisa gini yaa ukhtiku sayang? Gimana rasanya?
Hafshah : Hhhh.. Hhh.. afwan akhii.. ana gak bisa ngontrol.. duhh jadi basah semua dehh.. hhh..
Nafas ukhti Hafshah masih tersengal-sengal setelah orgasme keduanya. Sementara akhi Farid hendak melepas semua pakaiannya yang kini telah basah kuyup.
Hafshah : MashaaAllah akhi.. afwan banget yahh.. sini biar ana saja yang lepasin baju akhi Farid sayangh.. sembari Hafshah kini duduk di depan akhi Farid.
Raut wajah ukhti Hafshah kini nampak bahagia, tak ada lagi kegelisahan dalam dirinya. Dengan senang hati ia mulai melepas kancing baju akhi Farid satu per satu. Akhi Farid pun hanya bisa tersenyum puas melihat akhwat yang ia sukai kini mempersembahkan tubuhnya untuk ia nikmati. Selama ini ia tak pernah menyangka akan bisa melihat tubuh indah ukhti Hafshah. Kini ukhti Hafshah hendak bersiap-siap melepas sirwal akhi Hamdan. rudal akhi Farid yang sudah keras membentuk jelas dari balik celana sirwalnya. Akhi Farid sediit mengangkat pinggulnya dan dengan satu tarikan ukhti Hafshah berhasil membebaskan rudal akhi Hamdan dari kandangnya.
Hafshah : Ahhhh.. akhirnyaaa..
Meskipun ukuran rudal akhi Farid tak seperti Hamdan, namun tetap saja ukhti Hafshah bahagia bisa melihat bagian tubuh lelaki idamannya itu. Tangan putih mulus ukhti Hafshah dengan lembut menggenggam rudal akhi Farid. Perlahan-lahan ukhti Hafshah mulai mengocok rudal akhi Farid. Sensasi kocokan dari tangan lembut ukhti Hafshah membuat akhi Farid melayang dalam belaian syahwat.
Farid : Ahhhh.. sshhh..
Melihat akhi Farid menikmati kocokan tangannya, dengan penuh tatapan nakal ukht Hafshan mulai memasukkan rudal berukuran 19cm diameter 4cm itu ke mulutnya. Mulai dari ujung rudal perlahan-lahan turun hingga setengah rudal kemudian naik lagi dan turun lagi. Gerakan kepala naik turun ukhti Hafshah secara perlahan dengan tangannya yang meremasi lembut sisa rudal akhi Farid membuat akhi Farid merasakan kenikmatan tak terkira. Belaian kembut lidah ukhti Hafshah pada rudal akhi Hamdan di dalam mulutnya pun juga memberikan rangsangan yang luar biasa. Tak hanya sampai disitu, kini ukhti Hafshah melakukan deepthroat hingga rudal akhi Farid menyentuh tenggorokannya.
Ockk.. Occkk.. Ockk.. suara decak becek hantaman rudal akhi Farid ke tenggorokan ukhti Hafshah membuat kedua insan manusia itu semakin bernafsu.
Puas dengan rudal akhi Farid, ukhti Hafshah segera mengambi posisi mengangkang di atas rudal akhi Farid. Akhi Farid hanya terdiam melihat aksi akhwat idamannya itu. Deru nafas keduanya menandakan keduanya telah dilanda birahi seluruhnya. Dengan posisi Women On Top dan dibantu tangan kirinya, ukhti Hafshah mengerahkan rudal akhi Farid ke serambi lempitnya dan Bleshhh. Dengan 1 gerakan, seluruh rudal akhi Farid terbenam seluruhnya.
Hafshah : OUUUHHHHHH.. SHHHHH…
Farid : AHHHHHH…
Dengan berpegangan pada pundak akhi Farid, ukhti Hafshah mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur. Rasa nikmat yang diberikan serambi lempit ukhti Hafshah pada rudal akhi Farid begitu intens. Akhi Farid merem melek merasakan permainan ukhti Hafshah. Ukhti Hafshah merasakan seluruh liang surgawinya sesak oleh rudal akhi Farid. Rasa nikmat rudal akhi Farid telah membuatnya lupa daratan. Gerakan maju mundur ukhti Hafshah pun semakin cepat.
SPLEK… SPLEKK.. SPLEK.. makin lama serambi lempit ukhti Hafshah semakin becek. Suara persenggamaan kedua aktifis KMI itu memenuhi ruang sekre. Derasnya hujan menjadi tabir rintihan dan desahan ikhwan dan akhwat itu dalam mengarungi nikmatnya perzinahan. Ngocoks.com
Hafshah : AHHHH.. OUUHH.. AKHII.. ENAK BANGET rudalNYAAH.. AHHH AKHII.. TERUSSHH.. AHH MAU KELUAR SAYANGHH… NGHHHHH..
Tak lama berselang ukhti Hafshah pun merasakan luapan birahi telah mengumpul di ujung serambi lempitnya. Ia pun semakin liar menggerayangi pinggulnya maju mundur. Akhi Farid yang melihat ukhti Hafshah seperti kesetanan segera meremas dan memilin puting ukhti Hafshah yang sedari tadi berayun-ayun mengikuti tarian pinggulnya.
Hafshah : AHHHHH AKHIIII… OOOOOUHHHHHH..
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. Orgasme yang paling kuat yang malam ini ukhti Hafshah rasakan. Kenikmatan fantasinya selama ini akhirnya bisa ia rengkuh. Tubuh ukhti Hafshah langsung terkulai lemas di karpet sekre merasakan sisa-sisa orgasme. Tulang-tulang nya serasa copot. Lelah bercampur nikmat ia rasakan, jilbabnya kini mulai kusut tak beraturan. Pekuh membasahi seluruh tubuhnya. Sementara cairan surgawinya membanjiri karpet sekre dan membentuk seperti pulau raksasa.
Hafshah : Hhh.. Hh.. akhi.. yaa akhii.. enak bangethh.. ahh.. akhii.. ana sayang akhii..
Farid : Iyahh ukhti Hafshah sayanghh.. ana juga sayang ukhti..
Hafsah : Akhi Farid sayang belum keluar yah?.. hh.. hhh.. lanjut aja akhii.. pakai tubuh ana semau akhi..
Nafas ukhti Hafshah masih tersengal-sengal merasakan kenikmatan bercinta bersama ikhwan idamannya itu. Akhi Farid yang belum terpuaskan birahinya segera mengambil posisi di antara kedua belah paha mulus ukhti Hafshah. Dengan satu hentakan, Bleshhh.. seluruh rudalnya melesak sempurna ke dalam serambi lempit ukhti Hafshah.
Hafshah : AHHHHHH.. SAYANGHHH..
Akhi Farid mulai mengobok-obok serambi lempit ukhti Hafshah dengan posisi missionary. Hantaman demi hantamn ia lancarkan pada serambi lempit ukhti Hafshah.
Plakk.. Plakk.. Plakk..
Toket ukhti Hafshah berayun-ayun indah mengikuti ritme sodokan rudal akhi Farid di serambi lempitnya. Gerakan rudal akhi Farid kembali merangsang syahwat ukhti Hafshah. Kini ukjti Hafshah menyilangkan kakinya di pinggul akhi Farid, sementara kedua tangannya merangkul leher akhi Farid dengan kuat.
Hafshah : OOUHHH.. IYAHH.. TERUSS AKHII.. AHH ENAKK.. MMHH..
Farid : OHHH.. MMHHH.. ENAK BANGET KAH UKHTI SAYANG??.. AHHH.. GAK TAHAN LAGI ANAA SAYANGHH.. KELUARIN DIMANAHH??
Hafshah : AHH.. IYAHH BANGET AKHII.. NGGHH.. TERSERAH AKHII.. AHH.. HAMILIN ANA AKHII.. HAMILIN ANAA… OUUHHHH..
CROOTTTT.. CROTTT.. CROOOTTTTT..
Hafshah : OUHHHH AKHIIII… MMHHHHH…
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Sodokan akhir akhi Farid memuntahkan seluruh spermanya ke dalam rahim ukhti Hafshah. Ukhti Hafshah yang merasakan semburan hangat sperma akhi Hamdan puntak kuasa menahan orgasmenya. Lelah yang menumpuk membuat kedua insan itu akhirnya tertidur dalam posisi ukhti Hafshah memeluk akhi Farid, sementara akhi Farid tertidur diantar kedua bongkahan toket ukhti Hafshah.
Malam pun semakin larut, namun tak ada tanda-tanda hujan akan berhenti. Jam menunjukkan pukul 20.35 ketika akhi Farid terbangun dari tidurnya. Ngocoks.com
Farid : Ukhti.. bangun sayang.. udah kemaleman nih..
Hafshah : Mmhh..?? Udah malem ya akhi? Tapi masih ujanhh.. ukhti Hafshah masih setengah sadar ketika menjawabnya. Keduanya pun masih belum mengenakan pakaian sama sekali.
Farid : Hemm.. iya yah.. mana deres.. sepi pula.. enaknya ngapain yah ukh?
Akhi Farid memandang wajah imut ukhti Hafshah yang dibalas dengan tatapan nakal ukhti Hafshah. Akhirnya mereka pun kembali melanjutkan aktivitas dosa mereka. Akhi Farid kali ini melepas total jilbab ukhti Hafshah. Maka rambut hitam lurus ukhti Hafshah pun tergerai. Melihat kecantikan wajah ukhti Hafshah tanpa jilbab membuat akhi Farid kesetanan. Ia langsung menubruk dan melumat bibir ukhti Hafshah.
Ruangan sekre itu menjadi saksi bisu persetubuhan ukhti Hafshah dengan dua ikhwan uang berbeda. Malam itu akhi Farid kembali menyodok serambi lempit ukhto Hafshah dengan posisi doggy. PLOK.. PLOKK.. PLOK.. akhi Farid dengan beringasnya menggenjot ukhti Hafshah. Ia menarik ukhti Hafshah sembari terus mengobok-obok serambi lempit ukhti Hafshah dengan sekuat tenaga.
Hafshah : AAHHH.. AHHH.. AKHII… AHH.. rudalH.. TERUSS.. AHH.. PAKAI ANA SEMAU ANTUM AKHII… SETUBUHIN SEPUASNYAHHH.. OUHHH..
Akhi Farid yang mendengar racauan ukhti Hafshah semakin beringas menghantam bokong ukhti Hafshah dan akhirnya ia kembali menumpahkan spermanya di rahim ukhti Hafshah. Rasa puas, nikmat, dan lelah menjadi satu. Ketika hendak beranjak pulang, ukhti Hafshah ingin mandi terlebih dulu. Karena sudah malam akhirnya akhi Farid memandikan ukhti Hafshah di toiler sekre. Namun yang terjadi kembali ukhti Hafshah meracau liar meraskan nikmat karena serambi lempitnya kembali disodok oleh akhi Farid.
Hujan pun mulai reda jam 21.38. Akhi Farid pun menekenikmatan ukhti Hafsah pulang meskipun mereka berkendara masing-masing. Sesampainya di kontrakan, sebelum akhi Farid pergi, ukhti Hafshah mendaratkan ciuman terkahir nya malam itu pada bibir akhi Farid.
Hafshah : Syukron yaa akhi Farid sayang.. Assalamualaikum..
Pada malam makrab, ukhti Hafshah kembali beraksi dengan akhi Farid di depan adik angkatannya. Pengalaman bersetubuh di depan orang lain memberikan sensasi tersendiri bagi ukhti Hafshah. Hamdan pun tersenyum melihat permainan ukhti Hafshah yang begitu lihai memanjakan akhi Farid.
Hamdan : Padahal baru sekali kemarin aku pakai.. sekarang uda liar gitu..
Alisa : Siapa sayang?
Hamdan : Itu.. kak Hafshah..
Nadia : Uhhh.. Hamdan sayannghh.. Ayok lanjut menggenjotnyaa.. ahhh..
Hamdan : Tenang aja sayangg.. nih.. Hamdan pun kembali menggenjot ukhti Nadia dan Alisa, sementara ukhti Hafshah telah menyerah pada keperkasaan akhi Farid dan tertidur di pelukan akhi Farid sementara sperma akhi Farid meleleh dari sela-sela serambi lempitnya.
Bersambung… Rintik hujan membasahi jilbab instan pet antem miliknya ketika bu Zaskia berlari dari gerbang menuju rumahnya. Malam itu ia dihantar pulang oleh bu Susan dari gerai. Sesampainya di dalam rumah ia segera melepas jilbab dan gamisnya, berganti dengan daster tipis sepaha tanpa BH hanya CD saja. Gunung kembarnya yang berukuran 40H menonjol jelas dan menjadi kebanggaan bu Zaskia.
Bu Zaskia : Huuff.. Sepi deh rumah.. baru inget kalo Hamdan sama Alisa lagi ada acara makrab.. dihh.. enaknya Alisa bisa di entot Hamdan semaleman.. Gumam bu Zaskia yang sedikit kesal sembari ia duduk di depan TV di ruang tengah.
Kaki kanannya ia silangkan di atas kaki kirinya menyebabkan kaki jenjangnya yang putih mukus dengan pahanya yang kencang terawat nampak jelas tak tertutup sehelai benang pun. CD hitam berendanya nampak mengintip di antara jepitan paha bu Zaskia, nampak kontras dengan selakangannya yang putih bersih tanpan cela.
Tung.. Ting..
Bu Zaskia : Hem? WA siapa nih?
Diana : Assalamualaikum.. bener nomer Zaskia?.. isi chat WA dari nomer baru yang masuk ke HPnya.
Bu Zaskia : Wa’alaykumsalam.. Benar.. ini siapa ya?
Diana : Alhamdulillah.. ini aku Diana.. temen kuliahmu dulu waktu kita aktif di LDK itu..
Bu Zaskia : Ehhh.. MashaaAllah.. gimana kabar? Lama gak ketemu lhoo..
Diana : Alhamdulillah baik.. kamu sendiri gimana Zas? Masih langgeng kan?
Bu Zaskia : Emmm.. gimana yaa ceritanya.. yaa pokoknya gitu dehh.. ehh lagi dimana?
Diana : Ohh.. yasudah gak usa diceritain.. ini lagi mau ke jogja, aku sekarang di Semarang sama Yusuf.. lagi mau otw ke Jogja..
Bu Zaskia : Hah? Yusuf yang culun itu? Kamu nikah sama dia?? Kok bisa? Kayaknya dulu kamu ngebet sama akhi Ridwan to??
Diana : Iyaa.. ahahah.. gimana yaa.. ya Allah sudah kehendak gitu..
Bu Zaskia : Yaa Alhamdulillah.. sejak lulus gak pernah kontak-kontakan lagi jadi baru tau kamu nikah lhoo..
Diana: Iya aku juga Zas.. Ehh.. dadakan nih kamu malam ini luang gak? Nih yang lain pada ngajakin kumpul.. itu anak-anak KKN dulu..
Bu Zaskia : Ehh iya.. Yusuf juga satu kelompok sama kita ya.. Luang nih.. Dimana? Kangen juga aku ngobrol sama mereka..
Diana : Yaudah kamu standby aja sekarang, nih si Andra, Luqman, dll uda ready mau jemput kamu..
Bu Zaskia : Lhoh.. emang mereka tau rumahku?
Diana : Share lok sini dah.. ntar aku share ke mereka..
Bu Zaskia : Aku akhwat sendirian dong ntar.. malu aku..
Diana : Bentar aja.. ntar aku sama mas Yusuf juga kesitu kok..
Bu Zaskia : Yaudah deh.. nih aku share lok yaa..
Diana : Oke Zas.. Get ready..
Bu Zaskia yang tadinya sempat bad mood kini berubah semangat. Memang masa masa KKN adalah masa yang menyenangkan. Dimana mahasiswa dari berbagai jurusan berkumpul untuk saling memacu ide-ide mereka untuk perkembangan desa yang mereka datangi. Termasuk bu Zaskia, ia sempat menyukai salah seorang ikhwan yang ada di kelompoknya, meskipun berbeda jurusan. Namun pada akhirnya bu Zaskia menikah dengan orang yang lain karena sang Ikhwan harus kembali ke daerahnya.
Bu Zaskia : Mm.. pake baju apa yaa? Kebanyakan baju malah bingung sendiri gumamnya dalam hati.
Akhirnya ia memutuskan untuk mengenakan setelan gamis hitam dan jilbab pet antem sleeve dengan aksen lis kuning. Wajah bu Zaskia yang putih bersih terlihat semakin cantik dengan setelan hitam-hitam. Perawatan tubuh yang selalu ia lakukan tiap minggunya menjaga keindahan tubuhnya yang mulai mendekati 40an. Selesai berias, bu Zaskia kembali duduk di ruang tengah. Jam menunjukkan pukul 18.15 saat tiba-tiba ada nomer WA baru masuk.
Bu Zaskia : Hem? Siapa lagi ini?
Luqman : Assalamualaikum.. Zaskia ya? Ini Luqman..
Bu Zaskia : Wa’alaykumsalam.. ohh Luqman.. gimana kabar?
Luqman : Alhamdulillah.. aku tadi dapat nomer kamu dari Diana.. jadi kan ikutan kumpul?
Bu Zaskia : Jadi dong.. dah sampai mana?
Luqman : Nih uda sampe.. Rumah mu gede banget Zas..
Bu Zaskia : Ohh yaa.. bentar aku keluar dulu yaa..
Sesaat setelah bu Zaskia hendak keluar dari rumahnya, terdengar suara klakson mobil. Bu Zaskia pun keluar dan mendapati mobil CRV 2020 warna hitam.
Luqman : Zaskia yaa.. yuk buruan.. keburu ujan basah ntar.. Luqman melambaikan tangannya dari jendela tengah mobil.
Bu Zaskia pun bersegera menuju mobil mereka, tak lupa ia mengunci pintu dan gerbang rumahnya.
Bu Zaskia : Ehh aku depan yaa..
Luqman : Gak bisa Zas.. itu depan ada si Deri.. dia kalo duduk belakang mabuk.. repot kita ntar..
Deri : Kamu gak ngrasain sih Man.. sini pinjem perutmu..
Andra : Udahh.. buruan.. ujan nih.. telat ntar sampe sana.. Diana dah nungguin tuh..
Bu Zaskia : Yaudah aku tengah aja..
Luqman pun membukakan pintu dan mempersilakan bu Zaskia. Luqman terkejut dengan perubahan pada diri Zaskia yang dulunya biasa saja kini terlihat jauh lebih cantik anggun menawan. Apalagi bagian dadanya yang begitu membusung tak bisa disembunyikan oleh jilbab lebarnya.
Andra : Dah kan.. Zaskia uda nyaman kan? Berangkat yak.
Deri : Jangan ngebut-ngebut.. aku mual ntar..
Rendi : Hadehh.. Derii Derii.. makanya tadi minum antimo..
Andra segera menginjak gas mobil CRV nya. Selama perjalanan mereka pun saling bercerita kehidupan mereka selama ini setelah kelulusan. Mereka saling bercerita tentang masa-masa KKN yang penuh memori. Namun tak dapat dipingkiri, semua yang ada di dalam mobil itu terkesan dengan kecantikan bu Zaskia. Terasa seperti orang yang berbeda. Dulu bu Zaskia terkenal pendiam, dan tidak terlalu suka berias, kini ia nampak cantik dengan rias simple elegan pada wajahnya. Tawanya yang lepas membuat semua temannya di dalam mobil merasa dekat dengannya.
Bu Zaskia : Ehh btw yang uda nikah siapa aja nih?
Rendi : Eaaaa.. Pada bujang lapuk semua nih Zas.. ahahahah..
Odi : Lah.. enak aja.. aku uda sold out yaa.. Andra juga..
Andra : Alhamdulillah.. baru aku sama Odi nih Zas.. bantuin cariin dong buat mereka bertiga tuh.. kasian.. keburu kiamat ntar..
Luqman : Kalo aku lagi usaha nih Zas.. doain tahun ini ya bisa nyusul..
Bu Zaskia : Aamiinn.. sementara Deri hanya terdiam. Mungkin ia menghindari banyak bicara agar tidak mabuk kendaraan.
Andra : Ehh btw Zas.. kok kamu jadi tambah cantik lhoo..
Luqman : Iya bener.. kok bisaa?? Padahal dulu.. ya Allah.. ngajak omong kamu aja males kita.. hahaha..
Bu Zaskia : Hem? Masa? Aku masih sama lhoo.. ga ada bedanya..
Rendi : Ga ada bedanya gimana? Coba kamu dulu kayak gini.. uda langsung aku datangin orang tuamu.. ahahah
Hujan yang mulai turun mengguyur mobil mereka. Perjalanan malam itu pun selesai ketika mereka sampai di lokasi hotel di daerah bukit bintang.
Andra : yuk masuk.. harusnya si Diana sama si culun uda nyampai sini..
Odi : Ya iya dong.. kan mereka yang boking di hotel ini..
Mereka pun menuju foodcourt hotel sembari mencari Diana dan Yusuf. Hotel itu cukup ramai karena Bukit Bintang merupakan salah satu destinasi wisata di daerah Yogyakarta. Yang membuatnya disebut bukit bintang karena lokasinya di daerah perbukitan. Bukit bintang ini akan menunjukkan daya tarik utamanya apabila malam sudah datang. Maka seluruh pengunjung akan dihibur dengan pemandangan lampu kota Jogja yang begitu indah bagaikan bintang-bintang yang bertebaran.
Andra : Ehh pesen makanan dulu dah.. tapi bayar sendiri-sendiri ya..
Deri : Walah.. aku kira bakal dibayarin sama Odi..
Odi : Hahh?? Maksudnya apaan?? Aku aja nebeng kesini..
Bu Zaskia : Asik juga ya tempatnya.. Luas, natural view, trus terbuka gitu jadi anginnya juga seger..
Memang lokasi foodcourt yang mereka tuju ada di lantai 2 hotel. Pemandangan alam yang luas menjadi hotspot bagi setiap pengunjung yang duduk di foodcourt itu. Angin yang berhembus menyebabkan rasa nyaman yang tak bisa dilupakan. Membuat siapa saja yang berada di tempat itu ingin terus berlama-lama dan tak kunjung pulang.
Luqman : Eh Zas.. kamu udah nikah? Gak dimarahin suamimu?
Bu Zaskia : Udah sih.. Cuma uda pisah lagi..
Luqman : Hah?? Kenapa? Masak iya ada laki yang mau lepasin akhwat secantik kamu??
Mendengar kata-kata Luqman, bu Zaskia menjadi bangga terhadap kecantikan dirinya. Tak hanya Luqman, semua temannya mengakui kecantikan dirinya. Bu Zaskia pun duduk dengan posisi yang lebih menantang setiap lelaki untuk memandanginya. Ia duduk bersandar pada kursi dengan posisi tegak, kaki kanannya ia silangkan di atas kaki kirinya, dan ia sedikit membusungkan dadanya. Sebenarnya tanpa seperti itu pun, dada bu Zaskia sudah terlihat sangat menonjol. Namun kini semua temannya selalu mencuri pandang ke arah gunung raksasanya itu. Nampak semua temannya ingin menjamah, meremas, mengulum, menikmati kekenyalan dibalik gamis dan jilbab yang ia kenakan. Odi, Deri, Luqman, Rendi nampak sibuk menelanjangi tubuh bu Zaskia. Bu Zaskia berpura-pura saja tidak tau dengan apa yang mereka lakukan padahal dalam hatinya ia sangat menikmati mekenikmatanpulasi ikhwan di hadapannya. Sementara Andra masih sibuk dengan HPnya.
Bu Zaskia : Knapa sih Ndra? Daritadi sibuk sendiri.. tuh makanan ampe dingin..
Sembari bu Zaskia Bertopang dagu di atas meja dengan kedua tangannya. Posisi ini membuat kedua toket raksasa kenyalnya menggantung bebas dan nampak semakin membentuk jelas di balik gamis dan jilbabnya. Luqman tak bisa mengalihkan pandangannya, sementara Odi dan Rendi menelan ludah melihat kecantikan bu Zaskia yang makin sempurna karena kesintalan tubuhnya.Andra : Ini si Yusuf sama Diana susah banget dihubungi.. di chat ga dibalas.. di telpon WA juga gak nyambung.. padahal mereka yang punya usulan nih..
Bu Zaskia : Ehh Susan gak diajakin kah?
Deri : Yaahh Susan mah uda kayak ditusuk idungnya sama suaminya.. gak bisa kemana-mana kalo pas ada suaminya di rumah..
Odi : Yaa kan bagus tuh.. istri yang baik harus ta’at suami..
Deri : Yaa bagus juga.. Tapi kan ini silaturahmi sama temen-temen lamanya.. kalau ga mau sendirian ya ajak suaminya kan gak papa..
Luqman : U know laa.. istri ustad.. udahlah sangka baik aja.. toh dia juga temen kita..
Andra : Ehh coba dong kalian kontak si Diana apa Yusuf.. mpe jam segini kok belum ada jawaban..
Semuanya pun mencoba menghubungi Yusuf dan Diana karena Yusuf yang membayar semua fasilitas tempat mereka mengadakan acara kumpul malam ini. Yusuf termasuk yang paling sukses di antara mereka semua. Bisnis elektroniknya termasuk yang terbesar di Semarang sementara Diana bekerja sebagai dokter spesialis. Walhasil uang begitu mudah datang dalam kehidupan mereka.
Bu Zaskia : udah ada yang bisa??
Andra : Nahh.. Halo.. Assalamualaikum.. Suf kamu dimana?
Yusuf : Mm.. anu.. tiba-tiba ada acara keluarga dadakan nih.. maaf banget aku sama Diana ga bisa datang.. pokoknya apa yang kalian butuhin tinggal bilang aja, nanti aku yang bayar..
Andra : Yaaahh.. padahal kan kamu yang ngajak.. masak ga datang? Ga seru dong..
Yusuf : Iya.. tolong sampein maaf ke tem..
Tuutt.. tuutt..
Andra : Lah putus.. susah sinyal mungkin.. yaudah lah, udah denger sendiri ya.. mau gimana lagi? Keluarga yang utama..
Rendi : Yaaa selama gratis mah aku fine-fine aja.. apalagi ditemenin Zaskia..
Bu Zaskia : Ha? Apa hubungannya? Udah ahh makan dulu yuk mumpung gratis..
Odi : Lah rumah kamu aja segede gaban masih nyari gratisan.. ahahahah..
Bu Zaskia : Siapa coba yang bisa nolak gratisan?? Ahahahah..
Akhirnya acara pun berlanjut tanpa kehadiran Yusuf dan Diana. Malam semakin larut jam menunjukkan pukul 20.30. Tiba-tiba hujan mengguyur deras tanpa adanya gerimis terlebih dulu. Semua yang ada di foodcourt berhamburan memasuki hotel.
Luqman : Lah malah ujann.. pindah dalam aja yok..
Mereka semua segera pergi menuju ruangan yang telah direservasi oleh Yusuf dan Diana.
Resepsionis : Ohh atas nama Dr. Diana ya? Silahkan kak ini kuncinya.. lokasi di penthouse paling atas yaa..
Mendengar kata-kata penthouse semuanya seakan tak percaya. Karena penthouse setau mereka adalah kamar/ruangan yang paling istimewa di dalam hotel.
Andra : Beneran nih penthouse?
Deri : Tadi sih bilangnya gitu.. dah langsung kesono aja.. tuh pake lift..
Sesampainya mereka di lantai teratas, mereka semakin terpana dengan ruangan yang super mewah yang sudah di sewa Yusuf dan Diana. Bagaikan istana, ada ruang depan, ruang tamu, ruang tengah, beberapa kamar yang mewah, balkon yang luas, dan semua pernak pernik bagaikan dalam istana kepresidenan.
Odi : Anjaaayyyy.. brapa duit nih abis buat sewa ruangan ini?
Bu Zaskia : Tauk Ahh.. yang penting enjooyyy..
Andra : Ahahahahah..
Mereka semua pun akhirnya bertebaran ke seluruh ruangan untuk melihat seberapa mewahnya ruangan itu. Bahkan TV yang disediakan berukuran 100inch dengan sofa besar dan empuk di depannya. Mereka pun berebut untuk bisa duduk di sofa.
Brukk..
Bu Zaskia : Yee ngapain pada duduk nempel-nempel..??
Rendi : Lah aku duluan yang duduk, situ aja yang telat..
Odi : ahahaha.. toh muat buat berenam nih..
Andra : Mmm.. main apa yah biar gak bosen..?? Ahh gini.. HP kumpulin semua biar gak ada yang asik main HP sendiri..
Luqman : Oke Gass..
Andra : Main tebak-tebakan aja.. ntar harus cepet-cepetan jawab nama-nama hewan.. yang paling telat brarti kalah..
Deri : Ga ada yang lain apa? Kayak anak kecil aja..
Bu Zaskia : Ehh seru yaaa.. Cuma biar lebih seru ada hukuman buat yang kalah..
Luqman : Emm.. yang agak ekstrim aja gimana? Misal yang kalah suruh lepas pakaian..
Bu Zaskia : Yeee apaan.. enak di kalian dong..
Luqman : Loh kalo kita yang cowo kalah juga kamu bakal liat kita-kita..
Rendi : Ahahahaha.. boleh juga.. sekali-sekali aku mau pamer badan sixpack ku ke kalian dassr para introvert..
Andra : Wehh nantang.. Belum pernah liat perut bercintaiku nih.. istriku aja nyampe ketagihan pegang-pegang perutku..
Odi : Oeee.. perut atau bawahnya perut..
Andra : Ahahahh.. kalo itu kan uda otomatis Di.. kamu juga sama kan?
Odi : Ahahahaah.. kalo istriku mah langsung beringas kalo uda liat ‘anu’..
Deri : Hadehh.. jomblo bisa apaa..
Rendi : Cuk cuk.. jadi pengen cepet nikah.. Zas, gimana? Brani nggak?
Bu Zaskia : Ok.. tapi janji yaa kalian juga kalo kalah buka-bukaan..
Luqman : Duhh.. ga bawa HP lagi.. lupa pula nama-nama hewan.. hadehh..
Andra : Oke deal.. jadi nanti rulesnya setelah hitungan selesai, semua langsung keluarin jari semau kalian ke meja, nanti kita hitung dapet huruf apa. Kalo uda tau langsung jawab. Yang terakhir jawab harus lepas pakaian.
Deri : Ampun bang jagoo..
Andra : Siap ya.. 1 2 3 ..
Brakk..!!
Andra : mmmm.. huruff.. K!! Kuda!
Odi : Kambing
Luqman : Kadal
Rendi : Kucing
Bu Zaskia : Keledai
Deri : Arrghh.. Kijang.. cukk. Telat dikit..
Andra : nahh Deri buka baju yookk..
Deri : hadehh.. oke.. Deri pun membuka bajunya.. kini terlihat badan Deri yang lumayan terawat dengan perut rata dan kulit kuning. Dadanya yang bidang dengan postur tegap membuat darah bu Zaskia berdesir cepat.
Bu Zaskia : baru tau aku kalau Deri sebercintai ini.. ahh gimana rudalnya yaah?? gumam bu Zaskia dalam hati.
Andra : Gas lagi.. 1 2 3..!!
Brakk..!!
Andra : mmmm.. huruf… T!!
Andra : Tikus
Odi : Tapir
Bu Zaskia : Tawon
Deri : Tungau
Luqman : Trenggiling
Rendi : yelahh.. dahh ahh.. aku copot kan..?? Nih liat..
Bu Zaskia pun tanpa sadar menanti-nanti seperti apa tubuh dari Rendi yang dia bilang sixpack. Ia terkejut ketika Rendi dengan bangganya melepas bajunya dan nampak lekukan-lukukan indah pads tubuhnya khas seorang lelaki maskulin. Bahu nya yang luas, Dadanya yang bidang berisi, perut yang sixpack rapi nan kencang, serta otot tangan yang terlihat gempal nan gagah, serta postur tubuh yang ideal membuat mata bu Zaskia serasa dimanjakan malam itu. Wajah Rendi yang lumayan nampak semakin tampan dengan bentuk tubuh idaman setiap akhwat itu.
Bu Zaskia :Ohhh indahnyaa tubuh Rendi.. aku rela disetubuhi sama dia siang malam kalau gini.. bercintainya ampuunn
gumam bu Zaskia dalam hati sembari menggigit bibir bawahnya. Sementara kedua pahanya ia tutupkan dengan menjepit tangannya di tengahnya menahan birahi yang mulai datang akkibat fantasinya dengan teman-temannya.
Rendi : Gimana? Mantab kan? Tanya Rendi sambil pamer tubuh ke teman-temannya yang lain.
Luqman : Widih.. binaraga nih.. josss..
Andra : yok lanjut.. ntar liat punyaku.. 1 2 3..
Brakk..!!
Andra : huruf.. mmm.. L !!
Odi : Lipan!
Andra : Laron!
Bu Zaskia : Luwak!!
Deri : Lebah!! Apaan luwak.. emang kopi Zas??
Rendi : Lalat!!
Luqman : Letoy.. ehh.. Landak!! Ahh telat.. oke aku buka..
Luqman pun berdiri dan melepas bajunya. Tubuh Luqman mirip seperti Deri. Dengan dada yang bidang dan perut rata, hanya ada sedikit otot terbentuk di perutnya. Tangan yang nampak kuat dan kencang dengan postur tegap semakin membuat bu Zaskia menelan ludah.
Bu Zaskia : Ampunn ya Allah.. sejak kapan mereka jadi bercintai banget ginii.. Ahh sudaahh ga tahaann..!! Gumam bu Zaskia menjerit dalam hati merasakan luapan syahwat dalam dirinya.
Deri : Dihh.. kok sama? Kirain kamu suka olahraga Man..
Luqman : Aku kan programmer.. yaa olahraga.. tapi olahraga jari aja.. hahahahah..
Odi : Gass lagi..
Andra : 1 2 3!!
Brak..!!!
Andra : huruf.. C !!
Bu Zaskia : Cacing!
Deri : Cendrawasih!
Luqman : Cicakss!! Ahahah..
Odi : Capung!
Rendi : mmm.. Cumi-cumi!!
Andra : Lhah.. abis.. apaann lagi?? Azzz.. oke dah aku kalah..
Andra pun berdiri dan langsung melepas bajunya. Bu Zaskia terkejut bukan main. Tubuh maskulin Andra benar-benar telah membiusnya. Tubuhnya yang tegap tinggi berkulit sawo matang, bahu yang lebar, dadanya yang berisi dan bidang, perutnya yang kencang dan sixpack hingga ke bagiannperut samping, otot lengan yang kekar dan berurat membuat bu Zaskia makin tenggelam dalam fantasinya.
Bu Zaskia : Ahhh.. Andraa.. aku bersedia jadi budak kamu.. mau kamu apain aja terseraahh..
Gumam bu Zaskia dalam hatinya. Bu Zaskia makin tak bisa menahan birahi. serambi lempitnya mulai berdenyut-denyut dan basah. Putingnya terasa sensitif sekali tergesek BH nya yang mulai terasa sempit. Nafasnya mulai terasa berat merasakan nafsu syahwat yang menerpanya.
Odi : Kapan yahh bisa liat Zaskia??
Rendi : Ehh iya juga.. Zaskia masih komplit aja.. kamu kenapa Zas? Mukamu merah gitu?
Bu Zaskia : Ahh.. gak papa kok..
Luqman : Capek kah? Kayak berat gitu nafasmu..? Sini aku bantu..
Luqman pun berdiri di belakang Zaskia dan mulai memijat lembut pundaknya. Sudah lama sekali ia tak merasakan pijatan lelaki di tubuhnya. Perlakuan Luqman semakin membuat bu Zaskia menampakkan ia terangsang.
Odi : Ohh.. Der.. kamu tau kan harus ngapain?
Deri : Otomatis laahh..
Deri pun duduk di samping bu Zaskia. Dengan lembut perlahan ia menaikkan kaki kanan jenjang bu Zaskia ke atas meja tempat mereka bermain. Meja itu hanya setinggi sofa sehingga sangat pas untuk mengistirahatkan kaki. Dengan perlahan dan lembut, ia mulai memijat kaki bu Zaskia yang masih terbalut gamis dan celana dalaman panjang serta pointed-toe high-heel di ujung kakinya. Perlahan mulai dari betis hingga pahanya berulang-ulang Deri memijat kaki bu Zaskia. Rasa nyaman dan birahi bercampur jadi satu membuatnya semakin tenggelam dalam nafsu syahwat.
Rendi pun ikut duduk di sebelah kiri bu Zaskia dan mulai memijat-mijat kaki kiri bu Zaskia. Ketika tangan Deri dan Rendi meremas lembut pahanya, bu Zaskia menggigit kuat bibirnya menahan rangsangan yang datang dari pijatan Ikhwan teman KKN nya. Sementara Andra dan Odi meletakkan tangan kanan dan kiri bu Zaskia di head rest sofa, dan mulai memijat tangan bu Zaskia secara lembut. Dimanjakan oleh lelaki yang bukan mahramnya apalagi berlima membuatnya mabuk kepalang. Tubuh bercintai dan sixpack mereka membuatnya semakin berkhayal di setubuhi mereka secara bersamaan.
Bu Zaskia : Ahh.. kalau malam ini aku disetubuhi mereka seneng banget rasanya.. ahh sudahlah sekalian ajah.. gumam bu Zaskia dalam hati menikmati pijatan di sekujur tubuhnya.
Bu Zaskia : Mmhhh.. Sshhhh.. Ouhhh.. enaknyaahhh.. kalian kok pinter sih buat aku terbuai ginih..??
Andra : Mau yang lebih ngga Zas? Enak lohh..
Bu Zaskia : Shhh.. Terserah dehh.. toh kalian juga uda pada pengen..
Luqman : Dihh.. tau aja nih Akhwat syar’i.. aku cium baru tau rasa ntar..
Bu Zaskia : Cowo kaann? Kok omong doangg..??
Sembari bu Zaskia menatap dan tersenyum nakal dengan lidah terjulur ke arah Luqman. Merasa di hina, Luqman pun langsung melahap bibir merah bu Zaskia dengan kepalanya menengadah. Andra dan Odi yang melihat Luqman memagut bu Zaskia degan lahapnya, segera melakukan serangan pada bu Zaskia. Odi dengan sigap menyingkap jilbab besar yang dipakai bu Zaskia. Sementara Andra langsung melepas resleting depan gamis bu Zaskia. Deri dan Rendi mem-follow up dengan melepas lengan gamis dan menarik turun gamis beserta celana dalam panjangnya. Kini tinggalah BH dan CD hitam berenda serta Handsock dan kaos kaki hitam sebetis. Luqman masih sibuk memadu lidah dengan mulut bu Zaskia sementara yang lainnya terkagum-kagum dengan keindahan tubuh bu Zaskia.
Odi : Yoohh mantab banget nih Zaskia.. Toketny ampun brooo..
Andra : Bohay banget asli.. tau gini aku nikahin dia aja dari dulu..
Rendi : Nih akhwat perawatan mulu pasti, bisa mulus banget gini nih pahaa.. sambil Rendi mengelus-elus paha bu Zaskia.
Deri : Mimpi apa aku semalem? Gini mah aku entot tiap hari..
Bu Zaskia nampak masih asyik berpagutan dengan Luqman sambil mendengar pujian-pujian dari para lelaki. Hal itu membuatnya semakin bangga dan ingin menantang mereka untuk mencicip kelezatan tubuhnya.
Bu Zaskia : Mmhh.. kamu lihai juga Man.. ehh.. pada ngapain? Yakin aku cuma diliatin aja?.. sembari bu Zaskia melepas BH nya.
Rendy : Ehh.. nantangin.. awas aja ntar kalo ketagihan.. sambil Rendi melepas sepatu bu Zaskia.
Deri : Ahahahh.. udah lah.. kita pake aja rame-rame nih ukhti.. Deri dengan cekatan melepas sepatu bu Zaskia yang lain.
Andra : Luarnya aja Syar’i dalemnya lonte gini..
Bu Zaskia : Ishh.. apaan sih Ndra? Kamu juga pengen kan?
Odi : Dah angkut aja bareng-bareng ke kamar.
Luqman kemudian memberdirikan bu Zaskia, Rendi dan Deri langsung mengangkat kedua kaki bu Zaskia hingga kepundak mereka, sementara Andra dan Odi meletakkan badan bu Zaskia di pundak mereka juga, dan Luqman bertugas menyangga kepala bu Zaskia. Ia pun diarak menuju kamar terbesar di ruangan itu layaknya ratu.
Bu Zaskia : Duhh.. mau dibawa kemana aku nih??
Luqman : tempat kita bisa make kamu bareng-bareng dong.
Sampai di kamar, bu Zaskia didudukkan di pinggir ranjang di kamar super mewah dan besar itu. Kemudian semuanya berdiri menghadap bu Zaskia yang hanya tinggal jilbab, CD, dan kaos kaki saja yang menempel. Handsocknya telah ia lepas dan ntah kemana ia lemparkan. Semua lelaki memandangi tubuh bercintai bu Zaskia dengan toket raksasanya yang begitu menggairahkan.
Andra pun segera menaiki ranjang dan menidurkan bu Zaskia. Ia langsung melumat bibir indah bu Zaskia yang juga disambut liar oleh bu Zaskia yang terbakar birahi. Luqman dengan ganasnya meremas dan menyedot-nyedot puting toket kanan bu Zaskia dan Odi bermain dengan toket kiri bu Zaskia. Rendi menarik lepas CD bu Zaskia sehingga nampak serambi lempit pink bu Zaskia yang sudah basah kuyup oleh lendir syahwatnya. Rendi langsung membenamkan kepalanya dan mengobok-obok liang surgawi bu Zaskia dengan lidahnya. Ia hisap, jilat, gelitik dengan lidah lihainya membuat bu Zaskia semakin kegirangan. Sementara Deri dengan romantis mencium dan menjilati kaki jenjang bu Zaskia dari ujung jari kaki hingga kepangkal paha.
Fantasi bu Zaskia untuk di nikmati banyak lelaki sekaligus kini jadi kenyataan. Seluruh tubuhnya dirangsang oleh laki-laki yang bukan mahramnya. Semuanya berebut untuk menikmati tubuh yang selalu ia rawat dan jaga itu. Luapan birahi begitu dahsyat menerpa bu Zaskia. Lenguhan nikmat dan rintihan tertahan bu Zaskia mewarnai gangbang pertamanya.
Bu Zaskia : Ummmhh.. Ngghh.. Mmmfhhh..
Mereka secara bergantian melakukan foreplay ke tubuh bu Zaskia. Toket, puting, lengan, paha, betis, leher, serambi lempit, bibir, perut tak ada yang terlepas dari jilatan dan cupangan para lelaki rekan KKNnya.
Kurang lebih sekitar 15menit an mereka menggilir bu Zaskia dengan ciuman, jilatan, hingga membasahi seluruh tubuhnya. Kini mereka mendudukkan bu Zaskia di pinggir ranjang. Sembari membenahi jilbabnya yang sudah mulai kusut, ia menatap setiap selakangan teman-teman KKNnya yang mulai menunjukkan bentuk aslinya.
Andra : Nah.. Ni kita lagi baik loh Zas.. kita kasih hadiah kamu buat unboxing CD kita semua nih..
Rendi : iya.. Hadiah karena kamu udah mau kasih kita tubuh indahmu.. sambil Rendi berdiri di samping Andra. Odi, Luqman, dan Deri pun ikut berdiri di kanan dan kiri Andra.
Bu Zaskia : Wahh.. Beneran nih? Duhh.. jadi bingung mulai dari mana..
Odi : Serah kamu aja Zas..
Bu Zaskia kini dihadapkan dengan 4 lelaki bertubuh bercintai, hanya Odi yang sedikit buncit perutnya namun isi CD nya begitu membuat bu Zaskia bergidik. Tak pernah ia membayangkan akan di gangbang oleh teman-temannya sendiri, namun hatinya tak mau peduli lagi. Baginya ini kesempatan yang tak akan terulang. Akhirnya bu Zaskia berlutut mendekat mulai dari sisi kirinya.
Ia mulai dari melepaskan CD Luqman. Ketika mendekat maka bau khas lelaki pun membelai hidungnya, menyebabkan bu Zaskia semakin tak sabar. Dengan satu tarikan.. Plop.. rudal Luqman yang panjangnya sekitar 18cm berdiameter 4cm itu mengacung tegak. Bu Zaskia pun tersenyum nakal ke arah Luqman sambil mencium pangkal rudalnya. Kemudian bu Zaskia bergeser pada Deri. Tubuh Deri yang lumayan bercintai memanjakan mata bu Zaskia. Perlahan tapi pasti bu Zaskia menurunkan CD Deri dan Plop.. rudal berurat Deri hampir sama ukurannya dengan Luqman. Hanya saja rudal Deri agak bengkok sedikit kiri. Kembali bu Zaskia menatap nakal Deri sambil mencium rudalnya. Yang ketiga dan yang utama, bu Zaskia kini tepat di depan selakangan Andra. Tubuhnya yang kekar maskulin benar-benar idaman bu Zaskia. Dengan lincah bu Zaskia menarik turun CD Andra dan Plak.. rudal Andra menghantam wajah bu Zaskia. Milik Andra jadi yang terpanjang dengan 20cm dan diameter 4,5cm. Urat-urat besar nampak pada rudalnya membuatnya terlihat gagah siap menghantam serambi lempit semua akhwat.
Andra : Nahh.. mantab kan Zas.. ntar kamu bakal ngrasain nih rudalku.. ahahah..
Luqman : kepaut dikit juga.. ga masalah lah.. yang penting punyaku tahan lama..
Bu Zaskia : Mmfhhh.. Udah ga usa bertengkar.. buktiin aja.. malam ini terserah deh kalian mau pake aku kayak gimana.. sambil bu Zaskia bergeser ke arah Rendi.
Rendi memiliki tubuh bercintai mirip Andra, hanya saja tubuh Andra lebih menonjol otot-ototnya. Mungkin karena nge-gym harian yang ia lakukan. Tak mau berlama-lama, bu Zaskia langsung menurunkan CD Rendi dan Plop.. rudal gagah Rendi yang berukuran 19cm diameter 4cm itu pun menempel pada wajah bu Zaskia. Dengan senyum nakal bu Zaskia meraba-raba lembut rudal Rendi. Dan sampailah ia di rudal terakhir milik Odi. Sedari tadi bu Zaskia berkhayal ukuran rudal Odi, kali ini ia akan melihatnya secara langsung. Gundukan CD nya melebihi milik kawan-kawannya, dengan perlahan bu Zaskia menurunkan CD Odi. Dan benar saja, rudal Odi memang tak terlalu panjang seperti Andra atau yang lain, tapi diameternya yang 6,5cm itu membuat bu Zaskia tersengal-sengal nafasnya membayangkan serambi lempitnya penuh sesak oleh rudal Odi.
Odi : Nah mantab mana sekarang Zas? Punyaku atau yang lain??
Rendi : Kamu apain tuh batang bisa segede itu? Dukun yak?
Deri : Cukk.. bagi dong tips bisa segede itu Di..
Bu Zaskia : Ahh udahh.. aku ga tahan lagi nihh.. buat aku semua kan?
Andra : Ahahahh.. Lonte bener nih.. pindah atas kasur dulu aja biar kamu nyaman Zas..
Andra : Nah.. kamu tau kan harus gimana Zas? Ehh enaknya Zaskia panggil apa ya?
Bu Zaskia : Terserah kalian ajahh.. yang penting kalian genjot aku malam iniihh..
Rendi : Wiiihh.. Akhwat lonte bener.. tapi lebih parah sih panggil aja Zaskia Anjing..
Bu Zaskia : Ahh.. gitu juga boleehh..
Luqman : Duhh duhh.. Anjingku uda kelaparan kah? Pengen makan rudal?
Bu Zaskia : He’emhhm.. Pengen bangetthh..
sembari bu Zaskia menjulurkan lidahnya dengan mulut menganga namun kepalanya masih ditahan oleh Andra sehingga ia kini mirip orang yang kelaparan.
Odi : Bilang dong kalo pengen dasar Anjing..
Deri : Jangan lupa panggil kita Tuan..
Bu Zaskia : AHH IYAHH TUAN.. ANJING INI PENGEN rudal TUAN SEMUA..TOLONG BERI rudal TUAANN..
Bu Zaskia yang sudah kalap terbakar birahi sudah tak lagi menghiraukan marwahnya. Bahkan dengan relanya ia direndahkan dengan kata-kata itu, namun baginya justru diperlakukan seperti itu membuatnya semakin bernafsu.
Andra : Oke.. Makan nih rudal kita semua.. ahahahah..
Andra dan yang lain berdiri menghadap bu Zaskia dengan rudal gagah mereka. Bu Zaskia yang sudah kesetanan langsung melahap rudal Andra dengan ganas. Sementara kedua tangannya mengocok rudal Deri dan Rendi.
Mmff.. Mmff.. Sluurpp.. Sruuptt.. Ogkk.. Ogkk.. Mmmffhh.. Mmhh..
Andra mencengkram kepala bu Zaskia dan mulai mengobok-obok mulut bu Zaskia, suara decak hantaman rudal Andra ke tenggorokan bu Zaskia membuat Odi tak tahan lagi untuk segera menikmati mulut Bu Zaskia.
Andra : Wuuhh.. enak banget cuukk.. beda sama punya bini… Mmhh.. emang nih Anjing paling mantab..
Odi : Sinih gantian aku..
Andra segera mencabut rudalnya dan dengan cepat Odi kembali menyumpal mulut bu Zaskia dengan rudal besarnya. Bu Zaskia merasakan mulutnya seperti akan sobek, terasa tersumpal penuh tak seperti rudal Hamdan yang bu Zaskia masih bisa enjoy mengoralnya. Odi pun dengan cepat menggerakkan rudalnya maju mundur di mulut bu Zaskia yang nampak menggembung.
Splok.. splok.. NGHH..NGHH. OGKK.. OGKK. NGGHHH.. MMFHHH..
Andra : Gimana? Beda kan sama bini mu? Mantab si anjing ini kan?.. Sembari Andra mengambil posisi di belakang bu Zaskia.
Odi : Iya.. Ohh.. beda bener.. nih mulut Zaskia Anjing uda kayak serambi lempit aja cokk..
Luqman : Gantian woy.. jangan lama-lama..
Odi segera mencabut rudalnya yang membuat bu Zaskia terbatuk-batuk karena dari tadi susah bernafas. Belum sempat bu Zaskia mengumpulkan nafasnya, dengan cepat Luqman segera melesakkan rudalnya ke mulut bu Zaskia lagi. Perlakuan gangbang yang intens seperti ini masih baru bagi bu Zaskia. Ia tak menyangka bakal seperti ini rasanya di gangbang.
Bu Zaskia : Ohhh.. jadi begini rasanya ngladenin rudal banyak.. ahh nikmatnyaa.. gumam bu Zaskia yang semakin menikmati malam itu di gangbang teman-teman KKNnya.
Luqman mengarahkan bu Zaskia untuk ganti posisi dari berlutut ke doggy. Luqman menggenggam leher bu Zaskia dan mulai menyodok-nyodok mulut bu Zaskia. Sementara kedua tangan bu Zaskia mengocok rudal Deri dan Rendi. Odi pergi ntah kemana sepertinya tengah mempersiapkan kamera untuk merekam kegilaan mereka malam itu.
Andra yang sudah siap di belakang bu Zaskia mulai meremas-remas pantat putih sekal tanpa cela milik bu Zaskia, sementara dengan tangan kanannya Ia menggesekkan rudalnya ke serambi lempit bu Zaskia. Perlahan-lahan Andra mulai melesakkan rudalnya menembus liang surgawi bu Zaskia. Bu Zaskia merasakan liang surgawinya penuh dengan rudal Andra. Bu Zaskia semakin terbang dalam derasnya birahi yang menerpa dirinya. Andra mulai menggerakkan pinggulnya seirama dengan Luqman.
Plok.. Plok.. Plok.. suara hantaman pinggul Andra ke bokong bu Zaskia. Sementara Luqman masih bersemangat mengobok-obok mulut bu Zaskia.
Rendi : Oii.. biar adil maksimal tiap lubang 5 menit ya.. biar bisa gantian..
Andra : Mmmhhh.. dasar Anjing.. mantab bener serambi lempitmu.. oke..
Kini gantian Rendi yang memasukkan rudalnya ke mulut bu Zaskia, sementara Luqman langsung menusuk serambi lempit bu Zaskia menggantikan Andra. Blessshhh.. tanpa susah payah rudal Luqman langsung menjelajahi liang surgawi bu Zaskia.
Luqman : Cookk enaknyaaa.. gak kayak waktu coli.. fuuhh..
Odi : Nahh kamera ready.. Gasss!!!
Andra kini terduduk di sofa kamar sambil terus mengocok rudalnya menunggu gilirannya datang. Sementara Deri masih sabar menunggu gilirannya sambil meremasi toket bu Zaskia yang berayun-ayun mengikuti irama persenggamaan penuh dosa itu. 5 menit berlalu, kini Deri dengan liar langsung menggantikan Rendi menyumpal mulut bu Zaskia, sementara Rendi langsung menggenjot serambi lempit Bu Zaskia dengan semangat. Kadang ia menampar keras pantat bu Zaskia yang membuat bu Zaskia merintih dan mengerang tertahan merasakan nikmat di sodok kedua lubangnya secara bersamaan.
Odi : Yok cepetan.. aku dah gak tahan nih..
Andra : Ehh iya tinggal Odi yang belum ngrasain serambi lempit Zaskia ya? Enak cuk..
Deri : Aku juga belum woee.. sabar lah.. nih mulut si Anjing juga top banget..
Bu Zaskia hanya bisa merem melek sambil mengerang dan mendesah. Namun suaranya tak mampu keluar karena tersumpal oleh rudal Deri. Rendi pun merasa hendak ejakulasi, untungnya waktunya sudah habis dan langsung mencabut rudalnya. Deri segera mengganti rudal Rendi dan langsung menggempur serambi lempit bu Zaskia.
Bu Zaskia : AHHHH.. MMFHHH.. OHHH.. rudalLHH.. ODII.. SINIHH rudalMUHH.. AGHHH..
Deri yang sedari tadi menahan birahinya, kini merasakan serambi lempit akhwat untuk pertama kalinya. Pijatan serambi lempit Bu Zaskia benar-benar memanjakan rudalnya.
Deri : MANTABHH BENER DASAR ANJING SYAR’I..!!
PLAKK.. PLAKK.. PLAKK.. Dengan cepat Deri menyodok serambi lempit bu Zaskia yang baru saja digilir 3 rudal rekannya yang lain. Namun tetap saja, remasan serambi lempit binal bu Zaskia tak bisa dianggap remeh.
Deri : Cukk.. bisa cepet kluar nih kalo gini caranyaa.. nghh.. Odi.. gantian sini..!!
Deri kemudian mencabut rudalnya dari serambi lempit bu Zaskia. Bu Zaskia yang tadi tengah merasakan datangnya orgasme menjadi kecewa karena Deri tiba-tiba menyudahi permainannya.
Bu Zaskia : Aaaahhhh.. yaaahh.. kok dicabut Tuan… uhhh.. padahal udah mau keluarr.. Rengek bu Zaskia ke Deri.
Luqman : Noh Der.. tanggungjawab lhoo.. tuh Anjing dah mau nyampe malah dicabut.. ahahaha
Odi : Selaw anjingku sayang.. sini biar mas puasin kamu!!
PLAAKK.. Odi menampar keras pantat bu Zaskia yang disambut rintihan bu Zaskia. Odi mencengkram kuat bokong bu Zaskia dan langsung melesakkan rudal gemuknya memperawani kembali serambi lempit binal bu Zaskia. Bu Zaskia hanya bisa menganga dengan mata terbelalak merasakan liang surgawinya kembali melebar dikarenakan ukuran rudal Odi. Rasa yang dulu pernah ia rasakan dari suaminya dan Hamdan.
Bu Zaskia : OOOUUUHHHHH.. NGHHHH.. GEDEEEHHNYAAA.. SSHHHH..
Odi : Gimana Zaskia Anjingh? Mantab kan?!
Odi mulai menggenjot serambi lempit bu Zaskia secara perlahan. Saat ia menekan rudalnya nampak serambi lempit Bu Zaskia seperti tersedot ke dalam, begitu pula saat Odi menarik rudalnya serambi lempit bu Zaskia pun seperti tertarik keluar. Meskipun tak panjang, namun diameter rudal Odi membuat bu Zaskia bernostalgia dengan rasa nikmat saat dirinya dulu diperawani oleh suaminya.
Bu Zaskia : OUHH.. IYAHH TUAANN.. rudal TUANN ENAK BANGETTHH.. AHH YANG KENCENG TUANHHH..
PLAKK.. PLAKK.. PLAKK.. Odi semakin kuat dan cepat mengobok-obok serambi lempit bu Zaskia sementara Andra dan yang lain hanya duduk menyaksikan permainan Odi. Sambil terus mengocok rudal mereka masing-masing supaya tetap keras dan bisa dipakai kapanpun.
Bu Zaskia : OHHHH.. NGHHH… AHH TUANN.. KELUARRH… OOUUUHHHHHHH..
SEEERRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Odi segera mencabut rudalnya dan langsung disambut dengan semburan kencang cairan surgawi bu Zaskia. Kenikmatan yang begitu luar biasa merasakan digilir lima rudal sekaligus membuat orgasme pertamanya bak orang yang sudah lama menahan kencing. Sekitar 5 detik lamanya bu Zaskia memancarkan cairan surgawinya. Nikmat bercampur lelah membuatnya langsung tumbang di atas ranjang.
Odi : Widiihh gilaa.. squirtingnya kenceng banget..
Andra : Iya oee.. udah kayak di film-film bokep aja nih.. cuk basah semua..
Deri : ehh nih anjing langsung tepar aja.. lanjut lagi..
Luqman : Lanjut gimana nih.. WOT aja ya? Biar semua lubang bisa dipake..
Rendi : Apa ajalah terserah.. ahahahah..
Mereka pun tak memberikan bu Zaskia waktu untuk mengumpulkan tenaga. Kini giliran Luqman yang maju terlebih dulu, ia langsung rebahan di samping bu Zaskia dan menarik bu Zaskia untuk mengambil posisi jongkok di atas rudalnya. Bu Zaskia yang masih merasakan sisa-sisa orgasmenya mulai mengangkangi rudal Luqman dan Blesshh.. rudal Luqman pun menjadi makanan serambi lempit becek bu Zaskia.
Bu Zaskia : MMMMHHHHHH.. SSHHH.. AHHHH.. lenguhan panjang bu Zaskia merasakan rudal kekar Luqman menerobos liang surgawinya.
Luqman sedikit mengangkat pinggul bu Zaskia dan mulai mengobok-obok serambi lempitnya. Mendapat hantaman dari bawah, toket Bu Zaskia kembali berayun-ayun menantang yang lainnya untuk menikmati kekenyalan hakiki dari gunung raksasa bu Zaskia.
Bu Zaskia : AHHH.. AHHH.. MMMHHH.. OOUUHHH.. NGHHH.. AAHHHHH..
Odi : Oee.. mulut tuh anjing nganggur.. sumpal aja cuk!
Deri : Ehh iya.. mayan nih..
Deri, Rendi, dan Odi segera berdiri di atas sofa menghadap wajah putih bu Zaskia yang mulai basah oleh peluh. Tanpa dikomando lidah liar bu Zaskia langsung melilit rudal Rendi dan langsung menelan seluruh batang Rendi hingga ke pangkalnya. Kedua tangannya pun sibuk mengocok rudal Odi dan Deri. Suara decak kuluman bu Zaskia dan hantaman pinggul Luqman di paha bu Zaskia menjadi background sound video yang Andra rekam.
Andra : Mantab nih.. Akhwat gangbang.. ahahaha..
Secara bergiliran bu Zaskia mengoral rudal Deri, Odi, dan Rendi. Sementara Luqman dan Andra bergantian menyodok serambi lempit bu Zaskia dengan posisi WOT.
Bu Zaskia : NGHH.. MMMFFHH.. AAAHHHH.. SSHHHH.. MMMHHHH.. NGHHHHHHHH..!!!
Bu Zaskia mengerang tertahan, tangannya meremas kuat rudal Luqman dan Rendi, sementara mulutnya tersumpal oleh rudal Odi saat ia merasakan orgasmenya yang kedua. Andra menghantamkan rudalnya hingga mentok ke rahim bu Zaskia sehingga cairan surgawinya meleleh melewati sela-sela serambi lempitnya. Tak selesai disitu, kini bu Zaskia di tidurkan dengan kondisi miring. Andra kemudian duduk dan di samping kepala bu Zaskia dan langsung menyumpal kembali mulut bu Zaskia dengan rudalnya. Dengan liar ia menyodok-nyodok mulut bu Zaskia hingga seluruh rudalnya terbenam sampai kerongkongannya.
Bu Zaskia : MMFFHHH.. OGKK.. OGKK.. UHUKK.. UHUKK.. OGKK.. MMFFHH.. OGKK..
Jilbab Hitam besar yang bu Zaskia kenakan sudah tak berbentuk lagi. Sementara Odi dan yang lain secara bergiliran menggagahi serambi lempit bu Zaskia dari belakang dengan posisi tidur miring ke kanan. Kaki kanan bu Zaskia di angkat sehingga dengan mudah keempat rudal teman KKNnya merasakan belaian serambi lempit Bu Zaskia hingga pintu rahimnya.
Disetubuhi oleh 5 orang sekaligus memang menjadi fantasi bu Zaskia sejak lama. Mulai sejak ia bercerai dengan suaminya, bu Zaskia hanya bisa melampiaskan nafsu syahwatnya dengan masturbasi saja dan hanya bisa membayangkan gaya yang pernah dilakukan suaminya padanya. Tak lama ada beberapa temannya yang iseng memberikan video porno kepadanya. Meski durasi singkat karena hanya lewat WhatsApp, namun begitu berkesan dan membuat pandangan tentang bercinta yang ada di dalam diri bu Zaskia berubah. Bu Zaskia mulai searching video-video lain melalui internet, ia pun juga belajar menggunakan VPN untuk bisa mengakses lebih jauh tentang bercinta. Hingga akhirnya dari rasa ingin tau berubah menjadi hobi barunya. Hampir setiap hari ia pasti meluangkan waktu untuk menonton video porno. Kadang di gerai, kadang di rumah, bahkan saat kajian kemuslimahan ia pernah izin ke toilet untuk bermasturbasi sambil menonton video yang telah ia download di HPnya. Dari semua gaya bercinta, bu Zaskia sangat menginginkan gangbang. Dalam satu waktu dan tempat merasakan begitu banyak rudal di ketiga lubang kenikmatan pada tubuhnya. Dan setelah penantian lama akhirnya malam ini ia bisa menjadikan kenyataan fantasi bercintanya selama ini.
Bu Zaskia : MMFFHH.. NGGHH.. AHHHH.. TERUSSS TUAN-TUAN.. HUKUM ANJING INI.. AGHHH…SSSHH.. MMMMHHHHHHHHH.. AHHH.. KELUAR LAGIHHHH.. OUUHHHHHH..
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Hantaman kenikmatan dan birahi pada tubuh bu Zaskia membuatnya menyerah dan langsung menyemburkan cairan surgawinya ke segala arah bak pompa hydrant. Meskipun baru dua kali orgasme, namun karena harus melawan 5 orang, bu Zaskia mulai kelelahan.
Bu Zaskia : Hhhh.. Hhh.. aduhh tuaann.. maafkan Anjing ini.. Hhh.. udah mulai capek tuanhh.. sembari bu Zaskia lunglai dengan posisi terlentang.
Deri : Lhah.. kok uda lemes.. kita aja belom kelar..
Andra : Bentar aku beliin obat kuat aja.. biar dia kuat semaleman..
Odi : Ehh sekalian buat kita juga.. mumpung bisa.. kapan lagi bisa ngrasain serambi lempit akhwat cuk.. ahahahah..
Andra : Mahal oee.. mau bayarin?
Rendi : Udah ntar patungan ae.. kamu yang order..
Andra pun memesan obat perangsang wanita super dan obat kuat pria. Sambil menunggu datangnya pesanan, mereka kembali menggarap bu Zaskia tanpa memberikannya jeda untuk istirahat.
Kali ini Odi membawa krim vaseline. Ia mengusapkannya pada lubang anus bu Zaskia. Merasakan sensasi geli di anusnya, bu Zaskia malah membuka kakinya sehingga dengan mudah Odi melumasi lubang ‘pintu belakang’ bu Zaskia.
Luqman : Wahh.. gila kamu Di.. mau di anal juga nih anjing??
Odi : Yoi.. mumpung bisa sekalian aja kenapa nggak?
Rendi : Ahahah.. mantab nih.. Ndra.. masi lama nggak?
Andra : Udah otw obatnya..
Odi : Gimana anjingku sayang? Mau coba ditusuk lubang bokernya?? Ahahaha..
Bu Zaskia : Hhh.. Hhh.. mmhhhh.. terserah Tuan semua..
Nampak wajah bu Zaskia mulai sayu kelelahan, matanya memandang dengan nanar ke arah Andre dan yang lain yang tengah duduk di sofa dengan rudal mereka yang masih tegak menjulang. Ngocoks.com
Bu Zaskia : Aghh!! Nghhhh..
Bu Zaskia mengerang ketika merasakan lubang anusnya mulai dikuak oleh jemari Odi. Satu jemari masuk dan mulai maju mundur merenggangkan liang anusnya. Berlanjut jari kedua, kemudian jari ketiga. Bu Zaskia merasakan bagian bawah tubuhnya seperti dipaksa mekar. Syahwat yang sudah menguasai diri bu Zaskia membuatnya begitu menikmati permainan tangan Odi di anusnya.
Bu Zaskia : Ouuhhh.. Shhhh.. tuann.. ahhh.. Iyahhh.. rudalnya tuaann.. jangan cuma jari..
Odi : hahah.. oee udah siap nih..
Rendi : Mantab lah.. lanjut lagii..
Dengan sisa tenaganya, bu Zaskia di arahkan untuk mengangkang di atas pinggul Odi. Dengan posisi Reverse Cow Girl bu Zaskia mulai mengarahkan lubang anusnya ke rudal gemuk Odi, Odi pun ikut membantu mengarahkan rudalnya agar pas dengan liang surgawi kedua bu Zaskia.
Bu Zaskia : NGGHHHHH… AKHHHH!!! MMMMHHHH..!!!
Dengan perlahan bu Zaskia menurunkan bokongnya. Anus mungilnya terlihat kewalahan menelan rudal gemuk Odi. Turun sedikit, naik lagi, turun sedikit, naik lagi. Odi yang merasa anus bu Zaskia terlalu seret meminta bu Zaskia meludahi tangannya kemudian ia oleskan ke liang anus bu Zaskia. Kali ini dengan bantuan Odi perlahan akhirnya semua rudal Odi berhasil masuk ke ‘pintu belakang’ bu Zaskia. Begitu sesaknya, bahkan jauh lebih sesak daripada rudal Hamdan. Serasa bokongnya hendak robek oleh rudal Odi. Bu Zaskia hanya bisa menganga dengan kepala mendongak ke atas merasakan anusnya ditembus benda sebesar itu. Andra dan yang lain pun dengan cekatan memberikan rangsangan ke semua titik sensitif bu Zaskia. Jilatan dan cupangan mereka daratkan ke seluruh tubuh putih mulus bu Zaskia, terlebih lagi toket 40H nya yang langsung dilahap habis oleh Rendi.
Bu Zaskia : OUUHHH.. YEAAHH.. TUAANNHH.. ENAK SEKALI TUAANN.. AHH rudal.. ANJING INI BUTUH rudal.. AHHH..
Bu Zaskia yang sudah benar-benar tenggelam dalam birahi semakin liar meracau. Odi pun segera menggerakkan pinggulnya. Perlahan ia naik turunkan rudalnya yang tengah memperawani anus bu Zaskia. Ketika rudal Odi bergerak keluar, maka lubang anus bu Zaskia pun ikut tertarik keluar, begitu pula saat Odi menghujamkan rudalnya, anus bu Zaskia seperti ikut tertelan.
SPLOK.. SPLOKK.. SPLOK
Bu Zaskia : AGHH!! AGHH!! TUAN ODIIHH.. OHHH.. MMHHH.. NGGHHH.. AKHH.. TERUSSSHH.. OUHH NIKMATNYA rudalMU TUANHH..
Odi : Cuy seret banget nih lubang.. gak kayak punya istriku.. sek asekkk..
Andra : Ehh nih mulut nganggur lagi.. sinih!!
Andra langsung menyodok mulut bu Zaskia hingga masuk seluruhnya ke tenggorokan bu Zaskia. Sementara Luqman dan Deri meremas toket dan melahap puting bu Zaskia yang terombang-ambing oleh sodokan mantap Odi.
Rendi : Ehh Anjing.. nih serambi lempit kamu mau rudal gak?!
Bu Zaskia : AGHH.. IYAAHH.. TUAANNHH.. PAKAI ANJING INI SEMAU TUAANNHH.. AHH.. AKHHH.. NNGHHH..
rudal Rendi yang sudah tegang maksimal langsung menghujam serambi lempit bu Zaskia yang basah kuyup oleh lendir syahwatnya. Tuntas sudah semua lubang tubuh bu Zaskia di sumpal rudal lelaki yang bukan mahramnya. Tak nampak raut wajah penyesalan bu Zaskia, malahan ia menampakkan rasa puas bisa merasakan gangbang. Semua lelaki yang ada di kamar itu kini tengah berusaha mencapai klimaks mereka.
PLOKK.. PLOKK.. PLOKK.. pinggul Rendi dan Odi bergerak berirama menggerakkan rudal mereka keluar masuk secara bergantian. Menyebabkan bu Zaskia mendapatkan rangsangan secara terus menerus. Apalagi di mulutnya penuh dengan rudal Andra yang begitu kekar dan berbau khas lelaki membuatnya semakin terbuai oleh kenikmatan dosa zina.
Hampir 10 menitan mereka menggilir bu Zaskia dengan posisi itu hingga akhirnya Odi dan Rendi pun tak mampu lagi bertahan.
Odi : AGH! DASAR ANJING.. NIH MAKAN PEJUHKU!!
Rendi : SAMA CUKK.. AAARGHHHH!!!
Odi dan Rendi klimaks secara bersamaan. Sperma Odi membanjiri seluruh liang anus bu Zaskia, sementara Rendi memandikan rahim bu Zaskia dengan benihnya.
Andra : Nah.. gantian aku nih nyobain bokong mu dasar anjing!! Sembari Andra memposisikan bu Zaskia ke posisi doggy.
Andra : Der.. kamy bawah ya.. sodok tuh memeh nih Anjing.. ahaha..
Deri : Siap boskuhh..
Luqman : Impian aku nih dari dulu ngontolin mulut akhwat nyampe crot dimulut dia..
Andra segera mengarahkan rudalnya dan Bleshh.. dengan mudahnya rudal Andra menerobos liang bo’ol bu Zaskia. Dibawahnya Deri langsung melesakkan rudalnya dengan liar. Nampak sperma Rendi meleleh tiap kali Deri menggerakkan rudalnya keluar. Sementara Luqman menggagahi mulut bercintai bu Zaskia. Bu Zaskia hanya bisa merem melek merasakan kembali seluruh lubangnya di sesaki rudal-rudal kekar yang siap menumpahkan ‘air minum’ idaman seluruh akhwat di dunia. Peluh membasahi seluruh tubuhnya, membuat tubuhnya mengkilat indah. Sementara ketiga teman KKNnya itu masih terus menikmati tubuhnya yang selalu tertutup rapat oleh gamis dan jilbab lebar. Memang sangat jarang ada akhwat yang mau di gangbang karena menurut agama, tubuh seorang wanita hanya diperuntukkan bagi suami sahnya saja.
Bu Zaskia : Ahh.. seandainya mereka tau nikmatnya di gangbang.. gumam bu Zaskia dalam hati sambil terus menikmati permainan ketiga lelaki teman lamanya itu.
Andra : Ehhh aku duluan ya.. nih anjing anusnya top banget!!
Luqman : Cuuyy.. udah kayak pornstar aja nih anjing!! Ahh ga tahan lagi!!
Deri : Barengan aja.. aku juga dah ga kuat!! ARGHHHHH!!!
Andra, Luqman, dan Deri menyemburkan seluruh isi zakarnya ke dalam mulut, anus, dan serambi lempit bu Zaskia. Merasakn semua lubangnya disembur sperma, bu Zaskia pun melepas pertahanannya dengan lenguhan panjang.
Bu Zaskia : OOUUUUNNNGGHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH..
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SEEEERRRRRRRRR..
Orgasme terakhir bu Zaskia yang langsung menbuatnya tumbang. Ranjang tempat mereka melakukan dosa pun penuh dengan campuran cairan surgawi bu Zaskia dan sperma kelima temannya. serambi lempit dan anus bu Zaskia berkedut-kedut setelah lebih dari 30 menit dihajar oleh rudal. Liang anusnya nampak menganga dan mengalirkan sperma. Sementara sperma Luqman di dalam mulutnya sebagian ia telan, sebagian lagi meluap keluar dari mulutnya.
Ting tong.. Orderan!!
Andra : Wah datang tuh.. lanjut lagi nih malam ini..
Rendi segera berlari untuk mengambil pesanan mereka. Ia hanya menggunakan celana pendek saja saat itu.
Rendi : Wahhh.. mantab nihh.. yok langsung aja diminum..
Andra dan yang lain segera meminum obat kuat yang mereka beli, sementara bu Zaskia yang masih tergeletak tak berdaya mereka paksa untuk minum obat perangsang. Jilbab hitamnya kini telah berlumuran sperma dan cairan surgawinya.
Sekitar 30 menit kemudian Andra dan temannya mulai merasakan efek obat itu. Bu Zaskia sendiri merasakan tubuhnya terasa hangat dan terangsang secara tiba-tiba.
Bu Zaskia : Ahhh.. bakal jadi malam yang melelahkan.. tapi enak juga bisa dirudalin semaleman gumam bu Zaskia yang sudah kembali di obok-obok serambi lempitnya oleh Rendi dengan posisi berdiri sambil bu Zaskia berpegangan pada pagar balkon.
Pemandangan jogja dari balkon penthouse menjadi background ronde kedua mereka. Secara bergiliran mereka menyodok kedua lubang bu Zaskia. Anus bu Zaskia kini dengan mudahnya menerima benda apapun yang masuk. Bahkan saat giliran Odi menggenjot serambi lempit bu Zaskia, ia sempat memasukkan botol aqua ukuran 800ml.
Gangbang di tempat terbuka memberikan sensasi yang berbeda daripada indoor. Lokasi yang baru ini membuat bu Zaskia bisa meluapkan seluruh racauannya dengan bebas. Gerakan pinggulnya pun semakin lihai dan liar, memanjakan setiap rudal yang bersarang di kedua lubang surgawinya. Sementara mulut dan lidahnya melahap habis setiap rudal kekar teman-temannya. Berkali-kali bu Zaskia berteriak merasakan orgasme yang begitu hebat. Hampir di seluruh ruangan bu Zaskia di gilir oleh teman-temannya. Di sofa ruang utama, di pintu depan, di bathtub, di meja makan, bahkan bu Zaskia sempat dijadikan semacam spin wheel.
Ia diletakkan di atas meja putar. Biasa meja itu dipakai untuk makan bersama sehingga jika kita menginginkan makanan yang ada di depan teman kita, tinggal diputar saja bagian spinning meja. Malam itu bu Zaskia menjadi budak bercinta kelima teman-temannya. Dimulai dengan random spin dengan bu Zaskia terlentang ditengah. Dimana putaran berhenti, maka rudal yang beruntung bisa mendapatkan antar lubang anus dan serambi lempit atau mulut.
Semalaman penuh bu Zaskia digarap, tak terhitung lagi berapa kali ia orgasme. Tak terhitung pula berapa liter sperma yang membanjiri rahim dan anusnya, juga yang telah masuk kerongkongannya. Sekitar jam 11 malam mereka semua terkapar dengan posisi telanjang. Hanya bu Zaskia saja yang masih mengenakan jilbab.
Pagi harinya mereka terbangun sekitar jam 7.45. Andra yang terbangun lebih dulu segera memesan sarapan untuk rekan-rekannya. Sementara bu Zaskia yang baru bangun langsung menutupi tubuhnya dan berlari menuju kamar mandi. Selama di dalam kamar mandi ia merenungkan seluruh kejadian semalam.
Bu Zaskia : Ahh.. enaknya.. tapi hari ini terakhir.. kapan lagi bisa ngrasain di gangbang seperti semalam yaa.. ahh minta Hamdan ajakin temennya aja ya? Gumam bu Zaskia berfantasi sambil mandi.
Pagi itu, mereka pun sarapan bersama. Bu Zaskia kali ini tampil cantik dengan setelan Jilbab antem dan gamis warna mocca. Eyeliner di matanya serta lipstik pink muda gloss menambah kecantikan wajah putihnya.
Andra : Zas.. maaf yah semalem kita khilaf.. sampai ngatain kamu kayak gitu..
Luqman : Iyah Zas.. kita sih ga ada niatan, tapi suasananya gitu.. mau gimana lagi..
Bu Zaskia : Hem? Emang kenapa? Toh aku juga yang malah nantangin kalian kan? Hihih.. udahlah.. toh semua sama-sama enjoy..
Deri : Lohh.. emang gapapa Zas? Bukannya dalam agama gak boleh ya?
Bu Zaskia : Iya bener.. tapi kalian nyesel gak sih bisa nikmatin aku?
Rendi : Emmm.. gimana yaa??
Bu Zaskia : Hihihih.. Ren Ren.. bilang aja kalo enak.. mau lagi kah?
Mendengar pertanyaan Bu Zaskia semua terbengong. Mereka tidak menyangka ternyata Zaskia yang mereka kenal telah berubah menjadi wanita yang tak malu lagi mengumbar nafsunya untuk mendapatkan kepuasan sesaat meskipun tubuhnya tertutup sempurna oleh gamis dan jilbab syar’i layaknya kebanyakan akhwat.
Odi : Ehh.. emang boleh Zas?
Bu Zaskia : Emang aku pernah nglarang ya..?? Sembari bu Zaskia kini merubah posisi duduknya bersandar ke kursi makan sehingga semuanya kembali tertuju ke toket raksasanya.
Odi : Duhh.. kalo ditawari gitu gimana mau nolak? Iya kan Ren?
Rendi : Nolak? Lah kedip aja gak bisa daritadi aku liatin Zaskia yang super cantik nih..
Andra : Gimana? Ronde penutupan kah?
Bu Zaskia : Hihihih.. pengen banget ya? Tapi ada syaratnya.. jangan cerita ke istri kalian dan temen yang lain, pokoknya ini Cuma diantara kita yah..
Deri : Wuooohh.. Aman Zas.. video pun Cuma buat koleksi kita-kita..
Bu Zaskia : Yang terakhir.. jangan sampai jilbabku ni kotor.. pokoknya aku maunya di entot tetep pake jilbab..
Luqman : Beres Zas..
Bu Zaskia : Trus sampai kapan kalian mau diemin aku nih??
Dan pagi itupun ditutup dengan persenggamaan antara akhwat dan lima lelaki yang bukan mahramnya.
Sementara di malam yang sama.. di tempat lain.. ada juga akhwat yang tengah merasakan hal yang sama seperti bu Zaskia. Hanya saja nasib yang berbeda yang menyebabkan hal itu terjadi..
Bersambung… Udara dingin mulai menyeruak masuk ke dalam kamarnya ketika Amin terbangun oleh adzan subuh dan hendak berangkat ke masjid. Ia teringat pesan ayahnya dimanapun ia berada jangan pernah tinggalkan sholat secara berjamaah di masjid.
Udara pagi Jogja memang terasa sejuk, berbeda dari kampung halamannya di Sumatra yang panas. Ini adalah hari ke 10 nya berada di Jogjakarta, kota yang sangat ia impikan selama ini. Karena di tempat inilah ia akan melanjutkan studinya di salah satu universitas terbaik di Indonesia. Amin hendak membuktikan pada keluarga besarnya kalau kuliah tidak selalu tentang uang, dan ia berhasil membuktikannya dengan mendapatkan beasiswa penuh hingga kelulusannya. Pagi ini jadwal untuk pendaftaran ospek dan stadium general, Amin pun bersiap-siap lebih pagi untuk ke kampus.
Amin : Oke.. udah siap semua.. tinggal jalan..
Namun waktu Amin hendak melangkahkan kakinya, tanpa sengaja kaki kirinya menginjak tali sepatu kaki kanannya. Amin langsung kehilangan keseimbangan dan ambruk ke depan. Tanpa ia sadari ternyata ada akhwat yang juga lewat di depannya membuatnya tak mampu menghindari tubrukan dengan si akhwat.
BRUKK!! AKHH!!
Si Akhwat yang juga tak menyadari ambruknya Amin akhirnya terduduk di jalan depan kos Amin. Ia mengenakan jilbab segi empat panjang dan cadar tali berwarna ungu muda, sementara gamisnya hitam dengan lis ungu muda. Wajahnya yang putih bersih terlihat indah dihias oleh mata lentiknya. Sementara punggung tangannya tertutup oleh handsock hitam polos.
Amin : Aduhh.. Afwan ukh.. ana gak sengaja..
Si Akhwat : Iyahh.. gapapa kok.. ana juga kurang hati-hati..
Amin : Ukhti gakpapa kan? Ada yang luka?.. sembari Amin berdiri dan merapikan pakaiannya.
Si Akhwat : emm.. gak ada luka kok.. si akhwat pun berdiri dan hendak melanjutkan jalannya.
Amin : Ehhh.. ukhti mau daftar ospek juga kah?
Si Akhwat : iya..
Amin : Emmm.. Boleh bareng? Soalnya ana ga tau harus kemana..
Si Akhwat : Boleh.. emang akhi belum baca pengumuman di web nya?
Amin : Naahh itu.. kemarin ana masih sibuk ngurus berkas-berkas dari Sumatra.. jadi gatau teknis pendaftaran.. Alhamdulillah kalau ukhti mau nemenin..
Si Akhwat : Ya sekalian juga.. ana juga malu kalo sendirian.. hihi..
Melihat si akhwat tertawa kecil membuat hati Amin serasa berbunga-bunga. Padahal juga baru pertama kali mereka bertemu, tapi entah kenapa Amin serasa tak ingin jauh-jauh darinya. Mata lentiknya yang indah ketika tertawa begitu membekas di hati Amin.
Amin : Bareng aja ya ukh.. ngomong-ngomong ukhti kuliah di fakultas apa?
Si Akhwat : He’emhh.. ohh.. ana di teknik.. kalo akhi sendiri?
Amin : Ohh sama dong.. ana juga teknik, Cuma ana di teknik Sipil.. mata Amin tak bisa lepas dari gerak-gerik si Akhwat yang begitu anggun dengan gamis dan jilbabnya yang selalu berkibar tertiup angin.
Si Akhwat : Ehh.. kok sama.. ana juga di teknik Sipil..
Amin : Ha? Wah Alhamdulillah.. paling nggak uda ada kenalan jadi gak canggung ntar.. ehh tapi kan blom ngenalin nama ya? Ahahahah.. nama ana Amin..
Si Akhwat : Iya ya.. ana juga malu kalau ga ada kenalan sebelumnya.. ehh iya juga yahh.. ana Sulwa..
Sulwa.. nama yang begitu kenikmatans sekenikmatans senyumnya ketika menyebutkan namanya yang tersirat dari matanya yang lentik. Pagi hari itu menjadi awal mula Amin berkenalan dengan Sulwa dan menjadi hari yang paling spesial untuknya di Jogja.
Amin : Mmm.. ukhti Sulwa darimana asalnya? Kalau ana dari Lampung.
Sulwa : Ohh sama pulau dong.. ana dari Riau..
Amin : ehh iya ya.. tapi tetep aja jauh.. naik pesawat aja juga kerasa jauh.. ahahah..
Sulwa : Hem? Emang mau ke rumah ana akhi?
Amin : Ng.. Nggak ukh.. Cuma ngukur jarak aja.. ehh udah nyampe.. kemana dulu nih ukh?
Sula : Ehh iya.. bentar ana cek di HP dulu..Jemari Sulwa yang lentik dibalut handsock hitam tak mampu menutupi indahnya kulit terawat miliknya. Henna merah marun yang melekat di kuku jarinya menambah kesan cantik seorang akhwat pada dirinya. Amin begitu terpana dengan Sulwa, meskipun tingginya hanya sekitar 160cm namun posisi berdirinya yang tegap mendatangkan kesan anggun.
Sulwa : Ohh.. kita langsung ke KPFT aja..
Amin : Ehh.. ahh.. apa ruh KPFT ukh?
Sulwa : Mmm.. Kantor Pusat Fakultas Teknik.. itu gedung yang paling tengah..
Amin : Ohh.. afwan jadi ngrepotin ukh..
UGM merupakan salah satu dari top 5 universitas di Indonesia. Dalam 1 angkatan bisa sampai 8000 lebih maba. Dan fakultas teknik adalah salah satu fakultas favorit di UGM yang menjadi target para maba baik dalam dan luar kota.
Sulwa : Kak.. kalau mau daftar ospek gimana ya?
Panitia : Ohh.. silakan ambil formulir ini nanti diisi sesuai identitas dan KTM wajib disertakan.
Jam menunjukkan pukul 10.00 ketika Amin dan Sulwa selesai melakukan registrasi untuk ospek. Hari itu lumayan banyak maba yang mendaftar, sehingga mereka harus antri lumayan lama. Fakultas teknik memiliki 8 Jurusan dan 12 prodi yang membuat setiap mahasiswa yang mendaftar memiliki banyak opsi program studi yang bisa mereka pilih.
Amin : emm.. Ukhti Sulwa mau makan kah? Atau ada agenda lain?
Sulwa : ohh.. afwan ana masih ads keperluan lain.. mungkin lain kali akhi..
Amin : Ohh.. Ok.. Syukron ukh udah mau repot-repot nemenin ana.. afwan juga buat yang tadi pagi..
Sulwa : Iya.. ga usah dipikirin akhi.. ana ikhlas kok.. assalamualaikum..
Sulwa pun berlalu pergi meninggalkan Amin yang masih belum bisa beranjak dari tempat ia berdiri. Amin tak ingin melewatkan kesempatan terakhirnya hari itu untuk melihat bidadari hatinya. Setiap kata-kata Sulwa melekat erat di hati Amin, senyum kenikmatansnya yang tersirat melalu matanya menembus jantung hatinya, kibar jilbabnya membelai lembut benih-benih cinta yang mulai bertunas di hatinya.
Sesampainya di kos, Amin segera merebahkan dirinya. Ia terus mengingat-ingat kejadian indah pagi itu bersama Sulwa. Berawal dari kecelakaan yang tak disengaja, hingga akhirnya hatinya dipenuhi dengan namanya.
Amin : Ohhh.. ukhti Sulwa.. kenapa waktu begitu cepat berlalu.. sambil Amin membayangkan tentang Salwa.
Amin : Naahhh tololnya.. kenapa ngga minta nomer dia tadi? Hadehhh..
Kemudian hari H ospek tiba. Amin bersiap dan langsung bersegera menuju kampusnya. Ospek fakultas berjalan sekitar 3hari mulai dari jam 6 pagi hingga 5 sore. Sesampainya di kampus, Amin segera mencari kelompok ospeknya. Ada sekitar 40an kelompok ospek yang terdiri dari bermacam jurusan sehingga Amin pun agak kesusahan mencari kelompoknya.
Sulwa : Amin!! Sini..!!
Amin pun terkejut senang mendengar suara akhwat idamannya memanggilnya. Tak disangka ternyata Amin dan Sulwa 1 kelompok ospek. Lagi-lagi ia ditolong oleh Sulwa setelah kemarin ia dibantu saat melakukan pendaftaran ospek.
Amin : Alhamdulillah.. untung ada ukhti Sulwa.. ana uda kebingungan tadi cari kelompoknya dimana..
Sulwa : Ahahah.. Mungkin udah takdirnya.. ehh buruan.. tuh kak pembina udah datang.
Hari pertama ospek pun berjalan dengan seru, karena ini kali pertama Amin melangkahkan kaki mengelilingi kampus impiannya, apalagi kini ia satu kelompok ospek dengan bidadari hatinya. Sulwa memang tidak mengenakan cadar tapi diganti dengan masker kain. Mungkin karena seragam ospek yang tak memungkinkan dia mengenakan cadar. Namun untuk Amin, meski mengenakan masker Sulwa tetap tampak cantik di matanya.
Aktifitas seharian membuat semua orang lelah dan bermandikan keringat. Meski lelah, Amin begitu menikmati ospek hari pertamanya. Dipandu kakak angkatan yang supel dan humoris. Salah satu pemandu akhwat juga cantik jelita dengan setelan baju hitam panitia, rok panjang hitam, dan jilbab segi empat lebar juga berwarna hitam. Membalut indah tubuh rampingnya yang berkulit kuning langsat. Wajahnya cantik berhidung sedikit mancung dengan bibir tipis dan rias simple menambah kecantikan akhwat pembina kelompok Amin. Sulwa pun tak kalah memikatnya meski tubuhnya bermandikan peluh, namun justru membuat wajahnya glowing. Seragam ospek yang berupa kaos pun membuat gunung kembar Sulwa sedikit menunjukkan bentuk aslinya. Amin memperkirakannya ukurannya sekitar 30an C cup.
Sulwa : Akhi.. Akhi Amin.. nglamunin apa? Nih diajakin kumpul di rumah ukhti Zahra buat bikin tugas kelompok bareng..
Amin : Ehh.. Ahh.. afwan ukh.. kepikiran aja impian ana buat bisa kuliah di kampus ini bisa terwujud..
Sulwa : Alhamdulillah.. syukur sama Allah ya akhi..
Amin : iyah ukh.. jazakillah sudah diingatkan.. btw jam berapa pada mau kesana? Ana belum tau rumahnya..
Sulwa : Kata yang lain sih abis ospek hari ini kelar pada mau kesana bareng-bareng..
Amin : Ohh iya.. oke lah kalau bareng-bareng.. ukhti ada motor? Mmm.. mau berangkat bareng?
Sulwa : Ohh Ana ntar bareng tuan rumah.. katanya dia ntar di jemput ortunya pakai mobil..
Amin : Ohh yasudah.. malah lebih aman gitu ukh..
Meski dalam hatinya Amin berharap bisa berboncengan bersama Sulwa, namun ia juga sadar kalau Sulwa termasuk akhwat yang menjaga dirinya dari ikhwan yang bukan mahramnya. Ia bisa menilai dari cara Sulwa berinteraksi dengan teman-teman barunya. Khas seorang akhwat yang jika berbicara dengan ikhwan akan terasa kaku, namun kalau berbicara dengan sesama wanita maka bisa lepas dan alami. Namun Amin sedikit merasakan perbedaan ketika Sulwa berbicara dengannya. Amin merasa Sulwa lebih banyak berbicara dengannya meskipun masih menahan diri. Namun Amin tak ingin terburu-buru menyimpulkan tentang perasaan Sulwa padanya.
Jam menunjukkan pukul 16.35 ketika panitia menutup ospek hari itu. Nampak raut wajah kelelahan pada semua peserta ospek. Ada yang berjalan seperti orang yang bertenaga, ada pula yang terduduk sambil mengembalikan tenaganya. Namun Amin dan kelompoknya tak ada waktu untuk istirahat. Ia pun segera berkumpul dengan kelompoknya dan berangkat bersama-sama menuju rumah ukhti Zahra. Amin segera menstarter motor Beat yang baru ia beli beberapa hari yang lalu. Memang tidak baru, bagi Amin yang penting bisa membantu keperluan transportasinya selama di Jogja maka itu sudah cukup.
Jarak antara kampus ke rumah ukhti Zahra lumayan jauh. Amin pun terkesan dengan suasana Jogja yang banyak orang di kampungnya bilang kalau sudah pernah ke jogja pasti sulit buat move on. Amin hanya tersenyum mendapati kenyataan itu, baru beberapa hari saja di Jogja ia sudah merasa nyaman dan tak ingin meninggalkan Jogja. Keramahan orang-orang jogja yang selalu tersenyum ketika berjumpa dengan siapapun baik yang mereka kenal atau tidak dan harga kebutuhan hidup yang tergolong murah menjadi penilaian utama Amin tentang Jogja yang Berhati Nyaman.
Adzan Maghrib berkumandang ketika Amin sampai di rumah ukhti Zahra. Rumahnya cukup luas dengan akses masuk yang memadai. Setelah selesai sholat Maghrib berjamaah, maka ketua kelompok mulai membagi tugas kelompok. Ada tiga tugas yang harus diselesaikan untuk besok pagi diantaranya membuat replika tugu teknik fakultas teknik UGM, mading kelompok ospek, dan drama. Setelah selesai pembagian, Amin ternyata menjadi satu divisi dengan Sulwa di pengerjaan tugas mading.
Amin : Hahahh.. kenapa ya ukh kok kita susah banget jauhan? Malah suruh ngerjain mading lagi..
Sulwa : Ga tau juga Akhi.. ahahah..
Untuk pengerjaan konten mading yang berisi artikel-artikel ataupun paper maka Sulwa lah yang paling memiliki keahlian. Ia dibantu beberapa temannya membuat artikel yang hendak dimasukkan ke dalam mading. Sementara untuk desain layout, Amin dibantu oleh Adam. Amin memang memiliki keahlian di bidan desain grafis, sementara Adam ahli dalam kreasi gambar manual. Aliran gambarnya lebih ke anime, sehingga mading mereka lebih mirip komik.
Amin : Dam.. keren lohh gambaranmu.. belajar dimana tuh? Gak bikin komik aja?
Adam : Ahh biasa aja Min.. ini aku otodidak yaa.. pengen sih tapi males aja, Cuma hobi.. btw desain judul kamu juga keren bisa gitu kamu dapet inspirasi gitu? Ahaha..
Amin : Ahahaha.. ntah juga.. kadang kan ide tuh datang nya pas lagi gak dicari-cari..
Adam : Nahh betul tuh.. pas lagi butuh ide malah nge-blank, giliran lagi di toilet malah ide nya tumpah ruah.. ahahahah..
Amin : Nahh.. sama dong.. ahahaha..
Mereka semua bekerja keras hingga jam menunjukkan pukul 00.10. Lelah mereka terbayarkan sudah ketika ketiga tugas mereka terselesaikan dengan baik. Nampak raut wajah lega dipenuhi dengan kepuasan meskipun masih ada tugas ospek individu yang harus mereka kerjakan, namun setidaknya ada penghibur bagi lelah mereka selama seharian.
Banu : Oke teman-teman sekalian, Alhamdulillah ketiga tugas udah kelar.. fuhhh.. capeknya.. sekarang boleh pulang.. istirahat yang cukup.. besok pagi kita akan tampilkan semua karya kita..
Kata-kata Banu sebagai ketua kelompok menutup pertemuan mereka malam itu. Satu per satu teman-teman kelompok Amin mulai pulang. Ada yang sendirian, namun banyak juga yang berboncengan. Karena rata-rata maba belum memiliki kendaraan pribadi jadi tadi keberangkatan mereka ke rumah ukhti Zahra banyak yang ikut dengan mobil ukhti Zahra.
Zahra : Yaa Allah.. Afwan ukh.. ana lupa kalau tadi ukhti Sulwa berangkat bareng ana.. gimana kalau ana antar?
Sulwa : Udah gak usah repot-repot ukh.. inshaaAllah ana bisa usahain..
Amin : Ehmm.. ana antar aja gimana ukh? Udah malem banget nih.. kalau jalan sama yang hak dikenal sama sekali malah bahaya ntar..
Zahra : Ehh iya.. afwan akhi.. gitu aja bagus ukh.. jogja kalau malam kurang aman, apalagi kalau perempuan sendiri..
Sulwa : Mmm.. gimana yaa??.. Nampak Sulwa ragu karena baginya itu termasuk khalwat yang dilarang agama.
Amin : inshaaAllah ini kondisi darurat ukh.. yuk dah langsung aja..
Sulwa : Mmm.. yasudah.. ana pamit dulu ya ukh.. Assalammu’alaykum..
Amin segera menuju motornya, tak lupa ukhti Zahra meminjamkan helmnya untuk dipakai Sulwa. Sulwa duduk dengan posisi menyamping di belakang Amin. Jantung Amin berdegup kencang, hatinya benar-benar bahagia karena bisa mewujudkan keinginannya untuk berboncengan dengan Sulwa hari ini. Selama perjalanan, Sulwa tak banyak berbicara, tangan kirinya berpegangan pada handle jok belakang motor, sementara tangan kanannya terlipat rapi di atas pahanya.
Amin : Ehmm.. Ukh.. ini lewat mana yaa?? Halo ukhh.. ukhti Sulwa..
Sulwa : Haahhh? Apa ya akhi? Gak kedengaran.. Suara angin yang menerpa mereka mengaburkan suara Amin.
Amin : Ini lewat mana lanjutannyaaa..???!!!.. Dengan sedikit berteriak Amin bertanya pada Sulwa.
Sulwa : Ohhh.. Kanan akhi.. afwan gak kedengaran.. ahahah..
Amin : Ohhh siap permaisuri..!!
Sulwa : ihhh.. apaan sih akhi.. biasa aja dongg..
Amin : Kan ukhti mirip permaisuri.. ana yang jadi pelayannya.. nganter kesana-sini..
Sulwa : Kan tadi bilangnya darurat.. gimana sih?
Amin : Ahahahah.. becanda loh ukh.. gak pegangan nih tangan kanannya? Ntar jatuh lohhh..
Sulwa : Belum jadi mahramnya akhi.. udah ga usah aneh-aneh..
Amin : Yaa kan safety itu pen..
Tiba-tiba kendaraan di depan Amin mengerem mendadak. Amin yang tak terlalu memperhatikan kondisi di depannya terkejut dan langsung mengerem mendadak.
CIIITTT!! SREEKKKK!!
Dengan respon cepat Amin motornya tidak sampai menabrak kendaraan di depannya. Namun Sulwa yang ada duduk di belakang secara respon memeluk Amin karena terkejut. Rasa kaget dan bahagia bercampur jadi satu. Kaget karena rem mendadak dan bahagia karena dipeluk oleh Sulwa.
Sulwa : Astaghfirullah..!! Hati-hati akhi.. sambil Sulwa kembali ke posisinya yang hampir terjatuh.
Amin : Ana udah hati-hati ukhh.. ya iya masa motor rem nya dibandingin sama ABS mobil.. hufft..
Sulwa : Yaa tetep hati-hati.. ana hampir jatuh tadi.. untung ajaa… Emm gak jadi..
Amin : Untung kenapa ukh? Kok gak jadi ngomong..??.. goda Amin.
Sulwa : Ngga.. gapapa.. btw ABS apa sih?.. Sulwa berusaha merubah tema perbincangan untuk menjaga imagenya sebagai seorang akhwat.
Amin : Ohh.. ABS itu Anti-Lock Brake System.. jadi meski mobil ngerem mendadak maka gak akan kepleset.. gitu lahh gambarannya..
Sulwa : Ohhh.. pantes.. enak yah..
Amin : Nahh makanya ukh.. ana tadi uda jaga jarak juga.. masih ga mau pegangan Ntar jatuh lohh..
Sulwa : iya dehh.. sekali ini aja lhooh akhi..
Sulwa pun akhirnya melingkarkan tangan kanannya di perut Amin. Sempurna sudah malam ini bagi Amin. Rasa senang, bahagia, dan gembira memenuhi seluruh ruang hatinya. Meski Sulwa bilang ini yang terakhir namun Amin tak memperdulikan apa yang Sulwa katakan. Meski hanya semalam, ia ingin menikmati perjalanan singkat menuju kos Sulwa malam itu.
Sementara di jok belakang, tertutup oleh helm dan masker, Sulwa tersenyum senang karena bisa diboncengkan oleh Ikhwan yang ia sukai. Sejak pertemuan pertamanya dengan Amin, Sulwa mulai merasa nyaman dekat dengannya. Kajian-kajian yang sering ia dengar dan ikuti membatasi setiap langkahnya agar tak terjerumus jauh dalam dosa. Meski begitu, malam ini ia merasa senang sekali karena bisa memeluk Amin meski hanya sekejap. Benih rasa suka mulai berubah menjadi rasa sayang di dalam hati Sulwa.
Amin : Nah udah sampai.. Amin mematikan motornya tepat di depan gerbang kos Sulwa.
Sulwa : Alhamdulillah.. syukron akhi.. sembari Sulwa bergegas turun dan masuk membuka gerbang.
Sulwa : Mmm.. Syukron katsir akhi.. hati-hati yaah.. sampai ketemu besok.. Assalamu’alaykum..
Amin : Iya.. wa’alaykumsalam..
Sulwa mulai berjalan masuk menuju kamar kosnya. Sementara Amin mulai berangkat menuju kosnya. Ia tak sadar jika Sulwa belum masuk sepenuhnya ke kamar kos. Sulwa berjalan kembali menuju gerbang menyaksikan motor Amin yang semakin menjauh. Ia tak ingin melepas malam itu tanpa melihat Amin yang berangsur-angsur menghilang di dalam kegelapan malam jogja. Sembari melepas masker kainnya dan dengan senyum bahagia ia melepas kepergian Amin.
Sulwa : Makasih yah Amin.. semoga ini awal dari kisah kita di jogja ini..
Sulwa pun mengunci gerbang dan segera menuju kamarnya. Sementara itu Amin seperti orang yang sedang dimabuk asmara. Ia bernyanyi sepanjang jalan dengan lagu-lagu percintaan yang sering dibawakan band-band ternama Indonesia. Malam hari itu serasa hanya miliknya, semua rasa lelah seharian yang ia rasakan terbayar sudah. Jarak kos Amin dengan Sulwa hanya berjarak 300an meter.
Hari kedua ospek, kelompok Amin dan Sulwa memainkan drama tentang kisah pertempuran antara TNI dan komplotan penculik yang dibungkus dengan komedi. Gelak tawa seluruh peserta ospek tak dapat terbendung ketika puncak adegan drama kelompok Amin menampilkan aksi bercampur komedi. Sulwa yang bertugas sebagai asisten direktor pun terlihat tertawa lepas melihat aksi konyol Amin dan yang lain. Di penghujung hari kedua, diumumkan tentang pemenang kontes tiga tugas kelompok yang diberikan. Kelompok ospek Amin memenangkan dua kategori di Mading dan Drama, sementara di kategori replika tugu teknik hanya menang di urutan 3. Pencapaian yang luar biasa itu membuat lelah di hari kedua seluruh anggota kelompok ospek Amin menguap seketika.
Hari kedua berakhir tanpa adanya tugas kelompok, maknanya Amin bisa pulang lebih awal. Tapi tetap saja masih banyak tugas individu yang harus mereka kerjakan. Termasuk membuat cerita pengalaman ospek mereka selama 2 hari.
Amin : Hooahhh.. leganyaaa.. kelar deh hari kedua..
Adam : Iya.. capek banget ehh.. besok hari terakhir.. katanya sih cuma seneng-seneng gitu..
Amin : ‘Cuma’ kaaann?? Ahahahahh..
Adam : ahahahah.. dont expect too much.. dah ah balik yok..
Amin : yukk..
Sulwa : Ehh.. afwan Amin.. boleh pinjem pulpen sebentar? Punya ana hilang nih..
Amin pun terkejut ketika Sulwa tergopoh-gopoh menghampirinya. Wajahnya yang tertutup masker kain tak mampu menyembunyikan kecantikan alaminya.
Amin : Ohh.. bentar.. nih Ukh..
Sulwa : Ana pinjam bentar yaa.. nanti ana kembaliin lagi.. Sulwa pun berlalu meninggalkan Amin.
Adam : Lahh.. suruh nungguin dong? Ahahaha nasib..
Amin : Iya juga ya? Ahh udahlah Cuma pulpen.. beli lagi juga bisa..
Meskipun dalam hati Amin sangat menginginkan Sulwa kembali berlari menuju dirinya hanya untuk mengambalikan pulpen itu. Ia rela menantinya meskipun hingga malam, namun Amin harus memendam rasa rindunya pada Sulwa karena khawatir perasaannya akan diketahui oleh Adam. Karena bagi Adam, Sulwa merupakan akhwat yang selalu menjaga marwahnya pads setiap ikhwan yang bukan mahramnya. Bahkan kalau Sulwa berbicara pada Adam ia hanya berbicara seperlunya.
Setelah sholat maghrib, Amin merebahkan dirinya di kasur tipis di kamar kosnya yang kecil. Di kamarnya hanya ada lemari, kasur, kipas angin, dan meja kecil saja. Namun itu sudah cukup membuat Amin nyaman. Ia terbiasa dengan kehidupan sederhananya di rumah. Sembari tiduran, ia menyalakan laptop lawasnya dan mendengarkan kajian-kajian dari ustad-ustad favoritnya.
Amin : Ahhh.. Enaknya tiduran abis mandi.. hem?? Nomer baru? Siapa ya?
Sulwa : Assalamu’alaikum.. benar ini nomer akhi Amin? Ana Sulwa..
Mendapat pesan WhatsApp dari Sulwa, seketika rasa penat di tubuh Amin menghilang. Dengan semangatnya ia membalas chat dari Sulwa. Tak disangka Sulwa akan lebih dulu menghubunginya.
Amin : Wa’alaykumsalam.. benar ukh.. ada apa ya?
Sulwa : Afwan ganggu.. tadi mau balikin pulpen, cuma ana nyariin akhi ga ada jadi ana bawa pulang..
Amin : Ohh gakpapa.. buat ukhti aja.. toh Cuma pulpen..
Sulwa : Yaa gak bisa akhi.. kan akadnya pinjam tadi.. ana gak enak..
Amin : Ahahah.. yasudah.. ana hibahkan buat ukhti aja.. btw dapat nomor ana darimana ukh?
Sulwa : Beneran akhi? Jazakallah.. ohh.. kan ada di grup kelompok ospek..
]Amin : Ehh iya ya? Ahahah.. udah bikin tugasnya ukh?
Sulwa : Belum nih.. masih beres-beres.. bentar lagi mungkin.. akhi sendiri gimana?
Amin : Mau bikin.. tapi bingung mau mulai darimana.. soalnya yang ada semua tentang ukhti nih.. Amin pun mulai melancarkan gombalannya pada Sulwa.
Sulwa : hah? Maksudnya gimana akhi?
Amin : Yaa kan selama 2 hari ini yang paling berkesan buat ana bukan tentang ospeknya, tapi karena Allah pertemukan ana dengan ukhti..
Sulwa : Akhi apaan sih.. ngegombal yaa??
Amin : Yee.. seriusan.. Wallahi.. kan kata kakak pembina suruh bikin cerita tentang apa yang paling berkesan tentang ospek ini kan? Yaa ituu yang paking berkesan buat ana..
Sulwa : ishh.. akhi.. udah ahh.. becanda mulu.. yaudah lanjut besok lagi yah.. Assalammu’alaykum..
Amin : Lohh.. hemm.. wa’alaykumsalam..
Sulwa pun merebahkan dirinya, ia hanya mengenakan kaos pendek tipis dan celana hotpants malam itu. Rasa senang dan bahagia tak mampu ia bendung. Hatinya benar-benar dipenuhi dengan Amin. Setiap langkah, tawa, candaan, dan semuannya yang ia tahu ada pada diri Amin telah memenuhi seluruh sudut hatinya.
Sulwa : Yaa Allahh.. Terimakasih engkau pertemukan hamba mu ini dengan seorang ikhwan yang baik hati..
Sulwa tersenyum sendiri mengingat semua kejadian antara dirinya dan Amin. Meski ia tetap menjaga jarak dengan Amin, namun hatinya tak ingin terpisah dari Amin. Rasa ingin bersanding dan bersandar pada Amin begitu kuat dalam dirinya. Malam itu ia terus memandangi layar HPnya yang berisi chat Amin tentang kesan selama 2 hari Amin yang berisi tentangnya hingga tanpa sadar ia pun tertidur.
Hari terakhir ospek pun tiba. Hari yang ditunggu-tunggu oleh semua peserta ospek fakultas teknik Gajah Mada. Amin pun berangkat dengan semangat pagi itu hingga tiba di kampus lebih pagi. Nampak sudah banyak peserta yang berdatangan. 7menit kemudian nampak dikejauhan seorang akhwat yang menjadi bidadari hatinya. Amin tak dapat melepaskan pandangannya sedetikpun dari kedatangan Sulwa ke kelompoknya. Wajah cantik alaminya yang tertutup masker kain tetap terlihat jelas dan menjadi sarapan pagi hari bagi mata Amin.
Amin : Assalamualaikum ukh..
Sulwa : Wa’alaykumsalam akhi.. oh iyaa.. ini pulpen nya..
Amin : Ahh udahh.. kan semalam ana udah bilang itu untuk ukhti..
Sulwa : Beneran akhi? Jazakallah yaa.. btw udah bikin tugas cerpen nya?
Amin : Udah dongg.. ukhti sendiri gimana?
Sulwa : Alhamdulillah masih sempet kelar.. semalem ketiduran.. hahaha..
Amin : Ahahah.. untung banget yaa.. tawa Amin menimpali jawaban Sulwa sembari matanya menatap bahagia keberadaan Sulwa di depannya.
Sesuai janji dari panitia ospek, hari ketiga hanya berisi game-game yang menjadi kompetisi antar kelompok ospek. Selain itu juga diisi oleh perkenalan-perkenalan dari semua organisasi mahasiswa se-fakultas teknik. Mulai dari BEM hingga organisasi yang berhubungan dengan hobi. Amin nampak tertarik ketika ada perkenalan dari KMI ( Keluarga Mahasiswa Islam) Fakultas. Organisasi ini bertujuan untuk menjadi garda depan pembinaan islam di kalangan lingkungan fakultas teknik UGM. Selain itu juga mengkader mahasiswa-mahasiswa agar bisa menjadi da’i dan da’i yah yang bisa mengemban tugas dakwah ke pelosok negeri. Sepertinya Sulwa juga tertarik untuk bergabung dengan KMI.
Sore harinya setelah sekian banyak acara mereka lalui selama 3hari, maka pimpinan panitia ospek kampus menyatakan penutupan ospek yang kemudian dilanjut dengan penampilan marching band UGM. Semua peserta ospek dibuat terpukau oleh penampilan skill dari personel marching band UGM baik secara individu maupun tim. Kekompakan keseluruhan anggota tim menghasilkan harmoni suara dari masing-masing alat musik yang mereka bawa.
Amin : Ahhh.. kelar udaaahhh kerja rodi 3hari..
Adam : Iya.. ahahah.. capek doang nih..
Zahra : Ehh.. kan uda kelar nih ospeknya, nanti makan malam bareng gimana?
Amin : Boleh juga.. mumpung masih pada kumpul..
Zahra : Oke yang lain juga setuju.. ntar kumpul dulu, trus berangkat bareng..
Adam : Ntabs lahh.. tapi gratis kan?? Ahahahh..
Zahra : Tenang aja.. inshaaAllah ada donaturnya..
Selesai ospek hari ketiga, kelompok Amin pun berencana makan bersama di salah satu resto steak di Jogjakarta. Beberapa orang yang tidak ada kendaraan nebeng ke kendaraan temannya, termasuk Sulwa yang ikut bersama mobil ukhti Zahra
Zahra : Ehh Sulwa.. kemarin waktu diantar Amin gimana? Aman kan?
Sulwa : Hem? Emang kenapa sama Amin?
Zahra : Ya ana gak enak aja gitu, kan Sulwa termasuk akhwat yang menjaga diri gitu..
Rani : Loh.. Sulwa baliknya sama Amin? Beneran?
Zahra : Iyaa.. kan kalian uda pada balik duluan n aku baru inget kalo Sulwa berangkatnya nebeng aku..
Rani : Cieee.. Seneng dong Wa.. bisa pulang bareng ikhwan soleh gitu..
Erna : Haduhh.. Haduhh.. ada yang lagi berbunga-bunga nihh..
Sulwa : iihh.. apaan sih.. kemarin tuuh terpaksa.. kalian nih ahh..
Zahra : Nah dah nyampe.. nih Waroeng Steak..
Resto Waroeng Steak termasuk terkenal di Jogjakarta karena menyediakan menu steak yang ramah dengan kantong mahasiswa dan memang resto ini yang pertama kali menyajikan steak dengan harga murah. Ini menjadi pengalaman pertama Amin dan Sulwa menikmati steak, tapi bagi Amin mau makanan apapun selama ada Sulwa didekatnya maka semua terasa enak.
Ukhti Zahra pun mengatur bangku dan meja sedemikian rupa sehingga seluruh anggota kelompok ospeknya bisa duduk. Namun karena keterbatasan tempat duduk akhirnya ada beberapa orang yang duduk berdekatan dengan lawan jenisnya dan Amin yang beruntung bisa duduk bersanding dengan Sulwa.
Amin : Ehh.. kok malah deket sama ukhti..
Sulwa : Ssttt.. mau gimana lagi.. yang lain uda dipake..
Rani : Ehmm.. Uhukk.. Ehemm.. Ehemm… Sulwa.. Ehemm..
Erna : Uhukk.. ada yang lagi.. Uhuk.. Uhuk..
Rani dan Erna sengaja memanas-manasi Sulwa yang berdekatan dengan Amin. Amin dan Sulwa pun merasa malu karena diperlakukan seperti itu, namun di dalam hati mereka sama-sama ingin bisa lebih dekat satu sama lain.
Adam : Ooooooooooo.. jadi gitu yaaa Min.. emmmm.. pantessss..
Adam pun ikut meledek Amin dan Sulwa. Wajah Sulwa menjadi kemerahan menahan malu, sementara Amin masih tetap enjoy dengan tawanya meskipun menjadi bahan candaan di kalangan teman-teman nya. Beberapa menit berselang maka menu yang dipesan pun datang, semuanya menikmati hidangan yang disajikan. Amin yang berada di samping Sulwa memperhatikan cara makan Sulwa yang nampak kebingungan. Amin mengamati temannya yang lain dan akhirnya memahami cara pakai peralatan makan yang ada.
Amin : Sst.. ukh.. gini lhoo cara makannya.. udah tau belum?
Sulwa : Belum nih akhi.. bingung.. biasa langsung pake tangan aja..
Amin : Ana juga baru pertama kali.. coba deh liat temen-temen yang lain.
Setelah mengamati yang lain, Sulwa pun mulai terbiasa dengan cara makan menggunakan sendok, garpu, dan pisau. Begitu juga Amin, pengalaman ini adalah yang pertama baginya karena di desanya belum ada menu makanan seperti ini. Tapi ada hal lain yang membuat Amin penasaran, yaitu wajah Sulwa yang selama ini selalu tertutup masker kain. Dengan sengaja Amin memperlambat makannya berharap bisa mendapat momen untuk melihat kecantikan asli Sulwa. Ketika Sulwa hendak memasukkan makanan ke mulutnya, ia sedikit menoleh ke kanan kemudian baru sedikit membuka maskernya dan memasukkan makanan ke mulutnya. Raut wajah Amin menunjukkan kekecewaan karena gagal mendapatkan apa yang ia mau.
Sulwa : Mmmm.. Ingat yaa Akhi.. belum halal.. jadi gak boleh liat-liat.. sembari Sulwa memotong-motong steaknya.
Amin : Ehh.. ahh.. nggak kok.. ni lhoo lagi milihin sayurannya.. Amin berusaha menjaga image setelah ketahuan oleh Sulwa.
Jam 20.23 semua nya sudah selesai makan dan bersiap-siap untuk pulang ke kos masing-masing. Banu sempat memberikan ceramah terakhir untuk selalu menjaga silaturahmi antara anggota kelompok ospek mereka.
Semuanya beranjak pulang. Nampak wajah ceria dan canda gurau mereka saat menuju parkiran resto. Hampir semua teman-teman kelompok Amin pulang dengan berpasangan baik laki-laki maupun perempuan.
Zahra : Ran.. kamu balik sama siapa?
Rani : ohh aku sama si Doni.. sekalian mau beli kebutuhan kampus..
Zahra : kalo kamu Er?
Erna : aku sama Dion.. sejalur sihh..
Zahra : Yaudah.. Nasib kamu Wa.. sama Amin lagi.. hahahah..
Sulwa : Lah.. ga ada yang lain? Emang kamu sama ortu mau langsung balik?
Zahra : Iyaa.. soalnya besok pagi banget ortu mau luar kota..
Sulwa : Hemm yaudah deh mau gimana lagi..
Zahra : Min.. akhi Amin.. sini bentar deh..
Amin : Hem? Knapa Ra?
Zahra : Kamu kan ga ada yang nebeng kan? Nih bawa Sulwa balik.. biar makin akrab.. Hihih..
Amin : ya terserah sih.. gimana ukh? Gapapa kah?
Sulwa : emmm.. e’emhh..
Zahra : Oke deh.. ana duluan yaahh.. moga langgenngg.. hahahah..
Amin : Ooeee.. apa tuh maksudnya?
Amin merasa seperti sengaja dicomblangi dengan Sulwa. Meski agak jengkel dengan tingkah laku temannya, namun disisi lain ia juga senang karena malam ini bisa berdua lagi dengan Sulwa.
Amin : Yuk berangkat.. jadinya gak terakhir dong?
Sulwa : hem? Maksudnya?
Amin : Lhok kemarin malem bilangnya ‘ini yang terkahir’ gitu waktu boncengan.. hahahah..
Sulwa : ihhh.. apaan sihh.. dah lah yuk jalan..
Malam itu kembali Amin pulang berboncengan dengan Sulwa. Dalam hatinya ntah dia harus berterimakasih atau kesal dengan kelakuan temannya. Sepanjang perjalanan Amin dan Sulwa saling bertukar cerita tentang apa saja yang bisa mereka bahas. Sulwa pun merasa dirinya semakin dekat dengan Amin. Hatinya terasa sejuk dan tenang saat bersamanya. Meski dirinya tau hal ini dilarang oleh apa yang ia pelajari dari kajian yang ia ikuti selama ini, tapi hati berkata lain. Hatinya tak ingin lepas dari belaian rasa sayang ini. Begitu hangat dan nyaman. Tanpa terasa tangan kanan Sulwa mulai melingkar ke perut Amin. Amin pun tak mau melewatkan kesempatan ini. Dengan perlahan ia menggenggam tangan Sulwa yang putih mulus. Perlahan ia mulai menguatkan genggamannya pada tangan Sulwa. Tak ada gerakan menghindar dari Sulwa, bahkan kini jemarinya mulai membalas dengan menyilangkannya di antara jemari Amin. Amin yang tak menyangka bisa seperti ini merasa sangat bahagia meskipun hanya bisa menggenggam tangan Sulwa. Serasa malam itu hanya miliknya dan Sulwa. Hatinya begitu bahagia, berbunga-bunga merasakan lembutnya belaian rasa sayang yang mulai meluap di dalam hati Amin.
Amin : Afwan Ukhh.. apa kayak gi..
Sulwa : Ssst.. yaa akhii… Biarkan seperti ini sementara waktu yaahh..
Amin : Mmm.. na’am ukhh..
Sulwa semakin erat menggenggam tangan Amin, Amin pun menggenggam erat pula tangan Sulwa. Rasa nyaman yang tengah Sulwa rasakan, belaian benih cinta yang mulai tumbuh dalam hatinya malam itu, ia tak ingin rasa itu berlalu.
Sulwa : Ya Allah.. maafkan hamba.. biarlah rasa ini hamba miliki untuk sementara.. begitu nyaman ya Allahh.. tak bisa hamba menginkarinya.. maafkan kekhilafan hamba bisik Sulwa dalam hatinya. Meski hanya sebentar dan tak lama, namun kedua insan itu begitu menikmati malam terakhir di hari ketiga ospek mereka.
Amin : Ukhti.. afwan.. udah mau sampai..
Sulwa : Ahh.. Ohh iya.. seketika Sulwa menarik tangannya dari genggaman Amin.
Meskipun sedikit kecewa, perjalanan singkat ini telah terukir indah di hatinya. Amin berhenti di depan gerbang kos Sulwa. Sulwa turun dan segera berjalan menuju gerbang kos nya.
Sulwa : Akhii.. maaf yah.. tadi Sulwa yang salah.. inshaaAllah kedepannya gak terulang lagi..
Sulwa berbicara tanpa melihat ke arah Amin. Tangannya menggenggam erat gagang gerbang, wajahnya sedikit tertunduk karena merasa telah bersalah pada Amin. Amin yang mendengar nasa bicaranya pun tak tega melihat Sulwa menanggung kesalahannya sendiri. Mungkin bagi kebanyakan orang hal seperti tadi biasa dianggap remeh, tapi bagi Sulwa ia telah merasa mengkhianati Allah dan Rosul-Nya dengan mudahnya ia menggenggam tangan ikhwan yang bukan mahram dirinya.
Amin : Hemmh.. Ukhtii gak salah kok.. Kan tadi ana yang pertama pegang tangan ukhti.. maafin ana ya ukhh..
Sulwa : Emmm.. sampai jumpa lagi akhi.. Assalamu’alaikum..
Sulwa pun berlalu meninggalkan Amin yang masih terdiam di atas motornya. Rasa bahagianya malam itu seperti ternoda karena kesalahannya sendiri. Ia begitu takut nantinya Sulwa akan menjauhi dirinya. Akhirnya Amin pulang ke kos dengan perasaan hampa.
Brukk..!! Sulwa melemparkan tubuhnya tengkurap di atas kasur tanpa melepas pakaiannya. Ia membenamkan kepalanya sedalam mungkin di bantal, hatinya berkecamuk antara rasa salah dan rasa sayang pada Amin. Ini hal yang baru ia rasakan pertama kalinya. 3 hari ini begitu berkesan karena ada kehadiran Amin dalam kehidupan barunya di Jogjakarta. Bahkan dalam cerpen tugas hari ke-2 ospek ia banyak menceritakan tentang Amin yang membuat kakak pembina tertawa tertahan dan memberikan komentar di cerpennya.
Selama beberapa saat ia terus menyalahkan dirinya. Kenapa dengan mudahnya ia melakukan dosa yang justru ia juga menikmatinya. Padahal kajian-kajian yang ia ikuti begitu kuat mengingat akan bahaya jalan-jalan zina. Hingga notifikasi WA menyadarkannya.
Ting.. Ting..
Sulwa : hemm? Dari akhi Amin?? Ada apa ya? Gumam Sulwa dalam hati sembari membuka WA dari Amin.
Amin : Afwan ukh.. besok ada waktu kah? Ana pengen ketemu sebentar..
Sulwa : Mau ngapain akhi?
Amin : Ada yang mau ana bicarakan..
Sulwa : Ohh.. kapan ya?
Amin : inshaaAllah ba’da Ashar.. nanti di Gazebo utara kampus ya..
Sulwa : Sebentar aja ya akhi.. kan termasuk khalwat..
Amin : Iya.. inshaaAllah..
Sulwa : inshaaAllah ana usahakan.
Esok harinya, sesuai janji Amin menunggu datangnya Sulwa di gazebo utara kampus teknik Sipil. Di utara gedung teknik Sipil ada gedung teknik Arsitektur dan memang di sana banyak gazebo-gazebo desain dari mahasiswa arsitektur. Jam menunjukkan pukul 16.45 namun tak ada tanda-tanda kedatangan Sulwa ke sana. Amin masih bersabar sambil duduk menanti entah pesan dari Sulwa atau datangnya Sulwa mana yang lebih dulu. Dalam hatinya ia penuh dengan kecemasan jangan-jangan Sulwa tak mau bertemu lagi dengannya. Perasaan itu terus menghantuinya. Amin begitu takut akan jauh dari Sulwa, hari ini pun ia tak melihat Sulwa di kampus meskipun mereka 1 jurusan tapi berbeda kelas. Kini jam sudah menunjukkan pukul 17.15 dan hujan pun mulai turun , satu setengah jam sudah ia menanti. Harapannya mulai memudar, ketika tiba-tiba dari kejauhan ia mendengar derap langkah yang tak asing bagi Amin. Seorang akhwat yang telah merubah hatinya kini tengah berlari menembus derasnya hujan. Gamis dan jilbabnya yang berwarna mocca nampak mulai basah oleh butiran hujan, sementara wajah putihnya tertutup sebagian oleh cadar tali yang senada dengan gamis yang ia kenakan.
Sulwa : Hhhh.. Hhh.. Afwan Akhii.. udah lama yaah nungguin?
Amin : Ahh nggak kok.. ana juga baru aja nyampe?
Sulwa : Hemm.. kalo mau boong jangan polos banget akhi.. ujan daritadi gimana gak basah?
Amin : Ahhahah.. ketauan yah? Sok atuh duduk sini ukh..
Sulwa : Tadi soalnya ada kumpul sama temen kelas dulu, jadinya lama.. sembari Sulwa duduk agak jauh dari Amin.
Amin : Ohhh.. iya gapapa.. yang penting semua beres..
Sulwa : Akhi sendiri gimana hari pertama? Canggung kah?.. tanya Sulwa sembari ia merapihkan pakaian dan cadarnya.
Amin : Alhamdulillah.. yaa agak canggung juga sih.. soalnya kenal cuma sama Adam sekelas tuh.. yang lain baru hari itu ana ketemu.. Ukhti Sulwa sendiri gimana?
Sulwa : Alhamdulillah juga akhi.. karena sekelas Sulwa akhwat cuma ada 6 orang jadi ya cepet akrab..
Amin : wahh.. jadi rebutan sekelas dong?
Sulwa : Ahh.. nggak juga sih akhi.. Sulwa lagi menjaga hati buat seseorang..
Mendengar jawaban Sulwa, Amin pun terguncang. Ia mengira Sulwa sudah memiliki ikhwan yang lain yang ada di hatinya. Tapi kenapa semalam ia mau menggenggam tangannya kalau memang sudah sda ikhwan lain yang ada di hatinya. Hati Amin terus berkecamuk menyebabkan perih mulai menghampiri nya.
Amin : Oohhh.. jawab Amin dengan nada kecewa. Wajahnya nampak lesu dan menunduk ke bawah.
Amin : Afwan ukh.. kalau boleh tau siapa ya?
Sulwa : mmm.. ada.. seseorang.. yaah meskipun ana juga belum tau perasaannya ke ana..
Amin : oohhh.. kalau bagi ukhti.. salah nggak sih kalau kita seneng dengan lawan jenis?
Sulwa : Bukannya akhi udah tau ya? Atau pura-pura ga tau?
Amin : Mm.. ana ingin tau pendapat pribadi Sulwa sendiri..
Sulwa : Hmmhh.. buat Sulwa kita hanya manusia yang Allah beri rasa sayang, cinta, dan akal dalam diri kita.. layaknya hewan mereka mencintai anaknya, namun mereka tidak dibekali akal.. manusia dibekali akal sehingga bisa menimbang apakah cintanya sesuai yang Allah kehendaki atau tidak.. dan kalau seneng sama lawan jenis itu normal aja buat Sulwa.. hanya nanti aplikasi rasa senang itu yang harus di kendalikan..
Amin : Ohh.. kalau ada ikhwan yang suka sama ukhti Sulwa gimana?
Sulwa : Hihihi.. Setau Sulwa cuma akhi yang selama ini pendekatan terus ke Sulwa.. iya nggak sih?
Amin : Ehhh.. Ngg.. Nggak kookk.. emang ana kayak gitu kah? Kayaknya biasa aja..
Sulwa : Hmmhh.. Sulwa menghela nafas sembari menatap air hujan yang terus mengguyur.
Amin : Yaaahh.. memang ukh.. ana.. suka sama ukhti.. sejak pertama kali kita ketemu.. sampai saat ini.. rasa itu masih melekat kuat di dalam diri ana ukh..
Sulwa hanya terdiam menundukkan kepalanya mendengarkan curhat Amin. Namun dalam hati Sulwa ia begitu senang dan bahagia karena akhirnya ia tau orang yang ia sukai pun memiliki rasa yang sama.
Amin : Dan Ana juga tau ini sesuatu yang dilarang oleh agama.. hanya saja.. susah untuk jauh dari ukhti.. Amin menatap Sulwa yang masih tertunduk.
Sulwa : Iyaah.. ana tau kok akhi.. sejujurnya ana juga suka sama akhi.. orang yang sedang ana jaga hati hanya untuk akhi Amin.. tapi.. ana juga bingung akhi..
Amin : benarkah itu ukhti?
Sulwa : E’emm..
Tiba-tiba Amin mendekat dan menggenggam tangan kiri ukhti Sulwa. Amin sudah siap dengan segala konsekuensi yang terjadi. Baginya malam ini adalah waktu yang tepat untuk mengetahui semuanya. Meski hatinya berkata untuk tidak buru-buru, namun Amin tak ingin kedepannya Sulwa tidak tau akan perasaan sesungguhnya.
Sulwa pun terkejut namun ia tidak juga menarik tangannya dari genggaman Amin. Rasa dalam hatinya berkecamuk, ia masih ingat benar dengan rasa bersalahnya semalam. Ia juga telah berjanji pada Allah untuk tak mengulanginya, tapi hal itu terlalu berat baginya saat ini. Meski hanya menarik tangan pun terasa berat. Sulwa tak ingin rasa yang ada di hatinya menghilang, ia ingin meski hanya sebentar untuk merasakan hangatnya genggaman Amin di tangannya.
Hujan yang semakin deras mengaburkan suara adzan maghrib dan juga menjadi penyejuk suasana diantar kedua insan aktifis dakwah itu. Seorang akhwat bercadar yang tengah berduaan dengan seorang ikhwan yang ia sukai. Keduanya tak ada yang ingin melepaskan satu sama lain. Gelapnya suasana sekitar gazebo membuat suasana di antara keduanya semakin mendalam.
Jantung Amin berdegup kencang. Ingin rasanya ia memeluk Sulwa, ingin sekali dalam pelukannya ia membisikkan rasa yang telah mengakar di hatinya pada Sulwa. Jantung Sulwa pun sama halnya dengan Amin, berdegup kencang karena rasa bahagia yang ia rasakan. Amin mulai meraih dagu Sulwa dan dihadapkan ke wajahnya, sementara Sulwa hanya terdiam dan terpejam. Hatinya masih berkecamuk antara membiarkan semua terjadi atau menolaknya. Terlalu berat rasa yang ia pertaruhkan, sudah terlalu dalam rasa yang ia berikan untuk Amin.
Melihat tak ada perlawanan dari Sulwa, Amin memberanikan diri untuk mendekatkan bibirnya ke arah cadar yang di pakai Sulwa. Ketika wajah mereka begitu dekat satu sama lain bahkan Amin bisa merasakan deru nafas Sulwa, dengan perlahan Amin membuka cadar Sulwa yang menutupi kecantikan wajahnya.
PLAKKK!!!
Tamparan keras tangan Sulwa mendarat di pipi kiri Amin yang membuatnya terkejut dan langsung menghentikan tangannya. Sedetik sebelum Amin menciumnya, tiba-tiba Sulwa teringat akan pesan dari ayahnya agar jangan mudah dekat dengan lelaki. Pesan itu begitu dalam merasuki jiwanya dan membuatnya tersadar akan dirinya sendiri. Dengan refleks tangan lembut Sulwa menampar pipi Amin.
Hancur sudah perasaan Amin melihat ekspresi wajah Sulwa. Nampak mata Sulwa berlinangan air mata melihat ikhwan yang ia sukai hendak berbuat dosa pada dirinya.
Sulwa : Sudah akhii.. cukup!!
Sulwa pun berlari meninggalkan Amin sendirian di Gazebo. Ia berlari menembus derasnya hujan, sementara Amin masih terdiam terpaku merasakan hatinya yang hancur lebur. Kembali kesalahan fatal ia perbuat, kali ini kesalahan yang ia buat sudah benar-benar fatal. Bagi Sulwa apa yang dilakukan oleh Amin dianggap sebagai bentuk pelecehan untuk akhwat.
Waktu pun bergulir, derai hujan mulai menghilang, waktu isya pun datang. Amin pun segera menuju masjid Fakultas. Dalam kesendirian ia sholat dengan hati yang berkeping-keping. Ingin sekali rasanya ia memutar waktu, kembali ke waktu di mana ia melakukan tindakan bodohnya. Dari area akhwat terdengar suara isak tangis. Amin mengenal suara itu namun ia memilih untuk diam. Ia telah mengecewakan harapan Sulwa akan seorang ikhwan yang soleh pada diri Amin.
Malam pun semakin larut, seperti halnya Amin yang semakin larut dalam sedih dan kecewa. Ia mengendarai motor seperti tanpa arah dan tujuan. Hingga ia dikejutkan dengan teriakan seorang akhwat yang dikenalnya. Benar saja itu suara Sulwa yang tengah direbut tas nya oleh klithih.
Sulwa : AKHH!! TOLONGG!! RAMPOKK!!
Dua orang yang tak dikenal langsung merebut paksa tas Sulwa. Mereka segera melaju dengan kecepatan tinggi menuju Amin. Semua warga disekitar tempat itu berusaha mengejar namun apa daya lari lawan sepeda motor. Tanpa pikir panjang, Amin segera mengarahkan motornya dan..
BRUAKKKKK!!!
Motor Amin adu banteng dengan motor klitih. Amin terhempas dan tersungkur di jalanan yang terbuat dari paving blok. Sementara kedua pelaku ikut terpental beberapa meter dari kendaraannya. Tubuh Amin mengalami luka lecet di beberapa bagian, namun ia tak lagi mempedulikan kondisi dirinya. Ia langsung berlari menuju salah satu anggota klithih dan langsung mendekap tas Sulwa. Merasa terancam, pelaku klithih melepaskan beberapa pukulan dan tendangan ke arah Amin yang membuatnya tersungkur dengan tas Sulwa dalam dekapannya. Warga yang sudah mendekat membuat para klithih berlari meninggalkan Amin. Pada akhirnya warga mampu menangkap mereka berdua dan langsung menghujani mereka berdua dengan pukulan dan tendangan. Sementara Amin masih tergeletak tak berdaya merasakan pedih di sekujur tubuhnya.
Sulwa : Ya Allahh.. akhii.. tolong pak.. tolongin teman saya..
Warga 1 : Ehh bantu oi.. kasihan ini anak.. mas.. tunggu yaa saya carikan mobil buat angkut mas..
Warga 2 : Nih ada driver Go-Car..
Driver : Duh parah ini.. bantu pak bawa ke mobil saya.. nanti saya bawa ke Sarjito..
Warga 1 & 2 : Hitungan 3 yaa.. 1 2 3.. pelan-pelan.. awas kaki..
Warga 3 : Mbak nya ikut saja.. nanti bantu-bantu administrasi di sarjito.. motornya titip sini saja, besok atau kapan datang kalau udah mendingan..
Driver : ayok mbak.. buruan..
Sulwa : Makasih banget pak..
Sulwa pun masuk dalam mobil di kursi depan, sementara Amin hanya bisa meringis merasakan pedih di sekujur tubuhnya. Sesampainya di RS. Sarjito, ia langsung dibawa ke IGD.
Dokter : Mbaknya siapa nya ya?
Driver : ini temennya dok.. sekaligus korban jambret klithih..
Dokter : Ohh.. ini mas nya gakpapa, Cuma lecet-lecet aja, nanti mbak nya bantu administrasi yaa.. rawat inap semalam cukup.. besok pagi bisa langsung pulang..
Sulwa : Ohh iya dok.. makasih dok.. mas Go-jek juga makasih banyak mass..
Driver : iya mbak.. santai aja.. saya langsungan ya..
Setelah mengurus beberapa berkas, Sulwa segera menuju ruangan inap Amin. Di salam satu kamar ada sekitar 6 tempat tidur. Mungkin dikarenakan hanya rawat malam sebentar sehingga pihak RS menempatkannya di kelas III. Sulwa duduk di sebelah bed Amin sambil meletakkan tasnya yang masih dibawa oleh Amin.
Sulwa : Ya Allahh akhii.. nampak raut wajah sedih dari mata Sulwa.
Amin : Kenapa ukh? Kok ga balik kos? Udah malam lhoo..
Sulwa : Masa iya ana tega gitu.. akhi ini lhoo.. segitunya Cuma buat tas Sulwa.. kan kalau kenapa-kenapa lebih dari ini gimana??
nampak mata lentik Sulwa mulai berkaca-kaca membayangkan hal lebih buruk yang mungkin bisa terjadi pada Amin. Memang klitih di Jogaj terkenal dengan keganasannya menggunakan senjata tajam, jadi wajar jika Sulwa begitu khawatir pada Amin.
Amin : Alhamdulillah Allah masih jaga ana.. buat ana ukh.. bukan masalah tasnya.. tapi pemilik tasnya yang begitu penting bagi ana.. buat ana ini gak seberapa daripada sakit kalau ditinggal ukhti..
Sulwa : Akhii.. Hiks.. Hikss.. Afwan Sulwa udah buat susah akhi..
Sulwa pun tak mampu lagi menahan haru. Kata-kata Amin menembus hingga ruang hatinya yang terdalam. Ia tak menyangka Amin akan sejauh ini berkorban untuknya. Ia juga merasa bersalah karena membuat Amin sakit hati.
Amin : Hem? Kapan sih ukhti buat ana susah? Nggak pernah kok..
Sulwa : Hikss.. Hikss.. tapi kan tadi ana udah nampar akhi.. hiks.. afwan akhii..
Amin : iya gak papa kok ukh.. salah ana yang terburu-buru.. ana juga tau itu sesuatu yang gak pantas dilakukan oleh seorang muslim.. tapi yaahh.. ana terlanjur sayang sama ukhti.. hahah..
Sulwa terkejut mendengarnya, tangisannya semakin kuat, ia benar-benar merasa bersalah pada Amin yang ternyata masih mau membuka hatinya meski telah beberapa kali ia sakiti. Meski dalam kondisi tubuh yang penuh luka, Amin tak menyalahkan Sulwa atas keteledorannya. Hati Sulwa semakin tak ingin jauh dari Amin apapun yang terjadi. Ia telah memutuskan untuk bisa selalu berada disamping Amin hingga nanti Allah persatukan mereka di pelaminan.
Sulwa menggenggam telapak kiri Amin dengan kedua tangannya kemudian meletakkannya di pipinya yang masih tertutup cadar dan jilbab moccanya.
Sulwa : Akhi.. untuk kali ini.. bolehkah ana panggil akhi ‘mas’??
Amin : Silakan.. ukh.. boleh.. Amin tersenyum sambil menahan perih. Senyum bahagia nampak jelas tergambarkan di wajah Amin.
Malam itu Sulwa tidur disisi bed Amin dengan ia mendekap tangan kiri Amin seolah-olah tak ingin kehilangan Amin meskipun hanya sekejap mata .
Hari-hari berikutnya Amin memang belum sembuh benar. Teman-teman kelompok ospeknya silih berganti menjenguknya. Hubungan antara Amin dan Sulwa kini menjadi rahasia umum di antars teman-teman kelompok ospeknya. Hampir setiap waktu Sulwa mengirim pesan WhatsApp pada Amin. Ia juga sering datang ke kos Amin. Kadang membawa makanan, kadang juga hanya datang untuk memandang wajah Amin.
Amin : Sulwa.. udahlah.. tugasmu gimana nanti kalau terus-terusan kesini? Mas juga gak enak sama bapak kos nih..
Sulwa : Gapapa.. kan Sulwa uda ijin sama bapak kos juga.. Sulwa uda bilang kalau mas Amin tuh kkak sepupu Sulwa.. weeeeekkk.. ledek Sulwa ke Amin.
Amin : Diihh.. udah brani bo’ong yaa ukhtii??
Sulwa : Biarin dong.. sesekali.. yang penting bisa ketemu mas.. hihihi..
Matahari terasa begitu menyejukkan, begitupun waktu, terasa bergulir lambat saat Amin dan Sulwa berduaan. Dunia serasa hanya milik mereka berdua. Amin dan Sulwa kini lebih banyak menghabskan waktu berdua mulai dari nugas, makan, belanja, dan lain-lain Sulwa tanpa malu berjalan bersama Amin meskipun mereka tidak bergandengan tangan. Kini Sulwa pun tak malu lagi mengungkapkan perasaan hatinya pada Amin, begitu pula Amin yang semakin hari semakin sayang pada Sulwa.
Ketika berangkat ke kampus atau pulangnya, Amin selalu mengantar Sulwa. Perlahan seiring bergantinya hari, Sulwa mulai membuka diri. Mulai saling bergandengan tangan, bahkan cipika-cipiki saat malam hari Amin mengantar Sulwa pulang ke kos.
Rasa cinta yang tumbuh di antara kedua insan itu semakin dalam. Hingga suatu saat ada tugas kampus yang menyebabkan kelas mereka pulang hingga menjelang isya.
Amin : Pulang bareng lagi nih?
Sulwa : Masih nanya mas? Masak iya tega sih Sulwa suruh jalan sendiri?
Amin : Mau nanya deh.. kok Sulwa pengen banget dibonceng mas?
Sulwa : ihhh.. mas sendiri kok mau Sulwa nebeng terus?
Amin : Gimana mau nolak? Udah terlanjur nyaman n sayang.. sambil tangan Amin menarik tangan Sulwa.
Sulwa yang ditarik secara tiba-tiba oleh Amin secara refleks ia pun tertarik juga menuju Amin, namun tanpa sengaj ia tersandung oleh gamisnya sendiri hingga akhirnya ia jatuh dalam dekapan Amin.
Sulwa : Ahhh..
Keduanya hanya terdiam saling menatap satu sama lain. Tatapan keduanya saling menunggu akan sesuatu yang lebih. Amin dengan perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Sulwa yang tertutup cadar tali marun. Sulwa pun hanya menutup mata sambil menghadapkan wajahnya ke wajah Amin. Tangan kanan Sulwa pun dengan sendirinya membuka tabir cadar yang menutupi wajah putih cantiknya. Jarak antara bibir keduanya pun sudah terlalu dekat untuk menghindar dari dosa.
Cuphh.. Amin mendaratkan ciuman pertamanya di bibir tipis merah Sulwa. Sulwa terdiam menikmati ciuman pertamanya. Beberapa saat bibir mereka bersatu tanpa adanya gerakan. Amin kembali memandangi wajah Sulwa yang kembali tertutup cadar. Nampak tak ada tanda penolakan dari ekspresi mata Sulwa.
Parkiran tempat mereka berdiri malam itu memang cukup gelap, namun cukup terang untuk mengetahui area sekitar satu meter. Sulwa pun melempar senyuman pada Amin melalu siratan matanya. Amin pun kembali mendaratkan ciumannya yang kedua, kali ini Sulwa membalas ciuman Amin. Bibir mereka saling membelai satu dengan yang lain. Nafas Sulwa menunjukkan ia sangat menikmati ciuman yang sedang mereka lakukan. Sekitar 5 menit mereka memadu kasih melalui bibir mereka. Sulwa pun memeluk erat Amin ketika mereka memutuskan untuk pulang. Selama perjalanan Sulwa mendekap Amin dengan eratnya hingga akhirnya mereka tiba di kos Sulwa.
Sulwa : Makasih ya mas.. Sulwa sayang mas Amin banget..
Amin : Iyahh.. mas juga sayang banget sama Sulwa.. cup.. cupp..
Amin kembali memberikan ciuman penutup ke bibir Sulwa yang tertutup cadar sebelum ia pulang menuju kosnya.
Keesokannya seperti biasa bangun lumayan pagi, namun karena hari itu hari Sabtu, ia sedikit bermalas-malasan.
Ting.. ting..
Amin : Ehh Sulwa udah ngechat aja pagi-pagi gini..
Sulwa : Assalamu’alaikum mass.. udah bangun blom?
Amin : Udahh sayang..
Sulwa : uhh.. sayang sama siapa mass?
Amin : Sama Sulwa nya mass dong.. :*
Sulwa : uwww.. Sulwa juga sayang banget sama mas Amin.. :* ehh ya mas, tau gak kalau hari ini ada acara makrab KMI?
Amin : Lhah.. iyakah? Mas malah baru tau.. kapan tuh?
Sulwa : ntar sore mas di Kaliurang.. mas ikutan ngga?
Amin : Kalau mas mah ngikut Sulwa aja..
Sulwa : Yaudah mas.. berangkat bareng yaahh.. biar bisa malming sekalian..
Amin : ahahah.. iya deh sayangkuhh..
Sulwa dan Amin beberapa hari yang lalu mendaftar sebagai anggota KMi, dan telah resmi diterima menjadi kader KMI oleh ukhti Hafshah. Namun karena beberapa kesibukan di kampus mereka tidak sempat menghadiri agenda-agenda awal KMI.
Sore harinya Amin berangkat menuju kos Sulwa sekitar jam 15.30. Dari kejauhan nampak bidadari hatinya melambaikan tangan ke arah Amin. Jilbab instan jumbo warna hijau tosca pupus dan gamis panjang warna abu-abu muda menambah keanggunan Sulwa yang mengenakan cadar tali senada dengan jilbabnya. Tangannya yang lembut terbalut handsock hitam pita khas akhwat-akhwat hijrah.
Amin : Assalamu’alaykum.. ada yang bisa saya bantu ukhtii?
Sulwa : wa’alaykumsalam.. iyah.. tolong bantu jaga hati ini yaahh.. jawab Sulwa dengan senyum canda.
Amin : inshaaAllah pasti sayaangg.. yuk berangkat..
Perjalanan yang mereka tempuh cukup jauh sehingga Sulwa bisa dengan leluasa memeluk Amin dari belakang. Sementara Amin sendiri berkendara tidak terlalu cepat membuat mereka bisa menikmati kebersamaan mereka.
Amin : Lewat mana lagi dek Sulwa? Coba cek di googlemap..
Sulwa : Ohh iya mas Amin.. ehhh.. kok sekarang pakai dek juga? Emang Sulwa adeknya mas Amin kaaahh??
Amin : hahaha.. biar kedengaran akrab sayaang..
Sulwa : uwwww~ ini mas Amin lurus aja, bentar lagi nyampe kok.. nah yang catnya abu-abu..
Sampai di sana, ukhti Hafshah langsung menyambut kedatangan mereka berdua. Sulwa berjalan sedikit di belakang Amin, supaya menjaga dari kecurigaan teman-temannya yang lain meskipun sebenarnya ukhti Hafshah juga sudah tau kedekatan mereka berdua.
Hafshah : Akhi Amin ya? Silakan untuk yang ikhwan di sebelah kanan.. ukhti Sulwa? Untuk yang akhwat di sebelah kiri..
Amin duduk bersama beberapa orang ikhwan yang sudah hadir terlebih dulu. Ia sempat berkenalan dan saling ngobrol dengan beberapa ikhwan di sana. Ketika acara sudah mau di mulai, datang pasangan terakhir yang membuat Amin terkejut.
Amin : Oee Dan.. lah antum ikutan juga? Kirain antum orang introvert..
Hamdan : Lhah.. antum juga ikutan min? Alhamdulillah ada temen yang ane kenal..
Sudah lama sekali Amin tak bertemu Hamdan, dan hari itu ia akhirnya bisa melepas rindu dengan teman dekatnya semasa SMA itu. Akhirnya acara makrab pun dimulai hingga menjelang maghrib. Setelah maghrib acara dilanjutkan dengan istirahat dan makan-makan. Selama acara berlangsung, Amin tidak fokus mengikutinya, rasa rindu dengan Sulwa yang hanya terbatas oleh tabir pembatas tengah begitu kuat di hatinya. Namun apalah daya, ia hanya bisa memendam dan mengirim chat WhatsApp ke Sulwa, yang juga dibalas dengan emot love dari Sulwa.
Setelah isya, maka ukhti Nadia meminta setiap yang hadir untuk duduk dengan pasangan ketika mereka datang. Pembatas tengah pun disingkirkan oleh ikhwan-ikhwan, sementara nampak para akhwat menanti didatangi oleh ikhwan yang mereka sukai. Nampak Sulwa tak bisa melepaskan pandangannya dari Amin yang kini tengah berjalan mendekat padanya. Senyum bahagia Sulwa nampak tersirat dari mata lentiknya yang membuat Amin pun tersenyum padanya.
Sulwa : Akhirnya.. duduk yuk mass..
Amin : Ehh..panggilnya biasa aja disini, ntar yang lain jadi tau lohh..
Sulwa : Ahhhh.. emang mereka uda pada tau kan? Hihih..
Amin : Ahahah.. dasar dek Sulwa sayaangg.. sambil Amin mencubit gemas lengan Sulwa.
Acara kemudian berlanjut oleh penerangan dari ukhti Nadia tentang pentingnya saling mengetahui tanggungjawab masing-masing baik ikhwan dan akhwat dalam berumah tangga. Penjelasan ukhti Nadia begitu mendetail apalagi saat membahas tentang urusan ranjang. Sulwa yang mendengar penjelasan ukhti Nadia menunduk malu karena baginya itu hal yang masih sangat tabu. Tapi disisi lain ada rasa penasaran yang mulai datang untuk mengetahui bagaimana cara ‘melayani’ suami yang baik. Meski menunduk, Sulwa tetap konsentrasi terhadap penyampaian ukhti Nadia.
Sulwa : Masss.. Masss Aminn.. Mass.. sembari Sulwa menarik-narik baju Amin.
Amin : Hmmm..? Kenapa sayangku?
Sulwa : Emm.. badan Sulwa kok anget yaahh.. rasanya kayak gimana gitu.. trus kok Sulwa jadi pengen nempel-nempel sama mas Amin yaa..??
Amin : Lohh.. bukannya dari kemarin emang gitu ya? Hihihi..
Sulwa : Nggak mas.. ini beda.. ahhh~ .. shhh… Mmmhhh..
Semua aktifis yang hadir dikejutkan dengan apa yang tampil di layar projector kali ini. Adegan persetubuhan antara pria dan wanita dengan jelas terpampang di hadapan semua kader KMI di ruangan itu. Nampak semua yang hadir terpana, beberapa Akhwat menunduk malu, namun tak ada yang beranjak pergi meninggalkan tempat. Begitu panas dan erotis adegan yang tengah ditunjukkan oleh ukhti Nadia di layar projector. Para kader pun mulai terbawa suasana birahi yang mulai menyelidiki seluruh ruangan. Erangan, desahan, dan rintihan aktor dalam video itu begitu natural yang membuat setiap akhwat kader aktifis KMI langsung tak kuasa menahan syahwatnya. Efek dari obat perangsang yang ukhti Hafshah campurkan di minuman yang mereka hidangkan ba’da maghrib tadi pun mulai bekerja.
Sulwa : Ahh.. mass Aminn.. peluk Sulwaaahh.. mmmhh..
Amin : Iyahh sayang..
Amin pun mendekap erat Sulwa yang mulai terengah-engah. Tangannya kanannya mulai aktif membelai lembut wajah Amin. Sulwa yang ingin merasakan kenyamanan lebih dari Amin pun berpindah posisi dan duduk di pangkuan Amin. Sulwa sedikit dikejutkan dengan benda keras yang mengganjal di belahan pantatnya.
Sulwa : Uhhh.. maaass.. ngganjal nih.. hhh.. hhh..
Amin : Iyah sayangghh.. nanti itu buat kamuhh.. sembari Amin memeluk Sulwa dari belakang.
Sulwa semakin terbakar birahi ketika adegan di layar menunjukkan si wanita tengah menikmati sodokan rudal si pria di anusnya. Entah kenapa tubuh Sulwa begitu terangsang ketika melihat adegan itu. Amin yang merasakan Sulwa sudah terangsang hebat segera memalingkan wajah Sulwa ke kanan sehingga berhadapan dengan wajah Amin. Amin secara perlahan melepas cadar Sulwa sehingga kini ia bisa melihat kecantikan sesungguhnya wajah Sulwa. Begitu putih bersih dengan mata yang lentik dan alis yang indah. Mata lentiknya begiitu mempesona, semakin nampak sempurna dengan adanya bibir tipis merah Sulwa yang memikat. Sulwa yang tak bisa lagi menahan syahwatnya langsung melumat bibir Amin.
Sulwa : Mmhhh.. sruuppp.. mchh.. mchhh.. srupp.. mmmhhhhh..
Amin membalas pagutan Sulwa sembari tangan kirinya menjelajah bagian belakang tubuh Sulwa, sementara tangan kanannya membelai paha Sulwa dari luar gamis. Ciuman keduanya semakin liar saat Amin mulai melesakkan lidahnya ke dalam mulut Sulwa. Lidah Sulwa secara spontab membalas dengan melilit lidah Amin yang berusaha menelusuri setiap bagian mulut Sulwa.
Semua kader kini tengah berpacu dengan nafsunya masing-masing. Semua sudah lupa akan marwah mereka sebagai garda depan pembela agama di kampus. Kini yang ada hanyalah para aktifis nafsu syahwat yang tengah mengumbar syahwatnya dengan pasangan sesama kader KMI. Nampak Hamdan tengah asik menikmati seorang akhwat bercadar yang cantik berkulit putih. Sementara ukht Hafshah tengah bercumbu dengan akhi Farid.
Permainan Amin kini mulai turun ke arah toket Sulwa. Sulwa pun hanya merem melek menikmati setiap rangsangan yang diberikan Amin pada dirinya. Kini ia duduk dengan tangan kirinya menjadi penahan tubuhnya. Amin yang sudah terasuki setan syahwat langsung meremas kedua toket Sulwa yang berukuran 40C.
Sulwa : Aahhhh.. masss.. shhh ouuhhh.. mmhh..
Sulwa mendesah merasakan nikmatnya di jamah oleh ikhwan yang bukan mahramnya apalagi di kedua bukti kembarnya. Sulwa yang semakin memuncak birahinya langsung menarik kepala Amin dengan tangan kanannya ke toketnya. Dengan semangatnya Amin membenamkan wajahnya di belahan toket Sulwa. Dengan liar Amin meremas-remas toket Sulwa yang membuat Sulwa semakin blingsatan.
Sulwa : Ouuhh.. masss Aminn.. ahhh.. enaknyahh.. masss pindahh yuuu.. biar lebih nyaman berduahhh..
Mendengar permintaan Sulwa yang tak biasa, Amin dengan senang hati menggandengnya menuju kamar tamu di ruang depan. Ruang depan sebenarnya menjadi 1 ruangan dengan ruang utama, yang membedakan hanyalah karena banyaknya sofa di sana, dan kamar yang Amin gunakan tepat bersebelahan dengan ruang depan.
Sulwa : Mmhh.. mass tutup duluhh pintunyahh… Mfhhhh…
Belum sempat Sulwa menyelesaikan kata-katanya, Amin kembali melumat bibir merah Sulwa yang kini tak terhalang lagi oleh cadarnya.
Mereka berdua berciuman dengan berdiri. Amin sedikit membungkuk karena postur tubuh Sulwa yang tidak terlalu tinggi, sementara Sulwa menengadahkan kepalanya menyambut ciuman syahwat dari Amin. Tangan Sulwa memegang lengan Amin, sementara tangan amin dengan nakal meremas-remas toket Sulwa dari luar gamis dan jilbabnya.
Sulwa : Mmhh.. mfffhhh.. Mmphh.. srrupp.. mmfhfh..
Sulwa semakin tak sabar menahan gelora birahi yang meluap-luap. Semua pesan-pesan dari ustad kajian yang ia ikuti ia singkirkan jauh-jauh. Dirinya sudah tak peduli lagi dengan jati dirinya. Yang ia inginkan kini hanyalah memilik Amin seutuhnya. Dengan lincah tangan Sulwa mulai melepas kancing baju Amin satu per satu, Amin membantu Sulwa dengan melepas bajunya tanpa melepas ciumannya di mulut mungil Sulwa.
Sulwa pun menghentikan ciumannya dan berlutut di depan selakangan Amin. Dengan nafas yang menderu, tangan kanan Sulwa mulai meraba-raba batang Amin yang mengeras dibalik sirwalnya.
Sulwa : Mmhhh.. iniih kok kerashh banget masshh..?? Ufff~
Amin : Penasaran sayaangh?? Itu khusus buat Sulwaku sayangh..
Sulwa : Ahhh.. bener mas..?? Makasih yaahh..
Perlahan Sulwa melepas ikatan tali sirwal Amin. Dengan kedua tangan lembutnya, ia menarik turun CD dan Sirwal Amin secara bersamaan. Plop.. rudal Amin yang sudah keras mengacung kini berdiri tegak tepat dihadapan wajah Sulwa. Wajah Sulwa nampak memerah karena ini pertama kalinya ia melihat secara langsung rudal seorang ikhwan. Dengan panjang 22cm dan diameter 4,5cm rudal Amin nampak sangar terhias urat-urat besar di sekitar rudalnya. Sulwa semakin tersengal-sengal setelah aroma khas lelaki membelai hidung kenyalnya. Bak disetrum aliran listrik, tubuh Sulwa bergidik membayangkan rudal Amin nantinya.
Sulwa : Ouhhh.. Mmmhhhh.. gede banget massshh.. kekar lagihh.. kayak yang di video tadiihh..
Amin : Sulwa suka kan?
Sulwa : He’emhh mass Amin kuhh.. tapi ini gede bangett buat Sulwaah..
Amin : Sulwa sayang tau kan harus gimana?
Sulwa : Mmm.. maksudnya gimana mass?? Sulwa gatau.. nampak wajah Sulwa yang bingung harus bagaimana dengan rudal Amin.
Amin : hahah.. gini Sayang.. pertama Sulwa cium dulu ujungnya, trus Sulwa jilat deh dari pangkal sampe ujung..
Perlahan Sulwa mulai mendekatkan wajahnya ke rudal Amin. Ia pun mencoba untuk mencium ujung rudal Amin. Cairan pre-cum Amin yang muncul pun tak sengaja dilahap oleh Sulwa. Kini Sulwa mulai turun ke arah pangkal rudal Amin dan mulai menjilat rudal Amin dari pangkal hingga ujung.
Amin : Ouuhhhh.. mantabhh sayaaangg.. ssshhh..
Sulwa : Hihihh.. enak kah mas Amin jilatan Sulwa??
Amin : iyah banget sayang.. dipegangin dong biar gak goyang-goyang rudalnya..
Sulwa : rudal apa mass?
Amin : Iya itu yang daritadi Sulwa jilatin.. namanya rudall..
Sulwa : Ohhh.. Sulwa baru tau mass..
Dengan tangan kanannya Sulwa memberanikan diri menggenggam rudal kekar Amin. Kembali Sulwa mendaratkan jilatan demi jilatan pada batang rudal Amin yang membuat Amin tak kuasa menahan nikmat. Bukan hanya ini pertama kalinya Amin mendapat servis blowjob, namun juga karena yang melakukannya adalah Sulwa, akhwat yang begitu ia sayangi dan selalu menjaga auratnya tertutup untuk lelaki yang bukan mahramnya. Tapi sore ini, ia dengan rela melepas itu semua dan melakukan oral servis pada rudal Amin.
Tangan Amin membelai lembut kepala Sulwa yang masih tertutup jilbab. Di luar kamar, Amin melihat Hamdan tengah menikmati ukhti Nadia yang ternyata juga tak kalah cantiknya dengan Sulwa. Sementara di samping ukhti Nadia ada seorang akhwat yang datang bersama Hamdan tengah bermasturbasi melihat Hamdan yang sedang menggarap ukhti Nadia. Kecantikan akhwat itu tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Kulit putih sempurna tanpa cela, hidung yang agak mancung, serta bibir tipis kemerahan membuatnya menjadi primadona bagi setiap ikhwan yang melihatnya.
Tiba-tiba Amin merasakan sensasi hangat yang menjalar mulai dari kepala rudalnya dan terus menelusuri batang rudalnya. Ternyata Sulwa mulai memasukkan rudal besar Amin ke dalam mulut mungilnya. Kenikmatan yang luar biasa dari kuluman Sulwa menghantarkan Amin menaiki tangga syahwat birahinya. Terkadang Amin meringis ketika gigi Sulwa menyentuh rudalnya.
Sulwa : Mmmhhh.. Mmfffhh.. ssruuppp.. mmmhh..mmffhh.. ogkk.. ogkk..mmhhh..
Amin : Ouhhh.. yeshhh.. sayaaang.. mmmhh.. enaknyaahh.. ohhhh.. sshhh.. telen semuaahh Sulwakuuhh..
Sulwa : E’emmhh.. ogkkkk.. oggkkk… Uhukk.. uhukk.. ogkkk..
Suara kerongkongan Sulwa yang tersumpal rudal Amin terdengar erotis. Sulwa pun mengganti gaya oralnya menjadi deepthroat. Sensasi deepthroat Sulwa begitu memanjakan rudal Amin hingga tanpa sadar Amin menahan kepala Sulwa ketika rudalnya terpendam seluruhnya di mulut Sulwa hingga ke pangkalnya. Sulwa terbatuk-batuk ketika kepalanya ditekan hingga mentok ke pinggul Amin. Sensasi diperlakukan Amin seperti itu membuat Sulwa terangsang hebat. Ia merasakan serambi lempitnya berdenyut hebat dan basah sekali. Putingnya terasa keras dan geli sekali karena tergesek oleh BH yang ia kenakan.
Amin yang sudah kesurupan nafsu birahi, langsung mengangkat Sulwa dan ia gendong diposisi depan. Sulwa yang sedang asyik menikmati rudal Amin pun langsung terangkat dan ia dengan sigap mendekap kepala Amin sementara kakinya melingkar di pinggang Amin. Tangan kekar amin mencengkram kuat bongkahan pantat Sulwa dari luar gamisnya.
Sulwa : Ouuhh.. ehh.. mass Aminn.. kaget Sulwa..
Amin : Duhh.. Sulwakuhh.. bikin mas makin cinta aja nih.. udah cantik, pinter pula bikin mas gelagapan..
Sulwa : Masa sih mass?? Padahal Sulwa masih belajar loohh..
Amin : Seriuss.. sinih coba cium lagi..
Tanpa malu-malu Sulwa melahap bibir Amin. Lidah mereka saling mendekap satu sama lain berusaha untuk memberikan rangsangan birahi maksimal ke pasangannya. Beberapa menit Amin melancarkan frenchkiss nya pada bibir tipis Sulwa sementara tangannya aktif meremas-remas bokong bulat Sulwa. Perlahan Amin mulai menidurkan Sulwa di ranjang dan kini mereka melanjutkan saling berpagutan di atas ranjang dengan Amin berada di atas Sulwa.
Sulwa : Mmffhh.. mmmchh.. maashh.. emmhh..
Amin : Mmcchh.. Mmfhh.. mas buka yah bajunya sayang..
Sulwa : e’emhh.. mmffhh.. terserah mas Aminnhh.. sruupp.. mmmchh..
Kedua tangan Amin menyibakkan jilbab hijau tosca pupus milik Sulwa, sahingga leher putih mulusnya nampak menggairahkan bagi Amin untuk mencupanginya. Tanpa basa-basi Amin langsung mencupangi dan menjilati leher jenjang Sulwa hingga kemerahan. Tangannya dengan cekatan melepas resleting gamis Sulwa dan menariknya turun hingga perut.
Sulwa : Ouhhhh.. Shhhh.. Sayaanghh.. maassshh.. Aahhh.. mmffhhh.. Ssshhh..
Desahan dan rintihan Sulwa menandakan dirinya telah tenggelam dalam lautan birahi. Sulwa hanya terdiam pasrah menikmati setiap cupangan dan jilatan yang Amin lancarkan ke tubuhnya yang selalu ia jaga. Dalam hati kecilnya ada bisikan untuk menghentikan apa yang ia lakukan, namun Sulwa lebih menuruti hawa nafsu syahwatnya. Baginya ini adalah kesempatan satu-satunya untuk bisa memadu kasih dengan Amin dan ia tak ingin melepaskan momen ini.
Tangan Amin kini menyusup ke punggung Sulwa dan melepas pengait BH Sulwa. Dengan cepat Amin melepas BH Sulwa dan melemparkannya. Toket 40C Sulwa nampak seperti tumpah setelah terbebas dari jeratan BHnya.
Amin : MashaaAllah.. Cantiknya toket Sulwaku ini.. bikin mas jadi pengen mainin..
Sulwa : Ahh.. mass.. malu ahh.. jangan diliatin teruss..
Toket Sulwa begitu kenyal berisi dengan puting pink muda yang sudah mencuat menandakan Sulwa sudah terangsang berat. Amin dengan lihainya melanjutkan cupangan dan jilatannya ke tubuh mulus Sulwa. Dimulai dari lembah antara kedua gunung Sulwa kemudian berputar mengelilingi toketnya hingga mendekati puting Sulwa. Dengan sengaja Amin menghentikan jilatannya sessat sebelum menyentuh pucuk gunung kembar Sulwa.
Sulwa : Oohhhh.. SSSHHH… Mmmhhhh.. iyaahh ouuhhh.. enak masss.. aahhhh.. yaaaaahh kok berhenti?
Nampak wajah kecewa Sulwa karena dipermainkan oleh Amin. Amin hanya tersenyum nakal dan mulai menggarap toket Sulwa yang lain. Ia mengulanginya lagi membuat Sulwa semakin tak sabar.
Sulwa : Aihhh.. masss.. kok gitu sihhh.. ituuhh.. ituhh nyaaa.. plisss..
Amin : pengen banget kah sayang? Kalo pengen mintak dong.. ehh iya, ini namanya puting sayang.. sambil Amin menyentil puting Sulwa yang sudah sangat terangsang.
Sulwa : Ahhhh.. mmhhh.. mau masss.. isep putinghh Sulwaa.. tolonghh.. sulwa ga tahann mass.. isephh..
Dengan secepat kilat Amin langsung melahap habis puting Sulwa seluruhnya. Sementara kedua tangannya sibuk meremas-remas toket Sulwa dengan kuat. Sapuan dan tarian lidah Amin di puting Sulwa membuat Sulwa terbang ke langit pertama kenikmatan zina.
Sulwa : OOOUUHHHHHHH.. SSSHHH.. MAASSS.. OHHHH.. MMFFHHH.. SSSSHHH.. TERUSSSHHH..
Lenguhan Sulwa begitu kuat merasakan sensasi rangsangan dari lidah liar Amin. Tangan kirinya mencakar-cakar punggung Amin sementara tangan kanannya menjambak-jambak rambut Amin. Sulwa blingsatan seperti cacing kepanasan. Kepalanya ia banting kiri kanan, sementara bibir bawahnya ia gigit kuat-kuat karena menahan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan.
Sulwa : OUUHHHH.. OUHHHH.. NGHHH.. SHHH… MMMHHH.. MASSSSSHHH.. OOHHHH..
Hilang sudah ke-akhwatan dalam diri Sulwa. Ia yang tadinya seorang akhwat yang selalu mentaati perintah Allah dan Rosul-Nya, malam itu telah berubah menjadi akhwat binal pencari kenikmatan duniawi yang sesaat. Amin kemudian menyatukan toket 40C Sulwa dan melumat habis kedua putingnya secara bersamaan. Lidah Amin semakin liar menari di dalam mulutnya, hisapan-hisapan Amin di kedua puting Sulwa menyebabkan Sulwa tak lagi berfikir nalar. Desahan dan rintihannya semakin kuat hingga puncaknya saat tiba-tiba Amin menggigit lembut kedua puting Sulwa secara bersamaan.
Sulwa : OOOUHHH.. MASSHH.. AAKHHH.. NNGGGGHHHHHHH..!!!
Sulwa mendekap erat kepala Amin dan membenamkannya di belahan gunungnya. Ia melengkungkan tubuhnya, sementara tubuhnya mengejang hebat dengan lenguhan panjang merasakan orgasme pertamanya.
serambi lempitnya berkedut kencang dan menyemburkan cairan surgawi yang membasahi CDnya juga gamisnya bahkan tembus hingga ranjang yang mereka gunakan untuk memadu kasih
Sulwa : Mmhhh.. hhh.. hh.. duuhh mass.. enak bangetthh.. baru sekarang Sulwa ngrasain kayak gini..
Amin : Enak kan sayang? Mas lanjutin lagi yaahh..
Sulwa : E’emhh..
Amin melanjutkan lagi menikmati setiap detil tubuh Sulwa. Kali ini dengan perlahan Amin menarik turun CD dan gamis Sulwa secara bersamaan. Amin hanya terpana melihat keindahan tubuh Sulwa. Putih, mulus tanpa cela, dengan toket membusung 40C nya dan serambi lempit yang masih seperti garis tanpa bulu sedikitpun. Kedua belah pahanya nampak menggiurkan untuk setiap lelaki menjilatnya. Kakinya yang jenjang mulus putih terbalut kaos kaki hitam selutut. Perutnya yang datar dengan pusar yang tertali rapih membuat Amin menelan ludah.
Sulwa hanya menatap penasaran dengan apa yang akan Amin lakukan selanjutnya. Ia masih mengumpulkan tenaganya setelah orgasme hebat pertamanya. Amin kali ini memulai menciumi ujung kaki Sulwa yang masih terbalut kaos kaki overknee hitam. Ketika sampai lutut ia menggunakan lidahnya untuk merangsang bagian dalam paha Sulwa yang sedikit ia angkat sehingga memudahkan Amin untuk menjelajahi setiap detil paha mulus Sulwa hingga akhirnya ia berhenti tepat sebelum menyetuh serambi lempit Sulwa.
Sulwa : SSSHHHH.. OUUHHH MASSS.. OUHHH.. MMHH.. DIKIT LAGIIHH.. IYAAHH DISITUHH.. AHHH.. yaah kok berhenti lagi? Uwww~
Amin tak menghiraukan rengekan Sulwa yang kecewa. Ia beralih ke kaki Sulwa yang lain dan mempermainkannya sama seperti sebelumnya. Sulwa semakin tak tahan diperlakukan seperti itu, namun semua itu sirna saat tiba-tiba Sulwa merasakan jilatan penuh Amin di garis kemaluannya mulai dari anus hingga kelentitnya.
Sulwa : isshh.. apaan sih ma.. AHHHHHH.. OUHHHHH.. SSSSHHHH.. MMFFHHH.. IYAAAHHH..
Amin : Kenapah sayangg.. mmfhh SRupptt.. enak kannhh?? Sruupptt.. sruupptt..
Sulwa : AHH IYAHHH.. ADUHHH MASSS.. ENAK BANGETHH.. OUHHH.. JANGAN BERHENTI..
Sulwa terus saja menolehkan wajahnya ke kanan kiri merasakan kenikmatan yang jauh berbeda daripada saat Amin bermain dengan putingnya. Amin semakin berani mempermainkan serambi lempit Sulwa yang sudab basah kuyup oleh liur dan lendir birahinya. Kini Amin membuka sedikit serambi lempit Sulwa dan melesakkan lidahnya menyusuri liang surgawi Sulwa.
Sulwa : AAAKKHHH.. HHIIIHHHHH.. MMMHHH.. SSHHHHH.. OOUHHHH MASS…
Lenguhan panjang Sulwa menyambut lidah Amin yang mulai menyusuri dinding dalam serambi lempit Sulwa. Tanpa henti Amin menggarap bagian kewanitaan Sulwa yang selalu ia rawat tiap hari dengan sabun kewanitaan. Amin yang terbius oleh aroma khas kewanitaan Sulwa, semakin liar mengobok-obok serambi lempit Sulwa dengan lidahnya. Sulwa kembali pasrah dan menyerah meledakkan orgasmenya saat tiba-tiba Amin menyapu kelentitnya yang mencuat dari liangnya.
Sulwa : AAAAAAHHHHHHH.. OOUUNGGGHHHHHH..!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Semburan dahsyat cairan surgawi Sulwa membasahi seluruh wajah dan badan Amin. Bahkan tanpa sadar Sulwa mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi hingga cairan surgawinya menyebar ke seluruh ruangan. Matanya terbelalak dengan bibir bawahnya ia gigit kuat-kuat. Kedua tangannya mencengkram erat ranjang merasakan kenikmatan orgasme keduanya.
Amin : Fuuhhh.. luarbiasa ini Sulwaku.. puas banget kah sayang? Enak yah serambi lempitnya dicocol lidah mas..?
Sulwa : E’emhh mass.. banget mass.. hhh.. hhh.. serambi lempit.. apaan mas?
Amin : ini nih namanya serambi lempit sayangkuhh.. sambil Amin menggesek serambi lempit Sulwa yang masih basah kuyup.
Sulwa : Ohhh.. iyahh.. enak banget maass.. serambi lempit Sulwaa..
Amin : Mas kasi yang lebih enak lagi mau??
Sulwa : Ahhh terserahh mass Amin ajahh.. Sulwa milik mass..
Amin kini membuka kedua paha Sulwa. Ia menempelkan ujung rudalnya ke serambi lempit perawan Sulwa dan menggesek-gesekkan rudalnya supaya cukup licin. Sulwa kembali merasakan datangnya syahwat pada dirinya saat Amin melumasi rudalnya di bibir serambi lempit Sulwa.
Amin : Mass.. masukin yah sayang.. tahan yaahh.. mungkin akan sakit dikit.. tapi entar mesti Sulwa ketahihan..
Sulwa : Emmhhh.. pelan-pelan ya mass.. Sulwa takut..
Amin : Tenang aja Sulwaku sayang.. Amin mendaratkan ciuman ke bibir Sulwa.
Tangan kanan Amin menggenggam pangkal rudalnya untuk memastikan lokasinya sudah pas. Dengan perlahan Amin mulai menekan masuk kontonya ke serambi lempit super sempit milik Sulwa yang hanya berupa garis. Begitu seret dan peret meskipun serambi lempit Sulwa sudah penuh dengan lendir ke-akhwatan. Amin berupaya sedikit demi sedikit membenamkan rudalnya, sementara Sulwa nampak menahan nyeri yang datang akibat penetrasi Amin. Hingga akhirnya Amin merasakan ada penghalang diujung rudalnya, ia kemudian melumat bibir Sulwa supaya Sulwa merasa nyaman yang juga dibalas dengan pagutan nafsu Sulwa. Di selakangan Sulwa, Amin kembali menekan rudalnya lebih dalam menembus selaput dara Sulwa.
Sulwa : O.. O.. OHH.. AKHHH!!! SSSAAKITT MAASS!!.. SSSHHHH..
Amin telah berhasil membenamkan seluruh rudalnya di serambi lempit perawan Sulwa. serambi lempit Sulwa berdenyut-denyut memijat rudal keras Amin di dalam liang surgawinya. Nampak buliran air mata mengalir dari sudut mata Sulwa. Amin terus melayangkan ciuman liarnya sambil kedua tangannya meremas toket dan memilin-milin puting pink muda Sulwa. Beberapa saat ia membiarkan rudalnya supaya serambi lempit Sulwa terbiasa.
Sulwa : Mmhhh.. Shhh.. Ouhhh mass.. lanjutthh.. ahhh..ngganjel.. tapi enakk…
Seperti mendapat lampu hijau, Amin segera kembali ke posisinya dan mulai menggerakkan pinggulnya maju-mundur. Nampak darah perawan Sulwa mengalir di antara sela-sela serambi lempitnya. Rintihan Sulwa kini berganti desahan meraskan sensasi di entot untuk pertama kalinya.
Sulwa : OUUHH.. MASSS.. rudalL.. ENAAAKK YAAA ALLAAHH.. AHHH.. AHHH.. MMHH.. AHHH..
Amin meningkatkan tempo genjotan pinggulnya. Suara hantaman pinggul Amin ke paha Sulwa memenuhi seluruh ruangan kamar itu. Sulwa yang tadinya hanya pasif, kini mulai aktif menggerakkan pinggulnya mengikuti ritme sodokan Amin. Ngocoks.com
PLAKK.. PLAKKK..PLAKK..
Sulwa : AGHHH.. AGHHH.. OHHH… SHHH. DUHH. ENAKNYAAHH.. MASSS.. AHHH.. SULWA MAU PIPIS LAGIHHH.. AHHHHH..
Sulwa mulai melingkarkan kakinya ke pinggul Amin, tak ingin Amin mencabut rudalnya dari serambi lempit sempit Sulwa. Amin meningkatkan tempo genjotnya. rudalnya semakin hebat mengobok-obok liang surgawi Sulwa.
Sulwa : AKHHHH MASSS… OOUUUHHHHHHH..!!!!
SERRRRRRRRRRR.. SEEERRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Amin segera mencabut rudalnya dan disambut dengan semburan cairan surgawi Sulwa yang samgat deras. Nampak kepuasan di wajah Sulwa. Jilbabnya kusut tak karuan. Selirih tubuhnya bermandikan peluh yang membuatnya tampak mengkilat.
Sulwa : hhh.. hhh.. capekk masss.. duhhh..
Amin : tapi enakkan sayaang??
Sulwa : iyaah mass.. enak bangetthh.. ahhh..
Amin : Sayang.. mas belum keliar nih gimana? Boleh gak mas nikmatin tubuh Sulwa lebih lama?
Sulwa : Hhh.. hhh.. terserah mas ajah.. Sulwa mah pasrah..
Amin kemudian memposisikan Sulwa dengan posisi doggy. Sulwa sudah tak lagi memperdulikan keperawanannya. Kajian-kajian keislaman yang ia ikuti telah ia abaikan dan lupakan. Malam itu telah menyerahkan tubuhnya untuk dinikmati seluruhnya oleh Amin.
Dengan sisa-sisa tenaganya, Sulwa menyangga tubuhnya. Amin mengelap rudalnya dan serambi lempit Sulwa yang masih ada darah segar keperawanan Sulwa. Amin kembali menggesek-gesekkan rudalnya ke serambi lempit Sulwa yang membuat serambi lempitnya kembali berlendir. Perlahan Amin kembali melesakkan rudalnya menembus sempitnya jepitan serambi lempit Sulwa. Sensasi luar biasa di rudal Amin membuatnya melayang ke langit ketujuh.
Sulwa : OOOUHHHHHHH…
Sulwa melenguh lagi merasakan bagian bawah tubuhnya disumpal rudal ikhwan yang bukan mahramnya. Bahkan dengan bebasnya si ikhwan ini menikmati bagian tubuhnya yang paling utama itu tanpa henti. Namun Sulwa tak menyesal, bahkan ia begitu menikmati disetubuhi Amin yang merupakan ikhwan yang ia cintai.
PLAKK!! PLAKK!! PLAKK!!
Sulwa : OOUHHHH.. MAASSS.. TERUSSSHHH.. AHHH.. AHHH.. MMFHH.. AKKHHH..
Amin mencengkram erat bokong bulat putih mulus Sulwa dan menghantamkan rudalnya hingga mentok ke rahim Sulwa. Desahan dan erangan Sulwa terdengar erotis melihat Sulwa adalah seorang aktifis dakwah kampus yang malam ini tengah menikmati dosa yang seharusnya tidak ia lakukan. Amin menoleh ke arah ruang depan dan mendapati Hamdan tengah ber-threesome dengan ukhti Nadia dan seorang Akhwat lagi. Secara bergantian, Hamdan memasukkan rudalnya ke serambi lempit ukhti Nadia dan mulut si Akhwat. Melihat Hamdan membuat Amin semakin kuat menggenjot Sulwa. Sulwa yang kelelahan kepalanya tersungkur di bantal sehingga hanya tersisa bokongnya yang menjulang dihantam habis-habisan oleh Amin. Rintihan Sulwa makin keras merasakan sodokan rudal Amin yang terlalu dalam hingga menyodok rahimnya tanpa henti. Ranjang mereka berdecit keras mengikuti irama sodokan Amin.
Sulwa : AKHH!! AKHH!! MASS AMINNHH!! PELANH-PELANHH!! OOUUHHHHHH..!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Amin kembali mencabut rudalnya dan kembali disambut semburan orgasme Sulwa yang membuat becek ranjang mereka.
Amin yang merasa sedikit kesal karena ia sedikit lagi klimaks ternyata harus menundanya karena Sulwa telah mencapai orgasmenya terlebih dulu. Dengan kasar, Amin merubah posisi Sulwa menjadi terlentang kembali. rudal Amin masih tegak mengacung siap kembali menggagahi liang surgawi peret Sulwa. Posisi Men on Top menjadi serangan terakhir Amin. Ia mengangkat kaki Sulwa dan menyangganya di pundak Amin. Dengan satu hentakan kuat rudal Amin melesak cepat dan menghantam rahim Sulwa.
Sulwa : AAAAUHHHHHH.. NGGHHHHH..
Amin tak lagi menghiraukan Sulwa yang sudah sangat kelelahan. Jilbab jumbonya pun tak berbentuk lagi. Rambut indah Sulwa nampak menyembul dari jilbabnya. Amin terus menggenjot serambi lempit Sulwa seperti orang push up. Dengan sisa-sisa tenaganya ia membombardir serambi lempit Sulwa yang kini mulai menggembung.
Sulw : AKHH!! AKHH!! OGGHHH!! AKHH!! MASSHHH..!!
Sulwa merasakan kelelahan yang luar biasa. Bahkan ia merasa akan pingsan. Namun kenikmatan sodokan di serambi lempitnya membuatnya sedikit sadar. Dengan hantaman kuat, Amin melesakkan rudalnya sedalam mungkin dan langsung menyemburkan benih kenikmatan ke rahim Sulwa.
Amin : AAARRGHHHHHH!!!
Sulwa : AAAAAKKKK!!!!!
CROOTTTT.. CROOTTTTT… CROOTTTT.. selama beberaoa detik rudal Amin terus memompa spermanya hingga luber dari sela-sela serambi lempit Sulwa.
Lelah dan nikmat yang Amin rasakan membuatnya langsung terkulai lemas di lembah antara kedua gunung Sulwa. Nampak wajah lelah Sulwa tersenyum melihat ikhwan yang ia sayangi terkulai lemah di dalam pelukannya. Tangannya membelai lembut rambut Amin yang acak-acakan.
Amin : Hhh.. Hhhh.. makasih banget sayanghh.. mas puas banget.. fuuhh.. makin sayang sama Sulwa nihh..
Sulwa : Iyaahh.. Sulwa juga sayang mas Aminn..
Amin pun mengecup bibir merah Sulwa sebelum akhirnya mereka tertidur karena lelah sementara rudal Amin masih menancap di liang surgawi Sulwa.
Bersambung… PLAKK!! PLAKK!! PLAKK!!
Kembali Luqman menghantam serambi lempit bu Zaskia pagi itu di balkon penthouse. Posisi Doggy menjadi pilihannya karena membuat temannya yang lain bisa menikmati menyumpal mulut bu Zaskia dengan rudal. Cerah pagi hari ini di Jogjakarta begitu mendukung gangbang Andra dan kawan-kawan. Tidak terlalu terik, namun tidak hujan pula.
Rendi : Weheee.. Mayan nih dapat mulut ukhti Zaskia..!!
Seketika Rendi melesakkan rudalnya hingga menghantam kerongkongan bu Zaskia. Ia menggenggam kuat kepala bu Zaskia dan terus mengobok-obok mulut bu Zaskia tanpa ampun. Air liur bu Zaskia menetes tiap kali Rendi menarik mundur pinggulnya.
Bu Zaskia : Akhhh.. Ogkk.. Ogkk.. Mmchh.. Ssrpptt.. Ogkk.. Ogkk.. crepp.. crepp..ogk.. uhukk.. uhukk.. ogkkk..
Sekitar 5 menit kemudian berganti Odi yang menyumpal serambi lempit bu Zaskia dengan rudal gempalnya. Bu Zaskia yang merasakan sodokan maut Odi mengerang tertahan ketika tiba-tiba Deri maju menggantikan Rendi di mulut bu Zaskia. Dengan garang Deri menggenjot mulut bu Zaskia, sementara Odi menyerangnya dari belakang. Bu Zaskia benar-benar dibuat melayang dalam buaian birahi. 5menit berlalu sudah, kini gantian Andra yang menyodok serambi lempit bu Zaskia. Ia menggenggam erat bokong bulat putih sintal bu Zaskia dan menghajarnya dengan sekuat tenaga. Mendapatkan serangan bertubi-tubi di mulut dan serambi lempitnya membuat bu Zaskia menyerah dan melepaskan luapan orgasme pertamanya pagi itu.
Bu Zaskia : OGKK.. OGKK.. NNGGGGHHHHHHHH..!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Derasnya cairan surgawi bu Zaskia membuat karpet yang menjadi alas mereka basah kuyup. Bu Zaskia sedikit terbatuk-batuk ketika Deri mencabut rudalnya dari mulutnya.
Deri : Cukk.. bener-bener lonte nih Zaskia.. lanjut gak Zas?
Bu Zaskia : Hhh.. Hhh.. terserah kalian ajah.. pakai tubuh aku semau kalianhhh..
Luqman : Set dah nih lontee.. cuk hajar bareng-bareng aja..
Rendi mengambil posisi di bawah bu Zaskia. Andra dengan cekatan memposisikan bu Zaskia dengan posisi WOT. Blesshhh.. rudal Rendi melesak langsung hingga terbenam seluruhnya tanpa hambatan, sementara Odi bersiap melebarkan liang anus bu Zaskia. Dengan perlahan ia arahkan rudal gempalnya dan dengan satu hantaman kuat.. Srrrtttt.. Blesshhh.. rudal gempal Odi terbenam seluruhnya di anus bu Zaskia. Rendi dan Odi pun melancarkan sodokan liar mereka ke dua lubang surgawi bu Zaskia, sementara Luqman dan Deri bergantian menggenjot mulut bu Zaskia.
PLAKKK!! PLAKK!! PLAKK!!
Rendi : Cokk.. Makan nih rudal LONTE syar’i..!! Mmhh.. mhhh!!
Odi : Emang Lonte akhwat nih Zaskia.. anal juga doyann.. seett!! Ohhh.. ohh..!!
Luqman : Iya broo.. nih mulut rasa serambi lempit emang!!
Deri : Gini caranya bisa crot di mulut kamu Zas!!.. Ahhh.. Ohhh..
Bu Zaskia : OGKK.. OGKKK.. MMHH.. NGHHH.. OGKK..OGKK..
Andra : Nih aku tambahin biar nih Lonte makin kegirangan!!
Dengan perlahan Andra mengarahkan rudal panjang kekarnya ke serambi lempit bu Zaskia. Srrttt.. Bleshhh.. mata bu Zaskia terbelalak merasakan serambi lempitnya seperti dipaksa melar oleh rudal Andra. Kini dua rudal bersarang di serambi lempit Bu Zaskia, sementara anus bu Zaskia terlihat melar menghadapi sodokan Odi.
Andra : cok.. gila cokk.. aku kira Cuma di film-film aja bisa gini.. 2 in 1..
Rendi : Kapan kau belajar jadi lonte Zas??? Genjot terus Ndra!! Jangan kasih napas nih lonte!!
Andra : Pasti lahh!!
SPLOKK!! SPLOKK!! SPLOKK!!
Bu Zaskia merem melek merasakan semua lubangnya di sumpal rudal lelaki yang bukan mahramnya. Apalagi kini serambi lempitnya tengah melumat 2 rudal sekaligus. Kenikmatan yang diberikan Andra dan kawan-kawan membuat bu Zaskia melayang dalam nikmat dosa duniawi.
Bu Zaskia : AGHH!! AGH!! rudalLH!! TERUSSSHH!! HAMILI AKUHHH..!!! OHHH..!! SSHH!! NIKMATNYAAAHH..!! NDRAAA!! PINDAHH KE BOKONGG PLISSHH.. AHHH!!..
Plakk!! Luqman menampar pipi bu Zaskia.
Luqman : Heh!! Siapa suruh ngomong!? Sini mulut kau lonte..!!
Sleebbb.. rudal Luqman kembali menyumpal mulut bu Zaskia. Dengan bergiliran dengan Deri mereka benar-benar membuat mulut bu Zaskia kewalahan.
Andra sendiri kini mencabut rudalnya, dan melesakkannya ke anus bu Zaskia yang sudah ada rudal 6,5cm Odi. Perlahan dengan pasti Andra melesakkan rudalnya ke anus bu Zaskia. Prrttttt.. Srrtt.. begitu sempit sehingga Andra merasa sedikit nyeri. Bu Zaskia terbelalak, mulutnya menganga merasakan bokongnya seperti terbelah dua. Blesshh.. akhirnya rudal Odi dan Andra berada di liang anus bu Zaskia. 11cm anus bu Zaskia menganga disumpal kedua rudal gempal Odi dan Andra.
Odi : Cukk.. peret banget nih lubang bo’ol!!
Andra : Genjot Di..!!
Odi dan Andra secara bersamaan menggenjot bokong sekal bu Zaskia. Anusnya terasa benar-benar penuh yang memberikan sensasi kenikmatan ke tubuh bu Zaskia. Gerakan Andra dan kawan-kawan semakin liar mengobok-obok semua lubang tubuh bu Zaskia. Bu Zaskia yang kewalahan akhirnya menyerah dan menyemburkan orgasme keduanya. Sementara Odi menumpahkan spermanya di lubang anus bu Zaskia, Luqman dan Deri menyemburkan semua sperma mereka hingga tak bersisa di kerongkongan bu Zaskia. Rendi masih semangat memompa bu Zaskia yang mulai terkulai lemas dan akhirnya ia pun menyodok rudalnya hingga rahim bu Zaskia dan membuahi rahim bu Zaskia. Andra pun segera menyodok serambi lempit bu Zaskia yang masih berkedut-kedut dan tersumpal rudal Rendi. Dengan gerakan liar dan cepat Andra pun klimaks dan kembali menyemprotkan benih kenikmatan ke rahim bu Zaskia.
Bu Zaskia : Hhh… hhhh.. mmhhh.. nikmatnyaahh.. ouuhhh.. makasih yaah guys..
Dari kedua liang surgawi bu Zaskia mengalir sperma kental rekan-rekan KKNnya. Setelah beristirahat beberapa saat, mereka pun mengantar Bu Zaskia kembali ke rumah. Selama di perjalanan, bu Zaskia secara bergantian memberikan layanan blowjob ke seluruh penumpang mobil. Hingga akhirnya Andra dan teman-temannya menumpahkan sperma mereka ke mulut bu Zaskia seluruhnya. Bu Zaskia tersenyum puas bisa meminum semua sperma teman-temannya, bahkan ia juga menyedot hingga tak bersisa sisa-sisa sperma yang ada di batang rudal Andra dan kawan-kawan.
Sesampainya di rumah bu Zaskia, mobil CRV Andra masuk ke parkiran dengan posisi mundur. Andra turun dari mobil dan membuka pintu belakang mobilnya. Bu Zaskia segera mengambil posisi tangannya bersandar pada jok belakang mobil, sementara kaki jenjangnya menyangga tubuhnya. Ia menungging dengan posisi fast n furious. Andra dan yang lain dengan bernafsu kembali menyetubuhi bu Zaskia di parkiran rumahnya dan kembali menumpahkan sperma mereka baik di mulut, anus, dan serambi lempit bu Zaskia sebelum akhirnya mereka pergi meninggalkan bu Zaskia menikmati sisa-sisa sperma mereka.
—————————————————————————————————————
Sementara itu di tempat lain di waktu yang sama ada akhwat bercadar yang juga mengalami gangbang pertamanya yang tak seindah bu Zaskia.
Semula berawal dari 1 hari sebelumnya..
Diana : OHHH.. MMFFHH.. AAHH.. AHHHM.. TERUSSH SAYAANGG.. OUHH..
Yusuf : Aghh! Agh!! rudal siapa yang paling enak sayang?? Hah??
Diana : rudal MASS YUSUFFF.. OUUFFF.. MENTOKKHH.. AHHH.. AHHH..
Diana tengah dilanda kenikmatan birahi dengan suaminya Yusuf. Di rumahnya di Semarang, pagi itu setelah sarapan, Yusuf langsung mensetubuhi Diana di atas meja makan. Diana dan Yusuf dulunya teman satu kelompok ketika KKN, bersama Andra, bu Zaskia, bu Susan, Odi, Rendi, Deri, Luqman. Teman-teman Yusuf biasa memanggilnya si Culun karena memang keseharian Yusuf yang mirip orang culun. Sementara Diana termasuk akhwat yang menjadi incaran para ikhwan di kelompoknya. Ia dulu sering aktif dalam pergerakan islam di kampusnya.
PLAKK!! PLAKK!! PLAKK!!
Yusuf terus saja menghantam serambi lempit Diana yang sudah berkedut-kedut merasakan datangnya orgasme, dengan posisi fast and furious kaki Diana menjuntai ke lantai sementara tubuhnya di atas meja. Dengan sisa-sisa tenaganya Yusuf mengobok-obok serambi lempit Diana dari belakang. Bokong sintal putih bersih Diana pun nampak mengkilat karena keringat.
Diana : OUHHH.. AHHH.. DIKIT LAGI SAYAANGG.. GENJOT TERUSSHH.. AHHH.. NIKMATNYAA..
Mira : Umih.. Umihh.. Umi lagi apaa?? Umi sakit??
Tiba-tiba anak Diana yang berumur 3tahun, Mira terbangun dari tidurnya.
Diana : Ngggaakkhh.. kokk.. sayaanggg.. Mira sayanghh main sendiri dulu yaaahh.. ahh..ahh..
Mira : Umi lagi main kuda-kudaan??
Yusuf : Mirahh sayang.. tuhh.. bonekanya diambil duluhh yaa.. mmhh.. mhh..!!
Mira : Iyaa abii.. Mira pun berlalu menuju tempat mainannya.
Yusuf : Akkhh!! Ahh!! Mau keluar nih sayaanghh.. kluarin manaahh??
Diana : MULUTKUHH SAYAANGG.. AHH.. UMI MAU SARAPAN SPERMA ABI SAYAANGHH.. NGHHHHH!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Yusuf segera mencabut rudalnya sementara Diana yang sedang Orgasme mengambil posisi berlutut di depan rudal Yusuf. Dengan ganas Diana langsung melumat rudal Yusuf yang berukuran 18cm dan diameter 4,5cm itu.
Diana : Haaaemmphh.. ummhh.. srrupp.. ogkkk.ogkk.. srupp.. ayukk sayaanghh..
Yusuf : Ahhh.. keluar nih sayaanghh.. AARRGHHH!!!!
CROOTTTT.. CROOTTT.. CROOTTTT…
Diana menghentikan kulumannya. Ia menikmati semburan sperma Yusuf yang memenuhi rongga mulutnya. rudal Yusuf terasa berkedut-kedut memompa habis seluruh sperma di rudalnya.
Yusuf : Ehh jangan langsung telen loh sayangg.. pamer dulu dong ke abi..
Diana pun menumpahkan seluruh sperma di mulutnya ke telapak tangannya. Kemudian dengan menatap nakal ke arah Yusuf, ia menjilati sperma Yusuf yang ada di telapak tangannya.
Yusuf : Wahh.. istri abi nih memang binall.. enak kah ukhti binalku sayangg??
Diana : E’emhh abi sayangg.. lezat banget spermanya..
Glupp.. glupp.. Diana pun menelan habis semua sperma ditangannya. Tak hanya disitu, ia juga mengulum kembali rudal Yusuf untuk membersihkan sisa sperma di rudalnya.
Yusuf dan Diana sudah lumayan lama menikah dan dikaruniai seorang anak perempuan. Yusuf sendiri memiliki bisnis elektronik yang sukses di Semarang sementara Diana masih aktif sebagai seorang dokter spesialis kelamin. Dulu di masa KKN, Diana sama sekali tak tertarik dengan Yusuf. Perawakannya yang biasa saja dengan wajah tak terlalu tampan membuatnya tidak terlalu memikirkan keberadaan Yusuf di kelompoknya.
Tapi takdir berkata lain, suatu ketika Yusuf mendatangi rumah orangtua Diana dan langsung menyatakan keinginannya untuk menikahi Diana. Saat itu ia telah merintis bisnis elektroniknya yang sudah mulai berkembang. Bahkan penampilannya sekarang lebih menarik dengan tubuh yang tegap dan kencang nampak dari kekarnya tangan Yusuf. Pakaian yang ia kenakan pun khas seorang Ikhwan hijrah yang membuat Diana yang saat itu bercadar cukup tertarik. Gaya bicara yang tegas sangat jauh berbeda daripada Yusuf yang dulu. Setelah beberapa kali istikharah, akhirnya Diana memutuskan untuk melanjutkannya ke jenjang pernikahan.
Yusuf : Mi.. ini kan abi ada keperluan di Jogja, umi temenin yaa?? Biar abi bisa entotin serambi lempit lezat umi.. sambil Yusuf meraba-raba paha Diana.
Diana : Boleh Bi.. ehh sekalian aja kita temu kangen sama yang lain.. temen-temen KKN dulu.. mumpung di Jogja kan..
Yusuf : Nah boleh juga.. abi juga urusan paling bentar doang..
Diana : Yaudah, kalo gitu abi yang ngontak yang ikhwan-ikhwan yaa.. umi yang akhwat..
Pagi itu Yusuf mencoba menghubungi beberapa teman-teman KKN nya. Memang sebagian besar taman KKN Yusuf adalah orang asli Jogja dan masih berdomisili di Jogjakarta sehingga banyak yang menyanggupi permintaan Yusuf untuk temu-kangen.
Yusuf : Alhamdulillah.. dapet nih 5 orang, si Andra, Odi, Luqman, Rendi, Deri.. si Nizam sama Dodi lagi di luar kota..
Diana : Oke bi.. nih umi lagi nyoba ngontak Susan.. katanya di nunggu musyawarah sama suaminya dulu..
Yusuf : Ehh iya.. si Susan kan dapet suami ustad ya? Hemm.. lumrah aja kalau gitu..
Yusuf : Btw enaknya ketemuan dimana ya Mi? Hotel apa Resto?
Diana : Resto yang sdat penginapan aja bi.. mmm.. coba cari di bukit bintang.. banyak tuh resto disana + ada penginapan juga..
Yusuf : Ohh ok.. nih dapet.. sek sek.. penthouse aja gimana mi? Murah nih.. 2juta sehari..
Diana : Wahh boleh juga tuh bi.. umi nyari nomer Zaskia kok gak ada ya? Haduhh..
Yusuf : Mmm.. Mira titipin ibu dulu ya? Gimana sayang?
Diana : Yaa Gppa sih.. intinya jangan lama-lama dititipin..
Yusuf : Soalnya kan ini jarak jauh.. ntar kenapa-kenapa malah kita yang repot..
Hari itu Yusuf mempersiapkan semua kebutuhan buat besok, Diana pun juga mempersiapkan Mira untuk dititipkan di rumah Ortunya.
Besoknya, ba’da dhuhur Yusuf dan Diana berangkat menuju ke rumah ortunya dengan mobil. Sesampainya di rumah ortunya, mereka menitipkan Mira pada ortunya. Sebagai kakek dan nenek pastinya senang sekali jika dititipi cucu, maka sama sekali tidak ada penolakan dari ortu Diana.
Ba’da Ashar mereka pun berangkat menuju Jogja. Perjalanan dari Semarang ke Jogja biasanya membutuhkan waktu 3-4 jam tergantung macet atau tidaknya jalanan.
Yusuf : Waduh.. lupa.. blum ambil uang cash buat payment bisnis.
Diana : Yaudah bi ambil aja.. emang berapa butuhnya?
Yusuf : 50juta mi..
Diana : Banyak banget bi.. gak bisa transfer aja?
Yusuf : Kontraktornya minta dibayar di awal bentuk cash..
Diana : Yaudah mau gimana lagi..
Yusuf pun segera menuju ke salah satu bank di Banyukenikmatank Semarang. Sampai disana ia kangsung mencairkan uang tabungannya sebanyak 50 juta rupiah. Yusuf tidak menaruh curiga pada staff bank yang melayaninya, tapi diluar pengetahuan Yusuf ternyata stsff bank membocorkan rahasia transaksi mereka ke perampok.
Yusuf pun segera kembali menuju mobilnya dengan membawa segepok uang cash. Ia letakkan di dashboard mobilnya. Yusuf dan Diana kembali melanjutkan perjalanan menuju Jogja. Selama perjalanan mereka dibuntuti oleh 2 pengendara motor RX King yang bersiap merampok mereka.
Penjahat 1 : Ni dah mau sampe secang.. kasih tau boss..
Penjahat 2 : oke..
Mereka pun bersiap-siap melakukan perampokan pada Yusuf dan Diana.
Yusuf : Mi.. mampir bentar ya.. abi mau pipis..
Diana : Iya bi.. sama umi juga..
Sesampainya di daerah Secang, Yusuf memarkirkan mobilnya di salah satu pom bensin. Pom bensin yang mereka datangi cukup sepi, hanya ada 2-3 karyawan saja. Yusuf bersegera menuju toilet pom bensin sementara Diana masih berada di dalam mobil.
Diana : Nah ini dapet nomer Zaskia..
Diana : Assalamualaikum.. bener nomer Zaskia?
Bu Zaskia : Wa’alaykumsalam.. Benar.. ini siapa ya?
Diana : Alhamdulillah.. ini aku Diana.. temen kuliahmu dulu waktu kita aktif di LDK itu..
Bu Zaskia : Ehhh.. MashaaAllah.. gimana kabar? Lama gak ketemu lhoo..
Diana : Alhamdulillah baik.. kamu sendiri gimana Zas? Masih langgeng kan?
Bu Zaskia : Emmm.. gimana yaa ceritanya.. yaa pokoknya gitu dehh.. ehh lagi dimana?
Diana : Ohh.. yasudah gak usa diceritain.. ini lagi mau ke jogja, aku sekarang di Semarang sama Yusuf.. lagi mau otw ke Jogja..
Bu Zaskia : Hah? Yusuf yang culun itu? Kamu nikah sama dia?? Kok bisa? Kayaknya dulu kamu ngebet sama akhi Ridwan to??
Diana : Iyaa.. ahahah.. gimana yaa.. ya Allah sudah kehendak gitu..
Bu Zaskia : Yaa Alhamdulillah.. sejak lulus gak pernah kontak-kontakan lagi jadi baru tau kamu nikah lhoo..
Diana : Iya aku juga Zas.. Ehh.. dadakan nih kamu malam ini luang gak? Nih yang lain pada ngajakin kumpul.. itu anak-anak KKN dulu..
Bu Zaskia : Ehh iya.. Yusuf juga satu kelompok sama kita ya.. Luang nih.. Dimana? Kangen juga aku ngobrol sama mereka..
Diana : Yaudah kamu standby aja sekarang, nih si Andra, Luqman, dll uda ready mau jemput kamu..
Bu Zaskia : Lhoh.. emang mereka tau rumahku?
Diana : Share lok sini dah.. ntar aku share ke mereka..
Bu Zaskia : Aku akhwat sendirian dong ntar.. malu aku..
Diana : Bentar aja.. ntar aku sama mas Yusuf juga kesitu kok..
Bu Zaskia : Yaudah deh.. nih aku share lok yaa..
Diana : Oke Zas.. Get ready..
Beberapa menit kemudian Yusuf keluar dari toilet. Diana yang melihat Yusuf sudah selesai, ia pun turun dengan membawa tas kecil. Hari itu Diana mengenakan gamis dusty purple, jilbab dan cadar warna dusty pink. Kecantikannya nampak serasi dengan pakaian yang ia kenakan.
Ketika Diana turun dan hendak menutup pintu mobil, tiba-tiba datang mobil van mendekatinya dan dua orang penjahat di dalam mobil dengan cepat menarik Diana, sementara yang lain membekap mulut Diana dengan kain yang bercampur obat bius. Diana hendak berteriak dan berusaha melawan, tapi karena kalah kekuatan dan mulutnya dibekap, ia pun hanya bisa menatap Yusuf yang kemudian matanya berangsur-angsur tertutup.
Yusuf yang melihat kejadian itu di depannya langsung berteriak dan berlari mendekat berusaha untuk membebaskan Diana. Namun para penjahat itu langsung tancap gas meninggalkan Yusuf yang berlari mengejar mobil van mereka. Orang-orang di Pom Bensin pun hanya terdiam melihat kejadian itu. Yusuf dengan panik dan penuh amarah segera menstarter mobilnya. Ia mengendarai mobilnya bak orang kesetanan, tak peduli lagi ada kendaraan yang berlawanan arah dengannya. Yang ada hanyalah keselamatan Diana. Tapi karena ia tak menguasai medan di daerah Secang, ia pun kehilangan jejak Diana. Hingga menjelang maghrib ia masih berputar-putar mencari kemungkinan keberadaan Diana. Tangis pun pecah, istri yang selama ini menekenikmatannya baik suka dan duka harus hilang tepat di depan wajahnya. Rasa sakit dalam hatinya begitu sesak, ia pun mencoba menghubungi nomer Diana berharap ada jawaban meskipun dari si penjahat.
Ting.. tungg.. tingg.. tungg..
Nada dering pun menyadarkan Yusuf . Nampak di layar HPnya nama ‘Dianaku’ muncul. Rasa sedikit lega menghampiri Yusuf.
Yusuf : Halo.. Haloo.. Umi.. dimaanaa??
Penjahat : Ohh.. dengan pak Yusuf ya?
Yusuf : Iya pak.. tolong pak.. istri saya jangan diapa-apain.. saya siap bayar berapapun yang bapak mau..
Penjahat : Hahah.. berapapun?
Yusuf : Iya pak.. tapi saya baru ada uang cash 50juta pak.. tolong pak bebaskan istri saya..
Penjahat : Kamu kalo pengen istrimu bebas, ambil sendiri!!
Yusuf : Oke pak.. kemana pak?
Penjahat : Nanti aku kabari lagi.. tuut.. tuut..
Si penjahat mematikan telponnya padahal Yusuf ingin sekali mendengar suara Diana meskipun hanya sesaat. Tak lama ia mendapat chat WA tentang lokasi Diana. Yusuf langsung bergegas menuju lokasi. Lokasi yang ia tuju berada di dalam hutan, hanya ada satu jalan kecil yang hanya mampu dilewati satu mobil. Malam semakin gelap, namun hati Yusuf tetap berharap Diana tidak kenapa-kenapa. Sesampainya di lokasi, terdapat seperti gudang yang sudah lama ditinggalkan pemiliknya. Yusuf segera mematikan mesin dan turun dari kendaraan, namun ketika turun ia langsung disergap oleh tiga orang yang bermasker hitam, karena ia tidak siap maka dengan mudah ketiga penjahat itu melumpuhkan Yusuf dan membiusnya.
Beberapa saat kemudian Yusuf terbangun karena mendengar suara lirih dari seseorang yang ia kenal. Benar saja itu suara Diana. Nampak Diana diikat kedua tangannya dan digantung diatas dengan rantai sementara kakinya menjulur ke bawah. Yusuf berusaha untuk bergerak namun ia baru sadar kalau dirinya terikat di kursi dengan mulut tersumpal.
Yusuf : NNNGG.. NNGGGGG..NNGG..
Diana : Bi.. abi gapapa kan? Maafin Umi yahh bi.. bikin abi susah..
Yusuf : NNNGGG.. NNGG..
Diana : Kita do’a aja bi semoga mereka gak ngapa-ngapain kita..
Bos Penjahat : Well.. Well.. udah mulai aja ya reuni keluargnya.. hahahah..
Diana : Mau apa kalian!?
Bos Penjahat : Wuuuhhh.. pake cadar tapi ganas yaa.. hahahah..
Penjahat 1 : ini boss duitnya..
Bos Penjahat : Hemm.. Cuma segini ya? Cihh.. infonya gak bener berarti.. tapi yaa lumayan..
Penjahat 2 : enaknya mereka diapain bos?
Bos Penjahat : Kita minta lagi laahh.. heh!? Katanya mau kasih lebih banyak!? Mana!?
Penjahat 3 : omong doang itu boss..
Penjahat 4 : iya boss.. gak mungkin bisa cair sehari..
Yusuf nampak memerah mukanya, matanya menatap tajam ke arah para penjahat seakan-akan ingin menghajar mereka semua.
Penjahat 2 : Wehh.. ada yang marah nih boss..
Bos Penjahat : Yaahh.. kalo kurang berarti harus cari pelengkapnya kann??.. sambil si Bos Penjahat membelai wajah Diana yang tetutup cadar.
Diana : Heh!? NGAPAIN KALIAN!?
Bos Penjahat : Lhooo.. kan duitnya kurang.. yaa harus dicukupi dong.. lagian gue belum pernah nih ngicipin akhwat bercadar gini.. ahahahah..
Penjahat 1 : ahahah.. boleh juga boss.. kayaknya cantik juga nih cewek..
Yusuf nampak panik, ia tau bahwasanya sebentar lagi Diana akan diperkosa oleh kelima penjahat itu. Ia bersikeras untuk melepaskan diri dari ikatan tali yang menjeratnya.
Penjahat 2 : Boss.. yang ini gimana?.. sambil si penjahat 2 menunjuk ke arah Yusuf.
Bos Penjahat : Lu kasih aja pisau ke leher dia, kalau macem-macem sembelih aja.. ahahahah.. nguburnya kan gampang..
Penjahat 2 : Oke Boss!!
Diana pun panik mendengar kata-kata si Bos Penjahat. Ia khawatir nantinya suaminya akan disakiti oleh si penjahat.
Diana : Ampun pakk.. tolong jangan sakiti suami saya.. saya mau lakuin apa aja, tapi tolong suami saya jangan dibunuh..
Bulir air mata mulai mengalir dari mata lentik Diana yang mengkhawatirkan keadaan Yusuf. Yusuf pun tak dapat bergerak setelah penjahat 2 meletakkan sebilah pisau yang sangat tajam ke lehernya.
Penjahat 2 : Berani gerak dikit saja.. mati kau..!!
Bos Penjahat : Nahh gitu dong.. lu jadi akhwat yang bener.. akhwat itu harusnya jadi lonte buat kita-kita.. hhahah..
Penjahat 1 : Ahahah.. mantab boss!! Rekam nih?
Bos Penjahat : Jelas lahh.. kapan lagi punya video Akhwat jadi lonte? Oee.. lepas tuh rantai.
Dengan sigap para anak buah penjahat melepas rantai yang mengikat Diana. Kini Diana berdiri dihadapan kelima perampoknya. Ia tak tahu lagi harus bagaimana. Yang ia tahu kalau ia tidak mengikuti kemauan para perampok maka suaminya akan dibunuh. Keempat penjahat itu pun duduk di kursi tua yang ada di ruangan itu sambil mata mereka menelanjangi tubuh bercintai Diana.
Penjahat 3 : Diapain lagi bos?
Bos Penjahat : Suruh joget strip kayaknya keren nih..
Penjahat 4 : Wahh boss emang paling top!!
Tiba-tiba para penjahat itu terganggu dengan nada dering HP Yusuf.
Bos Penjahat : WOE..!! BRISIK!! MATIIN..!!
Penjahat 2 : Boss ini kayaknya dari temennya dia.. nyariin dia..
Bos Penjahat : Azzz!! Suruh dia bikin alasan!! Kalau berani lapor, bunuh aja..!!
Diana : Ampun pakk.. tolong jangan bunuh suami saya.. hiks.. hiks..
Bos Penjahat : Udah Lu diem aja!!
Penjahat 2 pun menarik sumpal mulut Yusuf dan mengancam Yusuf kalau berani buat alasan yang nggak-nggak maka ia akan langsung menggorok lehernya.
Andra : Nahh.. Halo.. Assalamualaikum.. Suf kamu dimana?
Yusuf : Mm.. anu.. tiba-tiba ada acara keluarga dadakan nih.. maaf banget aku sama Diana ga bisa datang.. pokoknya apa yang kalian butuhin tinggal bilang aja, nanti aku yang bayar..
Andra : Yaaahh.. padahal kan kamu yang ngajak.. masak ga datang? Ga seru dong..
Yusuf : Iya.. tolong sampein maaf ke tem..
Penjahat 2 : Udah gak usah lama-lama!!.. penjahat 2 mematikan paksa telpon dari Andra.
Bos Penjahat : Udah kan?? Ehh lu nyalain musik.. biar makin seru nih akhwat lonte joget!! Ahahaha..
Penjahat 3 : Siap Boss!!
Penjahat 3 pun menyalakan musik dangdut koplo yang sering ia dengar. Dentuman suara musik membuat suasana semakin menggairahkan apalagi kelima penjahat itu sebentar lagi akan disuguhi tubuh molek akhwat yang selalu menutup tubuhnya rapat-rapat.
Bos Penjahat : HEH!? DIEM AJA LU LONTE!?
Diana : Ahh.. ma.. maaf pak.. aku harus ngapain?
Bos Penjahat : Pake nannya lagi!! Copotin baju lu tapi jilbab sama cadar gak usah!! Sambil goyang!!
Rasa takut terhadap ancaman para penjahat ke suaminya membuat Diana tak lagi mempedulikan marwahnya sebagai seorang akhwat bercadar yang taat beragama. Memang dalam kehidupan bercinta nya dengan Yusuf, mereka sering berfantasi macam-macam gaya dan cara dalam bersetubuh namun itu Diana lakukan hanya untuk suaminya saja. Pernah beberapa kali Diana melakukan striptease di hadapan Yusuf karena ia ingin mencoba cara baru membuat suaminya bernafsu untuk menggempur serambi lempitnya.
Alunan musik dangdut koplo mengiringi gerak erotis dari Diana. Ia mulai menari-nari dengan melenggak-lenggokkan tubuhnya. Tangannya meraba-raba bagian-bagian tubuhnya yang paling sensual di mata lelaki. Diana tak langsung ingin melepas bajunya, ia ingin melihat reaksi para penjahat itu melihatnya menari strip. Meskipun Diana tidak rela melakukan ini dihadapan para penjahat yang telah menculiknya, namun di hati kecilnya ia selalu berfantasi bisa striptease di hadapan banyak lelaki.
Yusuf yang melihat aksi istrinya dipaksa untuk striptease oleh para penjahat langsung naik pitam. Namun kencangnya ikatan dan sumpal di mulutnya membuatnya hanya bisa mengerang tertahan. Apalagi pisau tajam si penjahat yang menempel di lehernya bisa sewaktu-waktu menyobek lehernya.
Bos Penjahat : Anjing!! Baru gini aja gue uda ngaceng!! Emang gak salah nih akhwat lonte!!
Penjahat 1 : Iya boss!! Gue juga ngaceng boss liatnya!!
Penjahat 3 : Emang akhwat paling manteb disuruh joget-joget ya bos?? Ahahaha..
Melihat para penjahat itu terangsang muncul kebanggaan dalam diri Diana meski dirinya masih menolak berlaku seperti itu dihadapan orang-orang yang tak dikenalnya. Diana mulai meningkatkan aksinya, kali ini ia mulai menyingkapkan jilbabnya ke pundaknya sambil terus meleok-leok menantang setiap lelaki yang melihatnya. Kedua tangannya perlahan mulai melepas resleting depan gamisnya hingga ke perut. Dengan perlahan ia menurunkan gamis dusty purplenya hingga ke pinggul. Kemudian ia melanjutkan dengan menarik turun gamisnya dan celana dalam panjangnya hingga terlepas semua.
Semua mata penjahat di ruangan itu terbelalak melihat keindahan tubuh Diana. Badannya yang putih bersih mulus tanpa cela, dihiasi toket ukuran 40DD yang tertutup BH putih, perut ramping, selakangan yang putih bersih dengan bokong bulat sekal kencang dihiasi CD putih. Kaki yang jenjang dengan paha kencang mulus putih dihiasi kaos kaki overknee putih dan high heels membuat setiap penjahat menelan ludah.
Bos Penjahat : Gileee.. mulus banget nih body akhwat! Gue mau menggenjotin dia tiap hari!
Penjahat 3 : Kalo gue boss, uda gue isep tuh toket dia tiap menit!!
Penjahat 4 : Anjing lahh!! Auto ngaceng boss!! Hahahah..
Diana merasa semakin tertantang untuk menaklukkan para penjahat yang telah berani menculiknya dan mengancam bunuh suaminya. Kini goyangan Diana makin sensual, tangannya meraba-raba setiap lekuk tubuhnya. BH yang ia kenakan kini terlepas dan kedua gunung kembarnya langsung tumpah mengacung tegak. CD nya pun telah ia lepaskan, menampakkan keindahan pangkal pahanya yang putih mulus terawat dengan serambi lempit yang sedikit tembem tanpa bulu sedikitpun. Bos Penjahat memberikan isyarat untuk Diana mendekat ke mereka. Dengan berjalan layaknya model, Diana pun mendekati para penjahat itu. Keempat penjahat itu begitu menikmati keindahan tubuh Diana sambil mereka mengelus-elus batang rudal mereka yang masih tertutup celana.
Yusuf pun tak mampu berbuat banyak, ia hanya pasrah melihat semua yang terjadi. Rasa marah, kesal, dan benci semua menjadi satu, namun kondisinya tak mungkin untuk dilampiaskan. Di lain sisi, Yusuf pun ikut terangsang melihat istrinya bugil, apalagi salah satu fantasinya yaitu melihat istrinya dipakai orang lain. Yusuf memang sering ngobrol dengan Diana tentang fantasi bercintanya dan Diana juga mau hanya saja harus dengan orang-orang yang benar-benar Yusuf kenal dan bisa jaga rahasia.
Bos Penjahat : Nah lu lonte sekarang jual diri lu.. jangan lupa panggil kita Tuan!!
Diana : i.. iyaa.. tuann..
Penjahat 1 : Jual yang bener kayak lonte-lonte!! Ahahah..
Diana : Tuan-Tuan.. ada yang bisa Diana bantu??
Bos Penjahat : Kok Diana!? Namamu sekarang Lonte! Lonte Syar’i..!! Hahahh..
Diana : Ahh.. maaf Tuan.. Tuan-tuan Lonte ini siap melayani tuan-tuan..
Bos Penjahat : Nahh.. gitu! Lu harus bisa penuhin semua kemauan kita! Sekarang Lu lonte kesini.. Gue pingin rasain serambi lempit lu..!!
Diana : Iyaah Tuaann..
Diana pun mendekat ke Bos penjahat. Ia naik dan berdiri di atas kursi dan mengangkangi wajah bos Penjahat. Kakinya yang jenjang mulus tak lepas dari belaian bos penjahat. Diana sedikit menurunkan pinggulnya sehingga kini antara wajah bos Penjahat dan serambi lempit Diana hanya berjarak beberapa sentimeter saja. Diana tak mampu menatap wajah Yusuf, ia merasa telah mengkhianati Yusuf. Kedua telapak tangannya ia gunakan untuk menutupi wajahnya meskipun ia masih bercadar. Rasa malu telah mengalihkan kebanggaannya karena bisa membuat para lelaki penjahat itu terangsang padanya. Kini Diana hanya bisa pasrah mengikuti hawa nafsu para penculik dirinya.
Bos Penjahat : Wuhuu.. Wanginya cokk serambi lempit akhwat!! Anjing lah!! Gak kayak lonte-lonte pasaran!!
Kedua tangan bos penjahat kini meremas-remas bokong Diana yang sintal. Perlahan bos penjahat mulai menciumi serambi lempit Diana. Diciuminya serambi lempit Diana mulai dari pangkal hingga ujung dan klitorisnya. Beberapa kali bos penjahat merangsang serambi lempit Diana. Pada mulanya Diana merasa muak dan jijik dengan perlakuan si bos penjahat, apalagi rasa bersalah dan malunya karena tak bisa menjaga dirinya hanya untuk Yusuf seorang. Tapi ketika lidah si bos penjahat mulai beraksi menyapu serambi lempit Diana, alam bawah sadar Diana menunjukkan jati diri aslinya.
Diana : mmhh.. shhh.. mmmmffhh..
Bos Penjahat : Mmffhh.. sruupp.. slup.. slupp.. wuuu.. kayaknya ada yang lagi keenakan nih.. ahahah..
Bos penjahat semakin lihai memainkan lidahnya di serambi lempit Diana yang membuat Diana semakin terangsang. Rangsangan yang diberikan oleh lidah si bos penjahat berbeda dari permainan lidah Yusuf. Permainan lidah bos penjahat selalu memancing rasa penasaran Diana. Titik-titik pusat kenikmatan di serambi lempit Diana dipermainkan sedemikian rupa sehingga Diana semakin terbuai dalam tangga birahi yang mulai mendatanginya.
Bos Penjahat : Sluurrpp.. Suurrpp.. cukk lezat banget nih serambi lempit! Oee Lonte! Gantian yang lain sono!!
Diana : Ahh iyah Tuan..
Diana pun turun dan kembali menawarkan dirinya bak PSK di pinggiran-pinggiran kota.
Penjahat 1 : Oee sini lu Lonte!! Gue mau ngicipin toket lu..
Diana : Iyahh Tuan.. silakan Tuann..
Diana duduk di pangkuan penjahat 1, tangannya berpegangan pada head rest kursi sementara si penjahat 1 mulai membenamkan kepalanya di toket 40DD Diana. Dengan posisi dipangku, maka Diana bisa merasakan dengan jelas serambi lempitnya bersinggungan dengan rudal si penjahat yang sudah keras di balik celananya.
Penjahat 1 : Haaemphh.. sluurrpp.. suurrp.. mmhh.. mhhmm.. cuuy.. kenikmatans bener ini puting.. kenyal asli gak kayak lonte-lonte pinggiran! Hahahah..
Si penjahat 1 begitu menikmati toket milik Diana yang selama ini hanya diperuntukkan bagi suaminya. Yusuf semakin memuncak kemarahannya, namun yang keluar hanya erangan tertahan sementara tajamnya pisau mengancam lehernya.
Penjahat 2 : Sudahlaahh.. nikmati aja.. lu kan bisa pake tuh lonte besok.. malam ini giliran kita ahahahah..
Jilatan dan kuluman si penjahat 1 semakin liar bernafsu. Remasan-remasannya di toket Diana begitu kers sehingga Diana pun kesakitan. Kadang putingnya digigit yang. Membuat Diana kelonjotan menahan pedih.
Diana : Akhh! Pelan-pelanhh Tuanhh.. sshh.. Agh!!
Penjahat 1 : Fuhhh.. mantab bener nih toket!! Sono gantian yang lain!! Sambil si penjahat 1 meremas toket Diana melepasnya ke penjahat yang lain.
Penjahat 3 : Naah sini lu Lonte!! Berdiri sini trus bungkukin badanmu biar bokong lu nungging ke gue!!
Diana : Ahh iyahh Tuanku..
Diana berdiri membelakangi si penjahat 3, kemudian ia membungkukkan badannya dan menggunakan tangannya untuk menyangga tubuhnya agar tidak terjungkal. Sepatu high heel yang ia kenakan membuat bokongnya yang sekal putih mulus itu tampak mencuat siap untuk digagahi. Pemandangan indah kini tersaji di hadapan penjahat 3. Seonggok bokong bulat putih mulus dengan serambi lempit pink merekah tanpa bulu dan lubang anus yang sempit siap disantap olehnya. Tanpa basa basi, si penjahat 3 langsung menciumi bongkahan pantat Diana. Dicupanginya kuat-kuat hingga menyisakan tanda kemerahan di bokong Diana. Lidah liar si penjahat pun mulai beraksi di anus Diana setelah puas mencupangi bokong putihnya. Sensasi geli bercampur nikmat mulai dirasakan lagi oleh Diana. Ia tak bisa membohongi syahwatnya tentang nikmatnya permainan yang dilakukan oleh para penculiknya. Dengan bantuan kedua ibu jari si penjahat, ia membuka liang anus Diana dan mulai melesakkan lidahnya menjelajahi mulut anus Diana.
Diana : oouhhhh… Shhhh.. mmmhhh.. ahhhh..
Tanpa sadar Diana malah menikmati tarian lidah si penjahat di anusnya. Hal yang tak pernah Yusuf lakukan pada dirinya dan kini ia malah mendapatkannya dari orang-orang yang seharusnya ia benci. Sodokan lembut lidah si penjahat di dinding anus Diana membuatnya mengejang merasakan geli nikmat yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Selama ini Diana hanya bisa berfantasi diperlakukan seperti ini oleh Yusuf, namun malam ini ia bisa merasakannya langsung meski bukan dari suaminya.
Penjahat 3 : Ouummhh.. sruup.. sruup.. mmffhhh.. enak banget cuk nih bo’ol.. gileee beber ukhtii..
Melihat rekannya asik menikmati anus Diana, penjahat 4 pindah dari kursinya dan terlentang di bawah tubuh Diana. Toket 40DD yang menggantung miliknya langsung dilahap oleh penjahat 4 dengan beringasnya. Puting pink Diana yang sudah mengeras sejak lama menjadi sasaran utama mukut si penjahat. Jilatan, sapuan, gigitan si penjahat layangkan terus menerus tanpa henti. Tangannya dengan kuat meremas-remas toket Diana sehingga nampak bekas jemari penjahat di toket putihnya.
Mendapat serangan dua arah oleh dua lelaki yang bukan mahramnya membuat Diana semakin tenggelam dalam lautan syahwat. Marwahnya sebagai istri yang taat dan sholehah sepertinya tak mampu lagi ia pertahankan. Di dalam hatinya terus bergolak antara menolak dan menikmati keadaan yang tengah menimpa dirinya saat itu.
Bos Penjahat : Oee Lonte.. enak bener lu dimanjain gitu!? Gantian puasin kita semua! Hahaha..
Diana : Ahh.. aku harus ngapain tuan?
Diana nampak panik tak tau apa yang harus dirinya lakukan. Tubuhnya yang putih bersih tanpa cela nampak begitu kontras dengan kulit para penculiknya yang hitam legam. Perlakuan kasar para penculiknya ketika mengarahkan Diana membuat Yusuf semakin naik pitam. Matanya melotot merah, ia berusaha sebisa mungkin meluapkan kemarahannya, namun dinginnya pisau tajam milik si penjahat telah memotong keberaniannnya.
Penjahat 2 : Heh?! Mau apa kau? Banyak tingkah.. gua gorok kau.. malam ni bini lu jadi lonte kita ahahahaha..
Dengan penuh rasa khawatir, Diana yang hanya tertutup oleh jilbab, cadar, dan kaos kaki saja kini diperintahkan untuk berlutut di depan ke empat penjahat itu.
Bos Penjahat : Nah sekarang lu bukain celana kita-kita..!!
Berada di bawah ancaman dan tekanan dari penculiknya, Diana pun tak punya banyak pilihan. Ia benar-benar merasa telah dilecehkan, tapi rasa khawatir terhadap keselamatan Yusuf membuatnya bertahan terhadap pelecehan yang dilakukan pada dirinya. Rasa mual dan muak menjadi satu dalam diri Diana, ingin rasanya ia berteriak dan menghajar semua lelaki yang ada di depannya tapi gambaran Yusuf suaminya selalu menjadi prioritas utamanya.
Perlahan Diana mulai melepas satu persatu celana para penculiknya. Celana jeans khas DC yang nampak lusuh jarang dicuci harus ia hadapai. Bau menyengat mulai menusuk hidung mancungnya yang masih tertutup cadar. Dengan susah payah akhirnya Diana berhasil melucuti celana milik penjahat 1. Ia menarik turun celana jeans penjahat 1 dan plop! rudal besar panjang berurat berwarna hitam mengacung tepat di depan wajahnya. Ukurannya yang sekitar 18cm dengan diameter 4,5cm dibalut oleh bulu yang lebat membuat Diana bergidik. Apalagi bau yang menyengat membuatnya langsung mual. Namun tak berhenti disitu saja, masih ada 3 celana lain yang harus ia lucuti.
Diana pun kembali mengumpulkan kekuatannya, ia tak perduli lagi pada dirinya, hanya keselamatan Yusuf yang memenuhi pikirannya saat ini. Celana penjahat 3 pun berhasil ia lepas. Kembali bau khas lelaki yang begitu pekat menyodok hidungnya. Ukuran rudal penjahat 3 mirip dengan penjahat kedua. Bulu kemaluan yang nampak tak terawat menghiasi pangkal rudal penjahat 3. Kini penjahat 4 dengan penuh senyuman jahatnya tengah menunggu akhwat cantik di depannya untuk melucuti celana yang ia pakai. Plop!! rudal berurat hitam legam 19cm dan diameter 5cm menempel di wajahnya yang putih tertutup cadar. Diana agak terkejut karena ukurannya yang lebih besar daripada rekan-rekannya yang lain.
Bos Penjahat : WOE LONTE!? LAMA BANGET LO!!
Diana : Ahh.. Maafkan saya tuann..
Bos Penjahat pun tak sabar lagi ingin segera menunjukkan batang kejantanannya pada Diana. Kini tersisa celana bos penjahat yang nampak mulai menunjukkan penghuni asli di dalamnya. Plop!! Plak!! Dan benar saja, badan besar bos penjahat dan tangan yang gemuk kekar benar-benar mewakili ukuran rudalnya yang jauh berbeda dari anak buahnya. Panjang 23cm dengan diameter 6cm berwarna hitam legam dengan urat-uratnya yang besar berbulu lebat layaknya hutan belantara menambahkan kesan garang dari rudal si bos penjahat. Diana pun tak mampu membayangkan nantinya ia harus melayani keempat rudal gila yang ada di depannya.
Bos Penjahat : NAH SEKARANG BUKA TUH CADAR!! Bentak si Bos Penjahat sambil menarik paksa cadar Diana.
Diana : Akh!! Iyaahh Tuaann.. ampun tuann..
Perlahan Diana mulai melepas cadar tali dusty pink yang ia kenakan. Kini nampak sudah kecantikan wajah Diana yang selalu ia jaga kecuali pada Yusuf. Wajah putih bersih glowing, hidung mancung, bibir tipis kemerahan. Alis yang sedikit tebal, menghias indah mata lentik hitamnya. Semua penculiknya begitu terpana dengan kecantikan dokter spesialis kelamin itu.
Bos Penjahat : Cukkk!! Cantik benr nih lontee!! Pantesan wangi.. Anjing!! Anjing!!
Penjahat 1 : Iya Boss!! Ngimpi apa gue semalem!?
Penjahat 3 : Mana gua tau cuk!? Yang penting gue bisa nikmatin nih akhwat!! Ahahah..
Bos Penjahat : OEE LONTE!! JANGAN DIEM AJA!! NIH ISEP rudal GUE!!!
Dengan kasar Bos Penjahat mencengkeram kepala Diana dan memaksa Diana memasukkan rudal raksasa si Bos Penjahat ke mulutnya. Dengan susah payah Diana membuka mulutnya, namun bau menyengat dari rudal si Bos Penjahat membuatnya mual. Bos Penjahat terus memaksa Diana untuk menelan semua rudalnya. Mata Diana terbelalak ketika rudal raksasa Bos Penjahat itu mulai menyumpal seluruh mulut Diana hingga kerongkongannya. Rasa mual dan jijik bercampur menjadi satu. Diana berusaha mengeluarkan rudal jorok itu dari mulutnya, tapi kedua tangannya telah digenggam kuat oleh penjahat yang lain, dan kini dengan bebasnya si bos Penjahat mulai mengobok-obok mulut mungilnya. Kepalanya di cengkeram erat hingga Diana merasa nyeri sementara pinggulnya yang penuh dengan bulu jembut itu mulai menghantam wajahnya.
Diana : MMFFHH.. OGKK.. OGKK.. MMM.. SSSFFF… MMMFFH.. MFFFHHH.. UHUKK.. UHUKK.. MMFFHH..
Nampak si Bos Penjahat begitu menikmati mulut Diana yang mulai gelagapan menahan serangan rudal hitam legam besar milik bos penjahat. Bulu lebat si bos penjahat melesak keluar masuk hidung Diana setiap kali pinggul si bos penjahat maju mundur menggagahi mulut Diana. Nampak Diana kesulitan bernafas dengan hunjaman rudal di mulutnya yang terlihat tak ada hentinya. Air liur Diana mulai menetes melewati sela-sela bibirnya. Hampir sekitar 7menit Diana bertahan dengan rasa mual dan jijik dari rudal si Bos Penjahat sebelum akhirnya Bos Penjahat mencabut rudalnya dari mulut Diana.
Diana yang mendapatkan udara segar langsung terbatuk-batuk dengan mata yang sedikit sayu dan berkaca-kaca. Belum sempat Diana beristirahat, penjahat 4 langsung kembali menyumpal mulut Diana. Kontan saja Diana mengerang tertahan merasakan tenggorokannya kembali tersumpal oleh rudal kotor milik para penculiknya. Tanpa aba-aba si penjahat 4 langsung mensetubuhi mulut Diana yang masih kecapekan setelah digarap habis-habisan oleh bos Penjahat. Kali ini penjahat yang lain tak mau kehilangan kesempatan di manja Diana, mereka dengan kasar menampar tubuh Diana dan memerintahkannya untuk mengocok rudal mereka dengan tangan Diana.
PLAK!! PLAKK!!
Penjahat 1 : OEE LONTE!! TANGAN LU SINI KOCOKIN rudal KITA!!
Diana pun tak bisa lagi berpikir. Dengan cepat tangan kirinya menggenggam rudal si Penjahat 1, sementara tangan kanannya menggenggam rudal Penjahat 3. Melihat pemandangan itu, penjahat 4 semakin liar menyodok-nyodok mulut Diana yang semakin membuat Diana terbatuk-batuk.
Diana : MMFFHH.. MMHHH… OGKK.. MFFF.. UHUKK…UHUK!!.. OGHKKK.. OGHHKK.. MMFFHH..
Secara bergantian mereka menggilir mulut Diana, sementara bos Penjahat hanya terduduk sambil merokok menyaksikan anak buahnya tengah menikmati tubuh indah terawat seorang akhwat. Yusuf hanya bisa pasrah melihat istrinya diperkosa oleh orang yang sama sekali tidak ia kenal. Tak pernah terbayangkan akan kejadian seperti ini, hari-hari yang indah antara dirinya dan Diana kini harus tercoreng dengan kelalaiannya dalam menjaga istrinya. Tak terasa bulir air mata mulai menetes dari mata Yusuf.
Penjahat 2 : Heh? Napa lu? Kok Nangis? Mau jatah juga?? BOSS!! Nih orang minta jatah nyampe nangis-nangis nih.. ahahahahah..
Bos Penjahat : OHH.. LU MAU JUGA?? AHAHAHA.. NTAR KITA KASIH.. EHH BTW GUE JADI ADA IDE NIH..
Bos Penjahat pun berdiri mendekati anak buahnya yang tengah asik mengontoli mulut Diana.
Bos Penjahat : Heh, udahan dulu lu pada.. oi lonte.. liat tuh laki lu.. pengen dapet jatah juga! Ahahah.. lu cinta dia kan?
Diana yang tengah berusaha bernafas karena rudal-rudal itu terlepas darinya hanya bisa mengangguk mengiyakan. Sementara anak-anak buah penjahat nampak sedikit kecewa karena belum puas bermain dengan Diana.
Bos Penjahat : Nah lu sekarang puasin laki lu.. tapi lu kudu jalan kayak anjing kesana sambil jual diri lu!!
Diana : T..tapi Tuann.. saya maa.. luu..
Bos Penjahat : Hahh??! MALU KENAPA LONTE!? KATANYA LU CINTA!? CEPET SONO! ATAU GUE BUNUH TUH LAKI LU!!
Sambil bos Penjahat mencengkram dagu Diana dan kemudian melepasnya dengan kasar. Diana menatap wajah Yusuf yang nampak bersalah dengan wajah ketakutan. Akhirnya dengan terpaksa, ia mulai merangkak bak anjing yang kelaparan. Bokongnya yang putih bersih bulat sekal menjadi bulan-bulanan para penjahat dengan tamparan mereka. Diana hanya bisa serambi lempitik tertahan tiap kali tamparan salah seorang penjahat dengan kasar mendarat di bokong terawat miliknya.
Diana : Tuaannhh.. biarkan lonte syar’i ini puasin Tuann yahh..
Kini Diana berasa di depan selakangan Yusuf yang tengah terduduk di kursi dengan tangan terikat dan mulut tersumpal. Yusuf hanya bisa geleng-geleng sambil mengerang tertahan melihat Diana yang mulai melucuti celananya. Nampak di wajah Diana rasa sedih dan bersalah. Matanya nampak berair menahan tangis. Namun ia berusaha tetap tersenyum khawatir kalau nanti para penjahat akan marah dan menyakiti Yusuf apabila ia tidak menunjukkan rasa bahagia diperlakukan seperti itu. Dengan kedua tangannya yang sudah terlatih melucuti celana Yusuf tiap hari, kini Diana telah berhasil menelanjangi bagian bawah badan Yusuf. rudal Yusuf yang berukuran 18cm dengan diameter 4,5cm itu mulai tegang melihat Diana yang mulai siap menyantapnya.
Diana : Ahh Tuann.. rudalnya buat lonte ini yaahh.. Haaeemmphh..
Tanpa kesulitan Diana langsung menelan seluruh rudal Yusuf. Rasa lega Diana rasakan karena sekarang yang ada dimulutnya adalah rudal milik suami tercintanya meski ia melakukannya tidak dalam kondisi seperti biasa.
Penjahat 2 : Nohh.. enak kan?? Masih nangis? Tuh uda dapet jatah lu.. gue aja blom ahahah..!!
Diana : Hemmfhh.. ssrruupp.. sruupp.. mmhh.. mfff.. ogkk.. ogkk.. sruuppp.. mmfff..
Dengan penuh nafsu, Diana melumat rudal Yusuf. Ia ingin memuaskan hasratnya karena daritadi dilecehkan oleh rudal-rudal kotor tak terawat milik para penciliknya. Yusuf yang merasakan pelayanan istri tercintanya yang lebih liar dari biasanya pun tak bisa menahan desir kenikmatan yang mulai menerpa dirinya.
Penjahat 2 : Lah lu kok jadi keenakan? Tadi lu nangis-nangis.. ahahahah.. boss!!
Ketika Yusuf tengah asyik menikmati sepongan Diana, tanpa Diana sadari ternyata si Bos Penjahat sudah berada di belakangnya. Bos Penjahat menggesek-gesekkan ujung rudal raksasanya dan dengan satu hantaman kuat seluruh bagian rudal bos penjahat pun terbenam di liang surgawi Diana. Meskipun sudah cukup basah karena terangsang, tapi ukuran rudal Bos Penjahat masih baru bagi serambi lempit Diana. Ia merasakan perutnya tersumpal penuh hingga rahimnya. Benar-benar besar dan menyesaki dinding liang surgawinya. Belum sempat serambi lempit Diana membiasakan diri dengan ukuran rudal raksasa yang baru saja menembus serambi lempitnya, Bos Penjahat tanpa basa-basi langsung menggenjot pantat sintal Diana.
Diana : MMFFHH.. MMHHG.. AGHH!! AGHH..!! SSHH.. TUAANNHH… AKHH..!!
Erangan dan desahan Diana tak terbendung lagi. Meskipun hatinya menolak akan perkosaan yang ia alami, tapi tubuhnya tak mampu menyembunyikan kenikmatan yang diberikan oleh rudal si Bos Penjahat. PLAK!! PLAKK!! PLAKK!! Pinggul Bos Penjahat nampak kontras dengan kulit mulus terawat bokong Diana. Bos Penjahat begitu menikmati setiap sodokan rudalnya yang dibelai lembut oleh serambi lempit Diana.
Bos Penjahat : OHHH.. MMMHH.. COKK.. MANTAB BENERHH!! LU serambi lempit GILAAA.. BEDA JAUH AMA LONTE PASARAN COKK!!!
Melihat rudal Yusuf yang menganggur, Diana kembali bernafsu dan langsung kembali melahapnya. Kini pemandangan yang ada nampak Diana tengah tersumpal mulutnya rudal Yusuf di depan, dan di belakang tengah disodok oleh Bos Penjahat dengan posisi doggy. Bos Penjahat begitu liar menyodok serambi lempit Diana bahkan nampak serambi lempit Diana ikut tertarik keluar masuk seiring genjotan rudal Bos Penjahat di liang surgawinya.
Tak puas dengan posisi Doggy, kini Diana diposisikan membungkuk dengan kedua kaki jenjangnya yang putih mulus menyangga tubuhnya. Mulutnya pun masih tersumpal sempurna oleh rudal Yusuf. Kedua tangannya berpegangan pada kursi tempat Yusuf diikat sementara bokong sekalnya menjadi makan malam rudal Bos Penjahat yang haus akan lendir akhwat. Dengan posisi berdiri Bos Penjahat lebih leluasa dalam mengobok-obok serambi lempit Diana jauh lebih liar. Suara hantaman pinggul sang Bos Penjahat memenuhi seisi ruang gudang itu. Genjotan liar Bos Penjahat semakin cepat hingga menghantam rahim Diana terus menerus. Diana yang sejatinya merasa jijik dan benci dengan perlakuan mereka pun tak mampu memendam lagi ledakan syahwat dalam tubuhnya. Begitu kuatnya desakan syahwat yang memuncak mengalir menyusuri tubuhnya dan berkumpul di ujung serambi lempitnya. Diana pun menyerah dan meluapkan orgasme pertamanya.
Diana : MMFFHHH.. NGGGHHHHH…!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..!!
Banjir cairan surgawi begitu deras memancar dari serambi lempitnya. Seluruh tubuhnya bak disengat listrik kenikmatan duniawi beribu-ribu volt. Diana hanya bisa pasrah ketika seluruh penjahat di ruangan itu menyaksikannya terkencing-kencing merasakan kegagahan rudal Bos Penjahat.
Bos Penjahat : COK!! AHAHAHA!! KEENAKAN NIH LONTE.. NYAMPE MUNCRAT GITU!! NOH SIAPA MAU GANTIAN!?
Tanpa dikomando lagi para penjahat yang lain segera mengambil posisi mengantri di belakang Diana. Dimulai dari penjahat 1 yang langsung melesakkan rudalnya tanpa hambatan ke serambi lempit pink Diana yang masih berkedut-kedut merasakan sisa-sisa orgasme. Bleshh!!
Diana : UNGGHHHH… TUAANNHH.. AHHH..
Diana hanya bisa menyandarkan kepalanya di selakangan Yusuf dengan tangannya mencengkram erat kursi tempat Yusuf berada. Sementara bokongnya tengah dinikmati oleh orang-orang yang tak dikenalnya. Kembali birahi mulai melanda tubuh Diana. Meskipun hati menolak, tapi rangsangan syahwat yang datang benar-benar nyata bagi Diana. Ia pun hanya bisa memendam wajahnya di perut Yusuf sambil mengerang dan mendesah tertahan.
Penjahat 2 : HEH!? LU TADI KATANYA PENGEN AMA LAKI LU!? TUH rudal EMUT GOBLOKK!!
Sambil salah satu tangan si penjahat 2 menarik jilbabnya sehingga terpaksa Diana kembali mengoral rudal Yusuf.
Penjahat 2 : NAHH GITU DONG!! ISEP TUH rudal KESUKAAN LU LONTE!! Ahahahah..
Rasa marah dan kesal Yusuf hanya bisa tertahan karena pisau si penjahat tak pernah lepas dari lehernya. Kini Diana kembali aktif memanjakan rudalnya sementara di sisi lain para penjahst tengsh menggilir bokong Diana secara bergantian. Kini berganti penjahat 3 yang mengobok-obok serambi lempit Diana. Begitu bertubi-tubi sodokan liar para penjahat membuat Diana kembali mendapatkan sinyal-sinyal orgasme keduanya. Yusuf pun merasakan permainan Diana juga semakin liar di rudalmya membuatnya ingin menumpahkan spermanya di mulut Diana.
SPLOKK!! SPLOKK!! SPLOKKK!!
Diana : MMFHH.. SSSHH.. SRRUPPP.. MMFFHHH.. NGHHHHHHHH!!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Yusuf : NGHHHH!!!
CROTTT.. CROTTT.. CROOTTT!!
Diana kembali melepaskan orgasme keduanya. Kenikmatan yang pada hakikatnya adalah salah bagi Diana karena ia mendapatkannya dari para pemerkosanya. Namun tubuhnya tak bisa berbohong dengan semua birahi yang datang membelainya dan menghantarkannya hingga puncak kenikmatan duniawi. Sementara dalam waktu yang bersamaan Yusuf memuntahkan seluruh isi rudalnya ke mulut istrinya. Diana dengan cepat melahap habis seluruh benih Yusuf dimulutnya.
Penjahat 4 : Cok..!! Baru juga gue sodok dikit udah kencing lagi nih Lonte.. ahahah.. bosss.. diapain lagi enaknya!?
Bos Penjahat : Bawa sini tuh Lonte!! Gue mau sodok dia dari bawah..
Diana yang masih terduduk lemas karena 2x orgasme kemudian digeret paksa oleh penjahat 1 dan 3 menuju tempat Bos Penjahat duduk. Sementara Yusuf terlihat lemas dan puas setelah klimaks di mulut istrinya tanpa sepengetahuan para penjahat itu.
Penjahat 2 : Lah lu kenapa lagi? Ahahaha..
Bos Penjahat kini tengah terlentang di matras dengan rudal gempal besarnya yang nampak mengkilat oleh lendir surgawi Diana. Nampak wajah Diana yang kelelahan, tapi bagi para penjahat wajah Diana nampak begitu sensual menarik libido mereka untuk segera menghabisi setiap inci kenikmatan tubuh akhwat bercadar itu.
Dengan tertatih-tatih Diana berjalan menuju Bos Penjahat yang menyambutnya dengan senyuman. Ia berdiri tepat di atas rudal Bos Penjahat dengan posisi mengangkang kemudian perlahan Diana mulai jongkok dan mengarahkan rudal Bos Penjahat ke serambi lempitnya. Bleshhhh.. rudal Bos Penjahat melesak cepat menghantam rahim Diana.
Diana : OOUUNGGHHH… SSHHH… MMHHHH..
Diana mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur melayani nafsu bejat rudal Bos Penjahat. Pemandangan seorang akhwat bercadar yang kini tengah tenggelam dalam nafsu syahwat keempat penculiknya begitu indah untuk dilewatkan oleh pandangan mata. Toket 40DD Diana yang terombang-ambing mengikuti irama tubuhnya pun tak luput menjadi sasaran remasan liar Bos Penjahat.
Bos Penjahat : Ohhhh.. Sshhh.. cukk lonteee.. mantab benerr… Ahhh..
Diana : AHHH.. SSHH.. TUANN.. MMFFFHH.. SSSHHH.. MMHHH…
Perlahan-lahan Diana mulai menikmati pemerkosaan pada dirinya. Sudah tak ada lagi baginya penyesalan karena semua sudah terlanjur terjadi. Yang bisa ia lakukan saat ini hanya secepat mungkin memuaskan kelima orang penjahat bekat di depannya.
Ketiga penjahat yang lain pun berdiri di sekitar Diana dan bergantian memaksa Diana untuk kembali mengoral rudal mereka. Aroma rudal mereka semakin membuat Diana mual. Namun tangan-tangan kekar kasar mereka tak bisa Diana lawan.
Diana : MFFFHHH.. NGFHHH.. MHHH.. SSSSPP.. OGKK.. GOKK.. NGGHHH..
Bos Penjahat : OEE.. LU PADA GA DOYAN TUH LUBANG SATU LAGI?!
Penjahat 4 : Ehh iya cuk.. masih ada lubang bo’ol nye.. kenapa juga gak kepikiran daritadi yak!?
Penjahat 3 : Gas cukk.. perawanin sekalian tuh lubang.. ahahaha..
Diana yang mendengar pembicaraan mereka kaget bukan kepalang. Keringat dingin mulai mengucur karena panik. Ia tau sebentar lagi anusnya akan menjadi sasaran berikutnya rudal kasar mereka.
Diana : Ahhh.. Ampun Tuaann.. Jangan sodomi sayaa..
Bos Penjahat : HEH LONTE!? LU DIEM AJA!! NTAR JUGA KEENAKAN!! AHHHAHAH..
Sambil Bos Penjahat menampar pipi putih mwaja Diana. Kini Diana dibungkukkan hingga dadanya bersentuhan dengan dada Bos Penjahat yang berbulu lebat. Kedua tangannya di dekap dibelakang punggungnya oleh kedua tangan kekar Bos Penjahat.
Kali ini Penjahat 4 yang akan mengeksekusi liang anus Diana yang masih perawan. Nampak anus Diana yang berwarna pink terlihat jelas karena rudal Bos Penjahat yang menyumpal serambi lempit pink Diana. Penjahat 4 memulai aksinya dengan membasahi bibir anus Diana dengan air liurnya. Ia oleskan mengelilingi bibir anus Diana dan sesekali jarinya menusuk masuk liang anus Diana yang masih sempit itu. Diana hanya bisa mengerang tertahan ketika jemari kasar si penjahat mulai melesak masuk ke anusnya. Merasa sudah cukup basah, penjahat 4 berlutut di depan bokong Diana. Perlahan ia mulai menekan batang rudalnya ke arah anus Diana. Beberapa kali percobaan gagal karena anus Diana masih sangat sempit. Akhirnya penjahat 4 meludahi agak banyak anus Diana dan dengan cengkraman kuat di bokong Diana ia mulai melesakkan rudalnya. Perlahan tapi pasti anus Diana mulai melebar karena desakan rudal si penjahat 4. Diana hanya terbelalak, merintih dan menangis merasakan bokongnya serasa sobek. Si Penjahat 4 merem melek merasakan pijatan kuat di rudalnya. Tanpa basa-basi ia langsung menggenjot anus Diana yang baru saja ia perawani.
Diana : AKHHJ!! SAKITTT TUAANHH!! AGHH!! OOGGHHH!! AMPUNNNHH.. SAKITT!!
Jeritan Diana memenuhi seluruh ruangan. Bokongnya terasa panas dan perih merasakan gesekan hebat dari rudal penjahat 4. Bos Penjahat semakin terangsang mendengar jeritan parau Diana dan langsung menggenjot liar serambi lempit Diana. Air mata mulai mengalir deras dari mata lentik Diana merasakan kedua lubangnya di hantam habis-habisan. Terlebih lagi siksaan di liang anusnya yang luar biasa pedih. Diana pun semakin liar menjerit-jerit memohon ampun pada pemerkosanya. Yusuf yang melihat istrinya tengah kesakitan di sodomi tak bisa berbuat banyak, ia hanya bisa menangis memandangi Diana yang tengah digarap habis-habisan oleh keempat penculiknya.
Diana semakin tak kuasa menahan perih di anusnya. Nampak anusnya mulai kemerahan karena gesekan liar rudal si penjahat. Beberapa saat kemudian si penjahat 4 tak bisa menahan lagi klimaksnya. Ngocoks.com
Penjahat 4 : Aarghh Bosss gue mau keluar..!! OONNGHHHHH DASAR LONTEEHH!!!!
CROTTT.. CROTTT…
Si Penjahat 4 pun menumpahkan seluruh spermanya di anus Diana.
Bos Penjahat : GUE JUGAAA!! AAAGHHHHH..!!! ENAAKKK BANGETT COOKKK!!!!
CROOTTT..!! CROOTTTT!!
Rahim Diana dipenuhi sperma Bos Penjahat yang merasa puas pertama kalinya bisa menyetubuhi akhwat bercadar sepertinya. Baru saja Diana hendak istirahat dari penderitanya, tiba-tiba penjahat 1 langsung menggantikan Bos Penjahat dan menarik Diana kembali WOT di atas tubuhnya. Bleshh.. rudal penjahat 1 menghujam penuh hingga rahim Diana. Belum selesai Diana merasakan rudal penjahat 1 menyumpal serambi lempitnya, penjahat 3 langsung melesakkan rudalnya ke dalam anus Diana dengan kasar. Bleshh!!!
Diana : AKKKKKK!!!! AMPUNNN TUAANNN…!!
Keduanya langsung menggenjot liang surgawi atas bawah Diana dengan liarnya. Mereka tak memberi kesempatan bagi Diana untuk mengistirahatkan diri. serambi lempit Diana yang tadinya basah kuyup kini menjadi kering, hanya dibasahi oleh sperma bos Penjahat. Ia tak lagi merasakan kenikmatan seperti di awal tadi. Rasa sakit yang sangat tengah ia rasakan tanpa henti dari anusnya. Panas dan perih yang sangat kembali menerpa tubuhnya. Wajahnya nampak memerah menahan rasa sakit sementara air mata tak henti-hentinya membasahi pipi dan wajahnya.
PLAKK!! PLAKK!! PLAAKKK!!
Kedua pemerkosa Diana semakin liar menggenjot serambi lempit dan anus Diana. Diana yang sudah tak kuat lagi menahan sakit akhirnya pingsan beberapa detik setelah kedua penjahat itu menumpahkan semua sperma mereka di serambi lempit dan anus Diana. Nampak wajah puas para penjahat itu karena bida menikmati tubuh akhwat bercadar yang selalu merawat dirinya.
Penjahat 2 : Lah gue belom dapet giliran uda pingsan aja nih lonte.. gimana dong?
Bos Penjahat : Lu sana beli perangsang!! Yang paling joss!!
Penjahat 3 : Siap Boss!!
Bos Penjahat : Lu kalo gak tahan, pakai aja dulu seadanya.. mumpung masih bisa dipake nih lonte..
Penjahat 2 yang sudah terlanjur bernafsu, langsung menelantangkan Diana di matras. Jilbab Diana yang menutupi kepalanya sudah kusut tak beraturan dan juga basah karena air matanya. Penjahat 2 mencubit paha Diana dengan agak kasar yang sontak membuat Diana terbangun dari pingsannya. Melihat Diana yang sudah siuman, ia langsung melesakkan rudalmya ke serambi lempit Diana yang masih berlumuran sperma penjahat yang lain. Dengan posisi The Seashell, penjahat 2 menggenjot serambi lempit Diana dengan penuh nafsu. Sperma di anus Diana lumer keluar tiap kali si penjahat 2 melesakkan rudalnya ke liang surgawi Diana. Diana yang belum sadar sepenuhnya hanya bisa pasrah dengan tatapan kosong merasakan tubuhnya kembali diperkosa oleh penculiknya. Beberapa saat kemudian penjahat 2 mencapai klimaks dan memuntahkan seluruh spermanya di rahim Diana. Diana kembali terkulai lemas. serambi lempitnya berkedut-kedut memompa sperma yang memenuhi seluruh liang surgawinya.
Beberapa saat kemudian Diana melihat salah seorang penjahat datang membawa bungkusan plastik. Ia tau bahwa malam ini dirinya akan benar-benar menjadi alat pemuas nafsu syahwat kelima penculiknya. Dan benar saja, tanpa basa-basi para penculiknya langsung meminumkan separuh botol obat perangsang wanita pada Diana.
Tak butuh waktu lama hingga Diana merasakan efek obat itu. Kini kembali Diana dipaksa melayani deepthroat ke setiap rudal para penjahat itu. Diana di telentangkan di atas meja dengan kepala menengadah di pinggir meja dan secara bergantian mulut Diana diobok-obok oleh para penjahatnya. Wajah Diana kini bermandikan air liurnya sendiri karena melayani sodokan liar mereka di mulutnya. Bahkan malam itu Diana merasakan siksaan yang tiada akhirnya. Ia kembali di posisikan di atas perut Bos Penjahat dengan posisi Reverse Cow Girl dengan rudal Bos Penjahat di anusnya. Sementara serambi lempitnya tersumpal dua rudal penjahat yang lain sehingga kini 3 rudal penjahat ada di kedua liang surgawi atas bawah Diana. Diana tak lagi merasakan sakit, hanya kenikmatan yang ia rasakan. Efek dari obat perangsang yang berlebih-lebihan membuatnya hilang kesadaran. Ia tak lagi sadar akan jati dirinya sebagai seorang akhwat yang harusnya menjaga marwahnya.
Bahkan Diana tanpa malu-malu ikut menggerakkan tubuhnya mengikuti irama persenggamaan mereka malam itu. Desah Diana semakin menggila ketika tiga rudal sekaligus berada di serambi lempitnya. Membuat serambi lempit Diana melar begitu lebarnya. Para penjahat itu bergantian menggilir Diana dengan berbagai posisi. Di akhir, mereka memaksa Diana untuk merasakan tiga rudal penjahat masuk ke anusnya sekaligus. Diana hanya bisa menjerit merasakan anusnya merekah lebar menghadapi lesakan rudal mereka. Anus dan serambi lempit Diana penuh dengan sperma penculiknya. Ia pun kembali terkapar setelah 2jam digilir. Diana tak tahu lagi dengan kondisi Yusuf, ia hanya melihat Yusuf terpejam dalam kondisi masih duduk terikat. Mungkin ia pingsan karena dibius.
Diana pun kembali pingsan beberapa saat setelah para penculik itu pergi meninggalkannya terbaring di matras. Mulutnya masih mengeluarkan sperma para penculiknya, sementara serambi lempit dan anusnya sudah tak karuan lagi. Sebelum pergi, penjahat 2 menyumpal anus dan serambi lempit Diana dengan botol aqua 800ml.
Keesokan paginya Diana terbangun karena mendengar suara sesorang. Ia melihat Yusuf yang tengah memanggilnya dengan suara tertahan. Diana berusaha bangun, tapi terasa ada yang mengganjal di tubuh bawahnya. Botol aqua 800ml masih menyumpal anus dan serambi lempitnya, ia pun segera mencabut dan membuangnya. Dengan sisa-sisa tenaganya, ia mencoba melepas ikatan Yusuf.
Yusuf : Sayang.. kamu gakpapa kan?? Maafkan aku sayaangg.. aku gak bisa jadi suami yang terbaik..
Diana : He’emh sayangg..
Keduanya pun berpelukan dan menangis meratapi kejadian semalam. Beberapa saat, Yusuf dan Diana mencoba meninggalkan lokasi itu. Ternyata mobil Yusuf tidak diambil oleh kawanan perampok itu, hanya uang cash saja yang mereka ambil. Memang keputusan yang bijak karena Yusuf juga sudah memasang GPS di mobilnya. Mereka pun bergegas meninggalkan lokasi itu. Tiba-tiba dalam perjalanan Diana mendapatkan notifikasi WA di HPnya.
“Jangan berani-berani kalian lapor ke polisi, kalau tidak video kalian akan kita sebarkan yang pastinya akan menghancurkan kehidupan kalian!! Hahahaha..”
Diana dan Yusuf yang membaca pesan itu paham bahwasannya kehidupan mereka tak akan kembali sama seperti dahulu.
Bersambung… Alisa : Ehh kok udah pagi ajah.. mana mas Hamdan masih tidur lagi..
Alisa menggoyang-goyangkan badan Hamdan yang masih tertidur bersama ukhti Nadia di karpet ruang depan. Semalam memang sangat melelahkan bagi Hamdan karena harus meladeni dua akhwat super cantik sekaligus. Ukhti Nadia nampak begitu bercintai dengan toket 36D nya yang menempel di dada Hamdan. Alisa merasa sedikit cemburu karena ada akhwat lain yang kini tengah menikmati kehangatan Hamdan. Memang ini bukan pertama kalinya bagi Alisa melihat ikhwan yang ia sukai menyetubuhi akhwat selain dirinya, tapi mungkin karena yang lalu mereka tidak sampai tidur bersama sehingga Alisa tak terlalu memikirkannya.
Alisa : Uuwww.. mas Hamdan bangun dooongg..!! Sambil Alisa mencubit puting Hamdan.
Hamdan : Arghh!! Apaan sih!? Hamdan pun terbangun karena terkejut dengan cubitan Alisa.
Alisa : Wuuu.. kalo uda sama ukhti cantik ajah dibangunin susah.. Sembari Alisa kembali mengenakan pakaiannya yang terlempar disana-sini.
Hamdan : Ehh.. nggak lohh Alisaku sayang.. mas kan gatau..
Nadia : Mmm..?? Ukhti Nadia pun terbangun karena Hamdan yang tiba-tiba bangun.
Hamdan : Ehh afwan ukh.. jadi ganggu bobonya.. sambil Hamdan mencoba memakai kembali celana dan bajunya.
Nadia : EHHH.. Afwan akhi..!! Ana pergi dulu..
Ukhti Nadia bergegas meninggalkan Alisa dan Hamdan yang masih memakai pakaian mereka kembali. Keduanya keheranan melihat tingkah ukhti Nadia yang berlari meninggalkan mereka dengan berusaha menutupi auratnya tubuhnya dengan bajunya.
Alisa : Ehh kak Nadia kenapa tuh mas Hamdan?
Hamdan : Lhah gatau juga.. ahahahah.. mungkin masih kaget blom kebiasaan.. padahal semalem teriak-teriak juga minta disetubuhin..
Sambil sedikit menahan tawa Hamdan memakai kembali bajunya. Tatapannya tak bisa lepas dari kecantikan Alisa meskipun ia baru saja bangun tidur. Justru karena baru bangun tidur, kecantikan murni Alisa nampak sempurna.
Alisa : Mas.. Mass Hamdaaann.. kok nglamun? Bayangin siapa hayoo?? Tanya Alisa sambil sedikit cemberut.
Hamdan : Lhoohh.. emang mas mau bayangin kemana lagi? Bidadarinya aja ada di depan mas nihh.. sambil Hamdan mencium mesra pipi Alisa.
Alisa : Ihh.. mas Hamdan.. genit ishh..
Hamdan : Genit tapi dek Alisa suka kan??
Alisa : Nggaa.. Ngga suka nolak kalo mas Hamdan yang cium.. hihihih.. Alisa tertawa kecil yang semakin menunjukkan kekenikmatansan wajahnya pada Hamdan.
Amin : Ciee.. Ciee.. yang lagi pada kasmaran nih??
Tiba-tiba Amin sudah berdiri didekat Hamdan dan Alisa yang sedang mengenakan cadarnya kembali. Sulwa pun kini tak malu lagi memeluk Amin di depan orang lain. Amin sendiri juga merangkul mesra Sulwa dengan tangan kirinya.
Hamdan : Halaaahh.. antum juga sama aja.. makan-makan nih ntar yaa.. pajak jadiann..
Amin : Ehh emang kapan kita jadiannya ya sayangg?? Tanya Amin sambil menggoda Sulwa.
Sulwa : Ahh.. mas Amin nih.. Dekap Sulwa semakin erat ke pinggang Amin.
Amin : Ahahah.. maaf-maaf.. mas kan Cuma becanda.. sini-sini.. uhh.. cuupppp.. Amin dengan mesranya mendaratkan ciumannya di bibir Sulwa yang sudah tertutup cadar kembali.
Hamdan : Diihh.. nantang nih?? Cium-cium akhwat depan ane?? Sembari Hamdan menarik Alisa ke pelukannya.
Cupphh.. Hamdan mencium bibir merah Alisa yang tertutup cadar dari belakang. Alisa yang dipeluk Hamdan dari belakang pun membalas mesra ciuman Hamdan. Alisa pun merasa sedikit tertantang melihat kemesraan Amin dan Sulwa yang belum ia kenal.
Amin : Ududuuhhh.. iya.. iyaa.. ane kalah dah.. duluan yaa.. mau mandi dulu.. yuk sayaang.. Amin dan Sulwa pun berlalu dengan Amin merangkulnya menuju kamar mandi rumah itu.
Karena memang rumah yang mereka pakai untuk makrab memiliki beberapa kamar mandi yang terpisah sehingga memudahkan pengguna rumah untuk memilih kamar mandi mana yang mereka hendak gunakan.
Alisa : Mmmfhh.. Masshh.. mandi yukk.. keburu subuhh lohh.. sembari Alisa menyudahi ciuman mesra mereka.
Hamdan : Hem? Yakin mau udahan?? Padahal mas masih kangen sama Alisaku..
Alisa : Mas kok ga faham sih?? Jangan disini dong.. kan Alisa ga bebas juga ciumin mas Hamdan.. hihihih.. sambil Alisa menarik tangan Hamdan.
Hamdan : Ehhh.. udah mulai yaaa nakalnyaa..
Alisa : hihih.. udahan yuk mas.. keburu penuh ntar kamar mandinya..
Hamdan pun mengikuti ajakan Alisa. Memang jam sudah menunjukkan pukul 03.30. Masih terlalu pagi bagi merek untuk mandi kalau hari-hari biasa. Tapi Alisa tak mau imagenya sebagai akhwat nampak berkurang di depan teman-temannya yang lain meskipun malam tadi ia sudah menunjukkan jati dirinya ke ukhti Nadia.
Hafshah : Ehh mau kemana dek Alisa..??
Alisa : Ahh kak Hafshah.. yang kamar mandi nya ada air panasnya yang mana yaa??
Hafshah : Ohh itu.. yang di lantai 2.. luas juga, cuma kayaknya mau dipake Amin sama Sulwa..
Hamdan : Dihh Amin.. gercep amat..
Hafshah : Ahahah.. Dek Hamdan kok mesra banget nih sama dek Alisa? Ngapain aja semalam?? Tanya ukhti Hafshah menggoda mereka berdua.
Alisa : Kak Hafshah nih.. padahal kakak sendiri juga nemplok sama kak Farid tuh.. ejek Alisa ke ukhti Hafshah yang nampak bergandengan dengan akhi Farid.
Farid : Ahahah.. gatau nih kak Hafshah..
Hafshah : Uww.. padahal mas juga suka kan ana gandeng gini? Sambil Ukhti Hafshah mendekap tangan kanan akhi Farid.
Alisa : Emang di atas Cuma ada 1 kamar mandi kak?
Hafshah : Kalau yang gede sih Cuma 1, tapi ada 1 lagi yang agak gede..
Hamdan : Yaudah yang mana aja terserah.. yuk sayang.. kita duluan yaa ukh..
Hafshah : Jangan lama-lama lohh.. gantian sama yang lainn..
Hamdan dan Alisa segera menuju lantai 2 khawatir semua kamar mandi penuh.
Alisa : Alhamdulillah masih kosong 1.. yang ini kah yang tadi dibilang kak Hafshah?
Hamdan : bentar-bentar..
Hamdan menempelkan telinganya di pintu kamar mandi. Ia tahu kalau Amin dan Sulwa sednsg menggunakan kamar mandi itu. Sayup-sayup terdengar air mengalir dari dalam kamar mandi, yang lebih mengherankan lagi terdengar juga suara erangan dan desahan dari dalam yang membuat Hamdan tertawa tertahan.
Dok.. dok.. dok..
Hamdan : Oeee mandi oeee.. jangan ‘main’ teruss.. ahahah.. sambil Hamdan menggedor-gedor pintu kamar mandi yang dipakai Amin.
Amin : Ahahaha.. iri bilang boss..
Hamdan pun berlalu menuju kamar mandi yang ke-2 menggandeng Alisa sambil tertawa berdua.
Alisa : Ihh mas Hamdan nih nakal yaa..
Hamdan : Ahahaha.. biarin aja toh udah lama mas gak ngerjaian tuh anak..
Hamdan dan Alisa segera masuk ke kamar mandi berdua. Ruang kamar mandi memang cukup luas. Bisa menampung hingga 10 orang di dalamnya. Hamdan dan Alisa pun saling melepas pakaian mereka satu sama lain. Hamdan semakin takjub ketika melihat rambut hitam lurus Alisa tergerai jatuh saat ia melepas jilbab yang Alisa kenakan. Ini pengalaman pertama kalinya Hamdan melihat Alisa tanpa sehelai benangpun melekat di tubuhnya. Begitu cantik sempurna dengan kulit putih mulus tanpa cela bermahkotakan toket 36F yang nampak kencang dan indah.
Alisa : Kenapa mas Hamdan sayaang? Kalau pengen ngomong aja..
Hamdan : Mas baru lihat bidadari mas nih lhoo.. cantiknya ampuunn..
Alisa : Cantikan mana Alisa sama kak Nadia?
Hamdan : Perlukah mas bongkar hati mas supaya Alisaku tau mana yang ada di hati mas??
Alisa pun tersenyum bahagia mendengar jawaban Hamdan. Di bawah siraman hangat air shower Alisa memeluk mesra Hamdan. Entah sejak kapan Alisa mulai merasakan cinta antara dirinya dan Hamdan. Namun kini hatinya tak ingin jauh dari Hamdan, ingin Hamdan menjadi miliknya seutuhnya meskipun ia juga sadar bahwasanya ia dan Hamdan belum memiliki ikatan sah diantara mereka. Rasa cinta yang ada dalam hati Alisa begitu dalam, bahkan ia rela memberikan tubuhnya untuk Hamdan. Kehangatan yang diberikan Hamdan pada dirinya begitu nyata yang membuat Alisa semakin tak mau melepaskan Hamdan selain untuk dirinya.
Alisa : Mas Hamdan.. sayang nggak sih sana Alisa?
Hamdan : Ohh.. apa ga kliatan dek Alisa sayang??
Sembari Hamdan membelai lembut wajah Alisa yang basah oleh air shower. Hamdan pun faham dari pandangan mata Alisa yang menunjukkan penuh rasa harap pada Hamdan. Dekapan Alisa yang begitu erat menandakan Alisa yang tak ingin lepas dari Hamdan. Hamdan hanya tersenyum melihat kecantikan wajah Alisa yang terlihat makin cantik dengan kacamatanya. Perlahan tapi pasti Hamdan mencium mesra bibir Alisa. Alisa menyambut ciuman mesra Hamdan pada bibirnya sambil memejamkan mata menikmati hangatnya ciuman Hamdan yang terasa berbeda dari sebelumnya. Tangan Hamdan pun dengan lembut membelai punggung dan rambut Alisa.
Hamdan : Gimana Alisaku sayang? Udah kerasa belum..??
Alisa pun hanya mengangguk dan tersenyum sambil mendekap erat Hamdan. Alisa menatap Hamdan dengan rasa bahagia karena merasa rasa dalam hatinya telah dijawab oleh Hamdan. Alisa menjinjitkan kakinya dan mendaratkan bibirnya di bibir Hamdan. Hamdan kembali melumat bibir Alisa, namun kali ini lebih dalam dan intens. Mereka berpagutan layaknya sepasang kekasih yang telah lama berpisah. Lidah mereka kembali saling melilit satu sama lain, saling mengeksplore rongga mulut pasangannya. Tangan kanan Hamdan yang sedari tadi membelai lembut punggung Alisa, kini turun ke bokong bulat putih mulus Alisa, sementara tangan kirinya meremas-remas toket kanan Alisa.
Alisa : Mffhhh.. masshh.. ahhh..
Desahan Alisa begitu lembut merasakan kelembutan remasan tangan Hamdan di bokongnya. Alisa pun membalas dengan meremas bokong Hamdan dengan tangan kanannnya sementara tangan kirinya menggenggam pinggang Hamdan. Mereka terus berpagutan selama beberapa saat sebelum akhirnya Hamdan menurunkan ciumannya ke leher Alisa. Dengan kuat Hamdan mencupangi dan menjilati leher putih Alisa. Kini leher Alisa mulai penuh dengan bekas cupangan Hamdan. Desahan Alisa menahan nikmat memenuhi seluruh ruangan. Desiran syahwat mulai menyerang tubuh Alisa yang membuatnya merem melek merasakan kelezatan permainan Hamdan.
Alisa : Ouuhh.. masshh Hamdanhh.. ssshhh.. mmmhhh…
Permainan jilatan lidah Hamdan yang begitu lihai menari di leher dan pangkal leher Alisa membuat Alisa semakin terbenam dalam birahi. Kedua tangan Alisa kini sibur meremas-remas rambut Hamdan karena menahan kenikmatan yang tak terbendung. Hamdan pun melanjutkan serangannya ke kedua gunung kembar Alisa. Toket 36F Alisa kini menjadi sasaran remasan tangan jantan Hamdan. Dengan lembut namun kuat Hamdan meremas toket Alisa secara bersamaan. Puting pink muda Alisa mulai mengeras mengacung tegak siap untuk dinikmati setiap ikhwan yang melihatnya. Hamdan pun tak kuasa menahan nafsunya dan langsung melumat habis kedua puting Alisa bergantian dengan liar.
Alisa : MMMMHHH.. SSSHHH.. OHHHHH.. SAYANGGHHH.. AHHHH~
Sengatan syahwat langsung menjalar ke setiap bagian tubuh Alisa saat Hamdan melumat putingnya. Puting menjadi salah satu bagian tubuh Alisa yang paling sensitif sehingga hanya dengan jilatan di puting saja Alisa langsung terangsang hebat. Lidah Hamdan yang sudah berkali-kali menikmati puting banyak akhwat begitu lihai merangsang puting Alisa. Gigitan-gigitan kecil Hamdan lancarkan yang membuat Alisa blingsatan menahan nikmat.
Alisa : OOUUHH.. MASS.. TERUSSHH.. MMMHH.. SSHH… ENAKK MASS.. AHHHH..
Alisa yang semakin terangsang pun tak mampu lagi menahan klimaksnya saat Hamdan melumat kedua putingnya bersamaan. Rangsangan birahi yang begitu tinggi dari permainan lidah Hamdan dan gigitannya mendorong syahwat Alisa yang terkumpul di serambi lempitnya untuk meledak melepaskan semua cairan surgawi miliknya.
Alisa : OOUUNNNGGHHHHH.. MASSSHHHHH…!!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Ibarat orang yang telah lama menahan kencing, Alisa begitu deras mengalami orgasme pertamanya. Hamdan yang melihat Alisa tengah orgasme pun semakin terangsang sehingga rudalnya makin keras menjulang tinggi berurat. Alisa yang tak tahan lagi, langsung berlutut menghadap rudal gagah Hamdan. serambi lempitnya masih berkedut-kedut menuntaskan orgasme yang menerpanya. Dengan tatapan nakal Alisa mengocok rudal Hamdan dengan tangan kanan lembutnya. Alisa yang sudah terbakar birahi langsung menggarap rudal Hamdan yang sudah keras dan tegang.
Alisa : Haemmphh.. mmfff.. sssrrpp.. ssrupp.. mmffhh..
Dengan lahapnya Alisa mengoral rudal 25cm Hamdan. Tangan kanannya sibuk meremas-remas zakar Hamdan yang menggantung. Hamdan merem melek merasakan permainan liar Alisa di rudalnya. Dengan mudahnya Alisa menelan total rudal Hamdan hingga ke pangkalnya seperti orang yang tengah menikmati lolipop.
Alisa : Mmhhh.. Ogkk.. Ogkk.. Ssrrppp.. Sruupp.. mmffhh..
Alisa begitu lihai memaju mundurkan kepalanya mengocok rudal Hamdan. Lidah liarnya memanjakan setiap mili bagian batang kejantanan Hamdan yang membuat Hamdan semakin terbuai dalam kenikmatan perzinahan mereka.
Dok.. Dok.. Dok..
Suara ketukan pintu mengejutkan mereka berdua. Alisa yang tengah mengoral rudal Hamdan pun terpaksa menghentikan kulumannya.
Alisa : Siapa tuh mas..??
Hamdan : Haduhh.. ganggu ajaa nih.. lagi enakk jugaa.. Siapa yaa??
Nadia : Ini ana dek Hamdan, Nadia.. boleh ikutan kah? Soalnya yang lain penuh..
Hamdan : Ohh Ukhti Nadia.. bentar ukh, gantian yaa..
Nadia : Masih lama gak yaa?? Buru-buru mau buang air kecil ana..
Hamdan : Gimana nih sayang? Ukhti Nadia mau buang air tuh.. emang kalo akhwat susah nahan ya??
Alisa : Mmm.. iya sih mas.. kalo akhwat udah kebelet pipis harus cepet dikluarin biar ga kena ISK..
Hamdan : Ohh.. trus gimna? Ukhti Nadia boleh masuk??
Alisa : Hem? Toh mas Hamdan semalem juga uda nikmatin tubuhnya ukhti Nadia kaann?? Sambil wajah Alisa nampak sedikit kesal.
Hamdan : Yaaa kan semalem mau gimana lagi? Ini mas nannya beneran lohh.. ga enak mas sama sayangku Alisaa..
Alisa : Gppa mas.. yang penting jangan ganggu Alisa nikmatin mas Hamdan gitu aja..
Hamdan : Ohh oke deh sayang.. sebentar ukh, ana buka kuncinya dulu..
Alisa pun kembali melahap rudal Hamdan seperti orang kelaparan. Ia tak lagi menghiraukan saat Hamdan membuka kunci dan pintu kamar mandi. Ukhti Nadia yang berpakaian lengkap dengan cadar hitam, jilbab jumbo pink peach dan gamis warna mocca langsung masuk dan menutup pintu kamar mandi. Ia sedikit terkejut ketika melihat Alisa yang telanjang bulat tengah melakukan servis ke rudal perkasa Hamdan. Ukhti Nadia hanya bisa tertegun melihat Alisa yang tengah asyik dengan rudal Hamdan.
Hamdan : Kenapa ukhi? Tadi katanya mau buang air?
Nadia : Mmm.. gppa kok dek Hamdan.. emang enak ya digituin?
Hamdan : Mmmhhh.. enak nggak? Nikmat banget ukh..
Nadia : Ohh.. Mmhh..
Alisa : Mmmfhh.. srruppp.. ogkkk.. ogkk.. mmmhhh.. ssppp..
Ukhti Nadia tak bisa melepaskan pandangannya dari rudal raksasa Hamdan yang keluar masuk mulut Alisa. Tiap kali rudal Hamdan masuk menyusuri rongga mulut Alisa, ukhti Nadia bisa melihat dengan jelas kerongkongan Alisa ikut menggembung tersumpal rudal Hamdan. Ia hanya bisa menelan ludah membayangkan dirinya yang berada di posisi Alisa.
Hamdan : Lhoohh.. ukhti gajadi buar air kah? Kok malah liatin kita? Pengen kah..?? Goda Hamdan ke ukhti Nadia.
Ukhti Nadia yang tengah berhalusinasi pun dikejutkan dengan pertanyaan Hamdan. Sambil menahan malu karena ketahuan tengah membayangkan dirinya mengoral rudal Hamdan, ukhti Nadia pun segera bergegas jongkok sehingga Alisa yang tengah menikmati rudal Hamdan kini berada tepat di hadapannya. Ukhti Nadia masih berpakaian lengkap, hanya CDnya saja yang ia lepas ketika buang air kecil. Pemandangan yang tersedia di hadapannya membuatnya semakin termakan birahi. Alisa pun dengan sengaja menggoda ukhti Nadia dengan menjilat nakal rudal Hamdan dari pangkal hingga ke ujungnya dengan sesekali melirik ke arah ukhti Nadia. Terkadang Alisa meludahi rudal Hamdan dan kembali mengulumnya yang membuat rudal Hamdan semakin nampak mengkilat karena air liur Alisa. Tanpa sadar ukhti Nadia mulai mulai nampak berat nafasnya. Matanya mulai nampak sayu, sementara kedua pahanya saling menggesek satu sama lain.
Alisa : Kak Nadia kenapah?? Pengen ini kah?? Sembari Alisa kembali menjilat nakal rudal Hamdan untuk menggoda ukhti Nadia.
Nadia : Ahh.. nggak kok dekk.. Cuma penasaran ajahh..
Meskipun berkata demikian, namun gestur tubuh ukhti Nadia tak bisa menutupi hasrat syahwatnya yang sudah memuncak. Alisa semakin gencar mengoral rudal Hamdan bahkan bergantian dengan zakar Hamdan pun jadi sasaran. Kedua telur Hamdan Alisa hisap secars bergantian sementara tangan kirinya aktif mengocok rudal Hamdan. Permainan oral Alisa begitu lihai seperti sudah sering melakukan blowjob servis ke banyak rudal.
Hamdan : Huufftt.. sayaannggh.. mantabh banget nih kamu sayaangghh..
Mendengar pujian Hamdan tentang permainannya, Alisa semakin bersemangat memanjakan rudal Hamdan. Deepthroat kini menjadi kegiatan utama Alisa di ruangan itu yang membuat ukhti Nadia semakin memuncak birahinya melihat Alisa yang semakin liar bermain dengan rudal Hamdan.
Hamdan yang sudah tak kuasa lagi menahan syahwatnya, kini memposisikan Alisa menjadi doggy dengan bokongnya menghadap ukhti Nadia sementara kedua tangan dan kepalanya bersandar di closet duduk. Lutut Alisa diganjal dengan sandal khusus kamar mandi supaya tidak sakit saat harus menahan gempuran Hamdan. Kini serambi lempit dan anus pink Alisa terpampang indah di hadapan ukhti Nadia. Begitu mengkilap dan basah becek siap untuk ditusuk oleh rudal semua ikhwan.
Hamdan pun segera mengambil posisi diatas bokong Alisa. Sengaja ia mengambil posisi seperti itu supaya ukhti Nadia bisa melihat jelas ketika rudalnya menembus serambi lempit bercintai Alisa. Hamdan segera mengarahkan rudalnya. Perlahan Hamdan mulai melesakkan rudalnya menembus serambi lempit basah Alisa dan bleshhh.. semua rudal Hamdan ditelan bulat-bulat oleh liang surgawi Alisa.
Alisa : OUUHHHHH.. MASSSHHH.. MMHHH..
Alisa melenguh merasakan serambi lempitnya ditembus rudal panjang dan besar Hamdan hingga mentok ke rahimnya. Rasa nikmat di bagian bawah tubuh Alisa menyebar ke seluruh tubuhnya. Hamdan pun mulai menggenjot bokong Alisa dengan perlahan. Nampak serambi lempit Alisa tertarik keluar tiap kali Hamdan menaikkan pinggulnya. Ukhti Nadia yang melihat keperkasaan rudal Hamdan menerobos serambi lempit sempit Alisa semakin tak kuasa menahan birahi. Kini jemari tangan kanannya aktif memainkan serambi lempitnya yang masih basah karena air seni nya sendiri. Ukhti Nadia mulai berfantasi serambi lempitnya tengah di sumpal rudal raksasa Hamdan. Kenikmatan membayangkan disetubuhi Hamdan membuat ukhti Nadia terbuai dalam birahi dan tanpa ia sadari lenguhan-lenguhan mulai keluar dari mulutnya.
Nadia : Nghhh.. shhhh.. mmhhh… Aahhh..
Hamdan tersenyum mendengar desahan ukhti Nadia yang tengah melihat tindak asusila secara live di depannya. Hamdan terus menggenjot pantat putih mulus Alisa dengan semakin cepat yang membuat Alisa makin tenggelam dalam nafsu syahwat.
Alisa : AAAHHH.. MMAASSSH.. OOHHHH.. NGGHHH.. SSHHHH.. AHHHH.. ENAAKK MAAS.. HENJOT TERUSSHH.. OHHH rudalLL.. SSHHHH.. OUUHH.. NIKMATNYAAHH..
Suara racauan Rinda memenuhi ruang kamar mandi mereka. Suara hantaman pinggul Hamdan ke bokong Alisa juga membuat suasana semakin terasa erotis. serambi lempit Alisa begitu memanjakan rudal Hamdan. Hamdan merasa seperti dipijat-pijat oleh dinding liang surgawi Alisa. Hampir sekitar 5menitan Hamdan menggenjot Alisa dengan posisi itu hingga akhirnya Alisa pun tak kuasa menahan hantaman orgasme di ujung serambi lempitnya.
Alisa : OUUHHH.. MAS HAMADANNN… ALISA KELUAARHHH.. NNGGGGHHHH..!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Begitu deras luapan cairan surgawi Alisa. Tubuh Alisa mengejang merasakan orgasme keduanya yang begitu dahsyat. Hamdan pun membiarkan Alisa sementara waktu untuk menikmati orgasme keduanya. Sementara Hamdan melihat ukhti Nadia yang sudah seperti anjing kelaparan.
Hamdan : Ehh lupa ada ukhti Nadia disini.. kenapa ukh? Pengen ini yaa??
Sembari Hamdan mengarahkan rudal tegak nya yang berurat dan mengkilap oleh lendir Alisa ke wajah ukhti Nadia. Ukhti Nadia hanya bisa terpana melihat rudal Hamdan yang begitu menggiurkan dengan aroma khas lelaki bercampur aroma khas lendir akhwat. Tanpa sadar ukhti Nadia mengganti posisi duduknya menjadi berlutut sehingga rudal Hamdan kali ini tepat berada di depan wajah cantiknya yang masih tertutup cadar. Kedua tangan ukhti Nadia menggenggam erat gamisnya agar tidak turun dan basah oleh air kamar mandi. Mata ukhti Nadia terlihat nanar karena tertutup oleh nafsu syahwat. Dengan perlahan ukhti Nadia mendekatkan wajahnya ke arah rudal Hamdan yang begitu menarik dirinya.
Hamdan : Eiitsss.. pengen banget kah ukh? Ayok dong.. ngemis dulu kalo mau banget.. Sambil tangan Hamdan menahan kepala ukhti Nadia yang masih terbalut jilbab pink peach.
Nadia : Ahhh.. mau bangetthh dek Hamdann.. ana mau bangethh rudal dek Hamdannnhh.. ahh..
Hamdan : Ehh kok rudal? Ga seru dong ukhti sayang.. namanya rudal..
Nadia : Uhhhh.. He’emhh rudallhh.. Mau banget rudalhh kamuuhh.. isshh.. ahhh.. sinihh… tolonghh..
Hamdan : Mau apa ukhti??
Nadia : Mau rudalhh.. mau emut rudalhnyaahh.. ahhh.. tolong ana.. pengen bangethh..
Hamdan : Oke ukhtiku sayang.. nih hadiah buat kamu..
Hamdan pun melepaskan tangannya dari kepala ukhti Nadia yang membuat ukhti Nadia langsung melahap rudal Hamdan meskipun ia masih mengenakan cadar. Nampak cadar bandan ukhti Nadia mulai basah kuyup oleh air liurnya sementara rudal Hamdan hanya bisa masuk seperempat saja ke mulut ukhti Nadia karena terhalang cadar yang ia kenakan. Hamdan dengan cekatan melepas cadar bandana ukhti Nadia dan meletakkannya di gantungan kamar mandi. Kini dengan bebas ukhti Nadia melumat rudal Hamdan sepenuhnya. Dengan liar ukhti Nadia melakukan deepthroat sama seperti Alisa, namun karena kurangnya pengalaman ia sering terbatuk-batuk ketika rudal Hamdan mulai memenuhi kerongkongannya.
Nadia : Haemmphh.. ummmff.. ssuurrpptt.. ogkk…ogkk..uhukk.. uhukk.. ssruupp.. mmmhh..
Ukhti Nadia nampak begitu menikmati rudal Hamdan di mulutnya. Puas dengan sepongan ukhti Nadia, Hamdan mencabut rudalnya dan segera kembali melesakkannya ke liang surgawi Alisa. Blessshhh.. rudal Hamdan tenggelam sepenuhnya ke serambi lempit sempit pink Alisa dengan mudahnya. Alisa yang sedari tadi menanti rudal Hamdan melenguh panjang ketika merasakan rudal Hamdan menyusuri dan menyumpal seluruh liang kewanitaannya.
Alisa : OUUUHHHHH.. rudalLHH.. NAKALLLHH.. AHHHH… MASSHHH.. AAHHH..
Hamdan dengan penuh semangat kembali menggempur pantat putih mulus Alisa. Toket 36F Alisa yang menggantung sejak tadi ikut bergoyang dan menghantam closet tiap kali Hamdan menyodokkan rudalnya sedalam mungkin ke rahim Alisa. PLAAKK.. PLAKK.. PLAKKK.. begitu kuatnya hantaman pinggul Hamdan sehingga membuat pantat Alisa kemerahan.
Alisa : AGHH!! MASSS!! TERUSSSHH.. OHHH.. ENAKNYAAHH.. AAHHH.. YA ALLAAHH.. MMHH.. OOUHHH.. rudalLHH..!! AHH.. MAS HAMDANNNHH.. MMMHH.. SSHH.. UGHH!!..
Kenikmatan surgawi yang diberikan rudal Hamdan ke serambi lempit Alisa membuatnya semakin tak kuasa menahan birahi. Racauan, desahan, erangan Alisa begitu liar dan keras yang membuat ukhti Nadia semakin tak tahan untuk kembali merasakan rudal Hamdan di serambi lempitnya.
Alisa : AAAHHHH.. MASSSSS KELUAR LAGIIHH… NNGGGGHHHHHHHH..!!
SERRRRRRRRRRR… SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Alisa langsung terkulai lemas merasakan orgasmenya yang ketiga. Lelah dan nikmat bercampur jadi satu. serambi lempit Alisa terus berkedut hampir 15detik memompa seluruh cairan surgawinya. Kepala Alisa yang berhiaskan kacamata tergeletak lemas di atas closet sembari nafasnya tersengal-sengal merasakan sisa-sisa orgasmenya. Sementara posisi Alisa kini terduduk di lantai kamar mandi.
Hamdan : Lhoohh.. kok udahan sayang? Capek banget kah?
Alisa : Iyaah mass.. maaff yaahh.. hh..hhh.. Alisa istirahat bentar mass..
Hamdan : Wahh.. trus gimana nih? Mas boleh pake ukhti Nadia ngga sayangh??
Alisa : Ehhh.. kan semalem udah lamaaa.. uww.. mas Hamdanhh gitu..
Hamdan : Ngga kasihan kah sayang? Tuh lihat ukhti Nadia udah kayak orang kelaparan..
Alisa : Uhhh.. hh.. hhh.. yaudah.. tapi jangan lama-lama lohh masssh.. Alisa masih pengen..
Hamdan : Santay aja sayaangkuhh..
Ukhti Nadia sendiri ternyata sudah melucuti sendiri pakaiannya. Kini ia pun sama telanjang bulat tanpa sehelai benangpun melekat di tubuhnya. Tubuh indah ukhti Nadia yang putih mulus berhiaskan toket 36D dengan puting kecoklatan yang sudah mengeras. Wajah nya bulat dengan bibir tipis kemerahan nampak semakin cantik dengan rambut lurus hitam sedikit bergelombang dibagian ujungnya.
Hamdan : Ettt.. kok udah telanjang aja nih? Jadi kliatan makin cantik aja nih ukhti..
Nadia : Uhh.. ana panggil mas aja yaah..??
Hamdan : Serah dehh.. tapi uda denger sendiri kan ukh? Cuma boleh bentar aja dan itupun gak boleh masuk serambi lempit..
Nadia : Iihhh.. kok gituuhh.. kan ana pengen banget masss.. ukhti Nadia sedikit kecewa dengan kata-kata Hamdan karena ia tak bisa menuntaskan hasratnya untuk di jebol kembali serambi lempitnya oleh oleh rudal Hamdan.
Hamdan : Yaa.. aku sih Cuma bisa nurutin maunya bidadariku.. kalau ukhti mau yaa silakan emut aja.. goda Hamdan sambil berdiri dengan tangan di pinggangnya.
Nadia : Uhh.. yaudah dehh..
Ukhti Nadia kembali berlutut di depan rudal tegang Hamdan. Ia pun mulai menjilati zakar Hamdan dengan begitu nikmatnya. Kedua zakar Hamdan di hisapnya secara bergantian. Syahwat yang sudah membakar akhwat bercadar itu membuatnya rela membenamkan wajahnya di selakangan ikhwan yang bukan mahramnya. Alisa kini duduk di closet kamar mandi itu sambil melihat aksi ukhti Nadia memanjakan rudal Hamdan. Alisa masih terengah-engah berusaha mengumpulkan kembali tenaganya setelah orgasme ketiganya.
Tangan kanan ukhti Nadia membelai lembut kepala rudal Hamdan yang mulai mengeluarkan pre-cum. Tak lam ukhti Nadia mulai melancarkan jilatannya menyusuri batang rudal Hamdan mulai dari pangkal hingga ujung. Tatapan tajam dan nakal ukhti Nadia selalu ia lancarkan ke mata Hamdan tiap kali ia menjilati batang rudal perkasa Hamdan.
Nadia : Ummfhhh.. ssrruupptt.. ogkk.. ogkk.. mmchhh.. mmfhh..
Ukhti Nadia mulai terbiasa untuk melakukan deepthroat meski belum selihai Alisa. Rasa gurih rudal Hamdan di lidahnya membuat ukhti Nadia semakin liar memanjakan rudal Hamdan. Aroma khas ikhwan bercampur aroma serambi lempit akhwat membelai lembut hidung ukhti Nadia hingga membius otaknya. Kini yang ada di pikiran ukhti Nadia hanya bagaimana dalam waktu yang singkat bisa sepuasnya menikmati rudal perkasa Hamdan.
Hamdan merem melek merasakan permainan ukhti Nadia yang belum sehebat bu Zaskia atau pun Alisa. Terkadang gigi ukhti Nadia masih sering membentur ke rudal Hamdan yang memberikan sensasi berbeda di rudalnya.
Alisa : Uhh masshh.. udahan dong.. masa asik sama ka Nadia terusss..
Hamdan : Ohh oke sayanghh.. udahan dulu ukh.. ntar lagi yaa.. sembari Hamdan mencabut rudalnya dari mulut ukhti Nadia.
Nampak wajah kecewa ukhti Nadia melihat Hamdan kembali ke Alisa. Ukhti Nadia hanya bisa terduduk ketika Hamdan mulai mengambil posisi duduk di closet. Hamdan duduk di atas tutup closet duduk, kemudian Alisa dengan posisi Reverse Cow Girl mulai mengarahkan rudal Hamdan ke arah anusnya. Hamdan hanya diam menikmati genggaman Alisa di rudalnya ketika Alisa memposisikan bokongnya. Perlahan tapi pasti Alisa mulai menekan bokongnya dan Prrttt.. Blesshh.. rudal Hamdan menembus anus sempitnya.
Alisa : OUNNNGGGHHHHHHH..
Lenguhan panjang Alisa menyambut rudal besar Hamdan yang melesak memenuhi perutnya. Ukhti Nadia terbelalak melihat anus sempit Alisa ditembus oleh rudal Hamdan yang besar. Padahal baginya rudal Hamdan di serambi lempitnya saja sudah terasa begitu sesak, apalagi kalau masuk ke anusnya. Fantasi ukhti Nadia semakin liar ketika melihat Alisa mulai menggerakkan pinggulnya naik turun. Anus Alisa nampak seperti tertarik dan tersedot keluar masuk mengikuti irama gerakan pinggulnya. serambi lempit ukhti Nadia terasa semakin gatal dan basah sehingga membuatnya tak mampu lagi menahan tangannya untuk mulai mencolok-colok serambi lempitnya sendiri.
Nadia : Ahhh.. shhh.. mmhh..
Kedua tangan Alisa berpegangan di tembok dan bibir bak kamar mandi sementara kedua kaki jenjang putih mulus tanpa cela miliknya menjuntai menahan gerakan naik turun pinggulnya. Kedua tangan Hamdan dengan cepat meremas gunung kembar raksasa milik Alisa yang berayun-ayun bebas. Mendapat rangsangan di dada dan anusnya, Alisa semakin cepat menggerakkan pinggulnya. Semakin dalam rudal Hamdan terbenam di anusnya, semakin nikmat yang Alisa rasakan. Seluruh tubuhnya dimanjakan oleh dekapan birahi yang telah memuncak.
PLAKK.. PLAKK.. PLAK.. Suara bokong Alisa begitu intens menghantam paha Hamdan. Alisa merem melek merasakan kenikmatan anal bercinta dengan rudal raksasa Hamdan.
Alisa : OUHH.. SSHHH.. ENAKNYAH MAASS.. AUHH.. rudalLL.. OHH.. AHHH.. TERUSSH MASHH.. AHHH.. rudal ENAAKK.. rudal.. AHH GA TAHAN MASS.. MAU KELUAR LAGIIHH..
Hamdan : Ehh.. ukhti Nadia.. mau di entot ga ntar? Kalo mau nih minum dulu air kenikmatan Alisa..
Alisa : AHH.. MASS KELUAR.. AHH… AGHHH!!! NGGGHHHHH….!!!
Ukhti Nadia yang sudah terbakar birahi pun langsung mendekatkan wajahnya ke serambi lempit Alisa dan SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. semua cairan surgawi Alisa menyembur ke rongga mulut ukhti Nadia. Dengan lahapnya ukhti Nadia langsung menenggak setiap tetes cairan surgawi dari serambi lempit Alisa. Namun karena derasnya semburan orgasme Alisa, banyak juga yang membasahi wajah cantik putih ukhti Nadia.
Nadia : Mmhhh.. glekk.. glekk.. sruupp.. glekk..
Alisa nampak lemas sementara tubuhnya masih mengejang merasakan orgasme yang keluar berangsur-angsur. Ukhti Alisa juga aktif menjilati serambi lempit Alisa yang nampak becek kemerahan. Hamdan kemudian sedikit mengangkat pinggul Alisa sehingga rudalnya terlepas dari anus Alisa. Alisa kembali terkulai lemas di pelukan Hamdan, sementara kini rudal Hamdan mengacung tegak dihadapan ukhti Nadia. Melihat mangsa terlezat di hadapannya, ukhti Nadia langsung melumat habis rudal Hamdan dengan liarnya.
Nadia : Haemmphh.. sluurrpp.. sluurrpp.. mmchhh.. mmfhh.. mcchh.. sruupp..
Hamdan dibuat merem melek merasakan kenikmatan yang bertubi-tubi tanpa henti baik dari serambi lempit dan anus Alisa, kini ditambah sepongan liar ukhti Nadia. Melihat ukhti Nadia yang sedang asik dengan rudal Hamdan, Alisa pun tak rela. Ia segera mengambil posisi dengan berjongkok di atas paha Hamdan. Ia kemudian menarik paksa rudal Hamdan yang masih dimulut ukhti Nadia dan langsung melesakkannya ke anusnya. Bleshh..
Alisa : OUUHHHHH.. SHHH..
Ukhti Nadia hanya bisa menahan kesal ketika Alisa kembali memompa rudal Hamdan dengan anusnya. Nampak serambi lempit Alisa sedikit menggembung tiap kali rudal Hamdan menusuk dalam-dalam di anus Alisa.
Alisa : AGHH.. AGHH.. OGHHH.. MMMFFHH.. SHH.. AHHH.. rudal ENAKK.. DUHH KOK BISA SEENAK INI SIH MASS HAMDAANHH.. AHHH.. ENTOT ALISA TERUSSHHH.. AHHH MAS HAMDAN MILIK ALISAAAHHH POKOKNYAAHH.. AHH…
Gerakan Alisa mulai pelan karena kecapekan. Hamdan yang faham melihat Alisa keletihan kemudian menyandarkan Alisa di dadanya. Ia membisikkan ke telinga Alisa untuk mengangkat kedua kakinya dan ia tahan dengan kedua tangannya. Sementara kedua tangan Hamdan menyangga bokong Alisa sedikit lebih tinggi dari pinggulnya. Kini serambi lempit dan anus Alisa nampak jelas dihadapan ukhti Nadia. Ukhti Nadia masih tak percaya melihat ukuran lubang anus Alisa yang menganga setelah di buat melar oleh rudal Hamdan. Dengan sedikit gerakan, Bleshh.. rudal Hamdan kembali terbenam penuh di anus Alisa.
Alisa : OOUUHHHHHHHH.. MASSSSHH..
Kali ini tanpa basa-basi Hamdan langsung menggenjot anus Alisa sekuat tenaga. SPLOKK.. SPLOKK.. SPLOKK.. rudal Hamdan keluar masuk anus Alisa seperti mesin kocok. Begitu cepat dan tanpa hambatan, Bahkan zakar Hamdan ikut menghantam bokong Alisa tiap kali Hamdan melesakkan rudalnya sedalam mungkin di anus Alisa. Alisa hanya bisa menganga merasakan perutnya disodok-sodok rudal perkasa Hamdan secara liar. Kenikmatan tiada tara ia rasakan tanpa henti hingga akhirnya hanya berlangsung sekitar 2menit saja sebelum akhirnya Alisa kembali menyerah merasakan kenikmatan yang menjalar disekujur tubuhnya.
Alisa : OOUUHHH.. OHHHH.. OHHH.. OGGHHH… MMMMAAASSHHH.. AGHHH.. AGHH.. NNNGG.. NGGAA TAA.. HAANN LAGIIHH.. AKHH.. AKHH.. NNNGGHHHHHHH..!!!
Alisa melengkungkan tubuhnya, menengadahkan kepalanya dengan mata terbelalak, dan tubuhnya mengejang hebat ketika orgasme keempat menghantam dirinya.
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Alisa melepaskan seluruh birahinya dengan hebat. Selama beberapa detik serambi lempitnya terus menyemburkan cairan surgawi tanpa henti yang membuat ukhti Nadia kelabakan menerima semburan serambi lempit Alisa. Tubuh ukhti Nadia basah kuyup mengkilat oleh cairan surgawi Alisa. Alisa benar-benar lemas setelah merasakan orgasme keempatnya sementara rudal Hamdan masih menancap di anus Alisa.
Hamdan : Mmhh.. capek banget kah sayang? Puas banget yah??
Alisa : Iyahh mas Hamdanh sayanghh.. hh.. hhh.. makasih banget mas Hamdanh sayanghh.. sambil Hamdan mencabut rudalnya dan mendudukkan Alisa yang terengah-engah di closet kamar mandi.
Hamdan : Mas belum keluar nih.. ijin pakai ukhti Nadia yah sayangg..
Hamdan pun mencium mesra bibir Alisa yang hanya dibalas dengan anggukan Alisa. Hamdan tersenyum penuh makna ke arah ukhti Nadia yang masih terduduk di lantai kamar mandi.
Hamdan : Lanjut nggak nih ukh?
Ukhti Nadia menatap senang ke arah Hamdan sambil menggigit bibir bawahnya ia mengangguk mengiyakan. Tanpa di komando lagi ukhti Nadia langsung berdiri, ia membungkukkan tubuhnya ke arah bak kamar mandi sementara tangannya berpegangan pada bibir bak kamar mandi. Bokong putih mulus sintalnya kini menungging indah siap untuk dihantam oleh lelaki. serambi lempit ukhti Nadia terlihat sedikit merekah setelah semalam digempur habis-habisan oleh Hamdan. Lendir ke-akhwatan membasahi seluruh bagian serambi lempit ukhti Nadia. Hamdan mengambil posisi dibelakang ukhti Nadia sambil tangannya meremas-remas bokong bercintai putih mulus tanpa cela milik ukhti Nadia. Ukhti Nadia mencoba melihat apa yang tengah dilakukan Hamdan sambil menanti-nanti serambi lempitnya ditrobos paksa rudal Hamdan.
Bleshhh..!! Tanpa pemberitahuan Hamdan langsung melesakkan seluruh rudalnya hingga mentok ke rahim ukhti Nadia.
Nadia : AAAAGHHH!! SHHHH.. MMHHHH…
PLAKK.. PLAKK.. PLAKK.. Hamdan mulai menggenjot perlahan serambi lempit legit ukhti Nadia. Hamdan menghantam kuat bokong ukhti Nadia tiap kali penetrasi dan menarik perlahan ketika memundurkan pinggulnya. Toket 36D ukhti Nadia seperti hendak terlempar dan terlepas dari tempatnya tiap kali Hamdan menghujamkan kuat rudalnya ke liang surgawi ukhti Nadia.
Nadia : AGHH!! AGHH!! OHHH..!! rudalLH..!! ENAKK!! TERUSSSHH MAS HAMDAANNHH.. AGHH!! OUHHH..!!
Ukhti Nadia menggigit bibir bawahnya menahan kenikmatan yang diberikan oleh sodokan liar Hamdan di serambi lempitnya. Matanya merem melek karena terbuai oleh kenikmatan dosa perzinahan mereka. Tiap kali rudal Hamdan menghujam hingga bagian terdalam liang surgawi ukhti Nadia dan menghantam rahimnya, ukhti Nadia merasakan kenikmatan yang luar biasa yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.
Nadia : OUHHH… MMMHHH.. SSHH.. AHH.. AHH.. MFFHHH.. NGGHHH.. OHHH.. AHHH..
Lenguhan dan desahan ukhti Nadia semakin intens tiap kali Hamdan menyodok serambi lempitnya dengan kuat. Penantian panjang ukhti Nadia bersabar menahan deraian birahi karena melihat Hamdan yang tengah menggarap Alisa kini terbayar sudah. Akhirnya ia bisa merasakan kembali liang kewanitaannya di sesaki rudal jantan Hamdan. Ukhti Nadia tak bisa lagi berfikir jernih, yang ia inginkan hanyalah rudal Hamdan selamanya bersarang di serambi lempitnya. Hamdan semakin kuat dan cepat menggenjot ukhti Nadia yang diiringi desahan nikmat ukhti Nadia. Sodokan terus menerus Hamdan yang tanpa henti menghantarkan ukhti Nadia mencapai puncak birahinya.
Nadia : AAAAGHH.. MASSSSHH.. OOUUNNNGGHHHHH..!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. Ukhti Nadia menyemburkan semua cairan surgawinya. Seluruh tubuhnya mengejang hebat merasakan orgasme pertamanya. Namun Hamdan tak mengendurkan tempo genjotannya. Malah ia semakin cepat lagi mengobok-obok serambi lempit ukhti Nadia. Suara becek rudal Hamdan di serambi lempit ukhti Nadia memenuhi ruang kalar mandi tempat mereka bersetubuh.63125Please respect copyright.
Hamdan semakin liar tak mampu lagi menahan desakan orgasme yang mulai datang. Toket ukhti Nadia pen menjadi sasaran kedua tangan Hamdan yang meremas-remas keduanya dengan kuat.
SPLOK.. SPLOKK.. SPLOKK.. SPLOKK.. Ukhti Nadia tak diberi kesempatan untuk merasakan orgasmenya dan harus langsung memacu kembali birahinya yang mulai datang. Perlakuan Hamdan yang tanpa ampun seperti ini justru membuat ukhti Nadia semakin binal mendesah dan mengerang. Rasa nikmat rudal Hamdan begitu membuai ukhti Nadia hingga tenggelam dalam fantasi bercintanya.
Hamdan : NGHHH.. OHHH.. SHHH.. NIH UKHTI AKU HAMILINN YAA.. ARRGHH..!!!
CROOTTT.. CROOTTTT.. CROTT.. Hamdan melesakkan rudalnya sedalam mungkin di liang surgawi ukhti Nadia. Ukhti Nadia juga merasakan rahimnya ditembus rudal Hamdan dan menjadi hangat karena semburan sperma kental Hamdan di dalamnya.
Nadia : OUUHHHHHH..!!
Seketika Ukhti Nadia mendapatkan orgasmenya yang kedua saat Hamdan memenuhi rahimnya dengan cairan kejantanannya. Beberapa saat rudal Hamdan berkedut-kedut memompa seluruh sperma di rudalnya, nampak ukhti Nadia juga terlihat kelelahan dengan nafas tersengal-sengal. Perlahan Hamdan mulai mencabut rudalnya dari serambi lempit ukhti Nadia dan langsung memuntahkan sperma Hamdan yang memenuhi seluruh liang surgawinya.
Nadia : Hhhh.. Hhhh.. afwan ya dek Alisa, kakak jadi ketagihan sama rudal mas Hamdanhh..
Alisa : He’emhh kak.. enak banget kan kak rudal mas Hamdan..??
Nadia : Duhh bukan enak lagi dekk.. nikmathhh.. hh.. hhh.. beruntung banget dek Alisa bisa dapetin rudal mas Hamdan yahh..
Alisa : Ahahah.. iyah kak.. Alisa juga ga nyangka mas Hamdan seperkasa ini..
Nadia : Dekk.. kalau kkak besok pengen di entot mas Hamdan lagi gimanah? Boleh ngga??
Alisa : Mmm.. gimana kak yaahh..
Nadia : Mmm.. ntar dek Alisa ikutan liatin juga gppa.. boleh yahh?? Atau kkak perlu ijin dulu sama dek Alisa..??
Alisa : Mmm.. liat ntar ya kakkk.. nanti Alisa pikir-pikir dulu..
Nadia : Hemmhh.. afwan ya dekk.. kkak ga sopan egois gini sama dek Alisa..
Hamdan : Kok ngomongin mas tapi ga ngajak-ngajak sih?? Jadi mau mandi ngga nih ukhti Alisa dan Nadia ku sayang??
Alisa : Ehh iya yahh.. malah gajadi mandi.. yuk kak, ntar dibahas lagi.. mandi dulu yuu..
Nadia : he’emhh.. ditungguin yang lain juga ntar..
Mereka pun berlanjut mandi bersama. Alisa dan Nadia secara bersamaan memandikan Hamdan. Tangan mereka begitu lembut dan lihai memainkan sabun di tubuh Hamdan. Pemandangan uang begitu indah melihat dua akhwat bercadar yang bugil tengah memandikan seorang ikhwan yang bukan mahram mereka.
Setelah sholat subuh dan sarapan, acara kemudian berlanjut dengan materi penutup. Semua yang hadir pagi itu kini tak lagi malu duduk dengan pasangannya masing-masing. Bahkan ukhti Hafshah dan akhi Farid sebagai pemateri tak ragu lagi menunjukkan kemesraan mereka di depan para kader KMI yang hadir. Sebelum acara ditutup, ukhti Nadia sempat memberikan pengumuman bahwasanya setiap kader yang hadir di makrab malam itu akan diberikan video rekaman ‘percintaan’ mereka dengan pasangannya. Ukhti Nadia juga melarang untuk setiap kader membicarakan apa yang terjadi semalam kepada orang luar dan mempersilakan apabila mereka hendak melakukan hubungan lebih jauh setelah acara makrab selama mereka tidak melaporkan hal ini pada pihak berwajib.
Seluruh kader yang hadir pun tidak ada yang keberatan, bahkan beberapa dari mereka sudah saling merencanakan fantasi-fantasi bercinta mereka kedepannya.
Hamdan : Ehh Min.. ntar abis ini antum ada acara ngga?
Amin : Ngga juga sih.. paling jalan-jalan sama Sulwa aja toh mumpung hari Ahad..
Hamdan : Mau ikutan ane ngga.. Alisa ngajakin makan di resto dekat sini sekalian rihlah lihat pemandangan..
Amin : Alisa siapa ha?
Hamdan : Yeelahh.. cewek ane dong.. masak gatau..
Amin : Cewe?? Udah brani pacaran sama akhwat sekarang nih seorang Hamdan??
Hamdan : Brani dong.. emang antum ngga? Yaudah sini Sulwa kasih ane aja.. ahahahah..
Amin : Yeee enak aja.. Sulwa milik ane doang dong.. ya ngga sayang?
Tanya Amin sambil merangkul pinggul Sulwa. Sulwa pun hanya mengangguk dengan senyuman yang tersirat dari matanya. Wajah cantik mulusnya kini tertutup kembali oleh cadar tali warna hijau tosca pupus.
Amin : Oke.. Sulwa mau.. kapan?
Hamdan : Abis ini langsungan..
Sekitar jam 8an pagi acara ditutup. Semua kader peserta makrab pun pulang bersama pasangannya masing-masing. Nampak mereka saling bercanda satu sama lain bahkan tak ada lagi batasan antara kader ikhwan dan akhwat. Hamdan sendiri berjalan menuju parkiran dengan tangan kirinya didekap erat Alisa.
Alisa : Jadi kan sayang?
Hamdan : Iya Sayang.. tapi mas ngajak temen yaa? Gppa kan?
Alisa : Siapa mas sayang??
Hamdan : Ituuh Amin sama Sulwa.. soalnya Amin tuh temen lama mas n baru ketemu sekarang, jadi pengen ngobrol-ngobrol sekalian biar Alisaku sayang juga bisa kenal dia..
Alisa : Ohh.. ya boleh aja mas.. biar tambah seru..
Amin : Gimana Dan? Jadikah?
Amin dengan motor beatnya sudah bersiap. Sulwa pun duduk menyamping di belakang Amin sambil memeluk Amin dari belakang. Jarang sekali terlihat pemandangan seperti ini dimana ikhwan dan akhwat bisa dengan bebas saling memadu kasih. Hamdan dan Alisa pun segera menaiki motor mereka. Alisa pun tak mau kalah dengan Sulwa, ia pun memeluk erat Hamdan selama perjalanan.
Tak jauh dari lokasi mereka makrab lokasi resto yang Hamdan dan Amin tuju. Alisa segera memesan lokasi yang paling strategis sehingga bisa langsung melihat kemegahan gunung Merapi pagi itu. Di resto itu memang di set sedimikian rupa sehingga sangat cocok sekali bagi pasangan yang hendak menikmati pemandangan kaliurang dan memadu kasih secara bersamaan. Tiap meja makan tertutup oleh bilik-bilik yang dihias indah dengan rangkaian bunga dan lampu-lampu hias kecil sehingga meningkatkan kesan romantis tanpa menghilangkan kesan eksklusif.
Alisa : Nah sini aja Mass.. pas banget dapet angin semilir yang seger banget..
Hamdan : Oke dah.. sini Min, duduk sini..
Amin pun duduk bersama Sulwa yang tampil anggun menawan dengan setelan gamis dan jilbabnya. Alisa sendiri pun tak kalah cantik dan juga anggun. Hamdan dan Amin pun tak membuang waktu untuk saling ngobrol menceritakan tentang kehidupan mereka sebelum di Jogjakarta. Sulwa dan Alisa pun ikut turut dalam pembicaraan mereka yang terkadang diselingi dengan candaan.
Hamdan : Ehh ya belum kenalan resmi ya? Kenalin ini kekasih ane.. namanya Alisa..
Alisa : Ishh.. apaan sih mas Hamdan nih.. sambil Alisa mencubit manja lengan Hamdan.
Amin : Ohhh udah jadian yaa.. cepet juga antum manuver Dan.. ahahahah.. btw ana Amin.. kalo ini bidadari ane namanya Sulwa.. sembari Amin tanpa malu merangkul Sulwa di hadapan Hamdan dan Alisa.
Hamdan : Ohh Sulwa.. ane Hamdan temen gila bareng Amin dulu.. Hamdan pun menjulurkan tangannya ke arah Sulwa. Nampak Sulwa tanpa malu pun menyambut tangan Hamdan.
Amin : Ehh iya.. tadi belum sempet salaman sama Alisa ya.. kenalin.. Aminn..
Alisa : Alisa..
mereka pun saling berjabat tangan satu sama lain. Amin terkejut merasakan kelembutan tangan Alisa yang begitu putih dan mulus. Tak lama berselang makanan yang mereka pesan pun datang. Hamdan dan Amin pun mengeluarkan jati diri asli mereka sebagai civitas akademika. Tanpa banyak bicara, mereka langsung melahap makanan yang dipesan.
Alisa : Haduh ribet juga yaa.. lupa kalau lagi pake cadar..
Sulwa : Iya yahh.. kak Alisa biasanya gimana kalo makan pake cadar gini?
Alisa : Yaa agak ribet sih.. tapi bisa kok.. ehh tapi gppa dibuka aja, toh sepi n tertutup nih tempat kita makan..
Sulwa : Gppa nih kak? Kan ntar diliat sama yang bukan mahram..
Alisa : Ahahah.. kan semalem juga ngga cuma dilihatin toh??
Sulwa : ahahah.. iya juga sih kak.. nampak Sulwa sedikit menahan malu kalau Alisa melihat dirinya dan Amin semalam.
Alisa pun melepas cadarnya yang diikuti Sulwa melepas cadar talinya. Sulwa terkejut melihat kecantikan wajah Alisa yang begitu putih mulus terawat.
Sulwa : Duhh.. jadi minder nih lihat kak Alisa yang cantik banget..
Alisa : Apaan sih? Panggil Alisa ajah.. Anti juga cantik banget.. kenikmatans pula.. Hihih..
Sulwa : ahh tapi Sulwa lebih nyaman manggilnya kkak aja.. boleh ya?
Alisa : ahahah.. ya tersersh aja deh.. jadi kkak manggilnya dek Sulwa gitu?
Sulwa : Hu’umh kaaakkk.. jawab Sulwa dengan senyuman kenikmatansnya.
Hamdan : Ehh kok pada lepas cadar.. kan jadi gak konsen makannya..
Amin : Iya nih.. makanannya jadi ga enak..
Sulwa : Lohh kenapa ga enak mas Amin?
Amin : Soalnya kalian jauh lebih enak dipandang ngalahin enaknya nih makanan..
Hamdan : Ahahah.. emang raja gombal.. tapi Sulwa cantik yaa..
Amin : Iya dong.. Alisa antum juga csntik banget..
Hamdan : Ahahahah.. awas aja antum nikung akhwat ane ntar..
Amin : Situ juga.. udah punya yang cantik jangan makan punya orang..
Alisa dan Sulwa pun tak bisa menahan gelak tawanya mendengar Amin dan Hamdan saling memperebutkan mereka.
Amin : Ehh mau nannya nih ama Alisa.. gimana ceritanya bisa kenal Hamdan?
Alisa : Emm.. gmna mas critain ngga nih? Tanya Alisa ke Hamdan.
Hamdan : Gppa cerita aja, tapi ga usa detil banget nanti si Buaya nih malah pengen tanya mulu..
Amin : Hilih.. sama-sama buaya ga usa ngejek.. ahahahah..
Alisa : Ahahah.. mmm.. gimana yaa? Waktu itu mas Hamdan nolongin ana pas pagi-pagi yaa.. kan ana mau ke kampus, trus motornya susah nyala.. tau-tau mas Hamdan nyamperin trus bantuin gitu..
Amin : Trus? Gitu aja?
Alisa : Mmm.. iya sih gitu aja mas yah? Ehhh.. yang daftar jadi pembantu di rumah Alisa gmna mas Hamdan??
Hamdan : Duhh kalo itu ga usa diceritain.. sambil Hamdan menutup wajahnya karena malu.
Amin : Hah? Jadi pembantu? Kok bisa?? Ahahahah.. emang antum beneran jadi pembantu?
Hamdan : Iyaa tapi Cuma bentar.. butuh tambahan pemasukan.. antum tau sendiri kan kondisi keluarga ane gimana..?
Amin : Hemm.. iya juga sih.. antum keren banget! Ane malah gak kepikiran kesana..
Alisa : Kalo dek Sulwa sendiri gimana bisa kenal mas Amin?
Amin : Duhh jadi ga enak dipanggil mas ama ukhti secantik Alisa..
Sulwa : Mmm.. kalo itu karena kecelakaan sih awalnya kak..
Alisa : Hah? Kecelakaan?
Sulwa : Ahh.. maksud Sulwa kecelakaan tapi bukan kayak tabrakan motor gitu kak.. waktu itu kan pagi-pagi banget pas Sulwa mau daftar ospek gatau kenapa tiba-tiba mas Amin nubruk Sulwa gitu..
Amin : Yaa.. maaf sayang.. itu kan cz mas mau jalan tapi malah nginjak tali sepatu sendiri.. jadi ya gitu malah jatuh.. ahahah..
Hamdan : Diihh modus ae banyak alesan antumm..
Amin : Modus gimana? Beneran ituu.. orang ane juga gatau kalau ada akhwat mau lewat..
Alisa : Ahahah.. trus gimana dek? Kkak lihat kayaknya dek Sulwa tuh tipikal yang pemalu..
Sulwa : Yaa setelah itu banyak kejadian yang ngga terduga gitu kak.. sambil Sulwa tertawa kecil membayangkan dulu ketika Amin pendekatan pada dirinya.
Suasana sejuk pagi hari yang diselimuti kabut tipis membuat hawa disekitar kaliurang menjadi dingin. Hamdan dan Amin pun jadi semakin ada alasan untuk bisa mendekap erat Alisa dan Sulwa sembari mereka makan bersama.
Hamdan : Ehh ini beneran si Kayla mau nikah Min?
Amin : Hem? Info darimana? Hoax nih jangan-jangan..
Hamdan : Cek aja status WA dia.. nih barusan ane liat..
Amin : Widihh.. ga nyangka.. padahal kayaknya dia paling gamau tuh nikah cepet-cepet..
Hamdan : Nah makanya itu.. lagian setau ane dia juga kuliah di jogja kan?
Amin : Iya juga.. masih semester sama kayak kita kan? Top dah kalo emang beneran..
Alisa : Kayla siapa mas??
Hamdan : Ohh itu temen sekolah dulu mas sama Amin juga.. dia sekarang kuliah di jogja tapi uda mau nikah..
Alisa : Ohh..
Berita tentang pernikahan Kayla memang cukup mengejutkan terlebih lagi untuk Hamdan karena ia dulu pernah dekat dengannya. Semasa masih sekolah di SMA Hamdan begitu dekat dengan Kayla meskipun mereka tidak menyatakan diri untuk saling berpacaran. Namun karena kelulusan, akhirnya mereka pun saling menjauh meskipun terkadang masih saling kontak.
Alisa : Yuk balik mas.. ntar umi nannyain lohh..
Hamdan : Ohh iya.. yukk.. antum mau balik kapan Min?
Amin : Yang penting ini siapa yang bayar??
Hamdan : Udah di bayar itu.. pacar ane kan duitnya banyak.. ahahahha..
Amin : Dihh.. sombong gitu yakk..
Hamdan : Becanda.. yaudah ane duluan..
Amin : Oke.. makasih lohh Dann.. kapan-kapan gini lagi juga ane gak nolak.. sembari Amin kembali mendekap Sulwa dari belakang.
Jam menunjukkan pukul 09.48 ketika Hamdan dan Alisa pulang. Selama perjalanan Alisa dengan mesranya memeluk Hamdan layaknya pasangan suami istri.
Alisa : Assalamu’alaykum.. sambil Alisa membuka pintu rumah.
Bu Zaskia : Wa’alaykumsalam.. ehh udah pulang?
Hamdan : Iya bu.. afwan semalem acara makrabnya sampai nginap..
Bu Zaskia : Iyaa iyaa.. ibu juga tau.. biasalah anak muda jaman sekarang.. Jawab bu Zaskia dengan sedikit menggoda Hamdan.
Bu Zaskia hanya mengenakan daster sepaha pagi itu. Bagian atas dasternya terbuka hingga setengah dadanya sehingga hampir-hampir puting bu Zaskia keluar dari sarangnya. Toket 40H bu Zaskia nampak begitu menggairahkan, ditambah lagi kecantikan wajah bu Zaskia yang dihias rambut hitam lurus sepundak dengan kacamatanya membuat bu Zaskia makin layak untuk dinikmati. Pahanya yang putih mulus kencang terlihat sempurna hingga betis dan ujung jemari kakinya.
Bu Zaskia : Liatin apa Hamdan sayang? Pengen nikmati ibu lagi yaa..? Goda bu Zaskia pada Hamdan. Padahal beberapa saat yang lalu ia baru saja selesai di gilir oleh teman KKNnya di depan rumah.
Hamdan : Ahh.. masih capek bu, mau istirahat dulu..
Bu Zaskia : Beneran istirahat lhoo.. jangan menggenjotin anak ibu teruss.. hihihih..
Alisa : Umi nihh.. jangan godain mas Hamdan terus.. yuk Mass ke kamar Alisa ajah.. sembari Alisa menarik tangan Hamdan meninggalkan bu Zaskia.
Alisa tanpa malu lagi membawa Hamdan ke kamarnya. Hamdan yang masih kelelahan karena menggarap dua akhwat sekaligus segera melepas baju nya hingga kini ia hanya menggunakan sirwal saja bertelanjang dada. Hamdan menghempaskan dirinya di tempat tidur Alisa. Sementara Alisa masih melepasi pakaiannya.
Hamdan : Ahhhh… Empuknyaaa.. Alisa sayang jangan lama-lama yaa..
Alisa kini hanya mengenakan daster lingerie tipis sepangkal paha dengan punggung terbuka. Toket 36F Alisa terlihat begitu indah membusung dengan puting yang menonjol di balik lingerienya. Kaki jenjang Alisa yang putih mulus kencang tanpa cela menjadi poin tambahan kecantikan Alisa. Alisa merebahkan dirinya disisi kanan Hamdan dan menjadikan tangan Hamdan sebagai bantal sambil miring ke kiri memeluk Hamdan.
Alisa : Mas Hamdannhh.. Alisa sayang banget sama mas.. sambil Alisa menempelkan erat toketnya ke tubuh Hamdan.
Hamdan : Hem? Kok tiba-tiba bilang gitu sayang??
Alisa : Mmm.. gppa.. pengen aja ngomong gitu ke mas Hamdan.. Hihih..
Hamdan : Mas juga sayang banget sama Alisaku sayang.. Hamdan mengecup mesra dahi Alisa sambil tangan kiri Hamdan mengelus-elus paha putih mulus Alisa yang ia silangkan ke atas selakangan Hamdan. Alisa yang juga masih kecapekan pun akhirnya tertidur di samping Hamdan.
Hamdan kembali membuka chat WAnya untuk memberikan selamat atas pernikahan Kayla yang pernah dekat dengannya.
Hamdan : Assalamu’alaykum Kayla.. beneran nih mau nikah?
Kayla : Wa’alaykumsalam.. ehh Hamdan.. gimana kabar? Iya.. inshaaAllah..
Hamdan : Wah.. Barakallah yaa.. ngga nyangka loh kamu bisa secepat ini nikahnya..
Kayla : Alhamdulillah.. semoga lancar sampai hari H..
Hamdan : Aamiinn.. btw ane di undang nggak nih?
Kayla : Di Undang dong.. masa ikhwan yang pernah spesial ga diundang?? Ahaahha..
Hamdan : Ciee.. Spesial gimana nih? Amin diundang ga?
Kayla : Ohh.. Amin ada juga? Boleh-boleh.. kalian juga udah nikah kah?
Hamdan : He’em ada.. sekampus sama aku sekarang.. yeee blom lah.. baru juga semester segini..
Kayla : ohh iya.. kuliah dimana kamu sekarang?
Hamdan : di UGM nih.. kamu sendiri dimana La?
Kayla : Kalo aku di UIN.. ortu yang nyuruh di UIN sih..
Hamdan : Waahhh cocok sama kamu sih La.. jadi keinget dulu yaa..
Kayla : Yaa moga-moga aja betah disini.. iya Dan.. sayang banget akunya yang kurang peka..
Hamdan : Lhoh kurang peka gimana??
Kayla : Yaa gitu.. ehh kalo ketemuan aja bisa ngga?
Hamdan : Kalo aku sih kapan aja bisa..
Kayla : Kalo besok gimana? Tempatnya terserah kamu aja..
Hamdan : Emm.. bisa-bisa.. sore tapi ya.. ntar aku sharelok..
Kayla : oke Hamdan.. aku tunggu yaa..
Hamdan kembali mengingat masa-masa dulu ketika SMA. Kayla memang berparas kenikmatans dengan kulit kuning langsat bersih. Meskipun saat itu Hamdan tak terlalu peduli dengan sekitarnya, tapi keberadaan Kayla membuat perhatian Hamdan teralih padanya. Beberapa kali Hamdan mencuri pandang ke arah Kayla baik saat pelajaran maupun waktu istirahat. Hingga akhirnya Hamdan pun mendapatkan perhatian Kayla. Setiap tugas sekolah mereka selalu mengerjakannya bersama. Kadang ketika teman-temannya semua sudah pulang, Hamdan mengajaknya hanya sekedar untuk makan di kantin berdua. Hamdan memang menyukai Kayla sudah sejak SMA, namun karena sifatnya yang masih introvert ia pun tak berani mengungkapkan perasaannya. Hanya setiap kali jumpa dan ngobrol dengan Kayla, Hamdan sering memberikan tanda-tanda ke Kayla. Bagi Kayla ia hanya menganggap Hamdan sebagai teman dekat saja tak lebih dari itu.
Kayla : Hamdan udah dilokasi? Aku otw ya..
Hamdan : Oke.. langsung kesini aja..
Lokasi tempat mereka bertemu ada di masjid Fakultas Teknik UGM. Hamdan memilih lokasi itu karena memang lebih nyaman dan banyak orang lalu lalang sehingga bisa meminimalisir kesalahpahaman nantinya kalau Alisa tau. Sore itu Alisa sedang ada musyawarah dengan kating di KMI membahas agenda proker yang akan berlangsung selama 2bulan kedepannya dan Alisa tidak mau kalau pulang tanpa ditekenikmatan Hamdan.
Sekitar 15menit berlalu kemudian terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah Hamdan. Berpostur tinggi semampai sekitar 165cm dengan jilbab dan gamis hitam panjang meskipun mengenakan masker kain di wajahnya tapi Hamdan tau benar bahwasanya akhwat yang datang adalah Kayla. Cara berjalan yang anggun khas seorang akhwat masih kental dalam dirinya. Wajah putih bersihnya nampak cantik meskipun tertutup sebagian oleh masker.
Kayla : Assalamu’alaykum.. udah lama nunggunya?
Hamdan : Wa’alaykumsalam.. nggak juga sih.. gampang kan nyarinya?
Kayla : Alhamdulillah lumayan.. Cuma tadi sempet deg-degan waktu di portal pas ada satpam soalnya kan aku bukan mahasiswa sini.. Jawab Kayla sambil ia duduk agak jauh dari Hamdan.
Hamdan : Ahahah.. biasa kalo itu.. kan Cuma dikasi tiket aja..
Kayla : Hahah.. iya sih.. ehh lagi apa? Kok kita ketemuannya disini?
Hamdan : Ngga.. nunggu temen aja lagi musyawarah di sekre KMI sekalian kalo di pelataran masjid kan gratis gak bayar.. ahahah..
Kayla : Masihh aja yah otak gratisan gak ilang-ilang dari dulu..
Hamdan : Lhoh.. wajib itu.. gak bisa lepas dari kehidupan mahasiswa.. canda Hamdan ke Kayla.
Kayla : Iya juga sih.. aku juga paling seneng kalo dapet gratisan.. ahahah..
Hamdan : Ehh btw seriusan kamu mau nikah La? Kok gak kayak kamu banget gitu..
Kayla : Hemmhh.. yaa gitu lah Dan.. ortu yang pengen aku cepet-cepet nikah aja soalnya kata ortu jogja itu gak kayak dulu lagi.. apalagi buat akhwat..
Hamdan : Ohh.. iya juga sih.. aku aja baru semester ini aja juga kaget sama suasana malam jogja..
Kayla : Nahh makanya itu, ortu pengennya aku cepet nikah aja.. n kebetulan temen ortu juga punya anak kuliah di jogja..
Hamdan : Ohh dimana?
Kayla : Di UMY.. katanya nanti kalo uda nikah ga perlu buru-buru punya anak dulu.. kuliah di kelarin dulu aja gitu.. tapi kan tetep aja ga nyaman buat aku..
Hamdan : Mmm.. iya juga sih.. tapi kan itu kemauan ortu, ga coba diskusi lagi?
Kayla : Yaa udah sih.. tapi ortu ku itu agak kolot gitu Dan.. pokoknya semua harus sesuai agama.. bener sih tapi kan masalah nikah itu kesiapan..
Hamdan : Yaa mungkin ortu ngliat itu yang terbaik buat kamu supaya aman di jogja.. sangka baik aja inshaaAllah berkah.. apalagi itu restu dari orangtua..
Kayla : Hemmhh.. mana aku gak sreg juga sama calon aku.. yaa nggak tipikal aku gitu..
Hamdan : Hem? Emang tipikal kamu yang kayak gimana La? Jangan ketinggiaann..
Kayla : Tipikal aku? Kayak kamu Dan..
Hamdan : Dihh.. becanda aja.. seriusan ini..
Kayla : Beneran.. Yaa salah aku juga dulu diemin kamu.. sekarang kamu beda Dan.. lebih gimanaa gitu..
Hamdan : Hem? Bedanya dimana? Ahahah.. iya ya.. dulu aku yang ngebet banget sama kamu tapi kamunya cuek.. sedih lhoo..
Kayla : Mm.. kalo sekarang kamu lebih kliatan cowoknya.. trus uda kayak ikhwan-ikhwan yang aku suka.. iya makanya aku nyesel lhooh Dan.. nampak wajah menyesal Kayla ketika mengingat kembali masa lalunya dengan Hamdan.
Hamdan : Lho emang calonmu nggak?
Kayla : Yaa dikit mirip.. Cuma tetep aja kalo suruh milih kamu sama dia, aku milih kamu Dan..
Hamdan : Yeee.. Trus gimana kalo gitu? Padahal besok Sabtu kan akad?
Kayla : Ohh iya undangannya lupa.. nih buat kamu sama Amin..
Hamdan : Boleh bawa gebetan gak nih? Ahahah..
Kayla : Kamu ada gebetan?
Hamdan : Ada sih.. Amin juga..
Kayla : Ohhh.. aku kira kamu masih single.. hemmh.. Kayla menghela nafas merasakan sakit di hatinya mengetahui Hamdan sudah memiliki perempuan lain.
Hamdan : Yaaahh.. belum resmi jadian sih soalnya kita juga sama-sama menjaga diri aja kalau di tempat umum.. sebenarnya dulu aku juga nungguin kamu La.. Cuma kamu kliatan ga ada respon gitu jadinya aku juga bingung..
Kayla : Hemmh.. iya juga sih Dan.. dulu aku sih ga peka banget soal kayak gitu.. Cuma akhir-akhir waktu mau kelulusan sebenernya aku juga ada rasa sama kamu..
Hamdan : Hah? Beneran?
Kayla : Iya beneran.. Cuma malu gitu mau bilang.. masa iya cewe dulu yang ngomong..
Hamdan : Lahh.. sama-sama nunggu dong.. ahahah..
Kayla : Trus kita kan ada acara kelulusan sampe malem itu kan.. sebenernya aku mau bilang apa yang kurasain sama kamu.. Cuma kamu kliatan lagi asik sama temen-temen kamu jadinya aku ga berani nyamperin..
Hamdan : Ohh waktu di aula sekolah itu ya..?? Sebenernya aku juga ngliatin kamu terus dari mulai acara sampe malem.. pengen banget bisa berdua ngobrol gitu.. aku juga pengen ungkapin perasaan ku sama kamu.. tapi ya Qodarullah berkata lain..
Kayla : Iyaa.. trus kita sama-sama merantau ke jogja.. kamu disini aku di UIN..
Hamdan : Kalau mau jujur nih La.. sekarang gimana perasaanmu sama aku?
Kayla : Mmm.. gimana yah? Aku masih berharap banget sih.. kalau ga dijodohin gini.. aku pengen banget sama kamu Dan.. Cuma tadi kamu bilang udah ada gebetan, jadi..
Hamdan : Hemmhh.. maaf yah La.. yaa karena kamu juga ga ngasih tanda-tanda jadinya aku juga gak berani buat aksi..
Kayla : Iyaa.. yaa udahlah.. mau gimana lagi.. moga aja Allah berkehendak lain nantinya..
Hamdan : Hem?? Maksudnya..??
Alisa : Assalamualaikum mas Hamdan.. udah kelar nih.. yuukk.. tiba-tiba Alisa datang dan menegur Hamdan.
Hamdan : Ohh uda kelar.. oke..
Alisa : Lagi ngobrol sama temen mas?
Hamdan : Iyaa ini temen mas dulu waktu SMA.. kenalin namanya Kayla..
Alisa : Ohh.. Ana Alisa kak.. salam kenal..
Kayla : Iyah.. ana kayla.. udah berapa lama kenal Hamdan?
Alisa : Mmm.. belum lama kok kak.. baru semester ini.. ya karena satu organisasi gitu..
Kayla : Ohh.. Tolong jaga baik-baik ya Hamdan.. sambil Kayla berdiri beranjak pulang meninggalkan Hamdan dan Alisa.
Kayla : Dan.. aku duluan yaa.. kapan-kapan lanjut ngobrol lagi.. Assalamu’alaykum..
Kayla berlalu pergi dengan raut wajah sedih yang terlihat jelas meskipun ia mengenakan masker. Rasa kecewa melihat Hamdan dekat dengan akhwat lain begitu menusuk hatinya. Dalam hatinya ingin sekali ia menarik tangan Hamdan dan membawanya pergi bersamanya. Tapi ia juga sadar kalau ia terlalu egois sementara dulu ia mengabaikan Hamdan begitu saja. Tanpa terasa air mata mengalir membasahi masker yang Kayla kenakan.
Alisa : Siapa itu mas Hamdan? Kok kayaknya akrab banget?
Hamdan : Yaa gimana nggak akrab orang temen SMA juga.. jawab Hamdan sambil menggandeng Alisa.
Alisa : Huuu. Kalo akhwat cantik aja akrabnya bukan main.. jawab Alisa sambil sedikit cemberut.
Hamdan : Makanya kan mas akrab banget sama Alisa ku ini karena super cantik.. ahahah..
Alisa : Uwww.. pokoknya mas Hamdan ga boleh pergi-pergi.. Cuma buat Alisa aja.. jawab Alisa sambil mendekap erat tangan kiri Hamdan.
Hati Hamdan sudah sepenuhnya diisi oleh kehadiran Alisa. Rasa yang dulu pernah ada untuk Kayla telah terpendam dalam-dalam meskipun ketika berjumpa tadi Hamdan sedikit merasa kasihan padanya. Bagi Hamdan mungkin ini karma yang tengah datang di kehidupan Kayla. Kehidupan baru Hamdan di Jogjakarta bersama dengan akhwat-akhwat bercadar dan berjilbab lebar yang rela menjadi budak rudalnya telah mengalihkan perhatianya.
Bahkan hampir tiap malam kini Hamdan selalu membanjiri serambi lempit kedua ibu dan anak itu. Secara bergantian tiap malam Hamdan menggilir antara Alisa dan bu Zaskia. Kalau malam ini Alisa, berarti besok malam dengan ibunya. Dan begitu terus berlangsung, kadang kalau malam minggu atau malam senin Hamdan bisa mendapatkan semua lubang kedua akhwat bercintai nan cantik itu semau dia dalam waktu yang sama. Baik serambi lempit, anus, mulut Alisa dan bu Zaskia secara bergantian Hamdan sumpal dengan rudalnya. Memang khusus untuk malam minggu menjadi malam untuk threesome bagi mereka. Hamdan kini lebih banyak menumpahkan spermanya di rahim Alisa dan bu Zaskia, tapi tak pernah ada kekhawatiran hamil karena mereka sudah memasang IUD sehingga bisa dengan bebas Hamdan membuahi mereka semaunya.
Alisa : Ahhh.. gak asik.. malam ini jatah umi yaah mass?? Uwww.. Alisa cuma bisa nonton doang dong.. gerutu Alisa sambil memeluk Hamdan dari belakang di motor.
Hamdan : Yaa gimana lagi? Kan semalem Alisa uda joget keenakan waktu mas sodok semaleman.. umi malah gak boleh masuk kamar Cuma bisa dengerin teriakan Alisa keenakan..
Alisa : Yaa kan Alisa pengen mas semaleman Cuma buat Alisa aja.. hihiihihi..
Hamdan : dihh.. egoisnya nih sayangnya mas..
Alisa : Gapapa kaann.. uda terlanjur nyaman sih.. mau gimana lagi? Mas Hamdan harus tanggungjawab lohh udah bikin Alisa nyaman bet gini..
Hamdan : Ahahahah.. siap sayangkuhh..
Malam harinya bu Zaskia tampil bercintai sebagai pelayan rumah dengan mengenakan jilbab segi empat putih sebahu dan apron mini. Wajah cantik putih bersihnya dihias dengan kacamata frame bulat menambah kebercintaian bu Zaskia yang berkaki mulus putih jenjang. Layaknya seorang pelayan, ia berjalan seperti model dengan membawa beberapa makanan di tangannya dan menghidangkannya di meja makan yang sudah duduk disana Hamdan juga Alisa. Ketika menghidangkan di depan Hamdan, bu Zaskia sengaja membungkuk agak rendah hingga mendekati meja sehingga bokongnya menonjol tajam menunjukkan lekuk indah tubuhnya. Toket 40H bu Zaskia nampak mengganjal di atas meja membuat siapapun yang melihatnya menelan ludah.
Bu Zaskia : Silakan dinikmati ‘hidangannya’ tuan.. sembari bu Zaskia mengedipkan matanya ke arah Hamdan.
Sontak saja rudal Hamdan langsung tegak mengeras di balik sarungnya melihat ada hidangan yang jauh lebih nikmat dibanding makanan yang tersedia. Dengan kasar Hamdan menarik bu Zaskia hingga terduduk di pangkuannya sementara Alisa hanya bisa menyaksikan kenakalan ibunya pada Hamdan dengan sedikit kesal.
Bu Zaskia : Ahhh.. kenapa tuanh? Butuh pelayanan yang lain dari hamba??
Hamdan : Iya.. aku butuh tubuh kamu.. sambil tangan kanan Hamdan meremas-remas toket raksasa bu Zaskia.
Bu Zaskia : Ahh Tuan ngga makan dulu? Nanti sakit tuanh.. Ahhh..
Hamdan menarik paksa apron bu Zaskia hingga kini tubuhnya tak tertutup lagi oleh apapun. Dengan liarnya Hamdan langsung menelan habis puting kanan bu Zaskia, sementara tangan kanannya meremas kuat toket kiri bu Zaskia. Mendapat serangan tiba-tiba dari Hamdan, bu Zaskia menggeliat-menggeliat menahan birahi yang mulai datang. Rasa geli bercampur nikmat membelai tubuh bu Zaskia untuk menapaki lautan syahwat penuh dosa. Selama beberapa menit Hamdan memanjakan toket bu Zaskia dengan jilatan dan kulumannya secara bergantian. Tangan bu Zaskia menjambak-jambak rambut Hamdan dan berusaha membenamkannya sedalam mungkin di antara kedua gunungnya.
Bu Zaskia : Ahhh.. Ahhh.. Ssshhhh.. Ahhh Tuaaannhh.. Sshhh..
Hamdan yang semakin terbakar syahwat kini mendudukkan bu Zaskia di pinggir meja makan. Ia mengangkat kaki bu Zaskia hingga mengangkang dan menampilkan serambi lempit terawat seorang akhwat berjilbab lebar. Lendir khas akhwat dengan aroma yang memanjakan hidung lelaki memenuhi serambi lempit bu Zaskia. Hamdan yang sudah tak sabar langsung membenamkan wajahnya di selakangan bu Zaskia. Dengan liar dan kasar Hamdan membantai habis pintu liang surgawi bu Zaskia dengan lidahnya.
Bu Zaskia : AHHH.. OHHH.. TUANNHH.. OHHH NIKMATHHH.. TERUS TUANNHH.. AHH LIDAH TUAN NAKAL BANGET.. OUUHH..
Kedua tangan bu Zaskia menahan tubuhnya yang mulai condong kebelakang dengan kepala menengadah menahan kenikmatan dari permainan lidah Hamdan di selakangan putih mulusnya. Hamdan memadukan sapuan lidah dengan tusukan jemarinya yang mulai menelusuri liang kewanitaan bu Zaskia dan menari liar di dalamnya. Bu Zaskia makin blingsatan bak cacing kepanasan mendapatkan serangan doble Hamdan. serambi lempitnya serasa dimanjakan dengan rasa geli bercampur nikmat sementara jemari Hamdan terus-menerus menyodok dan mengobok-obok liang surgawi bu Zaskia hingga ke rahimnya.
Bu Zaskia : AIHHH.. SSSHHH.. OOOUHHHH.. ALISAAHH.. COWO KAMU EMANG PALING LUAR BIASA!! OUHHH.. TUANNN.. NNGGHHHH.. AAAGHHH!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Tanpa pemberitahuan tiba-tiba bu Zaskia orgasme dengan begitu derasnya. Cairan surgawinya membasahi hampir ke seluruh tempat. Hamdan yang terkejut pun menjadi basah kuyup. Melihat Hamdan yang basah kuyup, bu Zaskia segera melucuti pakaian Hamdan dari kaos hingga sarungnya. Ketika melepas sarung Hamdsn, bu Zaskia duduk bersimpuh di depan selakangan Hamdan dan Plop.. rudal 25cm Hamdan yang sudah tegang mengacung keras berurat itu pun menunjukkan jati dirinya di hadapan bu Zaskia.
Bu Zaskia : Ahhh.. Tuaann.. Sekarang gantian hamba yang akan puasin Tuan.. silakan dinikmati makanannya Tuan sambil hamba servis ‘kejantanan’ Tuan..
Jawab bu Zaskia dengan penuh nada merangsang menggoda. Tatapan nakal bu Zaskia menatap liar Hamdan yang dipadu dengan lidah bu Zaskia yang mulai menjilati batang rudal Hamdan dari pangkalnya.
Bu Zaskia : Haemmphh.. Sluurrpp.. mmmfhhh.. oggkk.. ogkk.. mmmchh.. mmmffhh.. srruup..
Hamdan mulai menyantap makanan yang dihidangkan sambil merem melek merasakan blowjob bu Zaskia. Sensasi jepitan hangat begitu memanjakan rudal Hamdan tiap kali kerongkongan bu Zaskia tersumpal rudal Hamdan. Tangan bu Zaskia pun tak lepas dari meremas lembut zakar Hamdan yang semakin membuat Hamdan terbuai nikmatnya syahwat. Hamdan semakin tak tahan lagi dan segera menghabiskan makanannya. Melihat Hamdan yang buru-buru menghabiskan makanan, bu Zaskia pun semakin liar mengoral rudal Hamdan tanpa henti. Bahkan air liur bu Zaskia mulai membasahi kursi Hamdan karena seringnya deepthroat yang dilakukan bu Zaskia.
Alisa : Uhhh.. Alisa ke kamar duluan ya mass… Ga tahaann..
Alisa pun berlalu meninggalkan Hamdan yang tengah dimanjakan oleh kelihaian permainan mulut bu Zaskia. Hamdan sedikit menyingkirkan piring yang berada di depan dirinya. Ia pun mengangkat bu Zaskia dengan paksa dan mendudukkannya ke pinggir meja makan lagi. Ciuman liar Hamdan langsung lancarkan ke bibir merah bu Zaskia. Bu Zaskia pun membalas dengan pagutan liar hingga lidah mereka saling bertautan satu sama lain seolah-olah ingin mengeksplorasi seluruh liang mulut lawannya. Di bagian atas Hamdan menggarap mulut bu Zaskia sementara di bagian bawah serambi lempit Bu Zaskia digesek-gesek lembut kepala rudal Hamdan. Bu Zaskia yang faham dengan kode Hamdan segera menaikkan kakinya hingga mengangkang di pinggir meja. Melihat bu Zaskia yang sudah menyerahkan seluruh tubuhnya, Hamdan pun tak membuang waktu. Dengan satu hentakan kuat.. Bleshhhh..
Bu Zaskia : OOOUUHHHHHH.. TUANNHHH… TERUSHHH..
Bu Zaskia mendesah dan melenguh panjang merasakan rudal Hamdan kembali melesak dan menyumpal bagian tubuh yang paling berharga bagi seorang akhwat. Dengan kuat Hamdan langsung menggenjot liang surgawi bu Zaskia tanpa ampun.
SPLOKK.. SPLOKK.. SPLOKK..
Hamdan : NIH MAKAN NIH DASAR BUDAK rudal!!
Bu Zaskia : AAHHH IYAAHH TUANN.. HUKUM BUDAK INI TUANN.. TERUSS TUANN.. AHHH.. OHHH.. AHHH.. MMFFHH.. AHHH..
Hamdan semakin kencang dan liar mengobok-obok serambi lempit bu Zaskia. Bu Zaskia yang mendapat serangan brutal Hamdan menyangga tubuhnya dengan kedua tangannya sambil merem melek menggigit bibir bawahnya merasakan terpaan birahi yang begitu nikmat membakar dirinya. Keperkasaan Hamdan pun akhirnya menjebol pertahanan bu Zaskia tanpa butuh waktu lama. Sekitar 5menit dalam posisi itu bu Zaskia kembali orgasme yang kedua kalinya.
Bu Zaskia : AGHH TUAANN.. OOUUNNNGGHHHHH..
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. Bu Zaskia mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi dan menyemburkan cairan surgawinya ke seluruh ruangan. Hamdan pun tak memberikan kesempatan untuk bu Zaskia merasakan orgasmenya hingga selesai, dengan kasar Hamdan mendorong bu Zaskia hingga telentang di meja makan dengan kaki menjulur ke lantai. rudal Hamdan yang masih begitu perkasa langsung kembali menusuk serambi lempit bu Zaskia hingga mentok ke rahimnya. Bak orang kesetanan Hamdan kembali menggenjot serambi lempit bu Zaskia dengan liar.
Bu Zaskia : OUUHH.. AMPUN TUAANNHH.. AHH.. OHHH.. SHH.. AHHH.. NIKMAT TUAN.. AHHH..
Desahan, erangan, dan racauan bu Zaskia menggema di seluruh ruangan rumah. Perlakuan Hamdan yang kasar dan liar membuat bu Zaskia makin tenggelam dalam fantasi bercinta yang selama ini ia idam-idamkan. SPLOK.. SPLOKK.. SPLOKK.. rudal Hamdan tanpa henti keluar masuk liang kewanitaan bu Zaskia ibarat mesin. Bu Zaskia yang menerima serangan brutal Hamdan sedari tadi akhirnya kembali menyerah dan merelakan ruang makannya penuh dengan aroma khas cairan orgasme akhwat.
Bu Zaskia : TUAANHH.. HAMBA KELUARR LAGIHH.. OOUNGHHHHHHH…!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SEEERRRR.. serambi lempit bu Zaskia menyemburkan seluruh birahinya dengan begitu deras. Ia sudah tak lagi peduli dengan dirinya, pikirannya sudah penuh dengan rudal Hamdan. Yang bu Zaskia pikir hanyalah semalaman penuh rudal Hamdan menzinahi dirinya.
Puas dengan posisi itu, Hamdan membalikkan tubuh bu Zaskia hingga kini bu Zaskia telungkup di meja makan dengan kakinya menjulur ke lantai. Dengan posisi ini Hamdan bisa dengan bebas menyodok semua lubang bu Zaskia semaunya.
Benar saja, belum selesai bu Zaskia menikmati orgasme ketiganya tiba-tiba ia merasakan liang anusnya ditembus rudal Hamdan. Tanpa Hambatan berarti rudal Hamdan masuk seluruhnya ke anus bu Zaskia.
Bu Zaskia : AAAGHHHHH..!!! TUANNH.. PELAN-PELANHH.. SHHHH..
Hamdan tak menghiraukan kata-kata bu Zaskia dan langsung menggenjot dengan liar dan cepat di anus bu Zaskia. Bu Zaskia mengerang dan mendesah keras merasakan anusnya dimanjakan oleh rudal raksasa Hamdan. Rasa nikmat yang menjalar dari anus ke seluruh tubuh bu Zaskia begitu intens. Memang anus merupakan kelemahan bu Zaskia, sehingga tak butuh waktu lama bu Zaskia pun sudah mencapai klimaks lagi. Namun saat bu Zaskia hendak mencapai klimaksnya, tiba-tiba Hamdan mencabut rudalnya dan melesakkannya ke serambi lempit bu Zaskia.
Bu Zaskia : OOOUNGHH TUANHH AHH.. MAU KELUAR.. AHHH.. KOK DIPINDAH.. AGH!! TUANN.. AHHH…OHHH.. ADUHH.. SHH..
Hamdan : UDAH KAMU GAK USAH BANYAK PROTES!! BUDAK TUH DIEM AJA..!!
Bu Zaskia : AHH IYAHH TUANN.. MAAF.. PAKAI HAMBA SEMAU TUAN.. AHHH.. OHH.. MMFFHH..
Hamdan sama sekali tak menurunkan tempo genjotannya. Benar-benar seperti mesin tanpa henti dan dengan kecepatan tinggi pinggul Hamdan menghantam bokong putih mulus sekal bu Zaskia. Hamdan berkali-kali membuat orgasme bu Zaskia tertahan karena selalu memindahkan rudalnya tepat sesaat sebelum bu Zaskia klimaks. Hingga akhirnya Hamdan mencengkeram kuat bokong bu Zaskia yang membuatnya kesakitan.
Hamdan : MAKAN NIH PEJUH!! AKU HAMILIN KAMU DASAR BUDAK!!
Bu Zaskia : AHH IYAHH TUANN.. HAMILI HAMBA TUAN.. TOLONG HAMILI HAMBA.. OUNGHHHHH!!
CROOTTTT.. CROTTT.. CROOTTTT..
SEEEERRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Hamdan memuntahkan seluruh spermanya di rahim bu Zaskia yang disambut dengan luapan dan semburan dahsyat cairan surgawi bu Zaskia. Sekitar 10 detik serambi lempit bu Zaskia memancarkan cairan surgawinya hingga membanjiri lantai ruang makan. Begitu derasnya ibarat seperti orang yang sudah terlalu lama menahan kencing. Hamdan terduduk lemas di kursi meja makan, sementara bu Zaskia terkulai lemas di atas meja makan dengan serambi lempit dan anusnya yang merekah sementara dari serambi lempitnya menetes sperma Hamdan. Beberapa saat Hamdan terduduk sebelum akhirnya ia pindah menuju kamar bu Zaskia. Hamdan tau benar kalau Alisa sedang tak ingin diganggu. Sudah menjadi kebiasaan Alisa tiap kali Hamdan mendapat jatah menyetubuhi ibunya maka semalaman Alisa akan terlihat kesal. Tapi paginya Alisa sudah kembali ceria seperti biasa.
Sekitar 15menit berselang, setelah selesai membersihkan ruang makan, bu Zaskia menyusul Hamdan yang sudah telentang lemas di atas ranjang dengan bugil. Hamdan begitu terkesima ketika melihat bu Zaskia memasuki kamar hanya mengenakan jilbab putih dan kacamata saja sementara tubuhnya yang langsing putih bersih dengan toket raksasa kembar dan kaki jenjang tak tertutup sehelai benangpun. Bu Zaskia kemudian melabuhkan tubuhnya dan mendaratkan toketnya di dada Hamdan dengan posisi miring ke kiri. Paha mulusnya ia silangkan di atas selakangan Hamdan sehingga membuat Hamdan dengan mudah bisa merasakan kemulusan paha akhwat berjilbab lebar itu. Keduanya pun terlelap setelah beberapa ronde bertempur dalam kenikmatan dosa duniawi.
Ntah apa yang membuat Hamdan bisa bertahan tiap malam harus melayani nafsu syahwat akhwat syar’i dirumah itu. Meksi kadang Hamdan jadi kelelahan tiap berangkat kuliah, tapi ia tetap menikmati sensasi menggenjot serambi lempit akhwat secara gratis tiap harinya.
Hamdan : Min.. besok antum luang gak?
Amin : Kenapa emangnya?
Hamdan : Nih diundang Kayla buat datang ke nikahannya.. bisa? Sambil Hamdan menyodorkan undangan dari Kayla.
Amin : Bisa aja sih.. boleh bawa Sulwa?
Hamdan : Gatau sih.. gak usah aja.. toh Sulwa juga ga kenal Kayla..
Amin : Mmm.. iya juga sih.. yaudah.. barengan yak?
Hamdan : Gampang.. besok jam 10 ane jemput.. jangan molor mulu..
Amin : Ahahahah.. gak kebalik?
Keesokan harinya seperti yang sudah dijanjikan, Hamdan pun berangkat bersama Amin ke lokasi pernikahan Kayla.
Amin : Kok ane masih ga percaya ya dia mau nikah cepet gitu?
Hamdan : Yaa bagus kan? Daripada pacaran gak jelas kayak antum.. ahahaha..
Amin : Seriusan ane tanya ini..
Hamdan : Kemarin dia bilang disuruh ortunya.. udah dijodohin gitu..
Amin : Owalah.. pantes aja.. emang dia juga mau nikah cepet-cepet gini?
Hamdan : Kalo dari yang dia bilang kemarin sih belom gitu.. Cuma kan kalo uda ortu yang bilaang inshaaAllah baik juga..
Amin : Iya bener juga sih, tapi kalo ane mah tetep aja bakal nunggu sampe siap dulu..
Hamdan : Emang antum kapan siap?? Coba siap nya kapan?
Amin : Yaa ntar lahh.. pokok e gak sekarang..
Hamdan : Halah.. ngomong ae gak berani.. ahahaha.. ehh btw masih jauh gak nih, cek lokasinya..
Amin : Bentar-bentar.. itu depan itu ntar ada hotel..
Hamdan : Wiihhh.. Disini nih..?? Brapa duit nyewa gedung disini??
Amin : Iye lah.. sejak kapan Kayla kuat sewa gedung kayak gini..
Hamdan : Yang cowo mungkin yang bayarin.. skuy masuk lah..
Amin : Ahahahah.. yang penting kenyang aja kalo ane mah..
Hamdan dan Amin cukup terkejut dengan lokasi tempat walimah Kayla di adakan yaitu di salah satu hotel mewah di Jogja. Selama ini Kayla terlihat sebagai akhwat yang sederhana dan tidak ada kesan kemewahan dalam kesehariannya.
Amin : Gila banget.. mewahnya.. lah kita Cuma pake baju kek gini..??
Hamdan : Iya yak.. jadi malu sendiri..
Amin : Antum kenapa ga nanya dulu lokasi sama dresscode nya??
Hamdan : Lahh.. ane aja juga gatau bakal kayak gini..
Dana : Ehh.. Hamdan sama Amin ya..?? Lama gak ketemu..!! Tiba-tiba seorang teman lama Hamdan dan Amin menegur mereka.
Hamdan : Wehh.. Dana?? Kemana aja? Bisa sampe sini?
Amin : Lama gak ketemu nih.. Alhamdulillah bisa ketemu..
Dana : Iya.. sejak lulus itu kan? Nih aku kuliah di UII.. kalo kalian sendiri?
Hamdan : Kalo kita terpaksa kuliah di UGM nih Dan.. ahahah..
Dana : Njirr.. di UGM aja dibilang kepaksa.. aku aja daftar ga diterima..
Amin : Ehh Dan.. btw gppa nih kita pake baju kayak gini?
Dana : Emang ada yang nglarang?? Uda ngucapin selamat ke Kayla blom? Sono..
Hamdan : Ehh iya.. yodah kesana dulu.. yuk Min, jangan mikirin makan mulu..
Hamdan dan Amin segera menuju panggung tempat Kayla tampil cantik di hadapan para hadirin walimahan itu. Memang setting panggung dan semua dekor begitu mewah dengan begitu banyak pernik pernikahan dan juga ada live-band juga menambahkan kesan mewah acara walimahan Kayla. Kayla sendiri tampak cantik dan anggun dengan rias yang simple-kontemporer bergaun putih dengan jilbab jumbo berbrokat putih khas pernikahan akhwat.
Hamdan : Assalamu’alaykum.. wah beneran nikah nih..
Kayla : Iyah.. Alhamdulillah..
Hamdan : Barakallah ya.. moga langgeng sakinah mawadah rahmah..
Amin : Barakallah Kayla.. moga langgeng terus yaa.. jangan lupa traktirannya..
Kayla : Ahahaha.. loh itu dibawah makanan uda banyak..
Amin : Yaaa yang khusus buat alumni kita dong..
Kayla : inshaaAllah yaa..
Setelah memberikan selamat pada Kayla dan suaminya, Hamdan dan Amin bak orang kelaparan. Semua makanan yang tersedia tak ada yang terlepas dari mereka.
Dana : Kalian tuh laper apa doyan?
Amin : Mumpung gratis broo.. nasib anak kos’an kan gini..
Hamdan : Gak usah jaim Na.. udah ambil aja nih.. sambil Hamdan mengambil sate lumayan banyak dan diberikan pada Dana.
Dana : Ehh apaan.. kurang banyak nih.. ahahahah..
Amin : Njirrr.. sok jaim giliran dapet malah nambahh..
Dana : Sama-sama anak kosan ga usah pake rahasia lagi.. ahahah..
Ketika tengah asik menyantap setiap makanan yang ada di sana, tanpa disadari Kayla tidak lagi berada di panggung. Hamdan sempat melihat kesekeliling ruangan aula itu, tapi tidak juga menemukan Kayla.
Hamdan : Ehh Kayla kemana? Acara belum kelar uda ilang aja..
Amin : Tau dehh.. capek mungkin.. dah ah makan aja..
TING.. TING.. suara notifikasi WA HP Hamdan
Kayla : Hamdan? Masih di situ kan?.. Isi pesan WA Kayla
Hamdan : Ehh kamu kemana? Acara belum kelar tapi uda ngilang aja..
Kayla : Iya.. aku capek.. kamu masih disitu kan?
Hamdan : iya masih.. kenapa La?
Kayla : Bisa minta tolong nggak? Mau nglepasin penat bentar..
Hamdan : Lhoh kan ada suami kamu.. kenapa ngga sama suami aja?
Kayla : Ahh.. lagi ga mood Dan.. sama kamu aja.. tolong pliss..
Hamdan : Duhh.. gimana ya? Ntar kalo ketauan suamimu gmna?
Kayla : Nggak.. aku uda bilang sama dia pengen istirahat bentar jangan diganggu..
Hamdan : Hemm.. aku kesini sama Amin, ntar aku ngilang dicariin Amin malah berabe..
Kayla : Bentar aja kok.. terakhir aja Dan.. aku pengen sama kamu bentar..
Hamdan : Hemm.. yaudah.. trus gimana caranya biar ga ketauan..??
Kayla : Lewat belakang aja.. ntar di ujung timur ada pintu.. ketok aja pake nada 3x.. ntar aku bukain..
Hamdan : Haduhh.. ntar kalo ada apa2 tanggungjawab kamu yaa..
Kayla : Tenang ajah.. aman kok..
Hamdan : Oke otw..
Hamdan pun bersiap menuju kamar pengantin Kayla. Memang dulu Hamdan pernah ada rasa pada Kayla, tapi setelah tau dia menikah Hamdan pun ingin menjaga jarak dengannya. Tapi permintaan Kayla kali ini tak bisa Hamdan tolak karena sepertinya ia benar-benar ingin bertemu Hamdan terakhir kalinya.
Hamdan : Min.. ane ntar balik nggojek aja dah.. masih ada keperluan nih.. kamu bawa motorku aja..
Amin : Lhah.. mau ngapain?
Hamdan : Halah.. penting pokoknya.. udah yaaa..
Hamdan kemudian berjalan menuju kerumunan untuk menghindari kecurigaan Amin. Setelah memastikan Amin tak bisa melihatnya, ia segera menuju lorong belakang tempat dimana bagian katering mempersiapkan makanan dan petugas rias keluar masuk ruang pengantin. Karena seringnya orang asing lalu lalang lewat lorong belakang membuat Hamdan tidak dicurigai ketika menuju kamar pengantin. Mungkin ia dikira bagian dari tim rias.
Tok.. tok.. tokk.. tok..
Hamdan mengetuk pintu dengan nada yang diberikan Kayla. Tak berselang lama, maka pintu dibuka dari dalam oleh Kayla. Hamdan yang melihat keanggunan dan kecantikan Kayla dalam balutan gaun pengantin syar’i hanya bisa terpana.
Kayla : Hamdan.. kok diem aja? Buruan masuk sebelum ketauan.. sembari Kayla menggeret tangan Hamdan untuk masuk ke kamar pengantin.
Hamdan : Ohhh..
Cklek.. klik..
Kayla pun mengunci pintu sehingga kini hanya ada Hamdan dan Kayla di ruangan itu. Hamdan masih tak percaya melihat keindahan dan kecantikan Kayla yang luar biasa dalam gaun putih yang ia kenakan. Ingin rasanya Hamdan memeluknya dan mencium bibir tipis Kayla yang dilapisi lipstik merah tipis merona.
Kayla : Maaf ya Dan.. jadi nyuruh kamu kesini.. sembari Kayla mengajak Hamdan duduk di ranjang pengantin.
Hamdan : Hemm.. knapa sih La? Kok sampe segitunya pengen ngobrol sama aku?
Kayla : Sebenernya aku tuh gak suka sama suami aku.. gak cocok aja.. tapi ortu tuh maksa aku buat nikah sama dia.. semaleman aku gak bisa tidur tau.. pusing, kesel, pengen marah tapi ga bisa.. durhaka kalo aku marah sama ortu..
Hamdan : Lha kenapa kemarin-kemarin gak bilang aja seadanya sama ortu kamu?
Kayla : Yaa mana aku berani Dan?? Abi kan orangnya keras.. Aghh.. pengen ngamuk rasanya.. aku pengennya nikah 3tahun lagi.. pengen ngrasain dunia kuliah dulu.. masih pengen maen sama temen-temen yang lain.. Nampak dari mata Kayla mulai meneteskan air mata.
Hamdan : Yaah yang sabar aja.. inshaaAllah ini yang terbaik buat kamu..
Kayla : Terbaik gimana Dan? Kamu sih gatau rasanya.. perasaan ga ada kuasa buat merubah yang uda terjadi.. hikss.. hikss.. kalopun nikah aku pengennya tuh abi nanyain dulu ke aku siapa yang aku suka.. hiks..
Hamdan : Hemm.. iya juga.. mungkin abi kamu merasa kalau suamimu tuh cocok buat kamu..
Kayla : Cocok gimana?! Jawab Kayla dengan nada sedikit tinggi. Pipinya mulai basah oleh air mata kekecewaan dan kesedihan.
Hamdan : Oke deh.. kalau seumpama nih, kalau kamu disuruh milih.. emang mau nikah sama siapa?
Kayla : Kamu Dan.. sambil mata kayla menatap penuh harap pada Hamdan. Kayla pun kini mendekat dan menempel pada Hamdan.
Hamdan : Ehh.. beneran?
Kayla : He’emh.. kamu ga percaya kalo aku tuh suka sama kamu? Kayla pun mulai menyandarkan tubuhnya di dada Hamdan sambil menatap harap ke arah Hamdan.
Hamdan : Ehh.. tapi kan kamu udah nikah..
Kayla : Jadi kamu bener-bener uda ga suka aku lagi Dan? Nampak Kayla mulai kembali meneteskan air mata mendengar jawab Hamdan.
Hamdan yang kebingungan harus menjawab apa kemudian mendekap erat Kayla. Kayla pun terkejut ketika mendapati tubuhnya di dekap erat Hamdan. Rasa senang bercampur bahagia marasuk ke hati Kayla. Kayla pun membalas dengan memeluk erat Hamdan. Begitu eratnya pelukan Kayla membuat Hamdan bisa merasakan kekenyalan toket Kayla di dadanya. Hamdan mulai beraksi dengan membelai lembut kepala Kayla yang masih terbalut jilbab putih. Kayla pun begitu menikmati kehangatan pelukan Hamdan.
Kayla : Hamdan.. hangat banget yah pelukan kamu.. biarin kayak gini dulu yaahh.. nyaman banget..
Hamdan pun hanya tersenyum sambil terus membelai kepala Kayla. Sepertinya Kayla memang membutuhkan dekapan hangat seorang ikhwan. Kayla yang merasa nyaman pun menatap Hamdan dengan wajah bahagianya. Hamdan pun terkesima melihat kecantikan Kayla yang luar biasa dengan wajah oval sedikit chubby berkulit kuning langsat bersih dan berbibir merah merona. Pwrlahan Hamdan memberanikan diri mendekatkan wajahnya ke wajah Kayla. Melihat Hamdan mulai beraksi, Kayla hanya memejamkan mata ketika Hamdan mendaratkan bibirnya di bibir Kayla. Hamdan kemudian memagut mesra bibir kenikmatans Kayla yang juga dibalas dengan pagutan mesra Kayla. Kayla yang merasakan ciuman pertamanya dengan orang yang ia sukai membuatnya begitu bahagia. Rasa yang selama ini terpendam akhirnya bisa tersampaikan kepada ikhwan yang ia idam-idamkan. Kayla pun mulai mengganti style pagutannya menjadi frenchkiss. Lidah Kayla mulai melesak masuk ke rongga mulut Hamdan. Hamdan pun tak diam saja, ia juga menunjukkan kemampuan lidahnya yang telah berhasil menaklukkan banyak akhwat.
Kayla : Ahhh.. Hamdannhh.. sruupp.. mmfhh.. srupp..
Kayla semakin terbuai dengan permainan lidah Hamdan. Nafsu syahwat pun mulai menghampiri Kayla yang tengah asik menikmati ciuman pertamanya. Sementara tangan Hamdan mulai menyusuri punggung Kayla. Sementara tangan kiri Hamdan membelai lembut paha Kayla yang masih tertutup gaun pengantin. Kayla nampak tak menolak setiap manuver yang Hamdan lancarkan ke tubuhnya. Dengan perlahan Hamdan menidurkan Kayla hingga terlentang di atas ranjang. Dekorasi ruang pengantin begitu indah senada dengan warna gaun Kayla. Selama beberapa saat Hamdan memandangi Kayla yang tergeletak tak berdaya di depannya.
Kayla : Kenapa kok ngliatin ajah Dan?
Hamdan : Ngga.. aku baru sadar kalo kamu tuh cantik banget La..
Kayla : Iyakah? Secantik apa aku buat kamu?
Hamdan : Secantik rembulan di malam tak berawan..
Kayla : Ahhh.. Hamdan.. sambil kedua tangan Kayla menutupi wajahnya karena malu disanjung Hamdan seperti itu.
Hamdan pun kini berada di atas tubuh Kayla dan mulai membuka perlahan tangan Kayla. Wajah Kayla nampak kemerahan menahan malu, Hamdan pun tak melepas kesempatan itu. Ia pun kembali mendaratkan ciumannya mulai dari dahi Kayla ke pipi dan berakhir di bibir Kayla. Kedua tangan Kayla merangkul leher Hamdan menginginkan supaya bibir Hamdan tak lepas dari bibirnya.
Kayla : Mmfhh.. Hamdanhh.. ahh.. mmmhh.. shhh.. mmfhhh.. mmmhh..
Tangan Hamdan memijit lembut pundak Kayla yang semakin membuat Kayla nyaman dalam permainan Hamdan. Perlahan tangan Hamdan mulai turun ke arah perut Kayla dan menyibakkan jilbab putihnya hingga ke leher Kayla tanpa menurunkan tempo permainan lidahnya di rongga mulut Kayla. Gaun pengantin syar’i memang beda dengan gamis akhwat pada umumnya karena resletingnya berada di belakang. Perlahan Hamdan menelusupkan tangannya ke punggung Kayla supaya Kala tak menyadarinya. Namun yang terjadi malah sebaliknya, Kayla sedikit mengangkat tubuhnya sehingga Hamdan dengan mudah menjangkau resleting gaun Kayla.
Hamdan : Hmmfhh.. heheh.. tau ajah nihh.. mmfhh.. sruuppp..
Kayla pun hanya tersenyum sambil terus memagut bibir Hamdan. Air liur keduanya membuat sekitar dagu dan mulut mereka basah kuyup. Perlahan Hamdan menarik turun resleting gaun Kayla hingga pangkalnya yang berada di pinggang Kayla. Kedua tangan Hamdan begitu cekatan melucuti gaun Kayla yang juga dibantu Kayla dengan melepas bagian lengannya sendiri. Hamdan kemudian menarik turun gaun pengantin kayla hingga perut dan plop.. toket 40C Kayla melompat keluar dari sarangnya. Hamdan menghentikan ciumannya untuk sebentar menikmati pemandangan dua gunung kembar berputing coklat milik Kayla.
Kayla : Ahh.. malu Dan.. jangan diliatin terus dong..
Hamdan : Malu kenapa La? Indah banget ini toket kamu..
Kayla : Toket apa Dan?
Hamdan : Itu nama keren payudara..
Kayla : Kamu suka toket aku Dan? Tanya Kayla sambil menatap nakal ke arah Hamdan sementara kedua tangan Kayla menggenggam jilbab di lehernya.
Hamdan : Suka? Banget lah!! Aku serasa orang paling beruntung di dunia nih..
Kayla : Ahh.. makasih Hamdan.. Sebenernya aku rawat toket aku tiap hari supaya nanti bisa kamu nikmatin..
Hamdan : Hah? Beneran?!
Kayla : He’emh.. Cuma buat kamu seorang.. kamu Ikhwan pertama yang bisa lihat toket aku..
Handan : Wahh.. kok aku jadi ngrasa spesial ya?
Kayla : Kamu gak pengen coba pegang Dan?
Hamdan : Boleh?
Kayla : Emang perlu nannya yaahh?? Jawab Kayla dengan nada menggoda.
Melihat Kayla yang penuh makna seperti itu, Hamdan tanpa ragu langsung mencupangi pangkal leher Kayla sementara kedua tangannya dengan lembut meremas kedua toket 40C akhwat berjilbab lebar itu. Sensasi geli dan nikmat yang dilancarkan Hamdan bagaikan aliran listrik yang menyengat seluruh tubuh Kayla. Ini pengalaman pertama Kayla disentuh dan dinikmati oleh ikhwan yang bukan mahramnya.
Kayla : Ahhh.. Hamdanhh.. oouhhh.. shhh.. mmhhh..
Kayla terus mendesah dan mengerang merasakan syahwat yang semakin menggebu di dalam dirinya. Tak pernah ia merasakan sensasi seperti yang ia alami saat ini. Kayla hanya bisa menggigit bibir bawahnya dan mengerang tiap kali Hamdan menstimulasi bagian atas tubuhnya dengan cupangan dan jilatannya. Tangan Hamdan terus meremas toket Kayla dengan diselingi memilin-milin puting coklat keras Kayla. Tiap kali Hamdan menyentuh puting Kayla dan memainkannya, belaian birahi begitu deras membuai Kayla yang telentang di ranjang pengantin. Kini Hamdan melanjutkan serangannya ke arah bukit kembar Kayla. Jilatan profesional Hamdan begitu memanjakan toket kenyal Kayla. Setiap jilatan Hamdan begitu merangsang Kayla dan membuatnya menginginkan lebih. Hamdan tidak serta merta langsung menggarap puting Kayla, melainkan menjilati habis seluruh toket Kayla tanpa menyentuh putingnya.
Kayla : Ahh Hamdan.. itunyahh.. tolong dongh.. duuhh kamu kok pinter sihh.. bikin cewe jadi nagih ginihh.. ahh.. shhh..
Hamdan : hahah.. enak kan? Pengen banget kah? Ngemis dong..
Kayla : Hu’umh.. uhh.. Hamdanh sayaanghh.. tolong puting akuhh.. uhh jilat dong pliss.. isep.. tolong bangethh.. aku udah ga tahannnhh.. ahhh.. sayaanngg~
Hamdan pun tersenyum karena berhasil menaklukkan seorang akhwat lagi yang dulu begitu menjaga diri hanya untuk ikhwan yang halal saja. Kini akhwat itu terbaring dihadapannya mengharapkan dirinya memuaskan hasrat terpendam sang akhwat untuk digagahi lelaki.
Hamdan : Haemphh.. srrupp.. elelelelempthhh.. sruupp.. mmffhh.. slurp..
Kayla : Ouuhhhhh.. enakknyaahhh.. aahhh.. teruss sayangkuhh.. oouhhh..
Ledakan birahi menjalar keseluruh tubuh Kayla ketika Hamdan mengulum putingnya dan mulai memanjakan puting keras Kayla dengan lidahnya. Gigitan-gigitan kecil selalu Hamdan lancarkan bergantian dengan tarian liar lidahnya. Secara bergantian Hamdan menggarap puting Kayla sambil terus meremas kuat toket 40Cnya. Kayla blingsatan bak cacing kepanasan. Benar-benar rasa geli dan nikmat yang bercampur begitu intens. Erangan dan desahan Kayla memenuhi kamar pengantin, sementara jilbabnya mulai berantakan akibat Kayla yang membanting wajahnya ke kiri-kanan menahan nikmat yang Hamdan berikan. Tangan Kayla terus-terusan menjambak Hamdan, sementara kedua kaki jenjang Kayla yang masih terbungkus stoking ia silangkan di pinggul Hamdan.
Kayla : Ya Allaahhh.. nikmat bangett.. nyesel akuhh.. sayangkuhh.. kenapa baru sekaranghh.. ahh.. ouhh.. Hamdan sayangghh.. terussh.. ahhh..
Dekapan Kayla semakin kuat membenamkan Hamdan di bukit kenyalnya. Hamdan pun mengeluarkan senjata pamungkasnya dengan menyatukan kedua toket Kayla dan melahap habis putingnya sekaligus. Kayla menggigit kuat bibir bawahnya sambil menahan erangannya merasakan kenikmatan yang lebih dari sebelumnya. Kayla benar-benar tengah dimanjakan oleh permainan lihai Hamdan. Rangsangan yang bertubi-tubi membuat Kayla dilanda mabuk birahi. Tak butuh waktu lama hingga akhirnya Kayla merasakan desakan orgasme di bibir liang kewanitaannya.
Kayla : Ouhhh.. Hamdannhh.. ga tahaannn.. aaaghhhhh..!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Kayla melengkungkan tubuhnya ke atas sambil mendekap kepala Hamdan sekuat mungkin. Pengalaman orgasme yang luar biasa hebat membuatnya tak bisa mengontrol dirinya sendiri. CD putih yang Kayla kenakan menjadi korban birahi Kayla. Beberapa saat tubuh Kayla mengejang-ngejang menikmati kenikmatan dosa perzinahan.
Hamdan : Gimana La? Enak kann..??
Kayla : E’emhh.. kok kamuh pinter banget sih Dan.. hh.. hhh.. duhh.. baru tau aku kalo dimaenin toketnya bisa seenak inih… Hhh..
Hamdan : Mau yang lebih enak ngga? Tapi ntar kalo basah semua gimana?
Kayla : Mau bangethh.. Basah kenapah? Ehh.. celana dalamku kok basah kuyup yahh..??
Hamdan : Nahh itu namanya orgasme.. lemes tapi enak kan? Ntar bakalan lebih banjir lagi..
Kayla : Duhh.. yang gini ajah udah enak bangethh.. ga kebayang deh ntar kayak gimanah.. bentar aku ambil jilbab duluhh..
Kayla pun mengambil stok jilbab di tasnya. Ia bermaksud menggunakan jilbabnya sebagai lap kalau nanti dirinya orgasme seperti tadi lagi.
Kayla : Nahh udahh.. lanjut lagih dong.. aku jadi penasaran nihh..
Hamdan : Oke sayaanghh..
Hamdan memulai kembali permainannya dengan mencium liar bibir Kayla. Kemudian ia turun ke perut Kayla dan langsung menjilati pusar Kayla sementara kedua tangannya membelai paha Kayla yang masih tertutup gaun.
Kayla : Auhhh.. gelihh.. ahhh.. tapi enakk.. uuhhhh.. teruss sayaanghh.. duhh..
Tangan Hamdan kini mulai menarik bagian bawah gaun pengantin Kayla hingga ke perutnya. Kayla membantu dengan sedikit mengangkat bokongnya sehingga kini gaun pengantin Kayla berkumpul di daerah perut. Pemandangan indah terpampang di depan Hamdan. Selakangan mulus kuning langsat cerah yang tertutup CD putih dari sutra yang nampak basah kuyup. Kaki jenjang indah kencang yang terbalut stoking ber-renda milik Kayla begitu menantang untuk dinikmati Sementara di ujung kaki Kayla masih mengenakan pointed-toe high heel warna putih yang semakin menambah keindahan kaki Kayla.
Hamdan mulai beraksi dengan menjilati kaki Kayla yang masih terbalut stoking mulai dari mata kaki hingga pangkal paha. Hamdan memang sengaja tak ingin melepas stoking yang masih menempel di kaki jenjang Kayla karena ia ingin memperawani Kayla dengan gaun pengantin masih menempel sempurna di tubuhnya.
Kayla : Ouhhh.. Hamdannhh.. bisa ajahh buat akuh jadi nafsu ginihh.. ahh.. shh..
Hamdan : Iya donghh.. sruupp.. enak kann??
Kaki Kayla dirangsang habis-habisan oleh Hamdan yang membuat Kayla makin jauh tenggelam dalam nafsu syahwatnya. Puncaknya ketika Hamdan mulai menjilati serambi lempit Kayla dari balik CDnya yang basah. Aroma khas Akhwat begitu harum membelai hidung Hamdan yang justru menambah semangatnya untuk menikmati tubuh Kayla. Kayla sendiri hanya bisa mengerang dan mendesah merasakan geli dan nikmat di serambi lempitnya. Kayla tak pernah membayangkan akan sebegini nikmatnya di’servis’ oleh ikhwan. Ia pun tak mampu berpikir jernih lagi, yang ada Kayla hanya ingin memburu kenikmatan perzinahan ini sejauh mungkin.
Kayla : Ahhh.. Ouhh.. Shh.. Enak sayaanghhh.. ouhhh buka donghh.. gatel bangethh.. ahhh..
Hamdan pun menarik lepas CD putih Kayla dan membuangnya ntah kemana. Hamdan kembali terkagum-kagum melihat serambi lempit Kayla yang begitu cantik berwarna coklat tua. serambi lempitnya masih berupa garis kemerahan di tengah tanpa bulu sedikitpun. Sudah lumayan lama sejak Hamdan melihat serambi lempit ukhti Nadia yang begitu mirip dengan milik Kayla. Hamdan memulai menggarap serambi lempit Kayla dengan jilatan di antara serambi lempit dan anus Kayla. Kemudian ia melanjutkan dengan menyapu bibir serambi lempit Kayla yang berupa garis itu.
Kayla : Aaaaahhhhhh… Mmmhhhh.. sshhhh… Ouhhhh.. Hamdanhhh.. Enakk banget ya Allahh.. Sshhh..
Kayla merem melek merasakan serambi lempitnya dimanjakan oleh lidah liar Hamdan. Kayla membanting kepalanya ke kanan-kiri karena tak kuasa menahan kenikmatan yang benar-benar luar biasa yang tak pernah ia rasakan sama sekali. Kedua tangannya menjambak-jambak rambut Hamdan dengan liar. Erangan dan desahan tertahan Kayla semakin menambah erotis suasana di kamar itu. Hamdan pun semakin aktif menyerang bagian yang paling berharga milik akhwat itu. Kali ini dengan bantuan kedua ibu jarinya, ia membuka bibir serambi lempit Kayla dan melesakkan lidahnya jauh menelusuri liang kenikmatan milik Kayla.
Kayla : Ooooouuhhhhh.. Hamdannnhh.. aku diapain sihhh.. ahhhh.. enak bangetthh.. enaaakkk sayanghh.. ahhh ampunn enaknyaahh… Ouuhh.. Hamdannhh.. jangan berhentihh… Ahhh..
Hamdan terus saja memainkan lidahnya merangsang Kayla hingga puncak birahinya. Jilatan-jilatan liar Hamdan membuat serambi lempit Kayla semakin basah dan sensitif. Kayla pun kembali tumbang oleh hantaman orgasme keduanya saat Hamdan secara tiba-tiba menggigit lembut kelentitnya.
Kayla : Aahh.. Hamdannhh.. ahh.. aaaaaaaaggghhhhh..!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Punggungnya melengkung tinggi bersamaan dengan pinggulnya. Tangan kiri Kayla meremas kuat sprei sementara tangan kanannya menyumpal serambi lempitnya dengan jilbab yang sudah ia siapkan. Begitu derasnya Kayla menyemburkan cairan surgawinya hingga hampir-hampir jilbabnya basah kuyup. Hamdan tersenyum puas melihat Kayla yang tengah terengah-engah merasakan nikmat orgasme.
Hamdan : Beneran enak kan La? Mau lagi yang lebih enak ngga?
Kayla : Haah?? Ada lagih yang lebih enaakk?? Hhhh.. hhh.. gimanah tuhh..?? Terserah kamuh ajah.. aku mah pasrah sayaanghh.. Kayla nampak begitu kelelahan dengan posisi telentang mengangkang.
Hamdan : Tapi gantian dong.. masak kamu terus yang keenakan.. aku juga mau..
Kayla : Duhh.. aku ga tau kudu gimana nih..
Hamdan : Nahh sini aku ajarin.. sambil Hamdan mengambil posisi tidur telentang di ranjang.
Hamdan : Nah sekarang kamu gantian telanjangin aku La..
Kayla : Mmhh.. tapi aku ga pernah lohh liat cowo telanjang langsung..
Hamdan : Emang takut apaan? Malah ntar kamu makin suka aku kalo liat badanku..
Kayla : Masa sih? Ihh.. kamu Dan..
Kayla pun memberanikan diri mulai melepas kancing baju Hamdan. Ia pun melepas baju Hamdan dengan bantuan Hamdan supaya lebih cepat. Kini terpampang tubuh Hamdan yang bercintai dengan otot yang terbentuk di perutnya. Kayla menelan ludah menyaksikan pemandangan indah tubuh atletis seorang ikhwan yang ia sukai.
Hamdan : Gimana? Keren kan?
Kayla : Glek.. E’emhh..
Kayla begitu terbius dengan bentuk tubuh Hamdan. Tanpa sadar tangannya mulai meraba-raba setiap lekuk tubuh bagian atas Hamdan. Kayla semakin tak kuasa menahan nafsu ketika melihat puting Hamdan yang kecil namun begitu memikat matanya. Perlahan Kayla menirukan apa yang Hamdan lakukan ke putingnya. Dengan lidah mungil dan lembutnya Kayla mulai melumat, menghisap, dan memainkan puting Hamdan dengan lidahnya.
Hamdan : Ahhh.. Sshhh.. mantabhh.. terus Kaylaku.. Ahhh..
Melihat Hamdan yang keenakan, Kayla semakin semangat menjilati puting Hamdan bergantian kanan dan kiri. Sesekali Kayla melayangkan tatapan nakal ke arah Hamdan yang membuat Hamdan semakin terbakar syahwat. Dengan posisi nungging Kayla mulai menjilati seluruh tubuh Hamdan mulai dari pangkal leher terus turun ke pusar. Ketika hendak turun ke arah selakangan Hamdan, Kayla baru sadar kalau celana sirwal Hamdan masih belum dilepas. Kembali Kayla tersenyum dengan pandangan nakal sambil memelorotkan celana Hamdan beserta CDnya dan Plop.. rudal raksasa 25cm diameter 5cm Hamdan terbebas dari sarangnya. Mata Kayla terbelalak melihat rudal untuk pertama kalinya. Begitu besar dan panjang dengan urat-urat yang menghiasi batang kejantanan Hamdan semakin membuat Kayla tak mampu mengendalikan birahinya. Meski ini pertama kalinya Kayla melihat rudal ikhwan secara langsung, tapi tubuhnya merespon dengan bergidik karena desiran birahi. Nafas Kayla menjadi lebih berat, sementara matanya tak berkedip melihat sebuah pemandangan yang begitu memuaskan hasratnya.
Hamdan : Jangan Cuma diliatin dong Kayla.. coba kamu pegang tuh..
Kayla menelan ludah sambil perlahan menggerakkan tangan kanannya. Meski agak geli, tapi akhirnya Kayla berhasil menggenggam rudal keras dan panjang Hamdan. Hamdan melenguh lega merasakan kelembutan tangan Kayla.
Kayla : Trus diapain nih sayangh.. aku gatau..
Hamdan : Coba kamu cium kepala rudalku..
Kayla : rudal?
Hamdan : Iya itu yang kamu pegang namanya rudal..
Kayla mengangguk dan mulai mendekatkan wajahnya ke rudal Hamdan yang sudah mulai mengeluarkan pre-cum. Perlahan akhirnya Kayla berhasil mengecup ujung rudal Hamdan dan menyedot pre-cum di rudal Hamdan. Rasa gurih pre-cum membuat Kayla malah menjadi semakin ingin menikmati rudal Hamdan.
Hamdan : Duhh.. enaknyahh.. coba sekarang masukin ke mulut kamu dong La..
Kayla : Ehh.. tapi ini gede banget.. mana muat..
Hamdan : Udahh coba dulu ajah.. pengen yang enak ngga?
Kayla : E’emhh.. aku coba yahh..
Kayla pun perlahan mulai membuka mulutnya. Ia berusaha keras membuka mulutnya selebar mungkin dan mulai memasukkan kepala rudal Hamdan. Haemphhh.. kepala rudal Hamdan berhasil masuk ke mulut Kayla. Rasa asin dan aroma khas Ikhwan mulai membius Kayla. Ini pengalaman pertama Kayla melakukan oral bercinta tapi ia sama sekali tidak merasa mual yang ada malah Kayla menikmati rasa dari kemaluan seorang ikhwan. Hamdan yang tak tahan dengan permainan Kayla yang begitu lambat, ia kemudian menekan kepala Kayla agar lebih dalam mengulum rudalnya.
Kayla pun paham dengan maksud Hamdan, akhirnya ia memaksa diri untuk menelan rudal Hamdan hingga 3/4nya. rudal Hamdan pun mulai melesak memenuhi kerongkongannya. Kayla sedikit tersedak saat Hamdan menahan kepalanya dengan rudalnya menyumpal tenggorokannya. Puas merasakan kehangatan kerongkongan Kayla, Hamdan kemudian melepaskan tangannya. Kayla merasa sedikit lega kemudian melanjutkan dengan menyedot-nyedot rudal Hamdan.
Hamdan : Ouuhhh.. sshhh.. jangan Cuma diem dong sayang.. gerakin kepala kamu naik turun..
Mendapat petunjuk dari Hamdan, Kayla langsung mulai menggerakkan kepalanya naik turun di rudal Hamdan. Seiring dengan itu Hamdan mulai melenguh dan mendesah menikmati pelayanan Kayla. Kayla pun semakin bersemangat mengulum rudal Hamdan sementara tangan kanannya meremas-remas zakar Hamdan.
Kayla : Mmffhh.. Ssruupp.. Srruppt.. Ogkk.. Ogkkk.. Mcchh.. Mmcch.. ssrruppt.. Mmmfhh..
Kayla semakin cepat menggerakkan kepalanya lidahnya pun mulai aktif membelai lembut rudal Hamdan tanpa henti. Kayla begitu cepat belajar melakukan oralbercinta, bahkan kini ia memadukan gerakan kepalanya dengan kocokan tangan di batang rudal Hamdan. Hamdan semakin kuat melenguh menikmati permainan mulut akhwat yang baru saja menikah itu.
Hamdan : Nahh gituuhh.. terussh.. ahh enaknyaa.. udah kayak pro aja kamu Kayla.. ahhh..
Terkadang Kayla mengemut menyedot kuat zakar Hamdan, kemudian kembali lagi mengulum barang rudal Hamdan. Kayla terlihat begitu menikmati rudal Hamdan di mulutnya bahkan terlihat seperti orang yang kelaparan hendak melahap habis rudal Hamdan. Setelah beberapa saat akhirnya Kayla berhasil memasukkan seluruh rudal Hamdan hingga pangkalnya. Beberapa kali wajah dan mulut Kayla mentok hingga selakangan Hamdan. Kayla pun merasakan sensasi nikmat saat semua rudal Hamdan berhasil ia telan.
Birahi yang membakar Hamdan semakin membuatnya tak sabar. Ia pun segera bangun dan kembali menidurkan Kayla dengan posisi telentang. Ia mengarahkan Kayla untuk membuka kedua kakinya dan ditahan dengan kedua tangannya. Kini Kayla telentang dengan kaki ditekuk kekiri kanan mengangkang. Sementara toketnya berkumpul di tengah saling berhimpitan karena didesak paha mulusnya.
Hamdan : Nih bentar lagi kamu bakal ngrasain kenikmatan yang sesungguhnya La..
Kayla : E’emhh..
Hamdan : Tapi nanti awalnya agak sakit.. tahan dikit yaa.. janji abis itu ntar yang ada kamu minta terus..
Kayla : Ahh.. serah kamu aja Dan.. aku uda ga tahan nih..
Kayla memperhatikan setiap hal yang akan Hamdan lakukan. Hamdan pun mulai mendekatkan pinggulnya ke pangkal paha Kayla. Ia mulai menggesek-gesekkan rudalnya di bibir serambi lempit Kayla. Wajah Kayla nampak khawatir melihat rudal raksasa Hamdan yang tengah bersiap menembus liang surgawinya. Hamdan pun meludahi serambi lempit Kayla juga membasahi kepala rudalnya. Perlahan Hamdan mulai mengarahkan dan menekan bibir serambi lempit Kayla. Baru saja Hamdan melesakkan sedikit kepala rudalnya, nampak Kayla mulai meringis merasakan serambi lempitnya dikuak benda asing.
Hamdan : Kenapa La? Sakit kah? Lanjut ngga?
Kayla : Ngga.. Gapapa kok.. pelan-pelan yah Hamdan sayanghh..
Hamdan kembali melanjutkan penetrasinya. Meski sudah orgasme dan dibantu dengan ludah Hamdan namun liang serambi lempit Kayla masih terasa begitu kering dan sempit yang membuat Hamdan harus beberapa kali memaju mundurkan rudalnya sehingga liang surgawi Kayla menjadi basah. Ketika sepertiga rudal Hamdan masuk, ia merasakan ada selaput uang yang menghalangi laju rudalnya.
Hamdan : Kayla.. tahan yaahh.. abis ini enak kok..
Kayla : E’emhh sayangh..
Hamdan kembali menekan rudalnya sedikit lebih kuat. Prrrtttt.. Srreekkk.. Bleshh.. rudal Hamdan pun melesak dalam ke dalam liang surgawi Kayla.
Kayla : AAAKKKHH!!! Sakiiitttt saayangghhh.. ssshhhh..
Nampak bulir air mata mengalir dari mata cantik Kayla. Hamdan pun segera memagut mesra bibir kenikmatans Kayla sementara kedua tangannya meremas toket dan memilin-milin puting Kayla dengan lembut. Kayla pun membalas pagutan Hamdan dengan liar sementara kedua tangannya telah berpindah merangkul leher Hamdan.
Kayla : Mmhh.. Mffhh.. Hamdanhh.. Mmchh.. Mcchh.. Mmfhhh.. Shhh..
Hamdan membiarkan beberapa saat rudalnya di dalam serambi lempit Kayla supaya terbiasa dengan bentuk rudal Hamdan yang begitu besar. Permainan lidah dan tangan Hamdan membuat Kayla kembali terbakar birahi. Ia pun mulai menggerakkan pinggulnya yang membuat Hamdan keenakan. Hamdan pun sebagai lelaku tak tinggal diam, ia segera mengambil posisi missionary dan mulai menggenjot perlahan liang surgawi Kayla. Pelan namun pasti penetrasi rudal Hamdan di serambi lempit Kayla mulai merangsang serambi lempit Kayla yang membuatnya semakin becek dan banjir.
Kayla : Ahhh.. Ahhh.. sshhh.. Hamdannhh.. Kok jadi enak bangetthhh.. auuhh.. rudalh kamuhh.. aihhh.. terusshhh.. lebih dalemmhh.. ahhh.. ahhh.. sshhh..
Hamdan mulai meningkatkan ritme sodokannya. Kayla pun mulai terbuai oleh kenikmatan rudal Hamdan yang telah merenggut keperawanannya. Kedua tangan Kayla meremas bokong Hamdan dan menekan-nekannya supaya lebih dalam menusuk bagian tubuh berharganya.
Kayla : Aduhh.. sayanghh.. cepetinnhh.. ahhh.. ahhh.. ouhhh.. nikmat banget ya allahh.. mau terussh kayak ginihhh.. ahhh.. aaahhh.. sshhh.. ayok sayanggh.. genjot terusshh..
PLAKK.. PLAKK.. PLAKK.. Hamdan semakin kuat menggenjot serambi lempit Kayla kemudian tiba-tiba ada panggilan video dari suami Kayla.
Tringg.. Tringg..
Hamdan : Ehh Laa.. tuh ada telponhh.. mmhh.. nghh..
Kayla : Ahh biarinhh.. lagi ga bisa digangguuhhh.. uhhh.. shhh..
Hamdan : Ehh jawab duluh.. ntar malah curiga dia…
Kayla : Ahhh ganggu aja sihhh.. lagi enak padahal.. ahhh.. ahhh.. akuh jawab inihh.. tapi genjot terushh yah sayangghh.. ouhhh.. enaknyahhh..
Hamdan : Gaampangh.. udah jawab duluhh..
Kayla : Assalamu’alaykumhhh..
Arya : Wa’alaykumsalam.. kamu masih sakit kah?
Kayla : Mmhh.. Ahhh.. iyaahh dikit kok.. shhh..
Arya : Kok kameranya goyang-goyang? Mas jadi ga jelas liatnya..
Kayla : Ahhh.. iyah mass.. inih sambil benerin gaunhh.. mmhhh..
Arya : Kamu beneran gapapa kan? Butuh bantuan mas ngga? Kok kayaknya wajah kamu kecapekan gituh??
Kayla : Gppa kok.. ntar kalo udah baikan aku kabarin lagihh.. mmhhh..
Arya : Ohh yaudah.. buat istirahat ajah.. nanti mas kabarin yang lain soal kondisimu..
Kayla : Iyahh.. mkasih massshhh.. mmffhhh..
Arya : Assalamu’alaykum.. tuutt.. tuutt..
Kayla : Ahhh.. ahhh.. udah kelar telponyaaah.. ayokk yang kencenghh Hamdan sayanghh.. enak banget rudal kamuhhh.. ouhhh.. ouhhh.. terushh.. ahhhh..
SPLOKK.. SPLOKK.. SPLOKK.. Hamdan semakin menggila melesakkan rudalnya keluar masuk serambi lempit perawan Kayla. Darah perawan Kayla pun membuat pangkal paha dan sekitar serambi lempitnya menjadi merah. Kayla semakin menggila merasakan kenikmatan yang melebihi bayangannya. Kakinya ia silangkan dan menekan pinggul Hamdan sekuatnya sementara tangannya meremas kuat sprei ranjang hingga kusut tak beraturan.
Kayla : Ahhh sayanghhh.. pipis lagiihhh.. Aaaaahhhhhh..!!!
Hamdan segera mencabut rudalnya dan kembali menyumpal serambi lempit Kayla dengan jilbanya.
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Kayla melenguh panjang sambil menyemburkan birahinya. Beberapa saat tubuh Kayla mengejang merasakan desiran orgasme panjangnya. Hamdan yang masih belum klimaks mengarahkan Kayla untuk menungging. Kini bokong indah kuning langsat Kayla yang kenyal tanpa cela itu berada di hadapan Hamdan siap untuk ditusuk lagi. Pemandangan yang erotis tengah terjadi di kamar itu saat seorang akhwat berjilbab lebar yang sudah sah menjadi istri seseorang dan masih berpakaian gaun pengantin lengkap tengah dizinahi oleh ikhwan yang bukan mahramnya di hari dimana seharusnya ia menyerahkan keperawanannya pada suami sah nya.
Hamdan perlahan mulai melesakkan rudalnya dan Bleshh.. kini rudalnya lebih mudah melesak masuk meskipun masih terasa sempit. Hamdan menggenggam erat bokong Kayla dan mulai mengobok-obok dengan rudal perkasanya.
Kayla : AGHH!! Ahhh.. Uhhh.. Sayangh.. Shhh.. Ahhh.. Ahhh.. terushh.. uhhhh..
PLOKK.. PLOKK.. PLOKK.. Desahan dan suara benturan bokong Kayla menggema di seluruh kamar mereka. Kayla tak pernah bermimpi akan seperti ini. Ia memimpikan Hamdan menjadi suami sahnya, namun tuhan berkehendak lain. Kini hanya inilah satu-satunya jalan yang terpikir dalam benak Kayla yaitu menjadikan Hamdan sebagai lelaki simpanan. Meskipun Kayla tahu ini dosa besar, namun hatinya yang telah terbakar asmara dan syahwat lebih memilih jalan ini. Ia rela tubuhnya dinikmati Hamdan selama ia bisa dekat dan terus berhubungan dengan Hamdan.
PLOKK.. PLOKK.. PLOKK..
Hamdan : Hh.. hhh.. gimanah? Enak kanhh?? Mantab kan?? Enak kan rudalkuhh??
Kayla : Iyahh.. banget sayanghh.. ohhh.. ohhh.. aduhh bokongkuhh.. ahh enaknya disodok.. ouhhh.. shhh.. terus sayanghh.. buat serambi lempitku melaarhhh.. ahhh.. ahh..
Hamdan : serambi lempith apaaan.. serambi lempit itu namanyahh.. nghh..
Kayla : Ahhh iyaahh.. serambi lempit.. serambi lempitk.. serambi lempit akuhh.. butuh rudal kamu sayanghh.. ouhhh.. sshhh.. ahhh.. ya Allahh.. kenapa nikmat ginihh.. shh.. ouhhhh.. Ngocoks.com
Suara persenggamaan kedua insan manusia itu diredam oleh kerasnya suara nasyid pernikahan diluar sana. Arya sebagai suami sah Kayla yang mulai merasakan bibit cinta tumbuh di dalam hatinya pada Kayla tak sadar bahwasanya istrinya kini tengan disetubuhi lelaki lain dibelakangnya. Bahkan sang istri tercintanya begitu menikmati persetubuhan yang tengah ia lakukan dengan selingkuhannya itu.
Kayla : Ahhh.. ahh.. sayanghh.. ga tahann.. ouhh enak bangethh.. ahh.. keluarhhhhh.. AAANNGGHHHHHH..!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. Kembali jilbab Kayla menjadi tumbal untuk meredam derasnya orgasmenya.
Hamdan : Fiuhhh.. ini udah basah kuyupp.. ada lagi gak La?
Kayla : Hh.. Hhh.. bentarhh.. aku istirahat bentarhh.. coba kamu cek Dan di tas kuhh..
Hamdan : Emmm.. ohh iya ada.. oke lanjut lagihhh..
Kayla : Haaah?? Belum kelar yaahh??
Hamdan : Lahh belum dong.. aku aja belum keluarhh..
Kayla : Trus akuh harus gimanahh..??
Hamdan : Nahh pokoknya Kayla ikutin aja apa yang aku bilang yah..
Hamdan kemudian tidur telentang. Ia meminta Kayla untuk jongkok di atas selakangannya tapi dengan posisi membelakangi Hamdan. Kayla segera mengambil posisi berjongkok di atas pinggul Hamdan. Dengan bantuan Hamdan, rudalnya dengan mudah melesak masuk serambi lempit Kayla yang sudah tak perawan lagi. Dengan posisi Reverse Cow Girl Kayla menyangga tubuhnya dengan kedua tangannya. Hamdan sedikit mengangkat bokong Kayla dan langsung menghantamnya dengan cepat dan kuat.
PLAKK..!!. PLAKK!! PLAKK!! PLAAAKK!!
Pangkal paha dan bokong Kayla langsung memerah dihantam pinggul Hamdan, sementara Kayla menengadahkan kepalanya sambil mulutnya menganga merasakan rangsangan syahwat tiada batas.
Kayla : NNGHHH.. HAAAMM.. DAANHH.. OOOHHH.. MMMMHHH.. OUHHH.. IYAAHHH.. AUUHH.. rudalHH.. rudalLHH.. serambi lempitHH ENAKK.. UHHH.. TERUSSHHH.. OHHH..
Posisi ini membuat perut depan Kayla mendapatkan serangan kenikmatan yang tiada tara. serambi lempitnya serasa dipenuhi oleh rudal Hamdan tanpa memberikan ruang sedikitpun untuk udara. Kenikmatan yang Kayla rasakan semakin menjadi-jadi tiap kali rudal Hamdan menghantam keras rahimnya. Sekitar 5menit lamanya Hamdan secara konstan menggempur serambi lempit Kayla tanpa ampun yang berakhir dengan menyerahnya Kayla.
Kayla : OUHH.. KELUARRHHHH.. AAAAAAAAAAAGGHHHHHH..!!!!
Hamdan sengaja tak mencabut rudalnya dan langsung menyumpal serambi lempit Kayla dengan jilbab barunya. Kayla kembali tumbang diatas tubuh Hamdan karena lelah dan nikmat yang begitu bertubi-tubi ia rasakan.
Kayla : Udah belum sayanghh..?? Hhh.. hhh..
Hamdan : Belum sayaanghh.. bentar lagiihh.. serambi lempit kamu legit bangethh..
Kayla : Aku harus gimanah biar kamu puas nihh..??
Hamdan : Aku pake serambi lempit kamu yah..?? Bentar lagi keluar nih..
Kayla : iyaahh.. pakai ajah semau kamu Dan.. uhhh..
Hamdan kemudian meminta Kayla untuk mengambil posisi WOT tanpa melepas rudal dari serambi lempitnya. Meskipun Kayla masih awam dalam urusan posisi bercinta, tapi ia berhasil merubah posisi ke WOT tanpa rudal Hamdan terlepas. Kini wajah Kayla yang sayu karena kelelahan nampak jelas begitu pula kedua gunung kembarnya yang menggantung indah menghias bagian dadanya.
Kayla : Duhh.. aku capek banget nih sayangh.. maaf yahh..
Hamdan : Gapapa.. sinih tiduran ajah di dadaku..
Kayla pun berjongkok dengan kaki dilipat di atas ranjang sementara tubuhnya menempel di dada Hamdan. Tangan Hamdan mencengkeram dan menarik bokong Kayla ke kiri kanan sebelum akhirnya ia kembali menggenjot kuat-kuat bokong bulat Kayla.
SPLOKK..!! SPLOKK..!! SPLOKK..!!
Dengan sisa tenaganya Hamdan menyodok serambi lempit Kayla dengan membabi buta. Kayla pun hanya bisa terpejam dengan mulut menganga merasakan liang surgawinya menjadi bulan-bulanan rudal Hamdan tanpa henti. Air liur Kayla mengalir membasahi dada Hamdan. Begitu kencang dan kuatnya Hamdan menggempur serambi lempit Kayla hingga ranjang mereka ikut berdecit keras.
Hamdan : NIHHH.. AKU KELUARRHH..!!! KELUARIN DIMANAAHH??!
Kayla : AHHH.. OHHH.. DALAMM.. DALAM AJAHH.. DALAM RAHIM AKUHH.. AKU PENGEN ANAK KAMUHH SAYANGH.. NNGGGGHHHH…!!!
CROOTTTT.. CROTTT… CROOTTTT..
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Hamdan melesakkan rudalnya sedalam mungkin dan memenuhi rahim Kayla dengan benihnya. Kayla yang merasakan perutnya dipenuhi cairan kental hangat pun tak mampu menahan orgasme terakhirnya. Keduanya pun lunglai dengan tubuh mengejang-ngejang merasakan denyutan birahi yang keluar melalui alat vital mereka masing-masing.
Hamdan : Ahhh.. mantabhhh.. serambi lempit kamu enak banget Kaylahh.. hufft..
Kayla : Ahhh.. hhh.. rudal kamu jugaahh.. baru sekarang akuhh ngrasain kayak ginihh..
Hamdan : gimana? Nyesel?
Kayla : Iyaahh.. tau ginih dari SMA kemarin kamu tak suruh setubuhin akuhh..
Hamdan : Ahahahah.. udah mulai binal yaahh.. hufft capeknya..
Kayla : Iya nihh.. kamu kok bisah betah lama gituhh..??
Hamdan : Yaa kalo ga tahan lama ntar kamu gak puas donghh.. Ehh aku langsungan yahh..??
Kayla : Bentar duluhh.. kayak gini duluhh.. aku pingin ngrasain hangatnya dirimu Dan.. mumpung bisahh..
Hamdan : Suami kami gimana?
Kayla : Gapapa.. aku udah bilang mau istirahat 30menit gitu.. masih ada 10menithh.. nyamannya dekapanmu..
Hamdan tak bisa berkata-kata lagi. Ia hanya bisa membelai lembut jilbab Kayla yang berantakan sementara tangannya yang lain membelai punggung Kayla. Hamdan sedikit merasa bersalah pada Arya suami Kayla karena telah merenggut keperawanan Kayla. Namun Hamdan pun tak bisa membiarkan Kayla merasa tersiksa dengan pernikahannya.
Kayla pun tertidur dalam pelukan Hamdan sebelum akhirnya Hamdan meninggalkannya setelah merapikan gaun yang Kayla pakai.
Bersambung… Secara hati-hati Hamdan kembali menuju ruang aula tempat walimahan diadakan. Hamdan bersyukur ternyata acara walimah masih berlangsung tapi ia merasa kasihan pada Arya suami sah Kayla. Pagi ini ia baru saja merenggut sesuatu yang seharusnya jadi keindahan pertama Arya pada Kayla. Tapi mau bagaimana lagi, suasana terlalu mendukungnya untuk menikmati keindahan tubuh akhwat berjilbab lebar kenikmatans itu.
Amin : Heh! Kemana aja??
Hamdan : Lahh.. kirain udah balik..
Amin : Blom lahh.. nungguin antum tauk.. sama si Dana..
Hamdan : kan tadi ane bilang pulang duluan juga gppa..
Amin : Antum gak ngecek WA apa? Sama kak Hafshah suruh kumpul di Sekre nih.. besok kan ada kajian rutin Ahad pagi..
Hamdan : Wah gatau ane.. bentar ane cek dulu.. ehh iya ding..
Amin : Udah telat nih.. katanya besok suruh standby di masjid Fakultas jam 9 pagi..
Hamdan : Btw yang ngisi siapa besok?
Amin : Katanya sih ustad Zulfikar gitu… Antum kenal?
Hamdan : Ustad Zulfikar yaa..?? Kayak pernah denger..
Amin : Ahh udah balik yuk.. udah kenyang ane.. ahahah..
Hamdan : Antum isi otak Cuma makan gratisan mulu.. hadehh.. yodah yuk..
Sekitar pukul 11.35 Hamdan dan Amin pun meninggalkan hotel tempat walimah Kayla. Amin terlihat puas setelah menghabiskan hampir setiap makanan yang ada. Maklum memang begitulah kehidupan mahasiswa di jogja. Paling rajin cari gratisan meskipun banyak tugas menanti. Setelah mengantarkan Amin ke kosan, Hamdan langsung kembali ke rumah Alisa. Sepanjang perjalanan Hamdan masih merasa bersalah dengan Arya dan Kayla. Ia berharap semoga saja suami Kayla bisa menerima Kayla apa adanya meskipun sudah tak perawan lagi.
Hamdan : Assalamu’alaykum..
Alisa : Wa’alaykumsalam.. baru pulang mas? Capek kah?
Hamdan : Yaa lumayan.. si Amin yang bikin capek..
Alisa : Hem? Amin kenapa mas sayangh?? Tanya Alisa sambil melepas jaket yang Hamdan kenakan.
Hamdan : Makan teruss ga tau malu emang.. dasar.. ahahah.. sambil Hamdan duduk di sofa ruang tamu.
Alisa : Dihh abis makan-makan yaahh?? Kok Alisa ga diajakin sih?? Tanya Alisa sedikit kesal sambil membawakan minum untuk Hamdan.
Hamdan : Yaah maaf sayang.. undangannya Cuma buat mas sama Amin sih.. lagian mas gamau ntar Alisaku sayang malah sendirian kayak orang ilang.. jawab Hamdan sambil meminum air sirup dingin yang dibawa Alisa.
Alisa : Ohh undangan apa mas? Walimahan yah? Sambil Alisa duduk dan bersandar di pundak Hamdan.
Hamdan : Iya.. akhwat yang kemarin ketemu sama Alisa di masjid itu.. temen mas SMA..
Alisa : Ehh.. yang kemarin itu? Masih muda banget lhooh udah nikah??
Hamdan : Iya.. lebih muda setaun dari mas.. yaaa karena disuruh ortunya sih..
Alisa : Ohh.. ya gapapa juga sih.. inshaaAllah kalau ortu ridho semuanya akan lancar..
Hamdan : Aamiinn.. ehh btw lagi ada apa nih? Kok Alisa ku tampil cantik banget n bercintai ginih..??
Siang itu Alisa mengenakan lingerie babydoll warna pink muda sepangkal paha. Karena ia bersandar di pundak Hamdan, kedua gunung 36F begitu nampak jelas tanpa bra didalam lingerienya. Sementara selakangannya hanya tertutup G-string warna pink muda senada dengan babydollnya. Kaki putih mulus jenjang Alisa begitu indah dan membuat Hamdan kembali terangsang. Alisa pun kini berganti posisi dengan tiduran dengan posisi telentang sementara paha Hamdan ia jadikan bantal. Alisa masih sibuk dengan HP nya saat Hamdan meremas gemas toketnya yang sedikit tertutup lingerie. Begitu kenyal dan empuk kedua gunung kembar Alisa membuat ‘rudal’ Hamdan mengeras dan siap meluncur ke liang surgawi setiap akhwat.
Alisa : Eitt.. nakal yaahh mass Hamdan nih.. umi bilangh malam ni ga ada acara threesome lohh.. trus Alisa sama umi juga ga boleh pegang rudal mas.. duhh.. tersiksanya..
Hamdan : Ohh.. kenapa emang sayang? Sambil Hamdan terus meremasi toket Alisa.
Alisa : Mhh.. sshh.. Yaah.. kata umi malam ini khusus kita yang manjain masshh.. uhh.. ntar Alisa jadi pengen lohh mass.. Alisa pun nampak mulai gelisah karena terangsang oleh remasan Hamdan.
Hamdan : Ohh gituhh.. yaah lumayan bisa istirahat.. ahahah..
Alisa : Iya kaannhh?? Sshhh.. bilangnya aja istirahat.. tapi ini kok ada yang keras ngganjel di kepala Alisa yaah..?? Batu atau apa nih mass..?? Sambil Alisa meremas rudal Hamdan dari luar celana.
Hamdan : Lohh katanya tadi gak boleh pegang?
Alisa : Kan gak langsung.. masih ketutup celana.. lagian umi gak ada.. hihih..
Hamdan : Trus gimana dong manjain mash tanpa pegang rudal?
Alisa : Mas pengen tau? Ke kamar dulu yuukk..
Hamdan : ahahah.. ayuk daahh.. mas mau lihat Alisa mainnya kayak gimana..
Alisa pun menggandeng Hamdan menuju kamarnya di lantai 2. Hamdan pun tak bisa melepas pandangannya dari bokong bulat putih mulus Alisa yang menari indah setiap ia melangkah.
PLAKK..!! Hamdan menampar gemas bokong Alisa.
Alisa : Ahh.. masshh.. sabar donghh.. hihihih
Hamdan tak mampu menahan dirinya untuk meremas bokong bercintai Alisa. Dari ruang tamu hingga kamar Alisa, tangan Hamdan tak bisa lepas dari meremas-remas bokong putih Alisa. Alisa pun menikmati remasan nakal Hamdan di bokongnya. Sesampainya di kamar Alisa, Alisa dengan nakal mendorong Hamdan hingga terjerembab di ranjangnya. Dengan merangkak di ranjang, Alisa mulai mendekati Hamdan dan kini berada tepat di atas tubuh Hamdan. Alisa mulai memagut bibir Hamdan dengan posisi doggy, Hamdan pun membalas pagutan Alisa. Kedua lidah insan itu saling membelai satu sama lain, sementara bibir mereka terus-menerus bersinggungan membasahi lawannya dengan air liur.
Alisa : Ummfhh.. Sruupp.. Mmchh.. Mmffhh.. uwmmpch.. Uwmpchh..
Beberapa saat mereka berciuman, tangan Alisa dengan efisien melucuti baju Hamdan. Ketika tangannya sibuk melepasi kancing baju Hamdan, ciuman Alisa berpindah ke leher Hamdan. Cupangan dan jilatan Alisa daratkan hingga membekas kemerahan. Hamdan hanya terpejam menahan geli bercampur nikmat dari permainan kekasihnya. Alisa melempar baju Hamdan dan kini terpampang keindahan dan kebercintaian tubuh Hamdan di hadapan Alisa. Dengan tatapan nakal dan penuh makna, Alisa mulai menjilati setiap lekuk otot tubuh Hamdan. Mulai dari pangkal leher kemudian turun ke dada Hamdan. Lidah lembut Alisa benar-benar merangsang Hamdan hingga ke ubun-ubunnya. Nafsu syahwat Hamdan semakin tinggi ketika Alisa mulai melahap puting Hamdan kiri dan kanan bergantian. Alisa begitu menikmati rasa khas tubuh lelaki bahkan Alisa pun mulai terangsang hanya dengan menjilati tubuh Hamdan. Kini lidah Alisa turun dan berhenti di pusar Hamdan. Dengan lihainya Lidah Alisa menusuk pusar Hamdan sementara kedua tangannya menarik lepas celana sirwal yang dikenakan Hamdan.
rudal Hamdan yang sudah tegak mengeras kini menantang Alisa untuk mengulumnya. Mata Alisa dimanjakan dengan bentuk rudal Hamdan yang berurat besar melingkar di seluruh batang rudalnya. Alisa hanya bisa menelan ludah menahan rasa haus mulutnya akan rudal Hamdan.
Alisa : Uhhh.. mass Hamdannhh.. rudalnya kok ganteng banget sih kayak yang punya.. duh Alisa jadi ga tahan pengen emut..
Hamdan : Lohh tadi katanya ga boleh pegang rudal ya?
Alisa : Iya sih Mass.. selama ga pake tangan, serambi lempit, mulut, sama anus.. yang lainnya boleh..
Hamdan : Woow.. sedetil itu kah?
Alisa : iyahh.. ummi yang bikin peraturan.. hihihi..
Hamdan : Yaudah.. coba mas mau lihat kebinalan Alisa tanpa itu semua..
Alisa kembali memanjakan Hamdan dengan jilatan lidahnya. Kali ini ia mulai dari betis Hamdan terus naik hingga pangkal pahanya baik kanan dan kiri. Semakin Alisa mempermainkannya Hamdan, semakin ia terangsang sendiri apalagi tiap kali wajahnya tak sengaja mencium aroma rudal Hamdan. Bagaikan dibius dengan dosis tinggi yang membuat Alisa gelagapan ingin menelan rudal Hamdan.
Hamdan : hahah.. kenapa sayang? Pengen rudal mas yahh?? Ahahah..
Alisa : Uwhh.. awas yaahh besok Alisa puas-puasin baru keenakan mas nyah..
Alisa yang merasa sedikit kesal kemudian menarik tangan Hamdan dan mendudukkan Hamdan di pinggir ranjang. Kini rudal 25cm berdiri tegak bagaikan menara yang tangguh. Alisa berdiri sedikit agak menjauh dari Hamdan. Tanpa disangka Hamdan, Alisa pun melakukan striptease dance sambil melepas lingerie baby dollnya. Goyangan pinggul dan liuk tubuh Alisa yang mengalir indah menghanyutkan Hamdan semakin dalam di lembah birahi. Tangan Alisa pun meliuk-liuk meraba setiap mili bagian tubuhnya dengan gerakan menantang. Melihat Hamdan yang telah dilanda nafsu, Alisa pun tersenyum dan berjalan mendekati Hamdan dengan lenggokan pinggul yang erotis.
Sampai di depan Hamdan, Alisa yang sudah bugil hanya tersisa G-string saja kini berlutut tepat di antara kedua paha Hamdan. Dengan tatapan mata nakal, Alisa mulai melakukan serangannya. Kedua toketnya kini ia genggam dan langsung menjepit batang rudal hingga tenggelam.
Hamdan : Ouhhhh.. jadi gini yaahh??
Alisa : Hihihi.. pertama kali kan mass Hamdan??
Alisa mulai menggerakkan dadanya naik turun memanjakan rudal Hamdan yang terhimpit kedua bukit raksasa kenyal miliknya. Pengalaman paizuri pertama Hamdan ini membuatnya terbuai merasakan kenikmatan dan kelembutan toket Alisa. Kekenyalan toket Alisa begitu alami memberikan rangsangan bertubi-tubi ke rudal Hamdan.
Hamdan : Ahhh.. shhh.. uhhh.. belajar dimanah sayang??.. duhhh..
Alisa : Hihihi.. pokoknya mas Hamdanhh Cuma boleh mendesah aja siang ini..
Semakin lama Alisa semakin cepat menghimpit dan mengocok rudal Hamdan di jepitan nikmat toket 36F miliknya. Hamdan semakin melayang tinggi dalam dekapan birahinya sambil terpejam menikmati setiap detik yang ia lalui. Ketika Hamdan mulai tak kuasa menahan syahwat, Alisa tiba-tiba menghentikan permainannya yang membuat Hamdan sedikit kecewa.
Hamdan : Yaahh.. kok udahan??
Alisa : Ssstt.. mas Cuma boleh mendesah ajah..
Sambil tertawa kecil, Alisa kemudian kembali mendorong Hamdan telentang di ranjang dengan kaki dari lutut ke bawah menjuntai. Perlahan Alisa mengambil posisi WOT di atas pinggul Hamdan sambil jongkok. Alisa mengejutkan Hamdan dengan permainan selakangannya di rudal Hamdan. Tanpa melepas G-string, Alisa mulai menggesekkan serambi lempitnya di rudal Hamdan maju-mundur. Gerakan maju mundur Alisa yang disertai dengan goyangan pinggul begitu memanjakan Hamdan. Ia tak pernah menyangka Alisa begitu mahir memainkan pinggulnya se-erotis itu.
Hamdan : Ouuhh.. sShhh.. mmmhhh.. mantabhh.. sshhh..
Alisa : Ungghh.. Shhh.. Ahhh.. enak kan mashh..?? Goyangan Alisa gimana mass..??
Hamdan : Goyang teruss sayaanghh.. iyaahh gituu.. uhhh.. mmhhh.. top lahh..
Alisa semakin binal mendengar pujian Hamdan. Ia sendiri sudah dibakar oleh nafsu syahwat yang menyerangnya. Gesekan di serambi lempitnya merangsang Alisa habis habisan hingga ia tak kuasa untuk menahan desahan liarnya. Toket Alisa berayun-ayun mengikuti gerakan tubuhnya yang segera di respon oleh kedua tangan Hamdan. Dengan cekatan tangan Haamdan meremas kuat toket Alisa sembari sesekali memilin dan menyentil puting pink Alisa. Mendapat dua serangan sekaligus menyebabkan Alisa semakin liar tak terkendali. Puting sebagai G-spotnya terasa begitu geli bercampur nikmat ditambah kerasnya rudal raksasa Hamdan yang menyumpal bibir liang surgawinya menambah kenikmatan foreplay yang tengah dimainkannya. Ranjang Alisa berdecit tiap kali ia menggerakkan pinggulnya maju-mundur seakan menjadi musik pengiring permainannya.
Alisa : Ahhh.. ouhhh.. kok jadi Alisah yang ga tahan mas yahh.. ahh.. shh.. mmhhh… Ouhhh..
Hamdan : Lohhh.. belum disodok lohh.. udah keenakan?
Alisa : Iyahh.. rudal mass Hamdan ajaib sihh.. ouhhh.. auhh.. ampunn enaknyaahh.. ahhh.. mass.. ahhh.. mau keluar.. ahh.. NNGGGGHHHHHHH…!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Hamdan sedikit terkejut melihat Alisa mendongakkan kepalanya dengan lenguhan panjang sementara kedua tangannya mencengkram kuat dada Hamdan akibat ledakan orgasmenya. Alisa sendiri begitu menikmati orgasme yang ia dapatkan karena permainannya sendiri. Cairan Surgawinya begitu deras membasahi selimut di ranjangnya.
Hamdan : Ehh.. bisa keluar juga Cuma karena kayak gini??
Alisa : E’emhh mass.. Alisa juga gatau.. duh enak banget.. bobo yu mass..
Hamdan : hahah.. iya dehh.. makasih ya sayanggg.. Hamdan mengecup lembut dahi Alisa sebelum akhirnya mereka tertidur.
Sekitar pukul 15.30an Hamdan terbangun karena merasakan bibirnya seperti dicium. Benar saja ternyata Alisa tengah melumat bibir Hamdan yang masih setengah sadar.
Alisa : Bangun mas Hamdan sayang.. sholat Ashar dulu..
Hamdan : Ohh.. udah Ashar ya? Makasih sayang yah udah bangunin mas.. sambil Hamdan meremas toket kiri Alisa.
Alisa : Ihh bangun-bangun langsung nakal yaa..
Hamdan : Salah sendiri sayangku telanjang gini..
Hamdan bersegera untuk mengambil air wudhu untuk sholat karena di masjid sudah selesai sholatnya. Jarak antara rumah Alisa dengan masjid memang lumayan jauh sekitar 150meter sehingga kalau terlambat berangkat maka sholat di masjid pasti sudah selesai. Hamdan pun mengajak Alisa untuk sholat berjamaah di ruang tengah. Hamdan sebagai imam nya sementara Alisa menjadi makmum. Alisa pun tak bisa menolak tawaran yang selama ini jadi angan-angannya. Setidaknya ia bisa merasakan menjadi makmum dari ikhwan yang ia sukai dan berharap Hamdan kedepannya akan jadi suami sahnya. Selesai sholat, Hamdan duduk menghadap Alisa. Memang sunnah setelah selesai sholat adalah imam menghadap ke makmum. Hamdan yang tengah bersiap untuk dzikir dan do’a tiba-tiba dikejutkan oleh Alisa yang langsung tiduran di pangkuan Hamdan. Alisa nampak cantik alami karena air wudhu. Kulit wajahnya semakin nampak putih glowing dengan bibir tipis kemerahan dan senyum kenikmatans dihiasi oleh mata lentik Alisa. Mukena putih berenda menghiasi tubuh bercintainya sehingga nampak cantik elegan.
Hamdan : kok tiba-tiba tiduran gini sayang? Kenapa?
Alisa : Gapapah.. pengen aja liatin wajah ganteng mas Hamdan..
Hamdan : Hahah.. kan ntar juga bisa.. abis sholat tuh dzikir ama doa dulu..
Alisa : Uwww.. Alisa pengennya kayak gini aja.. pengen liatin mas Hamdan mumpung bisa..
Hamdan : Trus gak do’a dulu..??
Alisa : Mas aja yang do’a buat Alisa yahh.. Hihih..
Hamdan : Minta di do’ain apa nih sayang?
Alisa : Do’ain semoga kita bisa terus bersama sampai pelaminan nanti mas.. trus Allah bersamakan kita hingga akhir hayat dan di surganya juga..
Hamdan : Alisa beneran mau jadi istri mas..?
Alisa : He’emh bangethh.. ga mau yang lain.. pokoknya harus mas Hamdann.. sambil Alisa memeluk erat pinggul Hamdan..
Hamdan : Ya Allah.. terimakasih karena telah mempertemukan hamba dengan bidadari yang engkau kirimkan ke dunia ini dan kini ia tengah tertidur di pangkuan hamba..
Alisa : Uwwhh.. mass.. Alisa sayang mas Hamdan banget.. jangan tinggalin Alisa yaahh..
Hamdan : inshaaAllah.. sama-sama saling menjaga yah.. Hamdan pun mengecup mesra dahi Alisa yang disambut dengan senyuman bahagia Alisa.
Bu Zaskia : Assalamu’alaykum..
Alisa : Wa’alaykumsalam.. ehh mas, umi udah pulang.. bentar yah.. Alisa pun bergegas untuk menyambut kedatangan ibunya.
Bu Zaskia : Ohh.. baru selesai sholat?
Alisa : iya mi.. tadi sholat sama mas Hamdan..
Bu Zaskia : Sholat ajaa kaaan?? Ga aneh-aneh kaann?? Goda bu Zaskia ke Alisa.
Alisa : Nggak lah mi.. seriusan Alisa ga pegang-pegang ‘itunya’ mas Hamdan..
Bu Zaskia : Hahah.. iya deehh.. sambil bu Zaskia berjalan menuju kamarnya.
Hamdan : Assalamu’alaykum bu.. baru pulang..??
Bu Zaskia : Iya nih.. ehh nanti malem Hamdan ga ada acara kan? Temenin ibu sama Alisa yah..?
Hamdan : Ga ada sih bu.. memang mau kemana?
Bu Zaskia : Nyenengin Hamdan laah.. pokoknya siap-siap aja..
Malam harinya ba’da isya Hamdan telah bersiap di ruang tamu setelah sholat isya di masjid. Tak lama berselang datang Alisa yang begitu cantik menawan. Dengan setelan gamis panjang dan jilbab antem warna mocca dengan detil kriya bunga. Tubuhnya yang tinggi menambah keanggunan dirinya ketika berjalan.
Alisa : Lohh.. umi mana mas? Belum siap?.. tanya Alisa sambil mengenakan cadar tali 2 layer senada dengan warna jilbabnya.
Hamdan : Belum sayang..
Alisa : Ohh.. yaudah tunggu sini ajah..
Bu Zaskia : Udah pada siap yah..?? Yuk berangkat..
Hamdan terkejut melihat penampilan bu Zaskia yang mengenakan setelan baju dan gamis yang sama persis dengan Alisa baik dari segi warna, model, corak dan detil. Yang membuat Hamdan keheranan adalah malam itu bu Zaskia mengenakan cadar tali 2 layer yang sama persis dengan Alisa sehingga Hamdan tak bisa membedakan antara ibu dan anak. Hanya dari kalau Alisa mengenakan kacamata, tapi kalau tanpa kacamata maka ibu dan anak itu seperti saudara kembar.
Bu Zaskia : Hamdan? Kok bengong aja?
Hamdan : Ehh iya bu.. soalnya bu Zaskia kliatan beda..
Bu Zaskia : Masa? Bedanya dimana?
Hamdan : Yaa gak biasanya aja pakai cadar gitu.. jadi kliatan makin cantik..
Bu Zaskia : Iyaa dong.. kan buat Hamdankuh sayaang..
Alisa : Yeee umi.. mas Hamdan buat Alisa dongg..
Bu Zaskia : Hahah.. buat barengan aja gimana?
Alisa : keenakan mas Hamdan dong.. hihihi..
Hamdan bertugas sebagai sopir pribadi kedua bidadarinya. Alisa duduk di kursi depan, sementara bu Zaskia menguasai kursi tengah. Mobil Oddysey Putih 2019 resmi menjadi kendaraan pribadi Hamdan. Hamdan tidak tahu lokasi yang mereka tuju, ia hanya mengikuti setiap arahan dari bu Zaskia. Dalam hatinya ia begitu senang bisa malam mingguan bersama kekasihnya Alisa ditambah bonus ibunya yang selama ini ia tak pernah membayangkan sedetikpun.
Bu Zaskia : Nah depan itu yah.. masuk aja ke resto nya..
Hamdan : Siap bu..
Bu Zaskia : Duhh.. kok ga nyaman yah.. panggil sayang ajah dong..
Alisa : curang ihh umi.. kan panggilan sayang Cuma buat Alisa..
Bu Zaskia : Ahh gapapa.. sekali-sekali ya Hamdan? Gimana?
Hamdan : Ahahah.. iya deh sayaangg.. Alisaku juga mas panggil sayang kok..
Alisa : Uhh mas Hamdan genit.. sambil Alisa mencubit dan mencium pipi Hamdan.
Resto yang dituju Hamdan termasuk Resto yang terkenal di jogja. Hampir setiap malam pasti penuh dengan pengunjung. Hamdan pun menjadi pusat perhatian ketika ia berjalan masuk diiringi dua bidadari kembar yang mendekap tangannya kiri dan kanan. Alisa berada di sisi kiri Hamdan sementara bu Zaskia berada di sisi kanan Hamdan. Mereka berjalan layaknya pasangan yang sah dengan pembicaraan mereka yang lepas dan santai sehingga membuat semua orang yang melihat Hamdan iri.
Staff Resto : Maaf mas.. kok bisa sih dapet 2 akhwat langsung gitu gimana? Cantik-cantik banget pula.. tanya staf resto sembari memberikan nomor meja pada Hamdan.
Hamdan : Duhh.. gimana yaah? Udah takdirnya mass..
Hampir di setiap saat Hamdan melewati orang-orang di resto itu mereka pasti menjadikan Hamdan sebagai bahan pembicaraan. Tampak sekali mimik wajah iri khususnya para pria yang datang di resto itu.
Bu Zaskia : Nah duduk sini.. Hamdan di tengah ya jadi biar diapit ibu sama Alisa..
Hamdan : iya sayang.. ngikut aja deh..
Alisa : sini dong mass agak deketan..
Alisa mulai melihat-lihat menu yang disediakan sambil tetap mendekap tangan kanan Hamdan. Sementara tangan kiri Hamdan terjepit oleh dua gunung jumbo bu Zaskia akibat didekap erat. Hamdan benar-benar menjadi pusat perhatian malam itu. Ia sendiri pun begitu menikmati dimanja oleh kedua akhwat syar’i cantik yang membersamainya. Ketika makanan sudah datang pun Alisa dan bu Zaskia sengaja menunjukkan kemesraan mereka di depan umum dengan bergantian menyuapi Hamdan, padahal Hamdan juga sudah memesan makanannya sendiri.
Alisa : Sini mas.. aaaakk..
Bu Zaskia : Hamdan sayang.. cobain yang ini juga.. aaakkk..
Hamdan : Haemphhh.. satu-satu dong.. biar mas bisa nikmatin..
Bu Zaskia : Ntar kalo Hamdan sayang masih kurang tinggal pesen lagi..
Hamdan : Yang ini aja belum abis kok sayanghh..
Alisa : hihih.. ya ntar kita bantuin abisin dong..
Hingga menjelang pukul 21.00 mereka baru pulang dari resto itu. Selama perjalanan pun mereka tak langsung pulang. Alisa ingin mampir dulu ke Malioboro sekalian mencarikan pakaian untuk Hamdan. Bu Zaskia pun menyetujuinya padahal bu Zaskia hanya ingin bisa jalan-jalan dengan mesra bersama Hamdan. Ketika mereka berjalan menikmati suasana malam Malioboro tetap saja Alisa dan bu Zaskia tak melepaskan dekapan mereka dari tangan Hamdan, bahkan kali ini kedua lengan Hamdan tenggelam di belahan dada Alisa dan bu Zaskia. Apa yang tengah di alami Hamdan merupakan sesuatu yang jarang terjadi sehingga semalaman Hamdan terus-terusan menjadi bahan gunjingan para lelaki. Bahkan saat berada di titik nol kilometer setelah mereka selfie bertiga dengan bantuan orang lain yang mengambil gambar, Hamdan berkali-kali mendapatkan pertanyaan tentang bagaimana dia bisa menaklukkan 2 akhwat cantik bercadar syar’i.
Sekitar jam 22.00 mereka akhirnya tiba di rumah kembali. Karena lelah setelah semalaman jalan-jalan mengitari Jogja akhirnya ketiganya tidur di sofa ruang tengah.
Bu Zaskia : Ahhh.. nyesel deh kenapa tadi pagi bikin peraturan gituhh.. sambil tangan bu Zaskia menyusup kedalam baju Hamdan dan memainkan puting Hamdan.
Alisa : iya nih umi.. padahal kan Alisa uda gatel banget lohhh.. pengen di tusuk lagi ama pedangnya mas Hamdanhh.. tangan Alisa pun meraba-raba selakangan Hamdan dari luar sirwalnya.
Hamdan : Ahahah.. ya gapapa lah sekali-sekali mas pengen istirahat.. pengen bobo aja bareng dua bidadari mas Hamdan ini..
Bu Zaskia : Haduhh.. jadi malu lohh dibilang bidadari..
Hamdan : Iyah sayang.. cantiknya kebangetan sih..
Alisa : Kalo Alisa cantik nggak mas Hamdan??
Hamdan : Kalo Alisa mas mah uda gak ketulungan cantiknya..
Alisa dan Bu Zaskia senang karena terus di sanjung oleh Hamdan. Keduanya pun mengecup pipi Hamdan kiri dan kanan secara bersamaan sebelum akhirnya tertidur di sambil mendekap Hamdan.
————————————————————————–
Sementara malam yang sama, Susan hanya bisa menghabiskan malam minggu bersama suaminya yaitu ustad Zulfikar. Suami Susan memang tak terlalu suka menghabiskan waktu di luar rumah hanya untuk perkara yang tidak penting. Kalaupun jalan-jalan biasanya karena Susan yang mulai rewel ingin belanja.
Zulfikar : Umi.. besok ikut temenin abi yah..??
Bu Susan : Kemana bi?
Zulfikar : Ngisi kajian ahad pagi di UGM.. gak ada kegiatan kan?
Bu Susan : Emang umi pernah ada kegiatan kah? Kan abi mulu yang sibukk..
Zulfikar : Ahahah.. maaf deh.. tanggungjawab suami mau gimana lagi sayang?
Bu Susan : Iyaa tapi kan umi juga pengen gitu bisa berduaan sama abi aja..
Zulfikar : Yaa ini kan uda berdua..
Bu Susan : Bertiga ini.. tuh HP ga bisa lepas dari abi..
Zulfikar : Ehh.. ini lagi bales temen nawarin bisnis lagi..
Bu Susan : hemm.. terserah abi aja dehh.. umi mah ngikut..
Memang akhir-akhir ini kehidupan keluarga Susan sedikit agak kurang sehat. Selain dikarenakan kesibukan Zulfikar di luar rumah juga karena Susan sudah pernah merasakan rudal selain rudal suaminya dan sudah cukup lama ia tak merasakan keperkasaan rudal ikhwan lain. Kalau soal urusan ranjang suaminya cukup tangguh, namun tetap saja tak seperkasa Hamdan dengan rudal kekar raksasanya. Hampir tiap malam Susan selalu berfantasi dan bermasturbasi ria membayangkan tubuh moleknya di setubuhi Hamdan dengan liar. Rasa yang diberikan rudal Hamdan begitu membekas di serambi lempit Susan bahkan ketika tengah menggenjot dengan suaminya pun rudal Zulfikar terasa kurang bagi Susan. Rasa penuh sesak disodok rudal Hamdan begitu tak tergantikan meski Susan berkali-kali disetubuhi suaminya. Hantaman kasar dan kuat pinggul Hamdan serta sodokan rudal Hamdan yang menembus hingga ke rahimnya membuat Susan mabuk kepayang. Tiap kali selesai menggenjot dengan Zulfikar, setelah Zulfikar tidur pasti Susan akan bermasturbasi untuk memenuhi hasrat nya akan rudal Hamdan.
Zulfikar : Mi.. Mii.. oi.. nglamun ngapain?
Bu Susan : Ohh.. nggakk.. knapa bi?
Zulfikar : si Yusuf sama Diana gimana kabarnya? Kemarin jadi ikutan temu kangen kah?
Bu Susan : Ehh iya ya.. lama juga umi ga denger kabar dari dia.. ntar coba umi telpon dia..
Zulfikar : Abi keluar bentar sayang.. ada musyawarah takmir..
Bu Susan : Jangan malem-malem lohh.. ntar umi ‘gatel’ lagih..
Zulfikar : Ahahah.. ya ntar abi ‘garukin’ dehh..
Zulfikar pun pergi meninggalkan Susan kembali ke dalam kesendirian. Tapi bagi Susan yang sekarang kesendirian adalah teman yang paling ia tunggu-tunggu karena bisa bermasturbasi sepuasnya.
Bu Susan : Ahh coba telpon Diana..
Tuut.. Tuutt.. Tuuutt..
Diana : Assalamu’alaykum..
Bu Susan : Wa’alaykumsalam.. lagi apa nih Na? Malming an yaa??
Diana : Ehh Susan.. ngga juga sih.. ini lagi di rumah ajah..
Bu Susan : Ohh.. sama si culun..??
Diana : Yee.. Culun siapa? Hihih.. ngga mas Yusuf lagi keluar beli makan.. ni sama Mira ajah.. kamu apa kabar?
Bu Susan : Alhamdulillah baik nih.. ohh sama si kenikmatans yaa? Mana? Mana suaranya? Miraa.. Miraa.. Ehh kemarin kamu jadi datang?
Diana : Iyahh.. lagi mainan dia.. datang kemana nih?
Bu Susan : Datang ke temu kangennya lah.. kan aku ga datang tuh..
Diana : Ngga jadi datang.. sebernya pengen banget..
Bu Susan : Trus kenapa ga datang? Kan tinggal datang aja..
Diana : Mmm.. gimana ya? Kalo diinget-inget bikin pengen marah aja..
Bu Susan : Ohh.. yaudah ga usa cerita kalo buat kamu jadi ga nyaman..
Diana : Soalnya ini sesuatu yang sensitif.. tapi janji ga cerita ke siapa-siapa yah?
Bu Susan : inshaaAllah.. aku janji Na.. kenapa emangnya?
Diana : Jadi gini.. pas kita lagi di perjalanan ke jogja tuh..
Diana mulai bercerita semua kisah perkosaan yang dia alami. Susan yang mendengarnya pun tak percaya dengan yang terjadi. Isak tangis Diana mulai pecah saat menceritakan tentang yang dilakukan para pemerkosanya tepat di depan suaminya. Membayangkan yang terjadi pada Diana, Susan pun ikut merasa marah dan tak terima. Ingin rasanya ia menghajar semua pemerkosa Diana.
Bu Susan : Trus uda lapor polisi belom!? Lapor dong!!
Diana : Gak berani San.. mereka ngancam gitu bakal culik n bunuh Yusuf tambah mau nyebarin video kita.. kasian mas Yusuf ntar bisnisnya..
Bu Susan : Trus kamu mau diem aja dimanfaatkan mereka?!
Diana : Aku juga bingung San.. mas Yusuf aja sekarang banyak diem.. gak seceria dulu.. hiks.. hikss.. aku bingung San..
Bu Susan : Kamu harus berani lapor Na..!!
Diana : Kamu kan ga ada di posisi akuh San.. hiks.. dilema aku tuh.. merasa bersalah banget.. gara-gara akuh jadi gini..
Bu Susan : Udah.. jangan nyalahin diri kamu.. toh semua bukan karena kemauanmu kan?
Diana : iyaa.. tapi sempet juga aku nikmatin perkosaan itu San..
Bu Susan : Hah? Apanya yang enak coba diperkosa gitu?! Kamu ni sinting yaa??
Diana : sebenernya aku juga ga trima diperkosa gitu San.. tapi ntah kenapa tubuhku kayak malah keenakan..
Bu Susan : Beneran? Kamu tuh lagi diperkosa lhoo..
Diana : Yaa gitu San.. Cuma sama kamu aku ceritaa.. makanya aku juga heran.. kok malah jadi enak gituhh..
Bu Susan : Haduhh.. emang enaknya gimana?
Diana : Gatau San.. perasaan di jamah banyak orang n jadi rebutan banyak orang ituh San bikin akuh jadi gimanaa gitu..
Bu Susan : Bikin kamu tambah horny ya?
Diana : Nahh ituuhh.. gatau kenapa.. pas mereka rebutan buat bikin aku terangsang.. duhh rasanya tuh sebadan jadi geli-geli nikmat gitu..
Bu Susan : Hah? Seriusan? Diapain ajah emang?.. Susan semakin penasaran dengan yang dialami Diana.
Diana : Jujur aja San.. tapi kamu jangan cerita sama siapapun ya?? Janji yaa??
Bu Susan : Iyahh janji.. lanjut dongg.. jadi penasaran nihh..
Diana : Ihh kamu kok malah jadi yang ngebet? Aku lagi kena musibah juga..
Bu Susan : Lah kan kamu sendiri yang mulai.. jadi horny nih..
Diana : ahahaha.. aneh..
Bu Susan : Udahhhhh.. lanjutttthh.. Gaassss..
Diana : Iyah.. gituh.. pada rebutin jilatin serambi lempit aku.. ada juga yang jilatin paha sama bokong aku.. ada juga yang remesin ama isep toket aku juga..
Bu Susan : Wuuhh.. pada bareng semua itu?
Diana : Yaa ngga juga.. digilir gituh.. tapi liat muka mereka yang nafsu banget aku malah jadi terangsang lohh..
Bu Susan : Duhh.. becek juga bawah nih..
Diana : Hah? Udah becek serambi lempit kamu San??
Bu Susan : Iyaa.. gara-gara kamu cerita gituhh.. jadi ngebayangin nihh..
Diana : Padahal baru awal-awal udah basah.. gimana ntar coba?
Bu Susan : Ehhh udahh.. lanjut keburu si Culun balik..
Diana : Oke.. trus aku disuruh berlutut depan mereka semua.. gilak!! Batang mereka gede-gede banget.. berurat gitu San.. aromanya itu lohh.. awalnya bikin eneg.. tapi abis ituh.. mmhhh.. langsung auto banjir dah serambi lempit akuh cz aroma batang mereka..
Bu Susan : Ahhh.. berapa? Berapa rudal mereka?? Gede banget kah??.. Susan semakin terangsang mendengar cerita Diana. Kini Bu Susan pindah tempat ke kamarnya dan tiduran di ranjang.
Diana : Kenapa San? Pengen banget yaa?? Ehh rudal? Ahh iya jadi inget namanya rudal.. mmhh.. ada 5 San.. duh abis itu aku disuruh nyepong satu-satu gantian.. ahhh gurih, asin, ntahh.. pokoknya enak banget.. tambah bulu rudalnya ituh.. ahh lebat-lebat banget bikin aku tuh makin terbius gituhh.. yang paling enak waktu ada yang nyodok kasar mulut akuh.. mentok nyampe tenggorokan.. ahhh..
Bu Susan : Uhh.. lanjut donghh.. aku udah basah nih.. trus yang lain gimana rasa rudalnya? Yang lain ada juga yang nyodok mulut kamuh?? Seenak itu kah??
Bu Susan kini mengangkang tanpa CD. Tangan kirinya memegang HP, sementara tangan kanannya sibuk memainkan serambi lempitnya yang mulai basah karena fantasinya sendiri.
Diana : Enak bangeth San.. pada kasar gituh nyodoknya dimulut akuh.. Diana pun kini berpindah di kamar dan juha telentang mengangkang sambil memainkan serambi lempitnya.
Bu Susan : Terushh?? Keluar gak?? Spermanya??
Diana : Belom Sann.. abis itu aku disuruh nyepong rudal Yusuf.. mas Yusuf Cuma diem aja cz diiket di kursi.. pas lagi enak-enaknya nyepong rudal mas Yusuf, serambi lempit aku dientot taukk.. gede banget pulaa.. mentok langsung sampai ujunghh.. uhh.. sesek banget di serambi lempit..
Susan : Aihhh.. pasti enak banget tuh depan belakang..??
Diana : Banget? Buanget San.. buanget!! Aku nyampe sekarang masih ketagihan.. uhh.. mereka nggenjotin serambi lempit aku kayak kesetanan gituh.. kasar n kenceng.. akunya jadi keenekan.. nikmat banget tau.. rudal mereka gesek-gesek dalem serambi lempit kenceng banget..
Diana mulai memainkan serambi lempitnya yang basah sementara Bu Susan makin terbenam dalam fantasinya di threesome.
Bu Susan : ayok teruss.. lanjut lagi..
Diana : Ahh.. saking enaknya aku nyampe orgasme gitu Sann.. duhh.. kirain udahan.. ehh dilanjut lagi.. aku digilir kayak anjing gitu San.. tapi tiap kontok rasanya beda-beda San.. semuanya bikin aku makin ketagihan.. aku yang nyepong rudal mas Yusuf juga jadi makin gila.. trus mas Yusuf ngluarin spermanya di mulut akuhh.. uhh enaknyah.. disodok serambi lempit aku digilir gituhh.. ahh kayak surga..
Bu Susan : Mmhhh.. enak banget yah Na? rudal mana yang paling enak? Trus diapain lagih?
Diana : Enak semua San.. punya mas Yusuf aja kalahh.. ahh.. keras gede berurat.. ahhh.. serambi lempit aku dimanjain banget disodok kasar gituh.. gatau berapa kali aku orgasmehh.. mmhh..
Diana semakin cepat memainkan serambi lempitnya membayangkan apa yang terjadi padanya dulu, sementara Bu Susan mulai memasukkan jarinya ke liang surgawinya sendiri.
Bu Susan : Terushh?? Terushh??
Diana : Terus aku disuruh jongkok di atas rudal bos mereka.. uhhh.. beneran gede banget tuh rudal.. bayanginnya aja aku langsung basah.. trus aku masukin rudal dia ke serambi lempit akuh.. ahh rasanya itu waktu mentok.. behhh.. berasa terbang ke langit.. lagi asik gituh.. yang lain masukin ke anus akuhh.. sakit sih awalnya.. tapi abis itu.. ahh.. gatau lagi mau cerita gimanah.. kamu harus rasain sendiri nikmatnya di anal San.. rasa penuh di anus.. ahh.. tambah rudal juga di serambi lempitk.. aduhh.. nikmatnyahh..
Diana kini mulai colmek. Dua jari masuk sekaligus, jari telunjuk dan jari tengahnya mengobok-obok liang surgawinya yang sudah banjir parah. Sementara Bu Susan semakin tak kuasa menahan orgasmenya membayangkan serambi lempit dan anusnya disodok rudal sekaligus.
Bu Susan : Trus diapain lagihh?? Ayok dong cerita lagihh Na..
Diana : Kamuh lagi apa San?
Bu Susan : Lagi colmek nihh.. keenakan bayangin kayak kamu.. duhh.. lanjutt..
Diana : Ahh.. sama aku juga lagi colmek keenakan nih.. iyaa.. abis ituh aku dikasi obat perangsang gituhh.. gatau lah.. yang aku rasain Cuma pengen terus dientot.. pengen tuh rudal kelimanya masuk serambi lempit akuh semua.. uhhh.. satu aja enak gitu.. kalo banyakk.. ahhh pikirku..
Bu Susan : Truss.. jadinyah gimanaah?? Semua rudal masuk serambi lempit kamuh??
Diana : Trus aku disuruh ngangkang tapi belakangin yang tiduran di bawah.. rudal bossnya yang paling gedeh nyumpal anus akuh.. terus ada satu lagi yang masuk serambi lempit.. ahh.. rudal mereka genjot kedua lubang akuh barengan… Mulut aku juga disodok rudal juga Sann.. rasanya itu kayak nikmat yang tida henti Sann.. enaknya gak ketulungan.. ampunnnn.. serambi lempitk.. anus.. mulut.. ahhh.. rudall..
Bu Susan : Ahhh.. enak banget yahh rudalnya? Duhh kamu kok gak ngajakin aku sihh??
Bu Susan pun semakin liar mencolok serambi lempitnya dan akhirnya ia orgasme hebat. Cairan surgawinya menyembur sempurna membasahi kasurnya. Diana pun merasakan orgasme mulai datang dan akhirnya menyerah membiarkan serambi lempitnya menyemburkan cairan kenikmatan duniawinya.
Diana : Banget sann.. iya.. pengen banget ajakin kamuh biar tau rasanya banyak rudal menggenjotin kamuh gitu.. trus tiba-tiba ada yang maju lagi langsung masukin rudalnya ke serambi lempit akuh lagi.. auwwhh… Gak bisa dibayangin deh.. rasanya..
Bu Susan : Ahhh.. tiga rudal dong di badan kamuh? serambi lempit 2, anus 1??
Diana : Iyah Sann.. nikmatnya ituh waktu rudal kedua masuk serambi lempit.. ya Allahh.. mmhh..
Bu Susan : Ahhh parah kamuhh.. aku jadi ngebet banget nih pengen..
Diana : Uhh.. rasanya ituh.. gak bisa dibandingin sama apapun San.. enaknya kebangetan.. apalagi pas mereka mulai genjotin di anus sama serambi lempit barengan.. bikin akuh jadi tergila-gila tauk.. uhhh.. shhh.. mmhh..
Bu Susan : Seenak itukah? Kamu kalo ada kesempatan mau lagihh..??
Diana : Mau banget Saann.. bareng ama kamuh kalo bisa biar bagi-bagi rudal.. klimaksnya.. serambi lempit akuh disodok tiga rudal bareng-bareng.. mmmhhh.. rasa serambi lempit kayak melar maksimal.. sempitnya bukan main.. tapi abis itu? Ahh.. ntahh orgasme brapa kali akuhh.. uhhh.. jadi pengen lagihh.. bokong akuh juga.. disodok tiga rudal bareng.. uhhhh.. shhh.. kamu kudu coba Sann.. enaknya udaahhh.. bikin kamu gak mau berhenti di setubuhin.. ahhh..
Bu Susan : Aahhhh.. Na.. kamu yah.. bikin akuh orgasme nihh..
Diana : Sama akuh jugaa.. tapi beneran ga boong Sann.. enak banget gitu banyak rudal..
Bu Susan : Kapan-kapan coba yuk? Gimana?
Diana : Sama siapah??
Bu Susan : Gatau jugah.. yang penting niat dulu ajah.. hihihi..
Diana : Ahahah.. siap San.. kabar-kabar ajah.. ehh btw kan tuh perampok pada punya nomer akuh.. kalo sama mereka aja gimana?
Bu Susan : Yaahh.. kan jauh.. ama yang dikenal aja..
Diana : Ehh.. kok kita malah bahas kayak gini sih.. Haduhh.. gaje nihh..
Bu Susan : Yaahh gapapa lah yang penting kamu ga sedih lagi..
Diana : San, kalo kamu di posisi aku gimana?
Bu Susan : Bingung Fix!! Diantara nama tercemar atau nikmat banyak rudal..
Diana : Nah itu dia.. dilema aku tuh.. serambi lempit aku gatel banget tiap kali inget kejadian itu.. tapi kan mereka baru aja perkosa akuh..
Bu Susan : Yaudah sih kalo aku nikmatin aja.. kalo Yusuf sendiri gimana?
Diana : Gatau.. mas Yusuf juga mau lapor takut juga.. yaah.. coba ntar aku bahas sama mas Yusuf..
Bu Susan : Oke deh.. lanjut kapan-kapan lagi ya Na..
Diana : Oke San.. kabar-kabar juga kalo uda dapet ikhwan-ikhwan nyaa..
Bu Susan : Heh!! Bangun oi.. aku dulu dong yang nyobain mereka ntar.. ahahah.. bye.. Assalamu’alaykum..
Diana : Wa’alaykumsalam..
Susan menutup panggilan telpon WA ke Diana dan kembali membayangkan yang barusan terjadi. Ia sebagai seorang akhwat yang mempunyai sahabat tengah kesusahan malah melakukan hal yang tidak seharusnya. Tapi fantasi Susan tak bisa dibendung, rasa haus akan keperkasaan rudal pria lain yang mengobok-obok liang surgawinya memenuhi pikirannya.
Drrrtt.. Drrt..
Bu Susan : Hem.. siapa WA jam segini nomer baru lagi..
Hamdan : Assalamu’alaykum.. benar dengan bu Susan? Ini saya Hamdan..
Bu Susan : Wa’alaykumsalam.. bener.. ohh dek Hamdan.. ada apa yah?
Hamdan : Cuma mau tanya.. suami ibu itu ustad Zulfikar ya?
Bu Susan : Ohh.. iya yah.. besok kan suami ibu ngisi di kampus dek Hamdan.. dek Hamdan berangkat kan?
Hamdan : Ohh.. Alhamdulillah.. berarti ga salah orang.. iya bu inshaaAllah soalnya ana yang ngurus juga..
Bu Susan : Wah Alhamdulillah.. beberapa hari ini dek Hamdan gak datang ke gerai ibu kan jadi kangen..
Hamdan : Iya bu afwan.. banyak tugas kampus dll.. ehh.. kok kangen ana? Kan ibu uda ada suami..
Bu Susan : Yaa gapapa kok.. kan Hamdan juga Cuma bantu-bantu aja.. emang ga boleh ya kangen sama Hamdan?
Hamdan : Ya boleh aja sih.. Cuma kan ana gak enak sama suami ibu ntar..
Bu Susan : Ahh.. ga usah dipikir.. besok ibu pengen ketemu Hamdan lagi.. bisa kah?
Hamdan : Mmm.. bisa aja sih bu.. tapi ntar ustad Zulfikar gimana? Gak marah?
Bu Susan : Ntar ibu yang atur.. kamu siap-siap ajah.. mau ajak temen juga boleh biar aman..
Hamdan : Ajak temen? Ikhwan apa akhwat bu?
Bu Susan : Yang ikhwan dong..
Hamdan : Afwan tanya.. emang mau ngapain bu?
Bu Susan : Yaa pokoknya besok Hamdan sama temen yah.. ibu kangen ketemu Hamdan lagi..
Hamdan : Mm.. inshaaAllah.. Assalammu’alaykum
Bu Susan : Wa’alaykumsalam..
Bu Susan pun meletakkan HPnya sambil membayangkan apa yang akan ia lakukan supaya Hamdan dan temannya mau memuaskan hasratnya. Begitu banyak ide yang ada di fikiran bu Susan malam itu. Namun hampir semua ide yang datang agak susah untuk dijalankan. Hingga terbesit dalam hati untuk beralasan kurang enak badan pada sang suami sehingga bisa tinggal di mobil. Dan bu Susan berencana untuk menikmati Hamdan di mobil saja. Rencana pun tersusun matang, dan bu Susan tinggal menunggu datangnya esok hari.
Pagi harinya Hamdan berangkat ke masjid kampus dengan Alisa. Sesampainya di masjid kampus Alisa segera menuju bagian yang di handle para akhwat, sementara Hamdan membantu segala persiapan untuk bagian ikhwan. Kajian dimulai pukul 09.30 pagi sementara jam sudah menunjukkan pukul 09.00.
Amin : 30menit lagi nih mulai.. tapi baru segini yang datang..
Hamdan : Yaaa namanya juga kajian Min, apa yang antum harapin?
Amin : Yaa iya masak libur yang datang segini doang?
Hamdan : Lhah antum ngarepin banyak tapi gak ngajak yang lain?
Amin : Udah ngajakin ane tuh..
Hamdan : Siapa emang? Kayaknya ga ada yang baru..
Amin : Ngajakin Sulwa.. ahahahahah..
Hamdan : Yeee.. mabok!! Itu mah ane juga bawa Alisa..
Amin : Ahahah.. at least kan ane bawa penumpang.. daripada nggak?
Hamdan : Hadehh.. serah lah.. susah ngomong sama orang kolot.. ehh ntar temenin ane yak?
Amin : Kemana? Jam berapa? Ngapain?
Hamdan : Udah ikut aja.. ketemuan sama akhwat cantik.. mau gak?
Amin : Seriusan antum!? Gak dimarahin Alisa??
Hamdan : Ssst.. kontrol tuh suara.. Alisa gatau.. gimana? Mau ngga?
Amin : Nemenin aja kan? Ane gak enak sama Sulwa soalnya..
Hamdan : Iyaaa.. Cuma nemenin aja.. selow..
Amin : Yodah.. kabar-kabar aja..
Jam mulai menunjukkan pukul 09.30 yang kemudian acara dimulai dengan pembukaan oleh akhi Farid. Dengan suara lantang khas seorang pemimpin, akhi Farid membius semua akhwat yang hadir sehingga tak bisa melepas pandangan mereka darinya. Sesi berikutnya pembacaan kalam suci Al Qur’an yang dibacakan oleh salah seorang anggota KMI. Sekitar pukul 10.00 masuk ke sesi acara inti yaitu kajian bersama ustad Zulfikar, Lc. Hamdan yang baru pertama kali melihat ustad Zulfikar merasa kagum dengan postur tubuh dan perawakannya. Wajahnya yang lumayan tampan seharusnya cukup untuk membuat bu Susan betah bersamanya. Tiba-tiba hujan deras turun tanpa adanya gerimis. Suasana menjadi sejuk alami oleh tetesan air hujan yang mengelilingi masjid.
Drrrt.. Drrrtt.. Drrt..
Getaran HP dari pesan yang masuk mengalihkan perhatian Hamdan.
Bu Susan : Assalamu’alaykum.. Hamdan.. sekarang bisa ke parkiran ngga?
Hamdan : Wa’alaykumsalam.. tapi hujan deras banget bu..
Bu Susan : Gapapa.. ibu tunggu di parkiran yah.. jangan lama-lama..
Hamdan pun sedikit dilema karena hujan yang lumayan deras sementara ia juga penasaran dengan bu Susan yang begitu ingin bertemu dengannya.
Hamdan : Oee.. Sstt.. Min.. Amin.. oee Amin..
Amin : Hah? Apaan?
Hamdan : Ayok temenin.. tadi katanya siap to?
Amin : Oee.. gak liat apa? Ujan deres banget gitu..
Hamdan : Dianya ngajakin ketemuan sekarang.. ayok lah..
Amin : Ni akhwat siapa sih? Kalo gak cantik awas antum yaa.. yok..
Hamdan : Cantik ini.. tar antum ikutin ane aja biar gak basah banget..
Parkiran tempat bu Susan parkir memang lumayan jauh karena ada di parkiran utara gedung arsitektur. Tapi karena hal itulah jadi memudahkan Hamdan menghindari hujan karena letak masjid kampus tepat di selatan kampus Arsitektur. Yang menghubungkan hanyalah sebuah jalan kecil dari paving blok tanpa kanopi, setelah itu Hamdan bisa langsung menuju parkiran gedung arsitektur tanpa harus kehujanan karena lewat jalan pintas di dalam gedung arsitektur.
Hamdan : Nahh.. gak basah banget kan?? Percaya ane aja..
Amin : Ogah.. syirik percaya sama antum.. percaya sama Allah aja..
Hamdan : Dihh ni anak asli kolotttt.. bentar ane tanyain dulu mobil yang mana..
Amin : Ehh gilak.. mata antum sakit apa? Mobil juga Cuma ada satu ngapain tanya woeee..
Hamdan : Ehh.. iya yak.. tapi biar makin yakin aja.. ga ada juga salahnya tanya..
Amin : Hadehh.. antum yang kolot sekarang.. sambil Amin geleng-geleng kepala melihat tingkah Hamdan.
Hamdan : Ahahah.. benerr yang itu Honda Freed Putih.. yuk..
Amin : Kan uda ane bilang.. antum aja yang letoy.. yuk kemana? Ujan gini?! Suruh masuk mobil?
Hamdan : Azzzz.. udah ayok lari aja..
Hamdan pun menggeret Amin dan berlari menuju mobil Freed Putih menembus derasnya hujan. Sesampainya di dekat mobil, Hamdan langsung membuka pintu tengah, sementara Amin membuka pintu penumpang depan. Karena hujan yang begitu deras, Amin dan Hamdan masuk mobil bak mobil milik sendiri.
Bu Susan : Wiuhh.. deras banget ya?
Hamdan : Ehh bu Susan.. iya lumayan deres.. sambil Hamdan membersihkan wajahnya yang basah oleh air hujan.
Bu Susan : Ohh.. kalo ini temen Hamdan ya? Namanya siapa? Tanya bu Susan sedikit genit.
Amin : ehh.. A.. Amin bu..
Bu Susan : Ohh dek Amin.. nama ana Susan.. sekelas sama Hamdan kah?
Amin : Ngga bu.. temen SMA aja dulu..
Hamdan dan Amin terkesima dengan penampilan cantik elegan bu Susan. Gamis dan jilbab segi empat pink yang di jepit dipundaknya menyatu dengan kecantikan wajah bu Susan yang putih bersih dengan pipi merona dan bibir merah tipis. Pipinya yang sedikit chubby setiap kali tersenyum dan tertawa menambah kenikmatansnya bu Susan. Kacamata yang ia kenakan pun menambah indahnya paras akhwat istri ustad Zulfikar itu.
Bu Susan : dek Amin kenapa kok bengong? Liatin apa sih?
Amin : Nggak kok bu.. Cuma..
Hamdan : Cuma bu Susan kliatan cantik n anggun banget hari ini..
Bu Susan : Masa sih? Jadi malu nih ibu.. jangan panggil ibu lah, kan blum punya anak..
Amin : Iya Dan.. masih kliatan muda banget gitu.. trus panggil siapa ukh?
Bu Susan : Ukhti Susan aja.. hihih.. tawa geli bu Susan sambil mengganti posisi duduknya dengan bersandar pada jok dan menyilangkan kakinya di atas kaki yang lain.
Hamdan : Okee.. boleh lah ukhti Susan..
Bu Susan : Ehh.. ini ana panggilnya mas aja yah biar akrab?
Amin : Boleh sih.. terserah ukhti aja.. btw Dan, kita disini mau ngapain?
Hamdan : Kan uda ane bilang, kenalan sama akhwat cantik.. sambil Hamdan menepuk-nepuk bajunya yang basah.
Amin : Iyaa.. kan udah.. terus?.. Amin pun mulai merasa risih dengan bajunya yang basah pula.
Bu Susan : ohh iya yah.. sebenernya ana pengen ketemu sama mas Hamdan aja mas Amin.. udah lama ga ketemu.. dulu sempet deket sih..
Amin : Ohh gitu.. temen deket ya?
Bu Susan : Yaa nggak Cuma temen sih.. gimana ya bilangnya? Coba gimana bilangnya mad Hamdan? Hihihi.. nampak kekenikmatansan wajah bu Susan tiap kali ia tertawa.
Hamdan : Hahah.. gimanaa yaa? Tapi janji yaa Min gak cerita ke siapa-siapa.. termasuk doi..
Amin : Santuy.. rahasiamu aman bersamaku.. hahah..
Hamdan : Malah ane khawatir kalo antum bilang gitu..
Bu Susan : hihihi.. emang sering ya Amin tuh buka-buka rahasia? Wahh.. bahaya dong..
Hamdan : Yaa gitu ukh.. mukanya aja uda penuh rahasia tuh..
Amin : Apaan woe.. muka antum itu yang gaje..
Bu Zaskia : Ahhahah.. sakit perut nih ana ketawa mulu daritadi.. sambil bu Susan mendekap perutnya menahan gelak tawa karena banyolan Hamdan dan Amin.
Amin : Mau tanya nih.. Ukhti Susan umur berapa sekarang ya?
Bu Zaskia : Ana..? Duh udah tua nih.. sekarang kalo ga salah 37tahun..
Amin : Hah!? Serius? Bo’ong lahh..
Hamdan : Ahahah.. nanya dijawab malah ga percaya.. udah antum ga usa tanya wae..
Amin : Lha kan ga mungkin secantik n semuda ini 37tahun..!?
Hamdan : Makanya antum perawatan biar gak boros tuh mukaa..
Amin : Widih.. antum ae cuci muka pake sabun mandi sok-sok bilang perawatan..
Bu Susan : Ahahahah… Aduduh.. udah.. udah.. sakit nih perut ana.. iya bener kata Hamdan, ana umur 37 Cuma rajin perawatan aja mas Amin..
Amin : Wahh.. beruntung banget yah kalau ada ikhwan yang dapetin ukhti..
Bu Susan : hem? Kalau mas Amin sendiri mau ngga dapetin ana?
Amin : Ehh.. gimana yah? Emang boleh ukh?
Hamdan : Nahh.. mau ngga Min?
Bu Susan : Kan ana yang nawarin.. hihihi.. sebenernya ana uda jadi milik mas Hamdan..
Hamdan : Ehh..??
Bu Susan : Jadi ana lagi kangen banget pengen ketemu mas Hamdan.. cz mas Amin mau nemenin mas Hamdan sampai susah-susah keujanan, khusus hari ini ana juga jadi milik mas Amin.. hadiah spesial..
Sambil bu Susan tersenyum nakal dan menatap genit ke arah Amin. Amin yang mendengar kata-kata bu Susan langsung salah tingkah karena ia tak pernah mendapat tawaran seperti itu dari akhwat yang secantik dan sekenikmatans bu Susan.
Bu Susan : Ehh btw dicopot aja bajunya.. biar ga kedinginan.. basah banget kan?
Hamdan : He’emh lumayan.. yuk Min copot aja..
Amin : Heh.. gak sopan depan akhwat.. gimana sih?!
Hamdan : Kan ukhti Susan sendiri yang minta.. wes lahh.. daripada antum masuk angin ntar malah repot si Sulwa..
Hamdan pun segera melepas baju yang ia pakai dan menggantungkannya di head rest jok sopir. Tubuh Hamdan yang atletis kini menjadi santapan lezat mata bu Susan yang sedang terpana menelusuri setiap mili perut sixpack Hamdan. Cukup lama bu Susan tak melihat pemandangan seindah itu, belum puas bu Susan menikmati keindahan perut Hamdan ia dikejutkan oleh Amin yang sudah melepas bajunya. Memang tubuh Amin tak se-atletis Hamdan, tapi tetap saja dada bidang dan perut rata kencang miliknya begitu memanjakan mata bu Susan.
Hamdan : Kenapa ukh? Bagus yaa tubuh ana??
Amin : Wehh.. brani banget antum bilang gitu Dan?
Hamdan : Udah sekalian aja.. ga usah malu-malu.. antum ga lihat tuh ukhti Susan kayak gimana? Udah kembang kempis gitu nafasnya..
Amin : Ahaha.. ane daritadi nahan ngomong biar gak terlalu vulgar, malah antum yang beringas..
Bu Susan : He’emhh.. tubuh kalian bagus-bagus banget sih bikin ana jadi merinding.. sambil bu Susan mendekap tubuhnya sendiri yang mulai diserang birahi.
Hamdan : Nahh kann.. yakin nih ukh Cuma diliatin aja?
Amin : iya nih.. mumpung gratis lhoo.. goda Amin sambil ia duduk di handrest jok depan menghadap bu Susan.
Bu Susan : boleh nih? Beneran boleh dipegang?
Hamdan : Boleh ga sih Min? Kasih ngga nih.. akhwat cantik gini lho pengen sama perut kita..
Amin : emm.. biar seru.. ukhti Susan kalau pengen banget, minta dulu dong..
Bu Susan : Mmm.. mas Amin.. mas Hamdann.. ana mau pegang perut bercintainya boleh ngga?
Sembari posisi duduk Bu Susan agak condong ke depan disangga oleh kedua sikunya sehingga toket 40D bu Susan nampak begitu menyembul dari balik gamisnya. Ekspresi wajah bu Susan pun begitu menantang setiap pandangan lelaki yang melihatnya.
Amin : Wuuhhh.. kenikmatans banget laaahh.. udah mah kalo gini terserah ukhti aja ana mau diapain pasrashhh..
Amin begitu terpesona dengan kecantikan dan kenikmatans wajah bu Susan terlebih lagi saat ekspresi wajahnya seperti barusan.
Hamdan : ahahah.. ane juga ga tahan nih.. dahh terserah ukhti ajaa..
Bu Susan : Hihihi.. kenapa lhooh.. padahal ana biasa aja.. emm.. pindah belakang aja biar nyaman..
Mobil Honda Freed memang memiliki ruang belakang yang cukup luas, cukup dengan melipat jok belakang dan memajukan dua jok tengah maka ruang belakang akan terasa lapang dan lega. Bu Susan sudah mempersiapkannya itu semua. Hamdan dan Amin segera duduk di belakang bersandar pada pintu belakang mobil yang kemudian di ikuti oleh bu Susan.
Bu Susan duduk bersimpuh khas seorang akhwat. Kecantikannya makin bersinar hanya dengan mengganti posisi duduk saja.
Bu Susan : Duhh.. bingung nih.. bercintai semua.. ana mulai dari mana yah?
Hamdan : Terserah ukhti saja mau dari yang mana.. hahah..
Bu Susan pun mulai mendekat ke arah Hamdan dan Amin. Kedua tangan lembut bu Susan meraba lembut setiap bagian tubuh atas Hamdan dan Amin bersamaan. Kelembutan tangan bu Susan memberikan sensasi yang begitu merangsang keduanya. Ditambah ekspresi bu Susan yang nampak mulai terangsang dengan nafas berat semakin menambah kegairahan ketiga insan manusia yang tengah saling merangsang itu.
Bu Susan : Ahhh.. jadi pengen yang lain nih..
Amin : apa tuh yang lain??
Bu Susan pun tersenyum penuh makna. Dengan posisi nungging bu Susan mulai menyerang Amin. Ia ciumi dan jilati puting Amin dengan lembut. Amin yang tak menyangka akan diserang bu Susan sedikit tercengang antara menolak dan menikmati. Namun hati kecil Amin berkata, “kapan lagi bisa dapet akhwat secantik ini mau kayak gini!?”.
Amin pun hanya terdiam menikmati permainan bu Susan sambil terus melihat akhwat berjilbab pink dan gamis pink itu tengah nungging menikmati tubuhnya. Tangan kiri bu Susan pun bergerilya di tubuh Hamdan dan mulai meraba batang Hamdan yang mulai mengeras dari balik sirwalnya.
Hamdan : Ahhh.. gimana Min? Mantab kan nih akhwat?? Lanjut nggak nih? Atau antum mau balik ke kajian?
Amin : Balik kemana? Enakan disini laah.. wuuhhh.. liar bett nih akhwat.. jilat teruss ukhtiii.. ahahah..
Bu Susan : Hihih.. mmmffhh.. srruupp.. mcchh.. mmfhhh.. sshh.. mmhh.. gimanah permainan ana? Enak ngga masshh.. mmhh.. srrupp..
Amin : Banget ukhtii.. uhhh.. teruss dong sampe bawah..
Tangan Amin membelai kepala bu Susan lembut menikmati setiap cupangan dan jilatan bu Susan di dada dan perutnya. Amin merem melek merasakan permainan basah lidah bu Susan. Ia tak menyangka akhwat yang baru dikenalnya langsung sebinal ini. Bu Susan sendiri semakin terangsang mendengar desah Amin yang menikmati permainannya. Kini bu Susan semakin panas membasahi Amin dengan air liurnya hingga sampai di bawah pusar.
Bu Susan : Hihih.. enak banget yaah mas.. tapi mentok nih ga bisa kebawah lagi ketutup celana..
Bu Susan menatap nakal ke arah Amin sambil dagunya ia gesek-gesekkan di rudal Amin yang mengeras di balik celananya. Sementara kontok Hamdan ternyata telah keluar dari sarangnya dan berada di genggaman tangan putih mulus bu Susan. Tangan kiri bu Susan dengan lembut mengocok rudal Hamdan yang berdiri tegak bagaikan tugu. Begitu keras dan berurat berwarna agak kehitaman, nampak kontras sekali dengan kelembutan telapak tangan dan putihnya kulit bu Susan.
Amin : Wahh kalau ke bawah situ gimana yaahh?? Ukhti mau banget?? Tapi itu ukhti udah dapet satu, gede pula ditangan kiri.. goda Amin sambil membelai wajah bu Susan.
Bu Susan : U’ummhh mau bangethh.. masihh kurangg.. mau punya mas amin jugaahh.. pinta bu Susan dengan wajah nakal manja ke arah Amin.
Hamdan : Udaah kasih ajah Min.. ga kasian apa liat ukhti Susan kayak gitu.. toh antum juga bakal keenakan.. ahahah..
Amin : hahah.. yaa pengen liat aja wajah cantik ukhti ini.. bikin makin kesengsem tau.. buka aja ukhti Susan sayang tapi ga boleh pake tangan kirinya ya.. tangan kiri harus tetap kocokin rudalnya mas Hamdan..
Bu Susan : Uwww.. susah dong..
Amin : Yaa kalo mau aja sih.. ahahah..
Bu Susan malah senang dipermainkan Amin seperti itu. Ditantang untuk membuka celana lelaki hanya menggunakan satu tangan. Bagi bu Susan ini adalah waktu untuk menunjukkan kemampuannya menaklukkan lelaki.
Mendapat akses untuk mengeksplore lebih jauh bagian terlezat tubuh Amin, bu Susan pun kegirangan. Ia mulai menggigit bagian kiri kolor celana Amin, sementara tangan kanannya menarik bagian kanan kolor Amin secara bersamaan. Plop..!! Muncullah rudal 22cm diameter 4,5cm milik Amin yang langsung menampar wajah bu Susan. Mata bu Susan nampak berbinar melihat penampakan batang Amin yang juga gagah.
Bu Susan : Duhh.. rudal mas-mas semua bikin ana jadi birahi lohh..
Hamdan : Ahahah.. pasti lahh.. bagus kan rudal kita? Bagus mana sama suami ukhti?.. tanya Hamdan sambil meremas toket bu Susan yang menggantung terbungkus gamis.
Bu Susan : Ahhh.. punya suami ana gak ada apa-apanya.. ini rudal idaman ana mass.. ahh.. haemphh..
Bu Susan yang sudah tak kuasa menahan syahwat langsung melahap rudal Amin. Dalam sekali lahap, rudal Amin terbenam seluruhnya hingga pangkal rudalnya. Sementara tangan kiri bu Susan aktif mengocok rudal Hamdan dengan kuat. Hamdan dan Amin di buat merem melek merasakan kenikmatan dari kemampuan bu Susan menghandle dua rudal sekaligus.
Amin : Ouhhh.. shhh.. ukhti.. udah brapa kali sih ngemut rudal? Ahli banget nih..
Bu Susan : Hihih.. enak kannh masshh.. maemphh.. mmffhh.. ogkk.. ogkk.. mmchh.. srruupp.. sruupp.. mmffhh..
Kepala bu Susan bagaikan mesin yang bergerak kontinyu naik turun tanpa henti. rudal Amin mulai terlihat mengkilap oleh air liur bu Susan. Amin semakin tenggelam dalam syahwat ketika lidah bu Susan ikut ambil bagian dalam memanjakan rudal Amin. Suara decak becek sepongan bu Susan memenuhi seisi mobil.
Hamdan : Fuhhh.. baru tangannya aja uda seenak ini.. antum gimana Min? Enak gak?
Amin : Poll.. ini mah top markotop!! Fuuhh.. udah cantik pinter oral pula.. istri idaman ini mahh.. mmhh..
Hamdan : Ahahah.. mantab kan?? Gantian ntar.. btw ukhti, mas nyalain mobilnya yah? Gerah nih..
Bu Susan : He’emhh.. mmffhh.. srrupp.. srupp.. elelelelempthhh.. mmffh.. mmhh.. ssruupp..
Hamdan sekalian melepas celananya dan langsung menuju kabin depan. Setelah menyalakan mobil dan AC , Hamdan juga menutup tirai mobil milik ustad Zulfikar itu. Memang mobil ustad Zulfikar memiliki interior khas mobil elegan dengan tirai di setiap jendela mobil.
Bu Susan yang tengah melahap rudal Amin dengan posisi doggy dikejutkan dengan remasan di bokongnya. Hamdan merasa kurang terpuaskan kalau hanya tangan bu Susan saja yang memainkan rudalnya, sehingga membuatnya berinisiatif untuk merangsang bu Susan agar semakin siap dipakai.
Hamdan dengan lihai dan lembut meremas-remas bokong sintal bu Susan yang masih tertutup gamis pink itu. Perlahan Hamdan menarik ke atas gamis panjang syar’i bu Susan hingga diatas bokongnya. Hamdan tak pernah lupa akan kemulusan kaki bu Susan yang begitu putih tanpa cela. Kaki jenjang kencangnya masih terbalut kaos kaki putih selutut dan sneaker berwarna putih-pink. Yang semakin mengejutkan Hamdan selakangan putih bersih bu Susan sama sekali tak ber-CD. Sehingga serambi lempit bu Susan yang sedikit tembem tanpa bulu itu terpampang segar di hadapan Hamdan.
Hamdan : Wiihh.. ukhti Susan nakal yaahh?? Masak iya akhwat solehah ga pake CD gini.. sambil Hamdan jongkok memandangi serambi lempit bu Susan.
Amin : Hah? Seriusan antum Dan?
Hamdan : Nih kalo ga percaya.. sambil Hamdan menunjukkan gambar hasil foto ke selakangan bu Susan.
Amin : Wahh.. parah udah kalo ini mah.. emang wajib disetubuhi nih akhwat.. ya kan ukhti Susan?
Bu Susan : He’emhh.. mau bangethh.. srrupp.. mmffhh.. mmmhh.. ogkk.. sruupp..
Hamdan pun melebarkan kaki bu Susan, ia duduk bersandar jok tengah mobil kemudian Hamdan mengangkat bokong bu Susan hingga kini serambi lempit bu Susan tepat di depan mulutnya. Aroma khas liang surgawi akhwat yang terawat dengan baik mulai menyeruak masuk merangsang Hamdan. Kini posisi bu Susan doggy tapi dengan bokong terangkat agak tinggi.
Hamdan memulai permainannya dengan menjilati paha bu Susan mulai dari lutut belakang hingga bokongnya. Secara bergantian kiri dan kanan jilatan dan cupangan Hamdan merangsang tubuh bagian bawah bu Susan. Tangan Hamdan meremas kuat bongkahan pantat putih sekal tanpa cela milik bu Susan sembari ia juga mencupanginya hingga kemerahan hampir di seluruh bagian.
Bu Susan : Mmfhhh.. Mfhhh.. aahhh.. sshhh.. mas Hamdannhh.. haemphh.. sruupp.. sssppp..
Setelah beberapa lama Hamdan menahan hasrat untuk menikmati serambi lempit bu Susan, akhirnya kini santapan utama sudah matang dihadapannya. Lendir khas akhwat mulai mengalir membasahi celah liang surgawinya yang terlihat sempit. Kedua jempol Hamdan menguak labia mayora serambi lempit bu Zaskia yang berwarna pink tua dan menunjukkan kelezatan sejati serambi lempit akhwat. Hamdan dengan beringas langsung membenamkan wajahnya ke selakangan bu Susan. Bu Susan terkejut merasakan sensai geli basah di serambi lempitnya yang datang begitu tiba-tiba dan kasar. Bu Susan tau benar kalau lidah Hamdan sedang menjelajahi liang surgawinya seakan-akan ingin mengeruk semua yang ada didalam serambi lempitnya.
Bu Susan : MMMHHH.. MFFHHH.. AAHHH.. SHH.. HEMMPTHH.. SRRUPPHH.. MMHH.. NGGHHH..
Kuluman bu Susan di rudal Amin semakin cepat dan kuat karena terpaan birahi dari permainan Hamdan. Amin dibuat kelonjotan merasakan kenikmatannya mulut akhwat istri ustad tersebut. rudal Amin benar-benar ditelan sempurna oleh bu Susan, kadang bu Susan juga mengulum kedua zakar Amin bersamaan. Sesuatu yang belum pernah ia dapatkan dari Sulwa karena Sulwa masih terlalu hijau untuk seliar bu Susan.
Hamdan pun menyerang liang anus bu Susan dengan melesakkan jari tengahnya. Ia telah membasahi lubang bo’ol bu Susan dengan air liurnya sebelum mulai menusuknya dengan jari tengah. Belum usai bu Susan merasakan kenikmatan lidah Hamdan di serambi lempitnya kini ia semakin tenggelam dalam kenikmatan birahi saat merasakan anusnya ditusuk jari Hamdan. Kini mulut dan tangan bu Susan makin cepat mengocok rudal Amin. Amin yang merasakan desakan birahi begitu cepat memenuhi dirinya segera mencabut paksa rudalnya dari mulut bu Susan.
Bu Susan : MMFFHH.. MMHH.. SRRUPP.. PLOPPHH.. AHHHH.. kok dicabut sih mass?? Ana belum puashh.. ahhh.. mas Hamdannhh nakal bangethh.. sshh..
Amin : Dan gantian!! Puter balik nih akhwat.. gantian ane yang main belakang..
Hamdan : Hmmfhh.. hemmm?? Yodah langsung aja..
Amin dan Hamdan bersama merubah posisi bu Susan 180 derajat. Kini rudal Hamdan yang berada di depan wajah bu Susan. rudal Hamdan tampak begitu menggugah birahi bu Susan dengan aroma khas rudal lelaki ditambah ukurannya yang super besar berurat. Amin dengan cepat melucuti gamis bu Susan yang ternyata juga tidak memakai bra. Toket 40D bu Susan pun menggantung bebas siap untuk diperah layaknya sapi perah. Posisi doggy yang bu Susan lakukan pun menambah kebercintaian akhwat yang berumur 37tahun itu. Kini hanya tersisa jilbab, kaos kaki dan sneaker saja yang masih menempel di tubuh bu Susan.
Amin yang sudah kesetanan segera menggesek-gesekkan kepala rudalnya membelah bibir serambi lempit bu Susan. Sementara di depan mulut bu Susan tersumpal penuh oleh rudal impiannya. Rasa senang dan lega menjadi satu karena fantasinya semalam akan segera menjadi kenyataan. Dua rudal akan menyetubuhinya dalam waktu yang bersamaan. Membayangkan hal itu membuat bu Susan kehilangan kesadarannya sebagai seorang istri solehah yang selalu menjaga hak suami. Dengan lahap bu Susan mengulum rudal Hamdan. Bahkan ia tak menyisakan sedikitpun batang rudal Hamdan kering dari air liurnya. Suara decak benturan rudal Hamdan dan pangkal tenggorokan bu Susan menambah sensasi erotis ruangan mobil ustad Zulfikar itu sebelum akhirnya Amin menembus liang surgawi bu Susan dengan rudalnya langsung hingga menghantam pintu rahimnya.
Bu Susan terbelalak merasakan liang peranakannya ditembus rudal panjang Amin. Rasa yang sudah lama tak ia rasakan kini datang. Selama ini memang bu Susan tak pernah mendapatkan kepuasan dari suaminya. Selain ukuran rudal ustad Zulfikar yang jauh lebih pendek, suaminya itu pun memiliki penyakit ejakulasi dini. Kadang baru beberapa menit penetrasi langsung orgasme dan tak memberikan bu Susan kesempatan untuk meraih orgasmenya. Selesai orgasme, bu Susan akan ditinggal tidur atau kembali sibuk dengan urusannya. Maka kini bu Susan ingin melampiaskan semua nafsu syahwatnya bersama Amin dan Hamdan.
Amin : Wuuh.. serambi lempitnya peret banget Dann.. Cantik, kenikmatans, binal, serambi lempit sempit.. auhh.. antum dapet kenalan kayak gini dimana Dan? Ahh.. Nghh.. mhh..
PLOKK.. PLOKK.. PLOKK..
Hamdan : Mau tau aja.. mantab kan tuh bokong?
Amin : bercintai banget nih bokong.. ane mah mau banget tiap hari suruh bikin junub nih akhwat.. ahh.. ahhh.. mantabhh.. uhh..
Kini rudal Amin dan Hamdan menyumpal mulut dan serambi lempit bu Susan. Posisi Doggy memudahkan Amin melesakkan rudalnya sedalam mungkin dan mengatur irama sodokannya sesuai kemauan Amin. Melihat Amin yang tengah asik menjebol serambi lempit bu Susan, Hamdan pun merubah posisinya menjadi berlutut dengan rudal masih menyumpal mulut bu Susan. Bu Susan menatap mata Hamdan dengan tatapan bingung dengan apa yang akan Hamdan lakukan. Kedua tangan Hamdan kini memegangi kepala bu Susan yang masih terbalut jilbab sambil ia mulai menggenjot mulut bu Susan. Kini depan dan belakang bu Susan tengah disodok-sodok oleh rudal secara bersamaan. Pengalaman threesome dengan dua lelaki menyetubuhi dirinya di mulut dan serambi lempit begitu membuat bu Susan melayang dalam kenikmatan. Mulut bu Susan dan kerongkongan kembang kempis mengikuti ukuran rudal Hamdan yang menyodoknya tanpa henti. Sementara di belakang serambi lempit bu Susan tengah dirangsang dan dimanja oleh sodokan kuat Amin.
SPLOK.. OGGKK.. SPLOK.. OGKK.. SPLOKK.. OGKK..
Air liur bu Susan menetes membasahi karpet mobil, sementara di belakang lendir liang surgawi bu Susan membuat rudal Amin mengkilap.
Bu Susan : MMMFFH.. AGHKK.. OGGHKK.. NGGGHH.. SRUPP.. MFFHH.. ONNGGHH.. OGGHKK..
Suara yang dihasilkan mulut dan bokong bu Susan semakin membakar syahwat Hamdan dan Amin. Mereka pun semakin gencar menghantam kerongkongan dan rahim bu Susan, bahkan kedua tangan bu Susan nampak seperti menahan agar Hamdan tak terlalu kasar. Tapi Hamdan sudah terlalu nikmat merasakan mulut bu Susan.
Bu Susan : OGHKKK.. UHUK.. UHUKK.. OGHKK.. MMFHHH.. NGGHHH.. OGKK.. NNGGGGHHHHHHHH..!!
Tubuh bu Susan mengejang hebat dan mengejang-ngejang merasakan orgasme. Amin yang faham bu Susan tengah orgasme seketika langsung mencabut rudalnya.
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Cairan Surgawi bu Susan menyembur deras bak pompa air. Saking derasnya hingga karpet mobil nampak seperti tergenang dan becek. Bu Susan melepaskan paksa rudal Hamdan dari mulutnya dan mencoba untuk bernafas sebentar. Sambil memberikan waktu bu Susan untuk istirahat, Hamdan dan Amin pun bertukar posisi. Kini Hamdan dengan rudal raksasanya sudah bersiap didepan serambi lempit bu Susan. Sementara rudal Amin yang berbau khas lendir akhwat itu kini menempel di wajah kenikmatans bu Susan yang dihiasi kacamata.
Hamdan : Lanjut lagi kah ukhti? Atau udahan nih? Tapi kita belum keluar nih.. goda Hamdan sambil meremas-remas bokong bu Susan.
Amin : Ahahah.. mana ada ukhti binal gini Cuma 1 ronde Dan.. langsung aja ga usah banyak ngomong.. sambil Amin kembali melesakkan rudalnya ke mulut bu Susan.
Hamdan pun dengan senyum puas langsung menghantamkan rudalnya hingga menembus rahim bu Susan. Belum selesai bu Susan merasakan kenikmatan orgasme kini ia dihantam kembali sensasi nikmat di mulut dan serambi lempitnya. Pikiran bu Susan sudah tak karuan. Kenikmatan perzinahan ini terlalu tinggi untuknya jauh melebihi fantasinya saat Diana menceritakan kisahnya. Bu Susan tak henti-hentinya melenguh dan mengerang tertahan karena mulutnya tersumpal rudal kekar Amin. Sementara sang penakluk akhwat, Hamdan, tengah menggenjot serambi lempit bu Susan dengan penuh nafsu. Sensasi sodokan rudal Hamdan lebih nikmat dibandingkan Amin ditambah rasa sesak di perutnya akibat ukuran rudal Hamdan yang terlalu besar untuk serambi lempit akhwat solehah.
Bu Susan : NGHH.. NGHH.. MFFHHH.. OGKK.. OGKKK.. NGHHHH MMFHH.. NNNGGHHHHHHH..!!
Dalam waktu yang relatif singkat, bu Susan kembali orgasme. Hamdan yang menyadari jepitan kuat di serambi lempit bu Susan tanda datangnya orgasme segera mencabut rudalnya dan membiarkan serambi lempit bu Susan memompa habis seluruh cairan surgawinya.
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Bu Susan : AUHHH.. NIKMATNYAA rudal KALIAN MAASSHH.. MMHHHH..
Bu Susan melenguh panjang merasakan ledakan birahi yang baru saja datang. Tangan kirinya meremas kuat rudal Amin yang membuat Amin meringis menahan sakit.
Melihat bu Susan sudah mulai teratur nafasnya, Amin kembali menyumpal mulut bu Susan dengan rudalnya. Bu Susan sendiri sudah tak peduli dengan marwah dirinya. Yang ia mau hanya kedua rudal itu terus menggenjotnya tanpa batas.
Hamdan masih belum melakukan penetrasi, ia masih sibuk membasahi liang anus bu Susan. Secara bertahap ia memasukkan jemarinya guna memperlebar ukuran anus bu Susan. Bu Susan sendiri dibuat merem melek merasakan anusnya dikuak oleh jemari keras Hamdan. Bertahap hingga akhirnya keempat jari Hamdan bisa masuk seluruhnya dan mulai ia gerakkan keluar masuk.
Amin sedikit terkejut melihat anus bu Susan yang melebar karena jemari Hamdan. Bu Susan pun merasakan nikmat yang baru saat anusnya disumpal dan melar karena jemari Hamdan. Beberapa saat kemudian bu Susan semakin menggila saat akhirnya rudal Hamdan masuk menembus sempitnya anus bu Susan.
Bu Susan : NGHHHH.. OUHHH.. MFFHHH.. OGKK..OGKK.. SSHHH.. MMHHH..!!
Untuk sementara waktu Hamdan membiarkan rudalnya terdiam di anus bu Susan supaya terbiasa dulu. Amin masih sibuk menggenjot mulut bu Susan. Rias yang dipakai bu Susan mulai luntur karena air lur dan keringat. Setelah dirasa cukup, Hamdan mulai menggerakkan rudalnya. Terasa begitu sempit dan seret meskipun Hamdan sudah cukup membasahi anusnya dengan air liur. Tak seperti anus Alisa dan bu Zaskia yang hanya butuh waktu sebentar untuk bisa langsung digenjot sepuasnya, anus bu Susan jauh lebih sempit. Tapi bukan Hamdan namanya kalau tak bisa menaklukkan anus akhwat. Dengan bantuan kedua jempolnya ia sedikit melebarkan bibir anus bu Susan. Tiap kali ia menarik keluar rudalnya, maka Hamdan meludahi batang rudalnya untuk kemudian melesak masuk. Usaha Hamdan kini mulai membuahkan hasil, anus bu Susan mulai terasa lebih licin sehingga Hamdan bisa meningkatkan kecepatan sodokannya.
Bu Susan : OOOUHHHH.. MMMHHH.. AHHHH.. AGHH!!.. SSHH.. SRUP.. OGKK.. OGK.. UHUK.. NGHHH.. MFFHHH..
Ternyata rasa anal bercinta memang lebih nikmat bagi bu Susan sesuai dengan apa yang diceritakan Diana. Meski di awal terasa seret dan panas di bokong, kini bu Susan hanya merasakan nikmat kali Hamdan melesakkan seluruh batang rudalnya memenuhi liang surgawi belakang bu Susan. Deraan kenikmatan birahi yang terus menerus tanpa henti menerpa bu Susan baik di bokong maupun di mulutnya semakin membawa bu Susan ke puncak kenikmatan.
Bu Susan : OUMMFHH.. NGGGHH.. MFFHH.. AAHHH.. TERUSSHH.. MASSHH.. HAEMPHH.. OGKK.. UHUKK..MFFHH.. OGKK..
Amin : Dan.. enak banget ini ukhti buat di zinahi!! Besok lagi ajakin ane cuy.. ahahah
Hamdan : Gampang!! Ajakin Dana sekalian gimana?? Biar tambah rame.. kayaknya nih akhwat doyan gangbang.. sambil Hamdan menampar-nampar bokong bu Susan.
Amin : Nah mantab tuh! Biar makin binal nih ukhti syar’i.. Amin pun terus saja menggenjot mulut bu Susan tanpa henti.
Mendengar dan membayangkan dirinya yang hendak di perkosa 3 ikhwan sekaligus melayangkan fantasi bu Susan semakin jauh. Perasaan ingin ketiga lubangnya di sumpal rudal sekaligus justru mendatangkan desakan orgasme dalam dirinya.
Bu Susan : AGHHKK.. OGHHKK.. MMFFHH.. UHUKK.. NNGGGGHHHHHHHH..!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Hamdan tetap menggenjot bu Susan dengan hebat saat bu Susan tengah orgasme panjang. Tiap kali Hamdan menghantamkan pinggulnya ke bokong putih bu Susan, menyebabkan semburan cairan surgawinya menyebar ke seluruh karpet mobil. Sementara Amin mencabut rudalnya dan menyangga dagu bu Susan. Ia ingin melihat ekspresi bu Susan saat orgasme sambil di anal.
Bu Susan : OOUUNNNGGHHHHH.. EEEE.. NNNAAAKKHH.. AAKHH.. AKHH.. SSHHH..
Bu Susan terpejam dengan mulut kenikmatansnya menganga merasakan semburan kenikmatan yang tengah dialaminya dengan bokong tersumpal. Amin merasa puas melihat akhwat secantik dan seputih bu Susan mengejang merasakan klimaks dari lelaki yang bukan mahramnya. Sekitar 5detik bu Susan tanoa henti menyemburkan cairan surgawinya sementara Hamdan tetap saja menggenjot anus bu Susan tanpa henti. Merasakan kenikmatan di dua lubang yang paling ia jaga, bu Susan menjulurkan lidahnya seperti anjing kelaparan.
Bu Susan : AHHH.. AHHH.. AHH.. MASS HAMDANN.. AHHHH.. SSHH.. AAHH..
Amin : Asli ini akhwat udah ketagihan bercinta Dan.. ganti posisi lah..
Hamdan : Emang udah dari dulu.. biasanya juga nih akhwat pake cadar gitu, jadi cuma buat nutupin kebinalan dia aja.. hahah.. sambil Hamdan menarik rudalnya.
Amin : Ehh ukhti.. bener tuh? Kok gak pake cadar? Ukhti bener doyan bercinta yaa?? Jawab dong.. tanya Amin dengan nada merendahkan.
Bu Susan : Ahh.. Shhh.. iyahh.. ana gak pake.. biar mas Amin sama mas Hamdan bisa nikmatin mulut ana.. iyahh.. bangett.. suka bercinta bangethh.. mmhh..
Amin : Wuuuww.. mantabb laahh.. enak mana rudal kita sama suami kamu??
Bu Susan : Ahhh.. rudal suami ana gak berasaa.. rudal mas Amin sama mas Hamdan yang paling nikmathh.. Ana mau tiap hari layanin rudal kalian masshh.. ouhhh.. shhh..
Hamdan terkekeh mendengar jawab bu Susan yang sudah terbius kenikmatan rudal mereka. Amin juga merasa puas karena bisa mendapatkan serambi lempit akhwat secantik bu Susan.
Hamdan : Min.. bantuin sini.. arahin bu Susan buat jongkok di atas ane..
Dengan bantuan Amin, bu Susan kemudian jonkok di atas rudal Hamdan dengan posisi punggungnya menghadap Hamdan. Hamdan membasahi rudalnya dengan air ludah dan Blesshh.. rudalnya masuk total ke anus bu Susan. Bu Susan melenguh panjang saat rudal Hamdan masuk menelusuri liang anus bu Susan dan memenuhi perutnya. Kini dengan posisi Reverse Cow Girl, toket dan serambi lempit bu Susan terpampang indah di hadapan Amin.
Amin : Amboiii.. bercintai banget kamu ukhhh.. ahhh.. beruntung banget suami kamu..
Amin menelan ludah melihat keindahan dan kemolekan tubuh bu Susan. Kulit putih mulus tanpa cela dihias toket 40D yang nampak penuh dan kenyal berputing pink muda membuat Amin tak kuasa menahan diri. Dengan kedua tangannya ia meremas-remas kuat toket bu Susan, sementara mulutnya menyasar ke puting bu Susan yang sudah tegak mengacung.
Bu Susan : Auuhhh.. Shhh.. mas Aminhh.. ahhh.. mmmffhhh..
Jilatan dan tarian lidah Amin di puting bu Susan membuat akhwat berkacamata itu kembali terangsang. rudal Hamdan masih terdiam di liang anus bu Susan memberikan kesempatan untuk Amin bermain-main dengan ukhti kenikmatans dihadapannya. Secara bergantian Amin menyedot kuat dan menariknya hingga toket bu Susan terlihat mengerucut.
Bu Susan : OUHHHH.. AHHHH.. SHHH.. MMHH.. SHHH.. AHHHH.. MASSHHH..
Bu Susan begitu menikmati permainan lidah Amin di toketnya. Saat tengah tenggelam dalam pelayanan Amin, bu Susan dikejutkan dengan Hamdan yang mulai beraksi menggempur kuat bokongnya.
PLAAKK.. PLAKK.. PLAKK..!!
Bu Susan : AGHH..!! MAS HAMDAN PELANHH..!! OUHH.. NGHHH.. SHHH.. AWWHH.. SSHH.. AKHH..!!
Tanpa menghiraukan permintaan bu Susan, Hamdan langsung menghantam anus bu Susan dengan liar. Sementara Amin masih asik dengan toket indah bu Susan. Kini toket bu Susan mulai berubah warna karena cupangan-cupangan dan remasan kuat Amin. Perlahan-lahan bu Susan mulai merasakan nikmat dari sodokan Hamdan yang memenuhi tubuh bawahnya. Tiap kali rudal Hamdan mentok, sensasi nikmat menyebar ke seluruh tubuh bu Susan.
Puas dengan toket, Amin kini bersiap untuk melesakkan rudalnya ke serambi lempit bu Susan. Sementara waktu Hamdan menghentikan sodokannya. Bu Susan menatap dengan penuh rasa penasaran saat Amin mulai menekan serambi lempitnya. Blesshhh..
Bu Susan : OOOOHHHHHHJH.. rudalHHH.. SSHHH.. PENUHHH BANGETHH.. MMHH..
Benar-benar sensasi kenikmatan yang langsung meledak menebarkan syahwat ke seluruh diri bu Susan saat merasakan dua buah rudal besar dan panjang menyumpal kedua lubang surgawinya. Mata bu Susan nampak nanar dengan mulut agak terbuka merasakan threesome pertamanya.
Perlahan Amin mulai menggerakkan pinggulnya yang dibarengi oleh Hamdan. Bu Susan semakin menggila merasakan kedua rudal idamannya saling bergantian menusuk anus dan serambi lempitnya. Kenikmatan yang dirasakan bu Susan tak mampu diungkapkan dengan kata-kata. Nafsu syahwat benar-benar telah membakar dirinya. Bu Susan hanya bisa mengerang dan mendesah tertahan karena Amin tengah melumat mulutnya sambil terus menghantam liang peranakan bu Susan dengan cepat. Ritme genjotan Hamdan dan Amin mengguncang mobil freed bu Susan. Dari luar nampak mobil bergoyang-goyang dengan kuat akibat perzinahan yang tengah terjadi di dalam.
SPLOK.. SPLOKK.. SPLOKK.. benturan pinggul Amin dan Hamdan di bokong dan paha bu Susan menciptakan harmoni yang erotis. Kedua liang surgawi bu Susan yang terus menerus dihantam oleh Amin dan Hamdan begitu kuat merangsang bu Susan. Dan benar saja, beberapa saat kemudian bu Susan melenguh panjang merasakan desakan orgasme yang begitu hebat.
Bu Susan : AHHH.. AGHH.. OHHH.. MASSHH.. GA TAHANN LAGIH.. AHHH.. OUNNGGHHHHHHH..!!!
Amin dan Hamdan terus menggenjot bu Susan tanpa menghiraukan kalau dirinya tengah orgasme. Cairan surgawi bu Susan muncrat dari sela-sela rudal Amin tiap kali Amin menarik mundur pinggulnya. Bu Susan yang mulai kelelahan langsung ambruk di atas tubuh Hamdan yang membuat Hamdan dan Amin menghentikan sementara sodokan mereka.
Bu Susan : Hhh.. Hh.. ngghh.. masshh.. capekk..
Amin : hahah.. capek tapi enak kan ukhti??
Bu Susan : Bangeth mass.. auhh.. gak pernah ana ngrasain kayak gini sama suami..
Hamdan : Nah kalo gitu kita jadi suami simpanan ukhti aja gimana..??
Bu Susan : Ahh iyahh.. mau bangethh.. shhh.. hhh..
Hamdan : Nahh buktiin dong ukh.. harus bisa puasin kita berdua nihh.. sambil Hamdan membalikkan tubuh bu Susan sehingga tengkurap di tubuh Hamdan.
Bu Susan : Ahh. Oke mas sayanghh..
Dengan posisi WOT bu Susan mulai mengangkangi rudal Hamdan dan Blesshh.. rudal Hamdan menembus kembali serambi lempit bu Susan hingga rahim. Lenguhan panjang bu Susan memenuhi ruangan kabin mobil. Tak hanya disitu, Amin pun dengan cepat langsung melesakkan rudalnya yang sudah ia basahi dengan liurnya ke liang anus bu Susan.
Bu Susan : AAAGHHH..!! OUUHHH.. MASSS.. MMHHH.. NGGHH.. GENJOT MASSHH.. SODOK YANG KUATHH.. AHH.. AAHHHH..
PLOKK.. PLOKK.. PLAK..PLOKK.. PLOKK..
Hamdan mulai menggenjot bu Susan dengan geram dan liar. Zakar Hamdan ikut menghantam serambi lempit bu Susan tiap kali ia melesakkan rudalnya hingga mentok. Amin meremas kuat bokong bu Susan dan mengobok-oboknya seperti orang kesetanan. Begitu kencang dan kuatnya keduanya menyodok kedua liang surgawi hingga shockbreaker mobil ikut berdecit menahan goyangan hebat akibat permainan ketiga insan itu merengkuh nikmatnya dosa perzinahan.
Amin : Njirr.. nih bokong rasa kayak serambi lempit!! Dasar akhwat jalang!! Makan nih rudal!!
Hamdan : Sama min!! Nih serambi lempit nyedot-nyedot rudal ane kayak vakum cleaner.. wuhh.. lonte lontee..!!
Hamdan semakin geram menghajar serambi lempit bu Susan sambil kedua tangannya meremas-remas kuat toket bu Susan. Putingnya pun tak lepas dari santapan mulut rakus Hamdan. Amin yang gemas dengan kemolekan dan kesintalan bokong bu Susan pun terus menampar-nampar bokong bu Susan hingga membekas merah telapak tangan Amin di bokongnya.
Bu Susan : AGHHH..!! IYAH MASS.. TERUSS TAMPARHH.. OUHHH.. KALIAN PERKASSAA BANGET SIH MAASS.. GAK KAYAK SUAMIKUHH.. AUHHH.. TERUSS SAYANGH.. GENJOT TERUSSHH LUBANG ANAA.. AUHH… NIKMATNYA YA ALLAAHH.. AHHH.. AGHH.. OHH.. AAHH.. NNGGGGHHHHHHHH..!!!
Bu Susan melenguh keras merasakan orgasmenya yang ntah sudah beberapa kalinya. Cairan surgawinya mengalir melalui sela-sela rudal Hamdan yang masih menyodok serambi lempitnya tanpa henti. Karpet mobil tempat mereka threesome sudah benar-benar becek. Sementara di belakang Amin semakin cepat dan liar melebarkan lubang bo’ol bu Susan. Bu Susan hanya bisa mengerang tertahan dengan mulut menganga merasakan kedua lubangnya di gempur habis-habisan dengan liar.
Amin : AGHHH KEKUAR NIHH!! DASAR LONTEEE!!
Hmadan : ARRGGHHHH.. MAKAN NIH PEJUH UKHTI LONTEE!!!
CROTTT.. CROOTTTT.. CROTTT..
Bu Susan : AHHHH.. OUHHH.. ANGETNYAAHHH.. MMHH..
Hamdan dan Amin menumpahkan seluruh sperma mereka di dalam liang surgawi bu Susan depan belakang. Beberapa saat Amin terduduk sambil merasakan sisa-sisa orgasmenya. Sementara bu Susan kembali ambruk di atas tubuh Hamdan. Toket 40D bu Susan benar terasa kenyal di dada Hamdan. Sperma Hamdan dan Amin yang memenuhi kedua lubang bu Susan luber membasahi serambi lempit bu Susan. Nampak wajah cantik dan kenikmatans bu Susan yang dihiasi kacamata terlihat lelah. Beberapa helai rambutnya menyembul keluar dari sela jilbabnya. Keringat membasahi sekujur tubuh bu Susan hingga membuatnya mengkilap.
Kurang lebih sekitar 10menit bu Susan tertidur di tubuh Hamdan sementara Amin dan Hamdan ngobrol tentang bu Susan.
Ketiganya dikejutkan dengan suara dering telpon bu Susan.
Amin : HP ente bunyi Dan?
Hamdan : Lah bukan.. ukhti.. HPnya bunyi tuh.. sambil Hamdan membangunkan bu Susan yang terlelap.
Bu Susan : Nghh.. hmm.. knapa mas sayang? Ahh.. Hape.. bu Susan bergegas bangun dengan jilbab yang masih berantakan dan tubuh bugil.
Bu Susan : Halo.. Assalamualaikum bi..
Zulfikar : Halo umi.. udah enakan badannya? Masih sakit?
Bu Susan : Alhamdulillah udah bi.. ini tadi abis dapet ‘vitamin’ kok umi..
Zulfikar : Alhamdulillah.. dapet darimana vitaminnya?
Bu Susan : Ahh.. Ohh.. itu.. tadi ternyata umi bawa di tas..
Zukfikar : Yaudah.. ini kan kajian udah mau selesai tinggal sesi tanya jawab.. inshaaAllah 20menit lagi abi kesitu sekalian nunggu ujan nya reda..
Bu Susan : oke abi.. umi tunggu.. Assalamu’alaykum..
Bu Susan pun menutup teleponnya dan duduk di handrest jok tengah menghadap Hamdan dan Amin. Posisi duduk dengan kaki disilangkan membuat Amin dan Hamdan kembali bernafsu untuk menikmati kembali akhwat istri ustad itu.
Amin : Btw suami ukhti siapa namanya?
Bu Susan : ohh mas Amin belum tau ya? Suami ana ustad Zulfikar.. jawab santai bu Susan sambil merapikan jilbabnya.
Amin : HAH!? Dan.. parah antum.. knapa gak bilang-bilang woe!?
Hamdan : Lah antum ga nannya malah asal sodok aja.. udah terlanjur.. mau ngapain emang antum? Jawab Hamdan santai.
Amin : Azzz.. parah.. knapa antum ga cerita dulu!?
Bu Susan : Udah mas Amin sayang.. ntar ana yang tanggungjawab kok.. lagian ana yang salah juga..
Hamdan : Nahh.. santai aja Min..
Bu Susan : maaf mas Amin sayang, tapi ana gak pernah ngrasain bercinta seindah ini.. Cuma mas Amin dan mas Hamdan yang bisa buat ana melayang sampai orgasme berkali-kali seperti tadi.. uhh.. ana jadi ketagihan..
Amin : Yaa tapi kan ukhti ini istri ustad.. di masjid suami ukhti sedang dakwah ngajak orang ta’at, malah kita disini zina berjamaah..
Bu Susan : Yaah.. ana uda terlanjur kecewa sama suami ana mas Amin.. ga pernah kasi kepuasan ke ana tiap kali jima’.. jadi ana cari pelampiasan lain..
Hamdan : Nahh.. jadi kita tuh bantuin ukhti Susan buat nuntasin hasrat birahinya gitu Min..
Bu Susan : Maaf yah mas Amin.. kalau mas Amin mau marah, ana juga siap.. tapi ana berharap mas Amin tetep mau ketemu sama ana gitu.. nampak wajah bersalah bu Susan sambil sedikit tertunduk.
Hamdan : Dah lah Min.. antum juga nikmatin toh? Wes.. ukhti Susan siap jaga rahasia.. tinggal kitanya aja nih harus siap puasin dia..
Amin : Hemmh.. yaah terserah aja sih..
Bu Susan : Hihihi.. makasih mas Amin sayang.. btw di luar masih ujan deres banget lohh.. n suami ana masih 20menit lagi baru kesini itupun kalau udah gak ujan.. enaknya ngapain yah? Ngocoks.com
Tanya bu Susan dengan nada menggoda sambil ia meremas-remas toketnya menantang Amin dan Hamdan. Amin yang tertantang oleh tingkah bu Susan, ia langsung mengangkat bu Susan dan menidurkannya di kabin belakang mobil. Kembali bu Susan menjadi santapan siang Hamdan dan Amin selama 20menit selanjutnya. Hujan yang begitu deras meredam suara teriakan, desahan, dan erangan bu Susan yang dilanda birahi berkepanjangan tanpa batas. Berkali-kali bu Susan membanjiri karpet mobil dengan cairan surgawinya. Dan akhirnya persenggamaan mereka ditutup dengan facial sperma Hamdan dan Amin di wajah putih mulus cantik bu Susan.
Sekitar pukul 11.15 ustad Zulfikar dan bu Susan meninggalkan kampus Hamdan. Nampak wajah puas bu Susan saat tersenyum dari balik kaca mobil melihat Hamdan dan Amin. Amin pun tak habis pikir tentang apa yang terjadi, tapi tak lama kemudian ia mengabaikan bisikan malaikat di hatinya dan lebih memilih ajakan setan untuk terus menikmati tubuh indah bu Susan.
Amin yang tengah beres-beres masjid mendapati pesan WA dari nomer baru di HPnya.
Amin : Siapa nih..?
Bu Susan : Assalamu’alaykum.. benar dengan mas Amin kan? Tadi ana dapet nomer mas dari mas Hamdan..
Amin : Wa’alaykumsalam.. iya benar.. wah gimana ukh? Udah sampai rumah? Amankan?
Bu Susan : Belum mas.. ni lagj mampir makan.. iyah aman kok.. suami ga curiga.. malah dia seneng ana sekarang banyak senyum.. besok lagi mau mas?
Amin : Alhamdulillah.. brarti mas membantu menjaga hubungan kalian ya? Besok ngapain?
Bu Susan : Iya mas.. syukron yahh.. mmm.. ya gitu.. menggenjotin ana lagi?
Amin : Besok ini??
Bu Susan : Yaa nggak juga mas.. maksud ana kapan2 lagj gituh.. mas mau kan? Soalnya ana uda terlanjur ketagihan sama permainan mas Amin..
Amin : Ohh.. ahahah.. siap ukh.. kapan aja ukhti mau mas siap kok..
Bu Susan : Ahhh.. senengnyaa.. makasih banget mass.. ana jadi sayang lohh sama mass..
Amin : Hahahah.. awas ntar dibaca suami lohh..
Bu Susan : Nggak.. suami jarang banget buka-buka HP ana kok mas.. lanjut lagi ntar mas yaahh.. mmmuachhhh..
Amin : Oke sayang..
Amin tertawa sendiri membaca chatnya dengan bu Susan. Ia tidak menyangka bisa mendapatkan akhwat cantik yang rela memberikan tubuhnya pada ikhwan yang bukan mahramnya, terlebih lagi ia telah bersuami.
Hamdan : Min? Sakit antum? Knapa ketawa-ketawa sendir..??
Amin : Yee serah dong.. nananinaa..
Hamdan : Zzz.. udah bantuin nih angkat meja biar cepet kelar..
Jam menunjukkan pukul 12.30 ketika Hamdan kembali pulang bersama Alisa. Nampak Alisa mulai ngantuk dibelakang, mungkin kecapekan karena kajian tadi. Sesampainya di rumah, Alisa segera menuju ke kamarnya dan langsung terlelap tidur tanpa mengganti pakaian.
Drrt.. Drrt..
Hamdan : WA dari Kayla.. knapa lagi nih?
Kayla : Assalamu’alaykum.. Hamdan? Lagi sibuk?
Hamdan : Wa’alaykumsalam.. nggak juga.. knapa La??
Kayla : Nggak.. Cuma pengen chat kamu aja..
Hamdan : Ohh iya.. maaf yah kemarin aku tinggalin kamu gitu aja.. soalnya aku takut ntar ada orang masuk ke kamar malah repot jadinya..
Kayla : He’emh.. gapapa.. justru aku yang harusnya bilang maaf uda ngrepotin kamu..
Hamdan : Repot gimana? Malah enak-enak gitu.. ahahahah.. btw suami kamu gimana? Tanya2 nggak?
Kayla : ahahah.. iya yah.. malah enak-enak kita.. iya tanya gitu kenapa kok gak keluar darahnya.. Cuma trus aku jelasin kalo dulu pernah sobek selaput dara aku waktu ikutan lomba atletik akhirnya dia mau terima..
Hamdan : Wahh.. untung aja kamu pinter ngeles.. trus gimana suami kamu? Semantab aku kah?
Kayla : Nah itu Dann.. aku kecewa banget sama suami aku.. masak baru masuk bentar kok uda keluar gituh.. beda banget gak kayak kamu..
Hamdan : Wahhh.. parah dong.. trus gimana?
Kayla : Yaa gitu.. aku juga karena gatau apa-apa ya Cuma diem.. trus suamiku langsung tidur abis kita ngobrol bentar gitu.. padahal aku masih nafsu banget..
Hamdan : kok gitu sih.. wahh suami kamu gak baik nih..
Kayla : Ngga juga Dan.. kalau soal perhatian n yang lain-lain dia baik banget.. bahkan aku ngrasa kayak jadi ratu gitu.. ya cuma waktu kawin aja dia lemes.. uhhh..
Hamdan : Wah susah juga..
Kayla : Kapan-kapan aku minta tolong lagi bisa Hamdan?
Hamdan: Hem? Minta tolong gimana?
Kayla : Buat sodokin aku pake rudal kamu..
Hamdan : Wehhh.. ntar ketauan suami kamu gimana???
Kayla : Yaa ntar aku yang atur.. yang penting kamu mau dulu.. Pliss..
Hamdan : Haduhh.. yang penting aman aja..
Kayla : Oke Hamdan.. makasih yaahh..
Hamdan : Yakk.. kalau mau coba belajar masturbasi..
Kayla : Masturbasi? Apatuh?
Hamdan : Nih aku kasih link nya… Ntar tonton sendiri ya..
Sejak saat itulah Kayla mulai mengenal apa yang namanya video porno. Ia mulai belajar bagaiman caranya masturbasi dan gaya-gaya bersetubuh lainnya. Bahkan ia memberikan waktu khusus dalam sehari hanya untuk menonton video porno. Ia beranggapan bahwasanya ini tahap untuk belajar melayani suami, padahal secara tidak langsung alam bawah sadarnya telah terkontaminasi virus pornografi dan lambat laun merubah dirinya.
Bersambung… Cklek.. suara pintu rumah dibuka.
Bu Zaskia : Yuk masuk dulu ukh.. santai aja.. anggap rumah sendiri..
Bu Vyrna : Assalamu’alaykum.. wah rumah ukhti besar juga yaa.. MashaaAllah..
Bu Zaskia : Alhamdulillah ukh.. semua milik Allah..
Bu Vyrna : Alhamdulillah.. ana duduk disini ya ukh.. sambil bu Vyrna duduk di kursi sofa.
Bu Zaskia : Ahh.. silakan dibuat senyaman mungkin.. tunggu sebentar ya ukh..
Bu Zaskia pun berjalan menuju ruang tengah mencari-cari Alisa.
Bu Zaskia : Alisa.. Alisa..
Hamdan : Afwan bu Alisa nya sudah tidur.. sembari Hamdan keluar dari kamar Alisa.
Bu Zaskia : Ohh.. ga biasanya dia jam segini tidur?
Hamdan : Ana juga gatau bu.. kecapekan mungkin..
Bu Zaskia : Kecapekan? Nggak karena Hamdan ‘mainin’ kaann? Tanya bu Zaskia menggoda.
Hamdan : Nggak bu.. tadi abis ngurus kajian di kampus..
Bu Zaskia : Ohh.. yaudah.. ibu minta tolong dibuatin minum dong buat temen ibu sama sekalian snack yang ada dikluarin yah.. cepet yah sayaang.. pinta bu Zaskia sambil mencium bibir Hamdan.
Hamdan : Ehh.. mm.. iya bu..
Hamdan yang terkejut dengan ciuman bu Zaskia sempat terdiam sebentar sebelum akhirnya ia segera menuju dapur. Bu Zaskia siang itu nampak anggun seperti biasanya dengan jilbab dan gamis warna mocca yang semalam ia pakai ketika mereka malam mingguan. Meskipun gamis yang bu Susan kenakan lebar dan panjang, namun itu tak bisa menyembunyikan kesemokan bokong sintal akhwat beranak satu itu.
Bu Zaskia : Ehh afwan ukh malah ana tinggal-tinggal..
Bu Vyrna : Gapapa kok ukh.. btw ukhti tinggal di rumah sebesar ini sama siapa saja?
Bu Zaskia : Ohh.. ana tinggal bertiga sama anak dan ponakan..
Bu Vyrna : Ohh.. brarti ada yang nemenin ya? Ana kira sendirian.. repotnya ngurus rumah segede ini..
Bu Zaskia : Ahahah.. iyalah ukh.. belum lagi ngurusin tempat usaha.. haduh bisa cepat tua ntar..
Bu Vyrna : Hahah.. iya juga yah.. ukhti Zaskia punya gerai baju muslimah ya? Dikelola sendiri juga?
Bu Zaskia : Ngga juga sih ukh.. ana dibantu temen, jadi kita investasi berdua.. trus juga ada karyawan gitu jadi biar gak repot banget..
Bu Vyrna : Alhamdulillah Allah mudahkan segala urusan ukhti yaa..
Bu Zaskia : Iyaa Alhamdulillah.. nah ini gini ukh, katanya ukhti Vyrna punya pondok ya?
Bu Vyrna : Alhamdulillah.. bukan punya ana ukh.. Cuma ngelola aja.. kalau pondok punya ummat..
Bu Zaskia : Alhamdulillah.. kan udah lama nih kenal ukhti Vyrna.. udah haji juga.. trus ana pingin ukh bantu-bantu pendanaan di pondok gitu.. sebagai bentuk pengabdian ke ummat juga..
Bu Vyrna : Wahh.. MashaaAllah.. ana ga nyangka lhoo ukhti.. boleh banget ukh..
Bu Zaskia : Iya ukh.. ini baru mau mulai.. ana berharap sama Allah semoga jadi keberkahan untuk semua yang ikut bantu-bantu ana di tempat usaha..
Bu Vyrna : Aaamiinn..
Hamdan : Assalamu’alaykum.. permisi bu.. ini minumannya.. sembari Hamdan meletakkan dua gelas minuman dan snack.
Bu Zaskia : Ohh.. Jazakallah mas Hamdan yaahh.. afwan ibu jadi ngrepotin..
Hamdan : Iya bu.. ana langsungan ya..
Hamdan pun berlalu pergi, namun kecantikan bu Vyrna yang wajahnya tertutup cadar hanya mata lentik ber-eyeliner yang berkacamata miliknya mulai menarik perhatian Hamdan. Ia mulai membayangkan tubuh bu Vyrna yang tertutup gamis dan jilbab panjang hitam itu, sementara Kulit putihnya tampak begitu kontras dengan pakaiannya.
Bu Vyrna : Afwan ukh.. itu siapa?
Bu Zaskia : Ohh itu keponakan ana ukh.. baru juga masuk kuliah.. daripada ngekos bayar mahal, mending disini ukh.. banyak kamar kosong..
Bu Vyrna : Ohh.. Alhamdulillah jadi ada yang bantu-bantu..
Mata cantik bu Vyrna tak bisa terlepas dari postur tegap Hamdan saat ia berlalu meninggalkan mereka. Wajah Hamdan yang menurut bu Vyrna lumayan tampan terus membekas di hatinya. Memang sudah cukup lama semenjak sang suami meninggalkan dirinya seorang diri. Suami bu Vyrna termasuk orang yang berkharisma dan memiliki pengetahuan agama yang mendalam, ia juga begitu baik dalam bersikap pada bu Vyrna. Namun takdir berkata lain, dalam usianya yang 45 tahun Allah panggil suami bu Vyrna karena kecelakaan. Dua tahun sudah berlalu bagi bu Vyrna tanpa belaian lelaki sehingga membuat dirinya terkurung dalam hasrat syahwat tiap kali ia melihat ikhwan yang memiliki bentuk menyerupai almarhum suaminya. Tubuh Hamdan yang atletis tetap terlihat jelas bagi mata bu Vyrna meskipun tertutup kaos. Bahkan bu Vyrna bisa menggambarkan bentuk bokong Hamdan dalam imajinasinya yang membuatnya melamun.
Bu Zaskia : Ukh.. Ukhtii.. Ukhti Vyrnaa..
Bu Vyrna : Ahh.. iyahh.. afwan ukhh..
Bu Zaskia : Kenapa ukh kok ngelamun gitu? Lagi ada masalah kah?
Bu Vyrna : Ahh.. nggak kok ukh.. Cuma tiba-tiba keinget sesuatu aja gitu..
Bu Zaskia : Ohh.. kalau boleh tau udah brapa lama ukhti ngelola pondoknya?
Bu Vyrna : Sudah semenjak dari awal kita buka pondok ukh.. dulu sama suami, sekarang dibantu sama beberapa temen ana yang peduli.. sekitar 5 tahun ini berjalan ukh..
Bu Zaskia : MashaaAllah.. brapa banyak tuh pahala yang mengalir buat ukhti? Haduhh.. jadi iri nih..
Bu Vyrna : Subhanallah ukh.. iri yang ukhti punya sesuatu yang diperbolehkan agama.. kalau soal pahala Allahua’lam bisshowab yaa ukh.. ana ikhlas buat umat..
Bu Zaskia : MashaaAllah ukh.. ana jadi pengen kayak ukhti..
Bu Vyrna : Ahh.. jangan ikuti ana ukh.. ana masih banyak kurangnya..
Bu Zaskia : Yaa setidaknya bisa ambil bagiana juga gitu ya ukh.. kalau santri ada berapa ukh?
Bu Vyrna : Sementara baru ada 40an santriwati ukh.. kita belum buka untuk yang putra..
Bu Zaskia : Wahh.. lumayan banyak ya? Itu program tahfidz juga alim ukh?
Bu Vyrna : Iya ukh.. tergantung pilihan santri.. biasanya kalau sudah setoran kubro tahfidznya, nanti dilanjut ke alim..
Bu Zaskia : MashaaAllah.. kapan-kapan ana boleh main ke pondok kan ukh? Sekalian pengen liat suasan di sana..
Bu Vyrna : Boleh banget ukh.. nanti kalau mau datang kasih kabar saja..
Sekitar pukul 14.00 bu Vyrna pulang kembali ke pondoknya. Lokasi pondok tahfidz yang dikelola bu Vyrna berada di desa Cangkringan, di lereng gunung Merapi. Lokasi ini memang sangat pas untuk dibuat pondok ataupun penginapan. Selain suasana alam yang masih alami dan udara dingin yang menyejukkan juga karena pemandangan yang masih hijau hampir diseluruh tempat yang sangat membantu para santri untuk belajar menghafal Qur’an ataupun ilmu agama.
Bu Vyrna : Assalamu’alaykum.. sembari bu Vyrna turun dari mobil dan segera menuju ruangan khusus pengasuh pondok.
Ustadzah Auliya : Wa’alaykumsalam umm.. baru pulang?
Bu Vyrna : Iya.. tadi umi barusan ketemu sama temen umi di pengajian ummahat.. bisa tolong bantuin umi bawa barang-barang di mobil?
Ustadzah Auliya : Na’am umm..
Sudah menjadi kebiasan di dalam pondok salafiyah untuk selalu ada santriwati senior yang berkhidmat (melayani) pada pengasuh pondok. Setidaknya setiap hari selalu bergantian jadwal santriwati yang menekenikmatan dan membantu setiap keperluan bu Vyrna. Ada sekitar 8 santriwati senior yang ditunjuk sebagai pengajar di pondoknya sekaligus bergantian menjadi khodim untuk bu Vyrna.
Begitu memasuki kamarnya, maka ustadzah Auliya harus standby di luar ruangan. Rasa lelah karena seharian berkeliling Jogja untuk bertemu dengan donatur mulai terasa pada dirinya yang usianya mulai menginjak 38 tahun. Bu Vyrna pun melepas semua yang ia kenakan hingga kini hanya tersisa bra dan CD hitam yang menutupi mahkota kewanitaannya. Bu Vyrna berdiri di depan cermin besar di kamarnya. Ia tersenyum sendiri melihat keindahan tubuhnya yang begitu putih mulus kencang terawat. Toket 40F miliknya tampak seperti hendak tumpah dari wadahnya. Bu Vyrna memang selalu merawat dan menjaga setiap bagian tubuhnya dengan baik agar nantinya bisa memuaskan ikhwan yang menjadi suaminya. Apalagi liang surgawinya yang bersih mulus tanpa bulu dan berbau wangi membuat setiap lelaki yang menciumnya tak akan bisa terlepas darinya.
Ketika tengah meraba-raba tubuhnya yang molek, bu Vyrna kembali teringat akan Hamdan. Ia pun segera merebahkan dirinya di ranjang dan mulai berfantasi tentang Hamdan. Kedua tangan bu Vyrna mulai menggerayangi tubuhnya sendiri mulai dari pundak hingga pangkal paha. Tangan kirinya meremas-remas toket 40F yang sudah terbebas dari kandangnya sementara kakinya mengangkang sehingga memudahkan tangan kanannya untuk memanjakan liang surgawi akhwat pengasuh pondok itu.
Bu Vyrna tengah membayangkan tubuh bercintai Hamdan dengan bokongnya yang kencang dan padat kini di hadapannya siap untuk memperkosanya. Ia juga membayangkan batang kejantanan Hamdan telah keras menjulang dengan urat-urat besar melingkar di sekitar batangnya. Perlahan Hamdan menghampirinya dan kemudian mengangkangi wajah bu Vyrna. rudal Hamdan yang begitu indah dan kekar langsung Hamdan sumpalkan ke mulut bu Vyrna dengan kasar. Ia membayangkan Hamdan menggenjot mulutnya dengan liar dan buas hingga rudalnya masuk memenuhi kerongkongannya. Membayan hal itu bu Vyrna mulai naik syahwatnya. Mulutnya mulai mendesah sambil menggigit bibir bawahnya, tangan kirinya dengan lihai mamainkan puting, sementara tangan kanannya menari liar di bibir serambi lempitnya. Sensasi masturbasi sambil berfantasi tentang Hamdan membuatnya melayang di langit kenikmatan duniawi.
Bu Vyrna : Ouhh.. Hamdann.. Sshhh.. Ahhhh.. Mmhh.. Sshhh.. uhhhh..
Kini ia tengah berfantasi Hamdan mencumbu kedua toket indahnya yang berukuran jumbo. Dengan kuat Hamdan meremas toketnya hingga kemerahan sementara mulutnya melahap habis puting bu Vyrna. Bu Vyrna semakin kelojotan menahan birahinya sendiri yang membuat serambi lempitnya semakin becek oleh lendir khas akhwat. Puas dengan toket, bu Vyrna kembali berimajinasi Hamdan menjilati tubuhnya mulai dari toketnya terus turun hingga selakangannya kemudian dengan liar dan ganas Hamdan melumat serambi lempit bu Vyrna. Lidahnya menyeruak ke dalam serambi lempit akhwat beranak satu itu seperti ingin mengeruk habis semua harta karun di dalamnya. Bu Vyrna semakin blingsatan merasakan dirinya terbakar birahi membayangkan serambi lempitnya di lahap Hamdan, bahkan jari tengah dan telunjuknya mulai menusuk-nusuk liang surgawinya dengan cepat.
Bu Vyrna : Ahhhh.. Hamdann.. Ahhh.. nakall yaahh.. ouhhh.. NGHHHHHHHH..!!!!
Desakan orgasme begitu kuat menghantam bu Vyrna yang membuatnya melenguh panjang dan melengkungkan badanya ke atas. Kakinya mengangkang lebar dengan mengangkat sedikit pinggulnya sementara kedua tangannya meremas kuat sprei ranjang. Selama beberapa detik serambi lempit bu Vyrna menyemburkan cairan surgawinya dengan sangat deras seperti pompa air.
Bu Vyrna kembali terkulai di ranjang setelah orgasme hebatnya, namun bukannya lemas tapi malah semakin tinggi nafsu syahwatnya. Ia kemudian memanggil ustadzah Auliya untuk masuk ke kamarnya. Ustadzah Auliya pun masuk ke kamar bu Vyrna dengan pakaian tertutup rapat. Cadar bandana hitam, jilbab panjang sepaha, gamis hitam hingga menyentuh lantai, handsock, dan kaos kaki hitam masih melekat di tubuhnya.
Bu Vyrna : Di lepas semua dulu dong sayang.. pinta bu Vyrna sembari ia mengelus-elus serambi lempitnya.
Ustadzah Auliya : Na’am umm..
Ustadzah Auliya pun segera melucuti pakaiannya hingga hanya tersisa handsock dan kaos kaki hitam yang masih menempel di tubuhnya. Wajah cantik putih ustadzah Auliya nampak kontras dengan rambut lurusnya yang tergerai indah. Semua santriwati senior sudah faham dan terbiasa dengan kebiasaan bu Vyrna yang selalu bermasturbasi sehari minimal 5x dan mereka harus siap untuk memenuhi fantasi bu Vyrna. Bahkan kini fantasi bu Vyrna pun menjadi fantasy mereka di tengah-tengah kesibukan mereka mengajar santriwati yang lebih muda.
Ustadzah Auliya mulai berjalan mendekati bu Vyrna dengan belt dildo bersarang di pinggulnya. Sesampainya di atas ranjang, bu Vyrna yang sudah terbakar birahi langsung memeluk dan melumat bibir ustadzah Auliya. Ustadzah Auliya pun mulai tersangsang dan membalas pagutan bu Vyrna dengan posisi mereka berlutut di atas ranjang. Kedua tangan mereka saling meremas bokong sintal pasangannya, sementara toket 40F milik bu Vyrna beradu dengan toket 38C ustadzah Auliya. Puting mereka saling menggesek sehingga memberikan sensasi geli-geli nikmat yang semakin menenggelamkan kedua akhwat berjilbab lebar itu dalam nikmatnya dosa.
Bu Vyrna yang sudah gelap mata kemudian merebahkan ustadzah Auliya yang nampak mulai menikmati lesbian mereka. Dengan mesra bu Vyrna mencupangi leher ustadzah Auliya yang membuatnya mendesah merasakan terpaan birahi.
Ustadzah Auliya : Aouhh.. ummm.. sshhh.. ahhh.. mmffhh.. shhh..
Tangan ustadzah Auliya meraba-raba punggung mulus bu Vyrna, sementara bu Vyrna kini mulai turun ke dua bukit indah milik ustadzah Auliya yang masih perawan. Putingnya yang berwarna coklat tegak mengeras membuat bu Vyrna menelan ludah. Dengan ganas bu Vyrna melahap puting ustadzah Auliya sambil meremasi dengan kedua tangannya. Dildo yang ada di pinggul ustadzah Auliya menggesek-gesek bibir serambi lempit bu Vyrna yang sudah basah merekah membuatnya blingsatan karena rasa geli nikmat. Tak lagi kuat menahan nafsu syahwatnya yang memuncak, bu Vyrna yang tengah berjongkok di atas pinggul ustadzah Auliya segera mengarahkan dildo ukuran 18cm diameter 4cm itu ke arah serambi lempitnya dan Bleshhh.. seluruh Dildo tenggelam sepenuhnya di serambi lempit akhwat cantik berkacamata itu.
Bu Vyrna : OOOHHHHHH.. SSSHHHH.. MMHHHH..
Lenguhan dalam bu Vyrna menandakan permainan inti mereka akan segera berlangsung. Tanpa membuang waktu, bu Vyrna langsung mengejar orgasmenya dengan menggerakkan cepat pinggulnya maju mundur. Ustadzah Auliya pun tak mau tinggal diam melihat toket bu Vyrna yang berayun-ayun mengikuti irama tubuh bu Vyrna. Kedua tangan putih lembut ustadzah Auliya dengan lihai meremas toket dan memilin-milin puting pink pengasuh pondoknya.
Bu Vyrna : AAAHHH.. NGGHH.. SHHH.. LIYAAA.. UDAH MULAI PINTER YAAHHH.. OHH.. MHHH.. sambil tangan kanan bu Vyrna memainkan serambi lempit ustadzah Auliya.
Ustadzah Auliya : Mmhhh.. ummi juga nakall.. ahhh tangan umihh.. ahhh.. shhh.. ahhh..
Kedua akhwat itu saling merangsang satu sama lain, tapi bu Vyrna yang liang surgawinya tersumpal penuh oleh Dildo lebih dulu mencapai puncak birahinya. Goyangan pinggul bu Vyrna semakin kuat dan cepat menyebabkan ranjang mereka ikut berdecit.
Bu Vyrna : AHHHH.. LIYAAHH.. SINI MULUTMU NAAKK.. OUHHH.. UMI MAU KELUARR.. AAHH.. AHHH.. NGHHHHHHHH..!!!
Bu Vyrna segera mencabut serambi lempitnya dan menduduki wajah cantik putih ustadzah Auliya. Bu Vyrna menyemburkan semua cairan surgawinya ke dalam mulut ustadzah Auliya bahkan ada yang muncrat membasahi wajah cantik ustadzah Auliya. Setiap tetes cairan orgasme bu Vyrna disantap habis oleh ustadzah Auliya, bahkan ia juga menjilat dan menghisap serambi lempit bu Vyrna berharap masih ada sisa-sisa cairan surgawi yang menurutnya membawa keberkahan bagi ustadzah Auliya.
Bu Vyrna : Hemmhh.. nak Liya udah makin pinter yahh bikin umi jadi keasyikan ginih..
Ustsdzah Auliya : Ahh.. masih belajar umm..
Bu Vyrna : Yuk lanjuth lagii..
Bu Vyrna yang masih belum terpuaskan kini mengambil posisi doggy sementara ustadzah Auliya bersimpuh di depan bokong sintal bu Vyrna. Bokong indah putih bersih montok bu Vyrna yang dihiasi anus dan serambi lempit pink merekah membuat ustadzah Auliya semakin memuncak syahwatnya. Nafasnya menderu ingin segera menikmati lezatnya serambi lempit pengasuh pondok tempat ia belajar itu.
Ustadzah Auliya : Umm.. indahnya pantat umiii.. Liya jadi ga tahannhh.. mfhhh..
Ustadzah Auliya langsung membenamkan wajahnya ke selakangan bu Vyrna. Lidahnya langsung ia sapukan ke seluruh permukaan serambi lempit bu Vyrna sementara jari tengah kirinya menusuk dalam liang anus bu Vyrna. Bu Vyrna dibuat gelagapan merasakan serangan di kedua liang surgawi miliknya.
Bu Vyrna : Auhhh.. nak Liyaa.. ohhh.. nakal juga yaahh.. sshh.. ohhh enakk.. teruss.. ahh..
Ustadzah Auliya : Mmfh.. srruppp.. mmhh.. mcchh.. mcchh.. iyah ummhh.. mmffhh.. sruupp..
Lidah lembut ustadzah Auliya membelai lembut dinding serambi lempit bu Vyrna, sementara jemari tangan kirinya terus mengobok-obok anus bu Vyrna. Anal bercinta bagi bu Vyrna bukan sesuatu yang asing, karena suaminya yang telah meninggal sering melakukan anal pada bu Vyrna. Bu Vyrna sendiri begitu menikmati saat liang bo’olnya ditembus rudal suaminya. Bu Vyrna sering berfantasi melakukan bercinta di berbagai tempat dan suaminya pun menuruti kemauannya.
Bu Vyrna : Aduhh.. ahhh.. mmhh.. udahh nak.. auhh masukinn.. ahhh.. umi udah ga tahann..
Ustadzah Auliya begitu yang penurut segera menghentikan keasyikannya dengan serambi lempit bu Vyrna yang begitu lezat di mulutnya. Ia pun mengambil posisi berlutut menghadap bokong bulat penuh milik bu Vyrna. PLAKK!! PLAAKK!!! Ustadzah Auliya menampar keras bokong bu Vyrna kanan kiri hingga kemerahan. Bu Vyrna begitu menikmati permainan kasar ustadzah Auliya, bahkan bu Vyrna menjulurkan lidahnya dengan mata menatap ke atas menahan desiran birahi yang memenuhi dirinya.
Bu Vyrna : Ouhh.. Shh.. ahahah.. enakhh.. ahhh.. desah bu Vyrna merasakan tamparan di bokongnya.
Bleshh.. Ustadzah Auliya langsung melesakkan Dildo ke liang surgawi bu Vyrna. Bu Vyrna mengerang hebat merasakan bagian tubuh pribadinya di tembus dildo besar ustadzah Auliya. Meskipun tak senikmat rudal asli tapi setidaknya bisa mengurangi dahaga bu Vyrna akan kehangatan rudal lelaki.
PLAKK.. PLAKK.. PLAKK.. Ustadzah Auliya langsung menggenjot kuat serambi lempit bu Vyrna dengan ritme yang konsistensi. Bokong bu Vyrna yang putih mulus nan sekal membuat gemas ustadzah Auliya. Tangannya meremas kuat bokong bu Vyrna hingga kemerahan, sementara bu Vyrna justru semakin terangsang ketika ustadzah Auliya menunjukkan perlakuan kasar pada dirinya. Toket keduanya pun mengayun indah seiring dengan gerakan maju-mundur ustadzah Auliya.
Bu Vyrna : OUHH.. MMHH.. AAHHH.. SHH.. OUHH.. NGHHH.. AHHH.. TERUSSHH NAAK.. AHHH..
Ustadzah Auliya : Na’am umm.. mmhh.. mhh.. enak umm..?? Kapan ana bida ngrasain jugah?
Bu Vyrna : AAHHH.. ENAKK NAKK.. OHHH.. JANGANHH.. LIYA HARUS SAMA rudal ASLI DULUHH.. AGHHH.. NNGGGGHHHHHHHH..!!!
Kembali bu Vyrna tak kuasa menahan orgasmenya saat ustadzah Auliya membenamkan dildo hingga menabrak pintu rahimnya. Badanya mengejang hebat, sementara mulutnya menganga sambil mengerang dengan mata terpejam merasakan nikmatnya diobok-obok oleh rudal palsu. Ustadzah Auliya langsung mencabut dildo di serambi lempit bu Vyrna saat mengetahui bu Vyrna mendapatkan orgasmenya.
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. dengan derasnya bu Vyrna menyemburkan cairan surgawinya hingga membuat becek ranjang tempat ia dan ustadzah Auliya berlesbi ria. Desakan birahi yang memenuhi tubuh bu Vyrna begitu merangsangnya sehingga meskipun tanpa rudal asli ia tetap bisa squirt sebanyak itu. Dulu ketika suami bu Vyrna masih hidup, ia bisa 10x squirting dalam sekali menggenjot. Memang ia termasuk tipikal akhwat yang mudah terangsang dan cepat mencapai orgasme sehingga siapapun yang menjadi suaminya pasti akan dengan mudah membuatnya menggelepar dalam kenikmatan.
Bu Vyrna : Ahhh nikmatnyaa.. nak Auliya semakin pintar nih bikin ibu gelagapan gini.. sambil bu Vyrna berbalik menghadap ustadzah Auliya.
Ustadzah Auliya : Mmhh.. nggak juga umm.. masih belum seberaoa dibanding ustadzah Afifah..
Bu Vyrna : Yaa bertahap.. nanti nak Auliya juga bisa sebinal ustadzah Afifah kok.. mau umi ajarin?
Ustadzah Auliya : Ahh.. mau banget umm.. gimana caranya biar bisa binal seperti ustadzah Afifah..??
Bu Vyrna : Hihih.. perhatiin setiap yang umi lakuin ya..
Ustadzah Afifah termasuk yang paling lama berada di pondok sehingga pengetahuannya tentang bercinta yang didapatkan dari bu Vyrna melebihi ustadzah yang lain. Kini dengan senyuman nakal, bu Vyrna mulai merebahkan ustadzah Auliya di ranjang. Aroma khas cairan surgawi akhwat bagai pengharum alami di kamar bu Vyrna siang itu. Setelah membelai wajah cantik ustadzah Auliya yang nampak terangsang, bu Vyrna mulai memagut bibir tipis merah ustadzah Auliya. Dengan penuh nafsu ustadzah Auliya membalas pagutan bu Vyrna akibat dahaganya akan syahwat yang melanda diri akhwat cantik pengajar tahfidz itu. Bu Vyrna sebagai pengasuh pun tak mau kalah, ia segera melesakkan lidahnya mengobok-obok rongga mulut ustadzah Auliya. Lidah mereka saling melilit satu sama lain seakan ingin saling memiliki. Suara decak becek air liur keduanya menjadi musik erotis yang mengiringi permainan lesbi mereka.
Ustadzah Auliya : Mmffhh.. mmchh.. Ummihh. Hmmfhh.. sruupp.. enak ummih.. shh.. mmffhh..
Kedua tangan bu Vyrna meremas lembut toket ustadzah Auliya tepat di titik paling sensitifnya. Dengan keahlian bu Vyrna dalam pijat refleksi, ia memijat-mijat toket ustadzah Auliya yang membuat ustadzah Auliya semakin kelojotan merasakan rangsangan hebat dari tangan ibu asuhnya. Bu Vyrna menampakkan raut wajah puas melihat anak asuhnya mulai merasakan kenikmatan duniawi. Kini bu Vyrna mulai merangsang leher dan telinga ustadzah Auliya dengan cupangan dan gigitan lembut. Meskipun sudah berkali-kali ustadzah Auliya melihat permainan bu Vyrna dengan ustadzah lainnya namun mengalami langsung jilatan dan cupangan di tubuhnya terasa jauh lebih membakar birahinya.
Ustadzah Auliya : Sshhh.. ahhh.. umihhh.. umihh.. ohhh.. mmhhh…
Bu Vyrna : Knapa nak Liya sayang? Enak kan yang umi lakuin?
Ustadzah Auliya : He’emh ummih.. enak bangethh.. ahhh.. shhh.. tangan ustadzah Auliya menggaruk-garuk punggung bu Vyrna menahan geli bercampur nikmat.
Bu Vyrna : Lihat dan perhatikan terus yaa nak.. biar nak Liya cepat jadi binal..
Ustadah Auliya : Na’am ummmihh..
Bu Vyrna yang sudah ahli dalam merangsang santriwatinya kini mulai turun ke toket ustadzah Auliya. Lidahnya menyapu bersih setiap bagian toket ustadzah Auliya yang cukup besar itu tanpa menyentuh putingnya sama sekali. Sensasi dipermainkan seperti ini membuat ustadzah Auliya semakin memuncak syahwat dalam dirinya.
Ustadzah Auliya : AUHH.. UMMIHHH.. AHHH.. NAKAL UMIIHH.. ENAK.. UMIHH.. TOLONG UUMIHH.. PENTIL LIYAHH.. UHH GATELL..
Bu Vyrna : Pentil yaahh?? Ntar dulu sayangghh..
Ustadzah Auliya : AHHH.. UMIHH.. GATEL BANGETHH.. MMHHH.. PENGENN.. PENTILNYAA..
Ustadzah Auliya berasal dari daerah Lampung sehingga pengaruh bahasa jawa sangat kentara dikarenakan banyaknya orang jawa yang bermigrasi dan tinggal di Lampung.
Melihat Ustadzah Auliya yang tampak memelas menahan gatal karena birahi membuat bu Vyrna merasa sedikit iba. Akhirnya ia mengabulkan keinginan ustadzah Auliya dengan langsung melumat habis putingnya yang sudah mencuat keras.
Bu Vyrna : Siap-siap nak Liyaa sayanghh.. haemphh.. mmhh.. mhhh.. srup.. elelelelempthhh.. mmmhh.. mmchhh..
Ustadzah Auliya : AUHHH.. OHHH.. SSHHHH.. UMIHHH.. AHH.. ENAKK.. AHHH.. IYAHH.. UMMIHH.. MMHHH.. SHHH.. NGGHHH..
Ustadzah Auliya mendesah keras tiap kali lidah bu Vyrna memainkan putingnya dengan lihai, sementara toket 38C ustadzah Auliya yang masih ranum menjadi sasaran empuk tangan putih lembut bu Vyrna. Salah satu titik yang paling membuat ustadzah Auliya terangsang hebat adalah puting toketnya, sehingga kini ustadzah Auliya tengan blingsatan menahan nikmatnya birahi. Kedua tangannya menggenggam erat sprei ranjang, sementara kepalanya ia banting ke kanan kiri sambil menggigit bibir bawahnya karena geli dan nikmat yang tak berujung. Desahan dan erangan ustadzah Auliya semakin keras dan intens, nafasnya pun terdengar memburu menandakan sebentar lagi akan datang puncak kenikmatan dalam diri ustadzah Auliya. Bu Vyrna dengan cekatan langsung menggabungkan kedua toket ustadzah Auliya dan dengan kuat ia menghisap puting dan toketnya hingga tertarik ke atas meruncing.
Ustadzah Auliya : OOUUGGHHHH.. UMMMMIIHHHHHHH….
SERRRRRRRRRRR… SERRRRRRRRRRR…
Ustadzah Auliya membusungkan dadanya dan agak mengangkat pinggulnya dengan kaki mengangkang lebar sementara dari liang surgawinya menyembur deras cairan surgawi ustadzah Auliya. Ada sekitar 5 detik ustadzah Auliya mengalami orgasme hebat pertamanya dengan serambi lempitnya tanpa henti terus menyembur.
Ustadzah Auliya : Hhhh.. auhh.. ummihh.. ahhh.. shhh.. mhhh..
Bu Vyrna : Enak kan nak Liya sayang? Puas kan? Mau lanjut lagi? Biar pembelajaran nak Auliya jadi akhwat binal semakin sempurna.. tanya bu Vyrna dengan senyuman puas melihat ustadzah Auliya yang terkapar lemas.
Ustadzah Auliya : Iyahh umm.. mau bangethh.. ana mau belajar lebih jauh ummm..
Bu Vyrna kembali melanjutkan jilatannya menyusuri perut putih mulus rata ustadzah Auliya. Bu Vyrna menyempatkan waktu untuk bermain-main di pusar ustadzah Auliya sebelum mulai turun ke daerah paling nikmat untuk dioral.
Bu Vyrna : Hemmh.. sruupp.. slurp.. mcchh.. mmfhh.. pusarmu cantik banget nak.. mffhh umphh..
Ustadzah Auliya : Ahhh… Shhh.. ummihh.. sshhh.. mmhh.. sshhh..
Tarian lidah binal yang diberikan bu Vyrna kembali membuat ustadzah Auliya terangsang. Ia mulai membelai kepala bu Vyrna yang berambut hitam lurus. Permainan bu Vyrna kini berpindah ke kaki jenjang putih mulus ustadzah Auliya. Begitu indah kaki akhwat Lampung itu sehingga membuat bu Vyrna menelan ludah. Kaki kiri ustadzah Auliya menjadi santapan pertama bu Vyrna yang sudah terbakar birahi, ia mengangkat kaki mulus pengajar pondoknya itu dan mulai menjilati dari jemari kakinya hingga pangkal paha seperti tengah menyantap makanan mahal. Nampak bu Vyrna benar-benar menikmati lezatnya kaki akhwat yang selalu terjaga dan tertutup dengan perawatan kulit yang maksimal.
Ustadzah Auliya : Ahh.. shhh.. umihhh.. iyaahh enakk.. ahhh.. geli.. tapi.. ahhh.. mmhhh.. shhh.. ustadzah Auliya menggigit jari telunjuknya sambil merasakan nikmatnya pelayanan bu Vyrna.
Bu Vyrna begitu bernafsu menjilati kedua belah kaki jenjang mulus ustadzah Auliya hingga terlihat mengkilap oleh air liurnya. Puas dengan kaki bercintai akhwat bercadar itu, kini bu Vyrna telah bersiap untuk merasakan kenikmatans lezatnya serambi lempit ustadzah Auliya. Namun beberapa detik kemudian ia baru sadar kalau masih ada Dildo yang menempel di pinggul ustadzah Auliya.
Bu Vyrna : Nak Liya.. perhatiin umih baik-baik yaa.. umi bakal ajarin biar nak Liya juga bisa jadi binal besok dihadapan suami sampai suami nak Liya ketagihan minta main terus..
Ustadzah Auliya : He’emh umm..
Bu Vyrna dengan perlahan mendekatkan wajahnya ke dildo yang tegak berdiri. Sambil menatap nakal ke mata ustadzah Auliya, bu Vyrna mulai menjilat batang dildo itu dari pangkal hingga ke ujungnya sementara tangan kanan bu Vyrna mulai mengusap-usap bibir serambi lempit ustadzah Auliya yang berwarna sawo matang. Melihat lihainya bu Vyrna mengoral Dildo dan tangan bu Vyrna yang nakal bergerilya di selakangannya membuat ustadah Auliya semakin tenggelam dalam kenikmatansnya syahwat.
Perlahan tapi pasti bu Vyrna mulai memasukkan dildo 18 cm itu ke mulutnya. Dalam satu caplokan seluruh Dildo itu tenggelam di rongga mulut bu Vyrna hingga menyodok kerongkongannya. Ustadzah Auliya terpana melihat aksi bu Vyrna yang bisa melumat habis dildo sepanjang itu dalam sekali lahap. Kini dengan binalnya bu Vyrna menggoyangkan kepalanya ke kanan kiri ibarat tengah mempermainkan rudal pria.
Ustadzah Auliya : Uhhh.. umihh.. enak banget kahh..?? Ahhh.. shhh.. mmhh.. shhh..uhh.. desahan ustadzah Auliya tak dapat ditahan karena lihainya tangan bu Vyrna menstimulasi serambi lempit ustadzah Auliya.
Kini bu Vyrna mulai menggerakkan kepalanya naik turun menelusuri batang dildo panjangnya. Bu Vyrna menaikkan kepalanya hingga ujung dildo dan dengan cepat kembali menelannya hingga pangkal dildo. Dengan cepat dan Istiqomah bu Vyrna mengoral rudal plastik di pinggul ustadzah Auliya yang menciptakan suara erotis tiap kali dildo menghantam kerongkongan akhwat syar’i berumur 38 tahun itu.
Bu Vyrna : mmhhh.. sruupp.. ogkk..ogkk.. mcchhh.. mmffhh.. sruupp.. mffhhh..
Air liur bu Vyrna mengalir membasahi pinggul ustadzah Auliya. Puas dengan rudal plastik, bu Vyrna kini beralih menuju jackpot yang sedari tadi ia tunda untuk menikmatinya. Hidung mancung bu Vyrna langsung dibelai oleh bau harum khas liang surgawi akhwat yang selalu menjaga dan merawat kewanitaannya dengan baik. serambi lempit ustadzah Auliya yang berwarna sawo matang dan sedikit tembem mulus tanpa bulu begitu menggiurkan bagi bu Vyrna apalagi bagi para ikhwan. Dengan penuh kelembutan bu Vyrna membuka kedua belah paha ustadzah Auliya yang masih tertutup kaos kaki hitam sehingga kini serambi lempit cantik ustadzah Auliya terekspose tanpa ada penghalang sama sekali.
Bu Vyrna : Hemmhh.. Umi selalu aja dibuat kagum sama kemaluan kalian nak Liya.. milik nak Afifah juga sama cantiknya lohh.. bikin umi jadi ketagihan.. sembari tangan bu Susan kini mulai membuka labia mayora serambi lempit ustadzah Auliya.
Ustadzah Auliya : Ahh.. umiihh.. tapi masih cantikan ustadzah Afifahh.. Aaahhhhh.. Mmhhh..
Belum selesai Ustadzah Auliya berbicara, bu Vyrna sudah mulai menyapu bagian dalam serambi lempit ustadzah Auliya dari pangkal hingga kelentitnya. serambi lempit ustadzah Auliya yang sudah dipenuhi lendir akhwat terasa gurih sedikit asin yang nikmat di lidah bu Vyrna. Dengan ganasnya bu Vyrna menusuk serambi lempit perawan ustadzah Auliya dengan lidah binalnya yang merangsang hebat seluruh tubuh suci akhwat Lampung berusia 21 tahun itu.
Ustadzah Auliya : OOHHHH.. SSHHH.. UMMIHHH AHHH.. ENAAK NYAAH.. UHHH.. MMHHH.. AHHH.. TERUS UMIHH…
Ustadzah Auliya semakin liar meracau merasakan kenikmatan jilatan dan hisapan bu Vyrna di serambi lempitnya. Desahan dan erangan ustadzah Auliya begitu keras dan bebas karena memang jarak antara kediaman bu Vyrna dan pondok lumayan jauh sekitar 50 meter sehingga sekeras apapun desahan di dalam kamar tak akan ada yang mendengar.
Bu Vyrna : Srrupot.. mmcchh.. mmfffhh.. shhh.. sruuppp…
serambi lempit Ustadzah Auliya kian banjir oleh lendir birahinya ditambah dengan air liur bu Vyrna yang semakin memberikan sensasi kenikmatan luar biasa pada diri ustadzah Auliya. Liang surgawinya mulai berdenyut-denyut kuat karena desakan birahi yang hendak meledak. Kedua tangan Ustadzah Auliya meremas-remas kepala bu Vyrna dan semakin membenamkannya di selakangan indah miliknya. Tak mampu lagi menahan kenikmatan lesbi mereka, ustadzah Auliya akhirnya kembali menyerah oleh kenikmatan dosa duniawi yang ia lakukan bersama pengasuh pondok tempat ia belajar.
Ustadzah Auliya : AUHHH.. OHHH.. MMHHH.. AHHH.. UMMIIIIIHHH… NGHHHHH..!!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Tubuh ustadzah Auliya mengejang hebat. Kepalanya mendongak dengan mulut menganga merasakan ledakan orgasme yang begitu dahysat di bagian kewanitaannya. Kedua tangannya menekan erat kepala bu Vyrna di selakangannya membuat bu Vyrna meminum habis semua cairan surgawinya. Tampak bu Vyrna menikmati setiap tetes cairan surgawi ustadzah Auliya yang mengalir hingga memenuhi lambungnya, bahkan ia menjilati bersih serambi lempit ustadzah Auliya.
Bu Vyrna : Srrupp.. glekk.. ahh lezatnya air kenikmatan nak Liya.. gimana nak Liya? Nikmat kan? Tanya bu Vyrna yang masih menjilati jemarinya yang basah oleh cairan surgawi ustadzah Auliya.
Ustadzah Auliya : Hhh.. Hhh.. iyah ummihh.. enak banget.. kalau Liya lakuin itu semua, Liya bakalan jadi binal kah umm? Tanya ustadzah Auliya polos sambil mengumpulkan kembali tenaganya.
Bu Vyrna : Iya nak Liya sayang.. tapi itu baru sedikit aja ilmu tentang menjadi istri binal idaman ikhwan.. nak Liya harus banyak belajar trus langsung praktek..
Ustadzah Auliya : Liya mau banget umm.. Liya ingin selalu bikin suami Liya nanti seneng.. dimana Liya bisa belajar lebih dalam jadi istri binal idaman suami umm? Prakteknya gimana umm..??
Bu Vyrna : Nanti umi kasih link internetnya.. nanti belajar bareng santriwati senior yang lain.. prakteknya kapan-kapan umi atur.. soalnya harus langsung sama lawan jenis nya nak..
Ustadzah Auliya : Na’am umm.. Liya mau jadi santriwati yang terbaik dan istri terbinal bagi suami Liya nanti..
Dengan senyuman penuh makna bu Vyrna melepas ustadzah Auliya yang kembali ke ruang depan tempat ia berjaga sambil sebelumnya ustadah Auliya mengenakan kembali gamis, jilbab, dan cadsrnya yang serba hitam.
—————————————————————————-
Sementara itu di kampus, pagi-pagi sekali Amin menjumpai Hamdan yang tengah berjalan berdua dengan Alisa.
Amin : Dan.. oee.. oeee..
Hamdan : oee Min.. kenapa? Kayak orang ilang gitu antum..
Amin : Apaan..?? Antum itu kalo udah jalan sama yang bening-bening aja trus lupa sama ane..
Hamdan : Ahahah.. knapa emangnya? Pengen? Sulwa masih kurang po??
Amin : Azzz.. antum uda bikin tugas bahasa inggris blom?
Hamdan : Udah lah.. knapa emangnya? Mau liat?
Amin : Iyak.. ahahaha.. ane gatau bahasa inggris.. mumet..
Alisa : Mas Hamdan, Alisa duluan yahh.. ntar lanjut lagi.. Sambil Alisa memberi isyarat cium pada Hamdan.
Hamdan : Iyaa sayang duluan aja.. nih orang emang sukanya ganggu..
Alisa : Ahaha.. dadah mas Hamdan sayang.. Assalamu’alaykum..
Hamdan : Wa’alaykumsalam.. jawab Hamdan melepas Alisa yang menuju jurusannya.
Pagi ini pun Alisa nampak cantik menawan dengan jilbab pet antem kuning 3 layer, gamis panjang hitam dan cadar tali 2 layer warna hitam. Sepatu jenis Angkle-Strap shoes warna mocca menambah keanggunannya ketika berjalan membuat Hamdan semakin cinta padanya.
Amin : Woee.. Dan.. ya elahh.. ditinggal bentar Alisa ae gak bisa antum.. sini ane mau lihat tugasnya..
Hamdan : Antum tuh kalo lagi butuh ngeselinnya sak poll’e yak.. nih..
Amin : Ahahah.. biarin aja.. ane emang gak bisa bahasa Inggris.. mau dosennya super cantik kayak yang sekarang.. siapa namanya??
Hamdan : Bu Donitaa..
Amin : Hayah gak ngefek.. mending ane suruh ngitung thermodinamika..
Hamdan : Yaaa antum emang paling seneng angka min..
Amin : Ahahah.. emang.. tapi kan antum juga enak, tiap kali kuliah bahasa Inggris mesti bu Donita deketin antum trus ituuu.. toketnyaa ampunnn.. kayak mau tumpah..
Hamdan : Lah antum malah liatin toketnya.. pantes aja otakmu gak normal..
Amin : Lah.. emang antum gak seneng apa disodorin itu tiap hari..??
Hamdan : Yaa gimana yaa? Secara ane emang pro di bahasa inggris yaa udah jadi kewajiban buat bu Donita memberi ‘perhatian’ lebih ama ane.. ahahahah..
Amin : Dihh.. sombongnyaa.. ntar ane laporin sama Alisa baru tau rasa..
Hamdan : Lapor ae.. paling ntar malah Alisa yang nyari cara biar bu Donita bisa ane ‘pake’..
Amin : Njirrr.. parah antum mah.. ajakin dong ane.. ahahahah..
Hamdan : Lah.. kemarin kan udah sama ukhti Susan.. masih mau nambah?? Sulwa gimana? Jatahnya?
Amin : Yaaa.. kan kalo ada yang baru n blom pernah dicoba, why not? Sulwa? Dia mah tiap hari minta disodok dongg..
Hamdan : Nahh.. gak capek antum?
Amin : Lah antum emang gak capek garap dua akhwat tiap hari? Parah emang..
Hamdan : Ha? Wooo.. tidak semudah itu Ferguso.. perkasa ini kawan kau.. hahah.. ngiri bilang bous.. jawab Hamdan dengan nada mengejek.
Amin : Eittss.. nih liyaatt.. Amin pun menunjukkan chat nya dengan bu Susan.
Hamdan : Njirrr.. main tikung aja antum.. trus uda lanjut lagi sama ukhti Susan??
Amin : Belom.. tapi biasa VCS aja waktu dia pengen.. ahahah.. bisa gitu antum dapet kenalan akhwat-akhwat liar kayak gini Dan? Bakalan betah di jogja nih ane jadi temen antum..
Hamdan : btw dia masih mau di gangbang bertiga..??
Amin : Kliatannya sih mau.. soalnya sering nannyain ada gak temen ane yang juga sama kayak kita.. ya ane jawab aja ada.. masalah bener ada atau nggak pikir terakhir aja..
Hamdan : Trus gimana jawaban ukhti Susan??
Amin : Malah makin kebelet dia nya njirrr.. uda ngebet banget pengen tiga rudal..
Hamdan : Weetzzz.. siapa nih tumbal? Dana aja po?
Amin : Dana bisa sih.. soalnya dulu suka bokep juga kan?
Hamdan : Tapi kemarin ketemu kayak uda mulai hijrah dia.. jenggotnya aja uda keren gitu..
Amin : Emang antum nggak?! Antum ae udah setelan ustad malah tiap hari menggenjotin anak orang..
Hamdan : Rezeki mas bro.. gak pernah ane nemu do’a tolak rezeki.. udah belom? Lama amat antum nulis..
Amin : Nulis paper dua lembar lebih gampang daripada nulis bahasa Inggris oee..
Drrrt.. Drrrt.. Drrt.. Hamdan sedikit terkejut dengan getaran HPnya tanda telpon masuk.
Hamdan : Assalamu’alaykum bu.. ada apa ya?
Bu Zaskia : Wa’alaykumsalam.. Hamdan masih kuliah?
Hamdan : Nggak juga sih bu.. ini tinggal ngumpulin tugas aja bu.. gimana ya??
Bu Zaskia : Ohh masih lama ngga?
Hamdan : Ngga bu.. ada yang bisa ana bantu?
Bu Zaskia : Iyaa.. Temenin ibu ke pondok temen ibu yang kemarin ya.. bisa?
Hamdan : inshaaAllah bisa bu.. kapan ya?
Bu Zaskia : Secepatnya.. kalau uda selesai, langsung pulang aja.. ibu tunggu yah mmmuachhhh..
Hamdan : Ehh.. iya bu..
Bu Zaskia : Assalamu’alaykum..
Hamdan : Wa’alaykumsalam.. Telpon di tutup oleh Bu Zaskia setelah jawaban salam Hamdan.
Hamdan : Min.. cepetan lahh.. ane ada urusan nih..
Amin : Iyee dikit lagi.. nih udah.. makasih yak.. seneng punya temen kayak antum.. usefull banget hahahaha..
Hamdan : Hadehh.. wes ahh.. duluan yaa..
Memang deadline tugas masih sampai jam 12.00 siang itu, tapi karena ada permintaan mendadak bu Zaskia, ia harus segera menyerahkan tugasnya ke bu Donita di perpustakaan fskultas. Sudah jadi peraturan dalam perkuliahan di UGM untuk mata kuliah umum maka tidak dibatasi oleh jurusannya sehingga memungkinkan berbagai jurusan mendapat jadwal yang sama di kelas yang sama.
Hamdan : Assalamu’alaykum bu..
Bu Donita : Wa’alaykumsalam.. ehh ada apa gerangan dek Hamdan pagi-pagi banget kesini?
Hamdan : Ini bu mau ngumpulkan tugas.. jawab Hamdan sambil menyodorkan tugasnya.
Bu Donita : Wah padahal deadline masih nanti siang lhoo.. semangat banget ya dek Hamdan nih.. jawab bu Donita sambil mengganti posisi duduknya condong ke arah Hamdan dengan kedua sikunya sebagai tumpuan di meja.
Hamdan : Ahah.. iya bu, soalnya mau ada acara.. lagian udah selesai juga jadi biar gak ada pikiran lagi gitu bu..
Bu Donita : Duduk dulu dong.. temenin ibu bentar.. btw dek Hamdan ni belajar bahasa inggris dimana? Tanya bu Donita yang toketnya nampak seperti mau pecah karena tergenjet kedua lengannya dan meja.
Hamdan : Mmm . Apa ya bu? Gatau juga saya.. Cuma seneng aja nonton film barat sama main game bu.. kan pakai bahasa Inggris tuh, jadi kalau ga tau artinya saya gak bisa lanjutin permainan di game.. jadi saya harus buka kamus gitu bu.. nah kalau film lebih ke listenignya bu..
Mata Hamdan tak bisa lepas dari kecantikan dosen bahasa Inggrisnya itu. Kulit putih mulus, bibir merah menggoda dengan bulu mata lentik dan alis yang sedikit tebal, sementara mata jelinya memberikan sinyal-sinyal nakal pada Hamdan. Jilbab Pashmina mocca berpadu dengan gamis ikat panjang warna hitam yang membentuk lekuk tubuhnya dengan jelas menambah kecantikan ibu 1 anak ini. Toketnya yang besar begitu membusung dan siap disantap oleh mata setiap lelaki yang melihatnya.
Bu Donita : Wahh.. boleh juga dek Hamdan.. baru sekarang ibu tau ada yang bisa sejago ini karena otodidak.. timpal bu Donita senang dengan jawaban Hamdan.
Hamdan : Ahh.. nggak juga bu.. kalau grammar malah ga bisa.. soalnya kalo film kan gak dijelasin grammar..
Bu Donita : Kalo grammar emang harus dipelajari dari buku dek.. tapi filmnya bukan film bokep kann?? Tanya bu Donita dengan nada menggoda.
Hamdan : Ya bukan bu.. kalo saya suka yang genre action gitu atau misteri jadi banyak conversationnya..
Bu Donita : Hem.. hahah.. just kidding u know.. yeah your method to learn english is unusual.. but there’s no strict rule to learn english.. just do whatever you can to improve your english..
kini posisi duduk bu Donita berganti bersandar pada sandaran kursi dengan kaki kanan disilangkan di atas kaki kiri. Pesona anggun dan aura dosen mulai bu Donita tampakkan, tapi tetap saja kedua gunungnya menjadi main point of view.
Hamdan : Yes sure.. but it takes time if i just enough with my method.. it’ll be good if u can give me some private lesson.. jawab Hamdan dengan nada bercanda.
Bu Donita : Aahhh.. thats a good idea.. how about in your holiday time, after this final exam finished? If u still want to spend your time to learn english with me of course..
Hamdan : mmm.. its okay.. beside i dont have any plan to go anywhere.. shall i invite others?
Bu Donita : Yes of course.. lebih banyak yang ikut lebih baik..
Hamdan : oke bu.. nanti saya kabarin yang lain.. trus dimana gitu bu lokasinya?
Bu Donita : Yaa kalo lokasi gampang lah.. di rumah ibu juga gakpapa.. tapi kalian juga bantu ibu ntar ngurusin anak ya.. haahhaah..
Hamdan : ahaha.. gitu ya bu? Ini sudah bu? Saya mau lanjut kalo gitu ada acara..
Bu Donita : Ohh.. sorry to bother you.. yes its enough and actually i dont have to check it.. how much score do you want for this great work??
Hamdan : Maaf.. maksudnya gimana bu??
Bu Donita : Iya dek Hamdan mau nilai apa buat matkul ibu? Sebutin aja.. ibu sih gak perlu ngecek lembar tugas dek Hamdan.. jawab bu Donita dengan tawa kecil elegan.
Hamdan : Wah beneran bu? Kalau boleh sih saya mau nilai A di matkul ibu..
Bu Donita : Okay Done! Soalnya ibu jarang nemu sih mahasiswa ibu seperti kamu.. cakep, pinter, trus semangat gitu di matkul ibu..
Hamdan : wah.. makasih loh bu.. yaa gimana gak semangat bu? Ibu aja tiap hari juga selalu tampil cantik mempesona..
Bu Donita : Ahh masak sih? Kayaknya ibu biasa aja lhoo.. jawab bu Donita sambil sedikit tersipu malu.
Hamdan : Beneran bu.. temen-temen juga paling seneng kalau di matkul ibu.. ahah.. saya lanjut bu yaa.. Assalamu’alaykum..
Bu Donita : Yaa hati-hati yaa.. Wa’alaykumsalam..
Meskipun sudah beranak 2, bu Donita masih tampil cantik menawan di umurnya yang masuk 38tahun ini. Nampak sekali perawatan kulit pada tubuh bu Donita yang membuatnya menjadi dosen idaman mahasiswa. Bu Donita sendiri tak langsung melepas pandangannya dari Hamdan. Ia begitu terkesima dengan keberadaan Hamdan di kelasnya. Selain memiliki kemampuan di atas rata-rata teman sekelasnya, ia juga memiliki postur tubuh yang memikat hati bu Donita.
Drrrt.. Drrrt.. Alisa merasakan getaran pesan masuk di HP nya.
Hamdan : Assalamu’alaykum sayang..
Alisa : Wa’alaykumsalam kenapa mas sayang?
Hamdan : Maaf banget mas harus pulang duluan.. umi nyariin mas suruh nemenin ke pondok temen umi..
Alisa : Ohh.. ya gapapa mas Hamdan.. nanti Alisa balik sama temen aja..
Hamdan : Oke sayang.. maaf yah..
Alisa : Iya gapapa kok mas.. yang penting jangan aneh-aneh ajahh..
Hamdan : Aneh-aneh kenapa lohhh..??
Alisa : Yaaaa.. masih nanya nih mamas sayang.. umi kan paling ngga bisa nahan kalo uda ketemu mas Hamdan..
Hamdan : Ga bisa nahan apa nih? Hahahh.. iyaa sayang inshaaAllah..
Alisa : Kan hari ini jatahnya Alisa bukan umi.. uwww~
Hamdan : Iyaaah sayang.. ntar kalo di rumah terserah deh Alisaku sayang mau ngapain mas..
Alisa : Beneran ya?? Alisa aja nahan-nahan nih sambil kuliah.. mmuuuaaaachhh.. ati2 mas sayang..
Hamdan : Iyaa sabar ya sayang.. okey.. mmuuuaaaachhh..
Semenjak Hamdan tinggal bersama dengan bu Zaskia dan Alisa, Alisa selalu berangkat ke kampus di bonceng Hamdan. Kemanapun Alisa pergi pasti Hamdan selalu menekenikmatannya. Ada pepatah di jawa pernah menyampaikan ‘Trisno Jalaran Seko Kulino’ yang bisa diartikan ‘cinta itu datang karena terbiasa’. Mungkin itulah yang terjadi pada Alisa dan Hamdan. Berawal dari pertemuan yang tak pernah disangka Hamdan, hingga Alisa yang mempersilakan Hamdan memasuki kamarnya hanya untuk merapikan barang-barang di atas lemarinya dan berakhir dengan bu Zaskia yang mempersilakan ia tinggal di rumahnya. Bagi Hamdan kehidupannya sekarang begitu indah dan mudah, bahkan biaya hidupnya di Jogja di support oleh bu Zaskia. Akhwat cantik yang menjadi idaman Hamdan kini benar-benar telah menjadi miliknya.
Hamdan : Assalamu’alaykum..
Bu Zaskia : Wa’alaykumsalam.. ehh Hamdan.. kok cepet? Ibu kira masih agak lama.. udah makan blom?
Hamdan : Iya bu.. soalnya tadi ibu minta cepet-cepet, ya ana juga cepet-cepet.. udah tadi waktu mau berangkat..
Bu Zaskia : Yaudah gih siap-siap dulu.. atau mau gitu aja berangkat? Sembari bu Zaskia merapikan riasan di wajahnya.
Hamdan : Mmm.. gini aja gapapa bu, masih seger kok blum keringetan..
Bu Zaskia : Yaudah yukk.. ntar kalau di jalan laper bilang aja.. sembari bu Zaskia memberikan kunci mobil pada Hamdan.
Pagi itu bu Zaskia tetap terlihat cantik dan anggun dengan setelan jilbab non pet instan warna kuning sepaha dan gamis hitam panjang berbrokat. Meskipun gamisnya panjang dan lebar hingga menyentuh lantai, namun ukuran toket raksasanya tak mampu ditutup sempurna oleh jilbab syar’inya.
Bu Zaskia : Yuk Hamdan..
Hamdan : Ya bu..
Hamdan kemudian segera masuk mobil Odyssey milik bu Zaskia. Jarak antara rumah bu Zaskia dan pondok bu Vyrna lumayan jauh, apalagi kalau di tempuh dengan mobil bisa sekitar 20-30menit. Di Jogja mobil memang kurang terlalu diminati karena banyak sekali jalanan kecil yang menghubungkan satu desa ke desa yang lain sehingga membuatnya cocok untuk sepeda motor. Selain bisa untuk masuk ke gang-gang kecil, sepeda motor sangat cocok bagi pasangan mahasiswa yang ingin merasakan hangatnya kota Jogja bersama kekasihnya.
Bu Zaskia : Ehh Hamdan.. giman hubungan kalian?
Hamdan : Maksudnya kalian siapa bu?
Bu Zaskia : Yaa kamu sama Alisa? Makin deket kan..?
Hamdan : Alhamdulillah bu.. yaa meskipun belum resmi sih.. tapi Hamdan seneng sama Alisa..
Bu Zaskia : ahah.. Alisa juga bilang sama ibu kalau dia sama kamu belum resmi jadian.. tapi dia ada rasa sama kamu..
Hamdan : Iya sih bu.. sebenarnya itu kan Cuma formalitas aja bu pernyataan tentang jadi pacar gitu.. kalau buat ana, selama Alisa nyaman dengan hubungan ini ana pun ga masalah..
Bu Zaskia : Iya betul juga.. yang penting kalian saling jaga hati yaa.. ehh, hubungan apa tuh? Hubungan yang ‘bawah’ yaah..?? Tanya bu Zaskia dengan nada menggoda.
Hamdan : Hah.. maksudnya yang bawah apa bu?
Bu Zaskia : Diihhh.. pakai gatau segala.. ngomong-ngomong Alisa sama ibu manteb mana nih mainnya? Sambil tangan kanan bu Zaskia mulai bergerilnya ke selakangan Hamdan.
Hamdan : Mmm.. gimana yah bu?? Wajib dijawab yah??
Bu Zaskia : Iya dong.. biar kalau ibu yang kurang, ibu ntar bakal belajar lagi.. tenang aja, ibu gak akan cerita ke Alisa.. hihih.. Jawab Bu Zaskia dengan tawa nakal sementara kedua tangannya telah menurunkan sedikit sirwal Hamdan dan menarik rudalnya yang masih lemas keluar.
Hamdan : Kalo buat Hamdan, jujur ibu maennya lebih mantab.. goyangan, montoknya, bercintainya, liarnya, hampir semuanya ibu lebih manteb.. Apalagi kalo uda deepthroat.. beehhh.. ana bisa mabuk kepayang ama mulut ibu yang super bercintai itu..
Bu Zaskia : hihih.. brarti Hamdan paling suka digoyang sama ibu yah?? Lubang yang mana sayang? Depan atau belakang? Btw Deepthroat tuh apa say??.. tanya bu Zaskia dengan nada menggoda sambil mengocok rudal Hamdan yang mulai mengeras.
Hamdan : Hahah.. iya bu.. ana suka banget kalo ibu teriak-teriak binal waktu ana genjot gitu.. wahh.. sulit jawabnya bu.. semua lubang ibu enakk banget.. ohh, deepthroat itu waktu ibu emut rudal ana sampai pangkalnya..
Bu Zaskia : Hihih.. Hamdan suka ibu teriak-teriak sambil ngomong jorok? Oke deh sayang.. ntar ibu bakal teriak seliarnya.. Duhh.. enak semua? Ibu jadi malu lohh.. ohhh, yang kayak gini yaah..?? Haemphh.. mmmhhh.. srruppp.. mffhhh.. mmfhhh..
Tiba-tiba bu Zaskia langsung memasukkan rudal Hamdan ke mulutnya hingga pangkalnya. Hamdan yang tengah fokus berkendara agak terkejut merasakan kehangatan mulut bu Zaskia. Dengan pasti bu Zaskia menggerakkan kepalanya naik turun mulai dari ujung kepala rudal Hamdan hingga zakarnya. Hamdan yang merasakan kenikmatan deepthroat bu Zaskia hanya bisa mendesah tertahan karena ia harus fokus melihat ke depan. Tangan kiri putih lembut bu Zaskia meremas-remas lembut zakar Hamdan yang semakin merangsang birahi Hamdan.
Perlahan bu Zaskia bisa merasakan rudal Hamdan yang semakin membesar dan mengeras di mulutnya. Sensasi ini membuat bu Zaskia semakin terangsang dan bernafsu untuk mengoral Hamdan jauh lebih liar. Kini bu Zaskia memadukan gerak kocokan kepalanya naik-turun dengan lilitan lidahnya di batang rudal Hamdan. Sesekali tangannya juga ikut mengocok rudal Hamdan bergantian dengan deepthroat yang ia lakukan.
Oral bercinta yang dilakukan bu Zaskia menjadi perhatian setiap orang yang tanpa sengaja melihat ke dalam kabin kendaraan. Kebanyakan yang melihat permainan bu Zaskia adalah para pengendara motor yang berhenti di samping mobil saat lampu merah di traffic light. Tak sedikit dari mereka yang mengabadikan liarnya permainan oral bu Zaskia dengan video dari HP mereka, bahkan ketika bu Zaskia menyadari sedang di rekam ia malah memberikan tatapan dan ekspresi binal ke arah kamera. Selama 20 menit perjalanan Hamdan dibuat kelabakan menahan nikmatnya oralbercinta yang dilakukan bu Zaskia.
Hamdan : Mhhh.. Shh.. maaf bu.. udah sampai lokasihh.. ahhh..
Bu Zaskia : Mhhh.. mmpuahh.. ahh iyaahh.. langsung masuk aja ntar ada parkiran di dalam.. sembari bu Zaskia membersihkan air liur yang membasahi dagunya.
Komplek pondok milik bu Vyrna tidaklah terlalu besar karena memang santrinya masih sedikit, namun disekitar pondok banyak tanah kosong yang nantinya akan digunakan untuk perluasan pondok jika diperlukan. Sesaat setelah mobil memasuki lingkungan pondok, Hamdan dibuat kagum dengan pemandangan santriwati yang semuanya serba hitam, hanya sedikit bagian mata saja yang terlihat. Sudah menjadi kewajiban santriwati untuk bercadar, jilbab, dan gamis serba hitam. Meskipun serba hitam, namun penampilan para santriwati tetap anggun dan modis dengan cadar, jilbab, dan gamis model kekinian.
Hamdan : Ini memang semua santri diwajibkan berpakaian seperti ini atau gimana bu?
Bu Zaskia : Hem? Ohh iya memang.. sama pengasuhnya diwajibkan berpakaian seperti itu untuk melatih mereka berpakaian seperti para sahabiyah.. jawab bu Zaskia sambil merias bibirnya dengan lip-cream.
Hamdan : Ohh.. adem banget liatnya bu..
Bu Zaskia : Iya yah.. jarang ada pondok kayak gini di Jogja.. nah lurus aja terus sampai nanti nemu banguan rumah agak besar ya..
Jalan dari pondok utama menuju kediaman bu Vyrna hanya sekitar 50 meter saja tapi sempit, hanya bida dilewati satu mobil dan kiri kanan langsung berbatasan dengan area sawah. Sesampainya di rumah pengasuh pondok itu, mereka di sambut oleh bu Vyrna yang berpenampilan anggun dan syar’i. Jilbab non-pet instan jumbo dan cadar tali berwarna hijau Army serta gamis panjang hijau lumut begitu match dengan warna kulitnya yang putih bersih.
Bu Vyrna : Assalamu’alaykum ukh..
Bu Zaskia : Wa’alaykumsalam.. udah lama nunggunya ukh?
Bu Vyrna : Ahh nggak kok.. yuk langsung masuk aja.. mas Hamdan juga marii..
Hamdan : Ohh iya bu..
Bu Vyrna : Afwan yah ukh, rumahnya ga seberapa.. yang penting bisa lah buat nampung anak-anak hafalan.. sembari Bu Vyrna duduk di sofa.
Bu Zaskia : MashaaAllah ini malah lebih bagus dari rumah ana ukh soalnya kan buat bantu agama.. jawab bu Zaskia yang duduk dengan bersandar di sofa dan kaki kanan disilangkan di atas kaki kiri.
Bu Vyrna : Alhamdulillah.. semoga ana bisa istiqomah ukh..
Bu Zaskia : Trus kalau hari-hari tinggal sendiri disini ukh?
Bu Vyrna : Ngga ukh.. ada kok santriwati senior yang bantu-bantu.. Nak Liyaa.. sudah belum ya?
Tak lama dari ruang tengah muncul seorang akhwat bercadar dengan setelan serba hitam membawakan minuman dan snack untuk mereka. Matanya yang dihias eyeliner dan maskara terlihat lentik dan kontras dengan warna kulit wajahnya yang putih bersih.
Ustadzah Auliya : Silakan umm dinikmati.. afwan seadanya umm.. akhi juga silakan..
Senyum kenikmatans ustadzah Auliya tersirat dari mata cantiknya yang langsung menembus dan membekas di hati Hamdan. Adab yang diajarkan di pondok salafiyah adalah ketika kita hendak berpamitan maka ‘kurang beradab’ jika langsung balik badan. Ustadzah Auliya pun mundur beberapa langkah sebelum meninggalkan bu Vyrna. Hamdan sempat mencuri pandang ke arah ustadzah Auliya yang juga tengah mencuri pandang ke arah Hamdan sambil agak menunduk karena menjaga pandangan. Dari pandangan matanya Hamdan bisa tau kalau ustadzah Auliya seperti penasaran akan dirinya.
Bu Vyrna : Ahh.. silakan di nikmati ukh..
Bu Zaskia : Iya ukh.. Jazakillah.. ngomong-ngomong itu tadi siapa ukh?
Bu Vyrna : Ohh yang ngantar ini tadi? Itu ustadzah Auliya.. ia termasuk santriwati senior dan sedang tugas berkhidmat begitu ukh..
Bu Zaskia : Mmm.. kalo gak salah ada 8 ya ukh? Berarti ganti-gantian gitu ya?.. tanya bu Zaskia sambil menikmati teh hangat yang dihidangkan.
Hamdan menyimak setiap pembicaraan kedua akhwat yang sudah berumur mendekati 40 tahun itu. Namun pandangan mata Hamdan tetap bergerilya menelanjangi kedua ibu beranak satu itu. Keduanya memiliki aura kebinalan yang berbeda dan keistimewaan tubuh yang berbeda pula. Kalau bu Zaskia memiliki keistimewaan di ukuran toketnya yang ultra jumbo dengan aura binal yang hanya di tunjukkan pada orang yang ia sayangi saja dengan gestur tubuh yang sedikit memberikan kode pada lawan jenisnya. Sementara bu Vyrna meskipun ukuran bukitnya tak sebesar bu Zaskia namun tetap nampak dari balik jilbabnya, memiliki keistimewaan di kesintalan bokongnya yang semakin tampak jelas ketika ia duduk dengan menyilangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Aura kebinalan bu Vyrna nampak jelas ketika ia sudah merasa birahi pada seorang ikhwan. Mulai dari gestur tubuh yang selalu meng’kode’ entah dengan tanpa sengaja menyentuh toketnya, ataupun sekedar meraba-raba pahanya dengan gerakan jari yang menggoda. Sementara mata nya yang jeli nan lentik ber-eyeliner yang juga dihiasi kacamata sesekali memandang nakal ke arah lelaki yang ia inginkan untuk dibawanya ke ranjang.
Bu Vyrna : Mas Hamdan ya? Kok bengong aja.. diminum lhoo.. tegur bu Vyrna pada Hamdan yang tengah asik berfantasi pada tubuhnya.
Hamdan : Ohh iya bu..
Bu Zaskia : Ehh iya ukh.. kalau ana ingin lihat-lihat sekitaran pondok bisa kah? Mau tau suasananya juga..
Bu Vyrna : Bisa banget ukh.. sekarang saja bagaimana? Mumpung santri lagi setoran hafalan juga..
Bu Zaskia : Wah.. boleh ukh.. yukk.. Hamdan sekalian ikut yaa..
Hamdan : inshaaAllah bu..
Bu Zaskia ditekenikmatan bu Vyrna dan Hamdan mulai berkeliling melihat suasana pondok. Suasana yang tenang dan asri kuat dengan nuansa hijau alami pepohonan mendatangkan perasaan tentram pada siapa saja di daerah itu. Ditambah dengan hawa sejuk dingin khas pegunungan dan sahut-sahutan suara santriwati yang tengah muroja’ah hafalan semakin membuat siapapun betah berlama-lama disana.
Bu Zaskia : Ukhti pinter ya pilih lokasi buat bikin pondok di sini.. suasananya adem, masih asri banget.. haduhh.. ana kok malah pengen pindah sini aja yaa ukh..
Bu Vyrna : Ahahah.. dulu suami yang ngincar lokasi di sini ukh.. udah lama sih pengen banget punya pondok di lokasi pegunungan gini.. ya, gapapa ukh.. biar ana ada temen juga..
Bu Zaskia : Ahahah.. boleh juga ukh.. ehh, ini ruang kelasnya ya ukh? Wahh nyaman juga..
Ruang kelas tempat para santriwati berkumpul seperti ruang aula besar. Tidak banyak pernak-pernik disana, hanya karpet tebal sebagai alas, beberapa meja panjang, dan lemari yang berisi Al Qur’an dan beberapa kitab kuning. Terkesan sederhana tapi sangat nyaman untuk digunakan, ditambah lagi semua santriwati yang berpakaian tertutup sempurna dengan warna hitam-hitam menambah kesan layaknya sedang berada di kampung Madinah.
Bu Vyrna : Alhamdulillah.. masih disempurnakan ukh..
Bu Zaskia : Kalau suasana kayak gini ga perlu AC ya ukh? Ahaha.. ngirit listrik..
Bu Vyrna : Mau pake AC gimana ukh? Siang gini aja dingin banget..
Pondok yang dikelola bu Vyrna juga menerapkan santri mandiri termasuk pembelajaran skill seperti menjahit, memasak, bertanam, dll sehingga ketika santriwati selesai maka bisa mandiri. Tidak hanya itu, dalam waktu dekat bu Vyrna juga akan memberikan materi tambahan tentang pelayanan istri pada suami supaya nantinya selain menjadi pendidik di rumah, santriwati juga bisa ‘melayani’ suaminya dengan baik.
Bu Vyrna : Ehh ukh.. udah mau dhuhur nih.. sholat dulu aja ya..
Bu Zaskia : Iya ukh.. btw masjid dekat sini mana ya? Biar Hamdan ke masjid dulu..
Bu Vyrna : Wah lumayan jauh ukh.. di rumah ana ada musholla kok ukh, bisa dipakai juga..
Bu Zaskia : Ohh.. yasudah di mushola juga gapapa ukh..
Sesampainya di rumah bu Vyrna, bu Zaskia dan Hamdan segera menuju musholla. Lokasi musholla berada di dalam rumah bu Vyrna tepat di samping kamar bu Vyrna. Sebenarnya ruangan itu adalah kamar tamu, hanya saja ketika tak ada tamu maka di fungsikan sebagai musholla.
Bu Vyrna : Afwan ukh.. sebenernya ini kamar tamu, tapi kalau ga ada tamu bisa buat musholla..
Bu Zaskia : Gapapa kok ukh.. yang penting kan suci.. btw mau jamaah bareng ukh? Nanti Hamdan yang jadi imam..
Bu Vyrna : Ana sendiri saja ukh.. ga kebiasa kalau di musholla sama yang bukan.. emm..
Bu Zaskia : Ohh ya gapapa ukh.. afwan udah nannyakan.. kalau gitu kita sholat dulu ukh..
Bu Vyrna : Iya ukh..
Bu Vyrna masuk ke kamarnya untuk sholat Dhuhur. Sayup-sayup ia mendengar suara Hamdan yang khas lelaki membelai telinganya. Rindu akan belaian pria telah menyelimuti bu Vurna selama 2tahun terakhir. Tak ingin terlalu tenggelam dalam perasaan galau, bu Vyrna pun segera menunaikkan sholat Dhuhur.
Selesai sholat Dhuhur, bu Vyrna merasa curiga karena ada suara yang berbeda dari ruang musholla, lebih ke arah suara desahan dan erangan. Antara curiga dan penasaran, akhirnya bu Vyrna menguak tabir yang membatasi kedua ruangan itu. Cermin besar berukuran 2m x 1m yang ada di kamar bu Vyrna merupakan cermin 1 arah yang bisa di ubah dan diputar 180 derajat sesuai keinginannya. Jadi sisi cermin mana yang akan dibuat satu arah, bu Vyrna tinggal memutar cermin itu 180 derajat.
Betapa terkejutnya bu Vyrna melihat bu Zaskia yang tengah berlutut di hadapan selakangan Hamdan. Bu Zaskia nampak cantik dan anggun dengan mukena ungu bermotif titik-titik kecil yang masih menempel di tubuhnya, sementara Hamdan sudah telanjang tanpa sehelai benangpun. Fantasi bu Vyrna menjadi kenyataan ketika melihat tubuh atletis Hamdan dihias perut berotot dengan tangan dan kaki yang kekar dan kencang. Bokong Hamdan yang sempat membius bu Vyrna nampak begitu kencang dan bercintai. Tapi itu semua tak ada apa-apanya dibandingkan dengan rudal Hamdan yang begitu memukau di mata bu Vyrna.
Berwarna sawo matang dengan ukuran 25cm dan diameter 5cm begitu kekar menjulang nampak begitu indah dan menawan bagi bu Vyrna. Urat-urat yang menghiasi batang rudal Hamdan semakin membuat akhwat pengasuh pondok itu menelan ludah membayangkan ‘tombak’ Hamdan menyodok liar mulutnya.
Bu Vyrna semakin iri ketika melihat bu Zaskia kini tengah meremas-remas zakar Hamdan dan dengan asiknya menjilati rudal Hamdan dari pangkal hingga ke ujungnya. Tatapan mata menggoda tak henti-hentinya menantang Hamdan untuk segera menikmati bu Zaskia.
Bu Zaskia : Sluurrp.. Sluurrp.. Hamdan sayang gak pengen coba lokasi baru? Kan kalo gini sensasinya beda sama kalau di rumah kan??.. goda bu Zaskia sambil terus mengocok rudal Hamdan.
Hamdan : Iya sih bu.. lebih seru aja menggenjot di rumah orang.. tapi ntar kalau ketahuan gimana??
Bu Zaskia : Tenang aja.. gak akan sayang.. yuk enjoy aja.. ibu pengen nyoba menggenjot depan cermin besar gitu lohh.. jadi bisa lihat waktu rudal Hamdan ku sayang ini masuk serambi lempit ibu..
Hamdan hanya tersenyum mengiyakan, mereka masih tak sadar kalau bu Vyrna tengah mengamati perzinahan Hamdan dan bu Zaskia. Bu Zaskia kini mulai melakukan deepthroat ke rudal Hamdan. Rasa hangat bercampur nikmat menyelimuti rudal raksasa Hamdan. Tiap kali bu Zaskia melesakkan rudal Hamdan hingga menyodok kerongkongannya membuat bu Vyrna semakin tsk kuasa menahan nafsu syahwatnya. Suara decak basah rudal Hamdan menghantam pangkal tenggorokan bu Zaskia menggema hingfat ke kamar bu Vyrna.
Bu Zaskia : Srrupp.. Mmfhhh.. Ogkk.. Ogkk.. Mcchh.. Mffhh.. Ogkk.. Uhukk.. Mmffhh.. Mfffhh..
Bu Vyrna yang telah terangsang kini terduduk di karpet di depan cermin sambil bersandar pads tempat tidurnya. Ia segera menarik mukena dan gamisnya hingga di atas ponggul. Dengan cepat bu Vyrna menarik CD krem yang ia kenakan dan membuangnya. Dengan penuh nafsu, akhwat beranak satu itu segera meremas-remas toket 40F miliknya yang tertutup mukena, sementara tangan kanannya sudah mengacak-acak serambi lempitnya yang mulai basah oleh lendir khas akhwat.
Bu Zaskia semakin gencar menggerakkan kepalanya naik turun menyusuri rudal perkasa Hamdan. Air liur bu Zaskia membasahi rudal Hamdan hingga mengkilat hingga menetes ke lantai. Lidah nakal bu Zaskia terus membelai rudal Hamdan dan sesekali melilitnya yang membuat Hamdan melenguh tiap kali merasakan kelembutan lidah akhwat syar’i di hadapannya itu.
Hamdan : Ouuhhh.. dasar akhwat lonte.. mulut sama serambi lempit gak ada bedanya.. mhhh.. shh.. ahh..
Bu Zaskia tersenyum bangga saat mendengar dirinya direndahkan oleh Hamdan, bahkan ia semakin semangat mengoral rudal Hamdan. Sesekali ia mengirim Hamdan ke kenikmatan tertinggi oral bercinta dengan menelan rudal Hamdan seluruhnya dan membiarkannya selama beberapa di dalam kerongkongan bu Zaskia, hanya lidahnya yang terus aktif membelai dan memijat rudal Hamdan.
Bu Vyrna semakin diterpa dahaga akan rudal pria di mulutnya saat melihat adegan live rudal raksasa Hamdan menyusuri kerongkongan bu Zaskia hingga membuat leher bu Zaskia menggembung. Dengan terburu-buru bu Vyrna segera mengambil kotak tempat ia menyimpan semua alat bantu bercinta yang biasa ia gunakan untuk meladeni fantasi bercinta suaminya. Mulai dari vibrator berbagai ukuran dan bentuk, dildo, anal plug, sampai perlengkapan BSDM.
Bu Vyrna : Ahh.. Hamdanhh.. Haemmphh.. mmhh.. mffhh.. ssrrpp.. mmhh.. srupp.. mffhh..
Bu Vyrna menyumpal mulutnya sendiri dengan dildo dan mulai menggerakkannya keluar masuk mulutnya dengan pelan namun dalam. Sementara tangan kanannya masih aktif menstimulasi liang surgwinya dengan liar.
Hamdan yang sudah mulai terangsang kemudian memposisikan springbed yang ada di musholla tepat berada di depan cermin. Kemudian dengan kasar Hamdan mendorong bu Zaskia hingga terlentang di springbed. Dengan ganas Hamdan mulai melumat bibir merah bercintai bu Zaskia. Tangan kirinya menyibakkan mukena bagian atas bu Zaskia dan menampakkan wujud asli gunung 40H nya dengan putingnya yang sudah mengeras. Dengan kuat dan liar Hamdan langsung meremas-remas toket kiri bu Zaskia dengan tangan kirinya, Sementara tangan kanan Hamdan yang telah berhasil menarik mukena bawah bu Zaskia hingga ke pinggul kini tengah menyodok-nyodok serambi lempit bu Zaskia dengan jari telunjuk dan jari tengahnya.
Bu Zaskia : AGHH.. MFFHHH.. SHHH.. MFFFHH.. MMPHHH.. HAMDANNHH.. AHH.. SAYAANGGHH.. MMFHH..
CREPP.. CREPP.. CREEPP.. Suara serambi lempit bu Zaskia yang mulai becek karena di sodok jari Hamdan dengan lihai mulai memenuhi ruang musholla. Bu Vyrna yang terkejut melihat bu Zaskia yang sholat tanpa memakai apapun di balik mukenanya, terlebih lagi tubuh sintal putih bersih dengan toket raksasa menjulang indah bu Zaskia yang tengah dinikmati oleh ikhwan yang bukan mahramnya semakin membuat bu Vyrna terbakar syahwat.
Puas dengan mulut bu Zaskia hingga lip cream di bibir bu Zaskia berantakan, Hamdan kini beralih dengan langsung melahap puting kanan toket akhwat 37 tahun itu. Hisapan, jilatan, dan gigitan liar Hamdan daratkan ke puting menawan bu Zaskia. Bu Zaskia yang mendapat serangan di tiga titik sensitifnya semakin tenggelam dalam kenikmatan surgawi dunia.
Bu Zaskia : AHHHH.. HAMDANH.. OUHHH.. NIKMATNYAA.. AHHH.. TERUSSHH.. UHHH.. NIKMATIN LONTE INI SEMAU KAMU SAYAANGHH.. SSHH.. OUHH.. NGHHHHHHHH..!!!
CREPP.. CREEPP.. CREEPP.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Kocokan kuat dan kasar Hamdan di liang surgawi bu Zaskia membuat bu Zaskia menyerah dan langsung meledakkan orgasme pertamanya. Ia mengangkat tinggi-tinggi pinggulnya dan menyemburkan cairan surgawinya dengan kencang. Melihat bu Zaskia yang tengah orgasme, bu Vyrna pun mencapai klimaksnya setelah kedua jarinya menyodok dalam-dalam di serambi lempitnya. Cairan surgawi bu Vyrna menyembur deras dan membasahi cermin tempat ia menonton live perzinahan teman kajiannya.
Hamdan yang sudah sepenuhnya terbakar birahi langsung mengangkat kadua kaki bu Zaskia dan menopangnya di pundaknya dengan posisi Men on Top. Bu Zaskia yang masih mengumpulkan tenaga setelah orgasme hebat pertamanya hanya bisa mengerang dan terbelalak saat merasakan rudal raksasa Hamdan menembus liang surgawinya.
Bu Zaskia : AAANNGHHHH.. SHHH.. OHHH.. HAMDANNHH..!!! SAYANGHH..
PLAKK..!! PLAKK..!! PLAKK..!! Dengan penuh nafsu Hamdan menggempur serambi lempit bu Zaskia hingga rudalnya tanpa henti menghantam rahimnya. Tubuh bu Zaskia terasa bak di setrum kenikmatan tiap kali ia merasakan rudal keras Hamdan menghantam ruang bayi di perutnya. Tangan bu Zaskia meremas kuat tangan kekar Hamdan yang tengah menopang tubuhnya. Posisi ini membuat rudal Hamdan bisa melakukan penetrasi dengan total dan memberikan rangsangan luar biasa ke G-spot bu Zaskia. Benar saja, tak butuh waktu lama sekitar 8 menit, kembali bu Zaskia mengejang hebat menyemburkan cairan surgawinya ke segala arah.
Bu Zaskia : AUUHHN.. HAMDAAANNNHH..!!! NGGHHHH…!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. Cairan surgawi bu Zaskia menyebar ke seluruh ruangan dan juga membasahi tubuh Hamdan. Bu Vyrna yang sedari tadi melihat rudal Hamdan menggagahi serambi lempit sempit bu Zaskia pun kembali merasakan datangnya orgasme. Dildo yang tadinya ada di mulutnya sudah berpindah menyesaki lubang suci miliknya. Bu Vyrna dengan penuh nafsu mengocok liar serambi lempitnya mengikuti irama hantaman tubuh Hamdan pada bu Zaskia, sementara tangan kirinya meremas-remas toketnya yang membusung indah. Bu Vyrna mengerang tertahan saat merasakan orgasmenya mengalir dan menyembur deras bersamaan dengan lenguhan panjang bu Zaskia yang tengah dilanda orgasme kedua.
Bu Vyrna : ahhh… Shhh.. ahhh.. mmfhhh.. rudall.. rudallhh.. ohh.. hamdannhh.. ngghhhh..!!!
Waktu dan lokasi yang tak memberikan keleluasaan bagi Hamdan membuatnya semakin bernafsu. Sensasi baru di lokasi yang tak biasa membuat Hamdan dan bu Zaskia semakin menikmati persetubuhan mereka. Kini berganti bu Zaskia yang merebahkan Hamdan. Posisi WOT pun menjadi pilihan bu Zaskia. Nafas bu Zaskia terdengar menderu cepat, ia menggenggam rudal Hamdan dan langsung mengarahkannya ke serambi lempit beceknya. Dengan berjongkok dan sedikit gerakan, Blessshh.. rudal Hamdan ditelan sepenuhnya oleh liang surgawi bu Zaskia.
Bu Zaskia : OUUHHHH.. rudalLHHH.. AHHHH.. SHHH.. AHHH.. FUCK.. YESS.. AHHH.. AHHH.. NIKMAT BANGETH rudal KAMU SAYANGHH.. AHHH.. FUCK YEAH!! OHHH..
Hamdan : ENAK YAH??! ENAK BANGET LONTE?? rudal SIAPA PALING ENAK??!!
Bu Zaskia : IYAHH.. rudal ENAKK.. LONTE INI BUTUH rudalL.. AHH.. AHH.. rudal KAMUH SAYANGKU HAMDANN.. SSHHH.. UHHH.. YA ALLAHH.. ENAKNYAA.. AMPUNNHH.. OHH..
Bu Zaskia dengan liarnya menggerakkan pinggulnya naik turun dengan cepat. serambi lempit bu Zaskia terlihat tersedot dan tertarik tiap kali rudal Hamdan keluar masuk menyumpal serambi lempit akhwat syar’i bertoket raksasa itu. Toket 40H bu Zaskia menari indah mengikuti gerakan liarnya yang langsung diambut oleh kedua tangan Hamdan dengan remasan kuat dan liar pula. Sesekali bu Zaskia menoleh ke belakang melihat ke arah cermin. Ia begitu bangga melihat rudal Hamdan merenggangkan dan keluar masuk serambi lempitnya dengan liar.
Bu Vyrna di sisi cermin yang lain kini mengambil posisi yang sama dengan bu Zaskia. Ia telah bugil tanpa sehelai kain pun menempel di tubuhnya. Dildo tempel menjadi pilihan bu Vyrna. Ia menempelkan Dildo di lantai dan menguncinya. Kemudian bu Vyrna berjongkok dan langsung melesakkan rudal plastik itu menembus serambi lempitnya.
Bu Vyrna : Ouhhh.. rudallhh.. hamdannn.. rudalmu sayang.. ibu mau.. ahhh.. ahhh..
Bu Vyrna menggerakkan tubuhnya mengikuti gerakan bu Zaskia yang tengah dimanjakan rudal Hamdan. Kedua tangannya menyangga tubuhnya yang tengah bergerak liar naik turun dengan Dildo yang menyodok rahimnya terus menerus. Toket 40F bu Vyrna berayun-ayun indah mengikuti irama tubuhnya.
Bu Zaskia : AHHH.. HAMDANNHH.. AHHH.. UHHH.. FUCK ME BABY.. FUCK THIS WHORE.. UHH.. SHHH.. AGHH.. OHHH.. OHH.. ENAKKHH.. OUHH.. rudal.. AHH..
Bu Zaskia semakin tak karuan meracau merasakan nikmatnya diobok-obok rudal Hamdan di lokasi yang tak biasa yakni di lingkungan pondok. Perasaan khawatir akan diketahui orang lain justru semakin membuat keduanya terangsang. Bu Zaskia terkadang mengganti gerakannya menjadi maju-mundur di perut Hamdan, kadang naik-turun. Paduan kedua gerakan goyangan bu Zaskia malah semakin membuat bu Zaskia didera syahwat hingga ke ubun-ubunnya.
Bu Zaskia : AHHH.. AHHHH.. SAYANGG.. LONTE INI MAU KELUARR.. AGHHHNNN!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Orgasme deras bu Zaskia menyembur membasahi dada dan wajah Hamdan. Sontak Hamdan terkejut dan mencoba menutupi wajahnya dengan telapak tangannya. Sekitar 5detik bu Zaskia memompa habis seluruh cairan surgawinya. Bu Zaskia menengadahkan kepalanya dengan mulut menganga merasakan kenikmatan yang tiada tara.
Sementara di balik cermin, Bu Vyrna sudah terkulai lemas merasakan orgasme dahsyat yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Badannya terasa tak bertenaga sementara lantai kamarnya sudah banjir dengan cairan surgawi miliknya. Nafasnya tersengal-sengal namun bu Vyrna senang karena bisa kembali merasakan orgasme yang dulu pernah diberikan oleh suaminya.
Bu Zaskia kemudian merebahkan dirinya karena lelah dan puas yang menjadi satu. Nafasnya tersengal-sengal merasakan sisa-sisa orgasmenya yang ia sendiri tak tahu sudah keberapa kalinya. serambi lempitnya berkedut-kedut dan becek oleh cairan surgawinya.
Hamdan : HEH LONTE!? SIAPA SURUH TIDUR!!? SINI LU.. NUNGGING KAYAK ANJING!! PLAKK!!
Hamdan menampar keras bokong bu Zaskia hingga membekas merah. Bu Zaskia yang dilecehkan Hamdan kembali tersengat birahi di seluruh tubuhnya. Hamdan dengan kuat dan kasar memposisikan bu Zaskia dengan posisi Rear Admiral. Bokong bu Zaskia kini menghadap cermin sehingga bu Vyrna yang masih lemas bisa melihat langsung keindahan liang surgawi akhwat yang ia kenal di kajian ummahat itu. Bu Vyrna yang penasaran dengan serambi lempit bu Zaskia dibuat terkejut ketika Hamdan dengan kasar langsung melesakkan rudalnya menembus anus bu Zaskia. Mata bu Vyrna terbelalak melihat lubang mungil anus bu Zaskia merekah selebar itu.
Bu Zaskia : AKHHH!!!!! OUUHHH.. SAYANGHHH..
Hamdan langsung menggenjotnya cepat bokong sintal putih bu Zaskia tanpa ampun. Bibir anus Bu Zaskia tampak ikut keluar masuk bersamaan dengan gerakan rudal Hamdan. Mulut bu Zaskia menganga dengan lidah menjulur dan mata nanar bak anjing karena merasakan nikmatnya diobok-obok rudal Hamdan di anusnya. Springbed tempat mereka saling memacu kadar dosa ikut berdecit mengiringi perzinahan kedua insan manusia aktifis islam itu.
PLOKK..!! PLOKK..!! PLOKK..!!
Hamdan : NIH..!! KAMU PALING SUKA DI ANAL KAN LONTE!?
Bu Zaskia : AGHH!! IYAHH.. LONTE INI SUKA BANGET ANAL..!! TERUSS SAYANGHH.. SODOK TERUS BOKONG LONTE INI.. OGHHH!! ENAKNYAHH!!! AGHH..!! OHHH..!! FUCK.. YES!! FUCK..!! OUHHHHH..!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Bu Zaskia kembali menyemburkan cairan orgasmenya dengan deras sementara Hamdan tak mengendurkan sodokannya di anus bu Zaskia, malah ia semakin cepat menggenjot lubang bo’ol akhwat ibu dari kekasihnya.
Beberapa saat kemudian Hamdan merasakan desakan orgasme di ujung rudalnya. Ia dengan cepat langsung mencabut rudalnya dan menarik paksa mukena bu Zaskia sehingga bu Zaskia duduk berlutut di atas springbed.
Hamdan : MAKAN NIH PEJUH DASAR LONTEHH!!!! ARGHHHHH!!!
Bu Zaskia membuka mulutnya lebar-lebar dan langsung dibanjiri oleh sperma kental rudal Hamdan. Bahkan karena terlalu banyak dan deras, sperma Hamdan ada yang membasahi wajah bu Zaskia. serambi lempit Bu Zaskia sendiri masih berdenyut-denyut memompa sisa-sisa cairan surgawinya saat mulutnya di penuhi sperma Hamdan. Bu Zaskia tersenyum puas melihat Hamdan yang kelelahan. Ia pun tak langsung menelan sperma Hamdan dimulutnya. Dengan tatapan nakal bu Zaskia kembali mengulum rudal Hamdan yang masih berdenyut-denyut dan menyedot rudal Hamdan supaya semua sisa sperma di batang rudal Hamdan keluar. Persetubuhan mereka di akhiri dengan aksi bu Zaskia yang memuntahkan sperma di mulutnya ke telapak tangannya dan menjilatinya sedikit demi sedikit hingga telapak tangannya bersih.
Bu Vyrna yang menyaksikan aksi anal dan cum licking bu Zaskia tanpa sadar kembali orgasme tanpa masturbasi. serambi lempitnya mengucurkan cairan surgawi tanpa ia sadari karena rangsangan melihat adegan liar di balik cermin dihadapannya. Capek yang luar biasa menerpa diri bu Vyrna yang membuatnya terlelap tidur di ranjangnya. Sementara Hamdan dan Bu Zaskia juga tertidur di ranjang musholla.
——————————————————————–
Sekitar pukul 15.20 Hamdan terbangun karena suara orang mengetuk pintu kamar sebelah. Dari suaranya Hamdan tau kalau itu ustadzah Auliya.
Tok.. Tok.. Tok..
Ustadzah Auliya : Assalamualaikum.. ummi.. udah waktunya Ashar..
Bu Vyrna : Wa’alaykumsalam.. ohh ya nak Liya.. Jazakillah.. jawab bu Vyrna dari dalam kamar dengan suara samar-samar.
Bu Vyrna kembali mengenakan pakaian uang yang tadi pagi ia kenakan, kemudian keluar menuju ruang musholla.
Bu Vyrna : Assalamu’alaykum.. ukhti Zaskia, udah waktunya Ashar.. yuk sholat dulu..
Setelah mengetuk pintu ruang musholla, bu Vyrna kembali ke kamarnya dan langsung menuju kamar mandi di dalam kamarnya untuk mandi junub. Hamdan pun membangun bu Zaskia yang masih terlelap tidur dengan mukena ungunya yang beraroma khas cairan surgawi akhwat.
Hamdan : Sayang.. bangun yukk.. mandi trus sholat.. sambil Hamdan meremas toket bu Zaskia dan memilin putingnya.
Bu Zaskia : Eeemmhh.. hooahmm.. e’emhhh.. sayangg..
Hamdan segera keluar menuju kamar mandi luar yang ada di luar kediaman bu Vyrna meninggalkan bu Zaskia yang masih terduduk di ranjang musholla menunggu kesadarannya kembali total. Hamdan yang terburu-buru karena khawatir ketahuan oleh bu Vyrna tanpa disadari ia salah masuk ke kamar mandi akhwat. Ketika Hamdan tengah buang air kecil di salah satu toilet, tiba-tiba ia mendengar beberapa akhwat masuk ke kamar mandi. Desain kamar mandi khusus akhwat di pondok bu Vyrna berbentuk kotak luas dengan satu pintu masuk. Di dalam kamar mandi terdapat beberapa shower yang dipisahkan oleh pembatas mika setinggi 1 meter dan juga ada beberapa bilik toilet khusus untuk buang air sehingga para santriwati biasa mandi bersama-sama dengan teman-temannya dalam satu ruang kamar mandi.
Akhwat 1 : Ehhh.. aku duluan yang pake..
Akhwat 2 : Hihih.. kenapa? Kan ada banyak itu..
Akhwat 1 : Enak yang sana shower nya..
Akhwat 2 : Yaudah siapa cepat dia dapat..
Akhwat 3 : Yaelah.. gitu aja rebutan.. beda setetes doang airnya juga..
Akhwat 1 : Udah terlanjur nyamaan kaaakk..
Hamdan yang bingung dengan keadaannya segera menahan pintu toilet dengan tangannya karena kunci pintu ternyata rusak.
Akhwat 3 : Ehhh.. ini toiletnya kok gak bisa dibuka? Ada yang pake kah? Haloo..
Akhwat 1 : Pakai yang ada aja kak.. masih ada satu lagi kan..
Akhwat 3 : Ngga sih.. iseng aja.. dah ah mandi..
Kemudian ketiganya melanjutkan acara mandi mereka. Hamdan yang merasa lega karena aman tidak ketahuan disaat yang bersamaan juga penasaran dengan para akhwat itu. Ia pun memberanikan diri untuk sedikit membuka pintu toilet. Seperti mendapat durian runtuh, di depan maranya Hamdan disuguhi beberapa akhwat yang tengah melepas pakaian mereka satu per satu. Mulai dari cadar, jilbab, gamis semua yang ada ditubuh mereka hingga bra dan CD sehingga nampak jelas keindahan lekuk tubuh ketiga akhwat itu tanpa sehelai pun benang di tubuh mereka. Ketiganya memiliki paras yang cantik dengan kulit putih dan kuning langsat bersih. Ukuran toket mereka pun cukup menggairahkan dengan cup ukuran C. Mata Hamdan benar-benar dimanjakan melihat tubuh para akhwat itu yang mulus tanpa cela, perut langsing rata, paha mulus, pantat kencang kenyal, serta toket yang membusung kencang sedikit bulat dengan puting kecoklatan. Umur mereka berkisar antara 18-21 tahun. Wajah cantik putih dengan mata lentik dan bibir kemerahan dihiasi rambut lurus hitam sepunggung milik ketiga akhwat itu membuat birahi Hamdan mengglegak. Apalagi ketika pandangan Hamdan turun ke selakangan, begitu indahnya bagian kewanitaan mereka. Mulus bersih tanpa bulu sedikitpun, sedikit tembem tapi kencang dan rapat sehingga membentuk sebuah garis tepat di tengah selakangan putih mulus para santriwati itu.
Akhwat 2 : Ehh apaan sih pegang-pegang??.. sambil kedua tangannya berusaha menutupi toketnya dari akhwat 1 yang mencoba untuk meremasnya.
Akhwat 1 : Gemes sih kak.. bagus susu kakak.. Hihih..
Akhwat 3 : Punyamu juga bagus tuh.. kenceng terawat gitu.. coba sinihh.. Tangan akhwat 3 langsung meremas-remas toket akhwat 1 secara tiba-tiba.
Akhwat 1 : Ahhhh..
Akhwat 3 : Ehhh.. kenapa? Malah keenakan..
Akhwat 1 : Kakak sih nakal.. hihih.. gantian aku yaahh.. Akhwat 1 berusaha untuk meremas toket akhwat 3 namun gagal karena akhwat 3 dengan cepat berlindung dibelakang akhwat 2.
Akhwat 2 : Ehhh.. udah-udah.. ditunggu yang lainn.. udah ah mandi..
Akhwat 1 : Uwww.. curang mah kkak.. awas yaaa nanti di kamar..
Ketiganya pun melanjutkan mandi dan segera kembali menuju pondok utama setelah kembali mengenakan pakaian serba hitam mereka.
Sementara itu di rumah bu Vyrna, setelah bu Zaskia selesai sholat tiba-tiba bu Vyrna masuk ke ruangan musholla. Untung saja bu Zaskia sudah membersihkan bagian ruangan yang basah oleh cairan surgawinya dan menyemprotnya dengan parfum sehingga menghilangkan aroma khas cairan surgawi wanita.
Bu Vyrna : Assalamu’alaykum ukh.. udah selesai sholatnya?
Bu Zaskia : Alhamdulillah baru aja selesai ukh..
Bu Vyrna : Alhamdulillah.. nyaman ukh disini? Soalnya buat ana agak sempit untuk dijadiin kamar tamu.. sambil bu Vyrna duduk di karpet.
Bu Zaskia : Ya lumayan ukh.. apalagi ada springbednya..
Bu Vyrna : Mmm.. ngomong-ngomong ukh kan inshaaAllah ukhti akan jadi donatur tetap kami sehingga kemungkinan akan jadi komite di pondok kami..
Bu Zaskia : Iyakah ukh? Bisa langsung jadi komite inti begitu?.. sembari bu Zaskia duduk menghadap bu Vyrna.
Bu Vyrna : inshaaAllah bisa ukh.. nah ana mau tanya sekalian ukh.. kalau menurut ukhti penting nggak sih santriwati dibekali pengetahuan tentang berkeluarga?
Bu Zaskia : Wahh penting banget ukh.. banyak lulusan pondok yang kurang mengerti tentang behubungan yang baik antara suami dan istri..
Bu Vyrna : Nah inshaaAllah ana mau nambahkan di kurikulum tentang pengetahuan ‘berkeluarga’ begitu ukh yang lebih mendalam dan nantinya juga ada praktek.. termasuk Hak Suami atas Istri..
Mendengar pernyataan bu Vyrna yang mulai mendetil dan menjurus ke satu arah, bu Zaskia pun faham tentang apa yang tengah dimaksud oleh bu Vyrna.
Bu Zaskia : Iya ukh.. apalagi kadang seorang istri meskipun ia pandai dalam agama tapi kurang mengerti bagaimana ‘melayani’ suami dengan baik.. maka pengetahuan mendetil tentang itu juga wajib diberikan di masa pembelajaran seperti sekarang ini.. timpal bu Zaskia dengan nada memberi kode ke bu Vyrna.
Mendengar jawaban bu Zaskia yang sesuai dengan harapannya, bu Vyrna mulai lebih berani untuk berbicara lebih jauh mengenai pembelajaran bercinta bagi santriwati di pondoknya.
Bu Vyrna : Nah.. brarti kan penting ya ukh selain pelajaran materi juga harus ada praktikum begitu..
Bu Zaskia : Experience is the best teacher.. ana pernah dengar kata-kata itu ukh.. jadi memang kalau langsung praktek inshaaAllah lebih cepat faham dan mengena..
Bu Vyrna : Nah berhubung pentingnya itu ukh.. afwan jiddan sebenarnya tadi..
Bu Zaskia : Ukhti lihat ana sama Hamdan jima’ kan dari balik kaca itu?.. potong bu Zaskia.
Bu Vyrna : Lhoh kok tau ukh?? Aduhh.. ana jadi malu nihh.. tampak wajah putih cantik bu Vyrna yang tak tertutup cadar memerah karena malu.
Bu Zaskia : Kalau Cuma itu ukh ana sudah tau sejak pertama kali lihat kaca model seperti ini..
Bu Vyrna : Afwan jiddan ukh.. ana gak sopan udah lihat ukhti seperti tadi..
Bu Zaskia : Gapapa ukh.. ana emang sengaja main di depan kaca soalnya ana tau ukhti pasti lagi kangen banget sama kemaluan ikhwan kan??
Bu Vyrna : MashaaAllah.. ukhti kok bisa banyak tau tentang ana??
Bu Zaskia : Hihih.. ukhti tuh gak pinter nutupin birahi lohh.. sejak dari waktu ukhti datang ke rumah ana trus lihat Hamdan buat pertama kali.. trus tadi waktu kita ngobrol di ruang tengah.. kliatan banget tau ukh.. Hihihi.. jawab bu Zaskia dengan nada santai.
Bu Vyrna : Duhh jadi malu ana ukhh..
Bu Zaskia : Ngapain malu ukh? Ana faham kok kondisi ukhti sekarang gimana.. trus buat praktikum tadi gimana ukh?
Bu Vyrna : Nahh itu ukh.. Ana mau ijin pinjam mas Hamdan boleh ukh??
Bu Zaskia : Pinjam gimana maksudnya ukh??
Bu Vyrna : Jadi nanti sore jam 4an, kan santriwati lagi acara bebas.. nah ana nanti buat pelajaran tambahan khusus santriwati senior. Teknisnya nanti ke-delapan santriwati senior ana ajak ke rumah ana, trus nanti di ruang tengah ana siapin kasur buat praktenya ukh.. karena ini yang pertama, jadi nanti ana dulu yang ngasi contoh gimana caranya ‘melayani’ suami gitu ke santriwati..
Bu Zaskia : Ahahah.. boleh-boleh ukh.. ngomon aja ukh kalo uda ngebet pengen disodok Hamdan yaa??.. tanya bu Zaskia dengan nada menggoda.
Bu Vyrna : duhh.. ketauan lagi.. Hihih.. tapi boleh ukh pinjam mas Hamdan nya??
Hamdan : Hem?? Pinjam ana buat apa ya bu..??
Tiba-tiba Hamdan masuk kamar sehingga mengagetkan bu Vyrna yang langsung berusaha menutupi wajahnya dengan jilbabnya.
Bu Zaskia : Udahlah ukh.. ngapain juga ditutupin? Toh nanti juga dibuka lagi..
Hamdan : Afwan bu.. lagi ngobrolin apa ya?
Bu Zaskia : Sini duduk dulu samping ibu.. nah ukh, coba bilang ke Hamdan langsung aja soal yang tadi..
Bu Vyrna pun menurunkan jilbabnya sehingga kini tampaklah wajah cantik bu Vyrna yang selama ini tertutup oleh cadar. Wajah nya yang sedikit oval berkulit putih mulus dengan hidung mancung, bibir merah merona, dengan mata lentik hitam ber-eyeliner dengan alis sedikit tebal ditambah dengan kacamata yang ia kenakan semakin membuat sempurna kecantikan alami bu Vyrna. Hamdan di buat terpana oleh akhwat janda beranak satu itu. Meski sudah menjelang 40 tahun umurnya tetapi kecantikannya tidak pudar oleh waktu.
Bu Vyrna : Jadi mas Hamdan.. tadi ana sama ukhti Zaskia udah ngobrol.. jadi gini..
Bu Vyrna pun kembali menjelaskan rencananya tentang pelajaran tambahan bagi santriwati seniornya. Sementara bu Vyrna menjelaskan teknis dan detil rencana mereka, mata Hamdan kembali menjelajahi setiap lekuk indah tubuh bu Vyrna yang menunjukkan bentuk aslinya meskpun tertutup gamis panjang
Bu Vyrna : Nahh.. kurang lebihnya gitu.. gimana menurut mas Hamdan..??
Hamdan : Ana sih ikut keputusan bu Zaskia aja..
Bu Zaskia : Lohh.. kalo ibu sih oke aja Hamdan, kamu dong kasih keputusan..
Hamdan : Ohh.. kalau ana sih mau banget bu.. itung-itung bisa ngajarin cara menggenjot yang baik dan benar ke santriwati sini.. ahahahah..
Bu Vyrna : Ahahah… Oke deal ya.. kalau gitu sekarang mas Hamdan siap-siap dulu aja.. nanti ana kabarin lagi..
Hamdan : Lhoh ana udah siap sedia selalu bu kalau cuma urusan ‘begituan’..
Bu Vyrna pun meninggalkan Hamdan dan bu Zaskia untuk mempersiapkan ruangan tengah yang akan dipakai nantinya. Sekitar jam 4.05 bu Zaskia dan Hamdan diundang untuk ke ruang tengah. Di ruang tengah rumah bu Vyrna kini hanya ada karpet dan satu springbed besar saja. Sementara kursi dan meja d geser hingga merapat ke dinding. Ketika Hamdan dan bu Zaskia memasuki ruang tengah, sudah ada delapan santriwati senior yang semuanya berpakaian serba hitam mulai dari cadar sampai kaos kaki. Cadar yang mereka kenakan pun beragam ada yang hanya cadar tali sampai cadar butterfly yang elegan. Hamdan sesekali mencuri pandang ke arah santriwati satu per satu. Semuanya memiliki mata yang cantik dengan kulit wajah putih bersih. Beberapa dari mereka saling bercanda satu sama lain hingga terkadang tawa kecil para santriwati keluar dan membuat Hamdan terkesima karena keindahan suara mereka.
Bu Vyrna : Assalamu’alaykum.. nah santriwati sekalian sore ini kita akan belajar tentang bagaimana seharusnya seorang istri ‘melayani’ suami.. jangan sampai nanti sudah menikah tapi kits sebagai seorang istri tak bisa memenuhi hak-hak suami yang seharusnya menjadi kewajiban istri untuk memenuhinya. Seperti halnya nanti santriwati semua akan menjadi seorang istri, maka penting juga belajar tentang ‘melayani’ suami di ranjang.. karena jima’ juga bagian dari berumah tangga. Semakin lihai dan terampil seorang istri dalam membuat suami puas di ranjang maka keutuhan rumah tangga akan terjaga.. terlebih lagi kalau nanti santriwati semua bisa memiliki sisi ‘kebinalan’, maka inshaaAllah suami akan jauh lebih nempel dan nggak akan berpaling pada perempuan lain.. jadi tolong dengan sangat pelajaran sore ini diperhatikan dengan bercintaama.. mas Hamdan, bisa dimulai..
Meski agak canggung karena suasana yang tidak biasa, Hamdan tetap memberanikan diri untuk mendatangi bu Vyrna yang sudah menunggunya di atas springbed. Kecantikan dan keanggunan bu Vyrna yang terbalut dalam setelan gamis serba hijau membuat Hamdan mulai terangsang. Bu Zaskia sendiri diberikan tugas oleh bu Vyrna untuk merekam setiap detil persetubuhan mereka.
Bu Vyrna : Dibuat rileks saja mas Hamdan.. seperti hal nya waktu mas Hamdan sama ukhti Zaskia.. pinta bu Vyrna sambil tangan lembutnya meraba-raba tubuh Hamdan.
Tetap saja Hamdan merasa sedikit gugup dan canggung karena sedang ditonton oleh delapan pasang mata santriwati yang cantik-cantik. Hamdan mengambil nafas panjang dan menghembuskannya, ia pun mulai mengeluarkan kemampuannya sebagai ‘Penakluk Akhwat’. Dengan posisi duduk berhadapan, Hamdan mulai meraba-raba setiap lekuk tubuh bu Vyrna yang dibalas juga oleh bu Vyrna dengan meraba wajah dan dada Hamdan. Kini tangan kiri Hamdan berhenti di toket bu Vyrna dsn meremas-remas lembut toket kanan 40F milik bu Vyrna. Sementara tangan kanannya mulai menarik lepas cadar tali yang dikenakan bu Vyrna. Meski ini yang kedua kalinya tetap daja Hamdan terkagum-kagum dengan kecantikan akhwat pengasuh pondok itu. Bu Vyrna menunjukkan ekspresi kalau dirinya sudah mulai terangsang. Perlahan Hamdan mendekatkan wajahnya dan mendaratkan pagutannya di bibir merah bu Vyrna. Bu Vyrna dengan lihai membalas pagutan Hamdan yang kini mulai berganti menjadi frenchkiss. Lidah Hamdan dan bu Vyrna saling melilit satu sama lain sementara tangan Hamdan aktif meremas gunung kembar bu Vyrna yang tertutup jilbab.
Bu Vyrna : Mmffhh.. Shhh.. Mhhh.. Hamdanhh.. shhh.. mmffhhh..
Semua mata santriwati tak ada yang berkedip melihat erotisnya ciuman yang tengah terjadi dihadapan mereka. Dua pasang manusiawi yang aktif dalam dakwah Islam tengah saling merangsang satu sama lain. Decak suara becek liur keduanya semakin meningkatkan gairah santriwati yang mulai terangsang melihat adegan panas secara live.
Dengan penuh kelembutan tanpa melepas pagutannya, Hamdan mulai merebahkan bu Vyrna di atas springbed. Kedua tangan Hamdan dengan lihai menyibakkan jilbab bu Vyrna dan mulai melepas kancing gamis yang dikenakan akhwat cantik bercadar itu. Dengan sedikit bantuan dari bu Vyrna, Hamdan menarik gamis bu Vyrna hingga terlepas semuanya. Ternyata memang bu Vyrna tak mengenakan dalaman sama sekali. Beberapa saat Hamdan tertegun melihat keindahan tubuh janda beranak satu itu. Kulit putih mulus tanpa cela membungkus indah tubuh rampingnya dengan perut kencang dan rata. Toket 40F miliknya terlihat mencolok karena ukurannya dan juga putingnya yang sudah tegak mengeras. Sementara kaki jenjangnya yang begitu indah dan mulis hanya tertutup oleh kaos kaki hitam selutut. Semuanya semakin terasa sempurna dengsn selakangan dan serambi lempit bu Vyrna yang tampak putih mulus tanpa bulu sedikitpun.
Hamdan : Amboi indahnya tubuhmu ukhti.. buat ana semakin tak sabar untuk menikmatimu..
Bu Vyrna : Ahhh.. jangan dilihat terus mas Hamdan.. ana malu lohh.. timpal bu Vyrna dengan tatapan nakal dan nada menggoda.
Hamdan kembali mencium bu Vyrna sebelum akhirnya ia mulai menyerang kedua toket jumbonya. Bagaikan seorang profesional, Hamdan mulai dengan mencupangi pangkal leher bu Vyrna hingga belahan gunungnya sementara kedua tangannya meremasi toket bu Vyrna. Ia melanjutkan dengan menyapu bersih setiap bagian toket bu Vyrna dengan lidah liarnya tanpa sekalipun menyentuh puting sensitif bu Vyrna.
Bu Vyrna : Ooouhhh.. masshh.. ahhh.. shhh.. mmmhh..
Kedua tangan bu Vyrna meremas-remas kepala Hamdan merasakan syahwat yang menggelegak menyusuri tiap bagian tubuhnya. Di bagian bawah rudal Hamdan yang sudah mengeras dan masih tertutup sirwal terus menggesek-gesek bibir liang surgawi bu Vyrna. Lenguhan panjang bu Vyrna meledak saat tiba-tiba Hamdan menyatukan kedua gunung bu Vyrna dan langsung melahap habis puting sensitif bu Vyrna.
Bu Vyrna : OOHHHHH.. SHHHH.. MMMHHH.. MSSHH.. NGHHHH.. ENAKKKHH.. AHHHH..
Erangan dan desahan keras bu Vyrna yang terbakar syahwat mulai mempengaruhi santriwati yang hadir di ruangan itu. Beberapa dari mereka mulai meremas-remas sendiri toket mereka, ada juga yang menjepit tangannya dengan kedua pahanya menahan nafsu syahwat yang mulai membelai para hafidzah itu. Dengan liar dan buas Hamdan meremas-remas dan melumat toket bu Vyrna. Cupangan, jilatan, remasan bergantian Hamdan lancarkan pada bukit bu Vyrna. Setelah sekitar 5 menit membuat blingsatan bu Vyrna dengan permainan lidahnya di puting dan toket bu Vyrna, Hamdan kembali menunjukkan kemampuannya merangsang akhwat-akhwat syar’i berjilbab lebar. Lidahnya menyusuri bagian tengah dada dan terus turun hingga pusar bercintai bu Vyrna. Selama beberapa saat lidah Hamdan menari-nari menstimulasi pusar bu Vyrna yang membuat bu Vyrna semakin gelagapan menahan derasnya birahi. Melihat bu Vyrna yang sudah terangsang berat, Hamdan berganti posisi dengan duduk dan mulai memanjakan kaki jenjang mulus bu Vyrna dengan jilatan basah dari jemari kaki hingga pangkal pahanya yang putih mulus itu.
Bu Vyrna : OUUHHH.. SHHH.. GELI SAYANGGHH.. AHHH.. ENAKKHH TAPIIIHH.. UHHH.. MMHH..
Tak ada sedikitpun bagian kaki bu Vyrna baik kiri dan kanan yang tak mengkilap oleh air liur Hamdan. Kini tersisa bagian paling nikmat dari tubuh seorang akhwat yang begitu banyak diincar lelaki. Aroma khas kewanitaan yang begitu harum membelai hidung Hamdan seperti menariknya untuk segera melahap dan membenamkan wajahnya di selakangan bu Vyrna.
Tanpa basa basi, Hamdan kembali melayangkan bu Vyrna ke langit kenikmatan dunia saat ia mulai mendaratkan lidahnya di pangkal serambi lempit bu Vyrna dan menyapu bersih hingga kelentitnya dalam satu jilatan becek.
Bu Vyrna : OOOOOUUHHHHH… SHHHH.. MASSS.. NIKMAATTHH.. AAHHHH..
Perlahan namun pasti Hamdan terus menjilati serambi lempit tembem cantik tanpa bulu bu Vyrna. Kedua tangan bu Vyrna terus saja menjambak-jambak rambut Hamdan menahan nikmatnya permainan Hamdan. Kini Hamdan menambah rangsangan di liang surgawi bu Vyrna dengan memasukan jari tengahnya dan langsung mengobok-obok liang surgawi bu Vyrna dengan cepat.
Bu Vyrna : AAHHH.. OHHH.. MHHH.. SSHHH.. ENAK BANGETH MASS.. OHH TERUSSS.. AHHH.. AHHH.. MAU KELUAR MASS.. AHHH.. MMMMMHHHHHHHH…!!!
Sodokan jari Hamdan yang terus menerus merangsang G-spot dan lidahnya yang menyapu liar kelentit bu Vyrna akhirnya membuahkan hasil. Bu Vyrna mengejang hebat dan melengkungkan badannya sambil mengangkat pinggulnya.
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Semburan kencang cairan surgawi bu Vyrna begitu deras membasahi semua yang berada di depannya. Para santriwati yang melihat pengasuh pondoknya tengah menikmati orgasme ikut terangsang dan kini beberapa dari mereka sudah mulai berat nafasnya karena syahwat yang memuncak.
Bu Vyrna : Hhhh.. Hh.. santri semua.. ga usah ditahan.. bebasin aja birahi kalian..
Setelah berkata seperti itu, bu Vyrna pun bangun dan mendorong Hamdan hingga terduduk di atas springbed dengan kaki menjulur sementara kedua tangannya menyangga badannya. Dengan pandangan genit dan nakal bu Vyrna mulai melucuti semua pakaian Hamdan. Tiba saat dirinya menarik lepas sirwal Hamdan dan Plop..!! rudal raksasa 25cm Hamdan langsung menjulang tinggi membuat semua akhwat di ruang itu yang melihatnya terkesima. Begitu tampan dan kekar dengan warna sawo matang, keras, berurat, apalagi ukurannya yang luar biasa semakin menenggelamkan para santriwati dalam fantasi bercintanya masing-masing.
Bu Vyrna : Santriwati semua.. lihat baik-baik yang harus kalian lakukan nanti sebelum acara ‘inti’ dimulai.. kalian harus bisa menggunakan mulut dengan baik untuk melayani suami kalian..
Bu Vyrna sendiri masih tak percaya akan mendapatkan rudal sebesar ini. Masih bagaikan mimpi baginya. Aroma khas lelaki yang terpancar dari rudal Hamdan mulai menembus hidung bu Vyrna dan membius otaknya dan semakin tenggelam dalam nafsu syahwat duniawi. Dengan posisi doggy, Jilatan pertama di daratkan bu Vyrna di ujung rudal Hamdan menyapu pre-cum Hamdan yang sudah keluar daritadi. Tangan kanan bu Vyrna dengan lembut meremas-remas zakar Hamdan sembari lidahnya menari-nari di ujung rudal Hamdan. Sambil melancarkan pandangan binal ke arah Hamdan, bu Vurna mulai menjilati rudal Hamdan dari pangkal hingga ke ujungnya. Sudah lama bu Vyrna tak merasakan sensasi rangsangan ketika menjilati rudal pria seperti saat ini.
Bu Vyrna : Sluurppt.. ahhh.. srrupp.. mmhhh.. ahhh.. sluurrppt.. Haemphhh..
Rindu yang luar biasa akan rasa dari rudal lelaki membuat bu Vyrna tak lagi mampu menahan dahaganya dan langsung melahap habis rudal Hamdan hingga mulutnya mentok di selakangan Hamdan.
Hamdan : Ooouhhh.. buset daahhh.. pro bener nih ukhti..
Bu Vyrna : Hmmfhh.. mmmfhh.. ssruupp.. mfhh.. ogkk.. ogkk.. uhukk.. mmffhhh.. ogkk..
Dalam satu lahapan rudal Hamdan langsung tenggelam seluruhnya di mulut bu Vyrna hingga menyunpal kerongkongannya. Hampir 2 tahun lebih lamanya bu Vyrna menjaga diri dari menikmati rudal ikhwan lain sepeninggal suaminya. 2 tahun bukanlah waktu yang sebentar bagi akhwat sebinal bu Vyrna yang harus menjaga rasa dahaga akan gurihnya rudal lelaki saat menyesaki mulutnya. Dan kini usai sudah penantiannya, dengan liar dan beringas bu Vyrna menumpahkan dahaganya akan rudal ikhwan pada Hamdan.
Gerakan naik turun kepala bu Vyrna begitu cepat tanpa sedikitpun giginya menyentuh batang rudal Hamdan yang mulai mengkilap oleh air liur akhwat beranak satu itu. Suara berdecak tiap kali rudal Hamdan menyodok kerongkongan terdalam bu Vyrna membuat para santriwati yang mendengarnya semakin terbakar birahi. Desahan tertahan santriwati senior itu tak mampu ditahan oleh cadar mereka dan mulai saling bersahutan menambah harmoni musik erotis alami di ruang itu. Bahkan ada beberapa santriwati yang menyibakkan jilbabnya dan membuka kancing depan gamisnya sehingga toket mereka yang putih mulus berputing coklat muda menjembul keluar dan langsung menjadi sasaran remas tangan putih mulus santriwati itu. Ukuran toket mereka beragam, dari cup C, D, bahkan E. Hamdan begitu terpesona dengan suasana yang tak biasa itu. Di hadapannya, rudalnya tengah mendapat servis blowjob dari pengasuh pondok sementara di sekitarnya para santriwati asuhannya tengah bermasturbasi ria menyaksikan kebinalan pengasuh mereka.
Hamdan yang tengah sibuk menelanjangi para santriwati senior itu tiba-tiba di dorong bu Vyrna hingga telentang di springbed. Tampak wajah bu Vyrna yang sudah sangat bernafsu dengan nafas menderu mengejar nikmatnya dosa dunia yang sesaat itu. Bu Vyrna berjongkok di atas selakangan Hamdan dengan tangan kanannya menggenggam rudal raksasa Hamdan. Diarahkannya rudal Hamdan ke serambi lempitnya sambil ia gesek-gesekkan dulu di bibir liang surgawinya dan Bleshhhh.. dengan satu gerakan menekan pinggul bu Vyrna, semua rudal Hamdan ditelan bulat-bulat oleh serambi lempit akhwat syar’i berjilbab lebar itu.
Bu Vyrna : OOUHHHHH.. rudalLLLHHH.. SEDAP NYAAHHH.. AHHH.. AHHH.. NGGHH.. LAMA BANGETHH AKHIRNYAA.. OHHH.. NIKMAT rudalL.. AHH.. OHHH.. MMHHH.. SHHH..
Bu Vyrna langsung menggenjot rudal Hamdan maju mundur dengan cepat dan liar dalam posisi WOT. Toketnya berayun-ayun dan saling membentur satu sama lain mengikuti ritme gerakan pinggul bu Vyrna. Begitu sempit liang surgawi bu Vyrna sehingga menjepit rudal Hamdan dengan kuat dan memberikan sensasi di rudal Hamdan bak sedang memperawani serambi lempit perawan akhwat.
Hamdan : Wuuhh.. ini janda atau perawan?? Peret banget serambi lempitnya.. ohhh… Shhh.. mmhh..
Sensasi luar biasa dari sedotan serambi lempit bu Vyrna di rudal Hamdan, Hamdan luapkan dengan meremas-remas toket bu Vyrna yang tengah menari-nari indah. Selama sekitar 6 menit bu Vyrna maju mundur, kini ia berganti dengan posisi jongkok dan kedua tangannya menyangga tubuhnya. Pinggulnya kini bergerak naik turun dengan cepat memompa rudal Hamdan ingin segera serambi lempitnya di penuhi sperma hangat lelaki.
PLAKK..!! PLAKK..!! PLAKK..!!
Bu Vyrna : OUHHH.. YESS.. OUUHHH.. FUCK ME BABY.. SSHHH.. AHHH.. MMHHH.. rudal.. OHHH ENAK BANGETT.. AHHH.. AHHH.. OHH.. YEAHH.. MMHHH..
Hamdan terkejut mendengar racauan bu Vyrna yang sudah kehilangan kesadarannya sebagai akhwat muslimah pengasuh pondok. Bu Vyrna yang seharusnya menjaga marwah nya dan dirinya hanya untuk suaminya, kini berubah total menjadi akhwat binal yang begitu mendambakan rudal lelaki untuk menyodoknya tiap hari. Para santriwati senior kini semakin blingsatan tak karuan karena mereka bisa dengan jelas dan live menyaksikan rudal Hamdan keluar masuk serambi lempit bu Vyrna. Santriwati yang tadinya hanya membuka bagian atas gamisnya saja, kini beberapa sudah ada yang mengangkang dan bermain dengan serambi lempit mereka. Benar-benar pemandangan yang memanjakan mata Hamdan melihat serambi lempit para santriwati yang begitu mulus indah terawat tanpa bulu tengah digesek-gesek oleh tangan cantik para hafidzah itu. Desahan para santriwati pun semakin keras dan intens, bahkan beberapa dari mereka juga ada yang ber-lesbi ria merangsang satu sama lain.
Bu Vyrna : AUHHH.. MMHH.. rudalL.. OHHH.. rudalL.. FUCK MEEHH.. MAKE MEE CUMM!!.. AHH.. SHHHH.. HAMDANN.. AHHH KELUARRHH.. AUHHH.. rudal KAMUHH.. ENAK BANGEETTHHHHH..!!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Bu Vyrna langsung mencabut rudal Hamdan dan disusul semburan deras cairan surgawinya yang langsung membasahi springbed tempat mereka berzina. Selama beberapa detik tubuh bu Vyrna mengejang-ngejang merasakan nikmat orgasme pertamanya dari rudal ikhwan setelah 2 tahun. Bukan binal namanya kalau bu Vyrna tak langsung melanjutkan lagi genjotannya.
Bleshhh.. kembali rudal Hamdan di telan utuh oleh serambi lempit akhwat janda berkacamata itu. Dengan cepat dan liar bu Vyrna kembali menggenjot rudal Hamdan. PLOKK.. PLOKK..PLOKK.. Suara bokong putih mulus sintal bu Vyrna menghantam pinggul Hamdan. Bagi para santriwati ini merupakan pemandangan yang paling ‘panas’ karena sebelumnya mereka tidak pernah melihat adegan menggenjot secara langsung di hadapan mereka, biasanya hanya melalui video porno di HP mereka masing-masing. Beberapa santriwati ada yang mulai mendapatkan orgasmenya dan menyemburkan cairan surgawi mereka ke segala arah. Bahkan ada juga santriwati yang sudah mulai bugil hanya menyisakan cadar dan jilbab saja. Semuanya saling merangsang satu sama lain dan semakin membuat ‘panas’ suasana di kediaman bu Vyrna.
Sekitar 5 menit bu Vyrna menggenjot Hamdan dengan posisi itu sebelum akhirnya ia kembali menyerah merasakan ledakan orgasme di liang surgawinya.
Bu Vyrna : AHHHH.. FUCK IT.. AHHH.. YESS.. AHHH.. NNNGGHHHHHHH…!!!!
SERRRRRRRRRRR… SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Bu Vyrna : Ouhhh.. mass Hamdanhh.. nikmat banget rudalnyaah.. uhh.. pokoknya mas Hamdan tiduran ajahh.. hari ini ana yang bakal puasin mas Hamdann.. Haemphhh..
Bu Vyrna langsung melumat rudal Hamdan dengan mulutnya lagi. Dengan gerakan cepat dan liar ia mengocok rudal Hamdan yang berlumuran lendir akhwat di rongga mulutnya. Merasa cukup basah dengan air liurnya, bu Vyrna kembali jongkok di atas pinggul Hamdan namun kali ini ia membelakangi Hamdan.
Bleshhh.. rudal Hamdan kembali menembus bagian yang paling berharga milik bu Vyrna tanpa halangan. Bu Vyrna kembali menggarap rudal Hamdan kali ini dengan posisi Reverse Cow Girl. Kedua tangan bu Vyrna menyangga tubuhnya sementara selakangan bu Vyrna yang tengah tersumpal rudal Hamdan kini tampak seluruhnya di hadapan oara santriwati. Gerakan pinggul bu Vyrna tak secepat ketika menggunakan posisi WOT, namun dinding liang surgawinya terasa begitu nikmat di rudal Hamdan. Mata indah para santriwati tak bisa berpaling dari rudal Hamdan yang tengah asyik keluar masuk serambi lempit bu Vyrna. Mereka tengah membayangkan rudal Hamdan gantian melubangi liang surgawi mereka yang masih perawan. Fantasi bercinta para santriwati tentang Hamdan justru semakin membenamkan mereka ke jurang nafsu syahwat yang tak membawa mereka pada puncak kenikmatan duniawi. Berkali-kali secara bergantian air mancur surgawi menyembur dari serambi lempit perawan para hafidzah bercadar itu hingga membuat seluruh ruangan basah oleh cairan surgawi khas akhwat. Bu Vyrna pun tak mau kalah oleh santriwatinya dan ikut menyemburkan cairan surgawinya ke arah para santriwati seniornya.
Bu Vyrna : OUHHH.. OUHH.. AHHH.. FUCKK.. FUCKK.. YESS.. OHHH.. HAMDANNHH.. AHHHH.. KELUSR LAGIHH.. AHHH.. GA TAHAANNN.. NNNGGHHHHHHH…!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Begitu derasnya semburan cairan surgawi bu Vyrna yang langsung disambut oleh para santriwati dengan menengadahkan kedua tangan mereka. Bahkan beberapa ada yang langsung meratakan cairan surgawi bu Vyrna di tubuhnya yang kemudian di jilati oleh kawannya. Pemandangan yang luar biasa ini begitu berkesan bagi diri Hamdan yang membuatnya tak sabar untuk menjebol setiap serambi lempit perawan santriwati di pondok bu Vyrna.
Bu Vyrna : Hhh.. hhhh.. anak-anak sekalian.. santriwati.. ummi akan mencontohkan gimana memuaskan suami saat kalian Haid nantinya..
Mendengar penjelasan bu Vyrna, para santriwati kembali duduk bersandar di tembok dengan posisi kaki mereka mengangkang. Dengan tangan kanannya yang halus, bu Vyrna menggenggam rudal Hamdan dan Bleshhhh.. rudal Hamdan menembus anus bu Vyrna dengan mudah. Hamdan terkejut merasakan mudahnya menembus liang bo’ol bu Vyrna, bahkan di dalam terasa licin dan hangat. Bu Vyrna kemudian mulai menggerakkan pinggulnya naik turun sehingga para santriwati dengan jelas melihat anus bu Vyrna seperti ikut tersedot keluar masuk.
Bu Vyrna : AKHH.. AKHH.. SHITTT!!. OUHH.. LOVES ANAL SO MUCHH.. AHH.. OGHH!!.. OHHH.. HAMDANNHH.. AHHH.. rudal SAYANGHH.. MMHHH.. ENAK BANGET DI BOKONG.. UHH.. NGHHH…
Hamdan sudah tak lagi peduli dengan apa yang terjadi, yang ada dalam pikirannya adalah bagaimana ia bisa menikmati tubuh indah janda berjilbab lebar ini selamanya. Kedua tangan Hamdan kini meremas liar toket bu Vyrna dari bawah dan diselingi dengan memilin-milin puting kedua gunung kembar akhwat berkacamata itu.
Para santriwati yang melihat bu Vyrna tengah menapaki tangga kenikmatan syahwat mulai ikut melubangi anus mereka masing-masing. Jari tengah mereka secara perlahan-lahan mulai masuk ke anus mungil di antara kedua belah bokong kencang para santriwati senior itu. Beberapa ada yang memasukkan hingga ketiga jari mereka ke anus mereka. Desahan dan erangan para santriwati menikmati anal begitu indah didengar. Sementara bu Vyrna semakin liar dan kencang mengocok rudal Hamdan di anusnya.
Bu Vyrna : AHHH.. rudalL.. AKHIRNYA.. AHH.. BISA DI ANAL LAGI.. OHH.. ANAL EMANG PALING NIKMAAT.. EMMHH.. MFFHH.. OUHH.. AGHH.. NGGHHHH..!!
SEEERRRR.. SERRRRRRRRR.. SERRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRR.. SSSEERRRRRRR..
Bu Vyrna mendapatkan orgasmenya yang kencang dan dahsyat justru dari anal. Lenguhan panjang karena kenikmatan orgasme dahsyat tiada taramembuat bu Vyrna melengkungkan tubuhnya ke atas dengan kepala mendongak dan mulut menganga. serambi lempitnya tanpa henti menyemburkan cairan surgawi hampir selama 8 detik ke arah para santriwati. Para santriwati yang mendapatkan air keberkahan dari bu Vyrna pun ikut orgasme secara bersama-sama.
Setelah beberapa saat serambi lempit bu Vyrna berkedut-kedut menyemburkan orgasmenya, ia kembali doggy dan langsung melahap dan membersihkan rudal Hamdan dengan deepthroat. Begitu lahapnya bu Vyrna mengocok rudal Hamdan di kerongkongannya selama kurang lebih 3 menit.
Bu Vyrna : Hmmpuahh.. uhhh.. lezatnya rudal kamuh sayang.. yukk santriwati sekalian, sekarang gantian kalian yang mencicipi rasa kemaluan ikhwan yang sesungguhnya.. ingat yaa.. hanya pakai mulut saja.. Ngocoks.com
Mendengar perintah seperti itu bak anjing kelaparan yang di beri makan seonggok daging, oara santriwati langsung berhamburan menuju kontok Hamdan. Mereka saling berebutan untuk bisa mengulum rudal Hamdan yang masih tegak mengeras. Hamdan yang melihat apa yang terjadi pada dirinya hanya bisa tertawa terkekeh-kekeh menikmati kebinalan para santriwati.
Karena ini pengalaman pertama para santriwati sehingga sering gigi mereka menggesek batang rudal Hamdan yang membuatnya meringis karena ngilu. Namun dengan arahan Hamdan akhirnya sedikit demi sedikit para santriwati itu bisa mengoral rudal Hamdan dengan baik meskipun hanya seperempat saja yang bisa masuk ke mulut kenikmatans mereka. Hampir selama 30 menit para santriwati yang masih berjilbab dan bercadar itu mengoral rudal Hamdan secara bergantian. Hamdan pun tak melepas kesempatan itu untuk bisa meremas toket dan bokong akhwat syar’i yang selalu menutupi tubuhnya untuk lelaki yang bukan mahram mereka.
Bu Vyrna : Yak.. waktu habis.. sekarang waktunya ummi yang harus memuaskan akhi Hamdan..
Nampak sekali dari raut wajah dan nada suara para santriwati yang kecewa karena masih belum puas merasakan rudal lelaki. Apalagi hanya di mulut saja.
Bu Vyrna : Tenang saja.. nanti akan ada praktikum buat santriwati semua.. sekarang kembali perhatikan ummi..
Bu Vyrna memberikan kode pada Hamdan untuk berdiri sementara bu Vyrna berlutut menghadap Hamdan sehingga kini rudal Hamdan tepat berada di depan wajah bu Vyrna. Bu Vyrna langsung melahap rudal Hamdan hingga tertelan habis seluruhnya. Kedua tangan bu Vyrna menggenggam bokong kencang Hamdan dan memberikan isyarat pada Hamdan untuk menggenjot mulutnya dengan menekan-nekan bokong Hamdan ke arah wajahnya. Hamdan pun tersenyum sambil menatap balik mata bu Vyrna yang tengah menanti sodokan liar Hamdan di mulutnya.
PLOKK.. PLOKK.. PLOKK..
Bu Vyrna : MFHHH.. MFFHH.. OGKK.. OGKK.. UHUKK.. OGKK.. OGKKK.. MMHHFF..
Suara decak becek hantaman rudal Hamdan begitu merangsang setiap orang yang mendengarnya. Dengan cepat dan liar Hamdan melakukan Face Fuck pada mulut bu Vyrna hingga air liur bu Vyrna menetes terus-menerus membasahi springbed. Air mata sedikit keluar dari mata cantik bu Vyrna menahan muntah tiap kali rudal Hamdan melesak jauh ke kerongkongannya. Hampir sekita 10menit bu Vyrna harus bertahan dengan sodokan Hamdan hingga akhirnya Hamdan melepaskan birahinya seluruhnya ke mulut bu Vyrna.
Hamdan : AAARRGHHHHHH..!!!
CROOTTTT.. CROOTTTT.. CROOTTTT..
Hamdan mencabut rudalnya dan kembali mengarahkannya ke mulut bu Vyrna yang sudah menganga lebar dengan lidah menjulur bak anjing kelaparan. Begitu banyak dan deras sperma kental Hamdan memenuhi mulut bu Vyrna yang membuat bu Vyrna harus menggunakan kedua telapak tangannya untuk menampung Sperma Hamdan yang meleleh keluar dari mulutnya.
Hamdan pun langsung terduduk lemas di springbed dan tiba-tiba bu Zaskia langsung melahap rudalnya dengan ganas. Benar-benar hari yang melelahkan sekaligus nikmat bagi Hamdan. Bu Vyrna sendiri kini memuntahkan seluruh sperma di mulutnya ke kedua telepak tangannya. Kemudian ia memerintahkan para santriwati untuk mencicipi gurihnya sperma pria. Satu per satu para santriwati sedikit menyibakkan cadar mereka dan menjilat sperma Hamdan. Pemandangan yang langka melihat akhwat-akhwat cantik berjilbab lebar dan gamis panjang juga bercadar tengah berebut sperma lelaki yang bukan mahramnya.
Hamdan : Ahhh.. Benar-benar hidup yang luar biasa.. ahahah.. iya kan sayangku Zaskia?
Bu Zaskia : Hihihi.. kenapa Hamdan? Keenakan ya? Blum ntar perawanin santriwatinya lohh..
Hamdan : Ehh.. beneran bisa..?
Bu Zaskia : He’emh.. nanti bakal di atur tuh jadwalnya buat Hamdan jebolin serambi lempit sempit para santriwati disini..
Hamdan : Hadehh. Bakal betah nih di jogja..
Bu Zaskia : Iyaa donngg.. Hamdan kan udah jadi milik Alisa sama ibu.. eitss.. jangan lupa ntar malem jatah Alisa lhoo..
Hamdan : Ohh iyaa.. rehat bentar lah ya bu.. capek nih rudal ana..
Bu Zaskia : Kok uda capek.. padahal ntar di mobil harus sodokin serambi lempit ibu juga lhoo..
Hamdan : Ahahahah.. yaaahh tapi ibu yang main yaahh..
Bu Zaskia : Oke sayangg..
Bersambung… Amin : Behh.. untung aja punya temen kayak si Hamdan.. bisa diandelin kalo ada tugas-tugas.. tambah juga punya kenalan ukhti-ukhti cantik binal.. ahahaha.. btw jam 11 masih lama, nangkring di sekre dulu ahh..
Sudah menjadi kebiasaan mahasiswa sambil menunggu waktu kuliah atau acara yang lain biasanya mereka menghabiskan waktu di tempat yang nyaman dan ber-WiFi. Kalau di kampus Amin kuliah maka KPFT(Kantor Pusat Fakultas Teknik) biasanya menjadi rujukan tempat mahasiswa kumpul atau hanya sekedar bersantai sambil HotSpot-an. Beberapa mahasiswa yang aktif dalam organisasi biasanya lebih memilih sekretariat organisasi mereka untuk bersantai menunggu kuliah berikutnya atau hanya sekedar bercengkrama dengan rekan sesama aktifis organisasi.
Bruk Amin meletakkan tasnya ketika sampai di sekre dan langsung duduk dekat dengan kipas angin.
Amin : Ahhhh.. santay dulu.. tapi kok sepi banget yaa.. coba ada Sulwa disini.. chat dia ahh..
Drtt.. drrtt.. , Sulwa membuka HPnya dan mendapati chat dari Amin.
Amin : Assalamu’alaykum sayaang.. lagi apa nih?? Masih kuliah?
Sulwa : Wa’alaykumsalam mas Amin sayang.. udah kelar kok.. ini lagi ngobrol ama temen aja..
Amin : Ohh ngobrolin apa?
Sulwa : Gatau nih.. sekenanya aja.. emang knapa mas sayang? Kangen ya ama Sulwa?
Amin : Lhah.. kok Gaje gitu ngobrolnya? Aww.. kapan sih ada waktu walaupun sedetik aja di dunia ini tanpa mas kangen ama Sulwaku sayaang???
Sulwa : Uhhh.. beneran mas sayang? Jadi malu lohh Sulwa.. >.< , Sulwa pun senyum-senyum sendiri membaca chat gombal Amin.
Amin : Iyaa dong sayang.. ehh.. kalau ga ada kegiatan ke sekre aja Sayang.. temenin mas.. kangen nihh..
Sulwa : Hihih.. di sekre ngapain ntar mas Amin sayang?
Amin : Yaa.. ngapain aja terserah.. yang penting pengen ketemu aja dulu..
Sulwa : Iyaa mas sayangg.. tunggu yaah.. Sulwa kesitu bentar lagi.. padahal tadi pagi juga uda ketemu..
Amin : Yaa namanya juga kangen.. aaaaahhh.. sini laaaahh.. :'( , Amin menjawab chat Sulwa dengan sedikit merengek dan ekpresi sedih.
Sulwa : Tunggu Sulwa yaa nas Amin sayaaang.. mmmmuuuuaaaaccchhh..
Amin : Oke sayang.. mmmmuuuuaaaaccchhh..
Sulwa pun segera berpamitan dengan teman-temannya sekelas, ia segera menuju sekre tempat kekasihnya sudah menunggunya.
Amin : Ahh.. sambil nunggu, Ranked dulu.. mantab..!!
Dzinngg.. Dum.. Dum, suara opening Mobile Legend yang Amin mainkan sambil tiduran. Untuk hari ini memang Amin tak ada kuliah, hanya ada tugas bahasa Inggris yang harus ia kumpulkan sebelum jam 11.00, sehingga banyak waktu luang hingga siang nanti. Semenjak di Jogja, Amin kini memiliki hobi baru yaitu Mobile Legend. Memang game ini sangat populer di kalangan mahasiswa karena bisa dimainkan bersama teman-teman dan bisa dimainkan secara Real-time sehingga meningkatkan sensasi keseruan saat memainkannya.
Sulwa : Assalamu’alaykum mas Amin sayaang.. sembari Sulwa melepas sneaker warna hitam-putih di depan pintu masuk sekre.
Amin : Wa’alaykumsalam.. ehh Sulwa sayang.. makin cantik aja..
Pagi itu Sulwa mengenakan jilbab instan jumbo antem hitam dan cadar tali 2 layer hitam, sementara gamis umbrella yang ia pakai berwarna putih dengan lis hitam diujungnya sekitar 5cm. Kulit putih Sulwa nampak begitu kontras dengan jilbab dan cadar yang ia kenakan sehingga membuat Amin tertegun sesaat dan tidak fokus dengan game nya.
You has been slain.. sfx dari game yang Amin mainkan.
Amin : Aarghh!! Malah mati.. hadehh..
Sulwa : Lagi main apasih mas? Kayaknya kesel banget waktu mati..?? Tanya Sulwa dengan nada penasaran sambil ia mendekat dan duduk di sebelah kanan Amin.
Amin : Ini.. mobile legend.. Sulwa sayang pernah main?
Sulwa : Mmm.. ga pernah sih mas.. Cuma pernah liat temen Sulwa main aja.. emang seru ya?
Amin : Mau coba? Ehh tapi jangan.. lagi ranked nih.. Sulwa nonton aja dulu yaah.. siapa tau ntar minat..
Kepala Sulwa bersandar di pundak Amin dengan tubuh mereka melekat satu sama lain. Sulwa yang sebenarnya juga kangen dengan Amin kemudian mendekap tangan kanan amin di dadanya, sehingga Amin bisa merasakan kekenyalan alami toket 40C milik Sulwa meskipun masih tertutup jilbab dan gamis. Selama Amin bermain game, Sulwa nampak memperhatikan sekali dan banyak bertanya tentang game yang Amin mainkan, dan akhirnya Sulwa pun ingin untuk main bersama Amin. Tak lama kemudian ia pun mendownload game yang sama.
Sulwa : Udah nih mas.. main classic yaah??
Amin : Iyaa classic aja dulu.. kalo ranked ntar rank mas malah turun..
Sulwa : Mmm.. lagian Sulwa juga gak paham apa tuh rank.. Hihih.. pilib yang mana nih mas Amin?
Amin : Mmmm.. yang cocok buat Sulwaku yang kenikmatans.. nah ini aja pakai hero Nana..
Sulwa : Yaah.. Sulwa jadi kelinci dong..
Amin : Kan emang Sulwa kelinci mas Amin yang paling mas sayaang.. sambil Amin mendaratkan ciuman ke kepala Sulwa yang tertutup jilbab.
Sulwa : Uuwww.. Sulwa juga sayang mas Amin banget.. sambil Sulwa membalas mencium pipi kanan Amin dengan cadar yang masih menutupi mulutnya.
Amin : Ehh.. Sayang.. pakai lah ultimatenya..
Sulwa : Iya.. ehh.. ahhhh.. telat.. yaaahh.. yaahh.. mati.. hiks..
Amin : Ahhahah.. itu kan ada skill 2 nya sayang biar musuhnya jadi boneka trus sayangku bisa kabur..
Sulwa : Ya tadi kan Sulwa niatnya mau keluarin ultimate buat bantu mas Amin, ehh malah diincer dong.. uwhh.. jadi banyak mati..
Amin : Gapapa kok sayang.. kan Cuma classic, jadi ga ngaruh sama rank di game.. ntar kalo sering main jadi kebiasaan kok..
Sulwa : kan Sulwa main gara-gara mas Amin.. kalo ga ada mas Amin yaaa males kan Sulwa ga bisa nemplok-nemplok gini.. Sambil Sulwa duduk manja bersandar di tubuh Amin.
Amin : Ahahah.. iya dehh.. ntar mas temenin.. tapi abis maen ML (Mobile Legend) trus ‘maen’ ML beneran gimana sayang?? Sambil tangan Hamdan iseng meremas toket Sulwa.
Sulwa : hihihi.. kalau itu mah Sulwa pasrah mau diapain mas Amin terseraah.. jawab Sulwa sambil kembali mencium pipi Amin.
Amin tak menyangka Sulwa bakal menikmati bermain mobile legend yang tak semua akhwat mau. Hampir sekitar 1jam mereka bermain bersama, dan kini Sulwa sudah mulai menguasai hero yang ia mainkan. Permainannya pun sudah mulai mengalami peningkatan dengan bisa memberikan kontribusi kill dan assist bagi tim.
Sulwa : Yeee.. dapet emas dongg.. hihihi..
Amin : Tapi mas yang MVP ahahahah..
Sulwa : Yaaa jelaslah mas kan lebih pinter dari Sulwa.. lagian Sulwa juga baru maen.. jawab Sulwa dengan nada kesal.
Amin : Duh.. duh.. duhh.. jangan ngambek dong sayang.. ntar kalo sering main sama mas juga bakal bisa MVP..
Sulwa : Hem? Ngambek kenapa lho? Masa bisa deket-deket sama mas Amin kok ngambek sih? Sambil Sulwa memeluk erat Amin.
Amin : Ehh.. ntar kalau ada orang masuk bisa repot ketauan lagi gini sayang.. sambil Amin berusaha sedikit melonggarkan pelukan Sulwa.
Sulwa : hihihi.. toh semuannya juga uda pada tau..
Amin : Hemm.. iya juga sih.. ahahah.. tapi tetep aja sayang, jaga image..
Sulwa : Hihihi.. serah mas Amin aja deh.. ehh mas sayang, Sulwa lagi inget ada janjian nih jam segini ama temen praktikum.. tinggal dulu yaa.. nanti Sulwa kabari lagi kelarnya kapan mas.. mmmuachhhh..
Sulwa pun mendaratkan ciuman di bibir Hamdan sambil sedikit membuka cadarnya sehingga bibir mereka saling memagut sebentar. Sulwa pun bergegas beranjak meninggalkan Amin di sekre untuk menuju gedung kampusnya. Meski tiap hari bertemu, tapi tetap saja rasa rindu yang ada di hati Amin semakin kuat. Bahkan melihat Sulwa yang masih mengenakan sepatunya di pintu masuk sekre sudah membuat Amin rindu.
Amin : Ati-ati yah sayang.. love u so much..
Sulwa : Iyaahh.. Sulwa juga sayang mas Amin.. Assalamualaikum..
Amin : Wa’alaykumsalam.. Sulwa pun pergi meninggalkan Amin kembali sendiri di Sekre.
Amin : Heemm.. sendiri lagi.. ahh.. bomat.. lanjut ML lan lagi..
Ting.. Tung.. suara notifikasi WA masuk di HP Amin.
Bu Susan : Assalamualaikum.. akhi Amin lagi apa?
Amin : Wa’alaykumsalam.. lagi santai aja ukh.. knapa ukhti?
Bu Susan : Mmm.. Ngga sih lagi bosen aja nungguin suami ngisi kajian..
Amin : Kok bosen ukh? Kan bisa sambil dengerin kajiannya kan?
Bu Susan : Ya dengerin sih, cuma gatau bosen aja.. buka-buka WA juga isinya cuma grup ama toko aja chatnya..
Amin : Ohhh.. emang kajiannya dimana ukh? Apa ga ada yang ngajak ngobrol?
Bu Susan : Ini di JaKal sih.. yaa ada juga beberapa, gatau kenapa yang ana pikirin malah mas Amin yaa.. Hihih.. lagi dimana mas Amin??
Amin : Ini lagi di kampus aja ukh.. lagi nungguin temen..
Bu Susan : Waahh.. jadi inget masa-masa dulu waktu di kampus.. asik ya?
Amin : Ohh dulu ukhti kuliah juga? Dimana ukh?
Bu Susan : Iya dong.. kuliah di UGM juga sama kayak mas Amin.. Hihih..
Amin : Walah.. udah lama ya ukh lulusnya?
Bu Susan : Yaa lumayan lah.. Cuma tetep aja keseruan waktu masa-masa kuliah tuh ga tergantikan..
Amin : Iya ukh.. ana juga masih awal di UGM tapi udah se’seru’ ini.. ahahah..
Bu Susan : Hihihih.. kalo mas Amin ‘seru’ nya beda yaa..??
Amin : Hem? Hayooo.. kok tau beda? Bedanya dimana ukh?
Bu Susan : Yaa gitu kan.. kalau dulu di jaman ana kuliah gitu, kalau ikhwan sama akhwat kumpul paling ngerjain tugas trus makan trus pulang.. kalau sekarang..
Amin : Kalau sekarang gimana ukh? Hem?
Bu Susan : Diihh.. mas Amin sok polos yaaahh?? Padahal udah professional..
Amin : Ehhh.. beneran ukh.. ana kan masih awam di UGM.. masih ijo juga.. hihihi..
Bu Susan : Ahaahh.. bo’ongnya kebangetan.. yaa gitu, kalau ikhwan sama akhwat kumpul sekarang abis nugas, trus belajar bikin ‘tugas’ jadi orangtua.. Hihih..
Amin : Ohhh.. apa sih itu ‘tugas’ orangtua?? Ukhti pakai istilah-istilah segala..
Bu Susan : hihihi.. mau tau kah mas Amin? Wah kalau itu harus langsung praktek lohhh..
Amin : Ohh gitu ya? Gimana prakteknya ukh??
Bu Susan : Hihihi.. tapi minimal ikhwannya 3 lohh mas Aminn.. biar bisa komplit gitu prakteknya..
Amin : Ehhh.. tiga ikhwan? Trus ntar akhwatnya siapa?
Bu Susan : Ntar ana yang jadi akhwatnya.. kan ana yang ngajarin.. kalau mas Amin wajib bawa mas Hamdan sama temen satu lagi yaa..
Amin : Ahahah.. ini mau praktek ‘tugas’ apasih?? Awas yaa ntar kalau tugasnya malah bikin ana ketagihan..
Bu Susan : Hihihih.. gatau juga deh mas.. ntar sambung lagi mas Amin sayang.. nih kajian uda kelar.. Assalamu’alaykum.. mmmmuuuuaaaaccchhh..
Amin : Oke Ukhti.. wa’alaykumsalam.. mmmuachhhh..
Chat dengan bu Susan pun diakhiri dengan ekspresi ciuman mereka berdua. Sebenarnya bu Susan tak memiliki rasa apapun pada Hamdan dan Amin, hanya saja pengalaman di setubuhi oleh keduanya begitu berkesan bagi dirinya. Apalagi ia jarang sekali dipuaskan oleh suaminya, sehingga pelarian dengan selingkuh menjadi opsi tercepat bagi bu Susan. Bagi Hamdan dan Amin ini ibarat mendapat durian runtuh karena bisa mendapatkan akhwat secantik bu Susan yang begitu mengidolakan keperkasaan mereka.
Hafshah : Assalamu’alaykum.. ohh ada dek Amin..
Amin : Wa’alaykumsalam.. iya ukh, lagi santai aja..
Nadia : Nahh.. hihihih pas banget ada Amin.. ya kan Fa?.. Tanya ukhti Nadia sambil melepas sepatunya di depan pintu sekre.
Farid : Assalamu’alaykum.. ehh.. ada dek Amin.. biasa ya? ML??
Amin : Iya kak.. heheh.. kak Farid juga main?
Farid : Iya dong.. Cuma ga sering banget.. jawab akhi Farid sambil melepas sepatunya.
Hafshah : Ahaha.. iyah pas banget nih.. Jawab ukhti Hafshah sambil melepas masker kain yang ia kenakan.
Meskipun Amin sudah sering bertemu dan bercengkrama dengan ukhti Hafshah sebagai kakak tingkat, namun tetap saja kecantikan alami ukhti Hafshah begitu memukau. Wajahnya yang glowing putih alami dengan kulit kenyal, berpadu dengan senyum lebar di bibir merah tipisnya. Matanya yang lentik dihias alis mata yang cukup tebal dan berkacamata semakin menambah kesempurnaan kecantikannya. Beruntung sekali akhi Farid bisa mendapatkan akhwat yang menjadi incaran hampir setiap ikhwan yang aktif di KMI.
Farid : Udah rank apa nih dek Amin?
Amin : Baru Legend kak.. kak Farid sendiri udah nyampe mana rank nya??
Farid : Ana malah masih GM tuh.. ahahah.. jarang banget main..
Amin : Gapapa kak.. kalau sering main juga naik ntar..
Farid : Ehh btw dek Amin diundang kesini sama ukhti Hafshah?
Amin : Ngga tuh kak.. tadi ana lagi santai aja sambil nunggu buat ngumpulin tugas bentar lagi.. emang kenapa kak?
Farid : Ohh ana kira kesini soalnya diundangi ukhti Hafshah..
Hafshah : Dek Amin ada waktu luang sampai jam berapa?.. sembari ukhti Hafshah duduk di sebelah akhi Farid sambil bersandar manja.
Amin : Mm.. fleksibel sih kak kalau ana.. nunggu Sulwa aja.. kalau udah minta dijemput, ya ana cabut kak..
Nadia : Ohh.. jadi uda mulai jadian sama dek Sulwa yaahh..?? Emang gercep banget nih ikhwan satu ini..
Amin tak menyadari kalau ukhti Nadia sudah duduk di sebelah kirinya karena sedang asyik ranked match. Aroma parfum yang dipakai ukhti Nadia begitu harum dan langsung membangkitkan syahwat Amin, terlebih lagi toketnya terasa begitu kenyal menempel di lengan kirinya.
Nadia : Main apa sih? Kok kayaknya hampir semua ikhwan pada main game ini??
Amin : Ohh.. ini ukh.. anu.. ituhh.. mmm.. Mobilee.. legend.. jawab Amin gugup ketika mata lentik ukhti Nadia yang bercadar menatapnya genit.
You Has Been Slain, suara sfx dari game yang sedang Amin mainkan. Amin menjadi tidak fokus dengan game karena perhatiannya tersita ke kedua akhwat cantik di depannya. Ukhti Nadia tanpa sebab menempel genit hingga lengan kiri Amin tenggelam diantara kedua gunung kembarnya.
Nadia : Yaaahh.. mati ya dek? Gara-gara ana yaa??.. sambil ukhti Nadia mendekatkan wajahnya ke samping wajah Amin.
Amin : Ehh.. Nggak.. kok Ukhh.. ini.. ana aja.. yang kurang pinter.. Jawab Amin yang semakin gugup ketika mendengar hembusan nafas ukhti Nadia yang membuatnya terangsang.
Nadia : Hihihi.. becanda aja kok dek Amin.. afwan yah udah gangguin.. sembari ukhti Nadia kembali duduk normal disamping Amin.
Amin : Huufftt.. kirain kenapa gitu ukh.. Amin pun melanjutkan game nya yang sudah hampir selesai.
Farid : Ehh.. btw mau ngapain sih? Kan rapat proker udah dari kemarin.. tanya akhi Farid yang sedikit penasaran.
Hafshah : Ini lho mas Farid sayang.. kita mau cek video makrab kemarin.. mau di edit sekalian biar bagus gitu..
Farid : Owalah.. yaudah sih.. ana kira mau ngapain gitu.. sambil akhi Farid bersandar di tembok sekre.
Hafshah : hihihih.. emang mau ‘ngapain’ sayang??.. goda ukhti Hafshah sambil bersandar di pundak kiri akhi Farid.
Ukhti Nadia segera mempersiapkan beberapa kamera yang kemarin digunakan untuk merecord semua kegiatan saat makrab. Ada sekitar 5 kamera yang digunakan untuk merekam dari berbagai sudut pandang. Setelah selesai memindahkan filenya ke laptop, ukhti Nadia dibantu Amin mempersiapkan urutan dan setting video di laptop ukhti Nadia. Amin memiliki sedikit pengetahuan tentang editing video yang dulu ia pelajari secara otodidak.
Nadia : Ehh.. dek Amin ternyata pinter juga ya edit-edit video..
Amin : Ahh.. ngga juga ukh.. blum ada apa-apanya dibandingin ama editor professional..
Hafshah : Yaaa jangan dibandingkan sama yang udah pro dong.. beda jam terbang juga kan..
Amin : Ahahah.. iya juga ya.. nah udah siap nih ukh.. ana play ya..
Tak berselang lama video footage kegiatan makrab KMI di Kaliurang pun dimulai. Dari persiapan hingga akhir pagi ketika ukhti Nadia memberikan arahan terakhir bagi para kader KMI. Banyak hal yang terjadi yang membuat tertawa, capek, dan lain-lain. Namun semua yang hadir begitu enjoy dalam mengikuti makrab yang dikemas apik oleh kakak tingkat mereka. Hingga akhirnya video sampai ke acara di mana ukhti Nadia mulai berbicara tentang pentingnya setiap kader KMI memiliki pengetahuan tentang berumahtangga yang baik, termasuk dalam urusan ranjang. Baik Amin, ukhti Nadia, ukhti Hafshah, dan akhi Farid semuanya terdiam tak ada yang berani bersuara karena mereka tau sebentar lagi video akan menampilkan setiap adegan perzinahan mereka.
Nampak dalam video ukthti Hafshah dan akhi Farid mulai bercumbu, Amin mulai berpagutan liar dengan Sulwa, sementara Hamdan tengah melumat bibir Alisa sementara tangannya dengan liar meremas-remas toket Alisa. Ukhti Hafshah mulai merasakan belaian syahwat ketika melihat adegan dirinya dalam video tengah dirangsang oleh cupangan akhi Farid di sekujur tubuhnya.
Hafshah : Ahhh.. mau dong sayangg digituin lagiihh.. sambil ukhti Hafshah mulai menggeliat manja di badan akhi Farid.
Farid : Mau banget ya sayang? Cium dulu dongg..
Ukhti Hafshah yang hari itu tampil cantik dengan jilbab instan pet antem jumbo warna mocca muda dan gamis panjang warna coklat kopi beraksen mocca tanpa ragu mulai memagut bibir akhi Farid yang juga dibalas langsung oleh akhi Farid. Keduanya begitu nafsu berciuman tak peduli kalau ukhti Nadia dan Amin ada di samping mereka.
Kini adegan di dalam video makrab mulai semakin ‘panas’ yang memperlihatkan semua kader ikhwan tengah menikmati liang surgawi kader akhwat pasangan mereka. Terlebih lagi ukhti Nadia nampak tengah melumat rudal Hamdan dalam mulutnya, sementara di kamar depan Amin sedang mendapatkan servis blowjob dari Sulwa.
Hembusan nafas penuh nafsu ukhti Nadia terdengar jelas oleh Amin yang tepat berada di sampingnya. Jilbab segi empat jumbo dan cadar tali warna pink-peach tua berpadu cantik dengan gamis panjang two-tone pink peach tua dan muda yang meningkatkan kecantikan dan kenikmatansnya ukhti Nadia siang itu. Duduk ukhti Nadia yang mulai gelisah menandakan kalau dirinya sudah terangsang hebat hanya saja ia malu untuk mengungkapkannya pada Amin.
Sebagai ikhwan yang sudah berpengalaman melubangi dua akhwat syar’i berjilbab lebar, Amin pun tak tinggal diam. Tangan kirinya merangkul ukhti Nadia di pundak kirinya dan menariknya hingga bersandar di pundak Amin. Pandangan mata ukhti Nadia masih tertuju ke arah layar laptop, tapi seluruh tubuhnya memberikan tanda kalau ia sudah siap untuk di jamah lelaki.
Amin : Kenapa ukh..?? Kok lemes banget gini?.. sembari tangan Amin mulai meraba-raba paha ukhti Nadia yang masih tertutup gamis.
Nadia : Mmhhh.. gapapa kok dek Amin.. hhh..
Sementara akhi Farid kini telah menyibakkan jilbab ukhti Hafshah dan membuka resleting depan gamis ukhti Hafshah. Gunung kembar 34D ukhti Hafshah nampak begitu kenyal dan indah dengan kulit putih mulusnya yang langsung menjadi santapan akhi Farid. Dengan rakusnya akhi Farid secara bergantian melumat puting kenikmatans ukhti Hafshah yang membuat ukhti Hafshah gelagapan menahan geli bercampur nikmat.
Hafshah : Ahhh.. Shhh.. mas Farid sayangghh.. mmmfhh.. shhh.. ahhhh.. terusshh..
Tangan kanan ukhti Hafshah membelai rambut akhi Farid, sementara tangan kirinya menyangga tubuhnya. Amin pun tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini melihat ukhti Nadia yang sama sekali tak menolak ketika Amin meraba-raba pahanya yang tertutup gamis. Tangan kanan Amin kini berpindah ke dagu ukhti Nadia dan mengarahkan wajah ukhti Nadia yang masih tertutup cadar itu ke arahnya. Mata cantik ukhti Nadia terpejam ketika Amin sedikit membuka cadarnya sehingga nampak kulit putih mulus dan hidung kenyal ukhti Nadia beserta bibir pink nya. Perlahan Amin mulai mendaratkan ciumannya di bibir kenikmatans ukhti Nadia yang juga disambut dengan pagutan ganas akhwat berjilbab lebar itu. Pagutan keduanya semakin lama semakin liar dan penuh nafsu. Ukhti Nadia melepas cadarnya sendiri karena merasa terganggu saat berciuman. Amin pun semakin bersemangat melumat bibir tipis kenikmatans ukhti Nadia. Lidah mereka saling serang berusaha menaklukkan lawan cumbuannya.
Nadia : Mmmhhh.. Mmfhhh.. srrupp.. ahhh.. akhii.. mmffhhh..
Amin : Mffhh.. panggil Amin saja.. ufff.. srupp..
Kedua pasangan anak adam itu tak lagi menghiraukan video yang tengah mereka tonton. Syahwat birahi yang mulai membakar keempat aktivis dakwah kampus itu lebih terasa nikmat bagi mereka. Akhi Farid kini telah merebahkan ukhti Hafshah di karpet sekre dan kembali menghajar kedua toket mulus ukhti Hafshah bersamaan. Mendapat serangan beruntun di kedua buah bukitnya membuat ukhti Hafshah blingsatan. Tangannya menjambak dan meremas kepala akhi Farid dengan rasa gemas menahan nikmatnya jilatan dan hisapan ikhwan pimpinan KMi itu di putingnya.
Hafshah : Ahhh.. shhh.. ouhhh.. mass Farid sayaanghh.. gelii.. akhh.. mmhhhh.. sshhh.. ahhhh..
Jilbab yang dikenakan ukhti Hafshah mulai kusut karena ukhti Hafshah seringkali membanting wajahnya ke kanan dan kiri menahan syahwatnya yang mulai memuncak. Amin pun turut merebahkan ukhti Nadia tanpa melepas pagutan mereka sementara tangannya mulai bergerilya meraba setiap inci kemolekan tubuh akhwat syar’i dhadapannya. Dengan cepat Amin menarik resleting depan gamis ukhti Nadia dan Plopp..!! Toket 36D ukhti Nadia seperti melompat keluar dengan segera bak burung yang lepas dari sangkarnya. Amin menyudahi pagutannya dan duduk bersimpuh memandang keindahan toket ukhti Nadia. Ukhti Nadia yang merasa malu karena ini pertama kalinya ditelanjangi dadanya oleh Amin berusaha menutupi wajahnya dengan lengannya.
Amin : Wuih.. indahnya ukh.. kok ditutupin wajahnya? Kan Amin pengen liat kecantikan ukhti..
Perlahan Amin menarik turun lengan ukhti Nadia dari wajahnya sehingga kini kecantikan dan kenikmatansnya wajah akhwat KMI itu tampak sempurna di mata Amin. Ukhti Nadia hanya terpejam pasrah yang membuat Amin tersenyum dan segera kembali bermain dengan gunung kembar ukhti Nadia. Kedua tangan Amin menggenggam kedua tangan ukhti Nadia sehingga hanya dengan mulut dan lidahnya saja ia menggarap toket ukhti Nadia.
Seperti biasa Amin selalu memancing syahwat akhwat dengan menjilati dan mencupangi kenyalnya toket akhwat aktivis dakwah tanpa sedikitpun menyentuh putingnya. Ini memberikan sensasi geli dan penasaran yang luar biasa pada diri akhwat yang ia nikmati. Desahan dan lenguhan ukhti Nadia semakin dalam meandakan ia sudah tak sabar ingin segera di lumat putingnya.
Amin : Kenapa ukh?? Hemm..?? Pengen diisep yaahh..??.. Tanya Amin sambil mengendus-endus puting ukhti Nadia.
Nadia : Ahhh.. mmfhh.. sshhh.. Aminn.. iyaahh.. mau banget.. isep kuat-kuat puting anaa.. uhh ga tahannn.. Pinta ukhti Nadia yang sudah tak tahan lagi, ditambah dengan hembusan nafas di putingnya semakin membuatnya kehilangan marwahnya.
Amin : hahahah.. dasar ukhti nakal.. sinih.. Haemphhh..
Nadia : Ahhh.. OOUUHHHH.. SHHHH.. Aahhh.. Aminn.. ouhhhh.. iyaahhh.. issshhh.. mmhhh..
Lenguhan panjang ukhti Nadia tak terbendung lagi ketika Amin dengan liar langsung melahap putingnya yang mencuat keras. Desahan dan lenguhan kedua akhwat itu saling bersahutan menggema di seluruh ruang sekre. Keduanya yang merupakan aktifis dakwah islam di kampusnya dan terkenal sebagai akhwat alim dan solehah di depan rekan-rekannya dan adik angkatannya, kini tengah menjadi santapan birahi dua ikhwan yang bukan mahramnya. Dengan rela dan penuh keikhlasan keduanya memberikan tubuh sucinya untuk dinikmati lelaki yang bahkan tak pernah melamar mereka. Yang ada hanyalah lamaran syahwat yang langsung mereka ijabahi tanpa perduli lagi dengan marwah mereka sebagai seorang akhwat yang seharusnya selalu menjaga diri dan tubuhnya hanya untuk suami sah mereka nantinya.
Hafshah : Ouhh.. mass Faridd.. mmmhh.. enaknyahhh… Uhhh.. teruss Mass…
Akhi Farid sama sekali tak mengendurkan serangannya di toket dan puting ukhti Hafshah. Kedua tangannya berkolaborasi dengan mulutnya untuk terus menggarap gunung indah ukhti Hafshah. Amin dan akhi Farid begitu menikmati toket kedua akhwat yang terus menutup auratnya dengan pakaian syar’i itu. Tak pernah terbayangkan dalam hidup mereka akan bisa menikmati tubuh mulus terawat akhwat solehah seperti mereka di luar nikah. Terlebih lagi bagi akhI Farid yang hari-hari selalu memberikan tausiyah bagi mahasiswa-mahasiswa di sekitaran masjid tempat ia tinggal. Sering ia menyampaikan pentingnya menghindari zina sebelum menikah bahkan ukhti Hafshah sering juga hadir dalam kajian yang di bawa oleh akhi Farid. Namun selesai kajian, sering berduanya langsung bercumbu di manapun mereka mau meski tanpa bersetubuh.
Nadia : ahhh.. Aminn.. ahhh.. uhh.. gelihh.. ahh.. teruss dongg…
Akhi Farid dan Amin kini mulai saling menyesuaikan timing permainan mereka dan mulai untuk menyusuri bagian bawah tubuh ukhti Nadia dan ukhti Hafshah. Kedua tangan para ikhwan itu terus meraba-raba paha hingga ujung jari kaki ukhti Hafshah dan ukhti Nadia kemudian dengan perlahan menyibakkan bagian bawah gamis kedua akhwat syar’i itu hingga ke perut mereka. Entah apanyang membuat ukhti Hafshah dan ukhti Nadia berbeda hari itu dan membuat akhi Farid dan Amin geleng-geleng kepala. Kaki mulus jenjang keduanya hanya terbungkus kaos kaki saja tanpa celana dalam panjang dan CD sehingga liang surgawi keduanya yang sedikit tembem, mulus tanpa bulu itu tampak jelas dan menggiurkan.
Amin : Dihhh.. gila memang ini akhwat.. ga pake daleman.. apa emang udah niat buat di ‘pake’ ya kak Farid??.. Tanya Amin sambil terus menikmati keindahan kaki ukhti Nadia.
Farid : Hahah.. gatau deh.. kayaknya uda pada ketagihan ama jima nih dek Amin..
Amin : Kok jima’ sih kak Farid.. bilang aja menggenjot.. sembari Amin mulia mengangkat kaki kiri ukhti Nadia dan mulai menjilatinya.
Farid : Ehh.. iya ya.. ya ana juga uda tau namanyan menggenjot, Cuma jaga image aja ama antum dek.. ahahah.. Akhi Farid pun mengikuti Amin dan mulai merangsang ukhti Hafshah dengan jilatan liar menyusuri ujung kaki hingga ke pangkalnya
Ahhh.. shhh.. mmffhh.. ouhhh.. shhh.. mhhh.. sshhh.. kedua akhwat aktivis dakwah itu tengah dimanjakan oleh lidah nakal ikhwan yang bukan suami mereka. Geli bercampur nikmat bersatu padu menerbangkan keduanya menapaki langit birahi. Permainan lidah akhi Farid dan Amin begitu lihai merangsang bagian bawah tubuh ukhti Nadia dan ukhti Hafshah tanpa menyentuh serambi lempit keduanya yang semakin membuat mereka tak tahan untuk segera dilumat liang surgawi keduanya.
Nadia : Ouhh.. Aminn.. nakal bangetthhh.. sihh.. mffhh.. ayo dong… serambi lempit ana.. auhh.. mau bangethh.. isepin serambi lempit ana donghhh.. aahhh..
Hafshah : Uhh.. iya mass Faridd.. duhh jangan cuma dimainin dongg.. ahhh.. ana udah ga tahann.. mhh.. mffhhh.. shhh..
Iba mendengar permintaan kedua akhwat cantik yang wajahnya mulai memerah dengan menggigit bibir bawah mereka menahan derasnya syahwat, akhi Farid dan Amin pun melakukan Final-Blow dengan langsung membenamkan wajah mereka di selakangan harum ukhti Hafshah dan ukhti Nadia bersamaan.
OOOOOOUUUUUUUHHHHHHHHHH.. MMHHHH.. SHHHH..
Ukhti Nadia dan ukhti Hafshah melenguh panjang merasa puas sekaligus geli nikmat saat bibir akhi Farid dan Amin mulai melahap pintu luar liang surgawi mereka. Akhi Farid dan Amin menjilati dan menghisap serambi lempit kedua akhwat berjilbab syar’i itu dengan begitu liar dan lahap seperti orang yang tengah makan-makanan mahal yang tak akan menyisakan sedikitpun makanan di piring mereka. Dari pangkal hingga kelentit, lidah keduanya menyapu habis serambi lempit mulus cantik tak berbulu itu. Merasa puas dengan bagian luar, kedua ibu jari Amin dan akhi Farid membuka bibir serambi lempit ukhti Hafshah dan ukhti Nadia sehingga nampak lah liang surgawi keduanya yang berwana pink dan becek dengan lendir ke-akhwatan. Aroma khas akhwat begitu kuat menusuk hidung kedua ikhwan KMI itu yang justru membuat mereka semakin lapar untuk segera menghisap habis lendir kenikmatans serambi lempit yang selalu di jaga dan tertutup gamis syar’i itu.
Haemphh.. mmfffhhh.. Sluurrp.. Mmfhh.. mmchh.. mcchh.. sruuuppp.. mfhhh..
Decak becek sodokan lidah dan hisapan akhi Farid dan Amin di serambi lempit ukhti Nadia dan ukhti Hafshah berpadu harmoni dengan desahan erotis keduanya merasakan kenikmatan di liang surgawinya. Ukhti Nadia hanya bisa merem melek merasakan lidah Amin yang mulai merogoh dalam-dalam di saluran bayi miliknya. Sementara ukhti Hafshah meremas-remas kepala akhi Farid sambil terus mendesah menikmati kekasihnya yang tengah melumat habis daerah kewanitaan yang selalu ia jaga.
Amin dan Akhi Farid yang sudah terbitkan oleh syahwat kini mulai meningkatkan permainan mereka dengan menambahkan jari tengah mereka menusuk serambi lempit kedua akhwat itu dan mulai menari-nari didalamnya sementara mulut mereka terus saja melahap kelentit ukhti Hafshah dan ukhti Nadia. Mendapat perlakuan oral bercinta seperti itu membuat kedua akhwat cantik itu bak dihantam gelombang tsunami birahi yang langsung menjalar di sekujur tubuhnya. Tak ayal keduanya blingsatan bak cacing kepanasan merasakan kenikmatan yang tiada tara.
OHHHH.. MMHHH.. AUUHH.. SHHH.. MMFFHHH.. NGHHHHHHHH…!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR…
Gerakan jari yang cepat menyodok-nyodok dan mengobok-obok liang surgawi ukhti Nadia dan ukhti Hafshah membuat keduanya tak mampu lagi bertahan dan langsung meledakkan orgasme mereka yang pertama bersamaan. Akhi Farid dengan sigap mengambil bendera KMI di sebelahnya dan segera menyumpal selakangan ukhti Hafshah, sementara Amin menggunakan sarung yang tergeletak di karpet sekre untuk menutup selakangan ukhti Nadia yang tengah menyemburkan cairan surgawinya.
Farid : Wuhhh.. untung aja ada nih bendera.. jadi gak nyembur kemana-mana.. gimana sayang? Enak banget ya??.. sambil akhi Farid meraba-raba paha putih mulus ukhti Hafshah.
Hafshah : He’emhh mas Farid sayangghh.. sekarang gantian ana yang puasin mas Farid sayanghh..
Nadia : Hihih.. iya yah.. sini Amin sayang, gantian ana yang mau main sama mas Aminn..
Ukhti Hafshah dan ukhti Nadia secara bersamaan mulai melucuti pakaian yang dikenakan akhi Farid dan Amin hingga tak bersisa sedikitpun benang menempel di tubuh keduanya. Meski bukan pertama kalinya ukhti Hafshah melihat rudal akhi Farid, namun tetap saja ia takjub dengan keindahan batang kejantanan pimpinan KMI itu. Dengan panjang 19cm dan diameter 4cm yang dihiasi urat-urat disekitarnya, rudal akhi Farid terlihat begitu menggiurkan bagi akhwat cantik berjilbab syar’i itu.
Begitu pula bagi ukhti Nadia yang baru pertama kali akan melihat bentuk asli ‘jackpot’ yang berada di selakangan Amin. Plop..!! rudal 22cm diameter 4,5cm sawo matang berurat milik Amin langsung melompat keluar saat sirwalnya ditarik lepas dan menampar wajah kenikmatans ukhti Nadia. Aroma khas lelaki begitu membelai hidung akhwat kenikmatans itu dan membuat dahaganya akan batang kejantanan pria semakin mengglegak. Ditambah melihat ukuran rudal Amin yang begitu menjulang tinggi megah tak ayal ukhti Nadia semakin tak mampu menahan syahwatnya.
Hafshah : Nad.. yukk.. coba kayak yang semalem kita fantasiin.. hihihih..
Nadia : ihhh.. kamu ini Faa.. nakal yaa.. yukk ahhh..
Ukhti Nadia dan ukhti Hafshah mengarahkan posisi akhi Farid dan Amin sebegitu rupa sehingga keduanya telentang berlawanan arah. Akhi Farid telentang di sisi kiri Amin dan keduanya menempel rapat, sementara kepala akhi Farid sejajar dengan lutut Amin, begitu pula kepala Amin sejajar dengan lutut akhi Farid. Tawa nakal ukhti Hafshah dan ukhti Nadia yang sarat makna membuat kedua ikhwan itu kebingungan dengan apa yang akan kedua akhwat itu lakukan selanjutnya.
Ukhti Nadia segera mengambil posisi 69 di atas Amin, begitu pula ukhti Hafshah di atas akhi Farid. Kini Amin dan akhi Farid disuguhi pemandangan indah serambi lempit basah akhwat aktifis dakwah di kampusnya. Ukhti Nadia dan ukhti Hafshah yang mendapati batang kejantanan kedua ikhwan itu tepat di depan wajah mereka, berdiri tegak dengan gagahnya, tak bisa lagi menahan nafsu keduanya untuk segera melahap habis seluruhnya.
Haemphh.. bak artis video dewasa yang mereka sering tonton, ukhti Nadia dan ukhti Hafshah dengan lahap melumat rudal panjang kedua ikhwan itu. Gerakan naik turun kepala kedua akhwat syar’i itu sangat lihai memanjakan batang kejantanan akhi Farid dan Amin. Kombinasi mulut hangat dan lembut serta lidah liar ukhti Nadia dan ukhti Hafshah membuat kedua ikhwan aktivis KMI itu terbang ke langit birahi.
Tak mau kalah dengan kebinalan akhwat di selakangan mereka, akhi Farid dan Amin dengan liar langsung melumat, menghisap, dan menyodok serambi lempit ukhti Nadia dan ukhti Hafshah dengan lidah mereka hingga membuat keduanya melenguh tertahan karena mulut kedua akhwat itu tersumpal rudal.
Mmfhhh.. shhh.. Ouhhh.. ogckk.. ogckk.. mmhhh.. srruppp.. mmfhhh..
Gurihnya rudal Amin di mulut ukhti Nadia semakin membuat akhwat bercadar itu bersemangat untuk menelan keseluruhan rudal Amin tanpa sisa. Sementara ukhti Hafshah yang sudah berkali-kali menikmati rudal akhi Farid masih saja terbuai dengan gurihnya rasa rudal akhi Farid.
Hafshah : Ummffhh.. mmfhh.. mmpuahhh.. Nad.. gantian dong.. ana mau icip punya Amin jugaa.. Hihih..
Nadia : iihhh.. kamu rakus yaaa.. uda dapet masih kurang.. Sambil tangan kiri ukhti Nadia mengocok rudal Amin.
Hafshah : Emang kamu ga pengen ngrasain rudal mas Farid kaaahh..?? Tanya ukhti Hafshah sambil menjilat rudal akhi Farid dari pangkal hingga ujungnya.
Nadia : Uhhh.. sini dahh..
Ukhti Hafshah dan ukhti Nadia bertukar rudal, kini rudal Amin menyumpal mulut kenikmatans ukhti Hafshah, sementara rudal akhi Farid menyodok kerongkongan ukhti Nadia. Merasakan sensasi yang berbeda dari sepongan kedua akhwat itu membuat akhi Farid dan Amin semakin bernafsu melumat serambi lempit kedua akhwat itu.
Amin : Ahhh gila nih kakk.. bener2 binal nih ukhti Hafshah.. wuuwww…
Farid : Iya nih dek.. Ukhti Nadia juga sama liarnya.. josss bener nih sepongannya!! Hahah..
Ukhti Hafshah dan ukhti Nadia terus menerus saling bergantian meng-oral rudal Amin dan akhi Farid tanpa henti hingga akhirnya keduanya orgasme bersamaan saat akhi Farid dan Amin kembali menyodok liang surgawi mereka menyodok bagian terdalam liang surgawi kedua akhwat itu dengan jemari mereka.
OOOUUUUUHHHHHHH..!!! SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Luapan cairan surgawi ukhti Hafshah dan ukhti Nadia tertahan oleh kain bendera dan sarung yang Amin dan akhi Farid sumpalkan kembali di selakangan mereka untuk menghindari aroma khas orgasme akhwat memenuhi ruangan sekre.
Amin : Dihhh.. udah kelaur lagi nih ukh.. kok ukhti aja yang enak? Kita kapan nih?
Nadia : Hhhh.. mmhhh.. iyaah Amin sayang.. nih ana mau lanjut lagihh..
Hafshah : Sabar yah mas Farid sayang.. bentar lagi bakalan enak kok..
Dengan keduanya mengambil posisi Reverse Cow-Girl, Bleshhh.. rudal Amin menghujam kuat hingga menyodok rahim ukhti Nadia, sementara rudal akhi Farid menyumpal penuh liang surgawi ukhti Hafshah. Kedua akhwat aktivis dakwah kampus yang sudah terbakar birahi itu dengan cepat dan liar menggoyangkan pinggul mereka maju-mundur sambil keduanya berpagutan satu sama lain. Toket kencang dan kenyal keduanya menari indah mengikuti gerakan sensual keduanya yang tengah memacu rudal Amin dan akhi Farid agar segera orgasme.
Nadia : Ouhhh.. mmhh.. shh.. ahhh.. rudal nakall.. ahh.. enaknya rudal kamuhh Aminn.. ahh.. sshhh..
Hafshah : Iyahh.. mas Fariddhhh.. auh.. auhhh.. sshh.. ahhh..ohhh.. nikmathhh.. ahhh rudalnya mantabh maassshh.. ahhh..
Kerasnya batang kejantanan Amin dan akhi Farid begitu nikmat menghantam dinding sensitif liang surgawi akhwat berjilbab lebar itu yang melayangkan keduanya menggapai kenikmatan orgasme tertinggi.
Aaghhh…mmmmhhh.. NNNGGHHHHHHH..!!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Hanya sekitar 5 menitan kedua akhwat itu menggoyang rudal perkasa kedua ikhwan aktivis dakwah kampus di UGM sebelum akhirnya kembali mengejang kuat menyemburkan ledakan orgasme dan saling memandikan satu sama lain dengan cairan surgawi rekannya. Selama beberapa detik tubuh putih mulus kencang kedua akhwat cantik itu mengejang-ngejang merasakan serambi lempit mereka berkedut-kedut karena nikmat duniawi.
Hafshah : Gimanah Nad rasanya? Enak kah punya Aminnhh..?? Tanya ukhti Hafshah sambil menggigit jari telunjuknya membayangkan serambi lempitnya ditusuk rudal Amin.
Nadia : Uhhh.. enak banget lohh.. mau coba Fa?? Tanya ukhti Nadia sambil meremas toketnya menggoda ukhti Hafshah.
Hafshah : Aihh.. mau dong cobain.. yuukk ahh..
Nadia : Hihihi.. boleh dahh..
Amin : Dehhh.. nih ukhti udah ketagihan banget nih kak Farid..
Farid : Yaaa ginilah.. jilbab syar’i penutup aja, tapi syahwatnya gak ada batasan kalau uda cium bau rudal.. ahahah..
Hafshah : ishhh.. mas Farid apaan sih?? Mass juga sukaa kann ana goyangin kayak tadi?? Sembari ukhti Hafshah mengambil posisi WoT di atas pinggul Amin.
Nadia : Iya nih.. padahal ikhwan-ikhwan paling demen dapet serambi lempit ukhti-ukhti kayak kita kan yaaa Fa?? Hihihi.. Ukhti Nadia pun sudah mengarahkan ‘rudal’ akhi Farid ke serambi lempitnya.
Hafshah : Bareng yuk Naad..
Nadia : Oke.. aku yang itung Fa.. 1.. 2.. 3..
Blesshhh.. dakkh!! OOUUNNNGGHHHHH.. Lenguhan panjang melepas syahwat yang menyebar ke seluruh tubuh akhwat binal itu terdengar erotis saat rudal kekar kedua ikhwan itu menembus liang surgawi dan langsung menghantam kuat rahim keduanya.
Sejak semalam, ukhti Hafshah sudah menantikan kesempatan ini. Rasa nikmat rudal saat pertama kali menjebol serambi lempitnya begitu berkesan dan membuat ingin terus merasakan kenikmatan bercinta setinggi mungkin. Ukhti Hafshah mulai berfantasi liar karena sering melihat video-video porno yang ia jadikan asupan hariannya. Bahkan ia sering curhat pada ukhti Nadia tentang keinginannya untuk melakukan swinger dengan ikhwan lain.
Nadia : Ehh seriusan kamu Fa? Ntar gimana Farid? Gak marah kah?
Hafshah : Yaa justru mas Farid yang pengen aku gitu Nad.. lagian kayaknya asik jugaa.. Hihihi..
Nadia : Hadehh.. trus mau sama siapa? Aku cuman suruh nonton gitu? Enakan kamuu lahh.. jawab ukhti Nadia sedikit kesal.
Hafshah : Yaa nggak.. emang kamu gak suka Farid Nad? Dulu kan kamu nge-fans dia banget toh?
Nadia : Yaaa masih lah Fa..
Hafshah : Mau gak nih digenjot mas Farid?? Uhhh.. enak bangeth lohhh.. rasanya ituhh.. waktu mentokk sampe ujungg.. uhh… Mhhh..
Nadia : Aaaahhh!!.. udah.. udah.. ga usah cerita lagii.. jadi pengen nihhh..
Hafshah : Hihih.. yaa gimana? Mas Farid juga pengen ngrasain serambi lempit akhwat lain juga..
Nadia : Trus kan butuh ikhwan satu lagi biar bisa maen berempat??
Hafshah : Mmm.. iya juga sih.. ahh gampang, yang penting besok kumpul aja dulu di sekre..
Nadia : hah? Mau di sekre? Kapan?
Hafshah : Iya.. mumpung minggu tenang kan jarang ada mahasiswa di kampus.. pagi aja gimana?
Nadia : Hemm.. yaa dicoba aja dulu ntar.. jadinya ikhwannya random nih?
Hafshah : Yaa gpapa.. tapi paling ngga yang datang makrab kemarin aja..
Nadia : Trus ngontaknya gimana coba? Masa iya bilang “ehh.. antum mau nggak menggenjotin kita??”, kan aneh yow..
Hafshah : Yaa nggak.. ntar dibilang aja minta bantuan buat ngecek video makrab kemarin gitu.. hihihi..
Nadia : Adaaaa ajaa kamu yaah Fa kalo soal ginian.. paling gercep banget..
Hafshah : Iyaa dong.. demi kepuasan kita bersamaaah.. ahahah..
Nadia : Ahahah.. serah deh..
Pagi itu betapa gembiranya kedua akhwat itu saat mendapat Amin yang tengah bersantai di dalam sekre sehingga tek perlu lagi membuat alasan untuk mengundang ikhwan lain bermain foursome dan swinger untuk melampiaskan fantasi akhwat-akhwat binal aktifis dakwah kampus itu.
Nadia : Ouhh.. masss Faridd.. ahhh.. enak banget mass… Uhh rudalnya.. auuhh.. mmhhh..
Ukhti Nadia yang selama ini mengidamkan akhi Farid seperti mimpi di siang bolong yang menjadi nyata. Dari awal masuk kaderisasi KMI hingga kini, ukhti Nadia masih memendam perasaan suka pada akhi Farid. Namun ia harus menahan perasaan karena akhi Farid lebih memilih ukhti Hafshah untuk mendekap hatinya, sehingga kesempatan ini begitu membahagiakan dirinya karena bisa menyatukan tubuh mulus putihnya dengan tubuh ikhwan impiannya. Remasan tangan akhi Farid di toketnya yang berayun-ayun mengikuti goyangan pinggulnya begitu nikmat, memberikan sensasi rangsangan hebat ke sekujur tubuhnya. Tambah rudal perkasa akhi Farid yang menyumpal penuh liang surgawinya semakin menenggelamkan ukhti Nadia ke dalam palung birahi.
Amin : Ahh.. cantiknya kak Hafshah nih.. Ana ngefans banget lohh.. gimana kak? rudal ana enak kann??.. Tanya Amin sambil terus memandangi keindahan bentuk tubuh ukhti Hafshah, Amin meremas-remas bokong sintal putih ukhti Hafshah.
Hafshah : Ahhh.. ahhh.. mmhhh.. sshhh.. uhh iyaahh Aminn.. enak banget.. kerasnyahh bikin nagihh.. auhh.. mmhh.. ahhh.. ahhhh..
Ukhti Hafshah tak pernah menyangka ukuran rudal Amin jauh melebihi akhi Farid, semakin membuatnya terkesima. Urat-urat yang menghiasi batang kejantanannya memberikan sensasi berbeda di dinding liang surgawinya saat ukhti Hafshah memacu cepat pinggulnya maju-mundur mengocok rudal Amin. Amin yang juga nge-fans dengan ukhti Hafshah tak mau melepaskan kesempatan untuk menikmati kekenyalan toket 34D akhwat cantik berkacamata itu.
Amin : Uhh.. kenyal bet nih toketmu kak.. makan tuh rudal ana..!!
Hafshah : Ouhh.. iyah.. panggil Afa ajahh.. Uhh.. makasih Amin sayaanghh.. ssshhh.. mmhhh.. ahhh..
Fantasi kedua akhwat itupun menghantarkan mereka kembali merasakan nikmatnya orgasme. Ukhti Nadia yang selama ini berfantasi bisa disetubuhi akhi Farid dengan deras menyemburkan cairan surgawinya, sementara ukhti Hafshah menyerah oleh rudal perkasa Amin membuat tubuhnya mengejang hebat meledakkan cairan surgawi tanpa henti.
Akhi Farid dan Amin yang gelap mata oleh syahwat kini memposisikan doggy kedua akhwat binal itu. Bokong bulat putih mulus ukhti Hafshah dan ukhti Nadia kini sejajar di hadapan akhi Farid dan Amin yang tengah menikmati keindahan tubuh keduanya.
Farid : Wuhuu.. Nadia boleh juga nih bodynya.. mulus bett.. Min, uda brapa kali antum genjot nih lonte??
Amin : Wahh.. baru juga hari ini kak.. emang top banget dah kak Nadia.. tapi kak Hafshah juga gak kalah bikin ngaceng nih kak.. putih mulus gini.. ahaha.. PLAK!!.. Jawab Amin yang terkagum-kagum dengan keindahan tubuh ukhti Hafshah sambil sesekali menampar bokongnya.
Farid : Iya dong.. Wakil ane harus cantik, bercintai, n gila bercinta dong.. Pake aja tuh lonte semau antum hari ini.. gratis!!.. kata akhi Farid sambil melesakkan jari tengah kanannya menembus anus ukhti Nadia.
Amin : Woo.. siap kak!! Pasti bakal ane buat nih lonte megap-megap minta disodok terus.. hahah..
Hafshah : Iyahh.. Amin sayang.. sodok lagi donggg lonte yang ga tau diri ini… Ahhh.. jangan lama-lama.. ayukkkk.. Sembari ukhti Hafshah menggerakkan bokongnya menggesek-gesek rudal Amin.
Farid : Nah kan.. kurang lonte apa nih cewek ane.. Gasss Minn..!! Jangan kasi kenddoorr..!!!
Nadia : Ahh.. mas Fariddd.. ana juga mau.. rudalnyaahh.. hamilin ana plisss.. lonte ini butuh di kasih pelajaran bercintas.. auhh.. ga tahann.. Racau ukhti Nadia sambil tangan kirinya membuka labia mayora liang surgawinya.
Farid : Beehh.. sama juga nih lonte.. PLAAKKK!! Nih makan rudal ane!!!
Bleshhhh.. dengan di awali tamparan keras di bokong ukhti Nadia, akhi Farid langsung melesakkan rudalnya menembus jauh hingga menghantam ruang pembuahan bayi milik akhwat kenikmatans itu. Amin sendiri kini tengah menggenjot ria akhwat cantik berkacamata kekasih Farid dengan doggy-style. Kedua tangan ukhti Hafshah ditarik Amin ke belakang dan ia genggam erat sebagai pegangan sementara pinggul Amin menghantam bokong ukhti Hafshah dengan kasar dan liar. Akhi Farid pun melakukan hal yang sama pada ukhti Nadia sehingga toket kedua akhwat berjilbab syar’i itu menjadi pemandangan indah saat berayun-ayun.
PLOK..!! PLOKK..!! PLOKK…!!!
Hafshah : Aghhh.. Aghh.. Aminn.. Ouhhh.. Terusshhh.. Ahhh.. Ahhh.. Mmfhhh.. rudal.. Ahhh.. Buahi lonteehh iniihh.. mmhhh.. enak bangethh… Mhhhh.. ahhh..
Nadia : Aihh.. mas Fariddhhh.. ohhhh.. ohhh.. shhh.. enakk.. enakk masshh.. terusshhh.. ahhh.. oghhh… Nikmat bangethh.. ngghhh.. shhh… Ahhhh..
Hantaman syahwat menjalar ke seluruh tubuh ukhti Hafshah dan ukhti Nadia seiring semakin liarnya genjotan Amin dan akhi Farid mengobok-obok liang surgawi mereka. Kenikmatan amat sangat karena liar dan cepatnya sodokan rudal kedua lelaki yang bukan mahramnya, membuat ukhti Nadia dan ukhti Hafshah tak kuasa menahan ledakan orgasme.
Ahh.. ahhh.. MMMMMMHHHHHHHHH…!!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SSSEERRRRRRR.. Akhi Farid dan Amin dengan cepat mencabut rudal mereka dan menikmati adegan akhwat-akhwat Sholehah itu tengah menyemburkan cairan surgawi karena merasakan nikmatnya dosa perzinahan. Selama beberapa detik ukhti Nadia dan ukhti Hafshah kejang-kejang dan tersungkur karena orgasme dahsyat mereka, sementara Amin dan akhi Farid tak lagi peduli dengan karpet sekre yang basah oleh cairan surgawi keduanya.
Amin : Fuuhh.. mantab bener kak nih bokong lonte Hafshah.. bisa sekuat ini sedotan serambi lempitnya diapain aja kak Farid perawatannya?.. sambil Amin terduduk kembali mengumpulkan tenaga.
Farid : Ahahah.. itu harus rutin disodok sama dibasahi sperma lelaki.. nih lonte Nadia juga sama aja gilanya.. ahahah..
Hafshah : Hh.. hhh.. gimana Nad? Enak kan rudal mas Farid??
Nadia : Uhhh.. banget Faa.. lama banget aku nungguin buat dizinahi mas Farid taukk.. jawab ukhti Nadia yang jilbabnya mulai kisut sambil memilin puting pink ukhti Hafshah.
Hafshah : Awwhh.. apaan sih pegang-pegang.. hihihih.. lanjut gak nih Nad? Aku duluan yaahh.. sembari ukhti Hafshah bangun dan mendekat ke Amin.
Nadia : Santai aja.. ntar juga gantiann..
Amin : Ehhh.. kan lontee udah mau lanjut lagi yaahh??
Hafshah : Iya donggg.. rudal kamu bikin ana ketagihan sihh..
Ukhti Hafshah mendorong Amin hingga telentang lagi di karpet sekre. Ia mengambil posisi jongkok di atas rudal Amin dengan gerakan dan mimik wajah menggoda Amin sementara tangan kanan ukhti Hafshah menggenggam rudal Amin. Tatapan nakal mata lentik ukhti Hafshah terus menggoda Amin yang semakin membuat Amin terbakar birahi, sementara tangan kanan ukhti Hafshah dengan lembut menggerakkan rudal Amin menggesek-gesek bibir serambi lempitnya.
Bleshhh.. Satu hentakan kuat pinggul ukhti Hafshah langsung menelan sempurna rudal panjang Amin menelusuri tiap bagian liang surgawinya. Lenguhan panjang puas ukhti Hafshah tak mampu dibendung saat rudal Amin menghantam pintu rahimnya.
Hafshah : Ahhh.. Emang rudal yang paling ana sukaahh.. ayuk sayang.. hamilih lonte inihh..
Ukhti Hafshah kini telungkup sehingga toketnya terasa empuk kenyal mengganjal di dada Amin. Sejak ukhti Hafshah mulai menyerahkan tubuhnya pada akhi Farid, keduanya sering berfantasi akan bercinta yang lebih liar. Video-video porno menjadi santapan harian mereka bahkan saat kajian, ukhti Hafshah terkadang membaca-baca tentang cerita-cerita bercinta. Tiap kali akhi Farid menyetubuhinya, tanpa malu lagi ukhti Hafshah meracau dan semakin terangsang ketika akhi Farid melecehkannya dengan kata-kata seperti lonte, binal, dan lain-lain.
Kini anus sempit ukhti Hafshah terekspose dengan jelas berwarna pink muda. Sementara di serambi lempitnya tersumpal rudal besar Amin. Ukhti Nadia dengan sigap duduk bersimpuh di samping kanan bokong ukhti Hafshah. Dengan lihainya ia menjilati dan membasahi liang surgawi kedua akhwat berkacamata itu untuk dipersiapkan diperawani rudal akhi Farid. Lidah dan jemari ukhti Nadia secara bergantian melesak masuk ke anus ukhti Hafshah. Ukhti Hafshah hanya merem melek dan mengerang tertahan jemari ukhti Nadia melesak masuk ke anusnya.
Hafshah : Sshh.. Mmhh.. mass Faridhh.. masukin bokong lonte ini dongghh.. ahhh.. gs tahaann.. perawanin bokong Afaahh… Mmhh.. Kedua tangan ukhti Hafshah merenggangkan bokongnya sehingga anusnya sedikit terbuka.
Farid : Ohhh.. sayangku udah pengen banget ya?? Jadi lonte juga sekarang?? Goda Farid sambil memukul-mukulkan rudalnya di pantat sekal ukhti Hafshah.
Ukhti Nadia yang sedang menyandarkan kepalanya di pantat ukhti Hafshah membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya seperti anjing kelaparan melihat rudal keras jantan akhi Farid yang begitu menggiurkan.
Farid : Ehh.. ada yang mau juga.. nih basahin dulu..
Raut wajah gembira ditampakkan ukhti Nadia saat rudal akhi Farid menyumpal paksa mulutnya. Dengan berlutut di depan bokong ukhti Hafshah, akhi Farid merem melek merasakan sepongan penuh syahwat ukhti Nadia. Decak becek erotis rudal akhi Farid saat menghantam kerongkongan ukhti Nadia semakin membuat ‘panas’ suasana di ruang sekre KMI. Amin pun dengan perlahan mulai menggerakkan pinggulnya naik turun mengobok-obok liang surgawi ukhti Hafshah. Erangan ukthi Hafshah tertahan oleh pagutan liar yang Amin lancarkan ke bibir kenikmatansnya.
Farid : Uupss.. udahan dulu yaa Nadia lonte.. nih bokong uda ga sabaran buat di jebolin..
Ukhti Nadia kembali meludahi anus ukhti Hafshah, kali ini lebih banyak sehingga bibir anus akhwat cantik berkacamata itu nampak becek. Akhi Farid mengarahkan rudalnya dan menempelkan kepala rudalnya di anus ukhti Hafshah dengan bantuan ukhti Nadia yang sedikit merenggangkan liang surgawi kedua ukhti Hafshah dengan menarik bokongnya.
Perlahan akhi Farid mulai melesakkan rudalnya menembus pintu gerbang sempit lubang bo’ol ukhti Hafshah. Kepala rudal akhi Farid yang cukup besar sedikit kesulitan ketika hendak menembusnya pertama kali. Kembali ukhti Nadia mengucurkan air liurnya lumayan banyak sehingga membuat kepala rudal akhi Farid basah mengkilap. Dengan perlahan namun pasti, anus ukhti Hafshah yang berwarna pink muda mulai merenggang ditembus batang kejantanan akhi Farid yang berdiameter 4cm.
Hafshah : NNGGGGHHHHHHHH..!!! Aaaakhhhhh..
Erangan tertahan ukhti Hafshah terdengar parau saat bagian bawah tubuhnya terasa melar ditembus benda yang seharusnya tak berada di sana. Panas bercampur sedikit perih dirasakan ukhti Hafshah karena ini pengalaman anal pertamanya. Akhi Farid membiarkan rudalnya yang sudah sepenuhnya di telan bokong ukhti Hafshah beberapa saat. Amin pun menghentikan genjotannya untuk memberikan kesempatan anus ukhti Hafshah terbiasa dengan rudal akhi Farid. Ukhti Nadia juga membantu merangsang ukhti Hafshah dengan menjilati seluruh bagian punggung putih mulus akhwat wakil ketua KMI itu, bahkan membuat ukhti Hafshah bergidik merasakan geli nikmat lidah ukhti Nadia saat menjilat tengkuknya. Amin terus memagut mesra bibir dan meremas-remas toket ukhti Hafshah untuk merangsangnya.
Tak berselang lama, ukhti Hafshah nampak mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur. Nafasnya mulai berat, desahan-desahan mulai kembali keluar dari mulutnya tiap kali ia merasakan kedua liang surgawinya dijamah rudal kekar ikhwan rekan KMI nya itu. Akhi Farid dan Amin mulai mengimbangi gerakan pinggul ukhti Hafshah dengan genjotan mereka sembari rangsangan-rangsangan yang dilakukan tangan-tangan ahli kedua ikhwan itu terus menstimulasi tiap hot-spot birahi ukhti Hafshah.
PLOKK..!! PLOKK..!! PLOKK..!!
Hafshah : NNNGGHHH.. SSHHHH.. AHHHH.. OHHH.. MASSHHH.. AHHHH!!! MMFFHH..!! AKHH..!!
Suara benturan pinggul akhi Farid di bokong dan Amin di selakangan ukhti Hafshah saling bersahutan berirama merdu. Desahan dan erangan ukhti Hafshah yang tengah merasakan kenikmatan di bagian yang paling dijaga oleh setiap akhwat, menambah semangat akhi Farid dan Amin untuk menikmatinya sampai puncak tertinggi kenikmatan dosa syahwat. Tak lagi nampak dalam diri keempat insan penggiat dakwah itu bekas-bekas nasehat ataupun kajian yang diberikan oleh para ustad mereka. Hampir setiap harinya mereka menjadi rujukan mahasiswa di kampusnya yang tengah mencari hidayah bagi kehidupan mereka, namun siang itu kedua akhwat dan ikhwan pendakwah itu telah berubah menjadi budak nafsu syahwat yang hanya mencari kenikmatan perzinahan yang sesaat. Bisikan setan dalam diri mereka begitu membuai dan membutakan iman keempatnya sehingga iman mereka tak mampu mencegah mereka dari perbuatan yang sangat dilarang oleh agama islam.
Amin : Nghhh.. mmfhh.. wuuhh beneran lonte nih akhwat.. mantab banget nih kak Farid!! Hahah..
Farid : So pasti laahh.. trus aja sodok sampe antum puas Min..!!
Sodokan akhi Farid dan Amin sudah seperti orang kesetanan. Erangan dan desahan ukhti Hafshah pun semakin keras. Tak pernah ukhti Hafshah bayangkan kalau di obok-obok kedua liang surgawinya secsra bersamaan akan terasa sangat nikmat seperti ini. Pikiran ukhti Hafshah semakin liar berfantasi membayangkan kalau semakin banyak rudal yang melesak masuk ke anus dan serambi lempitnya bersamaan pasti akan jauh lebih nikmat.
Hafshah : AKHH!! OGGHH!! SHHHH!!! MHHHH!! AKHHH!! EEENNGGGGGHHHHHH.!!!!!!
Tubuh ukhti Hafshah mengejang hebat meledakkan orgasmenya yang ia sendiri tak tahu sudah yang ke berapa kalinya. Hanya saja orgasmenya kali ini begitu dahsyat yang seakan-akan semua tenaganya ikut keluar bersamaan dengan cairan surgawinya. Beberapa detik tubuhnya mengejang-ngejang, dengan mulut menganga dan mata terpejam sebelum akhirnya ia tumbang di atas dada Amin.
Hafshah : Hhh.. Hhh.. ngghhh.. enakk bangethh masss.. tapi capek..
Plop.. rudal Amin dan akhi Farid terlepas dari serambi lempit dan liang bo’ol ukhti Hafshah saat ia merebahkan dirinya di karpet sekre. Tubuhnya yang putih mulus tanpa cela tampak mengkilat oleh peluh. Wajahnya yang cantik jelita terlihat sayu karena lelah.
Amin : Lonte kok gampang capek?? Haduhh.. trus gimana nih rudal kita yang masih ON gini??
Farid : Ahahahah.. wahh bahaya nih bisa-bisa gelar lontenya pindah ke ukhti Nadia.. Goda akhi Farid yang berdiri dan berjalan menuju ukhti Nadia yang tengah asik colmek.
Amin : Ehh iya.. masih ada satu lagi akhwat lonte.. Amin pun berdiri dan mendekat ke arah ukhti Nadia.
Ukhti Nadia yang sedari tadi menahan gejolak syahwat di dirinya, kini ia melampiaskan semuanya saat kedua rudal perkasa kedua ikhwan itu mengacung tegak tepat di hadapan wajahnya.
Nadia : Haemphh.. Srrupp.. oggkk.. ogkk.. mmfffhhh.. mmffhhh.. ssruupp.. mmpuahh.. Haemmphh.. oggkk.. oggkkkk.. uhukk.. mffhh..
Dengan penuh nafsu ibarat hewan kelaparan, ukhti Nadia melakukan deepthroat ke rudal Amin dan akhi Farid yang beraroma khas lendir akhwat itu secara bergantian. Tangan kanan dan kirinya meremas-remas zakar Amin dan akhi Farid secara bersamaan. Akhi Farid yang tak puas dengan sepongan ukhti Nadia pun tanpa ampun langsung menggenjot liar mulut akhwat kenikmatans syar’i itu hingga mulut ukhti Nadia menghantam perutnya. Beberapa kali ukhti Nadia tersedak saat akhi Farid dengan sengaja menjepit hidungnya dan melesakkan rudalnya jauh menyumpal kerongkongannya. Air liur ukhti Nadia menetes deras dan membasahi dagu, dada, dan perutnya. Amin pun tak mau ketinggalan sensasi melakukan face-fuck pada wajah cantik akhwat yang selalu berdakwah islam itu. Dengan kasar Amin menarik kepala ukhti Nadia dan langsung menghujamkan rudal panjangnya menyumpal kembali kerongkongan ukhti Nadia. Jari tengah dan jari telunjuk Amin pun tak kalah kasarnya menyumpal lubang hidung akhwat berjilbab lebar itu. Hampir selama 8 menit ukhti Nadia menikmati perlakuan kasar kedua ikhwan itu di mulutnya sebelum akhirnya ia diposisikan doggy di atas akhi Farid.
Jilbab pink peach tua yang ia kenakan pun mulai kusut. Dengan tangannya sendiri, ukhti Nadia langsung mengarahkan rudal akhi Farid dan Bleshhh.. rudal sebesar itu pun masuk dengan mudahnya tanpa hambatan. Tampak akhi Farid tengah asik melumat puting ukhti Nadia sambil meremas-remas kuat toket 36D milik akhwat bertubuh putih bercintai itu. Amin sendiri sudah bersiap di depan bokong ukhti Nadia yang serambi lempitnya merekah tersumpal rudal akhi Farid. Kini berganti ukhti Hafshah yang mempersiapkan anus ukhti Nadia untuk di perawani Amin. Air ludah yang kumayan banyak di gelontorkan ukhti Hafshah yang membantu kedua jarinya menusuk liang anus ukhti Nadia.
Nadia : Akkhhhh.. nghhhhh.. shhh.. mmmhhhh.. ngghhhh.. sssshhhh..
Ukhti Nadia mengerang tertahan saat satu per satu jari ukhti Hafshah masuk dan menyumpal anusnya hingga akhirnya keempat jari tangan ukhti Hafshah mengobok-obok anusnya. Selama lebih dari 1menit ukhti Hafshah melakukan finger inserting. Merasa sudah cukup siap, ukhti Hafshah mencabut jemarinya dan langsung mengulum bersih satu per satu jemarinya sambil menatap nakal ke arah Amin dengan mata lentiknya yang berkacamata. Selesai dengan jemarinya, kini berganti mulut ukhti Hafshah yang melumat rudal Amin dengan cepat dan liar. Tak butuh waktu lama hingga akhirnya rudal Amin becek mengkilat dan siap menembus anus sempit ukhti Nadia. Ukhti Hafshah menyandarkan kepalanya di bokong ukhti Nadia yang terlihat bulat kencang putih sempurna dengan posisi ini. Tangan kanan dan kiri ukhti Hafshah menarik bokong ukhti Nadia ke kanan dan kiri sehingga lubang anusnya mulai sedikit menganga. Air ludah yang begitu kental kembali ukhti Hafshah kucurkan ke mulut anus ukhti Nadia sebelum akhirnya kepala rudal Amin dengan perlahan menembus keperawanan bokong akhwat aktivis LDK itu.
Nadia : Nnnnnggghhhhh.. oggghhhh..
Desahan parau ukhti Nadia terdengar indah mengiringi rudal Amin yang mulai masuk dan tenggelam sempurna di liang surgawi keduanya. Ukhti Hafshah tampak terkejut melihat anus sempit ukhti Nadia mampu dijejali rudal Amin yang begitu besar. Beberapa detik Amin membiarkan rudalnya membentuk ulang dinding dalam anus ukhti Nadia. Akhi Farid dengan lembut memagut bibir ukhti Nadia yang juga disambut dengan nafsu oleh ukhti Nadia. Sementara ukhti Hafshah nampak menikmati sekali menjilati setiap inchi punggung putih mulus ukhti Nadia.
Kini Amin mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur menyodok anus ukhti Nadia secara perlahan. Setiap kali rudal Amin bergerak mundur maka bibir anus ukhti Nadia ikut tertarik keluar. Saat Amin menyodok sedalam mungkin, bibir anus ukhti Nadia pun ikut melesak ke dalam. Akhi Farid pun mulai memanjakan liang surgawi utama ukhti Nadia dengan sodokan kuat rudalnya menghajar rahim ukhti Nadia.
PLOKKK..!! PLOKK..!! PLOKKK..!!!
Nadia : AKKHH!! AKKHH!! AGHHH!! OHHH!! rudalLL!! SSSHHH..!!! AAGHH!! TERUSSSHH.. SODOK TERUSSHH..!! AKKHH..!! PENUH SEMUAAAHH..!! OUHHH..!! NIKMATNYAHH..!! AUHHH.!! OGHHH!!
Racauan ukhti Nadia begitu keras hingga menggema di seluruh ruang sekre. Kenikmatan threesome pertamanya terasa sangat nikmat ketika anus dan serambi lempitnya secara bersamaan di gagahi oleh rudal keras, besar, panjang lelaki yang bukan mahramnya. Akhi Farid dan Amin yang mendengar racauan ukhti Nadia semakin gila menggenjot kedua liang surgawi akhwat kenikmatans berwajah sedikit oval itu.
Khawatir di dengar ileh mahasiswa yang mungkin lewat di depan sekre, ukhti Hafshah mengambil posisi doggy di atas wajah akhi Farid dan langsung membenamkan wajah ukhti Nadia di bokongnya. Tangan kanan ukhti Hafshah menekan kepala ukhti Nadia sehingga ukhti Nadia terpaksa harus menikmati serambi lempit dan anus basah ukhti Hafshah.
Hafshah : Ayok Nadd..!! Bersihin anus aku!! Kamu paling doyan kaann..?? Nih sodok anus akuh pake lidah kamu..!!
Ukhti Nadia pun tak bisa lagi menahan nikmatnya birahi yang menjalar disekujur tubuh mulusnya. Ditambah lagi lezatnya anus ukhti Hafshah yang telah bercampur dengan liur dan pre-cum rudal akhi Farid. Dengan lahap ukhti Nadia melesakkan lidahnya mengeruk bagian dalam anus akhwat cantik berkacamata itu.
Hafshah : Mmhhh.. sshh.. uhhh.. nakal kamu yahh Nadd.. udah makin binal aja nihh.. ahaha..
Erangan ukhti Nadia pun tertahan oleh bokong ukhti Hafshah yang membenamkan wajah cantik ukhti Nadia di sela-selanya. Sodokan Amin dan akhi Farid yang semakin cepat dan liar membuat ukhti Nadia tak mampu lagi menahan derasnya birahi dan meledakkannya.
Nadia : MMMNNNNNGGGHHHHHHH…!!!
Tubuh ukhti Nadia mengejang kuat sementara kedua tangannya mencengkram kuat karpet sekre. Meski tengah mendapatkan orgasme hebat tapi Amin dan akhi Farid tetap saja menggenjot kedua lubang ukhti Nadia yang kemudian ia menggelepar di karpet sekre setelah dihantam kuat bokongnya oleh Amin.
Nadia : Akkhh!! Sshhh.. hhh.. mmffhhh.. aahhh.. ahhh..
serambi lempit ukhti Nadia masih berkedut-kedut memompa sisa-sisa cairan surgawinya, sementara ia merasa kalau anusnya tak bisa lagi menutup sempurna. Masih terasa sekali anusnya yang terkuak lebar, bahkan meski rudal Amin tak lagi bersarang di anusnya, liang bo’ol ukhti Nadia nampak terbuka.
Hafshah : Gimana Nad? Enak kaan?? Kamu sih ga percaya.. Sembari ukhti Hafshah membuka tasnya.
Nadia : Hhhh.. Hhh.. he’emhh.. baru tau akuhh.. enaknya di entot bokongnyaa.. auhh.. Cuma kerasa aja jadi ga bisa nutup lagih nih bokong.. hihihi.. Jawab ukhti Nadia yang masih terkapar di karpet sekre.
Hafshah : ahahah.. biarin aja ga bisa nututp, toh besok bakalan di sodok rudal ikhwan lagi tuh anus kamu.. Jawab ukhti Hafshah sambil mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
Nadia : hhh..hhh.. ehhh apaan tuh? Kamu bawa gitu beneran ke kampus?? Dihh parah banget..
Farid : Widihhh bener-bener lonte nih cewek ana.. kebayang gak antum Min?? Ahahah..
Amin : Wuahhh.. gila-gilaaaa.. padahal pake pakaian syar’i bercadar pula, tapi sisi lontenya luar biasa gini yaah.. ahahah..
Semuanya terkejut ketika ukhti Hafshah mengeluarkan Dildo rudal Ganda yang biasa digunakan oleh wanita-wanita yang suka lesbi. Meski semua terkejut melihat sisi binal akhwat cantik aktivis dakwah kampus itu, tapi ukhti Hafshah sama sekali tak menunjukkan rasa malu saat menggenggam dildo itu, bahkan ia kini tengah melakukan deepthroat pada dildo sambil meliuk-liukkan badannya dengan erotis menggoda Amin dan akhi Farid.
Amin dan akhi Farid yang tangah terududuk mengangkang hanya bisa geleng-geleng kepala melihat aksi erotis ukhti Hafshah. Melihat ukhti Hafshah yang berhasil menggoda kedua ikhwan itu, ukhti Nadia pun ikut bermain dengan dildo besar warna hitam itu. Dengan posisi doggy, ukhti Nadia mengoral ujung lain dari Dildo sambil tangan kanannya meremas-remas toketnya sendiri. Kedua akhwat berjilbab lebar syar’i itu begitu lihai memainkan dildo di mulut mereka sambil tangan mereka yang menelusuri setiap lekuk tubuh mereka sendiri. Goyangan dan liukan tubuh mereka menambah pemandangan erotis yang membuat rudal akhi Farid dan Amin semakin keras bak beton.
Amin yang sudah gelap mata dan dipenuhi nafsu syahwat hingga ubun-ubunnya langsung menarik ukhti Nadia. Ia sendiri terlentang di karpet sekre, sementara ukhti Nadia dengan senyum nakalnya mengambil posisi WOT dengan punggung menghadap Amin sementara ia tubuhnya condong ke belakang dengan kedua tangan ukhti Nadia menyangga tubuhnya sehingga menampilkan pemandangan tubuh ramping mulus ukhti Nadia dengan toket 36D ukhti Nadia membusung tinggi.
Amin secara perlahan mendekatkan rudalnya ke anus ukhti Nadia.. Prrrtttt.. Blesshhh.. Ukhti Nadia tanpa ragu-ragu langsung menekan pinggulnya ke bawah membuat rudal Amin dilahap total oleh anusnya. Ukhti Nadia kemudian membuka kakinya mengangkang sehingga tampak serambi lempit sawo matang ukhti Nadia yang tembem becek dengan lendir ke-akhwatan.
Nadia : Akhh.. duhh penuhnyaaa bokong kuhh.. ayok dong Fa.. buruannhh.. ahhh..
Ukhti Hafshah dengan senyum nakalnya kemudian mulai melesakkan dildo hitam diameter 5cm dan panjang 35cm itu ke serambi lempit ukhti Nadia.
Nadia : Aauuhhhh… Sshhhh.. mmmffffhhh.. enaknyaahhh dua rudall barengannn.. ahhh..
Ukhti Hafshah terus mendorong dildo itu hingga masuk hampir separuhnya. Kini gantian ukhti Hafshah yang mengambil posisi doggy di atas ukhti Nadia. Dengan tangan kanannya ia mulai menyumpalkan sisa dildo itu menembus liang surgawinya sendiri.
Hafshah : Mmmhhhh.. sshhhhh.. uhhhh..
Kini dildo panjang hitam itu menyumpal serambi lempit kedua akhwat syar’i yang selalu menutupi tubuhnya dengan pakaian syar’i setiap harinya. Akhi Farid semakin tak percaya melihat pemandangan yang terjadi di hadapannya. Sisi liar akhwat yang tak pernah akhi Farid bayangkan, kini tersaji di hadapannya. Dulu ukhti Hafshah yang terkenal pemalu dan selalu menjaga jarak dengan ikhwan, kini tengah menggelepar dalam birahi, menanti setiap rudal ikhwan untuk menyodoknya. Ukhti Nadia yang bercadar dan selalu mengutamakan perintah agama, kini beralih menjadi lonte syar’i yang selalu dahaga akan kejantanan lelaki di semua lubang tubuhnya.
Hafshah : Mmmm.. Mass Faridhh.. kok malah bengongg sihh..?? Buruan dong masukin ke bokong ana.. uhhh.. rudal mas itu lohhh.. bikin lonte ini ketagihan.. Pinta ukhti Hafshah dengan nada memelas sembari tangan kanannya menguak liang anusnya.
Akhi Farid semakin terbakar nafsu mendengar bercintainya suara ukhti Hafshah merengek untuk segera di anal olehnya. Dengan kasar akhi Farid mencengkeram bokong ukhti Hafshah dan BLESSSHH.. Ngocoks.com
Hafshah : AAAAGGHHHH!!!!! OHHHHH…!!
SPLOKK..!! SPLOKKK..!! SPLOKK..!!
Akhi Farid dan Amin langsung menggempur kedua lubang bo’ol kedua akhwat itu tanpa ampun. Ukhti Hafshah dan ukhti Nadia berteriak-teriak merasakan bokong mereka dihujam kasar rudal keras sekeras batu. Hantaman pinggul akhi Farid dan Amin yang liar dan tanpa henti membuat bokong kedua akhwat itu berubah merah, ditambah lagi tamparan-tamparan keras tangan akhi Farid di bokong ukhti Hafshah membuat bokong putih mulus akhwat cantik itu memerah.
AKHHH!! AKHH!! OGHHH!! SHHH!! FUCK!! SSHHH..!!! OUHHHJ!!!.. MHHHH..!! AKHHH..!!
Kedua toket akhwat itu saling bergesekan satu dengan yang lain menyebabkan rangsangan geli bercampur nikmat. Batang rudal Amin dan akhi Farid begitu liar dan kasar keluar masuk liang anus ukhti Nadia dan ukhti Hafshah bak piston. Derasnya nikmat birahi tengah melanda kedua akhwat syar’i itu, tak ayal dalam hitungan beberapa menit saja ukhti Hafshah dan Nadia orgasme berkali-kali.
Hafshah : AKHHH!! AKHHH!! YESSSHHH!! LEBIH KENCANG LAGIIIHH..!!! AKHHH!! KELUAARRRHHH..!!!
Nadia: IYAAAHH!! FUCKKK!! AAKHHHH!!! NNGGGGHHHHHHHH..!!!
Cairan surgawi ukhti Hafshah dan Nadia mengalir diantara sela-sela Dildo yang menyumpal serambi lempit mereka. Tubuh keduanya mengejang hebat tiap kali orgasme namun tak membuat Amin dan akhi Farid mengendurkan genjotan mereka. Malah akhi Farid semakin kuat dan cepat menyodok anus ukhti Hafshah tanpa ampun. Ukhti Hafshah sendiri sudah hampir kehilangan kesadaran karena lelah saat akhirnya akhi Farid membanjiri ususnya dengan sperma kental.
Farid : MAKAN NIH SPERMAHH.. AARRRRGGGHHHHH..!!!
Amin : DASAR LONTEEHH.. NIHH KESUKAAANMU!! UNNGGHHH!!!
CROTT.. CROOTTTT.. CROOTTT..
Akhi Farid dan Amin dengan bersamaan memuntahkan seluruh isi kantong zakarnya membanjiri liang anus kedua akhwat cantik di hadapan mereka. Keempat insan itu langsung tumbang setelah menyelesaikan drama zina mereka selama 1,5jam lebih. Amin dan Farid langsung terkapar lunglai, namun kebinalan ukhti Hafshah dan Nadia tak langsung berhenti. Ukhti Hafshah kini berjongkok di atas wajah ukhti Nadia yang tengah telentang. Ukhti Nadia dengan keda tangannya menguak bibir anus ukhti Hafshah selebar mungkin yang menyebabkan sperma di dalam liang bo’ol ukhti Hafshah tumpah ruah membanjiri mulut dan kerongkongan ukhti Nadia. Begitupun sebaliknya bergantian ukhti Nadia yang jongkok di atas wajah ukhti Hafshah yang sudah begitu dahaga akan sperma lelaki. Adegan siang itu ditutup dengan ukhti Hafshah dan ukhti Nadia melakukan Cum-Swap. Bahkan saat giliran ukhti Hafshah, ia sengaja mengangkat pinggul ukhti Nadia hingga dan ukhti Nadia menyangga punggungnya dengan kedua tangannya. Kaki jenjang putih mulus ukhti Nadia mengangkang menjuntai ke karpet sementara serambi lempitnya tengah dikuak lebar oleh ukhti Hafshah yang langsung memuntahkan sperma di mulutnya ke serambi lempit ukhti Nadia. Dengan jemarinya, ukhti Hafshah sengaja mengaduk-aduk sperma di dalam serambi lempit ukhti Nadia sebelum akhirnya ia kembali menghisap habis sperma bercampur lendir akhwat dari liang surgawi ukhti Nadia.
Hampir sekitar 10menit Amin tertidur karena kelelahan sebelum akhirnya ia terbangun karena mendengar suara adzan Dhuhur. Ia juga baru teringat akan tugas bahasa Inggris nya yang belum sempat ia kumpulkan ke bu Donita. Dengan terburu-buru ia segera memakai kembali pakaiannya sementara akhi Farid, ukhti Nadia, dan ukhti Hafshah masih menggeliat-geliat bangun.
Amin pun segera membuka pintu sekre tanpa melihat ke depan dan langsung menutupnya kembali. Begitu ia berbalik menghadap ke depan betapa terkejutnya ia melihat Sulwa yang sudah berdiri di hadapannya. Tampak mata cantik sulwa telah penuh air mata yang membasahi cadarnya. Suara sesenggukan Sulwa langsung membuat hati Amin hancur berantakan. Ia tahu kalau ia telah kembali menghancurkan hati Sulwa meski ia belum tau benar penyebab Sulwa menangis. Dengan tatapan kecewa Sulwa membuang muka dan berlari meninggalkan Amin. Amin pun tak bisa bergerak karena bingung yang melanda dirinya. Apakah ia harus mengejar Sulwa dulu atau tugas kampus dulu.
Siang itu serasa menjadi gelap dan kelam bagi Amin. Kenikmatan bercinta yang baru saja ia rasakan musnah begitu saja melihat derai air mata Sulwa. Dari kejauhan ia melihat Sulwa mulai menghilang di antara gedung kampus. Ya memang, penyesalan selalu datang di akhir dan itulah yang sekarang di rasakan oleh Amin.
Bersambung… Diana : Mmffhh.. Srruppp.. Sruppphh.. mmmhh.. mmcchhh.. mmffhhh..
Malam itu Diana tengah meng-oral rudal Yusuf suaminya. Sudah menjadi kebiasaan Diana sejak menikah dengan Yusuf, pasti tiap malam ia wajib mengoral rudal suaminya yang berlanjut dengan menggenjot. Sehari bisa lebih dari 5x Diana menyepong terkadang deepthroat ke rudal Yusuf. Tspi yang pasti adalah setiap malam sebelum tidur dan ketika pagi bangun tidur. Kadang kalau Yusuf pulang dari bepergian atau mau berangkat bepergian, Diana dengan sigap memberikan pelayanan terbaiknya bagi batang kejantanan suaminya itu.
Tapi semenjak kejadian perampokan dan perkosaan yang terjadi Sabtu malam yang dulu, Yusuf pun mulai berubah. Gairahnya akan bercinta mulai berkurang bahkan Diana malam itu sudah mengoralnya selama hampir 10menit tapi tetap saja rudal Yusuf lemas tak bersemangat. Tak seperti dulu, bahkan baru mendengar suara sensual Diana saja rudal Yusuf sudah langsung ingin keluar dari sangkarnya.
Yusuf : Maaf sayang.. malam ini skip dulu yaa.. abi capek.. Sambil Yusuf mencabut rudalnya dari mulut Diana dan tidur menyamping membelakangi Diana.
Diana : He’em abi sayang.. jangan lupa do’a yah.. umi sayang abi.. cuph..
Diana mencium pipi Yusuf yang tengah berupaya untuk tidur. Diana faham dengan perasaan yang tengah melanda suaminya itu, bahkan terkadang Yusuf terbangun di malam hari dan menangis ketika membayangkan dirinya yang begitu tak berdaya melihat istrinya di perlakukan tak senonoh. Diana pun tak bisa berbuat banyak, ia pun merasa bersalah karena tidak melakukan perlawanan ketika para perampok itu berusaha memperkosanya.
Diana : Hhhhaaahhhh.. Ya Allaahhh.. apa yang harus aku lakukan??.. gumam Diana dalam hati yang duduk di closet duduk di kamar mandi.
Tiap malam Diana jarang sekali mengenakan pakaian yang benar-benar menutupi keindahan tubuhnya secara sempurna. Ia lebih sering mengenakan lingerie bercintai, terkadang hanya stoking dan handsock saja yang ia kenakan untuk menarik birahi Yusuf. Malam ini pun Diana mengenakan kemeja putih panjang se-bokong yang terbuka kancingnya sebagian sehingga menunjukkan buah dadanya yang kencang putih mulus dibaliknya. Sementara bagian ke-akhwatannya hanya ditutupi oleh G String hitam berenda.
Dalam kesendirian di tolet, Diana kembali mengingat apa yang terjadi pada dirinya saat itu. Berawal dari rencana untuk berjumpa dengan kawan lama namun berakhir menjadi pemuas nafsu birahi orang-orang yang sama sekali tak ia kenal. Setiap mengingat Yusuf yang hanya bisa berontak di tempat karena diikat di kursi membuat Diana bersedih. Namun tak lama kesedihannya berubah menjadi syahwat saat dirinya mengingat kembali nikmatnya digilir oleh kelima penjahat yang merampoknya.
Diana pun mulai menyandarkan tubuhnya ke penampungan air closet, sementara kakinya jinjit dengan posisi mengangkang. Kemeja putih yang ia kenakan hanya tersisa satu kancing saja yang terpasang. Toket 40DD mulus putihnya nampak kencang membusung, sementara G-Stringnya telah terlepas dari selakangannya.
Setiap detil yang terjadi sabtu malam itu begitu membekas dalam diri Diana. Kasarnya telapak tangan para penjahat itu, dengusan nafas yang memburu birahi, aroma khas selakangan lelaki, lebatnya bulu kemaluan yang menggelitik, kekarnya setiap lekuk tubuh mereka, ukuran rudal yang begitu memuaskan birahi wanita, dan kasar serta liatnya permainan kelima pria perampoknya membuat pikiran Diana bak dibius oleh nafsu syahwat.
Jemarinya mulai bermain bebas memanjakan serambi lempitnya yang mulai memproduksi lendir khas akhwat. Rasa geli bercampur nikmat di serambi lempitnya mendatangkan birahi yang mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Setiap adegan yang Diana alami malam itu, ia refleksikan dalam pikirannya dengan detil yang semakin membuatnya bernafsu untuk segera mencapai orgasmenya. Toketnya pun menjadi sasaran remas tangan kirinya yang gemas ingin meremas rudal perkasa lelaki lain.
Diana : Ahhh.. mmmfhhh.. shhh.. uhhh.. konntollhhh.. ahhh.. ahhh..
Sensasi saat liang surgawinya disodok paksa dan disumpal oleh rudal besar kekar yang tak tarawat begitu membekas dalam tubuh Diana. Kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya yang membuatnya tubuhnya merinding setiap kali mengingatnya. Bukan merinding karena takut, tapi yang ia rasakan lebih ke merinding karena membayangkan nikmatnya terbang ke puncak kenikmatan bercinta duniawi.
Kini jemari Diana masuk dan mencolok sedalam mungkin liang surgawinya. Benar-benar fantasi yang luar biasa yang tengah ia bayangkan. Gangbang pertama yang begitu menakjubkan dalam kehidupannya, kini telah membuat Dian menjadi akhwat yang berbeda. Meski di luarnya tampak seperti akhwat syar’i solehah yang selalu menjaga tubuh dan dirinya dari ikhwan lain, tetapi sejatinya ia ingin kembali menjadi santapan nafsu syahwat sebanyak mungkin lelaki.
Diana : Ahhh.. Ahhh.. ouuhhh.. sodok terussshhh.. aghhh.. uhhh.. rudalllhh.. MMMHHHH…!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. CRRRRRKKK… CRRKKKKK..
Orgasme pertama Diana begitu kencang menyembur dari bibir serambi lempitnya. Selama beberapa detik serambi lempitnya terus memompa cairan surgawinya tanpa henti, tubuhnya ikut mengejang-ngejang merasakan derasnya birahi yang mengalir keluar dari dirinya.
Kembali Diana membayangkan ketika secara bergantian ia digilir para lelaki bejat penculiknya. Bahkan saat kedua liang surgawinya di paksa melar semaksimal mungkin dengan ketiga rudal mereka yang masuk secara bersamaan dan bergantian di antara serambi lempit dan anusnya. Ditambah mulutnya yang digenjot tanpa henti hingga memenuhi kerongkongannya membuat Diana malam itu terhanyut dalam fantasi gilanya. Jemarinya saja sudah tak mampu memuaskan hasratnya. Ia mulai memasukkan beberapa batang sikat gigi untuk menusuk liang anusnya. Sekitar 3 batang sikat gigi mulai ia lesakkan meskipun berbeda sensasi saat rudal yang menyumpalnya. Sementara botol sampo ukuran 350ml yang kini bertugas mengobok-obok serambi lempit indahnya.
Diana yang sudah semakin tenggelam dalam birahi tanpa henti mengocok serambi lempitnya dengan liar menggunakan botol shampo. Matanya seperti orang kehilangan kesadaran, mulutnya menganga dengan lidah menjulur seperti anjing. Ia tak lagi memperdulikan tentang dirinya sebagai istri Yusuf, istri yang sah, yang dulu di awal pernikahan sama-sama memiliki tujuan untuk mencari kebahagiaan dunia maupun akhirat bersama Yusuf. Kini yang ia pedulikan hanyalah bagaimana kejadian malam itu bisa terulang lagi padanya.
Diana : AHH.. AHHH.. OHHH.. IYAAHH.. MMHHH.. SSSHHH.. MMHHH.. NGGGHHHHH…!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Derasnya orgasme kedua Diana berlangsung sekitar 5 detik yang dibarengi lenguhan panjang dan kuat Diana melepas seluruh syahwat dalam dirinya. Tubuhnya ia angkat melengkung ke depan karena nikmatnya klimaks terkhirnya.
Dokk.. Dokk.. Dokk..!!
Yusuf : Umi sayang? Umi kenapa? Sakit kaah??.. tanya Yusuf sambil menggedor pintu mengagetkan Diana.
Diana : Ahh nggak kok bi.. Cuma tadi keram aja kelamaan nekuk kaki..
Yusuf : Ohh.. abi kira kenapa.. soalnya suara umi barusan keras banget abi kira kenapa-kenapa gitu..
Diana : Iya kah bi? Duhh.. maaf yah.. jadi ganggu abi bobo..
Yusuf : Iyah gppah.. kalau udah buruan bobo.. abi ga bisa bobo nyenyak kalo umi ga jadi gulingnya..
Diana : He’emhh.. tunggu yah abi..
Diana pun segera kembali membersihkan tubuhnya dengan mandi junub. Ia kembali mengenakan kemeja putih panjangnya namun kali ini tanpa G-String dan Bra. Parfum yang menggugah semangat lelaki untuk menjamahinya pun telah menyelimuti badannya. Diana pun segera keluar dan menuju Yusuf yang telentang di ranjang. Kembali ia berusaha menggoda Yusuf untuk mensetubuhinya dengan berjalan merangkak ketika di atas ranjang mendekat ke arah selakangan Yusuf. Ia sengaja mengendus-endus selakangan Yusuf sembari sesekali menjilatinya meski masih tertutup sirwal dengan posisi doggy.
Beberapa kali Diana memperhatikan wajah Yusuf tapi tak tampak adanya keinginan Yusuf untuk menjamahnya malam itu. Kesedihan pun tak mampu Diana tahan. Ia langsung memeluk dan menyandarkan kepalanya di dada Yusuf.
Diana : Abi.. Abi masih marah kah..? Maafin umi bii.. Umi ga tahan kalau abi kayak gini teruss.. sembari Diana menatap wajah Yusuf.
Melihat Yusuf yang masih menunjukkan raut wajah kecewa, Diana pun menangis tak lagi sanggup menahan rasa sedih selama ini. Isak tangis Diana karena kesedihan mulai sedikit menggerakkan hati Yusuf.
Yusuf : Nggak kok mi.. umi ga salah.. justru abi yang kecewa sama diri abi sendiri yang gak bisa apa-apa waktu umi butuh abi.. sembari Yusuf membelai rambut hitam lurus isitrinya.
Diana : Teruss.. hiks.. terus kenapa Abi kayak ginihh..? Kan.. kann.. umi ga masalahin lagihh.. tolong bii.. umi ga bisaa kayak ginihh.. umi sayang banget sama abii… Hiks.. jawab Diana semakin mendekap erat Yusuf yang membuat toket 40DD nya mengganjal empuk di dada Yusuf.
Yusuf : Iya sayang.. maaf yah.. abi masih sering keingat kejadian itu.. kayak abi nih gak guna banget jadi suami..
Diana : Udah bi.. umi udah ga mau abi salahain diri abi teruss.. hik.. hik.. yang uda terjadi biarlah.. jangan sampai hubungan kita makin rusak bi.. hikk.. umi gamau abi kayak gini trruss.. umi kangen abi yang dulu..
Mendengar keluh kesah khawatir istrinya, hati Yusuf menjadi luluh. Ia mengusap mesra kepala Diana berusaha menenangkan Diana. Beberapa saat Diana mulai merasa kembali nyaman dan berkurang Isak tangisnya. Yusuf pun menarik Diana hingga kini wajah mereka saling berhadapan. Meski cahaya kamar lumayan redup, namun wajah cantik Diana yang memerah karena tangisannya sebelumnya masih nampak jelas di mata Yusuf. Diana berusaha menahan malu sehingga mukanya semakin merah. Meski sudah cukup lama menikah namun tetap saja Diana belum terbiasa jika dipandang langsung dalam waktu yang cukup lama.
Diana : ihh.. abi apaan sih? Jangan gitu dongg.. sembari Diana berusaha menutupi wajahnya karena malu.
Yusuf : hahah.. kenapa lho mi? Udah lama nikah kok masih malu-malu sama abi??.. jawab Yusuf sambil membuka kedua tangan Diana.
Diana : Mhh.. ihh.. udah dong bi.. maluu.. jawab Diana sambil memalingkan wajahnya ke kanan dan kiri sambil menahan tawa.
Melihat tingkah Diana yang sedikit kekanak-kanakan, Yusuf mulai terhibur. Ia pun jadi teringat ketika dulu awal-awal pernikahannya dengan Diana. Semua tak ada yang mau mengalah untuk mulai menegur dan membuka pembicaraan. Yusuf yang introvert bertemu dengan Diana yang pemalu sebagai seorang akhwat syar’i. Butuh waktu sekitar 1 bulanan lebih untuk keduanya memulai saling berbicara satu sama lain dengan luwes. Sering juga kalau Yusuf mengajaknya jalan-jalan, Diana pun masih belum mau tangannya di pegang Yusuf, bahkan selama perjalanan sedikit sekali keduanya saling berbicara. Hingga akhirnya Diana mau membuka diri dan pakaiannya untuk Yusuf. Malam dimana Diana dengan rela memberikan mahkota keperawanannya untuk direnggut Yusuf. Setelah satu malam itu, Diana dan Yusuf jadi lebih dekat dan terbuka satu sama lain. Pembicaraan mereka pun semakin luwes, sering kali keduanya saling bercanda. Gelak tawa bahagia pun mulai tampak di dalam kehidupan kedua aktifis dakwah kampus itu.
Yusuf : Hahah.. Cantik n comelnya ga berubah sihh.. cuupphh.. Yusuf pun mendaratkan ciumannya di bibir merah Diana.
Diana yang terkejut karena sudah berhari-hari ia tak dicium oleh suaminya Yusuf akhirnya tak kuasa menahan air mata bahagianya. Ia mendekap erat Yusuf sambil membalas ciuman Yusuf yang terasa seperti ketika dulu Yusuf menciumnya pertama kali setelah menikah. Rasa kenikmatans bahagia begitu terasa dari bibir Yusuf yang membuat Diana tak ingin melepas momen itu sedetikpun.
Yusuf pun mulai semakin liar memagut dan menyerang liang mulut Diana dengan gerak lihai lidahnya. Diana pun semakin bersemangat menyambut serangan Yusuf yang juga membuatnya mulai bernafsu. Tangan Yusuf dengan sigap membelai punggung dan meremas-remas bokong bulat putih sintal Diana. Sesekali ia menampar keras bokong iatrinya yang membuat Diana semakin terangsang. Diana yang terangsang mulai menunjukkan kebinalannya dengan langsung melucuti semua pakaian Yusuf. Hingga akhirnya jackpot yang nantikan selama ini muncul juga, rudal Yusuf yang tegak mengeras berukuran 18cm diameter 4,5cm itu begitu memukau bagi Diana yang telah lama mengidam-idamkannya. Berhari-hari sudah Diana hanya bisa bermain dengan jemarinya, malam ini ia akan kembali merasakan kebahagiaan disodok oleh rudal suami tercintanya.
Diana : Auwwhh.. makin ganteng aja bi kalau lagi tegang ginih.. ummhh.. goda Diana sambil mendengus menikmati aroma rudal Yusuf.
Yusuf : Hahah.. emang gantenf kan sayang? Tuh hadiah buat istriku nih yang uda mau sabar buat abi..
Diana : Aihh.. makasiii sayangghh.. haemphh..
Dengan liar dan beringas Diana langsung melumat dan menelan telak seluruh batang kejantanan Yusuf yang keras tegak bagaikan monas. Begitu mudahnya Diana melakukan deepthroat hingga rudal Yusuf merubah bentuk kerongkongannya sesuai bentuk rudal Yusuf. Beberapa kali Diana menjilati batang kejantanan suaminya dari pangkal sampai ujungnya sembari menatap nakal ke arah Yusuf. Tangan kiri Diana dengan aktif meremas-remas zakar Yusuf, sementara jemari tangan kanannya sibuk mencolok-colok liar liang surgawinya sendiri.
Diana : Mfffhhh.. Mmhhh.. srruuphh.. ssrrruptt.. mmfff.. ockk.. ockkk.. occkk.. mmmffhhh..
Kepala Diana naik turun dengan kecepatan tinggi bak piston. Ia sama sekali tak merasa capek harus membuka mulutnya selebar mungkin untuk memberikan pelayanan terbaik bagi rudal suaminya di mulutnya. Lidahnya terus membelai lembut setiap milimeter dari batang rudal Yusuf. Air liur Diana lumer membanjiri zakar dan sprei tempat ia tengah menikmati kelezatan lolipop lelaki. Kocokan jemari Diana pun semakin cepat menyodok serambi lempitnya yang sudah banjir oleh lendir akhwat miliknya. Kenikmatan di kedua liang tubuhnya membuatnya tak mampu lagi menahan desiran orgasme yang mulai mendobrak serambi lempitnya.
Diana : Mmffhhh.. Sruupppp.. mmfhhh.. mffh.. mffh.. MMMHHHHHHH..!!!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. CRRRRKKKK..
Impian Diana untuk bisa kembali menikmati rudal keras tegang suaminya di mulutnya begitu kuat merangsang birahi tubuhnya, sehingga meski hanya di bantu colmek, Diana bisa mendapatkan orgasme kuat yang langsung membanjiri ranjangnya.
Yusuf : Ehhh.. kok udah keluar aja nih.. duhh.. binal banget sihh istriku.. ahahah..
Diana : Mmmpuahhh.. sshhh.. abi sihh.. gatau apah kalau istrinya kangen bangeth disodokk nih mulutnyahh.. uhhh.. emang umi kan istri binalnya abi kaaann..?? Hihihih..
Yusuf : Ahahah.. coba dong buktiin kalo emang umi tuh binal.. sini abi mau liat.. goda Yusuf sambil ia menyilangkan tangannya di bawah kepalanya.
Diana : Ohh.. nantangin nih?? Okeehh abi sayaang.. awas yaahh..
Yusuf yang tengah telentang di ranjang mengambil beberapa bantal sebagai sandaran kepalanya sehingga agak tinggi untuk menyaksikan aksi istrinya. Dengan cepat Diana membuang kemejanya sehingga kini ia bugil di hadapan Yusuf dan langsung mengambil posisi berlutut di atas rudal Yusuf.
Diana : Uwhh.. abi sayaaang.. mau lubang yang mana nihh..??.. goda Diana yang menggerak-gerakkan pinggulnya menggesek kepala rudal Yusuf yang sudah tegak mengeras.
Yusuf : Mmhhh.. lontee yaahh.. abi panggil lonte aja nih lebih pantes.. emang lonte abi mau yang manaah??
Diana : Ahh iyahh.. terserah abi aja mau panggil apah.. terseraahh.. lubang yang mana ajah lonte ini mau.. yang penting pake rudal abihh nyodoknyaaahh.. Jawab Diana sambil menahan birahi yang telah membanjiri tubuhnya.
Yusuf : Lohh.. kok manggilnya abi sih? Panggil tuan dong lonteku sayaang.. Goda Yusuf sambil menampar bokong kiri Diana dengan tangan kanannya.
Diana : Aghh!! Iyaah tuaan.. masuk yang manaah lubangnyah tuaan?? Lonte ini udah ga taahaan.. gerakan pinggul Diana semakin cepat menggesek rudal Yusuf.
Yusuf : Ahahh.. serambi lempit kamu butuh di hukum nih dassr lonteh..!!
Yusuf mencengkram kuat pinggul Diana dan menekannya hingga bokong Diana mneghantam kuat perut bawah Yusuf. Lenguhan panjang dan keras Diana mengiringi rudal Yusuf yang melesak cepat menelusuri liang surgawinya dan langsung menghantam ruang bayi di perut istrinya. Dengan posisi WOT, Diana mulai menggoyang rudal Yusuf yang menyumpal penuh serambi lempitnya. Gerakan cepat maju mundur Diana begitu indah dengan toket 40DD nya yang bergoyang menampar satu sama lain semakin menambah kebercintaian alami istri Yusuf itu.
Diana : AHHH.. OHHH.. TUAAANN.. AHHH.. LONTEHH INI KANGEN rudal TUANNHH.. AHH.. NIKMATHH.. AHHH TERUSS TUANNNHH.. AHHH.. OHHH..
Diana begitu puas mendesah, meracau, melenguh tanpa batas. Rumah nya yang cukup luas dan hanya dihuni bertiga dengan anaknya semakin membuat Diana dengan bebas berteriak semaunya melepaskan syahwat akan rudal Yusuf. Matanya merem melek menikmati gesekan rudal Yusuf di dinding liang surgawinya yang memijat-mijat batang rudal Yusuf dengan lembut. Tangan Yusuf pun tak tinggal diam dan langsung meremas-remas kuat toket Diana sembari sesekali menampar bokong Diana. Gerakan Diana semakin liar tak terkendali tiap kali Yusuf menampar kuat bokongnya. Teriakan Diana dan racauannya memenuhi seluruh ruangan kamar, derit ranjang tempat mereka saling memacu syahwat semakin menambah ‘panas’ ruang kamar mereka.
Diana : AKHH.. AKHH.. OHHH.. TUAANNNHH.. AHHH. IYAHH.. ENAK BANGETHH TUANN rudalNYAHH.. AHHH.. LONTE INIH MAU KELUARRR.. AHH.. NNNGHHHHHHHH..!!!
PLOP.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRR…
Orgasme kedua Diana terasa begitu nikmat dan dahsyat. Ia melengkungkan tubuhnya ke depan sehingga toketnya semakin membusung tinggi. Kakinya sedikit berjinjit dan mengangkang selebar mungkin dengan serambi lempit yang terus menyemburkan cairan surgawi tiada henti membasahi seluruh wajah Yusuf.
Yusuf : Woooww.. woowww.. mmhh.. fuhhh.. banjir kemana-mana nih.. dassr lonte gatau di untung!! Sinih!! Harus dihukum lonte macam ini..!! PLAKK!! PLAKK!!
Yusuf mengambil bangun dan dengan kasar memposisikan Diana menjadi doggy. Tanpa ampun Yusuf terus menampar bokong Diana yang putih sekal mulus hingga berubah warna menjadi merah.
Diana : AKHH!! AKHH!! AMPUNN TUAANN.. TOLONG HUKUM LONTEH INI.. AHHH.. MMHH..
Tanpa aba-aba Yusuf langsung menyodok liang surgawi Diana dengan liar dan menarik kedua tangan Diana kebelakang sebagai pegangan. Dengan Diana berdoggy dan dan tangannya ia tarik kebelakang membuat Yusuf dengan bebas bisa menggempur Diana tanpa henti. Sodokan kuat dan cepat Yusuf hantamkan ke serambi lempit akhwat cantik syar’i yang telah menjadi istrinya itu. Pemandangan bercinta liar kedua insan manusia itu semakin indah dengan berayun-ayunnya toket Diana.
PLOKKK..!! PLOKKK..!! PLOKKK..!!
Diana : AKHH..!! AKHH..!! TUU.. TUUAAANN.. AMPUNNHH.. AKHH.. OHHH.. SHHH.. JANGAN BERHENTI TUANHH.. AKHH.. HUKUM LONTEEH INIIHH SEPUASNYA TUANN.. MMMHHH..
Sekitar 5menit Yusuf menggempur bagian tubuh yang paling penting dalam diri seorang akhwat tanpa henti. Ranjang mereka berdecit keras mengikuti irama sodokan Yusuf yang cepat dan kuat. Diana akhirnya kembali orgasme dengan melenguh panjang dan keras menikmati liarnya sodokan suaminya yang telah lama ia nantikan. Meski tubuh Diana mengejang hebat karena orgasme, tapi Yusuf take menghentikan sodokannya di bokong Diana.
Diana yang sedikit capek terjerembab ke ranjang dengan posisi bokongnya menungging. Dengan posisi Rear-Admiral, Yusuf kembali memompa serambi lempit istrinya tanpa sedikitpun memberikan waktu Diana untuk istirahat. Diana yang masih belum sepenuhnya sadar akibat orgasmenya hanya bisa menganga dengan lidah menjulur keluar dan mata nanar merasakan bagian kewanitaannya kembali diobok-obok suaminya tanpa henti. Ia hanya bisa pasrah menjadi santapan malam sisi liar Yusuf di atas ranjang.
Diana : AKHH.. AHAKK.. OKHHHH.. HAHAHHHH.. SSHH.. IYAHHH.. OHHH.. OHHH.. NGHH.. rudalL.. AHH.. TERUSHH TUANN.. LONTE INI BUTUH rudalL.. AHH.. OKKHHH.. SSHH.. AHAHHH.. NGHHH..
SPLOKK..!! SPLOKK.. !! SPLOKK!!
KRIET.. KRIEET.. KRIETTT..
Ranjang kamar mereka pun seperti tak sanggup lagi menahan liarnya persenggamaan kedua pasangan aktivisa dakwah itu. Sang istri pun kini menjadi budak bercinta suaminya yang telah kembali mendapatkan kepercayaan dirinya. Yusuf terus saja menghantam serambi lempit Diana seperti mesin yang tak mengenal lelah. Lebih dari 3x Diana orgasme dalam posisi Admiral itu. Cairan surgawinya muncrat keluar tiap kali Yusuf menyodok kuat dan dalam hingga menghantam rahim Diana. Sekitar 17menit Yusuf terus menggempurnya hingga akhirnya ia merasakan rudalnya hendak meledak.
Yusuf segera mencabut rudalnya dan menarik tubuh Diana yang langsung terkulai telentang hingga pinggir ranjang. Kepala Diana kini menjuntai di pinggir ranjang, sementara tubuhnya masih di atas ranjang dengan posisi telentang. Dengan posisi Lie-Back Blowjob, Yusuf langsung melesakkan kasar rudalnya menyusuri mulut dan kerongkongan Diana. Dengan cepat dan liar Yusuf menggenjot mulut Diana tanpa henti. Diana berusaha untuk menahan gerakan Yusuf yang terlalu kasar dengan kedua tangannya, namun dengan sigap Yusuf menarik tangan Diana sehingga kini ia hanya bisa pasrah menjadi lonte sepenuhnya. Terkadang Diana terbatuk-batuk ketika kerongkongan disodok oleh batang Yusuf bahkan air liurnya telah membasahi seluruh wajah Diana. Hampir sekitar 5 menit sebelum akhirnya Yusuf mengerang kuat dan menyemburkan seluruh isi zakarnya membanjiri lambung Diana. Diana yang terkejut merasakan cairan kental hangat mengalir di kerongkongannya tanpa sadar kembali orgasme yang terakhir kalinya sebelum akhirnya ia menelan habis seluruh sperma Yusuf dan mengulum bersih rudal Yusuf.
Rasa lelah bercampur nikmat dan bahagia menyelimuti keduanya. Yusuf pun tiduran telentang sementara Diana tidur miring ke kanan di sisi kiri Yusuf.
Yusuf : Fuuhhh.. udah brapa lama yah abi ga seliar barusan??
Diana : Emmhh.. uda ampir semingguan bi.. kangen banget tauk umi dientot liar gitu sama abi.. Jawab Diana sambil meraba-raba dada bidang Yusuf.
Yusuf : Iya yah.. Maaf banget yah sayang.. soalnya Abi ngrasa ga guna banget gitu.. suami kok diem aja pas tau ist.. Tiba-tiba jemari Diana menutup mulut Yusuf sebagai isyarat untuk Yusuf berhenti berbicara.
Diana : Abiiii.. kan udah umi bilang.. ga usah dibahas lagii.. umi uda ikhlas kok.. itu bukan kesalahan abi.. umi juga salah.. umi kurang hati-hati juga.. udahlah bii.. umi gamau abi kayak kemarin-kemarin lagii.. Jawab Diana dengan nada sedih.
Yusuf : mmm.. iya mi.. maaf yah.. btw kalau abi boleh tau.. tapi tolong dijawab jujur ya.. rasanya gimana di gilir gitu mi??
Diana : Hah? Kok tiba-tiba jadi tanya kayak gitu?
Yusuf : Yaaa penasaran ajaa.. cerita dongg.. abi penasaran lhoo.. Sambil Yusuf memeluk gemas Diana.
Diana : Hihihi.. tapi janjii yaa kalo umi jujur abi ga boleh ngambek lagi kayak kemarin..
Yusuf : Janjii dahh umi sayaaangg..
Diana : Mmm.. awalnya sih umi benci banget bi waktu mereka gerayangin umi kayak gitu.. trus pada seenaknya pegang-pegang n ciumin tubuh umi.. tapi gatau kenapa yaa meski pikiran umi nolak, tapi tubuh umi kayak ketagihan gitu.. pengen lebih teruss..
Yusuf : Weeeww.. itu pas diapain mi..??
Diana : Yaaa pas mereka duduk trus maenin bagian-bagian paling sensitif umi gitu..
Yusuf : Wahhh.. trus gimana lagi?
Diana : Yaa itu.. awalnya juga umi jijik liat rudal mereka yang aromanya kuat banget gitu, trus bulu nya itu lho kayak hutan rimba.. tapi waktu udah masuk trus nyodok-nyodok gitu.. haduhh.. umi juga bingung bi kok bisa enakk banget gitu, apalagi sambil emut rudal abi.. ahhh..
Yusuf : Jadi keenakan banget dong umi?? Trus yang paling enak yang mana mi??
Diana : Kalo ditanya paling enak ya pas semua lubang umi di sumpelin rudal bi.. duhh enaknya ampuunn.. apalagi pas mereka ganti-gantian di serambi lempit sama anus umi di sumpel dua rudal bercintaligus.. haduhh.. langsung tergila-gila dah umi bii.. mmhh.. bayangin aja umi udah becek lagi nihhh..
Yusuf : Wiiihh.. trus kalo ada kesempatan umi mau lakuin lagi??
Diana : Hem? Kok abi malah kayak nawarin gitu? Emang abi gak marah apa umi kayak gitu??
Yusuf : Kan abi juga punya fantasi bercinta juga sayaang.. nah sebenarnya fantasy abi itu liat umi di entot ikhwan lain rame-rame gitu..
Diana : Haaaahhhh..????!! Abi ga salah makan kan? Atau udah eror??
Yusuf : Yeee nggak lah mi.. emang kan dulu sering abi ngomong gitu kan kalo kapan-kapan mau liat umi di entot orang lain rame-rame gitu pas kita nobar video porno dulu..
Diana : Yaa iya sih.. tapi umi kira abi Cuma bercanda.. trus kenapa kemarin abi sampe marah n ngambek lama banget?? Padahal kan kejadiannya sesuai fantasi abi??
Yusuf : Soalnya kan kemarin orang-orang gajelas, n semuanya pada niat mau bunuh kita.. mana kita juga di rampok pula, trus umi diperkosa gitu.. kalau abi sih maunya sama temen atau orang-orang yang abi kenal gitu..
Diana : Ohh.. yaah.. Hihih.. sebenarnya juga umi punya fantasi gitu bi.. abis sering diajakin nonton yang kayak gituan sama abi, umi jadi pengen juga..
Yusuf : Naahh.. iya kan?? Ahahah.. asik kan mi??
Diana : Asik sih asik bi.. Cuma umi gamau abi ngambek kayak kemarin..
Yusuf : Yaa abi juga masih deg-degan juga kalau mereka ntar manfaatin kita gitu mi.. kalau besok kita laporin aja gimana??
Diana : Laporin gimana bi?? Ntar kalau videonya nyebar gimana??
Yusuf : Yaa caranya besok coba umi ajak mereka berlima buat maen di hotel bareng-bareng, trus ntar abi sama kepolisian grebek gitu..
Diana : Ohh.. jadi mereka gak sempet posting ya bi? Tapi emang bisa semudah itu?
Yusuf : Yaa dicoba aja dulu mi.. ntar coba besok pagi abi yang negosiasi.. btw nomernya masih ada kan??
Diana : Nomer perampoknya? Masih bi.. uda umi simpen..
Yusuf : Yaudah.. sekarang bobo yu, besok pagi kita sama-sama laporan ke polisi..
Diana : Oke abi sayang.. ehh beneran mau bobo?? Yakin akhwat secantik dan sebercintai ini mau dianggurin aja??
Yusuf : Ehh.. iyah.. ada akhwat lonte juga nih.. yaa tergantung lonte abi ini bisa bikin abi liar lagi ngga.. hahahah..
Diana : Eittss.. jangan remehin lonte syar’i yaaa..
Akhirnya malam itu Yusuf mensetubuhi Diana hingga jam 1.23 pagi dari mulai jam 9 malam. Ranjang mereka begitu basah kuyup oleh cairan surgawi Diana dan bercampur dengan sperma Yusuf. Karena kelelahan mereka pun tertidur bugil berdua.
Keesokan paginya sekitar jam 9 pagi, Diana dan Yusuf segera menuju polsek terdekat. Sesampainya di polsek terdekat, Diana dan Yusuf segera di arahkan ke unit ResKrim.
KaNit Reskrim : Selamat pagi ada yang bisa saya bantu?
Yusuf : Pagi pak.. iya begini pak, kami hendak melaporkan tindak perampokan dan perkosaan yang terjadi sekitar seminggu lalu..
KaNit Reskrim : Ohh.. seminggu lalu? Dimana lokasinya??
Kemudian Yusuf menjelaskan secara detil tentang kejadian yang terjadi padanya. Anggota reskrim yang ada di ruangan itu sekitar 4 orang. Rata-rata mereka berpakaian layaknya preman, bahkan ada yang rambut gondrong tak beraturan dengan jaket dan celana levis robek. Hampir semuanya berbadan kekar seperti halnya preman, ada juga yang sedikit tambun namun tetap menunjukkan wajah sangar. Rokok menjadi makanan wajib bagi anggota reskrim di ruangan itu bahkan asap rokok memenuhi seluruh ruangan, untung saja ada Exhaust-Fan yang membantu mensirkulasi udara di dalam ruangan.
KaNit Reskrim : Dengan pak Yusuf ya? Korban nya bu.. mmm.. Diana?
Diana : Iya pak.. saya sendiri.. jawab Diana dengan sedikit gugup.
KaNit Reskrim : Oke.. saya mau tunjukkan berkas di database kami siapa tau ada kemiripan pelaku..
KaNit Reskrim pun menunjukkan beberapa foto pelaku kriminal yang sedang buron. Sementara Yusuf tengah mencoba mengidentifikasi setiap foto bersama Diana, mata para anggota reskrim di ruangan itu jelalatan menelanjangi Diana yang nampak cantik tertutup jilbab, cadar, dan gamis. Jilbab segi empat jumbo warna mocca nampak selaras dengan cadar tali 2 layer warna mocca yang ia kenakan. Sementara gamis putihnya yang panjang terlihat anggun dengan sedikit corak bunga menghiasinya. Meski tubuh Diana tertutup outfit syar’i khas akhwat, namun mata professional anggota reskrim yang sudah banyak bergelut dengan semua jenis wanita bisa dengan mudah melihat bentuk asli indahnya tubuh Diana. Merekapun menelan ludah sambil membayangkan lekuk tubuh Diana, ditambah lagi ukuran toketnya yang tak bisa disembunyikan oleh pakaiannya semakin membuat batang para anggota reskrim menggeliat.
Yusuf : Ahh benar pak.. ini mereka semua.. iya kan sayang?
Diana : Betuk pak.. saya yakin sekali mereka pelakunya..
KaNit : Broo.. mereka berulah lagi nih.. siap-siap ya..
Anggota Reskrim 1 : Ohh.. mantab lah.. dah jengkel aku sama mereka.. dimana? Hajar aja ntar!!
KaNit Reskrim : Ini.. di Secang kemarin, tapi kayaknya uda balik Semarang lagi.. ntar kita bikin strategi dulu..
Kemudian Yusuf dan satuan reskrim salah satu kecamatan di Semarang menyusun rencana sedemikian rupa untuk menjebak kawanan perampok itu. Memang sudah menjadi top priority di kawasan Secang hingga Semarang, karena kawanan ini sudah berkali-kali melakukan aksinya bahkan tak ragu-ragu melukai atau membunuh targetnya. Rencana yang disusun sama seperti rencana Yusuf yaitu menjadikan Diana sebagai umpan. Pihak Reskrim membantu proses boking dua kamar di salah satu hotel berbintang di Semarang. Satu kamar untuk melakukan penjebakan, kamar yang lain untuk tempat persembunyian anggota Reskrim. Hari pun ditentukan sekitar 4hari setelah pelaporan. Yusuf dan Diana dibantu KaNit Reskrim berusaha untuk menghubungi dan sebisa mungkin agar terdengar alami tidak ada unsur jebakan.
KaNit Reskrim : Oh ya.. nama saya Iptu Rendra, panggil saja Rendra..
Yusuf : Ohh ya pak Rendra..
Iptu Rendra : Nah coba selama dua hari ini pak Yusuf dan bu Diana hubungi ketua komplotan itu, dibujuk rayu untuk bisa kelimanya datang di hotel yang telah ditentukan, nanti bu Diana akan kami berikan remote bell yang bisa digunakan untuk memberi sinyal pada kami..
Yusuf : Oke pak.. nanti kita lanjut kontak-kontakan..
Sekitar pukul 15.40, Yusuf dan Diana pergi meninggalkan PolSek. Sesampainya di rumah, Diana dan Yusuf yang kelelahan langsung tertidur. Malam harinya Diana mencoba menghubungi perampok yang dulu pernah memperkosanya.
Tuuutt.. Tuuutt.. Tttuuuutt.. Cklek.., suara panggilan yang akhirnya diangkat.
Bos Penjahat : Hahahh.. halo.. gimana lonte?? Barusan kita mau hubungi lu.. udah gak tahan ya?
Diana : Hah? Apaan sih??
Bos Penjahat : Heeyy.. jangan sok belagu yaa lu..!! Lu itu uda resmi jadi lonte kita-kita semuaa.. hahah..!!
Diana : Ahh.. iyaa tuann.. tolong jangan disebar videonya.. Lonte ini bakal penuhin segala hasrat tuaan.. Pinta Diana dengan nada memelas.
Bos Penjahat : Naahh gitu dong.. jadi lonte itu harus gitu..!! jangan jual mahal diri lu..!! Sekarang gue mau pakai lu lagi!! Lu boking sono hotel buat kita pake rame-rame..!!
Diana : Ahh iyah tuan.. kalau di hotel * aja gimana tuan? Jawab Diana menyebutkan nama salah satu hotel di Semarang yang juga sudah disiapkan untuk penangkapan.
Bos Penjahat : Widiihhh.. emang orang kaya lu ya!! Bokong mantab, duit juga banyak nih!! Ahahah!!
Diana : Baik tuan.. di kamar 256 Tuann.. kalau 3hari lagi gimana Tuaan??
Bos Penjahat : Kamar itu? Oke lah!! .. Hah?! 3 hari lagi !!?? Kelamaan goblok!! Mau gue sebar nih video ha??!!
Diana : Ampuunn Tuan.. soalnya baru bisa tanggal segitu Tuaan..
Bos Penjahat : Yaudah!! Pokoknya tanggal segitu lu udah harus siap di kamar hotel!! Awas lu gak ada, langsung gue sebarin!!! Ahahah..
Diana : Iyaa tuaann..
Bos Penjahat : Jangan lupa!! Ntar pas gue sama anak buah gue masuk, lu harus uda telanjang Cuma pake jilbab aja!!
Diana : Iyaa tuannn..
Tuutt.. Tuutt..
Yusuf : Ehhh.. pinter banget nih istriku akting..
Diana : Pinter gimana bi?? Deg-degan tau.. kalau ketauan kelar deh idup kita ntar.. Jawab Diana sambil menyiapkan makanan untuk Mira.
Yusuf : Btw sampe kapan nih mi si Mira taruh sana??
Diana : Yaa sampai masalah ini kelar dulu lah bi.. takut aja ntar si Mira malah diculik juga..
Yusuf : Yaudah yuk.. kasian Mira kangen ntar..
Selama menanti hari H, Yusuf dan Diana harap-harap cemas karena para komplotan perampok itu bukanlah perampok amatiran, jadi ia khawatir kalau nanti rencana mereka terbongkar sebelum waktunya. Sembari menanti hari H, Yusuf dan kesatuan reskrim mempersiapkan ruangan dengan beberapa CCTV untuk memastikan orang yang datang nantinya sesuai dengan yang mereka targetkan.
Yusuf : Yuk sayang berangkat, udah ditungguin sama pak Rendra di hotel nih.. uda komplit semua kan?
Diana : Bentar bi.. umi cek dulu.. ahh udah.. tapi beneran kan gak sampai di entot?
Yusuf : Ngga.. ntar umi ikutin aja apa yang tadi abi bilang.. aman inshaaAllah..
Diana : Yaudah yuk bismillah..
Hari itu Diana mengenakan outfit yang sama seperti ketika ia datang ke polsek dengan jilbab segi empat jumbo dan cadar tali warna mocca, sementara gamisnya putih dengan corak bunga. Jarak antara rumah Diana dan hotel yang dituju sekitar 25menit. Sesampainya di hotel, Diana, Yusuf, dan tim dari kepolisian mendiskusikan strategi mereka pagi itu. Setelah semua siap, Diana segera memasuki kamar utama, sementara Yusuf bersama tim reskrim berada di kamar tepat di depan kamar utama. Dari sana tim reskrim kepolisian memantau kamar Diana dengan monitor yang sudah dipasang. Pak Rendra sebagai pemimpin operasi ditekenikmatan oleh beberapa orang. Hampir kesemuanya menggunakan perlatan lengkap termasuk rompi anti peluru dan senapan serbu SS1-V5. Pak Rendra sendiri hanya dilengkapi dengan pistol magazine G2-Elite buatan Pindad.
Waktu yang dinanti pun sudah tiba, sekitar jam 10an ada 5 orang yang mulai memasuki lorong kamar mereka dengan masker. Kelima orang itu pun segera memasuki kamar Diana dengan sebelumnya memberikan kode pada Diana. Sesampainya di dalam mereka sedikit terkejut dengan Diana yang ternyata masih mengenakan pakaian lengkap.
Bos Penjahat : HEH!? KOK BLOM TELANJANG??? COPOT CEPET!! Bentak bos penjahat pada Diana.
Diana : iya ampun tuan.. lonte ini mau pipis dulu tuan..
Bos Penjahat : ARGHH!! KLAMAAN!! UDAH CEPET SANA LONTE!! Bentak bos penjahat sambil menampar keras bokong Diana yang membuat Diana meringis kesakitan sambil buru-buru menuju toilet.
Bos Penjahat : Hwiihhh.. mayan cuy.. dapet akhwat cantik bisa kita pake semau kita nih.. tajir pula..
Penjahat 2 : Iya nih boss.. mantab pula tuh bodi akhwat..
Penjahat 5 : hahahah.. gue sih paling demen sama bokongnya.. cok.. lonte pasaran mah kalah..
Penjahat 3 : Kalo gue paling demen rudalin tuh mulut akhwat..
Kelima penjahat itu beberapa tiduran di ranjang sementara yang lain ada yang duduk di sofa dan kursi di ruangan itu. Senjata tajam yang mereka bawa dan pistol rakitan juga kini berada agak jauh dari jangkauan mereka. Pak Rendra pun memberikan info pada Diana agar tidak keluar dari toilet karena mereka akan segera melakukan peringkusan. Dengan hati-hati dan perlahan, tim reskrim mulai melakukan operasi penangkapan.
BRAKKK..!!!! POLISI..!! POLISI..!! DIAM DITEMPAT!! ANGKAT TANGAN..!!
Para penjahat yang terkejut dengan kedatangan polisi ke kamar membuat mereka kelabakan. Ada yang berusaha untuk mengambil sajam tapi dengan cepat dapat diamankan oleh anggota reskrim lainnnya. Sementara penjahat yang lain hanya bisa pasrah ketika borgol dingin mengunci kedua tangan mereka. Persiapan selama 3hari lebih berakhir hanya dalam hitungan detik. Usai sudah kekhawatiran Yusuf dan Diana setelah melihat para penjahat itu dibawa menuju mobil khusus reskrim. Para penghuni hotel pun juga terkejut karena tak diduga hotel tempat mereka tinggal akan menjadi tempat penangkapan penjahat yang buron selama ini.
Pak Rendra : Terimakasih pak Yusuf sudah membantu kami.. bu Diana juga.. Sebenernya kami sudah lama mengincar mereka, tapi karena kurangnya informasi jadi kami sedikit kesulitan untuk mengantisipasi pergerakan mereka..
Yusuf : Iya pak sama-sama.. semoga bisa segera di proses hukum..
Pak Rendra : Pasti pak Yusuf.. hanya saja kami membutuhkan bantuan pak Yusuf dan bu Diana sebagai saksi untuk penyempurnaan berkas sebelum proses hukum..
Yusuf : Ohh iya pak.. kami siap bantu..
Pak Rendra : Yasudah kalau begitu nanti saya hubungi lagi.. selamat siang pak Yusuf dan Bu Diana..
Siang itu Diana dan Yusuf bisa bernafas lega menyaksikan kelima penjahat itu diboyong dengan kendaraan reskrim. Mereka pun saling berpelukan melepas semua beban yang selama seminggu ini menjadi pikiran utama keduanya.
Diana : Alhamdulillah ya bi.. semuanya lancar..
Yusuf : Iyah mi.. Alhamdulillah.. sekarang udah plong pikiran abi..
Diana : Ohh iya.. gimana ya soal video kita? Haduhh..
Yusuf : Tenang aja sayang.. udah abi pesankan ke pak Rendra kok.. nanti beliau yang urus dan akan diamankan..
Diana : Yaah semoga aja bi.. hufff.. meski Cuma bentar tapi tetep aja capek ya bi..
Yusuf : Yang capek kan bukan fisiknya mi, tapi pikiran kita yang akhirnya mempengaruhinya fisik kita juga.. jawab Yusuf sambil keduanya berjalan menuju parkiran.
Diana : Huffftt.. langsung balik aja ya bi.. umi pengen banget rebahan nihh..
Yusuf : Ahahah.. ayuk dahh.. abi juga pengen males-malesan seharian..
Kejadian Sabtu malam yang lalu memang terasa bak pukulan keras palu di dalam kehidupan berumahtangga Yusuf dan Diana. Mereka tidak pernah menyangka akan terjadi hal yang sama sekali tak pernah terbayang dalam pikiran mereka selama ini. Sehingga dengan ditangkapnya para penjahat pelaku perampokan dan pemerkosaan pada Yusuf dan Diana, membuat keduanya bisa menjalani kehidupan mereka seterusnya dengan lebih lega.
Sesampainya di rumah, bukannya menuju kamar untuk segera beristirahat, keduanya malah justru langsung slaing melampiaskan hasrat syahwatnya di ruang depan. Dengan Diana yang bugil dan tersisa jilbab saja, sementara Yusuf hanya mengenakan kemeja, keduanya saling menghantamkan pinggul dan bokong mereka satu sama lain. rudal Yusuf dengan gagah dan beringas mengobok-obok liang surgawi Diana tanpa belas kasihan. Diana yang terhujam dalam jurang kenikmatan bercinta meracau keras tak karuan sembari pinggulnya bergoyang mengikuti ritme sodokan Yusuf. Sofa ruang tamu yang cukup besar menjadi saksi bisu liarnya bercinta kedua ikhwan dan akhwat itu. Berbagai posisi dari doggy, WoT, rear entry, hampir semua posisi yang menjadi fantasi keduanya mereka coba siang itu. Kerasnya suara benturan pinggul Yusuf di bokong putih mulus Diana menggema di seluruh ruang rumah. Hampir sekitar 1jam lebih sebelum akhirnya mereka terkulai lemas di atas sofa dengan puncaknya ketika Yusuf menumpahkan seluruh spermanya di mulut Diana.
Keesokan harinya Yusuf mendapat panggilan telpon dari pak Rendra tentang informasi yang unit reskrim butuhkan dari kesaksian Yusuf dan Diana.
Yusuf : Assalamu’alaykum.. gimana pak Rendra..
Pak Rendra : Iya pagi pak Yusuf.. maaf mengganggu waktunya, pagi ini jam 10an bisa tolong datang ke lokasi ini bersama bu Diana? Kami ingin meminta keterangan dari bapak dan ibu untuk melengkapi berkas tuntutan..
Yusuf : Ohh.. inshaaAllah bisa pak.. tapi kok tidak di kantor Polsek pak..??
Pak Rendra : Untuk Ruang Tahanan di Polsek penuh pak, sehingga terpaksa kami menggunakan rumah dinas tim reskrim untuk di jadikan rutan sementara..
Yusuf : Ohh begitu.. baik pak nanti saya dan istri kesana.. kira-kira apa yang perlu dipersiapkan??
Pak Rendra : Biasanya untuk melengkapi berkas-berkas butuh waktu yang agak lama, jadi saya harapkan bapak dan ibu semalam cukup istirahatnya dan jangan lupa untuk makan agar tidak kecapekan..
Yusuf : Baik pak..
Pak Rendra : Kalau begitu kami tunggu kedatangannya pak Yusuf, sekian, Selamat pagi..
Tut.. Tut.. Tut.. pak Rendra pun mematikan panggilan teleponnya dengan Yusuf.
Yusuf : Mi.. yuk siap-siap.. jam 10 diminta datang ke reskrim buat bikin keterangan tuntutan.. Sembari Yusuf kembali mengenakan pakaiannya.
Diana : Mmhhh.. masih ngantuwk bii.. bobo lagi yuuuu.. Jawab manja Diana yang menggeliat manja di badan Yusuf.
Yusuf : Hadeehh.. jalan-jalan dulu cari sarapan, trus lanjut siap-siap tuh..
Diana : Nnghh.. oke abi sayaaang..
Selesai sarapan dan segala keperluan lainnya, sekitar jam 9.30an Yusuf dan Diana segera menuju lokasi yang sudah di share oleh Pak Rendra. Yusuf sedikit merasa aneh karena lokasi yang dituju bukan polsek, tapi sesaat kemudian ia teringat tentang kata temannya yang bilang kalau unit reskrim memang biasa berpakaian membaur dengan masyarakat dan kantor mereka pun kadang tidak selalu resmi. Diana pun tetap mengenakan pakaian yang sama seperti kemarin karena dianggapnya belum terlalu kotor.
Sekitar 30menit berlalu akhirnya Yusuf sampai di lokasi yang dituju. Memang benar lokasi itu tampak seperti rumah biasa hanya saja cukup besar dan ada dua rumah yang berhimpitan. Tak tampak kesan kantor dari luar rumah tersebut malah lebih terkesan seperti rumah biasa.
Pak Rendra : Pagi pak Yusuf.. wah susah nyarinya ya?
Yusuf : Pagi pak Rendra.. nggak juga pak, kan pakai googlemap..
Pak Rendra : Masf sebelumnya harus kami pindah kemari karena ya seperti yang saya sampaikan kalau rutan di polsek penuh begitu..
Yusuf : Iya pak gak papa.. terus kapan bisa kita mulai pak acaranya??
Pak Rendra : Ohh.. mari masuk.. tapi nanti akan kita bagi dua pak Yusuf, supaya mempercepat proses pengambilan keterangan dari saksi.. Bu Diana nanti akan di rumah ini, dan pak Yusuf nanti di rumah sebelah bersama rekan saya Briptu Aika.
Yusuf : Harus dipisah begitu pak ya?
Pak Rendra : Sebenarnya nggak juga sih pak, Cuma kalau bapak mau sampai malam di interogasi juga ga masalah buat kami..
Diana : Udah bi gapapa.. yang penting cepet kelar.. sahut Diana yang ingin segera selesai permasalahannya.
Yusuf : Yasudah pak.. berarti saya ke rumah sebelah ya..
Pak Rendra : Iya pak.. mari bu Diana.. biar cepat selesai..
Yusuf sendiri sebenarnya masih merasa keberatan ketika harus kembali berpisah dengan istrinya ketika hendak di interogasi sebagai saksi, tapi setelah mendengar penyampaian pak Rendra kalau bisa semalaman, Yusuf tak ada pilihan lain. Begitu memasuki ruang tamu, Yusuf sedikit terkejut karena interior dalam memang sama halnya dengan kantor polisi hanya saja ornamen yang ada tidak sebanyak ketika di kantor polisi.
Yusuf : Assalamu’alaykum..
Briptu Aika : Wa’alaykumsalam.. pak Yusuf ya.. mari silakan masuk.. perkenalkan ini rekan saya Bripda Novi.. nanti kami yang akan memandu jalannya interogasi..
Di dalam ruangan hanya ada dua anggota reskrim wanita yaitu Briptu Aika dan Bripda Novi. Keduanya memiliki paras yang putih dan cantik. Jilbab coklat instan khas anggota polri pun menambah kenikmatans bentuk wajah keduanya. Pakaian dinas kepolisian yang begitu membentuk lekuk tubuh keduanya semakin menonjolkan ukuran toket mereka yang cukup besar. Ditambah celana span coklat tua melekat ketat di kaki jenjang keduanya yang dihiasi high heels hitam gloss.
Sementara itu Diana bersama. Pak Rendra memasuki ruangan dan sudah ada dua orang lagi selain pak Rendra. Keduanya berbadan kekar dan besar berotot dengan pakaian layaknya preman.rambut gondrong tak terawat menambah kesan garang pada kedua rekan pak Rendra itu yang tengah asyik bermain HP sambil menghisap rokok. Pak Rendra sendiri berbadan lumayan kekar dengan otot tubuh membentuk sekali karena ia hanya mengenakan kaos ketat dan celana dinas kepolisian. Kulit sawo matang yang ia miliki nampak kontras dengan kulit putih Diana yang tertutup pakaian syar’i panjang.
Pak Rendra : Nah silakan duduk bu Diana..
Diana : Ohh iya terimakasih pak.. Sambil Diana duduk di kursi yang sudah disediakan oleh pak Rendra.
Pak Rendra : Maaf ruangannya seadanya.. ehh Vid, tolong pintunya ditutup..
Briptu David : Ohh oke..
Salah seorang rekan pak Rendra yang bernama David pun berdiri. Posturnya yang besar tinggi dengan badan berotot dan perut sedikit tambun berkulit sawo matang tampak begitu dominan dengan rambut gondrong ikalnya yang panjang. Pakaian levis yang compang-camping mengesankan kalau dirinya juga preman jalanan. Setelah mengunci pintu, ia kembali duduk bersama rekannya.
Pak Rendra : Oke.. kita mulai saja pengambilan kesaksiannya bu Diana..
Diana : Baik pak..
Pak Rendra : Oke.. mmm.. jadi pertanyaan pertama…
Kemudian pertanyaan demi pertanyaan pak Rendra ajukan seputar kejadian perkara. Kebanyakan pertanyaan yang diajukan oleh pak Rendra berputar-putar hanya dirubah saja kata-katanya, tapi pada intinya mengacu pada pertanyaan yang sama. Beruntung Diana sempat kuliah di fakultas Hukum sehingga terbiasa dengan pertanyaan seperti itu meskipun ketika di lapangan tetap saja tekanan yang dirasakan berbeda.
Pak Rendra : Nahh begini bu Diana.. ini merupakan kasus yang spesial dimana membutuhkan proses yang lama dan biaya yang tidak sedikit.. karena backup dari mereka para penjahat ini juga besar bu..
Diana : Hah?! Maksud bapak gimana?
Pak Rendra : Ya saya to the point saja.. kalau kasus ini mau goal dan diproses secara hukum untuk memenangkan bu Diana, maka berapa banyak dana yang bu Diana siapkan??
Diana : Kok gitu? Bukannya ini instansi pemerintah..!? Kok terang-terangan banget korup nya??!!
Pak Rendra : lhohh.. bukan begitu bu, sebenarnya kami bisa saja mengabaikan kasus ini, tapi nanti ibu Diana sendiri dan pak Yusuf yang akan merasakan pahitnya kehidupan..
Diana : Maksudnya!?
Pak Rendra : Mereka para penjahat ini punya backup yang kuat, kalau bu Diana gak bisa mencari backup cukup kuat untuk melawan mereka, maka kami yakin keluarga ibu akan dihancurkan mereka..
Diana : Kok gitu pak?! Trus apa fungsinya dong saya lapor ke polisi?!
Pak Rendra : Ya ada fungsinya bu, Cuma untuk penyelesaian kasus sebesar ini jelas dong kami butuh pemasukan lebih.. masa iya gaji bulanan aja cukup?? Padahal kita juga taruhan nyawa buat nangkap mereka..
Diana : Instansi apaan ini!? Gak jelas banget!! BRAKKKK!!!.. Diana yang kesal tanpa sadar memukul keras meja pak Rendra.
Bripka Leo : HEH!! APA-APAAN KAMU GEBREK MEJA SEMAUNYA!? Nampak salah seorang rekan pak Rendra langsung berdiri dan membentak Diana. Sementara Briptu David hanya menatap tajam ke arah Diana. Diana yang melihat keduanya tampak marah langsung tertunduk takut.
Pak Rendra : Hey.. heyy.. Leo.. David.. udah.. gak sengaja aja ini.. tahan lahh.. kayak PMS aja kalian.. tukas pak Rendra yang kemudian keduanya kembali duduk sambil terus menatap tajam ke arah Diana.
Diana : Ma.. Maaf.. pak.. tadi gak sengaja..
Pak Rendra : Iya gapapa bu.. jadinya gimana mau dilanjut proses tidak?
Diana : Berapa pak biaya yang harus kami bayar??
Pak Rendra : Yaa setidaknya 300-400 juta bu.. belum nanti di persidangan dan lain-lainnya.. total bisa lebih dari 1 milyar.. itu pun kalau lancar semua..
Diana : Haaah..?? Sebanyak itu pakk??.. Diana pun langsung lemas ketika mendengar biaya yang harus ia keluarkan.
Pak Rendra : Apalagi kita juga harus mengamankan dan membersihkan ini dari internet.. Sembari pak Rendra menunjukkan video adegan dimana Diana tengah menikmati rudal para perampoknya.
Diana : Ehh matikan pakk matikann..!! Teriak Diana mencoba meraih laptop milik pak Rendra.
Namun gerak Diana tertahan tiba-tiba ketika ia menyadari Bripka Leo sudah menggenggam erat ledua tangannya dengan tangan kekarnya.
Bripka Leo : Widihhh.. binal juga nih akhwat.. boss nobar aja dongg.. mumpung masih ada nih barang buktinya.. ahahah..
Briptu David : Ehh mana coba gue mau liat juga boss.. Wuuhhh.. mulus gilaaa.. jadi nih akhwat yang di video itu boss?? Gileee..
Diana dengan jelas bisa mendengar dengusan nafas kedua rekan pak Rendra itu di telinganya. Ia faham kalau Briptu David dan Bripka Leo sudah mulai terangsang.
Diana : Pak kenapa saya dipegangi gini..?? Tolong matiin pak.. malu saya..
Bripka Leo : Lohhh.. tontonan bagus gini kok di matiin? Ahahah..
Pak Rendra : Nahh gimana bu Diana?? Bisa bayar?? Kalau ngga yaa kami ga bisa jamin bakal kelar nih kasus.. sembari pak Rendra mengganti posisi duduk menyandar dengan tangan disilangkan di dadanya.
Diana : Tolong paak.. kalau uang segitu kami ga ada.. banyak sekali.. tolong dikurangi pakk..
Pak Rendra : Hah? Dikurangi gimana? Ini uda murah.. dikurangi ntar siapa yang mau bayar pengacara sama hakim nya??? Tolol..
Diana : Tapi saya dan suami ga ada pak uang segitu.. tolong paak.. sambil Diana berusaha untuk melepaskan dirinya dari cengkraman Bripka Leo.
Pak Rendra : Yaaa kalau gak bisa.. ada sih alternatif lain.. bayar pakai tubuh bu Diana.. jawab pak Rendra sambil menatap dengan tatapan merendahkan.
Diana : Haahh..??!! Maksudnya gimana pak???
Pak Rendra : Yaa bu Diana harus bisa puasin hasrat kita semua..
Diana : GAK MAU LAH PAK!! Jawab Diana dengan nada tinggi.
Briptu David : Udahlah Lonteee.. gak usah sok jual mahal.. gaya aja pake jilbab gede ama cadar, tapi daleman doyan rudal.. ahahahah.. sembari tangan kanan Briptu David meraba-raba paha bu Diana yang tertutup gamis.
Pak Rendra : Oke.. kalau gitu ga masalah.. silakan pergi dan jangan harap kasus ini selesai.. dan juga selamat menjadi artis bokep ya bu.. ahahahah..
Pak Rendra pun hendak menekan tombol ‘Enter’ untuk memposting video Diana di gangbang di internet sebelum akhirnya Diana menyerah dan merelakan apa yang akan terjadi pada dirinya kemudian.
Diana : Jangan pak!! Jangaann.. hik.. jangann.. ampunn.. tak kuasa menahan tekanan, Diana pun mulai meneteskan air mata.
Pak Rendra : Jangan gimana? Berarti bu Diana mau dong puasin kita semua.. tanya pak Rendra sambil tersenyum puas.
Diana pun tak menjawab, ia hanya tertunduk sambil menahan isak tangis meratapi nasib yang menimpanya. Ia pun hanya terdiam saat Briptu David mulai meraba dan meremas toketnya dari luar gamisnya, sementara Bripka Leo muraba-raba paha Diana yang masih tertutup gamis putihnya.
Pak Rendra : Lhoohh.. kok diem aja? Gimana kita bisa puas kalau bu Diana Cuma diem aja gitu?
Diana : Hik.. saya harus gimana pak..??
Pak Rendra : Kok masih nanya?? Tuh lihat videonya.. yang kayak gitu tuh.. Sambil pak Rendra menunjukkan aksi Diana ketika melakukan erotic dance di hadapan para perampok.
Bripka Leo : Wiihh.. boss boleh juga nih.. ahaha.. coba kalo lu emang lonte.. goyang dongg.. ahaha..
Pak Rendra : Kalau kita gak puas, otomatis jadi artis bu Diana ntar.. Ancam Rendra sambil berjalan menuju sofa di ruangan itu.
Bripka Leo dan Briptu David pun segera berpindah dan duduk di sofa di sisi kanan dan kiri pak Rendra sementara pak Rendra ada di tengah keduanya. Diana kini berdiri sekitar 2meter dari sofa menghadap ketiga oknum polisi itu. Masih dengan sesenggukan Diana mencoba untuk menguatkan dirinya.
Pak Rendra : Ayoo dong bu Diana.. mau sampai kapan nangis terus? Udah enjoy aja.. toh udah biasa ladenin rudal kan? Ahahaah..
Pikiran Diana begitu kalut, semuanya bercampur menjadi satu. Polisi yang seharusnya melindungi dan mengayomi masyarakat hanya menjadi sekedar janji saja. Kini yang ada dihadapannya hanya sekumpulan binatang lapar yang tengah bersiap menyantap seonggok daging segar.
Diana pun mengambil nafas panjang dan langsung merubah mindsetnya. Toh selama ini ia berfantasi untuk bisa seperti ini, mendapatkan sodokan oleh banyak rudal sekaligus. Hari ini semuanya akan kembali terwujud dan ia akan kembali merasakan kenikmatan tiada tara tanpa batas. Setelah menghembuskan nafas, kini ia berubah menjadi Diana yang lain. Yaitu Diana yang hanya mementingkan kenikmatan dosa zina sesaat. Tak lagi memperdulikan dirinya sebagai akhwat syar’i istri sah seorang ikhwan. Yang ada di benaknya hanyalah kapan lagi ada kesempatan untuk bisa disenggamai oleh rudal kasar orang yang tak dikenalnya. Perasaan itu sudah cukup membuat tubuh Diana bergidik terangsang di sekujur tubuhnya.
Bripka Leo : OEE LONTE!! CEPETAN DONG JANGAN DIEM AJA!!.. Bentak Bripka Leo sambil menyulut rokoknya.
Diana pun mulai menggerakkan tubuhnya seperti halnya penari erotis di klub-klub malam. Tangannya bergerak lihai menelusuri seluruh lekuk tubuhnya. Sesekali tatapan mata liar dan nakal ia lancarkan ke arah ketiga oknum polisi itu. Tiap kali tangan putih mulus Diana meraba toket dan selakangannya yang berlanjut menuju paha kencangnya, ketiga anggota reskrim itu pun menghela nafas terkagum-kagum dengan sisi erotis akhwat berjilbab lebar sepertinya.
Tarian Diana semakin menggugah birahi para lelaki ketika ia mulai menyibakkan jilbab lebarnya dang mengikatnya di lehernya. Tak berhenti disitu, ia juga mulai melepas resleting depan gamisnya sambil terus meliuk-liuk menari erotis di hadapan ketiga serigala jantan yang kelaparan. Perlahan dan penuh gerakan sensual, Diana mulai melepas jatuh gamis dan celana dalam panjangnya. Hingga kini hanya tersisa bra dan cd warna ungu tua yang menutupi gunung kembar 40DD dan liang surgawinya.
Briptu David dan Bripka Leo begitu terkejut melihat keindahan tubuh Diana yang benar-benar putih mulus terawat dengan kaki jenjang dan toket ukuran jumbo. Kembali Diana menari-nari sambil kemudian melepasi kedua penutup bagian tubuhnya itu hingga kini tubuhnya bugil tanpa sehelai benangpun menempel. Putingnya yang berwarna pink muda mencuat tegak dan keras siap untuk dilahap, sementara pangkal pahanya tampak putih bersih menggairahkan dengan serambi lempit Diana yang tembem mulus tanpa bulu. Sambil bergoyang striptease dari posisi berdiri, kini Diana dalam posisi doggy. Ia mulai berjalan merangkak ke arah ketiga anggota reskrim itu ibarat anjing.
Pak Rendra : Wuuhh.. asiknya cuyy.. kapan lagi bisa lihat yang kayak ginian?! Ahahah..
Briptu David : Iya boss.. ahahah.. ukhti cadar emang beda!! Jadi gak sabar bos buat sodok nih akhwat!!
Diana dengan pandangan menggoda mulai melepas cadarnya sambil duduk bersimpuh di depan pak Rendra. Kini tampaklah wajah putih glowing tanpa cela istri Yusuf itu. Hidung mancung, bibir tipis kemerahan. Alis yang sedikit tebal, menghias indah mata lentik hitamnya. Ketiganya makin terpana dengan kecantikan alami wajah Diana yang selama ini tertutup cadar.
Bripka Leo : Eehh busett cantik bener nih akhwat..!! Tiap hari gw dikangkangin juga mau kalo gini mah.. ahahah..
Briptu David : Gue juga mau cuk.. sedaap mah ini..
Diana yang dipuji tentang keindahan tubuh dan kecantikan wajahnya semakin bangga dan semakin berani untuk menantang ketiganya untuk menikmati setiap detil tubuh terawatnya itu. Kembali Diana melancarkan mimik wajah menggoda dan pandangan menantang para anggota reskrim itu untuk mendekatinya. Telunjuk jari kanannnya pun ia gerak-gerakkan ikut menantang ketiga anggota kepolisian itu.
Diana : Sini dong baangg.. masak jauh-jauh gituu deket sini doonngg.. goda Diana dengan nada manja.
Briptu David : Njirr.. gue udah ga tahan lagi cuk..
Briptu David, Bripka Leo, dan Pak Rendra pun segera berdiri dihadapan Diana. Meski ketiganya menggunakan celana yang cukup tebal, namun batang kejantanan ketiganya nampak mulai menunjukkan bentuk aslinya di dalam sana.
Diana : Uwwhh.. masa Diana sendiri yang telanjang bangg.. ga seru donggg.. abang juga telanjang dongg.. Diana pengen liatt.. hihih..
Pak Rendra : Cuk.. Cuk.. Ngapain juga ditahan.. dah ah.. sekalian aja.. ahahah..
Bripka Leo : Iya Boss.. ahahah.. kapan lagi ada lonte se-mulus ini.. wuhuy…
Tanpa dikomando lagi ketiga anggota reskrim itu saling berlomba melepasi pakaiannya. Mulai dari jaket, kaos, hingga yang paling Diana tunggu saat mereka mulai melepas celana jeans yang dipakai. Plop..!! rudal panjang besar berurat berwarna sawo matang langsung melompat keluar dari sarangnya. Bulu kemaluan mereka pun nampak lebat tak terawat ditambah dengan aroma khas rudal pria sejati yang langsung membius Diana ke dalam syahwat birahi. Rata-rata ukuran rudal mereka hampir sama sekitar 20cm dengan diameter 4-5cm. Pak Rendra berukuran 19cm dengan diameter 4cm, Bripka Leo sendiri berukuran 20cm diameter 4cm, sementara Briptu David yang terbesar dengan 20cm dan diameter 5cm. Yang lebih mengejutkan lagi semua rudal mereka tak ada yang disunat sama sekali. Kepala rudal ketiganya nampak masih tertutup oleh kulit kemaluan.
Diana pun tak mampu lagi menahan godaan ketiga rudal di depannya apalagi ini pengalaman pertamanya mengoral rudal tak disunat. Tanpa malu-malu lagi ia mulai mendekatkan wajahnya di rudal pak Rendra sementara tangan kanan dan kirinya mulai membelai lembut rudal Briptu David dan Bripka Leo yang berada di kanan dan kiri pak Rendra. Ia mulai menjilati pangkal rudal pak Rendra dan terus naik hingga ujung. Nampak ketiganya merem melek merasakan pelayanan dari Diana. Nafas ketiganya mulai memburu seakan ingin segera melumat habis Diana seharian itu. Diana yang sudah terbiasa mengoral rudal besar pun tak menemukan kendala saat dihadapkan ketiga rudal ukuran abnormal itu dihadapannya. Dengan satu gerakan kepalanya saja seluruh rudal pak Rendra langsung masuk seluruhnya hingga kerongkongan Diana
Pak Rendra : Wwwuuuhhh.. buseett.. cuookk!! Gak pernah bini gue kayak gini.. beehhh.. mantab dahh!!!
Briptu David : Gila cokk.. ini akhwat atau lonte!? Gue aja gak pernah ketemu lonte bisa gitu cok!! Anjing lahh!! Ahahah..
Bripka Leo : Anjing emang!! Fix nih bukan akhwat tapi lonte!! Ahahah.. lonte muslimah!!!
Mendengar pelecehan yang ditujukan padanya, Diana justru semakin bersemangat meng-oral rudal pak Rendra dengan cepat dan liar. Suara decak becek mulutnya saat dihantam rudal pak Rendra semakin memanaskan suasana di ruangan itu. Bokong Diana yang sintal bulat putih melenggak-lenggok mengiringi kepalanya yang tengah maju mundur mengocok rudal pak Rendra. Secara bergantian Diana melakukan deepthroat ke ketiga rudal perkasa di hadapannya. Air liurnya mulai membasahi jilbab mocca yang ia kenakan.
Bripka Leo : Cookk.. enak banget njing!! Ga tahan lah gue kalo Cuma ginii..!!!
Tiba-tiba Bripka Leo mencengkram erat kepala Diana dan langsung menggenjot mulut Diana bak sedang menyodok liar serambi lempit. Diana yang terkejut hanya bisa pasrah menikmati sodokan liar Bripka Leo yang terkadang membuatnya tersedak.
Diana : MMFFHHH.. OGCKK.. OGCKK.. OGCKK.. UHUKK.. OGCKK.. UHUKK.. MMFHH.. ACCKK.. OGCKK..
Air liur Diana meleleh kental membasahi dagu dan toketnya setiap kali rudal Briptu Leo ditarik keluar. Kini giliran Pak Rendra yang langsung menyumpal dan menggenjot liar mulut Diana yang nampak penuh oleh rudal 19cm itu. Hampir sekitar 5menit pak Rendra dengan kecepatan tinggi melesakkan rudalnya hingga wajah Diana mentok ke selakangannya. Berganti briptu David yang langsung menyumpal penuh mulut Diana hingga membuatnya susah untuk bernafas. Mendapat perlakuan kasar dan kiar seperti itu membuat Diana semakin terangsang. Bahkan serambi lempitnya sudah mulai dibanjiri lendir Akhwat
Lebih dari 15menit Diana harus bertahan dengan permainan ketiga anggota polisi itu di mulutnya dan kini ketiganya memberdirikan Diana. Briptu David mengambil posisi jongkok tepat di hadapan serambi lempit Diana. Ia sedikit merenggangkan paha Diana sehingga membuat Diana berdiri dengan sedikit mengangkang, sementara Bripka Leo sudah mulai asik melumat toket kanan Diana dengan mulutnya, sementara toket kiri Diana di remas kuat-kuat oleh tangan kiri Bripka Leo. Pak Rendra pun tak mau kalah dengan langsung melumat bibir merah Diana. Lidah kasar dan kekarnya menyeruak masuk mengobok-obok liang mulutnya yang juga dibalas liar oleh Diana. Aroma rokok tercium kuat dari nafas mulut pak Rendra.
Bripka Leo : Mmchh.. mcchh.. sruuppp.. wuhhh.. kenyal banget nih toket.. kenikmatans mantab!!
Briptu David : Mmffhhh.. Srruppp.. mmchh.. srruuppp.. elelelelempthhh.. mmmfhh.. ssruuppp..!! Nih serambi lempit paling lezat yang pernah gua cicip cuk!! Fuuuwwhh.. srruppp..
Mulut, puting, dan serambi lempit Diana di serang secara bersamaan tanpa ampun. Seminggu sudah Diana menanti untuk diperlakukan seperti ini. Fantasi yang selalu tertahan akhirnya menjadi nyata kembali. Tangan kiri Diana aktif meremas dan mengocok rudal pak Rendra, sementara tangan kanannya meremas-remas kepala Briptu David. Benar-benar kenikmatan yang luar biasa merasakan seluruh titik paling sensitif di tubuhnya yang selalu ia tutup dengan pakaian syar’i itu kini tengah dijamah, dijilat, dihisap, dinikmati oleh lelaki yang bukan mahramnya.
Lidah Briptu David semakin liar dan ganas menyapu serambi lempit Diana, sesekali Diana merasakan liang surgawinya geli gatal disodok-sodok dan disapu oleh lidah kasar Briptu David. Permainan Bripka Leo pun tak kalah nikmatnya saat secara bergantian dan cepat melumat puting pink nya yang sudah menjulang tinggi sembari tangan Bripka Leo memijat-mijat bagian-bagian sensitif di toket Diana. Berbeda halnya saat dengan para perampok yang hanya main liar saja, tapi para anggota reskrim ini begitu memanjakan titik-titik syahwat milik Diana dengan lihai.
Diana : Mmffhh.. aummfhh.. mmmhhm.. nghhh.. ahhh.. mau keluarrhhh abanghhh.. aahhh.. ngghh.. shhh..mmfffhh.. MMMMMMHHHHHHHHH..!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SSSEERRRRRRR..
Briptu David terkejut saat kepalanya tiba-tiba dihimpit kuat-kuat oleh paha Diana dan langsung mendapat facial hangat dari semburan cairan surgawi Diana yang begitu deras. Bukannya menghindar malah Briptu David membuka mulutnya lebar-lebar dan menelan habis semua syahwat Diana yang mengalir keluar dari serambi lempitnya.
Briptu David : Mmffhhh.. Glekkk.. Glekk.. Glekk.. Srrupphh.. mmpuahh.. fuuhh.. gurih gila cok!!.. celetuk Briptu David setelah menelan habis cairan surgawi Diana.
Bripka Leo : Anjir lu gak bagi-bagi.. Lu juga lonte!! Mau ngecrott gak bilang daritadi!!.. jawab Bripka Leo sambil memlintir puting Diana yang masih sensitif sekali.
Pak Rendra : Udah ngecrot nih Lonte.. brarti uda bisa dipake kan?? Ahahah..
Pak Rendra segera menarik Diana dan mengarahkannya ke meja kantor yang terbuat kayu jati. Dengan senyuman dan tatapan menggoda, Diana kemudian membungkukkan badannya di atas meja dengan kaki kirinya menjulur ke bawah, sementara kaki kanannya ditekuk di atas meja. Kedua siku tangannya menahan tubuhnya sehingga kini bokong putih sintal tanpa cela miliknya tersaji di hadapan pak Rendra. Liang surgawi Diana nampak merekah becek dengan lendir khas akhwat.
Pak Rendra pun berdiri sejenak memandangi indahnya tubuh akhwat istri Yusuf itu. Punggung yang mulus kencang putih tanpa cela terhubung dengan bokong bulat sintal yang kenyal serta kaki jenjang bercintai begitu menakjubkan bagi Kepala Unit Reskrim itu. Tak pernah selama hidupnya ia melihat tubuh wanita seindah dan semulus Diana.
Diana : Mmhh.. Cuma diliatin ajah bang?? Masukin donggh.. goda Diana menatap pak Rendra sambil meremas toket kirinya.
Pak Rendra : Ehehh.. emang lonte lu yaa.. nih makan rudal gue!!
Tangan kanan pak Rendra meremas bokong bu Diana sementara tangan kirinya mengarahkan rudalnya tepat di bibir serambi lempit akhwat beranak satu itu. Dengan satu hentakan kuat, Blesshh.. rudal pak Rendra langsung menusuk cepat hingga membentur pintu rahim Diana.
Diana : OUUHHHHHHHH.. BAANGGHHH.. SHHH.. Lenguhan panjang Diana menandakan dirinya akan menjadi akhwat pemuas nafsu bercinta ketiga pria kekar berambut panjang di ruangan itu.
PLOK..!! PLOKK..!! PLOKKK..!! Bokong Diana mulai memerah dihantam pinggul pak Rendra yang langsung menggenjot kuat tanpa henti. Toket 40DD Diana berayun indah mengikuti irama perzinahan keduanya di ruang interogasi itu. Bripka Leo dan Briptu David pun tak mau ketinggalan menikmati akhwat syar’i berjilbab jumbo itu dengan langsung menyodorkan rudal panjang besar berurat mereka. Bak anjing yang kelaparan, Diana langsung melahap rudal Bripka Leo dengan buasnya. Gerakan maju mundur kepala Diana seirama dengan genjotan pak Rendra di serambi lempitnya, sementara Briptu David harus bersabar hanya mendapatkan hand-job dari Diana.
Diana : MFFHH.. MMHH.. OCKK.. OCKKK.. MMPUAAHH.. rudalLHH.. OUHHH.. TERUSSHHH.. HAEMPHH.. MMFHHH.. SRUUPP.. OCKK.. UHUKK.. OCKKK.. OCKK..
Decak becek rudal Bripka Leo menyodok pangkal kerongkongan Diana semakin membuat Briptu David tak bisa lagi menahan nafsu. Setelah sekitar 3menit Diana mengoral batang kejantanan Bripka Leo, dengan kasar Briptu David menarik kepala Diana ke arah rudalnya dan langsung melesakkan rudal diameter 5cm miliknya. Mata nanar Diana menunjukkan kepasrahannya merasakan perlakuan kasar ketiga oknum polisi itu di tubuhnya. Bukannya menolak, justru Diana semakin terangsang diperlakukan seperti lonte oleh ketiganya. Apalagi saat Bripka Leo menyalakan TV 80inch di ruangan itu yang membuat Diana semakin terbakar birahinya.
Di TV itu menampilkan siaran live dari rumah sebelah dimana suaminya tengah menjalani interogasi. Tapi bukannya interogasi, justru yang tampil adalah gambar suaminya tengah duduk di sofa dalam keadaan bugil, sementara ada dua polwan cantik berjilbab yang tengah menikmati tubuh kencang berotot Yusuf. Salah satu polwan ber-doggy di atas sofa berada di sisi kanan Yusuf dan tengah mengoral rudal 18cm diameter 4,5cm milik suaminya. Sementara polwan yang lain berlutut di sisi kiri Yusuf dengan pakaian dinas kepolisiannya terbuka di bagian dadanya. Toket ukuran 36C yang sudah mengacung keras pun menjadi santapan Yusuf. Nampak Yusuf menikmati sekali permainan kedua polwan berpakaian lengkap itu pada dirinya.
Bripka Leo : Tuhh.. suami lu lagi asik juga lonte.. tau nggak siapa tuh?? Nih gue kasih tau.. yang lagi nyepong rudal suami lu namanya Briptu Aika.. kalo yang toketnya gede lagi nyumpel pala suami lu namanya Bripda Novi.. Suami lu aja bisa asik gitu.. ahaha.. dah enjoy aja lu jadi lonte kita siang nih.. Sembari Bripka Leo meremas-remas toket Diana.
Diana yang melihat suaminya tengah di servis oleh dua polwan secara langsung semakin terbakar birahinya. Sementara di rumah sebelah pun Yusuf semakin bersemangat menggarap kedua Polwan binal dihadapannya setelah ditunjukkan video live istrinya tengah menjadi santapan ketiga oknum unit reskrim di rumah sebelah.
Diana : OUWHH.. IYAHH BANGGHH.. NIKMATIN LONTEHH INIHH.. AHH.. SODOK TERUSSH.. MMHH.. AHHH.. HAEMMPHH.. MFFHH.. OCKKK.. OGCKKK… OGCKK.. NGHHH.. SRRUPP..
Pak Rendra : Fuhh.. Sini luh Leo, gantian lu sodok nih lonte.. ahahah.. Pak Rendra pun segera mencabut rudalnya dan berganti Bripka Leo.
Bripka Leo : Oke lonteehh.. nih gue kabulin mimpimu biar jadi lonte syar’i!!!
Bleshh.. rudal Bripka Leo kini yang bertugas mengobok-obok serambi lempit pink Diana yang sudah banjir tak karuan. PLOKK..!! PLOKK..!! PLOKK..!! dengan cepat dan kuat Bripka Leo kembali menghantam bokong Diana tanpa henti. Mulut Diana di depan tengah disumpal oleh rudal pak Rendra yang mengkilap oleh lendir akhwat miliknya. Lebih dari 5menit Bripka Leo tanpa henti dan liar terus menyodok kuat liang surgawi Diana. Sodokan rudal Bripka Leo terasa begitu nikmat tiap kali rahim Diana dihantamnya dengan kuat. Lenguhan, desahan, dan erangan Diana memenuhi seluruh ruangan membuat ketiganya semakin bersemangat untuk memperkosa Diana semau mereka.
Gelombang syahwat yang datang bertubi-tubi akibat sodokan liar Bripka Leo dan pak Rendra sebelumnya membuat Diana tak lagi kuasa menahan orgasmenya. Namun tiba-tiba Bripka Leo mencabut rudalnya dan membuat Diana kecewa karena sedikit lagi ia akan mencapai klimaksnya.
Diana : AKHH!! DIKIT LAGIHH.. OGH!! IYAHH.. BANGHH.. MAUHHH..!! EEHH.. yaahh kok dicabut sihh.. kan udah mau kelu.. MMMHHHHHH~
Belum sempat Diana menyelesaikan keluhannya, Briptu David langsung melesakkan rudal diameter 5cm miliknya hingga mentok ke rahim Diana. Kepala Diana mendongak ke atas sambil menggigit bibir bawahnya dibarengi dengan lenguhan panjang merasakan liang surgawinya penuh sesak oleh rudal kekar beroto Briptu David. Briptu David pun sama halnya dengan yang lain, ia langsung menggenjot liar dan beringas bokong Diana yang membuat Diana langsung orgasme.
Diana : AGHH.. OHHH.. OHHH.. NGGGHHHHH..!!!
SPRRTT.. SPRRTT.. CRRKK.. CPLEKKK.. SPRRTTT.. CPLEKK.. SPRTTTT..
Tubuh Diana mengejang merasakan nikmatnya orgasme keduanya sambil kedua tangannya menggenggam rudal pak Rendra dan Bripka Leo. Tubuhnya menggelinjang bak ikan di luar air menggelepar di atas meja. Orgasmenya semakin nikmat karena Briptu David tanpa henti menggenjot serambi lempit Diana. Cairan surgawi Diana muncrat kemana-mana tiap kali rudal Briptu David melesak masuk ke liang surgawinya.
Pak Rendra : Pindah sofa aja.. biar bisa main bertiga.. ahahah..
Bripka Leo : Wahh boleh juga itu boss.. pengen ngicipi nih threesome sama akhwat..
Briptu David : Hhh.. Hhh.. yok Gass..!!
Tanpa mencabut rudalnya, Briptu David kemudian mengangkat tubuh Diana didepan tubuhnya. Kedua tangan Briptu David mencengkram paha Diana sehingga membuat kakinya mengangkang. Sementara kedua tangan Diana ia merangkul leher Briptu David yang berada di belakangnya. Tubuh putih mulus dan toket 40DD yang sudah mengeras pun menjadi pemandangan istimewa bagi pak Rendra dan Bripka Leo.
Saat Briptu David berjalan menuju sofa, Diana kembali terangsang hebat karena belum pernah merasakan sensasi seperti ini. Sambil digendong membelakangi Briptu David dengan bugil dan serambi lempit tersumpal rudal besar, serambi lempit Diana semakin terasa sensitif karena pengalaman baru ini. Lenguhan Diana tak tertahan saat Briptu David menghempaskan dirinya duduk di sofa.
Briptu David : Bentar dulu.. gue pindah lubang satunya aja biar lu bisa pake nih lubang.. sambil Briptu David mencabut rudalnya dari serambi lempit Diana.
Bripka Leo : Cokk.. emang muat tuh rudal ke bokong die?? Ha??
Briptu David : Lahh.. kan ini lonte?? Masak ga muat.. paksa aja biar muat!! Ahahahaha..
Bripka Leo : Iye juga.. bener juga lu.. sini gua bantuin.. PLAKK!! PLAKK!!
Bripka Leo menampar kedua paha Diana memerintahkannya untuk sedikit mengangkat bokongnya. Diana pun faham, ia pun segera meludahi telapak tangannnya dan melumuri rudal Briptu David dengan liurnya.
Briptu David : Waahh.. udah ga tahan nih lontee.. azzz bodo amat dah!!
Baru saja Diana mengarahkan rudal besar Briptu David, tiba-tiba.. Prrrttt.. Blesshhh..!!
Diana : OOOOOOUUUHHHH… SSHHH.. BANGHHH..!!!
Briptu David dengan kuat menekan pinggul Diana dengan kedua tangannya yang langsung membuat anus Diana melar maksimal menelan total rudal diameter 5cm itu. Kedua paha Diana sedikit gemetaran merasakan sensasi seperti diperawani yang sudah lama tak ia rasakan. Belum selesai Diana merasakan anusnya tersumpal penuh rudal Briptu David, kini Bripka Leo sudah mengambil ancang-ancang dengan lutut kanannya menapak di sofa sementara kaki kirinya di lantai. Dengan satu gerakan mantab, Bleshh.. rudal Bripka Leo menembus dan menyumpal liang surgawi Diana.
Diana : OOOUHHH.. rudalLLHH.. BANGG.. SSHHH.. MMHHH.. AUHHH.. AHHH.. OHHHH.. NGGHHH.. OHHH..
Erangan dan lenguhan Diana semakin terdengar erotis saat Briptu David dan Bripka Leo secara berirama menggenjot kedua liang surgawi miliknya. Ditambah Bripka Leo yang menyedot-nyedot kuat putingnya, semakin menenggelamkan Diana dalam kenikmatan dosa bercinta duniawi.
PLOKK..!! PLOKK..!! PLOKK..!! Baik serambi lempit dan anus Diana terlihat seperti tengah dipompa keluar masuk. Lendir khas akhwat pun membasahi selakangan dan mengalir membasahi anus Diana yang membantu melumasi penetrasi rudal Briptu David.
Pak Rendra juga segera berdiri di sofa dan menyumpal mulut Diana dengan rudalnya. Lengkap sudah semua lubang dalam dirinya kini tersumpal oleh rudal lelaki yang sama sekali tak Diana kenal. Siang itu kembali Diana berubah dari seorang akhwat syar’i yang selalu menjaga auratnya dari pandangan liar lelaki dengan pakaian panjangnya, berganti menjadi akhwat binal pemuja nafsu syahwat. Kajian-kajian keislaman yang selama ini ia dengar hanya menjadi tabir ketika ia tengah duduk bersama-sama dengan akhwat rekan kajiannya yang lain. Tapi ketika sudah dihadapan rudal kekar besar berurat, maka semuanya hilang seperti ia tak pernah mendengarnya sama sekali. Seluruh pikirannya dipenuhi dengan fantasi liar yang ingin ia dapatkan dengan setiap rudal yang ada di hadapannya.
Ketika keempat insan manusia itu tengah berpacu untuk mencapai puncak orgasme, tiba-tiba pintu dibuka oleh orang-orang yang dikenali Diana.
Bos Penjahat : Woo.. woo.. woo.. Anjing cukk.. pada lagi asyik gak ngajak-ngajak..
Penjaha 1 : Iya nih Boss.. Boss Rendra sukanya gitu yaa.. timpal penjahat 1 sambil membersihkan giginya dengan tusuk gigi.
Penjahat 4 : Baru ditinggal keluar makan.. ehh disini malah ada makanan yang lebih enak anjayy..
Penjahat 3 : Bosss.. kayak pernah lihat tuh akhwat.. ehh iyaa, itu kan yang dulu kita rampok??
Boss Penjahat : Ehh iyee.. parah lu Ndra.. masa mau ena-ena gak ngabarin kita??
Pak Rendra : Berisik aja lu..!! Mau gue penjara lu!? Udah ntar gantian..
Boss Penjahat : Ampun pak boss.. oke.. ntar kalian kelar gantian kita yakk.. ahahah..
Briptu David : Ahahah.. lu pada liatin dulu cara kita buat lemes nih lonte!!
Penjahat 2 : Uhh Shee Upp pak polisi!! Timpal penjahat 2 sembari duduk di kursi menyaksikan ketiga oknum polisi itu mensetubuhi Diana.
Diana nampak terkejut melihat kelima perampok itu tengah duduk santai sambil merokok dan minum-minuman keras dengan santainya.
Pak Rendra : Kenapa? Gak usah bingung.. gini ya lonte.. kemarin waktu lu laporan itu kita turutin buat nangkep mereka soalnya kita juga jengkel ama tuh orang-orang gatau diri.. uda dibantuin biar gampang ngrampok, malah ga bayar jatah bulanan..
Bos Perampok : Yee.. ya maaf Ren.. kan kemarin-kemarin susah cari mangsa, baru juga dapet cuma 50juta doang..
Pak Rendra : Azzz.. ga usah banyak bacot lu!! Gue jadi ilang mood nih..!! Sambil pak Rendra kini mulai menggenjot mulut Diana.
Diana pun tak tau lagi harus berkata apa. Semua harapannya musnah sudah tak ada lagi harapan untuk mengembalikan kehidupannya kembali normal seperti sedia kala. Polisi yang seharusnya menolongnya ternyata bersekongkol dengan para perampok untuk merampoknya. Dalam dirinya ia ingin berteriak sekuatnya, tapi apa daya baginya. Mau apapun yang ia usahakan semuanya sia-sia. Akhirnya Diana pun tak mau pikir pusing lagi. Ia sudah menyerah dengan kejadian yang terus menimpanya. Daripada susah-susah, ia pun lebih memilih untuk menuruti nafsunya saja yang jelas akan tetap membuatnya bisa bertahan hidup daripada pusing memikirkan tentang idealisme kehidupannya. Ia sudah tak peduli lagi dengan apa yang akan terjadi berikutnya di ruangan itu, Diana pasrah dan hanya ingin menikmati semuanya hingga usai.
Bos Perampok : Ren.. coba lu ikutan masukin dah.. lu bakal liat tuh akhwat jadi makin liar ntar..
Pak Rendra : Cok.. emang muat?? Lu pernah???
Bos Perampok : Pernah dongg.. asik cuy.. lu gak bakal nyesel deh liat ekspresi dia.. ahahahah.. ujar bos Perampok sambil terus menghisap rokoknya.
Kelima Penjahat yang dulu merampoknya kini tengah duduk menyaksikan pak Rendra yang mulai turun beralih di hadapan selakangan Diana. Mulut Diana yang sudah terbebas dari rudal pak Rendra kini membuatnya sedikit leluasa untuk melihat keadaan sekitar. Kini Diana bisa dengan jelas mengenali wajah setiap penjahat yang merampoknya. Tapi bukan itu yang menjadi perhatian utama Diana, tapi gambar di TV yang tengah menampilkan suaminya threesome dengan kedua Polwan itu.
Yusuf terlentang di atas meja sementara Bripda Novi jongkok menggoyang rudal Yusuf yang sudah menyumpal serambi lempitnya dengan posisi WOT. Sementara mulut Bripda Novi berpagutan liar dengan Briptu Aika. Keduanya saling meremas toket rekannya satu sama lain. Ukuran toket Briptu Aika tak kalah besarnya dengan Bripda Novi yaitu 40C. Lidah Yusuf sendiri tengah asyik menikmati serambi lempit Briptu Aika yang jongkok di atas wajahnya. Meski Briptu Aika sudah beranak satu, tapi seluruh tubuhnya begitu putih kencang terawat. Sama halnya dengan Bripda Novi yang nampak bercintai meskipun perutnya sedikit buncit, tapi justru menambah terangsang Yusuf ketika bisa menikmati istri sah polisi. Baik Bripda Novi dan Briptu Aika masih mengenakan jilbab instan pendek warna coklat tua dan baju dinas kepolisian yang terbuka se dada sehingga toket kedua polwan itu terlepas dari sangkarnya. Namuan bagian bawah tubuh mereka bugil mulai dari pinggang hingga lututnya, sementara lutut ke bawah tertutup kaos kaki overknee.
Penjahat 3 : Ehh liatin apa tuh akhwat.. owalah.. boss.. suaminya juga lagi dapet jatah dari Aika tuh.. ahahah..
Boss Penjahat : Ohh.. ahahah.. iye juga yak.. si Novi juga makin binal gitu.. coba dulu gue daftar polisi, bisa gue entot tiap hari tuh Novi..
Melihat suaminya tengah melayani dua polwan cantik berhijab, Diana juga semakin terangsang. Tangannya yang daritadi menyangga tubuhnya, kini beralih merangkul punggung Bripka Leo yang kini sudah berjongkok di atas tubuh Diana sambil rudalnya menyumpal penuh liang surgawinya. Mata Diana terbelalak saat ia merasakan serambi lempitnya dipaksa melar oleh rudal pak Rendra yang mulai melesak masuk.
Diana : AAAAKKKKK.. NNGGGGGHHHH.. SHHHH.. OUHHH.. rudalLHHH.. AKHHH.. TERUSSHH SODOKK.. OUHH.. NIKMAT NYAAA BAANG… OUHHH.. OUHHH..
Mata Diana merem melek menikmati dua rudal di liang surgawinya yang saling berebut untuk memuaskannya. Sementara Briptu David tanpa henti menggenjot liang anus Diana, membuatnya semakin melar dan lebar. Mulut Diana semakin meracau tak karuan merasakan siksaan nikmat yang tiada tara.
Pak Rendra : Bener juga lu cukk.. hhhh.. makin binal aja nih lonte..!!
Bripka Leo : Ayok Boss genjot aja teruss.. jangan kasih ampun nih lonte..!! Ahahaha!!
Diana nampak seperti sosis dalam sandwich. Kedua lubang surgawinya digempur habis-habisan tanpa henti. Nampak serambi lempit dan anusnya mulai terlihat basah kuyup oleh lendir akhwat. Terpaan birahi yang melanda diri Diana semakin tak dapat dibendung lagi. Diana yang ingin segera mencapai klimaksnya kini menggenggam erat pinggang Bripka Leo dan langsung menggoyangkan pinggulnya maju mundur dengan cepat. Baik Pak Rendra, Briptu David, dan Bripka Leo hanya bisa melenguh dan meracau merasakan liar dan nikmatnya genjotan Diana di ketiga rudal mereka. Diana yang sudah terbakar syahwat hingga ke ubun-ubunnya tak butuh waktu lama hingga akhirnya dia mendapatkan orgasme tertingginya.
Diana : OGHHKK.. OGHHKK.. MMHH.. rudalHH.. AYOKK.. TERUSHH.. SODOK.. AHH.. SODOK TERUSS.. NGGHH.. NGHH.. MHHH.. OHHH.. BANNGG.. OHHH.. AAAAGHHHHHH..!!!!
Tubuh Diana melengkung dan mengejang hebat. Tangannya mencengkram kuat punggung Bripka Leo sementara kepalanya mendongak dengan mulut menganga melenguh panjang merasakan ledakan orgasme di liang surgawinya. Cairan surgawinya mengalir deras melewati sela-sela rudal pak Rendra dan Bripka Leo. Briptu David yang sudah hampir klimaks pun langsung menggenjot cepat anus Diana bersamaan dengan Briptu Leo yang liar menyodok serambi lempit akhwat cantik istri Yusuf itu.
PLAK..!! PLOKK..!! PLAKK..!! PLOKK..!!
Keduanya saling memacu tubuhnya hingga batas terakhir. Mata Diana nampak nanar setelah orgasme nya tadi. Erangan dan desahannya terdengar lirih meskipun serambi lempit dan anusnya tengah dihajar habis-habisan oleh dua oknum polisi.
Briptu David : GUE KELUAR COKK… MAKAN NIH LONTEE MUSLIMAHH!!!!
Bripka Leo : GUE JUGA COKK!!!! NIHH DASAR LONTEE SIALAN!!!!
CROOTTTT.. CROTTT.. CROOTTTT.. Cairan kental dan hangat membanjiri liang anus dan rahim Diana. Beberapa saat rudal besar tak disunat keduanya berdenyut-denyut memompa habis seluruh sperma di zakar mereka. Sementara pak Rendra dengan senyum menyeringai berdiri di sofa. Diana yang masih kelelahan faham apa yang harus ia lakukan. Ia pun mendekatkan wajahnya dan Slopphh.. rudal pak Rendra langsung menyodok jauh ke dalam kerongkongan Diana. Tanpa ampun pak Rendra dengan cepat menggenjot mulut Diana yang nampak kelelahan.
Pak Rendra : AAARRGHHHHHH..!!!
CROOTTTT.. CROOTTTT.. Tenggorokan Diana di banjiri sperma kental pekat pak Rendra yang langsung menuju lambungnya. Selama beberapa detik pak Rendra menahan wajah Diana di selakangannya hingga sperma di rudalnya keluar dengan tuntas.
Pak Rendra : Hufff.. nikmatnya memang lonte akhwat cuk.. ahahah.. dah sono Jol kalo mau lu pake rame-rame sama temen-temen lu..
Bripka Leo : Iya boss.. gak pernah gue sepuas ini menggenjot sama cewe.. ujar Bripka Leo yang tengah duduk lemas di sofa sambil meremas toket Diana. Ngocoks.com
Briptu David : fuhhh.. nih anus punya lonte akhwat emang grade satu!! Ahahah..
Diana yang masih terduduk lemas di atas paha Briptu David dengan rudal masih menyumpal anusnya terlihat lemah tak bertenaga. Nafasnya tersengal-sengal dan jilbab yang sudah acak-acakan dan basah oleh air liur juga keringatnya. Ia sedikit membuka matanya, nampak rudal suaminya tengah dilahap habis oleh kedua polwan itu yang tengah berebut menyedot sperma Yusuf.
Krrkkk.. Krrrkk.. Halo.. Aiptu Rendra.. cek.. suara HT dari rumah sebelah terdengar memanggil pak Rendra.
Pak Rendra : Ya.. gimana progress?? Ohh.. lanjut saja.. kalau ga bisa dibius saja.. inj kita belum selesai..
Briptu Aika : Siap komandan!!
Panjol : Giliran kita kan sekarang Ren? Okee.. ujar Panjol (Bos Penjahat) sambil mendekat dan menarik paksa Diana.
Pak Rendra : Iye udah pake aja semau kalian.. ntar gantian lagi kalo kita udah fit.. Njol, beli obat kuat lah buat kita cekokin ke nih akhwat..
Panjol : Oke.. Ceng!! Beli sono.. ntar lu maen terakhir..
Aceng : Oke boss.. jawab Aceng (penjahat 2) sambil berlalu meninggalkan rumah itu.
Diana yang masih lemas karena kecapekan kini ditelentangkan di atas meja kantor. Tubuhnya yang putih mulus dengan toket 40DD nampak mengkilat oleh peluhnya. Kepala Diana berada di pinggir meja dan menjuntai. Tepat di hadapan wajah Diana kini telah mengacung tegak rudal Panjol yang berukuran luar biasa dengan panjang 23cm dan diameter 6cm. Tanpa basa-basi, Panjol langsung melesakkan rudalnya yang begitu besar itu ke mulut mungil Diana. Diana nampak kesulitan, namun karena terus dipaksa masuk oleh Panjol, membuat Diana tak ada pilihan lain selain membuka selebar mungkin mulutnya. Kedua tangan Panjol mencengkram kepala Diana dan menggenjot liang mulut Diana dengan liar. Suara decak kerongkongan Diana semakin membuat Panjol bernafsu. Tangan Diana mencengkram bokong Panjol dan mendorong bokong Panjol agar lebih cepat mengocok mulutnya. Kerongkongan Diana nampak mengembang tiap kali rudal Panjol menyesakinya.
Panjol : Wuhhuu.. udah kangen banget sama rudal gue lu lonte?? Nih makan rudal gue!!!
Air liur kental Diana mengalir keluar dan membasahi wajah cantiknya tiap kali Panjol menarik mundur rudalnya. Hampir sekitar 5 menit Panjol menggenjot mulut Diana sebelum berganti Aceng yang langsung dengan buas menggenjot mulut mungil akhwat beranak satu itu. Semua anggota penjahat secara bergiliran melakukan Face-fuck pada Diana. Diana begitu menikmati di gangbang mulutnya oleh rudal-rudal beraroma pekat tak terawat milik mereka semua hingga tanpa sadar ia pun orgasme.
Tak berhenti sampai disitu saja, kini posisi Diana di putar 180 derajat sehingga selakangannya yang menghadap kelima penjahat itu. Kembali kelima penjahat itu mengobok-obok liang surgawi Diana tanpa ampun secara bergantian. Diana hannya bisa pasrah menikmati tubuhnya yang kini menjadi alat pemuas nafsu para pria di ruangan itu. Ia juga penasaran apa yang tengah terjadi pada suaminya. Nampak Yusuf tengah sibuk menggilir kedua bokong polwan berjilbab itu. Dengan posisi kedua polwan itu doggy dan saling tindih, keempat lubang mereka pun digilir bergantian oleh Yusuf baik anus maupun serambi lempit Briptu Aika dan Bripda Novi.
Jam menunjukkan sekitar pukul 11.35 yang menandakan sudah lebih dari 1 jam Diana di garap oleh ke delapan lelaki kekakr berrudal raksasa. Bahkan kini Diana berjongkok mengangkang dengan tangannya bersandar di headrest sofa. Dua rudal penjahat yang telentang di bawah kanan kiri Diana menyumpal serambi lempitnya sementara serambi lempitnya yang menganga ke arah depan di gilir oleh tiga anggota perampok yang lain. Begitu melelahkannya siang itu bagi Diana. Namun meski lelah, ia juga merasakan kenikmatan yang jauh melebihi saat ia di gangbang sabtu minggu yang lalu. Para penjahat itu menumpahkan sperma mereka di seluruh lubang surgawi Diana, bahkan mulutnya kini berfungsi sebagai pembersih rudal para pria hidung belang di rumah itu. Sekitar 15menitan Diana tertidur setelah kecapekan meladeni ke delapan lelaki itu. Namun sebelum tertidur Diana sempat dicekoki beberapa butir obat perangsang khusus wanita. Satu pil saja sudah cukup untuk membuat seorang akhwat menjadi binal dan liar selama 2jam, tetapi lebih dari 2pil yang mereka cekoki ke Diana.
Tubuh Diana terasa begitu hangat dan bergairah. Rasa lelah yang tadi begitu membebani dirinya kini hilang tak berbekas, yang ada hanyalah syahwat birahi yang harus segera ia lampiaskan. Ketika Diana terbangun, terlihat kedelapan lelaki itu tengah duduk memandangi Diana dengan wajah penuh nafsu sambil mereka mengelus-elus rudal mereka masing-masing yang sudah keras tegak bak rudal. Kini tanpa malu dan ragu Diana mulai menggilir ke delapan rudal lelaki itu dengan mulutnya sebelum akhirnya acara gangbang ronde kedua berlanjut hingga sekitar jam 4sore. Berbagai gaya dan posisi Diana rasakan. Anus dan serambi lempitnya terasa longgar sekali setelah berjam-jam tanpa henti dihajar oleh rudal perkasa milik kedelapan pria kekar itu.
Kini kehidupan Diana telah berubah total sepenuhnya. Yusuf pun begitu, keduanya kini telah menjadi budak bercinta diri mereka sendiri. Meski begitu tak nampak penyesalan di wajah Diana yang siang itu dengan penuh semangat menggoyangkan pinggulnya di setiap rudal kekar pria-pria penikmat tubuhnya.
Bersambung… Kayla : Link video apaan sih..??
Kayla yang penasaran tanpa pikir panjang pun meng-klik link video yang dikirimkan Hamdan. Tampak seorang akhwat berjilbab segi empat dan bercadar biru dongker dengan gamis putih bercorak bunga tengah duduk di atas sofa. Tak lama berselang, si akhwat mulai meremas-remas toketnya dari balik gamis putihnya, sementara jilbabnya sudah di sibakkan kepundaknya. Beberapa saat Kayla masih penasaran dengan maksud video itu hingga kemudian si akhwat mulai membuka resleting depan gamisnya dan toket si akhwat yang montok berputing coklat itu pun tumpah keluar.
Kayla : Ahh.. ini kan video porno.. isshh Hamdan..!! Gumamnya dalam hati.
Iman dalam diri Kayla mulai berusaha untuk mencegah Kayla menonton video itu lebih jauh. Meskipun ia sempat khilaf dengan Hamdan di saat pernikahannya yang lalu namun itu tak langsung membuatnya melepaskan marwahnya sebagai seorang akhwat. Meski nasihat-nasihat ustad yang masih tertanam dalam hatinya berusaha keras mencegahnya, tapi rasa penasaran akan adanya akhwat bercadar yang sengaja merekam adegan ‘panas’nya membuat Kayla tak bisa memalingkan pandangannya dari layar HPnya.
Kayla : Ahh.. sesekali kan gapapa.. toh Cuma bentar.. Gumam Kayla dalam hati.
Kini si akhwat mulai menaikkan gamisnya sehingga nampak kakinya yang putih mulus dan berisi. Stoking model fishnet menambah kebercintaian si Akhwat ketika ia mulai mengangkat kedua kakinya hingga mengangkang di atas sofa. serambi lempit coklat tua si akhwat tampak becek tembem mulus tanpa bulu. Dengan tangan kanannya, si akhwat mulai mengelus-elus bibir liang surgawinya yang kemudian membuatnya mendesah. Desahan demi desahan erotis mulai keluar dari balik cadar yang akhwat itu kenakan. Mata si akhwat mulai merem melek merasakan kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhnya, sementara tangan kirinya dengan lihai meremas lembut toket ukuran cup C miliknya.
Kayla sore itu tampil cantik dan bercintai hanya mengenakan lingerie babydoll ungu tua dan G-String saja sehingga kaki jenjang mulus kencangnya yang berwarna kuning langsat itu pun tampak semakin menggoda bagi setiap pria yang melihatnya. Toket 40C miliknya nampak penuh dengan belahan dada yang tampak hanya seperti garis saja. Wajahnya yang sedikit oval tampak terlihat semakin kenikmatans dan cantik berhiaskan rambut hitam lurus panjang.
Kayla yang penasaran pun memindahkan HPnya ke tangan kirinya, sementara tangan kanannya mulai masuk ke dalam G-String yang ia kenakan. Bulu tipis halus serambi lempitnya pun memberikan sensasi geli nikmat saat tanpa sengaja bersentuhan dengan telapak tangan mulus Kayla. Liang surgawinya yang sudah mulai becek oleh lendir akhwat terasa begitu nikmat ketika jemarinya mulai menari-nari mengusap labia mayora miliknya.
Kayla : Ssshhh.. mmhhh.. ssshhh.. ohhhh.. aahhhh.. mhhhh.. ngghhh.. aisshh.. Hamdann.. rudalmuhh.. ahhhh.. Gumam Kayla sambil masturbasi.
Permainan jemari si akhwat semakin liar, kini dua jarinya masuk mengocok liang surgawinya, sementara mulutnya tengah asik mengulum dildo layaknya rudal asli. Mata si akhwat nampak terpejam merasakan nikmat serambi lempit di colok oleh jemarinya sendiri sambil ber-deepthroat ria dengan dildo di mulutnya sembari berfantasi tengah di gangbang oleh banyak lelaki. Kayla semakin terangsang melihat permainan si akhwat. Ia pun mulai memasukkan jari tengah dan jari kenikmatans kanannya menusuk liang surgawinya.
Kayla : Ouuhhhh.. mmmmfhhh.. shhhh.. ahhhhh.. mmhhh.. ouhhh.. mmhhh..
Lenguhan dan desahan Kayla tak tertahankan ketika jemarinya mulai masuk dan menelusuri liang surgawinya yang basah kuyup oleh lendir khas akhwat. Matanya mulai nananr, nafasnya menderu mengejar orgasme tertinggi yang ia dambakan.
Cklekk..
Arya : Assalamu’alaykum umi sayaaangg..
Tiba-tiba Arya masuk kamar yang lupa belum Kayla kunci. Sontak Kayla dengan cepat mencabut jemarinya dan segera menutupi bagian bawah tubuhnya dengan selimut. Sementara dengan sigap ia mematikan handphone nya ke mode standby. Meski sudah menikah, namun kebiasaan Kayla yang tertutup dengan lelaki yang bukan mahramnya masih terbawa hingga sekarang. Bahkan dengan suaminya terkadang ia masih malu-malu dan menjaga jarak.
Arya : Kenapa mi? Kok panik gitu..?? Udah nikah.. sah pula.. hadeehh.. ujar Arya sambil melepas baju dan celananya sehingga kini ia hanya mengenakan boxer saja.
Kayla : Ahahah.. maaf bi.. kebiasaan nih.. jawab Kayla sambil merapikan rambutnya.
Arya : Hemmhh.. ya mbok tolong dirubah.. toh abi kan udah resmi jadi suami umi.. ga udah malu-malu lagi.. orang bugil aja halal kok.. jawab Arya sambil merebahkan dirinya ke ranjang.
Kayla : Iyaah.. maaf yah abi sayaangg.. btw tadi gimana bisnisnya bi? Lancar kan?
Arya : Hem? Ga usah dibahas mi.. kalau di rumah tuh abi pengen istirahat, jadi sebisa mungkin ga bahas kerjaan gitu.. pengennya bahas yang asik-asik aja.. jawab Arya dengan nada menggoda.
Kayla : Ohhh.. yang asik-asik tuh yang kayak gimana sih bii..?? Tanya Kayla dengan tatapan dan nada nakal sambil tiduran miring ke kiri sementara Arya berada di kiri Kayla.
Arya : Gatau atau gatau nihh..?? Padahal udah professional umi nihh.. ahahah..
Kayla : Ehh.. beneran loohh.. umi kan masih polos bii.. jawab Kayla di dekat telinga kanan Arya, sementara tangan kanannya mulai menyusup ke dalam boxer Arya dan meraih batang kejantanannya. Kaki kanan Kayla ia silangkan di atas kaki Arya sehingga paha dan betis mulus kuning langsatnya nampak bercintai.
Arya : Naahh itu udah tau yang asik-asik gimana.. Sambil tangan kanan Arya meremas bongkahan pantat bulat kencang Kayla.
Kayla yang sedari tadi menahan birahi, kini melepaskan kebinalannya pada Arya. Tanpa diminta ia langsung mengambil posisi doggy di atas tubuh Arya dan langsung memagut liar bibir suaminya itu dengan tangan kanannya tetap mengocok lembut rudal Arya yang mulai mengeras. Arya sebagai seorang lelaki pun tak tinggal diam. Ia juga membalas pagutan istri binalnya ditambah lidahnya yang menyeruak liar masuk ke dalam rongga mulut Kayla.
Kayla : Mffhh.. mmmhh.. srrupp.. mcchh.. mmhh..mmfhh..
Tak sabar ingin kembali merasakan gurihnya batang pria, ciuman Kayla berpindah turun ke leher Arya dan langsung membabat habis setiap milimeter leher suaminya hingga kemerahan. Paduan hisapan kuat dan liar Kayla dengan jilatan geli lembut membuat Arya diterpa rangsangan syahwat hingga ke ujung jari kakinya. Lenguhan tertahan Arya menikmati permainan sang istri semakin membuat Kayla terangsang untuk melepas total sisi hewani-nya.
Kayla mulai beraksi menyerang tubuh bagian bawah suaminya. Tanpa melepas tatapan dan senyuman nakalnya, dengan cekatan kedua tangan lembutnya melepas boxer Arya dan Plop.. rudal keras tegang Arya yang berukuran panjang 17cm dan diameter 4cm itu pun menunjukkan bentuk aslinya. Meski tak sebesar milik Hamdan, namun bagi Kayla yang sudah terbakar birahi tetap saja rudal suaminya tampak begitu menggiurkan.
Kayla : Uhhh.. ganteng banget sih rudalnya abihh.. buat umi yaahh..?? Tanya Kayla dengan nada dan tatapan menggoda.
Arya : Hem? Mau banget umi?? Bilang dong kalo mau banget?? Masa gitu aja??
Kayla : Ngghh.. abiii niihhh.. umi mau banget rudalnyaahh.. pliss yaahh.. abi yaahh.. tolong kasih umihh.. Rengek Kayla dengan wajah memelas sambil tangannya menggenggam rudal Arya dengan posisi doggy.
Arya : Hihihih.. yodahh.. kalo uda kelaparan banget mahh..
Kayla : Uwww.. makasih abi sayaaanghh.. haemphh.. mmffhhh.. mfhhh.. ogckk.. ogckk.. mmpuahh.. uwww.. lezat banget bihhh.. mmfhhh.. srrupphh..
Kayla meng-oral rudal Arya bak orang kelaparan. Dengan liar dan cepat ia menggerakkan kepalanya naik turun melahap habis semua batang keras milik suaminya itu. Decak becek suara kerongkongan Kayla di sesaki rudal Arya menambah sensasi ‘erotis’ kamar mereka berdua.
Arya : Ouhh.. mmmhhh.. wwuhhhh.. umi bisa sih kayak ginih?? Duhh.. mhhh..
Arya mendesah tak karuan merasakan nikmatnya disepong oleh istrinya. Memang baru pertama kali ini ia merasakan oral bercinta saat menikah dengan Kayla. Becek dan hangat mulut Kayla ditambah lihainya lidah Kayla memanjakan setiap detil batang kejantanannya semakin membuat Arya terbang tinggi ke langit kenikmatan bercinta. Jemari lentik Kayla terus membelai lembut zakar Arya. Kayla menghentikan sebentar sepongannya dan melemparkan senyum nakal ke arah suaminya. Ia meludahi tangan kanannya yang kemudian Kayla gunakan untuk melumasi rudal Arya. Tangan kanannya yang lembut mulai mengocok perlahan rudal Arya dengan gerakan naik turun dan memutar. Mulut Kayla pun tak mau kehilangan bagiannya untuk menikmati rudal Arya yang dengan lahap melumat habis kepala rudal Arya. Mendapatkan total attack dari istrinya baik disepong, dikocok, dan diremas-remas membuat orgasme Arya datang dengan begitu cepatnya.
Arya : Aghh..!! Udahan dulu Mih.. Tiba-tiba Arya menarik paksa rudalnya yang sudah mau meledakkan spermanya.
Kayla : Akhh.. ngghh.. kenapa bihhh.. kan lagi asikk lhooo.. uhhh.. Tampak wajah Kayla yang sedikit kecewa.
Arya : Yaaa soalnya enak banget sih mii.. diemut, dikocok, sama dielus telurnyaa.. ahh.. abi mau keluar tadii.. jadi abi cabut duluhh..
Kayla : Ohhh.. hihihih.. enak banget yah bi?? Trus gimana dong bi? Umi masukin langsung yaahh..?? Pinta Kayla sambil menjilat nakal batang rudal Arya dari pangkal sampai ke ujungnya.
Arya : Mmmhh.. sshh.. iya dehh.. serah umi ajahh..
Mendengar jawaban suaminya, ibarat motor yang mendapat lampu hijau setelah menunggu lama di traffic light, Kayla langsung melepas lingerie babydoll-nya dan dengan penuh nafsu langsung berjongkok mengangkangi rudal Arya. Tangan kanannya menggenggam rudal suaminya itu dan mengarahkannya tepat ke arah liang surgawinya. Bleshh.. dengan satu hantaman pinggul Kayla ke bawah, seluruh batang rudal Arya ditelan sempurna oleh serambi lempit akhwat cantik itu.
Kayla : OOOUUUUUHHHHHHH.. SSHHH.. AHHH.. AABIIIHHH.. OUHH.. YESSHH.. MMHH.. OHHH.. NGHHH.. OHHH..
Tanpa basa-basi Kayla langsung menggoyang pinggulnya maju mundur dengan cepat. Toket 40C nya berayun-ayun indah mengikuti irama tubuh kuning langsat mulus langsingnya yang tengah memanjakan batang kejantanan suaminya. Matanya merem melek sambil menggigit bibir bawahnya merasakan sensasi kenikmatan di serambi lempitnya yang mengalir ke sekujur tubuh Kayla hingga ke ubun-ubunnya. rudal Arya meski tak sebesar Hamdan tetap saja memberikan kenikmatan luar biasa bagi serambi lempit sempit Kayla yang sudah banjir oleh lendir akhwat.
Kayla : AAUHH.. MHHH.. OUHHH.. rudalSHH.. AUHH.. BIHHH.. TERUSS.. NAKAL BANGETHH SIHH.. OHH ENAKNYAAHH.. rudalS ABIHH.. MMHHH.. SHHH.. OHHH..
Kayla semakin liar dan cepat menggoyang pinggulnya, sementara Arya tak bisa diam saja melihat gunung kembar indah istrinya begitu saja dan langsung meremas-remas kuat keduanya. Ranjang tempat keduanya saling memacu syahwat pun ikut bersenandung mengikuti gerakan liar tubuh kedua insan itu. Kenikmatan yang Kayla rasakan dari rudal dan remasan tangan Arya semakin membuatnya tak lagi bisa membendung gelombang orgasme yang sudah berada di ujung liang surgawinya.
Kayla : AHHH.. ABIIIHH.. AAAHHH.. DIKIT LAGIIHH.. OHH.. engghh.. aabbiihh..
Arya : AARRGGHHH..!!!
CROOTTTT.. CROOTTTT..
Seketika Arya mencabut rudalnya dan langsung menumpahkan spermanya di pangkal paha Kayla. Tampak Kayla sedikit kecewa karena gagal orgasme padahal tinggal sedikit lagi ia bisa merasakan kenikmatan itu.
Kayla : Kok udah keluar sih bi..??
Arya : Hhmmmffhh.. iyaahh Mihh.. maaf yaahh.. abisnya umi liar banget gituhhh.. jadi ga tahannhh abihh..
Kayla : Yyaaahh.. padahal umi juga mau keluar ehh.. Ujar Kayla dengan nada kecewa.
Arya : Duhh.. maaf banget sayanghh.. gimana yaahh..?? Abi juga gatau ehh..
Kayla : Emmhh.. yaudah Bihh.. gpapa.. besok lagi yaahh.. Jawab Kayla sambil membersihkan sperma di rudal dan selakangannya dengan tisu.
Arya : Ahhh.. maaf banget sayangg.. mmm.. yaudah gini.. ntar malem jalan-jalan yukk.. buat permintaan maaf abi, ntar terserah umi deh mau makan di resto mana aja..
Kayla : Haahh..?? Beneran Bi??!! Jawab Kayla dengan nada gembira.
Arya : Iyaahh.. ba’da maghrib ya.. abi capek banget ehh.. goyangan umi emang paling top!! Ujar Arya sambil meremas toket Kayla.
Kayla : Oke biiihh.. ntar maghrib umi bangunin.. cuphh.. Jawab Kayla sembari mengecup bibir Arya yang kemudian terlelap tidur.
Meski hati Kayla sudah dibuat tenang oleh ajakan suaminya, namun liang surgawi Kayla masih becek basah dan membutuhkan pelampiasan. Ia pun teringat dengan video akhwat yang tadi ia tonton. Melihat suaminya yang terlelap tidur ia pun memilih untuk pindah ke kamar sebelah khawatir nantinya ketahuan.
Kayla : Mhhh.. ahhh.. kalo disini mah bisa sepuasnya.. gumam Kayla merebahkan diri di ranjang yang sebelumnya sudah kembali mengenakan lingerienya.
Sambil bersandar di sandaran ranjang, Kayla kembali melanjutkan videonya tadi. Berlanjut si akhwat kini semakin keras mendesah merasakan nikmatnya masturbasi, sementara mulutnya dengan lahap menjilat dan mengulum dildo tanpa henti. Kayla pun kembali mencolok serambi lempitnya dengan jari tengah dan jari kenikmatans kanannya sementara tangan kirinya menggenggam HP. Desahan dan erangan mulai keluar dari mulut kenikmatansnya merasakan birahi yang tertunda.
Kayla : Ahhh.. shhh.. mmh.. nhhahhhh.. ssshhh.. ahhh.. mmhhhh.. ouhhh.. Hamdannhh.. ahhh..
Bayangan rudal Hamdan yang besar dan panjang memenuhi pikirannya. Keras dan berurat serta berwarna sawo matang semakin nampak perkasa di pikiran Kayla. Ditambah lagi ia tengah membayangkan Hamdan menyodok kuat mulutnya dengan rudal raksasanya itu yang membuat Kayla semakin blingsatan. Kocokan jemarinya di serambi lempitnya pun semakin kuat dan kencang hingga akhirnya ledakan orgasme memuncak di ujung serambi lempitnya.
Kayla : Ahhh.. Ahhh.. Shhh.. Ohhh.. rudal.. Ahhh.. rudalmu Hamdaannn.. Ahhh.. MMMHHHHHHH..!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Bertepatan dengan akhwat di video yang orgasme, begitu pula dengan Kayla yang tengah mengejang melepaskan cairan surgawinya menyembur bebas ke segala arah. Ia mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi sambil terpejam dan menggigit bibir bawahnya merasakan nikmatnya orgasme karena masturbasi. Selama beberapa detik tubuhnya mengejang sebelum akhirnya ia terkulai lemas.
Kayla pun semakin penasaran pada video-video lain di link itu. Ia semakin terkejut ketika mendapati begitu banyak video porno di link yang Hamdan berikan. Bukannya ia menutup link di HPnya, malah justru ia semakin tergila-gila mengeskplor setiap kategori video di link itu mulai dari amateur, big cock, orgy, group, hardcore, dan lain-lain. Tadinya Kayla yang sudah lemas kembali diterpa birahi karena menyaksikan banyak video yang tampak ‘segar’ bagi dirinya yang tengah haus akan belaian syahwat.
Kayla : Aahhh.. Hamdan nihh.. rese banget sihh.. bikin akuhh jadi makin horny gini.. lagi apa yah dia..?? VC ahh.. mmhh..
Kayla pun segera mengenakan jilbab pashmina seadanya untuk menutupi rambutnya.
Tuuutt.. Tuuuttt..
Hamdan : Assalamu’alaykum.. kenapa La? Jawab Hamdan mendapat Video Call dari Kayla.
Kayla : Uhh.. kamu lagi apaah?? Tanya Kayla yang hanya terlihat close-up hingga belahan dadanya.
Hamdan : Lagi di luar ajahh.. mmhh.. ngghh.. kenapah..?? Kangen kah?? Uhh.. mmhh.. Tanya Hamdun dengan sedikit mengerang dan juga gambar video call dari Hamdan berguncang-guncang.
Kayla : Iyaah.. kangen rudal kamuh..!! Kok goyang-goyang gitu sih gambarnya..?? Lagi apa sihh?? Tanya Kayla penuh penasaran sambil memasang earphone dan meletakkan HP nya agak jauh dari dirinya sehingga menampakkan seluruh tubuhnya yang tengah mengangkang.
Hamdan : Weeehh.. ngapain kamuh?? Ahaha.. masturbasi yaa..?? Uhh.. mhhh.. sshhh.. yakinnhh mau liaaat..?? Jawab Hamdan dengan nada menggoda.
Bu Zaskia : NGGHHH.. AHHH.. OUHH.. SIAPA SIHH HAMDAN SAYAANGHH?? TEMEN YAAHH?? Jawab bu Zaskia sambil mendesah merasakan kejantanan rudal Hamdan mengobok-obok liang surgawinya.
Kayla : Ehh.. Suara cewe siapa tuh Dan..?? Lagi apa sih kalian..?? Ishh.. uhhh.. tanya Kayla sambil terus mencolok-colok liang surgawinya.
Hamdan : Nih mau liathh..?? Okeehh.. ngghh.. nghh..
Hamdan kemudian merubah Video Call nya ke mode kamera belakang. Kayla terkejut ketika melihat rudal Hamdan tengah keluar masuk bokong putih sintal kencang seorang akhwat. Nampak serambi lempit si akhwat ikut tertarik keluar tiap kali Hamdan menarik rudalnya. Bokong si akhwat pun mulai berubah kemerahan dihantam pinggul Hamdan bertubi-tubi.
Kayla : Aihhh.. curranngg.. siapa tuh cewe..?? Beruntung banget tuhh disodok rudalmuuhh.. ahh.. pengeenn ahhh.. ahhh.. ujar Kayla dengan nada cemburu sementara tangannya semakin cepat mengocok serambi lempitnya sendiri.
Hamdan : Wuuhh.. udah makin binal yaa kamu La.. kenapah?? Ga puas di entot suami kamu?? Ahah.. jawab Hamdan sambil terus menggenjot bu Zaskia.
Kayla : Ihhh.. shhh.. kamu sihh.. ahhh.. duhh.. kapan gantian akuhh yang kamu sodokk?? Uhhh.. pinta Kayla dengan nada memelas.
Hamdan pun mencabut rudalnya dan memasang tripod mini di HPnya. Ia berjalan menjauh dari bu Zaskia dan men-set HPnya di atas bebatuan disana sehingga kini tubuh bu Zaskia yang tengah membungkuk berpegangan pada batu besar dengan kaki jenjang putih mulusnya nampak jelas di HP Kayla. Jilbab non pet jumbo warna kuning menghias cantik wajah putih bu Zaskia, sementara gununfg kembar ultra-size 40H bu Zaskia nampak indah menggantung. Bokong hingga betis bu Zaskia yang putih bersih mulus dan kencang terlihat kontras dengan gamis panjang hitam berbrokat yang disingkapkan ke pinggangnya.
Hamdan kembali ke Bu Zaskia yang sudah menantikannya sejak tadi. Tanpa basa-basi, Hamdan kembali menusuk serambi lempit bu Zaskia tanpa ampun. Lenguhan dan Desahan bu zaskia begitu lepas karena tak ada seorang pun di sana, hanya ada pasir, bebatuan besar, rimbun pepohonan, dan kemegahan Gunung Merapi yang menjadi saksi bisu perzinahan akhwat dan ikhwan itu.
PLOKK.. PLOKK.. PLOKK..!!
Suara hantaman kasar dan liar Hamdan di bokong bu Zaskia terdengar jelas di telinga Kayla padahal jarak mereka berdua dengan HP Hamdan sekitar 2 meteran. Kayla semakin liar dan blingsatan saat mendengar becek dan indahnya suara tamparan pinggul Hamdan di bokong semok bu Zaskia.
Bu Zaskia : AAAOUHH.. YEESHH.. FUCK MEE!! AAHH.. HAAMDANNHH.. OHHH.. SODOK TERUS ANJING SYAR’I INIHH.. AHH IYAAHH… OUHH rudalMUHH EMANG PALING PERKASAAAHH.. AHHH.. AAHHH.. YESS.. OHH.. FUCKK.. MAU KELUAR SAYANAGHH.. KENCENGINN.. UHH.. NGGHH.. OHHHH..!!
Racauan bu Zaskia yang semakin liar dan keras membuat Kayla pun ikut terangsang hebat. Desahan dan lenguhan nya pun terdengar semakin kuat dan intens. Decak becek jemarinya mengobok-obok serambi lempitnya yang sudah basah kuyup oleh lendir akhwat juga menambah suasana sensual di kamar istri Arya itu. Sementara tangan kiri Kayla juga sibuk meremas dan memilin toketnya yang sedari tadi sudah begitu keras menegang.
Kayla : MMHHH.. MAU DONGHH.. AHH HAMDAANHH.. SODOKK AKUHH.. SINI rudalMUHH.. serambi lempit AKUHH KANGEENN rudal MUHH.. AHHH.. SSHH.. NNGHHH.. OHHHHHH..
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Hamdan langsung mencabut rudalnya saat merasakan jepitan kuat serambi lempit bu Zaskia yang menandakan ia akan orgasme. Lenguhan panjang dan kuat di teriakkan bu Zaskia menyambut kedatangan orgasme nikmatnya yang pertama. Melihat cairan surgawi bu Zaskia yang menyembur deras, Kayla pun tak mampu lagi menahan birahinya.
Kayla : AHHH.. AHHH.. OUHHH.. NNGGGGHHHHHHHH..!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Bersamaan dengan bu Zaskia, Kayla pun menyemburkan cairan surgawinya dengan kencang. Tubuhnya kembali melengkung dengan pinggulnya menjulang tinggi dan paha mengangkang. Begitu derasnya orgasme Kayla, hingga kamera HPnya pun basah oleh semburan cairan surgawinya. Selama beberapa detik tubuh Kayla mengejang merasakan nikmatnya orgasme dari masturbasi dari berfantasi tentang Hamdan. Nafas Kayla terdengar berat dan tersengal, tubuhnya serasa lemas sekali. Tak beberapa lama ia pun tertidur pulas karena kecapekan. Sesaat sebelum tidur ia sempat melihat bu Zaskia melahap rudal Hamdan dengan mulut kecilnya. Tanpa disadari saat Kayla mulai terlelap, HPnya terjatuh dan menyentuh salah satu bonekanya yang tergeletak di lantai, menekan tombol Finish-Call yang mematikan video call dengan Hamdan.
——————————————————————————————————————–
Di siang hari di hari yang sama, di salah satu fakultas di kampus ternama terlihat seorang akhwat yang berlari meninggalkan seorang ikhwan di depan pintu sekretariat salah satu organisasi islam di kampus itu. Tampak mata si akhwat beruraian air mata. Sepertinya baru saja terjadi masalah di antara kedua insan penggerak dakwah kampus di universitas ternama di Jogja tersebut.
Alisa : Ehh.. dek Sulwa.. mau kemana kok lari-lari gitu? Tanya Alisa sembari memasukkan beberapa buku ke tas nya.
Sulwa : Mmhh.. hikk.. kak.. kak Alisa bisa nemenin adek ngga? Tanya Sulwa sambil membersihkan air matanya.
Alisa : Emmhh.. bisa sih.. kemana? Kok kamu nangis gitu dek? Kenapa? Tanya Alisa penasaran.
Sulwa : Ntar aja yah kak.. Sulwa belum bisa cerita sekarang.. Sulwa pengennya pergi dulu aja dari kampus nih.. hik.. kalau Sulwa nginep rumah kak Alisa boleh ga??
Alisa : Yaa boleh aja sih.. yaudah yuk.. kakak pesenin Grab-Car dulu yaahh.. Jawab Alisa sambil memesan Grab-Car.
Tak lama berselang, Avanza putih pun datang menghampiri mereka yang sudah bersiap di bolevard di luar kampus. Sepanjang perjalanan dari gedung kampus hingga ke bolevard, Alisa belum berani menannyakan alasan Sulwa menangis. Menurutnya belum saatnya, Alisa menunggu waktu yang tepat untuk bertanya, bisa jadi mungkin itu masalah personal yang mendalam.
Cklek..
Alisa : Assalamu’alaykum.. Ujar Alisa ketika masuk ke rumahnya.
Alisa pun segera masuk ke rumahnya diikuti Sulwa yang masih nampak murung. Melihat Sulwa yang murung seperti itu pun Alisa juga ikut kebingungan antara bertanya atau membiarkan dulu hingga kondisi hatinya lebih baikan.
Alisa : Sholat dulu dek ya.. tadi belum sempet sholat dhuhur kan?? Tanya Alisa sembari melepas tas nya dan kaos kakinya.
Sulwa : He’emh..
Jawaban Sulwa yang begitu singkat mengindikasikan tengah terjadinya sesuatu yang amat melukai hatinya. Alisa pun paham tentang itu dan membiarkannya beberapa saat. Alisa pun mengajaknya makan siang dengan order melalui Go Food. Ia sengaja memilih makanan yang cukup mahal dan menarik bagi mahasiswa pada umumnya. Alisa berharap bisa sedikit meringankan beban Sulwa.
Sulwa : Mmmm.. Kak Alisa, abis maem Sulwa ijin buat tidur siang yaah.. Sulwa pengen istirahat dulu.. pinta Sulwa dengan nada sedih.
Alisa : Hemmhh.. iyaahh.. nanti bobo di kamar kakak aja.. anggap aja rumah sendiri.. Jawab Alisa yang merasa kasihan pada Sulwa.
Selesai makan, Sulwa bersegera menuju kamar Alisa. Tampak mata Sulwa yang masih sembab karena menangis sejak tadi. Sulwa pun tertidur masih dengan gamis dan jilbabnya tanpa cadar. Melihat Sulwa yang tertidur pulas, Alisa pun merasa iba. Setelah berganti ke pakaian tidur, Alisa pun ikut membersamai tidur di samping Sulwa. Alisa kembali berharap semoga setelah bangun tidur, Sulwa bisa bercerita tentang masalahnya.
Sementara sore harinya, di kaki gunung merapi, Hamdan dan Bu Zaskia beranjak pamit hendak meninggalkan pondok bu Vyrna. Ke-delapan santriwati senior pun mengiringi keberangkatan Hamdan menuju parkiran bersama dengan bu Zaskia. Meski tertutup pakaian serba hitam dan juga cadar yang panjang dan elegan, namun Hamdan bisa merasakan dari gestur tubuh para santriwati itu hasrat untuk menjamahi tubuhnya. Terutama lirikan mata ustadzah Auliya yang begitu jeli beberapa kali ia lancarkan ke arah Hamdan.
Bu Vyrna : Alhamdulillah.. Jazakillah ukh udah mau repot-repot main ke pondok kecil kami..
Bu Zaskia : Justru ana yang bersyukur bisa ketemu santriwati-santriwati yang semangat seperti ini.. pasti tak lepas dari arahan pengasuhnya ukh.. jawab bu Zaskia memuji bu Vyrna.
Bu Vyrna : Ahh.. masih belajar ukhh.. ohh ya buat mas Hamdan jangan kapok ya buat ngajarin kami semua disini.. ujar bu Vyrna dengan nada sedikit menggoda.
Bu Zaskia : Ahahah.. kalau Hamdan mah gak bakalan bosen tiap hari kesini.. timpal bu Zaskia sambil mencubit lengan Hamdan.
Hamdan : Ahahahah.. inshaaAllah..
Hamdan dan bu Zaskia pun beranjak pergi dengan mengendarai mobil Odyssey milik bu Zaskia. Meski baru pertama kalinya Hamdan datang ke pondok bu Vyrna, namun suasana alam yang ada di sana membuat Hamdan betah dan ingin sekali kembali lagi. Apalagi suasana ‘alam’ para santriwati senior yang membuat Hamdan penasaran akan rasa dari setiap tubuh mereka. Santriwati yang dikenal selalu menutup dan menjaga kesucian tubuhnya. Mereka yang selalu menyibukkan waktunya untuk mempelajari agama, tapi di depan Hamdan, sisi asli dari dahaga mereka untuk bersenggama nampak jelas meski tertutup cadar, jilbab, dan gamis panjang nan anggun. Ditambah lagi bu Vyrna dan bu Zaskia yang sudah menyiapkan jadwal bagi Hamdan untuk menggilir ke delapan santriwati itu, semakin membuatnya tak fokus berkendara.
Bu Zaskia : Hamdan.. Hamdaann.. Panggil bu Zaskia sambil mencubit pipi Hamdan.
Hamdan : Ahh.. ehh.. iya knapa bu? Tanya Hamdan sambil mengelus pipinya.
Bu Zaskia : Yee nglamun aja.. baru juga sekali ke sana udsh terngiang-ngiang ya? Hihih.. ujar bu Zaskia yang terlihat cantik saat tertawa.
Hamdan : ahaha.. nggak juga bu.. ini pulang lewat jalur yang tadi berangkat kan bu?
Bu Zaskia : Ehh.. jangan dulu.. ibu kangen deh mampir ke tempat mbah Marijan.. soalnya bagus tuh viewnya.. apalagi sore-sore gini..
Hamdan : Ini sudah jam 4.25 loh bu.. gapapa kah? Ntar dicariin Alisa..
Bu Zaskia : Gapapa.. tadi ibu udah bilang ke Alisa kalau ada urusan di pondok temen ibu gitu..
Hamdan : Ahahah.. ada maksud lain nih bu yaaa..?? Tanya Hamdan penuh makna.
Bu Zaskia : Mmm.. ada ngga yaa.. gatau juga siii.. hihihi.. ehhh, belok sini.. ntar abis tanjakan belok kanan..
Karena Hamdan hanya sebagai supir pribadi sehingga ia tak memiliki pilihan selain mengikuti arahan bu Zaskia. Memang suasana di daerah gunung Merapi Jogja waktu sore hari begitu menarik, terlebih lagi ini pengalaman pertama Hamdan untuk tau kediaman mbah Marijan yang selama ini menjadi legenda jika membicarakan gunung Merapi. Jalan untuk menuju lokasi kediaman mbah Marijan cukup sempit untuk dilewati kendaraan roda empat, tapi untungnya karena sore dan bukan hari libur sehingga sepi pengunjung.
Setelah melewati beberapa tikungan dan jalan yang curam dan sempit akhirnya Hamdan dan bu Zaskia sampai di lokasi kediaman mbah Marijan yang sudah di alih fungsikan menjadi tempat wisata untuk mengenang dahsyatnya erupsi merapi tahun 2010. Setelah parkir, Hamdan jalan berdua dengan tangan kirinya didekap mesra oleh bu Zaskia yang otomatis membuat lengan kiri Hamdan tenggelam di kekenyalan hakiki gunung kembar raksasa bu Zaskia.
Bu Zaskia : Nah ini dulu rumah mbah Marijan, sekarang jadi petilasan gitu.. kalau itu gardu pandang.. kalau yang itu..
Hamdan sebenarnya tertarik dengan segala artefak peninggalan erupsi merapi di tempat itu. Bu Zaskia yang menjelaskan tentang lokasi tersebut nampak bersemangat. Hamdan malah lebih fokus ke wajah bu Zaskia yang semakin terlihat cantik di usia yang sudah menginjak kepala tiga. Ditambah sinar mentari sore, semakin menambah kecantikan alami bu Zaskia. Selesai dengan penjelasan lokasi kediaman mbah Marijan, bu Zaskia kemudian mengajak Hamdan menuju sungai pasir tempat dulunya lahar dingin merapi meluluh lantakkan daerah itu. Nampak pepohonan rimbun mulai tumbuh di sepanjang pinggir sungai yang hanya terdapat pasir dan bebatuan besar dari perut gunung Merapi. Dari sungai itu nampak jelas kegagahan ciptaan Allah yang mana manusia sehebat apapun tak akan mampu menghentikannya jika sudah mengeluarkan isi perutnya.
Hamdan : MashaaAllah.. keren bu pemandangannya..
Bu Zaskia : Iyaa kan?? Coba tadi langsung balik.. gak akan bisa liat pemandangan ini.. hemmhh.. ibu jadi inget waktu pertama kali sama suami ibu kemari..
Hamdan : Mmm..??
Bu Zaskia : Benar-benar suasananya pas banget.. trus masih sayang-sayangnya waktu itu.. haduhhh.. jadi pengen nangis kalau inget.. sembari bu Zaskia mengusap matanya yang mulai basah oleh air mata.
Hamdan : Afwan bu.. malah jadi buat ibu teringat masa lalu..
Bu Zaskia : Iyahh.. gapapa kok.. kan tadi ibu sendiri yang inisiatif bawa Hamdan kesini.. nampak bu Zaskia masih susah menahan air matanya.
Sebagai seorang lelaki, Hamdan pun tak kuasa melihat seorang akhwat menangis di depannya. Dengan perlahan Hamdan mendekap bu Zaskia. Bu Zaskia yang telah lama tak merasakan hangatnya dekapan lelaki seperti saat itu semakin tak kuasa menahan derai air matanya. Selama beberapa saat Hamdan membiarkan bu Zaskia yang sesenggukan di dekapan dadanya. Tangan kanan Hamdan membelai lembut kepala bu Zaskia yang terbalut jilbab kuning.
Suasana di sore itu memang sangat syahdu. Tak ada manusia lain selain mereka berdua. Alam yang begitu asri, dengan latar belakang gunung dan cahaya sore hari, terasa begitu sempurna untuk berduaan dan saling bernostalgia.
Hamdan : Sudah bu.. udah baikan? Tanya Hamdan sambil menatap wajah bu Zaskia yang masih tampak kemerahan.
Bu Zaskia : Iyahh.. hik.. udah mendingan.. maaf yah Hamdan.. harusnya ibu gak kayak gini.. jawab bu Zaskia sambil menyeka sisa air matanya di mata indahnya.
Hamdan : Gapapa kok bu.. memang suasanya pas banget kalo trus ibu teringat sama kenangan indah yang lalu.. ujar Hamdan menghibur bu Zaskia.
Bu Zaskia : Jujur aja Hamdan.. meski sudah sering bersentuhan tubuh kita, tapi dekapanmu sore ini mengingatkan ibu dengan kehangatan suami ibu dulu..
Hamdan : Mmm.. kalau gitu anggap saja ana jadi suami ibu gimana? Gapapa kok selama ibu nyaman..
Bu Zaskia : Ehhh.. ibu egois dong kalo gitu.. jawab bu Zaskia tak ingin menyakiti hati Hamdan.
Hamdan : Kok egois bu? Kan ibu udah banyak kasi fasilitas buat ana.. jadi kalau cuma seperti itu, buat ana masih belum cukup buat balas kebaikan ibu selama ini.. jawab Hamdan sambil menatap wajah sendu dan membelai lembut kepala bu Zaskia.
Bu Zaskia : Ahhh.. hangatnya jawaban mu Hamdan.. untuk sebentar saja.. boleh yaa ibu egois..??
Hamdan : Iya bu gapapa..
Tanpa Hamdan sadari tiba-tiba bu Zaskia menjinjitkan kakinya dan mendaratkan ciumannya di bibir Hamdan. Terasa sekali ciuman bu Zaskia sore itu begitu dipenuhi rasa rindu yang membuat Hamdan membalas ciumannya dengan penuh kelembutan. Kedua tangan bu Zaskia membelai lembut pipi Hamdan dan semakin meningkatkan tempo ciumannya. Keduanya berciuman begitu mesra, berdiri di antara keindahan alam gunung merapi di bawah sinar mentari yang mulai melepas kehangatannya.
Bu Zaskia : mmffhh.. mmpcchh.. mhhh.. Hamdan sayang.. maaf yah..
Hamdan : Maaf kenapa bu?
Bu Zaskia : Iyaa.. karena ibu udah egois.. uda nganggep Hamdan seperti suami ibu yang dulu.. jawab bu Zaskia sambil menatap Hamdan dengan mimik wajah bersalah.
Hamdan : Hemm.. kan tadi Hamdan sudah bilang kalau itu ga masalah buat Hamdan..
Bu Zaskia : Yaa tetep aja, buat ibu ngga bisa gitu.. mmmhh.. yaudah buat bentuk terimakasih, ibu kasih quickie yaa.. hihihih.. ujar bu Zaskia yang langsung berlutut.
Hamdan : Quickie apa sih bu??
Belum selesai Hamdan bertanya, bu Zaskia dengan cepat menarik celana sirwal Hamdan hingga membuat rudalnya yang masih lemas itu pun tampak sepenuhnya. Dengan senyum nakal, bu Zaskia langsung melahap rudal Hamdan sembari tangan kanannya meremasi zakar Hamdan. Bu Zaskia menelan keseluruhan batang rudal Hamdan hingga wajahnya menempel di perut Hamdan. Lidahnya membelai lembut batang kejantanan Hamdan yang mulai mengeras di rongga mulut bu Zaskia. Pengalaman outdoor seperti ini adalah yang pertama bagi Hamdan sehingga membuatnya cepat terangsang, terlebih lagi yang mengoralnya adalah akhwat syar’i cantik.
Hamdan : Ouhhh.. sshhh.. mhhh.. fuhhh.. langsung maen telen aja nih..
Bu Zaskia : mmfhhh.. hihihih.. he’emphh.. mffhh.. ockk.. ockk.. mfffhh.. sruuppp.. ockk.. ockkk..
Tak perlu waktu lama hingga rudal Hamdan mencapai kekerasan maksimal. Bu Zaskia pun dengan liar mulai men-deepthroat rudal Hamdan tanpa henti. Decak becek rudal Hamdan ketika menghantam kerongkongannya begitu erotis di telinga Hamdan. Kedua tangan bu Zaskia kini meremas bokong kencang Hamdan dan menjadikannya sebagai pegangan saat bu Zaskia mengocok cepat seluruh batang rudal Hamdan di mulutnya. Desahan dan erangan Hamdan bagaikan doping bagi diri bu Zaskia. Semakin kuat Hamdan mendesah, semakin bernafsu bu Zaskia untuk memuaskannya. Hampir sekitar 10menit bu Zaskia memanjakan rudal Hamdan dengan oral bercinta, bahkan air liur bu Zaskia membanjiri pasir di bawah mereka.
Bu Zaskia : Mmpuahh.. jam berapa sekarang Hamdan sayang?? Tanya bu Zaskia sambil mengocok rudal Hamdan dengan tangan kanannya yang lembut.
Hamdan : Ouuhh.. shhh.. udah jam 5an bu.. shhh..
Bu Zaskia : Duhh.. kalo kelamaan Alisa bisa curiga nih.. kan malam ini jatahnya Alisa..
Bu Zaskia pun langsung berdiri menghadap ke batu besar di dekat mereka dan menaikkan gamis hitamnya hingga sepinggang. Batu itu memiliki tinggi lebih dari 2 meter dan lebar 1,5 meter. Sambil menggoyangkan pinggul dan pantatnya bu Zaskia mulai melepas CD dan celana training ketat yang ia kenakan. Perlahan kulit putih mulus bokong hingga betis bu Zaskia nampak jelas di hadapan Hamdan. Tak lupa bu Zaskia menyibakkan jilbab kuningnya di lehernya dan membuka resleting depan gamisnya sehingga toket 40H raksasanya menggantung bebas siap untuk dinikmati.
Hamdan masih saja terkesima dengan kebercintaian bokong bulat sintal bu Zaskia yang menungging ke arahnya. Ditambah lagi dengan kaki jenjang kencang putih mulus bu Zaskia yang dihias sepatu wedges cream semakin menambah bercintai dan anggunya ibunda Alisa itu.
Bu Zaskia : Yuuukk Hamdan.. sodok dong serambi lempit ibu.. ehh.. anjing ini.. anjiing syar’i ini butuh di hukum pakai rudal kamuuhh sayangg.. pinta bu Zaskia dengan nada memelas sambil menatap nakal Hamdan.
Bu Zaskia meludahi tangan kanannya yang kemudian ia usapkan di liang surgawinya untuk melumasi serambi lempitnya yang sebenarnya sudah basah oleh lendir khas akhwat. Namun ukuran rudal Hamdan yang memang tak biasa membuatnya membutuhkan ekstra pelumas. Hamdan pun tak mau berlama-lama. Ia segera menggenggam erat bokong bu Zaskia dan Bleshhh..
Bu Zaskia : OUUUHHHHH.. rudalLHHH.. MMHH.. SSHHH.. AYOOKK SAYANGG.. HUKUM ANJING EGOIS INIHH.. GENJOT ANJING INI SEPUASNYAAA SAYAANGHH.. AHHH.. rudal.. AKHH.. AKHH…
Lenguhan dan desahan keras bu Zaskia ditambah racauan liarnya semakin merangsang Hamdan ketika bu Zaskia merasakan serambi lempitnya ditembus rudal raksasa Hamdan. Dengan cepat dan liar Hamdan langsung menggenjot serambi lempit bu Zaskia tanpa ampun. PLOKK..!! PLOKK.. !! PLOKK..!! Suara hantaman pinggul Hamdan begitu kuat dan keras yang membuat bokong putih bu Zaskia menjadi kemerahan. bercinta outdoor seperti ini terasa begitu menegangkan sekaligus nikmat yang membuat keduanya begitu bernafsu untuk segera mencapai puncak orgasme. Di tengah asiknya Hamdan menggempur bokong akhwat beranak satu itu, ia dikejutkan dengan nada panggilan dari HPnya.
Hamdan : Ahhh.. siapa sih ganggu.. lah Kayla.. ngapain VC segala.. Assalamu’alaykum.. kenapa La?? Tanya Hamdan sembari terus menggenjot bu Zaskia.
Kayla : Uhh.. kamu lagi apaah?? Tanya Kayla. Hamdan agak terkejut melihat Kayla yang memakai pakaian terbuka hingga belahan dadanya nampak sempurna.
Hamdan : Lagi di luar ajahh.. mmhh.. ngghh.. kenapah..?? Kangen kah?? Uhh.. mmhh.. Tanya Hamdan dengan sedikit mengerang dan terus saja menggenjot bu Zaskia sehingga membuat HP yang ia genggam dengan tangan kirinya berguncang.
Kayla : Iyaah.. kangen rudal kamuh..!! Kok goyang-goyang gitu sih gambarnya..?? Lagi apa sihh?? Tanya Kayla penuh penasaran.
Hamdan : Weeehh.. ngapain kamuh?? Ahaha.. masturbasi yaa..?? Uhh.. mhhh.. sshhh.. yakinnhh mau liaaat..?? Jawab Hamdan dengan nada menggoda. Hamdan kini tengah melihat Kayla yang mengangkang dengan jemarinya yang mencolok-colok serambi lempitnya sendiri.
Bu Zaskia : NGGHHH.. AHHH.. OUHH.. SIAPA SIHH HAMDAN SAYAANGHH?? TEMEN YAAHH?? Jawab bu Zaskia sambil mendesah merasakan kejantanan rudal Hamdan mengobok-obok liang surgawinya.
Kayla : Ehh.. Suara cewe siapa tuh Dan..?? Lagi apa sih kalian..?? Ishh.. uhhh.. tanya Kayla sambil terus mencolok-colok liang surgawinya.
Hamdan : Nih mau liathh..?? Okeehh.. ngghh.. nghh..
Hamdan kemudian merubah Video Call nya ke mode kamera belakang sehingga menunjukkan bokong sintal bu Zaskia yang tengah ia hajar habis-habisan. rudal Hamdan yang begitu besar keluar masuk dengan cepat dan liar mengobok-obok serambi lempit akhwat syar’i berparas cantik itu.
Kayla : Aihhh.. curranngg.. siapa tuh cewe..?? Beruntung banget tuhh disodok rudalmuuhh.. ahh.. pengeenn ahhh.. ahhh.. ujar Kayla dengan nada cemburu.
Hamdan : Wuuhh.. udah makin binal yaa kamu La.. kenapah?? Ga puas di entot suami kamu?? Ahah.. jawab Hamdan sambil terus menggenjot bu Zaskia.
Kayla : Ihhh.. shhh.. kamu sihh.. ahhh.. duhh.. kapan gantian akuhh yang kamu sodokk?? Uhhh.. pinta Kayla dengan nada memelas sambil jemarinya semakin liar mengocok liang surgawinya.
Hamdan pun mencabut rudalnya dan memasang tripod mini di HPnya. Ia berjalan menjauh dari bu Zaskia dan men-set HPnya di atas bebatuan disana dan memastikan bahwa seluruh adegan menggenjotnya dengan bu Zaskia terlihat utuh di HP Kayla.
Hamdan kembali ke Bu Zaskia yang sudah menantikannya sejak tadi. Tanpa basa-basi, Hamdan kembali menusuk serambi lempit bu Zaskia tanpa ampun. Lenguhan dan Desahan bu Zaskia begitu lepas karena tak ada seorang pun di sana, hanya ada pasir, bebatuan besar, rimbun pepohonan, dan kemegahan Gunung Merapi yang menjadi saksi bisu perzinahan akhwat dan ikhwan itu.
PLOKK.. PLOKK.. PLOKK..!!
Bu Zaskia : AAAOUHH.. YEESHH.. FUCK MEE!! AAHH.. HAAMDANNHH.. OHHH.. SODOK TERUS ANJING SYAR’I INIHH.. AHH IYAAHH… OUHH rudalMUHH EMANG PALING PERKASAAAHH.. AHHH.. AAHHH.. YESS.. OHH.. FUCKK.. MAU KELUAR SAYANAGHH.. KENCENGINN.. UHH.. NGGHH.. OHHHH..!!
Hamdan dengan penuh semangat dan bernafsu menggenjot bu Zaskia dengan kuat dan liar. Meski tengah fokus menghajar bokong bu Zaskia, namun sesekali Hamdan melihat ke arah HPnya yang tampak Kayla hampir mencapai orgasmenya. Dan benar saja, tak butuh waktu lama bersamaan dengan bu Zaskia, Kayla pun meledakkan cairan surgawinya hingga membasahi kamera HPnya.
Bu Zaskia : OHHH.. OHHH.. FUCKK YESS.. FUCK.. AGHHH!!.. rudal!! AKHH..!! rudalLHHH..!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Hamdan langsung mencabut rudalnya dan membiarkan bu Zaskia membanjiri pasir di bawah mereka dengan cairan surgawinya yang begitu deras menyembur. Kedua kaki jenjangnya dan tubuhnya mengejang merasakan kenikmatan orgasme yang tiada tara. Sementara ketika Hamdan melihat ke arah HP, tampak Kayla yang sudah mulai kelelahan dan sayu.
Bu Zaskia : Aahhh.. hhh.. duhh.. nikmat bangethh.. ahhh.. sayaangg.. udahh jam berapaahh??
Hamdan : Mmm.. udah jam 5.20 nih bu.. gimanah? Jawab Hamdan sambil melihat jam di tangannya.
Bu Zaskia : Duhh.. udah kesorean.. kamu masih belum mau keluar sayang?? Tanya bu Zaskia yang masih terengah-engah sambil berlutut di hadapan rudal Hamdan yang masih menjulang tinggi dengan gagahnya.
Hamdan : Belom dongg bu.. kan tadi udah di garap abis-abisan di pondok, jadi buat bisa keluar lagi yaaa sekitaran 40menitan..
Bu Zaskia : Ahh.. maaf yah.. ibu bener-bener egois sore ini.. ujar bu Zaskia sambil mengocok rudal Hamdan dengan kedua tangannya.
Hamdan : Udahh bu.. ga usah mikir gitu.. yaudah yuk balik aja bu, kasihan Alisa nunggu..
Sebelum beranjak pergi kembali ke mobil, bu Zaskia masih sempat melakukan deepthroat ke rudal 25cm Hamdan. Dengan lahap dan liar bu Zaskia membersihkan rudal Hamdan dari lendir akhwat serambi lempitnya. Itulah hal terakhir yang mungkin sempat dilihat oleh Kayla sebelum akhirnya ia tertidur dan koneksi VC mereka terputus.
Sekitar jam 5.34 sore, Hamdan dan bu Zaskia melanjutkan perjalanan pulang. Bu Zaskia sendiri sudah tampil cantik menawan kembali setelah merapikan jilbab dan riasnya. Meski tampilan syar’i sudah kembali terlihat, tapi bu Zaskia selama perjalanan tidak memakai lahi CD dan celana trainingnya. Selama perjalanan karena bu Zaskia masih merasa bersalah belum bisa memuaskan Hamdan, ia pun terus mengocok rudal Hamdan di mulutnya hingga beberapa meter menjelang mereka sampai di rumah bu Zaskia. Aksi bu Zaskia yang menyepong rudal Hamdan selama perjalanan kembali menjadi hiburan bagi setiap kendaraan yang melintas di samping mobil mereka, terutama para pengendara motor. Bahkan dengan sengaja bu Zaskia membuka jendela mobil sehingga membuat aksinya Live di mata para pengendara motor yang beruntung berhenti di samping mobilnya saat lampu merah traffic light menyala. Beberapa dari para pengendara motor ada yang merekam kejadian itu dengan HP mereka, bahkan bu Zaskia yang sadar tengah di rekam justru semakin menunjukkan sisi kebinalannya dengan sengaja menatap nakal ke arah kamera dan menjilati rudal Hamdan dari pangkal hingga ke ujungnya.
——————————————————————————–
Alisa pun terbangun karena mendengar suara adzan Ashar. Ketika ia melihat Sulwa yang masih tertidur, ia pun tak mau mengganggunya. Khawatir kondisi dirinya belum baikan seluruhnya. Akhirnya Alisa meninggalkan Sulwa tetap pulas tertidur sementara dirinya mengerjakan sholat Ashar di kamar kosong dj lantai 2.
Sulwa : Mmmhh.. kak Alisa kok ngga bangunin Sulwa sih? Ujar Sulwa sambil mengucek matanya.
Alisa : Ehh dek Sulwa.. barusan bangun? Iyahh afwan.. soalnya kakak gak enak ganggu dek Sulwa tadi.. jawab Alisa yang tengah duduk di sofa di ruang santai lantai 2.
Sore itu Alisa tampil bercintai seperti biasa hanya mengenakan kaos oblong putih panjang sepaha dengan gambar kucing dan CD hitam saja yang menutupi aurat ke-akhwatannya. Sulwa sendiri masih mengenakan jilbab dan gamis lengkapnya meski tanpa cadar. Wajah asli Sulwa ketika bangun tidur terlihat imut dan kenikmatans dengan bibir kecil dan pipinya yang sedikit chubby.
Alisa : Dek Sulwa mau sholat Ashar? Itu nanti wudhu bisa di kamar mandi trus sholatnya d kamar sebelah ini.. sembari Alisa menunjuk ke salah satu kamar kosong di lantai 2.
Sulwa : He’emhh.. baik kak..
Alisa : Ohh yaa.. nanti kalau uda kelar sholat, ganti baju aja.. pakai aja yang dilemari kakak.. terserah yang mana aja selama dek Sulwa nyaman.. oke?? Ujar Alisa menghibur Sulwa sambil menegipkan sebelah matanya.
Ketika Sulwa kembali untuk duduk bersama Alisa di ruang santai lantai 2, Alisa terkejut dengan pilihan baju yang dikenakan Sulwa yaitu setelan piyama warna biru muda dengan motif panda kecil-kecil di seluruh piyama. Alisa sedikit menahan tawa melihat keluguan Sulwa yang semakin terlihat imut dengan balutan jilbab instan antem mini warna biru tua.
Sulwa : ihhh.. kakak kok ketawa sih? Aneh yaa..?? Tanya Sulwa sambil ikut duduk di samping Alisa.
Alisa : Ahahah.. ehh.. nggak.. afwan.. soalnya lucu sama imut banget pas liat kamu tadi dek..
Sulwa : Yang bener kak..? Ga ngejek kaan?? Tanya Sulwa dengan ekspresi wajah sedikit kesal.
Alisa : Ngga.. beneran kok.. lucu aja liat kamu dekk..
Sulwa : Ehh kak.. emang biasa ya kakak kalau di rumah pakaiannya kayak gitu?? bercintai banget lohh kaak.. kaki kakak itu lhoo.. cantik banget.. ujar Sulwa yang takjub melihat kemulusan kaki jenjang Alisa.
Alisa : Yaa gitu lah dek.. Kalau di luar kan wajib tuh tutup aurat sempurna, nah kalau di rumah waktunya kakak bebas lakuin apa ajaa..
Sulwa : Ohhh gitu yaahh.. btw rumah sebesar ini kakak tinggal sendirian?
Alisa : Nggak lah.. sama umi sama satu lagii.. mmm.. ada deehh.. hihihi..
Sulwa : Hem..?? Ada deehh..?? Maksudnya kak?? Cerita doongg.. pelit looohh..
Alisa : Ya kakakk bakal kasi tau kalau ade juga cerita soal masalah ade kemarin..
Sulwa : Wahh.. kalau itu Sulwa belum siap cerita kaakk.. mm.. yaudah de.. lupain aja kak.. Sembari Sulwa menyalakan game Mobile Legendnya.
Alisa : Ahahah.. oke dehh.. ntar juga ade tau.. ehhh, maen ML juga dek?
Sulwa : Iya kak.. kemarin di ajarin mas Aaa.. ehh, mas Fulan gitu.. soalnya kok kayak asik gitu, trus Sulwa cobain deh.. masih amatir nih kak..
Alisa : Nih kakak juga ada.. pake WiFi rumah aja biar gak patah-patah.. Sembari Alisa juga menyalakan game Mobile Legend di HPnya.
Bagi mereka Hobi bukanlah masalah, yang terpenting adalah menempatkan skala prioritas sebaik mungkin. Mengutamakan kewajiban dan mengesampingkan sementara perkara yang tidak terlalu penting. Alisa beberapa kali mengamati Sulwa yang mulai terlihat baikan dengan senyum dan tawa yang lepas saat sedang main bersamanya. Tak lagi nampak kemurungan seperti saat ia pertama kali datang ke rumahnya semalam. Karena terlalu asyik bermain, tak terasa waktu sudah menjelang maghrib. Terdengar suara mobil bu Zaskia tepat sesaat sebelum adzan Maghrib berkumandang
Cklek..
Bu Zaskia : Assalamu’alaykum..
Alisa dan Sulwa : Wa’alaykumsalam..
Mendengar bu Zaskia sudah pulang, Alisa bergegas turun untuk menyambut ibunya. Sulwa pun mengikuti Alisa turun untuk menyambut kedatangan bu Zaskia. Sesampainya di bawah, Sulwa dikejutkan dengan kehadiran Hamdan yang sama-sama masuk ke kediaman Alisa.
Alisa : Baru pulang mi? Udah makan belum?
Bu Zaskia : Iyaa.. tadi kelamaan ngobrolnya.. ahh.. makan ntar aja gampang.. nih tolong bawain tas umi dong.. ehh, siapa ini?? Temen kuliah ya??
Alisa : Ohh iya mi.. namanya Sulwa.. temen se LDK di kampus.. jawab Alisa sambil memperkenalkan Sulwa.
Sulwa : Ehh iya.. umm.. nama ana Sulwa.. jawab Sulwa yang masih keheranan melihat Hamdan disitu.
Bu Zaskia : Ohh dek Sulwa.. cantik yaa.. udah makan kah? Nanti kalau perlu apa-apa jangan malu-malu bilang sama Alisa atau ini.. namanya mas Hamdan..
Hamdan : Laahh.. koook.. hadehhh.. gumam Hamdan yang juga terkejut melihat Sulwa di rumah.
Bu Zaskia : Ehh.. kenapa Hamdan?
Hamdan : Yaaa kan kita bertiga ini satu organisasi di kampus bu.. jadi ya uda kenal gitu.. ahahah..
Bu Zaskia : Owalaaahhh.. yaudah yaa.. lanjut aja kalo gitu, umi mau mandi dulu.. gerah banget.. sembari bu Zaskia pergi meninggalkan mereka bertiga yang masih kebingungan di ruang tamu.
Hamdan : Sayang.. ini kenapa Sulwa bisa sampai sini..?? Tanya Hamdan ke Alisa sambil melepas bajunya hingga terlihatlah badan kekar sixpack Hamdan.
Sulwa : kak Alisa.. akhi Hamdan kok disini..?? Trus kok nglepas baju semaunya gitu?? Tanya Sulwa sambil berusaha menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya, meskipun ia juga takjub dengan keindahan tubuh Hamdan.
Alisa : Ahahah.. ini orang ketiga yang tadi kakak rahasiain dari ade.. Hamdan udah satu semester ini tinggal serumah sama kakak dan umi.. hihih.. jawab Alisa yang tampil cantik dengan rambut lurusnya tergerai dan hanya mengenakan kaos putih panjang sambil mendekap tangan kiri Hamdan.
Hamdan : Ehh.. bentar sayang.. mas mau mandi dulu yaah.. Sulwa juga, anggap aja rumah sendiri, kalau butuh dimandiin, ana siap kok.. ahahha.. ujar Hamdan menggoda Sulwa.
Sulwa : eeeuuhhh.. apaan sihh.. kak Alisaa.. dihhh.. akhi Hamdan tuh genit banget.. jawab Sulwa sambil menempel ke badan Alisa.
Hamdan pun bersegera pergi ke kamar mandi dan mandi junub untuk kemudian pergi berangkat ke masjid. Sementara Alisa dan Sulwa juga bersegera sholat maghrib di kamar kosong lantai dua.
Bu Zaskia : Alisaa.. ajak temenmu makan malam sini.. tadi umi uda beli lauk.. udah masak nasi kan??
Alisa : Iya mi.. udah kok.. Sulwa, yuk.. makan dulu..
Alisa dan Sulwa segera turun ke ruang makan. Keduanya membantu bu Zaskia mempersiapkan semua kelengkapan untuk makan malam.
Hamdan : Assalamu’alaykum..
Bu Zaskia : Wa’alaykumsalam.. Hamdan yuk sini, langsung ikutan makan..
Hamdan : Ohh iya bu.. jawab Hamdan yang masih mengenakan kopyah bangladesh, kurta, dan sirwal segera menuju meja makan.
Alisa : Sini dong maass.. duduk samping Alisa.. kan malam ini giliran Alisa tooo..?? Ujar Alisa dengan nada manja.
Bu Zaskia : Iyaaa.. ga usah gitu juga umi paham kok.. jawab bu Zaskia sedikit kesal.
Malam itu bu Zaskia pun tampil bercintai dengan daster ungu tua yang terbuka bagian atasnya hingga separuh dada, sementara panjangnya hanya sepaha sehingga toket raksasa dan kemulusan kaki bu Zaskia tampak jelas.
Sulwa : Mmm.. giliran maksudnya apa kak..?? Tanya Sulwa sambil mengambil sayur dan lauk.
Alisa : Hem..?? Ada deehh.. Hihih.. mas Hamdan maemnya Alisa ambilin yaahh.. sembari Alisa mengambilkan lauk yang lumayan jauh dari lokasi duduk Alisa.
Karena lokasi lauk agak jauh, membuat Alisa harus menjulurkan tubuhnya di atas meja makan sehingga gunung kembarnya yang tanpa bra terlihat menggantung dan membentuk jelas di balik kaos putih yang ia kenakan. Melihat ibu dan anak yang sama-sama berparas putih cantik lengkap dengan tubuhnya yang aduhai membuat Sulwa tak henti-hentinya menggelengkan kepala.
Hamdan : Sulwa.. kok sendirian aja? Amin kemana??
Sulwa : Ehh.. ohh.. mmm.. lagi ada keperluan kayaknya.. jawab Sulwa yang terdengar ingin segera menghentikan pembicaraan ketika membahas tentang Amin.
Hamdan : Ohhh.. ehh, sayang.. jangan banyak-banyak.. ntar mas malah gampang ngantuk kalo kekenyangan.. ujar Hamdan menegur Alisa sambil meremas bokongnya.
Alisa : Ehhh.. segini kebanyakan mas Hamdan?? Mmm.. yaudah maem berdua yaakk.. hihihi.. jawab Alisa genit.
Alisa sudah tak lagi malu-malu menunjukkan kemesraannya dengan Hamdan di depan Sulwa. Bu Zaskia pun terdengar ramah ketika membuka pembicaraan dengan Sulwa yang membuat Sulwa merasa nyaman malam itu. Hamdan dan Alisa pun terkadang turut membuat lelucon yang mengundang gelak tawa Sulwa dan bu Zaskia. Begitu hangat nya pembicaraan di antara mereka sehingga tak terasa waktu sudah masuk isya’.
Bu Zaskia : Sudah isya’.. sholat dulu yuk.. ohh yaa, nanti abis isya umi mau langsung tidur aja.. capek banget.. sekalian biar gak ngiri sama anak umi yang paling cantik nihh.. Ujar bu Zaskia sambil mencubit pipi Alisa.
Alisa : Aaakk.. saakit looh mii.. timpal Alisa sambil mengelus-elus pipinya.
Bu Zaskia : buat dek Sulwa.. anggap aja rumah sendiri ya.. buat senyaman mungkin..
Sulwa : Iyaa umm.. Jazakillah..
Setelah sholat isya, Alisa dan Sulwa langsung rebahan di ranjang di kamar Alisa. Sulwa pun merasa kalau kehidupan Alisa begitu sempurna. Hampir semua yang diinginkan Sulwa ada pada diri Alisa.
Alisa : ehh ya.. adek gak dicariin temen kos’an kah kalau nginep di luar gini? Tanya Alisa sambil membalas chat WA di HP nya.
Sulwa : Ngga sih kak.. tadi Sulwa sempet ngabarin temen kok sama bapak kos..
Alisa : Ohh yaudah.. khawatir aja kalo ntar di cariin bapak kos atau temen dek Sulwa gitu..
Sulwa pun tampak membuka tutup aplikasi WA nya. Sesekali Alisa mencuri pandang ke arah layar HP Sulwa. Tampak Sulwa seperti ragu-ragu antara membalas atau mengabaikan chat dari seseorang. Hampir setiap 10detik ada pesan masuk ke WA Sulwa dan dari orang yang sama.
Alisa : Kok gak dibales sih dek? Ikhwan iseng kah??
Sulwa : Mmm.. gimna kak yaa.. males aja gitu mau bales.. jawab Sulwa dengan nada ragu-ragu.
Melihat ekspresi Sulwa, Alisa pun faham sebenarnya Sulwa tengah menahan perasaannya. Ingin sekali Sulwa membalas chat ikhwan tersebut, tapi rasa gengsi atau mungkin sakit hati telah membuat jemari Sulwa menjadi kaku untuk menekan keyboard di layar HPnya.
Alisa : Yaah.. daripada keganggu, kenapa ga di blok aja dek? Kan beres ga perlu lagi repot-repot keganggu dia.. ujar Alisa memancing Sulwa untuk mengatakan yang sebenarnya terjadi pada dirinya.
Sulwa : Mmhh.. gak bisa juga kak.. soalnya Sulwa juga.. duhh.. gimana yaa.. nampak Sulwa begitu memendam perasaan pada si ikhwan.
Alisa : Kangen..??
Sulwa : Iyaa.. ehh.. Nggak kaakk.. nnggaak.. Tampak Sulwa panik setelah tanpa sadar menjawab pertanyan Alisa dengan polosnya.
Alisa : Ahahah.. kenapa pake di sembunyiin segala sih?? Lucu sih adek.. ujar Alisa dengan menahan tawanya.
Cklek..
Hamdan : Malam sayaang.. sahut Hamdan sambil masuk ke kamar Alisa.
Sulwa dikejutkan dengan masuknya Hamdan yang tanpa permisi dulu. Dengan cepat ia berusaha mengenakan jilbab instan antem kecil warna biru tua. Hamdan sendiri hanya mengenakan boxer saja sehingga badan kekar dan sixpack Hamdan membuat Sulwa terpana.
Alisa : Ehh.. mas Hamdan.. gak kabar-kabar kalau mau sekarang.. ujar Alisa sambil mempersiapkan sisi ranjang disebelahnya untuk Hamdan.
Hamdan : Yaa masak uda rutinitas harus ngabarin sih? Jawab Hamdan sambil berjalan mendekat ke Alisa.
Sulwa : Kak.. kok akhi Hamdan ga pake baju gitu?? Tanya Sulwa sambil menutupi sebagian wajahnya dengan selimut.
Alisa : Nahh.. maksudnya ‘giliran’ tuh yaa ini dek.. semalem sekali mas Hamdan gantian nemenin bobo Alisa atau umi gitu.. ujar Alisa sambil membuak kedua tangannya menyambut Hamdan yang datang sambil rebahan.
Sulwa : Haaahh..?? Trus ntar kalau ada apa-apa gimanaa..??
Alisa : Ada apa-apa tuh gimana dek? Yaa kalau kejadian tinggal lanjut aja ampe puas.. iya kan mas Hamdan sayang..?? Tanya Alisa sambil menatap wajah Hamdan yang sudah sangat dekat dengan wajah Alisa.
Hamdan kini berada di atas tubuh Alis dengan menghadap Alisa yang sudah tiduran di ranjang. Kedua tangan Alisa merangkul leher Hamdan sementara kedua kakinya ditekuk dan sedikit mengangkang sehingga memudahkan Hamdan untuk menyentuhkan ujung paha kanannya ke serambi lempit Alisa yang masih tertutup CD hitam.
Hamdan : Ehh.. ada Sulwa.. nonton aja yaah.. tapi ntar kalo pengen bilang ajah..
Sulwa : Ehhh.. pengen apaan akhi?? Nih mau ngapain sih kak kalian?? Tanya Sulwa yang wajahnya mulai memerah melihat Hamdan yang mulai menciumi telinga dan leher Alisa.
Alisa : Mhhh.. shh.. hihihih.. mau ena-ena dongg dekk..
Alisa pun menarik kepala Hamdan ke arah wajahnya dan langsung memagut mesra bibir Hamdan. Hamdan pun segera membalas pagutan Alisa dengan liar melesakkan lidahnya menyapu rongga mulut Alisa. Kedua siku Hamdan menopang tubuhnya sementara kedua tangannya meremas-remas toket 36F Alisa yang masih tertutup kaos itu. Nafas Alisa mulai terdengar berat dan menderu, sementara selakangannya ia gesek-gesekkan di paha kanan Hamdan. Sulwa pun hanya bisa terpana melihat aksi panas kedua aktifis LDK itu. Dengan tidur menyamping ke kiri, kedua kaki Sulwa ia tekuk menghimpit tangan kanannya karena menahan syahwat yang mulai datang.
Hamdan pun dengan sigap mulai turun dan membuka kaos Alisa dan melemparnya ke salah satu sudut kamar. Pemandangan tubuh putih mulus Alisa dengan gunung raksasa kembar miliknya yang dihiasi puting pink muda yang tegak mengeras memang tak pernah membuat Hamdan bosan, bahkan justru membuatnya semakin bernafsu untuk memperkosa Alisa.
Perlahan Hamdan mulai menikmati toket indah Alisa dengan tarian lidahnya menyapu kedua toket Alisa tanpa menyentuh putingnya. Tampak toket Alisa mulai mengkilat oleh air liur Hamdan. Permainan Hamdan yang mem-PHP puting Alisa, membuat Alisa blingsatan menahan nafsu birahinya.
Alisa : Aishh.. ahhh.. shhh.. mass.. mmhhh.. putingnyahh.. uhhh.. seneng banget sih nakal gituu.. uhhh..
Alisa mendesah merasakan geli bercampur nikmat dari permainan lidah Hamdan. Kedua tangannya meremas-remas kepala Hamdan memaksa Hamdan untuk segera melahap puting kenikmatansnya. Tapi bukan Hamdan namanya kalau tidak membuat akhwat blingsatan menahan birahi dengan sengaja merangsang titik lemah akhwat tanpa menyentuh G-Spot tubuh mereka.
Alisa : Ahhh.. mass.. uhhh.. udah donnggg.. ga tahaann.. gatel banget putingnyahh.. emut dong.. isep dongg.. tolongghh.. ahhh.. sshhh.. ahhh..
Hamdan : hemm..?? Lupa yaa..?? Bilang gimana coba?? Goda Hamdan sambil terus menjilati selitaran puting kanan dan kiri Alisa secara bergantian.
Alisa : Uhhh.. shhh.. tapi malu masss.. ada Sulwaahh.. ahhhh..
Hamdan : Mmhh.. sruupp.. srrupp.. yaaahh.. kalau mau ajah sihh.. mas juga gak maksaahh.. mmfhh..
Alisa : ihhh.. iyaahh Alisa ngalahh.. mmhh.. Tuaann.. isep puting lonte inih dongg.. auhh.. ga tahan Tuannn.. lontehh ini mau banget diisep putingnyaahh.. ahhh.. racau Alisa dengan nada memelas.
Hamdan : Naaahh gitu dongg.. nih hadiah buat lonte syar’i kayak kamu.. haemphh.. sruuppppttt.. mmfhh.. mhhh.. mcchh.. mcchh.. mmffhhh..
Alisa : OUUUHHHH.. MMHHHHH.. SHHH.. AHHH.. ENAK BANGETTHH TUANN.. TERUS TUANN.. NIKMATIN TUBUH LONTEE INI TUAANN.. AHHH.. SHHH.. OHHHH..
Sulwa terkejut mendengar racauan Alisa yang selama ini ia kenal selalu santun dan menjaga perkataannya ketika di kampus. Namun kjni yang ada dihadapannya bukan seperti Alisa yang ia kenal, Alisa yang dihadapannya benar-benar seperti pelacur yang menginginkan lelaki untuk segera menyetubuhinya semau mereka. Meski terkejut, disisi lain Sulwa pun terangsang melihat Alisa yang tengah keenakan merasakan kedua putingnya dihisap dan dijilati oleh ikhwan. Hampir 3hari ini Sulwa tak merasakan jilatan ikhwan di tubuhnya, ditambah lagi ia tengah merajuk dengan Amin. Tubuhnya tengah didera dahaga akan jamahan pria.
Kini Hamdan mulai menjilati perut Alisa dan turun hingga ke gundukan serambi lempit Alisa yang nampak putih bersih tanpa bulu. CD hitam yang sedari tadi menutupi bagian tubuh paling berharga seorang akhwat telah menghilang dari posisinya. Tampak sekali serambi lempit Alisa yang sudah banjir oleh lendir akhwat dan melepaskan aroma khas yang tak bisa ditolak oleh setiap lelaki yang menciumnya.
Alisa : OOUHH.. TUANN.. TUAANN.. SHHH.. AHHH.. MMMHHHHH..!!!
Alisa mendesah tertahan dengan menggigit bibir bawahnya saat merasakan sapuan pertama lidah nakal Hamdan dari pangkal hingga ujung serambi lempitnya. Melihat Alisa yang mulai merem melek menikmati permainannya, lidah Hamdan semakin lincah menari memanjakan labia mayora Alisa. Kepala Alisa kadang ia banting ke kanan dan kiri, terkadang mendongak ka atas merasakan nikmatnya di terpa birahi yang begitu kuat dan bertubi-tubi.
Dengan kedua ibu jarinya, Hamdan membuka labia mayora tipis Alisa sehingga nampak wujud asli liang surgawi Alisa yang berwarna pink menawan. Tanpa aba-aba Hamdan langsung membenam wajahnya di selakangan Alisa dan menusukkan lidahnya menyeruak masuk ke liang surgawi akhwat cantik berumur 18tahun itu.
Alisa : NGGGHHHHAAAAAHHHHHHH.. SHHHH.. OUHHH.. TUAANN.. MFFHHH.. SHHH.. ENAK BANGET TUANHH.. MMH.. TERUSSHHH.. AHHH.. AIHH.. AHHH.. SSHHHH..
Alisa semakin blingsatan merasakan geli bercampur nikmat dari tarian lihai lidah Hamdan di liang surgawinya. Suara becek jilatan dan hisapan Hamdan merangsang serambi lempit Alisa juga membuat serambi lempit Sulwa juga mulai basah oleh lendir birahi akhwat. Jemari tangan kanannya mulai mengelus-elus dengan sedikit menekan serambi lempitnnya yang masih tertutup CD dan celana piyama. Meski terhalang kain, namun membayangkan kenikmatan yang tengah dirasakan Alisa, Sulwa pun mulai tanpa sadar juga mulai mendesis merasakan nikmat di bibir liang surgawinya.
Sulwa : Sssshh.. mmmhh.. ssshh.. mmmffhh.. mmhhh..
Meski Sulwa mencoba meredam desahannya dengan selimut dan bantal, tapi bagi telinga ikhwan penakluk akhwat seperti Hamdan terdengar sangat jelas. Beberapa kali Hamdan melihat ke arah Sulwa yang mulai gelisah tubuhnya, seakan-akan ingin menggantikan posisi Alisa. Hamdan kemudian menaikkan kaki Alisa, ditekuk ke atas hingga hampir menyentuh toketnya. Alisa pun sigap dengan menahan kedua pahanya menggunakan tangannya sendiri. Kini serambi lempit pink merekah Alisa terpampang indah sempurna di hadapan Hamdan.
Dengan posisi duduk bersimpuh, Hamdan menjulurkan lidahnya sepanjang mungkin, sementara kedua ibu jarinya menguak kembali labia mayora tipis Alisa. Perlahan lidah Hamdan mulai melesak masuk ke liang surgawi Alisa. Wajah Alisa tampak kemerahan menahan birahi yang tak kunjung usai, terlebih lagi melihat lidah Hamdan yang mulai masuk menyusuri liang surgawinya.
Alisa : MMMHHHHHHH.. SHHHH.. NNGHHHHH.. SHHHH…
Mata Sulwa sedetikpun tak berkedip menyaksikan dan membayangkan kenikmatan yang tengah Alisa rasakan saat lidah Hamdan keluar masuk serambi lempit Alisa yang juga kadang dilesakkan sedalam mungkin dan menari-nari seakan-akan ingin menjilati setiap mili dinding dalam serambi lempit Alisa. Jemari Sulwa mulai menusuk-nusuk serambi lempitnya sendiri yang masih terhalang oleh celana, sementara tangan kirinya meremas-remas bantal dan selimut yang ia gunakan untuk menutupi wajahnya. Hamdan pun semakin cepat dan liar melumat serambi lempit Alisa hingga akhirnya Alisa melenguh panjang melepaskan seluruh birahinya dalam satu ledakan orgasme.
Alisa : AHHH.. MMHHH.. TUAANNNHHHHHH..!!!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SEEERRRR..
Alisa melengkungkan tubuhnya dan pinggulnya ke atas menyemburkan cairan surgawinya begitu deras hingga hampir membasahi atap kamar. Kedua tangannya meremas kuat bantal, sementara matanya terpejam merasakan nikmatnya orgasme. Beberapa detik Alisa memompa semua cairan surgawinya yang kemudian membuatnya terhempas lemas di ranjang.
Hamdan : Wuuhhh.. bener-bener lonte nih Alisanya mass.. ujar Hamdan sambil ia mengambil posisi duduk di tengah antara Sulwa dan Alisa.
Alisa : Iyaa sihh.. enak banget Tuannn.. hhh.. hhh.. Tuan emang paling pinter buat lonte syar’i gini ketagihan sihh.. jawab Alisa sambil gantian melepas boxer Hamdan.
Plop..!! rudal Hamdan yang berukuran 25cm diameter 5cm itu langsung berdiri tegak dengan gagahnya membius siapapun akhwat yang melihatnya. Termasuk juga Sulwa yang langsung menelan ludahnya melihat kekar dan beruratnya rudal Hamdan. Dahaga Sulwa semakin menggelegak saat Alisa mulai menjilati rudal raksasa Hamdan dengan penuh nafsu. Posisi doggy Alisa semakin menambah keerotisan oral bercinta yang Alisa lakukan.
Lidah Alisa tak menyisakan sedikitpun rudal Hamdan tanpa terbasahi oleh liurnya. Secara bergantian Alisa menjilati batang dan zakar Hamdan yang membuat Hamdan merem melek dibuatnya. Sulwa menggigit bibir bawahnya melihat Alisa yang tengah asyik menikmati gurihnya rudal pria. Alisa juga sadar akan birahi yang tengah melanda Sulwa.
Alisa : Mmfhh.. mmhh.. sruupp.. mmhh.. Tuaaannhh.. malam ini bakalan dilayani dua lontee.. mau kan Tuan?? Tanya Alisa sambil menjilat batang rudal Hamdan dengan tatapan menggoda.
Hamdan : Ohhh.. gitu.. ahahahh.. boleh aja..
Alisa : Ummhh.. sinih Sulwa.. adek ga tahan kan pengen cobain ini rudal Tuanku?? Ummhh.. lezat banget lohh.. goda Alisa sambil menjilati rudal Hamdan dan menatap nakal ke arah Sulwa.
Sulwa pun mengganti posisinya dengan duduk khas akhwat. Tampak dirinya hanya terdiam antara malu atau menuruti nafsu syahwatnya. Ingin rasanya ia melahap habis seluruh rudal perkasa dihadapannya itu, tapi rasa malu sedikit menghalanginya. Alisa yang sadar akan hal itu kemudian menarik tangan kanan Sulwa dan meletakkannya di rudal Hamdan.
Alisa : Udahh dicoba dulu pegang.. ga usah malu.. toh kakak juga pengen bagi-bagi rudal senikmat ini sama adek.. ujar Alisa sambil berganti posisi duduk di belakang Sulwa.
Meski bukan pertama kalinya Sulwa memegang rudal lelaki yang bukan mahramnya, tapi bagi Sulwa tetap saja berbeda karena ia tak memiliki hubungan apapun dengannya. Beberapa saat Sulwa hanya terdiam sambil menggenggam rudal Hamdan, terpana melihat ukuran dan kegarangan kejantanan kekasih Alisa itu.
Alisa : Kok Cuma diem dek? Coba dijilat dulu.. ntar baru keenakan.. hihih.. ujar Alisa sambil melepasi semua pakaian Sulwa hingga hanya tersisa jilbab saja.
Hamdan : Iya nih.. katanya lonte.. kok malu-malu gitu? Udaahh enjoy ajaa.. timpal Hamdan sembari menarik lembut tangan kiri Sulwa.
Meski birahi di dalam tubuh Sulwa begitu kuat, namun tetap saja ia merasa malu. Akhirnya dengan kelembutan Hamdan, Sulwa memberanikan diri untuk mulai mendekatkan wajahnya ke rudal raksasa Hamdan dan menjilat ujung batang Hamdan yang nampak mengkilat oleh lendir pre-cum. Sesaat setelah jilatan pertama Sulwa daratkan, sontak sekujur tubuhnya menggelinjang oleh sengatan syahwat. Kini Sulwa tak lagi ragu dan mulai melanjutkan jilatannya ke seluruh rudal Hamdan dengan posisi duduk bersimpuh. Tubuh putih mulus Sulwa nampak kontras dengan kulit sawo matang Hamdan, terlebih lagi toket 40C Sulwa yang terlihat kenikmatans dihias puting pink muda yang sudah tegak mengeras.
Sulwa : mmfhh.. mmhhh.. sruuppp.. mmchh.. srrupp.. mmhh..
Alisa : Huhuhuuu.. gimana dek? Enak kaann rudal Tuannya kakak nih..?? Tanya Alisa dengan nada menggoda.
Alisa kini telah berpindah di sisi kiri kaki kiri Hamdan dengan posisi bersimpuh membungkuk. Wajahnya begitu dekat dengan rudal Hamdan yang tengah di manjakan oleh Sulwa.
Sulwa : Mffhh.. e’emhh kaakk.. sluurprp.. lezaat bangeethh.. mmfhh.. jawab Sulwa yang sudah mulai terbuai oleh kelezatan rudal lelaki.
Alisa : Kakak ikutan jugaa yaahh.. sluurrptt.. mmfhh.. ssrruppt.. elelelelempthhh.. mmchh..
Hamdan merem melek merasakan kenikmatan jilatan kedua akhwat putih cantik di batang rudalnya secara bersamaan sore itu. Pengalaman ini baru pertama kali bagi Hamdan, sungguh di luar dugaan Hamdan keduanya akan begitu bernafsu meng-oral rudalnya. Sulwa menggarap bagian atas rudal, sementara Alisa melumat bagian bawahnya.
Hamdan : Mmhhh.. ffuuhhh.. ssshhh.. nahh gitu baru jadi lonte kalian berdua.. Ujar Hamdan menikmati pelayanan kedua rekan aktifis dakwah di LDK kampusnya itu.
Sulwa semakin terangsang ketika mendengar kata-kata Hamdan yang melecehkannya, ia pun mulai mengulum rudal Hamdan yang memang lebih besar dan panjang dari milik Amin. Sulwa mulai membuka lebar-lebar mulutnya, perlahan kepala rudal Hamdan mulai melesak masuk ke rongga mulut Sulwa. Baru separuh saja, Sulwa sudah merasa kewalahan. Mulutnya terasa penuh sesak oleh batang kejantanan Hamdan. Lidah Sulwa mulai aktif membelai batang rudal Hamdan di mulutnya. Gurih lezat rudal Hamdan semakin membuai Sulwa dalam dekapan birahi. Ia pun mulai menekan kepalanya lebih jauh hingga akhirnya seluruh rudal Hamdan masuk hingga kerongkongannya.
Alisa pun terpana karena baru pertama kali ini ia melihat secara langsung ketika rudal Hamdan masuk dan menjejali leher akhwat dalam jarak dekat. Nampak sekali leher Sulwa mengembang ketika rudal Hamdan menyumpalnya. Beberapa saat Sulwa terdiam merasakan rudal Hamdan di tenggorokannya, kemudian ia melanjutkan untuk menggerakkan kepalanya naik-turun. Air liur Sulwa mulai mengalir keluar membasahi zakar Hamdan.
Benar-benar pemandangan yang indah ketika dua akhwat cantik sedang berbagi rudal besar dan panjang untuk memuaskan hasrat bercintaual keduanya. Semakin lama, Sulwa semakin menikmati sodokan rudal Hamdan di kerongkongannya. Decak becek khas kerongkongan di sodok rudal pun memenuhi ruang kamar Alisa.
Sulwa : Nggh.. Mmmffhh.. Ockk.. Ockk.. Mmfhhh.. ssruupp.. Mmfhhh..
Alisa : Uhhh. Enak banget ya dekk.. gantian dongg kakak juga laper pengen icip.. pinta Alisa dengan nada memelas.
Mendengar permintaan Alisa, Sulwa kemudian melepas rudal Hamdan dari mulutnya yang langsung disambar oleh mulut binal Alisa. Tanpa buang waktu, Alisa langsung men-deepthroat rudal Hamdan dengan ganas. Wajah cantik Alisa berkali-kali menghantam selakangan Hamdan saat ia menelan habis rudal Hamdan hingga ke pangkalnya.
Hamdan : Mhhh.. wuuhhh.. emang lontee beneer nihh.. shhh…
Alisa semakin gencar menaik-turunkan kepalanya. Terkadang ia sengaja diam dan membenamkan rudal Hamdan seluruhnya sembari lidahnya membelai batang rudal Hamdan di mulutnya. Alisa dan Sulwa secara bergantian terus mengocok rudal kekar Hamdan menggunakan mulut kenikmatans mereka.
Alisa : Udah siap nih dekk.. mau cobain di sodok rudal segede ini ngga?? Tanya Alisa sambil mengocok rudal Hamdan dengan tangan kanannya.
Sulwa : Uhh.. kakak.. masih nannya lohh..
Sulwa yang sudah kehilangan marwahnya, tanpa malu-malu langsung berjongkok mengangkangi rudal ultra Hamdan. Dibantu oleh Alisa, rudal Hamdan mulai mengarah tepat dan siap menembus serambi lempit sempit Sulwa. Perlahan Sulwa mulai menurunkan bokongnya membuat rudal besar Hamdan melesak masuk melebarkan paksa gerbang kenikmatan Sulwa.
Sulwa : AAHHH.. SHHHH.. MMHHH..
Meski sudah sering digenjot Amin, tapi tetap saja rudal Hamdan agak susah memasuki liang surgawi akhwat kenikmatans itu. Alisa membantu dengan meremas dan menghisap puting Sulwa supaya serambi lempit Sulwa semakin banjir oleh lendir akhwatnya. Hamdan pun membantu dengan menggenggam pinggang kencang Sulwa dan menaik-turunkan perlahan hingga rudal Hamdan akhirnya melesak sempurna menyumpal serambi lempit Sulwa hingga menekan kuat pintu rahimnya.
Sulwa : OOOUUHHHHHHHHH.. SSHHH.. TUAANHHH.. AHHH..
Alisa : Uhhh.. mentok ya dekk.. enak kannn..?? Tanya Alisa yang masih sibuk melumat puting Sulwa kiri dan kanan.
Selama beberapa detik Sulwa terdiam kembali. Merasakan sensasi seperti halnya dulu ketika ia pertama kali diperawani Amin. Bagian bawah perutnya terasa penuh sesak oleh benda asing nan keras. Rasa mengganjal bercampur nikmat mulai merangsang hebat tubuh langsing Sulwa. Dengan posisi Cowgirl menghadap Hamdan, kaki Sulwa mengangkang, tubuhnya agak condong ke belakang sementara kedua tangannya menyangga tubuhnya.
Sulwa : MMHHH.. SHH.. AHHH.. TUANHH.. AHH.. OHHH.. ENAKNYAA.. AHH.. TERUSS TUANHH.. AUHH.. DUHH.. rudal TUANNHH.. AHH.. KERASSHH N MANTABHH.. OHH.. OHHH..
Pinggul Sulwa mulai menggoyang rudal Hamdan yang menyumpal liang surgawinya maju-mundur. Kenikmatan yang tiada tara Sulwa rasakan hingga ke ujung jemarinya. Mulut Sulwa meracau liar melepaskan semua hasratnya sementara matanya hanya terpejam. Ranjang milik Alisa pun berdecit keras mengikuti goyangan Sulwa yang semakin lama semakin cepat. Jepitan serambi lempit Sulwa di rudal Hamdan semakin terasa kuat. Hamdan pun faham sebentar lagi Sulwa akan orgasme, ia segera menggenggam pinggul Sulwa dan dengan kuat menggerakkannya maju-mundur lebih cepat dari goyangan Sulwa sebelumnya.
Sulwa : AAGHH..!! AAGHHH..!! OHHH..!! TUAANNHHH..!! AKHH.. AKKHHH.. AAANNNGGGHHHHH..!!!
Gerakan cepat dan kuat Hamdan yang memaksa Sulwa mengocok maju-mundur cepat rudal Hamdan di serambi lempitnya langsung membuat Sulwa menyerah dan meledakkan orgasme pertamanya. Sulwa mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi dan menyemburkan seluruh cairan surgawinya dengan begitu derasnya memandikan wajah Alisa yang sedari tadi menantinya.
Alisa : Ouuww.. ahahah.. mmhhh.. ahaha.. banyaknyahhh.. uhhh..
Alisa terlihat gelagapan mendapat semburan mendadak dari serambi lempit Sulwa. Beberapa detik tubuh Sulwa mengejang menikmati orgasme, tapi Hamdan tak mau membuang waktu dan memaksa rudalnya menyodok langsung liang surgawi Sulwa hingga mentok ke rahimnya dengan kasar.
Hamdan : Lonte mah gak perlu dikasihani.. pake terus ampe puasshh!! Ahahah..
Sulwa : AGHHH..!! AMPUN TUANH..!! AHHH.. AHHH.. OGHHH.. MMHH.. SSHH.. AGGHHH..!!
Desahan dan erangan Sulwa begitu keras saat Hamdan mulai dengan cepat dan liar menggerakkan pinggulnya naik turun menyodok mentok rahim Sulwa. Sulwa hanya bisa pasrah dengan posisi cowgirl dengan tubuh condong ke belakang disangga kedua tangannya. PLOKK..!! PLOKK..!! PLOKK..!! Toket Sulwa berguncang hebat naik turun mengikuti irama sodokan rudal Hamdan di liang surgawinya. Gerakan kasar dan cepat Hamdan justru semakin membuat Sulwa terbang tinggi menapaki nikmatnya dosa perzinahan. Alisa yang tak mau tertinggal dengan permainan mereka langsung mengangkangi wajah Hamdan dan menduduki wajah Hamdan sepenuhnya. Lenguhan dan desahan Alisa berpadu Dengan erangan keras Sulwa merasakan jilatan liar Hamdan menyapu serambi lempitnya. serambi lempit Alisa yang sudah banjir sejak tadi pun semakin banjir tak karuan oleh lendir ke-akhwatannya.
Sulwa : AKKHHH!! OHH!! OGGHH!! TUAANHH..!! rudalL!! rudalL NAKALL!! OHHH.. TUAANHH!! GA TAHAANN LAGIIHHHH.. NNGGGGHHHHHHHH..!!!
Rangsangan syahwat yang begitu cepat dan kuat dikirimkan rudal Hamdan ke seluruh tubuh Sulwa tiap kali rudal Hamdan menggempur menghantam kuat rahimnya. Orgasme kedua Sulwa pun meledak tak mampu ia bendung. Tubuhnya kembali mengejang hebat dan dengan refleks mengangkat pinggulnya sehingga cairan surgawinya menyembur deras membasahi tubuh Alisa.
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Hamdan yang masih belum mencapai klimaks pun langsung menghempaskan Sulwa ke samping dan menarik Alisa dan memposisikannya menungging di atas kedua kakinya. Hamdan kemudian bangun, berlutut di belakang Alisa yang tengah doggy. Bokong bulat kencang putih Alisa ia tampar kuat sebelum kemudian Hamdan lesakkan rudalnya dengan kasar menembus liang surgawi Alisa.
Alisa : AKHHH..!! OOUUHH.. TUAANNHH.. AAGHH!!.. AGHH!! OGHHH!!.. MHHH.. TERUS TUANHH!! SODOK LONTE INIHH..!! AKHH.. YEAHH!!!.. MHHH.. OUHHH.. rudalL..!! FUCKK..!! FUCK ME HARDD..!! AKHH..
Alisa yang sudah lama menahan hasratnya untuk disenggamai akhirnya meracau keras tak karuan saat Hamdan mulai menggenjot liar serambi lempitnya dari belakang. Kenikmatan digenjot rudal Hamdan begitu membius kesadaran Alisa dan membuatnya tak bisa lagi menahan sisi binalnya.
SPLOKK..!! SPLOKK..!! SPLOKK..!! KRIERTT.. KRIEET.. SPLOKK!! Perpaduan suara hantaman pingggul Hamdan di serambi lempit Alisa dan ranjang mereka terdengar begitu merdu. Hamdan semakin kuat dan cepat mengobok-obok serambi lempit Alisa hingga mentok ke rahimnya. Alisa pun merasakan orgasme nya telah begitu dekat dan benar saja, hanya dalam waktu 5 menitan di genjot Hamdan dengan doggy Alisa pun menyemburkan orgasmenya yang kedua.
Alisa : OUHH.. TUANHHH!! AKHH..!! IYAHH YANG KASAR..!! OHHH..!! MMHHH..!! AKHH..!! NGGGHHHHH…!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Ranjang Alisa menjadi sasaran tembak cairan surgawinya yang menyembur deras, membuat ranjangnya menjadi becek oleh cairan orgasme akhwat. Tubuh Alisa yang masih mengejang setelah orgasme pun kembali harus bekerja keras saat Hamdan tanpa ampun kembali melesakkan rudalnya menembus serambi lempit basah akhwat kekasihnya itu. Kembali lenguhan panjang Alisa keluar mengiringi rudal Hamdan yang melesak paksa dan menghantam rahimnya.
Alisa : AAAGHHH..!! MMMHH..!! SHHH… AHHHH.. AHHH.. TUANHHH.. AUHHH.. TERUSSHH TUAANHH.. AHHH.. rudalNYAHH TUANHH.. AMPUNNHH.. ENAKNYAAHH..!! OHHH.. OHHH.. SHH.. AHHH..
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!! Bokong Alisa semakin memerah dihantam bertubi-tubi oleh pinggul Hamdan. Suara decit ranjang mereka pun terdengar seperti menahan beban berat. Toket Alisa berayun-ayun dengan kencangnya, sementara mata Alisa yang dihias kacamata hanya bisa merem melek merasakan nikmatnya disenggamai kasar oleh Hamdan. Sulwa tak bisa melepas pandangannya dari perkasanya rudal Hamdan keluar masuk liang surgawi Alisa. Meski sudah berkali-kali Hamdan menyumpal serambi lempit Alisa, namun tetap saja serambi lempit Alisa tak terbiasa dengan ukuran rudal Hamdan yang terlalu besar itu. serambi lempitnya seperti tertarik keluar tiap kali rudal Hamdan bergerak mundur, dan tertelan tiap kali Hamdan melesakkan rudalnya jauh menembus pintu rahim Alisa.
Memperhatikan Alisa yang meracau liar dengan tangan meremas kuat sprei ranjang menikmati setiap genjotan kasar Hamdan membuat Sulwa kembali terangsang. Sulwa pun mengganti posisi tidurnya menjadi telentang dengan kedua belah kakinya mengangkang sehingga serambi lempitnya kini terekspose dengan sempurna. Jemari kanan Sulwa langsung melesak masuk dan mulai mengocok liang surgawinya sendiri sementara tangan kirinya memilin-milin putingnya yang tegak menjulang sejak tadi.
Sulwa : Sshhh.. mmmhh.. ahhh.. enak bangethhh kak yaahh..?? Uhh.. tuann.. Sulwa juga mauhh.. ahhh.. shhh.. mmhhh..
Hamdan : Ngh.. Nghh.. Ehhh.. ni lonteh udah minta jatah lagi?? Bukan lonte, tapi anjing nihhh..!! Hahah..
Melihat Sulwa yang sudah mengangkang pasrah siap untuk kembali disodok, Hamdan pun tak mau terlalu lama dengan Alisa. Ia semakin erat menggenggam bokong Alisa dan meningkatkan tempo genjotannya semakin cepat. Alisa semakin tergila-gila berteriak tak karuan meracau semaunya karena kenikmatan yang luar biasa. Dan akhirnya dalam waktu tidak sampai semenit Alisa pun kembali menyerah dan langsung tersungkur sembari serambi lempitnya memompa deras cairan surgawinya.
Alisa : AKHH!! OUHH..!! TUANN..!! AKHH.. FUCKK..FUCKK!! YESSHH..!! ENAAKKKHH.. ENAAKK..!! OHHH.. rudalL.. ENAK.. rudalLHHH.. AHHH.. NNGGHHHHHHH..!!!
BRUKKHH.. SERRRRRRRRRRR.. SEEERRRR..
Hamdan pun bersegera mengambil posisi bersimpuh di depan selakangan Sulwa, sementara Alisa tersungkur tengkurap dengan serambi lempitnya yang terus mengucurkan cairan surgawi. Tubuhnya mengejang-ngejang merasakan hentakan syahwat yang ikut mengalir keluar bersamaan dengan orgasmenya.
Tampak senyuman Sulwa ketika Hamdan mulai mengangkat kedua kaki Sulwa dan meletakkannya di pundak Hamdan sehingga membuat rudal Hamdan bisa dengan mudah melakukan deep penetration dengan posisi ‘anvil’ itu. Dengan kedua tangannya Sulwa membuka serambi lempitnya mempersilahkan Hamdan untuk menikmati tubuhnya malam itu. Hamdan yang sudah berpengalaman langsung menghujamkan rudalnya hingga pinggulnya menghantam paha Sulwa sepenuhnya.
Sulwa : AAAAOUUUHHHHHH.. TUAAANHHHH..!! AHHH..!! AKH!! AHHH!! OGHH!! MMHHH.. NIKMATNYAHH.. TERUSS TUANHH.. AHH.. ENAK BANGETHH.. OHH.. GENJOT TUAANNHH.. LONTE INI MILIK TUANHH.. AHHH.. DUHH.. MMHH.. ENAKNYAHH.. AHH.. AHHH.. AHHHH…
Hamdan : Dihh.. beneran nih lonte dah kayak anjing.. wuhuu…nghh.. nghh..
Hamdan menggenjot serambi lempit sempit Sulwa yang semakin terasa sempit karena dihimpit oleh kedua paha putih mulus kencang Sulwa. rudal Hamdan serasa dipijat-pijat lembut oleh dinding liang surgawi akhwat kekasih Amin itu. Sulwa terus saja meracau mendesah liar merasakan nikmatnya disodok kasar hingga mentok ke rahimnya oleh rudal raksasa Hamdan. Ranjang Alisa pun semakin kuat berdecit, bahkan tubuh Alisa ikut berguncang-guncang mengiringi irama genjotan kuat Hamdan di serambi lempit Sulwa.
Sulwa : AKHH!! OGHH!! OGHH!! TUANNHH!! AMPUUNNHH!! AKHH!! SSHH!! AAKHH!! rudalHH!! AHHH..!! NGHHH!!.. AHHH!!
Tubuh Sulwa terlihat seperti terbenam ke dalam ranjang tiap kali Hamdan menggenjot tubuhnya kuat-kuat ke bawah. serambi lempitnya pun terlihat melar maksimal bahkan zakar Hamdan juga seperti hendak terseret masuk ke liang surgawi Sulwa. Alisa yang mulai sadar dikejutkan melihat Sulwa yang bisa bertahan dengan genjotan Hamdan yang begitu kuat ke tubuhnya. Mata Sulwa merem melek, mulutnya menganga, sementara kedua tangannya meremas kuat lengan kekar Hamdan. Hamdan terlihat seperti pemain pria di film porno yang tengah berupaya menghancurkan serambi lempit lawan mainnya. Bukannya takut, Alisa justru malah ikut terangsang ingin merasakan kembali di genjot liar dan kuat seperti itu. Alisa pun doggy di samping kiri Sulwa dan menyantap habis puting toket Sulwa yang menganggur sedari tadi. Mendapat serangan di kedua titik terlemah tubuhnya, Sulwa oun dilanda ledakan syahwat di sekujur tubuhnya dan harus kembali kalah merelakan serambi lempitnya menyemburkan cairan surgawinya.
Sulwa : AKH!! AKH!! TUANHH!! NGGGHHHHH..!!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SSSEERRRRRRR..
Hamdan langsung mencabut rudalnya yang disambut Sulwa dengan semburan kuat cairan surgawinya. Ia mengangkat tinggi-tinggi pinggulnya, tubuhnya mengejang dengan kedua tangannya meremas kuat sprei merasakan birahinya yang mengalir deras keluar dari tubuhnya.
Hamdan yang sudah buta oleh nafsu, dengan paksa menarik Alisa hingga doggy di atas tubuh Sulwa yang tengah orgasme. Posisi Double Dip pun menjadi opsi Hamdan untuk menggarap keduanya sekaligus. Sulwa telentang di bawah Alisa dengan posisi kaki mengangkang dan ditahan oleh kedua paha Alisa yang juga dibuka dalam posisi doggy. Dengan posisi ini kedua selakangan akhwat super cantik itu dengan bebas bisa Hamdan nikmati semaunya. Keempat liang surgawi kedua akhwat itu pun bisa dengan bebas Hamdan sumpal. Melihat Sulwa yang masih mengumpulkan tenaga, Hamdan tanpa ragu langsung melesakkan kembali rudalnya menyodok serambi lempit Alisa. Alisa yang tengah asik berpagutan dengan Sulwa pun tekejut dan melenguh panjang saat merasakan liang surgawinya kembali disesaki rudal ternikmat di dunia. Namun lenguhannya tak berlangsung lama karena Sulwa langsung menarik kepala Alisa dan langsung melumat mulut Alisa. Kedua tangan Sulwa dan Alisa saling meremas toket satu sama lain. Tubuh Alisa berguncang hebat tak mampu meredam hantaman kuat pinggul Hamdan di bokongnya.
Alisa : AKHH!! AKHH!! OUUHH!! MMFHH!! MMHHJ..!!! NGGHH..!!!
Racauan Alisa tak keluar karena disumpal oleh lidah Sulwa yang tengah menari di rongga mulutnya. Tiba-tiba mata Sulwa terbelalak karena liang surgawinya dipaksa melar oleh benda asing raksasa yang menembus hingga rahimnya.
Sulwa : AAAAAKKHHH!!! OGHH..!! MMHH..!!! TUANHH..!! rudalLLHH TUAANNNMMHHH..!! MMHHH!! NGGHH..!!
Kembali erangan dan desahan Sulwa tertahan oleh pagutan dan tarian lidah Alisa. Secara bergantian dan tanpa henti Hamdan menggenjot kedua serambi lempit segar milik akhwat aktifis dakwah kampus malam itu. Seluruh benda di kamar Alisa menjadi saksi bisu keliaran dan keganasan Hamdan yang dibutakan nafsu menggenjot dan menikmati kesucian akhwat syar’i yang selalu bercadar hari-hari. Bagi Sulwa dan Alisa ini merupakan pengalaman mereka melakukan threesome dan digilir oleh seorang ikhwan tanpa henti hampir sekitar setengah jam lamanya. Sensasi gaya baru ini membuat keduanya tak mampu menghentikan gelombang orgasme yang terus berdatangan hingga lebih dari 5 kali banyaknya.
Sulwa nampak begitu kelelahan. Tubuhnya terkulai lemas, namun masih tetap sadar. Sementara Alisa sudah bertumpu pada sikunya, sementara kepalanya nampak lemas berbantalkan toket montok Sulwa.
Alisa : Hhahh.. Hh.. Tuan masih belum keluar yaahh.. duuhh.. perkasah bangethh..
Hamdan : Wuhuu.. lawan anjing sama lonte gak boleh buru-buru keluar dongg.. trus gimana nih?? Tanya Hamdan sambil mengocok rudalnya perlahan.
Sulwa : Ahh.. pakai aja Sulwa semau tuannhh.. ujar Sulwa menawarkan dirinya sambil membuka serambi lempitnya dengan kedua tangannya.
Alisa : Jangannn Tuann.. pakai aja lonte ini.. sinihh tuaannhh.. masih ada lubang yang belum dipakaihh..
Alisa dengan sisa tenaganya mengarahkan rudal Hamdan ke anusnya. Hamdan semakin bernafsu ketika melihat Alisa sendiri yang mengarahkan rudalnya ke anusnya. Ia pun menggenggam erat bokong Alisa dan Prrttt.. Blessshh..!!
Dengan kecepatan tinggi dan kuat, Hamdan kembali menghantam bokong Alisa yang sudah merah sepenuhnya. PLOKK..!! PLOKK..!! PLOKK..!! Tubuh Alisa berguncang hebat, sementara matanya begitu sayu, mulutnya menganga tapi hanya sedikit erangan yang keluar karena terlalu lemas. Akhirnya Hamdan tak lagi mampu membendung orgasmenya dan membanjiri liang anus Alisa dengan benihnya.
Hamdan : AARKHH..!! DASAR LONTEE!! OOOGGHHHH..!!!
CROOT.. CRROOTT.. CRROOOTTT..
Selama beberapa detik Hamdan memompa seluruh spermanya hingga tuntas. Rasa puas dan lemas berpadu di tubuh Hamdan. Ia pun terduduk setelah mencabut rudalnya yang langsung melemas setelah bekerja keras malam itu.
Alisa : Ahhhh.. makasih ya mass.. nikmath banget lohh.. tapi capek juga sihh.. ujar Alisa.
Sulwa : he’emhh.. capekk.. tapi enakk ya kaakk.. timpal Sulwa sambil meremas lembut toket Alisa.
Alisa : Haus ga dek? Mau coba icip sperma mas Hamdan ngga?? Enak loohh..
Sulwa : Boleh kak?? Mau doonghh..
Hamdan tak mengira kalau ternyata aksi malam itu akan berlanjut dengan Alisa mengangkangi wajah Sulwa yang nampak mengkilat oleh peluh. Anus Alisa yang sudah agak melar itu pun mulai mengucurkan sperma kental Hamdan yang langsung disambut lahap oleh mulut dan lidah Sulwa. Sulwa pun begitu menikmati tiap tetes sperma Hamdan bahkan lidahnya ia lesakkan ke dalam Anus Alisa ingin membersihkan semua sisa sperma Hamdan. Persenggamaan ketiga insan itu diakhiri dengan adegan cum-swap kedua akhwat aktifis LDK berjilbab lebar itu.
Hamdan : Fuuhh.. leganyaa.. gimana sayang?? Puasss..?? Tanya Hamdan sambil tiduran di tengah Sulwa dan Alisa.
Alisa : He’emhh bangethh.. ahh jadi ga sabar buat dua hari lagi.. jawab Alisa yang tidur miring di sisi kiri Hamdan berbantalkan lengan kiri Hamdan sementara toket 36F nya terlihat sepeti mau pecah karena tergencet. Kaki jenjang kiri mulus Alisa pun menyilang di atas kaki kiri Hamdan yang berbulu.
Sulwa : Emang dua hari lagi ngapain kak? Di entot lagi ya..?? Tanya Sulwa yang tidur miring ke kiri di sisi kanan Hamdan berbantalkan lengan kanan Hamdan. Tubuh mulus putih bercintai Sulwa nampak begitu kontras dengan tubuh Hamdan yang sawo matang dan kekar. Toketnya tampak begitu kenyal tergencet tubuhnya dan tubuh Hamdan.
Hamdan : Iyaa.. kan tiap hari gantian.. malam ini sih jatah Alisa ku ini..
Alisa : Ehh.. udah baikan toh dek? Cerita dong sebenarnya knapa dari kemarin cemberut gitu?? Tanya Alisa sambil meraba-raba dada berotot Hamdan.
Sulwa : Mmm.. tapi janji yaa jangan cerita-cerita sama yang lain? Tanya Sulwa sambil tangannya meraba perut sixpack Hamdan.
Alisa : Iyaah janji.. iya kan mas Hamdan??
Hamdan : iyaaa.. cerita aja..
Sulwa pun menceritakan kejadian siang hari yang lalu ketika ia hendak mengambil barang yang tertinggal di sekre.
Sulwa : Yaaa gitu.. kan Sulwa gak nyangka.. gatau kenapa sakit banget lohh Sulwa..
Alisa dan Hamdan sedikit terkejut dan bengong mendengar penuturan alasan Sulwa kenapa sampai menangis dan memilih untuk menginap di rumah Alisa malam itu.
Hamdan dan Alisa : Haaahhh..??? Gitu aja..?? Ahahahahah.. jawab Hamdan dan Alisa yang tertawa mendengar cerita Sulwa.
Sulwa : kok malah ketawa sih??
Alisa : Aduhh.. Duhh.. maaf dekk.. lucu aja gitu..
Hamdan : Iyaa.. ahahah.. soalnya aneh aja kan yaa sayang? Jawab Hamdan.
Alisa : Iyaaa.. coba kakak tanya.. adek uda pernah tanya langsung belom ke Amin soal alasan dia begituan sama kak Nadia??
Sulwa : Mmm.. belom sih..
Alisa : Dia pasti WA adek kaann?? Trus dibales ngga sama adek??
Sulwa : mmm.. nggak kaak.. udah kesel sih sama mas Amin..
Alisa : Tapi masih sayaaangg kaann..?? Masih cintaaa kaaann..??
Sulwa : i.. iyaa kaak.. bangett.. tapii…
Alisa : Nah coba.. waktu tadi kita di entot mas Hamdan.. apa trus dek Sulwa jadi cinta n sayang sama mas Hamdan? Nggak juga kan..??
Hamdan : Ehh.. siapa tau dia ntar nikung mas lohh.. timpal Hamdan menggoda Alisa.
Alisa : Heeehh!! Diem dulu mas ahhh.. apaan sihh..!? Nah.. coba dek Sulwa pikir..
Sulwa : Mmm.. iya juga sih..
Alisa : Bisa jadi mungkin mas Amin juga gitu dek.. karena keadaan atau yang lain gitu jadinya dia lakuin.. coba deh adek pikir-pikir lagi yaa.. kasian lohh.. jangan sampai salah paham bikin cinta suci kalian kandas.. ujar Alisa.
Hamdan : Widiihh.. sejak kapan jadi putis gitu..??
Alisa : Sejak kenal mas Hamdaann dongg.. hihihih.. mmmuch.. Jawab Alisa sambil mencium bibir Hamdan yang juga dibalas Hamdan dengan memagut mesra bibirnya.
Sulwa : Mmhh.. makasih kak yaa.. ntar coba Sulwa pikir-pikir lagi dehh..
Hamdan : Hooahhmm.. ngantuk.. bobo yuu..
Alisa : yuk ahh..
Ketiganya pun tidur bersama karena sangat kelelahan malam itu. Hamdan dan Alisa tidur dengan kondisi bugil sementara Sulwa hanya mengenakan jilbab biru kecil yang menutupi kepalanya.
Pagi harinya, sekitar pukul 07.30, Hamdan menelpon Amin uang tengah bergegas ke kampus.
Amin : Halo.. Assalamu’alaikum.. ngapain Dan??
Hamdan : Ehh antum bisa libur dulu gak hari ini..??
Amin : Hah..?? Ngawur wae.. udah mau UAS masa libur!? Sehat antum??
Hamdan : Gak usah ngegas wee.. ini masalah penting!! Sini ke rumah ane..
Amin : Penting apanya?? Udah mau mati antum??
Hamdan : Heh.. antum lagi PMS apaa?? Nyolot banget sih ngomong.. penting.. soal Sulwa ini..
Amin : Lah kenapa Sulwa??
Hamdan : Ane tau antum lagi ada masalah sama Sulwa kan..?? Kalo emang bener antum sayang sama Sulwa, ane tunggu di rumah Alisa sekarang..
Amin : Dihhh.. udeh sharelok.. buruan..
Amin pun bergegas menuju rumah Alisa sesuai kordinat yang diberikan Hamdan. Meski agak kesal karena harus bolos kuliah, tapi hati Amin sedikit lega karena mungkin hari ini ia bisa bertemu dengan Sulwa. Selama seharian penuh ia tak nyaman melakukan aktivitas, bahkan WA nya pun tak dibalas oleh Sulwa padahal ia hanya ingin berusaha menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi.
Cklek.. suara pintu rumah dibuka.
Amin : Assalamu’alay.. tak sempat Amin menyelesaikan salamnya tiba-tiba Hamdan memberikan kode untuk tidak berisik.
Hamdan : Sssttt.. jangan keras-keras.. ntar ketauan.. Ujar Hamdan dengan suara berbisik ke Amin.
Amin : Apaan sih?? Pake bisik-bisik segala.. jawab Amin dengan suara pelan.
Hamdan : Udah.. antum ikutin aja kata-kata ane kalau pengen baikan lagi sama Sulwa..
Amin : Hadehh.. yaudah gimana..??
Hamdan : Nahh gini..
Hamdan pun menjelaskan segala persiapan yang harus Amin buat supaya menjadi kejutan bagi Sulwa. Sementara di dalam kamar Alisa, Sulwa tengah bugil dan hanya mengenakan jilbab hitam antem kecil sambil duduk mengangkang bersandarkan bantal sementara matanya ditutup dengan kain hitam yang diikat di kepalanya.
Alisa : Nahh terushh dek.. bayangin aja mas Hamdan lagi jilatin serambi lempit adekk.. ujar Alisa dengan suara pelan dan sedikit desahan di telinga kanan Sulwa.
Sulwa semakin terangsang mendengar desahan Alisa ditambah fantasinya yang tengah membayangkan kepala Hamdan terbenam di selakangannya.
Sulwa : Ahhh.. mas Hamdann.. ouhhh.. kaaakk.. ngapain harus ditutup mata Sulwahh.. ahhh..ahhh..
Alisa : Mmhh.. mas Hamdan mau coba fantasi barunyaa.. dinikmatin ajah dekk.. enak kaann..??
Sulwa : Ahh.. iyahh kaakk.. auhhh.. becekk kaaakk..
Ketika Sulwa tengah asik colmek dengan tangan kanannya, Hamdan dan Amin pun masuk ke kamar Alisa. Amin pun terkejut melihat Sulwa yang bugil dengan mata tertutup kain dan sedang masturbasi ria. Alisa yang hanya mengenakan kemeja putih panjang se paha dan jilbab pashmina pink muda tanpa apapun yang menutupi kakinya, segera berpindah tempat menuju sofa di kamarnya.
Amin : Oee apa-apaan nih!? Ujar Amin berbisik dengan nada tinggi. Amin saat itu hanya mengenakan boxer pendek yang biasa di pakai Hamdan.
Hamdan : Ssttt.. kan udah ane bilang?! Mau baikan gak sih antum?! Protes aja!!
Amin : Azz.. iya deh.. awas aja kalo makin runyem.. Jawab Amin.
Hamdan hanya mengenakan celana pendek sepaha dan kaos putih pagi itu. Keduanya pun berjalan perlahan mendekati Sulwa yang tengah asik colmek tanpa menyadari kedatangan Amin.
Sulwa : Ahh.. mas Hamdann.. ouhhh.. pengen dongghh.. mhhh.. ga tahaann.. nghhh.. desah Sulwa berfantasi tentang Hamdan. Ngocoks.com
Amin : Ini kok jadi antum terus yang disebut-sebut!? Bisik Amin.
Hamdan : Ane tonjok pula antum banyak ribut!! Udah ikutin aja..!! Jawab Hamdan kesal dengan berbisik.
Sulwa : Ahh.. mas Hamdan disitu yaahh.. ayoo dongg.. masukinn.. udah ga taaahaann.. pinta Sulwa sambil membuka lebar kedua pahanya sehingga menampakkan serambi lempit pinknya yang sudah banjir oleh lendir akhwat.
Hamdan : Mau banget yaaah.. tahan yaahh sayangg.. mas masukinnn.. bisik Hamdan di telinga kanan Sulwa sementara Hamdan berlutut membungkuk di samping ranjang sisi kanan Sulwa.
Hamdan pun memberikan kode ke Amin untuk segera mensetubuhi Sulwa. Meski Amin sedikit kesal dengan rencana Hamdan, tapi ia juga tak mengungkiri kalau dirinya juga sudah terangsang hebat melihat selakangan Sulwa yang begitu cantik memikat. Tanpa basa basi, Amin segera membuang boxernya dan langsung melesakkan rudalnya menembus liang surgawi Alisa hingga mentok ke rahimnya.
Sulwa : Ouuuhhhh.. masshhhh.. mhhhh..
Hamdan : enak yaahhh..?? Mas mulai yaahh..?? Bisik Hamdan di telinga kanan Sulwa sambil memberikan kode untuk Amin mulai menggenjot Sulwa.
Sulwa : OUUHH.. SHHH.. AHHH.. ENAK MAASSHH.. AHHH.. MMHHH.. AHHH.. AHHH..
Sulwa mulai mendesah dan mengerang merasakan kenikmatan di setubuhi Amin. Meski Sulwa tak bisa melihat langsung, tapi ia merasakan rasa yang sudah lama tak ia rasakan. Nampak bibir Sulwa mulai terlihat seperti orang yang menahan tangis.
Hamdan : Kenapah saayaang..?? Gak enak kahh..??
Sulwa : Bukaann masshh.. Ahhh.. Ahhh.. Sulwahh.. keinget seseorang.. ouhhh.. mhhh.. rasa rudalnyah mirip bangethhh…
Amin yang tak kuasa menahan rindu pun langsung mencium dan memagut mesra Sulwa. Sulwa yang merasakan ciuman hangat yang tak asing itu pun tak kuasa menahan tangisnya. Tangannya merangkul erat tubuh Amin meskipun ia masih tak tau siapa yang tengah mensetubuhinya.
Sulwa : Ahhh.. mass Hamdannhh.. hik.. Boleh Sulwa buka penutup matanyahh..??
Hamdan : He’emhhh..
Tangis Sulwa pun semakin kuat ketika ia melepas penutup matanya dan mendapati Amin berada dalam pelukannya. Amin yang melihat Sulwa menangis pun tak kuasa menahan tangisnya. Keduanya pun saling berpelukan melepas rindu diantara keduanya sementara rudal Amin masih menancap di serambi lempit Sulwa.
Melihat kemesraan keduanya, Hamdan pun berpindah dan duduk di sofa di samping Alisa yang langsung bersandar di pundak Hamdan.
Amin : Maafin mass.. Maafin mas udah biat Sulwa sedihh.. hikk..
Sulwa : Ngga mass.. Sulwa yang salah.. hikss.. hiks.. Sulwa yang udah kecepatan berprasangka yang nggak-nggak sama mas Amin.. hiks..
Amin : Nggak.. Mas yang salah.. gak mikirin perasaan Sulwa dulu.. hik.. hikk..
Sulwa : Ngga mas.. hikk.. maafin Sulwa yang gak bales WA mas Amin.. hiks.. hikss.. Sulwa kangen banget sama mas Amin.. hik..
Amin : Iyaah.. mas juga kangen banget sama Sulwa.. hikk.. ga bisa jauh dari Sulwa.. hikk.. hikk.. mas akan selalu sayang Sulwaa banget.. hikk..
Sulwa : Mmhh.. udah mass yaahh.. hikk.. maafin Sulwa.. mffhh.. mmhhh..
Keduanya pun kembali berpagutan dan melepas rindu mereka. Alisa dan Hamdan pun memutuskan untuk meninggalkan mereka berdua terlebih dulu. Amin pun kembali menuntaskan hasratnya untuk menikmati tubuh Sulwa. Sementara Sulwa pun juga sama, ingin melampiaskan nafsunya menggoyang rudal Amin tanpa henti. Desahan, erangan, dan racauan Sulwa begitu keras hingga terdengar di lantai bawah dimana Hamdan dan Alisa juga tengah berpacu memadu nafsu syahwat mereka berdua.
Bersambung… Rasa sakit hati yang berganti rindu mendalam telah menguasai kedua insan aktifis LDK itu. Meski baru sekitar 2 hari mereka bermusuhan karena salah faham, tapi bagi Amin serasa seperti 2 tahun lamanya. Sulwa pun yang sebenarnya begitu sayang pada Amin pun tak sanggup lagi membendung rasa rindu akan belaian dan cinta Amin di tubuhnya.
Syahwat yang sudah merasuki Sulwa membuat hilang rasa malunya sebagai seorang akhwat syar’i berjilbab lebar. Ia mendorong Amin ke samping kirinya hingga terlentang yang membuat rudal 22cm milik kekasihnya itu tersaji sempurna memanjakan mata Sulwa.
Sulwa : Uhhh.. masss.. rudalnya.. mmhhh.. sluurrpptt..
Sulwa langsung berdoggy di samping kanan pinggul Amin dan mulai menikmati rudal yang ia rindukan. Meski tak sebesar dan sepanjang milik Hamdan, tapi karena itu rudal ikhwan uang ia cintai maka menimbulkan rasa yang lebih nikmat dalam diri Sulwa. Amin sendiri terlihat begitu menikmati permainan oral Sulwa yang begitu lihai memanjakan setiap bagian rudal Amin dengan belaian lembut lidahnya. Lenguhan mendalam Amin terdengar erotis saat Sulwa mulai melahap kedua bola zakar Amin sekaligus ke mulutnya. Lidahnya menyapu habis bagian yang paling sensitif dari rudal lelakinya itu.
Amin : Ouhhh.. hhufftt.. mmhhh.. mantabhh sayaanggg.. uhhh.. shhh.. lenguh Amin sambil membelai kepala Sulwa yang sudah tak berjilbab.
Mendengar kekasihnya menikmati sepongannya, Sulwa tanpa ragu langsung melahap habis batang rudal Amin dalam satu lahapan. Rasa hangat dan nikmat menjalar di sekujur batang rudal Amin saat perlahan menyesaki rongga mulut hingga kerongkongan Sulwa. Nikmat yang amat sangat Amin rasakan di batang kejantanannya merasakan himpitan kuat dan lembut tenggorokan akhwat kenikmatans kekasihnya. Selama beberapa saat wajah Sulwa menempel di selakangan Amin, dimanjakan oleh aroma khas bulu kemaluan ikhwan yang merasuki hidungnya, sementara mulutnya tersumpal penuh oleh batang kejantanan Amin.
Dengan tatapan menggoda ke arah Amin, Sulwa mulai menggoyangkan kepalanya ke kanan kiri yang membuat Amin semakin terbang tinggi menuju langit birahi. Sensasi hangat dan nikmat di rudalnya begitu luar biasa, ditambah lagi kerinduan Amin akan sepongan Sulwa semakin membuatnya bernafsu untuk menikmati Sulwa hingga batas maksimal.
Amin : Wwwuuhhh.. mmhhh.. Saayaaanggh.. ahhh.. mas ga tahan lagihh.. ahhh.. sinih mulut kamuhh..!!
Dengan tiba-tiba Amin menggenggam kepala Sulwa dengan kedua tangannya dan sedikit mengangkatnya dari pinggulnya. Amin yang sudah kalap mata langsung menggenjot kuat dan liar mulut Sulwa tanpa ampun.
Sulwa : MMMFHHH.. OCKK.. OCKKK..NGGHHH.. MMMFFHH.. MMFFHH.. OCKK.. UHUKK.. OCKK.. OCKK..UHUKK.. MMHH.. OCKK..
Sulwa terbelalak merasakan serangan Amin yang mendadak dan langsung menggempur kerongkongannya tanpa henti. Kedua tangannya hanya bisa menggenggam pasrah tangan kekar Amin, sementara serambi lempitnya mulai berkedut merasakan sensasi di perlakukan kasar seperti itu. Decak becek suara sodokan rudal Amin di pangkal kerongkongan Sulwa semakin membuat Amin terangsang. Air liur Sulwa pun menetes deras membasahi zakar Amin. Hampir sekitar 5 menit Sulwa menikmati face-fuck dari kekasihnya itu yang kemudian berlanjut dengan Sulwa mengambil posisi jongkok mengangkang di atas pinggul Amin. Dengan tangan kanannya Sulwa meraih rudal Amin dan Bleshhh.. Satu hentakan kuat pingggul Sulwa langsung menelan total seluruh batang rudal Amin menembus liang surgawinya.
Sulwa : OOOOHHHHHH.. SSHHH.. AKHIRNYAAHHH.. OUHHH.. MASSHH.. MHH.. AHHH..MMHHH.. AHHH.. rudalHH MASSHH ENAKK.. OUHH.. BANGETHH.. YESHH.. AHHH.. YESHH.. MMHHH..
Sulwa langsung menggoyang batang Amin yang keras bak beton dengan liar. Pinggulnya maju mundur dengan kuat dan cepat seperti halnya piston. Amin semakin terbuai dalam perzinahan itu melihat kecantikan Sulwa yang tanpa jilbab dengan rambut hitam lurusnya tengah memburu dosa syahwat yang ingin diraihnya. Toket 40C Sulwa yang tengah berayun-ayun menjadi sasaran empuk kedua tangan kasar Amin yang dengan beringas meremas kuat keduanya. Mendapat rangsangan hebat di kedua titik lemahnya, Sulwa semakin menggila menggenjot rudal Amin. Ranjang Alisa pun berdecit semakin keras mengimbangi kencangnya goyangan Sulwa.
Sulwa : OUHHH.. MHHH.. IYAHH MASS.. UHH.. DASAR rudalLHH!! HAMILIHH SULWAHH MASSHH.. AHHH.. ENAK BANGETHH.. AHH.. MAS AMINNHH NAKALLHH.. UHH.. AHHH.. NGHHHHH..!!
PLOPP.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Dengan cepat Sulwa langsung mengangkat pinggulnya dan menyemburkan seluruh cairan surgawinya hingga membasahi wajah Amin. Tubuh Sulwa mengejang beberapa saat sebelum akhirnya ia kembali memasukkan rudal Amin ke serambi lempitnya. Sulwa kembali mengocok rudal Amin maju mundur dengan cepat ingin segera meraih orgasme keduanya. Mata Sulwa nampak nanar dengan mulut sedikit terbuka merasakan syahwat yang meluap-luap dalam dirinya. Amin yang melihat Sulwa tengah kerasukan birahi, dengan sigap menggenggam pinggul Sulwa. Dengan kuat dan kasar ia menggerakkan pinggul Sulwa maju mundur begitu cepatnya. Kenikmatan yang begitu dahsyat menerpa sekujur tubuh Sulwa merasakan kasarnya rudal Amin mengobok-obok liang surgawinya di posisi itu. Tak butuh waktu lama hingga akhirnya Sulwa menyerah meledakkan orgasme keduanya.
Sulwa : NNGHHH.. OHHH.. OGGHH.. OOGHHH.. AAHH.. AGHH.. AHHH.. MMMHH.. OOOUUHHH.. AHHH… NNNGGHHHHHHH..!!!
Tangan Sulwa mencengkram erat paha Amin merasakan orgasme keduanya menyembur kuat meski masih disumpal rudal Amin. Tubuhnya mengejang hebat merasakan nikmatnya melepas birahi yang terkumpul memenuhi tubuhnya. Amin yang terbakar syahwat, langsung mendorong Sulwa hingga terlentang dan mengangkat kedua kaki Sulwa ke bahunya hingga membentuk ‘V’ tanpa melepas rudalnya. Dengan posisi Valedictorian, Amin bisa melesakkan penuh rudalnya hingga menembus rahim Sulwa.
Benar saja, dengan kuat Amin langsung menekan seluruh tubuhnya ke arah Sulwa umyang membuat kaki jenjang Sulwa tertekan menyentuh tubuhnya. Sulwa pun terbelalak bukan karena menahan berat tubuh Amin, melainkan karena merasakan rudal Amin yang terlalu jauh menubruk rahimnya.
Sulwa : AAAAAAKKKKKKK.. !! OOHHH..!!.. AKKHH..!! AAKHHH..!! NGGHHH..!! MASSH..!! OUHHH..!!! TERUSSHHHHH..!! YESHHH..!! rudalHH.. !! MMHHH..!! TERUSHH MASHHH!! NIKMATIN SULWA SEMAUNYAAHH..!! AAHAHHHH..!! OUHHH..!! ENAKNYAAHH YA AALLLAHHH..!!!
Racauan Sulwa semakin liar merasakan genjotan kuat Amin di liang surgawinya yang memberinya kenikmatan luar biasa. serambi lempitnya terlihat menggembung tiap kali Amin menyodok dalam-dalam dengan seluruh berat tubuhnya.
KRETT.. PLOKK..!! KREET.. PLOKK!!
Suara ranjang Alisa terdengar seperti hendak hancur menahan genjotan kuat Amin di tubuh putih mulus Sulwa. Mata Sulwa merem melek sementara mulutnya tanpa henti meracau membuat Amin semakin bersemangat menggenjotnya tanpa ampun.
Sulwa : AAKHH!! OGHH!! NIKMATNYAAHH..!! rudalHH MASS..!! AKHH!! TERUSHH.. IYAAH.. TERUSHHH.. OUHHH.. JANGAN BERHENTI MASSHH..!! GENJOTTHH!! AHHH..!! serambi lempitHH SULWAHH BUTUH rudal MASHH..!! NGHH..!! AHH..!! OOOOOUUHHHHH..!!!!
SERRRRRRRRRRR.. SSSEERRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Amin mencabut rudalnya dan langsung disambut semburan kuat cairan surgawi Sulwa. Selama beberapa detik tubuh Sulwa mengejang. Tangannya mencengkram erat lengan Amin menahan nikmatnya orgasme. Tak menunggu tubuh Sulwa selesai mengejang, Amin langsung melesakkan kembali rudalnya dan langsung kembali menghantam tubuh Sulwa tanpa ampun dan tanpa henti. Kembali Sulwa hanya bisa pasrah menikmati liarnya kekasihnya itu ketika sudah terbutakan oleh syahwat. Sulwa telah sepenuhnya menyerahkan keindahan dan kesucian tubuhnya untuk menjadi pelampiasan syahwat Amin. Lebih dari 7 kali orgasme dalam posisi itu sebelum akhirnya Amin melesakkan rudalnya sedalam mungkin dan menyemburkan spermanya langsung di dalam rahim Sulwa.
Amin : NIHH.. BUAT KAMUH SAYANGHHH.. MAS HAMILINHHH..!!! AAARRGHHHHHH…!!!
CROOTTTT.. CROOTTTT.. CROOTTTT..
Selama beberapa detik rudal Amin terus memompa sperma kentalnya hingga benar-benar membanjiri seluruh rahim Sulwa. Amin pun terkulai lemas dan tertidur di atas tubuh Sulwa berbantalkan toket 40C Sulwa. Sulwa pun kembali tersenyum bahagia melihat Amin kembali ke pelukannya sebelum akhirnya ia juga tertidur kelelahan. Ranjang Alisa pun tak berbentuk dan basah kuyup oleh cairan orgasme akhwat-akhwat cantik aktifis LDK yang saling berlomba-lomba untuk menggapai kenikmatan duniawi.
Seiring heningnya kamar Alisa, bagitu pula ruang tengah lantai satu yang mulai hening karena Hamdan dan Alisa juga tertidur setelah kurang lebih 40an menit mereka saling beradu kemaluan hendak merengkuh kenikmatan dosa perzinahan yang begitu nikmat.
ALLLAAHU AKBARRR . ALLAAHU AKBAARR..
Suara adzan Dhuhur mulai menggema di angkasa mengingatkan seluruh insan manusia yang tengah tenggelam dalam keduniaan mereka untuk berhenti sekejap dan mengingat pencipta-Nya.
Amin : Hoahhmm.. Allah.. udah Dhuhur yaah..
Amin yang terbangung karena suara adzan tak langsung beranjak dari tempat tidur. Ia ingin memuaskan hatinya memandangi Sulwa yang bugil dan tertidur lelap dengan kecantikan alaminya. Senyum bahagia nampak di wajah Amin sambil membelai lembut wajah Sulwa yang sedikit tertutupi oleh rambut hitam lurusnya.
Amin : Sayaang.. bangun yuukk.. udah Dhuhur.. mas duluan yaah.. ujar Amin lembut membangunkan Sulwa sambil mencium mesra kening Sulwa
Sulwa : Mmmhhhhh.. udahh adzan yaahh mass.. tapi masih ngantukk.. uhhh.. Jawab Sulwa sambil merenggangkan badannya yang terlihat begitu bercintai putih mulus dengan toket 40C nya yang begitu menggoda.
Dengan senyuman, Amin pun segera beranjak menuju kamar mandi untuk mandi junub dan segera menuju masjid. Sulwa pun melepas Amin yang sudah tampak rapi berpakaian khas ikhwan soleh dengan senyum bahagia sambil telungkup di atas ranjang. Punggung Sulwa yang putih mulus tanpa cela semakin terlihat sempurna dengan bokong bulat kencang dan kaki jenjang kencang miliknya.
Sulwa : Ati-ati di jalan yah mas sayaang.. Sulwa sayang mas Amin bangethh..
Di lantai bawah, terlihat Hamdan yang sudah berpakaian rapi dengan gamis dan sirwal serta kopyah bangladesh hendak bersiap menuju masjid.
Amin : Lohh.. Alisa mana? Tanya Amin sambil menuruni tangga.
Hamdan : Nohh lagi di kamar mandi.. udah tobat antum? Hahah.. tanya Hamdan menggoda Amin sambil merapikan gamisnya.
Amin : Apaan.. antum juga.. bosen zina?? Tanya Amin dengan nada jengkel.
Hamdan : Weeitzz.. kalo sama Sulwa gimana ane bisa bosen?? Jawab Hamdan dengan nada mengejek.
Amin : Lahh.. udah panas nih siang-siang.. ngajak baku hantam antum?? Tanya Amin yang mulai jengkel.
Hamdan : Ahahaha.. ga usah ngegas.. harusnya antum tuh makasih kek atau gimana gitu.. uda ditolongin biar bisa balikan sama Sulwa juga.. jawab Hamdan sambil berjalan menuju pintu depan.
Amin : Antum sih pake ngejek gaje gitu.. hemmm..
Hamdan : Ahahah.. udah yok gas keburu qomat..
Meski Hamdan dan Amin memiliki sisi gelap dari diri mereka, tapi kesan dari seorang aktifis Dakwah tetaplah harus mereka jaga. Ditambah lagi dengan selalu menjaga syari’at dan mengamalkan sunnah di dalam balutan fisik mereka membuat para akhwat yang sudah mulai berhijrah tak mampu melepaskan pandangan mereka dari keduanya. Terlebih lagi Hamdan yang memang memiliki postur dan bentuk tubuh yang menjadi idaman para ukhti di kampusnya.
Cklek.. suara pintu rumah dibuka.
Hamdan : Assalamu’alaikum..
Alisa : Wa’alaykumsalam.. jawab Alisa sembari mempersiapkan makan siang.
Hamdan dan Amin yang baru saja pulang dari masjid terkejut oleh pemandangan yang ada di depan mereka dan memaksa kejantanan mereka untuk menggeliat. Alisa yang hanya mengenakan kemeja putih panjang dengan hanya dua dari lima kancing baju yang mengunci kemejanya membuat toket 36F putih kenyalnya terlihat penuh dan sempurna. Puting pink mudanya tertutup oleh batas pinggir kemejanya yang kalau kemejanya turun satu centimeter saja maka akan menunjukkan keindahan bagian sensitif dari toketnya itu. Alisa tengah merapikan meja makan dengan mengatur posisi setiap piring makan agar mudah dijangkau yang membuatnya terpaksa agak membungkuk di atas meja makan dengan tangan kirinya menopang badannya sementara tangan kanannya mengatur posisi piring. Karena tubuhnya condong ke depan sehingga membuat kemejanya sedikit tertarik ke atas dan menampakkan bokong putih kencang mulusnya yang bersambung dengan keindahan kaki jenjangnya yang tak kalah putih terawat. Rambut lurus hitam dengan wajah cantik oval berhiaskan mata lentik berkacamata dan ber-eyeliner hitam membuat kecantikan Alisa tak mampu diungkapkan dengan kata-kata. Bibirnya yang nampak merah merona semakin membuat Hamdan ingin memagutnya seharian penuh.
Sulwa : Ehh mas Amin barusan balik yaahh..?? Ujar Sulwa sambil mengikat rambutnya dengan gaya kucir kuda.
Amin terpana dengan cantik dan kenikmatansnya Sulwa, bahkan siang itu ia tampak makin bercintai karena hanya mengenakan kaos putih kecil yang memperlihatkan perutnya yang rata dan putih mulus dengan pusar cantiknya. Toketnya yang berukuran 40C terlihat dominan dibalik kaos kecilnya yang juga tak bisa menyembunyikan tonjolan puting Sulwa. Hot Pants hitam pendek sepangkal paha menghiasi pinggulnya yang lumayan besar yang menyebabkan hot pants yang ia kenakan tak bisa ditutup sempurna dan memperlihatkan perut bagian bawahnya hingga beberapa centimeter dari serambi lempitnya. Kakinya yang putih jenjang mulus ramping tampak sempurna dan membuat Amin menelan ludah.
Amin : Ehh.. iya.. ahahah.. dek Sulwa kok bercintai gitu sih.. ?? Bikin mas jadi ga bisa kedip nih.. jawab Amin menggoda Sulwa sambil memeluknya dari belakang.
Hamdan : Hehh.. udahan dulu.. makan woee makaaann.. menggenjot mulu aja dipikiran antum.. ujar Hamdan menegur Amin dan Sulwa sambil duduk dan meremas bokong Alisa.
Amin : Ahaha.. siap ndan.. yuk sayang maem dulu.. Amin dan Sulwa pun duduk berdekatan.
Antara Sulwa dan Amin kini tak lagi nampak jarak lagi. Keduanya sudah saling melepas tawa dan juga kemesraan diantara mereka. Sulwa dan Hamdan pun merasa lega dan juga ikut senang karena kembalinya hubungan teman akrabnya itu.
Alisa : Jadi dek.. besok lagi kroscek dulu yaa.. jangan asal buat kesimpulan.. ujar Alisa menegur Sulwa.
Sulwa : Ehhh.. iya kak.. mas Amin.. maafin Sulwa yaahh.. ujar Sulwa sambil menggenggam tangan kiri Amin.
Amin : Iyah.. mas juga minta maaf uda bikin dek Sulwa jadi sakit hati.. maafin mas juga yang ga langsung kejar dek Sulwa sayang buat nge-jelasin semuanya.. jawab Amin sambil menggenggam tangan kanan Sulwa di tangan kirinya.
Sulwa : Btw kak Alisa sendiri, kalau yang kejadian sama Sulwa trus kejadian sama kakak gimana tanggapan kakak??
Alisa : Gimana yaah..?? Gimana dong mas Hamdan sayangg?? Hahah.. tanya Alisa ke Hamdan sambil sedikit menahan tawa.
Hamdan : Wahh.. gimaba yaa?? Enaknya gimana dong sayangku??.. Tanya balik Hamdan ke Alisa sambil merangkulnya.
Alisa : Kalau kkak sih.. cz udah biasa ganti-gantian gitu jatah sama umi jadinya biasa aja kalau mas Hamdan menggenjot sama akhwat lain dek.. kadang malah kita maen bareng bertiga gitu.. dua akhwat lawan mas Hamdan sendiri.. Jawab Alisa dengan santainya.
Sulwa : Trus kakak ga cemburu kah?? Tanya Sulwa dengan nada penasaran.
Alisa : Cemburu..?? Ada sih.. Cuma kan kakak percaya aja sama mas Hamdan.. mungkin tubuhnya bisa dinikmati banyak akhwat, tapi hati mas Hamdan Cuma buat kakak.. Jawab Alisa sambil mengglendot mesra pada Hamdan.
Hamdan : Ahahah.. gimana mau berpaling hati coba? Hati mas aja udah dicuri sama Alisaku sayang ini sejak pertama kali ketemu kaan..?? Ujar Hamdan sambil mencium mesra kening Alisa.
Sulwa : Uhhh.. so sweet nyaahh.. mas Amin juga sayang Sulwa kaann..?? Iyaa kaann..?? Tanya Sulwa dengan nada manja.
Amin : Hem..?? Butuh mas ambilin pisau kah buat bedah dada mas yang isinya cuma ada rasa sayang sama dek Sulwa seorang..??
Sulwa : Uhhh.. maass.. jawab Sulwa tersipu malu sambil mengecup mesra pipi Amin.
Hamdan : Uhh iyaaakaahh..?? Sini ane bacok aja.. mau ane liat.. ahhahah..
Amin : Haah?? Kalo antum mah ane jabanin ngajak baku hantam..
Alisa dan Sulwa : Ahahahahah…
Alisa : Udah ahh.. makan dulu.. keburu dingin lohh..
——————————————————————————
Cklek.. suara pintu rumah dibuka.
Hengki : Assalamu’alaykum mahh..
Bu Donita : Wa’alaykumsalam pah.. ga biasanya pulangnya cepet?? Tanya bu Donita sambil mencium tangan suaminya.
Hengki : Iya tadi ada meeting sama client ga banyak sih.. jadi bisa pulang ‘agak’ cepet.. jawab Hengki sambil melepasi kemeja dan duduk santai di sofa ruang tengah rumahnya.
Hengki : Ehh iya Mah.. Naya udah bobo belum..??
Bu Donita : Udah tuh pah barusan ajah.. mau dibuatin apa pah? Kopi atau susu?? Tanya bu Donita sambil beranjak menuju dapur.
Hengki : Kopi aja lah Mah, kalau susu sih langsung dari sumbernya aja.. Jawab Hengki menggoda istrinya.
Bu Donita : Ahahah.. udah pengen banget kah Pah?? Tanya bu Donita sambil menyiapkan kopi.
Hengki : Iyaa dong.. siapa gitu yang bisa nolak kenikmatan tubuh istri Papah coba?? Ahaha.. jawwb Hengki sambil menyalakan televisi.
Hampir sekitar 10menit kemudian Bu Donita kembali ke ruang tengah tempat suaminya tengah bersantai menonton televisi. Hengki sendiri yang tengah asik nonton acara televisi dikejutkan dengan penampilan istrinya yang begitu bercintai malam itu. Bu Donita tampil bercintai menggoda hanya mengenakan apron mini warna putih yang bahkan tak mampu menutupi toketnya yang berukuran 38D hampir-hampir putingnya yang berwarna coklat muda terlihat. Bagian bawah apron hanya mampu menutupi sekitar 5cm dibawah selakangannya, sementara bagian punggung bu Donita terbuka hanya tertutup tali pengikat apron. Wajah cantik sensual bu Donita terbalut jilbab pashmina putih sehingga nampak serasi dengan apron mini yang ia kenakan. Kaki jenjang mulus putihnya tampak indah membuat Hengki tak lagi bisa berpaling darinya.
Hengki : Wuuuhh.. ini yang harus dinikmati duluan yang mana dulu nih? Kopi atauu..?? Tanya Hengki dengan nada menggoda sambil merangkul pundak istrinya saat bu Donita mulai duduk di sofa disamping suaminya.
Bu Donita : Kopinya di icip dulu dong papah sayang.. kan ini kopi ‘spesial’ biar papah kuat ‘pakai’ mamah semaleman sepuasnya.. hihihih.. jawab bu Donita sambil bersandar manja di sisi kanan Hengki.
Hengki : Oohh.. ahahah.. ok deh mamah sayangg.. jawab Hengki sambil menikmati kopi buatan istrinya.
Sembari menanti suaminya menghabiskan kopi buatannya, bu Donita menyalakan VPN di Televisinya dan segera mengakses situs porno langganan ia dan suaminya biasa nobar sebelum menggenjot. Dari awal pernikahan memang Hengki dan bu Donita begitu terbuka dalam masalah ranjang. Ini bermula ketika mereka dulunya masih berpacaran dan belum menikah. Meski dalam pacaran sering kali keduanya melakukan petting, namun bu Donita menekankan pada Hengki untuk tak melakukan hubungan badan sebelum menikah. Hengki pun siap dengan syarat itu dan keduanya bersama-sama saling membantu untuk menjaga diri agar tak berlebihan. Kebiasaan nobar video porno sudah sering mereka lakukan, bahkan mencoba berbagai macam gaya bercinta tanpa melepas CD mereka berdua, sehingga setelah menikah keduanya bisa langsung melakukan semua fantasi gaya bercinta tanpa kesulitan.
Hengki : Ahh.. sini papah ajah yang pilihin buat mamah.. sambil Hengki merebut remote TV dari bu Donita.
Bu Donita : Huuww.. pilih tuh yang kesukaan mamah dong.. ujar bu Donita sambil menyilangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya sehingga pahanya yang putih mulus kencang tampak semakin menantang.
Hengki : Lhhoohh.. kan buat seneng suami dapet pahala banyak kan mah..?? Hahah..
Bu Donita : gitu yaah.. okeee deehhh.. apa ajaah buat papah sayang deehh..
Video yang dipilih oleh Hengki pun dimulai. Kualitas HD dari video yang Hengki pilih semakin memanjakan mata tak hanya kemaluan keduanya. Genre foursome menjadi pilihan Hengki untuk mendongkrak libido istrinya. Tampak di video seorang wanita berkulit putih khas eropa tengah menghadapi 3 rudal besar milik orang-orang negro. Si wanita mulai mengulum rudal monster ketiga lelaki itu secara bergantian meski hanya seperempat bagian rudal saja yang ia mampu handle.
Bu Donita tampak begitu memperhatikan video itu sembari tangannya sudah mulai berkeliaran di pangkal paha Hengki. Deru nafas bu Donita semakin berat menandakan syahwat sudah mulai merasuki dirinya. Kedua tangan bu Donita kini mulai turun untuk meng-unboxing batang kenikmatan milik suaminya. Dengan cepat dan efisian bu Donita langsung melepas dan membuang celana Hengki ke salah satu sudut ruangan. Home Theatre 7.1 Surround System semakin meningkatkan rangsangan yang diberikan oleh suara desahan pemain wanita di video itu.
Hengki : Heheh.. udah ga tahan kan Mah..?? Uda siap jadi anjing lagi kaahh..?? Tanya Hengki dengan kedua tangannya melebar menggenggam head rest sofa, sementara kedua pahanya ia buka lebar yang semakin menunjukkan kejantanan rudalnya yang belum terlalu tegang.
Bu Donita : Unnghh.. emang udah sejak nikah kan Mamah langsung jadi anjing pemuas papah.. hihihih.. sambil bu Donita mulai mendekatkan wajahnya ke rudal Hengki yang juga tengah diurut lembut oleh tangan kanan bu Donita.
Hengki : Ahahah.. yaa kalau nggak anjing syar’i papah gamau dong nikahin mamah.. jawab Hengki melecehkan bu Donita sembari tangan kanannya kini turun dan menyusup meremas bongkahan pantat bulat putih bu Donita.
Melihat adegan dimana si wanita mulai digenjot mulutnya secara bergantian oleh ketiga negro tadi dengan posisi berlutut, membuat bibir bu Donita terasa kering dan rasa lapar akan rudal memenuhi rongga mulutnya. Dengan cepat bu Donita langsung melahap habis rudal suaminya yang masih lemas itu hingga ke pangkalnya. Karena belum tegang, dengan mudah bu Donita menelan habis rudal Hengki dan mulai membelai lembut dengan lidah liarnya. Merasakan kehangatan mulut istrinya, Hengki pun tak kuasa menahan birahinya dan perlahan rudalnya mulai mengeras. Apalagi kini bu Donita mulai menggerakkan kepalanya naik turun mengocok rudal Hengki yang mulai mengembang ke bentuk aslinya.
Hengki : Oouuhh.. shhh.. emang anjing yahh mamah nihh.. shhh.. ahhh.. desah Hengki merasakan kenikmatan oral bercinta istrinya.
Merasakan rudal 17cm dan diameter 4cm milik Hengki yang sudah tegang maksimal, bu Donita kemudian melanjutkan dengan meningkatkan tempo kepalanya naik turun mengocok rudal suaminya. Sesekali bu Donita menggabungkan gerakan naik turun kepalanya dengan gerakan menggeleng perlahan sembari lidahnya terus menari liar memanjakan rudal keras Hengki. Tangan kanan lembut bu Donita pun aktif meremas-remas kedua zakar Hengki.
Hengki : Ohhh.. Mhhhh.. Shhh.. emang beneran jadi anjing lagi nihh.. ahahah.. shh.. ahhh..
Hengki yang sudah terbakar birahi pun kemudian menggenggam kepala bu Donita dan langsung menggenjot liar mulut istrinya itu dengan cepat. Bu Donita memang paling suka ketika ia diperlakukan kasar ketika bersetubuh, maka saat Hengki mulai dengan cepat dan liar mengobok-obok kerongkongannya, ia justru malah membuka mulutnya selebar mungkin agar giginya tak mengenai batang rudal Hengki dan meningkatkan kenikmatan yang suaminya rasakan. Kedua tangan bu Donita sengaja ia letakkan di punggungnya sehingga terlihat layaknya bintang porno profesional yang begitu mudah menaklukkan kejantanan lelaki.
Bu Donita : OCKK.. OCKK.. OCKK.. MMHH..MFHHH..OCKK.. OCKK.. OCKK.. NFHHHH..NNGGHH..OCKK..
Suara decak becek rudal Hengki ketika menyesaki kerongkongan bu Diana terdengar begitu sensual. Ditambah lagi air liur bu Donita yang sudah mengalir deras membanjiri zakar dan sofa semakin membuat Hengki bernafsu. Ada sekitar 5 menit bu Donita bertahan dengan facefuck yang dilakukan suaminya sebelum akhirnya Hengki melepas cengkraman tangannya sehingga membuat bu Donita bisa sedikit bernafas lega dan melakukan slow oral-bercinta.
Hengki : Hheemmfffhh.. mantab bangethh dah mulut anjing papah inihh.. sshhh.. mmhh..
Bu Donita : Mmfhh.. Mmfhh.. srruppp.. mmpuahhh.. hihih.. baru mulut mamah lohh.. belum yang lain paahh.. jangan keluar dulu yaahh.. goda bu Donita yang beranjak berdiri di atas sofa.
Kini adegan di video beralih ke ketiga negro yang tengah tidur telentang di ranjang sementara si wanita secara bergantian jongkok mengangkangi mulut ketiganya. Bak sedang menjual diri, si wanita menjajakan serambi lempitnya gratis untuk dinikmati oleh lidah kasar liar ketiga lelaki negro itu yang langsung melahap liang surgawi si wanita tanpa ampun.
Bu Donita pun menyodorkan serambi lempitnya tepat ke hadapan mulut Hengki yang tengah duduk santai di sofa. Ia membuka pahanya sehingga kini liang surgawi bu Donita yang mulus tak berbulu berwana coklat tua itu pun merekah indah berlumuran lendir akhwat di depan suaminya.
Hengki : Mmhh.. kenapa nih anjing? Kok nyodor-nyodorin serambi lempit..?? Tanya Hengki dengan nada melecehkan istrinya sambil kedua tangannya meremas-remas bongkahan bokong bu Donita.
Bu Donita : Ahhh.. papah sayaangg.. anjing ini butuh lidah papah di dalem serambi lempithh.. ahh.. ayo dongg.. tolong.. shhh.. mmhh.. ga tahaannhh… Rengek bu Donita sambil menekan kepala Hengki ke selakangannya.
Melihat istrinya yang sudah tertelan birahi, ia langsung membenamkan wajahnya ke selakangan mulus putih bu Donita. Dengan liar lidah Hengki memporak-porandakan serambi lempit wangi istrinya yang selalu terawat. Sapuan lidah Hengki baik di labia mayora maupun di bibir liang surgawi bu Donita, membuat akhwat cantik beranak satu itu semakin melayang tinggi dalam kenikmatan syahwat. Rasa geli bercampur nikmat dari tarian lihai sang suami benar-benar membuatnya ketagihan meskipun hampir tiap hari ia merasakannya.
Bu Donita : Ahhh.. Sshhh.. ngghhh.. Mmhhhh.. Sayaanghh.. Papahh Nakaalhh.. ahh.. trus pahh.. shhh.. aahhh.. nikmatin anjing ini sepuas Paapaaahh.. Ooouhhh..
Bu Donita tak hanya meremas kepala Hengki saja, kini ia mulai menggerakkan pinggulnya menggesek-gesekkannya di mulut Hengki. Dengan kedua jempolnya Hengki membuka labia mayora serambi lempit istrinya dan melesakkan lidahnya dalam-dalam menyusuri indahnya liang surgawi akhwat. Ditambah dengan gerakan bu Donita semakin membuat lidah Hengki bebas menusuk jauh di dalam serambi lempitnya. Kenikmatan yang jauh lebih tinggi bu Donita rasakan saat lidah liar Hengki mulai menari dan menyapu dinding liang surgawinya. Suara desahan dan racauan si wanita di video yang mereka nyalakan ditambah kedua jari tengah Hengki yang ternyata sudah menusuk dan menyodok anusnya semakin membuat bu Donita tak kuasa menahan gempuran birahi yang meledak-ledak di dalam dirinya. Alhasil bu Donita pun tak mampu menahan orgasmenya saat suaminya menyedot kuat kelentitnya.
Bu Donita : Ahhh.. Ahhh.. sayaangghh.. papa sayanghh.. keluarrhhh.. NGHHHHHHHH..!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Dengan kedua tangannya Hengki menekan bokong bu Donita yang membuat wajahnya semakin terbenam di selakangan istrinya itu. Lenguhan panjang bu Donita mengiringi serambi lempitnya yang memompa deras cairan surgawinya membanjiri kerongkongan Hengki. Tak setetespun cairan surgawi bu Donita yang Hengki lewatkan, bahkan beberapa detik saat sang istri tengah mengejang merasakan sisa-sisa orgasmenya, lidah Hengki membersihkan serambi lempit bu Donita hingga mengkilap.
Bu Donita : Ahhh.. Papaahh.. mmhh.. enak bangetthh.. uhhh.. shhh..
Hengki : Ahahah.. srruppp.. anjingnya keenakan ya?? Gantian dong bikin papah keenakan.. ingat hari ini jadwalnya apahh?? Anjing papah inget ngga?? Tanya Hengki sambil meremas-remas toket 38D milik istrinya.
Bu Donita : Ingaat dong papah sayaaanghh.. jadwal yang paling anjing ini sukaah.. hihihih.. jawab bu Donita sambil turun dari sofa.
Dengan berlutut di lantai bu Donita mulai kembali merangsang Hengki. Jilatan dan cupangan liar ia daratkan mulai dari leher, dada, turun ke perut, hingga akhirnya berhenti di selakangan Hengki. Tangan kanan bu Donita mulai mengocok batang kejantanan suaminya yang tegak mengeras sambil melancarkan tatapan nakal ke arah suaminya. Bu Donita tersenyum nakal sambil menggigit bibir bawahnya memberikan isyarat godaan ke suaminya sembari ia mulai mengambil posisi doggy dan mendekatkan wajahnya ke rudal 17cm Hengki. Bu Donita yang sudah terangsang mulai menjilati zakar Hengki bergantian antara kiri dan kanan. Sepongan kuat pun tak lepas ia lancarkan memanjakan kedua penampungan sperma milik suaminya itu. Lidah lembut liarnya menyapu habis tiap bagian zakar Hengki yang kemudian berlanjut bukannya ke batang rudal, tetapi turun menyusuri peri-anal dan berakhir di liang anus suaminya.
Hengki yang paham akan kesukaan istrinya pada anal bercinta, kemudian memajukan bokongnya hingga tepat berada di pinggir sofa. Kaki kananya ia tekuk ke atas dan menapak di sofa sehingga kini liang bo’ol Hengki tampak sempurna di mata istrinya. Dengan lahap bu Donita langsung menyerang anus Hengki dengan lidahnya. Lidah bu Donita menari liar menyapu dan terkadang menyodok-nyodoknya. Permainan lidah istrinya di bagian terbawah tubuh suaminya memang tak pernah mengecewakan Hengki. Melihat suaminya yang tengah merem melek menikmati permainannya membuat Bu Donita semakin bernafsu dan membenamkan wajahnya di bokong Hengki.
Hengki : Uhhh.. shhh.. wwuuhh.. Bener-bener anjing dah mamah nih.. ahhh.. yukk gasss udahh..
Bu Donita : Mmhh.. sruupp.. sruuppt.. bentarhh.. lagi enak nih paahh.. srrupptt.. mmhh.. mmffhh..
Hengki yang sudah tak sabar segera mengangkat tubuh Bu Donita yang tengah asik menjilati anusnya. Dengan senyum menggoda bu Donita mulai melakukan striptease sambil melepasi satu per satu tali yang mengikat apronnya. Goyangan tubuh bercintai bu Donita yang langsing kencang putih mulus begitu memanjakan Hengki. Ditambah lagi mata jeli bu Donita yang terus-menerus menggoda suaminya, senyum nakal sambil menggigit bibir bawahnya selalu bu Donita tampakkan yang semakin menambah kebercintaian akhwat beranak 1 yang sudah berumur 37tahun itu.
Hengki : Wuhh.. belajar dimana joget gituh anjing sayaang? Makin hari makin erotis aja.. ahahah.. ujar Hengki menikmati goyangan binal istrinya striptease sementara tangan kanannya mengocok rudalnya sendiri perlahan.
Kini bu Donita bugil tanpa ada sedikitpun benang menutupi tubuhnya, hanya jilbab pashmina putih yang masih membalut wajahnya yang memang menjadi fantasi Hengki untuk bisa menyetubuhi akhwat berjilbab tiap hari.
Adegan di video bokep yang tengah mereka nyalakan kini berganti si wanita tengah tertidur telentang dengan kaki kanannya di angkat sementara kaki kirinya membuka lebar. Satu rudal besar negro menyumpal serambi lempit si wanita hingga tampak menggembung besar, mulutnya di sumpal rudal lain, sementara tangan kanan si wanita sibuk mengocok rudal negro yang ketiga. Suara desahan dan depak pinggul si negro menghantam paha si wanita menggema di seluruh ruang tengah tempat Hengki dan bu Donita memadu syahwat.
Bu Donita membalikkan badannya sambil tetap melenggak-lenggokkan tubuhnya sambil kedua tangannya membelai setiap bagian tubuhnya dengan erotis dan perlahan. Sesekali istri Hengki itu menolehkan wajahnya melihat ke arah sang Suami yang tengah terbius oleh kebercintaian tubuhnya. Sambil terus menggoyang pinggul dan bokongnya, bu Donita mulai menurunkan tubuhnya hingga bokongnya menyentuh kepala rudal Hengki. Dengan posisi condong ke depan bu Donita mulai membuka kedua pahanya sehingga anusnya kini bergesekan dengan kepala rudal Hengki saat ia menggoyang pinggulnya memutar.
Hengki pun tak lagi mampu menahan birahinya. Ia meludah cukup banyak di telapak tangan kanannya dan ia gunakan untuk melumasi rudalnya. Bu Donita pun melakukan hal yang sama pada liang anusnya. Hengki mencengkram erat pinggul istrinya dan langsung melesakkan rudalnya dengan kuat ke liang bo’ol bu Donita. Prrtt.. Bleshhh..
Bu Donita : AAAAOUUUHHHHHH… SSHHH.. NNGGGGGHHHH.. SSHHH.. OHH.. SHH.. OHHH..
PLOKK.. PLOKK.. PLOKK..
Lenguhan panjang bu Donita terdengar begitu merangsang di telinga Hengki saat rudalnya mulai menelusuri liang anus istrinya itu. Meski sudah berkali-kali di sesaki rudal suaminya, liang bo’ol bu Donita tetap saja sempit terawat. Bu Donita pun begitu menikmati bagian bawah perutnya kembali di sumpal rudal keras suaminya. Hampir beberapa hari ini suaminya sibuk dengan proyek sehingga anusnya begitu merindukan sodokan kuat liar Hengki.
Hengki : Nihh..!! Anjing syar’i.. kangen kan rudal papa!? Makan nih rudal!!!
Hengki dengan liar menggenjot bokong bu Donita tanpa ampun. Bu Donita sendiri merem melek dengan mulut menganga dan lidah menjulur merasakan seluruh tubuhnya diterpa birahi. Kedua tangannya meremas toketnya sendiri mengejar kenikmatan yang jauh lebih tinggi. Bokong indah putih bulat kencang bu Donita mulai berubah warna kemerahan karena meredam hantaman pinggul Hengki yang bertubi-tubi tanpa henti. Ditambah tamparan-tamparan keras tangan Hengki semakin membuat bu Donita blingsatan.
Bu Donita : AWWHH..!! AWWHH..!! MMHHH.. AHHH.. NGHHH.. SHHH.. OHHH.. PAAHH.. SSHH.. rudal PAPAHH ENAKKNYAAHH.. OHHH.. OGHH!! AGHH..!! SODOK TERUS PAAHH..!!!
Anus bu Donita nampak tertarik keluar masuk meladeni sodokan cepat batang kejantanan 17cm Hengki. Rasa rindu yang amat sangat untuk dianal mendatangkan kenikmatan yang luar biasa dan membuat bu Donita tak mampu membendung desakan birahi yang meledak di ujung serambi lempitnya.
Bu Donita : AGHH..!! PAAHH..!! OGHH.. ENAKKHH..!! ENAKHH PAAHH..!! SODOK ANJING INIHH..!! AUHH.. rudalHH..!! rudalL!! FUCK IT..!! AHH.. OHH.. OHH.. AAAGHHHHHHHHHH…..!!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR…
Tubuh bu Donita mengejang hebat menyemburkan cairan surgawi yang amat deras dari anal bercinta yang begitu ia rindukan. Kepalanya mendongak ke atas dengan mata nanar sementara mulutnya menganga merasakan nikmatnya orgasme yang begitu kuat. Selama beberapa saat kakinya kaki bu Donita bergetar saat serambi lempitnya memompa habis seluruh cairan surgawinya dan membuatnya langsung terkulai lemas ambruk di pelukan Hengki dengan rudal Hengki masih menancap penuh di dalam anus istrinya itu.
Hengki : Wuhuhuhhuuy.. enak banget kah anjingku?? Udahan nihh..?? Tanya Hengki dengan nada menggoda di telinga kiri bu Donita sambil meremas kedua toket 38D milik istrinya itu.
Bu Donita : Hhh.. Hh.. mmmhh.. belomm paahh.. lanjutt lagihhh.. shhh.. mhhh..
Dengan punggung menempel di dada Hengki, bu Donita mulai merubah posisinya dengan menaikkan kedua kakinya menapak di sofa dan mengangkang ke arah TV. Badannya sedikit miring ke kiri dengan tangan kirinya menyangga tubuhnya, sementara tangan kanannya merangkul leher Hengki. Tubuh putih mulus bu Donita terlihat kencang sempurna dihias toket 38D yang membusung indah berputing coklat muda. serambi lempit mulus tanpa bulu bu Donita yang banjir oleh lendir ke-akhwatan pun terlihat indah dan sedikit menggembung karena terdorong oleh rudal Hengki di liang anusnya. Hengki mengangkat sedikit bokong bu Donita membuat tubuh istrinya membusung ke depan. Dengan kuat, Hengki kembali menggempur anus bu Donita tanpa ampun.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKKK!! PLOKK!!
Bu Donita : AGHH..!! OHHH..!! FUCKK!!! SHIT..!! AHHH..!! TERUSS PAAHH..!! OHHH.. MHHH.. SHHH.. NGHHH… AHHH!! rudalL..!! DASAR rudalL BEJAATHHH..!! OUHHH..!! SHHH.. AGHH!! FUCKK YESHHH..!!! MHHH..
Racauan bu Donita semakin liar dan binal merasakan liang anusnya digenjot liar suaminya. Tubuhnya berguncang hebat membuat gunung besar kembarnya ikut menari indah membuat Hengki semakin bersemangat. Bokong putih bu Donita berubah warna menjadi merah menahan hantaman pinggul Hengki. Kedua tangan Hengki mencengkram erat kedua toket istrinya untuk dijadikan tumpuan saat mengobok-obok anus akhwat cantik dosen bahasa inggris itu.
Hengki : MHHH.. MHHH..!! WUUFFH.. EMANG ANJING LONTEEHH..!! CUKK.. MAKAN NIH rudal MAAHH..!!! AAHAHHAH..
Bu Donita : AGHH..!! IYAHH PAHHH.. ANJING INIHH BUTUH rudalLHH PAPAHH..!! SODOK TERUSSHH.. OUUHH..!! MMMHH.. NIKMATTH BANGETTHH..!! AHH.. IYAAHH.. MAMAH LONTENNYAA PAPAAHH..!! AGHHH..!! FUUUCCKKKK…!!! SHHHH.. AHHH..!!! OOOOOUUHHHHH…!!!
Genjotan Hengki yang semakin kuat dan liar membuat suara benturan kedua tubuh mereka menggema erotis di seluruh ruangan. Bu Donita yang merasakan kenikmatan saat anusnya diobok-obok kuat dan cepat tak mampu lagi menahan syahwat yang meluap-luap di sekujur tubuhnya. Ia puj menyerah mengeluh panjang dan kuat. Pinggulnya ia angkat tinggi-tinggi melepaskan orgasme dahsyatnya dan menyemburkan cairan surgawi tanpa henti.
SERRRRRRRRRRR.. SSSEERRRRRRR..
Tubuhnya mengejang hebat dengan mata sayu sementara bibir bawahnya ia gigit menandakan bu Donita tengah dilanda kenikmatan yang luar biasa. Selama hampir 5detik serambi lempitnya terus memompa semua cairan surgawinya tanpa henti. Begitu kencang dan derasnya hingga membasahi layar TV 80inch di depannya yang tengah menampilkan adegan si wanita yang ketiga lubang tubuhnya di sumpali rudal raksasa para negro.
Hengki : Lohh.. udah keluar lagi nih anjing..?? Enak banget yak di tusbol gini hah..??
Bu Donita : Mmmhh.. He’emhh paahh.. bangethhh.. uhhh.. tapi kalau disodok tiga rudal langsung kayaknya lebih asik lagiihh.. tuuhhh kayak gituuhh.. auhhh.. pengennn… Jawab bu Donita sambil bersandar manja dengan nada menggoda.
Hengki : Wooo.. mau gitu toh?? Beneran pengen jadi lontee..?? Gampaangg.. tapi buat papah puas dulu dongg.. Ujar Hengki sambil memasukkan jari tengah dan jari kenikmatans kanannya ke serambi lempit bu Donita.
Bu Donita yang masih lemas kembali terangsang saat jemari suaminya mulai menari-nari mengocok liang surgawinya yang masih basah kuyup. Dengan sisa tenaganya, bu Donita mulai menggenjot rudal Hengki di anusnya. Kedua tangannya mencengkram head rest sofa di belakang sementara kedua pahanya mengangkang dan pinggulnya mulai bergerak naik turun sambil sesekali bergerak memutar. Tangan kiri Hengki masih sibuk meremas toket kiri istrinya sementara yang kanan mengobok-obok serambi lempit akhwat cantik bertubuh ramping itu dengan gerakan memutar.
Bu Donita : OUHHH.. NNGHHH.. AHHH.. SSHHH..AHHH.. FFUUUCCKK.. SHHH.. rudalLHH.. ENAKNYAHAHH.. ALLLAAHHH.. ENAK BANGETHH.. OUHHH.. PAAHH.. UHHH.. NGGHH.. PAPAH NAKALHHH… rudalNYAHH.. NAKALLHH.. AHHH.. AHHH.. NGGHHH..
Bu Donita makin tenggelam dalam kobaran syahwat saat melihat adegan di TV ketika lubang anus dan serambi lempit si wanita di masuki 3 rudal raksasa negro sekaligus secara bergilir. Suara erangan si wanita begitu dalam dan sensual yang merangsang telinga bu Donita untuk bergerak semakin liar dan cepat. Sofa tempat mereka berdua saling mengadu pinggul dan bokong pun mulai berdecit menahan hantaman kuat bokong bu Donita di pinggul Hengki. rudal Hengki yang terus menerus mendapatkan servis pijatan dari dinding anus bu Donita pun tak lagi kuat menahan desakan orgasme.
Hengki : Ouhhh.. shhh.. ahhh.. anjing lontee!! Papah mau keluar nih.. arghh.. sshh..
Setiap dua hari sekali, bu Donita selalu melakukan Anal Douching untuk memastikan kebersihan liang anusnya sehingga kapan saja ia dan suaminya mau anal bercinta tak perlu kondom dan ragu lagi.
Ketika bu Donita tengah menggenjot cepat rudal Hengki, secara paksa Hengki melepas rudalnya dan membuat bu Donita kembali orgasme. Bu Donita pun langsung bersimpuh di depan selakangan Hengki dan dengan lahapnya langsung melumat rudal suaminya sambil serambi lempitnya masih terus mengucurkan cairan surgawinya. Hengki yang tak mampu lagi menahan orgasmenya kemudian menggenjot kuat rudalnya di mulut bu Donita hingga menyodok kerongkongan istrinya itu.
Hengki : NGGHHH.. MHHHH.. MAKAN NIH SPERMA DASAR ANJINGHH!!! AARGHHH..!!
CROOTTTT.. CROOTTTT.. CRRROOTT..
Mulut bu Donita yang terbuka dengan lidah menjulur keluar layaknya anjing dibanjiri sperma kental Hengki hingga penuh bahkan ada yang meleleh di dagunya. Beberapa detik rudal Hengki terus memompa spermanya hingga zakarnya mengecil. Dengan senyum nakal, bu Donita memamerkan sperma suaminya itu sebelum akhirnya menelan habis seluruhnya.
Bu Donita : Mhhhh.. glek.. ahhhhh.. srruppp.. mmhh.. enaknyaahhh.. mau lagi dong paaah spermanyaahh.. goda bu Donita sambil duduk di samping suaminya.
Hengki : Ahhahah.. ntar yaah mamah sayang.. istirahat dulu.. btw tadi katanya pengen maen four-some yaa kayak yang di video tadi??
Bu Donita : He’emhh.. tapi papah sendiri gimanah?? Ga marah kaann..??
Hengki : Lohh.. selama Mamah enjoy trus jadi binal n liar kayak tadi sih Papah malah support banget..
Bu Donita : Hihihih.. beneran paahh..?? Asiikk..
Hengki : Mmm.. Cuma sama siapa ya?? Kan susah juga cari yang mau gitu Mah.. kalau playboy sih banyakk..
Bu Donita : Ehh iyah.. mamah baru inget pah, besok ini kan minggu tenang sebelum ujian, trus ada beberapa mahasiswa mamah yang mau les privat gitu. Nah kalo Mamah undang 3 aja gimana Pah?? Ntar kita atur gimana caranya biar bisa four-some sama mereka gitu.. ujar Donita dengan nada bersemangat.
Hengki : Wahh.. boleh juga tuh Mah.. mmm.. ntar bikin kuis aja Mah, yang bisa jawab di kasih reward gitu.. rewardnya dapet servis dari mamah.. trus Papah yang ngrekam ntar..
Bu Donita : Lhoohh.. Papah ga ikutan?? Yakinn..??
Hengki : Ahahahah.. justru fantasi papah liat mamah di gangbang 3 cowo gitu Mahh..
Bu Donita : Diiihh Papah nakal yaahhh.. ujar bu Donita sambil mencubit gemas Hengki.
Hengki : Ehh.. iya mah, ntar kalo si Kayla datang gimana?
Bu Donita : Ohhh.. ahahah.. yaa udah sihh.. papah ajah yang garap kayak biasanya.. Cuma ntar Mamah yang rekam gantian.. sekalian siapa tau mereka bertiga juga mau icipin Kayla.. ujar Donita.
Hengki : Dihh.. Mamah sama aja ga benernya nih.. ahahah..
Bu Donita : Hihih.. kan yang ngajarin papah.. yaudah besok pagi Mamah kabarin mereka dulu..
——————————————————————————————
Keesokan paginya Amin tengah jalan berdua dengan Sulwa di kampus. Keduanya sekarang sudah tak malu lagi untuk jalan berdua di khalayak umum apalagi kampus sedang masuk minggu tenang sebelum datangnya UAS. Selama minggu tenang semua perkuliahan diliburkan, tapi tetap saja banyak mahasiswa yang datang ke kampus untuk mencari literatur ujian.
Hamdan : Min.. oeee.. Minn.. sini bentar dah.. panggil Hamdan dari jarak agak kejauhan.
Amin : Apaan sih..?? Ga liat apa orang lagi seneng gini..??!
Sulwa : Udaahh mass.. samperin aja dulu gihh.. ntar kan bisa ketemu lagi..
Amin : Yaahh.. tapi kan mas masih kangenn.. ujar Amin sambil menggenggam kedua tangan Sulwa.
Sulwa : Iyaahh.. Sulwa juga masih kangen.. ntar Sulwa tunggu di kantin yaahh..
Hamdan : Oeeee.. lama banget sih!! Teriak Hamdan
Amin : Iyaaa bentar..!! Jawab Amin.
Amin : Yaudah.. mas duluan yaah.. nccuphh.. Amin pun mencium bibir Sulwa yang tertutup cadar dan pergi meninggalkan Sulwa.
Amin : Apaan sih..!?? Ganggu aja antum..
Hamdan : Ehh.. antum kan ga bisa bahasa inggris toh?? Nih ada tawaran les privat.. ujar Hamdan sambil men-scroll HP nya.
Amin : Lahh.. kuliah biasa aja ane ga tertarik apalagi les privat.. ahhh udahhlah.. buang-buang waktu ane aja..!!
Hamdan : Heeehh..!! Tunggu dulu.. tau ngga siapa yang ngajar les privat? Terbatas lho Cuma buat tiga orang aja..
Amin : Ga tertarik pokoknya!!!
Hamdan : Yaaakiiinnn..?? Yaudah sih.. tak cari yang lain.. padahal yang ngajar bu Donita.. jawab Hamdan sambil balik badan.
Amin : Eeehhh.. bu Donita..??? Seriusann..?? Tanya Amin sambil menarik pundak Hamdan.
Hamdan : Beneran.. tapi kan antum ga mau.. yaaudah sih ane juga gak maksa.. jawab Hamdan dengan nada mengejek.
Amin : Mm.. yaaa.. gitu.. alaahh.. masa antum gatau sihh kalo ane becandaa.. ayolaaahh.. ujar Amin.
Hamdan : Ahahah.. antum itu kalo yang bening-bening aja langsung gaskeeenn.. hadehh..
Amin : Yaaa kapan lagi gitu bisa dapet ‘pengajaran khusus dan langsung’ dari dosen favorit se-fakultas..
Hamdan : Beneran mau ikutan?? Ntar malah ngilang..
Amin : Woeee.. Seriusan ya Allahh.. kalo sama bu Donita mah waktu ane kosong terusss..!!
Hamdan : Yaude.. fix ya?? Ni ntar sama si Dana juga.. jawab Hamdan.
Amin : Emang Dana tau siapa bu Donita?? Kok ngga nawarin yang lain aja temen kampus??
Hamdan : Kemarin dia juga pengen belajar intensif bahasa inggris, nah biar sekalian kita buat dia ngiri liat dosen cantik kita.. ahahahah..
Amin : Ahahah.. boleh juga tuh.. btw kapan nih??
Hamdan : Besok.. antum ga ada agenda kan?
Amin : Yaa paling jalan sama si Sulwa.. tapi bisalaaah diaturr.. gampang..
Hamdan : Yodah besok jam 9 berangkatnya.. langsung ketemuan di lokasi aja ntar ane share lokasi..
Amin : Siyapp..!!
Malam harinya seperti biasa Hamdan ada ‘kewajiban’ untuk membuahi rahim salah satu dari akhwat cantik di rumahnya, namun malam ini jatah bu Zaskia yang bisa menikmati rudal Hamdan sepuasnya sementara Alisa hanya bisa menonton saja. Bu Zaskia terus saja memiliki ide gila yang tak ada habisnya, kali ini malam ini ia ingin di setubuhi Hamdan di balkon lantai 2 yang mana balkon itu menghadap ke rumah penduduk. Meskipun tidak menghadap langsung ke arah jalan utama, namun terkadang orang kampung yang sedang ronda lewat di sekitar daerah itu sehingga bisa dengan mudah melihat ke arah balkon rumah.
Bu Zaskia : Ahh.. Hamdan sayang sini dong.. disini ajaah.. Ujar bu Zaskia yang sudah bertelanjang bulat hanya mengenakan jilbab pashmina kecil berwana hitam.
Hamdan yang sudah terbakar birahi segera menikmati tubuh bu Zaskia yang nampak cantik di bawah sinar rembulan. Toket raksasa dan bokong sintal bu Zaskia mengundang sisi iblis Hamdan untuk meluapkan seluruh nafsunya. Alisa hanya bisa terdiam menahan desira birahi yang menepa dirinya sembari merekam setiap adegan ibunya yang tengah disetubuhi Hamdan dengan berbagai gaya.
Hampir sekitar 1 jam Hamdan menggarap bu Zaskia di semua lubang tubuhnya secara bergiliran baik mulut, serambi lempit, dan anusnya tanpa henti. Bu Zaskia sendiri berkali-kali orgasme yang membuat banjir balkon rumahnya. Sementara memk Alisa berkedut-kedut kencang tak bisa menahan gejolak syahwat yang memuncak.
Alisa : Ahh.. Shhh.. Mashh.. mau dongghh.. Ahhh.. Umi curangghhh.. rengek Alisa sambil menggenggam lemah kamera yang ia gunakan untuk merekam adegan ibunya itu.
Bu Zaskia : Hihihi.. hayoo.. kemarin pagi kan udah overtime pake Hamdan.. malam ini ga boleh dong gangguin umi.. yukk Hamdan sayang.. pindah kamar ajah..
Bu Zaskia pun berlalu meninggalkan Alisa yang masih sibuk dengan hasil video tadi. Sesampainya di kamar, Hamdan dan bu Zaskia pun tiduran bersama di sisi kanan Hamdan tanpa sehelai kain pun menutupi tubuh mereka. Tangan kanan bu Zaskia meremas lembut rudal Hamdan yang mulai lemas.
Bu Zaskia : Makasih yaahh Hamdan sayang.. ibu puas banget lohh.. kok bisa sih Hamdan tahan lama gituhh..??
Hamdan : Iya bu sama-sama.. mmm.. gatau juga sih buu.. ahahah..
Bu Zaskia : Eh ya, besok pagi ada agenda ngga?? Mau ibu kenalin ke karyawan di gerai.. kayaknya uda pada ngebet pengen ngicipin ‘keperkasaan’ Hamdan lohh..
Hamdan : Waduhh.. bakalan sibuk nih rudal ana ntar bu.. ahahah.. padahal di pondok bu Vyrna aja blom kesampean..
Bu Zaskia : Ahahah.. Hamdan sihh terlalu menarik setiap akhwat yang melihat..
Hamdan : Ehh iya bu, mau tanya.. kenal sama bu Donita kah??
Bu Zaskia : Bu Donita? Yang mana..??
Hamdan : Bentar.. yang ini bu.. kenal?? Tanya Hamdan sambil menunjukkan profil pict bu Donita.
Bu Zaskia : Owalah.. si Donita.. kenal banget.. dulu sempet ikutan kaderisasi di LDK univ.. kenapa emang?? Hayooo.. jangan bilang mau Hamdan sikat jugaa yaa..?? Udah punya suami lhoo..
Hamdan : Ohhh.. berarti kenal bu ya?? He..?? Nggak bu.. Cuma bu Donita itu dosen bahasa inggris ana, trus kayak kasih perhatian lebih gitu ke ana.. btw cantik juga sihh..
Bu Zaskia : Naahh kaan.. bilang cantikk.. maksudnya perhatian lebih gimana sih??
Hamdan : Yaa gitu bu.. kata bu Donita ana tuh beda gitu, bahasa inggrisnya lancar banget padahal di jurusan teknik.. trus sering aja gitu ngajakin ngobrol padahal banyak juga temen ana disitu..
Bu Zaskia : Ciee.. udah mulai manuver nih Hamdanku sayang.. trus gimana??
Hamdan : Yaa nga gimana-gimana sih bu.. Nahh besok pagi Hamdan ada les privat sama bu Donita jadi afwan banget ga bisa nemenin ibu besok.. lagian udah deket ujian juga..
Bu Zaskia : Ehh iya ya.. udah mau UAS kan? Yaudah sih gapapa.. nanti ibu atur lagi.. btw besok Hamdan sendirian aja berdua sama bu Donita??
Hamdan : Ngga juga bu.. bertiga sih sama temen Hamdan juga..
Bu Zaskia : Ohhh yaudah.. titip salam aja ya.. bobo yuu.. ngantuk banget nihh..
Keduanya pun terlelap tidur dalam keadaan bugil. Hampir tiap malam Hamdan tidur tanpa busana entah dengan Alisa atau pun bu Zaskia. Namun siapapun pasangan tidurnya, tetap saja menyenangkan bagi Hamdan bisa mendapatkan dua bidadari cantik syar’i yang alim di luar tapi binal di dalam.
Pagi harinya sekitar jam 9 pagi Hamdan langsung menuju kediaman bu Donita yang berjarak sekitar 20 menit dari rumah Alisa. Sebelum berangkat Hamdan sudah terlebih dulu mengabari Amin dan Dana untuk meetup langsung di lokasi. Pagi itu Alisa enggan melepas Hamdan setelah semalam di goda habis-habisan oleh ibunya. Ingin sekali ia melampiaskan nafsu nya seharian penuh dengan Hamdan. Tapi apa boleh buat karena Hamdan sudah ada janji, Alisa pun harus bersabar menanti kedatangan kekasihnya meskipun saat sarapan pagi ia sudah sempat beberapa ronde dengan Hamdan di atas meja makan padahal bu Zaskia juga sedang menyantap makanan di meja sarapan. Memang Alisa sengaja melakukan itu untuk balas dendam atas kelakuan ibunya semalam.
Hamdan pun berhenti di masjid yang berjarak sekitar 100 meter dari rumah bu Donita sambil menunggu kedatangan Amin dan Dana. Meskipun Hamdan sudah sering menaklukkan banyak akhwat, tapi tetap saja kalau dengan orang yang ia hormati pasti akan segan. Sekitar 10menit kemudian Hamdan mendengar suara motor mendekatinya.
Amin : Yoo.. Assalamu’alaykum.. lama yaa??
Hamdan : Wa’alaykumsalam.. emang pernah antum itu cepet?? Mana si Dana??
Amin : Tuh..
Dana : Assalamu’alaykum.. gimana kabar bro??
Hamdan : Wa’alaykumsalam.. Alhamdulillah mantab.. yuk gass.. uda telat 15 menit nih dari janjian..
Amin : Yokk..
Ketiganya pun berangkat menuju rumah bu Donita dengan Hamdan yang berada paling depan. Sesampainya di rumah bu Donita, belum sempat Hamdan mengetuk pintu ternyata Hengki sudah membukakan pintu untuk mereka.
Hengki : Assalamu’alaykum.. mahasiswanya bu Donita ya? Yang mau privat??
Hamdan : Wa’alaykumsalam.. Ehh.. iyaa omm.. benar rumah bu Donita??
Hengki : Bener kok.. masuk dulu.. bu Donita sedang prepare..
Hamdan : Ohh iya om..
Ketiganya pun masuk ke ruang tamu rumah bu Donita yang cukup luas dengan beberapa pernik rumah tangga yang memberikan kesan simple. Warna putih begitu nampak dominan mulai dari tembok, sofa, bahkan meja tamu dan rak buku pun berwarna putih. Memang selama ini bu Donita tampak selalu mengenakan pakaian yang berkesan sederhana.
Hengki : Ayo-ayo silakan duduk.. ohh ya, kenalin saya Hengki, suami bu Donita..
Hamdan : Ohh iya omm.. saya Hamdan..
Amin : Kalau saya Amin om..
Dana : Saya Dana om..
Hengki : Wahh.. jadi keinget dulu jaman masih kuliah.. ngomong-ngomong dari kampus UGM semua nih..??
Hamdan : Nggak om, saya sama Amin saja yang dari UGM.. kalau Dana dari UII..
Hengki : Ohh.. kok bisa tau kalau bu Donita mau ada privat? Padahal kan beda kampus..
Dana : Heheh.. iya om, di kasih tau Hamdan.. soalnya kan saya juga pengen belajar bahasa inggris..
Hengki : owalah.. trus kalian ini gimana kenalnya?? Maksud om.. kenal satu sama lain..
Hamdan : Sebenernya kita dulu satu SMA om.. uda temenan lama gitu.. nah trus kemarin ketemuan ternyata pada di Jogja semua Cuma beda kampus aja gitu om..
Hengki : Wahh.. dulu om juga sempet kuliah juga, tapi di UNY.. jurusan Teknik Mesin..
Amin : Trus bisa ketemu bu Donita gimana om..??
Hengki : Gimana yaa..?? Alhamdulillah waktu itu lagi KKN di daerah Gunungkidul.. pas kebetulan om jadi perwakilan kelompok KKN UNY untuk ada pertemuan antar kelompok KKN di Gunungkidul gitu.. nah trus sepakat akan buat event untuk salah satu kampung di sana.. dari situlah ternyata om satu divisi di bagian publikasi sama bu Donita.. ahahah..
Hamdan : Wahh.. emang bener om kata orang.. KKN tuh Kisah Kasih Nyata.. ahahaha..
Hengki : Ahahaha.. bisa aja.. tapi bener jugaa sihh.. ohh iya, kalian gak keberatan kan kalo nanti om rekam??
Hamdan : buat apa om??
Hengki : Jadi om sama Bu Donita lagi ada project buat bikin short movie gitu, nah ceritanya bu Donita jadi tentor les privat.. pokoknya ntar di bikin se alami mungkin yaa.. anggap aja om ga ada.. ahahah..
Dana : Waduhh.. saya paling kikuk kalo depan kamera om.. ahahah..
Hengki : Halahh.. santay aja.. gapapa kan??
Hamdan : Iya om gapapa..
Bu Donita : Ehh.. pantes aja rame.. uda pada datang ya.. yuk masuk..
Hamdan, Amin, dan Dana dikejutkan dengan datangnya bu Donita. Bukan terkejut karena dikagetkan secara mendadak, tapi lebih karena penampilan bu Donita yang begitu cantik anggun menawan bak bidadari. Wajah putih cantiknya tampak sempurna dihias mata indah dengan kontak lens kebiruan, bulu mata yang lentik, hidung mancung, dan bibir merah merona dengan senyumnya yang ramah. Jilbab Paris warna hitam yang di balut sedemikian rupa nampak kontras dengan kulit wajahnya yang putih bersinar. Sementara tubuhnya tampak ramping bercintai dengan gamis putih model umbrella yang agak ketat di bagian atas, tapi berumbai lebar dari pinggul hingga ujungnya. Mata ketiganya tak bisa lepas dari gundukan indah nan menantang di dada bu Donita yang nampak begitu besar dan sesak serasa ingin tumpah dari tempatnya. Bu Donita tampak seperti akhwat impian mereka karena memiliki tubuh yang sempurna apalagi tingginya yang mencapai 164cm semakin menambah keanggunan akhwat berumur 37 tahun itu.
Bu Donita : Ehh.. kok bengong aja.. yuk masuk.. tegur bu Donita ke Hamdan dan yang lain.
Hamdan : Ehh.. iya bu..
Dana : Anjiirrr.. bening banget tuh akhwat cuk.. bisik Dana ke telinga Hamdan.
Hengki : Mamah bisa sendiri kan? Papah siapin peralatan dulu yaa..
Bu Donita : Oke pah..
Ketiganya pun beranjak menuju ruang tengah rumah yang sangat luas. Ruangan itu dibagi 2, satu bagian untuk ruang nonton TV, sementara yang lain ruang untuk bersantai lesehan. Meskipun luas tapi tak ada pemisah antara kedua bagian ruangan itu, hanya pengaturan posisi sofa dan karpet saja yang membedakannya. Pernik yang ada pun terkesan simple dan masih dengan tone warna putih yang dominan memberikan kesan elegan di saat yang sama.
Tempat kami akan belajar ada di ruang santai lesehan namun juga sudah disediakan 1 sofa panjang besar untuk kami bertiga duduk, sementara karpet putih fluffy dan meja pendek berwarna putih dengan aksen coklat kayu diletakkan di tengah karpet yang berguna untuk landasan saat menulis. Papan white board besar menempel di dinding tepat berhadapan dengan sofa.
Bu Donita : Nahh silakan duduk..
Hamdan : Ahh iya bu.. makasih..
Bu Donita : Maaf yah.. uda pada sarapan kan?? Tanya bu Donita sambil mempersiapkan materi.
Hamdan : Iya bu sudah kok..
Bu Donita : Alhamdulillah.. oke kalau gitu kita langsung mulai aja ya.. sebelumnya ibu belum kenal loh sama yang dua lainnya..
Amin : Saya Amin bu, dari prodi Teknik Sipil..
Bu Donita : Ohhh teknik Sipil.. berarti uda sering dapat mata kuliah yang ibu ampu ya??
Amin : Iya bu.. heheheh..
Dana : Kalau saya Dana bu, dari kampus UII..
Bu Donita : Wahhh.. beda kampus juga.. boleh-boleh.. nahh soal belajar bahasa inggris memang tidak ada tata cara pastinya, lebih cepat kalau kita ini praktek langsung.. pengetahuan yang penting hanya tentang grammar saja.. meskipun kita tidak menguasai grammar dengan baik inshaaAllah orang lain tetap akan paham hanya saja mungkin akan terdengar aneh di telinga orang foreign.
Bu Donita pun mulai menjelaskan dan memberikan materi tentang grammar bahasa inggris muali dari past tense, present tense, past perfect, dan lain-lain. Penyampaian bu Donita lebih simple dan mengena di tambah senyum dan tawa yang begitu kenikmatans dari bibir merah meronanya semakin mbuat Hamdan, Amin, dan Dana bersemangat mengikuti setiap sesi pembelajaran. Hengki sendiri tengah sibuk merekam setiap detil pengajaran yang dilakukan istrinya. Bu Donita pun tampak luwes dan tetap menjaga keanggunannya dalam mengajar. Meskipun Hamdan dan yang lain tampak asik memperhatikan bu Diana, namun tak semua materi pelajaran yang disampaikan Amin dan Dana paham. Bahkan keduanya terlihat kebingungan saat bu Donita melontarkan pertanyaan-pertanyaan.
Bu Donita : Wah.. Hamdan cepat yaa.. coba Dana sama Amin, tolong buat kalimat ‘past tense’ sederhana.. ujar bu Donita memberikan tugas.
Amin : Waduhh.. gimana nih? Kasi tau ane dong Hamdan..
Hamdan : Lah gampang tuh.. pikir aja kalimat terus di terjemahin ke bahasa inggris.. tapi bentuk lampau..
Bu Donita : Hayoo.. Hamdan ga boleh bantuin yaa.. khusus Dana sama Amin.. coba ibu mau tau deh..
Dana : Waduhh.. apa yaa..?? Mmm.. sebentar bu mikir dulu..
Amin : iya bu bentar..
Bu Donita : oke ibu beri waktu 5 menit yaa.. tapi gak boleh buka HP.. sembari bu Donita duduk di sofa kecil di dekat white board.
Tampak Amin dan Dana sedang berpikir keras bagaimana menjawab pertanyaan bu Donita sementara Hamdan hanya tersenyum saja melihat teman-temannya kesusahan. Bu Donita sendiri juga khawatir kalau begini terus tidak akan ada peningkatan. Ia pun berinisiatif untuk memberikan reward bagi siapapun yang bisa menjawab terlebih dulu.
Bu Donita : Hemm.. sudah hampir 5 menit, gimana..?? Sudah dibuat kalimatnya??
Amin : waduh.. belum bu.. duhh.. Hamdan, bantuin dongg..
Hamdan : Yeee.. kata bu Donita ga boleh.. ya ane nonton doang aja..
Bu Donita : Haduhh.. yaudah deh.. gini aja.. siapa saja yang bisa memberi contoh kalimatnya boleh minta apa pun dari ibu sebagai hadiah.. ujar bu Donita dengan posisi duduk yang anggun dimana kaki kanannya disilangkan diatas paha kirinya.
Hamdan : Seriusan bu apa aja?? Meskipun termasuk sesuatu yang privasi gitu??
Bu Donita : Iyaa.. apa aja.. terserah.. selama ngga nyuruh ibu buat bunuh diri aja.. ahahah.. jawab bu Donita dengan gelak tawa khas akhwat yang semakin menambah kecantikannya.
Amin : Ehh.. seriusan bu?? Boleh minta cium nggak kalo saya bisa bikin kalimatnya??
Hamdan : WOEE!! Ngawur wae..!!
Amin : Lohhh kan katanya boleh minta apa ajaa.. ya kan bu?? Tanya Amin memastikan.
Bu Donita : Ahahah.. Cuma cium kaan?? Boleh aja.. lebih dari itu juga boleeehh kok.. terseraahh kalian.. jawab bu Donita dengan nada menggoda dan tatapan mata yang memancing libido lelaki.
Dana : Skuuyyy.. ane harus bisa nihh!!
Amin : Yoosshhh.. cari-cariii..!!!
Hamdan : Kalau saya masih bisa coba jawab bu? Tanya Hamdan degan percaya dirinya.
Bu Donita : Yaa boleh.. kesempatan buat semuanya loohh.. ayok jangan sampai ntar di jawab Hamdan semua lohh.. oke coba Hamdan kasih contoh ke Amin dan Dana.. ujar bu Donita.
Hamdan : Mmm.. I was shocked with your beautiness darling.. ujar Hamdan dengan nada merayu ke bu Donita.
Bu Donita : Uhh.. really? Thankss.. nahh Hamdan pinter banget nih nge-Gombal.. trus mau hadiah apa buat my darling..??
Hamdan : Would you mind sit on my lap..?? Ujar Hamdan dengan nada romantis.
Bu Donita : Ahhh.. sure darling.. how can i refuse it?? Jawab bu Donita dengan mimik wajah malu-malu sambil berdiri dari sofa dan mempersilakan Hamdan untuk duduk di sofanya.
Amin dan Dana hanya bisa melongo melihat Hamdan yang berjalan mendekat ke bidadari mereka yang kemudian duduk di sofa bu Donita. Bu Donita pun wajahnya sedikit memerah sambil memandang Hamdan, ia pun duduk menyamping ke kiri di atas pangkuan Hamdan dan menyilangkan kaki kananny di atas kaki kirinya. bercintai dan anggun posisi duduk bu Donita di pangkuan Hamdan semakin membuat Amin dan Dana cemburu sementara Hengki masih sibuk merekam aktivitas mereka.
Bu Donita : Nihh Hamdan udah menang 1 kali.. kalian nggak pengen kah?? Hihih.. ujar bu Donita menggoda Amin dan Dana.
Hamdan : Should i flirt you more?? Goda Hamdan yang tangan kanannya mulai memijat lembut lengan kanan bu Donita sementara tangan kirinya membelai paha bu Donita yang masih tertutup gamis panjangnya.
Bu Donita : Sure honey.. make me fly with your sweet words.. jawab bu Donita sambil ia memiringkan kepalanya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Hamdan sementara tangan kirinya membelai pipi kiri Hamdan.
Hamdan : Its just like my dream comes true when i saw you for the first time.. and i said to my heart, “ is she my true love?”, ujar Hamdan dengan nada merayu sambil menatap mesra ke mata lentik bu Donita.
Meski bu Donita tau itu hanyalah gombalan mahasiswanya, tapi cara penyampaian Hamdan yang begitu mesra sambil menatap langsung ke matanya begitu menembus hati bu Donita dan tanpa sadari kedua tangan bu Donita memegangi pipi Hamdan sehingga tak lagi bisa terhindarkan ciuman mesra diantara keduanya.
Bu Donita : Mfhhh.. mhhh.. ohh honey.. why you are so lovely?? Ummhh.. sruppp.. nghh..
Hamdan : Mhh.. mffhhh.. I dunno either.. jawab Hamdan sambil terus memagut bibir merah kenikmatans bu Donita di hadapan kedua temannya.
Amin dan Dana yang melihat Hamdan tengah menikmati bibit bu Donita pun merasa tak terima. Mereka pun berusaha mencegah Hamdan untuk lebih lanjut menikmati bidadari mereka itu.
Amin : Woo.. wooo.. curang woee.. gantian lah Hamdan.. sorak Amin berusaha menghentikan ciuman Hamdan.
Bu Donita : Hem..?? Amin kenapa? Kan gampang aja.. buat kalimatnya, ntar Amin juga terserah mau minta apa sama ibu.. ujar bu Donita menggoda Amin.
Dana : Simple past aja kan bu? Oke.. I saw you yesterday on the main street with someone.. ujar Dana yang membuat bu Donita terkejut.
Bu Donita : See.. you dont have to talk too much, just do it and you will get the reward.. oke, Dana mau minta hadiah apa nih..?? Kata bu Donita sambil masih dipangku Hamdan sementara tangan Hamdan membelai kepala dan pahanya.
Dana : Beneran bu yaa.. saya mau liat toket ibu dah kalo gitu.. ujar Dana sambil menatap gunung kembar bu Diana.
Hamdan : Woowww.. to the point banget yaa..?? Dihh saya juga pengen nih bu.. ahahah..
Bu Donita : Hmm?? Then.. why you both just staring at me? You can do whatever you want honeyy.. jawab bu Donita sambil kini berdiri di depan Hamdan menghadap ke Dana.
Hamdan : Nah lohh Amin.. mau sampai kapaann..??? Ahahaha.. Dana aja bisa..
Dana : Wuuuhh rejeki mah gak kemana.. ujar Dana sambil mulai melepasi kancing depan gamis bu Donita.
Secara perlahan Dana melepasi kancing gamis bu Donita dengan pikiran yang sudah dipenuhi syahwat. Kedua tangan Hamdan iseng meremas bongkahan bokong bu Donita yang terasa bulat kencang sintal meski masih tertutup gamis putihnya. Saat kancing ketiga dibuka, Plop..!! Toket 38D bu Donita melompat keluar dari sangkarnya. Dana dibuat ternganga melihat ukuran dan keindahan gunung kembar dosen bahasa Inggris Hamdan itu yang tampak kencang dan kenyal dengan puting coklat muda yang sudah tegak mengacung.
Bu Donita : How was my tits?? bercintay enough for you?? Tanya bu Donita dengan ekspresi wajah menggoda Dana sementara kedua tangannya di belakang tubuhnya yang semakin membuat gunung kembarnya membusung.
Dana : This is so fucking incredible..!! It makes me drooling.. wanna suck it till dawn.. ujar Dana sambil membelai toket bu Donita.
Bu Donita : So?? Go on then.. jawab bu Donita menantang Dana.
Amin : DONT YOU DARE TO DO IT!! IT WAS MY DREAM TO SUCK THOSE NIPPLE!! Teriak Amin mengejutkan Dana dan bu Donita.
Bu Donita : Woww.. how come you can suddenly speak that good?? You make me proud.. come.. what kind of reward you want from me..?? Tanya bu Donita dengan tangan kanannya memberi isyarat pada Amin untuk mendekat.
Amin : Mmhh.. bentar saya cari dulu terjemahannya.. Jawab Dana sambil membuka google translate di HPnya.
Bu Donita : Mmphh.. ahahah.. ga usah Amin, bilang aja.. terserah Amin mau apa.. ujar bu Donita menahan tawa melihat tingkah Amin.
Hamdan : Hadehh.. ga usah sok pake bahasa inggris.. kelamaan ntar ane sama Dana yang nikmatin bu Donita lohh.. jawab Hamdan yang sudah berdiri di belakang bu Donita dan mulai menggigit lembut leher bu Donita yang masih tertutup jilbab paris hitam.
Bu Donita : Whaatt..?? Enjoy mee..?? What a word.. pleasee do as much as you all want..
Mendengar kata-kata bu Donita yang sudah pasrah pun, Hamdan yang dibantu dengan Dana mulai menarik lepas gamis putih bu Donita. Ketiganya semakin terbelalak melihat keindahan tubuh bu Donita yang sudah menginjak umur 37 tahun.
Tak hanya wajahnya saja yang memikat, tubuh bu Donita pun tak kalah indahnya. Kulit putih mulus kencang tanpa cela dengan perut datar kaki jenjang kencang semakin terlihat bercintai menawan dengan gunung kembar 38D di dada dan bokong sintal kencang miliknya. Selakangannya pun terlihat putih mulus tanpa bulu yang membuat setiap lelaki menelan ludah jika melihatnya.
Bu Donita : Hey.. Why you all suddenly stopped enjoying me? Dont just staring at me.. c’mon.. ujar bu Donita menggoda Hamdan, Amin dan Dana.
Ditantang oleh akhwat se-bercintai bu Donita, ketiga mahasiswa itu pun langsung menyerbu istri Hengki layaknya makanan lezat yang tersaji di hadapan orang kelaparan. Hamdan dengan beringas memagut bibir bu Donita dari belakang yang membuat bu Donita menolehkan kepalanya ke kanan untuk bisa membalas pagutan Hamdan sementara kedua tangan Hamdan meremas kuat bokong putih sintal bu Donita.
Dana pun langsung membenamkan wajahnya di gunung kembar raksasa bu Donita. Kedua tangan Dana meremas-remas kuat kedua toket bu Donita sementara secara bergantian mulutnya melumat puting coklat muda bu Donita. Lidahnya menari-nari menyapu kadang ia gigit kecil yang membuat dosen Hamdan itu menggelinjang merasakan nikmat.
Amin sendiri tengah berjongkok di bawah dan mengangkat paha kanan bu Donita kemudian ia letakkan di bahunya sehingga serambi lempit basah bu Donita yang sudah banjir oleh lendir akhwat pun terpampang indah di hadapan Amin. Tanpa dikomando lagi, Amin segera menyerang serambi lempit bu Donita dengan lidahnya. Ia mulai dari menjilati keseluruhan labia mayora serambi lempit bu Donita. Lidahnya menari liar menyapu dan membelai serambi lempit bu Donita yang membuat bu Donita kelojotan menahan derasnya birahi di tubuhnya.
Bu Donita : Mfhhh.. mhhh.. Ahhh.. you guys so good at teasing my body.. ahh its feelss so goood.. ahh shh.. Hamdann.. ahh.. Dana suck it hardd baby.. Aminnn.. lick it deeper cmonn… Ouhhh.. mmfhh.. mmhhh.. nnghhh..
Amin mulai membuka bibir liang surgawi bu Donita sehingga nampaklah keindahan bagian dalamnya yang berwarna pink tua beraroma khas lendir akhwat. Amin semakin bernafsu dan langsung melesakkan lidahnya menelusuri setiap detil dinding liang surgawi bu Donita. Liar dan nakal begitulah lidah Amin menari di dalam liang surgawi akhwat beranak 1 itu. Tubuh bu Donita blingsatan semakin hebat. Kaki kirinya yang menopang tubuhnya bergetar yang diikuti oleh bagian tubuh yang lain. Ia merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika ketiga bagian tubuh paling sensitifnya kini tengah dimanjakan oleh tiga pria yang bukan mahramnya. Fantasi bu Donita untuk dijamah oleh banyak lelaki semakin membuatnya tenggelam dalam lautan dosa birahi. Ditambah lagi Hamdan, Amin, dan Dana yang tanpa henti merangsang mulut, toket, dan serambi lempit bu Donita membuat dosen cantik idaman setiap lelaki di kampusnya itu pun harus menyerah dan meledakkan orgasme pertamanya.
Bu Donita : Ahhh.. mffhhh.. mhhff.. nghhh.. mmpuaahh.. itss ssooo fuccckkinnnnnggg goooddddd… Ouhhh.. im cumming.. ouhhh.. cummmiiinnngg… NGHHHHH..!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Semburan keras dan deras cairan surgawi bu Donita langsung membanjiri wajah Amin yang sontak membuat Amin sedikit menjauh dari selakangan bu Donita. Mata bu Donita terpejam dengan bibir bawahnya ia gigit sementara tubuhnya mengejang merasakan nikmatnya orgasme.
Hamdan : Wow.. thats so fast for you to cum.. what a bad girl you are.. ujar Hamdan melecehkan bu Donita.
Dana : Yeah.. bitch for sure here.. ahahahah.. Dana pun mengomentari hal yang sama ketika melihat bu Donita yang berdiri dengan sedikit mengangkang sementara serambi lempitnya terus memompa csiran surgawinya.
Setelah beberapa saat, Hamdan kemudian mendudukkan bu Donita kembali ke sofa. Wajah bu Donita pun semakin terlihat cantik ketika terbalut kontras dengan jilbab paris hitamnya. Tubuhnya yang juga bercintai terawat merangsang hormon testosteron Hamdan, Amin, dan Dana yang membuat batang kejantanan mereka mulai menggeliat.
Bu Donita : Well.. you all sure know how to conquer a bitch like me.. ahh.. shall we continue? This is my turn now.. Hihih.. ujar bu Donita dengan penuh senyum menggoda kepada Hamdan dan yang lain.
Hamdan, Amin dan Dana pun berdiri di depan bu Donita. Hengki sang suami dari bu Donita pun tak mau melepaskan momen ketika istrinya akan meng-unboxing ketiga batang perkasa mahasiswa nya. Yang pertama kali menjadi sasaran adalah Dana yang berdiri di sisi kiri bu Donita. Tangan ahli bu Donita dengan cepat melepas levis yang dikenakan Dana dan langsung menarik turun celana levis dan CD Dana. Plopp.. rudal 19cm diameter 4cm Dana pun mencuat dan nampak keras dan gagah di hadapan wajah bu Donita. Warnanya yang sawo matang dengan urat-urat di sekeliling batangnya membuat bu Donita tak mampu lagi menahan dahaganya.
Bu Donita : Waaooww.. what a big dickk.. and its also smells goood.. lemme taste it.. Ahhh.. srruppp.. mfhhh.. mmhh.. sluurrp.. mmfff..
Dengan tangan kanannya bu Donita menggenggam pangkal rudal Dana dan mulai menjilatinya. Tatapan nakal dan menggoda bu Donita selalu ia lancarkan ke arah Dana yang terlihat begitu bernafsu. Terlebih lagi ketika mulut bu Donita yang dihiasi bibir merah merona mulai terbuka dan langsung menelan habis rudal Dana hingga ke pangkalnya membuat Dana melenguh merasakan hangatnya rongga mulut dosen cantik itu.
Dana : Ouuhhh.. so goooddd.. mmhhh.. lenguh Dana merasakan sepongan bu Donita.
Beberapa saat bu Donita mengocok rudal Dana dengan mulutnya sebelum kemudian ia berpindah ke Amin yang berada di sisi kanannya.
Bu Donita : Sorry Dana.. your dick is delicious, but i have to be fair with others.. Nahh, lemme see how hard is your cock.. Aminn.. ujar bu Donita dengan tatapan menggoda ke arah Amin dan bibir bawahnya ia gigit.
Kedua tangan bu Donita tanpa susah payah langsung menarik turun sirwal dan CD yang dikenakan Amin dengan sekali gerakan meski tanpa melihat. Plopp..!! Bu Donita dikejutkan dengan ukuran rudal Amin yang ternyata lebih besar dan panjang daripada milik Dana. 22cm dan diameter 4,5cm bukanlah sesuatu yang sering bu Donita akan jumpai dalam kehidupan bercintanya. Aroma khas kejantanan lelaki langsung membelai lubang hidungnya, membuat bu Donita serasa terbius dan tanpa sadar ia membuka lebar mulutnya dan langsung menjilati ujung rudal Amin.
Bu Donita : Hemmhh.. sruuppt.. mmchh.. sruuppt.. What a delicious cock.. haemphh.. mfhh.. mfhhh.. mchh.. nghhh.. mmmfhhh..
Bu Donita tanpa ragu langsung melahap habis rudal Amin dan men-deepthroatnya. Tangan kanannya meremas-remas lembut zakar Amin yang semakin membuat Amin merem melek menikmati sepongan kuat dosennya. Sesekali bu Donita menatap wajah Amin yang begitu menikmati permainannya. Namun bu Donita tak mau berlama-lama karena masih ada satu mahasiswa lagi yang belum di unboxing.
Bu Donita : Mmfhh.. mhhhh.. mmfhhh.. Mmmpuahhh.. sruupp.. Your dick is so tasty Aminn.. but I still have one more left.. so, be patient.. Now, lets see yours, my beloved Hamdan.. ujar bu Donita sambil memposisikan duduknya menghadap selakangan Hamdan.
Sudah beberapa bulan terakhir, sejak mulai kenal Alisa dan bu Zaskia, Hamdan tak pernah lagi mengenakan CD. Hanya celana sirwal saja yang menutupi batang kejantanannya. Jadi saat ini bentuk asli rudal Hamdan pun sudah mulai terlihat meskipun masih tertutup celana sirwalnya dan bu Donita begitu aware terhadapnya. Perlahan bu Donita mulai meraba selakangan Hamdan dengan kedua tangannya sambil ia mendekatkan wajahnya menciumi aroma khas lelaki yang samar-samar menembus sirwal Hamdan.
Bu Donita : Mffhh.. smells so good.. I can’t believe that my student has this gigantic cock.. ahhh.. i can’t wait to suck it.. give it to meeee.. pleasseee… Ujar bu Donita memuji rudal Hamdan dan merengek agar membolehkannya merasakan rudal Hamdan.
Hamdan : Woohh.. You sure like a bitch.. sure, take it out and show me your bitch’s side.. jawab Hamdan sambil memegang kepala bu Donita.
Bu Donita yang sufah tersengal-sengal nafasnya menahan birahi semakin terangsang ketika mendengar Hamdan melecehkannya dengan kata ‘pelacur’. Tanpa basa-basi bu Donita langsung menarik lepas sirwal Hamdan dan Ploppp..!! Plaakk!! Bu Donita di kejutkan dengan ukuran rudal Hamdan yang terlalu besar dan panjang yang langsung menampar wajahnya sesaat setelah ia keluarkan dari celana Hamdan. Panjang 25cm dan diameter 5cm membuat mata bu Donita terbelalak dan mulut menganga dengan nafas menderu. Ia tak menyangka akan bisa merasakan rudal monster di fantasi foursome pertamanya.
Bu Donita : Whh.. Wwhhaatt a giant cockk.. ssoo biggg.. ahhh.. its exceeding my expectation.. Smells and tastes so delicious.. ahh.. this raw cock is minee.. i wanna you fuck me hard with this baby.. ucap bu Donita yang tengah mengelus-eluskan batang rudal Hamdan di wajahnya sementara kedua tangannya membelai zakar dan selakangan Hamdan.
Nafas bu Donita semakin berat tak karuan. Ia pun mulai menjilati batang rudal Hamdan dari pangkal hingga ke ujungnya. Rasa asin dan gurih khas rudal lelaki langsung memanjakan lidahnya. Ditambah urat-urat besar di permukaan batang rudal Hamdan semakin memanjakan mata bu Donita. Perlahan bu Donita yang sudah kalap oleh syahwat mulai memasukkan rudal Hamdan di mulutnya. Meski terlalu besar namun bu Donita akhirnya berhasil menelan kepala rudal Hamdan. Perlahan-lahan bu Donita mulai memaksa rudal Hamdan memasuki dan menyesaki tenggorokannya. Benar-benar terasa penuh sesak bahkan bu Donita harus mengatur posisi duduknya supaya rudal Hamdan bisa masuk seluruhnya.
Bu Donita : Mffhh.. ngghhh.. uhukk.. mmffhhh.. nngggghh.. mmff.. uhukk… Mffhhh..
Bu Donita dengan susah payah berusaha menelan seluruh batang rudal Hamdan dan akhirnya berhasil. Nampak bulir air mata mengalir dari pinggir mata lentiknya karena beberapa kali tersedak. Selama beberapa saat bu Donita membiarkan rudal Hamdan menyesaki hingga pangkal kerongkongannya. Lidah bu Donita pun mulai menggeliat membelai batang rudal berurat Hamdan yang terasa nikmat baginya. Perlahan ia mulai mengocok rudal Hamdan di mulutnya. Decak becek rudal Hamdan menekan pangkal kerongkongan bu Donita terdengar begitu erotis. Amin dan Dana pun ikut terangsang ketika rudal Hamdan yang sebesar itu bisa muat di mulut bercintai bu Donita.
Dana :What an incredible bitch.. she sure can handle Hamdan’s cock.. ahahah.. can’t wait to fuck her hard till cumming.. ujar Dana sambil mengocok perlahan rudalnya.
Amin : Yes.. absolutely angelic bitch.. Ayok Hamdan.. gass lahh.. gantian dong ane yang entot tuh mulutnya.. huww.. timpal Amin yang sudah tak sabar ingin kembali mengocok mulut bu Donita.
Hamdan : Ahahaha.. sabar laahh.. baru juga masukk.. ane longgarin dulu nih leher lonte jilbab..
Hamdan pun menggenggam kepala bu Donita yang masih terbalut jilbab hitam dan langsung menggenjot cepat mulut dosennya itu. Bu Donita hanya bisa terbelalak merasakan kerongkongannya disodok cepat dan liar oleh Hamdan sementara kedua tangannya tengah meremas-remas rudal Dana dan Amin. Decak becek bercampur batuk bu Donita semakin membuat ketiga mahasiswa itu bernafsu untuk menikmati setiap detik dengan dosen bahasa Inggris mereka.
Bu Donita : MFHHH.. MFFHH.. MHMMHHH.. OCKKK..OCKK..MFFHH.. OCKKK..OCKK.. UHUKK.. MFHHH.. OCKK.. UHUKK… MFFFHHH.. MMMPUAHH.. UHUKK.. FUCKK.. HAHAHH.. RAM MY MOUTH LIKE THAT PLEASE.. AHAHHA.. C’MONNMMMMFHHH.. OCKK.. MFHH.. OCKK..OCKKK.. OCKK.. UHUKK..
Beberapa menit Hamdan mengocok cepat mulut bu Donita. Kemudian dengan tiba-tiba Hamdan mencabut rudalnya membuat bu Donita bisa sedikit bernafas lega sambil meracau liar. Air liurnya pun mengalir membanjiri dagunya. Belum sempat bu Donita menyiapkan diri, dengan cepat Amin menarik kepala bu Donita dan langsung melesakkan rudalnya menyumpal mulut bu Donita. Tanpa ampun Amin mengocok cepat mulut bercintai bu Donita.
Amin : Wuuhhh.. mantabhh bener cuy!! Makan nih rudal lonte!! Ahahah.. ujar Amin sambil menggenjot liar mulut bu Donita.
Bu Donita pun tak bisa berkata-kata, hanya erangan dan desahan tertahan karena mulutnya disumpal penuh hingga kerongkongannya oleh Amin. Hampir lima menit lamanya Amin menikmati rongga mulut dosennya sebelum kemudian Dan menarik paksa kepala bu Donita dan langsung kembali menyumpalnya dengan rudal 19 cm milik Dana.
Bu Diana : OCKK.. OCKK.. OCKK.. MFFHHH.. UHUKK.. OCKK.. UHUK.. MFHH.. OCKK.. OCKK.. MFHH.. UHUKK..
Selama lebih dari 15 menit Hamdan, Dana, dan Amin secara bergantian menyodok liar mulut bu Donita bak sedang menggenjot serambi lempit. Setiap kali mulut bu Donita di sumpal rudal, maka yang lain yang tidak sedang mem-facefuck bu Donita bertugas untuk mengocok serambi lempit bu Donita dengan jemari mereka. Tak ayal mendapatkan dua rangsangan sekaligus membuat bu Donita terbakar oleh syahwat birahi yang tak mampu lagi dibendungnya. Akhirnya ia terpaksa melepaskan orgasme keduanya saat rudal Amin kembali menyumpal mulutnya sementara Hamdan mengocok liar dan cepat serambi lempitnya.
Bu Donita : MFFHH.. OCKK.. OCKK.. MMNHHHH.. NGGHHH.. MMFFHH.. NNGGGGHHHHHHHH…!!!
SEEERRRRRR.. SEEERRRRRR.. SSSEERRRRRRR..
Jari Hamdan yang tanpa henti mengobok-obok serambi lempit bu Donita bahkan saat ia tengah orgasme, membuat cairan surgawi bu Donita menyembur ke segala penjuru arah. Bahkan kamera Hengki yang tengah men-close up selakangan istrinya pun basah kuyup.
Dana : Wuohh.. bener-bener dahh.. enak yee kalian bisa dapet dosen lonte kek gini.. ahahah..
Hamdan : Iya dong.. siapa suruh antum di UII.. nih lonte kayaknya uda siap buat di entot.. gimana?? Tanya Hamdan sambil menyumpalkan jarinya yang basah oleh cairan surgawi bu Donita ke mulut dosennya itu.
Amin : Gaas laahh.. ane uda ga sabar nih pengen ngicipin serambi lempit dosen..
Hamdan dibantu Dana kemudian memposisikan bu Donita doggy di atas sofa. Tampak wajah bu Donita yang terlihat sayu dengan nafas tersengal-sengal merasakan sisa orgasme keduanya. Tubuhnya masih mengejang saat Amin sudah bersiap di hadapan bokong putih bulat sintal bu Donita dengan serambi lempit pink merekahnya. Kedua siku bu Donita bertumpu di headrest sofa sehingga membuat kepalanya pada posisi yang pas tepat berada di hadapan selakangan Dana yang ada di belakang sofa.
Amin memulai aksinya dengan menggesek-gesekkan kepala rudalnya di serambi lempit bu Donita dan dengan satu hentakan kuat.. Prrttt.. Bleessshhh.. rudal panjang Amin melesak masuk menembus liang surgawi sempit bu Donita hingga menghantam rahimnya.
Bu Donita : Awwhh.. itss so thickkk.. mmhhh.. directly to my wombb.. FUCK!! GO ONN!! AHH.. SHIT!! OUHH..!! OUHH.. !! KEEP IT LIKE THAAT..!! AGHH..!! OUHH.. FUCK MEEHH..!! HAEMPHH..!! MFHHH..!! OCKK.. OCKK..!! FUCKKHHH..!! MMFHHH..!!
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!
Meski hampir tiap hari liang surgawi bu Donita disumpal rudal Hengki, tapi rudal Amin sangat berbeda. Racauan bu Donita tak tertahankan merasakan kenikmatan di sodok rudal perkasa Amin hingga ke rahimnya. Terasa begitu penuh dan keras membuat dosen beranak satu itu mabuk kepayang. Mata bu Donita ke atas dengan mulut menganga dan lidah menjulur seperti halnya anjing kelaparan. Sekujur tubuhnya benar-benar dibelai oleh rangsangan syahwat yang begitu dahsyat. Ditambah lagi tiba-tiba Dana datang dan langsung menyumpal mulutnya semakin membuat bu Donita tergila-gila. Fantasinya untuk bisa disodok depan-belakang sekaligus menjadi kenyataan.
Amin : Cukk..!! Mantab banget oee nih serambi lempit!! Ahahah.. genjot laahh!! Lonte syar’i emang nih akhwat!! PLAKK!! PLAKK!! .. Ujar Amin yang tengah termanjakan oleh jepitan serambi lempit bu Donita membuatnya tak tahan untuk menampar liar bokong sintal dosennya.
Dana : Iya cukk.. mulutnya juga bikin ketagihan anjaay!! Mhh.. makan nih lontehh..!!
Amin dan Dana mengocok rudal mereka di mulut dan serambi lempit bu Donita dengan liarnya bahkan sofs tempat bu Donita di garap rame-rame pun mulai berdecit menahan goyangan ketiganya. Hengki dengan penuh nafsu merekam setiap adegan istrinya yang tengah di nikmati lelaki lain itu. Hampir 7 menit bu Donita bertahan hingga akhirnya meledaklah orgasmenya yang ketiga.
Bu Donita : MFHH.. MHHH.. OCKK.. OCKK.. NGGHH.. MMPUAHH.. AAHH!! AHH..!! FUCKK!! I WANA CUMM..!! C’MON FUCK IT FASTER!! OUHH.. BOTH OF YOU ARE AMAZING!! AHHH..!! CUMMMIIINNNGG..!!!!!
SERRRRRRRRRRR.. SSSEERRRRRRR..
Amin langsung mencabut rudalnya yang mengkilap berlumuran lendir akhwat yang langsung disusul dengan luapan cairan surgawi yang menyembur deras membanjiri sofa. Tubuh bu Donita mengejang hebat memompa seluruh cairan surgawinya hingga tetes terakhir. Amin segera menggantikan Dana dan langsung menyumpalkan rudalnya yang berlumuran lendir itu ke mulut bu Donita. Sementara Dana langsung mengambil posisi di depan bokong sintal bu Donita dan Blesshh.. dengan mudahnya rudal 19cm Dana menusuk masuk kembali mengobok-obok serambi lempit dosen Hamdan itu meskipun masih berkedut-kedut memompa orgasme.
Bu Donita : NGHHHH.. MFHHH.. MMHH.. OCKK.. OCKK.. MGHHH.. AGHH.. MFHH.. OCKK..OCKK..!!
Keduanya tanpa henti menggenjot bu Donita yang masih tampak kelelahan. Sementara Hamdan sendiri sibuk meremas kedua gunung kembar bu Donita yang menggantung indah. Rasa becek bercampur hangat begitu memanjakan Dana. Meski ini bukan pengalaman pertamanya mensetubuhi akhwat, namun kecantikan bu Donita membawa kenikmatan tersendiri bagi mahasiswa UII itu.
Dana : Mmmhhh.. Top Banget nih serambi lempit!! Wuhuuyy..!! Oee Hamdan.. antum wajib cobain nih serambi lempit!! Asli Akhwat rasa Lonte ini mahh..!!
Hamdan : Selow aja.. antum semua pias, baru giliran ane ntar bombardir!! Ahahahh..
Mendengar percakapan ketiga mahasiswa itu membuat bu Donita semakin liar berfantasi. Apalagi ketika mendengar kata-kata Hamdan yang akan ‘membombardir’ dirinya, semakin membuat bu Donita terangsang. Bagaimana tidak? Baru rudal Amin dan Dana saja sudah membuatnya terbang ke langit tertinggi kenikmatan zina, apalagi kalau disumpal rudal raksasa Hamdan. Baru memikirkan hal itu saja tiba-tiba tanpa bu Donita sadari serambi lempitnya kembali terasa didesak oleh orgasme.
Bu Donita : MMFFHHH.. NGGHHH.. OCKKK.. OCKKK.. NGGHHH.. MFFHHH.. MMPUAHH.. OUUHH..!! THISS IS INTENSEEE..!! OUUHH!! AHH..!! SOO FUCKINN GOODD..!! I’M DONEEE..!! AAAAHHHHHHH..!!
SEEERRRR.. SEEERRRRRR.. SSSEERRRRRRR..
Kembali bu Donita orgasme yang membuat Dana dengan sigap melepas rudalnya sehingga derasnya cairan surgawi bu Donita mengucur indah tanpa batas. Bahkan cairan surgawinya merembes dan menggenangi kaki sofa. Tampak bu Donita menyandarkan dadanya di headrest sofa dengan nafas tersengal-sengal. Rasa lelah bercampur nikmat menerpa dirinya. Saat bu Donita berfikir hendak beristirahat sejenak, Hamdan kemudian menarik kedua lengannya ke belakang dan langsung melesakkan rudal raksasanya menembus serambi lempit bu Donita yang masih berkedut-kedut kuat.
Prrrttt… Blessshhh..!! Dukhh!! Bu Donita melengkungkan badanya ke depan dengan kepala mendongak ke atas, matanya terbelalak dan mulutnya terbuka sambil mengerang tertahan ketika merasakan rahimnya dihantam kuat rudal raksasa Hamdan yang melesak paksa dan cepat.
PLOKKKK!! PLOKKKK!! PLOKKKK!!
Hamdan dengan kasar dan cepat menggempur serambi lempit bu Donita dengan posisi bu Donita berlutut di sofa sementara kedua tangannya ditarik kebelakang oleh Hamdan sebagai tumpuan. Suara hantaman pinggul Hamdan di bokong bu Donita membuat lantunan bercintai yang merangsang Hengki. Bokong putih dosen bahasa Inggris itu pun mulai memerah setalah lebih dari 30menit menahan hantaman ketiga mahasiswanya. Bu Donita sendiri tak pernah membayangkan rudal sebesar milik Hamdan akan terasa begitu nikmat bahkan membuatnya lupa akan rasa rudal suaminya.
Bu Donita : AKHH!! AKHH!! FUCKK!! SHIITT!! SOO GOOOODD!!! YOUR COCKK IS TOO BIIGGG HAMDANNHH..!! OUUHH.. BUT FEELSSS SO GOODD..!! AHHH..!! HARDER.. !! FUCK THIS BITCHH HARDER..!! DONT STOPPPHHH..!!! AHHH..!! AHHH..!!!
Amin dan Dana duduk di sofa belakang sambil beristirahat menyaksikan permainan Hamdan yang luar biasa. Selama hampir 5 menit lebih Hamdan bisa mempertahankan tempo genjotannya yang cepat dan kuat. Amin dan Dana hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kemampuan Hamdan.
Bu Donita : AHH..!! THISS IISSHH.. TOOO.. MUCHHH..!! AHHH..!! FUCCKK..!! MMHHH..!! CUMMMIIINNNGG…!!!
Hamdan langsung mencabut rudalnya dan mendorong bu Donita hingga terjerembab di headrest sofa sementara kedua pahanya yang tengah terbuka semakin terlihat indah ketika serambi lempitnya menyemburkan deras cairan surgawinya tanpa henti.
Dana : Yoshh.. lanjut lagi..
Hamdan : Iya dong.. jangan kasih ampun nih Lonte.. Anal yokk.. ahahah.. pada pengen coba ga??
Amin : Wuihhh.. mantab..!! Yukk…!!
Hamdan kemudian menurunkan bu Donita yang masih kelelahan hingga kini doggy dengan lututnya bertumpu di karpet sementara lengannya di sofa. Wajah bu Donita tampak sayu sementara tubuhnya yang putih bersih itu terlihat mengkilap oleh peluh. Kini bokong bu Donita sudah siap untuk dihantam kembali. Dana yang pertama kali akan mencobanya.
Bokong indah bulat sintal bu Donita tampak begitu menggiurkan dengan dihiasi serambi lempit dan anus pink disela-selanya membuat Dana tak bisa menahan kesabarannya. Ia berlutut di belakang bu Donita dan langsung melesakkan rudalnya di serambi lempit bu Donita beberapa saat sebelum kemudian mencabutnya dan Prrrttt.. Blessshhh..!!
Bu Donita : AAAAKKKK..!! OUUHHH..!! SHHH..!! AKHHH..!! FUCKKKHH..!!! AKHHH!! AWWW!! OGGHH!! YESHHH!! LOVE IT SO MUCHH..!! MY ASS FEEL TOO GOODD..!!! OUHHH..!!
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!
Dana tak menduga kalau bu Donita akan sangat suka di anal. Mendengar racauan liar bu Dknita, Dana pun tanpa ragu menggenjot kuat anus bu Donita tanpa henti. Bu Donita sendiri merem melek merasakan besarnya rudal Dana mengobok-obok anusnya. Terasa begitu besar dan sesak yang menambah kenikmatan yang ia rasakan. Dana sendiri merasa begitu nikmat akibat pijatan kuat dinding liang anus bu Donita yang membuatnya tak mampu bertahan lama.
Dana : Ahhh.. cukk.. enak bangett.. ahh.. oee.. gantiann sinihh.. ane bisa keluar kalo kelamaan..!!
Dana pun segera mencabut rudalnya sesaat sebelum bu Donita mendapatkan anal-orgasme yang kemudian di sambut Amin yang dengan cepat langsung melesakkan rudalnya sedalam mungkin. Bu Donita kembali meracau liar merasakan genjotan kuat Amin menyodok lambungnya. Kedua tangan Amin mencengkram kuat pinggul bu Donita membuatnya bisa dengan nyaman menggempur liang bo’ol dosen cantik itu. Sementara Dana tengah asik menikmati kuluman bu Donita membersihkan rudalnya ketika tiba-tiba bu Donita mengerang kuat dan melepaskan orgasmenya yang tadi tertunda.
Bu Donita : AHHH..!! MFFHHH.. MMHH.. MMFFHHH.. NGGGHHH..!! MPUAAHHH..!! OUUHHH..!! FFUCCKK!! AAHHH..!! SO GGOOOOOODDDD…!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR…
Amin masih menggenjot kuat anus bu Donita ketika bu Donita menyemburkan cairan surgawinya yang entah sudah keberapa kalinya. Melihat bh Donita yang sudah orgasme, Hamdan pun berdiri mendekat dan memberikan aba-aba ke Amin untuk membantunya memposisikan bu Donita. Amin mencabut rudalnya dan menggeser bu Donita yang masih lemas sementara Hamdan duduk di sofa dengan kaki menjulur ke bawah dan agak mengangkang sehingga rudalnya tampak begitu gagah.
Dengan arahan Hamdan, bu Donita berjongkok di atas pinggul Hamdan dengan pahanya mengangkang sementara kaki kirinya menapak di sofa dan kaki kanan paha Hamdan. Posisi punggung bu Donita menghadap Hamdan sementara kedua tangannya bertumpu pada lengan Hamdan yang membuat tubuhnya sedikit membusung. Toket 38D miliknya pun tampak dominan siap untuk dikonsumsi setiap pria. Dengan tangan kanannya, Hamdan mengarahkan rudalnya dan Prrrttt… Blessshhh..
Bu Donita : OOOUHHH.. SSHHH.. AHHH!! OHHH!! FUCKKK..!!! LOVE YOUR COCK IN MY ASS HONEYYHH!! FUCK IT HARDD!! OHHJ!! AHHH!! AHH!! MMHHH!! NAHHH!!!
Hamdan sedikit mengangkat pinggul bu Donita dan langsung menggenjot kuat anus bu Donita tanpa ampun. Anusnya ikut tertarik keluar masuk tiap kali rudal raksasa Hamdan menggempurnya. Benar-benar sensasi kenikmatan yang luar biasa bu Donita rasakan. rudal yang begitu besar, panjang, keras, dan berurat kini tengah melebarkan ukuran liang anusnya. Seluruh tubuhnya diterpa kenikmatan yang luar biasa, ditambah lagi tiba-tiba Amin datang dan langsung menyumpalkan rudalnya untuk dibersihkan. Baik mulut dan anusnya tengah dimanjakan oleh batang kejantanan lelaki muda yang perkasa. Kenikmatan birahi yang bertubi-tubi menerpa bu Donita, kembali membuatnya tak makpu bertahan lama dan harus menyerah setelah sekitar 4 menit di genjot liar oleh Hamdan dan Amin.
Bu Donita : MMFFHHH.. MMPUAHHH.. CUMMMIIINNNGG..!!!!
SEEERRRRRR.. SEEERRRRRR..
Hamdan melesakkan rudalnya sedalam mungkin saat bu Donita meledakkan orgasmenya, bahkan serambi lempitnya terlihat menggembung karena desakan rudal Hamdan. Selama beberapa saat bu Donita terkulai lemas, namun bukan berarti ia bisa beristirahat karena Dana langsung mengambil posisi dan melesakkan rudalnya menembus serambi lempit dosen cantik idamannya itu.
Bu Donita : AAAUHH..!! MMHHJ..!! SHHH..!! FUCKKHH..!! AHH!! AHHH!! USE ME AS MUCH YOU GUYS WANTHHH..!! OHHH..!! SO GOODDHHH..!! Ngocoks.com
Dengan cepat dan kuat Dana menggenjot serambi lempit bu Donita. Hamdan pun ingin memberikan kenikmatan lebih ke dosen kesayangannya itu dan ikut menggempur bu Donita. Dua liang surgawi bu Donita kini tengah menikmati sodokan liar batang kemaluan pria yang sama sekali bukan mahramnya. Bahkan lubang ketiga, yaitu mulutnya kini menjadi sasaran Amin yang ingin ikut dalam keasyikan itu.
Wujud sudah fantasi bu Donita untuk merasakan foursome dengan seluruh lubang tubuhnya disumpal rudal besar dan panjang. Ia hanya bisa mengerang dan mendesah tertahan merasakan tubuhnya dinikmati Hamdan, Amin, dan Dana. Hengki sendiri semakin bernafsu melihat istrinya tengah digangbang oleh lelaki lain di hadapannya. Sementara bu Donita sudah tak tahu lagi berapa kali ia orgasme dalam posisi itu. Hamdan, Amin, dan Dana secara bergantian menggilir anus, serambi lempit, dan mulut bu Donita dengan posisi ‘overtuned’ itu.
Mereka pun tak kehabisan akal untuk menikmati tubuh bu Donita hingga batasnya. Sudah hampir 1 jam ketiganya menggarap dosennya itu. Kali ini bu Donita digarap dengan posisi berdiri. Hamdan dan Amin berdiri di kanan dan kiri bu Donita dan menopang tubuh bu Donita. Kedua paha bu Donita di buka lebar dan ditahan oleh tangan Hamdan dan Amin, sementara kedua tangan bu Donita merangkul leher Hamdan dan Amin. Dalam posisi ini, rudal Hamdan dan Amin secara bersamaan menyumpal anus bu Donita sehingga kini tubuh bu Donita yang putih mulus kencang bertoket 38D itu terpampang indah di hadapan Dana dengan bagian bawah tubuhnya disumpali dua rudal besar. Hengki dengsn sigap mengambil posisi merekam momen saat rudal Dana mulai menembus melesak ke dalam serambi lempit istrinya. Sehingga kini ketiga rudal mahasiswa itu menyesaki dua liang surgawinya.
Bu Donta : AKHH!! FUCK!! AKHH!! FUCK IT!! SOOO BIGG!! SO HARRDHHH..!! AHHH..!!! OUUHHH..!! FUCCKKHH..!! YESHHH SSO GOODHH..!! DONT STOPP!! AHHH.. GODDHH!! SHITHH..!! AHHH!!
Amin, Dana, dan Hamdan saling berlomba menggenjot anus dan serambi lempit bu Donita dalam posisi berdiri itu. Mereka sudah tak menghiraukan status bu Donita yang merupakan dosen dan istri sah Hengki. Yang ada di pikiran keempat insan itu hanyalah kenikmatan zina yang tertinggi. Bu Donita berkali-kali orgasme dan menyemburkan cairan surgawinya tepat ke arah kamera Hengki.
Gaya ketiganya kini beralih dengan Dana yang terlentang di karpet sementara bu Donita dengan gaya WoT tengah melahap rudal Dana di serambi lempitnya. Amin pun segera menyusul dengan gaya bulldog dan langsung melesakkan rudalnya di anus bu Donita. Tak berhenti disitu, Hamdan sebagai striker terakhir dengan kasar melesakkan rudalnya menyesaki serambi lempit bu Donita. Kembali ketiganya berpacu dengan peluh yang mengalir deras tubuh mereka. Desahan dan erangan bu Donita menggema kuat di ruangan tengah tempat dimana seharusnya mereka belajar tentang bahasa inggris untuk perkuliahan mereka.
Bu Donita : AKHH!! AKHH!! THIS ISS TOO GOODD..!! I WANNA LIKE THIS EVERY DAYHHH!! AHHH!! FUCK MEEHH..!! FUCK THIS BITCHHHH..!! OUHH COOCKK..!! I LOVE YOUR COCK GUYSSHHH..!! SO MUCHHH..!! AHHH…!! FUCKK..!! OHHH..!! CCCUUUUMMMMMMHHH..!!!
SEEERRRRRR.. SERRRRRRRRRRR… SERRRRRRRRRRR..
Group bercinta mereka pun diakhiri dengan cum swallowing oleh Bu Donita. Satu per satu Amin, Dana, dan Hamdan menumpahkan seluruh sperma mereka di mulut bu Donita. Karena terlalu derasnya semburan sperma ketiganya bahkan membasahi wajah cantik bu Donita dan juga jilbabnya yang tampak berantakan.
Bu Donita : Mfhhh.. soo tassty.. ahhh.. mmfhhh.. sruuppp.. gleeekk.. delicious..
Bu Donita tampak begitu bercintai dan sensual saat ia berakting di depan kamera secara close-up dan tengah memainkan sperma di mulutnya sebelum menelan habis semuanya. Bahkan ia kemudian mendatangi Hamdan, Amin, dan Dana yang tengah terduduk di sofa untuk meng-oral ketiga rudal perkasa yang telah menggagahinya seharian. Tampak wajah kepuasan bu Donita setelah membersihkan rudal ketiganya .
Cklek.. suara pintu dibuka.
Kayla : Assalamu’alaykum..
Hamdan : Ehhh.. suara siapa tuh? Kok kayak ane kenal.. ujar Hamdan sambil menatap ke arah ruang tamu.
Bu Donita : Ohhh.. pas banget nih datangnyah.. tuh pahh.. garap dulu gihh.. Mamah mau kasi treatment buat nih cowok-cowok biar bisa lanjut ronde dua..
Hengki : Ahahah.. siap mahh..
Hengki pun beranjak menuju ruang tamu, sementara bu Donita tengah menyiapkan obat perangsang untuk lelaki. Kayla sendiri tak tahu akan kejadian yang baru saja terjadi dan mungkin juga dirinya akan mengalaminya.
Bersambung… Cklek.. Suara pintu dibuka.
Kayla : Assalamu’alaykum.. ucap Kayla ketika memasuki rumah bu Donita.
Hengki : Wa’alaykumsalam.. iya sebentar.. jawab Hengki sambil meletakkan kameranya.
Bu Donita : Ohhh.. pas banget nih datangnyah.. tuh pahh.. garap dulu gihh.. Mamah mau kasi treatment buat nih cowok-cowok biar bisa lanjut ronde dua..
Hengki : Ahahah.. oke deh Mah..
Hengki pun beranjak menuju ruang tamu sembari menutup pembatas antara ruang tengah dan ruang depan. Bu Donita sendiri yang masih bugil hanya mengenakan jilbab paris hitam terlihat sedang menyiapkan minuman untuk Hamdan, Dana, dan Amin.
Hamdan : Ehhh.. suara siapa tuh? Kok kayak ane kenal.. ujar Hamdan sambil perhatiannya tertuju ke arah ruang tamu.
Amin : Ehh iya yaa.. kayak.. mm.. siapa yaa..?? Duhh jadi lupa..
Bu Donita : Lohh.. emang kalian kenal kah? Namanya Kayla, kuliah di UIN.. barusan dia nikah.. sambil bu Donita menyodorkan tiga gelas minuman.
Hamdan : Naaaahh.. bener kan.. pantes aja kayak kenal..
Dana : Widih.. si Kayla? Uda nikah?? Kok ane gatau..??
Amin : Ehh iya.. btw Kayla disini ngapain bu? Tanya Amin sambil mulai minum minuman yang disediakan bu Donita.
Bu Donita : Ohhh.. dia kadang ngasih les privat matematika ke anak ibu gitu.. belom lama sih, ya sejak abis nikah itu dia mulai ngajar disini.. jawab bu Donita yang mulai mengenakan gamisnya dan merapikan jilbab serta rias wajahnya.
Ketiganya meski tak terlalu bernafsu lagi karena sudah orgasme, namun tetap saja keindahan lekuk tubuh bu Donita tak bisa mereka biarkan begitu saja lepas dari jilatan pandangan ketiganya. Benar-benar beruntung pak Hengki bisa mendapatkan akhwat secantik dan sebercintai bu Donita.
Sementara di ruang tamu..
Kayla : Ehh.. om Hengki, Naya kemana om?? Tanya Kayla sambil melepas sepatu high heelnya.
Hengki : Ohh.. masih di tempat bibinya, katanya pengen maen gitu.. jawab Hengki sambil duduk di sofa putih di ruang tamu. Hengki siang itu hanya mengenakan celana training dan kaos saja.
Kayla : Wahh.. brarti libur yaa om?? Padahal udah mau menjelang ujian.. kalau bu Donita?? Tanya Kayla sambil duduk di sofa menghadap ke Hengki.
Hengki : Ada itu di dalam, lagi les privat bahasa Inggris sama mahasiswanya.. katanya sih besok udah mau UAS gitu..
Kayla : Pantes aja ga biasanya disini rame banyak motor om.. Jawab Kayla sambil duduk bersandar di sofa dengan kaki kanan disilangkan di atas kaki kirinya.
Kayla siang itu tampak begitu anggun dan cantik dengan setelan gamis dan jilbab pashmina jumbo warna mocca muda beraksen hijau army. Wajahnya yang putih oval chubby terlihat cantik dengan rias simple dan lipcream merah merona yang menghias bibirnya. Hengki sendiri sudah berfkantasi tentang akhwat di depannya itu yang membuat batang kejantanannya mulai menggekiat dan menunjukkan bentuk aslinya.
Hengki : iya sih.. om aja kaget ga biasanya juga banyak orang.. maaf yaa dek Kayla jadi harus di ruang tamu gini.. ehh yaa, mau minum apa dek Kayla? Tanya Hengki sambil sesekali matanya menelanjangi Kayla.
Kayla : Ahh ga usah repot-repot om.. Kayla ga haus kok.. jawab Kayla merendah sembari sesekali matanya mencuri pandang ke arah selakangan Hengki.
Sudah beberapa kali Kayla datang ke rumah bu Donita dan kegiatan les privat untuk Nayla sudah berjalan hampir 2 bulan lamanya. Dari situlah berawal hubungan terselubung antara Kayla dan Hengki, meskipun sebenarnya bu Donita tau dan tidak mempermasalahkannya. Hanya saja Hengki tetap menutupi kalau ternyata bu Donita sudah mengetahui kebiasaan mereka berdua supaya tidak membuatnya merasa bersalah.
Semua kejadian itu berawal sekitar 2 minggu yang lalu. Ketika itu sore hari ba’da ashar, dan Kayla datang seperti biasanya untuk mengajar Nayla.
Kayla : Assalamu’alaykum.. ehh dek Nayla uda siap aja nih.. papah sama mamah kemana? Tanya Kayla sambil masuk dan duduk di ruang tamu bersama dengan Naya.
Naya : Wa’alaykumsalam kak Kayla.. mmm.. tadi bilangnya mau ada pekerjaan yang harus diselesaikan gitu kak.. jadi Nayla disuruh di ruang tamu aja sambil nungguin kak Kayla.. jawab Nayla dengan nada polosnya.
Nayla sendiri sudah berada di kelas 3 Madrasah Tsanawiyah di Yogyakarta. Pengaruh dari arahan orang tuanya dan sekolahnya membuat Nayla di umur yang masih 15 tahun sudah menutup aurat dengan baik. Jilbab panjang dan lebar serta gamis panjang dan kaos kaki selalu menjadi daily outfitnya. Bahkan ia malu kalau keluar rumah tak menutup auratnya dengan baik. Wajah cantiknya yang putih bersih terlihat menurun dari kecantikan ibunya.
Nayla : Ehh kak Kayla.. kalo soal yang ini gimana yaa..?? Tanya Nayla menanyakan salah satu soal Matematika.
Memang Nayla berbeda dari kebanyakan siswa yang pernah Kayla jumpai. Selain keinginannya untuk menutup aurat yang tinggi, ia juga selalu bersemangat untuk belajar tentang soal-soal yang rumit yang bahkan mungkin tak semua siswa seumurannya bisa menyelesaikannya. Hampir setiap hari Kayla datang untuk memberikan les privat pada Nayla selama 1 jam lamanya, namun terkadang Nayla yang terlalu bersemangat sehingga membuat Kayla harus bertahan agak lama meladeni keingintahuan anak didiknya itu. Bagi Kayla hal itu sangat menyenangkan karena dirinya berguna bagi pertumbuhan pengetahuan Nayla.
Kayla : Ehh, dek Nayla, kak Kayla mau ke toilet dulu yaahh.. dek Nayla santai aja dulu, atau boleh coba-coba ngerjain soal yang lain nanti kakak cek.. kata Kayla sambil berdiri merapikan gamisnya.
Nayla : Iya kak..
Rumah Nayla memang besar bahkan untuk menuju toilet saja Kayla harus melewati ruang tengah yang sangat luas. Kayla memang berasal dari keluarga sederhana, sehingga ketika melihat rumah Nayla pun ia merasa terkejut. Lokasi toilet begitu dekat dengan ruang dapur yang luasnya hampir sama dengan ruang tengah di rumah kontrakan Kayla. Saat hendak memasuki toilet, Kayla mendengar sayup-sayup suara seseorang yang tengah kesakitan. Rasa penasaran tiba-tiba mendatangi dirinya, ia pun mencoba mencari tahu asal suara itu. Betapa terkejutnya Kayla ketika sedikit menyibakkan tirai dapur dan mendapati Hengki tengah menyodok nikmat bu Donita yang telentang di atas meja makan. Bu Donita yang hanya mengenakan daster tipis warna ungu tua motif bunga telentang indah dengan kedua kakinya mengangkang tinggi ditopang bahu Hengki. Kedua tangan bu Donita mencengkram erat pinggiran meja dengan toketnya yang masih tertutup daster berguncang hebat mengikuti hantaman pinggul Hengki yang cepat dan kuat.
Bu Donita : Ahhh.. Pahhh.. uhhh.. shhh.. mmhhh.. rudalnyaahhh enak bangethh.. ahhh.. nggggghh.. racau bu Donita melenguh merasakan nikmatnya rudal suaminya.
Hengki : Hemmhh.. hemmhh.. ngghh.. ssttt jangan kerass-keraaasss sayanghh.. ntar Nayla kesini lohh.. ujar Hengki dengan penuh nafsu menggenjot serambi lempit istrinya.
Bu Donita : Ahhh.!! Uhhh..!! Mmhh..!! Ohhh..!! Enakk bangett sihh paahh..!! Ahh.. ajak ajah Nayla sekalian Paaahh..!! Maen bertiga sama mamaah jugaahh..!! Ohhh..!! Fuckk!! Shhh..!!
Bukannya pelan, malah desahan bu Donita semakin kencang dan kuat yang memaksa Hengki untuk melumat bibirnya. Karena bu Donita posisinya telentang, membuat Hengki harus mengangkat kaki kanannya ke atas meja untuk bisa menjangkau mulutnya. Dengan posisi ini Kayla bisa melihat jelas rudal keras Hengki yang berurat keluar masuk serambi lempit indah bu Donita yang terawat bersih tanpa bulu. Mata Kayla melihat dengan jelas setiap detil adegan rudal Hengki yang keluar masuk liang surgawi dosen UGM yang dibarengi dengan lubernya cairan surgawi bu Donita.
Semakin lama, Kayla pun semakin terangsang. Tanpa sadar tangan kanannya mulai meremas-remas toketnya yang tertutup jilbab dan gamis. Meskipun ukuran rudal Hengki mirip dengan suaminya, tapi kemampuan Hengki yang bisa tahan lama layaknya Hamdan membuatnya berfantasi liar kalau malam itu ia yang ada di posisi bu Donita. Desis nafas akibat terbakar birahi mulai keluar dari mulut indahnya. Pangkal pahanya pun terasa gatal, terlebih lagi serambi lempitnya yang mulai berkedut terangsang oleh adegan panas yang tengah ia lihat secara langsung. Kayla mula menggesek-gesekkan kedua pahanya satu sama lain menahan kuatnya birahi yang menerpa dirinya. Dalam hatinya berkecamuk antara melanjutkan mengajar privat Nayla atau terus menyaksikan adegan persetubuhan dosen cantik di hadapannya.
Namun bisikan kuat setan dalam dirinya membuatnya lebih menuruti nafsu syahwatnya. Adegan berganti dengan bu Donita kini dalam posisi Fast n Furious dimana bu Donita tubuhnya condong ke depan dengan kedua tangannya menyangga pada meja makan sementara kaki jenjang kencang putih mulusnya menapak lurus ke lantai sehingga membuat bongkahan pantatnya yang bulat sekal putih mulus menjadi santapan lezat rudal Hengki. Dengan cepat dan liar rudal Hengki menghantam bokong bu Donita yang tampak kemerahan. Beberapa kali Hengki menampar keras bokong istrinya itu yang disambut dengan racauan liar bu Donita.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!! PLAKK! PLAKK!!
Bu Donita : Aauhh!! Oghh!! Aghh!! Aghh!! Papahh!! Fuckkk!! Enakk bangethh!! Terus Pahh..!!! rudallhhh!! Sodok terus anus Mamahh!! Mmhhh.. mhhh.. yeshh!! Aouuhhh..!! Shhh..
Kayla sedikit bingung dengan kata-kata bu Donita. “Anus”?? Setau Kayla selama ini suaminya bahkan Hamdan pun hanya memasukkan rudal mereka ke serambi lempitnya saja. Sementara bu Donita mengatakan Anus dan ia tengah menikmati sodokan Hengki di sana. Kayla yang penasaran pun berjongkok untuk melihat liang yang tengah di garap Hengki. Benar saja sesaat setelah Kayla jongkok, Hengki mengangkat kaki kiri bu Donita sehingga lututnya bertumpu di atas meja makan. Kini tampak jelas di mata indah Kayla rudal diameter 4cm Hengki tengah menusuk dalam-dalam di liang bo’ol dosen les bahasa Inggrisnya itu.
Kayla makin mendesis dan melenguh tertahan melihat adegan gila di depannya. Awalnya ia merasa jijik dan aneh, tapi mendengar desahan dan erangan bu Donita yang tengah terbang dalam buaian kenikmatan membuatnya semakin terangsang hebat. serambi lempit bu Donita terlihat menggembung tiap kali Hengki membenamkan seluruh rudalnya, dan anus bu Donita nampak tertarik keluar tiap kali Hengki memundurkan pinggulnya.
Kayla pun tak lagi peduli dengan dirinya yang mungkin bisa ketahuan jika tengah ikut menikmati pemandangan erotis di depannya. Ia pun mulai menarik ke atas gamisnya hingga sepangkal paha sehingga menunjukkan kemulusan lutut dan pahanya yang kuning langsat, terlihat kontras dengan kaos kaki hitam yang ia kenakan. CD putihnya pun terlihat basah oleh lendir akhwat yang membanjiri liang surgawinya sedari tadi. Tangan kanannya kini mulai berganti turun dan menggesek-gesek serambi lempitnya yang masih tertutup CD. Meski tak langsung menyentuh serambi lempitnya, permainan jemarinya terasa begitu nikmat dan semakin membuat Kayla tenggelam dalam fantasi nafsunya.
Kayla : Shhh.. Mhhh.. auhh.. shhh.. omh.. om hengkihh.. ouhh.. ahhh.. Hamdannhh.. ahhh mau lagihh..
Paha Kayla semakin terbuka lebar seolah-olah berharap Hengki berpaling dari bu Donita dan langsung mendatanginya saat itu juga untuk melesakkan batang kejantanan Hengki ke liang surgawi miliknya. Melihat Hengki yang semakin cepat dan kuat menggenjot anus bu Donita ditambah bu Donita yang juga berkali-kali orgasme saat di anal hingga membuat lantai dapur tempat mereka bersetubuh tergenang membuat Kayla semakin cepat dan kuat menekan-nekan dan menggesek-gesek kemaluannya. Adegan panas suami istri itu berakhir dengan lenguhan panjang Hengki dan bu Donita melepas orgasme mereka secara bersamaan. Nampak Hengki melesakkan rudalnya hingga terbenam seluruhnya dan membanjiri liang anus bu Donita dengan cairan kental putih khas lelaki kesukaan setisp akhwat. Sementara bu Donita melengkungkan tubuhnya dengan kepala mendongak ke atas dan mulut menganga merasakan hangatnya semburan sperma suaminya dibarengi dengan semburan cairan surgawinya yang dahsyat membanjiri lantai dapur. Di saat yang sama, Kayla pun tanpa sadar juga mendapatkan orgasmenya dan melenguh lumayan keras hingga bisa terdengar oleh Hengki yang langsung memalingkan wajahnya ke arah posisi tempat Kayla masturbasi.
Bu Donita : Ahhh.. mmhhh.. knapah sayangghh..?? Ada siapaahh..?? Mhhh.. tanya bu Donita yang masih merasakan nikmat orgasme sementara rudal Hengki masih menyumpal anusnya.
Hengki : Mmm.. Nggak kok Mah.. perasaan papah ajahh.. fuhhh.. Mamah top banget dah.. enak yahh??.. tanya Hengki untuk mengalihkan perhatian istrinya.
Bu Donita : Iyahh.. banget Pahh.. uhhh.. mantabhh!! Tapi capek pahh.. hihihih.. udahan dulu yaahh.. ntar lanjut lagihh.. ujar bu Donita sambil tersungkur di atas meja makan dengan anusnya mengalirkan sperma Hengki.
Hengki : ahahahah.. Iyah Mamah sayang.. Papah ke toilet dulu yaahh.. ga tahan pengen pipis nih.. jawab Hengki sambil melirik ke arah cover oven yang terbuat dari krom sehingga ia bisa tau ada Kayla yang tengah buru-buru meninggalkan tirai dapur saat itu.
Cklek.. Sklek.. suara pintu toilet dibuka dan ditutup kembali.
Kayla dengan panik langsung masuk ke toilet dan segera melepas Cd dan kaos kakinya untuk buang air kecil. Kenikmatan orgasme yang ia rasakan segera berganti rasa kebelet kencing saat ia mengetahui Hengki mendengar lenguhannya. Di dalam toilet Kayla merasa aman dan langsung mengucurkan air seninya sambil duduk di atas closet duduk yang tersedia. Ketika tengah menikmati buang air kecil tiba-tiba pintu toilet dibuka oleh Hengki yang langsung masuk dan mengunci pintu toilet. Kayla terkejut dan tak bisa berkata apa-apa selama beberapa detik. Ia hanya bisa menutupi mulutnya dengan kedua tangannya dengan mata terpejam karena Hengki tengah bugil menghadapnya dengan batang kemaluannya yang masih tegak dan keras.
Hengki : Lohh.. kenapa dek Kayla disini?? Ga malu..?? Tanya Hengki sambil dengan santainya ia menuju ke arah bak mandi dan mengambil gayung.
Kayla : Omm.. Omm. Kenapa masuk ke toilet seenaknyaa…?? Tanya Kayla dengan nada tergagap.
Hengki : Kenapa nggak gitu..?? Pertama ini kan rumah om.. yang kedua memang ini toilet khusus buat laki-laki.. dan yang ketiga kenapa ngga dikunci??.. timpal Hengki sambil membasuh rudalnya.
Kayla semakin terkejut mendengar perkataan Hengki yang begitu santai padahal di sampingnya ada akhwat yang bukan mahramnya tengah buang air. Tetapi yang paling mengejutkan Kayla adalah saat Hengki bilang bahwa yang ia masuki adalah toilet laki-laki. Rasa malu begitu memenuhi dirinya dan semakin membuatnya tak bisa menjawab kata-kata Hengki.
Hengki : Udah.. sanah pulang.. nanti dek Kayla di cariin suaminya lagi.. nih gayungnya.. Ujar Hengki sambil menyodorkan gayung untuk Kayla.
Kayla tak langsung membasuh serambi lempitnya menanti Hengki berbalik badan dulu dan itupun dipahami juga oleh Hengki. Ia pun segera mengambil Handuk dan membalutnya menutupi area lelakinya sehingga membuat Kayla bisa melanjutkan untuk membasuh serambi lempitnya. Selesai cebok dan mengenakan CD dan kaos kaki, Kayla hendak bergegas keluar toilet namun tangannya tiba-tiba ditahan oleh Hengki.
Hengki : Om juga tau.. tadi dek Kayla liatin om menggenjotin bu Donita kan? Trus dek Kayla masturbasi juga kan??
Kayla : Ahh.. Maaf om.. Kayla ga sengaja.. maaf.. jangan bilang-bilang ke bu Donita omm.. maaf banget.. jawab Kayla yang mulai kepanikan.
Hengki : Ohh.. santai aja.. om ga akan cerita kok.. selama juga dek Kayla juga tau diri sihh.. Jawab Hengki dengan nada menggoda.
Kayla : Maksudnya om..?? Tau diri gimana..??
Hengki : Ahh sudah.. ntar juga dek Kayla tau sendiri.. balik dulu aja..
Hengki pun melepas tangan Kayla. Dengan rasa panik bercampur malu Kayla bergegas pulang ke rumahnya tanpa berpamitan dengan Nayla. Selama perjalanan pulang pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan akan kata-kata terakhir Hengki. Namun ia juga tak habis pikir bagaimana bisa liang anus yang sekecil itu bisa muat menampung kemaluan lelaki yang lumayan besar. Pikiran itu pun terus membayangi kepala Kayla.
Setibanya di rumah, Kayla mendapati suaminya belum pulang. Ia pun segera melepasi seluruh pakaiannya dan hanya mengenakan lingerie babydoll ungu tua dan G-String. Memang bagi Kayla dulu diawal pernikahannya dengan Arya ia masih malu-malu dan menahan diri untuk mengenakan baju-baju bercintai meskipun di dalam kamar. Namun seiring berjalannya waktu dan seringnya ia mendengar kajian-kajian tentang pelayanan istri yang baik terhadap suami membuatnya lambat laun berubah. Ditambah cerita-cerita dari akhwat-akhwat lainnya di tempat ia sering kajian untuk bagaimana sebisa mungkin seorang istri membuat suaminya betah di rumah meskipun harus bugil seharian di depan suaminya. Kini ia pun tanpa malu lagi mengenakan lingerie bercintai bahkan kadang yang begitu minim hanya menutup sedikit bagian kewanitaan dan toketnya.
Sambil menunggu Arya pulang, Kayla pun duduk santai di atas ranjang sambil membuka-buka HPnya. Kata-kata Hengki masih saja melekat di kepalanya. Ditambah lagi kata-kata “masturbasi” yang baru saja ia dengar. Kayla pun mencoba mencari tau arti kata masturbasi. Ia pun terkejut dengan hasil yang di tampilkan oleh google tentang definisi masturbasi. Pikirannya semakin kalut membayangkan apa yang harus ia lakukan besok kalau harus datang ke rumah bu Donita lagi.
Ia pun teringat dengan Hamdan dan hendak mencoba meminta nasihat Hamdan. Ketika tengah membuka WA, ia mendapati ada pesan Hamdan yang belum sempat ia baca. Meski sudah cukup lama namun Kayla baru tau kalau Hamdan mengirimkan sebuah link video.
Kayla : Link video apaan sih..??
Beberapa saat setelah memperhatikan video yang ia putar Kayla baru tau kalau itu video porno berisikan seorang akhwat berjilbab segi empat dan bercadar biru dongker dengan gamis putih bercorak bunga tengah duduk di atas sofa. Tak lama berselang, si akhwat mulai meremas-remas toketnya dari balik gamis putihnya. Terlihat si akhwat begitu menikmati remasan yang ia lakukan di toketnya sendiri. Sementara tangan si akhwat mulai memainkan serambi lempitnya yang terlihat tembem dan becek oleh lendir akhwat.
Ketika Kayla tengah asik meniru dan merasakan terangsang akibat video masturbasi sang akhwat, tiba-tiba Arya masuk ke kamar yang sontak membuat Kayla terkejut. Arya yang baru saja pulang kerja itu pun segera mengganti pakaiannya dan tiduran di samping istrinya, Kayla. Kayla yang sudah terbakar birahi pun mulai merangsang Arya dengan kata-kata dan juga gerakan tangannya meraba tubuh Arya. Sebenernya Arya juga memancing-mancing Kayla yang terlihat begitu cantik dan bercintai dengan lingerie itu dengan kata-katanya.
Namun sore itu Kayla kembali tidak mendapatkan orgasmenya karena Arya yang terlalu cepat klimaks. Sudah berkali-kali ini terjadi, namun Kayla masih menganggap itu sesuatu yang biasa sebelum tadi siang ia melihat Hengki yang berhasil meluluh lantakkan bu Donita hingga berkali-kali orgasme. Tampak wajah kecewa Kayla yang segera Arya hibur dengan tawaran jalan-jalan makan malam. Meski itu tawaran yang tak bisa ditolak Kayla, namun gelora birahi dalam dirinya belum tertuntaskan. Sesaat setelah Arya terlelap tidur, Kayla berpindah ke kamar sebelah dan melanjutkan menonton video si akhwat bermasturbasi.
Adegan di video pun semakin memanas dimana lenguhan dan desahan sang akhwat semakin keras. Terlihat sang akhwat begitu terbuai ketika jemarinya mulai masuk menusuk-nusuk memknya sendiri sementara mulutnya tersumpal dildo. Kayla pun mengikuti setiap adegan si akhwat dan juga ikut melesakkan dua jarinya mengocok serambi lempitnya. Pikirannya pun berfantasi tentang Hamdan dengan rudal besarnya yang menyumpal serambi lempitnya. Kayla pun akhirnya bisa kembali merasakan kenikmatan orgasme bersamaan dengan si akhwat dalam video yang juga tengah menyemburkan cairan surgawinya.
Kayla : Ahhh.. Ahhh.. Shhh.. Ohhh.. rudal.. Ahhh.. rudalmu Hamdaannn.. Ahhh.. MMMHHHHHHH..!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Selama beberapa saat serambi lempit Kayla memompa terus cairan surgawinya. Rasa letih bercampur nikmat bercampur di dalam dirinya. Kayla pun semakin penasaran pada video-video lain di link itu. Ia semakin terkejut ketika mendapati begitu banyak video porno di link yang Hamdan berikan. Bukannya ia menutup link di HPnya, malah justru ia semakin tergila-gila mengeskplor setiap kategori video di link itu mulai dari amateur, big cock, orgy, group, hardcore, dan lain-lain. Tadinya Kayla yang sudah lemas kembali diterpa birahi karena menyaksikan banyak video yang tampak ‘segar’ bagi dirinya yang tengah haus akan belaian syahwat.
Secara tak langsung, Hamdan telah berhasil membuat Kayla menjadi seorang akhwat yang kini doyan dengan video porno. Bahkan Kayla yang kembali mendapatkan birahinya ingin melihat rudal Hamdan melalui Video Call. Ia pun segera menghubungi Hamdan yang ternyata juga Hamdan tengah menyetubuhi bu Zaskia saat itu. Kayla semakin terbakar birahi melihat rudal besar perkasa Hamdan keluar masuk serambi lempit sempit akhwat cantik bertoket raksasa yang belum ia kenal. Begitu kekar dan menggiurkan bagi mata Kayla bentuk rudal Hamdan. Urat-urat nya yang begitu menonjol mengelilingi batang rudal Hamdan yang berwarna sawo matang dan mengkilat semakin membuat Kayla melenguh keras membayangkan si akhwat itu dirinya.
Meski lokasi HP Hamdan cukup ada jarak dengan Hamdan sendiri, tapi suara benturan pinggul Hamdan di bokong mulus putih sintal si akhwat begitu kencang terdengar. Ditambah lagi teriakan, desahan, lenguhan si akhwat yang begitu bebas dan lepas karena mereka tengah memacu syahwat di alam bebas semakin menenggelamkan Kayla dalam liarnya fantasi pikirannya. Kocokan jemari Kayla semakin kuat dan cepat mengikuti irama gerakan pinggul Hamdan menghantam bokong bu Zaskia.
Kayla : AHHH.. AHHH.. OUHHH.. NNGGGGHHHHHHHH..!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Tak lama berselang, Kayla kembali orgasme hebat dengan mengangkat tinggi-tinggi pinggulnya dan menyemburkan cairan surgawinya bersamaan dengan bu Zaskia yang juga mendapatkan orgasmenya. Rasa lelah dan puas menjalar di sekujur tubuh Kayla. Pengalaman orgasmenya yang telah lama ia impikan akhirnya kembali bisa ia rasakan meskipun tanpa suaminya. Bahkan kini ia tau cara melampiaskan nafsunya berkat link video porno yang Hamdan berikan. Sore itu pun Kayla tertidur pulas dengan serambi lempitnya yang basah becek oleh cairan surgawi.
Keesokan harinya seperti biasa sepulang kuliah Kayla akan memberi les privat ke Nayla. Tapi hari itu tak seperti biasanya karena Hengki yang memintanya untuk datang lebih awal.
Hengki : Dek Kayla bisa datang lebih awal buat ngajar Nayla??
Kayla : Ohh iya om.. nggak biasanya om lebih awal?? Nayla ga capek om??
Hengki : Ya maksud om supaya nanti waktunya lebih efisien gitu.. lagian Nayla pulang awal karena ada rapat guru hari ini..
Kayla : Baik om inshaaAllah nanti Kayla kesitu.. jam berapa om??
Hengki : Sekitaran jam 14.30 ya kalo bisa udah sampai sini..
Kayla : inshaaAllah om..
Berhubung Kayla masih di awal semester sehingga pembelajaran di kampusnya masih menggunakan sistem blok yang sudah diatur oleh kampus. Bahkan jadwal kuliahnya pun rata-rata jam 7 pagi hingga maksimal jam 13.00.
Hari itu Kayla tampil cantik menawan dengan gamis panjang berwarna coklat tua dengan lis mocca sementara khimar antem warna coklat tua juga dengan pet warna mocca. Wajah cantik kenikmatansnya tertutup oleh masker kain hitam yang biasa ia kenakan, sementara kesan mudanya tersirat dari sneakers putih membalut kakinya.
Jam menunjukkan pukul 11.45 ketika mata kuliah Akidah Islam selesai sehingga Kayla ada beberapa jam untuk bersantai sebelum ia berangkat menuju rumah Nayla. Meski jarang dipuaskan dalam urusan ranjang oleh Arya, namun tetap saja sikap Arya yang selalu perhatian padanya membuatnya semakin cinta.
Kayla : Abi Sayang lagi apa?? Chat Kayla melalui WA ke Arya.
Arya : Ehh.. uda selesai kuliah sayang?? Ini baru istirahat.. umi sendiri lagi apa??
Kayla : Iya bi.. nih barusan kelar.. baru santai aja sambil ngadem di musholla nih.. ahahah..
Arya : Wiihh.. enaknya yaahh.. abi malah panas-panasan nihh.. jadi makin item kulit..
Kayla : Kok panas-panasan kenapa bi? Ga ada rumah gitu buat neduh??
Arya : Yaa kan lagi ngecek site-plant buat proyek Mi.. ahahah.. nasib jadi surveyor mah gini..
Kayla : Ahh.. gapapa dehh.. biar tambah item yang penting umi sayang abi.. mmmuachhhh..
Arya : Ehhh.. beneran sayang?? Uda ga malu-malu lagi nihh..??
Kayla : Malu-malu kenapa lohh..?? Hihihih.. yaa kan dulu-dulu belum kenal banget sama abi jadinya yaa jaim..
Arya : Ahahah.. iya juga sih, abi juga awal nikah bingung mau buka pembicaraan gimana soalnya umi yang pendiem..
Kayla : Ehh Bi, Umi makan dulu yah.. diajakin temen-temen makan nih..
Arya : Ohh oke umi sayang.. uangnya masih cukup kan??
Kayla : Banget bi.. assalamualaikum..
Arya : Wa’alaykumsalam..
Setelah makan siang bersama dengan teman-teman sekelasnya, Kayla pun memutuskan untuk sholat dhuhur dan beristirahat di musholla lagi hingga jam 14.15. Jam menunjukkan pukul 14.16 dan Kayla pun bergegas menuju kediaman bu Donita. Kayla memang sufah terbiasa kesana-kemari berkendara sendirian sejak SMA jadi meskipun sudah menikah dan selama suaminya mengizinkan ia tak ingin merepotkan orang lain hanya untuk masalah transportasi.
Cklek.. suara pintu dibuka.
Kayla : Assalamualaikum.. ucap Kayla sambil masuk ke ruang tamu rumah bu Donita.
Hengki : Wa’alaykumsalam..
Nayla : Wa’alaykumsalam kak Kaylaa.. jawab Nayla penuh semangat.
Kayla : Ehh.. udah selesai sekolahnya dek Nayla?
Nayla : Iya kak.. tadi ada rapat guru.. nih lagi ditemenin papah ngerjain tugas.. tapi papah gak kayak kakak..
Hengki : Ahahah.. ya maaf, kan itu pelajaran udah lama banget sayang, papah juga lupa..
Kayla : Mana coba sini kaka lihat.. sembari Kayla duduk di sebelah kanan Nayla.
Ruang tamu rumah bu Donita cukup luas dan biasa kalau sedang les privat Nayla maka disediakan meja pendek untuk belajar sehingga setiap orang yang hadir duduk lesehan. Ruangan juga dilengkapi AC sehingga mendukung kenyamanan dalam proses belajar.
Hengki : Sebentar ya.. om ambilin minum.. dek Kayla aja yang handle.. om pusing..
Kayla : Ahahah.. iya om.. sini coba kaka lihat.. ohhh.. kalau ini gini dek Nayla penyelesaiannya..
UIN tempat Kayla kuliah dulunya adalah IAIN. Namun setelah beberapa masa dan kebijakan akhirnya berubah menjadi Universitas. Dengan berubahnya status maka pembukaan jurusan dan prodi pun semakin luas. Termasuk adanya fakultas FMIPA tempat Kayla mempelajari Fisika Murni. Sejak dari masa SMP Kayla sudah suka dengan yang namanya angka. Ditambah lagi ia pernah mendapat cerita kalau kerja sebagai tentor les privat di Jogjakarta itu gak ada matinya, semakin membuat Kayla bersemangat mempelajari matematika.
Hengki : Nahh.. nih sambil diminum.. khusus buat Nayla Es Coklat kan?? Kalo dek Kayla teh hangat gapapa ya??
Kayla : Apa aja om.. syukron om.. jadi ngrepotin nih..
Nayla : Makasih pah.. ini gimana kak Kayla? Gini yah??
Kayla : Iyah gitu..
Hengki : Ehh.. sambil diminum dulu dek Kayla.. ujar Hengki yang kemudian duduk di dekat Kayla.
Kayla pun mencicip teh yang dihidangkan oleh Hengki tanpa ragu. Memang keakraban diantara keluarga bu Donita dan Kayla sendiri sudah begitu dekat sehingga Hengki sendiri sudah menganggap Kayla sebagai anggota keluarganya.
Setelah beberapa saat meminum teh yang Hengki berikan, Kayla merasa fokusnya mulai berkurang. Badannya jadi terasa hangat padahal suhu ruangan cukup dingin. Sementara ia juga merasa putingnya jadi sangat sensitif. Geliat tubuh Kayla pun mulai menampakkan keanehan yang segera disadari oleh Hengki. Nampak duduk Kayla mulai gelisah, nafasnya terdengar mulai berat. Hengki pun memberanikan diri duduk lebih dekat hingga bahunya bersentuhan dengan lengan Kayla.
Hengki : Dek Kayla kenapa..?? Sakit ya..?? Tanya Hengki dengan sedikit berbisik langsung ke telinga Kayla yang masih tertutup jilbab.
Kayla : Hhh.. Hh.. Ngh.. Nggak kok omhh.. shh.. jawab Kayla sambil menahan birahi yang mulai menerpanya.
Hengki pun mulai lebih berani dengan meraba-raba punggung Kayla yang tertutup gamis dan jilbab coklat tuanya. Merasakan tangan Hengki yang membelai perlahan punggungnya sontak membuat Kayla terkejut. Matanya tampak seperti orang marah dengan wajah kesal. Sesaat sebelum Kayla berteriak untuk menolak, Hengki sudah lebih dulu berbicara.
Hengki : Hayoo.. masih inget kejadian kemarin kan..?? Kayla harus ‘Tau Diri’.. kalau nggak, nanti om laporin ke bu Donita.. ujar Hengki berbisik di telinga Kayla.
Mendengar ucapan Hengki, Kayla pun hanya bisa terdiam. Pikirannya kalut antara menolak tindakan Hengki atau perbuatannya diketahui oleh bu Donita. Akhirnya ia lebih memilih diam saja. Ia pun berfikir toh kemarin ia juga berfantasi disetubuhi Hengki.
Melihat Kayla yang diam saja dan mulai kembali berfokus pada Nayla, Hengki pun semakin berani meraba-raba bagian tubuh Kayla yang lain. Mulai dari belakang leher, turun ke punggung, dan akhirnya tangan kirinya menyelinap di bongkahan bokong Kayla dan menjadi bantalan duduk Kayla. Kayla sendiri menikmati perlakuan Hengki yang tengah mengeskplor tubuhnya yang masih tertutup rapat oleh gamis dan jilbab khas akhwat.
Tangan kiri Hengki pun mulai meremas-remas bongkahan bokong Kayla. Sensasi melakukan petting dengan diam-diam agar tak ketahuan Nayla semakin membuat Kayla antusias dan bernafsu. Desisan tertahan Kayla pun mulai terdengar oleh Hengki yang kini tangan kanannya bergerilnya di paha mulus Kayla yang masih tertutup gamis. Sensasi geli-geli enak merangsang Kayla rasakan tiap kali tangan kasar Hengki membelai dan meremas lembut pahanya. Perlakuan Hengki di bokong dam paha Kayla semakin membakarnya dalam balutan syahwat.
Tangan kanan Kayla masih fokus menunjukkan cara penyelesaian soal-soal pada Nayla, sementara tangan kirinya menyelinap dibalik jilbabnya dan mulai menarik lepas resleting depan gamisnya. Kayla yang sudah terangsang karena permainan Hengki, terlebih lagi oleh obat perangsang yang Hengki campur ke minumannya, tanpa ragu menarik tangan kanan Hengki dan meletakkannya di belahan toket Kayla.
Senyum puas dan kemenangan Hangki pun terlihat jelas di wajahnya. Dengan cepat dan buas tangan Hengki menyelinap masuk dan langsung meremas toket 40C Kayla yang ternyata tak memakai bra. Begitu kenyal dan kencang. Tangan Hengki yang besar pun tak mampu meremas keseluruhan toket kiri Kayla.
Kayla : Mmhhh.. shhh.. mmhhh..
Mata Kayla merem melek merasakan gunung kembarnya tengah diremas lembut oleh lelaki lain yang bukan mahramnya. Bokongnya pun tak lepas dari remasan liar ayah Nayla itu. Kayla pun tetap berupaya terlihat normal di hadapan Nayla meskipun tubuhnya tengah begitu terangsang oleh permainan Hengki. Tubuh Kayla bergidik kencang ketika ia merasakan putingnya diplintir lembut oleh Hengki.
Kayla : Oouuhhhhh.. nggghhhh… Desah Kayla merasakan geli bercampur nikmat.
Nayla : Kaakk.. Kak Kayla kenapa..??
Kayla : Ohhh.. Mhhh.. gapapahh kok dekk.. lanjuthh gihhh..
Puting merupakan salah satu kelemahan Kayla yang membuatnya benar-benar terangsang. Bahkan kini Hengki semakin berani meremas-remas kuat dan liar toket indah Kayla sehingga membuat Kayla harus lebih membungkuk supaya tidak ketahuan Nayla. Justru posisi ini lebih memudahkan Hengki karena secara tidak langsung toket 40C Kayla menjadi menggantung dan bebas untuk diremas.
Hengki : Nahh.. diperhatikan ya sayang apa kata-kata kak Kayla.. biar besok juga jadi se’pintar’ kak Kayla ini.. ucap Hengki yang sudah menempel rapat di bahu kanan Kayla.
Ternyata tangan kanan Kayla sudah meraih dan meremas-remas rudal Hengki yang mencuat keluar dari celana sirwal yang ia sengaja turunkan hingga separuh pahanya. Tangan lembut Kayla yang sudah terlatih membuat Hengki merem melek. Meski bu Donita lebih pengalaman, tapi sensasi di kocok oleh akhwat lain tentunya memberikan sensasi berbeda pada rudal Hengki. Fantasi Kayla sendiri sudah melambung entah kemana. Urat-urat rudal Hengki terasa begitu menonjol dan batangnya yang begitu keras langsung merangsang serambi lempitnya menjadi banjir.
Nayla : Mm.. kalau yang ini gimana kak ya? Nayla belum tau caranya.. tanya Nayla yang kebingungan dengan beberapa soal.
Kayla : Ohh.. kalau ituhh.. ginihh dekk.. mhhh.. shhh.. pertamahh.. ahh.. ini duluuhh diselesaikannhh..
Permainan Hengki yang semakin liar di toketnya membuat Kayla tak bisa menahan birahinya sehingga setiap ia berbicara selalu bercampur dengan desahan. rudal Hengki sendiri terasa begitu besar dan keras, padahal dari segi ukuran tak ada bedanya dengan milik Arya, mungkin kepala rudal Hengki yang lebih besar dari milik suaminya.
Hengki : Gimana dek Kayla..?? Masih bisa tahan?? Pengen ngicipin gurihnya batang om ngga nihh..?? Bisik Hengki mesra di samping telinga Kayla.
Kayla : Auhh.. He’emhh ommhh.. mmhh..
Kayla yang sudah terbuai oleh birahi tak mampu lagi menyembunyikan hasratnya akan rudal lelaki menyumpal mulutnya. Kayla tau benar kalau Nayla paling suka diberikan tantangan sehingga ia berinisiatif untuk memberikan beberapa soal yang ada di buku itu. Kayla pun memberikan sekitar 10 soal yang sesuai dengan batas kemampuan Nayla untuk ia kerjakan dalam waktu maksimal 15menit.
Kayla : Mhhh.. ini dekk.. cobaahh dikerjain yahh.. kak Kaylahhh beri waktuuhh 15menit yaahh.. coba dek Naylahh selesain tanpa bantuanhh kak Kayla.. kalau pun tanya.. tanya sama papah aja coba..
Nayla : Yaahh.. masak tanya papah kak? Oke kaakk Nayla siap!!
Sifat Nayla yang begitu suka tantangan baru langsung membuatnya fokus pada soal yang Kayla berikan. Hengki pun meminta Kayla untuk berganti tempat duduk dengan Hengki sehingga kini Hengki yang duduk di depan kanan Nayla sementara Kayla berada di samping kanan Hengki. Melihat Nayla yang tengah asik mengerjakan soal, Hengki segera menarik kepala Kayla ke arah selakangannya. Kayla pun semakin terangsang karena sensasi ‘main’ diam-diam seperti ini.
Hengki : Ooouhhhh.. shhh… Mhhh.. mantabhhh.. shhh.. lenguh Hengki merasakan rudalnya terasa hangat menelusuri rongga mulut Kayla.
Nayla : Hem? Papah kenapa?? Sakit juga kah?? Tanya Nayla yang penasaran dengan ayahnya.
Hengki : Ohh.. nggak.. gimana? Bisa ngerjainnya sayang?? Tanya Hengki sambil sedikit membungkuk untuk menutupi kepala Kayla yang tengah asik dengan kejantanan Hengki.
Rasa hangat dan lembutnya belaian lidah Kayla di rudalnya membuat Hengki tak kuasa menahan desahannya. Kalau dibandingkan dengan istrinya, Kayla tak sehebat itu. Tapi sensasi di sepong oleh akhwat lain yang bukan mahramnya terasa begitu nikmat bagi Hengki. Bahkan tangan Hengki menekan kepala Kayla lebih kuat sehingga membuat Kayla menelan seluruh batang keras Hengki hingga kerongkongannya.
Nafas Kayla semakin menderu kencang menandakan tubuhnya tengah terangsang hebat ditambah tangan kanan Hengki yang kini beralih menarik gamisnya hingga ke pinggulnya sehingga tangannya bisa dengan mudah masuk ke dalam CD Kayla dan membelai peri-anal Kayla dengan jemarinya. Sensasi oral-bercinta dalam kondisi seperti itu, begitu mendebarkan bagi Kayla. serambi lempitnya pun berkedut kencang karena birahi yang mengalir deras dan cepat.
Kayla : Mffhh.. Mfhhh.. Ogckk.. Ogckk.. Ogckk..
Suara decak kerongkongan Kayla berbenturan dengan kepala rudal Hengki pun mulai terdengar sehingga membuat Hengki harus menyamarkannya dengan mengajak bicara Nayla supaya anaknya itu tidak tahu dengan apa yang tengah mereka berdua lakukan. Syahwat yang sudah menguasai kesadaran Kayla membuatnya lupa bahwasanya ia adalah istri sah seorang ikhwan. Tausiyah-tausiyah para ustad yang sering mengingatkan akan bahaya zina pun seperti lenyap tak bersisa dari dirinya. Sempat terlintas dalam pikirannya bahwasanya ia tengah berbuat dosa besar, tapi sedetik kemudian bisikan setan begitu kuat menerpanya, bahkan ia malah meyakinkan dirinya kalau ini terjadi juga karena kesalahan Arya sebagai seorang suami yang jarang sekali memuaskan hasrat bercintaualnya.
Kayla : Mffhh.. mffhhh.. maaf mas Aryaa.. ini juga salahmu ga bisa puasin akuh mhh.. srrupp.. ockk.. ockk.. mffhh.. Bisik Kayla pada hatinya sendiri.
Kini jemari Hengki mulai masuk menusuk dalam-dalam liang surgawi Kayla dan langsung seketika di sambut dengan jepitan kuat dan lenguhan panjang tertahan Kayla merasakan ledakan orgasme tentor anaknya itu.
Kayla : Nghh.. nghh.. mffhh.. nggghhhhhhhh…!!!
CD pink muda Kayla pun langsung basah kuyup menerima semburan hangat cairan surgawinya. Lenguhannya cukup tertahan sehingga tak terlalu keras karena mulutnya masih disumpal rudal perkasa Hengki. Selama beberapa saat tubuh Kayla mengejang dan rudal Hengki pun terlepas dari mulutnya karena merasakan sisa-sisa orgasme pertama yang diberikan oleh permainan jemari suami bu Donita itu.
Hengki : Hemm.. Keenakan ya dek Kaylah?? Mau dibuat enak lagi kah?? Tanya Hengki sambil menarik jemarinya dan melesakkannya di mulut Kayla.
Kayla : Haemph.. hhh.. he’emhh.. mfhhh.. sruupp.. mmmmhh.. jawab Kayla mengiyakan sambil menikmati jari Hengki di mulutnya.
Kayla pun berpindah tempat duduknya di sisi lain meja sehingga berhadapan dengan Nayla yang tengah asik mengerjakan soal darinya. Hengki sendiri segera menarik lepas CD Kayla dan ia gunakan untuk membersihkan cairan surgawi Kayla yang membasahi lantai ruang tamu. Ketika Kayla tengah mengajak bicara Nayla untuk mengalihkan perhatian anaknya itu, Hengki berpindah duduk tepat di belakang Kayla.
Kayla : Gimana dek Nayla?? Udah selesaiihh.. berapaaahh.. soall..?? Tanya Kayla sambil menahan kenikmatan di serambi lempitnya.
Posisi Nayla yang tengah doggy dengan kedua sikunya menahan tubuhnya di atas meja, sementara kedua lututnya bertumpu di lantai membuat Nayla tak bisa melihat apa yang tengah terjadi di belakang Kayla. Ternyata Hengki tengah telentang sementara wajahnya berada di bawah selakangan Kayla. Ia begitu lahap melumat dan menjilati setiap bagian ke-akhwatan yang paling dijaga milik Kayla.
Nayla : Mm.. masih sedikit kaakk.. bingung.. udah dicoba tapi susah.. keluh Nayla yang baru bisa menyelesaikan 5 soal dari 10 soal yang Kayla berikan.
Kayla : Mffhh.. shhh.. ohhh.. pelanhh-pelannhh ajaahh dek ngerjainnyaaahh.. kakak juga lagi ‘seneng’ kok.. bisa bantuuhh dek Naylaahh..
Nayla : iya kak Kayla.. makasih kak.. jawab Nayla sambil kembali melanjutkan mengerjakan soal dari Kyala.
Tampak wajah Kayla mulai memerah. Mata lentik indahnya merem-melek merasakan geli bercampur nikmat dari permainan lidah Hengki yang mulai melesak masuk dan menggelitik liang surgawinya. Kepalanya kadang menengah dan menunduk menikmati belaian birahi yang begitu nikmat yang belum pernah ia rasakan. Sensasi berzina dengan suami akhwat lain di depan anaknya sendiri terasa begitu seru bagi Kayla. Kadar dosa yang tengah mereka lakukan pun tak lagi keduanya pedulikan, yang ada hanyalah bagaimana sebisa mungkin kepuasan mereka raih hingga batas tertinggi.
Lenguhan Kayla sedikit keras ketika ia merasakan anusnya ditembus oleh jari tengah Hengki. Meski hanya jari, namun itu pertama kalinya ada benda asing yang masuk ke liang anusnya. Selama beberapa saat jari tengah Hengki terdiam sebelum akhirnya mulai bergerak memutar dan keluar masuk. Kayla hanya bisa menganga dengan erangan tertahan merasakan nikmatnya jari Hengki di anusnya dan juga mulut Hengki yang tengah asik melumat serambi lempitnya.
Kayla : Pantes ajah bu Donita ketagihan di entot anusnya.. enaak banget ginihh.. ahh baru jari.. coba rudalhh.. mmhhh.. shhh.. mmffhhh.. Gumam Kayla di hatinya merasakan anusnya tersumpal jemari Hengki.
Pinggul Kayla mulai mengejang hebat ketika merasakan tak hanya anusnya yang di sumpal jari, tapi juga dua jari tangan kanan Hengki yang mulai mengobok-obok liang surgawinya sementara kelentitnya menjadi santapan mulut suami bu Donita itu. Hengki yang sudah berpengalaman membuat bu Donita menggelepar hingga squirting berkali-kali tak butuh waktu lama untuk membuat istri Arya itu mencapai klimaksnya.
Kayla : Mmmhh.. inihh di selesaikan duluhh dekk persamaannyaah.. baruuuhhhh..!!!
Lenguhannya pun ia tahan karena tengah menjelaskan penyelesaian soal pada Nayla sementara serambi lempitnya dengan kuat menyemburkan cairan surgawi yang langsung membanjiri kerongkongan Hengki. Hengki yang begitu haus akan birahi akhwat langsung menarik bokong putih mulus Kayla sehingga serambi lempitnya menempel rapat di mulut Hengki.
Hengki : Mffhh.. Glekk.. Glek.. Glekk..
Kayla yang sudah 2x orgasme tampak mulai kelelahan meskipun birahi dalam dirinya masih membara. Kepalanya sedikit tertunduk dengan nafas yang tersengal-sengal. Nayla pun sempat curiga dengan tingkah Kayla yang langsung di alihkan perhatiannya dengan arahan-arahan penyelesaian soal oleh tentor nya itu.
Melihat Nayla yang sudah kembali sibuk dengan tugas dari Kayla, Hengki segera mengambil posisi berlutut di depan bokong kuning langsat bulat kencang Kayla. Kedua tangan Hengki dengan lembut mengangkat pinggul Kayla dan memposisikan Kayla kembali doggy dengan sempurna. Hengki mulai menggesek-gesekkan kepala rudalnya ke bibir serambi lempit Kayla sebelum kemudian ia melesakkannya dengan perlahan hingga tenggelam penuh seluruhnya. Bleshhh..
Kayla : Mmmhhh.. ahhhhh.. shhh.. auhhh…
Nayla : Kak Kayla kenapa? Gak enak badan? Kok daritadi kayak beda gitu.. tanya Nayla.
Kayla : Ahhh.. Nggakhh.. gapapa kok.. shhh.. adek lanjuthh ajah belajarnyahh.. Jawab Kayla mengarahkan Nayla sambil menahan nikmatnya rudal Hengki yang mulai mengocok liang surgawinya.
Perlahan tapi pasti Hengki mulai menaikkan tempo genjotannya di serambi lempit akhwat istri Arya itu. Rasa hangat bercampur becek dan nikmat menyelimuti seluruh batang rudal Hengki yang membuatnya mabuk kepayang. Kedua tangan kekar Hengki meremas kuat bokong Kayla hingga membekas kemerahan. Kayla sendiri tak bisa fokus mengajar karena kenikmatan sodokan rudal Hengki yang memenuhi liang surgawinya. Terlebih lagi saat rahimnya dihantam kuat menghantarkan sengatan kenikmatan hingga sekujur tubuh Kayla. Gerakan genjotan Hengki yang agak cepat namun konsisten dan kuat membuat Kayla terangsang hebat. Seluruh dinding serambi lempitnya terasa sensitif menikmati gesekan mesra batang kejantanan Hengki yang keras dan gagah. 10menit saja Kayla bertahan di genjot dalam posisi doggy sebelum akhirnya ia kembali menyerah dan meledakkan orgasme kembali.
Kayla : Mhh.. mffhh.. nghhh.. nghh.. mmmmmmhhhhh..!!!
Cairan surgawi Kayla menyembur deras membasahi gamisnya. Ditambah lagi genjotan Hengki yang tanpa henti membuat cairan surgawinya bertebaran di lantai ruang tamu. Tubuh Kayla tersentak-sentak merasakan cepatnya birahi meluap dari tubuhnya. Badannya serasa lemah tak bertenaga, namun syahwat yang menguasai dirinya ingin merasakan kenikmatan yang lebih jauh. Selama beberapa saat Hengki membiarkan rudalnya di liang surgawi Kayla sebelum kemudian mencabutnya.
Kayla : Ahh.. hhh.. shhh.. mhhh.. dek Nayla, Kakak mau ke toilet dulu.. mungkin agak lamaahh.. tolong dikerjain dulu halaman 25-27 yahh.. semampunyaahh.. nanti kakak cekk..
Nayla : Ohh.. iya kak.. asikk.. jawab Nayla yang semakin bersemangat mendapat tantangan baru.
Hengki : Mmm.. uda tau toiletnya kan dek Kayla? Atau mau di antar?? Jawab Hengki berpura-pura menawarkan bantuan.
Kayla : Iyahh ommhh.. tolong ‘bantuan’nyahh.. jawab Kayla sambil berdiri dan memegangi gamis bawahnya yang basah oleh cairan surgawinya.
Hengki : Papah tinggal dulu sayang.. mau antar kak Kayla ke toilet sekalian kasih yang ‘enak’ buat kak Kayla.. sambil menggeret tangan Kayla meninggalkan Nayla sendirian.
Nayla : Oke pah..
Kayla yang tak pernah merasakan kenikmatan seperti itu oleh Arya suaminya, kini dirinya dipenuhi hasrat bercintaual yang meluap-luap. Sesaat setelah ia dan Hengki meninggalkan ruang tamu, Kayla yang sudah terasuki oleh nafsu birahi langsung melumat bibir Hengki dengan penuh nafsu. Hengki pun membalas pagutan liar Kayla dengan sama ganasnya. Kedua bibir mereka saling berpacu memagut satu sama lain, bahkan sesekali lidah mereka saling menyerang lidah lawannya serasa ingin merogoh sedalam mungkin ke rongga mulut pasangannya.
Wajah oval cantik kenikmatans Kayla yang kuning langsat semakin terlihat menawan dengan jilbab antem yang ia kenakan. Pesona Kayla semakin menambah ambisi Hengki untuk bisa menggaulinya lebih jauh. Tanpa melepas pagutannya di bibir Kayla, Hengki menggenggam kedua belah paha Kayla dan langsung menggendongnya. Kayla pun merespon dengan merangkulkan kedua tangannya di leher Hengki dan kedua kakinya menyilang menjepit pinggul Hengki.
Bukannya ke toilet, Hengki justru membopong Kayla menuju kamar tamu. Kayla pun hanya pasrah dengan apa yang akan Hengki lakukan berikutnya. Tubuh Kayla yang hanya berbobot 55kg terasa ringan bagi Hengki. Sesampainya di kamar, Hengki menutul pintu kamar dengan kakinya dan langsung menghempaskan Kayla di ranjang yang cukup luas di ruangan itu.
Kayla : Auuhh.. mhhh.. mffhh.. ahhh.. omm.. shhh.. ahhhhh.. iyahhh.. puasin Kayla ommhh.. ahhh..
Hengki yang juga sudah terbakar birahi langsung menyerang tubuh Kayla yang tersaji di hadapannya. Dengan ganas dan liar ia kembali menciumi bibir Kayla kemudian turun ke arah leher Kayla yang begitu harum dan masih tertutup jilbab. Tangan Hengki dengan cekatan menarik lepas gamis coklat tua Kayla dengan sedikit bantuan dari Kayla. Dan slepp.. dengan kilat gamis Kayla sudah terbang ke salah satu pojok ruangan. Kini hanya tersisa kaos kaki saja yang masih menempel di tubuh kuning langsat Kayla yang tampak indah dan menggiurkan. Tubuhnya yang ramping kencang mulus terawat dihiasai toket 40C dengan puting mengacung kecoklatan ditambah gundukan kelezatan di selakangannya yang mulus tanpa bulu membuat Hengki menelan ludah.
Hengki : Wuuhh.. cantiknya yaa dek Kayla.. om jadi makin nafsu nihh.. ujar Hengki dengan mata jelalatan memandangi keindahan tubuh Kayla.
Kayla : Ahhh.. omm.. jangan diliatin.. maluuuhh.. uhhh.. ujar Kayla sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
Hengki pun hanya tersenyum melihat tingkah Kayla. Ia pun tanpa basa-basi langsung meremas-remas dan melahap kedua buah puting kenikmatans Kayla. Begitu kenyal dan kencang gunung kembar milik tentor Nayla itu membuat Hengki kembali teringat saat pertama ia menikmati toket bu Donita. Kayla pun melenguh panjang dan kuat merasakan kenikmatan hisapan dan jilatan lelaki lain di bagian paling sensitif miliknya itu.
Kayla : OOUUHHHHHH.. SHHH.. OMMMHHH.. AHHH.. ENAAKKHH.. AUHH.. MMHH.. ISEP TERUSHH OMMHH.. AHHH.. NAKAL LIDAHNYAHH.. OUHH.. SHHH.. AHHH..
Tangan Kayla meremas-remas kuat rambut Hengki menahan nikmat birahi yang kembali datang bagaikan ombak. Sesekali Kayla mendesah dengan menggigit bibir bawahnya karena lihainya permainan Hengki merangsang dirinya. Bergantian Hengki menggarap puting indah Kayla, terkadang secara bersamaan ia menghisap dan menjilati puting Kayla menjadi satu di mulutnya. Kayla melenguh kuat tiap kali Hengki menggigit lembut putingnya yang selama ini tak pernah Arya lakukan. Begitu bertubi-tubi kenikmatan yang menerpa Kayla. Ia pun semakin kelonjotan saat merasakan kembali jari tengah dan jari kenikmatans Hengki melesak masuk dan langsung mengocok cepat serambi lempitnya. Sementara mulut Hengki melumat toket kirinya dan tangan kiri Hengki memilin-milin puting kanannya.
Kayla : OOUUHH.. OUHHH.. SHHH.. AHHH.. OOOMMHH.. AMPUNNHH.. NIKMAAT BANGETHH.. OHH.. TERUSSHH OMHH.. AKKHH.. AKHHH.. GA TAHAANHH OMMHH.. AHH.. SHH.. AAUHHH.. IYAHHH.. TERUSSHHH.. AHHH.. KELUAR OMHHH.. AHHH.. OOOOOOUUUUUUUHHHHHHHHHH…!!!!!
SERRRRRRRRRRR.. SEEERRRRRR.. SSSEERRRRRRR..
Kayla dengan kuat menyemburkan seluruh cairan surgawinya. Tak adanya Nayla dan ruangan yang tertutup membuat Kayla tanpa ragu melenguh melepaskan klimaks yang meledak ditubuhnya. serambi lempitnya berkedut kuat memompa habis cairan surgawinya yang muncrat ke seluruh ruangan. Ditambah lagi kocokan tangan Hengki yang tanpa henti semakin membuat Kayla mengejang hebat dengan pinggul terangkat tinggi.
Hampir 7 detik lamanya Kayla memompa cairan surgawinya yang berlanjut ia ambruk lemas di ranjang. Wajahnya tampak sayu dengan mulut sedikit terbuka dan tubuh mengejang merasakan nikmatnya orgasme dahsyat yang baru saja ia rasakan. Hengki pun memberikan waktu Kayla untuk istirahat sejenak sambil melapas pakaiannya sendiri. Kini rudal 17cm diameter 4cm Hengki telah mengacung tegak di hadapan Kayla. Hengki pun tak serta merta menyetubuhi Kayla, ia mulai dengan meraba lembut toket Kayla sambil sesekali ia remas. Kemudian terus turun hingga paha Kayla yang ia belai lembut. Dengan perlahan kedua tangannya membuka kedua belah paha mulus Kayla sehingga nampaklah dihadapannya bagian terindah dari tubuh seorang akhwat. serambi lempit kecoklatan yang merekah indah dan basah dengan bagian dalamnya yang berwarna pink tua siap untuk melahap rudal lelaki manapun yang mendekatinya.
Hengki pun mengangkat betis Kayla hingga membuat kedua belah kakinya tegak ke atas dan terbuka. Dengan bantuan tangan Kayla, Hengki mulai mendekatkan rudalnya ke serambi lempit Kayla dan Bleshhh.. dengan satu gerakan rudal Hengki melesak masuk menembus liang surgawi akhwat cantik itu.
Kayla : NGGGHHHHH.. SHHH.. OUHHH.. OMMHH.. AHHH.. AHHH.. OHHH.. ENAK BANGETHH.. OUHH.. TERUSH OMHH.. AHHH.. rudal.. AHHH.. MMFHH.. rudal OM ENAKK.. AHHH..
Hengki pun hanya tersenyum mendengar kata-kata Kayla yang begitu menikmati keperkasaan kejantanannya. Kayla sendiri pun tengah di buat melayang tinggi ke dalam kenikmatan dosa zina oleh rudal ayah Nayla itu. Begitu keras dan terasa besar rudal Hengki di dalam liang surgawinya. Gesekan kuat dan cepat di dinding serambi lempitnya memberikan sengatan kenikmatan yang kuat dan menjalsr hingga ujung-ujung tubuh Kayla.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!
Suara benturan pinggul Hengki di bokong bercintai Kayla semakin membuat suasana di ruangan itu pun terasa ‘panas’. Derit ranjang yang menjadi saksi bisu perzinahan keduanya pun turut memberikan background musik yang menambahkan gelora birahi kedua insan itu. Mata Kayla merem melek dengan bibir bawah ia gigit merasakan genjotan Hengki yang tanpa henti. Benar-benar kenikmatan yang tiada tara merasakan sodokan rudal yang intens tanpa dan tahan lama.
Kayla : AHHH.. OMM.. AHHH.. ENAKK OMHH.. OUHH.. TERUS OMM.. SHH.. MAU KELUAR LAGI OMMHH.. AHHH.. OMMM PERKASAHH BANGETHH.. OUHH.. MAU DONGGHH.. TERUSSHH.. AHH.. NGGGHHHH..!!
Kayla tak mampu lagi membendung orgasmenya dan harus menyerah. Semburan cairan surgawinya memancar kuat membasahi tubuh Hengki yang masih menggenjot Kayla tanpa henti. Meski tengah orgasme kuat, Hengki tetap saja menggempur serambi lempit Kayla. Bahkan kini ia mencondongkan tubuhnya hingga berada tepat di atas dada Kayla dengan kedua kaki Kayla yang ditahan oleh lengannya. Posisi ini membuat bokong Kayla sedikit terangkat sehingga memungkinkan untuk melakukan penetrasi total.
Benar saja, Hengki dengan kuat menghantam bokong Kayla dengan seluruh berat tubuhnya sehingga membuat rudalnya melesak jauh dan menghantam pintu rahim Kayla. Kayla yang masih terkejang-kejang merasakan sisa orgasmenya kembali melenguh panjang dan keras merasakan hantaman kenikmatan di perut bawahnya.
Kayla : AGH!! AGHH!! OMMHH.. AHHH.. NGHH.. SHHH.. OHH.. OUGGHH.. OHHH.. SHHH.. AHHH.. TERUSHH OMMHH.. AHHH.. NIKMATNYAAHH.. ALLLAHHH ENAKNYAHH.. AHHH.. MMHHH.. MMMHHH.. NGGHHH.. OUHH.. rudal OMM.. ENAKK BANGETHH.. AHHH..
Hengki : Mhh.. mffhh.. shh.. wuuuhhh.. binal nya kamuu dekk.. mantab sempitnya nih serambi lempit.. ahhh..
PLOKK..!! PLOK..!! PLOOKK..!!
Ranjang mereka berdecit keras menahan berat tubuh dan tekanan dari tenaga Hengki yang ia gunakan untuk menggempur bokong Kayla. serambi lempit Kayla terlihat seperti hendak menelan semua bagian rudal Hengki termasuk zakarnya. Begitu kuat dan dalam Hengki melesakkan rudalnya membuat mata Kayla terbelalak ke atas karena kenikmatan yang luar biasa. Mulutnya menganga, sementara kedua tangannya mencengkram kuat lengan Hengki yang menjadi tumpuan genjotannya. rudal suami bu Donita itu terasa begitu nikmat bagi liang surgawi Kayla, meski tak sebesar dan sepanjang Hamdan, namun tetap saja kemampuannya yang tahan lama dan kerasnya yang seperti batu itu melayangkan Kayla hingga ke puncak langit kenikmatan. Tak butuh waktu lama hingga Kayla kembali mencapai orgasmenya. Sensasi kenikmatan ditambah keseruan selingkuh membuatnya tergila-gila dan tak lagi menghiraukan marwahnya sebagai seorang akhwat solehah.
Kayla : OHHH.. OMMHH.. OMHHH.. AHHH.. NIKMATHH.. MHHH.. AHHH.. SHHH.. OHHH.. ENAK BANGETH.. AHHH.. rudal OMMM BIKIN NAGIHH.. AHH.. DUHHH.. GAK TAHAANN.. AHHH… AAANNNGHHHHHH..!!!
Kayla kembali menyemburkan deras cairan surgawinya yang ia sendiri tak tahu sudah keberapa kalinya. Kepalanya menengadah dengan mulut terbuka lebar merasakan nikmatnya orgasme karena zina. Hengki sendiri tetap tak mengendurkan genjotannya hingga membuat cairan surgawi Kayla kembali menyebar ke seluruh ruangan.
Rasa lelah bercampur nikmat menjalar di sekujur tubuh Kayla. Serasa tenaganya telah disedot habis bersamaan dengan meledaknya oegasmenya barusan. Hengki yang merasa Kayla telah mencapai puncaknya, kemudian mengganti posisinya ke Missionary sehingga memberikan kebebasan pada Kayla untuk mengistirahatkan tubuhnya.
Hengki : Capek ya dek..?? Mau udahan..??
Kayla : Iyaahh ommhh.. tapi enaakk.. mau lagihh.. om sendiri kan belum keluarhh.. gimana dong??
Hengki : hahah.. kalau om mah ga masalah.. ntar juga bisa main sendiri.. jawab Hengki sambil mendiamkan rudalnya di dalam serambi lempit becek Kayla.
Kayla : Ahhh.. ga bisa gituhh omm.. Kayla ga enak jadinyaa.. mmm.. yaudah om pakai aja Kayla ampe keluar..
Hengki : Ehhh.. beneran nih dek..?? Ngga capek..??
Kayla : E’emhh.. gapapah omhh.. terserah ajah om.. ntar keluarin dimanah aja juga terserahh..
Hengki : Ohhh.. shhh.. okeh Kayla sayanghh.. mffhhh.. mffhhh..
Mendengar ucapan Kayla, Hengki dengan penuh semangat kembali menyodok liar serambi lempit Kayla sambil memagut mesra bibirnya. Kayla yang sudah kelelahan hanya bisa pasrah menjadi alat pemuas nafsu syahwat Hengki. Kedua tangannya merangkul mesra leher Hengki sementara kedua pahanya mengangkang lemas di sisi kanan dan kiri pinggul Hengki. Waktu yang sempit membuat Hengki harus segera menuntaskan permainannya sebelum Nayla curiga.
SPLOK!! SPLOKK!! KREETT!! SPLOK!! KREETT!!
Suara benturan pinggul Hengki di selakangan Kayla terdengar indah dan saling bersahutan dengan merdunya suara ranjang mereka yang tengah menahan gelora syahwat pasangan selingkuh itu.
Hengki : MMHH.. SHHH.. NGHHH.. OMHH MAU KELUAR NIHH… SAYANGG… AHHH.. KLUARIN MANAH..??
Kayla : AHHH.. SHH.. OUHHH.. IYAHH OM HENGKIHH.. MANA AJA BOLEHH.. AHH.. DALAM JUGA BOLEHH.. AHHH.. AHHH.. MMHHH..
Hengki : AAARRGHHHHHH..!!!
CROOTTT.. CROOTTTT.. CRROOTTTT..
Hengki dengan kuat melesakkan rudalnya hingga mentok ke rahim Kayla dan langsung memompa habis seluruh sperma di zakarnya. Kayla melenguh merasakan kehangatan sperma kental Hengki membanjiri rahimnya. Selama beberapa saat Hengki lunglai di dalam pelukan Kayla. Namun keduanya dikejutkan oleh suara Nayla yang memanggil-manggil Kayla.
Kayla : Ehh.. omm.. dicariin Nayla.. duhh..
Hengki : Walah.. yaudah langsung aja beres-beres..
Kayla pun bersegera memakai kembali gamisnya tanpa Cd dan bra. Dengan buru-buru ia langsung menghampiri Nayla yang telah berhasil menyelesaikan soal-soal yang Kayla berikan. Karena tak mengenakan CD, Kayla bisa merasakan kalau sperma Hengki merembes keluar dari serambi lempitnya dan membasahi gamisnya.
Dihari-hari berikutnya Kayla dan Hengki kerap mengulangi perselingkuhan mereka. Hampir seminggu sekali pasti mereka menggenjot dimanapun mereka bisa lakukan. Bahkan pernah di mobil Hengki saat Hengki tengah menjemput Nayla. Sambil menanti Nayla pulang, keduanya menyempatkan melakukan quickie di jok belakang mobil.
Hengki : Hem..?? Ga haus beneran?? Ga haus air yang ada di sini kah?? Tanya Hengki sambil meraba-raba selakangannya.
Kayla : ihhh.. om Hengki.. ntar ketauan sama bu Donita lohh.. lagian rame-rame gitu.. ujar Kayla sambil membuka maskernya.
Hengki : Lohh.. santai aja.. Cuma ada 3 mahasiswa kok, jadi ga rame banget di dalam.. lagian mereka juga lagi ‘asik’ sama istri om.. jadi kenapa kita juga gak ikutan asik aja?? Tanya Hengki sambil berpindah duduk ke sofa dimana Kayla duduk.
Kayla : Ehh.. omm.. ntar bu Donita tau lohh.. ujar Kayla dengan nada khawatir sambil sedikit menutupi dirinya dengan tangannya.
Hengki : Lohh.. santay aja.. tadi uda pesen kalau jangan diganggu, brarti kan sibuk tuh tante.. jawab Hengki yang mulai meraba-raba paha Kayla yang tertutup gamis mocca nya.
Kayla : Beneran omm..?? Kayla ga enak lohh kalau ketauan.. ntar malah jadi masalah di kluarga om Hengki.. jawab Kayla yang tidak menolak dengan rabaan tangan Hengki.
Hengki : Ahaha.. Om ntar yang tanggungjawab.. emang dek Kayla ga kangen kah dilonggarin ‘gua’ nya?? Tanya Hengki di telinga kiri Kayla sambil badannya menempel di lengan kanan Kayla.
Kayla : Ahhh.. mmmhh.. mauuk omm.. tapiihh..
Belum sempat Kayla menyelesaikan kata-katanya, Hengki langsung menarik dagunya membuat Kayla terpaksa menoleh ke kanan dan langsung disambut dengan pagutan liar Hengki di bibirnya. Kayla pun tak menolaknya meskipun hatinya juga was-was jika nantinya ketahuan bu Donita. Tapi permainan lidah Hengki yang begitu profesional membuat Kayla terhanyut dalam menapaki tangga birahi. Ditambah tangan kanan Hengki yang dengan perlahan mengarahkan tangan kanan Kayla ke selakangannya. Kayla dengan jelas bisa merasakan rudal Hengki yang mulai tegang dibalik celana training yang ia kenakan. Kayla sedikit ragu diawal, tetapi karena tangan kanan Hengki yang begitu aktif meremas toket kanan Kayla, membuatnya tanpa ragu menyusup ke dalam celana training suami bu Donita itu dan mulai meremas lembut batang kejantanan Hengki.
Hengki merem melek merasakan kelembutan tangan akhwat pengantin baru itu, ditambah lagi kocokan perlahan dan lembut semakin membuat Hengki terangsang. Kayla pun mulai dilanda syahwat akibat remasan lihai Hengki di kedua gunung kembarnya. Entah setan mana yang merasuki Kayla siang itu yang membuatnya kemudian tanpa ragu menyibakkan jilbabnya dan membuka sendiri resleting depan gamisnya.
Sesaat setelah Kayla membuka resleting gamisnya hingga se-perut, Plopp.. Toket 40C miliknya melompat keluar bak hewan yang sudah lama terkekang di sangkarnya. Sejak keperawanannya di renggut Hamdan dan berkat jasa link video porno yang Hamdan berikan, hampir tiap hari Kayla tak mengenakan bra meskipun ketika kuliah. Hampir disepanjang waktunya ia terangsang akibat putingnya yang tergesek langsung oleh baju yang ia kenakan dan justru membuatnya semakin liar berfantasi.
Melihat kelakuan Kayla yang seperti itu, Hengki semakin lincah dan kuat meremas-remas kedua gunung indah Kayla. Kadang sesekali puting coklat muda Kayla yang sudah tegak berdiri pun ia pilin-pilin yang mengundang lenguhan dan desahan Kayla.
Kayla : Ahhh.. shhh.. ommhh.. nakal yaahhh.. mmhh.. rudalnyaah keras banget om.. ahhh.. shhh.. geliihh.. ahhh.. omm hengkihh.. auhhh..
Kayla yang sudah tak tahan apalagi ciuman-ciuman mesra juga Hengki sarangkan di leher Kayla yang masih tertutup jilbab, membuat akhwat kenikmatans itu ingin segera menikmati gurihnya rudal Hengki. Tanpa aba-aba Kayla langsung merundukkan tubuhnya sehingga kini wajahnya tepat di atas batang kejantanan Hengki yang tegak menjulang dan dihiasi pre-cum di ujungnya.
Kayla : Haemphh.. mmfhh.. sruupp.. ockk.. ockk.. ockkk.. mmfhh.. mffhh.. srrupp.. mmffhh.. ockk..
Dalam satu lahapan seluruh kejantanan suami bu Donita itu masuk hingga menyumpal kerongkongan Kayla. Birahi Kayla yang sudah membara membuatnya tanpa ragu mengoral rudal Hengki dengan liar. Gerakan sepongan Kayla naik turun dan memutar membuat Hengki terbuai oleh kenikmatan orakbercinta. Bahkan sesekali Kayla menjilati setiap mili batang rudal Hengki sambil menatap nakal ke arah ayah Nayla itu. Kode-kode nakal yang Kayla berikan membuat Hengki semakin terangsang. Kedua tangannya menggenggam kepala Kayla dan dengan kuat dan cepat Hengki menyodok mulut istri Arya itu.
OCKK..!! OCKK..!! OCKK..!!
Suara decak becek kerongkongan Kayla terdengar sensual tiap kali rudal Hengki melesak dalam-dalam. Tangan kiri Kayla meremas lembut zakar Hengki sementara tangan kanannya ia letakkan di punggungnya. Air liur Kayla mengalir deras membasahi batang rudal Hengki dan membuatnya mengkilat hingga zakarnya. Kenikmatan sodokan rudal Hengki di mulutnya pun menjalar hingga serambi lempit Kayla dan membuatnya becek tak karuan. Hampir sekitar 10menit Kayla mendapatkan face-fuck nikmat yang ia impikan.
Hengki : Fuhhh.. emang mulut dek Kayla nih ga ada duanya.. sinih.. giliran om yang bikin dek Kayla keenakan..
Hengki pun menarik rudalnya dan meminta Kayla untuk naik dan duduk di head-rest sofa. Kayla yang sudah terbakar birahi pun meng-iyakan nya. Hengki sedikit menurunkan posisi duduknya sehingga lehernya bersandar pada sandaran belakang sofa, sementara Kayla kini bokongnya terduduk di head-rest sofa tepat di atas wajah Hengki. Kedua pahanya yang mulus kuning langsat itu mengangkang sehingga menampakkan bagian terlezat di tubuhnya yang masih tertutup CD putih yang nampak basah kuyup. Karena letak sofa yang dekat dengan tembok, membuat Kayla dengan mudah menyandarkan tubuhnya karena kedua tangannya harus menahan gamisnya agar tidak melorot.
Aroma harum khas lendir akhwat pun membela lembut hidung Hengki. Perlahan tapi pasti Hengki mulai membenamkan wajahnya di selakangan Kayla. Bibirnya mulai menciumi dan menghisap-hisap kuat CD Kayla seakan-akan ingin membersihkan CD Kayla dari lendir akhwat yang terasa lezat bagi Hengki. Sensasi serambi lempitnya dicium dan dihisap Hengki tapi masih terhalang CD membuat Kayla tak puas. Memang Hengki sengaja tidak membuka CD Kayla karena ingin melihat respon tentor Nayla itu terhadap rangsangan yang ia berikan.
Dan benar saja, Kayla yang tak puas pun dengan tangan kanannya sendiri menggeser bagian CDnya yang menutupi serambi lempitnya sehingga kini terpampang lah liang indah milik akhwat cantik kenikmatans mahasiswi UIN itu.
Kayla : Shhh.. omhhh.. isepp omm.. udah ga tahaann.. auhh.. tolong ommhh.. lidah nakall nyahh.. shhh.. ahhhhh.. ohhhh.. akhirnyahhh.. ahhhh.. mmhhh.. uwhhh.. enaak bangethh ommmhh.. terusshh.. jangan berhentiihh.. auhhh.. mmhh..
Mendengar permintaan Kayla, Hengki pun tak menahan lagi hasratnya dan langsung melumat habis serambi lempit indah terawat Kayla itu. Bahkan kedua tangan Hengki berpegangan pada paha Kayla dan menekannya ke bawah ingin agar seluruh serambi lempit tembem mulus Kayla masuk ke mulutnya. Lenguhan dan desahan Kayla semakin intens dan dalam merasakan kenikmatan permainan Hengki. Lidah Hengki dengan liar melesak masuk dan mengobok-obok dinding liang surgawi Kayla. Kayla merem melek dan sesekali menggigit bibir bawahnya merasakan kenikmatan permainan Hengki. Kedua tangan Kayla pun kini aktif meremas-remas kedua bukit kembarnya setelah mengamankan gamisnya agar tak melorot turun. Remasan tangannya di toketnya sendir justru mempercepat rangsangan syahwat membanjiri tubuhnya yang tak ayal membuat Kayla harus menyerah merasakan ledakan orgasme pertamanya.
Kayla : Aahhh.. ommhh.. shh.. auhhh.. enak bangethhh.. ahh.. mau keluar omhh.. ahh.. lidah om nakaallhh… Ahh.. ahhhh.. mmmmmhhhhh…!!!
Kayla pun menggenggam rahang Hengki dan sedikit membungkuk sehingga seluruh cairan surgawinya masuk membanjiri kerongkongan Hengki. Hengki sendiri pun membenamkan seluruh wajahnya di selakangan Kayla dengan bantuan kedua tangannya di paha Kayla. Cairan surgawi terasa lezat dan gurih bagi Hengki, bahkan ia menjilati habis seluruh serambi lempit Kayla yang membuat Kayla semakin kelojotan merasakan jilatan Hengki karena serambi lempitnya yang masih sensitif.
Puas orgasme, Kayla pun merasa sedikit lemas. Ia pun perlahan terduduk di sofa dengan kaki mengangkang menapak di lantai. Hengki pun segera berdiri dihadapan Kayla dan melepasi semua pakaiannya. rudal 17cm nya pun mengacung tegak di hadapan wajah Kayla yang terlihat senang melihat kejantanannya. Tangan kanan Kayla mulai membuka kembali bagian bawah CD yang menutupi serambi lempitnya sementara tangan kirinya mengelus-elus serambi lempitnya dengan ekspresi wajah menggoda Hengki untuk segera mencelupkan rudalnya.
Hengki : Hahah.. udah ga sabaran yah dek?? Mau banget?
Kayla : He’emhh omm.. sini ommhh.. masukin bawah sinihh.. uhh.. mauuuu~
Mendengar kata-kata manja Kayla, Hengki pun berlutut di hadapan selakangan Kayla dengan kedua tangannya melebarkan paha Kayla. Tangan kiri Kayla membantu Hengki mengarahkan rudalnya dan Blesshhhh.. dengan mudah rudal Hengki menembus hingga mentok ke rahim Kayla.
Kayla : Ouhhhh.. mmmhhh.. ommhh.. genjotthh.. ahhh.. iyahhh.. ahhh.. shhh.. ahhh.. rudalhh.. ahhh nagihh.. bangethh.. ahhh.. enaknyahh.. auhh.. omm hengkihh.. ahhh.. nakal.. ohhhh.. shhh.. mhhh.. ahhh..
Tanpa basa basi Hengki langsung menggenjot kuat dan cepat serambi lempit Kayla dan itulah yang Kayla harapkan dari seorang Hengki. Keras dan kuat rudal Hengki membuat Kayla kelojotan merasakan nikmatnya disodok suami bu Donita itu. Dinding liang surgawinya benar-benar dimanjakan oleh keperkasaan rudal Hengki, apalagi tiap kali pintu rahimnya dihantam keras semakin membuat Kayla terbenam dalam kenikmatan bercinta. Kedua tangan Kayla berpegangan pada head rest sofa sehingga toket 40C Kayla bergoyang-goyang indah mengikuti irama persenggamaan keduanya.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!
Suara khas hantaman pinggul Hengki di bokong Kayla begitu indah dan keras memenuhi seisi ruang tamu rumah bu Donita. Dan hal itu jugalah yang membuat Hamdan dan Amin tak bisa tenang dan segera menuju ruang tamu.
Hamdan : Oww.. oww.. oww.. wahh.. lagi ada yang keenakan nih dapet rudal om Hengki.. ujar Hamdan yang berjalan masuk ke ruang tamu dengan bugil.
Amin : Widihh.. manten baru aja uda main selingkuh nihh.. kurang apa rudal suami dia ya?? Ujar Amin yang juga berjalan di belakang Hamdan.
Mata Kayla terbelalak melihat kehadiran Hamdan dan Amin di dekatnya. Ia tak menyangka dua teman SMA nya akan melihatnya dalam situasi ini. Tapi nasi sudah menjadi bubur, tak ada lagi yang bisa Kayla lakukan selain melanjutkan dan menikmati semua yang terjadi. Mata Kayla kembali merem melek merasakan sodokan hebat Hengki yang tanpa ampun. Kata-kata yang hendak ia ucapkan malah berubah menjadi erangan dan desahan.
Hamdan dan Amin pun berdiri di sebelah kanan dan kiri om Hengki yang tengah asik menikmati serambi lempit rapet Kayla. Hal ini membuat Kayla semakin dimanjakan karena ada dua terong besar menggantung di selakangan kedua temannya itu. Kalau milik Hamdan, Kayla sudah pernah melihatnya dan memang wow sekali. Tapi milik Amin lebih mengejutkan Kayla, karena ia tak menyangka seorang Amin bisa memiliki rudal Sebesar dan sepanjang itu.
Amin : Ehh.. cuy, lihat tuh Kayla.. nglirikin punya kita nih.. kayaknya masih kurang tuh.. ahahah..
Hamdan : Ehh.. iya nih.. mau lagi toh La..?? Punya om Hengki masih kurang?? Bilang dong kalo mau.. ujar Hamdan menggoda Kayla.
Tubuh Hamdan yang begitu kekar bercintai dan juga Amin yang tak kalah sixpacknya membuat Kayla terbius. Tanpa sadar ia menganggukkan kepalanya menginginkan kedua rudal temannya itu untuk menembus setiap lubang surgawi di tubuhnya.
Dana : Wooooww.. ane kira apaan.. ternyata.. oh ternyataa.. ahahahah..
Tak lama berselang Dana pun masuk ke ruang tamu dengan menggendong bu Donita di depannya sementara rudalnya menancap penuh di serambi lempit dosen cantik itu. Kayla pun semakin terangsang melihat Dana yang juga teman satu SMA nya tengah menyumpal serambi lempit dosen tentor bahasa Inggrisnya.
Hamdan : Lahh parah antum Dan.. kita-kita uda kelar, antum malah lanjut sama bu Donita.. ujar Hamdan sambil melihat ke arah Dana.
Amin : Iya antum mahh.. gimana tuh om Hengki?? Marahin dong..
Hengki : Ahahah.. mhh.. mhh.. serah kalian ajah.. yang penting bini om seneng ajah.. nghh.. jawab Hengki sambil terus menggenjot Kayla.
Dana : Lahh kenapa? Salah sendiri ada barang bagus di anggurin.. jawab Dana sambil berjalan dengan menggendong bu Donita di depannya.
Dana pun duduk tepat di samping Kayla yang tengah digempur oleh Hengki. Terlihat Kayla mendesah dan mengerang tak karuan menahan kenikmatan liarnya Hengki.
Bu Donita : Hey.. Where are you looking at? Come enjoy me morree.. mfhhh.. mmhh shhh.. mhhh.. ujar bu Donita menegur Dana yang sempat melihat ke arah Kayla.
Mendengar ucapan bu Donita, Dana pun kembali melahap mulut kenikmatans bu Donita yang juga dibalas dengan pagutan liar akhwat cantik beranak satu itu. Posisi bu Donita yang tengah duduk berjongkok di atas paha Dana membuat Dana dengan mudah menggerakkan kasar pinggul bu Donita maju mundur. Bu Donita pun kembali meracau liar merasakan kerasnya rudal Dana membentur diniding liang surgawinya dan membawanya kembali menelusuri jalan birahi.
Amin : Wahh.. antum mau nonton aja Hamdan? Ane sih mau maen lagi ahh sama nih Dosen.. ujar Amin sambil berlutut di depan punggung bu Donita yang tampak putih mulus tanpa cela.
Melihat Amin yang sudah bersiap dengan rudalnya, Dana pun sedikit menurunkan posisi duduknya sehingga bokongnya berada di ujung sofa sehingga kini serambi lempit dan anus bu Donita lebih mudah diakses oleh Amin karena bokong bu Donita yang menungging ke arahnya. Prrtt.. Blesshhh.. rudal Amin dengan mudah menembus liang anus bu Donita.
Bu Donita : AAHHH.. YESHHH.. HERE WE GO AGAINHHH.. AUHH.. SHHH.. MHHH.. FUCKK.. AHHH.. YESHH!! HARDER GUYS.. FUCK MEEEHH.. MHHH.. OUHHH..!!
Kembali bu Donita meracau liar saat Amin dan Dana dengan liar menyodok kuat kedua liang surgawi bu Donita. Rasa penuh tersumpal di bagian bawah perutnya bercampur kenikmatan double-penetration menyebar keseluruh bagian tubuh bu Donita. Kayla yang mendengar racauan bu Donita tecengang melihat kedua lubang tubuh bu Donita tersumpal rudal temannya. Ia tak menyangka kalau hal itu bisa ia lihat secara live di hadapannya.
Hamdan : Oohhh.. kamu juga pengen ngrasain La?? Ahahah.. ujar Hamdan melihat mata Kayla yang tak berkedip menyaksikan kedua rudal temannya keluar masuk dengan bebas di anus dan serambi lempit bu Donita.
Hamdan pun tak mau tertinggal dengan keasyikan Amin dan Dana. Ia pun segera naik ke atas sofa dan mengangkangi wajah cantik Kayla. Kayla yang melihat ada seonggok terong raksasa idamannya tepat di hadapannya pun tak kuasa menahan dahaga yang tiba-tiba menerpa kerongkongannya. Kayla mulai membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya seperti halnya anjing kelaparan.
Kayla : Ahhh.. mmfhhh.. ahhh.. masukinn Hamdannhh.. masukin mulut akuhh.. ahh.. mau bangethh.. rudall kamuhh.. ahhh.. shhhh.. ahhhh.. plisss… Mmhh.. rengek Kayla yang sudah sepenuhnya dalam pengaruh syahwat.
Hamdan pun terkekeh melihat akhwat yang begitu menutup diri saat SMA dulu kini tengah menjadi budak nafsu syahwatnya sendiri. Kedua tangan Hamdan kemudian memegang kepala Kayla sehingga menengadah dan langsung melesakkan rudalnya jauh menelusuri kerongkongan Kayla hingga mulut Kayla mentok di selakangan Hamdan. Mata Kayla terbelalak, lehernya menggembung merasakan besarnya rudal Hamdan menyumpalnya.
Kayla : MFFHH.. MFFHHH.. OCKKK.. OCKKK.. OCKKK.. MFFHHH.. MHHH.. NNNNNGGGHHHHH…!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SEEERRRR…
Hamdan yang langsung menggenjot kuat mulut Kayla ditambah sodokan liar Hengkin di serambi lempitnya membuat Kayla harus menyerah beberapa detik setelah rudal Hamdan menyesaki rongga mulutnya. Hengki pun segera mencabut rudalnya dan membiarkan pemandangan indah Kayla yang masih berpakaian lengkap itu menyemburkan cairan surgawinya ke segala arah.
Tak berselang lama, ternyata bu Donita pun menyerah akibat permainan liar Amin dan Dana mendoggy dirinya. Cairan surgawi bu Donita menyembur deras bak pompa air dan membasahi perut Dana juga sofa tempat mereka memacu kadar dosa ketiganya. Efek obat perangsang yang bu Donita berikan menjadi bumerang untuknya dan ia kini menjadi bulan-bulanan nafsu Amin dan Dana. Belum selesai bu Donita mengejang-ngejang karena orgasme, kembali Amin dan Dana menyumpalkan rudalnya hanya saja kini keduanya masuk di lubang yang sama yaitu di anus bu Donita. Sensasi liang anus di sumpal dua rudal sekaligus pelak membuat bu Donita menengadah dan mengerang kuat.
Bu Donita : NNGGGHHHHH.. FFFFUUUCCKKK ITT.. AAHHHHH.. SHHH.. YEAHHH.. MMMHHH..HARDER.. CMONN.. AHHH.. OHHHH.. AHHHH.. BOTH OF YOUR DICK ARE SOOO GOOOD.. AHHH.. SHHH.. DONT STOPPP.. AHHH..
Terlihat bu Donita begitu menikmati double-penetration di anusnya sementara Dana tengah dimanjakan dengan toket montok bu Donita yang menjadi santapan mulutnya.
Kayla pun kembali terangsang mendengar racauan bu Donita, terlebih lagi melihat anus bu Donita yang melar begitu lebar menelan semua rudal Amin dan Dana secara bersamaan. Ia menggigit bibir bawahnya menandakan ingin sekali merasakan kenikmatan seperti yang bu Donita tengah rasakan. Hengki pun memahaminya, ia segera menarik lepas CD Kayla yang sudah basah kuyup kemudian meminta Kayla untuk berganti posisi dengannya.
Kini Hengki yang duduk di sofa dengan rudalnya yang menjulang tegak dan keras. Hamdan pun membantu Kayla untuk mengambil posisi Reverse Cow-Girl di atas paha Hengki. Dengan posisi jongkok membelakangi Hengki, kedua paha Kayla kini mengangkang lebar. Tangan kiri Kayla menggenggam rudal Hengki yang basah kuyup oleh lendir akhwatnya dan ia arahkan sendiri ke anusnya. Perlahan Kayla mulai menurunkan bokongnya. Terlihat mimik wajah Kayla yang menahan sakit saat pertama kali kepala rudal Hengki mulai menyeruak masuk ke anusnya. Hamdan pun tak diam saja, ia membantu dengan meremas toket dan memilin puting Kayla. Melihat Kayla yang kesulitan, Hengki membantunya dengan mengangkat pinggul Kayla dan membasahi bibir anus Kayla dan kepala rudalnya dengan air liur.
Merasa sudah cukup basah, Hengki perlahan menekan turun bokong Kayla. Prrrrrrrrtttttttttt.. Blesshhhh..
Kayla : AAAAAAKKKKKK..!!!! SHHHH.. MMHHHH.. SHHH.. UHHHH..
Selama beberapa saat Hengki mendiamkan rudalnya yang sudah tenggelam sepenuhnya di anus Kayla. Hamdan sendiri pun membantunya dengan kini menjilati serambi lempit Kayla yang tampak indah merekah. Panas dan perih yang Kayla rasakan saat rudal Hengki menembus keperawanan anusnya berangsur-angsur menghilang berganti dengan nikmat karena permainan lidah Hamdan di serambi lempitnya.
Kayla : AHHH.. SHHH.. MHHHH.. OUHHH.. HAMDANNHH.. AUHH.. OMMHH.. AHHH ENAKHH.. AHH..
Tanpa sadar Kayla mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur merasakan nikmatnya lidah liar Hamdan di bibir serambi lempitnya. Kedua tangan Kayla kini merangkul leher Hengki, sementara kedua tangan Hengki menarik paha Kayla sehingga Kayla terduduk di perut Hengki dengan rudal menancap di anusnya. Posisi ini membuat serambi lempit Kayla tersaji indah di hadapan rudal 25cm Hamdan karena kaki Kayla yang terangkat dan mengangkang.
Kesempatan itu tak Hamdan sia-siakan dan langsung menghujamkan batang raksasanya menembus hingga menghantam keras rahim Kayla. Sleebb.. Blesshhhh..!! Ngocoks.com
Kayla : AAAAUUUHHH..!!! AKHH!! AKHH!! OHH..!! AKHIRNYAHH..!! YESHH..!! AHAH.. OUHH.. HAMDANNHH..!! TERUSHH..!! OM HENGKIHH JUGAHH.. DUHH.. MHHH.. AHHH..!!
Kayla pun tak tahu lagi harus berkata apa karena merasakan kenikmatan threesome pertamanya. Penuh, sesak, seret, bercampur nikmat yang tiada tara ia rasakan di seluruh perut bawahnya yang mengalir hingga bagian ujung tubuhnya. Genjotan kuat Hamdan dengan kedua tangannya menggenggam pergelangan kakinya, sementara anusnya mulai mengembang karena sodokan kencang Hengki yang menyangga pinggulnya. Semua rangsangan itu mendatangkan kenikmatan bertubi-tubi pada Kayla. Matanya merem melek, sementara mulutnya tanpa henti mengerang dan melenguh tiap kali kedua rudal itu bergerak keluar masuk di tubuhnya.
Sementara kini bu Donita tengah tersumpal mulutnya oleh rudal Amin yang baru saja mengobok-obok anusnya, sementara Dana masih aktif menggenjot kuat liang bo’ol dosen cantik impiannya itu. Suasana di ruang tamu rumah bu Donita terasa begitu ‘panas’. Bukan karena suhunya, tetapi karena perzinahan yang tengah ke-enam insan manusia itu lakukan. Bahkan diantara mereka ada yang aktif dalam lembaga dakwah islam di kampusnya. Terlebih lagi seorang akhwat yang masih berpakaian lengkap dengan jilbab dan gamis syar’i nya tengah menikmati tubuhnya yang digagahi oleh dua orang laki-laki ajnabi.
Kayla : AHH..!!! OHHH..!! MAS ARYAAHH..!! MAAFIN KAYLAAHH..!! KAYLAH LAGI KEENAKANN DI ENTOTT IKHWAN LAINN..!! OHHH.. SHHH..!! AHHH..!! HAMDANNHH..!! OM HENGKIHH..!! OUHHH.. GA TAHAANN LAGIHH..!! KELUARHH..!! AAAAHHHHHHH..!!!
SEEERRRRRR.. SEEERRRRRR.. SSSEERRRRRRR..
Semburan cairan surgawi Kayla begitu deras dan tinggi hingga membasahi lampu yang menggantung dikarenakan sodokan kuat Hengki berbarengan dengan meledaknya orgasme Kayla. Ditambah lagi sensasi geli dan nikmat saat Hamdan mencabut cepat rudalnya, semakin membuat Kayla tak bisa mengendalikan dirinya. Lebih dari 5 detik Kayla memompa habis cairan surgawinya sebelum akhirnya ia terkulai lemas di atas tubuh Hengki dengan posisi rudal Hengki masih menancap di anusnya.
Hengki : Wuhhhhh.. mantab bener nih dek Kayla.. masih muda tapi birahi bercintanya gilaaa.. ujar Hengki sambil meremas toket Kayla.
Hamdan : Ahahah.. iya om.. makanya suaminya ga bisa bikin dia puas.. kata Hamdan sambil mengocok perlahan rudalnya.
Di samping kanan Hengki bu Donita terduduk lemas di dekapan Dana dengan serambi lempitnya yang masih mengucurkan cairan surgawi, sementara Amin duduk di head-rest sofa sambil meremas-remas rudalnya.
Amin : Ehh.. coba maen bareng aja berenam.. gimana?? Om Hengki gimana??
Hengki : Wahh.. boleh tuh.. sekali-kali yang agak ekstrim.. ahahah..
Dana : Gimana coba? Tanya Dana sambil meremas bokong bu Donita yang kelelahan.
Amin : nah gini..
Amin pun mulai mengarahkan yang lain. Bu Donita dan Kayla hanya pasrah menjadi bahan percobaan gaya bercinta keempat lelaki itu. Posisi Kayla masih sama, hanya Hengki digantikan Amin. Punggung Kayla bersandar pada dada Amin dan rudal Amin yang kini bertugas menyumpal anusnya. Sementara serambi lempit Kayla kini gantian menjadi pemuas rudal Dana yang sudah langsung melesak menyumpal liang surgawinya. Ini kali pertama Amin dan Dana mencicipi kelezatan tubuh teman SMA nya itu.
Bu Donita pun mengambil posisi berdiri di atas kepala Kayla dengan menghadap ke dinding. Ia pun agak menurunkan tubuhnya dengan posisi kaki mengangkang dengan paha dalamnya menghadap head-rest sofa. Posisi ini menyebabkan serambi lempit bu Donita mudah dijangkau oleh Kayla yang sudah menengadahkan wajahnya dan tanpa buang-buang waktu langsung melahap dan menjilati serambi lempit basah ibunda Nayla itu. Hamdan sendiri juga berdiri di sofa dan langsung melesakkan rudalnya ke anus bu Donita sementara Hengki yang duduk di head-rest sofa tengah mendapatkan pelayanan oral-bercinta oleh mulut istrinya.
Benar-benar posisi yang menggairahkan dimana dua akhwat tengah disetubuhi oleh empat rudal sekaligus sementara salah satu akhwat menjilati serambi lempit akhwat yang lain. Pengalaman bermain bercinta dengan berbagai gaya ini semakin membuat Kayla dan bu Donita tenggelam dalam kenikmatan dunia bercinta. Ntah berapa kali mereka meluapkan orgasme mereka dan membuat seluruh ruang tamu tempat mereka memadu kemaluan itu basah kuyup. Jam menunjukkan pukul 13.25 saat mereka mengakhiri pesta bercinta mereka dengan menumpahkan seluruh sperma mereka di mulut bu Donita dan Kayla. Kalau dihitung dari saat permainan dimulai dengan bu Donita maka sudah lebih dari 3,5jam lebih mereka bersenggama ria dengan akhwat-akhwat cantik itu.
Bersambung… Bu Donita : Mfhh.. mffhh.. sruupp.. ockk.. ockk..ockk.. mmhh.. ngghh.. mmffhh..
Hamdan yang duduk di sofa sambil menanti tenaganya kembali tengah menikmati oral bercinta yang dilancarkan bu Donita di rudalnya. Tampak bu Donita masih bernafsu untuk melumat habis batang kejantanan 25cm Hamdan meskipun ia sudah orgasme berulang kali siang itu.
Sementara kedua temannya yang lain, Amin dan Dana masih sibuk menggarap Kayla di atas meja belajar Nayla. Kayla yang masih mengenakan jilbab dan gamis itu ditelentangkan di atas meja dengan kepala Kayla menggantung di ujung meja sementara bokongnya tepat berada di ujung meja yang lainnya. Paha mulus kuning langsat Kayla terlihat indah menawan membuat setiap ikhwan yang melihatnya menelan ludah, terlebih lagi dihiasi oleh gundukan serambi lempit di tengahnya yang becek mulus tanpa bulu semakin membakar libido Dana. Tanpa basa-basi Dana membuka kedua paha Kayla hingga mengangkang lebar dan langsung melesakkan batang rudalnya kembali menembus liang surgawi Kayla. Di sisi lain secara bersamaan Amin menyumpal telak mulut Kayla dengan rudalnya hingga pangkal kerongkongan Kayla. Keduanya menggempur mulut dan serambi lempit Kayla tanpa ampun. Dana menjadikan pinggul Kayla sebagai tumpuan tangannya, sementara Amin menjadikan toket 40C Kayla yang tengah ia remas kuat sebagai pegangan.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!
Kayla : MFFHHH..!! MFFHH..!! OCCKK..!! OCKK..!! OCKK..!!! NGHHH..!! OCCKKK..!!!
Suara decak hantaman rudal Amin ke kerongkongan Kayla membuat siapapun yang mendengarnya menjadi terangsang. Ditambah lagi kerasnya suara hantaman perut bawah Dana di paha Kayla yang membuatnya kemerahan semakin membakar birahi Hengki. rudal Hengki kembali mengeras, ia pun tak mau ketinggalan menikmati suasana erotis di ruang tamunya siang itu. Bu Donita yang tengah mem-blowjob Hamdan dengan posisi Doggy menjadi sasaran empuk Hengki. Bak hewan kelaparan, Hengki dengan cepat dan liar langsung mengambil posisi didepan bokong sintal putih istrinya itu dan Blesshh..!! Dengan mudahnya rudal Hengki menembus anus dosen bahasa inggris cantik itu.
Bu Donita : AHHHH..!! YESHHH.. HONEEYHH.. CMONN.. FUCK ME HARDHH..!! AKHH!! AKHH!! MMHH..!! AHHH..!! SHHH..!! YOUR DICK IS SO GOOOODDDHH..!! YESHH..!! FUCK MY ASS HARDER..!! OUHH!! AHHH!! MMMHHH!! SHHH..!!
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!
Ketika bu Donita tengah menikmati sodokan Hengki di bokongnya, Hamdan jadi teringat dengan bu Zaskia yang titip salam untuk bu Donita. Ia pun berpikir kenapa tak langsung saja disampaikan. Tanpa sepengetahuan bu Donita, Hamdan pun melakukan VC ke bu Zaskia.
Bu Zaskia : Halo.. Assalamu’alaikum.. kenapa Hamdan??
Hamdan : Mmhh.. shh.. wa’alaykumsalam.. ohh nggak buuhh.. inihh.. temen ibuu mau ngomong.. sembari Hamdan mengarahkan layar HPnya ke arah bu Donita yang tengah asik melumat rudal Hamdan.
Bu Zaskia : Ehhhhh.. Donitaaa.. ngapain kamuuh..!!??
Mendengar suara yang tak asing, bu Donita pun terkejut dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah layar HP Hamdan. Betapa terkejutnya ia saat melihat bu Zaskia, teman yang dulu ia kenal ketika masih kuliah tengah menyaksikannya blowjob rudal lelaki yang bukan mahramnya.
Bu Zaskia : Dasarr.. kamu yaaa.. gak berubah dari duluu.. uda punya suamii masih kuraanghh..?? Gimana?? Hamdan ku mantab nggakk..?? Hihihi..
Bu Donita : Mmmmphhhuahh.. Ehh.. Zass..?? Kamu..?? Tanya bu Donita keheranan mendengar kata-kata bu Zaskia.
Bu Zaskia : Ahahah.. kenapa sih? Kayak kaget gitu?? Belum tau ya kalo Hamdan itu udah kayak anakku sendiri..?? Ujar bu Zaskia sambil menahan tawa.
Bu Donita : Haahh..?? kok.hhh.. bisaahh .?? Ahh.. shhh.. ahhh.. Tanya bu Donita sambil menahan nikmatnya di anal oleh sang suami.
Bu Zaskia : adaa deehh.. mantab ngga Hamdan ku? Hem??
Bu Donita : Uhhh.. mentookk tauk Zass.. bikin melayang nikmatnya nih rudal si Hamdanhh.. ahhh.. Jawab Bu Donita sambil meremas gemas rudal Hamdan yang tegak mengacung.
Bu Zaskia : Tuuhh kaann.. berasa banget kaann..?? Hihihi.. yaudah.. jangan lama-lama.. ntar aku gak kebagian lagi.. udah balikin ke Hamdan lagj.. ujar bu Zaskia.
Bu Donita : Ahahah.. pokoknya mau aku puas-puasin duluhhhh.. mmhhh.. Hamdanh, bu Zaskia mau ngobrol tuh.. ujar bu Donita yang lanjut mengoral rudal Hamdan sambil merasakan nikmatnya anal oleh Hengki
Hamdan : Iya bu gimana?? Ucap Hamdan sambil mengganti mode video-call ke panggilan biasa.
Bu Zaskia : Kamuu nih yaa.. semua akhwat di embat.. tapi inget yaa jangan bikin kecewa Alisa..
Hamdan : Ahhah.. lha mau gimana lagi bu? Bu Donita duluan yang mulai.. ahh.. inshaaAllah Cuma Alisa di hati ana bu..
Bu Zaskia : Ohh iya.. kelar jam berapa tuh kalian menggenjot rame-rame??
Hamdan : Mmm.. bentar lagi mungkin bu.. gimana ya??
Bu Zaskia : Gini, besok kan bakalan datang tuh Ummi Pipik ke pondok bu Vyrna.. nah kan Hamdan tau sendiri itu pondok akhwat jadi ga bisa asal minta lelaki buat garap persiapan disana.. bu Vyrna sendiri yang minta Hamdan buat kesana besok pagi banget jam 6 sampai lokasi.. bisa?? Masih liburan kan??
Hamdan : Wahhh.. Ummi Pipik?? Beneran mau datang bu? Mmm.. inshaaAllah bisa kalau Cuma bantu-bantu persiapan yang nggak ribet gitu bu..
Bu Zaskia : Yaudah.. ntar Hamdan kontak bu Vyrna langsung aja yaa.. ibu besok ada kerjaan di gerai jadi ga bisa nemenin..
Hamdan : Ohh.. iya inshaaAllah bu..
Bu Zaskia : Ohh yaa pesen aja.. jangan kasih ampun yaa tuh Donita.. genjot aja terus ampe puass.. ahahah..
Hamdan : ehhh..?? Ahh.. iya..
Sekitar jam 14.10an ronde kedua orgy mereka selesai. Kayla yang tampil cantik ketika berangkat, kini terlihat tertidur tak berdaya di atas meja belajar Nayla dengan jilbab dan gamis acak-acakan. Bagian dadanya terbuka dan menunjukkan toketnya yang dipenuhi dengan bekas cupangan, sementara kakinya mengangkang lemah dengan serambi lempit yang terlihat merekah dan mengalirkan sperma. Bu Donita sendiri terkapar di sofa setelah digilir secara beruntun oleh empat orang di anusnya.
Hamdan : Ehh ane balik duluan yaa.. ada urusan lain nih.. ujar Hamdan sambil memakai kembali pakaiannya.
Amin : Lah.. buru-buru banget antum.. minum-minum dulu.. jawab Amin yang terduduk kelelahan dan tengah menikmati kopi yang disediakan Hengki
Hengki : ahaha.. tapi kalo penting juga gapapa duluan.. nanti biar om yang beresin.. jawab Hengki sambil mengeluarkan makanan dari ruang tengah.
Hamdan : Iya om afwan.. ane duluan yaa.. Assalamu’alaykum..
Hamdan pun berangkat pergi meninggalkan Dana dan Amin disana. Entah apa yang akan mereka lakukan selanjutnya pada bu Donita dan Kayla, tapi Hamdan ingin menyisakan tenaganya supaya Alisa tak kecewa karena hari ini masih giliran Alisa. Sudah begitu banyak kelonggaran yang Alisa berikan pada Hamdan untuk bisa menikmati setiap akhwat yang ia mau, maka sebagai bentuk rasa cintanya pada Alisa, Hamdan juga tak ingin melukai hati Alisa dengan memberikan perhatian yang lebih pada akhwat lain.
Sebelum sampai di rumah Alisa, Hamdan menyempatkan diri untuk singgah di salah satu masjid di jalan Kaliurang. Memang masjid yang Hamdan singgahi itu merupakan masjid favorit Hamdan karena memiliki fasilitas yang lengkap bagi setiap orang yang mampir. Disediakan ruang khusus ber-AC bagi pengunjung yang hanya ingin istirahat di masjid. Bahkan disediakan dispenser, kopi, dan juga snack-snack untuk dinikmati siapapun yang mau. Toilet yang luas, bersih, dan jumlah yang banyak pun menjadi nilai plus masjid itu. Ditambah lagi pelayanan yang ramah dari para takmir masjid kepada setiap pengunjung masjid membuat siapapun rindu untuk kembali lagi ke masjid itu meskipun hanya sekedar istirahat sejenak. Setelah mandi junub, Hamdan pun mengikuti sholat Ashar di masjid itu.
Hamdan : Assalamu’alaykum..
Alisa : Wa’alaykumsalam mas Hamdan.. udah selesai les privat nya??
Hamdan : Alhamdulillah.. sendirian aja sayang..?? Tanya Hamdan sambil berjalan menuju kamar Alisa.
Alisa : Iya.. tadi umi bilang pengen keluar gitu.. trus pergi sama temen-temen umi.. jawab Alisa yang tampil bercintai hanya mengenakan kaos pink muda sepinggul dan CD warna pink muda. Toket 36F miliknya tampak begitu menonjol karena Alisa tak mengenakan Bra.
Hamdan : Huuufft.. hooaahhmm.. tadi ke kampus ngga sayang? Tanya Hamdan sambil merebahkan dirinya di ranjang Alisa.
Alisa : Ohh.. ngga sih mas.. Cuma tadi ada temen main kesini bentar sekalian mau copy catatan Alisa.. Jawab Alisa yang terlihat dewasa dengan kacamata dan rambutnya yang diikat ekor kuda.
Alisa : Ehh iya.. mas Hamdan uda maem belum?? Kok kayaknya kecapekan banget? Tadi sendirian aja les privat nya? Tanya Alisa yang juga ikut berbaring di samping kanan Hamdan.
Hamdan : Mas lagi ga pengen makan.. ngantuk banget.. tadi sih sama Dana n Amin.. jawab Hamdan yang sudah tak kuat menahan kantuk.
Alisa : Ohh.. kalo Amin mah Alisa tau, tapi kalau Dana siapa tuh mas?? Temen kampus juga?? Tanya Alisa yang mulai miring ke kiri sehingga toketnya tergencet oleh tubuhnya dan tubuh Hamdan.
Hamdan : Aahh.. iya ya.. Dana, Amin, sama mas tuh dulu satu SMA.. si Dana kuliah di UII trus kemarin mas tawarin juga buat sekalian ikutan les bahasa Inggris.. ehh dia nya mau..
Alisa : Jadi reunian dong..?? Ahahah.. Jawab Alisa yang terlihat cantik saat tertawa. Kaki kanannya yang jenjang putih mulusnya kini ia silangkan di atas paha Hamdan.
Hamdan : Ahahah.. yaa gitu lah sayang.. eh yaa.. btw ntar malem ada acara ngga sayang??
Alisa : Ngga juga sih mas.. kenapa gituh?? Tanya Alisa penasaran.
Hamdan : Yaahh.. pengen aja jalan bareng sayangku nih.. sekali-kali pacaran berdua gitu.. jawab Hamdan sambil mengecup mesra kening Alisa.
Alisa : Ummhh.. mau banget mas Hamd.. belum selesai Alisa menjawab, ia mendapati Hamdan sudah terlelap tidur sesaat setelah mengecup keningnya.
Tampak wajah Hamdan yang kelelahan dan tertidur pulas terlihat begitu menenangkan hati Alisa. Alisa pun ingin berlama-lama memandang wajah alami Hamdan ketika tertidur seperti itu. Ia pun kembali teringat saat pertama kali berjumpa dengan Hamdan yang ia sama sekali tak menduganya. Berawal dari sepeda motor yang susah dinyalakan, hingga akhirnya mereka menyatukan kedua syahwat mereka di atas ranjang tempat Alisa dan Hamdan berada saat ini. Rasa cinta itu kian lama semakin kuat menancap di hati Alisa. Entah dengan sebab apa rasa itu muncul, tapi yang pasti Alisa tak ingin rasa itu berlalu begitu saja. Kehangatan dan kenyamanan yang ia rasakan tiap kali berada di sisi Hamdan benar-benar nyata dan tak perlu alasan.
Alisa : Cukuplah seperti ini.. iyaa.. seperti ini.. begitu hangat dan nyaman.. terimakasih sudah mengisi hati Alisa.. mas Hamdan sayang.. cuppph~ gumam Alisa sambil mengecup mesra bibir Hamdan sebelum kemudian ia tertidur bersamanya.
Allahuakbar.. Allahuakbar..
Suara lantunan adzan maghrib pun membuat Hamdan terbangun dari tidurnya. Namun tangan kanannya tak bisa begitu saja ia gerakkan karena menjadi bantal tidur Alisa yang tampak cantik aalami
Hamdan : Sayaang.. bangun yuk.. udah adzan..
Alisa : Mmhhhh.. bentar lagihhh.. pengen bobo sama maaass.. jawab Alisa dengan nada manja sambil terus mendekap tubuh Hamdan.
Hamdan : Ehhh.. ntar mas jadi telat ke masjid.. yuuk ahh.. jadi ngga mau jalan-jalan bareng?? Tanya Hamdan sambil membelai wajah Alisa.
Alisa : Ahh.. iya lupa.. oke mass Hamdan!! Jawab Alisa yang langsung bangun dan segera menuju kamar mandi.
Hamdan pun hanya tersenyum melihat tingkah Alisa yang seperti itu. Tapi tak dapat dipungkiri rasa sayang dan cintanya pada Alisa semakin dalam. Hasrat untuk selalu berada di dekat Alisa tak pernah bisa hilang sedikitpun dari dirinya. Rasa nyaman dan bahagia tiap kali mendengar dan melihat tawa Alisa begitu menenangkan hati Hamdan.
Alisa : Lama yah mas nunggunya..?? Hihihi.. soalnya kan jarang banget mas Hamdan ngajakin jalan bareng.. biasanya sih ngajakin bikin anak mulu.. ujar Alisa sambil merapikan jilbabnya.
Hamdan tak henti-hentinya dibuat terpana oleh keanggunan Alisa yang mengenakan Jilbab antem jumbo merah marun senada dengan cadar tali yang menutupi sebagian wajah cantiknya. Perpaduan indah seakan tak pernah lepas dari diri Alisa yang juga mengenakan gamis panjang se lantai berwarna mocca muda. Kulit putihnya tampak semakin bersinar di bawah cahaya lampu rumahnya malam itu.
Alisa : Mas Hamdannn.. kok bengong aja sih..?? Jadi jalan nggak?? Tanya Alisa sambil duduk di atas pangkuan Hamdan dengan posisi menyamping dan kedua tangannya merangkul leher Hamdan.
Hamdan : Ehh.. iya jadi dong sayang.. soalnya sayangku Alisa tampil cantik n wangi banget.. mas jadi takjub dehh.. jawab Hamdan yang kemudian mendekap erat Alisa.
Alisa : Uwww.. beneran mas?? Udah yu jalan.. kalo kelamaan malah ga jadi jalan lohh.. Jawab Alisa sambil menarik tangan kanan Hamdan untuk berdiri.
Hamdan : Ahahah.. yaudah yuukk..
Meskipun hanya jalan-jalan biasa dan banyak pasangan muda-mudi yang melakukannya, tapi tetap saja Hamdan merasa malam itu begitu menyenangkan. Alisa pun begitu menikmati perjalanan mereka yang tanpa tujuan jelas dengan mendekap erat Hamdan. Beberapa kali Hamdan dan Alisa saling melontarkan candaan sehingga membuat perjalanan keduanya semakin romantis.
Hamdan : Mmm.. makan dimana sayang?? Cari yang murah aja kali ya..?? Mas ga punya duit banyak ehh.. kata Hamdan sambil melihat kiri kanan.
Alisa : Hemm?? Halah mass.. ga udah mikirin biayanya.. yang penting kita seneng aja gitu.. Alisa juga bisa bantu bayar kok.. jawab Alisa sambil tangan kanannya mulai iseng masuk ke sirwal Hamdan sementara tangan kirinya membelai dada Hamdan.
Hamdan : Ohh.. oke dehh.. cari dulu yaa.. ehhh, mulai nakall yaa.. udah berani yaaaa main di tempat umum.. kata Hamdan merasakan lembutnya tangan Alisa yang terbalut handsock hitam tengah bergerilya di balik celananya.
Alisa : Hihihi.. mumpung bisa mass.. penasaran aja sensasinya gimana gitu kalo motoran sambil remes-remes punya mas Hamdan..
Hamdan : Haduduh.. ada-ada aja.. Ahahah.. sambil Hamdan memindahkan sling-bagnya untuk menutupi tangan Alisa.
Alisa : Tapi mas seneng kaaann..?? Hihihi.. tanya Alisa sambil merapatkan tubuhnya hingga menempel sepenuhnya dipunggung Hamdan.
Hamdan : Uhh.. seneng dong sayang.. apalagi toket Alisaku kerasa banget empuknya tuhh di punggung mas.. emhhh.. jawab Hamdan yang terbuai dengan kebinalan Alisa di atas motor.
rudal Hamdan lama-kelamaan mulai tegang dan mengeras sehingga sebagian dari rudalnya ada yang keluar dari sirwal. Lembut dan hangatnya telapak tangan Alisa begitu memanjakan batang rudal Hamdan yang berurat. Nafas Alisa sendiri terdengar berat dan menderu karena posisi kepala Alisa berada di sisi kanan belakang kepala Hamdan dan keduanya tidak mengenakan helm. Susana malam yang nyaman khas kota Jogjakarta ditambah banyaknya jalanan kecil yang bisa dilalui membuat Jogjakarta sangat lekat dengan kisah berawalnya cinta di masa kuliah.
Alisa : Ehh.. mas Hamdan.. mampir situ aja.. katanya yang punya resto muslim lohh.. ujar Alisa sambil mencabut tangannya dari sirwal Hamdan setelah sekitar 15menitan mengocok rudal Hamdan.
Hamdan : Shabu..?? Itu makanan atau narkoba??
Alisa : Yaaa makanaan lah maasss.. Alisa juga belum pernah nyoba.. yuu.. coba, sekali-kali aja.. lagian tempatnya juga nyaman..
Hamdan pun menuruti kemauan Alisa meskipun Hamdan paling alergi dengan rumah makan yang terlihat mahal seperti itu. Memang setting rumah makan terlihat simple dan rapi dengan di setiap meja terdapat kompor mini khas rumah makan steamboat. Hampir seluruh karyawan yang ada mengenakan peci bagi yang ikhwan, dan jilbab sepinggang bagi yang akhwat.
Hamdan : Owalahh.. ini tuh makanan Jepang toh?? Mahalnyaaa.. kata Hamdan sambil melihat-lihat daftar menu.
Alisa : Ahahah.. gapapa kan mas.. sekali-kali yang agak mahal dikit.. toh buat kekasihnya.. jawab Alisa dengan nada manja.
Hamdan : ahaha.. iya dehh.. beli yang ini aja ya.. yang murahh.. kata Hamdan sambil menunjuk salah satu menu.
Alisa : Yee mas Hamdan mah.. udah sini biar Alisa aja yang pesen.. Mbaa.. mau pesan yang ini yaah.. kata Alisa sambil menjelaskan menu yang ia pesan.
Sambil menanti pesanan mereka datang, Hamdan pun melihat-lihat suasana di rumah makan itu. Dari hiasan dinding yang berisi motifasi islam hingga lagu-lagu nasyid yang diputar memberikan nuansa islami yang kuat dan menenangkan hati setiap pengunjung.
Alisa : Baru pertama kali makan di rumah makan kayak gini mas Hamdan? Tanya Alisa yang berpindah duduknya ke samping kiri Hamdan.
Hamdan : Kalo berdua sama Alisaku yaa baru kali ini.. kalo kemarin kan sama umi juga tuh..
Alisa : Ohh.. kenapa gitu?? Ga pengen coba makan ditempat makan yang agak seru gitu kah??
Hamdan : Ahahah.. kalo mas mah yang pertama harga dulu harus sesuai kantong..
Alisa : Ahahah.. iya sih.. susah juga mas yah kalo ternyata duitnya kurang.. timpal Alisa sambil menyandarkan dirinya pada Hamdan.
Tak lama berselang, salah satu waitress pun datang membawakan beberapa wadah besar berisi daging dan sayuran. Kemudian disusul panci besar yang diletakkan di atas kompor kemudian dituangkan semacam kuah. Hamdan yang baru pertama kali melihat pun terkejut karena selama ini ia hanya melihatnya di film-film anime jepang saja model makan seperti yang ia lihat.
Alisa : Nahh.. yuuk makan mas.. gini nih caranya.. ambil yang mau dimakan, trus di rebus dulu di panci ini mass.. kalo udah matang baru deh di makan.. ujar Alisa sambil mengambil beberapa daging dan sayuran.
Hamdan : Ohh.. ahhh.. iyaa.. iyaa.. ahahah.. ribetnya yaa.. jawab Hamdan yang masih bingung dengan cara makan itu.
Alisa : Iyaa juga sih mas.. ahaha.. dulu Alisa waktu pertama kali nyobain juga ribet apalagi pake cadar gini.. jawab Alisa yang dengan lahapnya menikmati makanan didepannya.
Hamdan : Hadehh.. susah amat.. pake sumpit segala.. ahhh.. sini lah garpu..
Meski di awal Hamdan agak kesusahan menyesuaikan cara makannya, namun setelah beberapa kali percobaan akhirnya ia mulai terbiasa.
Hamdan : Mmm.. mayan juga yaa.. dek Alisa suka banget makan disini??
Alisa : Mm.. nyamm.. nyamm.. emmm.. lumayan sih mas.. kalo pas lagi pengen..
Hamdan : Ohh.. sayaanng..??
Alisa : hem??
Hamdan : Kok bisa sih sayang sama mas?? Heran aja gitu..
Alisa : Hem..?? Heran kenapa mas Hamdan?? Tanya Alisa sambil terus menikmati sayuran.
Hamdan : Yaaa kan kalau dari segi fisik masih banyak yang lebih baik dari mas gitu.. kadang mas juga minder kalo pas jalan bareng sama dek Alisa.. kayak zebracross gitu.. mas yang itemnya..
Alisa : Pffftt.. hahahah.. mas Hamdan nihh.. bikin Alisa gemes aja.. emang kalo sayang atau cinta gitu harus mandang fisik dulu ya?? Kok Alisa ga ngrasa gitu yaa..?? Tanya Alisa sambil memandangi wajah Hamdan yang sedang asik mengunyah.
Hamdan : Mas juga gatau sih.. trus jawaban dek Alisa gimana??
Alisa : Kalau buat Alisa sih mas.. kenyamanan.. itu yang buat Alisa jadi betah trus jadi sayang dehh.. ngga tau kenapa setiap di deket mas Hamdan tuh rasanyaa nyaamaaaannn banget.. apalagi klau dipeluk gitu.. mmmhh.. udah deh meleleh hati Alisa.. gitu aja mas sayang.. ga ada alasan khusus kok.. malah dapet plus nya nih.. dapet ikhwan yang ganteng, badannya sixpack, jago di ranjang pulaa.. uhhh.. idaman banget.. Jawab Alisa sambil tersenyum yang tersirat dari mata lentiknya.
Alisa : Ehh iya.. kalau mas Hamdan sendiri? Kok bisa sih milih Alisa ngga yang lain??
Hamdan : hem..?? Perlu dijawab kah?
Alisa : Yaaa perlu dong mass.. kan tadi Alisa uda cerita.. iiihh.. mas Hamdan curang ahh..
Hamdan : Simple aja.. kalau ada bidadari kenapa harus pilih selain bidadari??? Jawab Hamdan sambil memegangi dagu Alisa dan menatap mesra wajahnya.
Alisa : Uhh.. maass… makin sayang sama mas Hamdan lohh..
Hamdan : mas juga kok.. makin cinta sama dek Alisa.. jawab Hamdan sedikit berbisik di telinga kanan Alisa.
Sekitar jam 20.45 mereka selesai makan dan melanjutkan jalan-jalan malamnya. Meski perbincangan mereka tak terlalu lama, namun sangat berkesan mendalam bagi Alisa. Sepanjang perjalanan ia mendekap erat Hamdan. Alisa tak ingin kehangatan itu berlalu begitu saja. Hamdan pun menyadari hangatnya rasa cinta Alisa padannya dan ia pun menunjukkan dalamnya cintanya pada Alisa malam itu.
Alisa : AHHHH.. MAASS.. ENAAKK.. AUHH.. MENTOKK.. AHHH rudal MASSHH ENAK BANGETHH.. UHHH.. TERUSHH MASHH.. UHHH.. ALISA MILIK MASS.. ALISA SAYANG MASS.. AHH.. MMHHH.. AHHH..
Hamdan terus menggenjot Alisa dengan tempo perlahan namun kuat menyebabkan Alisa bisa merasakan keras dan perkasanya rudal Hamdan di dinding serambi lempitnya. Nikmat tak terkira Alisa rasakan setiap kali rudal Hamdan mendobrak rahimnya dengan kuat. Mata Alisa mendelik ke atas sambil menggigit bibir bawahnya menahan kenikmatan permainan Hamdan.
Sesaat setelah sampai rumah dan masuk ke ruang tamu, Alisa langsung mendekap Hamdan dari belakang. Dekapannya begitu erat seperti orang uang yang hendak ditinggal pergi selamanya.
Alisa : Mass.. makasih yaahh.. Alisa bener-bener sayang mas Hamdan banget.. Alisa ga mau jauh dari mas Hamdan.. kata Alisa sembari membenamkan wajahnya di punggung Hamdan.
Hamdan : Iyahh.. mas juga sayang banget sama Alisaku sayang.. jawab Hamdan sambil membalikkan badannya dan langsung mengecup mesra bibir Alisa yang masih tertutup cadar.
Berawal dari ciuman itulah kemudian berlanjut Hamdan menelanjangi Alisa dan hanya menyisakan jilbab dan cadarnya saja. Saat Hamdan melucuti pakaian Alisa, cupangan dan ciuman tak pernah Hamdan lepaskan dari tubuh Alisa yang membuat Alisa menjadi terangsang. Kini giliran Alisa yang dengan cepat dan penuh nafsu melepas baju dan sirwal Hamdan. Dengan satu tarikan kuat, celana sirwal Hamdan langsung terlepas dan melepaskan rudal buasnya yang mengacung tegak di hadapan wajah Alisa.
Aroma khas lelaki menembus dan membelai mesra hidung Alisa. Batang kejantanan Hamdan terlihat gagah perkasa dengan urat-urat besar mengelilinginya. Alisa pun tak kuasa menahan gelak birahi yang mulai menguasai tubuhnya. Ia pun berlutut dan langsung melumat rudal Hamdan dengan penuh nafsu.
Alisa : Mfhhh.. mffhhh.. ockk.. ockk.. ockk.. .mmmff.. sruuppp.. mfff.. ockk.. ockkk.. ahhh.. mff…
Kepala Alisa bergerak maju mundur mengocok rudal Hamdan di mulutnya dengan cepat. Bahkan deepthroat pun dengan mudahnya Alisa lakukan. Decak becek rudal Hamdan menghantam pangkal kerongkongan Alisa membuat Hamdan semakin terangsang hebat.
Alisa yang tengah asik mengoral rudalnya sekitar 5 menitan, tiba-tiba Hamdan berdirikan dan saling berhadapan dengannya. Toket 36F Alisa tampak indah membusung dihias puting pink yang sudah tegak mengeras. Hamdan yang sudah terbakar birahi kemudian mengangkat kaki kiri Alisa. Ia pun sedikit menurunkan pinggulnya sehingga rudalnya kini berada di bawah serambi lempit Alisa. Kaki kanan Alisa sedikit berjinjit mengimbangi ketiggian Hamdan. Tangan kanan Alisa berpegangan pada pindak kiri Hamdan sementara tangan kirinya menggenggam rudal Hamdan dan mengarahkannya ke liang suragawinya. Dan Blessshhhh.. rudal Hamdan terbenam seluruhnya bersamaan dengan Hamdan mengangkat kedua kaki Alisa dan menggendong Alisa di depannya.
Alisa : OUUHHHHH.. SHHH.. MASSS… OUHH MENTOKKKK.. AHHH..
Hamdan pun menyandarkan Alisa di dinding sambil terus menggendongnya. Dengan posisi ini berat tubuh Alisa sedikit di topang oleh dinding membuat Hamdan bisa lebih fokus menggempur serambi lempit kekasihnya itu.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!
Alisa : AOUUHH.. MASS.. rudalHH.. AHHH.. MMMHH.. AHHH.. SSHHH.. ENAKNYAHH.. AHHH.. TERUS MASHH.. AUHHH.. OHHH.. AHHH.. SHHH.. AHHH.. ENAK BANGET.. AHH.. AMPUNN.. ENAKNYAHH.. AHH.. MAS KAMAR AJAHH.. BIAR PUAS menggenjotNYAA.. AHH..
Hamdan sendiri juga kurang nyaman dengan posisi itu, ia pun mengiyakan permintaan Alisa dan menggendongnya sembari rudalnya tetap menghujam mentok di rahim Alisa. Sensasi tersumpal oleh rudal sambil berjalan membuat Alisa tanpa sadar mencapai orgasmenya sehingga cairan surgawinya membasahi lantai rumah yang mereka lewati. Keduanya saling berpagutan mesra sembari menuju kamar Alisa di lantai dua.
Brukhh..
Alisa : AHHH.. MHHH.. OUHHH.. TERUSHH.. MFFHH.. YESHH.. MASSS.. OUHH.. MAS HAMDANHH.. ENAKK BANGETHH.. UMMHH.. JANGAN BERHENTI MASHH.. UHHH.. AHHH..
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!
Dengan posisi Deck-Chair dimana Alisa telentang dengan kakinya ditekuk hingga lututnya menekan toketnya. Hamdan berada di atas Alisa dengan posisi kedua sikunya dan lututnya bertumpu di ranjang. Paha Hamdan menjepit pinggul Alisa sementara kedua betis Alisa mengapit leher Hamdan. Posisi ini menyebabkan Hamdan dengan mudah melesakkan rudalnya jauh hingga ke bagian terdalam organ kewanitaan Alisa. Ditambah lagi gempuran Hamdan berpadu dengan berat tubuhnya yang menyebabkan setiap sodokan Hamdan terasa jauh melesak ke dalam tubuh Alisa. Alisa hanya bisa menengadah dengan mulut menganga dan berteriak meracau merasakan kenikmatan bertubi-tubi yang luar biasa. Bibir kemerahan Alisa yang kenikmatans pun tak lepas dari pagutan liar Hamdan. Mendapatkan rangsangan hebat di mulut dan serambi lempitnya membuat Alisa harus menyerah oleh permainan Hamdan.
Alisa : OUHH.. MASS.. AHHH.. MMHH.. KELUARHH.. AHH.. ENAK BANGETHH.. NNNGGHHHHHHH..!!!
SEEERRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Cairan surgawi Alisa menyembur deras membasahi perut sixpack Hamdan. Tubuh Alisa mengejang, tangannya mencengkram erat sprei ranjang merasakan derasnya birahi mengalir keluar dari tubuhnya. rudal Hamdan masih bersarang di liang surgawi Alisa saat ia orgasme, kini dengan ciuman-ciuman mesra di leher dan pangkal leher Alisa, Hamdan kembali memanjakan dan merangsang kekasihnya itu.
Alisa : Ahh.. mass.. mhhh.. lagihhh.. yuukk.. auhh.. mau terus semaleman di entott.. ahhh.. mass.. AKHH!! AKHH!! MFFHH!! OHHH!! IYAHH..!! ASIKKH..!! AHH.. MAS HAMDANNH!! ALISA SAYANG MAS..!! MMHHH..!!
Mendengar kata-kata Alisa yang bercampur dengan desahan membuat Hamdan terbakar dan langsung kembali menggenjot kuat-kuat liang surgawi Alisa. Terlihat bibir serambi lempit Alisa ikut tersedot masuk tiap kali Hamdan melesakkan seluruh batangnya dengan kuat hingga terbenam menembus rahim Alisa. Alisa kembali dibuat kelojotan merasakan kenikmatan sodokan Hamdan yang terasa begitu dalam dan hangat. Rasa cinta di antara keduanya semakin membuat persetubuhan kedua aktivis dakwah kampus itu terasa intim. Cadar Alisa yang tadinya menutupi bibirnya telah ia turunkan sehingga kini kecantikan wajah bidadari Hamdan itu tampak sempurna.
Alisa : OUHHH.. MASSHH.. MMFFHH.. rudalLL!! AHH..!! rudalL!! ENAAAAKKKHHH…
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR…
Hamdan segera mencabut rudalnya dan mengangkang di ranjang sementara di hadapannya Alisa tengah menyemburkan cairan surgawinya begitu tinggi dan deras.
Hamdan : Wuhhh.. mantab bener sayangku inihh.. hahahah.. ujar Hamdan melihat Alisa yang tengah menikmati squirting nya.
Alisa pun bangun dan langsung mengambil posisi doggy menghadap Hamdan dengan rudal Hamdan mengacung tegak dan mengkilat.
Alisa : Uwwwhh.. gara-gara mas Hamdan sihh ngajarin Alisa yang nggak bener.. jadi gini kaaann.. ujar Alisa sambil mengocok rudal Hamdan.
Hamdan : Ahahah.. tapi Alisaku kayaknya malah seneng bisa jadi pemuas rudal mas nih..?? Iya ngga sih..??
Alisa : Iyaa dongg.. jadi budak bercinta pun Alisa mauh yang penting mas Hamdan sayang sama Alisa ajaa.. jawab Alisa sambil menjilati rudal Hamdan dan memandangi Hamdan dengan tatapan menggoda.
Hamdan : Ehhh.. kok gitu? Yaahh.. mas jadi makin nempel dong sama adek ntar.. jawab Hamdan sambil tersenyum senang.
Alisa : Gapapa kan mass Hamdannh.. apa sih yang ngga buat mas.. sluurprp.. mmfhh.. mmhh.. mffhh.. jawab Alisa sambil mulai menikmati rudal Hamdan.
Hamdan : Mmhh.. shhh.. mas juga sayang bangeth sama dek Alisa.. ahhh.. iyahh sayangg.. terush.. wuuhhh.. ujar Hamdan menikmati deepthroat yang Alisa berikan.
Hamdan merem melek dengan kedua tangannya menyangga tubuhnya merasakan kenikmatan permainan oral bercinta Alisa. Alisa sendiri juga tampil bercintai dengan posisi Doggy dengan kedua pahanya terbuka sehingga membuat bokongnya putih mulusnya bulat sempurna.
Alisa : OCKK.. OCKK.. MMFFHHH.. MMMMHH.. OCKK..OCKK.. OCKK.. SRUUP.. MMFHH.. OCKKK.. OCKK..
Meski sudah berkali-kali Alisa mengoral rudal Hamdan, bukannya bosan malah semakin tergila-gila. Rasa yang diberikan rudal Hamdan begitu gurih bagi lidah Alisa, ditambah lagi lumuran lendir akhwat semakin meningkatkan rasa lezat yang membius pikiran Alisa. Kepala Alisa naik turun dengan cepatnya, sementara tangan kanannya meremas-remas lembut zakar Hamdan. Sesekali Alisa melepas sepongannya dan berganti melahap habis kedua zakar Hamdan secara bersamaan. Mulut Alisa terlihat menggembung saat kedua zakar Hamdan di mulutnya, sementara tangan kanannya gantian mengocok rudal Hamdan secara perlahan. Hampir sekitar 8 menit Alisa mengoral rudal Hamdan sebelum akhirnya ia mendorong Hamdan hingga rebahan di ranjang.
Alisa : Ummhh.. mass.. gantian Alisa yaahh.. mas nikmatin ajah goyangan Alisa yaahh.. ujar Alisa sembari mengambil posisi WOT di atas pinggul Hamdan.
SRRT… BLESSHHHH..
Alisa : OOOOUHHHHHH.. MMMHHH.. NIKMAATHH NYAHHH.. AUHH.. SHHH.. OHHH..SHH. OHH.. SHHHH.. MHHHH.. MHHH.. rudalHH… NAKALHH.. AHHH.. SHHH.. OUHHH.. MASSHH.. AHHH..
rudal Hamdan menembus serambi lempit Alisa dengan mudahnya dan langsung tenggelam seluruhnya. Alisa yang tengah tenggelam dalam lautan birahi langsung menggoyang cepat dan kuat rudal Hamdan maju-mundur. Kedua tangan Alisa menggenggam tangan Hamdan yang tengah sibuk meremas-remas gunung kembar 36F miliknya sementara mata Alisa merem melek merasakan kenikmatan yang diberikan oleh rudal keras Hamdan tiap kali menekan setiap sisi dinding liang surgawinya. Semakin lama goyangan Alisa semakin cepat. Dinding lian surgawinya berdenyut kuat memijat lembut rudal Hamdan di dalamnya. Kenikmatan rudal Hamdan yang kekar pun menjalar ke seluruh tubuh Alisa. Birahi yang ada di tubuhnya pun serasa berkumpul di ujung serambi lempitnya.
Alisa : OUHH.. SHH.. rudalHH.. AHHH.. MASSHHH.. MAU KELUARHH.. AHH.. MHH.. AHHHH.. rudalLHH.. AHHH.. KELUAR.. AHHHH.. NGGGHHHHHHHH..!!!
PLOP.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SEEERRRRRR..
Cairan surgawi Alisa menyembur deras sesaat setelah ia mengangkat pinggulnya. Pinggul Hamdan basah kuyup oleh cairan surgawi Alisa. Sekitar 5 detik Alisa mengejang memompa habis cairan surgawinya dan kini ia mengambil posisi jongkok. Dengan tangan kirinya ia mengarahkan rudal Hamdan dan Blesshhhh.. rudal Hamdan yang basah kuyup oleh lendir serambi lempitnya dengan mudah menembus liang anusnya.
Alisa : AAAUHHHH.. SSHHH.. AHHH.. AKHIRNYA MASUK BOKONG.. MFFHHH.. AHHH.. SHHH.. rudalHH!! AHHH!! OUHH!! AHHH..!! YESHH!! ENAK BANGET MASSHH!! AHHH!!
Kedua tangan Alisa bertumpu di dada Hamdan, sementara kedua kakinya mengangkang dalam posisi jongkok. Bak kesetanan, Alisa menggenjot rudal Hamdan di anusnya dengan menggerakkan cepat pinggulnya naik turun. Dengan posisi ini Hamdan bisa melihat jelas rudalnya keluar masuk anus Alisa. Benar-benar pemandangan indah dimana seorang akhwat cantik aktivis dakwah kampus itu tengah bugil hanya mengenakan jilbab sementara bokongnya asik menikmati rudal raksasa ikhwan yang bukan mahramnya di liang anusnya. Ditambah toket Alisa yang bergoyang-goyang mengikuti irama genjotan pinggulnya semakin menambah keindahan persetubuhan keduanya.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!
KREET.. KREET.. KRETTT..
Ranjang Alisa turut berdecit tiap kali ia menghantamkan bokongnya di pinggul Hamdan. Rasa penuh sesak bercampur nikmat membuat Alisa ketagihan dengan anal bercinta. Matanya merem melek dengan sesekali ia menggigit bibir bawahnya merasakan sensasi kenikmatan rudal keras kekar Hamdan di anusnya. Hampir 3 menit lamanya Alisa menggenjot rudal Hamdan di anusnya sebelum akhirnya ia kembali melepaskan orgasmenya.
Alisa : AAKHH!! OGHH!! AKHHH!! MASSHH!! ENAK BANGETHH!! AKHH!! GA TAHAN LAGIHH!! OHHH!! AHHH!! KELUARRHHHHHHH!!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Alisa menekan bokongnya sekuatnya sehingga rudal Hamdan masuk sepenuhnya di perutnya dan membuat cairan surgawinya menyembur kuat hingga membanjiri ranjangnya. Rasa lelah bercampur nikmat memenuhi tubuh Alisa. Ia pun terkulai lemas di atas dada Hamdan dengan rudal Hamdan masih menancap di anusnya.
Hamdan : hahah.. capek banget sayang yahh..?? Tapi kayaknya tadi keenakan.. ujar Hamdan sambil mendekap dan membelai lembut rambut Alisa.
Alisa : Hhh.. Hhh.. iyah mass.. uhhh.. rudal mas Hamdan juara bangethh.. ahhh.. Alisa nyampe kewalahan nih.. jawab Alisa dengan nafas tersengal-sengal.
Hamdan : Yaudahh.. Alisa sayang istirahat dulu.. besok lanjut lagi yaahh..
Alisa : Ehh.. jangan dong mass.. mass kan belum keluarhhh.. hhh.. gamau.. gamauu.. mas Hamdan juga harus puas dulu.. harus nyampe keluarhh.. jawab Alisa sambil wajahnya menatap Hamdan dan dengan nada merengek.
Hamdan : Hahah.. trus gimana dong??
Alisa : Yaahh.. pakai aja Alisa semau mass.. sampai mas puas pokoknyahh..
Hamdan : Ahahah.. yaudah dehh.. tahan yahh sayaangkuhhh..
Alisa : Hihih.. iyhah mas Hamdannhhhhh.. AKHH!! OGHH!! MFFHHH!! OHHH!! SHHH!! OHHHHH!! FUCKK!! AHHHH!! IYAAHH!! TERUS MASHHH!! SODOK TERUSHH!! OUHHHH!!
Kedua tangan Hamdan mencengkeram bokong putih mulus bulat Alisa dan menyatukannya sehingga anus Alisa menjepit rudal Hamdan lebih kuat lagi. Hal ini membuat dinding anus Alisa terangsang hebat hingga Alisa pun blingsatan merasakan sensasi kenikmatan yang tiada tara.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!
rudal Hamdan keluar masuk anus Alisa dengan cepat dan kuat. Racauan dan teriakan Alisa semakin membuat Hamdan bergairah untuk mensetubuhi bidadarinya itu. Ukuran rudal Hamdan masih terlalu besar bagi anus sempit Alisa yang membuat anus akhwat cantik itu ikut keluar masuk mengikuti irama genjotan Hamdan.
Alisa : AKHH!! OGHHH!! OUHH!! MASS!! rudalHNYAAHH.. ENAK BANGETHH!! ENAKK NYAA AMPUNNHH!! AHHH!! MAU KELUAR LAGIHH..!! AHHH!! AHHH!!! AAAAAAHHHHH..!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..
Hamdan yang sudah terbakar birahi tak memberikan kesempatan bagi Alisa untuk menyempurnakan orgasmenya. Saat Alisa tengah menyemburkan cairan surgawinya, Hamdan dengan cepat mencabut rudalnya dan langsung melesakkannya di serambi lempit Alisa. Tak menunggu Alisa selesai orgasme, Hamdan langsung menggenjot kuat dan cepat liang surgawi Alisa.
Jam menunjukkan pukul 22.35 saat Hamdan menumpahkan seluruh spermanya di rahim Alisa. Hampir selama 45menit lebih Alisa harus bertahan dengan genjotan kuat dan liar Hamdan menggilir serambi lempit dan anusnya. Rasa capek yang menghampiri kedua aktivis dakwah itu pun membuat keduanya terlelap tidur dengan Alisa di terkulai lemas di atas dada Hamdan sementara rudal Hamdan masih menancap di serambi lempitnya.
—————————————————
Sementara di tempat lain..
Ustadzah Auliya : Muna.. ehh.. sini bentar dehh.. panggil ustadzah Auliya ke salah satu santriwati senior.
Ustadzah Muna : Ohh.. iyah.. kenapa liya?? Tanya ustadzah Muna sambil mendekap beberapa kitab tafsir di dadanya.
Ustadzah Auliya : Udah selesai kan ngajarnya? Atau masih ada santriwati yang mau setoran hafalan juga??
Ustadzah Muna : Mmm.. kayaknya tinggal satu atau dua aja sih.. kenapa Liya? Mau traktir makan kah??
Ustadzah Auliya : Halah.. belom lama kemarin aja udah mie ayam.. masih kurang?
Ustadzah Muna : Ahahah.. ngga.. becanda aja kok.. kenapa sih??
Ustadzah Auliya : Gini.. kamu uda tau kan kalo besok Ummi Pipik mau datang? Nahh ustad Hamdan juga mau datang.. trus tadi ummi Vyrna bilang kalau kita yang disuruh nemenin ustad Hamdan.. pokoknya apa aja yang nanti beliau butuhkan kita harus bisa penuhin..
Ustadzah Muna : Ehh.. seriusan Liya?? Ustad Hamdan mau kesini juga? Beliau kesini mau apa??
Ustadzah Auliya : Tadi kata ummi sih beliau mau bantu-bantu buat persiapan penyambutan Ummi Pipik gitu..
Ustadzah Muna : Duhhh.. giman nih?? Padahal aku belum paham banget nih pelajaran khusus dari ummi.. gimana donngg..?? Tanya ustadzah Muna dengan nada khawatir.
Ustadzah Auliya : Nahh.. makanya.. ntar malem tidur sama aku aja.. kan ustadzah Afifah lagi giliran khidmat ummi toh? Jadinya kosong satu tuh ranjang..
Ustadzah Muna : Ahhh.. boleh-boleh.. jam berapa nih aku bisa kesitu??
Ustadzah Auliya : Yaa ntar aja gampang.. yang penting kamu kelarin dulu tuh santriwati..
Ustadzah Muna : Oke deh Liyaaa..
Jam menunjukkan pukul 21.10 saat ustadzah Muna datang ke kamar ustadzah Auliya.
Ustadzah Muna : Assalamu’alaykum.. lagi apa Liya?? Tanya ustadzah Muna sambil menutup kembali pintu kamar ustadzah Auliya.
Ustadzah Auliya : Udah selesai Mun? Ngga.. santai aja.. sambil liat-liat link dari ummi..
Malam itu ustadzah Auliya tampil bercintai hanya mengenakan kaos pink kecil seperut dan hotpants hitam. Sementara ustadzah Muna tengah melepas jilbabnya sehingga hanya tersisa gamis hitam panjang saja.
Ustadzah Muna : Wiiihh.. jarang banget aku liat kamu sebercintai ini Liya.. mulus yaaa kaki kamu.. hihih.. Ujar ustadzah Muna yang mulai tiduran di samping kanan ustadzah Auliya sembari meraba-raba kaki kuning langsat mulus jenjang ustadzah Auliya.
Ustadzah Auliya : Iya dong kan dirawat.. mau emang besok kamu nikah trus suami kamu kecewa liat tubuhmu yang gak kerawat..?? Kan kasian.. hihihih.. makanya harus dirawat dan dilatih juga Mun.. jawab Ustadzah Auliya sambil sibuk scrolling HPnya.
Ustadzah Muna : Ahahah.. iya deh.. siap bu Ustadzah..!! Btw emang perlu banget ya kita belajar bercinta kayak gini? Aku masih malu ehh.. kok kamu bisa sih nggak malu gitu Liya??
Ustadzah Auliya : Ya sama.. awalnya aku juga malu waktu ummi cerita soal gituan.. tapi kan bener juga apa yang dibilang ummi kalau besok berkeluarga ga hanya soal psikologis aja tapi juga hubungan fisik penting, bahkan kemampuan berhubungan badan bisa mempengaruhi ketahanan kehidupan keluarga seseorang..
Ustadzah Muna : Tapi tetep aja aku tuh masih malu-malu banget tauk.. apalagi besok suruh nemenin ustad Hamdan.. duuhh.. gimana caranya coba?? Bayangin aja uda merinding.. ujar ustadzah Muna sambil mendekap sendiri tubuhnya.
Ustadzah Auliya : Lhoh.. tapi kemarin ikutan ngemut rudalnya ustad Hamdan gitu?? Ga malu kann??
Ustadzah Muna : Yaa kan itu rame-rame Liyaaaa.. lagian uda kebelet nafsu sihh.. ahhh..
Ustadzah Auliya : Trus gimana rasanya rudal ustad Hamdan?? Tanya ustadzah Auliya sambil tidur miring ke kiri menghadap ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : Ehhh.. seriusan kamu tanya itu??
Ustadzah Auliya : He’emhh.. penasaran aja.. yang katanya malu-malu tapi kok maaauu..?? Hihihi..
Ustadzah Muna : iisshh.. apaan sihh.. mmmhh.. apa yah?? Duhh.. gatau.. enak aja gituhh.. rasanya ga bisa dijelasin.. gurih-gurih gimanaa gituhh.. anehnya sekali nyoba jilat langsung ketagihan buat emut.. jawab ustadzah Muna dengan nada malu-malu.
Ustadzah Auliya : Truss.. truss.. jadinya kamu emut nggak tuh rudal tampan gede ustad Hamdan?? Tanya ustadzah Auliya sambil tangan kirinya meraba-raba paha ustadzah Muna yang masih tertutup gamis.
Ustadzah Muna : Ahhh.. gelii tauk.. shh.. mmhhh.. iya dongg.. soalnya yang lain juga emut, akhirnya aku ikutan.. gede banget sih.. gamuat di mulut akuhh.. tapi yaahh.. akhirnya bisa masuk semua.. uhh.. penuhnyaa di mulut.. mffhhh.. tuuhh kann jadi kebayang.. jawab ustadzah Muna yang mulai gelisah karena birahi mulai menerpa.
Ustadzah Auliya : Yaudah sih.. ngapain ditahan coba?? Sinih copot aja gamis mu.. ujar ustadzah Auliya yang kemudian melepasi gamis ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : Ehhh.. apaa sihh.. maluu.. ujar ustadzah Muna sambil mencoba menahan gamisnya agar tidak terlepas dari tubuhnya.
Ustadzah Auliya : Hihihih.. alaahh udaahh.. udah nafsu kan..?? Ntar aku temenin kokk.. hihihih.. jawab ustadzah Auliya yang langsung menarik paksa gamis ustadzah Muna.
Ustadzah Muna yang memang sudah mulai terangsang pun akhirnya melepaskan egonya dan membiarkan gamis hitam penutup tubuhnya terlempar ke meja kitab ustadzah Auliya. Meski ustadzah Auliya juga sama-sama akhwat, namun ia tetap saja terpana melihat kulit ustadzah Muna yang begitu putih mulus tanpa cela. Wajahnya yang cantik putih mulus dengan mata lentik dan alis hitam yang sedikit tebal serta bibir merah menawan menjadikannya cantik sempurna di mata ustadzah Auliya. Bra dan CD hitam berenda khas seorang akhwat tampak kontras dengan warna kulit putihnya.
Ustadzah Muna : Ehhh.. udaahh.. Jangan dibuka semuaa.. maluu.. ujar ustadzah Muna sambil kedua tangannya berusaha menutupi toketnya.
Ustadzah Auliya : Alaahh.. udah sekalian ajaahh.. Hihih.. kamu juga mau liat punya ku kan?? Tanya ustadzah Auliya yang langsung melepasi semua pakaiannya hingga bugil.
Wajah oval, putih kenyal bersih, mata jeli nan lentik dengan hidung sedikit mancung ditambah bibir merah dan rambut hitam lurus menampakkan kecantikan alami ustadzah Auliya. Tubuhnya yang bercintai putih berisi dihiasi dengan gunung kembar 38C dengan puting kecoklatan yang mencuat indah. Pinggulnya yang sedikit lebar tampak serasi dengan pinggang bercintainya dihiasi oleh gundukan menawan di selakangannya yang mulus tanpa bulu.
Ustadzah Muna : Waahh.. gak nyangka lohh badan kamu oke banget Liya.. bisa gitu kayak gini.. apa sih rahasianya?? Tanya ustadzah Muna sambil memandangi takjub tubuh bercintai ustadzah Auliya.
Ustadzah Auliya : Naah.. sekarsng giliran kamu Mun.. sini ahh.. siniihhh.. hihihih.. ujar ustadzah Auliya sambil berupaya melepaskan Bra dan CD ustadzah Muna.
Beberapa kali ustadzah Auliya mencoba menggoda dan menarik tangan ustadzah Muna dan akhirnya ustadzah Auliya berhasil melepaskan kedua kain terakhir penutup tubuh indah salah satu santriwati senior itu. Keindahan tersembunyi tubuh ustadzah Muna kini terkuak sudah. Toket ranum 38B yang kenyal putih mulus dengan puting pink muda terlihat begitu kenikmatans ditambah selakangan putih mulus tanpa bulu dihiasi serambi lempit rapat hanya seperti garis menambah kesempurnaan tubuhnya.
Ustadzah Auliya : dihhh.. tuh tubuhmu lebih bagus Mun.. Ikhwan-ikhwan pada ngebet nih kalo tau.. sambil ustadzah Auliya kembali men-scroll HP nya.
Ustadzah Muna : Mau diapain sih aku.. dingin tauk.. ujar ustadzah Muna sambil berupaya mengambil selimut.
Ustadzah Auliya : Tadi katanya bingung kan kalo besok ketemu ustad Hamdan, nih nonton ini ajah.. sembari ustadzah Auliya memberikan HP nya pada ustadzah Muna.
Ustadzah Muna yang masih lugu pun terkejut ketika melihat adegan di dalam video yang menampilkan seorang akhwat berjilbab lebar warna hijau tengah asyik menikmati rudal seorang ikhwan. Wajah cantik akhwat di video itu tengah ditampari oleh rudal si ikhwan. Bukannya si akhwat menolak, justru mimik wajah senang yang akhwat itu tunjukkan. Meskipun ini bukan kali pertama ustadzah Muna melihat video porno di pondok itu, terlebih lagi santriwati senior sering mendapatkan pelajaran ekstra tentang “tugas seorang istri untuk melayani suami” yang mengharuskan mereka menyaksikan berbagai aksi vulgar di video porno yang disediakan bu Vyrna. Menyaksikan ustadzah Muna yang mulai fokus dan menikmati video itu, ustadzah Auliya pun juga mulai merangsang tubuh ustadzah Muna.
Ustadzah Auliya : Gimanah Munn..?? Pengen nggak ngrasain rudal gituhh lagihh..?? Bisik ustadzah Auliya di telinga ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : Ahhh.. shhh.. Liya nihh.. pengenn banget taukk.. shhh.. mmhhh..
Ustadzah Muna mulai mendesis dan melenguh saat ustadzah Auliya mencupangi lehernya. Lidah lembut nakal ustadzah Auliya menggelitik leher putih wangi ustadzah Muna. Sensasi geli bercampur nikmat merangsang libido ustadzah Muna ditambah lagi gesekan kedua putingnya dengan puting ustadzah Auliya semakin membuatnya blingsatan. Adegan di dalam video dimana sang akhwat tengah mengoral zakar si ikhwan pun menerbangkan fantasi ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : Aahhh.. Liyaahh.. shhh.. nakal ishh.. mmhh.. gelihhh.. auhhh.. shhh..
Ustadzah Auliya : Geli tapi enak kaann..?? Sruupphh.. mmhh.. sruupp.. mcchh.. mcchh.. srupp..
Tangan kanan ustadzah Muna meremas kuat bantal sementara tangan kirinya menggenggam HP sembari menikmati permainan ustadzah Auliya dan juga adegan ‘panas’ di video yang ia tonton. Birahi yang mulai memuncak membuat liang surgawi terasa becek dan lengket. Rasa gatal pun mulai menerpa selakangan ustadzah Muna yang membuatnya harus menggesek-gesekkan kedua paha mulus putihnya karena menahan syahwat.
Ustadzah Muna : Auuhh Liyaahh.. Ahhh.. enak bangethhh.. sshhh.. isshhh.. pentilnyaahh dongg.. sshhh.. ahhh.. ihh.. jaahhaat.. kamu jahat liyaahh.. uhhh.. pentilnyaa.. mauhh..
Ustadzah Muna tak mampu lagi menahan lisannya dari mengemis untuk segera di puaskan oleh rekan mengajarnya itu. Jilatan dan cupangan yang dilancarkan ustadzah Auliya di sekitar puting ustadzah Muna membuat ustadzah Muna blingsatan ingin merasakan sensasi yang lebih. Remasan lembut kedua tangan ustadzah Auliya di gunung kembarnya semakin membuat ustadzah Muna tak lagi mampu menahan birahinya. Beberapa kali tangan kanan ustadzah Muna berusaha memaksa kepala ustadzah Auliya untuk ia benamkan di toketnya.
Ustadzah Muna : AAAAUHHHHHH… Mmhh.. sshhhh.. akhirnyahhh.. Uhhhh.. Liyaahh.. Enaknyahhh.. Ahh.. Shhh.. Mhhh.. Shhh.. ahhh.. nakalnyahh lidah kamuhh.. sshhh..
Lenguhan panjang ustadzah Muna tak tertahankan lagi saat merasakan putingnya dilahap habis oleh ustadzah Auliya. Ditambah lagi tarian lincah lidah liar dan hisapan kuat ustadzah Auliya membuat ustadzah Muna blingsatan kesana kemari. Pengalaman pertamanya dirangsang putingnya oleh sesama akhwat membuatnya tak bisa berhenti mendesah. Permainan lincah ustadzah Auliya yang secara bergantian menggarap kedua putingnya benar-benar memanjakan akhwat cantik bertubuh langsing itu. Puncaknya ketika ustadzah Auliya menyatukan kedua bukit kembar ustadzah Muna dan menghisap kedua toketnya secara bersamaan mengakibatkan sengatan birahi yang dahsyat yang menerpa seluruh tubuh ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : Ahhh.. Liyaa.. Ahh.. udahh.. ahhh.. ga tahannn.. ahhh.. mau pipishh.. ahhh.. ahhhh.. MMMHHHHHH…!!!
CRRRTTTT… CEERRRRRRR..
Tubuh ustadzah Muna agak melengkung ke atas, kakinya menegang, sementara serambi lempitnya mengalirkan deras cairan surgawinya membasahi ranjang ustadzah Auliya. Matanya terpejam dengan bibir bawahnya ia gigit sementara kedua tangannya mencengkram erat sprei ranjang.
Ustadzah Auliya : Hihihi.. enak kaann?? Gimanah Mun..?? Mau lagiihh..?? Tanya ustadzah Auliya sambil doggy di atas tubuh ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : Aihh.. jadi pipis kaann.. duuhh.. kamu sihh Liyaahh.. enak sihh.. tapi kan kasur kamu jadi basaahh kena pipis aku..
Ustadzah Auliya : Gapapa.. buat aku yang penting kamu puas n bisa belajar foreplay gini besok kalo sama ustad Hamdan..
Ustadzah Muna : mmhh.. iya sihh.. tapi kan beda Liya.. beliau kan ikhwan, sementara kita kan akhwat..
Ustadzah Auliya : Iya juga.. Cuma ga beda jauh kok.. bedanya kalau ustad Hamdan punya ‘Tongkat’ kalau kita kan nggak.. ahahah.. ujar ustadzah Auliya sambil kembali menciumi perut rata ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : Ahhh.. sshhh.. Liyaaahh.. ishhh.. kamu kok bisa sihh.. auhh.. gelihh.. ahhh..
Jilatan dan cupangan lembut kembali ustadzah Auliya daratkan di perut mulus kencang ustadzah Muna. Lenguhan dan desahan ustadzah Muna merasakan birahi yang datang terdengar begitu erotis. Kedua tangan ustadzah Auliya dengan lihai membelai lembut dari lutut sampai ke pangkal paha ustadzah Muna. Hingga akhirnya kini serambi lempit pink indah menawan ustadzah Muna yang tampak mengkilat becek dengan aroma khas lendir akhwat tersaji utuh dihadapan ustadzah Auliya.
Ustadzah Auliya yang juga sudah terangsang tanpa buang waktu langsung menjilati bagian tubuh yang paling dijaga oleh seorang akhwat. Merasakan lidah lembut ustadzah Auliya menyapu bibir serambi lempitnya membuat ustadzah Muna bak disetrum listrik berjuta volt. Ledakan birahi langsung menyeruak keseluruh bagian tubuhnya.
Ustadzah Muna : MMMMHHHH.. SHHH.. AHHH.. LIYAHHH.. OUHHH.. MMFFHH.. ASSSHHH.. GELIHH.. AHHH.. ENAAKKHH.. OUHHH..
Lenguhan panjang dan kuat tak mampu ustadzah Muna tahan ketika merasakan kenikmatan tarian lidah ustadzah Auliya menyapu bibir serambi lempitnya yang berwarna pink tua. Kedua tangan ustadzah Muna meremas-remas kepala ustadzah Auliya sementara kedua kakinya mengangkang lebar memberikan kebebasan bagi ustadzah Auliya untuk menikmati setiap bagian dari selakangannya itu. Ustadzah Muna yang baru pertama kali merasakan dijilati serambi lempitnya tak menyangka akan senikmat ini.
Ustadzah Auliya : Mmffhh.. Mffhh.. sruupphh.. ssrruupphh.. mmhh.. mfffhhh.. enakk kan Mun?? Mmfhh.. mmchh.. sruupp…
Ustadzah Muna : MMHH.. IYAHHH.. BANGETHH LIYAA.. BANGETHH.. OUHHH.. NAKAL NYAHH.. SSHHH.. AHHH.. SSHHH.. TERUSHH.. AHHH..
Mendengar temannya itu mendesah dan melenguh liar, ustadzah Auliya semakin terangsang dan mencoba lebih jauh mengeskplor liang surgawi lezat ustadzah Muna. Dengan kedua ibu jarinya, ustadzah Auliya mulai menguak labia mayora tipis serambi lempit ustadzah Muna. Nampaklah keindahan bentuk keperawanan ustadzah Muna yang masih berwarna pink segar. Lendir khas akhwat menghiasi setiap bagian liang surgawi ustadzah Muna yang membuat setiap lelaki pasti takluk dihadapannya.
Ustadzah Muna : AAAAUUHHHH.. OOHHHH.. NNGGHHH.. SSHHHH.. LIYAAHHH.. UDAHH.. ENAK BANGETHH.. TOLONG.. YA ALLLAH.. NIKMATNYAHHH.. OUHHH.. SHHH.. AHHH.. IYAHH.. NAKAL BANGETH SIHH.. SSHHH.. MMHHH.. SSHHH..
Kejutan tak terduga di rasakan ustadzah Muna merasakan liang surgawinya ditembus oleh lidah liar ustadzah Auliya. Geli bercampur nikmat yang tak bisa ia gambarkan membius otak ustadzah Muna. Kenikmatan yang luar biasa ia rasakan saat dinding liang surgawinya dibelai oleh tarian liar lidah ustadzah Auliya. Kedua tangan ustadzah Muna menekan kepala ustadzah Auliya hingga terbenam di pangkal pahanya dan dijepit kuat oleh paha putih mulus ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : LIYAAHH.. AHHH.. GA TAHAANNN.. MMMFHHHHHHHHH..!!!
SERRRRRRRRRRR.. SERRRRR.. SEEERRRRRR..
GLUPP.. GLUPP.. GLEKKK..
Tubuh ustadzah Muna mengejang hebat merasakan orgasme keduanya yang dahsyat. Paha dan tangan ustadzah Muna mengunci kuat kepala ustadzah Auliya di selakangannya yang menyebabkan ustadzah Auliya terpaksa menenggak habis seluruh cairan surgawi akhwat cantik bertubuh langsing itu. Derasnya semburan orgasme ustadzah Muna langsung membanjiri lambung ustadzah Auliya, tak hanya itu bahkan ustadzah Auliya menjilati dan menghisap seluruh sisa-sisa orgasme yang membasahi serambi lempit indah ustadzah Muna.
Ustadzah Auliya : Yuummm.. srruppthh.. ahhh.. wuuhh.. seger banget lohh.. maksih yaah Mun.. jadi ilang dah hausnyahh.. Hihih.. ujar ustadzah Auliya sambil terduduk dan membersihkan dagunya yang basah oleh lendir akhwat.
Ustadzah Muna : Hhh.. Hh.. shhh.. kamu telen semua pipis akuh?? Kamu gak jijik kah?? Tanya ustadzah Muna dengan nafas tersengal-sengal.
Ustadzah Auliya : Jijik kenapa? Enak tau.. kamu mau coba?? Ntar ketagihan lohh.. ujar ustadzah Auliya yang kembali menungging dan menjilati serambi lempit ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : Ahhh.. shhh.. udahh donnghh.. geli nihh Liyaahh.. ahh.. iyahh.. mau donghh… Cobainn.. shhh.. ahhh.. gimanah caranyaahh..??
Ustadzah Auliya : beneran?? Bentar yaahh..
Ustadzah Auliya pun segera mengambil posisi doggy di atas ustadzah Muna namun berlawanan arah atau posisi 69. Kini serambi lempit sawo matang ustadzah Auliya yang becek berlumuran lendir akhwat tepat berada di atas wajah cantik polos ustadzah Muna. Sementara kedua paha ustadzah Muna ditekuk hingga lututnya hampir menyentuh dadanya. Kedua lengan ustadzah Auliya menahan paha ustadzah Muna agar tak turun. Dengan posisi ini baik serambi lempit maupun anus ustadzah Muna yang berwarna pink tua tersaji tepat di hadapan wajah ustadzah Auliya.
Ustadzah Auliya lebih dulu memulai dengan kembali memanjakan serambi lempit ustadzah Muna. Lidah liarnya mulai menyapu dari kelentit hingga pangkal serambi lempit ustadzah Muna. Jilatan yang intens dan konstan memberikan sensasi geli bercampur nikmat yang mulai membakar libido ustadzah Muna. Ustadzah Muna pun tak mau diam saja, kedua tangannya mencengkram bokong bulat kencang ustadzah Auliya dan menarik pinggulnya ke bawah sehingga lidahnya kini dengan mudah bisa menikmati liang surgawi akhwat cantik rekan mengajarnya itu. Benar saja, jilatan pertama ustadzah Muna ketika menyapu bibir serambi lempit ustadzah Auliya yang penuh dengan lendir ke-akhwatan terasa begitu nikmat dilidahnya. Tak ayal hal itu membuat ustadzah Muna tak bisa menahan sisi kebinalannya untuk menguasai dirinya.
Ustadzah Auliya : Auhhh.. Munahhh.. mffhhh.. srrppphh.. mmffhhhh.. ahhh.. shhh.. nakal juga kamu yahhh.. uhhh.. mffhhh.. sruupp.. mmchh.. mmchh.. mffhh..
Desahan tertahan ustadzah Auliya mulai mewarnai ruangan kamarnya sendiri saat ia merasakan jilatan liar ustadzah Muna. Bahkan tak hanya itu, kini lidah polos ustadzah cantik itu mulai melesak masuk menyusuri liang surgawi miliknya. Ustadzah Auliya pun tak mau kalah, ia mulai melesakkan dan menyodok-nyodok serambi lempit ustadzah Muna dengan lidahnya. Tak hanya itu, jari tengahnya yang sebelumnya telah ia lumuri dengan lidahnya mulai menusuk anus ustadzah Muna. Sontak hal ini membuat ustadzah Muna menggeliat dan melenguh kuat merasakan sensasi kenikmatan yang baru.
Ustadzah Muna : MMFFFHHH.. SSHHH.. LIYAHHH.. MFFHHH.. MFHH.. AHHH.. SHHH.. MMCHH.. SRRUPPTHH.. AHH.. SRUUPPTHH.. MCCHH.. MCCHH.. MMFHHH..
Ustadzah Auliya pun semakin liar mengobok-obok serambi lempit ustadzah Muna dengan mulut dan lidahnya sesaat setelah ia merasakan dua jari ustadah Muna menyeruak masuk ke liang anusnya dan mulai menyodok-nyodok cepat. Ranjang mereka pun menjadi saksi bisu kebinalan aksi lesbi kedua akhwat bercadar yang seharusnya menjaga marwahnya karena menjadi santriwati senior di pondok itu. Banyaknya hafalan Qur’an dan hadits yang mereka miliki tak bisa membendung hasrat keduanya akan syahwat terhadap kenikmatan bercinta. Sungguh pemandangan yang ironi sekaligus indah di saat yang sama melihat kedua pengajar pondok itu tengah saling merangsang rekan santriwati yang lain dalam keadaan bugil tanpa sehelai kainpun menutupi keindahan kulit putih mulus keduanya.
Keliaran aksi lesbi keduanya pun berakhir dengan orgasme ustadzah Muna dan ustadzah Auliya secara bersamaan. Wajah cantik ustadzah Muna pun mendapatkan free-facial orgasm dan juga ia bisa menikmati lezatnya cairan surgawi ustadzah Auliya. Rasa lelah dan puas pun menerpa keduanya hingga menyebabkan keduanya tertidur dengan tubuh mulus putih mereka tak tertutup apapun.
Allahuakbar.. Alllaahuu Akbaarr..
Hamdan : Allahh.. ehh.. udah jam berapa nih.. udah subuh pula.. gumam Hamdan yang terbangun oleh adzan subuh pagi hari itu.
Saat hendak beranjak bangun dari ranjang ia sempatkan mencium dahi Alisa dan meremas toket 36F nya yang tampak penuh dan menantang. Menatap cantik alami wajah Alisa ketika tidur membuat Hamdan tak tega untuk membangunkannya dari mimpi indahnya. Ia pun bersegera menuju kamar mandi untuk mandi junub dan segera menuju masjid. Sekitar jam 5.15 Hamdan pun kembali ke rumah dan segera menuju kamarnya. Ia terkejut ketika melihat seorang bidadari cantik tengah duduk tasyahud akhir dengan mukena putihnya. Meski binal dan liar di ranjang, namun ke-solihahannya tetap terjaga. Wajahnya yang putih bersih kenyal glowing alami membuat Hamdan tak bisa memalingkan pandangannya darinya sedetikpun.
Alisa : Mass Hamdan.. bengong lagi?? Tutuplah pintunya.. tegur Alisa yang sudah mulai wirid.
Hamdan : Ahh.. iyahh.. seneng aja gitu mas liat dek Alisa kayak gitu.. jawab Hamdan sambil menutup pintu.
Alisa : Hem?? Emang kenapa mas? Bukannya Alisa ga berubah kan??
Hamdan : Justru itu sayang.. dek Alisa yang seperti ini yang bikin mas Hamdan makin cinta.. jangan berubah yaahh.. pinta Hamdan sambil duduk di sampingnya dan memegangi dagu Alisa dan menatsp wajah Alisa.
Alisa : He’emhh.. Alisa juga sayang banget mas Hamdan yang kayak ginih.. cuphh.. jawab Alisa yang langsung mendaratkan ciuman hangat di bibir Hamdan.
Hamdan : ohh iyah.. mas harus pergi dulu sayanghh.. diminta bu Vyrna buat bantu-bantu di pondoknya pagi ini banget.. ujar Hamdan sambil berdiri dan mengganti pakaiannya.
Alisa : Lohh.. gak kepagian mas? Matahari aja belum nongol tuh..
Hamdan : Yaa kemarin sih umi bilang buat sampai sana jam 6 gitu.. gatau deh.. mas juga Cuma ngikutin kata umi aja..
Alisa : Ohh.. sampai jam berapa tuh mas??
Hamdan : Naahh.. gatau deh.. ntar kalau udah selesai mas kabari lagi.. emang kenapa sayang kok tanya gitu? Masih kangen?? Tanya Hamdan dengan nada menggoda.
Alisa : Yaa mana bisa mas Hamdan sayang buat Alisa sedetik aja tanpa mas Hamdan?? Rasanya ituhh.. uhhh.. langsung kangennn.. jawab Alisa sambil tersenyum senang ke arah Hamdan.
Hamdan : Hmm.. Yaudah mas berangkat dulu yaahh dek Alisa sayang.. ujar Hamdan sambil mencium dahi Alisa yang masih duduk di atas sajadahnya.
Cuaca dingin khas Jogja pun segera menusuk tubuh Hamdan yang sedang bersiap berangkat meskipun ia sudah mengenakan jaket juga. Suasana sunyi di pagi hari tanpa banyak hiruk pikuk manusia membuat Jogja menjadi kota yang tepat untuk mencari ketenangan hidup. Perjalanan pun dilalui Hamdan menggunakan GoogleMaps untuk membantu dirinya menuju pondok bu Vyrna. Meskipun ia pernah datang kesana, tapi feeling saat mengendarai mobil dan motor bisa menyebabkan perbedaan juga. Hamdan pun juga baru menyadari kalau HPnya Low-Batt yang membuatnya terpaksa berhenti di tengah perjalanan.
Hamdan : Ya Allahh.. lupa pula charge ini Hape.. mana ane lupa juga jalan ke pondok.. gumam Hamdan sambil berdiri mondar-mandir di dekat motornya.
Beberapa menit setelah Hamdan berhenti, ada angkutan desa yang melewati dirinya dan tiba-tiba berhenti tak jauh darinya. Hamdan pun tak menaruh curiga pada angkutan itu. Tapi suara yang tak asing pun menyapa Hamdan dan membuatnya terkejut.
Ustadzah Auliya : Ustad Hamdan yaa..?? Tanya ustadzah Auliya sambil berjalan mendekatinya.
Hamdan : Ahh.. iyahh.. afwan.. dengaan siapa ya..?? Tanya Hamdan sambil menatap bingung ke arah mata cantik nan lentik ustadzah Auliya.
Ustadzah Auliya : Ana Auliya ustad, salah satu santriwati di pondok umi Vyrna.. Ustad Hamdan sedang apa kok sendirian aja disini? Tanya ustadzah Auliya sambil memindahkan belanjaan pasarnya ke tangan kiri.
Hamdan : Ohh.. iya.. afwan.. soalnya kan semua santriwati berpakaian syar’i serba hitam, jadi gatau kalau anti ini santriwati di pondok bu Vyrna.. jawab Hamdan sambil menatap belanjaan yang dibawa ustadzah Auliya.
Ustadzah Auliya : Iyaa sih ustad.. udah hal biasa buat kita sih.. hahah.. ujar Ustadzah Auliya sambil tertawa kecil.
Mata lentik ustadzah Auliya yang terlihat sipit ketika tertawa menambah kecantikan alami santriwati senior di hadapan Hamdan itu. Pakaian serba hitam mulai dari cadar, jilbab, dan gamis serta handsock dan kaos kaki menutupi sempurna seluruh aurat ustadzah Auliya.
Hamdan : Afwan.. kalau mau ke pondok lewat mana ya? HP ana mati..
Ustadzah Auliya : Ohh.. mau ana antar sekalian kah ustad? Lagian angkotnya juga udah pergi jadi ana juga ga ada kendaraan..
Hamdan : Ohh.. iyah boleh.. masih jauhkah??
Ustadzah Auliya : Yaa lumayan ustad..
Hamdan : Yaudah.. yuk bonceng belakang ya.. sembari Hamdan kembali menaiki motornya dan mempersilakan ustadzah Auliya untuk duduk di jok bagian belakang.
Meski keduanya bukan mahram, tapi tak nampak keraguan di dalam diri ustadzah Auliya yang langsung duduk menyamping dan tanpa ragu berpegangan pada paha kanan Hamdan. Hamdan sendiri pun tak ambil pusing dan justru ia malah merasa senang dengan sikap ustadzah Auliya yang tak menahan diri. Selama perjalanan keduanya terlihat begitu akrab dan saling mengenal satu sama lain. Hamdan pun terkejut ketika mendengar bahwasanya ustadzah Auliya dan dirinya berasal dari daerah Lampung dan kampung mereka pun hanya terpaut 3km saja.
Ustadzah Auliya : Masa sih ustad? Wahh gak nyangka yaahh.. ahaha.. jawab Ustadzah Auliya dengan riang.
Hamdan : Ana juga kaget waktu denger kalau dulu anti juga aktif di rohis SMA 2 gitu.. berarti waktu final itu bisa jadi kita ketemu ya?
Ustadzah Auliya : Bisa jadi juga ustad.. tapi waktu itu ana pas lagi diminta buat persiapan kontingen yang lain.. Trus sekarang ustad lanjut dimana? Pondok juga? Tanya ustadzah Auliya sambil menyandarkan dagunya di pundak kanan Hamdan.
Hamdan : Ahh.. nggak.. ana mah lanjut kuliah.. di salah satu PTN terkenal di Jogja..
Ustadzah Auliya : Wah.. Alhamdulillah.. bisa juga yaa ustad? Kalau ana mah udah ga nyampe mikirnya.. ahahah.. jawab Ustadzah Auliya sambil tertawa kecil.
Hamdan : Ahahah.. ya kadang kebanyakan orang berfikir begitu.. sudah takut sebelum mencoba.. ehh iya, ini belok mana anti??
Ustadzah Auliya : Ohh.. ini nanti belok kanan.. lurus mentok sampai perempatan kedua kemudian belok kiri ustad.. tinggal lurus aja ntar juga sampai.. mmm.. anu ustad.. panggil ana Liya aja..
Hamdan : Ohhh.. oke.. Liya? Dek Liya aja ya.. ahahah.. ujar Hamdan yang mulai akrab dengan ustadzah Auliya.
Ustadzah Auliya : Terserah ustad aja deh.. hahah.. jawab ustadzah Auliya dengan tertawa kecil.
Hamdan : Ehh iya.. btw kan kita hampir seumuran.. panggil ana Hamdan aja..
Ustadzah Auliya : Afwan ustad.. gak enak ntar kalau kedengaran sama yang lain kalau ana panggil gitu.. kayak gak sopan gitu..
Hamdan : Yaa jangan pas banyak orang.. pas berduaan gini aja.. ahahah.. biar akrab gitu..
Ustadzah Auliya : Ehhh.. iya juga.. boleh deh.. tapi ana tambahin mas yaa.. jadinya mas Hamdan gitu..
Hamdan : Iya.. gitu juga boleh..
Matahari pun sudah mulai meninggi ketika Hamdan dan ustadzah Auliya akhirnya sampai di pondok bu Vyrna. Sengaja Hamdan menurunkan ustadzah Auliya beberapa meter sebelum memasuki area pondok supaya tidak menimbulkan pembicaraan di kalangan santriwati-santriwati yang lain. Hamdan pun diarahkan untuk langsung menuju rumah pribadi bu Vyrna tempat dimana dulu ia mensetubuhi pengasuh pondok cantik itu dan juga bu Zaskia.
Hamdan : Assalamu’alaykum.. bu..
Bu Vyrna : Wa’alaykumsalam.. ehh mas Hamdan.. baru aja nyampai? Tanya bu Vyrna yang tampil menawan dengan setelan serba hitam tanpa cadar sehingga menampakkan kecantikan wajahnya yang dihias kacamata.
Hamdan : Iya bu.. Alhamdulillah tadi dibantu ustadzah Auliya.. jawab Hamdan sembari memakirkan motornya.
Bu Vyrna : Ohh gitu? Alhamdulillah.. ibu juga khawatir kalau mas Hamdan lupa jalan.. Qodarullah ketemu nak Liya ya?? Ehh.. masuk dulu mas Hamdan, belum sarapan juga kan??
Hamdan : Iya bu.. Alhamdulillah.. ohh.. belum bu..
Bu Vyrna : Yaudah.. mas Hamdan istirahat dulu saja, nanti jam 6.30an baru bantu-bantu ibu ya buat persiapan..
Hamdan : Ohh.. iya bu.. inshaaAllah..
Bu Vyrna : Yuukk masuk.. ujar bu Vyrna yang tanpa malu menggenggam lengan Hamdan dan membawanya masuk ke ruang tamu.
Bu Vyrna : Nakk Munaa.. sini sebentar.. panggil bu Vyrna ke ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : Iyaa umm..
Bu Vyrna : Ini mas Hamdan tolong di antar ke kamar tamu yaa.. trus siapin sarapan sama apa aja yang diminta nak Muna harus penuhin ya.. eh iya, nak Liya dimana??
Ustadzah Muna : Na’am umm.. ustadzah Liya tadi masih di dapur umm.. nanti ana panggilkan..
Bu Vyrna : Ohh.. yasudah.. pokoknya sesuai jadwal yaa.. ibu mau siap-siapin yang lain..
Ustadzah Muna : Na’am umm..
Bu Vyrna : Mm.. mas Hamdan nanti kalau butuh apa aja tinggal panggil nak Muna atau nak Liya ya.. apa aja yang mas Hamdan mau.. ‘apa aja’.. gitu yah..
Hamdan : Ohhh.. ehhh.. iya Bu inshaaAllah.. jawab Hamdan yang masih bingung dengan kata ‘apa aja’ yang dimaksudkan bu Vyrna.
Ustadzah Muna : Mari ustad.. ana antar ustad untuk istirahat.. ujar ustadzah Muna sambil menekenikmatan Hamdan ke kamar tempat ia dulu menikmati bu Zaskia yang masih mengenakan mukena di rumah itu.
Ustadzah Muna : Silakan Ustad.. ujar ustadzah Muna sambil mempersilakan Hamdan untuk masuk ke ruang kamar yang telah disediakan.
Hamdan cukup terkejut dengan perubahan kamar yang disediakan. Dulu hanya seperti kamar biasa dengan karpet dan springbed yang tak terlalu besar yang diposisikan miring ditembok. Hanya ada satu cermin besar yang menjadi hiasan dinding saat itu. Namun kini sudah terlihat lebih menarik dengan springbed yang diletakkan di atas dipan dengan sprei putih dan beberapa bantal putih menyiratkan kesan elegan. Meja kecil yang dihiasi vas bunga mini berada di salah satu sudut dengan sebuah kursi dari kayu jati berwarna coklat tua gloss ditambah karpet yang cukup tebal dan nyaman untuk duduk ataupun sekedar tiduran di atasnya. Sebuah kipas angin yang cukup besar untuk mendinginkan ruangan juga menjadi poin tambahan.
Hamdan : Wah Alhamdulillah.. gak kayak kemarin waktu ana kemari.. Jawab Hamdan sambil duduk menikmati kenyamanan springbed.
Ustadzah Muna : Afwan ustad, seperti yang ummi katakan kalau ustad ada butuh ‘apa pun’ bisa panggil ana atau ustadzah Auliya.. kenyamanan dan kepuasan ustad selama di pondok kami menjadi prioritas utama kami.. ujar ustadzah Muna dengan senyuman kenikmatansnya yang tersirat dari matanya.
Hamdan : Ohh.. ‘apa saja’ kan..??
Ustadzah Muna : Na’am ustad.. dan juga inshaaAllah sarapan sudah disiapkan, harap ustad bersabar menunggu.. kata ustadzah Muna sambil berdiri di depan pintu masuk.
Hamdan : Mm.. kalau gitu, ana mau minta tolong boleh..?
Ustadzah Muna : Boleh ustad.. apa yang ana bisa bantu??
Hamdan : Sini.. sambil nunggu sarapan, ana mau ngobrol sama anti.. afwan nama anti siapa..??
Ustadzah Muna : Mmm.. nama ana Muna ustad.. afwan ustad, gapapa kah ana duduk disamping ustad Hamdan..?? Tanya ustadzah Muna yang terlihat sedikit malu-malu.
Hamdan : Ohh.. ana panggil dek Muna saja ya.. gapapa.. sini.. jawab Hamdan sambil tangan kanannya menepuk-nepuk bagian ranjang disampingnya.
Meskipun dengan sedikit malu-malu, ustadzah Muna pun memberanikan diri untuk duduk di samping Hamdan dengan jarak setengah meter di antara keduanya. Tampak sekali posisi duduk ustadzah Muna yang merapatkan kedua pahanya dengan kedua tangannya saling menggenggam di atas pahanya sementara wajahnya menunduk khas tingkah seorang akhwat syar’i ketika berhadapan dengan ikhwan yang bukan mahramnya. Hamdan tau benar kecantikan dibalik pakaian serba hitam yang dikenakan ustadzah Muna saat itu yang membuatnya antusias untuk bisa mendapatkannya.
Hamdan : Sudah berapa lama disini dek Muna..??
Ustadzah Muna : Alhamdulillah sudah masuk tahun ke-4 ustad.. jawab ustadzah Muna sambil menunduk.
Hamdan : Ohh.. udah lumayan lama yah..?? Ehh iya.. biasa aja.. anggap teman sendiri aja.. jangan panggil ustad.. Ana masih umur 19tahun.. ujar Hamdan sambil sedikit tertawa.
Ustadzah Muna : Ehh.. emmm.. anu ustad.. soalnya ana gak kebiasa ngobrol Cuma berdua dengan ikhwan.. kata ustadzah Muna.
Hamdan : iya juga yahh.. tapi gapapa, buat belajar dek Muna.. kan besok bakalan nikah toh? Supaya gak kikuk kalau nantinya udah halal sama calon suaminya.. jangan-jangan ntar malam pertama malah diam-diaman gitu.. kan aneh.. ahahah.. ujar Hamdan sambil mencoba mendekati ke arah ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : Iya ustad.. itu juga yang ana khawatirkan.. gimana yah?? Sebenernya ana juga pengen bisa selihai ustadzah Afifah gitu.. ujar ustadzah Muna yang belum menyadari Hamdan yang mendekatinya.
Hamdan : hem? Kenapa memangnya dengan ustadzah Afifah?
Ustadzah Muna : Yaa itu ustad.. bisa gampang banget ngelayani ikhwan ustad..
Hamdan : Maksudnya ngelayani ikhwan gimana dek Muna..?? tanya Hamdan yang hanya berjarak beberapa centimeter saja dari ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : Mmhh.. malu mau ceritanya nih ustad.. Muna malu.. jawab Ustadzah Muna sambil tetap menunduk.
Hamdan : Gak usah malu.. biar nanti ana bantu dek Muna.. btw jangan panggil ustad.. ‘mas’ aja biar kedengeran akrab gitu.. sambil Hamdan memberanikan diri untuk menggenggam tangan lembut ustadzah Muna di atas pahanya.
Ustadzah Muna : Ehh.. mmhh… Gppa di panggil mas? Tanya ustadzah Muna yang terlihat gugup tapi tak menghindar dari tangan Hamdan.
Hamdan : Iya gapapa.. jawab lembut Hamdan dengan tangan kanannya masih menggenggam tangan ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : Mmm.. gini mas Hamdan.. jadi tuh ustadzah Afifah termasuk yang paling lama di pondok.. udah sering banget khidmat umi, trus sering banget dapet pelajaran khusus dari umi tentang fungsi seorang istri. Pernah ada praktikum gitu mas Hamdan, pakai kemaluan ikhwan mainan.. trus ustadzah Afifah terampil banget maenin itu kemaluan mainan sampai dapet nilai tinggi dari umi..
Hamdan : Kemaluan mainan? Ohh.. maksud dek Muna Dildo ya??
Ustadzah Muna : Ahh.. iyah itu mas.. Dildo..
Hamdan : Truss.. dek Muna mau juga bisa kayak gitu..??
Ustadzah Muna : He’emhh.. pengen bisa.. tapi.. Muna malu gitu.. gimana yah??
Hamdan : Yaa.. kalau malu susah untuk berkembang dek.. pertama hal yang harus dibuat adalah menghilangkan rasa malu.. mungkin susah, tapi kalau mencoba ‘memaksa’ diri inshaaAllah nanti ke depannya lebih mudah.. ujar Hamdan sambil meremas lembut tangan Ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : Emm.. inshaaAllah Muna mau coba mas buat gak malu.. trus Muna harus gimana mas untuk mulainya??
Hamdan : Ahahah.. gimana yah? Coba deh dek Muna praktek sama mas.. yang uda diajarin sama umi Vyrna gitu.. ujar Hamdan sambil membelai punggung ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : Mmm.. gimana yah mas.. tapi jangan ketawa yaah..?? Jawab ustadzah Muna sambil malu-malu.
Hamdan : inshaaAllah nggak.. yuuk.. coba deh..
Ustadzah Muna mulai beranjak dari tempat duduknya dan berdiri menghadap Hamdan yang duduk sedikit condong ke belakang dengan kedua tangannya menyangga tubuhnya. Tampak sekali kalau ustadzah Muna masih gugup dan hanya berdiam diri dengan menunduk. Jari jemarinya saling disilangkan sementara kedua ibu jarinya dimainkan satu sama lain pertanda gugup yang biasa dialami kebanyakan orang ketika hendak melakukan sesuatu untuk pertama kalinya. Jilbab segi empat hitam jumbo dengan cadar tali yang hitam tak bisa menyembunyikan kecantikan wajah ustadzah Muna yang tengah gugup. Hamdan yang faham pun tak hanya berdiam diri, ia pun berinisiatif untuk membantu ustadzah Muna.
Hamdan : Hemm.. kenapa dek Muna sayang? Masih malu yah?.. Tanya Hamdan sambil berdiri dan mendekat ke arah ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : Emm.. E’emh.. afwan mas Hamd..
Belum selesai ustadzah Muna berbicara, Hamdan segera mendekap erat tubuh langsing ustadzah Muna yang spontan membuat ustadzah Muna sedikit berontak. Tubuh Hamdan yang tinggi dan terlatih membuat tubuh langsing semampai ustadzah Muna tak sanggup untuk melawannya. Meski begitu Hamdan masih bisa merasakan perlawanan dari iman yang membentengi ustadzah Muna.
Hamdan : Kenapa lagi dek Muna?? Katanya pengen seperti ustadzah Afifah? Atau gak suka yah mas Hamdan peluk??.. Tanya Hamdan sambil tangan kanannya membelai lembut kepala ustadzah Muna sementara tangan kirinya mendekap erat pungggung akhwat cantik putih itu.
Ustadzah Muna : Ahh.. afwan jiddan mas Hamdan.. ngg.. nggak kok.. Jawab ustadzah Muna sedikit malu melihat tingkahnya yang tak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh bu Vyrna.
Ini pengalaman pertamanya bersentuhan langsung dengan ikhwan yang bukan mahramnya, meskipun telah banyak latihan yang diajarkan bu Vyrna padanya namun tetap saja bagi seorang akhwat yang selalu menutup diri untuk laki-laki ajnabi merupakan respon yang biasa bagi Hamdan jika ustadzah Muna berlaku seperti itu.
Hamdan : Iyaa.. gapapa kok.. yuk.. mas Hamdan mau bantu dek Muna nih.. coba mulai dengan dek Muna peluk juga pinggang mas.. Ujar Hamdan sambil terus mendekap erat ustadzah Muna. Terasa sekali bagi Hamdan ukuran toket ustadzah Muna tak sebesar akhwat-akhwat lain yang ia pernah setubuhi.
Perlahan tapi pasti, ustadzah Muna mulai melingkarkan kedua tangannya dan mendekap pinggang Hamdan. Degup jantung ustadzah Muna yang tadinya cepat kini mulai melambat dan teratur. Terlihat ustadzah Muna mulai terbiasa bersentuhan langsung dengan ikhwan yang bukan mahramnya. Merasakan ustadzah Muna mulai nyaman, tangan kanan Hamdan mulai beraksi dengan mendorong dagu ustadzah Muna sehingga kedua wajah mereka saling berhadapan.
Ustadzah Muna tak berani menatap langsung ke arah Hamdan yang kini mulai melancarkan serangannya dengan tangan kanannya menyibakkan sedikit cadar tali hitam yang langsung menunjukkan harta karun yang selama ini tertutup. Kulit putih mulus wajah ustadzah Muna dihiasi bibir tipis pink muda alami semakin menggoda Hamdan untuk melumatnya. Meski mata lentik akhwat hafidz 24juz itu tertutup, namun desiran nafas dari mulutnya yang terdengar menderu menandakan syahwat mulai menguasainya.
Perlahan Hamdan mulai mendaratkan bibirnya di bibir kenikmatans ustadzah Muna. Ciuman pertama dengan lelaki yang bukan mahramnya membuat ustadzah Muna sedikit terkejut dan terasa dekapannya menguat di pinggang Hamdan. Hamdan yang sudah berpengalaman membuai akhwat dengan permainan bibirnya membuat ustadzah Muna tanpa sadar mulai mengikuti bisikan setan di dalam dirinya. Ustadzah Muna yang tadinya hanya pasif dan terdiam, kini mulai membalas pagutan Hamdan. Lidah Hamdan yang mulai menyeruak masuk disambut dengan belaian lembut lidah ustadzah Muna di mulutnya.
Ustadzah Muna : Mffh.. mmhh.. sshh.. mmffhh.. mmchh.. mmhhh..
Desahan tertahan ustadzah Muna merasakan awal foreplay yang. Hamdan lancarkan tak tertahan lagi. Ditambah tangan kiri Hamdan yang kini aktif meremas bokong bulat kencang ustadzah Muna yang masih terbalut gamis hitam panjang selantai. Cadar hitam yang menutupi sebagian wajah ustadzah Muna kini telah Hamdan selipkan di sela-sela jilbab dan wajah ustadzah itu sehingga kini tangan kanannya ikut membantu merangsang bokong ustadzah kelahiran Thailand itu.
Keduanya saling berpagut liar memacu birahi yang telah menguasai kedua insan aktifis Islam itu. Ustadzah Muna sendiri sudah lupa dengan identitas dirinya sebagai seorang santriwati penghafal Qur’an yang mana kini kedua tangannya sudah mulai aktif meraba seluruh bagian belakang tubuh Hamdan. Hamdan pun terus menyerang akhwat cantik itu dengan jemarinya yang mulai menusuk masuk di antara belahan bokongnya sambil tetap terus meremas bokong kencang milik ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : Ahh.. shh.. mfhhh.. masshhh.. mffhhh.. ahhmm.. mffhhh..
Air liur keduanya membasahi dagu ustadzah Muna yang kini mulai menghentikan ciumannya dan menahan kedua tangan Hamdan yang tengah asik meng-eksplor bongkahan bokong kencang ustadzah Muna.
Hamdan : Kenapa dek Muna sayang?? Tanya Hamdan penasaran.
Ustadzah Muna : Nggak kok mas Hamdan.. sekarang gantian Muna yaahh.. inshaaAllah udah ga malu lagi kok.. sembari ustadzah Muna menatap nakal ke arah Hamdan.
Hamdan hanya tersenyum melihat ustadzah Muna yang telah berhasil ia bujuk untuk menjadi pemuas syahwatnya. Tanpa ragu ustadzah Muna Yang tingginya hanya se-dagu Hamdan mulai meraba dan melepasi kancing baju gamis Hamdan sambil terus meliukkan pinggulnya. Mata cantik ustazah Muna kembali dimanjakan dengan pemandangan indah tubuh atletis Hamdan. Aroma parfum khas lelaki mulai mencolok hidung ustadzah Muna dan membiusnya. Tanpa ragu lagi, santriwati yang sudah hafal 24juz itu mulai mencumbu tubuh Hamdan mulai dari pangkal leher, dada, hingga perut Hamdan dengan bibirnya yang masih tertutup cadar.
Ustadzah Muna : Ahh mass.. mffhh.. baguss bangethh tubuhnyahh.. ahh.. mmhh..
Hamdan hanya tersenyum ketika ustadzah Muna mendorongnya hingga terjerembab di springbed yang ada di ruangan itu. Terlihat mata ustadzah Muna sudah dikuasai oleh syahwat binal, dan benar saja kini ustadzah Muna mulai menari striptease dengan kedua tangannya meraba seluruh lekuk tubuhnya yang tengah meliuk indah merangsang setiap ikhwan yang melihatnya. Apalagi pakaian serba hitam dan cadar yang masih melekat di tubuhnya sementara ia menari striptis menciptakan keindahan tersendiri bagi tiap lelaki yang berfantasi pada tubuh-tubuh akhwat yang tertutup.
Perlahan ustadzah Muna menyibakkan jilbab segi empat jumbonya ke pundak dan mulai menarik turun resleting depan gamisnya hingga se-perut. Sambil tetap bergoyang sensual, gamisnya pun mulai terlepas dan memperlihatkan keindahan tanpa cela tubuh hafidzah itu. Toket 38B membusung indah dibalut bra warna putih menghiasi tubuh langsing kencang putihnya yang tanpa cela. Perut ramping dengan pinggul menawan ditambah pangkal paha yang putih mulus kencang terlihat sempurna meskipun CD putih masih menutupi liang surgawi milik ustadzah yang berasal dari Thailand itu. Ustadzah Muna pun melenggang mendekati Hamdan layaknya model. Ia pun mulai merangkak di atas kedua paha Hamdan dengan doggy sehingga membuat bokongnya yang putih mulus kencang terlihat dominan.
Ustadzah Muna : Masshh.. mmhh.. bercintai banget sih.. mffhh.. Ujar Muna yang mencoba mempraktekkan apa yang diajarkan oleh bu Vyrna padanya.
Hamdan : Fuhh.. emang the best lah santriwati disini.. ahahaha.. Jawab Hamdan puas melihat sisi binal ustadzah Muna yang mulai tampak.
Ustadzah Muna bergeser disisi kanan Hamdan masih dengan posisi nungging sementara wajah cantiknya yg terbalut cadar tengah menciumi seluruh dada dan perut Hamdan. Tangan Hamdan pun tak tinggal diam dan kembali meremas bokong kencang mulus ustadzah Muna sambil sesekali menamparnya yang disambut desahan tertahan akhwat cantik itu. Birahi yang semakin menguasai ustadzah Muna membuat mata cantiknya kini tertuju pada gundukan di balik sirwal Hamdan. Dengan sigap ustadzah Muna menarik lepas sirwal yang Hamdan kenakan dan Plop!! rudal tegang 25cm diameter 5cm Hamdan pun mencuat lepas dan menampar wajah ustadzah Muna yang tertutup cadar.
Ustadzah Muna : Ahh.. mas Hamdanhh.. Ujar ustadzah Muna yang masih terpana dengan ukuran rudal Hamdan
Hamdan : Kenapa dek Muna sayang? Kok bengong gitu? Tau kan harus gimana..?? Tanya Hamdan sambil tetap meremas bokong ustadzah Muna yang terbalit CD putih.
Ustadzah Muna masih terduduk dengan kedua tangannya menyangga di depan. Ia masih tak percaya akan ukuran rudal Hamdan yang lebih besar daripada Dildo yang pernah ia gunakan ketika belajar dengan bu Vyrna.
Ustadzah Muna : He’mh.. jawab ustadzah Muna yang kemudian memberanikan dirinya untuk menggenggam rudal Hamdan.
Meski bukan untuk pertama kalinya, tapi berhadapan langsung dengan rudal ikhwan sendirian membuatnya masih sedikit merasa gugup.
Hamdan : Kenapa lagi dek Muna? Udahh.. gapapa kok.. santai aja.. toh katanya pengen kayak ustadzah Afifah? Yuk.. ga usah khawatir.. Bujuk Hamdan sambil jemarinya menggesek-gesek bibir liang surgawi ustadzah Muna yang masih tertutup CD.
Perlahan ustadzah Muna mulai mendekatkan wajahnya dan mulai menciumi rudal Hamdan. Cadar tali yang ia kenakan mulai basah oleh cairan pre-cum Hamdan, ditambah aroma khas rudal lelaki mulai membius imannya. Tampak mata ustadzah Muna terpejam menikmati permainan jemari Hamdan di pangkal pahanya, sementara wajahnya masih terus memanjakan rudal Hamdan.
Tak lama berselang, kesabaran Hamdan terbayarkan ketika melihat akhwat hafidzah itu menyibakkan cadarnya dan mulai menjilati rudal Hamdan. Hembusan nafas yang menderu dan hangatnya lidah ustadzah Muna merangsang darah Hamdan yang membuat rudalnya semakin tegak mengeras. Ustadzah Muna sendiri semakin terangsang merasakan rudal Hamdan yang begitu keras dan berurat. Warnanya yang sawo matang begitu kontras dengan kulit putih mulus tangannya. Mulai dari zakar hingga ujung rudal Hamdan tak lepas dari jilatan lembut ustadzah Muna.
Hamdan : Wuuhh.. sshh.. naahh gitu dek Muna sayangg.. udahh.. ga usah malu.. bebasin ajah hasrat dek Muna.. Ujar Hamdan memprovokasi akhwat cantik Thailand itu.
Ustadzah Muna yang sedari tadi menahan dirinya, akhirnya tak peduli lagi dengan bisikan lemah iman di hatinya. Ia lebih menuruti nafsu setan yang mulai menguasai tubuhnya. Sambil tersenyum dan dengan lidah yang masih menelusuri batang rudal Hamdan, ustadzah Muna menatap Hamdan dengan tatapan nakal yang menandakan sisi binalnya mulai menguasainya.
Ustadzah Muna : Makasih mas Hamdanh sayangghh.. Haemmphhh.. mmffhh.. mffhhh.. srruppp.. mffhhh..
Tanpa basa-basi, ustadzah Muna pun mulai melesakkan rudal Hamdan memenuhi rongga mulutnya. Tangan kiri lembutnya menggenggam lembut batang rudal Hamdan, sementara tangan kanannya memegang cadarnya agar tak mengganggu kenikmatan oral yang tengah ia lakukan.
Hamdan : Ooouhh.. ffuhh.. sshh.. aghh.. ahahah.. pelan-pelan sajah dek Munahh.. kalo kena gigi agak nyeri nihh.. Ujar Hamdan yang merasakan kenikmatan di sepong oleh seorang hafidzah yang masih awam dalam urusan bercinta.
Melihat Hamdan yang menahan sakit tiap kali giginya menyentuh batang rudal Hamdan, ustadzah Muna sedikit merasa bersalah dan mulai mengendurkan tempo sepongannya. Hamdan yang melihat raut wajah ustadzah Muna pun paham, dan mencoba untuk menghibur ustadzah Muna. Ia pun segera menunjukkan video porno blowjob di HP nya.
Hamdan : Ehh.. ahhh.. afwan dek Muna.. bukan maksud mas gitu.. bentar yahh.. naahh.. nihh coba diliat deh.. sekalian dek Muna bisa praktikum langsung.. ujar Hamdan sambil menunjukkan video di HPnya.
Tampak seorang wanita tengah melakukan deepthroat ke sebuah rudal negro besar dan panjang tanpa kendala. Ustadzah Muna tanpa rasa malu menyaksikan video itu sambil mempraktikkannya di rudal Hamdan.
Ustadzah Muna : Ummffhh.. occkk.. ogcckk.. mmffhh.. ssruppp.. mmffhhh.. occkk.. occkk..
Hamdan : Ahhh.. nahh iyahh gitu sayanghh.. sshhh.. terusss…
Mendengar desahan Hamdan yang mulai menikmati permainan oralnya, ustadzah Muna semakin semangat melakukan blowjob pada rudal tegang Hamdan. Beberapa kali suara hantaman rudal Hamdan di pangkal tenggorokan ustadzah Muna menghiasi ruangan itu. Kini gerakan naik-turun kepala ustadzah Muna sudah layaknya artis porno. rudal Hamdan terlihat mengkilat oleh liur ustadzah Muna yang semakin terangsang hanya dari menyepong rudal Hamdan.
Ustadzah Muna : Mmfhh.. Mmpuahh.. enakh banget masshh.. rudalnyahh.. ahhh.. Haemphh.. mffhh.. srrptt.. mmffhh.. ockk.. mff.. ockk.. ockk.. ockk..
Hamdan : Hahahah.. iyakan?? Nahh lanjut teruss sayanghh.. ehh iyahh.. namanya bukan rudals.. tapi rudalhh.. fuuhhh..
Ustadzah Muna : Mmffhh.. e’emhh.. kontttllhh.. mmff.. ockk.. ockkk.. ockk.. mffhh.. srrpptt..
Hampir sekitar 7menit ustadzah Muna melakukan deepthroat ke rudal Hamdan. Ia pun merasakan serambi lempitnya begitu becek karena kenikmatan rudal ikhwan di mulutnya. Melihat ustadzah Muna yang begitu aktif memburu nafsu, Hamdan pun tak mau kalah. Ia pun segera menahan dagu ustadzah Muna yang membuat ustadzah Muna tak bisa lagi melanjutkan blowjobnya. Tampak ekspresi mata kebingungan dari ustadzah Muna sementara cadarnya sudah kembali menutupi wajahnya.
Hamdan : Sinih.. gantian mas yang puasin dek Muna.. Ujar Hamdan yang kini bangun dan mulai merebahkan ustadzah Muna di ranjang.
Tubuh Hamdan yang telanjang bulat menjadi santapan segar bagi mata cantik akhwat yang sudah hafal 24juz itu. Dada bidang, perut kencang six pack, ditambah rudal king-size membuat ustadzah Muna tak mampu lagi menahan gejolak birahi didalam dirinya. Hamdan pun mulai beraksi dengan posisi merangkak di atas tubuh ustadzah Muna.
Dengan tangan kirinya, Hamdan meminta ustadzah Muna untuk menyibakkan cadarnya yang langsung disambut dengan pagutan ganas Hamdan. Ustadzah Muna pun membalas dengan pagutan yang tak kalah liarnya. Kedua tangan ustadzah Muna meremas-remas rambut Hamdan sementara kedua kakinya ditekuk mengangkang. Tangan kanan Hamdan sibuk meremasi toket 38B ustadzah Muna yang masih terbungkus bra putih sementara tangan kirinya menahaan tubuhnya. Puas dengan bibir, Hamdan mulai mencupangi liar leher ustadzah Muna yang membuat ustadzah Muna blingsatan.
Ustadzah Muna : Auuhh.. sshhh.. mffhh.. Ahhh.. mass Hamdanhh.. ahhh.. sshhh.. ahhhh.. terushh.. gelihh.. enakkhh.. mmhhh..
Keahlian Hamdan merangsang akhwat membuat ustadzah Muna tak menyadari kalau ternyata bra nya telah terlepas sehingga menampakkan toket indah ranum dengan puting pink muda yang mencuat tinggi. Mata ustadzah Muna merem melek setiap kali Hamdan menjilati lehernya. Sambil terus meremas kedua toket ustadzah Muna, cupangan Hamdan mulai turun dari leher, pangkal leher, dan berakhir di lembah di antara kedua bukit kembar indah milik pengajar pondok itu. Kulit putih leher ustadzah Muna kini terlihat bekas kemerahan yang begitu mencolok.
Sesaat Hamdan tertegun melihat keindahan toket ustadzah Muna sebelum kemudian ia melanjutkan menggarap bagian tubuh yang selalu dijaga oleh ustadzah Muna itu. Mata ustadzah Muna terbelalak dan melenguh panjang ketika merasakan kehangatan mulut dan lidah seorang lelaki ajnabi tengah menikmati puting pink tegang miliknya.
Ustadzah Muna : Oouuhhhhhh.. sssshhhh.. masshhhh.. enaknyahhh.. ahhhh.. mhhhh.. ouuhhh.. terusshhh.. isep yang kuat mashhh… Ahhhh.. mas Hamdanhh.. aouuhh.. uhhh.. enak banget ya Allahh.. lebih kasar dong mashhh.. iyahhh.. ahhh..
Desahan dan lenguhan ustadzah Muna yang sudah menyerah pada nafsu syahwatnya membuat Hamdan semakin bersemangat menikmati tubuh ranum ustadzah berumur 17tahun itu. Putingnya yang berwarna pink muda menjadi santapan lezat birahi Hamdan. Secara bergantian ia menggilir kedua puting tegang ustadzah Muna yang membuat ustadzah Muna semakin kelojotan bak cacing kepanasan. Beberapa kali ustadzah Muna mendongakkan kepalanya menahan gejolak birahi yang tiada tara. Geli bercampur nikmat yang dulunya hanya ia dengar dari bu Vyrna kini menjadi kenyataan. Tarian liar lidah Hamdan yang begitu lihai akhirnya berhasil menjebol pertahanan ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : Aaghh.. Masshh.. Hamdaanhh.. Muna ga tahaann.. ahhh.. pipis.. ahhhh.. Aaghh..!!!
Crrrttt… Crrrtttttt.. Crrttttttt..
Kedua tangan ustadzah Muna menjambak kuat kepala Hamdan disertai dengan badannya yang melengkung ke atas melepaskan orgasme pertamanya. Selama beberapa detik serambi lempitnya terus memompa cairan surgawinya hingga membuat sprei tempat mereka saling bergumul menjadi basah menembus CD yang masih menutupi selakangannya.
Hamdan : Huhuhuu.. enak yah Dekk.. Mau lagi nggak yang lebih enakk..?? Tanya Hamdan menggoda ustadzah Muna sambil sesekali meremas toket kirinya.
Ustadzah Muna : He’emhh.. terserah mas Hamdanh.. sshh.. mffhhh.. jawab ustadzah Muna sambil tersengal-sengal merasakan sisa-sisa orgasmenya.
Hamdan pun kembali melanjutkan aksinya dengan mencupangi pangkal toket ustadzah Muna dan terus turun ke perut ramping ustadzah Muna dan berakhir di depan CD putih basah kuyup akhwat cantik itu. Tanpa menunggu lama, Hamdan segera menarik cepat dan melempar CD ustadzah Muna. Kembali Hamdan terpana disuguhi pemandangan indah selakangan akhwat bercadar hafidzah itu. Putih mulus tanpa cela dihiasi serambi lempit perawan berwarna pink yang begitu rapat dan hanya berupa seperti garis saja. Aroma khas akhwat yang selalu menjaga area kewanitaannya mulai membelai syahwat Hamdan.
Ustadzah Muna : Ahh.. malu masshh.. jangan diliatin gituhh.. ujar ustadzah Muna sambil berusaha menutupi selakangannya dengan kedua telapak tangannya yang putih mulus.
Hamdan : Hem?? Kenapa harus malu dek Muna?? Udaahh nikmatin ajahh.. Jawab Hamdan sambil dengan lembut menarik kedua tangan ustadzah Muna dari selakangannya.
Hamdan pun kembali melanjutkan foreplaynya. Ia mengambil posisi duduk bersimpuh di depan selakangan ustadzah Muna, dan mulai menciumi kaki jenjang mulus ustadzah Muna dari jari kaki hingga ke pangkal paha. Meski masih tertutup kaos kaki hitam se lutut tidak mengurangi kepiawaian Hamdan merangsang akhwat itu. Ustadzah Muna hanya bisa melenguh dan mendesah menikmati perlakuan Hamdan di tubuh ranumnya. Secara bergantian Hamdan menikmati kaki indah kencang akhwat kelahiran Thailand itu dan berakhir di hadapan serambi lempit pink mengkilat ustadzah Muna yang bersih tanpa bulu.
Hamdan : Sshhh.. Mmhh.. wanginya emang bedaahh.. siap yaahh dek Munahh.. mas bakal buat dek Muna keenakan..
Ustadzah Muna : Iyaahh.. Mass.. Ahhh..
Belum sempat ustadzah Muna menyelesaikan kata-katanya, Hamdan langsung mendaratkan jilatan pertamanya menyapu habis seluruh garis serambi lempit ustadzah Muna dari bawah hingga ke kelentitnya. Sengatan kenikmatan mengalir deras hingga keseluruh ujung tubuh ustadzah Muna membuatnya terbelalak dan tak bisa menahan lenguhan panjangnya.
Ustadzah Muna : AAAAUUHHHH.. Maassshhhhhh… Mmmhhhhh.. Oouuhhh..
Permainan lidah Hamdan begitu lihai dengan tempo yang teratur. Dimulai dari jilatan perlahan, dan terus meningkat cepat. Terkadang ia selingi dengan hisapan kuat di area kelentit ustadzah Muna yang membuat ustadzah Muna kelonjotan. Tangannya mencabik-cabik rambut Hamdan merasakan kenikmatan yang tiada tara. Jilbab jumbo yang ustadzah Muna kenakan pun mulai acak-acakan. Rasa malu yang seharusnya dimiliki oleh seorang akhwat pondok telah berganti dengan rasa haus aka kenikmatan zina. Bukannya mencegah Hamdan, ustadzah Muna justru semakin menekan kepala Hamdan agar lebih jauh menelusuri liang surgawinya.
Hamdan pun merespon syahwat ustadzah Muna dengan membuka sedikit serambi lempit sempit ustadzah Muna dengan kedua ibu jarinya dan langsung melesakkan lidahnya sedalam mungkin menelusuri liang serambi lempit akhwat cantik itu.
Ustadzah Muna : AAAUUHHH.. SSSHHH.. MASSHHH.. NAKALLHH.. AHHH.. MMHH.. IYAHHH.. TERUSSHH.. AHHH.. ENAKK.. ENAK BANGETHH.. TERUSS.. JANGAN BERHENTII.. AHHH.. GA TAHANNNN..
Baru beberapa menit saja Hamdan memainkan lidahnya menari-nari indah di liang surgawi ustadzah Muna, kedua paha ustadzah Muna tiba-tiba menjepit kuat kepala Hamdan sementara kedua tangan ustadzah Muna menekan kepala Hamdan di selakangannya. Hamdan yang tengah asik menikmati selakangan akhwat 17tahun itu hanya bisa pasrah ketika cairan surgawi ustadzah Muna menyembur deras membasahi wajahnya.
Ustadzah Muna : AAAGHH.. KELUARR MASSHHHH…. OOUUHHHHHHH…!!!
SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR… SEEERRRR…
Selama beberapa detik tubuh ustadzah Muna mengejang menyemburkan cairan surgawinya. Ketika Hamdan masih asik menikmati facial treatment dari serambi lempit ustadzah Muna, tiba-tiba keduanya dikejutkan dengan suara akhwat di pintu kamar.
Ustadzah Auliya : Assalamualaikum ustad.. Afwan mengganggu, ini ana bawakan sarapan untuk ustad.. Ujar ustadzah Auliya yang tengah membawa baki berisi sarapan.
Melihat ustadzah Auliya yang sudah berdiri di pintu kamar, ustadzah Muna pun berusaha menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya, namun Hamdan berusaha menenangkan ustadzah Muna untuk tidak perlu panik.
Hamdan : Ehh.. kenapa dek Muna sayang.. ga usah panik gitu.. santai aja.. Ehh iya, makasih yah dek Liya.. tolong taruh di meja aja.. sekalian ana mau minta tolong dek Liya nih..
Ustadzah Auliya : Apa yang bisa ana bantu ustad?? Tanya ustadzah Auliya sambil meletakkan makanan di atas meja. Meski melihat ustadzah Muna yang sudah telanjang dan tengah berzina, tapi tak ada kesan malu dari nada bicara ustadzah Auliya.
Hamdan : Bantu ana nih buat kondisikan dek Muna.. biar gak tegang.. sekalian kalau dek Liya mau ikutan main.. tapi kalau ngga mau juga gapapa sih.. ujar Hamdan sedikit menghadap ustadzah Auliya sehingga rudal 25cm nya yang tegak dan menjulang itu menjadi pemandangan indah bagi ustadzah Auliya.
Ustadzah Auliya : Ahh.. baik ustad.. apapun yang ustad Minta.. Jawab ustadzah Auliya yang masih mengenakan pakaian lengkap serba hitam khas santriwati pondok.
Ustadzah Muna : Ehh.. gapapa mas.. ehh.. ustad?? Tanya ustadzah Muna sambil sedikit gugup ketika melihat ustadzah Auliya yang mulai berjalan mendekat ke arahnya.
Hamdan : Lhoohh.. justru pesan dari umi Vyrna itu kalian berdua diminta untuk melayani mas.. apapun yang mas mau gitu.. jadi dek Muna gak perlu khawatir.. iyakan dek Liya?? Tanya Hamdan sambil meremas bokong ustadzah Auliya yang tengah duduk bersimpuh di atas ranjang sambil sedikit condong ke depan dan berada di sisi kanan ustadzah Muna.
Ustadzah Auliya : ii.. iyah ustad.. sshh.. mffhhh… Jawab ustadzah Auliya sambil menahan gejolak birahi di dalam dirinya yang mulai meledak.
Hamdan : Ehhh iya.. jangan dek Liya udah lama ya berdiri di pintu??
Ustadzah Auliya : iyahh ustad.. Afwan..
Hamdan : Ahahaha.. pantes aja udah basah gini gamis belakangnya.. ehh ya, biar seru jangan panggil ustad dong.. panggil mas aja.. dek Muna juga.. kayak tadi aja panggilnya..
Ustadzah Muna dan Auliya : Na’am ustad..
Hamdan : Lhoohh.. kok ustad lagi..??
Ustadzah Auliya : Ehh iyaa.. afwan mas Hamdan..
Hamdan : Nah biar makin seru.. dek Liya juga telanjang gih.. biar samaan kayak dek Muna..
Ustadzah Auliya : Ahh.. iyah mass Hamdan..
Perlahan ustadzah Auliya mulai melepasi abaya hitam, CD, dan bra yang ia kenakan sehingga hanya menyisakan cadar butterfly hitam dan kaos kaki hitam selutut saja. Hamdan kembali terpana melihat mulus dan kencangnya tubuh ustadzah Auliya. Sedikit lebih berisi, dengan kulit putih, toket 38C yang terlihat begitu padat dan penuh dihiasi puting coklat yang tegang mencuat. Tubuhnya yang kencang dan perut ramping tampak sempurna. Apalagi pahanya yang begitu kencang dan mulus dihias dengan selakangan yang bersih terawat.
Ustadzah Auliya : kok dilihatin mas Hamdan?? Ana jadi malu.. ujar ustadzah Auliya sambil berusaha menutupi kedua gunungnya dengan cadar dan jilbabnya.
Hamdan : Nggakk.. afwan.. mas Cuma terpana aja lihat keindahan tubuh kalian berdua bak bidadari.. indah tanpa cela.. Rayu Hamdan sembari menarik dan menyibakkan jilbab ustadzah Auliya sehingga kini toket 38C nya kembali tampak utuh di hadapan Hamdan.
Tanpa basa-basi, kedua tangan Hamdan kini mulai sibuk memainkan toket kedua hafidzah itu. Tangan kanannya meremas toket 38B ustadzah Muna, sementara tangan kirinya meremas toket 38C ustadzah Auliya. Benar-benar pemandangan yang membuat setiap lelaki yang melihatnya iri dimana kini ada dua akhwat bercadar tengah pasrah tubuhnya dinikmati oleh seorang lelaki yang bukan mahramnya.
Ustadzah Auliya : Shhh.. ahhh.. Masshh.. mmmhh.. ahhhh.. gelihh.. ahhh.. Desah ustadzah Auliya menahan geli bercampur nikmat tiap kali Hamdan meremas dan memilin-milin putingnya.
Ustadzah Muna : Ahhh.. mass.. ahhh.. sshhh.. enak masss… Ahhh.. ustadzah Muna pun ikut menikmati permainan tangan Hamdan.
Ustadzah Auliya yang sudah mulai tenggelam dalam birahi pun mulai aktif mengocok rudal Hamdan dengan tangan kanannya, sementara zakar Hamdan dipijat-pijat lembut oleh tangan kanan ustadzah Muna. Benar-benar surga dunia merasakan kelembutan tangan akhwat yang selalu menggenggam Qu’an itu kini tengah sibuk bermain dengan rudal lelaki.
Hamdan : Uhhh.. mmhh.. dek Liyaa.. tolong dong.. mas butuh dibasahin nih rudalnyaa.. tau kan mesti ngapainn..?? Ujar Hamdan sambil mengarahkan kepala ustadzah Auliya ke arah selakangannya.
Ustadzah Auliya yang sedari tadi hanya bisa menelan ludah ketika menyaksikan rudal Hamdan dari kejauhan, kini ibarat hewan yang tengah kelaparan, ustadzah Auliya langsung melahap rudal Hamdan dengan rakusnya. Tangan kiri ustadzah Auliya menyibakkan sebagian cadar yang menutupi eajah cantik mulusnya, sementara tangan kanannya menggenggam sebagian rudal Hamdan.
Ustadzah Auliya : Haemphh.. mmffhh.. mmhh.. ockkk.. ockkk.. ockkk.. mffhh.. sruupp.. ockk.. ockk.. mmmhh.. mmhh.. ockk.. ockkk..
Hamdan : Woo.. wooww.. ahahah.. udah ga sabaran banget yah dek Liya?.. Goda Hamdan sambil meremasi bokong ustadzah Auliya dengan tangan kirinya.
Ustadzah Auliya : E’emhh.. mmfhhh.. mffhhh.. ockkk.. ockkk.. mhhh.. enak bangeththh.. mffhh.. rudalshh.. mfhhh.. mffhhh..
Hamdan : Bukan rudal.. rudal namanya.. haha..
Ustadzah Auliya : Ahh.. iyafffhhh.. mmffhhh.. ockkk.. ockkk..
Kepala ustadzah Auliya maju mundur dengan cepat dan liar. Separuh lebih rudal Hamdan berhasil ia lumat namun tidak sampai deepthroat. Air liur ustadzah Auliya mulai menetes membasahi perut ustadzah Muna yang tengah blingsatan mendapatkan permainan jemari lihai Hamdan di bibir serambi lempitnya. Hampir sekitar 2 menitan ustadzah Auliya menyepong liar rudal Hamdan sebelum kemudian Hamdan mencabut tiba-tiba rudalnya. Sontak hal itu membuat kecewa ustadzah Auliya yang masih “dahaga” dengan rasa dari rudal lelaki.
Hamdan : Ahahah.. maaf yah dek Liya sayang.. nanti lanjut lagi.. sekarang gantian dek Muna mau mas bikin keenakan dulu..
Ustadzah Auliya : Uuwhh.. Muna curang dehh.. maunya enak sendirian.. ujar ustadzah Auliya dengan nada kesal sambil meremas toket ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : Ahh.. mffhh.. masshh.. ehh.. kan tadi ummi yang suruh aku temenin mas Hamdanh.. ahhh..
Hamdan : Udahhh.. maen bareng aja yuu.. bentar yaa.. mas siapin dulu dek Muna, baru ntar gantian dek Liya.. ujar Hamdan sambil menggesek-gesekkan kepala rudalnya membelah bibir serambi lempit ustadzah Muna.
Ustadzah Auliya : He’emhh.. jangan lama-lama mass yahh.. Liya uda ga tahan.. ujar ustadzah Auliya sambil menatap nakal Hamdan dengan posisi nungging. Pantatnya yang putih kencang tanpa cela pun terlihat bulat kencang sempurna.
Hamdan pun perlahan mulai menekan rudalnya mendobrak sempitnya serambi lempit perawan ustadzah Muna. rudal Hamdan yang terlalu besar terlihat kesusahan untuk melesak. Dengan sigap ustadzah Auliya membantu dengan meludahi serambi lempit ustadzah Muna sehingga membuat rudal Hamdan lebih mudah melesak masuk.
Ustadzah Muna : Aauffhh.. ssshhh.. maasshhh.. aagghhh.. sakitthh.. aaghhh.. peelaanhh.. Rintih ustadzah Muna merasakan bagian bawah tubuhnya dipaksa melar oleh benda asing. Rasa panas bercampur perih di selakangannya mulai menerpa tubuh ustadzah Muna.
Ustadzah Auliya yang melihat temannya tengah merintih kesakitan, kemudian membantu dengan mengulum puting ustadzah Muna secara bergantian. Hamdan pun menghentikan penetrasinya untuk sementara waktu, membiarkan agar liang surgawi ustadzah Muna terbiasa dengan ukuran rudal Hamdan yang tak biasa itu.
Ustadzah Muna : Mmffhh.. shhh.. ahhh Liyaahh.. gelihh.. ahhh.. lanjuthh mass.. ahh.. masshh.. pinta ustadzah Muna yang sudah kembali terangsang oleh permainan lidah ustadzah Auliya.
Hamdan pun segera kembali melakukan penetrasi. Dengan satu hentakan kuat, Hamdan menekan total seluruh rudalnya hingga terbenam seluruhnya.
PPRRTTTTT.. PLOKKK..!!!
Ustadzah Muna : AAAAAUUUGGHHHH..!!!! SAKITTHHH MASSSHHH…!! Hiikss.. Hiksss.. mmffhh.. shhh.. ughhh..
Terlihat buliran air mata mengalir dari mata lentik ustadzah Muna merasakan keperawanannya dijebol oleh lelaki yang bukan mahramnya. Ditambah sensasi pertama kali liang surgawi yang selalu ia jaga kini disumpal oleh rudal lelaki yang sangat besar. Hamdan pun kembali terdiam memberikan kesempatan ustadzah Muna untuk tenang. Ustadzah Auliya sendiri masih terus bermain dengan kedua toket dan puting ustadzah Muna. Posisi ustadzah Muna yang tidur telentang dengan kedua kakinya mengangkang terlihat begitu eksotis. Kedua tangan Hamdan bergerilya merangsang paha mulus ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : Sshhh.. Mffhh.. Ahhh.. udahh ga sakit mashh.. ahhh.. yuu.. sshhh.. Muna pengen jadi istri idaman ikhwan mas.. ahhh.. ajarin Munaa.. ahh.. Ujar ustadzah Muna sambil menggerakkan pinggulnya naik turun sedikit.
Tampaknya rasa sakit karena lesakan rudal Hamdan mulai berganti menjadi kenikmatan. Hamdan pun menjawab dengan mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur perlahan. Tampak rudal Hamdan berwarna merah oleh darah keperawanan ustadzah Muna tiap kali ia menarik mundur rudalnya. serambi lempit sempit perawan ustadzah Muna ikut keluar masuk tertarik oleh rudal 25cm Hamdan tiap kali Hamdan menggenjot serambi lempitnya.
Ustadzah Muna : OOOUUHH.. AHHH… DUHH.. MASSHH.. GEDEHH.. BANGETHH.. ENAK MASHH.. AAHHH.. OHHH.. TERUSSHH.. YANG KENCENG MASHHH.. AHHH.. ENAKK.. ENAKK.. rudal.. MFFHH.. SHHH.. Racau ustadzah Muna yang mulai merasakan nikmatnya bercinta.
Kedua tangan. Ustadzah Muna meremas-remas bantal yang ia gunakan. Matanya merem melek merasakan sodokan perlahan Hamdan yang secara bertahap semakin cepat. Urat rudal Hamdan yang terus menggesek dinding liang surgawi ustadzah Muna membuat akhwat cantik berumur 17tahun itu melayang. Apalagi tiap kali rudal Hamdan menghantam pintu rahimnya, kenikmatan yang tiada tara dirasakan ustadzah Muna yang membuatnya semakin liar. Ditambah permainan lidah ustadzah Auliya di toketnya yang tanpa henti, semakin merangsang ustadzah Muna untuk segera mencapai klimaksnya.
Ustadzah Muna : AGHH..!! MASSHH!! TERUSHH..!! AHHH..!! ENAKK MASHH..!! JANGAN BERHENTIHH..!! AHH.. MAU KELUARHH..!! OUHHH..!! rudalLL.. YA ALLAAHHH..!! NIKMATNYAHH.. AHHH..!! AHHH..!!
PLOKK..!! PLOKK..!! PLOKK..!!
Hamdan semakin cepat dan bersemangat menggenjot tubuh indah hafidzah itu. Paha ustadzah Muna mulai berubah kemerahan menerima hantaman pinggul Hamdan. Tak lama berselang, Jamdan merasakan jepitan kuat liang surgawi ustadzah Muna di rudalnya.
Ustadzah Muna : MASSHH.. AAAHHH..NNNGGGGHHHHHHHHHH…!!!
SEEEEERRRRRR.. SEEERRRR.. SSSEEEEERRRRRR…
Hamdan dengan sigap mencabut rudalnya dan disambut dengan semburan deras cairan surgawi ustadzah Muna yang bercampur dengan darah keperawanan miliknya. Tubuhnya melengkung ke atas sambil mengejang beberapa saat sebelum akhirnya kembali lunglai di ranjang.
Ustadzah Auliya : Aihhh.. mau dongghhh.. enak banget yaah Mun?? Pengen ehh.. ishhh.. curanghh..
Ustadzah Muna : Hhh.. hee’emmhh.. enak bangethh.. ahhh.. aku mau disetubuhin terus kalau rasanya ternyata enak banget gini Liya.. ahhh.. yaa gantian deh.. aku juga masih capek..
Hamdan : Enak kan dek Muna sayang.. mas ga bohong kan..?? Tanya Hamdan sambil terduduk di hadapan kedua kaki ustadzah Muna yang mengangkang. serambi lempitnya kini terlihat kemerahan dan sedikit menggembung setelah disesaki rudal Hamdan.
Ustadzah Auliya : Mass.. gantian Liya bolehh?? Liya juga pengenhh.. Pinta ustadzah Auliya yang tengah terduduk dengan kedua tangannya dijepit oleh pahanya.
Hamdan : He’mhh.. yukk.. jawab Hamdan yang tak tega melihat ustadzah Auliya sudah ditelan syahwat.
Hamdan pun mengarahkan ustadzah Auliya untuk berjongkok di atas wajah ustadzah Muna. Ustadzah Auliya yang sudah sepenuhnya dibawah pengaruh birahi segera mengambil posisi berjongkok dengan punggung ke arah Hamdan. Pemandangan indah kini tersaji di hadapan Hamdan di mana dua akhwat Hafidzah yang telanjang tengah merangsang satu sama lain. Ustadzah Muna yang disajikan serambi lempit basah kuyup milik ustadzah Auliya langsung melahapnya dengan liar. Sedotan dan jilatan liar ustadzah Muna lancarkan ke serambi lempit perawan akhwat Lampung berusia 17tahun itu. Desahan dan lenguhan kenikmatan ustadzah Auliya kini memenuhi ruangan tempat ketiganya berzina ria.
Ustadzah Auliya : Auuhh.. Munn.. aaahh.. Munaahh.. aaahhh.. enak banget Munn.. ahh.. Desah ustadzah Auliya yang tanpa sadar juga mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur. Hamdan pun ikut meramaikan lesbi kedua akhwat itu dengan meremasi kedua toket 38C milik ustadzah Auliya dari belakang.
Mendapat pelayanan di kedua titik lemahnya, ustadzah Auliya tak sanggup lagi menahan gejolak orgasme yang mulai menerpa. Permainan lihai tangan Hamdan di toketnya ditambah liarnya tarian lidah ustadzah Muna di serambi lempitnya akhirnya membuat ustadzah Auliya menyerah.
Ustadzah Auliya : AGHH.. MUNNAAHH.. NNGGHHHHH..!!!!
SEEEEERRRRRR.. SEEEEERRRRRR..
Ustadzah Muna terkejut merasakan semburan hangat cairan surgawi ustadzah Auliya membanjiri wajahnya. Tak ayal hal itu membuat cadar dan jilbab ustadzah Muna basah kuyup dan beraroma khas lendir akhwat.
Selama beberapa saat ustadzah Auliya kehilangan tenaganya dan merubah posisi jongkoknya sedikit condong ke depan dengan kedua tangannya menyangga tubuhnya. Hamdan pun tak mau membuang waktu dan segera menarik tubuh ustadzah Auliya hingga kini doggy di atas perut ustadzah Muna. Posisi ini menyebabkan toket ustadzah Auliya menggantung tepat di atas wajah ustadzah Muna. Hamdan yang sedari tadi masih tegang, segera mengarahkan rudalnya ke arah serambi lempit sempit coklat ustadzah Auliya. Bokong putih bulat kencang tanpa cela ustadzah Auliya nampak begitu menggairahkan yang membuat Hamdan semakin tak kuasa menahan hasratnya.
Perlahan dengan diarahkan tangan kanannya, Hamdan mulai melesakkan rudalnya menembus serambi lempit perawan ustadzah Auliya. Terasa begitu seret dan sempit meskipun ustadzah Auliya barusaja mendapatkan orgasme pertamanya.
Ustadzah Auliya : Aghh.. Masshh.. Mmffhhh.. Sakit masshh.. Ughhh.. pinta ustadzah Auliya sambil mencengkram erat sprei dengan kedua tangannya. Kedua matanya terpejam menahan sakit merasakan liang kewanitaannya disesaki rudal raksasa Hamdan.
Ustadzah Muna pun tak diam saja, ia pun aktif melahap kedua toket dan puting ustadzah Auliya. Pelajaran yang ia dapatkan kini dapat ustadzah Muna praktekkan langsung. Secara bergantian puting kecoklatan ustadzah Auliya menjadi santapan pagi ustadzah Muna. Hamdan yang sudah tak bisa bersabar, tanpa pikir panjang langsung melesakkan habis seluruh rudalnya hingga terbenam sempurna. Hal ini tentu saja membuat ustadzah Auliya merasakan sakit dan perih yang luar biasa.
Ustadzah Auliya : AAAAKKKHHH!!!! SAKITTTHHH MASSHHH.. !! HHIKSS.. HIKSS.. AGHH.. PELANN MASHH… SSHHH..
Selama beberapa saat tubuh ustadzah Auliya bergetar menahan pedih merasakan liang surgawinya dipaksa melar seluruhnya. Pemandangan indah pun tak terelakkan bagi Hamdan melihat rudalnya kini tersumpal di antara belahan bokong kencang putih akhwat hafidzah bercadar itu.
Hamdan : Afwan dek Liyaa.. mas ga bisa tahan.. soalnya dek Liya bercintai banget sihh.. ujar Hamdan sambil meremas-remas bokong ustadzah Auliya.
Sekitar 3menit Hamdan mendiamkan rudalnya di serambi lempit ustadzah Auliya sambil ustadzah Muna terus menikmati kedua gunung indah rekannya itu. Hamdan terus dibuat terkesima oleh keindahan tubuh tertutup akhwat-akhwat yang mulus tanpa cela.
Tiba-tiba ustadzah Auliya mulia menggerakkan pinggulnya sendiri maju mundur seolah-olah ingin merasakan kenikmatan yang selama ini hanya dapat ia dengar. Hamdan hanya tersenyum dan membiarkan ustadzah Auliya berusaha sendiri mencapai klimaksnya.
Ustadzah Auliya : Ahh.. Shhh.. Ahhh.. Masss.. kok diem ajahh.. ayukkk.. Ahhh.. Ahhh.. sodok donghh.. kayak waktu sama Muna tadihh.. Ahhh.. pinta ustadzah Auliya sambil terus menggerakkan pinggulnya maju mundur.
Hamdan : Ohh dek Liya mau..?? Tapi katanya tadi sakit?? Yakin mau banget..?? Tanya Hamdan menggodanya.
Ustadzah Auliya : Ahhh.. mau bangethh.. mau disodok pakai rudal mashh.. mau disetubuhi kayak Muna tadihhh.. ahhh.. mass.. tolonghhh..
Belum selesai ustadzah Auliya merengek, Hamdan menarik mundur tubuh ustadzah Auliya hingga kini kedua toket ustadzah Auliya tepat berada di atas toket ustadzah Muna. Dengan satu hentakan kuat Hamdan langsung menggenjot kuat serambi lempit yang baru saja ia perawani milik ustadzah Auliya. Gerakan kuat dan cepat Hamdan yang tiba-tiba ini membuat ustadzah Auliya mendongak dengan mata terbelalak. Mulutnya menganga dan hanya terdengar rintihan tertahan merasakan kenikmatan yang meledak menjalar kesuluruh ujung tubuhnya.
Ustadzah Auliya : AAAAHHH.. MMAAASSSHHHH.. OOUUHHHH.. MMFFHHH.. AHHHHH.. EENNAAAKKK.. AAHH.. TERUSSS.. AAHHH.. AMPUNNHH ENAKNYAHH.. AAHHH.. AHHH.. NGGHHH.. AHHHH..
PLOK.. PLOKKK.. PLOKKK..
KRIEET.. KRIEET.. KRIEET..
Suara hantaman pinggul Hamdan dan derit ranjang menghiasi ruang kamar tamu itu. Pemandangan yang sangat erotis melihat dua orang akhwat bercadar tengah menikmati perzinahan dengan lelaki yang belum lama mereka kenal. Darah perawan ustadzah Auliya menghiasi batang rudal Hamdan yang bercampur dengan lendir khas akhwat. serambi lempit ustadzah Auliya ikut tertarik keluar masuk mengikuti irama sodokan kuat Hamdan.
Sementara ustadzah Muna kini tengah asik berpagutan dengan ustadzah Auliya dimana lidah keduanya saling melilit satu dengan lainnya solah tengah menari menyusuri sungai birahi. Puting keduanya saling berayun dan bergesekan mengikuti irama genjotan Hamdan di tubuh ustadzah Auliya yang menambah kenikmatan yang dirasakan kedua akhwat penghafal Qur’an itu. Tangan kanan ustadzah Muna pun aktif melakukan colmek dengan jari tengahnya bergerilnya mengobok-obok sendiri liang surgawinya.
Ustadzah Auliya : AAHHH.. MASS.. AHHH.. PIPISS.. AHHH.. GA TAHANN.. ENAK BANGETHH.. AHH.. AHHH.. AHHHH.. NGGHHHHHH…!!!
SEEEEERRRRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEEEERRRRRR..
Hamdan kembali mencabut rudalnya sesaat setelah merasakan himpitan kuat dinding serambi lempit ustadzah Auliya. Tubuh ustadzah Auliya sedikit melengkung ke atas dan mengejang, sementara kepalanya tertunduk merasakan nikmatnya orgasme. Sekitar 5detik serambi lempit ustadzah Auliya menyemburkan cairan surgawi yang bercampur darah perawannya.
Hamdan : Ffuuhh.. gila neh akhwat.. enaknyaa gak main-main.. ahahahha.. ujar Hamdan sambil menatap kedua selakangan hafidzah itu.
Ustadzah Muna : Ahh Maas Hamdann.. sinihh.. gantian Munahh.. masukin punya Munahh.. ahh mass.. tolongg.. pinta ustadzah Muna dengan penuh harap.
Tak ada pilihan lain bagi Hamdan selain terus menikmati kedua akhwat itu hingga puas. Blesshh..!! rudal Hamdan menghujam dalam ke serambi lempit ustadzah Muna dengan kedua kaki ustadzah Muna yang mengangkang ke atas di tahan oleh paha ustadzah Auliya yang kini tengah nungging sambil merasakan sisa orgasmenya.
Ustadzah Muna : OOOUHHHH.. rudalHHH.. MASHH.. ENAKK.. AHHH.. AYOK MASS.. SODOK LAGIIHH.. AAAHHH.. ENAKK.. AHHH.. NIKMATNYAA.. SHHH.. AHHH.. OHHH.. AAHHHH.. TERUS MASHH.. GEDEEHH.. AAHHH.. Racau ustadzah Muna menikmati genjotan rudal Hamdan di serambi lempitnya.
Tanpa henti Hamdan terus menggempur serambi lempit ustadzah Muna dengan posisi missionary. Jepitan kuat liang surgawi ustadzah Muna begitu terasa di rudal Hamdan. Sementara hantaman rudal Hamdan menggempur rahim membuat ustadzah Muna terbang melayang ke langit kenikmatan. Suara decak becek persetubuhan mereka semakin membuat “panas” suasana di ruangan itu. Tak sampai 5menit kemudian, ustadzah Muna kembali mencapai klimaksnya. Hamdan segera mencabut rudalnya dan langsung melesakkannya ke serambi lempit ustadzah Auliya tanpa pemberitahuan.
Ustadzah Muna : AAAAUHHHH…!!! rudalHH..!!!
SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR….
Ustadzah Auliya : AAAHHH.. OUHHHH.. SSHH.. AGHH.. AGHH.. OHH.. MMFHH.. MASHH.. AHHH.. IYAHH.. AHH.. OUHHH.. Ngocoks.com
Ustadzah Auliya kembali mendesah tak karuan merasakan rudal Hamdan kini bersarang di serambi lempitnya. Dengan cepat dan liar Hamdan terus menggenjot serambi lempit indah milik ustadzah Auliya.
PLOKK.. PLOKK.. PLOKK..
Tanpa ampun Hamdan terus menggenjot bokong ustadzah Auliya membuat paha dan bokong bulat ustadzah Auliya kemerahan. Sensasi sodokan Hamdan yang kuat dan liar membuat ustadzah Auliya tenggelam dalam lautan nikmat birahi. Desahan bercampur lenguhan mengiringi syahwat yang terus melonjak di dalam tubuh akhwat cantik kelahiran lampung itu.
Ustadzah Auliya : AHH.. MAS HAMDANN.. ENAK BANGETHH MASSHH.. AHHH.. AHHH.. TERUS MASHH.. SETUBUHI KAMIHH.. AHH.. AHH.. MAU PIPIS LAGI MAASHH.. AHH.. DUHH.. ALLAHH.. NIKMATNYAHH.. AHHH.. NGGHHHHHH..!!!
SEEEEERRRRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEERRRR..
Orgasme dahsyat yang ketiga kalinya itu membuat ustadzah Auliya ambruk di atas tubuh ustadzah Muna dengan serambi lempit yang terus menyemburkan cairan surgawinya. Jilbab dan cadar keduanya sudah berantakan tak karuan. Tubuh kedua akhwat itu pun terlihat mengkilap oleh keringat. Tapi tetap saja Hamdan belum mencapai klimaks. Kini secara bergiliran Hamdan menggilir kedua serambi lempit akhwat itu yang membuat kedua hafidzah itu blingsatan merasakan nikmatnya bercinta.
Bu Vyrna : Ehhmm.. gimana mas Hamdan rasanya nak Muna sama Auliya? Bikin ketagihan kan?? Ujar bu Vyrna yang tengah berdiri sambil bersandar di pintu menyaksikan Hamdan yang tengah menggempur kedua santriwatinya.
Hamdan : Ehh.. mhh.. shh.. ahh.. bangeth nih bu.. ga ada lawan.. ahhahah..
Bu Vyrna : Ahahah.. iya dong.. produk terbaik yaa Cuma ada di pondok ini.. apalagi yang sekarang mas Hamdan pakai.. termasuk yang diamond grade itu.. Jawab bu Vyrna sambil melenggang masuk dan duduk di kursi di dekat ranjang.
Setelan bu Vyrna yang berwarna pink peach dengan jilbab instan non pet dan gamis panjang nampak indah membalut tubuh semoknya. Ditambah kecantikan akhwat berkacamata itu membuat Hamdan pun ingin sekaligus menikmatinya juga. Bu Vyrna menyaksikan ketiganya tanpa malu dan justru nampak wajah kepuasan bu Vyrna melihat Hamdan yang bersemangat mensetubuhi kedua santrinya.
Hampir sekitar 15menit lamanya Hamdan menggilir kedua serambi lempit sempit hafidzah itu sebelum akhirnya Hamdan merasakan desakan spermanya yang hendak meledak. Ia pun segera mencabut rudalnya.
Ustadzah Auliya : Ahh.. mass.. sinih keluarin di mulut kamih maashh.. mau minum kenikmatan nyaahh..
Ustadzah Muna : He’emhh.. mau banget masshh.. ahhh.. mauhh..
Hamdan pun berdiri di samping dan menghadap ranjang. Sementara ustadzah Auliya dan Muna bersegera duduk bersimpuh menghadap Hamdan dengan rudalnya yang tegak mengacung. Keduanya sedikit menyibakkan cadar mereka sehingga mulut mereka yang tengah menganga dengan lidah menjulur bak anjing itu tampak erotis bagi Hamdan yang tengah mengocok rudalnya.
Hamdan : ARRGHHHHH…!!!
CROOOTTT.. CRROOOTTTT.. CRROOTTTT..!!!
Semburan deras sperma Hamdan memenuhi mulut kedua akhwat itu dan juga membasahi cadar keduanya. Sungguh pemandangan yang luar biasa melihat wajah cantik yang tertutup cadar kini tengah mendapatkan facial dari rudal lelaki ajnabi.
Ustadzah Muna dan ustadzah Auliya begitu menikmati gurihnya sperma Hamdan di mulut mereka, bahkan keduanya saling menjilati wajah rekannya untuk membersihkan sperma yang tertinggal. Tak lama, mata keduanya tertuju ke arah rudal Hamdan yang masih mengkilat oleh cairan surgawi bercampur sperma. Namun ustadzah Muna dan Auliya harus sedikit kecewa ketika tiba-tiba bu Vyrna menarik Hamdan dan langsung melahap habis rudal Hamdan. Dalam satu lahapan seluruh rudal Hamdan masuk seluruhnya hingga menghantam pangkal kerongkongan bu Vyrna.
Bu Vyrna : Haaemmphh.. Mmffhh.. mmmhhm.. Ssrrpptt.. ssrppp.. mfffhh.. ockk.. ockkk..ockkk.. mmmhhh.. mmffhhh.. mmpuahhh.. maaf ya anak-anak, giliran ibu ini buat nikmatin rudal mas Hamdan.. Ujar Bu Vyrna sambil terus menjilati dan mengulum rudal Hamdan sambil duduk di kursi.
Hamdan : ahahaha.. dasar..
Tampak wajah kecewa kedua ustadzah pengajar pondok itu yang hanya tersisa jilbab dan cadar saja yang masih menempel di tubuh keduanya. Namun meskipun tak dapat membersihkan rudal Hamdan, kedua akhwat itu bahagia karena kini mereka telah setara dengan ustadzah Afifah yang selama ini menjadi idaman mereka.
Ustadzah Auliya : Alhamdulillah Mun.. sekarang udah ga perawan lagi dehh.. udah bisa kayak ustadzah Afifah.. ahhh.. enaknyahh.. bisa ngrasain rudal banyak ikhwan.. ujar ustadzah Auliya sambil rebahan di ranjang.
Ustadzah Muna : Hihihih.. iyah ya Liyaa.. udah lamaaa banget aku nungguin bisa di jebol gini.. uhhh.. sakit sihh.. tapi abis itu enaknya minta ampunn.. hahah.. uhhh.. jadi pengen lagii..
Bu Vyrna : Ehhh.. ayok siap-siap.. masih banyak yang harus dipersiapkan.. ujar bu Vyrna sambil mengocok perlahan rudal Hamdan yang mulai lemas.
Ustadzah Auliya dan Muna : Na’am umm..
Bersambung… Ummi Pipik : Hhemmfhh.. Hoahhm.. udah sampai Purworejo nih.. keasikan tidur malah.. ngabarin Vyrna dulu aja deh.. Gumam Ummi Pipik dalam hati sambil menyalakan HP nya.
Sekitar 6jam sudah perjalanan kereta api dari Bekasi menuju Jogjakarta yang dilalui Ummi Pipik. Kedatangan Ummi Pipik sebagai pemateri utama dalam acara upgrading tahunan santriwati pondok milik bu Vyrna itu. Keduanya kenal ketika Ummi Pipik diundang sebagai pembicara dalam kajian kemuslimahan di Jogjakarta. Mendengar hal itu, bu Vyrna menyempatkan hadir karena ingin berjumpa dengan Ummi Pipik sekaligus ingin menyampaikan keinginannya mendirikan pondok Tahfidzul Qur’an khusus akhwat.
Bu Vyrna : MashaaAllah.. beneran umm?? Trus waktu itu di jurusan apa? Tanya bu Vyrna antusias setelah ia mengetahui bahwa mereka dari kampus yang sama.
Ummi Pipik : Alhamdulillah Allah kehendaki dulu ana kuliah di jurusan HI ukh.. Jawab Ummi Pipik yang mengenakan setelan jilbab, abaya, dan cadar serba hitam.
Bu Vyrna : Wahh.. kalau sekarang kita masih kuliah mungkin bakalan sering ketemu umm karena sekarang kampusnya udah terintegrasi jadi satu di daerah Selatan Jogja..
Ummi Pipik : Ehh..?? Iyakah?? Udah lama banget lhoo.. berarti gedung baru ya..?? Wah wajib nih tengok-tengok nanti.. Oh iya, soal pondok milik ukhti Vyrna ana siap gabung jadi salah satu penasehatnya..
Bu Vyrna : Alhamdulillah.. Jazakillah fii ahsanul Jaza’ umm..
Ummi Pipik : Aamiin.. semoga yang menjadi niat baik ukhti Allah mudahkan dan jadi sebab terciptanya generasi Qur’ani.. afwan ukh, ana masih ada kegiatan lain.. nanti lanjut berkabar via WhatsApp yaa..
Raut wajah bahagia terpancar dari wajah cantik bu Vyrna meskipun tertutup cadar. Sudah lama bu Vyrna menginginkan salah satu penggiat muslimah di Indonesia untuk menjadi penasehat di pondoknya, dan hari itu semuanya dikabulkan Allah. Tak lama berselang bu Vyrna pun segera merealisasikan pondoknya dengan dibantu oleh almarhum suaminya. Beberapa ustad dan dai ternama pun turut menjadi sponsor di pondok miliknya dan selalu hadir dalam agenda musyawarah tahunan Yayasan pondok milik bu Vyrna.
Ting.. Tingg…
Bu Vyrna : Ehh.. WA dari ummi nih.. gumam bu Vyrna sambil membuka pesan WhatsApp di HPnya.
Ummi Pipik : Assalamualaikum ukh.. Ana sudah sampai Purworejo nih.. bentar lagi sampai Jogja.. duhh kangen banget pengen jumpa anti.. Tulis pesan WA dari Ummi Pipik.
Bu Vyrna : Wa’alaykumsalam umm.. Na’am umm.. nanti ana siapkan penjemputan.. iyaa.. meskipun tiap tahun datang, tapi tetep aja kangen mulu sama ummi nih..
Ummi Pipik : Alhamdulillah.. inshaaAllah nanti kalau mau sampai Stasiun Tugu ana kabarin lagi ukh.. Assalamu’alaikum..
Bu Vyrna : inshaaAllah umm.. Wa’alaykumsalam..
Mendapat kabar dari Ummi Pipik yang sebentar lagi sampai di Jogjakarta, Bu Vyrna segera menuju ke ruang istirahat tempat dimana Hamdan berada. Memang selain diminta untuk membantu persiapan tempat, Hamdan juga di siapkan untuk membantu penjemputan Ummi Pipik selaku tamu istimewa. Sesaat setelah memasuki rumah pribadinya, Bu Vyrna mendengar suara desahan yang tak asing. Senyum pun tersirat di wajahnya yang cantik berkacamata tanpa cadar itu karena santriwati senior yang ia tugaskan untuk melayani Hamdan kini tengah menjalankan tugasnya dengan baik. Benar saja, nampak Hamdan tengah sibuk menggilir kedua liang surgawi ustadzah Auliya dan ustadzah Muna dengan posisi Double-Dip dimana ustadzah Muna terlentang di bawah sementara ustadzah Auliya doggy di atas ustadzah Muna. Posisi ini membuat Hamdan dengan bebas memilih serambi lempit indah milik kedua hafidzah itu. Desahan dan lenguhan yang diiringi decit ranjang membuat suasana di tempat itu begitu memacu birahi syahwat siapapun disekitarnya.
Bu Vyrna : Ehhmm.. gimana mas Hamdan rasanya nak Muna sama Auliya? Bikin ketagihan kan?? Ujar bu Vyrna yang tengah berdiri sambil bersandar di pintu menyaksikan Hamdan yang tengah menggempur kedua santriwatinya.
Hamdan : Ehh.. mhh.. shh.. ahh.. bangeth nih bu.. ga ada lawan.. ahhahah..
Bu Vyrna : Ahahah.. iya dong.. produk terbaik yaa Cuma ada di pondok ini.. apalagi yang sekarang mas Hamdan pakai.. termasuk yang diamond grade itu.. Jawab bu Vyrna sambil melenggang masuk dan duduk di kursi di dekat ranjang.
Setelan bu Vyrna yang berwarna pink peach dengan jilbab instan non pet dan gamis panjang nampak indah membalut tubuh semoknya. Ditambah kecantikan akhwat berkacamata itu membuat Hamdan pun ingin sekaligus menikmatinya juga. Bu Vyrna menyaksikan ketiganya tanpa malu dan justru nampak wajah bu Vyrna melihat Hamdan yang bersemangat mensetubuhi kedua ssantrinya
Lebih dari 6 kali kedua ustadzah itu berorgasme ria hingga hampir seluruh ranjang tempat ketiganya memacu syahwat basah kuyup oleh cairan surgawi. Kecepatan genjotan Hamdan di kedua bokong putih bulat akhwat itu semakin kencang dan kuat. PLOK!! PLOKK!! PLOKK!! Erangan dan lenguhan ustadzah Muna dan Auliya semakin liar. Toket kedua akhwat yang menghimpit satu sama lain berguncang hebat akibat hantaman kuat Hamdan.
Hamdan : ARRGHHHHH…!!!
CROOOTTT.. CRROOOTTTT.. CRROOTTTT..!!!
Semburan hangat sperma Hamdan yang begitu deras membasahi wajah kedua santri bu Vyrna yang putih mulus tanpa cela. Kedua lidah akhwat 17tahun itu menjulur layaknya anjing kelaparan, menikmati siraman sperma Hamdan untuk menghilangkan dahaga keduanya. Bu Vyrna yang menyaksikan secara langsung adegan itu pun merasakan ‘dahaga’nya tiba-tiba mengglegak. Ditambah lagi aroma khas sperma lelaki yang begitu kuat menyodok hidungnya membuatnya tak mampu menahan desakan birahi di kerongkongannya. Kedua tangan bu Vyrna dengan cepat menarik Hamdan hingga berbalik dan menghadap dirinya sehingga otomatis rudal Hamdan yang mengkilat oleh sperma dan cairan surgawi akhwat itu mengacung tegak dihadapan wajah cantiknya.
Bu Vyrna : Haaemmphh.. Mmffhh.. mmmhhm.. Ssrrpptt.. ssrppp.. mfffhh.. ockk.. ockkk..ockkk.. mmmhhh.. mmffhhh.. mmpuahhh.. maaf ya anak-anak, giliran ibu ini buat nikmatin rudal mas Hamdan.. Ujar Bu Vyrna sambil terus menjilati dan mengulum rudal Hamdan sambil duduk di kursi.
Bu Vyrna yang sudah pengalaman memanjakan rudal lelaki melahap seluruh rudal Hamdan dalam satu lahapan. Mulut dan leher akhwat pengasuh pondok itu terlihat menggembung tersumpal rudal besar dan panjang Hamdan. Tangan kanannya meremas lembut zakar Hamdan sementara kepalanya maju-mundur sembari lidahnya membelai batang rudal Hamdan di mulutnya agar semua sperma yang tersisa dapat ia nikmati.
Bu Vyrna : Mffhh.. Ockk.. Ockk.. mmff.. srrupp.. mff.. sruupp.. glekk.. glekk.. mffhh.. mmmmpuuaahhh.. Ehhh.. ayok siap-siap.. masih banyak yang harus dipersiapkan.. ujar bu Vyrna sambil mengocok perlahan rudal Hamdan yang mulai lemas.
Ustadzah Muna dan Auliya bersegera mengenakan kembali abaya dan membenahi jilbab cadar keduanya. Hamdan yang masih mendapatkan servis dari bu Vyrna tak melepaskan pandangannya dari tubuh sekal kedua ustadzah yang baru saja diperawaninya itu. Begitu indah terawat, putih mulus tanpa cela membuat Hamdan tak henti-hentinya kagum melihatnya sambil tangan kanannya membelai kepala bu Vyrna yang masih duduk dan asik dengan rudal Hamdan.
Tak lama kemudian kedua hafidzah itu meninggalkan ruangan sambil sebelumnya Hamdan mencium bibir keduanya yang tertutup cadar. Keduanya tampak puas dan bahagia sambil berlalu meninggalkan Hamdan dengan bu Vyrna.
Bu Vyrna : Sruuppt.. mmm.. lezatnyaa.. duhh.. jadi kebablasan nih.. ehh iya, bisa minta tolong mas Hamdan buat jemput ummi kah?? Tanya bu Vyrna sambil membenahi jilbabnya.
Hamdan : Ohh.. inshaaAllah bisa bu.. lagian memang ana diminta buat bantu-bantu disini kan??
Bu Vyrna : Iya sih.. maaf banget loh mas.. jadi ngrepotin gini.. Ujar bu Vyrna yang sudah berdiri sambil membelai dada Hamdan. Meski mengenakan gamis yang panjang dan lebar, tetap saja toket 36F bu Vyrna begitu mencolok dan terasa kenyal di dada Hamdan.
Hamdan : Repot gimana bu? Malah seneng ana disini.. bisa icip nikmatnya tubuh santriwati pondok.. Jawab Hamdan sambil sedikit tertawa.
Bu Vyrna : Ahahah.. iya yah.. tapi toh itu juga pelayanan dari pondok.. spesial buat mas Hamdan yang super garang ini lhooo.. jawab bu Vyrna dengan tatapan nakal sembari tangan kanan bu Vyrna meraba rudal Hamdan.
Hamdan : Yasudah bu.. ana mandi dulu.. nanti biar ga telat jemput ummi.. ehh ya, jemput dimana ya??
Bu Vyrna : Okey.. yang ganteng yaa.. Ohh.. ntar di stasiun tugu yaa.. pintu timur.. jawab bu Vyrna sambil berlalu pergi meninggalkan Hamdan yang tengah bersiap mandi junub.
Suasana pagi ditambah dinginnya udara di lereng merapi begitu membuat Hamdan membutuhkan air panas untuk mandi. Ketika hendak pergi untuk memanggil ustadzah Muna, tiba-tiba di depan pintu kamar sudah ada santriwati yang berdiri dengan membawa satu ceret besar air panas. Tampak santriwati itu tertegun melihat Hamdan karena saat itu Hamdan belum sempat menutupkan handuknya secara sempurna sehingga rudalnya menjadi santapan pagi mata lentik santriwati itu meskipun tidak dalam kondisi tegang.
Hamdan: Ehmm.. afwan ukh.. ada keperluan apa ya?? Tanya Hamdan sambil merapikan handuknya.
Ustadzah Miya : Ehh.. Afwan ustad.. ini tadi ana diminta ummi untuk bawa air panas buat ustad.. Jawab ustadzah Miya sambil menundukkan pandangannya.
Hamdan : Ohh.. iya.. Jazakillah ukh.. tolong ditaruh diatas meja saja.. ujar Hamdan sambil merapikan ranjang tempat tadi dirinya dan kedua hafidzah pondok berzina ria.
Ustadzah Miya : Ahh.. iyah.. assalamualaikum ustad.. ana masuk ya.. ucap ustadzah Miya sambil masuk ke kamar tamu Hamdan.
Aroma khas sperma dan cairan surgawi akhwat menyelimuti seluruh ruangan kamar itu. Tentu saja hal ini disadari oleh ustadzah Miya. Bau yang begitu khas langsung membelai dan membius dirinya. Setiap langkahnya mendekat ke arah Hamdan, membuat desir birahi di tubuhnya meningkat. Di tambah lagi Hamdan dengan sengaja tidak menutupi bagian atas tubuhnya sehingga perutnya yang sixpack dan dadanya yang bidang membuai ustadzah Miya dalam khayalannya. Pikirannya melayang entah kemana sambil terus memandangi tubuh Hamdan yang begitu indah sehingga tanpa sadar ustadzah Miya hampir saja menabrak meja.
Hamdan : Ehhh.. awas meja ukh.. Tegur Hamdan sambil dengan sigap menggenggam bahu ustadzah Miya.
Ustadzah Miya : Aghh.. afwan ustad.. jawab ustadzah Miya tertunduk malu sambil meletakkan ceret berisi air panas di atas meja.
Hamdan : Iya gppa kok ukh.. kenapa gitu kok keliatannya ukhti nglamun tadi?? Lagi banyak pikiran kah??
Ustadzah Miya : Mm.. nggak kok ustad.. mmm.. anu.. mm.. ana duluan ustad.. jawab ustadzah Miya sedikit gugup.
Hamdan : Ohh.. iya.. syukron ya.. ngomong-ngomong nama ukhti siapa?? Tanya Hamdan sambil tangan kanannya sengaja meraba-raba selakangannya.
Ustadzah Miya : Mm.. Mm.. Mii.. Miyaa ustad.. nama ana Miya.. jawab ustadzah Miya yang semakin tak karuan membayangkan apa yang ada di balik handuk yang Hamdan kenakan.
Ustadzah Miya yang sedang berusaha menundukkan pandangannya justru digoda oleh Hamdan dengan menggerakkan tangannya mengelus-elus batangnya yang menjulur di balik handuknya. Meskipun hal ini dilarang oleh agama bahkan haram, namun rasa penasaran dan syahwat dalam diri ustadzah Miya mendorongnya untuk tak melepaskan pandangan matanya dari rudal Hamdan yang terlalu besar untuk ditutupi bentuk aslinya oleh handuk.
Hamdan : Ga jadi pergi ukh..?? Tanya Hamdan dengan nada menggoda.
Ustadzah Miya : Ehh.. iya.. Afwan jiddan ustad.. assalamu’alaikum.. ucap ustadzah Miya sambil berbalik badan dan beranjak pergi.
Namun baru beberapa langkah berjalan, ustadzah Miya berhenti dan menanyakan tentang ustadzah yang ditugaskan tadi pagi untuk menekenikmatan Hamdan.
Hamdan : Ohhh.. yang tadi pagi..?? Kalau ga salah ukhti Muna sama ukhti Auliya.. kenapa ya ukh..??
Ustadzah Miya : Ohh.. ngga.. gppa kok ustad.. assalamu’alaikum..
Ustadzah Miya pun berlalu pergi. Sebagai seorang lelaki yang sudah berkali-kali menggagahi akhwat-akhwat Hamdan tau benar kalau ustadzah Miya pun penasaran akan rasanya disodok oleh rudal perkasa miliknya. Namun ia tak mau banyak berasumsi karena ada permintaan untuk menjemput Ummi Pipik yang harus segera ia kerjakan.
Selesai mandi, Hamdan dipesan untuk mengambil kunci di ruangan khusus ustadzah pengajar pondok. Cukup jauh jarak antara rumah bu Vyrna ke pondok jika ditempuh dengan jalan kaki. Suasana sekitar pondok yang masih asri dengan pepohonan yang rindang ditambah suasana pagi yang sejuk membuat Hamdan semakin nyaman untuk berlama-lama di pondok, terlebih lagi tersedia banyak akhwat-akhwat cantik yang belum ia jamah.
Sekitar 5menit jalan kaki, Hamdan telah sampai di pondok utama dan segera menuju ke ruang ustadzah. Sesaat sebelum memasuk ruangan, Hamdan mendengar suara percakapan dari beberapa ustadzah di ruangan itu yang membuatnya penasaran. Hamdan pun menyempatkan diri duduk di bangku di depan ruang itu.
Ustadzah Miya : iiihhh.. pelit banget sihhh.. ceritaaa donggg.. ngapain aja kalian disanaaa?? Mun.. cerita dongg.. Rengek ustadzah Miya ke ustadzah Muna dan Auliya.
Ustadzah 1 : Emang kenapa sih??
Ustadzah 2 : He’emh.. kayaknya kok semangat banget nih si Miya.. gak biasanya dia ngebet banget..
Ustadzah Auliya : Kasih tau gak yaa..?? Trus apa untungnya buat aku kalo cerita..?? Wweeekkk.. ledek ustadzah Auliya ke teman-temannya.
Ustadzah Miya : Kaann pelit gitu.. ini lhoo Na, tadi tuh mereka tuh dapet tugas nemenin ustad Hamdan.. trus pas tadi aku disuruh antar air panas ke kamar ustad Hamdan.. tau gak sih.. aroma khas pipis kita sama sperma tuh.. duhhh.. bikin nagih gituu.. Cerita ustadzah Miya ke teman-temannya yang lain yang membuat semua Ustadzah di ruangan itu semakin penasaran.
Ustadzah 1-5 : HEEEEEEEEEHHHHHH…???!! SERIUSSAANN..??!!!
Ustadzah Miya : Iyaa.. makanya aku mau tanya sama mereka nihh.. tuh, pada pengen tau.. cerita dongg.. rengek ustadzah Miya.
Ustadzah 3 : Curang ihh.. Curaanggg.. cerita laahh.. ngapain aja kalian nih Liya.. Muna juga sama aja nih.. cerita dongg.. pinta ustadzah yang lain dengan nada memelas.
Ustadzah Auliya : Hihih.. kamu dulu deh Mun yang cerita.. kan tadi kamu duluan yang ngrasain..
Ustadzah Muna : Bingung juga darimana nih ceritanya.. mmm.. yaa gitu deh.. yaa pokok ya asikk laah..
Ustadzah 4 : Yeee.. yang jelas dong.. kayak pertama ngapain.. trus ngapain.. truss.. gituu..
Ustadzah Muna : Yaa kalo pertamanya sih aku malu gitu.. kan blom pernah berduaan sama ikhwan.. apalagi seganteng n se-bercintai ustad Hamdan..
Ustadzah 5 : se-bercintai itu kah? Gimana dong bercintainyaa..?? Cerita dongg..
Ustadzah Muna : Yaa gitu.. kayak yang di video-video yang sering kita tonton.. perutnya itu lhoo kotak-kotak.. trus dada ustad Hamdan tuh.. mmhhh.. bikin nyaman buat bersandar.. bidang banget..
Ustadzah 1 : Uhhh.. jadi pengen kann.. truss.. truss..??
Ustadzah Muna : Yaa gitu.. trus aku dipeluk dia cz aku kan masih malu-malu.. ehh taunya udah ciuman aja kita berdua..
Ustadzah 1-5 : HWEEEEEEEEHHHHH…??!!!
Ustadzah 2 : Duhh.. enak ya..? Enak banget Munn..?? Ahhh.. kok gak ngajak-ngajak sihh..??! Jadi basah nihh.. trus lidah kalian gitu-gitu???
Ustadzah Muna : E’emhh.. banget.. yaa gitu.. pokoknya ustad Hamdan mah lidahnya ahli banget dehh.. apalagi pas maenin puting aku.. mmhhh.. geli-geli enaaak gituuuuhh.. ahhh.. jadi pengen lagii..
Ustadzah 3 : Ahhh.. pasti enak banget tuhh.. trus diapain lagihh..?? Kamu juga diapain aja sama ustad Hamdan Liya??
Ustadzah Auliya : Yaahh kalo aku mah langsung dapet intinya dongg.. emut rudal.. ehh.. rudalnya ustad Hamdan.. Mmmhhh.. gede nya itu lhooohh.. ssshhh.. bikin ketagihan buat isep terus.. apalagi aromanya itu benar-benar bikin ketagihan banget.. sshh.. mmfhh..
Ustadzah Muna : He’emhh.. lezat banget ehh rudalnyaahh ustad Hamdann.. masih berasa banget waktu penuhin tenggorokan aku.. uhhhh.. pokoknya ampe terbang ke langit lahh.. cerita ustadzah Muna dengan bergairah.
Ustadzah 2 : Tuuhh kaannn.. curang lhoo.. ahhhh.. pengen taukk.. isshhh.. curangg..
Ustadzah 3 : Iya nih.. maunya enak sendiri lhhoohh.. tanggungjawab nih jadi kebelet..
Ustadzah 5 : huhuh.. mauu.. mauu.. ihh.. mauuu..
Ustadzah Muna : E:emhh.. tambah lagi ustad Hamdan waktu maenin serambi lempit akuhh.. mmmhh.. duhhh.. nikmatnya gak bisa dibayangin.. aahhhh..
Ustadzah 1-5 : UUUUHHHHHHH.. CURAANGG.. BIKIN PENGEN AJAAH KALIAN IHHH..
Ustadzah Auliya : Hihihi.. lebih manteb lagi waktu sumpelin serambi lempit yahh Mun.. uhh.. penuhnya sampai mentok.. udah deh.. pasrsh mah akuh disodok sampai orgasme berkali-kali saking nikmatnya..
Ustadzah Muna : He’emhh bangethh.. geli campur nikmatt.. diremes-remes bokongnya.. kadang juga ditamparin gitu bikin sensasinya.. uhhh bangett.. trus perkasanya itu lhoo.. ampe mau pingsan cz keenakan aku mah.. hihihih..
Ustadzah Auliya : Trus closingnya kita dikasi minum deh sperma ustad Hamdann.. yuumm.. gurihnya bikin haus lagi nihhh.. mmfhhh..
Ustadzah 1-5 : CURRAAAANGGGG..!! MAUU DONGG!!!!
Ustadzah 2 : Ahhh.. jadi basah nih yang bawah..
Ustadzah 3 : Iyaa nihhh.. shhh.. duhh kapan yaa dapet giliran nemenin ustad Hamdan..??
Ustadzah Miya : He’emm.. pengen banget loohhh…
Kemudian semua ustadzah di tempat itu dikejutkan ketika tiba-tiba Hamdan masuk ke ruangan tanpa mengetuk pintu. Beberapa ustadzah terlihat nampak panik membenahi pakaian mereka, ada pula yang langsung membenahi posisi duduknya.
Hamdan : Afwan.. Cuma mau mampir ngambil kunci mobil kok.. kata Hamdan dengan pandangan dan senyum menggoda.
Ustadzah Muna : Iyah Ustad.. silakan saja.. ada disitu kok.. jawab ustadzah Muna tanpa malu.
Terlihat ustadzah yang lain seperti iri dengan ustadzah Muna dan Auliya yang sudah pernah merasakan dahsyatnya rudal Hamdan. Bahkan ustadzah Auliya dengan sigap membantu Hamdan untuk menemukan kunci mobil yang ia cari.
Hamdan : Alhamdulillah.. Jazakillah ukhti Auliya.. ujar Hamdan sambil berjalan menuju pintu keluar.
Ustadzah Auliya : Na’am ustad.. wa iyyaka..
Hamdn : Ohh iyahh.. kalau ukhti semua pengen ngerasain kayak ukhti Muna sama ukhti Auliya tinggal bilang saja sama ummi.. ujar Hamdan sambil berlalu pergi meninggalkan ruang itu.
Hampir seluruh ustadzah di ruang itu terkjeut mendengar perkataan Hamdan yang tidak tau kalau Hamdan sebenarnya sudah mendengar pembicaraan mereka daritadi. Akhirnya ke-enam ustadzah yang lain pun hanya bisa tersipu malu ditertawakan oleh ustadzah Muna dan Auliya.
Bu Vyrna : Mas Hamdan.. ini Ummi Pipik sudah sampai stasiun Kulonprogo, tolong cepat yah biar beliau tidak terlalu lama menunggu di Stasiun.. Ujar bu Vyrna sambil membalas chat WA dari Ummi Pipik.
Hamdan : inshaaAllah bu.. btw ana sendirian kah ini jemputnya?? Ujar Hamdan sambil memberi kode-kode ke bu Vyrna.
Bu Vyrna : Hemm..?? Ohh.. hihihih.. ana faham kok.. Dek Miyaa.. sini sebentar.. panggil bu Vyrna ke salah satu ustadzah.
Ustadzah Miya : Na’am umm.. ada apa ya..?? Tanya ustadzah Miya yang mengenakan setelah jilbab, abaya, cadar tali serba hitam. Kacamata frame kotak semakin meningkatkan kecantikan matanya.
Bu Vyrna : Gini, dek Mira tolong tekenikmatan ustad Hamdan jemput Ummi Pipik yaa.. biar nanti Ummi Pipik ada temen ngobrol.. sekalian dek Mira harus bisa berkhidmat sama ustad Hamdan yaa.. apa aja yang beliau mau harus ta’at.. pesan bu Vyrna sambil beranjak pergi untuk menyiapkan ruangan.
Hamdan : haha.. afwan ya ukh.. jadi ngrepotin ukhti.. ujar Hamdan sambil memasuki mobil Mazda CX-5 Merah milik pondok.
Ustadzah Miya : Gppa kok ustad.. sudah jadi kewajiban santri disini untuk sami’na wa atho’na sama perintah ummi.. jawab ustadzah Miya yang tampak cantik dan anggun dengan setelan serba hitam duduk di kursi depan disamping kursi supir.
Perjalanan dari pondok sampai ke stasiun pun lumayan jauh, sekitar 45menit perjalanan apabila lancar. Ditambah hujan yang mulai turun pagi itu membuat suasana di dalam mobil semakin dingin. Apabila AC dimatikan maka akan timbul kabut di kaca depan, sehingga membuat Hamdan terpaksa harus menyalakan AC untuk mempertahankan suhu di dalam mobil. Meskipun tertutup oleh abaya yang panjang, namun lekuk tubuh ustadzah Miya tak bisa berbohong. Apalagi ukuran kedua gunung kembarnya yang menurut perkiraan Hamdan lebih besar daripada ustadzah Auliya.
Hamdan : Ehh.. penasaran aja sih ukh.. yang tadi ukhti katakan di ruang ustadzah seriusan ya?? Ujar Hamdan mencoba membuka pembicaraan.
Ustadzah Miya : Hmm.. Afwan ustad.. yang mana ya?? Tanya ustadzah Miya dengan nada sedikit ragu.
Hamdan : Yang tadi.. sebelum ana masuk biat ngambil kunci mobil.. kan rame-rame tuh tadi.. sama ukhti Auliya n Muna juga disana.. beneran?? Tanya Hamdan mencoba menggoyahkan iman ustadzah Miya.
Ustadzah Miya : Ah.. anu.. itu.. nggg.. nggak tau ustad.. mungkin ustad salah dengar.. Jawab ustadzah Miya berusaha untuk berkilah.
Hamdan : Hem? Ahh masa sih.. soalnya tadi ana lumayan lama duduk di bangku depan di samping ruang ustadzah.. jujur aja ga masalah kok ukh..
Ustadzah Miya yang mengetahui kalau Hamdan mendengar semua pembicaraan para ustadzah dari awal hanya bisa tertunduk malu. Pikirannya bercampur antara keinginan untuk jujur dan juga menjaga marwahnya sebagai seorang akhwat penghafal Qur’an. Dalam lubuk hatinya yang terdalam ia tidak ingin Hamdan menganggap dirinya wanita gampangan, tapi doktrin dari bu Vyrna ditambah cerita pengalaman bercinta ustadzah Muna dan Auliya membuatnya penasaran. Terlebih lagi kini hanya ada dirinya dan Hamdan di mobil. Ustadzah Miya masih terus tertunduk diam dengan kedua tangannya saling meremas karena malu. Hamdan pun faham dan coba terus membuat ustadzah Miya nyaman.
Hamdan : Emm.. kalau menurut ana sih ukh.. emang apa yang disampaikan ummi Vyrna itu juga perkara yang penting dalam kehidupan berkeluarga.. maksud ana meskipun kefahaman agama itu penting dan juga nafaqoh dalam hal harta juga penting, tapi tak bisa diabaikan kalau hubungan bercinta juga sesuatu yang krusial.. termasuk yang menentukan kelangsungan sebuah keluarga.. bahkan ana pernah denger ukh dari salah satu ustad kalau ada larangan bagi seorang suami untuk ‘selesai’ lebih dulu daripada istri.. maka penting juga bagi calon istri, dalam hal ini para santriwati untuk belajar lika-liku dunia ranjang lhoo.. ujar Hamdan sambil tetap menjaga fokus menyetir.
Ustadzah Miya : Na’am ustad.. ana juga belum lama ini kok baru tau.. setelah dapet kelas khusus gitu ustad dari ummi.. Cuma ana masih malu ustad kalau harus nyobain.. jawab ustadzah Miya sambil tetap menunduk menahan malu.
Hamdan : Nyobain? Ohh.. emang disuruh ya?? Atau mau nyobain kayak ukhti Muna?? Tanya Hamdan dengan nada menggoda.
Ustadzah Miya : Ehh.. Anu.. Bukann.. ituhh.. Mm.. Bukan gitu ustadd..
Hamdan : Udah jangan panggil ustad.. ana masih umur 18tahun.. panggil aja mas.. mas Hamdan biar sama-sama nyaman.. ukhti umur berapa??
Ustadzah Miya : Mm.. ana umur 17 ustad.. ehh.. mas Hamdan.. he’emh.. tapi gpapa yah manggil pakai mas gitu? Kok kayaknya Miya rasa kurang sopan..
Hamdan : Gppa justru ana lebih senang kalau dipanggil gitu.. ouh seumuran sama dek Auliya dan dek Muna ya..?? Mas panggil dek Miya aja ya?? Gppa kan??
Ustadzah Miya : Iyah mas Hamdan.. gitu aja.. jawab ustadzah Miya yang mulai terdengar tidak terlalu kaku lagi.
Selama perjalanan mereka berdua saling mengenal satu sama lain. Ustadzah Miya sendiri ternyata berasal dari Lombok dan merupakan seorang yatim-piatu. Ia termasuk santri yang paling awal masuk di pondok bu Vyrna dan sekarang sudah hafal sekitar 28juz Al Qur’an. Ustadzah Miya menceritakan pengalaman hidupnya yang akhirnya kini menjadi santri senior di pondok itu. Sembari memperhatikan cerita ustadzah Miya, Hamdan pun tak berhenti terkesima oleh kecantikan wajah akhwat itu meskipun masih tertutup cadar. Kacamata dan mata lentik ber-eyeliner semakin menambah keindahan hafidzah 28juz itu bak bidadari.
Ustadzah Miya : Yaah gitulah mas.. makanya Miya jadi pemalu.. meskipun sebenernya sihh.. mm.. sebenernya.. aduuhh.. gimana yahh.. ujar Ustadzah Miya kebingungan antara menjawab jujur atau tidak.
Hamdan : Pengen kan?? Pengen coba? Pengen ngrasain kayak ukhti Auliya kaann..?? Ahahah.. udah ga usah malu.. Mas bantu ntar dek Miya.. jawab Hamdan meyakinkan ustadzah Miya.
Ustadzah Miya : Aduhh.. kok langsung gitu masss.. uhh.. Miya jadi maluu.. jawab ustadzah Miya sambil menutupi wajahnya yang tertutup cadar dengan kedua tangan putih mulusnya.
Hamdan : Hemmh.. Mas maklum sih kalau memang akhwat di didik untuk menjaga dirinya dari lelaki yang bukan mahram, tapi kalau terus-terusan malu gitu kapan bisanya??
Ustadzah Miya : Mmmm.. iya juga sih Mas.. trus Miya harus gmna dong..??
Hamdan : Nahh.. mumpung masih jauh sampai ke stasiun, gimana kalau sekalian dek Miya belajar praktikum sekarang..?? Ujar Hamdan.
Ustadzah Miya : Eehhh.. sekarang? Di mobil?? Malu mass.. di liatin banyak orang..
Hamdan : Coba deh itu tirai mini di tutup dulu.. lagian kaca mobil samping kiri-kanan juga cukup gelap kok.. inshaaAllah aman.. ujar Hamdan sambil menutup tirai dipintu kanannya.
Ustadzah Miya : Mm.. iyah deh Mass.. Miya ikut mas aja.. jawab ustadzah Miya sambil menutup tirai di pintu kirinya.
Hamdan : Nah sekarang coba dek Miya bantuin mas.. tolong bukain celana mas dong.. ujar Hamdan yang langsung to the point.
Ustadzah Miya : Ehh.. Afwan mas Hamdan.. mm.. mmm.. kok langsung banget gitu yaaa.. anuu.. Miya.. emmm.. terlihat Ustadzah Miya masih gugup untuk memulainya.
Sama seperti yang terjadi pada ustadzah Muna yang masih malu-malu ketika harus mengawali prosesi foreplay. Bagi akhwat-akhwat di pondok itu mungkin ini pertama kalinya mereka berinteraksi langsung dengan lelaki ajnabi dan hanya beberapa saja yang memiliki kemampuan lebih untuk bisa memulai aksi terlebih dulu. Beberapa kali terlihat Ustadzah Miya berusaha untuk menggapai celana Hamdan, namun sesaat sebelum sampai ia menarik tangannya kembali.
Hamdan : Kenapa dek?? Kok ragu-ragu gitu?? Ntar ga bisa praktek lohh.. gimana besok kalau uda bersuami?? Tanya Hamdan.
Ustadzah Miya : Mm.. gimana yahh mass.. masih belum biasa.. duhh.. jawab ustadzah Miya yang kembali mencoba menggapai celana Hamdan.
Melihat ustadzah Miya yang masih tetap malu-malu, Hamdan dengan sigap menggenggam Pergelangan tangan ustadzah Miya dan perlahan mengarahkannya ke arah selakangannya. Hamdan bisa merasakan sedikit perlawanan dari ustadzah Miya, namun perbedaan kekuatan antara keduanya membuat ustadzah Miya hanya bisa pasrah sambil memejamkan matanya.
Hamdan : Nahh.. gmna dek? Gak ada apa-apa kan? Jadi ga usa malu.. ujar Hamdan setelah berhasil meletakkan tangan ustadzah Miya di selakangannya.
Ustadzah Miya : Mmm.. e’emhh.. jawab ustadzah Miya masih dengan malu.
Hamdan : Nah.. sekarang coba di remes-remas itu yang ditengah-tengah.. ujar Hamdan seraya mengarahkan ustadzah Miya ke rudalnya yang masih terbungkus sirwal.
Ustadzah Hamdan pun mulai menggerakkan tangannya menyusuri paha hingga ke selakangan Hamdan. Ia pun sedikit terkejut ketika merasakan batang rudal Hamdan yang begitu besar dan panjang. Beberapa kali ustadzah Miya melihat ke arah kaca depan khawatir kalau ada pengendara lain yang melihat apa yang ia lakukan.
Hamdan : Udahh.. enjoy aja dek.. ntar keburu sampai ke stasiun lhoo.. tegur Hamdan sambil menggoda akhwat 17tahun itu.
Mendengar kata-kata Hamdan, Ustadzah Miya yang sadar akan kesempatan seperti inj kemungkinan tidak datang 2x akhirnya memaksa dirinya membuang semua marwahnya sebagai hafidzah yang seharusnya menjaga diri dari perbuatan maksiat. Dengan cekatan, ustadzah Miya mulai melepas tali pengikat sirwal Hamdan. Hanya memerlukan sedikit waktu hingga akhirnya tangan putih mulus ustadzah Miya masuk ke sirwal dan Plop!! rudal 25cm diameter 5cm Hamdan menjulang tinggi dalam genggaman akhwat cantik kelahiran lombok itu. Mata ustadzah Miya yang dihiasi kaca mata terbelalak melihat ukuran rudal Hamdan yang begitu besar dan panjang. Tampak kekar dan kokoh berornamen urat-urat tebal di sekujur batangnya. Warnanya yang sawo matang begitu kontras dengan kulit putih tangan ustadzah pengajar pondok itu.
Hamdan : Gimana dek? Keren kan?? Lebih asik liat yang aslinya kan..?? Goda Hamdan.
Ustadzah Miya : He’emhh mas.. Gede banget sih.. jawab ustadzah Miya yang mulai mengocok lembut rudal Hamdan dari pangkal hingga ke ujungnya.
Hamdan sedikit tidak fokus dalam menyetir karena menikmati permainan awam tangan lembut akhwat bercadar yang masih mengenakan setelan jilbab dan abaya serba hitam di rudalnya. Sensasi yang luar biasa melihat hafidzah sepertinya kini tengah memainkan rudal lelaki lain yang bukan suaminya.
Hamdan yang sudah tak tahan ditambah lagi jarak ke stasiun sudah semakin dekat membuatnya mulai mengarahkan kepala ustadzah Miya yang terbalut jilbab jumbo itu dengan tangan kirinya ke arah rudalnya. Ustadzah Miya yang sudah mulai terbuai oleh birahi akhirnya lebih menuruti nafsu hewaninya dan tidak menolak ketika Hamdan membimbingnya untuk beraksi lebih jauh lagi.
Hamdan bisa dengan jelas merasakan hembusan nafas ustadzah Miya di batang rudalnya meskipun wajahnya masih tertutup cadar karena kini wajah ustadzah Miya menempel.di batang rudalnya. Hal ini menyebabkan posisi duduk ustadzah Miya sedikit miring ke kanan dan tubuhnya membungkuk ke arah Hamdan. Aroma khas rudal lelaki semakin membius hafidzah 28juz itu hingga menelan ludah. Kini impiannya selama ini benar-benar ada di hadapannya hanya secercah keimanan dalam dirinya yang terus berusaha mencegahnya agar tak berbuat lebih jauh. Namun gerak cepat tangan kiri Hamdan yang langsung menyibakkan jilbab jumbo ustadzah Miya, membuatnya dengan mudah menyusup dan meremas toket 36D akhwat Lombok 17tahun itu. Remasan lembut lihai Hamdan sontak mengejutkan Ustadzah Miya yang tersengat aliran birahi hingga ke ujung-ujung tubuhnya.
Ustadzah Miya : Mmfhhh.. Shhh.. Masshh.. mmmhhh.. ahhh.. shhhh.. Lenguhan ustadzah Miya tak tertahankan merasakan kenikmatan permainan tangan Hamdan di toketnya.
Begitu lihai Hamdan memainkan toket kanan ustadzah Miya, secara simultan merangsang akhwat cantik berkulit putih itu hingga membuat ustadzah Miya tak kuasa lagi menahan birahi yang menggelegak di kerongkongannya. Ustadzah Miya segera menyingkapkan cadarnya dan menjepitkannya di antara jilbabnya. Kini tak ada lagi yang menghalangi bibirnya untuk menciumi batang berurat rudal perkasa Hamdan.
Ustadzah Miya : Mmfhh.. Mass.. cupphh.. cupphh.. mmhh.. srruupppt.. srrupptt.. cupphh.. mmfftt.. srruupot..
Dengan begitu bernafsu Ustadzah Miya mulai menciumi dan menjilat rudal Hamdan yang tegak menjulang bak menara itu. Tangan kirinya meremas lembut zakar Hamdan, sementara tangan kanannya bersandar pada jok mobil untuk menyangga tubuhnya. Rasa asin bercampur gurih rudal ikhwan yang selama ini hanya bisa menjadi khayalannya, kini bisa ia nikmati sepuasnya. Dengan penuh nafsu, kepala ustadzah Miya naik turun mengiringi lidahnya memanjakan seluruh bagian rudal Hamdan. Pre-cum yang mulai muncul pun menjadi hadiah tambahan bagi lidah liar hafidzah cantik berkacamata itu.
Hamdan : Wuuhh.. gede bet ni toket.. kenyal pula.. udah ukhh.. ga usah ditahan kalo emang pengen emut lhoo.. ahahah.. ujar Hamdan menggoda ustadzah Miya sementara tangan kirinya mulai menyusup ke bra dan memilin-milin puting tegang akhwat itu.
Ustadzah Miya : Mffh.. Mfhh.. ahh masshh.. ahhmfff.. Haeempphhh.. mmfhh.. mffhhh.. ockk.. ockk.. ockk.. ockkk.. ockk.. ockkk.. sruup.. ockk.. mmfhh.. mfffhh..
Tubuh suci ustadzah Miya kini telah dikuasai sepenuhnya oleh syahwat liar. Seperempat bagian rudal Hamdan masuk dan mulai menyesaki rongga mulut hangat ustadzah Miya dan menghantam pangkal rongga mulutnya. Ustadzah Miya tampak seperti anjing kelaparan yang beru saja mendapatkan makanan favoritnya. Kepalanya naik turun dengan cepat, seperti menginginkan agar rudal Hamdan segera membasahi kerongkongannya dengan sperma lezat miliknya.
Namun bukan Hamdan namanya jika langsung bisa ditaklukkan hanya dengan oral bercinta. Hampir sekitar 5menit ustadzah Miya hanya bisa menikmati seperempat rudal Hamdan. Selebihnya di bantu oleh tangan kirinya yang terus mengocok lembut batang rudal berurat Hamdan.
Hamdan : Duhh.. shhh.. enaknya sedotanmu dek Miyahh.. masukin semua aja dekk.. biar lebih enakk.. Ujar Hamdan yang merem melek merasakan nikmatnya oral bercinta ustadzah Miya.
Ustadzah Miya : Mffhh.. Mfhh.. E’emhh.. enakkhh.. rudalhh.. mfffhh.. srrpp.. mffhh.. ockk.. ockk.. occkk.. nnghhhhh… Occkk..
Mendengar desahan Hamdan yang begitu menikmati permainannya, ustadzah Miya semakin bersemangat melesakkan rudal Hamdan jauh lebih dalam. Tangan kiri Hamdan berpindah ke kepala Ustadzah Miya seraya memberikan kode dengan menekan lembut kepala akhwat cantik berkacamata itu. Karena posisi duduk yang kurang nyaman, ustadzah Miya mengganti posisinya dengan duduk bersimpuh di jok menghadap Hamdan sehingga kini ia bisa dengan mudah mengeksplor setiap bagian rudal Hamdan.
Ustadzah Miya : Mmmhhhhh.. nnggghh.. occkk.. ockkk.. ockkk.. occkkk.. nghhh.. hhemptt.. occkk.. ockkk.. mmfff.. occckk.. enakk masshh.. ockck.. occkk..
Perlahan tapi pasti rudal Hamdan mulai masuk sepenuhnya hingga pangkal kerongkongan ustadzah Miya. Meskipun beberapa kali gigi ustadzah Miya menyentuh batang rudal Hamdan, namun perjuangannya berbuah kenikmatans saat hidung kenyal akhwat cantik itu menyentuh zakar Hamdan. Lenguhan panjang Hamdan merasakan kehangatan di sekujur rudalnya membuat ustadzah Miya merasa puas dan bahagia. Ia pun langsung menggerakkan kepalanya naik turun sehingga decak hantaman rudal Hamdan di tenggorokannya memenuhi seisi kabin mobil.
Suasana hujan di luar membuat setiap pengendara yang berpapasan tak begitu peduli dengan apa yang terjadi di dalam mobil CX-5 warna Merah itu. Padahal kalau diamati dengan bercintaama, perzinahan kedua aktifis islam itu bisa terlihat jelas.
Air liur ustadzah Miya mulai mengalir membasahi zakar dan jok mobil. Nampak ustadzah Miya begitu menikmati deepthroat pertamanya. Terkadang ia terbatuk-batuk ketika ia terlalu kuat ketika men-deepthroat rudal perkasa Hamdan. Namun semua itu tak ada apa-apanya dibandingkan dengan rasa puas bisa merasakan nikmatnya rudal lelaki di mulutnya. Rasa penasaran yang begitu meluap-luap ditambah lagi mendengar cerita ustadzah Auliya dan Muna yang sudah lebih dulu merasakan kedahsyatan rudal Hamdan menyebabkan Ustadzah Miya ingin lebih jauh merasakan kenikmatan perzinahan.
Hamdan : Ouhhh.. shhh.. mantabh dekk.. aghh.. ahahah.. pelan-pelan yahh.. kalo kena gigi sakit dek.. ujar Hamdan yang terbuai dengan permainan deepthroat pertama ustadzah Miya.
Hamdan pun tak mau hanya dia yang mendapatkan servis, ia pun kembali menyibakkan jilbab ustadzah Miya dan mencoba membuka resleting depan abaya hitam yang dikenakan hafidzah 28 juz itu. Beberapa kali Hamdan mencoba, namun hanya bisa terbuka sedikit karena posisinya yang juga harus fokus melihat ke depan. Ustadzah Miya pun faham, sembari mulutnya tetap melayani rudal Hamdan, kedua tangannya dengan sigap membuka resleting depan dan melepas bra yang mengekang kedua gunung kembarnya. Plop!! Toket besar kenyal 36D berputing coklat muda menggantung cantik siap untuk dinikmati oleh siapapun. Tangan Hamdan pun tak menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung meremas-remas dan memilin-milin puting kedua gunung itu secara bergantian. Mendapatkan rangsangan baik di toket dan terlebih lagi kerongkongannya tengah dimanja rudal Hamdan membuat akhwat 17tahun berkacamata itu tenggelam dalam syahwat birahi yang tak pernah ia rasakan selama ini.
Ustadzah Miya : Oounnfffhh.. mmffhhh. Srrpptt.. ssrrppt.. ockk.. ockk.. ockk.. mmffhh.. occckk.. ockkk.. uhukk.. ockk.. ockk.. uhukk.. mmffhh.. eleleempt.. elelempt.. mfmhh.. mffhh.. occkk..
Ustadzah Miya semakin liar menggerakkan kepalanya naik-turun seolah rudal Hamdan ingin ditelannya seluruhnya. Hamdan yang tengah asik menikmati pelayanan sang hafidzah tiba-tiba dikejutkan dengan panggilan telpon WA dari bu Vyrna.
Hamdan : Yaa.. Assalamu’alaikum bu.. ada apa yahh..?? Shh.. mhh.. Tanya Hamdan yang masih merem melek menikmati mulut hangat ustadzah Miya.
Bu Vyrna : Udah sampai mana mas Hamdan? Ini Ummi Pipik udah nunggu di gerbang timur lhoo..
Hamdan : Ahh.. iyahh.. ini 5menit lagi sampai bu.. baru saja belok dari Tugu Jogja.. sshh..
Bu Vyrna : Ohh.. ok dehh.. btw lagi apa mas Hamdan nih?? Kok kyknya lagi keenakan ya? Hihihih.. imau lihat dong.. Pinta bu Vyrna yang kemudian mengganti Voice Call ke Video Call.
Hamdan : Ohh iya bu.. bentar.. Jawab Hamdan sembari mengganti ke mode Video Call.
Bu Vyrna : Eehhh.. pantesan ajah mas Hamdan keenakan.. hihihih.. mantab kan santriwati ibu?? Bikin puas mas Hamdan kann..?? Tanya bu Vyrna yang terlihat kaget dan senang melihat ustadzah Miya sudah bisa melakukan blowjob dengan baik.
Mendengar suara Bu Vyrna, Ustadzah Miya terkejut dan segera mencabut rudal Hamdan dari mulutnya. Dengan panik ia berusaha merapikan kembali seluruh jilbab, cadar, dan abaya yang ia kenakan. Rasa malu mulai datang pada diri ustadzah Miya karena tak bisa menjaga marwahnya sebagai seorang santri.
Bu Vyrna : Lhoohh.. kok berhenti nak Miya?? Lanjut lagi dongg.. jangan bikin mas Hamdan kecewa.. ummi seneng banget lihat nak Miya bisa menerapkan pelajaran ummi sekarang.. lanjut lagi gihh.. ummi mau liat sejauh mana nak Miya menguasai materi dari ummi.. Ujar bu Vyrna yang membuat ustadzah Miya terheran-heran.
Ustadzah Miya : Ehh.. afwan umm.. beneran gpapa umm..?? Tanya Ustadzah Miya keheranan.
Bu Vyrna : Lhoo justru ummi malah nungguin kalian semua bisa kayak gini.. bisa langsung menerapkan ilmu yang ummi ajarkan untuk pelayanan pada suami.. nahh lanjut lagi gihh.. ummi mau liat permainan terbinal nak Miya.. jawab bu Vyrna memberikan semangat pada ustadzah Miya.
Mendengar bu Vyrna yang mendorongnya untuk lebih binal, ustadzah Miya seakan tak peduli lagi dengan keadaan sekitar dan kembali menyibakkan cadar dan jilbabnya serta abaya-nya ia buka kembali sehingga kedua gunung indah kencangnya tak tertutupi sehelai benangpun.
Ustadzah Miya : Ahh.. masshh.. buat Miya yahh.. Haemphh.. mmmchh.. ockk.. ockk.. eleleempt.. ockk.. ockk.. uhukk.. ockk.. ockk.. mffhh.. ockk.. ockkk.. mffhh.. mffhhh.. Degan liar Ustadzah Miya kembali men-deepthroat rudal perkasa Hamdan.
Bu Vyrna : Uhhh.. iyah terus nak Muna sayang.. pastiin mas Hamdan puas yahh.. jangan bikin ummi kecewa.. ujar bu Vyrna yang sepertinya ikut terangsang melihat Ustadzah Miya yang sedang asik menikmati rudal Hamdan.
Hamdan : uhh.. shh.. mantab banget dek Miyahh.. mmmhh.. afwan bu.. nanti kalau ummi pipik di mobil gimana..??
Bu Vyrna : Tenang aja mas Hamdan.. justru upgrading yang ibu dan Ummi Pipik canangkan ya tentang ini.. bagaimana santriwati bisa menjadi pelayan bercinta terbaik bagi suaminya.. justru jangan sampai nak Miya berhenti waktu ada Ummi Pipik.. buat nak Maya sebebas mungkin meluapkan birahinya di depan Ummi Pipik nanti.. tegas bu Vyrna yang masih menikmati live bercinta video di HPnya.
Tak lama berselang, Hamdan pun melihat seorang akhwat berpakaian serba hitam bercadar dengan sebuah koper di depan pintu timur. Ia segera mendekatkan mobilnya sehingga memudahkan si akhwat untuk meng-akses mobil. Cuaca di luar yang masih hujan deras tak memberikan Hamdan banyak opsi untuk memposisikan mobilnya.
Cklek.. Srekk.. Blam..!!
Ummi Pipik : Hhaahhh.. akhirnya.. ehh.. Assalamu’alaikum.. mas Hamd.. Belum selesai Ummi Pipik berbicara, ia dikejutkan oleh ustadzah Miya yang tengah melakukan blowjob pada rudal Hamdan.
Hamdan : Ahh.. iya Umm.. ana Hamdan.. mmhh.. Jawab Hamdan yang langsung melanjutkan perjalanan kembali ke pondok.
Ummi Pipik : Wahh.. Wahhh.. baru aja turun kereta trus masuk mobil langsung disuguhin pemandangan mantab nih.. MashaaAllah.. siapa nih akhwat yang beruntung ini??.. Tanya Ummi Pipik sambil sedikit membungkuk ke depan hendak melihat secara langsung blowjob yang dilakukan ustadzah Miya.
Hamdan : Shh.. mmhh.. Namanya Miya umm.. santriwati senior di pondok ummi Vyrna..
Ummi Pipik : Wahh boleh juga nih hasil didikan Vyrna.. kalau gini sih bisa sukses banget kurikulum yang kita buat.. nah terus nak Miya.. lebih dalem lagi emutnya.. jangan lupa lidahnya harus ikut main.. Ujar Ummi Pipik yang juga ikut meremasi toket kanan ustadzah Miya yang menggantung sementara tangan Hamdan berpindah ke toket kiri hafidzah itu.
Mendapat support dari salah satu wanita yang ia dambakan, Ustadzah Miya semakin lihai memainkan lidahnya membelai dan merangsang rudal Hamdan. Kelembutan lidah seorang penghafal Qur’an memberikan sensasi berbeda bagi Hamdan yang sudah sering merasakan blowjob dari banyak akhwat.
Ustadzah Miya : mmffhh.. mmchh.. ockk.. ockk.. ssrupp.. ockk.. ockk.. srupp.. mmfhh.. mffhh.. ockk.. sruupp.. mmfhh..
Hampir sekitar 10an menit ustadzah Miya mengoral rudal Hamdan. Gurih dan lezatnya rudal Hamdan di mulutnya ditambah kedua toketnya yang dihajar terus-menerus oleh Hamdan dan Ummi Pipik membuat akhwat bercadar cantik itu tak kuasa menahan desakan birahi di selakangannya. Tak lama berselang terdengar erangan tertahan ustadzah Miya ditambah remasan kuat tangan kirinya di zakar Hamdan yang membuat Hamdan merasa nyeri.
Ustadzah Miya : MMMFFHHHHH… NNGGGHHHHHH…!!!
CRRRTTT.. CRRTTTTT… SRRRRRRRR…
Tubuh Ustadzah Miya mengejang merasakan ledakan orgasme pertamanya setelah menikmati rudal lelaki ajnabi. Bagian bawah abaya hitamnya basah kuyup oleh cairan surgawi yang merembes dari selakangannya. Lelah sekaligus nikmat menjalar di sekujur tubuh ustadzah Miya. Ia pun kembali ke posisi tempat duduknya dan bersandar di pintu mobil bagian dalam dengan mata yang sayu. Bibir dan dagunya terlihat basah kuyup oleh air liur, sementara toketnya terlihat cantik dengan puting coklat muda yang mencuat tinggi. Nafasnya tersengal-sengal layaknya orang yang baru saja selesai lari sprint.
Hamdan : Fuhh.. udahan nih dek Miya..?? Enak kan?? Ujar Hamdan dengan bangga nelihat seorang hafidzah baru saja mengalami orgasme.
Ustadzah Miya : Hh.. Hhh.. e’emhh.. bangethh mass.. hhh.. hh.. jadi ga sabar pengen ngrasain di sodok mas Hamdanhh.. jawab ustadzah Miya sambil mencoba mengumpulkan nafasnya.
Ummi Pipik : Hihihih.. pantes aja Vyrna demen sama antum.. gedenya bukan main gini.. baru sekarang lhoohh ana liat rudal sebesar ini.. Ucap Ummi Pipik yang terpana melihat ukuran rudal Hamdan yang begitu besar dan panjang.
Belum selesai Hamdan menghela nafas melepas nikmatnya sepongan ustadzah Miya, tiba-tiba ia dikejutkan oleh Ummi Pipik yang langsung melahap habis rudalnya. Haemph..!! Dalam satu lahapan seluruh rudal Hamdan terbenam seluruhnya. Tangan kiri Ummi Pipik menggenggam zakar Hamdan, sementara tangan kanannya mencengkram jok untuk menyangga agar tubuhnya tetap seimbang. Tubuh semok akhwat itu condong ke depan dengan berlutut di kabin tengah. Sekilas Hamdan melihat ke pangkal tubuhnya yang dihiasi oleh bokong bulat sintal yang tetap menunjukkan bentuk aslinya meskipun tertutup abaya panjang.
Ummi Pipik : Heemfhh.. Ummmhh.. mmfhhh.. occkkk.. ockk.. ockkk.. elelempt.. elelempt.. ockk.. ockk.. mfff.. mmfff.. mmmhhh.. Mmffuaahhh.. Wwuuu.. sedapnyaahh.. pantes aja nak Miya betah yakk.. ahahah.. gimana dek Hamdan? Bener kan namanya Hamdan? Gantian ana yang servis yaa.. ujar Ummi Pipik dengan tatapan nakal sementara tangan kirinya mengocok lembut batang rudal Hamdan yang tampak mengkilat oleh liur kedua akhwat itu.
Hamdan : Ehh.. he’emhh.. Na’am umm.. ana Hamd..
Belum selesai Hamdan menjawab, Ummi Pipik sudah kembali menelan seluruh batang kejantanan Hamdan hingga tenggelam seluruhnya di kerongkongan muslimah cantik mantan istri Uje itu. Hamdan hanya bisa melenguh tertahan merasakan kenikmatan permainan mantan istri da’i terkenal di Indonesia yang sekarang tengah asik berzina dengannya. Memang kualitas blowjob yang diberikan oleh Ummi Pipik berada di level yang jauh berbeda dibandingkan dengan akhwat-akhwat yang selama ini menjadi pemuas hasrat bercintanya. Bahkan Alisa pun tak bisa memberikan sensasi se-luar biasa seperti yang Hamdan rasakan.
Hampir seluruh bagian dalam mulut Ummi Pipik berperan merangsang dan memanjakan rudal Hamdan, apalagi tarian liar lidahnya terasa layaknya artis porno. Gerakan kepalanya naik-turun berirama dipadu dengan sedikit memutar kanan-kiri benar-benar membuat Hamdan terbang melayang. Ia membayangkan kalau dari blowjob saja sudah seperti ini bagaimana nanti dengan sedotan serambi lempitnya.
Ummi Pipik : Mmfhhh.. Mmfhhh.. Ockk.. Ockkk.. ssruupp.. sruupp.. mmffhh.. Mmpuaahh.. sini nak Miyahh.. yuk main barengghh.. Haemmphh.. mmfhh.. mffhhh.. lezzathh.. mmffhhh.. enaknyhhhh.. mmmffhh.. mmfhhh..
Ummi pipik kembali melanjutkan menggarap batang rudal Hamdan sembari mengarahkan ustadzah Miya yang sudah terangsang untuk melakukan FFM Blowjob. Hamdan kemudian memposisikan kaki kirinya lurus dan meletakkannya di jok penumpang samping. Ustadzah Miya dengan sigap memundurkan jok pengemudi sehingga memberinya ruang lebih dibawah setir mobil. Mobil CX-5 yang dikendarai Hamdan menggunakan transmisi otomatis sehingga hanya membutuhkan kaki kanan saja untuk mengatur gas dan pengereman.
Ustadzah Miya : Haemmhh.. mmfhh.. sruupp.. mfffhh.. mfffhhh..
Tanpa dikomando lagi ustadzah Miya segera melahap zakar Hamdan dengan posisi duduk menyamping di kolong depan kabin mobil. Hamdan tak pernah memimpikan akan mendapatkan pengalaman seperti ini di mana ia mendapatkan servis blowjob dari seorang aktifis dakwah seperti ummi pipik dan seorang hafidzah secara bersamaan. Tangan kiri Hamdan melampiaskan nafsunya dengan meremas-remas kuat bokong mantan istri Uje itu.
Hampir sekitar 30menit rudal Hamdan digilir oleh kedua muslimah bercadar di dalam mobil sehingga tak terasa sudah memasuki area pondok. Dari kejauhan tampak beberapa santriwati berpakaian serba hitam lalu lalang menyiapkan ruang untuk acara upgrading. Perlahan Hamdan mulai mengarahkan mobil ke rumah pribadi bu Vyrna.
Hamdan : Ahh.. Shh.. afwan, udah mau sampai nih.. ujar Hamdan menahan nikmat di rudalnya.
Mendengar hal itu ustadzah Miya dan Ummi Pipik segera kembali ke tempat duduknya dan bersegera merapihkan pakaian mereka. Bu Vyrna yang mengenakan setelan serba hitam pun sudah bersiap menyambut kedatangan Ummi Pipik di depan rumah pribadinya yang berjarak sekitar 50meter.
Bu Vyrna : Assalamualaikum Umm.. Gimana perjalanannya?? Tanya Bu Vyrna sambil membukakan pintu belakang untuk Ummi Pipik.
Ummi Pipik : Wa’alaykumsalam.. Alhamdulillah nyaman dek.. apalagi dapet servis luarbiasa waktu di dalam mobil.. jawab Ummi Pipik sambil melirik ke arah Hamdan.
Bu Vyrna : Ooohhhh.. ahahahah.. gitu yah Umm.. syukurlah kalau ummi seneng.. ehh ya umm, kapan kesiapan Ummi buat ngisi upgradingnya? Tanya bu Vyrna sambil menurunkan koper Ummi Pipik.
Ummi Pipik : Kalau bisa sekarang, yaa langsung saja.. tenaga ana udah full lagi kok soalnya dapet suplemen dahsyat tadi.. hihih.. jawab Ummi Pipik sambil kembali mengenakan kaca mata hitamnya.
Ustadzah Miya : Afwan Ummi.. ana gimana..?? Tanya ustadzah Miya sambil turun dari mobil.
Bu Vyrna : Ehh iya.. tolong antar ustad Hamdan ke kamarnya untuk istirahat yaa.. trus jangan lupa tetap buat beliau nyaman yaa.. apa aja yang beliau butuhkan harus dipenuhi.. ummi percaya nak Miya bisa.. jawab bu Vyrna yang kemudian pergi bersama Ummi Pipik ke pondok utama.
Ustadzah Miya : Na’am umm..
Sesaat setelah menjawab arahan bu Vyrna, Ustadzah Miya dikejutkan ketika tangan kirinya di tarik Hamdan untuk mengikutinya ke kamar istirahat tamu. Ustadzah Miya hanya bisa pasrah dan mengikuti Hamdan dengan hati khawatir jikalau Hamdan marah karena perbuatannya di mobil tadi. Dengan cepat Hamdan membuka pintu kamar dan langsung menarik Ustadzah Miya ke dekapannya. Hamdan yang sudah dipenuhi syahwat tertahan langsung melumat bibir Ustadzah Miya yang masih tertutup cadar. Mendapat perlakuan itu, Ustadzah Miya pun membalasnya dengan sama liarnya. Cadar hitam yang membatasi kedua bibir aktifis Islam itu mulai basah kuyup oleh air liur. Ustadzah Miya dengan cepat menyibakkan cadarnya dan menyelipkan di sela jilbabnya sehingga kini bibir pink ranum akhwat cantik berkacamata itu terekspos sempurna.
Hamdan : Hemmhh.. kenikmatansnya bibir adek nihh.. ujar Hamdan sebelum kembali melumat liar bibir hafidzah itu.
Keduanya saling memagut liar melepaskan syahwat yang memuncak. Lidah Hamdan dengan lihai memandu lidah Ustadzah Miya untuk saling melilit satu sama lain. Ustadzah Miya tak menyangka ciuman pertamanya akan seliar dan senikmat ini. Kedua tangan Hamdan dengan cepat melucuti abaya Ustadzah Miya tanpa melepas pagutannya. Kini hanya tersisa Bra dan Cd putih yang menutupi bagian paling penting dari tubuh putih mulus akhwat kelahiran lombok itu.
Hamdan menghentikan ciumannya dan langsung mendorong Ustadzah Miya hingga terjerembab di ranjang. Tanpa pikir panjang Hamdan kembali melucuti Bra dan CD Ustadzah Miya dengan paksa dan membuangnya layaknya orang kesurupan. Meski ini yang pertama bagi ustadzah Miya, justru ia begitu menikmati perlakuan kasar Hamdan yang mirip dengan video porno bertema perkosaan yang sangat ia gemari. Beberapa saat Hamdan berlutut di antara betis mulus ustadzah Miya yang tertutup kaos kaki hitam selutut memandangi tubuh indah akhwat cantik berkacamata itu. Flawless.. itulah satu kata yang terlintas di benak Hamdan ketika melihat keindahan di hadapannya. Toket 36D bulat kencang membusung dihiasi puting coklat muda yang mencuat keras, perut ramping, pinggul bercintai, dengan paha kencang mulus tanpa cela. Warna kulitnya yang putih bersih bahkan hingga selakangannya yang mulus tanpa bulu sedikitpun.
Ustadzah Miya : Mmhh.. masss.. jangan Cuma diliatin dongg.. maluuuhh.. shh.. ujar ustadzah Miya sambil berusaha menutupi toket dan selakangannya dengan tangan.
Hamdan : Ahahah.. sini mas bantu.. jawab Hamdan yang mulai mendaratkan cupangannya di leher Ustadzah Miya.
Kedua tangan Ustadzah Miya menjelajah liar punggung Hamdan menahan geli yang bercampur nikmat oleh permainan foreplay Hamdan. Cupangan dan jilatan Hamdan daratkan di seluruh bagian leher dan bahu Ustadzah Miya menyebabkan kulit putihnya kini bercorak kemerahan. Desahan dan lenguhan erotis hafidzah itu mulai memenuhi ruangan tempat keduanya memacu dosa. Kini cupangan Hamdan mulai turun dan berhenti di antara kedua belahan gunung sang ustadzah. Hamdan tak langsung menyerang puting Ustadzah Miya, namun ia memainkan lidahnya merangsang seluruh bagian toket akhwat berkacamata itu tanpa menyentuh puting coklat mudanya yang sudah menjulang. Kedua tangan Hamdan pun tak lepas dari meremas-remas kuat payudara ranum akhwat bercadar di hadapannya itu.
Ustadzah Miya : AAUHHH.. MASSHHH.. MASHHH.. AMPUNNHH.. AHHH.. ENAKK MASHH.. GELIHH.. AHHH.. YA ALLAAHH.. ENAKNYAHH.. MMFFHHH.. PUTINGNYAHH.. MIYA MAU PUTINGNNYAHH.. MASS.. TOLONGHH.. AHHH.. GA TAHANN SIHH.. ISEPHH TOOONGHH.. AHH.. SHHH..
Hamdan tak menyangka kalau seorang santriwati bercadar yang hari-hari selali berada di lingkungan pondok dan menghafal Al-Qur’an akan meracau sekeras dan se-liar itu. Kedua tangan ustadzah Miya yang masih terbalut handsock meremas-remas kepala Hamdan dan berupaya agar Hamdan segera melahap putingnya. Namun Hamdan tak serta merta melakukannya, bahkan kini ia malah semakin menggoda ustadzah Miya dengan memainkan lidahnya mengitari puting tanpa sedikitpun menyentuhnya. Hal ini jelas membuat Ustadzah Miya kelojotan menahan deraan birahi yang tiada henti.
Ustadzah Miya : AAHHH.. MASSHH.. AHHH.. ADUUHH.. TOLONG MASSHH.. JANGAN SIKSA MIYAA.. AHHH.. TOLONG PUTING MIYAHH.. SHHH.. ISEP MASSHH.. ISEP.. UHHHH.. DUHHH.. MASSHH.. AHHH.. PENGEN BANGETHH.. AWWHH.. SHHH..
Mendengar racauan ustadzah Miya yang semakin liar, Hamdan pun tersenyum puas dalam hati dan langsung menghadiahi sang akhwat dengan melahap puting coklat muda milik hafidzah itu. Ledakan kenikmatan pun menerpa Ustadzah Miya saat merasakan hangatnya mulut Hamdan ketika melahap putignya. Lenguhan panjang disertai dengan dekapan erat di kepala Hamdan tak mampu lagi Ustadzah Miya tahan.
Ustadzah Miya : OOOUUNNGGHHHHH.. MASSHHH.. OUHHH.. NIKMAATHH.. AHHH.. MASH HAMDANHH.. AHHH.. TERUSHH MASHHH.. AHHH.. IYAAHH.. GELIIHH.. TAPI ENAK BANGETHH.. AHH.. MASS AHHH.. OHHH.. SHHH.. AHHH.. YA ALLAAHH.. ENAKNYAAHH.. AHHH.. JANGAN BERHENTIIHH.. YANG KUAT MAS ISEPNYAHH.. AHHH.. AHHHH..
Secara cepat dan liar Hamdan menggilir kedua puting Ustadzah Miya hingga tampak mengkilat oleh liur. Mata ustadzah Miya merem melek dan terkadang ia membanting kepalanya ke kiri-kanan menahan kenikmatan yang sama sekali tak pernah ia rasakan. Selama hampir 5menit Hamdan terus menggarap gunung kembar akhwat cantik itu hingga akhirnya Ustadzah Miya harus menyerah oleh desakan birahi yang meledak saat Hamdan menggigit gemas kedua putingnya secara bersamaan.
Ustadzah Miya : AHH.. MASH.. AAHH.. SHHH.. AHHH.. ENAK BANGETHH.. AHH.. TERUSHH MASHH.. AHHH.. MIYA GA TAHAN LAGIHHH.. AHHH.. AHHH.. PIPISHH.. AAAAUUHHHH…!!!
SEEEEERRRRRR.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Cairan surgawi ustadzah Miya menyembur kuat dan deras membasahi sirwal dan gamis Hamdan. Tubuhnya melengkung dan mengejang merasakan derasnya birahi mengalir keluar dari tubuhnya. Selama beberapa saat Hamdan membiarkan ustadzah Miya merasakan sisa orgasmenya.
Ustadzah Miya : Aahhh.. ssshhh.. hhh.. hhh.. duhh.. enak bangeth mass.. mmhh.. shhh..
Melihat ustadzah Miya yang sudah kembali tenang, Hamdan kini kembali menyusuri tubuh indah sang akhwat dengan lidahnya mulai dari perut dan berakhir di selakangan putih mulus hafidzah 28juz itu. Aroma khas cairan surgawi akhwat semerbak membelai hidung Hamdan yang membuatnya menelan ludah. Benar-benar keindahan yang tanpa cela melihat seorang akhwat cantik penghafal Qur’ankini tengah membuka kedua pahanya di depan wajah seorang lelaki yang bukan mahramnya. Selakangannya yang putih mulus tanpa bulu dihias oleh serambi lempit coklat sempit yang terlihat mengkilap dan siap disantap.
Tanpa menunggu ustadzah Miya meminta, Hamdan yang sudah dibutakan oleh syahwat langsung membenamkan wajahnya di selakangan mulus sang akhwat. Lidah nya yang sudah berpengalaman ‘menggarap’ serambi lempit muslimah tanpa henti menari dan menyapu seluruh bibir serambi lempit ustadzah Miya naik turun. Desahan, erangan, dan lenguhan bercampur dengan racauan liar ustadzah Miya begitu merangsang telinga Hamdan yang membuatnya menjadi semakin liar menikmati serambi lempit lezat itu.
Ustadzah Miya : OOUUHHH.. MASSHH.. SHHH.. AHHH.. ENAKKHH.. ENAKK MASSHH.. AHH BANGET.. AUHH.. AHH.. SHHH.. AUHH.. IYAHH MAS HAMDANNHH.. TERUS MASHHH.. DUUHH.. AMPUN ENAK BANGETHH.. ISEP TERUS MASHH.. JILAT TERUS serambi lempit MIYAHH.. AHHH.. MMM.. AHHH..
Ustadzah Miya menggerakkan pinggulnya naik turun menginginkan agar lidah Hamdan menari lebih liar di serambi lempitnya. Hamdan pun mengiyakan dengan menguak labia mayora serambi lempit ustadzah Miya dengan kedua ibu jarinya dan langsung melesakkan lidahnya sejauh yang ia mampu. Mata Ustadzah Miya terbelalak dan kepalanya mendongak merasakan nikmatnya lidah Hamdan yang tengah mengobok-obok liang surgawinya. Racauan demi racauan ustadzah Miya luapkan menirukan video yang selama ini ia tonton. Hamdan semakin terangsang mendengar racauan liar ustadzah Miya yang semakin tak terkendali. Ustadzah Miya harus kembali menyerah saat puncaknya Hamdan menghisap kuat kelentit miliknya. Kenikmatan yang datang terlalu tinggi sehingga membuat Ustadzah Miya tak mampu mengontrol dirinya dan menyemburkan cairan surgawi layaknya semburan hydrant.
Ustadzah Miya : AHHH.. AHHH.. OUHHH.. MASSHH.. OUHHH.. MMHH.. AHHH.. PIPISH LAGIHH.. AHH.. ENAK BANGETHH.. AHHH.. LIDAH NAKALHH.. AHHH.. MAS HAMDANHH NAKALLHH.. AHH.. OOOUUNNGGHHHHH…!!!
SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEEEERRRRRR..
Ustadzah Miya mengangkat tinggi pinggulnya dan menyemburkan deras cairan surgawinya hingga hampir menyentuh langit-langit. Hamdan sendiri terpana menyaksikan pemandangan itu ketika seorang akhwat penghafal Qur’an di hadapannya tengah mengalami orgasme oleh lelaki yang bukan mahramnya. Hampir lebih dari 5 detik ustadzah Miya menghujani ruangan itu dengan csiran surgawinya sebelum akhirnya ia kembali terjerembab di ranjang. Terdengar nafas tersengal-sengal ustadzah Miya dengan mata nanar menandakan kelelahan mulai menerpanya.
Hamdan yang sudah tak mampu lagi menahan gelora syahwat yang ia tahan sedari pagi tadi. Dengan cepat ia melucuti semua pakaian yang menempel di tubuhnya hingga kini ia bugil. rudalnya mengacung tegak siap menjebol setiap serambi lempit yang ada di hadapannya. Meskipun masih kelelahan, Hamdan tetap mengambil posisi dengan duduk bersimpuh di hadapan selakangan ustadzah Miya. Pahanya ia buka selebar mungkin sehingga selakangannya bisa sedekat mungkin dengan serambi lempit ustadzah Miya. Hamdan pun memberi kode pada Ustadzah Miya agar membuka kedua pahanya selebar mungkin dan menahannya dengan kedua tangannya.
Perlahan Hamdan mulai mendekatkan rudalnya ke bibir serambi lempit Ustadzah Miya. Ia mulai aksinya dengan menggesek-gesek kepala rudalnya menyusuri garis tengah serambi lempit akhwat cantik kelahiran lombok itu. Merasakan gesekan rudal Hamdan, ustadzah Miya kembali dibelai oleh birahi yang mulai muncul. Desahan kembali mulai terdengar dari balik cadar yang terlihat berantakan. Merasa cukup, Hamdan mulai melesakkan rudalnya secara perlahan. Meski sudah dibasahi oleh lendir birahi akhwat, serambi lempit milik hafidzah itu tetap saja tersisa begitu sesak bagi rudal raksasa Hamdan.
Ustadzah Miya : Aargghh.. sshhh.. masshhh.. pelan-pelanhh.. shhh.. huff.. sshhh.. Desah ustadzah Miya menahan perih ketika seperempat rudal Hamdan mulai melebarkan liang surgawinya.
Beberapa saat Hamdan mendiamkan rudalnya sebelum kembali melanjutkan penetrasinya. Kedua tangan Hamdan akrif meremasi toket ustadzah Miya sementara mulut Hamdan sibuk menikmati puting ranum coklat muda akhwat berkacamata itu. Saat Ustadzah Miya mulai kembali tenang, Hamdan kembali melanjutkan penetrasinya dan Prreeettttt…!! Sleephh.. Plokk..!!
Ustadzah Miya : AARGGHH..!! sakithh mass.. hikss.. ughhh.. shhh.. mmffhh.. mffhh.. mcchh.. mmfhh..
Pagutan liar segera Hamdan daratkan di bibir kenikmatans Ustadzah Miya sesaat setelah rudalnya terbenam sempurna. Ustadzah Miya pun membalas pagutan Hamdan dengan sama liarnya. Meski panas dan pedih bercampur jadi satu di selakangannya, namun gerak cepat Hamdan merangsang Ustadzah Miya membuat akhwat kelahiran lombok itu dengan cepat kembali mendapatkan syahwatnya.
Ustadzah Miya : Auhh.. shh.. massh.. yukk.. lanjutthh.. mmhhh.. sodok mashh.. ahhh.. buat Miya jadi wanita sesungguhnya.. uhhh.. yuuk.. masshh Hamdannhh.. racau ustadzah Miya yang mulai terangsang oleh permainan Hamdan di leher dan toketnya.
Melihat Ustadzah Miya yang sudah kembali sange, Hamdan mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur secara perlahan. Jepitan kuat serambi lempit ustadzah Miya begitu memanjakan rudal Hamdan. Ustadzah Miya yang baru pertama kali di entot pun tak kuasa menahan desahannya merasakan nikmatnya rudal Hamdan yang tengah menyumpal bagian tubuhnya yang paling berharga. Dengan posisi misssonary, ustadzah Miya melebarkan pahanya, menyerahkan seluruh kehormatan dirinya direnggut Hamdan. Perlahan tapi pasti Hamdan mulai meningkatkan tempo sodokannya.
PLOK..!! PLOKK..!! PLOKK..!!
Ustadzah Miya : AAUHH.. AHHH.. AHHH.. MMHHH.. OUHH.. rudalLHH.. ENAAKK BANGETH MASHH.. AUHH TERUSSHH MASSH… DUHH.. DUHH.. ENAKNYAHH.. AUHH.. AUHHH.. OHHH.. LEBIH KENCENG MASSHH.. IYAHH.. OHH.. MMMFFHH.. SSHHH.. AHHH.. Ngocoks.com
Pinggul Hamdan semakin cepat menghantam bagian bawah tubuh putih ustadzah Miya hingga berubah kemerahan. Ustadzah Miya meracau tak karuan, tangannya meremas kuat sprei kasur merasakan kenikmatan tiada tara tiap kali rudal Hamdan menghantam rahimnya dengan kuat. Mata ustadzah Miya merem melek menikmati birahi yang meluap hingga ujung anggota tubuhnya. Hamdan kemudian bertumpu pada kedua tangannya dan menggenjot cepat dan kuat liang surgawi Ustadzah Miya hingga akhirnya sang hafidzah tak mampu bertahan.
Ustadzah Miya : AAHH.. AHHH.. MASHH.. AMPUNN.. AHHH.. ENAKNYAHH.. OHHH.. AHHH… NNGGGHHHHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEERRRR..
Hampir sekitar 7menit Hamdan menggenjot serambi lempit Ustadzah Miya di posisi misssonary sebelum akhirnya ia menyemburkan cairan surgawinya. Hamdan segera mencabut rudalnya dan membiarkan ustadzah Miya kembali membanjiri ruangan itu. Selama beberapa detik tubuh sang akhwat mengejang memompa seluruh syahwatnya dengan kencang sebelum akhirnya kembali lunglai. Darah perawan bercampur cairan surgawi membasahi ranjang tempat keduanya berzina ria.
Setelah membersihkan bekas darah di rudalnya, Hamdan kemudian rebahan di samping ustadzah Miya dan mengarahkan Ustadzah Miya untuk jongkok di atas tubuhnya. Dengan tenaga yang tersisa, ustadzah Miya kemudian mengambil posisi WOT. Tangan kanannya yang putih lembut mengarahkan rudal Hamdan ke liang surgawinya dan Prrrttt.. Blesshh.. Satu gerakan pinggul ustadzah Miya membenamkan rudal Hamdan hingga menghantam pintu rahimnya.
Ustadzah Miya : OOOOUUHHHHHH.. MHHH.. SHHH.. AHHH.. MHH.. AHHH.. rudalHH.. AHH.. MASS HAMDANHH.. AHHH.. NAKAALLHH.. SSHHH.. IYAHHH.. GEDE BANGET SIHH.. UHHH.. PENUHB MASS PERUTTHH MIYAAHH.. AUHHH.. ENAKNYAHH.. MMHH.. AHHH.. SHH.. AHHH..
Pinggul ustadzah Miya bergerak maju mundur dengan cepat memanjakan rudal Hamdan yang tengah dijepit kuat liang surgawi hafidzah itu. Toket 36D Ustadzah Miya berayun-ayun mengikuti irama maju mundur tubuhnya. Pemandangan indah ini tak disia-siakan oleh Hamdan yang langsung meremas-remas kuat toket ustadzah Miya dengan kedua tangannya. Mendapatkan serangan di atas dan bawah semakin membuat ustadzah Miya bersemangat bergoyang ria. Decit ranjang pun mengiringi barometer dosa kedua anak adam di ruangan itu.
CRKK.. CRRKK.. CRKKK.. Beceknya serambi lempit Ustadzah Miya menimbulkan suara erotis tiap kali pinggulnya maju yang menyebabkan rudal Hamdan menekan bagian G-spot miliknya. Tentu saja hal ini menyebabkan seluruh tubuh Ustadzah Miya seperti disengat oleh jutaan volt syahwat. 3 menit sudah berlalu hingga kemudian Hamdan merasakan jepitan kuat liang surgawi ustadzah Miya di rudalnya.
Ustadzah Miya : AHHH.. SSHH.. AAHHH.. ENAK BANGETHH MASHH.. AHH.. AMPUNN ENAKNYAHH.. ISHH.. AHHH.. SHHH.. AHHHH.. MAU PIPIS LAGIHH.. AHH.. AHHH.. GAA TAHAAN MASHH.. NGHH.. NGHHHH.. NNGGGHHHHHH..!!
PLOP.. SEEEEERRRRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEERRRRR..
Ustadzah Miya mengangkat pinggulnya setinggi mungkin dengan bersandar pada kedua tsngannya di belakang. Tubuhnya melengkung ke depan dengan kepala mendongak menyebabkan cairan surgawinya menyembur deras ke depan dan membasahi wajah Hamdan dan juga tembok sekitarnya. Sekitar 5detik serambi lempit ustadzah Miya terus menyemburkan cairan surgawi sebelum ia kembali lemas lunglai dan tersungkur di ranjang.
Hamdan yang belum klimaks tidak memberi waktu ustadzah Miya untuk istirahat dan langsung berpindah posisi dan memposisikan Ustadzah Miya dengan gaya doggy. Meski sudah kelelahan, ustadzah Miya hanya bisa pasrah ketika Hamdan mulai menyodokkan rudalnya jauh menembus liang surgawinya hingga menghantam kembali rahimnya.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!
Ustadzah Miya : AHHH.. AHHH.. AHHH.. NNGHH.. AHHH.. AUHH.. AHHH.. SHHH.. AHHHH.. NGHH.. MFHHH.. AHHH.. OHHH.. AHHH..
Ustadzah Miya tidak meracau lagi hanya terdengar desahan dan erangan saja. Kepalanya bertumpu pada bantal dengan kedua tangannya meremas ranjang menahan lelah bercampur nikmat. Baru saja ustadzah Miya berpikir bisa sedikit meraih tenaga, tiba-tiba Hamdan meraih kedua tangan Ustadzah Miya dan menariknya ke belakang untuk dijadikan pegangan bagi Hamdan. Posisi ini membuat Ustadzah Miya harus mengangkat tubuhnya hingga lurus searah dengan arah sodokan Hamdan. Kuat dan kasarnya hantaman Hamdan di bokongnya membuat toket akhwat berkacamata itu berayun-ayun hebat. Rasa lelah yang memuncak membuat ustadzah Miya seperti akan kehilangan kesadaran, tapi nafsu birahinya tetap membuatnya tersadar untuk merasakan nikmatnya zina.
Entah sudah berapa kali ustadzah Miya dibuat orgasme dengan posisi itu. Meskipun ustadz Miya tengah mengerang hebat melepas orgasmenya, Hamdan tetap saja menggenjot liar serambi lempit sempit pengajar pondok itu. Hingga setelah 10an menit kemudian Hamdan tak mampu lagi menahan desakan klimaks di ujung rudalnya.
Hamdan : OHH.. OHH.. OHHH.. NIHH HADIAH BUAT DEK MIYAAHH.. ARRGGHHH..!!!
CROTT..!! CROOTT..!! CRROTTT!!
Ustadzah Miya : AAHHHH.. AHHHH.. NNGHHHHHHH..!!
SEERRRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEERRRRR..
Hamdan menumpahkan seluruh spermanya membanjiri rahim dan liang surgawi Ustadzah Miya. Ustadzah Miya pun menyambutnya dengan orgasme terakhirnya sebelum akhirnya ia tak sadarkan diri dan terjerembab di ranjang. Jilbab hitam dan cadar Ustadzah Miya terlihat acak-acakan dan basah oleh keringat serta cairan surgawi. Ustadzah Miya pingsan dalam posisi tengkurap dengan posisi kedua kakinya terbuka sementara dari selakangannya mengalir sperma Hamdan yang tak mampu ditampung seluruhnya oleh rahim hafidzah cantik berkacamata itu.
Hamdan pun terduduk di samping ranjang dengan rudalnya yang masih mengacung tegak berlumuran dengan sperma. Saat ia tengah mengumpulkan tenaga sambil memandangi indahnya tubuh Ustadzah Miya, ia dikejutkan dengan kehadiran bu Vurna dan Ummi Pipik yang sudah berada di pintu kamar itu.
Bu Vyrna : Wahh.. satu lagi tumbang nihh.. gimana mas Hamdan? Mantab kan?? Tanya bu Vyrna sambil melangkah masuk ke kamar Hamdan.
Ummi Pipik : Duhh.. duhh.. kasian nak Miyaa.. harus bertahan melawan singa nih kayaknya.. hihihih..
Hamdan hanya bisa tersenyum sambil duduk dengan tubuh agak condong ke belakang dan ditopang kedua tangannya. Bu Vyrna dan Ummi Pipik yang mengenakan setelan serba hitam berjalan masuk tanpa memalingkan pandangan mereka dari selakangan Hamdan.
Ummi Pipik : Wuuhh.. masih siap nggak nih buat ronde 2 dek Hamdan..?? Tanya Ummi Pipik sambil membungkuk dan membelai rudal Hamdan dengan tangan kanannya.
Bu Vyrna : Pastinya siap dong yaahh mas Hamdan..?? Masak iya mau sia-siain dua akhwat syar’i gini sihh..?? Ujar bu Vyrna yang tak mengenakan cadar yang langsung duduk bersimpuh di samping kaki kiri Hamdan dan mulai menjilatinya.
Hamdan : Ahahah.. yaa terserah aja sih selama bisa bikin ana semangat lagi.. jawab Hamdan yang kemudian tidur terlentang sambil menanti kedua pengasuh pondok itu melakukan foreplay pada dirinya.
Sekitar jam 10.15 pagi kamar itupun menjadi saksi ketika Hamdan mulai digarap oleh bu Vyrna dan Ummi Pipik yang keduanya telah terbakar oleh api birahi.
Bersambung… Ummi Pipik : Yuk Vyrna, langsung aja biar gak ganggu mereka.. ujar UP dengan sedikit tertawa sambil meninggalkan Hamdan dan Ukhti Miya.
Bu Vyrna : Ahahah.. baik umm.. mas Hamdan, kita duluan yaa.. pamit bu Vyrna dengan mengendarai motor Vario hitam bersama Ummi Pipik diboncengnya.
Ummi Pipik : Ehh.. Vyrna, itu tadi hasil dari kurikulum terbaru kita ya? Keren lohh.. Ana gak nyangka bakal bisa langsung kayak gitu..
Bu Vyrna : Iya umm.. Alhamdulillah setelah beberapa bulan pembelajaran ekstra + praktikum, sudah seluruhnya satriwati senior bisa “digunakan”..
Ummi Pipik : Wah.. Alhamdulillah yaa.. btw ada berapa santriwati yang sudah siap nih?? Tanya Ummi Pipik.
Bu Vyrna : Kalau sekarang baru ada 8 umm.. termasuk tadi Ukhti Miya.. Jawab bu Vyrna sambil memarkirkan motornya di parkiran ruang utama pondok.
Ummi Pipik : Lumayan atuh itu.. ana kira malah belum ada soalnya kan emang baru banget nih.. Ujar Ummi Pipik sambil merapikan cadar dan jilbabnya.
Bu Vyrna : Yaa memang agak susah umm awalnya karena santriwati masih awam sekali tentang bercinta.. Mari umm ana antar ke ruangan utama.. Jawab bu Vyrna yang terlihat anggun dan cantik dengan setelan serba hitam berkacamata.
Kurikulum yang baru adalah tentang pentingnya keahlian bercinta pada setiap santriwati untuk menjawab terpenuhinya fungsi seorang istri sebagai pemuas birahi suami. Dan juga nantinya para santriwati juga akan diajarkan semua cara yang bisa dilakukan agar suami bisa mendapatkan pelayanan bercinta terbaik. Bahkan tidak menutup kemungkinan hingga fantasi bercinta ekstrim suami pun para santriwati diwajibkan untuk bisa menguasainya.
Karena agak bertentangan dengan pemahaman santriwati selama ini tentang agama, maka Ummi Pipik cukup takjub kalau bu Vyrna bisa mendidik para santriwati seniornya hanya dalam waktu dua bulan saja semenjak kurikulum yang baru itu disahkan. Bu Vyrna sengaja mendatangkan Ummi Pipik yang juga merupakan salah satu penggagas kurikulum itu, karena di mata para santriwati Ummi Pipik adalah salah satu muslimah idola mereka yang selalu menjaga marwahnya meskipun dicerca media. Ia juga merupakan aktifis dakwah islam yang telah banyak menginspirasi banyak akhwat, termasuk bu Vyrna dan para santriwatinya.
Bu Vyrna : Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh..s salam bu Vyrna yang sudah berada di depan para santriwati yang berjumlah 40 orang.
Santriwati : Wa’alaykumsalam warahmatullahi wa barakatuh.. jawab para santriwati serempak.
Bu Vyrna : Bismillahirrahkenikmatanrrahim.. Alhamdulillahi rabbil’alamin.. Assholatu wassalamu ‘ala sayyidina muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi ‘ajma’in.. seperti yang telah ummi janjikan, inshaaAllah hari ini ada tamu spesial yang akan memberikan materi selama sehari penuh.. Nah mari kita sambut Ustadzah Ummi Pipik.. ujar bu Vyrna sambil mempersilakan Ummi Pipik masuk ke ruang utama pondok.
Sesaat kemudian Ummi Pipik masuk ke ruang utama dengan penampilan serba hitam nan anggun. Semua santriwati yang hadir takjub dan terpesona melihat idola mereka kini berada di hadapan mereka. Terlihat jelas dari raut wajah para santriwati yang memang tak mengenakan cadar di karenakan seluruh yang hadir adalah perempuan.
Ummi Pipik : Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh.. MashaaAllah senang srkali rasanya ummi melihat calon-calon penerus generasi Qur’ani secantik dan semangat seperti ini.
Setelah pembukaan dan menyanjung para santriwati, Ummi Pipik mulai menjelaskan tenteng maksud kedatangannya dan juga tujuan utama dari pondok milik bu Vyrna itu. Ummi Pipik mulai menjelaskan tentang pentingnya seorang santriwati mengetahui targetnya selama di pondok, yaitu menjadi seorang penghafal Qur’an atau hafidzah 30 juz yang juga mengetahui tentang ilmu-ilmu agama. Hampir sekitar 30menit Ummi Pipik menjelaskan dasar-dasar seorang santri hafidz disertai dalil-dalil keutamaan menjadi seorang hafidz Al Qur’an. Hingga kemudian Ummi Pipik mulai memasuki materi peranan seorang wanita dalam islam, termasuk pelayan dan penjaga semua rahasia suami dan keluarganya. Dengan penuh bercintaama, tenang, dan tawajjuh para santriwati memperhatikan setiap kata yang di keluarkan oleh mulut idola mereka itu, dan tanpa mereka sadari Ummi Pipik juga sedang menggiring pemikiran para santriwati ke kurikulum barunya.
Ummi Pipik menyampaikan bahwa seorang santriwati pondok bu Vyrna harus hafal 39 juz dan juga harus bisa menjadi tambatan birahi seorang suami apabila telah menikah. Dengan mengemukakan dalil-dalil tentang kewajiban seorang istri, Ummi Pipik tanpa ragu-ragu mulai menanamkan pemahaman bercinta pada para santriwati. Terlebih lagi dalil dan Qoul Ulama yang menyebutkan bahwa surga seorang istri ada di bawah kaki suami, sehingga wajib bagi seorang istri untuk memberikan tubuhnya sepenuhnya sesuai dengan fantasi suami.
Ummi Pipik : Atas pentingnya perkara ini santriwati sekalian, maka inshaaAllah mulai hari ini akan ada materi baru, baik materi teori maupun praktikum guna memastikan santriwati semua dapat lulus dengan sempurna sebagai pelayan suami.. ujar Ummi Pipik dengan penuh semangat sambil mulai menjelaskan slide presentasi yang terpampang di layar proyektor.
Penjelasan dimulai dari pentingnya dan tujuan menikah bagi muslimah. Kemudian Ummi Pipik menjelaskan hadits tentang umat islam akan dimenangkan dengan banyaknya jumlah keturunan juga istiqomahnya seorang lelaki dalam mengemban dakwah. Maka sudah menjadi kewajiban seorang istri untuk memenuhi kebutuhan suami, termasuk hasrat bercintaualnya. Ummi Pipik dengan jelas dan gamblang menjelaskan hal tersebut pada santriwati, bahkan kini ia mulai masuk ke pembahasan yang lebih mendalam.
Ummi Pipik : Jadi penting sekali bagi seorang istri untuk menawarkan dirinya pada suami dan harus siap setiap saat. Bahkan jika diperlukan maka seorang istri boleh berpakaian yang mengundang birahi suami.. Jelas Ummi Pipik sambil menunjukkan foto-foto lingerie yang membuat para santriwati tersipu malu.
Santriwati 1 : Afwan Umm.. apakah bisa menggoda suami hanya dengan pakaian seperti itu..?? Tanya seorang santriwati dengan nada sedikit malu dan gugup.
Ummi Pipik : Wah.. pertanyaan yang bagus nak.. Ohh iya, ga perlu malu yaa.. karena ini juga penting dan sangat berhubungan dengan kelangsungan rumah tangga kalian semua nantinya.. Jawab Ummi Pipik yang mulai mengganti slide ke slide berikutnya.
Tampak wajah cantik putih para santriwati terlihat memerah. Ada juga beberapa yang menutupi sebagian wajahnya dengan tangan ketika melihat slide yang Ummi Pipik tunjukkan. Tanpa ragu Ummi Pipik menunjukkan slide video yang menunjukkan seorang wanita tengah striptease sambil melucuti pakaiannya. Kemudian beralih ke video seorang yang menciumi tubuh pria dalam keadaan keduanya telanjang sambil melontarkan kata-kata sensual yang menarik syahwat pria. Suasana di ruangan utama menjadi sedikit ‘panas’ karena para santriwati mulai terlihat terangsang. Para santriwati senior yang sudah mendapatkan pelatihan khusus pun tak kuasa menahan birahinya dan mulai duduk dengan gelisah.
Ummi Pipik : Nah ini salah satu tahapan yang disebut “foreplay”. Yaitu proses seorang lelaki atau wanita atau keduanya saling merangsang satu sama lain baik dengan kata-kata maupun tindakan.. jelas Ummi Pipik sambil mengeraskan volume videonya hingga menggema ke seluruh ruangan.
Tiba-tiba Ummi Pipik menghentikan video yang diputar sehingga membuat kebanyakan santriwati terlihat kecewa. Meski di dalam hati para santriwati ada iman yang membentengi, namun naluri hewani mereka tak dapat disembunyikan saat ada rangsangan yang datang.
Melihat ekspresi para santriwati, bu Vyrna memberikan kode pada Ummi Pipik untuk terus melanjutkan materi sebelum syahwat dalam diri para santriwati menghilang. Ummi Pipik dengan tanggap kemudian memasuki materi tentang foreplay lebih dalam lagi dan menunjukkan beberapa metode foreplay, salah satunya oral-bercinta. Pada materi ini Ummi Pipik menekankan para santriwati wajib menguasai semua teknik dan metode oral-bercinta, termasuk deep-throat, sebagai syarat kelulusan. Ummi Pipik kemudian menunjukkan beberapa klip video porno tentang berbagai macam metode dan gaya oral-bercinta. Tentu saja hal ini kembali membuat para santriwati terangsang. Apalagi dalam klip video itu tampak sang wanita begitu menikmati ketika mulutnya di sodok oleh rudal lelaki. Blowjob, Deepthroat, Facefuck, bahkan hingga Mouthfuck-Gangbang pun Ummi Pipik perlihatkan pada para calon hafidzah yang mulai basah liang surgawinya.
Ummi Pipik : Oral-bercinta merupakan tahapan terpenting dan paling cepat untuk merangsang lelaki. Banyak varian teknik yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kenikmatan Oral-bercinta, termasuk melatih lidah santriwati dan juga memaksimalkan fungsi tenggorokan.. Ujar Ummi Pipik menjelaskan di hadapan para santriwati yang semakin gelisah duduknya.
Targhib yang diberikan oleh bu Vyrna secara intensif tentang pentingnya keharmonisan dalam berumah tangga termasuk wajibnya seorang istri melayani fantasi bercinta suami telah mengubah para calon penghafal Qur’an di pondoknya. Dan kini ditambah kajian ke-muslimahan secara mendalam tentang bercinta oleh Ummi Pipik yang mana dirinya adalah idola para mereka, alhasil membuat para santriwati semakin bersemangat untuk menjadi hafidzah Qur’an dan seorang akhwat pemuas nafsu syahwat impian para lelaki. Para calon hafidzah cantik yang berumuran sekitar 15-18 tahun itu semakin aktif bertanya tentang topik yang dibahas, hingga kini memasuki macam-macam gaya bercinta yang harus dikuasai para santriwati. Mulai dari Missionary, Doggy, Woman on Top, Men on Top, Reverse Cow-Girl, dll diterangkan oleh Ummi Pipik secara gamblang dan mendetail termasuk menunjukkan beberapa video yang menampilkan contoh dari masing-masing gaya tersebut. Meskipun video yang diputar hanya berdurasi relatif singkat, sekitar 30 detik tiap gaya, namun hal itu berdampak hebat pada diri para santriwati. Beberapa santriwati ada yang mulai meremasi toketnya dari balik jilbab, ada juga yang mulai menjepit salah satu tangannya di belahan paha. Desahan tertahan dan nafas yang berat sayup-sayup terdengar oleh bu Vyrna yang tersenyum melihat santriwatinya terbelenggu birahi. Tak hanya variasi gaya saja, bahkan gerakan pinggul pun dibahas secara lengkap oleh Ummi Pipik dan tak ara sedikitpun yang dilewatkan para santriwati.
Ketika semua yang hadir tengah terlarut dalam birahi, seorang santriwati memecah kekhusyukan semua yang hadir dengan pertanyaan yang cukup mengejutkan.
Santriwati 2 : Afwan Ummi Pipik.. bagaimana cara seorang istri untuk tetap melayani dengan sempurna keinginan bercinta suami? padahal bagi perempuan juga ada masa haid.. Tanya seorang santriwati kenikmatans berkulit putih bersih.
Ummi Pipik : MashaaAllah.. pertanyaan yang luar biasa.. Adakah yang bisa menjawabnya?? Tanya Ummi Pipik memancing para santriwati.
Santriwati 3 : Emm.. Oral-bercinta umm?? Jawab salah seorang santriwati.
Ummi Pipik : Bisa juga.. tapi masih kurang tepat.. Ada yang bida menjawab dengan lebih tepat?? Karena ini juga bagian dari syarat wajib kelulusan bagi hafidzah di pondok ini.. ujar Ummi Pipik sambil memandang ke arah seluruh santriwati.
Ummi Pipik : Baik.. kalau tidak ada yang bisa menjawab.. lanjut Ummi Pipik sambil mengganti ke slide berikutnya.
Seluruh santriwati calon penghafal Qur’an di ruang utama itu penasaran sekaligus terkejut ketika menyaksikan video seorang wanita tengah membuka lebar kedua pahanya sembari kedua tangan si wanita menahan kedua belah kakinya sehingga bokong bulat dan pinggul sang wanita agak terangkat. serambi lempit pink becek khas wanita barat menjadi fokus utama mata lentik para calon hafidzah itu. Sesaat kemudian datanglah rudal hitam besar seukuran tangan para santriwati yang mendekat ke arah selakangan si wanita. View kamera pada video pun menjadi close-up pada bagian selakangan si wanita yang terbuka lebar. Terdengar deru nafas para santriwati yang tengah menanti tombak perkasa si lelaki menembus liang surgawi sang wanita. Namun para santriwati cantik itu dibuat terpana saat rudal raksasa si lelaki tidak menghujam serambi lempit, melainkan menembus anus pink sempit si wanita dan dibarengi lenguhan panjang melepaskan kenikmatan saat merasakan liang bo’olnya disesaki rudal seukuran lengan akhwat. Para calon hafidzah cantik itu tak pernah mengira kalau anus sempit seperti milik mereka bisa menampung benda sebesar itu. Selama ini mereka beranggapan kalau anus hanya untuk buang air besar saja. Bahkan serambi lempit mereka nantinya akan dihujam oleh rudal lelaki seperti dalam video pun baru para santriwati ketahui akhir-akhir ini. Ditambah lagi terlihat sang wanita meracau liar begitu menikmati sodokan kuat rudal si lelaki mengobok-obok anusnya yang semakin membakar birahi seluruh yang hadir di ruangan utama pondok.
Ummi Pipik : Ini lah yang dinamakan Anal-bercinta santriwati sekalian.. Jadi meskipun sedang haid, kalian tetap bisa memanjakan suami dengan pelayanan maksimal..
Santriwati 3 : Afwan Ummi Pipik.. ana mau tanya.. bukankah hal itu dilarang oleh agama umm? Dan juga.. emm.. kan disitu kotor umm.. tanya salah seorang santriwati dengan malu-malu sembari menahan gejolak birahi di dalam dirinya.
Ummi Pipik : Benar.. memang ada hadist yang melarang hal itu disebabkan bukan tempat yang seharusnya dan bisa menyakiti istri.. ‘Apabila’ semua itu dilakukan tanpa persiapan. Maka dari itu penting bagi santriwati semua untuk melakukan training yang nantinya akan dibantu oleh kakak-kakak ustadzah senior sehingga bisa merasakan seru dan nikmatnya anal bercinta.. dan juga penting bagi semua santriwati untuk belajar anal-douching. Apa itu? Yaitu salah satu proses membersihkan bagian dalam anus dengan alat bantu sehingga menjamin kebersihan anus saat melakukan anal-bercinta. Nantinya juga para ustadzah akan mengajarkan caranya dan penting untuk selalu melakukan anal-douching setiap selesai BAB yaa.. Jelas Ummi Pipik yang kemudian memberikan pengarahan pada para ustadzah senior.
Beberapa menit kemudian Ummi Pipik menutup upgrading sesi 1 dan dilanjutkan oleh para ustadzah menghandle praktikum blowjob, anal insertion, dan anal douching selama kurang lebih 2 jam pembelajaran. Upgrading sesi 2 akan dimulai ba’da ashar. Ummi Pipik pun menbagikan 48 set anal-plug, dildo, anal-douching tool pada para santriwati sebelum ia beranjak pergi untuk istirahat. Sebagai syarat untuk mengikuti acara upgrading sesi 2 dan juga untuk keseluruhan pembelajaran di pondok, maka para santriwati di wajibkan untuk mengenakan anal-plug minimal ukuran medium selama acara dan atau proses pembelajaran berlangsung. Setelah memberikan briefing sebentar pada para ustadzah, Ummi Pipik pun beranjak pergi meninggalkan ruang utama bersama bu Vyrna. Rasa lelah dan letih selama perjalanan ke Jogja tak mampu lagi ia tahan karena memang sedari tadi Ummi Pipik belum sempat untuk istirahat, bahkan makan siang pun terpaksa ia tunda karena urgensi penerapan kurikulum baru pondok.
Ummi Pipik : Yasudah kalau gitu.. Ummi pamit dulu yaa.. yuk Vyrna.. Assalamu’alaykum.. Salam Ummi Pipik sambil berlalu dengan motor bersama bu Vyrna.
Para Ustadzah : Na’am umm.. Wa’alaykumsalam.. warahmatullahi wa barakatuh..
Bu Vyrna : Alhamdulillah ya umm.. sesi 1 udah selesai.. ana ga nyangka lho kalau santriwati bisa tawajjuh gitu.. padahal materi kurikulum baru kita bisa dibilang ekstrim.. Celetuk bu Vyrna sambil tertawa kecil.
Ummi Pipik : Ahahah.. Alhamdulillah.. ini juga berkat kerja keras Vyrna juga karena udah persiapkan pemahaman dasar, jadi ana tinggal poles dikit aja.. emang pantes kalo Vyrna ini jadi pengasuh pondok.. puji Ummi Pipik pada bu Vyrna.
Bu Vyrna: MashaaAllah umm.. ngga ahh.. ana mah belum ada apa-apanya kalau dibandingin sama Ummi Pipik.. Ummi tuh idola kami semua, jadi kami semua seneng banget dan bangga saat ummi mau jadi salah satu penasehat pondok.. apalagi sampai turun tangan langsung mengajar seperti tadi.. jawab bu Vyrna sambil mengendarai bersama Ummi Pipik menuju rumahnya.
Tak butuh waktu lama untuk sampai ke rumah bu Vyrna yang hanya berjarak 50an meter dari pondok utama. Sesampainya di rumah bu Vyrna, keduanya disambut dengan suara desahan dan lenguhan Ukhti Miya yang tengah memacu birahinya menuju puncak kenikmatan zina bersama Hamdan. Suara hantaman pinggul Hamdan di bokong putih mulus Ukhti Miya terdengar jelas bahkan sampai pintu depan. Tentu saja hal ini tidak bisa dilewatkan oleh kedua akhwat pengasuh pondok itu.
Bu Vyrna : Wah.. nak Miya lagi enak-enak tuh Umm.. ujar bu Vyrna sambil melepas sepatu wedgesnya.
Ummi Pipik : Iya nih.. gak ngajak-ngajak nih si Hamdan.. padahal kita kan juga pengen.. ahahah.. yuukk.. jawab Ummi Pipik yang bersegera menuju kamar tamu tempat Hamdan tengah menikmati tubuh perawan Ukhti Miya.
Keduanya berhenti di depan pintu kamar tamu yang memang tidak tertutup. Pemandangan ironis sekaligus menggairahkan di mana seorang hafidzah Qur’an yang masih berjilbab dan bercadar tengah berdoggy ria merelakan tubuh mulianya yang putih indah dinikmati oleh ikhwan yang bukan mahramnya. Darah di dalam tubuh bu Vyrna dan Ummi Pipik berdesir cepat menyambut datangnya syahwat yang mulai membelai keduanya. Sebagai pengasuh pondok Tahfidzul Qur’an yang mengedepankan syari’at islam, bu Vyrna dan Ummi Pipik bukannya menghentikan perzinahan yang terjadi, justru keduanya malah menikmati live-bercinta dihadapan mereka. rudal Hamdan yang begitu besar, panjang, dan berurat nampak gagah mengobok-obok serambi lempit Ukhti Miya yang baru saja di perawaninya. serambi lempit Ukhti Miya terlihat sempit dan ikut tertarik keluar-masuk tiap kali Hamdan menggerakkan pinggulnya, menghajar habis-habisan bokong putih bulat sang ustadzah. Decak becek dan derit ranjang menjadi background musik yang memancing syahwat siapapun yang mendengarnya. Ditambah desah dan erangan nikmat sang akhwat merasakan dahsyatnya bercinta untuk pertama kalinya semakin membuat Ummi Pipik dan bu Vyrna tak bisa menahan banjirnya liang surgawi mereka.
Dengan satu hantaman kuat terakhir, Hamdan melesakkan rudalnya jauh di dalam liang surgawi Ukhti Miya hingga menghantam kuat pintu rahimnya. Ukhti Miya melenguh panjang dan keras merasakan rahimnya dihantam kuat rudal Hamdan dan dibanjiri oleh sperma hangat milik Hamdan. Ummi Pipik dan bu Vyrna tanpa sadar ikut mendesah saat Hamdan melenguh melepaskan benihnya di rahim Ukhti Miya, berharap mereka yang ada di posisi Ukhti Miya saat itu. Setelah beberapa saat tubuh putih ramping Ukhti Miya mengejang merasakan orgasme, hafidzah cantik berkacamata itu pun terjerembab lemas dengan posisi miring ke samping dengan kedua kakinya sedikit di tekuk. Tampak serambi lempit mungilnya tak mampu menampung membludaknya sperma Hamdan yang meleleh mengalir keluar di antara bibir serambi lempitnya yang terlihat kemerahan. Hamdan kemudian terduduk lemas di samping Ukhti Miya dengan kedua tangannya menyangga tubuhnya sebelum ia akhirnya menyadari kalau Ummi Pipik dan bu Vyrna ternyata sudah berdiri dari tadi di pintu kamar tempat ia mensetubuhi akhwat hafidzah 28 juz itu.
Bu Vyrna : Wahh.. satu lagi tumbang nihh.. gimana mas Hamdan? Mantab kan?? Tanya bu Vyrna sambil melangkah masuk ke kamar Hamdan.
Ummi Pipik : Duhh.. duhh.. kasian nak Miyaa.. harus bertahan melawan singa nih kayaknya.. hihihih..
Hamdan hanya bisa tersenyum sambil duduk dengan tubuh agak condong ke belakang dan ditopang kedua tangannya. Bu Vyrna dan Ummi Pipik yang mengenakan setelan serba hitam berjalan masuk tanpa memalingkan pandangan mereka dari selakangan Hamdan.
Ummi Pipik : Wuuhh.. masih siap nggak nih buat ronde 2 dek Hamdan..?? Tanya Ummi Pipik sambil membungkuk dan membelai rudal Hamdan dengan tangan kanannya.
Bu Vyrna : Pastinya siap dong yaahh mas Hamdan..?? Masak iya mau sia-siain dua akhwat syar’i gini sihh..?? Ujar bu Vyrna yang tak mengenakan cadar yang langsung duduk bersimpuh di samping kaki kiri Hamdan dan mulai menjilatinya.
Hamdan : Ahahah.. yaa terserah aja sih selama bisa bikin ana semangat lagi.. jawab Hamdan yang kemudian tidur terlentang sambil menanti kedua pengasuh pondok itu melakukan foreplay pada dirinya.
Ummi Pipik pun langsung menelan seluruh rudal Hamdan hingga ke pangkalnya dalam satu kali lahap. Pengalaman Ummi Pipik ditambah pengetahuannya yang mendalam tentang Oral-bercinta membuat Hamdan yang baru saja orgasme seakan diterbangkan lagi menuju langit kenikmatan. Sementara di selakangan Hamdan, bu Vyrna tengah asik mengulum zakar Hamdan yang mulai basah oleh liur Ummi Pipik.
Ummi Pipik : Haemphh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Sruupp.. Mmfhh.. Mmffhh.. Ockk.. Ock.. Ummffhh.. Ockk.. Mfhh.. Kontlhhh.. Mffhh.. Ockk.. Enakkh.. Srrpp.. Srrp.. Ockk.. Mfhh.. Ockk..
Pijatan lembut kerongkongan dan belaian liar lidah Ummi Pipik yang lihai dipadukan dengan gerakan kepalanya naik-turun hingga mentok ke perut bawah Hamdan benar-benar membuat Hamdan tak berkutik. Sensasi luar biasa ini tak pernah ia dapatkan, bahkan dari bu Zaskia sekalipun. Memang permainan blowjob seorang akhwat kelas nasional berada di tingkatan yang berbeda. Sedotan kuat terkadang pelan, dilancarkan oleh Ummi Pipik yang menyebabkan rudal Hamdan terpaksa memompa sisa-sisa sperma yang masih berada di batang kejantanannya. Ditambah zakarnya yang juga dilahap habis oleh bu Vyrna seakan-akan ingin mengeringkan kantong sperma Hamdan saat itu juga.
Bu Vyrna : Ummfhh.. Umffhh.. Sruuptt.. srruppt.. mmfhh.. mmffhh.. sspp.. mchh.. mcch.. sruuptt.. mfffhh.. gurihnyahh.. ahmmphhh.. ahh.. rudalhh.. srrupptt..
Bu Vyrna terus-menerus menggarap zakar Hamdan, sementara Ummi Pipik mengocok mentok rudal Hamdan sepenuhnya di mulutnya. Duo kombinasi serangan oleh kedua Ummahat cantik seperti Ummi Pipik dan bu Vyrna, bahkan bagi Hamdan sekalipun pasti tak akan bisa bertahan lama. Untungnya Hamdan sudah orgasme saat menggempur Ukhti Miya tadi sehingga ia bisa bertahan dari serangan ganas kedua pengasuh pondok itu. Hampir sekitar 10 menit Ummi Pipik dan bu Vyrna menikmati rudal Hamdan yang terasa begitu lezat bagi kedua Ummahat itu. Campuran lendir surgawi akhwat, ditambah sisa sperma dan liur semakin membuai lidah dan mulut Ummi Pipik dan bu Vyrna untuk mengulum total batang perkasa Hamdan hingga bersih kesat.
Ummi Pipik : Mmpuaah.. ssrupp.. mmmhh.. udah lama banget ana ga ngrasain rudal se lezat ini nih.. sshhh.. bikin nagih.. Puji Ummi Pipik sambil menatap genit Hamdan sementara tangan kiri Ummi Pipik tetap mengocok perlahan rudal Hamdan.
Bu Vyrna : He’emh Umm.. enak bangethh.. hihihi.. kalau kita jadiin aset pribadi aja gimana yaah?? Goda bu Vyrna pada Hamdan.
Hamdan : Eehh.. hahah.. terserah aja sih kalau ana mah..
Bu Vyrna : Beneran nih mas Hamdan?? Ehh iya.. yakin gamau nih main ama kita berdua..?? Tabya bu Vyrna sementara tangan kanannya meremas-remas zakar Hamdan.
Hamdan : Waah.. kalau lawan satu sih bisa.. kalau dua.. gimana yaah..?? Apalagi akhwat cantik idola ginih.. duuh.. Jawab Hamdan sambil tangan kanan dan kirinya meremas bongkahan hokong Ummi Pipik dan bu Vyrna yang keduanya masih full-set tanpa cadar.
Ummi Pipik : Hihihih.. yaudah sama Vyrna dulu aja yah.. ana capek banget nih.. mana ntar ba’da ashar masih ada sesi 2 upgrading.. lagian ana juga udah dapet nutrisi barusan.. yaah.. cukuplah kalau buat nahan birahi sampai ntar malem.. Celetuk Ummi Pipik sambil berdiri dan membersihkan liur di wajahnya.
Bu Vyrna : Eehh.. tapi ana ga enak sama ummi.. masa tamu malah ga dimuliakan sih.. Jawab bu Vyrna merasa bersalah karena tidak bisa memberikan pelayanan terbaik pada tamu spesial.
Ummi Pipik : Ahahaha.. its okay.. gapapa kok.. Ehh iya.. ana istirahat dimana nih?
Bu Vyrna : Ohh.. silakan pakai kamar ana saja umm.. pas di sebelah ruangan ini persis..
Ummi Pipik : Waduhh.. ntar kedengeran dong waktu Vyrna digenjot mas Hamdan.. hihihih.. jadi ga bisa tidur ana ntar.. Goda Ummi Pipik sambil merapikan jilbabnya.
Bu Vyrna : Ehh.. ngga umm.. ahhh.. ummii nihh.. bikin malu ajah.. jawab bu Vyrna dengan wajah agak memerah.
Ummi Pipik : Hihihih.. yaudah ana duluan yaa.. Have Fun.. dan buat mas Hamdan, abis kelar main smaa Vyrna, istirahat yang cukup yaa.. sekalian minum ‘obat’ biar ntar malem bisa puas-puasin genjotin ana.. Ujar Ummi Pipik sambil berlalu pergi sambil tangannya menampar bokongnya sendiri untuk menggoda Hamdan.
Hamdan : Waduh.. olahraga semalaman nih.. ahahah.. mimpi apa juga seharian ini.. ujar Hamdan yang masih tak percaya dengan nasibnya yang jadi seperti sekarang.
Bu Vyrna : Mas Hamdan.. pindah lantai 2 aja yuk.. biar ga ganggu Ummi Pipik istirahat.. lagian di sini juga ada nak Miya yang pingsan kecapekan.. Hihih.. pinta bu Vyrna sambil menarik tangan Hamdan ke dekapannya.
Hamdan : Gapapa nih Ukhti Miya ditinggal gitu aja??
Bu Vyrna : Tenang ajah mass.. gapapa kok.. ntar juga bangun.. yuuk.. rengek bu Vyrna pada Hamdan.
Hamdan pun akhirnya menurut saja pada permintaan akhwat cantik berkacamata pemilik pondok itu. Meskipun Hamdan agak bersalah pada Ukhti Miya, tapi tawaran untuk menikmati tubuh bercintai janda Ummahat beranak satu ini lebih menggiurkan. Bu Vyrna yang masih mengenakan setelan jilbab dan abaya hitam mendekap tangan kanan Hamdan hingga terjepit oleh belahan gunung kembar 38F miliknya. Hamdan sendiri masih dalam keadaan bugil saat berjalan dengan bu Vyrna menuju lantai dua. Tampaknya Ummi Pipik benar-benar kelelahan setelah perjalanan jauh dari Jawa Barat ditambah langsung mengisi materi upgrading pagi itu.
Cklek.. *suara pintu dibuka.
Bu Vyrna : Naah.. mari mas Hamdan sayang.. yuuk.. kata bu Vyrna sambil menarik Hamdan masuk ke kamar khusus di lantai dua.
Hamdan terkesima dengan kamar yang disediakan bu Vyrna. Meski hanya ada satu kamar tapi begitu luas dengan salah satu dinding yang berupa jendela raksasa dengan view puncak merapi. Nuansa elegan dan romantis begitu terasa dari ornamen dan dekorasi ruangan yang di dominasi warna putih dan emas. Ukuran dari springbed high-quality ekstra besar menjadi poin utama kamar itu. Desain mewah dan berhiaskan tirai putih tipis layaknya ranjang para milliarder tampak mencolok di tengah kamar mewah pemilik pondok tahfidz itu. Karpet bulu tebal warna putih yang begitu lembut sangat memanjakan kaki siapapun yang menginjaknya.
Hamdan : MashaaAllah.. mewah banget kamarnya bu.. ucap Hamdan takjub.
Bu Vyrna : iya kah?? Alhamdulillah.. trus mau sampai kapan dong mas Hamdan mau liatin nih kamar?? Ana mau dianggurin aja nih..?? Tanya bu Vyrna yang sudah duduk di pinggir ranjang dengan tubuhnya condong ke belakang ditopang oleh kedua tangannya sementara kaki kanannya ia silangkan di atas kaki kirinya.
Hamdan : Ohh.. Ehh.. iya Afwan..
Hamdan tak kuasa menahan desiran birahi yang datang ketika melihat pose duduk bu Vyrna yang menantang itu. Dadanya yang membusung semakin menonjolkan kemegahan toketnya yang masih tertutup jilbab jumbo dan abaya hitamnya. Mata cantik lentik bu Vyrna yang dihias kacamata, menatap penuh nafsu ke arah Hamdan sembari menggigit bibir bawahnya yang berwarna pink merona. Hamdan pun berjalan mendekat ke arah bu Vyrna dengan gagah. rudalnya yang berukuran 25cm dan diameter 5cm itu mulai mengeras dan berayun-ayun mengiringi langkah mantab Hamdan. Melihat Hamdan yang mulai mendekatinya, Bu Vyrna pun ikut memundurkan tubuhnya tanpa melepas tatapannya dari tubuh bercintai Hamdan. Gerakan mundur bu Vyrna terhenti saat ia sadar sudah menyentuh bantal. Hamdan yang merangkak di atas ranjang dengan cepat menyergap bibir bu Vyrna yang sudah rindu akan kasarnya bibir lelaki. Keduanya pun segera melepas birahi dan berpagutan liar yang membuat bu Vyrna kini terlentang di ranjang. Hamdan tanpa ampun melumat bibir kenikmatans janda Ummahat itu, bahkan lidahnya sudah mulai menyeruak masuk ke mulut bu Vyrna. Pagutan liar dan kasar seperti ini lah yang bu Vyrna rindukan dari seorang Hamdan.
Uwmpch.. mmhh.. mmffhh.. uwmpchh.. srupp.. uwmpchh.. mmffhh..
Air liur keduanya nampak mulai membasahi wajah putih bu Vyrna yang tengah menikmati liarnya permainan bibir Hamdan. Baru sekitar beberapa detik berpagutan, tiba-tiba Hamdan menghentikan ciumannya dari bibir bu Vyrna.
Bu Vyrna : Mmffhh.. mmm..?? Kok berhenti mas sayang?? Tanya bu Vyrna keheranan.
Hamdan : Ahh.. nggak bu.. ana penasaran aja.. tadi Ummi Pipik ngapain sih di pondok utama..?? Tanya Hamdan sambil merebahkan badannya di samping kanan bu Vyrna.
Bu Vyrna : Oohh.. hihihih.. mas Hamdan mau tau?? Jangan kaget yaah.. jawab bu Vyrna sambil menyalakan HPnya.
Pondok milik bu Vyrna memiliki website pribadi dan ada beberapa fitur website yang hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu saja, termasuk live-video yang menayangkan apa yang terjadi di ruang utama pondok saat itu. Dengan senyum nakal bu Vyrna menyerahkan HP nya pada Hamdan. Mata Hamdan terbelalak ketika menyaksikan para santriwati yang bercadar tengah melakukan latihan blowjob dengan dildo dan dibantu oleh para Ustadzah senior. Para Ustadzah senior yang berjumlah 7 orang (karena Ukhti Miya masih pingsan) menangani 5-6 santriwati junior dan diajarkan semua materi praktikum blowjob hingga deepthroating. Sungguh pemandangan ironis sekaligus erotis dimana kumpulan akhwat-akhwat bercadar penghafal Qur’an kini tengah berlatih oral bercinta dengan dildo layaknya tengah memberi servis pada rudal lelaki. Desahan, decak kuluman, bahkan juga batuk, menjadi suara yang memenuhi seluruh ruang utama pondok. Ruang utama pondok saat itu telah berubah menjadi ruangan idaman para lelaki yang haus akan bercinta dengan akhwat-akhwat bercadar. Melihat pemandangan yang seperti itu membuat Hamdan semakin terangsang. Tak hanya itu, Hamdan kembali dikejutkan dengan beberapa santri yang sedang nungging. Bokong bulat kencang mulus dengan selakangan putih terawat begitu menggoda Hamdan. Namun pertunjukan utama baru dimulai saat para santriwati itu mulai melesakkan anal-plug membelah anus perawan mereka. Erangan tertahan para penghafal Qur’an itu saat merasakan anusnya dikuak lebar sungguh membakar birahi Hamdan.
Hamdan : Wuuhh.. ssshh.. gila bener ini pondok bu.. Fuuuhh.. bener-bener surga dunia buat ikhwan petualang syahwat nih.. Ahahah.. celetuk Hamdan yang terpukau dengan kegilaan bercintaual Akhwat pondok bu Vyrna.
Bu Vyrna : hihihih.. mas Hamdan suka?? Jadi memang program kami untuk mendidik Hafidzah Qur’an yang berorientasi bercinta sehingga bisa memuaskan tiap lelaki baik itu suaminya ataupun lelaki ajnabi manapun yang mereka para santriwati sukai.. jawab bu Vyrna yang tengah duduk bersimpuh sambil melucuti abaya dan dalamannya sehingga hanya tersisa kaos kaki hitam selutut dan jilbab jumbonya.
Hamdan : Waduh.. beneran tuh bu?? Siapa aja boleh..?? Meskipun bukan suami mereka?? Tanya Hamdan penuh antusias.
Bu Vyrna : He’emhh.. sama siapapun boleh, yang penting ketika pertama kali di perawani harus dengan rudal sungguhan, gak boleh hilang perawan karena masturbasi gitu.. Mas Hamdan mau cobain?? Khusus banget buat mas Hamdan udah ana siapin ustadzah-ustadzah senior yang bisa mas Hamdan perawanin kapan pun mas Hamdan mau.. Tapi kalau masih kurang sih boleh juga pilih yang mana aja mas suka.. Jawab bu Vyrna yang mulai mengglendot di samping kiri Hamdan yang membuat toket 40F miliknya tergencet tubuh Hamdan dan terlihat seperti mau pecah.
Hamdan : Ahahah.. boleh juga tuh.. atur aja bu.. ana mah siap kalaupun harus jebolin semuanya.. jawab Hamdan sambil meremas bokong bulat kencang akhwat cantik beranak satu di pelukannya itu.
Bu Vyrna : Uuwwhh.. apa sih yang nggak buat mas Hamdan sayanng..?? Kapan pun mas Hamdan butuh ‘toilet’, ana dan santriwati di sini sedia setiap saat loohh.. Goda bu Vyrna sembari tangan kirinya meraba-raba dada bidang Hamdan sedangkan kaki kirinya yang putih mulus tanpa cela ia silangkan di atas rudal Hamdan yang sudah mengeras layaknya batu.
Hamdan : Eehh.. Eehh.. udah berani bicara kayak gitu yaa sekarang..?! Kayaknya butuh di hukum nih.. goda Hamdan sambil menampar kuat bokong bu Vyrna.
Bu Vyrna : Auwwhh.. isshh.. mau bangeth dong dihukum pake batang kejantanan mas Hamdannhh.. Rengek bu Vyrna denga manja sambil menggesek-gesekkan toketnya di dada Hamdan.
Hamdan yang sudah terangsang, membuang HP bu Vyrna di ujung ranjang dan langsung menerkam bu Vyrna layaknya singa kelaparan yang dihadapkan dengan daging segar. Dengan posisi terlentang, Hamdan yang berada di atas bu Vyrna dengan beringas melumat bibir indah janda xantik berkacamata itu sembari kedua tangan Hamdan meremas-remas kuat kedua gunung kembar bu Vyrna.
Bu Vyrna : Aummpchh.. mmhh.. mhhh.. shh.. ashh.. mashh.. ummfhh.. ummfhh.. srrptt.. ummhh.. mmpuahh.. ayok maasshh.. mmffhh.. shhh.. mmffhh…
Lidah keduanya saling menari indah di dalam mulut bu Vyrna sementara kedua tangan putih bu Vyrna meremasi rambut Hamdan merasakan desiran birahi yang menerpanya. Hampir selama 3 menit Hamdan menggarap bibir bu Vyrna hingga lipstik bu Vyrna luntur dan menodai pipinya. Bu Vyrna yang masih tersengal-sengal menghadapi serangan liar Hamdan, kembali dibuat melenguh tinggi saat Hamdan menyibakkan jilbabnya dan mulai melahap toket 40F miliknya dengan ganas.
Bu Vyrna : Oouunngghh.. shhh.. asshh.. mas Hamdanhh.. ahh.. iyahh.. yang kasar masshh.. auuhh.. nakaalhh.. ishh.. ahh.. ahh.. mmmhh.. nikmat banget yaaa Allahh.. ahhh.. terushh masshh..
Hamdan tanpa henti meremas-remas kuat toket bu Vyrna sementara melompat-lompat semaunya antara puting kanan dan kiri bu Vyrna yang keras mencuat berwarna pink. Lidah Hamdan menyapu lihai kedua puting bu Vyrna secara bergantian tanpa henti dipadu dengan remasan kuat dan teratur membuat pemilik pondok itu kelojotan menahan geli sekaligus nikmat. Terkadang Hamdan menggigit-gigit nakal dan menghisap kuat puting bu Vyrna dan menarik toket bu Vyrna dengan hisapan mulutnya hingga meruncing kemudian melepaskannya secara tiba-tiba. Mata bu Vyrna merem melek, sesekali ia menggigit bibir bawahnya menikmati permainan kasar dan ganas Hamdan di kedua gunung kembarnya. Tamparan-tamparan beberapa kali Hamdan daratkan di toket putih mulus bu Vyrna hingga berubah agak kemerahan namun begitu nikmat bagi bu Vyrna.
Bu Vyrna : AAAUUHHH.. NGGHH.. SHH.. AHH.. MASSS.. MASS.. IYAHH.. SHH.. ENAK BANGETHH.. TERUSHH MASSHH.. ISSHH.. MMHH.. AAAHH.. AHH.. AAHHH.. OOOUUNNGGHHHHH..!!
SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEERRRR..
Bu Vyrna pun menyemburkan cairan surgawinya dengan deras sesaat setelah Hamdan secara tiba-tiba mengulum kedua putingnya bersamaan. Sensasi kenikmatan yang memuncak saat Hamdan menggigit kedua titik lemahnya bersamaan, membuat bu Vyrna tak mampu lagi bertahan. Selama beberapa detik tubuh bu Vyrna mengejang, kedua tangannya mencengkram erat punggung Hamdan, mulutnya menganga, sementara pinggulnya ia angkat setinggi mungkin hingga semburan cairan surgawinya melesat jauh membasahi ranjang dan karpet. Sekitar 10 detik lamanya bu Vyrna orgasme sebelum kembali tumbang lemas. Nafasnya tersengal-sengal sementara wajah cantik putihnya terlihat mengkilat oleh keringat merasakan sisa-sisa orgasme pertamanya siang itu. Hamdan tak memberikan kesempatan istirahat bagi bu Vyrna dan langsung menariknya hingga ke pinggir ranjang. Dengan kasar dan cepat Hamdan memutar tubuh bu Vyrna 180 derajat sehingga kini kepalanya menjuntai ke bawah di pinggiran ranjang. Bu Vyrna yang paham dengan tujuan Hamdan segera membuka lebar mulutnya dan menjulurkan lidahnya bersiap menerima rudal besar dan berurat Hamdan. Sleephh.. Ock!! Dengan satu sodokan cepat, rudal 25cm dan diameter 5cm Hamdan menyeruak paksa menembus mulut hingga pangkal kerongkongan bu Vyrna. Mata Bu Vyrna terbelalak dan agak tersedak saat Hamdan dengan cepat dan kuat menyodokkan rudalnya dan langsung menggenjot kuat kerongkongan akhwat janda beranak satu dihadapannya.
Bu Vyrna : MPHH.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. UHUKK.. OCKKK.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. UHUKK.. UHUK.. OCKKK.. OCKK.. MFFHH.. MFFHH.. OCKK..
Terlihat jelas leher bu Vyrna menggembung disesaki rudal Hamdan yang berukuran raksasa. Kedua tangan Bu Vyrna justru merangkul pinggul Hamdan seolah-olah ingin agar Hamdan lebih kuat menggenjot mulutnya. Suara decak becek mulut dan pangkal tenggorokan Bu Vyrna menggema indah di seluruh kamar, menambah gelora syahwat siapapun yang mendengarnya. Air kental bu Vyrna pun mengalir deras membasahi hidung dan wajahnya yang sedang dalam posisi 69 dengan dirinya di bawah sementara Hamdan di atas. Hamdan yang tengah menikmati pelayanan mulut bu Vyrna di rudalnya tiba-tiba terbuai oleh aroma khas cairan surgawi dari selakangan bu Vyrna yang masih basah kuyup. Kedua tangan kekar Hamdan menarik kasar paha putih mulus bu Vyrna hingga menempel di toketnya kemudian Hamdan kunci dengan lengan dan tubuhnya. Perlakuan Hamdan ini membuat pinggul bu Vyrna terangkat ke atas sehingga liang surgawinya yang berwarna pink merekah tampak lezat menggiurkan bagi Hamdan. Bak anjing kelaparan, Hamdan dengan rakus menyantap serambi lempit terawat akhwat berkacamata umur 37 tahun itu tanpa ampun. Jilatan serta hisapan kuat Hamdan lancarkan silih berganti. Tak puas hanya disitu, Hamdan menguak bibir serambi lempit bu Vyrna dengan kedua ibu jarinya dan melesakkan lidahnya sedalam mungkin, menjilati bagian dalam liang peranakan janda pemilik pondok tahfidz itu. Mendapatkan serangan kenikmatan di mulut dan selakangannya, menerbangkan bu Vyrna ke langit kenikmatan zina.
Bu Vyrna tak pernah membayangkan akan bisa merasakan bercinta se-liar ini. Dulu suaminya tak pernah mau mencoba hal-hal baru dalam bercinta. Bagi suaminya, bercinta adalah keperluan untuk menjaga keturunan dan tidak perlu aneh-aneh. Hal itu membuat bu Vyrna terpenjara dalam fantasi bercintanya yang tak bisa ia lampiaskan. Kini hal itu tak lagi bu Vyrna khawatirkan setelah ia bertemu Hamdan. Janji untuk menjaga cinta pada suaminya luluh lantak oleh keperkasaan rudal Hamdan. Bagi bu Vyrna kini tak ada yang lebih menjadi hasratnya kecuali menjadi budak bercinta pemuas nafsu Hamdan. Selama ia bis mencapai puncak fantasi bercintaanya, bu Vyrna rela memberikan apapun untuk Hamdan.
Bu Vyrna : OCKK.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. OCKK.. MFFHH.. MMFHH.. OCKK.. MFFH.. OCKKK.. OCKK.. UMFFHH.. MMMFFHHHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEEEERRRRRR..
Orgasme dahsyat kedua bu Vyrna tak mampu lagi ia tahan ketika merasakan kenikmatan yang bertubi-tubi tanpa henti di serambi lempit dan mulutnya. Ditambah lagi tiba-tiba jari Hamdan melesak cepat ke anusnya yang menyebabkan birahi yang memadat di selakangan bu Vyrna pun meledak kuat tak terkendali. Kedua tangan bu Vyrna mendekap erat pinggul Hamdan yang membuatnya dengan ‘terpaksa’ menyodok dalam-dalam kerongkongan akhwat 37 tahun itu hingga ke pangkalnya. Hamdan yang tengah menikmati gurihnya serambi lempit bu Vyrna terkejut ketika cairan surgawi bu Vyrna menyembur kuat ke wajahnya. Rasa dahaga yang terkumpul pada diri Hamdan sejak melawan Ukhti Miya karena belum minum apapun membuat Hamdan menenggak seluruh jus segar janda cantik itu dengan penuh nafsu.
Hamdan : Glek.. Glek.. Glek.. Srruupppt.. Hmm.. sshh.. segernya nih serambi lempit.. bikin ketagihan!! Ujar Hamdan yang kembali melahap serambi lempit pink mengkilat bu Vyrna.
Bu Vyrna hanya bisa pasrah menikmati rasa geli bercampur nikmat ketika Hamdan kembali melahap serambi lempitnya. Tubuhnya terasa lemas dan masih mengejang memompa sisa-sisa cairan surgawinya yang terus dihisap Hamdan sementara kini mulut bu Vyrna harus kembali bekerja memberikan servis pada rudal kekar Hamdan yang mulai menggenjot kerongkongannya. Beberapa saat kemudian setelah Hamdan puas dengan minuman birahi dan serambi lempit bu Vyrna, ia mencabut paksa rudalnya yang masih bersarang di tenggorokan bu Vyrna yang kemudian diiringi tarikan nafas lega janda cantik itu.
Hamdan : Hei, ayo gantian! Jangan mau enaknya mulu..!! Mau jadi lonte syar’ikan?! Ayok bangun!! Bentak Hamdan sambil menampari pipi bu Vyrna.
Dengan perlahan bu Vyrna bangun dan merangkak ke arah Hamdan yang sudah terlentang di atas ranjang. Hamdan pun mengangkat kaki kanannya dan mengarahkan jemari kakinya ke arah wajah bu Vyrna. Tanpa perlu diperintah, bu Vyrna segera duduk bersimpuh dan mulai mengulum jemari kaki Hamdan satu persatu sementara tangan putih lembutnya membelai betis dan paha Hamdan yang berbulu.
Bu Vyrna : Aaumphh.. Mffh.. sruupp.. mas Hamdanhh.. srrupptt.. mmfhh.. srruphh.. mas kok perkasah banget sihh.. ahhh.. mmffhh.. srrupptt.. jari kaki mas enakhh.. srrupp..
Secara bergantian akhwat 37 tahun itu men’servis’ kaki Hamdan yang membuat Hamdan tersenyum puas melihat seorang aktivis Islam dan seorang pemilik pondok tahfidz Qur’an tengah menjual tubuh sucinya untuk dinikmati lelaki yang bukan mahramnya.
Hamdan : Hahah.. mau yang lebih enak hah?! Syaratnya jadi lonte syar’i dulu!! Kalo gamau yaa gak dapet apa-apa.. perintah Hamdan sambil menarik kakinya secara mendadak.
Bu Vyrna : Ahh.. Ahh.. mau bangethh mass.. Ahh.. sinihh.. mau emut kaki massh.. iyaahh mau banget.. ana mau jadi lonteehh syar’i mas Hamdanhh.. apaah ajah terserah mas Hamdaanhh.. shh.. ahh.. mass.. sinih.. uwwhh.. Rengek bu Vyrna yang berusaha mengulum jemari kaki Hamdan tapi wajahnya ditahan oleh kaki Hamdan yang lain.
Melihat tingkah bu Vyrna yang sudah kalap oleh birahi, Hamdan pun menurunkan kakinya. Birahi yang sudah memuncak membuat bu Vyrna kehilangan imannya dan langsung mengambil posisi Woman on Top, berjongkok di atas rudal Hamdan yang sekeras batu.
Bu Vyrna : Auuhh.. mas Hamdann.. buat ana yaah.. rudal mas buat lonte syar’i ini yaah..?? uhh.. shh.. OOOUUHH.. Lenguhan panjang Bu Vyrna mengalir bersamaan dengan rudal Hamdan yang masuk menembus liang surgawi dan membentur kuat rahimnya.
Tampak raut wajah penuh kepuasan bu Vyrna saat rudal Hamdan menyumpal bagian bawah perutnya. Pinggul bu Vyrna pun langsung bergerak maju-mundur, menggoyang kuat dan liar rudal Hamdan yang tengah dijepit kuat liang surgawinya. Toket 40F putih bulat bu Vyrna berayun-ayun mengikuti irama tubuhnya yang sedang meningkatkan kadar dosanya. Hamdan terlentang dengan kedua tangannya ia lipat dan ia gunakan sebagai bantal, menikmati pemandangan yang tersaji di atas tubuhnya. Seorang Ummahat solehah berparas cantik putih dengan mata lentik berkacamata yang setiap hari selalu menutup rapat lekuk tubuhnya dengan pakaian syar’i serba hitam dan bercadar, kini tengah ketagihan dengan rudal seorang lelaki ajnabi dan dengan senang hati menawarkan tubuh bercintainya yang putih mulus tanpa cela untuk dinikmati. Jilbab hitam jumbo yang masih menempel di kepalanya adalah bukti kalau pakaian syar’i yang ia kenakan selama ini adalah kedok untuk menutupi nafsu bercintanya yang besar.
Bu Vyrna : AHHH.. AHHH.. OOHH.. rudalHH..!! AHHH.. FUCKK.. YESHHH.. LONTEH INI LAGI KEENAKAN MASHH.. AAHH.. DUHHH.. ENAKNYAH menggenjotT.. AAHH.. rudalL.. AAHH.. OHH.. KERASHH.. MENTOKHH.. MMHH.. SHHH.. UUUHH.. MMHH.. AHHH..
Goyangan bu Vyrna makin cepat dan liar. Kedua tangannya mulai mencengkram erat dada Hamdan. rudal Hamdan yang luar biasa besar, panjang, dan keras, begitu memanjakan liang surgawi Ummahat cantik berjilbab lebar itu. Kenikmatan yang tiada tara menyebar hingga ujung tubuh bu Vyrna yang membuatnya kegirangan dan tak peduli lagi akan marwahnya sebagai seorang pengasuh pondok Tahfidz Qur’an. Hampir sekitar 5 menit bu Vyrna menggoyang rudal Hamdan dalam posisi Woman on Top. Kulit putihnya pun mulai terlihat mengkilap oleh peluh syahwatnya. Decit ranjang semakin keras dan cepat seiring bu Vyrna yang juga sudah mencapai batasnya.
Bu Vyrna : AAAH.. AAAHH.. rudalLHH.. AAHH.. MASSS.. LONTE INI MAU KELUARHH.. OOHHH.. SHHH.. OOHHH . NNGGGHHHHHH..!!
Plop.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Bu Vyrna mengangkat tinggi pinggulnya merasakan hebatnya orgasme ketiganya yang membuat rudal Hamdan terlepas dan disambut dengan semburan kuat cairan surgawinya. Matanya terpejam kuat sambil menggigit bibir bawahnya karena menahan nikmatnya klimaks ketiganya. Selama beberapa detik serambi lempit janda cantik beranak satu itu terus berkedut memompa cairan surgawinya membanjiri tembok dan head rest ranjang.
Bu Vyrna : Hh.. Hhh.. shhh.. uhhh.. Enaknyah.. rudal mas Hamdan emang yang paling perkasaaahh.. AAHHH.. OOUHH.. SHH.. AHHH.. MMHH.. FUCKK.. FUUCCKK.. AHHH.. Desah bu Vyrna yang langsung kembali melesakkan rudal perkasa Hamdan menyumpal penuh liang surgawinya.
Toket bu Vyrna yang berukuran besar kembali berayun-ayun dan mengeluarkan suara tamparan tiap kali keduanya saling berbenturan. Hamdan kali ini tak mau diam saja dan mulai meremas-remas kuat toket Ummahat pengasuh pondok itu. Sesekali tamparan keras Hamdan daratkan di toket bu Vyrna yang membuat janda cantik itu mendesah erotis menikmatinya. rudal Hamdan yang tegak keras bak monumen terasa begitu nikmat mengganjal area kewanitaan bu Vyrna yang membuatnya merem melek dan meracau liar. Permainan kasar dan profesional Hamdan dalam menggarap toket akhwat bercadar memang sudah tak perlu diragukan, terbukti hanya dalam waktu kurang dari 3 menit bu Vyrna kembali merasakan gelombang dahsyat klimaks yang mulai berkumpul di selakangannya.
Bu Vyrna : AHHH.. MASS.. AHH.. GELIHH.. AHH.. MMHH.. SSHH.. ENAKHH.. ENAK BANGETHH.. OOUHHH.. PUTINGHH.. NYAAHH.. AMPUNNHH.. MMHH.. AAHH.. OOHH.. YESS.. rudalLHH.. OHHH.. rudalLHH.. NNGGGHHHHHH..!!!
Plopp.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Bu Vyrna tak kuasa menahan orgasme ke-empatnya sesaat setelah Hamdan memelintir kuat putingnya. Kejutan birahi layaknya sengatan listrik menjalar cepat ke seluruh bagian tubuh bu Vyrna dan akhirnya membuatnya terbang dalam kenikmatan klimaks. Akhwat cantik bertoket 40F itu kembali mengangkat tinggi pinggulnya dan memancarkan seluruh syahwatnya dengan deras membasahi bagian depan ranjang dan tembok. Hamdan yang tengah menikmati pemandangan indah seorang Ummahat janda berjilbab lebar mendapatkan orgasme hebat dari rudal lelaki ajnabi pun mendapatkan hadiah facial gratis. Tubuh indah bu Vyrna agak condong ke belakang dengan disangga kedua tangannya sementara kepalanya mendongak dengan mulut menganga ketika tubuhnya mengejang melepas cairan surgawinya bak pompa hydrant.
Hamdan : Wuuhhh.. bener-bener lonte syar’i nih.. hahah.. ngecrot semaunya..!! Pantas buat di hukum!! Ujar Hamdan sambil membersihkan wajahnya.
Tubuh bu Vyrna terduduk di antara kedua kaki Hamdan setelah menuntaskan orgasmenya. Melihat bu Vyrna seperti itu, Hamdan bangun dan berdiri tepat di hadapan janda Ummahat itu dengan rudal tegangnya mengacung gagah. Bu Vyrna terkejut ketika lubang hidungnya dicolok dua jari Hamdan dan ditarik ke atas yang membuat bu Vyrna terpaksa berlutut tepat di hadapan tombak Hamdan yang mengkilap.
Hamdan : Heh!! Katanya jadi lonte syar’i??! Buka tuh mulut!! Perintah Hamdan sambil memukul-mukulkan rudalnya di wajah sayu bu Vyrna.
Aroma rudal Hamdan yang khas lelaki berpadu cairan surgawi membius nalar bu Vyrna yang membuatnya tunduk dengan segala permintaan Hamdan. Yang ada di pikirannya hanyalah ingin disetubuhi Hamdan sepuasnya. Bu Vyrna mulai membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya bak anjing kelaparan. Namun Hamdan tak kunjung memasukkan rudalnya ke mulut akhwat cantik itu.
Hamdan : mau rudal?! Minta yang bener woee lonte!!
Bu Vyrna : Aahh.. iyaah.. maaf mas Hamdan.. tolong rudalnyahh.. lonte ini pengen disodok mulutnya pake rudal perkasa mas Hamdan.. tolonghh.. lonte ini kelaparannh.. ahh.. mau disodok.. pinta bu Vyrna sambil menatap Hamdan dengan tampang mengiba.
Hamdan kembali tersenyum puas melihat sang Ummahat telah benar-benar tergila-gila dengan rudalnya. Sleephh.. OCCK!! Satu sodokan kuat melesakkan rudal Hamdan menyusuri mulut dan kerongkongan bu Vyrna hingga mentok. Hamdan mencengkram erat kepala bu Vyrna yang masih terbalut jilbab hitam jumbo itu dan dengan kasar menggempur cepat mulut bu Vyrna tanpa ampun. Decak pangkal kerongkongan bu Vyrna dihantam rudal Hamdan menggema di seluruh ruangan kamar. Air liur kental bu Vyrna pun mengalir deras membasahi dagu dan menetes ke toketnya yang ikut berayun mengikuti hantaman perut bawah Hamdan di wajahnya.
OCKK..!! OCKK..!! MMFFHH.. OCKK.. OCKK..!! UHUKK!! OCKK.. OCKK!! UHUKK!! Mata bu Vyrna merem melek menikmati mulutnya yang tengah disumpal rudal lezat Hamdan, bahkan kedua tangannya meremas bokong Hamdan berusaha supaya Hamdan lebih jauh melesakkan batang rudalnya. Hanya 2 menit Hamdan bermain dengan mulut becek bu Vyrna dan langsung mendorong bu Vyrna hingga kembali terlentang di atas ranjang. Dengan kasar dan ganas, Hamdan mengangkat kedua kaki bu Vyrna untuk disandarkan di kedua lengannya. Dengan posisi Men On Top, rudal Hamdan dengan mudah melesak masuk memenuhi seluruh liang peranakan akhwat janda pengasuh pondok itu dan menghantam kuat pintu rahimnya.
Bu Vyrna : AAAAUUHHHH.. YESH..!! YANG KASARH MASHH!! AAHH.. AHHH.. SHHH.. rudalLHH!! AAHH.. OOHHH.. MENTOKHH.. YA ALLAH.. NIKMAT BANGETTHH.. MMHH.. FUCK.. FUCK!! YESHH.. AHHH.. MMHH..
Gerakan cepat kuat pinggul Hamdan menghantam selakangan bagian bawah menyebabkan pangkal paha bu Vyrna kemerahan. serambi lempit Bu Vyrna terlihat tak mampu menahan derasnya sodokan kuat rudal Hamdan dan ikut tertarik keluar-masuk tiap kali rudal Hamdan bergerak. Racauan liar sang pemilik pondok tahfidz itu begitu keras, merangsang setiap lelaki yang mendengarnya. Seorang Ummahat penggiat generasi Qur’ani kini tengah asik membuka lebar kedua kakinya untuk disetubuhi lelaki yang bukan mahramnya.
PLOK!! PLOKK!! PLOKK!! KREETT.. KREETT..
Suara hantaman pinggul Hamdan berpadu indah dengan decit ranjang yang tengah berusaha keras menahan beban akibat kuatnya gempuran Hamdan di tubuh bu Vyrna. Posisi itu begitu sempurna bagi rudal Hamdan untuk merangsang hebat syahwat bu Vyrna dan menyumpal sempurna liang surgawinya. Pikiran bu Vyrna kosong dan hanya menikmati perzinahan dirinya dengan Hamdan yang menenggelamkannya dalam lautan kenikmatan bercinta. Kedua tangan bu Vyrna mencengkram erat sprei ranjang sementara kepalanya menoleh kanan-kiri karena kenikmatan yang tiada tara. Desahan dan lenguhan bu Vyrna semakin kuat ditambah racauannya yang semakin mirip seperti artis porno semakin menggugah syahwat Hamdan. 5 menit sudah Hamdan menggenjot bu Vyrna dalak posisi Men On Top saat tiba-tiba ia merasakan jepitan kuat liang surgawi bu Vyrna, pertanda bu Vyrna akan segera mencapai klimaksnya.
Bu Vyrna : AKH!! AKH!! MASSHH!! ENAAK BANGETHH!! TERUS SODOK LONTEH INIII..!! AKH!! OHH!! SHH.. MMHHH.. AAAHH..!! KLUAR MASHHH!! AGHH!! AAAHH!! MMMHH!! OOOUUNNGGHHHHH!!
SEEEEERRRRRR.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Hamdan segera mundur menjauh sehingga membuat kaki jenjang putih mulus bu Vyrna terjatuh di ranjang dan diikuti dengan semburan deras cairan surgawinya membanjiri ranjang. Mata bu Vyrna mendelik ke atas dengan mulut menganga dan tubuhnya mengejang merasakan seluruh birahinya mengalir cepat melalui selakangannya. Tubuh putih mulus bu Vyrna terlihat mengkilap oleh keringat hasil berzinanya dengan Hamdan yang justru menambah keindahan tubuhnya.
Belum selesai serambi lempit akhwat 37 tahun itu berorgasme, Hamdan dengan cepat dan kasar membalikkan tubuh bu Vyrna dan diposisikan doggy. Bokong putih bulat tanpa cela bu Vyrna berhiaskan serambi lempit pink yang masih memancarkan cairan surgawinya menjadi jamuan utama bagi mata Hamdan. Tanpa basa-basi Hamdan mencengkram bokong bu Vyrna dan Blesshh..!! Plok!! PLAK!! PLAKK!! PLAKK!!
Bu Vyrna : Mmhh.. shhh.. mmhh.. AGH!! AGHH!! OOUHH!! MASSHH.. HAMDANNHH..!! SSHH..!! AHH..!! rudalHH..!!
Kepala bu Vyrna tertunduk, matanya terpejam dengan mulut menganga merasakan liang surgawinya yang masih sangat sensitif harus kembali melayani rudal keras Hamdan tanpa jemu. Urat-urat pada rudal Hamdan terasa begitu nikmat menggesek dinding liang peranakan milik janda Ummahat itu. Posisi doggy semakin membuat gunung kembar raksasa bu Vyrna mengayun bebas tisp kali bokongnya dihantam pinggul Hamdan. Hanya sekitar 20an detik saja Hamdan menyodok liar serambi lempit bu Vyrna dan kemudian mencabutnya. Tentu saja hal ini membuat akhwat berkacamata itu kecewa. Namun belum sempat bu Vyrna mengeluh, ia merasakan anusnya ditembus paksa dan tersumpal penuh oleh batang kejantanan besar Hamdan.
Bu Vyrna : Sshh.. Mmhh.. kok di ca.. AAAKKK!! NNGHHH!! AGH! AGH! OOUUHH..!! DUHH..!! MMHHH.. SHHH.. AGH!! MASSHH..!! OUHHH..!! YESHH.. ANAL..!! OOUHH..!! ENAKK..!! OOHHH.. AKHIRNYAAHH..!! SODOK BOKONG LAGIIHH.. OOHH!! TERUSSHH..!! AAHHH.. MMMHH..
Sempit dan hangatnya anus bu Vyrna membuat Hamdan keenakan. Jepitan sempurna dinding anus bu Vyrna memijat sempurna setia bagian batang rudal Hamdan yang membawanya terbang dalam buaian nikmat. Tak puas dengan itu, Hamdan menarik kedua tangan bu Vyrna dan ia jadikan seperti tali kekang layaknya naik kuda. Hamdan kini semakin liar dan kasar menggempur liang bo’ol akhwat 37 tahun itu tanpa ampun. Mata bu Vyrna mendelik ke atas, mulutnya kembali menganga dan lidahnya menjulur merasakan nikmat yang luar biasa di liang anusnya yang disesaki dan dipaksa melar oleh rudal Hamdan. Meski harus bertahan hanya dengan kedua lututnya sebagai tumpuan, justru bu Vyrna tak lagi meracau karena nikmat anal bercinta yang ia rasakan. Tak pernah ia sangka kalau anal bisa se-nikmat ini baik bagi bu Vyrna maupun Hamdan keduanya sudah tak lagi mempedulikan akan larangan agama. Memk bu Vyrna terlihat mulai berkedut menyambut datangnya gelombang orgasme yang memenuhi dirinya yang tak lagi mampu ia tahan.
Bu Vyrna : AKHH!! AGH!! DHH..!! ENAK BANGET MASS.. !! AHH!! LONTEH INI SUKA BANGET ANALLH..!! AHHH!! OGHH!! NGGHH!! YANG KUAT MASSHH..!! TERUSHH..!! AKHH!! ENAK BANGETHH..!! AHH.. GA TAHAAAANNNN..!!
SEEERRRR.. SRRRRRRRR.. SEEEEERRRRRR..
Bu Vyrna melenguh keras merasakan nikmatnya anal-orgasm. serambi lempitnya memuntahkan cairan surgawi lebih deras daripada ketika ia di obok-obok liang surgawinya. Seluruh tubuh bu Vyrna mengejang, kedua pahanya bergetar hebat merasakan kenikmatan yang belum oernah ia rasakan sebelumnya.
Hamdan : Fuuhh.. mantab bet nih bokong lonte Syar’i.. emang top quality nih.. ahahah.. puji Hamdan pada bu Vyrna sambil menampar bokong bu Vyrna hingga kemerahan.
Bu Vyrna : Uummhh.. enak bangethh mass.. shhh.. rudalnyah.. ahhh.. mas Hamdan suka bokong lonte inihh..?? Ummhh.. shhh.. pakai aja sesuka mas Hamdanhh.. AKH!! AKHH!! OOHH!! NGHH!! FUCK!! IYAAH TERUSHH.. MASSHH..!! OOHH!! SHHH..!! NIKMATNYAHH.. ANAL..!! AAHH..!!
Mendengar bu Vyrna sudah merelakan tubuhnya, Hamdan dengan penuh nafsu kembali menggempur liang bo’ol pemilik pondok itu sepuasnya. Tangan kiri Hamdan mencengkram pinggul bu Vyrna sementara tangan kanannya menarik kuat jilbab jumbo Ummahat berusia 37 tahun berkacamata itu sebagai tumpuannya yang membuat bu Vyrna mendongak dengan mulut menganga. Desahan dan racauan bu Vyrna terus menggema memanjakan telinga setiap lelaki pecinta akhwat binal yang mendengarnya.
PLOK!! PLOKK!! PLOKK!! KREETT!! KREETT!!
Suara hantaman pinggul Hamdan dan decit ranjang tetap menjadi soundtrack utama perzinahan liar kedua penggiat dakwah Islam itu. Anus sempit bu Vyrna ikut tertarik keluar-masuk seiring dengan gerakan rudal Hamdan yang liar membombardir pertahanan bokongnya. Beruntung posisi rumah bu Vyrna agak jauh dari pondok utama sehingga teriakan erotis bu Vyrna ketika mengerang, mendesah, dan melenguh merasakan nikmatnya berzina tak didengar orang lain. Hanya saja Ummi Pipik yang berada di lantai satu tak bisa tidur karena mendengar asiknya kedua anak adam di lantai dua yang tengah menyelami lautan dosa.
Ummi Pipik : Wahh.. Waahh.. enaknya semangat muda.. ahahaha.. pantes aja Vyrna mau banget di rudali tuh anak.. garang gitu.. Gumam Ummi Pipik yang tengah tiduran hanya mengenakan Bra dan G-String sambil memantau praktikum para santriwati tentang oral-bercinta dan anal sementara tangan kanannya tengah sibuk mencolok-colok serambi lempit hitamnya yang becek di antara kedua paha montoknya yang mengangkang lebar.
Bokong bu Vyrna yang tadinya putih mulus bulat tanpa cela kini berubah merah cerah setalah dihantam pinggul dan tamparan keras Hamdan. Meski diperlakukan kasar, justru bu Vyrna semakin terangsang dan ingin lebih jauh disenggamai. 15 menit pun berlalu di mana bu Vyrna pun sudah mencapai batasnya dan tak mampu lagi menahan ledakan orgasmenya yang entah sudah keberapa kalinya.
Bu Vyrna : AGH!! AAHH!! AAHH!! ENAKNYAHH MAASS..!! AAAHH!! TERUSSHH!! SODOK TERUSSHH BOKONG NIH LONTEH SYAR’I..!! UUHH..!! MMHH!! AAHH..!! OOUUHH..!! AAHH..!! GA TAHAANN YA ALLAAHH..!! AAAAAAHHHHHH..!!!
SPLOK!! SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEEEERRRRRR..
Hamdan melesakkan rudalnya sedalam mungkin di anus bu Vyrna bersamaan dengan serambi lempit ummahat 37 tahun itu menyemburkan cairan surgawi dengan deras. Tubuh langsing putih Bu Vyrna mengejang kuat memompa habis seluruh syahwatnya dan membuat ranjang tempat keduanya memadu kemaluan menjadi becek. Rasa lelah bercampur nikmat menguasai tubuh bu Vyrna yang membuat kepalanya kini lemas di atas ranjang. Nafas bu Vyrna tersengal-sengal dengan mata sayu sementara jilbabnya sudah acak-acakan. Posisi bokong bu Vyrna yang masih menungging tinggi tak Hamdan sia-sia kan dan langsung kembali menggenjot bokong bulat janda cantik berjilbab lebar itu. Dengan posisi Rear-Admiral Hamdan bisa lebih jauh dalam melakukan penetrasi ke dalam anus sempit bu Vyrna. Bu Vyrna mendesah keras saat Hamdan menampar kedua paha putih mulusnya agar merapat. Tentu saja hal ini membuat rudal Hamdan semakin terjepit kuat oleh dinding anus bu Vyrna yang malah semakin membuat akhwat pemilik pondok itu ketagihan. Bu Vyrna tak bisa merasakan yang lain selain kenikmatan yang luar biasa dan terus menerus yang datang menjalar ke sekujur tubuhnya dari kerasnya rudal Hamdan di anusnya.
Setiap kali Hamdan menghantamkan pinggulnya, sensasi sengatan nikmat menjalar cepat dan menghancurkan kesadaran bu Vyrna sebagai seorang muslimah yang seharusnya menjaga diri dari hal terlarang seperti ini. Ranjang tempat keduanya memacu kadar dosa berdecit keras seperti hendak patah karena menahan kuatnya gempuran Hamdan di bokong bu Vyrna.
Bu Vyrna : AHH!! AHH!! OHH!! FUUCKK.. FUUCKKK.. AHH!! rudal!! AHH!! ENAAK..!! ENAK BANGET.. GENJOT YANG. KUAT MASSHH.. AHH!! HUKUM LONTEH INIHH..!! AHH.. MMHH.. MMHH.. YA AALLAAH.. ENAK BANGETHH.. SHHH.. OUHH.. OUHH.. GA TAHANN LAGIIIHHH.. AAHH.. NNGGGHHHHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEEEERRRRRR..
Mata bu Vyrna terlihat nanar dengan menggigit bibir bawahnya menahan nikmatnya orgasme sementara kedua tangannya mencengkram erat sprei ranjang yang sudah basah kuyup. Genjotan Hamdan tak kunjung berhenti membuat semburan cairan surgawi bu Vyrna menyebar ke seluruh tempat. Hampir sekitar 8 menitan Hamdan menyodok bu Vyrna dengan posisi itu sebelum ia berhenti karena kecapekan. Untuk beberapa saat ia membiarkan tubuh putih mulus bu Vyrna mengejang melepas sisa-sisa orgasme. Nafas Hamdan tersengal-sengal dengan peluh membanjiri tubuhnya setelah sekitar 40an menit menghajar lonte syar’i barunya.
Hamdan : Hhh.. Hhh.. boleh juga nih lonte.. hahah.. Heh!! Siapa suruh santai-santai!? Gantian yang goyang!! Perintah Hamdan pada bu Vyrna yang masih menggelepar setelah bertahan melawan dahsyatnya gempuran Hamdan.
Bu Vyrna : Aahh.. iyaah.. maaf mas Hamdanhh.. Jawab bu Vyrna sambil berupaya bangun.
Hamdan yang cukup lelah men-doggy Ummahat berkacamata itu kini terlentang di ranjang dengan kepalanya beralaskan bantal. Hamdan pun mengarahkan bu Vyrna untuk berjongkok di atas rudalnya dengan posisi Reverse Cow-Girl sehingga punggung bu Vyrna yang menghadap ke arah wajah Hamdan. Bu Vyrna seperti agak terganggu dengan jilbab syar’i jumbonya, dan dengan tanggap Hamdan pun membantu mengikatnya. Kedua paha mulus bu Vyrna dibuka lebar dan dengan bantuan tangan kanannya ia mengarahkan rudal besar panjang Hamdan ke arah anusnya. Prrrt.. Blesshhh..
Bu Vyrna : OOOUUHH.. SHHH.. AHHH.. PENUH LAGIIIHHH.. MMHHH.. SSSHH.. AHH.. AHH.. MMHH.. EMMHH.. SHHH.. AHH.. rudalLHH.. SHH.. FUCKHH.. YESHH.. rudal SEDAPHH.. AUHH.. MHH.. OOHH..
PLOK.. PLOKK.. PLOKK..
Tubuh bu Vyrna agak condong ke depan dan ditopang oleh kedua tangannya, sementara pinggul bercintai bu Vyrna bergerak mantab naik-turun men’servis’ rudal Hamdan di liang bo’olnya. Ranjang pun harus kembali berdecit dan menjadi saksi bisu liarnya persetubuhan keduanya siang itu. Bongkahan gunung kembar bu Vyrna yang menjadi idaman para lelaki ikut menari eksotis menciptakan nada yang menggugah syahwat setiap kali keduanya saling berbenturan. Dinding anus bu Vyrna tak ada ubahnya dengan serambi lempit, bisa dipakai kapanpun ia mau. Ukuran rudal King-size Hamdan memang menyihir semua akhwat yang sudah pernah ditembus baik serambi lempit maupun anusnya dan mereka pun rela menyerahkan tubuhnya untuk disetubuhi Hamdan tiap waktu.
Bu Vyrna memvariasikan gerakan pinggulnya dengan goyangan memutar dan maju mundur. Perut ramping janda 37 tahun itu terlihat menggembung tiap kali ia menggerakkan pinggulnya maju karena didesak rudal Hamdan dari dalam. Desahan dan erangan bu Vyrna semakin tak karuan merasakan sensasi kenikmatan tiada henti yang diberikan rudal perkasa Hamdan, bahkan kini pinggulnya bergerak liar dengan sendirinya. Kadar birahi yang terlalu tinggi telah mengubah bu Vyrna menjadi akhwat binal pecinta bercinta yang tak bisa hidup tanpa kehadiran batang kejantanan lelaki menggagahi dirinya. Mata sayu dan mulut bu Vyrna yang tak hentinya mengerang menjadi bukti dirinya telah jatuh dalam jurang kenikmatan zina.
Bu Vyrna : AUUHH.. ISHH.. MMHH.. UHH.. KON.. TOLLHH.. NAKALHH.. AAHH.. AMPUN MASSHH.. BIKIN.. NAGIIHH.. MMHH.. AAAHH.. KELUARHH.. OOOUUNNGGHHHHH..!!
SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEEEERRRRRR..
Akhwat berkacamata pemilik pondok itu mengangkat pinggulnya hingga posisi tubuhnya seperti orang yang bersiap lari sprint. Hamdan bisa melihat jelas belahan bokong bu Vyrna yang dihiasi anus merekahnya dan serambi lempit pinknya yang sedang menyemburkan cairan surgawi khas akhwat dengan deras di antara kaki putih mulus jenjangnya. Hampir lebih dari 10 detik tubuh bu Vyrna mengejang memompa habis cairan surgawinya yang kembali membanjiri rudal dan ranjang sebelum akhirnya ia lunglai lemas. Hamdan yang masih belum klimaks setelah tadi memperawani Ukhti Miya, dengan tanggap tak memberikan bu Vyrna sedikitpun waktu untuk istirahat. Ia menarik bu Vyrna hingga condong ke belakang dengan punggung bu V berhadapan dengan dada Hamdan dan ditopang oleh kedua tangan bu Vyrna. Perlahan bu Vyrna menurunkan pinggulnya yang kini tepat di atas rudal Hamdan dengan kedua pahanya terbuka lebar. Sleebb.. Bleshh.. dengan bantuan kedua tangan Hamdan yang mencengkram dan sekaligus menahan pinggulnya, rudal perkasa Hamdan kembali menusuk cepat liang anus bu Vyrna.
Bu Vyrna : HIIIIHHHH.. UMMHH.. UMMHH.. NGHH.. MAASHH.. AHHH.. OOUUHH.. SODOK TERUSHH.. AHHH.. ENAKNYAHHH.. AHHH.. SHHH.. rudalIN LONTEH INI TERUSHH MASSHH.. OUUHH.. OHHH.. rudalHH.. OHHH.. SHHH.. OHHH.. NGGGHH..
Hamdan menahan pinggul bu Vyrna dengan kedua tangannya sehingga ada jarak antara bokong Bu Vyrna dengan pinggulnya. Hamdan kali ini menggunakan semua sisa tenaganya menggerakkan pinggulnya naik turun cepat menggempur ummahat berkacamata itu hingga bokong putihnya kemerahan. Suara hantaman pinggul Hamdan di pinggul di bokong bu Vyrna begitu keras menggema bahkan terdengar hingga lantai satu tempat Ummi Pipik tengah asik masturbasi sambil membayangkan serambi lempitnya disodok liar rudal Hamdan. Toket bulat 40F bu Vyrna berguncang hebat naik turun mengikuti liarnya Hamdan siang itu. serambi lempit Bu Vyrna menggembung setisp Hamdan menghantamkan pinggulnya kuat-kuat yang membuat rudalnya menekan seluruh organ kewanitaannya. Hampir 1 jam sudah Hamdan menggenjot seluruh lubang kenikmatan pada tubuh bu Vyrna hingga akhirnya ia merasakan klimaksnya mulai mendesak di ujung rudalnya.
Hamdan : Nghh.. Nghh.. uhh.. kluarin dimana nih lontehh?! Cepet bilang!! Bentak Hamdan sambil terus menggenjot anus bu Vyrna yang mulai melar.
Bu Vyrna : AHHH.. AHHH.. MAUHH MASS.. MULUT LONTEHH INIHH.. KLUARIN DI MULUT..AHH.. LONTE INI HAUS MASHH.. HAUS BANGETHH.. SINIHH.. AHHH.. UHH.. HAEMPHH.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. SRUUPP.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. OCKK..
Mendengar Hamdan akan segera menumpahkan lahar hangatnya, bu Vyrna tak ingin tiap tetes sperma Hamdan terbuang. Meski tenaga sudah terkuras, ummahat berkacamata cantik itu dengan sekuat tenaga segera mengganti posisinya menungging di antara selakangan Hamdan dan dengan rakusnya bu Vyrna melahap total batang rudal Hamdan. Kocokan cepat kepala Bu Vyrna menelusuri kejantanan Hamdan dari ujung hingga pangkalnya ditambah remasan lembut tangan akhwat berjilbab lebar itu di zakarnya membuat Hamdan tak mampu lagi bertahan.
Hamdan : Ughh.. Shh.. nihh makan siangmu lonte syar’i!!
CROTT.. CROOTT.. CROOTT..
Bu Vyrna mengulum seluruh batang rudal 25cm Hamdan hingga hidung dan wajahnya menempel di selakangan Hamdan. Mata bu Vyrna mendelik ke atas merasakan derasnya sperma Hamdan membanjiri lambungnya yang juga membuat janda ummahat itu orgasme di saat yang sama. Tangan kanan lembut bu Vyrna masih tetap memijat zakar Hamdan berharap semua sperma Hamdan tuntas keluar. Sementara tubuh bu Vyrna masih mengejang memompa cairan surgawinya, sehingga pemandangan erotis terlihat dari belakang di mana bokong putih bulat seorang akhwat bercadar dengan anus yang menganga tengah menyemburkan cairan khas akhwat di antara kedua pahanya yang mengangkang dikarenakan rudal kekar lelaki.
Bu Vyrna : Glup.. Glup.. Sruupp.. Mmhh.. Srruuppt.. Mmpuah.. makasih banget mas buat makan siangnyahh.. sluurrpp.. sluurrpp.. eemhh.. lezat banget lohh.. Puji bu Vyrna yang puas menelan sperma Hamdan sembari sibuk menjilati bersih seluruh batang rudal Hamdan.
Hamdan : Hemfh.. capek banget nih.. afwan bu.. tadi ana kassr sama bu Vyrna.. ujar Hamdan yang masih kelelahan.
Bu Vyrna : Hihih.. gapapa lah mass.. malah ana seneng banget tadi dientot kasar kayak gituhh.. uhhh.. enaknya gak ketulungan.. kok bisa sih mas Hamdan sayang perkasa banget?? Ana ampe klepek-klepek nih.. kata bu Vyrna yang mulai berglendotan di atas dada bidang Hamdan.
Hamdan : Hem? Apa ya? Ana juga gatau bu.. ohh.. tadi kan ana udah keluar waktu sama Ukhti Miya, jadi waktu lawan bu Vyrna bisa tahan lama deh.. hahaha.. jawab Hamdan sambil tangan kirinya meremas bokong bulat kemerahan bu Vyrna.
Bu Vyrna : Oohh.. gitu yaah.. brarti sekali keluar butuh waktu lama ya mas buat bisa keluar lagi?? Tanya bu Vyrna sembari kepalanya disandarkan di dada Hamdan sehingga membuat toket 40F miliknya tergencet di antara tubuhnya dan Hamdan.
Hamdan : Ahahaha.. yaa gitulah bu.. Hoahmm.. capek nih.. bobo yu lonte syar’i ku.. Goda Hamdan sambil tangan kirinya menampar bokong bu Vyrna.
Bu Vyrna : Ahhh!! Shh.. nakal yahh.. He’emh.. bobo bareng mas yaahh.. jawab bu Vyrna dengan suara lemah karena kelelahan.
Lelah yang menumpuk membuat kedua anak adam penggiat dakwah Islam itu tertidur bugil di ranjang mewah yang sudah basah kuyup oleh cairan orgasme akhwat bercadar. Ummi Pipik pun ikut terlelap dengan kakinya mengangkang setelah masturbasi dan orgasme beberapa kali sementara HPnya masih menyala yang menyiarkan kegiatan para santriwati berlatih anal-bercinta dan anal-insertion. Sekitar jam 13.30 para santriwati dan ustadzah kembali ke kamar masing-masing untuk istirahat.
Hamdan : Hooaahhm.. ahh.. puasnya tidur.. jam brapa sekarang?? Weehh.. udah jam 4 sore.. mana belum sholat dhuhur juga.. gumam Hamdan yang ketiduran dan segera bangun untuk persiapan sholat.
Beberapa detik setelah bangun, Hamdan baru menyadari kalau bu Vyrna sudah tidak ada di kamar itu. Ia berpikir mungkin bu Vyrna bangun lebih dulu karena ada banyak hal yang harus ia kerjakan. Saat hendak keluar kamar, Hamdan juga baru ingat kalau seluruh pakaiannya ada di bawah yang membuatnya terpaksa turun ke lantai satu dengan bugil.
Hamdan : Lohh.. dek Miya?? Ngapain di sini?? Tanya Hamdan yang terkejut melihat Ukhti Miya tertidur di kursi di depan kamar.
Ustadzah Miya : Ehh.. mmhh.. Afwan ustad ana malah ketiduran.. tadi ummi minta buat ana temenin ustad, sekalian memberitahu kalau ustad Hamdan diminta untuk menjadi imam sholat Maghrib berjamaah nanti.. kata Ukhti Miya sambil menunduk malu.
Hamdan : Oohh.. gitu yah.. afwan yah ana malah bikin dek Miya jadi repot gini.. jawab Hamdan sambil menyilangkan kedua tangannya di dada karena tahu kalau Ukhti Miya sedang memandangi rudalnya yang lemas menjulur.
Ukhti Miya : Umm.. Gapapa kok ustad.. mari ustad, sudah ana siapkan makanan untuk ustad.. jawab Ukhti Miya yang masih tak bisa melepaskan pandangannya dari selakangan Hamdan.
Ukhti Miya pun berjalan lebih dulu dan disusul Hamdan. Wangi parfum khas akhwat membelai hidung Hamdan. Siang itu Ukhti Miya tetap tampil cantik dengan kacamatanya sementara tubuh putih bercintainya dibalut jilbab, abaya, dan cadar butterfly hitam. Meski sudah tertutup rapat, liuk bokong Ukhti Miya saat berjalan masih terlihat jelas yang membuat tangan kiri Hamdan secara refleks meremasnya.
Ukhti Miya : Ahh.. shh.. ustad.. malu kalau dilihat orang.. tegur Ukhti Miya sambil tangan kanannya menggenggam lemah tangan kiri Hamdan yang masih asik meremasi bokong bulat hafidzah 28 juz itu.
Hamdan : Lho?? Malu?? Padahal tadi pagi ngga malu tuh.. hahah.. emang ada orang lain dek selain kita..?? Tanya Hamdan menggoda Ukhti Miya.
Ukhti Miya : Aahh.. duuhh.. jangan cerita siapa-siapa yah ustad soal tadi pagi.. yaaa.. Cuma ada kita berdua ustad.. jawab Ukhti Miya masih sambil menunduk malu namun kali ini tangannya tak lagi menggenggam tangan Hamdan yang semakin kuat meremas bokongnya.
Hamdan : Oohh.. kalau itu mah bu Vyrna dan Ummi Pipik udah tau.. tapi ana bisa jamin ga akan cerita sama yang lain kalau dek Miya mau lakuin ini.. Jawab Hamdan yang kemudian berbisik pada Ukhti Miya.
Ukhti Miya : Mmm.. Na’am ustad, kalau itu yang ustad mau.. jawab Ukhti Miya yang sedikit terkejut mendengar permintaan Hamdan dan berlaku menuju dapur untuk menyiapkan makanan.
Sembari menunggu, Hamdan pun segera menuju kamar tamu yang ternyata sudah rapi kembali. Sprei yang becek telah diganti dan ditambah wewangian yang semerbak mengharumkan ruangan. Baju dan sirwal Hamdan pun terlipat rapi di pinggir ranjang. Melihat semuanya telah beres, Hamdan cepat-cepat mandi junub dan melaksanakan sholat jama’ Dhuhur dan Ashar. Waktu menunjukkan jam 16.30 ketika Hamdan sudah kembali rapi dengan gamis dan sirwalnya. Laparnya perut membuat Hamdan bersegera menuju ruang makan.
Lokasi ruang makan sebenarnya satu ruangan dengan ruang tamu, hanya dipisah oleh sekat dari anyaman bambu. Sembari menunggu makanan, Hamdan mengecek HPnya dan ternyata sudah banyak chat dari para akhwat yang pernah ia setubuhi baik dari Ukhti Hafshah, Ukhti Nadia, Bu Zaskia, Bu Susan, dll. Namun pesan WA dari Alisa saja yang Hamdan balas lebih lanjut. Saat sedang asik membalas chat dari Alisa, Hamdan di buat terpana oleh kehadiran Ukhti Miya yang sudah membawa baki berisi makanan untuknya. Yang lebih mengejutkan Hamdan, Ukhti Miya benar-benar hanya mengenakan apron putih mini yang memang tersedia di dapur. Bahkan untuk menutup puting Ukhti Miya saja hampir tidak muat dan panjang apron hanya sepangkal paha, sehingga toket Ukhti Miya terlihat begitu ketat menonjol dengan serambi lempit yang hampir tampak. Tubuhnya yang putih mulus tanpa cela dengan pinggul lebar semakin menambah kecantikan Ukhti Miya. Hanya tersisa cadar butterfly hitam saja yang menutupi wajahnya. Ukhti Miya yang berada di samping kanan Hamdan mulai menghidangkan makanan dengan agak membungkuk di hadapan Hamdan. Hal ini membuat punggung putih mulus Ukhti Miya terpampang indah di mata Hamdan. Ditambah bokong bulat kencangnya semakin membuat Hamdan bergairah untuk meremasnya. Toketnya yang berukuran 36D terlihat menggantung penuh di balik apron mini yang menyiksa gunung kembarnya.
Hamdan : Naah gini baru mantab.. kata Hamdan sambil meremas gemas bokong Ukhti Miya yang mulus tanpa cela dengan tangan kanannya.
Ukhti Miya : Auuhh.. Shhh.. Afwan Ustad.. silakan dinikmati nanti keburu dingin.. jawab Ukhti Miya yang hendak beranjak pergi.
Hamdan : Lhoohh.. mau kemana dek Miya?? Sini duduk.. ana maunya disuapin aja.. ujar Hamdan sambil menarik pinggul Ukhti Miya hingga berada di dekapannya.
Ukhti Miya : Ahh.. Na’m ustad.. jawab Ukhti Miya yang kemudian duduk di sisi kanan Hamdan.
Hamdan sama sekali tak menyia-nyiakan perlakuan spesial yang diberikan bu Vyrna padanya yang bebas melakukan apapun sesuai hasratnya, termasuk menjadikan Ukhti Miya sebagai pelayan pribadinya. Sembari menikmati makanan yang disuapkan oleh akhwat cantik Lombok itu, tangan kanan Hamdan begitu lincah menggerayangi tubuh terawat Ukthi Miya. Mulai dari meraba-raba paha putih mulusnya, kadang pula menyelinap di bawah bokong dan meremasi bokong sang hafidzah, kadang pula merogoh masuk ke balik apron dan meremas-remas kenyalnya toket 36D milik akhwat cantik itu. Ukhti Miya sendiri tidak menolak apa yang dilakukan Hamdan padanya dan bahkan ia menikmati kenakalan tangan Hamdan di tubuh sucinya yang selama ini selalu ia jaga dari pandangan lelaki ajnabi.
Ukhti Miya : Uuhh.. Ustaadd.. nakal sihh.. nanti gak selesai-selesai lhoo makannya.. kata Ukhti Miya manja sambil menyuapkan makanan.
Hamdan : Hahah.. bukannya dek Miya juga suka kalau lama-lama dimaenin gini?? Kata Hamdan sambil meremas toket dan memilin puting Ukhti Miya.
Ukhti Miya : Aahhh.. Sshh.. Ustadd ihhh.. Shhh.. Mmmhh.. tubuh Ukhti Miya menggeliat keenakan saat Hamdan memainkan putingnya.
Sembari menikmati makan siang, Hamdan memperhatikan setiap detil acara upgrading sesi 2 yang disiarkan langsung melalui web pribadi pondok. Ummi Pipik sore itu mengawali acara upgrading dengan melakukan ‘checking’ pada tiap santriwati. Semua santriwati yang berjumlah 40 orang diminta untuk mengambil posisi doggy dengan kedua tangan mereka di lipat di atas bangku belajar. Kemudian masing-masing santriwati diminta untuk menaikkan abaya hitam mereka sehingga bokong kencang mulus para santriwati kini terekspos tanpa tertutup apapun. Sebelum menutup upgrading sesi 1 ditutup, Ummi Pipik sudah berpesan pada para ustadzah sebior untuk memberitahu para santriwati agar tidak mengenakan Bra dan CD. Ummi Pipik bersama para ustadzah senior baik Ukhti Auliya, Ukhti Muna, bahkan bu Vyrna, berkeliling mengecek setiap bokong santriwati apakah sudah tersumpal oleh medium anal-plug sesuai yang diinginkan Ummi Pipik atau belum.
Ummi Pipik : Hemm.. Oke.. Khoyr.. Yak.. Bagus juga.. baik.. Alhamdulillah.. ternyata para adek-adek sekalian memang muslimah pilihan di pondok ini. Tak banyak yang bisa seperti santriwati sekalian pada pengalaman pertama langsung mampu mengenakan anal-plug ukuran medium. Ummi yakin ke depannya adek-adek santriwati semua akan menjadi seorang hafidzah dan juga istri idaman surga yang bisa melayani suami ataupun lelaki manapun dengan baik.. ujar Ummi Pipik memberikan penghargaan pada para santriwati karena telah mampu melaksanakan salah satu kurikulum baru di pondok bu Vyrna.
Ummi Pipik pun melanjutkan penjelasannya tentang sesi 2 yang akan membahas tentang masturbasi. Ummi Pipik pun memulai sesi 2 dengan memberikan hadiah kepada beberapa santriwati berprestasi yang sudah mampu mengenakan anal-plug ukuran besar.
Ummi Pipik : Nah sebelum ummi melanjutkan ke sesi 2, Ummi akan panggil beberapa santriwati yang berprestasi dari sesi 1 yang nantinya akan mendapatkan hadiah berupa akses penuh ke website-website edukasi bercinta muslimah dan juga training eksklusif bersama ustad Hamdan selaku pembina utama materi “Keharmonisan Dalam Rumah Tangga” di pondok ini.. Jelas bu Vyrna yang disambut tepuk tangan meriah santriwati mengiringi lima santriwati berprestasi dari sesi 1.
Hamdan : Lhah sejak kapan aku jadi pembina?? Ahahah.. seenaknya aja nih Ummi Pipik sama bu Vyrna.. ujar Hamdan yang kini sudah berpindah duduk di sofa ruang tamu sementara Ukhti Miya duduk di sebelah kiri Hamdan ikut menyaksikan acara live di ruang utama pondok.
Ukhti Miya : Wahh.. Alhamdulillah yah ustad.. ana ikut senang lhoo.. ucap Ukhti Miya dengan ekspresi mata senang mendengar kabar itu meski Hamdan juga tau daritadi tangan Ukhti Miya meraba-raba pangkal pahanya.
Hamdan : Iya sihh.. ahahaha.. btw, kalo dek Miya pengen banget tuh ngomong aja.. celetuk Hamdan sambil menatap santai Ukhti Miya yang nampak terkejut.
Ukhti Miya : Ehh.. mak.. maksudnya apa ustaad..?? Ana ga paham.. jawab Ukhti Miya dengan nada malu-malu sementara kedua tangannya kini berada di atas paha putih mulusnya.
Hamdan : Udaahh.. ana tau kok.. buruan giihh.. keburu maghrib loohh.. goda Hamdan sambil meremas toket kiri Ukhti Miya yang tertutup apron.
Ukhti Miya : Mmhh.. beneran boleh ustad?? Shh.. syukron ustad.. Jawab akhwat cantik kelahiran lombok itu yang bersegera doggy di antara kedua paha Hamdan.
Ukhti Miya yang sudah menjadi budak nafsu dalam dirinya, dengan kedua tangan mulusnya melepas perlahan sirwal Hamdan. Mata lentiknya terpana saat melihat rudal yang ia idamkan kini bebas ia santap. Tanpa dikomando lagi, hafidzah 28 juz itu mulai menjilati rudal 25cm Hamdan yang masih terkulai lemas. Dengan penuh nafsu Ukhti Miya menjilati dan menciumi rudal Hamdan selama sekitar 5 menit sebelum akhirnya ia menyumpal tenggorokannya sendiri dengan rudal lezat Hamdan. Pemandangan ironis sekaligus erotis kembali terjadi melihat seorang akhwat hafidzah 28 juz yang hari-hari menghabiskan waktunya menghafalkan kitab suci Al Qur’an kini tengah menjadi budak hasrat bercintaualnya. Ia rela hanya mengenakan apron saja, menampakkan keindahan dan kebercintaian tubuhnya, dan tak peduli lagi dengan marwahnya, hanya untuk sekedar menikmati rudal seorang pria ajnabi di mulut sucinya. Hamdan terkekeh puas melihat seorang akhwat bercadar yang selalu menghafal Qur’an kini telah menjadi alat pemuas bercintanya dan rela diperintah apapun asalkan rudalnya bisa si akhwat nikmati.
Hamdan : Aaaaahhh.. benar-benar surga dunia.. udah Solehah, bercadar, cantik-cantik semua.. tambah pemuja rudal juga.. the best laahh.. ahahaha.. gumam Hamdan yang tengah asik melihat praktikum sesi 2 berlangsung dan menikmati seorang hafidzah di rudalnya.
Dalam tayangan itu terlihat Ummi Pipik mulai menjelaskan beberapa bagian tubuh wanita yang biasa di rangsang saat masturbasi.
Ummi Pipik : Perhatikan semuanya.. bagian pertama adalah bibir serambi lempit. Di sini merupakan bagian tubuh yang paling sensitif untuk dirangsang, ditambah lagi di bagian atas, di titik ini ada satu organ kecil bernama “klitoris” atau biasa disebut “kelentit”, yang apabila dirangsang akan memberikan sensasi kenikmatan yang luar biasa.. Jelas Ummi Pipik sambil menunjukkan tiap bagian dari serambi lempit perempuan.
Ummi Pipik juga menjelaskan tentang area G-Spot wanita yang berada di dalam liang surgawi, hanya saja ia melarang para santriwati untuk masturbasi dengan memasukkan jemari ke serambi lempit selama mereka masih perawan.
Ummi Pipik : Naahh.. untuk mengantisipasi hal itu, ada bagian kedua dari tubuh kita para wanita yang juga biasa dimainkan saat masturbasi, yaitu payudara. Meskipun tak se-sensitif serambi lempit, namun meremas payudara saat masturbasi bisa menambahkan tingkat kenikmatan yang dirasakan. Dan juga sama halnya dengan serambi lempit, di payudara terdapat satu organ kecil bernama “Puting” yang jika dipilin-pilin saat masturbasi akan mendatangkan sensasi nikmat yang hebat.
Setelah penjelasan tentang titik-titik penting tubuh wanita yang biasa dirangsang saat masturbasi, Ummi Pipik melanjutkan dengan cara-cara masturbasi. Ia kemudian meminta para santriwati untuk duduk mengangkang, membuka lebar kedua kakinya hingga serambi lempit dan anus mereka yang masih tersumpal anal-plug plug terlihat. Kemudian Ummi Pipik juga meminta para santriwati untuk menyibakkan jilbab syar’i mereka, membuka bagian depan gamis/abaya mereka, dan mengeluarkan toket mereka sendiri agar mudah saat latihan masturbasi nanti.
Ummi Pipik : Baik.. sekarang silahkan perhatikan layar di depan. Ummi akan memperlihatkan 2 video. Nahh.. selama 2 video itu diputar, silakan adek-adek santriwati semua masturbasi sepuasnya. Bagi mereka yang bisa mencapai dua kali orgasme atau lebih sebelum video berakhir akan mendapatkan hadiah berupa akses penuh ke website-website edukasi bercinta muslimah dan juga training eksklusif bersama ustad Hamdan. Apabila ada santriwati yang berprestasi baik di sesi 1 dan 2 maka akan mendapat hadiah tambahan berupa “Malam Intim Eksklusif” bersama ustad Hamdan di hotel bintang 5.
Mendengar kalau kesempatan menang masih ada, para santriwati terlihat gembira dan menjadi terpacu untuk bisa ‘berprestasi’. Ummi Pipik pun memulai video pertama yang menampilkan seorang akhwat bercadar tengah masturbasi di toilet hingga squirting hebat, sementara video kedua menayangkan adegan bercinta FMM (Female-Male-Male) Threesome seorang wanita cantik putih pirang melawan 2 negro berrudal jumbo. Gaya bercinta hardcore yang dimainkan kedua lelaki negro itu membuat si wanita berkali-kali squirting. Desahan dan erangan si wanita menikmati kedua rudal jumbo menggilir setiap lubang di tubuhnya, menggema di seluruh ruang utama pondok. Tak ayal semua santriwati kini tenggelam dalam nikmatnya lautan birahi. Lenguhan, rintihan, desahan para calon penghafal Qur’an yang tengah berusaha menggapai kenikmatan saling sahut menyahut. Hamdan pun mulai terangsang ketika satu per satu aksi santriwati yang tengah mengangkang dengan tangan mereka sibuk memainkan serambi lempit indah yang ada di antara kedua kaki putih mulus tanpa cela mereka, sementara tangan yang lain sibuk meremas toket mereka sendiri secara bergantian, yang direkam secara detail. Anal-plug ukuran medium yang menyumpal liang bo’ol para santriwati menambah kenikmatan yang dirasakan para calon hafidz itu. Setelah sekitar 4 menit kemudian beberapa santriwati mulai orgasme dan menyemburkan cairan surgawi mereka dengan deras. Hingga video berakhir hanya ada sekitar 8-10 santriwati saja yang berhasil orgasme lebih dari 2x.
Ummi Pipik : Alhamdulillah.. gimana adek-adek sekalian..?? Nikmat bukan?? Apa yang ummi sampaikan dan santriwati semua rasakan barulah sebagian kecil dari luasnya dunia bercinta, sehingga penting untuk adek-adek semua mulai sekarang belajar lebih giat agar nantinya bisa menjadi hafidzah dan juga seorang istri yang sempurna bagi suami. Kemudian mulai besok, setiap santriwati diwajibkan melakukan latihan blowjob dengan dildo selama 15 menit sebelum mengikuti kelas ataupun setoran hafalan, dan juga wajib mengenakan anal-plug setiap kali mengikuti kelas dan pada saat setoran hafalan. Tak lupa juga, untuk memaksimalkan hasil akhir, para santriwati wajib untuk masturbasi minimal 2x sehari yang akan dipantau oleh ustadzah senior yang mengampu.
Setelah pengumuman tersebut, Ummi Pipik menutup acara upgrading sesi 2 dengan pemberian reward kepada santriwati berprestasi dan juga spesial reward untuk 3 santriwati yang berprestasi di semua sesi. Para santriwati yang masih tersengal-sengal setelah orgasme kemudian membubarkan diri untuk persiapan sholat maghrib.
Hamdan : Wuiihh.. gila bener.. bisa encok nih pinggul.. ahahah.. celetuk Hamdan setelah melihat acara upgrading tadi sambil tangan kirinya membelai kepala Ukhti Miya yang mulai tersedak karena rudal Hamdan yang sudah tegang maksimal.
Ukhti Miya : Mmffhh.. Mmffhh.. Ock.. Ockk.. Ockk.. Mmpuahh.. Sshh.. Ahhh.. Afwan ustad ana jadi kelewatan.. kata Ukhti Miya sedikit panik saat mendengar sayup-sayup suara adzan maghrib.
Hamdan : Iyaa.. ana juga tau kalau dek Miya keenakan kaan..?? Yaudah yuk siap-siap.. nanti berangkat bareng ana.. kata Hamdan sambil kembali memakai sirwalnya.
Ukhti Miya pun mengiyakan dan segera menuju dapur untuk kembali memakai abaya dan jilbabnya. Hamdan masih sempat menampar gemas bokong Ukhti Miya sesaat sebelum ia pergi ke dapur. Sesampainya di pondok utama, Hamdan telah ditunggu oleh Ummi Pipik dan bu Vyrna yang sudah mukena didampingi beberapa ustadzah senior yang juga mengenakan mukena dan cadar.
Bu Vyrna : Mari mas Hamdan.. semua santriwati sudah menunggu.. ucap bu Vyrna sambil mempersilahkan Hamdan memasuki ruang utama pondok.
Saat memasuki ruang utama, Hamdan memperhatikan para santriwati yang semuanya sudah bermukena dan bercadar. Sebagian besar mukena yang mereka pakai berwarna putih. Sholat Maghrib pun dimulai dengan Hamdan sebagai imamnya, sementara shaf pertama diisi bu Vyrna, Ummi Pipik, dan para Ustadzah senior. Kurang lebih 15 menit sholat berlangsung karena Hamdan membacakan surat Al A’la dan Al Ghashiyyah yang merupakan surat yang cukup panjang. Ba’da maghrib, dengan moderator bu Vyrna dan Ummi Pipik, Hamdan melakukan perkenalan diri sekaligus memberikan targhib tentang pentingnya hubungan bercintaual untuk menjaga keharmonisan rumah tangga, padahal semua yang Hamdan sampaikan sudah ditulis sebelumnya oleh Ummi Pipik. Sesekali Hamdan melempar pandangan matanya ke arah santriwati dan Hamdan tau benar kalau 95% dsro santriwati yang hadir saat itu tengah berfantasi dengan dirinya dalam pikiran mereka. Kemudian acara ditutup dengan sesi foto bersama antara Hamdan, bu Vyrna, Ummi Pipik, ustadzah senior, dan para santriwati berprestasi sebagai perwakilan santri.
Bu Vyrna : MashaaAllah.. ana ga nyangka lho.. kalau mas Hamdan suaranya bagus gitu.. langgamnya itu lhoo.. bikin meleleh.. iya kan umm?? Puji bu Vyrna sambil meminum teh hangat dan menyantap snack yang disediakan di meja makan oleh para ustadzah senior.
Ummi Pipik : He’emh.. ana juga kaget tadi.. Emang banyak juga sih Vyr talenta bagus gini yang belum terekspose.. udah ganteng, soleh, bacaan Qur’annya indah, mantab di ranjang pula.. siapa sih yang gamau jadi istrinya..?? Hihih.. jawab Ummi Pipik yang mengenakan mukena putih dengan motif bordir kriya merah marun dan duduk elegan sembari menikmati teh hangat.
Bu Vyrna : Eehh.. mantab di ranjang?? Emang gitu yaa unm..?? Tanya Bu Vyrna dengan nada menyindir.
Ummi Pipik : Oohh.. iya juga yahh.. kan ana belum ngecek.. hihihi.. perlu adanya bukti pasti nih.. iyaa ngga sihh..?? Timpal Ummi Pipik dengan tatapan menyindir.
Hamdan : Oohh.. jadi mau ngetes nih? Ayook daahh.. jawab Hamdan menantang kedua ummahat janda di hadapannya.
Ummi Pipik : Hihihih.. boleh juga.. tapi ntar yaaah… Tuh uda isya’, sholat dulu gih..
Bu Vyrna : Ehh iya.. yuuk jama’ah sekalian bareng ustad Hamdan kita.. ahh, hampir lupa.. minum ‘jamu’ dulu biar makin seru ntar.. ujar bu Vyrna sambil membagikan obat kuat pada Hamdan dan Ummi Pipik.
Ketiganya pun segera bersiap untuk sholat isya’ di lantai 2 tempat di mana tadi Hamdan dan bu Vyrna bergumul ria. Karena harus kencing dulu, Hamdan agak terlambat naik ke lantai 2. Saat memasuki kamar khusus di lantai 2, bu Vyrna dan Ummi Pipik sudah menanti sang imam dengan mukena yang tadi mereka kenakan. Bu Vyrna mengenakan mukena warna biru dongker sementara Ummi Pipik mengenakan mukena putih dengan motif kriya warna merah marun. Hamdan sempat agak bingung saat kedua ummahat cantik pengasuh pondok itu tersenyum nakal padanya. Beberapa saat kemudian Hamdan baru sadar kalau keduanya mengenakan mukena tanpa dalaman. Karena berbahan satin-gloss sehingga toket jumbo dan puting kedua akhwat itu tampak menonjol jelas.
Hamdan : Wahh.. wahh.. kayaknya bener-bener udah ‘siap’ nih.. celetuk Hamdan sambil maju ke sajadah depan yang sudah disediakan.
Sholat isya’ ketiga penggiat islam itu pun berlangsung sekitar 10 menitan karena Hamdan hanya membaca surat-surat pendek pilihan. Setelah sholat selesai, Hamdan memimpin wirid dan do’a yang diaminkan oleh bu Vyrna dan Ummi Pipik.
Ummi Pipik : Afwan ustad.. do’anya minta agar “dikuatkan” malam ini dong.. pinta Ummi Pipik dengan berbisik yang diiyakan oleh Hamdan.
Hamdan pun berdo’a, meminta supaya dipermudah, dikuatkan, dan diberikan ketahanan lebih untuk bisa mensetubuhi kedua akhwat cantik itu semalaman penuh dan diaminkan oleh bu Vyrna dan Ummi Pipik.
Ummi Pipik : Alhamdulillah.. kelar sudah sholat dan do’a.. sekarang tinggal cari tau apakah do’anya dikabulkan atau ngga nih.. goda Ummi Pipik sambil berdiri dan melepas bawahan mukenanya.
Bu Vyrna : Ahahah.. iya umm.. timpal bu Vyrna yang sudah telanjang bagian perut ke bawah.
Kini di hadapan Hamdan tersedia dua muslimah cantik penggiat Qur’an yang hanya mengenakan atasan mukenanya saja sehingga selakangan indah dan kaki mulus keduanya tampak lezat untuk dinikmati setiap lelaki.
Hamdan : Woooww.. udah mau mulai aja nih..?? Hahah.. ujar Hamdan yang ikut berdiri.
Bu Vyrna dan Ummi Pipik pun mulai mendekati Hamdan dan mendaratkan ciuman-ciuman penuh nafsu ke leher dan bibir Hamdan. Secara bergantian lidah professional Hamdan menggilir mulut kedua ummahat itu sementara tangan kanan Hamdan meremas bokong bu Vyrna dan tangan kirinya di bokong Ummi Pipik.
Bu Vyrna : Uhh.. Uwmmpchh.. Srruupp.. mmffhh.. srruupp.. mmffhh..
Mulut bu Vyrna dan Hamdan saling memagut liar. Kedua lidah mereka saling menyeruak masuk ke rongga mulut lawannya. Sembari berpagutan, tangan lembut Bu Vyrna dengan cekatan melepasi kancing gamis dan menelanjangi tubuh Hamdan bagian atas. Ummi Pipik sendiri hanya dengan satu tangan dengan cepat melucuti sirwal Hamdan karena dulu ia sudah terbiasa menelanjangi mantan suaminya, almarhum ustad Jefri. Kini Hamdan bugil total dengan rudalnya mengacung tegak menantang setiap akhwat yang melihatnya untuk membuka lebar paha mereka.
Bu Vyrna kini beralih turun dan men’servis’ puting kanan Hamdan sementara tangan kanannya meremas zakar Hamdan. Ummi Pipik sendiri kini bertugas meladeni pagutan pro Hamdan yang membuatnya terkesima. Sudah lama ia tak merasakan pagutan se-liar dan se-nikmat permainan Hamdan setelah sepeninggal ustad Jefri. Tangan kanan Ummi Pipik pun juga aktif mengocok lembut batang rudal Hamdan yang keras layaknya batu. Tubuh bu Vyrna yang putih mulus langsing menempel ketat di kanan Hamdan menggencet toket 40F nya hingga seperti hendak pecah, sementara tubuh sintal kuning langsat Ummi Pipik mengunci rapat tubuh bagian kiri Hamdan yang membuat toket 38G mantab istri Uje itu menggencet dada bidang Hamdan. Kedua tangan Hamdan pun tak hanya diam, tapi aktif meng-eksplor setiap lekuk tubuh langsing bu Vyrna dan sintal Ummi Pipik.
Ummi Pipik : Uwmmpch.. Mmfhh.. ahhh.. dek Hamdan.. ehh.. mas Hamdannhh.. lidahnya nakal yaahh.. haemphh.. mffhh.. mmchh..
Bu Vyrna : Srruupp.. mmffhh.. putingnya nggemesin sihh mas sayanghh.. mmffhh.. srrupp.. mmhh.. mmffhh..
Kombinasi pagutan Ummi Pipik di mulut dan kuluman bu Vyrna di puting ditambah tangan kedua ummahat itu secara lembut namun mantab ‘mengelola’ rudalnya membuat Hamdan benar-benar terangsang. Toket jumbo kedua janda itu pun terasa begitu kenyal dan padat di dadanya yang menambah kenikmatan syahwat yang mulai menguasai Hamdan.
Bu Vyrna : Ummhh.. pindah ranjang aja yuk umm.. biar makin enak mainnya.. pinta bu Vyrna yang agak capek berdiri.
Ummi Pipik : Mmfhh.. mppuahh.. mmhh.. he’emh yuk.. pindah yuk mas.. ajak Ummi Pipik sambil mendekap lengan kiri Hamdan hingga terjepit di lembah kedua bukit raksasanya.
Hamdan : Hahah.. ayuk daah.. timpal Hamdan yang lengan kanannya pun terjepit nyaman oleh toket bulat bu Vyrna.
Bu Vyrna : Mmhh.. mass. Mau pake siapa dulu?? Lonte syar’i ini atau Ummi Pipik..?? Tanya bu Vyrna sambil menempelkan tubuhnya yang putih mulus tanpa cela pada Hamdan.
Ummi Pipik : Eehh.. kok ada istilah lonte syar’isih..??
Bu Vyrna : Iyaa umm.. biar makin seru ajah.. nama ana uda resmi jadi lonte syar’i dari tadi siang umm.. Hihih..
Ummi Pipik : Waahh.. ana juga mau dong.. ana dipanggil apa nih mas Hamdan?? Tanya Ummi Pipik sambil mendekap erat tangan Hamdan di belahan toketnya.
Hamdan : Mmm.. apa yah?? Kalau anjing syar’i gimana?? Hahah..
Ummi Pipik : Isshh.. kok anjing sih?? Hemh.. yaudah gppa deh.. jawab Ummi Pipik agak kesal.
Hamdan : Oohh.. Iya.. kalau ana sih yang muda yang digarap duluan.. gimana kalau gitu aniing syar’iku?? Tanya Hamdan menggoda bu Vyrna.
Ummi Pipik : Ehhh.. Iya.. yang lebih tua ngalah deehh..
Bu Vyrna : Uuhh.. Tapi kaaann.. Aahhh.. Auuwhh.. mas Hamdanhh.. Sshh..
Hamdan mendorong bu Vyrna hingga terjerembab terlentang di ranjang yang kemudian Hamdan doggy di atasnya dan mulai menikmati toket 40F milik ummahat berkacamata itu. Dengan penuh nafsu Hamdan menggilir toket kanan dan kiri bu Vyrna sembari kedua tangannya aktif meremas bongkahan gunung kembar bu Vyrna. Mulut Hamdan menyedot kuat puting pink bu Vyrna dipadu dengan liarnya tarian lidah Hamdan membuat bu Vyrna kelojotan keenakan.
Bu Vyrna : Auuhh.. sshh.. Masshh.. Oohh.. Gelihhh.. Ahhh.. Mmmhh.. Shh.. Aauuhh.. Nghh.. Ouuhh.. Shh..
Hamdan yang tengah asik menikmati toket akhwat pemilik pondok itu dikejutkan dengan rasa geli bercampur nikmat di anusnya. Ternyata Ummi Pipik tengah duduk bersimpuh di depan bokong Hamdan. Dengan kedua ibu jarinya ia menguak anus dan dilanjutkan lidah lembutnya melesak masuk mengobok-obok liang bo’ol Hamdan.
Ummi Pipik : Shhh.. Mmhh.. mmff.. elelempt.. mmffhh.. ssrrpp.. srrpptt.. ahhh.. enaknyah nih bokong mas Hamdan.. haemph.. mmmffhh.. mmffhh.. sruupthh..
Jilatan dan tarian lidah Ummi Pipik begitu lihai memanjakan liang anus Hamdan yang membuat Hamdan semakin bersemangat men’servis’ gunung indah bu Vyrna. 5 menit sudah Hamdan merangsang toket bu Vyrna, kemudian ia turun berpindah ke selakangan putih mulus tanpa cela bu Vyrna yang sudah mengeluarkan aroma khas lendir akhwat. Bu Vyrna yang sudah sangat terangsang dengan sendirinya membuka lebar kedua belah pahanya hingga lututnya menyentuh sisi kanan dan kiri dadanya. Toket bu Vyrna yang terhimpit oleh kedua pahanya sendiri terlihat begitu indah dan penuh. Meski begitu Hamdan tetap tertarik pada serambi lempit pink bu Vyrna yang merekah wangi dan mengkilat yang kini tersaji tepat di hadapan wajah Hamdan. Kedua tangan bu Vyrna mengunci kedua kakinya sehingga tidak turun dan posisi ini membuat pinggulnya terangkat cukup tinggi.
Bu Vyrna : Ahh.. silahkan dinikmati masshh.. serambi lempit lonteh syar’i iniihh.. AAUUH.. SSHH.. OOHH.. MMHHH.. SSSHH.. AAAHH.. MMHH..
Bu Vyrna melepaskan lenguhan panjang saat Hamdan membenamkan wajahnya di selakangannya. Permainan lidah Hamdan menyapu serambi lempit bu Vyrna dari bawah ke atas membuat bu Vyrna semakin kelojotan nikmat bak cacing kepanasan. Posisi Hamdan yang sedang doggy di pinggir ranjang dengan kedua pahanya agak terbuka membuat rudal 25cm-nya menggantung bebas. Ummi Pipik yang juga sudah terbakar birahi seperti terhipnotis dan langsung berjongkok di bawah Hamdan dengan punggungnya menempel di pinggir ranjang. Kepala Ummi Pipik yang masih terbalut mukena mendongak dan melahap penuh nafsu seluruh batang rudal Hamdan hingga menghantam kpangkal kerongkongannya layaknya anjing kelaparan. Tangan kanan Ummi Pipik sibuk mencolok-colok serambi lempitnya dengan paha mengangkang lebar sementara tangan kirinya meremas gemas bukit indahnya.
Ummi Pipik : Ock.. Ockk.. Ockk.. Sruupp.. Mmffhh.. Ockk.. Mffhh.. Sruupp.. Ockk.. Occkk.. Mffh.. Sluurrp.. Mffh..
Hamdan semakin ganas menyantap serambi lempit pink lezat bu Vyrna dengan melesakkan lidahnya menelusuri liang peranakan ummahat 37 tahun itu. Tak puas hanya disitu, tiga jari kanan Hamdan pun liar melesak dan mengobok-obok anus bu Vyrna. Desahan dan erangan bu Vyrna merasakan kenikmatan yang bertubi-tubi semakin keras memenuhi ruangan. Hanya sekitar 5 menit menghadapi serangan Hamdan di kedua liang surgawinya, bu Vyrna pun tak mampu menahan gejolak orgasme pertamanya.
Bu Vyrna : AAHH.. MAASHH.. AAHHH.. ENAKKHH.. TERUSSHH.. LEBIH KENCENG LAGIHH.. OOUUHH.. OOHHH.. AAHH.. LONTEH INJ MAU KELUARRHH.. AMPUNNH ENAKNYAHH.. OOOUUNNGGHHHHH..!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Posisi Bu Vyrna yang seperti itu menyebabkan semburan cairan surgawinya deras membasahi atap ranjang. Hamdan yang menyadari datangnya orgasme bu Vyrna pun sedikit memundurkan tubuhnya sehingga rudalnya melesak sepenuhnya di kerongkongan Ummi Pipik.
Ummi Pipik : OCKK..!! UHUKK..!! NNGGGHH..!!
SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEERRRR..
Ummi Pipik yang sudah menahan klimaks tak bisa lagi bertahan saat tiba-tiba rudal Hamdan menyodok kuat pangkal tenggorokannya. Sekujur tubuhnya bergetar hebat merasakan ledakan orgasme pertamanya dari rudal lelaki setelah sekian lama ia hanya bisa masturbasi. Begitu derasnya Ummi Pipik menyemburkan cairan surgawinya.
Hamdan : Whuuh.. emang nih serambi lempit lonte top banget.. ujar Hamdan sambil menampar paha bu Vyrna
Bu Vyrna : Ahh!! Shh.. mas Hamdan sih liar banget lidahnya.. ana jadi keenakan.. uwwhh.. jawab bu Vyrna yang beranjak turun dari ranjang.
Hamdan : Hahah.. ehh.. anjing syar’i juga keluar?? Ck ck ck.. cemen gitu yaa.. kata Hamdan mengejek Ummi Pipik yang sedang berdiri sambil mengelap wajahnya dari air liurnya sendiri.
Ummi Pipik : Iyaaa nih.. enak banget sih rudal mass.. Anjing syar’i ini dah lama banget gak emut konto kayak tadi.. ahh.. jadi makin gatel nih mass serambi lempit ana.. kata Ummi Pipik yang sudah berdiri di ranjang menghadap Hamdan yang duduk di pinggir ranjang.
Hamdan : Oohh.. pengen dibikin enak?? Minta yang bener dong!! Perintah Hamdan sambil menampar bokong Ummi Pipik.
Ummi Pipik : Aghh!! Iyah mass.. mau bangethh.. Aahh.. tolong mass Hamdan.. serambi lempit anjing ini pengen dibikin enak.. sshhh.. mau bangethh.. rengek Ummi Pipik dengan nada mengiba sembari kedua kakinya agak mengangkang dan kedua tangannya menguak bibir serambi lempitnya sendiri.
Kedua tangan Hamdan dengan kasar menarik bokong Ummi Pipik sehingga wajahnya terbenam di selakangan mantan istri Uje itu. Bagi Hamdan belum tentu akan datang lagi kesempatan untuk bisa menikmati serambi lempit mantan istri ustad bertaraf nasional begini, sehingga dengan rakus Hamdan menjilati dan menghisap seluruh serambi lempit tembem Ummi Pipik.
Ummi Pipik : Ouuhh.. Sshh.. Aahh.. Sshh.. Mass.. enaknyaaahh.. Aahh.. Teruss.. aahh.. nakal nih lidahnyaahh.. oouuhh.. oouhhh..
Kedua tangan Ummi Pipik meremas-remas kuat kepala Hamdan merasakan kenikmatan yang sudah lama menghilang. Rasa gatal yang amat sangat telah mengobati nemek Ummi Pipik yang begitu merindukan jilatan lelaki. Mata Ummi Pipik merem melek menikmati sapuan lidah Hamdan membelah ganas bibir serambi lempitnya, bahkan pinggul Ummi Pipik ikut bergerak mengikuti gerakan lidah Hamdan. Sementara di atas Ummi Pipik tengah kegirangan oleh lidah Hamdan, bu Vyrna yang sudah doggy di lantai di depan selakangan Hamdan pun tak kalah asiknya mendapati rudal Hamdan menjadi santapan mulutnya.
Ummi Pipik : Aaahh.. oouuhh.. ockk.. ockk.. occkk.. mmffhh.. shh.. ahh.. iseph terushh masshh.. enakk.. ockk.. occkk.. mffhh.. ouuhh.. ahhh…
Desahan Ummi Pipik yang erotis berpadu dengan decak becek kerongkongan bu Vyrna semakin meningkatkan pekatnya suasana syahwat di kamar itu. Seorang ikhwan yang duduk di pinggir ranjang tengah disumpal wajahnya oleh seorang ummahat pendakwah nasional yang berdiri di hadapannya. Sementara di bawah ada seorang akhwat bercadar pemilik pondok Tahfidz yang sedang doggy dan melumat rudal sang ikhwan dengan begitu lahap. Ketiga aktifis itu saling merangsang syahwat satu dengan yang lainnya untuk mencapai puncak kenikmatan bercinta. Ummi Pipik yang sudah dipenuhi birahi hingga ke ubun-ubunnya pun tak sabar dan mendorong Hamdan hingga terlentang. Hamdan pun tiduran di tengah ranjang karena ia tahu kalau Ummi Pipik sudah tak mampu lagi menahan hasratnya akan rudal. Bu Vyrna yang tengah asik mengoral rudal Hamdan pun harus merelakan kesenangannya tertunda.
Firasat Hamdan pun menjadi kenyataan di mana Ummi Pipik sudah berjongkok di atas rudal Hamdan. Dengan tangan kanannya, Ummi Pipik mengarahkan rudal Hamdan ke liang surgawinya dan Blesshh.. dengan satu genjotan pinggul Ummi Pipik, seluruh batang rudal 25cm Hamdan melesak jauh menghantam pintu rahim mantan istri uje.
Ummi Pipik : OOOUUNNGGHHHHH.. SSHH.. AKHIRNYAAHH.. UHHH.. FUCK!! rudalLHH.. AHH!! OOHH.. OOHH.. YAA ALLAAHH.. UDAAHH.. LAMAAAH.. BANGETHH.. AAHH.. rudalLHH..!! YESHH.. YESHH.. MMHHH.. MANTABBHH.. AHHH.. AAAHH..!!
SPLOK.. KRIET.. SPLOKK.. KRIEET.. SPLOK..
Ummi Pipik meracau liar dan kencang tak seperti dirinya sendiri. Ia yang banyak dikenal sebagai sosok wanita muslimah yang kuat islamnya, kini tengah bugil di atas tubuh seorang lelaki yang bukan suaminya dengan kemaluannya disumpal penuh rudal sang lelaki. Pinggul sintal Ummi Pipik menggenjot kuat rudal Hamdan naik-turun dengan kedua tangan Ummi Pipik bertumpu di dada Hamdan menyangga tubuhnya yang agak condong ke depan. Toket 38G Ummi Pipik yang berputing hitam menjadi sasaran kedua tangan Hamdan yang meremas dan memilin putingnya dengan penuh nafsu. Mata Ummi Pipik terlihat nanar karena kenikmatan rudal Hamdan yang keras luar biasatak seperti mantan suaminya dulu. Begitu penuh dan sesak Ummi Pipik rasakan di liang peranakannya. rudal Hamdan menggesek sempurna tiap titik sensitif di dinding liang surgawi Ummi Pipik yang membuat janda 43 tahun itu melayang tinggi dalam buaian birahi. 8 menit kemudian Hamdan merasakan jepitan kuat liang surgawi Ummi Pipik pertanda istri uje itu akan segera mencapai klimaks.
Ummi Pipik : AHH.. AHH.. MAU KELUARRHH MASSHH.. ENAK BANGETHH.. AHH.. SHH.. OHH.. SHH.. GA TAHAN LAGIHHH.. AAHH.. KELUARRHH.. NNGHHHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEERRRR..
Ummi Pipik mengangkat pinggulnya sehingga rudal Hamdan lepas dan cairan surgawinya menyembur deras bak air terjun. Seluruh tubuh ummahat sintal itu mengejang hebat setelah sekian lama serambi lempitnya menahan dahaga akan rudal lelaki. 10 detik Ummi Pipik melepas orgasme keduanya dan dengan penuh nafsu ia kembali melesakkan rudal Hamdan ke liang surgawinya. Bu Vyrna yang tiduran di samping kanan Hamdan hanya bisa bermasturbasi melihat Ummi Pipik yang tengah keenakan disodok rudal perkasa Hamdan. Tangan kanan bu Vyrna mengocok anusnya sendiri dengan dildo sementara tangan kirinya mencolok-colok liang surgawinya dengan dua jari sembari tatapannya tak pernah lepas dari liarnya Ummi Pipik menunggangi Hamdan. 15 menit berlalu sudah dan Ummi Pipik pun sudah orgasme lebih dari 4x tapi tak terlihat tanda-tanda kelelahan padanya, justru goyangan dan racauan Ummi Pipik semakin liar dan kuat.
Hamdan : Kayaknya lonte syar’iku butuh bantuan nih.. sinih serambi lempitnya.. ujar Hamdan yang disambut antusias bu Vyrna.
Bu Vyrna pun jongkok di atas wajah Hamdan dengan punggungnya menghadap Ummi Pipik. serambi lempit pink bu Vyrna yang hanya berjarak beberapa cm dari mulut Hamdan menebarkan aroma khas lendir akhwat yang sangat menggiurkan. Lenguhan bu Vyrna pun meluap saat serambi lempitnya kembali menjadi santapan mulut ganas dan lidah liar Hamdan.
AHHH.. OOHH.. MAASHH.. ENAAKKHH.. rudalLHH.. ISEPPHHH.. AAAHH.. YEESHH.. menggenjot ENAKK.. AAHH.. JILAT TERUSSHH.. MASSHH.. IYAAHH.. MMMHH.. SSHH.. OOOHH.. MMFFHH..
Lenguhan dan desahan kedua ummahat itu saling bersahutan merasakan nikmatnya zina threesome untuk pertama kalinya. Bagi Hamdan hal ini juga merupakan sebuah pencapaian karena bisa menggenjot bertiga dengan akhwat-akhwat yang luar biasa, terlebih lagi seorang Ummi Pipik yang selama ini Hamdan sama sekali tak pernah membayangkan kalau ia memiliki sisi yang begitu haus bercinta di dalam dirinya.
Ummi Pipik : AHAH.. AAHH.. UUHH.. MAU KELUAR LAGI NIHH MASSHH.. SSHH.. OOHH.. OOHH.. rudalNYAAHH MANTAB SIHH.. AAHH.. GA TAHAANN.. ANJING NIHH.. NNGGGHH..!!!
SEEERRRR.. SRRRRRRRR.. SEEERRR..
Orgasme ke-5 Ummi Pipik pun membuat janda bertubuh sintal itu akhirnya menggelepar lemas dengan tubuhnya yang masih mengejang merasakan sisa-sisa kenikmatan klimaks. Sprei yang ada di sekitar pinggul Hamdan terasa amat becek di banjiri cairan surgawi Ummi Pipik yang entah sudah berapa liter di tumpahkan. Nafas Ummi Pipik tersengal-sengal, wajahnya sayu karena kelelahan sementara tubuh sintal kuning langsatnya terlihat mengkilat oleh keringat.
Hamdan : Sluurrpp.. Sluurrpp.. Mmhh.. Lhoohh.. udahan nih anjing? Capek?? Segitu ajah?? Ejek Hamdan melihat Ummi Pipik yang mukenanya berantakan.
Ummi Pipik : Hhh.. Hhh.. maafin anjing syar’i ini mass.. istirahat bentar yaahh.. mas Hamdan perkassh banget lohhh.. puji Ummi Pipik yang terlentang di sisi kiri Hamdan.
Hamdan : Jelas dong!! Sanah lonte!! Giliran mu!! Perintah Hamdan sembari menampar bokong bulat bu Vyrna.
Bu Vyrna : Aahh!! Iyah mas Hamdan.. Syukronnhh.. NGGHH.. SHHH.. AHH!! AHH!! rudalLHH.. FUCK!! AHH.. ENAK BANGET rudalNYAAHH.. MENTOK!! KERASH BANGETHH!! UHH.. OOHH.. OHHH.. YESSHH.. NAKALL.. AAHH..
Kembali rudal Hamdan menyumpal masuk mengobok-obok liang surgawi ummahat cantik 37 tahun itu. Dengan penuh nafsu, pinggul bercintai bu Vyrna bergerak cepat maju-mundur. Berbeda dengan Ummi Pipik yang menggenjot rudal Hamdan naik-turun. Sensasi berbeda Hamdan rasakan dari kedua gerakan mereka, namun semuanya tetap membuat Hamdan mendesah tertahan merasakan nikmat. Perut bawah bu Vyrna terlihat menggembung di tekan rudal Hamdan saat pinggulnya bergerak maju. Tak butuh waktu lama untuk bu Vyrna yang memang sudah becek sebelumnya untuk mencapai orgasme.
Bu Vyrna : AHHH.. UUHH.. KERASNYAAHH.. LONTEH INI KEENAKAN MASSHH.. AAAHH.. OOHH.. SSHHH.. AAAHH.. KELUARHH.. MAASHH.. AAAHH.. rudalLHHHH..!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SSSEEERRRRRR..
Bu Vyrna mengangkat pinggulnya dengan berlutut dibarengi dengan derasnya semburan cairan surgawi janda pemilik pondok itu membasahi perut Hamdan. Hanya 7 menit saja bu Vyrna bertahan sebelum mencapai orgasme pertamanya di posisi itu. 5 detik sudah tubuh bu Vyrna bergetar hebat memompa semua birahinya. Sesaat setelah serambi lempitnya berhenti memuntahkan cairan surgawinya, ia kembali menggenjot rudal Hamdan layaknya orang kesetanan. Toket 40F bu Vyrna menari mengikuti irama tubuhnya dan memanjakan mata Hamdan. Ummi Pipik sendiri yang sudah kembali pulih pun tak mau ketinggalan dan menyodorkan gunung kembar raksasanya ke wajah Hamdan yang dengan segera disambut lahapan beringas Hamdan layaknya bayi kehausan.
Ummi Pipik : Aahh.. Mmhh.. Sshh.. Maashh.. Aahh.. enak mashh.. geliihh.. terush mashh.. isep yang kuathh.. ahhh.. lidahnyahh.. mmhh.. shhh..
Ummi Pipik mendesah keenakan merasakan lihainya permainan mulut Hamdan yang begitu lahap menggilir kedua toket 38G nya sembari kedua tangan Hamdan meremasnya dengan kuat. Kesempatan untuk bisa menikmati payudara ummahat terkenal dan mantan istri da’i nasional tak disia-siakan oleh Hamdan. Suasana di kamar itu terasa begitu ‘panas’ meskipun lokasi pondok tahfidz bu Vyrna berada di lereng gunung. Semuanya terjadi karena dua ummahat yang selalu menutup rapat aurat mereka dengan pakaian syar’i berwarna hitam dan bercadar serta aktif dalam dakwah Islam di kalangan muslimah, kini tengah bugil dan saling berbagi rudal lelaki yang bukan mahram dari keduanya. Mereka yang seharusnya menjadi contoh para muslimah untuk menjaga diri dari maksiat apalagi zina, kini keduanya malah merelakan tubuh indahnya untuk di zinahi lelaki yang bukan suami sah mereka. Saat Hamdan tengah asik menikmati jamuan susu segar toket Ummi Pipik, bu Vyrna sendiri sudah orgasme lebih dari 3x dalam waktu sekitar 15 menit.
Bu Vyrna : AAHH.. AAHH.. SSHHH.. OOUNGHH.. MMHHH.. CAPEK MAASSH.. TAPIH ENAAKK.. AAHH.. AAHHH.. ISSHH.. rudalHHH.. AAUUHH.. AWWHH.. KELUARRHH..!!!
SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEERRRR..
Bu Vyrna pun terkapar kelelahan setelah serambi lempitnya orgasme hebat yang keempat kalinya. Hamdan menatap puas melihat cantiknya bu Vyrna yang tengah tersengal-sengal karena kelelahan menghadapi perkasanya rudal 25cm Hamdan. Mukena dongker yang ia kenakan terlihat kusut dan beberapa helai rambut bu Vyrna keluar dan menutupi wajah sayunya.
Hamdan : Lhoohh.. kok sama aja?? Katanya lonte syar’i?? Baru keluar 4x aja uda tepar gitu?? Tanya Hamdan dengan nada merendahkan.
Bu Vyrna : Iyaah mass.. maafin lonteh ini.. Hhh.. mas Hamdan yang kelewat kuat nih.. mhhh.. jawab bu Vyrna lirih.
Ummi Pipik : Mass sayaanghh.. Anjing inih mau main lagihh yaah.. kata Ummi Pipik yang sudah berjongkok di atas pinggul Hamdan dengan posisi Reverse Cow-Girl.
Tangan kanan Ummi Pipik menggenggam rudal Hamdan dan Prrrttt.. Blesshh.. rudal Hamdan melesak perlahan, menguak lebar, menyesaki anus Ummi Pipik yang baru pertama kali merasakan anal-bercinta dengan rudal asli.
Ummi Pipik : OOUUHH.. BESARNYAAHH.. MMHHH.. AKHIRNYAAHH BISAAHH.. ANALLHH.. UHH.. SHHH.. AAHH.. AAHH.. OOHH.. ENAAKHH.. ENAK BANGETHH.. UUHH.. MASSHH HAMDAANHH.. ISSSHH.. AMPUN rudalNYAAHH.. PENUH BANGETHH.. AAAHH.. NNGGHH.. SSSHH..
PLOKK..!! PLOK..!! PLOK..!!
Bokong sintal mulus kuning langsat Ummi Pipik bergerak mantab naik-turun memompa rudal Hamdan. Anus sempit mantan istri Uje itu ikut tertarik keluar tiap kali ia mengangkat bokongnya. Tubuh Ummi Pipik yang condong ke depan dengan kedua pahanya mengangkang lebar dan ditumpu oleh kedua tangannya membuatnya dengan mudah menghantamkan bokongnya di perut Hamdan. Kuatnya genjotan bokong Ummi Pipik membentur perut bawah Hamdan tak mampu diredam oleh ranjang mereka yang berdecit keras. Sempitnya anus Ummi Pipik memijat kuat sepanjang rudal Hamdan yang membuat Hamdan mendesah keenakan. Entah sejak kapan Ummi Pipik lebih menikmati anal bercinta daripada normal bercinta yang terbukti dengan cepatnya ia mencapai klimaks.
Ummi Pipik : AAUUHH.. UUHH.. AAHH.. AALLAAHH.. NIKMATNYAAHH.. AAHH.. ANJING SYAR’I INIH MAU KELUARHH.. AAAHH.. SSHH.. MASSHHH.. MMMMMHHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEERRRR..
Ummi Pipik mengangkat tinggi bokong sintalnya yang membuat Hamdan bisa melihat jelas anusnya yang menganga indah. serambi lempit tembem Ummi Pipik pun begitu kencang menyemburkan cairan surgawi kesukaan para ikhwan. Belum selesai tubuhnya menggelinjang, Ummi Pipik yang sudah tergila-gila dengan anal segera menancapkan rudal Hamdan kembali di anusnya dan Blesshh.. dengan penuh gairah, janda sintal cantik itu kini berganti gaya dengan memutar-mutar pinggulnya. Mulut Ummi Pipik yang biasa digunakan untuk tilawah Qur’andan berceramah, kini dipenuhi dengan desahan dan racauan binal setelah terbuai dengan kenikmatan anal yang diberikan oleh kejantanan Hamdan. Sementara tubuh bagian Hamdan tengah menikmati servis dari bokong liar Ummi Pipik, mulut Hamdan kini tengah sibuk menyantap puting pink bu Vyrna yang mengacung keras. Layaknya menyusui bayi, bu Vyrna menyodorkan toket 40F nya untuk Hamdan nikmati sepuasnya. Mulut Hamdan memang menjadi kelemahan setiap toket akhwat karena lihainya lidah Hamdan. Baru saja Hamdan melahap toket kiri bu Vyrna, terdengar lenguhan panjang Ummi Pipik yang kembali klimaks membanjiri ranjang. Bu Vyrna yang sudah terangsang mulai mengocok anusnya dengan jemarinya sendiri sementara toketnya masih menjadi bulan-bulanan mulut Hamdan.
Stamina Ummi Pipik memang berbeda jika dibandingkan dengan akhwat-akhwat yang pernah Hamdan setubuhi selama ini. Ummi Pipik pun tumbang setelah 25 menit bergoyang ria dan mengalami 7x anal-orgasm dengan posisi nungging di antara kaki Hamdan. Anusnya terlihat merekah lebar sementars serambi lempit Ummi Pipik masih terus mengucurkan cairan surgawi setelah orgasme terakhirnya.
Bu Vyrna : Ahh.. sshh.. gantian lonte ini yah masshh.. emmhh.. kata bu Vyrna yang segera menggantikan posisi Ummi Pipik.
Bu Vyrna yang sudah terbakar birahi pun mencabut dildo di anusnya dan Blesshh.. berganti rudal Hamdan yang menyumpal anusnya. Cukup dengan satu gerakan pinggul putih mulus bu Vyrna, seluruh batang rudal 25cm Hamdan tenggelam menyumpal penuh usus besar akhwat berkacamata pemilik pondok itu.
Bu Vyrna : AHH.. rudalHH.. MASSH.. ENAKKHH.. MMHH.. OOUUHH.. PENUHHH.. SSHH.. AAHH.. AAHH.. OOHH.. ANAL.. FUCK.. FUCKK.. MMHH.. DUHH.. ENAK BANGET DI BOKONGHH.. MMHH.. ssruupphh.. srrupphh.. mmhh.. mfffhh.. ssruup.. mmfhh..
Sesaat setelah rudal Hamdan menyeruak masuk ke anusnya, pinggul bu Vyrna bergerak cepat maju-mundur layaknya mesin. Posisi bu Vyrna yang berjongkok menghadap Ummi Pipik membuat janda cantik 37 tahun itu tak bisa menolak dahaganya ketika melihat anus Ummi Pipik yang menganga. Dengan penuh nafsu bu Vyrna membenamkan wajah cantik putihnya di belahan bokong sintal Ummi Pipik. Lidahnya menari-nari liar, mengorek-ngorek dinding liang bo’ol Ummi Pipik layaknya anjing kelaparan sementara kedua tangan bu Vyrna meremas kuat bokong sintal mantan istri Uje itu.
Hamdan hanya bisa geleng-geleng kepala dan tersenyum melihat kebinalan dua ummahat penggagas generasi Qur’ani yang bugil dan hanya mengenakan atasan mukena saja. Desahan Ummi Pipik pun bersahutan dengan beceknya jilatan bu Vyrna menikmati anus sang akhwat bertubuh sintal dihadapannya.
Ummi Pipik : Aahhh.. shhh.. mmhh.. enak yaah rasanya lontee?? Lahap banget gituuhh.. shhh.. mmhh.. uuhh.. nakal lidahnya.. sshhh.. oouh..
Memang ketahanan bu Vyrna tak sekuat Ummi Pipik dalam mengahadapi rangsangan birahi yang membuatnya hanya bisa bertahan sekitar 4 menit hingga mencapai anal-orgasm pertamanya.
Bu Vyrna : AMMMFHH.. MMFFHH.. SSRUUPPHH.. NGGHH.. NGGHH.. MMFFHH.. NNGGHHH..!!!
SEEERRRR.. SSSEEERRRRRR.. SSSEEERRRRRR..
Pinggul bu Vyrna berhenti bergerak tanpa mencabut rudal Hamdan dai liang anusnya dan membiarkan serambi lempitnya menyemburkan cairan surgawi dengan deras membasahi ranjang dan perut Ummi Pipik. Beberapa saat kemudian pinggul Bu Vyrna sudah kembali bergoyang liar memacu birahinya yang meluap. Ranjang tempat ketiganya asik menikmati zina kembali berdecit mengikuti tingginya kadar syahwat di kamar itu. Kulit Hamdan yang berwarna sawo matang terlihat begitu kontras dengan kulit putih bersih mengkilap bokong dan paha bu Vyrna. Sekitar 10 menit bu Vyrna bertahan dalam posisi itu dan 3x sudah ia mengalami klimaks sebelum kemudian ia menyusul tumbang seperti halnya Ummi Pipik.
Bu Vyrna : MMMHH.. MMHHH.. MMPPUAHH.. OOHH.. SHHH.. UDAH GA TAHAAANN.. AAHH.. SHH.. MASSHH.. LONTEH INI MAU KELUAR LAGIHH.. SSHH.. SHHH.. MMHH.. OOHH.. OOHH.. OOUNNGGHH..!!
Dengan cepat bu Vyrna mengangkat tinggi pinggulnya dan disusul dengan derasnya pancuran cairan birahinya yang membanjiri ranjang mereka hingga menembus dan menetes ke lantai. Bu Vyrna pun jatuh dan terkapar terlentang di sisi kanan Ummi Pipik yang masih nungging sembari mengumpulkan tenaganya.
Hamdan : Hhhoaahh.. sinih gantian aku yang ngecrott!! Kata Hamdan yang bangun fan langsung melesakkan rudalnya ke anus Ummi Pipik yang sedari tadi menanti.
Ummi Pipik : AHHH..!! OOHH.. MASSHH.. SSHH.. AMPUNNHH.. ANJING INIH BISA PINGSAN KEENAKANNH.. AHHH.. OOHH.. OOHH.. SSHH..
PLOK!! PLOKK!! PLOKK!!
Dengan posisi Rear-Admiral Hamdan menggenjot kuat bokong Ummi Pipik tanpa ampun. Meski anus Ummi Pipik sedari tadi sudah disumpal rudal Hamdan, namun tetap saja terasa sempit, menggigit nikmat batang kejantanan Hamdan.
Hamdan : Ohh.. sshh.. mmhh.. mau keluar nihh.. biar kamuh anjing seneng!! Ujar Hamdan yang hampir satu jam bertahan.
Bu Vyrna yang tau Hamdan akan memuntahkan sperma kentalnya di anus Ummi Pipik, dengan sisa tenaganya mengambil posisi tidur terlentang dengan kepalanya yang terbalut mukena dongker itu tepat berada di bawah selakangan Ummi Pipik.
Hamdan : AAHH.. ARRGGHHH!!!
CROOTT.. CROOTT.. CRROOTT
Dengan sekuat tenaga Hamdan melesakkan rudalnya sedalam mungkin dan memenuhi liang bo’ol Ummi Pipik dengan sperma kentalnya.
Ummi Pipik : AHHH.. OOUNNGGHH.. lenguh Ummi Pipik merasakan hangatnya sperma Hamdan memenuhi perutnya.
Tangan lembut bu Vyrna ikut membantu dengan meremas-remas lembut zakar Hamdan. Selama 5 detik Hamdan terus memompa deras cairan kental lelaki kesukaan para akhwat itu sebelum kemudian ia mencabut rudalnya dan terduduk di ranjang. Ummi Pipik bisa merasakan dengan jelas kalau sperma Hamdan hendak meluber keluar. Kedua tangan Ummi Pipik pun dengan sigap merapatkan kedua bongkahan pantat sintalnya supaya sperma Hamdan tidak tumpah sedikitpun.
Ummi Pipik : Sinihh.. lonte nakal.. mau saos kental mas Hamdan kaann..?? Goda Ummi Pipik sambil berusaha jongkok di atas wajah bu Vyrna.
Bu Vyrna : He’emhh.. mau bangett.. sinih anjing syar’i sayaaang saosnyahh.. aaakk.. pinta bu Vyrna yang sudah membuka lebar mulutnya dengan lidah menjulur.
Hamdan menyaksikan dengan penuh takjub karena di hadapannya sekarang terdapat ummahat yang biasa bercadar hari-hari dan paling keras menentang kemakisiatan, namun kini tengah bugil dan hanya mengenakan atasan mukena warna putih yang menutupi kepalanya sampai leher. Ia sedang mengangkangi wajah seorang ummahat lain yang juga bugil dan hanya mengenakan mukena biru dongker yang membalut wajah cantik putihnya. Mulutnya menganga menanti kucuran sperma dari liang anus ummahat cantik bertubuh sintal di atasnya padahal kesehariannya ia dikenal sebagai seorang akhwat pemilik pondok Tahfidz yang selalu menutup rapat auratnya dari pandangan liar lelaki ajnabi. Kini perlahan Ummi Pipik membuka anusnya dan sperma kental Hamdan yang sudah bercampur dengan lendir liang bo’ol Ummi Pipik meleleh memenuhi mulut bu Vyrna yang dihias bibir pink merona.
Banyaknya sperma kental Hamdan membuat mulut bu Vyrna terlihat menggembung berusaha menampung seluruhnya dan kini kedua ummahat cantik pendakwah Islam itu melakukan cum-swapping. Benar-benar pemandangan yang membakar syahwat melihat kedua akhwat muslimah itu saling bergantian memuntahkan sperma kental Hamdan ke mulut rekannya dan diakhiri dengan keduanya saling berpagutan mesra menikmati tiap tetes cairan surgawi Hamdan yang membasahi kerongkongan mereka.
Ummi Pipik : Ummhh.. ssruup.. yuumm.. lezat bangeth mas saosnya.. kentel geituuhh.. aahh.. jadi pengen lagih.. kata Ummi Pipik seraya merangkak ke arah Hamdan.
Bu Vyrna : He’emh mass.. uhhh.. masih haus nihh.. lonte inih mu saos lagiihh.. Timpal bu Vyrna yang juga sudah nungging.
Hamdan : Hahah.. emang anjing ama lonte beneran kalian yaa.. hina Hamdan sambil meremas kepala keduanya yang sudah saling berebut mengulum batang rudal Hamdan.
Hamdan sendiri juga keheranan, biasanya setelah orgasme dia akan merasa capek dan rudalnya akan mulai lemas, tapi yang terjadi sekarang jauh berbeda. Ia merasa begitu bugar dan rudalnya malah semakin keras benar-benar seperti batu. Warnanya lebih gelap dan ukurannya terlihat lebih besar dengan urat-urat yang begitu menonjol.
Hamdan : Gak biasanya nih tegang terus ginih.. ahahah..
Ummi Pipik : Haemph.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. mffhh.. mffhh.. Srruupp.. mmfhh.. mmpuahh.. heheh.. mau tau mas sayang..?? Kok bisa gituhh..?? Hihihihhaemphh.. mmffhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. ssrpp.. Ockk.. tanya Ummi Pipik sebelum kembali mengocok seluruh rudal Hamdan dengan mulutnya.
Bu Vyrna : Mmffhh.. Mpuahh.. mmfhh.. srruupp.. srruupp.. mffh.. mffhh.. mmpuuah.. shh.. itu tadih teh yang mas Hamdan minum ana campurh sama obat kuat.. jadi strong gini dehh.. Hihih.. haemphh.. mmffhh.. mffhh.. mcch.. mcchh.. mcchh.. mffhh.. timpal bu Vyrna yang kembali melahap zakar Hamdan.
Hamdan : Owalah.. pantes ajah.. emang yaaa kalian berdua minta di hajar malam ini??!! Oke!!
Setelah berkata begitu, Hamdan mengambil posisi berlutut dengan rudalnya masih berada di mulut Ummi Pipik yang nungging. Tanpa pemberitahuan, Hamdan mencengkram erat kepala Ummi Pipik dan menggenjot kuat mulut suci janda istri Uje itu. Ummi Pipik terbelalak terkejut, kedua tangannya mencengkram erat sprei ranjang ketika rudal Hamdan menyodok cepat seluruh kerongkongannya.
Ummi Pipik : OCKK!! OCKK!! OCKK!! MFF!! MFFHH!! UHUK!! OCKK!! OCKK!! UHUK!! UHUKK!! MFFHH!! OCKK!! OCKK!!
Yang terdengar hanya suara erangan tertahan Ummi Pipik dan decak rudal Hamdan ketika menghantam keras pangkal kerongkongan ummahat pendakwah sintal itu. Wajahnya berubah merah padam dengan urat lehernya bermunculan karena seluruh saluran nafas di lehernya tergencet rudal Hamdan. Apalagi kini Hamdan membenamkan kuat wajah cantik Ummi Pipik di selakangannya sehingga hidungnya tak bisa bernafas. Hampir lebih dari 15 detik Ummi Pipik bertahan dalam kondisi itu. Air liur kentalnya menetes deras tiap kali Hamdan menarik mundur pinggulnya. Bu Vyrna yang melihat hal itu justru terangsang dan tak tahan untuk ingin mencobanya.
Ummi Pipik : OCKK!! OCKK!! OCCK!! OCKK!! OCCKK..!! MMPUUAHH..!! UHUKKK.. UHUKK.. UHUKK.. MFFHH.. SHHH.. Hahah.. enak mashh.. mau lagiihh disodok gituhh.. ujar Ummi Pipik yang baru saja memuntahkan air liur yang cukup banyak sesaat setelah Hamdan mencabut rudalnya.
Hamdan : Hah!? Mau lagi kau anjing??!! Gantian si lonte dulu sekarang.. jawab Hamdan seraya menampar wajah Ummi Pipik yang belepotan oleh liurnya dengan mukenanya yang sedikit acak-acakan.
Bu Vyrna : HOCKK!! OCKK!! OCCK!! MFFH!! OCKKK!! OCKKK!! UHUK!! OCKK!! MFFHH!! OCKK!! OCKK!!
Dengan kasar Hamdan beralih menyumpal mulut bercintai bu Vyrna yang sudah menanti. Layaknya mesin, Hamdan menggenjot mulut bu Vyrna dengan cepat dan kasar, tak mempedulikan apapun selama ia merasakan nikmat. Mata bu Vyrna mendelik ke atas menikmati face-fuck yang akhirnya bisa ia rasakan. Air liur janda muda berkacamata itu mengucur deras membasahi ranjang. Suara tersedak dan decak becek bu Vyrna semakin merangsang Ummi Pipik yang sudah memposisikan wajahnya dengan mulut terbuka dan lidah menjulur siap untuk digilir. Hamdan pun memulai ronde keduanya dengan facefuck pada kedua ummahat itu selama sekitar 10 menit hingga keduanya mencapai klimaks bergiliran.
Hamdan : Diihh.. baru pake mulut aja udah pada ngecrott gini?! Parah emang kalian!! Sinih bokongmu lonteh!! Heh.. anjing!! Masih hauskan?! Tiduran bawah nih serambi lempit cepet!! Tegas Hamdan.
Bu Vyrna : Ahh.. iyah mass Hamdanhh.. jawab bu Vyrna yang langsung memutar tubuhnya 180 derajat sehingga kini bokong putih kencangnya yang dihias serambi lempit pink merekah menghadap Hamdan.
Blesshh.. rudal Hamdan yang berdiameter 5cm lebih itupun menembus mudah serambi lempit bu Vyrna yang memang sudah banjir lendir. Ummi Pipik yang sudah tiduran di bawah Bu Vyrna disuguhi pemandangan indah serambi lempit akhwat bercadar terlihat kembang-kempis diobok-obok oleh rudal jumbo lelaki muda.
Bu Vyrna : OOHHH.. YESSHH..!! FUCK!! AAHH..!! LEBIH KENCENG LAGI MASSHH..!! MMHH.. AAHH.. SHHH.. AHHH.. UHHH.. rudalL.. UHHH.. NGGHH.. ENAKHH.. NAKALHH.. AHHH..
Hamdan : Hhh.. Hh.. Nghh.. brisik amat nih lonte!! Woy.. anjing syar’i.. sumpal tuh mulut lonte pake serambi lempit!! Bentak Hamdan sambil terus menyodok liar rahim bu Vyrna.
Mendengar perintah Hamdan, Ummi Pipik pun membuka lebar kedua pahanya dan melipat kedua kakinya hingga menghimpit toket 38G miliknya. Kedua tangan bu Vyrna menjadi tumpuan tubuhnya menahan gempuran kuat Hamdan sekaligus menahan kedua kaki Ummi Pipik agar tidak turun. Hal itu membuat pinggul Ummi Pipik terangkat sehingga serambi lempitnya yang kehitaman dan dibanjiri lendir akhwat kini tersaji segar di hadapan wajah cantik ummahat bermukena dongker itu.
Ummi Pipik : Makan nih serambi lempit dasar lonte syar’i..!! Ujar Ummi Pipik sembari kedua tangannya menggenggam dan menekan kepala bu Vyrna hingga terbenam di selakangannya.
Bu Vyrna : HEMFHH!! MMFFHH!! MMFHH!! MCCH!! MMCCH..!! MFFUAAHH.. MFFH.. SHHH.. AHHH.. OHH.. FUCK.. HEMFHH!! MFFHH!!
Dengan bergelora Hamdan terus menggempur bokong bulat kencang bu Vyrna yabg sedang tenggelam dalam kenikmatan bercinta bebas. serambi lempitnya begitu dimanjakan oleh rudal Hamdan yang keras dan jumbo, membawa Bu Vyrna menapaki cepat tangga birahi. Mulut bu Vyrna sendiri sibuk melahap lezatnya serambi lempit tembem gurih seorang ummahat yang menjadi idolanya. Ummi Pipik kelojotan merasakan geli bercampur nikmat dari permainan lidah binal bu Vyrna yang menyapu lihai serambi lempitnya tanpa henti dengan mulutnya menganga, menjulurkan lidahnya menikmati tetesan lendir khas akhwat yang meleleh tiap kali Hamdan menarik mundur rudalnya.
Bu Vyrna : MFFFHH!! MFFHH!! SRRUPPHH..!! MFFHH!! MCCH!! MCCHH!! MFFUAAH.. OOHH.. GA TAHANNHH MASSH!! ENAK BANGETHH!! OOHH.. OHHH… OOUNNGGHH..!!!
PLOP.. SEEERRRR.. SEEERRRR..
Ummi Pipik terpejam saat serambi lempit bu Vyrna menyemburkan cairan surgawinya dengan kuat membanjiri wajah dan mulutnya. Meski begitu Ummi Pipik tampak menikmati menenggak keseluruhan cairan surgawi rekannya yang sekaligus mengobati dahaganya.
Hamdan : Heh anjing!! Sini mulut mu!! Nih bersihin!! Bentak Hamdan sambil melesakkan rudalnya menyumpal mulut dan kerongkongan Ummi Pipik.
Ummi Pipik : mmff.. mffhh.. srruupp.. emmm.. srruup.. mmff.. ssrrupp..
Ummi Pipik begitu menikmati rudal Hamdan meski hanya separuh bagian saja yang masuk ke mulutnya karena posisi Hamdan dan Ummi Pipik yang kurang mendukung. Hamdan membiarkan tubuh putih mulus bu Vyrna mengejang beberapa lama merasakan nikmat orgasme.
Bu Vyrna : Sshhh.. Uhh.. mmhh.. masshh.. aahh.. OOUUHHHHHH!! SHH.. AHH!! AHH!! MMHH!! rudalH!! YESHH!! ANAL FUCKK!! MMHH!! HAEMFHFH!! MMFHH!! MMFFHH..!!
Merasa sudah cukup pelumas dari liur Ummi Pipik, Hamdan langsung melesakkan kasar rudalnya menembus anus sempit bu Vyrna yang disambut lenguhan dan racauan liar janda 37 tahun itu. Tubuh bu Vyrna bergoncang hebat menahan sodokan kuat dan cepat Hamdan yang membuat bokongnya kemerahan. Sementara di bawah, Ummi Pipik merasakan serambi lempitnya amat gatal sehingga ia kembali membenamkan kepala bu Vyrna di selakangan mulusnya.
Hamdan terus menggempur bu Vyrna dalam posisi itu selama 15 menit dan lebih dari 5x sudah bu Vyrna memancarkan cairan surgawinya membanjiri mulut dan kerongkongan Ummi Pipik yang kehausan. Mukena putih yang dikenakan Ummi Pipik pun basah kuyup dan kusut berantakan. Kedua lubang surgawi bu Vyrna digilir Hamdan secara terus menerus, sedangkan mulut Ummi Pipik Hamdan gunakan untuk membersihkan sekaligus melumasi rudalnya sebelum berpindah lubang baik dari anus ke serambi lempit ataupun sebaliknya.
Bu Vyrna : MMFFHH!! MMHH..!! MMMFHHH..!! OHH!! YESHH!! AAHH..!! DUHH.. ENAK BANGET MASSHH..!! ALLAAH..!! TERUSHH..!! JADI KETAGIHAN NIH MASHH..!! menggenjotT.. OOHH..!! AAHH..!! ENTOT serambi lempit LONTEH INIH MAASSHH..!! AAHH..!! rudalHH!! FUCKK!! OOOUUNNGGHHHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEEEERRRRRR..
Hamdan mencabut cepat rudalnya dan disusul serambi lempit pink bu Vyrna menyemburkan orgasmenya dengan hebat membuat Ummi Pipik kelabakan hingga terbatuk-batuk karena begitu derasnya. Tubuh Bu Vyrna menggelinjang kuat merasakan derasnya syahwat yang mengalir keluar dari tubuhnya. Selama beberapa detik tubuh akhwat cantik berkacamata itu mengejang sebelum kemudian Hamdan menghempaskannya ke ranjang.
Hamdan : Heh! Sinih mulutmu anjing syar’i!! Bentak Hamdan sambil menarik kasar mukena Ummi Pipik yang basah kuyup.
Karena ditarik paksa, leher Ummi Pipik tercekik yang membuat janda mantan istri Uje itu segera mengubah posisi tubuhnya menjadi doggy dengan wajah cantiknya yang basah kuyup kini menghadap rudal Hamdan.
Ummi Pipik : HEMFFH!! OCK!! OCKK!! OCK!! UHUK!! OCKK!! OCKK!! UHUKK!! UHUK!! OCKK!! OCKK!! OCKK!! MFFHH!! MFFHH!! OCKK!! OCKK!! MMFFFFHHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Sodokan kasar Hamdan di mulut Ummi Pipik layaknya ia tengah menyodok serambi lempit, justru begitu dinikmati Ummi Pipik. Birahi yang ada dalam diri Ummi Pipik pun mengglegak cepat ke sekujur tubuhnya dan membuatnya tak sanggup lagi menahan ledakan orgasmenya yang begitu deras.
Hamdan : Hahah.. dasar anjing!! Baru bentar dientot mulutnya udah ngecrot lagi.. ujar Hamdan dengan nada merendahkan sembari menampari pipi Ummi Pipik.
Puas dengan mulut Ummi Pipik, dengan kasar Hamdan mencengkram kepala Ummi Pipik dan mendorongnya kuat hingga Ummi Pipik terjungkal terlentang di ranjang. Toket jumbo 38G Ummi Pipik yang berputing hitam bergoncang keras saat dirinya terjerembab dan hal itu membuat Hamdan semakin terangsang.
PLAK!! PLAK!!
Ummi Pipik : AAKHH!! Sakiit masshh.. sshh.. rintih Ummi Pipik menahan perih dari tamparan Hamdan di kedua paha mulusnya.
Ummi Pipik yang paham akan kemauan Hamdan segera mengangkat kedua kaki mulus kuning langsatnya yang cukup berisi, kemudian ia tekuk hingga hampir menyentuh dadanya. Posisi ini membuat selakangan mulus Ummi Pipik yang dihiasi serambi lempit hitam tembem dan anusnya tersaji matang siap untuk dinikmati.
Hamdan : Diihh.. udah pasrah aja nih anjing.. hahah!! Nihh..!! Kata Hamdan sambil menggesek-gesekkan rudalnya membelah labia mayora Ummi Pipik.
Ummi Pipik : He’emhh mas sayanghh.. Anjing ini pengen banget di entott.. masukin sinihh.. masshh.. tolonghh.. shh.. udaahh ga tahaan mass.. rengek Ummi Pipik sembari kedua tangannya menguak lebar liang anusnya.
Hamdan : Naaahh.. ini baru bener-bener anjing!! Nihh hadiah buat anjing syar’i kayak kamu!! Ujar Hamdan sambil melesakkan rudalnya hingga terbenam sepenuhnya di liang bo’ol ummahat sintal itu.
Ummi Pipik : OOUUHHH.. SHHH.. AHHH!! AHH!! OHH!! ENAKNYAHHH!! AAAHH!! MAAFIN ANA MAS JEFRI.. AHHH..!! ANA GAK BISA TEPATIN JANJIIHHH.. BUAT TETEP JAGA DIRIHH..!! ANA UDAH JADI ANJING MAS HAMDANNHH.. rudalNYAAHH ENAK BANGETHH..!! MAAF!! OOHH..!! TERUS SODOKH MASS HAMDANNH..!! EMMHH..!! SHH..!! OOHH..!!
Ummi Pipik terus meracau keras merasakan nikmatnya anal bercinta yang tak pernah ia dapatkan dari Uje mantan suaminya. Bagi Ummi Pipik, Uje merupakan suami terbaik dari segi menunaikkan hak istri. Namun hasrat Ummi Pipik untuk menjelajahi dunia bercinta lebih jauh, ingin mencoba berbagai gaya bercinta, anal bercinta, outdoor bercinta, dll sama sekali tak pernah Uje penuhi. Hal ini membuat Ummi Pipik begitu bahagia malam ini karena fantasi bercintanya bisa tersalurkan. Apalagi rudal Hamdan yang superior semakin membuatnya tergila-gila akan fantasinya untuk mencoba semua hal tentang bercinta. Mata Ummi Pipik merem-melek, sesekali ia menggigit bibir bawahnya merasakan setiap bagian tubuhnya tengah dilanda birahi akibat nikmatnya sodokan Hamdan membelah anusnya.
Kedua tangan Hamdan menggenggam kuat kedua betis Ummi Pipik hingga kedua kaki mulus Ummi Pipik menjulang tinggi berbentuk V. Kedua tangan Ummi Pipik sibuk memainkan toket jumbo 38G miliknya karena ummahat 43 tahun itu ingin lebih merasakan nikmat dan mencapai puncak orgasmenya. Dan benar saja, hanya 5 menit Hamdan menggempur anusnya, Ummi Pipik pun menyerah dan melepaskan seluruh birahinya dengan kuat.
Ummi Pipik : OOHH!! rudalLH!! AAHH!! SODOK MASSHH!! SSHH..!! DUUHH..!! ENAKNYAHHH..!! OOUUHH..!! AAHH..!! MAU KELUARRHH..!! AAHH!! OOOUUNNGGHHHHH..!!!
SEEERRRR.. SSSEEERRRRRR.. SEEERRRR..
Semburan kuat cairan surgawi Ummi Pipik menjulang tinggi bak air mancur dan membasahi seluruh ranjang. Kedua tangan Ummi Pipik meremas kuat toketnya, matanya terpejam, sementara bibir bawahnya ia gigit merasakan kenikmatan klimaks. Hamdan segera mencabut rudalnya yang mengkilat oleh lendir anus istri Uje itu. Bu Vyrna yang sedari tadi tiduran karena kelelahan, bergegas bangun dan melahap nikmat batang kejantanan Hamdan.
Bu Vyrna : Haemphh.. mmfhh.. ockk.. ockk.. mmffhh.. Mcchh.. mmfhh.. ockk..mffhh..
Mata bu Vyrna merem melek menikmati gurihnya rudal Hamdan. 5 detik saja Hamdan memakai mulut bu Vyrna untuk membersihkan rudalnya sebelum kembali menghujamkannya dengan kuat menembus serambi lempit tembem kehitaman Ummi Pipik. Tubuh Ummi Pipik yang masih menggelinjang harus kembali bekerja untuk melayani genjotan mantab Hamdan mengobok-obok liang peranakannya.
Ummi Pipik : Sshh.. Masshh.. mmhh.. enaknyaahh.. bentar yaahh.. OUUHH.. AAHH.. AMPUNNHH MASSHH.. SSHH.. AAHH.. SSHH.. OUUHEMMFFHH.. MFFHH.. MFFHH.. MCCHH.. MFFHH..
Mulut Ummi Pipik yang sedang mendesah di bungkam paksa oleh bu Vyrna dengan membenamkannya di serambi lempitnya. Pinggul bu Vyrna bergerak maju-mundur menggesek hidung dan bibir Ummi Pipik dengan posisi bu Vyrna kini doggy di atas tubuh Ummi Pipik. Kedua tangan bu Vyrna memegang pundak Hamdan sementara mulutnya memagut liar mulut Hamdan. Lidah liar ummahat berkacamata itu menyeruak masuk dan melilit lidah Hamdan. Tak lama Ummi Pipik pun mengencangkan himpitan liang surgawinya pertanda ia akan kembali orgasme. Hamdan yang menyadari hal itu semakin kuat menggenjot serambi lempit mantan istri Uje tanpa henti.
PLOK!! PLOK!! PLOK!!
Ummi Pipik : UMMH!! MFFHH!! MMFFHH!! MMHH!! MMFFFWAAHH!! MASSHH..!! OOUHH..!! MAU KELUARHH.. ENAKNYAA YA ALLLAAHH..!! AAHH..!! AHHH..!! OOOUUNNGGHHHHH..!!!
PLOP.. SEEERRRR.. SSSEEERRRRRR… SSSEEERRRRRR..
serambi lempit Ummi Pipik yang terkejut karena Hamdan yang langsung mencabut cepat rudalnya seperti meledakkan seluruh birahi yang tertahan di pintu liang surgawi Ummi Pipik. Tangan kanan Hamdan dengan kasar dan kuat menekan kepala Bu Vyrna hingga mulut dan hidungnya menyumpal serambi lempit Ummi Pipik. Sontak saja bu Vyrna mendelik saat rongga mulutnya dibanjiri cairan surgawi Ummi Pipik dengan tiba-tiba. Bu Vyrna yang sudah sangat haus menenggak cepat sebagian besar ‘minuman segar’ khas serambi lempit akhwat itu.
Belum selesai bu Vyrna menikmati semburan orgasme Ummi Pipik di mulutnya, Hamdan menjepit kuat hidung mancung janda 37 tahun itu dan menariknya ke atas. Tentu saja hal ini membuat bu Vyrna harus membuka mulutnya agar tetao bisa bernafas. Namun bukannya udara yang masuk ke tenggorokannya, melainkan rudal hitam besar berurat Hamdan yang menyodok kuat hingga menghantam pangkal kerongkongan bu Vyrna. Kembali mulut dan kerongkongan bu Vyrna dimanjakan dengan kasarnya sodokan rudal Hamdan sebelum kemudian Hamdan mencabutnya dan melesakkannya lagi ke anus Ummi Pipik yang masih kelojotan setelah orgasme.
Di ronde kedua ini Hamdan begitu beringas layaknya singa yang sangat lapar dan disodorkan dua onggok daging segar. Hampir 20 menit sudah ketiganya berada di posisi itu dan bu Vyrna pun begitu kembung oleh cairan surgawi Ummi Pipik yang memenuhi lambungnya. Kedua liang surgawi Ummi Pipik terlihat menganga lebar setelah digilir kasar oleh Hamdan, sementara mata Ummi Pipik nampak nanar dengan kedua tangannya tergeletak lemah karena setelah mengalami 7x orgasme.
Ummi Pipik : AHHH.. OOHH.. AAHH.. SHHH.. AAAHH.. SHHH.. rudalHH.. ENAAKK.. AAAHH.. NNGGGHHHHHH..!!
SEEERRRR.. SRRRRRRRR.. SEEERRRR..
Pinggul Ummi Pipik mengejang hebat ketika menyemburkan orgasmenya yang ke-8 di posisi itu. Kembali Hamdan menekan kepala bu Vyrna ke selakangan Ummi Pipik, namun karena sudah terlalu kenyang, bu Vyrna hanya bisa terdiam dan memejamkan mata saat wajahnya mendapat facial hangat dari serambi lempit ummahat idolanya.
Meski hampir 45 menit Hamdan menggarap kedua akhwat cantik bermukena itu, tapi tak nampak tanda-tanda kelelahan pada dirinya. Bu Vyrna dan Ummi Pipik pun hanya bisa pasrah malam itu menjadi alat pemuas nafsu bercinta Hamdan yang tak terbatas.
Hamdan : Lhooh?? Udah pada lemes?? Belum kelar nih!! Bentak Hamdan sambil memutar tubuh Putih mulus bu Vyrna.
Kini kedua ummahat itu saling berpagutan dengan sisa birahi yang masih membakar mereka. Kedua toket jumbo ummahat itu saling menggencet satu sama lain dan terlihat begitu indah merangsang. Kedua belah kaki sintal mulus Ummi Pipik ditekuk hingga lututnya menyentuh dada sementara kedua paha putih mulus bu Vyrna menguncinya. Kembali posisi ini menyajikan dua bongkahan bokong akhwat penggiat Islam yang berbeda rasa. Satu bokong milik Ummahat 43 tahun yang dulunya adalah istri seorang mubaligh terkenal, berwarna kuning langsat sintal mulus tanpa cela dihiasi serambi lempit kehitaman dan anus yang menganga lebar. Sementara satu bokong lainnya milik seorang akhwat cantik berkacamata yang merupakan pemilik pondok Tahfidzul Qur’an, berwarna putih bersih tanpa cela, bulat kencang dihiasi serambi lempit pink merekah dengan anus yang sempit menawan.
Hamdan tersenyum puas melihat keindahan dan kelezatan yang tersaji di hadapannya. Ia tak menyangka di umurnya yang belum genap 20 tahun itu bisa menikmati begitu banyak bokong para akhwat bercadar yang selalu tertutup dan terawat. Bahkan malam ini, bukan hanya akhwat biasa namun seorang ummahat pemilik pondok tahfidz dan seorang Ummi Pipik yang merupakan icon pejuang muslimah di Indonesia.
Hamdan : Gileee emang.. Ga nyangka hidupku bisa kayak gini.. hahaha.. dah ah.. nikmatin aja.. gumam Hamdan sebelum ia menggilir kedua bokong ummahat itu
Selama sekitar 20 menitan Hamdan kembali menggempur kedua bokong sintal dan kencang di haadapannya. Hamdan menggilir keempat liang surgawi kedua ummahat cantik yang sedang asik berciuman itu semaunya. Mulai dari menggenjot kuat anus bu Vyrna sebanyak 10x sodokan kemudian ia cabut dan langsung dilesakkan ke serambi lempit Ummi Pipik. serambi lempit hitam Ummi Pipik pun mendapat jatah sodokan yang sama sebanyak 10x sebelum Hamdan kemudian berpindah ke anusnya. Anus Ummi Pipik yang sudah merekah lebar begitu mudah ditembus rudal raksasa Hamdan yang menyodok kuat 10x sebelum kembali berpindah dan menyumpal serambi lempit pink segar bu Vyrna. Desahan, lenguhan, dan erangan kedua ummahat tersebut memenuhi seisi ruangan. Decit ranjang mereka terdengar merdu berpadu dengan suara kedua akhwat itu.
AHH..!! FUCKK..!! YESH!! AHH!! OOUUH!! rudalHH!! SODOK MASHHH!! ENTOT TERUSSHH!! OOOUHH..!! NNGGHH!! ENAAKK!! OOHH!! OOHHH!!
Setelah 1 jam lebih, Hamdan mulai merasakan seluruh batang rudalnya berdenyut kuat. Ia pun semakin cepat dan kuat menggenjot bokong bu Vyrna karena saat itu kebetulan jatah anus bu Vyrna yang ia sodok. Anus sempit pink itu ikut tertarik keluar-masuk dengan cepat seolah-olah menyatu dengan rudal Hamdan yang sangat kontras dengan warna bokong bu Vyrna.
PLOK!! PLOKK!! PLOKK!!
Hamdan : AARRGHH!!!
CRROOTT.. CROOTT.. CRROOTT.. SEEEEERRRRRR.. SEEERRRR..
Hamdan melesakkan rudalnya sedalam-dalamnya dan menyemburkan sperma yang begitu banyak. Bahkan Hamdan pun tak pernah merasa sepuas itu saat orgasme. Ia merasa seluruh terkuras habis membanjiri liang bo’ol bu Vyrna. Nikmatnya semburan kuat sperma hangat rudal Hamdan membuat bu Vyrna keenakan dan tak mampu menahan ledakan orgasme terakhirnya.
Bu Vyrna : Aaauuhh.. sshh.. angetthh masshh.. mmhh.. makasih banyak mas buat saos kentalnyaahh.. kata bu Vyrna sembari kedua tangannya menyatukan belahan bokongnya agar sperma Hamdan tak tumpah saat Hamdan mencabut perlahan rudalnya.
Hamdan : Fuuhhh.. capek juga.. emang bener-bener binal nih lonte sama anjing.. ehh.. foto-foto dulu dong.. buat kenang-kenangan.. kata Hamdan sambil menyalakan HPnya.
Ummi Pipik : Eehh.. boleh juga massh.. Yuukk aahh.. ana juga pengen punya koleksi rudal mas Hamdan.. jawab Ummi Pipik dengan antusias.
Bu Vyrna : He’emh.. hihihi..
Hamdan pun mulai mengambil foto pertama dengan posisi bu Vyrna menungging dan memamerkan bokong kencang putihnya sementara kepala Ummi Pipik yang masih terbalut mukena bersandar di sisi atas bokong bu Vyrna dengan lidahnya menjulur ke anus bu Vyrna dan kedua tangannya menguak lebar liang bo’ol pemilik pondok Tahfidzul Qur’an itu. Pose kedua adalah ketika bu Vyrna yang masih mengenakan atasan mukena warna dongker, berjongkok di atas wajah Ummi Pipik yang membuka lebar mulutnya siap menampung sperma kental Hamdan yang mengalir deras. Pose selanjutnya adalah ketika keduanya melakukan cum-swapping dengan bu Vyrna duduk bersimpuh dan kepalanya mendongak sementara mulut Ummi Pipik yang menggembung penuh sperma Hamdan mengucurkannya perlahan. Berlanjut dengan Ummi Pipik yang tiduran dengan mengangkat tinggi pinggulnya sementara kakinya ia tekuk hingga telapak kakinya berada di dekat kepalanya. Kedua tangan Ummi Pipik menahan punggungnya agar tetap stabil dan bu Vyrna dengan erotis mengalirkan sperma kental Hamdan di mulutnya ke anus Ummi Pipik yang menganga. Setelah semua sperma Hamdan masuk, kini bu Vyrna melesakkan tangan kanannya ke anus Ummi Pipik secara perlahan. Tampak mata Ummi Pipik mendelik bersamaan dengan lenguhan panjangnya merasakan nikmat saat tangan Ummahat 37 tahun itu menyumpal liang bo’olnya dan mengaduk-aduknya dengan cepat.
Setelah dirasa cukup, bu Vyrna mencabut tangannya perlahan dan terlihat anus Ummi Pipik ikut tertarik keluar. Dengan penuh nikmat, bu Vyrna menjilati bersih tangannya yang terlihat mengkilat berlumuran sperma dan lendir anus Ummi Pipik. Ummi Pipik yang sudah sangat haus akan kelezatan sperma lelaki, kini berjongkok di atas mulut bu Vyrna yang tengah terlentang di ranjang dan sedang meremasi toketnya sendiri. Paha Ummi Pipik yang mengangkang lebar membuat adegan sperma Hamdan yang sudah bercampur dengan lendir dan liur itu terlihat jelas membanjiri mulut bu Vyrna. Dengan penuh nafsu, ummahat 43 tahun itu memagut liar mulut ummahat cantik berkacamata di hadapannya di mana keduanya saling berbagi kelezatan saos kental Hamdan.
Benar-benar malam yang indah bagi Hamdan karena disuguhi sisi gelap dari para muslimah penggiat dakwah Islam yang liar dan binal. Sesi foto-foto terus berlangsung dengan berbagai gaya mulai dari anal di anus Ummi Pipik dan bu Vyrna, deepthroat di mulut keduanya, normal bercinta, dll. Yang paling Hamdan sukai adalah saat kedua ummahat itu menghimpit rudalnya dengan toket jumbo mereka. Hamdan segera mengabadikan momen itu dengan banyak foto. Dan sesi foto berakhir dengan gaya Ummi Pipik tengah mengulum kepala rudal Hamdan sementara bu Vyrna mengulum zakar Hamdan.
Ummi Pipik : Waahh.. bagus-bagus fotonya yah mass.. hihihih.. bakalan ana jadiin wallpaper dehh.. ucap Ummi Pipik yang memeluk Hamdan di sisi kanan.
Bu Vyrna : He’emh.. mas Hamdan pinter banget ngambil fotonya udah kayak fotografer ajah.. timpal bu Vyrna yang masih asik scrolling foto-foto syur mereka sementara ia memeluk Hamdan di sisi kiri.
Hamdan : Ahahah.. nggak juga kok.. kebetulan aja itu.. jawab Hamdan sedikit malu-malu sambil menikmati kenyalnya toket jumbo para ummahat itu di dadanya.
Hamdan masih keheranan, meski sudah 2 jam bekerja keras menggempur 6 lubang, rudalnya masih tetap menjulang tegang dan keras. Ia berpikir mungkin efek obatnya terlalu kuat sehingga sampai seperti ini.
Hamdan : Ehh.. tolong dikirim ke HP ana bu beberapa foto lainnya, nanti ana juga kirim balik yang ada di HP ana..
Ummi Pipik dan bu Vyrna : Oke mas Hamdanh..
Saat Hamdan menyalakan HP dari mode standby, ia baru menyadari kalau HPnya dalam mode pesawat sedari tadi. Ia pun segera menyalakan fitur WiFi mode di HPnya dan betapa terkejutnya Hamdan saat ia tau kalau Alisa sudah lebih dari 10x melakukan WA Call. Dengan panik Hamdan mencoba membalas pesan WA Alisa yang bejibun.
Hamdan : Assalamu’alykum.. maaf sayang tadi mas sibuk banget dan juga lupa kalau HP mas lagi dimatiin koneksi internetnya.. dek Alisa sayang lagi apa?? Tanya Hamdan membalas chat Alisa.
Sembari menanti balasan chat WA Alisa, Hamdan, Bu Vyrna, dan Ummi Pipik saling berbagi foto-foto perzinahan mereka.
Alisa : Wa’alaykumsalam.. Ohh.. Gapapa.. sibuk apa? Balas Alisa singkat.
Hamdan : Tadi mas diminta nemenin bu Vyrna dan seorang artis muslimah buat ngisi materi di pondok.. hehehe.. btw kok ga dijawab sih?? Dek Alisa lagi apa sekarang??
Alisa : Oohh.. tiduran aja.. siapa tuh artis??
Hamdan : Sayang kenapa sih..?? Kok jutek gitu balesnya..?? Ehh.. Alisaku pengen tau?? Nih dia.. Balas Hamdan sekaligus melampirkan foto ketika rudalnya tengah di sepong Ummi Pipik dan bu Vyrna bersamaan.
Alisa : UMMI PIPIK..!!? ASTAGHFIRULLAH MAS HAMDANN!! PARAH BANGET SIH!! Balas Alisa dengan nada marah.
Hamdan : Ehh.. parah kenapa sayang??
Alisa : UDAH!! GAK USAH BALIK!! SANA PUAS-PUASIN AJA DI SITU!! GAK USAH HUBUNGIN ALISA LAGI!!
Hamdan : Lhohh.. kok marah sih?? Kenapa sayang??
Alisa : TAUKK!!
Hamdan pun bingung dan panik karena tak biasanya Alisa seperti ini. Bahkan saat ia tau Hamdan menggenjot dengan Sulwa di sampingnya pun ia tidak marah. Berkali-kali Hamdan mengirimkan pesan WA pada Alisa namun hanya terlihat centang satu saja yang bisa jadi Alisa memblokir nomornya.
Bu Vyrna : Kenapa mas Hamdan sayang?? Ada masalah?? Tanya bu Vyrna yang melihat gelagat aneh pada Hamdan.
Hamdan : He’emh nih bu.. afwan ana pamit duluan yaa.. Jawab Hamdan bergegas bangun.
Ummi Pipik : Oohh.. oke mas.. syukron yaah buat malam ini, kapan-kapan main lagih.. kata Ummi Pipik sambil melepas Hamdan pergi.
Keduanya pun tertidur karena kelelahan dengan keempat liang surgawi mereka masih menganga setelah 2 jam penuh dihajar Hamdan.
Saat itu pukul 22.25 ketika Hamdan meninggalkan pondok dengan mengendarai motor dalam kecepatan tinggi. Pikirannya penuh dengan kekhawatiran akan hubungannya dirinya dengan Alisa. Selama di jalan, Hamdan sama sekali tidak fokus dan beberapa kali ia hampir kecelakaan. Sesampainya di rumah bu Zaskia, Hamdan buru-buru masuk dan mendapati pintu depan sudah terkunci.
Hamdan : Assalamu’alaykum..!! Ucap Hamdan beberapa kali sambil menggedor-gedor pintu depan.
Bu Zaskia : Wa’alaykumsalam.. kok baru pulang mas Hamdan?? Sibuk banget yaa di sana?? Tanya bu Zaskia yang terlihat seperti baru saja bangun tidur dan hanya mengenakan daster hitam tipis motif bunga.
Hamdan : Ahh.. maaf ganggu ibu tidur.. Alisa di mana bu yaa?? Tanya Hamdan dengan nada khawatir.
Bu Zaskia : Oohh.. masuk dulu ahhh.. kayak bukan rumah sendiri aja.. nggak tau juga ibu.. daritadi siang nggak liat lohh.. jawab bu Zaskia sambil menutup pintu depan rumah dan menguncinya.
Hamdan : Seharian ibu ngga liat yah..?? Duhh.. jawab Hamdan yang membuat bu Zaskia keheranan.
Bu Zaskia : Oohh.. Ahahah.. lagi ada masalah yaah?? Ibu tau kok.. udaahh.. santai aja.. makan dulu yuk.. ehh.. kayaknya belum mandi junub juga nih.. goda bu Zaskia yang mendekap erat tangan kiri Hamdan dan langsung terbenam di belahan toket 40H miliknya.
Hamdan : Iyaa nih bu.. ngga biasanya Alisa kayak gini.. jawab Hamdan sambil berjalan menuju kamar mandi bersama bu Zaskia.
Bu Zaskia : Hahah.. udah ahh.. mandi dulu biar seger, trus makan, baru dipikir masalahnya.. ujar bu Zaskia sambil melucuti pakaian Hamdan.
Bu Zaskia yang sudah berkali-kali melepas pakaian Hamdan, dengan cepat dan mudah menelanjangi Hamdan. Ia agak terkejut ketika menarik turun sirwal Hamdan dan mendapati rudal Hamdan masih mengacung tegak keras bahkan terlihat lebih besar daripada biasanya. Melihat suasana hati Hamdan yang kurang enak, ia pun hanya tersenyum dan tidak menggoda Hamdan. Sesaat setelah Hamdan masuk ke kamar mandi, bu Zaskia pun melepas dasternya hingga kini ia bugil tanpa sehelai benangpun menempel di tubuhnya dan mengikuti Hamdan masuk ke kamar mandi.
Setelah selesai wudhu, sebagai kaifiyat awal mandi junub, Hamdan pun melanjutkan membasuh tubuhnya dengan menyalakan shower. Hangatnya air me-refresh seluruh tubuh Hamdan termasuk juga keadaan hatinya. Kini ia merasa lebih tenang dan nyaman.
Bu Zaskia : Gimana mas Hamdan?? Mendingan kan? Tanya bu Zaskia yang sudah menempelkan tubuhnya di punggung Hamdan sehingga kekenyalan toket raksasanya begitu terasa di punggung Hamdan sementara kedua tangan lembut bu Zaskia mulai meratakan sabun di tubuh Hamdan dari belakang.
Hamdan : Iyah bu.. sudah agak mendingan.. Tapi kenapa yah bu?? Ngga biasanya Alisa marah karena hal yang biasa.. jawab Hamdan sembari menghela nafas.
Bu Zaskia : Biasa gimana maksudnya mas? Tanya bu Zaskia yang mulai meratakan sabun di punggung Hamdan dengan toketnya.
Hamdan : Emmhh.. Sshh.. tadi kan Alisa nanya ke ana gitu bu.. tanya lagi apa? Trus ana jawab pakai foto pas ana lagi di emut Ummi Pipik sama bu Vyrna gitu.. kalau biasanya sih Alisa gak marah.. makanya ana bingung gitu bu..
Bu Zaskia : Yaah begitulah perempuan mas Hamdan.. memang butuh pengertian lebih.. apalagi bisa jadi mungkin hari ini Alisa lagi badmood.. nahh.. trus mas Hamdan kirim foto kayak gitu.. coba nanti diomongin baik-baik.. ibu paling paham tentang Alisa.. dia orangnya gak betahan kok marahan lama-lama gitu.. kata bu Zaskia yang kini tengah mengocok perlahan rudal Hamdan dengan kedua tangannya yang penuh sabun.
Hamdan : Baik bu.. nanti Hamdan usahakan.. trus gimana bu ya?? Kan malam ini jadwal ana buat ‘main’ sama ibu yaa..?? Tanya Hamdan sambil tertawa kecil.
Bu Zaskia : Hem..?? Ahahah.. gak usah dipikirin.. kan besok-besok masih bisa.. yang penting hubungan kalian baik dulu.. ehh yaa.. coba agak nungging mas.. mau ibu bersihin anusnya.. jawab Bu Zaskia sambil berjongkok di hadapan bokong Hamdan.
Hamdan pun agak memundurkan bokongnya dengan kedua kakinya dibuka sementara kedua tangannya bertumpu pada tembok kamar mandi. Kedua jempol bu Zaskia secara perlahan masuk ke anus Hamdan dan menguaknya. Setelah cukup lebar, bu Zaskia pun membenamkan wajahnya di bokong Hamdan sementara lidah liarnya masuk mengais-ngais dinding liang anus Hamdan.
Sekitar jam 11 malam, setelah mandi kemudian makan malam di mana bu Zaskia berjongkok di kolong meja makan dan melakukan blowjob pada rudal Hamdan, Hamdan pun segera menuju kamar Alisa di lantai 2. Ia mengetuk perlahan pintu kamar Alisa namun tak ada jawaban.
Hamdan : Dek Alisa sayang.. maafin mas yang gak peka sama adek.. tapi jujur mas Hamdan Cuma sayang sama dek Alisa seorang.. ga ada lainnya.. tolong maafin mas.. mas gamau jauh dari Alisaku sayang.. ucap Hamdan lirih.
Selama beberapa menit Hamdan berdiri di depan pintu kamar Alisa berharap bisa mendengar suara indahnya meski sedikit. Namun 15 menit berlalu tak kunjung juga ada jawaban. Hamdan pun berpikir mungkin Alisa sudah tidur. Dengan perasaan kacau balau, Hamdan melangkah lesu menuju ruang tengah dan duduk di sofa tempat dulu dirinya pertama kali mensetubuhi bu Zaskia.
Hamdan : Heemhh.. bodohnya kamu Hamdan.. ga tau terimakasih.. malah bikin sakit hati akhwat yang kamu cintai.. padahal dia gak pernah marah sekalipun meski tau kamu ini suka menggenjot sama akhwat lain..
Semalaman Hamdan menyalahkan dirinya sendiri yang egois dan tak bisa mengerti keadaan hati kekasihnya. Karena kecapekan seharian menggarap akhwat-akhwat pondok, sekitar jam 23.30 Hamdan pun tertidur di sofa.
Hamdan : Hemm?? Hemm?? Siapa?? Astaghfirullah!! Ucap Hamdan terkejut melihat seseorang yang berpakaian putih.
Malam itu memang hampir seluruh lampu utama rumah dimatikan sehingga hanya tersisa lampu kecil saja yang membuat penglihatan agak kurang jelas, ditambah lagi kondisi Hamdan yang juga baru bangun tidur.
Alisa : Sini.. ikutt..
Hamdan : Haah..?? Siapa..?? Jawab Hamdan bingung.
Alisa pun menarik paksa tangan Hamdan yang membuat Hamdan terpaksa bangun dan mengikutinya. Setelah beberapa detik ia baru sadar kalau yang sedang menggandengnya adalah Alisa karena suasana rumah yang gelap dan itu terjadi sekitar jam 00.15 malam.
Alisa tetap terlihat bercintai seperti biasa, namun malam itu outfitnya lebih ke arah kenikmatans daripada bercintai. Ia mengenakan kaos putih bergambar Hello Kitty warna pink di bagian depan yang tentu saja tak bisa menutupi bongkahan gunung kembar indah miliknya yang menerawang jelas dari balik kaos. Sementara bokong bercintainya hanya ditutupi celana tidur pendek tipis se-pangkal paha warna pink muda dengan gambar Hello Kitty putih tepat di tengah bokongnya sehingga kaki Alisa yang putih mulus jenjang tanpa cela terlihat sempurna. Kekenikmatansan Alisa malam itu semakin jelas dengan rambutnya yang dikucir dua di belakang kepalanya tepat di belakang telinganya layaknya anak kecil. Alisa kemudian mengunci pintu kamarnya sesaat setelah Hamdan masuk.
Hamdan : Hmm.. Maafin mas.. mas gaj ada maksud buat..
Alisa : Kangen.. kata Alisa memotong kata-kata Hamdan.
Hamdan : Ehh.. maksudnya mas gini.. tadi itu..
Alisa : Kangen!! Kata Alisa kembali memotong kata-kata Hamdan.
Hamdan : Oohh.. mas juga kangen banget.. jawab Hamdan sambil membuka lebar kedua tangannya yang disambut dekapan kuat Alisa layaknya orang yang sudah lama tak bertemu.
Alisa : Kangen.. hiks.. ucap Alisa dengan lirih dan agak terisak-isak.
Handan : Iyaa.. mas juga minta maaf karena gak ngertiin adek.. ucap Hamdan sambil mendekap Alisa dan membelai kepalanya.
Alisa : Emm.. Ngga.. bukan salah mas Hamdan.. Alisa aja yang terlalu gampang ngambek gaje.. Maafin Alisa mas.. Alisa gamau jauhan sama mas Hamdan.. pinta Alisa dengan penuh harap sembari mendekap erat Hamdan.
Hamdan : Mas juga yang salah karena ga langsung respon waktu adek ngechat tadi.. maafin mas juga yah.. mas sayang banget sama dek Alisa.. tadi mas bener-bener takut kalau adek trus gamau hubungan mas lagi.. bener-bener takut.. kata Hamdan sambil membawa Alisa untuk rebahan di ranjang.
Alisa : Hiks.. Maafin Alisa yang gak mikirin hati mas Hamdan.. Alisa nya yang terlalu egois.. yang lagi bete Alisa tapi malah mas Hamdan yang jadi pelampiasan.. hiks.. jujur mass.. Alisa daritadi mikirin mas Hamdan.. kangen banget.. apalagi waktu mas Hamdan di depan kamar trus bilang maaf ya tulus banget.. perih banget mass hati Alisa.. tapi Alisanya yang bego.. tolol.. padahal pengen banget waktu itu bukain pintu terus peluk mass.. tapi.. tapi.. hiks..
Hamdan : Hemmh.. yaudah dek Alisa sayang.. sama-sama belajar yaa.. mas salah.. adek juga sedikit salah.. kalau ga diuji kayak gini gak akan tambah sayangnya kaan?? Ujar Hamdan sambil membelai lembut pipi kenyal Alisa yang sedang tiduran di sisi kiri sambil mendekap Hamdan.
Alisa : Hiks.. mas Hamdan.. kok baik banget sih sama Alisa..?? Padahal kan.. padahal Alisa udah jahat banget sama mas.. uda minta maaf tapi Alisa cuekin.. kata Alisa yang sedang tiduran berbantalkan dada Hamdan dan menatap Hamdan dengan rasa bersalah.
Hamdan : Hemh..?? Anget ngga sih peluk mas gini dek?? Nyaman ngga sih?? Tanya Hamdan sambil membelai lembut kepala Alisa yang matanya berkaca-kaca.
Alisa : He’emh mas.. banget.. mau nya gini terus didekap mas terus.. gamau yang lain pokoknya.. jawab Alisa manja.
Hamdan : Kira-kira kenapa bisa anget coba??
Alisa : Mmm.. karena lemak mas Hamdan yaah?? Jawab Alisa polos.
Hamdan : Yeee.. Dada rata ama perut kotak-kotak gini mana ada lemaknya coba?? Hadehh.. jawab Hamdan sambil mencubit gemas hidung Alisa.
Alisa : Aauuww.. trus kenapa dong mas?? Mmm.. hihihi.. emang Alisa ga peka sih yaa.. cz mas Hamdan cinta sama Alisa yaa..?? Jawab Alisa dengan nada menggoda.
Hamdan hanya tersenyum dan mengangguk saat mendengar jawaban Alisa. Alisa pun tersenyum bahagia dan kembali mendekap erat Hamdan tak ingin lepas selamanya.
Alisa : Mas Hamdan.. bolehkah Alisa kangen malam ini?? Tanya Alisa dengan wajah cantiknya yang cukup dekat dengan wajah Hamdan.
Hamdan : Iyaah.. kapanpun boleh sayanghh..
Alisa pun tak kuasa menahan rasa rindunya dan langsung mencium mesra bibir Hamdan. Hamdan pun membalas mesra ciuman Alisa. Keduanya berpagutan pelan namun terasa begitu intim. Alisa pun berpindah posisi dan duduk di atas perut Hamdan sambil tetap memagut perlahan bibir Hamdan menikmati rasa rindu yang memuncak. Kedua tangan Alisa membelai pipi Hamdan yang terasa agak kasar namun ia menyukainya, sementara tangan Hamdan membelai kedua paha putih mulus kencang Alisa.
Alisa : Mmhh.. mass Hamdan.. Alisa sayang mas Hamdan.. Alisa cinta banget mas Hamdan.. Jangan tinggalin Alisa yaah.. pinta Alisa penuh harap yang kemudian kembali memagut mesra bibir Hamdan.
Hamdan : mmmhh.. mchh.. mcch.. Iyah.. mas juga cinta dek Alisa.. mas juga gak bisa jauh dari Alisaku sayang.. tolong tetap jaga hati mas yaa.. Jawab Hamdan sebelum keduanya kembali beradu lidah saling merangsang rindu dan syahwat di antara keduanya.
Jemari lentik Alisa dengan cepat melepasi kancing baju Hamdan sementara bibir pinknya kini turun dan mencupangi leher Hamdan. Cupangan serta jilatan lidah lembut Alisa yang sensual membuat rasa sayang Hamdan pada Alisa bertambah. Kedua tangan Hamdan pun mulai aktif meremas-remas lembut bokong kencang Alisa yang masih tertutup celana pendek pink tipis.
Meski sudah sering disetubuhi Hamdan, Alisa tetap takjub dengan bentuk tubuh Hamdan. Kedua tangannya kini tengah meraba-raba dada bidang Hamdan dan perut sixpack nya yang membuat darah di dalam tubuh Alisa berdesir cepat. Mata Alisa menatap Hamdan dengan tatapan menggoda seraya ia menggigit bibir bawahnya pertanda ia sudah terangsang.
Hamdan pun tersenyum dan menatap balik ke mata jeli cantik kekasihnya itu sementara kedua tangannya mulai bergerilya dari bokong, paha, dan terus naik menyusup di balik kaos putih Hellokitty yang Alisa kenakan.
Alisa : Mmhh.. sshh.. mas Hamdann.. Ahh.. shh.. aahh.. mmhh.. shhh.. aaahh.. Alisah sayang mas Hamdan.. ngghh.. sayang bangethh.. oohhh.. masshh..
Remasan tangan Hamdan malam itu berbeda dari biasanya. Rasa rindu yang sangat, disertai rasa cinta yang dalam, bisa dirasakan Alisa dari permainan tangan Hamdan yang lembut perlahan, memijat dan meremas toket indah Alisa. Merasa kurang nyaman, Alisa pun melepas sendiri kaosnya hingga menampakkan gunung kembar 36F nya yang begitu indah, ranum, dihiasi puting pink muda yang mulai mencuat keras. Mata Alisa terpejam menikmati hangatnya belaian Hamdan memanjakan dadanya sementara kedua tangan Alisa menggenggam kedua lengan Hamdan agar jangan berhenti menjamah tubuhnya.
Alisa : Oohhh.. mass.. enak bangethh masshh.. Alisa milii mas Hamdan sepenuhnya.. tubuh inih.. hati ini.. tak bisa jauh dari masshh.. aaahh.. mas Hamdann..
Hamdan : iya Alisaku sayang.. mas juga cinta Alisa.. tak akan bisa berpaling dari Alisa seorang.. hati mas Hamdan begitu bahagia bisa mengenal dek Alisa sayang..
Mendengar curhatan hati Hamdan, tampak senyum bahagia Alisa. Hatinya benar-benar nyaman didekap hangat oleh kata-kata tulus Hamdan. Ia pun kembali menciumi perut Hamdan, yang menjadi idaman para akhwat bercadar, dengan posisi doggy sementara kedua tangan Alisa secara perlahan menarik lepas sirwal Hamdan.
Alisa : Aahh.. ganteng banget mas rudalnyah.. buat Alisa yaah malam ini.. mmhh.. srruuphh.. mcchh.. uwmpchh.. sruupp.. Pinta Alisa yang sudah becek serambi lempitnya dengan tatapan menggoda sambil menciumi dan menjilati batang rudal Hamdan yang mulai mengeras seraya kedua tangannya mengocok lembut batang kejantanan kekasihnya.
Hamdan : Iyaah sayang.. tubuh dan hati mas Hamdan selalu milik Alisaku sayang..
Alisa : Uuwwhh.. masshh.. haemmphh.. mmfhh.. ockk.. ockk.. mffh.. sruupp.. mmffhh.. mffh.. ockk.. ockk..
Perlahan dan penuh nikmat Alisa menggerakkan kepalanya naik-turun. Lidah lembut Alisa pun aktif membelai batang berurat rudal Hamdan di mulutnya. Hamdan pun terlihat keenakan merasakan servis kekasihnya yang begitu intens. Meski tak seliar akhwat-akhwat yang lain namun Hamdan justru sangat terangsang bahkan rudalnya sudah keras maksimal layaknya batu.
Hamdan : Hemmhh.. shhh.. duhh sayang.. pinter banget sih bikin mashh keenakan.. oohh.. jadi makin sayang nih sama Alisaku.. puji Hamdan sembari membelai lembut rambut Alisa yang dikucir dua. Ngocoks.com
Alisa : Mmmfhh.. Mmffhh.. ockk.. ockk.. mmffuahh.. uwhh.. abisnya lagi kangen banget sama mas Hamdan.. gatau nih mas.. kok rudalnya jadi lezat banget sih mass.. aahh.. Alisa jadi makin ketagihan nihh.. sluurp.. Sluurrpp.. kata Alisa sembari tangannya masih mengocok lembut rudal Hamdan dan dibantu lidahnya menyapu setiap detil bagian rudal kekar Hamdan.
Hamdan : Aahh.. dek Alisa sayang..
Hamdan pun bangun dan dengan posisi duduk menarik tubuh Alisa yang sedang doggy hingga mendekat ke arahnya. Ciuman penuh rasa rindu pun Hamdan daratkan di bibir pink kenikmatans Alisa yang juga disambut Alisa dengan mata terpejam, memagut balas menikmati kenikmatansnya bibir sang kekasih. Kedua tangan Hamdan membelai pipi kenyal Alisa sementara kedua tangan Alisa mengocok lembut rudal keras Hamdan yang sudah siap menjebol semua serambi lempit akhwat.
Alisa : Mmffhh.. mmhh.. mcch.. mchh.. mffhh.. gantian Alisa yah mass.. ssshh.. mmhh.. ooouuhh.. shh.. ahhh.. shhh.. mmhh.. enaknyah.. oohh.. rudal mas gede bangethh.. uhhh.. makin cinta sama mas Hamdann..
Dengan tangan kanannya, Alisa membuka bagian celana yang menempel di selakangannya dan prrtt.. blesshh.. Lenguhan panjang Alisa terdengar begitu nikmat saat ia merasakan rudal Hamdan perlahan masuk membelah liang surgawinya hingga mentok mendorong pintu rahim. Dengan syahdu, Alisa mulai menggerakkan pinggulnya maju-mundur. Matanya terpejam menikmati intimnya persetubuhan dirinya dengan Hamdan kekasihnya malam itu. Meski agak nyeri karena seharian ereksi, namun saat Alisa yang menggoyangnya, Hamdan justru tak mampu menahan birahi yang menerpa tubuhnya. Kedua tangan Hamdan Alisa arahkan untuk meremas-remas toketnya. Meski genjotan Alisa tak seliar biasanya, namun perasaan cinta yang tersalurkan dari hati Hamdan begitu mendalam dan membuat Alisa tak mampu menahan orgasmenya. Jemari Hamdan yang terkenal akan kepiawaiannya membuat semua akhwat orgasme berkali-kali, kini tengah memilin lembut puting pink Alisa yang mencuat keras.
Alisa : Aahh.. Mass.. Gelihh.. auuhh.. enakk.. aahh.. mass.. Alisa ga tahannhh.. uhhh.. rudal masshh.. enak banget.. aahh.. Alisa sayang mas Hamdanhh.. Alisa cinta mas Hamdan.. Aahh.. Aahh.. lenguh Alisa yang semakin cepat menggerakkan pinggulnya.
Hamdan : Uhhh.. iyaahh.. mas juga uda ga tahan.. ahh.. kluarin dimana sayangh.. shh.. ahhh.. ujar Hamdan yang sudah diambang batasnya.
Alisa : Aaahh.. aauuhh.. dalem ajah.. Alisa mau sperma hangat mas Hamdann.. ahhh.. Hamili Alisa masshh.. aaahh.. aahh.. AAAUUNGGHH..!!
Hamdan : Aargghhh..!!
CROTT.. CROOTT.. CRROOTT.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEERRRR..
Sperma Hamdan menyembur deras membanjiri rahim Alisa dan disusul serambi lempit Alisa yang terangsang hebat saat dinding rahimnya disentuh kehangatan sperma Hamdan. Tubuh Alisa dan Hamdan mengejang meluapkan syahwat dan cinta mereka berdua di atas ranjang. Dahi Alisa bersandar pada dahi Hamdan, nafas kedua aktifis Lembaga Dakwah Kampus itu tersengal-sengal setelah saling memadu syahwat sebagai bukti dalamnya cinta di antara mereka.
Alisa : Aahh.. nikmatnyahh.. makasih banyak mas Hamdanhh sayang.. makasih banget mas tetep sayang sama Alisa yang egois ini.. hhhh.. hh..mmhh..
Hamdan : Mas juga yaa.. makasih banget ade tetep sabar sama mas Hamdan yang gak peka ini.. mas sayang banget sama dek Alisa.. hhh.. ujar Hamdan sambil mengecup dahi Alisa yang mulai lemas dan telungkup di atas tubuh Hamdan.
Alisa : Iyaah mass.. sama-sama saling menjaga yaah.. bobo yuu mas sayang.. ngantuk.. pinta Alisa dengan mata sayu.
Hamdan : Yuuk.. mas juga capek banget.. ujar Hamdan sambil mendekap Alisa erat.
Keduanya tertidur pulas dengan Hamdan bugil dan hanya sebagian gamisnya yang menempel di lengannya, sementara Alisa tertidur di atas tubuh Hamdan dengan telungkup dan rudal Hamdan masih bersarang di serambi lempitnya. Alisa tertidur bugil, hanya celana pendek tipis pinknya saja yang menutupi sedikit bagian pinggul dan bokong putihnya. Bu Zaskia yang tidur di kamar persis di sebelah kamar mereka berdua, tersenyum lega setelah mendengar keduanya saling berbaikan. Ia pun tertidur dengan posisi tengkurap sementara anus dan serambi lempitnya tersumpal dildo dan vibrator ukuran jumbo. Rasa lelah setelah orgasme membayangkan dirinya disetubuhi Hamdan membuat bu Zaskia berkali-kali masturbasi.
Malam itupun, di tempat lain, di waktu yang sama dengan saat Hamdan berzina ria bersama Ummi Pipik dan bu Vyrna, ada seorang akhwat yang juga tengah asik masturbasi sembari menyaksikan akhwat lain sedang di garap oleh dua lelaki berkulit hitam sekaligus.
Bersambung… Minggu ini sudah masuk ke minggu-minggu tenang menjelang datangnya Ujian Akhir Semester sehingga kebanyakan mahasiswa lebih memilih untuk belajar mandiri atau mengadakan pertemuan-pertemuan ke-organisasian. Pembelajaran tatap muka di kampus pun sudah ditiadakan, hanya beberapa mahasiswa saja yang aktif menjadi AsDos (Asisten Dosen) yang terkadang terlihat di lingkungan kampus.
Siang itu seperti hari-hari biasanya, Ukhti Nadia kembali ke kontrakannya setelah mengambil beberapa keperluan di Sekre KMI (Keluarga Mahasiswa Islam) fakultas untuk agenda acara bulanan KMI. Sesampainya di kontrakan, Ukhti Nadia melihat kendaraan yang tak asing, yaitu milik Akhi Farid yang terparkir di samping kontrakannya.
Ukhti Nadia : Hemhh.. kebiasaan Hafshah nih.. harus sabaar.. Gumam Ukhti Nadia dalam hati yang hari itu ia mengenakan setelan syar’i serba pink
Sesaat setelah masuk kontrakan dan mengunci pintu, terdengar suara yang farmiliar di telinga Ukhti Nadia. Desahan dan lenguhan Ukhti Hafshah yang tengah menapaki tangga syahwat begitu keras karena memang hanya ada mereka berdua di kontrakan itu. Bahkan suara hantaman tubuh Akhi Farid di tubuh Ukhti Hafshah pun ikut mensuasanakan kontrakan mereka.
Ukhti Nadia : Assalamu’alaykum.. Hafshah, nih udah aku ambilin yah bukunya.. kata Ukhti Nadia sembari masuk ke kamar ukhti Hafshah yang tengah doggy dan disodok Akhi Farid dari belakang.
Ukhti Hafshah : Ahh.. Ahh.. Iyaah.. Makasih Naad.. Ta.. Taruh ajah disituhh.. Oohh.. Mmhh.. Aahh.. jawab Ukhti Hafshah yang sedang menikmati sodokan kekasihnya.
Tubuh putih mulus ramping Ukhti Hafshah terlihat menggiurkan dengan toket 34D nya yang dihias puting pink sedang berayun-ayun indah mengikuti irama genjotan Akhi Farid. Hanya jilbab hitam syar’i jumbo saja yang masih melekat di kepalanya.
Ukhti Nadia : Yaa.. ntar jangan lupa ngontak yang lainnya lhoo.. jawab Ukhti Nadia sambil berjalan hendak meninggalkan Ukhti Hafshah dan Akhi Farid.
Akhi Farid : Maaf Nad yaa.. habisnya Hafshah cantik banget sih, jadi ana ga bisa nahan kalau nggak menggenjotin seharu aja.. hhh.. sshh.. celetuk Akhi Farid yang sedang mencengkram bokong bulat putih mulus tanpa cela Ukhti Hafshah yang nampak kemerahan.
Ukhti Hafshah : Aahh.. Aahh.. Shh.. Mas Fariddhh.. Terush dongghh.. yang kencengghh.. pinta Ukhti Hafshah yang keenakan merasakan rudal Akhi Farid menghantam rahimnya.
Ukhti Nadia : Hemhh.. Ya ya.. terserah ajah.. yang penting jangan sampai hamil.. jawab Ukhti Nadia kemudian pergi ke kamarnya meninggalkan keduanya.
Meski terkesan tak peduli dengan Akhi Farid dan Ukhti Hafshah yang hampir tiap hari menggenjot di kontrakan, namun sebenarnya serambi lempit Ukhti Nadia berkedut kencang berharap ia juga disodok cepat dan kuat hingga membuatnya kelojotan keenakan. Sesaat setelah memasuki kamarnya, Ukhti Nadia langsung melepas seluruh pakaiannya hingga hanya tersisa Bra dan CD pink saja yang masih melekat. Cuaca yang cukup panas siang itu membuat Ukhti Nadia memilih untuk telanjang dan harus menyalakan kipas angin. Suasana panas semakin menjadi ditambah oleh erangan, desahan, dan racauan Ukhti Hafshah yang asik berzina ria dengan Akhi Farid kekasihnya. Suara tumbukan kedua tubuh aktifis dakwah kampus itu pun terdengar jelas meski kamar Ukhti Nadia dan Ukhti Hafshah dibatasi tembok.
Ukhti Nadia : Isshh.. Hafshah nyebelin ahh.. sampe kapan mereka mau kayak gitu.. gatau apa kalo aku juga pengen.. gumam Ukhti Nadia yang kesal dengan aktifitas keduanya.
Meski begitu sisi lain diri Ukhti Nadia juga berterimakasih karena dengan adanya Ukhti Hafshah yang hampir tiap hari menggenjot, ia jadi punya alasan untuk masturbasi hari-hari. Desahan Ukhti Nadia yang semakin keras membuat Ukhti Nadia tak mampu lagi menahan gejolak birahinya. Ia pun segera menyalakan laptopnya sembari dirinya bersandar di tembok kamar dengan kedua kaki jenjang mulusnya mengangkang. Tak lupa Headset ia gunakan sebelum ia menikmati video porno yang ia inginkan.
Ukhti Nadia : Sshh.. Aahh.. Mmhh.. Mas Hamdannhh.. Sshh.. Aahh.. Oohh.. Iyaahh.. Mau rudalmu mashh.. Aahh.. Gedenyaah.. Sinihh.. Aauuh.. Desah Ukhti Nadia yang mengulum jemarinya sendiri sambil melihat rudal Hamdan di videonya.
Ukhti Nadia pun merasa kurang puas kalau hanya jari saja, ia pun mencari sesuatu yang mendekati bentuk dan ukuran rudal Hamdan dan mendapati botol deodorant tipe roll yang cukup besar berdiameter 5cm. Dengan penuh nafsu, Ukhti Nadia menjilati botol deodorant itu kemudian melesakkannya ke mulutnya seakan-akan ia digenjot mulutnya dengan rudal jumbo Hamdan. Tangan kanan Ukhti Nadia yang lentik pun meremasi toket 36D kanannya yang masih tertutup bra.
Ukhti Nadia : Aahh.. Mmffhh.. Mmffhh.. Srruupp.. Mchh.. Mffhh.. Aahh.. Mau mas rudalnyaah.. Aaahh.. Mmffhh.. Aahh.. desah Ukhti Nadia yang memejamkan matanya seraya mengulum botol deodorant.
Kini video beralih ke adegan dimana Hamdan melahap serambi lempit Ukhti Nadia dengan liarnya. Terlihat jelas lidah Hamdan masuk dan menari-nari di liang surgawinya. Headset yang Ukhti Nadia kenakan tentu saja menyebabkan suara video yang ia dengar semakin detil dan membakar libidonya.
Ukhti Nadia : Oouuh.. Sshh.. Aahh.. Mas Hamdann.. Terus jilatthh.. Aahh.. serambi lempit akuuh iseephh.. Aahh.. Oohh.. Enaknyaah.. Ssshh.. Ooohh.. Desah dan lenguh Ukhti Nadia yang asik berfantasi membayangkan Hamdan menjilati serambi lempitnya.
Tangan kanan Ukhti Nadia terus menggesek-gesek kelentitnya dan bibir serambi lempitnya dengan cepat karena merasakan birahi yang membelai nikmat ke sekujur tubuhnya. Tangan kirinya kini sibuk meremasi toket bulat kencangnya secara bergantian. Putingnya yang kecoklatan pun tak lepas dari pilinan jemarinya.
Ukhti Nadia : Oouuh.. Sshh.. Aahh.. Ooohh.. Aaahh.. Mas Hamdann.. Sodokk.. Aahh.. Shhh.. Oohh.. Enak Masshh.. Aahh.. Aaahh.. Uuhh.. Gedehhh.. Aahh.. desah Ukhti Nadia yang mulai menyumpalkan botol deodorant ke serambi lempitnya.
Adegan panas Hamdan yang begitu menggelora menggempur kencang serambi lempit Ukhti Nadia saat makrab begitu merangsang akhwat cantik pimpinan Lembaga Dakwah Kampus di KMI Fakultas itu. Dalam video tengah menayangkan rudal besar, panjang, dan berurat Hamdan keluar masuk cepat serambi lempit Ukhti Nadia hingga serambi lempit sempitnya ikut tertarik keluar-masuk. Fantasi Ukhti Nadia siang itu membayangkan genjotan cepat dan kuat Hamdan di serambi lempitnya semakin menenggelamkannya dalam dekapan syahwat. Dengan cepat tangan kanannya mengocok botol deodorant keluar masuk serambi lempitnya yang dibanjiri lendir birahi akhwat. Meski tak se-nikmat rudal ikhwan, Ukhti Nadia tetap menikmatinya. Puting kecoklatan kirinya yang sudah mencuat keras terangsang dipilin-pilin gemas oleh jemari kirinya. Desah dan rintih Ukhti Nadia semakin menjadi ketika ia merasakan sengatan orgasme yang mulai datang menjalar ke seluruh tubuhnya.
Ukhti Nadia : Shh.. Mhh.. Aahh.. Aahh.. Oohh.. Maasss.. Maass.. Hamdaanhh..!!!
SEEERRRR.. SEEERRR.. SEEEEERRRRRR..
Ukhti Nadia segera mencabut deodorant dari liang surgawinya dan langsung disusul semburan cairan surgawinya yang cukup deras. Seluruh tubuh putih mulusnya menggelinjang sementara matanya terpejam melepaskan ledakan birahi yang terkumpul di serambi lempitnya. Ukhti Nadia pun bersandar lemas dengan kaki mengangkang memperlihatkan selakangan putih mulus tanpa bulu dengan serambi lempitnya yang masih mengucurkan cairan surgawi sementara mulutnya mengulum nikmat botol deodorant yang berlumuran lendir akhwat. Tepat saat adzan Dhuhur berkumandang, Ukhti Nadia pun terlelap tidur dengan bugil bersamaan dengan Akhi Farid yang mencapai klimaks dan memuntahkan sperma kentalnya memenuhi mulut suci dan kenikmatans Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Naad.. Nadiaa.. kamu blum bangun?? Udah Ashar lhooh.. ujar Ukhti Hafshah sambil mengetuk pintu kamar Ukhti Nadia beberapa kali.
Ukhti Nadia : Umm.. Hooahhmm.. Ehh.. Ha?? Knapaa Shah?? Yaa Allaah ketiduran.. Jawab Ukhti Nadia panik setelah tau sekarang sudah jam 15.35.
Ukhti Hafshah : Haaahh?? Brarti nggak Dhuhuran?? Hadehh.. yaudah, aku mau ke kampus dulu yaa.. Assalamu’alaykum.. kata Ukhti Hafshah yang kemudian berangkat bersama Akhi Farid.
Ukhti Nadia bersegera bangun dan berlari menuju kamar mandi kontrakan yang ada di sebelah ruang tamu. Karena lokasi kamar mandi ada di dalam ruangan dan kaca jendela ruang tamu yang gelap, Ukhti Nadia hanya mengenakan handuk saja yang melilit tubuhnya. Meski Ukhti Nadia dan Ukhti Hafshah begitu menikmati perzinahan, tapi untuk urusan ukhrowi terlebih lagi yang sifatnya fardhu ‘ain l, selalu mereka jaga dan berusaha sekali untuk tidak tertinggal sekalipun. Selesai mandi, Ukhti Nadia segera melaksanakan qodho’ sholat Dhuhur dan Ashar kemudian ia lanjutkan dengan membereskan selimut kasurnya yang terlihat bekas pulau karena basah oleh cairan surgawinya.
Ukhti Nadia : Ehh baru inget, ntar ba’da maghrib kan ada kajian di MasKam (Masjid Kampus) juga.. coba deh aku chat Ukhti Della.. gumam Ukhti Nadia sambil menyalakan HPnya.
Ukhti Della : Wa’alaykumsalam ukh.. inshaaAllah tetap seperti biasanya ba’da maghrib dimulai. Untuk pemateri inshaaAllah ana sendiri dan jangan lupa ajak teman yang lainnya ukh.. jawab chat WA dari Ukhti Della.
Ukhti Nadia : inshaaAllah Ukh..
Sembari menanti datangnya adzan Maghrib, perut keroncongan Ukhti Nadia pun meminta haknya untuk dipuaskan dengan makanan. Karena lokasi kontrakan Ukhti Nadia yang agak jauh dengan perumahan warga, ia pun harus bersepeda untuk sampai di warung langganannya dengan Ukhti Hafshah biasa makan. Itulah kenapa Akhi Farid bisa keluar-masuk kontrakan tanpa perlu khawatir akan dipergoki warga. Ukhti Nadia pun ikut berfantasi seandainya ia juga memiliki kekasih sehingga bisa bebas menggenjot kapanpun dia mau.
Ukhti Nadia : Assalamu’alaykum.. mbah Ratni.. ucap Ukhti Nadia saat masuk ke warung makan milik mbah Ratni yang sudah berumur 70 tahun.
Mbah Ratni : Wa’alaykumsalam.. owalah.. cah ayuu.. kok dewean?? Mbak Hafshah nank ndi?? (Owalah.. adek cantik.. kok sendirian? Mbak Hafshah kemana?) Tanya Mbah Ratni sambil berjalan perlahan menjumpai Ukhti Nadia yang sudah berdiri di depan etalase makanan.
Ukhti Nadia : Oohh.. Hafshah tadi ada urusan di kampus mbah sama mas Farid.. Mbah ini saya beli nasi rames, lauknya telur goreng.. kata Ukhti Nadia sambil menunjuk ke arah beberapa sayur.
Mbah Ratni : Ohh yaa.. bungkus seperti biasa kan?? Ooo.. mas Farid.. Yoo pancen cocok kae nek mbak Hafshah karo mas Farid.. Simbah mung iso dungo mugi-mugi lanjut tekan rabi.. (Ooo.. mas Farid.. Yaa memang cocok itu kalau mbak Hafshah dengan mas Farid.. Simbah Cuma bisa berdo’a semoga lanjut sampai nikah..) jawab Mbah Ratni sembari menyiapkan pesanan Ukhti Nadia.
Ukhti Nadia : Aaamiinn..
Mbah Ratni : Lhaa mbak Nadia kapan? Wes duwe pacar to?? (Lhaa mbak Nadia kapan? Udah punya pacar to?) Tanya Mbah Ratni polos.
Ukhti Nadia : Haah? Ahahah.. belum mbah.. do’akan saja biar cepat ketemu terus langsung nikah.. kata Ukhti Nadia sedikit tersipu.
Meski sudah tua, Mbah Ratni selalu ramah terhadap setiap pelanggan yang datang ke warungnya dan selalu berprasangka baik pada siapapun. Dan inilah salah satu nilai positif yang terdapat hampir di setiap warga asli Jogjakarta, yaitu ramah pada siapa saja. Ukhti Nadia pun segera kembali ke kontrakan setelah berpamitan dengan Mbah Ratni. Memang nasi rames tempat Mbah Ratni selalu menjadi favorit mahasiswa. Selain rasa yang enak, harganya pun pas dengan kantong pelajar.
Ukhti Nadia : Alhamdulillahilladzi at’amana wa saqoona waj’alana minal muslimin.. Ehh.. udah jam 5. Waktunya persiapan buat berangkat ke Masjid Kampus.. gumam Ukhti Nadia sambil membereskan bungkus makanan dan bersiap berangkat ke kajian rutin ke-muslimahan.
Di saat yang sama, di ruang Shofiyyah, yang merupakan salah satu ruang dari 5 ruang utama di Masjid Kampus yang berjarak sekitar 20 meter dari Masjid Utama, terdengar sayup-sayup suara akhwat yang tengah mendesah nikmat.
Ukhti Della : Shh.. Ahh.. Mfhh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mffuuaahh.. Haemmphh.. mmffhh.. mffhh.. mchh.. mcchh.. ockk.. ockk.. mcch.. ockk.. ockk..
Pak Slamet : Hengh.. ahh.. Cokk.. Cokk.. pancen mbak Della sedotanne paling manteb!! (Emang mbak Della sedotannya paling manteb!!) Hahah.. ujar pak Slamet.
Pak Bejo : Iyo Met.. bojoku wae rak iso koyo ngene.. opo nek kajian diajari carane ngemut rudal opo yo?? Wahahah.. (Iya Met.. Istriku saja gak bisa seperti ini.. apa kalau kajian diajari caranya ngemut rudal apa ya?? Wahaha..) Timpal pak Bejo.
Pak Bejo dan Pak Slamet keduanya adalah karyawan yang bekerja di Masjid Kampus. Sore itu keduanya tengah melakukan rutinitas barunya dengan seorang akhwat bercadar. Dia adalah Ukhti Della yang merupakan salah satu aktifis Dakwah Kampus tingkat Universitas. Ukhti Della banyak dikenal di kalangan mahasiswa dan mahasiswi anggota Lembaga Dakwah Kampus sebagai seorang muslimah yang sangat ta’at terhadap syari’at agama dan juga ahli ilmu-ilmu agama. Hafalan Qur’annya pun cukup banyak untuk seorang mahasiswi. Selain itu, ia juga sering bertugas menjadi pemateri dalam kajian Targhib Ke-muslimahan dan yang paling keras melawan praktek pacaran dan zina. Kalau sudah membicarakan tentang 2 perkara itu, maka Ukhti Della tak pernah ada kata ‘maklum’ karena marwah seorang perempuan adalah menjaga kesucian tubuhnya dan hanya dihalalkan bagi suaminya.
Tubuh putih bersih Ukhti Della terlihat begitu mencolok dibandingkan dengan kulit Pak Slamet dan Pak Bejo yang hitam khas orang jawa. Mulut suci Ukhti Della nampak penuh dan begitu menikmati rudal Pak Slamet yang berukuran 20cm dan diameter 4cm. Lidah Ukhti Della begitu terampil membelai batang berurat Pak Slamet yang membuat si tukang kebun Masjid Kampus itu merem melek keenakan. Pak Bejo sendiri tengah sibuk melumat toket 36E Ukhti Della yang bulat penuh berputing pink cerah.
Pak Bejo : Sluurphh.. Mffhh.. Sruphh.. Cookk.. gurih’e ki susune.. bedo karo nggone bojoku.. wahahah.. (Cookk.. gurih nya nih toketnya.. beda sama milik istriku.. wahahahh..) kata Pak Bejo yang tergila-gila dengan toket Ukhti Della sementara Ukhti Della duduk dipangkuan Pak Bejo dan menghadap Pak Bejo masih mengenakan jilbab dan abaya syar’inya.
Pak Slamet : Uunnghh.. Lah iyo cok.. gloo.. rudalku wae diuntal kabeh nganti entek.. wueenak tenaann!! (Lah emang cok.. niihh.. rudalku saja di telan semua sampai habis.. eenaaakk bangett!!) Timpal Pak Slamet sembari menyodok pangkal kerongkongan Ukhti Della hingga tersedak.
Ukhti Della : Mmffhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Uhukk.. Ockk.. Mffhh.. Uhukk.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mmppuahh.. ayok tuann.. Della ada kajianhh habis maghribhh.. cepat pakai Della tuann.. Haemfhh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. jawab Ukhti Della yang tak bercadar menikmati face-fuck, dengan tangan kirinya di bahu Pak Bejo sementara tangan kanannya meremas zakar Pak Slamet.
Melihat waktu yang tak banyak, kini berganti Pak Slamet yang tiduran dengan Ukhti Della jongkok mengangkangi wajah pak Slamet, sementara pak Bejo berdiri dengan selakangannya tepat berada di hadapan wajah cantik putih Ukhti Della. Tanpa basa-basi, kedua tangan Pak Bejo mencengkram kepala Ukhti Della yang terbalut jilbab instan antem syar’i dongker itu dan langsung menggenjot kuat mulut cantik Ukhti Della. Rintihan, desahan, dan decak kerongkongan Ukhti Della yang kembali dimanjakan dengan face-fuck oleh Pak Bejo semakin kuat karena ia juga tengah menikmati liarnya lidah Pak Slamet mengobok-obok serambi lempit pink wanginya yang mulus tanpa bulu.
Ukhti Della : Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Ockk.. Mmffuahh.. Ahh.. Iyaahh.. Terusshh tuaannh.. Aahh.. Jilat serambi lempit Dellaahh.. Ouuhh.. Enakhh.. Haaemfhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Ockk!! Racau dan desah Ukhti Della dengan kedua tangannya menggenggam paha Pak Bejo yang berrudal 18cm dan diameter 5cm.
Liur Ukhti Della pun menetes deras tiap kali rudal gempal Pak Bejo keluar masuk mulutnya. Sementara di bawah, Pak Slamet meracau dan mengumpat dengan bahasa Jawa karena keenakan menikmati gurih dan lezatnya lendir akhwat bercadar yang selalu rajin menjaga kebersihan liang surgawinya.
Pak Slamet : Mmffhh.. Srruupp.. Srrupp.. Mcchh.. Wuuhh.. Segerr tenan cok tempik’e.. asu tenan!! Wes lah, aku kon kawin mben dino gelem nek karo tempik iki.. Asu! Asu!!.. (Wuuhh.. Seger banget oee serambi lempitnya.. Asu Banget! Dah lah, aku disuruh menggenjot tiap hari mau kalau dengan serambi lempit ini.. Asu! Asu!!) Mmffhhh.. Srruupp.. Srruupp.. racau Pak Slamet yang begitu lahap menjilati serambi lempit Ukhti Della.
Pak Bejo : Kandani Ogg.. Ndang Cok! Kenthu wae!! Selak maghrib ki.. (Dibilangin.. Buruan Cok!! Entot aja!! Keburu Maghrib ini..) kata pak Bejo sambil mencabut rudalnya dari mulut Ukhti Della.
Ukhti Della : Mmffuahh.. Aahh.. Iyaahh tuan.. Yuukk.. rudalin Dellaah.. masukin rudal kekar tuannhh.. pakai Della semau tuanhh.. pinta Ukhti Della seraya doggy dengan tangan kanannya menguak serambi lempitnya.
Pak Slamet : Yohh!! Kwi lonthe ne wes njaluk.. hahah.. jiaann wess ra eneng gunane leh mu cadaran..!! (Ok!! Itu lontenya udah minta.. hahah.. memang udah ga ada gunanya kamu bercadar..!!) cerca Slamet sambil menampari pipi putih mulus kenyal Ukhti Della.
Ukhti Della : Ahh!! Iyaah tuann.. Della ini lonte tuann.. mau nya tiap hari di kenthu (entot) tuaann.. shh.. ahhh.. masukin tuaann.. rengek Ukhti Della sambil menatap Pak Slamet dengan wajah memelas.
Pak Bejo : Nyoh ki..!! Pangan!! ( Nih..!! Makan!! ) Ujar pak Bejo sambil melesakkan kasar rudal gempal beruratnya membelah liang surgawi Ukhti Della hingga menghantam rahimnya.
Ukhti Della : AAAHH!! OHHH.. OOHH.. IYA TUANNHH.. GENJOT YANG KUATHH.. OOHH.. SSHH.. rudal ENAAKK..!! OOHH..!! HAEMPHH.. OCKK! OCKK!! OCKK!! UHUKK!! OCKK!! OCKK!! MMFFHH!! UHUKK!! OCKK!! OCKK!! Racau dan desah Ukhti Della berpadu dengan decak kerongkongannya merasakan nikmatnya gesekan kasar rudal Pak Bejo sebelum mulutnya kembali disumpal rudal panjang kekar Pak Slamet.
Ruangan Shofiyyah yang biasa digunakan untuk ruang rias pengantin apabila ada acara pernikahan yang bertempat di Masjid Kampus, kini menjadi saksi bisu sisi lain seorang akhwat pembela dakwah Islam yang hari-hari bercadar sedang disetubuhi depan belakang dengan posisi doggy. Kencangnya hantaman pinggul Pak Bejo yang penuh nafsu menggenjot bokong putih mulus bulat Ukhti Della menggema di seluruh ruangan dan membuat bokong Ukhti Della berubah warna. Toket Ukhti Della yang menyembul dan menggantung dari abayanya yang terbuka bagian atasnya berayun-ayun indah mengikuti irama genjotan Pak Bejo. Mata Ukhti Della mendelik ke atas dengan lidahnya menjulur dan liur kentalnya menetes menikmati sodokan kasar Pak Slamet di kerongkongannya. Rangsangan hebat yang dilancarkan kedua pekerja di Masjid Kampus itu menenggelamkan Ukhti Della dalam kenikmatan zina. Tak ayal hanya dalam waktu 5 menitan, serambi lempit Ukhti Della tak mampu lagi menahan kuatnya desakan orgasme.
Ukhti Della : OCKK!! OCKK!! OCKK!! UHUKK!! OCKK!! UHUKK!! MFF!! MFFHH!! MMFFUAAHH.. AAHH!! AAHH!! KELUAR TUAANHH..!! AAAHH!! OOHH.. OOOUUNNGGHHHHH..!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Pak Bejo segera mencabut rudalnya yang disambut dengan semburan deras cairan surgawi Ukhti Della membanjiri sofa yang untungnya terbuat dari kulit sintetis. Mata Ukhti Della terpejam dengan tubuhnya bergetar hebat merasakan nikmatnya klimaks.
Pak Bejo : Woghh.. Su.. Su.. durung opo-opo wes ngecrott wae ki lonthe!! Wahahah.. kene cok gentian!! (Wahh.. Su.. Su.. Belum apa-apa udah muncrat aja ini lonte!! Wahahah.. sini cok gantian!!) Seru Pak Bejo pada Pak Slamet yang langsung mengambil posisi dengan berlutut di hadapan bokong bercintai Ukhti Della.
Pak Slamet : Sip!! Nyohh!! Bentak Pak Slamet seraya menyodok kuat liang surgawi Ukhti Della yang masih berkedut memompa cairan surgawinya.
Ukhti Della : AAHHH!! AAHH!! IYAAHH rudalLHH..!! NIKMAT BANGET TUANN..!! AAHH!! OOHH!! HAEMFHH!! OCKK!! OCKK!! OCKK!! NGGHH!! UHUKK!! OCKK!! OCKK!! UHUKK..!! Desah Ukhti Della yang kegirangan saat rudal kedua mulai menyodok cepat rahimnya sebelum ia kembali harus melayani sebuah rudal gempal di mulutnya.
Suara desahan, erangan, dan rintihan Ukhti Della yang cukup keras ditambah suara benturan bokongnya dengan perut Pak Slamet, memenuhi seluruh ruangan dan bisa didengar dari jarak beberapa meter dari ruang itu. Beruntung suara adzan Maghrib mulai berkumandang sehingga menyamarkan jejak nikmat perzinahan ketiganya. Kedua tangan Pak Slamet meremas kuat bokong kencang Ukhti Della sambil sesekali ia menamparinya. Kembali jepitan liang surgawi Ukhti Della menjepit kuat rudal Pak Slamet menandakan ia akan segera klimaks.
Pak Slamet : Woghh.. wes meh ngecrot meneh lonthe?? Sek yo.. tak gawe leh mu ngecrot men tambah joss!! (Wahh.. udah mau muncrat lagi lonte?? Bentar yaa.. tak buat muncratmu biar tambah joss!!) Kata Pak Slamet yang semakin cepat dan kuat mengobok-obok liang surgawi akhwat cantik aktifis LDK itu.
Ukhti Della : OCKK!! OCKK!! NGGHH!! MFFHH!! OCKK!! OCKK!! UHUKK!! OCKK!! UHUKK!! MMFFFWAAHH.. AAHH!! OHH..!! SSHH.. OOHH!! UDAAH TUANHH..!! AMPUNHH!! AAHH..!! ENAKNYAAHH..!! AHH!! rudalLHH!! AAHHH..!! NNGGGHHHHHH..!!
SPLOP!! SEEERRRR.. SSSEEERRRRRR..
Pak Slamet yang mencabut rudalnya secara tiba-tiba mengirimkan sentakan rangsangan yang hebat dan menjalar cepat ke ujung-ujung tubuh Ukhti Della. Sontak Ukhti Della mengejang hebat memancarkan cairan surgawinya seraya mulutnya melenguh panjang. Kepala Ukhti Della menunduk dengan matanya terpejam kuat sementara pinggulnya mengejang memompa habis seluruh cairan orgasmenya.
Pak Bejo : Wuuuhh.. banter’e le nguyuh ki lonthe.. ahahah.. gantian aku meneh cuk.. (Wuuhh.. kencangnya yang pipis nih lonte.. ahahah.. gantian aku lagi cuk..) kata Pak Bejo yang berpostur tubuh gemuk dengan perut buncitnya yang kemudian duduk dan bersandar di sofa.
Ia pun mengarahkan Ukhti Della untuk mengambil posisi Reverse Cow-Girl dengan jongkok mengangkang di atas paha Pak Bejo sementara punggung Ukhti Della menempel di dada Pak Bejo. Tangan kanan Ukhti Della merangkul leher Pak Bejo dan tangan kirinya mencengkram head-rest sofa. Posisi ini membuat selakangan putih mulus akhwat cantik berabaya dongker yang dihiasi serambi lempit pinknya terlihat jelas setiap detil bagiannya.
Pak Bejo : Milih sing ndi ki? Tempik po silit’e haa?! (Pilih yang mana nih?? serambi lempit apa anus!?) Tanya Pak Bejo sembari meremas kuat kedua toket Ukhti Della.
Ukhti Della : Aaaghh!!! Sshh.. mana ajah terserah tuannhh.. jawab Ukhti Della sambil meringis menahan nyeri.
Pak Bejo : Haha.. Yowes ndang lebokne dewe!! (Haha.. Yaudah buruan masukin sendiri!!) Perintah Pak Bejo yang menarik kedua puting pink Ukhti Della yang sudah mengeras.
Ukhti Della : AKHHH!! IYAAH TUANKUU.. SSHH.. MASUKINN serambi lempit AJAAH.. OOUUHH.. SSHH.. AAAHH.. rintih Ukhti Della saat Pak Bejo menarik putingnya dan ia pun melenguh nikmat merasakan rudal gempal Pak Bejo perlahan bersarang di liang surgawinya.
Pak Bejo pun mulai menggempur bokong. Ukhti Della naik turun dengan kuat sementara Ukhti Della sedikit mengangkat bokongnya agar pinggul Pak Bejo bisa bebas bergerak. Memang agak melelahkan untuk Ukhti Della karena harus menahan berat tubuhnya, namun itu semua tak ada apa-apanya jika dibandingkan kenikmatan rudal Pak Bejo yang begitu liar menghantam rahimnya sembari kedua tangan Pak Bejo mencengkram kuat toket 36E miliknya. Kenikmatan yang Ukhti Della rasakan semakin bertambah saat Pak Slamet yang berdiri di samping kirinya melesakkan paksa rudal 20cmnya menyusuri kerongkongan akhwat cantik berkulit putih itu. Rintihan dan desahan tertahan Ukhti Della semakin membuat kedua karyawan berkulit hitam itu semakin bernafsu untuk menikmati tubuh ranum akhwat berusia 20 tahun di hadapan mereka. Decak becek sodokan rudal Pak Slamet di pangkal kerongkongan Ukhti Della membuat suasana ruangan ber-AC itu semakin ‘panas’.
Ukhti Della : OCKK!! OCKK!! OCKK!! UHUKK!! MFFUAAH.. AAH!! AHH!! SHHH.. TUAANNHH!! OOUHH!! AHHH!! ENAK.. AAAHH!! SODOK LONTE INI TUANHH..!! AAAHH..!! HAEMFFHH..!! MMFHH!! MFFHH!! OCKK!! MFFHH!! OCCKK!! OCCKK!! NNGGGHHHHHH..!!!
PLOPP!! SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEEEERRRRRR..
Derasnya birahi yang mengalir ke setiap saraf Ukhti Della membuatnya harus menyerah dan mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi dibarengi dengan semburan kuat cairan surgawinya sesaat setelah rudal Pak Bejo terlepas. Suara gemericik cairan surgawi Ukhti Della berpadu mesra dengan suara Iqomah dari Masjid Utama yang menandakan sholat Maghrib sudah dimulai. Beberapa saat tubuh putih Ukhti Della mengejang, matanya terlihat sayu dengan wajah cantiknya yang mulai basah oleh keringat. Namun belum tuntas serambi lempitnya berkedut, Pak Slamet sudah berdiri di antara kedua paha Ukhti Della yang mengangkang lebar.
Pak Slamet : Sopo kon kowe oleh leren ha!? Lonthe!! (Siapa suruh kamu boleh istirahat!? Lonte!!) Cerca kasar Pak Slamet yang langsung melesakkan rudalnya menembus serambi lempit banjir Ukhti Della.
Ukhti Della : AAAHH!! OOHH!! OOHH!!! SSHH.. AAAHHH!! MMHH.. AAHH!! TUANNHH!! ENAK BANGETHH TUANHH..!! GEDEH BANGETHH.. OOHH!! NNGHH!! MMMHH!! OOHHH!! YAA ALLAAH.. ENAKNYAHH KENTHUU..!! AAAHH..!!
Ukhti Della terus mendesah dan meracau sepuasnya karena terpaan kenikmatan yang bertubi-tubi yang diberikan kedua rudal hitam legam Pak Bejo dan Pak Slamet. Kedua kaki putih mulus semampai Ukhti Della diangkat tinggi oleh Pak Slamet hingga membentuk huruf V dengan kedua betisnya yanf terbut kaos kaki hitam dicengkram erat Pak Slamet sebagai pegangan. Pak Bejo yang dirangkul lehernya oleh kedua tangan Ukhti Della bertugas menjaga kestabilan tubuh Ukhti Della yang sedang menahan kuatnya sodokan tubuh kekar Pak Slamet, sembari kedua tangannya terus meremas gunung kembar akhwat cantik kelahiran Manado itu. PLOK!! PLOKK!! PLOKK!! Merdunya suara hantaman pinggul Pak Slamet di bokong dan paha Ukhti Della menambah sensasi erotis ruangan Shofiyyah. Kembali dinding liang surgawi Ukhti Della menjepit kuat rudal Pak Slamet pertanda ia akan segera mencapai klimaks.
Ukhti Della : AAHH!! rudal!! TUANHH.. ENAKNYAHH.. AAHH!! TERUS TUANNHH..!! AHH!! OOHH!! SHH.. MMHH.. AAAHH!! KELUARR TUAANNHH..!!!
PLOP!! SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Pak Slamet pun mencabut segera rudalnya dan semburan dahsyat cairan surgawi Ukhti Della menyembur deras membasahi tubuh hitam kekarnya. Suara lenguhan Ukhti Della yang tengah melepas orgasmenya bersenandung bersamaan dengan suara salam akhir dari Masjid Utama yang menandakan kalau sholat Maghrib telah usai.
Ukhti Della : Hhh.. Hhh.. Tuaannhh.. udah selesai sholatnyahh.. Della harus cepet-cepet ke masjid tuanhh.. kata Ukhti Della dengan nafas tersengal-sengal.
Pak Bejo : Hah!? Kene wae durung muncrat kok wes meh tok tinggal?! Kewanen tenan..!! (Hah!? Sini aja belum keluwr kok udah mau ditinggal!? Berani banget..!!) Bentak Pak Bejo sembari memilin kuat puting pink Ukhti Della.
Pak Slamet : Iyo Cok!! Iki lonthe pancen kudu di ajari toto kromo!! (Iya Cok!! Ini lonte emang harus di ajarai tata krama!!) Timpal Pak Slamet sambil mencubit kelentit Ukhti Della.
Ukhti Della : AAAKKHH!! Sakitt tuaanhh.. Ampun tuannhh.. tapi Della ada kajian Tuannh.. rengek Ukhti Della yang meringis menahan perih di toket dan selakangannya.
Pak Bejo : Yowes Met, ndang rampungke wae!! (Yaudah Met, Buruan kelarin aja!!) Pak Bejo sambil melesakkan paksa rudalnya membelah anus Ukhti Della.
Pak Slamet : Yok!! Timpal Pak Slamet yang juga kembali menyodok kuat dan cepat serambi lempit Ukhti Della hingga membentur rahimnya.
Ukhti Della : OOOOUUHHH!! SSHH.. AAHH!! AAHH!! MMHH.. AWWHH!! AHH!! SODOMIIHH..!! PENUHH TUANHH PERUT LONTEE INIH..!! OHH!! KENTHUU!! rudalLHH..!! MMHH.. SSHH.. YA AALLAAH!! NIKMATH BANGETHH..!! OOOHH!!
Ukhti Della terus meracau liar dan keras yang membuat Pak Slamet dan Pak Bejo semakin beringas dan bernafsu menggenjot kedua liang surgawi aktifis dakwah kampus itu. Mata Ukhti Della terlihat nanar menatap ke atas dengan mulut menganga karena hebatnya syahwat yang menerpanya. Pemandangan indah kini terjadi di ruang Shofiyyah dimana seorang akhwat berkulit putih dan biasa bercadar tengah dihimpit 2 orang lelaki dengan kedua lubang pembuangan di tubuhnya di obok-obok rudal hitam keras. Kedua tukang itu secara berirama menggempur anus dan serambi lempit Ukhti Della layaknya mesin. Kedua liang surgawi Ukhti Della terlihat tertarik keluar-masuk, mendekap erat tombak kenikmatan tukang parkir dan tukang kebun Masjid Kampus itu. Saat ketiganya tengah asik memacu syahwat, Pak Slamet mendengar langkah kaki dan suara beberapa akhwat mendekat ke ruangan mereka. Dengan sigap Pak Slamet langsung melumat bibir Ukhti Della sekaligus membungkamnya. Aroma kuat rokok dari mulut Pak Slamet menyeruak hidung Ukhti Della yang justru membuat libido Ukhti Della mengglegak. Ditambah aroma pekat keringat Pak Bejo dan Pak Slamet yang belum mandi seharian semakin membakar nafsu Ukhti Della yang telah resmi menjadi budak bercinta keduanya.
Pak Bejo : Cok!! Aku wes ra kuat ki.. meh muncrat!! (Cok!! Aku udah gak kuat nih.. mau keluar!!) Kata pak Bejo yang sudah hampir klimaks.
Pak Slamet : Iyo!! Aku yo podo!! (Iya!! Aku juga sama!!) Timpal Pak Slamet.
Ukhti Della : AHH!! AAHH!! KLUARIN SINIHH TUAANH!! KLUARIINN DI MULUT LONTEEH INI TUANNH!! AAAHH!! MMHH.. SINIH TUANNH.. SHH..
Pak Slamet dan Pak Bejo pun secara bersamaan mencabut rudal mereka dan segera berdiri di hadapan Ukhti Della yang terduduk di atas sofa dengan kedua kakinya ia lipat menyamping kiri dan kanan sementara bibir serambi lempitnya yang disumpal sofa terus mengucurkan cairan surgawi membasahi paha mulusnya. Tubuh ramping Ukhti Della mengejang hebat merasakan klimaks yang entah keberapa kalinya. Matanya nampak sayu pasrah, sementara kedua tangan Ukhti Della menggenggam abayanya di perutnya supaya tidak basah oleh cairan surgawinya sendiri.
Pak Bejo : Aku sik yo cuk!! Nyoh ki untal!! (Aku dulu ya cok!! Nih telen!!) Bentak Pak Bejo yang mencengkram kepala Ukhti Della dan langsung melesakkan rudalnya yang penuh lendir dan aroma khas anus akhwat ke mulut sang akhwat.
CROTT.. CROOTT.. CRROOTT..
Pak Bejo melenguh panjang melepaskan spermanya sementara mata Ukhti Della mendelik ke atas ketika merasakan kental dan pekatnya sperma tukang parkir gendut itu. Bersamaan dengan lenguhan Pak Bejo, suara Qiro’ah dari Masjid Kampus pun mulai terdengar pertanda acara kajian sudah dimulai.
Pak Slamet : Heh!! Ojo langsung di leg!! Kene bukak cangkemmu lonthe!! (Heh!! Jangan langsung di telan!! Sini buka mulutmu lonte!!) Bentak Pak Slamet seraya menampari pipi Ukhti Della yang terlihat menggembung sementara tangan kanannya mengocok rudalnya sendiri.
CROOTT.. CROOTT.. CRROOOTT..
Sesaat setelah Ukhti Della membuka mulutnya yang dipenuhi sperma kental Pak Bejo, Pak Slamet pun memuntahkan sperma kentalnya. Namun karena terlalu kencang, sperma kental dan hangat Pak Slamet muncrat ke segala arah. Tak hanya mulutnya, bahkan wajah dan jilbab Ukhti Della pun terlumuri cairan kental khas lelaki yang menjadi favorit para akhwat.
Pak Slamet : Hhooahh.. legoo.. wuenaak tenaan.. nuwun yo mbak’e.. sesok meneh.. ohh yo, ojo di leg sek nganti dinggo cadar’e.. hahah.. (Hhooahh.. Legaa.. Eenaakk bangett.. makasih ya mbaknya.. besok lagi.. ohh iya, jangan langsung ditelan dulu sampai dipakai cadarnya.. hahah..) kata Pak Slamet sembari memakai kembali celana jeansnya.
Pak Bejo : Iyo.. iki sempak karo kutang’e tak gowo wae.. men apik.. sesok esuk nek kelingan tak balekke.. hahah.. (Iya.. ini CD sama Bra nya tak bawa aja.. biar bagus.. besok pagi kalau ingat tak balikin.. Hahah..) kata Pak Bejo sambil menyita dalaman Ukhti Della yang berwarna pink muda itu.
Ukhti Della : Uuwwmm.. U’umhh.. jawab Ukhti Della dengan mengangguk.
Pak Bejo : Yowes kono.. selak digoleki kancamu ngko.. (Yaudah sana.. keburu dicari temanmu ntar..) kata Pak Bejo sambil menampar bokong Ukhti Della yang sedang berdiri merapikan abaya dan jilbabnya.
Ukhti Della segera berjalan cepat menuju Masjid Utama dengan mulut penuh sperma. Ia pun segera mengenakan cadar talinya dan menelan sperma kental di mulutnya. Moderator kajian pun sudah memanggil nama Ukhti Della dan beruntung waktunya bertepatan dengan Ukhti Della yang sudah memasuki ruang kajian. Karena terburu-buru, Ukhti Della tak sempat membersihkan bekas sperma yang ada di jilbabnya, hanya yang ada di dahinya saja yang sempat ia bersihkan dengan tisu. Ukhti Della segera melanjutkan kajian tanpa memperdulikan aroma sperma yang pekat.
Ukhti Nadia : MashaaAllah.. Ukhti Della.. Elegan banget sih.. gumam Ukhti Nadia yang juga hadir di dalam majelis itu.
Ukhti Della : Bismillahirrahkenikmatanrrahim.. Alhamdulillah ‘alayhi binni’mati iman wal islam.. Asyhadu Allailaha illallah wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah.. ‘amma ba’du.. Alhamdulillah, Syukur pada Allah Subhanahu wa ta’ala karena kita masih dikumpulkan dalam majelis untuk mengingati Allah dan Rasul-Nya… MashaaAllah hari ini banyak saudara-saudara kita yang belum Allah mudahkan untuk datang dalam majelis ini dan masih disibukkan dalam kemaksiatan pada Allah, maka kita berdo’a pada Allah untuk selalu diistiqomahkan hadir dalam majelis-majelis seperti ini inshaaAllah.. kata Ukhti Della membuka majelis dengan tetap menjaga marwahnya sebagai seorang aktifis dakwah.
Setelah pembukaan majelis, Ukhti Della melanjutkan dengan materi pentingnya wujud iman dalam hati setiap manusia karena hanya dengan iman maka Allah akan mudahkan manusia untuk ta’at dan terhindar dari maksiat. Kemudian Ukhti Della mengutarakan dalil-dalil baik dari Qur’an dan Hadits yang begitu lancar keluar dari mulutnya yang mana beberapa menit lalu ia gunakan untuk melayani rudal lelaki yang bukan suaminya. Meski terlihat begitu luwes dalam menyampaikan materi, sebenarnya Ukhti Della masih merasa bagian bawah tubuhnya belum menutup sempurna setelah dimekarkan oleh dua rudal tukang Masjid Kampus. Ia khawatir kalau lendir anus dan serambi lempitnya akan menetes selama majelis berlangsung.
Ukhti Della : Yaa Ukhti fillah.. penting bagi kita untuk mencari teman-teman yang akan selalu mengingatkan kita akan bahaya maksiat, terlebih lagi zina.. Dan tidak menutup kemungkinan kita pun bisa terjerat jaring-jaring zina.. Na’udzubillah min dzalik. Begitu banyak hari ini saudara seiman kita yang begitu mudahnya menghalalkan khalwat atas nama ‘cinta’, padahal sebaik-baiknya contoh dalam cinta adalah Rasulullah bersama Ummahatul Mukminin.. Maka Ukhti fillah yang sama-sama mengharapkan jannahnya Allah Subhanahu wa ta’ala, jangan sampai sedetikpun Ukhti semua memberikan kesempatan bagi setan dalam bentuk apapun untuk menawarkan jerat-jerat zina.. karena sekali saja kita terperosok ke dalamnya, maka hancurlah sudah harga diri kita sebagai seorang muslimah.. dan juga ancaman Allah melalui Rasul-Nya terhadap pelaku zina begitu keras, tak hanya neraka saja yang menanti kita, bahkan di dunia ini Allah akan berikan sebagian dari siksanya.. Tak hanya itu, orangtua kita, terlebih lagi ayah kita juga akan menanggung dosa yang kita perbuat.. ujar Ukhti Della dengan penuh semangat.
Ukhti Nadia terlihat begitu antusias memperhatikan kajian yang disampaikan oleh Ukhti Della. Meski Ukhti Nadia sudah ketagihan menikmati zina, bukan berarti ia kemudian meninggalkan majelis-majelis seperti itu. Ukhti Nadia dan Ukhti Hafshah tetap aktif menghadiri majelis-majelis ke-muslimahan dimanapun berada. Selain untuk menambah pahala dan khazanah ilmu, juga sebagai tabir akan kegiatan bercinta mereka sehingga rekan-rekan mereka tak menaruh curiga. Menjelang adzan Isya’, maka kajian ditutup dengan acara ramah tamah sederhana. Ada sekitar 25an akhwat yang hadir malam itu dan hampir semuanya bercadar. Kecantikan para akhwat bercadar itu tetap terpancar dari mata lentik dan kulit putih mereka.
Ukhti Nadia : Assalamu’alaykum Ukhti Della.. MashaaAllah materi yang anti sampaikan tetap menggugah keimanan seperti biasanya.. lata Ukhti Nadia sembari duduk di sebelah Ukhti Della yang sedang merapikan tasnya.
Ukhti Della : Wa’alaykumsalam.. ehh Ukhti Nadia.. gimana kabar?? Aahh.. Allah yang beri kemudahan ana bisa bicara kayak tadi ukh.. jawab Ukhti Della merendah.
Ukhti Nadia : MashaaAllah.. benar Ukh.. tapi kan Ukhti juga belajar mendalam tentang agama juga.. gimana sih ukh biar bisa tetap Istiqomah dan jasbah pada ilmu agama tetap terjaga?? Tanya Ukhti Nadia.
Ukhti Della : MashaaAllah.. ana juga masih belajar Istiqomah ukh.. kadang masih sering merasa futur juga.. tapi Alhamdulillah Allah kenalkan ana dengan akhwat-akhwat yang luarbiasa yang selalu menjadi teladan ana juga seperti Ukhti Nadia ini.. jawab Ukhti Della dengan senyuman cantiknya yang tersirat dari mata lentiknya.
Ukhti Nadia : Yaa Allah ukhh.. ana belum bisa apa-apa.. masih sedikit banget pengetahuan ana soal syari’at agama.. harus banyak belajar lagi supaya bisa seperti Ukhti Della.. jawab Ukhti Nadia memuji Ukhti Della yang memang idolanya di kampus.
Ukhti Della : Ahahah.. sama-sama belajar ukh.. ehh iya, uda malam gini kok belum balik ukh?? Tanya Ukhti Della sambil merapikan cadarnya.
Ukhti Nadia : Ntar Ukh.. lagian jarang-jarang bisa ngobrol berdua sama Ukhti Della.. btw, ana mau tanya ukh.. boleh??
Ukhti Della : Mau tanya apa ukh?? Tanya Ukhti Della merapikan jilbabnya agar toketnya yang tanpa Bra itu tak terlalu menonjol.
Uhkti Nadia : Gini ukh.. kan ana punya sahabat deket, dulu kita sama-sama komitmen untuk hijrah trus bakal mencoba untuk saling mengingatkan kalau salah satu dari kita futur gitu.. Nah gimana yaa caranya agar sahabat ana itu balik lagi ke jalan yang Allah dan Rasul-Nya ridho?? Tanya Ukhti Nadia dengan penasaran.
Ukhti Della : Yaa kalau futurnya gak parah sih, inshaaAllah selama Ukhti Nadia selalu mensuasanakan dirinya ke majelis-majelis nanti juga akan semangat lagi.. Ehh.. tunggu.. udah pacaran jangan-jangan yaa Ukh dia..?? Tanya Ukhti Della dengan nada serius.
Ukhti Nadia : Yaa gitu Ukh.. malah udah beberapa kali zina Ukh.. padahal hari-hari dia pakai cadar.. keluh Ukhti Nadia.
Ukhti Della : Astaghfirullahaladzim.. seriusan ukh!? Trus sekarang dia masih lanjut zina nya?! Tanya Ukhti Della dengan ekspresi terkejut.
Ukhti Nadia : Iyaa Ukh.. serius.. masih Ukh.. sampe dibuat video rekaman mereka zina Ukh.. udah ana ingetin tapi yaa gak didengerin.. curhat Ukhti Nadia tentang Ukhti Hafshah.
Ukhti Della : Laa hawla wa laaquwwata illabillah.. Ini yang ana khawatirkan Ukh.. Subhanallah.. ana gak habis pikir, padahal Islam sudah jelas melarang.. gak perlu aturan syari’at, harusnya kalau nuraninya masih jalan, dia gak akan berbuat seperti itu.. Na’udzubillah.. dosanya besar banget itu Ukh.. apalagi dia tau ilmunya dan masih ngejalanin.. Semoga Allah lindungi kita dati zina Ukh.. soalnya ancamannya luar biasa berat Ukh.. bahkan Allah sediakan tempat khusus untuk orang-orang ahli zina di neraka nanti.. coba Ukhti Nadia terus nasehati dia, meski susah dan pahit, tetap harus diingatkan.. Ana khawatir apa yang dia lakukan akan menjatuhkan nilai seorang akhwat bercadar di khalayak umum.. jelas Ukhti Della dengan penuh risau.
Ukhti Nadia : Iya ukh.. inshaaAllah.. syukron ukh buat masukannya.. do’akan juga sahabat ana Ukh.. kata Ukhti Nadia yang mencium bau tak asing dari pakaian Ukhti Della.
Ukhti Della : Na’am ukh.. tetap semangat dan jangan pernah beri kesempatan pada setan untuk menjebak kita dalam jerat-jerat zina.. jawab Ukhti Della sembari mengenakan tasnya.
Ukhti Nadia : Ohh yaa.. Afwan ukh.. jilbabnya kok banyak bercak-bercak putih Ukh?? Baunya kayak pemutih pakaian.. kecipratan Bayklin kah?? Tanya Ukhti Nadia yang curiga dengan bau mirip sperma dari tubuh Ukhti Della.
Ukhti Della : Ehh.. Ohh.. He’emhh.. tadi buru-buru dari toilet, trus gak sengaja nyenggol Bayklin pas ngambil jilbab, untungnya udah kosong, jadi dikit aja yang nyiprat gitu.. jawab Ukhti Della dengan agak panik.
Ukhti Nadia : Ooh.. Ana kira kalau kecipratan yang lain.. Jawab Ukhti Nadia yang sudah mulai mengurangi kecurigaannya karena tidak mungkin seorang Ukhti Della akan berzina.
Ukhti Della : Afwan Ukh.. ana duluan yaa.. udah malam, kapan-kapan lanjut lagi ngobrolnya.. Assalamu’alaykum.. kata Ukhti Della yang berlanjut pergi dengan tetap menjaga gaya elegan seorang akhwat ketika berjalan.
Ukhti Nadia juga segera bersiap-siap untuk pulang ke kontrakan karena jam sudah menunjukkan pukul 19.45 saat itu. Sementara saat Ukhti Nadia tengah berdiskusi dengan Ukhti Della di Masjid Kampus, Ukhti Hafshah pun kembali tiba di kontrakannya bersama Akhi Farid tepat setelah isya’.
Ukhti Hafshah : Assalamu’alaykum.. ucap Ukhti Hafshah sambil membuka pintu depan kontrakan.
Akhi Farid : Alhamdulillah.. sampai juga.. kata Akhi Farid sambil menutup pintu kontrakan.
Ukhti Hafshah : Lhoh.. gak biasanya Nadia blom balik.. sepi deh.. kata Ukhti Hafshah sambil meletakkan tasnya.
Akhi Farid : Alhamdulillah.. pas banget dong kalo sepi.. kata Akhi Farid sambil memeluk Ukhti Hafshah dari belakang.
Ukhti Hafshah : ishh.. apa sih mas?? Pas apanya coba? Jawab Ukhti Hafshah dengan nada menggoda.
Akhi Farid : Pas banget buat bikin anak sama ukhti cantikku ini.. ujar Akhi Farid membisiki telinga Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Sshh.. Aahh.. Gak boleh maasss.. dosa tau.. Jawab Ukhti Hafshah dengan mendesah sembari tangan kanannya meraba-raba selakangan Akhi Farid.
Akhi Farid : Gak boleh apa sih? Gak boleh nolak yah sayang?? Bisik Akhi Farid menggoda Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : He’emhh.. wajib dilakuin kalo itu mass.. Jawab Ukhti Hafshah seraya berbalik menghadap Akhi Farid dan langsung memagut bibir Akhi Farid dengan penuh nafsu sementara cadarnya ia sibakkan dengan tangan kirinya.
Akhi Farid pun membalas pagutan kekasihnya dengan penuh nafsu juga sehingga kedua lidah mereka saling melilit satu sama lain. Tangan lembut Ukhti Hafshah meremasi rudal Akhi Farid dari luar sirwalnya sementara kedua tangan Akhi Farid sibuk meremas bokong bulat akhwat cantik berkacamata itu yang masih tertutup abaya dan jilbabnya. Keduanya berpagutan nikmat di ruang tamu yang hanya ada sebuah sofa, meja, dan beberapa kursi saja. Kini jemari lentik Ukhti Hafshah mulai melucuti gamis dan kaos yang dikenakan kekasihnya. Akhi Farid sendiri menarik turun resleting abaya Ukhti Hafshah tanpa kendala. Keduanya menghentikan sementara frenchkiss mereka dan langsung menelanjangi diri mereka sendiri. Mata Ukhti Hafshah tak pernah jemu dimanjakan oleh tubuh indah Akhi Farid yang kencang dengan rudal 19cm nya yang sudah tegang menjulang dan dihiasi urat-urat disekitarnya. Akhi Farid pun menelan ludah tiap kali melihat tubuh Ukhti Hafshah yang putih mulus tanpa cela dengan lekuk tubuh yang aduhai dihiasi toket kencang bulat 34D berputing pink muda, perut langsing, selakangan mulus tanpa bulu dengan gundukan kecil tempat liang surgawi Ukhti Hafshah berada.
Ukhti Hafshah : Liatin apa sih sayaang?? Bengong gitu?? Tanya Ukhti Hafshah dengan nada manja sambil kedua tangannya merangkul leher Akhi Farid dan menempelkan tubuh mulusnya ke tubuh Akhi Farid.
Akhi Farid : Liatin keindahan tubuh mulus bercintai bidadariku ini.. jawab Akhi Farid sambil mencumbu leher Ukhti Hafshah yang hanya tersisa jilbab, cadar, dan kacamata saja.
Ukhti Hafshah : Sshh.. Ahh.. Masshh.. Mmhh.. Aaahh.. Ahh.. Sshh.. Mmhh.. Desah Ukhti Hafshah merasakan geli bercampur nikmat saat Akhi Farid menyibakkan jilbabnya dan mencupangi leher putihnya.
Mata cantik Ukhti Hafshah yang dirias eyeliner terpejam menikmati setiap cupangan dan jilatan Akhi Farid yang membuat lehernya penuh bercak kemerahan. Desahan Ukhti Hafshah terdengar begitu sensual ketika ia menyambut datangnya birahi yang mulai mendekap tubuhnya. Tangan Akhi Farid yang lihai meremas-remas bongkahan bokong Ukhti Hafshah, semakin merangsang Akhwat cantik berkacamata itu sembari kedua tangan mulus Ukhti Hafshah mengocok perlahan rudal tegang kekasihnya. Ciuman dan cupangan Akhi Farid kini turun dan berhenti di antara belahan gunung indah 34D Ukhti Hafshah. Dengan penuh semangat, mulut Akhi Farid melahap kedua toket ranum Ukhti Hafshah secara bergiliran dengan berdiri agak membungkuk.
Ukhti Hafshah : Aaahh.. Ssshh.. Aaahh.. Enak masss.. Aahh.. Mas Fariidhh.. Mmhhh.. Aaahh.. Putingnyaaah doong.. Sshh.. Nakal sih masss.. Oohh.. sshh.. desah Ukhti Hafshah seraya mendongak dengan mata terpejam menikmati permainan mulut Akhi Farid di toketnya.
Kedua tangan Akhi Farid ikut berpartisipasi dengan meremas-remas lembut toket kekasihnya itu. Sensasi rangsangan yang menjalar cepat ke seluruh tubuh Ukhti Hafshah membuat akhwat cantik ketua kadiv Media KMI Fakultas itu gemas dan meremas-remas kepala Akhi Farid. Lenguhan dan desahan Ukhti Hafshah semakin kuat saat Akhi Farid menyatukan kedua toketnya dan melahap puting kerasnya bersamaan. Lidah Akhi Farid yang kasar begitu terampil menstimulasi setiap detil puting Ukhti Hafshah yang membuat akhwat cantik berkulit putih itu kelojotan keenakan. Puncak kenikmatan pun meledak di tubuh Ukhti Hafshah saat Akhi Farid menggigit lembut kedua puting Ukhti Hafshah bersamaan.
Ukhti Hafshah : Aahh.. Sshh.. Mhhh.. Sshh.. Mmhh.. Aahh.. Ohhh.. Enaknyaah.. Sshh.. Jadi bayi Hafshah ajaah Maasshh.. Sshh.. Aaahh.. Oohhh.. OOOOUUHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEERRRR.. CRRRKK.. CRRKK..
Ukhti Hafshah mendekap kuat kepala Akhi Farid hingga terbenam di bongkahan gunung kembarnya saat merasakan klimaks. Seluruh tubuh Ukhti Hafshah mengejang dengan serambi lempitnya menyemburkan cairan surgawinya membanjiri lantai ruang tamu. Selama beberapa detik mata Ukhti Hafshah terpejam menikmati setiap kedutan di selakangannya.
Ukhti Hafshah : Mmhhh.. Uuuhh.. Jadi banjir kaann.. mas Farid sihh.. Nakall.. ujar Ukhti Hafshah sambil mengecup dahi Akhi Farid.
Akhi Farid : Aaahh.. Tapi seneng kaan dinakalin..?? Jawab Akhi Farid yang kemudian lanjut turun mencupangi perut Ukhti Hafshah hingga selakangannya.
Akhi Farid pun berjongkok di hadapan gundukan selakangan putih mulus Ukhti Hafshah. Ia pun mengarahkan Ukhti Hafshah untuk meletakkan kaki kirinya menapak di meja. Sehingga kini serambi lempit becek akhwat 19tahun itu tersaji sempurna di hadapan mulut Akhi Farid yang begitu dahaga akan gurihnya lendir birahi akhwat.
Akhi Farid : Waahh.. Cantiknya selakangan Hafshahku sayang.. mas jadi ga tahan buat jilatin nih.. hmmmhh.. Sluurrpp.. mffh.. Sluurrpp.. Mchh.. Mchh.. Mffhh.. Srruupp.. Aahh.. Lezatnyaah.. Hmmfhh.. Mcchh.. kecap Akhi Farid menikmati bagian tubuh terpenting milik Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Uuhh.. Mass.. Aaahh.. Ssshh.. Mhhh.. Aaahh.. Enaakk mas Farid.. Uuhh.. Lidahnya nakal banget siihh.. Mmhh.. Aauuhh.. Iseephh Masshh.. Duuhh.. Nikmatnyaa.. Sshh.. Mmhh.. Aaahh.. Uuuhh.. desah Ukhti Hafshah menikmati lihainya Akhi Farid merangsang serambi lempitnya.
Akhi Farid membenamkan seluruh wajahnya di selakangan Ukhti Hafshah dan melumat serambi lempit pink becek kekasihnya itu. Lidahnya begitu gesit membelah bibir serambi lempit Ukhti Hafshah dan menyapu dari pangkal hingga kelentitnya. Ukhti Hafshah dibuat merem melek sembari menggigit bibir bawahnya merasakan terpaan syahwat yang begitu nikmat. Bahkan kedua tangan Akhi Farid meremas kuat bokong putih bulat akhwat berkacamata itu dan menekannya sehingga membuat lidah Akhi Farid semakin jauh menelusuri dinding liang peranakan Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Aaahh.. Sshh.. Oohh.. Maashh.. Ooohh.. Mmmhh.. Geliihh.. Terushh.. Enak bangethh.. Aahh.. Ssshh.. Ga tahaann.. Aaaaawwwwhh..!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SSSEEERRRRRR..
Orgasme yang melanda Ukhti Hafshah membuat kedua tangannya semakin melesakkan kepala Akhi Farid di selakangannya. Akhi Farid yang sedari tadi memang sudah menanti hal itu pun membuka mulutnya dan menenggak nikmat semburan cairan surgawi hangat Ukhti Hafshah. Seluruh tubuh akhwat cantik aktifis LDK itu mengejang hebat dengan mata lentiknya terpejam menikmati sensasi klimaks.
Akhi Farid : Heemm.. Gleekk.. Glek.. Yuumm.. Lezat banget sih sayang.. kata Akhi Farid sambil berdiri dan membersihkan bibirnya.
Ukhti Hafshah : Uuwwhh.. Siniihh.. gantiann Hafshah yang mau bikin mas keenakan.. balas Ukhti Hafshah seraya mendorong Akhi Farid hingga terduduk di sofa.
Akhi Farid : Hahah.. Oke Hafshahku sayaang.. coba mas mau liat aksi binal kekasih mas ini.. ujar Akhi Farid sambil duduk santai di sofa dan membuka kedua kakinya.
Ukhti Hafshah : Hihihih.. iket tangan Hafshah dulu mass.. biar makin seruu.. pinta Ukhti Hafshah yang membuat Akhi Farid keheranan.
Sesuai arahan Ukhti Hafshah, Akhi Farid pun menarik seluruh jilbab syar’i Ukhti Hafshah ke belakang tubuhnya dan mengikat kedua tangan Ukhti Hafshah di belakang punggung dengan ekor jilbabnya. Ukhti Hafshah pun berdiri sesaat sambil menatap Akhi Farid dengan senyum nakal yang tersirat dari matanya. Dan benar saja, Ukhti Hafshah pun membungkukkan badannya di hadapan Akhi Farid dan mulai melesakkan rudal 19cm milik Akhi Farid menyesaki kerongkongannya. Posisi ini membuat bokong putih mulus Ukhti Hafshah meruncing dengan kedua kaki jenjang putih mulusnya lurus dan agak merenggang menampilkan keindahan selakangannya yang mulus bak bayi dihiasi anus dan serambi lempit becek pink miliknya.
Ukhti Hafshah : Haemfhh.. Mmffhh.. Srruupph.. Mchh.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Mcch.. Mccch.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Ockk..
Ukhti Hafshah begitu lihai menggerakkan kepalanya naik-turun hingga rudal Akhi Farid menghantam pangkal kerongkongannya. Ukhti Hafshah pun beberapa kali seperti hampir terjungkal sehingga Akhi Farid harus membantu dengan menjaga kestabilan tubuh Ukhti Hafshah dengan menggenggam pundak kanan-kirinya.
Akhi Farid : Fuuwhh.. Shh.. Aahh.. Enaknyah sayaang.. belajar darimana nyepong gaya kayak gjni?? Sshh.. Mmhh.. Tanya Akhi Farid yang terkesima oleh permainan Ukhti Hafshah.
Akhi Farid tak pernah membayangkan kalau kekasihnya yang merupakan akhwat ketua divisi Media KMI Fakultas bisa melakukan oral-bercinta dengan gaya semacam ini yang hanya pernah dia liat di video-video porno saja. Kuat dan hangatnya dinding kerongkongan Ukhti Hafshah memijat sempurna setiap bagian batang rudal Akhi Farid. Ukhti Hafshah sendiri merem-melek menikmati rudal Akhi Farid kekasihnya yang menyesaki seluruh saluran masuk makanan di tubuhnya itu.
Ukhti Hafshah : Ssshh.. Mmhhh.. Hihih.. gimana mas Farid sayang?? Enak ngga pelayanan Hafshah tadi?? Tanya Ukhti Hafshah yang kini berlutut di antara kedua paha Akhi Farid di atas sofa.
Akhi Farid : Manteb banget sayang.. kok bisa sih?? Hahah.. mas aja ampe geleng-geleng kepala liatnya.. Jawab Akhi Farid sambil meremas bokong Ukhti Hafshah yang tengah berada di hadapannya.
Ukhti Hafshah : Hihihi.. ada deeh.. yang penting mas Farid seneng.. Ehh yaa.. hari ini giliran anal mas yaah..?? Tanya Hafshah sambil menempelkan kedua toketnya di wajah Akhi Farid.
Akhi Farid : Iyaa nih sayang.. yakin mau lanjut..?? Tanya Akhi Farid sambil menggenggam rudalnya.
Ukhti Hafshah : Yakin dong maassh.. mau mulut, serambi lempit, apa anus.. yang mana ajah terseraahh.. OOUUHH.. SSHH.. AHH!! AHH!! AHHH!! SSHH.. OOHH!! rudalHH!! MMMHH!! ENAK AAHH..!! ANAL ENAKK MASSHH..!! UUWWHH!! GEDENYAAHH..!! OOHH!! OOHH!! Jawab Ukhti Hafshah yang dibarengi lenguhannya saat ia menduduki paha Akhi Farid sehingga rudal Akhi Farid membelah masuk melebarkan anusnya.
Sensasi penuh tersumpal di liang bo’olnya membuat Ukhti Hafshah begitu bernafsu menggoyang pinggulnya maju-mundur dengan cepat. Mata Ukhti Hafshah terpejam kuat sementara mulutnya merintih, mendesah, dan meracau merasakan nikmatnya anal. Melihat toket kekasihnya bergoyang tak termanfaatkan, Akhi Farid pun melumat kedua gunung milik Ukhti Hafshah secara bergantian dengan tangan kirinya meremas toket kanan Ukhti Hafshah sementara tangan kanannya mendekap punggung Ukhti Hafshah agar tetap tegak stabil.
Ukhti Hafshah : OOHH.. SHHH.. AAHH!! AAAH!! SHH.. MMHH.. ISEP MASSHH!! YANG KUATT!! AAHH!! DUH rudalNYAAHH..!! AALLAAHH..!! ANAL ENAK BANGETHH!! MMHH.. AAHH!! AAHH!! OOOUUNNGGHHHHH..!!
Ukhti Hafshah pun melenguh panjang merasakan datangnya anal-orgasm yang begitu kuat menerpa. Ia pun berlutut yang membuat rudal Akhi Farid terlepas dari anusnya dan langsung disusul oleh semburan kuat cairan surgawi hangat miliknya. Akhi Farid yang menyadari datangnya orgasme pada kekasihnya, dengan cepat memposisikan dirinya sehingga mulutnya tepat berada di depan serambi lempit Ukhti Hafshah saat ia memuntahkan cairan khas orgasme Akhwat favorit para ikhwan itu.
SEEERR.. SEEERR.. SSSEEERRRRRR..
Akhi Farid : Haemphh.. Glek.. Glekk.. Glek.. Mmhh.. Srruupp.. Glekk.. Aaahh.. lezat n gurih kayak biasanya yah sayaang.. sanjung Akhi Farid menikmati cairan surgawi Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Oouuhh.. Mass Faridhh.. Mmhh.. Enak banget sihh rudalnyahhh.. mau di mulut, serambi lempit, di anus Hafshah juga makin enak.. Uuhh.. Jadi makin ketagihan.. kata Ukhti Hafshah yang duduk di atas pangkuan Akhi Farid setelah orgasme.
Akhi Farid : Lanjut kaan sayang..?? Tanya Akhi Farid sembari melepas ikatan tangan Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : He’emh.. lanjuthh mass.. Sampai subuh yaah.. Sshh.. Mhhh.. Nnghh.. Aaahhh.. OHH! OHHH!! SHH.. MMHHH.. OHH!! IYAH rudalLHH!! rudalL!! MAS FARIIDDHH..!! HAFSHAH SAYANG MAS FARIDD.. AAHH!! OHH!! ENAKK BANGET!! NGHHH.. ENAKNYAHH!! AHH!! AAHH!!
Ukhti Hafshah terus meracau dan mendesah keras tak peduli lagi dengan suasana sekitar. Beruntung lokasi kontrakan Ukhti Hafshah dan Ukhti Nadia berjarak 50 meteran dari rumah warga terdekat sehingga cukup aman bagi Ukhti Hafshah untuk meluapkan desahan, lenguhan, dan rintihan kenikmatannya. Kedua tangan Ukhti Hafshah berpegangan pada pundak Akhi Farid sementara pinggulnya naik-turun menggenjot rudal Akhi Farid di anusnya. Posisi Ukhti Hafshah yang jongkok mengangkang semakin memudahkannya ber-cowgirl ria di atas pangkuan Akhi Farid kekasihnya. Anus pink Ukhti Hafshah yang sempit ikut tertarik keluar masuk mendekap mesra rudal sawo matang Akhi Farid yang kekar berurat. Akhi Farid yang disuguhi toket bulat Ukhti Hafshah pun kembali beringas melahap gunung kembar akhwat cantik berkacamata itu. Puting pink Ukhti Hafshah yang mencuat menjadi bulan-bulanan lidah dan gigi Akhi Farid yang merangsang Ukhti Hafshah hingga kelojotan merasakan kenikmatan ganda.
Ukhti Hafshah : AHH!! AAHH!! SSHH.. MAASHH..!! UNGHH.. AHH!! ISEP TERUSSHH!! AHH!! OOHH!! OHHH!! E’EMMHH.. DUHH.. ENAK BANGETHH!! OOUUHH!! AAAHH!! KELUAR LAGIIHH.. OOOUUNNGGHHHHH!!!
Ukhti Hafshah berdiri dan membenamkan wajah Akhi Farid di selakangannya. Tubuh Ukhti Hafshah kembali mengejang hebat saat serambi lempitnya begitu deras menyemburkan cairan surgawi membanjiri kerongkongan kekasihnya yang begitu menikmatinya. Mata Ukhti Hafshah terpejam sementara kedua tangannya meremas kepala Akhi Farid karena nikmatnya orgasme.
Akhi Farid : Hhmmfhh.. Mmffuahh.. Glek.. Sruupp.. Mchh.. Aahh.. segernyaa sayang.. mmhh.. Ayok lagih.. mas siap minum semuanyah.. ujar Akhi Farid sembari meremasi bokong bulat Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Uuhh.. Curangg.. Masa Hafshah sendiri yang keenakan daritadi.. Aahh.. Sinihh.. Masshh.. Haempphh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Ockk.. Mchh.. Mcchh.. Mffuahh.. Enak banget sih rudalnyaahh mass.. Haemfhh.. Ockk.. Ockk..
Ukhti Hafshah langsung turun dari sofa dan membungkuk seraya melahap rudal Akhi Farid seluruhnya. Kedua kaki Ukhti Hafshah yang jenjang putih mulus, tegak lurus dengan agak terbuka sehingga membuat bokongnya yang bulat kencang meruncing. Tangan kiri Ukhti Hafshah menyibakkan cadarnya sementara tangan kanannya menggenggam paha Akhi Farid untuk menjaga kestabilan tubuhnya saat kepalanya naik-turun mengocok rudal kekasihnya. Jam menunjukkan pukul 19.55 ketika Akhi Farid mencabut rudalnya dari mulut Ukhti Hafshah dan meminta Ukhti Hafshah untuk nungging di atas sofa. Kedua kaki mulus Ukhti Hafshah berlutut di sofa dengan kedua tangan dan kepalanya bersandar di head-rest sofa.
Akhi Farid : Siap yah sayaaang.. kata Akhi Farid yang disuguhi bokong bulat putih mulus Ukhti Hafshah berhiaskan anus pink merekah dan serambi lempit pink sedikit tembem.
Ukhti Hafshah : Iyaah mas Faridkuuhh.. Masukin masshh.. Sodok yang kuat masshh.. Yuukk.. Sshh.. OOOUUHHH.. MHH.. AAHH!! AHHH!! EMMHH!! rudalHH!! MASS.. ENAKHH!! AUUHH.. OHHH!! OHH!! SHHH.. AAHH!! YANG KENCENG MASHH..!! OHH!! ENAK BANGET ANAL MASSHH..!! OHH!! OHH!!
Lenguhan Ukhti Hafshah begitu lepas mengiringi rudal 19cm dan berdiameter 4cm kekasihnya yang kembali membelah liang bo’ol miliknya. Cengkraman kuat Akhi Farid dan hantaman kuat pinggulnya membuat bokong akhwat cantik berkacamata itu berubah kemerahan. PLOK!! PLOK!! PLOK!! Suara benturan tubuh kedua aktifis Dakwah Islam itu menggaung di seluruh ruang tamu kontrakan. Mata cantik dan lentik Ukhti Hafshah mendelik ke atas dengan mulut menganga dan merintih karena gelombang kenikmatan anal bercinta yang menyerbu cepat ke ujung-ujung tubuhnya. Meski sudah berkali-kali Akhi Farid melubangi anus kekasihnya itu, namun tetap saja dinding anus Ukhti Hafshah terasa begitu kuat menggigit rudal Akhi Farid seakan tak ingin dilepaskan.
Ukhti Hafshah : OHH!! OHH!! rudalL MASSH.. AMPUNN!! ENAK!! AAH!! SODOK TERUSHH.. AHH!! MASSHH.. AHH!! ENTOT HAFSHAH TERUSH MASHH..!! OHH!! OHHH!! ENAKNYAHH ANALLL!! AAHH..!! AHH..!! OOOUUNNGGHHHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEERRR.. SEEERRRR…
Ukhti Hafshah hanya mampu bertahan 5 menit saja hingga ia kembali mengejang. Mengetahui kekasihnya akan klimaks, Akhi Farid justru membenamkan seluruh rudalnya dengan kasar yang malah membuat ledakan Ukhti Hafshah semakin kuat. Begitu deras semburan cairan surgawi Ukhti Hafshah membanjiri sofa ruang tamu tempat keduanya menikmati zina. Tubuh putih mulus Ukhti Hafshah kelojotan ketika Akhi Farid langsung menggenjot lagi anusnya tanpa menunggu ia selesai orgasme.
Ukhti Hafshah : AAAK!! AAAKK!! OHH!! OHH!! AMPUUNNH MASSHH.. OOUHH!! OHH!! SSHH.. MMHHH.. NIKMATNYAHH!! SODOKK!! ENTOT TERUS MAS FARIDDHH..!! AHHH!! AHHH!!
Racauan Ukhti Hafshah semakin liar dan keras merasakan nikmat anusnya yang semakin melar oleh batang kejantanan seorang ikhwan sholeh yang ia cintai. Keduanya begitut terbuai akan kenikmatan bercinta tanpa ikatan pernikahan yang dilarang keras oleh Islam dan ustad-ustad mereka. Keimanan keduanya begitu lemah dibandingkan konser syahwat setan di dalam hati keduanya. Gamis dan sirwal Akhi Farid, juga pakaian syar’i dan cadar Ukhti Hafshah hanyalah tabir untuk menutupi jati diri mereka sebagai pemuja syahwat selakangan.
Ukhti Hafshah : AHH!! ENAK!! AHHH!! AYOK MASSHH!! DIKITH LAGIIHH!! OHH!! OHH!! MMHH.. YESHH.. AHHH!! KELUAR MASSHH!! MMMMMHHHH..!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SSSEEERRRRRR..
Kembali tubuh indah sang akhwat pimpinan Kadiv Media KMI itu mengejang hebat saat Akhi Farid menyodok dalam-dalam rudalnya yang dibarengi dengan semburan kuat cairan surgawi sang akhwat melepas orgasme. Kedua tangan Ukhti Hafshah meremas kuat head-rest sofa sementara matanya nanar dengan mulut menganga melenguh karena dahsyatnya kenikmatan klimaks yang ia rasakan.
Akhi Farid : Haemphh.. Aaahh.. Ffuuhh.. Capeknya.. kata Akhi Farid sambil duduk di sofa karena kelelahan sementara rudalnya masih tegak mengacung mengkilat oleh lendir anus kekasihnya.
Ukhti Hafshah : Aahh.. Maafin Hafshah masshh.. Sinihh Hafshah bantuhh.. Haemfhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Mchh.. Mchhh.. Ockk.. Ockk.. kata Ukhti Hafshah yang segera nungging di samping kanan Akhi Farid dan mengulum lahap rudal kekasihnya.
Ukhti Nadia : Assalamu’alaykum.. ucap Ukhti Nadia yang tiba-tiba sudah sampai di kontrakan.
Akhi Farid : Wa’alaykumsalamhh.. Shh.. baru balik Nad?? Darimana?? Tanya Akhi Farid seraya mendesah menikmati sepongan Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Wangoksngmmhck.. (Wa’alaykumsalam) Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Ockk.. Ockk. Mchh.. Mchh.. Sruupp.. Ockk.. jawab Ukhti Hafshah sambil terus mengocok rudal Akhi Farid dengan mulutnya.
Ukhti Nadia : Yaa Allaah Hafshah.. gak bisa apa sehari aja ga gituann?? Akhi Farid sama aja ishh.. kata Ukhti Nadia agak kesal sambil duduk di kursi ruang tamu yang berjarak 2 meter dari sofa.
Akhi Farid : Ohh.. Ahahahah.. Ga bisa lah Naad.. Gimana ana bisa nolak tubuh akhwat secantik Hafshah coba?? Jawab Akhi Farid sambil menampari bokong bulat Ukhti Hafshah.
Ukhti Nadia : Heeshh.. Serah dehh.. Shah, aku pinjem HPmu yaa, mau tanyain soal proker kita nih ke anak-anak.. kata Ukhti Nadia mengambil HP Ukhti Hafshah yang tergeletak di meja.
Ukhti Hafshah : Mfhh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mchh.. Ockk.. Mffhh.. Mffuaah.. He’emhh.. Pake ajah Nad.. Sshh.. Mas Faridhh.. Lanjut lagiihh yaah.. kata Ukhti Hafshah yang segera mengambil posisi jongkok mengangkangi rudal Akhi Farid.
Akhi Farid : Yuukk sayanng.. Nad, kamu gak mau ikutan?? Tanya Akhi Farid sambil mengarahkan rudalnya ke anus Ukhti Hafshah.
Ukhti Nadia : Nggaa.. kapan-kapan aja.. dah sana puas-puasin aja.. kata Ukhti Nadia yang kelihatan sibuk mengakses HP Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Sshh.. OOOUUHHH.. SHHH.. AAH!! AHH!! MHHH.. UHHH!! rudalHHH..!! UHH!! NIKMATNYAA..!! OHH!! OHH!! OOHH!!
SPLOK!! SPLOKK!! SPLOKK!!
Gerakan pinggul Ukhti Hafshah otomatis naik-turun memijat rudal Akhi Farid yang. Sudah menyesaki anusnya. Posisi Reverse Cow-Girl dengan punggung Ukhti Hafshah menempel di dada Akhi Farid sementara kedua tangannya bertumpu di pinggang Akhi Farid. Pose ini menyebabkan selakangan putih mulus Ukhti Hafshah yang dihiasi serambi lempit becek pink dan rudal Akhi Farid, yang begitu gagah keluar masuk anusnya, terlihat jelas oleh Ukhti Nadia. Meski Ukhti Nadia terlihat tak acuh, sebenarnya tubuhnya sudah mulai terangsang. Apalagi pemandangan rudal besar berurat Akhi Farid yang terlihat begitu sesak di dalam anus mungil kawannya itu semakin membuat birahinya mengglegak. Ukhti Nadia yang saat itu duduk dan bersandar di kursi dengan salah satu kakinya di silangkan di atas kaki yang lain mulai gelisah. Rencana awal Ukhti Nadia untuk menghubungi teman-teman Lembaga Dakwah Kampus berubah dan malah mengakses folder pribadi Ukhti Hafshah yang berisi video-video porno milik temannya itu. Kedua tangan Akhi Farid yang asik meremas toket dan memilin puting Ukhti Hafshah menambah kenikmatan birahi yang dirasakan kekasihnya. Pinggul Ukhti Hafshah pun bergerak semakin cepat dan memanjakan mata lentik Ukhti Nadia yang sedari tadi mencuri-curi pandang melihat anus Ukhti Hafshah yang tertarik keluar-masuk.
Ukhti Hafshah : OHH!! OOHH!! MASSSH!! AAUHH!! NIKMAATHH rudalNYAAH..!! SSHH..!! UHH..!! OOHH!! TAHAN YAH MASSHH..!! DIKIT LAGIIHH..!! AHH!! AHHH!! AMPUN ENAKNYAHH!! OOHH.. SSHH.. MMHHH.. rudalHH!! KELUAR MASSHH.. OOOOUUNGGHH!!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Ukhti Hafshah menghantamkan bokongnya ke perut Akhi Farid sehingga rudal Akhi Farid menekan kuat seluruh organ rahim Ukhti Hafshah. Hal ini menyebabkan serambi lempit Ukhti Hafshah terlihat menggembung dan semakin kuat menyemburkan cairan orgasmenya hingga beberapa meter. Lenguhan panjang dan keras akhwat cantik berkulit putih itu terdengar begitu nikmat sementara matanya sayu merasakan derasnya birahi mengalir keluar dari tubuhnya. Ukhti Nadia yang menyaksikan dengan bercintaama orgasme dahsyat Ukhti Hafshah, hanya bisa menahan nafas membayangkan jika ia yang mengalaminya. Darahnya berdesir cepat, putingnya pun mengeras, sementara serambi lempitnya berkedut kencang mengalirkan lendir birahi khas akhwat yang mulai membasahi CD nya.
Ukhti Nadia : Sshh.. Mmhhh.. Desis tertahan Ukhti Nadia yang tanpa sadar keluar saat melihat Ukhti Hafshah orgasme.
Akhi Farid : Aahh.. Hafshah sayaangg.. mas mau keluar nihh.. tahan yaahh.. kata Akhi Farid yang sedikit mengangkat pinggul kekasihnya.
Ukhti Hafshah : Aaahh.. Ssshh.. Iyaah mas Farid sayang.. pakai Hafshah sepuasnya mashh… AAHH!! AAHH!! OHHH!! SSHH.. YEESSHH!! AAHH..!! KONN.. TOLHH!! AAHH.. TEE.. RUUSHH.. MASSHH.. UHH..!! OHH!! OHH!! SHH.. MMHHH.. AHH!! AHH!! ENAK.. NYAAHH.. AHH!!
Mendengar sang kekasih memberikan lampu hijau, Akhi Farid pun tanpa ampun menggempur hebat bokong Ukhti Hafshah. Dengan sekuat tenaga dan kedua tangan Akhi Farid mencengkeram pinggul Ukhti Hafshah, ia mengobok-obok cepat dan kuat liang bo’ol kadiv Media KMI itu, bahkan dalam 1 detik 2x sodokan. Begitu deras dan kuat sodokan pinggul Akhi Farid hingga menciptakan suara benturan tubuh yang bisa terdengar dari jarak sekitar 10 meter dari kontrakan dengan jelas. Seluruh tubuh Ukhti Hafshah bergoncang hebat, toketnya pun berayun-ayun liar mengikuti irama sodokan sang Ikhwan. Ukhti Nadia terpana melihat kecepatan rudal Akhi Farid keluar-masuk anus sempit teman sekontrakannya. Layaknya mesin, yang terus memompa tanpa adanya lelah dan hambatan. Jantung Ukhti Nadia berdegup kencang, birahinya meluap tak tertahankan yang membuatnya tanpa sadar membuka kedua pahanya dan dengan tangan kanannya ia mulai menggesek-gesek serambi lempitnya yang berada di balik abaya dan CD nya.
Akhi Farid : Ahh!! Aahh!! Udah mau sampe sayang!! Kata Akhi Farid yang hampir 1 menit lamanya menggempur liar anus Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : AHH!! AHH!! OHH!! OHHH!! HE’EMHH!! KLUARIN MASHH!! DALEM AJAHH!! YANG BANYAKKHH!! OHH!! OHH!! AHH!! SHH.. AYOK MASSHH!! SSHH.. AHH!! AHH!! Racau Ukhti Hafshah.
Ukhti Nadia pun semakin cepat dan kuat menggesek-gesek dan menekan serambi lempitnya yang sudah sangat banjir itu tanpa ia sadari. Nafas Ukhti Nadia mulai berat dan menderu yang tengah memacu syahwatnya menuju klimaks.
Akhi Farid : AAARRGHHH!!
PLOK!! PLOKK!! PLOKK!! SLEEBBPLLLOKK!! CROTT.. CROOTT.. CROOTT..
Ukhti Hafshah : AHH!! AAHH!! OOHHH!! OOOOUUNGGHH..!!!
SEEERRRR.. SEEERRR.. SEEEEERRRRRR..
Akhi Farid pun melesakkan rudalnya sejauh mungkin di liang bo’ol Ukhti Hafshah dan menyemburkan seluruh sperma hangatnya. Kehangatan cairan kental Akhi Farid merangsang dinding anus Ukhti Hafshah yang membuat akhwat cantik berkacamata itu mencapai klimaks di saat yang sama. Kembali serambi lempit pink Ukhti Hafshah memompa kencang cairan surgawinya hingga beberapa meter jauhnya membasahi lantai ruang tamu. Tubuh kedua pasangan penggiat Dakwah Islam itu mengejang bersama menikmati puncak kenikmatan duniawi. Ukhti Nadia pun melenguh tertahan saat merasakan orgasmenya di saat yang sama pula. Tubuhnya kejang-kejang menikmati orgasme yang ia dapatkan dari melihat kedua rekannya menggenjot di hadapannya. Bagian bawah abaya dan CD Ukhti Nadia pun basah kuyup oleh cairan surgawi miliknya.
Akhi Farid : Ffuuhh.. mantabnyahh.. Hafshahku memang akhwat paling binal kalau udah soal menggenjot yaahh.. kata Akhi Farid sambil mendekap dari belakang kekasihnya yang lunglai di atas pangkuannya.
Ukhti Hafshah : Hhh.. Shh.. Mmhh.. Mas Faridhh sihh.. Perkasah bangethh.. Hafshah jadi ketagihan buat di sodok.. Uuhh.. Mashh.. Mmhh.. Sinihh.. Hafshah bersihin duluhh.. kata Ukhti Hafshah yang kemudian bangun dengan sisa-sisa tenaganya.
Sesaat setelah rudal Akhi Farid terlepas dari anusnya, tangan kiri Ukhti Hafshah segera mengatup menutupi anusnya agar sperma Akhi Farid tak berceceran sedikitpun. Ukhti Hafshah pun berjongkok mengangkang dengan ujung kakinya berjinjit sementara mulutnya dengan lahap melumat rudal Akhi Farid yang mengkilat dan beraroma sperma bercampur lendirnya.
Creett.. creett.. creeettt..
Dengan sedikit mengejan Ukhti Hafshah mengeluarkan sperma Akhi Farid di anusnya ke telapak tangan kirinya yang sudah bersiap di bibir anusnya. Setiap tetes sperma Akhi Farid yang keluar dari anus Ukhti Hafshah membuat Ukhti Nadia hanya bisa menelan ludah karena sudah lama tak merasakan gurihnya sperma lelaki.
Ukhti Hafshah : Mffhh.. Mffhh.. Emmm.. Yummm.. Mchh.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Mffhh.. Sluurpp.. Lezat bangeth mas rudalnyahh.. Gurih lagih.. Sruupp.. Buat Hafshah yaah.. Mau Hafshah emut terushh.. Haemfhh.. Mffhh.. Srruupp.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. kata Ukhti Hafshah menggoda kekasihnya dengan tatapan nakal.
Akhi Farid : Ahahah.. Terserah sayangku ajah.. Tapi mas mau istirahat dulu sayaanghh.. jawab Akhi Farid dengan sedikit meringis menahan nyeri karena rudalnya masih sensitif setelah ejakulasi.
Ukhti Hafshah : Uwwhh.. Iyaa dehh.. Hafshah maem dulu yaaahh.. kata Hafshah sambil tangan kanannya mengocok perlahan rudal Akhi Farid.
Tangan kiri Ukhti Hafshah yang penuh dengan sperma Akhi Farid dan lendir anusnya terlihat begitu menggiurkan bagi Ukhti Nadia. Kini Ukhti Hafshah pun mulai beraksi di depan kekasihny. Tangan kanannya menarik turun cadar talinya sehingga kini wajah cantik putih Ukhti Hafshah yang berkeringat tak tertutup apapun. Layakny anjing, Ukhti Hafshah mulai menjilati sedikit demi sedikit sperma Akhi Farid yang begitu lezat. Tatapan menggoda selalu Ukhti Hafshah lancarkan ke arah Akhi Farid yang terpana melihat aksinya. Tangan kanan Ukhti Hafshah sendiri kini berpindah ke selakangannya dimana jari tengah dan telunjuknya mengorek sisa-sisa sperma Akhi Farid di liang anusnya.
Ukhti Hafshah : Sruupp.. Emmm.. Enak mashh.. Sruupp.. Mhh.. Srrupp.. Aahh.. Enaknya sperma mas Farid nih.. Srruupp.. Ummm.. kata Ukhti Hafshah yang begitu menikmatinya.
Ukhti Hafshah melahap habis sperma kental Akhi Farid di telapak tangannya bahkan ia menjilatinya seakan tak ingin ada yang tersisa. Namun Ukhti Hafshah tak langsung menelannya, melainkan ia berkumur-kumur dulu menikmati rasa khas sperma ikhwan. Ia pun kembali memuntahkan sperma Akhi Farid yang telah bercampur dengan liurnya ke tangannya lagi dan menjilatinya sedikit demi sedikit. Akhi Farid pun hanya bisa geleng-geleng melihat liarnya aksi kekasihnya yang sehari-hari bercadar dan aktif dalam menentang perzinahan. Tak puas hanya dengan soerma Akhi Farid di tangannya, kini jari tengah dan telunjuk kanannya yang lentik dan mengkilat oleh sperma kental pun ia jilati dan kulum penuh nikmat, bahkan beberapa kali Ukhti Hafshah memasukkan jemarinya ke anusnya dan menjilatinya hingga ia yakin benar-benar bersih.
Ukhti Nadia : Aahhh.. aku juga mau.. pasti enak banget tuh sperma kental.. gurihh.. gumam Ukhti Nadia dalam hati.
Ukhti Hafshah : Uuwwmhh.. Srruup.. Sruupp.. Aahh.. makasih mas Farid sayang buat makan malamnya.. kata Ukhti Hafshah manja.
Ukhti Nadia : Hafshah.. nih HP nya yaa.. kata Ukhti Nadia sambil meletakkan HP Ukhti Hafshah di meja dan segera menuju kamarnya.
Ukhti Hafshah : Bobo yu mass.. Capek.. Ngantuk.. ntar lanjut lagi kalo bangun.. hihih.. kata Ukhti Hafshah sambil memunguti pakaiannya.
Ketika hendak masuk kamar, Ukhti Hafshah pun tersenyum sendiri karena melihat kursi yang tadi diduduki oleh Ukhti Nadia basah kuyup. Ia pun segera menggandeng Akhi Farid untuk tidur bugil bersama. Ukhti Nadia pun melepas birahi yang tertahan sedari tadi dengan masturbasi. Ia pun segera bugil tanpa ada sehelai pun benang yang menutupi tubuhnya. Kembali ia menyalakan laptop dan browsing video-video porno yang ia suka dari berbagai situs. Multi-Window menjadi pilihannya untuk menonton 6 video sekaligus. Hampir semua kategori video porno ia tampilkan. Namun hanya video yang memiliki ukuran rudal mirip dengan Hamdan yang Ukhti Nadia lihat. Sembari bersandar di tembok dengan kedua kakinya mengangkang lebar, Ukhti Nadia kembali melesakkan botol deodoran nya ke liang surgawinya sementara tangan kirinya gemas meremas toket dan memilin putingnya sendiri. Headset yang ia kenakan membuatnya tak sadar kalau desahan dan rintihannya cukup keras dan jelas didengar oleh Akhi Farid dan Ukhti Hafshah yang sedang tiduran bersama di kamar sebelah.
Akhi Farid : Laahh.. tadi ditawarin gamau.. sekarang malah colmek.. hahah.. dasar akhwat.. kata Akhi Farid yang tidur miring ke kanan dengan lengannya menjadi bantal Ukhti Hafshah sementara tangan kirinya meremas toket Ukhti Hafshah dari belakang.
Ukhti Hafshah : Udaah mas.. Salah kita juga sih menggenjot pas Nadia dateng.. kasian.. coba cariin ikhwan buat dia mas.. kata Ukhti Hafshah yang tiduran miring ke kanan berbantalkan lengan Akhi Farid sementara punggungnya menempel di dada Akhi Farid.
Akhi Farid : Wooo.. Boleh deh.. Siapa coba? Ahmad aja gimana?? Bagus tuh badannya, rudalnya kayaknya juga lumayan.. kata Akhi Farid yang sedang menikmati kenyalnya toket putih bulat Ukhti Hafshah di tangannya.
Ukhti Hafshah : Haaah?? Akhi Ahmad?? Dia kan hafidz juga alim mas.. Ngga mungkin mau.. Lagian sunnah banget kok hari-harinya.. jawab Ukhti Hafshah sambil main HP.
Akhi Farid : Lhoohh.. Mas yang lebih tau soal dia.. Kan kita sesama ikhwan.. ahahah.. jawab Akhi Farid.
Sekitar jam 21.10 Ukhti Nadia pun tertidur akibat kecapekan setelah masturbasi yang membasahi kasur dan selimutnya.
Ukhti Nadia : Assalamu’alaykum.. Udah lama Shah?? Tanya Ukhti Nadia yang baru saja sampai ke sekretariat LDK KMI Fakultas di Musholla Teknik sambil melepas sneakers putihnya.
Ukhti Hafshah : Wa’alaykumsalam.. Ahh, nggak juga.. Barusan aja dateng.. Nih malah mereka yang duluan dateng.. kata Ukhti Hafshah yang sudah duduk bersama Ukhti Venty, Ukhti Rahma, dan Ukhti Maura.
Ukhti Venty : Hai kak Nad.. sapa Ukhti Venty yang mengenakan setelan abaya hitam dengan jilbab segiempat palestin jumbo dan cadar tali hitam.
Ukhti Nadia : Hai dek Venty.. Sama siapa tadi berangkatnya??
Ukhti Rahma : Tadi sama ana kak.. Mumpung sejalur jadi sekalian berangkat bareng.. Kata Ukhti Rahma yang terlihat anggun dengan abaya dan jilbab instan syar’i coklat susu sementara wajah csntik putihnya tertutup cadar tali hitam.
Ukhti Maura : Ana nih kak yang datang sendirian.. Ga ada yang nganterin.. Huhu.. kata Ukhti Maura yang mengenakan jilbab jumbo dan abaya serta cadar bandana hitam yang nampak kontras dengan kulit putihnya.
Ukhti Nadia : Ahahah.. Yaudah, udah Allah takdirkan gitu.. Jawab Ukhti Nadia sembari duduk di sebelah Ukhti Hafshah.
Pagi itu jam 09.00 kelima akhwat cantik itu memang sudah berjanji untuk kumpul di sekretariat LDK KMI untuk membahas proker bulanan divisi Media dan Syi’ar KMI. Kelimanya juga merupakan akhwat yang hadir dalam malam pesta bercinta yang dibalut dengan judul makrab di Kaliurang beberapa bulan yang lalu. Meski kelimanya aktif dalam pergerakan Dakwah Islam di kampusnya, namun gelora syahwat yang terpendam di balik cadar mereka tetap tersalurkan secara istiqomah. Dan tak jarang juga mereka saling berbagi cerita perlendiran yang terjadi selanjutnya setelah makrab. Hanya Ukhti Nadia saja yang tak se-aktif lainnya karena memang ia belum membuka hati dan selakangannya untuk ikhwan lain. Hanya Hamdan dan Amin saja yang pernah mencicipi sempitnya liang serambi lempit miliknya.
Ukhti Hafshah : Heeehh?? Beneran dek Rahma..?? Bisa gak ketauan gitu?? Tanya Ukhti Hafshah mendengar cerita Ukhti Rahma.
Ukhti Rahma : Hihihih.. Yaa gitu kak.. Mas Ramdhan yang pinter cari spotnya.. Uhh.. Seru banget loh kak menggenjot di luar tuh.. Selain asik, bikin tegang juga. Jadi waktu ana di entot Mas Ramdhan di belakang gedung, ana masih pake full set syar’i gini kak.. Jelas Ukhti Rahma bercerita.
Ukhti Venty : Trus ngemut juga?? Gimana caranya tuh masih pake komplit gitu menggenjotnya?? Tanya Ukhti Venty penasaran.
Ukhti Rahma : Yaaa ana turunin dikit celana mas Ramdhan.. Yang penting rudalnya bisa ana emut semau ana.. Trus kalo menggenjotnya.. Uhhh.. Sambil berdiri gitu.. Ana nempel ke tembok, trus gamisnya dinaikin sampe se-perut, trus buka dikit CD ama leggingnya.. nn.. Aaahh.. jadi pengen lagi.. Mmhh.. Cerita Ukhti Rahma sambil membayangkan rasa nikmat outdoor bercinta.
Ukhti Maura : Uuuhh.. kayaknya enak banget yah Rahma?? Tanya Ukhti Maura yang mulai terangsang karena membayangkannya.
Ukhti Rahma : Banget Maura.. Tegang sekaligus seru cz lokasinya, bikin mas Ramdhan makin semangat sodoknya.. Ana juga jadi makin cepet klimaksnya.. Apalagi cz disodok dari belakang, toket ana juga jadi enak diremes mas Ramdhan.. Cerita Ukhti Rahma yang membuat teman-temannya terangsang.
Ukhti Hafshah : Terus dikluarin dimana spermanyaahh..??
Ukhti Rahma : Di dalem kak.. Ana pengen banget di kluarin di dalem perut ana.. Uwwhh.. Angetnyaa bikin ketagihan..
Ukhti Venty : Waaahh.. Pengeeen.. Ga takut hamil Ma..??
Ukhti Rahma : Kan ada ini nih.. kata Ukhti Rahma sambil menunjukkan pil anti-hamil.
Ukhti Hafshah : Eehh.. Coba liat dek.. Beli dimana?? Bagi dongg infonya.. pinta Ukhti Hafshah yang terlihat senang dengan adanya pil itu.
Ukhti Venty : Seruu yah.. Hihih.. Giliran ana nih yaa.. Kalau ana sih sekarang malah dapet 2 rudal.. kata Ukhti Venty memulai cerita.
Ukhti Maura : Haahh?? Kok bisa? Gimana tuh..??
Ukhti Venty : Hihihi.. Kalau ana kan uda mulai doyan menggenjot sama mas Hakim juga setelah jebol waktu makrab itu.. Naahh jadi ketagihan deh kitanya.. Cuman kan ana masih tinggal sama Orangtua.. Yaa jadinya kalo malem Cuma bisa CS atau VCS aja.. Tambah kadang kalo pagi, mas Hakim banyak kegiatan di pondok Mahasiswa.. Nah trus suatu malem, ana VCS biasa sama mas Hakim.. Cuma ana lupa kunci pintu kamar tuh.. Untung waktu itu Orangtua ana pas lagi keluar kajian. Jadi kan biasa kalau pas VCan sama mas Hakim ana Cuma pakai jilbab ama cadar aja nih, trus lainnya bugil gitu. Pas lagi asik colmek gitu, ana trus liatin ke arah pintu kamar ternyata ada adek ana lagi ngintip.. Sebenarnya sih mau ana tegur, Cuma ana biarin aja.. Penasaran juga reaksi dia ntar.. kan kamar ana remang-remang Ukh.. jadinya ana tau banget kalo adek ana tiap malam ngintipin pas ana lagi colmek.. sekalian aja ana ngangkang lebar-lebar biar dia bisa liat serambi lempit becek ana.. Hihih.. cerita Ukhti Venty tanpa malu.
Ukhti Hafshah : Weeh.. trus?? Truss?? Lanjut dong deek.. pinta Ukhti Hafshah.
Ukhti Venty : Hihih.. Naah kan biasa tuh kak kalau uda keluar gitu trus lemes.. Bawaanya ngantuk.. Trus ana ketiduran.. Cuma bentar aja sih, soalnya ana denger suara laki-laki gitu. Pas ana agak melek dikit.. Eeehh.. Ternyata adek ana lagi coli di samping ana berdiri gitu kak.. Yaudah ana mah pura-pura tidur aja sambil nikmatin liat dia coli.. lanjut Ukhti Venty.
Ukhti Rahma : Trus kamu diemin aja gitu Ven? Gak di pegang-pegang?? Tanya Ukhti Rahma yang sudah mulai becek serambi lempitnya.
Ukhti Venty : Yaa jelas lah Rahma.. Toket ana di remas-remas, kadang di emut juga sama dia.. Tapi ana pura-pura gatau, yaa Cuma nggeliat-nggeliat dikit.. Padahal geli-geli gimanaaa gitu.. Trus serambi lempit ana juga dicolok-colok sambil dia tetep coli.. Pas uda mau keluar, trus dia pake CDnya buat nutupin ujung rudalnya biar spermanya gak tumpah.. lanjut Ukhti Venty.
Ukhti Maura : Duuhh.. Kalau ana yang digituin mah pasrah udah.. entot ajah gituuhh.. kata Ukhti Maura yang sudah terangsang.
Ukhti Hafshah : He’emh sama.. Kalo kakak juga bakal emut langsung tuh rudal adeknya.. Uummhh.. btw udah gitu aja dek?? Tanya Ukhti Hafshah yang sudah gelisah duduknya.
Ukhti Venty : Hihih.. Yaa gitu kak.. Sampe suatu malem ana juga ga tahan liatin rudalnya yang gede juga kak ternyata.. Ana ga nyangka kalau kelas 2 MAN bisa segede itu. Nah pas dia lagi asik merem-melek coli, trus ana remesin aja deh itu zakarnya sambil bilang,”Enakan gini kaann..??”.. Ehh, malah dia kaget.. Trus ana bilang,”Sini mbak bikin enak.. kamu uda pengen dari dulu kaan..??”, trus ana emut deh kak rudal dia.. lanjut Ukhti Venty.
Ukhti Maura : Seberapa tuh?? Gede yaah?? Aaahh.. Pengen tauk.. desah Ukhti Maura.
Ukhti Venty : He’emh.. Gede banget.. 18cm lah kira-kira, kalo diameter sekitar 4cm mungkin.. Tapi oas ana emut, malah mulut ana di entotin dia sampe mentok masuk semuanya.. Hihih.. Ana malah keenakan dong.. Abis itu ana nungging deh, trus ana bilang,”Sinih.. biar ga maenin pake tangan terus.. masukin sinihh..”.. gitu kak Hafshah.. Yaa lanjut deh ampe puas kita nyah.. jelas Ukhti Venty yang membuat Ukhti Rahma dan Ukhti Maura meremas-remas toket mereka sendiri.
Ukhti Rahma : Trus.. Trus.. di crotin di manah Van??
Ukhti Venty : Mulut doong.. Uuhh.. Gurihnyahh.. Ahh.. Ntar malem menggenjot lagi deh sama dia.. goda Ukhti Venty ke teman-temannya.
Ukhti Maura : Yeee.. Curang ihh.. gitu kaan.. kata Ukhti Maura sedikit kesal.
Ukhti Hafshah : Trus sekarang gimana dong?? Akhi Hakim ga cemburu??
Ukhti Venty : Yaa lanjut terus kak.. Hihihi.. Kayak agenda wajib tiap malem kak.. kalau nggak ana ke kamar adek ana, ya adek ana yang ke kamar ana.. kalau di rumah ga bisa, ya ke toilet Masjid dekat rumah.. Hihihi.. kan ana gak cerita ke mas Hakim kak.. jawab Ukhti Venty tanpa merasa berdosa.
Ukhti Rahma : Hah?? Toilet Masjid?? Waahh.. Paraahh.. Ahahah..
Ukhti Venty : Lagian kan kebelet.. Hihihi.. sekarang jadi komplit deh.. Kalo mas Hakim doyannya anal, kalo adek ana di serambi lempit.. Trus dua-duanya ngecrot di mulut.. Yumm.. kata Ukhti Venty yang membuat Ukhti Hafshah, Ukhti Rahma, dan Ukhti Maura iri padanya.
Ukhti Maura : Eemm.. Kalau maen di masjid sih ana juga sering.. celetuk Ukhti Maura tiba-tiba.
Ukhti Venty : Naah kan.. Hihihi.. ada temannya juga ana.. Toss Maura.. sembari keduanya melakukan toss.
Ukhti Rahma : Hadehh.. Trus gimana ceritanya??
Ukhti Maura : Jadi awalnya emang sama kayak kalian.. Ana mulai ketagihan menggenjot semenjak makrab, trus mas Dhani juga nyatain cintanya.. Ana jadi makin relain tubuh ana buat dinikmati mas Dhani.. Hampir tiap hari kita menggenjot.. Kalau ngga di kosan ana atau di kos mas Dhani, yaa biasanya di sekitaran kampus.. Nah pernah kan kita sibuk banget trus baru bisa ketemu sore pas kita ngajar TPA.. Jadi emang ana sama mas Dhani lagi belajar buat hidupin salah satu musholla di sekitar kosan ana.. Nah kan yang kita ajar baru sekitaran 10 anak, trus masih seumuran TK gitu, padahal hari itu ana sama mas Dhani uda sama-sama pengen banget menggenjot.. Trus mas Dhani tiba-tiba remes toket ana dari balik jilbab syar’i yang ana pake.. Emang dasarnya ane uda sange yaaa ana diemin aja.. Malah terus mas Dhani pindah di belakang ana buat remes dua-duanya.. cerita Ukhti Maura.
Ukhti Venty : Trus anak-anak TPA ga nannyain gitu??
Ukhti Maura : Yaa nannya.. “Kak Dhani ngapain??”, trus dijawab kalau ana lagi capek, jadinya minta dipijit.. Liat anak-anak ga curiga tambah ana yang keenakan juga, sekalian ana bilang buat kluarin aja toketnya tapi tetep ditutup jilbab.. Jelas dong ana makin merem-melek keenakan apalagi pas mas Dhani pilin-pilin puting ana.. Uuwwhh.. Shhh.. lanjut Ukhti Maura sambil membayangkannya.
Ukhti Rahma : Aiishh.. Eeemh.. Enak banget tuhh.. Ehh, kamu juga cadara Ra waktu itu??
Ukhti Maura : He’emhh.. Kan uda mulai cadaran sejak makrab itu.. Trus tiba-tiba mas Dhani bisik-bisik bilang,”Sayang.. mas jilat serambi lempit nyaahh..”.. Dibilang gitu sambil bisik di telinga juga tau sendiri kan kalian rasanya ituuhh.. Emmhh.. Seerr.. Langsung sange banget.. Cuma ana juga tanya,”Gimana caranya??”.. Jadi sejak ana sama mas Dhani jadian, mas Dhani sering banget minta ana buat ga pake daleman kalau ketemuan biar bisa langsung menggenjot ga ribet.. Ana pake CD aja kalau mens, Bra udah ana museumin.. Hahah.. lanjut Ukhti Maura.
Ukhti Rahma : Weeew.. Brani banget.. emang ga takut kliatan tuh??
Ukhti Maura : Ana pakai kayak gini nih.. Abaya model Umbrella sama stoking, trus ya kalau duduk emang harus hati-hati gitu.. jawab Ukhti Maura.
Ukhti Venty : Eehh.. brarti sekarang gak pake dong??
Ukhti Maura : He’emh.. Ngga.. Hihihi.. Nah trus mas Dhani tiduran.. Kan ana kalau ngajar mepet tirai pembatas akhwat di musholla, jadi sebagian badan mas Dhani ada di sisi lain tirai, nah kepalanya ana dudukin deh.. Uuhh.. Enaknyah.. Sensasi ngajar TPA sambil dijilatin serambi lempitnya.. mesti cobain..
Ukhti Hafshah : Itu anak-anak ga ada yang lari-lari trus liatin Akhi Dhani kah?? Kan bisa aja tuh.. tanya Ukhti Hafshah penasaran.
Ukhti Maura : Alhamdulillah nggak kak.. nurut-nurut semua.. Kalau mereka ngga duduk nungguin giliran ngaji, yaa sibuk main sama mainan yang kita sediain.. jawab Ukhti Maura.
Ukhti Hafshah : Waahh.. Udah persiapan banget yahh..?? Trus?? Trus??
Ukhti Maura : Hihih.. Yaa gitulah kak.. kalau menggenjotnya kebanyakan doggy kak.. Jadi ana doggy sambil ngajar ngaji, trus disodok tuh serambi lempit sama anus ana kak.. suka-suka mas Dhani sih.. kadang serambi lempit bentar, trus pindah anal, trus pindah lagi.. gitu.. suasana yang rame kayak gitu bikin menggenjotnya makin nikmat kak.. bener kayak cerita Ukhti Rahma.. lanjut Ukhti Maura cerita sementara yang lain ada yang sudah mulai meraba-raba serambi lempitnya dari luar abaya mereka.
Ukhti Venty : He’emhh.. Emang paling seru kalo outdoor gituh.. deg-deg serr gimana gituhh.. kata Ukhti Venty menimpali.
Ukhti Maura : Trus kadang ana yang di atas kak.. Mas Dhani duduk gitu kakinya dilurusin, ana yang goyang deh maju-mundur sambil nyimak hafalan anak-anak gitu.. Trus kalo uda mau keluar tinggal pilih lubangnya.. Tapi biasanya ana suruh kluarin di mulut kak.. Hihihi.. Enak sih rasanya.. kata Ukhti Maura.
Ukhti Hafshah : Uhhh.. Pengen.. Kok pilih lubang dek?? Emang waktu emut gitu anak-anak ga nannya??
Ukhti Maura : Iya kak pilih.. Kalo ana pas lagi menstruasi biasanya mas Dhani kluarin dalem, kalo pas lagi subur yaa pilih anus apa mulut gitu kak.. Nah, pernah ditanya anak-anak.. Cuma mas Dhani bilang,”Ini kak Maura lagi pijit kaki kak Dhani”.. Padahal tangan ana cuma pegangin kakinya, malah kepala ana yang naik-turun ngemut rudal mas Dhani.. Hihih..
Ukhti Hafshah : Hwaahh.. Seru-seru yah dek pengalaman kalian.. Aahh.. Kakak jadi ngiri dehh.. jawab Ukhti Hafshah yang sudah gelisah.
Ukhti Nadia : Ehem.. Ana ijin dulu yah.. Ada janji yang lain.. Oh ya, ini Shah, udah ana selesain draftnya.. sela Ukhti Nadia sembari menyerahkan laptop ke Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Ohhh.. Syukron Nad.. Oke, ati-ati yahh.. jawab Ukhti Hafshah yang kemudian melanjutkan ngobrol perlendiran mereka.
Ukhti Nadia pun cepat-cepat meninggalkan sekretariat dan menuju toilet kampusnya. Memang selama keempat rekannya ngobrol tadi, seolah-olah Ukhti Nadia fokus ke laptop. Tapi tetap saja seorang akhwat se-solehah apapun tetaplah seorang wanita. Setelah mengunci pintu toilet wanita, Ukhti Nadia pun mengambil kursi yang ada di dekat wastafel. Dengan penuh nafsu ia menyibakkan jilbab syar’i hitamnya, membuka resleting depan abaya yang ia kenakan dan membebaskan gunung kembar miliknya. Dalam hitungan detik CD dan leggingnya pun telah bersandar di wastafel toilet. Ukhti Nadia pun duduk mengangkang sehingga menampakkan serambi lempit kecoklatannya yang sudah banjir oleh lendir birahinya.
Ukhti Nadia : Sshh.. Aahh.. Dasar kalianhh.. gatau apah kalo aku juga pengennhh.. Sshh.. Aahh.. Mas Hamdann.. Aahh.. Sodok masshh.. Aahh.. Hamilih akuhh.. Iyaahh.. Mau rudalnyaah.. Shh.. Aahh.. Yang kenceng masshh.. Oouhhh..
Suasana kampus yang begitu sepi membuat Ukhti Nadia begitu bebas mendesah dan merintih di toilet wanita. Ia sedang berfantasi di setubuhi Hamdan di luar ruangan atau outdoor layaknya teman-teman LDKnya yang lain. Tangan kiri Ukhti Nadia sibuk bergerilya meremasi toket dan putingnya yang sudah tegak mengacung. Sementara tangan kanannya membelai gemas bibir serambi lempitnya, terkadang juga jemari lentiknya dengan nakal menyeruak masuk mengobok-obok liang surgawinya untuk mendapatkan kenikmatan lebih.
Ukhti Nadia : AAHH.. AAAHH.. SSHH.. OOOUUH.. ENAK MAS HAMDAANNHH… HE’EMNHH.. YANG KASAR SODOKNYAAHH.. AAAHH.. rudalL.. OOOUHH.. MMMHH.. AAAHH.. KELUARHH.. NNNGGHHH..
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. CRRRKK.. CRRKKK..
Tubuh Ukhti Nadia mengejang hebat saat ia mencapai klimaks. Lenguhan panjang disertai matanya yang terpejam, mengiringi derasnya serambi lempit akhwat cantik berjilbab hitam itu menyemburkan cairan surgawinya yang gemericik membanjiri keramik toilet. Selama beberapa detik tubuh mulus putih Ukhti Nadia lunglai menikmati orgasme dari masturbasinya. Tak hanya disitu, ia terus masturbasi berkali-kali meluapkan seluruh fantasinya. HPnya pun dengan sabar merekam kebinalan sang akhwat cantik aktifis LDK itu memanjakan syahwatnya hingga membuat becek seluruh lantai toilet.
Sekitar jam 10.30, Ukhti Nadia baru sampai di kontrakan dan seperti biasa ada motor Akhi Farid yang terparkir di samping kontrakannya. Namun saat Ukhti Nadia masuk kontrkan, ia heran karena tak menjumpai siapapun di dalam kontrakan. Ia pun berpikir mungkin Ukhti Hafshah dan Akhi Farid sedang beli makan jalan kaki. Ukhti Nadia segera melepasi semua atribut ke-akhwatannya hingga hanya menyisakan Bra dan CD saja yang masih menempel di tubuh langsingnya. Ketika Ukhti Nadia hendak membuka jendela, keheranannya terjawab sudah. Ternyata Ukhti Hafshah tengah asik menggenjot dengan Akhi Farid di halaman belakang kontrakan tempat dimana mereka menjemur pakaian. Karena sudah dilengkapi kanopi, sehingga meski siang pun tak akan terasa terlalu panas dan juga di sekitar kontrakan dilindungi oleh tembok sekitar 1,5meteran.
Terlihat Ukhti Hafshah yang masih lengkap dengan abaya, jilbab, dan cadar marunnya, sedang menempelkan pundak kanan dan lengan kanannya di tembok sementara kaki kanannya yang putih mulus yang terbalut kaos kaki selutut, lurus tegak menyangga tubuhnya. Kaki kiri Ukhti Hafshah yang berpaha putih tanpa cela ditekuk ke atas dan ditopang oleh lengan kanan Akhi Farid yang dengan penuh nafsu menyodok serambi lempit pink kekasihnya itu. Toket kiri Ukhti Hafshah yang terbebas dari kungkungan abayanya, berayun kencang sementara toket kanannya menjadi santapan remasan kuat tangan kiri Akhi Farid.
Ukhti Hafshah : Ahh.. Ahhh.. Nikmat masshh.. Shh.. Terush mashh.. Oouhh.. Mhh.. Shhh.. Aahh.. rudalhh.. Aahh.. Aahh.. Mas Faridhh.. Enak.. Emmhh.. Entot Hafshah terushh.. Ahhh.. Ahh.. Jeluarhh.. Aahhh.. Ga tahann masshh.. OOOOUUHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEERRR..
Kepala Ukhti Hafshah mendongak dengan mata terpejam saat Akhi Farid mencabut cepat rudalnya yang membuat orgasmenya meledak. Terlihat jelas di mata Ukhti Nadia serambi lempit pink Ukhti Hafshah menyemburkan cairan surgawinya dengan kuat menyirami rumput. Ukhti Nadia yang sedari tadi menonton tayangan live di hadapannya, kini sudah duduk mengangkang di atas kursi dengan kedua kakinya bertumpu pada kusen jendela. serambi lempitnya yang basah kuyup tengah menikmati sodokan cepat botol deodoran miliknya sementara tangan kirinya yang lentik kembali meremas-remas kedua toketnya bergantian. Ukhti Nadia terpaksa menahan desahan dan rintihannya agar kedua aktifis LDK yang tengah berzina di hadapannya itu tak menyadari kalau dirinya sedang asik masturbasi.
Ukhti Hafshah : Oohh.. Yeshh.. Aahh.. Mas Farid sayaangg.. Enaknya rudal mass.. Ahh.. Ahh.. Hafshah ketagihan masshh.. Duuhh enaknyahh.. Mhh.. Shh.. menggenjot enakk.. Ahhh.. Entot Hafshah terus mashh.. Ahhh.. Oouuh.. Aahh.. Mentok.. Oohhh.. Gedeehh.. Aahhh..
Ukhti Hafshah terus mendesah dan meracau bebas menikmati bercinta outdoor pertamanya kedua tangan Ukhti Hafshah kini bertumpu pada batang besi di tembok dengan sebagian punggungnya dan kepalanya menempel di tembok. Kedua kaki putih mulus Ukhti Hafshah ditekuk dan ditopang oleh kedua lengan Akhi Farid yang masih bersemangat menggenjot liang surgawi kekasihnya. Mata Ukhti Hafshah merem melek dengan sesekali mendongakkan kepalanya merasakan kuatnya sodokan rudal berurat Akhi Farid menggempur pintu rahimnya. PLOK!! PLOKK!! PLOK!! Toket pimpinan Kadiv Media KMI itu berayun-ayun cantik mengikuti irama pinggul Akhi Farid yang maju-mundur dengan gencar. Suara hantaman perut bawah Akhi Farid di bokong dan paha bawah Ukhti Hafshah pun terdengar jelas oleh Ukhti Nadia yang ada di kamarnya. Ukhti Nadia semakin terbakar birahi dan tak terkendali menyodok-nyodok serambi lempitnya melihat cepatnya rudal Akhi Farid memompa organ kewanitaan Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Ahhh!! Ahhh!! Oohh!! Mass!! Mau keluar lagiihh!! Ohhh!! Alllahh nikmatnyaa!! rudalL!! OHH.. rudalLHH!! SHH.. MHHH.. TERUSH MASHH!! AHH!! AAHH!! NGGGHHH!!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEERRRR..
Lenguhan panjang Ukhti Hafshah pun tak terelakkan merasakan sengatan orgasme yang menjalar cepat ke seluruh tubuhnya. Kepalanya yang terbalut jilbab dan cadar, mendongak dengan mata terpejam sementara serambi lempitnya memompa kencang cairan surgawinya hingga beberapa meter tingginya dan juga membasahi wajah Akhi Farid. Tubuh bercintai Ukhti Hafshah mengejang kuat seiring derasnya syahwat meninggalkan tubuhnya. Sementara itu, kaca dan tirai di kamar Ukhti Nadia basah oleh cairan surgawinya sendiri yang menyembur deras bersamaan dengan orgasme teman sekontrakannya itu. Tubuh Ukhti Nadia menegang, tangan kirinya meremas kuat toketnya, mata lentiknya terpejam sembari menggigit bibir bawahnya saat ia melepaskan ledakan syahwat di serambi lempitnya. Deodorantnya yang mengkilat penuh oleh lendir akhwat pun menjadi lolipop yang memanjakan mulut dahaga Ukhti Nadia.
Selang beberapa detik kemudian Ukhti Nadia kembali melesakkan deodorantnya menembus liang surgawinya saat melihat Ukhti Hafshah dan Akhi Farid kembali melanjutkan prosesi pembuahan rahim Ukhti Hafshah. Kini Ukhti Hafshah berdiri menghadap tembok dengan kedua tangannya dan pipi kanannya bersandar pada tembok. Bokongnya yang bulat putih mulus condong ke belakang dengan kedua kaki jenjang mulusnya menyangga tubuhnya.
Akhi Farid : Sayaang.. Hari ini kan jadwalnya serambi lempit.. tapi liatin anus Hafshahku sayang yang cantik ini mas jadi ga tahan.. boleh anal ngga sayanghh?? Bisik Akhi Farid seraya meremas kedua bongkahan gunung kembar Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Shhh.. Aahh.. Mass Fariddhh.. Sshh.. Mhhh.. Terserahh mass mau lubang yang manah.. ajahh.. terserahh.. Hafshah pasrah.. Nikmatin tubuh Hafshah sesuka mas ajahh.. Sshh.. Mmhh.. jawab Ukhti Hafshah dengan sedikit menggeliat karena terangsang.
Mendengar jawaban kekasihnya, Akhi Farid pun segera mengarahkan rudalnya dan menggesek-gesek membelah bibir serambi lempit Ukhti Hafshah, kemudian.. Prrrttt.. Blesshhh.. Dengan mudahnya rudal kekar berurat Akhi Farid menembus anus pink Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : AAAUUHH.. SSHHH.. YESHH!! AAHH!! AHHH!! OOHH!! rudalHH!! SODOKHH YANG KUAT MASSHH!! AAHH!! OHHH!! MMHH.. OOHH!! ANAL!! HAFSHAH SUKA BANGET DI ANALL!! MMHH.. ENAKNYAHH..!!
PLOK!! PLOK!! PLOK!! Dengan nafsu menggelora Akhi Farid menghantamkan pinggulnya menggempur bokong putih kemerahan Ukhti Hafshah. Bersamaan dengan lenguhan Ukhti Hafshah saat merasakan anusnya dibelah oleh rudal kekasihnya, Ukhti Nadia pun ikut melenguh, berfantasi kalau ia sedang di anal oleh Hamdan. Kocokan deodorant miliknya semakin mantab mengikuti irama sodokan Akhi Farid yang sedang menapaki tangga klimaksnya. Mata Ukhti Hafshah mendelik ke atas karena tenggelam dalam kenikmatan anal bercinta yang menjadi hobi barunya. Toket Ukhti Hafshah pun terlihat seperti hendak pecah karena tergencet oleh tubuhnya di tembok.
Ukhti Hafshah : SSHHH.. AHH!! AHHH!! MHHH.. OOOUHH!! AAHH!! AHH!! PINDAH serambi lempitHH!! OHH.. MASSHH.. ENAK MASHH..!! AMPUNNHH..!! AHH!! AHH!! rudalHH..!!
Racauan, desahan, erangan Ukhti Hafshah makin tak terkendali saat Akhi Farid menggilir kedua liang kenikmatan Ukhti Hafshah secara kontinyu. Setiap 10x sodokan maka Akhi Farid akan berpindah, baik dari serambi lempit ke anus dan seterusnya. Terlihat ekspresi mata lentik Ukhti Hafshah yang menikmati kejutan permainan dari kekasihnya.
Ukhti Nadia : Aahh!! Sshh.. iiiihh.. Mauuhh.. Mauuhh.. Mau digilir giuuuhh mas Hamdannhh.. Iyaahh.. Ahhh.. Anus akuhh.. pindah serambi lempitk.. ahh.. terus mashh.. Pindah lagihh.. Ahh.. Ahhh.. Ahh..
Fantasi Ukhti Nadia semakin liar dan membuatnya semakin blingsatan merasakan deraan birahi di sekujur tubuhnya. Tangan kanannya semakin cepat mengocok deodoran yang menyumpal liang serambi lempitnya, sementara tangan kirinya memilin-milin putingnya tanpa henti. Suasana di luar pun semakin panas, tak hanya karena siang hari, tapi juga adegan persetubuhan Akhi Farid yang semakin cepat menggilir dan menghantam kedua liang kenikmatan Ukhti Hafshah yang terlihat ‘kempot’ oleh rudalnya.
Akhi Farid : Aah.. Ahh.. Shhh.. Bokong mantabh sayaangg..!! Wuhuuuhh.. Shhh.. Kluarin dimanah sayaaang?? Tanya Akhi Farid yang liar menggenjot Ukhti Hafshah dengan sesekali menampar bokong kekasihnya.
Ukhti Hafshah : AHH!! AHH!! IYAAH MAASSH!! BOKONGH HAFSHAH MILIK MASSH FARIIDD..!! SODOK MAASHH!! TERUSSHH..!! AHH!! AAHH!! SERSH MAS FARIDHH AJAHH!! OHH..!! OHH!!
Akhi Farid : Ohh.. Ohh.. Sshh.. Wajah aja yah sayaangg?? Sekali-kali pengen kasih facial ke wajah akhwat cantik kayak kamuhh.. Ahhh.. AAARGHHH!!
PLOP!! CROOTT.. CROOTT.. CRROTTT
Akhi Farid mencabut rudalnya yang diikuti Ukhti Hafshah dengan berlutut menghadap selakangan Akhi Farid sementara serambi lempitnya menyemburkan cairan surgawi dengan deras. Dengan tergesa-gesa Ukhti Hafshah menurunkan cadarnya dan langsung saja semburan sperma kental hangat Akhi Farid membanjiri wajah cantik putih meronanya bahkan kacamatanya menjadi buram berlumuran sperma.
Ukhti Hafshah : Aahh.. Angetnya mas sayaanghh.. Shh.. Udah boleh Hafshah bersihin belum mashh?? Tanya Ukhti Hafshah yang masih mengejang karena orgasme.
Akhi Farid : Bentar sayaangh.. Selfie dulu dong.. kata Akhi Farid sambil menyalakan kamera HPnya.
Kemudian tanpa malu Ukhti Hafshah berpose dengan wajahnya yang berlumuran sperma sementara ia masih mengenakan jilbab syar’i dan abayanya. Tak hanya itu, ia pun selfie dengan gaya menjilat dan mengulum rudal Akhi Farid dengan tatapan menggoda ke arah kamera.. Ukhti Nadia pun terkulai lemas setelah orgasme keduanya ketika melihat Akhi Farid memuntahkan sperma khas ikhwan idaman seluruh akhwat ke wajah Ukhti Hafshah. Seluruh sendinya terasa lepas setelah seharian ini orgasme hingga 7x. Tirai jendelanya pun basah kuyup. Dengan sempoyongan, Ukhti Nadia pun menghempaskan dirinya ke kasur dengan kondisi bugil sementara serambi lempitnya masih mengalirkan lendir. Di luar, di halaman belakang, Ukhti Hafshah kini asik melahap setiap tetes sperma Akhi Farid yang baru saja ia bersihkan dengan tangannya. Keduanya kemudian menuju kamar mandi untuk mandi junub bersama dan sempat Ukhti Hafshah memberikan blowjob pada rudal kekasihnya sebelum akhirnya keduanya tidur bugil bersama.
“Allaahu Akbarr.. Allaaahu Akbaarr..”, Suara adzan pun berkumandang.
Suara panggilan untuk beribadah umat Islam pun mulai bersahutan di langit Jogjakarta. Menggugah iman setiap muslim yang terdapat keagungan Allah dalam hatinya. Tak terkecuali seorang akhwat aktifis LDK yang baru saja bermandikan dosa syahwat yang segera bangun untuk mandi junub. Ukhti Nadia pun segera menuju kamar mandi kontrakan setelah memastikan Akhi Farid tak melihatnya. Saat sedang mandi dan melumuri tubuh indahnya dengan sabun, Ukhti Nadia kembali teringat akan kegagahan Hamdan ketika mensetubuhi nya, bahkan Amin pun masih kalah dengan Hamdan. Bukannya segera menyelesaikan mandi, justru jemari Ukhti Nadia malah menggerayangi tubuh putih mulusnya yang dihiasi toket 36D yang berputing kecoklatan dan membusung indah. Saat jemari lentiknya hendak bermain dengan putingnya, ia pun teringat akan jadwal kajian rutin nanti malam di Masjid Kampus sehingga Ukhti Nadia mempercepat mandinya.
Ukhti Della : Hemm.. Susah juga yaah makenya.. Ini kesinih.. Trus kesinihh bentar.. Kesini.. gumam Ukhti Della yang sedang menonton video tutorial.
Sore itu Ukhti Della tengah mencoba mengenakan Bondage-Rope warna merah yang belum lama ini ia beli. Ia ingin memberikan kejutan pada Pak Slamet dan Pak Bejo dengan variasi bercinta toys yang ia miliki dan juga ingin menunjukkan kalau akhwat bercadar juga tak kalah binalnya. Meski agak susah, Ukhti Della tetap terus mencoba memakainya sesuai petunjuk video tutorial.
Ukhti Della : Uuwhh.. bercintai juga ternyata kalo pake ginian.. kata Ukhti Della yang terkesima melihat tubuhnya yang terlilit bondage-rope di depan cermin.
Tubuh putih mulus Ukhti Della terlihat serasi dengan bondage-rope merah tua yang ia kenakan. Ikatan talinya di mulai dari leher, kedua lengan, melilit toket 36E miliknyan hingga menggembung kemudian melilit pinggang dan berakhir di belahan bokong dan pangkal paha putih mulusnya. Fantasi Ukhti Della yang semakin liar ini disebabkan karena Istiqomahnya ia menonton video-video porno di situs yang ia eksplorasi sendiri. Melihat waktu sudah menjelang Maghrib, Ukhti Della segera merias diri dan memakai parfum yang mengundang libido lelaki. Tubuh langsing bercintainya ia balut dengan jilbab syar’i jumbo dan abaya panjang warna hitam dan tentu saja tanpa CD dan Bra. Cadar yaman elang rempel panjang pun menjadi pilihannya untuk menyempurnakan kecantikan alami dirinya. Sekitar jam .20an, Ukhti Della sampai di parkiran Masjid Kampus. Kesan syar’inan elegan pun selalu membersamai Ukhti Della yang memiliki postur tubuh tergolong tinggi untuk seorang akhwat. Ditambah gaya berjalan yang elegan semakin membuat mata semua ikhwan tak bisa mengabaikan dirinya. Terlebih lagi pakaian serba hitam dan panjang yang berkibar indah ketika ditiup angin membuatnya menjadi calon istri idaman para ikhwan.
Pak Bejo : Assalamu’alaykum Mbak Della cantik.. makin cantik aja nih.. Heemmm.. wangi banget lagi.. puji Pak Bejo yang masih mengenakan pakaian khas tukang parkir dengan aroma keringat lelaki yang pekat.
Ukhti Della : Wa’alaykumsalam Pak Bejo.. Iyaa dong.. Kan kalau Della cantik sama wangi gini siapa yang seneng coba?? Jawab Ukhti Della dengan menatap genit ke Pak Bejo.
Pak Slamet : Ahahah.. Jelas nggo awak dhewe lah.. Hahah.. Ayu, cadaran, solehah, tur doyan rudal?? Mung mbak Della sing iso.. (Ahahah.. Jelas buat kita sendiri lah.. Hahah.. Cantik, bercadar, solehah, tapi doyan rudal?? Cuma mbak Della yang bisa..) Timpal Pak Slamet seraya meremas bokong bulat Ukhti Della yang masih tertutup abaya dan jilbab.
Ukhti Della : Eeehh.. Pak Slamet!? Nakal yaaa.. Ntar yaah.. Kalau ketauan gimanah?? Kata Ukhti Della menegur Pak Slamet tapi tetap membiarkan tangan Pak Slamet meremas-remas bokongnya karena memang kondisi parkiran yang sepi tapi banyak motor terparkir.
Pak Bejo : Santai mbak ayu ne.. Amaann.. Eh mbak Della, iki dinggo yo, men tambah manteb ngko.. iki sisan selotip’e.. (Santai mbak yang csntik.. Amaan.. Eh mbak Della, ini dipakai ya, biar tambah manteb nanti.. ini sekalian selotipnya..) kata Pak Bejo sambil menyodorkan 3 vibrator single-egg.
Ukhti Della : Eeehh.. ini kaann..!!? ishh.. ishh.. Udah tua masih aja yaahh.. hihih.. trus make nya gimana pak?? Tanya Ukhti Della penasaran.
Kemudian Pak Bejo pun menjelaskan cara pakai dan lokasi pakainya beserta fungsi selotip yang ia berikan. Pak Slamet pun membantu menerangkan tentang vibrator yang Pak Bejo berikan.
Ukhti Della : Ooohh.. gitu yaah.. inshaaAllah.. nanti Della coba pake.. Pak, Della duluan yaah.. Lanjut ntar malam lagi.. kata Ukhti Della sambil menatap nakal Pak Bejo dan meremas selakangan Pak Slamet.
Pak Slamet : Wuuhh.. Wes dadi lonthe tenan ki.. hahah.. (Wuuhh.. Udah jadi lonte beneran nih.. hahah..)
Pak Bejo : Jelas.. Sik penting lonthe ne nggo awak dewe tok.. (Jelas.. Yang penting lonthe nya buat kita sendiri aja..)
Ukhti Della pun melenggok pergi meninggalkan Pak Bejo dan Pak Slamet yang sudah mulai terangsang melihat lenggok bokong Ukhti Della yang sebentar lagi akan mereka nikmati. Setelah sholat Maghrib usai, kajian rutin ke-muslimahan Masjid Kampus pun dimulai. Malam itu yang hadir tak sebanyak malam sebelumnya, hanya sekitar 17 akhwat termasuk Ukhti Nadia di situ juga. Pembahasan malam itu pun berkisar tentang batasan aurat seorang wanita dan pentingnya hijab bagi wanita solehah sebagai bentuk ketaatan dan pencegahan diri seorang muslimah untuk bermaksiat pada Allah.
Ukhti Della : Maka penting kita perhatikan batasanhh.. Aahh!! Sshh.. desah Ukhti Della tiba-tiba karena getaran vibrator yang ia kenakan di puting dan di dalam liang serambi lempitnya.
Para akhwat yang hadir pun agak kebingungan melihat tingkah Ukhti Della, tapi tak berselang lama Ukhti Della pun kembali melanjutkan kajiannya. Ternyata itu memang ulah Pak Bejo dan Pak Slamet yang memainkan remote vibrator. Malam itu kajian di adakan di selasar depan ruang Shofiyyah yang juga cukup dekat dengan parkiran akhwat sehingga tak terlalu jauh untuk jangkauan sinyal remote vibrator. Meski terlihat tetap semangat dan begitu lancar dalam menyampaikan materi, sebenarnya Ukhti Della sedang menahan sensasi geli bercampur nikmat dari getaran vibrator single-egg yang terus merangsang ketiga titik terlemah seorang akhwat. Bahkan Ukhti Della merasa kalau lendir birahi khas akhwat mulai mengalir membasahi kaki mulusnya yang hanya ditutupi kaos kaki hitam selutut. Melihat Ukhti Della masih bisa bertahan, Pak Bejo dan Pak Slamet pun meningkatkan level getaran ke level 2.
Ukhti Della : Naahh.. Inilaah.. Salaah.. Satuuhh.. Sshh.. Penyebabhh.. Muslimaaahh.. Bisaahh.. Terjebak dalam maksiathhh.. Mmhh.. Yaituuhh.. Kuranghh.. Nyaahh.. Ahhh.. Shhh.. Perhatian padaahh.. Aurat nyahh.. Sshh.. Mhhh.. jelas Ukhti Della yang bercampur desahan karena getaran vibrator yang semakin intens menenggelamkannya dalam lautan birahi.
Akhwat 1 : Afwan kak Della..?? Kakak sakit kah? Tanya salah seorang akhwat dalam kajian.
Ukhti Della : Ohhh.. Shhh.. Nggakkh.. Gapapa kok.. Emmhh.. Nahh.. Udaah.. Tadiihh.. Sempet kambuh asam lambunghh.. Jawab Ukhti Della yang menggeliat mencoba bertahan dengan birahi yang menguasai dirinya.
Pak Bejo dan Pak Slamet cekikikan melihat gelagat Ukhti Della yang sedang berjuang untuk mempertahankan marwahnya sebagai seorang akhwat aktifis Dakwah Islam dihadapan akhwat-akhwat lainnya. Akhirnya waktu isya’ pun tiba. Bersamaan dengan adzan Isya’berkumandang, Pak Bejo dan Pak Slamet pun mematikan remote untuk memberikan kesempatan pada Ukhti Della istirahat. Ukhti Della segera bergegas menuju toilet untuk buang air kecil.
Ukhti Nadia : Afwan Ukh.. Udah lama kah sakit asam lambungnya?? Tanya Ukhti Nadia ke Ukhti Della saat menunggu sholat isya’.
Ukhti Della : Ehh.. Aahh itu.. Yaa lumayan Ukh, udah 1 tahunan iniihh.. Sshh.. Mmhh.. Kenapah gituh..?? Jawab Ukhti Della yang merem melek seraya menggigit bibir bawahnya dengan tangan kanannya menekan selakangannya sementara tangan kirinya mendekap dadanya.
Ukhti Nadia : Eeehh.. Kerasa lagi yaa Ukh?? Coba di periksakan.. btw suara getar apa tuh Ukh?? Tanya Ukhti Nadia penasaran dengan suara getaran dari tubuh Ukhti Della.
Ukhti Della : Aaahh.. inshaaAllah Ukhh.. Gapapa kok.. Bentarrrhh.. lagiihh juga ilanghh.. Ohhh.. Shhh.. ituuhh.. Hapeehh.. Shhh.. Mhhh.. Jawab Ukhti Della menahan geli bercampur nikmat dari getaran vibrator yang cukup kuat.
Suara Iqomah pun berkumandang yang membuat Ukhti Nadia dan Ukhti Della harus segera berdiri dalam shaf. Selama sholat berlangsung, Ukhti Della beberapa kali menggelinjang menahan nikmat dan sebisa mungkin menahan agar lendir khas miliknya tidak mengalir terlalu deras. Ketika selesai salam, kembali Ukhti Della bergegas menuju toilet masjid. Sebenarnya malam itu Ukhti Nadia ingin sekali curhat lagi dengan Ukhti Della, tapi karena Ukhti Della kelihatannya sedang sakit ia pun mengurungkan niatnya.
Ukhti Nadia : Heemm.. Yaudah.. Ahh.. coba masturbasi dilingkungan masjid aja.. kayaknya seru juga.. gumam Ukhti Nadia dalam hati.
Pada mulanya Ukhti Nadia ingin mencoba di toilet Masjid Kampus, tapi karena penuh dan ramai,ia memilih opsi lain. Ruang Shofiyyah pun menjadi sasaran percobaannya karena meski tak begitu luas, tapi tersedia toilet di ruang itu. Setelah masuk dan menutup pintu toilet, karena sudah agak birahi, Ukhti Nadia segera melepas CD dan leggingnya tanpa mengunci pintu karena ia beranggapan tak akan ada orang yang masuk ke ruang Shofiyyah. Jilbab syar’inya ia sibakkan dan melepaskan kedua bongkahan toket 36D nya sesaat setelah resleting atas abayanya ia tarik turun.
Ukhti Nadia : Sshh.. Aahh.. Iyaahh.. Seru juga yaahh.. Aahh.. Mas Hamdaanhh.. Aaminn.. Aahh.. Barengan.. Uuhh.. Enaknyaahh.. He’emhh.. Masukin barenghh.. Aaahh.. Sshh..
Ukhti Nadia pun memilih video Threesome FMM (Female-Male-Male) dimana 1 wanita harus melayani 2 lelaki. Ia membayangkan kalau sedang melayani rudal jumbo Hamdan dan Amin sekaligus. Ukhti Nadia masih ingat betul sensasi sodokan kedua rudal kekar Hamdan dan Amin yang membuatnya bergidik terangsang. Jemari lentik kanan Ukhti Hafshah mulai mengusap-usap serambi lempitnya yang banjir sementara tangan kirinya menggenggam HPnya. Bluetooth earphone yang ia kenakan mempermudah Ukhti Nadia untuk mendengarkan detil desahan dan gema hantaman tubuh dalam video yang ia tonton.
Cklek.. Blam!! Klek.. suara pintu di buka dan di kunci.
Ukhti Della : Ayoo tuaannhh.. Della uda kebelet bangethh.. Shh.. Aahh.. Tuuhh.. Basah semua bajunyaah.. kata Ukhti Della yang menggeret tangan Pak Bejo dan Pak Slamet masuk ke ruang Shofiyyah.
Pak Bejo : Weeheheh.. wes kesusu tenan ki lonthe.. (Weheheeh.. Dah kebelet banget nih lonthe..) jawab Pak Bejo.
Ukhti Della : Shh.. Uuhh.. Mmhh.. Gara-gara tuan iihh.. maenin ‘itu’nyahh semaunyah.. jadiih giniihh.. shh.. aahh.. jawab Ukhti Della sambil berglendotan di tubuh Pak Slamet menahan sensasi geli dan nikmat dari ketiga vibrator di tubuhnya.
Pak Slamet : Aahhaah.. Yowes.. Joget sek karo sisan wudho.. Piye cok?? Kon joget sik wae ki lonthe yo?? (Ahahah.. Yaudah.. Joget dulu sama sekalian telanjang.. Gimana cok?? Suruh joget dulu aja nih lonthe ya??) Tanya Pak Slamet ke Pak Bejo sambil meremas bokong Ukhti Della.
Pak Bejo : Wahh.. Sip kuwi.. Jagong cok nank sofa.. nonton sek.. (Wahh.. Sip tuh.. Duduk cok di sofa.. nonton dulu..) jawab Pak Bejo yang langsung duduk di sofa menanti aksi Ukhti Della.
Ukhti Nadia terkejut ketika mengintip untuk melihat apa yang terjadi dan mendapati Pak Slamet dan Pak Bejo sedang bersama Ukhti Della, akhwat yang dia idolakan selama ini. Terlihat Pak Bejo dan Pak Slamet memegang semacam remot dengan tertawa puas melihat tubuh putih Ukhti Della yang kelojotan. Tak lama berselang Ukhti Della pun mulai meliukkan tubuhnya layaknya wanita sedang striptis. Kedua tangan Ukhti Della meraba seluruh bagian tubuhnya yang seirama dengan liuk tubuhnya memancing libido Pak Bejo dan Pak Slamet. Aksi pun berlanjut dengan Ukhti Della menyibakkan jilbab syar’i jumbo hitamnya ke belakang dan di kancing dengan kancing yang ada di jilbabnya. Dengan tatapan menggoda, jemari lentik putih Ukhti Della yang memakai henna merah marun terlihat mulai menarik turun perlahan resleting depan abaya hitamnya. Sambil tetap meliuk bercintai, Ukhti Della melepas turun abayanya hingga terjatuh di lantai. Baik Pak Bejo, Pak Slamet, maupun Ukhti Nadia pun terkejut melihat keindahan tubuh Ukhti Della yang begitu putih mulus tanpa cela. Bentuk badannya yang meliuk langsing dihias toket 36E berputing pink semakin menyempurnakan tubuhnya. Yang membuat Pak Slamet dan Pak Bejo geleng-geleng kepala adalah selain Ukhti Della tak mengenakan dalaman, justru ia malah mengenakan bondage-rope merah tua yang begitu cocok dengan kulit tubuhnya. Kedua puting pink Ukhti Della yang mencuat keras pun diganjal 2 vibrator, sementara 1 vibrator tenggelam di dalam liang surgawi miliknya.
Pemandangan yang ada dihadapannya membuat Ukhti Nadia merasa kecewa setelah melihat jati diri seorang Ukhti Della yang ia kenal sebagai seorang akhwat yang teguh dalam pendiriannya melawan praktek-praktek zina. Bahkan ia yang paling keras menolak adanya zina di kalangan muslimah. Ia yang dikenal dengan banyaknya ilmu agama dan hafalan Qur’an yang dimilikinya, namun malam itu seorang Ukhti Della dengan rela melecehkan dirinya sendiri menjadi pemuas nafsu bagi 2 orang pria yang sama sekali tak ada hubungan darah dengannya. Meski begitu, sebagian besar diri Ukhti Nadia justru penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya dimana kini Ukhti Della tengah berlutut doggy sementara mulutnya menggilir kedua rudal besar hitam legam milik tukang parkir dan kebun Masjid Kampus itu.
Pak Slamet : Hooaah.. Cuuk.. le ngemut pancen manteb!! Jiaan lonthe kualitas top iki Della.. hahaha.. (Hooaahh.. Cuukk.. Yang ngrmut emang manteb!! Emang lonthe kualitas top ini Della.. hahaha..) kata Pak Slamet yang keenakan merasakan blowjob Ukhti Della.
Ukhti Della : Emmffhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Mffhh.. Mcchh.. Ockk.. Ockk.. Srrpthh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk..
Pak Bejo : Wahah.. Pancen tenanan iki.. wes bakat ngelonthe tenan yo mbak e.. hahah.. (Wahah.. emang beneran ini.. udah bakat ngelonthe beneran ya mbak nya.. hahah..) kata Pak Bejo yang kini gantian merasakan blowjob nikmat dari akhwat cantik Manado itu.
Menyaksikan Ukhti Della yang begitu bahagia mendapatkan 2 rudal sekaligus, Ukhti Nadia pum semakin becek karena yang ia lihat kini sama persis dengan video yang baru saja ia tonton. Jemari cantik Ukhti Nadia secara otomatis menggesek serambi lempitnya sementara matanya tak berkedip sedikitpun merekam adegan ketika mulut suci Ukhti Della yang biasa digunakan untuk tilawah dan tausiyah, malam itu tampak begitu lihai melumat dua rudal hitam, panjang, besar, dan berurat. Tak tampak sedikitpun kesusahan bagi Ukhti Della untuk melahap seluruh batang rudal sepanjang 18cm itu, bahkan ia terlihat begitu menikmati saat kerongkongannya menggembung tersumpal rudal perkasa Pak Bejo dan Pak Slamet.
Pak Slamet : Heh lonthe!! Kowe ki cadaran tapi nge-lonthe ngene.. hahah.. pengen ngrasakne di dilat’i tempik lonthemu ra?? Hah?! (Heh lonthe!! Kamu tuh cadaran tapi nge-lonthe gini.. hahah.. pengen ngrasain di jilatin serambi lempit lonthemu nggak?? Hah?!) Tanya kasar Pak Slamet sambil menarik kepala Ukhti Della menghadapnya.
Ukhti Della : Mmfuuahh.. Ahhh.. Shh.. Iyaah tuann.. Della seneng banget bisa jadi lonte bercadar.. Syukron tuan udah mau ajarin Della jadi lonteehh.. Aahhh.. Mau bangeth tuannhh.. Mauhh.. Tempik Della dijilatin tuankuhh.. pinta Ukhti Della yang sudah terbakar syahwat.
Pak Bejo : Pengen kowe lonthe?! Nek pengen yo ngemis sek koyo lonthe tenanan laah.. hahaha.. (Pengen kamu lonthe!? Kalo pengen ya ngemis dulu kayak lonthe beneran laah.. hahah..) Pak Bejo sambil menampari pipi Ukhti Della yang masih tertutup cadar.
Sambil mengikuti arahan Pak Bejo dan Pak Slamet, Ukhti Della pun mulai berdiri di atas sofa sehingga kaki jenjang putih mulusnya terlihat sempurna dan dihiasi bongkahan bokong bulat putih kencang. Sepatu high-heels dan kaos kaki hitam selutut menambah kebercintaian Akhwat cantik pimpinan LDK Universitas itu.
Ukhti Della : Sshh.. Tuuaanhh.. Ini tempik becek lonte inih tuaanhh.. Silakan dinikmati tuaanhh.. sepuasnya tuannhh.. mmhh.. kata Ukhti Della yang mengemis menawarkan serambi lempitnya dengan agak membuka kedua kakinya dihadapan wajah Pak Bejo.
Pak Bejo : Heemm.. Wangi tenan cuk iki tempik lonthe cadaran.. Marai ketagihan.. Aku sik yo Met.. Haemphh.. Mmhh.. Srruupp.. Mcchh.. Mcchh.. Srruupp.. Woghhh.. Soyo gurih Met Slamet.. kowe kudu njajal bar iki.. Hemfhh.. Mchh.. Mchh.. Srruupp.. Heemm.. Sruupp.. (Heemm.. Wangi banget cuk ini serambi lempit lonthe bercadar.. Bikin ketagihan.. Aku duluan yo Met.. Haemphh.. Mmhh.. Srruupp.. Mcchh.. Mcchh.. Srruupp.. Woghhh.. Makin gurih Met Slamet.. Kamu harus nyobain abis ini.. Hemfhh.. Mchh.. Mchh.. Srruupp.. Heemm.. Sruupp..)
Melihat Ukhti Della yang menawarkan serambi lempit pinknya yang becek merekah ditambah aroma harum khas lendir serambi lempit akhwat membuat Pak Bejo bergejolak dahaganya. Pak Bejo yang sudah lupa daratan langsung membenamkan wajahnya di selakangan putih mulus Ukhti Della. Kumis Pak Bejo yang tebal menggelitik kelentit Ukhti Della sementara lidah kasar gempal Pak Bejo menyeruak masuk, mengobok-obok liang serambi lempit akhwat cantik dihadapannya.
Ukhti Della : OOOOUUHH.. SHHH.. AAHH.. TUAANHH.. OOHH.. ENAK TUANNHH.. SSHH.. MHHH.. AAAHH.. TERUSH TUANNHH.. YA ALLAAHH.. ENAK BANGETHH.. AAHH.. NIKMATIN LONTEH INI SEMAU TUANNHH.. OOOHH.. OOHH.. SSHH.. MMHH.. AAHHH..
Mendengar racauan Ukhti Della, Ukhti Nadia semakin cepat menggesek serambi lempitnya dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya meremasi liar dan kuat toketnya yang menggantung nganggur daritadi. Kedua tangan Ukhti Della pun mulai meremas-remas kepala Pak Bejo karena rangsangan yang begitu hebat menyengat sekujur tubuhnya. Ukhti Della bergidik keenakan merasakan liarnya lidah Pak Bejo di serambi lempitnya. Kedua tangan Pak Bejo pun tak mau tinggal diam dan meremas lembut bokong akhwat bercadar Yaman di hadapannya, yang membuat sang akhwat semakin kegirangan.
Pak Slamet : Men tambah dadi lonthe ki mbak e, tak leboni siji meneh yo Jo.. (Biar tambah jadi lonthe ni mbak nya, aku masukin 1 lagi ya Jo..) kata Pak Slamet yang melesakkan vibrator-egg ke-empat ke anus Ukhti Della.
Kini 4 vibrator-egg bersarang di tubuh bercintai mulus Ukhti Della dan benar saja Pak Slamet segera menyalakan ke-empat vibrator pada getaran level 4 yang merupakan mode tertinggi. Kontan saja tubuh Ukhti Della kelojotan merasakan serambi lempit, anus, dan kedua putingnya bergetar kuat meledakkan birahi yang berkumpul di tubuhnya. Mata Ukhti Della mendelik ke atas dengan kepalanya mendongak merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kedua kaki mulus Ukhti Della pun mendekap kuat kepala Pak Bejo yang menandakan ia akan segera klimaks.
Ukhti Della : Aaa.. Aahh.. Oo.. Ooohh.. Sshh.. Tuu.. Aannhh.. Aa.. Aaahh.. Gaa tahaann.. Sshh.. Aahh.. Mmaa.. uuhh.. Kee.. Luuu.. Aaarrhh.. Aaa.. Aaakk.. hhh..
SEEERRRR.. SEEERRR.. SEEEEERRRRRR..
Tanpa ragu Pak Bejo membuka lebar mulutnya dan menenggak habis semburan kuat cairan surgawi Ukhti Della. Mata Ukhti Della tampak nanar bersamaan dengan tubuhnya yang mengejang hebat. Apalagi saat orgasme, puting dan serambi lempitnya menjadi sangat sensitif namun vibrator di tubuhnya tetap bergetar kencang. Hal ini membuat serambi lempit Ukhti Della tak bisa berhenti memompa cairan surgawinya meski sudah lebih dari 10detik. Bahkan kini Ukhti Della yang masih mengejang dengan kedua kakinya gemetaran harus kembali melenguh dan mendesah saat kumis tebal dan kasar Pak Slamet menggesek klitorisnya seraya lidah nakal Pak Slamet menari-nari, merangsang dinding liang serambi lempit Ukhti Della yang begitu banjir oleh lendir syahwat akhwat.
Ukhti Nadia : Aaah.. Ssshh.. Uhhh.. Ukhti Della bagi satu dongghh.. mau Pak Slamet atau Pak Bejo terseraah.. Akuuhh juga mau digituinnhh.. gumam dan desah Ukhti Nadia perlahan yang sudah sangat terangsang.
Aksi Ukhti Della yang tengah bertahan melawan permainan lidah kedua tukang di Masjid Kampus itu pun membuat Ukhti Nadia semakin gencar mencolok-colok jemarinya di serambi lempitnya. Suara becek serambi lempitnya yang sudah banjir bandang itu memenuhi ruang toilet. Di saat yang sama, di pondok Bu Vyrna, Hamdan tengah ber-threesome ria bersama Bu Vyrna dan Bu Zaskia. Tak lama berselang Ukhti Della kembali mencapai klimaks setelah mendapat rangsangan bertubi-tubi. Berganti giliran Pak Slamet yang dengan lahap menelan tiap tetes cairan surgawi Ukhti Della yang muncrat ke berbagai arah akibat getaran vibrator yang merangsangnya tanpa henti, membuat tubuh akhwat cantik bercadar hitam panjang itu terus mengejang hebat.
Pak Slamet : Seger tenan cuukk.. Bedo banget karo nggone bojoku.. hahah.. Wes cepak ki lonthe.. Kene bokongmu!! Lungguh madhep Bejo kowe lonthe!! (Seger banget cuukk.. Beda banget sama milik istriku.. hahah.. Dah siap nih lonthe.. Sini bokongmu!! Duduk hadap Bejo kamu lonthe!!) Perintah Pak Slamet sambil menampari bokong Ukhti Della.
Ukhti Della : Sshh.. Aahh.. Baik tuaanhh.. Gini yaahh tuannh?? Mmhh.. uuhh..
Perlahan Ukhti Della mulai menurunkan bokongnya ke pangkuan Pak Slamet dengan tubuhnya menghadap Pak Bejo yang duduk di samping kiri Pak Slamet. Prrrttttt.. Bleeshh.. rudal Pak Slamet pun mulai melesak masuk menembus liang surgawi sempit Ukhti Della dan mendorong vibrator di dalam serambi lempitnya hingga mendobrak pintu rahimnya.
Ukhti Della : AAAAOUHH.. SSSHH.. MENTOKK TUANHH.. AAHH.. AHHH.. SSHH.. MMHH.. OOUHH.. SSHH.. AHHH.. HAEMFHH.. OCKK!! OCKK!! OCKK!! MFFH!! MFHH!! UHUK!! OCKK!! OCKK!! UHUKK!!
Saat Ukhti Della sedang mendongak merem dan melenguh, merasakan nikmatnya rudal Pak Slamet yang kembali menggagahinya, Pak Bejo menarik kasar cadarnya hingga wajah Ukhti Della tepat berada di selakangan tukang parkir itu. Dengan keras Pak Bejo menampar pipi Ukhti Della yang membuat akhwat cantik Manado itu terpaksa membuka mulut kenikmatansnya yang langsung menggembung saat seluruh rudal 18cm Pak Bejo menyodok kerongkongannya dengan cepat dan kasar. Melihat aksi Ukhti Della yang tengah telungkup dengan kedua kakinya ditekuk seperti orang jongkok dengan serambi lempit dan mulutnya digempur cepat dan kuat oleh dua rudal, membuat Ukhti Nadia semakin blingsatan dan mendesah cukup keras. Matanya terpana menyaksikan akhwat idolanya tengah menikmati dosa zina threesome. Kedua tangan Ukhti Della meremas-remas toketnya sendiri sembari menikmati seluruh liang surgawinya di manjakan. Di anus tersumpal vibrator, di serambi lempit ada rudal Pak Slamet yang begitu liar menghantam pintu rahimnya hingga vibrator-egg yang bersarang di serambi lempitnya kini masuk ke rahimnya. Putingnya pun tak lepas dari belaian getaran vibrator ditambah kerongkongannya yang terus meladeni sodokan kuat dan mantab rudal gempal Pak Bejo membuat Ukhti Della tak mampu bertahan lama. Hanya sekitar 3 menit saja Ukhti Della bertahan dari deraan nikmat bercinta yang membanjiri dirinya dan berlanjut dengan ledakan lenguhannya yang tertahan. serambi lempit pink Ukhti Della kembali memuntahkan deras cairan surgawi idaman para lelaki membanjiri paha Pak Slamet. Meski tengah mengejang karena orgasme, Pak Slamet dan Pak Bejo tetap saja menggenjot mulut dan serambi lempit Ukhti Della yang membuat Ukhti Della makin kelojotan.
Pak Slamet : Cok.. Lagi ngecrot iki lonthe.. piye?? Prett wae yo.. genjot terus pokok e.. Ahahah.. (Cok.. Lagi ngecrot nih lonthe.. gimana?? Bomat lah yaa.. genjot terus pokoknya.. ahahah..) kata Pak Slamet yang terus menggenjot bokong Ukhti Della.
Pak Bejo : Iyo cuk.. Wes rasah digagas.. Lonthe ki sing penting iso dinggo wae.. Meh ngecrot ping piro-piro sak kareppe!! Sik penting awak dhewe puas!! (Iya cuk.. Dah gak usah dipeduliin.. Lonthe tuh yang penting bisa dipake aja.. Mau ngecrot berapa kali juga terserah!! Yang penting kitanya puas!!) Timpal Pak Bejo yang mencengkram kepala Ukhti Della yang masih terbalut jilbab dan cadar yaman hitam dan terus menyodoknya.
Ukhti Della pun hanya bisa pasrah menjadi alat pemuas nafsu syahwat kedua tukang Masjid Kampus yang beraroma keringat kuat. Ia begitu menikmati bercinta liar yang ia alami malam itu dari dua orang lelaki ajnabi. Memk Ukhti Della berkedut-kedut tanpa henti sementara kerongkongannya terasa sesak namun justru Ukhti Della menyukainya. Hingga akhirnya Pak Slamet mengangkat bokong Ukhti Della saat ia mengalami orgasme hebat yang ditandai dengan derasnya serambi lempit Ukhti Della menyemburkan cairan surgawi. Ukhti Nadia melenguh tertahan merasakan datangnya klimaks bersamaan dengan rekannya yang terlihat lemas setelah 3x orgasme di posisi itu. Tangan kanan Ukhti Nadia menutupi selakangannya supaya semburan cairan surgawinya tak membuat suara gemericik. Nafas Ukhti Nadia mulai tersengal-sengal sementara tubuhnya mengejang menikmati sisa orgasmenya. Meski lelah, namun syahwat dalam diri Ukhti Nadia tetap menggodanya untuk kembali masturbasi. Terlebih lagi kini sang akhwat pimpinan LDK Universitas itu berganti giliran dengan posisi seperti tadi, hanya saja kini ia duduk di pangkuan Pak Bejo yang sudah menyumpalkan rudal 18cm dan diameter 5cm miliknya. Tak berhenti disitu, mulut Ukhti Della harus kerja ekstra karena kini giliran rudal Pak Slamet yang masih berlumuran lendir serambi lempitnya telah siap menyesaki tenggorokannya.
Ukhti Della : HEMFHH!! OCKK!! OCKK!! UHUKK!! OCKK!! UHUK!! OCKK!! OCKK!! NGGHH!! NGGHH!! OCKK!! MFFHH!!
PLAK! PLAK!! PLAK!! Suara becek kerongkongan Ukhti Della yang sedang disodok rudal 20cm Pak Slamet bersenandung bersama suara hantaman pinggul Pak Bejo menghajar bokong putih bulat Ukhti Della yang mulai berubah merah. Kembali Ukhti Della mencapai puncak kenikmatan hanya sekitar 3 menitan saja dan kini giliran Pak Bejo yang dibanjiri cairan surgawinya. Tampak mata Ukhti Della yang sayu dengan lidahnya menjulur diantara rudal Pak Slamet yang mengkilap oleh air liur kentalnya dan masih menyumpal mulutnya. Akhwat kelahiran Manado itu hanya bisa melenguh dan merintih pasrah saat kedua tukang itu menikmati tubuhnya yang selalu ia tutup rapat dengan pakaian syar’inya. Ukhti Nadia yang terangsang hebat pun meniru ekspresi Ukhti Della dengan ikut menjulurkan lidahnya hingga cadarnya basah oleh air liurnya sendiri. Tangan kanannya menggosok cepat bibir serambi lempit dan kelentitnya yang sudah mengacung layaknya kacang. Kedua putingnya pun tak lepas dari pelintiran gemas tangan kiri Ukhti Nadia yang hampir mencapai klimaksnya.
Ukhti Della : OCKK!! OCKK!! UHUKK!! NGHH!! OCKK!! MFFHH!! MFFHH!! NNNGGHHH..!!!
PLOP.. SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Pak Bejo dengan sigap mengangkat tinggi bokong Ukhti Della dan disambut dengan semburan kuat cairan surgawi sang akhwat sesaat setelah rudal Pak Bejo terlepas dari liang peranakannya. Di saat yang sama, Pak Slamet menekan kuat kepala Ukhti Della hingga seluruh rudal panjangnya tenggelam sempurna di tenggorokan Ukhti Della. Lebatnya bulu kemaluan dan pekatnya aroma khas selakangan Pak Slamet semakin merangsang Ukhti Della yang tanpa sadar membuatnya semakin deras memompa orgasmenya. Kocokan tangan Ukhti Nadia semakin cepat ketika melihat akhwat yang ia kagumi mencapai klimaks ke-3 nya dengan mulut sang akhwat tersumpal penuh rudal. Desah dan lenguhan Ukhti Nadia ikut mengeras tanpa ia sadari. Bisikan setan dalam dirinya lebih ia istimewakan sehingga ia tak peduli lagi dengan suasana di ruang itu. Ukhti Nadia puj lebih memilih melepas total birahinya dan menikmati syahwat yang begitu kuat mendekapnya.
Ukhti Nadia : AHH!! AHH!! OHHH!! MMHHH!! SSHH.. OOOOUUNGGHH..!!!
SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEERRRR.. CRRKK.. CRRRKK.. CRRRKKK..
Ukhti Nadia melenguh keras merasakan nikmatnya orgasme. Ia membuka kedua pahanya selebar-lebarnya dengan tangan kanannya yang menarik kelentitnya ke atas sehingga menyebabkan ledakan kuat cairan orgasmenya membasahi pintu dan lantai toilet. Mata Ukhti Nadia mendelik ke atas, mulutnya menganga dengan lidahnya menjulur sementara tangan kirinya memelintir kuat puting kirinya akibat hebatnya orgasme yang menerpanya.
Pak Slamet : Weehh.. Sopo kae Jo?! Ono wong wadon liyo po?? Cek jal.. (Wehh.. Siapa itu Jo?! Ada cewek lain kah?? Cek coba..) kata Pak Slamet pada Pak Bejo yang mana tangan Pak Slamet masih menahan kepala Ukhti Della di selakangannya.
Pak Bejo yang juga penasaran kemudian bangun dan berjalan menuju toilet yang hanya berjarak sekitar 10meteran saja dari sofa tempat ia menzinahi Ukhti Della. Perlahan pintu toilet dibuka dan Pak Bejo pun terkejut senang melihat seorang akhwat bercadar yang terduduk di kloset, tengah lemas dengan kedua paha putih mulusnya terbuka lebar sementara serambi lempit sang akhwat yang kecoklatan berkedut memompa cairan surgawinya.
Pak Bejo : Weehh.. Weehh.. Opo iki?? Ono wedokan ayu bar ngecrot ki Met.. hahah.. Woe lonthe mreneo!! Kenal orak kowe karo ki cah wedok?! (Weehh.. Wehh.. Apa ini?? Ada cewek cantik habis muncrat ini Met.. hahah.. Woe lonthe sini!! Kenal gak kamu sama ini cewek?!) Perintah Pak Bejo pada Ukhti Della yang masih asik mengulum rudal Pak Slamet.
Ukhti Della : Mmmpuahh.. Ahh.. Iyah tuann.. Tunggu bentar.. Jawab Ukhti Della yang berjalan sempoyongan karena lelah dan juga vibrator yang terus merangsang kedua liang surgawi dan putingnya.
Pak Bejo : Ki kenal ra?? (Nih kenal gak?)
Ukhti Della : Hemm..?? Eeehh.. Ukhti Nadia?? Ya Allah ternyata anti ukh..?? Duhh.. Kok gak bilang-bilang siihh.. Shh.. Kanh kitah bisaahh.. Main barenghh.. kata Ukhti Della yang terkejut melihat Ukhti Nadia sudah setengah telanjang.
Pak Slamet : Waahh.. Lumayan iki cuk.. Tambah siji meneh.. Wahaah.. (Waaahh.. Lumayan ini cuk.. Tambah satu lagi..) ujar Pak Slamet yang sudah berdiri di belakang Ukhti Della yang agak membungkuk dan berpegangan pada kusen pintu toilet.
Ukhti Nadia yang terlihat keletihan sudah tak peduli lagi akan dirinya yang tengah mengangkang dan memamerkan toket serta selakangannya pada lelaki yang tak dikenalnya. Mata Ukhti Nadia hanya fokus pada rudal Pak Bejo yang sedari tadi mengacung di dekat wajahnya karena Pak Bejo kini berdiri di samping kanan Ukhti Nadia. Aroma khas rudal yang bercampur lendir serambi lempit akhwat benar-benar membius keimanan Ukhti Nadia.
Pak Bejo : Heh lonthe!! Sopo kon ngadek tok!? Ki dilati nganti resik!! (Heh lonthe!! Siapa suruh berdiri aja!? Nih jilatin ampe bersih!!) Perintah Pak Bejo pada Ukhti Della untuk menjilati cairan surgawi Ukhti Nadia yang membanjiri lantai toilet.
Ukhti Della : Aaahh.. Iyaah tuaanhh.. terimakasih atas kebaikan tuannhh.. jawab Ukhti Della yang langsung nungging dan menjilati lantai toilet penuh nikmat.
Pak Slamet : Ssstt.. Jo Bejo.. Kuwi delok’en.. Koyone kuwi cah wedok wes kaliren rudal.. (Ssstt.. Jo Bejo.. Itu lihat.. Kayaknya itu cewek udah laper ama rudal..) kata Pak Slamet yang sedang menginjak kepala Ukhti Della dengan kaki kanannya.
Pak Bejo : Hem?? We’e’e’e’e.. Opo iki?? Lonthe cadar meneh?? Pengen rudal mbak?? Jenengmu sopo?? (Hem?? We’e’e’e’e.. Apa ini?? Lonthe cadar lagi?? Pengen rudal mbak?? Namamu siapa??) Tanya Pak Bejo sambil mendongakkan wajah Ukhti Nadia yang masih mengenakan cadar hitam.
Ukhti Nadia : Aaahh.. Nadia pak.. Ssshh.. He’emhh.. Mau rudal pak.. jawab Ukhti Nadia yang sudah mulai terangsang lagi.
Pak Bejo : Woo.. Nek pengen njaluk’o koyo lonthe mbak Nad.. Ki koyo lonthe sing sitok iki mau.. (Woo.. Kalo pengen minta aja kayak lonthe mbak Nad.. Nih kayak lonthe yang satu ini tadi..) kata Pak Bejo sembari ia menekan-nekan kakinya di kepala Ukhti Della yang masih menjilati lantai toilet.
Ukhti Nadia : Ahh Iyah tuan.. Mau rudal tuanhh.. Tolong beri lonte ini rudal ganteng tuanhh.. pinta Ukhti Nadia memelas sembari tangan kanannya menyibakkan cadarnya sehingga mulutnya yang menganga dan lidahnya ia julurkan terlihat jelas oleh Pak Bejo.
Pak Slamet : Cok.. Wes lonthe tenan kuwi mbak Nadia.. Wes sikat wae hahahah.. (Cok.. Udah lonthe beneran itu mbak Nadia.. Dah sikat aja hahahah..) jawab Pak Slamet yang sedang berlutut di hadapan bokong bulat bercintai Ukhti Della.
Pak Bejo : Yohh.. Nyoh iki hadiah e nggo lonthe anyaran.. (Yaa.. Nih ini hadiahnya buat lonthe baru..) kata Pak Bejo seraya menyodorkan rudalnya ke wajah Ukhti Nadia.
Ukhti Nadia : Aaahh.. Makasih tuannhh.. Makasih tuanhh.. Haemphh.. Mmffhh.. Ockk!! Ockk!! Ockk!! Mffhh.. Mcchh.. Ockk! Ockk!!
Ibarat anjing kelaparan, Ukhti Nadia langsung melumat rudal Pak Bejo yang mengkilap bermandikan lendir Ukhti Della dengan penuh nafsu. Mata Ukhti Nadia merem melek menikmati gurih dan lezatnya rudal lelaki setelah sekian lama ia memendam dahaganya. Pak Bejo pun terlihat senang bisa mendapatkan blowjob dari akhwat bercadar cantik selain Ukhti Della.
Ukhti Della : Uuhh.. Afwan yaa ukh.. Ana gatau kalau ukhti juga demen banget sama rudalhh.. Kalau tauhh.. Anaahh.. Pastiihh ajak ukhti Nadiaahh jugaahh.. Sshh.. Aahh.. Sini ukh.. Untuk kaffarahnyaah.. Ana mauhh.. Bikinnhh.. Enakhh ukhtii.. Aahh.. Sshh.. OOHHH!! AHH!! AAHH!! ANAL IHHH..!! TUANHH..!! HAEMFHH.. MMFFH!! MCHH.. SLURRPHH.. MMMHH.. SHH.. MFFH!! MFFHH!!
Ukhti Della merintih nikmat saat ia merasakan anusnya kembali merekah oleh rudal Pak Slamet yang asai menyodoknya dari belakang. Sesaat kemudian Ukhti Della menarik paha Ukhti Nadia hingga bokong Ukhti Nadia duduk di ujung kloset. Aroma khas cairan surgawi pun membelai hidung Ukhti Della walau tertutup cadar. Tak menunggu lama, Ukhti Della segera menyingkap cadarnya dan langsung menyantap serambi lempit becek Ukhti Nadia. Ukhti Nadia dibuat keenakan merasakan nikmat oleh tarian lidah akhwat idolanya yang menyapu bibir dan belahan serambi lempitnya. Ukhti Della ikut merem melek merasakan nikmat anal yang berpadu dengan gurih serambi lempit Ukhti Nadia di mulutnya. Sungguh pemandangan ironis melihat 2 akhwat bercadar yang selalu aktif dalam dakwah Islam tapi kini tengah menikmati rudal 2 lelaki ajnabi. Ukhti Nadia yang duduk di kloset sembari memberi blowjob pada Pak Bejo, juga mengangkang menyumpal mulut Ukhti Della yang sedang di anal dalam posisi doggy oleh tukang kebun Masjid Kampus. Tangan kanan Ukhti Nadia pun mulai berani meremas zakar Pak Bejo yang membuat tukang parkir gemuk itu semakin keenakan. Pak Bejo yang sudah sangat terangsang kemudian mencengkram kepala Ukhti Nadia dan menggenjotnya.
Ukhti Nadia : hemffhh.. mcch.. mchh.. ockk.. ockk.. NGGHH!! NGGH!! OCKK!! OCKK!! OCK!! MFFHH!! OCKK!! OCKK!! UHUKK!! NGGH!! OCKK!! OCKK!!
Mulut Ukhti Nadia kelabakan meladeni ganasnya gempuran rudal gempal Pak Bejo yang menyodok mentok pangkal kerongkongannya. Bulu kemaluan Pak Bejo yang begitu lebat dan tak terawat menghasilkan aroma kas yang pekat yang justru membakar libido Ukhti Nadia. Tubuh Ukhti Nadia benar-benar dimanjakan karena dirangsang di semua bagian sensitifnya yaitu mulut, puting, dan serambi lempit. Tangan kanan Ukhti Nadia kini beralih meremas-remas toket dan memilin putingnya sementara tangan kirinya meremas-remas kepala Ukhti Della. Permainan oral bercinta Ukhti Della semakin membuat Ukhti Nadia blingsatan saat lidah lembut nakal Ukhti Della melesak masuk menari di dalam liang peranakannya. Ukhti Della dibuai oleh lezatnya lendir serambi lempit Ukhti Nadia ditambah ke-empat vibrator yang terus merangsang titik-titik sensitif tubuhnya, apalagi Pak Slamet yang dengan full-power mengobok-obok anus sempit miliknya, membuat akhwat cantik pimpinan LDK Universitas itu tak mampu membendung orgasme yang datang. Bersamaan dengan itu, Ukhti Nadia pun mencapai klimaksnya setelah cukup lama bertahan dengan sodokan liar Pak Bejo di mulutnya dan Ukhti Della yang melahap serambi lempitnya.
Ukhti Nadia : OCKK! OCKK!! NGGHH!! MFFHH!! OCKK!! NNNGGHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Ukhti Della : NGHH!! MFFHH!! MFHH!! MCCH!! MFFUAHH..!! TUANHH!! KELUARR..!! AHH!! AHH!! OOOOUUNGGHH..!!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEERRR..
Kedua akhwat aktifis LDK itu mengejang bersamaan melepas orgasme hebat keduanya. Semburan cairan surgawi Ukhti Nadia begitu deras dan membasahi cadar dan jilbab Ukhti Della. Di saat yang sama, Ukhti Della sendiri kembali membanjiri lantai toilet yang baru saja ia bersihkan.
Pak Bejo : Weleh.. Isoh kompak ngono ya?? Pancen lonthe tenan ki wedokan.. Haha.. (Weleh.. Bisa kompak gitu ya?? Emang lonthe beneran ini cewek.. haha..) kata Pak Bejo sambil mencabut rudalnya yang sudah basah kuyup oleh liur Ukhti Nadia.
Pak Slamet : Iyo ki.. ahahaha.. Lonthe cadar pancen paling joss.. Wes ayu, rasane yo top tenan..(Iya nih.. Ahahah.. Lonthe cadar emang paling jos.. Udah cantik, rasanya juga top banget..) kata Pak Slamet yang kembali berdiri dengan rudalnya yang mengkilat dan beraroma lendir anus akhwat.
Pak Bejo : Yok.. Pindah kene wae nank sofa.. (Yuk.. Pindah sini aja di sofa..) kata Pak Bejo sambil merangkul Ukhti Nadia yang masih belum tuntas orgasme.
Pak Slamet : Iyo.. Penak nank kono.. Ayok tangi kowe lonthe!! (Iya.. Enak di sana.. Ayoo bangun kamu lonthe!!) Seru Pak Slamet sambil menarik jilbab Ukhti Della layaknya menarik hewan peliharaan.
Ukhti Della : Akhh!! Iyaah tuanhh.. jawab Ukhti Della sambil berdiri dan berjalan dengan kepala agak miring karena ditarik Pak Slamet.
Pak Bejo : Hey.. Mbak lonthe.. Wes tau di sodomi durung?? Penak lhoo.. (Hey.. Mbak lonthe.. Dah pernah di sodomi belum?? Enak lhoo..) kata Pak Bejo sambil melucuti abaya putih Ukhti Nadia dari belakang.
Ukhti Nadia : Pernah.. Ta.. Pi udah lamaah.. Jawab Ukhti Nadia sambil berjalan menuju sofa dan hanya tersisa jilbab, cadar, dan kaos kaki selutut saja yang masih menempel di tubuhnya.
Pak Bejo : Wwwuuhh.. Pancen nek lonthe cadar ki awak e sip-sip tenan.. Ohh.. Wes suwe yo?? Sip lah.. Woe Met lonthe mu kon nggarap sik iki..!! (Wwuuhh.. Emang kalo lonthe cadar tuh badannya bagus-bagus banget.. Ohh.. Udah lama ya?? Bagus deh.. Woee Met lonthemu suruh nyiapin ini dulu..!!) Kata Pak Bejo sembari terkagum-kagum dengan keindahan tubuh belakang Ukhti Nadia.
Pak Slamet : Woke.. Krungu to lonthe?? Garap kono!! Aku tak leren sik.. (Woke.. Denger kan lonthe?? Siapin sana!! Aku mau istirahat dulu..) kata Pak Slamet sambil mendorong Ukhti Della untuk menyiapkan anus Ukhti Nadia.
Ukhti Della : Aahh!! Siap tuankuhh..
Pak Slamet dan Pak Bejo yang sudah bugil duduk santai di sofa untuk mengistirahatkan sebentar rudal mereka sambil merokok. Ukhti Nadia yang berdiri di hadapan kedua lelaki itu hanya terdiam dengan bagian leher hingga lututnya tak tertutup apapun. Tanpa ia sadari, dari belakang Ukhti Della menggerayangi tubuh mulus Ukhti Nadia. Jemari lentik berhenna merah Ukhti Della mulai lincah meremas kedua gunung kembar ranum Ukhti Nadia seraya berbisik di telinganya.
Ukhti Della : Sshh.. Kenapa Ukh?? Udaah.. Lepasin ajah nafsu kitaah.. Gak.. Usaah.. Ditahaann.. Puasin ajaahh.. Tuuhh.. Yakiiinn ga mau rudalhh..?? Bisik Ukhti Della yang membuat keraguan Ukhti Nadia pun sirna.
Ukhti Nadia : E’emh ukh.. Mau bangethh.. Sshh.. Jawab Ukhti Nadia yang mulai merangkak ke arah sofa layaknya anjing.
Pak Bejo dan Pak Slamet terkekeh melihat kelakuan akhwat-akhwat bercadar di hadapan mereka yang tak ada ubahnya dengan lonthe-lonthe yang dulunya biasa mereka sewa. Tanpa ragu Ukhti Nadia mulai menciumi rudal Pak Slamet terlebih dulu. Aroma lendir anus Ukhti Della yang melekat di rudal hitam panjang berurat tukang kebun itu sangat menggugah dahaga dan merangsang Ukhti Nadia.
Ukhti Nadia : Tuaanhh.. Biarkan lonte ini bersihin rudal tuaanh.. Sshh.. Haeemfhh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Nghh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk..
Di saat mulut kenikmatans Ukhti Nadia asik memberikan blowjob di selakangan Pak Slamet, tangan kiri Ukhti Nadia mengocok lembut rudal Pak Bejo. Dengan posisi doggy, Ukhti Nadia melakukan dual-tasking pada rudal hitam kekar kedua tukang Masjid Kampus. Ukhti Della yang disodori bokong putih bulat pun segera beraksi dengan berjongkok mengangkang menghadap bokong Ukhti Nadia. Setelah menyibakkan cadarnya, kedua tangan Ukhti Della yang terbalut manset hitam mulai membuka bokong Ukhti Nadia. Anus kecoklatan Ukhti Nadia yang tampak sempit membuat birahi Ukhti Della mengglegak yang membuatnya dengan penuh nafsu menjilati bibir anus Ukhti Nadia. Dengan lihai lidah Ukhti Della menggelitik anus Ukhti Nadia. Kemudian secara perlahan menyeruak masuk dibantu kedua ibu jari Ukhti Della yang menguak sedikit demi sedikit liang bo’ol sempit Ukhti Nadia. Ukhti Nadia yang saat itu tengah berpindah mengoral rudal Pak Bejo, melenguh tertahan merasakan sensasi kenikmatan yang sudah lama tak anusnya rasakan. Tak hanya menjilati saja, Ukhti Della pun secara berterusan mengucurkan liurnya untuk melumasi anus Ukhti Nadia supaya lebih mudah melar. Jemari Ukhti Della kini satu per satu mulai melesak masuk. Dengan perlahan, jari tengah Ukhti Della mengocok perlahan anus Ukhti Nadia selama beberapa detik, kemudian ia tambahkan jari telunjuknya hingga akhirnya ke-empat jari Ukhti Della menyumpal anus Ukhti Nadia. Pinggul Ukhti Nadia mengejang dengan rintihan yang parau saat merasakan anusnya kembali terbelah setelah sekian lama. Namun kelezatan dari rudal Pak Bejo dan Pak Slamet yang bergantian menyesaki mulut dan kerongkongannya sedikit memudarkan nyeri yang ia rasakan. Ukhti Della tetap aktif menjilati serambi lempit becek Ukhti Nadia untuk terus merangsang akhwat cantik rekan LDK nya itu.
Ukhti Della : Eeemhh.. Srruuph.. Uuhh.. Sshh.. Udaahh.. Siaaaphh nih tuaanhh.. Kata Ukhti Della seraya mencabut tangannya dan menjilati lendir anus Ukhti Nadia yang membasahi jemarinya.
Pak Slamet : Sip lonthe!! Kwi Vibrator nank pentil mu lebokno nank tempik karo silit e lonthe Nadia ki..!! (Sip lonthe!! Itu vibrator di putingmu masukin di serambi lempit sama anusnya lonthe Nadia ini..!!) Perintah Pak Slamet sambil menghisap rokoknya.
Ukhti Della : Ssshh.. Baik tuanhh.. jawab Ukhti Della yang segera melepas kedua vibrator di toketnya dan menyumpalkannya ke anus dan liang peranakan Ukhti Nadia.
Ukhti Nadia : Ockk.. Ockk.. Nghh.. NGHH!! MMFHH!! OCKK.. OCKK!! NNNGGGHHHH..!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEERRRR..
Beberapa saat setelah Ukhti Della melesakkan kedua Vibrator, Ukhti Nadia pun menggelinjang hebat dan menyemburkan deras cairan surgawinya. Sensasi getaran vibrator yang merangsang kuat kedua liang surgawinya membuat Ukhti Nadia bak tersengat aliran listrik jutaan volt. Seluruh birahi dalam tubuhya meledak yang membuatnya tak bisa membendung orgasmenya.
Ukhti Della : Eeehh.. kok langsung keluar ukh..?? Iiihh.. Ukhtiih nakaall.. juga yaahh.. kata Ukhti Della yang takjub melihat derasnya semburan serambi lempit Ukhti Nadia.
Pak Bejo : Mrene o lonthe kabeh.. kene!! Gantian gawe aku penak!! Hahah.. (Sini lah lonthe semua.. sini!! Gantian bikin aku enak!! Hahah..) kata Pak Bejo.
Ukhti Nadia dan Della : Iyaahh tuaanh..
Keduanya pun berdiri dan langsung berjongkok di atas selakangan Pak Bejo dan Pak Slamet. Ukhti Della bersama Pak Bejo sedangkan Ukhti Nadia yang menghadapi Pak Slamet. Dengan posisi Woman On Top, Ukhti Nadia dan Ukhti Della mulai melesakkan rudal kedua tukang itu menembus serambi lempit mereka. Lenguhan lepas nan panjang kedua akhwat bercadar itu tak tertahankan saat keduanya merasakan kembali rudal kekar hitam Pak Slamet dan Pak Bejo menghantam kuat pintu rahim mereka yang menyebabkan vibrator di serambi lempit mereka melesak masuk ke rahim. Pinggul Ukhti Nadia dan Ukhti Della secara otomatis menggoyang cepat maju-mundur, menjepit dan mengocok nikmat rudal berurat Pak Slamet dan Pak Bejo.
AHH!! AHH!! OHHH!! YESHH!! rudalHH!! ENAK TUANNHH..!! AAUUHH!! SSHH.. OHH!! OHH!! MMHH.. TERUSH TUANHH..!! NIKMATIN.. LONTEH INIH..!! AAHH!! NGHH!! ALLAAHH.. ENAKNYAHH!! OOHH!!
Keduanya saling berlomba untuk segera mencapai puncak kenikmatan. Pak Slamet dan Pak Bejo yang disuguhi pabrik susu akhwat pun dengan beringas melumat bongkahan gunung kembar kedua aktifis dakwah Islam itu. Mata Ukhti Della dan Ukhti Nadia merem melek merasakan kenikmatan berzina dengan lelaki asing. Tak ayal, hanya 5 menit saja yang dibutuhkan untuk keduanya mencapai klimaks.
Ukhti Nadia dan Della : OHH!! OHHH!! KELUAR TUAANN.. NNNGGGHHHH..!!!
PLOP.. SEEERRR.. SEEERRRR.. SSSEEERRRRRR…
Ukhti Nadia dab Ukhti Della mengangkat pinggul mereka bersamaan dan disusul semburan kuat nan hangat cairan surgawi keduanya. Tubuh Ukhti Hafshah dan Ukhti Nadia yang masih mengejang tak diberi ampun oleh Pak Bejo dan Pak Slamet yang langsung menekan turun kembali pinggul kedua akhwat cantik dihadapan mereka. Mata cantik keduanya terbelalak saat merasakan anus mereka dipaksa melar oleh rudal kekar Pak Bejo dan Pak Slamet.
Ukhti Nadia dan Della : OOOUUHHHH.. SHHH.. AAH!! AHH!! ANALL!! OHH!! SODOMIHH!! MMHH.. ENAKH TUANH!! SODOK ANUS KITAHH..!! OHH!! SHH.. NGGHH!! AHH!! AHH!!
Mata kedua akhwat bercadar yang tenggelam dalam kenikmatan anal itu menatap nanar. Kedua tangan Pak Bejo dan Pak Slamet mencengkram dan menggerakkan pinggul Ukhti Nadia dan Ukhti Della maju-mundur dengan cepat membuat seluruh tubuh kedua akhwat cantik itu di terpa kenikmatan yang meluap-luap. Ditambah lagi pagutan Pak Slamet dan Pak Bejo yang beraroma rokok melawan mulut kenikmatans Ukhti Nadia dan Ukhti Della, semakin membakar syahwat di sekujur tubuh keduanya.
AH!! AHH!! OHH!! OOOUUNNGGHHHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SSSEEERRRRRR..
Ukhti Nadia dan Ukhti Della mendekap erat kepala Pak Slamet dan Pak Bejo. Anus kedua akhwat itu menjepit mantab rudal kekar kedua tukang MasKam itu saat serambi lempit mereka memuntahkan cairan surgawi. Tubuh mulus kedua aktifis LDK itu menggelinjang menikmati setiap kedutan serambi lempit mereka setelah melepaskan Anal-Orgasm.
Pak Slamet : Haahah.. Jiaann lonthe tenan!! Wuuhh.. isoh tekan subuh nek koyo ngene ki!! Haha.. (Hahah.. Emang lonthe banget!! Wuuhh.. bisa nyampe subuh kalo kayak gini nih!! Haha..) kata Pak Slamet yang kemudian bangun dari sofa.
Pak Bejo : Iyo cok.. Enak tenan jhe ki tempik karo silit e lonthe cadar.. Heh! Kene cangkemmu.. resik’i rudalku sek!! (Iya cok.. Enak banget emang ini serambi lempit ama anus lonthe cadar.. Heh! Sini mulutmu.. bersihin rudalku dulu!!) Perintah Pak Bejo yang sudah berdiri di depan sofa.
Sambil terduduk di sofa, Ukhti Nadia dan Ukhti Della mengulum lahap membersihkan rudal Pak Bejo dan Pak Slamet yang berlumuran lendir anus. Dirasa cukup, Pak Slamet mengarahkan Ukhti Nadia dan Ukhti Della untuk doggy di sofa dengan kedua tangan dan kepala mereka bersandar di head-rest sofa. Kini dua bongkahan bokong putih mulus bulat akhwat bercadar yang hari-hari selalu menutupi tubuhnya dengan pakaian syar’i tersaji di hadapan tukang parkir dan kebun maskam yang berkulit hitam itu. Tanpa diperintah, Pak Bejo dan Pak Slamet segera mengumbar nafsu mereka dan menyodok kuat anus dan serambi lempit Ukhti Nadia dan Ukhti Della semau mereka. Lendir anus dan liang peranakan kedua aktifis LDK itu bercampur pekat dan kental. Suara hantaman pinggul Pak Bejo dan Pak Slamet yang beringas menggenjot bokong akhwat-akhwat cantik itupun memenuhi ruangan Shofiyyah.
Ukhti Della : AH!! Shh.. gimanah ukh rasanyah menggenjot..?? Enakhh..?? Tanya Ukhti Della sambil merem melek menahan nikmat sodokan Pak Slamet.
Ukhti Nadia : OH!! OHH!! Iyah ukh.. Enak bangethh.. Shh.. rudalhh.. Ahhh..
Ukhti Della : Afwaanhh yaahh ukhh.. Anaahh.. Gatauh.. Kalau ukhti.. Ternyatah juga doyanh menggenjot.. Shh.. Enak yang manah ukh?? Anal?? Atauhh.. serambi lempitkh??
Ukhti Nadia : Ahh.. Anal Ukhh.. Enaknyahh.. serambi lempit jugaah.. Ohhh.. Semuanyah.. Sshh.. Ana juga gak nyangkahh.. Kalauhh.. Ukhti Della sebinal iniihh.. Jawab Ukhti Nadia yang keenakan merasakan rudal Pak Bejo menggilir kedua liang surgawinya.
Ukhti Della : Uhh.. Iyaahh ukh.. Anaah juga belum lamaah.. Kenal yang namanya bercintas.. Ternyata senikmat iniihh.. Anaahh.. bersyukur bangethh.. Bisa tauh nikmat bercinta.. Ahhh.. Ukhti juga ketagihan yaahh..??
Ukhti Nadia : Iyaah Ukhh.. Sejak beberapa bulan laluuhh.. Aahh.. He’emhh.. Nagih banget rasa rudalhh.. Ahh.. rudal yang kekar gituuhh.. Ahhh.. Shhh..
Ukhti Della : Aaahh.. Ukhh.. Lepas ajahh.. Yuk nikmatin malam inihh.. Yukk teriak sepuasnyaahh.. Ohh.. Sshh.. Aahh..
Ukhti Nadia : Yuk Ukhh.. Lepasin nafsuh kitaahh.. Ohh.. Ohh..
AAHH!! OHH!! rudalHH!! SODOKHH TUANHH!! AHH!! AHH!! ENAK BANGETHH TUANH!! AAHH!! LONTEH INI MILIK TUANHH!! OHH!! rudal TUAN ENAK BANGETHH!! OHH!! AAHH!!
Suasana malam yang sepi di lingkungan Masjid Kampus ditambah saat itu adalah minggu tenang perkuliahan menjadikan momen yang begitu sempurna bagi Ukhti Nadia dan Ukhti Della untuk melepaskan birahi mereka. Keduanya meracau, mendesah, merintih, dan melenguh sepuasnya tanpa peduli akan identitas mereka sebagai muslimah bercadar dan berpakaian syar’i yang mengemban amanah dakwah Islam. Apa yang tengah mereka lakukan malam ini merupakan kemaksiatan besar dan cara tercepat untuk menambah pundi-pundi dosa manusia. Ukhti Nadia dan Ukhti Della yang hari-hari berdakwah tentang bahaya zina dan ancaman Allah terhadap pelaku zina, telah menjadi idola bagi setiap akhwat yang pernah mendengar tausiyah keduanya. Namun sungguh ironis, kedua mulut akhwat tersebut kini begitu doyan dan lihai mengulum rudal lelaki yang bukan suami mereka. Tubuh putih mulus terawat keduanya, dengan penuh nafsu mereka tawarkan untuk dijamah oleh lelaki. Bahkan serambi lempit dan anus keduanya yang merupakan harta suci milik seorang muslimah, telah mereka gratiskan untuk mendapatkan seteguk sperma kental nan hangat dari rudal lelaki manapun.
Jam menunjukkan pukul 20.19 saat Ukhti Nadia dan Ukhti Della kembali mencapai klimaks dan membanjiri lantai ruangan itu setelah bertahan selama 15menit digempur oleh Pak Slamet dan Pak Bejo. Tubuh indah Ukhti Della dan Ukhti Nadia pun mengejang, memompa sisa-sisa orgasme ke-4 mereka di posisi itu. Pak Slamet dan Pak Bejo pun mengarahkan Ukhti Nadia dan Ukhti Della untuk mengambil posisi 69 dengan Ukhti Della terlentang di sofa sementara Ukhti Nadia doggy di atasnya.
Pak Slamet : Naahh.. Jajal lesbi sek.. Tak ndelok kowe kabeh ki tenan lonthe opo ora.. haha.. (Naahh.. Coba lesbi dulu.. Tak liat kalian tuh beneran lonthe apa bukan.. haha) kata Pak Slamet yang duduk di kursi dekat tembok seraya kembali menyalakan rokoknya.
Pak Bejo : Haha.. Iyo.. Sisan tak leren dilit.. (Haha.. Iya.. Sekalian aku istirahat bentar..) timpal Pak Bejo yang juga duduk di kursi lain sambil menghisap rokok.
Ukhti Della yang disuguhi serambi lempit becek Ukhti Nadia langsung melahapnya dengan nikmat. Begitu pula Ukhti Nadia yang langsung melesakkan lidahnya menyusuri piang surgawi Ukhti Della. Decak becek jilatan kedua akhwat itu merangsang serambi lempit rekannya tersengar begitu jelas. Saat keduanya tengah asik saling mengoral liang surgawi, tiba-tiba Pak Slamet dan Pak Bejo sudah berada di hadapan mereka. Pak Bejo mencubit kuat hidung Ukhti Nadia yang membuat Ukhti Nadia harus membuka mulutnya untuk bernafas tapi malah di sumpal rudal 18cm dan diameter 5cm Pak Bejo yang beraroma lendir serambi lempit dan anus. Sementara Ukhti Della yang membuka mulut dan menjulurkan lidahnya, juga disambut Pak Slamet dengan langsung melesakkan rudalnya jauh menyusuri kerongkongan Ukhti Della hingga pangkalnya.
EMMFHH!! OCK!! OCKK!! UHUK!! OCKK!! UHUK!! OCKK!! NGGHH.. MFFHH.. OCKK!! OCKK!! MFFHH!! OCKK!!
Pak Bejo dan Pak Slamet begitu semangat menggenjot mulut kedua akhwat itu sebelum berpindah ke serambi lempit becek keduanya.
OOUUHH.. SHH.. AAHH!! YESHH.. AHH.. TUANHH.. MMHH.. ENAK TUANHH.. KENTHU TERUSSHH TUANHH!! OHH!! OHH!! AAHH!! ALLAAHH ENAKNYAHH.. KENTHU!! SHH.. MHHH.. AAAHHH!!
Pemandangan syur kembali tersaji dimana dua akhwat bercadar cantik berkulit putih mulus sedang ber-orgy ria bersama dua lelaki berkulit hitam. Nampak mata kedua akhwat tersebut merem melek menikmati liarnya sodokan kedua lelaki yang merupakan tukang parkir dan kebun Masjid Kampus. Badan kekar sang tukang kebun yang hitam mengkilat, menggenjot nikmat bokong putih akhwat cantik bernama Nadia. Sementara sang tukang parkir yang berpostur gemuk dengan perut buncitnya tengah mendesis nikmat mengobok-obok liang surgawi akhwat bernama Della yang terlentang di bawah Ukhti Nadia dengan rudal gempal beruratnya. Kedua akhwat itu merelakan ikhlas tubuh mereka untuk dizinahi rudal perkasa lelaki ajnabi, ditambah lagi tontonan live rudal kekar hitam yang keluar-masuk dengan cepat di serambi lempit di antara keduanya semakin membuat Ukhti Nadia dan Ukhti Della terangsang hebat.
OHH!! OHH!! OHHH!! AAHH!! KELUAR TUANNHH..!! NNGGGHHHHHH..!!!
Klimaks pun menerpa Ukhti Della dan Ukhti Nadia. serambi lempit sempit keduanya kembali menyemburkan cairan surgawi dengan deras secara bersamaan. Ukhti Nadia pun membuka lebar mulutnya untuk menelan seluruh cairan orgasme Ukhti Della yang juga membasahi jilbab dan cadarnya. Begitu pula Ukhti Della yang tengah asik menenggak gurihnya cairan surgawi Ukhti Nadia yang membanjiri mulutnya. Pak Bejo dan Pak Slamet tak mengendorkan permainannya. Dengan cepat mencabut rudal mereka dan kembali melesakkannya di mulut Ukhti Nadia dan Ukhti Della. Puas dengan mulut, anus kedua akhwat bercadar aktifis LDK itu pun menjadi korban liar dan kuatnya sodokan Pak Bejo dan Pak Slamet.
OOOOUUNGGHH.. SHH.. AHH!! AHH!! ASIKK..!! AHH!! SODOMIHH..!! AHH.. ANAL!! IYAAH TUANHH!! SODOK YANG KUATT!! AAHH!! ENAK BANGETHH!! TUANHH..!! rudal TUAANHH.. AMPUNNHH.. ENAKNYAHH..!! AHH! OHH!! OHH!! SHHH.. ENGGHH!! OHH.. OHH..
rudal Pak Slamet dan Pak Bejo terus memanjakan anus Ukhti Della dan Ukhti Nadia dengan kenikmatan yang tiada tara. Rasa nikmat yang dirasakan kedua akhwat bercadar itu semakin meluap diakibatkan vibrator yang terus merangsang kedua liang surgawi mereka. Sempitnya anus Ukhti Nadia dan Ukhti Della tampak ikut tertarik keluar-masuk meski sudah beberapa kali di anal. 3 menit saja kedua akhwat cantik berjilbab hitam itu bertahan sebelum anal orgasm kembali melanda keduanya.
OHH!! OHH!! TUANHH.. ENAKHH.. AHH!! AHH!! OOUNNGGHH..!!
SEERRR.. SEERRR.. SEEEEERRRRRR..
Nikmat tak terkira dari orgasme membuat tubuh Ukhti Della dan Ukhti Nadia mengejang hebat. Cairan surgawi yang menyembur deras kembali menjadi pelipur dahaga tenggorokan kedua akhwat penggiat dakwah Islam itu. Selesai menikmati sajian segar dari serambi lempit rekannya, Ukhti Nadia dan Ukhti Della harus kembali melayani kedua rudal kekar Pak Slamet dan Pak Bejo di mulut mereka. Beberapa saat Pak Slamet dan Pak Bejo mendesis nikmat merasakan servis dari mulut muslimah berjilbab syar’i yang sedang membersihkan rudal berlendir keduanya yang selama ini tak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Sebagai rasa terimakasih, kedua tukang Masjid Kampus itu kembali memanjakan Ukhti Nadia dan Ukhti Della dengan sodokan mantab di liang peranakan kedua akhwat itu hingga mendobrak pintu rahimnya. Ukhti Nadia dan Ukhti Della dibuat kewalahan menghadapi liar nya Pak Slamet dan Pak Bejo yang begitu gencar menggenjot setiap lubang kenikmatan di tubuh mereka.
PLOK!! PLOK!! PLOK!! Peluh mulai mengalir membasahi tubuh ke-empat insan manusia yang tengah saling mengumbar hasrat bercintaual mereka di ruang Shofiyyah. Aroma keringat Pak Bejo dan Pak Slamet yang begitu menyengat bercampur dengan aroma rokok dari mulut mereka, keduanya bersama-sama membius hidung Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang justru malah semakin membakar syahwat kedua akhwat itu.
Pak Bejo : Ahh.. Cokk!! Aku wes ra kuat!! (Ahh.. Cok!! Aku udah gak kuat!!) Kata Pak Bejo yang sudah hampir klimaks.
Pak Slamet : Aku yo iyo Jo..!! Ahh.. Ahh.. Heh lonthe!! Ditokne ning ndi ki!? (Aku juga iya Jo!! Ahh.. Ahh.. Heh lonthe!! Kluarin dimana nih!?)
Ukhti Della : AHH! AHH!! MULUT LONTEH INIH AJAH TUANHH..!! AHH!! OHH!! OHH!! Pinta Ukhti Della yang sudah tak peduli dengan marwahnya.
Ukhti Nadia : IYAAH TUANNHH..!! SINIHH TUANNHH..!! kata Ukhti Nadia yang langsung membuka lebar mulutnya.
Pak Bejo dan Pak Slamet : AAARRGHH!(
CROOTT.. CROOTT.. CROOOTTT..
Pak Bejo dan Pak Slamet dengan cepat menyumpalkan rudal mereka yang berlumuran lendir anus ke mulut Ukhti Nadia dan Ukhti Della. Mata Ukhti Della dan Ukhti Nadia mendelik ke atas saat guyuran sperma kental nan hangat memenuhi rongga mulut keduanya. Begitu deras dan kentalnya sperma Pak Bejo dan Pak Slamet membuat Ukhti Nadia tak kuasa menahan datangnya orgasme. Semburan kuat cairan surgawi dari serambi lempit sawo matang Ukhti Nadia pun membasahi jilbab, cadar, dan wajah Ukhti Della yang sedang menikmati sperma kental Pak Slamet di mulutnya. Derasnya semburan orgasme Ukhti Nadia, tak ayal membuat Ukhti Della pun pasrah saat tiba-tiba orgasme kuat melanda dirinya. Dagu, toket, jilbab Ukhti Nadia menjadi korban derasnya semburan cairan surgawi Ukhti Della. Tatapan mata Ukhti Nadia terlihat seperti orang kelelahan dan hanya bisa pasrah saat Pak Bejo menyodok perlahan mulutnya untuk membersihkan rudalnya. Begitu pula nasib Ukhti Della yang terkulai lemah sementara mulut dan kerongkongannya menggembung melayani rudal Pak Slamet yang minta untuk dibersihkan.
Pak Bejo : Fiuhh.. Kesel cok.. Tur enaak tenan.. ahaha.. (Fiuuh.. Capek cok.. Tapi enaak banget.. ahahah..) kata Pak Bejo yang terduduk lemas di kursi sambil kembali menyalakan rokoknya.
Pak Slamet : Iyo.. Nganti kemeng aku.. Nek karo bojoku babar blas ra tau nganti ngene ki.. haha.. (Iya.. Sampe letih aku.. Kalo sama istriku gak pernah sama sekaki sampe kayak gini.. haha..) timpak Pak Slamet yang sudah menghisap rokoknya tadi.
Ukhti Della tergeletak lemas di sofa dengan nafasnya tersengal-sengal berbantalkan paha Ukhti Nadia, yang juga duduk dengan tatapan kosong. Jilbab syar’i keduanya pun basah oleh cairan surgawi dan kusut tak beraturan. serambi lempit dan anus keduanya menganga dan berkedut-kedut setelah 1 jam lebih melayani gempuran dahsyat Pak Slamet dan Pak Bejo. Vibrator di kedua liang surgawi Ukhti Della dan Ukhti Nadia terlepas sesaat setelah orgasme terakhir keduanya.
Pak Slamet : Ehem.. Maturnuwun mbak Nadia karo Mbak Della.. Aku puas banget bengi iki.. Pak Bejo yo podo.. Tak leren sik yo.. Mbak-mbak e nek meh bali ndhisik yo rapopo.. (Ehem.. Terimakasih mbak Nadia dan Mbak Della.. Aku puas banget malam ini.. Pak Bejo ya sama.. Aku istirahat dulu ya.. Mbak-mbak nya kalau mau pulang duluan juga gapapa..) kata Pak Slamet yang kelihatan kecapekan.
Pak Bejo : Iyo mbak.. Wehh jaan.. Wes ayu, solehah, pinter kenthu.. jajal dadi bojoku.. tak kenthu mben dino lho mbak.. Monggo nek meh bali mbak.. (Iya mbakk.. Duhh benerann.. Udah cantik, Solehah, Pinter menggenjot.. Coba jadi istriku.. Aku entot tiap hari lho mbak.. Silakan kalo mau pulang mbak..) timpal Pak Bejo.
Ukhti Della : Shh.. Ahh.. Kok udahan pak?? Della masih pengen lohh.. Mhh.. jawab Ukhti Della sambil mengumpulkan tenaganya.
Ukhti Nadia : Iyaah Pak.. Ayuk lagiihh.. Mumpung besok Nadia juga libur.. Shh.. rudal Pak bejo ama Pak Slamet bikin ketagihan soalnya.. goda Ukhti Nadia sambil membuka lebar kedua pahanya.
Pak Bejo : Weehh.. Tenanan mbak?? Piye Met?? Siap ra?? (Weehh.. Beneran mbak?? Gimana Met? Siap gak??)
Pak Slamet : Lhoo.. Nek aku ditawari bokong mulus e koyo ngono piye meh nolak?? Hahah.. yok.. (Lhoo.. Kalo aku ditawari bokong mulusnya kayak gitu gimana mau nolak?? Hahah.. yok..)
Ukhti Della : He’emh pak.. Inih bokong Della pakai aja sesuka Pak Slamet ama Pak Bejo.. kata Ukhti Della sambil meremas toketnya dan menatap nakal ke arah Pak Slamet.
Pak Bejo : Yowes.. Yok nank biasane wae.. Nek nank kono luwih nyaman.. (Yaudah.. Yuk di biasanya aja.. Kalo disana lebih nyaman..) kata Pak Bejo yang kemudian mematikan rokoknya dan bergegas memakai kembali celana dan jaket jeansnya.
Ukhti Nadia dan Ukhti Della pun kembali mengenakan pakaian syar’i mereka tanpa dalaman. Sebelum berangkat, Pak Slamet memberikan kapsul penambah stamina pada Ukhti Della dan Ukhti Nadia. Kemudian Ukhti Nadia dibonceng Pak Bejo, sementara Ukhti Della dengan Pak Slamet. Jam menunjukkan pukul 21.09 saat keempatnya berangkat meninggalkan Masjid Kampus. Suasana malam Jogja membuat nyaman Ukhti Della dan Ukhti Nadia, ditambah Pak Bejo dan Pak Slamet yan ternyata juga ramah meskipun berperawakan seperti itu. Setelah sekitar 15 menit perjalanan, sampailah mereka di daerah Pasar Kembang, tempat yang terkenal dengan pelacuran-nya Jogja. Pak Bejo dan Pak Slamet pun mengendarai motor melalui gang-gang sempit di daerah perkotaan Jogja. Beberapa orang menatap pada Pak Bejo dan Pak Slamet yang terlihat sedang membonceng akhwat-akhwat bercadar. Bagi penduduk sekitar Pasar Kembang, kehadiran akhwat-akhwat berpakaian syar’i seperti itu sangatlah langka.
Pak Slamet : Ren.. koyo biasane yo.. Ki tak bayar 150ewu.. Tekan esuk ojo ono sing ngganggu.. (Ren.. Kayak biasanya ya.. Nih tak bayar 150 ribu.. Sampe pagi jangan ada yang ganggu..) kata Pak Slamet sambil memberikan uang 150ribu ke Rendi, resepsionis hotel kelas melati di daerah Pasar Kembang.
Rendi : Siap pak boss!! Ini kuncinya.. gak biasane sendirian?? Pak Bejo dimana pak??
Pak Slamet : Langsung lewat mburi.. Meh njajal produk anyar jhe.. (Langsung lewat belakang.. Mau cobain produk baru soalnya..) kata Pak Slamet seraya mengambil kunci kamar pesanannya.
Rendi : Wahh.. Boleh juga.. boleh icip pak?? Hahah..
Pak Slamet : Hem?? Meh njajal?? Wani piro?? Wakakak.. Wes yo.. Jo lali.. Ojo ono sing ngganggu tekan esuk.. (Hem?? Mau nyoba?? Brani brapa?? Wakakak.. Dah ya.. Jangan lupa.. Jangan ada yang ganggu sampai pagi..)
Rendi : Siap pak boss!!
Ukhti Della : MashaaAllah.. Jadi gitu pak ceritanya?? Ahahah.. Gimana yaa?? Mau ketawa tapi takut dosa juga.. kata Ukhti Della yang terhibur dengan cerita lucu nyeleneh Pak Bejo.
Ukhti Nadia : Awas lho Ukh.. Ntar kena karmanya kalo ketawa.. timpal Ukhti Nadia yang juga sedikit menahan tawa.
Meski seorang tukang parkir dan banyak orang menilainya seperti orang jalanan, namun Pak Bejo memiliki selera humor yang cukup bagus dan juga ramah. Sembari menanti Pak Slamet, Ukhti Nadia, Ukhti Della, dan Pak Bejo bersenda gurau di kursi panjang di depan kamar pesanan Pak Slamet. Ukhti Della dengan setelan syar’i serba hitam dan cadar Yaman long rempelnya tetap menampakkan kesan syar’i-elegan meski di balik pakaian itu menyimpan hasrat bercintaual yang tinggi. Ukhti Nadia pun tetap duduk santai layaknya akhwat pada umumnya sembari memberi tahu Ukhti Hafshah kalau ia akan menginap di kontrakan Ukhti Della.
Tung.. Tung.. Suara notifikasi WA di HP Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Hem? Yaaah.. Sepi deh malam ni.. keluh Ukhti Hafshah sambil membaca pesan WA dari Ukhti Nadia.
Akhi Farid : Sepi kenapa sayang?? Tanya Akhi Farid sambil menikmati siomay.
Ukhti Hafshah : Ini si Nadia.. katanya malam ini mau nginap di kontrakan Ukhti Della..
Akhi Farid : Ukhti Della?? Siapa tuh?? Ukhti Della ketua LDK Masjid Kampus kah??
Ukhti Hafshah : He’emh.. Ga biasanya lhoh Nadia nginep-nginep.. jawab Ukhti Hafshah sambil membalas pesan Ukhti Nadia.
Akhi Farid : Lhooh kan malah pas tuh sayang..
Ukhti Hafshah : Pas gimana maksudnya mas..?? Tanya Ukhti Hafshah.
Akhi Farid : Pas banget buat.. N.. G.. E.. N.. T.. O.. T.. bisik Akhi Farid di telinga Ukhti Hafshah yang tertutup jilbab coklat tua dan cadar hitam.
Ukhti Hafshah : iihh.. Mas Farid apaan sih.. Tauk ajah yang Hafshah pikirin lhoo.. hihih..
Akhi Farid : Weee.. Nakal yaa.. Udah ketagihan yaa sayang?? Goda Akhi Farid.
Ukhti Hafshah : Bangeth mas.. hihih.. Yuk kelarin maemnya..
Ukhti Hafshah dan Akhi Farid cepat-cepat menyelesaikan makan malam mereka untuk segera melaksanakan rutinitas harian baru keduanya yang lain, yaitu menggenjot.
Ukhti Della : Chat siapa ukh?? Tanya Ukhti Della yang sedang berglendotan di lengan gempal Pak Bejo.
Ukhti Nadia : Ini ukh.. Ngabarin temen kontrakan kalo ana malem ini nginep di kontrakan Ukhti Della gitu.. hihihi..
Ukhti Della : Eehh.. Ehh.. kok ana yang jadi tumbal?? Padahal mau ena-ena ampe subuh ya ukh..?? Ahaha.. jawab Ukhti Della menggoda Ukhti Nadia.
Ukhti Nadia : Hihihi.. Gapapa kan ya sekali-sekali bo’ong?? Iya kan Pak Bejo..?? Tanya Ukhti Nadia manja ke Pak Bejo.
Pak Bejo : Hahah.. Yo wajib iku.. Ngapusi nggo perkoro ena-ena ki wajib.. (Hahah.. Ya wajib itu.. Bohong buat perkara ena-ena tuh wajib) kata Pak Bejo dengan nada bercanda.
Pak Slamet : Sorry ya.. Gawe lonthe-lonthe ku nunggu.. Yok, ki aku wes gowo kuncine.. (Sorry ya.. Buat lonthe-lonthe ku nunggu.. Yok, nih aku dah bawa kuncinya..) kata Pak Slamet sembari membuka pintu kamar mereka.
Kamar yang Pak Slamet dan Pak Bejo biasa pesan berada di ujung belakang dari penginapan dan hanya terdapat 3 kamar saja. Memang biasanya kamar-kamar itu digunakan untuk pelayanan bercinta para kupu-kupu malam di Jogja.
Ukhti Nadia : Waah.. Lumayan luas juga yaah.. kata Ukhti Nadia sambil meletakkan tasnya.
Ukhti Della : Iyaah.. Biarpun kelas melati, tapi lumayan juga nih Pak Slamet.. Puji Ukhti Della pada pilihan kamar Pak Slamet.
Pak Slamet : Ngono ya? Mbak Della bungah?? Ehh.. dudu Della ding tapi lonthe.. hahah.. (Gitu ya?? Mbak Della senang?? Ehh.. bukan Della sih tapi lonthe.. hahah..) ujar Pak Slamet sambil mendekap pinggang Ukhti Della dari belakang.
Ukhti Della : Aaahh.. Tuankuhh.. Lonte ini pasrah tuanh.. Asalkan tuan puas, itu kebahagiaan lonte inihh.. jawab Ukhti Della sersya merangkul leher Pak Slamet dan berglendot manja.
Pak Bejo : Nek lonthe Nadia, pengen e opo jal?? (Kalo lonthe Nadia pengennya apa coba??) Tanya Pak Bejo yang memegangi pinggul Ukhti Nadia dari belakang.
Ukhti Nadia : Apaa yaah tuan?? Pengennya..?? Semaleman di entot Tuan.. goda Ukhti Nadia sambil menoleh ke arah Pak Bejo.
Mendengar jawaban kedua akhwat bercadar itu, Pak Bejo dan Pak Slamet pun tersenyum sambil tangan Pak Slamet tetap merangkul pinggang Ukhti Della, sementara Pak Bejo masih memegang pinggul Ukhti Nadia. Ukhti Della pun kembali memulai aksinya dengan melepas abayanya hingga hanya tersisa cadar dan jilbab serta manset dan kaos kaki selutut. Begitu pula Ukhti Nadia yang sudah memamerkan kemulusan tubuh putihnya di hadapan Pak Bejo yang jelalatan memandangi tubuh sang aktifis Dakwah Kampus.
Pak Bejo : Jal di L cadare ya.. Aku pengen ndelok lontheku asline koyo piye.. (Coba di copot cadarnya ya.. Aku pengen lihat lontheku aslinya kayak gimana..) kata pak Bejo yang perlahan melepas cadar tali Ukhti Nadia.
Mata Pak Bejo pun terkejut melihat cantik dan kenikmatansnya Ukhti Nadia yang jauh berbeda dari istrinya. Mata lentik, hidung agak mancung, bibir tipis kemerahan, serta lesung pipi yang menghiasi wajahnya tiap kali ia tersenyum, sungguh membuat Pak Bejo terkesima.
Ukhti Nadia : Kenapa tuanh?? Kok melongo ajah?? Goda Ukhti Nadia yang menempelkan tubuhnya sambil menatap genit Pak Bejo.
Pak Bejo yang sudah bernafsu langsung mencengkram bokong bulat Ukhti Nadia dan dengan ganas melumat bibir Ukhti Nadia. Mendapat serangan mendadak, Ukhti Nadia agak kewalahan meladeni liarnya pagutan Pak Bejo, sementara Ukhti Della dan Pak Slamet sudah bergumul di atas ranjang. Kecantikan wajah Ukhti Della nampak begitu kontras dengan wajah Pak Slamet yang hitam dan berkumis tebal. Ukhti Nadia masih tak percaya kalau ternyata Ukhti Della memiliki wajah cantik layaknya selebgram. Kulit putih mulus Ukhti Della tampak bercahaya di bawah sinar lampu kamar yang begitu terang. Seperti halnya Zebra-cross, Pak Slamet yang berkulit hitam sementara Ukhti Della yang terlentang berkulit putih bersih tanpa cela. Nampak Ukhti Della tengah mengadu mulutnya melawan pagutan ganas Pak Slamet. Tak lama berselang, Ukhti Nadia dan Pak Bejo pun menyusul bergumul di ranjang.
Ronde kedua pun dimulai dengan kedua tukang Masjid Kampus itu mencupangi dan menjilati setiap detil bagian tubuh Ukhti Della dan Ukhti Nadia. Kedua akhwat cantik itu hanya bisa melenguh dan mendesah menikmati datangnya birahi yang diberikan oleh lidah Pak Bejo dan Pak Slamet. Orgasme Ukhti Nadia dan Ukhti Della terjadi saat Pak Bejo dan Pak Slamet melahap serambi lempit keduanya dibantu dengan sodokan cepat jemari kasar tukang parkir dan kebun itu mengobok-obok anus mereka.
AHH!! AHH!! SHH.. TUANNHH..!! OOOUUNNGGHHHHH..!!!
SEERRR.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Pak Bejo dan Pak Slamet yang sudah begitu haus segera meminum habis cairan surgawi Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang mengucur deras. Puas dengan minuman segar dari serambi lempit lezat para akhwat aktifis LDK, kini Ukhti Della dan Ukhti Nadia di posisikan terlentang dengan kepala mereka menggantung di pinggir ranjang. rudal kekar kedua tukang itu segera melesak jauh menyusuri kerongkongan Ukhti Della dan Ukhti Nadia hingga ke pangkalnya. Genjotan perlahan namun mantab dilancarkan Pak Bejo dan Pak Slamet seraya kedua tangan kasar tukang parkir dan kebun Masjid Kampus itu menggenggam leher Ukhti Della dan Ukhti Nadia untuk dijadikan tumpuan. Tangan mulus Ukhti Della dan Ukhti Nadia tak bisa diam dan sibuk meremas toket serta mencolok-colok serambi lempit mereka sendiri. Semakin lama semakin cepat dan intens facefuck yang di lancarkan Pak Bejo dan Pak Slamet sehingga menghantarkan Ukhti Della dan Ukhti Nadia kembali klimaks, membanjiri bantal dengan cairan surgawi.
Pesta bercinta keempat insan manusia itu terus berlanjut selama kurang lebih 2 jam. Obat kuat yang diminum Pak Bejo dan Pak Slamet membuat keduanya begitu perkasa dalam membombardir seluruh liang kenikmatan milik kedua akhwat bercadar cantik itu. Lebih dari 30 kali Ukhti Della dan Ukhti Nadia menyemburkan cairan surgawinya karena genjotan cepat dan kuat Pak Bejo dan Pak Slamet di mulut, serambi lempit, dan anus mereka. Hampir semua gaya bercinta mereka lakukan dari doggy, WOT, reverse Cow-Girl, Rear Admiral, Missionary, Deep Thrust, dll. Malam itu benar-benar mengubah Ukhti Nadia dan Ukhti Della menjadi akhwat pemuja bercinta yang sesungguhnya. Mereka tak segan-segan lagi meluapkan seluruh sisi binalnya, bahkan meracau bebas layaknya aktris-aktris porno di video porno yang menjadi kiblat bercinta keduanya. Ranjang kamar tempat keempatnya menikmati zina berjama’ah pun berdecit keras menahan derasnya gelombang hantaman pinggul Pak Bejo dan Pak Slamet yang melepaskan seluruh nafsunya malam itu. Wajah cantik putih Ukhti Della dan Ukhti Nadia terlihat sayu setelaha bertahan hingga jam 11 malam melayani liarnya syahwat Pak Bejo dan Pak Slamet yang sudah didongkrak oleh obat kuat. Kedua tukang Masjid Kampus itu mengalami 2 kali klimaks, yang pertama terjadi sekitar jam 10an malam dan mereka tumpahkan untuk melegakan kerongkongan Ukhti Della dan Ukhti Nadia. Sementara yang terakhir terjadi saat penutupan ronde kedua yang memenuhi anus Ukhti Nadia dan Ukhti Della dengan sperma kental hangat mereka.
Ukhti Della : Sssh.. Aaahh.. Sinih ukhhh.. Aaakk.. pinta Ukhti Della yang sudah tiduran terlentang menanti Ukhti Nadia mengucurkan sperma dari anusnya.
Ukhti Nadia : Mhhh.. Shhh.. Inih ukhh.. Nngghh..
Crrrtt.. Crrtt.. Crrrtt..
Ukhti Della menenggak nikmat setiap tetes sperma kental yang bercampur lendir anus Ukhti Nadia tanpa sisa, bahkan ia melesakkan jemarinya di anus Ukhti Nadia yang tengah jongkok di atas wajahnya, menggaruk-garuk memastikan tak ada sisa sedikit pun.
Ukhti Della : Hemffhh.. Sluurrpp.. Nyaamm.. Lezatnyaahh.. kata Ukhti Della seraya menjilati jemarinya yang baru saja keluar dari anus Ukhti Nadia.
Ukhti Nadia : Aaahh.. Shhh.. Mau dong ukhh.. Gantiann.. renggek Ukhti Nadia yang segera terlentang dan membuka mulutnya.
Kini berganti Ukhti Della yang jongkok di atas wajah cantik Ukhti Nadia dan dengan bantuan kedua tangannya ia menguak lebar liang bo’olnya yang berwarna pink.
Crrrtt.. Crrrtt.. Crrtt..
Suara becek anus Ukhti Della saat mengeluarkan sperma terdengar erotis. Ukhti Nadia yang sudah menanti, dengan penuh nikmat mengulum sperma kental yang mengalir keluar. Tak hanya itu, ia bahkan menarik bokong Ukhti Della hingga menduduki mulutnya yang membuat lidah Ukhti Nadia dengan mudah melesak masuk mengais-ngais sisa-sisa sperma di liang bo’ol akhwat Manado itu. Puas dengan lezatnya sperma kental Pak Bejo dan Pak Slamet, kini berganti rudal panjang kekar kedua tukang itu yang menjadi pemuas nafsu mulut kenikmatans akhwat-akhwat LDK. Begitu lahap kedua aktifis itu membersihkan rudal berbulu lebat pak Bejo dan Pak Slamet hingga kesat.
Pak Bejo : Sshh.. Waahh.. Mbak Della kok manteb tenan jhe?? Nuwun ya.. Aku puas banget bengi iki.. (Shh.. Waahh.. Mbak Della kok manteb banget sih?? Makasih ya.. Aku puas banget malam ni..) kata Pak Bejo sambil membelai kepala Ukhti Della yang berbalut jilbab hitam dan mengulum rudalnya.
Ukhti Della : Mffhh.. Mchh.. Mchh.. Mffuahh.. Iyaah Pak Bejo.. Sama-sama.. Makasih juga udah puasin Della.. Dikasih sperma lezat jugaahh.. Aaahh.. jawab Ukhti Della yang tiduran miring ke kiri berbantalkan perut buncit pak Bejo.
Disisi lain Ukhti Nadia sudah terlelap sambil mendekap paha Pak Slamet. Ukhti Nadia dan Ukhti Della merasakan linu di selakangan mereka setelah digenjot berjam-jam oleh Pak Bejo dan Pak Slamet. Namun bukan sesal dan sedih yang mereka rasakan, justru keduanya begitu puas dan bahagia karena bisa merasakan kenikmatan rudal kekar lelaki mengobok-obok kesucian mereka dengan bebas tanpa perlu khawatir akan diketahui orang lain.
Allahuakbar.. Allahuakbar..
Suara adzan Subuh mulai bersahutan di langit fajar Jogja. Lantunan kebesaran Allah membangunkan setiap insan yang memiliki keimanan di dalam hatinya. Tak terkecuali Ukhti Nadia dan Ukhti Della yang juga terbangun karena lantunan suara adzan.
Ukhti Della : Pagi ukh.. Mmhh.. Udah subuh ternyata.. kata Ukhti Della yang duduk bugil di pinggir sofa sambil merapikan jilbabnya.
Ukhti Nadia : Iya nih ukh.. Aaahh.. Pules banget boboknya.. Abisnya semalem capek banget sih.. hihihih.. jawab Ukhti Nadia yang sedang mengaca membenahi jilbabnya.
Ukhti Della : Capek ukh? Tapi seneng kan?? Kata Ukhti Della yang berdiri di sisi kanan Ukhti Nadia seraya meremas gemas bokong rekannya itu.
Ukhti Nadia : Hihihi.. Iya dong ukh.. Ukhti Della juga kan? Kayaknya semalam lepas banget loh teriaknya.. balas Ukhti Nadia sambil mencubit toket Ukhti Della.
Ukhti Della : Awwwhh.. Hihihih.. Iya bangeet.. Uhh.. bersyukur banget ana bisa ngrasain kenikmatan rudal ikhwan dari sekarang.. Ehh.. Mandi yuk ukh.. trus sholat.. ajak Ukhti Della.
Ukhti Nadia : Yuk ahh..
Sekitar 20 menit lamanya kedua akhwat itu mandi sembari saling bercanda. Ukhti Nadia belum lama ini mengenal Ukhti Della. Mereka bertemu hanya saat ada kajian saja, tapi kini dunia zina baru saja menyatukan keduanya sehingga wajar kalau Ukhti Nadia dan Ukhti Della pun meluangkan waktu lebih untuk bercengkrama.
Ukhti Della : Waduh ukh.. Lupa.. Kan pakaian kita kena najis semua.. Gimana mau sholat?? Tanya Ukhti Della sambil melilitkan handuk yang hanya mampu menutupi toket hingga setengah paha.
Ukhti Nadia : Ahh.. Coba tanya ke Pak Bejo sama Pak Slamet.. Siapa tau bisa dicarikan.. jawab Ukhti Nadia yang juga sedang mengenakan handuk.
Keduanya pun bergegas kembali ke ruang utama kamar tempat Pak Bejo dan Pak Slamet masih terlelap tidur.
Ukhti Della : Pakk.. Pak.. Pak Bejo bangun pak.. kata Ukhti Della sambil menggoyang-goyangkan badan Pak Bejo.
Pak Bejo : Hoahmm.. Hemm? Hem?? Sopo?? Tanya Pak Bejo yang bangun terduduk sembari mengumpulkan kesadarannya.
Ukhti Della : Ini ana pak.. Della.. kita kan mau sholat, bisa tolong carikan 2 mukena pak?? Pinta Ukhti Della.
Pak Bejo : Heemm?? Owalaahh.. Mbak Della to?? Lha ra nganggo jilbab marai pangling ayu ne kuwi lhoo.. haha.. sek tak nggugah Pak Slamet.. (Heem?? Owalah.. Mbak Della toh?? Yaa ga pakr jilbab bikin lupa itu cantiknya lhoo.. haha.. bentar tak bangunin Pak Slamet..)
Tak lama Pak Slamet pun bangun setelah dibangunkan Pak Bejo. Pak Slamet sama terkejutnya saat melihat kecantikan Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang tanpa jilbab dan hanya mengenakan handuk saja. Tak lama berselang, Pak Bejo dan Pak Slamet pun kembali ke kamar dengan membawa 2 buah mukena sementara Pak Slamet dan Pak Bejo hanya mengenakan celana jeans dan kaos singlet saja.
Ukhti Della : Makasih pak.. Yuk ukh.. sholat dulu..
Ukhti Della dan Ukhti Nadia langsung melepas handuk mereka tanpa ragu sehingga keindahan tubuh mereka pun menjadi santapan mata Pak Slamet dan Pak Bejo. Meski keduanya memiliki tinggi tubuh yang hampir sama, namun ada perbedaan. Ukhti Nadia memiliki tubuh langsing berkulit putih jawa dengan garis tubuh yang biasa, dihiasi toket bulat 36D dengan puting kecoklatan, bokong yang bulat padat, selakangan rata mulus tanpa bulu, dan disempurnakan dengan kaki yang jenjang. Sementara Ukhti Della berkulit putih layaknya orang korea atau jepang dengan garis tubuh yang meliuk indah, dihias toket 36E berputing pink muda, bokong bulat padat berisi, gundukan selakangan yang putih mulus tanpa bulu, pinggul yang lebar, dan berkaki putih jenjang mulus tanpa cela.
Pak Bejo : Eehh.. Mbak e.. Nek sholat e nganggo krudung mukena tok wae piye?? (Eehh.. Mbaknya.. Kalo sholatnya pake kerudung mukena doang gimana??) Tanya Pak Bejo saat Ukhti Nadia dan Ukhti Della baru memakai atasan mukena mereka.
Ukhti Della : Yaa ngak bolehlah pak.. Kan aurat keliatan.. Jawab Ukhti Della.
Pak Slamet : Iyo Jo.. Pekok banget to kowe ki.. Ngono wae ra ngerti.. (Iya Jo.. Bodo banget sih kamu tuh.. Gitu aja gak ngerti..)
Pak Bejo : Dudu kuwi Met.. Njajal nek sholat karo di kenthu.. Durung tau to mbak?? Koyone asik.. hahah.. (Bukan gitu Met.. Coba kalo sholat trus di entot.. Belum pernah kan mbak?? Kayaknya asik.. hahah..) kata Pak Bejo.
Ukhti Della : Heeh?? Sholat sambil dikenthu?? Mmm.. bentar.. Boleh juga sih pak.. Hihihi.. Kayaknya seru juga.. Jawab Ukhti Della antusias.
Ukhti Nadia : Ehh ukh.. Tapi kan dosa itu.. Masa sholat di entot sih..?? Tegur Ukhti Nadia.
Ukhti Della : Hem..?? Emang dari semalem kita ga buat dosa ukh..?? Tohh tambah dikit apa bedanya coba?? Emang ukhti ga penasaran?? Tanya Ukhti Della dengan nada membujuk.
Ukhti Nadia : Umm.. Iya juga sih.. Mmm.. Yaudah deh.. Udah basah kenapa ga sekalian nyebur ajah.. hihihi..
Akhirnya Ukhti Della dan Ukhti Nadia pun setuju untuk melakukannya. Tapi Pak Slamet dan Pak Bejo memberi syarat kalau selama sholat semua bacaan doa-doa dalam sholat harus dibaca keras (jahr). Ukhti Della dan Ukhti Nadia pun setuju karena Pak Bejo dan Pak Slamet beralasan kalau ingin sekalian belajar bacaan sholat.
Saat sholat sudah dimulai, kedua tukang itu melancarkan aksinya dengan mencumbui tunuh Ukhti Nadia dan Ukhti Della. Ukhti Della yang memiliki hafalan lebih banyak pun memilih surat An-Naba’ di rakaat pertama. Bacaan Ukhti Della dan Ukhti Nadia pun mulai bercampur desahan saat Pak Bejo dan Pak Slamet menggarap kedua gunung kembar mereka. Permainan lidah Pak Bejo dan Pak Slamet membuat birahi dalam tubuh kedua aktifis Dakwah Islam Kampus itu mengalir deras. Darah mereka berdesir cepat menikmati kuluman liar tukang parkir dan kebun Masjid Kampus itu di puting mereka. Sensasi sholat sembari dijamah oleh lidah-lidah lihai Pak Bejo dan Pak Slamet merupakan hal baru dan sangat mendebarkan bagi Ukhti Nadia dan Ukhti Della. Kontan saja Ukhti Della dan Ukhti Nadia tak mampu bertahan lama, terlebih lagi kini tak hanya lidah saja, tapi dua jari Pak Bejo dan Pak Slamet sudah mengobok-obok liang surgawi mereka.
Ukhti Della dan Ukhti Nadia : AHH.. WAAHH.. SUYYIROTILHH.. JIBALUFAKANATHH.. SAROBAAAHHNNGGHHH..!!
SEEERRRR.. SEEERR.. SEEEEERRRRRR..
Dengan sigap Pak Bejo dan Pak Slamet mencabut jemarinya dan menyingkir saat kedua paha Ukhti Nadia dan Ukhti Della bergetar hebat. serambi lempit keduanya menggembung dan menyemburkan cairan surgawi membanjiri tempat sujud keduanya. Mata Ukhti Della dan Ukhti Nadia terpejam merasakan nikmat orgasme, sementara mulut mereka masih melanjutkan membaca surat An-Naba’ yang bercampur dengan desahan. Tubuh mulus kedua aktifis dakwah tersebut masih mengejang saat Pak Bejo dan Pak Slamet kembali jongkok di hadapan selakangan Ukhti Della dan Ukhti Nadia.
Sesaat sebelum ruku’, tepat setelah mencapai ayat terakhir surat An-Naba’, serambi lempit Ukhti Nadia dan Ukhti Della kembali memuntahkan cairan hangatnya. Keduanya kemudian ruku’ sementara tubuh mereka masih mengejang. Saat Ukhti Della dan Ukhti Nadia mulai membaca do’a ruku’, Pak Slamet dan Pak Bejo malah menyumpalkan rudal mereka dan menggenjot mulut suci kedua akhwat cantik itu layaknya serambi lempit. Bukannya suara lantunan do’a, tapi justru decak becek yang keluar dari mulut Ukhti Della dan Ukhti Nadia karena kuatnya sodokan rudal menghantam pangkal tenggorokan mereka. Mata Ukhti Della dan Ukhti Nadia mendelik ke atas dengan lidah menjulur serta air liur kental keduanya menetes deras menikmati sensasi ruku’ dengan facefuck.
Ukhti Nadia dan Ukhti Della : OCKK!! OCKK!! MFUAAHH.. SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH.. SSHH.. ROBBANA WA LAKAL HAMDUUH.. ucap Ukhti Nadia dan Ukhti Della ketika i’tidal.
Pak Slamet : Nah saiki sujud! Ojo lali dongane sing banter karo kuwi resiki tegel sing keno uyuhmu..!! (Nah sekarang sujud!! Jangan lupa do’anya yang keras sama itu bersihin lantai yang kena kencingmu..!!) Perintah Pak Slamet sambil menampar bokong Ukhti Della.
Ukhti Della : Aaahh.. Allaahu akbarrhh.. srruppt.. Subhana.. Srrupptt.. Robbiyal.. A’laa.. Mmfhh.. Srruppt.. WabihamDIIHHHHH..!! AAAHH!! SSHH.. AHHH!! SUBHANAAHH!! AAHHH..!!!
Sesaat setelah Ukhti Della dan Ukhti Nadia sujud, keduanya pun dengan perlahan menjilati cairan orgasme mereka sendiri. Bacaan do’a sujud yang berpadu dengan jilatan becek keduanya semakin terdengar menggairahkan saat tiba-tiba Ukhti Della dan Ukhti Nadia mendesah keras merasakan serambi lempitnya ditembus rudal Pak Bejo dan Pak Slamet.
PLOK! PLOK!! PLOKK!! Kedua tukang itu dengan kekuatan penuh menggempur bokong putih Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang sedang nungging karena sujud. Tak hanya bagi Ukhti Della dan Ukhti Nadia, pengalaman menggenjot dengan akhwat bercadar saat sholat seperti ini pun juga pengalaman pertama bagi Pak Bejo dan Pak Slamet.
Pak Bejo : Woohh.. Enak banget Mett.. Bokong lonthe cadar pancen rak ono tunggale!! Po meneh karo sholat ngene.. ahahah.. Josss!!! (Woohh.. Enak banget Mett.. Bokong lonthe cadar emang gak ada duanya!! Apalagi pas sholat gini.. ahahah.. Joss!!) Kata Pak Bejo yang menyodok cepat liang surgawi Ukhti Nadia seperti orang kesetanan.
Kedua tubuh putih mulus akhwat aktifis LDK itu berguncang hebat menahan hantaman kuat para lelaki hidung belang yang tengah menikmati kesucian tubuh mereka. Tubuh mulus Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang seharusnya selalu mereka tutup rapat agar tak sembarang mata ikhwan bisa melihatnya, justru kini malah mereka gratiskan pada tukang parkir dan kebun Masjid Kampus yang notabene sudah beristri. Kuat dan kencangnya hantaman rudal perkasa Pak Slamet dan Pak Bejo menghantam pintu rahim ditambah sensasi menggenjot saat sholat semakin membuat kedua akhwat bercadar itu kelojotan merasakan luapan kenikmatan.
Ukhti Nadia dan Ukhti Della : ALLLAAHHUU.. AKBAARRHHHHHHH..!!!
SEEERRRR.. SEERRR.. SEEERRR..
Bersamaan dengan Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang kini duduk diantara dua sujud di atas pangkuan Pak Bejo dan Pak Slamet, serambi lempit becek mereka pun akhirnya menyerah dan kembali menyemburkan cairan surgawi membasahi paha dan lantai yang baru saja keduanya jilati. Kedua tangan Ukhti Della dan Ukhti Nadia meremas kuat paha mereka sendiri yang dapat ditekuk berlutut di samping kiri-kanan kaki Pak Slamet dan Pak Bejo. Tubuh keduanya menggelinjang hebat dibarengi dengan lenguhan panjang melepas orgasme yang memuncak.
Sinar matahari yang semakin meninggi membuat Pak Slamet dan Pak Bejo tak mau membuang-buang waktu hingga tak membiarkan kedua aktifis LDK itu untuk menghela nafas. Saat kembali sujud, bokong putih mulus Ukhti Della dan Ukhti Nadia menjadi samsak untuk pinggul Pak Bejo dan Pak Slamet yang menggempur tanpa henti dengan posisi Rear-Admiral. Desahan, racauan, rintihan, yang bercampur dengan lantunan do’a dalam sholat justru membakar libido keempat manusia pemuja nafsu syahwat itu.
Ukhti Nadia dan Ukhti Della : SUBHAAAKK..!! AHH!! AHH!! NA..HHHH..!! ROBBIIIAALHHHH..!! AHH.. OHH!! OHHH!! ‘ADZIMIIIHHH..!!!! SSHH.. AHH!! AHH!! WABIHAMDIIHHHHH..!! OHHH!! AHH!! Ngocoks.com
Di rakaat kedua, kenikmatan yang dirasakan Ukhti Della dan Ukhti Nadia bertambah karena kini anus keduanya yang menjadi sasaran sodokan mantab Pak Bejo dan Pak Slamet. Mata Ukhti Della dan Ukhti Nadia merem melek menikmati rudal kekar berurat kedua tukang itu mengobok-obok liang bo’ol mereka. Kedua tangan Ukhti Della dan Ukhti Nadia yan seharusnya bertumpu pada lutut, justru ditarik ke belakang dan dijadikan pegangan untuk Pak Bejo dan Pak Slamet menghajar bokong putih mulus para aktifis LDK bercadar itu yang mulai kemerahan.
Keindahan pemandangan di kamar itu makin memanjakan bagi setiap penikmat bercinta dengan akhwat bercadar karena goyangan kencang toket jumbo kedua akhwat. Ukhti Nadia dan Ukhti Della yang biasanya hanya memerlukan waktu sekitar 5menit saja untuk 2 rakaat sholat subuh, tapi pagi itu mereka harus menambah waktu selama sekitar 20menitan untuk sholat subuh. Apalagi di rakaat kedua dimana anal menjadi fokus utama yang juga diidam-idamkan para lelaki untuk bisa meng-anal akhwat bercadar, semakin membuat Pak Slamet dan Pak Bejo tak mau cepat-cepat untuk mengakhirinya. Entah sudah berapa kali Ukhti Nadia dan Ukhti Della orgasme dalam 2 rakaat sholat subuh mereka hari itu. Lantai kamar tempat keduanya sholat pun becek oleh cairan hangat khas orgasme akhwat. Mukena mereka pun tampak kusut dan basah oleh peluh zina.
Ukhti Nadia dan Ukhti Della : ATTAHIYYATULILLAHHKK… OCKK!! OCKK!! MFHH!! MFFHH!! WASSHOLAWATUWATHH.. TOYYIBAAHHKKK.. OCKK!! OCKK!! MMHH!! OCKK..!!
Pak Bejo : Wohoho.. kapan meneh isoh kenthu karo mbak-mbak cadaran pas sholat ngene Met??! Iki malah wes tahiyat isoh karo ngemut barang cok!! Mantab!! (Wohoho.. Kapan lagi bisa menggenjot sama mbak-mbak cadaran waktu sholat gini Met!? Ini malah udah tahiyyat bisa sama ngemut juga cok!! Mantab!!) ujar Pak Bejo yang menggenjot mulut Ukhti Nadia dengan agak menekuk kakinya karena posisi Ukhti Nadia yang sedang duduk tahiyyat akhir.
Pak Slamet : Iyo Jo.. Pancen jebul sing cadaran ki luwih enak tur luwih edan nek perkoro kenthu!! Bayangno wae nek isoh kawin karo konco-koncone mbak Della barang.. Fuuhh.. Wes ra kober bali ngomah Jo! Ahahah.. (Iya Jo.. Memang ternyata yang cadaran tuh lebih enak tapi juga lebih gila kalo urusan menggenjot!! Bayangin aja kalo bisa menggenjot sama temen-temennya mbak Della juga.. Fuuhh.. Dah gak sempet pulang ke rumah Jo! Ahahah..) timpal pak Slamet yang sedang sibuk menyodok kerongkongan Ukhti Della yang tersenyum mendengar celetukan pak Slamet soal fantasinya dengan rekan LDKnya.
Sesi wirid setelah sholat pun tak dilewatkan oleh buasnya syahwat kedua lelaki beristri itu dengan meminta Ukhti Della dan Ukhti Nadia untuk terlentang sementara serambi lempit mereka kembali digagahi oleh rudal 18cm dan 20cm Pak Bejo dan Pak Slamet. Lantunan dzikir dan wirid para pendakwah di kalangan akhwat kampus itu bukannya mendekatkan keduanya pada surga, justru malah membuka jalur cepat ke murka Sang Pencipta. Bukannya Ukhti Della dan Ukhti Nadia tak mengetahui ilmu tentang ancaman dosa atas apa yang keduanya lakukan, tapi kenikmatan zina yang memang tak bisa mereka tolak lebih mendominasi keimanan para akhwat cantik bercadar itu. Pak Slamet dan Pak Bejo yang disuguhi tarian indah toket jumbo kenyal semakin bersemangat saat melihat raut wajah dan racauan Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang sudah tenggelam dalam nikmatnya bercinta.
Puncak pertunjukan blasphemy pagi itu pun ditutup dengan ejakulasi pak Slamet dan Pak Bejo yang memenuhi mulut Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang duduk bersimpuh sembari kedua tangan mereka menengadah layaknya orang sedang berdo’a.
Ukhti Della : Aaahhh.. Mmffhh.. Srrupp.. Glekk.. Glekk.. Ahhh.. terimakasih tuan untuk minuman lezatnyaah.. kata Ukhti Della yang kemudian menjilati rudal Pak Slamet sesaat setelah menenggak setiap tetes sperma kental tukang kebun Masjid Kampus itu.
Ukhti Nadia : Alhamdulillah.. Mmhh.. Aaamminnn.. Glekk.. Glekk.. Mmhh.. Lezaatnyahh.. aahhh.. Syukron Tuannhh.. Udah buat lonte inih puas dan kenyangg.. ucap Ukhti Nadia yang tampak senang ketika diminta untuk mengulum rudal berurat dan mengkilap Pak Bejo.
Sekitar jam 6.00 keempatnya pun check-out dari penginapan. Ukhti Nadia dan Ukhti Della pun kembali mengenakan setelan syar’i mereka setelah sebelumnya mandi junub untuk yang kedua kalinya pagi itu. Setelah mengunci pintu kamar, Pak Slamet pun jalan lebih dulu diikuti pak Bejo, Ukhti Della dan Ukhti Nadia di belakangnya.
Pak Slamet : Iki Ren.. Wes rampung.. Sip lah.. Nuwun yaa.. (Nih Ren.. Dah selesai.. Sip lah.. Makasih yaa..) kata pak Slamet sambil memberikan kunci kamar ke Rendi yang masih sibuk dengan HP nya.
Rendi : Ohh iya.. sama-sama pak.. Ehh.. ituu.. beneran sama itu pak semalam?? Tanya Rendi yang terkejut setelah melihat ada 2 akhwat bercadar di samping Pak Bejo.
Pak Slamet : Ahahah.. iyo lah.. kan wes tak omongi nek meh njajal produk anyar.. (ahahah.. Iya domg.. Kan dah aku bilang kalo mau cobain produk baru..) jawab Pak Slamet.
Rendi : Waahh.. Wahhh.. Joss tenan pak.. Bisa lah yaa ntar kontak-kontakan kalau aku juga mau cobain..?? Kata Rendi yang juga penasaran dengan rasa serambi lempit akhwat bercadar.
Pak Slamet : Ssst.. Ojo banter-banter.. Gampang lah kuwi.. sik penting wani le mbayar wae awakmu.. Sak jane aku yo duwe kenalan wong-wong sing gelem bayar larang mung nggo isoh turu bareng mbak-mbak cadaran 1 jam ngono.. jutaan.. piye? Apik ra bisnis ngono?? (Ssst.. Jangan keras-keras.. Gampang lah itu.. Yang penting brani bayar berapa kamu.. Sebenarnya aku juga punya kenalan orang-orang yang mau bayar mahal Cuma buat tidur sama mbak-mbak cadaran 1 jam gitu.. jutaan.. gimana?? Bagus ga bisnis ginian??) Bisik Pak Slamet pad Rendi.
Pak Bejo : Met!! Ayok.. ngopo e kesuwen!? Ndang!! (Met!! Ayok.. ngapain kelamaan!? Buruan!!) Tegur Pak Bejo yang sudah ada di pintu depan penginapan.
Pak Slamet : Oke!! Sek dilit.. Yowes, ngono wae Ren.. hahah.. ngko tak kabari meneh.. (Oke!! Bentar tunggu.. Yaudah, gitu aja Ren.. hahaha.. Ntar aku kabarin lagi..) kata Pak Slamet sambil meninggalkan Rendi yang sudah antusias dengan kata-kata Pak Slamet.
Pak Slamet dan Pak Bejo pun mengantarkan Ukhti Della dan Ukhti Nadia kembali ke maskam tapi dengan motoran masing-masing. Ini ditujukan supaya tidak terjadi hal-hal yang bisa menyebabkan perselingkuhan diantara mereka diketahui orang lain. Ukhti Della dan Ukhti Nadia pun berpamitan dengan Pak Slamet dan Pak Bejo setelah memberikan mereka malam yang begitu indah. Namun bagi Pak Bejo dan Pak Slamet ini bisa jadi awal baru bagi kehidupan bercinta dan ekonomi mereka yang tak diketahui oleh Ukhti Nadia dan Ukhti Della.
Bersambung… Akhi Arkan : Yaudah! Kita putus!! Ucap Akhi Arkan dengan tegas.
Mendengar kata-kata kekasihnya, hati Ukhti Anggi terasa seperti disambar petir. Hancur luluh lantak tak bersisa. Ia masih tak percaya dengan apa yang barusan didengarnya. Kisah kasih yang keduanya pupuk hingga berjalan hampir 1 tahun kini kandas sudah. Padahal Ukhti Anggi sudah banyak menaruh harapan pada sang kekasih, Akhi Arkan. Benar apa kata ustad kajian yang setahun ini ia ikuti kalau berharap pada makhluk hanya akan menghadirkan kekecewaan.
Dari awal memang Ukhti Anggi bertekad kuat untuk tidak pacaran. Selain karena larangan dari agama dan tidak ada manfaatnya, suasana dari teman-teman kajian pun mendukungnya. Apalagi lokasi kos dengan masjid begitu dekat yang membuat iman dalam diri Ukhti Anggi terjaga dengan baik. Tapi bukan setan namanya kalau tak bisa meluluhkan keimanan seorang akhwat. Berawal dari perkenalan dengan seorang ikhwan, akhirnya hatinya pun tunduk oleh nafsu dan ‘menghalalkan’ setan untuk membimbingnya.
Dialah Akhi Arkan yang telah berhasil menaklukkan hati Ukhti Anggi. Seorang ikhwan yang belum lama mengikuti kajian di masjid yang sama dengan Ukhti Anggi. Bagi Akhi Arkan, mengikuti kajian hanyalah pelariannya karena baru saja ia diputuskan pacarnya untuk lelaki lain. Bukannya hijrah, tapi justru ia melampiaskan kekesalannya dengan mencari mangsa lain dalam kajian itu. Dan ia baru menyadari bahwasanya banyak muslimah-muslimah yang lebih tertutup auratnya ternyata juga jauh lebih cantik dari mantan pacarnya.
Hampir 2 bulan lamanya Akhi Arkan melancarkan serangan secara intensif pada Ukhti Anggi tanpa disadarinya. Karena pengalaman Akhi Arkan dalam menggaet hati mantan kekasihnya dulu, membuatnya tak terlalu kesulitan untuk menaklukkan seorang akhwat ya g juga sama-sama wanita.
Akhi Arkan : Afwan.. Ana mau jujur.. Sudah 2 bulan ini ana kenal ukhti dan juga memendam rasa yang selama ini ana rasakan sejak pertama kalinya jumpa dengan ukhti.. Awalnya rasa ini hanya ana anggap seperti biasa saja, tapi entah kenapa setiap kali ana berjumpa dengan ukhti terasa semakin kuat rasa yang ada di hati ana.. Ana tau ini salah, tapi ana juga tak bisa bohong kalau ana selalu merindukan ukhti tiap kali kita tak berjumpa.. Ana tau ini bertentangan dengan ajaran Islam.. tapi ana mau jujur kalau ana sayang banget sama ukhti Anggi.. mmm.. bolehkah ana menjadi kekasih ukhti..?? Tanya Akhi Arkan dengan tulus.
Ukhti Anggi pun hanya terdiam. Seluruh hatinya bergejolak. Ternyata Akhi Arkan juga memiliki rasa yang sama dengan dirinya. Meskipun selama ini ia pendam dan berupaya agar tak diketahui orang lain, tapi saat ini ia juga ingin mengungkapkan apa yang ia rasakan pada Akhi Arkan. Meski hati begitu bahagia dengan pernyataan Akhi Arkan, namun mulut tak ada kekuatan untuk berucap. Hanya sebuah anggukan kecil khas akhwat yang masih tabu dengan percintaan yang menjadi jawaban dari pengorbanan Akhi Arkan. Suasana malam dan syahdu di sekitar Jogja ditambah lokasi rumah makan lesehan khas Jogjakarta yang berada di sekitaran kampus tempat keduanya kuliah, semakin menambah kuatnya rasa di antara kedua anak adam itu.
Hari pun semakin berlalu, kini keduanya sudah terikat dalam ikatan cinta layaknya pasangan muda-mudi pada umumnya. Meskipun Ukhti Anggi belum bercadar, tapi ia sudah mengenakan pakaian syar’i dengan jilbab dan abaya lebar dan panjang khas akhwat kajian. Begitupun Akhi Arkan yang berpakaian layaknya seorang ikhwan soleh idaman setiap akhwat. Apa yang mereka kenakan hari-hari tak menjadi halangan bagi keduanya untuk memadu kasih seraya menapaki kehidupan perkuliahan di salah satu kampus ternama di Jogjakarta.
Ukhti Anggi : Mffhh.. Mffhh.. Mcchh.. Sshh.. Mcchh.. Mffhh.. Aahh.. Mass Arkan.. ucap Ukhti Anggi yang mulai terbiasa menikmati pagutan kekasihnya.
Semakin lama keduanya menjalin hubungan percintaan, semakin jauh kontak fisik yang terjadi tanpa Ukhti Anggi sadari. Yang tadinya hanya berpegangan tangan, kini bibir pun menjadi kebutuhan. Bahkan tangan Akhi Arkan semakin berani menelusuri meraba lekuk tubuh Ukhti Anggi malam itu yang masih tertutup abaya dan jilbab hitam panjang.
Ukhti Anggi : Mffh.. Hemm.. Mfhhh..!! Maas..!? Kok gitu sih??! Kata Ukhti Anggi yang terkejut saat tiba-tiba ia merasakan toketnya di remas oleh Akhi Arkan.
Akhi Arkan : Ahh.. Maaf sayang.. mas gak sengaja.. kata Akhi Arkan beralasan.
Malam itu Ukhti Anggi memutuskan untuk segera pulang setelah mengetahui kelakuan Akhi Arkan yang sudah mulai kelewat batas. Tapi yang namanya juga cinta, tak butuh waktu lama untuk keduanya akhirnya kembali terjerumus dalam kenikmatan syahwat. Bahkan kini Ukhti Anggi tak mempedulikan saat tangan nakal Akhi Arkan meremasi toketnya semaunya. Chat Akhi Arkan pun mulai kearah mesum tiap harinya. Ukhti Anggi pun beberapa kali menegurnya, tapi hanya berkesan seperti formalitas saja karena Ukhti Anggi pun dalam dirinya juga menikmati chat mesum itu.
Semakin hari semakin jauh manuver yang dilakukan oleh Akhi Arkan untuk mendapatkan keperawanan Ukhti Anggi. Rayuan gombal serta janji-janji kenikmatans pun sering diutarakan oleh Akhi Arkan untuk membuat Ukhti Anggi mencicipi menonton video porno. Awalnya penolakan tegas Ukhti Anggi begitu tampak, tapi lambat laun Ukhti Anggi mulai menikmati setiap video yang Akhi Arkan berikan. Bahkan keduanya sering nobar bersama, tapi pertahanan Ukhti Anggi masih begitu kuat hingga membuat tangan Akhi Arkan hanya bisa puas meraba paha Ukhti Anggi dari balik abayanya.
Ukhti Anggi : Mmffhh.. Ssshh.. Ahhh.. Enaknyaahh.. Gimana yaahh rasanyaahh.. kata Ukhti Anggi sambil bergeliat di kasur kamarnya sembari menikmati video porno dari kekasihnya.
Racun-racun pornografi mulai merasuki pikiran Ukhti Anggi dan melemahkan imannya. Sesaat yang lalu ia baru saja selesai menghadiri kajian rutin yang biasa diisi oleh Ukhti Dilla di Masjid Kampus, tapi ketika sudah sampai di kamar kosnya, maka mode syahwat pun menjadi pilihannya. Tangan Ukhti Anggi mulai menyibakkan daster tipis yang ia kenakan dan menggesek-gesek serambi lempit pinknya yang tak tertutup CD menirukan adegan dalam video yang ia tonton. Tubuhnya yang sudah sangat terangsang semakin menambah kenikmatan tarian jarinya di serambi lempitnya hingga ia merasakan desakan kenikmatan yang sama sekali tak pernah ia rasakan.
Ukhti Anggi : Aahh.. Ahhh.. Mmmmmhhhhhhh..!!!
Crrrttt.. Crrrttttt.. Seerrrr..
Tanpa sadar ia melenguh menikmati kucuran deras birahi meninggalkan tubuhnya saat orgasme pertamanya. Ukhti Anggi tak percaya kalau ia akan merasakan kenikmatan seperti itu yang selama ini sama sekali tak pernah ia bayangkan. Tapi sesaat saja ia merasa seperti itu sebelum akhirnya rasa bersalah dan berdosa mulai menyelimutinya. Ia pun segera menyalahkan dirinya karena begitu mudah menuruti bujuk rayu setan. Ia pun teringat pesan dari Ukhti Dilla yang menyatakan bahwa ada 3 hal apabila ada dalam diri seorang pemudi, maka itu akan menjadi awal dari kerusakan dirinya. Waktu luang, Harta, dan Kesehatan. Ia pun teringat juga salah satu tips dari Ukhti Dilla agar terhindar dari kemaksiatan adalah dengan menyibukkan diri dalam hal-hal positif, termasuk salah satunya adalah bersegera menyelesaikan Tugas Akhir.
Waktu terus berlalu hingga tak terasa Ujian Pendadaran pun datang. Akhi Arkan dengan sigap mempersiapkan segala keperluan Ukhti Anggi, termasuk salah satunya foreplay di pagi hari. Ukhti Anggi pun antusias melepaskan syahwatnya untuk memulai pagi itu sebelum dimulainya ujian yang akan menentukan kelulusannya.
Ukhti Anggi : Sshhh.. Ahhh.. Masshh.. Sayaanghh… Mmhhh.. Desah Ukhti Anggi merasakan cupangan Akhi Arkan di lehernya yang masih tertutup jilbab syar’i warna coklat susu.
Tangan Akhi Arkan dengan lihai meremasi bokong dan toket Ukhti Anggi secara bersamaan. Toilet kampus pun menjadi pilihan dimana Ukhti Anggi bersandar pada bibir bak toilet. Keduanya semakin intens bercumbu dan berpagutan, hingga Akhi Arkan yang sudah tenggelam dalam syahwat tak mampu menahan gejolak birahinya. Namun saat hendak menarik resleting abaya kekasihnya, alarm HP Ukhti Anggi berdering yang membuat keduanya terkejut.
Akhi Arkan : Ah! Apaan sih!? Ganggu aja.. ucap Akhi Arkan dengan nada kesal karena tak sempat melancarkan aksinya.
Ukhti Anggi : Iyah sayang.. maaf.. tadi Anggi pasang alarm biar ga telat ujiannya.. jawab Ukhti Anggi sembari mematikan alarm.
Akhi Arkan : Iyaa.. boleh-boleh aja sayang.. tapi kan kalo ketauan orang bisa masalah nih.. jawab Akhi Arkan dengan mimik wajah kecewa.
Ukhti Anggi : Yaah.. Marah yah mas sayang..?? Tanya Ukhti Anggi seraya merapikan jilbabnya.
Akhi Arkan : Nggak.. Udah ah.. Sanah keburu telat ntar.. Jawab Akhi Arkan sambil membuka pintu toilet.
Tampak jelas wajah kesal dari Akhi Arkan yang harus menunda syahwatnya. Tapi Ukhti Anggi tak terlalu menanggapinya dan tetap menggandeng tangan Akhi Arkan dengan senyum bahagia karena di ujian akhir ia ditekenikmatan oleh kekasihnya. Tak butuh waktu lama Ukhti Anggi untuk menjalani Ujian Pendadaran karena memang semua materi Presentasi yang ia siapkan murni Ia sendiri yang membuatnya.
Selama menanti kekasihnya ujian, rasa kesal Akhi Arkan sedikit berkurang karena ternyata ia mendapati mantan kekasihnya telah putus dengan pacarnya. Kurang lebih 20 menit lamanya Akhi Arkan ngobrol bersama mantan kekasihnya di luar ruang pendadaran. Meski tau ia sudah menjadikan Ukhti Anggi kekasihnya, Akhi Arkan ternyata masih menyimpan rasa pada mantannya karena ia bisa menyalurkan seluruh hawa nafsunya dengan mantannya itu dulu saat keduanya masih berpacaran.
Ukhti Uti : Wahh.. Alhamdulillah kalau kamu udah ada pacar.. Aku kira masih sendiri.. Jawab Ukhti Uti dengan nada sedikit kecewa dan menghela nafas.
Akhi Arkan : Yaahh.. begitulah Ti.. Sama halnya saat kamu mutusin aku buat jalan sama dia.. tapi ya semua itu kehendak Allah.. ana juga gatau berapa lama bisa bertahan dengan yang sekarang.. do’ain aja ya.. jawab Akhi Arkan dengan nada memberi harapan pada Ukhti Uti.
Ukhti Uti yang hari itu berpakaian syar’i dengan jilbab pink muda dan gamis hitam tampak cantik saat tersenyum karena mendengar secercah harapan ia bisa kembali dengan mantannya, yaitu Akhi Arkan. Akhi Arkan pun membalas senyumnya saat Ukhti Uti berlalu pergi sesaat sebelum Ukhti Anggi keluar dari ruang ujian pendadaran.
Selesai ujian, sebagai perayaan, Akhi Arkan mengajak Ukhti Anggi untuk makan-makan di salah satu resto yang cukup mahal bagi kantong mahasiswa. Tampak kebahagiaan terpancar dari wajah cantik putih Ukhti Anggi yang semakin sayang pada Akhi Arkan. Keduanya bercengkrama lepas sembari menikmati hidangan yang keduanya pesan. Selesai makan, Akhi Arkan mengajak Ukhti Anggi untuk jalan-jalan mengitari Kota Pelajar dengan motornya. Perlakuan sederhana seperti itu justru membuat Ukhti Anggi semakin dalam mencintai ikhwan yang nantinya ia harapkan bisa menjadi suaminya itu.
Ukhti Anggi : Aahh.. Shhh.. Masshh.. Mffhh.. Mffhh.. Mcchh.. Mcchh.. Mfffhh..
Syahwat yang tertahan sejak tadi pagi segera Akhi Arkan lampiaskan saat keduanya sudah sampai di kos Ukhti Anggi. Untungnya saat itu kondisi kos-kosan memang agak sepi karena kebanyakan penghuni kos sedang balik kampung menikmati liburan UTS. Kedua tangan Akhi Arkan yang sudah berpengalaman memanjakan tubuh akhwat dengan liar menyusuri setiap bagian sensitif tubuh kekasihnya. Ukhti Anggi yang tengah menikmati pagutan penuh nafsu dari kekasihnya semakin dibuat blingsatan merasakan rangsangan tangan Akhi Arkan di bagian-bagian tubuhnya. Apalagi saat toketnya di remas secara bersamaan meski masih tertutup abaya dan jilbab. Mata lentik Ukhti Anggi hanya mampu terpejam merasakan kenikmatan foreplay yang begitu intens baginya. Kasur tempat keduanya memburu nafsu pun mulai berantakan. Pakaian yang dikenakan Ukhti Anggi pun mulai terlihat kusut tak karuan.
Ukhti Anggi : Ahh.. Mas sayang.. Ngapainn?? Tanya Ukhti Anggi yang kebingungan saat tiba-tiba Akhi Arkan berlutut.
Akhi Arkan : Ahah.. Masa gatau sih sayang?? Sepong dongg.. kata Akhi Arkan dengan pede nya mengeluarkan rudalnya yang sudah tegang.
Melihat rudal lelaki dihadapannya, Ukhti Anggi segera tersadar akan khilafnya dan dengan bersegera menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Ia pun berupaya menolak, karena tau kalau itu dilanjutkan pasti zina yang sesungguhnya akan terjadi.
Ukhti Anggi : Maaf Mas.. Anggi belum siap.. kata Ukhti Anggi dengan sedikit menjauh dari Akhi Arkan.
Akhi Arkan : Hah?! Apaan sih?! Gitu aja gak berani?! Sini cobain dulu..!! Kata Akhi Arkan sambil menarik paksa tangan Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : Nggak mas.. Jangan!! Afwann.. jawab Ukhti Anggi melawan dengan menarik kembali tangannya.
Gagal kembali untuk yang kedua kalinya dalam seharian, kemarahan dalam diri Akhi Arkan pun memuncak. Ia pun meluapkan emosinya dengan mengancam akan memutuskan hubungannya dengan Ukhti Anggi. Mendengar ancaman itu, Ukhti Anggi pun menjadi bimbang. Tapi keperawanan yang menjadi pertaruhan disini terlalu besar bagi akhwat seperti dirinya. Karena sekali saja ia melepaskan keperawanan di luar nikah, maka tak ada lagi harga diri padanya. Di sisi lain ia juga tak mau kehilangan ikhwan yang begitu ia sayangi. 11 bulanan lamanya mereka saling menjaga rasa cinta yang ada, dan berharap nantinya akan terus berlanjut hingga ke pelaminan. Namun naas, Ukhti Anggi yang hanya terdiam ketika mendengar ancaman itu membuat Akhi Arkan tak kuasa menahan kata-katanya sehingga terjadilah hal yang paling Ukhti Anggi takutkan.
Kata-kata ‘putus’ pun mengalir keluar dengan cepat dan lancar dari mulut kekasihnya. Tak percaya dengan apa yang didengarnya, mata Ukhti Anggi pun mulai meneteskan air mata tanpa ia sadari. Rasa sakit yang luar biasa pun mulai menerpa relung hatinya. Ini yang pertama kalinya ia rasakan. Rasa sakit yang biasa ia dengar dari teman-temannya dulu yang sering berpacaran, yang selama ini ia anggap hanyalah omong kosong, hari itu juga menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Ukhti Anggi. Bahkan Akhi Arkan tak memberikan kesempatan pada Ukhti Anggi untuk meminta maaf dan memberikan penjelasan. Ikhwan yang ia sayangi itupun berlalu pergi layaknya orang yang sama sekali tak mengenalnya. Seharian penuh Ukhti Anggi meratapi apa yang terjadi pada dirinya. Disisi lain ia senang keperawanannya masih terjaga, namun di lain sisi hatinya remuk saat kekasihnya rela melepaskan cinta yang terjadi d antara mereka hanya untuk fisik semata.
Hari-hari pun berlalu dengan perasaan yang hampa dalam diri Ukhti Anggi. Rasa pedih dari sakit hati benar-benar telah meluluh lantakkan keceriaannya. Bahkan IPK cumlaude yang ia dapatkan tak mampu mengobati perihnya hati yang hancur berkeping-keping. Senyum palsu pun sesekali ia tampakkan di wajah cantik putihnya saat beberapa teman-teman Ukhti Anggi memberikan selamat atas pencapaiannya. Hanya seorang Akhi Arkan yang masih ia nantikan kabarnya, meski hanya sesaat saja, bahkan hanya sebaris kalimat darinya pun tak masalah bagi Ukhti Anggi. Ia masih berharap kalau apa yang terjadi beberapa minggu yang lalu hanyalah mimpi belaka. Berkali-kali Ukhti Anggi mengirimkan pesan pada Akhi Arkan yang memang berbeda jurusan dan fakultas, tapi sepertinya nomor Ukhti Anggi sudah di blok.
Penderitaan Ukhti Anggi tak selesai disitu saja, bahkan saat wisuda dan ia tengah dihibur oleh kehadiran kedua orangtuanya, Allah kehendaki ia harus kembali melihat kenyataan pahit tepat di depan matanya. Mantan kekasihnya, Akhi Arkan tengah mencium dahi seorang akhwat lain yang pernah ia jumpai. Hatinya yang sudah mulai sembuh harus kembali retak. Ukhti Anggi berusaha tegar meski desakan air mata begitu kuat. Ia tak mau membuat kedua orangtuanya yang sudah jauh-jauh datang di hari wisudanya merasa khawatir.
Ukhti Rara : Kenapa sih kamu Nggi? Hemm.. patah hati yaa..?? Tegur Ukhti Rara sambil melepas toganya di kamar Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : Hiks.. He’emhh.. Hiks.. Tau aja sih.. kata Ukhti Anggi yang baru saja pulang setelah mengantar orangtuanya ke penginapan.
Ukhti Rara : Yaa keliatan banget lah.. kamu kan periang trus tiba-tiba jadi kayak gini.. 3 taun lohh aku kenal kamu.. masa iya gatau kalau kamu lagi patah hati gitu.. jawab Ukhti Rara yang kini hanya mengenakan tank top dan hotpants warna hitam sehingga menampakkan kemulusan kulit putihnya.
Ukhti Anggi : Hiks.. Iya sih.. Kenapa yaa gitu banget?? Apa emang aku uda keterlaluan banget ya..?? Barusan mau move on, ehh malah liat dia sama yang lain.. hiks.. sakiittt.. jawab Ukhti Anggi yang terduduk lesu di atas kasur dengan pipinya yang basah oleh air mata.
Ukhti Rara : Hem.. Yaudah.. toh kamu juga tau konsekuensinya.. itu Allah mau tegur kamu Nggi.. Allah masih sayang sama kamu biar gak kebablasan.. sebenernya sih aku udah tau kalau Arkan tuh emang kayak gitu orangnya.. Cuma liat kamunya yang lagi kasmaran, aku jadi gak enak mau bilangnya.. kata Ukhti Rara sambil rebahan di kasur yang membuat kaki jenjang mulus putihnya tersingkap dengan jelas.
Ukhti Anggi : Iyaahh.. Aku juga nyesel Na.. Cuma udah terlanjur sayang.. hiks.. trus aku harus gimana dong..?? Tanya Ukhti Anggi yang terdengar bingung.
Ukhti Rara : Dahh.. let it go ajaa.. delet semua kontak dia.. ikut kajian aja sama aku.. ehh ya, sekalian aja daftar kerja di tempat kerjaku.. kayaknya lagi open rekrutmen buat talent lohh.. jawab Ukhti Rara mencoba mengalihkan kesedihan pada diri Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : Ahhh.. apaan sih kamu Na.. orang lagi sedih malah disuruh kerja.. hiks.. Jawab Ukhti Anggi agak kesal.
Ukhti Rara : Yaah terserah sih.. kan kamu udah gede, udah tau konsekuensinya.. ini aku tawarin solusi biar kamu cepet move on n gak kepikirian tuh laki.. udah bismillah aja.. besok ikut aku ke kantor.. jawab Ukhti Rara.
Mendengar jawaban rekannya, Ukhti Anggi pun setuju untuk mencoba mendaftar kerja di tempat kerja Ukhti Rara. Setelah dipikir lebih jauh, Ukhti Anggi pun mengambil kesimpulan kalau memang selama ini banyak waktu luang yang tidak ia manfaatkan sehingga terjerumus dalam cabang-cabang zina.
Bu Zaskia : Baru bangun mas Hamdan sayang..?? Tanya bu Zaskia yang sudah tampil bercintai seperti biasa dan hanya mengenakan apron mini putih dengan jilbab segi empat kecil yang menutupi kepalanya.
Hamdan : Hoahhm… Ngga juga sih bu, udah daritadi.. Cuma Alisa masih minta ditemenin tiduran dulu.. kata Hamdan yang hanya mengenakan boxer saja.
Bu Zaskia : Ohh.. yaudah sih.. yuk sarapan dulu.. panggil juga Alisa sana.. pinta Bu Zaskia seraya menghidangkan sarapan pagi.
Alisa : Wahh.. enak banget kayaknya mi.. kata Alisa yang hanya mengenakan kaos Pink muda bermotif hello kitty se-pangkal paha dan CD putih saja sehingga kemulusan pahanya pun menjadi sarapan tersendiri bagi Hamdan.
Hamdan : Noh udah turun bu.. Jawab Hamdan yang segera duduk di kursi makan.
Bu Zaskia : Yaudah yuk sarapan.. ngomong-ngomong mas Hamdan acara hari ini ngapain?? Tanya bu Zaskia sambil menghidangkan makanan tepat di sisi kiri Hamdan sehingga toket jumbo 40H nya yang terlihat sesak seperti hendak tumpah itu pun seperti sengaja disodorkan untuk Hamdan nikmati.
Hamdan : Mmm.. gatau sih bu, mungkin ngantar Alisa aja katanya pengen ketemuan sama temen kelompoknya.. Wahh, ini yang dimakan yang mana dulu bu?? Tanya Hamdan sambil meremas toket bu Zaskia dengan tangan kirinya.
Alisa : Ehem.. mau sarapan atau yang lain nih..?? Celetuk Alisa menyela.
Bu Zaskia : Ahhh.. hihihi.. kan gapapa.. toh semalem jatah umi kan udah dipake Alisa.. mau yang mana dulu mas Hamdan sayang..?? Rayu bu Zaskia yang berdiri tepat di samping kiri Hamdan dan menempelkan tubuhnya ke tubuh Hamdan yang membuat kepala Hamdan di manjakan oleh kekenyalan hakiki toket ummahat.
Hamdan : Waduh.. kalau ditanya gitu sih.. gak bisa nolak yang ini.. Jawab Hamdan seraya tangan kirinya meremas bokong bulat putih kencang bu Zaskia.
Alisa : Uuwhh.. yaudah deh.. jawab Alisa yang hanya bisa pasrah melihat ibunya tengah memadu syahwat di meja makan bersama dengan kekasihnya.
Hamdan pun mendudukkan bu Zaskia di meja makan tepat di hadapannya. Dengan penuh nafsu ia mulai meremas-remas dan melahap toket beserta puting pink bu Zaskia yang masih tertutup apron. Bu Zaskia pun merem-melek menikmati liarnya permainan mulut Hamdan merangsang dirinya. Kedua tangan bu Zaskia secara reflek meremasi rambut Hamdan pertanda birahi sudah mulai menjalar membakar tubuhnya.
Bu Zaskia : Oouhh.. Shhh.. Mas Hamdannhh.. Aahh.. Semaleman udah ibu nungguin.. Ahh.. Nikmatnyaahh.. Teruss mashh.. yang lebih liarr.. Ahhh.. Shhh.. Iseephh.. Ahh.. Mmhh.. Enaknyahh..
Hamdan begitu menikmati suguhan pagi toket jumbo ummahat di hadapannya. Meskipun ia dulu pernah bersuami, tapi bu Zaskia yang memang memiliki rezeki yang berlebih selalu meluangkan waktu untuk melakukan perawatan tubuh. Sudah hampir berjalan 5 bulan semenjak Hamdan pertama kali merasakan kenikmatan toket jumbo bu Zaskia, tapi tak tampak adanya perubahan bentuk toket bu Zaskia yang mengendor, justru malah semakin kencang menantang. Lidah Hamdan begitu lincah memanjakan puting sensitif pink bu Zaskia yang membuat janda beranak 1 itu kelojotan keenakan.
Bu Zaskia : Aahhh.. Shh.. Nakal banget sih mas Hamdannhh.. Mmhh.. Enak masshh.. Ahh terushh.. Ahhh.. Shhh..
Ingin lebih menyiksa ibu kandung kekasihnya itu, Hamdan pun mulai turun mencupangi perut ramping bu Zaskia yang masih tertutup apron. Bu Zaskia yang memang sudah terbakar birahi menanggapi cepat dengan terlentang di atas meja makan sambil melipat kedua kaki jenjang mulusnya dan ia tahan dengan kedua tangannya. Hamdan tersenyum karena serabi pink segar bu Zaskia kini menjadi sajian utama untuknya. Kedua tangan Hamdan membuka lebar kedua paha putih mulus tanpa cela bu Zaskia dan Haaemffhh.. tanpa aba-aba, wajah Hamdan pun terbenam di selakangan wangi janda cantik berjilbab itu.
Hamdan : Haemfhh.. Mffhh.. Mffhh.. Mcchh.. Srrupp.. Elelempthh.. Mmfhh.. Srruupptt..
Sapuan lidah Hamdan yang cepat dan berirama telah melayangkan bu Zaskia dalam langit kenikmatan syahwat. serambi lempitnya yang sudah becek sedari tadi semakin banjir bandang oleh lendir akhwat yang mengalir deras dan menjadi sarapan lezat bagi mulut Hamdan. Mata bu Zaskia hanya mampu terpejam sementara mulutnya terus mendesah dan meracau tak karuan. Kedua tangan bu Zaskia yang bertugas menyangga kakinya kini beralih meremas-remas rambut Hamdan yang makin kusut tak karuan.
Bu Zaskia : AAAUUH.. YESHH.. FUCKK.. AHH.. ISEPHH MASHH.. MMHH.. ENAKNYAAHH.. AHH.. SSHH.. OUHHH.. NIKMAT BANGETHH.. AAHH.. IYAH MASS.. MASUKIN LIDAHNYAAHH.. AAUWWHH.. AHH.. AH.. OOOOUUNGGHH…!!
SEERRRR.. SEERR.. SEEERRRR..
Seluruh tubuh bu Zaskia mengejang kuat melepaskan cairan surgawinya dengan deras membanjiri lambung Hamdan. Kedua tangannya menekan kepala Hamdan yang semakin terbenam di mulusnya selakangan miliknya sementara matanya terpejam menikmati orgasme. Beberapa saat tubuh bu Zaskia mengejang sebelum ia kembali mendesah dan melenguh menikmati permainan mulut Hamdan yang dibarengi dengan lincahnya jemari Hamdan mengobok-obok liang kenikmatan ummahat itu. Alisa nampak tak peduli dan sibuk dengan handphone nya. Tapi Hamdan tau benar kalau sebenarnya Alisa pun mulai terangsang melihat ibunya blingsatan oleh foreplay yang ia berikan.
Bu Zaskia : AAHHH.. SSSHH.. TERUSH MASHH.. AUUWWHH.. MHHH.. ENAK BANGETHH.. OOHH.. SHH.. OHHH.. FUCK YESHH.. MHH.. MMMHH.. SHHH.. AHHH.. ENAKNYAHH… AHHH..
Bu Zaskia semakin melebarkan kedua kakinya supaya mempermudah Hamdan untuk menikmati serambi lempitnya sepuasnya. Kedua tangan Bu Zaskia kini beralih meremasi toket kembar jumbonya yang sedari tadi menganggur. Kepala Bu Zaskia sesekali mendongak karena nikmatnya teroaan syahwat yang begitu deras dalam tubuhnya. Dan benar saja, hanya beberapa menit setelah orgasme pertamanya Bu Zaskia kembali melenguh kuat melepaskan semburan dahsyat cairan surgawinya.
Bu Zaskia : AHHH.. AAHH.. MAS HAMDANNHH!! AAHH.. MAU KELUAR LAGIHH..!! OHH.. ISEPPHH.. TERUSSHH.. AHHH.. AHHH.. OOHHHH.. OUUNNGGHHHH..!!
SEERRRR.. SEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Hamdan kembali menenggak habis seluruh cairan nikmat ummahat cantik berkulit putih itu hingga bersih tuntas. Bu Zaskia terlihat masih mengejang keenakan setelah orgasme keduanya. Hamdan yang sudah terlanjur lapar akan kelezatan tubuh akhwat binal seperti bu Zaskia, segera memutar paksa tubuh putih mulus bu Zaskia hingga berputar 180derajat. Kini kepala bu Zaskia yang masih terbalut jilbab putih menggantung bebas di pinggir meja makan. rudal raksasa Hamdan yang berukuran 25cm dan berdiameter 5cm pun terlihat berontak dari balik boxernya. Senyum penuh makna tersirat dari wajah Hamdan yang berdiri gagah yang disambut dengan senyuman nakal bu Zaskia yang juga paham akan keinginan tuannya. Tanpa basa-basi, bu Zaskia pun membuka lebar mulutnya dan melahap rudal Hamdan yang masih terbalut boxer. Kedua tangannya pun mencengkram erat bokong Hamdan dan menekannya seakan-akan ingin agar Hamdan melesakkan seluruh rudalnya ke kerongkongan ibu Alisa itu. Alisa terlihat mulai gelisah ketika melihat ibunya tengah menikmati rudal kekasihnya. Begitu buas dan rakus mulut ibunya melahap rudal kekar Hamdan yang masih terkukung oleh sangkarnya.
Hamdan : Kenapa Sayang..?? Pengen juga yah..?? Tegur Hamdan yang membuat Alisa terkejut.
Alisa : Ahh.. Nggg.. Nggak kok mass.. jawab Alisa tergagap.
Hamdan : Ahahaah.. udahlah.. Alisaku sayang tuh paling gak bisa boong.. apalagi kalau soal menggenjot gini.. udahlah.. sinihh.. gapapa kan bu kalau Alisa ikutan..?? Ujar Hamdan sambil meremas kuat toket kiri bu Zaskia dengan tangan kirinya.
Bu Zaskia : E’emhhh.. Mffhh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Mfffhhh..
Hamdan : Tuhhh.. boleh kok.. sinihh.. Pinta Hamdan sambil melambaikan tangannya.
Alisa yang memang sudah terangsang berat pun segera bangun dan menyambut untaian tangan sang kekasih. Tanpa ditunggu lagi kedua mulut ikhwan dan akhwat itu pun sudah saling berpagutan mesra. Tangan kanan Hamdan pun dengan sigap meremas bokong bulat Alisa yang hanya tertutup CD putih bermotif hello kitty yang membuat toket Alisa semakin tergencet kuat diantara kedua tubuh mereka. Adegan Threesome-incest menjadi pemandangan indah di rumah megah milik janda cantik pemilik gerai itu. Sang ibu yang tengah terlentang di atas meja makan dengan mulutnya tersumpal rudal, bekerjasama dengan anak perempuannya yang tengah berpagutan mesra untuk menaklukkan seorang ikhwan yang menjadi anak angkat haramnya. Tapi bukan Hamdan namanya kalau menyerah hanya dengan dua serambi lempit saja. Alisa yang semakin tenggelam dalam nikmatnya permainan lidah Hamdan kini sudah bertelanjang dada yang membuat Hamdan kini beralih mencumbu liar toket 36F berputing pink milik kekasihnya dengan beringas. Lenguhan dan desahan nikmat Alisa menggema memenuhi seluruh ruang makan di rumah itu yang juga berpadu harmoni dengan decak becek rudal Hamdan yang tengah mendapat servis deepthroat dari bu Zaskia.
Alisa : Mmffhh.. Mass Hamdannhh.. Aahh.. Enak Massh.. Sshh.. Aaahh.. Nakaalhhh.. Emmhh.. Lidahnyahhh… Auhh.. Sshhh.. Mmhhh.. Terusss Masshh.. racau Alisa seraya kedua tangannya meremas kepala Hamdan yang terbenam di gunung kembar kenyalnya.
Bu Zaskia : Mccchh.. Ockk.. Ockk.. Uhuk.. Ockk.. Ockk… Mcchh.. Sllrrpp.. Mcchh.. Ockk.. Ockkk..
Karena posisi yang agak menyusahkan, Hamdan kemudian mengarahkan Alisa untuk nungging di atas bu Zaskia dengan posisi 69. Alisa segera memposisikan dirinya tanpa perlu arahan mendetil dan dengan sigap mengangkat bokongnya lebih tinggi sehingga sejajar dengan wajah Hamdan sementara kepala Alisa sendiri sudah terbenam di selakangan bu Zaskia dan sibuk melahap serambi lempit ibunya yang sudah banjir bandang oleh lendir akhwat. Hamdan yang disuguhi bokong putih bulat kencang berhiaskan serambi lempit dan anus pink merona semakin tak kuasa menahan birahinya yang menggelegak mengeringkan kerongkongannya.
Hamdan : Haemmfhh.. Mmfhh.. Mffhh.. Srrupp.. Mmffhh.. Mffhhh..
Dengan liar dan lahap lidah Hamdan merongrong masuk mengais-ngais setiap tetes lendir kenikmatan di liang surgawi Alisa yang membuat kekasihnya gelagapan keenakan. Tangan kanan Hamdan sendiri mencengkram erat paha putih mulus jenjang Alisa supaya Alisa tidak terjungkal. Sementara di bawah, mulut dan kerongkongan bu Zaskia tengah dimanjakan oleh sodokan kuat dan cepat rudal Hamdan menyusuri dan menyodok keras pangkal tenggorokan bu Zaskia. Ummahat cantik bertoket 40H itu merem-melek menikmati kasarnya gempuran pinggul Hamdan di wajahnya. Air liurpun kental mengalir deras membasahi wajah alim akhwat janda beranak satu itu yang kini membuatnya tak ada ubahnya seperti wanita lacur kelas kakap.
Alisa : MFFHH.. MFFHH.. SRRUPPHH.. MFFHH.. MCCHH.. MFFHH.. MMFUAHH.. AHH.. MASHH.. OUHHH.. NIKMAT BANGETHH.. AAHH.. GELIHH.. AHH.. AHHH.. ENAAKHH.. AAAEMFFHH.. MFFHH.. MFFHH..
Alisa tak kuasa menahan gejolak syahwat yang meledak dan meluapkan nya dengan racauan seperti yang dicontohkan ibunya. Tapi bu Zaskia yang juga sudah hampir klimaks segera menekan kepala Alisa yang dikucir dua untuk kembali tenggelam di selakangannya dan memberikannya kenikmatan. Tak perlu waktu lama untuk Alisa yang sedari tadi diterpa kenikmatan dari permainan lidah Hamdan untuk segera mencapai klimaks pertamanya.
Alisa : MMFHH.. MFFHHH.. MMFHH.. MMHHH.. MMFFHHH.. NNGGGHHHHHH..!!!
SEERRRR.. SEERRRR.. SEEEEERRRRR..
Semburan kuat cairan surgawi Alisa membanjiri deras wajah bu Zaskia yang tengah sibuk meladeni rudal Hamdan dengan mulutnya. Tak ayal bu Zaskia pun mendapatkan orgasme ketiganya yang membuat Alisa mendelik karena derasnya semburan cairan surgawi ibunya membanjiri kerongkongannya. Kedua ibu dan anak berkulit putih mulus itu terlihat kelojotan merasakan nikmatnya klimaks yang terus menerus mengalir deras melewati tubuh mereka. Hamdan tersenyum puas ketika melihat Alisa yang kini bertekuk lutut tengkurap lemas di atas tubuh ibunya sementara bu Zaskia menggelepar dengan kedua kaki jenjang putih mulusnya mengangkang lebar.
Hamdan : Hahah.. segini doang? Masak iya lonte syar’i sama anjing syar’i baru sebentar aja uda lemes..!? Cerca Hamdan seraya menampari wajah bu Zaskia yang basah kuyup oleh cairan surgawi Alisa dengan rudalnya.
Bu Zaskia : Emmhh.. Iyah tuannhh.. Ayok tuanhh.. lanjut lagihh.. Anjing sama lonte syar’i ini pakai aja sepuasnyaahh tuanhhh.. Jawab bu Zaskia sambil menciumi zakar Hamdan.
Alisa : Iyaah mas sayanngghh.. sodok Alisa sepuas mas Hamdann.. uwhh.. timpal Alisa yang terduduk miring dengan kedua kakinya saling bertumpu dan pandangan menggoda Hamdan.
Hamdan : Oohhh.. udah mulai kliatan nih tingkah lonthe nyaa.. ahahah.. sini buruan!! Perintah Hamdan seraya memutar tubuh bu Zaskia 180 derajat hingga kini selakangan bu Zaskia yang sudah matang dan siap dinikmati berada tepat di hadapan selakangan Hamdan.
Alisa yang memang sudah paham, segera doggy di atas tubuh bercintai ibunya dengan posisi 69. rudal Hamdan yang sudah tegak mengacung pun kembali basah saat dilahap habis hingga menyumpal penuh kerongkongan Alisa. Dengan penuh nikmat Alisa melumasi rudal Hamdan dengan liurnya selama beberapa detik sebelum bu Zaskia akhirnya melenguh panjang saat merasakan kenikmatan liang surgawinya yang kembali mekar oleh rongrongan rudal kasar Hamdan.
Bu Zaskia : AAAWWWHHHH.. MMHHH.. OHH!! FUCKK!! YESHH!! rudalHHH.. OHHH.. OHH.. HEMMFHH.. MMFHHH.. MFFHH.. MFFFHH.. MCCHH.. MFHHHH..
Racauan bu Zaskia hanya beberapa saat saja sebelum terbungkam oleh serambi lempit Alisa yang sengaja Alisa hantamkan ke mulut ibunya. Lidah bu Zaskia pun dengan otomatis segera menari liar saat tenggelam sepenuhnya di liang surgawi berlendir Alisa. Mata Alisa terpejam sementara mulutnya tak sempat mendesah karena tengah berpagutan penuh nafsu dengan Hamdan yang juga tengah menggempur kuat selakangan ummahat berumur 37 tahun itu.
PLOK!! PLOK!! PLOK!!
Suara hantaman pinggul Hamdan terdengar mantab membuat paha dan bokong bu Zaskia yang putih menjadi kemerahan. Toket 40H bu Zaskia pun bergoncang hebat menghadapi sodokan rudal Hamdan yang terus mengobok-obok liang surgawi sang ummahat. Bahkan pintu rahimnya pun harus bekerja ekstra menahan kuatnya dobrakan rudal 25cm Hamdan yang justru melayangkan bu Zaskia ke puncak kenikmatan.
Bu Zaskia : MMFFH!! MFFHH!! MFFHH!! MMFFUAHH..!! AHH!! AHH!! rudalHH!! FUCK..!! YESHH!! OHHH TUANHH..!! ENAK BANGETHH!! OHH!! GEDEEHH!! AHHH!! AHHH!! OOUNNGGHH..!!!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEERRRR..
Serentak dengan tercabutnya rudal Hamdan, bu Zaskia pun mengangkat pinggulnya yang diiringi semburan kencang cairan surgawinya membasahi kaos putih yang Alisa kenakan hingga basah kuyup. Tangan kanan Hamdan pun dengan cepat dan kasar mendorong kepala kekasihnya hingga terbenam di selakangan ibunya. Bukannya menolak, Alisa justru dengan lahap menelan seluruh cairan surgawi ibunya. Mata bu Zaskia mendelik ke atas dengan menggigit bibir bawahnya merasakan kenikmatan orgasme yang baru saja dihidangkan oleh rudal Hamdan. Puas menenggak gurihnya cairan surgawi bu Zaskia, Alisa pun menatap wajah Hamdan dengan senyuman nakalnya sambil mengucurkan liur kentalnya ke telapak tangan kanannya. Alisa dengan cekatan melumasi liang anus bu Zaskia yang sudah tampak merekah, siap mendekap mesra rudal Hamdan di dalamnya. Sementara mulut dan kerongkongan Alisa tampak menggembung disesaki rudal Hamdan yang tengah ia persiapkan.
Alisa : MFFHH.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. OCKK.. OCKKK.. OCKK… MMFFUAHH.. Eemmhh.. Enaknyaahh.. udah siap mas sayanggghh.. sinihh masukinn sinihhh.. uhh wanginya anus ummiihh.. Ucap Alisa sambil merapatkan dagunya di perut bawah bu Zaskia sementara kedua tangannya membuka liang anus ibunya agar mempermudah Hamdan untuk penetrasi.
Hamdan : Waahh.. bener-bener anak solehah yaa sayangku Alisa ini.. makin cinta mas sama Alisa.. jawab Hamdan sambil membelai lembut kepala Alisa sementara tangan kirinya mengarahkan rudalnya ke anus bu Zaskia.
Prrrtt.. Bleesshhh..
Bu Zaskia : OOUUHHH.. MMHH.. SSHH.. AHH.. AHH.. OHH.. YESHH.. ANAL.. AHH.. TERUSH TUANNHH.. FUCKK!! AHH!! AHH!! MMHH!! UHHH!! PENUHNYAHH.. AHH!! AHH!! ENAK BANGET TUANHH!! AHH!! OHHH!! NGGHH.. OHHH!!
Alisa dengan bercintaama melihat proses rudal Hamdan yang begitu gagah keluar masuk dari liang sempit anus ibunya. Bagian dalam anus bu Zaskia ikut tertarik keluar masuk tiap kali Hamdan menggenjot rudalnya. Tak mau hanya ibunya yang keenakan, Alisa kemudian jongkok di atas wajah ibunya dan menyumpalkan belahan bokongnya. Dengan cepat dan liar ia menggesek-gesekkan bokongnya di wajah ibunya yang membuat bu Zaskia gelagapan dan terpaksa harus menikmati liang anus anaknya.
Alisa : Ouuhh.. Shh.. Mhh.. Ummihh.. Ouhh.. Enaknyahh.. Ahh.. Ahh.. Shhh.. Mhhh.. Uhhh..
Alisa merem melek keenakan saat lidah ibunya merengsek masuk dan memanjakan dinding anusnya. Kedua tangan bu Zaskia turut membantu menguak bibir anus Alisa dan juga aktif meremas-remas bokong bulat anaknya itu. Hamdan semakin terpana melihat kerjasama yang apik ditunjukkan oleh kedua ibu dan anak itu dalam menggapai pundi-pundi kenikmatan dosa birahi. Bahkan kini Alisa dengan jemari lentiknya mengocok cepat kelentit bu Zaskia yang membuat ummahat itu kelojotan keenakan.
Bu Zaskia : MFHH.. MMFFH!! MCCHH!! MFFHH!! MMFFHH!! MMFUAHH.. AHH!! OUUHH!! AAISHH!! ENAK NYAHHH!! TERUSHH ALISAHH!! TUANKU JUGAAHH!! AHH!! NIKMATNYA YA AALLAAHH!! OHHH!! FUCKK!! ANALL!! AHH!! AHH!! OOOUUNNGGHHHHH..!!!!
SEEERRRR.. SEERR.. SEEEEERRRRRR..
Kembali bu Zaskia menyemburkan deras cairan surgawinya saat Hamdan menekan dalam-dalam rudalnya di anusnya. Alisa pun terlihat terkejut senang mendapat facial hangat yang tiba-tiba di wajahnya.
Alisa : Wwuuhhh.. Ummiihh.. Aaahh.. Ahahahah.. Duhh.. banyak bangetthh.. Mmmhh.. ujar Alisa yang terus saja menggesek kelentit ibunya yang sedang memompa deras cairan surgawi.
Bu Zaskia : Hhh.. Hhh.. Enak banget tuanhhh.. Mmhhh.. Ahhh.. Capek Tuannhh.. jawab bu Zaskia dengan nafas tersengal-sengal.
Hamdan : Hah..?? Udahan?! Gini amat jadi anjing syar’i..?! Sinih lonteh!! Jawab Hamdan sambil menarik kepala Alisa dan langsung melesakkan rudalnya yang mengkilap oleh lendir anus bu Zaskia ke mulut kekasihnya.
Alisa : Haemfhh.. MFFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. UHUK!! OCKK.. OCKK.. MFFHH.. OCKK.. MFFHH.. OCCKK..
Puas dengan mulut Alisa, Hamdan dengan cepat kembali melesakkan rudalnya ke liang surgawi bu Zaskia. Kembali mulut bu Zaskia meracau tak karuan merasakan kuatnya sodokan Hamdan. Alisa pun diperintah Hamdan untuk doggy di atas ibunya sementara bokongnya yang bulat putih mulus kini menghadap Hamdan. Kedua toket jumbo ibu dan anak itu saling menggencet satu sama lain dan terlihat indah bagi mata lelaki manapun. Apron dan kaos yang Alisa kenakan pun tak menjadi halangan untuk kenikmatan dari sensasi gesekan antar puting keduanya. Desahan dan lenguhan bu Zaskia diredam oleh pagutan lihai Alisa. Hanya decak becek serambi lempit dan suara hantaman pinggul Hamdan di selakangannya saja yang menjadi background musik utama ruang itu.
Bu Zaskia : MFFH!! MFFHH!! MCCHH!! MCHH!! MMFFHH!! MFFUAHH.. AHH!! AHH!! rudalLHH!! OUUHH.. MMFFHH!! MHH!! MFHHH!! MNNGGHHHHH…!!!!
SEERRRR.. SEERRRR.. SEEERRRR..
Tubuh bu Zaskia kembali mengejang hebat seraya menyemburkan cairan surgawinya bak air hydrant. Kedua tangan bu Zaskia mencengkram kuat punggung Alisa, sementara Alisa sendiri mendelik saat merasakan serambi lempitnya dipaksa mekar saat Hamdan dengan cepat melesakkan rudalnya menembus liang surgawinya hingga menghantam pintu rahimnya. Hamdan dengan cepat menggenjot bokong Alisa tanpa ampun. serambi lempit Alisa yang sedari tadi sudah banjir oleh cairan surgawi pun tak mampu bertahan lama menahan deraan kenikmatan yang diberikan rudal kekar berurat Hamdan di dinding liang peranakannya.
Alisa : MFHH.. MFFHH!! MMCHH!! MFFHH..!! MMFUUAAHH.. AHH!! MASSHH!! AAHH.. ENAK MASHH!! OHH!! SHH..!! rudalLHH!! OHH!! OHH!! KERASNYAHH!! MMHH.. NNGGGHHHHHH..!!!
SEEERRRR.. SEERR.. SEEERRRR..
Hamdan segera mencabut rudalnya dan kembali menggenjot anus bu Zaskia saat serambi lempit Alisa tengah menyemburkan cairan surgawinya dengan deras. Tubuh putih mulus Alisa menggelinjang hebat merasakan sengatan kenikmatan yang menjalar cepat keluar dari tubuhnya. Bu Zaskia yang baru saja hendak istirahat harus kembali merintih dan mendesah saat anusnya tersumpal penuh oleh rudal Hamdan. Hanya beberapa sodokan saja sebelum kemudian Hamdan memindahkan rudalnya dan menghujamkannya kembali ke serambi lempit bu Zaskia. Bu Zaskia benar-benar dibuat kewalahan menikmati gaya permainan Hamdan yang brutal itu. Semua titik sensitif di kedua liang surgawinya tak berdaya dan harus tunduk oleh kedahsyatan rudal kekar berurat Hamdan.
Bu Zaskia : AHH!! TUANNHH.. FUCKK!! MHHH.. rudalHH!! OHH!! OHH!! SODOK TERUSH TUANHH!! HUKUM ANJING INIH TUANHH!! AHHH!! AHHH!! AWWHH!! SSHH.. AAHHH!! OOOUUNNGGHHHHH..!!!
SEERRRR.. SEERRRR.. SEEERRRR…
Alisa : Sshh.. Uwwhh.. Mhhh.. AAAGHH!! OHH!! MASSHH.. AHHH!! PELANHH!! AHH.. JANGANHH!! YANG KENCENGGHH AJAHH!! OHH!! ANAALHH!! EMMHH..!! ENAK MASHH…!! TERUSHH SODOK BOKONG ALISAAHH!! AAHH!! AHHH!!
rudal Hamdan yang memang sudah terbalut oleh berbagai macam lendir, memudahkannya saat melakukan penetrasi paksa ke anus Alisa sesaat setelah ia mencabutnya dari serambi lempit bu Zaskia yang juga tengah orgasme. Dua bokong putih kencang bulat berhiaskan serambi lempit dan anus pink milik dua akhwat bercadar yang tersaji di hadapan Hamdan benar-benar Hamdan nikmati semaunya. Ia berganti-ganti lubang kenikmatan sesuka hatinya. Seperti permintaan Alisa dan bu Zaskia, Hamdan telah menganggap mereka sebagai boneka pemuas nafsu bercinta pribadinya yang bisa ia pakai kapanpun ia mau.
Hamdan : ARGHH.. SHH.. MAU KELUARHH.. MMHH..
Hamdan semakin kuat menggenjot liang surgawi Alisa. Bahkan Alisa merem melek merasakan bagian bawah perutnya seperti dihajar habis-habisan. Cepatnya sodokan Hamdan pada tubuh Alisa membuat bu Zaskia harus ikut membantu menahan tubuh anaknya agar tetap bisa bertahan. Alisa pun semakin kuat dan kencang meracau, pertanda dirinya pun sudah hampir klimaks. Hamdan yang sudah tak mampu menahan ejakulasi segera mencabut rudalnya yang dibarengi dengan semburan dahsyat cairan surgawi dari serambi lempit Alisa. Tubuh Alisa mengejang kuat, tubuhnya agak melengkung, kedua matanya terpejam sementara mulutnya menganga merasakan nikmat yang tiada tara. Bu Zaskia yang sudah haus akan rasa sperma lelaki segera turun dari meja dan berlutut seraya menelan seluruh rudal Hamdan bahkan wajahnya menempel di perut bawah Hamdan.
CROTT.. CRROOTTT.. CRROTTT..
Bu Zaskia : Mffhh.. Glekk.. Glekk.. Glekk.. Mffhh.. Mchh.. Mffhhh.. Mffhh.. Srruupp.. Sruupp.. Mffhhh.. Ahhh.. enaknyaahh tuann.. lezat banget sperma tuannhh.. srrupphh.. aahhh.. ahahah.. mmffhh.. srrruupp.. kata bu Zaskia yang baru saja menelan habis seluruh sperma Hamdan dan kini tengah asik mengulum rudal Hamdan yang berlumuran lendir.
Alisa : Hhh.. Hhh.. Uwwhh.. Mas Hamdann sayaanghh.. Alisa bahagia bangethh.. Ahh.. seneng banget tiap hari dibikin lemes ginihh.. Uwhh.. timpal Alisa yang terlentang dengan kedua kaki jenjang putih mulusnya mengangkang sehingga menampakkan serambi lempit dan anus pinknya yang merekah dan becek.
Hamdan : Ahaha.. iyahh sama-sama sayang.. makasih juga udah mau jadi lonte syar’i mas yahh.. buat bu Zaskia juga.. emang pantes punya gelar anjing syar’i mahh.. kata Hamdan yang terduduk lemas di kursi makan sementara bu Zaskia dengan senyum nakalnya sedang mempaizuri rudal Hamdan.
Bu Zaskia : Hihihih.. Iya tuannhh..
Ukhti Rara : Fuuhh.. akhirnya kelar juga.. susah juga kalau editornya gak ada gini.. keluh Ukhti Rara sambil merapikan perlengkapannya.
Ukhti Anggi: Yaa.. mau gimana lagi Na? Si Laras juga idealis banget gitu.. padahal Ummi Susan sama Ummi Zaskia udah kasih kelonggaran berkali-kali.. jawab Ukhti Anggi yang sedang membersihkan rias di wajahnya setelah photoshoot.
Ukhti Rara : Yaa semoga aja bisa cepet ada pengganti editor.. biar ga perlu susah-susah kamunya juga.. ehh, makan dimana??
Ukhti Anggi : Emm.. mana aja deh.. yang penting jangan di warung yang itu.. kata Ukhti Anggi.
Ukhti Rara : Ahahah.. udah 4 bulan lhoo.. masih blom bisa move on?? Masak iya Cuma gara-gara satu ikhwan sampe gitu amat.. sampe-sampe warung tempat biasa dia makan juga kena imbasnya..??
Ukhti Anggi : Aaah.. udahlah.. cari yang lain aja lah Ra.. jawab Ukhti Anggi yang masih belum bisa move on dari mantannya, Akhi Arkan.
Meskipun sudah berjalan 2 bulan lamanya sejak Akhi Arkan memutuskan hubungan mereka berdua, kenangan pahit akan sakitnya dikhianati oleh seorang ikhwan masih begitu membekas di hatinya. Bagi kebanyakan orang biasanya akan susah untuk kembali bangkit setelah sakit hati seperti itu, tapi berkat jasa Ukhti Rara yang juga sahabat karibnya, Ukhti Anggi sedikit demi sedikit mampu untuk mengalihkan perhatiannya pada kesibukan lain. Kesibukan yang ditawarkan oleh Ukhti Rara menjadi pintu utama langkah awal Ukhti Anggi untuk memulai recovery hatinya.
Ukhti Rara : Gimana nih..?? Udah 2 bulan.. masih betah kan kerja di gerainya ummi Zaskia?? Tanya Ukhti Rara seraya memilih menu makanan mereka malam itu.
Ukhti Anggi : Yaahh.. gimana ga betah? Suasananya nyaman banget.. trus pada ramah-ramah sama pendatang baru juga.. makasih banget lohh Ra.. jawab Ukhti Anggi.
Ukhti Rara : Ahh.. Ngga juga.. kan itu kamunya aja yang supel Nggi.. Semoga aja kamu cepet bisa move on.. btw, kayaknya besok yang nggantiin Laras tuh ikhwan lohh.. jawab Ukhti Rara.
Ukhti Anggi : Lhohh.. emang sejak kapan di gerai ada yang ikhwan Ra? Kok aku gatau ya..
Ukhti Rara : Ada sih Nggi.. Cuma dia juga jarang banget ke gerai, kayak staff khusus ummi Zaskia sama Ummi Susan sih.. soalnya datang kalau pas evaluasi atau musyawarah mingguan gitu.. jelas Ukhti Rara sambil menikmati es teh nya.
Ukhti Anggi : Ohh.. pantesan.. btw aku nya juga jarang ke gerai sih.. ahahah.. yaa gimana lagi? Kebanyakan Cuma photoshoot aja.. eh iya, cakep ngga Ra?? Tanya Ukhti Anggi penasaran.
Ukhti Rara : Gimana yaa.. Ahh.. besok kamu liat sendiri aja deh.. buruan gih, keburu malem.. ntar ga sempet lohh.. jawab Ukhti Rara dengan nada menggoda.
Ukhti Anggi : Eehh.. ahahah.. iya sih..
Sekitar jam 8 malam, keduanya baru sampai di kosan tempat keduanya tinggal sejak masih kuliah. Keduanya memutuskan untuk terus tinggal di kosan itu karena sudah nyaman dan memang ibu kos agak longgar kalau masalah peraturan jam malam kos sehingga kadang kalau keduanya pulang lembur semenjak tidak adanya editor di divisi mereka membuat Ukhti Anggi dan Ukhti Rara tidak kena teguran.
Ukhti Anggi : Yang mana Na?? Tanya Ukhti Anggi sambil menatap laptopnya.
Ukhti Rara : Yang itu ajah.. Seraya Ukhti Rara menunjuk salah satu video di laptop itu.
Malam itu Ukhti Anggi dan Ukhti Rara harus kejar tayang, karena beberapa pelanggan setia mereka sudah melakukan transfer untuk video ‘nakal’ keduanya yang selanjutnya. Ukhti Rara memang memberikan solusi untuk sakit hati yang dirasakan Ukhti Anggi dengan mengajaknya kerja di gerai bu Zaskia, tapi Ukhti Anggi yang ternyata juga sudah mulai teracuni oleh nikmatnya video porno dan masturbasi akibat pergaulannya dengan Akhi Arkan juga membutuhkan penyaluran hasrat.
Meski tak mudah untuk menggoyahkan keimanan Ukhti Anggi yang masih menutup dirinya tentang hal-hal tabu seperti itu. Tapi kesabaran Ukhti Rara ditambah lagi karena memang suara-suara setan dalam hati Ukhti Anggi yang mulai berkuasa, kini Ukhti Anggi pun mulai berani untuk meluapkan hasrat bercintaualnya meski terkadang beberapa kali ia tetap sedikit menyesal. Ukhti Anggi pun tak menyangka kalau ternyata Ukhti Rara memiliki sisi gelap yang selama ini ia tutup rapat-rapat.
Pacaran. Itulah satu kata yang telah berhasil menghancurkan begitu banyak akhwat solehah yang tadinya paling anti dengan bercintaualitas, menjadi akhwat-akhwat pemuja syahwat yang berkedok pakaian syar’i dan bahkan bercadar. Tak ubahnya dengan Ukhti Rara yang ternyata ia juga lebih jauh terjerumus dalam jebakan nafsu setan. Untung saja keperawanannya masih terjaga. Tapi hampir seluruh bagian tubuhnya sudah pernah menjadi santapan lidah liar kekasih gelapnya yang merupakan seorang ustad di salah satu masjid yang cukup jauh dari kosannya. Berawal dari pendaftaran ia menjadi salah satu ustadzah di TPA masjid tersebut, hingga kemudian hari-hari Ukhti Rara harus memberikan waktu ekstra untuk melayani nafsu bejat ustad itu. Meski awalnya ia menolak, tapi karena frekuensi rayuan sang ustad yang juga berparas tampan itu semakin sering, akhirnya Ukhti Rara mulai melonggarkan pertahanan imannya. Mulai dari berpegangan tangan, cipika-cipiki, dan semuanya berubah saat sang ustad mulai mendaratkan ciuman bibirnya di bibir Ukhti Rara yang masih tertutup cadar. Pertemuan keduanya yang sangat intens baik di masjid maupun di luar kegiatan TPA, membuat hubungan keduanya semakin dalam. Dan ketika semua bagian tubuh Ukhti Rara sudah terjamah, tinggallah pangkal selakangan saja yang masih menanti kepastian. Meski berkali-kali diminta, namun Ukhti Rara tetap bersikeras mempertahankan keperawanannya, karena hal itulah permata terakhir yang ia miliki. Sebagai gantinya, Ukhti Rara pun menawarkan anusnya untuk menjadi pemuas rudal kekar sang ustad yang berukuran 17cm dan diameter 3,5cm. Perih dan tidak nyaman adalah hal yang biasa ketika anal bercinta untuk pertama kalinya. Tapi sang ustad yang sudah ketagihan dengan bokong bercintai bulat putih Ukhti Rara, membuat Ukhti Rara akhirnya mulai terbiasa dan mulai ketagihan dengan anal bercinta. Apalagi kelezatan rudal sang Ustad yang tiap hari menggagahi kerongkongannya, semakin membuat Ukhti Rara tergila-gila. Yang tadinya ia mendaftar sebagai ustadzah adalah berniat untuk mencetak generasi Qur’ani, kini keberangkatannya ke masjid itu hanyalah untuk memuaskan dahaganya akan rudal dan anal.
Tapi tetap saja, sebuah anal bercinta tak akan bisa memuaskan normal bercinta bagi seorang akhwat. Setelah hubungan perzinahan keduanya berjalan hampir 5 bulan lamanya, Ukhti Rara akhirnya mulai tak kuasa membendung rasa dahaganya akan rudal yang menyodok serambi lempitnya. Bayang-bayang tentang hilangnya keperawanan dan masalah besar apabila terjadi kehamilan terus menghantuinya. Tapi dengan mantab Ukhti Rara pun meyakinkan dirinya kalau kenikmatan yang akan ia rasakan pasti lebih besar. Namun semua harapan itu sirna karena saat ia sudah memantapkan dirinya untuk melepas keperawanannya, Ustad yang selama ini memenuhi hasrat birahinya sudah pergi kembali ke daerah asalnya di Maluku. Bahkan ustad itu pergi tanpa memberitahu sedikit pun pada Ukhti Rara akan kepergiannya. Setelah beberapa hari barulah ia ketahui kalau ternyata ustad itu sudah beristri selama ini. Rasa sakit hati pun tak terbendung dan menghancurkan hati Ukhti Rara. Selama beberapa hari ia terus menyalahkan dirinya yang sudah jauh terjerumus dalam kemaksiatan. Tapi meski begitu, bukanlah hal yang mudah untuk menghilangkan kebiasaan yang sudah lama terjadi. Akhirnya Ukhti Rara lebih memilih untuk tidak dekat-dekat dengan pacaran, tapi tetap binal dalam kesendirian. Masturbasi pun menjadi jalan pintas bagi Ukhti Rara untuk melampiaskan hasratnya namun tetap dengan menjaga keperawanannya. Maka saat ia mengetahui hal yang sama terjadi pada diri sahabatnya yaitu Ukhti Anggi, maka Ukhti Rara pun merasa iba dan menawarkan solusi yang sama dan akhirnya berhasil. Bahkan kini keduanya tetap bisa memuaskan hasrat terpendam mereka sambil menghasilkan uang jajan tambahan dengan menjual video-video lesbi keduanya.
Ukhti Rara : Ehh iya.. requestnya apa sih ya? Set item-item semua kan? Tanya Ukhti Rara sambil mengecek daftar DM dari pelanggan mereka.
Ukhti Anggi : Iya deh kayaknya.. jawab Ukhti Anggi sambil mengenakan stoking hitam renda.
Ukhti Rara : Ohh iya.. yuk.. udah siap kan? Aku play ya videonya.. kata Ukhti Rara sambil menyalakan video lesbi yang sudah ia pilih.
Ukhti Anggi dan Ukhti Rara mulai beraksi. Set pakaian syar’i warna hitam mulai dari cadar bandana, jilbab instan jumbo 2 layer, dan abaya panjang semakin menambah erotisnya adegan tarian striptis yang keduanya lakukan. Kamera smartphone Oppo pun menjadi device andalan mereka untuk mengabadikan sensualnya gerakan kedua akhwat itu dengan kualitas gambar yang cukup baik. Ukhti Rara yang lebih berpengalaman yang mengawali dengan mencumbu bibir Ukhti Anggi yang tertutup cadar. Desahan lembut mulai terdengar dari kedua akhwat cantik bercadar yang tengah saling merangsang satu sama lain. Tangan kanan Ukhti Anggi dengan lihai meremas toket kiri Ukhti Anggi sementara tangan kirinya meremas-remas bokong bulat kencang Ukhti Anggi. Begitu pula dengan Ukhti Anggi yang juga meremas toket dan bokong Ukhti Rara dengan gemasnya. Cumbuan Ukhti Rara mulai turun ke leher Ukhti Anggi yang tertutup jilbab namun tetap merangsangnya dengan nikmat. Tangan putih lentik terlatih ukhti Rara terlihat terampil menarik resleting abaya Ukhti Anggi. Hanya dengan satu tarikan tangan, abaya hitam yang menutupi tubuh indah putih mulus Ukhti Anggi pun terlepas. Tanpa malu, Ukhti Anggi justru menyibakkan jilbabnya sehingga menyajikan toket bulat besarnya yang berukuran 36E dan berputing pink pada lelaki penikmat video mereka. Tubuh putih mulus tanpa cela dengan bentuk pinggul yang cukup lebar dan selakangan dihias gundukan tembem serambi lempit pink semakin memuaskan pelanggan setia keduanya. Kaki putih mulus jenjang berbalut stoking hitam menyempurnakan keindahan tubuh akhwat cantik bercadar yang menjadi model utama gerai Bu Zaskia itu.
Ukhti Rara : Emmhh.. uda berkali-kali lihat tetep aja aku iri sama bercintainya tubuh kamu Nggi.. aku aja terangsang apalagi ikhwan.. bisik Ukhti Rara di telinga kanan Ukhti Anggi yang disertai dengan desahan yang membuat nafsu Ukhti Anggi semakin menggelora.
Ukhti Anggi : Ssshh.. Isshh.. Apaan sihh.. sinihh gantian akuhhh.. kata Ukhti Anggi yang kemudian mendorong Ukhti Rara hingga terjerembab di ranjang.
Layaknya seorang lelaki yang siap menikmati tubuh wanita, Ukhti Anggi pun doggy di atas tubuh Ukhti Rara. Perlahan ia mulai mencumbu bibir Ukhti Rara yang masih tertutup cadar. Tak lama kemudian turun ke leher Ukhti Rara sambil kedua tangan Ukhti Anggi melucuti abaya Ukhti Rara. Beda dengan Ukhti Rara yang langsung menarik lepas abaya Ukhti Anggi, Ukhti Anggi justru menarik turun perlahan sambil terus menciumi setiap bagian tubuh Ukhti Rara yang mulai terbuka. Tentu saja perlakuan seperti itu membuat birahi Ukhti Rara tumbuh secara perlahan. Desahan nikmat pun mulai terdengar dari balik cadar yang menutupi wajah cantik mantan ustadzah TPA itu.
Ukhti Rara : Ahh.. Shhh.. Enakk Nggiihh.. Mmhh.. Sshhh.. Gelihh.. Aahhh.. Sshh.. Ahhh..
Kedua tangan Ukhti Rara sibuk meremas-remas sprei sementara mata cantik lentiknya terpejam menikmati setiap aksi Ukhti Anggi. Desisan nikmat rekan kostnya yang tengah terbuai oleh kenikmatan syahwat membuat Ukhti Anggi juga semakin terangsang dan termotivasi untuk lebih jauh menjamahi tubuh putih mulus Ukhti Rara.
Plop! Gunung kembar ukuran 36DD Ukhti Rara yang dihiasi puting coklat muda keras kini terhidang menantang tepat di hadapan Ukhti Anggi. Dengan perlahan tapi pasti, Ukhti Anggi mulai memainkan kedua toket jumbo Ukhti Rara. Mulutnya aktif mengulum dan menjilati puting Ukhti Rara sefara bergantian. Kontan saja Ukhti Rara kelojotan keenakan yang ditambah dengan remasan tangan Ukhti Anggi merangsang toket kenyal putih bulat akhwat cantik bercadar itu.
Ukhti Rara : Aaauwwhh.. Shhh.. Nikmatnyahh Nggihh.. Aahhh.. Yerushh Isepphh.. Ssshh.. Ahhh.. Ahhh.. Mmhh.. Nakal Yahh.. Uhhh.. Ahhh..
Selama 5 menitan Ukhti Anggi terus memainkan toket jumbo rekannya sebelum ia melanjutkan perjalanan lesbiannya. Dengan cepat dan cekatan, Ukhti Anggi telah membuang abaya hitam yang menutupi tubuh Ukhti Rara. Para penikmat video lesbi kedua akhwat itu kini bisa menyaksikan dengan jelas kemulusan tubuh putih Ukhti Rara yang dihiasi serambi lempit gundul berwarna coklat tua. Kakinya yang jenjang putih mulus pun terlihat bercintai dengan balutan stoking hitam tipis. Aroma yang menggiurkan mulai tercium dari serambi lempit Ukhti Rara yang membuat Ukhti Anggi kehilangan kesabarannya dan langsung membenamkan wajahnya di selangkangan Ukhti Rara.
Ukhti Rara : Aaaahhh.. Sshhh.. Ouuhhh.. Yeshh.. Nggihh.. Ahhh.. Enak bangethh.. Aahhh.. Pinter yahh kamu sekarang.. Ahhh.. Iyaahh.. Disituuh.. Mmmhh.. Allahhh.. Nikmatnyaahh.. Jadi pengen rudallhh.. Ahhh.. Ahhh..
Ukhti Anggi : Emmhh.. Mffhh.. Srrupp.. Mmffhh.. Uwwh.. Pengen banget Na? Hihih.. cari yukkh.. haemfhh.. Mffhh.. Srrupphh.. Sluurrpp.. Enak banget nih serambi lempit kamuh Na.. Sruupphh..
Ukhti Anggi semakin dalam melesakkan lidahnya jauh menyusuri liang surgawi Ukhti Rara yang masih rapat perawan. Sensasi geli dan nikmat bersatu meledakkan syahwat yang menjalar di sekujur tubuh Ukhti Rara. Desahan dan rintahan Ukhti Rara semakin kuat dan intens. Tubuhnya mengejang beberapa kali menahan nikmat yang tak terkira. Tapi semua ternyata hanya permulaan. Ukhti Rara melenguh panjang saat merasakan jemari Ukhti Anggi melesak masuk mengobok-obok anusnya.
Ukhti Rara : AAUHH.. SSHH.. AHH.. NGGIHH.. OHHH.. OHH.. AAHH.. SODOK TRRUSSHH.. MMHH.. AAHH.. ENAKK NGGIH.. TERUSHH.. AHH.. MMHH.. OHH.. OHH.. ANAL YESHH.. AHHH..
Kepala Ukhti Rara beberapa kali menoleh kanan kiri, kedua tangannya semakin erat meremas sprei, tubuhnya tersentak-sentak karena kenikmatan yang bertubi-tubi. Mata Ukhti Rara yang nampak nanar menandakan kenikmatan yang ia nantikan mulai datang. Ukhti Anggi semakin cepat mengocok anus Ukhti Rara bersamaan dengan permainan lidahnya menyapu serambi lempit Ukhti Rara yang sudah banjir oleh lendir. Melihat Ukhti Rara yang sudah blingsatan bak cacing kepanasan, Ukhti Anggi pun menutup ronde pertama dengan menghisap kuat kelentit Ukhti Rara.
Ukhti Rara : AAAGHH.. AHH.. AHH.. NGGIHH.. ENAKK.. TERUSHHH.. AHH.. AHHH.. AAUWWWHHHH..!!!
SEERRRR.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Sengatan kejutan kenikmatan meledak tak tertahankan. Ukhti Rara pun spontan mengangkat tinggi pinggulnya sehingga membuat Ukhti Anggi agak tersedak saat mulutnya disumpal serambi lempit dan kerongkongannya dibanjiri cairan surgawi Ukhti Rara dengan deras. Mata Ukhti Rara mendelik ke atas, tubuhnya mengejang, lenguhannya panjang melepas nikmat orgasme. Selama beberapa detik tubuh Ukhti Rara mengejang memompa cairan surgawi sebelum kemudian kembali lunglai di atas kasur.
Ukhti Anggi : Glek.. Glek.. Eemhhh.. Segernyahhh pipis kamuh Ra.. Uwwhh.. jadi basah nih cadar akuhh.. hihihih.. jawab Ukhti Anggi sambil melihat bagian cadar dan jilbabnya yang basah.
Ukhti Rara : Hhh.. Hh.. Enak banget dih Nggih.. Aahh.. sinih ahh.. Aku juga mauhh serambi lempit kamuhh.. kata Ukhti Rara meminta Ukhti Anggi untuk posisi sujud dan nungging.
Posisi ini memaksimalkan kebercintaian tubuh putih mulus Ukhti Anggi yang menunjukkan lekuk tubuhnya secara jelas. Ditambah toketnya yang terlihat tergencet juga bokongnya yang kencang putih menjulang, membuat rudal lelaki yang melihatnya pasti berontak.
Ukhti Anggi : Eemmhh.. giniihh Ra..?? Uwwwhh.. Ayuuk Raaa.. bikin aku keenakan.. Ssshh.. Mmhh.. kata Ukhti Anggi yang sudah terlalu birahi.
Ukhti Rara yang sudah duduk bersimpuh di depan bokong Ukhti Anggi terlihat terpesona dengan bentuk bokong teman kosnya itu. Begitu bulat kencang sempurna berpadu dengan pinggul yang indah semakin tampak menggiurkan karena dihias serambi lempit dan anus pink muda yang mengkilat oleh lendir syahwat. Ukhti Rara pun menyibakkan jilbabnya dan ia ikat di belakang punggungnya sehingga toket jumbo 36DD miliknya terlihat membusung indah tanpa cela.
Ukhti Rara : Mmhh.. Sshh.. Emang dari dulu kamu tuh body goal banget yah Nggih.. Aku ngiri lohh sama bokong kamuhh.. Uhhh.. Jadi sange banget nihhh.. celetuk Ukhti Rara sebelum kemudian ia menciumi perlahan bokong indah Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : Mmhh.. Aaahh.. Aahh.. jangan gituhh.. Tubuuh kamuuhh juga bagus kokk.. Sshh.. Aahh.. Mmhhh.. Naahh.. Ssshh.. desah Ukhti Anggi menikmati permainan guru bercintanya.
Kedua tangan Ukhti Rara meraba-raba bagian sensitif di paha mulus Ukhti Anggi yang membuat aktor model di gerai bu Zaskia itu semakin tenggelam dalam birahi. Lenguhan panjang Ukhti Anggi meledak saat merasakan bibir Ukhti Rara mulai menyentuh bibir serambi lempitnya. Cadar bandana yang menutupi wajah Ukhti Rara disibakkan sebagian sehingga kini ia dengan mudah bisa menikmati kelezatan serambi lempit perawan Ukhti Anggi. Jilatan demi jilatan Ukhti Rara daratkan dan menyapu bersih membelah bibir serambi lempit Ukhti Anggi. Tentu saja hal ini memberikan ledakan kenikmatan yang menyebar cepat hingga ke ujung tubuh Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : AAAWWHH.. SSHH.. MMHHH.. RARAAHH.. AAAHH.. ENAKK NAAH.. TERUSHH.. AHHH.. JILAT TERUSS NAHH.. MMMHH.. OOUUHH.. OHHH.. MMHH.. ALLAAHH.. ENAKNYAHH.. MMHHH.. LIDAH KAMUH ENAK BANGET RAAHH.. AAHHH..
Ukhti Rara semakin bersemangat saat mendengar racauan Ukhti Anggi yang begitu menikmati permainan lidahnya. Ukhti Rara pun tanpa ragu membenamkan wajahnya di selakangan Ukhti Anggi. Lidahnya ia julurkan sejauh mungkin menyusuri liang kenikmatan mantan kekasih Akhi Arkan itu. Rasa gurih lendir birahi serambi lempit Ukhti Anggi membuat Ukhti Rara tak mampu membendung dahaganya. Begitu pula dengan Ukhti Anggi yang semakin liar meracau, melenguh, dan mendesah karena deraan kenikmatan yang tiada henti akibat tarian lidah Ukhti Rara memanjakan dinding liang surgawinya.
Ukhti Rara : Eeemfhh.. Mmfhh.. Elelempthh.. Mcchh.. Mchh.. Mffhh.. Srruupp.. Sruupp.. Mffhh.. Enak bangeth Nggih serambi lempit kamuhhh.. Mffhhh.. Ahh.. Jadi nagih nihh.. Mffhh.. Ohh.. Mffhh.. Srrupphh.. Nyaamhhhh.. Mcchh..
Adegan yang luarbiasa erotis dipertontonkan oleh kedua akhwat cantik bercadar hitam itu. Bukannya menutup rapat aurat mereka, keduanya justru mengumbar dan menghalalkan setiap mata lelaki penikmat akhwat binal bercadar untuk berfantasi dengan tubuh mereka. Pemandangan yang ironis namun di lain sisi juga menggugah syahwat. Sisi gelap syahwat seorang akhwat bercadar yang hari-hari menutup rapat auratnya dan terlihat alim menurut pandangan khalayak umum justru begitu diminati dan menjadi incaran para ikhwan-ikhwan pemuja syahwat juga.
Ukhti Anggi : AAAHH.. AMPUUNNHH.. NAAHH.. JANGAN DISITUUHH.. NTAR AKU KEENAKANN.. AAHH.. SSHH.. OOOUUNNGH.. SSHH.. AAHH.. OHH.. ENAKNYAHH.. TERUS RARAHH.. AHH.. AHHH.. SODOK TERUSSHH.. ALLAAHH.. BARU JARI AJA ENAKNYAHHH.. APALAGI rudalLHH.. OOUHH.. OHHH.. OHHH.. OHHH.. NNGGGHHHHHH..!!!
SEEERRRR.. SSSEEERRRRRR.. SEEERRRR..
Ukhti Anggi tak mampu menahan luapan syahwat dan akhirnya harus menyerah oleh terpaan orgasme. Jemari Ukhti Rara yang secara silih berganti keluar masuk mengobok-obok liang anus Ukhti Anggi benar-benar membuat Ukhti Anggi tak berkutik. Tubuhnya bergetar hebat menyemburkan cairan surgawi yang luar biasa derasnya. Tentu saja mulut Ukhti Rara tak mau membuang-buang ‘jus’ lezat dari serambi lempit rekannya itu.
Ukhti Rara : Mmmffh.. Glupp.. Glupp.. Glupp.. Mmfhh.. Aaahh.. lezatnyahh.. Mfhh.. Mchh.. Sruupp.. Sruupphh.. Emmhh.. Enaknyahh.. mau lagi dongh Nggihh.. kata Ukhti Rara yang masih asik mengulum jemarinya yang penuh lendir anus setelah menenggak csiran surgawi Ukhti Anggi.
Aksi berikutnya berlanjut dimulai dengan Ukhti Anggi duduk bersandar di kursi sementara kedua kakinya dibuka lebar dengan selakangan yang berhiaskan serambi lempit dan anus pink becek menghadap kamera. Tak lama kemudian sebuah dildo berukuran sedang mulai Ukhti Anggi lesakkan membelah anus sempitnya.
Ukhti Anggi : OOOOUUHHH.. MMHHH.. SSHH.. AHH.. AHHH.. UHH.. YESHHH.. AAHH.. NNGHHH.. ENAK NYAAHH.. AAHH.. RARAHH.. AWWHH.. GELIHH.. ENAKK.. OHH.. SHHH.. OHHH.. OHHH.. NGHHH.. MHHH.. OHHH..
Rintihan dan desahan nikmat kembali berlanjut saat tangan kanan Ukhti Anggi mulai mengocok cepat dildo yang menyumpal anusnya sementara tangan kirinya sibuk menggesek-gesek klitorisnya sendiri. Ukhti Rara pun aktif merangsang toket 36E Ukhti Anggi dengan meremas-remas dan memilin-milin puting pinknya yang mencuat keras sejak tadi. Ketiga titik sensitif Ukhti Anggi terus menerus dirangsang yang membuat Ukhti Anggi mulai kelojotan keenakan. Erangan mantan pacar Akhi Arkan itupun semakin kuat dan intens karena gelombang orgasme yang kian mendekat.
Ukhti Anggi : AAAHH.. AHHH.. NGGHH.. NGGHHH.. RARAAHH.. OHHH.. ENAK BANGETHH… AHHH.. GA TAHAN LAGIIHH.. OHHH.. OHHH.. OUUNNGGHHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEERRRR..
Ukhti Rara terpana dengan derasnya semburan cairan surgawi Ukhti Anggi. Bahkan kelentitnya pun tampak ikut mencuat. Tak mau membuang-buang kelezatan yang disediakan serambi lempit Ukhti Anggi, Ukhti Rara bergegas berlutut dan mendekatkan wajahnya di atas perut bawah Ukhti Anggi. Tangan kiri Ukhti Rara menyibakkan cadarnya dan mulutnya yang terbuka lebar pun akhirnya dibanjiri cairan orgasme akhwat cantik mantan pacar Akhi Arkan itu.
Ukhti Rara : Mmmhh.. Glup.. Glupp.. Glupp.. Ahhh.. Enaknya Nggih.. Lagih dong.. Ayok kocok lagih yang kuat.. kata Ukhti Rara yang sudah kembali membungkuk di belakang kursi tempat Ukhti Anggi kembali anal-masturbate. Kepala Ukhti Rara bersandar di pundak Ukhti Anggi sambil terus membisikkan kata-kata yang sangat merangsang. Tentu saja Ukhti Anggi semakin bergelora menyodok liang anusnya sendiri dengan dildo yang terlihat begitu ketat dijepit oleh bibir anusnya. Tak hanya dari kata-kata Ukhti Rara saja, jemari lentik Ukhti Rara yang terus bermain lincah di toket jumbo Ukhti Anggi turut membakar birahi yang ada di dalam tubuh Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : AAAHH.. AHH.. OHH.. ENAK RAAHH.. AAHH.. OWHH.. rudalHH.. MAU rudalHH.. OHHH.. OHHH.. OOUNNGGHH..!!
SEERRRR.. SEERRRR.. SEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Kembali tubuh Ukhti Anggi menggelinjang hebat, bahkan ia sedikit mengangkat pinggulnya karena nikmat luar biasa dari orgasme yang baru saja menerpanya. Tangan kiri Ukhti Anggi yang tanpa henti memainkan klitorisnya membuat semburan cairan surgawinya semakin kuat bahkan sampai membasahi cadar dan jilbab Ukhti Anggi dan Ukhti Rara.
Ukhti Rara : Wwuuhh.. Sshh.. Jadi basah kuyup nihh.. ahaha.. gila sih kamu Nggi.. bisa detes banget gituuhh.. uhh.. kata Ukhti Rara yang terpana melihat semburan deras cairan surgawi Ukhti Anggi hingga membasahi jilbabnya.
Ukhti Anggi : Hhh.. Hh.. enak banget sihh soalnyaah.. duhh ga kebayang kalo yang nyodok rudal beneran nihh.. jawab Ukhti Anggi yang tersengal-sengal setelah orgasme dahsyatnya.
Ukhti Rara : Uhhh.. Sinihh.. Aku bersihin.. kata Ukhti Rara yang kemudian berjongkok di depan selakangan Ukhti Anggi dan mulai menjilat nikmat hingga serambi lempit Ukhti Anggi bersih kesat.
Sudah tentu kamera mereka terus merekam adegan yang terjadi, termasuk saat Ukhti Rara kini menjilati serambi lempit Ukhti Anggi yang terlihat agak merekah. Mata Ukhti Rara yang terbalut eyeliner beberapa kali melancarkan tatapan nakal ke arah kamera seakan menantang setiap ikhwan yang menonton video mereka untuk ramai-ramai menjamah dan menikmati tubuhnya.
Ronde dua pun berganti Ukhti Rara yang beraksi. Kini lokasi berpindah ke atas ranjang dimana Ukhti Anggi tiduran terlentang sementara Ukhti Rara berjongkok diatas wajah Ukhti Anggi. Aksi yang dipertontonkan mirip dengan saat Ukhti Anggi beraksi. Tangan kanan Ukhti Rara berperan aktif mengocok dildo yang keluar masuk serambi lempitarkan liang anusnya, sementara tangan kanannya sibuk menggesek-gesek kelentitnya yang sudah mencuat tegak layaknya kacang. Ukhti Anggi pun tak mau membuat gunung kembar 36DD Ukhti Rara menganggur. Dengan sigap jemari lentik putih Ukhti Anggi terus memilin-milin puting kecoklatan Ukhti Rara yang sudah menjulang tinggi.
Ukhti Rara : AAHH.. AHH.. SHHH.. MMHH.. ENAKNYAHH.. MMHH.. MMHH.. UHH.. NIKMATNYAHH.. OUUHH.. MAU KELUAR NIH NGGIHH.. AHHH.. AHHH.. SINIHH MULUTTH.. AWWHH.. AHH.. OUUNNGGHHHH..!!!
SEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEERRRR..
Dildo pun menancap dalam-dalam sementara mata Ukhti Rara terpejam saat serambi lempitnya meledakkan cairan surgawinya. Orgasme yang begitu nikmat membuat cairan surgawi menyembur deras dan disambut mulut Ukhti Anggi yang sudah menganga bersiap menenggak setiap tetes cairan kenikmatan mantan ustadzah itu. Tubuh Ukhti Rara mengejang beberapa saat seraya memompa seluruh birahinya yang mengalir cepat meninggalkan tubuhnya. Ukhti Anggi sendiri tampak gelagapan karena cairan surgawi Ukhti Rara muncrat kemana-mana dan membanjiri cadar beserta jilbab hitam yang dikenakan Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : Uwwhh.. Mmhhh.. Glupp.. Glupp.. Ahh.. Enak Rahh.. Lagihh.. Mau lagih dong.. Sinihh.. ucap Ukhti Anggi dengan lidah menjulur menjilati bibir serambi lempit Ukhti Anggi.
Hanya butuh waktu sekitar 40an detik sebelum Ukhti Rara kembali mencapai klimaks keduanya di posisi itu. Ranjang tempat keduanya berlesbi ria pun basah kuyup oleh cairan surgwai. Rasa lelah bercampur nikmat mulai memenuhi seluruh tubuh putih mulus Ukhti Rara. Video pun ditutup dengan aksi Ukhti Anggi menjilati serambi lempit dan anus Ukhti Rara.
Ukhti Rara : Hhh.. Hh.. Capek banget nih Nggihh.. Tapi enak sihh.. kebayang gak sih kalau ada rudal yang sodokin serambi lempit kitah..?? Mmmhh.. kata Ukhti Rara yang tengah berfantasi sambil merebahkan dirinya yang hanya mengenakan jilbab, cadar, dan stoking hitam tipis ke ranjang.
Ukhti Anggi : Iya nih.. Mmhh.. Tapi enak sih Rah.. Makasih yah udah ngajarin akuh soal anal.. jadi tetep bisa masturbasi tanpa harus ilang perawan.. hahah.. jawab Ukhti Anggi yang terduduk dan melihat hasil video mereka yang berdurasi sekitar 15 menitan.
Ukhti Rara : Ahaha.. Yaa gimana gak aku ajarin, kamu aja udah ketagihan gituh sama bokep.. Untung aja si Arkan ga sampe perawanin kamuh… Hoahm.. Ngantuk.. Bobo yuk ahh..
Alisa : Makasih mas Hamdan sayang.. mmmchh.. ucap Alisa sebelum kemudian mendaratkan ciuman pada bibir Hamdan.
Hamdan : Wuuu.. udah ga malu lagi nih sekarang ya?? Padahal cadaran gitu juga maen sosor aja nih sayangku.. kata Hamdan yang terkesima dengan kecantikan Alisa dengan cadar tali hitam, jilbab pink muda, sementara matanya dibalut eyeliner dan kacamata.
Alisa : Hihih.. ngapain malu-malu lohh mas Hamdan sayanggh..?? Kalo sama mas Hamdan mah disuruh apa ajah Alisa mah ngikut.. jawab Alisa dengan nada menggoda.
Hari itu memang Alisa tampil agak berbeda. Abaya panjang berumbai warna pink muda berpadu dengan jilbab non pet jumbo 3 layer rumbai dan cadar tali hitam benar-benar membuatnya tampak seperti bidadari. Apalagi mata lentiknya yang dihiasi eyeliner dan kacamata menyebabkan pandangan mata setiap ikhwan tak bisa berpaling darinya.
Hamdan : Hem?? Beneran nih..?? Disuruh apa aja mau?? Coba kalo sekarang mas minta Alisaku sayang buat emut rudal mas disini.. bisa?? Pancing Hamdan yang kemudian menstandar miringkan motornya sementara ia berdiri bersandar pada jok motor.
Alisa : Eehh.. Branih dongg.. jawab Alisa yang langsung sedikit membungkuk dan menciumi rudal Hamdan yang masih terbalut sirwal.
Hamdan tak menyangka kalau kekasihnya akan berani sampai seliar ini padahal di tempat umum. Kedua tangan lentik Alisa yang berhenna merah dengan handsock hitam pun begitu cepat dan terampil menarik rudal jumbo Hamdan keluar dari sirwalnya. Tanpa basa-basi, tangan kiri Alisa menyibakkan cadarnya dan dalam sekejap mata seluruh rudal Hamdan sudah terbenam seluruhnya di mulut Alisa. Hamdan hanya bisa merem melek merasakan sepongan nikmat kekasihnya. Suasana outdoor apalagi tepat di pinggir jalan semakin membuat adrenalin keduanya terpacu. Untungnya lalu lalang kendaraan pagi itu cukup sepi.
Sulwa : Yeee.. kak Alisa nih.. gak dimana-mana bisa aja yaahh gitu.. kata Sulwa yang tiba-tiba muncul dari dalam kos’an dengan abaya dan bergo hitam sementara wajahnya ditutupi masker
Hamdan : Ehh.. Sulwa.. Eemhh.. Lagi enak nihh.. bentar yaahh.. kata Hamdan yang masih merem melek menikmati servis mulut Alisa.
Alisa : Mffhh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Occkk.. Ockk.. Mffhh.. Mmffuahhh.. Srrupp.. Srruupp.. Ehh Sulwa.. Hihih.. Ditantangin sih barusan sama mas Hamdan.. Yaa gimana mau nolak coba?? Kata Alisa sambil tangan kanannya masih mengocok perlahan rudal Hamdan sementara tangan kirinya merapikan cadarnya.
Sulwa : Yaa tapi kan jangan gitu juga kaaak.. Sulwa jadi pengen nih.. mana Mas Amin lagi sibukk.. jawab Sulwa.
Alisa : Ahahah.. Iya deh maaf dek.. Yaudah Mas.. Lanjut ntar lagi yaa.. mmchh.. ucap Alisa sambil mengecup bibir Hamdan sebelum kemudian beranjak pergi masuk ke kos’an Sulwa.
Hamdan : Ehh ya sayang.. ntar dijemput jam berapa?? Tanya Hamdan sambil merapikan sirwalnya.
Alisa : Mmm.. blom tau mas sayang.. Ntar Alisa kabarin lagi.. jawab Alisa yang juga segera merapikan kembali cadarnya.
Hamdan pun berlalu pergi setelah puas memandang Alisa yang kemudian masuk ke pintu gerbang kos Sulwa. Seperti permintaan bu Zaskia, Hamdan diminta datang ke gerai karena harus menggantikan editor di sana yang baru saja resign. Meskipun Hamdan belum tau tentang apa yang harus dilakukannya secara detil, tapi ia yakin kalau berkenaan dengan editing foto ia cukup bisa.
Hamdan : Assalamu’alaykum..
Bu Susan : Wa’alaykumsalam.. Ahh.. Mas Hamdan.. darimana aja? Udah ibu tungguin dari tadi lhoo.. jawab Bu Susan yang selalu tampil cantik setiap harinya.
Hamdan : Afwan Bu, tadi ngantar teman dulu karena ada kerja kelompok.. jawab Hamdan sambil menutup pintu ruang konten kreator di divisi media milik gerai bu Zaskia.
Hamdan agak terkejut karena melihat ada dua orang akhwat bercadar di ruangan itu yang tengah duduk di sofa sambil berdiskusi di antara mereka. Pengalaman Hamdan dalam mengeksplor tubuh terawat dan terjaga seorang akhwat, membuatnya memiliki kemampuan dalam menilai tubuh akhwat meski tertutup secara menyeluruh.
Bu Susan : Eh ya mas Hamdan, kenalin ini mba Anggi dan ini mba Rara.. seraya bu Susan menegur Hamdan yang terlihat terkejut karena sedang asyik menelaah ukuran tubuh akhwat di hadapannya.
Hamdan : Ahh.. iya.. afwan ukh.. ana Hamdan.. salam kenal.. kata Hamdan yang terlihat menjaga imagenya.
Ukhti Anggi : Na’am akhi.. ana Anggi, salam kenal.. jawab Ukhti Anggi yang tampak mempesona dengan setelan jilbab segi empat jumbo dan abaya warna pink muda sementara wajah cantik putihnya dengan mata lentik ber-eyeliner miliknya tertutup cadar tali hitam.
Ukhti Rara : Ana Rara akhi.. jawab Ukhti Rara singkat dengan nada sedikit ketus tapi tetap terlihat cantik dengan jilbab segi empat jumbo dan cadar pink muda berpadu indah dengan abaya marunnya.
Bu Susan : Nah jadi gini mba Anggi sama mba Rara, inshaaAllah mulai hari ini mas Hamdan bakal jadi editor untuk sosmed kita ya. Jadi tolong kerjasamanya karena mas Hamdan juga masih baru di sini.. ujar bu Susan yang kemudian berlalu pergi meninggalkan Hamdan dengan kedua akhwat di ruangan itu.
Meski pengalaman Hamdan dalam menaklukkan akhwat bercadar bisa dibilang profesional, namun tetap saja rasa canggung ia rasakan saat ia harus memulai pembicaraan dengan kedua akhwat yang baru saja ia kenal. Apalagi terlihat kalau Ukhti Anggi dan Ukhti Rara seakan tak terlalu peduli dengan Hamdan.
Hamdan : Emm.. Afwan ukh, ada yang bisa ana bantu? Tanya Hamdan mencoba membuka pembicaraan.
Ukhti Anggi : Ehh iyah.. Afwan akhi Hamd.. Kata-kata Ukhti Anggi terhenti saat mendapati Ukhti Rara memotong pembicaraannya.
Ukhti Rara : Afwan mas Hamdan yaa, meski mas Hamdan ini ‘orang spesial’ ummj Susan, tapi kalau nanti ga bisa kelarin tugas sesuai deadline yaa ana bakal tetep laporin ke ummi Susan.. Tukas Ukhti Rara dengan nada ketus seraya memandang remeh Hamdan.
Hamdan : Ohh.. inshaaAllah ana akan bantu semaksimal mungkin.. kata Hamdan meyakinkan.
Tetap saja Hamdan sebagai seorang lelaki merasa terhina mendengar seorang akhwat meremehkannya. Tapi ia tak bisa hanya dengan berbicara, ia harus menunjukkan kemampuannya dalam editing pada Ukhti Rara dan Ukhti Anggi yang memang sudah bergelut di divisi media sekian lama sehingga telah melejitkan pemasaran produk dari gerai milik bu Zaskia itu.
Ukhti Anggi : Rara.. jangan gitu ahh.. ga enak lohh.. masa baru awal-awal udah digituin sih.. kata Ukhti Anggi yang merasa iba pada Hamdan.
Ukhti Rara : Udah.. kita liat dulu.. kata Ukhti Rara yang kemudian berjalan menuju meja editor.
Ruang divisi media tidak terlalu luas hanya seukuran 3×4 meter saja. Meski terlihat kecil, namun pemilihan desain interior yang minimalis membuat ruangan yang berisi satu sofa besar, meja kantor pendek panjang, dan meja komputer itupun terlihat lega. Sebuah komputer dekstop kelas high-end gaming pun menjadi pilihan Ukhti Rara sebagai senjata utama editing.
Hamdan pun diminta untuk melakukan beberapa editing pada foto yang sudah di sortir oleh Ukhti Rara. Meski foto yang diambil dengan kamera itu sudah cukup kalau hanya untuk sosmed, namun sisi perfeksionis yang dimiliki Ukhti Rara membuatnya ingin mendapatkan lebih. Bagi Hamdan, hal itu merupakan sebuah pengalaman baru untuk bisa belajar tentang editing foto lebih jauh. Aplikasi Photoshop yang ada di divisi media pun menggunakan versi paling baru. Tentu saja hal ini membuat Hamdan memerlukan beberapa waktu untuk penyesuaian. Ada sekitar 5 foto yang menjadi job-desk Hamdan siang itu dan semua itu harus selesai sebelum Ashar. Ukhti Rara yang belum terlalu menaruh kepercayaan pada Hamdan terus berupaya mencari-cari kesalahan yang Hamdan buat.
Ukhti Anggi : Ehh Rara.. kasih kesempatan akhi Hamdan dulu, jangan dikit-dikit di komen gitu.. celetuk Ukhti Anggi yang merasa kasihan melihat Hamdan di cecar dengan komentar negatif dari Ukhti Rara.
Ukhti Rara : isshh.. Apaan sih Nggi?? Masak kayak gitu aja lelet.. kalo si Laras yang garap sih udah kelar dari tadi.. jawab Ukhti Rara yang terlihat agak kesal melihat Hamdan yang tak bisa memenuhi ekspektasinya.
Allahu Akbar.. Allahuakbar..
Suara adzan Dhuhur pun berkumandang yang menjadi pertanda jam istirahat siang pun dimulai. Tampak beberapa staff gerai mulai bersiap-siap untuk melaksanakan ibadah sholat Dhuhur.
Ukhti Rara : Aahh.. udahlah.. istirahat dulu aja.. ntar dilanjut lagi.. kata Ukhti Rara dengan nada ketus ke arah Hamdan yang masih juga belum selesai dengan 3 dari 5 foto.
Hamdan : Afwan ya ukh.. inshaaAllah nanti kelar.. jawab Hamdan yang segera bergegas meninggalkan ruangan.
Dalam hati Hamdan ia kesal karena merasa diremehkan harga dirinya oleh akhwat. Tapi mau bagaimana lagi, ia pun tak bisa memungkiri kalau adaptasinya dengan versi Photoshop yang baru membuatnya tak bisa memberikan performa maksimal.
Ukhti Anggi : Kamu tuh kebangetan sih Ra.. kan akhi Hamdan juga baru hari pertama tuh.. ntar kalo kita malah kena marah ummi Susan atau ummi Zaskia gimana?? Secara dia kan ‘staf-khusus’ gituu.. ujar ukhti Anggi yang duduk di sofa sambil menyiapkan mukenanya.
Ukhti Rara : Ya ngga gitu juga Nggi.. aku tuh pengennya cepet kelar, soalnya kan ini udah hampir weekend, kapan lagi kelarnya kalau ngga hari ini.. trus aku tuh pengennya biar akhi Hamdan cepet adaptasi sama kerjaan kita.. jawab Ukhti Rara yang terdengar agak menyesal.
Ukhti Anggi : Iyaa juga sih.. tapi kan kita juga bakalan kerja sama akhi Hamdan ga Cuma hari ini aja Ra.. kalau chemistry di awal aja udah kayak gini kan ntar kedepannya jadi susah.. cobalah kasih kelonggaran dikit.. toh dulu diawal-awal kita juga ngga digituin amat.. jawab Ukhti Anggi.
Ukhti Rara : Hemm.. okedeh.. inshaaAllah ntar aku coba kasih kelonggaran.. eh ya, baru inget deh.. kita kan belom jadi upload video semalem tuh?? Kapan deadline nya?? Tanya Ukhti Rara.
Ukhti Anggi : Ya Allah Ra.. aku kira udah kamu kirimin.. padahal mereka udah pada bayar tuh.. ya siang ini kan kita janjiinnya..?? Udah sih buruan upload.. kata Ukhti Anggi sambil mengambil HPnya.
Ukhti Rara : Yaudah.. pake WiFi sini aja.. berapa tuh ukuran videonya?? Tanya Ukhti Rara sambil melihat ke arah HP Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : Ehh.. 300an Mb dong ukurannya.. gimana nih?? Tanya Ukhti Anggi.
Ukhti Rara : Kok gede banget ukuranya?? Ga kayak biasanya sih Nggi? Kemarin rekam pake resolusi berapa?? Tanya Ukhti Rara penasaran.
Ukhti Anggi : Yaah kan kemarin ada yang minta pake 1080p, yaudah deh aku set di 1080p.. trus gimana nih Ra?? Keburu kelar sholatnya.. tsnya Ukhti Anggi yang memang tak terlalu paham dengan gadget.
Ukhti Rara : Mmm.. Yaudah sinih..
Ukhti Rara dengan sigap memindahkan file video syur mereka yang sudah dipesan oleh salah satu pelanggan ke komputer editing di ruang itu. Kemudian ia melanjutkan dengan proses uploading yang membutuhkan waktu sekitar 7 menit. Mungkin dikarenakan banyaknya staff yang menggunakan fasilitas wifi gerai sehingga menurunkan kemampuan transfer data yang ada.
Ukhti Rara : Duhh kok lama banget nih 7 menit..?? Mmm.. yaudah deh.. tinggal sholat aja dulu.. kata Ukhti Rara yang terlihat tergesa-gesa mengambil mukenanya.
Ukhti Anggi : Emang gapapa Ra ditinggal gitu aja? Ntar kalo ada yang liat gimana?? Aku takut nih.. jawab Ukhti Anggi yang khawatir video mereka ketauan.
Ukhti Rara: Udah santai aja.. udah aku setting kok kalo kelar langsung nge-close sendiri gitu.. yuk.. ntar kena potong gaji kalo ketauan telat sholat lohhh.. jawab Ukhti Rara yang bersegera meninggalkan ruang media disusul Ukhti Anggi.
Sudah jadi peraturan mendasar di gerai bu Zaskia bagi setiap staff untuk menjaga sholat di awal waktu. Meski tak langsung mendapat potong gaji sebagai hukuman, tapi kalau ketahuan berkali-kali tertinggal waktu sholat maka hukuman potong gaji akan diterapkan. Ini dilakukan untuk memberikan pelajaran bagi staff di gerai bu Zaskia bahwasanya sholat itu sebuah kewajiban yang harus benar-benar dijaga.
Hamdan baru teringat kalau HP nya tertinggal di ruang media sesaat setelah ia keluar dari toilet. Ia juga sempat melihat Ukhti Anggi dan Ukhti Rara yang tergesa-gesa meninggalkan ruang media untuk menuju musholla. Ia pun segera menuju ruang media dan mengambil HPnya. Sesaat sebelum beranjak pergi, mata Hamdan teralihkan ke layar monitor komputer yang tak seperti saat tadi ia meninggalkan ruang itu. Rasa penasaran mendorongnya untuk mengecek apa yang terjadi pada komputernya. Hamdan pun mendapati sebuah pop-up notification kalau sebuah file telah berhasil di upload. Ia pun penasaran dan mencoba mencari tahu file yang dikirim. Hamdan pun terkejut ketika mengetahui file video yang dikirim adalah video striptis dan masturbasi Ukhti Anggi dan Ukhti Rara yang masih mengenakan jilbab dan cadar. Untuk beberapa saat, Hamdan menikmati sajian di layar komputer itu sebelum kemudian ia mentransfer file video kedua akhwat itu ke HPnya. Senyum puas pun tersirat di wajah Hamdan. Ia baru saja mendapatkan cara untuk memberikan pelajaran pada Ukhti Rara agar tidak meremehkan nya.
Sementara itu..
Ukhti Anggi : Lumayan sihh.. hihihih.. lumayaaann.. guman Ukhti Anggi yang masih duduk kenikmatans sesaat setelah selesai berdoa dan masih mengenakan mukenanya.
Ukhti Rara : Apanya yang lumayan Nggi? Mie Ayam..?? Celetuk Rara yang keheranan melihat tingkah Anggi.
Ukhti Anggi : Yeee.. bukan lahhh.. itu tuh.. akhi Hamdan.. Lumayan ganteng sih biarpun ga seputih mas Arkan.. hihihih.. gagah pula.. awhhh.. jadi bayangin lohh.. ujar Ukhti Anggi sambil mendekap tubuhnya sendiri.
Ukhti Rara : Halaahh.. ku kira siapaa.. iyaa kan? Ganteng kaann?? Timpal Ukhti Rara dengan nada menggoda sambil duduk menempel di sisi kanan Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : He’emhh.. Aaahh.. bibirnya bikin gemess.. pengen deh aku cium.. ssshh.. aaahh.. kebayang gak sih Ra..?? Tanya Ukhti Anggi dengan nada manja.
Ukhti Rara : Hihihih.. kebayang apanya Nggi?? Yang mana yang dibayangin..?? Jawab Ukhti Rara menggoda Ukhti Anggi sambil meraba-raba paha Ukhti Anggi yang duduk di lantai sambil melipat kedua kakinya ke kiri.
Ukhti Anggi : Yaaa itu tuuhh.. pasti dadanya bidang banget tuh.. kenceng gituhh.. kayak yang di filem-filem.. kamu ga penasaran Ra..?? Tanya Ukhti Anggi yang sedikit menggeliat saat merasakan tangan Ukhti Rara terselip diantara kedua belah pahanya.
Ukhti Rara : Aku?? Penasaran?? Sama akhi Hamdan?? Bangetthh donghh.. biarpun keliatannya tadi aku kayak gitu sama akhi Hamdan, tapi.. emmmhh.. udah bisa kebayang tuh yang ada di selakangan dia.. ahhh.. aku sih pasrah kalo harus jebol sama akhi Hamdannhh.. jawab Ukhti Rara sambil matanya terpejam membayangkan dirinya digagahi Hamdan.
Ukhti Anggi : Eehh.. katanya mau nunggu halal dulu Ra?? Kok udah ga tahaann..?? Jawab Ukhti Anggi sambil membalas meremas toket Ukhti Rara yang masih tertutup abaya dan mukena.
Ukhti Rara : Ahhh.. itu kan Cuma omongan akuh ajah.. uuhh.. kamu gak pengen Nggi?? Katanya udah pengen banget disodok rudal nih lubang..?? Goda Ukhti Rara yang kini sudah mulai menggesekkan jemarinya di selakangan Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : Pengen lah Raa.. tapi takut ajahh.. Tapi pengeenn.. Aahh.. barengan yuk.. hihihih.. tapi gimana dong caranya..?? kata Ukhti Anggi.
Ukhti Rara : Hihihh.. Naaahh.. itu dia masalahnya.. aku juga bingung gimana caranya biar akhi Hamdan mau sodokin kita.. sshhh.. Aaahh.. udahlah.. semoga aja ntar Allah kasih jalannya.. hihihih.. jawab Ukhti Rara.
Ukhti Anggi : Aaamiinn.. hihihi.. yuk balik.. blom makan juga kita.. jawab Ukhti Anggi yang mulai melepas mukenanya dan merapikan kembali cadar dan jilbabnya.
Bu Susan : Ehh.. mba Rara, gimana mas Hamdan? Bisa kan ngerjain job-desknya..?? Tegur bu Susan saat Ukhti Anggi dan Rara berpapasan dengannya di depan gerai.
Ukhti Rara : Alhamdulillah lumayan umm.. meski belum se-lincah ukhti Laras, tapi inshaaAllah masih bisa berkembang seiring berjalannya waktu.. jawab Ukhti Rara.
Bu Susan : Alhamdulillah.. tolong dibantu ya, jarang-jarang kan ada ikhwan yang kerja di gerai kita? Hihih.. siapa tau ntar cocok sama mba Rara juga.. goda bu Susan yang membuat Ukhti Rara sedikit salting.
Ukhti Anggi : Waah.. boleh juga tuh umm.. timpal Ukhti Anggi menggoda Ukhti Rara.
Ukhti Rara : Aaahh.. apaan sih Nggi.. jawab Ukhti Rara malu.
Bu Susan : Pada belum makan juga kan? Yuk makan dulu.. ajak bu Susan.
Wilayah gerai bu Zaskia yang terletak di sentra mahasiswa Jogja memberikan kemudahan akses bagi staf gerai untuk mendapatkan ragam pilihan menu makan siang karena banyaknya warung makan di sana. Harga yang murah dan lokasi yang nyaman merupakan salah satu daya tarik Jogjakarta bagi setiap mahasiswa.
Hamdan : Assalamu’alaykum Alisaku sayang.. lagi apa?? Tanya Hamdan melalui chat WhatsApp.
Alisa : Wa’alaykumsalam mas Hamdan sayang.. nih lagi makan siang ama Sulwa.. gimana kerjaan di gerai mas? Lancar kan?? Balas Alisa.
Hamdan : Yaahh lumayan.. Dikasi rekan kerja yang agak jutek nih sayang.. jadi bete.. tapi inshaaAllah mas bisa jalanin kok.. balas Hamdan.
Alisa : Alhamdulillah.. semangat mas Hamdan sayaang.. ntar kalau udah selesai, pakai aja Alisa semau mas Hamdan sihh.. hihihih.. mmmmuacchh.. balas Alisa menggoda Hamdan.
Hamdan : Eeehh.. kalo itu mah udah wajib loh sayang.. hihihih.. tapi kayaknya gatau nih bisa jemput Alisaku sayang atau ngga, soalnya belum kelar juga kerjaan.. Balas Hamdan.
Alisa : Ohh.. banyak yaah mas kerjaan?? Mmm.. yaudah gapapa.. ntar Alisa pesen Gojek aja deh.. mmmuachh.. ngga makan siang mas Hamdan sayang..?? Balas Alisa.
Hamdan : Iya nih.. semoga aja sore udah kelar.. ini baru mau makan, tapi enakan makan serambi lempitnya sayangku Alisa ini lhooo.. Balas Hamdan menggoda kekasihnya.
Alisa : Awww.. isshhh.. mas Hamdan yaahh.. bikin Alisa jadi pengen loohh.. uwww.. awas ya ntar malem.. hihihih.. balas Alisa menggoda Hamdan.
Hamdan : Ahahah.. mau diapain coba mas nih?? Ehh, mas duluan yah sayang.. udah jam kerja lagi nih.. mmmmuacchh.. Assalamu’alaykum.. balas Hamdan.
Sekitar jam 1 siang semua staf gerai bu Zaskia yang semuanya adalah akhwat, kembali ke gerai. Termasuk Ukhti Anggi dan Ukhti Rara yang bersegera menuju ruang Media tempat dimana tadi mereka upload video syur keduanya.
Ukhti Anggi : Gimana Ra..?? Aman kan?? Tanya Ukhti Anggi yang agak ngos-ngosan karena berlari kecil menuju ruang media.
Ukhti Rara : Yak.. udah selesai kok, udah auto-close semua.. jawab Ukhti Rara yang terlihat membungkuk di depan layar komputer sambil mengecek transfer file video mereka.
Ukhti Anggi : Alhamdulillaahhh.. lega deehh.. jawab Ukhti Anggi yang kemudian terduduk lunglai di sofa sambil menyalakan AC.
Cklek..
Hamdan : Assalamu’alaykum.. ucap Hamdan sambil memasuki ruangan kerjanya yang baru.
Ukhti Anggi dan Ukhti Rara : Wa’alaykumsalam.. jawab keduanya bersamaan.
Hamdan : Ana lanjutin lagi ya ukh.. kata Hamdan sambil menuju ke kursi komputer.
Hamdan tak langsung menunjukkan tentang video yang baru saja ia dapatkan. Ia masih menunggu waktu yang tepat. Kembali Ukhti Rara memantau proses kerja Hamdan dalam melakukan editing foto seperti arahan Ukhti Rara. Namun kali ini berbeda, Hamdan lebih merasa nyaman karena Ukhti Rara lebih bersifat supportif, tidak seperti tadi pagi.
Ukhti Rara : Emm.. Udah bagus sih akhi.. mmm.. coba ini dibuat kayak gini bisa ngga ya?? Jadi biar lebih jelas gitu bagian yang ini.. kata Ukhti Rara mengarahkan Hamdan sambil agak membungkuk di samping kanan Hamdan seraya jemari lentiknya menunjuk ke layar komputer.
Wangi khas aroma parfum akhwat begitu memanjakan hidung Hamdan yang membuatnya semakin bersemangat. Tak butuh waktu lama hingga akhirnya Hamdan berhasil menyelesaikan job desknya. Saat Hamdan berfikir ia bisa istirahat sebentar, ia dikejutkan dengan suara Ukhti Rara yang cukup keras.
Ukhti Rara : Yaa Allaahh..!! Bisa gitu kelupaaan.. duhh.. kata Ukhti Rara dengan nada kesal sambil memandangi HP nya.
Ukhti Anggi : Kenapa lagi Ra..?? Tanya Ukhti Anggi.
Ukhti Rara : Ini lhoohh.. lupa blom edit video untuk pre-intro produk baru kita.. isshh.. mana harus kelar juga hari ini.. jawab Ukhti Rara.
Ukhti Anggi : Yaudah dikerjain sih.. jawab Ukhti Anggi agak menenangkan Ukhti Rara yang terlihat panik.
Ukhti Rara : Ahh.. nih di edit video nya.. ana maunya kayak gini.. akhi bisa kan?? Jangan bilang ga bisa!! Tegas Ukhti Rara yang kembali ketus pada Hamdan.
Hamdan : inshaaAllah.. coba ana liat ukh.. pake after effects yaa..?? Mmm.. dicoba dulu.. kata Hamdan yang memang tak terlalu farmiliar dengan aplikasi After Effect.
Hampir selama 3 jam proses editing dilakukan. Lamanya waktu yang terjadi karena memang Hamdan sendiri belum terlalu menguasai aplikasi yang disediakan. Ditambah Ukhti Rara yang begitu menekan Hamdan karena deadline yang sudah mepet. Tapi akhirnya video pun selesai meski harus over-time sehingga hanya tinggal mereka bertiga yang masih bertahan di gerai.
Ukhti Rara : Fuuhh.. kelar deh, tinggal upload aja.. kata Ukhti Rara yang duduk di sofa sambil menghela nafas.
Ukhti Anggi : Ahahah.. iya yah.. nyampe jam setengah 5 baru kelar.. afwan ya akhi Hamdan jadi ngrepotin.. ujar Ukhti Anggi mencoba ramah dengan Hamdan.
Hamdan : Iya kok gapapa ukh.. udab jadi tanggung jawab ana juga.. jawab Hamdan yang juga bersandar lega di kursi komputer.
Ukhti Rara : Sebenarnya bisa lebih cepet lagi kalo akhi Hamdan juga tau cara pake After Effect.. Tadi sih harus gini gitu dulu.. jadi lama.. celetuk Ukhti Rara agak kesal dengan Hamdan.
Ukhti Anggi : Eehh.. Rara.. udahlah.. ngapain sih? Toh yang penting kelar.. ujar Ukhti Anggi mencoba menenangkan Ukhti Rara.
Ukhti Rara : Iyaa.. Cuma ya itu.. coba kalo akhi Hamdan nih.. ahh udahlah.. jawab Ukhti Rara ketus.
Hamdan : Hemm.. Afwan Ukh.. ana juga masih belajar.. jawab Hamdan dengan nada merendah.
Meski begitu tetap saja ada rasa jengkel di hati Hamdan. Ia merasa tak seharusnya seorang wanita menginjak-injak harga dirinya. Apalagi ia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menuruti setiap keinginan Ukhti Rara. Tapi entah kenapa jerih payahnya hampir tak dihargai oleh pimpinan divisi media itu.
Ukhti Rara : Yap kelar.. Oke bisa pulang deehh.. kata Ukhti Rara dengan nada menyindir ke arah Hamdan.
Hamdan tentu saja tau maksud kata-kata ukhti Rara itu yang membuat kesabarannya semakin habis.
Hamdan : Afwan Ukh.. minta waktunya sedikit aja.. ana mau tanya.. kalau edit video gini gimana ya caranya..?? Tanya Hamdan sambil menyalakan video di HPnya dan menunjukkannya ke Ukhti Anggi dan Ukhti Rara.
Betapa terkejutnya Ukhti Rara dan Ukhti Anggi saat mengetahui video di HP Hamdan adalah video lesbi dan anal masturbate yang mereka upload tadi pagi. Keduanya tak menyangka kalau Hamdan bisa memiliki video itu. Ukhti Anggi pun hanya bisa menutupi wajahnya yang juga sudah tertutup cadar hitam dengan kedua tangan mulusnya sementara Ukhti Rara tak bisa berkata-kata.
Hamdan : Hem..?? Kok jadi diem ukh..?? Gimana ya cara editnyaa..?? Tanya Hamdan dengan nada menyindir kedua akhwat cantik itu sambil terus menaikkan volume suara HPnya.
Ukhti Rara : Kok bisa dapet video itu!? Dapet darimana!? Tegas Ukhti Rara dengan nada tinggi.
Hamdan : Emang pentingnya ana dapet darimana..?? Justru yang seharusnya ukhti khawatirkan kalau ini ketauan sama ummi Susan atau ummi Zaskia.. atau lebih parah lagi tersebar ke medsos.. ahaha.. Duuhh.. goyangannya manteb banget nihh.. ujar Hamdan yang terlihat puas melihat kedua akhwat berjilbab pink itu panik.
Ukhti Anggi : Ampun akhi.. jangan dilaporin ke ummi Susan.. apalagi ummi Zaskia.. duhh.. apa ajah.. apa ajah inshaaAllah ana lakuin yang penting jangan kasih tau ummi Zaskia ama ummi Susan.. tolong akhii.. rengek Ukhti Anggi yang terlihat pasrah.
Hamdan : Naahh.. gitu dong.. Cuma ana ga butuh jawaban dari Ukhti Anggi sih.. Ana butuhnya dari Ukhti Rara yang supeerr jaim ini.. ujar Hamdan yang mulai duduk santai dengan menyilangkan kakinya sambil tersenyum puas melihat Ukhti Rara yang tak punya banyak pilihan.
Ukhti Anggi : Kan tadi udah kubilang Ra.. Sekarang jadi gini kaaann.. Udahlah.. Ngalah aja.. Daripada ntar kitanya malu.. Tolong Raa.. Rengek Ukhti Anggi mencoba memohon pada Ukhti Rara sambil menarik-narik lengan baju kirinya.
Ukhti Rara : Issshhh.. Ahh.. yaudah.. kamu maunya apa!? Kata Ukhti Anggi dengan nada marah.
Hamdan : Lhoohh.. Lhoohhh.. kok gitu?? Masa iya gitu?? Lihat tuh.. contoh Ukhti Anggi.. mintanya baik-baik.. ngga marah-marah gitu.. atauu.. pengen langsung ana kirimin aja ke bu Zaskia?? Ejek Hamdan sambil menatap sepele ke Ukhti Rara.
Ukhti Anggi : Raa.. Udahlahh.. Tolong Raaa.. pinta Ukhti Anggi yang terdengar mulai terisak-isak.
Ukhti Rara yang masih kesal dan marah dengan kejadian itu pun mulai luluh saat mendengar suara temannya, Ukhti Anggi yang terisak-isak. Ia sadar kalau ini adalah kesalahannya yang tak menghiraukan anjuran dari Ukhti Anggi tadi, tapi semuanya sudah terjadi dan ia harus segera mengambil keputusan.
Ukhti Rara : Fuuhh.. Baik.. apa yang akhi Hamdan mau?? Tanya Ukhti Rara dengan nada merendah.
Hamdan : Naahh.. gitu kan lebih enak.. Emmm.. apa ya?? Enaknya apa ya?? Ohh iya.. panggil ana “TUAN”.. kata Hamdan.
Ukhti Rara : Bb.. Baik Tuan Hamdann.. sudah kan Tuaan..?? Kata Ukhti Rara dengan menahan malu.
Hamdan : Haah..?? Dikira gitu aja selesai?? Kok enak dong.. Ahahah.. Sekarang Striptis dong sampe telanjang.. tapi jangan copot jilbab sama cadar kalian.. ayoo Ukhtiii.. ujar Hamdan dengan nada meledek yang kali ini HPnya telah berganti ke mode recording.
Ukhti Rara : Mau buat apa Tuuaann..?? Tanya Ukhti Rara memelas.
Ukhti Anggi : Iyaah Tuaan.. Maluu Tuuaann.. timpal Ukhti Anggi yang berdiri disamping kiri Ukhti Rara sambil mendekap tangan kiri Ukhti Rara.
Hamdan : Hehh!! Kalian tuh ga disuruh tanya! Udah cepet joget!! Bentak Hamdan layaknya Tuan pemilik budak.
Meski Ukhti Rara dan Ukhti Anggi sering membuat video-video adegan lesbi, striptis atau anal masturbate, tapi kalau harus melakukannya di hadapan ikhwan secara langsung tetap saja keduanya merasa malu. Tampak Ukhti Anggi seperti orang kebingungan karena ia sama sekali tak menduga harus melakukan hal itu langsung di depan seorang lelaki, meskipun di lain sisi ia juga mengharapkan bisa telanjang di hadapan Hamdan.
Hamdan : Kenapa!? Kaku gitu!? Udaahh anggap aja ana kayak pelanggan kalian yang lain!! Ujar Hamdan yang merasa kesal.
Mendengar kata-kata Hamdan, Ukhti Anggi dan Ukhti Rara pun saling menatap satu sama lain. Mereka baru sadar dan sedari tadi tak sempat berfikir ke arah sana. Celah setan pun mulai terkuak lebar dan mulai merasuki kedua akhwat cantik divisi media itu. Layaknya ular kobra yang sudah mendengar seruling dari sang pawang, Ukhti Rara pun mulai meliuk-liukkan tubuhnya yang juga diikuti oleh Ukhti Anggi dengan goyangan yang saling berirama. Kedua tangan putih mulus mereka tampak lihai menyusuri tiap lekuk tubuh indah keduanya. Mulai dari pundak, dada, pinggang, pinggul, dan berakhir di bokong. Kedua mata lentik Ukhti Rara dan Ukhti Anggi silih berganti melancarkan tatapan menggoda pada Hamdan yang tentu saja menarik libido Hamdan untuk bangun.
Semakin lama goyangan mereka pun semakin intens. Desahan dan lenguhan pun mulai terdengar perlahan karena kini Ukhti Rara berdiri di belakang Ukhti Anggi yang tengah menari strip. Kedua tangan Ukhti Rara menyelinap di antara lengan dan badan Ukhti Anggi. Dengan sigap jemari lentik tangan kanan Ukhti Rara meraba dan meremas toket Ukhti Anggi yang masih tertutup sempurna oleh abaya dan jilbabnya. Sementara tangan kiri Ukhti Rara meremas gemas bokong bulat Ukhti Anggi. Kepala Ukhti Rara yang menempel di sisi kanan kepala Ukhti Anggi terus mencumbu bagian leher dan telinga Ukhti Anggi. Meski masih tertutup jilbab dan cadar, namun tetap saja rangsangan geli berpadu nikmat dari hembusan nafas Ukhti Rara semakin membakar birahi akhwat cantik model gerai bu Zaskia itu.
Ukhti Anggi : Mmhh.. Ssshh.. Raraaaahh.. Sshhh.. desah Ukhti Anggi menikmati datangnya syahwat.
Tanpa perlu diperintah lagi, Ukhti Rara mulai aktif melucuti pakaian Ukhti Anggi secara perlahan hingga kini hanya tersisa jilbab, cadar dan kaos kaki saja. Bra dan CD pink muda yang tadinya menutupi bagian terindah dari tubuh seorang akhwat pun telah terlempar ke sudut ruangan dan menyisakan pemandangan indah tubuh putih mulus terawat seorang akhwat. Ukhti Anggi memiliki tubuh berisi namun lekuk tubuhnya jelas terlihat. Perutnya yang cukup rata berpadu lengkap dengan toket jumbo berukuran E cup yang dihiasi puting berwarna pink. Pandangan mata Hamdan tak henti-hentinya dimanjakan setelah menatap toket indah cup E yang kenyal padat terlihat tumpah dalam remasan kedua tangan Ukhti Rara, kini pangkal paha Ukhti Anggi pun menunjukkan pesonanya dengan kemulusan sempurna tanpa bulu. Sekali pandang saja Hamdan bisa tau kalau serambi lempit Ukhti Anggi masih rapat perawan. Paha yang putih mulus berisi terlihat kencang menyatu dengan kakinya yang jenjang.
Belum puas Hamdan menikmati keindahan tubuh bagian depan Ukhti Anggi, ia kembali menahan nafas saat keduanya kini saling berhadapan dan berpagutan hingga terlihat cadar mereka pun basah oleh liur keduanya. Jemari Ukhti Rara yang lentik dengan terampil membelai dan meremas toket Ukhti Anggi, sementara kedua tangan Ukhti Anggi dengan cekatan menarik cepat resleting depan abaya marun milik akhwat cantik berpostur tinggi semampai itu. Abaya panjang jumbo yang menjadi pelindung utama keindahan tubuh seorang akhwat kini terjatuh pasrah dan menampakkan kemulusan tubuh yang sudah pasti menjadi idaman setiap mata ikhwan.
Hamdan : Waoww.. Ternyata biarpun akhwat bercadar kalo uda nafsu ga ada bedanya sama lonte yaa.. Ujar Hamdan yang terpana melihat keindahan tubuh Ukhti Anggi dan Ukhti Rara.
Mendengar kata-kata Hamdan yang seperti itu, keduanya justru malah semakin bersemangat untuk semakin menggoda Hamdan. Sifat ketus dan jutek Ukhti Rara dan juga sifat agak pemalu Ukhti Anggi telah hilang tenggelam dan berubah menjadi sifat asli semua akhwat ketika sudah terbuai dalam nikmatnya nafsu birahi. Marwah keduanya yang mewakili akhwat solehah bercadar tak lagi mereka pedulikan. Bisikan setan telah menjerat keduanya untuk semakin jauh mendalami dosa syahwat ‘terlarang’. Bra dan CD marun yang bertugas untuk menutupi daerah kewanitaan Ukhti Rara kini telah pensiun dini dan pasrah menawarkan keindahannya pada mata Hamdan. Postur tubuh yang tinggi semampai dihiasi kulit putih mulus tanpa cela tampak semakin sempurna karena toket 36DD berputing coklat muda bersandar penuh di dada Ukhti Rara. Mata Hamdan terus menelusuri perut ramping dengan pinggul yang cukup lebar terlihat serasi dengan selakangannya yang juga mulus tanpa bulu sedikitpun. Kaki jenjang mulus putih tanpa bulu terbalut kaos kaki overknee putih menambah kecantikan Ukhti Rara.
Ukhti Anggi : Sshh.. Mmhh.. Ahhh.. Raraaahh.. Mmmhhh.. desah Ukhti Anggi tertahan merasakan cumbuan Ukhti Rara di lehernya yang masih tertutup jilbab pink.
Tak lama berselang, Ukhti Rara kemudian turun dan mulai ‘menggarap’ gunung kembar jumbo milik akhwat cantik kelahiran Jambi itu. Secara bergantian puting pink Ukhti Anggi tenggelam di mulut bercintai Ukhti Rara. Desahan Ukhti Anggi semakin intens karena tangan Ukhti Rara pun aktif meremas-remas kedua toket 36E Ukhti Anggi bersamaan. Karena posisi Ukhti Anggi berdiri sehingga Ukhti Rara terpaksa agak membungkuk dan kembali menyuguhkan pada Hamdan pemandangan bokong bulat putih kencang Ukhti Rara yang siap untuk digempur. Tubuh Ukhti Anggi menggeliat menikmati permainan mulut Ukhti Rara. Kedua tangannya meremas-remas kepala Ukhti Rara karena terpaan birahi yang mulai menguasai dirinya.
Ukhti Anggi : Aaahh.. Sshh.. Raraahh.. Mmhh.. Enaknyahh.. Ouhhh.. Shhhh.. Ahhhh.. Terushh Raaahh.. Mmhhh.. desah Ukhti Anggi seraya matanya terpejam merasakan nikmat.
Hamdan tak sedetikpun melewatkan setiap adegan ‘panas’ kedua rekan barunya di divisi media itu. Bahkan kini desahan Ukhti Anggi semakin liar karena merasakan sensasi geli bercampur nikmat oleh jilatan lidah Ukhti Rara yang membenamkan wajahnya di selakangan miliknya. Kaki kanan Ukhti Anggi menapak di atas meja pendek kantor sehingga mempermudah Ukhti Rara yang berjongkok untuk menikmati setiap bagian serambi lempit suci sang akhwat cantik model gerai itu. Cadar tali yang Ukhti Rara kenakan sedikit disibakkan ke sisi kiri wajahnya dan tanpa ampun lidah Ukhti Rara bergerilya menyapu menjilati setiap detil bibir serambi lempit Ukhti Anggi yang membuat setiap ikhwan yang melihat aksinya pasti ingin berada di posisinya.
Ukhti Anggi : AAUUWHH.. AAHH.. RAAAHH.. MMMHHH.. MFFFHHH.. AAMMFHH.. SSHHH.. ENAKFFHH.. MMHHH.. JILATHH TERUSHHHH.. MMFHH.. MFFHHH.. SSSHH.. AAAMMHHH.. OHHH.. MMMHHH.. desah dan rintih Ukhti Anggi tertahan oleh tangan kanannya yang menutup mulutnya supaya tak terdengar oleh staf lain di luar ruangan sementara tangan kirinya meremasi toket kirinya sendiri.
Ukhti Rara : Mmfchh.. Mmchh.. Elelelempthh.. mffhhh.. srruupp.. srruppp.. enak bangethhh serambi lempit kamuhh Nggihh.. aahhh.. ssrrpp.. mmffhh.. ssrrppp.. ujar Ukhti Rara yang terlihat begitu bersemangat melumat selakangan rekan kerjanya itu.
Tak terasa sirwal Hamdan mulai berubah bentuk karena tak mampu menampung besarnya rudalnya saat mulai tegang. rudal Hamdan mencapai bentuk aslinya saat ia menyaksikan wajah putih mulus cantik Ukhti Rara yang tertutup sebagian dengan cadar disiram deras oleh cairan surgawi Ukhti Anggi saat mencapai klimaks.
Ukhti Anggi : MMFFHH.. MFFHHH.. AAAMFHH.. RRAAHHH.. MAU KELUARHHH.. MMFHHH.. EEEMMMMFFHHHHHH..
SEERRRR.. SEERRRR.. SSSSEEERRRRRRR..
Tubuh Ukhti Anggi mengejang hebat dan menyemburkan deras cairan surgawinya dan langsung membanjiri kerongkongan Ukhti Rara yang sudah membuka lebar mulutnya. Darah Hamdan berdesir cepat menyaksikan hal itu yang membuatnya semakin terangsang. Sudah pasti setiap ikhwan rela untuk berada di posisi Ukhti Rara merasakan hangatnya siraman cairan kenikmatan dari seorang akhwat cantik bercadar. Derasnya orgasme Ukhti Anggi pun membuat jilbab Ukhti Rara terlihat basah kuyup. Selama beberapa saat tubuh Ukhti Anggi tersentak-sentak menikmati orgasme pertamanya. Namun ketiganya yang tengah tenggelam dalam suasana syahwat dikejutkan oleh suara salah seorang staf dari luar ruangan.
Staf Gerai : Raraaa.. Anggi.. mau balik kapan..?? Kata salah seorang staf yang juga akhwat dan berjalan mendekat ke arah ruangan media.
Ukhti Rara : Ahh.. Ntar lagi.. Duluan aja kita masih banyak kerjaan.. jawab Ukhti Rara terburu-buru sembari menahan gagang pintu dengan tangan kanannya.
Staf Gerai : Ohh.. okedeh.. ntar jangan lupa dikunci ya.. duluan ya.. Assalamu’alaykum.. jawab staf gerai itu yang kemudian berlalu pergi menjauh.
Tak lama kemudian terdengar suara pintu depan ditutup dan beberapa kendaraan bermotor berlalu pergi meninggalkan gerai. Hal itu menjadi pertanda kalau sudah tak ada lagi orang selain mereka bertiga. Tampak senyum nakal tersirat dari mata Ukhti Rara yang juga disambut oleh liarnya permainan Ukhti Anggi melahap kedua toket bulat kencang 36DD akhwat cantik pimpinan divisi media itu.
Ukhti Rara : AAAWHHH.. SSSHH.. MMHHH.. NGGIHH.. AAHH.. ENAKNYAHH.. SSHH.. ISEPHH NGGIHH.. OUHHH.. MMMHH.. OHHHH.. GELIIHHH.. AAHH.. MHHHH.. AHHHH..
Tanpa ragu-ragu lagi, Ukhti Rara melepas lenguhan dan desahannya sekuatnya. Seisi ruangan pun dihiasi dengan suara nikmat seorang akhwat merelakan tubuhnya di terpa birahi. Ukhti Rara kini beralih dari posisi berdiri menjadi terlentang di meja pendek panjang dengan kedua kakinya mengangkang lebar seolah-olah menantang Hamdan untuk segera menikmati selangkangannya. Kamera HP Hamdan terus merekam keindahan selakangan Ukhti Rara yang mulus putih tanpa bulu dihias dengan serambi lempit yang berwarna coklat dan terlihat begitu rapat.
Belum tuntas Hamdan menikmati keindahan di depan dirinya, Ukhti Anggi kini menyuguhi Hamdan dengan bokong bulat putih kencangnya. Ia doggy dengan wajahnya yang tertutup cadar pink terbenam di selakangan Ukhti Rara sementara bokongnya yang bulat penuh tersaji sempurna di hadapan Hamdan. serambi lempit pink cerah terlihat mengkilap oleh lendir khas serambi lempit akhwat yang terus mengalir deras akibat syahwat yang memuncak.
Ukhti Anggi : Mmmfhh.. Srruupp.. Srrupphh.. Mmmch.. Mmfhh.. Srrupp.. Elelelempthh.. Elelelempthh.. Mmchh.. Enak banget serambi lempit kamuh Raa.. Srruppthh.. Srruppthh.. Mmfhhh.. desah Ukhti Anggi yang terbuai kelezatan lendir birahi akhwat.
Ukhti Rara : AHHHH.. IYAH NGGIHH.. OUUHH.. SHHH.. MMHH.. AAHH.. AHHH.. ENAKKHH.. MMFFHH.. SSHH.. TERUSHH NGGIHH.. OUHHH.. IYAHH.. ISEPPHH.. OUHH.. NAKAL NIHH YAHH LIDAH KAMUHH.. OWHHH.. racau Ukhti Rara yang sudah lupa dengan sikap ketusnya di awal saat ia baru saja berjumpa dengan Hamdan tadi.
Hamdan terkekeh puas melihat kebinalan akhwat yang terlihat angkuh sedari tadi. Bahkan kini tanpa ia perintah, Ukhti Anggi dan Ukhti Rara dengan rela menunjukkan aksi ‘panas’ lesbi di antara keduanya. Di luar sana keduanya memberikan tarif yang cukup mahal untuk setiap video yang mereka buat, tapi kini Hamdan bisa menikmatinya secara live bahkan gratis. Dan mungkin bisa saja ini akn berlanjut lebih jauh lagi.
Kepala Ukhti Rara menoleh kanan-kiri dengan kedua tangannya aktif meremas-remas toket bulat miliknya. Tubuhnya blingsatan merespon derasnya syahwat yang mengalir deras ke seluruh tubuhnya. Lidah Ukhti Anggi begitu lihai menyapu dan membelai setiap bagian bibir serambi lempit Ukhti Rara. Lenguhan Ukhti Rara semakin liar saat lidah Ukhti Anggi mulai melesak masuk membelai bagian dalam dinding liang surgawinya. Ibu jari dan jari telunjuk kiri Ukhti Anggi turut membantu membuka bibir serambi lempit Ukhti Rara sementara jemari tangan kanannya bertugas di tempat lain.
Ukhti Rara : EENGGHHH.. OOUHHH.. AAHHH.. SSSHH.. ENAK NGGIHH.. EMMHH.. SHH.. AHHH.. OUHHH.. AHHH.. MHHH.. AAAHHH.. ONGHHH.. TERUSH NGGIH.. YANG CEPETHH.. AAHHH.. DUHH ENAKNYAHH.. AUWWHH.. MAU KELUAR NGGIHH.. desah dan racau Ukhti Rara semakin liar saat dua jemari kanan Ukhti Anggi mulai menusuk dan mengocok cepat anusnya.
Hamdan baru ingat kalau video yang tadi ia lihat hanya menyajikan masturbasi kedua akhwat itu tanpa sedikitpun melesakkan dildo ke liang surgawi mereka, justru malah anus keduanya yang menjadi tontonan utama. Lamunan Hamdan pun terhenti karena terdengar lenguhan panjang dan kuat Ukhti Rara melepas orgasme pertamanya.
Ukhti Rara : AAAHH.. NGGIHH.. AGGH.. GA TAHAAANNHH.. OOOUUNNNGHHHHH…
SEERRRR… SSSSEEERRRRRRR.. SEEERRRRR..
Kedua tangan Ukhti Rara mencengkeram erat pinggiran meja dengan kepalanya mendongak sementara kedua kakinya mengangkat pinggulnya setinggi mungkin. Ukhti Anggi segera memundurkan kepalanya dan dibarengi dengan semburan kuat cairan surgawi Ukhti Rara. Jemari Ukhti Anggi tetap saja mengocok liang bo’ol Ukhti Rara yang sedang orgasme, kontan saja hal ini menyebabkan cairan surgawi Ukhti Rara menyembur ke segala arah. Sekitar 7 detik Ukhti Rara klimaks hebat hingga tubuhnya mengejang beberapa saat sebelum kemudian ia terkulai lemas dengan nafas tersengal-sengal. Ukhti Anggi pun kini tengah asik menjilati sisa-sisa cairan surgawi di selakangan rekannya itu.
Hamdan : Wuuhh.. ternyata akhwat bercadar bisa kayak gini juga yaa..?? Hahahaha.. mantab nih kalo sampe ketauan banyak orang.. kata Hamdan yang sudah berdiri di samping kiri Ukhti Anggi yang tengah doggy menikmati serambi lempit Ukhti Rara.
Ukhti Rara yang masih kecapekan pun terkejut dengan kata-kata Hamdan. Tampak ekspresi yang sama dari mata Ukhti Anggi yang kini memandang Hamdan dengan ekspresi takut yang tersirat dari balik cadarnya. Namun kedua akhwat cantik berkulit putih itu lebih terkejut lagi karena melihat Hamdan yang sudah bugil dari perut ke bawah. Tombak perkasa Hamdan yang berukuran 25cm dan diameter 5cm berwarna sawo matang berurat tampak mengacung tegak.
Hamdan : Hem? Kenapa?? Ga usah pasang tampang sok bingung gitu.. udah jelas kan kalian harus ngapain?? Udah buruan aja! Kalo mau jadi akhwat lonte ya yang totalitas dong.. ucap Hamdan dengan nada mencemooh kedua akhwat divisi media itu.
Ukhti Anggi : Ta.. Tapi tuann.. tadi kan Cuma disuruh striptis ajahh.. ini kan.. udahh.. jawab Ukhti Anggi dengan nada gugup.
Ukhti Rara : i.. iyah Tuann.. timpal Ukhti Rara.
Hamdan : Heh!? Siapa bilang kalian punya pilihan!? Kalo suka video ini viral ya gapapa.. ahahaha.. jawab Hamdan.
Ukhti Rara dan Ukhti Anggi saling menatap satu sama lain. Mereka tak punya pilihan lain selain mengikuti kemauan Hamdan, tapi disisi lain mereka tak mau melanjutkan hal itu lebih jauh. Padahal di dalam hati Ukhti Anggi dan Ukhti Rara itu adalah kesempatan yang selama ini mereka nantikan. Bisikan iman di dalam kedua hati akhwat berkulit putih itu begitu lemah ibarat api di batang korek yang harus berhadapan dengan angin topan. Kembali setan dalam diri keduanya bersorak riang saat Ukhti Rara dan Ukhti Anggi kemudian mengambil posisi bersimpuh di antara selakangan Hamdan.
Hamdan : Naaahh.. Aku juga tau kalo kalian tuh sebenernya pengen banget sama rudal kan..?? Udah ga usah ditahann.. ahahaha.. ujar Hamdan yang terduduk santai di sofa kedua kakinya terbuka lebar sementara tangan kanannya terus menggenggam HP yang merekam adegan perzinahan mereka.
Ukhti Rara lah yang lebih dulu mencoba menggarap rudal jumbo Hamdan. Ini pengalaman pertamanya menjumpai rudal sebesar itu. Selama ini ia hanya melihatnya di video-video interracial saja dan tak menyangka akan menghadapinya secara langsung. Warna rudal dan tubuh Hamdan tampak begitu kontras dengan kulit mulus putih kedua akhwat itu. Perlahan namun pasti Ukhti Rara mulai menjilati rudal Hamdan. Tangan kanan Ukhti Rara bertugas untuk menyibakkan cadar yang ia kenakan sementara tangan kirinya menggenggam batang rudal Hamdan. Aroma khas selakangan lelaki pun mulai menusuk hidung Ukhti Rara dan membuatnya semakin tenggelam dalam syahwat.
Ukhti Rara : Mmffhh.. Mmchh.. Mmhh.. Srruupp.. Mmchh.. Mmffhfhh..
Mulai dari pangkal, lidah Ukhti Rara menyapu perlahan rudal Hamdan hingga ke ujungnya. Kelembutan lidah Ukhti Rara yang baru pertama kali melakukan oral-bercinta pun memberikan sensasi tersendiri bagi Hamdan. Hamdan semakin dibuat terbuai saat merasakan zakarnya kini menjadi santapan mulut kenikmatans Ukhti Anggi yang berada disisi kiri Ukhti Rara karena sudah tak sabar menanti gilirannya. Meski baru pertama kalinya Ukhti Anggi dan Ukhti Rara melihat rudal secara langsung, tapi sisi binal dalam diri keduanya seperti sudah lepas kendali, bahkan Ukhti Rara kini sudah mulai melesakkan rudal kekar jumbo berurat Hamdan untuk memperawani kerongkongannya.
Ukhti Rara : Haemffhh.. Mmfhh.. Mcckk.. Ockk.. Ockkk.. Mffhh.. Ockkk.. Sruuppp.. Ockk.. Ockk.. Uhukk.. Ockk.. Mffhhh.. Mfhh.. Nghh.. Ockk.. Ockkk.. Ockk.. Ockk..
Ukhti Anggi : Sluurpp.. Sluurpp.. Mchh.. Mcchh.. Mfhh.. Mffhh.. Sluurrpp..
Hamdan beberapa kali dibuat meringis saat gigi Ukhti Rara bergesekan dengan rudalnya. Pengalaman pertama seorang akhwat ketika menghadapi rudal raksasanya memang sudah tak asing bagi Hamdan. Setelah beberapa saat penyesuaian, kini Ukhti Rara dengan lahap dan penuh nafsu mulai mengocok rudal Hamdan dengan mulut kenikmatansnya. Terlihat jelas pipi putih mulus Ukhti Rara menggembung diikuti pangkal lehernya saat rudal diameter 5cm Hamdan mulai menyesaki kerongkongannya jauh melesak hingga menyodok pangkalnya. Beberapa kali terdengar suara tersedak Ukhti Rara yang berusaha menaklukkan rudal Hamdan dengan teknik Deepthroat yang selama ini ia latih dengan dildo. Mata lentik Ukhti Rara terpejam menikmati saat rudal seorang ikhwan yang selama ini ia idam-idamkan kini telah bersarang di mulutnya. Birahi yang memuncak hingga ke ujung-ujung jemarinya membuat Ukhti Rara tak kuasa menahan dirinya untuk memberikan ‘pelayanan’ spesial untuk rudal pertamanya. Sesekali Mata lentik Ukhti Rara menatap nakal ke arah Hamdan sementara kepalanya sibuk naik turun memberikan ‘pelayanan’ pada rudal Hamdan dibantu tangan kirinya yang ikut mengocok lembut batang keperkasaan Hamdan. Ukhti Anggi pun tak mau kalah dan dengan penuh nafsu melumat, menjilat, mengulum zakar Hamdan.
Hamdan hanya bisa melenguh tertahan menikmati aksi liar kedua akhwat di hadapannya. Entah sudah berapa menit berlalu, tapi tak tampak kedua akhwat cantik rekan kerjanya itu akan menyudahi blowjob yang mereka lalukan. Bahkan kini keduanya saling bekerjasama dan silih berganti mengulum rudal Hamdan. Bahkan Ukhti Anggi yang terlihat ‘kalem’ pun berubah 180derajat menjadi binal saat sudah gilirannya untuk men’servis’ rudal Hamdan. rudal 25cm Hamdan dengan mudahnya ia taklukan hingga tenggelam sepenuhnya di kerongkongannya. Beberapa kali wajah cantik putih Ukhti Anggi yang agak chubby itu menempel di perut Hamdan dan membiarkan dinding-dinding kerongkongannya untuk memijat-mijat batang kekar berurat Hamdan. Air liur Ukhti Rara dan Ukhti Anggi begitu kental membasahi dan membuat rudal Hamdan mengkilap. Decak becek tenggorokan Ukhti Anggi saat rudal Hamdan menggempur pangkal kerongkongannya mewarnai seluruh ruangan itu dan menambah ‘panas’nya suasana dalam ruangan.
Hamdan : Woohh.. Gimana rasanya rudal asli ha?? Enak kaann..?? Nagih kaan?? Kata Hamdan sambil menekan-nekan kepala Ukhti Anggi yang tengah menelan keseluruhan rudal Hamdan.
Ukhti Anggi : Uhukk.. Uhukk.. Mfffhh.. Mffuaahh.. Mmhh.. E’emhh Tuaanhh.. Sshh.. enak bangetthh.. Mmffhh.. jawab Ukhti Anggi dengan tatapan memelas seraya tangan kanannya terus mengocok lembut rudal Hamdan.
Hamdan : Ohh..?? Mau lagii?? Mau yang lebih enak?? Ngemis laahh.. kalo ngga kalian tau sendiri kaann akibatnya.. ahahahah.. jawab Hamdan yang terlihat telah berhasil menguasai kedua akhwat cantik di hadapannya itu.
Ukhti Rara : E’eemhh.. Mauuuhh.. Mauu Tuannhh.. Sshh.. Raraah mau yang lebih enaakk.. Sshhh.. jawab Ukhti Rara yang kelihatan sudah terangsang berat dengan tatapan sayu menggodanya sementara toket bulat kenyal 36DD nya ia gesek-gesekkan di paha kiri bagian dalam Hamdan.
Ukhti Anggi : Mau bangeth Tuaanhh.. Uwwwhh.. Udah gatel nihhh.. ujar Ukhti Anggi sambil terus menciumi batang rudal Hamdan yang mengkilap oleh liurnya yang otomatis membuat cadar yang ia kenakan pun basah.
Hamdan pun sudah tak peduli lagi dengan apapun. Ia yang sedari tadi sudah menahan gelegak syahwat dalam dirinya, kini ia lepaskan tanpa ragu. Dengan cepat Hamdan mendorong tubuh Ukhti Anggi yang membuat akhwat cantik kelahiran Jambi itu menggelepar di atas meja kantor di ruangan itu. Bak singa kelaparan, Hamdan dengan penuh nafsu mulai mencumbu dada atas Ukhti Anggi sehingga menimbulkan bercak-bercak merah yang terlihat kontras dengan kulit putih mulusnya.
Ukhti Anggi : Aaawhh.. Tuaanhh.. Sshhh.. Ahhh.. Mmhhh.. Iyaaah Tuanhh.. sshh.. enaknyahh.. Awwhh.. e’emhh.. terush Tuanhh.. desah Ukhti Anggi menahan nikmat cupangan Hamdan di sekitar dadanya tanpa menyentuh toket 36E nya sama sekali.
Kedua tangan Ukhti Anggi sibuk meremasi kepala Hamdan merasakan darahnya yang mengalir cepat menebar birahi ke setiap syaraf di tubuhnya. Pengalaman pertama dicumbu ikhwan yang selama ini hanya menjadi khayalannya membuat Ukhti Anggi blingsatan. Kedua kaki putih mulus berisinya menyilang di pinggang Hamdan yang kini tengah membungkuk di atas tubuh bercintai berisi model gerai bu Zaskia itu. Kedua tangan Hamdan kini mulai beraksi meremas lembut toket jumbo Ukhti Anggi yang semakin membakar birahi sang akhwat. Kedua kaki Hamdan berlutut di karpet menyangga tubuhnya yang tengah menghimpit tubuh indah Ukhti Anggi. Hal ini tentu saja tak disia-siakan oleh Ukhti Rara yang kini juga mengambil posisi duduk bersimpuh layaknya anjing dengan mulutnya sibuk menjilati anus Hamdan sementara tangan kanannya terus mengocok rudal Hamdan yang menggantung bak terong raksasa.
Ukhti Anggi : AAUUH.. SHHH.. AKHIRNYAAHH.. AAAHH.. ENAKK TUANNHH.. OUHHH.. NIKMATNYAHH.. AAHHH.. NAKALHH TUANHH.. SSHHH.. OHHH.. IYAHH LIDAH TUANNHH.. AMPUNNHH.. ENAK BANGET TUANNH.. AAHH.. SHHH… AHHH.. racau Ukhti Anggi meledak saat Hamdan kini mulai melahap puting pink Ukhti Anggi secara bergantian.
Rasa nikmat yang Ukhti Anggi rasakan jauh berbeda daripada saat Ukhti Rara yang mencumbu toketnya. Lidah kasar dan liar Hamdan menyapu sempurna titik paling sensitif yang ada di dada setiap akhwat. Ditambah lagi pengalaman Hamdan menaklukkan akhwat hanya dengan permainan lidahnya sudah tentu membuat Ukhti Anggi terbang dalam buaian syahwat. Rasa geli bercampur nikmat yang tiada tara, berbeda daripada saat Ukhti Rara yang mencumbunya, membuat Ukhti Anggi tak kuasa menahan desakan orgasme yang sudah siap meledak.
Ukhti Anggi : AAAAHH.. TUAANHH.. AAHHH.. MMMHH.. SSHHH.. ENAKNYAHH.. AAHHH.. AHHH.. OUNNNGGHHHHHH..
SEEERRRRR.. SEEERRRRR.. SSSSEEERRRRRRR..
Lenguhan panjang Ukhti Anggi disertai semburan kuat cairan surgawinya tak terelakkan lagi saat Hamdan mengeluarkan jurus pamungkasnya dengan menggigit lembut kedua puting Ukhti Anggi secara bersamaan. Sengatan birahi yang meledak dari putingnya membuat model cantik bercadar pink itu mengejang kuat menikmati orgasme pertamanya karena lelaki. Ukhti Rara pun terpana melihat serambi lempit pink Ukhti Anggi yang begitu deras menyemburkan cairan surgawi hingga membasahi cadar dan jilbab yang ia kenakan.
Belum selesai tubuh Ukhti Anggi mengejang, ia kembali ‘dipaksa’ mendesah karena cupangan Hamdan kini mulai menyusuri perut nya dan berhenti tepat diatas kelentitnya yang terlihat agak mencuat. Selama beberapa saat Hamdan memandangi keindahan selakangan Ukhti Anggi yang terlihat becek dan beraroma khas lendir akhwat. Labia mayora tipis yang berwarna pink menghiasi serambi lempit sempit perawan milik Ukhti Anggi yang membuat setiap ikhwan yang melihatnya akan berdecak kagum akan keindahannya.
Ukhti Anggi : OOOUUUHHHHHH.. MMMHHH.. SSHHH.. AAAHHH.. TUANNHH.. MMMHH.. AAHHH.. AHHH.. NGGHHH.. AAHH.. ENAKNYAHHH.. ALLAAHH.. ENAK BANGETHH LIDAHNYAAHH.. MMHH.. AHHH.. AHHH.. TERUSHH TUANHH.. SSHHH.. AWWHH.. AHHHH.. OHHHH.. OHHH.. MMMHHH..
Desahan dan racauan Ukhti Anggi kembali menggema di seluruh ruangan. Tak pernah terbayangkan olehnya kalau adegan jilmek oleh lelaki yang hanya menjadi fantasinya selama ini akan menjadi kenyataan seperti ini. Deraan kenikmatan yang tiada tara kembali menerpa tubuh Ukhti Anggi yang membuatnya blingsatan bak cacing kepanasan. Kedua tangannya meremas kuat pinggir meja sementara ia memalingkan kepalanya ke kiri-kanan tak kuasa menahan nikmat. Puting pink yang menghiasi toket 36E miliknya mencuat tinggi pertanda kalau dirinya sudah berada di puncak birahi. Lidah ahli Hamdan mulai menjilati di sekitar bibir serambi lempit Ukhti Anggi tanpa sedikitpun menyentuh serambi lempit Ukhti Anggi sedikitpun. Tentu saja hal ini membuat Ukhti Anggi kelabakan menahan nikmat dan juga gemas karena Hamdan tak langsung ke ‘menu utama’ nya. Pinggulnya ia gerakkan seakan mengarahkan Hamdan agar segera melumat bibir liang kenikmatannya. Namun bukan Hamdan namanya kalau ia bisa ditaklukkan dengan mudah. Beberapa kali Hamdan sengaja menghembuskan nafasnya ke arah kelentit Ukhti Anggi yang membuat Ukhti Anggi bergidik nikmat.
Ukhti Anggi : AAAHHH.. SSSHHH.. AAAHHH.. TUAANHH.. AAAHH.. AYOOKK.. SSHH.. serambi lempitNYAAHHH.. serambi lempit ANGGIHH.. AWWHH.. GATEELLL.. AHHH.. TOLONGHH.. SHHH.. OHHH.. TUANNHH.. MMMHH.. OOOOUNNGHHHH..
Racauan dan desahan Ukhti Anggi berakhir dengan lenguhan panjang saat ia merasakan bibir serambi lempitnya dikuak oleh lidah basah nan kasar Hamdan. Mata Ukhti Anggi tampak sayu dengan tangannya meremas erat kedua toketnya saat merasakan nikmatnya jilatan seorang lelaki membelah serambi lempit perawannya. Geli bercampur nikmat, paduan rasa yang tak bisa is gambarkan, layaknya terbang dalam lautan birahi, hanya lenguhan panjang dan lepas yang keluar dari mulut Ukhti Anggi. Di bawah pun tak kalah serunya dimana Ukhti Rara sudah terlentang dengan kepalanya tepat di bawah selakangan Hamdan dengan rudal 25cm nya mengacung tegak dihadapan mulut kenikmatansnya. Perlahan Hamdan mulai melesakkan rudalnya menyesaki kerongkongan akhwat cantik bertubuh langsing itu. Rasa hangat dinding kerongkongan Ukhti Rara yang sempit, memijat mantab kulit sensitif batang rudal Hamdan yang berurat.
Ukhti Rara : HAEMFHH.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. SRUUPP.. OCKK.. OCKK.. MMFHH.. OCKK.. OCKKK.. MFHH.. UHUKK.. OCKK.. OCKK.. UHUKK.. OCKKK.. MFFHHH.. MFFFHH..
Meski agak tersedak karena posisi kepalanya yang tak terlalu sesuai dengan posisi rudal Hamdan, tapi justru tangan kiri Ukhti Rara meremas bokong Hamdan dan menekannya ke bawah seakan-akan ingin agar Hamdan menggenjot mulutnya semau Hamdan. Pinggul Hamdan pun mengabulkan keinginan akhwat cantik bercadar kelahiran Malang itu dan mulai bergerak naik-turun dengan cepat layaknya tengah menggenjot serambi lempit. Air liur kental terlihat mulai meluap di sela-sela bibir pink dan batang rudal Hamdan yang begitu intens menggempur pangkal kerongkongan Ukhti Rara. Kedua kaki jenjang putih mulus tanpa cela Ukhti Rara mengangkang dan menampilkan serambi lempit coklat sempit miliknya yang kini menjadi bulan-bulanan tangan kanannya. Tangan kanan lentik Ukhti Rara menggesek cepat bibir liang surgawinya dengan penuh nafsu karena mengejar puncak kenikmatan. Kedua akhwat cantik yang hari-hari mengenakan pakaian syar’i dan bercadar itu kini tengah berlomba menyusuri kenikmatan perzinahan.
Ukhti Anggi : AAAHH.. TUAANHH.. AAHH.. GELIHH.. ENAAK.. AHHH.. AMPUNNN.. OHHH.. OHHH.. MAU KELUARHH.. AAIHH.. ENAKNYAHH.. SHHH.. NGGHHH.. OUNNNGGHHHHHH..
SEEERRRRR.. SEEERRRRR.. SSSSEEERRRRRRR..
Ukhti Rara : MFFHH.. MFHHH.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. MMFFFNGGGHHHHHHHH..
SEEERRRRR.. SEERRRR.. SEEERRRRR..
Gencarnya lidah Hamdan bermain di serambi lempit Ukhti Anggi membuat akhwat cantik itu tak mampu bertahan dan harus menyerah, menyemburkan deras cairan surgawinya yang sontak membuat Hamdan agak terkejut. Seluruh tubuh Ukhti Anggi mengejang kuat sementara matanya mendelik ke atas saat orgasme begitu kuat menerpanya. Hamdan yang terkejut karena semburan deras cairan surgawi Ukhti Anggi membanjiri wajahnya, sedikit memundurkan tubuhnya yang menyebabkan rudalnya semakin melesak masuk hingga terbenam seluruhnya ke mulut Ukhti Rara. Ukhti Rara pun tak mampu lagi menahan orgasmenya saat pangkal kerongkongannya disumpal penuh oleh kenikmatan rudal Hamdan yang menghantarkannya mencapai klimaks.
Hamdan : Hahah.. gimana? Enak kan?? Baru gitu aja udah pada keluar.. ck ck ck.. ujar Hamdan yang kini terduduk santai di sofa dengan kaki kirinya menekan-nekan toket Ukhti Rara yang masih terkapar lemas di karpet sementara kaki kanannya bersandar di atas meja tepat di samping wajah Ukhti Anggi.
Ukhti Rara : Iyaahh.. Tuannhh.. Enak bangethh.. Hhh.. Hhh.. Mmhhh.. Shhhh.. desah Ukhti Rara mencoba mengumpulkan tenaganya.
Ukhti Anggi : E’emhh.. bikin nagih Tuanhhh.. uwwhh.. Haemfhh.. mmfhh.. srrpp.. srrupp.. mchh.. mcchh.. Mffhhh.. Srrpptt.. timpal Ukhti Anggi yang kemudian mengulum jemari kaki Hamdan.
Hamdan : Mau lagi yang lebih enak gak?? Hahah.. jawab Hamdan dengan bangganya sambil duduk mengangkang dengan kedua tangan disandarkan pada head-rest sofa layaknya seorang raja ketika memandang budak.
Ukhti Rara : Aahh.. Iyahh Tuanhh.. Bolehh Tuann.. Jawab Ukhti Rara yang sudah dimabuk syahwat.
Hamdan : Ngemis dong.. cepetan!! Kayak babu gitu!! Kalau mau sih.. Kalo ngga yaa viral nihh.. jawab Hamdan sambil menunjukkan rekaman video mereka.
Ukhti Anggi : Aahh.. Ampun Tuann.. Jangann.. i.. iyaa Tuanku.. Tuann.. Silahkan pakai tubuh Anggi sesuka Tuann.. Ahh.. Tubuh ini sepenuhnya milik Tuanhhh.. kata Ukhti Anggi dengan nada memelas dengan bergelendotan di betis kanan Hamdan yang terjepit oleh kedua toket bulat kenyalnya.
Ukhti Rara : Rara juga Tuanhh.. Kapanpun dan dimanapun silakan pakai tubuh Lontee ini sepuasnya Tuannhh.. kata Ukhti Rara yang sudah berlutut di sofa di samping kiri Hamdan sementara kedua tangannya mengarahkan tangan Hamdan untuk meremas-remas toket kanannya.
Hamdan : Hah..?! Barusan bilang apa?? Lonthe!? Wuihhh.. gini nih yang bikin demen.. Sini kalo emang Lonthe..!! Bentak Hamdan yang kemudian menampar keras bokong putih bulat Ukhti Rara hingga kemerahan.
Ukhti Rara dipaksa Hamdan untuk berlutut di sofa dengan kedua tangannya bersandar pada head rest sofa. Bokong mulus Ukhti Rara yang dihiasi anus sempit dan serambi lempit perawan berwarna coklat tua kini tersaji sempurna di hadapan Hamdan. Kedua tangan Hamdan pun mulai meraba punggung mulus Ukhti Rara dan berakhir meremas bokong kencangnya. Hamdan yang berdiri di depan bokong Ukhti Rara kemudian menarik paksa jilbab Ukhti Anggi untuk bersandar di atas pinggul rekannya. Tanpa diperintah pun Ukhti Anggi paham akan maksud Hamdan dan mulai mengucurkan liur kentalnya untuk melumasi anus Ukhti Rara.
Ukhti Anggi : Mmmfhh.. Mcchh.. Yuk Tuannhh.. Udah siap nihh.. kata Ukhti Anggi yang menatap nakal ke arah Hamdan sementara kepalanya bersandar di bokong Ukhti Rara dengan kedua tangannya membuka belahan bokong Ukhti Rara hingga anus coklatnya sedikit merekah siap untuk dihujam rudal getas Hamdan.
Hamdan : Nahh gitu dongg.. Ga usah sok-sokan jutek kalo emang kalian tuh Lonthe..!! Kata Hamdan yang mulai mengarahkan rudalnya.
Prrtttt.. Ssrrrtt.. Bleesshhh..
Ukhti Rara : Sssshhhh.. Oooouunghhh.. Mmmhh.. Besarnyaahh.. Mmhhh.. Tuanhhh.. rudalnyaahh.. Aahh.. AHH.. AHHH.. OHH.. OHHH.. TUANHH.. OHHH.. ENAKKHH.. AHH.. AHH.. AHHH.. SHHH.. DUHH.. ENAK BANGETHH.. AHH.. ENAK BANGET NGGIH.. AWWHH.. KAMUH HARUS COBAHH.. OHH.. ANALLH.. AHH.. AHHH
PLOK!! PLOK!! PLOK!!
Decak benturan bokong Ukhti Rara dan pinggul Hamdan yang saling beradu cepat terdengar begitu sensual. Mata Ukhti Anggi tak berkedip sedikitpun menyaksikan anus rekannya bisa menampung benda sebesar itu. Liang bo’ol Ukhti Rara pun ikut tertarik keluar masuk mengikuti cepatnya irama sodokan rudal Hamdan. Meski sudah berkali-kali Ukhti Rara melakukan anal masturbate, tapi tetap saja bokongnya terasa seperti terbelah saat rudal diameter 5cm Hamdan memperawani anusnya. Bantuan liur kental Ukhti Anggi sebelum penetrasi sangat membantu anus Ukhti Rara untuk cepat beradaptasi dengan ukuran rudal dan permainan liar Hamdan. Alhasil hanya butuh waktu sekitar 5 menit saja sebelum akhirnya Ukhti Rara kembali klimaks.
Ukhti Rara : AHHH.. AHHH.. TUANHH.. AHH.. OHH.. OHH.. ANALLHH.. ENAK BANGET YA ALLAHH.. AGHH.. MAU KELUAR TUANHH.. AHH.. AHHH.. GA TAHANN.. AHH.. SSHH.. MHH.. AHH.. AHHH.. OUUNGHHHHH..!!!
SEEERRRRR.. SEEERRR.. SEEERRRRR..
Hamdan segera mencabut rudalnya dan dibarengi dengan tubuh Ukhti Rara yang mengejang liar merasakan dahsyatnya anal orgasm. rudal Hamdan yang masih mengkilat oleh liur dan lendir anus menciptakan aroma yang membuai hidung Ukhti Anggi. Ditambah lagi aroma khas rudal ikhwan semakin membuat sang model itu tak kuasa menahan dahaga dan langsung melumat rudal Hamdan dengan penuh nafsu. Sofa tempat ketiganya meningkatkan kadar dosa pun mulai banjir surgawi akhwat.
Ukhti Anggi : Haemffhhh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Sruuppt.. Srruppt.. Ockk.. Uhukk.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Mffhh.. Ockkk.. Ockk.. Mffhh.. Mffhh.. Serpp.. Mmfffuahh.. Ahh.. Shhh.. Tuanhh.. Gantianhh Anggihh.. Ahhh.. pengenn.. Uwwhhh.. rengek Ukhti Anggi yang sudah tak kuasa menahan derasnya lendir birahi membanjiri serambi lempitnya sementara tangan kanannya sibuk mengocok rudal Hamdan.
Hamdan : Ohhh.. Kamu mau juga??? Anggi ya?? Gak seru ahh.. ini aja panggilannya Lonthe.. kamu ganti nama dulu! Ahahah.. kata Hamdan sambil menarik kasar Ukhti Anggi ke bawah sehingga membuat kepala Ukhti Anggi mendongak menatap Hamdan dengan tatapan pasrah.
Ukhti Anggi : Akhh!! Mmhh..Ahh.. Terserah Tuan ajahhh.. jawab Ukhti Anggi yang sudah sange berat.
Hamdan : Hemm.. apaan yaa..?? Ohh.. PEKCUN Aja!! Ahahah.. Gimana?! Suka ga dipanggil Pekcun!? Bentak Hamdan.
Ukhti Anggi : He’em Tuanhh.. sukaa banget.. Ahh.. Pekcunn.. Ahh.. Nama ana Pekcun Tuanhhh.. ahh.. jawab Ukhti Anggi yang berusaha melahap rudal Hamdan yang mengacung tepat dihadapan wajahnya yang masih tertutup cadar pink namun tertahan oleh tangan Hamdan yang menarik Jilbabnya.
Hamdan : Wowowowo.. Mau rudal kau Pekcun?! Nihh makan rudal!! Jawab Hamdan yang kemudian melepaskan tangannya dari jilbab jumbo Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : HAEMFHH.. MFFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKKK.. OCKK.. MFFHH.. MFFHHH.. OCKKK.. MMFUAHH.. AHH ENAKK.. LEZAT rudalHH TUANHH.. HAEMFHH.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. OCKK..
Benar-benar pemandangan yang ironis dimana seorang akhwat cantik yang selalu menjaga auratnya dengan sempurna kini tengah melacurkan dirinya hanya untuk bisa menikmati sebatang rudal menyumpal mulutnya. Ukhti Anggi yang dulunya begitu menjaga dirinya, bahkan untuk sang mantan kekasihnya, akhi Arkan, kini ia tak ada ubahnya dengan anjing kelaparan. Kebiasaan hariannya yang sudah jauh terjerumus dalam dunia gelap sosmed telah menghilangkan keimanan dalam dirinya. Larangan keras dalam agama untuk perzinahan hanyalah sekedar ‘cerita’ baginya. Pakaian syar’i yang hari-hari ia kenakan dan juga cadarnya hanyalah tabir untuk menutupi buasnya nafsu birahi yang terpendam selama ini.
Ukhti Rara : Ahhh.. Iyahh Tuannhh.. Sshhh.. desah Ukhti Rara yang ditarik jilbabnya oleh Hamdan untuk kini doggy di atas tubuh Ukhti Anggi dengan posisi 69 sementsra Ukhti Anggi sendiri sudah terlentang di atas meja kantor dengan kedua kakinya mengangkang lebar dan ditahan oleh kedua tangannya.
Hamdan : Nah Lonte.. kamu siapin tuh anal si Pekcun!! Cepet!! Perintah Hamdan sambil menampari pipi Ukhti Rara yang tertutup cadar.
Ukhti Rara : Ahh.. Iyah Tuanhh.. Mffhh.. Srruppt.. Srrupptt.. Mchh.. Mchhh.. Mfhh.. Srrppt..
Kedua tangan Ukhti Rara kini menggantikan tugas tangan Ukhti Anggi dan menekan kaki Ukhti Anggi hingga kedua lutut Ukhti Anggi tertekuk sejajar dengan perutnya. Hal ini tentu saja membuat pinggulnya terangkat dan menyajikan liang anus pink merekah miliknya lebih mudah untuk dinikmati oleh Ukhti Rara. Ukhti Anggi sendiri tak hanya diam dan juga beraksi liar melumat serambi lempit Ukhti Rara yang menduduki wajahnya. Aroma khas cairan surgawi bercampur dengan lendir birahi akhwat begitu pekat membius hidung kedua akhwat cantik itu. Meski lidah Hamdan jauh lebih nikmat, tapi tetap saja Ukhti Rara menikmati permainan lidah Ukhti Anggi di liang surgawinya. Sementara itu kini dua jemari kanan Ukhti Rara mulai melesak masuk setelah air liur kentalnya membasahi bibir anus Ukhti Anggi. Perlahan tapi pasti, jemari lentik Ukhti Rara mulai mengocok cepat liang bo’ol Ukhti Anggi yang membuat Ukhti Anggi mendesah nikmat. Liarnya aksi Ukhti Rara dan Ukhti Anggi pun menyebabkan seorang Hamdan yang sudah sering berhadapan dengan sisi binal akhwat, tak mampu lagi menahan gejolak syahwat dalam dirinya.
Hamdan : Cookk.. Gile emang kalo akhwat udah binal gini.. hahhaha! Buka mulutmu Lonte!! Bentak Hamdan sambil menampari pipi Ukhti Rara.
Tangan kiri Ukhti Rara pun segera menyibakkan cadarnya dan Slophh!! rudal Hamdan melesak masuk total dengan cepatnya hingga membentur pangkal kerongkongan Ukhti Rara. Mata Ukhti Rara terbelalak saat kerongkongannya dipaksa melar oleh jumbonya batang kejantanan Hamdan namun disaat yang sama ia juga begitu menikmatinya. Selama ini Ukhti Rara hanya bisa berfantasi membayangkan dirinya yang bercadar di’nodai’ oleh rudal lelaki. Fantasi face-fuck yang menjadi kenyataan membuat Ukhti Rara tak lagi peduli akan marwahnya sebagai seorang akhwat. Decak becek ketika rudal Hamdan menggempur pangkal kerongkongan Ukhti Rara berpadu indah dengan beceknya mulut Ukhti Anggi menikmati serambi lempit rekannya.
Ukhti Anggi : Mmfhh.. Mfhh.. Sruupptt.. Srruupptt.. Mmfhh.. MMFFHHHHHH.. SSHHH.. AHHH.. AHHH.. OOUUHH.. GEDENYAAHH.. AHHH.. AKHIRNYAAHH.. rudal BENERAN MASUKKHH.. EMMHH.. TUAANHH.. SODOK TERUSHH.. AHH.. AHHH.. OHHH.. NIKMATNYAHH.. OHH.. SSHH.. OHHH.. rudalL.. OHHHH..
Racauan Ukhti Anggi pun meluap saat merasakan nikmatnya rudal asli yang melesak cepat masuk memperawani anusnya. Jemari Ukhti Rara yang sedari tadi mengocok liang bo’ol Ukhti Anggi sangat membantu Hamdan saat penetrasi. Sama halnya dengan Ukhti Anggi, Ukhti Rara pun terpana melihat pemandangan anus sempit Ukhti Anggi yang terlihat mekar tersumpal rudal Hamdan. Bahkan bibir liang surgawi kedua Ukhti Anggi itu terlihat begitu erat mendekap batang rudal Hamdan layaknya pasangan kekasih. Sodokan Hamdan pun semakin lama semakin cepat. Hamdan pun terpana dengan nikmatnya anus kedua akhwat cantik bercadar dihadapannya itu. Sesekali Hamdan terkekeh kecil membayangkan nikmatnya liang surgawi Ukhti Anggi dan Ukhti Rara nantinya.
Hamdan : Mmmhh.. Mmmhh!! Mhhh!! Nghhh!! Wuuhh.. emang cocok ya kalian tuh jadi Lonthe sama Pecun!! Ahahahah.. Heh! Sini mulut mu Lonthe!! Bersihin nih! Seru Hamdan sembil mencabut cepat rudalnya dan segera melesakkan paksa ke mulut Ukhti Rara yang juga masih tertutup cadar.
Ukhti Rara : Mmm.. Aghh!! OCKK.. OCKK.. OCKK.. MMFHH.. OCKK.. OCKKK.. SRUPP.. OCKKK..
Ukhti Rara tampak menikmati saat Hamdan mengocok cepat mulutnya dengan rudalnya yang terbalut cadar sebelum kembali melesakkannya ke anus Ukhti Anggi. Aroma khas lendir anus disertai pekatnya aroma khas selakangan lelaki begitu memanjakan Ukhti Rara yang semakin tenggelam dalam lautan syahwat. Hamdan beberapa kali menyodokkan rudalnya secara bergantian antara mulut Ukhti Rara dan anus Ukhti Anggi hingga akhirnya Ukhti Anggi melenguh panjang melepas anal-orgasm pertamanya.
Ukhti Anggi : MMHH.. MHH.. NGGHH.. NGHH.. AAH.. AHH.. OHHH.. TUANHH.. OHH.. SSHH.. TERUSHH.. AHHH.. NIKMAT.. AHH.. ENAK BANGET.. AHH.. OHH.. GA TAHAANNHH.. AAHH.. RARAHH.. AHH.. KELUARRHH.. MMMMNNNGGHHHHHH…!!!
PLOP!! SEEERRRRR.. SEEEEEERR.. SSSSEEERRRRRRR..
serambi lempit pink Ukhti Anggi menyemburkan deras cairan surgawinya sesaat setelah Hamdan mencabut cepat rudalnya sehingga nampak anus Ukhti Anggi yang terkuak lebar. Ukhti Rara pun tak membuang setiap tetes gurihnya cairan orgasme rekannya itu. Tangan kirinya dengan sigap menyibakkan cadarnya sementara wajahnya ia benamkan di selakangan Ukhti Anggi, menikmati kehangatan anal-orgasm pertama Ukhti Anggi yang membanjiri lambungnya. Sekitar 8 detik lamanya tubuh Ukhti Anggi mengejang nikmat, tangannya mencengkram kuat bokong bulat Ukhti Rara sementara matanya terpejam, sebelum kemudian ia menggelepar lemas dengan nafas tersengal-sengal.
Ukhti Rara : Glupp.. Glupp.. Glupp.. Mmhh.. Aahhhh.. Srrupphh.. Enaknyahh kenikmatan kamu Nggihh.. beda lohh gak kayak kalo kita pas maen berdua.. enakan yang sekarangg.. ucap Ukhti Rara yang cadarnya sudah basah kuyup oleh keringat dan cairan surgawi akhwat.
Ukhti Anggi : Hhh.. Hhh.. Iyah nih Raahh.. Uhhh.. Enakan disodok rudallhh.. uwwhh.. Makasih Tuanhh.. rudalnya enak bangethh.. Mmmhh.. Ahhh.. Kebayang ga sih Raa kalau disini yang disodok..?? Tanya Ukhti Anggi yang masih terkapar di atas meja kantor dengan tangan kanannya membelai lembut bibir serambi lempitnya.
Ukhti Rara : Uwmmhh.. Pasti bangetthh dong.. iya kaann Tuaanhh..?? Goda Ukhti Rara yang kini berpindah tempat dan duduk bersimpuh di samping kanan Hamdan yang juga terduduk lelah dengan nafas tersengal-sengal setelah menggarap kedua liang bo’ol akhwat cantik itu.
Hamdan : Wohoho.. Jadi beneran nih bisa dilubangin?? Ehh iya lupa.. mana bisa Lonthe sama Pecun kok gak nawarin diri ya?? Ahahah.. jawab Hamdan sambil meremas bokong Ukhti Rara sementara Ukhti Rara sendiri bergelendotan di sisi kanan Hamdan sehingga kekenyalan hakiki toket Ukhti Rara benar-benar memanjakannya.
Ukhti Rara : Hihihihih.. Iyaahh Tuankuuhh.. Haemphhh.. Mmhhh.. Ockk.. Ockkk.. Ockkk.. Mmfhh.. Mfhhh.. Srrppt.. Srrpptt.. Ockk.. Occkk.. Ockkk.. Mffhh.. Occkkk.. jawab Ukhti Rara yang tak bisa menahan hasratnya untuk melahap rudal Hamdan.
Ukhti Anggi : Mmmhh.. Tuannhh.. Siniihh.. Ahhh.. Tolong perawanin Pecun iniihh.. Sshhh.. Tolong Tuannhh.. Ahhh.. rudal Tuan yang paling nikmatthh.. Mmhh.. Sshhh.. pinta Ukhti Anggi yang masih mengangkang di hadapan Hamdan dengan kedua tangannya menguak sedikit bibir serambi lempit pinknya yang masih tampak sempit.
Hamdan : Yaahh.. Mau gimana lagi?? Ahahah.. Siap-siap keenakan kalian ya.. Jawab Hamdan yang kemudian melepaskan rudalnya dari mulut Ukhti Rara dan kembali berlutut tepat dihadapan selakangan putih mulus Ukhti Anggi.
Hamdan pun memulai aksinya dengan meludahi serambi lempit Ukhti Anggi. Meskipun sudah basah kuyup oleh lendir dan cairan surgawinya, tetap saja akan susah selain karena Ukhti Anggi yang perawan juga karena ukuran rudal Hamdan yang ‘tak biasa’. Ukhti Anggi mendesis menikmati gesekan kepala rudal Hamdan yang memanjakan bibir serambi lempitnya naik turun. Ukhti Rara pun ikut andil dengan melumat puting 36E akhwat kelahiran Jambi itu. Mendapat rangsangan nikmat di kedua bagian tubuh paling sensitifnya membuat Ukhti Anggi makin tak karuan menggeliat dan mendesah.
Ukhti Anggi : Ahh.. Mmhhh.. Raraaahh.. Geliihh tapi enakkhh.. Ahhh.. Tuanhh.. Ohhh.. Ayukk buruannhh.. Pecun inih udah ga sabarr.. Masukiinn Tuannhh.. Aahhh.. Tolong perawaninn Pecun inihh.. Mmhhh.. Ayuukk Tuaanhh.. Mmhh.. Ssshhh.. rengek Ukhti Anggi yang sudah terhipnotis oleh derasnya birahi dalam dirinya.
Mendengar kata-kata Ukhti Anggi yang sudah sakau akan bercinta, Hamdan pun mulai melesakkan perlahan rudalnya. Benar saja, terasa sesak dan seret seperti dulu waktu ia memperawani Alisa. Ukhti Anggi pun terbelalak merasakan selakangannya terasa panas bercampur perih karena dipaksa melar oleh rudal Hamdan yang terlalu besar. Meski Ukhti Anggi pernah membaca artikel tentang pengalaman bercinta pertama kali orang lain, tapi tetap ia tak membayangkan akan sepedih itu. Suara parau Ukhti Anggi menahan perih pun terdengar memilukan padahal baru seperempat bagian rudal Hamdan yang masuk.Hamdan pun menghentikan sementara penetrasinya dan membiarkan dinding-dinding liang surgawi Ukhti Anggi berdenyut memijat batang rudalnya. Ukhti Rara yang duduk di sisi kiri Ukhti Anggi kini beralih melumat bibir Ukhti Anggi seraya tangan kirinya aktif memilin-milin puting pink Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : Haemfhh.. Mffhh.. Mfhhh.. Srupp.. Mffhh.. Mchhh.. Ahhh.. Uwwhh.. Tuanhh.. Lanjuthh gihh.. Uhhh.. Pelan-pelan Tuanhhh.. Shhhh.. pinta Ukhti Anggi yang mulai menggerakkan pinggulnya seakan ingin Hamdan untuk membenamkan keseluruhan rudalnya.
Hamdan pun kembali melanjutkan penetrasinya dengan perlahan. Mata lentik Ukhti Anggi terpejam sementara kedua tangannya mencengkram erat pinggiran meja menahan perihnya diperawani. Lenguhan tertahan pun terdengar dari mulut Ukhti Anggi saat rudal Hamdan terbenam seluruhnya hingga mentok ke pintu rahim.
Hamdan : Ffuhh.. Gimana nih?? Masih jadi Pecun ato Cuma akhwat kampungan?? Ledek Hamdan sambil menggesek-gesekk kelentit Ukhti Anggi dengan jemari tangan kanannya.
Ukhti Anggi : Ssshh.. Benn.. tarrhh.. Tuannhh.. Sshhh.. Ahhh.. Enakk Tuanhhh.. Ahhh.. iyahh Pecun donghh.. Ahh.. Ayok Tuaanhh.. gerakinn.. Sshhh.. rudalnyahh.. Aahh.. Mauu disodokk.. Ahhhh.. desah Ukhti Anggi yang mulai terangsang.
Sleephh.. Plok!! Sleepphh.. Plokk!!
Hamdan mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur hingga menghantam paha Ukhti Anggi yang mengangkang. Begitu sempitnya liang surgawi milik model cantik itu memberikan sensasi kenikmatan tiada tara pada Hamdan. Rasa becek dan hangat yang menyelimuti batang rudalnya menjadi pertanda kalau Ukhti Anggi kini mulai menikmati persetubuhan mereka.
Ukhti Anggi : YAA ALLAAHH.. NIKMATNYAAHH.. AHH.. AHH.. rudal.. OHH.. OHH.. RSRAHH.. ENAK BANGET DI ENTOTT.. MMHH.. AHHH.. SSHH.. TUAANNHH.. AHH.. TERUSSHH.. OHH.. OHH.. MMHHH.. NIKMATNYAHH.. AHHH.. TERUSHH.. AWWHH.. AMPUNNHH.. ENAK BANGETHH.. MMHHH..
Tampak rasa iri dari tatapan mata lentik Ukhti Rara yang kini terduduk di sofa sembari colmek dengan kaki mengangkang melihat tubuh rekannya bergoncang hebat menahan gempuran liar Hamdan. Desahan dan lenguhan Ukhti Anggi menjadi background music di ruang media tempat dirinya tengah menikmati dosa duniawi. Toket 36E miliknya berayun indah mengikuti irama sodokan Hamdan yang kuat dan mantab. Darah perawan bercampur dengan lendir khas birahi akhwat pun menjadi pewarna alami selakangan Hamdan dan Ukhti Anggi. Mata Ukhti Anggi merem melek tak kuasa menahan kenikmatan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
PLOK!! PLOK!! PLOKK!!
Ukhti Anggi : AHH!! AHH!! TUANHH!! ENAK!! AHH.. SHHH.. rudalLHH!! MMHH.. AHH!! TERUSHH!! MENTOK TUANHHH!! AHH!! AHH!! MMHH!! AWHH!! OHHHH!! ENAKNYAHH menggenjot!! AHH rudalL!! AHH.. JANGAN BERHENTIHH!! AHH TUANHHH..!! AHHH.. GA TAHANNHH..!! MAU KELUARHHH..!!! AAAAAHHHHHHHHH..!!
SEEERRRRR.. SEEERRRRR.. SSSSEEERRRRRRR..
Ukhti Anggi pun berteriak sekuatnya merasakan ledakan orgasme yang tiada tara. Tubuhnya mengejang kuat hingga melengkung ke atas. serambi lempitnya pun menyemburkan kuat cairan surgawi yang bercampur dengan darah perawannya sesaat setelah Hamdan mencabut rudalnya. Begitu kuat dan derasnya, cairan surgawi Ukhti Anggi bahkan memancar hingga membasahi tembok yang berjarak sekitar 2meter dari tempatnya namun sebagian besar membasahi tubuh Hamdan yang tak sempat mengelak. Matanya mendelik ke atas dengan mulutnya menganga di balik cadarnya karena hantaman kenikmatan yang membius otaknya. Cukup lama Ukhti Anggi mengucurkan cairan surgawinya hingga membuat banjir lokal di karpet sintetik yang melapisi lantai ruang kantor divisi media itu.
Ukhti Rara : Mmmhh.. Tuannhh.. Gantiannhh.. Perawanin Lontehh iniihh.. kata Ukhti Rara yang ternyata sudah membuka lebar kedua belah pahanya dan memamerkan serambi lempit sempit coklatnya pada Hamdan sambil menatap Hamdan dengan tatapan menggoda.
Hamdan : Oww.. Shit lah.. sampe lupa kalo masih ada perawan lain.. ahahah.. ngemis dulu dongg!! Mau ini kan Lonthee!!? Ujar Hamdan sambil berdiri dan mengayunkan rudalnya yang begitu memanjakan mata Ukhti Rara.
Ukhti Rara : Uwwhh.. Tuaanhh.. Yukk Tuannhh.. Nikmatin lonte ini sepuasnya Tuanhh.. Tubuh ini sepenuhnya milik Tuannhh.. Ahh.. Mau donghh rudal perkasah Tuanhh masuk siniihhh.. Ssshhh.. ucap Ukhti Rara yang sudah mati syaraf malu nya sebagai seorang akhwat yang kini mengangkang lebar menawarkan bagian tubuh paling berharganya pada seorang lelaki ajnabi untuk bisa menikmati sepuasnya.
Senyum kemenangan pun tampak jelas pada wajah Hamdan. Tanpa basa basi, Hamdan kini mengambil posisi berlutut di bibir sofa dan menarik kedua paha putih mulus tanpa cela Ukhti Rara hingga bokongnya kini bersandar di pinggiran sofa. Tampak mata Ukhti Rara yang mulai sayu karena deraan syahwat yang sudah memuncak. Kedua tangan mulusnya pun menggenggam batang rudal 25cm Hamdan dan mengarahkannya ke bibir liang surgawinya yang masih ‘hijau’. Beberapa saat Ukhti Rara mendesah nikmat saat kepala rudal Hamdan ia gesek-gesekkan membelah labia mayora tipisnya sebelum kemudian desahan berganti rintihan pedih saat pangkal pahanya terasa terbelah. Ia tak menyangka kalau akan terasa seperih itu saat rudal pertama merobek selaput daranya. Selain karena ini pertama kalinya juga karena ukuran rudal Hamdan yang memang terlalu besar bagi akhwat-akhwat Indonesia pada umumnya. Tapi berbeda dengan Ukhti Anggi, Hamdan justru terkejut saat mengetahui Ukhti Rara begitu bernafsu untuk segera digenjot liar dimana kedua tangannya meremas bokong Hamdan dan menariknya ke arah dirinya.
Hamdan : Ehh.. Gapapah nih langsung?? Ga sakit?? Tanya Hamdan yang sedikit khawatir karena baru beberapa detik saja rudal Hamdan bersarang di liang surgawinya yang sudah pasti dinding liang surgawi Ukhti Rara belum terbiasa disesaki benda sebesar itu.
Ukhti Rara : Ssshh.. Mmhh.. Sakitt sihh Tuanhh.. Tapihh pengen enakkhh.. Ahh.. Sodok Tuanhh.. Ayokk.. Sodok yang kencenghh.. mmhh.. NGHHHAAHHH.. AHH!! AHH!! MHH.. AHH!! OHH!! YESSHH!! AWWHH!! AHHH!! TUANNHH!! OHH!! GEDENYAHH!! MENTOKKHH!! AWHH!! ENAK TUANHH..!! ALLAAHH ENAKNYAHH..!! GA NYANGKA SENIKMAT INIHHH!! AHH!! YESSHH!! AHHH!! FUCKK!! AAAHHH!!
PLOK!! PLOKK!! PLOKK!!
Suara gempuran pinggul Hamdan menghantam pangkal paha Ukhti Rara begitu kuat dan mantab. Bokong dan pangkal paha Ukhti Rara pun berubah kemerahan karena benturan erotis kedua tubuh anak adam yang tengah mengarungi nikmatnya dosa perzinahan. Rasa panas bercampur pedih kini mulai berganti rasa nikmat yang tak ada bandingnya. Ukhti Rara sudah sepenuhnya tenggelam dalam nikmatnya surga dunia itu. Racauannya pun tak lagi terkontrol dan justru membuat Hamdan semakin bersemangat untuk menikmati tubuh indah terawat milik akhwat kelahiran Malang itu. Toket 36DD berputing coklat muda yang mencuat tinggi di dada Ukhti Rara tengah berayun-ayun indah mengiringi panasnya persenggamaanya dengan seorang ikhwan yang baru saja ia kenal. Mata Ukthi Rara menatap nanar merasakan sodokan rudal perkasa Hamdan yang menggempur pintu rahimnya. Lendir akhwat bercampur darah perawan pun menghiasi batang rudal Hamdan yang keluar masuk liang surgawi Ukhti Rara dengan cepat. Tiap kali rudal Hamdan ditarik mundur, serambi lempit Ukhti Rara pun ikut tertarik seakan tak ingin lepas dari kenikmatan yang baru saja ia rasakan.
Ukhti Rara : AAH!! AHH!! SSHH!! AAMPUNNHH..!! TUANHH!! ENAK BANGETHH rudal TUANHH!! SHH.. AHH!! GA TAHAN TUANHH!! AWHH!! MAU KELUAR TUANHH!! MHHH.. MHH.. TERUSHH!! DIKITH LAGI TUANNHHH..!! AAHH!! OUUUNNGGGGHHHHHHHH..!!!!
PLOP.. SEEEERRRRRRRRR.. SEEERRRRR.. SSSEEEERRRRRR..
Semburan kuat cairan surgawi Ukhti Rara tak terbendung tepat setelah rudal Hamdan lepas. Seluruh tubuh akhwat bercadar cantik bertubuh langsing itu mengejang hebat merasakan orgasme pertamanya setelah diperawani. Mata Ukhti Rara mendelik ke atas hampir-hampir pupilnya hilang sementara kedua tangannya mencengkram erat sofa dengan tubuhnya melengkung menandakan derasnya gelombang kenikmatan yang meledak dalam tubuhnya. Bahkan tembok yang berjarak sekitar 2,5 meter dari sofa pun basah kuyup oleh cairan surgawi yang bercampur sedikit darah perawan. 8 detik lamanya serambi lempit coklat indah Ukhti Rara memompa seluruh cairan surgawinya sebelum kemudian ia terkulai lemas dibarengi dengan nafas ngos-ngosan setelah bertahan sekitar 7 menit digempur Hamdan tanpa ampun.
Hamdan : Woow.. Gila emang nih Lonte.. ngecrot nya parahh!! Ahahah.. ujar Hamdan yang terduduk di karpet sambil memandangi Ukhti Rara yang masih mengejang.
Ukhti Anggi : Wuuhh.. enak banget ya Raa..?? Uhhh.. Tuaanhh.. Mau lagihhh.. Ahhh.. Sinih Tuanhh.. gantian Pecun ini yang bikin Tuan enak.. hihihih.. ucap Ukhti Anggi yang kemudian mendorong Hamdan hingga terlentang di karpet.
Hamdan pun hanya diam dan menuruti apa yang Ukhti Anggi inginkan. Ia juga penasaran dengan sejauh mana kebinalan akhwat yang hari-hari bercadar itu. Setelah rudal Hamdan dibersihkan dengan tisu, kini mulut Ukhti Anggi yang bertugas sebagai ‘cleaning service’ bagi batang kenikmatan yang menjadi idaman setiap akhwat. Hamdan dibuat keenakan dan hanya bisa mendesah nikmat. Begitu cepatnya Ukhti Anggi belajar Deepthroat dengan rudal asli, bahkan kini ia begitu lincah dan tak tersedak sedikitpun.
OCKK.. OCKK.. OCKK.. OCKKK.. MFFHH.. OCKKK..
Decak becek rudal Hamdan membentur pangkal kerongkongan Ukhti Anggi terdengar begitu erotis. 3 menit sudah Ukhti Anggi menikmati rudal Hamdan di mulut atasnya, kini liang sempit nikmat kembali menjepit kuat rudal Hamdan. Dengan posisi WOT, Ukhti Anggi melesakkan rudal Hamdan di anusnya tanpa kesusahan. Bleshhh.. rudal Hamdan dengan mudahnya menembus anusnya hingga terbenam seluruhnya.
PLOK!! PLOKK!! PLOKK!!
Ukhti Anggi : AHHH!! AHH!! ANAL.. SHHH.. ENAKNYAHH!! AHHH..!! OHHH!! GEDE BANGETHH SIHH TUANHH!! BIKIN NAGIHHH!! AWWHH.. AHHH!! AHH!! ONGHH!! OHHJ!!
Pinggul Ukhti Anggi naik turun mengocok nikmat rudal Hamdan di liang bo’olnya. Bokong putih bulat montoknya pun menghantam mantab tiap kali ia menggerakkan pinggulnya turun. Tubuhnya yang putih mulus tampak begitu kontras dengan kulit sawo matang Hamdan. Gunung kembar 36E Ukhti Anggi yang berayun-ayun menciptakan nada yang indah saat keduanya saling berbenturan. Hamdan pun terpesona melihat keindahan yang tersaji dihadapannya. Hanya 5 menit saja Ukhti Anggi bertahan sebelum kemudian ia kembali melenguh panjang karena klimaks. Cairan surgawi pun memancar deras menyembur ke berbagai arah dengan derasnya. Tubuh Ukhti Anggi kembali mengejang melepas kenikmatan anal orgasm keduanya.
Setelah beberapa saat, Ukhti Anggi pun mengangkat pinggulnya hingga rudal keras berurat Hamdan terlepas dari anusnya yang tampak menganga. Saat Ukhti Anggi tengah mengarahkan rudal Hamdan ke serambi lempitnya, tiba-tiba Ukhti Rara sudah tiduran miring disisi kiri Hamdan dan langsung melahap rudal Hamdan yang bermandikan lendir anus rekannya.
Ukhti Rara : Haemmfhh.. Mmfhh.. Mfhhh.. Ockk.. Ockk.. Srruppp.. Ockk.. Ockkk.. Ockk.. Mffhh.. Srrupptt.. Mffuaahh.. Yumm.. lezatnyahh.. nih.. udah bersih.. siap masuk serambi lempit kamuhh Nggihh.. kata Ukhti Rara yang mengarahkan rudal Hamdan ke arah liang surgawi Ukhti Anggi.
Prrrttt.. Bleeshhh.. rudal Hamdan tenggelam sepenuhnya hingga mentok menghantam pintu rahim Ukhti Anggi. Meski sudah tak perawan, namun tetap saja dinding liang surgawi akhwat model itu menggigit erat batang rudal Hamdan yang membuat Hamdan ketagihan. Apalagi pinggul bercintai Ukthi Anggi kini mulai menari indah maju-mundur cepat mengocok rudal Hamdan. Desahan, rintihan, dan racauan liar pun kembali keluar dari mulut suci Ukhti Anggi yang biasa ia gunakan untuk tilawah Qur’an. Hamdan pun tak bisa mendesah karena kini mulutnya tersumpal oleh serambi lempit Ukhti Rara yang jongkok menduduki wajahnya dan menghadap Ukhti Anggi. Ukhti Rara yang tak mau ketinggalan ‘panasnya’ threesome pun mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur seirama dengan gerakan Ukhti Anggi. Hamdan pun cukup menjulurkan lidahnya dan otomatis menyapu bersih seluruh bagian sensitif serambi lempit Ukhti Rara. Pemandangan indah pun tak terelakkan dimana dua akhwat cantik bercadar pink dan berkulit putih mulus kini tengah memacu kadar dosa mereka bersama seorang ikhwan. Seorang akhwat bertugas memuaskan selakangan sang ikhwan, sementara akhwat yang lain tengah menikmati lidah liar sang ikhwan yang telah berhasil menaklukkan banyak sekali akhwat-akhwat di Jogjakarta. 30an menit sudah Ukhti Anggi dan Ukhti Rara menggilir rudal dan mulut Hamdan. Namun sama sekali tak tampak tanda-tanda kalau Hamdan akan klimaks, justru malah Ukhti Anggi dan Ukhti Rara yang sudah entah berapa kali klimaks. Ruangan divisi media itupun banjir oleh cairan surgawi akhwat dan aroma pekat lendir kemaluan pun menjadi parfum alami di ruangan itu.
Ukhti Rara : AHH!! AHH!! MAU KELUARHH TUANNHH!! OHHH!! ENAK BANGETHH!! OHHH!! OOOUNNGHHHH..!!!
SEEERRRRR.. SEEEERRRRR.. SEEEEEERRRR…
Ukhti Rara yang tengah WOT dengan tubuh agak condong ke belakang dan kedua tangannya menyangga tubuhnya, mengejang kuat menyemburkan cairan surgawi yang membasahi hingga ke ujung ruangan. Ia mengangkat tinggi pinggulnya hingga rudal Hamdan terlepas, kelentitnya pun mencuat tinggi dengan matanya sayu merasakan kenikmatan yang luar biasa. Ukhti Anggi pun sudah tergeletak di samping kiri Hamdan karena kelelahan. Tak berselang lama, kini berganti Ukhti Rara yang menggelepar di sisi kanan Hamdan. Jilbab dan cadar kedua akhwat cantik itu kusut berantakan.
Hamdan : Laahh.. Kok udah pada tepar gimana nih?? Belum juga keluar nih.. sini!! Bangun kalian!! Bentak Hamdan yang kemudian menarik paksa jilbab Ukhti Rara untuk mengambil posisi doggy di atas Ukhti Anggi yang juga sudah pindah tempat dan terlentang di atas meja kantor.
Ukhti Anggi yang terlentang dengan kedua kakinya ditekuk ke atas dan ditahan dengan paha Ukhti Rara yang doggy di atasnya, kini tengah asik berciuman liar dengan rekannya. Toket jumbo keduanya saling menggencet satu sama lain dan menampilkan pemandangan indah bagi Hamdan yang disuguhi dua bokong putih mulus berhiaskan dua liang serambi lempit dan dua liang anus. Hamdan yang sudah menahan klimaksnya mulai menggesekkan rudalnya dari anus Ukhti Rara kemudian turun ke serambi lempit Ukhti Rara dan berlanjut ke serambi lempit Ukhti Anggi dan berakhir di anus Ukhti Anggi. Begitu terus hingga ia merasakan lendir khas serambi lempit akhwat mulai mengalir deras tanda keduanya sudah sange maksimal.
Ukhti Rara : MFFHH.. MFFHHH.. SRUPP.. MFHH.. MFFFHHHH!!! NGGHH!! NGHH!! MFFUAHH.. AHH!! OHH!! rudalHH!! AHH!! TUANHH!! ENAK TUANHH!! AHHH TERUSSHH!! AHHH..!! MENTOKKK!! AHH!! ENAKNYAHH!! AHHH!! AHH!!
Ukhti Rara pun meracau liar saat merasakan anusnya kembali melar disesaki rudal Hamdan. Rasa sesak bercampur nikmat saat kulit batang rudal Hamdan menggesek cepat dinding anusnya begitu melayangkan Ukhti Rara dalam langit birahi. Bukan Hamdan namanya kalau ia tak bisa memuaskan dua akhwat secara bersamaan. Kurang lebih sekitar 10-15 sodokan, kemudian ia beralih ke serambi lempit Ukhti Anggi. Tentu saja hal ini disambut bahagia oleh Ukhti Anggi yang sudah menantikan kedua liang kenikmatannya untuk kembali disumpal rudal Hamdan. Lenguhan dan desahan kuat pun tak terbendung keluar dari mulut Ukhti Anggi. Lendir anus Ukhti Rara yang bercampur dengan lendir serambi lempit Ukhti Anggi semakin menambah kenikmatan sodokan rudal Hamdan yang terus menggempur pintu rahim Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : AAHH.. AHHH.. TUANHH.. PECUN INI MILIKK TUANHH!! NIKMATIN SEPUASNYAHH TUANNHH..!! AHH.. AHH.. OHHH.. OHHH.. MMHHH.. NNNAAAHHH!! AGHH!! AGHH!! OGHH!! SSHH.. AAHHH!! BESARNYAAHHHH!!
Racauan Ukhti Anggi semakin kuat dan liar saat Hamdan memindahkan cepat rudalnya dari serambi lempit ke anusnya. Ukhti Anggi tergila-gila dengan kenikmatan yang bertubi-tubi seperti yang ia rasakan sekarang ini. Bahkan ia pun tak lagi peduli dengan keperawanannya yang seharusnya ia jaga sungguh-sungguh hingga nanti ia menikah. Tapi kini ia tak ada bedanya dengan pelacur-pelacur jalanan yang begitu mudah dinikmati siapapun. Yang membedakan hanyalah jilbab dan cadar yang senantiasa menutupi lekuk tubuhnya, padahal sejatinya ia tak ada bedanya dengan para tunasusila di kehidupan malam Jogja. Desahan Ukhti Anggi berganti dengan helaan nafas kecewa saat ia mengetahui rudal Hamdan sudah berpindah ke liang surgawi rekannya, Ukhti Rara. Sudah lebih dari 50an menit Hamdan bertahan. Apalagi dekapan kuat dinding liang surgawi Ukhti Rara yang begitu sempit memberikan pijatan sempurna di setiap detil batang rudal berurat Hamdan, membuat Hamdan tak mampu lagi bertahan.
Hamdan : AGHH.. AGHH.. MAU KELUAR NIHH.. KLUARIN MANA NIH LONTHE..!? Tanya Hamdan.
Ukhti Rara : AAHH.. MULUTHH.. SINIHH TUANHH.. LONTEHH INI PENGEN MINUM SPERMAHH.. AHH.. AHH OWHH.. MHHH.. AHH TUANNHH.. JANGAN SAMPE TUMPAHH.. SINIH TUANHHH.. pinta Ukhti Rara yang sudah mabuk akan bercinta.
Hamdan pun segera mencabut cepat rudalnya dan dibarengi Ukhti Anggi dan Ukhti Rara yang juga segera mengambil posisi doggy di hadapan rudal Hamdan yang mengacung tegak. Tampak jelas kedua liang surgawi Ukhti Anggi dan Ukhti Rara masih berdenyut dan mengucurkan lendir keakhwatan. Bak anjing kelaparan, Ukhti Anggi dan Ukhti Rara segera melepas cadar tali yang sedari tadi menutupi wajahnya. Alangkah terkejutnya Hamdan melihat kecantikan bak bidadari kedua akhwat di hadapannya yang kini tengah saling berebut mengulum rudal Hamdan yang berlumuran lendir keduanya. Hamdan pun terduduk di kursi gaming tempat ia bekerja mengedit video sementara di selakangannya, Ukhti Anggi dan Ukhti Rara sibuk mengoral rudalnya. Kepala Ukhti Anggi dengan cepat mengocok rudal Hamdan di kerongkongannya sedangakan Ukhti Rara melahap seluruh zakar Hamdan secara bersamaan. Sensasi kenikmatan yang luarbiasa Hamdan rasakan, terlebih lagi yang melakukan oral-bercinta adalah akhwat2 cantik yang hari-hari menutup dirinya dengan pakaian syar’i dan bercadar.
CROOOT.. CROOTTT.. CRROOOTTT..!!
Hamdan pun menggeram dengan kedua tangannya meremas kepala Ukhti Anggi dan Ukhti Rara yang masih terbalut jilbab pink yang sudah awut-awutan. Mata Ukhti Anggi terbelalak saat merasakan seluruh mulut dan kerongkongannya dibanjiri kentalnya sperma Hamdan. Ia sempat tersedak karena begitu derasnya sperma Hamdan yang keluar bahkan ia terpaksa menggunakan kedua tangannya untuk menampung sperma Hamdan yang meleleh keluar diantara sela-sela bibirnya.
Ukhti Rara : Aahhh.. Anggihhh.. Mauukk.. sinihh bagi dongghh.. Aahhh.. kata Ukhti Rara yang sudah duduk bersimpuh dengan kepalanya mendongak dan membuka lebar mulutnya.
Kini Hamdan dimanjakan dengan adegan cum swapping yang juga dibarengi dengan lantunan adzan Maghrib sebagai penutup sesi pertama perzinahan ketiganya malam itu.
Bu Susan : Lohh.. kok masih kebuka nih?? Belum pada pulang ya anak-anak?? Gumam bu Susan yang mengendarai mobilnya tak sengaja melewati gerai.
Ia pun segera memarkirkan mobilnya untuk mengecek suasana di dalam gerai. Masih ada 2 motor yang terparkir didepan, salah satunya motor Beat yang biasa Hamdan gunakan hari-hari. Bu Susan pun mengira mungkin karena weekend sehingga mungkin Hamdan dan rekan se-divisinya sedang mengrjar deadline, apalagi Hamdan masih baru. Benar saja, ternyata lampu ruangan divisi media masih menyala, bu Susan pun bersegera naik ke lantai 2 menuju ruang divisi media. Ia juga teringat ada beberapa barang yang tertinggal disana siang tadi.
Cklek.. Suara pintu terbuka.
Bu Susan : Ooohhh.. pantess aja pada belom pulang.. ahahah.. harusnya Ummi lebih peka yaa.. ujar bu Susan yang langsung masuk ke dalam ruang divisi media itu.
Ukhti Anggi yang sedang di genjot kuat Hamdan dengan posisi membungkuk di atas meja komputer yang membuat toket 36E nya tergencet seperti hendak pecah dengan kaki kanannya diangkat dan ditahan oleh tangan kanan Hamdan sedangkan Ukhti Rara berjongkok dengan kaki mengangkang di bawah selakangan Hamdan dengan tangan kanannya mengocok serambi lempitnya sendiri dan tangan kirinya meremas toket kirinya, terkejut bukan kepalang mendapati bu Susan yang mengenakan setelan serba hitam sudah masuk ke ruangan. Keduanya pun gelagapan dan berusaha untuk menutupi tubuh mereka, namun nasi sudah menjadi bubur dan tak ada yang bisa Ukhti Anggi dan Ukhti Rara lakukan pada aib yang sedang mereka nikmati sekarang.
Bu Susan : Eehh.. Kok malah berhenti sihh.. udaahh lanjut.. ummi malah seneng liat kalian yang masih muda tetep semangat menjalani kenikmatan duniawi meskipun hari-hari bercadar.. kata bu Susan yang melenggok santai dan langsung mencumbu mulut Hamdan tanpa ragu. Ngocoks.com
Tentu saja Hamdan pun membalas pagutan mesra bu Susan yang tampil cantik malam itu tanpa mengendorkan derasnya hantaman pinggulnya di bokong Ukhti Anggi. Tentu saja apa yang dikatakan dan dilakukan bu Susan barusan membuat Ukhti Anggi dan Ukhti Rara terbengong. Mereka tak habis pikir kalau bu Susan ternyata malah mendukung apa yang mereka perbuat.
Bu Susan : Gimana mas Hamdan?? Mantab ngga kedua staf ibu ini?? Tanya Bu Susan sambil menciumi puting Hamdan.
Hamdan : Nghh.. Nghh.. Wuuhhh.. Top lah bu.. Lonte kualitas terbaik ini mah ahahahahah.. kata Hamdan yang kemudian menarik rudalnya yang kemudian ia arahkan ke bawah dimana ada Ukhti Rara yang sudah siap untuk mengulumnya.
Bu Susan : Ahhh.. Afwan yah mba Rara, ummi icip bentar yah rudal mas Hamdann.. udah lama sihh.. pinta bu Susan yang kemudian melahap rudal Hamdan seperti anjing kelaparan.
MFFHH.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. SRUUPP.. MFHH.. MFFHH.. OCKKK.. OCKKK.. OCKKK.. MFFHH.. OCKKK..
Ukhti Rara terpana melihat keahlian Bu Susan melahap rudal raksasa Hamdan hingga mentok ke pangkalnya. Air liur kental bu Susan menetes deras membasahi wajah Ukhti Rara yang masih terpana melihat pimpinan gerai yang ia kagumi ternyata jauh lebih liar dalam urusan bercinta.
Bu Susan : Mffuahh.. Ahhh.. Srruppp.. Lezatnyaahh.. udah lama ummi ga ngrasain rudal selezat ini.. Fuhh.. yaudah, ummi pamit dulu yaahh.. oh yaa, buat mba Rara sama mba Anggi, pastiin mas Hamdan puas lhoohh.. hihihih.. Assalamu’alaykum.. ucap bu Susan yang kemudian berlalu pergi meninggalkan ketiganya di ruang penuh dosa itu.
Hamdan : Nahh.. udah denger pesen ummi Susan kan??! Jangan bikin aku ga puas!! Seru Hamdan sambil menampar bokong Ukhti Anggi.
Ukhti Rara : Ta.. Tapi.. Tapi..
Belum sempat Ukhti Rara menyelesaikan kata-katanya, Hamdan langsung menyumpalkan rudalnya dan beralih menggenjot mulut Ukhti Rara yang kini berlutut di hadapan selakangan Hamdan. Tangan Hamdan pun aktif mengobok-obok anus Ukhti Anggi yang membuat Ukhti Anggi pun mencapai klimaksnya yang sempat tertahan karena kehadiran bu Susan barusan.
Malam itupun ketiganya saling berpacu memuaskan hasrat bercintaualnya. Mereka tak lagi peduli akan apa yang terjadi esok pagi. Yang ada di pikiran Ukhti Anggi dan Ukhti Rara malam itu hanyalah kenikmatan rudal Hamdan yang begitu perkasa.
Bersambung… Rasa lelah dan puas menyelimuti tubuh ketiga insan yang baru saja menikmati dosa zina di ruang gerai itu. Rasa kantuk pun mulai menyerang ketiganya. Hamdan pun akhirnya tertidur dalam dekapan Ukhti Anggi dan Ukhti Rara yang hanya menyisakan jilbab mereka saja yang menutupi sebagian kecil tubuh putih mulus keduanya.
Riinng.. Riinng.. (Suara panggilan telpon WA)
Hamdan : Hem?? Ehh.. kok Alisa telpon ya..?? gumam Hamdan yang terbangun karena telepon dari kekasihnya.
Alisa : Assalamu’alaykum mas Hamdan sayang.. kok belum pulang sihh..?? Tanya Alisa manja.
Hamdan : Ohhh.. iya maaf sayang, ini mas masih ada kerjaan tadi di gerai.. jawabku berusaha mencari alasan.
Alisa : Sampe malam gini mas sayang?? Banyak banget ya kerjaannya?? Butuh Alisa bantuin kah..?? Tanya Alisa.
Hamdan : Ehh.. Ngga usah.. ini udah kelar kok, tadi mas Cuma ketiduran bentar.. Jawab Hamdan yang segera bangun dan mencari sirwalnya.
Alisa : Beneran?? Uwwh.. yaudah.. buruan balik yaaah.. udah kangen banget ama mas Hamdan sayaang.. jawab Alisa dengan nada manja yang membuat Hamdan senyum-senyum sendiri.
Hamdan : Alaahh.. jadi pengen buru-buru pulang niihh.. jadi makin kangen sama Alisaku sayaanng nihh.. timpal Hamdan sembari mengenakan sirwalnya.
Alisa : Aaahhh.. mas Hamdaann.. hihihih.. yaudah.. Alisa tungguin yaahh.. Mmmuachh.. love u mas Hamdaannnhh.. jawab Alisa yang sedang kasmaran.
Hamdan : Iyah sayang..
Hamdan pun segera merapikan barang-barangnya, dan sebelum berangkat ia sempatkan untuk meremas gemas toket jumbo Ukhti Rara dan Ukhti Anggi yang membuat keduanya menggeliat. Senyum puas pun menyeringai dari wajah Hamdan sebelum kemudian ia tinggalkan kedua akhwat itu tertidur di ruang media gerai bu Zaskia.
Sekitar jam 21.50 Hamdan pun sampai di rumah bu Zaskia, yang kini juga sudah resmi menjadi rumahnya. Belum sempat ia mengetuk pintu, tiba-tiba pintu sudah dibuka oleh Alisa yang tampil cantik dan bercintai malam itu. Rias simple dengan lipcream warna pink peach berpadu cantik dengan kecantikan wajahnya yang putih bak bidadari, dihias rambut hitam lurusnya yang tergerai lepas sepunggung. Tubuh putih indahnya hanya dibalut lingerie baby doll tipis sepangkal paha yang sudah jelas menyajikan kedua bongkahan gunung 36F miliknya dengan belahan dada yang begitu rapat. Puting pinknya mencuat dan terlihat menantang dari balik kain satin tipis yang berusaha keras menutupi keindahan kekasihnya itu. Di bawah pun tak kalah menggiurkannya karna tersaji sepasang kaki jenjang putih mulus tanpa cela yang membuat setiap ikhwan yang melihatnya pasti menelan ludah.
Alisa : Liat apaan sih maass..?? Serius banget gitu.. tegur Alisa yang membuat Hamdan sedikit terkejut dari lamunannya.
Hamdan : Masih nannya ya sayang? Siapa suruh coba pake baju super bercintai gini..?? Maksudnya apa?? Nantangin mas yaa..?? Jawab Hamdan menggoda Alisa.
Alisa : Ahahah.. kalo Alisa sih terserah mas Hamdan ajah.. diapain aja terserasaahh.. hihihih.. jawab Alisa yang langsung mendekap erat Hamdan setelah ia menutup pintu depan rumah.
Hamdan : Kenapa sih sayang? Kangen banget ya..?? Tanya Hamdan sambil membelai lembut rambut hitam Alisa.
Alisa : E’emhh mass.. btw blom mandi ya mas Hamdan? Bau keringet ihh.. yuk sinih Alisa mandiin..”, jawab Alisa yang kemudian menarik tangan kanan Hamdan menuju kamar mandi lantai 2.
Hamdan pun tersenyum bahagia melihat ketulusan cinta Alisa padanya. Selain itu ia yang berjalan di belakang Alisa juga di manjakan dengan goyangan bokong bulat mulus Alisa yang hampir kelihatan jelas karena babydoll lingerie yang Alisa pakai hanya sepanjang bokong saja. Kaki jenjang putih Alisa yang mulus tanpa cela menambah kebercintaian kekasihnya itu ke tingkat yang lebih tinggi.
Klik.. Cklek.. (Suara pintu kamar mandi dibuka dan ditutup)
Hamdan : Loh.. ga dilepasi di luar ajah sayang?? Tanya Hamdan keheranan.
Alisa : Disini ajah gapapa.. sinih Alisa copotin mas Hamdan sayang.. soalnya tadih Alisa denger kemarin dari ustad Zulfikar ,”kalau seorang istri mau melepas baju suami maka ia akan mendapatkan 1000 pahala”, gituu mas sayang.. ujar Alisa yang kini berdiri di depan Hamdan dan sudah melepas gamis juga kaos yang Hamdan pakai.
Hamdan : Trus kalo lepasin celana gimana tuh sayanngg..?? Tanya Hamdan dengan nada menggoda.
Alisa : Mmm.. apa yah.. Ohh iya.. katanya bakal dapat pahala seperti membebaskan hamba sahaya.. gituhh.. trus dapet ‘ini’ juga yang jauh lebih penting.. jawab Alisa yang sudah bersimpuh di depan selakangan Hamdan.
Dengan perlahan Alisa menarik turun sirwal hitam yang Hamdan kenakan. Seperti halnya orang yang tengah unboxing benda baru, Alisa melakukannya dengan gaya yang erotis. Sampai kemudian, Plop.. rudal Hamdan yang masih lemas terlihat menggantung layaknya terong raksasa. Beberapa kali Alisa menatap Hamdan dengan tatapan menggoda sementara tangan kanannya meremas dan mengocok perlahan rudal Hamdan.
Alisa : Hmmfhh.. Uwhh.. rudal mas ganteng banget sihh.. kayak yang punya nihh.. tapihh btw tadi kerja ngapain aja mas Hamdan sayang?? Udah genjotin brapa akhwat nih..?? Tanya Alisa yang sedang menciumi ‘tongkat sakti’ Hamdan dengan penuh nafsu.
Hamdan : Ehh.. Ahhh.. Ahahah.. ketahuan yaahh.. duhhh.. maaf yah sayanngg.. jawab Hamdan yang gelagapan karena ketahuan.
Alisa : Knapa lhoo mas Hamdan sayanng..?? Gapapa kok.. Alisa juga paham kalau mas Hamdan bukan Cuma milik Alisa seorang.. maksud Alisa ‘ini’ nya.. siapapun berhak merasakan nikmatnya rudal mas Hamdann.. jawab Alisa yang kini berdiri dan menempelkan badannya ke badan Hamdan sehingga nampak toket jumbonya tergencet sementara tangan kanan Alisa tetap mengocok perlahan rudal Hamdan.
Hamdan : Ya Allah.. terimakasih karena engkau sudah mengirimkan dirinya padaku.. jawab Hamdan sambil mata keduanya saling menatap sementara tangan Hamdan menahan dagu Alisa.
Cuphh.. ciuman mesra Hamdan pun mendarat di bibir kenikmatans pink Alisa. Alisa menutup matanya, merasakan kehangatan ciuman kekasihnya yang ia cintai. Tangan kiri Alisa mendekap erat pinggang Hamdan seolah-olah ia tak ingin melepas momen itu. Kedua tangan Hamdan juga mendekap erat tubuh Alisa karena rasa rindu yang tak tertahankan datang tiba-tiba. Selama beberapa saat keduanya saling berpagutan mesra. Meski frenchkiss sering keduanya lakukan, tapi ciuman seperti ini jarang sekali Alisa dan Hamdan rasakan. Penuh dengan rasa kasih sayang yang mendalam yang hampir-hampir membuat Alisa meneteskan air matanya.
Alisa : Mffhh.. Mffhh.. Mchh.. Mmhhaass.. ahaha.. malah ga jadi mandi nihh.. ujar Alisa yang kemudian segera menyalakan shower dan membasahi dirinya sendiri.
Hamdan menelan ludah menyaksikan erotisnya Alisa ketika tangannya menyusuri lekuk tubuhnya agar basah menyeluruh di bawah shower. Sesekali Alisa melancarkan tatapan menggoda Hamdan yang sudah tentu membuat Hamdan kembali ‘semangat’.
Alisa : Sini mas Hamdan sayang.. Alisa bantu sabunin yaahh.. ujar Alisa yang kemudian menarik kedua tangan Hamdan sehingga kini keduanya berdiri bersama di bawah guyuran hangatnya air shower.
Hamdan begitu terkesima dengan ‘pelayanan’ Alisa yang lihai dan sensual. Dimulai dengan Alisa mengucurkan body wash ke seluruh tubuhnya yang masih terbalut lingerie basah. Dibantu kedua tangannya seluruh tubuh Alisa kini bagaikan shower-puff yang penuh dengan busa. Tak hanya menggunakan tangan untuk meluluri tubuh Hamdan dengan sabun, toketnya pun aktif meratakan sabun di dada dan perut Hamdan. Hamdan tak pernah menyangka akan merasakan langsung apa yang selama ini hanya menjadi imajinasinya. Bahkan kini Alisa berlutut dan melakukan paizuri hanya untuk membersihkan rudal Hamdan.
Alisa : Mmhh.. Mhhh.. Kenapaahh mas sayaanghh.. meremhh.. melek gituuhh..?? Hemm..?? Tanya Alisa yang terus menggerakkan tubuhnya maju mundur sementara rudal Hamdan terjepit rapat diantara kedua bukit kenyal jumbonya.
Hamdan : Ssshh.. Aahhh.. Allaahh.. Beruntung banget nih mass dapet kekasih kayak gini.. Udah cantik, bercintai, binal, sholehah lagihh.. mmhhh.. Shhhh.. Ahhh.. desah Hamdan menikmati jepitan kuat kedua toket Alisa.
Alisa : Aaaahh.. jadi maluuhh Alisa lohh mas sayaanghh.. Mmhh.. Mas sukaah?? Suka diginiin..?? Mmhh.. mmhhh.. tanya Alisa yang semakin bersemangat mengocok kejantanan Hamdan.
Hamdan : Mmhh.. Ssshh.. Aaarghh.. bikin gak tahan aja!! Ujar Hamdan yang sudah mulai terbakar birahinya.
Hamdan memberdirikan paksa Alisa dan menghadapkannya ke arah bak kamar mandi. Alisa sedikit terkejut tapi juga bahagia dalam waktu yang sama. Kedua tangan Alisa bertumpu pada bibir bak kamar mandi sementara kedua kakinya lurus tegak terbuka dengan tubuhnya agak condong ke belakang sehingga menyajikan bokong bulat putih mulusnya di hadapan pinggul Hamdan. Bleshhh..
Alisa : AAAHHH.. MMMHHH.. AHH… MASSHH HAMDANNHH.. AHHH.. GEDENYAHH.. MMHH.. rudalL.. AHH.. AHHH.. OHHH.. SSHHH.. AAHHH..
rudal Hamdan menghantam pintu rahim Alisa dengan cepat dan kuat bersamaan dengan lenguhan panjang Alisa yang merasakan sengatan nikmat merambat cepat hingga ke ujung-ujung jemarinya. Meski sudah berkali-kali liang surgawinya dijejali rudal jumbo Hamdan tapi tetap saja liang peranakan Alisa terasa sempit. Sudah tentu Hamdan terbuai dengan nikmatnya jepitan liang surgawi kekasihnya itu yang membuatnya semakin cepat dan liar menggempur bokong Alisa yang mulai tampak kemerahan.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!
Guyuran shower yang membasahi kedua tubuh yang kontras satu sama lain itu menambah erotisnya adegan ‘panas’ yang terjadi. Desahan dan erangan keras Alisa berpadu indah dengan mantabnya suara benturan kedua tubuh anak adam itu. Toket Alisa menari lincah mengikuti irama sodokan Hamdan.
Alisa : AHHH.. ENAK MASHH.. UWWHH.. MMHHH.. SSHHH.. AHH.. AHHH.. OHHH.. NGGHH.. ENAKNYAHH.. SSHHH.. TERUSHH MASHH.. UHH.. MENTOKK.. GEDEHH.. AHHH.. AHHH.. MAU KELAUR MASHH.. OUUUNNGGGGHHHHHHHH..!!!
SPLOK!! SPLOKK!! SEEEERRRRR.. SEEERRR… SSSEEEERRRRRR..
Tubuh Alisa mengejang hebat setelah 5 menit menahan gempuran Hamdan yang tanpa henti. Meski tengah orgasme, Hamdan terus saja menghajar bokong Alisa seperti mesin. Itu diakibatkan dari godaan Alisa yang terus menerus membuat Hamdan tak ingin memberikan kekasihnya itu waktu istirahat. Ia ingin semalaman penuh mengobok-obok seluruh liang surgawi kekasihnya. Hal ini tentu saja membuat Alisa semakin kuat mengerang dan mendesah. Racauannya pun semakin keras dan bebas. Disisi lain Alisa juga bahagia karena malam itu ia bisa merasakan tubuh dan cinta kekasihnya, Hamdan, hanya menjadi miliknya.
Alisa : MMHH.. NGGHH.. AHH.. AHHH.. OHHH.. MAS HAMDANH SAYAANGHH.. OHH.. NIKMATNYAH.. TERUSH MASSHH.. AHHH.. ALISA SAYANG MAS HAMDAN BANGETHH.. SSHH.. AAHH.. AAHH.. MMHH.. KELUARHH.. ENAKNYAAAAHHH..!!!!
SEEERRRRR.. SEEERRRRR.. SEERRRR..
3 kali sudah Alisa membanjiri lantai kamar mandi dengan cairan surgawinya. Hamdan pun yang belum lama ejakulasi saat menggarap Ukhti Anggi dan Ukhti Rara tentu saja durasinya akan jauh lebih lama sebelum datangnya klimaks. Tangan kanan Hamdan meremas kuat toket kanan Alisa sementara tangan kirinya mendekap Alisa dari belakang dan mencengkram leher Alisa. Alisa pun terpaksa mengubah posisinya menjadi berdiri dan berjinjit, sementara jemari tangannya berupaya menahan goncangan tubuhnya dengan bertumpu pada ujung bibir bak sementara Hamdan terus menggempur bokongnya dari belakang tanpa ampun.
PLOKK!! PLOKKK!! PLOKKK!!!
Hamdan : Gimanah sayaangh..?? Enak kaann?? Iyaah.. mas jugah sayang dek Alisaahh.. Nghh.. Nghh.. ujar Hamdan yang terus bersemangat menghantam habis-habisan bokong Alisa yang kemerahan.
30 menit lamanya Hamdan dan Alisa menyatukan kedua selakangan mereka di kamar mandi sebelum kemudian Hamdan menggendong Alisa di depan tubuhnya dengan kedua tangan Hamdan mencengkram kedua bongkahan bokong bulat Alisa. Kedua tangan Alisa menahan tubuhnya dengan mendekap leher Hamdan sementara kedua mulut mereka terus berpagutan layaknya pasangan kekasih yang sudah lama tak berjumpa. Lidah keduanya saling menari dan melilit di rongga mulut pasangannya. Di tengah, toket Alisa terasa begitu kenyal dan hangat di dada Hamdan, sementara di bawah, rudal Hamdan ditelan total oleh serambi lempit sempit akhwat berparas putih cantik itu.
Alisa : MFFHH.. HMMFHH.. MCCHH.. SRUUPPH.. MFFHH.. MFFHH.. MFFUAHH.. AAHH.. MASSHH.. UHHH.. MENTOKK.. MMHHH.. HAEMFHH.. MMFHH.. MCHH.. MCCHH.. MFFHH.. desah Alisa merasakan nikmatnya rudal Hamdan yang terus menggesek dan menyodok kuat pintu rahimnya sembari kelabakan melayani pagutan cepat Hamdan.
Tubuh Alisa yang hanya berbobot 50an kg terasa ringan bagi Hamdan. Hamdan kemudian membawa Alisa menuju kamarnya dengan tubuh keduanya yang masih basah kuyup oleh air. Syahwat yang sudah menguasai kedua pasangan ikhwan dan akhwat itu membuat keduanya sudah tak peduli lagi dengan keadaan, bahkan lantai yang basah dan becek karena tetesan air dari tubuh keduanya pun tak mereka pedulikan. Tiap kali Hamdan melangkahkan kakinya membuat serambi lempit Alisa dipaksa menjepit lebih erat rudal Hamdan, belum lagi kedua tangan Hamdan yang terus menggoyang tubuh Alisa naik-turun semakin membuat Alisa melambung tinggi dalam buaian kenikmatan bercinta.
Bu Zaskia : Ohhh.. Ibu kira siapa.. ternyata mas Hamdan.. Eehh.. duh duhh.. kan jadi becek semua tuhh.. emang yah darah mudaa.. kalo udah enaakk aja nyampe lupa waktu sama tempat.. ujar bu Zaskia yang terbangun dan mencoba mengecek apa yang terjadi.
Memang kata pepatah itu benar kalau “buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Ummahat yang hari-hari selalu berpenampilan syar’i dan bercadar ketika di luar rumah, tapi hampir bugil ketika di dalam rumah. Wajah putih cantiknya dihiasi rambut hitam lurusnya yang di kucir ekor kuda, sementara keindahan tubuhnya hanya ditutupi daster tipis yang bahkan tak mampu menyembunyikan gunung jumbo kembarnya yang berukuran 40H. Panjang dasternya yang hanya se-paha menambah sisi binal sang ummahat beranak satu itu. Kaki mulus jenjang putih tanpa cela benar-benar membuat tiap lelaki ingin menjilatinya.
Hamdan : Mfhh.. Mffuahh.. Ahh.. iyah, maaf Buhh.. nantihh ana bersihkann.. jawab Hamdan sembari terus menggoyang cepat tubuh Alisa naik-turun sementara Alisa hanya bisa mendesah dan tak mempedulikan ibunya.
Bu Zaskia : Halaahh.. yaudah.. ibu bobo lagi ya.. btw kalo masih ada tenaga, ibu juga bisa sih kalo mau mas Hamdan ‘pake’.. hihihih.. jawab bu Zaskia yang kembali masuk ke kamarnya.
Brukk..!!
Alisa : Aaahhh.. Mmhhh.. Masshh Hamdannhh.. ucap Alisa sesaat setelah Hamdan merubuhkan dirinya bersama Alisa ke ranjang di kamar Alisa.
Hamdan : Iyahh sayangku..?? Pokoknya malam inih mas mau entot Alisaku sayang sepuasnya.. jawab Hamdan yang kini berada di atas Alisa yang terlentang di ranjang dengan posisi missionary.
Alisa : Uwwhh.. beneran lohh mass Hamdaannhh..?? Mau bangethh di genjot mas Hamdan sampe pagiihh.. mmhhh.. tapihh minumm duluhh masshh.. jawab Alisa sambil tangan kanannya menunjuk ke meja kamar tidurnya yang terdapat obat kuat.
Hamdan : Ohhh.. Hahah.. Okee.. jawab Hamdan yang kemudian berdiri sehingga rudalnya terlepas dari serambi lempit Alisa.
Sebetulnya Hamdan tak perlu minum obat kuat pun sudah cukup untuk menghajar Alisa semalam suntuk, tapi untuk hasil yang lebih maksimal, ia pun mengiyakan usulan dari kekasihnya itu.
Hamdan : Gimanah sayang..?? Udah siapkah..?? Tanya Hamdan yang sudah duduk di pinggir ranjang di samping kanan Alisa.
Alisa : Bentar mas sayangg.. biar bisa bertahan lawan perkasanyaa mas Hamdan jugahh.. jawab Alisa yang kemudian juga meminum obat kuat khusus wanita dan langsung 2 pil yang Alisa minum.
Setelah selesai minum, Alisa kini berjalan perlahan menuju ranjang sambil menatap Hamdan dengan tatapan penuh nafsu. Hamdan tersenyum melihat kekasihnya yang sudah dalam mode binal malam itu. Dengan satu dorongan kuat oleh Alisa, Hamdan pun terkapar di atas ranjang. Ia membuka lebar kedua kaki Hamdan dan mengambil posisi nungging tepat di selakangan Hamdan
Alisa : Mmmfhh.. wanginya rudal mas Hamdan.. ganteng sihh.. kekar pulaa.. uwhh.. bikin Alisa ketagihan banget.. Haemfhh.. MFHH.. MFHH.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. MFHH.. OCKK.. SRUUPP.. SRUUPP.. OCKK.. OCKK..
Begitu lahapnya Alisa melumat rudal Hamdan. Ukuran rudal Hamdan yang jumbo dengan panjang 25cm dan diameter 5cm kini bukan lagi masalah bagi Alisa untuk melakukan Deepthroat. Cukup dengan mulutnya saja tanpa bantuan tangannya, Alisa kini tak ada ubahnya seperti pornstar yang sering ia tonton. Jemari lembut Alisa meremas-remas zakar Hamdan yang membuat Hamdan keenakan. Air liur Alisa menetes deras membasahi rudal Hamdan yang kini tampak mengkilap bahkan sesekali Alisa sengaja meludahi rudal Hamdan dan menjilatinya lagi menirukan adegan video porno tentang Deepthroat yang menjadi referensinya. Tatapan mata penuh hasrat bercinta selalu Alisa lancarkan ke Hamdan yang membuat Hamdan semakin terangsang hebat melihat aksi erotisnya.
Alisa : OUUNGHH.. SSHH.. AHHH.. rudalLL.. MHH.. AHH.. AHH.. OHH.. YESHHM. FUCKK.. FUCKK.. YESHH.. AHH.. ENAK.. AHH.. GEDEHH.. AAHHH.. MENTOK.. MHHH.. AUWHH.. ENAK BANHET MAS HAMDANHH.. OHH.. OHH.. OHH.. NIKMATNYAHH.. ALLAAHH.. ENAK BANGET.. ALISA KETAGIHAN menggenjot.. AHH.. AHHH.. AHH..
Begitu kencang dan liar Alisa menggoyangkan tubuhnya maju-mundur mengocok rudal Hamdan yang dijepit kuat oleh serambi lempitnya dengan posisi WOT. Liang surgawinya terasa penuh sesak bahkan pintu rahimnya seperti di dobrak. Rasa nikmat yang tak tergambarkan menguasai seluruh tubuh Alisa. Toketnya berguncang hebat mengikuti cepatnya tubuh Alisa memacu kadar dosa.
Alisa : AHHH.. AHHH.. ENAK BANGETHH.. OHHH.. OHH.. AMPUNN.. ISHH.. NAKAL rudalHH.. BIKIN ALISAH KEENAKAN..!! AHH.. AHH.. OHH.. MAU KELAUR MASHH.. OHHH.. OHHH.. GA TAHANNHH.. ENAKNYAHHH.. OOOUNNGHHHH..!!!
PLOP!! SEEERRRRR.. SEEERRRRR.. SEEERRRRR..
Alisa mengangkat cepat pinggulnya dan menyemburkan kuat seluruh cairan surgawinya, membanjiri setiap tempat yang ada di hadapannya. Tubuhnya melengkung dan mengejang hebat sementara kepalanya mendongak dengan mata terpejam dan lenguhan panjang dan kuat keluar dari mulutnya saat merasakan nikmatnya klimaks.
PRRRTT… BLESHHH..
Alisa : OOOHHHH.. SSHHH.. MHHHH.. SERETNYAAHH.. AAAHHH.. ANAL ENAKK.. OHH.. UHH.. UHH.. MHHH.. FUCKK.. FUCKK.. YESHH.. AHHH.. MAU serambi lempit.. BOKONGHH.. rudal MAS PALING ENAKK.. AAHHH.. ENAK MAS.. MMHH.. OHH.. UHHH.. ENAKNYAHH.. AHH.. AHHH..
Setelah hampir sekitar 15 menitan Alisa WOT dengan serambi lempitnya disumpal rudal Hamdan dan orgasme lebih dari 7 kali, kini berganti anusnya yang ia sumpal sendiri dengan rudal Hamdan. Posisi Alisa kini berjongkok dengan tubuhnya condong ke depan yang membuat toketnya menggantung dan bersandar pada dada Hamdan. PLOK!! PLOK!! PLOKK!! Gerakan pinggul Alisa naik-turun tak secepat tadi, tapi mantab dan kuat sehingga ranjang pun berdecit merdu seperti akan patah. Hamdan hanya merem melek merasakan kebinalan sang kekasih memanjakan dirinya. Kedua tangannya ia lipat dan ia jadikan sebagai bantal untuk kepalanya.
Hamdan : Wuihh.. binal bangethh Alisa sayang.. buat mas jadi makin sayaangh aja nihh.. Aarghhh.. ssshh.. wuhhh.. enak sayanghh.. terus goyang gituhh.. Ujar Hamdan yang bersantai menikmati genjotan Alisa.
Alisa : HE’EMH.. IYAHH.. BUAT MAS HAMDANH AJAH.. OHH.. OHH.. ALISA EMANG BINAL MASHH.. AHH.. UHH.. SHH.. UHH.. LONTENYAH MAS HAMDANNHH ALISAAHH.. AAHH.. MMHHH.. ENAK BANGETHH.. AHH.. KELUAR LAGIHH MASHHH.. NNGGHHHHHH..!!
PLOKK!! SEEERRRRR… SEEERRRRR.. SEEERRRRR..
Alisa melenguh panjang dan keras dengan anus tersumpal rudal raksasa Hamdan. Ia menghantamkan pinggulnya ke perut Hamdan yang membuat rudal Hamdan melesak jauh di liang bo’olnya. Perut Hamdan pun banjir bandang oleh cairan surgawi Alisa yang deras hingga spreinya basah kuyup.
SPLOK!! SPLOKK!! SPLOKK!!
Meski sudah minum obat kuat tetap saja stamina seorang akhwat tak bisa disamakan dengan ikhwan, apalagi Hamdan yang memang sejak kecil sudah terbiasa bantu-bantu kerja di rumahnya. Kini gerakan pinggul Alisa naik-turun mulai terasa melambat, nafasnya pun tersengal-sengal. Sudah sekitar 25an menit Alisa yang memberikan ‘pelayan’ pada Hamdan, ditambah 5 kali anal orgasm membuat akhwat cantik anggota LDK Kampus itu kelelahan.
Hamdan : Capek yah sayang..?? Tanya Hamdan sambil meremasi kedua toket Alisa.
Alisa : He’emhh.. uwwhh.. padahal masih pengennhh.. hh.. hhh.. jawab Alisa yang kemudian telungkup di dada Hamdan sementara rudal Hamdan masih menancap di anusnya.
Hamdan pun memagut mesra bibir Alisa, kemudian ia kini yang beraksi. Hamdan mendorong perlahan Alisa hingga terlentang di ranjang tanpa rudalnya. Posisi Eagle menjadi gaya pertama yang Hamdan pakai. Kedua kaki Alisa ia buka dan tekuk hingga lutut Alisa hampir menyentuh sisi perutnya. Kedua lengan Hamdan menahan kedua kaki Alisa sehingga pinggul Alisa pun terangkat.
PLOKK!! PLOKK!! KREETT!! KRIEETT!! PLOKK!! PLOKK!!
Alisa : AAAHH.. AHHH.. OHHHH.. MMHH.. OHHH.. OHHH.. MASSHH.. AWWHHH.. TERUSSSSHHH.. OHHH.. ENAKNYAHH.. AAHH.. AHHH.. MMHH.. OHHH.. rudalLLHH.. FUCKK.. ALISA SENENG DI ANALL MASSHH.. AHH.. MHHH.. SODOK TERUSSHHH..!!
Racau Alisa liar merasakan hantaman pinggul Hamdan yang cepat dan mantab. Tiap kali Hamdan menghantamkan pinggulnya ke bokong bulat putih Alisa, seluruh ranjang terasa bergoncang bahkan derit ranjang begitu keras seakan tak mampu menahan kuatnya tenaga Hamdan. Alisa pun merem melek, sesekali ia menggigit bibir bawahnya dengan kedua tangannya mencengkram erat sprei karena tak kuat menahan ledakan kenikmatan yang ia rasakan. Begitu cepatnya Hamdan menggempur bongkahan bokong Alisa, 5 sodokan/detik terasa begitu intens bagi Alisa. Bibir anusnya pun tertarik keluar masuk mengikuti irama cepatnya sodokan Hamdan bak orang kesetanan.
Alisa : AAHH.. AHHH.. AHH.. AWHHH. AMPUNHH MASHH.. ENAK BANGETHH.. OHHH.. MAS HAMDANNHH.. KUAT BANGET SIHH.. AHHH.. OGHH.. OHHH.. OUUNGHHHHH..!!!
SEEERRRRR.. SEERRRR.. SERRRR..
PLOKK!! PLOKKK!! PLOKK!! KRIEETT!! KRIEET!!
Hamdan sama sekali tak mempedulikan Alisa yang tengah mengejang hebat karena orgasmenya yang entah sudah keberapa kalinya. Seluruh cairan surgawinya menyebar ke seluruh tempat dan membasahi tubuh kedua insan yang tengah tenggelam dalam kenikmatan surga dunia. Ancaman dosa dan neraka pun hanya seperti dongeng belaka. Nafsu birahi yang memuncak kini menjadi kiblat keduanya malam itu.
Hamdan berkali-kali menggilir antara serambi lempit dan anus Alisa dengan posisi eagle selama kurang lebih 10 menitan. Seluruh ruangan kamar Alisa beraroma keringat dan cairan surgawi khas akhwat. Tak lagi terhitung klimaks yang Alisa alami.
Hamdan : WUHHH.. Emang mantab Alisaku inihh.. pas banget kalo jadi lonte cadarnya mas.. ahahah.. ujar Hamdan yang kini tegak berlutut dengan rudalnya yang mengkilap oleh lendir anus dan serambi lempit Alisa.
Alisa : Hhh.. Hhh.. Ahhh.. iyaahh mas Hamdan sayannghh.. apah ajahh.. seluruh tubuh Alisa.. ehh.. Cadar lonteh inih milik mas Hamdan seoranghh.. Haemmfhh.. OCK.. OCKK.. MFFHH.. SRRUPP.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. MCCHH.. OCKK..
Alisa segera bangun dan melahap seluruh rudal Hamdan hanya dengan sekali gerakan maju kepalanya. Campuran rasa lendir anus dan serambi lempit terasa lezat di lidah akhwat yang biasa melantunkan ayat-ayat Al Qur’an itu, ditambah aroma khas kedua lendir yang berpadu dengan aroma selakangan ikhwan semakin membuat Alisa bernafsu melumat habis batang kejantanan kekasihnya itu.
Alisa : OUUUNNGHH.. AHHH.. MMHHH.. OHHH.. OHH.. ENAKK MASHH.. AHHH.. SODOK LONTEHH INI MASHH.. MHH.. SHHH.. OWHH.. NGHH.. NGHH.. OHH rudalHH.. ENAKNYAHH.. MENTOKK.. OHH.. GEDEHH.. AAHHH..!!
Alisa kembali melenguh, mengerang, mendesah dan meracau sepuasnya. rudal Hamdan yang melesak masuk cepat menghantam pintu rahimnya membuat Alisa blingsatan keenakan dengan posisi doggy. Kepala Alisa terpaksa mendongak karena Hamdan menjambak kasar rambutnya dan Hamdan jadikan pegangan layaknya tengah memacu kuda dengan tangan kanannya. Sementara tangan kiri Hamdan menampari kasar bokong Alisa yang sudah berubah merah. Hamdan semakin bernafsu karena disuguhi bokong bulat Alisa yang begitu indah bulat sempurna. Ranjang keduanya terus berderit bersenandung bersama suara benturan tubuh kedua insan itu.
Alisa : OHH.. OHHH.. OHHHH.. AHHH.. KELUAAR MASSSHHH.. OHHH.. OHHH.. AAAAHHHHHHHH..!!!
PLOP.. SEERRRR.. SEEERRR.. PRRTTTT.. BLESSSHHH.. SEEERRRRR…
Hamdan mencabut cepat rudalnya yang disusul dengan semburan deras cairan surgawi Alisa. Mata Alisa terpejam kuat karena nikmatnya orgasme yang ia alami. Tapi hanya sekejap saja, kini ia terbelalak karena merasakan anusnya yang langsung digenjot cepat oleh Hamdan padahal ia tengah klimaks. Jelas saja cairan surgawi yang ia pancarkan menyiprat ke seluruh ranjang.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKKK!!
Hamdan terus menggempur kedua liang di selakangan Alisa layaknya kuda liar. Hampir semua gaya Hamdan lakukan yang membuat Alisa gelagapan karena variasi kenikmatan yang ia rasakan dari banyaknya gaya bercinta yang Hamdan gunakan. Efek obat kuat yang diminum membuat Hamdan hampir tak merasakan kelelahan meski sudah hampir 1,5 jam mengobok-obok liang surgawi depan dan belakang Alisa. Hingga akhirnya Hamdan merasakan datangnya klimaks yang begitu cepat saat ia tengah menggenjot Alisa dengan posisi Rear-Admiral.
Hamdan : AARRGHH.. GAK TAHAN SAYANGHH..!! AARRGGHH..!!!
CROTTT.. CRROOTTT.. CRRROOTTTT..
Hamdan segera mencabut rudalnya dan disusul Alisa yang segera membalikkan badannya menghadap Hamdan yang sedang terduduk di ranjang. Dengan cepat ia menelan rudal Hamdan yang dibarengi semburan panas sperma Hamdan mengalir deras memenuhi seluruh lambungnya. Mata Alisa menatap Hamdan dengan tatapan puas. Ia sama sekali tak membiarkan setetespun sperma terbuang sia-sia. Lidah Alisa begitu lihai menjilati setiap detil batang rudal Hamdan hingga bersih tak bersisa.
Hamdan : Hoaahh.. Mhhh.. dek Alisa sayang kok hot banget yah malam ini..?? Tanya Hamdan yang merebahkan diri di ranjang yang basah kuyup oleh cairan surgawi Alisa.
Alisa : Mmfuahh.. mmfhh.. E’emhh.. kangen banget sih sama pacar Alisa inihh.. Uwwh.. perkasah banget sih mas Hamdan sayanghh.. Alisah sampe pasrah digenjotin daritadihh.. mmhh.. jawab Alisa yang tiduran dan memeluk Hamdan di sisi kiri Hamdan.
Hamdan : Ahahah.. yaa sama nih.. gara-gara Alisaku sayang godain mas mulu daritadi di kamar mandi.. jadi.. beehhh.. auto-beringas dong.. jawab Hamdan sambil tangan kanannya mencubit hidung Alisa.
Alisa : Awwhh.. iya yah mas..?? Hihihih.. ternyata mas Hamdan yang udah banyak menggenjotin akhwat juga bisa tergoda juga sama Alisa yaahh..?? Jawab Alisa yang membuat Hamdan salting.
Hamdan : Ehh.. Weehh.. Ng.. Ngga juga lhoo.. siapa coba yang bisa tahan kalo di goda akhwat secantik dan semulus dek Alisa sayang..?? Ujar Hamdan yang merem melek karena tangan Alisa mulai mengocok perlahan rudal Hamdan yang masih menjulang keras.
Alisa : Hihihih.. ah masaa sihh..?? Inihh kok masih semangat sih mass ‘titit’ nyaa..?? Masih pengen dipeluk serambi lempit Alisa lagi kahh sayaaanngh..?? Ujar Alisa sambil menatap rudal Hamdan seolah-olah ia tengah berbincang dengan rudal Hamdan.
Hamdan : Masih kuat sayang..?? Beneran..?? Goda Hamdan sambil menampari toket Alisa yang tergencet dengan dada Hamdan.
Alisa : Ummhh.. capek sih mas Hamdan sayang.. tapi Alisa pengen sampe pagi disodok mas Hamdannhh sayaang.. pinta Alisa dengan tatapan iba.
Hamdan : Yaudah.. gasss..!!
Hamdan pun segera menarik tangan kiri Alisa hingga kini Alisa telungkup di atas tubuh Hamdan dengan kakinya ia tekuk. Alisa tersenyum nakal dan dengan tangan kanannya is mengarahkan rudal Hamdan ke liang surgawinya. Bleshh..
Alisa : OOOUHHH.. MMHHH.. AHH.. AHH.. YESHH.. FUCKK.. YANG KUAT MASHH.. AHH rudalHH.. EEMHHM.. ENAKNYA DI ENTOTT.. AHH.. OHH.. NGHHHH.. OHHH.. FUCKKK..!!
Ronde kedua berlangsung cukup lama, bahkan Hamdan jauh lebih liar dan beringas. Selain mengobok-obok semua liang surgawi Alisa, ia juga mencupangi kasar seluruh tubuh Alisa. Alhasil banyak ruam kemerahan bekas sepongan kuat Hamdan. Ranjang pun kembali bersenandung menahan dahsyatnya nafsu birahi Hamdan yang tengah menikmati seonggok daging mulus dihadapannya. Orgasme demi orgasme Alisa alami hingga ia benar-benar kehabisan tenaga dan hanya bisa mendesah lirih sementara Hamdan terlihat seperti binatang yang kelaparan, terus menghantamkan pinggulnya tanpa henti. Sekitar jam 00.35 akhirnya Hamdan melepaskan benih kejantanannya di rahim Alisa sebelum akhirnya keduanya tertidur dengan posisi Alisa terlentang mengangkang sementara dari serambi lempitnya yang menganga mengalir lendir kental putih.
Allahuakbar.. Allahuakbar..
Hamdan pun terbangun mendengar suara adzan Subuh. Saat terbangun ia mendapati Alisa sudah berdiri di atas sajadah dengan mukena putih panjang bermotif renda dongker. Wajahnya yang putih cantik terlihat bercahaya karena air wudhu. Inilah pemandangan kecantikan akhwat yang sesungguhnya ketika seorang akhwat tengah khusyuk sholat dan hanya beriaskan air wudhu di wajahnya. Kecantikan alami yang tak dimiliki oleh wanita lain dan hanya ada pada diri Alisa. Hamdan pun bergegas menuju kamar mandi untuk mandi junub. Hanya sekitar 10 menit saja Hamdan mandi, kemudian ia segera kembali menuju kamar hanya mengenakan handuk yang membelit perut bawahnya hingga setengah paha. Sesampainya di kamar Alisa ia terkejut karena melihat sesuatu yang tak biasa.
Alisa : Kenapa mas Hamdan?? Kok bengong gituhh..?? Tanya Alisa dengan nada menggoda.
Hamdan : Hadedehh.. Memang yaahh.. pacar mas yang satuh ini paling pinter bikin mass betah di rumaahh.. jawab Hamdan sambil geleng-geleng kepala.
Bagaimana tidak? Alisa kini tengah duduk di atas sajadahnya dengan kedua kakinya ia tekuk ke kiri dan tangan kanannya ia gunakan untuk menyangga tubuhnya sementara tangan kirinya meraba-raba pahanya yang putih mulus tanpa cela. Parahnya lagi Alisa hanya mengenakan atasan mukena yang ia sibakkan seluruhnya ke belakang sehingga mulai dari pangkal leher hingga ujung kaki tak ada sehelai benangpun yang menutupi tubuh bercintai mulus ramping miliknya. Kedua gunung kembar 36F berputing pink miliknya membusung indah menantang syahwat Hamdan untuk segera menyantapnya.
Alisa : Siniihh mas Hamdankuhh sayangg.. yakin Alisa mau dianggurin niihh..?? Goda Alisa sembari tangan kirinya kini meremas-remas toket kirinya.
Hamdan : hahah.. masih nanya pula nih lonte.. jawab Hamdan yang kemudian berjalan mendekat ke arah Alisa.
Alisa : Hihihih.. keburu ntar sarapan, kan udah masuk jadwal umi pagi inihh.. mumpung masih di sinihh.. jawab Alisa yang matanya termanjakan oleh kebercintaian tubuh Hamdan yang atletis.
Alisa kini berlutut dan mulai melepas handuk Hamdan. Plop!! rudal 25cm Hamdan sudah setengah tegang pun menampar pipi Alisa. Senyum nakal Alisa mengawali blowjob nya subuh itu. Kepala Alisa maju mundur cepat melahap seluruh rudal Hamdan yang mulai mengembang maksimal di mulutnya. Lidahnya berperan aktif merangsang batang rudal Hamdan yang keluar masuk menyodok pangkal kerongkongannya. Nikmat dan lezatnya rudal ikhwan telah membius otak Alisa yang kini lebih pantas dipanggil Lonthe Cadar.
Alisa : MMFHH.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. UHUK.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. SRUUPHH.. MFFUAHH.. ENAKNYAHH rudal MASHH.. MCCHH.. CUPHH.. CUPHH.. MFFHH.. Desah Alisa yang berlanjut dengan menciumi dan menjilati batang rudal Hamdan.
Alisa secara kontinyu menggilir antara zakar dan rudal Hamdan. Rasa nikmat dari liarnya oral bercinta Alisa sudah tentu membuat Hamdan merem melek. Tangan Hamdan sesekali meremas-remas kepala kekasihnya itu yang masih terbalut mukena.
Alisa : MMHH.. SINIH MAS MASUKINNHH.. AAHH.. AYUKK.. SODOK serambi lempit ALISAH.. HAMILIN ALISAAH MASS HAMDAN SAYAAANNGH.. OHH.. OHH.. YESSHH.. AHH.. FUCKK.. ENAKNYAHH.. AHHH.. rudalHH.. OHHH.. OHHH.. ALLAAH.. ENAK BANGETHH.. MMHH.. MENTOK.. OUWWHH..
5 menit Alisa mempersiapkan batang kejantanan Hamdan, ia kemudian segera mengambil posisi doggy di atas sajadah. Rengekan Alisa yang mengemis untuk di hamili kini berganti desahan dan rintihan lepas merasakan kenikmatan sodokan mantab Hamdan. PLOK!! PLOKK!! PLOKK!! Suara benturan bokong Alisa dan perut Hamdan cukup keras di dengar di seluruh lantai 2 rumah. Alisa sendiri merem melek keenakan menikmati kasarnya rudal Hamdan menggempur rahimnya.
Alisa : AARGHH.. AHH.. MHH.. TERUSHH MASHH.. AHHH.. OHHH.. OHHH.. NIKMAT BANGETHH.. OHH.. rudal MAS ENAK BANGETHH.. OHH.. OHHH.. KELUAR MASHH.. OOOUNNGHHHH..!!!
SEEERRRRR.. SEEERRRRR.. SEEERRRRR..
BLESHH.. PLOKK!! PLOKKK!! PLOOKKK!!
Tubuh Alisa melengkung dan mengejang kuat menahan derasnya gelombang orgasme. serambi lempitnya berkedut kencang memompa seluruh cairan surgawinya membanjiri sajadah pink yang biasa ia pakai untuk bersujud sholat. Meski kekasihnya sedang klimaks, Hamdan terus saja menggenjot Alisa dan sekarang menyumpalkan rudalnya di liang bo’ol akhwat cantik anak bu Zaskia itu. Toket Alisa berayun-ayun dan menimbulkan suara erotis karena saling berbenturan. Kedua tangan Hamdan mencengkram kuat bokong bulat Alisa yang kembali memerah karena kuatnya tenaga genjotan Hamdan.
Sekitar pukul 05.20 Hamdan akhirnya memuntahkan spermanya membasahi wajah cantik Alisa yang tengah duduk bersimpuh dengan kedua tangannya menengadah layaknya orang berdo’a. Sebagian besar sperma kental Hamdan membanjiri mulut cantik Alisa dan tampak kepuasan tersirat dari wajah bidadari Alisa. Hamdan pun menghempaskan tubuhnya di ranjang setelah 45 menit lamanya menggarap selakangan pacarnya subuh itu. Rasa puas bercampur lelah mulai menyelimuti tubuh Hamdan
Hamdan : Hoahh.. capeknyaahh.. sinihh sayang.. bobo sini ajahh.. ujar Hamdan memanggil Alisa yang masih menjilati sperma Hamdan di tangannya.
Sembari istirahat, Hamdan mengecek WA di HP nya dan ia baru sadar kalau ada banyak pesan WA dari bu Vyrna. Ia baru ingat kalau hari ini ia menyanggupi permintaan Bu Vyrna sebagai VIP person untuk realisasi acara “Malam Intim Eksklusif” sebagai hadiah untuk para santriwati yang berprestasi di 2 sesi upgrading pondok bersama Ummi Pipik 2 minggu yang lalu.
Hamdan : Assalamu’alaykum bu Vyrna.. ucap Hamdan yang baru saja bangun sekitar jam 6.30 pagi dengan Alisa yang tertidur sambil memeluknya di sisi kanan.
Bu Vyrna : Wa’alaykumsalam.. mas Hamdan.. jawab Bu Vyrna.
Hamdan : Afwan bu, ana baru ingat kalau nanti harus datang ke acara pondok yang ibu kelola.. jawab Hamdan.
Bu Vyrna : Ohh iya gapapa mas Hamdan.. inshaaAllah nanti kami tunggu di hotel Armena yah jam 10 pagi. Nanti mas Hamdan langsung datang aja lewat lobby, sudah ana minta Ustadzah Auliya standby di lobby untuk mengantar mas Hamdan ke lokasi.. jawab Bu Vyrna.
Hamdan : inshaaAllah bu nanti ana kalau sudah otw ana kabari.. ohh iya, nanti agendanya apa ya bu? Tanya Hamdan yang penasaran.
Bu Vyrna : Emm.. nanti ana jelaskan kalau sudah sampai sini aja mas Hamdan.. tapi intinya santriwati ini masih perawan semua dan baru tau ilmu tentang bercinta, jadi ana harapkan mas Hamdan bisa ngajarin ‘praktikum’ langsung di hotel.. ohh iya, boleh juga kalau mau bawa 2 temen lagi biar nanti bisa maksimal pembelajarannya.. jawab bu Vyrna.
Hamdan : Wahh.. Wahhh.. jebolin perawan santriwati nih ceritanya bu?? Boleh ya?? Tanya Hamdan salting mendengar penjelasan bu Vyrna.
Bu Vyrna : He’emh.. boleh banget mas Hamdan.. justru setelah mas Hamdan tampil di acara Upgrading kemarin, seluruh santriwati pondok berharap kalau mas Hamdan yang melepas perawan mereka untuk pertama kalinya.. hihihi.. jawab bu Vyrna.
Hamdan : Ehh.. seriusan bu? Waduhh.. ohh iya, temen Hamdan siapa aja boleh kan yaa?? Tanya Hamdan memastikan sambil ia merem melek karena ternyata Alisa sudah kembali mengulum rudalnya.
Bu Vyrna : iya boleh banget kok.. jawab bu Vyrna.
Hamdan : Ssshh.. Mmhh.. inshaaAllah bu nanti ana usahakan.. Assalamu’alaykum.. jawab Hamdan yang kemudian menyudahi telpon karena tak bisa fokus oleh blowjob Alisa.
Alisa : Mffhh.. Mffhh.. Mmffuahh.. Siapa mas sayanghh..?? Tanya Alisa sambil terus menciumi rudal Hamdan.
Hamdan : Inihh.. bu Vyrna minta mas buat ke hotel nanti buat perawanin santriwati-santriwatinya.. Cuma kan ada 3 santriwati nanti, nah mas masih butuh 3 ikhwan lagi.. rencananya sih mau ngajak si Amin.. kalau menurut dek Alisa siapa lagi yah ikhwannya?? Tanya Hamdan sambil membelai lembut kepala Alisa yang kini tiduran di perut Hamdan sambil tangan kirinya mengocok lembut rudal Hamdan.
Alisa : Duuhh.. yang udah jadi ustad nih sekarang.. hihihi.. enak dong mas bisa icip serambi lempit perawan hafidzah gituhh.. Alisa boleh ikutan?? Pengen liat.. masih kangen sama mas Hamdan soalnyaa.. mmm.. kalo ikhwan satu lagi.. mmm.. gatau deh mas, soalnya yang dipikiran Alisa cuma ada mas Hamdan seorang.. hihihih.. jawab Alisa sambil mendekap erat Hamdan.
Hamdan : Ahh.. seriusan sayang?? Makasih yahh.. mas juga sayang banget sama dek Alisa yang kenikmatans inihh.. mm.. coba deh mas telpon Amin dulu.. jawab Hamdan sambil mencari kontak Amin.
Tuuutt.. Tuuutt.. (Suara nada dering Video Call WA)
Amin : Assalamu’alaykum.. knapa mas’e..?? Hemmh..?? Tanya Amin sesaat setelah menjawab panggilan Hamdan.
Hamdan : Wa’alaykumsalam.. antum dimana?? Hari ini sibuk nggak?? Tanya Hamdan.
Amin : Hhahh..?? Ohh.. nggak.. sshh.. mmhh.. gatau.. gimanaahh..?? Fuhhh.. shhh.. jawab Amin yang terdengar ngos-ngosan dan videonya berguncang.
Hamdan : Lagi ngapain sih? Gak enak banget liatin video mu yang goyang-goyang mulu.. jawab Hamdan yang jengkel lihat video Amin tidak stabil.
Amin : Mau tauuhh..?? Nihhh.. jawab Amin yang membuat Hamdan penasaran.
Amin pun meletakkan HPnya agak jauh dan menggunakan bluetooth microphone supaya Hamdan bisa mendengar suaranya.
Hamdan agak terkejut karena melihat Sulwa yang tengah berpegangan pada salah satu batang kayu pohon dengan tubuhnya membungkuk dan ditumpu oleh kedua kakinya yang jenjang terbuka. Khimar instan putih jumbo dan cadar putih membalut paras cantiknya sementara tubuh bercintainya masih tertutup abaya yang juga berwarna putih yang disingkap hingga ke atas bokongnya. Namun diantara kain putih yang menutupi tubuhnya, Hamdan masih bisa melihat jelas toket 40C Sulwa yang berputing pink itu menggantung bebas. Tubuh Amin yang kecoklatan terlihat begitu kontras saat menyodok Sulwa dengan kuat pagi itu.
Sulwa : Ahh.. Ahhh.. Mmhhh.. Mas Aminnhh.. Ohhh.. Ohhh.. enak masshh.. Ahhh.. Sulwa cinta mas Aminnhh.. Ahhh.. mmhh.. Ahhh.. enak rudal mashh.. Awhhh.. Ohhh.. racau dan desah Sulwa terdengar jelas di telinga Hamdan.
Hamdan : Wuihh.. gila antum Min..!! Dimana tuh?? Tanya Hamdan penasaran.
Amin : Ahahahah.. Sini antum, banyak spot buaathh menggenjotthh.. enghh.. ngghh.. inihh.. di lembah UGM.. fuhhh.. Mantab bener bokongh kamuhh Sulwaku sayanghhh.. jawab Amin yang terus menggenjot bokong putih Sulwa dari belakang dengan berdiri.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!
Amin : Ehh.. kenapaahh..?? Ada perlu apaahh antum..?? Tanya Amin.
Hamdan : Ohh.. nggak.. ntar jam 9an nemenin ane ya.. penting bangethh.. jelas Hamdan singkat.
Amin : Ahh.. Ahh.. Apaan sih? Jelasin dongh.. jangan cumaah gituhh ajahh.. Mhh.. Mhhh.. Fuhhh.. jawab Amin yang merem melek keenakan dijepit serambi lempit sempit Sulwa.
Hamdan : Ntar deh aku jelasinn.. gak enakk kedengeran Sulwa..
Amin : Hahh..?? Apaannh?? Kan ane pake Handsfree nihh.. ga bakal dengerr dahh.. Ahhh.. Ahhh.. Sshh..
Sulwa : Aahhh.. Mashh.. Ngobrol sama siapa sihh..?? Uhhh.. yang kenceng mas Amin Sayanghh.. rengek Sulwa yang sudah terbakar birahi.
Hamdan : Beneran?? Inih.. ane diminta nyari temen buat acara ntar, intinya kita disuruh ‘ena-ena’ sama akhwat gitu dehh.. mau ngga?? Tanya Hamdan yang juga merem melek karena malah kini Alisa sedang melakukan Deepthroat ke rudal Hamdan.
Amin : Hah?? Seriusan.. Okeehh bisa diaturhh.. Mhh!! Mhh!! Fuhh.. Trus ane kudu ngapain nihh buat prep (persiapan)..?? Nghh.. Nghh.. tanya Amin yang kini memposisikan Sulwa berdiri dengan satu kaki kirinya menopang tubuhnya sementara kaki kanannya ditahan oleh lengan kiri Amin. Pose ini membuat Hamdan bisa melihat kedua toket Sulwa bergoyang liar.
Hamdan : Hemm?? Yaudah kayak biasanya aja pake gamis ama sirwal.. btw ntar akhwat-akhwanya tuh santriwati pondok.. hafidzah juga.. gimana?? Kalo iya, ane tinggal ngontak si Dana nihh.. tanya Hamdan sambil sesekali melihat Alisa yang masih lahap melumat rudal Hamdan.
Amin : Ehh Parahh.. beneran itu? Seriusaan?!! Ngghh.. Shh.. Dapet kayak gituan darimana antum?? Unghh.. Ahhh.. Mantabnyahhh serambi lempitmuuhh sayaanghh.. Nghh.. Nghh..!! Tanya Amin yang terkejut mendengar jawaban Hamdan.
Sulwa : Ahh.. Ahhh.. Ouhh.. rudal mas Aminhh juga nagihh bangethh.. Ahh.. Mhhh.. Enak bangethh masshh.. Awwhh.. Awhhh.. Jangan ngobrol muluhhh.. genjot Sulwahh yang liarr Masshh.. Mhh.. Ohh.. Ohh.. ujar Sulwa yang agak kesal karena Amin yang membagi fokusnya dengan telepon.
Amin : Aagh!! Nghhn.. Nghh.. yaudah, ntar ane kabarin lagi deh.. duluan ya.. nih Sulwa udah minta di kasarin.. ahahaha.. jawab Amin yang kemudian menambah cepat ritme sodokannya yang membuat Sulwa blingsatan.
Hamdan : Yaudah.. dihh parah emang antum menggenjot disitu.. hadehh.. Assalamu’alaykum.. ujar Hamdan sembari mematikan video-call.
Alisa : Mfhh.. Mfhh.. Mffuahh.. Gimanah mas sayang?? Si Amin bisa kah?? Tanya Alisa polos.
Hamdan : Alhamdulillah bisa.. tinggal ntar ngabarin Dana.. jawab Hamdan yang bergegas bangun dari ranjang.
Alisa : Alhamdulillah.. tapi sayang banget Alisa ga boleh ikutann.. uwwhh.. jawab Alisa yang sedikit kecewa.
Hamdan : Ahahah.. sabar sayang.. toh mas Hamdan tetap milik Alisa seorang.. jawab Hamdan seraya membelai lembut kepala Alisa yang terbalut mukena.
Sekitar jam 07.00 Hamdan dan Alisa turun untuk sarapan. Karena hari kemarin jatah Alisa, maka hari ini jadi hari milik bu Zaskia untuk menikmati tubuh Hamdan. Dan begitulah, bu Zaskia sudah tampil syar’i minimalis hanya mengenakan jilbab instan antem putih mini dan apron putih mini tipis yang ‘berusaha’ menutupi lekuk tubuh indahnya. Sudah pasti toket jumbo 40H bu Zaskia tampak seperi mau tumpah karena sesaknya apron yang ia kenakan. Tubuh putih mulus bu Zaskia semakin sensual ketika berpadu dengan pakaian super minim seperti yang ia kenakan sekarang.
Bu Zaskia : Sinih mas Hamdan sayang.. sarapan duluhh, abis itu baru sarapan yang ‘ini’.. ujar bu Zaskia sambil meraba toketnya.
Alisa : Hyaaahh.. mulai lagi.. penderitaan.. celetuk Alisa yang duduk di hadapan Hamdan dan hanya mengenakan kaos kecil pink dan hot pants hitam.
Bu Zaskia : Lohh.. kan Alisa udah ngambil ekstra time tadi ba’da subuh.. kan harusnya udah masuk jatah umi buat ‘main’ sama mas Hamdan seharian.. jawab bu Zaskia sambil mendekap leher Hamdan dari belakang yang membuatnya membungkuk dan Hamdan bisa merasakan kekenyalan gunung raksasa ibunda kekasihnya itu.
Hamdan : Ahahah.. udah.. udahh.. Alisa sayang juga udah puas semaleman kaann..?? Gantian yaahh.. mmm.. afwan bu, nanti jam 9 an ana ada acara.. di undang bu Vyrna.. jawab Hamdan mencoba melerai persaingan antara akhwat dan ummahat cantik itu.
Bu Zaskia : Iyahh.. ibu juga sudah tau kok.. bu Vyrna udah ngabarin dari kemarin-kemarin.. so, we have limited time.. what should we do darling?? Tanya bu Zaskia yang menggoda Hamdan dan membuat Alisa cemburu.
Hamdan : Hemm.. lets see.. i dunno what to do.. why dont u show me, “
what i should do”?? Jawab Hamdan balik sambil memagut mesra bibir bu Zaskia di hadapan Alisa yang sedang menyiapkan sarapan.
Kedua tangan bu Zaskia pun mulai bergerilya melepasi kancing gamis Hamdan tanpa melepas pagutannya di bibir sang brondong muda. Lidah keduanya saling mendekap melilit tak ingin terlepas dari nikmatnya dosa frenchkiss terlarang. Semakin jauh tangan bu Zaskia menyusuri tubuh Hamdan, semakin nyaman pundak Hamdan karena digencet kekenyalan toket ummahat yang selalu dirawat. Alisa berusaha tak mempedulikan aksi ibunya yang sedang menzinahi kekasihnya, tapi tetap saja rasa jengkel tiap kali bu Zaskia beraksi di hadapannya selalu muncul dan ia tak bisa berbuat apa-apa.
Alisa : isshh.. apaan sih!? Gaje banget nggak sih!? Mas Hamdan jugaa.. gatau apa kalo aku cemburuu.. huuhh..!! Gumam Alisa dalam hatinya sambil mulai menyantap sarapan.
Bu Zaskia : Alisa.. nih tolong di rekam.. arahin yang bagus yaa angle kameranya.. pinta bu Zaskia yang ingin mengabadikan prosesi “penyemaian benih” antara dirinya dan Hamdan.
Yah Alisa pun tak ada pilihan lain selain menuruti ibunya. Meski kesal dengan tingkah ibunya, sebagai seorang anak sholihah ia tetap harus menuruti kemauan ibu kandugnya. Sebenarnya Hamdan sendiri sudah merasa agak nyeri di batang kejantanannya karena dalam waktu seharian harus menggilir 3 orang akhwat selama berjam-jam, ditambah pagi ini harus melayani bu Zaskia, belum lagi nanti harus memperawani beberapa santriwati. Bingung antara ia harus senang atau susah.
Hamdan : Halah.. ngapain dipikir susah-susah..?? Udah ahh jalanin ajaahh.. kapan lagi bisa dapet selakangan akhwat gratis gini.. ujar Hamdan dalam hatinya.
Bu Zaskia : Wuhh.. apa ini mas sayanghh..?? Kok ada terong di dalem celana?? Gede pulaa.. uwhh.. ujar bu Zaskia merayu Hamdan sementara tangan kirinya meremas-remas rudal Hamdan yang masih lemas di balik sirwalnya.
Hamdan : Ohh baru tau yahh bu..?? Itu bisa buat akhwat-akhwat ketagihan kalo udah jilat terongnya.. coba aja kalo gak percaya.. balas Hamdan sambil melonggarkan posisi duduknya agak menjauh dari meja makan.
Bu Zaskia pun tertawa kecil mendengar jawaban Hamdan yang lucu. Tapi bu Zaskia juga tau kalau rudal Hamdan memang benar-benar sudah menaklukkan banyak akhwat, termasuk dirinya sendiri yang kini tergila-gila dengan keperkasaan ‘tongkat sakti’ Hamdan. Bu Zaskia beralih berjongkok di antara kedua kaki Hamdan. Dengan cekatan sirwal Hamdan pun lepas dan terbang entah kemana.
Bu Zaskia : Hmfhh.. sniff.. sluurrpp.. sluurrpp.. Mmhhh.. Mffuahhh.. wangi nyah bikin nagih sih mas sayang.. dijilat juga enak banget nihh.. ummfhh.. cuphh.. cupphh.. Haemfhh.. mffhhh.. mffhhh.. ockk.. ockk.. ockk.. mffhh.. mffhhh.. srrupp.. mffhhh..
Bu Zaskia yang sudah terhipnotis oleh syahwat tak mau membuang waktunya yang hanya tersisa Sekitar 1,5 jam saja sebelum Hamdan berangkat ke hotel. rudal jumbo 25cm Hamdan melesak cepat menyusuri kerongkongan ummahat cantik berumur 37 tahun itu hingga ke pangkalnya. Mata bu Zaskia merem melek, sesekali menatap genit ke arah Hamdan yang juga keenakan merasakan sepongan ibunda Alisa itu. Entah teknik apa yang bu Zaskia gunakan, tapi Hamdan bisa merasakan betul setiap detil dari rudalnya terasa nikmat oleh pijatan lembut dinding kerongkongan bu Zaskia. Meski gerakan kepala bu Zaskia begitu cepat dan liar maju-mundur mengocok rudal Hamdan yang sudah mekar maksimal, namun tetap menghantarkan kenikmatan yang tiada tara bagi ikhwan sekelas Hamdan.
Bu Zaskia : Mffhh.. Mffhhuahh.. Cuphh.. Kenapah mas sayang?? Enakan punya ibu atau Alisahh..?? Haemfhhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Elelelempthh.. Ockk.. hemphh.. Ockk.. goda bu Zaskia yang penasaran dengan Hamdan.
Hamdan : Wuuhh.. Sshhh.. Mantab memang.. duhh.. bingung laahh.. ahahaha.. ga ada bedanya.. kalo Alisahh.. lembutthh.. kalo bu Zaskiaa sihhh.. liaarrrhhhhhh.. uhhh.. jawab Hamdan yang kelabakan merasakan nikmatnya oralbercinta yang diberikan bu Zaskia.
Mendengar jawaban Hamdan, bu Zaskia makin semangat melahap habis rudal Hamdan. Beberapa kali ia menekan penuh kepalanya hingga wajahnya menempel di selakangan Hamdan sementara kedua tangannya mencengkram pinggang Hamdan seolah-olah ingin agar rudal Hamdan lebih jauh lagi menyesaki kerongkongannya. Rasa lezat dan nikmat yang memuncak membuat serambi lempit bu Zaskia berkedut kencang. Lendir syahwat khas akhwat pun menetes deras membasahi lantai yang menandakan bu Zaskia sudah diambang klimaks. Hamdan yang juga sudah terangsang hebat kini memulai aksi liarnya dengan menggenjot mulut bu Zaskia layaknya serambi lempit. Kedua tangan Hamdan mencengkram kepala bu Zaskia dan dengan kasarnya ia menggerakkan kepala bu Zaskia naik turun dengan cepat.
Bu Zaskia : HOKKHH.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. OCKKK..MFFHH.. MFHHH.. OCKK.. OCKKK.. MMMNGHHHHHHH..!!!
SEEERRRRR.. SEERRRR.. SEEEERRRRR..
Beceknya air liur bu Zaskia yang menetes kini bercampur padu dengan cairan surgawinya yang membanjiri lantai ruang makan. Beberapa saat tubuh bu Zaskia mengejang hebat sementara matanya mendelik ke atas karena Hamdan menekan seluruh kepalanya hingga menempel rapat di selangkanganya.
Bu Zaskia : Mfffuaahh.. Uhukk.. Mfhh.. Sluurphh.. Ahhh.. Udah siap nihh mas Hamdan sayanghh.. ujar bu Zaskia sambil menjilat rudal Hamdan dari pangkal hingga ke ujungnya.
Hamdan : Wuuhh.. Mantab bener emang ini anjing syar’i.. ucap Hamdan sambil menampari wajah bu Zaskia.
Dilecehkan dan ditampari begitu justru membuat bu Zaskia semakin bergairah. Hamdan pun mendorong bu Zaskia yang baru saja berdiri hingga terduduk di meja makan. Kedua tangan Hamdan menarik tubuh bercintai mulus bu Zaskia yang hanya tertutup apron putih tipis itu hingga bokongnya berada di pinggir meja. Secara tidak langsung bu Zaskia harus menahan tubuhnya yang miring di atas meja dengan kedua sikunya. Dengan kedua tangannya Hamdan membuka lebar kedua belah paha mulus putih tanpa cela bu Zaskia. Alhasil kini ia disuguhi selakangan mulus tanpa bulu yang dihiasi serambi lempit dan anus coklat yang indah berlendir. Aroma khas lendir birahi Akhwat yang mengalir deras membuat Hamdan begitu dahaga.
Hamdan : Gilaaa.. ngliatnya aja udah bikin ngiler.. emang anjing syar’i gak ada lawan kalo soal lakang.. hahaha.. Ujar Hamdan yang tetap terpesona dengan menggairahkannya serambi lempit tembem bu Zaskia meski ia sudah berkali-kali melihatnya.
Bu Zaskia : Uwhh.. Iyakah mas sayang?? Jangan cumah diliatin donnghh.. Mmhhh.. jawab bu Zaskia yang sudah harap-harap cemas menanti aksi Hamdan berikutnya.
Alisa : Haaahh.. udah ahhh.. have fun yaaa.. Alisa ke kamar dulu.. sibukk.. ujar Alisa sambil berlalu pergi setelah membereskan makanannya.
Bu Zaskia dan Hamdan memang sudah paham dengan tingkah Alisa yang akhir-akhir ini mulai sering cemburu kalau sudah waktunya Hamdan menjadi ‘alat pemuas’ ibunya. Jadi meskipun secara terang-terangan Alisa terlihat kesal tidak membuat hasrat birahi antara ummahat bercadar dan ikhwan ajnabi itu berkurang.
Hamdan : sniff.. sniff Fuhh.. wanginya ini selakangan bikin laper aja.. emang pantas punya gelar Anjing Syar’i..!! Kata Hamdan melecehkan bu Zaskia sambil menampari selakangan ummahat bercintai diahadapannya.
Bu Zaskia : Awhh.. Awhh.. Uwhh.. iyaahh.. Anjing ini maunya dihukum masshh.. Mmhh.. jawab bu Zaskia menikmati perlakuan kasar Hamdan.
Hamdan : Ohh gitu?? Okehh!! Tapi gue mau nikmatin nih serambi lempit legit dulu.. sinih tangan mu Anjing!! Pegangin nih kaki biar gak ganggu!! Haemfhh.. Mffhh.. Elelelempthh.. Mcchh.. Srrupphh.. Sruupphh.. Srryuupp.. Mffhhh.. perintah Hamdan yang dituruti bu Zaskia tanpa keluhan.
Bu Zaskia : Aawwhh.. Mmhhhh.. Ohhh.. Tuanhhh.. Sshhh.. Anjing inih budak Tuannhh.. Ahhh.. Sshhh.. Ohhhh.. Nikmatnyahh lidah Tuankuuhh.. Ahhh.. Terushh Tuaanhh.. Nikmatin Anjing ini sepuasnya Tuanhh.. Mmhhh.. Nghhh.. desah dan racau bu Zaskia yang merem melek menikmati oral bercinta dari Hamdan.
Rasa lezat serambi lempit bu Zaskia memang tak pernah berubah semenjak Hamdan pertama kali mencicipinya, bahkan semakin hari semakin terasa lebih gurih yang membuatnya tak bisa berhenti menjilat dan menyedot bersih lendir kental khas serambi lempit akhwat yang membanjiri liang surgawi bu Zaskia. Paduan dua teknik Hamdan dalam memanjakan liang surgawi sang ummahat, membuat bu Zaskia blingsatan keenakan. Seluruh tubuhnya dipenuhi kenikmatan birahi yang sudah ia nanti selama seharian. Erangan dan desahan bu Zaskia semakin liar saat Hamdan mulai melahap kelentit pinknya yang mencuat.
Bu Zaskia : Mhh.. Sshh.. Ounghh.. Shhh.. Ohhh.. NngHHAAAAHHH.. AAHHH.. UWWHHH.. TUAANHH.. OUWHHH.. SHH.. AMPUNNHH.. AHHH.. JANGAN DISITUHH.. MMHH.. AHHH.. GELIHH.. AHHH.. OHHH.. NGHHH.. OOOUUNNNGHHHHH..!!!
SEEEERRRRR.. SEEEERRRRR.. SEEEEERRRRRR.
Bu Zaskia tak mampu menahan ledakan birahi beberapa saat setelah Hamdan begitu intens melahap dan sesekali menggigit kelentitnya. Seluruh tubuhnya mengejang hebat berbarengan dengan serambi lempitnya yang berkedut kuat tanpa henti menyemburkan deras cairan surgawinya. Hamdan pun segera memundurkan kepalanya dan berganti tangan kanannya yang menggesek cepat serambi lempit bu Zaskia. Bu Zaskia semakin blingsatan karena terpaan kenikmatan yang tiada tara yang membuatnya semakin kuat menyemburkan cairan surgawi bahkan membasahi hampir seluruh ruangan.
Bu Zaskia : Hhh.. Hhh.. Ampuunn Tuannhhh.. Mmhhh.. Enak bangethh.. Uwhhh.. Tuanhh.. Pindah kamar aja yukkkhh.. biar bisahh lebih nyamaannhh.. Shhh.. Mhhh… Pinta bu Zaskia yang menggelepar di atas meja makan dengan tubuhnya yang tersentak-sentak ibarat ikan sekarat setelah orgasme derasnya.
Hamdan : Wuhh.. Emang namanya Anjing kelakuannya sama.. kencing semaunya..!! Sinih kamu dasar Anjing Syar’i..!! Bentak Hamdan sambil menarik paksa rambut bu Zaskia yang masih ngos-ngosan.
Terpaksa bu Zaskia mengikuti kemauan Hamdan. Ia pun memerintahkan bu Zaskia untuk duduk layaknya Anjing. Ia berjongkok dengan kakinya agak dibuka sehingga serambi lempitnya yang masih meneteskan cairan surgawi terlihat cukup jelas meski Hamdan sedang berdiri di depannya. Kedua tangan bu Zaskia menapak di lantai dengan lidahnya menjulur persis seperti Anjing. Tak lama berselang, Hamdan kembali mendatangi bu Zaskia dengan membawa vibrating-dildo berbentuk mirip rudal berdiameter 4cm dan panjang 18cm yang memiliki ujung seperti ekor anjing dan sebuah collar set yang biasa dipakai untuk BDSM.
PLAKK!! PLAKK!! Hamdan menampar agak keras pipi bu Zaskia dan dengan kaki kanannya ia menjejak kepala bu Zaskia. Bu Zaskia yang paham dengan maksud Hamdan kemudian mengganti posisinya menjadi doggy. Hamdan berjongkok di samping kiri bu Zaskia, beberapa saat menikmati pemandangan indah dimana seorang ummahat yang biasa menutupi auratnya dan dulu hanya mempersembahkan tubuh sucinya hanya untuk sang suami, kini tengah menyerahkan seluruh marwahnya untuk dilecehkan dan dinikmati oleh seorang lelaki ajnabi berrudal jumbo yang baru beberapa bulan lalu ia kenal. Tubuhnya yang begitu terawat, hampir tak ada tanda-tanda penuaan meski umurnya sudah menginjak 38 tahun. Putih, mulus, ramping, dengan bokong bulat kencang ditambah toket ukuran monster-size 40H membuatnya menjadi istri sempurna bagi setiap pria yang mendambakan kepuasan bercintaual pada akhwat. Wajah cantiknya terlihat begitu menggoda ditambah mimik wajah yang tak lagi dapat disembunyikan kalau dirinya ingin segera dizinahi lebih jauh sudah tentu akan membuat iman terkuat seorang ikhwan sholeh pasti akan luluh lantak.
Bu Zaskia : Ouunghhh.. Shhhhh.. Tuaanhhh.. Mmhhhh.. Desah bu Zaskia yang keenakan saat anusnya ditusuk paksa Vibrating-dildo jumbo yang sudah mulai bergetar.
Hamdan : Ehh bentar, ini pake dulu biar syar’inya makin kliatan dasar anjing!! Cela Hamdan sambil melemparkan jilbab instan antem warna ungu jumbo.
Bu Zaskia segera memakai jilbab kemudian dilanjut dengan Hamdan memasang collar di leher bu Zaskia. Hamdan terkekeh melihat bu Zaskia tengah doggy dengan jilbab syar’i namun tak ada bedanya dengan anjing. Bahkan ketika Hamdan menyodorkan kakinya ke wajah bu Zaskia, bu Zaskia tanpa ragu melahap jemari kaki Hamdan penuh nafsu.
Bu Zaskia : Emmfhh.. Mfhh.. Srrupphh.. Srupphh.. Mfuahh.. Mfhh.. Tuanhh.. Mfhfh..
Hamdan : Emang bener-bener ga ada bedanya.. Ahahah.. Ayok jalan woee anjing!! Bentak Hamdan sambil menampar bokong bu Zaskia.
Bu Zaskia pun mulai merangkak menuju tangga lantai 2 sementara Hamdan menuntunnya dari belakang dengan seutas tali yang terikat pada collar yang menghiasi leher bu Zaskia. Tapi belum sampai tangan bu Zaskia menyentuh anak tangga, Hamdan menarik paksa tali yang ia genggam sehingga membuat bu Zaskia agak tercekik.
Hamdan : Heh!! Sini aja! Ga usah diatas.. tuh.. sofa aja bisa!! Perintah Hamdan yang ingin nostalgia lagi saat dulu ia pertama kali merasakan liang surgawi si ummahat.
Bu Zaskia : Aghh!! Iyaahh..Tuannhh.. jawab bu Zaskia yang kemudian merangkak ka arah sofa.
Hamdan kemudian duduk di sofa dengan kedua kakinya mengangkang. Bu Zaskia ia tarik paksa dan ia suruh untuk kembali duduk layaknya anjing tepat di hadapannya. Lidah bu Zaskia menjulur dengan mulutnya menganga saat menyaksikan rudal Hamdan yang besar berurat begitu gagah menjulang. Tapi sesaat sebelum bu Zaskia bisa melahap rudal Hamdan, kembali kaki kanan Hamdan menjejak wajah bu Zaskia.
Hamdan : Heh anjing!! Mau ngapain hah!? Mau rudal!?? Ahahah.. gue capek, pokoknya kamu yang kudu buat gue keenakan!! Ujar Hamdan dengan nada melecehkan bu Zaskia.
Bu Zaskia : Aahh.. Uhhh.. Iyaahh Tuaanhh.. Anjing inih bakal puasin Tuankuhh Hamdann.. Mmhhh.. Mau rudal Tuanhh.. Ahhh.. Hhhaaemfhh.. Mfhh.. Mfhhh.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. OCCKK.. OCKKK..
Layaknya anjing kelaparan, bu Zaskia langsung menelan habis seluruh batang rudal Hamdan yang melesak cepat menyumpal kerongkongannya hingga pangkal. Kenikmatan dari kelezatan rudal Hamdan membuat bu Zaskia tak mampu berhenti menggerakkan kepalanya maju-mundur. Semakin lama ia mengoral rudal Hamdan, semakin rasa lapar akan rudal Hamdan memuncak. Air liur kental mulai membasahi rudal Hamdan dan beberapa menetes membasahi sofa dan lantai. Sesekali bu Zaskia melahap kedua Zakar Hamdan, tak lupa juga ia membenamkan seluruh wajahnya di bokong Hamdan sementara lidahnya mengais-ngais anus Hamdan yang tak kalah gurihnya.
Hamdan : Woe Anjing!! Enak?? Seneng?? Hahah.. tanya Hamdan sambil sesekali kaki kanannya menekan-nekan kepala bu Zaskia yang merem melek keenakan.
Bu Zaskia : Mffhh.. Mffhhh.. He’emhh.. Ahhh.. Nghh.. Iyahh Tuannhh.. Enak bangethh rudal Tuanhh.. Sshh.. Ahh.. Sluurrpp.. ucap bu Zaskia yang malah keenakan ketika kaki Hamdan menapak di wajahnya.
Bu Zaskia yang sudah tenggelam dalam birahi dengan cepat melepas apronnya dan menyibakkan jilbabnya ke belakang sehingga Hamdan kini disuguhi tubuh indah ummahat cantik bercadar yang putih mulus langsing dengan gunung kembar jumbo. Posisi Cow-Girl menjadi opsi yang paling pas untuk bu Zaskia menggenjot rudal Hamdan. Ia naik ke atas sofa dan berjongkok di atas selakangan Hamdan, tangan kanannya berpegangan pada pundak kiri Hamdan sementara tangan kirinya mengarahkan rudal keras menjulang 25cm Hamdan dan Blesshhh.. Plokk!!
Bu Zaskia : OOOOUHHHH.. SSHHH.. rudalLHHH.. MMHHH.. AHH.. TUANHH.. AHH.. AHHH.. SHHH.. OHHH.. ENAKNYAH.. GEDEHH BIKIN PUASHH.. UHHH.. MHHH.. MENTOKK BANGETH TUANHHH.. ANJING INIHH MAUNYA DIENTOT TERUSSHH.. UHHH.. MHHH.. AAAHHH.. FUCKKK.. YESSHHH..!!!
Racau bu Zaskia sesaat setelah rudal Hamdan menyeruak paksa masuk ke liang surgawinya yang sudah banjir bandang. Satu hentakan pinggul bu Zaskia menghantarkan kenikmatan yang terlalu dahsyat menjalar ke setiap syaraf bu Zaskia saat rudal Hamdan menghantam dan menekan kuat pintu rahimnya. Bak orang tengah rodeo, pinggul bu Zaskia bergerak maju mundur liar tak terkendali. Matanya sayu dengan mulut menganga merasakan kenikmatan tanpa henti. Bahkan kini Hamdan tengah melumat putingnya yang membuatnya semakin blingsatan.
Hamdan : Mffhh.. Mffhhh.. Mffhhh.. Sruupphh.. Mffhhaahh.. Halohh.. Danaa.. lagih dimana antumm..?? Tanya Hamdan sambil menatap layar HPnya yang sedang video-call dengan Dana.
Dana : Halo.. ini lagi santai aja di kamar.. lagi kepikiran tugas.. antum lagi apa?? Tanya Dana yang tak terlalu memperhatikan layar HP nya.
Hamdan : Ane? Nih.. ga kliatan po?? Jawab Hamdan singkat sambil agak menjauhkan HPnya.
Dana : Hemm..?? WOEEE..!! Waahhh.. parah antum Hamdan.. seriusan itu!? Antum lagi menggenjot?? Sama siapa tuh?? Bentarr.. itukan akhwat!! Siapa tuh!? Tanya Dana yang terkejut sekaligus penasaran melihat Hamdan yang tengah digenjot bu Zaskia.
Hamdan : Iya dong.. enak lhohh.. ahahah.. sama ibunya temen kampus ane lah.. cakep gak?? Haemfhh.. Mfhh.. Mfhh.. Cuphh.. jawab Hamdan yang menggoda Dana sambil melumat bibir bu Zaskia yang tengah bergoyang liar.
Dana : Ehh.. Buset lah antum!! Cakep banget itu!! Ibunya temen kampus antum??!! Parah!! Kalo ibunya aja cantik banget gitu, anaknya secakep apa?!! Tanya Dana yang mulai terangsang melihat Hamdan keenakan di genjot ummahat.
Hamdan : Iya.. seriusan.. mau liat anaknya?? Nih semalem abis menggenjotin anaknya, pagi ini giliran ibunya yang minta jatah.. ahahah.. jawab Hamdan sambil tangan kirinya memilin-milin kencang puting bu Zaskia yang membuat akhwat beranak satu itu melenguh keras melepas orgasmenya.
Bu Zaskia : OHH.. OHHH.. AWWHH.. OUNGHH.. TUAANHHH.. AHH.. rudalL.. FUCKK.. AHH.. ADUHH.. SHHH.. AHH.. AHH.. GELIHH TUANNHH.. TAPI ENAKHH.. AHHH.. OUNNNGGHHHHHH..!!!
SEERRRR.. SEEERRRRR.. SEERRRR..
Bu Zaskia kemudian mengangkat cepat pinggulnya dan disusul semburan deras cairan surgawinya sesaat setelah rudal Hamdan terbebas. Perut Hamdan dan sofa pun basah kuyup sementara tubuh Bu Zaskia masih mengejang beberapa saat sebelum kemudian ia kembali melesakkan rudal Hamdan menyumpal liang peranakannya. Anusnya yang masih tersumpal vibrating-dildo berperan aktif dalam menambah intensitas rangsangan di seluruh tubuh sang ummahat yang membuatnya menggila dalam birahi.
Dana : COOKK!! Cakep beneerr!!! Emang parah antum Hamdan!! Kalo enak gak ngajak-ngajak temen!! Boleh gak tuh ane ikutan..?? Hahahah.. ujar Dana yang iri pada Hamdan setelah melihat foto Alisa yang tengah asik mengulum rudal Hamdan dengan wajah dan khimar Alisa berlumuran sperma.
Hamdan : Ohh.. bentar, ane tanyain langsung.. Heh!! Denger nggak tuh Anjing!? Boleh ngga itu lubang dipake temen gue!? Tanya Hamdan sambil menampari kasar toket bu Zaskia yang mulai kemerahan.
Bu Zaskia : AWHH!! AGHH!! AMPUUNNHH.. TUUANNHH.. AAHH.. AHHH.. SHHH.. BOLEH TUANNHH.. BOLEH BANGETHH.. SIAPAH AJAH BOLEH PAKEEHH ANJING INIHH.. YANG PENTING TUANHH SUKAH.. OHH.. OHH.. FUCKK.. FUCKK.. MHHH.. OGHH.. jawab Bu Zaskia yang memang sudah kecanduan rudal.
Hamdan : Tuh.. denger sendiri kan??
Dana : Wohohoh.. nahh gitu dongg!! Ahahah.. btw kapan bisa ane cobain nih? Ehh, tadi antum panggil dia ‘anjing’?? Kasar banget sih?? Mana pake ditamparin gitu.. protes Dana yang kurang suka dengan perlakuan kasar Hamdan pada bu Zaskia.
Hamdan : Ahahah.. Gampang.. bisa diatur itu.. sekalian ntar bertiga aja sama si Amin kita.. iya, emang ane panggil gitu.. toh dia sendiri yang pengen, malah seneng dikasarin gitu.. Ahh, udahh.. nyampe lupa mau ngabarin.. ntar jam 9 ga ada acara kan?? Ikut ane ya.. jelas Hamdan sambil tangan kirinya meremas-remas toket kanan bu Zaskia.
Dana : Wee.. bertiga sama Amin?? Okok dah.. jam 9?? Kenapa emangnya?? Kalo gak ena-ena kayak antum mah ogahh ane..
Hamdan : Halah.. antum nganggur juga.. santay aja, ntar juga ena-ena ini.. malah santriwati pula lawannya.. jawab Hamdan.
Dana : Haah!!?? Beneran??
Hamdan : Iyaaa.. kalo antum mau aja sih, kalo ngga ane ajak yang lain..
Dana : Wait!! Oke.. dimana?? Langsung ke lokasi kan?? Ane pake baju apa?? Tanya Dana yang tak mau kehilangan kesempatan menggenjot gratis dengan akhwat.
Setelah menjelaskan lokasi meet-up, Hamdan kini bisa kembali fokus ke bu Zaskia yang sudah tampak kelelahan. Kecepatan goyangan yang sudah tak lagi sekencang awal tadi menjadi pertanda, ditambah 4 kali klimaks bu Zaskia alami selama Hamdan sibuk video-call dengan Dana.
Hamdan : Heh!! Kok udah lemes aja!? Ayok yang liar!! Anjing syar’i apaan nih!!? Bentak Hamdan sambil tangan kirinya menampari toket bu Zaskia sementara tangan kanannya mencekik leher bu Zaskia.
Bu Zaskia : Agkhh!! Uhuk!! Ampuun Tuanhh.. Maaf Tuanhh anjing iniihh.. belummhh bisah puasinn Tuanhh.. Nghh.. To.. longghh.. hukummhh.. Anjing iniihh.. jawab bu Zaskia mengiba dengan nada lirih.
Hamdan pun tak memberi ampun pada bu Zaskia. Ia mengarahkan paksa bu Zaskia untuk balik badan. Sandaran sofa juga Hamdan landaikan sehingga kini lebih menyerupai ranjang. Hamdan tiduran terlentang di sofa sambil memerintahkan bu Zaskia untuk mencabut vibrating-dildo di anusnya.
Hamdan : Cabut tuh yang dibokong!! Bersihin!! Perintah Hamdan yang di iyakan oleh bu Zaskia dengan senang hati.
Prrrtt.. Plop..! Aroma khas lendir anus pun membelai dan membius hidung bu Zaskia. Ia pun mulai menjilati nikmat vibrating-dildo berukuran 18xm itu sambil meliuk-liukkan tubuhnya sementara tangan kanannya meraba-raba tubuhnya, menggoda Hamdan agar semakin bernafsu. Sesekali bu Zaskia menatap dan tersenyum nakal ke arah Hamdan dengan lidahnya yang nampak asik menikmati lendir anusnya sendiri. Tak hanya itu, ia pun mulai melesakkan vibrating-dildo itu memenuhi rongga mulutnya seakan-akan itu adalah batang kejantanan lelaki. Matanya terpejam menikmati mulutnya yang dipenuhi replika kemaluan lelaki yang ia sodok-sodokkan maju mundur dengan tangan kirinya.
Hamdan : Hahah.. Naaahh gitu dong!! Anjing syar’i emang harus gitu!! Sekarang masukin serambi lempit!! Perintah Hamdan.
Bu Zaskia: Aahhh.. Baikk Tuankuhh.. Mmhhh.. Ssshhh.. Oouuhhh.. Aahhhhh.. desah bu Zaskia keenakan saat rudal karet itu melesak menyumpal liang surgawi miliknya.
Tubuh bu Zaskia bergidik beberapa saat karena terkejut oleh getaran vibrating-dildo yang Hamdan nyalakan langsung ke getaran maksimal. Bu Zaskia terpaksa doggy di atas sofa setelah ditarik paksa tali lehernya oleh Hamdan. PLAK!! PLAK!! Hamdan kembali menampari toket jumbo bu Zaskia.
Bu Zaskia : OOOUNNGHHHH.. SHH.. AAHH!! AHHH!! TUANHH!! OGGHHH!! FUUUCKKK!! FUUUCKKK!! YEAAHH!! SSHHH!! ENAAAKK.. BANGETHH!! OGGHH!! rudalL!! SODOK YANG KASARHH TUANNHH!! AAAHAAAH.. OHHH!! MHHH!! ANALLL..!! SODOK BOKONGG ANJING INIH TUANNHH!! OHH!!! OGHHH!!
Lenguhan panjang bu Zaskia tak tertahankan menyambut anusnya yang dipaksa mekar kembali oleh rudal diameter 5 cm Hamdan yang kekar. Racauan bu Zaskia menggema di seluruh isi rumah menikmati genjotan brutal Hamdan menggempur liang bo’olnya. Posisi bu Zaskia yang menduduki perut Hamdan dengan punggungnya menghadap Hamdan, kedua kakinya mengangkang lebar dengan kedua tangannya menyangga tubuhnya, membuat Hamdan begitu leluasa menghantamkan pinggulnya ke bokong putih bu Zaskia yang kemerahan.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKKK!! Mata bu Zaskia nanar sementara mulutnya menganga dan terus mengeluarkan erangan karena kenikmatan yang meledak. rudal Hamdan begitu gagah keluar-masuk anus sempit bu Zaskia. Bahkan anus bu Zaskia ikut tertarik keluar-masuk mengikuti liarnya sodokan Hamdan bak mesin itu. Kedua tangan Hamdan menyangga dan mencengkram pinggul bu Zaskia yang memberinya tumpuan kuat untuk melancarkan serangan total. Toket bu Zaskia terus berayun-ayun menghiasi ‘panas’nya perzinahan keduanya.
Bu Zaskia : AGHH!! AGHH!! OOOWWHH!! TTUU.. AANNHH!! AAAKHH!! NGGGAAA.. TAAHAANN LAGIIHH..!! AHH!! AHH!! ENAA.. AAKKNYAAAHH..!! ANALL!! FUCKKK!! AALLAAHH… ENAK BANGETHH!! OHHH!! OOOUUNNNGHHHHH..!!!
SEEERRRRR.. SEEERRRRR.. SSSSEEERRRRRRR..
Getaran kuat vibrating-dildo uang yang menyumpal penuh liang serambi lempit ditambah rudal Hamdan yang liar mengobok-obok anus, membuat ummahat cantik pemilik gerai itu tak kuasa menahan klimaks yang luar biasa. Seluruh tubuhnya serasa lumer, nikmat yang tiada tara menerjang kencang ke seluruh saraf tubuhnya. Cairan surgawinya menyembur deras dan tinggi, memancar membasahi LCD TV besar yang berjarak sekitar 3 meter dari sofa.
Hamdan : Heh!! Siapa suruh muncrat hah anjing!!? Budak gak tau diri!! Bentak Hamdan.
PLAK!! PLAKK!! Hamdan menampar keras toket bu Zaskia yang kemerahan dipenuhi corak telapak tangan Hamdan. 20 menit sudah anus bu Zaskia harus bertahan dengan kasarnya rudal Hamdan, bahkan beberapa saat setelah Hamdan mencabut rudalnya karena bu Zaskia yang blingsatan merasakan kuatnya orgasme, anusnya terlihat menganga bagaikan gua permanen.
Bu Zaskia : Aaahhh.. Sshhh.. Ouhhhh.. Nghhh.. Tuaaannhhh.. Mmhhhh.. Ahhh.. Shhh.. desah bu Zaskia yang baru saja mengalami anal-orgasmnya yang ke-10.
Tubuhnya masih bergidik tanpa henti. Ia pun terhempas lunglai di atas tubuh Hamdan dengan posisi terlentang. Bukannya memberi waktu bu Zaskia untuk istirahat, Hamdan justru mengocok kasar dan cepat vibrating-dildo di serambi lempit bu Zaskia yang membuat ummahat 38tahun itu gelagapan. Desahan dan erangan bu Zaskia terdengar parau merasakan pintu rahimnya dihajar kasar rudal palsu itu.
Bu Zaski : Aaarghh.. Aghh.. Aghh.. Tuuu..aaanhhh.. sshhh.. Aghh.. Aamm..puunhhh.. Pelaannhh.. Pelanhh Tuu..aannhh.. pinta bu Zaskia yang sudah terlalu lemas.
Tapi Hamdan tak menggubris permintaan bu Zaskia dan terus membabi-buta menyodok selakangan ibunda Alisa itu. Sudah puas bermain dengan liang peranakan bu Zaskia, 5 menit kemudian Hamdan kembali melanjutkan aksinya. Bu Zaskia sendiri hanya bisa pasrah menjadi tumbal keganasan birahi Hamdan. Kedua lengan Hamdan melingkar dibawah kaki bu Zaskia yang ditekuk hingga menyentuh dadanya. Kedua toket bu Zaskia terlihat begitu membusung karena terhimpit oleh kedua lututnya. Karena ditarik ke posisi ini, membuat punggung bu Zaskia menempel di dada Hamdan. Kedua tangan Hamdan mengunci posisi bu Zaskia di belakang tengkuknya. Posisi Full-Nelson seperti ini benar-benar mengekspos seluru organ bercinta bu Zaskia yang pasti membuat setiap ikhwan terangsang hebat. Kedua kaki Hamdan ditekuk dan dibuka. Tanpa perlu dipandu lagi, layaknya sepasang kekasih, rudal Hamdan dengan mudahnya melesak masuk ke anus bu Zaskia yang memang sudah menganga lebar.
SPLOK!! SPLOKK!! SPLOKK!!
Bu Zaskia : AAAKK!! AAKK!! OOONNgh.. NNGHHHH..!! NGH!! NGHHH!! OOGHH!! OGHH!! KKOONTTOLLHH..!! MHHH.. MHHH.. OGHH!! AAAKK!! FFUCCKK.. FFUCCKK!! YEEE..SSHHH..!! EHEEHHE..!! TUUAANHHH.. AKKK!! NGHHH..!!
Mata bu Zaskia nampak nanar layaknya orang yang sudah kehilangan kesadaran. Mulutnya menganga dengan lidah menjulur layaknya anjing yang sudah terlalu lama tak diberi makan. Rintihan dan erangan bu Zaskia yang pasrah menjadi samsak bercinta justru semakin membakar libido Hamdan. 5 kali sudah bu Zaskia menyemburkan cairan surgawinya dengan Hamdan yang terus menggempur anusnya selama sekitar 10menitan. Seluruh ruang santai pun basah kuyup oleh cairan surgawi ummahat yang selalu bercadar hari-hari itu.
Hamdan : Arrghh.. anjing sialan!! Sini mulut mu!! Ujar Hamdan yang kemudian membanting bu Zaskia ke sofa dan segera mengangkangi mulut sang ummahat.
Bu Zaskia : Aarghh!! Nghhhh.. Haeeemmfhhh.. OCKK.. OCKKK.. OCKK.. OCKK.. OCKK..
CROOTTT.. CRRROOTTTT.. CROOTTTTT..
Hamdan menghantamkan perutnya ke wajah bu Zaskia yang membuat rudalnya tenggelam seluruhnya menyusuri kerongkongan bu Zaskia. Sperma kental nan hangat pun memenuhi lambung ummahat cantik yang sudah bermandikan peluh dan cairan surgawinya sendiri. Wajah cantik sayu bu Zaskia pun semakin menawan karena dihiasi tetesan sperma Hamdan saat Hamdan menarik rudalnya dan akhirnya terhempas di samping kiri bu Zaskia. Jam menunjukkan pukul 8.35 saat Hamdan selesai menggarap pemilik gerai itu.
Bu Vyrna : iyah.. tolong Nak Liya nanti standby di lobby untuk jemput mas Hamdan dsn teman-temannya.. katanya sih sudah hampir sampai.. titah bu Vyrna yang tampil elegan dengan jilbab, cadar yaman, dan abaya serba hitam.
Ustadzah Auliya: Na’am Umm.. jawab Ustadzah Auliya yang segera bergegas turun menuju Ground-Floor hotel tempat ia akan menyambut kedatangan Hamdan.
Sekitar jam 09.10 Hamdan sudah sampai di hotel yang dituju di daerah Kaliurang. Hotel tersebut termasuk salah satu hotel mewah di Jogjakarta dengan view gunung merapi dan asrinya wilayah pegunungan yang menjadi hot-spot untuk para wisatawan. Namun khusus untuk 48jam ke depan, seluruh top-floor telah disewa oleh pondok bu Vyrna.
Amin : Assalamu’alaykum.. udah dari jam brapa antum disini?? Tanya Amin yang baru saja sampai di parkiran hotel.
Hamdan : Baru aja sih.. btw baju baru tuh?? Gak pernah liat antum punya gamis kayak gitu.. hahah.. jawab Hamdan yang terlihat rapi dengan gamis dan sirwal khas ikhwan.
Amin : Ngga juga.. antum aja yang blom pernah liat.. btw yang satu lagi siapa nih?? Katanya bertiga??
Hamdan : Yaa.. ntar juga antum tau.. nah, baru juga diomongin udah nongol tuh anak.. jawab Hamdan yang mendengar deru motor Dana.
Amin : Yaelah si bocah.. kirain siapa.. jawab Amin setelah melihat Dana yang mendekat dengan motornya.
Dana : Assalamu’alaykum yaa ahlal ranjangg.. ahahahaha.. canda Dana sesaat setelah ia memarkirkan motornya.
Amin : Apaan tuh?? Bikin salam baru antum!? Ahahah.. gimana bu Donita? Masih lanjut antum?? Tanya Amin menggoda Dana.
Dana : Hah?? Apaann!? Sekali itu aja ane.. toh beda kampus.. tuh Hamdan yang parah.. masak iya ummahat juga ‘dihajar’, padahal anaknya udah dapet.. hadehh..
Hamdan : Lahh.. kan si ibunya yang ngebet sama ane.. knapa juga mesti ane tolak coba?? Antum kalo di posisi ane gimana?? Ditawarin selakangan akhwat yang super wangi gitu.. antum tolak?? Helehhh..
Dana : Yaaa.. ahahaha.. gatau sihh.. eh ya, btw ini gimana? Ane masih gak paham?? Tanya Dana sambil menekan tombol lift di basement.
Amin : Iya sih.. emang beneran tuh Hamdan? Kita bakalan ngewe sama santriwati..?? Timpal Amin yang juga penasaran sambil berpegangan pada handle di dalam lift.
Hamdan : Aahah.. santay aja.. ntar juga ada yang ngejelasin kok..
Tingg.. (Suara Lift sudah sampai lantai yang dituju)
Ustadzah Auliya : Assalamu’alaykum ustad Hamdan.. sudah ana tunggu daritadi kedatangannya.. kata Ustadzah Auliya sesaat setelah Hamdan, Amin dan Dana keluar dari lift.
Amin dan Dana pun terkejut tak percaya kalau mereka akan disambut oleh seorang akhwat bercadar serba hitam. Meski begitu mata Amin dan Dana sudah cukup terampil untuk menilai kecantikan hakiki seorang akhwat yang selalu menutup rapat auratnya, dan keduanya sepakat kalau akhwat dihadapan mereka termasuk ‘Top-Grade’.
Hamdan : Ohh iya.. afwan udah buat ukhti nunggu.. trus, bu Vyrna dimana yaa..?? Tanya Hamdan sambil melihat lantai atas yang begitu luas dan mewah.
Ustadzah Auliya : Na’am ustad.. tadi ana diminta ummi untuk mengawal ustad hingga sampai ke ruangan beliau.. inshaaAllah beliau sudah menunggu.. jawab ustadzah Auliya yang kemudian meminta Hamdan untuk mengikutinya.
Amin : Ehh.. seriusan dong akhwat cantik yang jemput kita.. hahah.. sst.. sstt.. Hamdan.. itu juga santriwati?? Tanya Amin berbisik ke telinga Hamdan.
Hamdan : Iyeee.. tapi bukan yang ini, kalau yang ini sih ustadzahnya.. jawab Hamdan.
Dana : Behhh.. bokongnya itu lhoo.. udah pake gamis panjang gitu masih tetep aduhai.. emang akhwat bercadar tuh yang paling top.. ahahah.. yang ini kah ntar yang kita icip?? Tanya Dana yang matanya tak bisa lepas dari anggun dan bercintainya tubuh ustadzah Auliya.
Hamdan : Bukan yang ini.. selow ajalahh.. ntar juga ketemu.. jawab Hamdan yang juga kini malah ikut menatap bokong ustadzah Auliya yang tercetak cukup jelas meski tertutup abaya hitam panjang.
Tentu saja ustadzah Auliya mendengar jelas setiap pembicaraan ketiga ikhwan di belakangnya yang sedang asik menikmati keindahan tubuhnya yang tetap nampak meski french khimar set warna hitam sudah membalut tubuh putih mulusnya. Bukannya risih, ustadzah Auliya justru senang menjadi bahan fantasi para ikhwan yang menurutnya cukup ganteng itu. Lantai atas yang disewa oleh pondok bu Vyrna sudah termasuk penthouse di dalamnya. Total ada 4 kamar eksklusif dan 1 penthouse. Semuanya di dekor dengan material terbaik dan kesan mewah namun minimalis melekat kuat dari warna putih yang dominan.
Cklek.. (suara pintu dibuka)
Ustadzah Auliya : Silakan masuk ustad, ummi Vyrna sudah menunggu di dalam.. ucap ustadzah Auliya sambil membuka pintu dan mempersilahkan Hamdan dan yang lain masuk.
Hamdan, Dana, dan Amin terkesima dengan luas dan mewahnya penthouse yang di sewa oleh pondok bu Vyrna. Setiap pernik dan sudut ruangan benar-benar terkesan mewan dan elegan. Setiap perabot bernilai jutaan rupiah dan tak sembarang orang bisa mengakses penthouse di hotel itu. Warna putih yang dominan berpadu apik dengan aksen emas dan abu-abu yang menghadirkan kesan eksklusif.
Bu Vyrna : Assalamu’alaykum mas Hamdan.. ngga susah nyari hotelnya kan..?? Sahut bu Vurna yang sedang duduk santai di sofa putih mewah di tengah ruangan bersama dengan dua ustadzah yang lain.
Hamdan : Wa’alaykumsalam.. ahahah.. nggak kok bu.. kan ada googlemap.. jawab Hamdan yang berjalan mendekat ke arah bu Vyrna.
Bu Vyrna pun berdiri dan menyambut Hamdan dengan dekapan hangat. Cukup lama bu Vurna tak berjumpa dengan Hamdan yang menyebabkan rasa rindunya memuncak. Bahkan Hamdan tak segan-segan mencium bibir bu Vyrna yang masih tertutup cadar yaman long dan dibalas pagutan mesra oleh bu Vyrna. Amin dan Dana hanya bisa bengong melihat Hamdan yang begitu terkenal di kalangan akhwat-akhwat bercadar, bahkan beberapa ustadzah yang duduk menekenikmatan bu Vyrna yang juga mengenakan setelan serba hitam dan juga cadar hitam ikut berpagutan beberapa saat sebelum pembicaraan inti mereka dimulai. Meski bercadar, Hamdan tau benar kalau mereka adalah ustadzah Muna dan Ustadzah Miya. Ustadzah Auliya pun tak mau ketinggalan dan ikut berpagutan setelah rekan-rekannya selesai menikmati bibir Hamdan. Tangan Hamdan pun sempat meremasi bokong bulat para ustadzah itu yang membuat ketiga santriwati senior itu merem keenakan.
Amin : Ehh.. Gila antum Hamdan.. katanya itu ustadzah? Kok pada maen sosor aja sama antum?? Kita-kita Cuma disuruh nonton pula.. ujar Amin yang kemudian duduk di kursi sofa di hadapan bu Vyrna dan para ustadzah lain.
Dana : Iya kampret emang si Hamdan! Kesini Cuma mau pamer sama kita-kita aja kaan..??! Timpal Dana yang juga kesal dengan Hamdan.
Hamdan : Lhooohh.. kalian kenapa haa..?? Kok..
Bu Vyrna : Ahahah.. afwan akhi sekalian.. kitanya juga yang salah.. jadi mas Hamdan ini sudah sering ketemu kita semua.. ohh iya, perkenalkan nama ana Vyrna, kalau yang ini ustadzah Miya.. ini Ustadzah Muna.. kalau yang tadi nemenin dari lift itu ustadzah Auliya.. jelas bu Vyrna yang mencoba menenangkan Dana dan Amin sambil duduk santai-elegan dengan menyilangkan kaki kanannya di atas kaki kiri.
Hamdan : Nahh tuh dengerin.. sewot ae.. ohh ya, kenalkan bu ini mas Dana, dan yang ini mas Amin.. keduanya dulu temen SMA ana.. trus inikah event dari pondok ya, alangkah lebih baiknya kalo bu Vyrna yang menjelaskan soal agenda hari ini.. ujar Hamdan.
Amin : Ahahah.. iya bu.. afwan ana juga belum jelas.. Hamdan ditanyain juga gitu jawabannya.. timpal Amin.
Bu Vyrna : Ohh iya gppa.. jadi gini mas Amin dan mas Dana.. beberapa minggu yang lalu, di pondok kami sedang mengadakan upgrading supaya para santriwati lebih mengetahui ilmu tentang rumah tangga, terlebih adalah soal pelayanan seorang istri pada suami.. dari mulai yang simple, hingga urusan ranjang pun kami ajarkan.. nah kebetulan yang menjadi keynote speaker saat itu adalah Ummi Pipik, kemudian beliau memberikan event.. sebelum ana lanjut lebih jauh, apakah mas Dana dan mas Amin bersedia menjaga informasi tentang yang akan di dengar dan akan dilakukan nantinya??
Amin dan Dana : inshaaAllah siap..
Bu Vyrna : Alhamdulillah.. Baik.. karena info ini mungkin agak sedikit tabu dan vulgar bagi yang belum pernah mendengarnya.. ujar bu Vyrna yang mulai menceritakan tentang kurikulum barunya.
Secara detil dan gamblang bu Vyrna menjelaskan tentang awal mula adanya kurikulum baru yang diterapkan di pondoknya itu. Baik dari tujuan dan kepentingan kenapa harus diadakan kurikulum yang cukup ‘radikal’ jika diterapkan di lingkungan pondok. Tahap-tahap pembelajaran yang sudah diterapkan di pondok untuk implementasi kurikulum pun juga dijelaskan secara mendetail oleh bu Vyrna, bahkan video dokumentasi saat para santriwati tengah bermasturbasi ria pun ditayangkan olehnya melalui layar projector. Amin dan Dana hanya bisa melongo terpana melihat sesuatu yang selama ini tak pernah mereka sangka kalau benar-benar ada dalam kehidupan nyata. Selama ini keduanya hanya mendapati kejadian seperti itu dalam cerita fiksi dewasa saja, tapi kini keduanya dihadapkan langsung oleh pelaku aktifitas yang dianggap ‘menyimpang’ bagi kebanyakan orang itu. Ditambah lagi beberapa perwakilan utama pondok hadir di hotel itu dan benar-benar mengenakan setelan jilbab, cadar, dan abaya hitam.
Sudah lazim kalau orang yang melihat kegiatan seperti itu akan terkejut dan tidak menyangka, bahkan bisa jadi ada beberapa yang mengutuk aktifitas yang dijalankan di pondok bu Vyrna. Namun Amin dan Dana adalah pengecualian, keduanya justru antusias untuk mengetahui lebih jauh mengenai aktifitas ‘perlendiran’ dI pondok bu Vyrna.
Amin : Cuukk!! Mantab jiwa lah.. cakep-cakep gitu Santriwatinyaa.. btw kalo kita-kita gimana ya bu untuk ikutan disitu?? Tanya Amin yang sudah naik birahinya.
Dana : Iya ehh.. Boleh icip satu nggak itu bu? Wahh.. jarang-jarang bisa ketemu akhwat-akhwat kayak gitu.. hahah.. celetuk Dana.
Hamdan : Weyy.. Weeyy.. sabar.. satu-satu kalo nannya.. ujar Hamdan coba menenangkan Amin dan Dana.
Bu Vyrna : Ahahaha.. ana suka banget liat semangat anak muda kalau bahas tentang beginian.. bisa banget kok mas Amin dan mas Dana, bahkan liat kiri kanan ana.. para ustadzah ini pun siap kalau harus menjadi ‘toilet’ mas-mas semua.. jawab bu Vyrna yang lepas tanpa ada rasa malu sedikitpun.
Para ustadzah yang hadir pun menganggukkan kepala, mengiyakan setiap kata-kata bu Vyrna. Sudah menjadi kepastian bagi setiap akhwat yang pernah disetubuhi oleh Hamdan pasti akan terjatuh dalam kenikmatan zina dan tak mungkin ada yang bisa selamat darinya. Rasa dahaga akan lezatnya sperma dan gatal di selakangan karena gersang akan sodokan rudal tak bisa dipungkiri sudah menjalar diseluruh tubuh para ustadzah itu sejak ketiganya berpagutan dengan Hamdan tadi. Dan kini ada kesempatan bagi ketiganya untuk bisa kembali merasakan rudal ikhwan yang keras dan kekar tanpa harus berebut karena ada tiga ikhwan dihadapan mereka. Bahkan kalau harus merangkak dan menjilat layaknya anjing hanya untuk bisa mencium aroma selakangan lelaki dari dekat, ustadzah Auliya, Muna, dan Miya pun akan rela melakukannya.
Amin : Ehh.. seriusan bu?? Wahh.. ehmm.. ehmm.. trus kapan tuh kita bisa icip nya?? Tanya Amin sambil melirik ke arah Dana sementara Hamdan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Amin.
Bu Vyrna : Ahahah.. sabar mas Amin.. jadi ana ngundang mas-mas semua bukan untuk para asatidzah disini.. tapi di balik ketiga pintu itu ada 3 orang santriwati yang berhasil memenangkan hadiah “Malam Intim Eksklusif” bersama mas Hamdan.. Nah karena ada 3 santriwati yang dapet hadiah, mas Hamdan usul kalau bawa temen bisa atau ngga? Biar ga terlalu capek kalau ‘garap’ 3 santriwati sekaligus.. jadi gitu lah mas awal mula ceritanya.. jelas bu Vyrna.
Dana : Oohh.. jadi gituuu yaaa..?? Jadii sebenernya iniii Cuma buat Hamdaann..?? Heeem?? Gituu kaaaann..?? Ujar Dana yang kesal setelah tau kenyataannya.
Hamdan : Weeyy.. ngapain juga penting kayak gitu?? Mau nggak antum?? Kalo ngga, yaudah ane sama Amin aja.. jawab Hamdan singkat.
Bu Vyrna : Ahahah.. udah-udah.. ehh iya, santriwati ana ini baru pertama kali yaa bakalan sekamar sama ikhwan.. biarpun udah dapet pelatihan, tapi lebih banyak teori bukan praktikum.. jadi ana harapkan mas-mas semua bisa lebih sabar biar nanti juga enjoy ‘mainnya’”, jelas bu Vyrna.
Setelah beberapa pengarahan termasuk larangan untuk membuka cadar selama sesi 1 supaya lebih memberikan rasa penasaran. Hamdan, Amin, dan Dana diberikan waktu hingga adzan Dhuhur untuk melakukan pendekatan pada Santriwati. Kalau dalam waktu itu bisa sekalian membuat para santriwati melepas keperawanan, itu lebih bagus lagi. Kemudian setelah sholat Dhuhur dan makan siang bersama pasangan masing-masing, akan dilanjutkan sesi 2.
Hamdan : Ohhh.. ada sesi 2 juga ya bu?? Tanya Hamdan yang juga membuat Amin dan Dana penasaran.
Bu Vyrna : Iya.. jadi penting bagi pondok untuk mengetahui kalau para santriwati kami tetap akan menjaga hafalannya meski dalam keadaan apapun, maka di sesi 2 nanti para santriwati akan murojaah hafalan mereka selama 1,5jam. Nah selama waktu itu mas-mas sekalian dipersilakan untuk ‘mengumbar’ semua fantasi terliar mas Hamdan dan kawan-kawan.. jelas bu Vyrna yang membuat ketiga ikhwan di hadapannya shock.
Amin : Yang bener bu?? Serius itu boleh?? Tanya Amin yang agak ragu karena itu sangat menyimpang dari ilmu agama yang selama ini ia dapat dari kajian.
Bu Vyrna : Iya, serius.. nanti sesi 2 akan diadakan di ruang ini disaksikan kami semua termasuk ana dan ketiga ustadzah ini.. lanjut bu Vyrna.
Setelah pengarahan untuk sesi 1 selesai dan sedikit camilan, Hamdan, Dana, dan Amin dipersilakan untuk memilih kamar mana yang akan mereka tuju. Meski sempat sedikit berebut, akhirnya Hamdan mengalah dan membiarkan Dana dan Amin untuk memilih terlebih dahulu. Alhasil Dana memilih pintu paling kanan, Amin tengah, dan Hamdan yang tersisa, pintu paling kiri.
Cklek.. klik.. (Suara pintu dibuka dan ditutup)
Sesaat setelah Hamdan memasuki ruangan kamar, terlihat seorang akhwat berpakaian serba hitam dengan cadar tali double-layer yang juga berwarna senada. Sunnah bagi seorang muslimah untuk mengenakan pakaian serba hitam sehingga nampak begitu kontras dengan color-tone dari ruangan kamar yang serba putih dengan aksen emas dan warna abu-abu di beberapa sudut ruangan. Kesan minimalis-elegan tersaji dari pemilihan perabotan yang juga minimalis. Memang yang menjadi hot-spot adalah ukuran ranjang yang cukup besar, bisa menampung sampai sekitar 4 orang. Ditambah direct view ke arah landscape gunung merapi semakin menambah kesan eksklusif.
Hamdan : Assalamu’alaykum ukh.. tegur Hamdan.
Akhwat : Wa.. Wa’alaykumsalam ustad.. ustad Hamdan.. jawab si akhwat malu-malu sambil tertunduk yang sedang duduk tegap di pinggir ranjang.
Hamdan : Lhoh.. kok udah tau nama ana sih?? Kayaknya baru ketemu deh.. jawab Hamdan sambil berjalan mendekat ke arah si akhwat yang masih sibuk memainkan jemarinya karena gugup.
Akhwat : Ahh.. i.. itu.. dulu.. anu ustad.. waktu acara sama Ummi Pipikk.. ituuhh.. jawab si akhwat yang benar-benar sedang gugup.
Hamdan : Ohh iya yahh.. ahaha.. ana lupa.. santai aja ukh.. ngobrol santai aja biar saling kenal dulu.. jawab Hamdan yang kemudian mencoba duduk di samping si akhwat dengan menjaga jarak sekitar 1 meter.
Akhwat : Mmhh.. E’emhh.. Afwan ustad.. jadi kikuk ginihh.. jawab si Akhwat yang berusaha menenangkan dirinya.
Hamdan : Iya sih.. ana juga tau kok kalau ini pengalaman pertama ukhti sekamar sama ikhwan.. hahah.. mmm.. ehh iya, kalau boleh tau nama ukhti siapa?? Tanya Hamdan.
Akhwat : Mmm.. nama ana? Ismi ustad.. iya ustad.. pertama kali buat ana nih.. jawab ukhti Ismi.
Hamdan : Iya gapapa.. dulu ana juga waktu pertama kali ngobrol sama akhwat juga gitu.. hahah.. lebih kikuk lagi malahan.. sampe-sampe jadi bahan tertawaan sekelas.. jawab Hamdan yang mencoba mencairkan suasana.
Teori dan penerapan di lapangan sangatlah berbeda. Itulah yang sedang dialami Ukhti Ismi yang kini tengah satu kamar dengan Hamdan. Untung saja ia ditakdirkan bertemu dengan Hamdan, seorang ikhwan ‘sholeh’ di mata para akhwat yang sejatinya adalah predator akhwat-akhwat cantik bercadar dan berjilbab lebar. Pengalamannya dalam menaklukkan berbagai macam tipe akhwat sudah tak perlu diragukan lagi. Dan benar saja, baru 10an menit keduanya ngobrol, Ukhti Ismi sudah bisa tertawa lepas dan tak terasa lagi canggung saat berbicara dengan Hamdan. Sembari mencoba menggaet hatinya, mata Hamdan terus saja terkesima dengan kecantikan Ukhti Ismi meski masih tertutup cadar. Kulit putih merona wajahnya yang dihiasi oleh sepasang mata cantik nan jeli, dibalut eyeliner dan disempurnakan oleh alisnya yang cukup tebal membuat Hamdan tak bisa berkedip. Tubuhnya yang tegap, sekitaran 165-168cm tinggi badan, cukup ideal bagi Hamdan yang memiliki tinggi tubuh 180cm. Meski jilbabnya panjang dan lebar menggerai di ranjang, tetap saja bingkahan gunung kembarnya tercetak jelas bagi mata terlatih Hamdan. Tubuh ramping dengan lekukan yang aduhai telah terbayang dalam pikiran Hamdan meski abaya syar’i membalut keindahannya.
Hamdan : Ahahah.. kok bisa gitu ukh..?? Untungnya ada pertama kalinya yaa..?? Tanya Hamdan yang mencoba mengimbangi pembicaraan Ukhti Ismi yang sudah mulai luwes.
Ukhti Ismi : He’emhh gitu ustad.. jadi Ismi juga ga nyangka gitu.. tau-tau udah diliatin sekelas aja.. duuhh malunya.. ahahah.. cerita Ukhti Ismi saat dirinya masih SMP dan salah masuk kelas.
Hamdan : Ahahah.. iya sih, dulu ana juga pernah.. Cuma ga sampe salah masuk kelas.. Cuma ketiduran gitu waktu pelajaran, ehh tau-tau dipanggil sama bu guru trus langsung asal jawab ga jelas.. secara baru bangun tidur gituu jadinya kan nyawa belum ngumpul.. yaa gitu jadi bahan ledekan sekelas, termasuk temen akhwat yang ana suka juga.. behh malunya ituu.. berasa pengen libur sekolah seminggu.. jawabku yang membuat Ukhti Ismi tertawa lepas dengan sesekali tangannya yang putih mulus sesekali menyeka matanya karena air mata yang muncul saat tertawa.
Ukhti Ismi : Ahahaha.. aduduhh.. udah ehh ustad.. ana jadi sakit perut.. gak nyangka lohh kalo ustad Hamdan itu humoris ginihh.. ana kira kalo usatd tuh serius gitu orangnya.. haahh.. ehh iya, tadi Ismi sempet denger kalo ustad Hamdan pernah suka sama akhwat, gimana tuh ceritanya..?? Tanya Ukhti Ismi yang mulai nyaman dengan Hamdan dan sedikit mendekat ke arah Hamdan.
Hamdan : Yaahh.. gitu deh ukh.. gimana yaa?? Mau diceritain juga dianya udah nikah sama ikhwan lain.. jawab Hamdan yang kemudian agak lesu setelah mengingat dulu ketika dirinya masih mengejar Kayla saat SMA.
Ukhti Ismi : Aduhh.. Afwan ustad.. ana gatau kalo udahh.. emmm.. uhhh.. afwan jiddan ustad cz ana sembarangan tanya.. jawab Ukhti Ismi yang merasa bersalah.
Hamdan : Hem..?? Yaah.. gapapa kok toh ukhti juga gatau.. lagian dia kayaknya udah bahagia disana.. haaahh.. yaahh.. kita kan Cuma bisa berencana.. Allah yang menentukan.. jawab Hamdan yang mulai sambil sedikit bergeser mendekat ke Ukhti Ismi yang kini hanya berjarak 20cm saja.
Ukhti Ismi : Emmhh.. iya sih ustad.. jujur.. ana juga sempet suka sama seorang ikhwan.. sekali aja ana jumpai dia.. meski banyak yang menginginkan dirinya, ana pun ingin menjadi salah satu wanita yang ada di hatinya.. kalaupun hati ini tak bisa bertemu, setidaknya tubuh kita bisa bersatu.. ujar Ukhti Ismi yang juga tertunduk lesu.
Hamdan : Ohh.. jadi Ukhti juga pernah seneng sama ikhwan? Kalau boleh tau, kapan tuh ketemunya?? Kok Cuma sekali?? Tanya Hamdan.
Ukhti Ismi : he’mhh pernah ustad.. iyaa ituu.. 2 minggu yang lalu.. pas ada acara upgrading di pondok.. jawab Ukhti Ismi sambil tertunduk malu.
Hamdan : Ohhh.. 2 minggu lalu.. Yahh pas banget dong sama.. Ehhh!! Bentar.. Bentarr..!! Jangan-jangan yang ukhti suka itu..!??? Tanya Hamdan yang terkejut dan juga bingung.
Ukhti Ismi pun hanya mengangguk lemah saat mendengar Hamdan kebingungan. Memang benar, bisa jadi Hamdan adalah satu-satunya lelaki yang pernah masuk dan langsung menjumpai para santriwati secara langsung yang selama ini selalu tertutup dari dunia luar. Jadi pantas saja kalau kehadirannya ibarat tetesan air hujan di tanah yang gersang. Ditambah pelatihan tentang bercinta yang intens, membuat setiap Santriwati yang melihat Hamdan pasti berharap bisa segera merasakan ‘kejantanan’ sejati yang akan menggempur selakangan mereka.
Hamdan : Mmm.. itu sungguhan ukh? Ngga becanda kan..?? Tanya Hamdan memastikan.
Ukhti Ismi : E’emhh.. jawab Ukhti Ismi singkat sembari jemarinya sibuk pertanda ia sedang gugup.
Hamdan pun menghela nafas dan mencoba duduk lebih dekat dengan Ukhti Ismi. Kini tak ada lagi jarak antar keduanya, hanya kedua pakaian yang menempel di tubuh merekalah yang membatasi keduanya. Perlahan Hamdan memulai dengan menggenggam kedua telapak tangan Ukhti Ismi yang terlihat gugup dengan bermain jemari. Keringat dingin tanda gugup bisa Hamdan rasakan dari kedua telapak tangan putih mulus akhwat kelahiran Bangka itu. Tak ada respon penolakan sama sekali meskipun ini pengalaman pertamanya disentuh lelaki ajnabi. Hamdan mulai lebih berani dengan tangan kanannya kini mengarahkan wajah cantik Ukhti Ismi yang tertutup cadar untuk menoleh ke arahnya. Bulu mata lentik Ukhti Ismi terlihat jelas karena terpejam pasrah akan apa yang Hamdan lakukan berikutnya.
Cupphh..
Hamdan pun mendaratkan ciuman hangatnya di bibir Ukhti Ismi yang tertutup cadar. Hembusan nafas yang berat dapat Hamdan rasakan dari balik cadar Ukhti Ismi yang sepertinya mulai terangsang. Perlahan tapi pasti Hamdan memagut bibir Ukhti Ismi yang tertutup cadar dengan tangan kanannya membelai pipi Ukhti Ismi. Tangan kiri Hamdan turut ambil bagian dengan menggenggam kedua tangan Ukhti Ismi yang juga dibalas dengan genggaman hangat dari akhwat cantik Hafidzah itu.
Hamdan : Mfhh.. Mfhhh.. Gapapah kan ukh..?? Mfhh.. tanya Hamdan mencoba memastikan respon Ukhti Ismi.
Namun tak ada jawaban dari Ukhti Ismi, justru kini Ukhti Ismi semakin kencang membalas pagutan Hamdan yang membuat cadarnya mulai basah oleh air liur. Hamdan agak terkejut saat tiba-tiba tangan kanan Ukhti Ismi menggenggam tangan kanannya dan mengarahkannya ke toketnya. Beberapa saat Hamdan hanya terdiam, ia mengira kalau mungkin Ukhti Ismi hanya bercanda. Tapi justru tangan Hamdan semakin ditekan sehingga kekenyalan hakiki toket ranum akhwat mulai terasa meski masih dibalut oleh abaya dan jilbab.
Hamdan : Lepas aja ya ukh..?? Tanya Hamdan.
Ukhti Ismi : E’emhh.. jawab Ukhti Ismi sambil mengimbangi pagutan Hamdan yang mulai liar.
Hamdan pun menghempaskan Ukhti Ismi ke ranjang. Kini pembelajaran yang Ukhti Ismi dapatkan selama di pondok akan segera ia praktekkan, termasuk bagaimana menghadapi suami atau lelaki yang suka ‘kasar’ dalam bercinta. Hamdan pun mencumbu liar leher Ukhti Ismi yang jelas membuat akhwat cantik yang berumur lebih tua darinya itu mendesah menikmati datangnya birahi.
Ukhti Ismi : Sshhh.. Ahhh.. Ustaadd.. Mmhhh.. Aawhh.. Sshhh.. Ahhh.. Geliihh.. Mmhh.. desah nikmat Ukhti Ismi yang tak tertahankan seraya kedua tangannya meremas-remas kepala Hamdan.
Jemari Hamdan mulai bergerilya menjamah setiap lekuk tubuh Ukhti Ismi yang membuat akhwat cantik itu menggeliat keenakan. Mulai dari pundak, dada, perut, pinggang, pinggul, dan berakhir meraba bagian dalam pahanya. Tubuh Ukhti Ismi bergidik nikmat merasakan dirinya dijamah ikhwan untuk pertama kalinya. Desisan lembut menembus melewati cadar hitam yang masih menutupi keelokan parasnya. Meski masih tertutup jilbab, tapi teknik yang Hamdan gunakan terasa begitu jelas merangsang leher sensitif Ukhti Ismi. Ia pun pasrah saat tangan Hamdan menyibakkan jilbabnya dan mulai menarik turun resleting abayanya sambil tetap memagut liar bibir pinknya. Cadar yang sedari tadi menghalangi sensasi nikmat bertukar air liur kini sudah disibakkan oleh Ukhti Ismi. Syahwat yang sudah merasuki pikiran dan tubuh suci Ukhti Ismi memudahkan Hamdan dalam melucuti abaya hitam sang akhwat.
Hamdan : Woww.. Indah sekali toket ukhti.. ujar Hamdan yang membungkuk di atas tubuh putih mulus tanpa cela ukhti Ismi.
Berukuran 38E membusung indah sempurna dihiasi puting pink muda yang mencuat menantang begitu memanjakan mata Hamdan. Mulai dari pangkal leher hingga perut Ukhti Ismi kini terbuka dan siap untuk dinikmati. Garis lekuk tubuh yang begitu indah ditambah pose Ukhti Ismi yang kini menekuk kedua tangannya ke atas di sisi kanan-kiri nya membuat ketiak mulus putihnya terlihat harmoni dengan keelokan tubuhnya.
Ukhti Ismi : Aahhh Ustadd.. malu ana kalo diliatin gituh.. kata Ukhti Ismi yang mengenakan fishnet handsock yang justru membuatnya terlihat binal.
Hamdan : Malu ya ukh..?? Kok tangannya malah di ke atasin sih?? Malah kayak lagi pamer dada nih.. ujar Hamdan dengan nada menggoda.
Ukhti Ismi : Emmhh.. kata Ummih Pipik kalau mau jadi istri solehah harus sebisa mungkin ‘menarik’ untuk suami.. termasuk dari pose nyahh.. uwwhh.. jawab Ukhti Ismi sembari mencoba membenamkan wajahnya di lengannya sendiri karena malu.
Hamdan : Ahahah.. yasudah.. Ana bakalan bikin Ukhti jadi keenakan.. jawab Hamdan yang kemudian lanjut mencupangi pangkal leher jenjang putih mulus akhwat cantik berumur 20 tahun itu.
Desahan dan desisan menahan birahi yang tumbuh terdengar merdu di telinga Hamdan. Cupangan kuat terus Hamdan lancarakan yang meninggalkan bekas kemerahan di kulit putih Ukhti Ismi. Tubuh Hafidzah itu menggeliat saat Hamdan mulai menciumi dan menjilati ketiak mulus tanpa bulu miiknya. Sensasi geli bercampur nikmat menjalar di seluruh tubuh Ukhti Ismi. Kedua tangan Ukhti Ismi pun hanya bisa meremas-remas sprei kasur yang mulai kusut. Hamdan dengan penuh kesabaran terus membakar syahwat sejati yang terpendam dalam diri setiap akhwat. Lidahnya menari lincah menyapu titik-titik ‘lemah’ yang akan membuka saluran syahwat Ukhti Ismi. Dan kini Hamdan sudah mulai bermain-main di lembah dari kedua bukit kembar sang hafidzah. Jelas saja Ukhti Ismi mulai membusungkan dadanya seakan ingin Hamdan untuk segera melumat putingnya. Meski malu, tapi birahi yang memuncak telah membuat tubuhnya bergerak sendiri. Kedua tangan Ukhti Ismi mencengkram kepala Hamdan berusaha mengarahkan Hamdan untuk segera ke G-spot di dadanya. Tapi Hamdan tetap bersikeras menjilati dan mencupangi toket jumbo indah sang Ustadzah yang mulai blingsatan.
Ukhti Ismi : Ahhh.. Shhh.. Ustaad.. Ahhh.. Mauuhh disituhh.. Mmhhh.. Shhh.. Ahhh.. Tolong Ustaad.. rengek Ukhti Ismi yang sudah kewalahan menahan hasrat dalam dirinya.
Sesekali Hamdan melihat ekspresi mata Ukhti Ismi yang sudah mulai kehilangan kontrol dirinya. Meski setiap Santriwati yang ada di pondok bu Vyrna telah di siapkan untuk menjadi ‘pemuas’ hasrat bercinta setiap lelaki, tapi tetap saja pengalaman pertama pastilah yang paling seru. Melihat seorang santriwati yang biasa hidup di pondok dengan suasana islami yang kuat, hari-hari dihabiskan untuk belajar Qur’an dan menghafalkannya, mendapatkan pembelajaran tentang halal dan haram, dan mengenakan pakaian serba hitam yang menutupi seluruh tubuhnya yang hanya menyisakan kedua matanya saja yang terlihat, tapi justru terjerumus dalam kenikmatan zina, berharap agar dirinya segera dizinahi dan dilecehkan, merupakan sesuatu yang diimpikan setiap lelaki penikmat akhwat bercadar.
Ukhti Ismi : Oooouuhhhhhhhh.. Ssshhhh.. Aaaaahhh.. Mmhhh.. Sshhhh.. ustaaddhh.. Aaahhhh.. Mmmhhhh.. Uuuhhhh.. Aahhhhh.. Enaknyaahhhhh.. Terruuussshh Ustaaaddh.. Aaaahhhh.. Mmhhhhh…
Lenguhan panjang dan lepas Ukhti Ismi pun meledak saat Hamdan melahap puting pink kenikmatansnya. Penantian panjang menahan hasrat pun selesai sudah. Geli bercampur nikmat yang tak pernah ia bayangkan pun menjalar cepat merangsang setiap syarafnya. Matanya terpejam merasakan hantaman kuat ombak kenikmatan yang menerpa dirinya. Sesekali ia menggigit bibirnya karena lidah Hamdan yang terlalu berlebihan membuatnya terbang dalam langit kenikmatan. Secara bergilir, Hamdan terus menerus merangsang puting kenikmatans Ukhti Ismi. Gigitan kecil nan lembut beberapa kali Hamdan lancarkan yang disambut desisan menahan nyeri bercampur nikmat dari sang hafidzah. Mata Ukhti Ismi terbelalak dan melenguh keras saat ia merasakan kedua putingnya dilahap dan digigit Hamdan secara bersamaan.
Ukhti Ismi : Ahh.. Ahhh.. Ustadd.. Ahhh.. Henghh.. Ooooouuuhhhhhhh…
SSEERRR.. SEEERRR.. SEEEEERRRRRR..
Remasan kuat tangan Ukhti Ismi agak mengejutkan Hamdan karena tiba-tiba kepalanya ditekan kuat hingga terbenam di dekapan gunung kembar ranumnya. Tubuh mulus Ukhti Ismi meregang kuat dan matanya terpejam merasakan ledakan orgasme pertamanya yang ia rasakan dari sentuhan ikhwan. Abaya bagian bawahnya pun basah kuyup oleh cairan orgasmenya yang menyembur deras tanpa henti.
Ukhti Ismi : Mhhh.. Shhh.. Ustaaddhh.. Aaawhh.. Sshhh.. Mhhhh.. Ooohhh.. Sshhh.. Ahhhh.. desah Ukhti Ismi yang baru saja klimaks.
Tubuh Ukhti Ismi yang masih sangat sensitif kembali dimanjakan oleh cupangan dan jilatan Hamdan yang kembali melanjutkan perjalanan menjelajahi mulusnya tubuh suci seorang santriwati. Kedua tangan Hamdan telah melepas cepat dan membuang abaya Ukhti Ismi. Kembali Hamdan dibuat terperangah melihat kesempurnaan tubuh bagian bawah akhwat cantik kelahiran Bangka itu. Perut mulus ramping dihias pusar yang kenikmatans. Pinggul lebar dengan garis tubuh yang jelas berpadu ‘sempurna’ dengan selakangan mulus tanpa bulu. Jackpot serambi lempit sempit pink terlihat jelas berusaha bersembunyi di antara kedua belah paha mulus putih tanpa cela yang dibalut stoking fishnet.
Hamdan : Ngga Cuma Handsocknya.. sekarang pake stoking yang ‘binal’ juga.. duhh.. ukhti emang udah siap jadi lonthe yaa..?? Tanya Hamdan yang terpukau dengan keindahan tubuh hafidzah itu.
Ukhti Ismi : Ahhh.. Shhh.. Ustaadhh.. iyaahh.. gapapah jadi lonte nyahh ustaddd.. jawab Ukhti Ismi yang membuat Hamdan semakin geleng-geleng kepala.
Ukhti Ismi tau benar makna kata-kata yang baru saja ia ucapkan. Di hati kecilnya ia tak ingin berkata-kata seperti itu, tapi itulah hati kecil, tak bisa melawan kuatnya tsunami hasrat birahi yang melanda ditambah juga pesan dari bu Vyrna dan Ummi Pipikk untuk sebisa mungkin menggunakan kata-kata ‘jorok’ guna membakar birahi lelaki. Marwahnya sebagai seorang akhwat bercadar mencoba untuk selalu menjaganya pada jalan yang dulu pernah ia yakini. Tapi pendidikan baru di pondok yang ia dapatkan, bahkan ia langsung dengar dari muslimah yang ia idolakan, Ummi Pipik, membuat keyakinannya mulai goyah. Baginya dan kebanyakan santriwati beranggapan tak mungkin seorang Ummi Pipik yang selalu ada di garis depan membela perjuangan muslimah akan menjerumuskan mereka. Hingga akhirnya kini ia belajar untuk mulai meyakini dan menikmati setiap momen yang akan terjadi ke depannya.
Hamdan : Ehhh.. Apaan nih Ukhh..?? Wuiihh.. nakal yah Ukhti.. malu-malu tapi udah berani pasang kayak ginian yaa..?? Ledek Hamdan yang terkejut melihat anal-plug ukuran medium menyumpal anus Ukhti Ismi.
Ukhti Ismi : Aahhh.. Mmhhh.. Maluuhh Ustaadd.. Jangan diliaathh..
Kembali lenguhan dan desahan mengalir lepas dari mulut Ukhti Ismi saat merasakan sensasi geli-geli enak ketika Hamdan mulai menjamah seluruh kaki jenjangnya mulai dari jemari dan berakhir di pangkal paha dalamnya. Lidah Hamdan yang terasa kasar namun sekaligus juga nikmat membuat akhwat cantik itu tak mampu menahan gelora syahwat dalam dirinya. Ingin rasanya ia menolak apa yang tengah terjadi pada dirinya, tapi sensasi nikmat yang belum pernah ia rasakan selama ini terlalu mahal untuk ia lepaskan. Matanya merem melek dan sesekali ia menggigit bibirnya karena nikmat yang ia rasakan. Terlebih lagi saat Hamdan dengan sengaja menjilati selakangannya tanpa sedikitpun menyentuh bibir serambi lempitnya yang begitu cantik berwarna pink dan rapat. Tangan kanan Ukhti Ismi terus menerus meremas rambut Hamdan sementara tangan kirinya meremas sprei ranjang, sedang Hamdan sendiri asik menikmati harum alami selakangan akhwat yang mengangkang lebar.
Ukhti Ismi : Aaaaaahhhhh.. Oooounnghhh.. Ustaaadhh.. Mmmmmhhh.. Sshhhh.. Aaahhhh.. Mhh..
Kerasnya desahan dan lenguhan Ukhti Ismi tak terbendung tepat saat Hamdan mulai mendaratkan lidahnya menyapu dan membelah bibir serambi lempit tipisnya yang pink dan rapat itu. Kejutan sengatan birahi begitu kuat menerjang hingga ke ujung syaraf tubuh hafidzah itu. Tak pernah terbayangkan kalau lidah seorang ikhwan akan senikmat yang kini ia rasakan. Mata Ukhti Ismi sayu dengan bibir bawahnya ia gigit karena tak kuasa menahan kenikmatan yang tak terbayangkan. Pinggulnya pun bergerak dengan sendirinya mengikuti irama lidah Hamdan yang bertualang liar di bagian tubuh paling berharga miliknya. Suara decak becek mulut dan lidah Hamdan yang terbuai oleh lezatnya lendir serambi lempit perawan terdengar merdu di telinga akhwat cantik berumur 20 tahun itu. Dibantu dengan kedua ibu jarinya, Hamdan menguak bibir serambi lempit Ukhti Ismi sehingga nampak selaput dara berwarna pink cerah yang bermandikan lendir syahwat. Sontak saja Hamdan langsung melibas nikmat lembaran tipis yang paling berharga milik setiap akhwat itu dengan buasnya.
Ukhti Ismi : Aaahhhh.. Ahhhh.. Usstaaadddhh.. Mmmhhh.. Aaawwhhh.. Sssshhh.. Ooooohhh.. Mauuhh Pipiiisshh.. Aaaahhh.. Aaaaahhh.. Udaaaahhh.. Mmmmhhh.. Oooouunghhh..
SEERRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEERRR..
Seluruh tubuh akhwat cantik itu mengejang kuat, kepalanya mendongak, matanya terpejam, sementara kedua tangannya mencengkram kuat kepala Hamdan karena hebatnya klimaks yang ia rasakan dari lidah piawai Hamdan. Hamdan yang memang sudah ‘ON’ daritadi pun nampak asik menenggak semburan kuat cairan surgawi Ukhti Ismi yang membanjiri kerongkongannya. Orgasme Ukhti Ismi semakin kuat karena tangan Hamdan dengan ‘nakal’ nya juga mengobok-obok anal-plug yang bersarang di anus Ukhti Ismi.
Hamdan : Mffhh.. Mfhhh.. Srruupp.. Srrupppt.. Mfhhh.. Glekk.. Glekk.. Mmffuaah.. Sssppp.. Gurih banget ukh.. enak kaan..?? Tanya Hamdan sambil menyeka mulutnya yang basah oleh lendir khas selakangan akhwat.
Ukhti Ismi : Aahh.. Sshhhh.. Mmhhh.. Sshhhh.. Ee’eemhh.. Sshhh.. Aaaahh.. Ooouhh.. Aahhh.. Ssshhh.. Uussstaaaddhh.. Uuwwwhhh.. Mmhhhhh.. Nnghhhhh.. Aaaohhh.. Oohhhh.. Jangannhh Ustaaddhh.. Mmhhh.. Ahhh.. Ahhhhh.. Aaaahhh..
Belum selesai tubuh Ukhti Ismi bergidik karena klimaks, Hamdan sudah kembali membenamkan wajahnya, bahkan kini ia berfokus untuk menggarap liang surgawi Ukhti Ismi dengan lidahnya. Meski tak bisa seberapa jauh melesak karena terhalang oleh selaput dara, tapi tetap saja Ukhti Ismi blingsatan bak ikan yang menggelepar di daratan. Beberapa kali Ukhti Ismi menghentakkan pinggulnya karena geli yang bercampur nikmat, terlebih saat Hamdan dengan sengaja mengulum dan menggigit lembut kelentitnya. Otak Ukhti Ismi serasa disengat listrik yang membuatnya hanya bisa menganga karena ledakan kenikmatan. Dan kembali lagi ruang kamar itu menjadi saksi bisu saat akhwat cantik santriwati pondok itu meregang kuat dan melenguh panjang menyemburkan cairan surgawinya untuk yang ketiga kalinya.
Ukhti Ismi : Aahh.. Ahhh.. Aawwhhh.. Ooohh.. Nnghhh.. Sshshhh.. Aaaahhh.. Mmmhhh.. Oooouunghhh..!!!!
SEEERRRRR.. SEEERRRRR.. SSSSEEERRRRRRR..
Kali ini Hamdan dengan segera menghindar dari selakangan Ukhti Ismi namun tangan kanannya tetap menggesek cepat kelentit sang Hafidzah yang membuat derasnya semburan cairan surgawi berhamburan ke seluruh tempat. Kedua tangan Ukhti Ismi mencengkram kuat sprei dengan matanya nanar sementara pinggulnya terus bergetar tanpa henti selama sekitar 10 detik.
Hamdan : Wwuuhhh.. Sangar bener ukh bisa nyampe sekenceng ini muncratnya.. ahahaha.. nanti gak usah ditahan Ukhh.. lepasin ajah birahinya.. ujar Hamdan yang terduduk di pinggir ranjang memandangi Ukhti Ismi yang terkapar lemas setelah klimaks ketiganya yang dahsyat.
Ukhti Ismi : Hhhh.. Hhhh.. Aaahhh.. Ustaadd.. Afwaannn.. Uuuhhh.. Aahhh.. Harusnyahh ana yang ngelayanin ustad Hamdannhh.. Ahh.. maluuhh.. jawab Ukhti Ismi sambil terengah-engah dan meringkukkan tubuhnya miring ke kanan dengan kedua tangannya menutupi wajahnya yang masih bercadar.
Hamdan : Ngga usah malu.. kan Ukhti udah punya teorinya.. sekarang waktunya ana bantu untuk praktek ilmu yang Ukhti tau.. kalo malu kapan bisanya?? Jawab Hamdan merayu Ukhti Ismi sambil meraba-raba bokong putih bulat mulus Ukhti Ismi.
Ukhti Ismi : Emm.. i.. iya sih ustaad.. tapi tetep ajahh.. uuhh.. ana blum kebiasa.. jawab Ukhti Ismi yang jilbab dan cadarnya mulai berantakan.
Hamdan : Udah yuk sini.. ana bantu mau..?? Tanya Hamdan sambil mengulurkan tangan kanannya.
Ukhti Ismi : Mmhhh.. E’emhhh.. jawab Ukhti Ismi yang menyambut tangan Hamdan yang kasar.
Secara perlahan Hamdan membantu Ukhti Ismi berdiri. Kemudian Hamdan memposisikan diri berdiri di belakang Ukhti Ismi dengan punggung Ukhti Ismi yang putih mulus tanpa cela menempel di dada Hamdan. Dengan cekatan Hamdan mengikat jilbab jumbo hitam ukhti Ismi ke belakang sehingga tak mengganggu aksinya. Kedua tangan Hamdan berpegangan pada pinggul Ukhti Ismi dari belakang sementara tangan kanan Ukhti Ismi diarahkan untuk berpegangan di tengkuk Hamdan dan tangan kirinya memegang tangan kiri Hamdan.
Hamdan : Gimanah ukhhh.. asik kan bersentuhan langsung sama ikhwaannhh..?? Kerasa ngga sihh..?? Ujar Hamdan berbisik di telinga kanan Ukhti Ismi sambil menekan pinggulnya ke bokong Ukhti Ismi sementara ia mulai mengarahkan Ukhti Ismi untuk bergoyang perlahan dengannya.
Ukhti Ismi : Ssshhh.. Mmmhhh.. Iyyaah Ustaaadhhh.. Tapiihh maluhhhh.. kerasaahh apaah ustaddd?? Aaahhh.. sssshhh.. ngeganjel ittuuhh di bawahh.. Mmmhhhh.. desah Ukhti Ismi yang terangsang karena bisikan erotis Hamdan ditambah rudal Hamdan yang sudah tegang sempurna terasa mengganjal di bokongnya.
Hamdan terus memancing libido akhwat cantik bercadar itu sembari tangannya kini mulai menyusuri bagian depan tubuh indah Ukhti Ismi. Mendapat perlakuan seperti itu sudah jelas membuat Ukhti Ismi terangsang hebat. Matanya merem menikmati lincahnya tangan Hamdan memanjakan titik-titik sensitif di tubuhnya yang bugil dan hanya menyisakan handsock dan stoking fishnet di kaki dan tangannya. Ditambah kini cupangan demi cupangan Hamdan daratkan di leher kanan Ukhti Ismi. Ruam merah mulai memenuhi leher jenjang putih sang hafidzah. Ukhti Ismi semakin tak bisa menahan birahinya saat kedua tangan Hamdan meremas lembut toket jumbo 38E miliknya.
Ukhti Ismi : Aaaahh.. Ustaaaddhh.. Aawwhhh.. Mmhhhh.. Sshhhh.. Ooohhhh.. Nakaalhhh.. Sshhh.. gantian Ismiihhh..
Ukhti Ismi yang sudah terbakar syahwat kini mulai beraksi. Tangan putih lembutnya mulai melepasi kancing gamis Hamdan yang ternodai cairan surgawi miliknya. Tak butuh waktu lama kini tubuh atletis Hamdan yang dihias dada bidang dan otot perut yang mulai membentuk layaknya ‘roti sobek’ membuat darah dalam diri Ukhti Ismi berdesir cepat. Baru kali ini ia melihat langsung tubuh ikhwan seindah dan sebercintai milik Hamdan. Tangannya terus menerus meraba dada dan perut Hamdan. Nafas Ukhti Ismi terdengar berat seakan menahan sesuatu yang tak lama lagi akan meledak.
Ukhti Ismi : Aaahh.. Ustaad.. bagus banget badannyaahh.. ujar Ukhti Ismi yang kini menciumi tubuh Hamdan mulai dada hingga perut bawahnya meski wajahnya masih tertutup cadar.
Hamdan : Hemm.. ada yang lebih ‘bagus’ lagi dibawah sana nanti.. jawab Hamdan sambil membelai kepala Ukhti Ismi yang terbalut jilbab jumbo hitam.
Ukhti Ismi kini berlutut di hadapan selakangan Hamdan. Sirwal yang Hamdan kenakan tak mampu menyembunyikan ‘garangnya’ batang miliknya yang sudah tegak mengacung. Ukhti Ismi sendiri tak mampu membayangkan sebesar apa ukuran rudal Hamdan, selama ini ia hanya melihat dari internet dan tak pernah melihat secara langsung rudal lelaki. Plop.. plak!! rudal Hamdan menampar keras wajah Ukhti Ismi sesaat setelah Ukhti Ismi menarik turun sirwal coklat tua yang Hamdan kenakan.
Ukhti Ismi : Aaahhh.. Ssshhh.. Gedeeh bangethh Ustaad.. ujar Ukhti Ismi yang terpana melihat kejantanan Hamdan yang benar-benar ‘jantan’.
Hamdan tersenyum puas melihat Ukhti Ismi yang tertegun menatap rudalnya yang tampak begitu besar dan mencolok di wajah sang santriwati, bahkan ukuran diameter rudal Hamdan cukup untuk menutupi sebagian wajah Ukhti Ismi. Seluruh tubuh Ukhti Ismi bergidik dan serambi lempitnya berkedut kuat hanya karena intimidasi yang datang dari gagahnya rudal Hamdan. Ia pun bisa merasakan dengan jelas kalau di bawah sana lendir surgawinya terus menetes tanpa henti. Ukhti Ismi mencoba mengingat kembali pembelajaran yang di dapat dari Ummi Pipik dan bu Vyrna tentang bagaimana menangani rudal lelaki. Ia mencoba menggenggam rudal 25cm dan diameter 5cm Hamdan dengan tangan mungilnya. Bahkan dengan kedua tangannya menggenggam batang rudal Hamdan secara bersamaan, masih tak bisa menyelimuti keseluruhan batang 25cm kebanggaan Hamdan itu. Jemari lentik Ukhti Ismi pun tak mampu saling bertemu karena diameter rudal Hamdan yang terlalu besar untuk telapak tangannya.
Perlahan Ukhti Ismi mulai menciumi batang berurat Hamdan yang berwarna hitam kecoklatan. Ia sibakkan cadarnya dan diselipkan di pinggiran jilbab sehingga tak mengganggu saat ia melayani ‘terong’ idaman setiap akhwat itu. Bibir pink kenikmatans pun terlihat ‘match’ degan kulit putih pipinya yang mulus seperti kulit bayi. Aroma khas selakangan lelaki pun mulai membelai hidung Ukhti Ismi yang membuatnya semakin bernafsu. Desisan dan hembusan nafas layaknya orang terangsang bisa Hamdan rasakan dengan jelas. Zakar Hamdan pun tak luput menjadi bulan-bulanan mulut suci akhwat penghafal Al-Qur’an itu. Tak hanya ciuman, kini lidah lembutnya mulai bermain memanjakan kedua ‘telur’ Hamdan. Sungguh pemandangan yang indah melihat seorang akhwat bercadar hafidzah kini tengah membenamkan wajahnya di selakangan lelaki ajnabi. Tangan kanan Ukhti Ismi tetap aktif meremas lembut kepala rudal Hamdan sementara mulutnya tengah menikmati gurihnya zakar Hamdan.
Ukhti Ismi : Aaahh.. Sluurrpp.. Mmhhh.. Sshhh.. Srruupphh.. Mmhhh.. Lezat banget Ustadhh rudalnyaahh.. slurrpp.. sluurrrpp.. mmhhh.. ujar Ukhti Ismi yang mulai tergila-gila dengan lezatnya rudal Hamdan.
Hamdan : Naahh.. sudah ana bilang tadii.. jangan bilang rudal dong.. aneh.. itu namanya ‘rudal’.. Jawab Hamdan yang dibuat merem melek oleh aksi akhwat kelahiran Bangka itu.
Ukhti Ismi : Hemfhh.. Aahh.. Afwann Ustaad.. Uhhh.. Gantengghh rudalnyahh.. Hmmfhh.. Sshhh.. Aromanya bikin Ismihh ga tahan.. Ustaadhh.. Ahhh.. Ismihh mohon ijinn emutthh yaahh.. pinta Ukhti Ismi sambil mendongak menatap Hamdan dengan kedua tangannya membelai pangkal rudal Hamdan.
Wajah mengiba yang tak lagi mampu menyembunyikan gelora syahwat terlihat jelas dari wajah Ukhti Ismi. Anggukan kepala Hamdan pun menjadi ‘lampu hijau’ bagi Ukhti Ismi untuk meluapkan semua hasrat birahinya yang sedari tadi tertahan.
Ukhti Ismi : Aahh.. Syukroon Ustaadhhh.. Haaemffhh.. Mffhhh.. Mffhhh.. Uhukk.. Mffhh.. Srrppp.. Elelelempthh.. Mffhhh.. Mfhhh.. Ockk.. Mffhh.. Mffhh.. Ssrrppp.. Mfffhh..
Hamdan : Woooowhh.. Sshhh.. Uhhhh.. pelan-pelan sajah ukhtii.. kalo kena gigi sakitt ehh.. Shhh.. ujar Hamdan sambil kadang meringis menahan perih.
Hamdan memaklumi hal itu karena memang ini pengalaman pertama Ukhti Ismi melakukan oral-bercinta. Meski baru pertama kali, Hamdan terkejut dengan kecepatan Ukhti Ismi beradaptasi, hingga kini separo rudal Hamdan keluar masuk mulut kenikmatansnya dengan mudah. Kepala Ukhti Ismi maju mundur dengan cepat sesekali divariasikan dengan gerakan memutar. Jemarinya pun terus aktif meremas zakar Hamdan tanpa henti.
Hamdan : Eemmhh.. Sshhh.. Wuuhhh.. Naaahh gituhhh Ukhh.. Aahhh.. coba masukin semuahh.. pasti lebih mantabb.. Mmhh.. ujar Hamdan sambil mendongak keenakan.
Mendengar permintaan Hamdan, Ukhti Ismi tersadar kalau yang ia lakukan belum maksimal. Ia pun menghentikan gerakannya dan mulai memaksakan rudal Hamdan untuk menyesaki kerongkongannya jauh lebih dalam. Bukan hal yang mudah untuk dilakukan, terlebih lagi ukuran rudal Hamdan yang teramat besar bahkan membuat Ukhti Ismi harus membuka mulutnya selebar mungkin.
Ukhti Ismi : Ngghhh.. Ssshh.. Mmffhhh.. Uhukk.. Mmhhh.. Uhukk..
Beberapa kali Ukhti Ismi tersedak karena belum menguasai teknik Deepthroat dengan baik. Tapi usaha tak akan mengkhianati hasil, dan setelah beberapa kali percobaan kini seluruh rudal Hamdan berhasil ia tenggak seluruhnya. Bahkan beberapa bulu kemaluan Hamdan ada yang menyeruak masuk ke hidungnya. Mata Ukhti Ismi menatap pasrah ke arah Hamdan dengan beberapa bulir air mata menghiasi eyeliner yang ia kenakan akibat tersedak.
Hamdan : Wwuuhh.. Mmmhhh.. Nnhhaahh gituuhh Ukhh.. duhh enaknyaahhh.. puji Hamdan yang puas dengan usaha Ukhti Ismi sambil membelai kepala Ukhti Ismi yang terbalut jilbab hitam.
Ukhti Ismi : Hheee’eeehh.. Mffhh.. Mfffhh.. Ockkk.. Mffhh.. Ockk.. Mffhhh.. Ockk.. Uhukk.. Ockk.. mffhhh.. Srrupp.. Mffhh.. Ockk.. Ockk..
Kembali Ukhti Ismi mengocok rudal Hamdan dengan mulutnya. Hamdan kembali dikejutkan dengan yang Ukhti Ismi lakukan. Kebanyakan Akhwat yang sudah berhasil ia setubuhi saat melakukan Deepthroat selalu saja di mulai dari separuh batang sudah di kulum, tapi berbeda dengan Ukhti Ismi yang melakukan full-stroke mulai dari ujung kepala rudal hingga ke pangkalnya dalam satu gerakan. Terus menerus ia melakukan itu yang jelas membuat Hamdan gelagapan. Bahkan se-level Alisa pun jarang melakukan itu. Hampir 10 menit hafidzah bercadar itu mengoral kejantanan Hamdan yang membuat Hamdan tak mampu lagi bersabar.
Hamdan : Mmhhh.. Sshhh.. Yukk ahh Ukhh.. Udah siapkaan..?? Tanya Hamdan yang menarik Ukhti Ismi hingga berdiri dihadapannya.
Ukhti Ismi : Mffhh.. Mffhh.. Mffuahh.. Shhh.. Srrrpp.. Eemm.. E’emhh Ustaaddhh.. jawab Ukhti Ismi sambil menyeka air liur yang membasahi dagunya.
Perlahan Hamdan membimbing Ukhti Ismi untuk terlentang di ranjang. Ukhti Ismi pun mengikuti kemauan Hamdan setelah merapikan jilbab dan cadarnya yang mulai basah oleh keringat dan liur. Tubuhnya yang putih mulus dan dihias toket jumbo 38E begitu menggiurkan di mata Hamdan. Apalagi kini tanpa diperintah, Ukhti Ismi sudah mengangkang lebar, mempersembahkan keindahan selakangannya yang dihias serambi lempit pink sempit dan anus pink perawan padanya. Kulit selakangan akhwat cantik itu terlihat mengkilap oleh lendir birahi yang mengucur deras sedari tadi. Aroma khas lendir birahi akhwat semakin membakar syahwat dalam diri Hamdan yang sudah berlutut di hadapan selakangan Ukhti Ismi dengan rudal perkasanya yang menjulang kekar.
Hamdan : Duhh.. Cantiknya Ukhti Ismi ini.. sempurnaahh.. ada kata-kata sebelum ana mulai ‘main course’ nya..?? Tanya Hamdan yang sudah mulai menggesek-gesekkan rudalnya membelah bibir serambi lempit tipis sang hafidzah.
Ukhti Ismi : Ssshh.. Aaahhh.. Mmhh.. Ssshh.. Kon.. tolnyaahh.. Ustaad.. Toloongghh.. masukinn dongghh rudalnyaaahh.. ssshhh.. pinta Ukhti Ismi yang justru membuka lebar serambi lempitnya dengan kedua tangan putih mulusnya.
Bak singa kelaparan yang ditawari daging segar, Hamdan pun segera melesakkan rudalnya dengan perlahan namun mantab. Meski sudah banjir bandang dengan lendir, tetap saja serambi lempit perawan Ukhti Ismi terasa begitu sempit. Dan.. Prrrrttttt… Blessshhh..
Ukhti Ismi : AAAAAKKKK..!!! Uunnnnnghhhhh.. Uussstaaaddhh..!! Awwwwghh.. rintih Ukhti Ismi yang merasakan pedih tak terkira saat bagian tubuhnya yang paling suci itu dipaksa melar.
Baru seperempat saja rudal Hamdan yang berhasil menembus liang surgawi akhwat cantik 20 tahun itu. Mata Ukhti Ismi terpejam kuat sementara pinggul dan pahanya bergetar, mungkin karena rasa nyeri yang ia rasakan. Hamdan tak tinggal diam dan mulai melahap kedua puting pink Ukhti Ismi secara bergantian. Experience is the best teacher, dan pengalaman Hamdan memang sudah melegenda yang membuatnya tak kesusahan untuk kembali membakar libido santriwati cantik di hadapannya. Pinggul Ukhti Ismi pun mulai bergoyang dengan sendirinya seakan menginginkan agar Hamdan segera menyumpalkan rudalnya sepenuhnya. Dada Ukhti Ismi juga menyentak-nyentak saat Hamdan menggilir kedua puting ranumnya.
Ukhti Ismi : Aaahh.. Aaahhh.. Sshhh.. Mmhhh.. Ustaadhh.. Aaaaahh.. Ayuukk.. Uuuuhhh.. Masukinn tolongghhh.. Sshhhh.. Ismiiihh udaahh ga taaahhaaannhh.. Mmhhh.. Mhhhh.. rengek Ukhti Ismi sambil meremasi kepala Hamdan.
Sambil tersenyum dan tanpa melepas kulumannya di puting kiri Ukhti Ismi, Hamdan mulai melesakkan keseluruhan rudalnya merobek rapatnya liang surgawi hafidzah cantik itu. Lenguhan panjang Ukhti Ismi tak terbendung saat merasakan perutnya disesaki rudal jumbo Hamdan yang melakukan penetrasi dengan posisi missionary. Kedua tangan Ukhti Ismi mendekap dan mencengkram kuat punggung Hamdan karena hentakan kenikmatan yang meledak saat pintu rahimnya dihantam rudal Hamdan. Selama beberapa saat Hamdan menghentikan gerakannya dengan rudalnya terbenam seluruhnya. Ia ingin merasakan kehangatan dan pijatan lembut dinding liang surgawi Ukhti Ismi yang baru saja ia perawani. Ukhti Ismi sendiri hanya bisa menggigit bibir bawahnya karena tak bisa menggambarkan kenikmatan yang sedang ia rasakan. Penuh, sesak, terasa mekar, tapi juga nikmat, semua rasa itu bercampur padu membius otak Ukhti Ismi.
Ukhti Ismi : Aaahh.. Ahhh.. Ahhhh.. Mhhh.. Ohhhhh.. Nghhhh.. Ssshhh.. Aawhhh.. Ustadhh.. Ahhh.. Ahhh.. Aahhh.. Ssshhh.. Enak bangeth ustaadhh.. Ahhhh.. Uhhhh.. Nghhhh.. Mhhh.. Ohhhh.. Ohhhh..
Desah nikmat Ukhti Ismi mengalir begitu saja. Mulut yang biasa ia gunakan untuk melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an kini mengeluarkan suara sejatinya seorang akhwat yang terjerumus dalam kenikmatan zina. rudal Hamdan bergerak cepat keluar-masuk, menggesek nikmat seluruh dinding liang surgawi Ukhti Ismi yang sangat sensitif. serambi lempit pink Ukhti Ismi pun ikut tertarik keluar masuk mengikuti gerakan rudal Hamdan yang mantab. Ditambah anal-plug yang masih mengganjal semenjak tadi semakin membuat Ukhti Ismi blingsatan menahan deraan kenikmatan tiada henti. Seluruh ranjang bergetar hebat karena kuatnya hantaman pinggul Hamdan. Tubuh Hamdan yang berwarna sawo matang terlihat begitu kontras dengan kulit putih Ukhti Ismi yang terlihat mengkilap oleh keringat.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!
Ukhti Ismi : Aaahh.. Ahhhh.. Ssshhh.. Aaaahhh.. Ustaaaddhh.. Aaahhh.. Ismiihh.. Mauu pipiss lagiihhh.. Aahhh.. Ahhhh.. Mmhhh.. Enaaknyaahhh.. Mmhhh.. Ohhhh.. Ohhhh.. Oooouuhhhhhhhh..!!!!
SSSEEEERRRRRR.. SEEERRRRR.. SEEEERRRRR..
Kedua tangan Ukhti Ismi mendekap erat Hamdan yang membuat Hamdan terbenam di lembah antara gunung kembarnya. Semburan deras cairan surgawi membasahi perut Hamdan yang membuat Hamdan justru membenamkan rudalnya jauh mendobrak pintu rahim Ukhti Ismi. Seluruh tubuh akhwat cantik bercadar itu mengejang hebat merasakan orgasme pertamanya setelah diperawani. Setelah sekitar 10 detik lamanya Ukhti Ismi klimaks, Hamdan bisa merasakan kalau cengkraman tangan Ukhti Ismi mulai melemah. Hamdan pun bangun tanpa melepas rudalnya yang masih menyesaki liang surgawi Ukhti Ismi. Dengan posisi berlutut, Hamdan kemudian mengangkat pinggul Ukhti Ismi dan diganjal di lututnya. Kedua paha putih mulus Ukhti Ismi yang tertutup stoking fishnet dibuka. Hamdan kembali menggenjot serambi lempit hafidzah yang masih kelelahan itu dengan kedua tangannya bertumpu pada paha Ukhti Ismi. Toket 38C Ukhti Ismi kini yang bergoyang indah menjadi hiburan bagi mata Hamdan.
PLKK!! PLKK!! PLKK!!
Ukhti Ismi : Aahhh.. Aaahhh.. Aaahhhh.. Shhhh.. Oohhhh.. Mmhhhh.. Mhhhh.. Ustaadhh.. Aahhhh.. Mmhhh.. Awwwhhhh.. rudalhh.. Sshhhhh.. Aahhhh.. Aalllaahh nikmatnyaahh.. Ahhh.. Ahhhhh..
Meski kenikmatan yang ia rasakan begitu intens, namun Ukhti Ismi masih malu-malu untuk mendesah liar dan lepas. Kembali birahinya terbakar karena mantab dan cepatnya sodokan rudal Hamdan. Kedua tangan Ukhti Ismi kini meremas kuat sprei ranjang menahan hantaman pinggul Hamdan yang begitu liar di selakangannya. Hanya butuh waktu 5 menit saja sebelum kemudian Ukhti Ismi kembali melenguh panjang menyemburkan cairan surgawinya begitu kuat dan deras hingga hampir membasahi langit-langit kamar.
SEEEERRRRR.. SEEERRRRR.. SEEERRRRR..
Cairan surgawi yang bercampur darah perawan berhamburan di seluruh tempat. Ranjang tempat keduanya memadu selakangan pun mulai basah kuyup. Jilbab dan cadar yang Ukhti Ismi kenakan pun sudah kusut tak karuan. Hamdan pun terduduk agak condong ke belakang dengan kedua tangannya menyangga tubuhnya sementara rudalnya masih tegak mengacung. Sedikit terasa nyeri karena hampir 24 jam ini ia terus-menerus menggilir liang kenikmatan akhwat.
Ukhti Ismi : Mmhhh.. Hhh.. Hhhh.. Sshhh.. Afwan Ustaadhh.. malah jadiih bikin Ustadhh capek.. harusnya Ismih yang puasin Ustadhh.. ujar Ukhti Ismi yang berusaha mengembalikan tenaganya sambil menggelepar lemas di ranjang.
Hamdan : Ahahah.. gapapa kok Ukh.. ana paham karena ini pengalaman pertama Ukhti menggenjot.. ga usah buru-buru.. jawab Hamdan sambil membersihkan rudalnya yang juga masih terdapat bercak darah.
Beberapa sat kemudian saat Hamdan rebahan di samping kanan Ukhti Ismi, ia merasakan rudalnya dijamah dan diremas-remas tangan kanan Ukhti Ismi. Ukhti Ismi yang sudah cukup beristirahat kemudian melanjutkan gilirannya untuk men’servis’ Hamdan. Sambil nungging di sisi kiri Hamdan, akhwat cantik bercadar itu kembali menyumpal kerongkongannya dengan rudal Hamdan. Hamdan pun terpejam menikmati hangat dan lembutnya dinding kerongkongan santriwati penghafal Al-Qur’an itu.
Ukhti Ismi : Mffhhh.. Mffhhh.. Occkkk.. Ockk.. Ockk.. Uhukk.. Ockkk.. Mffhhh.. Srrrrpp.. Ockkk.. Ockk.. Ockkk.. Cuhh.. Haemmfhhh.. Ockkk.. Ockkk.. Mffhhh..
Kepala Ukhti Ismi bergerak naik turun cepat mengocok rudal perkasa 25cm Hamdan. Tangan kiri Ukhti Ismi menyangga tubuhnya, sementara tangan kanannya ikut mengocok batang rudal Hamdan mengikuti gerakan kepalanya. Air liur kental sesekali Ukhti Ismi ludahkan untuk melumasi rudal Hamdan sebelum ia kembali melahapnya. Cadar hitam yang ia kenakan terlihat begitu becek dengan liur dan pre-cum Hamdan. Setelah 5 menit lamanya Ukhti Ismi mempersiapkan batang kenikmatan Hamdan, ia kini segera mengambil posisi duduk di atas perut Hamdan dengan posisi WOT. Dan.. Prrrt.. Bleeessshhh..
Ukhti Ismi : OOOOOUWWHHHH.. SSHHH.. AAAHH.. AAAHHH.. rudalLHH USTAADHH.. MMMHHH.. AAHHH.. AAAHHH.. SSHHH.. OOOHHHH.. NIK..MAT..NYAAAHHH.. MMHH.. OHHH.. YESSHH.. YESSHH.. MMHHH.. FFUUCCKKHH.. AAAHHH.. AAAHHH.. OWWHHH.. MEENN..TOOKKHH.. GEEDEEHHH.. MMHHH.. MMHHHH.. OHHH.. OHH.. OHHHH..
Hamdan kembali dibuat terpukau oleh santriwati di perutnya itu. Selain karena goyangan pinggulnya yang begitu cepat dan mantab layaknya wanita berpengalaman, desahan dan racauan yang kini keluar dari mulut kenikmatansnya itu pun begitu lepas dan liar. Kedua tangan Ukhti Ismi bertumpu di dada bidang Hamdan yang membuat toket jumbo kembarnya terlihat begitu penuh indah karena tergencet kedua lengannya. Suara derit ranjang tak kalah merdunya mengiringi desah nikmat sang santriwati melepas bebas hasrat bercintaualnya yang selama ini ia pendam.
Ukhti Ismi : AAAAHH.. AAAHHH.. OOHHH.. AAAHH.. SSSHHH.. ENAAK.. ENAAK BANGETHH USTAADHH.. MMHHH.. OHHHH.. MMHHH.. AAAHHH.. KELUARHH.. AAAHH.. PIPISSH.. AAAAAAANNNGGGHHHHH..!!!
PLOP!! SEEERRRRR.. SEEERRRRR.. SEEEEERRRRRR..
Ukhti Ismi mengangkat pinggulnya hingga rudal Hamdan terlepas dan disambut dengan guyuran deras cairan surgawi yang membasahi perut, rudal, dan ranjang. Sekitar 8 detik lamanya seluruh tubuh Ukhti Ismi mengejang dengan mata terpejam dan kedua tangannya mencengkram kuat dada Hamdan karena nikmatnya orgasme.
Ukhti Ismi : Sshh.. Mmhhh.. NNGHHAAHHHH.. AAHH.. AHHH.. SSHH.. OHHH.. OHHH.. YESSHH.. MMHHH.. AALLAAHH NIKMAT.. NYAAAHHH.. AAHH.. AHHH.. USTAADHH.. AAWWHH.. OHH.. OHHH.. OHHHH.. OHHHH..
Lebih dari 15 menit lamanya Ukhti Ismi bertahan dengan posisi WOT. Ia berusaha keras agar Hamdan segera mencapai klimaks. Beberapa gaya bercinta yang ia pelajari dengan wanita sebagai pemegang kendali pun sudah ia terapkan. Tapi yang terjadi justru ia sendiri yang orgasme berkali-kali bahkan hingga membasahi hampir seluruh kamar karena kuatnya klimaks yang ia dapatkan. Ranjang yang basah kuyup, perabotan dan dinding yang penuh dengan cipratan cairan surgawi menjadi pemandangan erotis siang itu di kamar hotel tempat kedua insan itu memacu kadar dosa.
Ukhti Ismi : AAAAAAANNNGGGHHHHH…!!
SSSEEEERRRRRR.. SEEERRRRR.. SSSEEEERRRRRR.
Ukhti Ismi mengangkat pinggulnya dengan posisi tubuhnya yang condong ke belakang dengan kedua tangannya menyangga tubuhnya tegak di belakang. Mirip posisi orang yang akan kayang, ia mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi. Kedua kakinya yang ditekuk dan menapak di antara pinggul Hamdan membantunya menahan tubuhnya saat mengejang kuat menyemburkan cairan surgawinya yang begitu kuat hingga hampir membasahi langit-langit kembali. Selama sekitar 10 detik lamanya Ukhti Ismi melenguh keras layaknya wanita yang menjerit, bahkan karena kuatnya otot-otot serambi lempitnya memompa seluruh cairan surgawi yang tersisa, anal-plug yang terpasang di anusnya pun terlepas padahal ukuran anal-plug yang bersarang tidaklah kecil.
Hamdan : Wuuhh.. emang gila nih ukhti.. muncratnya udah kayak hydrant.. hahaha.. ucapnya sambil berupaya menutupi wajahnya yang juga terciprat oleh cairan surgawi Ukhti Ismi.
Ukhti Ismi pun ambruk lemas setelah orgasmenya yang luarbiasa itu saat jam menunjukkan pukul 10.40. Hamdan yang masih belum klimaks karena paginya sudah ejakulasi, kini tengah dalam puncak syahwatnya. Ia pun menarik Ukhti Ismi dan memintanya untuk nungging. Ukhti Ismi yang masih tersengal-sengal nafasnya hanya bisa pasrah dan menuruti kemauan Ustad yang ia sukai itu. Hafidzah cantik itu kini terlihat seperti orang yang sedang sujud di atas ranjang dengan bokongnya yang bulat mulus kemerahan menjulang. Toket 38E nya terlihat kenyal tergencet dan seperti akan pecah. Matanya terlihat sayu seakan tak ada lagi tenaga yang ia miliki.
Hamdan : Giliran ana yah ukhh.. nanggung nihh.. ana pakai dulu yaahh.. boleh kan jadi toilet?? Tanya Hamdan yang sudah bersiap di depan bokong bulat Ukhti Ismi yang bulat sempurna.
Ukhti Ismi : Hhh.. Hhh.. Iyaah Ustaadhh.. Silakan pakai ana sampai puasshh.. Hhh.. He’emhh.. pakai toilet ini sepuasnyahh Ustaadhh.. NghhhaaAAAAAHHHHHH.. OHHH..!! SSHH.. OHHH.!! MHHH.. AHHH..!! AHHH..!! GEDENYAHH!! OHHH..!! YESHH..!! AWWHH..!! OOHH..!! OHHH..!! USTAADHH..!! AGHH..!! NGHHH..!!
Mata Ukhti Ismi terbelalak saat ia merasakan anusnya terbelah disesaki rudal Hamdan yang lebih besar daripada Anal-plug yang sedari tadi menyumpalnya. Posisi Rear-Admiral memudahkan Hamdan untuk menyodok kuat dan mantab yang membuat rudalnya tenggelam sepenuhnya di anus kenikmatans akhwat kelahiran Bangka itu.
PLOKK!! KREET.. PLOK!! KREETT.. PLOKK!! KREETT..
Meski tak secepat ketika ia menggoyang rudal Hamdan tadi, tapi kuatnya sodokan Hamdan di liang bo’olnya membuat Ukhti Ismi tergila-gila. Kenikmatan yang ia rasakan jauh berbeda daripada saat anal-plug yang menyesakinya. Seluruh tubuhnya menggelinjang nikmat setiap kali Hamdan melesakkan penuh seluruh rudalnya. Ukhti Ismi pun menggigit sprei dan juga kedua tangannya yang kuat mencengkram sprei menahan kencangnya nikmat yang menerpa dirinya. Hamdan pun dibuat merem melek karena kuatnya anus penghafal Qur’an itu menjepit rudalnya, tapi bukan berarti Hamdan akan ejakulasi hanya dalam waktu yang singkat.
Ukhti Ismi : AAAHH!! AHHH!! OHHHH!! SSSHHH!! USS..TAADHH.. SODOKKHH.. TERUUSSHH.. MMHH.. OHHH!! OOHHH!! ENA..KKHH..!! AHH!! BO..KONGG.. ISMIHH..!! IYAAHH!! MHHH.. NNNGGHHHHHH..!!
SEEERRRRR.. SEEERRRRR.. SEEERRRRR..
Kedua paha Ukhti Ismi bergetar hebat saat anal-orgasm pertamanya melanda. Banjir bandang cairan surgawi pun deras membanjiri sprei ranjang yang sudah basah kuyup. Meski Ukhti Ismi sedang mengejang karena orgasme, Hamdan tak mengendurkan genjotannya yang membuat bokong bulat putih Ukhti Ismi kini berubah merah. Beberapa kali Hamdan menampari bokong sang Hafidzah yang justru membakar syahwat Ukhti Ismi. 4 kali sudah Ukhti Ismi berteriak merasakan klimaks dari anal-bercinta yang liar selama 15 menitan itu sebelum kini Hamdan berganti posisi menjadi doggy. Ukhti Ismi dipaksa menahan tubuhnya dengan kedua tangannya yang sudah lemah karena Hamdan menarik paksa jilbabnya ke belakang. Tarikan kuat dan kasar Hamdan membuat Ukhti Ismi harus mendongakkan kepalanya agar tidak tercekik. PLOKK!! PLAKK! PLOKK!! PLAKK!! PLOKKK!! Layaknya tengah mengendarai kuda, Hamdan terus menghantamkan pinggulnya ke bokong akhwat cantik bercadar hitam itu. ‘Panasnya’ perzinahan kedua anak adam itu semakin liar karena goyangan toket jumbo Ukhti Ismi yang mengundang gejolak birahi setiap ikhwan yang melihatnya.
Ukhti Ismi : AAAKK!! AAAKK!! OHH..!!! OOOUNNGHHHH..!!!!
SEEERRRRR.. SEEEERRRRR.. SEEERRRR..
Jam sudah menunjukkan pukul 11.05 saat Ukhti Ismi kembali orgasme untuk entah yang keberapa kalinya. Hamdan pun dengan sesuka hati menggilir kedua liang kenikmatan Ukhti Ismi dalam posisi doggy. Hingga akhirnya ejakulasi pun menghampirinya. Ia pun mencabut cepat rudalnya dan dengan kasarnya ia menarik jilbab Ukhti Ismi seperti layaknya tengah menarik tali tambang dengan cepat dan kuat. Ukhti Ismi yang sudah kelelahan pun tak kuasa menahan perlakuan itu dan harus pasrah saat rudal Hamdan dipaksa menyumpal seluruhnya hingga ke pangkal kerongkongannya.
Hamdan : Aaaaerrghhhhhhhh..!! Makan nihh..!!
Hamdan menggeram kuat sambil berdiri di atas ranjang dengan kedua tangannya menekan paksa kepala Ukhti Ismi hingga menempel di selakangannya. Ukhti Ismi hanya bisa gelagapan lemah karena hidungnya terbekap perut Hamdan sementara mulutnya tersumpal penuh oleh rudal Hamdan. Selama beberapa detik Ukhti Ismi harus menahan nafas, namun disisi lain ia juga menikmati saat lambungnya dipenuhi oleh sperma hangat Hamdan.
Setelah beberapa saat Hamdan pun melepas Ukhti Ismi yang langsung disambut dengan Ukhti Ismi yang batuk-batuk karena tersedak dan duduk bersimpuh lemah. Jilbab dan cadar Ukhti Ismi pun awut-awutan. Beberapa helai rambut hitamnya terlihat keluar dari balik jilbab.
Hamdan : Fuuhh.. mashaaAllah gak nyangka kalau ukhti bisa sehebat inihh.. 1 jam lebih lhooohh.. ahaahh.. gapapa kan Ukh..?? Tanya Hamdan yang terduduk di pinggir ranjang sambil mengumpulkan nafasnya.
Ukhti Ismi : Uhukk.. Mhh.. Shhh.. Uhukk.. i.. iyahh Ustaddhh.. Mmhhh.. syukron ustaaddhh.. Hhh.. Hhh.. Ismih capek bangeth ustaadhh.. tapi puasshh.. Mmhhh.. ujar Ukhti Ismi yang tiduran meringkuk ke kanan seraya memandangi Hamdan dengan mata sayunya.
Hamdan : Iyaah.. Sama-sama kok Ukh.. Syukron juga.. Jazakillah.. Yaudah.. buat istirahat gihh.. jawab Hamdan sambil membelai lembut kepala Ukhti Ismi.
Tak berselang lama, sekitar 10 menit kemudian adzan Dzuhur pun berkumandang. Hamdan pun bersegera mandi junub sementara Ukhti Ismi tertidur lelap dengan serambi lempit dan anusnya ysng terlihat agak merekah. Selama mandi, Hamdan pun bertanya-tanya dalam hati bagaimana nasib Amin dan Dana di kamar yang lain.
Cklek.. Klek..(suara pintu kamar dibuka dan ditutup)
Dana : Weell.. Weell.. liat dong siapa yang datang..?? Ujar Dana yang tengah duduk di sofa bersama dengan Amin.
Amin : Iyaa nih.. Wuuhh.. Emang Gatotkaca bener si Hamdan.. 1,5 jam lhoo baru kelar!! Keren beehh.. timpal si Amin yang dengan santainya menikmati teh.
Hamdan : Hahah.. Iya dong.. btw kalian nihh.. yaelahh.. ga capek apaa..?? Tanya Hamdan yang bengong melihat apa yang sedang terjadi di ruang utama penthouse.
Hamdan tak henti-hentinya dibuat dengan apa yang ia alami di hotel mewah siang itu. Kali ini Amin dan Dana yang tengah bersantai sambil duduk menikmati kopi tengah mendapatkan servis blowjob oleh dua ustadzah yang doggy di antara kedua kaki mereka. Hamdan tak perlu melihat lebih dekat untuk mengetahui kalau Ustadzah Auliya yang kini sedang men’servis’ Amin, sementara Dana sedang merem melek keenakan oleh Deepthroat dari ustadzah Muna.
Dana : Kenapa antum?? Ngga mau ikutan..?? Behh.. surga dunia ini mahh.. ssshhh.. kapan lagi bisa disepong ukhti cantik bercadar gini cuk..!?? Hahahah.. ujar Dana sambil membelai kepala Ustadzah Muna yang terlihat menikmati kejantanan Dana.
Amin : Udaah.. sini aja Ndan.. tuh masih sisa 1 biji buat antum pake.. ujar Amin sambil menunjuk ke arah Ustadzah Miya yang duduknya sudah gelisah karena menahan syahwat yang memuncak.
Ini semua bermula saat Hamdan tengah asik menggagahi selakangan Ukhti Ismi sekitar 40 menitan yang lalu. Ketahanan Amin dan Dana memang tak seperti Hamdan, ditambah lagi Hamdan sudah menggilir 4 akhwat dalam waktu 24 jam, sudah tentu membuat ketahanan dirinya terhadap ejakulasi semakin bertambah. Dalam kondisi normal Hamdan bisa bertahan hingga lebih dari 40 menit, pantas kalau 1,5 jam yang ia habiskan untuk menikmati tubuh ranum indah Ukhti Ismi bukanlah sesuatu yang mustahil.
Dana : Hoaahh.. Capeeknyaahh.. tapi enak juga sihh.. ujar Dana yang lebih dulu keluar kamar dan segera menutup kembali pintu kamar dimana Ukhti Yuna sudah terlelap tidur dengan anusnya menganga dan mengucurkan sperma kental.
Amin : Ffuuhhh.. Mantabbbhh!! Ujar Amin yang baru saja selesai merobek kedua liang kenikmatan Ukhti Anna yang juga tengah terkapar di ranjang dengan posisi terlentang dengan kedua kakinya mengangkang sementara wajahnya yang tertutup cadar dipenuhi sperma kental.
Dana : Lhah.. barengan dong kita.. ahahahah.. gimanah rasanya Min..?? Mantab ngga akhwat di kamar antum?? Tanya Dana sambil membenahi sirwalnya.
Amin : Beeehhh.. Top Tier Akhwat broo.. jepitannya ama desahannya bikin ngilu nagih gituhh.. mmmhh.. asli gak ada obaatt.. kalo antum gimana?? Kayaknya kalo suruh ‘garap’ seharian tuh akhwat di kamar antum mah antum ready terus tuh.. ahahahah.. jawab Amin menggoda Dana.
Dana : Kok cuman ‘garap’ seharian..?? Ane kalo disuruh jilatin ama bersihin tuh serambi lempit akhwat tiap waktu mah doyan banget!! Abis kencing gitu yah.. dah gak usah cebok.. ane isep abis tuh serambi lempit ampe bersih dah! Ffuuhhh.. bodynya bikin ane ga tahan sih.. perfecto.. kata Dana yang terkagum-kagum dengan ‘produk’ pondok bu Vyrna.
Amin : Sama cuk.. ane kalo tiap hari dikangkangin pun rela banget buat jilatin serambi lempit nih akhwat di kamar ane.. ga usah tiap hari deh, tiap jam..!! Beehh.. emang ga salah punya temen kayak Hamdan.. ahahahah..
Dana : Ehh.. btw Hamdan blom kluar nih?? Joss amat dia yak.. ampe akhwatnya teriak-teriak keenakan tuh.. ck ck ck.. ujar Dana yang bisa mendengar dengan jelas dan cukup keras desahan dan rintihan Ukhti Ismi yang tengah digempur Hamdan tanpa ampun.
Amin : Iya sihh.. ga usah ditanyain.. siapa aja akhwat yang lawan Hamdan pasti klepek-klepek udaahh.. hahah..
Bu Vyrna : mashaaAllah.. udah selesai mas-mas semuanya?? Sini dongghh.. jangan Cuma berdiri disitu.. tegur Bu Vyrna yang masih duduk santai dengan ditekenikmatan ketiga ustadzah di sofa.
Amin : Ehhh.. Ohh iya bu.. afwan.. jawab Amin yang segera mengajak Dana untuk duduk di sofa yang sudah disediakan oleh Bu Vyrna.
Bu Vyrna : Wah.. kayaknya sukses nih yaa unboxingnya..?? Gimanah?? Gimanah?? Cerita dong sama ana ‘rasanya’ santriwati pondok ana.. ucap bu Vyrna yang agak mencondongkan tubuhnya seperti orang yang penasaran akan sebuah cerita.
Dana : Wahh.. Gimana ya bu yaahh.. susaahh kalau mau dijelasin.. satu kata deh yang bisa ana sampaikan.. ‘Flawless’.. ujar Dana yang susah untuk menjelaskan semua kenikmatan yang ia rasakan.
Bu Vyrna : mashaaAllah.. Alhamdulillah banget kalo mas Dana puas dengan pelayanan santriwati ana.. soalnya kan mereka baru pertama kali tuh.. masih perawan kan..?? Hihihih.. mas Amin sendiri gimana..?? Tanya Bu Vyrna yang juga penasaran dengan kesan Amin pada Santriwatinya.
Amin : Emmm.. kalo ana sih.. pake skor aja ya bu.. 1-10 tuh skornya 12 gitu.. jawab Amin singkat.
Bu Vyrna : Wahh.. malah kelebihan dong.. ahahah.. jadi kesimpulannya mas-mas semua puas yaa dengan pelayanan santriwati ana?? Tanya bu Vyrna sambil menyalakan HP nya.
Amin : Iya gitulah Bu.. ga Cuma puas sih.. pake banget.. Ffuhhh.. Perfect banget semua aspek.. kalo bisa sih mau ane karungin trus bawa pulang deh.. ahahaha.. celetuk Amin.
Bu Vyrna : Ahahah.. bisa aja sih mas.. Cuma nanti ana tanyain dulu yah mau ngga santriwati ana.. kedepannya sih bakal ada event yang lebih spektakuler.. nah kemungkinan besar nanti mas Hamdan, mas Amin, dan mas Dana bisa jadi tamu VVIP di acara itu.. jelas bu Vyrna.
Dana : Ehh.. acara apaan itu bu? Kayak gini lagi kah..?? Tanya Dana yang langsung bersemangat.
Amin : Ahh.. Antum tuh Dan.. kalo udah urusan menggenjot ae semangatnya bukan maen.. deehh.. pangkas Amin yang keheranan dengan tabiat Dana.
Bu Vyrna : Ahahah.. gapapa kok mas Amin.. iyaah, inshaaAllah dalam beberapa waktu ke depan.. tapi ini masih dalam perencanaan sih.. nunggu nanti musyawarah lebih jauh sama Ummi Pipik dulu.. ujar bu Vyrna yang kemudian sibuk dengan HP nya.
Dana : Wahh.. mantab gak tuh Min..?? Bayangin aja antum bebas milih sama pake akhwat bercadar yang cantik-cantik kayak yang baru saja kita nikmatin tadi atau kayak itu tuhh.. ujar Dana sambil melirik ke arah para ustadzah yang sedang menahan gejolak libido mereka.
Amin : Husss.. udah di kasi hati jangan cari jantung antum tuhh.. itu mah ustadzah.. bukan sembarangan orang bisa cuk.. kecuali Hamdan sih.. balas Amin menegur Dana yang mulai jelalatan.
Bu Vyrna : Ohh gituhh.. baik.. saya agendakan sebentar lagi.. ucap bu Vyrna yang terdengar seperti ada agenda penting.
Ustadzah Auliya : Ada apa umm..?? Tanya Ustadzah Auliya yang juga penasaran dengan bu Vyrna.
Bu Vyrna : Aahh.. iya.. ini ada musyawarah dadakan sama Ummi Pipik dan beberapa donatur yayasan pondok.. online sih, tapi kalo pake HP ga nyaman aja.. jadi ini ummi ijin dulu yahh.. tolong ini mas-mas yang ada di sini dibuat ‘nyaman’ yaa.. dik Liya paham kan maksud ummi..?? Tanya bu Vyrna memberi kode ke Ustadzah Auliya.
Ustadzah Auliya : Na’am umm.. inshaaAllah kita akan lakukan yang terbaik sesuai amanah Ummi.. jawab Ustadzah Auliya meyakinkan.
Bu Vyrna : Mmmm.. jadi gituh mas Amin dan mas Dana.. afwan jiddan ana harus pamit dulu.. ini ustadzah disini akan melayani semua ‘kemauan’ mas Amin dan mas Dana.. jadi ga perlu sungkan untuk minta ‘apapun’ yaaa.. kata bu Vyrna dengan nada menggoda pada kedua ikhwan di hadapannya.
Amin : Hemm..?? Ooohh.. Aaahhh.. iya.. iya bu.. ahahah.. siap mah kalo ituhh.. inshaaAllah kita akan minta ‘segalanya’ kok.. iya kan Dan..?? Ujar Amin sambil mencolek Dana yang terlihat agak kebingungan.
Dana : Haah?? Apaa..?? Ohhh.. Ya.. Iyaa.. Hahah.. Iyaa.. pasti lah ituuu.. timpal Dana yang baru saja paham dengan maksud kata-kata bu Vyrna yang ambigu.
Bu Vyrna pun beranjak pergi meninggalkan Amin dan Dana bersama ketiga santriwati cantik senior dari pondok bu Vyrna itu. Mata Amin dan Dana pun tak melepaskan begitu saja ummahat cantik pemilik pondok itu yang berjalan elegan namun tetap menunjukkan lekuk tubuhnya yang sensual. Sudah jelas dalam otak Amin dan Dana langsung terbayang kenikmatan saat bisa menggagahi bu Vyrna.
Ustadzah Auliya : Mmm.. afwan akhi.. sesuai pesan dari ummi.. adakah yang bisa kami lakukan untuk membuat akhi sekalian ‘nyaman’..?? Tanya Ustadzah Auliya yang membuat Amin dan Dana tersadar dari lamunan mereka.
Dana : Ehh.. iyaahh.. apa yaaah..?? Mmm.. kalo ane sih pengennya.. ucap Dana yang tiba-tiba berhenti karena di hentikan oleh Amin.
Amin : Bentar dulu Dan.. kan kita bebas minta apa aja nih.. kepikir ngga sih buat punya pelayan akhwat bercadar gitu?? Kayak kita tuh dominasi mereka gitu.. jadi Tuannya.. ahahah.. ujar Amin.
Dana : Mmm.. ada sih.. trus gimana dong..?? Maunya di panggil Tuan gitu..?? Tanya Dana.
Amin : Iya gitu.. trus kan kita bebas minta apa aja dong.. kan kita Tuannya.. jawab Amin dengan santainya sementara Ustadzah Auliya, Ustadzah Muna, dan Ustadzah Miya mendengar jelas pembicaraan keduanya.
Dana : Yaaahh.. Oke deh.. terserah antum aja Min.. yang penting bisa ‘ena-ena’ aja sih.. ahahah.. ujar Dana sambil meraba-raba selakangannya.
Amin : Okehh.. jadi mulai sekarang panggil kita pake ‘Tuan’ yah Ukhti sekalian.. trus.. nah kamu! Sini.. duduk sini..!! Perintah Amin sambil menunjuk ke arah Ustadzah Auliya.
Ustadzah Auliya : Ahh.. Na’am Tuanhh.. jawab Ustadzah Auliya yang kemudian berdiri dan duduk di pangkuan Amin tanpa ragu-ragu.
Aroma wangi parfum khas akhwat pun mulai membelai hidung Amin. Jilbab jumbo, cadar tali, dan abaya hitam yang membalut tubuh indah Ustadzah Auliya semakin membuat Amin bernafsu. Tangan kiri Amin pun mulai bergerilya meraba lembut paha Ustadzah Auliya yang masih tertutup abaya hitam sementara tangan kanannya menyelinap di antara lengan kanan dan dada santriwati cantik kelahiran Lampung itu. Meski berupaya untuk tegar, tapi tubuh Ustadzah Auliya tak bisa berbohong. Gersang yang teramat sangat dari jamahan lelaki, membuat tubuh Ustadzah Auliya bergidik menikmati datangnya birahi yang menyusuri tubuhnya. Mata Ustadzah Auliya yang dihias eyeliner terpejam menikmati hadiah kenikmatans dari kesabarannya selama ini.
Ustadzah Auliya : Sssshh.. Mmhhhhh.. Ssshhh.. Tuaannhhhh.. Mmhhhh.. desis Ustadzah Auliya yang mulai terduduk lemas di pangkuan Amin saat tangan kanan Amin mulai meremasi toket kanannya yang masih tertutup jilbab dan abaya.
Dana : Weehh.. Mau juga dong ane.. bentarhh.. nahh kamuh!! Sinihh.. layani aku, Tuanmu! Perintah Dana sambil menunjuk ke arah Ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : Na’amhh Tuanhh.. jawab Ustadzah Muna yang segera bergegas duduk di pangkuan Tuannya yang baru yang sudah ia nantikan sedari tadi.
Dana : Naahh.. Hhmmm.. Wanginyahhh.. memang kamu paling cocok jadi budakku.. hahahah.. ujar Dana yang tanpa ragu menyelipkan tangan kirinya di antara paha dan bokong Ustadzah Muna dan mulai meremas-remas bokong bulat sang ustadzah.
Ustadzah Muna : Aahh.. Sshhh.. Na’amhh Tuanhh.. Muna jadi budak Tuanhh.. Aahhh.. Sshhh.. Desah Ustadzah Muna menikmati nakalnya tangan Dana di bokongnya sementara tangan kanan Dana meremas toket kanan Ustadzah Muna dengan gemas.
Geliat tubuh akhwat cantik kelahiran Thailand itu pun tak tertahankan lagi. Sudah jadi kodrat seorang wanita, bahkan santriwati bercadar yang hari-hari menghafal Al-Qur’an pun memiliki sisi binal dalam dirinya. Apalagi pelajaran dari kurikulum baru yang ia dapatkan secara intensif dari bu Vyrna dan Ummi Pipik semakin membuat Ustadzah Muna tak mampu menahan gelora birahi dalam dirinya. Ia mulai merapatkan tubuhnya pada badan Dana, kepalanya ia sandarkan di bahu Dana sementara nafas berat dan menderu terdengar jelas dari balik cadar tali hitam yang masih menutupi wajah cantik putihnya. Mendengar deru nafas Ustadzah Muna membuat Dana semakin bernafsu untuk menjamah seluruh bagian tubuh Hafidzah 30juz itu meski masih tertutup jilbab dan abaya. Suasana di ruang utama penthouse hotel itu semakin ‘panas’ yang membuat mereka lupa kalau masih ada seorang akhwat lagi yang hanya mampu menelan ludah melihat kedua rekannya tengah dinikmati oleh dua ikhwan.
Ustadzah Miya : Uuhhh.. curang banget Liya sama Munaa.. aku ga dikasih bagian.. gumam Ustadzah Miya dalam hati.
Meski berusaha tetap duduk tegap se-sopan mungkin, tapi syahwat dalam dirinya berteriak memaksa untuk dilepaskan. Alhasil beberapa bagian tubuhnya tak mampu menahan hal itu yang membuat putingnya mengeras bahkan tercetak jelas meski tertutup abaya dan jilbab. serambi lempit Ustadzah Miya pun terus mengalirkan lendir birahi kental yang membuat bagian bawah abanya terasa becek.
Amin : Sshh.. enak kan..?? Kamu tuh santriwati kan?? Kok doyan di nikmati ikhwann hah..?! Ahahah.. udah jadi budak rudal ya!!? Ujar Amin melecehkan Ustadzah Auliya dengan tangan kanannya meremas kuat toket kanan Ustadzah Auliya sementara tangan kiri Amin menggesek cepat selakangan Ustadzah Auliya.
Ustadzah Auliya : Aaahh.. Tuaanhh.. Mmhh.. Afwann Tuanhh.. Liyaah itu budakk.. budak rudallhh Tuanhh.. Sshhh.. Mmhhhh.. jawab Ustadzah Auliya yang sudah terbakar birahi bahkan beceknya lendir birahi yang meleleh dari serambi lempitnya membasahi abaya dan sirwal Amin.
Amin : Naaahh.. gituuhh!! Emang kamu tuh budak rudal dari dulu..!! Ehh.. itu temenmu nganggur.. lupa ane.. Dan, enaknya disuruh ngapain tuh budak satu lagi..!? Ujar Amin yang mulai berani menarik resleting Abaya ustadzah Auliya.
Dana : Mffhh.. Srrupphh.. Aahhh.. Apaan ya? Ane haus nih.. Oi budak!! Iya kamu!! Buatin kita minuman! Yang enak yaa..!! Perintah Dana sambil meremasi kedua toket Ustadzah Muna yang sudah keluar dari sarangnya setelah dilumat mulut Dana.
Ustadzah Miya : Ahh.. Iya Tuan.. jawab Ustadzah Miya yang segera menuju pantry untuk menyiapkan minuman Amin dan Dana.
Meski agak kesal karena hanya kedua rekannya yang bisa menikmati lelaki, tapi ustadzah Miya pun tak punya pilihan lain. Sementara itu kedua pasangan ikhwan dan akhwat di ruang utama penthouse itu semakin liar. Ustadzah Auliya yang memang sudah dibakar hasrat birahi justru membantu Amin saat tangan kiri Amin dengan cekatan melucuti abayanya. Amin pun dibuat terkesima oleh keindahan tubuh putih mulus tanpa cela Ustadzah Auliya. Terlebih lagi kedua gunung kembar 38C yang menghiasi dada ustadzah Auliya yang begitu mantab di tangan Amin mengingatkannya pada toket milik kekasihnya, Sulwa. Mata Amin terus turun menatap perut ramping mulus santriwati senior yang berdiri di hadapannya itu dan berakhir di selakangan mulus tanpa bulu yang menggairahkan. Senyum nakal Amin tersirat jelas sambil kedua tangannya kini menggenggam pinggul Ustadzah Auliya yang menggelinjang oleh desiran syahwat.
Ustadzah Auliya : Ssshh.. Tuaanhhh.. desis tertahan ustadzah Auliya saat perutnya dicumbu oleh Amin dan mulai tampak ruam kemerahan karena cupangan Amin.
Sementara di sebelahnya, ustadzah Muna juga sudah telanjang dan hanya menyisakan jilbab dan cadar hitam yang menutupi kepalanya. Kemulusan tubuhnya terpampang sempurna di hadapan mata liar Dana, menyisakan handsock hitam yang membalut tangan dan kaos kaki overknee hitam di kakinya. Dana terlihat asik menciumi dan meremas-remas bokong bulat putih kencang Ustadzah Muna. Meski jauh lebih kecil dari toket milik bu Donita, tapi toket 38B akhwat 17tahun itu membusung indah kencang dan tampak ranum dengan puting pink tuanya.
Ustadzah Muna : Nnghh.. Sshhh.. Tuannhh.. Mmhh.. Desah Ustadzah Muna yang terpejam sementara kedua tangannya bertumpu pada lututnya dengan posisi seperti orang rukuk.
Dana : Ssrrppt.. Mffhh.. Mffhh.. Srruupptt.. Mchh.. Mchh.. Wuuhh bokong nih Budak mantab bet!! Ahahah.. ujar Dana keenakan mencupangi bokong dan menjilati anus Ustadzah Muna yang menyodorkan bokong bulatnya.
PLAK!! PLAKK!! Sesekali Dana menampari bokong Ustadzah Muna hingga membekas merah jelas berbentuk telapak tangan. Pekikan tertahan Ustadzah Muna menahan nyeri sesaat justru semakin membuat Dana makin bernafsu. Di sisi lain, Hafidzah Thailand itu juga menikmati saat Dana menampari dan membenamkan wajahnya di bokongnya.
Amin : Mmfhh.. Mfhhh.. Ssruuppt.. Srrupptt.. Behh.. Lezatnyahh serambi lempit Budak satu inihh.. Haemfhh.. Mffhhh.. Srrpptt.. Cookk!! Antum mesti cobain tuh serambi lempit ustadzah Dan!! Wuuhhh..!! Amboiii.. Haemmfhhh.. Mmfhh.. Srrupptt.. Srruupptt.. racau Amin yang tergila-gila dengan kelezatan rasa serambi lempit santriwati bu Vyrna setelah tadi mencicipi gurihnya selakangan ukhti Yuna.
Ustadzah Auliya : Aaunghh.. Mmhhh.. Sshhh.. Aaahh.. Tuaanhhh.. Mmffhh.. Ssshhh.. Lidahnyah.. Sshhh.. Aahhhh.. Aaahhh.. Mmhhhh..
Ustadzah Auliya tak mampu lagi menahan desahannya saat Amin mulai melahap bibir serambi lempitnya. Posisinya yang berlutut di atas sofa dengan kedua belah paha putih mulusnya yang dibalut kaos kaki hitam over-knee bertumpu di lengan kanan-kiri sofa sementara kedua tangannya yang dihias handsock hitam bertumpu pada head-rest sofa, membuat Amin yang duduk di bawah selakangannya begitu mudah menjangkau setiap detil bagian tubuhnya yang paling sensitif itu. Geli bercampur nikmat yang sudah lama tak ustadzah Auliya rasakan, kini sensasi itu hadir kembali. Toketnya yang berukuran cukup besar terlihat menggantung indah dan menanti untuk dinikmati oleh mulut lelaki.
Dana : Haemffhh.. Mmfffhh.. Mchhh.. Srruupp.. Srruuppthh.. Fuahh.. iya cuk!! Seger bet! Sama kayak serambi lempitnya ukhti Anna yang barusan ane perawanin.. Mmhh.. bikin nagih sihh.. Haeemffhh.. Mffhh.. Srruuppt.. srruuppt.. Elelelempthh.. mffhh.. jawab Dana yang juga ikut-ikutan seperti halnya Amin.
Ustadzah Muna : Aaaahh.. Aaaahhh.. Tuuaaannnhh.. Mmhhhh.. Owwhhh.. Sshhhh.. Enak bangetthh Tuaanhhh.. Mmhhh.. Ooooohhh.. Sshhhh.. Aaaahhhhh..
Seluruh tubuh Ustadzah Muna yang putih mulus tanpa cela bergidik nikmat tiap kali lidah Dana menyapu habis seluruh bibir serambi lempitnya. Ditambah 3 jari Dana yang terus menyodok anusnya semakin membuat akhwat bercadar cantik Hafidzah 30 juz itu blingsatan. Dana yang duduk tepat di bawah selakangan Ustadzah Muna yang meniru persis posisi rekannya, dengan mudah menikmati keindahan liang surgawi rapat santriwati cantik itu.
Aahhh.. Sshhh.. Ohhh.. Oohhh.. Mmhhh.. Aaaahhh.. Nghhhh.. Aaaaahhh.. Shhh.. Desahan dan erangan kedua santriwati senior itu semakin intens. Belum lagi Amin yang kedua tangannya kini aktif memilin-milin puting kecoklatan Ustadzah Auliya, membuat akhwat kelahiran Lampung itu semakin deras mengucurkan lendir birahinya. Begitu pula Ustadzah Muna yang tanpa henti di rangsang kedua liang surgawinya, kini sudah tak mampu lagi bertahan akan gelombang orgasme yang terlalu kuat.
Ustadzah Muna : Aahh.. Aaahhh.. Ampunnhh Tuannhh.. Sshhh.. Aahhhh.. Budak inihh udaahh ga taaahhaaannhh.. Mmhhh.. Mauuhh Keluaarrhh.. Oooohhh.. Nghhhh.. Aaahhh.. racau ustadzah Muna yang sudah di ujung klimaks.
Ustadzah Auliya : Mmhhh.. Nnghhhh.. Iyaaahh.. Budak inihh jugaaahh Tuaanhhh.. Awwhhh.. Ampunnhh Tuaanhh.. Nanttihh Keluaarrhh.. Aaahhh.. Ga tahaaannhh.. Aaahhh..
OOOUUNNNGHHHHH..!!!
SSSEEEERRRRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEEERRRRR..
Ustadzah Muna pun mengejang hebat dan menyemburkan deras cairan surgawinya membanjiri mulut dan wajah Dana. Ustadzah Auliya yang mendengar lenguhan panjang rekannya pun terbawa suasana dan meledakkan orgasme kuatnya yang disambut mulut Amin. Baik Dana dan Amin keduanya justru menikmati saat kerongkongannya dan wajah mereka di banjiri cairan surgawi khas akhwat. Gurih, lezat, hangat, dan beraroma khas yang justru semakin membakar syahwat ikhwan, itulah ‘minuman’ yang sedari tadi ditunggu oleh kedua teman Hamdan itu.
Amin : Hmmffhhh.. Glekk.. Glekk.. Glekk.. Mffhh.. Srrupppt.. Ffuuhh.. Lezatnyahh.. emang yah kamu tuh bukan Cuma budak! Tapi juga lontee!! Hahahah.. Lonte bercadar ya?? Boleh juga nihh.. haemmfhhh.. Srruuppthh.. srruppthh.. cerca Amin keenakan merasakan nikmatnya cairan surgawi Ustadzah Auliya.
Ustadzah Auliya : Aaahh.. Hhhh.. Hhhh.. Nggghhhh.. Udaaahh Tuaanhh.. Ampuunnhh.. Geliiihhh.. Oooonghh.. Oohhhh.. Mmhhhh.. Nghhh.. sshhh..
Ustadzah Auliya hanya bisa pasrah tubuhnya kembali dipaksa menggelinjang saat mulut Amin kembali melumat serambi lempitnya yang masih berkedut kuat dan sangat sensitif setelah orgasme. Di sofa lain, Ustadzah Muna masih mengejang hebat layaknya orang tengah disengat listrik jutaan volt. Penderitaannya tak hanya disitu, Dana yang sudah gelap mata malah semakin liar melumat selakangan putih mulus yang dihias serambi lempit pink sempit milik Hafidzah kelahiran Thailand itu tanpa ampun.
Ustadzah Muna : Aaanghh.. Nghh.. Ohhhh.. Tuuannhh.. Tunngguhh.. Benn..Tarrhh.. Aahhhh.. Ammpuuunnhh.. Sshhh.. Aaahhh.. Toolonnghh.. Mmhhhh.. Aaahhh.. Aaahhhh.. Ssshhhh.. Mmnnghh..
Begitu bertubi-tubi rangsangan kenikmatan yang menerpa tubuh kedua akhwat cantik bercadar iru membuat mereka hanya bisa mendesah pasrah menikmati liarnya hasrat birahi Amin dan Dana. Terlatihnya lidah kedua ikhwan yang baru Ustadzah Muna dan Ustadzah Auliya kenal itu begitu memanjakan serambi lempit sempit keduanya. Tak hanya bibir serambi lempit saja, bahkan liang surgawi kedua ustadzah itu terus dikoyak-koyak yang membuat keduanya kelojotan keenakan.
Aaahhh.. Aaahhh.. Tuu..Aannhh.. Mmnhhh.. Mmhhh.. Oohhhh.. Oohhhh.. Ga taahaannnhh.. Nghhh.. Nghhh.. Mhhhh.. OOOUUNNNGHHHHH..!!!!
SEEERRRRR.. SEEERRRRR.. SEEEERRRRR..
Dalam waktu 8 menit, Ustadzah Auliya dan Ustadzah Muna mendapatkan 2 kali orgasme. Gamis yang dikenakan Dana dan Amin pun basah kuyup oleh derasnya cairan surgawi yang menyembur. Beberapa saat tubuh indah kedua akhwat bercadar itu kelojotan sebelum kemudian membungkuk lemas di atas tubuh Amin dan Dana. Peluh membuat tubuh keduanya mengkilat dan justru semakin menambah kebercintaian mereka.
Amin : Mmffhh.. Glekkh.. Glekkhh.. Aaahhh.. Beehh.. Segernyaahh nih ‘minuman’..!! Jadi ketagihann.. ahahah.. tapi kayaknya udah lemes nih.. kata Amin sambil menepuk-nepuk serambi lempit Ustadzah Auliya sebelum santriwati senior itu ambruk di dekapan Amin.
Dana : Iyah nihh.. mana gamis ane jadi basah kuyup.. cuh!! Budak gak tau diri..!! Timpal Dana sambil memilin kasar puting kiri Ustadzah Muna.
Amin : Gantian bikin ane enak woe Budak!! Perintah Amin pada Ustadzah Auliya seraya menampar keras bokong Ustadzah Auliya.
Ustadzah Auliya : Akkhhh!! Baa.. baaikk Tuankuhh.. Mhhh.. rintih Ustadzah Auliya menahan nyeri sambil turun ke bawah dan doggy di antar kedua kaki Amin.
Kedua tangan putih Ustadzah Auliya dengan cekatan menarik lepas sirwal Amin dan Plop.. rudal Amin pun mengejutkan hafidzah 30 juz itu. Dengan panjang 22cm dan diameter 4,5cm rudal Amin nampak sangar terhias urat-urat besar di sekitar batangnya. Aroma khas selakangan ikhwan yang pekat ditambah aroma lendir serambi lempit akhwat menusuk kuat hidung Ustadzah Auliya yang membiusnya. Ibarat anjing kelaparan, lidah Ustadzah Auliya menjulur dengan sendirinya, bahkan air liur pun menetes kental membasahi sofa. Tanpa di perintah lagi, hasrat birahi yang sudah menggebu-gebu pun meledak saat lidah Ustadzah Auliya mulai bersentuhan dengan kulit rudal Amin.
Ustadzah Auliya : HAAEEMMFFHH.. MFFHHH.. OCKKK.. OCKKK.. MMFUAAHH.. ELELELEMPTHH.. SRRUUPTT.. MFFHHH.. OCKK.. OCKKK.. MMFHHH.. MMFFHH.. MMUAAHH.. AAHH.. TAUNHHH.. rudalHNYAAHH.. MFHHHH.. ENAKFFFF.. MMFHHH.. MFFHHH..
Ustadzah Auliya pun tak bisa mengontrol dirinya sendiri. Rasa dahaga yang amat sangat telah mengeringkan kerongkongannya, dan itu semua terobati saat rudal Amin yang jumbo itu melesak masuk menyodok kuat pangkal kerongkongannya. Lenguhan tertahan Ustadzah Auliya terdengar nikmat karena akhirnya ia bisa kembali merasakan gurihnya rudal lelaki. Dengan cepat dan liar Ustadzah Auliya mengocok rudal Amin di mulutnya. Beberapa kali ia sengaja membenamkan wajahnya di selakangan Amin sehingga memberikan kesempatan dinding kerongkongannya untuk memijat lembut batang kejantanan Amin.
Sementara di sofa yang lain Dana dibuat gelagapan dengan kombinasi Deepthroat dan remasan lembut jemari Ustadzah Muna di zakarnya. Cukup lama sejak terakhir kali ia mendapat perlakuan seperti itu dari bu Donita yang membuatnya tak mampu menahan desahannya. Ditambah ustadzah Muna begitu terampil memainkan lidahnya untuk merangsang pangkal kepala rudal Dana. Bagian paling sensitif dari rudal lelaki telah lama Ustadzah Muna pelajari, alhasil Dana pun seperti diterbangkan tinggi di langit kenikmatan syahwat.
Ustadzah Miya : Afwan mengganggu Tuan.. Minumannya sudah siap Tuanhh.. sesuai dengan pesan Ummi Vyrna, sudah ana tambahkan ‘suplemen’ khusus ikhwan.. ucap Ustadzah Miya yang datang sambil membawa baki berisi 3 gelas teh ‘kuat’. Ngocoks.com
Amin : Mmhhh.. Ohhh.. Budak yang pintar.. sekarang kamu duduk disana!! Liatin kita!! Sambil nunggu Tuan kamu, si Hamdan buat gilir kamu ntarrhh..!!! Ahhh..!! Inih lontee emang butuh dikasih pelajaran..!! Tegas Amin yang keenakan dengan pelayanan Ustadzah Auliya.
Amin pun kemudian mencengkram erat kepala Ustadzah Auliya yang masih dibalut jilbab hitam dengan cadar hitam yang sudah disibakkan sehingga tak mengganggu Ustadzah Auliya untuk melahap rudal Amin. PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!! OCKK!! OCKK!! OCCKK!! Amin menggenjot kuat dan cepat rudalnya di kerongkongan Ustadzah Auliya beberapa saat yang membuat Ustadzah Auliya mendelik karena terkejut. Air liur kental menetes tiap kali Amin menarik mundur rudalnya, tapi hanya sepersekian detik saja sebelum kemudian ia kembali menghajar mulut suci hafidzah itu dengan selakangannya. Dana pun terlihat sama, bahkan ia tak segan-segan menekan kepala Ustadzah Muna dengan tangan kanannya hingga terbekap di selakangannya. Tampak sebagian wajah Ustadzah Muna yang mulai memerah karena tak bisa bernafas, sementara toket Ustadzah Muna diremas kuat oleh Dana dengan tangan kirinya yang membuat Dana duduk agak membungkuk.
UHUKK.. OCKK.. OCKK.. MFFHHH.. MFFHHH.. OCKK.. OCKKK.. MFFHHH.. SSRRPP.. MFFHHH..
Beberapa kali terdengar suara tersedak secara bergantian baik dari Ustadzah Auliya ataupun Ustadzah Muna yang kelabakan menghadapi buasnya birahi Amin dan Dana. Keduanya bisa sedikit bernafas lega setelah 5 menit bertahan dari Face-fuck yang Amin dan Dana lancarakan.
Ustadzah Auliya : MMFFHH!! OCKK!! OCKK!! OCKK!! MFHH!! MFFHHH!! NGGHHHHFFFFF!!!
Ustadzah Muna : MMFFHH!! MFFHH!! OCKK!! NGHHH!! OCKK!! UHUKK!! MFFHH!! MFHHH!! NNGGHHHHHH!!!
SEEERRRRR.. SEEERRRRR.. SEEEERRRRR..
Bokong bulat putih mulus kedua Hafidzah 30juz itu mengejang bersamaan, menyemburkan deras cairan surgawi mereka membanjiri karpet penthouse yang cukup tebal. Meski nampaknya Ustadzah Auliya dan Muna tampak kelabakan, namun setiap kali rudal Amin dan Dana melesak penuh menyesaki kerongkongan keduanya, justru tubuh kedua akhwat cantik bercadar itu terangsang hebat.
Amin : Srruupptt.. Aahhh.. Emang paling enak minum teh anget gini kalo pas capek.. ahahaha.. ujar Amin sambil duduk santai di sofa dengan Ustadzah Auliya yang doggy diantara kedua kakinya dan sibuk mengulum rudal Amin.
Dana : Srruppt.. Mhhhh.. Tull.. Behh.. abis rasain segernya serambi lempit.. dapet teh anget.. Faa bi ayyi ‘alaaa i robbikumaa tukadzzibaann.. ahahah.. timpal Dana yang juga tengah mendapat servis blowjob oleh Ustadzah Muna yang doggy di antara kedua pahanya.
Tak lama kemudian terdengar suara adzan Dhuhur dan berbarengan dengan itu Hamdan pun keluar dari kamarnya setelah mengahajar Ukhti Ismi habis-habisan. Namun bukan Amin dan Dana yang berharap untuk berjumpa Hamdan, tapi lebih ke Ustadzah Miya yang langsung bergidik hebat saat mendengar suara Hamdan menyapa Amin yang tengah menikmati servis dari Ustadzah Auliya. Ia pun berharap segera menyusul kedua rekannya untuk kembali di’perkosa’ oleh Hamdan seperti dulu kala.
Bersambung… Ukhti Yuna : Duhh.. gimana ntar yaahh..?? Harus gini kaahh?? Atau gini yaaa..?? Uwwhh.. gumam Ukhti Yuna dalam hatinya yang kebingungan bagaimana harus menyambut ikhwan yang sebentar lagi akan memasuki kamarnya.
2 minggu yang lalu saat ia mendengar pengumuman kalau namanya disebut oleh Ummi Pipik sebagai pemenang dan mendapat hadiah “Malam intim Eksklusif bersama ustad Hamdan”, ia begitu bahagia karena bisa menjadi pemenang. Namun saat ini, di saat ia harus menerapkan ilmu yang ia pelajari, justru panik menghampirinya. Kekhawatiran akan ketidaksempurnaan dirinya dalam menjadi calon istri ‘Solehah’ mulai menghantuinya. Ukhti Yuna mencoba kembali mengingat setiap pembelajaran yang ia dapatkan dari Upgrading sesi 1 dan 2 bersama Ummi Pipik waktu itu sembari merapikan dan mempercantik dirinya yang mengenakan setelan serba hitam mulai dari cadar Yaman, Jilbab, Abaya, stoking, dan handsock. Kulitnya yang putih layaknya orang korea terlihat mencolok saat lengan abaya yang ia kenakan tersingkap.
Ukhti Yuna : Mmhh.. Gini ajah lah yaahh.. Ehh.. bentarr.. Ahhh.. Udah ahh.. sebisanya ajah dehh.. toh katanya bakalan dibantu ntar.. ucap Ukhti Yuna berbicara sendiri sambil merapikan cadar yaman yang ia pakai di depan cermin.
Saat Ukhti Yuna sedang sibuk dengan pakaiannya, ia dikejutkan dengan langkah kaki yang mendekat ke arah pintu kamarnya. Ia pun bersegera berdiri menghadap pintu dengan jarak sekitar 3 meter dari pintu kamar layaknya pelayan kerajaan yang siap menerima titah apapun dari rajanya.
Cklek.. klek.. (Suara pintu dibuka dan ditutup)
Amin : Assalamu’alaykum.. Udah lama nunggunya ukh..?? Tanya Amin sambil menutup pintu.
Ukhti Yuna : Wa’alaykumsalam warahmatullahi wa barakatuh Ustad.. Ngga kok ustad.. baru aja juga ana disini.. jawab Ukhti Yuna yang menundukkan pandangannya karena menahan grogi.
Amin : Ehh.. kok formal banget sih.. mmm.. kalo dibuat santai aja gimana..?? Tanya Amin yang juga ikut-ikutan salting saat berhadapan dengan Ukhti Yuna di hadapannya.
Ukhti Yuna : Mmm.. afwan ustad.. ana.. takut ga sopann.. inih.. duhh.. afwan.. jawab Ukhti Yuna yang bingung mencari kata-kata yang pas untuk mencairkan suasana.
Amin : Emmm.. ffuuhh.. Yaaahh.. ana juga sama kok Ukhh.. yaudah, sinihh ana bantuh.. ujar Amin yang memberanikan diri untuk menggenggam kedua tangan Ukhti Yuna yang masih terbalut handsock.
Tak seperti saat bertemu dengan Sulwa dulu, saat ini tak banyak waktu yang Amin miliki untuk bisa membuat sang akhwat di hadapannya itu merasa nyaman. Ia hanya diberi waktu hingga Dhuhur saja sebelum acara sesi 2 di mulai, Hanya sekitar 1,5 jam saja waktu yang tersisa. Kalau dulu saat menaklukkan hati Sulwa ia memiliki waktu berhari-hari bahkan hingga beberapa minggu, maka kalau ia tidak segera mengambil tindakan ‘ekstrim’, waktu 1,5 jam akan terbuang sia-sia. Itulah yang ada di benak Amin yang membuatnya memberanikan diri untuk menggenggam kedua tangan putih mulus Ukhti Yuna yang dihias henna merah marun di kuku jemari lentiknya.
Amin : Afwan Ukh.. Cupphhh..
Ukhti Yuna dibuat terkejut tidak karuan antara harus mengelak atau membiarkan apa yang sedang terjadi. Saat Amin tiba-tiba menggenggam tangannya saja sudah membuatnya shock, karena Amin adalah laki-laki ajnabi pertama yang berani menyentuh dirinya. Belum usai dirinya terkejut, kini Amin mencium mesra punggung tangannya tanpa bertanya lebih dulu padanya.
Ukhti Yuna : Aahh.. Ustaadhh.. jawab Ukhti Yuna yang menahan malu bercampur senang.
Selama ini ia hanya beranggapan kalau apa yang ia alami pagi itu hanya ada di sinetron-sinetron percintaan lebay yang sering ditayangkan di televisi. Ia juga beranggapan kalau aktris yang ada di sinetron itu terlalu berlebihan saat tangan mereka dicium oleh aktor yang berperan sebagai ‘pacar’nya dalam sinetron itu. Tapi ternyata apa yang ia rasakan saat Amin mencium perlahan pun mengubah seluruh mindsetnya selama ini. Meski ia belum mengenal Amin, tapi rasa nyaman dan senang yang ia rasakan begitu nyata meski dibalut dengan rasa malu.
Amin : Kenapa Ukh..?? Gapapa kan kalau ana genggam tangan cantik Ukhti kayak gini..?? Tanya Amin dengan nada syahdu seraya memijat lembut kedua punggung tangan Ukhti Yuna dengan kedua ibu jarinya.
Ukhti Yuna : Eemmhh.. E’emhh.. Ga.. Papah.. Ustadhh.. jawab Ukhti Yuna yang masih tertunduk malu.
Amin : Hem..?? Kenapa harus malu Ukh..?? Apa ana bukan ikhwan yang ukhti suka..?? Tanya Amin mesra sambil mengangkat dagu Ukhti Yuna.
Ukhti Yuna pun hanya bisa terdiam pasrah saat Amin mengangkat dagunya sehingga membuat kedua mata mereka saling bertatapan. Ingin sekali ia memejamkan mata karena rasa malu yang terlalu berlebihan bagi Ukhti Yuna, tapi pertanyaan lembut Amin yang baru saja ia lontarkan membuat Ukhti Yuna tak sampai hati kalau harus mengabaikannya. Ia pun memberanikan diri untuk menatap secara langsung mata Amin yang juga disambut balik oleh Amin. Ukhti Yuna teringat qoul Ulama tentang pandangan mata yang mengatakan kalau pandangan mata adalah salah satu panah-panah setan, dan benar saja itulah yang ia rasakan. Entah apa yang terjadi, tapi begitu mudahnya Ukhti Yuna merasakan dirinya luluh hanya dari pandangan mata Amin yang begitu tulus dibalut senyum kenikmatans dari seorang ikhwan ‘soleh’.
Ukhti Yuna : Mmmhh.. bu.. bukan gituhh.. Ustaadhh.. Cu.. Cumaahh.. jawab Ukhti Yuna yang meremas erat jemari Amin karena terlalu gugup.
Amin : Ohh iya.. afwan yaahh.. ana belum memperkenalkan diri.. nama ana Amin.. kalau Ukhti cantik ini siapah..?? Tanya Amin yang kini mulai berani membelai wajah Ukhti Yuna yang masih tertutup cadar yaman hitam dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya masih menggenggam tangan kanan Ukhti Yuna.
Ukhti Yuna : Mmm.. ana Yuna ustadhh.. jawab Ukhti Yuna yang kembali menundukkan pandangannya.
Melihat respon Ukhti Yuna yang terlihat masih malu-malu, Amin yang sebenarnya juga sedang kebingungan harus segera mencari cara untuk bisa membuat Ukhti Yuna merasa nyaman. Tak lama, Amin terbesit ide setelah melihat kaca kamar yang begitu besar dan langsung menghadap ke indahnya pemandangan gunung Merapi. Tanpa ragu Amin kemudian menggandeng Ukhti Yuna untuk berdiri bersama menatap keindahan gunung yang sempat erupsi di tahun 2010 lalu. Dan bersyukurnya Amin karena Ukhti Yuna pun terlihat tak ada penolakan saat Amin berdiri di belakangnya sementara kedua tangan Amin berpegangan di pinggul Ukhti Yuna.
Amin : Cantik banget gak sih Ukh.. pemandangannya.. ga banyak orang di Jogja ini yang bisa menikmati pemandangan seindah ini.. apalagi ditekenikmatan akhwat secantik ukhti.. bisik lembut Amin di telinga kanan Ukhti Yuna dengan sedikit membungkuk karena perbedaan tinggi tubuh keduanya.
Ukhti Yuna : Emmhh.. Iyaah Ustaddhhh.. Sshhh.. Ahh.. ana ga secantik itu ustaadhh.. jawab Ukhti Yuna sambil merem merasakan sensasi rangsangan yang mulai dilancarkan Amin.
Amin : Hemm..?? Mungkin Ukhti beranggapan seperti itu.. tapi bagi ana, baru kali ini juga ana bisa berjumpa dengan ciptaan Allah yang seindah dan semenakjubkan Ukhti Yunaa.. jawab Amin yang semakin intens memuji Ukti Yuna.
Ukhti Yuna : Mmhhh.. masa sih ustaadhh.. Uhhh.. jadi maluuhh.. jawab Ukhti Yuna yang mulai terbawa suasana romantis yang Amin lancarkan.
Selama sekitar 10 menitan, Amin terus menyanjung tentang diri Ukhti Yuna yang memang cantik meski tertutup cadar. Aroma parfum yang digunakan Ukhti Yuna semakin membuat Amin berhasrat untuk bersegera menikmati keindahan tubuh santriwati hafidzah itu. Tapi ia juga tau kalau semua itu akan terasa nikmat kalau Ukhti Yuna dalam kondisi ‘nyaman’ sehingga ia harus bersabar. Dan kini semua mulai membuahkan hasil. Ukhti Yuna pun mulai berani menyandarkan kepalanya di dada atas Amin sementara kedua tangannya menggenggam tangan Amin yang kini mulai merangkul pinggangnya.
Amin : Mmmhh.. nyaman kan Ukhh.. kalo boleh tau, Ukhti dari daerah mana?? Tanya Amin yang mulai mengencangkan dekapannya di pinggul Ukhti Yuna.
Ukhti Yuna : Mmhhh.. Sshhh.. ana dari Lombok Ustaddhh.. jawab Ukhti Yuna yang tak lagi malu-malu untuk melepas desisan birahinya.
Amin : Oohh.. Lumayan jauh juga yaahh.. ngomong-ngomong kalau ana termasuk ikhwan yang Ukhti suka ngga sihh..?? Tanya Amin seraya mengecup mesra telinga kanan Ukhti Yuna sambil mulai menggoyang perlahan pinggul Ukhti Yuna.
Ukhti Yuna : Aauhh.. Sshhh.. He’emhh.. Ustadhh Amiiinn.. Sshhh.. Salah ngga sih kalau Yunaaahh suka samah ustadh..?? Meski baru pertamaah ketemuuhh.. Mmmhh.. jawab Ukhti Yuna yang bergidik saat telinganya dicium Amin.
Amin : He’emh.. gapapa kok Ukhh.. jujur ajah, ana juga mulai suka sama Ukhti.. ntah kenapa meski baru beberapa menit kenal tapi serasa seperti sudah lama menanti bisa peluk kayak ginihh.. jawab Amin mesra sambil tangan kanannya mulai menggerayangi toket Ukhti Yuna.
Ukhti Yuna : Sshh.. Iyakah Ustadhh.. Afwan Ustadhh.. Gara-gara ana, ustad jadi berdosaahh ginihh.. Mmhh.. Aahhh.. Tapiihh.. Yuna udah ga tahan ustaadhhhh.. Mmhhh.. ingin sekali layaknya akhwat-akhwat lain yang bisa pacarannhh.. aahhh.. Mmhh.. jawab Ukhti Yuna yang membuat Amin terenyuh karena tak menyangka kalau santriwati pun ingin juga merasakan asiknya pacaran.
Amin : Hem..?? Gapapa kok.. sesekali buat dosa kan gapapa.. mmmhh.. kalau pacaran sama ana gimana ukh..?? Tanya Amin yang semakin berani menggoda Ukhti Yuna dengan rayuannya.
Ukhti Yuna : Nghh.. Serius Ustadhh?? Mmm.. Jujur aja ana juga langsung suka sama Ustad Amin pas tadi pertama kali Ustad masuk kamarhh.. Mmhh.. Sshh.. Tapihh.. gapapa kah Ustad kalau Yuna suka sama Ustad Amiinnhh.. jawab Ukhti Yuna sambil terpejam menyandarkan kepalanya di pundak Amin dengan tangan kanannya menggenggam tangan Amin yang mulai berani meremas toket kanannya dari belakang sementara keduanya masih menghadap kaca kamar yang menampilkan view gunung Merapi secara luas.
Amin : Buat ana..?? Hahah.. gimana ana bisa nolak permintaan wanita secantik dan se-solihah Ukhti Yuna coba? Kalaupun ada ikhwan yang nolak, bisa dibilang itu ikhwan ga normal.. jawab Amin yang semakin mendekap erat Ukhti Yuna dari belakang sementara tangan kanannya tengah menikmati kekenyalan hakiki toket ranum hafidzah itu yang masih terbalut abaya dan jilbab.
Ukhti Yuna : Aahh.. Beneranhh Ustad Amin?? Kalau gituh.. boleh ngga.. sehari ini ajah.. Yuna pengen tau rasanya disayang ikhwannhh.. Sshhh.. pinta Ukhti Yuna yang kemudian membelai kepala Amin dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya menggenggam erat tangan kiri Amin yang mendekapnya.
Mendengar permintaan tulus dari Ukhti Yuna yang selama ini selalu terkekang oleh kehidupan pondok, Amin pun tak sampai hati untuk menolaknya, disamping itu bagaimana ia bisa menolak permintaan akhwat cantik dan bercadar di dekapannya itu. Kini Amin mulai berani untuk menciumi telinga kanan Ukhti Yuna yang masih tertutup jilbab. Biarpun masih tertutup lembaran kain hitam, tetap saja hangat desahan nafas Amin yang membelai lembut telinga Ukhti Yuna membuat hafidzah itu menggeliat geli keenakan. Mata Ukhti Yuna terpejam menikmati sensasi baru dijamah oleh ikhwan yang selama ini ia idam-idamkan. Tangan Amin meremas lembut kedua bongkahan gunung indah Ukhti Yuna yang terasa begitu nikmat oleh akhwat cantik kelahiran Lombok itu meski masih tertutup abaya. Tubuh kedua insan aktifis islam yang berbeda firqoh itu pun mulai bergoyang perlahan berirama. Desisan lembut mengalir perlahan menembus lembaran tipis cadar yang menutupi wajah Ukhti Yuna. Ukhti Yuna pun berniat untuk menyerahkan seluruh raganya pada Amin siang itu.
Amin : Nyaman yah Ukh..?? Atau enak..?? Kok kliatannya kayak ga mau dilepas nih tangannya..?? Tanya Amin menggoda Ukhti Yuna yang sudah terbakar birahi.
Ukhti Yuna : Aaahh.. Dua-duanya ustadhh.. Mmmhh.. Bukannya ini dosa yah ustadd?? Tapihh.. Sshh.. Yuna juga pengennhh.. Aaaahh.. tangan Ustadh nakal sihh.. Mmmhhh.. desah Ukhti Yuna menikmati permainan tangan Amin.
Amin : Hemm..?? Dosa kenapah Ukhti sayaang..?? Ini kan proses belajar untuk masa depan.. apa ada dalil yang mengharamkan manusia untuk belajar..?? inshaaAllah kalau Ukhti siang ini sungguh-sungguh.. mimpi Ukhti untuk jadi istri solehah pun akan menjadi kenyataan.. jawab Amin mencoba meneguhkan kembali syahwat dalam diri Ukhti Yuna yang agak bimbang.
Ukhti Yuna : Mmhh.. Ustaad.. He’emhh Yunaah pengen jadiihh.. istri solehah.. pengen bisa bahagiain suami Yunaahh besok.. tolong ajari Yunahh Ustaadhh.. Mmhhh.. jawab Yunah yang sudah tak mampu menahan desakan birahi yang begitu besar.
Amin : Iyahh inshaaAllah.. tapi kita harus kerjasama yaah.. coba kita mulai dengan beranggapan kita adalah sepasang kekasih.. Yuna Sayanng.. jangan panggil ustad.. panggil pakai Mas saja biar lebih romantis.. ujar Amin yang semakin intens meremas toket Ukhti Yuna.
Amin pun membalikkan tubuh Ukhti Yuna hingga kini mereka berdua saling berhadapan. Kembali Amin membelai lembut kepala Ukhti Yuna yang disambut dengan mata Ukhti Yuna yang terpejam merasakan lembutnya perlakuan Amin padanya. Mulai dari ujung kepala, kening, pipi, dan berakhir di dagu Ukhti Yuna yang kemudian diangkat dan Cuuphh.. Amin pun tanpa ragu mendaratkan ciumannya di bibir Ukhti Yuna yang masih tertutup cadar. Sontak saja Ukhti Yuna agak terkejut ketika mendapati Amin sudah menempelkan bibirnya meski terhalang selembar kain.
Ukhti Yuna : Mhhh..!! Ahh.. bentar mass Aminn.. ucap Ukhti Yuna yang agak sedikit berontak seakan ingin agar Amin menjaga jarak dengannya.
Amin : Hhmm.. kenapa Yuna sayang..?? Tanya Amin kebingungan.
Ukhti Yuna : Aahh.. Ngg.. Ngga Mass.. Bentarhh.. Ffuuhh.. Mmhh.. jawab Ukhti Yuna yang sepertinya tengah mempersiapkan dirinya.
Amin pun hanya diam saja menanti apa yang akan dilakukan Ukhti Yuna. Setelah menghela nafas, perlahan Ukhti Yuna mulai mengangkat kedua tangannya dan ia lingkarkan di leher Amin. Dengan sedikit berjinjit, Ukhti Yuna memberanikan dirinya untuk kemudian Cupphh.. kembali kedua bibir mereka saling bertemu meski diganjal oleh selembar kain. Selama beberapa saat Amin dan Ukhti Yuna hanya terdiam. Ukhti Yuna yang memang belum berpengalaman pun tak tahu harus bagaimana. Tapi Amin menyadari hal itu dan bersegera membuat manuver dengan langsung mendekap erat tubuh Ukhti Yuna. Bersamaan dengan itu pagutan erotis khas Frenchkiss pun Amin lancarkan yang membuat Ukhti Yuna terpejam syahdu.
Ukhti Yuna : Mffhh.. Mffhh.. Mmhhh.. Mhhh.. Mfffhhh.. Mas Aminnhh Sayanghh.. bentarrhh..
Tiba-tiba Ukhti Yuna menghentikan pagutannya. Amin yang diperlakukan seperti itu untuk kedua kalinya dalam waktu yang singkat sempat ingin marah. Namun ia segera menghilangkan niatannya itu saat melihat bibir merah merona Ukhti Yuna yang selama ini terpendam di balik cadar hitam yang ia kenakan. Tabir cadar yang menutupi sebagian wajahnya, Ukhti Yuna selipkan di jilbabanya sehingga tak mengganggu kenikmatan frenchkiss pertamanya dengan ikhwan ajnabi.
Ukhti Yuna : Mffhh.. Sshhh.. Maashh.. Mffhh.. Mfffhhh.. desah tertahan Ukhti Yuna yang berusaha mengimbangi pagutan Amin.
Meski sudah terbiasa dengan Sulwa, tetap saja rasa bibir setiap akhwat berbeda. Begitu pula yang Amin rasakan, entah kenapa bibir Ukhti Yuna terasa begitu kenikmatans. Meski agak pasif tapi justru itu yang membuat Amin begitu menikmati perpaduan lidah keduanya. Air liur pun tak terasa menetes karena intensnya pagutan yang Amin lancarkan.
Amin : Mffhh.. Mffhhh.. Hhmmff.. Mmffhh.. Aahh.. Gimana Yuna sayanghh..?? Enak kaann..?? Lanjut atau udahan..?? Tanya Amin yang nampak air liur keduanya masih terhubung di bibir keduanya.
Ukhti Yuna : Mmffhh.. Aahhh.. Nghhh.. Haemffhh.. Mffhhh.. Masssffhhh.. Mffhh.. Mcchh.. Mcchh.. mffhh.. Mcchh..
Ukhti Yuna tak membalas pertanyaan Amin dan kembali mendaratkan ciumannya di bibir Amin. Kembali kedua anak adam itu memadu kasih, saling merangsang syahwat yang ada dalam diri keduanya. Tangan Amin yang sedari tadi mendekap punggung Ukhti Yuna kini beralih mendekap dan meremas bongkahan bulat kencang bokong santriwati cantik itu. Layaknya pasangan yang sudah lama tak berjumpa, pagutan Ukhti Yuna begitu liar dan nikmat. Bahkan Ukhti Yuna mendorong tubuhnya yang membuat Amin kehilangan keseimbangan.
Brukkhh..!!
Amin : Aghh!! Wuuhh.. Yunah Sayaang.. pelan-pelan lhoo.. ahahah.. ujar Amin yang terhempas di ranjang sementara Ukhti Yuna menindih tubuhnya yang otomatis membuat toket kenyal jumbo Ukhti Yuna tergencet sempurna.
Ukhti Yuna : Mmhh.. Sshh.. Udah ga sabaar.. Mmhhh.. jawab Ukhti Yuna yang nafasnya terdengar menderu.
Amin : Ahahah.. iyaa deehh.. coba mas mau liat yang Yuna sayang pelajari waktu di pondok.. jawab Amin yang tiduran terlentang beralaskan bantal dan kedua tangannya.
Ukhti Yuna : Mmm.. Tapi jangan ketawa yaahh.. pinta Ukhti Yuna yang masih malu-malu untuk memulai apa yang menjadi arahan dari Ummi Pipik.
Ukhti Yuna termasuk santriwati yang berprestasi di pondok bu Vyrna. Meski tergolong santriwati baru, tapi kemampuannya untuk memahami materi lebih cepat daripada yang lain, Termasuk ke-aktifannya dalam tanya-jawab semua ilmu yang diajarkan. Saat ada Bahtsul Masail yang diadakan di lingkungan pondok antar kelas pun, ia termasuk santriwati yang diunggulkan. Tapi kali ini, Ukhti Yuna dihadapkan dengan sesuatu yang ‘baru’, yang selama ini ia tak pernah lakukan, bahkan membicarakan pun masih tabu untuknya. Jasa Ummi Pipik lah yang telah berhasil mengalihkan pemikiran Ukhti Yuna yang menjadi lebih moderat.
Ukhti Yuna yang sekarang doggy di atas Amin perlahan mulai beraksi. Dimulai dengan kedua tangan lentiknya melepasi perlahan kancing gamis Amin. Mata Ukhti Yuna terlihat indah saat terkejut melihat bentuk tubuh Amin. Seperti halnya ketika seorang lelaki senang melihat keindahan bentuk tubuh wanita, begitu pula akhwat, meskipun bercadar kalau sudah ‘dimanjakan’ dengan keindahan tubuh ikhwan, libido dalam diri mereka pun akan bergolak. Begitu pula yang terjadi pada diri Ukhti Yuna yang memang selama ini sudah memendam gejolak hasrat birahinya. Dada bidang dan perut kencang Amin telah memutuskan benang tipis yang mempertahankan marwahnya sebagai seorang muslimah bercadar.
Ukhti Yuna : Yaa Allaahh.. indahnya tubuh mas Aminn.. gumamnya dalam hati.
Meski masih sedikit malu, Ukhti Yuna tetap memberanikan dirinya mulai menciumi tubuh Amin mulai dari pangkal leher Amin meski wajahnya masih ditutup cadar Yaman. Justru saat melihat seorang akhwat bercadar mau merendahkan dirinya untuk mentaati syahwat dalam dirinya, itulah hadiah terbesar yang ditunggu Amin dan sebagian besar ikhwan nakal lainnya. Hangat kecupan dan deru nafas yang melepas birahi di setiap hembusannya dapat Amin rasakan dengan jelas di dadanya. Apalagi kedua tangan Ukhti Yuna yang terampil memainkan puting Amin membuat Amin mulai mendesah lirih.
Amin : Mmhh.. Sshhh.. Naahh gituhh sayangh.. lanjut gihh.. ga usah maluu.. ujar Amin yang tengah enjoy melihat aksi Ukhti Yuna menapaki jalan baru menuju dosa zina.
Ukhti Yuna : Mmhh.. E’emhh.. Mmffhh..
Kata-kata Amin mungkin terdengar biasa bagi Sulwa, tapi bagi Ukhti Yuna merupakan sebuah pujian yang membuatnya semakin percaya diri untuk melangkah lebih jauh. Penjelasan Ummi Pipik tentang Foreplay ingin Ukhti Yuna terapkan seluruhnya. Gamis Amin pun telah terlepas sehingga menampakkan pemandangan yang menghancurkan keimanan sang hafidzah bercadar itu. Pundak yang lebar, lengan yang kuat dan kencang, berpadu sempurna dengan dada dan perut Amin di mata lentik akhwat kelahiran Lombok itu.
Amin : Mmhhh.. Oohhh.. Sshhh.. dapet ilmu kayak ginih dari siapa Sayang..?? Tanya Amin yang kini tengah dirangsang ketiaknya oleh ciuman Ukhti Yuna.
Ukhti Yuna : Mmfhh.. Mffhh.. dari Ummiihh.. Pipikk maasshh.. mffhh.. jawab Ukhti Yuna yang tengah membenamkan wajahnya di ketiak Amin.
Amin : Aaahh.. jadi gituhh.. mmmhh.. pantesshh.. Yaphh.. lanjut sayang.. udah pinter nihh.. puji Amin yang membuat Ukhti Yuna bersemangat.
Tak perlu penilaian dengan angka, cukup pujian sederhana seperti itu saja sudah cukup untuk membuat seseorang merasa dihargai. Meski Amin menahan geli, tapi disaat yang sama terasa nikmat saat kehangatan bibir Ukhti Yuna yang tertutup cadar merangsang bagian sensitif di tubuhnya. Bahkan kini Amin semakin dibuat tenggelam dalam kenikmatan saat Ukhti Yuna mengulum puting Amin. Cadarnya telah sedikit ia sibakkan sehingga memudahkan Ukhti Yuna untuk melahap bagian sensitif di tubuh Amin itu. Secara bergantian akhwat berumur 18 tahun itu menggilir kedua puting hitam Amin.
Amin : Owhhh.. Sshhh.. Mmhhh.. Nakal yaaa.. ahahaha.. wwuuh.. sayaangg..
Amin terkejut dan mendesah agak lebih dalam karena merasakan rudalnya yang tegang maksimal dan masih tertutup sirwal itu diremas dengan tangan kanan Ukhti Yuna. Kombinasi jilatan lidah di puting dan remasan lembut seorang akhwat bercadar benar-benar membuat Amin melayang. Cupangan demi cupangan terus menapaki seluruh tubuh Amin hingga kini Ukhti Yuna terhalang oleh sirwal yang Amin kenakan.
Ukhti Yuna : Mffhh.. Mchh.. Mcchh.. Mmhh.. Mas Aminnhh.. Yuna buka boleehh..?? Tanya Ukhti Yuna sambil menatap mesra ke arah Amin sementara kedua tangan Ukhti Yuna menggenggam kolor sirwal Amin.
Amin : Aaihhh.. tatapannya itu lhoo sayaangg.. Mmhhh.. emang mas ada pilihan buat nolak yaah..?? Jawab Amin yang sudah terlanjur terbius oleh kecantikan mata lentik Ukhti Yuna.
Ukhti Yuna : Hihihi.. Nnggaa donghh.. jawab Ukhti Yuna yang terlihat senang dipanggil sayang oleh Amin dan perlahan mulai menarik turun sirwal yang dikenakannya.
Slow but sure, kedua tangan mulus putih Ukhti Yuna yang dibalut handsock hitam mulai meng-unboxing grandprize yang selama ini ia nantikan. Tak ingin buru-buru, Ukhti Yuna tetap menciumi perut Amin dan terus turun mengikuti sirwal Amin yang perlahan mulai meninggalkan pos nya. Meski seorang Amin, ia tetap berdebar-debar diperlakukan seperti itu oleh seorang akhwat bercadar. Begitu pula Ukhti Yuna yang tak mampu lagi mengendalikan nafasnya yang sudah dipenuhi syahwat.
Ukhti Yuna : Aaahhhh.. Ssshhh.. Gantengghh..
Ukhti Yuna mendesah lepas saat ia mendapati pipinya disenggol rudal coklat tua Amin yang tegang maksimal, keras layaknya batu dan dihiasi urat-urat, sesaat setelah sirwal Amin terlepas. Selama beberapa saat Ukhti Yuna sengaja menyandarkan kepalanya di selakangan Amin sehingga rudal Amin melekat di wajah putih Ukhti Yuna yang masih tertutup cadar Yaman hitam. Aroma khas selakangan ikhwan begitu wangi bagi birahi sang hafidzah yang sudah banjir bandang di selakangannya itu.
Ukhti Yuna : Aaahhh.. Masshh.. Gedeehh siihh.. Mmhhh.. ujar Ukhti Yuna sambil mengendus-endus rudal Amin sementara tangan kirinya membelai batang rudal Amin.
Amin : Oohh.. iyakah sayang..?? Yuna sayang sukaa..?? Tanya Amin yang bangga karena ukuran kemaluannya.
Ukhti Yuna : He’emhh.. suka bangethh.. gantengh.. gagah.. kayak mas Amin sayanghh.. jawab Ukhti Yuna yang terkesima dengan gagahnya rudal 22cm dan diameter 4,5cm milik pacar barunya itu.
Amin : Ahahah.. Cuma buat Ukhti Yuna sayang ituuhh.. trus gimana sayang..?? Coba dong mas mau liat pelajaran yang udah Yuna pelajari.. goda Amin sambil menatap Ukhti Yuna yang nungging dengan tangan kirinya mengocok perlahan batang rudal Amin sementara tangan kanannya menyangga tubuhnya.
Ukhti Yuna : Aahh.. Gimana yahh.. Mmhh.. Diginiin yaahh..??
Ukhti Yuna mencoba mengingat kembali apa yang dulu pernah ia terima dari Upgrading di pondok. Kembali Ukhti Yuna menciumi batang rudal Amin yang terlihat dominan saat menempel di wajah Ukhti Yuna. Mulai dari pangkal hingga ke kepala rudal tak lepas dari ciuman sang Hafidzah . Alhasil cadar yang ia kenakan pun tampak mulai basah. Bahkan kini Ukhti Yuna membenamkan kepalanya di selakangan Amin dan mulai menggarap zakar Amin sementara tangan kirinya terus aktif mengocok lembut batang rudal Amin. Tentu saja Amin harus sedikit mengangkat pinggulnya supaya mempermudah kekasih barunya untuk bersenang-senang di bawah sana.
Amin : Mmmhh.. Iyaahh sayang.. Gituhh.. Sshhh.. Beehh.. Mantabhh.. desah Amin.
Amin hanya bisa terpejam menikmati oral-service dari akhwat Lombok itu di selakangannya yang kini mulai beralih menjilati batang rudal berurat miliknya. Cadar yang sedari tadi menutupi kini telah disibakkan sehingga kelembutan dan kehangatan lidah Ukhti Yuna terasa begitu nikmat. Tak hanya itu, Ukhti Yuna juga sengaja memainkan lidahnya di lubang kencing Amin yang jelas membuat Amin kelojotan. Tak pernah Amin merasakan sesuatu seperti itu saat bersama Sulwa. Melihat Amin yang kelojotan keenakan, Ukhti Yuna semakin liar menyusuri setiap bagian ‘batang’ idaman para akhwat itu. Tak ada lagi keraguan dalam diri Ukhti Yuna. Kepalanya dengan lincah naik turun dan terkadang menyesaki selakangan Amin hanya untuk memberikan kenikmatan awal sebelum hidangan utama.
Amin : Ooouuhhhh.. Ffuuhh.. Akhirnyaaahhh.. Mmmhhh.. Mhhh.. Terusshh Sayaangghh.. Sshhh..
Amin tak mampu lagi menahan desahannya saat ia merasakan kehangatan tak terkira. Perlahan rudalnya mulai melesak masuk memperawani mulut suci penghafal Al-Qur’an berumur 18 tahun itu. Mata Amin terpejam kuat menikmati sajian utama dari oral-service yang selama ini telah ia tunggu. Begitu pula Ukhti Yuna yang sedari tadi menahan dahaga yang amat sangat, kini terbayar sudah meskipun baru sepertiga bagian rudal Amin saja yang bisa ia taklukkan.
Ukhti Yuna : Haaeemmffhh.. Mmffhhh.. Mffhhh.. Ockk.. Uhukk.. Mffhhh.. Mffhh.. Srruppp..
Amin : Oohhh.. Sshhh.. Ga usah buru-buru sayanghh.. Enjoy ajaahh.. Mmhhh.. Coba pelan-pelan ditambahin masuknyaahh.. Oohh.. Yuna pasti bisaahh.. Sshhh.. ujar Amin seraya mengarahkan Ukhti Yuna.
Memang tak mudah seperti teori yang selama ini ia dapatkan. Terlebih lagi video-video porno yang selama ini menjadi konsumsi wajib Ukhti Yuna menampilkan aktris wanita yang begitu mudahnya melahap rudal berukuran jumbo. Tapi kini ia merasakan sendiri kalau ternyata itu semua bukan sesuatu yang instan. Beberapa kali Ukhti Yuna tersedak, bahkan Amin pun harus menahan nyeri saat gigi Ukhti Yuna tak sengaja menyentuh kulit batang rudal Amin. Sempat rasanya Ukhti Yuna ingin menyerah padahal sudah 2/3 rudal Amin yang berhasil ia taklukan. Air liurnya pun terlihat kental mengalir turun perlahan di batang rudal Amin.
Amin : Mmmhh.. Iyaah Sayang.. dikit lagi kokk.. ayookkk.. Yuna pasti bisaahh.. Mmhhh.. Aaaaaahhh.. Nnaaahhh.. Wwuuuhhh..
Ukhti Yuna : Mmffhh.. Ockkk.. Uhukk.. Mffhhh.. Mffhhh.. Ockkk..!!! Mffffhhhh..
Desahan lega Amin memenuhi kamar sesaat setelah Ukhti Yuna berhasil menelan seluruh rudal 22cm Amin. Dekapan erat dan hangat dinding kerongkongan Ukhti Yuna begitu nikmat yang membuat Amin menggigit bibir bawahnya. Perjuangan Ukhti Yuna terbayarkan sudah. Beberapa kali ia menahan muntah karena tersedak, dan kini rasa nikmat saat rudal Amin menyentuh pangkal kerongkongannya pun akhirnya bisa Ukhti Yuna rasakan. Selama beberapa saat Ukhti Yuna mendiamkan rudal Amin menyesaki kerongkongannya sebelum ia melanjutkan aksinya.
Ukhti Yuna : Hemm.. Mmhhhh.. Mfffhhh.. MFFHHH.. OCKK.. MFFHH.. MFFHH.. MCHH.. SRUUPP.. OCKK.. OCKK.. MMFFUAHHH.. CUUHH!! HAEMFHH.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. SLUURPPTTHH.. CUUHH..!! HMMFHH.. MFFHH.. OCKKK.. OCKKK.. OCKKK..
Amin dibuat megap-megap layaknya ikan diluar air karena liarnya Ukhti Yuna kini. Ia tak menyangka kalau Ukhti Yuna akan langsung mengocok rudalnya dengan liar. Persis seperti video porno yang Amin lihat tentang Mouthfuck. Kepala Ukhti Yuna begitu cepat naik turun menikmati rudal Amin dimulutnya, berbarengan dengan tangan kanannya yang kini berperan aktif mengocok batang rudal Amin yang mengkilap oleh liur Ukhti Yuna. Sesekali Ukhti Yuna meludahi rudal Amin dengan ludah kentalnya yang kemudian ia jilat kembali sebelum kemudian rudal Amin dimanjakan lagi dengan gerakan cepat kepala Ukhti Yuna naik turun. Beberapa kali Deepthroat Ukhti Yuna lalukan yang membuat Amin melayang keenakan.
Amin : Wwuuh.. Mmhhh.. Ssshhh.. Beehhh.. Truss Sayanghh.. Ahhh.. Bikin masshh ga tahan aja nihh.. Aaahhh..
Sekuat apa pun Amin menahan nafsu kalau sudah di’servis’ seperti itu jelas seluruh syahwat dalam dirinya meledak. Ia pun menarik ke atas tubuh Ukhti Yuna hingga kini keduanya saling mendekap satu sama lain dan mulut keduanya pun tak mampu untuk menahan gelora birahi yang memuncak. Frenchkiss liar menjadi pemandangan erotis di mana seorang santriwati hafidzah tengah ‘menjual’ tubuhnya secara gratis pada ikhwan ajnabi yang baru saja ia kenal. Amin yang sudah bugil kemudian membalikkan tubuh keduanya hingga kini ia yang berada di atas Ukhti Yuna.
Amin : Naahh.. Sekarang gantian mas Amin yaa.. Yuna sayang harus tanggung jawab udah bikin mas Amin nafsu nihhh.. ujar Amin sambil mencumbu leher Ukhti Yuna yang juga masih tertutup jilbab.
Ukhti Yuna : Aaahhhh.. Eemhh.. Mass Amiinnhh.. Aahhh.. Yuna sayangh mas Amiiinnhh.. Sshhh.. Mmhhh.. jawab Yuna yang merasakan sensasi enak bercampur geli saat Amin mencumbu liar lehernya.
Kedua tangan Ukhti Yuna meremas bantal saat Amin dengan cepat menarik turun resleting depan abaya yang ia kenakan. Plop..!! Toket jumbo 38DD milik akhwat kelahiran Lombok itu melompat keluar dari sesaknya abaya yang Ukhti Yuna kenakan. Begitu kenyal dan bulat penuh dihias puting coklat muda yang sudah mencuat keras membuat Amin menenggak ludah.
Ukhti Yuna : Aaaahh.. jangan diliat mass.. Yuna maluu.. ucap Ukhti Yuna sambil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya padahal cadar masih menutupi wajahnya.
Amin : Ahahaha.. kenapa malu sayang?? Cakep gini toketnya Yuna sayang.. Fuuhh.. bikin mas jadi ga tahan pengen cepet-cepet sumpelin muka kesitu dehh.. jawab Amin sambil menarik tangan kanan Ukhti Yuna.
Ukhti Yuna : Mmm.. mas Aminn sukaah..?? Gapapa..?? Tanya Ukhti Yuna yang baru pertama kali menunjukkan bagian tubuh terindahnya itu pada lelaki.
Amin : He’emhh.. banget.. bentuknya bulat sempurna.. idaman mas Amin bangethh.. jawab Amin seraya mengecup perlahan bibir Ukhti Yuna meski tertutup cadar.
Amin dan Ukhti Yuna kembali berpagutan mesra yang semakin membasahi cadar yaman yang Ukhti Yuna kenakan. Kedua tangan Ukhti Yuna membelai lembut kepala Amin. Tak hanya karena birahi yang melanda, tapi juga karena munculnya rasa sayang pada Amin. Amin paham dan kembali mencoba menahan gejolak syahwat dalam dirinya yang tadi sempat meledak. Ia tak ingin menghancurkan momen yang mungkin baru pertama kali Ukhti Yuna rasakan. Tapi kedua tangan Amin tetap saja meremas lembut perlahan gunung kembar jumbo akhwat bercadar cantik itu untuk mempertahankan gelora syahwat Ukhti Yuna.
Setelah sekitar 3 menit berpagutan mesra, Amin menatap sesaat Ukhti Yuna. Tampak jelas dari mata lentiknya kalau Ukhti Yuna sudah mulai membuka hatinya untuk Amin. Amin pun membalas dengan senyuman sebelum kemudian ia menyibakkan jilbab hitam jumbo yang Ukhti Yuna kenakan sehingga leher jenjang hafidzah muda itu kini siap dilahap.
Ukhti Yuna : Aaaahhh.. Sssshhhh.. Mmnhhhh.. Maaassshhh.. Mmhhhh.. Aaawwhh.. Aaahhhh.. dewh Ukhti Yuna yang baru pertama kali merasakan nikmatnya dicumbu lelaki.
Cupangan Amin pelan namun kuat yang jelas meninggalkan bekas-bekas ruam kemerahan di leher jenjang Ukhti Yuna. Geli-geli enak, itulah yang dirasakan oleh Ukhti Yuna. Meteran syahwat dalam diri Hafidzah itu meningkat cepat tak terkendali. Ditambah jemari Amin yang juga lihai memilin-milin puting, membuat akhwat bercadar 18 tahun itu mulai menggeliat keenakan. Cupangan Amin kini mulai turun dan berakhir di lembah kedua bongkahan gunung indah itu. Ukhti Yuna menahan nafasnya karena berharap Amin untuk segera melahap putingnya yang sudah sangat gatal. Tapi kenyataan tak berjalan seperti apa yang ia harapkan, Amin justru berlama-lama menciumi toket Ukhti Yuna. Lidah kasarnya pun turut aktif merangsang dengan liur yang membuat toket Ukhti Yuna nampak mengkilap.
Ukhti Yuna : Aaaahh.. Uuuwwwhh.. Mass Aminnn nakalhh ihhh.. Godaaiinn Yunaah.. Muluuhh.. Mmhhh.. Ssshhh.. Tolong isepphh mmmaasshh.. Aaaahhh.. rengek Ukhti Yuna yang sudah kelabakan menahan gejolak syahwat.
Amin : Mffhh.. Mfffhh.. Elelelempthh.. Mffhh.. Cupphh.. Mffhh.. Heemm?? Iseephh apanyah sayaanghh..?? Tanya Amin menggoda Ukhti Yuna sambil menyentil puting Ukhti Yuna.
Ukhti Yuna : Aaahhh.. Aaahhh.. iiyyaah.. i.. ituuhh.. Uuhhh.. Putingghh Yunaahhh.. Tolongghh Masshhh.. Mmmmhhh.. kembali rengek Ukhti Yuna yang kedua tangannya mencengkram erat bantal karena sudah tak kuat lagi menahan permainan Amin.
Amin : Oohhh.. yang ini yaaahh..?? Pengen banget sayanghh..?? Oke deehhh.. jawab Amin.
Ukhti Yuna : iyaahh.. sshhh.. Oooouuhhhhhhhh.. Maaassshhhh.. Mmmmmhhh.. Enaakknyaahhh.. Aaaahhh.. Mmmhhhh.. Iseepphh Maaashhh.. Ooooohhhhh.. Ssshhhh..
Lenguhan dan desahan Ukhti Yuna meledak saat kenikmatan yang luar biasa ia rasakan menjalar cepat ke seluruh tubuhnya. Tepat saat putingnya di lahap Amin dan bersentuhan dengan lidah Amin, saat itulah seluruh syaraf di otak Ukhti Yuna serasa seperti lumpuh karena sengatan kenikmatan yang tak pernah ia bayangkan. Seluruh tubuh Ukhti Yuna bergidik menikmati sensasi foreplay dari lidah Amin yang lincah membelai daging kecil yang begitu sensitif di tubuhnya itu. Mata Ukhti Yuna terpejam sementara ia menggigit bibir bawahnya karena kenikmatan yang tak terkira.
Ukhti Yuna : Aaaaahh.. Aaaaahhh.. Maasshh Aamiiinn saaayaangghh.. Mmhhhh.. Ooouuhh.. Ssshhhh.. Enaaakk Maasshhh.. Ooohhhh.. Lidaahnyaaahh.. Aaahhh.. Aaaahhh.. Ooohhhh..Yunaaahh.. Yunaaahhh mau pipisss.. Aaaahhh.. desah Ukhti Yuna yang blingsatan karena oral-play Amin.
Secara bergiliran Amin menikmati ranumnya puting Ukhti Yuna. kenikmatans terasa di lidah Amin meskipun tak ada susu yang keluar. Semakin lama Amin menjilat dan menyapu puting Ukhti Yuna, semakin candu ia untuk berlama-lama menikmati kenikmatansnya puting hafidzah itu. Kadang gigitan kecil lembut Amin lancarkan yang pasti membuat Ukhti Yuna melenguh keenakan. Dan klimaks pun menghampiri Ukhti Yuna saat Amin dengan sengaja melahap kedua puting Ukhti Yuna bersamaan.
Ukhti Yuna : Aaaahh.. Maashh.. Aaahhh.. Mmhhh.. Mhhhh.. Nnnnghhhhhh…!!!
Ssrrrrrrr.. sssrrrrrr.. sssrrrrrrr..
Kedua tangan Ukhti Yuna yang sedari tadi meremas-remas kepala Amin kini mendekap kuat kepala Amin yang membuat Amin tak bisa bergerak karena digencet toket jumbo 38DD Ukhti Yuna. Mata Ukhti Yuna terpejam kuat, seluruh tubuhnya mengejang hebat merasakan orgasme pertamanya yang ia dapatkan dari jamahan lelaki. Bagian bawah abaya dan ranjang tempat keduanya bergumul pun basah kuyup oleh cairan surgawi Ukhti Yuna. Tubuh indahnya mengejang hebat menikmati kenikmatan yang belum pernah ia rasakan selama ini.
Amin : Mffhhh!! Fffuhh.. Kenapah sayang..?? Keluar yaahh..?? Ahahah.. tanya Amin sambil tetap meremas-remas toket kanan Ukhti Yuna.
Ukhti Yuna : Aaaahhh.. Ssshhh.. He’emhhh Maasshh.. Sshhhh.. Aaaahhh.. Aaaaahhh.. Oowwwhhh.. Mmhhhh..
Desahan Ukhti Yuna kembali terdengar saat Amin kembali melancarkan cupangan dan jilatan yang menyapu bersih setiap detil lekuk tubuh Hafidzah cantik kelahiran Lombok itu. Kedua tangan Amin pun terampil melucuti abaya yang menutupi sebagian keindahan tubuh Ukhti Yuna. Ukhti Yuna pun tak tinggal diam dan turut serta mempermudah Amin untuk meng-unboxing tubuh sucinya. Bruukk.. Abaya Ukhti Yuna terbang dan menimpa LED TV ukuran 48inch yang menghiasi ruangan itu. Amin terpana, terdiam bisu melihat keindahan tubuh bak bidadari di hadapannya.
Dengan posisi berlutut di antara kedua betis Ukhti Yuna yang terbalut kaos kaki hitam over-knee, Amin menelusuri ‘sempurna’nya tubuh akhwat bercadar yang tengah terlentang pasrah. Leher jenjang, buah dada yang jumbo membusung dihias puting kecoklatan, perut dan pinggang yang ramping berpadu indah dengan pinggulnya yang cukup lebar dan berakhir dengan lembah mulus tanpa bulu, dijepit oleh dua belah paha mulus tanpa cela. Kulit kuning langsat, lebih ke arah putih khas orang korea benar-benar tampak indah sempurna pada diri Ukhti Yuna.
Amin : Mmmhh.. Cantiknya Yuna ku sayaanghh.. bikin Mass bergairah aja nihh.. ujar Amin yang terpana melihat keindahan mirip seperti milik kekasihnya Sulwa.
Ukhti Yuna : Aaaahh.. Iyakah masshh?? Mmmhhh.. makasih mas Amin sayanghh.. Yuna Cuma buat mas Amin ajaahh.. Uuhhh.. jawab Ukhti Yuna yang tersipu malu sekaligus bahagia karena dipuji oleh orang yang ia suka.
Amin : Aaahh.. kalo kayak gini sih harus cepet-cepet dinikmatin sihh.. kata Amin Yang kemudian mulai melahap jemari kaki Ukhti Yuna yang masih terbalut kaos kaki.
Ukhti Yuna : Mmhh.. iyaaahhhhhh.. Aaaaahhh.. Aaaaaahh.. Ssssshhhh.. Maaasssshhhh.. Ooooohhh.. Mmmhhhhh..
Amin yang terduduk bersimpuh mengangkat kaki kiri Ukhti Yuna agar memudahkannya untuk menyusuri keindahan kaki jenjang hafidzah itu dengan lidahnya. Mulai dari jemari, punggung kaki, seluruh betis, lutut, pahanya yang kencang indah tak luput dari liarnya tarian lidah Amin. Sontak hal itu membuat Ukhti Yuna blingsatan keenakan merasakan derasnya birahi yang menerpa dirinya. Desahan dan lenguhan menghiasi fore-play intens yang Amin hantarkan. Namun bukan hanya keindahan tubuh yang membuat Amin terpana.
Amin : Mffhh.. Mfhhh.. Srrupp.. Mchhh.. Mchhh.. Mffhhh.. Hemmmhh?? Eeehhh.. Apa nih sayangkuh?? Wwiiihh.. binal nyaaahh Yuna ku sayangh.. udah berani ya pasang iniiihh di bokong.. ujar Amin yang terkejut ketika melihat anus Ukhti Yuna yang tersumpal dildo medium ukuran medium.
Ukhti Yuna : Ssshh.. Mmmhhh.. Sshhhh.. Ooohhh.. Maasshhh.. Aaaahhh.. Uuwwwhhh.. Maaffhh Masshh.. Yunaahh kira ikhwan bakal sukaaahh kalau Yunaahh pakai kayak gituaannhh.. Sshhh.. Mas Amiinn ga sukaa yaaahh..?? Tanya Ukhti Yuna yang menutupi wajahnya dengan tangannya meski masih bercadar.
Amin : Hemm?? Emang mas bilang kalau ga suka kah?? Justru mas malah paling seneng kalau Yunaku sayang binall ginihh.. Wwuuhhh.. Awass yahhh..!! Haemfhh.. Mfffhh.. Mffhh.. Mcchhh.. Ssruuppt.. Mchhh..
Amin semakin liar mengumbar hasrat birahinya. Kedua kaki jenjang Ukhti Yuna terlihat mengkilap oleh liur Amin. Pinggul akhwat bercadar 18tahun itu kelojotan tiap kali lidah Amin bermain-main di paha bagian dalam dan selakangan miliknya. Tapi yang lebih parah bagi Ukhti Yuna adalah Amin dengan sengaja hanya menjilati seluruh tubuh bagian bawahnya tanpa sedikitpun menyentuh serambi lempitnya. Tentu saja rasa penasaran yang amat sangat melanda diri Ukhti Yuna. Kedua tangan Ukhti Yuna berusaha keras mengarahkan lidah Amin agar segera melumat serambi lempitnya, bahkan pinggul Ukhti Yuna pun ikut ‘memaksa’ agar segera terpenuhi hasratnya, namun apa daya kekuatan fisik seorang akhwat dibandingkan dengan kuatnya fisik lelaki.
Amin : Mmfhh.. Mffhhh.. Mmchh.. Kenapa ehh sayangg..?? Ngebet banget yaahh pengen yang ini dijilat juga..?? Coba minta dulu sama mas.. ujar Amin menggoda Ukhti Yuna yang sudah kalap oleh syahwat sambil terus menggesek-gesek kelentit Ukhti Yuna dengan ibu jari tangan kanannya.
Ukhti Yuna : Aaaahh.. Iyaaahh.. Uhhh.. Kejam loohh Maass Aminn.. Mmhhhh.. Yuuukk Maasshhh.. Ooooooouuhhhhhhh.. Mmmhhhhh.. Ssshhh.. Aahhh.. Aaahhh.. Enaknyaahh.. Aaaahhh.. Mmmhhhh.. Oooohhhh..
Lenguhan panjang dan dalam Ukhti Yuna pecah saat Amin mulai mendaratkan lidahnya menyapu bersih serambi lempit sempit coklat tua Hafidzah 18 tahun itu. Labia mayoranya yang masih begitu tipis khas serambi lempit perawan terbelah perlahan oleh lidah Amin yang sudah sering membuat Sulwa blingsatan. Kini giliran akhwat cantik bercadar kelahiran Lombok itu yang menggelepar layaknya ikan di daratan. Kepala Ukhti Yuna mendongak, matanya sayu nanar, bibir bawahnya ia gigit kuat, dengan kedua tangannya mencengkram erat sprei ranjang saat merasakan kenikmatan jilatan ikhwan di serambi lempitnya untuk pertama kalinya. Syahwat begitu deras menerpa layaknya tsunami. Ukhti Yuna tak pernah membayangkan kalau jilmek akan senikmat ini. Pinggulnya pun bergerak dengan sendirinya mengikuti irama lidah Amin yang naik turun melibas habis seluruh gerbang terluar dari bagian tubuh ternikmat milik seorang akhwat.
Ukhti Yuna : Aaaahhh.. Alllaaahhh.. Nikmatnyaahhh.. Aaaahhh.. Maaasshhh.. Aaaahhh.. Mmhhhh.. Ampunnhh.. Sshhhh.. Oooooohh.. Ooohhhh.. Mmhhhhh.. Enak bangetthhh.. Aaaaahhh.. Terusshh Mass sayaanghhhh.. Aaaaahhh.. Pelan-pelanhh Maasshh.. Aaaaaahhh.. kebelet pipiisshh lagiiiihhh.. Mmhhh.. Mhhhhh.. NNNNGHHHHHH..!!!
SEEERRRRR.. SEEEERRRRR.. SSSEEEERRRRRR..
Ukhti Yuna tak mampu menahan desakan orgasme yang sudah terlalu memuncak. Seluruh tubuhnya mengejang hebat menyambut derasnya semburan cairan surgawi. Pinggulnya ia angkat cukup tinggi dengan kedua tangannya mencengkram erat sprei. Mata Ukhti Yuna menatap nanar saat menikmati kenikmatan klimaks. Amin yang saat itu masih asik di selakangan Ukhti Yuna pun tak sempat menghindar, dan memang itu yang sudah ia nantikan selama ini. Derasnya semburan cairan kenikmatan khas akhwat pun mengalir membanjiri kerongkongan Amin yang sudah dahaga karena birahi yang meluap. Selama beberapa saat Ukhti Yuna tetap mengejang meski serambi lempitnya sudah tak lagi menyemburkan cairan surgawi. Amin pun tak mau membuang setiap tetes lezatnya ‘kencing’ penuh syahwat sang hafidzah dan menjilati bersih selakangan sang akhwat.
Amin : Haemfhh.. Mffhh.. Glek.. Glekk.. Mffhh.. Srrupph.. Mmchhh.. Mmfuaah.. Lezatnyah sayang.. Fuhhh.. enak banget kan sayang?? Mau dijilatin lagiihh..??? Tanya Amin sambil menatap Ukhti Yuna yang tampak kelelahan.
Ukhti Yuna : Hhhh.. Hhh.. Aaahh.. Maaff.. Masshh.. Yunahh ga sopaaannhh.. malah pipisin mas Aminnhh.. Sshhh.. He’emmhh.. Enakkhh bangettthh.. jawab Ukhti Yuna lirih sambil menutupi wajahnya karena malu setelah membasahi wajah Amin dengan orgasmenya.
Amin : Hemm.. koo ditutupin sayang wajahnya?? Ga usah malu sihh.. mass justru seneng kok.. trus sekarang maunya gimana dongh..?? Tanya Amin sambil menarik perlahan tangan lembut Ukhti Yuna yang menutupi wajahnya.
Ukhti Yuna : Sshhh.. Mmmhh.. Maaf Mashh.. Mauu.. Iniihh.. Jawab Ukhti Yuna lirih sambil tangannya berupaya meraih rudal Amin.
Amin : Hemm..?? Ngomong apa sayanghh..?? Mas ga denger.. jawab Amin yang terpaksa harus mendekatkan telinganya ke wajah Ukhti Yuna yang masih tertutup cadar.
Ukhti Yuna : Iniihh.. Masshhh.. Ssshhh.. bisik Ukhti Yuna perlahan sambil meremas lembut rudal perkasa Amin yang kini hanya berjarak beberapa cm saja di atas selakangannya.
Amin : Oohhh.. Mauuhh ituh sayanghh..?? Maunya diapain sihh..?? Tanya Amin menggoda Ukhti Yuna dengan berbisik di telinga kiri Ukhti Yuna.
Ukhti Yuna : Uuuwhh.. Masshh.. Masukiinnhh.. sinihhh.. Mmhhh.. Ga tahaanhh Yunaahh.. rengek Ukhti Yuna berbisik seraya mendesis saat ia menggesek-gesekkan rudal Amin membelah bibir serambi lempitnya.
Amin : Pengen banget sayaanghh..?? Apasih yang ngga buat Yunakuh sayanghh.. jawab Amin yang kini kembali duduk bersimpuh di hadapan selakangan Ukhti Yuna yang terlihat becek.
Secara perlahan Amin membuka kedua belah kaki putih mulus jenjang Ukhti Yuna yang ditutupi stoking hitam tipis. Pemandangan indah tubuh putih ranum kencang seorang akhwat penghafal Qur’an yang sudah tenggelam dalam birahi kini tersaji di hadapan Amin. Selakangan putih mulus tanpa dihiasi bulu sedikitpun dengan serambi lempit yang terlihat sempit khas serambi lempit perawan sudah pasti membuat keimanan setiap ikhwan akan hancur total. Ditambah seonggok dildo ukuran medium yang menyumpal anus membuat Ukhti Yuna semakin terlihat binal.
Amin : Mmhh.. Wuuhhh.. Peretnya serambi lempit Yunakuhh.. Sshhh.. Dicopot dulu ngga sayang nih..?? Tanya Amin sambil menggesek-gesekkan rudalnya mulai menguak labia mayora tipis Ukhti Yuna yang berwarna coklat tua.
Ukhti Yuna : Aaahhh.. Ayyuukk Masshh.. Mmhh.. Gaa usaaahh.. Ssshhh.. Aaawwhh.. Uuwhhh.. Mass Aaamiinnhh.. rengek Ukhti Yuna lirih menahan birahi yang membakar dirinya sementara kedua tangannya meremasi sendiri kedua bongkahan jumbo di dadanya.
Amin hanya bisa tersenyum puas melihat seorang akhwat cantik bercadar yang sehari-hari menghafal Qur’an dan belajar tentang islam kini tengah merengek agar dirinya segera digagahi oleh lelaki ajnabi. Amin tak pernah menyangka kalau fantasinya akan menjadi kenyataan. Bahkan ia mengira kalau Sulwa saja sudah cukup liar baginya. Tapi kini ia justru mendapat yang jauh lebih liar dari apa yang selama ini ia bayangkan. “Gilak nggak sih!? Akhwat bercadar! Hafidzah! Alim! Cantik pula.. ngebet minta dirudalin!?? Behhh..!!”, gumam Amin dalam hatinya sambil memposisikan kedua kaki mulus Ukhti Yuna hingga mengangkang lebar.
Ukhti Yuna : Aaaghhh.. Ssshhh.. Mmmaasshhh.. Nghhhhh.. Sssshhh.. Aawwwhhh!!! Rintih Ukhti Yuna yang menahan perih saat Amin mulai penetrasi meski baru kepala rudal Amin saja yang masuk.
Terlihat jelas mata Ukhti Yuna terpejam kuat menahan nyeri di bagian bawah tubuhnya yang tengah diperawani Amin. Rasa pedih layaknya disayat pisau yang membelah selakangannya begitu jelas terasa disekujur tubuh Ukhti Yuna. Perlahan Amin terus melesakkan rudalnya menembus sempitnya serambi lempit perawan Ukhti Yuna. Belum lagi ditambah anus Ukhti Yuna yang tersumpal dildo semakin menekan liang surgawi Ukhti Yuna dan terasa begitu sesak bagi rudal Amin untuk menembusnya.
Ukhti Yuna : Aaaarrghhh..!!! Maasshh!! Aakkhhh!! Bentarrhh.. Perrihh Masshhh!! Awwwghhh..!! Rintih Ukhti Yuna terdengar parau dan terlihat bulir air mata mulai mengalir dari matanya yang lentik.
Melihat kekasih barunya kesakitan, Amin pun mulai tersadar. Waktu yang begitu singkat ditambah kuatnya syahwat yang menyelimuti dirinya membuat Amin lupa dan terlalu terburu-buru. Ia lupa kalau ini adalah bercinta pertama bagi Ukhti Yuna. Kedua tangan Ukhti Yuna mencengkeram kuat-kuat sprei dan bantal karena pedih yang tak terkira. Meski baru seperempat rudal saja yang terbenam, Amin kini berusaha tak terburu-buru dan kembali merangsang tubuh Ukhti Yuna. Cumbuan demi cumbuan, cupangan demi cupangan Amin daratkan disekujur tubuh Ukhti Yuna. Posisi Amin yang berada di atas tubuh bercintai Ukhti Yuna membuatnya mudah untuk menikmati setiap lekuk keindahan tubuh akhwat cantik kelahiran Lombok itu. Lenguhan dan desisan Ukhti Yuna pun tak butuh waktu lama untuk kembali. Apalagi saat mulut Amin mengulum puting lezat Ukhti Yuna dipadu gerakan lihai idahnys memanjakan puting sang hafidzah di mulutnya, membuat Ukhti Yuna kelojotan keenakan. Tanpa sadar kedua tangan Ukhti Yuna mulai meremas-remas kepala Amin sementara pinggulnya menggeliat seakan ingin agar Amin segera melesakkan seluruh rudalnya.
Tak perlu komando lebih jelas, pinggul Amin pun menanggapi permintaan ‘cinta’ dari pinggul akhwat cantik bercadar di hadapannya. Prrtt.. Ssrrttt.. perlahan tapi pasti, centi demi centi rudal 22cm berdiameter 4,5cm Amin mulai menguak sempitnya liang kenikmatan Ukhti Yuna. Blesshh..
Ukhti Yuna : Nghh.. Ssh.. Maashhh.. Aakhhhh.. OOOUNNGHHHH.. SShhhhh.. Aaaahhhh.. Mmmhhhhh.. desis dan lenguh Ukhti Yuna pun tak terelakkan saat ia merasakan perutnya terasa penuh oleh rudal jumbo Amin.
Kedua tangan Ukhti Yuna mencengkram kuat pundak Amin saat merasakan jumbonya rudal Amin menyesaki liang peranakannya. Penuh sesak bercampur panas dan pedih yang kini mulai berangsur berubah menjadi rasa nikmat. Mata Ukhti Yuna terpejam merasakan sensasi awal bercinta yang sesungguhnya yang selama ini hanya menjadi fantasinya saja. Nafasnya terdengar berat bercampur dengan desisan erotis yang keluar dari mulutnya karena cumbuan panas yang terus Amin lancarkan di leher sang Hafidzah itu.
Ukhti Yuna : Aaahhhh.. Mmmhh.. Aaahh.. Ssshhh.. Massshh Amminnhh.. Gedeenyaahh.. Uhhhh.. Yuukk Masshh.. Mmhhh.. Geraakk siihh.. Ssshh.. desah Ukhti Yuna yang mulai keenakan merasakan kedua liang surgawinya disumpal benda berukuran jumbo.
Amin : Beneran sayanghh..?? Udah ngga sakit kaahh..?? Tanya Amin seraya memastikan.
Ukhti Yuna : E’eemhh.. Ayuukkhh.. Mmhhh.. OOOHHH.. MMHH.. OOHHH.. SHHH.. AAAHHH.. PELANHH MASSHH.. AAAHHH.. OHHHH.. ENAK MASSHHH.. AAAHH.. AAAHHH.. NGGHH.. AAAAHHH..
Kedua tangan Ukhti Yuna semakin erat mendekap leher Amin yang membuat Amin harus memulai sodokannya pada posisi Missionary dengan perlahan. Sesak dan seret, itu yang Amin rasakan. Memang benar kalau serambi lempit akhwat-akhwat bercadar begitu terawat dan menggigit kuat yang membuat setiap rudal yang tak berpengalaman pasti akan langsung muncrat. Sebenarnya Amin kurang suka kalau ia harus mengawali lebih dulu karena bisa mempersingkat durasi ketahanan dirinya. Tapi beruntung Ukhti Yuna belum terlalu liar, sehingga gerakan perlahan pun sudah cukup merangsang hebat seluruh dinding sensitif liang surgawinya. Ditambah desakan dildo di anus, membuat Ukhti Yuna seakan mendapatkan kenikmatan ganda.
Ukhti Yuna : AAAAHH.. SSHHH.. AAAHH.. TERUSHH MASSHH AMINNHH.. MMHH.. OHHHH.. OOOHH.. NIKMAT MASSHH.. AAAHH.. rudalHH.. AAAHHH.. rudalH MASS NAKAL SIHH.. OUHHH.. BIKIN YUNAH KEENAKANN.. AAAHH.. ALLLAAHH.. ENAKNYAHH.. AAAHH.. MENTOKKHH.. MMHHH..
Desah dan racau Ukhti Yuna semakin kuat dan lepas. Urat-urat yang menghiasi batang rudal Amin bisa Ukhti Yuna rasakan karena gesekan yang begitu intens. Meski bergerak perlahan, namun serambi lempit akhwat cantik bercadar, santriwati bu Vyrna itu, ikut tertarik keluar masuk mengikuti irama sodokan pinggul Amin. Kenikmatan yang tak pernah dibayangkan menjalar cepat ke ubun-ubun Ukhti Yuna yang membuatnya tak bisa berfikir jernih. Marwahnya sudah ia buang jauh-jauh, yang ia inginkan saat itu hanyalah Amin terus menyetubuhinya seharian.
PLOK! KREET!! PLOK!! KREETT!! PLOKK!! KREETT!!
Harmoni suara benturan perut bawah Amin yang tengah menghantam selakangan Ukhti Yuna dengan derit ranjang terdengar indah dan memacu libido kedua insan aktifis Islam itu. Intensitas genjotan Amin pun mulai meningkat yang pasti membuat Ukhti Yuna semakin kelojotan keenakan. Hampir 7 menit lamanya Ukhti Yuna bertahan dari gelombang syahwat yang bertubi-tubi menghantam dirinya hingga akhirnya ia pun menyerah.
Ukhti Yuna : AAAHH.. AHHH.. OOHHH.. MENTOK MASSHH.. AAAHH.. DUHHH.. ENAKNYAAHH.. AAAAHH.. GA TAHANN MASSHH.. MMHHH.. MMHHHH.. OUUNGGHHHH..!!!
PLOP.. SEEEERRR.. SEEEERRRRRRR.. SEEEERRRRRRR..
Amin menarik cepat rudalnya dan terduduk bersimpuh di hadapan selakangan Ukhti Yuna yang mengangkang. Semburan kuat dan deras cairan surgawi bercampur darah perawan pun membasahi perut, dada, dan selakangan Amin. Sprei tempat keduanya memadu kelamin pun basah kuyup oleh cairan orgasme sang Hafidzah. 10 detik lamanya Ukhti Yuna mengejang melepas nikmatnya orgasme pertamanya karena sodokan rudal lelaki. Nafas Ukhti Yuna terdengar tersengal-sengal, peluh mulai mewarnai tubuh putih mulus indahnya yang tampak mengkilap.
Amin : Wwuuhhh.. Deresnyaahh sayangh.. ahahah.. enak banget yaahh..?? Tanya Amin sambil beristirahat sejenak memandangi Ukhti Yuna yang menggelepar lemas.
Ukhti Yuna : Aaahhh.. Hhhh.. Hhhh.. He’emhh Maashh.. Uuwhh.. Enak bangethh.. Sssshhh.. Mmmhhh.. jawab Ukhti Yuna lirih.
Amin : Masih sakit kah sayang?? Mau lagiihh..??? Tanya Amin menggoda Ukhti Yuna.
Ukhti Yuna : Mauu.. Lagiihh Mas Amin sayaanghh.. E’emhh.. Ngga sakit.. Uuuuhh.. Ssshhh.. jawab Ukhti Yuna sambil membelai serambi lempitnya yang terasa merekah dengan tangan kanannya yang masih terbalut handsock hitam.
Amin : Hihihi.. okedehh sayangh.. kalau udah siap mas lanjuth lagiihh.. jawab Amin yang sudah bersiap melesakkan rudalnya kembali ke liang surgawi Ukhti Yuna.
Ukhti Yuna : Eeehh.. Aaahh.. Afwan Mas Amiinnhh.. Harusnya Yuna yang jadi pelayan nafsu mas Aminnhh.. Sshhh.. gantian Yunah maashh.. tukas Ukhti Yuna menyela Amin sambil berupaya bangun.
Amin : Eehh.. Tapi Sayang..
Belum selesai Amin berbicara, Ukhti Yuna segera mengambil posisi doggy dan mendorong Amin hingga terlentang di ranjang. Meski tenaga Ukhti Yuna belum sepenuhnya pulih, tapi ia tak mau hanya dirinya saja yang puas sementara Amin kecapekan. Dengan cepat Ukhti Yuna menyibakkan cadarnya dan langsung melahap bibir Amin dengan penuh nafsu. Ia merapatkan tubuhnya di tubuh Amin sehingga toket 38DD nya nampak seperti hendak pecah karena tergencet di dada Amin. Tangan kanan Ukhti Yuna begitu lihai mengocok lembut batang kejantanan Amin dibawah, sementara bibirnya yang merah merona, yang biasa ia gunakan untuk melantunkan ayat suci Al-Quran kini tengah sibuk memanjakan bibir ikhwan ajnabi dihadapannya.
Cumbuan dan cupangan kini bergsnti Ukhti Yuna lancarkan di sekujur tubuh Amin mulai dari leher, dada, perut, dan terus turun hingga selakangan Amin. Hal ini tentu saja membuat Amin begidik keenakan. Lelaki mana yang bisa menahan nafsu ketika dicumbu seorang akhwat bercadar yang hanya menyisakan cadar, jilbab, handsock, dan kaos kaki saja yang menutupi tubuh indahnya? Itulah yang Amin rasakan siang itu.
Ukhti Yuna : Aaahhhm.. Mmchh.. Cupphh.. Cuuphh.. rudal mas gantenghh banget.. gagah ginihh.. puji Ukhti Yuna yang tengah asik menciumi sekujur rudal Amin yang sudah ia bersihkan dengan cadar Yamannya.
Amin hanya tersenyum puas melihat aksi Ukhti Yuna yang tengah melecehkan marwahnya sendiri. Semua itu terkam jelas di HP Amin dan 4 kamera yang sengaja disiapkan oleh Bu Vyrna untuk merekam setiap adegan ‘panas’ ketiga santriwatinya. Beberapa kali Ukhti Yuna yang tengah nungging dan membenamkan wajahnya di selakangan Amin, menatap nakal ke arah Amin. Amin mengira ia akans segera kembali merasakan Deepthroat dari hafidzah 18 tahun itu. Tapi justru Amin dikejutkan ketika kedua tangan Ukhti Yuna mendorong kedua kakinya hingga lututnya menempel di dada. Dengan posisi ini membuat bokong Amin agak terangkat dan menampakkan liang anusnya pada Ukhti Yuna. Benar saja, setelah asik mengulum kedua zakar Amin dengan liar, Ukhti Yuna pun beralih ke liang sempit anus Amin.
Ukhti Yuna : Mmppchh.. Mmffhh.. Srruppthh.. Mcch.. Uwmpchh.. Uwmpchh.. Heemhh.. wanginyah anus mas Amin yaahh.. bikin Yunahh jadi ga tahan.. Uwwwhhh.. Haemfhh.. Elelelempthh.. Mmfhhh.. Mcchhh.. Mchh.. Sruuppt.. Aahhh.. Mfffhh..
Mata Amin terpejam menikmati permainan Ukhti Yuna di bawah sana. Ia tak menyangka akan mendapatkan pelayanan seperti ini, bahkan Sulwa pun tak pernah melakukannya. Ia tak habis pikir tentang pelajaran apa yang para santriwati ini dapatkan di pondok sehingga bisa se-liar ini. Tanpa ragu-ragu, lidah lembut Ukhti Yuna mulai menyapu mulai dari zakar dan berakhir di anus Amin. Decak becek penuh nafsu terdengar jelas. Bahkan kedua ibu jari Ukhti Yuna menguak anus Amin sehingga mempermudah lidahnya untuk menyusuri liang bo’ol Amin.
Amin : Hhmmmhh.. Ssshhh.. Wuuhh.. Mantabbhh.. Ooohhh.. Enak yah sayangh..?? Sshhh.. desah Amin keenakan.
Ukhti Yuna : He’emhh.. Mffhh.. Mcchh.. Mcchhh.. Elelelempthh.. Mmffhh.. Srruppthh.. Mffhh.. Mcchh.. Enak bangeth mass lubanyahh.. Mmffhhh.. Srrupptt..
Selama kurang lebih 5 menitan Ukhti Yuna terus melesakkan dan meliuk-liukkan lidahnya memanjakan dinding liang anus Amin, sebelum kemudian ia melahap habis seluruh batang rudal Amin hingga ke pangkalnya. Kali ini hafidzah asal Lombok itu tak begitu kesusahan menangani rudal jumbo 4,5cm Amin dengan sekali gerakan. Hangat dan nyaman Amin rasakan saat dinding kerongkongan Ukhti Yuna memijat batang rudalnya yang coklat tua berurat.
Ukhti Yuna : HAAEMMFHH… MFFFHHH.. OCKK.. UHUK.. MMFFHH.. OCKK.. OCKK.. SRRUPPTT.. OCKK.. OCKK.. CUHHH.. SRRUPPTT.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. OCKKK.. UHUKK.. OCKK.. OCKKK..
Cadar yang menutupi wajah cantik Ukhti Yuna sudah terselip di sisi antara jilbab dan cadarnya sehingga hidung Ukhti Yuna yang agak mancung dan dihias bibir tipis merah merona tampak oleh Amin. rudal Amin yang panjang begitu mudahnya keluar masuk kerongkongan sang akhwat. Meski tersedak beberapa kali, Ukhti Yuna tetap menikmati saat kerongkongannya di sesaki hingga ke pangkalnya. Ludah kental beberapa kali juga Ukhti Yuna ludahkan ke rudal Amin dan disambut kocokan lembut jemari lentik kanan Ukhti Yuna sebelum kemudian kembali ia telan bulat-bulat batang kejantanan kekasih barunya itu.
Entah apa yang membuat Ukhti Yuna begitu senang melakukan Deepthroat. Sudah hampir 8 menit Amin dibuatnya merem melek hanya dengan pelayanan dari dinding kerongkongannya saja. Zakar Amin pun sudah basah kuyup oleh liur kental Ukhti Yuna yang masih tampak liar meng-oral ‘rudal’ perkasa Amin. Bahkan kini kedua tangan Ukhti Yuna meremas bokong Amin seakan-akan ingin agar rudal Amin melesak jauh lebih dalam.
Ukhti Yuna : OOCKK.. OCKK.. HEMMFFHHHH.. MMMFFHHH.. UHUKK.. MMFFFUUAAAHH.. Hhhh.. HAEMMFFHH.. OCKKK.. OCKKK.. MFFHHH.. SRRUPPHH.. HMMNNGGGHHH..
Amin hanya bisa geleng-geleng kepala saat menyaksikan wajah Ukhti Yuna yang kini menempel di perut bawah Amin dengan mulut menggembung. Selama beberapa detik, lidah Ukhti Yuna membelai batang berurat Amin di mulutnya sementara mata lentik Ukhti Yuna menatap nakal ke arah Amin.
Setelah puas bermain oral dengan rudal Amin, kini berganti Ukhti Yuna yang mengambil posisi WOT. Ia berjongkok tepat di atas pinggul Amin, dipandu dengan tangan kanannya sendiri, Ukhti Yuna mengarahkan rudal Hamdan dan Bleshhh..
Ukhti Yuna : OOOUNNGHHHHH.. SSSSHHH.. AAAHHH.. MMMHH.. YESSSSHH.. AAAAHHH.. OOHHH.. MMHHH.. OOHHH.. GEDENYAAHH.. MENTOKKHH MASSSHH.. AAAAHH.. AAAHHH.. SSSHHH.. OOHHH.. OHHHH.. ALLLAAHH.. ENAKNYAHH.. AAAAHHH..
Dengan satu hentakan pinggul, seluruh rudal 22cm Amin melesak cepat menghantam pintu rahim Ukhti Yuna yang membuat akhwat cantik berkulit putih itu melenguh nikmat. Tak mau membuang waktu, pinggul Ukhti Yuna segera men’servis’ batang Amin dengan gerakan maju-mundur cepat. Kedua tangan Ukhti Yuna bertumpu pada dada Amin agar memudahkan dirinya bergerak bebas memacu syahwat dalam dirinya. Tiap kali Ukhti Yuna memajukan pinggulnya, rudal Amin akan terdesak dan menekan bagian G-spot miliknya yang sudah pasti membuat hafidzah itu kelojotan. Kedua tangan Amin pun tak mau tinggal diam ketika disuguhi tarian eksotis kedua gunung jumbo Ukhti Yuna yang berayun mengikuti irama tubuhnya.
Ukhti Yuna : AAAWWHH.. AAAHH.. OOHHH.. MASSSHH.. DUHH.. ENAK BANGETHH.. AAHH.. IYAAHHH PUTING YUNAAHH.. AAHHH.. MMMHHH.. AWWHH.. OOOHH.. OOHHH.. OOHHHH… KELUAR LAGIHH MASHH.. OOOUUNNNGGGHHH…!!!
PLOP..!! SEEEERRRRRRR.. SEEEERRRRRRR..
Banjir bandang cairan surgawi pun deras membasahi perut Amin sesaat setelah Ukhti Yuna mengangkat cepat pinggulnya hingga rudal Amin terlepas. Seluruh tubuh Ukhti Yuna mengejang hebat, matanya menatap nanar ke atas. Benar-benar pemandangan yang menggugah libido lelaki melihat akhwat bercadar hitam panjang bugil kini tengah jongkok mengangkang di atas tubuh lelaki yang tak dikenalnya sementara serambi lempitnya terus memuntahkan cairan orgasme tiada henti yang baru saja ia dapatkan dari sodokan rudal sang lelaki ajnabi di bawahnya.
Ukhti Yuna : Nnghh.. Sshhh.. Mmhhh.. Lagi yahh masshh.. Ssshh.. OOOUUHHHH.. MMHHH.. AHHH.. AHHH.. OOOHH.. OOHH.. OHH.. ENAKNYAHH.. MHHHH.. AHHH.. rudalHH.. NAKALLHH.. AAHHH.. SSSHHH.. MMHHH.. OWHHH..
Goyangan Ukhti Yuna tak ada bedanya dengan artis-artis porno yang sering Amin lihat di video porno luar negeri. Kali ini tubuh Ukhti Yuna agak condong ke belakang dengan kedua tangannya bertumpu di paha Amin. Sesekali ia menengadahkan kepalanya karena tak kuasa menahan deraan kenikmatan yang tiada tara. Ditambah lagi jemari Amin yang biasa membuat Sulwa menggelepar pun lihai memainkan kedua puting coklat muda akhwat cantik itu. Tak ayal kombo rangsangan di kedua titik paling sensitif di tubuh akhwat tersebut membuat Ukhti Yuna tak mampu membendung datangnya gelombang orgasme yang kembali menerpa.
Ukhti Yuna : MMHH.. SSHH.. OHHH.. OHHHH.. MAAS GELIIHH.. AAHH.. UWWHHH.. DUHHH.. MMHH.. MAU KELUARHH.. AAAHHH.. AHHHH.. AAUNNGHHHHH…!!!!
SEEEERRRRRRR.. SEEEERRRRRRR… SEEEEEEEERRRRRRR..
Kepala Ukhti Yuna mendongak dengan mata terpejam sementara ia mengangkat pinggulnya kembali seakan ingin melepaskan seluruh syahwatnya. Semburan deras cairan surgawi begitu kuat hingga hampir-hampir menyentuh langit-langit kamar tempat keduanya bergumul. Lebih dari 10 detik lamanya Ukhti Yuna melenguh melepas orgasme sebelum kemudian tubuhnya mengejang karena nikmat klimaks.
Amin : Mmmmhh.. mantab bangeth sayang.. ffuhh.. basah semua nih sekamar.. ahahaha.. ujar Amin sesaat setelah Ukhti Yuna selesai memberkahi seluruh ruangan dengan cairan surgawinya.
Ukhti Yuna : Aaaahhh.. Maashh.. Hhhh.. Hhhh.. Lemeshhh.. Capekk.. Masshh kuat bangeth sihhh.. Uuhhh.. jawab Ukhti Yuna yang terduduk di atas kaki Amin.
Amin : Ahhh.. Nggak kok.. biasa aja inih.. tadi kalo mas terus yang main mungkin sekarang mas yang terkapar duluan.. timpal Amin merendah.
Ukhti Yuna : Mmmhh.. trus gimanah dong masshh..?? Mas Amin kan blom keluarhh.. tanya Ukhti Yuna yang terlihat kecapekan.
Amin : Iya sih.. yaah kalo mas Amin sih ngikut Yuna sayang aja.. lanjut ngga sayang..?? Tanya Amin yang bangun dan merebahkan perlahan Ukhti Yuna.
Ukhti Yuna : Aaahh.. lanjut masshh.. silakan pakai tubuh Yunaahh.. Mmmhh.. Yuna sayang mas Amiinnhh.. jawab Yuna yang kemudian miring ke kiri sementara Amin tiduran miring di sisi kanan Ukhti Yuna.
Amin : Beneran sayangh..?? Gapapa nih..?? Tapi mas pengen coba yang lain boleehh..?? Tanya Amin sembari tangan kanannya meraba-raba bokong bulat putih kencang Ukhti Yuna.
Ukhti Yuna : Mmmhh.. Yang lainnhh..?? Ooohhh.. Mmhhh.. ituuhh.. He’emhh.. terserah mas Amin ajahh.. jawab Ukhti Yuna yang justru menggesek-gesekkan bokongnya ke selakangan Amin.
Amin pun tak mau membuang waktu yang hanya tersisa sekitar 40an menit lagi sebelum datangnya waktu sholat Dhuhur. Dengan lembut Amin mengarahkan kedua kaki Ukhti Yuna ditekuk ke depan sehingga bokongnya terlihat lancip. Tangan kanan Amin perlahan mulai mengocok dildo yang selama ini menancap di liang kenikmatan kedua milik akhwat bercadar kelahiran Lombok itu. Desisan dan desahan lembut terdengar dari balik cadar Yaman hitam yang sudah berantakan. Anus yang begitu sempit itu pun ikut tertarik keluar-masuk tiap kali Amin menggerakkan dildo berukuran medium di tangannya.
Ukhti Yuna : Aaahhh.. Aaahh.. Maashh.. Dduhhh.. Mmhhh.. rudalhh mas Amin ajahh.. Aaahhh.. Mau rudal mas ajahh.. Ayuk mas masukinnhh bokong Yunaahh.. Aaahhh.. pinta Ukhti Yuna dengan tangan kanannya membantu menarik bongkahan bokong kanannya sehingga sedikit menguak anusnya.
Amin semakin bernafsu ketika melihat Ukhti Yuna yang malah menantangnya untuk segera menyumpalkan kejantanannya menggantikan rudal palsu yang telah merenggut keperawanan liang bo’ol sang Hafidzah itu. Plop.. Dildo yang berlumuran lendir anus khas akhwat pun terlepas dan meninggalkan keindahan liang anus yang menganga. Sesaat sebelum Amin mengalihkan Dildo, tiba-tiba Ukhti Yuna mengambil dildo dan menjilatinya. Kembali Amin tertegun dan terheran-heran. Tanpa rasa jijik dan justru terlihat seperti orang yang kelaparan, Ukhti Yuna begitu lahap menjilati dan mengulum dildo berwarna pink itu di mulut sucinya.
Amin : Weeww.. lahap bangeth sayang..?? Tanya Amin sambil mengarahkan rudalnya ke anus Ukhti Yuna.
Ukhti Yuna : Haemfhh.. Mffhh.. Sruupph.. Srrupphh.. Mchhh.. Mcchh.. Mmffhh.. E’eemhh.. Mffhh.. MmfffOOOOHHHHHHH.. SSHHH.. OHHHH.. NGHHH.. NGGHHH.. NGGHHH.. MCCHH.. NGGHHH.. MFFUAAHHH.. AAAHHH.. OHHHH.. MASSHH.. OOHHH.. TERUSSHH.. OHHH.. AAHHH.. SODOK BOKONG YUNAAHH.. OWWHH.. ALLAAHHH.. SSHH.. MHHHH..
Keasyikan Ukhti Yuna menikmati lendir di Dildo pun beralih menjadi erangan dan racauan liar saat merasakan anusnya disesaki rudal hangat lelaki yang ia cintai. Terasa jauh lebih sesak dan padat. Rasa nikmat yang berbeda Ukhti Yuna rasakan saat ini. Anal bercinta pertamanya akhirnya bisa ia rasakan setelah selama ini hanya bisa beradu dengan rudal karet. Meski dari segi diameter tak jauh berbeda, tapi tetap saja rasa yang dihantarkan oleh rudal asli jauh berbeda. Terbukti dari mata Ukhti Yuna yang merem melek seakan tak percaya kalau anal bercinta bisa senikmat ini. Toket kirinya yang sedari tadi berayun-ayun berhimpitan dengan toket kanannya kini menjadi tumbal lembut dan sensualnya handjob seorang Amin. Remasan berpadu dengan plintiran membuat santriwati bercadar itu hanya bisa megap-megap layaknya ikan karena hantaman kenikmatan bertubi-tubi.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!
Bokong Ukhti Yuna pun memerah karena hantaman pinggul Amin yang tanpa henti menggempurnya. Bibir anus Ukhti Yuna yang berwarna pink cerah mendekap erat batang rudal berurat Amin yang berwarna coklat tua gelap dan ikut tertarik keluar masuk. Beberapa kali Amin menampar bokong Ukhti Yuna dengan tangan kanannya yang semakin menambah nafsu Ukhti Yuna.
Ukhti Yuna : AAAHH.. AAHHH.. rudalHH.. AAHH.. ANALL ENAKK MASHH.. AHHH.. OHHHH.. AWHH!! AAHH.. AAAEWNNGHHHHHHHH..!!!
PLOKK!! PLOKKK!! PLOKKK!!! SEEEERRRRRRR.. SEEEERRRRRRR.. SEEEERRRRRRR..
Ukhti Yuna melengkungkan tubuhnya sementara kedua tangannya mencengkram erat bantal merasakan nikmatnya anal-orgasme pertamanya. Tapi bukannya berhenti, Amin justru tetap menggenjot bokong bulat indah Ukhti Yuna seakan tak peduli dengan orgasme yang tengah hafidzah itu alami. Jelas saja hal itu membuat cairan surgawi yang menyembur semakin deras dan membasahi hampir seluruh bagian ranjang.
Ukhti Yuna : AAAGHH.. AGHH.. BENN.. TAARHH MASSHH.. AAHHH.. BEN.. TARRHH.. SSSHH.. MASSHH AMIINNHH.. AAAHHH..
Bak orang kesetanan, Amin tak menghiraukan ucapan Ukhti Yuna yang memintanya untuk berhenti sebentar. Setelah beberapa detik kemudian, Amin akhirnya mencabut rudalnya yang membuat Ukhti Yuna bisa bernafas lega. Tapi bukannya ia akan beristirahat, Amin justru mendorong tubuh Ukhti Yuna hingga menungging sementara wajah Ukhti Yuna yang tertutup cadar terbenam di bantal. Dengan cepat Amin mengambil Dildo dan melesakkan paksa ke serambi lempit Ukhti Yuna. Desahan pun terdengar sesaat setelah dildo itu mentok menghantam pintu rahim Ukhti Yuna. Tak selesai sampai disitu, Amin yang segera mengambil posisi Rear-Admiral segera melanjutkan dengan melesakkan kembali rudalnya ke anus cantik akhwat di hadapannya. Srrrtt.. Blesshhh..
Amin : Nghhh.. Ooooohhhh.. Mantabbhhhh..
Ukhti Yuna : AAAUNNGHHHHHHH.. MASSSHHH.. MMHHH.. OHHHHH.. MAAASSHHH.. AAAHHH.. AHHHH.. SSSHH.. AMPUNHHH.. OHHHH.. PENUHHH MASSHH PERUUTHHH.. YUNAAHH.. AAAHHH.. AAAAHHH.. NNGHHH.. AAAAAHHHH..
Lenguhan Amin begitu lepas karena dinding anus Ukhti Yuna kini menjepit lebih kuat karena dibantu oleh dildo yang menyumpal serambi lempitnya. PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!! Posisi Rear-Admiral tak bisa memberikan kecepatan sodokan, tapi lebih ke kuatnya hantaman pinggul yang lebih terasa, dan juga rudal akan bisa penetrasi jauh lebih dalam. Ukhti Yuna yang baru pertama kali merasakan gaya ini pun tak kuasa dibuat kelabakan karena nikmat yang dirasakan. Matanya sayu dan hanya terdengar suara khas akhwat yang keenakan. Kedua tangannya bertumpu pada Head-board ranjang.
KREETT.. KREETT.. KREETT.. ranjang pun berteriak kuat menahan kuatnya gempuran Amin siang itu menghajar bokong Ukhti Yuna. Lebih dari 15 menitan Amin bertahan pada posisi itu. Ukhti Yuna pun berkali-kali mengejang menahan kuatnya orgasme dan derasnya semburan cairan surgawi dari serambi lempitnya. Seluruh ranjang terasa becek, banjir oleh cairan khas orgasme akhwat yang membius setiap ikhwan yang menciumnya.
Ukhti Yuna : AAAGHH.. AGHH.. OOOGHHH.. MASSSHHH.. AALLLAAHH.. MMHHH.. OOONNGHHHHH..!!!
PLOKK..!! PLOKK!! SEEEERRRRRRR.. SEEEERRRRRRR.. SEEEERRRRRRR..
Entah sudah berapa kali Ukhti Yuna orgasme. Nafasnya sudah tak beraturan. Ia tak menyangka kalau menggenjot bisa se-melelahkan ini. Amin pun mencabut rudalnya yang mengkilap oleh lendir anus Ukhti Yuna yang kini terlihat begitu merekah menampakkan dinding dalam anusnya yang berwarna pink kemerahan. Ukhti Yuna menghela nafas saat merasakan rudal Amin terlepas, ditambah saat dildo di serambi lempitnya pun ikut terlepas ia mulai merasa lega karena ia beranggapan bisa sedikit beristirahat.
Ukhti Yuna : Haaaahh.. Hhh.. Hhh.. Mmmhh.. Makasiihhhhhnnnnghhhhhhhh.. OOHHHH.. MASSHHH.. OHHH.. AHHH.. AHHHH.. SSHHH.. MAASHHH.. AMPUN. MAS AMIINNHH.. AAHHHH.. PELANHH.. AAHHH.. OOHHHH.. TUHANNHHH.. AAHHHH.. ALLAAHH.. NGGHHH.. AAAHHH..
Mata Ukhti Yuna terbelalak karena merasakan serambi lempitnya ditembus oleh rudal Amin. Tak hanya disitu, kini Amin yang menyodoknya dengan posisi doggy begitu liar dan cepat. Bokong bulat putih indah yang mengkilap dihadapan Amin malah semakin membuat Amin terbakar nafsu syahwat. Kedua tangannya mencengkram erat bokong Ukhti Yuna. PLOK!! PLOOKK!! PLOKKKK!! Begitu kuat dan kerasnya hantaman perut Amin sehingga seluruh ruangan kamar itu dihiasi suara erotis benturan tubuh keduanya. Paha bawah dan bokong Ukhti Yuna sudah benar-benar merah. Mata Ukhti Yuna begitu nanar seolah sudah tak bernyawa lagi. Begitu pasrah menjadi samsak buasnya nafsu Amin yang memang sudah mendekati klimaksnya.
Tapi Amin tak mau kalau harus cepat-cepat karena masih ada beberapa menit tersisa. Ia kemudian menggilir kedua liang kenikmatan Ukhti Yuna semaunya. Setelah serambi lempit, pindah anus, pindah serambi lempit lagi. Ukhti Yuna pun sudah tak peduli lagi. Otaknya sudah mati rasa karena kenikmatan yang begitu derasnya dan bertubi-tubi. serambi lempitnya pun tanpa henti mengucurkan cairan orgasme yang tak terhitung berapa liter sudah tumpah.
Beberapa saat sebelum ejakulasi, Amin menarik kedua tangan Ukhti Yuna dan ia jadikan tumpuan untuk terus menggempur bokong indah akhwat bercadar 18 tahun itu. Ukhti Yuna hanya bisa tertunduk pasrah dengan cadarnya yang menjuntai. Toket jumbo 38DD miliknya berayun-ayun indah mengikuti liarnya sodokan Amin.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!! PLOKKKK!!
Amin : Aarghh.. Arrghh.. Aghhh.. Mau keluar nih sayang.. kluarin manaahh..??? Tanya Amin yang begitu liar mengobok-obok anus Ukhti Yuna.
Ukhti Yuna : AAAAHH.. AAAHHH.. NGHHHH.. AAAHH.. TER.. SEE.. RAAAHH.. MASSHH.. AAMINNN.. AAHHHH.. MMHHH.. NGHHHH.. OOHHHH..
Amin yang sudah tak kuat menahan desakan ejakulasi segera mencabut rudalnya, dan dengan tangan kirinya ia menggenggam kuat batang rudalnya untuk menahan sesaat desakan ejakulasi yang ia rasakan. Dengan sigap ia menarik cadar Ukhti Yuna yang membuat Ukhti Yuna terpaksa berlutut dan mengarahkan kepalanya ke selakangan Amin yang tengah berdiri di atas ranjang. Tangan kanan Amin menampari pipi kiri Ukhti Yuna dan disambut Ukhti Yuna dengan menyibakkan lembar kain cadar yang menutupi mulutnya.
Amin : AAAARRGGGHHHHH..!!!!
CRRROOTT.. CRROOTTT.. CRROOTTT..
Mulut Ukhti Yuna yang menganga pun dibanjiri sperma kental Amin. Sebagian ada yang membasahi cadar dan jilbab yang Ukhti Yuna kenakan. Begitu banyaknya sperma Amin sehingga mulut mungil Ukhti Yuna tak mampu menampungnya. Belum sempat sperma Amin mengalir keluar dari mulut Ukhti Yuna, ia segera melesakkan rudalnya menyesaki mulut sang Hafidzah uang sudah penuh dengan cairan kental pekat idaman setiap akhwat. Selama beberapa saat rudal Amin berdenyut-denyut di mulut Ukhti Yuna sebelum kemudian ia mencabutnya.
Amin : Eeitss.. jangan langsung ditelen dong sayangku.. kata Amin yang mencoba menahan mulut Ukhti Yuna agar tak segera mengatup.
Tampak bulir air mata di ujung mata Ukhti Yuna karena ini pengalaman pertamanya merasakan rasa pekat sperma. Rasa mual yang begitu kuat harus ia tahan karena ia teringat kata-kata Ummi Pipik untuk tak menyia-nyiakan setetes pun sperma lelaki. Amin tersenyum puas saat menyaksikan Ukhti Yuna menumpahkan secara perlahan sperma kentalnya yang sudah bercampur air liur ke kedua telapak tangannya sendiri.
Amin : Wuhhh.. bener-bener calon istri solehah ini.. naah, sekarang jilatin ampe bersih sayang.. dijilat yaaa.. kata Amin sambil membelai kepala Ukhti Yuna yang duduk bersimpuh memandangi telapak tangannya yang dipenuhi sperma.
Perlahan Ukhti Yuna kembali menjilati sperma kental ditangannya hingga tuntas. Meskipun beberapa kali ia hendak muntah, tapi akhirnya ia berhasil menelan seluruh sperma Amin. Rasa lelah yang menerpa Amin dan Ukhti Yuna pun tak tertahankan yang membuat keduanya terkapar sesaat setelah aksi erotis terakhir itu.
Amin : Enak yah sayang..??
Ukhti Yuna : He’emh mass Aminn sayanghh.. jawab Ukhti Yuna yang tampak kelelahan sambil tiduran miring ke kanan mendekap Amin.
Amin : Emang mana yang enak? Waktu di entot serambi lempit atau bokongnya? Atau pejuh mas yang enak..?? Goda Amin sambil menikmati kekenyalan toket Ukhti Yuna di dadanya.
Ukhti Yuna : Aaahh.. semuanyahh mas Aminnhh.. jawab Ukhti Yuna.
Tak beberapa lama kemudian Ukhti Yuna tertidur karena kelelahan sementara Amin memutuskan untuk keluar kamar karena tak ingin mengganggu istirahat kekasih gelapnya itu. Bersamaan dengan itu kamar di sebelah pun juga mulai terdengar sunyi. Padahal 10 menit sebelumnya masih terdengar jelas rintihan dan desahan Ukhti Anna yang mencoba bertahan dari liarnya genjotan Dana.
Ukhti Anna : AAAGHH!! AGHHH!! NGHHH!! MMHHHH!! NGHHHH!!! MMMMMHH!!! SSSHHH.. MMMHHHN!!!! MMNNHHHN!!
Desahan dan erangan Ukhti Anna agak tertahan karena mulutnya tersumpal dildo yang cukup besar yang sedari tadi menyumpal anusnya. Dengan posisi doggy, Dana terus menggenjot tanpa ampun anus Ukhti Anna yang sempit luar biasa. Toket 36C Ukhti Anna bergoyang kencang mengimbangi irama genjotan Dana. Dildo yang menyumpal mulut Ukhti Anna memang sengaja Dana tempelkan di Head-board ranjang sehingga tampak seperti Hafidzah cantik bercadar itu mengalami Double-penetration di mulut dan anusnya. Tampak Dana begitu buas menikmati kedua liang kenikmatan santriwati muda meskipun sudah hampir 45 menit lebih keduanya saling beradu selakangan.
Cklek.. klek.. Suara pintu dibuka dan ditutup.
Dana : Assalamu’alaykum.. ucap Dana sesaat setelah membuka pintu.
Ukhti Anna : Wa.. Wa’alaykumsalam akhi.. jawab Ukhti Anna yang terlihat cantik elegan dengan cadar yaman hitam panjang, abaya, handsock, jilbab jumbo yang juga berwarna hitam.
Dana : Kok sendirian aja ukh..?? Tanya Dana yang membuat Ukhti Anna sedikit menahan tawa.
Ukhti Anna : Pfft.. Aah.. Afwan akhi.. iya dong sendirian.. kan bakalan ditemenin akhi nih.. jawab Ukhti Anna yang tanpa malu menggoda Dana sekitar jam 10.40 saat itu seraya menuangkan teh yang sudah disiapkan oleh pihak hotel.
Dana : Eeehh.. iya ya.. ahahah.. ketauan banget kalo.. ahahh.. bingung juga sih.. mmm.. pengalaman pertama saya nih Ukh.. kata Dana yang terlihat canggung.
Ukhti Anna : Mmm.. sama kayak ana juga akhi.. duduk dulu sini akhi.. kata Ukhti Anna yang duduk di pinggir ranjang yang berwarna putih dengan secangkir teh hangat ditangannya.
Dana : Ohh.. iya.. maaf ukh.. jawab Dana yang berjalan agak membungkuk layaknya orang-orang jawa kalau lewat di depan orang lain.
Ukhti Anna : Silakan akhi diminum dulu.. ujar Ukhti Anna sambil menawarkan teh hangat.
Meski ini baru pertama kali berjumpa dengan Dana, tak tampak sikap gugup ditunjukkan oleh Ukhti Anna. Bahkan ia dengan luwesnya yang berinisiatif untuk mengajak ngobrol Dana terlebih dulu. Justru Dana yang terlihat amat canggung, beberapa kali ia membuang pandangannya karena malu. Ia tak pernah satu kamar dengan wanita sebelumnya, apalagi akhwat bercadar cantik penghafal Qur’an seperti yang ada di hadapannya kini.
Dana : Ohh.. iya ukhti Anna.. kalau nama saya Dana.. Srruupptthh.. aahh.. enak Ukhh.. bikinan Ukhti kah tehnya?? Ujar Dana mencoba membalas pembicaraan.
Ukhti Anna : Ahahah.. nggak kok akhi, Anna tadi Cuma nuangin aja.. jawab Ukhti Anna dengan sedikit tertawa terlihat dari matanya yang sipit.
Keduanya pun mulai saling bercengkrama. Meski awalnya Dana tampak canggung, tapi lama kelamaan ia pun bisa lebih luwes dan terlihat santai. Gelak tawa pun sesekali terdengar diantara keduanya. Kadang kala Ukhti Anna yang bercanda, kadang kala juga Dana. Setelah beberapa saat, Dana merasakan tubuhnya seakan lebih hangat daripada sebelumnya padahal di kamar itu termasuk ruangan ber-AC.
Dana : Eemmhh.. Iya yah Ukh.. apa mungkin karena ada Ukhti Anna di samping saya jadi hangat gini yaahh..?? Ahahah.. gombal Dana mencoba merayu Ukhti Anna.
Ukhti Anna : Aaahh.. Akhi apaan sih.. dingin gini kok.. kalau Anna peluk mungkin jadi anget yaa.. jawab Ukhti Anna yang justru menggoda Dana.
Dana : Eeehh.. awas lho ntar jadi beneran.. balas Dana sambil meletakkan teh yang sudah habis ia minum.
Ukhti Anna : Ahahah.. emang akhi berani kah..?? Tanya Ukhti Anna dengan nada menggoda sembari kedua tangannya mendekap tubuhnya sendiri.
Dana : Yaaa.. ngga tau juga sih.. tergantung ukhti.. ehh ya, tapi maaf sebelumnya.. ukhti gimana sih kok bisa mudah gini ngobrol sama ikhwan.. kan setau saya ya.. biasanya akhwat bercadar tuh paling anti sama cowo gitu.. mmm.. tapi kalo Ukhti ga keberatan sih.. kalo keberatan ga masalah buat saya.. tanya Amin sambil menunduk karena melihat perubahan raut mata Ukhti Anna.
Ukhti Anna : Mmm.. Salah ana juga sih akhi.. jadinya gini.. jawab Ukhti Anna yang kemudian bercerita tentang masa lalunya.
Dalam Islam ada nasihat dari para ulama untuk tidak membuka aib yang sudah ditutup oleh Allah. Apalagi dengan sengaja diceritakan kepada orang lain. Tapi siang itu, ntah kenapa Ukhti Anna tak ada alasan untuk tak menceritakannya pada Dana. Rasa nyaman, yaa.. itulah yang Ukhti Anna rasakan meski baru beberapa menit ngobrol dengan Dana.
Semuanya berawal dari setahun yang lalu ketika Ukhti Anna masihlah pelajar di salah satu Madrasah Tsanawiyah di daerah Banyuwangi. Di tahun ajaran terakhir, kelas 12, saat itulah Ukhti Anna mulai merasakan cinta untuk pertama kalinya. Berawal dari sebuah kegiatan Rohis di OSIS, akhirnya hatinya luluh untuk seorang ikhwan. Raka namanya.
Ukhti Anna : Iyah.. inshaaAllah nanti setelah sekolah yah sayang.. ujar Ukhti Anna menjawab ajakan makan siang Raka.
Raka : Iya sayang.. ehh, tapi ntar ga dijemput orang tuamu kah?? Tanya Raka memastikan.
Ukhti Anna : Mmm.. ngga sih, kemarin udah bilang kalau mau ada tugas kelompok trus ana bilang kalo ntar baliknya sama temen gitu.. jawab Ukhti Anna yang sudah mulai berani berbohong karena kata yang ia sebut ‘cinta’.
Seiring berjalannya waktu, Ukhti Anna dan Raka semakin jauh dalam menjalin percintaan. Di awal-awal, layaknya pasangan yang sedang PDKT, Raka pun masih menjaga sikapnya. Hanya bertegur sapa dan menambah intensitas chatting dengan Ukhti Anna. Tapi itu tak berlangsung lama, hanya butuh waktu 1 bulan saja, akhirnya Ukhti Anna sudah berani melanggar larangan Islam tentang Khalwat. Berawal dari meng-iya-kan ajakan makan bareng di kantin sekolah, kini keduanya sudah berani berboncengan berdua hanya untuk keperluan yang sepele.
Ukhti Anna : Deket sih.. jalan kaki aja nyampe sebenernya.. jawab Ukhti Anna.
Raka : Iya sih.. Tapi kan aku gamau ayang cape.. trus ntar kalo kelamaan kepanasan cantiknya ilang.. jawab Raka yang sudah berani membelai wajah cantik putih Ukhti Anna yang memang belum bercadar saat itu.
Siapa yang tidak lumer hatinya ketika diperlakukan seperti itu, apalagi oleh Ikhwan yang disayanginya. Dan begitulah awal mula hubungan keduanya berlanjut ke kontak fisik. Mulai dari berpegangan tangan, gandengan, bahkan sampai berpelukan saat berboncengan. Meski ketika Ukhti Anna sedang di rumah dan sendirian, rasa bersalah selalu menghampirinya. Ancaman dosa dari Alloh selalu membuatnya khawatir dan bersegera untuk memperbanyak istighfar. Namun hal itu tak cukup untuk membendung gelora hasrat di kalangan pemuda, apalagi tengah dilanda kasmaran yang begitu kuat. Sesaat ketika melihat Raka, hilanglah semua keimanan yang sejak semalam hingga pagi itu ia jaga.
Ukhti Anna : Hem..?? Video apa sih yang..?? Tanya Ukhti Anna yang sedang duduk bersandar sisi kiri badan Raka dan sedang menikmati Thai Tea.
Raka : Udaahh.. bagus nih.. tonton dulu aja.. kata Raka sambil membelai lembut kepala Ukhti Anna dimana keduanya tengah hang-out bareng di salah satu resto yang berada di daerah pesisir pantai.
Ukhti Anna tak menaruh curiga dengan video yang diputar oleh Raka. Bahkan ia terus bertanya-tanya setiap adegan yang ada di video itu. Ini pertama kalinya Ukhti Anna melihat video porno. Karena terlalu awam, Ukhti Anna pun tetap enjoy dengan video yang diputar Raka. Raka pun menjelaskan maksud dari video itu kalau ini penting dipelajari supaya nantinya kalau sudah berkeluarga tidak bingung.
Raka : Gimana..?? Mau coba ngga yang..?? Dikit dulu aja.. kata Raka sambil membelai lengan Ukhti Anna yang siang itu masih mengenakan seragam biru putihnya.
Ukhti Anna : Mmmhh.. dikit kan ayaang..?? He’emh.. jawab Ukhti Anna.
Raka pun berpindah posisi dan kini duduk bersandar di tembok gazebo tempat keduanya hang-out. Ukhti Anna pun kini terduduk di dekapan Raka dengan punggungnya menempel di dada Raka. Jemari Raka mulai aktif menyusuri tubuh kencang Ukhti Anna yang masih terbalut seragam MTS itu sementara Ukhti Anna masih asyik menyaksikan video bercinta yang ada di HP Raka. Desahan dan desisan pun mulai terdengar dari mulut kenikmatans Ukhti Anna saat tangan kanan Raka meraba paha bagian dalam Ukhti Anna sementara tangan kiri Raka mulai membelai gunung kembar Ukhti Yuna yang nampak sesak oleh bajunya.
Ukhti Anna : Aaahh.. Sayangh.. Mmmhhh.. Ssshhh.. Gelihhh.. Mmmhhh.. desah Ukhti Anna yang sudah menggeliat-geliat karena rangsangan tangan Raka.
Tangan kiri Ukhti Anna pun mulai merangkul kepala Raka saat tiba-tiba Raka mencumbu lehernya yang tertutup jilbab segi empat putih khas siswa MTS. Mata Ukhti Anna mulai terpejam menikmati birahi yang mulai menerpa dirinya untuk pertama kalinya. Desahan Ukhti Anna semakin menjadi saat tangan Raka kini mulai meremas-remas toket Ukhti Anna yang cukup montok bagi tangan Raka, sementara dibawah sana, rok span biru tua yang dikenakan Ukhti Anna sudah naik hingga pinggul sehingga menampakkan kemulusan kaki jenjang siswi itu yang hanya terbalut kaos kaki putih selutut. Tangan kanan Raka begitu lihai menggesek serambi lempit sempit perawan Ukhti Anna yang masih terbalut CD berwarna pink muda yang mulai tampak basah.
Raka : Gimana sayang..?? Enak kaann..?? Tanya Raka yang nafasnya terdengar menderu di telinga kiri Ukhti Anna.
Ukhti Anna : Eemmhh.. Shhh.. Aaahhh.. He’emmhh.. Mmhhhh.. Aaaahhh.. Sayaanghhh.. desah Ukhti Anna menikmati permainan tangan Raka.
Namun Raka yang sudah terlanjur terbakar syahwat terlalu terburu-buru sehingga jemarinya justru menelusup ke dalam CD Ukhti Anna. Sontak hal itu membuat Ukhti Anna tersadar dan langsung menarik paksa tangan Raka yang membuat Raka terkejut.
Ukhti Anna : Udahan ajah!! Yuk pulang!! Kata Ukhti Anna yang terlihat kecewa.
Raka : Ahh.. Maaf sayangh.. ga sengaja.. jawab Raka yang menyesal karena terburu-buru.
Ukhti Anna : Dahh yuk.. jawab Ukhti Anna yang segera merapihkan pakainnya dan segera menuju parkiran motor tanpa menunggu Raka.
Setelah kejadian itu, hubungan diantara keduanya mulai merenggang. Meski begitu, Ukhti Anna yang sudah terlanjur merasakan nikmatnya syahwat tak bisa benar-benar meninggalkannya. Akhirnya masturbasi pun menjadi pelariannya saat ia rindu akan permainan jemari Raka ditubuhnya. Setiap pulang sekolah, ia langsung mengunci rapat pintu kamarnya dan segera bermasturbasi ria sambil membayangkan Raka. Bahkan ia berfantasi kalau wajahnya dilumuri sperma Raka saat ejakulasi.
Hubungan keduanya terus seperti itu, hingga menjelang Ujuan Nasional. Beberapa kali Raka berupaya untuk menebus kesalahannya, tapi Ukhti Anna tak ingin hal itu terulang kembali meski hanya berlaku ketika ia bertemu Raka saja. Pagi, siang, sore, malam Ukhti Anna hari-hari berusaha untuk menahan gejolak birahinya. Hingga akhirnya ia tak tahan lagi dan ia pun berniat untuk sekali saja melakukan hal itu lagi sebelum wisuda.
Ukhti Anna : Iya.. nanti setelah kita selesai rapat ROHIS yaa.. di UKS.. kata Ukhti Anna lewat chat WA.
Raka : Iya.. inshaaAllah.. maaf yah sayang.. jawab Raka menyesal.
Sore harinya, sekitar jam 16.00 Raka sudah menanti di ruang UKS. Tak lama berselang, Ukhti Anna pun memasuki ruangan. Rasa canggung yang amat sangat dialami oleh Raka, ia tau benar kalau dirinya bersalah dan tidak berhak untuk meminta apapun. Tapi belum sempat Raka mengucapkan sepatah kata, Ukhti Anna langsung berlari dan mendekapnya dengan erat. Layaknya orang yang telah lama berpisah, Raka pun membalas dekapan Ukhti Anna.
Ukhti Anna : Jujur.. aku masih sayang banget sama ayang.. Cuma.. cumaa.. tolong.. sekali ini saja.. aku pengen ngrasain lagi kehangatanmu sayang.. ucap Ukhti Anna yang membenamkan wajahnya di dada Raka.
Raka : Mmmm.. aku juga masih sayang banget.. maaf buat yang dulu.. maaf banget.. jawab Raka sambil membelai kepala Ukhti Anna.
Pandangan mata keduanya pun saling beradu sesaat setelah Raka mengakhiri kalimatnya. Dan tak butuh waktu lama hingga akhirnya bibir mereka pun saling berpagutan. Sore itu, ranjang UKS menjadi saksi pasangan muda-mudi MTS saling mencumbu satu sama lain. Keduanya telah berjanji hanya sampai di Petting saja tak lebih.
Raka yang lebih dulu memulai aksinya dengan mencumbu seluruh tubuh Ukhti Anna yang sudah terlentang di ranjang UKS. Secara perlahan tanpa melepas cupangannya, Raka melucuti baju dan rok Ukhti Anna hingga hanya menyisakan jilbab putih di kepala dan kaos kaki putih yang menutup kemulusan tubuh Ukhti Anna.
Raka tertegun menenggak ludahnya melihat keindahan bak bidadari di hadapannya. Tubuh yang ramping mulus putih tanpa cela dihias gunung kembar 36B berputing kecoklatan yang sudah mencuat tinggi sementara di bawah, tersaji lembah mulus tanpa bulu yang benar-benar rapat seperti garis saja.
Ukhti Anna : Ssshh.. Jangan diliatin terus sayanghh.. ujar Ukhti Anna yang menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
Raka pun melanjutkan aksinya menikmati kelezatan tubuh ranum Ukhti Anna yang sudah terlihat pasrah itu. Kembali bibir keduanya berpagutan sesaat sebelum kemudian Raka turun dan mencumbu leher jenjang Ukhti Anna hingga dipenuhi ruam kemerahan. Desahan nikmat remaja yang baru akan beranjak dewasa itu begitu menggugah libido Raka. Ditambah lagi saat ia mulai melancarkan serangan ke kedua toket indah bulat Ukhti Anna, lenguhan panjang dibarengi dengan hentakan tubuh Ukhti Anna pun menyambut datangnya hantaman kenikmatan yang belum pernah ia rasakan.
Ukhti Anna : Aawhh.. Aaahh.. Sshhh.. Oohhhh.. Saayaanghh.. Mmhhhh.. Ooohhh..
Kedua tangan Ukhti Anna menjambak, menarik, mengacak-acak rambut Raka saat mulut sang ikhwan yang ia cintai tengah melahap habis kedua putingnya tanpa jeda. Mata lentik Ukhti Anna merem melek dan sesekali ia menggigit bibir bawahnya menikmati foreplay Raka. Tak berhenti disitu, setelah sekitar 10 menitan Raka membombardir gunung kembar Ukhti Anna, kini mulutnya mulai melanjutkan perjalanannya menyusuri lekuk tubuh kekasihnya. Hampir di setiap bagian tubuh Ukhti Anna tak lepas dari ruam merah akibat cupangan kuat Raka.
Ukhti Anna : Ooooooonnnghhh.. Ssshhhh.. Aaaaahhhh.. Ssaaaayyaanghh.. Oohhh.. Mhhh.. Aaahhh.. Iyaahh.. Enaakhh.. Mmhhhh.. Aawwhhh.. Aaahhhhh..
Kembali lenguhan dalam dan panjang keluar dari mulut Ukhti Anna saat lidah Raka menyapu seluruh bibir serambi lempitnya mulai dari pangkal dan berakhir di kelentit. Sudah tentu seluruh tubuh Ukhti Anna bergidik hebat merasakan sengatan kenikmatan yang tiada tara. Terlebih lagi saat lidah liar Raka sengaja memainkan klitorisnya, pinggul Ukhti Anna pun bergerak liar tak terkendali. Kedua tangan Ukhti Anna berusaha mendorong kepala Raka agar berhenti karena geli yang tertahankan sekaligus nikmat. Tapi Raka justru menepisnya dan mengarahkan kedua tangan Ukhti Anna agar menahan kedua kakinya yang ia tekuk ke atas agar mengangkang lebar.
Seluruh pikiran Ukhti Anna kalut. Antara ia harus menghentikan apa yang ia lakukan karena ia khawatir ini akan berlanjut terlalu jauh, atau membiarkan semuanya mengalir apa adanya dan berhenti apabila merasa akan kebablasan. Tapi pikiran itu tak bertahan lama. Terampilnya lidah dan bibir Raka menari memanjakan bagian paling sensitif di tubuh akhwat itu telah menghamburkan kekhawatirannya. Kedua ibu jari Raka membantu menguak sedikit serambi lempit Ukhti Anna yang masih begitu rapat.
Ukhti Anna : AAAAAHHH.. OOOOOHHHH.. SSHHH.. SAYAANGHH.. DIAPAINNN SIIHHHH.. NNGHHH.. AAAHHH.. MMHHH.. OOOOHHH..
Ukhti Anna tak lagi mampu mengendalikan dirinya. Untungnya sore itu sekolahan sudah kosong sehingga lenguhan dan desahan Ukhti Anna yang begitu lepas saat merasakan lidah Raka menyeruak masuk ke serambi lempitnya tak terdengar oleh siapapun. Hampir lebih dari 7 menit Raka bermain-main dengan serambi lempit Ukhti Anna. Mulai dari menjilati kelentit, mengecup, menyedot, dan menyapu keseluruhan serambi lempit. Alhasil Ukhti Anna tak mampu lagi bertahan dan mencapai orgasme pertamanya.
Ukhti Anna : AAAAUUNNGHHHH..
CRRRTTT.. SEERRR.. SEEEERRRRRRR..
Raka terkejut ketika mendapati semburan hangat dan deras cairan orgasme Ukhti Anna membasahi wajahnya. Namun ia bertindak cepat dan langsung membenamkan wajahnya sehingga seluruh cairan surgawi Ukhti Anna masuk membanjiri kerongkongannya.
Raka : Haemfhh.. Mffhh.. Glekk.. Glekk.. Glekk.. Mffhh.. Srrupppt.. Ahhhhh.. enak yah sayang?? Tanya Raka sambil menyeka wajahnya dengan baju yang ia pakai.
Ukhti Anna : Hhahhh.. Mmhh.. Ssshhh.. He’emhh.. Makasih yah sayangh.. Gantian aku yaahh.. jawab Ukhti Anna sambil berupaya bangun setelah beberapa saat tubuhnya kelojotan karena klimaks.
Kini berganti Raka yang duduk bersandarkan tembok di ranjang UKS sementara Ukhti Anna secara perlahan menarik lepas celana panjang biru tua Raka. Plop.. rudal Raka yang berukuran 16cm dengan diameter 3,5 cm pun tampak mengacung gagah dihiasi urat-urat di batangnya. Ukhti Anna yang juga baru pertama kali melihat rudal lelaki pun bergidik menahan desiran birahi yang mulai mendatanginya lagi.
Ukhti Anna : Mhhh.. bentuknya lucu yahh.. kayak jamur.. kata Ukhti Anna sembari meremas lembut batang rudal Raka dengan tangan kanannya.
Raka : Hahaha.. kamu suka sayangh?? Tanya Raka yang sudah lama menanti momen ini.
Ukhti Anna : Mmmhh.. E’emhh.. trus digimanain sayanghh.. tanya Ukhti Anna sambil menatap mesra Raka sementara tangannya terus mengocok perlahan rudal Raka.
Raka : Aaahhh.. masa iya harus aku kasih tau sih sayangh?? Udah tau kaann..?? Jawab Raka sambil meremas toket kanan Ukhti Anna yang menggantung.
Ukhti Anna pun tertawa kecil karena tak bisa membohongi kekasihnya, Raka. Ia bermaksud sedikit menggodanya, tapi justru Raka lebih tau kalau Ukhti Anna sebenarnya sudah tau apa yang harus dilakukan selanjutnya. Tanpa ragu, Ukhti Anna yang juga sudah menanti momen itu juga, segera memberikan ‘servis’ terbaiknya untuk batang kejantanan Raka. Dimulai dari ciuman lembut di kepala rudal, kemudian beralih ke seluruh batang rudal Raka. Darah di tubuh Raka berdesir cepat merasakan sensasi nikmat dari permainan bibir kekasihnya. Bukan hanya karena ciuman bibir kenikmatans Ukhti Anna, tapi pose Ukhti Anna yang begitu menantang semakin membakar syahwat dalam dirinya. Akhwat cantik berjilbab putih yang cukup lebar kini tengah doggy untuk menikmati kenikmatan rudal lelaki pertamanya. Tubuh putih mulus kencang dihias toket bulat ranum 36C yang menggantung terlihat semakin sempurna dengan bokong bulat putih yang tajam menantang setiap lelaki yang melihatnya.
Raka : Nahh kan beneran.. ternyata udah profesional.. ujar Raka yang tersenyum melihat aksi kekasihnya.
Tak serta merta Ukhti Anna melahap rudal Raka, tapi ia terlebih dulu mengulum buah zakar Raka secara bergantian sembari tangan kanan Ukhti Anna terus mengocok lembut batang rudal Raka. Puas dengan buah zakar, barulah Ukhti Anna melancarkan serangan utamanya. Perlahan tapi pasti kehangatan rongga mulut Ukhti Anna membuat Raka memejamkan matanya saat setiap senti rudalnya mulai masuk menyumpal mulut siswi kelas 12 MTS itu.
Ukhti Anna : Haemfhh.. Mmfhh.. Mfhhh.. Mcchhh.. Ockk.. Mfhhh.. Sruuppt.. Ockk.. Ockk.. Ockkk.. Ockk..
Kini berganti Raka yang dibuat merem melek oleh oral-bercinta yang diberikan Ukhti Anna. Melihat Raka keenakan membuat Ukhti Anna semakin bernafsu untuk lebih jauh beraksi. Ia pun memaksakan dirinya untuk bisa mengulum seluruh batang rudal Raka meskipun beberapa kali tersedak. Desahan Raka semakin keras seiring suara tersedak Ukhti Anna yang sesekali terdengar merdu di telinganya. Kepala Ukhti Anna begitu lihai bergerak naik turun hingga mentok ke perut Raka. Benar-benar kenikmatan yang tiada tara yang Raka rasakan sore itu.
Namun syahwat yang sudah tak terkendali membuat Raka ingin lebih. Kedua tangannya pun mencengkeram kepala Ukhti Anna dan segera menyodok cepat mulut akhwat cantik berumur 17 tahun itu. Tentu saja Ukhti Anna terkejut dan hanya bisa pasrah menjadi samsak kebuasan hasrat birahi Raka. Meski ia harus membuka mulutnya selebar mungkin agar memudahkan kekasihnya, Raka, untuk menikmati mulutnya, disisi lain Ukhti Anna juga menikmati perlakuan itu. Fantasi yang selama beberapa minggu ini ia impikan akhirnya menjadi kenyataan. Air liur kental pun mengalir di sekujur batang rudal Raka yang membuatnya tampak mengkilap.
Raka : Aahh.. Ahhh.. Ohhh.. Enaknya mulut kamuh sayanghh… Ahhh.. Ahhh.. Kluarin manah Sayanghh..?? Tanya Raka yang semakin kuat dan cepat menggenjot mulut Ukhti Anna.
Ukhti Anna : MFFFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. OCKKK.. OCKKKK..
Ukhti Anna tak bisa menjawab karena mulutnya disumpal rudal Raka yang memang terasa lebih besar daripada sebelumnya. Benar saja, hanya beberapa detik kemudian Raka mencabut rudalnya dan segera berdiri di atas ranjang. Dengan tangan kirinya, Raka meminta Ukhti Anna untuk duduk bersimpuh dan CROOTT.. CROOOTTT.. CRRROOOTTT..
Raka : AAAARRGGGHHHHH..
Semburan hangat sperma kental Raka pun membanjiri wajah cantik putih Ukhti Anna. Bahkan jilbabnya pun penuh berlumuran cairan kental khas ikhwan itu. Ukhti Anna hanya terdiam menikmati perlakuan Raka itu karena hal itu juga menjadi fantasinya beberapa hari terakhir, yaitu merasakan semburan sperma di wajahnya.
Dana : Waaahhh.. trus abis itu masih lanjut kah ukh..?? Tanya Dana yang sedari tadi menyimak kisah panas Ukhti Anna.
Ukhti Anna : Ngga lah akhi.. Ehh ya.. ga enak manggilnya akhi.. panggil mas Dana aja yahh..?? Tanya Ukhti Anna.
Dana : Hem..?? Ahahah.. terserah Ukhti aja deh..
Ukhti Anna : Okay.. Nggak lanjut lagi mas.. yaudah trus abis itu kita bersihin diri masing-masing trus pulang.. jawab Ukhti Anna ringan.
Dana : Trus sampe sekarang gak kontak-kontakan sama sekali kah??
Ukhti Anna : Ngga mas.. emang Ana sendiri yang membatasi diri karena Ana udah janji kalu itu ysng terakhir kalinya..
Dana : Ohhh.. bisa yah bertahan.. padahal kebanyakn ga bisa loh istiqomah bertahan kalo udah pernah ngrasain nikmatnya zina gitu.. ehhh.. afwann Ukh.. jawab Dana spontan.
Ukhti Anna : He’emh.. gapapa kok mas.. jujur aja sejak kejadian itu.. bener kata mas Dana.. susah banget buat Ana move on.. yaahh.. gituuuhh.. jawab Ukhti Anna sambil menghela nafas.
Dana : Yaah.. Gituuuhh..?? Maksudnya ukh..?? Tanya Dana sambil mencoba merangkul pundak Ukhti Anna yang kini duduk hanya berjarak sekitar 10cm darinya.
Ukhti Anna : Aaaahh.. Mas Danaaahhh.. masa iya sihh Ana suruh jelasinnhh.. jawab Ukhti Anna sambil memukuli genit Dana.
Dana : Aduduhh.. Ahahah.. kan saya penasaran.. ehh kok saya, mas maksudnya.. kan penasaran sama ukhti.. gituh.. jawab Dana.
Ukhti Anna : Mas Dana ihhh.. ga usah panggil ukhti yahh.. biar kedengaran akrab.. mmm.. panggil Ana aja.. jawab Ukhti Anna yang mulai berani bersandar di bahu Dana.
Dana : Emm.. Mmhh.. Ya.. Mmm.. boleh.. siihh.. Ehh iyaa.. jadinya.. gimana Ana kalau pas lagi pengen gituhh.. tanya Dana yang agak gugup karena belum pernah sedekat ini dengan akhwat bercadar.
Ukhti Anna : Heemm..?? Mashh mau tauuhh..?? Jawab Ukhti Anna sambil berbisik di telinga Dana yang sudah tentu tubuh Ukhti Anna menempel di dada Dana.
Dana : Eeehh.. Mmm.. i… iyaahh.. jawab Dana.
Ukhti Anna : Ginihhh.. jawab Ukhti Anna yang kemudian tangan kirinya bergerilya di selakangan Dana.
Dana : Eeehh.. waduhh.. brarti lanjut ‘maen’ sama ikhwan gitu kah..?? Tanya Dana yang mulai terangsang karena liarnya jemari Ukhti Anna.
Ukhti Anna : Hihihi.. Nggak lah Mashh.. tapi bayangin ajahh.. bayangin kalau ‘ini’ nya mas Danahh genjotin Anaaahhh.. jawab Ukhti Anna berbisik di telinga kiri Dana.
Dana : Ssshh.. Mmmhh.. kok Cuma bayangin..?? Kalau Ana bisa umbar hasrat itu sekarang, kenapa ngga..?? Tanya Dana yang kini berganti menantang Ukhti Anna.
Ukhti Anna : Eeehh.. kok malah nantangin Mashh..?? Hihihih.. oke deehh.. jawab Ukhti Anna yang kemudian mulai beraksi.
Ia pun semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh Dana sehingga kekenyalan toket Ukhti Anna terasa jelas meski masih tertutup jilbab dan abaya. Ukhti Anna menatap genit dengan mata lentiknya yang semakin membuat Dana salah tingkah. Belum lagi tangan kiri Ukhti Anna yang semakin liar meremas-remas batang rudal Dana yang mulai menunjukkan bentuk aslinya dibalik celana sirwal yang ia kenakan. Pikiran Dana sudah tak bisa berpikir jernih dan hanya ingin segera menikmati keindahan tubuh sang hatidzah. Belum sempat ia tersadar dari fantasinya, Ukhti Anna sudah mendaratkan bibirnya yang masih tertutup cadar dan mulai memagut penuh nafsu bibir Dana. Dana pun tak mau kalah dan menunjukkan skillnya yang telah ia pelajari selama menikmati tubuh bu Donita beberapa minggu yang lalu. Sudah jelas cadar Ukhti Anna yang membatasi kedua bibir mereka kini basah kuyup oleh liur. Namun justru ini yang Dana inginkan. Sensasi yang baru dimana ia bisa melumat bibir akhwat bercadar.
Dana : Mffhh.. Mffhh.. Mcchh.. Mffhhh..
Selama beberapa menit keduanya saling berpagutan, memacu mesin birahi dalam diri keduanya agar menjadi lebih ‘panas’. Tak hanya terlatih untuk menghafal Al-Qur’an dengan cepat, para santriwati hasil didikan pondok bu Vyrna juga terlatih untuk melucuti pakaian ikhwan dengan cepat tanpa disadari. Begitu pula yang terjadi pada Dana, hanya butuh waktu beberapa detik saja kini Dana sudah bertelanjang dada dan menunjukkan tubuhnya yang cukup bagus.
Ukhti Anna : Mmmmhhh.. bercintainya mas Danaahhh.. jadi makinn gimanaaahh gituuuhhh.. ujar Ukhti Anna yang terbius melihat kencangnya tubuh Dana meskipun tak seatletis Hamdan.
Kembali Ukhti Anna menyasar leher kencang Dana sembari kedua tangannya meraba-raba dada bidang Dana. Layaknya ikhwan ketika melihat kebercintaian tubuh akhwat yang aduhai, akhwat pun juga merasakan hal yang sama ketika melihat keindahan tubuh ikhwan. Kencang, padat, bidang, apalagi kalau berotot, sudah pasti sekuat apapun iman akhwat pasti akan lumer juga. Hembusan nafas hangat Ukhti Anna yang sudah terbakar birahi bisa dengan jelas Dana rasakan di sekujur tubuhnya saat akhwat cantik kelahiran Banyuwangi menelusuri seluruh tubuhnya dengan bibirnya.
Dana : Emmhhh.. Sshhh.. Ga nyangka lohh kalau Ana bisa seliar ini.. ahahah.. jawab Dana yang kini terlentang di ranjang menikmati permainan Ukhti Anna.
Ukhti Anna : Uwwhh.. Mas Danah sihh.. badannya bagusshh.. bercintaiihh.. jawab Ukhti Anna yang kali ini sudah doggy di atas kedua kaki Dana.
Dana terkekeh melihat aksi akhwat penghafal Qur’an yang baru saja ia kenal itu. Tak pernah terbayangkan kalau hidupnya akan berubah drastis seperti ini hanya karena mengenal Hamdan. Dulu, baginya akhwat bercadar adalah sesuatu yang ‘mustahil’ bagi dirinya untuk bisa mendapatkannya. Bahkan untuk sekedar berbicara saja Dana selalu canggung, apalagi untuk bisa menikmati tubuhnya. Tapi siang ini, justru akhwat bercadar itu sendiri, bahkan seorang hafidzah, yang justru menawarkan tubuh sucinya untuk Dana nikmati sepuasnya.
Ukhti Anna : Aaahhh.. Maashhh.. Gedeehh bangetthh.. ujar Ukhti Anna yang terperanjat melihat ukuran rudal Dana yang jauh lebih panjang dan besar daripada Raka.
Panjang 19cm dan diameter 4cm berwarna coklat dan dihias urat-urat yang melingkari batang rudal menjadikannya tampak gagah menawan di mata Ukhti Anna. Dahulu ia menganggap ukuran rudal Raka sudah termasuk besar baginya, tapi setelah melihat ukuran rudal Dana yang begitu dominan, persepsi Ukhti Anna pun berubah.
Dana : Kenapa Ana sayanghh..?? Kaget ya?? Tanya Dana menggoda Ukhti Anna.
Ukhti Anna yang masih tertutup sempurna seluruh tubuhnya dengan set syar’i hitam mulai menciumi perlahan rudal perkasa Dana dengan posisi doggy. Mulai dari pangkal hingga ke ujung kepala rudal. Pemandangan yang sangat ironis. Seorang santriwati yang seharusnya menjaga marwahnya sebagai hafidzah sekaligus akhwat bercadar, kini rela melecehkan dan menjual dirinya untuk dinikmati lelaki ajnabi hanya supaya syahwatnya terpenuhi. Cadar Ukhti Anna yang menutupi bibirnya benar-benar sudah basah kuyup oleh liurnya sendiri. Zakar Dana pun tak lepas dari pijatan kembut jemari lentik Ukhti Anna yang membuat Dana merem melek.
Dana : Ooooooonuuhhhhhff… Ssshhh.. Ffuuuckkkkk.. Ssshhhh.. Mmhhhh.. Nikmatnyaahhh.. Wwuuuhhh..
Dana pun melenguh lepas sesaat setelah rudalnya mulai melesak masuk memenuhi mulut Ukhti Anna. Aroma khas selakangan dan rudal ikhwan membelai lembut hidung Ukhti Anna yang membuatnya tak mampu menahan lebih lama lagi. Tiba-tiba kerongkongannya terasa begitu kering dan ingin segera merasakan kelezatan rudal ikhwan di mulutnya. Tanpa pikir panjang, tangan kiri Ukhti Anna sedikit menyingkapkan cadarnya agar tak mengganggu sementara tangan kanan Ukhti Anna yang terbalut handsock hitam menggenggam batang rudal Dana.
Ukhti Anna : Aaahhh.. Haaaeemfhhh.. Mmffhhh.. Sssshh.. Mmffhh.. Mfffhh.. Mmmhh.. Srrrpp.. Mchhh.. Mffhhh.. Ockk.. Ockk.. Mffhhh.. Ockkk..
Dana begitu puas melihat kini selakangannya ada seorang akhwat yang masih mengenakan cadarnya tengah asik menikmati ‘sesuatu’ yang seharusnya diharamkan oleh Islam. Bukan si akhwat tidak tahu akan larangan zina, tapi luapan syahwat yang mungkin terlalu deras dan tak mampu ia tahan sehingga bisikan setan lebih ia turuti daripada seruan malaikat yang terdengar lemah. Meski ini pertama kalinya Ukhti Anna merasakan rudal Dana, tapi tak terlihat kesulitan baginya untuk mengulum separuh dari keseluruhan panjang batang kejantanan Dana. Bahkan kepalanya naik turun begitu lincah, terkadang sesekali dipadukan dengan gerakan memutar yang semakin membuat Dana meleleh karena nikmat.
Dana : Mmmfhh.. MMmffhh.. Ssshh.. Wuuhhh.. Ayuk sayanghh.. Masukin semuanya donghh.. Bisa lahh pasti Ana ku sayanghhh.. Yuukk.. Ssshhh… Pelan-pelan ajahh.. kata Dana yang sudah tak bisa menahan birahi untuk merasakan Deepthroat dari santriwati untuk pertama kalinya.
Mendengar permintaan Dana, Ukhti Anna justru tertantang untuk melakukannya. Dalam hati ia beranggapan kalau ini tak ada bedanya dengan rudal Raka yang dulu juga pernah ia lahap secara keseluruhan. Ia pun perlahan mulai memaksa rudal Dana untuk menyesaki kerongkongannya. Baru beberapa milimeter saja Ukhti Anna sudah tersedak. Tapi bukan berarti ia berhenti. Dana pun membantunya dengan memberikan arahan agar Ukhti Anna mengubah posisinya agak maju. Alhasil meski kesusahan, kini seluruh rudal 19cm Dana berhasil melesak jauh menyusuri sempit dan hangatnya kerongkongan penghafal Al-Qur’an.
Dana : Wwwuuuhhhhhh.. Sshhhh.. Jadi ginih rasanya yaaahh.. Mmhhh.. angetnyahhhh.. Tahan dulu yaah Sayanghhh.. Sshhhh..
Selama beberapa saat Ukhti Anna harus menahan kepalanya yang kini sudah menempel dengan perut bawah Dana. Agak susah bagi Ukhti Anna bernafas karena saluran nafas di lehernya digencet oleh rudal Dana, tapi ia juga merasakan puas dan juga nikmat karena bisa menelan batang rudal yang jauh lebih besar daripada sebelumnya.
Ukhti Anna : HHMMFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. MFFHHH.. OCKK.. OCKKK.. SSRPTT.. OCCKK.. OCKKK.. MFFHHH.. OCKKK.. OCCKKK..
Ukhti Anna tak bisa mempungkiri kalau dirinya kini mulai menikmati sensasi saat kerongkongannya dipaksa melar oleh rudal ikhwan. Tiap kali dinding kerongkongannya digesek cepat oleh rudal, secara bersamaan serambi lempitnya pun berkedut semakin hebat. Apalagi saat rudal Dana menghantam kasar pangkal kerongkongannya, mata Ukhti Anna menjadi nanar karena kenikmatan yang tak terbayangkan sebelumnya.
Ukhti Anna : Aaahhh.. Jauh beda daripada punya Raka.. baru di mulut aja enak banget ginihh.. aahhh.. gumam Ukhti Anna dalam benaknya.
Sekitar 5 menit lamanya Ukhti Anna terus memanjakan rudal Dana dengan mulut dan kerongkongannya. Sesekali ia mencabut rudal Dana, menjilati dan mengocok sebentar, kemudian kembali ia telan. Berbagai teknik yang ia pelajari dari Ummi Pipik, meskipun belum sempurna, cukup membuat Dana megap-megap.
Dana : Aaahhh.. Ccukk.. kok bisa enak banget gini sih sayang!? Ssshhh.. Aaahhh.. Sini aahhh.. Mas juga pengen buat Ana enakk.. kata Dana seraya menarik jilbab Ukhti Anna.
Dana mengarahkan Ukhti Anna untuk mengambil posisi 69. Dana menahan nafasnya karena ia kini disuguhi bokong seorang hafidzah meskipun masih tertutup abaya hitam. Kedua tangan Sana mulai nakal membelai dan sesekali menampar bokong Ukhti Anna sementara matanya merem melek karena rudalnya sudah kembali ditelan keseluruhannya oleh akhwat kelahiran Banyuwangi itu.
Dana : Wueeehh.. Apaaan nihh..?? Cantik sih bokongnyaa.. tapi.. wahh.. binal yaaahh.. ahahaha.. Ana kuh sayanghh.. ujar Dana terkejut melihat bokong bulat putih mulus Ukhti Anna.
Setelah menyibakkan bawahan abaya hitam yang dikenakan Ukhti Anna, Dana seperti mendapatkan jackpot. Bukan hanya karena keindahan bokong akhwat bercadar 18tahun itu yang putih, bulat, mulus tanpa cela dan dihias oleh serambi lempit sempit wangi yang mulus tanpa bulu dan terlihat rapat layaknya garis, Dana juga dikejutkan oleh Dildo medium ukuran medium yang menyumpal anus Ukhti Anna. Tak henti-hentinya Dana dibuat keheranan dengan binal nya santriwati pondok di hadapannya itu yang membuat Dana semakin gemas. Tamparan demi tamparan Dana daratan di bokong Ukhti Anna yang kini mulai tampak kemerahan.
Ukhti Anna : MFFHH..!! MFFHH.. OCKK!! OCKK!! OCKK!! MMFHH..!! SSRRPTT.. SRRPPT..!! MMFHHH!! MFFHHUAAHH..!! AAHHHM.. MASHH.. SSHHH.. HAEMFHHH..!! OCKK!! OCKK!!
Ukhti Anna mengerang tertahan saat merasakan dildo medium yang menyumpal anusnya dikocok cepat oleh Dana. Erangan Ukhti Anna semakin keras karena kini Dana mulai melancarkan serangannya. Lidah Dana mulai menggeliat membelah sempitnya bibir serambi lempit Ukhti Anna. Jelas saja sensasi rangsangan yang luar biasa nikmat menyebar cepat ke seluruh syaraf Ukhti Anna. Seluruh tubuh Ukhti Anna kelojotan merespon terpaan syahwat yang meledak sesaat setelah lidah Dana membelai kelentitnya dengan intens.
Ukhti Anna : HMMFHH..!! MMFHHH..!! MMFFUAAH.. AAAHHH.. AMPUNNH MASSHH.. MMHHH.. AAHH GELIIHH.. AAAHH.. AAHHH.. SSHHH.. OOOHHHMMFHH.. MFFHH!! MFFHH!! OCKK!! OCKK!! OCKK!!
Tubuh Ukhti Anna tak mampu menahan gejolak kenikmatan yang melanda. Matanya merem melek, sementara mulutnya hanya bisa mengerang dan mendesah. Tapi tak berselang lama, Ukhti Anna kembali melesakkan rudal Dana hingga mentok ke pangkal kerongkongannya. Ia berusaha mengimbangi liarnya lidah Dana mengobok-obok liang senggamanya dengan gerakan cepat kepalanya naik-turun melakukan Deepthroat bercinta.
Dana : Mmfhh.. Mcchh.. Sruuppt.. Srruuppt.. Elelelempthh.. Mmfhh.. Srruppthh.. Mmfhh.. Mcchh.. Srrupptt.. Aaahhh.. Enak bener nih serambi lempitmuh sayanghh.. Mmmmffhh.. Bikin mas ketagihannhh.. Haemfhh.. Mmffhh.. Srrupptt.. Mmfhhh..
Dana begitu beringas menenggelamkan wajahnya di selakangan mulus putih milik akhwat bercadar itu. Lidahnya pun terus menyapu mulai dari ujung hingga ke pangkal serambi lempit, kemudian dilanjutkan dengan menyeruak masuk menari dan merangsang dinding liang peranakan Ukhti Anna. Tak ingin mubadzir, tangan kanan Dana kembali mengocok cepet dildo medium. Kombinasi rangsangan kenikmatan di tiga titik lemah akhwat pun membuat Ukhti terbang tinggi di langit kenikmatan zina.
Ukhti Anna : MMFHHH..!! MFFHH!! OCKK!! OCKK!! OCCK!! MFFHHH.. MMMFFFNNGGHHHHHHH..!!!
SEEEERRRRRRR.. SEEEERRRRRRR.. SEEEERRRRRRR..
Pinggul Ukhti Anna mengejang kuat disertai semburan kencang cairan surgawi karena klimaks yang ia rasakan. Dana pun dibuat terkejut dan sontak menarik mundur kepalanya yang menyebabkan leher dan dadanya dibanjiri cairan surgawi Ukhti Anna. 8 detik lamanya seluruh tubuh Ukhti Anna tersentak-sentak layaknya tengah disengat listrik.
Dana : Beehh.. Binal emang yah Anna kamuhh.. Mmhhh.. santriwati kayak gini sih wajib dihukum..!! Ujar Dana sambil menampar keras kedua bongkahan bokong Ukhti Anna.
Ukhti Anna : AAAHH..!! awwhh.. Maaf mass Danaahh sayanghh.. iyaah.. tolong hukum Annah.. Sshhh.. Aahhh.. jawab Ukhti Anna yang kini kepalanya bersandar di selakangan Dana dengan rudal Dana menutupi hampir seluruh wajahnya.
Dana yang masih full-power dengan kasar mendorong tubuh Ukhti Anna ke samping kanan hingga terhempas di ranjang. Ukhti Anna yang baru saja mengalami orgasme hebat pertamanya pun hanya pasrah saat Dana mulai mengganas.
Kini berganti Dana yang berada di atas tubuh Ukhti Anna yang terlentang. Tampak mata Ukhti Anna yang masih sayu tapi tak membuat Dana merasa kasihan. Ia menyibakkan sedikit cadar yang menutupi bibir Ukhti Anna hingga nampaklah ranumnya bibir pink merona yang biasa digunakan untuk melantunkan ayat-ayat Al Qur’an.
Dan sudah jelas, Dana langsung melumat bibir kenikmatans Ukhti Anna dengan penuh nafsu. Sembari menikmati kenikmatansnya bibir perawan, kedua tangan Dana begitu terampil menyibakkan cadar dan jilbab yang menutupi bagian dada Ukhti Anna. Dan tanpa halangan yang berarti, resleting depan abaya Ukhti Anna pun ditarik turun dan Plop.. toket kembar bulat dengan puting kecoklatan berukuran 36C pun menjembul keluar layaknya burung yang sudah terlalu lama terkukung dalam sangkar.
Ukhti Anna : Aaaahhh.. Mmfhh.. Ssshhh.. Maashhh.. Mmhhh.. Aaaahhh.. Gelihhh.. Ooohhh..
Desah nikmat Ukhti Anna memenuhi ruangan kamar karena kali ini Dana beralih mencumbu leher. Meski tertutup rapat oleh jilbab, namun karena kuatnya birahi yang membakar dirinya, Ukhti Anna tetap bisa merasakan dengan jelas liarnya cumbuan Dana. Cupangan dan ciuman Dana terus turun dan berhenti sesaat di lembah antara kedua gunung indah itu. Sesaat Dana menatap nakal mata indah Ukhti Anna sebum kemudian ia kembali menikmati tubuh putih terawat hafidzah di hadapannya.
Dana : Mchh.. Mcchh.. Mffhh.. Sruuppt.. Mchhh.. Mffhh.. Srrppt..
Jilatan serta cupangan saling berkolaborasi merangsang tubuh sang akhwat. Dana memang sengaja hanya menikmati toket Ukhti Anna tanpa sedikitpun lidahnya atau bibirnya menyentuh puting coklat muda yang sudah begitu keras mencuat. Merasakan hal ini sontak tubuh Ukhti Anna bergerak dengan sendirinya, menginginkan agar Dana segera melahap daging kecil yang berisikan berjuta-juta syaraf kenikmatan.
Dana : Hooo.. Anna pengen yaahh..??? Tanya Dana genit.
Ukhti Anna : Hhh.. Shhh.. E’eemhh.. Pengennhhh.. jawab Ukhti Anna genit.
Daaann.. lenguhan panjang dan keras Ukhti Anna pun meledak saat akhirnya siksaan yang Dana lakukan berbuah kenikmatan. Mata Ukhti Anna terpejam dengan bibirnya ia gigit karena nikmat yang tiada tara dan sudah lama tak ia rasakan. Sesekali kepala Ukhti Anna menoleh ke kiri-kanan menahan nikmat permainan lidah Dana membelai putingnya. Tak hanya lidah saja, paduan teknik hisapan mulut dan gigitan kecil Dana semakin menghancurkan pembatas keimanan akhwat cantik kelahiran Banyuwangi itu.
Ukhti Anna : Aahhh.. Maashh.. Aahhh.. Enaknyahh.. Mmhhh.. Nakal ihh lidah mas Dana.. Shhh.. Terushh Masshh.. Aahhh.. Isep sayanghhh.. Uuwhhh..
Kedua tangan Ukhti Anna meremas dan menjambak rambut Dana, dan tak hanya sekali atau dua kali Dana harus menahan nafasnya karena kepalanya ditekan hingga terbenam diantara kedua toket Ukhti Anna. Sekitar 7 menit lamanya Dana memuaskan hasratnya dengan toket ranum Ukhti Anna sebelum kemudian ia beralih memanjakan kedua kaki jenjang Ukhti Anna yang hanya menyisakan kaos kaki saja yang masih menempel.
Tak seperti Hamdan atau Amin, Dana lebih senang kalau menikmati akhwat yang masih mengenakan seluruh pakaian syar’i secara lengkap namun tetap memamerkan keindahan bagian tubuhnya yang menjadi incaran santapan tiap lelaki. Kaos kaki hitam yang menutupi bagian keindahan kaki Ujhti Anna tak mengurungkan hasrat Dana yang sudah memuncak. Bahkan dengan sengaja ia mengulum jemari kaki hafidzah itu hingga basah kuyup. Meski tak senikmat saat Dana tengah menyantap toketnya, tapi tetap saja itu memberikan rangsangan yang cukup kuat untuk membuat Ukhti Anna mendesah kencang.
Lidah Dana pun mulai melanjutkan perjalanannya menyusuri kaki jenjang Ukhti Anna hingga meninggalkan bekas liur yang nampak mengkilap. Lenguhan dan hentakan pinggul Ukhti Anna selalu hadir menyambut sapuan lidah Dana saat menyentuh pangkal pahanya. Mata Ukhti Anna terpejam sementara desah dan lenguhan tak berhenti keluar dari mulutnya karena tak pernah menyangka jalau foreplay bisa senikmat ini.
Ukhti Anna : Aaahh.. Mass Danaahh.. Mmhh.. Ayuuk Masshh.. Sshh.. Situuuhh.. Aaahh.. Ayukk doonghh.. Ga tahaanhh.. Sshh.. Gateelhhhh.. Oohh.. Shhhh.. NNGHHAAAAHHHHHHHH.. MMMHHH.. SSSHHH.. OOOOHHHH.. SSSHHH.. YEESSHHH.. MMMHHH.. ALLAAHHH.. JADIIIHH INIHH RASANYAAHH.. MMMHH.. SSHHHH.. ISEPPHH MASSHH.. AAHHH.. MAS DANAAHHH.. MMHHHH..
Cukup lama. Ukhti Anna harus bersabar menahan permainan Dana di kakinya. Terlebih lagi saat dengan sengaja Dana menghentikan jilatannya sesaat sebelum menyentuh bibir liang surgawi yang membuat Ukhti Anna begitu kecewa. Beberapa kali Ukhti Anna mengangkat pinggulnya berharap meski sedikit saja lidah Dana akan menyentuh bagian tubuh paling suci miliknya. Tapi tetap saja gagal. Dan akhirnya setelah merengek dan mengiba, kesabarannya pun berbuah kenikmatan yang tak terhingga.
MMHHH.. OOHHH.. SSSEPPHH.. MCCCHHH.. SRRPPTT.. SSSHHH.. MFFHH.. OOOHHH.. MASSHH.. NIKMATHH.. SSHHH.. AAAHHH.. MMCH.. MCCHH.. SSRRUUPPTTH.. MFFHH.. OOHHH..
Decak becek jilatan dan kenyotan Dana saat mencicipi lezatnya bibir serambi lempit akhwat bercadar yang masih perawan membuat alunan yang menggugah libido saat bercampur dengan desahan menahan nikmat yang keluar dari mulut suci seorang hafizdah. Kepala Ukhti Anna mendongak tiap kali lidah Dana menari indah di kelentitnya seakan hantaman listrik ribuan volt tengah melanda. Jilbab dan cadar yang ia kenakan pun mulai terlihat kusut. Kedua tangan Ukhti Anna pun bergantian antara meremasi kepala Dana atau meremas sprei karena kenikmatan yang bertubi-tubi.
Dana : HHaemmmfhh.. Mfhhh.. Ssruupptt.. Mmmfuuahh.. Ffuhh.. Gurihnya yaah serambi lempit penghafal Qur’an.. bikin ketagihan.. coba kalau dalamnya kayak apa yah rasanyahh..?? Mmfhh.. Srruppt.. Elelelempthh.. Mmfhh.. Ssrrptt.. Ssrrpptt..
Ukhti Anna : AAAHHH.. MAASSHHH.. MMMFHHH.. OOoouhh.. Sshhh.. Dduhhh.. Sshhh.. Istirahat Bentarhh Masshh.. Sshh.. OOOUUNGHH.. AAHHH.. HEMMFHH.. MMFHHH.. MFFHHH.. SSHHH.. OOOHHH.. SHH.. OOOHH.. NAKKALLLHH.. AAHHH.. AMPUUUNH MASSHH.. MMMHH.. AALLAAHH.. ENAKNYAAHH.. AAHHH.. SSHHH..
Sesaat saja Ukhti Anna mengira ia bisa beristirahat sejenak dari hantaman tsunami kenikmatan. Tapi kenyataannya ia harus kembali melenguh dan mendesah karena kini Dana lebih jauh dalam beraksi. Lidahnya tanpa ampun menerobos masuk dan menari liar di rongga peranakan Ukhti Anna. Sontak saja akhwat cantik umur 18 tahun itu kelojotan bak cacing kepanasan. Tubuhnya terus menghentak kuat karena kenikmatan yang lebih daripada sebelumnya. Antara geli bercampur nikmat, itulah yang ia rasakan. Semakin lama, semakin banyak lendir kental khas akhwat yang sedang birahi, mengalir keluar dan menjadi santapan bagi mulut Dana yang sudah terlalu kering. Sudah tentu Dana semakin beringas dan liar karena kelezatan yang begitu memanjakan lidahnya.
Ukhti Anna : AAANNGHH.. AAHHH.. MMAASSHH.. OOHH.. MMHH.. SSHH.. OOHHHH.. OOHHH.. AAWWHH.. EANKK MASHHH.. AAAHHHH.. PIPISSSS.. OOOUUNNNGGGHHH..!!!
SEERRRR.. SEEEERRRRRRR.. GLEKK.. GLEEEKK..
Kedua paha mulus Ukhti Anna menjepit kuat kepala Dana bersama dengan tangan kanan Ukhti Anna yang menjambak kuat rambut Dana sementara tangan kirinya mencengkram bantal saat oragsme kuat menerpanya. Pinggulnya ia angkat cukup tinggi yang membuat kepala Dana semakin terbenam di selakangannya. Dana memang tak sempat mengelak, namun ini juga yang ia harapkan karena bisa merasakan segar dan hangatnya cairan surgawi seorang santriwati penghafal Qur’an.
Dana : MMFHH!! SRRPRPT.. GLEKK.. SRRPPTT.. GLEKK.. UHUKK.. GLEKK.. MFFHH..
Meski bukan pertama kalinya, tapi tetap saja tubuh indah Ukhti Anna mengejang hebat beberapa saat sebelum akhirnya terhempas lemah di ranjang. Nafasnya tersengal seakan baru saja lari jarak jauh. Matanya tampak sayu dengan kedua kakinya mengangkang. Tampak jelas serambi lempitnya yang mulus becek oleh cairan surgawi yang baru saja dilahap habis Dana.
Dana : Hemmhh.. Sedep nyaahhh.. udah lega nih.. waktunya hidangan utama yah Anna sayangh..?? Tanya Dana yang sudah kembali menggesekkan rudalnya di bibir serambi lempit Ukhti Anna.
Ukhti Anna : Mmhh.. Hhhh.. Hhh.. Iyaahh mass Danahh.. Buruan masukinn Masshh.. Perawanin Annaah yaahh.. Anna sayangh mas Danaahhh.. Sshhh.. Mmhhh..
Seperti biasa, Dana memulai aksinya dengan menstimulasi labia mayora tipis Ukhti Anna yang masih begitu rapat. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan kembali libido dalam diri Ukhti Anna yang agak berkurang setelah klimaks. Desahan Ukhti Anna pun mulai terdengar kembali tiap kali kepala rudal Dana membelah bibir liang surgawinya dan menggesek kelentitnya yang memang sedang sangat sensitif. Pinggul Ukhti Anna pun mulai bergoyang seakan ingin agar Dana segera melesakkan senjata pusakanya menembus sempitnya keperawanan akhwat bercadar dihadapannya.
Ukhti Anna : AAAKKHH..!! MAASHH..!! MMHHHH.. SSHHH.. SSSH.. SAAKITH MASSHH!! BEN.. TARHH..!!
Ukhti Anna merintih dengan kedua tangannya mencengkeram bantal sementara kepalanya mendongak karena menahan pedih saat selaput daranya robek dan seluruh saluran peranakannya dipaksa mekar oleh rudal jumbo Dana. Anusnya yang masih tersumpal dildo medium semakin membuat rudal Dana terasa begitu dahsyat menyesaki paksa liang surgawinya sehingga hanya separuh rudal Dana saja yang berhasil menembus ketatnya pertahanan liang surgawi Ukhti Anna. Dana pun istirahat sesaat untuk merasakan kuatnya pijatan dinding serambi lempit Ukhti Anna seraya ia mencumbu kembali titik-titik sensitif di tubuh Ukhti Anna.
Kedua tangan Dana dengan sigap dan cekatan segera meremas-remas kuat toket Ukhti Anna dipadu dengan memilin puting sang hafidzah sementara mulut kedua aktifis islam itu kembali berpagutan meski terhalang satu lembar kain tipis berwarna hitam.
Ukhti Anna : Mmfhh.. Mffhhh.. Ssshh.. Lanjutt Masshh.. Udah enakan kok.. Yuukk.. Shhh.. Masukin semuaahh.. Sshhh.. Nikmatin Annah sepuasnyaahh.. ucap Ukhti Anna yang membuat Dana terkejut sekaligus membakar syahwatnya.
Dana : Eehh..?? Benerann?? Boleh dinikmatin sepuasnya..?? Tanya Dana yang penasaran.
Ukhti Anna : He’mehh.. Sodok serambi lempit Annah Mashh.. Uuwwhh.. rudal mas Danah yang perkasah ituuhh.. Ayuukk.. Shhh.. Udah ga taahhannhh.. Mmhhh.. Yang kuat yaahh masshh.. goda Ukhti Anna yang ia pelajari dari Upgrading bersama Ummi Pipik.
Ibarat bensin di sulut api, seluruh birahi dalam tubuh Dana pun meledak yang membuatnya benar-benar ingin menikmati seluruh tubuh indah Ukhti Anna hingga tak bersisa. Tanpa membuang waktu, Dana segera menghantamkan pinggulnya sekuat mungkin ke selakangan Ukhti Anna dengan posisi Missionary.
SPLOKK..!!! PLOKK!! PLOKK!! PLOKKK!!
Ukhti Anna : AAAGHHH!! AAAHH!! MASSH..!! OHHH!! NGGH!! OOOHH!! SSHH!! AAAWWHH!! AAAHH!! AAAAHH!! MAS DANAHH..!! MMFFHH..!! GEDENYAHH!! MENTOKK..!! AAHH.. AALLAAHH.. ENAK BANGETHH NGENTTOTT!! OOHHH!! rudalLHH!! AAAHH.. SSHH.. OOHHH..
Mata Ukhti Anna terbelalak saat sisa rudal Dana menyeruak cepat memaksa liang surgawi sempitnya untuk merekah lebar mengikuti ukuran rudal jumbo Dana dan menghantam kuat pintu rahimnya. Perih, sakit, tapi bercampur nikmat, semuanya berpadu yang membuat Ukhti Anna semakin blingsatan. Namun seiring berjalannya waktu, rasa sakit yang ia rasakan mulai berangsur hilang dan berganti nikmat dan nikmat saja yang Hafidzah 18 tahun itu rasakan.
Ukhti Anna mendekap erat tubuh kencang Dana yang tengah menggumulinya. Tak pernah terpikirkan oleh Ukhti Anna kalau ia akan melepaskan kesucian tubuhnya pada seorang lelaki ajnabi yang baru beberapa menit lalu ia temui. Setelah pertemuan terakhirnya dengan Raka, ia bertekad kuat untuk kembali ke jalan agama. Ia ingin mendalami agama lebih jauh untuk membayar semua dosa-dosanya yang telah lalu. Belajar di pondok pun menjadi pilihan Ukhti Anna karena ia beranggapan lingkungan pondok bisa membantunya cepat menjadi muslimah yang lebih baik dan ta’at.
Namun kini, semuanya sirna. Siang ini ia begitu mudah melepaskan dirinya, bahkan mengobral marwahnya hanya untuk kenikmatan sesaat dari rudal lelaki. Selama setahun belakangan ini ia telah banyak belajar tentang bagaimana menahan nafsu, tapi itu semua tak berguna dihadapan kenikmatan hakiki zina. Kini, saat ini, Ukhti Anna tak ada bedanya dengan wanita-wanita pelacur di luar sana. Yang membedakan hanyalah pakaian syar’i yang masih menempel membalut tubuh indahnya.
Ukhti Anna : AAHHH.. AHHHH.. MASHH.. MMHHH.. rudalLHH.. AAHH.. ENAK MASSHH.. OOHHHH.. PERKASAH BANGETTTHH MASS DANAHH.. AHHH.. AHHH.. PIPISS LAGIIHH MASSHH.. NNGHHHH..!!!
PLOK!! SEEEERRRRRRR… SEEEERRRRRRR.. SEEERRRR..
Mendengar racauan Ukhti Anna, Dana segera mengakhiri penderitaannya dengan menghantamkan pinggulnya kuat-kuat yang jelas membuat tubuh Ukhti Anna mengejang karena nikmat saat pintu rahimnya kembali dihantam rudal jumbo Dana. serambi lempit Ukhti Anna menyambutnya dengan berkedut kencang dan menyemburkan kuat cairan surgawinya membanjiri perut dan selakangan keduanya. Selama sekitar 7 detik lamanya Ukhti Anna mengejang menikmati klimaks sementara abaya dan sprei ranjang sudah mulai basah kuyup oleh cairan surgawi dan darah keperawanan.
Dana : Hhh.. Hhh.. Ffuhh.. enak yah sayang..?? Lanjut lagi yaahh..?? Tanya Dana yang mulai berkeringat.
Ukhti Anna : E’emhh Mashh.. Lagiihh.. Mmhhh.. Ooohhh.. AAAHH.. AHHH.. SHH.. OHHH..OOHHH.. YESHHH.. AAHH.. rudalHH.. rudalHHH.. AAHH.. menggenjot ENAKK.. AHHH.. MMHH.. TERUSH MASSHH.. OOHHH.. NGGHH..
Kali ini kedua kaki Ukhti Anna diangkat ke atas dan dibuka lebar, sementara pinggulnya terangkat. Kedua kaki mulus putih Ukhti Anna disangga oleh kedua lengan Dana yang juga menyangga tubuhnya sendiri. Posisi ‘Eagle’ seperti ini membuat Dana bisa dengan leluasa melakukan penetrasi total hingga seluruh rudalnya tenggelam sempurna. Ukhti Anna pun hanya bisa pasrah akan perkasanya Dana mensetubuhi dirinya. Matanya nanar, mulutnya terus meracau, sementara kepalanya kadang ia banting ke kanan-kiri karena tak kuasa menahan kenikmatan yang terus Dana berikan. Otaknya serasa blank ketika rudal Dana yang jumbo menghantam kuat pintu rahimnya bekerjasama dengan dildo medium yang terus merangsang liang bo’ol hafidzah kelahiran Banyuwangi itu.
PLOKK!! PLOKKK!! PLOKKK!!
Seluruh tubuh Ukhti Anna berguncang hebat. Ranjang pun berderit keras menahan kuatnya genjotan Dana menggagahi keperawanan sang akhwat bercadar. Gunung kembar kenyal Ukhti Anna berayun-ayun indah memanjakan mata Dana yang sudah digelapkan oleh nafsu birahi. Desahan Ukhti Anna mulai berubah menjadi jeritan kecil saat rudal Dana menghujam kuat tanpa ampun. Lebih dari 8 menit Dana menggenjot Ukhti Anna yang sudah blingsatan tak karuan dengan posisi itu sebelum kemudian lenguhan kuat dan panjang Ukhti Anna menggema.
Ukhti Anna : AAGHH!! AGHH!! MASSHH!! OHHH..!! PELANHH MASHH..!! AAHH..!! MAS DANAAHH..!! AAHHH..!! AAAAHHH..!! OUUNGGHHHH…!!!!!
SEERRRR.. SEEEERRRRRRR.. SEEEERRRRRRR..
Dana segera mencabut rudalnya karena merasakan jepitan kuat liang surgawi Ukhti Anna yang mencapai klimaksnya. Cairan surgawi khas orgasme akhwat pun meledak, menyembur kuat membasahi perut dan dada Dana. Karena terlalu deras, abaya dan jilbab Ukhti Anna pun ikut basah kuyup. Mata Ukhti Anna terpejam dengan kepalanya mendongak sementara kedua tang mencengkeram kuat lengan Dana saat merasakan kenikmatan orgasmenya yang membuat Dana meringis menahan nyeri.
Tubuh cantik Ukhti Anna masih mengejang saat tiba-tiba Dana membalikkan tubuhnya dengan paksa. Meski masih belum selesai orgasme yang ia rasakan, tapi Ukhti Anna tak punya pilihan lain selain mengikuti kemauan Dana. Kini posisi Ukhti Anna ibarat orang sujud dengan bokongnya yang putih mulus bulat itu mengacung menghadap Dana yang tengah berlutut dan tersenyum memandangi keindahan bagian bawah tubuh seorang hafidzah yang hari-hari selalu tertutup sempurna oleh pakaian syar’i dari mata lelaki.
Dana : Sshhh.. Gila ngga sih..??? Udah muslimah, hafidzah, bercadar, cantik, putih, ehh tapi doyan ginian..?? Idaman beett.. ahahah.. apalagi niihh..?!! Binalnyaa ga ada obaaattt!! Ujar Dana yang kemudian mengocok cepat dan kasar dildo medium di anus Ukhti Anna sambil sesekali menampari bokong hafidzah itu.
Ukhti Anna : AHH.. SSHH.. AGHH!! MASHH.. AHHH.. AHHH.. MMHHH.. OHHHH..
SLEEB!! SLEEB!! SLEEB!! PLOOP..
Setelah puas mengocok anus Ukhti Anna, Dana langsung mencabut cepat Dildo yang sudah berlumuran lendir khas anus akhwat itu dan segera mengarahkan kedua tangan Ukhti Anna untuk menarik bokongnya ke kanan-kiri sehingga liang anusnya semakin merekah. HP Dana pun segera mengabadikan momen erotis itu dimana santriwati bercadar tengah nungging dan memamerkan liang bo’olnya yang sudah siap dinikmati.
Ckrek!! Ckrekk!! *Suara kamera
Dana : Naahh.. Cakep sih kalo gini sayanghh.. bikin mas jadi makin sayang nihh.. kata Dana sambil melempar HP nya ke sofa kamar.
Dana pun membelai dan meremas lembut bokong Ukhti Anna yang benar-benar bulat dan menantang karena dihias anus coklat yang merekah dan serambi lempit legit yang sempit. Layaknya adegan video porno, Dana pun meludahi liang anus Ukhti Anna yang dilanjutkan dengan melakukan penetrasi secara perlahan.
Ukhti Anna : AAAAUUHH.. NNGHHH.. SSSHHH.. MMMUOOHHH.. SSHHH.. MASSHH.. AAAAHHH.. SSHHH.. OHHH!! OHHH!! SSHH.. AAAHH!! ENAK MASSHH!! AAHH..!! DUUHH!! YA ALLAHH.. ENAK BANGETHH!! MMHH!! MMHHH!! YESSHH..!! SODOK BOKONG ANNAAHH..!! MASSHH.. !!!
PLOKK!! PLOKKK!! PLOKK!!
Hanya sebentar saja Dana penetrasi perlahan. Lenguhan tertahan Ukhti Anna yang merasakan perutnya mulai tersumpal penuh oleh rudal Dana mulai berganti dengan teriakan dan racauan. Tak seperti saat tengah merobek keperawanan serambi lempit Ukhti Anna, Dana langsung menggenjot cepat dan kuat bokong hafidzah Banyuwangi itu karena memang sudah dipersiapkan untuk di anal sedari tadi. Tak hanya Ukhti Anna yang dibuat merem melek keenakan dan tergila-gila, Dana pun merasakan hal yang sama. Jepitan kuat yang begitu intens di seluruh batang rudal berurat Dana, membuat mahasiswa UII itu melayang nikmat. Pengalaman anal pertama ini langsung membuat kedua insan penggiat islam itu ketagihan. Tak ayal hanya beberapa menit saja, Ukhti Anna sudah langsung mencapai anal-orgasme pertamanya.
Ukhti Anna : OGHH!! OGHH!! AAHH!! MASSHH!! OOHH!! GEDE BANGETTHH SSSSIIIHHH…!! OHHH..!! ANNA GA TAHAN LAGIIIHHH.. MMHHH..!! MMHHH..!! OOOUUNGHH..!!
PLOOKK!!! SEEEERRRRRRR.. SEEEERRRRRRR.. SEERRR..!!
rudal Dana menghujam jauh di liang bo’ol Ukhti Anna dan dibarengi dengan serambi lempit Ukhti Anna yang kembali memuntahkan cairan segar khas orgasme akhwat. Ranjang kamar mereka kini tak ada ubahnya seperti kolam. Begitu becek dan beraroma khas cairan surgawi bercampur lendir birahi akhwat. Selama beberapa detik tubuh Ukhti Anna mengejang menikmati klimaksnya. Dana pun beristirahat sebentar karena ia cukup kelelahan setelah lebih dari 30menit menggarap penghafal Qur’an cantik itu.
Dana : Hufft.. istirahat bentar yah sayang.. mmhh.. nih pasang disanah.. trus emut yaahh.. biar makin hot..!! Ahahaha.. ujar Dana sambil menyerahkan dildo medium yang masih berlumuran lendir anus pada Ukhti Anna sementara rudalnya masih terbenam total di anus Ukhti Anna.
Ukhti Anna tanpa banyak kata langsung menempelkan dildo medium yang beraroma khas lendir anusnya itu di Head-board ranjang. Entah kenapa aroma yang datang dari dildo itu justru membuat kerongkongan Ukhti Anna kembali gatal seperti saat dirinya disuguhi rudal ikhwan untuk pertama kalinya.
Ukhti Anna : Mffhh.. Masshh.. Haaemffhhh.. mffhh.. Srruppt.. Mmffhh!! MFFFHH..!! OCKK!! OCKK!! OCKK!! MFFHH!! OCKKK!! OCKKK!! UHUK!! OCKK!! OCKK!! MFFFHHH!!
Sesaat setelah dildo mulai menyesaki mulut Ukhti Anna, Dana langsung menghantamkan rudalnya kuat-kuat yang membuat tubuh Ukhti Anna terdorong maju. Kedua tangan Ukhti Anna yang seharusnya menjadi penopang tubuhnya kini ditarik ke belakang oleh Dana sehingga ia tak bisa menolak saat Dildo medium itu melesak masuk cepat hingga menyodok pangkal kerongkongannya. Meski tengah asik menikmati meng-anal hafidzah bercadar, Dana sedikit menyesal karena tak mempersiapkan HPnya untuk merekam adegan panas mereka sekarang dimana ada seorang santriwati bercadar yang masih mengenakan pakaian syar’inya yang serba hitam tengah di anal kasar dengan posisi doggy sementara mulutnya tersumpal penuh oleh Dildo layaknya tengah melayani dua rudal sekaligus.
SEEEERRRRRRR.. SEERRR.. SEEEERRR..
Ukhti Anna kembali mengejang karena orgasme setelah 7 menitan lebih bertahan dengan sodokan kasar dan cepat Dana. Meski serambi lempit Ukhti Anna masih berdenyut kuat menyemburkan cairan surgawinya, Dana justru mencabut rudalnya dari anus dan langsung menyumpal serambi lempit Ukhti Anna. Tentu saja hal ini membuat Ukhti Anna terkejut. Bahkan Dana langsung menggenjot cepat liang surgawi Ukhti Anna yang membuat cairan orgasme Ukhti Anna menyiprat ke seluruh ranjang.
Baik cadar, jilbab, maupun abaya Ukhti Anna sudah kusut dan basah kuyup oleh cairan orgasmenya sendiri. Tapi itu belumlah berakhir, kali ini Dana menarik tubuh Ukhti Anna tanpa melepas rudalnya hingga ke posisi ‘Overtuned’ dimana Ukhti Anna menduduki rudal Dana sementara ia menyangga tubuhnya yang seperti orang khayang dengan kedua tangannya. Kedua kaki Ukhti Anna mengangkang dan berada di sisi kanan-kiri kaki Dana.
Kembali lagi suara hantaman perut Dana menghantam bokong putih kemerahan Ukhti Anna dari bawah bersenandung indah bersamaah dengan desahan dan erangan akhwat cantik bercadar berumur 18 tahun itu. Ukhti Anna hanya bisa pasrah menikmati anal bercinta yang begitu intens dari Dana. Kepalanya mendongak dengan mata sayu seakan tak ada lagi yang bisa ia perbuat. Toket bulat yang dihiasi puting kecoklatan menjembul keluar dari abaya hitam uang yang Ukhti Anna kenakan dan berayun-ayun cepat saling menampar satu sama lain.
Dana pun merasakan ejakulasinya sudah hampir datang. Ia kemudian memindahkan rudalnya dengan cepat ke serambi lempit Ukhti Anna dan segera menggenjot dengan sisa tenaganya.
PLOKKK! PLOKKK!! PLOKKKK!!!
Dana : AAHH.. AAAHHH.. BEEEHHH.. ENAKK POLLL..!! EMANG BEDA BODY HAFIDZAH YAAA.. AHAHAHA!! MMHHH.. KLUARIN MANAH SAYANGH..???!! ujar Dana sambil terus menggempur serambi lempit Ukhti Anna.
Ukhti Anna : AAAHH.. AHHHH.. OHHH.. TER.. SEE.. RAAAHH MASSHH.. OOHHH.. SSHH.. AAAHH.. MMU.. LUUTTHHH.. AANNNAAHH.. SSHH.. MULUTTHH.. SINIHH.. MAASSSHHH.. Ngocoks.com
Dana yang sudah tak tahan lagi segera mencabut rudalnya dan berdiri di ranjang. Ukhti Anna yang sudah kelelahan dengan sigap segera mengambil posisi berlutut. Kedua tangannya menengadah seakan tak ingin ada setetespun sperma Dana yang terbuang. Dengan tangan kirinya Dana menyibakkan cadar Ukhti Anna, dan.. CROOTT.. CRROOOTTT.. CRRROOTTT..
Dana : AAARRGGHHHHHH..!!!!!
Ukhti Anna : Aaahh!! Aahhh!! Aaaahhh.. Mmhhhh.. Sluurpp.. Mmffhhh..
Dana menyemburkan begitu banyak sperma di mulut suci Ukhti Anna yang sudah menganga menanti kelezatan sperma lelaki. Begitu banyaknya hingga meluber keluar dari mulut Ukhti Anna dan tak sedikit yang membasahi cadar serta jilbab Ukhti Anna. Kali ini Dana tak mau membuang kesempatan, ia pun segera mengambil kamera dan mengabadikan momen itu di mana seorang akhwat bercadar tengah facial dengan sperma lelaki ajnabi.
Ukhti Anna terlihat begitu lahap dan menikmati setiap tetes sperma Dana. Terbukti dengan aksinya yang justru memuntahkan sperma dimulutnya ke telapak tangannya dan secara perlahan ia jilat hingga habis. Aksi ini jelas membuat Dana berdecak keheranan. Bagaimana tidak, hal seperti itu biasa ia jumpai di video porno barat, tapi kali ini yang terjadi di hadapannya adalah akhwat bercadar penghafal Qur’an yang melakukannya secara live.
Dana : Daahh.. bener-bener lonte bercadar ini sihh.. ehh yaa.. selfi dulu ya saayanghh.. ujar Dana.
Meski lelah, Ukhti Anna tetap menuruti kemauan Dana untuk berselfie ria dengan mengulang semua adegan mereka. Bahkan saat Dana tengah men-anal pun tak lepas dari jepretan kamera HP nya. Rasa lelah pun menghampiri ikhwan dan akhwat itu setelah perzinaan panas keduanya.
Dana : Aaahhh.. Legaahh.. Anna sayangh.. gimana rasanyaah..?? Tanya Dana sambil terlentang di ranjang yang becek.
Ukhti Anna : Mmhhh.. Sshh.. Satu kataahh.. Nikmaathh masshh.. Aaahhh.. tapi capek jugaahh.. ujar Ukhti Anna yang tiduran miring di sisi kanan Dana.
Dana : Ahahahah.. iyaah mas juga capek.. btw.. maaf yaah.. itu Anna sayang belajar kayak gitu dimanah?? Mas gak nyangka lohhh kalo bisa se—liiaaarrr itu..
Ukhti Anna : Duuhh.. jadi maluhh mas Danah.. Mmmhh.. itu dulu Anna dapet dari pelajaran Ummi Pipik.. katanya untuk jadi istri solehah harus bisa puasin suami dengan semua cara..
Dana : Haahh..?? Gila udahh.. ahahaha.. gatau lagi dah mas harus jawab apaa.. ahahah..
Keduanya pun berbincang dan bercengkrama sebentar. Dana pun sempat meremas-remas toket dan bokong Ukhti Anna yang menjembul dari abayanya sebelum ia tertidur karena kelelahan.
—————————————
Hamdan : Oohh gitu yaaa.. jadi gitu bentuk terimakasih kalian sama orang yang udah ngajakin kesini..!? Ujar Hamdan yang agak kesal melihat Dana dan Amin yang tengah mendapat blowjob dari ustadzah Muna dan Auliya.
Amin : Ehehhe.. nggak kok Hamdan.. antum sih kelamaan.. makanya jadi laki jangan terlalu perkasa banget.. jawab Amin dengan tertawa sementara Ustadzah Auliya tampak mulai kelelahan melayani rudal Amin.
Dana : Iya.. antum sih kelewat perkasa.. ahahah.. itu masih sisa satu budak buat antumm.. udah hajar aja.. kata Dana sambil membelai kepala Ustadzah Muna yang kini tengah mengulum zakarnya.
Hamdan : Hadedehh.. punya temen gatau di untung.. ujar Hamdan sambil duduk di salah satu sofa di ruang penthouse itu.
Ustadzah Miya hanya terdiam tak tau apa yang harus ia lakukan ketika melihat Hamdan datang. Ia masih teringat pengalaman pertamanya diperawani Hamdan. Seluruh tubuhnya bergidik membayangkan apa yang ada di balik sirwal yang Hamdan kenakan saat itu. Meski tubuhnya tertutupi oleh pakaian syar’i serba hitam dan bercadar, namun ‘kebinalan’ dalam dirinya bergolak hanya karena membayangkan keperkasaan rudal 25cm Hamdan.
Hamdan : Huaahh.. Tadi dipanggil apa?? Budak yaa..?? Woee Budak!! Sinihh..!! Bentak Hamdan ke arah ustazah Miya.
Ustadzah Miya : Aahh.. iyah Tuan.. jawab Ukhti Miya yang bergegas menuju Hamdan.
Hamdan : Apaaan nih!? Tanya Hamdan sambil melihat Ustadzah Miya yang bersimpuh dan menghidangkan teh hangat di meja di depan ketiganya.
Ustadzah Miya : Teh Tuan.. Teh kuat khusus Ikhwan.. kata Ummi Vyrna ana wajib hidangkan ini untuk Tuan Hamdan dan teman-temannya.. jawab ustadzah Miya yang kemudian berdiri sambil terus memandangi selakangan Hamdan.
Hamdan : Oohhh.. Boleh juga nih.. Minum dulu oee Amin sama antum Dana..!! Ujar Hamdan sambil mencicipi teh buatan Ustadzah Miya.
Saat tengah asik menikmati Teh, suara adzan dhuhur pun menggema di langit Jogjakarta.
Amin : Yaah.. udah Dhuhur.. gimana?? Sholat dulu apa lanjut nihh..?? Tanya Amin pada Hamdan.
Hamdan : Sholat dulu sih.. STMJ broo.. Sholat Terus, Maksiat Jalan.. ahahahaha.. jawab Hamdan.
Ketiganya pun kembali merapihkan pakainnya begitu juga Ustadzah Miya dan Ustadzah Muna. Sebelum pergi untuk mandi junub dan sholat Dhuhur, Hamdan berpesan agar mereka sholat dhuhur bersama dengan para santriwati yang baru saja Hamdan, Amin, dan Dana nikmati.
Hamdan : Iyaa.. pokoknya harus jamaah sama mereka.. dan tunggu kita balik kesini.. paham!?
Ustadzah Miya, Auliya, Muna : Na’am Tuan..
Bersambung… Dana : Bentaran sih.. ngapain juga buru-buru.. kata Dana yang baru saja kelar mandi.
Amin : Yaa keburu masbuk laahh.. antum sih lelet.. jawab Amin yang sudah siap dengan gamis dan sirwal marunnya.
Hamdan : Iya tuh.. padahal ane yang selesai menggenjot terakhiran malah udah siap duluan.. timpal Hamdan.
Ketiganya mandi di beberapa kamar mandi yang terletak di penthouse mewah yang disewa bu Vyrna. Bagi Amin dan Hamdan ini adalah pertama kalinya mereka mencoba kamar mandi semewah ini. Meski awalnya kebingungan karena pernak-pernik yang berbeda dari apa yang biasa ada di kamar mandi rumah mereka, namun tak butuh waktu lama untuk keduanya beradaptasi.
Dana : Nahh.. udah ganteng nih.. ahahah.. btw remes dikit aahhh.. kata Dana yang menyempatkan diri mendekap Ustadzah Muna dari belakang.
Ustadzah Muna : Shhh.. Aaahhh.. Tuaanhh.. Mhhh.. lenguh Ustadzah Muna saat merasakan kedua gunung kembarnya diremas oleh Dana.
Amin : Heh.. udah ayok keburu masbuk!! Kata Amin yang segera keluar ruangan bersama Hamdan.
Dana : Iyaa.. Iyaa.. udah yaa.. nanti lanjut lagii.. kata Dana sambil mencium bibir Ustadzah Muna yang tertutup cadar.
Hamdan hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Dana yang sepertinya keasyikan setelah mendapat mainan baru. Tak hanya para ikhwan, para Ustadzah yang lain pun merasa cemburu saat melihat Ustadzah Muna mendapatkan ciuman di bibirnya sesaat sebelum mereka pergi meninggalkan ruangan.
Ustadzah Miya : Hhhheeeemmm.. Heeemmm.. Heeeemmmm..!! Gituu yaaa.. gitu yaaa sekarang kamu Munn..!!?? Ujar Ustadzah Miya terlihat kesal sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.
Ustadzah Muna : Ehh.. Ahh.. Apaan sih..?? Jawab Ustadzah Muna kebingungan.
Ustadzah Auliya : Heemmhh.. pake sok gatau gitu yaaa..?? Diihh.. Timpal Ustadzah Auliya.
Ustadzah Muna : Lohh.. Seriusan gatau.. Ohhh.. ini tadi tohh..?? Bukan mau ku benerann.. aku juga gatau kalau ustad Dana bakal gitu.. jawab Ustadzah Muna mencoba menjelaskan.
Ustadzah Miya : iiisshh.. curang banget sihh.. curaaaanggg..!! Masak Cuma aku doang yang dianggurin..!? Jawab Ustadzah Miya sambil meremas-remas gemas kepala Ustadzah Muna.
Ustadzah Muna : Aaahhh.. Ahh.. Apaan sih Mi.. kusut nih jilbabku.. kata Ustdazah Muna mencoba menghindar.
Ustadzah Auliya : Ahahah.. iya juga sih yaa.. kasian Miya yang ga kebagian..
Ustdazah Miya : Wwuuu.. curanggg.. Hemh!! Aku udah sange banget taukk.. kebayang nikmatnya rudal ustad Hamdan.. Mmhhh.. Gedenyah itu bikin nge-flyy.. ujar Ustadzah Miya sambil mendekap dirinya sendiri yang menggelinjang hanya karena membayangkan keperkasaan Hamdan.
Ustadzah Muna : Iya sihh.. waktu dulu sama kamu ituh Liya.. iya kan?? Ffuhh.. langsung berasa kenyang ini perut.. apalagi waktu ustad Hamdan mulai genjot kasar gitu.. Aaahhh.. brapa kali tuh aku orgasme yaa..?? Inget gak Liya?? Tanya ustadzah Muna yang duduk sambil mengingat pengalaman pertama bercintanya dengan ustad Hamdan.
Ustadzah Auliya : Yaaa mana aku tau.. lagian ngapain juga aku ingat-ingat gitu.. ahahaha.. btw tapi emang bener sih.. apalagi kalo pas doggy trus disodok dari belakang gitu.. Ahhh.. rasanya pengen seharian teruss digituin.. disodok kuat-kuat ampe mentookk.. Uunngghh.. timpal Ustadzah Auliya yang ketagihan dengan kejantanan Hamdan.
Ustadzah Miya : Tuuhh.. Iyaakaann?? Iyaakaann?? Nagih nggak sih..?? Nannya aja sih.. kalo seumpama kalian dijadiin pelayan pribadi ustad Hamdan gitu mau ngga sih?? Kalo aku mah bangeett..!! Ujar Ustadzah Miya yang sudah berfantasi entah kemana.
Ustadzah Auliya : Ehh.. Ehhh.. kok gitu sih.. aku kan juga mau Miiyaa.. hihihih.. barengan aja gimana sih..?? Kalo kamu gimana sih Mun posisi yang paling kamu suka?? Timpal Ustadzah Auliya yang ternyata memendam sisi binalnya.
Ustadzah Muna : Yeee.. jangan Cuma buat kalian laahh.. aku juga mau jadi pelayan rudal ustad Hamdan.. Mmhh.. Semuanyahh Liyaa.. Apalagi kalo pas di anal.. Awwhhh.. udah deehhh.. langsung terbang melayang sampe surga Firdauss.. ahahahahah.. jawab Ustadzah Muna yang terlihat cantik meskipun setelan serba hitam menutupi tubuh indahnya.
Ustadzah Miya : Haaahh.. Nggak nyangka banget yaahh Allah kasih kesempatan buat kita yang bukan apa-apa ini bisa ngelayanin ustad Hamdan.. Alhamdulillah banget ngga sih? Ujar ustadzah Miya yang sudah menggelar sajadahnya.
Ustadzah Auliya : He’emh.. Alhamdulillahi bini’mati tatimussholihat.. yuuk sholat dulu.. ntar keburu ustad Hamdan malah kitanya belum sholat.. timpal Ustadzah Auliya.
Ustadzah Muna : Ehh.. tapi kan tadi kita dibilangin buat sholatnya jama’ah kan..?? Ngga nungg.. tapi Ustad Hamdan ga suruh kita nunggu beliau dulu ya..?? Yaudah sih.. jawab Ustadzah Muna yang kemudian segera menuju ke kamar mandi ruangan itu.
Sementara itu di luar..
Amin : Fuuhh… Hampir aja telat.. lelet sih antum.. celetuk Amin sambil melirik ke arah Dana.
Dana : Lohh.. kan yang penting ngga masbuk.. masih dapet ruku’ tadi.. jawab Dana berupaya menghindari kesalahan.
Hamdan : Yaa gitulah nih anak.. sekalinya dikasi enak, lupaa udaahh.. hadeehh.. timpal Hamdan yang juga kesal pada Dana.
Dana : Iyaa dehh.. Iyaa deehh.. Maaf yaa.. Maaff Tuanku Haamdaaann.. kata Dana sambil menangkupkan kedua telapak tangannya layaknya orang menyembah pada Hamdan.
Hamdan : Haahh..?? Antum niat ngejek ya..?? Ujar Hamdan sambil menatap malas ke Dana.
Dana : Lohh kan ane ini bersyukur.. punya temen kayak antum Ndan.. bisa bikin ane ngrasain surga dunia.. apalagi sama akhwat-akhwat bercadar.. duuhhh.. sshhh.. jawab Dana yang terlihat bahagia.
Amin : Iya sih ya.. ane juga ga nyangka lhoo.. itu gimana Ndan ceritanya antum bisa dapet kayak gituan tadi.. maksud ane.. iyaa gitu.. santriwati lhoo itu.. hafidzah pula.. spill dikit laahh.. goda Amin sambil merangkul Hamdan sementara ketiganya duduk santai di pelataran masjid.
Hamdan : Lahh ane sendiri juga ga paham.. kan emang kita dari dulu niat ke Jogja buat kuliah aja.. Cuma kalian tau sendiri lah kalo ane tuh ekonomi pas-pasan banget.. jadi kalo mau beli ini itu harus ditahan kalo ga punya duit.. yaudah deh ane cari kerjaan sampingan.. nah Qodarullah depan kosan ane itu ada rumah gede banget.. kayak di sinetron-sinetron gitu lah.. pas banget tuh lagi ada lowongam kerjaan.. nah trus ane daftar deh.. n gak nyangka aja dari situlah semuanya berubah.. ahahaha.. jelas Hamdan sambil tertawa mengingat awal mula ia menjadi penakluk akhwat di Jogja.
Amin : Hah..?? Masak gitu aja trus udahan??
Dana : Iyaa.. masa gitu doang?? Yang lebih detil dong.. bikin penasaran aja.. lanjut Dana yang terlihat begitu antusias.
Hamdan : Helehhh.. emang apa untungnya buat ane cerita detil-detil banget gitu..?? Tanya Hamdan sambil memalingkan wajahnya.
Amin : Yaaa itung-itung bikin seneng saudara muslim broo.. kan berpahala tuh.. ahahah.. jawab Amin.
Dana : Nahh bener tuh.. ahaha.. ayok lah Ndann.. penasaran nih.. timpal Dana.
Hamdan : Nggaakk!! Antum gatau diuntung sih.. lah bukannya udah seneng yak kalian tadi bisa icip serambi lempit perawan santriwati hafidzah.. masih kurang?? Hemmhh.. jawab Hamdan agak ketus.
Dana : Yaaa.. ngga juga sih.. tapi kan normal aja gitu Ndan klo kita penasaran.. jawab Dana yang mulai mengurungkan niatnya.
Amin : Emmm.. iya juga sih.. ga semua rahasia perlu diceritain.. toh ini aja udah nikmaaaatt beettt.. mmhh.. timpal Amin yang masih terkesan dengan sensasi nikmatnya zina dengan santriwati.
Hamdan : Nahhh.. mbok udah yang ada disyukuri.. biar ditambah nikmatnya.. btw balik yok.. batasnya Cuma sampe sore nih bisa nikmatin tuh santriwati.. btw kalian mau nyobain apa?? Tanya Hamdan sambil berdiri menuju tempat sandalnya.
Dana : Ehh.. iyakah?? Emmm.. kalo yang ekstrim gitu bisa ngga ya?? Soalnya kan jarang-jarang gitu kita bisa kayak gini.. tanya Dana.
Amin : Ekstrim gimana maksud antum??
Dana : Pengen cobain aja menggenjotin akhwat pas sholat ato pas ngaji gitu.. hihihih.. jawab Dana dengan nada nakalnya.
Amin : Weehh!! Parah antum Dann.. Paraaahhhh..!! Jawab tegas Amin.
Dana : Yaaa kan sekalian gitu lhoo.. udah bikin dosa kok nanggung?? Jujur aja Min.. emang antum gak penasaran apa..?? Goda Dana.
Amin : Hemmm.. yaa kalo dipaksa gitu sih.. pengen juga.. tapi emang bisa Ndan?? Itu kayak si Dana bilang.. tanya Amin.
Hamdan : Emang antum lupa kata-kata bu Vyrna?? “mas-mas sekalian dipersilahkan untuk ‘mengumbar’ fantasi terliarnya”.. gitu kan?? Jawab Hamdan enteng sambil berjalan menuju hotel.
Dana : Wuihhh.. Coookk!! Ini baru mantab!! Gimana Min..!?? Gass kannn!!??? Tanya Dana yang tampak begitu antusias.
Amin : Iyaa.. Iyaaa.. dihh punya temen bisa separah ini sih.. ahahaha.. yuukk..
Selama perjalanan menuju ruangan penthouse, ketiganya saling mengumbar ide-ide liarnya. Terutama Dana yang tak henti-hentinya mengusulkan ide blasphemy nya pada Amin dan Hamdan. Bagi Hamdan itu bukanlah sesuatu yang baru karena sudah sering ia menyodok bu Zaskia saat sholat ataupun saat sedang tilawah, tapi bagi Amin dan Dana ini adalah yang pertama kalinya.
Cklek.. Suara pintu dibuka.
Dana : Assalamu’alaykum.. ucap Dana sambil membuka pintu.
Ustadzah Auliya : Allaahu Akbaarr..
Dana : Ehh.. seriusan dong mereka masih sholat.. pas banget!! Ujar Dana yang sudah tak mampu menahan birahinya.
Amin : Ck.. ck.. ckk.. tahan dulu lah Daann.. santayy.. celetuk Amin yang keheranan melihat tingkah Dana.
Hamdan : Iya ehh.. antum tuh kayak anjing kelaparan aja sih.. nikmatin dulu dong pemandangan indah ini.. kapan lagi liat Hafidzah sholat tapi sujudnya ke arah kita.. tukas Hamdan.
Amin : Ehh.. maksud antum gmana Ndan?? Tanya Amin keheranan.
Dana : Iya.. apa sih..?? Imbuh Dana sambil memasukkan tangannya ke dalam sirwal.
Hamdan : Kan tadi antum yang punya usulan kan Dan..?? “Behhh.. coba gitu yaaa.. kitanya telanjang bulet gitu trus kita duduk sambil rudal kita ngaceng.. trus mereka hafidzah itu sholat Cuma pake atasan mukena aja tambah sujudnya depan kita persis gitu..”, ujar Hamdan menirukan Dana saat mengusulkan idenya di lobby tadi.
Dana : Woo.. iya.. iyaa.. teruss..?? tanya Dana yang makin antusias.
Hamdan : Nah yaudah.. tinggal praktek aja.. lagian pas banget tuh mereka sholatnya ngadep ke arah sofa.. ujar Hamdan sambil melepas gamisnya.
Amin : Kapan lagi dapet untung kayak gini.. ahahah.. timpal Amin yang juga sudah melepas sirwalnya.
Hamdan, Amin, dan Dana memang dengan sengaja berbicara dengan suara keras agar Ustadzah Auliya, Muna, dan Miya bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Khusyuk dalam sholat pun hanya menjadi ‘kajian’ saja setelah kenikmatan rudal ikhwan menerobos liang surgawi ketiga santriwati senior itu. Tak ayal tubuh ketiganya bergidik hebat membayangkan apa yang akan terjadi. Fantasi-fantasi liar mulai menguasai pikiran akhwat-akhwat cantik bercadar itu. Jelas saja hal itu membuat gelora birahi dalam diri ketiganya semakin menggelora dan menghantarkan deras lendir khas akhwat meleleh membasahi paha mulus ketiga hafidzah itu.
Hamdan : Hmphh.. Aahhh.. Shh.. Beehh.. Bercadar.. Anggun.. Cantik.. tapi di dalamnya sama kayak lonthe.. ahahaha.. ujar Hamdan yang sudah duduk dengan kedua kakinya terbuka tepat dihadapan Ustadzah Miya yang sedang berdiri sholat.
Dana : Aahahah.. bener banget sih.. apalagi yang depan ane satu ini.. beehh.. kebayang deh tuh mata ntar kek gimana sensusalnya kalo pas di genjot.. timpal Dana yang juga sudah duduk santai dengan kedua kakinya terbuka menampakkan rudalnya yang masih terlihat lemas.
Ustadzah Auliya, Muna, dan Miya pun tak mampu menahan pandangan matanya untuk melihat ke arah depan. Aaahhhh.. darah di dalam tubuh ketiga santriwati cantik itu berdesir cepat saat mendapati pemandangan indah dihadapan mereka. Tubuh ikhwan yang terawat dan bercintai dengan garis tubuh yang jelas, perut yang kencang, dada yang bidang, apalagi rudal yang berukuran besar dan panjang menghiasi selakangan gagah ketiganya. serambi lempit terawat Ustadzah Muna, Auliya dan Miya pun berkedut hebat karena menahan syahwat yang meledak. Ketiganya sudah tak mampu menahan kekhusyukan sholat meski baru mendapatkan 2 roka’at. Apalagi Hamdan, Amin, dan Dana terus-menerus melecehkan ketiga santriwati itu yang justru membuat para penghafal Qur’an itu semakin bergairah dan ingin segera dizinahi.
Amin : Heyy.. ga usah sok khusyuk gitu.. pengen lihat ini kaaann..?? Goda Amin sambil memainkan rudal jumbo 22cm nya yang masih lemas.
Ustadzah Auliya : Ahhh.. ituhh.. mmhh.. rudal idamankuhhh.. Aaahhh.. Shhh.. Gantengghh.. Gumam Ustadzah Auliya yang melirik ke arah selakangan Amin saat di a ruku’.
Amin : Wahahah.. Udah pengen banget yah kamu budakk?? Lagi sholat liat kemanaaa?? Ujar Amin melecehkan Ustadzah Auliya yang masih tertutup setelan serba hitam.
Dana : Sama aja nih budak ane.. cadarnya uda basah sama liur.. ahahah.. kayaknya udah ga tahan pengen nyepong rudal ane nih.. ujar Dana yang duduknya agak condong ke depan sementara tangan kanannya meremas-remas kuat toket Ustadzah Muna yang menggantung karena ruku’.
Ustadzah Muna : Mmmhh.. Sshh.. Subhnaahh.. Robbiaalhh.. Sshh.. Desis tertahan Ustadzah Muna yang sudah terbakar birahi.
Ustadzah Miya, Auliya, Muna : Aallaaahu Akbaarr..
Ketiganya pun segera sujud setelah i’tidal yang cukup cepat. Meski masih tertutup cadar, Hamdan bisa tahu dengan jelas kalau ketiga akhwat di hadapannya sudah benar-benar tenggelam dalam lautan syahwat. Amin dan Dana pun terkesima saat melihat ketiga hafidzah itu bersujud tepat di hadapan mereka yang bugil. Tak menyangka akan mendapatkan perlakuan se-istimewa itu, layaknya seorang raja. Apalagi bokong bulat indah ketiga santriwati senior Bu Vyrna itu tetap tercetak jelas meskipun tertutup abaya dan jilbab hitam jumbo, siap untuk digempur kapanpun.
Dana : Nahh gitu.. sama Tuannya tuh harus sujud yang bener.. ahahah.. ucap Dana seraya menginjakkan telapak kaki kanannya di kepala Ustadzah Muna yang sedang sujud.
Amin : Bener juga antum kadang-kadang Dan.. Budak mah harus dikasih tau sopan santun sih yaa.. timpal Amin yang juga menginjak-injak kepala Ustadzah Auliya dengan kaki kirinya.
Dana, Amin, dan Hamdan tertawa lepas saat melihat ketiga ustadzah itu hanya bisa pasrah saat kepala mereka di injak-injak oleh kaki ikhwan ajnabi yang baru saja mereka kenal. Apalagi itu terjadi saat mereka tengah sujud, melaksanakan sholat Dhuhur. Tapi bukannya marah atau kesal, Ustadzah Auliya, Muna, dan Miya justru menikmati perlakuan Hamdan dengan rekannya itu.
Hamdan : Uluuhh.. Uluhh.. udah ga tahan yaa?? Nihh isep..!! Perintah Hamdan yang menjulurkan kaki kanannya ke arah wajah Ustadzah Miya yang tertutup cadar dan kini sedang duduk Tahiyyat Awwal.
Ustadzah Miya : Assalamu.. ‘alaykaahh.. Haahmm.. Mhh.. Ayyuhaannaahh.. Ahhh.. “Kaki tuanku Hamdannhh.. Ahhhh.. Ahh.. Ga tahaanhh.. Mhhh”.. Biyuumhhh.. Emmfhh.. Mffhh.. Mmhh.. Srrupphh.. Mffhhh.. gumam Ustadzah Miya yang kemudian segera melumat jemari kaki Hamdan dengan penuh nafsu hingga cadarnya basah kuyup.
Amin : Waahh.. Wahh.. Lagi sholat apa ngapain tuh?? Sholat kok malah ngelamutin jari kaki.. ahahah.. ujar Amin yang juga menyodorkan kakinya ke wajah Ustadzah Auliya yang bercadar namun tampak jelas ingin untuk dizinahi.
Ustadzah Auliya : Assalamu’alaynahhmm.. Mmfhh.. Mcchh.. Mchh.. Mffhh.. Srrupp.. Mfhhh.. Mffhhh.. tanpa basa-basi jemari kaki kiri Amin pun sudah menjadi bulan-bulanan mulut kenikmatans akhwat kelahiran lampung itu.
Dana : Beehhh.. Gilakkk!! Budak bercadar emang ga ada lawaaann!! Ujar Dana yang merem melek merasakan pelayanan mulut Ustadzah Muna di jemari kaki kanannya.
Selama duduk Tahiyyat Awwal, Hamdan, Amin, dan Dana secara bergantian menjulurkan kedua kakinya untuk dibersihkan oleh ketiga penghafal Qur’an cantik itu. Bukannya jijik, justru Ustadzah Auliya, Muna, dan Miya merasa begitu dahaga saat merasakan jemari kaki ketiga ikhwan berrudal jumbo di hadapan mereka.
Allaaaahu.. Akbaarrrr..
Memasuki raka’at ketiga, Hamdan, Amin, dan Dana mulai melancarkan rencana mereka yang sudah di rencanakan sedari tadi. Aksi ketiganya dimulai dari melucuti abaya yang dikenakan para ustadzah. Dan ternyata dibalik abaya hitam panjang itu tak ada CD dan Bra yang menutupi area kewanitaan milik akhwat-akhwat cantik itu, hanya menyisakan jilbab, cadar, dan kaos kaki hitam saja yang masih menempel di kulit putih mulus ketiganya.
PLAKK!! PLAKK!! PLAKK!!
Sambil terus tertawa dan mencerca, Hamdan dan temannya menampari bokong bulat Ustadzah Auliya, Muna, dan Miya. Sontak saja beberapa kali para santriwati senior itu melenguh nikmat saat tamparan keras tangan kasar para lelaki memanjakan bokong mereka.
Hamdan : Mfhh.. Wanginyaa yaa.. kayaknya enak nih dijilatin.. bisik Hamdan di telinga kanan Ustadzah Miya yang tengah berdiri dengan kedua tangannya bersedekap.
Ustadzah Miya : Aarrohmaaahhh.. Nirroohiimmhh.. Sshhh.. Mmmhhh.. Maaalikihh.. Yauwwhh.. Middiinnnhh.. Mmhhh.. Sshhh.. desah tertahan Ustadzah Miya merasakan belaian tangan Hamdan meraba seluruh bagian tubuhnya dari belakang.
Tak hanya Ustadzah Miya saja, Ustadzah Auliya dan Ustadzah Muna juga menggeliat keenakan oleh tangan-tangan terampil Amin dan Dana yang bergerilya cepat menyerang titik-titik lemah di sekujur tubuh akhwat Lampung dan Thailand itu. Jilbab lebar yang mereka pakai disibakkan dan di ikat di belakang tubuh ketiganya sehingga tubuh putih mulus bercintai mereka yang berhiaskan toket bulat indah tersaji penuh. Pemandangan yang menggugah libido setiap ikhwan dimana ada tiga akhwat cantik bercadar tengah sholat dengan bugil.
Cupangan demi cupangan Amin, Hamdan, dan Dana daratkan di pundak para ustadzah. Bacaan Al Fatihah ketiganya yang dibaca secara Jahr (keraskan), tersengar erotis karena bercampur dengan desahan tertahan merasakan desakan birahi yang melanda. Toket Ustadzah Auliya dan Miya tampak membusung menantang dengan puting yang mencuat keras karena disangga tangan keduanya yang bersedekap. Meski gunung kembar Ustadzah Muna tak sebesar milik ustadzah yang lain, tapi cukup memikat untuk menjadi ‘menu pembuka’.
Ustadzah Muna : Shirootolladziihh.. Mmhhh.. Sshhh.. Aaahhh.. Na’an ‘amtahhhhh.. ‘alayhimmmhhh.. Sshhh.. Mmhhhh.. desah Ustadzah Muna menikmati rangsangan Amin yang intens diberengi dengan geliat tubuh putih mulusnya.
Sudah barang pasti semua tangan nakal ketiganya, Hamdan, Amin, dan Dana, sibuk menikmati kenyal dan lembutnya toket ranum indah ketiga hafdizah senior di dekapan mereka. Ditambah lagi dengan sengaja para ikhwan berhidung belang itu menggesekkan rudal mereka ke belahan bokong bulat mulus ketiga ustadzah, yang membuat otak ketiga pengajar santriwati di pondok Bu Vyrna itu terbius dan dikuasai oleh nafsu syahwat.
Allaaahuuhh.. Akbaarrhh..
Sholat pun tetap berlanjut dan kini para ustadzah masuk ke posisi ruku’. Posisi yang membuat ketiganya dengan rela menjajakan bongkahan bulat mulus bokong mereka beserta semua kenikmatan selakangan pada Hamdan, Amin, dan Dana secara gratis. Meski bukan pertama kalinya, namun lelaiki tetap saja lelaki. Darah dalam diri ketiga ikhwan itu berdesir cepat ketika melihat tawaran menggiurkan yang tak mungkin dilewatkan.
Dana : Mmmffhh.. wanginyaahh.. udah pada tau kan yang kayak ginih nikmatnya tuh diapainnh..?? Ujar Dana yang sudah agak berjongkok dengan wajahnya tepat dihadapan bokong Ustadzah Miya yang juga menyuguhkan serambi lempit dan anus sempit berwarna coklat yang sudah basah kuyup.
Amin : Ehh.. gantian lah Dann!! Ane belum pernah icip tuh serambi lempit akhwat yang ini..!! Kata Amin seraya hendak menarik Dana yang ingin segera menjilati serambi lempit Ustadzah Miya.
Dana : Aghh!! Apaan sih?? Itu kan masih ada banyak..!! Kata Dana yang agak kesal kesenangannya diganggu.
Hamdan : Haalaahh.. gitu ajah rebutan kayak anak kecil.. udah gantian ajah.. kita gilir aja nih semua lakang.. gitu aja.. jawab Hamdan yang kali ini berjongkok dengan wajahnya mengahadap selakangan Ustadzah Muna.
Amin : Okedeh.. brpaa menit nih..?? Tanya Amin sambil menciumi wanginya lendir birahi serambi lempit Ustadzah Auliya.
Hamdan : Mmchh.. Srrupphh.. Mmffhhh.. Serah aja sihh.. ga usah lamaahh.. kan ruku’ ajahh.. kata Hamdan yang mulai melesakkan lidahnya menyusuri liang surgawi akhwat Thailand sambil jari tengah kanannya melesak menyumpal anus Ustadzah Muna.
Dana : E’emhh.. Mffhh.. Sruuphh.. Srruuppthh.. Mmffhh.. Ahhh.. Gurihh benerr nih serambi lempit!! Bikin makin nafsu ajah.. ucap Dana serapah yang kemudian kembali melahap rakus serambi lempit Ustadzah Miya bak orang kelaparan.
Amin : Mmffh.. Sruuppthh.. Mmffuahh.. Juuhh!! Yang ini ternyata juga joss.. beehh.. Srruppthh.. ahh gantiann.. kata Amin yang sudah tak sabar ingin mencicipi selakangan akhwat yang lain.
Sesuai kesepakatan, ketiganya dalam waktu yang singkat itu berupaya menggilir selakangan Ustadzah Muna, Miya, dan Auliya. Meski posisi ruku’ harusnya tak memakan waktu lama, namun karena Hamdan perintahkan agar ketiganya tetap ruku’ sampai mereka puas, para ustadzah itu pun hanya bisa pasrah melenguh dan mendesah keenakan.
Ustadzah Auliya : Ahhh.. Ya Allaahh.. Gelihh.. Mmhh.. Enaaakkhh.. Aahhh.. Duhh Lidahnya nakal banget sihhh Tuaann.. Mhhh.. Terusshh.. Enaak… Aahhh.. gumam Ustadzah Auliya dalam hati sambil merem melek menahan nikmat.
Ustadzah Miya : Oohh.. Sshhh.. Nikmatnyaahh.. Ahhh.. iyahh masuk anusshh lidahnyahh.. Ahhh.. Bisa gila akuuhh.. Aaahh.. Enak bangetthh.. Ga kebayang kalo semua rudal ustad-ustad masuk barengannhh.. Aahhh.. Aahh.. racau Ustadzah Miya dalam hati yang otaknya sudah mabuk oleh kenikmatan zina.
Begitu pula Ustadzah Muna yang juga terus mendesis nikmat saat tiga gaya jilatan yang berbeda oleh tiga lidah yang berbeda menikmati bagian tubuhnya yang paling suci itu. Ritual yang seharusnya sakral dan khidmat, yang seharusnya dikerjakan demi mendapatkan ridho Allah, kini berubah menjadi ritual erotis menantang birahi. Tiga orang Hafidzah cantik yang hanya menyisakan beberapa helai kain ditubuhnya tengah dalam posisi ruku’, dihiasi toket ketiganya yang menggantung bebas, sementara di belakang mereka ada 3 orang lelaki ajnabi yang juga sedang menikmati sajian nikmat bagian tubuh yang seharusnya mereka berikan pada suami.
Sami’allahuliman hamidah.. Rabbana walakal hamduhh..
Bacaan do’a i’tidal ketiganya terdengar lirih bercampur desisan menahan deraan birahi. Tangan para lelaki ajnabi di belakang tubuh putih mulus para hafidzah senior itu terus beraksi lihai menelusuri setiap lekuk keindahannya. Remasan dan belaian terus mendarat di setiap bagian paling sensitif di masing-masing tubuh Ustadzah Muna, Auliya, dan Miya yang membuat ketiganya bergidik nikmat.
Dana : Srrrpptt.. Mffh.. gurih benerr.. kualitas serambi lempit akhwat bercadar emang top grade sih ya.. hahah.. ucap Dana yang mulai kembali ‘panas’ setelah mencicipi lezatnya lendir birahi hafidzah senior yang kini tengah nungging sujud sambil tangan kanannya terus mengocok rudal 19cm miliknya.
Amin : Wohoo.. 11 12 sih sama milik Sulwaah.. aahhh.. malah keinget.. tapi kan ga ada do’a tolak rejeki sih yaa..?? Ahahaha.. jawab Amin yang matanya terus tertuju ke bokong bulat putih mulus yang di tawarkan ‘gratis’ untuk mereka.
Hamdan : Kaann.. Syukur yang banyak punya temen kayak ane.. ntar traktirannya ane tunggu lhoo ahahaha.. dah, sekarang kalian pilih yang mana nih?? Ujar Hamdan yang agak mundur ke belakang untuk mempersilahkan kedua temannya memilih hidangan awal yang mereka suka.
Amin dan Dana terlihat layaknya anak kecil yang saling berebut permen. Melihat kenikmatan yang tak bisa ditolak oleh hasrat birahi dalam diri mereka, keduanya ingin merasakan semuanya tanpa mau membagi kenikmatan itu pada temannya, persis layaknya anak kecil. Ustadzah Auliya, Muna, dan Miya hanya bisa menanti rudal mana yang akan melesak menyesaki liang surgawi mereka yang sudah dahaga akan kasarnya sodokan rudal lelaki.
Ustadzah Muna : Subhanaaaahhhhhhhh..!!! Mmhhhh.. Ssshhh.. Ooouungghh.. Lenguh panjang Ustadzah Muna merasakan rudal besar dan panjang menembus serambi lempitnya hingga pintu rahim.
Ustadzah Miya : Robbiaaaaaaalllhhhhhh…!!! Aaaahhhh.. Mmmmhhh.. Shhhhh.. desah Ustadzah Miya sesaat setelah Ustadzah Muna melenguh hebat saat ia juga merasakan liang surgawinya disesaki rudal jumbo seluruhnya.
Ustadzah Auliya : Wa bihaaaammmmhhhh.. ddiiiiiihhhhhh.. Ooouunghhh.. Sshhhh.. Mhhhhh.. lenguhan nikmat Ustadzah Auliya tak terbendung saat rudal Amin melesak jauh menghantam pintu rahimnya.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKKK!!
Irama hantaman tubuh ketiga pasangan zina siang itu begitu merdu menggema di seluruh ruangan penthouse yang sudah disewa oleh Pondok Bu Vyrna. Posisi sujud yang merupakan bentuk kepasrahan seorang Hamba kepada Tuhannya dan merupakan inti dari ibadah Sholat, kini berganti menjadi adegan memacu syahwat dimana dua kelamin saling beradu liar. Sajadah di mana lutut dan kedua tangan para hafidzah itu bertumpu sujud menjadi saksi bisu derasnya gempuran pinggul Amin, Dana, dan Hamdan menghantam bokong putih bulat akhwat-akhwat cantik itu yang kini mulai nampak kemerahan.
Ustadzah Muna : AHH.. AHHH.. SUBHAANNAAHH.. RABBIAAALLHH.. AHH.. NGGHH.. OHH.. AHHH.. SHHH.. AHHH.. MHHHHH.. desah Ustadzah Muna yang hanya bisa merem melek keenakan mimpinya kembali terwujud.
Toketnya yang berukuran 38B bergoyang seirama dengan hantaman pinggul Dana yang beringas. Kedua tangan Dana mencengkram kuat pinggul Ustadzah Muna yang kelabakan menahan kenikmatan tiada tara. Sesekali tangan Dana menampari bokong bulat akhwat Thailand itu karena gemas.
PLAK!! PLAKK!!
Dana : Dasar budak jalang!! Cadar aja dipake, tapi isi udah kayak lonte!! Ahahahh.. Cuukk serambi lempitya enak bangettt!! Mmhh!! Mmhh!! Cerca Dana sambil terus menghantamkan pinggulnya.
Ustadzah Muna : AHH.. AGHH.. MMHH.. WAA.. BIIHH.. MHHH.. OHHH.. NGGHHH.. HAAMDDDIIHHHHH..!!!!
PLOK!! SPLOKK!! SPLOKK!! SEEERRRR… SEEERRRR.. SSSEEEEERRRRRRR…
Seluruh tubuh Ustadzah Muna mengejang kuat, kedua tangannya seperti mencakar karpet penthouse saat ledakan orgasme melanda tubuhnya. Dana yang terus menggenjot tanpa henti menyebabkan dinding liang surgawi Ustadzah Muna yang kini sensitif karena tengah orgasme semakin termanjakan. Alhasil semburan deras cairan surgawi pun menyembur diantara mantabnya rudal Dana menggagahi selakangan sang hafidzah.
Ustadzah Miya : AHHH!! AHHH!! ALLAAHH!! MMHH..!! NGHHH!! A’LAAAHHH..!! WA BIIHH.. AAHHHH.. AHHHH.. HAMDDIHHHH..!! OHH.. AHHHH!! SHHH!! OWWHH!! Desah dan lenguh Ustadzah Miya berpacu cepat dengan birahi yang melanda sekujur tubuhnya.
rudal Hamdan yang begitu besar dan panjang, 25cm dengan diameter 5cm, tampak gagah menyodok cepat liang surgawi kecoklatan milik akhwat cantik kelahiran lombok itu. Bahkan bibir serambi lempit Ustadzah Miya tertarik keluar-masuk mengiringi batang gagah berurat Hamdan yang tanpa henti mengobok-obok liang surgawinya. Toket sang ustadzah yang memang lebih jumbo daripada milik kedua rekannya, menari indah dihiasi puting kecoklatan yang mencuat keras. Meski Hamdan sudah mencengkram kuat pinggang Ustadzah Miya supaya sodokannya lebih kuat dan ia juga bisa menopang tubuhnya lebih baik, Ustadzah Miya tetap harus berjuang dengan segenap tenaganya untuk mempertahankan posisi doggynya karena hantaman pinggul Hamdan yang masif.
OOUUNNGGHHHH…!! SEEERRRR… SEEEERRRRRR.. SEEEERRRRR..
Ustadzah Miya pun tak mampu membendung deraan nikmat yang tak terkira dari sodokan brutal Hamdan. Cukup sekitar 2 menit saja sampai seluruh tubuh Ustadzah Miya mengejang dan serambi lempitnya menyemburkan cairan surgawi yang membanjiri karpet di bawah tubuhnya. Meski Hamdan tau pasangan zinanya tengah di puncak orgasme dan seluruh bagian liang surgawi sang ustadzah begitu sensitif, ia justru menambah tempo genjotan sodokannya sehingga akhwat kelahiran Lombok itu semakin kelojotan.
Ustadzah Auliya : ANGHH..!! AHH!! AAAHH!! MMHHH!! SHHH!! SUBHANAAHH..!! AAHHH!! MMMFFHH!! ROBBIIIHHH…!! AAHH..!! AHHH!! NNGHHH..!! desah dan erang Ustadzah Auliya yang tak kalah erotis bercampur dengan bacaan do’a sujud.
Amin dengan penuh nafsu menghantamkan pinggulnya tanpa ampun ke bokong indah mulus milik akhwat cantik kelahiran Lampung itu. serambi lempit sempit indah kecoklatan mulus tanpa bulu, memeluk erat batang berurat Amin yang terus merangsang dinding becek liang surgawi sang ustadzah. Gelora birahi yang meledak di sekujur tubuh Ustadzah Auliya membuatnya sesekali menengadah dan terkadang menunduk menikmati kenikmatan zina yang selalu ia nanti.
Ustadzah Auliya : AGHHH.. AANGHH.. NNGGHHH.. WABIHAMMHH.. SSHHH.. NNGHHHH.. DDIIIIIIHHHHHH..!!!
SPLOKK!! SPLOKK!! SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEEERRRRR..
Karpet penthouse semakin becek oleh banjir cairan surgawi. Amin tanpa ampun terus menggempur serambi lempit sempit sang ustadzah. Ketiga tubuh indah para penghafal Qur’an itu saling bergantian maju mundur dengan posisi doggy dan terkadang sujud. Posisi sujud dalam sholat yang seharusnya hanya berlangsung singkat, kurang lebih 1-2 menit, kini harus menjadi 10menit lebih. Memang sering disampaikan oleh beberapa ustad bahwasanya seorang muslim dianjurkan untuk memperpanjang waktu sujudnya, ini dimaksudkan agar bisa menambah do’a-do’a yang dipanjatkan. Tapi siang ini bukan hal itu yang terjadi, melainkan para hafidzah itu sedang menikmati tubuh mereka digilir oleh tiga lelaki ajnabi berrudal jumbo. Amin, Dana dan Hamdan tampak begitu bersemangat bergantian melesakkan rudal-rudal berurat mereka ke setiap serambi lempit yang mereka mau. Jilbab dan cadar hitam yang ketiganya kenakan pun mulai terlihat kusut karena beberapa kali ditarik paksa.
ALLLAAAHU AKBAARRHH..
Setelah lebih dari 10 menit, Hamdan, Amin, dan Dana dengan tangan mereka meremas toket setiap akhwat cantik yang tengah mereka setubuhi, posisi pun berubah menjadi Duduk Diantara Dua Sujud tanpa mencabut rudal ketiganya yang tenggelam penuh menyesaki liang surgawi sempit nikmat Ustadzah Muna, Miya, dan Auliya.
NGHHH.. SSSHH.. MMHHHH.. AAAHHH.. SSSHHH.. OOOHHHH..
Lenguh dan desisan lepas terdengar dari balik cadar hitam yang menutupi kecantikan wajah para Hafidzah. Bukan duduk di antara dua sujud biasa, melainkan ketiga akhwat penghafal Qur’an itu harus duduk di atas panggul Amin, Dana, dan Hamdan yang kini berganti posisi rebahan di karpet penthouse. Sensasi kenikmatan yang memuncak kembali para akhwat itu rasakan saat rudal jumbo menghantam penuh pintu rahim ketiganya.
ROOBBIGGHH.. FIRLIHHH.. WAARHHAMNIHHH.. AAHHH.. SHHH.. WAJBURNIHHH.. WAAARHH.. FA’NIIHH.. MMHH.. OOWHHHH.. SSHHH..
Do’a duduk diantara dua sujud yang dilantunkan mulut suci Ustadzah Muna, Auliya, dan Miya terdengar begitu sensual, yang seharusnya mengundang rahmat Allah malah justru mengundang birahi Hamdan, Dana, dan Amin yang terus menampari bokong putih mulus bulat ketiga akhwat cantik itu yang kini mulai nampak kemerahan.
Amin : Nghh.. Nghh.. Mantab cokk!! Makan nih dasar lonthe!! Emang paling the best tuh ustadzah ginu.. Ahahahah.. ujar Amin sambil terus menampari bokong Ustadzah Auliya.
Dana : Jangan lupa vidioin nih.. mayan buat simpenan.. ahahaha.. ujar Dana yang sibuk merekam aksi Ustadzah Miya menservis rudal jumbonya.
Hamdan hanya tertawa kecil melihat teman-temannya sedang asik melecehkan para Ustadzah itu. Karena memang ini pertama kalinya bagi Amin dan Dana bisa menikmati tubuh suci terawat para hafidzah bercadar yang mungkin selama ini mereka rasa mustahil untuk bisa mendapatkannya. Ustadzah Muna yang juga tengah dalam posisi reverse cow-girl dengan badannya yang condong ke depan, terlihat penuh nafsu menggerakkan pinggulnya maju mundur, berirama dengan Ustadzah Auliya dan Miya. Kedua tangan mulus para hafidzah yang terbalut handsock hitam menumpu tubuh mereka yang condong ke depan sehingga membuat toket ketiga penghafal Qur’an itu menggantung dan berayun-ayun mengikuti irama goyangan pinggul mereka.
ALLLAAAHUUUHH.. AKBAARRHHH..
Hanya sekitar 1 menit lamanya karena do’a yang dilantunkan ketika duduk diantara dua sujud tidak terlalu lama, kini ketiganya kembali ke posisi sujud. Plop! rudal Hamdan, Amin, dan Dana terlepas hampir bersamaan dari jepitan kuat serambi lempit para Hafidzah sehingga menimbulkan suara. Saat ketiganya sudah sujud sempurna, maka kembali tersaji di hadapan para penikmat akhwat bercadar itu 3 buah bongkahan bokong putih bulat kemerahan dengan bekas telapak tangan. Anus sempit dan serambi lempit yang terlihat agak merekah semakin membuat Amin, Dana, dan Hamdan tak mampu menahan gelegak ledakan syahwat di tubuh mereka.
Amin : Beehh.. mana ada yang kayak ginian diluar sanaaa.. ahahahah.. ujar Amin sambil berlutut dan menjilati anus Ukhti Auliya.
Hamdan : Sini gantian.. ane juga pengen ngicipin rasanya punya yang itu.. ujar Hamdan sambil menarik paksa tangan Amin.
Dana : Nahh gituhh.. ane juga pengen ngicip yang ini nih kata Dana yang jelalatan melihat bongkahan bokong putih kemerahan Ustadzah Miya yang beranus indah.
Blesshhh.. Aaaahhhhh…
SUBHANAAHHH… MMHH… NGGGHHH.. ROBBIAAAAAAALLLHHHHHH.. SSHHH.. AAAHHH..
Suara desahan puas Hamdan, Amin, dan Dana disambut cepat oleh alunan do’a sujud yang begitu sensual karena bercampur dengan rintihan nikmat para hafidzah. Ketiganya tak mampu menahan rasa yang luarbiasa saat liang surgawi sempit mereka harus kembali mekar oleh rudal-rudal berukuran tak lazim itu.
PLOKK!! PLOKKK!! PLOKKK!!
Hamdan, Dana, dan Amin begitu beringas menggempur tanpa ampun. Posisi sujud para akhwat cantik penghafal Al-Qur’an yang tadinya sempurna, kini kepala dan dada mereka harus tersungkur di karpet untuk menahan hantaman dahsyat pinggul para ikhwan perkasa itu. Do’a-do’a sujud yang seharusnya dilantunkan, kini lebih banyak berganti dengan erangan dan rintihan. Toket ketiganya pun seperti hendak pecah karena tergencet tubuh putih mulus ketiganya.
Ustadzah Muna : SUBHANAAAHHH.. SSHH.. NGGHHH.. ROBIIAALHHH.. ANGLAAAHHHHHH..!!!
SPLOKK!! SEEERRRRR.. SPLOKK!! SPLOK!!! SEEERRRRRR… SEEERRRRRR..
Tak lagi mampu bertahan terhadap gelombang kenikmatan tiada henti, seluruh dinding liang surgawi Ustadzah Muna berdenyut kuat, menghimpit kencang rudal Amin yang berurat dan terus mengebor hingga pusat terdalam. Semburan kencang nan deras cairan surgawi kembali membanjiri karpet yang kini tak ada ubahnya dengan kolam.
Sementara itu, Ustadzah Miya yang tengah megap-megap karena kencangnya sodokan Dana juga menyusul orgasme teman sekelasnya. Paduan suara hantaman tubuh antara ‘adam dan hawa’ di ruang penthouse semakin panas. Apalagi ditambah Ustadzah Auliya yang sudah lebih dari 3x orgasme karena kenikmatan rudal Hamdan yang kekar menyodok rahimnya.
Ustadzah Auliya : AHHH.. NNGGHH.. WABIHAMDIHH.. SSHH.. AHHH.. AAHH.. SUBHANAAAHHHH..!!!
PLOKK!! PLOKK!! SEEERRRRRR.. SEEERRRRRR.. SEEEEERRRRR..
4X sudah Ustadzah Auliya mengucurkan deras cairan surgawinya hanya dalam waktu kurang dari 8 menit. Sensasi sholat sambil di zinahi seperti ini merupakan pengalaman baru bagi ketiga hafidzah itu sehingga membuat mereka tak mampu mengontrol datangnya orgasme. Belum lagi sodokan yang intens dan mantab, semakin menerbangkan para akhwat bercadar itu ke puncak kenikmatan.
ALLAAHUUU.. AAKKKBAARRHHH..
Baik Ustadzah Miya, Muna, maupun Auliya nampak kesusahan untuk kembali berdiri melanjutkan rakaat berikutnya. Sisa-sisa orgasme masih tampak dari getaran tubuh ketiganya. Seluruh sendi terasa lemas, jilbab dan cadar mereka pun agak kusut. Meski begitu ketiganya tetap melanjutkan sholat dengan telanjang.
Ustadzah Miya : Alhamdulillahirobbilhhh.. ‘alaAAAMIINNHH.. MHHH.. SSHHH.. AARROHHMAAAHHH.. NGGHHH.. SSHHH.. NIRROOHH.. SSHHH.. NGGHH.. HIIIMMMM.. AAAHH.. AAAHHH.. Desah dan lenguh Ustadzah Miya bercampur dengan lantunan Al Fatihahnya.
Ia mengira akan diberikan waktu sejenak untuk istirahat, tapi ternyata Amin sudah sigap berada di belakangnya. Kaki kiri Ustadzah Miya diangkat dengan tangan kiri Amin dan langsung saja ia menghujamkan 22cm nya jauh menembus liang surgawi hingga kembali menghantam pintu rahim. Tangan kanan Amin meremas kuat toket jumbo 36D akhwat Lombok itu sebagai tumpuan. Goncangan kuat pun harus Ustadzah Miya tahan sambil terus melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an yang bercampur dengan lenguhan nikmat.
Amin : Nghh.. Nghh.. Enak banget Daann.. wuhuuhh.. Emang beda nih Lonthe.. Tobrut pula.. ahahaha.. ujar Amin yang terus menggenjot serambi lempit kecoklatan Ustadzah Miya dari belakang dengan berdiri.
Dana pun tak mau kalah dengan Amin. Ustadzah Auliya kini harus kembali melayani mahasiswa dari salah satu kampus Islam itu. Kaki kanan Ustadzah Auliya diangkat dengan tangan kanan Dana, sementara serambi lempit coklat tua Ustadzah Auliya terus digenjot cepat. Tak seperti Ustadzah Miya, Ustadzah Auliya harus mengalungkan tangan kanannya agar bisa tetap bertahan berdiri dengan satu kaki meski Dana sendiri sudah meremas kuat toket kirinya yang ranum sebagai tumpuan.
Ustadzah Auliya : WANNAAHHSITOOHH.. SSHHH.. NGGHH.. AHHH.. AHHH.. TINASHTOOHHH.. AHHH.. UHHH.. AGHH.. WAASSAABIHAAA.. TTIIHHH.. SABHAAAHHH.. AAAHH.. AHHH.. AHHH.. Desahan dan erangan tak tertahan Ustadzah Auliya berpadu dengan lantunan bacaan Surat An Nazi’at.
PLOK!! PLOKKK!! PLOKKKK!!
Ustadzah Muna : FAASSAAABIII.. QOOOHH.. AAHH.. AHHHH… NGGHH.. SHHH.. AAAHH.. TI SABQOOHHHH.. FAALL.. MUDABBIIRROOOHH… OHHHH.. OHHH.. TTIIHH…. UHHH.. AMMRROOHHHH…!!!!!
PLOKK!! PLOKKKK!! PLOKKK..!!
SEEERRRR.. SEEERRRRRR.. SEEEERRRRR..
Ustadzah Muna hanya bisa pasrah menjadi samsak dahsyatnya birahi Hamdan. Dalam waktu kurang dari 1 menit, ia kembali menyemburkan cairan surgawinya tanpa henti. Posisi Ustadzah Muna yang diangkat penuh kedua kakinya oleh Hamdan di bagian paha bawahnya, membuat kedua kakinya yang putih mulus tanpa cela terbuka lebar. Agar tetap stabil, Hamdan agak mencondongkan tubuhnya kebelakang sehingga Ustadzah Muna punggungnya menempel pada dada Hamdan. Tangan kiri Ustadzah Muna merangkul tengkuk Hamdan, sementara tangan kanannya dalam posisi bersedekap. Ia tak bisa berbuat banyak, hanya bisa terus melenguh dan mendesah. Cermin besar yang ada di depan mereka, tepat di atas sofa membuat ketiga akhwat bercadar itu semakin terangsang. Bagaimana tidak? Dengan jelas mereka bisa melihat rudal jumbo pasangan mereka keluar masuk, mengobok-obok bagian tubuh paling suci milik mereka dengan jelas. Terlebih lagi Ustadzah Muna yang di’bopong’ dengan kaki mengangkang seperti itu. Gelegak birahi pun tak terkontrol lagi. rudal 25cm dan diameter 5cm Hamdan yang berurat, kekar, dan berwarna sawo matang terlihat gagah menyesaki serambi lempitnya yang dipaksa mekar dan berwarna pink.
Ustadzah Miya : FAAAHH.. IDZAAHUMMHH.. SSHH.. UNNGHH.. UHH.. AHHH.. AAHHHMM.. BISSAAGHIHHH… RROOHH.. NNGGHHHHHH…!!!
SEERRR.. SEEERRR.. SEEEERRRRRR..
Kembali Ustadzah Miya mengejang kuat, matanya mendelik ke atas, sementara lenguhan nikmat dan panjang terdengar jelas dari balik cadarnya. Getaran tubuhnya begitu kuat melepas orgasme pertamanya dengan posisi berdiri. Sofa dan cermin yang berada tepat dihadapannya pun basah kuyup. Aroma khas cairan surgawi akhwat pun mulai tercium dan semakin membuat ketiga ikhwan itu makin bernafsu.
Ustadzah Auliya : HAAALLLHH.. ATAAAHHH.. KAAHHH.. AAHHH.. AHHH.. NGGGHH.. OHHH.. HADIITSUU.. MUUHH.. TSSAAAAAAHH…!!!
PLOKK!! PLOKK!! SEEERRRR.. SEERRRR.. SSSEEEEERRRRRRR
Secara beriringan ketiga penghafal Al-Qur’an itu terus menyemburkan cairan surgawinya. Entah berapa kali sudah tubuh mereka mengejang karena terpaan orgasme. Hamdan, Dana, dan Amin pun belum sampai klimaksnya. Mungkin efek obat kuat yang mereka minum setelah sholat mulai terasa efeknya. Bukit indah ketiga akhwat itu terus saja menari indah mengikuti irama hantaman pinggul ketiga ikhwan hidung belang dibelakang mereka. Suara becek tiap kali rudal Hamdan, Dana, dan Amin masuk mentok menyumpal liang surgawi para Hafidzah telah menjadi background musik yang menggugah syahwat.
ALLLAAAHUUUHH.. AKBAARRHHH..
PLOPHH!!
MFFHH.. MMHH.. OCKK.. OCKK.. MNGHH.. MNGGHH.. OCKK.. OCKK.. UHUKK.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. MFFHHH.. SRUUPP.. MFFHH..
Suara lantunan do’a rukuk tak lagi terdengar karena ketiga mulut suci akhwat-akhwat bercadar itu telah disumpal penuh oleh rudal Hamdan, Dana, dan Amin. Meski masih mengkilap karena lendir khas serambi lempit akhwat, justru Ustadzah Muna, Miya, dan Auliya semakin merasakan lezatnya rudal ikhwan.
Cklek.. suara pintu dibuka
Ukhti Yuna : Ahh.. Ehhh.. Ustadz.. ujar Ukhti Yuna yang terkejut melihat apa yang sedang terjadi.
Tak berselang lama, Ukhti Anna dan Ukhti Ismi pun menyusul keluar kamar ke ruang utama penthouse. Ketiganya sama-sama terkejut melihat seniornya tengah mengoral rudal ketiga ustadz yang baru saja memperawani mereka.
Dana : Aaaahh.. Mmhh.. Naahh gituuhh.. Sepong yang bener.. Ehh, Hamdan, tuh uda pada keluar tuh.. ujar Dana yang merem melek keenakan sambil terus menyodok mulut Ustadzah Auliya yang toketnya menggantung indah karena ruku’.
Hamdan : Ohh iyaa.. Emm enaknya diapain nih?? Kapan lagi kan kita bisa kayak gini.. ujar Hamdan sambil membelai kepala Ustadzah Muna yang agak kesulitan memberikan servis terbaik pada rudal Hamdan.
Amin : Iya betul.. kapan lagi coba?? Kalo ane sih pengen entotin mereka lagi juga sih.. tapi sambil sholat juga kayak gini.. jawab Amin yang juga merem melek keenakan merasakan hangatnya mulut dan kerongkongan Ustadzah Miya
Dana : Gila antum Min.. tapi boleh juga tuh ide.. hahaha.. sekalian aja, abis kelar garap nih 3 lonthe, trus kita pesta aja gimana?? Ha? Ha? Sekalian gitu.. udah nyemplung juga.. tenggelam aja sekalian.. ujar Dana yang kini menyumpalkan zakarnya ke mulut Ustadzah Auliya yang langsung melahapnya dengan rakus.
Amin : Weeyy.. jadi kita bertiga lawan 6 akhwat.. ehh.. lonthe cadar?? Beehhh!! Ntabss!! Jawab Amin yang juga gelagapan karena kini berganti Ustadzah Miya yang aktif menyerang selakangan Amin dengan kedua tangan akhwat Lombok itu mencengkram paha Amin sebagai tumpuan.
Hamdan : Hadeehh.. kalo uda ngomongin gini aja kalian pada gercep.. timpal Hamdan yang masih menikmati sempitnya mulut Ustadzah Muna.
Ukhti Ismi : Ahh.. Afwan ustad udah ganggu ustad sama teman-teman ustad.. ujar Ukhti Ismi sambil membenahi handsocknya dan sedikit menundukkan pandangannya
Hamdan : Ya gapapa.. sekarang segera kalian mandi dulu.. trus sholat Dhuhur disini jama’ah.. perintah Hamdan sambil kini mulai menggerakkan pinggulnya maju-mundur.
Ukhti Ismi : Na’am ustad.. jawab singkat Ukhti Ismi yang segera berlalu menuju ke kamar mandi penthouse diikuti Ukhti Anna dan juga Ukhti Yuna.
Creekk.. Seeeeerrrrrr..
Suara gemericik air yang mulai membasahi tubuh ketiga akhwat yang baru saja selesai digarap oleh Hamdan, Dana, dan Amin. Rambut hitam panjang mereka tergerai dan kuyup oleh air, semakin tampak kontras dengan warna kulit mereka yang putih mulus tanpa cela. Lekuk tubuh para hafidzah peraih hadiah itu begitu indah. Bokong bulat nan kencang terlihat sedap bagi setiap mata lelaki. Ditambah bukit kembar yang dihiasi puting ranum, semakin menampakkan kesempurnaan tubuh mereka.
Ukhti Ismi : Aaaaahhhh.. segernyaahhh.. Mmmhhh.. Enak yaahh.. abis caprk trus mandi gini.. berasa tenaga balik lagi.. celetuk Ukhti Ismi sambil membelai rambutnya.
Ukhti Anna : He’emhh.. keringat berpadu kenikmatan nih.. gerah sih.. tapi kok ketagihan yaaahh..?? Hihihih.. timpal Ukhti Anna yang sibuk membelai kedua bongkahan gunungnya yang berukuran 36C.
Ukhti Yuna : Ishh.. Ishh.. Ishh.. apa kalian ga malu?? Udah dikasi enak masi pengen nambahh..?? Emang selakangan kalian ga nyeri kah?? Timpal Ukhti Yuna yang menekan-nekan perut langsingnya.
Ukhti Ismi : Mmhh.. awalnya waktu dijebol sih sakit.. abis itu keenakan.. ahahaha..
Ukhti Anna : Iyaa juga yah.. kamu juga Mi?? Ga nyangka ternyata yang aslinya enak banget .. uhhh.. jd ga sabar pengen cepet-cepet nikah biar bisa di entot tiap hari.. kata ukhti Anna sambil mendekap tubuhnya sendiri yang merinding membayangkan saat ia digagahi oleh Dana.
Ukhti Ismi : Iyaahh.. apalagi aku dapet pasangan ustad Hamdan.. Uuuuhhh.. sekali sodok langsung berasa sampe ulu hati.. nikmatnya mentok sampe ubun-ubun lohh.. cerita Ukhti Ismi dengan nada menggoda teman-temannya.
Ukhti Anna dan Yuna : EEEEHHHHHH.. SRIUSAAANNNN..!!????
Ukhti Ismi : He’emhh.. Wallahi.. rasanya ituhh.. Uhhh.. Uhhh.. pokoknya ga terkira dehhh.. lanjut Ukhti Ismi yang kemudian mulai melumuri tubuhnya dengan sabun cair.
Ukhti Yuna : Diihh.. curaanggg..!! Tapi mas Amin ku juga perkasa kok.. genjotannya bikin terbang sampe langit.. uhhh.. rela sih akuuhh kalo tiap hari disuruh puasin mas Amin.. ketagihan bangethh!! Ujar Ukhti Yuna yang tak mau kalah.
Ukhti Anna : Iyaa kaaann?? Iyaa kaann?? Mas Dana kuh juga sama.. semua yang kupelajari dari bu Vyrna jadi kenyataan.. Ahhh.. Gede, Panjang, Berurat.. Gantengg banget sih rudal mas Danaahh.. ujar Ukhti Anna yang sudah dimabuk kenikmatan zina.
Ukhti Yuna : Kalau kamu gimana Ismi?? Kalau di entot ustad Hamdan lagi mau?? Tanya Ukhti Yuna yang juga sibuk membalurkan sabun cair ke punggungnya.
Ukhti Ismi : Kok masih nannya sih?? Jadi budaknya ustad Hamdan pun akuh mauuuuu!! Hihihiii.. Ahhh.. pengen lagiihh.. jawab Ukhti Ismi sambil memainkan serambi lempitnya.
Ukhti Yuna : Weeww.. ahahah.. yaudah.. buruan kelarin mandi gih.. tuh Ustadzah Auliya sama yang lain masa ga ngajakin kita sih.. huuuu.. lanjut Ukhti Yuna yang kemudian segera mempercepat mandinya.
Sementara itu..
Ustadzah Auliya : SUBHANAAHHH.. OOONNGHH.. AGHH.. AGHH.. ROBBIAALHH.. AHHNNGHH.. AAAHH.. AHHH.. A’LAAAHH.. SSHHH.. WABIHAMDIHH.. AHHH.. AGHHHH.. desah lepas Ustadzah Auliya kembali bercampur dengan lantunan do’a sujudnya ketika merasakan anusnya mekar maksimal ditembus oleh rudal Hamdan.
Hamdan : Nngghh!! Fuhhhh.. udah pernah ane sumpelin masih aja peret gini.. mantab bener dah pelatihan bu Vyrna.. puji Hamdan pada nikmatnya jepitan anus Ustadzah Auliya.
Dana : Iya nih.. 11 12 sama serambi lempitnya.. apalagi punya akhwat bercadar pondok.. Ssshh.. Shhh.. Nghhh.. Sedott teruusss!! Ahahahah.. ujar Dana yang kedua tangannya meremas kuat bongkahan bulat bokong putih Ustadzah Muna yang menjadi sasaran nafsunya.
Ustadzah Muna : SUBHAAHH.. NAAAHH.. NGGHH.. AAHH.. AGHH!! ROBBIALHH… A’LAAAHH.. AAHH.. AHHH.. WA BIHAMDIHH… AAHH.. AHHH.. OHHH.. OUNNGHHHHH..!!
SEEEERRRRRR.. SSSEEEEERRRRRRR..
Nikmatnya anal terlalu kuat untuk ditahan oleh tubuh Ustadzah Muna. Gelombang orgasme begitu cepat menerpa hingga ke ujung-ujung tubuhnya. Hanya 1 menit saja ia mampu bertahan dari genjotan intens Dana. Cukup lama menahan birahinya untuk kembali merasakan anal. Begitu pun Ustadzah Miya yang segera menyusul membanjiri kembali sajadah dan karpet penthouse hingga becek layaknya kubangan
Ustadzah Miya : WABIHAMDIIHHHHH.. OOUUNNGGHHHH…!!!
SEEERRRRRR.. SEEERRRRR.. CRRRKKKK.. CRRRKKK..
Hamdan, Dana, dan Amin secara bergantian menggilir ketiga anus legit para hafidzah senior itu layaknya anak-anak sedang berebut mainan. Ustadzah Muna, Miya, dan Auliya hanya bisa pasrah menikmati liang bo’olnya menjadi bulan-bulanan rudal-rudal jumbo. Dalam posisi duduk diantara dua sujud, ketiga akhwat yang biasa menerima setoran hafalan Qur’an itu semakin tak mampu membendung ombak orgasme yang terus menerus menghampiri. Hingga lebih mirip lomba squirting. Selain karena kenikmatan anal, mereka bisa melihat dengan jelas rudal para ikhwan perkasa itu menyumpal penuh liang surgawi kedua mereka.
AAHHH..!! ONNGHH..!! UHHH..!! AHH!! AHH!! NNGHHHHHH..!!
SEERRR.. SEEERRRR.. SEEERRRR..
Lenguhan, rintihan, dan desahan silih berganti bersenandung dari mulut yang biasa digunakan untuk menghafalkan Qur’an. Saat kembali ke posisi sujud, kembali juga Hamdan dan kedua temannya menikmati semua lubang kenikmatan para akhwat di depannya sesuka hati mereka. Kata-kata kasar dan melecehkan terus terlontar dari mulut Dana dan Amin. Tamparan demi tamparan beberapa kali mendarat di bokong mulus ketiga akhwat itu.
Dana : Nahh.. Kalo ganti-gantian gini kan enaakk Ndan.. semua bisa ngrasainn nih peretnya anus santriwati.. ahahahaha.. ujar Dana yang baru saja berpindah dari bokong Ustadzah Muna ke bokong Ustadzah Auliya.
Amin : Kadang-kadang sering bener ya antum Dan.. sekalian biar ga cepet keluar nihh.. Ughh!! Enak bett!! Ntar kalo kelar lanjut sama Sulwa aaahhh.. timpal Amin yang kini melesakkan rudalnya ke Ustadzah Muna setelah cukup puas dengan bokong Ustadzah Miya.
Hamdan : Ahahah.. serah kalian dehh.. kata Hamdan yang dengan santai menggenjot liang bo’ol Ustadzah Miya yang juga langsung orgasme meski baru saja Hamdan melesakkan rudalnya.
Untungnya saat duduk Tahiyat Akhir hampir seluruh tenaga Ustadzah Muna, Auliya, dan Miya terkuras habis sehingga goyangan maju mundur pinggul mereka tak seintens saat di rakaat sebelumnya. Tampak sekali mata sayu dan tatapan nanar seolah sudah tak mampu lagi bertahan. Posisi reverse cow-girl kembali menjadi opsi yang paling mungkin untuk bisa melanjutkan gerakan sholat tanpa harus banyak bergerak.
Ustadzah Miya : Ataahiyyatthh.. lillaaahhh.. Ahhh.. Sshhh.. Wassolawaatthh.. Tuwattoyyibaahhh.. Ahhh.. Nggghh.. Aaahhh.. Ahhh.. Aasaaalamuuhh… ‘Alaaykaahhhh..
Ustadzah Muna dan Ustadzah Auliya pun tak berbeda jauh. Suara desahan dan lenguhan yang berpadu dengan do’a Tahiyyat Akhir pun terdengar lemas. Jilbab dan cadar hitam yang menutupi kepala mereka tampak kusut, bahkan beberapa helai rambut para Hafidzah tampak menyembul. Melihat hal itu, Hamdan, Amin, dan Dana tak tinggal diam. Tangan mereka segera mencengkram pinggul para akhwat bercadar yang ada diatas perut mereka. Ustadzah Auliya, Muna dan Miya pun pasrah saat tubuh mereka digerakkan maju mundur dengan kuat. Bahkan beberapa kali di dorong mundur hingga terlihat perut bawah mereka agak menggembung karena tertekan rudal dari dalam.
Cklek.. suara pintu kamar mandi dibuka
Ukhti Ismi : Assalamu’alaykum Ustad.. afwan.. kami sudah selesai.. kami ijin mau sholat dulu.. ucap Ukhti Ismi yang terlihat cantik dengan setelan serba hitamnya.
Begitu pula Ukhti Anna dan Yuna yang juga sudah kembali mengenakan setelan cadar, jilbab, dan abaya serba hitam. Amin dan Dana pun kini perhatiannya tertuju pada ketiga akhwat di bercadar yang baru saja selesai mandi itu.
Assalamu’alaykumhh.. Sshh.. Warahmatullahiiihh.. Wa Barakatuh..
Prosesi sholat Ustadzah Muna, Ustadzah Miya, dan Ustadzah Auliya sudah selesai, tapi bukanlah akhir dari perzinahan mereka karena Amin, Dana, dan Hamdan belum mencapai klimaks. Dana dan Amin agak mendorong tubuh Ustadzah Muna dan Auliya hingga kini mereka berdiri di hadapan kedua ustadzah itu yang tengah terduduk lemas karena orgasme puluhan kali. Ustadzah Miya nampak kesulitan untuk menopang tubuhnya sambil duduk bersimpuh untuk melanjutkan dengan wirid setelah sholat. Ukhti Anna, Yuna, dan Ismi hanya bisa terdiam menahan gejolak syahwat yang mulai datang menghampiri ketika melihat ‘terong’ jumbo milik Hamdan, Dana, dan Amin yang mengkilap.
Ustadzah Miya : Astaghfirullahaladzimm.. Alladziihh.. Laaa.. ILAAHHAAMFFHHH.. MFFHH.. MFFHHH.. OCKK.. OCKK.. UHUKK.. MFFFHH.. MCCH.. OCKK.. OCKKK.. SRRPP.. MFFHHH..
Hamdan : Ohh.. sip! Sini.. kalian wajib sholat disini.. sambil liatin kita menggenjot.. perintah Hamdan yang baru saja menyumpal mulut Ustadzah Miya setelah sedikit menyibakkan cadar hitam yang menutupi wajah cantiknya.
Ukhti Yuna : Afwan Ustad.. nanti kalau sholat kita tidak khusyu gimna?? Tanya Ukhti Yuna yang sebenarnya ingin menggantikan posisi Ustadzah Miya untuk menikmati rudal.
Hamdan : Halah.. kan Rosulullah sudah bilang kalau umat akhir zaman ga akan ada yang bisa sholat khusyuk.. lagian ini salah satu latihan kalau nanti suami kalian punya fantasi bercinta sambil sholat.. jawab Hamdan yang berdiri sambil menikmati sepongan Ustadzah Miya sambil tangan kanannya membelai kepala sang hafidzah.
Ukhti Anna : Ohh.. Na’am ustad.. afwan kami lupa.. Ummi Vyrna juga pernah bilang kalau kita sebagai istri wajib penuhin segala keinginan suami.. timpal Ukhti Anna yang serambi lempitnya sudah berkedut kencang.
Ukhti Ismi : Tapi Ann.. ini sholat Fardhu lohh.. ujar Ukhti Ismi yang agak khawatir.
Hamdan : Nah.. ga usah dipikir panjang ukh.. sholat Dhuhurnya nanti aja.. sekarang sholat eunnah dulu buat latihan.. jawab Hamdan yang juga penasaran rasanya menggenjot di depan orang sholat.
Dana : Iya Ana ku sayang.. santai aja.. yang penting kita bisa enak-enak ya kaann..?? Hahaha.. ujar Dana menggoda kekasih barunya yang memang Dana sudah tau pasti kalau Ukhti Anna sudah tak bisa menahan syahwatnya.
rudal Dana kini tengah mendapatkan servis dari Ustadzah Auliya, sementara Ustadzah Auliya duduk bersimpuh dengan kedua tangannya menggenggam paha Dana. Tasbih berwarna pink cerah nampak melingkar diantar jemari Ustadzah Auliya yang lentik dan tertutup handsock. Sesekali Ustadzah Auliya menatap nakal ke arah Dana yang merem melek keenakan merasakan rudalnya tenggelam jauh menyusuri kerongkongan akhwat Lampung itu.
Ustadzah Muna : MFFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. MFFFUAAHH..HAEMMFHH.. MFFHH.. SRRPPTT.. OCCKK.. OCKKK.. UHUKK.. OCCKK..
Decak becek kerongkongan dan mulut akhwat Thailand yang tengah meng-oral rudal Amin itu semakin memanaskan suasana. Tentu saja para junior mereka pun tak bisa melepaskan pandangan mereka dari ganasnya para hafidzah senior ketika melahap rudal idaman para akhwat. Sholat yang seharusnya dimulai dengan khusyuk dan khudu’, siang itu Ukhti Anna, Ismi, dan Auliya memulainya dengan birahi memuncak. Puting yang mengeras terasa geli-geli nikmat saat menggesek abaya yang mereka kenakan, sementara lendir khas akhwat mulai mengalir membasahi paha mulus yang juga masih tertutup abaya hitam.
Allaaahu.. Akbaarrhh..
Ukhti Ismi, Yuna, dan Anna memulai sholat mereka menghadap Hamdan, Amin, dan Dana yang tengah berdiri dan mendapatkan servis dari Ustadzah Auliya, Muna, dan Miya. Tampak jelas air liur kental menetes membasahi toket dan dada putih mulus para akhwat bercadar itu. Darah dalam tubuh junior mereka, Ukhti Anna, Ismi, dan Yuna, mengalir cepat karena hantaman birahi.
Amin : Nghh.. Nghh.. ehh bosen nih kalo Cuma gini-gini aja.. kayak wirid biasa.. kata Amin yang kali ini menggilir mulut Ustadzah Miya.
Dana : Hemm.. iya juga sih.. gimana kalo wiridnya ganti aja.. ahahah.. jadi rudal, serambi lempit, menggenjot gitu?? Asik tuhh.. ahahahah.. gmnaa Ndan?? Jawab Dana yang gantian menggenjot mulut Ustadzah Muna.
Hamdan : Emang gila kalian yaa.. ahahah.. serah aja sih.. kata Hamdan yang kini mendapat servis dari Ustadzah Auliya.
Dana : Yaudah gitu aja ya.. tuh!! Denger ga kau lonthe!! Mulai wirid pake itu!! Pertama rudal 100x.. trus lanjut serambi lempit 100x.. trus menggenjot 100x..!! Perintah Dana sambil menampar pipi Ustadzah Muna dengan rudalnya.
Ustadzah Muna, Auliya, dan Miya : Na’amhh.. Ustaadhh.. jawab ketigajya serempak. Ustadzah Auliya : Nghh.. Shhh.. Ahhh.. rudall.. rudall.. rudall.. rudall.. rudall.. rudall.. ucap Ustadzah Auliya yang mulai berdzikir sambil menarik satu per satu bulir tasbih ditangannya.
Ustadzah Miya : Aauhh.. Mmhh.. rudalhh.. rudallhh.. rudallhh.. rudallhh.. ucap Ustadzah Miya yang juga sudah memulai wiridnya.
Amin, Dana, dan Hamdan semakin bernafsu setelah mendengar wirid-wirid yang seharusnya mengagungkan Allah, kini berganti dengan alunan pengagungan bercinta yang keluar dari balik cadar para penghafal Qur’an itu. Tak ayal setan dalam tubuh Hamdan, Amin, dan Dana pun menampakkan kekuatan aslinya. Tanpa basa basi lagi, ketiganya langsung menumpahkan seluruh syahwat mereka dengan menggilir ketiga santriwati senior itu tanpa ampun.
Ustadzah Auliya : AHHH.. rudalL.. OHH.. OHH.. NGGHH.. rudalLHH.. USTADHH.. AHH.. rudalHH.. AHH.. AHHH.. NGGHH.. rudalLHH.. rudalLLHH.. SSHHH.. OHHH.. racau Ustadzah Auliya yang berusaha menahan gempuran dahsyat Hamdan.
Dengan cepat dan kuat Hamdan mendorong tubuh Ustadzah Auliya hingga terlentang di karpet. Kedua kaki putih mulus Ustadzah Auliya ditekuk hingga lututnya hampir menyentuh perut kemudian dibuka lebar sementara kedua lengan Hamdan menahannya. Tubuh Hamdan tepat berada di atas Ustadzah Auliya. Mirip dengan gerakan push-up, posisi Eagle seperti ini membuat Ustadzah Auliya hanya bisa mendelik menahan nikmat tak terkira saat pintu rahimnya dihantam penuh oleh rudal 25cm Hamdan. SPLOKK!! SPLOKK!! SPLOKK!! Hantaman kuat namun pasti Hamdan lancarkan. Meski tak secepat posisi lain, tapi posisi ini membuat anus dan serambi lempit Ustadzah Auliya terekspos penuh dan memudahkan Hamdan untuk memilih lubang yang ia suka. Bibir serambi lempit Ustadzah Auliya yang kecoklatan ikut tertarik keluar saat Hamdan menarik rudalnya, dan Blesshh!! Seluruh rudal Hamdan ditelan sepenuhnya saat ia menghantamkan pinggulnya hingga ke selakangan sang Ustadzah.
Mata Ukhti Ismi terbelalak dan tak mampu berkedip menyaksikan kasarnya rudal Hamdan menggagahi serambi lempit suci Ustadzah Auliya. Lendir khas akhwat pun tampak mengalir tiap kali Hamdan menarik keluar rudalnya sebelum kembali ia lesakkan. Secara bergantian Hamdan menggilir antara anus dan serambi lempit Ustadzah Auliya yang membuat tubuh akhwat bercadar hitam itu beberapa kali mengejang kuat melepas orgasme.
Ukhti Ismi : Aaahh.. seandainya itu aku.. Mmmhh.. Ustad Hamdsnn.. Pasti enak banget jadi kak Auliyaahh.. Aaahhh.. gumam Ukhti Ismi yang ikut bergidik saat melihat Ustadzah Auliya mencapai orgasme yang mana saat itu ia sedang duduk diantara 2 sujud.
Ustadzah Auliya : AHH.. rudalLHH.. rudalLHH.. MMHH.. KONTTHH.. OLLHHH.. NGHH.. AHH.. AHHH.. rudalHH.. USTADDHH.. rudalHH.. OUUNGGHHHHH..!!! SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEERRRR..
Seluruh tubuh Ustadzah Auliya mengejang kuat dan menyemburkan deras cairan surgawinya yang membasahi perut Hamdan. Meski tengah orgasme, Hamdan bukannya berhenti melainkan justru langsung mencabut dan melesakkan rudalnya untuk menggarap anus sang Ustadzah.
Dana : Nih.. bersihin dulu.. sini mulutmu lonthee!! Kata Dana yang mencabut rudalnya dari anus Ustadzah Muna dan segera menyumpalkannya ke mulut Ustadzah Miya.
Ustadzah Miya : rudalHH.. rudalHH.. KONNTTOOOOOLLLHHH!!!! SSHH.. HAAEMMFHH.. MFFHH.. MFHHH.. OCKK.. OCKKK.. OCKK.. MFFHH.. SRUUPP.. OCKK..
Tepat saat Amin mencabut rudalnya dari serambi lempit Ustadzah Miya yang doggy di sofa, saat itu juga ledakan orgame melanda tubuh akhwat NTB cantik itu. Kedua tangannya mencengkram erat sofa, sementara matanya sayu menikmati setiap detik aliran syahwat meninggalkan tubuhnya. Tapi itupun tak lama, karena sedetik kemudian datanglah rudal berlendir Dana dengan aroma khas anus akhwat pun dengan cepat menyumpal mulut hingga mentok ke pangkal tenggorokannya.
Ukhti Anna : Aawhhh.. Sshhh.. Ngh! Roobbighfirliihh.. Warhamniihh Wajburnihhh.. ucap Ukhti Anna yang tak sengaja mendesah menyaksikan Ustadzah favoritnya tanpa henti mendapatkan kenikmatan rudal.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!! SEERRR.. SEERRRR.. SSSEEERR…
AAHHH.. KONNTOOLLHH.. AHHH.. serambi lempitK.. MEEMEKK!! MEMEEKK!!.. AAHHH.. AHH.. rudalHH.. serambi lempitK..!! NGENTOOTT.. NGENTOOTT.. NGENTTOOTT..!!
Baik Ustadzah Miya, Auliya, dan Muna saling bersahutan meracau saat semua liang kenikmatan di tubuh mereka disodok dan digilir tanpa henti. Mulut para penghafal Qur’an itu sudah pasti menjadi alat ‘pembersih’ sebelum berpindah ke liang Ustadzah lain. Seperti Amin yang baru saja melesakkan rudalnya ke serambi lempit Ustadzah Auliya setelah sebelumnya menggenjot habis-habisan serambi lempit dan anus Ustadzah Muna hingga terkencing-kencing. Tapi sudah menjadi kewajiban untuk mampir dulu ke mulut Ustadzah Auliya yang sigap melahap rudal Amin yang kekar dan belepotan dengan lendir. Posisi doggy menjadi pilihan karena mulut Ustadzah Auliya kini dipaksa membenamkan wajahnya di selakangan Ustadzah Miya yang juga sedang duduk sementara kakinya mengangkang lebar. Lidah lihai akhwat cantik bercadar dari Lampung terus memanjakan bibir serambi lempit dan anus Ustadzah Miya yang sudah banjir, sementara mulut Ustadzah Miya menjadi ‘serambi lempit’ pengganti bagi Dana yang berdiri mengangkanginya di atas Sofa. Toket bulat 36D milik hafidzah NTB itu pun tak luput dari remasan tangan lentik Ustadzah Muna yang juga tengah duduk bersandar di sisi kiri tubuhnya. Matanya yang syahdu merem melek merasakan derasnya gempuran rudal Hamdan yang kekar. Seluruh tubuhnya terbuai dalam kenikmatan zina tiap kali Hamdan melesakkan rudalnya jauh hingga terbenam seluruhnya.
Ustadzah Muna : OHH.. OHH.. menggenjotT!! AAHH.. menggenjotT.. NGENTTOOT.. menggenjot!! MHH.. MHH.. NGHHH.. menggenjotT!! NGENTOOT.. SHH.. USTADDHH.. AHH.. ENAK BANGETHH!! AHH.. menggenjotT… NGHH.. NGHH.. NGENNNTTOOOOOOTTT..!!!
SPLOKK!! SPLOKK!! SPLOKKK!! SSEERRR.. SEEERRR.. SEEEERRRRRR..
Hamdan segera mencabut rudalnya dan langsung meng’anal’ akhwat Thailand itu. Kaki kiri putih mulus Ustadzah Muna yang terbalut Kaos kaki hitam panjang diangkat dan ditahan oleh tangan kanan Hamdan sehingga semburan cairan surgawi pun mengarah ke wajah dan kepala Ustadzah Auliya yang juga tengah disembur oleh orgasme Ustadzah Miya.
SPLOKK!! PLOKK!! AHH.. NGENTOOTT!! serambi lempitK!! AHHH.. NGENTOOTT.. NGGHH.. PLOKK! PLOKK!! PLOKK!! AHH.. AHHH.. menggenjotT.. NGENTOOTT.. AHHH!! NGGGHHHH.. OUUNGHHH.. AAHHH.. SSHH.. OHHH.. USTAADHH.. AAHH.. NGENTTOOTT.. NGGHH.. menggenjotT.. PLOK!! PLOKK!!
Sudah tak karuan lagi suara yang bergema di seluruh ruangan penthouse itu. Meski ruangan menggunakan AC, namun panasnya perzinahan seluruh anak adam di ruang itu tak terbendungkan. Bahkan para hafidzah junior yang kini tengah Tahiyyat Akhir tak mampu menahan gelora syahwat yang memuncak sehingga Abaya hitam mereka mulai basah oleh lendir lengket khas birahi akhwat.
Amin : Shh.. Nghh.. Nghh.. Fuuhh.. Dah ga kuat lagi nihh.. kluarin mana nih?? Oee lonthee!! Ujar Amin yang sepenuh tenaga menggenjot serambi lempit Ustadzah Auliya.
Ustadzah Auliya : AGHH!! ONGHH.. OHH.. AHHH.. TUAANHH.. menggenjotTHH!! menggenjotT!! MULUT SAJA TUANNHH.. AHH.. AHHH.. NGHHH.. menggenjot.. NGENTTOOTT.. jawab Ustadzah Auliya yang tengah dalam posisi Missionary dengan toketnya menari mengikuti genjotan Amin.
Dana : Iya nih ane juga uda nahan terus daritadii.. uhh.. sinihh lonthee!! Ucap Dana yang tengah menggempur anus dan serambi lempit Ustadzah Miya sementara ustadzah Miya membungkuk dengan kedua tangannya bertumpu pada hand-rest sofa.
Ustadzah Miya : AGHH.. AHH.. menggenjotT!! IYAAHH.. TUAANN.. TOLONG DI MULUT HAMBAAHH.. AHH.. menggenjotT.. NGENTTOOTT.. NGENTTOOOTT.. NGENTTOOTT.. jawab Ustadzah Miya sambil terus wirid dan bertahan terhadap serangan dahsyat Dana.
Toket 36D yang berhiaskan puting coklat muda menjadi pemandangan indah saat berayun-ayun karena hantaman pinggul Dana. Kedua tangan Dana sendiri mencengkram erat bokong bulat mulus Ustadzah Miya untuk bisa segera mencapai klimaks.
Hamdan : Okeh.. mulut aja.. ahahaha.. timpal Hamdan yang kini tengah menggarap anus Ustadzah Muna yang tampak mekar dijejali rudal diameter 5cm Hamdan.
Tak mau buang waktu, Hamdan, Dana, dan Amin dengan kasar menarik pasangan zina mereka hingga ketiga Ustadzah itu duduk bersimpuh di karpet. Sudah pasti karena masifnya sodokan Amin, Dana, dan Hamdan, sesaat setelah rudal mereka terlepas, maka disambutlah dengan hujan cairan surgawi yang kembali membanjiri sofa dan karpet penthouse.
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEERRRR..
OUNNGHHHHH.. NNNNGGGHHHH.. SSHH.. AAAAHHH.. MMHHH.. HAAEMMFHHH.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. OCKKK.. UHUK.. MFFFHH.. OCKK.. MFFHH.. MFFHHH.. OCKKK…
Tak memberikan waktu untuk istirahat, tangan Amin, Dana, dan Hamdan dengan sigap menyibakkan sedikit dari cadar hitam yang sudah basah kuyup oleh liur, lendir, dan cairan surgawi. Mata lentik ketiga hafidzah senior itu tampak nanar memandang wajah ketiga lelaki ajnabi dihadapan mereka. Dengan posisi duduk bersimpuh dan tangan menengadah layaknya orang berdo’a, Hamdan, Amin, dan Dana menuntaskan birahi mereka di mulut ketiga akhwat itu.
AAAGGHNNHHHHHHH..!! CROOOT… CRROOOTTT.. CROOOTTTT..
MFFHH.. MFFHH.. NGHHHH..!! GLUP.. GLUPP.. UHUKK.. MFFHHHH.. MFFHH..
Hamdan, Amin, dan Dana mencengkram kuat kepala Ustadzah Auliya, Muna, dan Miya dan melesakkan rudal mereka sedalam mungkin. Rasa pekat khas sperma ikhwan pun semakin membius pikiran para Hafidzah yang sudah tercemar akan nikmatnya zina. Meski ini kedua kalinya dalam hari itu Hamdan, Amin, dan Dana ejakulasi, tapi tetap saja sperma yang mereka gelontorkan cukup banyak, bahkan sempat menetes dari mulut Ustadzah Auliya dan Muna yang tak mampu menelan semuanya karena terlalu banyak.
Dana : Ffuaahh.. leganyaa.. mantab banget ini cokk.. mau deh ane kayak gini terus tiap hari.. ujar Dana yang kemudian duduk santai di Sofa setelah membuang semua benihnya ke mulut Ustadzah Miya.
Amin : Ahahah.. tull.. Ndan.. besok-besok lagi kabarin kita kalo ada kayak ginian.. timpal Akin yang juga duduk di samping kiri Hamdan sembari kaki kanannya menginjak kepala Ustadzah Auliya yang tersungkur karena kelelahan.
Hamdan : Iyaa.. kalian mah kalo pas ginian aja peka.. giliran ane ada butuh lama banget konek nya.. jawab Hamdan yang duduk di tengah setelah membanjiri mulut dan lambung Ustadzah Muna dengan sperma kentalnya.
Dana : Ehh.. tapi masih ada tiga lagi tuh.. lanjut lagi ga?? Tanya Dana sambil menatap ke arah Ukhti Anna, Ismi, dan Yuna.
Hamdan : Ohhh.. iya juga nih.. ahahah.. kalo ane sih gass aja.. antum gmna Min?? Tanya Hamdan sambil menyandarkan tubuhnya di backrest sofa dengan kedua tangannya menyandar di Headrest sofa layaknya bos.
Amin : Hem..?? Yokk gaass.. mumpung ada kesempatan gratis kayak gini .. kapan lagi coba?? Jawab Amin yang juga duduk santai sambil jemari kaki kanannya memainkan puting Ustadzah Auliya yang menggelepar tepat di hadapannya karena kelelahan.
Hamdan : Okee.. dah sini sekarang ukh.. giliran kalian nihh.. kata Hamdan sambil menggerak-gerakkan rudalnya.
Ukhti Yuna : Ahh.. Na’am ustadd.. jawab Ukhti Yuna yang baru saja selesai salam dan masih duduk tahiyat akhir.
Dana : Ohh iya.. jangan lupa.. harus jalan kesini sambil merangkak kayak anjing yaa.. hahahaha.. timpal Dana yang memang sudah sepenuhnya dirasuki setan.
Hamdan : Ada-ada aja nih bocah satu.. nah ukhti.. denger kan?? Sinihh.. timpal Hamdan sambil melambaikan tangannya layaknya memanggil budak.
Amin : Emang parah si Dana.. tapi oke juga.. ahahaha.. celetuk Amin yang kini membuka kedua kakinya sehingga terongnya yang mulai lemas menjuntai.
Ukhti Yuna : Aaahhh.. Gedehnyaahh rudal mas Aminnhh.. Mmhh.. gumam Ukhti Yuna dalam hati membayangkan fantasinya dengan rudal Amin.
Ketiganyapun merangkak layaknya anjing, mendekat menuju rudal pasangannya. Ukhti Yuna pada Amin, Ukhti Anna pada Dana, dan Ukhti Ismi pada Hamdan. Kesan pertama bercinta sudah menenggelamkan pikiran mereka dalam lezatnya zina. Seluruh pengetahuan agama yang mereka dapatkan tak mampu membendung hasrat setan yang menggelora membakar syahwat yang terpendam selama ini. Apalagi dalam setahun terakhir, kurikulum di pondok bu Vyrna mulai menekankan pelajaran tenteng pelayanan total seorang istri pada suami, termasuk fantasi se-liar apapun wajib di penuhi oleh sang istri. Karena bagi seorang istri, ridho suami adalah surga mereka.
Dana : Wuhuu.. tau gini ane bawa CamDig aja.. kalo pake HP cepet penuh memori.. ujar Dana yang asik merekam Ukhti Anna dan yang lain mendekat dengan merangkak dengan pakaian syar’i serba hitam.
Amin : Nih.. pake punya ane aja kalo itu uda penuh.. ntar share ya.. jawab Amin sambil menyerahkan HPnya sementara Ukhti Yuna sudah menggesekkan wajahnya di selakangan dan rudal Amin.
Hamdan : Susaaahh emang punya temen kayak kalian nihh.. jawab Hamdan geleng-geleng kepala melihat tingkah Amin dan Dana sementara Ukhti Ismi tengah menciumi rudal Hamdan yang masih agak lemas.
Meski tertutup cadar, namun cukup terdengar sayup-sayup nafas para akhwat itu mulai berat. Pertanda syahwat sudah mulai merasuki ketiganya. Sesekali tstapan mata nakal dilancarkan pada Dana, Amin, dan Hamdan seolah menantang untuk segera kembali dizinahi. Zakar pun menjadi santapan pertama para hafidzah junior itu. Dengan sedikit memiringkan kepala, maka cadar pun sedikit tersibak. Dan tak perlu dikomando lagi, lidah mereka mulai menjulur dan menari memanjakan kantong sperma para ikhwan dihadapan mereka. Gabungan teknik menjilat dan mengulum coba ketiganya lancarkan. Bagi Hamdan yang sudah menggagahi banyak akhwat, teknik mereka masih belum seberapa tapi cukup membuat Amin dan Dana kegirangan.
Ukhti Anna : Ahh.. Mcchh.. Mcchh.. Srrupp.. Mas Danahhh.. Ganteng sihh rudalnyaahh.. Mcchh.. bikin ana jadi ketagihann..mhh.. cupphh.. HAAEMMFHH.. MFFHHH.. SRUUPPTT.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. OCKKK.. OCKK.. goda Ukhti Anna sebelum ia kemudian melahap cepat rudal 19cm milik ikhwan perenggut keperawanannya.
Dengan cepat rudal Dana meluncur menyusuri kerongkongan penghafal Qur’an berkulit putih kekuningan khas akhwat indo itu. Mata Ukhti Anna nanar saat merasakan pangkal tenggorokannya disesaki rudal Dana yang menyebabkannya mabuk kepayang. Selama beberapa saat wajah Ukhti Anna menempel di selakangan Dana, membiarkan Dana merem melek merasakan pijatan dinding kerongkongannya memijat lembut batang rudal Dana. Ditambah lidah Ukhti Anna yang juga aktif meliuk-liuk, merangsang bagian bawah rudal Dana yang sensitif.
Dana : Mmhhhh.. Wuuuhh.. Udah makin pinter aja nih sayangku.. kata Dana yang sepertinya mulai merasakan cinta.
Tak jauh berbeda dengan Amin yang berada di sisi lain dari sofa. Terlihat ia sedang menengadahkan kepalanya sambil melenguh kuat saat dengan perlahan dan dengan tatapan menggoda, Ukhti Yuna menelan seluruh rudal Amin. Bahkan dengan sengaja Ukhti Yuna menjilati rudal Amin dari pangkal hingga ke ujung sambil menjulurkan lidahnya yang kemudian menari indah sebelum akhirnya di tutup dengan deepthroat. Meski Sulwa pernah melakukan hal yang sama, tapi rasa dari rumput tetangga pastilah jauh lebih segar.
Amin : Mmmmmhhhh.. Ssshhh.. Ampuunn daahh.. masih muda aja udah bikin panas dingin gini.. ga kebayang kalo uda berumur 30an servisnya kayak apa.. ahahah.. puji Aman yang senang dengan pelayanan mulut Ukhti Yuna.
Ukhti Yuna : AAAEMMFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. MMFHH.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. Mfffuaah.. Mas Amin sukaahh..?? Uwwhh.. Mcchh.. Mchh.. HAEEMMFFHH.. OCKK.. OCKK.. OCKKK.. MFFHH.. OCKK.. ujar Ukhti Yuna yang tampak senang dipuji Amin dan semakin semangat mengocok rudal Amin dengan mulutnya sementara tangan kirinya meremas lembut zakar Amin.
Ukhti Ismi pun tak mau kalah dari ketiga rekannya. Tanpa ragu ia mulai dengan menciumi seluruh batang rudal Hamdan yang menjulur layaknya terong raksasa. Sesekali mata lentik nan cantik Ukhti Ismi mengedip nakal sambil mulutnya terus mengulum zakar Hamdan. Tangan kanannya yang dibalut handsock hitam mengocok lembut batang kejantanan Hamdan yang terasa mulai mengeras.
Hamdan : Nahh gitu Ukh.. Pelan-pelan ajaah.. nikmati setiap momen yang ada sekarang.. ujar Hamdan sambil membelai kepala Uihti Ismi yang terbalut khimar jumbo hitam dan masih terbenam diselakangannya.
Ukhti Ismi : Mmfhh.. Cuupphh.. Srrupp.. Sruupp.. Mfhh.. Na’amhh Ustadhh.. ana emut yah ustad.. Mcchh.. Sruuppt.. Haaeemffhh.. MMFHH.. MFFHH.. SRRUUPP.. OCKK.. MFFHH.. EMMFFHH..
Meski ini sudah yang kedua kalinya Ukhti Ismi menghadapi rudal Hamdan, tapi memang karena ukuran rudal Hamdan yang Over-sized, membuat akhwat kelahiran Bangka itu kesulitan untuk langsung menelan semuanya. Tampak beberapa kali Ukti Ismi harus memaju mundurkan kepalanya supaya tidak tersedak. Seluruh kerongkongannya mengembang saat rudal Hamdan menyesakinya. Tapi semua itu terbayar dengan kenikmatan saat ia berhasil menelan seluruhnya.
Hamdan terlihat tak mau terburu-buru, sedangkan Amin dan Dana sedang menapaki tangga kenikmatan karena Ukhti Anna dan Ukhti Yuna sudah mulai melakukan serangan. Kepala mereka naik-turun menyusuri setiap bagian rudal pasangannya. Gerakan memutar pun dipadukan saat seluruh rudal Amin dan Dana tenggelam seluruhnya di tenggorokan kedua akhwat bercadar itu. Sesekali tangan lembut para penghafal Qur’an itu membantu mengocok lembut batang berurat Amin dan Dana yang semakin membuat rudal kedua mahasiswa itu kembali mengeras.
Dana : Mmhh.. Udah makin pinter aja nih sayang.. Wuuhhh.. Shhh.. Nahh.. gituhh.. Duuhh enaknyahh.. puji Dana yang menikmati Deepthroat dari Ukhti Anna.
Ukhti Anna : MMMFFHH.. E’EMHH.. MFHH.. SRRPPTT.. OCKK.. OCCKK.. OCKKK.. MCCKK.. MFFHHH.. SRRUPPTHH.. MFFHH.. HAEMFFH.. OCCKK.. OCKK.. MFHH.. OCKKK.. OCKK..
Decak becek suara rudal menghantam dinding kerongkongan semakin menambah birahi para ikhwan penikmat akhwat itu. Tak hanya Ukhti Anna, Ukhti Yuna pun semakin intens mengocok rudal Amin hingga air liur mulai menetes membasahi cadar dan khimarnya. Desisan lirih mulai terdengar dari mulut Hamdan saat Ukhti Ismi juga mulai menggerakkan kepalanya maju mundur, tak hanya kepalanya, tubuhnya pun mengikuti maju mundur dalam posisi doggy hingga terlihat seperti mesin alat bantu bercinta wanita.
Ukhti Ismi : MMFFHH.. SRRPPT.. OCKK.. OCKKK.. MFFHH.. SRRPPTT.. MFFUAHH.. Ustaadhh.. Srrupptt.. Mchh.. Mchh.. Lagi yaahh.. HHAAEMFHH.. OCKK.. ENCK BNGTCKK (Enak Banget).. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. OCKKK.. goda Ukhti Ismi yang terus memanjakan batang rudal Hamdan.
Hamdan : Nahh gitu.. sshh.. tapi kurang asik kalo Cuma segini aja yaahh.. Hehh!! Bangun kalian!! Jangan tidur mulu..!! Ujar Hamdan sambil menjejakkan kakinya ke kepala Ustadzah Muna yang tertidur di samping Ukhti Ismi.
Ustadzah Muna : Ahhh.. Mhhh.. Afwan Tuannhh.. ana ketidurann.. jawab Ustadzah Muna yang terbangun sambil membenahi cadar dan khimarnya sementara tubuhnya tetap bugil hanya tersisa handsock dan kaos kaki hitam.
Amin dan Dana pun ikut membangunkan Ustadzah Auliya dan Miya. Meski berwarna hitam, nampak jelas kalau cadar mereka masih basah kuyup oleh liur dan lendir. Seperti halnya Ustadzah Muna, Ustadzah Auliya dan Miya juga segera merapihkan khimar karena tak ingin mengecewakan Amin, Dana, dan Hamdan.
Amin : Nah sekarang dengerin apa yang ustad Hamdan mau sampaikan.. ujar Amin sambil membelai kepala Ukhti Yuna yang tengah naik turun melayani rudal Amin dengan mulut kenikmatansnya.
Hamdan : Kalian kan senior.. coba tunjukin ke junior kalian.. telanjangin nih calon lonthe baru.. biar bisa ‘ahli’ kayak kalian.. dan siapin semua lubang mereka sebelum kita nikmatin.. ucap Hamdan layaknya raja memberikan tirah di pada budak pelayan kerajaan.
Ustadzah Yuna, Muna, dan Auliya : Na’am Ustad.. jawab ketiganya serempak.
Dengan sigap, Ustadzah Muna mengambil posisi berlutut di samping kanan Ukhti Ismi. Dengan lihai jemari lentik akhwat Thailand itu mulai meraba setiap bagian sensitif juniornya. Mulai dari meraba pundak kemudian punggung kemudian turun ke bongkahan bukit kembar yang menggantung namun masih tertutup abaya hitam.
Ustadzah Muna : Namanya siapa dek?? Kata umi kamu pemenang utama lomba masturbasi kemarin yaahh..?? Sshhh.. Mau ana ajarin cara puasin Ustad Hamdan kahh..?? Bisik Ustadzah Muna di telinga kanan Ukhti Ismi sementara dadanya menempel di punggung juniornya.
Ukhti Ismi : E’EMFHH.. MFHH.. OCKK.. OCKKK.. OCCKK.. MFFHH..
Ustadzah Muna : Okey.. yang sabar yaahh.. ana pastiin semua lubang kenikmatan kamu siap duluhh.. jawab Ustadzah Muna dengan sedikit mendesah sehingga membuat tubuh Ukhti Ismi menggelinjang.
Kedua tangan Ustadzah Muna kini sibuk meremasi bongkahan toket 38E Ukhti Ismi yang memang terlalu besar untuk tangan mungilnya. Sesekali puting pink muda Ukhti Ismi di pilin yang membuatnya melenguh nikmat. Hanya singkat saja Ustadzah Muna bermain dengan toket Ukhti Ismi, kini seluruh tubuh putih mulus tanpa cela Ukhti Ismi terpampang lengkap di mata Hamdan akibat gerak cepat Ustadzah Muna melucuti abaya Ukhti Ismi.
Hamdan : Nahh.. gini kan enak.. semuanya telanjang.. hahah.. ujar Hamdan menikmati pemandangan tubuh indah putih terawat dua orang hafidzah bercadar yang siap untuk dinikmati kapan saja.
Ustadzah Muna : Hmmmhh.. Wanginya tubuh kamu dek.. bokong kamu juga padat berisi ginihh.. pas banget buat di sodok dari belakang.. Mchh.. Mchh.. Cuphh.. Sruupphh.. Srupphh.. Cupphh.. puji Ustadzah Muna melihat sempurnanya tubuh Ukhti Ismi yang membuatnya tergoda untuk langsung menciumi dan menjilati punggung hingga belahan bokong juniornya itu.
Perlahan lidah nakal Ustadzah Muna mulai menyusuri punggung mulus Ukhti Ismi dengan sapuan menyeluruh dan berakhir saat hampir menyentuh liang anus Ukhti Ismi. Meski bukan ikhwan, tapi tetap saja Ukhti Ismi menggeliat nikmat mendapatkan perlakuan seperti itu.
Ustadzah Muna : Haemfhh.. Mmmfhh.. Mchh.. Sruupp.. Elelelempphh.. Mfhhh.. Sruupp.. Mchh.. Mchh.. Srrupp..
Ustadzah Muna langsung melahap liang bo’ol pink Ukhti Ismi yang tampak menggiurkan baginya. Dengan posisi duduk khas wanita dan agak merendahkan posisi tubuhnya, Ustadzah Muna tak kesulitan dalam memberikan pelayanan terbaiknya. Kedua tangan Ustadzah Muna mencengkram bokong Ukhti Ismi untuk memudahkan kedua ibu jarinya sedikit serambi lempitarkan liang surgawi akhwat Bangka itu.
Ukhti Ismi : MMFFHH..!! SSHHH.. MMFFHH.. OCKK.. OCKK.. MMMHH.. OCKK.. SRUUPP.. OCKK.. OCKKK.. MFFHH.. OCKKK..
Sesekali becek sodokan rudal Hamdan di tenggorokan Ukhti Ismi bercampur dengan lenguhan nikmat karena merasakan liarnya tarian lidah Ustadzah Muna membelai dinding bagian dalam anusnya. Sekitar 5 menit lamanya Ustadzah Muna menikmati liang kenikmatan kedua Ukhti Ismi, dan kini berganti posisi dengan dirinya terlentang di karpet. Kedua tangannya menarik bokong Ukhti Ismi ke bawah hingga posisi Ukhti Ismi seperti menduduki wajah Ustadzah Muna.
Ukhti Ismi : UNNGGGHHH.. MMMFFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCCKKK.. MFFUAAHH.. SLUURRPP.. AAHHH.. SSHHH.. AHHH.. MMCHH.. MCCHH.. SLIURRPP.. HAAEMMFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. OCKKK.. OCKK.. MFFHH.. MMHHH..
Mata Ukhti Ismi merem melek menerima kenikmatan di kedua liang atas dan bawahnya. Di atas, mulut dan kerongkonganya tengah dimanja oleh kasar dan beringasnya ukuran rudal Hamdan, sementara liang surgawi utamanya tengah dimanja oleh lidah binal kakak tingkatnya yang menari liar menyapu dinding serambi lempitnya yang sudah berkedut kencang. Tak berhenti disitu, Ustadzah Muna dengan sengaja menyumpali anus Ukhti Ismi dengan jempol kanannya sementara tangan kiri Ustadzah Muna tengah sibuk menggarap serambi lempit pinknya yang juga mulai banjir oleh lendir dengan kedua kakinya yang mengangkang.
Ukhti Anna : AUNNGHH.. MFHHH.. OCKK.. OCKK.. MFHHH.. MFFHHH.. SRRUPPPPHH.. MFFHH.. MMFHHH.. OCKK.. OCKKK.. NNGGHHH..
Sama halnya dengan Ukhti Anna yang kini tengah menikmati rudal Dana, kedua liang surgawi belakangnya tengah dinikmati dan dipersiapkan oleh Kakak tingkatnya, Ustadzah Miya, yang membuatnya blingsatan. Ukthi Yuna pun beberapa kali tersentak saat lidah Ustadzah Auliya yang kini tengah ia duduki, menari di dalam serambi lempitnya dan menyentuh G-Spot miliknya. Tak butuh waktu lama sebelum ketiga Hafidzah bercadar yang baru saja diperawani itu mencapai klimaksnya.
MMFHH.. MFFHHH.. OCKK.. MFFFHHNNNGGGHHHHHHHH..!!!!
SEEEEERRRR.. SEEEERRRRRR.. SSSEEEEEEERRRRRRRRR…
Hampir dalam waktu yang bersamaan, Ukhti Anna, Ukhti Yuna, dan Ukhti Ismi meregang nikmat menyemburkan deras cairan surgawi hangat mereka. Sontak saja Ustadzah Miya, Ustadzah Auliya, dan Ustadzah Muna agak terkejut ketika mendapati semburan deras layaknya air bah menghantam wajah mereka yang sebagian masih tertutup cadar. Bukannya menghindar, justru ketiga Hafidzah senior itu menenggak setiap tetes cairan birahi juniornya dengan lahap.
Hamdan : Naahh.. kerja bagus kalian lonthe senior.. sekarang waktunya maincourse.. ucap Hamdan yang kemudian berdiri sehingga rudalnya terlepas dari mulut Ukhti Ismi yang masih membungkuk menahan deraan nikmat yang menerpa tubuhnya.
Dengan cepat dan kasar, Hamdan menarik tangan Ukhti Ismi yang membuat Ukhti Ismi terpaksa hsrus bangun. Hmadan kemudian mendorongnya hingga terduduk di sofa yang sudah basah kuyup oleh cairan surgawi para ustadzah sebelumnya. Dengan kedua tangannya, Hamdan menarik pinggul Ukhti Ismi hingga berada di pinggir sofa sementara kepala dan punggung Ukhti Ismi bersandar pada sofa. Meski masih lemas dengan mata yang sayu, Ukhti Ismi paham apa yang diinginkan oleh Hamdan. Ia pun mengangankat kedua kakinya dan menekuknya hingga belahan sempit serambi lempit pink Ukhti Ismi terpampang di hadapan Hamdan.
Ukhti Ismi : Si.. lakan Tuann.. Nikmatin ana sesuka tuaannhh.. ucap Ukhti Ismi yang kembali birahi ketika melihat rudal Hamdan yang gagah menjulang sembari kedua tangannya menahan kedua kaki mulus putihnya yang hanya tertutup kaos kaki hitam.
Hamdan : Wohooo.. budak lonthe yang pintar!! Hahah.. ujar Hamdan yang agak merendahkan tubuhnya sambil mengarahkan rudalnya ke arah serambi lempit Ukhti Ismi.
Dana : Woyyy.. kayaknya enak tuh posisi antum Ndan.. celetuk Dana yang juga kemudian memposisikan Ukhti Anna layaknya Ukhti Ismi.
Amin : Lahh.. ikutan Ahh.. Behhh.. mulus-mulus banget gini Ndann.. Cok!! Lonthee pondok akhwat gak ada obaaatt!! Ucap Amin yang penuh nafsu membuka lebar kaki jenjang putih mulus tanpa cela milik Ukhti Yuna dan bersiap menghantam kan rudalnya.
BLESSHHHH!!!
Ukhti Ismi : OOOOUUNGGHHHH.. SSHHH.. AHHH.. AHHH.. TUAANHH.. AAHH.. AGH!! AGHH!! OHHH.. OHH.. MMFFHH.. TUANNHH.. GEDEE.. AHHH!! ENAKK.. AHH.. TUAAN HAMDANNHH..!!
Mata Ukhti Ismi mendelik ke atas saat merasakan seluruh liang surgawiny melar disesaki rudal 25cm dan diameter 5cm Hamdan dengan cepat dan kasar hingga mendobrak pintu rahimnya. Tempo genjotan yang liar dan cepat yang langsung Hamdan lancarkan membuat seluruh tubuh Ukhti Ismi berguncang hebat yang sudah tentu kenikmatan tiada tara meluap keseluruh syaraf akhwat Bangka itu.
Dana : NGH!! NGHH!! Cokk!! Lontheee!! Beehh.. mantabbbb!! Racau Dana yang menggempur kuat selakagan putih mulus tanpa bulu Ukhti Anna.
Ukhti Anna : AAUNGHH!! TUAANHH!!! AHHH!! AHHH!! E’EMMHH!! SODOK TERUSS TUAANHH!! AAHHH..!! TUAN DANAAAHH..!! ENAK BANGET rudalNYAAHH..!! AHHH..!! AAAHH..!! OHHH..!! SSHH.. MMHHH.. AAAHH!! Racau Ukhti Anna yang sudah kerasukan nikmat dosa zina.
Tak jauh beda dengan Ukhti Yuna yang juga tengah dipacu oleh Amin dengan rudal perkasa beruratnya. Begitu kontras dan perkasa rudal 22cm diameter 4cm Amin melesak cepat keluar masuk yang membuat bibir serambi lempit Ukhti Yuna ikut tertarik seirama.
Ukhti Yuna : AAANGHH!! AMPUUNN TUAANNHH!! NIKMAT BANGETHH!! MMHH.. MHHH.. MFFHH.. OOHHH.. rudalLHH TUAANHH..!! SEDAPNYAHH!! AAHH.. AHHH.. MMHH.. AAHH..
Meski saat pertama kali mereka disenggamai oleh Amin, Dana, dan Hamdan, ketiganya masih agak menahan diri, namun siang itu para pemenang kompetisi masturbasi di pondok bu Vyrna itu tak lagi peduli dengan marwah mereka sebagai para penghafal Qur’an yang bercadar. Kenikmatan zina sudah membakar seluruh keimanan mereka. Hanya rudal dan sperma saja yang kini bisa memuaskan para santriwati cantik itu.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKKKK!!
SEEEEERRRR.. SEEEERRRRRR.. SEEEERRRRRR..
Dengan cepat Amin mencabut rudalnya saat merasakan himpitan liang surgawi Ukhti Yuna yang semakin erat. Seketika pula Ukhti Yuna melenguh kuat dan dibarengi dengan semburan kuat air mancur cairan surgawi yang cukup tinggi hingga hampir menyentuh langit-langit penthouse. Aroma khas cairan surgawi akhwat pun begitu pekat di dalam ruangan itu yang semakin membuat para lelaki ajnabi disana semakin liar menzinahi para Hafidzah bercadar di hadapan mereka. Ukhti Ismi yang paling awal menyerah dan menyemburkan birahinya karena tak kuasa menahan gempuran Hamdan yang terlampau buas. Tak lama, disebelah kanannya, Ukhti Anna pun mengikuti rekannya setelah sekitar 5 menit bertahan dari sodokan kuat Dana.
SLEEBB.. BLESSSHH!!
Ukhti Ismi : AAANGHHHH.. AGHH!! AGHH!! OOHHH..!! MMHH!! TUAANHH!! AAHH! PENUHH!! ENAAKK TUANHH..!! TERUSS TUAANHHJ!! OGHH..!! OGHH..!! ANALL ENAKK.. AHHH!! AHH!! Racau Ukhti Ismi yang anusnya tengah dipaksa mekar oleh rudal Hamdan.
Ukhti Yuna : MHH.. SHH.. AHHH..!! TUANNHH!! AHH.. SHH.. OHHH.. rudalHH!! ANAL ENAKKHH.. AHH!! AHHH!! ENAK BANGET TUANNHH.. TERUSHH.. MHHH.. SHHH.. AHHH.. AHHH.. timpal Ukhti Yuna yang merem melek menikmati rudal Amin menyesaki liang bo’olnya yang begitu sempit.
Amin : Hengghh!! Nghh.. emang ga ada lawan nih.. cantik.. putih.. behh.. legit gini.. Ahhh.. Ehh Ndanhh.. itu yang lain mau diapain?? Kasian tuh malah masturbasu sendiri.. haha.. ujar Amin yang terus menggenjot anus Ukhti Yuna yang membuat kedua toket sang hafidzah menari mengikuti hantaman pinggulnya.
Hamdan : Haah?? Ohh iyaa.. celetuk Hamdan yang kemudian melihat ke belakang.
Ternyata Ustadzah Muna, Ustadzah Miya, dan Ustadzah Auliya sedang berlesbi ria. Ustadzah Auliya yang tengah doggy di atas tubuh Ustadzah Miya dengan posisi 69 sedang asik berpagutan dengan Ustadzah Muna yang duduk mengangkang di depan selakangan Ustadzah Miya yang kedua kakinya terbuka lebar. Sementara mulut kenikmatansnya meladeni bibir rekannya, tangan kanan Ustadzah Muna sibuk mengobok-obok linag surgawi Ustadzah Miya yang sudah bankir oleh lendir. Ustadzah Miya sendiri tak mau kalah dan begitu lahap melumat serambi lempit Ustadzah Auliya dengan mulutnya sementara 3 jari tangan kanannya mengobok-obok anus Ustadzah Auliya. Formasi segitiga ini terlihat makin panas karena para pelakunya adalah akhwat yang masih mengenakan cadar dan khimar.
Hamdan : Wooo.. wooo.. wooooo.. Hahahah.. binal juga kalian.. Sini woe lonthe!! Iya.. kalian bertiga!! Nih pake mulut junior kalian buat bikin kalian enak!! Perintah Hamdan pada ketiganya.
Ustadzah Auliya : Aahh.. Hmmf.. Cupp.. Sluurphh.. mfhh.. Aahhh.. Na’amhh Tuanhh.. jawab Ustadzah Auliya yang baru saja menapaki tangga kenikmatan lesbian.
Hamdan : Nahh sini.. kalian disini.. dah kangkangin tuh kepalanya.. buka lebar kaki kalian! Nah.. Oii.. bikin enak nih senior kalian!! Ujar Hamdan yang menghentikan sementara genjotannya untuk mengarahkan posisi ketiga Ustadzah senior itu.
Ustadzah Auliya, Ustadzah Muna, dan Ustadzah Miya dengan serempak naik ke atas sofa. Dengan menghadap kearah Hamdan, Dana, dan Amin, ketiga Ustadzah senior itu mengangkang dan menduduki wajah bercadar Ukhti Yuna, Ukhti Anna, dan Ukhti Ismi.
Ustadzah Auliya : Auuhh.. Mmhhh.. Shhh.. Iyaahh.. Jilat terusshh.. Mmhh.. Oohh.. Shhh.. tampak Ustadzah Auliya merem melek menikmati tarian lidah Ukhti Ismi yang cukup lihai menyapu kelentit dan bibir serambi lempitnya.
Ukhti Ismi: Elelemphtt.. Mmfhh.. Sruuphh.. MFFHH.. MFFHH.. SSRPHH.. MMFFHH.. AGHH!! TUAANHH!! AGHHH!! MMHH!! KASARNYAAHH.. TAPI ISMIIHH SUKAA.. AAHH!! TERUSSHH TUSN HAMDANNHH!! MFFHH.. MFHHH!! OGHH!! SRRPPTTHH..
Hamdan yang melihat aksi kedua akhwat tepat dihadapannya tengah saling menikmati satu sama lain pun tak kuasa membendung syahwatnya. Dengan posisi eagle, ia mengunci kedua kaki putih mulus Ukhti Ismi di kedua lengannya dan ditekuk hingga hampir menyentuh perutnya. Dengan posisi ini Hamdan tanpa ampun menggempur selakangan mulus sang akhwat bangka itu tanpa ampun. PLOKK!! SPLOKK!! SPLOKK!! Tak hanya dengan tenaga, bahkan berat tubuhnya Hamdan gunakan sepenuhnya untuk menggempur kesucian sang hafidzah junior itu. Tiap kali Hamdan menarik pinggulnya, terlihat jelas bibir anus pink Ukhti Ismi ikut tertarik keluar, dan saat Hamdan menghantamkan pinggulnya, sofa pun berderit kuat. Itu terjadi karena tak hanya Hamdan yang menggila siang itu, Amin dan Dana ikut menggunakan gaya Eagle untuk menggagahi Ukhti Anna dan Ukhti Yuna yang tampak pasrah seluruh tubuh suci mereka tengah dinikmati lelaki ajnabi.
Ukhti Anna : MMFHH.. SRRUPTHH.. MFFHH.. MMFHH.. MFFUAHH.. AAHH!! SHHH.. AGHH!! AGHH!! TUANHH.. AMPUNN.. AAHHH!! MENTOOKKHH!! MMFHH.. OOGHH..!! rudalHH!! AAGHH!! ANALL YESHHH!! MMNNGHHH.. AAHHH!!
Dana : MAKA NIKMAT TUHANMU MANAKAH YANG ENGKAU DUSTAKAANN!! Ahahahha..!! Ujar Dana yang menggenjot anus Ukhti Anna bak orang kesurupan.
Bagaimaa tidak? Tak hanya disuguhi tubuh mulus putih terawat yang dihiasi toket jumbo ranum nan lezat yang bisa mereka nikmati sesukanya, kini pemandangan itu semakin sempurna ketika ketiga senior mereka yang juga hanya mengenakan khimar syar’i dan cadar Ikut bergabung. Toket ukuran cup B, C, D bergelantung indah tepat dihadapan mata para lelaki penikmat akhwat itu. Sontak syetan dan syahwat dalam diri Hamdan, Amin, dan Dana semakin menggelora.
AAANGHHHH.. OGHHH.. AAUNNGHHH…!!! HNNNGHHHHH!!
SEEEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEEEEERRRRR..
Secara bergantian dan hampir bersamaan, Ukhti Anna, Ukhti Yuna, dan Ukhti Ismi kembali orgasme karena kenikmatan anal bercinta yang tak berujung. Seluruh tubuh ketiganya mengejang hebat sembari serambi lempit legit mereka menyemburkan kuat cairan surgawi. Bahkan sekujur tubuh Ustadzah Muna, Ustadzah Auliya, dan Ustadzah Miya basah kuyup oleh semburan cairan birahi juniornya yang membuat mereka makin terangsang. Meski para Ukhti itu tengah meregang menikmati klimaks, Hamdan dan temannya tak menurunkan tempo sodokan mereka.
Cklek.. suara pintu dibuka.
Bu Vyrna : Iya nanti tolong nak Lina dan nak Ayu handle dulu soal program itu yaa.. Ehhh.. MashaaAllah.. Alhamdulillah.. kayaknya lagi pada asik nihh.. ujar bu Vyrna yang terkejut melihat apa yang terjadi di ruang penthouse itu.
Hamdan : Nghh.. Nghh.. Ohhh.. iya bu.. hahaaha.. ujar Hamdan yang tak banyak bicara karena tengah berganti posisi dengan duduk disofa setelah kurang lebih menggenjot anus Ukhti Ismi selama 10 menitan.
Bu Vyrna : Gimana mas-mas semua..?? Santri ana ngasi perlayanan terbaik kah?? Atau ada yang kurang dari pelayanan mereka?? Tanya bu Vyrna yang kemudian duduk di salah satu kursi sofa single sambil menyilangkan kaki kanannya di atas kaki kiri.
Tampak aura elegan pada diri Bu Vyrna yang mengenakan abaya yaman hitam super panjang hingga menyapu lantai, bahkan khimar jumbo dan cadar yaman long 2 layernya juga terlihat dibuat dengan bahan kualitas tinggi sehingga menghasilkan keanggunan yang memikat mata setiap ikhwan. Ketiga akhwat yang menekenikmatan Bu Vyrna pun hanya berdiri di samping kanan dan kiri bu Vyrna. Telihat jelas dari mata kedua akhwat itu kalau keduanya terus menatap ke arah rudal Hamdan, Amin, dan Dana.
Dana : Waahh.. Ini mah ga ada lawan bu.. Mantab poll pokoknyaa!! Ya kan Min..?? Celetuk Dana yang juga tengah duduk dan bersandar di sofa sementara Ustadzah Muna tengah menduduki pahanya dan berupaya untuk menghantarkan klimaks padanya dengan menggerakkan pinggul putih sekalnya maju mundur cepat.
Amin : Yoii.. bikin ketagihan kayak gini bu.. ahahah.. boleh ga lain kali gini lagi?? Jawab Amin yang duduk di sofa single sementara Ustadzah Miya tengah mengocok rudal Amin yang bersangkar di anusnya maju mundur dengan posisi reverse cowgirl.
Bu Vyrna : Alhamdulillah kalau mas-mas semua puas dengan pelayanan santriwati ana.. ehh, kalian jangan diam saja.. sana buatin minuman ‘khusus’ buat Ustad Hamdan dan teman-temannya.. perintah Bu Vyrna pada ketiga ustadzah yang lain.
Meski dengan berat hati, para ketiga akhwat itu pun kemudian berlalu pergi menuju dapur penthouse untuk menyiapkan minuman ‘khusus’ untuk pria. Sudah cukup lama sejak terakhir kali ketiga akhwat itu melihat secara langsung rudal lelaki, apalagi teman mereka sendiri tengah asik menikmati lezatnya rudal pria, yang sudah pasti membuat cemburu.
Secara bergantian, Ustadzah Auliya dan Ukhti Ismi berupaya untuk memuaskan Hamdan dengan rudal 25cm dan diameter 5cm nya yang sungguh perkasa. Segala macam posisi dan teknik yang pernah mereka pelajari selama di pondok coba mereka gunakan semuanya. Baik deep throat, anal, ataupun serambi lempit mereka. Tapi bukan Hamdan kalau ia bisa dengan mudah ditaklukan. Apalagi sudah 2 kali ia mengalami ejakulasi hari itu, sudah tentu butuh kerja ekstra keras untuk membuat mereka kembali ejakulasi.
Amin : Lahh ayokk!! Masak lonthe Cuma bisa kayak gini???!! Yang liarr!! Lonthe cadar harus lebih binal!! Ahahha!! Cerca Amin yang tengah menikmati goyangan pinggul Ukhti Yuna yang kini berupaya menggarap rudal miliknya.
Ustadzah Miya pun membantu dengan menjilati seluruh kaki Amin dari ujung jempol kakinya hingga bagian dalam paha Amin, sementara tangan kanannya yang lentik meremas-remas zakar Amin yang sudah jelas membuat Amin terbang dalam dekapan nikmat. Dana pun tengah asik memagut dan mengulum puting ranum coklat muda Ukhti Anna. Toket 36C itu terlihat cukup besar di genggaman tangan Dana. Ustadzah Muna yang berlutut di samping kanan Dana hanya bisa melenguh dan mendesah karena jemari Dana yang begitu terampil mengobok-obok serambi lempitnya sementara kedua tangan Ustadzah Muna meremasi toket milinya sendiri yang dihias puting pink muda.
AAAUNGHHH..!! SEEERR.. SEEEEEERRRRR.. SEEERRRRR..
OOOOOOOUNNGHHH.. SEEERRR.. SEEERRRR.. SEEERRRRR..
AAAHH.. AHHH.. TUAANHH.. MMMMNNNNGHHHHHH.. SEEERRRR.. SEEERRRR..
Diawali dari Ukhti Yuna yang lebih dulu orgasme dan kembali membanjiri sofa dengan cairan surgawinya, kemudian Ukhti Ismi, Ustadzah Muna, secara hampir bersamaan keenam akhwat bercadar yang berhadapan dengan Hamdan dan yang lain justru lebih dulu mencapai klimaks.
Dana : Lahh.. kok udah ngecrot duluan ini gimanaa?? Duhhh.. duhh.. ujar Dana yang jemarinya masih mengobok-obok anus Ustadzah Muna yang menyebabkan akhwat Thailand itu mengejang hebat karena anal-oragsm.
Amin : Iya nih.. gimana ini Bu?? Ahahah.. kok uda pada lemes duluan..?? Ujar Amin menyindir bu Vyrna yang juga sedikit kecewa melihat performa santriwatinya.
Hamdan sendiri hanya terkekeh kecil melihat Ustadzah Auliya yang tengah tertunduk sambil kedua tangannya meremas kuat kedua pundak Hamdan saat tubuhnya berguncang hebat melepaskan orgasme dashyatnya. Sementara itu Ukhti Ismi terkapar di karpet dengan kedua kakinya mengangkang setelah orgasme lebih dulu akibat permainan jemari Hamdan di liang peranakannya yang tak kalah hebatnya dengan rudal jumbo miliknya.
Bu Vyrna : Adduhh.. Maaf mas-mas semua.. kurang sempurnanya pelayanan santriwati ana sepenuhnya salah saya.. sebentar.. ahh iya.. jawab Bu Vyrna yang kemudian bangun dan mencoba memberikan solusi agar Hamdan, Dana, dan Amin tidak kecewa.
Setelah para Hafidzah itu selesai orgasme, meski masih dalam keadaan lemas dengan nafas tersengal-sengal, namun bu Vyrna tetap menceramahi keenamnya. Hamdan, Amin, dan Dana duduk agak jauh di kursi meja makan yang masih berada dalam satu ruangan itu juga dengan mendapatkan pelayanan dari akhwat bercadar yang lain yang menekenikmatan bu Vyrna.
Akhwat : Na’am Ustad.. ana Ayu, teman seangkatan Ustadzah Auliya juga.. jawab Ustadzah Ayu saat Hamdan menanyakan tentang namanya sambil menyuguhkan minuman untuk Hamdan.
Dana : Ehh Ndan.. yang ini juga bisa kita genjot?? Tanya Dana yang sudah melirik ke arah bongkahan gunung milik salah satu akhwat yang lain yang tetap nampak meski masih tertutup abaya dan khimar.
Amin : Ahhh antum Dan.. emang yang itu masih kurang hah?? Sono cari di kampusmu!! Hahah.. ujar Amin yang iseng meremas bokong bulat akhwat yang lain yang juga tengah menyuguhkan minuman untuknya.
Meski tak terlalu jelas, tapi Hamdan bisa mendengar targhib yang diberikan bu Vyrna pada keenam hafidzah disana. Khimar dan cadar yang sudah basah kuyup oleh lendir, liur, dan cairan surgawi tak membuat mereka tak tawajuh mendengar nasihat dari pengasuh pondok. Dengan duduk iftirosy (Duduk diantara 2 sujud) dan posisi duduk yang tegap, membuat toket jumbo keenam Hafidzah itu membusung indah.
Kurang lebihnya bu Vyrna menekankan bahwasanya sudah menjadi tugas seorang akhwat untuk mendampingi ikhwan dalam keadaan apapun. Dan juga seorang akhwat harus siap menyerahkan seluruh tubuhnya untuk menjadi alat pemuas hasrat bercintaual ikhwan ataupun lelaki manapun. Karena kalau tidak disalurkan, maka akan menimbulkan mudhorot dan kerusakan dimana-mana, maka tugas utama seorang santriwati pondok bu Vyrna adalah untuk menyempurnakan setiap hasrat dan fantasi bercintaual lelaki dalam keadaan apapun, dan juga wajib bagi para santriwati untuk bisa memberikan kepuasan disetiap bercinta, terutama para Ustadzah.
Bu Vyrna : Selain menghafal Qur’an.. kalian juga harus siap mendukung para santriwan, atau para ustad, ataupun suami kalian nantinya dalam medan dakwah.. coba kalau tidak ada dukungan dari kalangan wanita?? Sudah pernah dengar kisah-kisah para Nabi yang pengikutnya sedikit karena tidak didukung oleh wanita-wanitanya?? Nahh.. sudah jadi tugas kita untuk mendukung para lelaki untuk melaksanakan tugas dakwah mereka dengan cara kita menyerahkan seluruh jiwa dan raga kita demi memuaskan hasrat birahi mereka.. dan itulah kemuliaan tertinggi seorang wanita ketika ia mampu menjadi pemuas hasrat bercintaual para lelaki..
Amin dan Dana yang baru pertama kali mendengar targhib semacam itu hanya bisa geleng-geleng kepala. Karena doktrin yang disampaikan tidaklah salah, namun cara bu Vyrna menyampaikan perkara yang sebenarnya ‘kurang benar’ itu begitu meyakinkan sehingga tak ada seorangpun yang tidak percaya.
Bu Vyrna : Nahh Ustad sekalian.. silahkan nikmati jamuan penutup dari kami sebagai bentuk permohonon maaf kami.. ujar Bu Vyrna sambil mempersilakan Hamdan dan yang lain untuk kembali mengumbar nafsunya.
Ukhti Yuna, Ukhti Ismi, Ukhti Anna, Ustadzah Auliya, Ustadzah Miya, dan Ustadzah Muna berbaris rapi dengan posisi sujud diatas karpet yang sudah basah kuyup oleh cairan surgawi. Tak pelak suguhan 6 bokong bulat putih mulus dengan 12 liang kenikmatan baik anus maupun serambi lempit yang siap dinikmati membuat ketiga lelaki ajnabi itu menjadi brutal bak babi hutan.
ARGHH!! AHHH!! NGGHHHH.. TUANNHH!! AHHH.. AHHH.. OHHH.. YESHH.. SODOK TERUSS TUANHH..
AHHH!! AMPUN TUANNHH!! MMHH.. NGGHHH..!! AAANGHHH!! OHH.. rudal TUANHH!! AHH ENAKK.. AAHH menggenjotT..!! AHH.. AHHH..
TERUS TUANHH..!! PAKAI HAMBA SEPUASNYA..!! AHH.. AHH.. AHHH..
Desahan, lenguhan, racauan para hafidzah itu saling bersahutan ketika merasakan liang kenikmatan mereka ditembus rudal perkasa para ustad-ustad muda yang baru saja mereka kenal. Hamdan, Amin dan Dana pun tak mau melepaskan kesempatan ini dimana mereka dengan bebas bisa memilih liang manapun yang mereka suka untuk disenggamai.
Amin : Aaaahhh!! Cukk..!! Prasmanaannnnn!! Ahahahah.. woee Ndan.. ntar abis antum, gantian ane mau pake bokong yang itu!! Ujar Amin yang sedang asik menyodok Ukhti Ismi.
Hamdan : Iyee.. Selow wae.. masih banyak yang bisa dipake.. ahahha..!! Jawab Hamdan yang dengan penuh gairah menggempur serambi lempit Ustadzah Miya.
Dana : Bener-bener nikmat duniaaaaa!!! Kata Dana yang menyodok kuat anus Ukhti Yuna sambil jemari tangan kirinya mengobok-obok anus Ustadzah Muna disisi kirinya dan anus Ukhti Anna disisi kanannya.
Kembali lagi para hafidzah itu orgasme selama ketiganya secara bergantian menggilir setiap liang kenikmatan yang tersaji. Cadar bukanlah parameter kalau yang mengenakan adalah seorang muslimah sejati. Muslimah pun hanya seorang wanita yang akhirnya akan takluk pada kenikmatan rudal sesaat setelah hidungnya dicocok syahwat birahi. Kini para akhwat cantik bercadar itu tak ada ubahnya dengan sapi betina yang bisa dizinahi kapanpun para lelaki mau.
Amin : Aaahhh.. udah ga tahan lagii cukk!! Ujar Amin yang semakin kuat dan cepat menggenjot bokong bulat Ustadzah Muna.
Dana : Iyaa.. barengan aja lah Min!! Kata Dana yang semakin cepat menyodok anus Ukhti Ismi.
Hamdan : Iya dah.. ane juga udah ga tahan.. timpal Hamdan yang menggagahi Ustadzah Miya.
Tak lama kemudian..
Amin : AAARRRGHHHHH..!!!!!
CROOTTT.. CROOOTTT.. CROOTTTT..
Dana : MAKAN NIH LONTHEEEE!!!
CROOTTT… CRRROOTTT.. CRRRTTTT..
Amin dan Dana hampir bersamaan menyemburkan sperma hangat mereka namun di lokasi yang berbeda. Kalau Amin ia siramkan ke rahim Ustadzah Muna, sementara Dana di anus Ukhti Ismi. Meski Hamdan bilang ia sudah mau keluar, tapi tak secepat teman-temannya. Ia pun mencabut rudalnya dari serambi lempit Ustadzah Miya dan selama beberapa detik, ia menggenjot anus Ukhti Yuna dengan kecepatan yang tak masuk akal.
Ukhti Yuna : AGHH!! AGHH!! TUAANHH.. AHHH.. rudal!! AHHH.. ANALL!! MMNGHH.. MNGHHH.. ENAKK!! AHHH.. GEDENYAH!! ALLAAHH.. NIKMAATHH!!! AHH.. AHH!! ANNGHH!! AHHH..
Hamdan : Ahhh beneran nih mau kluar!! Sini pake mulut kalian!! Ujar Hamdan yang mencabut rudalnya dan segera duduk di sofa.
Ukhti Yuna dan Ustadzah Miya segera bangkit dan menyambar rudal Hamdan bak anjing kelaparan. Ustadzah Miya dengan cepat menyibakkan cadarnya dan langsung menelan rudal Hamdan yang terbalut lendir anus dan beraroma khas lendir akhwat, sementara Ukhti Yuna mengulum habis zakar Hamdan. Dan benar tak butuh waktu lama hingga Hamdan meledakkan lava putih kentalnya di mulut Ustadzah Miya.
CROOOTTT.. CROOOTTT.. CROOOOTTTT..
Ustadzah Miya : MMFHHH.. Uhukk!! Uhukk.. Mfhhh.. mmhh.. Mmfhhh.. nampak Ustadzah Miya agak tersedak dengan banyaknya sperma Hamdan.
Usai menikmati lezat dan gurihnya sperma Hamdan, Ustadzah Miya yang paham dengan keinginan dari juniornya kemudian melakukan cum-swapping dimana Ukhti Yuna sudah mendongak dan membuka mulutnya siap untuk menerima sperma kental nan lezat. Pemandangan yang benar-benar erotis karena semuanya juga melakukan hal yang sama, cum-sharing. Ukhti Ismi tengah berdiri layaknya orang rukuk dengan kaki mengangkang sementara Ustadzah Auliya yang jongkok dibawahnya sudah siap dengan mulut terbuka menanti tetesan kenikmatan lendir puth kental dari anus Juniornya. Ustadzah Muna pun sedang jongkok mengangkangi wajah Ukhti Anna yang terlentang di lantai dengan kedua kakinya mengangkang. Lidah Ukhti Anna menjulur dengan mulutnya terbuka berharap bisa menikmati sperma kembali seperti halnya teman-temannya.
Bu Vyrna : MashaaAllah.. Alhamdulillah ‘ala kulli haaall.. luarbiasa sekali.. inilah yang bunda impikan.. kalian semua santriwati kebanggan bunda.. pelayanan yang memuaskan.. gaya yang erotis dan binal.. ahhh.. kerja bagus semuanyaa.. puji bu Vyrna yang sedari tadi merekam adegan panas di ruang itu.
Dana : Hahahah.. Huufftt.. capek puoll.. boleh kami istirahat dulu buu?? Tanya Dana yang rudalnya mulai lemas sambil terduduk di sofa kembali.
Amin : Iyah.. ahahah.. terlalu beringas ini mahh.. timpal Amin sambil menyeka keringatnya.
Bu Vyrna : Ahh iya.. afwan mas-mas sekalian.. sekarang istirahat dulu.. mandi-mandi, sholat.. kemudian ini ada voucher makan.. nanti silakan dibawa untuk makan di bawah.. jawab bu Vyrna sambil menyodorkan voucher makan.
Hamdan : Ohh.. Assalamualaikum.. kenapa sayang?? Ujar Hamdan menjawab telpon.
Alisa : Mas Hamdan kemana aja?? Kok gak pulang-pulang?? Kangen ehh.. jawab Alisa.
Hamdan : ahahah.. biasa sayang.. ada kerjaan dari pondok bu Vyrna.. tau kaann?? Jawab Hamdan sambil sedikit terengah-engah.
Alisa : Hem?? Pondok bu Vyrna? Kerjaan apaa sih mas sayang?? Tanya Alisa yang penasaran.
Hamdan : Mmm.. sek bentar.. nihh.. jawab Hamdan yang kemudian mengambil video para santriwati yang tengah berlesbi melakukan cum-swapping dengan kondisi telanjang.
Alisa : Ya Allaaahh.. haduuhh mas Hamdan nih yaaa.. ga ada hari tanpa menggenjot yaaa?? Hihihih.. tapi Alisa juga dikasi jatah loohhh.. jawab Alisa centil.
Hamdan : Ahhh.. ahahahah.. inshaaAllah ya sayaaangg.. ehh ya, mas mau sholat dulu.. udah masuk waktu Ashar.. love you Alisaku sayang.. jawab Hamdan.
Alisa : Iyaa udah.. iyaa mas Hamdan sayangkuhhh.. love you.. Assalamualaikum.. jawab Alisa sambil menutup panggilan telpon.
Amin : Ett dahhh.. susah emang jadi artis porno yaa?? Ada aja akhwat yang nungguin buat mintak jatah.. celetuk Amin menyindir Hamdan.
Hamdan : Lah apaan si?? Antum juga ntar paling pulang trus lanjut sama Sulwa.. balas Hamdan.
Dana : Apalah dayaku yang tak punya siapa-siapa.. timpal Dana.
Hamdan : Ahahahah.. udahlah.. yok mandi trus sholat.. laper juga nih.. tukas Hamdan yang kemudian beranjak pergi menuju kamar mandi.
Para santriwati yang baru saja selesai mendapatkan pengalaman bercinta yang luar biasa tak mampu menahan letih yang melanda dan membuat keenam hafidzah itu tersungkur, terlelap dengan hanya mengenakan cadar dan khimar. Bu Vyrna pun tersenyum melihat para santriwatinya bisa mendapatkan impian mereka selama ini dengan maksimal.
Bu Vyrna : Ahh.. baiknya aku juga bersiap.. gumam bu Vyrna dalam hati yang kemudian beranjak menuju balkon penthouse.
Hamdan : Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wa Barakatuh.. Assalamu’alaykum Warahmatullah.. ucap Hamdan salam memimpin sholat Ashar.
Dana : Hwuaahh.. pegel juga ya.. ehh.. kalian kapan UAS tuh..?? Ane dapat info dari temen kalo kalian besok senin udah mulai UAS ya?? Tanya Dana sambil wirid.
Amin : Iya sih.. haaahh.. males mau belajar.. apalagi angka-angka.. keluh Amin yang jadi teringat dia belum ada persiapan untuk UAS.
Dana : Ahahah.. kocak juga kalian ya.. udah mau UAS, tapi zina jalan teruss.. ejek Dana pada Amin dan Hamdan.
Hamdan : Dihh.. lah antum lebih parah lagi.. kuliah di kampus Islam, tapi zina juga doyan.. ahaha.. balas Hamdan yang tak mau kalah.
Amin : Lah iya.. tapi gratis juga.. lagian kapan lagi bisa dapet serambi lempit akhwat kayak gini kan?? Mmhh.. timpal Amin yang membayangkan nikmatnya liang surgawi para Hafidzah itu.
Dana : Ssstt..!! Jangan keras-keras woi.. di masjid ini!! Tegur Dana.
Hamdan : Dah ahh.. makan aja yok.. timpal Hamdan yang kemudian segera beranjak menuju pintu luar masjid.
Jarak masjid dengan hotel tak terlalu jauh, sekitar 100 meter saja. Suasana weekend jogja terlihat mulai ramai meskipun tak seramai biasanya karena sebagian besar universitas negeri akan segera menjalani UAS. Pasangan muda-mudi yang sudah tak malu lagi memadu kasih dan saling berboncengan di sepeda motor sudah menjadi pemandangan yang lumrah bagi kota ‘pelajar’ itu.
Amin : Ehh Ndan.. dimana tempatnya..?? Tanya Amin yang bingung mencari restoran yang dimaksud oleh bu Vyrna.
Hamdan : Nahh.. ane juga ga paham nih.. ane juga baru pertama kali kesini.. jawab Hamdan yang juga sama-sama bingung.
Akhwat : Assalamu’alaykum.. ustad Hamdan ya?? Mari saya tunjukkan lokasi tempat makannya.. tegur seorang akhwat bercadar serba hitam.
Hamdan : Ahh iya.. betul.. Jazakillah ukh.. ngomong-ngomong ukhti santriwati bu Vyrna juga?? Tanya Hamdan tanpa basa-basi.
Akhwat : Na’am ustad.. nama ana Lina.. jawab Ustadzah Lina dengan senyum kenikmatansnya meski hanys terlihat matanya saja.
Dana : Eeehh buseett.. ini bisa kita makan semua nih..!!?? Tanya Dana yang terkejut melihat semua hidangan yang disediakan oleh pihak hotel.
Hamdan : Woee.. punya malu dikit napa sih!? Ehmm.. afwan Ukh.. ini bebas milih?? Boleh makan sesukanya?? Tanya Hamdan pada Ustadzah Lina sambil mencubit Dana.
Ustadzah Lina : Na’am Ustad.. afwan, boleh lohat vouchernya?? Pinta Ustadzah Lina yang segera mengecek voucher yang diberikan Hamdan.
Ustadzah Lina : Alhamdulillah.. silakan ustad dinikmati makanannya sepuasnya.. boleh pilih mana saja yang ustad suka.. jawab Ustadzah Lina yang berdiri elegan dengan abaya hitam dan khimar jumbo hitam yang sepanjang betis.
Ibarat orang kelaparan, Dana dan Amin pun tanpa malu segera mengambil semua yang bisa mereka raih. Konsep prasmanan yang disediakan dengan 25an varian lauk dan sayur membuat ketiganya berupaya sebisa mungkin menikmati semuanya. Bagi Hamdan makanan seperti itu sudah lumayan sering ia rasakan semenjam tinggal bersama Alisa dan Bu Zaskia. Tapi bagi Amin dan Dana, itu merupakan kesempatan yang sangat langka.
Dana : Lah.. ngapain antum ngambil nasi banyak-banyak gitu?? Kekenyangan ntar.. ujar Dana yang sibuk memilih antara sate ayam dan ayam bakar.
Amin : Ga pake nasi gak kenyang oyy.. timpal Amin yang tidak mau kalah.
Dana : Yeee.. dikasi tau ngeyel.. kalo pas lagi prasmanan gini, utamakan kuantiti lauknya.. nasi mah dikit aja.. kalo kebanyakan ntar antum mau makan menu lain dah kenyang duluan.. timpal Dana yang piringnya penuh dengan lauk.
Hamdan : Si Dana kalo urusan nurutin nafsu emang paling bener sih.. hahah.. ujar Hamdan yang juga mengikuti saran Dana.
Ruang restoran itu cukup luas dan tersedia banyak sekali meja. Beberapa penghuni hotel pun tampak menahan gelak tawa melihat kelakuan Dana dan Amin yang tanpa malu mengambil setiap menu yang ada, bahkan chef disana sempat menawarkan menu khusus kalau-kalau mereka ingin mencicipinya.
Hamdan : Ohhh.. orang Sunda ukh?? MashaaAllah.. pantes cantik yaa.. goda Hamdan pada Ustadzah Lina sambil menikmati makan siangnya.
Ustadzah Lina : Aahh.. nggak kok ustad.. biasa aja ana tuh.. jawab Ustadzah Lina tersipu malu.
Hamdan : lohh.. seriusan kok.. goda Hamdan.
Ustadzah Lina : Iyakag Ustad?? Kok bisa tau?? Tanya Ustadzah Lina yang cukup penasaran.
Hamdan : Ini.. putih bersih terawat, mata yang lentik nan indah.. postur tubuh yang tinggi ideal.. tipikal ana banget sih.. ujar Hamdan sambil mengecup punggung tangan kanan Ustadzah Lina.
Sontak saja Ustadzah Lina terkejut tapi tak mampu untuk melepaskan tangannya dari genggaman Hamdan. Seluruh tubuhnya bergolak, jantungnya berdegup kencang dengan sensasi yang belum pernah ia rasakan selama ini. Iya, bersentuhan langsung dengan lelaki ajnabi, apalagi dia adalah seorang Hamdan, orang yang selama ini menjadi idola seluruh santriwati di pondoknya. Meski ini bukan pertama kalinya ia menyentuh lelaki, tapi mendapatkan perlakuan seperti itu layaknya adegan percintaan sinetron membuat sang hafidzah cantik itu meleleh.
Ustadzah Lina : Aahh.. afwan Ustad.. ucap Ustadzah Lina yang memalingkan wajahnya yang tertutup cadar bandana hitam karena malu.
Hamdan pun hanya tersenyum sambil menatap menggoda mata cantik Ustadzah Lina sebelum Amin dan Dana menghancurkan momen indah mereka.
Dana : Woooyy makan wooyyy.. garapin akhwatnya ntar lagi woooeee!! Tegur Dana yang nampak kesal sambil terus melahap ayam bakarnya.
Amin : Hamdaan gitu lohh.. akhwat mana sih kalo ga takluk sama Hamdan.. ejek Amin.
Dana : Nahh betul tuhh.. semuanya langsung klepek-klepek kalo sama Hamdan.. lanjut Dana.
Amin : Nah makanya.. punya gelar baru tuh “Hamdan Sang Penakluk Akhwat”.. cocok banget tuh sekalian dibikin cerbung bokep.. ahahah.. timpal Amin yang sibuk menyantap cumi pedas kenikmatansnya.
Hamdan : Ngiri mah bilang.. iri tanda orang tak mampu.. ahaha.. jawab Hamdan yang juga kesal.
Ustadzah Lina : Ahh iya ustad-ustad semua.. setelah makan ini nanti ditunggu ummi Vyrna di kamar penthouse.. ucap Ustadzah Lina setelah mendapatkan notif WA dari bu Vyrna.
Sekitar jam 16.30an Hamdan, Amin, dan Dana beranjak menuju penthouse di dampingi oleh Ustadzah Lina sambil ketiganya terus membicarakan apa yang baru saja mereka alami. Mereka lupa bahwasanya Ustadzah Lina ada di antara mereka yang mana doktrin yang sama pun sudah mengakar kuat di dalam otaknya. Sudah pasti rasa cemburu dan birahi bercampur aduk saat membayangkan setiap adegan yang diceritakan oleh Amin dan Dana yang begitu detil menggambarkan setiap aksi mereka saat menggagahi keperawanan para hafidzah cantik itu.
Ustadzah Lina : Aaahh.. Andaikan aku tadi ga ada kegiatan mendadak.. aku udah bisa tuh ngrasain di entot sama ustad-ustad ini.. awas kalian yaahh Liya, Muna, Miyaa.. enaknyaa jadi kaliaann.. Eemhh~ gumannya dalam hati.
Meski hanya mendengar cerita saja sudah cukup untuk membuat liang surgawi Ustadzah Lina berkedut dan mengucurkan lendir birahi khas akhwat yang mulai membasahi CD nya.
Ustadzah Lina : Silahkan ustad.. ucap Ustadzah Lina yang mempersilakan Hamdan dan lainnya untuk menuju penthouse.
Hamdan : Loh ukhti ga ikutan?? Di lIft aja?? Tanya Hamdan.
Ustadzah Lina : Na’am Ustad.. tugas saya untuk mengantarkan ustad di lift saja.. jawab Ustadzah Lina sambil melambaikan tangan pada Hamdan.
Pintu lIft pun tertutup sehingga hanya menyisakan Ustadzah Lina sendirian saja. Setelah memastikan tak adanya kamera di dalam lift, jemari putih lentik ahwat sunda itu segera menjamah kedua toket D cup miliknya yang memang tak terkukung oleh Bra di balik abaya hitam yang menjulur itu. Mata Ustadzah Lina merem melek menikmati remasan tangannya sendiri sambil terus membayangkan dirinya tengah melakukan blowjob pada rudal Hamdan, Dana, dan Amin di dalam lift. Meski samar-samar, namun cadarnya mulai basah oleh liur karena lidahnya yang sengaja ia julurkan layaknya orang yang tengah menjilati rudal.
Ustadzah Lina : Aahhh.. Mmhhh.. Sshhh.. Usstaadhh.. Ssrpphh.. Mmhhh.. Lezat banget rudalnyahhh.. Mmmhh.. Sruupphh.. buat Lina semuaa yaahh.. Aahhh.. desah Ustadzah Lina yang mulai bersandar di dinding Lift.
Semakin lama gerakan meremas Ustadzah Lina semakin liar. Desahan dan erangan tertahan pun memenuhi seluruh lift. Untungnya Ustadzah Lina sudah menekan tombol penahan agar Lift tidak bergerak dari lantai itu.
Tak cukup hanya dari kekenyalan dan sensasi geli puting pinknya, tangan kanan Ustadzah Lina kini mulai menyeruak masuk ke CD hitam berenda yang menutupi kemulusan kaki jenjangnya. Dengan duduk di lantai dan bersandarkan dinding Iift, Ustadzah Muna bisa membuka kakinya selebar yang ia mau sehingga memudahkan tangan dan jemarinya untuk bermain liar di bibir serambi lempit pink kemerahannya yang basah.
Ustadzah Lina : Aaauuhh.. Mmhh.. Sshhh.. Duhhh.. Mmhh.. Enakk Usstaadh.. Aahhh.. Terusshh.. Mmhh.. Ouhhh.. rudallhhh.. Mmhh..
Liarnya imajinasi Ustadzah Lina semakin membuatnya tenggelam jauh dalam syahwat terlarang. Kini ia tengah membayangkan Hamdan meng’oral’ liang surgawinya sembari sesekali jemari Hamdan menusuk-nusuk anusnya, sementara Amin menggarap kedua toketnya yang membusung tinggi secara liar. Tak lupa tangan kanan Ustadzah Lina aktif mengocok rudal Amin. Di atas pun mulut Ustadzah Lina dimanjakan dengan rudal Dana yang menyumpal penuh mulutnya hingga kerongkongan. Tubuh bercintai akhwat bercadar itu mulai blingsatan ketika merasakan deraan birahi yang begitu deras menerpa. Banjir lendir birahi pun tak bisa dibendung lagi dan membuat CD nya basah kuyup.
Apalagi kini ia membayangkan digilir oleh ketiga rudal lelaki ajnabi yang baru dikenalnya itu di seluruh liang kenikmatannya. Layaknya di video porno yang pernah ia tonton dimana ada seorang wanita blondie harus melayani rudal jumbo hitam di ketiga lubangnya secara bersaman. Dan setiap beberapa menit mereka saling bergantian melesakkan rudal mereka semau mereka di setiap lubang yang mereka inginkan. Mata lentik Ustadzah Lina mendelik ke atas karena kenikmatan yang sangat luar biasa. Meski ia tetap menahan diri untuk tidak melesakkan jarinya, tapi itu sudah cukup membuatnya meregang nikmat saat mencapai orgasme.
Ustadzah Lina : Aaarghh.. Ustaadddhhh..!!!! Ngghhh.. ngghhhhhh.. mmmhhhhh..
Crrrtttt.. crrrtttt.. crrrrttttt..
Beberapa saat tubuh Ustadzah Lina mengejang dan akhirnya lemas. Matanya tampak sayu dengan nafas tersengal-sengal. Namun semua itu segera buyar karena nada lift yang menandakan pintu akan terbuka.
Orang 1 : Lohh mbak.. kok duduk dibawah?? Sakit ya?? Tanya seorang pelanggan hotel yang terkejut melihat Ustadzah Lina terduduk lemas.
Ustadzah Lina : Ahh.. nggak kok pak.. tadi capek berdiri aja trus duduk bentar Cuma malah ketiduran.. jawab Ustadzah Lina yang dengan cekatan segera berdiri untuk merapikan pakaiannya.
Orang 1 : Owalah.. saya kira kenapa.. jawab bapak-bapak yang sepetinya hendak menuju lantai 3 hotel.
Cklek.. suara pintu dibuka
Ustadzah Auliya : Assalamualaikum tuan.. mari.. ummi sudah menunggu.. ucap Ustadzah Auliya sesaat setelah Hamdan dan yang lain memasuki ruangan penthouse.
Mereka pun disambut layaknya tamu VVIP dengan kawalan para akhwat bercadar. Hamdan, Amin, dan Dana pun sempat bertanya tentang kenapa Bu Vyrna memanggil mereka. Tapi para Hafidzah itu pun tidak tahu juga.
Bu Vyrna : Alhamdulillah.. sampai juga.. udah lama lohh ana nungguin mas-mas semua nih.. ucap Bu Vyrna yang duduk elegan diatas ranjang yang disiapkan di balkon.
Suasana sore kota Jogja yang nampak asri meskipun sudah tergerus dengan derasnya metropolitan tetap menjadi nilai lebih dari Kota Istimewa ini. Ditambah lagi tiupan angin yang lumayan kencang karena mereka berada di balkon penthouse menambah kenyamanan untuk berlama-lama disana. Tubuh bu Vyrna yang ramping terawat dengan posisi duduk yang tegap ditambah abaya, khimar, dan cadar Yaman long seba hitam nan syar’i, semakin menampakkan keanggunan dirinya, terlebih lagi saat angin mulai bertiup dan mengibarkan sebagian dari flap cadarnya.
Hamdan : Ahaha.. iya kah? Sudah serindu itu kah bu?? Tanya Hamdan yang tanpa ragu mendekat ke arah bu Vyrna.
Bu Vyrna pun segera bangkit dan menyambut Hamdan dengan dekapannya. Jelas saja Hamdan bisa merasakan toket 40F sang pemilik pondok pun mengganjal kenyal diantara tubuh mereka. Memang sudah cukup lama semenjak bu Vyrna terakhir kali merasakan rudal Hamdan, sehingga membuatnya sudah tak mampu membendung hasrat syahwat yang terpendam. Ciuman ganas pun segera ia landaskan ke bibir Hamdan meskipun bibir merah kenikmatansnya masih tertutup cadar yang mana Hamdan pun juga menyambutnya dengan sama beringasnya. Keduanya saling berpagut nikmat dan melupakan tentang Amin dan Dana yang sedari tadi berdiri melihat kelakuan keduanya.
Amin : Ehm.. Ehmm!!! Maen sosor aja yaaa..?? Lupa gitu kita ada disini?? Tegur Amin yang kemudian duduk di salah satu kursi di balkon.
Dana : Gituu dehh.. Sang Penakluk Akhwaatt ini kok dilawan..??!! Sindir Dana yang juga ikut duduk di kursi yang lain.
Bu Vyrna : Mffhh.. Mmfuahh.. Ahh.. Afwan mas-mas semua.. ana terbawa suasana.. udah lama banget soalnya gak ketemu sama mas Hamdan.. ujar bu Vyrna yang kemudian segera melepas pagutannya sambil sedikit membungkukkan badannya ke arah Amin dan Dana sebagai permintaan maaf.
Hamdan : Hahah.. mereka sih Cuma iri aja.. nanti kalau udah ngrasain juga diem kok.. jawab Hamdan sambil membelai pundak bu Vyrna.
Bu Vyrna : Ohh iya.. ana belum tanya-tanya mendetil juga sih soal pendapat temen-temen mas Hamdan.. celetuk bu Vyrna yang kemudian kembali duduk di ranjang.
Dana : Hem?? Mau tanya apa bu?? Jawab Dana yang agak penasaran.
Bu Vyrna : Yaa soal santriwati ana.. gimana performanya? Sudah bisa Bener-bener puasin mas-mas sekalian?? Atau gimanaa sihh..?? Gituuhh.. jawab Bu Vyrna yang juga ingin tau.
Amin : Waahh.. kalau itu sih Dana yang emang paling pas buat jawab!! Ya kan Dan!? Ahahaha.. ejek Amin.
Dana : Lah kok jadi ane?? Antum juga bisa.. timpal Dana.
Dana : Kalau menurut ane sihh.. Emmm.. Hemm.. Yaaaa.. TOP!! MARKOTOP!! 4 JEMPOL!! Kalo bisa ane kasih 6 jempol sih udah ane kasih dari tadi ahahahah.. jawab Dana sambil mengacungkan kedua jempolnya ke arah bu Vyrna.
Bu Vyrna : Waahh.. MashaaAllah.. Alhamdulillah.. jadi.. jadi gimanah?? Yang detil sedikit dong mas.. ujar bu Vyrna yang semakin tampak penasaran.
Dana : Yaa semuanya.. Body yang aduhai, ukuran toket yang beehhh.. bokong bulat sintal, kulit putih bersih tanpa cela, n yang pasti.. cantik-cantik bangett.. yaa meskipun Cuma kliatan matanya aja sih.. tapi.. tapi ane bisa tau kalo mereka emang cantik-cantik.. iyee kan Min?? Jelas Dana.
Amin : Kok cantik!!? Superbb!! Apalagi goyangannya.. sepongannya!! Buuhhh.. langsung masuk tuh semua rudal ke mulut kenikmatans mereka.. nikmatnyaa.. sedotan yang bawah juga ikin nagih.. pokoknya best experience ever!! Lanjut Amin yang membuat bu Vyrna semakin senang.
Bu Vyrna : Trus.. Trus.. ini kan santriwati ana masih pada ijo yaah.. maksud ana.. belum ada pengalaman.. trus biasanya kan malu-malu tuh.. kasi tau dong mas-mas ini gimana cara ngerangsangnya?? Tanya bu Vyrna dengan mata berbinar-binar.
Amin : Waahh.. kalo itu siihh.. Rahasia.. hahah.. jawab Amin ringan.
Dana : Ahahah.. iya bu.. kalau mau tau, harus praktek langsung sama ibh nihh.. jawab Dana bercanda.
Hamdan : Nahh mulai.. gumam Hamdan.
Bu Vyrna : Ahahaha.. mas-mas ini bisa aja deehh kalo godain.. tapi seriusan, ana pingin tau lohh.. tanya bu Vyrna yang menutupi mulutnya dengan tangannya saat tertawa mendengar jawaban Dana barusan.
Dana : Loohh.. emang kok seriusan.. tanya aja Amin.. jawab Dana.
Amin : He’mh.. coba kalo bu Vyrna ga percaya sekarang turup mata dulu deehh.. goda Amin.
Bu Vyrna : Aaahh.. ya udah deehh.. ana merem nih yaaa.. kata bu Vyrna.
Amin dan Dana tak mau buang waktu dan segera mendekat ke arah mangsanya layaknya serigala lapar. Kedua mata Dana dan Amin menelanjangj cepat setiap lekuk tubuh bu Vyrna walaupun masih tertutup rapat oleh setelan syar’inya. Dana mengambil posisi duduk di sebelah kiri bu Vyrna sementara Amin sudah berjongkok di depan kaki bu Vyrna.
Bu Vyrna : Aahhh.. Haaemmfhh.. Mmfhhh.. Mffhh.. Sshh.. Srrpptt.. Mffhhh.. Mffhh..
Tanpa kabar terlebih dulu, Dana segera menempelkan tubuhnya ke lengan kiri bu Vyrna. Dengan tangan kanannya ia mencengkram dan menolehkan kepala bu Vyrna ke kiri yang segera disambut pagutan liar nan lihai Dana. Semua hal itu terjadi kurang dari 3 detik yang membuat bu Vyrna tak mampu bereaksi dan hanya bisa pasrah saat bibirnya yang masih tertutup cadar itu menjadi bulan-bulanan Dana. Perlahan bu Vyrna akhirnya bisa mengimbangi dan mulai mengikuti irama pagutan Dana. Tangan kiri Dana pun aktif bergerilya meremasi bongkahan gunung sang pengasuh pondok itu.
Deraan birahi yang menerpa bu Vyrna tak berhenti disitu, di bawah pun Amin lihai bergerilya menyingkap tabir abaya hitam yang menutupi kaki jenjang putih mulus sang akhwat dan menyingkapnya hingga batas pinggul. Kedua tangannya meregangkan lebar kedua kaki mulus bu Vyrna dan tampaklah pemandangan paha mulus putih tanpa cela yang dihias serambi lempit sempit mulus berwarna pink.
Amin : Beehh.. ga pake CD!! Emang fix ini mahh ratunya LONTHEE!! Kata Amin yang terkesima dengan keindahan paha dalam dan pangkal paha ummahat berkacamata itu.
Tak perlu menanti lebih lama, kini desahan dan desisan bu Vyrna semakin intens setelah lidah Amin mulai menyapu mulai dari betis hingga pangkal paha ummahat beranak satu itu. Secara bergantian Amin menggilir kedua kaki jenjang sang pengasuh pondok dan berhenti tepat sebelum menyentuh bibir liang surgawinya. Secara refleks tubuh bu Vyrna menggelinjang sesaat karena harus kembali menahan birahi yang memuncak tapi tak tersalurkan.
Bu Vyrna : Aahhmmff.. Mmfhh.. mffhhaahh.. Mashh Aminn.. Mmfhh.. Danaffhh.. Mmffhh.. Mfffhh..
Dana terus melumat bibir bu Vyrna yang masih terbalut cadar. Ludah keduanya telah membuat basah kuyup kain suci yang menjadi identitas utama seorang akhwat sholihah. Mata lentik nan cantik yang dihias eyeliner simpel dan dibalut kacamata tampak sayu yang semakin menambah kebercintaian bu Vyrna di mata Dana.
7 menit sudah berlalu, namun ketiganya masih tampak menikmati foreplay mereka. Bu Vyrna sendiri kini sudah terlentang di ranjang yang serba putih dengan kedua kakinya mengangkang dan hanya dibalut oleh kaos kaki hitam overknee. Amin sendiri masih sibuk menikmati setiap mili kaki bu Vyrna, bahkan sesekali ia dengan nakalnya menjilat ujung kelentit ummahat berkacamata itu yang membuatnya kelojotan. Sementara Dana sudah berhasil menyingkap khimar jumbo bu Vyrna, dan melepaskan kedua gunung jumbo 40F berputing pink milik sang pengasuh pondok dari ‘kandangnya’.
Dana : Haemfhh.. Tobrut emang!! Mffhh.. Sruupphh.. Sruupphh.. Mffhh.. Mchh.. Hahahh.. Enak gak?? Manteb kan?? Tanya Dana yang terus melahap ganas kedua toket bu Vyrna.
Bu Vyrna : Aaunghh.. Aanghh.. Ahh.. Ahh.. Shhh.. Bangethh Mashh.. Oouhh.. Shhh.. Mmhhh!! Mhhh!! Ooohhh.. Geliiihh.. Ahhh.. Enak bangethh.. Aaaahh.. OOUNNGHHH.. AAAAHH.. MMHH.. OOOHH.. MAS AMIIINHH.. MMMHH.. SSHH.. MAS DANAHH.. OOOHH..
Racauan dan Desahan bu Vyrna semakin menjadi saat secara bersamaan Dana mengulum kuat putingnya, sementara Amin tiba-tiba membenamkan wajahnya dan mulai melahap bibir serambi lempit sang ummahat. Birahi yang tertahan sedari tadi di ujung selakangan pun akhirnya meledak kuat. Seluruh tubuh bu Vyrna secara refleks menggelinjang, menginginkan kenikmatan yang lebih jauh.
Amin : Srruppthh.. Mffhh.. Srrupptt.. Srrupptt.. Mmchh.. gurihnyaa.. Ndan?? Ni Lonthe yakin ummahat?? Gurih bener nih serambi lempitk!! Ahahah.. Haempthh.. Mmfhh.. Sluurrpp.. ujar Amin yang ketagihan dengan kelezatan liang surgawi bu Vyrna yang memang terawat.
Hamdan : Iyaa.. udah anak satu itu.. jawab Hamdan yang duduk santai sambil membalas chat WA.
Tak hanya kelentit saja yang menjadi incaran Amin. Labia mayora yang tak terlalu tebal, persis dengan milik Sulwa, semakin membuat Amin bergairah. Lidah Amin menari liar menyapu dari pangkal hingga seluruh bagian bibir serambi lempit ummahat itu. Lendir birahi khas akhwat yang membanjiri pun nampak tak bersisa disantap habis oleh dahaga Amin.
PLAK!! PLAKK!!
Dana : Aahh.. masak situ doang yang enak!? Sini gantian!! Ucap Dana setelah menampar kedua toket bu Vyrna.
Amin : Mmffuahh.. Woee enak banget nih serambi lempit!! Emang yaaa kalo idup di pondok serambi lempit bakal gini ya?? Sshh.. Gantian bikin kita enak oyy Lonthee.. Hahah.. timpal Amin yang kemudian berdiri di ranjang.
Bu Vyrna : Aghh!! He’emhh masshh.. Aahhh.. mau rudallhh mass semuahh.. sinihh.. iyahh panggil ana Lontheee.. hahaha.. jawab Bu Vyrna yang kemudian ia menelanjangi dirinya sendiri sambil berlutut di hadapan Dana dan Amin.
Setelah menyibakkan khimarnya ke belakang, dengan kedua tangannya bu Vyrna mulai menarik turun abaya hitam yang ia kenakan. Plukk.. dalam sekejap mata kemolekan dan keindahan tubuh putih mulus ummahat beranak satu itu pun terpampang di hadapan Amin dan Dana untuk pertama kalinya. Sudah pasti rudal perkasa kedua mahasiswa itu semakin menegang keras tapi terasa agak nyeri karena memang mereka sudah 3x ejakulasi seharian ini.
Bu Vyrna yang menyadari akan syahwat kedua lelaki ajnabi dihadapannya mulai bergolak, justru semakin menggoda keduanya. Ia sengaja merapatkan kedua lengannya ke tubuhnya yang membuat kedua toket 40F nya semakin membusung. Dengan tatapan menggoda ke arah Amin dan Dana, bu Vyrna mulai menggoyang-goyangkan dadanya.
Bu Vyrna : kenapa mass sayang..?? Hihihih.. udaahh ga sabar pengen perkosaa lonthee ini yaahh..?? Goda bu Vyrna yang terus menari dada di hadapan Dana dan Amin.
Dana : Mmmhh.. pantes aja santriwatinya pada doyan rudal.. lha ini pengasuhnya beneran Lonthe VVIP!! Hahahah.. ujar Dana sambil menikmati aksi bu Vyrna.
Amin : Iya cuk..
Bu Vyrna : Hahah.. siniihh.. ini semua milikk anaahh.. ujar bu Vyrna yang kedua tangannya yang masih terbalut handsock hitam itu mulai meremas rudal Amin dan Dana dari luar celana mereka.
Niat bu Vyrna yang ingin semakin membakar libido Dana dan Amin, malah justru membakar syahwatnya sendiri. Keras dan sangarnya ukuran rudal Dana dan Amin di tangan mungilnya membuat imajinasinya melayang ke puncak khayalan. Di balik cadar itu, bu Vyrna menggigit bibir bawahnya yang menandakan ia tengah terangsang berat.
Bu Vyrna : Aaaahhhh.. Ganteenngnyaahhh.. ucap bu Vyrna saat selesai melucuti sirwal Amin dan mendapati rudal 22cm berdiameter 4cm Amin mengacung mantab dihadapannya.
Bu Vyrna : Eeehhh.. Samaa.. Gantengg jugaaa.. puji bu Vyrna yang ternyata feelingnya tidak salah setelah melihat ukuran asli rudal Dana.
Keindahan kejantanan ‘rudal’ Dana dan Amin telah membius bu Vyrna seluruhnya. Kedua tangan lembutnya mulai mengocok perlahan kedua rudal secara bersamaan sembari sesekali menciumi zakar mereka secara bergantian. Kembali Dana dan Amin dibuat terkesima melihat pemandangan ummahat bercadar yang juga pengasuh pondok, kini tengah merendahkan dirinya sendiri untuk memuaskan hasrat birahi ikhwan ajnabi yang baru ditemuinya.
Amin : Ahh apaan tuh?? Masak gitu doang??! Kalo lacur VVIP tuh harusnya ginihhh..!! Ujar Amin yang sudah tidak sabaran lagi.
Amin kemudian mencengkram kepala bu Vyrna dan mengarahkan rudalnya ke mulutnya. Bu Vyrna paham akan maksud Amin yang kemudian sedikit menyibakkan cadar yang menutupi wajahnya.
Bu Vyrna : Haemffhh.. MMFHH.. MFFHHH.. OOCKK.. OCKK.. OKK.. MFHHH.. OCKKK.. UHUK.. MFFHH.. MFFHHH.. OCKKKK..
Dengan satu sodokan kuat seluruh rudal Amin memaksa masuk, serambi lempitarkan kerongkongan bu Vyrna yang membuatnya terbelalak. Gerakan cepat Amin sudah layaknya tengah menggagahi selakangan akhwat, namun justru itu yang membuat bu Vyrna mabuk tak kepayang. Rasa lezat dan gurih rudal lelaki kini bisa ia rasakan lagi. Gesekan kulit berurat batang idaman akhwat itu dengan dinding kerongkongannya, merangsang hebat bu Vyrna hingga ke ubun-ubun.
Dana : Enak gak Min..??? Tanya Dana yang juga sudah tak sabar ingin mencicipi.
Amin : Behh bangett!! Jawab Amin yang sambil mendongak karena merasakan kenikmatan facefuck di mulut bu Vyrna.
Hampir 5 menit lamanya bu Vyrna harus bertahan di posisi itu. Air liur kental menetes tiap kali Amin menarik mundur rudalnya dan membasahi toket bu Vyrna. Hal itu semakin menambah ke erotisan ummahat cantik berkacamata itu. Tak sempat bernafas lega, kini berganti rudal Dana yang mengobok-obok mulut bu Vyrna tanpa ampun.
Bu Vyrna : MFHH.. MFFFHH.. OCKK.. OCKKK.. MFFHHUAAHH.. Aahhahah.. Masshh.. AHCCKK.. MFFHH..MFHHH!! MFHHH!! OCCKK!! OCKK!! SSRPPTT.. OCK.. UHUK.. OCGKK.. OCGKK..
Mata lentik bu Vyrna merem melek. Kedua tangannya ia silangkan di belakang punggungnya layaknya bintang porno. Kedua tangan Rana juga mencengkram kuat kepala bu Vyrna yang terbalut khimar jumbo hitam. Sodokan Dana lebih kuat dan liar daripada Amin. Ia ingin melihat sejauh mana kebinalan pengasuh pondok penghasil santriwati lendir itu. Meski nampak kasar, bu Vyrna sungguh menikmati saat rudal Dana melesak cepat maju-mundur hingga pangkal kerongkongannya. Bahkan bu Vyrna sudah tak mampu menahan orgasmenya hanya karena facefuck saja.
SEEERRR.. SSEEERRR.. SEEEEEERRRRR..
Ranjang bersprei putih itu nampak banjir oleh cairan surgawi bu Vyrna yang baru saja mendapatkan orgasme pertamanya. Meski bagian bawah tubuhnya masih bergetar hebat, namun ia tetap harus bertahan menghadapi sodokan Dana di mulutnya.
Amin : Cok.. cok.. digenjot di mulut aja bisa muncrat.. ahahah.. udah siap nih kayaknya.. ujar Amin yang segera mengambil posisi di belakang bu Vyrna.
Mata Amin terus menyusuri punggung putih mulus bu Vyrna yang sebagian tertutup khimar yang membuat Amin menenggak ludahnya, apalagi diujung keindahan itu tersaji bongkahan pantat bulat nan mulus kencang dan dihias dengan liang surgawi kedua yang nampak pink dan sempit.
Amin : Ssrrpp.. Mmhh.. Bohainyaa.. Mhh!! Coba makin binal nggak nihh.. lanjut Amin yang jari tengah dan jari kenikmatansnya mulai melesak masuk ke liang peranakan bu Vyrna.
Bu Vyrna: MFFH.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. NGGHHFFHH!! NGGHHH!! NGGGHHH!! MMHH.. MFFHH NGGHHH!! OCKK.. OCKK.. NGHHH..
Mata bu Vyrna mendelik ke atas seakan sebagian nyawanya telah terbang menuju langit kenikmatan zina. Meski hanya jemari, tapi kepiawaian Amin dalam memainkan jemarinya menyusuri dan merangsang setiap bagian dinding liang peranakan milik bu Vyrna tak bisa dianggap remeh. Desahan dan erangan penuh nikmat yang keluar dari mulut bu Vyrna kini mulai bercampur dengan decak becek suara hantaman rudal Dana di pangkal kerongkongan ummahat berkacamata itu.
Crepp.. Creppp.. Creepp.. SEEERRR.. SEEEERRRRRRRR..
Bu Vyrna : NGFHHH!! NGHH.. OCKK.. OCKKK.. NNGGGHHHHHH!!!
Kedua kalinya bu Vyrna mengejang diterpa ombak orgasme yang begitu kuat hingga ia terpaksa menggunakan kedua tangannya untuk menyangga tubuhnya. Seluruh tubuh bagian bawahnya bergetar hebat, serambi lempitnya terus berkedut kuat sembari terus menyemburkan cairan surgawi ya g tak ada hentinya. Belum tuntas bu Vyrna menikmati klimaks, rudal berurat Amin dengan cepat menembus hingga menghantam pintu rahimnya.
Amin : Oouuhhh.. Mmmhhh.. Anget bett.. Sshhh.. Nghh!! Nghh!! Makan nih rudal Lonthee!! Hahaha.. ujar Amin yang dengan segera menyamakan ritme genjotannya dengan Dana.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!
Posisi doggy menjadi pilihan terbaik. Posisi itu semakin membuat akhwat cantik 38 tahun itu tampak semakin binal. Bagaimana tidak, ia tengah dalam posisi doggy sementara dihadapannya ada lelaki ajnabi sedang menyumpal mulutnya dengan rudal, begitu pula dari belakang, lelaki ajnabi lain pun tengah menikmati bagian tubuh yang paling sakral miliknya. Hamdan terus merekam adegan itu tanpa sedetikpun melewatkannya. Setting 1080p 60fps menjadi opsi terbaik untuk mengabadikan momen panas di balkon itu dengan tetap memberikan hasil menawan.
Bu Vyrna : NGHH!! MFHHH!! MFFHHH!! MMNNNGHHHHHHH!!!
PLOKK!! PLOKKK!! SEEERRRRR.. SEEERRRR.. SEEEEEERRRRR..
Kembali bu Vyrna menyemburkan cairan surgawinya dengan begitu deras sembari Amin tak mengendurkan genjotannya. Sudah hampir 10menit Amin menggenjot bokong putih mulus bu Vyrna dari belakang hingga membuat ummahat itu orgasme 4 kali sebelum kemudian berganti Dana yang kini menyumpal serambi lempit bu Vyrna.
Dana : OOOUUHHH.. Shhhh.. nahh giliran ane nihh.. Mmhhh!! serambi lempit VVIP yaak?? Lonthe emanggg.. hahaha.. ujar Dana yang nampak beringas menggempur pertahanan bu Vyrna.
Cengkraman kedua tangan Dana di pinggul Bu Vyrna menjadi salah satu pondasi utama gempuran mahasiswa universitas islam itu. Meski Dana berkulit cukup cerah, tapi ketika dibandingkan dengan skin-tone bu Vyrna, ia merasa berkulit hitam. Rona kemerahan mulai tampak di bokokg bulat putih sang ummahat. Tak hanya karena benturan pinggul Dana dan Amij yang intens, beberapa kali Dana sengaja menampari bokong bu Vyrna yang menambah kenikmatan yang dirasakan pengasuh pondok itu.
Bu Vyrna : MMFFHH!! MFFHH!! OCKK!! OCKK!! OGCCK!! MFFHH!! NGGGHH!! NGGHH!! MMFFHH.. MMFFNGGGHHHHH…!!!
PLOKKK!! PLOKKK!! PLOPPP.. SEEERRRRR.. SEEEERRRRRRRR.. SEEEERRRRRRRR…
Dana segera mencabut rudalnya saat merasakan jepitan serambi lempit bu Vyrna yang semakin kuat. Dan benar saja, semburan deras cairan surgawi pun tak terelakkan sesaat setelah rudal Dana meninggalkan liang berlendir itu. Kembali bokong, paha, betis, dan pinggul Bu Vyrna mengejang hebat saat melepaskan syahwatnya.
Dana : Wuuhuuuu.. Josss!! Gini nihh baru lontheee!! Hahahah.. ujar Dana yang takjub dengan derasnya orgasme bu Vyrna layaknya air bah.
Tanpa ampun, Dana kembali menghujamkan rudalnya dan terus menyodok cepat serambi lempit legit bu Vyrna. Tiap kali kepala rudal Dana menghantam pintu rahim, bu Vyrna mendelik merasakan ledakan kenikmatan yang bertubi-tubi. Ia tak pernah membayangkan hal seperti ini bisa ia dapatkan dengan suaminya. Marwahnya sebagai ummahat solehah bercadar pun sudah tak ia hiraukan lagi. Kenikmatan rudal adalah tujuan hidupnya saat ini.
Bu Vyrna : NGHH!! MFFHHH..!! MMFFUAAHH.. AHHH!! AHHH!! ENAKK MASSHH!! OHH.. rudalHH!! MMMHH!! SSHHH.. rudalLHH!! GEDEHH!! ENAK BANGET.. ALLAAHH..!! NIKMATNYAAHHHH..!!!
SEEERRRRR.. SEEERRRRR.. SEEEERRRRRRRR..
Tiga kali sudah bu Vyrna mengejang, menumpahkan birahinya hingga membanjiri ranjang hanya dalam waktu kurang dari 10 menit saja. Dana dan Amin pun memberikan wkatu pada bu Vyrna untuk menuntaskan klimaksnya sementara keduanya melepas baju hingga menampakkan tubuh bercintai khas ikhwan.
Dana : Min.. gantian gak sih?? Masak nih Lonthe mulu yang enak?? Ejek Dana sambil menatap remeh ke bu Vyrna.
Amin : Lhahh iya.. kalo Lonthe kan harusnya kasih kita servis toh?? Apalagi VVIP lonthe gini.. dah gantian kita yang tiduran! Ujar Amin yang kemudian bersamaan dengan Dana menghempaskan diri ke atas ranjang.
Bu Vyrna : He’mh.. iyaahh masss.. sinihh.. biar anaaah puasin mas-mashh semuaahh.. jawab bu Vyrna yang masih tersengal-sengal setelah berkali-kali orgasme.
Bu Vyrna : Uuwhhh.. yang mana dulu nih masshh?? Bikin nagih semuaa iihhh.. goda bu Vyrna yang duduk bersimpuh sambil tangan kanannya mengocok rudal Amin sementara tangan kirinya mengocok rudal Dana.
Dana : Ahahah.. serah kamu aja lonthee.. ehh, kok panggil mas?? Panggilnyaa TUAN dong.. kata Dana sambil tangan kirinya meremas toket kiri Bu Vyrna dan sesekali menarik putingnya.
Amin : Nah iyaa.. kan kita yang bikin kamu keenakan lonthe.. timpal Amin yang merem melek menikmati kocokan bu Vyrna.
Bu Vyrna : Aaahh.. maafkan ana Tuaann.. mmhh.. ini dulu yaahh.. Haaammphh.. Mmffhh.. Srrupp.. Ockk.. Ockk.. Mffh.. Srruppthh.. Srruppthh.. Mffhhh.. Elelemphtt.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Lezat bangethh rudalnyaaah Tuanhhh.. Mfhh.. Mfhh.. Ockk.. Ockk..
Secara bergantian bu Vyrna menggilir rudal Amin dan Dana dengan mulutnya. Tentu saja ini membuat tubuh bu Vyrna harus sedikit membungkuk yang menyebabkan kedua gunung raksasanya menggantung indah. Mata Dana dan Amin tak bisa lepas dari pemandangan indah itu tiap kali kedua gunung kembar itu bergoyang lembut.
Bu Vyrna : Mmmhh.. Tuannhh.. Gedenyahh.. Sshhh.. Enjoy Tuaanhh.. Aaaahhhh.. Mhhh.. Oounnghh.. Shhh.. Mhhh.. Ahh.. Ahhh.. Ahhh.. Mentokkhh.. Ahhh.. Enaknyaahh.. Mmhh.. Sshhh.. Oohhh.. Ooihhh..
Desahan dan lenguhan nikmat bu Vyrna pun pecah setelah rudal Amin mulai masuk menyesaki serambi lempit sang ummahat. Posisi WOT yang menjadi pilihan karena bu Vyrna bisa mendapatkan kontrol penuh pada orgasmenya. Kedua tangan bu Vyrna bertumpu di perut kencang Amin untuk menahan gerakan cepat pinggulnya maju mundur. Amin pun terkesima dengan nikmatnya jepitan hangat dan kuat liang surgawi seorang janda. Meskipun sudah sering melahap rudal, tapi sensasi yang diberikan oleh serambi lempit bu Vyrna layaknya serambi lempit perawan. Begitu pula yang dirasakan akhwat bercadar pengasuh pondok itu. Meski tak segahar milik Hamdan, namun tetap saja perut bagian bawahnya terasa penuh. Seluruh dinding liang surgawi bu Vyrna dimanjakan dengan kenikmatan rudal Amin yang kekar berurat. Nikmat yang tak terkirakan mengalir cepat dan deras hingga ke ujung saraf seluruh tubuh ummahat 38 tahun itu.
Bu Vyrna : AAUUHH.. AAAWHH.. AAHH.. KERAS BANGET SAYAANGHH.. AAHH.. TUAANH.. NIKMATNYAAHH.. AAHHH.. KELUARRHH.. MMNGGHHHHHHHH!!!
PLOP!! SEEERRRRR.. SEEERRRRR.. SSEEEEEERRRRRRRR..
Mata bu Vyrna terpejam saat ia merasakan begitu cepatnya birahi meledak di ujung serambi lempitnya. Tepat setelah rudal Amin terlepas karena ia mengangkat pinggulnya, semburan cairan surgawi membanjiri perut Amin. Tampak jelas tubuh bu Vyrna mengejang hebat dihias dengan lolongan panjang sang ummahat. BLESSHHH.. kembali rudal Amin ditelan serambi lempit legit akhwat berkacamata itu. Namun kini posisi bu Vyrna agak condong ke belakang dengan kedua tangannya mencengkram kaki Amin sebagai tumpuan. Posisi ini membuat seluruh tubuh bagian depan bu Vyrna terekspos dengan sempurna. Kedua kaki bu Vyrna yang terbuka lebar menambah erotis gerakan maju mindur pinggulnya. Meski diminta untuk diam, yang namanya lelaki tak mungkin mendiamkan ‘suguhan’ yang begitu lezat dihadapannya. Kedua tangan Amin pun bereaksi cepat untuk meremasi kedua bongkahan gunung 40F kembar bu Vyrna. Jelas saja bu Vyrna semakin terbuai yang membuatnya semakin liar menggerakan pinggulnya yang kadang dipadukan dengan gerakan meng’ulek’.
Amin : Mhhh.. Wuuhuh.. Ampun beett.. goyangan macam apa tuh?? Udah kayak ngulek aja.. hahahha.. Bener-bener dahh VVIP class!!! Nihhh hadiah buat kamu!! Ujar Amin sambil memilin kuat puting bu Vyrna.
Bu Vyrna : AAHH.. AAHH.. NGHH.. ENAK BANGET TUAANH.. rudalNYA BIKIN NAGIIHH.. OOHH.. SHHH.. NGHH.. AAHH.. OOHHH.. NGGGHHH!! AWWWHHH!! AAMPUNN TUANNHH.. AAHH.. AHH.. AHHH.. OHHH.. rudalHH.. OOHHH.. MANTABBHHH.. AAAHHH.. GA TAHAN LAGIIHH.. OOOUNNNGHHHHH…!!!
PLOP!! SEEEEEERRRRR.. SEEEERRRRRRRR.. SEEEEERRRRRRRRR..
Bu Vyrna kembali mengangkat pinggulnya setinggi mungkin ketika orgasme menerpanya. Cepatnya rudal Amin terlepas membuat rangsangan lain yang semakin meledakkan orgasme sang ummahat. Semburan cairan surgawinya begitu kencang dan tinggi sehingga bertebaran ke berbagai arah karena kencangnya angin yang berhembus. Kepala bu Vyrna mendongak dengan mata yang nanar menikmati nikmatnya klimaks karena zina. Selama beberapa saat tubuh bu Vyrna mengejang sebelum akhirnya Dana menarik paksa flap cadar Yaman yang ia kenakan.
Dana : HEHH!! Sini kamu Lonthe!! Mo sampe kapan ane harus nunggu hah!!?? Ujar Dana yang kasar menarik khimar dan cadar bu Vyrna.
Bu Vyrna : Aaahhh.. aghh!! Iyahh Tu.. Tuaanhh.. Ampunnhh.. Maafkan ana.. jawab bu Vyrna yang segera berpindah ke atas perut Dana.
Kembali dengan posisi WOT dan dibantu tangan kanannya yang terbalut handsock, ia mengarahkan rudal 19cm berurat Dana. Slebb.. BLESSHH.. tanpa susah payah, rudal Dana melesak masuk cepat dan langsung menghantam pangkal liang surgawi pengasuh pondok itu.
Bu Vyrna : Mmmhhh.. Shhh.. Nghh.. Ooooouuhhhhhhh.. Shhh.. Gedeehhhh.. Aaahhh.. lenguh bu Vyrna merasakan perutnya kembali penuh hingga mentok oleh rudal lelaki ajnabi.
Meski sudah berkali-kali orgasme, bu Vyrna masih begitu bernafsu menggiling rudal Dana dengan goyangan pinggulnya. Tak hanya itu, kedua tangan bu Vyrna aktif meremasi toketnya sendiri yang membuat pemandangan semakin erotis. Tiap kali bu Vyrna menggerakkan pinggulnya, ia merasakan seluruh liang surgawinya keenakan. Decit ranjang sudah menjadi background sound khas yang bersenandung bersama hembusan angin. Tak butuh waktu lama, 3 menit saja sebelum bu Vyrna kembali melenguh panjang merasakan datangnya klimaks.
Bu Vyrna : AHH.. AHH.. MHH.. rudalLHH.. AAHH.. TUAANHH.. NGHH.. SSHH.. AAHH.. NIKMATNYAAHH.. YA AALLAAAHH.. ENAK BANGETTHH.. OOHHH.. OOOHHH.. OHHH.. SSHHH.. rudalHH.. AAAHHH.. KELUARRHHHHHH…!!!!
SEEERRRRR.. SEEERRRRR.. SEEEERRRRRRRR..
Seluruh tubuh bu Vyrna bergidik hebat, kedua tangannya meremas kuat toketnya sendiri, sementara kepalanya mendongak ke atas dengan mata terpejam. Cairan surgawi pun mengalir membasahi rudal dan selakangan Dana. Selama beberapa detik tubuh bu Vyrna menikmati orgasmenya sebelum kemudian ia roboh di dada Dana.
Dana : Lohhh.. Lohhh.. masak uda cape..?? Gimana nih!?? Duhh lonthe apaan nih!? Cerca Dana sambil menampari bokong bu Vyrna sementara rudal Dana masih menancap di serambi lempitnya.
Bu Vyrna : Awwh! Aghh!! Ampun Tuannhh.. Maaff.. Sshhh.. Silakan Tuannhh.. pakai ana sepuasnyahh.. Ahhh.. Shhh.. jawab bu Vyrna untuk melegakan Dana.
Dana : Yaa emang harus gitu!! Ujar Dana yang sedikit mengangkat bokong bu Vyrna hingga kembali Doggy.
Tanpa komando, Dana langsung menghantamkan pinggulnya dengan cepat naik-turun. PLOK!! PLOKK! PLOKK!! Seluruh tubuh bu Vyrna berguncang hebat menahan gempuran dahsyat Dana. Kedua tangan Dana mencengkram bokong bulat bu Vyrna sebagai tumpuan sementara kepala bu Vyrna yang terbalut cadar hanya bisa bersandar di dada Dana.
Bu Vyrna : AGHH!! AGHH!! TUAANHH.. OHHH.. OHHH.. NGHH.. AAHH.. AHHH.. AAHHH.. rudalLHH.. AAAAHH.. AMPUNHH.. OOHH.. ENAK.. TERUSSHH TUAANNHH.. SODOK TERUSSHH.. AHH.. AHHH..
Tak mau ketinggalan, Amin pun segera mengambil posisi berlutut di depan bokong bu Vyrna yang tengah menjadi samsak Dana. Dana paham akan maksud Amin dan ia menghentikan sementara sodokannya yang membuat bu Vyrna agak kecewa.
Bu Vyrna : AHH.. AHH!! AAHH!! SSHH.. AAAHH.. Kok berhentiihh Tuanhh.. Shhh.. Mhh.. padahAAALLHHHH.. OOOUUHHHH.. MMNNNHHH.. SSSSHHH.. DIMASUKIN BOKONG YAAHH.. MMHH.. NIKMMAATTHH.. OOOHHH..
Bu Vyrna terkejut sekaligus menggelinjang nikmat saat rudal Amin dengan cepat serambi lempitarkan liang anus bu Vyrna. Sudah jadi rutinitas harian bu Vyrna untuk melakukan Anal-Douching dan Anal-Stretching sehingga apabila ada ikhwan yang ingin menggunakan anusnya mereka tidak kesulitan. Dan benar saja, Amin dengan mudahnya melesakkan rudal 22cm berdiameter 4cm miliknya. Hangat dan sesak, itulah sensasi awal yang dirasakan Amin. Tanpa panjang lebar, layaknya mesin yang sudah di program, Amin dan Dana secara intensif menggempur kedua liang kenikmatan akhwat cantik beranak satu itu.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKKK!! AAAHH.. AAAHHH!! OHHHH!! rudalLHH!! AALLAAHH!! YESSHH!! MMHHH.. TUAANHH!! NGGHHH!! ENAAKKHHH.. AAHH.. ENAK TUANHHH.. TERUSSHH!! AAHHH.. AMPUN ENAKNYAAHH.. DUA rudalHH!! NIKMATTHH.. AAHH.. OHHH.. OHHH.. SHHH.. AHAHAH.. AAHHH..
Bu Vyrna terus meracau seiring intensnya sodokan Amin dan Dana. Tiap kali Amin menarik mundur rudalnya, maka anus bu Vyrna pun ikut tertarik keluar. Decak becek serambi lempit ditambah nyaringnya suara benturan ketiga insan manusia itu cukup membuat Hamdan tak sabar. rudalnya pun sudah menjulang tegak layaknya menara tapi ia masih belum ingin bergabung dengan Amin dan Dana. Ia ingin agar teman-temannya bisa puas merasakan tubuh bu Vyrna.
AAAAHH.. AHHH.. OHHH.. rudalHH!! ANAL ENAKK!! rudal TUAN DANAHH!! TUAN AMINNHH.. AAHH.. SEMUA ENAKK!! OOHH.. OHHH.. MMHHH.. NNGGGHHHHH…!!
SEEERRRR.. SEEERRR.. SSEEEEEERRRRRRRR..
Dana dan Amin saling bergantian posisi setelah bu Vyrna 2 kali orgasme. Sekitar 8 kali lebih bu Vyrna orgasme saat mengalami doble-penetration dari Amin da Dana. Ranjang pun sudah layaknya danau. Sprei kuut dan aroma khas cairan surgawi akhwat pun begitu pekat. Cadar dan khimar bu Vyrna pun basah sekaligus acak-acakan.
Bu Vyrna : AHH.. AAHH.. TUANHHH.. ANGHH.. HAAMMFHHH.. MFFHHH.. OCKKK.. OCKK.. MFFHH!! MFFHH!! NGGHHH!! OCCKK!! OCKK!! OCKKK!!
Racauan dan Desagan bu Vyrna diredam oleh rudal sang penakluk, Hamdan, yang kini juga ikut andil menikmati kesucian tubuh sang pemilik pondok. 25cm panjang dengan 5cm lebar, membuat seluruh kerongkongan bu Vyrna dipenuhi oleh kenikmatan. Seperti halnya Dana dan Amin, Hamdan pun menggenjot mulut bu Vyrna layaknya ia tengah menyodok serambi lempit.
Dana : Hahahhh.. Akhirnya ikutan juga antum hah.. btw legit banget nih meki.. ucap Dana yang terus menggempur bokong putih bu Vyrna yang mulai kemerahan.
Hamdan : Yaa iyalaah.. enakan dikalian dong.. ane yang bawa kalian masa Cuma nonton doang.. jawab Hamdan yang sudah bugil dan tengah melesakkan seluruh rudalnya hingga wajah bu Vyrna menempel di perutnya.
Amin : Iya cuk.. behh.. Ga ada lawan ini lonthe VVIP!! Hahahah.. alim.. cadaran.. ehh dalemnya binal!! Lanjut Amin yang sibuk menggilir puting bu Vyrna dengan mulutnya dibantu keduat tangannya yang meremasi kedua bongkahan bukit 40F itu dengan ganas.
Penuh sudah semua liang kenikmatan yang ada di tubuh bu Vyrna. Ia tak pernah menyangka fantasinya untuk di gangbang terwujud oleh lelaki yang jauh lebih muda. Apalagi ukuran rudal mereka yang di liar ‘nalar’ untuk ukuran orang Indonesia.
Bu Vyrna : Yaa Allaahh.. Nikmatnya di Gangbang ginihh.. Aahhh.. Faa bi ayyi’alaaa i robbikumaa tukadzzibaann.. gumam bu Vyrna yang terus digempur dengan gelombang kenikmatan tiada henti.
AHH!! AHHH!! MFFHH.. MFFHH.. MMFHHH.. NGGHHHHHH…!!!
SEEERRRRR.. SEEERRRRR.. SEEEEERRRRRRRRR..
PLOKK!! PLOKKK!! PLOKKK!!
Bu Vyrna terus mengejang tanpa henti karena orgasme yang bertubi-tubi. Sudah lebih dari 18 kali ia orgasme, dan ranjang mereka pun tak ada bedanya dengan danau. Angin sore yang semakin kencang menerpa birahi Amin, Dana, dan Hamdan yang juga semakin memuncak. Hamdan yang sudah puas dengan deepthroat service dari pengasuh pondok itu pun akhirnya berpartisipasi dalam membentuk ulang ukuran liang peranakan bu Vyrna.
Bu Vyrna : A.. AAA.. AAAHHHH.. OOOOOUUHHHHHHH… MMHHHH.. SSHHH.. NNOOHHH.. NGHHH.. TUAANNHH.. OOHH.. AHH!! AHHH!! OGHHH..!! ENAKKNYAHH!! AHAHAH.. AAHH.. OHHH.. rudalHH.. AWWWHHHH.. MMNGHHH.. AAHHH.. SHHH.. OOOOHHH..
Perlahan tapi pasti, rudal Hamdan ikut melesak menyesaki liang surgawi bu Vyrna yang sedari tadi tersumpa oleh rudal Amin. Mata bu Vyrna terbelalak merasakan serambi lempitnya dipaksa mekar maksimal. Serasa akan robek di awal, tapi setelah beberapa saat, itu semua berubah menjadi kenikmatan tiada tara. rudal Dana tetap bertugas menggagahi anus bu Vyrna, sementara Amin da Hamdan tanpa ampun menyodok rahim sang ummahat berkacamata itu.
Ustadzah Auliya yang bertugas mwmbawakan minuman di balkon terkejut melihat aksi ketiganya. Apalagi saat melihat serambi lempit bu Vyrna yang bisa menelan kedua rudal jumbo Hamdan dan Amin. Darahnya berdesir cepat menyambut datangnya syahwat yang menggelegak. Ia tak pernah membayangkan kalau akan melihat hal itu secara live. serambi lempitnya yang baru saja selesai disenggamai kembali berkedut dan ingin merasakan sensasi seperti apa yang tengah dialami oleh pengasuhnya.
Dana : Aahhh.. Aahh.. Uwooghhh.. Beehhh.. mantabbb!! Ujar Dana yang menyetubuhi bu Vyrna layaknya anjing kawin.
Dana membungkuk di atas punggung bu Vyrna dengan kedua kakinya sejajar di kiri dan kanan paha bu Vyrna sementara kedua tangannya bertumpu pada ranjang. Hamdsn yang berlutut di depan bokong bu Vyrna, meski agak kesulitan, tapi karena rudalnya yang memang ‘ultrasize’ membuatnya tetap bisa menyodok serambi lempit bu Vyrna dengan hebat. Amin sendiri yang terlentang di bawah bu Vyrna mencoba mengikuti irama sodokan Hamdan yang begitu kuat dan liar. Sungguh pemandangan yang ‘panas’ bagi mata lentik Ustadzah Auliya. Bu Vyrna yang ia kenal tak ada ubahnya seperti seonggok daging murahan yang menjadi rebutan anjing-anjing liar.
Amin : Aahh.. Cok ga tahan!! Ane duluan yaaa!! Ucap Amin yang semakin gencar menghantamkan pinggulnya untuk mengejar klimaks.
Dana : Aaghh!! Iya ane jugaaa!! Timpal Dana yang sudah tak sanggup lagi menahan gejolak orgasme.
Dana : Kluarin mana nih Lonthe!!?? Tanya Dana yang semakin gencar menghantamkan pinggulnya.
Hamdan sendiri yang melihat temannya sudah hamlir klimaks lebih memilih untuk menghindar dan kembali memberikan kesempatan untuk Dana dan Amin menuntaskan syahwat mereka pada akhwat beranak satu itu.
Bu Vyrna : AGHH!! AGHH!! MMHH!! OOGHHH!! SEE.. SEERAHH.. SERAH TUANHH.. MANA AJAAHH!! AAHH!! OWWHH.. rudalLHH!! NGHH!! MMMNGGHH.. NNGGGHHHHHH.. AAAAHHHHHHHH…
Dana : AAARRGHHH!!
Amin : OOONGHHHHH!!!!
CRROTT.. CRRRROOTTT.. SEEERRR.. SEEEEEERRRRR…
Dana mendongak sambil melesakkan rudalnya jauh menyesaki liang bo’ol bu Vyrna dan memuntahkan sperma panasnya, sementara Amin mencengkram kuat bokong bu Vyrna dengan rudalnya menghantam kuat rahim sang ummahat. Semburan hebat cairan surgawi bu Vyrna tak mampu dibendung meski masih disumpal oleh rudal Amin. Sensasi hangat nan nikmat bu Vyrna rasakan saat kentalnya sperma Amin membanjiri rahimnya. Seluruh tubuh bu Vyrna mengejang kuat dengan matanya menatap nanar ke arah Hamdan. Meski hanya matanya, numn Ustadzah Auliya bisa melihat dengan jelas kalau bu Vyrna tengah merasakan kenikmatan yang tak ada bandingnya.
Ustadzah Auliya : Aaaahh.. Akuuuh mau lagiihhh.. mau jugahh disodok lagiihhh.. Gumam Ustadzah Auliya yang tak berkedip sedikitpun menyaksikan aksi bu Vyrna di Gangbang.
Hamdan : Laahh.. seriusan pada udahan kalian nih?? Crmen amat.. baru juga 45 menit.. ujar Hamdan yang berdiri di samping ranjang sementara Amin dan Dana berjalan agak sempoyongan ke arah kursi.
Dana : Halah.. ente kan Cuma nonton daritadi.. lah ane kan uda genjotin tuh ampe pegel nih pinggang.. jawab Dana hang kemudian duduk santai di kursi bersama Ustadzah Miya yang standby disamping kiri kursi.
Amin : Nah.. iya.. Haeeehh.. seharian menggenjott! Emang paling manteb sambil minum Thai tea gini.. timpal Amin yang sudah terduduk lemas di kursi lain di samping Ustadzah Auliya.
Dana : Srruupptthh.. Aaahhh.. Geerrrr.. btw kok kalian bisa tau kalo ane suka Thaitea?? Tanya Dana pada Ustadzah Miya.
Ustadzah Miya : Ana juga kurang paham ustad.. perintah ummi Vyrna aja.. jawab Ustadzah Miya sambil sesekali melihat ke arah rudal Dana yang mulai lemas.
Hamdan : Ane yang bilang buat disiapin.. nah giliran ane pakek nih.. ujar Hamdan yang menyeringai melihat bu Vyrna terkapar dengan cadar dan khimar yang kusut tak beraturan.
Tubuh putih mulus bu Vyrna terlihat mengkilap oleh peluh. Handsock hitam serta kaos kaki hitam overknee berupaya mempertahankan kesan Syar’i sang ummahat cantik itu meski jati diri aslinya sebagai lonthe tak terelakkan. Bu Vyrna hanya bisa pasrah saat Hamdan mulai menekuk dan menekannya hingga hampir menyentuh perut sementara kedua lengan Hamdan menahannya. Posisi ini membuat bokong bu Vyrna agak terangkat dan menampilkan keseluruhan bibir pink serambi lempit bu Vyrna yang sudab siap melahap rudal.
BLESSSHHH!!
Bu Vyrna : OOUUNNGHH.. SHH.. AAHH!! AHHH!! AHHH.. NGHH.. rudalHHJ!! AHH.. TUANHH.. AAHH.. MHHH.. SSHH.. ONGHH.. OOHHH.. GEDENYAAHH.. OHH!! OHH!! IYESHH!! AAHHH!! NIKMAT BANGETH TUANNHH!! OOHHH!! SODOK TERUSHH!! AAHH!! MMHHH!! OOHHH!!
Setelah lenguhan panjang, bu Vyrna hanya manpu mendesah dan mengerang menikmati sodokan mantab Hamdan yang menghujam jauh ke pangkal rahimnya. rudal masif 25cm berdiameter 5 cm membuat ummahat berkacamata itu tenggelam jauh kedalam palung kenikmatan zina. Seluruh syaraf di tubuh bu Vyrna terangsang hebat oleh kejantanan Hamdan yang menggempur cepat nan mantab tanpa henti. Bahkan bu Vyrna terpaksa harus mencengkram ranjang kuat-kuat dengan kedua tangannya untuk menahan kuatnya hantaman Hamdan.
PLOKK!! PLOKKK!! PLOKK!!
Bu Vyrna : AAHH.. AAHHH!! AMPUN TUANNHH!! ENAK BANGETTHH!! OHHH.. OHH!! OHH!! OOOHH!! GA TAHAANHH!! OONGHH!! MMHHH.. SHHH.. OOHHH.. OOOOUUNNGHHHHHH..!!!
SEEEERRRRRRRR.. SEEERRRR.. SEEERRRRRR…
Hamdan segera mencabut cepat rudalnya dan segera memindahkannya ke liang anus bu Vyrna meskipun bu Vyrna tengah kelojotan diterpa klimaks. Mata bu Vyrna nanar menatap langit sementara di bawah sana serambi lempitnya terus memuntahkan cairan surgawi tanpa henti. Tapi lenguhan itu tak bertahan lama dan kembali berubah menjadi desahan bercampur racauan saat bokong Bu Vyrna kini dimanjakan dengan nikmatnya anal. Posisi Eagle seperti ini membuat penetrasi Hamdan semakin dalam dan kuat karena tiap kali ia menghantamkan pinggulnya, maka itu juga dibantu dengan ebrat tubuh Hamdan. Jelas saja bu Vyrna megap-megap karena kenikmatan yang bertubi-tubi.
Bu Vyrna : AGHH!! AGHH!! OHHH!! TUANHH!! ENAK BANGEETTHH TUAANHH..!! MHH!! MHH!! NGFHH!! ANAALL!! GEDENYAHH!! OHHH!! MENTOKK!! AAAHH!! YESSHH!! OOOHHHH!! OOOUNNNGHHHHH!!!
SEEERRRRR.. SEEEERRRRRRRR.. SEEEERRRRRRRR..
Hampir 5 menit lamanya Hamdan menggempur anus bu Vyrna sebelum pengasuh pondok berkacamata itu kembali memuntahkan cairan surgawinya dengan deras. Karena posisi kedua kaki bu Vyrna yang ditekuk hingga hampir menyentuh perutnya, membuat semburan cairan surgawi miliknya justru mengguyur deras wajahnya yang tertutup cadar. Sungguh pemandangan yang membuat Hamdan semakin terbakar birahi.
PLOKKK!! PLOKKK!! PLOKKK!!
5 detik saja Hamdan menghentikan genjotannya, itupun karena terkejut dengan klimaks bu Vyrna. Kini ia kembali mengobok-obok liang bo’ol nikmat Bu Vyrna tanpa ampun. Meski tubuh bu Vyrna masih mengejang, itu tak membuat Hamdan mengendurkan hantamannya.
Sementara itu, ketika Hamdan tengah mengumbar nafsu hewaninya, Amin dan Dana pun tak mau ketinggalan. Ustadzah Auliya dan Ustadzah Miya sudah duduk bersmpuh di selakangan kedualelaki ajnabi itu. Aksi ‘Cleaning Service’ khas pondok tahfidz bu Vyrna tengah diberikan pada ‘Batabg Pemuas Akhwat’ milik Dana dan Amin. Dengan mulut suci yang biasa untuk melantunkan ayat-ayat Al Qur’an itu, Ustadzah Auliya dan Ustadzah Miya tanpa segan-segan melahap habis Setiap bagian rudal kedua ikhwan dihadapan mereka.
Mffhh.. Mfhhh.. Sruuppthh.. Mfhh.. Ockk.. Ockk.. Mfhh.. Uhuk.. Ockk.. Mfhhh.. Mfhhh.. Bu Vyrna : AAGHH!! AGHH!! TUAANHH!! GA TAHAN LAGIIHH.. AAHH..!! HNNGHHHHHHH!!!
SEEERRRR.. SEEERRRRR.. SEEEERRRRRRRR..
5 kali sudah Anal-Orgasm mendera bu Vyrna dalam posisi itu. Seluruh tubuh bu Vyrna mengkilap olrh peluk bercampur cairan surgawinya sendiri. Seluruh sendi bu Vyrna seakan terlepas karena lelah yang amat sangat. Namun bukan Hamdan namanya kalau ‘tekor’ hanya dengan satu akhwat saja. Apalagi ia sudah mengalami 3 kali ejakulasi seharian ini, sudah tentu ‘Tombak’ miliknya masih mengacung tegak dan kekar dihias urat-urat disekelilingnya. Mata bu Vyrna terbelalak melihat kejantanan Hamdan yang sepertinya tak ada tanda-tanda akan berakhir. Dan benar saja, kali ini Hamdan memposisikan Bu Vyrna untuk nungging. Namun karena bu Vyrna sudah tak memiliki tenaga lagi, akhirnya kepala bu Vyrna dan sebagian dadanya telungkup di bantal dan ranjang.
BLESSSHHH.. OOOOUUNNGHHH.. SSHH.. AHH!! AHAAHH!! PLOKK!! PLOKKK!! OHHH!! OOHHH!! MMMHHH!! SSHH!! KONTLLHHH!! MMFHH!! MFFHH!! NGGHH!!
Posisi Rear-Admiral menjadi pilihan Hamdan. Posisi ini kembali mebuat Hamdan bisa melesakkan rudalnya sepenuhnya. serambi lempit bu Vyrna yang sudah agak terbiasa dengan rudal Amin dan Dana pun masih tak sanggup meng’handle’ buasnya rudal Hamdan. Seluruh ranjang berecit kuat tiap kali Hamdan menghantamkan pinggulnya. Bahkan bokong putih bulat bu Vyrna sudah berwarna kemerahan. serambi lempit bu Vyrna pun terlihat ‘kempot’ tiap kali Hamdan menarik mundur rudalnya. Erangan, desahan, dan lenguhan bu Vyrna masih cukup keras meskipun wajahnya terbenam di bantal.
Dana : NIHH GAESS.. KAPAN LAGI KALIAN BISA DAPET PELAYANAN KAYAK GINIII..!?? WOHOOOO.. ucap Dana sambil membuat video selfi yang memperlihatkan seluruh aktifitas tak senonoh mereka.
Dana : Nihhh.. Akhwat bercadar cuy.. tau gak kalian?? Hafidzah lohh ini.. Gimana Ustadzah?? Nikmat gak rudalnyaa?? Tanya Dana sambil mengarahkan kamera Hpnya ke Ustadzah Miya.
Ustadzah Miya : Mmfhh.. Mfhhh.. E’eemhh.. Nikmatthhh.. Bangetffhhh.. Mfhhh.. Sruuppthh.. jawab Ustadzah Miya yang sadar kamera dan justru beraksi semakin binal dengan sesekali kelirik ke arah kamera dengan pandangan menggoda.
Dana : Tuuhh.. Tuuhh.. denger sendir kann?? Akhwat juga manusia.. Cadar?? Halah.. sama aja isinya jugaa.. nihh liaattt.. lanjut Dana yang kemudian mengarahkan kameranya ke Amin.
Amin : Yeeessshh!! Mantabb cuuuyyy!! Ujar Amin yang memberikan hand-signal peace ke arah kamera sementara Ustadzah Auliya tengah mengulum zakar Amin dan tangan kanan lentiknya yang terbalut handsock hitam mengocok perlahan rudal Amin.
Amin : Ehh.. sini pinjem bentar.. Naahh!! Coba liat nihhh.. ini juga Hafidzah.. Ehh Ustadzah.. kalau mau makan kan harusnya do’a dulu kaann?? Tadi udah do’a belum!!?? Tanya Amin sambil tangan kirinya mendorong kepala Ustadzah Auliya yang terbalut khimar dan cadar bandana hitam sementara tangan kanannya memegang HP.
Ustadzah Auliya : Mffhh.. Mfhh.. Mfuuahh.. Aahh.. Afwan Tuan.. Ana Lupaahh.. jawab Ustadzah Auliya sambil merapihkan cadarnya yang nampak basah oleh liur.
Amin : Nah sekarang do’a dulu biar berkahh!! Kata Amin.
Ustadzah Auliya : Na’amhh Tuanhh.. Aallohummahhh.. Bariklanahh.. Fii maa Rozaqtanaa.. Wa ki Naa ‘adzabannnaaarrr.. Haeemfhh.. Mfhhh.. Mfhhh.. Mfhhh.. ucap Ustadzah Auliya dengan tangan kanannya masih menggenggam rudal Amin saat berdo’a sebelum ia kembali menyantap hidangan lezatnya.
PLOKKK!! PLOKKK!! PLOKKKK!!
OOOHH!! OOHHH!! rudalLHHH!! TUAANHHH!! MFFHHH.. HNNGHHHHHHH!!! SEEEERRRRRRRR.. SEEERRR… SEEEERRRRRRRR..
Sudah tak terhitung lagi berapa banyak bu Vyrna menyemburkan cairan surgawinya. Dan Hamdan selalu menggilir tiap liang surgawi bu Vyrna setelah ummahat beranak 1 itu mencapai orgasmenya. Baik anal maupun serambi lempit, maka tiap kali orgasme, Hamdan segera mencabut rudalnya dan memindahkannya ke anus, begitu seterusnya. Bu Vyrna tak pernah mengalami kenikmatan yang luarbiasa seperti ini hingga membuatnya keletihan.
Dana : Yow.. Yoooww.. Coba kalian lihat yang itu tuh.. Tuan kita!! Sang Penakluk Akhwat!! Ucap Dana sambil merekam adegan Hamdan yang tengah menggagahi bu Vyrna dengan doggy style.
Hamdan pun beraksi di depan kamera dengan semakin hebat menghantamkan pinggulnya yang membuat bu Vyrna berteriak karena nikmat. Tangan kanan Hamdan memberikan hand-signal peace ke arah kamera, sementara tangan kirinya menarik kuat khimar hitam jumbo dan cadar Yaman long bu Vyrna hingga membuat ummahat cantik berkacamata itu terpaksa menahan tubuhnya dengan kedua tangannya meski kelelahan.
SPLOKK!! SPLOKK!! SPLOKKK!! AAHH.. AAAHH!! OHHJ!! MMHH!! AAAHH.. OHHH!! SSHHH.. OOHHH..
Suara hantaman tubuh kedua insan itu yang berpadu sempurna dengan desahan sang akhwat terekam jelas yang sudah pasti akan membakar libido siapapun yang menyaksikan. Waktu menunjukkan jam 17.10 saat Hamdan merasakan desakan orgasmenya yang berarti bu Vyrna telah mampu bertahan sekitar 45menit lamanya hanya menghadapi Hamdan saja.
Hamdan : Arghhh.. mau keluarhh.. Aarghh.. sinihhh lontheee!! Pekik Hamdan yang dibarengi dengan bu Vyrna segera berlutut sementara Hamdan berdiri tegap dengan rudalnya yang berlumuran sperma dan lendir syahwat akhwat.
CROOTTT.. CROOOTT.. CRRROOTTT.. SEEERRR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEERRRRRRRR..
Bu Vyrna : Aaahh.. Aaaaannghhhhhhh…!!!
Bersamaan dengan Hamdan yang mengerang memnyemburkan sperma panasnya ke wajah bercadar bu Vyrna, selakangan bu Vyrna pun meyambut dengan gelinjangan hebat karena orgasme terakhirnya. Sekitar 10 detik lamanya serambi lempit bu Vyrna terus memuntahkan cairan surgawi sebelum ia akhirnya terduduk lemas. Nemun Hamdan kembali menarik kepala bu Vyrna ke arah selakangannya dengan sedikit membungkuk. Bu Vyrna pun paham. Meski lelah, ia tetap berupaya memberikan pelayanan terakhir.
Bu Vyrna : Hhh.. Hhhh.. Mmhh.. Aaghh!! Baik Tuu..aannhh.. haemmfhh.. Mmfhh.. Mfhh.. Srrupptthh.. Srruupptthh..
Kembali mulut bu Vyrna memberikan ‘Cleaning-Service’ ke rudal Hamdan dibantu salah satu tangannya untuk menahan cadar yang ia kenakan. Kamera HP Dana terus merekam setiap adegan secara detil. Dan di akhir acara pesta bercinta itu, ketiganya berselfie ria dengan para akhwat dan juga bu Vyrna. Ada foto dimana Amin, Dana, dan Hamdan berdiri bugil dengan rudal mereka menggantung layaknya terong, sementara bu Vyrna, Ustadzah Auliya, dan Ustadzah Miya duduk bersimpuh didepan ketiganya dengan rudal para ikhwan menempel di pipi ketiganya yang terbalut cadar. Hampir 15 menit lamanya mereka habiskan hanya untuk mengambik foto-foto syur para Hafidzah.
Amin : Emang mau diapain Dan?? Tanya Amin sambil mengenakan kembali gamisnya.
Dana : Hahah.. iseng ajah.. coba ntar ane posting di Twitter.. jawab Dana dengan senyum penuh makna.
Amin : Weehh.. muka kita kliatan ntar!! Balas Amin seraya hendak meraih HP Dana.
Dana : issshh.. apaan sih!?? Santay aja.. ntar ane edit dulu laaahh.. masak iya ngasal posting.. hadehh.. ujar Dana yang sudah rapi.
Hamdan : Aahh.. Iyah sayang?? Ucap Hamdan menjawab panggilan telpon.
Alisa : Mas Hamdan sayang kapan baliknyaa..?? Masa Alisa diduain teruuusss.. jawab Alisa yang terdengar ngambek. Ngocoks.com
Hamdan : Ahahah.. iyah sayang.. maaf yah.. ini udah mau balik kok.. Woee Min, ane duluan.. jawab Hamdan yang kemudian segera meninggalkan hotel setelah menciumi setiap santriwati yang ada disana.
Adzan Maghrib berkumandang dan menggema di langit Jogja yang mulai berganti malam. Deru kendaraan yang berisikan muda-mudi memadu kasih menjadi pemandangan yang ‘biasa’ bagi kehidupan Jogja di akhir minggu. Bagi mereka yang sudah berumur diatas 60an tahun, ini merupakan perubahan drastis dari apa yang dulu pernah mereka alami. Bagitu banyak manusia yang mendatangi jogja untuk ‘sekolah’ baik di universitas maupun sekolah menengah atas, dan mereka yang datang dari luar kota akan membawa tabiat serta budaya mereka masing-masing. Hal inilah yang membuat perubahan culture pada tubuh Jogjakarta Hadiningrat.
Hamdan : Iyaahh sayang.. ini masih di jalan.. ucap Hamdan yang menepi sambil menjawab telepon Alisa.
Alisa : Malam ini pokoknya Alisa pengen jalan-jalan sama mas Hamdan sayaanngg.. titik!! Jawab Alisa.
Hamdan : Ehh.. bentar sayang.. kan malam ini giliran buat umi.. ntar ngga marah kah?? Tanya Hamdan yang baru ingat kalau hari ini jatahnya bu Zaskia untuk menikmatinya.
Alisa : Aaahhh.. gamau tau pokoknyaaa.. jawab Alisa yang keliatannya kesal.
Hamdan : Hadehh.. trus gimana dong?? Mas kan juga Cuma numpang disitu sayaanng.. jawab Hamdan yang juga kebingungan.
Alisa : Udah mas Hamdan ntar nungguin di lokasi * aja.. Alisa ntar yang ngomong sama umi.. jawab Alisa.
Hamdan : Ohh.. nahh gitu boleh juga sayang..
Alisa : Yaudah mas sayang.. tungguin Alisa yaahh.. Assalamu’alaykum.. mmuuachhhh.. ucap Alisa sebelum ia menutup teleponnya.
Sebenarnya Hamdan juga tidak enak kalau mengingkari kesepakatan diantara anak dan ibu itu. Tapi ketika Alisa sudah berkata seperti itu, ia merasa sedikit lega. Lagipula mungkin ia juga tak akan lama lagi meninggalkan Jogja, jadi sudah sewajarnya kalau ia menghabiskan waktunya lebih banyak dengan akhwat yang dicintainya.
Tap.. Tap.. Tap..
Dari kejauhan terdengar langkah kaki sepatu high-heel wanita. Hamdan yang sudah menunggu sekitar 5 menitan di lokasi yang ditunjuk oleh Alisa tak bisa melihat secara jelas siapa wanita yang berjalan ke arahnya karena memang kurangnya penerangan jalanan.
Hamdan : Aaahhh.. Sayaangg..?? Ucap Hamdan yang terpana dengan penampilan Alisa.
Alisa : Hem..?? Kenapa mas sayanghh..?? Aneh yaaa..?? Tanya Alisa keheranan melihat reaksi Hamdan.
Hamdan : Ya Allaahh.. Cantiknyaa kekasihku.. ujar Hamdan sambil membelai kepala Alisa.
Malam itu Alisa telah membuat Hamdan teringat dengan awal mula ia bertemu dengan bidadari hatinya. Khimar jumbo hitam sepaha dan gamis panjang yang menjulur ke tanah nampak kontras dengan kulit jemarinya yang putih bersih. Bahkan Alisa mengenakan cadar dan handsock yang sama persis dengan waktu itu. Eyeliner yang menghiasi mata lentiknya tampak cantik sempurna ketika berpadu dengan kacamata yang Alisa kenakan. Alisa pun tersenyum bahagia saat mendengar Hamdan mengatakan hal itu.
Malam pun semakin larut. Setelah selesai sholat Maghrib di salah satu masjid di Jalan Kaliurang, keduanya kembali menyusuri indahnya malam Jogja. Selama perjalanan, Hamdan mencoba membuka kembali kenangan saat ia baru pertama kali berjumpa dengan Alisa.
Alisa : Ahh.. iyakah mas?? Waktu pagi-pagi itu yaa?? Ahahaha.. Alisa malah gatau lohh.. jawab Alisa yang duduk menyamping di belakang sembari mendekap erat Hamdan yang sudah pasti membuat toket 36Fnya tergencet.
Hamdan : Iyaa.. yee.. yaa ngga sengaja sih kesenggol.. kan emang waktu itu motornya ga bisa di stater kan sayang?? Nah itu tuh.. ahahah.. kesenggolnya disitu.. tapi mas ngga nyangka lohh bisa jadi kayak gini sekarang.. jawab Hamdan yang mengendarai motor sembari tangan kirinya meremas lembut tangan Alisa yang merangkul pinggangnya.
Alisa : Iya sih Mas.. Alisa juga ga nyangka bisa lepasin hati Alisa yang selama ini Alisa jaga.. Nyesel ga sih mas Hamdan?? Kenal sama Alisa gitu..?? Tanya Alisa sambil membenamkan wajahnya ke punggung Hamdan.
Hamdan : Yaaahh.. kalau dek Alisa gimana?? Nyesel nggaa kenal sama mas..?? Tanya balik Hamdan.
Alisa : Ngnghh.. jawab Alisa singkat seraya menggesekkan kepalanya di punggung Hamdan pertanda tidak dan semakin erat mendekap Hamdan.
Alisa : Alisaa.. sayang banget sama mas Hamdannn.. Alisa ga mau jauhh.. jawab Alisa lirih.
Hamdan : Iyahh.. mas juga sama.. jawab Hamdan yang menggenggam erat jemari Alisa.
Hamdan : Ohh iyaa.. kurang pas juga sih.. tapiih.. mas mau tanya.. Mau ngga dek Alisa sayang jadi pacar mas Hamdan..?? Tanya Hamdan.
Selama beberapa saat Alisa tak menjawab pertanyaan Hamdan yang membuat Hamdan kebingungan. Ia khawatir kalau kelakuannya seharian ini telah melukai hati Alisa. Hamdan hanya merasakan dekapan Alisa begitu kuat seakan ia tak ingin melepaskannya.
“Mauu banget mass Hamdan..”
Hamdan tersenyum. Tak terasa air mata menetes berbarengan dengan hatinya yang dipenuhi dengan kebahagiaan. Bagitu pula Alisa yang tak Kuasa menahan haru setelah ia mengutarakam isi hatinya.
Bersambung… Alisa : Ahahaha.. Alisa juga ga nyangka kalau ternyata pada gatau semua.. padahal kan udah dijelasin tub awal-awal sama AsDos (Asisten Dosen).. yaa emang itu pada rese malah sempet-sempetnya mabar di pojokan kelas.. giliran udah dipanggil malah kayak orang linglung.. jelas Alisa seraya menyeka air matanya karena tertawa yang berlebihan.
Hamdan : Lah sama juga.. tau kan si Amin.. kocak bener.. masak iya tiap hari itu.. iya sayang.. tiap hari datang pagi Cuma buat nyontek laporan mas.. hadeehh.. giliran ditanya, dijawab gini dong ‘ada yang gampang, ngapain susah-susah..??’ emang tuh anaaakkk.. jawab Hamdan yang juga ingin berlama-lama dengan Alisa.
Hamdan tak ada henti-hentinya menatap mata Alisa yang begitu lentik nan cantik, apalagi saat ia tersenyum ataupun tertawa. Ditambah lagi khimar pet antem dengan cadar hitam yang senada semakin menambah keindahannya bak bidadari surga firdaus. Karena bingung, akhirnya Hamdan lebih memilih makan steak di salah satu resto steak yang lumayan enak, itupun juga karena masukan dari Alisa. Berlokasi di jl. Affandi, Obonk Steak n Ribs, menjadi opsi paling pas untuk mahasiswa yang ingin mencicipi grilled steak dengan harga yang cukup ramah di kantong.
Hamdan : Ehh iya yah.. besok ini udah mulai UAS nya sayang.. ngga belajar nih?? Ntar ga dapet IP tinggi lohh.. ujar Hamdan yang duduk condong ke depan dengan kedua punggung tangannya menyangga dagunnya.
Alisa : Mmhh.. Hemm..?? Mas Hamdan sendiri juga ga belajar.. timpal Alisa sambil menikmati banana split yang ia pesan.
Hamdan : Loh.. siapa bilang..?? Ini mas lagi belajar lohh.. jawab Hamdan.
Alisa : Haahh?? Belajar apaan mas sayangg??
Hamdan : Belajar iniihh.. Belajar untuk mencintaimu sepenuhnya.. jawab Hamdan sambil membelai pipi lembut Alisa yang tertutup cadar.
Alisa : Aahh.. mas Hamdannhh.. jawab Alisa yang terpejam merasakan hangatnya sentuhan tangan Hamdan.
Tak lama berselang, steak yang mereka pesan pun datang. Ini pertama kalinya Hamdan datang ke resto Grilled Steak karena memang di daerahnya hampir sudah ditemukan resto-resto semacam itu meskipun daerah Hamdan termasuk perkotaan. Sirloin cut Steak jadi pilihan Hamdan dengan tingkat kematangan Medium, sementara Alisa memilih Wagyu steak dengan kematangan Medium-Rare. Dari presentasi saja Hamdan sudah bisa melihat kalau milik kekasihnya terasa lebih lezat.
Hamdan : Oowalahh.. ini toh yang bikin heboh di medsos sayang..?? Mahal kan yaa..?? Tanya Hamdan yang memang tak pernah menghabiskan begitu banyak uang hanya untuk sekali makan.
Alisa : Hemm?? Nggak kok mas sayang.. ini murah lohh.. umi pernah ngajakin makan ke yang lebih mahal.. sekalinya makan bisa 500ribuan lebih per orang.. ucap Alisa yang sedang menyiapkan pisau dan garpunya.
Hamdan : Waduh.. auto jebol itu dompet mas.. ahahah.. celetuk Hamdan yang memperhatikan cara makan Alisa.
Alisa : Mmm.. Mmmm.. Oh iyaa mas.. besok abis ujian kemana mas?? Tanya Alisa yang sudah mulai menikmati steaknya.
Hamdan : Mmm.. mau langsung balik sih sayang.. ortu udah minta mas buat pulang soalnya saudara ada yang nikahan.. jawab Hamdan yang terkejut dengan rasa steak yang lezat.
Alisa : Hhaaaahhh..?? Mau langsung balik?? Yaahh.. Alisa sendirian dong.. kalo diundur ga bisa mass..?? Jawab Alisa yang terdengar mengiba.
Hamdan : Yaaa mas juga pengennya gitu.. masih pengen lama-lama sama pacar mas satu ini.. tapi gimana lagi.. ortu yang minta sayang.. jawab Hamdan.
Alisa : Uuuhh.. yaudah.. seminggu ini puas-puasin dehh.. jawab Alisa yang tak mau kehilangan momennya dengan Hamdan.
Hamdan : Ahahaha.. emang mau ngapain sayang?? Mas mau di iket ditiang rumah??
Alisa : Aaahh.. apa aja deh.. yang penting mas Hamdan nempeell.. hihihih.. jawab Alisa.
Sekitar jam 20.30 malam Hamdan dan Alisa kembali menyusuri dinginnya malam Jogja setelah menyelesaikan ‘dinner’ mereka. Malioboro menjadi destinasi wajib bagi setiap pasangan muda-mudi yang memadu kasih di Jogja, tak terkecuali Hamdan dan Alisa yang juga sudah cukup lama tak melewati tempat legendaris itu. Penampakan lampu jalanan yang dihias kriya khas Jogja, Andong yang menjadi transportasi tradisional kala itu, dan pedagang tradisional yang menjual pernak-pernik khas jogja, menjadi daya tarik tersendiri.
Sekitar jam 21.30 Hamdan dan Alisa sampai di rumahnya. Belum juga ia membuka pintu, Hamdan sudah dikejutkan oleh pintu yang terbuka sendiri.
Bu Zaskia : Ehem.. Tadi bilangnya ga sampe jam 9 malemm.. kok jam segini baru nyampe rumah?? Tanya bu Zaskia yang mengenakan daster tipis hitam motif bunga yang sudah pasti tak bisa menyembunyikan gunung jumbo 40H miliknya.
Aliaa : Yaa kan dikit aja telat mii.. ini udah nyampe juga toh.. jawab Alisa sambil mendekap erat lengan Hamdan seakan belum mau melepas Hamdan untuk ibunya.
Bu Zaskia : Kan Alisa udah janji tadi sama umi kan..?? Ahaha.. udah masuk dulu.. ujar bu Zaskia yang segera menutup pintu rumah khawatir ada lelaki yang lewat dan melihatnya karena malam itu ia tak mengenakan khimar ataupun jilbab.
Berat bagi alisa sebenarnya untuk melepas Hamdan, tapi janji tetaplah janji, apalagi ibunya sudah mau memberikan sebagian dari ‘jatah’nya untuk Alisa, alhasil malam itu Alisa hanya bisa tidur dengan gulingnya di kamar.
Alisa : Aaaahhh!! Apaan sih umi tuhhh.. pelan dikit ga bisa apa!!? Gumam Alisa yang berusaha menyumpal kupingnya dengan bantal dan selimut supaya tak mendengar racauan ibunya.
Meski kamar Alisa ada di lantai 2, tapi tetap saja suara kedua tubuh manusia yang tengah memacu birahi di kamar bawah terdengar jelas. Bu Zaskia yang sudah menanti seharian dan hanya disisakan beberapa jam saja sebelum pergantian hari, dengan buasnya meluapkan seluruh birahinya pada Hamdan. Daster hitamnya yang menutupi lekuk tubuh indahnya telah terbang entah kemana yang membuat ibunda Alisa itu bugil total tanpa ada sehelai benangpun yang menempel di tubuhnya.
Bu Zaskia : OUHH.. AAHH.. rudalL.. MHHH.. SHHH.. ENAK BANGETHH MASSHH.. OHH.. OHHH.. MMHH.. YESHH!! FUCKK YESSHH.. AAAHHH.. OOHHHJ..
Racau liar bu Zaskia seirama dengan liarnya pinggul bu Zaskia mengulek rudal Hamdan dengan posisi WoT. Hamdan yang sudah berkali-kali orgasme seharian, kini hanya bisa terlentang pasrah menikmati sajian erotis tubuh putih mulus indah ummahat bercadar di atasnya. Toket jumbo 40H sang ummahat ysng dihias puting kecoklatan terus menggoda Hamdan. PLAK.. PLAKK.. bahkan suara benturan kedua gunung kembar bu Zaskia cukup keras dan memanjakan telinga Hamdan.
Untung saja bu Zaskia tak lupa memberikan cukup foreplay di awal sebelum ia beraksi. Sekitar 20menit yang lalu, sesaat setelah Hamdan melepas Alisa naik ke lantai 2 sementara lengan kanan Hamdan tenggelam dalam jepitan bongkahan gunung jumbo bu Zaskia, bu Zaskia pun tak mampu lagi menahan gejolak birahi di dalam dirinya.
Bu Zaskia : Haemmfhh.. Mffhhh.. Mffhh.. Mcchh.. Srrppt.. Mffhh.. Mffhhh..
Tanpa babibu, kedua tangan bu Zaskia segera meraih wajah Hamdan dan langsung mendaratkan Frenchkiss liar. Sontak saja hal itu membuat Hamdan terkejut karena ia masih tak enak dengan Alisa yang tampaknya masih belum mau melepasnya. Bukan bu Zaskia namanya kalau ia tak bisa mengalihkan perhatian lawan mainnya dengan cepat. Dengan berjinjit bu Zaskia semakin gencar menyerang bibir Hamdan sembari sesekali lidahnya menyeruak masuk ke mulut Hamdan. Tak butuh waktu lama, hanya sekian detik saja hingga birahi Hamdan tersulut.
Bu Zaskia : Nghhhaaahh.. Mmmhh.. Sshhh.. iyaah masshh.. Oouungghh.. Ssshhh.. Aahhh.. Nakalnyaahh mas Hamdannhh.. Mmffhh.. Ssshhh.. desah bu Zaskia yang merem melek merasakan cupangan liar Hamdan menyusuri leher putihnya.
Dengan agak kasar Hamdan mendorong bu Zaskia hingga menempel di tembok tepat disamping tangga menuju lantai 2. Kepala bu Zaskia mendongak menahan gelak syahwat yang begitu deras memangsa tubuhnya. Tangan kiri bu Zaskia meremasi kepala Hamdan sementara tangan kanannya sudah masuk ke sirwal Hamdan. Dengan lembut nan lihai, terong Hamdan yang sedari tadi lemas kini muli menegang namun belum maksimal.
Bu Zaskia : Oooiunnghh.. Mmmhhh.. Yesshhh.. Oooohhh.. Mas Hamdaannhhh.. Aaaaahhh.. Ssshhhh.. Mmhhhh.. Aaaaahhh.. Ooohhhh.. Nikmatnyaaahhh.. Aaahh.. Terusshh Masshhh.. Iseppphh.. Mmhh.. Mmmhhh.. Oohhh.. Enak bangett ya Allaaahhh.. Aaaaahhh.. Mhhhh.. Ooooohhhh..
Lenguhan dan desahan panjang nan dalam mengalir lepas keluar dari mulut bu Zaskia saat Hamdan mulai turun dan menggarap toket 40H ibunda Alisa. Meski tanpa makeup, wajah natural bu Zaskia tetaplah cantik, apalagi saat ia tengah terangasang seperti ini, tak ada satupun ikhwan yang tidak ‘nafsu’ kalau melihatnya. Rambut hitam lurus sepunggung menambah keanggunan ummahat yang tengah Hamdan garap. Sesekali bu Zaskia menggigit bibir bawahnya karena kenikmatan yang ia rasakan dari permainan lidah dan mulut Hamdan saat menggilir putting coklat mudanya yang sudah mencuat tinggi. Karena Hamdan harus membungkuk membuat tangan bu Zaskia tak mampu meraih rudal Hamdan hingga hanya bisa terus meremas kepala Hamdan. Seluruh syaraf di dalam badan bu Zaskia menari karena rangsangan syahwat yang luarbiasa. Tubuhnya menggeliat merespon kenikmatan yang menjalar cepat membakarnya.
Bu Zaskia : Aaaahh.. Oouhhhh.. Ampunnhh Maasshhh.. Geliihhhh.. Mmhh.. Sshhh.. Ennaaakkk.. Aaahhh.. Mmhhhh.. Ooooooonngghhhhhhhh.. Ssshhh.. Aaaaaahhh.. Mmhh.. Ooohhhh.. Ooohhhh.. Nikmat bangeethhh.. Ennaaakkk Masshhh.. Jangaanhhh.. Berhentiihhhh.. Mmhhh.. Ooooooonngghhhhhhhh..
Ledakan lenguhan bu Zaskia tak terbendung saat ia merasakan kedua putingnya di kulum Hamdan secara bersamaan. Geli bercampur nikmat yang tak terkira. Kurang lebih itulah yang bu Zaskia rasakan yang membuatnya tak henti-hentinya mencakar punggung Hamdan. Meski hampir setiap hari ia merasakan hal tersebut, namun tetap saja itu tak membuat bu Zaskia bosan, justru membuatnya semakin binal. Meski masih mengenakan daster, namun karena ukuran toket bu Zaskia yang ‘masif’ sehingga membuat Hamdan begitu mudah melepaskan kedua bongkahan itu dari sangkarnya.
Bu Zaskia : Aaahh.. Mmhh.. Masshh.. Gantiannn siniihhh.. Hihihihh.. ucap bu Zaskia yang sudah memuncak birahinya setelah menahan kenikmatan permainan lidah Hamdan di putingnya selama 10menitan.
Secara perlahan kecupan dan cupangan bu Zaskia daratkan di leher Hamdan. Aroma khas keringat lelaki menjadi perangsang alami akhwat, termasuk juga bu Zaskia. Jemari bu Zaskia yang lentik meski sudah hampir memasuki umur 40, terlihat begitu lihai melucuti cepat setiap kancing baju yang menutupi tubuh Hamdan.
Mmhh.. Mhhh.. Cuppphh.. Cuupphh.. Ssrrpptt.. Sshhh.. Mmmhh.. Mmhhhh..
Dengusan nafas bu Zaskia terdengar jelas di telinga Hamdan. Berat dan intense, menandakan dirinya sudah dipenuhi hasrat birahi. Mulai leher, kini kecupan panas bu Zaskia mulai turun ke dada bidang Hamdan. Puting Hamdan yang hitam nampak indah di mata bu Zaskia. Tak mampu menahan lebih lama, bu Zaskia langsung melahap kedua putting Hamdan secara bergantian dengan penuh nafsu. Sesekali tatapan nakal nan sensual bu Zaskia lancarkan pada Hamdan yang membuat Hamdan juga semakin terangsang.
Perlahan tapi pasti, jilatan dan cupangan bu Zaskia turun ke perut kencang Hamdan dan berakhir berlutut di hadapan ‘Jackpot’ yang sudah ia nantikan. Sirwal hitam Hamdan tak mampu menahan bentuk asli rudalnya yang sudah tegang maksimal. Meski desakan syahwat sudah begitu memuncak, tapi bu Zaskia tak mau terburu-buru.
Bu Zaskia : Mmffhh.. Mcchh.. Cupphh.. Cupphh.. Hihihihi.. kangen banget nih sama sosisnya mas Hamdannhh.. Uuhh.. gantengg.. kerassshh.. Aaahhh.. Ga Tahannhhh.. ujar bu Zaskia sambil mencumbui selakangan Hamdan yang masih tertutup sirwal.
Srett.. Ploph!! rudal 25cm Hamdan terlepas dari sangkarnya dan langsung menampar wajah bu Zaskia yang terlihat kontras dengan warna ‘rudal’ Hamdan. Diameter 5cm rudal Hamdan nampak begitu gagah saat menempel di wajah cantik bu Asia.
Bu Zaskia : Aaahhh.. Hahah.. Sruupphh.. Srruuppthh.. Mchh.. Mffhh.. Gurihnya masshh.. Mmmhh.. Srrupphh.. Mchh.. Mchh.. Mfhh.. Sruuppthh.. Aaahh.. Haaeemfhhh.. MMMFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCCKK.. OCKKK.. MMMFHH.. MFHH.. OCKK.. OCKK.. NGGHH.. SRRPPTHH.. MFFHHH..
Diawali dengan ciuman dan kecupan yang dipadu dengan jilatan erotis, mengawali panasnya permainan bu Zaskia menikmati kejantanan berurat Hamdan. Kembali aroma khas kejantanan ikhwan begitu membius hidung bu Zaskia yang semakin membakar birahi di dalam dirinya. Hanya sekitar 2 menit saja sebelum akhirnya semua rudal Hamdan melesak masuk menyesaki kerongkongan sang ummahat. Seketika mata bu Zaskia mendelik keatas merasakan kenikmatan saat rudal Hamdan serambi lempitarkan tiap mili tenggorokannya. Hamdan juga tampak mendongak merasakan enak dan hangatnya kerongkongan ibunda Alisa.
Hamdan : Wwoooohhhh.. Hhmmmmmhhhh.. Ssshhh.. Lonthe semua!! Sinih kau Lonthee!!! Pekik Hamdan yang sudah dibutakan dengan syahwat.
Kedua tangan Hamdan mencengkram kepala bu Zaskia dan langsung menggenjot kasar mulut ummahat 37 tahun itu. OCKK!! OCKK!! OCKK!! UHUK!! OCKK!! Decak becek suara rudal Hamdan saat menghantam pangkal kerongkongan bu Zaskia mulai menggema. Posisi bu Zaskia yang berlutut memudahkan Hamdan untuk melakukan facefuck. Kedua tangan bu Zaskia justru mencengkram bokong Hamdan seakan menginginkan agar Hamdan lebih liar lagi menyodok mulutnya, bukannya menahannya. Air litu kental terus menetes membasahi toket jumbo kembar bu Zaskia yang tampak begitu dominan dan berayun-ayun mengikuti irama sodokan Hamdan.
Hamdan : AGHH!! Mhhh.. Shhh.. Wuuhh..!! Nih makan nih lonthee!! Hahah!! Ucap Hamdan yang sudah lupa dengan Alisa
10menit lamanya Bu Zaskia menikmati facefuck kasar Hamdan di depan kamarnya. Decak becek suara mulut bu Zaskia menikmati rudal Hamdan kini melantun berirama dengan desahan dan erangan yang tertahan. Lidah Hamdan yang tak kalah liarnya kini tengah menari, menikmati lezat dan gurihnya serambi lempit ummahat solehah. Posisi 69 menjadi pilihan yang memaksimalkan kenikmatan keduanya dengan posisi bu Zaskia di atas.
Bu Zaskia : MMFHH!! MMFHH!! OCKK.. OCKK.. SRRPPTT.. MFFHH!! OCKK!! OCKK!! MFFUAHH.. AAHH.. MASHH.. MMHH.. OOOHH.. ENAKKNYAAHH.. HAEMMFHH.. MMFHH!! OCKK.. OCKK.. MFFHH.. SRPTT.. MFFHH..
Bu Zaskia tenggelam dalam kenikmatan yang dihantarkan oleh permainan lidah Hamdan. Setiap bagian bibir liang surgawi bu Zaskia tak lepas dari sapuan liar lidah Hamdan. Tiap kali Hamdan melesakkan lidahnya untuk mengorek lendir birahi akhwat di liang surgawi bu Zaskia, lenguhan kuat bu Zaskia puj meledak. Kombinasi sapuan dan sedotan kuat Hamdan, terlebih lagi saat Hamdan menghisap nikmat kelentit bu Zaskia, sontak tubuh putih mulus ummahat pemilik gerai itu pun menggelinjang hebat.
Bu Zaskia : AAAHHNGGGHH!! MMHH!! MMFUAAHH.. AAHH!! SSHH!! MMMHH!! MASSHH.. OOHH ENAKNYAAHH..MMHH.. HAEMMFHH.. MMFHH!! MFFHH!! MFFHH!! OCKK!! OCKK!! MFFHH!! OCKKK!! OCCKKK!!
Semakin liar Hamdan melumat liang surgawi bu Zaskia, semakin binal juga bu Zaskia mengocok rudal Hamdan dengan mulutnya. Bahkan beberapa kali Bu Zaskia menelan seluruh rudal Hamdan hingga wajahnya menempel di selakangan Hamdan sementara tangam kanannya terus meremasi zakar Hamdan. Lidahnya aktif memijat rudal Hamdan yang berurat dan menyesaki kerongkongannya. Hingga akhirnya semuanya memuncak saat Hamdan melesakkan jemarinya ke anus bu Zaskia.
Bu Zaskia : MMFHH.. MFHHH.. OCKK!! NGGHHFFHH.. MMFHH!! HEENNGGHHFFHHHHH!!!
SEEEERRRRRRRR.. SEEERRR.. SEEEERRRRRRRR..
Orgasme pertama bu Zaskia pun tak tertahankan lagi. Kombo kenikmatan jemari Hamdan di anus dan lidahnya di serambi lempit membuat ibunda Alisa tak mampu menahan gelombang klimaks yang begitu cepat menerpa. Banjir cairan surgawi menyembur deras membasahi wajah, leher, dan dada Hamdan. Hamdan yang terkejut malah semakin cepat menyodokkan jarinya di anus bu Zaskia yang sedang mengejang hebat. Ditambah rudal Hamdan yang masih menyumpal kerongkongannya, bu Zaskia hanya bisa menatap nanar merasakan kenikmatan itu.
Hamdan : Wwoohhh!!! Emang jalang yaa!! Cadar doang dipake!! Dalemnya Lonthe beneran!! Ujar Hamdan sambil menikmati menegak sebagian cairan khas birahi akhwat itu.
PLAK!! PLAKK!! Hamdan menampar beberapa kali bokong putih mulus bulat bu Zaskia. Ia mempunyai ide yang cukup gila malam itu. Tapi sebelum ia melaksanakan aksinya, Hamdan ingin memuaskan dirinya dulu menggunakan mulut bu Zaskia yang hari-hari digunakan untuk membaca Al Qur’an itu. Hamdan segera berlutut dengan tubuhnya tegap sementara kedua tangannya di pinggang seakan-akan menunjukkan bahwa ia adalah bossnya. Bu Zaskia yang paham akan pose Hamdan segera mengambil posisi doggy dengan lebih merendahkan punggungnya sehingga bokongnya yang bulat putih itu nampak semakin erotis di mata Hamdan.
Bu Zaskia : Heheh.. Emmhh.. Haemmfhh.. Mmfhh.. Mmfhhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mmfhhh.. Ockk.. Ssrppthh.. Mcchh.. Mcchh.. Mmfhhh.. Mmffhhh..
Hamdan : Wwwuuhhh.. Mmmmhh.. Ssshhh.. Naaahh.. Gituuhh.. Hahaha.. Emang top kualiti.. Ssshhh..
Seluruh tubuh bu Zaskia maju mundur perlahan yang menyebabkan sepongan lambat namun nikmat. Pose ini yang membuat Hamdan merasa superior, dan inilah yang menyenangkan setiap lelaki. Terlebih lagi bagi para ikhwan yang mengidamkan akhwat-akhwat binal. Saat para akhwat bercadar yang biasanya begitu menjaga marwahnya rela bugil dan berpose layaknya anjing hanya untuk mendapatkan kelezatan rudal lelaki ajnabi, itulah momen puncak bagi para ikhwan penikmat akhwat. Hal itulah yang Hamdan rasakan saat itu meskipun bu Zaskia tak mengenakan jilbabnya. HP Hamdan yang memiliki internal memory besar dan di support dengan eksternal-storage yang tak kalah besarnya, selalu standby mengabadikan setiap momen saat ia menzinahi setaip akhwat yang dikenalnya.
Brukhh..!!
Bu Zaskia : Aaahhh.. Mmmhh.. Masshhh.. Mau diapainhh ini..?? Tanya bu Zaskia yang menggelepar di ranjangnya setelah 8 menit menyepong rudal Hamdan dengan doggy.
Hamdan : Hahah.. Ada deehh.. nih sinihh.. angkat kakinya.. tekuk seginiihh.. mmhh.. Naahh.. Tahan pake tangan.. jangan sampe lepas.. ujar Hamdan mengarahkan posisi bu Zaskia untuk mengambil posisi 69.
Bu Zaskia yang terlentang kemudian diminta Hamdan untuk membuka lebar dan menekuk kedua kakinya hingga hampir menyentuh dadanya. Jelas saja hal ini mengangkat pinggul dan bokong bu Zaskia sehingga menampakkan serambi lempit dan anusnya yang merekah indah. Hamdan segera mengambil posisi berlutut mengangkangi wajah cantik bu Zaskia dengan rambutnya tergerai dengan posisi Doggy sementara lengan kiri Hamdan mengunci kaki kiri Bu Zaskia. rudal Hamdan yang bagaikan ‘terong jumbo’ itu menggantung tepat dihadapan wajah bu Zaskia. Dengan penuh nafsu, Bu Zaskia membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya. Hamdan yang merasakan sensasi geli diujung rudalnya malah langsung menghujamkan pinggulnya.
Bu Zaskia : Ahahh.. Elelemphtth.. Mmhhh.. Srrppt.. Mmhh.. Hhaaah.. HHMMFFHTT!! UHUKK!! OCKK!! OCKK!! OCCKKK!! MMNGHH!! NGHH!! OCKK!! OCKK!!
KRIIIEET.. KRIIEETT.. KRIEETT..
Ranjang tempat keduanya memacu kadar dosa mulai berdecit mengikuti irama genjotan Hamdan menggagahi mulut bu Zaskia. Bu Zaskia sendiri hanya bisa mendesis dan melenguh tertahan menikmati kasarnya sodokan Hamdan di kerongkongannya. Bahkan sesekali Hamdan menghantamkan seluruh pinggulnya hingga wajah bu Zaskia terbenam di selakangannya dan mendiamkannnya beberapa saat. Kenikmatan yang bu Zaskia rasakan tak hanya dari facefuck saja, piang surgawinya pun ‘dimanja’ oleh sedotan dan jilatan liar Hamdan. Rasa geli bercampur nikmat membakar cepat seluruh sensor tubuh ummahat cantik beranak satu itu. Sekitar 5 menit mata bu Zaskia nanar karena nikmat yang bertubi-tubi sebelum ia terbelalak karena merasakan anusnya dipaksa mekar. Terakhir kali ia merasakan hal ini saat di gangbang oleh Luqman dkk.
Bu Zaskia : MFFHH.. MFFHH!! OCKKK!! OCKKK!! MMMFHH.. MMMNNFFNNGGHHHHJ…
Perlahan tapi pasti satu per satu jemari Hamdan melesak masuk ke anus bu Zaskia hingga akhirnya seluruh telapak tangan Hamdan sukses menembus sempitnya liang surgawi kedua milik ibunda Alisa. Meski samar-samar, suara parau bu Zaskia yang tengah melayang menikmati fisting Hamdan mengalir keluar dari sela-sela mulutnya yang masih disumpal rudal. Berawal dari jemari dan telapak tangan, terus masuk hingga sedalam 30cm dari total panjang tangan Hamdan. Sleb.. Sleb.. Slebb.. lendir anus memudahkan Hamdan mengobok-obok liang bool bu Zaskia.
Bu Zaskia : AANNGGFHH.. MMFFHHH.. NNNGGHFFFF.. MMFFAAHH.. AAHH!! OOHHH!! SSSHH!! MAASSHH.. OOHHH!! YESSHH!! MMMNNGFHH..!! HHMMFHH!! OCKK!! OCKKK!! MMFFHH!! OCCCKKK!!
Hamdan terus menggarap bagian atas dan bawah bu Zaskia tanpa sedikitpun memberikan waktu istirahat. Pinggulnya dengan ganas menggempur mulut bu Zaskia, sementara tangan kanannya terus aktif meregangkan anus bu Zaskia hingga ke ‘limit’nya. Tak pelak, kenikmatan yang cukup lama tidak bu Zaskia rasakan akhirnya membuat akhwat 39 tahun itu kembali orgasme.
OCKK!! OCKK!! OCKKK!! MMFHHH!! MMMNNNGGHHHHHHHHFFFFHHH…!!!!
SEEERRR.. SEEEEERRRRRRRRR.. SEEEEEERRRRR…
Cairan surgawi bu Zaskia meledak hebat menyembur ke wajah dan tubuh Hamdan yang berada di atasnya. Pinggul dan kaki bu Zaskia kelojotan mengiringi birahi yang begitu deras meninggalkan tubuhnya. Cukup puas Hamdan melihat ibunda kekasihnya itu mengejang nikmat karena ide gilanya.
Hamdan : Boleh juga nih Lonthee.. di sumpelin tangan malah ngecrott!! Ujar Hamdan yang kemudian merebahkan tubuhnya di ranjang.
Bu Zaskia : Hhaaahh.. Mmhhh.. Sshhh.. Enakk banget sih Masshh.. Mmhh.. Gantian mas Hamdanh yang tidurann yaaahhh.. Sshhh.. Mmhhhhh.. Nghhhhh.. Nnnaaaaahhhh..
Berganti kini bu Zaskia yang mengambil posisi WOT meski anusnya masih terasa mekar. Blesshh!! rudal Hamdan masuk sepenuhnya tanpa rintangan apapun hingga jauh menghantam pintu rahimnya. Lenguhan panjang mengawali genjotan bu Zaskia memacu kembali syahwatnya. Derit ranjang semakin kuat seiring semakin cepatnya gerakan pinggul maju-mundur bu Zaskia melayani Hamdan.
NGHH.. NGHH.. AHHH.. AAAHH.. OOHHH.. SSHHHH.. OOOOOOONNGGHHHHHHHH..!!!
SPLOP!! SEEERRRRR.. SEEEERRRRRRR.. SEEEEEERRRRR..
Kembali tubuh bu Zaskia yang terangkat tinggi mengejang mengikuti serambi lempitnya yang memuntahkan cairan surgawi dengan derasnya. Cukup lama bu Zaskia bertahan dengan posisi WOT hingga lebih dari 5 kali ia klimaks. Sudah jelas hal itu tidaklah cukup untuk membuat Hamdan orgasme.
Bu Zaskia : Mmhh.. Shhhh.. Ooohhhhhh.. Aaaahhh.. Yessshhh.. Anal lagihhh.. Ooowhh.. AHH.. AHHH.. OHHH.. SERETTHH.. AAHHH.. GEDEHH.. rudalLHH.. AAAHHH ENAK BANGEETHH.. MMMHH.. SSHHH..
Desahan bu Zaskia kembali pecah saat ia kini menggiling rudal Hamdan di anusnya. SPLOKK!! SPLOKK! SPLOKK!! Gerakan pinggul bu Zaskia kini berganti dengan gerakan naik-turun. Meski perlahan namun terasa lebih mantab. Hamdan pun menikmati pemandangan toket bu Zaskia yang terus menari dan saling berbenturan satu sama lain. Mata bu Zaskia sendiri merem melek menikmati anal bercinta dengan kekasih anaknya itu. rudal jumbo yang tak pernah ia bayangkan, apalagi milik ikhwan ajnabi, kini dengan bebasnya melesak masuk ke setiap liang kenikmatan suci miliknya.
OHHH.. OHHH.. MASSHH.. OOHH.. MMHH.. NNNGHHHHHHH..!!
SEEERRRRR.. SEEEEERR.. SEEEEERRRRRRRRR..
Sudah tak terhitung berapa kali bu Zaskia orgasme. Sprei dan ranjang mereka pun basah kuyup oleh cairan surgawi milik sang ummahat. Bahkan aroma khas kamar bu Zaskia begitu pekat oleh aroma lendir khas akhwat.
PLOKK!! PLOKKK!! PLOKKK!! Tubuh bu Zaskia kembali berguncang menahan dahsyatnya gempuran pinggul Hamdan. Posisi Rear-Admiral menjadi salah satu posisi bercinta favorit Hamdan, selain karena ia bisa menghantam penuh rudalnya ke liang surgawi manapun yang ia suka sekuat-kuatnya, ia juga disuguhi bokong bulat putih kencang para akhwat bercadar yang merelakan tubuhnya untuk dinikmati.
Hamdan : Nghh!! Nghh!! Sshhh.. Jossshhh!! Mantab bener bokong lonthe cantik!! Hahah.. cerca Hamdan yang terus menggempur bokong bu Zaskia tanpa henti.
Posisi bu Zaskia yang menungging layaknya orang sujud nampak begitu erotis. Toket 40H miliknya pun terlihat seperti mau pecah karena digencet tubuhnya yang berupaya keras menahan sodokan Hamdan. rudal 25cm berdiameter 5cm Hamdan tampak begitu gagah mengobok-obok serambi lempit sempit bu Zaskia. Meski selama hampir setiap hari selama 4 bulan ini bu Zaskia terus meladeni rudal Hamdan, tapi perawatan maksimal khusus area keakhwatan yang ia lakukan menjadikan liang surgawinya tetap sepit nan peret layaknya perawan. Dan hal itulah yang membuat Hamdan merem melek keenakan dan ketagihan tiap harinya.
Bu Zaskia : OGHH!! OGHH!! MMHH!! SSHHH!! rudalLHH!! MASSHH!! AAAHH.. AAHHH.. MMHHH.. MENTOKKHH!!! AAAHH.. ENAK BANGETTHH.. ENAK NYAAHH.. NGHHH.. GA TAHANNHH.. YA ALLAAAHH.. MMHH.. OOHHH.. OOOOOUUHHHHHHH…!!!
PLOP!! SSEEERR.. SEEEERRRRRRR.. SEEEERRRRRRRR..
Bokong dan kaki bu Zaskia bergetar hebat saat serambi lempitnya menyemburkan cairan surgawi yang begitu deras. Kedua tangannya meremas kuat sprei sementara ia menggigit bibir bawahnya karena menahan nikmat yang tak terperkirakan. Peluh membanjiri tubuh putih bu Zaskia yang membuatnya nampak mengkilap. Belum usai ia mengejang karena orgasme, bu Zaskia kembali melenguh panjang saat merasakan anusnya merekah disesaki rudal Hamdan. PLOK!! PLOKK!! PLOKKK!! Baik di serambi lempit maupun anus, dengan posisi ini membuat Hamdan bisa mengerahkan seluruh syahwatnya. Bu Zaskia pun dibuatnya merem melek merasakan kenikmatan yang tiada tara. Bahkan tiap kali Hamdan melesakkan seluruh rudalnya, perut bu Zaskia tampak menggembung meski samar-samar.
Bu Zaskia : AHHH.. AAHHHH.. AAHHH.. OOHH.. YESSHH.. rudalLHH.. YESHH.. MMHHH.. FUCKK!! OHHH.. NIKMATTHH.. AAHHH.. AALLAAHHH.. ENAK BANGETHH.. MASHH!! OHHH.. GEDEH BANGET rudalNYAHHH.. AAHH.. ANALL ENAKK.. YESHH.. OHHH.. OOOHH.. MMNGHH.. SSHSHHH.. MMHHH..
KREETT.. KREETT.. KREETTT..
PLOKK!! PLOKK!! PLOKKK!!
Secara kasar dan cepat, Hamdan menghantamkan pinggulnya yang menyebabkan bokong bu Zaskia kemerahan. Tamparan gemas sering Hamdan daratkan sambil terus melecehkan bu Zaskia dengan kata-kata kotor. Namun justru bu Zaskia semakin bergairah dan terangsang ketika diperlakukan seperti itu. Alhasil tak butuh waktu lama hingga Anal-Orgasm menghampirinya.
Bu Zaskia : AHHH.. AHHH.. IYAAHH.. IBU MEMANG BUDAK MASHH HAMDANN.. AAHH.. OOHH.. DOYAN rudalHH.. AAHHH.. SODOK MASHH.. TERUSHH!! YESSHH.. MMMHH.. SHHH.. PAKE IBUUHH.. SEPUASNYAHH.. OOHH.. OOOHH.. ENAKKNYAAHH.. AAHH.. AAAAHH.. OOHHHH.. GA TAAHHN.. OOOOHHHH.. MMMNNNGGGHHHHHHHH..!!!
Hanya butuh waktu 3 menit saja Hamdan menggenjot anus bu Zaskia untuk menghantarkannya kembali menikmati Anal-Orgasm. Erangan tertahan bu Zaskia terdengar indah beriringan dengan gemericik cairan surgawi yang menyembur deras membanjiri ranjang. Namun itulah Hamdan, Sang Penakluk Akhwat, ia tsk membiarkan bu Zaskia untuk benar-benar menikmati orgasmenya dan segera menarik tubuh bu Zaskia. Hamdan yang kemudian terlentang di ranjang, diikuti oleh bu Zaskia dengan posisi ‘Overtuned’. Mirip seperti reverse-cow girl, hanya saja tubuh bu Zaskia condong ke belakang dan ditopang oleh kedua tangannya sementara kedua kakinya mengangkang. Ia sedikit mengangkat pinggulnya sehingga ada celah antara bokong bulatnya dan pinggul Hamdan. Kedua tangan Hamdan yang mencengkram sisi dada kanan-kiri bu Zaskia, selain untuk membantu menopang tubuh mulus bu Zaskia, itu juga berfungsi sebagai ‘pegangan’ untuk Hamdan melancarkan serangan brutalnya.
PLOKKK!! PLOKKK!! PLOOKKKK!! PLOKKKKK!! PLOKKK!!
Bu Zaskia : AGHH!! AGHH!! rudalLHH!! OGGHH!! OOOOHH.. OOOHHH.. NGGHHH.. SSHHH.. AAHHH!! AAAAHHH!! MANTABHH!! MMMHH.. ENAK BA.. NGETTHHH.. OOOHHH.. SSHHH.. FUCKKK!! ANAL YESHH!! TERUSS MASHH!! SODOKKHH.. SEMAU MAASHHH!! PAKAI AJAHH LONTEHH INIIIHH.. AHHH!! OGHHH!! OOHHH.. OOOHH.. MMMHH.. AAWGHH!! NNGGHH..
Hebat dan mantabnya genjotan Hamdan menyebabkan seluruh ranjang ikut bergoncang hebat. Bu Zaskia sendiri hanya bisa mengerang dan meracau sembari sesekali menggigit bibir bawahnya pertanda kenikmatan yang ia rasakan terlalu dahsyat. Tampak jelas anus bu Zaskia ikut tertarik keluar masuk mengikuti sodokan rudal 25cm Hamdan yang beringas. Toket kembar jumbo bu Zaskia pun turut menari, meningkatkan tensi keerotisan di kamarnya.
NGHHH!! AAHH!! KELUAR MASSHH.. AAHHH.. KKOOONNTOOLLLLLLHHHHH…!!!!!
SEEERRRRR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEEEERRRRR..
Bak sengatan arus listrik kuat, seluruh tubuh bu Zaskia menegang yang membuatnya mengangkat tinggi pinggulnya dibarengi dengan semburan deras cairan surgawi. Begitu kuat dan derasnya hingga ternit pun basah oleh cairan khas milik akhwat itu. Seluruh kamar pun sudah beraroma khas cairan surgawi akhwat yang bercampur aroma keringat ikhwan. Sudah tentu hal itu menjadi ‘perangsang’ alami bagi bu Zaskia, dan terbukti ia langsung kembali melesakkan rudal Hamdan ke serambi lempitnya.
BLESSHH.. PLAAK!! PLOKK!! PLAKKK!! PLAKKK!!!
Hamdan : Wwoohh.. Gak pake istirahat!!?? Emang jalang bercadar paling top!! Hahahhh.. ujar Hamdan yang tanpa ragu kembali memompa bagian ternikmat dari tubuh suci seorang akhwat.
Bu Zaskia : Iyaahh Masshh.. AAHH.. AAHHH.. rudalLHH!! KON.. TOLHH.. MASSHH.. HAMDANN.. NAGIHHH BANGETHHH!! OOGHH.. OGHH.. MMNNGHHH!! AAHH.. AHHH.. OOHHH..!! SSHHH.. OOOHHH..
Malam terus berlanjut dengan keduanya terus menambah pundi-pundi dosa Zina. Sudah tak ada.lagi batasan antara keduanya, hanya kenikmatan bercinta yang Hamdan dan Bu Zaskia cari. Waktu menunjukkan pukul 23.22 saat akhirnya Hamdan mengerang panjang melepaskan klimaks kelimanya hari itu.
Hamdan : SINI GUE HAMILIIIN KAMU LONTHEEEE!!! AAARRRRGGHHHHH!!!
CROOTT.. CRRRROOOTT.. CRROOOOTTT..
Bu Zaskia : AGHH!! NGHH!! OOHH.. IYAAHH MAASHH.. DALEM AJAAAHH!! OOOUNGHHH.. SSSHHHH.. AAAAAHHHH…
Lenguh bu Zaskia mengiringi kehangantan yang memenuhi rahimnya. Tak seperti biasanya dimana bu Zaskia orgasme bersamaan dengan Hamdan. Mungkin karena ia sudah orgasme lebih dari 18x sehingga tubuhnya hanya menjadi samsak pemuas Hamdan saja.
Brukkkhh.. bu Zaskia pun tersungkur lemas setelah bertahan dengan posisi Doggy selama sekitar 20an menit. Lebih dari 6 kali ia klimaks saat Hamdan menyodoknya dari belakang. Rambutnya pun acak-acakan bercampur peluh yang membanjiri tubuhnya. Meski AC kamar bu Zaskia di set di angka 24 derajat, tetap saja ‘panas’nya perzinahan mereka tak bisa diredam.
Hamdan : Hhhaaaahh.. Fffuuhhh.. Capeknyaahhh.. ujar Hamdan yang menghempaskan dirinya fi ranjang di sisi kanan bu Zaskia.
Bu Zaskia : Mmhhh.. Capek yaaahh mas Hamdanh sayang.. ucap bu Zaskia yang menggelendot di sisi kiri Hamdan dan menyebabkan tangan kiri Hamdan tenggelam dalam jepitan hangat toket 40H miliknya.
Hamdan : Iyahh Bu.. Mantab banget sih.. seharian bisa ngecrot nyampe 5 kali nihh.. hahah.. timpal Hamdan sambil menyeka keringatnya.
Bu Zaskia : Iyaahh.. Makasih banyak yaahh mas Hamdan.. Perkasah bangethh.. Ehh.. kok 5 kali?? Tanya bu Zaskia yang kepalanya sudah berbantalkan lengan Hamdan.
Hamdan : Oohh.. iyaa.. tadi pagi sampe sore ngegarap santriwati bu Vyrna sih.. jawab Hamdan santai.
Bu Zaskia : Yyaaahh elah si Vyrna.. maunya enak yang gratis.. jawab bu Vyrna dengan nada kesal.
Hamdan : Ahahaha.. Ngga juga kok.. Siangnya dibayarin makan di resto hotelnya juga kita.. trus bisa ngicipin semua santriwati sama ustadzah juga.. lanjut Hamdan sambil tertawa kecil membayangkan kenikmatan hidup yang ia dapatkan dengan mudahnya.
Bu Zaskia : Yaaahh.. sama aja ituh Mas Hamdaannhhh.. kan akhirnya dia juga ga kluarin apa-apa.. dapet rudal gratis seperkasa ini tuh.. awas ntar kalo ketemu mah Vyrnaa!! Jawba bu Zaskia sambil meremas rudal Hamdan yang mulai lemas.
Hamda : Ahahahah.. Aaaghh.. aduduhh.. sakit bu.. jawab Hamdan yang meringis saat rudalnya diremas bu Zaskia dengan tangan kirinya.
Bu Zaskia : Eehh iya.. denger-denger dari Alisa kalau mulai besok Mas Hamdanh udah mulai UAS ya..?? Tanya bu Zaskia.
Hamdan : Ohhh.. iya bu.. inshaaAllah udah mulai.. sekitar 2 mingguan.. lanjut Hamdan.
Bu Zaskia : Trus gimana?? Kok ngga belajar?? Eheheh.. Salah ibu juga yaa malah minta jatah ke mas Hamdaan.. Mmmhh.. Yyaaahh.. gimanaa lagihh.. enak sihh.. hihihihih.. jawab bu Zaskia sambil mendekap Hamdan.
Hamdan : Ahahaha.. inshaaAllah aman bu.. toh selama ini ana juga udah nyicil kok belajarnya..
Bu Zaskia : Eeh iya.. trus kelar ujian kan liburan ya?? Berapa lama liburnya mas Hamdan..?? Tanya bu Zaskia yang sepertinya punya rencana untuk menghabiskan liburan Hamdan hanya untuk dirinya.
Hamdan : Mmm.. Berapa lama ya bu?? Ana juga kurang tau.. soalnya kan masih semester satu ini.. tapi dapet info sekitar sebulan gitu liburnyaa.. jawab Hamdan sedikit agak ragu.
Bu Zaskia : Ehhh.. Seriusan?? Yeeyyy.. Bakalan seru nih!! Jawab bu Zaskia yang terdengar layaknya anak-anak mendapatkan hadiah.
Hamdan : Aaahh.. Tapi afwan bu.. mungkin ana langsung mau balik.. soalnya orangtua sudah suruh ana buat balik cepet-cepet.. jawab Hamdan.
Bu Zaskia : Yaaaahhh.. Emang harus langsung di hari pertama liburan ya?? Tanya bu Zaskia sambil menatap mengiba ke Hamdan.
Hamdan : Emmm.. Yaa ngga juga sih Bu.. maksimal 4 harian gitu.. jawab Hamdan yang membuat secercah harapan untuk bu Zaskia.
Bu Zaskia : Okeeyy!! 4 haru cukup sihh.. makasih mas Hamdannhh.. jawab bu Zaskia yang kemudian memagut bibir Hamdan sebelum akhirnya keduanya terlelap tidur dengan tubuh bugil.
Allaahu Akbarr.. Allaahu Akbaaarrr..
Suara Adzan subuh membahana di seluruh pelosok Jogjakarta. Suara alunan panggilan ilahi itu menembus barat, utara, timur, dan selatan. Setiap manusia bisa mendengar dengan jelas alunan indah muadzin dalam melafadzkan adzan. Namun untuk bisa memenuhi panggilan adzan, hanya orang-orang yang dipilih saja oleh Allah yang bisa memenuhinya. Bagi sebagian orang yang lain, adzan subuh merupakan tanda diawalinya aktifitas pagi hari. Seperti halnya para pedagang dipasar yang sudah mengawali subuhnya dengan aktifitas pasar. Namun ada juga manusia-manusia yang masih memacu kadar dosanya dan bukannya memenuhi panggilan Yang Kuasa.
Sulwa : AHHH..!! AHH..!! SSHHH.. OOHHH.. MAS AMINNHH!! MMHH.. ENAK BANGETH MASSHH!! ADUUHH.. ALLLAAHHH.. rudalH MASSHH NIKMATHH!! AAAHH.. AAAHHH.. TERUSSHH MAASHH..!!
Racau Sulwa yang keenakan digenjot Amin dengan posisi doggy. Hotel kelas melati yang bertarifkan 80ribuan semalam menjadi alternatif bagi Amin dan Sulwa untuk memadu rindu antar kemaluan mereka. Tak seperti Hamdan yang bisa dengan santai dan gampang untuk menggarap bu Zaskia da Alisa di rumah, bagi Amin dan Sulwa yang hanya nge-kos membuat mereka harus mencari celah agar tetap bisa mengumbar birahi dalam dirinya.
Amin : Mmhh.. Shhh.. Wwoohhh.. Sempitnyaahh bokongmuhh sayaanghhh.. Mmhhh.. Aaahhh..Bikin mas ketagihaannhh.. ujar Amin sambil mendongak merasakan nikmatnya jepitan anus Sulwa.
Semuanya berawal setelah Amin selesai dari menggarap para Santriwati bu Vyrna. Setelah keluar hotel, ia mengecek HPnya dan mendapati banyak sekali notifikasi WA dari Sulwa. Karena hari itu adalah hari terakhir sebelum UAS, maka Sulwa pun ingin menghabiskan waktunya dengan Amin, bukan dengan buku-buku literatur kuliah.
Sulwa : Mmmhh.. terserah mas Amin ajah kemanah.. Sulwa mah ngikut.. ucap Sulwa yang sudah mulai bercadar.
Malam itu ia mengenakan setelan abaya dan khimar warna dusty pink dengan cadar tali yang juga senada. Kulit putih cantik khas akhwat Thailand semakin menampakkan kecantikan dan keanggunan Sulwa yang duduk menyamping di belakang Amin.
Amin : Ga biasanya nih ngajakin jalan-jalan malem gini sayang?? Tanya Amin yang mengendarai motornya menuju arah pusat kota Jogja.
Sulwa : Yaa kan kapan lagi?? Toh daripada Sulwa pusing di kosan.. lagian kangen sama mas Amin.. seharian kan belum cium bau badan wangi mas Amin.. hihihih.. jawab Sulwa sambil mendekap erat Amin.
Amin : Ahahah.. trus kemana nihh?? Tanya Amin yang juga belum punya arah tujuan.
Sulwa : Terserah mas Amin ajaahh.. pokoknya Sulwah ngikuutt.. jawab Sulwa yang terdengar begitu senang bisa bermesraan dengan kekasihnya yang baru saja menggagahi banyak santriwati.
Amin : Okee deehh.. jawab Amin yang juga terdengar bersemangat setelah mendengar suara kekasihnya ditambah kekenyalan yang ia rasakan di punggungnya.
Tujuan utama Amin adalah berjalan mengitari Ring Road Jogjakarta. Mulai dari perempatan Jakal ke arah barat. Bukan masalah destinasi, tapi waktu yang ia habiskan bersama kekasihnya, itulah yang paling berharga bagi Sulwa dan Amin. Sepanjang perjalanan mereka berdua saling berbicara layaknya pasangan yang sudah lama tak ketemu. Memang, besok paginya, Sulwa dan Amin akan menghadapi UAS dan setelah UAS akan ada libur panjang sekitar 1 bulan. Sulwa sangat paham kalau mereka akan berpisah cukup lama saat liburan nanti sehingga ia ingin menghabiskan waktunya bersama Amin semaksimal mungkin.
Amin : Mampir makan dulu yu sayang.. sekalian sholat Maghrib.. ujar Amin sembari menunjuk ke arah warung Sate Klathak yang cukup terkenal di Jogja yang juga bersebelahan dengan masjid.
Sulwa : Emmm.. Bole dehh.. Sulwa yang bayarin yaahh.. jawab Sulwa yang terus mendekap Amin.
Amin : Eehh.. jangan.. mas aja..
Sulwa : Ngggaa.. kan mas Amin udah sering bayarin Sulwa.. gantian dong.. jawab Sulwa sambil mencubit hidung Amin.
Amin : Aaawhh!! Yaaudah deh.. sekali ini aja yaaa.. jawab Amin yang dalam hatinya ia juga merasa senang bisa makan gratis.
Sate Klathak menjadi pilihan Amin yang memang belum terbiasa dengan makanan Jogja yang kenikmatans, sementara Sulwa lebih memilih tongseng karena kaya akan rempah-rempah, mirip dengan makanan Thailand. Meski tertutup cadar, khimar, dan abaya, namun hampir setiap lelaki yang ada di warung pasti melirik ke arah Sulwa. Begitu pula ketika di masjid, setiap ikhwan pasti melirik ke arah Sulwa karena keindahan kulitnya yang nampak dari punggung tangan dan dahinya.
Amin : Ehemm.. Ehemm.. tegur Amin sambil memakai sepatunya.
Sulwa : Ehh.. Kenapa mas Amin..?? Tanya Sulwa yang sedang membenahi cadarnya dan tetap terlihat anggun.
Amin : Udaaahh.. ayok cepetan.. jadi artis lama-lamaaa.. jawab Amin agak kesal.
Sulwa : Maksudnya gimana mass..?? Tanya Sulwa yang segera berjalan menuju Amin.
Amin : Tuuhh.. pada liatin Sulwaku sayangg.. diiihhh.. siapa mreka!?? Pfftt~ ucap Amjn sambil menyalakan motornya.
Sulwa : Ahahah.. Mas Amin sayaanngg.. lucu banget siihh.. jawab Sulwa sambil mendekap erat Amin karena gemas.
Amin : Yaaa iyalah.. nyarinya susah.. pake ditabrak motor segala dulu.. eehh.. keenakan mereka gak modal tapi bisa liat-liat cantikku ini.. wwuuu.. ujar Amin yang kesal.
Sulwa : Iyaahh.. Maaf mas Amin sayang.. Uuuwhh.. kayaknya ada yang uda kangen banget nih sama goyangan Sulwa yaahh..?? Jawab Sulwa sambil meremas rudal Amin.
Amin : Wwoo.. Woooo.. Wwwwoooooowww.. agresiff yaaahh..?? Tau aja nih cara bikin mas lengket.. ujar Amin yang tak sadar kalau tangan kanan Sulwa sudah melesak masuk ke sirwalnya dan tengah asik meremas-remas.
Sulwa : Hihihih.. mas Amin ga sukaaaa..?? Tanya Sulwa yang menggoda Amin sambil menempelkan erat dadanya ke punggung Amin sementara tangan kirinya melingkar di pinggang Amin.
Kode keras dari sang kekasih membuat Amin harus mengambil keputusan cepat. Arah laju kendaraan pun ia ganti menuju puncak kaliurang tempat dimana ia pertama kali merasakan gurih dan legitnya jepitan liang surgawi akhwat Thailand itu. Sulwa pun semakin intens mengocok perlahan rudal Amin yang mulai mengeras. Meski malam hari, namun aktifitas yang Sulwa lakukan bisa dilihat dengan cukup jelas bagi setiap kendaraan yang berpapasan dengan mereka. Apalagi saat di Traffic Light, Sulwa sama sekali tak mengendorkan intensitasnya dalam merangsang syahwat Amin.
Sulwa : Hmmfhh.. mffhh.. Mchh.. Mchh.. Mffhh.. Masshh.. Amminnhh.. Mmfhh.. Mcchh.. Mfhhh..
Amin dengan tanpa ragu segera melumat bibir Sulwa dengan pagutan liar sesaat setelah ia menutup pintu kamar yang mereka sewa. Bahkan penjaga hotel kelas ‘Melati’ tempat mereka menginap tak bayak bertanya soal hubungan keduanya. Mungkin karena Amin yang mengenakan setelan khas Ikhwan dengan ciri jenggot dan celana cingkrangnya sementara Sulwa yang terlalu ‘indah’ di mata sang penjaga hotel meski terbalut set abaya dan cadar, yang membutakan lelaki itu dari meneliti detil lebih jauh pelanggannya.
Sulwa : Mmchh.. Mfhh.. Mfhh.. Aaahhh.. Sshhh.. Massshh.. Mmnhhh.. desah Sulwa sambil menatap nakal Amin saat Amin menampar dan mencengkram kuat bokongnya.
Amin : Hohoh.. kenapah sayang?? Ga biasanya nih Sulwaku se-agresif inih..?? Maunya diapain nihhh..?? Kalo nakal giniih wajib dihukum sih yaaa.. ujar Amin sambil mendekap Sulwa dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya terus meremasi bokong bulat Sulwa yang tertutup abaya.
Sulwa : Aawhh.. Mmmhh.. Massh Amin sihh ngangeninnhhh.. Mmngghh.. jawab Sulwa sambil merangkul leher Amin.
Sulwa : Mmhh.. Maunyaahh.. Sulwahh diperkosaa mas Aminnhh.. dihukumm yang kasaarhhh.. Sshhh.. bisik Sulwa ke telinga kiri Amin.
Tak perlu kata-kata yang panjang lebar untuk membuka pintu ‘penjara setan’ dalam diri Amin. Bak Singa yang sudah terlalu lapar dan didepannya disajikan daging segar, Amin dengan beringasnya langsung mencupangi dan sesekali menggigit leher Sulwa. Sulwa hanya bisa mendesah dengan kepalanya mendongak sementara kedua tangannya meremasi kepala Amin saat syahwat mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Kedua tangan Amin meremasi bokong Sulwa yang terasa kenyal sempurna dan siap untuk digempur.
Sulwa : Oowhh.. Sshhh.. Aaahhh.. Masshh Aminnnhh.. Mmhh.. Enaknyahh.. Aahhh.. Isepph Masshh.. Ooohhh.. Nakallhhh.. Teruss mas Amin sayangghh.. Mmhh.. Sshhh.. Aawwhhh.. Aaahh.. Mmhh.. Ooohhh gelihhh.. Aahhh.. Enakkk.. Enak bangethh.. Mmhhh.. Shhh.. Maassshhh.. Ooohhh..
Desahan dan desisan Sulwa semakin menjadi saat Amin kini agak membungkuk karena menikmati kedua bongkahan toket 40C. Abaya tipe busui friendly membuat Amin mudah untuk segera melepas gunung kembar sang kekasih dari sangkarnya. Sulwa pun aktif membantu Amin untuk menikmati setiap mili dari tubuhnya dengan menyingkapkan khimar jumbonya ke belakang.
Amin : Mmchh.. Mchh.. Mmfhh.. Enak ya sayanghh?? Hmmfhh.. srrpptt.. srrrptt.. mmchh.. Srrpptt.. Mmffhh..
Lidah Amin semakin terlatih untuk menggilir kedua putting pink Sulwa yang memang sudah menjulang tinggi. Rasa geli bercampur nikmat melanda Sulwa tiap kali Amin menghisap kuat dan memainkan lidahnya. Semuanya memuncak saat Amin secara bersamaan mengulum dan menggigit mesra puttingnya dibarengi remasan lembut kedua tangan kekar Amin.
Sulwa : Aahh.. Maashh.. Aahhh.. Ssshhh.. Ooohh.. Mmhh.. Awwhhh.. Mmhhh.. Nghh.. Oohhh.. Nikmathh bangeth masshh.. Aaahhh.. Mmmmnghhhhhhh..!!!
Srrrr.. Ssrrrrr.. Ssssrrrrrrrr..
Lenguhan panjang Sulwa tak tertahankan saat serambi lempitnya berkedut kuat menyemburkan cairan surgawi. Klimaks pertama yang ia rasakan begitu kuat hingga kedua tangannya mendekap kuat kepala Amin sementara ia menggigit bibir bawahnya. Kedua kaki Sulwa bergetar hebat yang membuatnya hampir-hampir tak mampu berdiri. Sebagian abaya yang ia kenakan nampak basah oleh cairan surgawinya yang menembus CD yang ia kenakan.
Amin : Mfffhh.. Mmhh.. Enak bangeth yah sayang..?? Keluarnya banyak banget kayaknyahh.. hahah.. ujar Amin yang puas melihat Sulwa klimaks lebih dulu.
Sulwa : Nnghh.. Sshhh.. He’emhh.. Gantiaannhh.. ujar Sulwa yang kemudian berlutut dan cepat-cepat menarik lepas sirwal Amin.
Plop.. rudal panjang besar dan berurat Amin nampak gagah di mata Sulwa yang sudah dipenuhi syahwat. Dengusan berat nafas Sulwa terdengar cukup jelas di mata Amin. Dengan penuh nafsu, Sulwa membenamkan wajah bercadarnya di zakar Amin sambil menatap nakal kekasihnya. Tangannya yang lembut mengocok perlahan rudal Amin yang membuat Amin merem melek.
Sulwa : Mmhh.. Ssshh.. Ganteng banget sih rudalnya masshh.. Sshh.. Mmhhh.. Aaahhh.. Bikin Sulwahh ketagihann.. Aahhh.. Mas Aminn.. rudalnya buat Sulwah yaahh.. Sodok Sulwahh.. Uuwhhh.. Pengenhh.. Aahhh.. pasti gurih bangetthh.. Aaahh.. Sulwa emut yaaahh.. Haaeemmffhh.. Mmfhh.. Mfhfhh.. Ockk.. Ockkk.. Mffhh.. Mfffhh..
rudal 22cm Amin melesak cepat menyusuri kerongkongan setelah Sulwa membakar birahinya. Amin sendiri keheranan sejak kapan Sulwa belajar kata-kata ‘panas’ seperti itu. Ditambah lagi sepongan Sulwa begitu liar nan nikmat, tak seperti biasanya yang lebih kalem. Namun justru hal itu membuat Amin lebih menikmati keliaran yang ia impikan.
Amin : Beehh.. Belajar dimanah ngomong gituhh sayaanghh..?? Bikin mas makin nafsu ajahh.. Oooohhh.. mmhhh.. Iyaaah teruuss.. gituuh sayaang.. maju mundur terus kepalamu sayaangh.. Aaahh.. Nikmat bangeth sayaanghhh.. ujar Amin yang dibuat merem melek oleh kocokan mulut Sulwa.
Tangan kanan Amin mencengkram lembut kepala Sulwa yang masih tertutup khimar layaknya seorang Raja pada budaknya. Amin tak pernah membayangkan sebelumnya kalau ia akan mengalami hal ini dimana seorang akhwat bercadar tengah berlutut merendahkan dirinya hanya untuk kenikmatan sebatang rudal menyesaki tenggorokannya sementara ia sendiri berdiri tegap dengan kuasa penuh atas sang akhwat.
Kedua tangan Sulwa kini beralih mencengkram bokong Amin dan menariknya seakan ingin agar rudal Amin masuk lebih dalam lagi. Cadar tali pink peach yang menutupi wajahnya terlihat basah kuyup oleh liurnya sendiri. Amin sudah tentu paham akan sinyal yang Sulwa berikan. Tak perlu menunggu lama, kedua tangan Amin segera mencengkram kuat kepala Sulwa dan..
Sulwa : Mfhh.. Mfhh.. MMFFFH.. MFFHH.. OCKKK.. OCKK.. UHUKK.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. OCKKK.. ACCKK.. MFFFHH.. SRRPPTT.. OCCKK.. OCKK.. MFFHHH.. MFFFFHH.. OOCCKKK..
Permintaan Sulwa untuk di perkosa pun Amin ‘ijabah’. Pinggulnya tanpa ampun menghantam wajah Sulwa bertubi-tubi. Suara decak benturan rudal Amin dengan pangkal kerongkongan Sulwa pun semakin intens dengan di barengi Mata Sulwa yang nampak sayu menikmati perlakuan kasar kekasihnya. Video bokep yang Sulwa tonton akhir-akhir ini saat merasa rindu dengan Amin telah meningkatkan pemahamannya tentang cara memanjakan rudal ikhwan. Terlebih lagi saat Amin melesakkan penuh rudalnya, justru Sulwa yang menahan pinggul Amin dengan kedua tangannya, mendekapnya agar tak bergerak. Seluruh kerongkongan Sulwa mekar maksimal karena disesaki rudal jumbo Amin. Amin sendiri mendesis dan melenguh saat Sulwa dengan lidahnya memanjakan setiap bagian batang kekasihnya.
Amin : Ooouuhhh.. Mmhhhh.. Ssshhh.. Beda bangeth loohh Sayaaanghhh.. Aaahhh.. Makin binal aja nih Sulwakuhhh.. Ooooohh.. Enaknyaahhh.. puji Amin pada Sulwa yang terasa berbeda malam itu.
Mendengar sanjungan Amin pada permainannya membuat Sulwa semakin bersemangat untuk mengumbar semua yabg ia pelajari selama ini. Tak cukup hanya berdiri, kini berganti lokasi di mana Amin tidur terlentang bugil sementara Sulwa masih berpakaian lengkap, hanya saja bagian dada dan bagian bawahnya disingkap sehingga toket jumbo miliknya menggantung bebas dan bokongnya yang putih mulus nampak bulat sempurna. Mulut Sulwa terus menggiling rudal Amin dengan posisi doggy di antara kedua kaki Amin.
Sulwa : Mmffh.. Mffhh.. Srrphh.. mmfffhuaahh.. Ccuuhh.. Hihih.. Mmhhh.. Gurih banget sih masshh.. Aaaahh.. Bikin Sulwa makin ketagihann sama rudalnyaahh.. Ssshh.. Mmhhh.. Haaaemmfhh.. Mmffhh.. mffhh.. Ockk.. Ockk.. Occkk.. Mfffhhh.. Sssppchh.. mfhh.. Ockk.. Ockkk..
Liur kental sengaja Sulwa ludahkan ke rudal Amin sambil ia kocok perlahan. Tentu saja aksi ini membuat Amin semakin terbakar oleh birahi. Apalagi posisi Sulwa yang menungging layaknya anjing saat melakukannya, bak aksi pornstar dalam video-video porno yang pernah Amin tonton.
Blessshhh..
Sulwa : Ssshhh.. Ooooouuhhhhh.. Ssshhh.. Aaaahhh.. rudallhh.. rudallhh.. Aaahhh.. Aahhh.. Gede bangeth Masshh.. Aaahh.. Aaahhh.. Enakk.. Aahhh.. Enak banget.. Yaa Allaaahh.. Sulwa suka dienttott.. Aahh.. menggenjott.. Aahh.. rudall.. Aaaahh.. Ooohhh..
10 menit lamanya rudal Amin dimanjakan oleh mulut atas Sulwa, kini beralih ‘mulut bawah’ Sulwa yang menelan habis keperkasaan Amin seluruhnya. Lenguhan panjang dan racauan khas Akhwat yang sudah menunjukkan sisi aslinya sebagai pemuas bercinta pun tak terbendung lagi. Woman On Top menjadi pilihan awal Sulwa untuk mulai meluapkan birahinya. Tak perlu susah payah, liang surgawinya yang memang sudah banjir akan lendir khas birahi Akhwat pun menyambut rudal jumbo Amin dengan penuh nafsu. Namun gerakan ‘Downstroke’ yang Sulwa lakukan kembali membuat Amin tercengang. Biasanya kalau Sulwa diatas, ia hanya menggerakkan pinggulnya maju mundur, tapi malam itu berbeda.
SPLOKK!! SPLOKK!! SPLOKK!!
Sulwa berjongkok diatas tubuh Amin dengan tubuhnya agak condong ke depan. Kedua tangan Sulwa bertumpu pada dada Amin sehingga memudahkannya menggerakkan pinggulnya naik-turun. Meski gerakan ini lambat, namun kenikmatan yang Sulwa rasakan sungguh tak terkira. Tiap kali ia menghantamkan pinggulnya ke perut Amin, maka rudal Amin menghantam kuat pintu rahimnya. Sensasi nikmat yang luar biasa segera menjalar cepat ke seluruh syaraf Sulwa yang membuatnya semakin liar.
Sulwa : Aaah.. Aahhh.. Mmhh.. Oohhh.. Enaakk.. Aahh.. rudallhh.. Ooohh.. Gedehh.. Aahhh.. Yeshh.. Aaahh.. oounghh.. Sshh.. Nghh.. Nghhh.. Ampuunnhh.. Enak bangethh.. Aahh.. Ga.. Tahaann.. Aaahh.. Nnngghhhhhhhhh..!!!
Plop.. SEEERRRRR.. SEEEEERRRRRRRRR. SEEEEERRRRRRRRR..
Ledakan orgasme tak mampu Sulwa tahan lagi. Dengan spontan ia mengangkat tinggi pinggulnya dan semburan kuat cairan surgawi pun memancar sesaat setelah rudal Amin terlepas. Mata Sulwa terpejam sembari menggigit bibir bawahnya merasakan nikmatnya klimaks. Tak hanya itu, kedua kakinya yang putih mulus dan hanya terbalut kaos kaki hitam over-knee pun bergetar hebat. Melihat kekasihnya yang tengah orgasme, Amin dengan cekatan mengambil kaosnya untuk ia gunakan sebagai ‘lap’ agar tak membasahi sprei penginapan.
Amin : Weee.. Wuuhhh.. Sayannghh.. deres banget kayak biasanyaa yaaahh.. Aaahhahah.. Enak banget yahh..??? Apa yang bikin enak sayang?? Goda Amin sambil tangan kirinya meremas toket Sulwa yang menggantung sementara tangan kanannya masih sibuk membersihkan cairan surgawi lekasihnya yang menetes.
Sulwa : Aaaaahh.. Aannghh.. Massshh.. masihh nannya iiihh.. he’emhh bangetthh.. enaakkhh.. rudalhh.. rudal mas Amiiinnhhhh.. Oonnghh.. Sshh.. Ooohh.. Ooohhh.. rudallhh.. Aahh.. Aaahh.. Maasshh.. Aaawhhh.. Iyaahh.. Pilinhh terusshh.. Aaaaahhh.. Ya Allaahh.. Enaknyaahh.. Aahhhh.. Mmhh.. Mmhhh.. Aaahhhh..
10an detik Sulwa orgasme sebelum ia kembali melesakkan rudal Amin ke serambi lempitnya. Posisi tadi cukup menguras tenaganya sehingga kini Sulwa lebih memilih WOT konvensional. Pinggulnya mulai bergerak maju mundur menggiling rudal Amin yang terus memberinya kenikmatan. Kedua tangan Amin kini aktif meremasi toket dan memilin lembut putting pink Sulwa. Kombo rangsangan syahwat ini sudah tentu membuat kelojotan setiap akhwat yang mengalaminya. Sulwa membanting kepalanya ke kiri dan kanan, terkadang ia mendongak karena kenikmatan yang tiada tara.
Mmhh.. Ahh.. Aaahh.. Ooooooonngghhhhhhhh…!!
SEEERRRRR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEEEERRR..
Klimaks kembali menghampiri Sulwa. Pinggulnya terangkat tinggi yang membuat cairan surgawinya menyembur kuat ke arah wajah Amin. Kaos yang tadi Amin gunakan untuk membersihkan sudah basah kuyup hingga membuatnya tak peduli lagi. Malah Amin menggesekkan cepat jemarinya di serambi lempit sang kekasih ketika kekasihnya orgasme. Hal itu jelaslah membuat cairan surgawi Sulwa semakin kencang menyembur ke segala arah.
Blessshh!! Aaahh.. Ahhh.. Nghh.. Aahhh.. Capek Mashh.. Aahh.. Tapi Enakkhh.. Aahh.. Aahh..Mmhh.. Oohhh.. rudalhh.. Enak.. Ahh.. Mmhh.. Nghhhh..
7 kali sudah Sulwa orgasme di posisi WOT selama sekitar 30an menit. Abaya yang Sulwa kenakan pun sudah terbang entah kemana dan hanya menyisakan khimar dan cadar saja yang ada menutupi kecantikan Sulwa. Tubuh mulus putih kencang khas akhwat dengan toket jumbo yang menjadi ciri khas akhwat bercadar kini terpampang jelas tanpa ada sehelai kainpun yang menutupinya. Hanya kaos kaki over-knee saja yang masih menempel di kaki mulus Sulwa.
PLOKK!! PLOKKK!! PLOKKK!!
Sulwa : AAAHH.. AAAHH.. MAASSHHH.. AAHH.. NNGHH.. TERUS MASHH.. AAHH.. SODOK.. AAHH.. ENTOT SULWAHH.. AAHH.. MMHH.. NGGHH.. MENTOK.. AHH.. ENAKK.. rudal MAS AMIN ENAKK.. AAHHH.. AAAHH.. SSHHH.. AAAHHH..
Sulwa yang keletihan kini telungkup di dekapan Amin. Lenguhan, desahan, dan racauan Sulwa terdengar jelas di telinga Amin saat Amin mulai menggempur cepat liang surgawi Sulwa. Kedua tangan Sulwa mencengkram rambut Amin karena kenikmatan yang bertubi-tubi. Gerakan Amin yang begitu cepat dan liar terasa luarbiasa. Gesekan kulit rudal berurat Amin merangsang kuat dinding liang peranakan Sulwa. Ditambah lagi disetiap sodokan, rahim Sulwa selalu dihantam kuat, dan hal itulah yang membuat Sulwa ketagihan. Kedua tangan Amin mendekap erat tubuh Sulwa sehingga kulitnya yang coklat nampak kontras dengan kulit Sulwa yang putih bersih.
Sulwa : AHH.. AAAHH.. MASSHH.. OOHH.. ENAK MASSHH.. AAHH.. MMHH.. DDUHH.. MMHH.. AMPUNNHH ENAKNYAAHH.. AAAHH..MAU KELUAR LAGIHH…AAAHH.. MAS AMIIINHH.. MMNNGHHHHHH..!!!
SEEERRRRR.. SEEEEERRRRRRRRR.. SEEEEERRRRRR..
PLAKK!! PLAKK!! PLAAAKK!!
Tubuh sang kekasih yang mengejang karena orgasme tidak membuat Amin mengendorkan genjotannya. Tentu saja hal itu membuat suara decak becek benturan tubuh keduanya semakin jelas menggema. Meski masih merasa lelah, namun rasa nikmat yang terus datang bagaikan gelombang ombak membuat Sulwa terus terjaga dan mendesah semakin kuat. Bibir serambi lempitnya semakin kuat mencengkram batang kejantanan Amin yang tampak sangar menggagahi liang surgawi Sulwa. Bahkan terlihat jelas bibir serambi lempit Sulwa ikut tertarik keluar masuk mengikuti gerakan rudal Amin.
Sekitar pukul 23.05, Amin mengerang kuat dan menyemburkan seluruh sperma kentalnya ke rahim Sulwa. Sebenarnya ia tidak mau melakukannya, tapi karena Sulwa yang terus meracau hingga akhirnya membuat Amin semakin kesetanan menggenjot selakangan putih mulus Sulwa yang membuatnya tak mampu mengontrol ejakulasi yang datang menerpa.
Sulwa : AGHH!! AGHH!! MASS.. OHHH!! rudalLHH.. rudalLHH..!! SODOK MASSHH.. AWWHH.. PAKAI SULWA SEPUASNYAAHH.. AAHH.. MAS AMINNHH.. AAAHH.. KLUARINN DALEM AJAAHH.. HAMILIN SULWAAHH.. AAAHH.. SIRAM PEJUHNYA DI DALEEMHH.. .MHH.. MHHHH.. MMMHH.. MMMNNNGGGHHHHHHHH..!!!
Amin : AGHH!! AGHH! MAKIN BINAL AJA NIH SAYANGKUUHH..!! NGHH.. NGHH.. OKEEEHHH!! HMNNGHHHH!!
CROOOTT.. CROOOTT.. CRROOTTT.. SEEEERRR.. SEEEEERR.. SEEEEEEEERRRRRRR..
Amin mendekap kuat Sulwa dengan posis missionary sambil melesakkan rudalnya seluruhnya hingga menghantam total pintu rahim Sulwa. Sulwa sendiri mendekap dan mencakar punggung Amin saat ia merasakan kenikmatan hangatnya sperma Amin di rahimnya dibarengi dengan orgasmenya yang entah sudah berapa puluh kali. Hampir 2 jam lamanya Amin menggenjot Sulwa hingga kelelahan yang amat sangat menghampiri keduanya yang membuat keduanya tertidur saat itu juga dengan rudal Amin masih menyesaki liang surgawi Sulwa.
Sekitar pukul 03.30an Amin terbangun karena merasakan sensasi hangat di rudalnya. Dan benar saja, Sulwa sudah kembali mengulum rudal Amon yang masih lemas dengan lahapnya. Posisinya yang tiduran miring di sisi kiri Amin dengan kepalanya berbantalkan perut Kekasihnya membuat Sulwa bisa nyaman dalam melakukan foreplay.
Amin : Mmmhh.. Sshhh.. Pagi sayanghh.. udah laper aja nih..?? Wuuhh.. ngimpi apa semalem bangun-bangun kok langsung nyosor giniiihh..?? Tanya Amin sambil membelai kepala Sulwa.
Sulwa : Mmhh.. Mffhh.. Mfhh.. Mcchh.. Srrptt.. Srrpptt.. Mffhh.. Sshh.. Eemmhh.. Gatauhh.. hihih..lucu ajah liat titit mas Amin pas lemes gituuhh.. nih udah gedeh lagii.. bikin Sulwah jadi ga tahan pengen emutthh.. Haeemmfhh.. Mffhh..Mffhh.. Mmchh.. Ssrppt.. Mchh.. Ockk.. Ockk.. Ockkk.. Ockk.. jawab Sulwa sambil tangan kirinya meremas-remas zakar Amin sebelum kembali menelan seluruh rudal Amin yang mulai mengeras.
Amin : Hohoho.. Duuhh.. padahal hari ini udah mulai ujian yah sayang.. Aahh.. sinihh.. mas juga mau sarapan serambi lempit kenikmatans Sulwakuhh.. jawab Amin yang kemudian menarik selakangan Sulwa dengan tangan kirinya.
Sulwa dengan tanggap segera memposisikan dirinya untuk doggy di atas tubuh Amin tanpa melepas kulumannya. Meski lampu ruangan remang-remang, namun serambi lempit pink sempit Sulwa tetap terlihat cantik menawan. Tak hanya Amin, setiap ikhwan yang melihatnya pasti akan langsung luluh lantak imannya dan tak mampu menahan gejolak tegangan yang menghampiri selakangan mereka.
Amin : Hhmmfhh.. Wangiihh.. Cantik.. Legit.. kenikmatanss.. Aahhh.. Memang serambi lempit Sulwakuh ga ada bandingnyaahh.. Mmffhh.. Sluurrpphh.. Mcchh.. Mchh.. Mcchh.. Sllrrptt.. Slllurrptt.. Mmffhh..
Kedua tangan Amin mencengkram bokong bulat putih mulus Sulwa saat ia mulai mendaratkan jilatan pertamanya. Sapuan lidah Amin yang sudah begitu banyak membuat para akhwat bercadar orgasme kini mulai beraksi kembali menghantarkan kekasihnya menapaki tangga syahwat. Desahan dan erangan tertahan mulai terdengar diantara decak becek rudal Amin yang menggagahi kerongkongan Sulwa. Merem melek Sulwa menikmati permainan lidah Amin yang begitu lihai. Menyapu bersih setiap lendir birahi akhwat yang mengalir karena rangsangan birahi yang kuat. Mulai dari kelentit, naik menyapu lembut diantar kedua labia mayora tipis Sulwa, dan berakhir dengan menyodok-nyodokkan lidahnya ke pintu liang surgawi akhwat Thailand itu. Rasa geli, nikmat, bercampur penasaran karena menginginkan lidah Amin untuk segera mengobok-obok liar dinding liang surgawinya, bergolak kuat di dalam diri Sulwa.
Sulwa : Mmfhh.. mmffhh.. Ockk.. Ockk.. Mfffhh.. Aaahh.. Mmaaaashh.. Aaaahh.. nakal bangethh.. Aaahh.. enak Masshh.. Mfffhh.. Mmffhhh.. Occkk.. Ockk.. Ockkk.. Elelemphtt.. Occkk.. Ockkk..
Sulwa berupaya mengimbangi terampilnya lidah Amin merangsang dirinya. Naik turun, memutar, terkadang Sulwa menelan seluruh rudal Amin dan menggunakan lidahnya untuk membelai lembut batang rudal Amin yang memenuhi kerongkongannya. Namun itu semua tetap tak mampu menandingi kenikmatan tarian lidah Amin yang kini mulai menggali liang surgawinya. Seluruh dinding serambi lempitnya terasa dimanja oleh lembutnya lidah Amin namun liar. Sebuah rasa yang tak mampu digambarkan. Hanya desahan dan rintihan nikmat yang menjadi bukti apa yang ia rasakan.
Sulwa : Mffhhh.. Mffhh.. Nggfffhh.. Mmcchh.. Ssshhh.. Aaahh.. Maashhh.. Aaahhmm.. Mmfhh.. Ockk.. Occkk.. Ockkk.. Ockk.. Mfffhh.. Mmmfffhhhhnnggghhhhh..!!
SEEERRR.. SSEEERRRRR.. SEEEEERRRRRR..
Erangan tertahan Sulwa cukup kuat terdengar berbarengan dengan derasnya cairan surgawi yang menyembur saat ia mencapai orgasme pertamanya. Seluruh pinggul dan kakinya bergetar hebat, matanya kendelik keatas seakan seluruh nyawanya terbang mengikuti kenikmatan yang menerpa. Bukan hanya karena tarian lidah Amin yang bertubi-tubi, namun saat Amin iseng melesakkan telunjuknya menembus sempitnya anus Sulwa itulah, akhwat Thailand ini tak mampu lagi menahan hentakan birahi yang memuncak.
Amin : Mmmmhh.. Srruupp.. Glekk.. Glekk.. Mmhhh.. Sssrpphh.. Aaahhh.. tau aja nih sayang kalau mas lagi hausshh.. hahaha.. ucap Amin menyindir Sulwa sambil menikmati lezatnya cairan orgasme kekasihnya.
Sulwa : Aaahhh.. Maaasshh.. Mmnhh.. Maafhh.. Ga sengajaahh.. Keenekan sihh mas Amin jilatinnyaahh.. Uuwwhh.. jawab Sulwa yang kini sudah mengambil posisi reverse cowgirl dengan memunggungi Amin.
Blessshhhh..
Sulwa : Aaaaaaaahhhhhhh.. Ssssshhh.. Kontoolllhh.. Mmhhh.. Sulwah goyang yaah mas Aminn.. Ssshh.. Aaahh.. Aaahhh.. Nngghh.. Oooohhh.. Gedenyaahh.. Enakk.. Aaaahhh.. Awwwwhh.. Ssshh.. Mmhhh.. Ooohhhhh.. Mmmhhh.. Aaaahh..
Pinggul Sulwa mulai bergerak maju mundur secara perlahan namun pasti. Tiap kali ia menggerakkan pinggulnya maju, rudal Amin yang keras layaknya batu menekan penuh perut dan G-Spotnya. Kedua tangan Sulwa dengan aktif meremasi toketnya sendiri dan nampak sangat erotis. Rambutnya yang panjang hitam tergerai indah kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus tanpa cela. Amin sendiri hanya terlentang dengan kedua tangannya ia lipat dan menjadi bantalan untuk kepalanya sambil menikmati waktu tahajjud dengan pelayanan dari kekasihnya.
Sulwa : Mmhh.. Oowhh.. Ssshh.. Ooohh.. Ooohhhh.. Ssshh.. Oowwhh.. Mmhhh.. Enakk masshh.. Aaahhh.. Adduhhh.. Aaahhh.. mau keluarh lagiihh.. Aaahh.. Aaahhh.. Aaaahhnnggghhhh..!!
Kedua tangan Sulwa bertumpu ke belakang pada perut Amin sehingga membuat tubuhnya agak condong ke belakang. Orgasme kuat menyambar cepat yang membuat pinggul Sulwa secara refleks terangkat dan Plop.. SEEEERRRRRRRR.. SEEEEERRR.. SEEEEERRRRR…
Mata Sulwa terpejam merasakan nikmatnya orgasme keduanya. Cairan surgawinya menyembur kuat hingga membasahi dinding ruangan penginapan. Kembali tubuh, kaki, dan setiap persendian Sulwa dilanda kejang yang sangat. Selama beberapa detik Amin membantu menopang tubuh Sulwa yang tengah didera orgasme.
Sulwa : Mhh.. Ssshh.. Aaahh.. Maashh Aamiinnhh.. Uuwwhh.. Nghhh.. Aaaaaahhh.. Sshh.. Ohhh.. Ohh.. Aaahh.. AHH.. AHHH.. OOHH.. MANTABH MASHH.. AAHH.. AAHH.. rudalHH.. AAHH.. ENAK MASHH.. AWWHH… OOHH.. OHHH.. OHHH.. TERUSHH AAHH.. GEDEHH.. AAHH.. ENAK.. AAAHHH..
Tak mau membuang waktu, Sulwa kembali melesakkan rudal Amin ke liang surgawinya. Posisi Overtuned membuat Sulwa tak bisa bergerak cepat ditambah lagi tubuhnya yang masih keletihan setelah orgasme. Amin yang sudah tak bisa menahan gejolak birahi dengan cepat mengambil alih kendali. Ia sedikit mengangkat bokong Sulwa dengan kedua tangannya mencengkram bongkahan bokong bulat Sulwa. Dan.. PLOKKK!! SPLOKKK!! SPLOKKK!! PLOKKKK!! Dengan cepat dan kuatnya Amin menghantamkan pinggulnya ke bokong Sulwa yang mulai kemerahan. Sodokan Amin yang cepat dan kuat melayangkan Sulwa ke langit kenikmatan bercinta. Keras dan perkasanya rudal Amin menghantam pintu rahim, membuat akhwat cantik Thailand itu hanya bisa mendesah, melenguh, dan meracau. Toket Sulwa pun menari mengikuti sodokan Amin yang membuat suasana dingin sepertiga malam terakhir itu terasa erotis. Kenikmatan yang bertubi-tubi membuat Sulwa hanya mampu bertahan selama 5 menitan sebelum ia akhirnya melenguh panjang karena ledakan orgasme yang kembali datang.
Sulwa : AAAHH.. AAAHHH.. OOOHH.. AMPUNHH.. AAHHH.. ENAKNYAHH.. AHH.. AHHH.. OHH.. OHHN.. SHHH.. KONTLLHH.. MMHH.. MMHH.. OOOHHH.. HEENNGGHHHHH..!!!
PLOP..!! SEEERRR.. SEEEEERRRRRRRRR.. SEEEEEERRRRR..
Layaknya air bah, cairan surgawi Sulwa menyembur begitu derasnya. 5 detik lamanya seluruh tubuh Sulwa kelojotan setelah serambi lempitnya berhenti memuntahkan cairan surgawi. Meski belum tuntas merasakan orgasme, Sulwa kembali melesakkan rudal Amin ke serambi lempitnya yang pink merekah karena desakan gelora birahi.
Sulwa : Aahh.. Ahh.. OOOOOHHHHHHH.. SSHH.. AAHH.. AHHH.. MHH.. OHHH.. rudalHH.. GEDEH MAASHH.. AAHH.. MAS AMINNHH.. OHHH.. TERUS MAASHH YANG KASARHH.. AAHH!! AHH!! OOHH!! MMMHH!! NNGHHH!! NIKMATHH.. AAHH!! OOHH!! SSHH.. OHH..!! OHHH!! OHH..
Ronde kedua Sulwa dengan posisi Overturned dihiasi oleh lantunan pujian khas waktu tahajjud yang biasa dilantunkan dari speaker-speaker masjid. Perpaduan yang kontras antara suara kenikmatan zina yang beradu dengan lantunan lembut pujian agamis untuk membangunkan insan-insan yang tengah terlelap dalam tidurnya. Toket Sulwa terus bergoncang kuat, bahkan tak jarang keduanya saling berbenturan. Sementara bokong putih bulat Sulwa berubah kemerahan menahan kuatnya gempuran Amin. Kepala Sulwa menengadah dengan mata terpejam sementara mulutnya menganga menikmati setiap sodokan Amin yang kuat dan cepat.
PLOKK!! PLOKKK!! PLOKKK!!
Sulwa : AAHH!! AHHH!! OHHH!! MASHH!! AAAHH!! AWWHH!! SSHHH.. OHH.. NGGHH.. OHHH!! AAAHH!! rudalLHH!! AAHHH!! NNGHH!! AAAHH!! KELUAR LAGIH MASSHH.. AAHH!! GA TAHAANHH!! AAAAANNGHHHHHHH..!!!!
PLOP!! SEEEERR.. SEEEERRRRRRRR.. SEEEEEERRRRR…
Pinggul Sulwa kembali menjulang dengan ditopang kedua kakinya. Kelentitnya nampak mencuat seiring dengan derasnya semburan klimaks yang entah sudah keberapa kalinya Sulwa alami pagi itu. Selama 8-10 detik tubuh Sulwa terus mengejang, memuntahkan seluruh cairan surgawi yang sudah membasahi hampir seluruh ruangan kamar sebelum kemudian ia terhempas lemas diatas tubuh Amin.
Amin : Udah capek banget sayang..?? Tanya Amin sambil meremasi kedua toket Sulwa dari bawah.
Sulwa : Hhh.. Hhh.. Mmhh.. Capek Mashh.. tapi enakk.. Uuwhh.. Mas Amin belum keluar yaaah..?? Jawab Sulwa dengan nafas tersengal-sengal.
Amin : He’emh nih.. gimana yaahh..?? Tanya Amin dengan nada menggoda.
Sulwa : Uuwwhh.. maaf mas yaahh.. Sulwa ga bisa bikin mas Amin puashh.. Hhh.. Mmhh.. trus gimanah..?? Mas Amin maunya apaahh..?? tanya Sulwa mengiba.
Amin : Mmm.. Aahh.. Ga jadi dehh.. ntar dek Sulwa gamau.. jawab Amin yang tangan kanannya sudah mulai turun dan menggesek serambi lempit berlendir Sulwa.
Sulwa : Aaahh.. Sshh.. Mashh.. Ngomong ajahh.. pakai Sulwa semau mas Aminn.. Sshh.. Mmhhh.. jawab Sulwa sambil merem melek merasakan jemari Amin yang bermain-main dengan kelentitnya.
Amin : Seriusan sayangh..??
Sulwa : He’emmhh.. mas Amin sayaanghh.. apa ajaahh.. Jawab Sulwa yang sudah kembali birahi.
Amin : Mas mau cobain yang iniihh sayaanghhh.. ujar Amin sambil jemari tangan kanannya mengusap-usap anus Sulwa.
Sulwa : Aaahhh.. mashh Aminnn.. kirain mas Amiinnh ga bakalan mintaa.. Sulwa udaah nungguin dari lamaaa bangethhh.. hihihih.. jawab Sulwa yang juga penasaran dengan rasanya secara langsung.
Amin : Loohh.. Dek Sulwa sayang juga pengen cobain?? Uhuuyy.. jawab Amin kegirangan.
Sulwa : Iya lohh mas sayaanghh.. jawab Sulwa yang kini sudah tengkurap di atas tubuh Amin dan mulai mencumbu bibir Amin.
Dahulu, sebelum mengenal Amin, Sulwa termasuk akhwat pendiam di kelasnya. Tak ada yang mengenal kepribadian asli Sulwa. Meskipun banyak ikhwan yang mencoba mendekatinya, tapi karena pendiam, akhirnya tak ada yang berhasil mendapatkan hati Sulwa. Hanya saat ia pindah ke Yogyakarta dan bertemu Amin, entah kenapa hatinya begitu mudah oleh takluk oleh ikhwan yang biasa-biasa saja secara fisik. Di dalam diamnya, Sulwa sudah banyak menonton video-video porno karena temannya saat masih SMP, namun untuk bisa melakukan bercinta secara langsung ia masih sangat takut, hingga akhirnya malam itu datang. Malam disaat semuanya terbakar oleh birahi karena video yang ditayangkan oleh kakak tingkat mereka, Ukhti Nadia dan Ukhti Hafshah, yang membuat gelora dalam diri Sulwa akhirnya bisa tersalurkan.
Sulwa : Ssshh.. Gimana mash sayanghh..?? Mmhhh.. tanya Sulwa yang sudah nungging dengan bokongnya yang putih bulat mulus menjulang.
Amin : Nahh.. tahan dulu ginih sayanggh.. aaahh.. bercintainyaahh bokong Sulwakuhh.. jawab Amin yang sudah duduk dihadapan bokong Sulwa dengan anus pinknya yang masih sempit.
Secara perlahan, Amin mulai menjilati sekitaran anus Sulwa. Lidahnya amat lihai, mengikuti video yang pernah ia tonton tentang bagaimana memulai anal bercinta pertama kalinya. Sapuan demi sapuan terus mengitari anus Sulwa yang membuat akhwat Riau itu melenguh nikmat.
Sulwa : Ooounnnghh.. Sshhh.. Aahhh.. mass Amiinnhh.. Aaahh.. Mhh.. Ooohhh..
Desah dan lenguhan Sulwa semakin intens saat Amin mulai menjilati pintu liang bool kekasihnya. Rasa geli bercampur nikmat mulai menjalar dan memicu fantasi Sulwa. Semua video anal bercinta yang pernah ia lihat mulai melintas di pikirannya. Ditambah lagi kini Amin mulai membuka perlahan anusnya. Lidah lembut Amin menyebabkan Sulwa melayang saat menyentuh dinding dalam anusnya.
Sulwa : Oooohh.. Ooohh.. Masshh.. Aammhhh.. Mmmhh.. Ssshhh.. Geliihh.. Aaaahhh.. Enak Mashh.. Aaahhh.. racau Sulwa sambil membenamkan wajahnya ke bantal.
Amin : Mmchh.. Mchhh.. Srrupptt.. Srrupptt.. Mmhhh.. Sruppthh.. Aaahh.. Gurihnya anusmu Sayanghh.. Haemmfhh.. Mffhh.. Srruuptthh.. ucap Amin yang tengah menikmati rasa gurih anus Sulwa.
Puas dengan lezatnya bibir anus Sulwa, Amin mulai mempersiapkan jemarinya. Telunjuknya yang sudah ia basahi dengan liurnya mulai melesak perlahan membuka sempitnya liang kenikmatan sang kekasih. Desisan bercampur rintihan terdengar perlahan saat sebagian jari telunjuk Amin bersangkat di anus Sulwa. Perlahan tapi pasti, Amin mulai menggerakkan jemarinya maju mundur sembari sesekali meludahi anus Sulwa untuk menambah pelumasan.
Sulwa : Aaaghh.. Mmhhh.. Sshhh.. Masshh.. Aghh.. Agghhh.. Nnnghh.. Ooohhh.. Nnghh.. Enak Masshhh.. Mmhhh.. desah Sulwa yang terpejam merasakan jemari Amin.
Mendengar kata ‘enak’ dari Sulwa, Amin segera meningkatkan ritme sodokan jarinya sembari jemari Sulwa sendiri aktif merangsang serambi lempitnya. Slebb.. Sleebb.. Sleebb.. tak perlu waktu lama hingga Sulwa mulai terbiasa dan menikmati nakalnya jemari Amin mengobok-obok liang bo’olnya. Tak hanya satu, kini 2 jari Amin tengah sibuk menyiapkan anus Sulwa agar bisa menjadi solusi alternatif saat haid melanda.
Amin : Mas mulai yahh sayanghh.. ujar Amin yang sudah berlutut di depan bokong Sulwa.
Sulwa : Mmhh.. Sshhh.. Iyaahh.. mas Amin sayanghh.. Pelan-pelan yaahh.. jawab Sulwa yang mendesah tak sabar saat merasakan kental dan hangatnya liur Amin membasahi bibir anusnya.
Bibir rudal Amin mulai berpagutan dengan bibir anus Sulwa. Rangsangan sesaat sebelum penetrasi mulai Amin lakukan. Kedua tangan Sulwa membantu dengan menarik bibir anusnya. Sssrrrttt.. Sssrrrttt.. begitu seretnya meskipun sudah berlumuran dengan air liur Amin. Amin dibuat merem melek merasakan sensasi yang sama persis saat ia memperawani Sulwa dulu. Seret, peret, berpadu dengan pijatan jangat dinding anus Sulwa. Sensasi yang tak terbayangkan membuat Amin mendesah keenakan.
Sulwa : Aaahnnnggghh.. Maaashh.. Nnghhh.. Aaaghhhh.. Ssshhh.. Mhhhh.. Dduhhh.. Aaghh.. Pelaaannhh.. Aaahhh.. Ssssshh.. Ooowwhh… Nnghhh..
Meski sudah siap setelah merasakan nikmatnya jemari Amin, namun rudal adalah sesuatu yang jauh berbeda. Panjang 22cm dan diameter 4cm menjadikan rudal Amin termasuk dalam ukuran gigantic. Rintihan parau Sulwa terdengar jelas meski baru kepala rudal Amin saja yang berhasil masuk. Amin sendiri tak mau buru-buru dan memberikan kesempatan bagi dinding anus Sulwa untuk terbiasa. Tak lama, Amin kembali melanjutkan penetrasinya. Panas dan perih, itulah yang Sulwa rasakan ketika merasakan anusnya dibelah rudal jumbo Amin. Berbeda halnya dengan para santriwati bu Vyrna yang begitu mudahnya langsung menikmati anal bercinta. Sulwa sama sekali tak pernah melakukan latihan anal bercinta sekalipun, meskipun hanya dengan menggunakan batang sikat gigi sehingga Amin harus benar-benar bersabar.
Sulwa : AHHH..!! AHH..!! SSHHH.. OOHHH.. MAS AMINNHH!! MMHH.. ENAK BANGETH MASSHH!! ADUUHH.. ALLLAAHHH.. rudalH MASSHH NIKMATHH!! AAAHH.. AAAHHH.. TERUSSHH MAASHH..!!
Racauan Sulwa begitu lepasnya setelah ia merasakan nikmatnya anal. Terbayar sudah kesabaran Amin dalam mengajarkan anal-bercinta pada kekasihnya. 8 menit lamanya Amin harus melatih anus Sulwa secara perlahan, hingga kini akhirnya is bisa menggenjot liar liang bo’ol pink kekasihnya itu. Posisi doggy membuat sodokan Amin begitu kuat yang menghasilkan suara keras akibat benturan kedua tubuh aktifis islam itu. Toket Sulwa terus menari mengikuti sodokan Amin yang begitu cepat. Bibir anus Sulwa terlihat tertarik keluar-masuk, mendekap erat rudal sang kekasih seperti halnya cinta di antara keduanya. Tak hanya Sulwa yang merem melek keenakan, Amin pun tak henti-hentinya menampari bokong Sulwa karena kenikmatan yang amat sangat.
OOOUUNNNGGGHHHHHH..!!! SEEERRRR.. SEEEERRRR… SEEEERRRRRRRR.. SPLOKK!! SPLOKKK!! SPLOKKK!!
Lebih dari 5 kali Sulwa mengalami anal orgasm. Suara adzan subuh pun tak mampu mengiringi gilanya Amin dalam menggagahi anus Sulwa pagi itu. Racauan, desahan, dan erangan Sulwa terus bergema di kamar minimalis yang sudah penuh dengan aroma khas cairan surgawi akhwat. Berbarengan dengan suara iqomah yang mulai melantun, Amin pun tak sanggup lagi menahan klimaksnya.
Amin : ARGHHH..!! AGHH.. AGHH.. Kluarin dimanah sayaanghh..!!?? Tanya Amin yang terus menggenjot bokong Sulwa seperti orang kesetanan.
Sulwa : AGHH.. AGHH!! OHHH.. MHHH.. SSSHHH.. ANALLH.. AAHHH.. ENAK BANGETTHH.. AAAHHH.. MMMHH.. SINIHH.. MAASS AMIINNHH.. MULUTHH SULWAAHH.. AAHHH.. MAU MINUMMHHH.. SPERMA MAS AMINNHH.. OOHH.. OHHH.. OHHH..
Amin yang sudah tak mampu lagi menahan ejakulasi segera mencabut rudalnya dan berdiri sembari tangan kanannya menggenggam kuat rudalnya. Sulwa yang sudah begitu dahaga dengan kelezatan sperma pun mengambil posisi berlutut dan langsung melahap rudal Amin yang mengkilap oleh lendir anus dan liur Amin.
CROTT.. CROOOTT.. CRROOOTTTTT..
Amin mengerang dengan mencengkram kepala Sulwa yang tak berjilbab, menampilkan rambut hitam lurusnya yang acak-acakan. Cukup deras sperma kental Amin membanjiri mulut Sulwa yang juga disesaki rudal Amin.
Amin : Jangan langsung ditelan loh sayang.. sini kasi liat ke mas duluuhh.. ujar Amin sambil mencabut perlahan rudalnya setelah dikulum Sulwa beberapa saat.
Sulwa : Mffhh.. Mfhh.. E’emhh.. Aaaaakk.. mmmhh.. Haemmfhh.. Glekk.. glekk.. Aaahhh..
Sulwa membuka mulutnya sesaat dengan lidahnya yang menjulur. Menampakkan isi mulutnya yang penuh cairan putih kental Amin yang ia nantikan cukup lama. Sekitar jam 4.40 keduanya kembali terlelap tidur dengan bugil.
Sementara itu.. di sore sebelum hari esok adalah hari UAS, seperti biasa Ukhti Nadia harus berjuang menahan gejolak syahwat karena teman sekontrakannya, Ukhti Hafshah, tengah asik mengulum rudal akhi Farid di ruang tengah. Sebenarnya ia tak ingin berada disitu, tapi karena hanya ada 1 televisi, terpaksa ia harus bertahan dengan binalnya Ukhti Hafshah dalam melahap rudal akhi Farid.
Akhi Farid : Seriusan Nad kamu ga pengen punya pacar?? Yaa ga harus official gitu keliatan jalan-jalan bareng.. nih biar kayak Hafshah.. bisa dapet nutrisi rudal tiap hari.. hahah.. ujar Akhi Farid yang tengah duduk santai di sofa sementara Ukhti Hatshah bersimpuh di hadapannya dan asik menikmati sosis lezat milik sang kekasih.
Ukhti Nadia : Nggaa.. makasih.. ntar kalo udah nikah juga bisa.. emang kalian ga bosen apa gitu?? Tiap harii loohh.. jawab Ukhti Nadia dengan nada kesal sambil sibuk mengganti channel.
Akhi Farid : Sshhh.. Yaahh kalau kamu udah coba sih bakalan tau rasanya Nad.. eeh iya.. dulu waktu makrab kayaknya kamu juga udah cobain kan?? Jawab akhi Farid yang bugil sambil membelai kepala Ukhti Hafshah yang terbalut khimar segi empat mini.
Ukhti Nadia : Hehh..?? Haa..?? A.. Apaan sih..?? Ga paham maksudnya.. srius.. jawab Ukhti Nadia gelagapan.
Akhi Farid : Iya kah?? Beneran?? Kayaknya dulu aku lihat deh.. siapa yaaa?? Anak baru semester satu itu.. liar juga dia.. bisa garap dua akhwat sekaliguss.. beehh.. hahaha.. Ehh sayang, emang Nadia ga dientot dulu itu?? Ujar Akhi Farid.
Ukhti Hafshah : Mmffhh.. Mffhh.. Mcchh.. Sluurpptt.. Ockk.. Ockk.. Mfffuaah.. Sshh.. He’emhh.. dientot kok.. udah laahh Naadd.. ngaku aja.. si Hamdan kaaann?? Gede tuh rudal diaaa.. Ssshh.. aku ga bisa bayangin deh jadi kamu waktu ituuhh.. Eehh.. tapi rudal mas Fariddhh tetep yang paling nagihh.. Haaammfhh.. mffhh.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Ennnkk Bgfftt (Enak Banget).. Ockk.. Mfhh..
Akhi Farid : Naahh iya si Hamdann.. tuhh.. Hahah.. lanjut akhi Farid.
Ukhti Nadia : Aaahh.. Nggaa.. ituu Ga sengajaa.. Benerann!! Ngga tau.. isshh.. Apaan sih Hafshah.. ngapain crita-crita.. uuhh.. jawab Ukhti Nadia yang semakin kesal.
Tuuttt.. Tuuutttt.. Tuuuttt.. Drrrtt.. Drrrttt.. (Suara dering dan getar handphone)
Ukhti Nadia : Assalamu’alaykum Ukhti Della.. ucap Ukhti Nadia menjawab panggilan telepon.
Ukhti Della : Wa’alaykumsalam Warahmatullahi wa Barakatuh.. kayfa hal yaa ukhti?? Tanya Ukhti Della.
Ukhti Nadia : Alhamdulillah.. Khoyr Ukh.. afwan.. ada apa ya ukh?? Kok nelpon malam-malam gini?? Tanya ukhti Nadia sambil beranjak dari ruangan itu khawatir Ukhti Della akan mendengar suara perzinahan Akhi Farid dan Ukhti Hafshah.
Ukhti Della : Nahh iya.. Gini ukh, kan besok kita semua ada UAS nih.. nah ana mau ngajakin Ukhti buat ikutan do’a bersama untuk kesuksesan ujian kita gitu.. yaa tapi kalo Ukhti Nadia gabisa ya gapapa.. ujar Ukhti Della.
Ukhti Nadia : Oohh.. mmm.. kapan tuh ukh??
Ukhti Della : InshaaAllah malam ini ukh.. nanti ana jemput ba’da isya ya.. gimana?? Bisa ukh??
Ukhti Nadia : InshaaAllah ana bisa ukh.. trus siapa aja? Acaranya gimana?? Tanya Ukhti Nadia yang memang sedang suntuk di kontrakan.
Ukhti Della : Jadi inshaaAllah nanti rundown nya kita bakalan baca beberapa ayat Qur’an di kampung yang kita tuju, trus abis itu ada do’a bersama sekalian ada sedekahan supaya makin berkah.. nah kita undang orang-orang kampung untuk bisa ikutan.. jelas Ukhti Della.
Ukhti Nadia : Oohh.. boleh tuh ukh.. kira-kira sampai jam brapa ya??
Ukhti Della : Yaaa jam 10an udah selesai kok.. inshaaAllah.. jadi fix ya?? Nanti ana jemput..
Ukhti Nadia : InshaaAllah Ukh.. Assalamu’alaykum.. jawab Ukhti Nadia sambil menutup panggilan telpon.
Tak lama, adzan Maghrib pun berkumandang. Ukhti Nadia hendak bersegera siap-siap untuk sholat maghrib dan berpapasan dengan Akhi Farid yang sudah tampil menawan dengan setelan khas ikhwannya. Yahh tak dapat dipungkiri, Akhi Farid tetap memiliki ruang dihatinya meskipun ia telah menjadi pemuas hasrat birahi Ukhti Hafshah.
Waktu pun menunjukkan pukul 19.25 ketika iqomah isya berkumandang. Saat Ukhti Nadia hendak wudhu, ia terkejut karena Akhi Farid masih di kontrakan dan bukannya ke masjid. Yaah meskipun itu bukan pertama kalinya ia menjumpai ikhwan-ikhwan KMI yang secara terang-terangan tidak sholat berjamaah di masjid. Namun, bagi Akhi Farid yang notabene adalah ketua KMI seharusnya ia menjadi contoh bagi yang lain tentang pentingnya masjid.
Ukhti Nadia : Lohh.. kok ga ke masid akhi?? Ujar Ukhti Nadia sambil merapihkan kaosnya sementara kaki putihnya yang mulus tetap terpampang jelas karena ia hanya mengenakan hotpants tipis sepangkal paha.
Akhi Farid : Suuiiitt.. Suuiittt.. Ohh.. si Hafshah pengen sholat jama’ah bareng.. jawab Farid sambil menyingsingkan salah satu lengan bajunya setelah bersiul melihat keindahan kaki Ukhti Nadia.
Ukhti Nadia : Ohhh.. yaudah.. jawab Ukhti Nadia sambil menutup pintu kamarnya.
Sekitar jam 19.50, Ukhti Nadia mendapati WA dari Ukhti Della yang sudah menunggu di depan kontrakan. Ia pun segera menyempurnakan set abaya dan cadar yang ia kenakan. Warna hitam menjadi pilihan. Mulai dari khimar segi empat jumbo, cadar tali, dan abaya semuanya berwarna senada. Tak lupa parfum khas akhwat ia gunakan yang sebenernya bisa membakar libido ikhwan yang menciumnya secara otomatis.
Cklekk..
Ukhti Nadia : Hafshah.. Aku.. Hemm.. Lanjut dehh.. Aku mau pergi dulu.. jangan dikunci yaa.. ujar Ukhti Nadia yang sempat terkejut ketika membuka kamar Hafshah.
Ukhti Hafshah : Mmfhh.. Mfhhh.. E’emhh.. jawab singkat ukhti Hafshah karena mulutnya penuh dengan rudal.
Akhi Farid : Jangan lupa oleh-olehnya Naadd.. celetuk akhi Farid.
Yah bagaimana Ukhti Nadia tidak kaget? Ia mendapati Ukhti Hafshah tengah nungging di antara kedua kaki Akhi Farid dengan hanya mengenakan atasan mukena berwarna putih sementara di anusnya tersumpal dildo berukuran sedang. Bukan masalah Ukhti Hafshah yang sedang asik menyepong rudal Akhi Farid, namun Akhi Farid sendiri yang hanya mengenakan atasan gamis itulah yang membuat Ukhti Nadia syok. Karena ia sedang menikmati sepongan Ukhti Hafshah sambil membaca Al Qur’an.
Ukhti Della : Assalamu’alaykum Ukh.. ga lama kan nunggunya?? Tegur Ukhti Della yang berpakaian dengan setelan cadar yaman long, khima jumbor, dan abaya warna hitam.
Ukhti Nadia : Ngga kok Ukh.. yuk.. jawab Ukhti Nadia sambil menutup pintu depan kontrakannya.
Selama perjalanan, Ukhti Della menjelaskan kalau sebenarnya acara ini sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir dan dilaksanakan pindah-pindah lokasi. Biasanya diikuti sekitar 15-20 Mahasiswa dan mahasiswi. Acara ini biasa dilakukan di panti asuhan, pondok tahfidz, atau di perkampungan orang-orang miskin.
Ukhti Della : Nahh.. inshaaAllah khusus untuk malam ini kita ke lokasi baru.. disana sentralnya pemulung.. Ukhti tau sendirilah pemulung dan tukang becak itu gimana kondisi ekonominya.. dan Rosulullah juga berpesan agar kita deket-deket sama fakir miskin kan..?? Jelas Ukhti Della.
Ukhti Nadia : Mmm.. iya juga sih Ukh.. jadi ntar bakalan ada do’a bersama juga?? Tanya Ukhti Nadia.
Ukhti Della : Iya ukh.. kan do’a mereka itu yang paling penting, dan acara ‘sedekahan’ itu yang paling utama.. lanjut Ukhti Della.
Ukhti Nadia : Mmm.. Okey.. Tapi ana masih kurang faham.. btw lokasinya dimana ukh?? Lanjut Ukhti Nadia.
Ukhti Della : Hahaha.. nanti ana jelasin sambil sekalian running acaranya Ukh.. lokasinya?? Ntar kalo uda sampe sana juga Ukhti bakalan kenal beberapa orang kok.. jawab Ukhti Della yang membuatnya semakin penasaran.
Dengan mengendarai motor matik milik Ukhti Della, keduanya mulai menyusuri urat nadi perkotaan Yogyakarta. Hiruk pikuk malam Jogja sudah menjadi bagian kehidupan baru bagi Ukhti Nadia. Dipandu oleh Google Maps, keduanya diarahkan menuju jantung kota Jogjakarta. Melewati daerah dimana oleh-oleh khas Jogja di produksi, yaitu Bakpia, Ukhti Della dan Ukhti Nadia sudah semakin dekat ke arah tujuan. Tak lama berselang, disaat keduanya agak kebingungan mencari lokasi desa itu, tiba-tiba terdengar seseorang menyapa keduanya dengan suara yang tidak asing.
Pak Bejo : Assalamu’alaykum mbak Della..!! Tegur seseorang berpostur gemuk dari kejauhan di kegelapan malam.
Ukhti Della : Heemm.. Oohh.. Wa’alaykumsalam warahmatullah.. pak Bejo.. hahaha.. susah loh kita nyarinya.. ujar Ukhti Della sambil melambai ke arah pak Bejo.
Pak Bejo : Yowes biasa to?? Nek lagi pisanan mrene ki mesti bingung.. (Yaudah biasa kan?? Kalo baru pertama kali tuh pasti bingung..) jawab pak Bejo yang tampil necis dengan songkok hitam, kemeja yang hampir-hampir tak bisa menutupi perut buncitnya, serta sarung khas orang jawa kalau hendak berangkat pengajian.
Ukhti Della : Mmffhh.. Mffhh.. Mchhh.. Ngomong-ngomong pak Slamet kemana?? Kok sendirian aja?? Tanya Ukhti Della setelah berpagutan sebentar dengan pak Bejo yang beraroma rokok.
Pak Bejo : Wooo.. Wong kae lagi nyepak-nyepakke panggonan.. ehh, iki mbak Nadia yo?? Owalaahh.. ayunee jiaaann.. nganti aku pangling lhoo.. (Wooo.. Orang itu lagi nyiapin tempatnya.. Ehh, ini mbak Nadia yaa?? Owalahh.. cantiknya kebangetaann.. sampai aku lupa lhoo..) ujar pak Bejo yang langsung saja menyosor bibir Ukhti Nadia yang masih tertutup cadar.
Ukhti Nadia : He’emhh.. Pakhh.. Hmmffhh.. Mfhh.. Mchh.. Mcchh.. Aaahh.. jawab singkat Ukhti Nadia yang juga tak tau kenapa tanpa malu membalas pagutan pak Bejo.
Pak Bejo : Yawes yok.. langsung mrono wae.. iki motor parkirke kene wae rapopo.. (Yaudah yok.. langsung kesana aja.. ini motornya parkirin sini aja gapapa..) ujar pak Bejo sambil memposisikan motor Ukhti Della di tempat yang aman.
Ketiganya kemudian berjalan menyusuri lorong sempit yang cukup gelap. Aroma khas sampah dan barang bekas sudah menjadi ciri khas lokasi itu. Rumah-rumah yang sangat sederhana bahkan ada beberapa yang tak layak huni sudah menjadi pemandangan yang lumrah di desa itu. Nampak dari kejauhan ada sebuah musholla kecil, tak lebih besar dari musholla Fakuktas Teknik dimana Ukhti Nadia kuliah.
Pak Bejo : Prii.. Mreneo.. iki lho Ustadzah e wes moro.. (Prii.. Sini.. Ini lho Ustadzahnya udah datang..) ujar pak Bejo sambil melambaikan tangannya memanggil pak Supri.
Pak Supri : Ohh.. iyo.. iki to? Ngapunten Ustadzah.. monggo-monggo langsung mlebet mawon.. (Ohh.. iya.. ini ya? Maaf Ustadzah.. mari-mari langsung masuk saja..) ujar pak Supri yang selaku ketua RT di desa itu.
Setelah masuk ke dalam musholla yang berukuran kecil, sudah ada kurang lebih 30an bapak-bapak yang rata-rata umuran 50-60 tahunan. Nampak semua yang hadir berwajah ramah meskipun rata-rata semuanya berkulit hitam khas kuli jawa. Ukhti Della pun berjalan dengan sedikit membungkuk sebagai penghormatan kepada yang lebih tua. Ukht Nadia yang sama sekali tak ada pengalaman dalam acara-acara bakti sosial pun apalagi. Memang selama ini KMI sering mengadakan acara bakti sosial, tapi kalau sudah berhubungan dengan komunikasi, maka Ukhti Hafshah yang biasa jadi juru bicara.
Pak Supri : Ehm.. Tes.. Tes.. Assalamu’alaykum Warahmatullahi wa Barakatuh.. Bapak-bapak sedanten, sak derengipun monggo kito sesarengan sami ngunjukaken raos syukur dumateng Allah Subhanahu wa ta’ala ingkang sampun maringi katah kanikmatan.. (Ehm.. Tes.. Tes.. Assalamu’alaykum Warahmatullahi wa Barakatuh.. Bapak-bapak semua, sebelumnya mari kita sama-sama menghaturkan rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang sudah memberikan banyak kenikmatan..) ucap Pak Supri melakukan opening acara.
Baik Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang notabene bukan asli Jogja sudah pasti kebingungan karena bahasa yang digunakan pak Supri adalah bahasa Jawa Krama. Ini adalah bahasa yang biasa digunakan dalam acara-acara formal dilingkungan jawa. Meski Ukhti Della sudah cukup lama di Jogja, namun untuk bahasa Jawa Krama, ia sama sekali tidak menguasai.
Pak Supri : Nah.. supados mboten kedangon, pramilo wekdal saha panggenan kulo aturaken dumateng poro Ustadzah kagem nglajengaken acaranipun.. (Nah.. supaya tidak kelamaan, maka waktu dan tempat saya haturkan kepada para Ustadzah untuk melanjutkan acaranya..) lanjut pak Supri seraya memberikan kode pada Ukhti Della.
Ukhti Della : Aahh.. Maaf pak, saya tidak bisa bahasa jawa.. ucap Ukhti Della berbisik pada pak Supri.
Pak Supri : Ohh.. nggak papa mbak.. pada paham semua kok.. jawab pak Supri dengan gestur tubuh khas orang jawa.
Ukhti Della : Ohh.. baik pak.. Ehm.. Bismillah.. Walhamdulillah.. Assholatu wassalam ‘ala sayyidina Muhammad.. Wa ‘ala ‘alihi washohbihi ajma’in.. Alhamdulillah.. Bapak-bapak semua yang sama-smaa mencari ridho Allah subhanahu wa ta’ala, marilah kita sama-sama bersyukur pada Allah atas segala limpahan nikmatnya dengan mengucapkan Alhamdulillah.. ucap Ukhti Della dengan gaya elegantnya yang khas.
Tak hanya Ukhti Nadia yang terpesona dengan penampilan Ukhti Della yang begitu elegan, para audiens pun nampak antusias memperhatikan setiap kata yang mengalir lembut namun tegas dari balik cadar hitam yang menutupi kecantikan wajahnya. Caranya yang dudk bersimpuh namun tetap tegak, membuat toket 36E miliknya nampak menjulang dan tak mampu ditahan keindahannya oleh abaya syar’I yang ia kenakan. Sudah barang tentu setiap mata para bapak-bapak yang hadir tertuju ke arahnya. Ukhti Nadia sendiri memang belum paham tentang apa yang sudah direncanakan Ukhti Della.
Ukhti Della : Alhamdulillah.. untuk mengawali acara pada malam hari ini kita sama-sama ucapkan Bismillahirrohkenikmatanrrohim.. ujar Ukhti Della yang kemudian diikuti semua hadirin secara serempak.
Ukhti Della : Kemudian, untuk selanjutnya kita akan dengarkan pembacaan ayatul Qur’an dari surat Ar Rahman yang inshaaAllah akan dibawakan oleh Ustadzah Nadia.. Silakan.. ujar ukhti Della yang membuat Ukhti Nadia terkejut.
Ukhti Nadia : Ehh.. Lohh.. kok ana ukh?? Kan ga ada brief tadi soal kayak gini.. bisik Ukhti Nadia yang panik.
Ukhti Della : Naahh.. iya afwan ukhh.. kemarin ga kepikiran sihh.. dikit aja kok.. yaaa?? Yaaa?? Plisss.. jawab Ukhti Della juga dengan berbisik.
Akhirnya tak ada pilihan lain, Ukhti Nadia pun mulai melantunkan bacaan surat Ar Rahman yang pada intinya adalah kita harus banyak-banyak bersyukur atas apa yang telah berikan. Meskipun surat ini termasuk surat yang mahsyur, namun bagi bapak-bapak yang hadir, mereka tidak tau sama sekali. Dapat dilihat dengan jelas dari wajah mereka semua kalau dari semua yang hadir, hanya sekitar 10% saja yang pernah sholat, selebihnya mungkin hanya sholat setahun sekali.
Sembari Ukhti Nadia melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an, dari luar pak Slamet mulai menghidangkan teh hangat, khas sekali dengan suguhan di setiap acara-acara yang di gelar di tanah jawa. Meski ukuran toket Ukhti Nadia sedikit lebih kecil, 36D, namun posisi duduk yang tegap dan bersimpuh, jelas menonjolkan ‘kepribadian’nya yang tak kalah menarik bagi mata setiap lelaki.
Ukhti Della : Aaahh.. mata-mata itu.. sudah jelas pada nelanjangin kita.. Eemmhh.. ga kebayang dehh.. gumam Ukhti Della yang mengamati setiap pandangan dari bapak-bapak yang hadir.
Meski ini pengalaman pertama Ukhti Nadia membaca Qur’an di depan banyak orang, namun sama sekali tak terdengar nada gugup disetiap makhroj huruf. Hanya sekilas di awal saja, namun setelahnya semuanya tenggelam dalam kesyahduan dan keindahan suara sang aktifis dakwah kampus itu.
Ukhti Nadia : Shodaqallahul’adzimm.. Walhamdulillahirobbil ‘alamin.. ucap Ukhti Nadia seraya menutup Al Qur’an.
Ukhti Della : Alhamdulillah.. MashaaAllah merdu sekali yaa suaranya.. beliau namanya adalah Ustadzah Nadia.. salah satu aktifis dakwah kampus di universitas kami.. ohh iya, nama saya Della bapak-bapak semua.. hahah.. kata pepatah tak kenal maka tak sayang.. ujar Ukhti Della.
Ukhti Della : Melanjutkan ke agenda berikutnya yaitu tausiyah singkat.. Alhamdulillah.. Bapak-bapak sekalian yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala.. Tidak ada di dunia ini seorang pun manusia yang menginginkan masalah dalam kehidupannya.. setiap orang yang hidup pasti menginginkan kebahagiaan dalam kehidupannya.. kenikmatan yang terus berdatangan.. dan kelapangan hidup yang tak ada batasnya.. lamjut Ukhti Della bertausiyah dengan stylenya.
Ukhti Della : Begitulah seharusnya sebagai seorang muslim, maka kita ada kewajiban untuk menjaga sholat kita sehingga keberkahan-keberkahan akan datang ke dalam kehidupan kita.. jika sholat sudah dijaga ditambah dengan meng-istiqomahkan sedekah, maka sudah pasti Allah subhanahu wa ta’ala akan segera mendatangkan pertolongannya.. baik secara langsung maupun lewat perantaraan makhluknya yang lain.. lanjut Ukhti Della.
Dibalik anggun dan elegannya Ukhti Della dalam menyampaikan materi pengajian, saat Ukhti Nadia mengingat kembali hal-hal yang pernah ia lakuka bersama Ukhti Della saat mengumbar birahi, ia kerasa begitu ironis. Seorang akhwat bercadar yang selalu menutup rapat auratnya dari pandangan lelaki ajnabi dan juga seorang aktifis dakwah kampus berspesialisasi dalam gerakan anti pacaran dan zina, tapi ketika ada rudal dihadapannya, ia tak ada ubahnya dengan seekor anjing yang kelaparan ketika ditawarkan daging segar.
Ukhti Della : Demikian yang dapat saya sampaikan.. inshaaAllah dibelakang nanti sudah kami sediakan beberapa paket sedekah untuk bapak-bapak semua.. Dan selanjutnya kami minta do’anya dari bapak-bapak semua.. semoga ujian kami besok di mudahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan bisa mendapatkan nilai terbaik.. Aamiinnn..
Pak Supri : Ohh.. Ustadzah.. amargi saking mriki mboten enten ingkang saget mimpin donga, sisan nggih Ustadzah mawon ingkang mimpin do’a, mangke kuko sak rencang ngamini mawon.. nangin sak derenge, monggo para rawuh sedanten diunjuk rumiyin unjuk’anipun.. (Ohh.. Ustadzah.. karena dari sini tidak ada yabg bisa memimpin do’a, sekalian ya Ustadzah saja yang mimpin do’a, nanti saya dan teman-teman mengamini saja.. tapi sebelumnya, silahkan para hadirin untuk menikmati minuman dulu..) ujar pak Slamet yang kemudian semua yang hadir minum bersama tak terkecuali Ukhti Della dan Ukhti Nadia.
Ukhti Della : Baik.. Minta tolong diaminkan bapak-bapak semua yaa.. Bismillihirrohkenikmatanrrohim.. Alhamdulillahirobbil’alamin.. Assholatu wassalamu ‘ala sayyidina Muhammadin.. Wa ‘ala ‘alihi wa shohbihi ajma’in.. Allahummghfir.. Lil mu’minin wal mu’minat.. Wal Muslimin wal muslimat.. Al ahyaa.. ucap Ukhti Della mulai melantunkan do’a.
Semua yang hadir pun meng’amin’kan setiap lantunan do’a Ukhti Della meski tak bisa dipungkiri kalau setiap mata lelaki di musholla itu sudah jauh berimajinasi dengan Ukhti Della dan Ukhti Nadia. Jam memunjukkan sekitar pukul 21.40 ketika Ukhti Della selesai membacakan do’a, dan Ukhti Nadia pun beranggapan ini sudah selesai.
Pak Supri : Alhamdulillah.. acara donga sampun pungkasan.. nanging acara inti inshaaAllah badhe diwiwiti.. nggih ustadzah?? (Alhamdulillah.. acara do’a sudah selesai.. tapi acara inti inshaaAllah akan dimulai.. iya kan Ustadzah???) Celetuk pak Supri dengan menggoda.
Ukhti Della : Ahahah.. InshaaAllah.. Cuma spesial untuk malam ini saya tidak sendirian, jadi semuanya kebagian kok.. lanjut Ukhti Della yang sudah tak jenak duduknya.
Ukhti Nadia : Lohh.. Mm.. Massiihh.. Aa..daahh.. Acara lagiihh.. toohh.. Ukkhh.. Mmhh.. tanya Ukhti Nadia seraya berbisik sambil menyelipkan tangan kirinya di antara kedua pahanya karena tubuhnya tanpa disadari terangsang dengan sendirinya.
Ukhti Della : He’mh Ukhh.. Acara..nyaahh.. baa.. ruuhh.. mau dimulaihh.. Sshh.. Uda kerasa kann Ukhh..?? Jawab Ukhti Della yang juga sudah menggelinjang tiap kali putingnya menggesek abaya yang ia pakai.
Ukhti Nadia : Mmhh.. Sshh.. Iya nih Ukhh.. ke.. kenapa yaahh?? Jadi sange banget giniihh..?? Aaahh.. Sshhh.. lanjut Ukhti Nadia mencoba untuk tetap menutupi kegelisahannya.
Ukhti Della : Aaahh.. Pengen ga sih Ukh?? Cobain di gangbang gituuhh..?? Mmhh.. Shhh.. Ujar ukhti Della sambil mendekatkan wajahnya ke leher Ukhti Nadia sehingga nafasnya yang berat terdengar jelas.
Ukhti Nadia : Mmhh.. Sshh.. Gang.. Bangghh..?? Mmhh.. Yang rameehh.. rameehh itu Ukkhh..?? Sshh.. booleeehh.. Aaahhh.. Sshh.. Ukhtii Dellaahh.. Aaaahhh.. jawab Ukhti Nadia yang tak mampu lagi menahan desahannya saat Ukhti Della mulai menempelkan tubuhnya di sisi kanan Ukhti Nadia dan mulai mencumbu lehernya yang masih tertutup khimar jumbo.
Pria 1 : Wwoo.. Wooo.. Wes mulai kii.. Wuuhuuuu.. (Wooo.. wooo.. Dah mulai nih.. Wuhuuu) Sorak salah seorang bapak-bapak berpostur gemuk dengan kumis tebalnya yang langsung berdiri dan segera melepas sarungnya.
Pak Supri : Woalah.. Jiaaann.. Kowe ki wes nek urusan ngene ki paling semangat!! Sabar sekk.. (Woalah.. Jiaaann.. Kamu tuh kalo urusan kayak gini aja paling semangat!! Sabar dulu..) celetuk Pak Supri.
Pria 2 : Haaalaah.. Suweenn!! Kae lhoo wes ambung-ambungann.. wes pengen dikenthu kwi!! Hahah.. (Haaalahh.. Kelamaan!! Itu lhoo udah pada pagutan.. udah pengen dientot itu!! Hahah..) tukas bapak-bapak lainnya yang berkulit hitam yang rudal 20cm diameter 4,5cm nya sudah mengacung tegak berurat dihiasi bulu kemaluan yang super lebat.
Pria 3 : Iyolah!! Ndang wae.. wes ra betah kii.. (iyasih!! Segera aja.. udah ga tahaan nih..) lanjut bapak-bapak yang lainnya yang sudah mengocok rudalnya sendiri.
Melihat teman-temannya sudah terangsang hebat, akhirnya semua yang hadir pun serempak bugil dan mulai mengocok rudal mereka yang berwarna hitam legam dengan bulu kemaluan yang lebat-lebat. Ukhti Della yang sesekali melihat ke arah kerumunan, terbelalak saat melihat rudal-rudal berukuran jumbo itu sudah siap menghantam serambi lempitnya.
Pak Supri : Wuaahh.. wess.. angell.. angeell.. yowes lah.. gas wae sisaann!! (Wuaahh.. Udaahh.. Susahh.. Susaahh.. Yaudah lah.. Gas aja sekaliann!!) Seru pak Supri yang juga sudah tak bisa menahan syahwatnya dan langsung menyalakan MP3 Qosidahan Remix.
Semua yang hadir bersorak ketika mendengar Qosidah remix full-bass yang diputar oleh Pak Supri, ditambah lagi aksi lesbi Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang kini tenga saling berpagutan dengan duduk bersimpuh. Tangan Ukhti Della juga tak tinggal diam untuk meremasi bongkahan gunung kenyal milik adik tingkatnya. Suara dentuman bass yang dipadu oleh merdunya biduan melantunkan qosidah semakin membakar nafsu Ukhti Della dan Ukhti Nadia. Keduanya kini saling berpagutan yang membuat cadar keduanya nampak basah oleh liur. Para bapak-bapak yang hadir pun semakin bersorak ketika Ukhti Della menyibakkan khimar Ukhti Nadia dan menarik turun resleting abaya rekannya. Plop, tepat setelah Ukhti Della menaikkan Bra krem Ukhti Nadia, Toket 36D putih mulus berputing kecoklatan pun melompat keluar dari sangkarnya.
Pria 4 : COKK.. GUWEEDIII NEEEEE..!! WUEDANNN!! JAL TAK SOSOR EEE!! (COKK.. BESARNYAAA!! GILAAA!! SINI AKU SOSOR AJA!!) Ujar salah seorang bapak-bapak yang mencoba untuk menubruk Ukhti Nadia.
Pak Supri : WOEE SABARR!! OJO KESUSU!! NEK NGANTI BUBAR SESOK ORA ISO MENEHH!! Iki acarane ono urutanne.. ora waton nyludruk-nyludruk koyo asu wae!! Sabar!! Aku yo ngampet ki!! (WOEE SABARR!! JANGAN KEBURU-BURU!! KALO SAMPE BUBAR BESOK GAK BISA LAGI!! Ini acaranya ada urutannya.. nggak ngasal hantam-hantam kayak anjing aja!! Sabar!! Aku juga nahan ini!!) Tegur Pak Supri seraya menahan si bapak.
Pria 5 : Lha tross kon piye!? Wes NGACENG kabeh iki!! Biasane yoo langsung rudali wae bengak-bengok njaluk nambah.. wahahahah.. (Lha terus suruh gimana!? Udah TEGANG semua ini!! Biasanya juga langsung di rudalin aja teriak-teriak minta nambah.. wahahahah..) celetuk seorang peserta lain yang sudah tegang maksimal.
Pak Supri : Sek!! Ngko tak panduu.. pokok e manut wae.. bakalan komanan kabeh.. okey?! (Bentar!! Nanti aku pandu.. pokoknya nurut aja.. bakalan kebagian semua.. okey!?) Jawab Pak Supri sambil ikut menyaksikan adegan lesbi Ukhti Della dan Ukhti Nadia dimana Ukhti Della sudah melucuti seluruh abaya Ukhti Nadia hingga hanya menyisakan handsock dan kaos kaki over knee hitam.
35 peserta yang hadir dibuat menenggak ludah kental karena harus menahan desiran syahwat yang memuncak. Bagaimana tidak? Mereka dihadapkan dengan seorang akhwat bercadar berkulit putih bersih dengan tubuh yang kencang nan indah, ditambah dua gunung kembar yang begitu memanjakan mata dan berakhir dengan gundukan tanpa bulu di selakangannya, sudah pasti semuanya berharap agar bisa ‘melahap’ habis seluruh kenikmatan yang ada.
Pria 6 : NJINNG!! MULUSS TENAANN!! Sep.. Bojomu koyok ngono ora!?? Kwi nek nguyuh we langsung tak ombee..!! Srruppp.. segerrrr!! (NJINGG!! MULUSS BANGETT!! Sep.. Istrimu kayak gitu ngga!?? Itu kalo kencing aja langsung aku minum..!! Srruupp.. segeerrr!!) Ucap salah seorang hadirin yang melongo melihat keindahan tubuh Ukhti Nadia.
Pria 7 : Wahahah.. Bojoku rak eneng apa-apane cok!! Lah iyo.. Aku we gelem!! Bakal tak ombe uyuhe nganti resik trus tak dilati tempik’e nganti keset!! (Wahahah.. Istriku gak ada apa-apanya cok!! Lah iya.. Aku juga mau!! Bakalan aku minum kencingnya sampe bersih trus aku jilatin serambi lempitnya sampe keset!!) Jawab Rekannya yang sudah jauh berimajinasi pada Ukhti Nadia.
Musholla semakin gempar saat Ukhti Nadia berhasil melucuti juga abaya hitam yang dikenakan oleh Ukhti Della. Walhasil keindahan tubuh semampai putih khas akhwat Manado pun tak terpelakkan. Bondage-Rope warna merah yang menghiasi lekuk tubuh Ukhti Della semakin menunjukkan kebinalan dalam diri Aktifis LDK itu. Toket 36E berputing pink menjadi daya tarik tambahan bagi syahwat-syhawat liar para lelaki yang hadir. Tentu saja cadar yaman long, khimar jumbo, handsock, dan kaos kaki over-knee hitam saja yang masih menempel pada tubuh Ukhti Della, dan justru itu menambah kesan lonthe-syar’I yang kuat.
Ukhti Nadia : Mffh.. Mffhh.. Sshh.. Mffhh.. Mmchh.. Aahhfff.. Ukkhh.. Ukhtiihh.. Mmfhh.. Mfhhh.. Shh.. Mmfhhh.. Gelihh.. Mmfhhh.. Ahmmmfhh.. Enaakk.. Mmfhh.. desah Ukhti Nadia merem melek menikmati cumbuan dan terampilnya jemari Ukhti Della memanjakan putingnya.
Ukhti Della : Mmffhh.. E’emmfhh.. Mmfhh.. Ukhti Nadia jugaahhffhh.. Pinterhh.. Mmfhh.. Ssrrpp.. Mmffhh.. Ssshhh.. Mmfhh.. Mfhh.. Mmmffhh.. Aahnnffhhh.. balas Ukhti Della yang terus memagut bibir Ukhti Nadia yang tertutup cadar sambil merem melek menikmati remasan tangan Ukhti Nadia di toketnya.
Ruangan musholla yang cukup kecil namun disesaki oleh begitu bayak orang membuat suasana semakin panas. Apalagi saat Ukhti Della mulai mengulum puting Ukhti Nadia yang disambut desahan lepas akhwat kenikmatans adik angkatannya itu, seluruh orang pun bersorak. Layaknya diskotik, semua orang yang hadir sudah bugil dengan rudal-rudal jumbo mereka mengacung. Air minum yang tadinya teh pun sudah berubah menjadi Anggur Merah dan Ciu, yang merupakan minuman keras harga murah.
Pria 8 : Endi cokk Ciuu nee!!?? Tambah meneh.. Wahahahah.. Koyo ngene ki kudu kerep-kerep wae!! (Mana cokk Ciuu nyaa!!? Tambaj lagi.. Wahahahah.. kayak gini tuh harus sering-sering aja!!) Ujar salah seorang lelaki tua yang sudah dimabuk miras.
Pak Supri : Nyoohh!! Glukk.. Glukk.. Glukk.. Woaaahh.. Geerrr.. Tambah NGACENG yo raa!!?? Wes siap ki di Gasss!! Tapi Sitok-sitok seekk..!! (Niihh!! Glukk.. Glukk.. Glukk.. Woaahh.. Segerrr.. Tambah TEGANG ya kaann!!?? Udah siap ini di Gasss!! Tapi satu-satu duluu..!!) Tukas pak Supri yang baru saja menenggak Anggur Merah+ciu layaknya Air Putih.
Pria 9 : WOOEEHH!! AKU SEKK!! KENEE..!!! (WOEEEHH!! AKU DULUAN!! SINIHH..!!) Bentak salah seorang hadirin yang berperut buncit dan berkulit hitam menyeruak diantara kerumunan.
Pak Supri : Ngko sekk!! Men tambah gayeng.. jal kon karo moco Qur’an wae yok!! Hahah.. piye!? (Ntar dulu!! Biar tambah seru.. coba suruh sambil baca Qur’an aja yok!! Hahah.. gimana!?) Usul pak Supri.
Pria 7 : Wogh.. Edyaann!! Tur koyone yo joss kwi.. Yookk!! (Woghh.. Gilaa!! Tapi kayaknya joss juga itu.. yokk!!) Jawab seorang bapak-bapak yang langsung mengambil 2 buah Qur’an.
Ukhti Nadia : Aaahh.. Sshh.. Mmfhh.. Oohhh.. Ukhtiiihh.. Aaahhh.. Enaakk.. Aahhh.. Aagghhh!!! Desah Ukhti Nadia terhenti ketika salah seorang lelaki menarik khimarnya dengan kuat.
Ukhti Della : Mffhh.. Srrpptt.. Srrppt.. Mcchh.. Mfffhh.. Mmhhaahhhh!! Erang Ukhti Della yang juga terkejut karena flap cadarnya ditarik paksa ke belakang.
Pak Slamet : Naahh Ustadzah.. men Sedekahan e tambah berkah.. nyoh karo di woco Qur’an e yoo.. (Naahh Ustadzah.. Biar sedekahannya makin berkah.. Nih sambil di baca Quur’annya yaa..) ujar pak Slamet yang ternyata sudah bugil dan berdiri di belakang Ukhti Della sambil menahan flap cadar yang membuat Ukhti Della agak mendongak.
Pria 10 : Sing diwoco sing endi!? Ndang laahh!! Kesuweenn!! Ki lhoo liyane wes ngampet!! (Yang dibaca yang mana!? Cepet laahh!! Kelamaan!! Ini lhoo lainnya udah pada nahan!!) Ujar seorang bapak-bapak berkumis dan berjenggot tebal yang sudah mabuk parah.
Pak Bejo : Kwi wae sing mau di wocoo.. enak kwi.. surat opo mau?? Sing Fa bi aayi alaa kwi lhoo.. (itu aja yang tadi di bacaa.. enak itu.. surat apa tadi?? Yang Fa bi aayi alaa itu lhoo..) celetuk pak Bejo yang menarik khimar hitam Ukhti Nadia dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya meremas toket Ukhti Nadia dari belakang dengan posisi jongkok.
Pak Supri : Lahh iyo bener.. kuwi wae.. Ndang diwoco!! (Lahh iya bener.. itu ajaa.. Buruan dibaca!!) Perintah pak Supri dengan nada yang agak tinggi.
Ukhti Della : Aaghh!! i.. iyaahh.. paakk.. Aa.. Aa’udzubillah.. hii.. minassyaitooo.. nirrojiimm.. biss.. millaahh.. hirrohmaa.. nirroohiimm.. Aarrrr.. Raahhmaaaann.. ‘Allamalllffhhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mmfhh.. Mfhh.. Qqrfhhhnnn.. HffLLqqLLhhhfff (Kholaqol).. Oockk.. Occkk.. Insssffhhnnn (inssaann).. Mmfhh.. Ockkk.. Ockk..
Sesaat setelah Ukhti Nadia dan Ukhti Dilla mulai membaca Al Qur’an yang ada di pangkuan keduanya, tiba-tiba sebuah rudal legam jombo melesak masuk ke mulut keduanya. Meski terkejut, namun kuatnya birahi yang menguasai keduanya ditambah dosis obat perangsang yang over, membuat para Aktifis Dakwah Kampus bercadar itu keenakan.
Pria 1 : WWOOHHH!! MMNNGHH!! COOKK.. WUEENAAKK..!! SSHH.. WUUHH.. PUOLL!! JOSSSS!! Racau seorang bapak-bapak yang keenakan menyodok mulut Ukhti Della dengan rudal 19cm berdiameter 4cm miliknya.
Pria 2 : Nghh.. Nghh.. Wuuhh.. Iyo.. Wahahah.. Ra kodal bali ngomah ki.. lagi cangkem’e wae wes koyo tempik ngene!! (Nghh.. Nghh.. Wuuhh.. Iya.. Wahahah.. Ra bakal pulang ke rumah nih.. lagi mulutnya aja udah kayak serambi lempit gini!!) Ujar seorang yang lain yang meracau keenakan merasakan nikmatnya mulut Ukhti Nadia yang penuh dengan rudal 20cm diameter 4cm miliknya.
Pak Bejo dan Pak Slamet pun tak tinggal diam dan terus meremas serta memilin puting kedua akwhat itu. Rasa lezat rudal ditambah geli nikmat permainan jemari para lelaki ajnabi membuat serambi lempit Ukhti Della dan Ukhti Nadia tak mampu membendung lendir birahi yang deras menetes. Mata lentik keduanya merem melek tiap kali rudal besar yang menyumpali kedua mulut mereka keluar masuk cepat. Alunan suara tilawah yang seharusnya terdengar syahdu, berganti dengan suara desahan tertahan serta decak becek kerongkongan yang dihantam rudal. Liur kental tampak jelas menetes membasahi lembaran Qur’an yang terbuka tepat di bawah toket jumbo pars akhwat bercadar itu.
Pria 3 : WES GENTENAN!! WES LIMANG MENIT KWI.. KENE!! (DAH GANTIAN!! DAH LIMA MENIT TUH.. SINI!!) ujar lelaki yang lain yang segera melesakkan rudalnya yang gempal menggantikan rudal sebelumnya di mulut Ukhti Nadia.
Pria 4 : Nghh..!! WWUUHHH.. SSHHHH.. Iyo jhe cokk.. wuenaaakk tuweenaaaaannn!! (Nghh..!! WWUUUHHH.. SSSHHH.. Iya e cokk.. enaaakk buaangettt!!) Kata lelaki yang juga berperut buncit berrudal 18cm diameter 5cm yang kini berganti menyesaki mulut Ukhti Della.
Hmmfhh.. Ockk.. Ockk.. Sshhh.. Mffhhh.. Aahiiaaayyiickk (faa bii aayyiii).. aaahhaaaiirrrgii (‘aaalaaa I robbii).. Ockk.. Ockk.. Mmffhh.. Khuummaaff (Kummaa).. hukahhiihaann (tukadzzibaann).. Mfhh.. Ockk.. Ockk.. Mfhh..
Belum selesai dizinahi mulutnya, Ukthi Della dan Ukhti Nadia kini harus berjongkok. Para bapak-bapak yang lain yang tak sabar menunggu mulai mencari bagian tubuh lain yang bisa dinikmati. Alhasil dua orang tiduran dengan wajah mereka tepat dibawah serambi lempit Ukhti Nadia dan Ukhti Della. Tanpa basa-basi, lidah kasar nan liar para pemulung itu pun mulai menyeruak masuk menyusuri liang surgawi akhwat cantik manado dan rekannya.
Pria 8 : Haemffhh.. Mffhh.. Srrupptt. Mmchh.. Srrupptt.. GEERR.. EUENAAKK.. GURIIHH.. JAN TENAN BEDO RASANEE!! KOWE KABEH KUDU NJAJAL WOY!! WAHAHAH.. (Haemffhh.. Mffhh.. Srruupptt.. Mmchh.. Sruupptt. GEERR.. ENAAKK.. GURIIHH.. EMANG BENERAN BEDA RASANYA!! KALIAN SEMUA HARUS NYOBAIN WOYY!! WAHAHA..) Seru seorang bapak-bapak yang kini tengah menikmati selakangan Ukhti Della.
Pria 9 : Mfhh.. mfhh.. mfhhh.. Srruupptt.. Iyoo tenaann.. Wuuuhhh.. Mben dino kon ndilati nganti resik guweeleeemm akuuu!! (Mmfhh.. mfhh.. mfhh.. Srruupptt.. Iyaa beneran.. Wuuhh.. Tiap hari disuruh jilatin sampe bersih pun muaaauuu akuuu!!!!) Ucap seorang lelaki lain yang juga tergila-gila dengan lezatnya rasa bibir serambi lempit Ukhti Nadia.
MFFhh.. Ockk.. Occkk.. Mffhh.. Mfhhh.. MMFFHHNNGGHHH..!!!
SEEEERRR.. SEEEEERRRRR.. SEEEEEERRRRR..
Kuatnya obat perangsang yang diminum Ukhti Nadia dan Ukhti Della membuat syaraf di area-area sensitif mereka semakik sensitif. Apalagi rangsangan yang tak perah ada hentinya membuat Ukhti Nadia dan Ukhti Della beberapa kali mengejang hebat merasakan terpaan orgasme. Meski hanya facefuck dan jilmek saja yang mereka rasakan, namun para lelaki ini bukanlah sembarangan dalam membuat akhwat bercadar kelojotan. Sudah 30 menit lamanya Ukhti Nadia dan Ukhti Della digilir oleh berbagai macam rudal di mulut mereka, dan sekitar 8x sudah keduanya menyemburkan carian surgawi yang membuat karpet musholla basah kuyup. Para lelaki pezina itu pun bersorak tiap kali serambi lempit para aktifis Dakwah Kampus itu memuntahkan cairan surgawi.
Pria 10 : Mmmm.. Glek.. Glekk.. Bwuaahh.. Wuenakk..!! Legiii..!! Waahahah.. kene tak resikinee!! (Mmm.. Glek.. Gleekkk.. Bwuaahh.. Wueenakk..!! kenikmatanss..!! Wahahah.. sini aku berishinnya!!) Ucap seorang lelaki yang beruntung bisa menenggak cairan surgawi akhwat bercadar langsung dari sumbernya.
Tak banyak yang beruntung bisa merasakan cairan surgawi para akhwat-akhwat kampus, sehingga membuat yang hadir saling berebut. Beberapa orang yang hadir sudah terlihat saling cek cok namun semuanya dapat diredam saat giliran mereka untuk menyodok mulut Ukhti yang ada datang.
Pak Supri : Oohh.. Butuh ngombee Lonthee haa?? Ngelak barang to?? Ket mau ngemut rudal ki kurang?? Hahah.. ki ngombe wedang suplemen mu.. ujar pak Supri yang langsung mencengkram pipi Ukhti Della dan menggelontorkan segelas besar air the bercampur perangsang setelah menyibakan sedikit cadarnya.
Ukhti Della : Mmfuaahh.. He’emhh Pakk.. Hahah.. Enakk rudalnyahh.. Minumm Aahh.. Glekk.. Glekk Glekk.. Uhukk.. Glekk.. Mmfhh.. Haaaahhhhh.. Mmmhh.. seger Paakk.. Mmhh.. Lanjut lagiihh.. sinihh rudal yang lain.. ucap Ukhti Della yang cadar dan bagian depan tubuhnya sudah basah kuyup oleh liur dan air the bercampur perangsang.
Kata Ukhti Della nampak sayu, tapi tubuhnya bergerak dengan sendirinya Untuk memuaskan birahi setiap lelaki yang ada. Kedua tangannya yang putih mulus dan hanya terbalut handsock dengan cepat meraih rudal yang ada di sisi kiri dan kanannya, sementara mulutnya kembali di sesaki rudal gempal hitam yang ia pun tak kenal milik siapa.
Ukhti Nadia pun tak jauh berbeda. Al Qur’an yang sedari tadi ia genggam telah jatuh dan terinjak-injak oleh banyaknya lelaki yang berebut untuk menggagahi mulutnya. Cadar dan khimar hitam jumbonya acak-acakan oleh kasarnya para lelaki yang saling berebut melesakkan rudalnya. Tak haya itu, keduanya harus tetap menjaga posisi jongkoknya untuk melayani setiap lidah ajnabi yang ingin menari di liang surgawi mereka
Ukhti Nadia : Aaghh!! Iyaahh Tuanhh.. Awhh.. Sshh.. Haemmfhh.. mffhh.. MFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. NGHHH.. OOGHH!! MFHH.. SHH.. OCKK.. OCKKK.. MNNGHH.. AANGHH.. rudalLHH.. AAHHH.. SSHH.. OOHH.. HAEMMFHH.. MFHH.. SRRPTT.. OCKK.. OCKKK..
Jam menunjukkan pukul 22.13 saat Ukhti Nadia kini harus Doggy sementara mulut dan serambi lempitnya disodok rudal secara bersamaan. Pak Bejo dan pak Slamet berdiri disamping Ukhti Della dan Ukthi Nadia yang tengah digiliri oleh begitu banyak manusia sambil menggenggam tali kekang yang terhubung dengan collar yang mengikat leher kedua akhwat bercadar itu. Hanya sekitar 3 menit lamanya untuk Ukhti Nadia dan Ukhti Della mencapai orgasmenya. Tiap kali keduanya klimaks, maka si Lelaki yang menggenjot serambi lempit keduanya akan buru-buru untuk menenggak cairan surgawi yang mengalir deras.
Pria 12 : Glekk.. Glekk.. Glekk.. Woalaahh.. wuiyooo.. suweegeerrr eeee.. Wahahah.. pinter kowe golek lonthe apik ngene Met..!! (Woalaahh.. wuiyooo.. suwegeerr eeee.. Wahahah.. pinter kamu nyari pelacur bagus gini Met..!!) Ucap seorang pria yang nampak puas setelah berhasil membuat Ukhti Nadia klimaks dan meminum ciaran surgawinya.
Pak Slamet : Wooo ya jelas to.. isih akeh ki stok e.. ora mung iki tok.. Wes ndang!! Lanjut sopo meneh!? (Wooo ya jelas to.. masih banyak nih stok nya.. ngga Cuma ini aja.. dah buruan!! Lanjut siapa lagi nih!?) Jawab pak Slamet yang kemudian di sambut pria lain yang dengan brutalnya langsung melesakkan rudal 17cm diameter 5,5cm miliknya yang dihiasi bulu lebat.
Ukhti Nadia : Nghhhhh.. Shh.. Hhaaahh.. mmhh.. Awwhh.. shh.. Bentarhh Pakk.. Aaaghh!! OHHH.. OHHH.. MMNGGHH.. OHH.. GEDENYAHH.. AAHH.. AWWHH.. SSHH.. AAHH.. HAEMFHH.. MFFHH.. MFHH.. OCKK.. OCCKK.. OCKK.. desah Ukthi Nadia yang merasakan jumbonya rudal yang membelah serambi lempitnya.
Pak Slamet saja melongo ketika melihat ukuran rudal yang kini menggagahi Ukhti Nadia, apalagi Ukhti Nadia sendiri yang meraskannya. Seluruh dirinya serasa terbang dalam buaian kenikmatan zina gangbang. Dinding liang surgawinya dimanja oleh gesekan kuat rudal jumbo itu. Bahkan ia semakin lupa akan marwah dirinya karena terbius oleh rasa nikmat tiap kali pintu rahimnya dihantam kuat oleh rudal-rudal ajnabi yang menggilirnya.
Ukhti Della : Mmfhh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Mmmfhh.. Nghhh.. Ngaahhh.. Yeshh!! Aaahh.. Teruss Paakk.. Oohh.. Ohh.. Enaknyahh.. Aahhh.. Allaahh.. rudalhh.. Aaahhh.. Haemmfhh.. Mfhhh.. Ockk.. Ockk.. Ngffhh.. Ngffhhh.. Ockk.. mffhhh.. desah dan erang Ukhti Della yang keenakan digilir mulut dan liang surgawinya oleh banyak pria.
SEERRRR.. SEEEEERRRRRRRRR.. SEEEERRRRRRRR..
Ukhti Nadia melenguh tertahan saat orgasme kembali melanda dirinya. Seluruh tubuhnya mengejang, matanya mendelik ke atas dan sudah pasti cairan surgawi yang layaknya air bah menyembur deras sesaat setelah rudal lelaki yang menzinahinya terlepas. Namun, tubuhnya dibuat makin kelojotan karena serambi lempitnya yang masih super sensitif diahap liar oleh lelaki tadi. Layaknya orang kehausan, bahkan serambi lempit Ukhti Nadia dan Ukhti Della tak dibiarkan becek sedikitpun.
Pak Slamet : Wehh!! Ojo lemes sekk!! Isih akeh ki sing durung entuk jatah!! Ayo sopo meneh ki..!? (Wehh!! Jangan lemes dulu!! Masih banyaj nih yang belum dapet jatah!! Ayo siapa lagi nih..!?) Ujar pak Bejo yang langsung menarik tali kekang di leher Ukhti Nadia yang terlihat mulai kelelahan karena harus doggy selama 20an menit.
Pria 14 : Kene.. Kene.. Aku durung!! Wahahahh.. wes suwi tenann leh ku nunggu.. Hnghh!! Nghhhh.. Sshhhh.. Wuoohhh.. Suwempitt eee.. Wuenaakk poll.. Tempik opo iki!? Lonthe cadaran ncen topp!! (Sini.. sini.. aku belum!! Wahahah.. dah lama banget aku nunggunya.. Hnghh!! Nghhh.. Ssshhh.. Wuoohhh.. Seeempiittnyaa.. Wueenakk bangett.. serambi lempit apa nih!? Lonthe Cadaran emang topp!!) Kata pria lain yang entah sudah ke berapa yang kini melesakkan rudalnya ke serambi lempit Ukhti Nadia.
Pria 13 : Naaahh.. Saikii pindah tempik sing ngarepp!! Wuhhh.. Heh!! Bukak cangkemmu Lonthee!! Nghhh.. Mmhh.. Sshhh.. Ooohhhhhh.. Karo ngudud sisan ngene wuenakk!! Wahahaha.. (Naahh.. Sekarang pindah serambi lempit yang depan!! Wuuhh.. Heh!! Bukak Cangkemmu Lonthee!! Nghh.. Mmhh.. Sshhh.. Oooohhh.. Sekalian ngrokok gini wuenaakk!! Wahahah..) ujar pria yang baru saja selesai menggagahi serambi lempitnya dan kini menyumpalkan rudal berlendirnya ke mulut Ukhti Nadia.
Kedua akhwat cantik itu sudah bertahan lebih dari 30menit lamanya dengan posisi doggy. Aroma khas cairan surgawi akhwat pun bercampur dengan aroma rokok beserta minuman keras. Beberapa pria lain, sambil menunggu gilirannya, duduk-duduk merokok dan minum Ciuu yang entah sudah berapa botol mereka tenggak. Semuanya mengeliliingi Ukhti Nadia dan Ukhti Della yang sedang di eksekusi di tengah-tengah musholla. Beberapa pria yang iseng mengambil jepitan jemuran dan menjepit putting Ukhti Nadia yang membuatnya meringis menahan perih, sementara Ukhti Della malah semakin liar saat sebuah botol coca-cola disumpalkan ke anusnya.
Pria 7 : Woee Prii.. Nek ngene ki kesuwen!! Wes lah bebas wae.. sopo sing gelem, nyodok ngono wae lah yoo!! Kae lhoo isih nganggur bolongan siji.. (Woee Prii.. Kalo gini kelamaan!! Dah lah bebas aja ya.. Siapa yang mau, nyodok gitu aja lah ya!! Itu lhii ada nganggur lubang satu..) celetuk seorang pria yang sedang menghisap rokoknya karena bosan menanti giliran.
Pak Supri sendiri juga sebenarnya belum kebagian jatah karena harus menunggu antrian. Sebsgai seorang ketua RT ia harus mempersilakan warganya lebih dulu. Mendengar hal itu, pak Supri pun mengiyakan saja. Toh akhirnya semua juga pengen. Alhasil, sekitar jam 22.48, Semua orang berebut untuk bisa menzinahi Ukhti Nadia dan Della.
Pak Bejo : Nahh.. ngono wae.. kan isoh komanan kabeh.. (Nahh gitu aja, kan bisa kebagian semua..) kata pak Bejo yang mengarahkan posisi Ukhti Della yang saat itu masih sibuk dengan rudal 2 orang pria.
Dengan posisi WOT, Ukhti Della menduduki seorang pria yang berrudal jumbo dengan panjang 20cm dan tampak begitu gempal berurat. Warna kulit Ukhti Della yang putih bersih khas Minahasa tampak bercahaya diantara kulit hitam para pria jawa yang menzinahinya. Bondage rope merah yang melilit lukakan tubuhnya menambah keindahan tubuh akhwat bercadar penggiat Anti-Zina itu. Blesshhh.. tanpa halangan berarti, rudal jumbo itu menembus liang surgawi Ukhti Della disambut dengan lenguhan panjang sang akhwat. Tak berhenti sampai disitu, seorang pria lain yang berrudal tak kalah besarnya, menekan sedikit punggung Ukhti Della hingga membuatnya harus doggy dan Prrtttt.. Blesshhh.. rudal kedua melesak perlahan menyesaki anusnya. Mata lentik Ukhti Della yang dihias eyeliner mendelik, menikmati kedua liang kenikmatannya disesaki rudal haram. Tak selesai disitu, seorang pria lagi dengan kasarnya mencengkram kepala Ukhti Della yang segera ditanggapi oleh Ukhti Della dengan membuka mulutnya.
Ukhti Della : Ooounnghh.. Mmhh.. Shhh.. Ooohh.. Yeshh.. Lagiihh.. Ooonngghhh.. Masuk semuaahh.. Ahahah.. rudallhhhh.. Mffhhh.. Ockkk.. Ockk.. Ockk.. Nghh… Nghh.. Shhh.. Mffhh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Nghh!! Mfff!! Mff!! Ockkk.. ockk.. desah dan lenguh Ukhti Della yang segera hilang setelah mulutnya kini tersumpal rudal.
Kedua lutut Ukhti Della menjadi penyangga utama tubuhnya. Untungnya Pria yang berada tepat di bawahnya paham dan menyangga Ukhti Della dengan kedua tangannya. Tak selesai disitu juga, kedua tangan lentik nan lembut Ukhti Della yang biasa untuk memetik bulir-bulir tasbih, kini harus mengocok dua rudal yang nantinya akan segera menyesaki liang surgawi miliknya.
Pak Slamet : Nahh.. Koyo ngono kuwi.. Ora mung lonthe kowe ki.. tur yo Asu barang!! Bebas sopo wae isoh ngontoli awakmu kuwi.. wuahahaha.. (Nahh.. kayak gitu itu.. Ngga Cuma lonthe kamu tu.. Tapi juga anjing!! Bebas siapa aja bisa ngontolin tubuhmu itu.. wuahahaha..) celetuk pak Slamet yang berdiri sambil menarik tali kekang yang mengikat leher Ukhti Nadia dengan rudal 20cm dan diameter 4cm miliknya mengacung sementara militnya sibuk menikmati rokok.
Ukhti Nadia pun mengalami hal yang serupa dimana ada 3 rudal yang tengah berlomba menggempur dirinya di anus, serambi lempit, dan mulut kenikmatansnya. Suara desahan, sorakan, rintihan, dan decak hantaman tubuh para pezina itu memenuhi ruangan musholla yang kini dihias dengan lantunan murrotal ayat-ayat Al Qur’an.
AGHH!! AGHH!! OONNGHH!! OCKK.. OCKK.. UHUKK.. MFFHH!! MFFH!! NGGHH!! OCKK.. OCKK.. SSHH.. rudalHH!! AAAHH.. YESSHH!! AYOKK PAAKK.. TERUSHHH.. OWWHH.. MMFFHH.. OCKK!! OCKK!! NGGHH..!!
SSEEEER.. SEEEERRRRRRR.. SEEEERRRRRRR..
Tubuh Ukhti Nadia mengejang layaknya orang menggigil merasakan orgasme kuatnya yang ke 4 kalinya di posisi itu. serambi lempitnya berkedut kuat memnyemburkan semua cairan surgawi yang ada di dalam tubuhnya, membanjiri perut pria yang ada ada dibawahnya dan karpet musholla yang sudah begitu becek. Belum selesai Ukhti Nadia mengejang, rudal lain pun dengan cepat menyesaki serambi lempit dan anusnya kembali, menggantikan rudal yang baru saja selesai menikmati pijatan lembut dinding serambi lempit dan anusnya. Toket 36D miliknya pun tak henti-hentinya menjadi bulan-bulanan mulut setiap pria yang ada di ruangan itu. Meski ada sebagian kecil dari lubuk hatinya yang paling dalam ia menolak dan mengecam apa yang ia lakukan, namun tubuh dan otaknya menunjukkan hal sebaliknya. Cadarnya terlihat basah kuyup oleh liurnya sendiri karena lidahnya yang selalu menjulur tiap kali mulutnya tak disumpal rudal seakan ingin agar setiap liang kenikmatan dalam tubuhnya selalu disesaki rudal-rudal haram itu.
Pria 15 : Aaahh Suwen !! Iki isih amot siji meneh!! Kene tak Tambahine!! Hnngghhh.. Aaaahhh..Nahh ngeneeehh.. Wuuhhh.. (Aaahh Lamaa!! Ini masih muat satu lagi!! Sini aku tambahin!! Hnnghh.. Aaahhh.. giniihh.. Wuuuhh..) ujar seorang Pria lain yang memaksa untuk ikut menikmati Ukhti Della.
Tak ayal mata Ukhti Della mendelik saat merasakan dua rudal jumbo menyesaki serambi lempitnya secara bersamaan sementara di anusnya saja masih digempur habis-habisan oleh rudal lain. 3 rudal berdiameter 4-5 cm kini bersarang di kedua liang surgawi akhwat cantik bercadar yaman itu. Bukannya kesakitan, justru desahan dan rintihan nikmat terdengar dari mulut Ukhti Della yang sudah dibius oleh obat perangsang itu. Seluruh akalnya sudah hilang sepenuhnya. Iman yang selama ini menjadi benteng, sudah luluh lantak oleh pasukan setan yang menyerangnya dengan kenikmatan zina. Matanya nampak sayu ketika tubuhnya berguncang hebat digenjot 3 rudal secara bersamaan. Mulutnya pun tak pernah lepas dari rudal lain yang menggilirnya seakan-akan itu adalah serambi lempit asli. Pikirannya sudah dipenuhi dengan rudal. Tak ada hal lain yang bisa memuaskan dahaga birahinya selain seluruh tubuhnya dilecehkan oleh rudal-rudal perkasa di ruangan itu.
Ukhti Della : OGGHH!! OGHH! YEESHH!! LAGIIHH..!! OONNGHH.. ENAK KAAN UKHN?? IYA KAANN??!! MAU rudal LAGII KAANN UKH?? HAEMFHH.. MFFHH.. OCKK!! OCKKK!! OCKK… MFFHH.. SSHH.. OOHH.. ENAK BANGET YA ALLAAHH..!! rudalLHH AHH.. menggenjot!! FUCKK YESSHH!! Racau Ukhti Della yang sudah tak peduli lagi dengan dirinya.
Ukhti Nadia : HE’EMMHH.. E’EMHH.. OGH.. AHH.. MFFUAAHHH.. BANGET UKHH!! MAU rudal SEMUAAHH.. AHAH.. MMHH.. OWWHH.. SHH.. OOOONNGGHHH!! AAWWHH.. SSSHH.. LAGIIIHH.. OOHH.. AYOOK PAAKK!! YANG LIARRHH!! YANG KASARHH!! OOOHH.. MMHH.. SSHH.. HAEEMMFHH.. OCKK!! OCKK!! MFFHHUAAHH.. SINIHH.. HAEMMFHH!! MFFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKK!! OCKK!! Jawab Ukhti Nadia yang sudah berubah 180 derajat.
Sudah tak terhitung banyaknya kedua akhwat cantik LDK itu orgasme. Ukhti Nadia yang biasanya pendiam dan pemalu, kini tak ada ubahnya dengan pelacur-pelacur ataupun aktris porno di video-video bokep yang ia tonton. Begitupun Ukhti Della, seorang idol di kalangan para akhwat aktifis dakwah. Ia yang terkenal akan orasinya yang membara ketika mengingkari praktek zina dan pacaran, yang selalu mengisi kajian dengan gerimis ayat serta hujan hadits. Namun malam ini semuanya hilang bak ditelan bumi. Keduanya dengan sukarela dan malah menawarkan tubuh sucinya untuk dinikmati oleh para Pria yang bahkan tidak pernah sholat sama sekali. Zina yang seharusnya merupakan hal paling ‘haram’ bagi keduanya, kini justru menjadi ‘kebutuhan utama’ dalam kehidupan mereka kedepannya.
Pria 22 : AAGHH!! WES MEH NGECROT KII!! TOK KE NGENDI PRI!?? BEBAS TOO!!?? (AAAGHH!! DAH MAU NGECROT NIHH!! KLUARIN MANA PRI !!?? BEBAS KANN!??) Teriak seorang pria yang tengah gencar menyodok anus Ukhti Nadia.
Pak Supri : BEBASS!! SAK KAREPMU!! (BEBASS!! TERSERAH KAMU!!) Jawab Pak Supri yang duduk-duduk sambil menenggak botol Ciu keduanya.
CROOTT.. CROOOTTT.. CROOOTTT..
Ukhti Nadia : MMNGGHH.. SHH.. MFFHH.. SSHH.. ANGETNYAAHH.. AAHH.. MAKASIH PAAKK.. AYOOK GANTIAN YANG LAINNHH.. SSHH.. OOUUNNH. AAHH.. HAAEMFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. lenguh panjang Ukhti Nadia merasakan kehangatan sperma kental membanjiri liang anusnya.
Selang beberapa detik saja, anus Ukhti Nadia kembali mekar oleh rudal gempal berurat yang lain. Pria yang baru saja menuntaskan birahinya di anus Ukhti Nadia, kini beralih menggunakan mulut sang akhwat kenikmatans itu untuk membersihkan rudalnya. Syahwat yang luar biasa membakar diri Ukhti Nadia membuatnya tak lagi peduli apa yang ia lahap. Meski rudal itu baru saja selesai menggagahi liang bo’olnya sehingga berlumuran lendir anus dan sperma, namun semua itu terasa lezat bagi Ukhti Nadia yang begitu lahap menikmatinya.
Tak berselang lama, pria yang tengah gencar-gencarnya menggempur serambi lempit Ukthi Nadia pun klimaks dan menyemburkan spermanya memenuhi rahim Ukhti Nadia dengan kehangatan. Tak perlu menunggu lama hingga rudal lain kini melesak masuk untuk menikmati sempit dan hangatnya liang surgawi akhwat bercadar. Tampak beberapa orang berdiri mengantri dihadapan Ukhti Nadia dan Ukhti Della dengan rudal yang mulai lemas namun masih tampak mengkilap oleh lendir anus dan serambi lempit yang bercampur dengan sperma.
AARRGHHH..!!
CROOTT.. CROOOTT.. CRROOTT..
NNGGHH.. NGGHH.. MFFHH.. OOOHH.. rudalHHH.. AAHHNNGHH!!
SEEEERRR.. SEEEERRRRRR.. SEEEEEEEERRRRRRRRR..
Suara lenguhan, desahan, dan erangan silih berganti. Berpadu indah nan erotis dengan suara hantaman pinggul kumpulan lelaki ajnabi yang berlomba untuk menikmati setiap bagian tubuh akhwat bercadar aktifis dakwah kampus malam itu. Lantunan murrotal yang syahdu, terdengar ironis dengan panasnya perzinahan yang terjadi di tempat yang seharusnya paling sakral bagi umat Islam. Musholla, sebuah tempat yang seharusnya ‘suci’ dari apapun, bahkan selevel presiden ketika hendak memasuki Musholla, maka ia wajib melepas alas kakinya karena tingginya tingkat kesucian tempat itu di hati setiap muslim, namun malam itu telah berubah menjadi tempat beradu syahwat dan birahi, tempat dimana para syaitan berpesta pora dengan para pengikut nafsu.
Ukhti Della : AAAUNGH.. MMMHH.. YEESSSHHH!! OOWHH.. OHH.. OHH.. FUCCKK!! rudalHH.. AAHH.. YANG KASARHH!! AAHH.. AHHH.. AHHH.. ENAK TUANNHH!! SODOK TERUSS.. AAHH.. MENTOKK.. AAHH.. GEDEHH.. YAA ALLAAHH.. NIKMAT BANGETHH!! AAHH.. AAHHH..!!
Ukhti Nadia : IYAAHH.. AAHH.. AHH.. MMHH.. OOOHH.. SSHH.. AMPUNNHH.. ENAK BANGGETHH.. AANGHH.. ANGHH.. OWWHH.. SHH.. SSHHH.. OOHH.. OHH.. rudalHH.. AAHH.. TUANHH.. AAHH.. GEDENYAHH.. AAHH.. TERUUSSHHH.. ENAKNYAAHH.. LAGIIHH.. LAGIIHH..
Sekitar pukul 23.30an, baik Ukhti Nadia dan Ukhti Della harus melayani para pria penikmat akhwat itu dengan di ‘Sandwich’ dalam posisi berdiri. Seorang pria secara bergantian bertugas untuk menahan seluruh tubuh Ukhti Nadia dan Ukthi Della, tentu saja dengan kedua kaki para akhwat itu mengangkang. Bagi mereka yang mau untuk menopang tubuh sang ‘lonthe’, maka ia diberikan privilege untuk memilih liang kenikmatan mana yang ia ingin sesaki.
Pria 22 : WOOGHH..!! WUUHH.. SSHH.. NAHH.. AYO COK GENJOT BARENG!! PIYE RASANE HAH LONTHE!?? CADARMU IKI LHOO!! MARAI AKU TAMBAH NAFSU WAE..!! (WOOGHH..!! WUUHH.. SSHH.. NAAHH.. AYO COK GENJOT BARENG!! GIMANA RASANYA HAH LONTHE!? CADARMU INI LHOO!! BIKIN AKU TAMBAH NAFSU AJA..!!) seru seroang pria yang dengan liar menggenjot serambi lempit Ukhti Della dengan kedua tangannya mencengkram toket 36E milik akhwat cantik itu.
Seluruh tubuh Ukhti Della berguncang menerima gempuran dari depan dan belakang. Baik serambi lempit dan anusnya terus-terusan dimanja oleh kenikmatan sodokan kasar para pemulung dan tukang becak yang berkumpul malam itu. Ukhti Nadia sendiri tengah mendesah lepas saat serambi lempitnya kembali dipaksa mekar oleh dua rudal yang menyesakinya sekaligus. Sebuah pemandangan yang diluar nalar keimanan dimana ada 2 orang akhwat secara sukarela dan justru menantang setiap lelaki ajnabi yang ada untuk menikmati tubuh mereka.
Sudah tak terhitung banyaknya Ukhti Nadia dan Ukthi Della orgasme malam itu. Cadar dan khimar yang mereka kenakan sudah tak karuan. Namun tetap saja para pria itu tak ada yang berani membuka cadar yang mereka pakai karena sudah manjadi peraturan awal yang berlaku tiap semesternya.
Pria 18 : Wwoo.. ngono to?? Lha ngopo kok ra entuk di bukak cadare?? Pengen ngerti gek ayune koyok opo.. (Wooo.. Gitu ya?? Lha kenapa kok gak boleh dibuka cadarnya?? Pengen tau kayak apa cantiknya..) ucap si Pria yang duduk kelelahan setelah puas menikmati setiap liang kenikmatan Ukhti Nadia dan Ukhti Della sambil menghisap rokoknya.
Pak Supri : Yoo wes ngono aturan e.. wes ket 6 sasi kepengker.. pas awale disik kae kesepakatan e ngono.. nek gelem yo monggo.. nek ora yo rapopo.. (Yaaa uda gitu aturannya.. Udah dari 6 bulan yang lalu.. pas awalnya dulu itu kesepakatan gitu.. kalo mau ya silahkan.. ngga juga gapapa..) jawab pak Supri yang terus memantau sambil mengabadikan setiap adegan itu dengan HP Ukhti Della ya g memang memiliki kapasitas penyimpanan hingga 512GB.
AAGHHH!! AARRGHHH!! HENNGHH..!!
CROOOTT.. CROOOTT.. CROOOOTTTTT..
Ukhti Nadia dan Ukhti Della pun akhirnya bisa bernafas lega dengan terlentang di karpet musholla. Ke 30 Pria yang ada itu mengakhiri malam panas dengan bukkake ke seluruh tubuh Ukhti Della dan khti Nadia. Baik di serambi lempit, anus, dan mulut keduanya sudah tak lagi mampu menampung sperma kental para pezina itu. Tubuh putih indah Ukhti Nadia dan Ukhti Della yang mengkilap oleh keringat, nampak semakin eksotis dengan dekorasi sperma putih kental di sekujur tubuh.
Ukhti Della : Hhahh.. Hahh.. Hh.. Shhh.. Capek yaa Ukhh.. Gimanaahh..?? Enak kaann..?? Tanya Ukhti Della yang tampak terengah-engah dengan mata sayu.
Ukhti Nadia : Eemmhh.. He’mh Ukhh.. Shh.. Hhh.. ga nyangkaahh.. bisaa adaaahh.. kenikmatan kayak giniiihh.. Mmhh.. jawab Ukhti Nadia sambil meraba-raba toketnya sendiri yang penuh dengan bekas kemerahan akibat cupangan brutal.
Ukhti Della : Hihihih.. dulu anaah juga awalnya gatau Ukhh.. tapi alhamdulillah.. ini kali kedua ana ngrasakan kayak giniiihh.. capekk.. tapi enakk.. hihihh.. lanjut yuuu.. masih kuat kaann..?? Tanya Ukhti Della sambil berupaya merapikan cadar Yamannya yang basah kuyup oleh sperma.
Seperti halnya saat Ukhti Nadia mengikuti acara ini, ia pun tak tahu tentang ‘rundown’ acara pesta bercinta yang berlabel ‘sedekahan’ ini. Begitu pula saat Ukhti Della menanyakan hal tersebut, ia pun hanya ikut saja dan tak banyak bertanya. Meski letih menyelimuti seluruh tubuhnya, namun sensasi kenikmatan yang baru saja ia rasakan membuatnya penasaran.
Pak Slamet : Naahh.. ngene ki wes lumayan.. mengko mbak Nadia pokok e niru mbak Della wae ya.. ucap pak Slamet yang membantu memposisikan Ukhti Nadia untuk duduk di tengah-tengah musholla dengan bersimpuh tepat di samping Ukhti Della.
Ukhti Della : He’emh.. pokoknya kita enak-enak semalaman ini Ukhh.. kapan lagi kan bisa dapet banyak rudal gede-gede gini.. jawab Ukhti Della sambil merapikan khimar dan cadar Yamannya yang penuh dengan aroma Sperma.
Layaknya sesaji, Ukhti Della dan Ukhti Nadia duduk tepat di tengah-tengah majelis sementara para pria yang baru saja menzinahi mereka duduk melingkar layaknya kalau pengajian-pengajian di Jawa. Hampir semua yang hadir bugil, hanya beberapa saja yang kembali mengenakan sarungnya. Tak berselang lama, maka masuklah ke dala musholla lelaki paruh baya, atau mungkin sudah termasuk tua di mata Ukhti Nadia dan Ukhti Della.
Ukhti Della : Naahh.. itu namanya Mbah Parno, atau biasanya dipanggil kyai Parno.. biasanya beliau yang mimpin tahlilan atau pengajian-pengajian gitu deh.. bisik Ukhti Della ke telinga kanan Ukhti Nadia menjelaskan.
Ukhti Nadia : Oohh.. E’emhh.. Jawab Ukhti Nadia yang berupaya menunduk meskipun ia sendiri bugil dan menunjukkan keindahan tubuh mulus akhwat bercadar.
Meski sudah berumur sekitar 60an tahun, namun tubuhnya masih terlihat tegap dengan peci hitam Nasional sementara koko putih dan sarung hitam beserta sebuah surban bersandar di pundaknya, khas kyai-kyai nusantara. Tampak juga pak Supri mengikuti langkah Mbah Parno, yang ternyata Pak Supri sendiri adalah ketua takmir di musholla itu.
Mbah Parno : Wooo.. Iki to sik tok omongke wingi?? Apik.. apikk.. barang e apikk.. (Wooo.. ini ya yang kamu bilang kemarin?? Baguss.. baguss… barangnya baguss..) ucap Mbah Parno sambil berdiri dihadapan Ukhti Nadia.
Pak Supri : Nggih Mbah.. sae nggih?? Alhamdulillah menawi njenengan remen.. (Iya Mbah.. Bagus ya?? Alhamdulillah kalau anda suka..) jawab pak Supri dengan nada merendah layaknya berbicara di depan seorang kyai.
Sambil melihat-lihat lekuk tubuh Ukhti Nadia, Pak Supri dan Mbah Parno kemudian berdiri di depan mimbar musholla. Ukhti Della pun mengarahkan Ukhti Nadia untuk berbalik dan menghadap ke arah Pak Supri dan Mbah Parno.
PLAKKK!! suara tepukan tangan Mbah Parno
Mbah Parno : InshaaAllah.. Ndang di mulai wae acara puncake.. Wa bi Ridhohi ta’ala.. Wa Bi Sholawati ‘ala rosulillahi Shollallahu ‘alayhi wa sallam.. Al fateehaaahh.. (InshaaAllah.. Segera dimulai saja acara puncaknya.. Wa bi ridho’I ta’ala.. Wa Bi Sholawati ‘ala rosulillahi Shollallahu ‘alayhi wa sallam.. Al Fateehaahh..) ucap Mbah Parno seraya seluruh hadirin mulai membaca surat Al Fatihah secara bersama-sama.
Pak Supri dan Mbah Parno berdiri seraya mengangkat kedua tangannya seakan seperti orang yang sedang berdo’a. Ukhti Nadia hanya bengong melihat ritual yang ada. Ia pun melihat ke arah Ukhti Della dan Ukhti Della yang paham kalau rekannya bingung segera memberi isyarat pada Ukhti Nadia untuk mengikuti apa yang berikutnya ia lakukan.
Ukhti Della tanpa ragu segera berdiri dihadapan Pak Supri. Pak Supri pun tersenyum dan dibalas dengan senyuman penuh makna yang tersirat dari mata lentik Ukhti Della. Bermula dari kedua tangan Ukhti Della yang terbalut Handsock bertengger di pundak Pak Supri. Layaknya penari strips, pinggul Ukhti Della mulai meliuk-liuk, mengguhah kembali birahi para pria yang sedang ‘khusyuk’ bertahlil. Isyarat pandangan mata Ukhti Della mengatakan kalau Ukhti Nadia juga harus meniru apa yang ia lakukan. Efek obat perangsang yang masih membara membuat Ukhti Nadia tak lagi malu-malu untuk menawarkan tubuhnya pada tua bangka dihadapannya. Matanya yang bulat kenikmatans menatap nakal ke arah mata Mbah Parno yang membuat kakek-kakek itu menenngak ludah. Pinggul sintal ya g dihias bokong bulat putih mulus pun kembali bergoyang. Dua akhwat bercadar kini tengah bugil dan berupaya menarik syahwat lawannya, benar-benar pemandangan yang erotis.
Satu per satu kancing baju Pak Supri mulai terlepas oleh kelihaian jemari lentik Ukhti Della yang terus meliukkan tubuhnya mengikuti irama tahlil yang menggema. Begitu pula Ukhti Nadia yang juga terkejut melihat lebatnya bulu dada Mbah Parno dan aroma khas pria yang begitu pekat. Bukannya mual, ia justru semakin bergairah meskipun perut buncit menghias tubuh tua Mbah Parno. Ukhti Della pun sudah selesai melucuti baju Pak Supri dan kini berlutut dengan wajahnya tepat berada di hadapan sarung Pak Supri yang ‘mengacung’.
Kedua tangan Ukhti Della mulai meremas dan mengocok perlahan ‘tonjolan’ yang mengacung di sarung pak Supri. Ukhti Nadia pun terlihat menciumi ‘tonjolan’ raksasa yang bersembunyi di balik sarung Mbah Parno. Srrrtt.. Plopp.. Ukhti Nadia terpana saat ‘rudal’ asli milik Mbah Parno menunjukkan wujud aslinya sesaat setelah ia melepas sarung yang kyai itu kenakan.
Ukhti Nadia : MashaaaAllaahh.. Gedeee bangeetthhh.. mirip kayak punya mas Hamdannnhh.. gumam Ukhti Nadia yang terpana melihat rudal jumbo ukuran 23cm dan diameter 5cm milik Mbah Parno.
Berwarna hitam gelap, diliputi dengan urat-urat besar, dan bulu kemaluan yang sepertinya tak pernah dicukur selama hidupnya, membuat Ukhti Nadia tenggelam dalam fantasinya sendiri. Lebih dari separo wajah Ukhti Nadia yang bercadar fertutup oleh rudal Mbah Parno saat menempel di wajah aktifis LDK itu. Namun beda halnya dengan Ukhti Della yang memang sudah sering di’jatah’ oleh rudal pak Supri hampir tiap bulannya.
Ukhti Della : He’emhh.. kayak gini ukhh.. dipasang disini yaahh.. kata Ukhti Della sambil memperagakan melilitkan tasbih di pangkal rudal Pak Supri.
Ukhti Nadia tetap berupaya menahan gelora syahwat yang meluap-luap selama ia melilitkan tasbih berwarna hijau muda itu. Aroma khas bulu kemaluan berpadu dengan gaharnya rudal berurat Mbah Parno sudah pasti menghancurkan benteng keimanan akhwat se’solihah’ apapun. Lantunan do’a-do’a dan dzikir tahlil terus bergema, bercampur dengan decak becek kerongkongan Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang kini tengah menikmati kelezatan rudal jumbo para pemuka agama di desa itu.
Ukhti Nadia : MMFHH.. MFHH.. SERUPPTT.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. MMFFUAHH.. HAHAHAAHH.. SRRUUPTT.. ELELELEMMPTHH.. MCCHH.. MCHH.. HAEMMFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. MMFHH.. OOCKK.. MMFFHH..
Dengan penuh gairah kedua akhwat aktifis LDK kampus itu menggerakkan kepalanya maju mundur, memanjakan para tetua bangka hidung belang dengan becek dan hangatnya mulut suci mereka. Meski baru pertama kalinya Ukhti Nadia menghadapi rudal seukuran itu, tapi tak butuh waktu lama untuknya untuk bisa segera beradaptasi. Sesekali Ukthi Nadia menelan seluruh rudal Mbah Parno yang membuatnya agak kesusahan bernafas. Lehernya tampak menggembung disesaki ‘rudal’ raksasa ‘mbah kaum’. Begitu pula Ukhti Della yang tengah asik mengulum buah zakar Pak Supri sembari tangan kanannya mengocok perlahan rudal Pak Supri. Cadar yang tadinya sudah agak bersih, kini mulai kembali lengket oleh liur kental Ukhti Nadia tiap kali ia memundurkan kepalanya saat asik mengulum rudal Mbah Parno.
PLAKK!! Suara tepukan tangan Mbah Parno
Mbah Parno : Alhamdulillah wa syukurillah wa ‘ala alihi wasohbihii.. wa mauladahh.. laa hawlaa wa laaa quwwata illaa billaahh.. Supados tambah barokah kamongko kudu adus janabah.. (Supaya tambah barokah maka harus mandi janabah..) Bismillahhhii Al Fateehaaahhh.. ucap Mbah Parno seraya mengangkat tangannya layaknya sedang berdo’a dan diikuti oleh para hadirin yang hadir.
Ukhti Della : Sst.. Sstt.. Ukh.. ikutan do’a ginihh.. bisik Ukhti Della yang berlutut sembari menengadahkan kedua tangannya layaknya berdo’a.
Ukhti Nadia pun segera mengikuti apa yang dilakukan oleh Ukhti Della. Hanya berselang beberapa saat setelah bacaan Al Fatihah dimulai, Ukhti Nadia dikejutkan oleh semburan cairan hangat yang mengucur deras dari rudal Mbah Parno. Air kencing hangat beraroma pekat mulai membasahi cadar dan khimar Ukhti Nadia. Sesaat ia tampak bingung, namun ia melihat Ukhti Della begitu menikmati guyuran air kencing dan justru meratakanya ke seluruh tubuhnya. Entah apa yang terjadi pada dirinya, sesaat saja rasa itu ada dan langsung berubah menjadi rangsangan untuk birahinya. Semua fantasi video bercinta yang pernah ia tonton seketika itu pula muncul dan memenuhi pikirannya.
Ukhti Nadia : Aaaaaahhh.. jadi gini yaahh rasanya dipipisin.. Ssshhh.. Enaknyaahhh.. gumam Ukhti Nadia dalam hati yang kemudian mengikuti Ukthi Della untuk meratakan cairan ‘barokah’ dari sang ‘Mbah Kaum’.
Selama kurang lebih 10 detik, Ukhti Della dan Ukhti Nadia terpejam menikmati kehangatn mandi kencing malam itu. Ibarat mandi air dingin dikala cuaca panas, siraman air kencing dari Pak Supri dan Mbah Parno justru menghilangkan letih yang menghinggapi seluruh tubuh mereka. Cukup deras dan lama pak Supri dan Mbah Parno memuntahkan air kencingnya, entah apa saja yang mereka minum sebelum acara malam itu.
Malam pun semakin larut. Jam sudah menunjukkan pukul 23.54 saat erangan dan desahan kedua akhwat bercadar itu mulai terdengar diantara sahutan kalimat tahlil yang menggaung. Nampak pak Supri dan Mbah Parno dengan penuh semangat menghantamkan rudal jumbo mereka jauh menyusuri kenikmatan jepitan hangat serambi lempit terawat akhwat. Setiap bagian dinding liang surgawi Ukhti Della dan Ukhti Nadia begitu dimanja. Kasar dan kerasnya rudal berurat para lelaki bejat itu justru menghantarkan para penggiat Anti-Zina di Kampus Terbesar di Jogja itu kembali melayang ke langit kenikmatan zina.
Ukhti Della : Aahh.. Aahhh.. Ya Allaahh.. Ahhh.. Laaa.. ilaaahaa.. illaaaahh.. llaaahh.. Oohhh.. Shhh.. rudalhhh.. Terushh.. Laaahh… Aaahh.. illaaahhaa.. illallaaahh.. ooohh.. gedenyahh.. ahhh.. mentokk.. desah Ukhti Della yang bercampur dengan kalimat tahlil. Ngocoks.com
Begitu pula Ukhti Nadia yang juga merem melek keenakan merasakan jumbonya rudal Mbah Parno yang mengebor cepat hingga menghantam pintu rahimnya. Meski ia baru saja digilir lebih dari 15 rudal yang temasuk ‘oversized’ bagi orang Indonesia, namun milik Mbah Parno memiliki sensasi yang tersendiri. Ditambah lagi bulir-bulir tasbih yang selalu menstimulasi kelentitnya tiap kali Mbah Parno mengantamkan pinggulnya, semakin membuat akhwat kenikmatans bertoket 36D tergila-gila. Posisi doggy style yang keduanya alami saat ini, semakin menambah keerotisan adegan syur yang terjadi karena tarian toket-toket jumbo.
PLAKK!! PLAKK!! SPLAKK!! SPLAKK!!
Ahhh.. Aaahh.. Oohh.. Mhh.. Laahh.. Ilaaaahh.. haaa.. illlaalllaaaahhhhhhhhh…!!
SSEEEER.. SEEEEEEERRRRR.. SEEEEERRRRRRRRR..
Orgasme pertama lebih dulu dicapai Ukhti Nadia setelah bertahan selama kurang dari 5 menit. Seluruh tubuhnya bergetar hebat, kedua tangannya mencengkram kuat karpet musholla, sementara kepalanya tertunduk merasakan klimaks yang luar biasa. Semburan cairan surgawi begitu kuat menyembur sesaat setelah Mbah Parno mencabut rudalnya. Rasa yang luar biasa yang sudah lama tak ia rasakan. Ukhti Nadia teringat rasa itu pernah ia rasakan saat pertama kalinya Hamdan membuatnya orgasme.
Ukhti Nadia : Nnghh.. Sshh.. Aaahhnnghhh.. Mmhh.. OOOUUNNGHHHHHH.. AAAHH.. OGHH!! AGHH!! AGHH!! MMHH.. SSHH.. MMHHH.. AAAHH.. ENAKK MBAAHH.. YANG KUATTHH!! TERUSSHH..!! AAHH.. AAHHH.. YESSHH.. AAHHH.. ANAALLLHH.. OOONGHH.. OGHH!! OGHH!! OGHH!!
Racauan Ukhti Nadia seirama dengan erangan Ukhti Della yang baru saja klimaks. Meski sudah disesaki rudal berkali-kali dan masih penuh dengan sperma, tetap saja anus Ukhti Nadia begitu peret bagi rudal diameter 5cm Mbah Parno. Beberapa kali tamparan gemas Mbah Parno daratkan di bokong putih Ukhti Nadia dan disambut dengan erangan nikmat akhwat kenikmatans itu. Tak butuh waktu lama hingga Anal-Orgasm yang diberikan Mabh Parno menerpanya.
Ukhti Nadia : AGHH!! AGHH!! MMHH.. OHHH.. SHH.. OOOHH!! rudalHH!! TERUSSHH MBAHH!! YANG KASAARHH!! AHH.. ENAKNYAHH!! AAHNGHH.. OOOUUNNGHHHHHH..!!
PLAKK!! PLAKK!! PLAKK!! SEEERRRR.. SEEEEERRRRRRRRR.. SEEERRRRRR..
Nikmat yang tak terperkirakan memaksa Ukhti Nadia untuk membenamkan wajahnya di karpet Musholla yang membuatnya tampak semakin nungging. Meski seluruh tubuh bagian bawahnya bergetar hebat dengan serambi lempit yang memuntahkan deras cairan surgawi namun Mabh Parno tetap dengan kasar menggenjot anus Ukhti Nadia tanpa henti. Benar-benar stamina yang diluar nalar untuk lelaki seumurannya. Ukhti Della sendiri tengah asik memandikan para hadirin yang sibuk bertahlil dengan cairan surgawinya. Posisinya yang kini tengah Overtuned dengan rudal pak Supri yang terus menghujam cepat memanjakan dinding anusnya, membuat semburan orgasme Ukhti Della memancar ke segala arah dan disambut dengan sorakan setiap pria yang mendapatkan cipratan keberkahan dari sang akhwat Sulawesi itu.
Waktu semakin larut dan menunjukkan jam 00.22 saat kini berganti Mbah Parno yang menikmati tubuh Ukhti Della sementara Pak Supri dengan beringas menggagahi Ukhti Nadia di atas meja pendek musholla dengan posisi missionary. Kedua tangan Ukhti Nadia menahan kakinya yang mengangkang lebar sehingga memudahkan Pak Supri untuk menggilir kedua liang kenikmatannya semaunya. Tiap kali Ukhti Nadia orgasme, maka Pak Supri akan segera berganti liang yang ia nikmati. Kepala pak Supri kadang menengadah merasakan kenikmatan yang sudah lama ia tak rasakan. Iya, kenikmatan menzinahi wanita lain, terutama akhwat bercadar.
Mbah Parno kini tiduran sementara Ukhti Della yang beraksi menggiling rudal jumbo sang Kyai. Goyangan pinggulnya yang bervariasi, kadang maju mundur, kadang memutar, membuat Mbah Parno melenguh nikmat. Istri Mbah Parno yang sudah lama meninggal membuat rudal gaharnya tak memiliki pemuas hasrat sehingga saat Ukhti Della menawarkan dirinya untuk pertama kali, ia pun tanpa ragu mengiyakan. Terlebih lagi kini Ukhti Della membawa serambi lempit lain yang sama-sama legitnya, semakin membuat brutal ‘kakek tua’ itu.
Ukhti Della : AGHH!! AGHH!! OOHH.. MMHH.. ANAAALL ENAAKK!! AAGHH!! IYAAHH TUANNHH.. AAHH.. ABAAAHH!! AAHH.. AHHH.. GEDENYAHHH!! OOGHH..!! OGHH..!! OOONNNNGHHHHHJ!!!
PLOP!! SEEERRR.. SEEEERRRRR.. SEEEEEEERRRRRRR…
Cairan surgawi Ukhti Della menyembur kuat ke arah para hadirin yang tengah sibuk bertahlil sembari juga menanti siraman berkah dari para akhwat itu. Kali ini Ukhti Della mengarahkan pinggulnya ke sisi kanan musholla sehingga tiap lelaki yang ada di sisi kanan bersorak saat mendapatkan siraman hangat cairan surgawi aktifis dakwah kampus itu. Selama beberapa saat tubuh Ukhti Della mengejang sebelum anusnya kembali mekar dan digempur habis-habisan oleh Mbah Parno. Tampak jelas perut Ukhti Della menggembung saat rudal Mbah Parno melesak jauh memenuhi ususnya. Mata Ukhti Della pun tampak mendelik ke atas karena kenikmatan yang mendera cepat tanpa henti. Toketnya terus menari beriringan dengan sodokan cepat dan liar Mbah Parno. Para hadirin pun hanya bisa menenggak ludah karena birahi mereka sudah kembali.
Acara penutupan diakhiri dengan do’a yang dipimpin oleh Mbah Parno sembari ia terus menggenjot Ukhti Nadia yang dalam posisi 69 dengan Ukhti Dilla di atasnya. serambi lempit dan anus Ukhti Della digilir oleh Pak Supri sementara mulut Ukhti Nadia harus selalu siap membersihkan rudal pak Supri sebelum berpindah liang. Begitu pula Ukhti Della yang kepalanya berada di atas selakangan Ukhti Nadia, ia begitu lahapnya menikmati rudal Mbah Parno sesaat sebelum menyesaki kedua liang surgawi Ukhti Nadia.
Mbah Parno : WALHAMDULILLAAHI.. ROBBIL.. ‘AAAALAAAMIIINNNNN…!!!!!
CROOOTTT.. CRRROOOOTTT.. CRRROOOOOTTT..
Mbah Parno menghujamkan rudalnya jauh melesak ke dalam perut Ukhti Nadia dan menyemburkan seluruh spermanya di anus Ukhti Nadia. Sontak saja hal ini membuat Ukhti Nadia tak mampu menahan lagi klimaksnya dan menyambutnya dengan semburan kuat cairan surgawi. Ukhti Della pun dengan sigap membuka cadarnya dan menenggak setiap tetes cairan surgawi rekannya. Pak Supri sendiri baru saja klimaks beberapa saat sebelum Mbah Parno dan menumpahkannya di rahim Ukhti Della yang membuat akhwat cantik bertubuh semampai itu mendesah nikmat.
Sekitar pukul 00.43 acara ditutup dengan Ukhti Nadia dan Ukhti Della berlutut dihadapan Mbah Parno dan Pak Supri sementara mulut keduanya sibuk membersihkan lendir yang melumasi kedua rudal perkasa itu. Tak lupa, acara mandi janabat kedua pun terjadi dengan setiap lelaki yang ada di musholla itu mengencingi Ukhti Nadia dan Ukhti Della saat keduanya tengah cum swapping. Berawal dari Ukhti Nadia yang jongkok diatas mulut Ukhti Della dan mengalirkan sperma kental semua lelaki yang orgasme di anusnya, kemudian di lanjut dengan sperma yang tertampung di rahimnya. Lidah Ukhti Della begitu lihai melesak masuk dan mengais setiap tetesan sperma yang masih melekat di dinding anus dan serambi lempit Ukhti Nadia. Kemudian berganti Ukhti Nadia yang membuka lebar mulutnya sementara ia terlentang di karpet musholla, siap untuk menampung sperma kental para lelaki yang baru saja menzinahi keduanya. Semua itu terjadi dengan kucuran air kencing hangat beraroma miras yang pekat.
Pak Slamet : Awak dewe malah durung komanan ki.. (Kita malah belum kebagian nih..) ucapnya sambil membantu menaikkan Ukhti Della dan Ukhti Nadia ke atas BeTor (Becak Montor) milik rekannya.
Pak Bejo : Iyo ki.. yowes ngko garap wae nek wes tekan kono.. eehh.. gowo nank maskam wae to?? (Iya nih.. yaudah ntar sodok aja kalo uda sampai sana.. ehh.. bawa ke maskam aja kan??) jawab Pak Bejo yang bersiap menyalakan Betor.
Suasana malam Jogja begitu sepi. Meskipun sudah termasuk kota metropolitan, namun tak seperti Jakarta ataupun Surabaya yang tetap ramai di malam hari. Namun justru kesunyian seperti inilah yang dibutuhkan oleh tubuh letih kedua akhwat bercadar itu. Efek dari obat perangsang yang mulai memudar akhirnya membuat keduanya tak mampu lagi menahan rasa kantuk akibat kelelahan meladeni begitu banyak rudal. Bagi Ukhti Della ini bukan pertama kalinya, namun bagi Ukhti Nadia yang batu pertama kalinya, ia bisa merasakan seakan kedua liang kenikmatannya masih menganga lebar. Tapi ia sudah tak peduli lagi, matanya pun tertutup dan keduanya terlelap tidur di bawah naungan langit malam Jogja.
PLAAKK!! PLAKK!! PLAAKK!! WOOHHH.. SSHH.. OOOHH.. MANTAABBB!!
Suara decak hantaman pinggul pak Bejo begitu kuat menggema di ruang tunggu khusus Ustad yang ada di Masjid Kampus. Ukhti Nadia yang kali itu harus melayani birahi pak Bejo yang sudah tertahan dari tadi. rudal 28cm berdiameter 5cm menembus cepat hingga menggempur kuat pintu rahim Ukhti Nadia. Mata kenikmatans Ukhti Nadia nampak sayu dengan desahan yang tak terlalu jelas. Ia hanya bisa pasrah dengan duduk di sofa sementara kedua kakinya mengangkang lebar dan terangakat karena ditahan oleh tangan kekar pak Bejo. Seluruh tubuhnya masih terbalut abaya dan cadar, hanya saja Bra dan CDnya sudah menjadi rebutan lelaki di musholla tadi.
Ukhti Nadia : Aghh.. Aghh.. Ooghh.. Ohhh.. Sshh.. Shhh.. Aahh.. Ahhh.. Aampunhh.. Aahhh.. Udahh paakk.. Capeekk.. Aahhh.. Ahhh.. Shhh.. Allaahhh.. Tolonnghhh.. Aahhh.. Gedenyahh.. Aahh.. mentokk.. Ahhh.. Enaakk.. Enaakk.. Aaahngghh.. Nghhh..
Kedua tangan Ukhti Nadia berupaya mencengkram kulit sofa yang terbuat dari bahan sintetis itu guna menahan gempuran pak Bejo. Sementara itu Pak Slamet masih asik dengan Ukhti Della yang terkapar di atas meja kantor yang ada di ruangan itu. Kepala Ukhti Della yang menggantung memudahkan pak Slamet untuk menggenjot kerongkongan Ukhti Della. Beberapa kali Ukhti Della tersedak saat Pak Slamet terlalu kasar menggagahi mulutnya. Bagian atas abaya Ukhti Della terbuka sehingga menampakkan kedua gunung indahnya yang dihiasi dengan begitu banyak bekas cupangan. Kedua kakinya yang mulus mengangakang karena 3 vibrating dildo besar menyesaki kedua liang surgawinya.
Selama kurang lebih 40an menit, Ukhti Della dan Ukhti Nadia menjalani ‘extra-time’ bersama tukang kebun dan tukang parkir maskam itu. Sudah tak terhitung lagi cairan surgawi yang memancar dari kedua serambi lempit suci para aktifis dakwah itu yang kini memberkati ruang tunggu ustad yang tepat berada disamping pengimaman. Tanpa henti Pak Slamet dan Pak Bejo menggilir Ukhti Della dan Ukhti Nadia. Terkadang Ukhti Della digarap oleh pak Slamet dan Pak Bejo sekaligus, sementara Ukhti Nadia dibiarkan istirahat sejenak. Tapi bukan benar-benar istirahat karena dildo-dildo itu menyesaki serambi lempit dan anusnya. Giliran Ukhti Nadia yang menjadi samsak Pak Bejo dan Pak Slamet, maka ketiga Dildo itu yang bersarang menyesaki serambi lempit dan anus Ukhti Della.
Tepat pukul 01.55 akhirnya Ukhti Della dan Ukhti Nadia bisa beristirahat. Pak Slamet dan Pak Bejo meninggalkan keduanya begitu saja. Abaya dan cadar yang keduanya kenakan sudah berserakan dimana-mana. Dan akhirnya keduanya terlelap tidur di ruang itu dengan wajah cantik mereka dipenuhi oleh sperma kental Pak Bejo dan Pak Slamet.
Bersambung… Krinng.. Krinngg..
Hamdan : Assalamu’alaykum buu.. gimana kabarnya? Tanya Hamdan menjawab panggilan telpon pagi itu.
Ibunda Hamdan : Alhamdulillah baik.. mas Hamdan jadi mau balik besok setelah ujian?? Tanya ibunda Hamdan.
Hamdan : Iya bu inshaaAllah.. tapi ga bisa langsung bu, mungkin hari ke-4 karena ada beberapa hal yang harus Hamdan kelarin dulu.. jawab Hamdan sambil membenahi gamisnya dan berdiri di depan cermin.
Ibunda Hamdan : Oohh.. ya gapapa.. yang penting kabarin ibu kalau uda mau berangkat ya.. jawab ibunda Hamdan.
Hamdan : Aghh!! Inshaa.. Allahh buu.. jawab Hamdan agak terbata-bata.
Ibunda Hamdan : Kenapa mas Hamdan? Ohh.. yaudah assalamu’alaykum.. jawab ibunda Hamdan sekaligus menutup telpon nya.
Alisa : Mffhh.. Mfhh.. Ockk.. Ockk.. Mcchh.. Mffuahh.. Siapa tadi masshh..?? Tanya Alisa yang sedang berlutut sambil mengulum rudal Hamdan.
Hamdan : Ngga.. tadi ortu telpon, nannyain kapan balik.. jawab Hamdan yang sudah tampak rapi meskipun bagian bawahnya masih bugil.
Alisa : Mfhh.. Sluurrpp.. Mchh.. Aahh.. Iyaahh.. yaaahh.. bakalan kangen mas Hamdaann.. kata Alisa sambil menciumi batang 25cm Hamdan yang menggantung.
Hamdan : Ahahaha.. udah yu berangkat sayang.. ntar telat lagi.. hari pertama nih ujian.. kata Hamdan sambil mengenakan sirwalnya.
Alisa : Iyah mas Hamdan sayang.. semangaatt!! Jawab Alisa sambil merapikan cadarnya.
Seperti biasa, Hamdan dan Alisa berangkat ke kampus bersama. Setelah sarapan dan mendapat blowjob kedua dari bu Zaskia, akhirnya Hamdan bisa benar-benar berangkat menuju kampus. Kecantikan Alisa selalu terpancar meski pakaiannya minimalis. Mata lentik dihias eyeliner dan kacamata, kulit putih wajah yang tampak merona, sangat kontras dengan setelan khimar, cadar tali, dan abaya yang serba hitam.
Ujian semester pertama akan berlangsung selama 2 minggu. Itu kurikulum umum dari pihak akademik, tapi bergantung juga dengan jurusan masing-masing. Untuk jurusan Hamdan di Teknik Fisika, ujian semester satu efektif hanya sekitar 6 hari, tidak termasuk sabtu dan minggu. Sementara untuk Alisa yang ada di jurusan Teknik Arsitektur akan berlangsung full hingga jum’at di Minggu kedua.
Jam ujian dimulai pukul 07.30. Tampak banyak sekali mahasiswa yang lalu lalang berhamburan untuk menuju kelasnya masing-masing. Setiap harinya rata-rata hanya ada 1 mata kuliah yang diujikan. Termasuk juga Hamdan. Sekitar jam 9.30 Hamdan sudah selesai ujian, dan tadi Alisa janjian untuk makan bareng setelah selesai ujian.
Alisa : Mas Hamdan sayaanng.. kok lama ehh?? Tegur Alisa yang duduk kenikmatans di bench di depan Musholla Teknik.
Hamdan : Ahahah.. maaf sayang, tadi ada ngobrol dikit ama temen.. jadinya kemana nih?? Tanya Hamdan yang tetap kece dengan 2 kancing atas gamisnya dibuka sehingga menampakkan sedikit dadanya yang bidang.
Alisa : Jangan gini donngg.. ntar banyak akhwat yang liat jadi pengen sama mas Hamdan juga.. jawab Alisa yang kemudian berdiri membenahi gamis Hamdan.
Hamdan : Weee.. udah ga malu nih sekarang terang-terangan di depan umum gini..?? Goda Hamdan sambil agak membungkuk sehingga wajah keduanya saling berdekatan.
Alisa : Hihihih.. ngga dong!! Biar semua pada tau kalau mas Hamdan Cuma milik Alisa seorang..!! Kata Alisa sambil mendekap lengan kanan Hamdan sehingga terjepit di antara gunung kembarnya.
Hamdan : Ehh.. ga pake nih?? Tanya Hamdan terkejut.
Alisa : Nnddaaa.. kan siapa tau mas Hamdan ntar mau remes-remes atau butuh buat luapin birahi.. hihihihi.. harus siap sedia dong.. kata Alisa sambil berjalan dengan terus mendekap Hamdan sementara kepalanya bersandar di pundak kanan Hamdan.
Hamdan : Ck ck ck.. iyaa dehh.. bisa dong dipake sekarang?? Goda Hamdan sambil meremas bokong Alisa yang ternyata juga tak mengenakan CD.
Alisa : Boleehh.. Tapi makan dulu yuu.. Alisa blum sarapan tadi sayang.. kata Alisa yang tidak malu bermesraan padahal hiruk pikuk mahasiswa begitu ramai di sekitaran kantin Teknik.
Hamdan : Kesana aja ya? Ayam krispi bakar..?? Tanya Hamdan.
Alisa : He’emh..
Ada beberapa warung makan yang cukup terkenal di kalangan mahasiswa disana. Salah satunya Warung Ayam Krispi Bakar. Selain harganya yang affordable bagi mahasiswa, hanya 10ribu saja sudah dapat ayam bakar krispi+nasi, yang lebih menarik adalah bolehnya refill sambal dan es teh sepuasnya. Biarpun Alisa dari kalangan keluarga yang berkecukupan, tapi tetap saja sesuatu yang ‘Gratis’ menjadi parameter utama untuk pilihan tujuan makan.
Alisa : Udah brapa kali mas Hamdan kesini?? Tanya Alisa yang tangannya yang terbalut handsock hitam berlumuran minyak.
Hamdan : Berapa kali yaa?? Gatau deh.. lha kan banyak tuh yang ngajakin mas kemari.. Amin tuh paling sering..
Alisa : Oohh.. tapi iya juga sih.. gratis soalnya.. ahahah.. mas Hamdan sore ini ada acara??
Hamdan : Mmm.. paling mau belajar.. jawab Hamdan dengan nada bercanda.
Alisa : Sriusan mas Hamdan mau belajar?? Tanya Alisa terkejut.
Hamdan : Ahahaha.. emang pernah liat mas belajar ya sayang?? Yaa ngga lah.. paling belajar bikin anak sama sayangku iniiihh.. jawab Hamdan menggoda Alisa.
Alisa : Awwww.. mas Hamdaannhh.. ntar malem yaaah..?? Hihihih.. jawab Alisa yang tersipu.
Hamdan : Harus malem yaah?? Kirain bisa kapan ajaahh.. jawab Hamdan dengan nada kecewa.
Alisa : Aahhh.. Ng.. Nggaa.. maaf mass.. maksud Alisa tuh kan kalo di rumah bisa kapan ajaahh n bebass.. tapi kalau mas mauhh kapan ajahh juga Alisa mauuu.. jawab Alisa panik.
Hamdan : Ahahahah.. nggak kok sayang.. mas Cuma becanda.. mas yakin Alisaku sayang pasti Cuma milik mas.. jawab Hamdan.
Alisa : Aaahh.. Mas Hamdaaaannn.. Uuuwww.. jadi makin kangeeennn kan.. gak kebayang deh kangennya kayak apa kalau besok mas Hamdan balik.. jawab Alisa dengan agak bersedih.
Hamdan : inshaaAllah sayaang.. kesabaran akan berbuah kenikmatanss.. ehh iya, tadi mau tanya apa kok nannyain waktu luangnya mas??
Alisa : E’emhh.. oohh.. ini si Sulwa.. katanya minta di tutorin soal matkul Vektor sama Gaya.. kan mas Hamdan di TekFis, jadi pas banget gituhh.. jawab Alisa sambil mengecek HPnya.
Hamdan : Mmmm.. yaa boleh aja.. dimana?? Kapan??
Alisa : Nanti ba’da maghrib aja yaa di sekre gimana mas?? Tanya Alisa sambil mengulum jemarinya.
Hamdan : Yaahh.. boleh aja, sekalian tidur siang dulu abis ini..
Alisa : Okeyy mass.. Bobo sama Alisa kaann?? Hihihih.. tanya Alisa sambil membereskan piring Hamdan.
Hamdan : Emang bisa yaah mas bobo gak pake guling yang kelewat cantik kayak Alisaku sayang ini?? Jawab Hamdan kembali menggoda Alisa.
Sebenarnya dibalik semua itu, ada suatu hal yang Hamdan tidak tau. Semenjak Alisa tau kalau Hamdan akan balik kampung, maka dia sengaja mengabari ke rekan-rekan se LDK KMI (Keluarga Mahasiswa Islam), terlebih lagi ukhti Hafshah, kalau Hamdan setelah ujian akan pulang kampung.
=Chat Grup LDK KMI Akhwat =
Ukhti Hafshah : Ehh seriusan akhi Hamdan mau balik??
Alisa : Iyah.. katanya abis ujian gitu Ukh..
Ukhti Nadia : Duuhh.. padahal masih kebayang loohh ‘rasa’ itu waktu kita upgrading bareng-bareng di Kaliurang.
Ukhti Hafsah : Maksudmu Makrab Nad??
Ukhti Nadia : Nahh itu.. ahahaha..
Ukhti Hafshah : Nih yang lain kemana kok gak komen??
Ukhti Maura : halo kak.. absen Hadir.. hihihi..
Ukhti Venty : Assalamu’alaykum ..
Ukhti Rahma : Assalamu’alaykum ..
Ukhti Hafshah : Eehh, kalian bertiga dek.. waktu makrab itu sama siapa bercumbunya??
Ukhti Venty : Ana kak?? Kalau ana sama mas Hakim kak..
Ukhti Hafshah : Ohhh gitu.. kalau dek Maura?
Ukhti Maura : Malu eh kak.. ana sama mas Dhani..
Ukhti Hafshah : Ahahaha.. ngapain malu sih dek Maura? Toh udah umum diantara kita.. kalau dek Rahma??
Ukhti Rahma : kalau ana sama mas Ramdhan kak..
Ukhti Nadia : Oohh.. si Ramdhan yang kemarin ikutan project mobil listrik dari Teknik Mesin ya?
Ukhti Rahma : Nahh iya itu kak.. kenapa gitu?? Kok ditanyain?
Alisa : coba deh scroll ke atas ukh..
Ukhti Rahma : Ohhh.. bentar.. afwan telat bukanya..
Ukhti Hafshah : Mmm.. gimana ya ngomongnya?? Kalau kata Ulama, kalau kalian punya berita baik, maka ceritakanlah.. gitu ya??
Ukhti Nadia : Yaaahh pakai dalil dong.. ahahaha.. tipikal Hafshah banget..
Ukhti Venty : Kalau berita buruk atau mimpi buruk jangan diceritain.. gitu kan ya lanjutannya??
Ukhti Maura : Betull..
Alisa : Cakepp..
Ukhti Hafshah : Ana mau nannya nih sama kalian semua.. jujur aja.. menurut kalian zina tuh gimana??
Ukhti Maura : Yaa secara hukum mah Haram.. tapi…
Ukhti Hafsah : Kan ana bilang jujur aja dek Maura..
Ukhti Nadia : Zina maksud antum menggenjot gitu Hafshah??
Ukhti Hafshah : Yaaahh si Nadia.. ana pakai bahasa halus malah di vulgarin..
Ukhti Nadia : Ahahahah.. ngapain juga?? Toh semuanya di grup ini udah pernah..
Alisa : Emm.. kalau ana sih bikin ketagihan ukh.. udah kayak candu.. hihihhi.. sehari kalau ga liat rudal kayak gimanaaa gitu..
Ukhti Venty : Eeehhh.. Ukhti Alisaaaaa.. kok gituu..?? Sama an dong kita >.<
Ukhti Rahma : Hihihih.. kalau itu mah iyaa juga.. kalau ana udah kayak hal yang harus dilakuin kalau pas lagi bete gitu.. healing paling manjur..
Ukhti Hafshah : Waahh.. Healing paling manjur dong kata dek Rahma.. ahahahha..
Alisa : Iya juga sih ukh.. emang kalau belum di genjot tuh rasanya mau ngapain aja ga semangat gituh..
Ukhti Rahma : Nahh kann.. bener kan ukh..??
Ukhty Maura : iyaa sihh.. kayak ada yang kurang gitu.. gatel mulu bawaannya di bawah..
Ukhty Hafshah : Trus kalo buat kalian semua nih.. ukuran rudal gitu penting ngga??
Ukhti Nadia : Wahh pertanyaan spesifik nih.. kalo ana sih penting..
Ukhti Maura : Mmm gatau deh kak.. ga pernah cobain selain punya mas Dhani..
Ukhti Venty : iya kak.. sama.. belum pernah coba..
UkhtI Hafshah : Yaa ga harus cobain dulu sih.. maksudnya nih.. eehh bentar, kalian semua masih sering ngebokep kan dek?? Masih inget jadwal harian kita kan? 1 hari 1 video bokep..??
Ukhti Rahma : masih kok kak.. hihihih
Ukhti Venty : Wahh.. ga Cuma sekali kak.. kadang 2-3 video.. 😀
Alisa : masih banget kak Hafshah..
Ukhti Nadia : Yaahh kalau Hafshah mah pemeran utamanya.. ahahah..
Ukhti Hafshah : Yeee.. apaan sih Nad.. Trus, kalau pas nonton yang rudalnya jumbo-jumbo gitu.. perasaan gimana?? Ga ada yang “ahh pengen nih disodok yang segede gitu” gitu??
Alisa : Aaahh.. yaa kalau ana pasti pengen kak.. tapi udah kesampean sih tiap hari.. hihihi..
Ukhti Hafshah : Dek Alisa maaaahhh.. nih bukan buat dek Alisa yaa pertanyaannya.. tapi buat yang lain..
Ukhti Rahma : Eeehh.. Ukhti Alisa?? Tiap harii?? Kok bisaa??
Ukhti Venty : Iyaa..?? Kok bisa ehh??
Ukhti Maura : Seriusan?? Yang kayak negro-negro gitu Ukh??
Alisa : Yaa gatau sih kalau ukuran negro.. Cuma ini sekitaran 25cm trus diameternya 5cm gituuhh..
Ukhti Vanty : Ya Allaahh.. Gede bangeettt!!!
Ukhti Rahma : Eett.. bentar ambil penggaris..
Ukthi Maura : Muat ukhh masuk dibawah?? Ceritain dongg rasanya..
Ukhti Nadia : Naahh crita dong dek Alisa biar temen-temen tau.. toh biasanya mereka Cuma liat di video aja..
Ukhti Rahma : 25cm diameter 5cm!?? Ahh sobek laahh.. ga kebayang rasanyaaa..
Ukthi Alisa : hihihihi.. Rasanya? N.I.K.M.A.T BUAANGGETTT!! Kan sering nih yaa kita-kita masturbasin pake jari? Kata orang colmek gitu sampe masukin jari..
Ukhti Hafshah : He’emh iya sih.. trus?
Alisa : atau mungkin buat ukhti Maura, Rahma, Venty, kak Nadia, kak Hafshah, pernah.. ehh.. sering menggenjot sama rudal yang ukurannya di bawah 20cm ya??
Ukhti Hafshah : iya sih..
Ukhti Maura : He’emh..
Alisa : Naah coba.. kalau yang seukuran segitu aja ukhti semua udah klepek-klepek, bayangin coba kalau yang masuk seukuran jumbo gitu??
Ukhti Venty : Nnghh.. becek kan ukhh ana..
Ukthi Rahma : Iyaa sama nih baru bayangin aja uda becek..
Ukhti Maura : Tapi kalau di bokep luar itu kan kayaknya agak letoy ya?
Alisa : Kalo yang ini beda ukh say.. keras kayak batu, berurat, tahan lama.. bisa loh ampe sejam ga muncrat gitu.. lah kalau kita kan udah brapa kali tuh orgasme..
Ukhti Maura : Aaiihh.. sriusan Ukhh.. kaann jadi kebayang..
Alisa : kalau yang seukuran dibawah 20cm aja bisa buat kita orgasme, kalau yang seukuran itu?? Bisa-bisa ntar ukhti semua bikin kolam loohh..
Ukhti Rahma : Kolam?? Oohh.. aaaahh.. maksudnya muncrat berkali-kali yaa ukhti Alisa?
Alisa : Iyaaa Ukhhh.. gerak dikit aja kayak semua syaraf tuh dimanjain sama kenikmatan gitu Ukh.. belum kalau geraknya liar.. Aawwhh.. udah deh kayak di Surga..
Ukhti Venty : Udaahhh Ukhh.. Udaaahhh.. mau muncrat nihhh..
Ukhti Maura : Iyaaahh.. btw siapa tuh Ukhti Alisa??
Ukhti Nadia : The one and the only.. pacarnya Ukhti Alisa dong..
Ukhti Hafshah : Iyaa.. mas Hamdan namanya.. nahh kan besok abis UAS mau balik tuh, pada penasaran ga sih nyobain di genjot rudal seukuran ituh??
Ukhti Rahma : Mmm.. tapi gimanaah?? Kan itu pacarnya Ukhti Alisa..
Alisa : Ukhti Rahma mau?? Nanti ana yang atur..
Ukhti Rahma : Ehh..?? Sriusan ukh?? Gppa??
Ukhti Venty : Beneran gpapa ukh??
Alisa : He’emh gppa.. awalnya sih Cuma ngabarin kak Hafshah sama kak Nadia, vuma kalau bisa dinikmatin bareng-bareng, why not??
Ukhti Maura : Adududuhh.. kok aku belum bisa yaahh kyk Ukhti Alisa gituh? Aahh..
Alisa : Hihihih.. kan kalau udah cinta, gak akan berpaling ukh..
Ukhti Hafshah : Jadi oke yah?? Nanti jadwalnya di atur sama Ukhti Alisa.. kalau pa. rty gimana??
Ukhti Nadia : Wahh boleh juga tuh Hafshah.. weekend aja.. di sekre!! Ahahaha..
Ukhti Hafshah : Gila lu Nad! Ketauan orang repot ntar..
Ukhti Maura : Dii musholla tempat ana ngajar TPA aja kak..
Ukhti Hafshah : Lah lebih parah.. kenapa disitu??
Ukhti Maura : Santai aja kak.. kalau di musholla biasa ana ngajar TPA tuh sepi, paling dipake sholat kalo Subuh aja.. soalnya orang-orang berangkat kerja pagi, pulangnya malem jam 9an gitu.. trus ntar biar ana yang kasi tau RT RW setempat supaya ga diganggu..
Alisa : Wahh.. Ukhti Maura mah gercep amat..
Ukhti Nadia : Konsepnya gmna? Asal ngalir aja apa gimana??
Ukhti Hafshah : Mmm.. mumpung di musholla nih.. kalau yang ekstrim dikit gimana? Kan sama aja gituh kita berzinanyaa.. hahah..
Ukhti Rahma : Maksudnya gimana kak Hafshah?
Ukhti Hafshah : Blasphemy gitu.. jadi simbol-simbol islam dipake waktu zina..
Ukhti Nadia : Waaaww.. gila juga kamu Hafshah.. tapi seru juga kayaknya..
Ukhti Venty : Ikut deh kak.. hihihihi..
Sulwa : Assalamu’alaykum .. afwan baru buka HP kak..
Alisa : Yaahh si Sulwa.. kemana aja??
Sulwa : ehh kak Alisa.. biasa kak memadu kasih.. hihihi..
Ukhti Hafshah : Dek Sulwa ikut juga ya.. ohh yaa, dan ini hukumnya ‘WAJIB’ nanti bakalan ana masukin ke penilaian kontribusi di organisasi..
Sulwa : Apaan tuh kak.. telat sih ana..
Ukhti Hafshah : Scroll aja ke atas dek Sulwa yah..
Sekitar jam 10.30, Hamdan dan Alisa pun melanjutkan perjalanan pulang.
Cklek suara pintu dibuka..
Hamdan : Assalamu’alaykum.. ucap Hamdan ketika masuk rumah.
Hamdan : loh ibu belum pulang sayang?? Tanya Hamdan sambil melepas sepatunya.
Alisa : gatau juga mas.. mungkin masih banyak meeting.. jawab Alisa sambil meletakkan sepatunya di rak.
Hamdan : Hooaaahh.. Capekk nyaaahh.. gerah pulaa.. ucap Hamdan sambil mengangkat kedua tangannya.
Alisa : Ulululuuhh.. gerah banget mas Hamdan sayang?? Sinih Alisa bantu lepasin.. jawab Alisa yang mencoba melepasi kancing gamis Hamdan.
Hamdan : Hupp!! Mas mahh tau maksud sayangkuu iniihh.. kata Hamdan sambil tiba-tiba membopong Alisa.
Alisa : Aaahh!! Mass Hamdaannhh.. Uwwhh.. hihihih.. Mfffhh.. mchh.. Mmffhh.. Mcchh.. Mcchh..
Keduanya kemudian berpagutan meski Alisa masih mengenakan cadar. Bagi Hamdan, bobot Alisa terasa ringan, sehingga meskipun harus membawanya ke lantai 2 bukanlah sebua masalah. Tangan kanan Alisa merangkul kepala Hamdan untuk memudahkannya terus memagut bibir Hamdan selama perjalanan menuju ranjang cinta mereka.
Krieett.. Brrukhh..
Alisa : Aaaahhh.. Ssshhh.. Massshhh.. Katanyaahh mau bobo siangghh..?? Tanya Alisa ysng terlentang di ranjang sambil menggeliat bercintai.
Hamdan : Nanti pasti bobo.. tapi yang ‘ini’ kan harus dibuat bobo dulu.. kata Hamdan yang berlutut diranjang sambil menatap ke arah sirwalnya yang ‘menonjol’.
Alisa : Uuwwhh.. dedek Hamdan minta di servis mamah yaaahh?? Cup cup cupp.. jawab Alisa sambil jemari tangan kanannya meraba lembut sirwal Hamdan yang mulai menggunung.
Hamdan : Aahh.. udah ahh.. lepasss ajaaahh..!! Kata Hamdan yang langsung menubruk Alisa.
Alisa : Aaawwhhh.. Maaasshhhh.. Sshhh.. Mhhh.. Aaaaahhh.. Sshhh.. Oohhhh.. mas Hamdaannhhh.. Aaaaahh.. Geliihhh.. Uuhhh.. Mhhhhhh.. Ssshhhh..
Dengan bernafsu Hamdan langsung menyerbu leher Alisa yang masih tertutup khimar. Dengusan nafas Hamdan yang memburu terdengar jelas di telinga Alisa yang memantik api syahwatnya. Sesekali Hamdan menggigit kenikmatans leher Alisa yang membuat Alisa melenguh terangsang. Kini khimar Alisa mulai disibakkan, sehingga nampaklah leher putih mulus Alisa yang begitu ‘segar’. Layaknya Vampir yang haus darah, cupangan demi cupangan Hamdan daratkan. Alisa yang mulai terbakar birahi hanya bisa blingstan. Tangannya sibuk meremas dan menjambak rambut Hamdan, sementara kedua kaki putih mulusnya yang dihias kaos kaki hitam selutut ia silangkan di pinggul Hamdan.
Alisa : Aaawhh.. Masshh.. Aaahh.. Enakkk.. Aahhh.. Alisa sayang banget.. Sayang mas Hamdaanhh.. Aahhh.. Teruss mashh.. Alisa milik mas Hamdannhh seorannggghh.. Aahhh.. Aaaahhh.. Aahhh.. Sshhh.. Ooounghh.. Aaaahhh..
Mendengar kata-kata Alisa, membuat Hamdan semakin beringas. Dengan cepat ia menarik resleting abaya Alisa. Untungnya abaya Alisa bukan yang murahan, sehingga kualitas resletingnya pun bisa menahan kekuatan lelaki yang penuh birahi.
Hamdan : Mffuaahh.. Sayang?? Beneran Cuma milik mas seorang?? Yakin?? Tanya Hamdan sambil menatap kedua toket 36F Alisa yang begitu menantang.
Alisa : E’emhh.. ga ada yang lain mashh.. Cuma mas Hamdan seorangg.. Alisa rela berikan semuanya buat mas Hamdannhh.. ucap Alisa dengan penuh ketulusan.
Hamdan : Semuanyah sayangg?? Tubuh ini jugaahh..?? Ucap Hamdan dengan nafas menderu.
Alisa : Iyaahh Mas Hamdann.. tubuh Alisa milik mas Hamdan seutuhnyaa.. terserah mas Hamdan.. silakan dipakai sesuai nafsu mass Hamdan sayangghhh.. Aaaaahhh.. Aaahhh.. Aawwhh.. Liar bangethh Masshh.. Aaahh.. Nikmatnyahhh.. Aaaahhh..
Belum selesai Alisa berkata-kata, Hamdan sudah kembali membenamkan wajahnya diantara gunung kembar mega-size itu. Putting pink tegang yang menghiasi, semakin menambah keindahan toket anak bu Zaskia. Cupangan, dan sapuan lidah Hamdan daratkan tepat disekiling toket dan terus memutar hingga beberapa cm dari putingnya. Kedua tangan Hamdan jelas sibuk meremasi si kembar dengan penuh gairah.
Alisa : Aaah.. Masshh.. Aahh.. Situuhh.. Aaaihh.. Mas Hamdannnhh.. Aaahhh.. Jangan siksa Alisaaahhh.. Mauuhh.. Mauu putingnyahhh.. diisepphh.. ucap Alisa yang gelisah berupaya mengarahakan mulut Hamdan agar segera melahap putingnya.
Hamdan : Hahah.. pengen banget yah sayang?? Goda Hamdan.
Alisa : Iyaah.. Isep sayangg.. Ahh.. OOOOUUUHHHHHH.. Sshhh.. Aaahhh.. Yesshh.. Nakalll mas Hamdanhh.. Aaahhh.. Enaknyaahh.. Mmhhh.. Sshhh.. Oohhh.. Yaa Allaahh nikmatnyaahhh.. Aaaahhh.. Lenguh Alisa lepas merasakan hangatnya mulut Hamdan.
Lidah Hamdan menari membelai lembut puting Alisa. Seluruh saraf di ujung putingnya seperti dibelai oleh kehangatan nan nikmat yang membuat Alisa gelagapan. Tubuh Alisa beberapa kali kelojotan, apalagi saat Hamdan menggigit kenikmatans putingnya.
Alisa : Aaahh.. Ahhh.. Ooooohhhhhh.. Sshhh.. Aaaaahhh.. Enaaakk bangetthh.. Mass Hamdann.. Teruussshhh.. Aaahh.. Ampunnn enaknyaaahhh.. Toloongghh.. Aaaaahhh.. Aaaaahhh.. desahan Alisa makin lepas merasakan kedua putingnya di lahap Hamdan.
Sengatan birahi bak listrik berjuta watt menyergap cepat hingga ke ubun-ubun. Alisa mengangkat dadanya tiap kali Hamdan menyedot kuat putingnya sembari kedua tangannya meremas kuat toket jumbonya. Tangan Alisa terus menerus menjambaki Hamdan karena nikmat yang bertubi-tubi.
Hamdan : Mffuahh.. Ahahah.. Enak banget sayang?? Mchh.. mcchh.. mcchh..
Alisa : Haaaaahhh.. Ssshhhh.. Bangetthh Masshh.. Sshhhh.. Mmhhhh.. desah lepas Alisa saat Hamdan melepas putingnya dan lanjut mencupangi perutnya yang masih tertutup abaya.
Hamdan : Heemm.. apa nih?? Kok masih ketutup sayaang?? Kata Hamdan saat mendapati abaya Alisa masih menutupi selakangannya.
Alisa : Awwhh.. Nggghhh.. Maaff mas Sayaangghh.. mau yang dibawah kaahh?? Ini yaaaahh..??~ ucap Alisa menarik perlahan abayanya ke atas sambil menggoyangkan pinggulnya dengan tatapan genit.
Perlahan tapi pasti kemulusan pangkal paha putih Alisa yang tanpa cela pun tampak. Meski sudah hampir 5bulan lamanya Hamdan menikmati wanginya tubuh Alisa, tapi tetap saja penampakan bibir liang surgawi Alisa adalah puncak segala impian ikhwan. Meski sudah beratus kali digenjot kasar, dihantam tanpa ampun, kecantikan dan kerapatannya tetap terjaga. Hanya bertambah tembem sedikit saja. Apalagi entah kenapa bisa begitu mulus dan putih, hampir tak ada tanda-tanda bekas dicukur atau kehitaman. Dan semuanya semakin sempurna dengan garis pink yang terlihat rapat namun mengkilap yang membelah selakangan akhwat cantik berkacamata itu.
Hamdan : Sluurrpp.. Sluurrpp.. mchh.. elelempth.. srrrpptt.. mcchh.. Sllurrpp..
Perlahan tapi pasti lidah Hamdan mulai melibas dari lutut hungga pangkal paha secara bergantian kiri dan kanan. Tiap kali Hamdan berhenti dan memainkan lidahnya di pinggir bukit merekah, pinggul Alisa bergetar.
Alisa : Aaaahhh.. Aaannghh.. Mashhh.. Aaahhhh.. Kok ga sekaliaann ssihh.. Mmmhhh.. Aawwwhhh.. Aaaahhh.. Ssshh.. Oooohhh.. rengek Alisa yang sudah birahi berat.
Hamdan : Heheh.. sengaja.. enak kaann?? Mau banget sayang?? Maunyah diapainn?? Goda Hamdan.
Alisa : Aaaahhh.. Ittuuuhh.. Dijilaathh.. serambi lempitk Alisaaahh.. Aaahh.. Mau banget dijilatin mas Hamdannn.. Pliisssss.. Uuwwhhh.. rengek Alisa sambil mengangkat pinggulnya menawarkan ‘artefak suci’nya untuk di nodai.
Hamdan : Baik saayaanghhhh.. selamat makaann.. kata Hamdan yang langsung melahap serambi lempit Alisa dengan buasnya.
Alisa : AAAMMMHHHH.. OOOOOHHHH.. MASSHH HAMDAANHHHH.. AAAAAAHHH.. SSSHHH.. OOOONNGHH.. Aaaaaaahhh.. ssshh.. Aaahhh.. Ampuunn Enaknyaahhhh.. Jangan berhentiihhh Masssshhh.. Oohhhh.. Ohhhhh.. Nakaallnyaaahh.. Aaahhh.. Enak lidahnyaahh mas Hamdaannhh.. Mmhhhhh..
Tak karuan lagi racauan dan desahan Alisa. Seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Begitu lepasnya Alisa mendesah, bahkan berteriak melepas syahwat yang tertahan. Pinggulnya terus menerus kelojotan tiap kali lidah Hamdan menyapu, membelah bibir liang surgawinya dari bawah ke atas dan sengaja menari sesaat di kelentit kekasihnya itu.
Alisa : Aaahh.. Aaaaahh.. Awwhh.. Ooooohhh.. Enak banget masshh.. Yeshh.. Iyahh.. gituuhh Masshh.. Awwwhh.. Enak banget ya Alllahhh.. Lidah mas Hamdaanhh.. Nakaal bangethh.. bikin Alisaahh.. ketagihaann.. Aaaahh.. Awwhh.. Oohhh.. Maaasshhh.. NNGGHHHHHHHH…!!
SEEEERRR.. SEEEERRRRR.. SEEEERRRRR..
Hamdan terkejut saat tiba-tiba cairan surgawi menyembur deras membasahi wajahnya. Bukannya didiamkan, justru jemari Hamdan menggesek kelentit Alisa yang membuatnya makin kelojotan. Mata Alisa nanar, bibir bawahnya ia gigit, sementara kedua tangannya mencengkram erat sprei ranjang saat orgasme pertama menerpanya. Selama be erapa detik tubuh Alisa mengejang sebelum akhirnya terhempas di ranjang.
Alisa : Aa.. Aaa.. Aaaahhh.. Nghhhh.. Sshhhh.. mas Hamdaanhh.. Bisa aja sih lidahnyaahh.. bikin Alisah jadi gilaa ginihhh.. Aaahhh.. Hhh.. Hhhh.. ujar Alisa yang khimarnya agak tak beraturan.
Hamdan : Yaahh jelas dong sayang.. kan PENAKLUK AKHWAT!! Jawab Hamdan sambil berdiri dengan sirwalnya yang sudah tak mampu membendung bentuk asli ‘rudal’ miliknya.
Alisa : Aaahh.. Aaaah.. Dedek Hamdann.. udah ga sabar pengen keluar yaaahh..?? Ujar Alisa menatap genit selakangan Hamdan dan kini berlutut di depan selakangan Hamdan.
Alisa menciumi rudal Hamdan yang masih terbalut sirwal, tangannya pun ikut serta membelai batang Hamdan layaknya barang yang amat ‘sakral’. Sesekali Alisa menatap nakal Hamdan. Persis sekali seperti artis-artis porno luar saat menggoda pasangan prianya.
Alisa : Uuwwhh.. Dedek Hamdann gantreeengg.. ujar Alisa sambil menarik turun sirwal Hamdan.
Plop!! Pluk.. rudal raksasa berurat Hamdan langsung menampar wajah Alisa sesaat setelah terlepas dari sangkarnya. Hampir separuh wajah Alisa tertutup oleh jumbonya diameter rudal Hamdan. Hembusan nafas Alisa yang berat cukup terasa di rudal Hamdan. Beberapa saat Alisa menikmati aroma rudal Hamdan setelah seharian terkurung di sangkar. Aroma khas ikhwan yang pekat, aroma yang menggugah hormon Estrogen di tubuh Alisa.
Alisa : Aaahh.. Gedenyaahh.. ga pernah bosen Alisahh liatnyahh.. Mas Hamdannnhh.. Haaemmhhh.. Mffhhh.. Mfhhh.. Srrppp.. Ockkk.. Ockkk.. Ockkk.. Mfhhh.. Srrrpptt.. Ockk.. Ockkk.. Mffhhh.. rudal 25cm langsung hilang ditelan mulut Alisa setelah ia menyibakkan cadarnya.
Layaknya seorang professional, Alisa meletakkan kedua tangannya dibelakang punggung. Sesekali ia menatap Hamdan seakan berkata “Enak kan Masshh.. Mau lagih?? Suka nggak mas?? Mantab kan seponganku?” dengan genitnya. Tak hanya maju mundur saja, sesekali Alisa meliuk-liukkan kepalanya, memberikan sensasi kenikmatan yang berbeda pada Hamdan.
Hamdan : Aaaahh.. Sshhh.. naahh gitu sayang.. kalo jadi kekasih mas, harus jadi lonthe jugaaahh.. Nghhh.. Sshhhh.. Wuuuhhh.. Mantab.. ujar Hamdan sembari tangan kanannya membelai kepala Alisa layaknya membelai anjing yang menurut pada tuannya.
Alisa : Mmfhh.. Mffhh.. Ockkk.. Ockk.. Hemmfhhh!!! Gckk.. Gckk.. Uhukk.. Mfhhh.. Mmmmmmhh.. Ssrpptt..
Alisa membenamkan seluruh rudal Hamdan hingga wajahnya menempel di selakangan Hamdan. Matanya sayu saat rudal Hamdan membelai pangkal kerongkongannya. Sesak namun nikmat. Lidah Alisa tetap menjulur, menjilati pangkal rudal dan buah zakar Hamdan.
Alisa : Mffuaahhh.. Mmchh.. Cupphh.. Cuphh.. Hehemm.. Lezatnyaahh rudal mas Hamdanhh.. ucap Alisa sambil mengecup batang kejantanan Hamdan dari ujung hingga kepangkalnya.
Hamdan : Seenak itu kah?? Ga bisa hidup tanpa rudal dong sayang?? Ejek Hamdan sambil menggoyangkan rudalnya.
Alisa : A’emhh.. Banget masshh.. Uwwhh.. dedek Hamdann.. ganteng banget sihh.. berurat.. kekaarr.. ssshhh.. lanjut Alisa yang tiba-tiba menarik tangan Hamdan hingga membuat Hamdan terjerembab di ranjang.
Brukhh..!!
Hamdan : Aghh.. Aduduh.. main kasar nihhh?? Tanya Hamdan yang terlentang dan hanya mengenakan gamis saja.
Alisa : Aaaahh.. Sshhh.. mau dikasarin mas sayaaanghhh?? Bisik Dinda di telinga kiri Hamdan dengan nada menggoda.
Alisa yang menduduki Hamdan membuat Hamdan tsk bisa bergerak. Ia sengaja menggerakkan pinggulnya maju mundur sehingga rudal Hamdan menggesek membelah bibir liang surgawi sempit Alisa. Hamdan hanya tertawa kecil saat mendengar godaan Alisa.
Kini berganti Alisa yang beraksi. Dengan penuh nafsu ia menciumi leher Hamdan meskipun cadar menutupi mulutnya. Tak lama ia merangsang leher Hamdan karena birahi yang sudah meledak. Jemarinya pun cekatan melepasi kancing gamis Hamdan sementara kini mulut Hamdan yang menjadi bulan-bulanan pagutan liar Alisa.
Alisa : Mffuaahh.. Naaaahhh.. gini kan bercintaii mas sayaanghhhh.. ujar Alisa setelah membuka cepat gamis Hamdan sehingga menunjukkan dada Hamdan yang bidang.
Alisa : Mmhhh.. Ssshh.. Mas Hamdan sayanghh.. diem aja yaahh.. kali ini Alisa yang mau buat mas Hamdan keenakaann.. ujar Alisa sembari jari telunjuk kanannya menyusur mulai dari bibir Hamdan, leher, dada, perut dan berakhir menggenggam rudal Hamdan.
Alisa : Awwhh.. udah ga sabar nih dedek Hamdan.. pengen manjain goa nya mamah yaaahh..?? Lanjut Alisa sambil mengarahkan rudal Hamdan.
Dan.. Blessshhhh…
Alisa : AAAANNGGHHHHH.. SSHHH.. MMHHH.. SSSHH.. YESSHH.. rudalLHHH.. AAAHHH.. MMHHH.. OOOOHHHH.. GEDENYAAHH.. AAAHHH.. ENAAAAKK.. BANGETTHH.. AAAHHH.. SSHHH.. MHHH.. MASSHH.. NIKMATNYAAHHH.. AAAAHHH..
Lenguh lepas Alisa menggema di seluruh kamar. rudal Hamdan dengan cepatnya menyeruak masuk hingga menghantam pintu rahim Alisa yang membuat Alisa seperti dihantam halilintar kenikmatan meski dinding liang surgawinya tetap menjepit kuat batang kejantanan Hamdan. Nafsu syahwat yang menguasai Alisa, mengambil kontrol tubuhnya hingga pinggulnya mulai menari bebas. Gerakan maju mundur yang cepat dan mantab Alisa lancarkan. Sesekali ia memadukan dengan gerakan menggiling. Tangan Alisa bertumpu pada paha Hamdan yang membuat tubuhnya agak condong ke belakang.
KREETT.. KREETT.. KREETTT..
Ranjang tempat keduanya memadu kemaluan ikut bersenandung, menyaksikan dua anak adam tengah memacu dosa mereka hingga puncak. Lenguhan dan desahan Alisa tak terbendung. Racauan liar pun terus keluar dari mulutnya. Hamdan yang disuguhi tarian toket kembar Alisa tak bisa tinggal diam. Secara bergantian ia meremasi dan memilin-milin putting Alisa. Mendapatkan dua serangan di dua titik paling sensitifya, membuat Alisa menyerah.
Alisa : AHHHH.. AAAHHH.. rudalL.. YESHH.. FUCKKK!! MASSHH.. AAHHH.. FUCK MEEHH!! SSHHH.. OHHHH.. ENAKK.. AWWWWHH.. YESHH.. PUTINGNYAHH.. TERUS MASSHH.. DIKIT LAGIIHH.. AAAAWWWNNGGHHHHHHHH..!!!
PLOP!! SSEEEERRRRR.. SEEEERRRRRR.. SEEEEEERRRRR..
Alisa mengangkat tinggi pinggulnya, menyebabkan cairan surgawinya menyembur membasahi dinding kamarnya. Seluruh tubuhnya mengejang, matanya terpejam, selama beberapa detik serambi lempitnya terus memompa tanpa henti. Blesshh.. liang surgawi Alisa kembali melahap rudal Hamdan sepenuhnya. Goyangan pinggul Alisa kali ini lebih banyak memutar, menggiling rudal Hamdan di dalam sana. Gerakan ini membuat rudal Hamdan menekan seluruh dinding liang surgawi Alisa secara bergiliran yang membuay Alisa makin kesetanan. Dan jelas saja, tak sampai lima menit, Alisa sudah orgasme yang ketiga kalinya.
SEEEERRRR.. SEEEEEERRR.. SEEEERRRR..
Alisa : Aaahh.. Hhh.. Hhh.. Nakal bener nih dedek Hamdan.. bikin mamah muncrat terusshh.. kata Alisa sebelum kemudian mengulum rudal Hamdan yang belepotan lendir khas akhwat.
Hamdan : Ffuuuhh.. Gilaaa.. liar banget sayangg.. ujar Hamdan yang tiduran santai beralaskan kedua tangannya dan bantal menyaksikan Alisa yang seperti anjing kelaparan siang itu.
Alisa : Mmmhh.. Yuukk.. sekarang mamah pijet pake yang belakang yaaahh dedek Hamdaannhh.. ngghh.. AAAAAAHHHH.. SSSHHH.. OOOOHHHH.. MMHHHH..
Lenguhan dan desisan Alisa begitu keras mengiringi rudal Hamdan yang menyeruak masuk, serambi lempitarkan anusnya yang sempit. Dengan posisi ‘Reverse Cow-Girl’, Alisa mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur. Kuatnya jepitan dinding anus Alisa, membuatnya bisa merasakan rudal Hamdan yang berurat.
Alisa : AAHHH.. AAHH.. ANAALLL.. MMHH.. ENAK.. ENAK BANGETTHH.. OOHH.. FUCKK!! ENAKNYAHH.. AAHHH.. rudal.. rudalL.. AAAAHHH.. MASS.. ENAK BANGETH rudalLNYAAHH.. AAHHH.. ENTOT ALISA TERUSS MASSHH.. AAAHHH.. OOOHH.. SSHHH.. OOOHHHH..
Alisa terus berteriak, meracau, mendesah sepuasnya. Karena Alisa masih full set, Hamdan hanya bisa melihat bagian belakang tubuh Alisa yang masih tertutup khimar jumbo dan abaya. Bukan Hamdan namanya kalau ia tidak aktif. Tangannya pun menyusup masuk dari bawah ketiak Alisa dan mulai meremasi kembali toket Alisa yang terus bergoyang liar mengikuti irama tubuhnya.
Alisa : AAAHH.. AAHH.. SHHH.. NNGGHH.. ALLAAHH.. ENAKNYAHH.. DIENTOT.. DI ANAL.. NIKMAAATT.. MMHH.. OHHH.. OOHHH.. AMPUNN.. AAAHH.. AAAHHH.. HEENGGGHHHHHHHH..!!
PLOP!!! SEEERRR.. SEEEERRR.. SEEEERRRRRRR..
Cairan surgawi Alisa kini membanjiri perut dan sprei ranjangnya. serambi lempitnya terus menyemburkan cairan surgawi khas akhwat layaknya orang yang sudah lama menahan kencing. Begitu kencang. Beberapa kali tubuh Alisa mengejang, sebelum ia kemudian menggunakan posisi ‘Overtuned’.
Hamdan : Wuuhh.. kuat banget nih sayangku.. sinihh mas bantuin.. ujar Hamdan membantu mengarahkan rudalnya.
Blessshhh.. tanpa Hambatan, anus Alisa kembali melahap rudal 25cm berdiameter 5cm Hamdan. Kedua tangan Alisa bertumpu di ranjang dan kedua tangan Hamdan pun membantu menopang tubuh Alisa. Dengan begini Alisa bisa leluasa mengocok rudal Hamdan dengan liang surgawi keduanya.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!! Meski tak secepat gerakan maju mundur, namun gerakan pinggul Alisa naik turun ini terasa begitu mantap bagi Hamdan. Karena rudalnya serasa diurut seluruhnya. Bibir anus Alisa pun terlihat jelas tertarik keluar tiap kali ia mengangkat pinggulnya.
Alisa : NGHHH!! NGHH!! OOHHH.. ENAKNYAHH.. GA ADA HABISSNYAAHH.. AAHH.. rudalLHH.. ENAK BANGET SIIHH. rudal MAS HAMDANNN.. PALING TOPPH!! GEDEHH.. AAHH.. KERASSHH.. PERKASAAAAHHH.. OOHH.. SSHH.. NNGHH.. OOHH.. OHHHH.. AWWWWHH.. GA TAHANNN.. PENGEN KELUAR LAGIIHH.. AAHHH. MAS HAMDANN.. AAAAWWWNNGGHHHHHHHH..!!!!!
3 menit saja Alisa bertahan diposisi itu karena memang membutuhkan banyak tenaga. Tapi semua itu terbayarkan saat akhirnya orgasme itu menghampiri. Anal-orgasm ysng sangat kuat dan lama yang menyemburkan cairan surgawi Alisa hingga hampir menyentuh langit-langit kamar.
Brukhh.. Alisa pun terhempas lunglai diatas tubuh Hamdan setelah 5 detik lamanya memberkati seluruh ruang kamarnya dengan cairan surgawi akhwat bercadar sepertinya.
Hamdan : Capek banget sayangkuhh..?? Ucap Hamdan sambil membelai kepala Alisa.
Alisa : Iyaahh mas sayanghh.. Hhh.. Hhh.. tapi puas bangethh.. aaahhh.. makin nagih sama rudal mas Hamdaanhh.. jawab Alisa dengan nafas tersengal-sengal.
Alisa : Eeehh.. iyaahhh.. mass.. Hamdannhh.. belummhh.. keluarrr.. Aaahh.. Maafin Alisah yangghh.. udahh.. egoisshh.. ssshh.. lanjut Alisa sembari mengumpulkan tenaga.
Hamdan : Ngga sayanghh.. udah.. sekarang Alisaku sayang istirahat aja yaahh.. gantian mas yang aksi.. kata Hamdan sembari membaringkan Alisa di sisi kirinyah.
Alisa : Aaahh.. he’emhh.. maaf yaahh Masshh.. Alisahh capek duluaann.. harusnya sampe mas Hamdan puasshh.. jugaaa.. Hhh.. Hhh.. Sshhh.. jawab Alisa dengan nada menyesal.
Hamdan : Beneran loohh gapapa sayangh.. toh pasti sayangku capek juga abis seharian ujian.. hibur Hamdan sembari mengambil posisi diantara kedua paha putih Alisa.
Alisa : Tapiiihh.. Uuwwwhhh.. Mas Hamdannhh.. silakan pakai Alisahh.. sampai puas yaahhh.. lubang yang mana ajahh.. terseraahh.. Alisahh sepenuhnya milik mas Hamdannhh.. seorangghh.. ucap Alisa yang membuat Hamdan terharu.
Hamdan mengarahkan Alisa untuk membuka lebar kakinya dan kedua tangan Alisa bertugas untuk menahannya. Dengan perlahan.. Srrttt.. Bleessshhhhh..
Alisa : SSHHH… OOOOHHHHH.. MMHHH.. SSHHH.. AAAHH.. AHH.. AAHH.. MASSHH.. AAHHH.. NGHH.. AAAHH.. ENAAKK MASSHH.. AAHHH.. TERUSHH.. AAAHHH.. FUCKK!! OOHH.. FUCKK.. YESSHH!! AAAHH.. rudalLHH.. AAAHHH.. OHH.. MHHH.. OOOHHH..
Dengan sekuat tenaga Hamdan segera menggenjot cepat serambi lempit Alisa. Gempuran bak tank menghantam tembok terus Hamdan lancarkan. KREETT.. KREETTT.. KREEETT.. Derit ranjang pun seperti berteriak menahan goncangan keras yang ditimbulkan oleh hantaman pinggul Hamdan. Toket Alisa bergoncang hebat dan saling menumbuk satu sama lain. Plakk.. Plakk.. Plak.. PLAK!! PLAKK!! PLAKK!! Kedua alunan irama benturan pinggul dan toket menjadi pengiring Alisa untuk mencapai orgasmenya kembali. Mata Alisa merem melek menahan kenikmatan yang terus menerus menerpanya. Racauan dan teriakan Alisa cukup intens meski tak sekeras di awal.
Alisa : AHHHH.. AAHH.. rudalLHH.. OOHH.. MASSS.. HAMPIRRHH.. NNGHHH.. SSHHH.. AAAHHH.. NGHH.. OOHH.. YESSHH.. OOOOOHHHHHH ..!!!
PLOP!! SEEEERRR.. SEEERRRR.. SEEEERRRRR..
Kedua kaki Alisa mengejang begitu hebatnya. Matanya mendelik ke atas, kepalanya pun mendongak karena hebatnya orgasme yang datang. Hamdan pun tak memberikan waktu bagi Alisa untuk menikmati orgasme dan langsung melesakkan rudalnya menembus anus Alisa lagi. BLESSSSSHH..
Alisa : Nghh.. Mmmmhh.. OOOOOOHHHH.. SSSHH.. MMASSFFHHHH.. MFFHH.. MFFHHH.. NGGHH.. MCCHH.. MFFHHH!! MFFHHH!! MFFHHH..!!
Dengan posisi ‘Deck Chair’, Hamdan kembali mengebor liar anus Alisa. Kedua kaki Alisa ditekuk hingga menyentuh dadanya. Kemudian Hamdan mendekap Alisa yang berada di bawahnya. Kedua kaki Hamdan dibuka dan bertumpu dengan lututnya, sementara kedua betis Alisa yang menjulang ke udara menghimpit leher Hamdan. Posisi ini memberikan Hamdan akses penuh untuk penetrasi total ke liang surgawi kedua Alisa. PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!! Teriakan Alisa kini tertahan oleh beringasnya pagutan Hamdan. Air liur keduanya pun membuat becek cadar yang Alisa kenakan. 5 menit sudah Hamdan menggempur Alisa hingga akhirnya ia merasakan ejakulasi yang sudah tak tertahankan.
Hamdan : MFHH!! MFHH!! NGHH!! Mfuaahh.. Ahh.. Ga tahan sayangghh.. kluarin manaahh..!?? Tanya Hamdan dengan nafas menderu.
Alisa : Mfffhh.. Mffuahh.. Mulut Masshh.. Mulut Alisaahhh.. Ahh.. Mau minumm.. Ahhh.. Ahhh.. ucap Alisa yang sudah cukup lama tenggorokannya tak dibasahi oleh sperma kental ikhwan.
Hamdan : Aahh.. sini sayanghhhh.. ucap Hamdan yang segera mencabut rudalnya.
Hamdan berdiri gagah dengan tangannya mengocok cepat rudalnya. Alisa pun berlutut dengan sisa tenaganya sementara serambi lempitnya malah memuntahkan kembali cairan surgawi tepat setelah Hamdan mencabut rudalnya.
Hamdan : AAARRGHHHHH..!!!!
CROOOTT.. CROOOTTTT.. CRROOOOOOOTTT..
Alisa membuka selebar mungkin mulutnya setelah menarik lepas cadarnya. Ia juga menengadahkan tangannya supaya tak ada sidikitpun sperma Hamdan yang terbuang. Begitu kental dan derasnya Hamdan memuntahkan spermanya. Bahkan ada beberapa yang muncrat membasahi wajah cantik dan kacamata Alisa. Meskipun sudah membuka mulutnya selebar mungkin, tetap saja sperma Hamdan ada yang menetes keluar karena begitu banyaknya.
Alisa : Aaaggg.. Haeemmmpphh.. Mmffhh.. Glolololokkk.. Gulp.. Gulppp.. Aaahhhh.. Srrpptt.. Aaaaahh.. Haemffhh.. Mfhhh.. Mfhhh.. Ssrrpptt.. Ockk.. Ockkk.. Ssrrppttt.. Aaahhhh..
Alisa sempat memainkan sebentar sperma Hamdan yang memenuhi mulutnya sebelum ia telan. Tak lupa sperma yang menetes di dagu dan tangannya ia jilati, dan berakhir dengan ia mengulum bersih rudal Hamdan.
Hamdan : Makasih yaah sayang.. ucap Hamdan yang terlentang lemas.
Alisa : E’eng.. Nggaa . Alisah yang makasih masshh.. mas Hamdan selalu setia dan ada untuk Alisahh.. Shhh.. Alisah cinta mas Hamdan bangethh.. ucap Alisa sambil memeluk Hamdan dari sisi kanan.
Hamdan tersenyum puas dan bahagia sebelum akhirnya keduanya tertidur diiringi oleh lantunan adzan Dhuhur yang menggema di langit Jogja, memanggil iman-iman insan manusia untuk kembali tunduk kepada sang Pencipta, Allah subhanahu wa ta’ala.
Alisa : Mas Hamdann sayanghhh.. bangunn.. udah sore.. sholat Ashar dulu.. ucap Alisa sambil menggoyangkan badan Hamdan.
Hamdan : Emmm.. Hoooaahhmm.. Ohh.. iya makasih sayangkuuhh.. jawab Hamdan sambil membelai wajah cantik kenikmatans Alisa yang sudah mengenakan mukena warna pink peach.
Alisa : He’emhh.. Alisahh tunggu mas.. jadi imam Alisa yaah.. ucap Alisa yang kemudian menyiapkan sajadah untuk keduanya sholat.
Sekitar jam 16.15 Hamdan selesai sholat bersama Alisa. Tak lupa kecupan hangat Hamdan berikan ke dahi Alisa setelah selesai sholat. Keduanya kemudian bersiap karena ada janji dengan Sulwa malam ini di Sekre LDK KMI Fakultas untuk privat matkul Fisika Teknik.
Bu Zaskia : Assalamu’alaykum cantikk.. lohh mau kemana sore-sore gini?? Tanya bu Zaskia yang mengenakan kaos tipis hitam serta hotpants hitam sehingga menonjolkan lekuk tubuh dan toket jumbo 40H miliknya.
Alisa : Ini Umi.. Alisa mau ketemuan sama temen di kampus.. biasa belajar bareng.. jawab Alisa yang tampil cantik nan elegan dengan set french khimar warna marun tua.
Bu Zaskia : Ohh.. sama siapa?? Oooww.. si ganteng ada disini tah..?? ujar bu Zaskia yang melihat Hamdan tampak gagah nan maskulin dengan gamis se pinggang warna abu-abu yang kedua lengannya digulung hingga siku dan ditambah sirwal hitam model tactical.
Hamdan : Assalamu’alaykum bu Zaskia.. makin cantik n bercintai aja tiap hari bu.. ucap Hamdan sambil menelan ludah melihat bu Zaskia yang pakaiannnya minim dengan rambut ekor kuda dan keringat yang membuat kulitnya mengkilap semakin menampilkan ke bercintaian tubuhnya.
Bu Zaskia : Aahh iyakahh..?? Hihihih.. mungkin karena sering dapet suplemen yang kuat nan perkasah.. jawab bu Zaskia sambil melirik ke arah selakangan Hamdan sambil melakukan squat-jump.
Hamdan : Aduduh.. pelan-pelan bu Zas.. nanti tumpah gunungnya ahahahahah.. celetuk Hamdan melihat toket bu Zaskia yang berayun bebas mengikuti irama tubuhnya.
Bu Zaskia : Eeehh.. mas Hamdan!?? Kok Cuma diliatin?? Remes boleh kokk.. goda bu Zaskia.
Hamdan : Ahh ngga bu Nantii…
Alisa : UUUMMIIIIIIHHHHH.. Masih besok yaaaa.. masih besoooookkkkkk!! Kata Zaskia dengan nada kesal sambil mengenakan sneaker putihnya.
Hamdan : Naahh itu.. ahahah.. duluan bu yaa.. Assalamu’alaykum.. ucap Hamdan aambil menutup pintu depan rumah Alisa.
Kembali motor matic menjadi pilihan Hamdan dan Alisa untuk ke kampus. Sebenarnya mobil pun boleh dipakai, hanya saja Alisa lebih senang motoran karena bisa mendekap dan merasakan hangatnya tubuh Hamdan. Hari itu tak seramai biasanya. Banyak mahasiswa yang lebih memilih langsung pulang ke kos atau belajar bersama untuk ujian di hari esoknya yang membuat Jalan Kaliurang cukup lenggang.
Hamdan : Eeehh.. Eeehh.. Sayaanngh.. jangan gitu aaahhh.. lagi di motor niihh.. kata Hamdan yang berupaya tetap fokus meski Alisa cukup jahil.
Alisa : Aaahhh.. Bilang aja demen kan mas sayaaannggg??? Ucap Alisa yang mengenakan helm bogo yang membuatnya tampak kenikmatans.
Hamdan : Yaaaa.. iya sihh.. ahahah.. ga malu sayang?? Diliatin orang loohhh.. kata Hamdan.
Alisa : Ngggaaa laah.. Biar mreka tau kalau mas Hamdan Cuma milik Alisaa seorangghh.. ucap Alisa sambil menempelkan tubuhnya ke punggung Hamdan sementara tangan kanannya masuk ke sirwal dan meremasi rudal Hamdan.
Hamdan : Ahahahahmm iya deehh.. iiisshh.. apa tuh kenyal-kenyal di belakang?? Goda Hamdan.
Alisa : Hihihih.. Baloon.. enak kan masshh?? Uwwh.. uwhh.. hihihih.. jawab Alisa yang sengaja menekan-nekan toketnya ke punggung Hamdan.
Hamdan hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah Alisa yang kelewat nakal. Meskipun ia bercadar, namun sama sekali tak malu untuk eksib di tempat umum. Yah itulah Cinta, yang bisa membutakan segalanya.
Cklek suara pitnu dibuka.
Alisa : Assalamu’alaykum.. ucap Alisa.
Sulwa : Wa’alaykum salam kak Alisa.. jawab Sulwa.
Alisa : Udah lama nunggu disini dek..?? Lanjut Alisa sambil meletakkan tasnya.
Sulwa : Mmm.. Ngga juga sih kak.. eehh.. ada Mas Hamdan.. Assalamu’alaykum mas Hamdan.. ucap Sulwa yang tertegun melihat penampilan Hamdan yang berbeda.
Hamdan : Wa’alaykumsalam.. gimanah kabarnya Sulwa?? Tanya Hamdan sambil melepas sepatunya.
Sulwa : Aahh.. Mnngh.. Khoyr mass.. mass Hamdan.. jawab Sulwa gugup.
Alisa : Lah.. kenapa gitu kamu dek?? Jadi gugup..?? Tanya Alisa keheranan.
Sulwa : i.. itu Beneran mas Hamdan kan kak?? Kok bedaa bangetthh..?? Lebih ganteng.. kerasa banget laki nyaa.. mmhhhh.. jawab Sulwa yang tampil cantik dengan khimar segi empat jumbo dan cadar tali warna biru langit sementara abayanya warna biru dongker.
Alisa : Iya dongh.. ahahah.. dek Sulwa ngerasa gitu juga yah?? Kata Alisa sambil berdiri mengunci pintu.
Hamdan : Ohh.. ga sama Amin kesininya?? Tanya Hamdan sambil duduk tepat di depan Sulwa dengan bersila.
Sulwa : Mmm.. i.. iyaa.. ta.. tadi sama mas Amiinn.. juga.. jawab Sulwa sambil menunduk dan sesekali menatap Hamdan yang sore itu beraura berbeda, ditambah 2 kancing atas gamisnya dibuka semakin membuat darah Sulwa berdesir.
Hamdan : Jadi.. kata Alisa, Sulwa mau belajar fisika teknik ya?? Bab apa?? Tanya Hamdan sambil mengambil buku catatannya.
Sulwa : …..
Alisa : Heyy.. Dek Sulwa.. ditanyain tuh.. kata Alisa sambil mencolek Sulwa yang bengong.
Sulwa : Aaahh.. Ehh.. ohh iya kak.. ini mass.. Vektor.. kata Sulwa sambil menunjukkan matkul Vektor.
Hamdan : Ooohh.. okey.. dari basic aja yaa.. Sulwa sinian.. kata Hamdan sambil menyiapkan meja mini.
Hamdan mulai mengajarkan dari awal definisi vektor, hingga berlanjut seterusnya. Awalnya Hamdan duduk berhadapan dengan Sulwa. Tapi ketika sudah mulai masuk perhitungan atau contoh soal, agak susah kalau dengsn berhadapan, ditambah lagi ketika Hamdan harus menunjukkan cara menggambar vektor yang benar supaya rumus perhitungan yang digunakan tidak salah.
Hamdan : Aahh.. bentar.. tak pindah dulu.. Mmmh.. Naahhh.. Ginihhh.. ujar Hamdan yang kali ini duduk tepat dibelakang Sulwa bahkan Sulwa bisa mendengar nafas Hamdan dengan jelas.
Sulwa : Aaahh.. Oohh.. Gini Masshh..?? Mmhhh.. Sshhh.. jawab Sulwa singkat yang konsetrasinya sudah buyar.
Posisi Hamdan yang terlalu dekat membuat fokus Sulwa pun hilang. Ditambah aroma wangi parfum Hamdan yang entah kenapa tiap kali Sulwa menghirupnya membuat syahwatnya muncul. Alisa pun pura-pura memperhatikan apa yang diajarkan Hamdan, tapi dia sebenarnya sudah melihat gerak-gerik Sulwa yang mulai dikuasai syahwat.
Sulwa : Kaa.. kalo kayak gini be.. bener ngga masshh..?? Ssshhh.. tanya Sulwa yang berusaha fokus meski tubuhnya sudah tak mampu lagi menahan gelora syahwat yang menggebu.
Hamdan : Oohh.. dikit lagii.. gini Sulwaahh.. ucap Hamdan yang begitu dekat dengan telinga kanan Sulwa sementara tangan kanan Hamdan menggenggam tangan kanan Sulwa dan membantunya untuk menggambar segitiga vektor.
Aaaaaahhh.. dalam hati, Sulwa melenguh tepat saat mendengar hembusan nafas Hamdan, dan puncaknya adalah saat Hamdan menggenggam tangannya. “Aahh.. maaf yaahh mas Aminn.. Sulwa uda ga tahan..” ucap hatinya yang akhirnya takluk oleh birahi. Sulwa pun merasakan CD nya sudah becek oleh lendir sejak beberapa menit yang lalu, ditambah kini Hamdan menempelkan dadanya, banjir bandang pun tak terelakkan.
Sulwa : Mmhh.. mashh.. tadi bilangg kalau vektor gaya juga membahas arah gaya yaahh..?? Kalau Gaya seperti ‘ini’ arahnyaahh kemanaahh..?? Tanya Sulwa sambil tangan kanannya membuat simbol menggenjot dimana ibu jari tangannya diselipakan di antara jari telunjuk dan jari tengah dengan posisi tangan mengepal.
Hamdan : Ooowwhh.. kalau itu sih.. arahnya kesinihhh.. jawab Hamdan yang memang sedari tadi sudah merasakan hasrat bercintaual Sulwa yang amat kuat.
Tanpa basa basi, Sulwa segera memalingkan wajahnya ke kanan dan segera disambut oleh pagutan Hamdan. Tangan kanan Sulwa merangkul leher Hamdan yang memudahkannya untuk meluapkan birahinya pada Hamdan. Meski tertutup cadar, sama sekali tak mengurangi nafsu Sulwa untuk melumat bibir Hamdan.
Alisa : Aaaahh.. udah mulai nihh.. jadi tim dokumentasi dong akuh.. kata Alisa sambil menyalakan camdig milik sekre LDK KMI Fakultas.
Hamdan terus memagut mesra bibir pink Sulwa yang tertutup cadar sembari tangannya mulai meraba dan meremasi toket Sulwa yang juga masih terproteksi. Tangan kiri Sulwa terpaksa digunakan sebagai pilar untuk menopang tubuhnya yang agak condong karena desakan tubuh Hamdan.
Sulwa : Mmhh.. Mfhhh.. Mffhh.. Mchh.. Sshh.. Aahh.. Mas Hamdaanhhh.. Aaaahhh.. Udah lama banngettt.. Aaahhh.. Sshh.. desah Sulwa merasakan cupangan Hamdan di lehernya.
Hamdan : Mcchh.. Cupphh.. Cuphh.. wuuuhh.. bekasnya Amin nihh.. masih belum ilang yah Sulwa sayanghh?? Tanya Hamdan setelah menyibakkan khimar Sulwa dan melihat ruam merah di leher Sulwa.
Sulwa : Iyaahh masshh.. Aahh.. mas Hamdann boleh kokk nambahinn.. Sshh.. Aawwwhh.. Ooohhh.. Sshhh.. Aaaaaaahhh.. Aahh.. Mmhh.. Aaahhh..
Mendengar jawaban Sulwa, Hamdan tak ragu-ragu lagi untuk mencupanginya lebih kuat. Jelas saja rasa geli bercampur nikmat segera menyengat tubuh Sulwa yang makin membakar birahinya. Hamdan kemudian mendekap tubuh Sulwa dan menariknya hingga bersandar di tembok sekre. Dari belakang Hamdan terus mencupangi leher Sulwa yang sudah tersibakkan khimarnya. Tangan kanan Sulwa terus meremasi rambut Hamdan karena nikmatnya sementara tangan Hamdan melepas resleting depan abaya Sulwa.
Hamdan : Mchh.. Mchh.. Cupphh.. Mmmfhh.. Lepas aja yaahh sayangh.. bisik Hamdan yang dibalas dengan anggukan Sulwa.
Perlahan dengan dibantu Sulwa, akhirnya toket 40C berputing pink Sulwa terbebaskan dari belenggu. Begitu membusung indah meski tak sebesar milik Alisa, namun pas untuk akhwat seperti Sulwa.
Hamdan : Niat banget nih Sulwa ga pake daleman.. jangan-jangan yang bawah juga yaahh..?? Bisik lembut Hamdan.
Sulwa : Sshhh.. Aaahhh.. Iyaahh mas Hamdaannhh.. kata Sulwa sambil merem melek.
Hamdan kembali melanjutkan cupangannnya sambil kedua tangannya terus meremasi toket Sulwa secara beragantian. Jemari Hamdan pun sesekali menyentil puting Sulwa yang mengacung sehingga membuat Sulwa tersentak. Sudah hampir 10 menitan Hamdan merangsang Sulwa dengan posisi itu. Tubuh Sulwa makin blingsatan seolah menginginkan lebih.
Sulwa : Shhh.. Mashh.. Hamdannhh.. Aaahh.. Jangan cumaah diremess.. Aahh.. isepphh masshh.. isepphh tolonghhh.. Sshhh.. rengek Sulwa dengan nafas menderu.
Hamdan : Mchh.. Mchh.. Uhh.. pengen bangeth?? Gimana dong?? Susah kalo ginihh.. kata Hamdan menggoda Sulwa.
Sulwa pun segera bangkit dan membalikkan badannya hingga kini Hamdan disugui toket indah Sulwa.
Sulwa : Aahh.. Ayook masshh.. nikmatin tubuh Sulwaahh.. nikmatin Sulwaah sepuasnyaahh.. Aaahh.. Nghh.. rengek Sulwa sambil menyodorkan toketnya pada Hamdan dengan kedua tangannya sementara ia berlutut di depan Hamdan.
Hamdan yang juga sudah mulai birahi langsung menarik tubuh Sulwa dan mendekapnya dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya meremasi toket kanan Sulwa. Sulwa yang terkejut dengan gerakan tiba-tiba Hamdan hanya bisa mendekap kepala Hamdan.
Hamdan : Hammfhh.. Mffhh.. mchh.. Mchhh.. Srrrppptt.. Ssrrppttt.. Mmfhh.. Elelempth.. Mffhh..
Sulwa : Ooonnnghhh.. Sshhh.. Ooohhh.. Mashh.. Aahhh.. Mmhhm.. Aaahhh.. Sshhh.. Oouhhh.. Nikmatnyahhh.. Aaahhh.. kak Alisaaahhh.. enak bangett.. sedotann.. mas.. Hamdannhhhh.. Aaaaahh.. aaahh.. Sshh.. desah Sulwa lepas merasakan nikmatnya kuluman Hamdan.
Layaknya bayi yang kehausan, Hamdan dengan penuh nafsu melahap puting Sulwa. Lidah Hamdan dengan lincah memanjakan puting Sulwa yang dipadukan dengan hisapan dan gigitan kecil semakin membuat Sulwa blingstaan. Gelombang syahwat terus membakar Sulwa hingga membuat serambi lempitnya terus mengalirkan lendir birahi yang menetes membasahi pahanya.
Sulwa : Aaahh.. Aahhh.. Mashh.. Oohh.. Enaknyahh.. Aahmm.. Aahhh.. Isepphh Terusshh Mashh.. Aahh.. Masshh Hamdaannhh.. Aanghhh.. Oohhhh.. Geliihhh.. Enakk.. Aahhh.. lidahnyaahh.. Uuhhh.. Sshhh..
Beberapa kali Sulwa mendongak dengan matanya terpejam merasakan nikmatnya foreplay Hamdan. Tangannya pun tanpa henti meremasi rambut Hamdan. Seluruh akalnya sudah dibius total oleh setan syahwat yang bersemayam di dalam diri akhwat cantik kelahiran Riau itu.
Tak tahan lagi, Sulwa kemudian melepaskan semua abayanya hingga akhirnya tubuh mulus putihnya terpampang sepenuhnya di hadapan Hamdan. Toket bulat 40C puting pink, perut rata nan indah dengan garis tubuh yang jelas, ditambah panggul yang bohai dengan bokong bulat putih tanpa cela, sempurna, itulah kata-kata yang paling pas.
Sulwa kemudian terlentang di karpet. Benar-benar layaknya pelacur, tanpa diminta ia membuka lebar kedua kakinya yang terbalut kaos kaki putih selutut dan ia tahan sendiri dengan tangannya. Terlihat jelas di mata Hamdan garis pink yang membelah bukit tembemnya sudah banjir bandang. Aroma khas lendir birahi akhwat pun mulai mengajak berdansa syahwat di dalam diri Hamdan.
Hamdan : Wooww.. luarbiasaah!! Amin sukses didik kamu jadi lonthe beneran Sulwa.. hahahah.. ujar Hamdan yang terpana melihat aksi Sulwa.
Sulwa : Aahh.. Masshh.. Iyahh Sulwa memang Lontheee.. Lonthee cadar kataaah mas Aminn.. Aahhh.. masshh.. mau dijilatinn.. plisss.. sshhh.. serambi lempit Sulwaahh.. rengek Sulwa yang sudah kelabakan.
Hamdan : Kalo Lonthe gak bole panggil aku ‘Mas’ dong.. harus TUAN! Kata Hamdan.
Sulwa : Aahh.. iyah.. maafkan Tuaann.. Lonthee ini udah.. kurang ajaarr.. tolong dihukumm.. sshhh.. tolonghh Tuaannhh.. hukum lonthee ini.. kata Sulwa yang membuat Alisa pun geleng-geleng kepala.
Hamdan : Nahh gituu.. baru beneran Lonthe kamu!! Jawab Hamdan yang langsung menyambar layaknya singa kelaparan.
Tak perlu pemanasan, mulut Hamdan melahap seluruh serambi lempit Sulwa dengan kasarnya. Lidahnya dengan liar menyapu bibir liang surgawi Sulwa layaknya mesin. Mulai dari pangkal hingga kelentitnya, dan ketika ada di kelentit, ia sengaja memutar lidahnya disitu.
Sulwa : AAAAHHHNNNGGG.. OOOHHH.. TUAANHH.. SSHH.. OHHH.. OHHH.. ENAKNYAHH.. FUCKK!! AAAHH.. YESHHH.. FUCK MEEHH!! TUAANHH!! OOHH.. LIDAHNYA.. AMPUNN.. ALLAAAHH.. ENAK BANGETH..!! MMHH.. SHH.. OHHH.. OHHH..
Semenjak dulu Hamdan berhasil menikmati tubuh Sulwa, Sulwa pun makin terbiasa untuk meracau liar. Meskipun hari-hari diluar sana ia dikenal dengan akhwat bercadar yang santun nan kalem, tapi begitu pintu syahwatnya di dobrak, maka wujud aslinya pun muncul.
Hamdan : Sruupptt.. Srruupptt.. Mchhh.. Elelelmpthh.. Mchhh.. Srruupptt..
Dibantu kedua ibu jari, Hamdan membuka bibir liang surgawi Sulwa sehingga nampaklah bagian dalam serambi lempit Sulwa yang pink merona. Aroma khas lendir birahi akhwat pun memancing Hamdan untuk melesakkan lidahnya sejauh mungkin. Sulwa pun tersentak hebat saat lidah Hamdan bisa begitu jauh menyusuri dinding serambi lempitnya.
Sulwa : AAAHH.. TTU.. TTUUAANN.. OOHHH.. AAWWWHH.. OOOHH.. NIKMATNYAHH.. AAHH.. AHHH.. OOHH.. SSHHH.. OOOHHH.. AMPUN TUAANHH.. AAANNGHH.. OOHH.. OOONNNGHHHHHHH..!!!!
SEEEERRR.. SEEEEEERRR.. SEEEEEERRRRR..
Tak ayal Sulwa pun tak mampu mengontrol dirinya hingga akhirnya orgasme pertamanya pun meledak. Semburan deras cairan surgawi memancar kuat ke atas, menyebar keseluruh arah. Tubuh putih Sulwa mengejang, matanya terpejam, sementara lenguhan kuat nan panjang mengalir keluar dari bibirnya yang ia gigit karena kenikmatan yang luar biasa.
Hamdan : Hemmhh!! Wuuhhh.. muncrat aja nih Lonthee! Kata Hamdan menyaksikan air mancur Sulwa.
Sulwa : MMMMMMHHH.. NGHH.. Sshhh.. Aahhh.. maaf Tuannhh.. Lonthe iniihh udah kelewatannn.. Hhh.. Shhh.. Tuan pinter banget ssihh.. bikin lonthe ini keenakannn.. Shhh.. ujar Sulwa dengan nafas tak beraturan sementara sesekali tubuhnya mengejang.
Hamdan : Belum selesai hukuman mu!! Kata Hamdan yang kembali beraksi.
Kali ini ia memainkan jari telunjuk dan jari tengah kanannya untuk membelai bibir serambi lempit Sulwa. Perlahan ia kembali merangsang Sulwa yang masih belum tuntas orgasmenya. Sulwa pun hanya bisa mendesah saat jemari Hamdan mulai melesak masuk. Secara perlahan jemari Hamdan bergerak memutar, menggaruk lembut dinding liang surgawi Sulwa yang begitu becek di dalam sana. Hal ini sangat efektif merangsang akhwat untuk cepat birahi maksimal. Begitu pula Sulwa, dalam hitungan detik, pinggulnya secara otomatis bergerak seakan ingin agar Hamdan melakukan yang lebih lagi.
Sulwa : Aanghh.. Nghh.. Tuaanhh.. Aahhh.. Sshhh.. Jarinyaa nakaallhh.. Aahh.. Tuannhh.. Aahh.. Enak Tuanhh.. Ahhh.. Sshhh.. OOOOOHH.. OOHHH.. SSHH.. AHHHH.. AHH.. AHH.. AHH.. AHH.. OOWWHH.. TERUSH TUANN.. YESHH!! AHH.. NGHH.. AAHH.. AHH..
Desahan lembut Sulwa begitu syahdu saat Hamdan membelai lembut dinding-dinding liang surgawinya. Namun saat Hamdan beralih ke G-Spotnya dan langsung memainkan cepat jemarinya, desahan Sulwa pun meledak. Crepp.. Crepp.. Crepp.. begitu kerasnya decak becek serambi lempit Sulwa pertanda sebentar lagi ia akan klimaks. Kelentit Sulwa pun kembali mengacung tegak, dan benar saja, orgasme kedua Sulwa pun tak terhindarkan lagi
Sulwa : AAHH.. AHHH.. AAANNGHH.. NGHH.. NGHHH.. MMHH.. NGHHH.. TUAANHH.. AANGHH.. ENAK.. ENAK BANGETHH.. ANGHH.. AMPUN TUANNHH.. AUNGHH.. OOOUUUNGHHHHHHH…!!!
SEEEERRRR.. SEEEERRRR.. SEEEERRRR..
Siraman cairan surgawi dari seorang akhwat bercadar kembali memberkati ruang sekre KMI LDK itu. Dorongan orgasme yang begitu kuat membuat Sulwa mengangkat tinggi pinggulnya secara naluriah. Hamdan menggeser dirinya dan baru menyadari kalau ternyata Alisa sedari tadi pun sudah menahan birahi. Tangan kanan Alisa terus merekam adegan Sulwa yang memberkati seluruh ruang LDK KMI sementara tangan kirinya meremasi toket kirinya.
Sulwa : Nghhhhaaahh.. Sshh.. Hhh.. Enak banget Tuankuhh.. Makasih udah hukum lonthe iniihh.. Tuannhh.. Mmhhh.. Shhhh.. ucap Sulwa yang menggelepar lemas.
Hamdan : Hooo.. seorang Lonthe tuh ga ada kata istirahat sebelum Tuannya puass!! Ujar Hamdan sambil menjejakkan kakinya ke wajah Sulwa.
Sulwa : Aahh.. maafkan lonthe yang tidak tau diri iniih Tuaanhh.. Aahhh.. Biarkan lonthe ini membayar kebaikan Tuaannhh.. ucap Sulwa sambil mencoba bangun.
Sulwa mendekat ke arah Hamdan yang sudah berdiri sejak tadi, dengan perlahan ia melepasi kancing gamis Hamdan. Meskipun sudah berjinjit, tetap saja Sulwa tak bisa menggapai leher Hamdan. Dengan satu tarikan, gamis Hamdan pun terlepas dan dada bidang serta perut Hamdan yang kencang, menyulut kembali libido Sulwa. Jemari lentik Sulwa yang dibalut handsock hitam meraba seluruh tubuh Hamdan. Hembusan Nafas Sulwa dapat Hamdan rasakan ketika wajah Sulwa menyusuri setiap lekuk tubuh Hamdan. Dan kini Sulwa berlutut di depan Hamdan. Sirwal tactical hitam yang Hamdan kenakan pun tetap tak mampu menutupi ganasnya ‘Rudal’ yang ada di dalam sana.
Srrrttt.. Plopp!! Plukkh!!
Sulwa : Wuaawww.. Aaahh.. Uwwhh.. Tuaaanhh.. Gedenyaaahh.. Mchhh.. Cuphh.. Sshh.. Mmhhh.. Wangiiii jugaa.. ucap Sulwa yang kaget saat rudal Hamdan tiba-tiba menimpuk wajahnya sesaat setelah sirwalnya lepas.
Hamdan : Hohoo.. Lonthe kan?? Tunjukin kalau kamu emang Lonthe Syar’I berkualitas.. ucap Hamdan dengan agak membukuk, mendekatkan wajahnya ke wajah Sulwa yang bercadar.
Plakk!!
Sulwa : Aghh.. Baik Tuaannhh.. Silakan nikmati permainan lonthee iniihh.. Haaemffh.. Mffhh.. Mffhh.. Ockkk.. Ockkk.. Mffhh.. Srrupptt.. Ockk.. Ockk.. Mfhhh.. Ockkk.. Ockk..
Meski ini baru yang kedua kalinya Sulwa menghadapi rudal Hamdan, tapi ia tak terlalu kesulitan. Setelah sedikit menyibakkan cadarnya, Mulut mungil Sulwa mulai menelan rudal Hamdan hingga separuhnya. Perlahan ia menggerakkan kepalanya maju mundur, sembari sesekali ia melenggokkan kepalanya untuk memberi variasi gaya. Tangan kanan Sulwa meremasi zakar Hamdan, sementara tangan kirinya meremasi toket kirinya. Air liur kental nampak menetes tiap kali Sulwa memundurkan kepalanya. Jilatan serta sedotan beberapa kali Sulwa lancarkan. Itu semua Sulwa lakukan tanpa bantuan kedua tangannya seolah-olah sudah seperti pornstar professional. Tampak jelas rudal berurat Hamdan mengkilap oleh liur Sulwa yang kental.
Sulwa : Mmfhh.. Mfhh.. Ockk.. Ockk.. Uhuukkk.. Mfhh.. Mmmmfffhh.. Oooccckkkkk.. ssrpp.. srrppp.. srrrpppp..
Hamdan : Mmmmmhhhhh.. Sshhhh.. Wwuuhhhhh.. lenguh Hamdan sambil meremasi kepala Sulwa yang terbalut khimar.
Hamdan melenguh saat merasakan seluruh rudalnya ditelan oleh Sulwa. Mata Sulwa pun terlihat sayu. Alisa pun tau benar kalau Sulwa tengah menikmati rasa nikmat ketika seluruh kerongkongan disesaki rudal hingga pangkalnya. Bahkan wajah Sulwa sampai menempel di selakangan Hamdan. Lidah lembut Sulwa pun aktif membelai dan memijat batang kejantanan Hamdan.
Sulwa : OCKK.. OCKKK.. OCKK.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. OCKKK.. OCKKK.. UHUKK.. OCKK.. OCKK.. OCCKK.. MFFFHHH.. OCKK..
Decak becek pangkal kerongkongan Sulwa terdengar keras tiap kali rudal Hamdan menghantamnya. Hamdan tak tahan lagi dan kini menggenjot mulut Sulwa layaknya serambi lempit. Ia tarik mundur pinggulnya hingga hampir seluruh rudalnya keluar dan langsung melesakkannya cepat hingga kembali tenggelam dan menyodok pangkal kerongkongan Sulwa. Beberapa kali Sulwa tersedak karena permainan kasar Hamdan. Tapi Alisa justru sebaliknya, ia semakin terangsang ketika melihat adegan kasar itu. Air liur kental Sulwa menetes deras membasahi cadar, dagu, khimar, dan toketnya. Kedua tangan justru sibuk meremasi toketnya dan terlihat begitu menikmati facefuck brutal yang Hamdan lakukan. Bahkan tanpa di duga, serambi lempitnya kembali mengucurkan cairan surgawi di saat Hamdan tengah sibuk menyodok mulut akhwat cantik kekasih Amin itu.
Sulwa : OCKK.. OCKKK.. OCKK.. MMCKK.. BBHUUAAAHHH.. hhh.. Shh.. Uhukk.. Ahhh.. Hhh.. Makasih Tuannhh.. Ahhh.. Enak bangethhh.. Mmfhhh.. ucap Sulwa sambil duduk bersimpuh sementara khimar dan cadarnya berantakan dan berlumuran liur.
Hamdan : Sinih!! Tuanmu ini belum puas.. kata Hamdan yang sudah tiduran berbantalkan kedua lengannya.
Sulwa : Aahh.. iyah Tuankuhh.. ucap Sulwa yang kemudian merangkak layaknya anjing, menampilkan tubuhnya yang putih kencang dihias bokong bulat putih dibelakangnya.
Hamdan : Eeehh.. Alisaku Sayaaangh?? Pengen jugaa?? Goda Hamdan sambil mengocok perlahan rudalnya.
Alisa : Uunnghh.. E’emh.. jawab Alisa yang duduknya sudah gelisah.
Sulwa meringkuk di antara kedua kaki Hamdan. Ia kembali mengulum rudal Hamdan dengan penuh nikmat. Seakan tak ingin sore itu segera berakhir. OCKK.. OCKK.. OCKK.. Decak becek kerongkongan Sulwa menjadi background music perzinahan keduanya. Buah zakar Hamdan pun tak luput dari kuluman Sulwa yang membuat Hamdan meringis menahan ngilu saat dihisap kuat oleh Sulwa.
Sulwa : Mmffhh.. Ssrpphhh.. Aaahhh.. Tuaannhhh.. Makasih buat makanan pembukanyaahh.. ucap Sulwa yang sudah mengangkangi rudal Hamdan dengan posisi WoT.
Ssrrtt.. Blessshhh..
Sulwa : OOWWNNGHHHH.. SSHHH.. AAAHH.. SSSHH.. OOOUUHH.. TUAANHH.. MHHHH.. AAAHH.. FUUCKK!! SSHHH.. AAAHHH.. YESSSHH.. FUCK MEEE!! AAHH.. rudalLHHH.. GEDEEHH.. UUUHHHH.. SSHH.. MMHH.. OOHHH.. AALLAAAHH.. SSHHH.. OOHH..
Mata Sulwa terpejam kuat saat serambi lempitnya kembali merasakan keras nan kasarnya rudal berurat Hamdan menyesaki liang surgawinya. Dan lenguhan Sulwa pecah saat pintu rahimnya dihantam rudal Hamdan kembali. Rasa rindu akan sensasi ini akhirnya kembali Sulwa rasakan. Pinggul Sulwa mulai bergoyang perlahan. Meliuk indah layaknya gelombang air. Desahan demi desahan, menggema kuat, seiring dengan kenikmatan yang terus mendera Sulwa tanpa Henti.
Kedua tangan Sulwa mulai menapak di dada Hamdan. Akhwat cantik bercadar itu pun mulai mempercepat gerakan maju mundur pinggulnya. Toket 40C Sulwa yang sedari tadi bergoncang, kali ini menjadi tumbal kasarnya permainan tangan Hamdan. PLAKK!! PLAKK!! Sesekali Hamdan menampar kuat bokong Sulwa hingga nampak kemerahan. Bagaikan kuda, semakin keras dipecut, maka semakin binal.
Sulwa : AKHH!! AKHH!! YESSHH!! AAHH.. TAMPAR LAGI TUANHH!! OHH.. FUCKK.. FUCKK!! rudalHH.. FUCK MEEHH.. AAH.. OHH.. SHH.. OOHH.. ENAK BANGET.. OOHH.. MENTOKK.. GEDENYAHH.. AHH.. OOHH.. OOOHHNNGHHHHHHH..!!!!!
PLOP!! SEEERRR.. SEEEERRR.. SEEERRRR..
Sulwa mengangkat pinggulnya dan cairan surgawi langsung menyembur deras membanjiri perut Hamdan. Mata Sulwa terpejam kuat, tubuhnya bergetar hebat merasakan birahi yang mengalir cepat meninggalkan tubuhnya. 6 detik lamanya sebelum tetes terakhir cairan surgawi berhenti menetes, dan Blesshhh.. kembali rudal Hamdan masuk melesak ditelan liang surgawi Sulwa.
Hamdan : Naahh giniih.. Lonthe tuh ga perlu istirahat!! Wuhuuu.. ujar Hamdan yang kagum melihat kebinalan Sulwa.
PLAKK.. PLAKK.. PLAKK..
Sulwa : ANGHH.. AGHH!! AGHH! AGHH!! OOUUHH.. SHH.. OHH.. ENAKK.. rudal.. menggenjotT.. ENAK.. LONTHEE INI.. SUKA DI ENTOTTT.. AHHH.. AHHH.. rudalL.. AAHH.. FUCKK!! rudalL FUCKK!!.. TUANHH.. ENAK BANGET… rudalNYA TUANHH.. AHHH.. AHHH..
Sulwa terus meracau tanpa henti. Ia bertahan selama sekitar 15 menitan dengan posisi WoT. Tiga kali Sulwa orgasme hebat yang membuatnya kini menggelepar. Namun Hamdan tak peduli. Ia mengambil posisi dibelakang Sulwa yang sedang meringkuk miring ke kiri.
BLESSHHH..
Hamdan : Nnghh.. Wwuuhhh.. Sempitnyaahh.. ucap Hamdan yang segera menggempur bokong Sulwa.
Kedua kaki putih mulus Sulwa yang saling meninduh membuat liang surgawinya terasa lebih sempit. Sudah tentu hal ini juga membuat tiap gesekan rudal Hamdan ke dinding liang surgawi Sulwa menjadi lebih nikmat.
Sulwa : NGHHH.. OOOHHH.. FUCCKK!! AAHHH.. AAHHH.. NGGHHH.. SSHHH.. TUAANHHH.. OHH.. OHH YESHH.. YESSHHH.. EENNGGG.. UHHH.. UNNGGG.. AAAHH.. rudal.. AAHH.. FUCK.. AHH.. MHHH.. OHHH.. ENAK.. OOHHH.. SSHHH..
Sulwa menopang tubuhnya dengan lengan kirinya yang ditekuk. Tangan kanannya mencengkram pinggul Hamdan yang membabi buta menggempur bokong Sulwa yang mulai kemerahan. PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!! Mata Sulwa merem melek menikmati nikmatnya dizinahi rudal masif milik Hamdan. Tangan kanan Hamdan menyusup dibalik lengan kanan Sulwa dan meremas toket kanan Sulwa sebagai pegangan.
Sulwa : FUCKK!! FUCKK!! UNNGGHH.. ENNGHHH.. OOOHHH.. TUAAANNNHHHHHHH.. OOOUUNNGGHHHHH..!!!!
SEEERRR.. SEEEERRRR.. SEEEERRRRR..
Mata Sulwa mendelik ke atas, kedua kaki Sulwa bergetar hebat saat ledakan orgasme terjadi tepat saat Hamdan mencabut rudalnya. Selama beberapa detik serambi lempit Sulwa terus memuntahkan cairan surgawinya yang membuat ruangan sekre itu beraroma khas cairan surgawi akhwat.
Hamdan : Lanjuuttt..!! Ucap Hamdan setelah 5menitan menggempur serambi lempit Sulwa tadi.
Kini Hamdan mengarahkan rudalnya ke anus Sulwa dan.. Prrrtt… Blesshhhh.. cukup mudah rudal Hamdan menembus anus sempit akhwat cantik itu. Mungkin karena sudab terlalu sering di anal oleh Amin.
Sulwa : NNGGGHH.. NNGGGHAAAAHHHH.. AAANGH.. OOOHH.. SSHH.. OOHHHH.. OOHHH.. FUCKKK.. MMMMHH.. YESHH!! ENTOT ANUSKUHH TUAANNHH.. AAHHH.. AHHH.. OHH.. ENAKNYAAHH.. ANALL.. AAHHH… LONTHE INIHH.. DOYAN ANALL.. AAHH.. NNGGHH.. OOHHH..
Tangan kanan Hamdan menekuk dan mengunci kaki kanan Sulwa hingga betisnya menjulang. Sementara kaki kanannya Sulwa, ia tekuk sendiri, menyebabkan bagian selakangan Sulwa yang putih mulus tersaji indah. serambi lempit pink sempit yang nampak becek, serta bibir anus yang mengembang maksimal disesaki rudal hitam berurat menjadi PoV sempurna untuk di rekam oleh Alisa. Apalagi pemeran wanitanya adalah seorang akhwat bercadar aktifis dakwah kampus. Bibir anus Sulwa terlihat jelas tertarik keluar, seakan merekat kuat di rudal Hamdan, dan melesak penuh saat Hamdan menghantamkannya. Ditambah toket Alusa yang bergoncang hebat mengikuti gempuran Hamdan, benar-benar pemandangan yang erotis.
Sulwa : YESSHH.. NNNGHH.. NGGGG.. HNNGGH.. OOHH.. OOHHH.. TUAANHH.. NGHH.. OOHHH.. YESHH.. DIKITHH LAGIIHH.. NNGHH.. OOONNNNGHHHHHH..!!!!
SPLOKK!! SEEERRRR.. SPLOKK!! SEEEERRR.. PLOKK!! SEEEERRRRRRRRR…
Sodokan Hamdan seperti tak ada tanda berhenti. Bahkan Sulwa yang tengah mengejang karena orgasme pun tak ada ubahnya seperti samsak bagi Hamdan. Ciaran surgawi Sulwa pun muncrat ke segala arah, Alisa dan kamera yang ia pegang pun tak luput dari siraman keberkahan. 12menit lamanya Hamdan terus menggempur anus dan serambi lempit Sulwa di posisi itu.
Hamdan : Hennghh.. Sinih kamu Lonthe!! Perintah Hamdan sambil menarik paksa Sulwa kayang di atasnya.
Posisi ‘Overtuned’ menjadi tantangan untuk stamina Sulwa berikutnya. Adzan Maghrib pun berkumandang bertepatan dengan lenguhan Sulwa saat rudal Hamdan kembali melesak cepat liang surgawi Sulwa.
Sulwa : AAAUNNGHH.. OOHH.. OHH.. SSHH.. TUAANHH.. AAH.. AHH.. SSHH.. FUCKK.. FUCKK.. YESHH.. rudalLHH.. YESHH.. YESHH.. OOHH.. NGHH.. SSHH.. NGHH.. AALLAAHH.. menggenjotTT.. ENAK.. NGHH.. TUAANHH.. TERUSS.. AAH.. AAHH..
Kedua kaki Sulwa mengangkang, pinggangnya ditopang oleh kedua tangan Hamdan sementara kedua tangan Sulwa bertumpu di dada Hamdan. PLOK!! PLOKK!! PLOKK!! Begitu kuat dan cepatnya pinggul Hamdan menggempur bokong Sulwa menciptakan suara yang sangat keras, cukup keras untuk di dengar oleh seseorang dari jarak 10m dari sekre. Untungnya kampus cukup sepi kalau malam hari, apalagi di musim ujian zeperti ini.
Sulwa : AAH.. AHH.. ENTOT LONTE INI TERUS TUANHH.. AAHH.. ENAK BANGET.. AAHH.. rudal ENAK.. OHHH.. OHHH.. FUCKK!! FUCKK!! DIKIT LAGIHH.. AHH.. AHH.. AAAANNGHHHHHHHHH..!!!
PLOP.. SEEEERRRR.. SEEEEEERRRRR…
Pinggul Sulwa menjulang, kelentitnya mencuat, sementara serambi lempitnya merekah memompa deras cairan surgawi yang entah brapa liter banyaknya saat itu. Belum tuntas Sulwa mengejang, Hamdan menarik paksa pinggulnya kebawah dengan tangan kanannya, sementara tangan kiri Hamdan mengarahkan rudalnya dan Blesshh.. Anus Sulwa menjadi giliran berikutnya.
Alisa tak henti-hentinya menelan ludah. Bagaimana tidak? Ia berada tepat di depan selakangan Sulwa yang tengah digilir rudal raksasa Hamdan. Tiap detik adegan liar itu membakar birahi Alisa yang sedari tadi ia tahan. Naluriah seorang akhwat, meskipun ia alim dan sholehah, tetap saja kalau melihat adegan se’panas’ itu dan selama itu, serambi lempit mereka pun luluh juga.
AAANNGHHHHH…!! FUUCKKK!!
SEEERRR… SEEEERRRRR.. SEEERRRRRRRR..
Alisa pun tak tau lagi sudah berapa kali Sulwa orgasme. Mungkin lebih dari 8x selama kurun waktu 20 menit itu. Sebelum kini Sulwa lunglai tak bertenaga dan hanya terlentang pasrah dengan khimar dan cadar yang awut-awutan. Seluruh tubuhnya bermandikan peluh, semakin menambah kecantikan paras tubuh kekasih Amin itu.
Hamdan : Woy Lonthe!! Kamu kira ini udah kelar??! Kata Hamdan sambil menampar keras kedua toket Sulwa.
PLAK!! PLAKK!! PLAKK!!
Sulwa : Hhh.. Hh.. Aghh!! AGHH!! Aghh.. Ampun Tuaaanhhh.. desah lemah Sulwa.
Dengan perintah Hamdan, Sulwa mengangkat kedua kakinya hingga hampie menyemtuh dadanya. Dengan sigap, dari bawah kedua tangan kekar Hamdan segera mengapit kedua kaki Sulwa dan menguncinya dengan kedua telapak tangan Hamdan di tengkuk Sulwa. Posisi Full-Nelson ini menampakkan seluruh bagian bawah terindah tubuh Sulwa.
Hamdan : FINAL ROUND!! Kata Hamdan yang sudah tak peduli lagi dengan Sulwa yang sudah keletihan.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!
rudal Hamdan yang sedari tadi masih menancap di anus Sulwa, kini terus menghujam cepat liang surgawi kedua akhwat cantik bercadar itu. Mata Sulwa tampak nanar, toketnya yang dijepit kedua paha mulusnya terlihat saling menggencet satu sama lain dan seperti akan pecah. Tak ada perlawanan dari Sulwa sama sekali. Bahkan hanya rintihan lemah, berbanding 180 derajat dengan genjotan Hamdan yang layaknya mesin itu. Berkali-kali Sulwa mengalami anal-orgasm. Teriakan, erangan, dan desahan Sulwa hampir tak terdengar saat orgasme. Tampak benar-benar pasrah.
Hingga akhirnya adzan Isya berkumandang. Yang berarti 45 menit Sulwa menjadi alat pemuas nafsu Hamdan.
Hamdan : NGHH.. NGHH.. KLUARIN DIMANA NIH LONTHEE!!?? DALEM AJA YAA!!? Ujar Hamdan yang tak tampak kelelahan sama sekali dan masih begitu kiat menggenjot anus Sulwa.
Sulwa : Nghh!! Nghh!! Nghh!! Ter.. see.. rahh.. Tuuuu.. Annhhh.. ucap Sulwa lirih.
Mendengar itu, Hamdan segera menghempaskan Sulwa. Sulwa yang terlentang, dibuka kedua kakinya oleh Hamdan dan BLESHH.. Hamdan kembali melesakkan rudalnya di serambi lempit Sulwa.
PLOKK!! PLOKKK!! PLOKKK!!
Hamdan : AAAANNNNGHHHHHH…!!!!!!
CROOOTTT.. CRROOOTTTT.. CROOOTTTT..
rudal Hamdan tenggelam jauh hingga mendobrak pintu rahim Sulwa. Semburan kental dan panas sperma Hamdan membanjiri seluruh rahim Sulwa. Rasa hangat memenuhi perut Sulwa dan persenggamaan mereka ditutup dengan lenguhan Sulwa sebelum akhirnya ia tertidur karena kelelahan. Banyaknya sperma Hamdan yang disemburkan bahkan mengalir keluar dari serambi lempit Sulwa dan membuat genangan di karpet sekre yang basah kuyup oleh cairan surgawi akhwat cantik Riau itu.
Speaker Musholla : Assalamu’alaykum wa rahmatullah..
Hamdan : Ssshhh.. Hhaaaahhh.. kelar jugaahhh.. lonthee bener tuh Sulwa.. ucap Hamdan sambil terduduk bersandar di tembok Sekre menatap Sulwa yang menggelepar bugil.
Alisa : Ngghhh..
Hamdan : Hem?? Kenapah sayang..?? Diem aja?? Tanya Hamdan sambil mengenakan gamisnya lagi.
Alisa : Ngg.. Nggaa.. pulang yuk Massshh.. ucap Alisa yang buru-buru membereskan barang-barangnya.
Hamdan : Lohh.. kok mau pulang? Ini Sulwa gimana?? Tanya Hamdan panik.
Alisa : Aaahh.. Udaaahh.. ga masalah.. yukk aahh.. pulangg!!! Ujar Alisa dengan nada agak kesal.
Hamdan kebingungan melihat tingkah Alisa. Akhirnya ia tak ada pilihan lain selain mengikuti kemauan Alisa. Keduanya pun meninggalkan Sulwa yang hanya mengenakan Khimar dan cadar yang kusut. Hamdan sendiri tak memyadari kalau karpet yang sedari tadi di duduki Alisa ternyata basah kuyup.
Alisa berjalan cepat di depan Hamdan menuju parkiran motor yang berada di sisi selatan sekre. Tampak hanya tinggal beberapa mahasiswa saja yang masih duduk-duduk di Musholla saat keduanya mulai berjalan karena memang ada batasan waktu sebelum portal di tutup. Maksimal jam 9 malam.
Alisa : Lewat kampuskuh mas.. ucap Alisa singkat.
Hamdan : Hee?? Gelap itu.. ga biasanya.. jawab Hamdan singkat karena harus meringis sebab dicubit Alisa.
Alisa : Udaaahh!! Belokkk!! Ucap Alisa sambil mencubit Hamdan lebih keras.
Hamdan : Aaawwww!! Iyaa.. iyaaaa.. jawab Hamdan.
Mereka pun belok ke arah utara melalui jalur antara kantin Teknik dan gedung teknik Geologi. Hanya berjarak sekitar 50meter saja keduanya sudah memasuki wilayah kampus Teknik Arsitektur. Meski UGM termasuk kampus besar, tapi untuk penerangan malam tetap saja kurang. Mungkin karena kurangnya field-check dari atasan untuk mengecek kinerja bawahan.
Alisa : Berhenti situh.. ucap Alisa sambil menunjuk ke arah parkiran belakang gedung Arsitektur yang luar biasa gelapnya.
Brrrmmm.. Cklek..
Hamdan : Gelap bener sayang.. mau uji nyali?? Tanya Hamdan sambil mematikan motornya.
Alisa pun tak banyak bicara. Ia menggenggam kuat tangan kanan Hamdan sambil berjalan menuju Joglo mini yang ada di sisi utara kampus Arsitektur. Hamdan masih kebingungan dengan apa yang terjadi pada Alisa. Alisa mulai menaiki tangga menuju lantai 2 Joglo.
Hamdan : Sayaang.. kenapa siih.. ceritah do-
Belum selesai Hamdan bicara, Alisa segera mendorong Hamdan hingga bersandar di pilar joglo. Dengan penuh nafsu Alisa melumat bibir Hamdan meskipun ia masih bercadar. Tangan Alisa melucuti cepat kancing gamis Hamdan dan langsung membukanya. Beett!! Satu hentakan tangan Alisa, terbukalah gamis Hamdan dan menampakkan keindahan tubuh Hamdan yang berkulit sawo matang.
Alisa : Ssshhh.. Nghhhh.. Mfhhh.. Sshhhh.. Mffhhhh..
Alisa terus menciumi seluruh tubuh Hamdan yang masih lengket oleh keringat. Aroma khas kejantanan begitu tercium di tubuh Hamdan. Alisa sendiri lupa kalau parfum ‘khusus’ untuk memancing libido wanita itu juga kini mempengaruhinya. Jemari Alisa meraba setiap lekuk tubuh Hamdan yang membuat nafasnya makin menderu.
Plop!! Aaaahhhhhh..
Mata Alisa terbelalak puas ketika melihat rudal Hamdan yang kembali tegang meskipun baru saja menggagahi Sulwa selama hampir 2 jam. Sirwal Hamdan pun sudah tanggal. Layaknya anjing kelaparan, Alisa langsung men-Deepthroat rudal Hamdan yang masih beraroma khas lendir anus bercampur serambi lempit itu.
OCKK.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. UHUKK.. OCKK.. MFFFF.. MFFF… OCKK.. MFFHH.. MFFUAAHH.. SRRPPT.. SRRPPTT.. HEMMFHH.. OCKK.. OCKKK..
Hamdan : Ngghh.. Sshhh.. Owalaahh.. daritadi tuh udah kebelet toh sayang?? Ngomong dongghh.. Ssshhh.. ucap Hamdan sambil mendongak menikmati servis kekasinya yang berlutut di depannya.
Malam Jogja yang mulai dingin, tetap terasa hangat di Joglo itu karena ada dua aktifis dakwah kampus yang syahwat keduanya masih membara. Seorang ikhwan yang berdiri bersandarkan pilar Joglo dan hampir bugil sedang menerima blowjob deepthroat liar dari seorang akhwat bercadar cantik yang juga rekan aktifis dakwah kampusnya. Terlebih lagi sang akhwat yang berlutut didepan sang ikhwan masih mengenakan french khimar full set, sungguh pemandangan ironis yang panas.
Alisa : Tuaannhh.. lakuin hal yang sama ke hambaa.. ucap Alisa yang membungkuk dan menempelkan dadanya di meja joglo.
Abaya bagian bawah sudah disibakkan oleh Alisa sendiri sambil menawarkan bokong bulat putihnya yang dihias anus dan serambi lempit pink yang sudah banjir lendir pada Hamdan. Nafsu syahwat binatang pada diri Hamdan pun langsung terbakar hebat. Kedua kaki jenjang Alisa yang terbalut stoking hitam sedikit Hamdan lebarkan. Dan.. BUGHH!! PLAKK!! PLAKK!! PLAKK!! Hamdan dengan begitu beringas menggempur bokong Alisa. Racuan, desahan, erangan keras Alisa mewarnai gelapnya taman kampus Arsitek malam itu. Joglo tempat keduanya saling bersenggama sebenarnya cukup terbuka, bahkan bisa dilihat dari jalanan luar. Cukup jelas bagi mereka yang mau memperhatikan.
Hamdan : Behh.. Enak hah!?? Lonthe juga kau!??? Cerca Hamdan sambil terus menyodok liang surgawi Alisa.
Alisa : IYAAHH.. LONTHEE.. LONTHEE YANG BUTUH rudal.. FUCKK!! FUCKK!! YESSHHH!! AAHH.. AAHHH.. rudalL ENAKK!! AAAHHH.. Racau Alisa keras tanpa peduli lagi sekitarnya.
Semua gaya Alisa dan Hamdan lakukan untuk mengumbar birahi yang sedari tadi terpendam. Bahkan saat pertanyaan Hamdan di atas, posisi Alisa bersandar di pillar joglo dengan kedua tangannya berpegangan pada pagar Joglo sementara kedua kakinya dibuka lebar dan ditahan oleh Hamdan. Banyak pengendara yang melihat dan menikmati adegan Hamdan menggempur Alisa dengan berdiri meski sambil lali. Tapi kedua insan itu beranggapan malam itu hanya milik keduanya. Malam yang paling pas untuk memadu syahwat sepuasnya.
Alisa : Hhhh.. Hhhh.. Masshh.. Aahhhh.. Maaff yahh.. ucap Alisa yang meringkuk di dekapan Hamdan dengan abaya dan khimar berantakan sementara cadarnya sudah terlepas.
Hamdan : Hahah.. mbok yaa cerita toh sayang kalo pengen tuhh.. jawab Hamdan yang terduduk lemas setelah 4 jam menggarap dua akhwat.
Alisa : Iyaahh.. besok ngga lagiihh.. Uuhhh.. Enakk sihh.. ininyahh.. ucap Alisa sambil tangan kirinya meremas-remas rudal Hamdan yang sudah mengecil.
Seluruh lantai dan pagar lantai 2 joglo, termasuk perabot yang ada semuanya tak ada yang luput dari siraman cairan surgawi Alisa. Bahkan cairan surgawi Alisa yang membanjiri lantai, menetes ke lantai di bawahnya karena seluruh bagian Joglo terbuat dari kayu. Sekitar jam 21.53 Hamdan terbangun setelah terlelap sebentar. Ia terkejut setelah melihat jam di HPnya. Ia segera membangunkan Alisa untuk segera pulang.
Hamdan : Halo paaakk.. pak satpaaamm.. buka dongg.. ucap Hamdan sambil mengetuk kaca pos jaga portal.
Pak Satpam : Hoaaahh.. ngapain mas jam segini baru balik?? Kan tau sendiri tutup jam 9.. kata pak Satpam yang terlihat mengantuk.
Hamdan : Yaaa tau sendiri lah pak anak Arsitek kan sering begadang di studio.. ucap Hamdan beralibi.
Alisa : Eheh.. iya pak.. maar pak yaa.. lanjut Alisa yang membuat mata pak Satpam melek karena melihat kecantikan Alisa meski bercadar.
Pak Satpam : Hhmmm.. besok jangan diulangi lagi.. kata pak Satpam sambil membukakan portal fakultas.
Hamdan dan Alisa : Makasiihh pak yaa..
——————————–
Ukhti Maura : Assalamu’alaykum Ukh.. gimana yaa soal besok?? Kata Ukhti Maura di chat WA ke Alisa.
Alisa : Wa’alaykumsalam Ukh.. Mmm.. ngikut Ukhti aja.. kalau emang bener pengen, ntar ana bantuin atur Ukh..
Ukhti Maura : Mmm.. Ukhti sendiri ga masalah?? Kan itu pacarnya Ukhti..
Alisa : Gapapa kok.. kan udah jadi kewajiban sesama muslim untuk membantu muslim lainnya Ukhh.. kata Rosulullah “Barangsiapa membantu saudaranya muslim di dunia, maka Allah akan menyelesaikan masalahnya di akhirat”..
Ukhti Maura : Ahahah.. iya juga sih Ukh.. trus besok enaknya tempatnya dimana ya Ukh?
Alisa : Mmmm.. kalau fantasi Ukhti sndiri gimana??
Ukhti Maura : Fantasi ana?? Kalau ana sukanya yang menantang adrenalin gitu Ukh.. ga monoton..
Alisa : Mmm.. coba contoh spesifiknya Ukh..
Ukhti Maura : Yaa contoh kayak di ruang kelas gitu Ukh.. kan bikin deg-deg serrr gitu.. kebayang ga sih Ukh?? Aaaaaakkk..
Alisa : Ahahaha.. iya juga yah?? Pasti seru abis itu.. bikin senam jantung..
Ukhti Maura : Naahh.. iya kan?? Kalo beneran bisa.. Uuhh.. Tsunami deh ntar serambi lempit anaahh.. Mmhh.. uda kebayang nih..
Alisa : Wahh.. wahh.. oke bisa Ukh.. btw besok Ukhti kelar ujian jam berapa??
Ukhti Maura : Mmm.. kan Cuma 1 matkul yaa.. jam 10an udah kelar itu Ukh..
Alisa : Oke.. trus Ukhti tuh jurusan D3 Teknik Elektro ya?? Nanti ruangnya yang mana??
Ukhti Maura : Nanti ana kabari lagi Ukh buat ruangannya..
Alisa : Okey Ukh.. btw jangan lupa yah besok dipake.. biar makin berasaa..
Ukhti Maura : inshaaAllah pasti Ukh.. Jazakillah..
——————————-
Besok paginya, sepulang dari sholat subuh di masjid..
Hamdan : Assalamu’alaykum.. ucap Hamdan sambil masuk ke rumah.
Bu Zaskia : Wa’alaykumsalam.. udah pulang mas?? Ucap bu Zaskia yang mengenakan mukena biru langit.
Hamdan : Iyah.. Alisa masih tidur bu? Tanya Hamdan yang masih mengenakan gamis putih dan sirwal hitam.
Bu Zaskia : Tadi uda bangun, tapi kayaknya bobo lagi.. jawab bu Zaskia yang langsung mendekap lengan Hamdan.
Hamdan : Eehh.. Duuhh.. ga pake daleman lagi nih bu?? Tanya Hamdan yang lengannya terjepit toket 40H bu Zaskia.
Bu Zaskia : Diiihh.. mas Hamdan sok tau sih.. emang tau darimana?? Goda bu Zaskia sambil menatap genit Hamdan.
Hamdan : Yaahh.. bagian tubuh bu Zaskia yang mana sih yang belum saya icip?? Jawab Hamdan menggoda balik.
Bu Zaskia : Aaahhh.. mas Hamdannhh.. Ohh iya, yuk mas temenin ibu baca Qur’an.. mas Hamdan yang nyimak ya.. kata bu Zaskia.
Hamdan : Oohh.. ga biasanya imannya masih kuat nih.. hahah.. boleh.. kata Hamdan sambil bersama bu Zaskia menuju ruang musholla.
Ruangan musholla di rumah Alisa hanya seperti ruang biasa tanpa pintu. Yang membedakan adalah banyak ornamen islam disana, seperti kaligrafi tulisan Allah dan Rosulullah. Kemudian rak berisi susunan Qur’an, buku-buku hadits, buku-buku islami, tasbih, dll. Lantainya sendiri di tutupi oleh karpet tebal yang empuk dan masih dilapisi sajadah di atasnya.
Bu Zaskia : Bismillahhirrahmaaanirrahiimm.. Tabaarakalladzi biyadihil mulku wa huwa ‘ala kulli syaayy’in qadiiiirrr..
Suara bu Zaskia cukup bagus dengan tajwid yang lumayan. Ia duduk dengan bersimpuh, sementara di atas pahanya ada meja belajar kecil tempat ia meletakkan mushaf al Qur’an yang ia baca. Namun tak hanya berfungsi untuk meletakka mushaf ketika di baca, namun juga toket raksasa bu Zaskia yang juga butuh ‘penopang’. Meski tanpa rias, kecantikan bu Zaskia tetaplah bersinar. Wajahnya yang tetap glowing meski sudah beranak satu tak akan pernah lepas dari pandangan lelaki ajnabi yang melihatnya.
Hamdan : Hemm.. lumayan bagus lohh bacaan bu Zaskia.. kata Hamdan yang duduk tepat di hadapan bu Zaskia bahkan wajah keduanya cukup dekat.
Bu Zaskia : Iyakah? Makasih mas Hamdan.. Mmchhh.. Srppt.. Aahh.. hihih.. lanjut?? Tanya bu Zaskia yang nakal karena tiba-tiba mencium bibir Hamdan.
Hamdan : Naah kan mulai.. ntar saya bales jadi jelek loh bacaannya.. ujar Hamdan sambil meremas toket kiri bu Zaskia yang kenyal.
Bu Zaskia : Nghh.. Ngga.. Mhh.. lanjut yaahh.. Walaqod’ zayyasnaahhh.. Sshh.. Walaqod’ Zayyannassamaaaa.. aaahh.. ddunyyaahh.. bimasobiihh.. haah.. ucap bu Zaskia yang mulai gelisah karena kedua toketnya di remas Hamdan.
Hamdan : Naahh kan.. hahahaha.. coba kita cek.. seberapa kuat ummahat ini bertahan.. ucap Hamdan.
Bu Zaskia : Mmhh.. mau diapain mas sayangh?? Tanya bu Zaskia sambil mendongak karena Hamdan berdiri.
Hamdan : Sssttt.. Udah lanjut bacaa.. katanya bisaa?? Kata Hamdan yang kini duduk di belakang bu Zaskia.
Hamdan kemudian bersandar di tembok musholla. Ia menarik perlahan bu Zaskia ke dalam dekapannya. Bu Zaskia bisa merasakan keras dan mantapnya dada Hamdan di punggungnya.
Hamdan : Kok berhenti bacanya?? Lanjut dong sayang.. kata Hamdan berbisik di telinga kanan bu Zaskia sambil ia membelai pundak bu Zaskia.
Bu Zaskia : Aaahhnghh.. iyaah.. Waj’alna rujumallissyayaatiinn.. Wa a’tadnaahh.. lahummhh.. ‘adzaabassa’iirrhh… sshhh.. lanjut bu Zaskia yang mulai merem melek merasakan remasan lembut Hamdan di toket jumbo miliknya.
Mukena yang bu Zaskia kenakan menggunakan bahan satin yang membuat gesekan jemari Hamdan semakin terasa nikmat. Setiap syaraf di toket bu Zaskia serasa di manjakan oleh remasan Hamdan yang lembut tapi mantab. Kadang diremas bersamaan, kadang secara bergantian. Secara intens Hamdan terus memanjakan gunung kembar ummahat cantik didekapannya.
Bu Zaskia : Wa lilladziihh.. naa kafaruuhh.. bi.. roobbbihiimmmmhhh!!!!
Bu Zaskia terpejam dan menggigir kuat bibir bawahnya saat Hamdan tiba-tiba memilin putingnya yang sudah tegang maksimal. Layaknya disengat aliran listrik. Hamdan baru saja membuka pintu gerbang birahi dalam diri bu Zaski. Kedua kaki bu Zaskia mengejang karena merasakan nikmat dari permainan jemari Hamdan.
Hamdan : Hemm?? Kok langsung gemetarann?? Enak yaa?? Goda Hamdan yang terus memilin-milin puting bu Zaskia.
Bu Zaskia : Aaahh.. mas Hamdannhh.. Nakaallhh.. ucap bu Zaskia yang kembali melanjutkan bacaannya.
Bacaan bu Zaskia pun makin tak karuan. Hampir setiap beberapa kata ia berhenti sejenak untuk mendesah. Sensasi membaca Qur’an sembari petting sungguh sensasi baru bagi bu Zaskia. Meski hanya di pilin saja, tapi sudah cukup untuk membuat ibunda Alisa itu blingsatan. Apalagi kini Hamdan menyibakkan atasan mukena bu Zaskia. Dan benar saja, bu Zaskia memang tidak mengenakan Bra. Toket jumbo 40H putih yang dihias puting kecoklatan dan urat halus kini bisa diakses tanpa penghalang. Tak hanya memainkan toket bu Zaskia, Hamdan pun menggigit lembut leher bu Zaskia yang masih dilapisi mukena.
Bu Zaskia : Wa qooluuhh.. lawkunnaaahhhh.. nasshh.. ma’u aw na’kilumaaahh.. kunnaaahhh.. ffiihh.. asshhaaabiss.. sa’iiirrrrhhhh.. sshhh.. desah bu Zaskia bergidik geli bercampur nikmat.
Tangan Hamdan lihai menstimulasi bagian tubuh bu Zaskia yang mulai sensitif. Sembari tangan kiri Hamdan meremasi toket kiri bu Zaskia, tangan kanan Hamdan menarik perlahan bawahan mukena bu Zaskia. Kini terpampang sudah kaki mulus putih bu Zaskia yang dihias serambi lempit kecoklatan. Bu Zaskia menggeliat tiap kali tangan Hamdan membelai pahanya hingga ke pusar. Antara geli bercampur nikmat.
Bu Zaskia : innalladziihh.. na yakhhh.. sshh.. shaunaahh.. roobbahummmhh!!! Aaahh.. billhhh.. ghooiinbhhhh.. laahhumhh.. maghhfiratuwwhh.. wa ajrunnhhhh.. kabiiirrrrrhhhhh..
Bacaan bu Zaskia sudah lebih mirip desahan daripada murrotal. Tepat saat jemari Hamdan perlaha mulai membelai labia mayoranya, seluruh akalnya hilang sudah. Setan yang sedari tadi hanya bisa membisiki, kali ini bersorak. Perlahan tapi pasti, jari telunjuk, dan jari kenikmatans Hamdan bergerak turun membelai sisi luar serambi lempit bu Zaskia, sementara jari tengahnya membelah bibir serambi lempit bu Zaskia. Saat naik, ketiga jari itu merapat dan menekan serambi lempit bu Zaskia yang memberikan sensasi nikmat yang luar biasa. Desahan bu Zaskia makin menjadi saat sesekali Hamdan sengaja memilin kelentit ummahat itu.
Bu Zaskia : Waa.. Asiirrrruuhhh.. Qoulakummmhh.. Sshhh.. Aaahh.. Mmhh.. Sshhhh.. awiijjharuuuuhh.. biiihhh.. nngghhh.. Aaahhh.. iinnaahhuuuhh.. Ssshhh.. Ngalimumm.. Bidzaaahh.. tisssyuduurrhhhhh..
Srrpp.. Ssrrpp.. Srrpp.. gerakan naik turun jemari Hamdan kini dipadukan dengan belaian memutar yang membuat bu Zaskia makin terbenam dalam kenikmatan finger-play Hamdan. Pinggulnya menghentak-hentak seakan tak mampu menahan birahi yang datang. Semakin lama, tarian jemari Hamdan makin cepat. Dan..
Bu Zaskia : ‘Alaahhh.. Ya’lamuunnaahh.. Kholaqq.. Mmhh.. Waaahh.. Huawall.. Lattiifuulll.. Khoobiiiiirrhhhhhnnghhhhhhhhh..
SEEERRRR.. SEEEERR..
Tubuh bu Zaskia melengkung seperti hendak berontak. Lenguhannya panjang mengiringi cairan surgawi yang menyembur membasahi rak buku-buku islami. Matanya terpejam kuat, sementars Al Qur’an di dadanya ia remas saat menahan nikmatnya orgasme pertama.
Hamdan : Uluuluhh.. Ustadzahh.. inih minum dulu Ustadzah Zaskia.. biar ga kering.. ucap Hamdan sambil mengucurkan cairan surgawi bu Zaskia yang ia tampung di tangannya.
Bu Zaskia : Aahh.. Mmmm.. Glup.. Glupp.. Glupp.. Srrpp.. Aahhh.. Mmm.. Enak Mashh.. ucap bu Zaskia yang menenggak habis cairan surgawinya sendiri.
Hamdan : Ayok.. lanjut lagi Ustadzah.. kata Hamdan yang juga melanjutkan aksinya.
Jemari Hamdan mulai membelai kembali bibir liang surgawi bu Zaskia. Desis birahi terdengar dari sela-sela bacaan bu Zaskia yang terbata-bata. Tapi kini berbeda, jemari Hamdan mulai menguak bibir serambi lempit bu Zaskia dan melesak masuk. Jari tengah dan jari kenikmatans kekar Hamdan mulai menari di dalam liang surgawi becak ummahat 38tahun itu. Ia menggerakkan jarinya memutar, menekan dan merangsang seluruh dinding serambi lempit sensitif bu Zaakia. Gelombang kenikmatan pun mengalir deras di tubuh bu Zaskia. Tanpa sadar tangan kanan bu Zaskia merangkul leher Hamdan, membuatnya hanya menggunakan tangan kiri saja untuk memegang Al Qur’an. Tentu saja itu sulit. Selain fokusnya hilang oleh syahwat, toket kanannya pun menutupi separo bagian Al Qur’an yang ia baca.
CREPP.. CREPP.. CREPP.. permainan jemari Hamdan makin cepat. Tak hanya memutar, kini ia menggerakkan cepat keluar masuk. Bu Zaskia makin dibuatnya meleleh. Rasa nikmat yang memuncak membuatnya tak mampu membaca lagi Qur’an dihadapannya. Dan semuanya berakhir ketika Hamdan menekuk ujung jemarinya. Ting!! Seluruh syaraf bu Zaskia seperti ngeblank sesaat, dan berganti dengan ledakan nikmat tak terkira yang menjalar cepat ke selakangannya.
Bu Zaskia : waahh.. Kuluuhhh.. Minn Rizqihiiihh.. waahh.. ilaayhinnusyuuuurrrr..!!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEEERRRRR..
Kepala bu Zaskia mendongak dengan matanya nanar. Bibir bawahnya digigit kuat. Pinggulnya terangkat tinggi dengan seluruh tubuhnya mengejang. Semburan dahsyat cairan surgawi pun menyebar membasahi seluruh kiblat mushola, bahkan hingga kaligrafi ayat kursi yang letaknya cukup tinggi.
Hamdan : Yaahh Ustadzah.. najis semua dehh.. ahaha.. kata Hamdan yang menggesekkan jarinya di serambi lempit bu Zaskia membuat cairan surgawi bu Zaskia menyebar ke seluruh ruang.
Bu Zaskia : Nnghhaaahh.. mas Hamdanhh.. nakaall banget siihh.. Aahhh.. Sshhh.. ucap bu Zaskia yang terkulai lemah.
Hamdan : Eehh.. masa Ustadzah gitu aja? Ajari dong gaya baca Qur’an yang lebih seru.. kata Hamdan sambil menarik kedua puting bu Zaskia.
Bu Zaskia : Shhh.. Aaawwhhh.. Uuhh.. Gimana masshh?? Caranyahh?? Tanya bu Zaskia.
Hamdan : Yaahh tetep baca.. tapi sambil gantian servisnya.. haha.. ucap Hamdan yang langsung dipahami bu Zaskia.
Bu Zaskia : Nnghh.. Okey masshh.. Nakal juga nihh.. mas Hamdan dibuka dong kakinyaahh.. kats bu Zaskia.
Hamdan pun menuruti kemauan ibunda Alisa itu. Setelah duduk mengangkang, Bu Zaskia sembari duduk bersimpuh ia menarik lepas sirwal Hamdan. Plop.. rudal Hamdan yang belum terlalu tegang pun mencuri perhatian mata bu Zaskia. Bu Zaskia kemudian menurunkan tubuhnya hingga agak meringkuk di antara kedua kaki Hamdan. Ia menyelipkan Al Qur’an yang ia baca tepat di bawah buah zakar Hamdan yang membuay buah zakar Hamdan menutupi sebagian atas halaman al Qur’an.
Bu Zaskia : Haemmfhh.. Hwkkrzyyqqjjanglaqqqchh (Huwalladzi ja’ala lakumul).. Mchh.. Ockk.. Ockk.. Arddzzllqqckkuurlakaann (Ardzaa..dzalulaaann).. mffhh.. Ockk.. Ockk..
Hamdan begitu takjub dengan aksi bu Zaskia. Ia bisa begitu niat untuk melecehkan Al Qur’an yang justru membuat Hamdan terangsang. rudal Hamdan yang sudah tegang maksimal itu pun terasa nikmat di mulut bu Zaskia. Posisi duduk bu Zaskia yang bersimpuh hampir sujud, tentu saja menjadikan bokong bulat putih sintalnya tereskpos dan tak bisa dianggurkan. Air liur kental bu Zaskia menetes hingga membasahi Qur’an yang ia baca tiap kali kepalanya mundur.
Hamdan : Duhh Ustadzah.. sekalian aja yaahh..!! Ucap Hamdan yang langsung mencengkram kepala bu Zaskia.
Ia mengambil posisi berjongkok dengan kedua kakinya ia buka dan lututnya menumpu di karpet musholla. Bu Zaskia terkejut saat tiba-tiba Hamdan menggenjot cepat mulutnya.
Bu Zaskia : Nghh!! OCKK.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. UHUKK.. OCKK.. OCKK.. OCKK..
Meski awalnya kaget, namun kini bu Zaskia begitu menikmati Facefuck yang Hamdan lakukan. Kerongkongannya dimanjakan oleh gesekan cepat rudal Hamdan. Ditambah lagi rudal kekar Hamdan selalu menghantam kuat pangkal kerongkongannya yang membuat bu Zaskia terbang dalam dekapan nikmat zina. Telihat jelas air liur putih kental membasahi batang berurat Hamdan dan sekitaran mulut bu Zaskia. Tak terhitung jumlahnya yang sudah menetes membasahi Al Qur’an yang tepat berada di bawah selakangan Hamdan.
Bu Zaskia : OCKK.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. NGGH.. NGHHHHHHHHH…!!! OCKK.. OCKK..
SEEEERRR.. SEEEERRRRRR.. SEEEEERRRRRR…
Banjir bandang cairan surgawi tak terlelakkan. Facefuck dan Deepthroat brutal Hamdan terlalu nikmat bahkan untuk akhwat sekelas bu Zaskia. Tak ayal ia berkali-kali orgasme dalam waktu kurang dari 10menit lamanya. Sekitar 4x bu Zaskia orgasme kuat karena kenikmatan kerongkongannya di jejali rudal Hamdan.
Hamdan : Wooghh.. doyan banget yah Ustadzah di rudalin mulutnya?? Ini mulut apa serambi lempit sih?? Tanya Hamdan sambil menampari wajah bu Zaskia dengan rudalnya.
Bu Zaskia : Aahh.. Ahhaahh.. Shh.. serambi lempit mass.. memeekkss.. mulut akhwat tuh Cuma buat rudallhhhhh.. kata bu Zaskia dengan posisi berlutut setengah berdiri sementara lidahnya menjulur bak anjing.
Hamdan : Eehh.. Bener banget Ustadzah.. Cuhh!! Cuhh!! Cuhh!! Emang ini mulut Cuma buat puasin rudal.. kata Hamdan yang membungkuk sambil menjepit pipi bu Zaskia dengan jemari tangan kanannya dan meludahinya.
Mengikuti arahan Hamdan, bu Zaskia pun mengambil posisi jongkok dengan kedua kakinya di buka lebar, tepat di atas Al Qur’an yang terbuka di surat Ar Rahmaann. Tak lupa Hamdan mengambil 5 buah tasbih dan menyumpalkannya ke anus bu Zaskia.
Hamdan : Ustadzah?? Ini Ustadzah apa kok doyan rudal?? Ucap Hamdan yang berdiri menghadap bu Zaskia dan kembali memukul-mukulkan rudalnya di wajah cantik putih bu Zaskia.
Bu Zaskia : Mmmhh.. Mhh.. Shh.. Haaa.. Aahhaah.. Ustadzahh.. Ustadzahh Lonthee masss.. ucap bu Zaskia yang matanya sudah digelapkan oleh birahi.
Hamdan : Nahh bener.. kalo Ustadzah kan ngajarin agama yang bener ya?? Kalo Ustadzah lonthe ngapain?? Goda Hamdan sambil menyodokkan rudalnya ke hidung bu Zaskia.
Bu Zaskia : Aahh.. Ahh.. Ngajarin zinaa islami.. zina syar’i.. jadi lonthee syar’i.. Qori lonthe.. Ngajarin hapalin Qur’an pake rudall.. Aahh.. Massshh..
Hamdan : Betull!! Nih Hadiah buat yang Ustadzah lonthe!! Kata Hamdan yang menjepit hidung bu Zaskia dan langsung menyodokkan rudalnya ke mulut bu Zaskia.
Bu Zaskia : Aahh.. Maukk.. AGHHMM.. OCKK.. OCKK.. UHUKK.. OCKK.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. MCHH.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. MFUAAHH.. CUHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. OCKK..
Tangan kanan Hamdan mencengkram rahang bu Zaskia, sementara tangan kirinya mencengkram kepala bu Zaskia. Gerakan pinggul Hamdan begitu cepat dan kuat. Wajah bu Zaskia pun mulai kemerahan karena menahan gempuran kuat Hamdan. Air liur kental terus menetes membasahi toketnya yang ia remasi sendiri. Hanya 3 menit saja bu Zaskia mampu bertahan melawan garangnya Hamdan hingga ia mencapai klimaks pertamanya dengan gaya itu.
Bu Zaskia : OCKK.. OCKK.. MFFHH.. MFFHH.. OCKK.. MMFFFNNGGGGHHHHHHH..!!!
SEEERRR.. SEEERRRRRRR… SEEEERRRRRRR…
Cairan surgawi bu Zaskia membanjiri Qur’an yang ada dibawahnya hingga basah kuyup. Selama beberapa detik tubuh bu Zaskia mengejang, namun Hamdan tak peduli dan tetap menggenjot mulutnya. Mata bu Zaskia merem melek merasakan nikmatnya Facefuck. Atasan mukena yang sudah disingkap kebelakang, menampakkan leher putih bu Zaskia yang menggembung tiap kali rudal Hamdan masuk jauh hingga ke pangkal kerongkongan ummahat cantik beranak satu itu. Kedua tangan bu Zaskia sibuk meremas toket dan memilin putingnya sendiri yang justru semakin mempercepat orgasmenya.
SEEER… SEEEEERRR.. SEEEERRRRR..
Al Qur’an nan suci, yang merupakan mukjizat Rosulullah dan kitab panduan hidup umat Islam, kini kembali diguyur cairan najis yang datang dari perzinahan. Sungguh ironis, tempat bersujud, dimana simbol-simbol Islam seharusnya dijunjung tinggi, kini malah menjadi bahan pelecehan, bahkan oleh aktifis Islam itu sendiri. 3x sudah bu Zaskia mengejang, merasakan nikmatnya surga dunia dengan posisi itu. Wajahnya pun sudah berlumuran air liurnya sendiri. Tapi bukan berarti ‘Morning-Exercise’ pun selesai.
Hamdan : Wuuhh.. nih lubang bawah kayaknya udah cukup disucikan.. kata Hamdan memandangi anus bu Zaskia yang disumpali 5 buah tasbih.
Bu Zaskia : Iyah masshh.. sudah siap untuk dinodai lagiihhh.. jawab bu Zaskia yang kini bersujud sehingga memamerkan bokong bulat putih sekalnya pada Hamdan.
Hamdan : Hahah.. bener banget!! Jawab Hamdan sambil menarik keluar perlahan setiap tasbih yang menyumpal.
Bu Zaskia : Nghhh.. Sshh.. Ahh.. Shhh.. Ahh.. Nghhh.. Aahh.. Mhhh.. Shhh.. Aahhh.. desah bu Zaskia tiap satu tasbih terlepas.
Hamdan pun mengalungkan kelima tasbih yang berlumuran lendir anus ke leher Bu Zaskia melewati mulutnya layaknya kekang pada hewan tunggangan. Sehingga mau tak mau bu Zaskia harus menikmati lendir anusnya sendiri. Al Qur’an yang sedari tadi diguyur cairan surgawi, sudah di letakkan tepat di bawah serambi lempit bu Zaskia yang merekah.
BLESSHHH..
Bu Zaskia : Aauunnghh.. Sshh.. OOHH.. OHH.. MMHH.. AAHH.. rudalHH.. AAHH.. ANALL.. YESHH!! FUCKK YESHH.. AAHH.. ENAK MASSHH.. AAHH.. OHH.. YESHH.. FUCK ME HARDD!! AAHH.. rudalIN USTADZAHH LONTEH INI.. NGHH.. SHH.. NGHH..
Racau bu Zaskia menikmati Rear-Entry Anal Hamdan. Posisi Rear-Admiral menjadi posisi favorit Hamdan, khususnya untuk menangani bohainya bokong bulat bu Zaskia. PLOKK!! PLOKK!! PLOKKK!! Hentakan pinggul Hamdan terasa masif, bahkan rudal Hamdan terasa begitu dalam hingga hampir-hampir menusuk lambung bu Zaskia. Mata bu Zaskia kembali nanar karena kenikmatan anal yang tiada duanya. Ditambah Hamdan yang terlalu perkasa, semakin melambungkan bu Zaskia di awan kenikmatan anal.
Hamdan : Ustadzah kan?? Kalo Ustadzah Lonthe wajib bersyukur.. nghh.. wirid dong!! Tapi wirid khusus Ustadzah Lonthe.. Ucap Hamdan sambil merem melek keenakan dipijit dinding liang bo’ol bu Zaskia.
Bu Zaskia : NGHH.. NGHH.. SSHH.. Wiriddhh.. Apaahh.. Masshh?? AHH.. MHH.. OHH..
Hamdan : rudal!! menggenjot!! serambi lempit!! ANAL!! Gituu.. ucap Hamdan.
Bu Zaskia : Aahh IyaAAHH.. rudalHH! menggenjot! serambi lempit! rudal! ANAL! rudal! menggenjot! serambi lempit! rudal! ANALLL!! AAHH.. rudalHH!! MEEMEKKHH!! AAHH.. NGENTTOOOOOTTHHHHH..!!!
SSUUUUUURRRRRR.. SEEERRRR.. SEERRR..
Anal-Orgasm pertama melanda bu Zaskia. Kakinya bergetar hebat menikmati rasa klimaks yang luarbiasa. Cairan surgawi begitu deras membanjiri Qur’an dan karpet di bawahnya. Dan sudah tentu, Hamdan sama sekali tak menurunkan temponya. SPLOKK!! SPLOKK!! SPLOKKK!! Sudah lebih 15 menit Hamdan menggenjot bu Zaskia dengan gaya Rear-Admiral. Bu Zaskia pun baru saja mengalami Anal-Orgasm ke-5 nya yang membuatnya benar-benar letih. Tapi Hamdan tak tampak kelelahan sedikitpun. Jam mulai menunjukkan pukul 05.53, brarti sudah lebih dari 1 jam Hamdan menggarap bu Zaskia pagi itu. Al Qur’an yang disiram cairan ‘keberkahan’ pun sudah basah kuyup dan beraroma khas cairan surgawi akhwat.
Hamdan : AGHH.. AGHH.. NIH USTADZAH LONTHEEEE..!!!!!
CROOTT.. CROOOTTT.. CRRRRROOOOTTTTT..
Hamdan melesakkan rudalnya sedalam mungkin. Klimaks Hamdan pun disambut lenguhan bu Zaskia yang menikmati perutnya hangat oleh Sperma kental Hamdan. Plop.. rudal Hamdan terlepas namun masih berlumuran lendir anus dan sperma. Ia menarik paksa mukena bu Zaskia yang kusut dan memaksanya untuk kembali jongkok di atas Al Qur’an tadi.
Hamdan : Nih.. Ustadzah kan pinter istinja’ ya?? Bersihin dong biar suci lagi nih.. kata Hamdan sambil menyodorkan rudalnya yang beraroma pekat ke wajah bu Zaskia.
Bu Zaskia : Aaahh.. Aahaahh.. makasihh masshh.. Baunyahh.. enakk.. Haemmfhh.. Sruupptt.. srppt.. Mffhh.. Mfhh.. Ockk.. Mfhhh..
Di atas, mulut bu Zaskia tengah asik mengulum lolipop jumbo Hamdan, sembari kedua tangannya merakahkan bibir anusnya. Prrt.. Prrt.. Prrtt.. suara becek khas liang bo’ol terdengar erotis saat mulai memuntahkan sperma kental Hamdan. Dan semua adegan panas nan mengundang murka Umat Islam itu ditutup sempurna saat bu Zaskia yang masih mengenakan mukena mulai menjilati sperma Hamdan kembali dengan nungging sementars wajahnya nampak bahagia padahal kaki Hamdan menjejaknya.
Hamdan : Nahh.. Perfect Whore!!! Ucap Hamdan yang mengabadikan momen itu dengan video.
Alisa : Waahhh.. Umi kelakuannnyaahh.. itu Al Qur’an loh mii.. kata Alisa yang terkejut melihat aksi ibunya.
Bu Zaskia : Heheh.. sekali-sekali gapapa lah yaa.. toh kan kita harus ngikut kemauan tuan kita.. kata bu Zaskia yang kemudian melepas mukenanya dan bugil.
Alisa : Yaa ngga gitu juga dong Mi.. ahh udah.. kapan mau masak sarapan?? Tanya Alisa yang hanya mengenakan kaos dan hotpants hitam sambil mengikat rambutnya.
Hamdan : Duhhh cantiknya pacarkuu.. kata Hamdan yang juga masih bugil dengan terongnya menggantung.
Alisa : Maasshh.. pake baju nya buruan.. ntar Alisa terkam juga nihh.. kata Alisa yang berlalu menuju dapur.
Sudah biasa hal itu terjadi pada Alisa. Tiap kali masuk giliran ibunya, terkadang ia menjadi badmood, apalagi kalau mendapati Hamdan sedang asik menggenjot ibunya. Itu terjadi karena rasa cintanya pada Hamdan. Rasa cemburu yang terkadang muncul meskipun ia pernah bilang kalah Hamdan punya kewajiban untuk bisa memuaskan semua akhwat.
Hamdan : Masak apa Sayaanngg..?? Ujar Hamdan sambil mendekap Alisa dati belakang.
Alisa : Mmhhh.. Mashh.. inihh chicken katsu aja.. yang gampang.. ucap Alisa sambil mencuri mesra karena ibunya masih mandi.
Hamdan : Oohh.. buat mas nih?? Baik banget sihh.. makasih yah sayang.. ucap Hamdan sambil mengecup mesra pipi kanan Alisa.
Alisa : Ehh.. Umi udah kelar tuh masshh.. hushh.. husshh.. ucap Alisa seraya mengusir Hamdan.
Meski jarang terjadi, tapi biasanya kalau saat giliran bu Zaskia, acara sarapan akan berubah menjadi acara menyambung kelamin. Namun mungkin karena tadi bu Zaskia sudah terlalu banyak orgasme, ia pun sarapan seperti biasa dan hanya ngobrol biasa saja dengan Alisa dan Hamdan. Meski begitu, tetap saja outfit kedua akhwat di hadapannya membuat Hamdan harus menahan gejolak libidonya. Kaos hitam yang Alisa pakai sudah tentu tak bisa menutupi toket jumbonya, apalagi profil kaos Alisa cukup terbuka bagian atasnya sehingga toket 36F miliknya tampak jelas.
Bu Zaskia : Mas Hamdan nanti pulang jam brapa yah?? Tanya bu Zaskia membuka pembicaraan.
Hamdan : Emm.. kalo jadwal ujian Cuma sampai jam 10 pagi maksimal bu.. jawab Hamdan sambil menyantap chicken katsu buatan Alisa.
Alisa : Eehh.. Mas Hamdan.. lupa kasih tau nanti ada temen yang juga pengen di ajarin Fisika.. celetuk Alisa.
Hamdan : Loh?? Bukannya udah kemarin??
Alisa : Beda orang lagi ini.. sama sih temen LDK KMI.. mungkin mas Hamdan pernah ketemu.. bisa jadi juga kenal.. lanjut Alisa.
Hamdan : Hem?? Siapa tuh?? Tanya Handan penasaran.
Alisa : Ukhti Maura.. dia di jurusan D3 Teknik Elektro.. jelas Alisa.
Hamdan : Hemm..?? Yang mana yaa?? Ahahah gatau deh.. cadaran semua sih.. kata Hamdan.
Bu Zaskia : Wooo.. temen mas Hamdan yang akhwat banyak bercadar ya?? Tanya bu Zaskia yang mengenakan baju tidur hitam berenda sepangkal paha dengan bagian dadanya cukup terbuka sehingga menampakkan garis indah pertemuan dua gunung yang memadat.
Hamdan : Alhamdulillah.. iya bu.. Bu Zaskia : Waahh.. MashaaAllah.. pasti solehah semua ya?? Tanya bu Zaskia polos.
Alisa : Hahahaha.. Haha.. Hahaa.. celetuk Alisa dengan tawa kecilnya.
Hamdan : Solehah bu luarnya.. tapi dalemnya.. yaahh semua akhwat sama aja.. ahahahah.. ucap Hamdan terlalu jujur.
Bu Zaskia : Eeehh.. jangan-jangan mas Hamdan juga uda ngicipin mereka semua?? Lanjut bu Zaskia yang terkejut dengan mata belo nya tapi tetap cantik nan elegan dengan rambut ekor kudanya.
Alisa : Yaahh Umi.. Mas Hamdan gitu lohh.. Sang Penakluk Akhwat.. ya kan mass?? Colek Alisa.
Hamdan : Wooo.. sudah tentuu!! Ahahaha..
Bu Zaskia : Wahh.. Wahhh.. yang penting ibu juga dikasih jatahh loohh kalo pas jadwalnyaa.. ucap bu Zaskia sambil duduknya condong ke depan dan ditopang dengan siku kirinya. Jelas hal ini membuat Hamdan dengan jelas melihat hampir 75% toketnya yang bahkan perlu disandarkan ke meja.
Hamdan : Aammaann Bu.. untuk Bu Zaskia dan Alisaku sayang udah pasti privilege dong.. jawab Hamdan sambil membelai kepala Alisa.
Sekitar jam 9.20an Hamdan sudah selesai dan keluar dari kampus. Cuaca Jogja yang cukup panas membuat banyak mahasiswa bertaburan mencari tampat teduh. Ada yang berteduh di gedung kampus, ada juga yang dibawah pepohonan rindang yang tersebar di seluruh area fakultas. Sudah menjadi lumrah dalam kehidupan Gen-Z untuk berinteraksi dengan lawan jenisnya. Maka hampir di setiap sudut Fakultas banyak dijumpao ikhwan dan akhwat yang saling ikhtilat. Kadang hanya untuk ngobrol, ada juga yg diskusi bersama.
Cklek.. suara pintu dibuka.
Hamdan : Assalamu’alaykum.. wuaahh masih sepi.. pas banget.. bisa kupakai sendiri nih kipas angin.
Kipas angin Hamdan langsung nyalakan dengan speed tertinggi. Tak lupa ia melepas beberapa kancing gamisnya sehingga menampakkan dada bidangnya yang ada beberapa bulit keringat.
Tap.. Tap.. Tap.. suara sepatu khas akhwat
Ukhti Hafshah : Assalamu’alaykum.. Ehh.. akhi Hamdan!?? Tegur Ukhti Hafshah yang terpana melihat Hamdan yang begitu bercintai siang itu.
Hamdan : Wa’alaykumsalam ukhti Hafshah.. Oohh maaf.. panas banget jadi ana pake dulu kipasnyah.. kata Hamdan sambil mengganti mode kipas angin dari steady ke swing.
Ukht Hafshah : Oohh.. ii.. iyahh.. gapapa kok.. ucap Ukhti Hafshah agak tergagap sambil sesekali mata lentiknya mencuri pandang ke arah Hamdan yang sedang duduk bersila dengan agak membungkuk, menjadikan tampangnya lebih maskulin.
Hamdan : Ohh iya.. Ukhti Hafshah ada ketemu Ukhti Maura kah?? Tanya Hamdan sambil membelai rambutnya kebelakang.
Ukhti Hafshah : Aahh.. Belumm.. kenapa emang akhi?? Tanya Ukhti Hafshah sambil pura-pura merapikan buku-buku di rak padahal dalam hatinya ia ingin berteriak “GILAAAA.. KEREN AMAT SIHH KAMU HAMDAANNHH!! BURUAN AJAH SETUBUHI AKU!!”
Hamdan : Anuu.. kata Alisa, Ukhti Maura minta diajarin soal Fisika gitu.. emang sesukit itukah Fisika buat akhwat-akhwat?? Tanya Hamdan sambil menatap Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Aaahh.. Mmnng.. Nngh.. Ngga juga siihh.. tergantung akhwatnya gituhh.. jawab Ukhti Hafshah singkat yang sudah duduk dan mencoba membuang pandangabnya ke arah lain, padahal dalam hatinya “UDAAHH..!! SEKARANG AJAAHH!! ENTOT AKUHH!! BURUAANNHH!!”
Hamdan : Naahh bener juga.. ehh ya btw kalau Ukhti Hafshah sendiri gimana?? Tanya balik Hamdan yang juga terkesima dengan penampilan anggun Ukhti Hafshah dengan setelan abaya, khimar instan jumbo, dan cadar bandana rantai yang match dengan warna putih kulitnya.
Ukhti Hafsha : Ahh.. kalau ana…
Alisa : Assalamu’alaykum.. loh sudah disini mas Hamdan?? Ucap Alisa sambil mengangkat sebelah kakinya untuk melepas sepatu.
Hamdan : Nahh pas banget.. jadinya gimana sayang?? Si Maura itu.. jadi ngga?? Tanya Hamdan yang tanpa malu memanggil Alisa dengan sebutan sayang.
Alisa : Eeehh.. mas Hamdan.. ada Ukhti Hafshah tuh.. masa panggil sayang-sayang siihh.. malu aahh.. kata Alisa yang gugup karena ada pimpinan LDK KMI Fakultas.
Hamdan : Halaahh.. kan mereka semua udah tau sayang.. ngapain juga malu-malu.. iya kan ukh?? Tanya Hamdan sambil menoleh ke arah Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Hemm..?? Aahh.. ahahaha.. yaahh kalau ana sih fine-fine ajaah.. hahah.. jawab Ukhti Hafshah berupaya menenangkan dirinya. Padahal dalam hatinya, “APAAN SIH KAMU ALISAA!!? NGAPAIN PAKE DATENGG!!?? GA JADI DIENTOT KAN AKU!!”
Alisa : Yaa tapi tetep aja sih.. eehh mas yukk aahh.. katanya ketemuan di kampus D3 Teknik Elektro gitu.. ujar Alisa sambil menatap layar HPnya.
Hamdan : Sekarang?? Hadehh.. wajib AC tuh ruangan.. ujar Hamdan sambil merapihkan kembali gamisnya.
Ukhti Hafshah : Akhi Hamdan..!! Tegur Ukthi Hafshah.
Hamdan : Hemm?? Kenapa ukh?? Tanya Hamdan yang sudah di depan pintu sekre.
Ukhti Hafshah : Aahh.. nggaa.. nanti ana WA aja.. jawab Ukhti Hafshah.
Alisa : Kenapa mas sayang?? Kok dipanggil Ukhti Hafshah tadi?? Tanya Alisa sambil mengenakan helmnya yang senada dengan set abaya, cadar, dan khimar Alisa yang berwarna pink peach.
Hamdan : Hem?? Gatau tuh.. jawab Hamdan singkat sambil mengenakan helm juga.
Alisa : Ehh iya.. mau makan dulu ngga mas?? Nnti Alisa kabarin Maura kalau emang mau makan dulu.. kata Alisa.
Hamdan : Ga usah deh.. emang Alisaku sayang uda laper kah..??
Alisa : Eemm.. E’emhh.. Laper.. Laper akan kasih sayang n cinta mas Hamdan.. Laper akan ciuman n dekapan mas Hamdan yang angeeettt.. jawab Alisa sambil mendekap erat Hamdan dari belakang.
Hamdan : Ahahahah.. makasih yah sayang.. yuukk..
Gedung jurusan D3 Teknik Elektro tidak menjadi satu dengan lingkungan fakultas teknik untuk strata 1, berjarak sekitar 1,5km dari lingkungan fakultas teknik, tapi tetap dalam lingkup kampus UGM. Jalan paving block masih bertahan meskipun sudah cukup lama pembangunan yang ada di sekitaran lingkungan kampus UGM. Suasana asri tetap dipertahankan, meskipun gempuran hiruk pikuk metropolis sudah menjangkiti Jogjakarta.
Hamdan : Ini parkirnya dimana sayang..?? Mm.. Pak.. Pak.. Mau parkir dimana?? Tanya Hamdan di depan pos jaga Gedung Jurusan D3 Teknik Elektro.
Pak Penjaga : Woo.. itu mas.. lewat jalan sana, masuk kampus D3 Mesin dulu nanti mentok belok kiri.
Hamdan : Ya pak.. makasih.. jawab Hamdan kemudian langsung menuju lokasi yang diarahkan.
Kalau dari fisik, gedung kampus D3 Teknik Elektro adalah gedung lama peninggalan Belanda. Terlihat jelas dari desain arsitekturnya. Di dalamnya, bangunan itu dibagi menjadi 2 jurusan. Sayap utara untuk D3 Teknik Elektro dan sayap selatan untuk D3 Teknik Mesin. Meskipun tidak terlalu besar, namun mahasiswa dari 2 jurusan ini telah banyak menorehkan tinta emas sejarah dalam kompetisi antar mahasiswa baik di lingkup lokal maupun nasional.
Alisa : Assalamu’alaykum Ukhti Maura.. ini ana udah di lobby.. trus kemana ya?? Tanya Alisa melalui telpon WA.
Ukhti Maura : Wa’alaykumsalam Ukh.. MashaaAllah afwan Ukh.. Mm.. Ukhti lihat tangga utama di lobby kan? Nah Ukhti naik tangga ke lt.2 kemudian ambil tangga yang sisi Utara. Nanti sampai lantai 2 langsung belok kanan.. cari ruangan nomor 207, ana tunggu disitu.. kata Ukhti Maura menjelaskan.
Ukhti Alisa : Na’am.. inshaaAllah ini otw.. Assalamu’alaykum.. yuk Mas Hamdan.. ujar Alisa sambil menggandeng tangan Hamdan.
Hamdan : Waahh.. beneran nih kayak gini..?? Celetuk Hamdan.
Itu reaksi normal, karena di gedung itu ada dua jurusan, sehingga banyak sekali mahasiswa yang lalu lalang. Outfit Alisa yang elegan berwarna pink peach saja sudah menarik perhatian begitu banyak lelaki ajnabi, apalagi dengan percaya diri Alisa menggandeng tangan Hamdan, ya sudah jelas keduanya pun menjadi sorotan mata publik.
Mahasiswa 1 : Siapa itu cuk?? Pernah liat ngga?? Bening woy.. ucap seorang mahasiswa di tangga.
Mahasiswa 2 : Beehh.. Siapa itu?? Wahh susah nih spek ukhti ukhti.. kata mahasiswa lainnya.
Hamdan : Eehh.. sayang.. ga malu diliatin tuh?? Kata Hamdan.
Alisa : Mmm.. belok kanan.. hem? Kenapa mas?? Ahahah.. napa malu?? Kan emang cinta.. kata Alisa yang malah justru mendekap erat lengan kanan Hamdan.
Alisa : Nahh ituu.. 207.. ucap Alisa dengan nada riang.
Cklek.. suara pintu dibuka.
Alisa : Assalamu’alaykum.. ucap Alisa saat memasuki ruang kelas.
Ukhti Maura : Wa’alaykumsalam Ukhti.. jawab Ukhti Maura sambil yang berjalan dari depan kelas.
Hamdan terkejut dengan kecantikan Ukhti Maura. Kulit putihnya terlihat merona meski wajahnya tertutup cadar. Dress panjang nan elegan, khimar pashmina jumbo, dan cadar tali dua layer berwarna light-mocca, menambah kecantikannya yang sudah seperti model saja. Tingginya mungkin 160an cm. Semampai, layaknya Alisa, hanya saja Alisa memiliki toket yang jauh lebih jumbo. Tap.. Tap.. Tap.. suara sepatu khas wanita, terdengar elok bersanding dengan keanggunan dirinya.
Ukhti Maura : Afwan ya ukh tadi ga nemuin di bawah, ana masih beres-beres soalnya.. ucap Ukhti Maura yang ternyata sama tingginya dengan Alisa.
Alisa : Ahh iya gapapa kok Ukh.. toh gampang juga nyarinya.. ucap Alisa sambil menjabat tangan Ukhti Maura.
Ukhti Maura : kalau ini pasti akhi Hamdan yah?? Kata Ukhti Maura dengan gayanya yang elegan.
Hamdan : Na’am Ukh.. salam kenal.. ucap Hamdan yang berupaya menjaga imagenya.
Ukhti Maura : Mm.. duduk aja dulu yah.. ana mau keluar sebentar.. bentarr aja.. ucap Ukhti Maura yang kemudian meninggalkan Hamdan dan Alisa di kelas.
Hamdan : Beehh.. MashaaAllah.. ternyata ada juga yang mirip kayak Alisa ku yaahh.. ucap Hamdan sambil duduk di salah satu kursi.
Alisa : Ahahaha.. baru tau mas sayang?? Dia tuh emang model.. sering banget dapet endorse-endorse gitu di IG.. jadi BA skincare juga lohh.. kata Alisa yang tak terdengar cemburu sama sekali.
Hamdan : Woo.. ga pernah cerita nih sayangku.. wuuuh.. ucap Hamdan.
Alisa : Yeee.. mas Hamdan sendiri juga ga pernah nannya.. balas Alisa.
Cklek.. Cklek.. suara pintu dibuka dan dikunci.
Ukhti Maura : Aahh.. afwan yaahh jadi suruh nunggu lagi.. ucap Ukhti Maura sambil berjalan bergegas menuju tempat duduk Alisa.
Alisa : Iyah.. santai aja ukh.. btw tadi ngapain?? Tanya Alisa penasaran.
Ukhti Maura : Ohh.. yaahh.. mastiin aja semuanya aman Ukh.. jawab Ukhti Maura sambil mengedipkan sebelah matanya.
Alisa : Hem..?? Ohh.. Aaaahhh.. yayayaya.. ahahahah.. jawab Alisa sambil tertawa kecil.
Alisa : Ohh iya Ukh.. seperti yang ana bilang kemarin, mas Hamdan nih ahlinya Fisikaa.. apalagi Fisika Teknik gitu.. jelas Alisa melebih-lebihkan.
Hamdan : Weyy.. Apaan sih sayaang?? Masi semester 1 jugaa.. jawab Hamdan mencoba mengelak.
Alisa : Kan emang bener tah mas?? Buktinya lagi ujian malah ga belajar.. ahahaha.. berarti kan emang cerdas.. iya kan Ukh?? Serang Alisa pada Hamdan.
Ukhti Maura : Haahh..?? Sriusan akhi?? Bisa gitu ujian ga pake belajar?? Tanya Ukhti Maura yang bengong ketika Aliaa bercerita tentangku sambil mencondongkan tubuhnya ke depan.
Hamdan : Yaa gimana?? Kan masih simpel banget.. Cuma Vektor, Arah Gaya, Friksi, yaa macam-macam yang dasar.. kan emang gampang.. iya kan?? Jawab balik Hamdan.
Alisa dan Ukhti Maura : Haaahhhhh!!?? Gampaaaanggh!!??? Jawab keduanya bersamaan. Alisa : Ya Allaah mas Hamdan sayang.. ga semuanya punya otak komputer kayak mas Hamdan inihh.. kata Alisa sambil geleng-geleng kepala.
Ukhti Maura : iiihh.. sriusan lohh.. ana malah sama sekali ga paham kalo dosen udah ngomongjn fisika.. tinggal tiduran aja deh.. ahahaha.. lanjut Ukhti Maura sambil tertawa kecil.
Alisa : Nahh iya kan.. samaan kita Ukh.. toss dulu!! Ucap Alisa sambil toss dengan Ukhti Maura.
Hamdan : Bentar.. sek bentaarrr.. trus kalian semua para akhwat ngapain masuk teknik kalau ga paham Fisika?? Tanya Hamdan keheranan sambil menyilangkan kedua tangannya.
Alisa : Yaahh.. kalau Alisa sih karena suka gambar aja mas.. heheh.. jawab Alisa singkat.
Ukhti Maura : Kalau ana karena terdampar disini.. hahah.. timpal Ukthi Maura.
Hamdan : Terdampar?? Terdampar di UGM?? Di UGM lhooo.. wahh.. luarbyasaahh.. gimana tuh ceritanya Ukh?? Tanya Hamdan penasaran.
Ukhti Maura : Yaah sebenarnya ana ga ada niatan kuliah akhi.. kan emang ana uda punya income dari IG lah, dari ngiklanin barang2 gitu.. kan ga perlu kuliah toh?? Intinya kuliah kan ntar biar dapet kerjaan.. kan ana uda ada kerjaan + pemasukan, jadinya ga pengen lanjut kuliah.. males juga, pusing.. tapi ortu bilang “kamu tuh masih muda.. masih bisa sekolah yang tinggi.. jangan kayak abi umi.. sekolah itu penting”, yaa karena ortu yang minta.. yaudah daftar gitu.. ehh malah keterima.. kata Ukhti Maura tanpa rasa bersalah.
Hamdan : “eehh.. malah keterima??” itu di luar sana banyak loh yang sungguh-sungguh tapi ga diterima.. kata Hamdan dengan agak serius.
Alisa : Yaudah sih mas.. ngapain juga.. toh uda Takdir Allah gitu.. btw kan kita kesini karena request Ukhti Maura kan..?? Ujar Alisa berupaya mengubah topik.
Ukhti Maura : Aahh iya.. ini ana mau nannya—
Hamdan : Nggaakk!! Ga mau kalau emang ga serius sih.. kata Hamdan jual mahal.
Alisa : Yaahh mas Hamdan nih.. kata Alisa.
Hamdan : Yaa ngapain diajarin kalau ga serius?? Capek doang dong.. kata Hamdan.
Ukhti Maura : i.. iya akhi.. afwann jiddan.. itu dulu.. sekarang kan ana harus belajar lagi.. kalau ngga ga lulus.. jawab Ukhti Maura dengan nada mengiba.
Hamdan : Tapi Janji dulu harus serius..
Ukhti Maura : Ana janji..!! inshaaAllah ana bakalan serius.. kata Ukhti Maura dengan tegas.
Hamdan : Okey.. trus mau tanya soal apa?? Tanya Hamdan sambil melongok ke binder yang dibawa Ukhti Maura.
Ukhti Maura : Yang ini akhi.. Apaan sih ini.. Fri.. Friction?? Ahh.. Gaya gesek.. kata Ukhti Maura sambil menunjuk ke literaturnya dengan jari telunjuk yang dihias henna merah.
Hamdan : Oohh.. mm.. bahasnya sih harus dari Gaya yah.. jadi Gaya gesek tuh salah satu turunan atau cabang dari Gaya.. biasanya penyebabnya ada 2, yaitu karena ada ads 2 gaya yang berlawanan arah bersinggungan, atau salah satu gaya satis dan lainnya bergerak dan singgungan juga.
Hamdan menjelaskan semuanya secara terperinci dan detail dengan bahasa yang mudah di cerna. Tampak Alisa dan Ukthi Maura tak berkedip mendengarkan penjelasan Hamdan. Dan justru diskusi mereka malah menjadi lebih interaktif karena Alisa pun ikut bertanya. Namun, meski begitu, dibalik duduknya yang elegan dengan menyilangkan satu kakinya ke atas kaki yang lain dan duduk bersandar, Ukhti Maura tengah menahan gelora syahwat yang mulai bergolak. Outfit Hamdan yang begitu gagah, ditambah dengan dadanya yang bidang terlihat karena beberapa kancing gamisnya terbuka, ditambah potongan rambut Hamdan yang korean style, membuat darah Ukhti Maura berdesir. Tak lupa aroma parfum Hamdan yang juga terus membelai syahwat dalam dirinya membuatnya tak sabaran setelah sekitar 30menitan Hamdan menjelaskan.
Hamdan : Nahh ini.. ini rumusnya harusnya giniihh.. kata Hamdan sambil mengarahkan Ukhti Maura cara penyelesaian soal.
Ukhti Maura : Aa.. i.. ini gini kah Akhi?? Tanya Ukhti Maura yang agak gugup.
Hamdan : Mmm.. bisa juga, tapi biar lebih mudah digambar dulu aja.. kata Hamdan sambil mendekatkan kursinya hingga menempel ke kursi Ukhti Maura.
Ukhti Maura sudah sangat gelisah. Tubuhnya sudah horny berat. Ia juga tak tau kenapa hanya dalam waktu sesingkat itu ia bisa sangat terangsang. Nafasnya mulai menderu, sseskali ia menggigit bibirnya karena berimajinasi tentang Hamdan.
Hamdan : Gini Ukh.. Nah kann udah ketemu jawabannya.. jadi semua itu tergantung koefisien gesek dari suatu benda.. biasanya kalau masih awal-awal gini soalnya, nanti dikasih tau sama yang buat soal.. jelas Hamdan.
Ukhti Maura : Ohh.. Aahh.. iyaahh.. be.. berarti.. kalo koefisien gesek tinggi maksudnya seret giru ya akhi?? Tanya Ukhti Maura.
Hamdan : Iya.. kalo besi nih contohnya.. anggap aja besi ini masih mentah, ga di poles dulu.. trus diseret di atas aspal.. yang terjadi apa? Kan ada percikan api tuh.. nah brarti gesekan yang terjadi besar.. Cuma karena gaya untuk nariknya si besi tadi lebih besar, biarpun seret yaa tetep jalan aja.. jelas Hamdan.
Ukhti Maura : Trus biar ga seret gimana akhi?? Tanya Ukhti Maura dengan desosan yang cukup terdengar oleh Hamdan.
Hamdan : Kasi aja pelumas.. oli, minyak, vaselin.. gitu.. jawab Hamda singkat.
Ukhti Maura : Brarti kalau makin banyak pelumas makin licin yah akhi?? Tanya Ukhti Maura yang sudah gelisah parah.
Hamdan : Nnggg.. i.. iya sih.. emang kenapa?? Tanya Hamdan yang mulai melihat gelagat Ukhti Maura.
Ukhti Maura : kalau banyak pelumas jadinya licin.. jadinya makin lancar kan yaa?? Brarti makin cepet gerakannyaahh.. makin enaaakkk.. sshhh.. ucap Ukhti Maura ngelantur.
Hamdan : Wee.. wait.. kok kesitu sih..?? Tanya Hamdan.
Belum tuntas penasaran Hamdan, Ukhti Maura tiba-tiba menggenggam tangan kiri Hamdan dan menariknya ke arah selakangannya. Tentu saja Hamdan terkejut, tapi ia tak menolaknya karena yang menarik akhwat cantik, bahkan bagi sekelas Hamdan. Mata Ukhti Maura terlihat sayu saat jemari Hamdan menyentuh selakangannya.
Ukhti Maura : Sshhh.. Aahhh.. gimanah akhii..?? Udah cukup belum pelumasnyaahh..?? Tanya Ukhti Maura menggoda Hamdan.
Hamdan : Duhh.. gawat nihh.. gimana sayang?? Tanya Hamdan sambil menoleh ke Alisa.
Alisa : Enjoy mas sayangg.. jawab Alisa yang sudah kembali menjadi tim dokumentasi.
Lampau hijau sudah menyala, baik dari Alisa ataupun sang mangsa. Maka predator yang sedari tadi dikekang, akhirnya Hamdan lepaskan.
Hamdan : Kalau ini sih masih kurang.. tapi ana bisa buat ukhti makin becek.. mau?? Tanya Hamdan sembari menarik dagu Ukhti Maura.
Ukhti Maura : He’emhh.. tolong bimbing anaa.. ucap Ukhti Maura sebelum mulut Hamdan memagutnya.
Perlahan tapi pasti, teknik Hamdan dalam menaikkan birahi akhwat bercadar sudah tak perlu diragukan lagi. Bibir keduanya berpagutan lembut, sesekali Hamdan menjulurkan lidahnya yang membuat cadar Ukhti Maura basah. Tapi dibalik cadar itu, lidah Ukhti Maura pun berupaya meraih lidah Hamdan. Dan semuanya terwujud saat tangan kanan Hamdan membuka sedikit bagian cadar yang menutupi mulut Ukhti Maura.
Ukhti Maura : Mmfhh.. Mfhh.. Mchh.. Mchh.. Mchh.. Mfhh.. Aahh.. Akhii.. Mfhh.. Mfhh..
Mata Ukhti Maura terpejam menikmati sambutan hangat syahwat yang mulai mendekapnya. Pagutan lembut Hamdan terasa begitu kenikmatans, apalagi saat lidahnya mulai mengajak lidah ukhti Maura berdansa, seluruh darah akhwat cantik bercadar itu berdesir cepat. Bukan hanya karena permainan lidah Hamdan saja, namun dibawah ternyata jemari Hamdan terus membelai selakangan Ukhti Maura yang tertutup rapat.
Tujuh menit lamanya mereka saling beradu bibir. Seperti keduanya tak ingin menyudahi adegan frechkiss yang mereka lakukan. Tapi posisi mereka di kursi terasa kurang nyaman, Hamdan pun mengajak Ukhti Maura untuk berpindah tempat.
Ukhti Maura : Uwwhh.. Akhiihh.. Nghh.. Mfhhh.. Mfhhh.. Srppphh.. Mffhhh.. Aahh.. lihai banget sih Akhiihh.. Aahh.. Mffhh.. Sshh.. Mcchh.. Mffhh.. Mffhh..
Keduanya saling berpelukan dengan memagut panas bibir lawannya. Meski agak ribet, tapi kalau birahi sudah menguasai, semuanya jadi gampang. Tangan Ukhti Maura aktif melepasi kancing gamis Hamdan, sementara tangan Hamdan sudah meremasi bokong kenyal Ukhti Maura yang masih tertutup dressnya.
Ukhti Maurah : Mfhh.. Mfhh.. Sshh.. Aahh.. akhii.. Aahh.. Sshhh.. Mmhhh.. Aahhh.. Shhh.. Ohhh.. desah Ukhti Maura merasakan geli namun enak saat Hamdan mencumbu lehernya meski masih terbalut pashmina.
Gelombang birahi yang melanda Ukhti Maura semakin kuat saat kedua tangan Ukhti Maura mulai menyusuri dada bidang dan perut kencang Hamdan. Tangan Hamdan sendiri sudah pindah ke tempat sumber kekenyalan yang lain. Toket bulat kencang akhwat kelahiran KalBar itu sudah mulai menjadi pelemas tangan Hamdan.
Ukhti Maura : Aaahh.. Shhh.. Akhiihh.. Ahhh.. Nakal yaahh.. Ahhh.. Shhh.. Oohhh.. Lepas aja akhii.. Lepassshh.. kata Ukhti Maura yang mulai terdorong mundur hingga ke meja dosen.
Kedua tangan Ukhti Maura secara refleks bertumpu di meja, sementara dadanya ia busungkan agar Hamdan lebih mudah mengaksesnya. Srrttt.. Bett.. Dress bagian atas pun terbuka. Menampakkan bukit kembar putih jumbo yang masih dibalut Bra warna dongker.
Hamdan : Woww.. Indahnyaa.. kata Hamdan memandangi sejenak keindahan tubuh model IG itu.
Ukhti Maura : Sshh.. Jangan Cuma diliatin akhii.. silakan dinikmatii.. Shhh.. Aanghh.. Aahh.. Mmhhh.. Ooohhh.. Shhh.. Mmhh.. Oohhh.. Akhii.. Ahhh.. Akhi Hamdannhh..
Mendengar kata-kata Ukhti Maura barusan, Hamdan pun makin beringas. Dengan senyum puas, ia langsung mencumbu dan mencupangi leher putih Ukhti Maura tanpa ampun. Begitu kuat rasa geli nan nikmat yang Ukhti Maura rasakan. Kepala akhwat bercadar itu kadang mendongak, matanya merem melek keenakan, tangan kiri Ukhti Maura pun terus menjambaki rambut Hamdan karena sensasi yang luar biasa.
Ukhti Maura : Akhihh.. Ahh.. Mhh.. Shhh.. Oooohhhhhh.. Mhhhh.. Aaahh.. Akhirnyaahh.. Aahhh.. Mhhh.. Shhh.. Oohhhh.. Enak bangethh akhiii.. Aahh.. Akhi Hamdanhh.. Ngghh.. Lidahnya ituuhh.. Aahhh.. Mmhhh.. Ooohhh..
Lenguhan Ukhti Maura pun meledak saat Hamdan mulai beraksi menggarap toket jumbo 40DD berputing kecoklatan miliknya. Bra dongker yang digunakan Ukhti Maura sudah bergantung di tiang OHP tanpa akhwat cantik itu ketahui. Layaknya bayi, Hamdan yang agak membungkuk, membenamkan wajahnya ke dada Ukhti Maura. Jilatan dan cupangan Hamdan daratkan mulai dari pangkal leher Ukhti Maura yang meninggalkan banyak bercak merah tua.
Hamdan : Mchh.. Mchh.. Cupphh.. Ssrpptt.. Mchh.. Mchh.. Srrpptt.. Mchh.. Srrrptt..
Kedua tangan Hamdan masih bersabar meremasi gunung kembar Ukhti Maura. Lidah Hamdan menyapu bersih semua area di dada Ukhti Maura dan berakhir dengan memutari putting Ukhti Maura tanpa menyentuhnya. Ukhti Maura berupaya leras agar Hamdan segera melahap putingnya, tapi apalah daya akhwat melawan kekuatan seorang ikhwan seperti Hamdan.
Ukhti Maura : Aaahh.. Akhii.. Aduuhh.. Tolong.. Plisss.. Isepphh.. Ahhh.. Nenen.. Ahhh.. putingnyahh.. Aahh.. Tolongghh.. Allaahh.. Ga tahannhh.. Aahh.. OUUNNGHHHHH.. SSHH.. NGHH.. OOHH.. YESHH.. OHHH.. MHHH.. YESS.. JUST LIKE THATHH.. AAHH.. SHHH. WUUHH.. YESHH.. OHHHHH.. OOOHH.. MNHH.. ENAK BANGETTHH..
Bum!! Tak peduli lagi kalau di luar sana masih ramai hiruk pikuk mahasiswa, Ukhti Maura tetap melepaskan desahan kuatnya saat merasakan Hamdan melahap putingnya. Seluruh tubuhnya bak disengat listrik berjuta volt. Tarian lidah Hamdan benar-benar memanjakan syahwat kekasih akhi Dhani itu. Berulang kali Ukhti Maura mendongak, merem, sembari menggigit bibir bawahnya karena terlalu nikmat. Bahkan akhi Dhani pun tak seperti itu. Secara bergilir Hamdan memanjakan titik tersensitif di dada aktifis LDK KMI itu. Tiap kali Hamdan selesai dengan satu puting dan berpindah ke puting lain, ia masih bisa merasakan sensasi lidah Hamdan hingga Hamdan melahapnya kembali. Hantaman kenikmatan yang bertubi-tubi itu jelas mendesak birahi di dalam tubuh Ukhti Maura ke satu titik. Dan semuanya itu meledak saat Hamdan mengulum kedua puting secara bersamaaan dan menggigitnya.
Ukhti Maura : OOHH.. NGHH.. NGH.. OOHH.. AKHIIHH.. AHH.. NIKMATHH.. OHHH.. MMHH.. AMPUNHH.. ENAK BANGETHH.. SHH.. NGHH.. SHHH.. HNNGHH.. SHHH.. AWHH.. SHHH.. NNGGHHHHHHHH..!!
Srrrrrr.. sssrrrrr… ssrrrrrrrrrrrr.. Crkkk.. crrrkkk.. ccrrrrkkk.
Kedua tangan Ukhti Maura mendekap kuat kepala Hamdan. Matanya terpejam, milutnya menganga sementara kaki jenjangnya yang menapak di lantai bergetar hebat. Cairan surgawi membanjiri bagian bawah tubuhnya menembus CD dan inner-pants nya. Gemericik tetesan cairan surgawi ke lantai kelas terdengar menggema di dalam ruangan yang ber-AC itu. Ini kali pertama Ukhti Maura klimaks hanya karena foreplay, apalagi baru di toket saja.
Hamdan : Sshh.. Wuuhh.. Udah keluar aja ukhh..?? Enak yaah?? Kata Hamdan sambil menuntun Ukhti Maura untuk tiduran di atas meja dengan kedua kakinya menggantung.
Ukhti Maura : He’ehmm.. Akhi Hamdanhh hebat bangeth.. Ahhh.. Rasanya ituuhh.. Ga tahaann enaknyahh.. Ahhh.. Shh.. Aahhh.. Akhiihh.. Oohhh.. Mmhh.. Shhhh.. Aaahhh.. Mhhh.. Geliihh.. Sshhh.. Aahhh..
Hamdan melanjutkan aksinya menyapu tubuh putih mulus Ukhti Maura. Mulai dari mengulum puting, ia turun ke perut Ukhti Maura. Kedua tangan Hamdan juga terampil melucuti Dress yang Ukhti Maura kenakan. Tubuh Ukhti Maura menggelinjang saat Hamdan memainkan lidahnya di pusar. Tak lama, ia kembali melanjutkan sapuan lidahnya. Lidah Hamdan terus menyapu mengiringi Dress dan Inner-Pants Ukhti Maura yang akhirnya lepas dan terbang entah kemana.
Hamdan : Mhhh.. Top!! Emang Ukhti tuh bedahh.. Georgeus.. puji Hamdan yang berdiri sesaat menatap tubuh indah sempurna Ukhti Maura.
Leher yang menawan, toket ukuran 40DD yang dihias puting kecoklatan, perut yang mulus nan kencang, pinggul sekal, paha nan mulus tanpa cela, dan itu semua dibalut oleh kulit putih yang kenyal, SEMPURNA!! Hanya menyisakan CD dongker saja yang menutupi keindahan puncak akhwat model itu. Perlahan tapi pasti, Hamdan mulai menarik lepas CD Ukhti Maura dan berakhir sudah. Pemandangan yang akan menghancurkan iman setiap ikhwan dan mengubah mereka menjadi mesin bercinta. Tak terlalu tembem, berwarna kecoklatan, labia mayora yang tak terlalu tebal, dan kelentit yang kecil namun menawan. Hamdan menenggak ludahnya. Meski milik Alisa lebih sempurna, tapi ini termasuk Top-Tier serambi lempit yang pernah Hamdan jumpai. Aroma khas lendir birahi akhwat makin tercium saat Hamdan mulai menjilati pangkal paha Ukhti Maura. Bulu kemaluan yang tipis semakin menambah bercintainya liang surgawi akhwat kelahiran KalBar itu.
Ukhti Maura : Aahhh.. Shhh.. Akhiihh.. Aahnnghh.. Nghh.. Shhh.. Ohhh.. Lidahnyahhy.. Ohhh. Nakal bangethh.. Shhh.. Akhihh.. serambi lempit anahh.. Plisss isepp serambi lempit anaa.. Shhh.. Oohhh.. OOUNNGHH.. MMHHHH.. OOOOHHHH.. SHHH.. FUUUCCKK.. YEESSHHH.. AAHH.. MMHH.. IYAAHH AKHIIHH.. OOHH.. NIKMATNYAHH.. YA ALLAAHH.. SSHHH.. ENAK BANGETTHH.. NGHH.. SHH.. NGHHH.. TERUSSHH.. ISEP YANG KUAT AKHIII.. AAHH.. MMHH.. SHHH..
Kepala Ukhti Maura kembali mendongak dengan mata terpejam dan hanya keluar lenguhan panjang nan kuat saat akhirnya yang ia nanti sedari tadi menjadi kenyataan. Seluruh tubuhnya bak terbang hingga langit ke tujuh. Kedua kaki mulusnya yang mengangkang sempat mengejang sebentar saat Hamdan mendaratkan lidahnya di lembah gundukan liang surgawinya.
Hamdan tak buru-buru. Seperti halnya dulu ketika ia menikmati serambi lempit Alisa. Lidahnya bermain di sekitar bibir serambi lempit kecoklatan Ukhti Maura. Seluruh syaraf disana sangatlah sensitif, dan itulah kenapa pinggul Ukhti Maura bergerak-gerak, seakan ingin agar Hamdan segera ke main-course. Tapi Hamdan tetap sabar, lidahnya meliuk, memastikan setiap sisi serambi lempit itu terangsang berat. Dan setelah sekitar 8 menitan, Hamdan akhirnya mendaratkan lidahnya untuk pertama kali dan langsung membelah bibir serambi lempit sempit Ukhti Maura.
Ukhti Maura : OOOOHHH.. YEESSHHH.. MMHHH.. SSHH.. AKHIIHH.. AAHHH.. MMHH.. OOHH.. ENAKNYAHH.. NGHH.. SHHH.. TERUSSHH.. IYAHH.. DISITUHH.. OOHH.. MMHH.. AKHIIHH.. OHHH.. FUCKKK.. YESSHH.. SSHHH.. MMMHH.. AMPUNNN.. ENAK BANGETTHH.. AAHHH.. ALLAAAHH.. OOOHH..
Hamdan berlutut di depan meja dosen tempat Ukhti Maura terlentang dengan kaki mengangkang. Racauan liar Ukhti Maura sungguh diluar dugaan. Bahkan Hamdan pun terkekeh melihat bentuk asli akhwat cantik bercadar ini. Bahkan ia tidak ragu-ragu untuk berteriak karena kenikmatan yang Hamdan beri. Lidah Hamdan terus menari, membelah dari bawah ke atas, dan sesekali membelai kelentit sang akhwat. Jelas saja Ukhti Maura megap-megap blingsatan, bahkan semua akhwat dan ummahat yang pernah di garap Hamdan pun tunduk akan kelihaian lidah Hamdan. Tak disitu saja, tanpa ragu lidah Hamdan mulai menusuk dan melesak masuk, mengais semua lendir birahi yang tak ada habisnya. Ukhti Maura benar-benar dibuat gila oleh permainan Hamdan.
Ukhti Maura : AAAHH.. AKHIIHH.. OOHH.. ENAK BANGETHH.. OOHH.. OHHH.. SSHH.. OOOHH.. MAU PIPISSHH.. OOHH.. ENAK.. OHH.. FUCKK.. FUCKK.. SUCK IT.. AHHH.. NNGHHH.. NGHH.. OOOOONNNNGHHHHHHH…!!!
SEEEERRRR.. SEEEERRRRR.. SEEEEERRRRR..
Air mancur cairan surgawi menjulang tinggi mengikuti lenguhan panjang Ukhti Maura. Seluruh tubuhnya mengejang hebat layaknya orang kerasukan. Mata Ukhti Maura mendelik ke atas. Selama hampir tujuh detik serambi lempit Ukhti Maura terus menyemburkan cairan surgawinya.
Ukhti Maura : AAHH.. SSHHH.. Hhaaahh.. Mmhh.. Akhiihh.. Enak bbangethh.. Shhh.. Aawwhh.. Shhh.. Mmhh.. Mhhhh.. Aahh.. OOOOHH.. MMHH.. OOOHH.. OHH.. YESSHH.. AAHH.. AKHIHH HAMDANN.. MMMHH.. ENAAAKKH.. SSHHH.. AAWHH.. JARINYAHH.. AAHH.. NAKALLHH.. AAHH.. ALLAAHH.. YANG KENCENGHH.. AWHH.. ENAKK.. AAHH..
Crepphh.. Creepphh.. Crepphh..
Kali ini jemari ‘Dewa’ Hamdan yang beraksi. Jari tengah dan jari kenikmatans sudah cukup untuk menggarap akhwat bercadar seperti Ukhti Maura. Dimulai dengan membelai bibir loang surgawi Ukhti Maura searah jarum jam, kemudian ia mulai menggesek naik turun membelah bibir liang surgawi akhwat cantik itu. Ukhti Maura terus meracau, melenguh, dan mendesah begitu keras. Tak seperti Akhi Dhani, Hamdan sangat berbeda, skill nya diluar rata-rata ikhwan. Dan Sleebb.. jemari Hamdan masuk seluruhnya. Mulai menggeliat, memutar, menekan, menggesek seluruh dinding liang surgawi Ukhti Maura. Pinggul Kekasih Dhani itu pun menggeliat keenakan. Seluruh tubuh Ukhti Maura terus dimanjakan kenikmatan tiada henti. Bahkan lendir birahinya tak henti-hentinya mengalir yang membuat suara becek nan erotis bergema di kelas. Dan semuanya memuncak saat Hamdan mulai menggarap cepat G-spot Ukhti Maura.
Hamdan : Hohohoo.. knapa Ukhh..?? Keenakan yaa?? Ngapain ditahan?? Kluarin semuanyaa..!!! Ucap Hamdan sambil meningkatkan kecepatan tangannya.
Ukhti Maura : AHH.. AAHH.. AAHHH.. FUCKK!! FUCKK!! YESHH.. YESSHHH.. AHHH.. FUCKK IT!! MMHH.. SSHH.. ENAK BANGETH!! IYAHH AKHII.. JARINYA JAHAT BANGET SIHH.. AHH.. AHHH.. AAAWWNNGHHHHHHHH…!!!!
SSSSUUUUUUUUUURRRRRRRRRRRRRRR….
Hamdan menarik cepat jarinya disusul semburan panjang nan kuat caira surgawi Ukhti Maura. Delapan detik lamanya ciaran surgawi Ukhti Maura menyembur tanpa henti hingga setinggi 1,5meter. Begitu kuatnya hingga membuat tubuh Ukhti Maura melengkung tegang. Usai memompa habis cairan surgawinya, ia menggelepar dengan nafas tersengal-sengal.
Hamdan : Gilaaakk!! Sayang.. ini beneran akhwat LDK kah?? Hahaha.. tanya Hamdan ke Alisa.
Alisa : Ahahah.. gatau deh mas Hamdan sayang.. pelacur mungkin.. ejek Alisa sambil merekam setiap adegan penting.
Hamdan : Nahh.. kalo jelas pelacurnya, harus dikasih pahamm..!! Kata Hamdan sambil kembali memasukkan jemarinya.
Ukhti Maura kembali mendesah, mengerang, dan mendesis sekuatnya. Syahwat yang baru saja meledak sudah kembali datang dan meningkat. CREPP.. CREEPP.. CREPP.. kali ini berbeda, Hamdan langsung mengocok kasar liang surgawi Ukhti Maura yang membuat akhwat kelahiran KalBar itu meracau dan orgasme berkali-kali.
Ukhti Maura : Aaahhh.. Nghh.. Aahh.. Shhh.. Akhiihh.. Ssshh.. Nikmat bangethh.. ujar Ukhti Maura yang kehabisan tenaga setelah 4x orgasme dahsyat.
Hamdan : Enak banget kan?? Nah.. udah berlebih tuh pelumas.. sekarang gantian lumasin punya ana.. ujar Hamdan sambil melepas gamisnya dan melemparnya.
Ukhti Maura : Na’am akhi Hamdann sayangh.. jawab Ukhti Maura sembari bangun menghadap Hamdan.
Beberapa saat tubuh keduanya saling berdempetan. Ukthi Maura mulai menciumi leher Hamdan meski cadarnya masih menempel. Aroma khas keringat ikhwan adalah perangsang alami bagi akhwat. Jemari lentik Ukhti Maura yang dihias henna merah terus menyusuri setiap lekuk tubuh Hamdan. Perlahan dan penuh hidmat, Ukhti Maura menciumi dari leher, dada, perut, dan berakhir di pangkal perut Hamdan.
Ukthi Maura : Aaahh.. yaa akhii.. luarbiasahh.. gede bangethh.. ucap Ukhti Maura yang terkagum bercampur khawatir ketika melihat ukuran asli rudal Hamdan.
Hamdan : Ganteng kann?? Suka ga?? Mantab mana sama punya cowo anti Ukh?? Ujar Hamdan dengan tangannya bertenteng di pinggang.
Ukhti Maura : He’emh suka bangethh.. Aahh.. Mantab inihh.. punya pacar ana ga ada apa-apanyahh.. Hhaaaahh.. Mmhhh.. Srrppp.. Oohh.. Srppp.. Sshh.. Mchh.. Mchh.. Haemmfhh.. Mfhhh.. Mfhhh.. Ssrpp.. Mchh.. Mfhh.. Ockk.. Ockk.. Mfhh.. Ockk..
Kedua tangan Ukhti Maura bahkan tak mampu menggenggam seluruh diameter rudal Hamdan. Beberapa saat Ukhti Maura mengocok lembut rudal Hamdan sembari ia gesekkan batang rudal raksasa Hamdan di wajahnya. Aroma khas selakangan lelaki mulai membius akhwat aktifis islam kampus itu yang membuat kerongkongannya dahaga bukan main. Dan tanpa perlu ditutor, separuh rudal Hamdan pun amblas menyesaki mulut Ukhti Maura.
Ukhti Maura terbelalak. Rasa rudal Hamdan berbeda jauh dari rudal pacarnya. Lebih gurih dan sensasi nikmat yang jauh berbeda. Urat-urat yang menghiasi rudal Hamdan memberikan sensasi kenikmatan lain. Lidah Ukhti Maura sibuk melibas semua daerah rudal Hamdan yang menyesaki mulutnya. Ock.. Ock.. Ockk.. meskipun tak sepenuhnya tenggelam, tapi decak becek kerongkongan Ukhti Maura cukup keras. Posisi berlutut seperti ini memudahkan Ukhti Maura untuk bisa juga menggarap buah zakar Hamdan. Cadar yang ia kenakan pun basah kuyup oleh liur kentalnya. Bahkan tampak jelas ada yang menetes di toketnya. Begitu nikmatnya rasa rudal Hamdan hingga membuat loang surgawi Ukhti Maura berkedut dan meneteskan lendir khas birahi akhwat yang cukup banyak.
Hamdan : Aahh.. mana enak kayak gini ukh.. sinih ana ajarin caranya.. kata Hamdan yang kemudian mengambil alih blowjob Ukhti Maura.
Hamdan kemudian mengangkat kaki kanannya dan menapak di pinggir meja dosen sementara kaki kirinya tetap menapak di lantai. Dengan posisi ini Hamdan mengangkangi Ukhti Maura yang tengah berlutut. Kedua tangan Hamdan menggenggam kepala Ukhti Maura dan kembali mulut Ukhti Maura menggembung dijejali rudal Hamdan.
Ukhti Maura : Mffhh.. Mfffhh.. Mmcchh.. Occk.. Ockk.. Mfhhh.. OCKK.. OCKK.. UHUKK.. OCKK.. OCNK.. MFFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. UHUK..
Hamdan : Oouuhh.. Yeeaaahh.. Emang harus ginihhh.. kata Hamdan sambil mendongak menikmati hangatnya kerongkongan Ukhti Maura.
Suara decak becek kerongkongan Ukhti Maura begitu keras. Hamdan yang sudah ‘ON’ lupa kalau ini kali pertama Ukhti Maura menangani rudal se-masif milik Hamdan. Tanpa ragu ia langsung melesakkan semuanya hingga membentur pangkal kerongkongan Ukhti Maura. Kedua tangan Ukhti Maura mencoba mendorong kaki Hamdan karena terkejut. Tapi ia tak kuasa menahan tenaga Hamdan yang terlalu besar dan hanya bisa pasrah terbatuk-batuk karena belum terbiasa. OCKK.. OCKK.. OCKK.. tapi itulah ‘mukjizat’ Hamdan, hanya beberapa detik saja, kini Ukhti Maura sudah merem melek keenakan. Kedua tangannya kini justru memilin puting dan meremas toketnya sendiri. Liur yang kental menetes lebih deras dari sebelumnya. Bahkan sering kali Hamdan menahan selama beberapa detik ketika rudalnya tenggelam sepenuhnya hingga wajah Ukhti Maura kemerahan.
Ukhti Maura : OCKK.. OCKK.. MMFFHHH!! NNGHH.. NGHH.. MFHH.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. OCKKK.. OCKKK.. NGHH.. MFHHH.. OCKK.. MMMFFHHHHHHH..!!!
SSEEER.. SEEEERRRRRRR.. SEEEEERRRRRRRR..
Banjir bandang cairan surgawi tak terelakkan lagi. Kenikmatan Deepthroat Hamdan membuat Ukhti Maura menyerah. Tubuhnya mengejang beberapa saat karena menahan gelombang kuat orgasme. “Aahh.. enak banget ternyata dientot di mulut”, gumam Ukhti Maura yang kini justru kedua tangannya mencengkram bokong Hamdan seakan ingin agar Hamdan jangan berhenti menggenjot mulutnya.
OCKK.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. SEEEERRR.. SEEEERR.. SEEERRRRR…
4 kali sudah Ukhti Maura klimaks karena Face fuck yang Hamdan lakukan. Lantai kelas pun basah kuyup seperti baru saja ada se-ember air yang tumpah. Tak pernah Ukhti Maura dalam waktu kurang dari 45menit sudah lebih dari 8 kali orgasme hebat seperti sekarang. Kepuasan yang mengubah orientasi bercintanya. Yang tadinya ia tak terlalu peduli dengan ukuran rudal, kini hanya rudal Hamdan yang membuatnya ketagihan akan bercinta.
Ukhti Maura : Shh.. Mhhh.. Hhhh.. Ginihh akhiihh..?? Ucap Ukhti Maura sembari memposisikan dirinya membungkuk ke depan dan bertumpu dengan sikunya di meja dosen sementara kedua kaki jenjangnya menapak di lantai.
Hamdan : Nahhh.. Wuuhh.. Bulat kencang ginihh.. idaman ikhwan nih.. ucap Hamdan sambil meremasi bokong putih bulat Ukhti Maura.
Ukhti Maura : Aahhah.. Iyah Akhii.. tapi kalau yang lainnhh.. ga boleh.. khusus akhi Hamdan sihh siaga 24 jam ana.. jawab Ukhti Maura sambil menggoyangkan bokongnya seakan menantang Hamdan.
Hamdan : Waahh.. ada saingan nih sayangkuhh.. kata Hamdan sambil melirik ke arah Alisa.
Ukhti Mauara : Aahh.. Nggakk kok Ukhh.. ana ga ada.. apahh.. apahh.. Shh.. Mhhh.. Uuwwhh.. Mmhhh.. Ssshhh.. OOOHHHHH.. NGGHH.. AAHH.. MMHH.. OOHHH.. SHH.. GEDENYAHH.. AAAHHH.. MENTOKK AKHIII.. NGGHH.. UUUHHH.. ENAKNYAHH.. SSHHH..
Kepala rudal Hamdan menggesek bibir liang surgawi Ukhti Maura beberapa saat. Memancing lendir birahi akhwat D3 Elektro itu hingga cukup banjir. Dan tak lama kemudian.. Pprrrrttt.. Ssrrrrrrrtr.. Blessshhhh.. rudal Hamdan melesak masuk perlahan.
Hamdan : Beeehhh.. Sshhh.. Sempitnyaaa.. padahal udah banjir pula.. Wuuhh..!! Ujar Hamdan sambil mendongak merasakan jepitan kuat dinding liang surgawi Ukhti Maura.
Lenguhan Ukhti Maura mengikuti rudal Hamdan yang serambi lempitarkan liang surgawinya secara paksa. Gesekan dinding liang surgawi Ukhti Maura yang begitu sempit dengan rudal Hamdan yang berurat membuat akhwat bercadar itu menggigit kuat bibit bawahnya. Seluruh tubuhnya merinding karena nikmat yang meledak datangnya. Terlebih lagi saat rudal Hamdan mengetuk pintu rahimnya, serasa melayang jauh ke langit.
PLOK!! PLOKK!! PLOKK!! Hamdan mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur perlahan namun mantab. Ia tak ingin buru-buru. Hamdan ingin merasakan sensasi jepitan akhwat model IG itu lebih lama. Kedua tangan Hamdan yang mencengkram bokong bulat putih Ukhti Maura terlihat gemas meremasinya.
Ukhti Maura : AAAHH.. AHH.. FUCKK!! FUCKK!! YESS.. SSOO BIGG!! FUCK MEE HARRDD!! OOOHH.. SHH.. OHH.. OHH.. SSHH.. YAA AALLAAHH.. ENAK BANGETHH!! MMHH.. MHHH.. TERUSH AKHIIHH.. OHHH GEDENYAHH.. MMHH.. AAH.. MAU DISODOK TERUSSHH.. KALI GINIIHH.. MMHH.. AAHH.. AHHH..
PLAKK!! PLOKK!! PLOKK!! PLAKK!! Hamdan semakin gemas dan bersemangat mendengar serunya akhwat bercadar meracau. Tanpa ampu ia menggenjot kuat bokong Ukhti Maura hingga nampak kemerahan. Belum lagi tamparan demi tamparan Hamdan daratkan ke bokong bulatnya.
Ukhti Maura : YESSHH! YESSHH!! JUST LIKE THAT BABYY.. UUHH.. SHH.. MMHH.. AAHHH.. GA NAAHAANNHH.. ENAKNYAAHH.. AMPUNNHH.. GEDE BANGET SIHH.. AKHIIHH.. AAHH.. AHHH.. KELUAR LAGIIIHHHHHHH…!!!
SSSSUUUUUUUUUURRRRRRRRRRRRRRR.. SEEERRR… SEEEEEERRRR..
Semburan cairan surgawi Ukhti Maura kembali membanjir kelas. Kaos kaki dan seoatu yang ia kenakan pun kini basah kuyup. Tampak jelas bokong dan kakinya bergetar hebat, pinggulnya mengejang merasakan nikmatnya digempur rudal jumbo Hamdan. 8 detik lamanya Ukhti Maura orgasme dan langsung saja rudal Hamdan menghujam cepat, menyeruak kasar liang surgawi akhwat cantik kekasih Dhani itu.
Ukhti Maura : Aaahhh.. Shhh.. Mmmhhh.. Oohhh..Enaknyaahh.. Nghh.. NNGHHH.. OOHHH.. LANGSUNG LAGIHH..?? MMHH.. MHHH.. AKHII.. OHHH.. YESHH.. UESHH.. AAHH.. AHHH.. FUCKK!! FUCKK!! YESHH.. rudalLHH.. OOHH.. ALLAAHH.. rudal ENAK BANGETTHH..!! rudalIN ANA TERUSSHH.. AKHIIHH.. AHHH.. AAHHH..
Racau Ukhti Maura begitu kuat membakar libido Hamdan. Bibir serambi lempit Ukhti Maura tertarik keluar tiap kali Hamdan menarik keluar rudalnya. Begitu rapat dan sempit meskipun sudah hampir 10menitan Hamdan menggempurnya. Kali ini Hamdan meletakkan kaki kiri Ukthi Maura ke atas meja sehingga Alisa bisa men-shoot daerah tersuci akhwat itu dengan jelas. Merekah total, ibarat sedang disesaki ‘Peralon’ berukuran jumbo, begitu lebarnya liang surgawi Ukhti Maura terbuka. PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!! Toket Ukhti Maura terkihat seperti mau pecah karena tergencet dan terus menahan kuatnya gempuran Hamdan.
Ukhti Maura : AAHH.. AHHH.. FUCKKK!! SHIITT.. AAHH.. OHHH.. OOOHHNNGHHHHHHH..!!!! SEEERRR.. SEEEEEERRR.. SSSSEEEEEERRRRRRRRRR…
Kembali tubuh Ukhti Maura mengejang. Sudah lebih dari 7 kali ia orgasme. Lantai kelas sudah benar-benar becek oleh cairan surgawinya. Saat orgasme yang ketujuh, Ia baru saja digenjot Hamdan dengan posisi ‘Worship’, posisi bersujud layaknya orang sholat, namun ia sedikit menurunkan pinggulnya dan membuka kedua kakinya agak melebar.
Hamdan : Wuuhh.. Ngecrot mulu.. sinih bersihin ini.. kata Hamdan sambil menampar bokong Ukhti Maura.
Ukhti Maura dengan sisa tenaga memutar tubuhnya 180 derajat. Kini wajahnya tepat berada di depan perut Hamdan yang kencang dan menawan. Ukthi Maura sedikit merendahkan tubuhnya dan ditumpu dengan sikunya. Posisi yang pas untuk melahap rudal Hamdan yang tegak mengacung gagah, dihias urat-urat besar dan mengkilap.
Ukthi Maura : Sshh.. Mhhh.. Akhiihh.. Perkasa banget siihhh.. Aahhh.. Haaemmhhh.. MMFHH.. MFFHHH.. SSRPPHH.. MFHHH.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. UHUK.. OCKK.. OCKK.. MFHH.. OCKK..
Bukan Hamdan namanya kalau tidak hardcore. Ukthi Maura yang baru saja menyibakkan cadarnya dan membuka mulutnya, tiba-tiba mendelik karena rudal Hamdan yang langsung menyodok jauh hingga pangkal kerongkongannya. Tanpa ampun Hamdan menggenjot mulut Ukhti Maura layaknya serambi lempit. Kedua tangan Hamdan mencengkram kuat kepala Ukhti Maura sambil sesekali menampar keras pipi Ukhti Maura.
Hamdan : Hadap sana lagi Ukhti cantikkk.. ucap Hamdan sambil memutar paksa tubuh Ukhti Maura.
Hamdan : Eehh.. lupa ada lubang satu lagi.. kata Hamdan sambil meraba anus Ukhti Maura.
Ukhti Maura : Sshh.. Aahhh.. Akhiihh.. Bolleehh.. Tapi pelan-pelan yahh.. jarang dipake soalnyaaahh.. jawab Ukhti Maura yang sudah mengambil posisi ‘squat’ dengan kedua telapak tangannya bertumpu di meja diantara kedua pahanya yang dibuka.
Hamdan ; Oohhh.. gampang mah itu.. sini sayang.. mas butuh mulut Alisaku sayang.. ucap Hamdan.
Alisa : Aahh.. iyah mas Hamdan sayang.. jawab Alisa yang bergegas mendekat dan membungkuk disamping kanan Hamdan, menempelkan kepalanya di bokong Ukhti Maura.
Hamdan : Tau kan tugasnya ngapainn?? Ujar Hamdan sambil membelai kekasihnya.
Alisa : He’emhh..
Alisa kemudian menyibakkan sebagian cadarnya. Ia meludahi cukup banyak anus Ukthi Maura dengan liurnya. Perlahan jari telunjuk Alisa mulai masuk. Agak seret namun masih bisa masuk dengan lancar. Setelah beberapa saat, jari tengah Alisa mulai masuk namun terasa sangat seret.
Ukhti Maura : Aahh.. Shh.. Aaahh.. Sshhh.. Oohh.. Aaghh!! Ukhtii.. Aghh.. pelan ukhh.. rintih Ukhti Maura yang belum terbiasa.
Alisa mengulum kedua jemarinya yang belepotan lendir anus. Ia kemudian kembali meludahi anus Ukhti Maura dan mulai melesakkan kedua jarinya. Kali ini pentrasi kedua berjalan lancar. Alisa menggerakkan tangannya keluar-masuk dan memutar secara perlahan. Saat dirasa cukup, ia kembali meludahi anus Ukhti Maura dan mulai menambahkan jari kenikmatansnya. 3 jari Alisa sudah melesak di dalam sana. Terdengar rintihan lembut Ukhti Maura merasakan anusnya di’bentuk’ ulang. Alisa sengaja mendiamkan tangannya, hingga akhirnya pinggul Ukhti Maura sendiri yang bergerak maju mundur.
Ukhti Maura : Mmhh.. Shhh.. Nghhh.. Ayook Ukhh.. Sshhh.. Aahh.. Udahh lamaa.. ga dipakee.. Shhh.. desah Ukhti Maura mengenang kembali sensasi anal.
Alisa : Hihihi.. udah pengen banget Ukh?? Pake aslinya aja yaahh.. kata Alisa sambil mencabut jemarinya.
Kedua tangan Alisa kini membantu membuka bibir anus Ukhti Maura agar lebih lebar. Tak lupa liur kental Alisa gelontorkan untuk membantu Hamdan menggagahi akhwat cantik selebgram itu.
Hamdan : Makasih sayang.. cantik, pinter lagi.. tau aja soal ginian.. nih sekalian sayang.. ujar Hamdan sambil membelai kepala Alisa yang terbalut khimar pink peach.
Mulut Alisa dengan sukarela menjadi ‘pelancar’ bagi rudal Hamdan. Terasa cukup licin, Hamdan mulai mengarahkan rudalnya. Prrrttt.. Srrrtttt.. Bleshhhhh..
Ukhti Maura : Sshh.. Nnnghhhhh.. Shhhh.. Akhihhh.. Shhhh.. Gedee bangetthhh.. Aaakk.. Ga muaathh.. Aakkk.. Ooooohhhhhhh.. Mmhhh.. Sshhh.. Nghhh.. Ssshhhh..
Rintihan membersamai rudal Hamdan yang berjuang menembus rapatnya dinding pertahanan liang surgawi kedua Ukhti Maura. Meski pernah dibobol oleh Dhani, tapi karena jarang sekali digunakan, maka dinding liang anus Ukhti Maura kembali merapat. Pedih nan panas awalnya, sama seperti ketika diperawani. Selama beberapa saat Hamdan mendiamkan rudalnya yang baru masuk seperempatnya saja. Jemari Ukhti Maura sendiri sibuk menggesek serambi lempitnya agar permainan bisa segera berlanjut.
Ukhti Maura : Nghh.. Shhh.. Uuhhhh.. Sshhh.. Ahhh.. rudalhhh.. Sshh.. Aahhh.. Ayukk akhii.. genjott.. Ahhh.. sodokk.. Ahhh.. Shhh.. OOHHH.. NGHH.. OHHH.. SHH.. FUCKK!! FUCKK!! YESSHH!! FUCK MY ASSSHH!! AAHH.. SSHH.. OHHH.. NGHHH.. NGGHH.. NGGHHH.. ENAKK.. ENAKK BANGETHH.. OOHHH.. ALLAAHH.. ENAKNYAHH.. OHHH..
Tanpa sadar pinggul Ukhti Maura mulai bergerak maju mundur yang menjadi pertanda bagi Hamdan. Terlebih lagi Ukhti Maura juga minta agar segera digenjot. Bak Api disiram bensin, Hamdan tanpa ragu langsung menggempur kuat dan cepat bokong bulat akhwat LDK itu. PLOKK!! PLOKK!! PLOKKK!! Racauan dan desahan Ukthi Maura meledak merasakan nikmatnya anal bercinta sesungguhnya. Matanya merem melek merasakan perut bawahnya terasa penuh. Rapatnya jepitan liang anusnya membuat Ukthi Maura benar-benar menikmati rudal Hamdan seutuhnya. Alisa terus merekam adegan itu dari berbagai angle, termasuk bibir anus Ukhti Maura yang tertarik keluar-masuk mengikuti sodokan Hamdan. Sungguh pemandangan erotis syar’i. Toket 40DD Ukthi Maura terus berayun indah membuat semua mata ikhwan yang melihatnya tak berkedip.
Ukhti Maura : FUCKK!! SOO GOOODDDD..!! OOHH.. NGHH.. OHHH.. YESHH.. YESSHH!! LEBIH KENCENG AKHII.. AHH.. OHHH.. NGHHH.. rudalHH!! FUCKKK..!! GEDEHH.. OHHH.. KELUARRRRHHHH.. NNGHHHHHHHHHHH..!!!!!
SEEEERR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEEERRRRRR..
Kepala Ukhti Maura mendongak sementara tubuhnya kelojotan bak cacing kepanasan merasakan ledakan Anal-Orgasm pertamanya. Cairan surgawi yang disemburkan begitu kuat layaknya hydrant. Selama hampir 10 detik serambi lempit Ukhti Maura memompa zeluruh cairan surgawinya sebelum Hamdan kembali melesakkan rudalnya. Bleshhh.. rudal Hamdan kembali melesak jauh di usus Ukhti Maura dengan mudahnya. Alisa secara aktif mengulum rudal Hamdan tiap kali Hamdan membutuhkannya.
Kini Hamdan menggenjot anus Ukthi Maura sementara Ukhti Maura tubuhnya miring ke kanan. ‘Propeller’, dimana Ukhti Maura miring ke kanan dengan tubuh atasnya sedikit tegak dan ditopang dengan siku tangan kirinya. Kedua kakinya dirapatkan dan sedikit ditekuk. Hal ini memberikan jepitan tambahan di semua liang surgawi Ukhti Maura. PLOK!! PLOKK!! PLOK!! PLAK.. PLAKK.. tak lupa sesekali Hamdan menampar bokong kemerahan Ukthi Maura untuk menambah kenikmatan yang akhwat bercadar itu rasakan. Mata Ukhti Maura merem melek dan sesekali ia menggigit bibir bawahnya karena kenikmatan yang tiada henti. Benar-benar sebuah pengalaman menggenjot yang tak akan terlupakan bagi akhwat Kalimantan itu.
Ukhti Maura : OOHH.. SHH.. OOHH.. AKHIHH.. OOHH.. FUCKK!! FUCKK!! YESHH.. MMHHH.. KENCENGIN..!! YESHH.. OHHH.. I FUCKING LOVE ANAALLHH.. AAHHH.. OOHH.. MHH.. SHH.. FUCK IT HARD!! YESHH.. AAAWWNNGHHHHHHHH…!!!
SEEEERRRR.. SEEEERRRRRR.. SEEEERRRRRRRRR..
Entah sudah berapa kali tubuh Ukhti Maura mengejang karena anal-orgasm. Jam pun sudah menunjukkan pukul 11.10 yang berarti sudah lebih dari 45 menit Ukhti Maura digempur Hamdan tanpa jeda. Kini Ukhti Maura kembali harus melayani Hamdan dengan mulut dan kerongkongannya. Ia yang terlentang di meja dosen di tarik hingga kepalanya menggantung. Tanpa basa-basi Hamdan melesakkan rudalnya sepenuhnya. Tampak jelas leher Ukhti Maura menggembung mengikuti ukuran batang Hamdan. OCKK.. OCKK.. OOCKK.. UHUKK.. OCKK.. OCKKK.. air liur kental Ukthi Maura belepotan di wajahnya sendiri, bahkan cadarnyan pun basah kuyup. Tangan kanan Ukhti Maura terus melakukan colmek sementara tangan kirinya meremasi toket kirinya. Alhasil hanya 8 menit saja Facefuck yang Hamdan lakukan di posisi itu, tapi 3 kali Ukhti Maura menyemburkan cairan surgawinya dan mendekor ulang papan tulis kelas.
Ukhti Maura : NNGHH.. SHH.. OHHH.. AKHII.. OHHH.. OHHH.. SHHH.. ENAK BANGETHH.. AAHH.. SODOKK.. YESHH!! FUCKK.. AAHH.. FUCK IT!! OOOHHH.. MENTOKKK.. AAAHH.. PENUHNYAHH.. MMHH.. SHH.. OOHH.. FUCKK.. SOO GOOODD!! SSHH.. OHH.. OHHH..
Kedua kaki Ukhti Maura menjulang ke atas dan menjepit leher Hamdan dengan pinggulnya agak terangkat karena terdorong oleh tubuh Hamdan yang condong ke depan. Kedua tangan Ukhti Maura berpegangan pada ujung atas meja Dosen sembari terlentang mencoba menaha gempuran Hamdan di liang surgawinya. PLAK!! PLAKK!! PLAKK!! Tangan Hamdan meremas kuat toket Ukhti Maura hingga kemerahan. Tanpa henti ia terus menghantamkan pinggulnya yang membuat akhwat cantik mahasiswi D3 Elektro itu blingsatan tak karuan. Meski tenaganya sudah habis, tapi rudal Hamdan yang terus menghujam kasar pintu rahimnya, membuat Ukhti Maura terus meracau.
Ukhti Maura : YESHH.. YESHH.. OOHH GOOODDD!! AALLAAHHH.. ENAKNYAHH.. AHH.. OHHH.. YESHH.. YESHH.. YESHH… HENNGHHHHHHHH…!!!!!!
Plop.. SEERRRR.. SEEEERRRR.. SEEERRR.. BLESSHH.. PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!
Hamdan langsung memindahkan rudalnya ke anus Ukhti Maura yang sedang kelojotan karena orgasme. Benar-benar layaknya mesin, pinggul Hamdan tanpa henti membombardir bokong bulat Ukhti Maura. Meja dosen tempat keduanya memadu birahi pun mulai berderit setelah hampir 1 jam lebih menahan daya tempur Hamdan. Peluh membasahi sekujur tubuh kedua aktifis LDK KMI itu yang menambah ke-bercintaian keduanya. Hamdan terus menggilir kedua liang surgawi Ukhti Maura secara bergiliran, bahkan ketika Anal-Orgasm, Hamdan tak memberi ampun dan langsung melesakkannya ke serambi lempit Ukhti Maura yang membuat akhwat itu berteriak nikmat.
Hamdan : Ngh..!! Nghh..!! Mau kluarin dimana ukh..?? Tanya Hamdan yang sudah hampir sampai batasnya.
Ukhti Maura : AAHHH.. AHHH.. MULUT ANA AKHII.. MULUT ANAAHH.. OHH.. OHH.. OHHH.. jawab Ukhti Maura karena berguncang kuat digenjot Hamdan yang sedang menuju puncaknya.
Hamdan : Nghh.. sinihh..!! Ucap Hamdan sambil menarik tubuh Ukhti Maura.
Ukhti Maura segera menurunkan tubuhnya dan berlutut di depan selakangan Hamdan dengan tangan kirinya menengadah sementara tangan kanannya membuka sebagian cadarnya yang basah oleh liur. Lidah Ukhti Maura menjulur layaknya anjing dengsn mulutnya yang sudah menganga siap menampung seluruh sperma Hamdan.
CROOOTT.. CROOOTT.. CROOOOTTTTTT..
Begitu kental dan derasnya Hamdan membanjiri mulut, kerongkongan, dan wajah Ukhti Maura dengan sperma putih kentalnya. Tepat terdengar suara adzan Dhuhur saat Hamdan menuntaskan tetes terakhir spermanya. Berarti 1 jam 25 menit sudah Hamdan membentuk ulang liang surgawi Ukhti Maura. Sudah pasti Hamdan mengabadikan setiap momen ketika ia berhasil menggagahi akhwat. Terlebih lagi pose ini, dimana seorang akhwat bercadar dengan mulut dan wajah penuh sperma berlutut di depan rudal jumbo hitam.
Ukhti Maura : Mmhh.. Glupp.. Glupp.. Sruuppphh.. Srupphh.. Mchh.. Aahhhh.. Sshhh.. makasih akhi.. Mmhhh.. ana ga pernah ngrasain yang kayak ginihh.. kata Ukhti Maura terduduk lemas di lantai kelas.
Allaahu akbarr.. Allaaahu akbaarrr.. suara adzan bergema di luar.
Hamdan : Hahaha.. emang cowo ukhti gimana? Tanya Hamdan sambil terduduk di kursi dengan nafas tersengal-sengal.
Ukhti Maura : Yaahh.. lumayan.. tapi ngga segarang akhi Hamdan.. Nghh.. nihh rasanya semuanya melar dehh.. ahahaha.. jawab Ukhti Maura sambil tertawa kecil.
Hamdan : Enak kann..?? Beda jauh ya??
Ukhti Maura : Iyaahh.. banget akhii.. jadi ngiri sama ukhti Alisa nih.. bisa digenjot akhi Hamdan kapanpun.. kata Ukhti Maura sambil tersenyum ke arah Alisa.
Alisa : Alhamdulillah.. iyah.. bener-bener nikmat yang buat ana ga bisa jauh dari mas Hamdan.. jawab Alisa sambil merangkul Hamdan dari belakang dengan membungkukkan badannya.
Hamdan : Iyaa sayang.. kata Hamdan yang kemudian keduanya saling berciuman.
Hamdan : Ahh iya Ukhti.. ana duluan yaahh.. soal ini gimana?? Tanya Hamdan basa-basi.
Ukhti Maura : Aaahh.. jazakallahu khoyron wa khoyrul jazaa.. nanti ana yang beresin akhi.. ucap Ukhti Maura yang nampaknya masih kelelahan.
Ternyata Ukhti Maura sudah punya link ‘orang dalam’ sehingga ia bisa memantau kondisi diluar kelas melalui HPnya. Dengan begitu Hamdan dan Alisa pun bisa keluar kelas dengan aman tanpa khawatir. Dan memang keadaan Islam secara umum di kampus-kampus yang tidak berlabelkan islam (UIN,UII,UAD,dll) biasanya mahasiswa muslimnya lebih taat dalam beribadah.
Hamdan : Ngga ngajakin nih sayang?? Uda ga pengen kah?? Tanya Hamdan sambil menutup pintu kelas 207.
Alisa : Uuuww.. mas Hamdan kok masih nannya siihh.. ujar Alisa merengek seperti anak kecil.
Hamdan : Hahahah.. ngetes aja sihh.. yaudah yuuu.. sekalian eksplor kampus ini.. kata Hamdan.
Alisa pun mendekap erat lengan kiri Hamdan yang langsung terbenam diantar gunung kembar kekasihnya. Karena ini kali pertama Hamdan dan Alisa ke gedung kampus itu, maka tak ada tempat yang bisa menjadi tujuan keduanya selain toilet kampus. Dan Finally, itulah yang menjadi keputusan keduanya. Meski gedung kampus D3 Teknik Elektro merupakan peninggalan Belanda, namun toiletnya sudah mendapatkan ‘revamp’ dari kampus.
Cklek.. Klek.. suara pintu dibuka dan dikunci.
Alisa : Hmmffhh.. Mfhhh.. Mfhhh.. Masshh.. Uuhh.. udah ga tahaannn.. kata Alisa sambil mencumbu bibir Hamdan.
Hamdan : Iyaahh sayang.. mas juga tau kok.. udah.. sekarang terserah Alisaku sayang.. jawab Hamdan berdiri pasrah.
Bak anak kecil yang diberi mainan, Alisa dengan riang segera berlutut dan menarik lepas sirwal Hamdan. Plop.. rudal Hamdan yang sudah mulai lemas, menggantung bagaikan terong dan beraroma khas lendir anus bercampur serambi lempit terlihat menawan dan menggiurkan di mata Alisa. Tanpa buang waktu, cadar pun telah Alisa lepaskan.
Alisa : Haeemmfhh.. Mmfhfhhhh.. Occkkk.. Mfhhh.. Ockk.. Ockk.. Srrppptt.. Srpppttt.. Ockkk.. Ockk..
Dengan penuh nafsu Alisa menenggak seluruh rudal Hamdan hingga wajahnya mentok di selakangan Hamdan. Aroma khas selakangan ikhwan pun semakin membakar libido Alisa. Kedua tangan Alisa mencengkram bokong Hamdan sementara kepalanya maju mundur cepat. Decak becek kerongkongan Alisa menggema jelas di seluruh ruang toilet. Buah Zakar Hamdan pun tak luput dari sepongan liar Alisa yang sudah menahan syahwatnya sedari tadi.
Aliaa : Nggghh.. Sshhh.. Oooooouhhhh.. Mmhhh.. yesshh.. Aahhh.. rudalllhh.. rudallhh.. Oohhh.. Enaknya rudal mas Hamdannhh.. Aaahh.. Ahhh.. Mhhh.. Ngghh Aawwhh.. Ooohhh.. Gedenyahh.. Aahh.. Cuma milik Alisahh seorang… Ahh.. Ahhh..
Dengan mudahnya rudal Hamdan amblas ditelan serambi lempit Alisa dengan posisi WoT sementara Hamdan duduk di closet duduk. Tak lupa Alisa menyibakkan khimar jumbonya dan membuka resleting depan abayanya supaya toketnya bisa menari lega. Kedua tangan Alisa berpegangan pada pundak Hamdan, sementara pinggulnya menggila menggiling rudal Hamdan. Hamdan merem melek menikmati servis dari kekasihnya itu. Dan tak butuh waktu lama hingga Alisa mencapai orgasme pertamanya.
Alisa : Oouuhh.. Oohh.. Enaknyahhh.. Sshhh.. Fuckk!! Enak banget rudalnyahh.. Gedehh.. Ahhh.. Mentookk.. Mmhhh.. Oohhh.. Shhh.. oohhh.. Aahhnnnghhhhhhh..!!!
SEEERRR.. SSEEEERRRRR.. SEEEEEERRR..
Alisa mengangkat sesaat pinggulnya dan disambut semburan kuat nan hangat cairan surgawi yang telah ia tumpuk selama 1,5jam tadi. Sebelum melanjutkan aksinya, Alisa berdiri dan melepas abayanya supaya tidak basah oleh cairan surgawinya sendiri.
Blesshhh.. Kembali pinggul Alisa maju mundur menggoyang rudal Hamdan yang sudah mulai keras maksimal. Kurang lebih 12 menit lamanya Alisa menggoyang rudal Hamdan di posisi itu. 3 kali sudah ia orgasme hebat yang membuat kakinya gemetaran.
Alisa : Ahh.. Shhh.. Gantiann.. Mmhh.. yang iniiihhhh.. Shh.. Oooohhh.. Mmhh.. Yeshh.. Aahh.. Uuhh.. Mmhhh.. Sshhh.. Aahhh.. Anall.. Ahhh.. Ahhh.. Oohh.. Enak bangethh.. Ohhh.. Oohhh.. Ohhhh..
rudal Hamdan melesak mudah ke anus Alisa. Kini Alisa menggunakan gaya Reverse cow-girl dengan punggungnya menghadap Hamdan. Posisi ini membuat Alisa gak bisa bergerak secepat tadi. Namun gerakan pinggulnya yang sekarang naik turun terasa lebih mantab. Plak.. Plakk.. Plakk.. benturan bokong Alisa dan paha Hamdan berpadu dengan desahan Alisa menghiasi toilet kampus D3 Teknik Elektro.
Tap.. tap.. tap.. suara langkah kaki wanita.
Akhwat 1 : Ehh iya lohh.. ahahah.. beneran?? Aku juga.. yaudah deh gitu.. kata seorang akhwat yang lebih dulu masuk ke ruang toilet.
Akhwat 2 : Yaa gimana lagi?? Kata dosennya dulu caranya gitu.. ehh tadi aku coba malah ruwet.. hemm.. trus kamu gimana?? Abis ini kemana?? Tanya akhwat lain di belakangnya.
Akhwat 1 : Makan mungkin.. truss.. yaaahh.. yu know laahh.. kata akhwat 1 sambil sedikit menahan tawa.
Akhwat 2 : ihhiiiiyy.. aaiihh senengnya yang punya cowo.. btw akhi Rico sering ngajakin kah??
Akhwat 1 : He’emh.. yaahh.. sama-sama sih.. kadang aku.. kadang mas Rico yang ngajakin.. hihihih..
Akhwat 2 : Aahh.. jadi kangen mantann.. mmhhh.. kangen sihh.. ucap akhwat 2 sambil cuci tangan.
Akhwat 1 : Hihihih.. kangen yang mana?? rudalnya apa waktu di entotnya?? Apa gantengnya?? Apa yang mana nih..??
Akhwat 2 : Semuanyaa dong.. gurihnya rasa rudal itu lohh.. mmhhh.. bikin nagih.. apalagi kalo pas digenjot di mulutt.. aaahhh.. masuk tenggorokan.. awwhh..
Akhwat 1 : Aahh.. iya kaann?? Aku jugaa ehh.. paling demen kalo pas mas Rico tuh godain aku pake rudalnyahh gitu.. di tepuk-tepuk mukakuh pake batang dia.. trus kalo aku sih paling seneng liat muka mas Rico merem melek pas aku emut rudalnyahh..
Akhwat 2 : He’emhh.. sensasi waktu disodok itu loh.. enaknyaahh.. apalagi kalo sampe muncrat.. uuwhhh.. ketagihan aslii.. duhh enaknya yaahh kamu masih bisa disodok rudal gitu..
Akhwat 1 : Hihihih.. yaa kamu napa ga cari cowo lagi?? Tuh ada ikhwan-ikhwan baru lohh.. ganteng-ganteng.. yaa kalo ga mau terikat juga bisa kaann..
Akhwat 2 : mmmm.. iya juga sih.. ahahah.. ntar deh bantuin yak.. udah kering nih.. lama ga disumpelin rudal jugaa.. kata akhwat ke-2 sambil meremasi toketnya sendiri.
Alisa : Mhh.. Shh.. Aaaaahhhmmffhhh- desahan Alisa tiba-tiba tertahan karena dibekap Hamdan.
Akhwat 1 : Hem?? Denger ada orang ngga sih?? Kayak ndesah gitu barusan..?? Tanya akhwat 1 sambil berjalan menuju toilet tempat Hamdan dan Alisa menggenjot.
Akhwat 2 : Heey.. ayok dah.. jadi ga ni halaqoh nya?? Udah ditungguin ustadzah katanya. Ucap akhwat 2 yang terdengar buru-buru meninggalkan toilet.
Akhwat 1 : Ehh iya.. yuuu.. kata akhwat 1 menyusul mengejarnya.
Hamdan : Ffuhh.. Hampir ajah ya sayang.. ahahaha.. kata Hamdan sambil tangan kanannya meremasi toket Alisa dari belakang.
Alisa : Aahh.. iyahh.. maaf Masshh.. abisnya keenakann.. Ahh.. Oohh.. Mmhh.. Oohh.. rudalhh.. enak bangetthh.. Ahh.. Mashh Hamdanhh.. Aahh.. Yeshh.. Yeshh.. Shhh.. Oohhh.. Keluar lagiihh.. Aahhh.. Nnnggghhhhhhh….!!!
SEEERRR… SEEEEEERRR.. SEEEERRRR..
Tubuh Alisa membusung sementara kepalanya bersandar di pundak kanan Hamdan ketika Anal-Orgasm ketiganya menyerang. Toket 36F Alisa tampak indah menjulang mengikuti lekuk tubuhnya yang indah. Kurang lebih 40an menit Alisa menggoyang Hamdan di toilet itu. Lebih dari 10 kali Alisa kelojotan karena orgasme seblum akhirnya mereka memutuskan untuk kembali.
Alisa : Hhh.. Hhh.. Mas Hamdan ga mau dikluarin?? Kata Alisa yang lemas dipangkuan Hamdan dengan rudal Hamdan masih menyumpal serambi lempitnya.
Hamdan : Ahahah.. ngga lah sayangku.. nanti kalo abis bakalan ditanyain Umi dong.. kata Hamdan sambil mendekap Alisa dari belakang.
Alisa : Uuuwwhh.. maafin Alisa yah mas.. egois banget.. ucap Alisa.
Hamdan : Ngga kok sayang.. justru mas yang harusnya minta maaf soalnya udah bikin sayangku ini jadi kayak gini.. yuuu.. pulang.. kata Hamdan sambil mengecup leher Alisa.
Alisa : Eemmmhh.. E’emhh mashh..
Selepas itu Hamdan dan Alisa menyempatkan diri untuk makan siang. Salah satu tempat makan yang menjadi favorit warga Yogyakarta adalah Olive Chicken. Selain harganya yang sangat affordable, rasa dan ukuran ayamnya pun memuaskan untuk pelajar dan orang pada umumnya.
Hamdan : Mau pesen yang mana sayang..?? Tanya Hamdan sambil berdiri di antrian.
Alisa : Mmmm.. samain aja kayak mas Hamdan.. jawab Alisa yang terus menempel seperti perangko.
Hamdan : Yeee.. yaudah.. mba, pesan nasi dada 2 yah.. yang satu nasinya doble.. kata Hamdan sambil mengeluarkan uang 50ribuan.
Alisa : Eehh.. jangann!! Alisa yang bayar mass.. isshhh.. simpen eehhh.. malu dong Alisa kalo sampe mas Hamdan yang bayar.. kata Alisa sambil mengambil uang 50ribuan ditangan Hamdan dan memasukkannya ke kantong gamis Hamdan.
Hamdan : Loohh.. biasanya kan cowonya yang bayar.. celetuk Hamdan.
Alisa : Ngggaa yaaa.. pokoknya selama mas Hamdan di Jogja dan jadi pacar Alisaa, semuanya Alisa yang tanggung.. hihihih.. kata Alisa sambil mengeluarkan kartu debet BSI nya.
Hamdan : Semuanya?? Sriusann?? Tanya Hamdan.
Alisa : He’emhh.. kata Umi ini kartu debet khusus buat keperluan mas Hamdan.. hihihih.. ucap Alisa sambil mengetik password di mesin EDC.
Hamdan : Heheheh.. “Gillaakk.. ngimpi apa aku??!”, gumam Hamdan dalam hati.
Di jam-jam makan, resto cepat saji yang satu ini selalu penuh oleh pelanggan. Kadang ada yang datang sendirian, berpasangan, bahkan ada juga yang rombongan. Menu yang disediakan cukup beragam, tapi tetep saja Signature mereka adalah ayam krispi original.
Hamdan : Ehh iya sayang.. besok-besok lagi kayak tadi ngga?? Tanya Hamdan sambil menuangkan saos sambal.
Alisa : Hem?? Maksudnya..?? Oohh.. privat kayak tadi yang malah lanjut ke gituan mas yaa..?? Ahahahah.. gatau sih mas.. nanti coba Alisa cek.
Hamdan : Hadehh.. ada apa sih sama anak-anak LDK nih.. bukannya uda pada punya cowo ya?? Kata Hamdan yang agak bingung.
Alisa : Iya juga sih yaa.. mmm.. tapi mas, kalo misalkan abis ini Alisa ajakin makan steak di Oboenk mau ga??? Tanya Alisa yang tetap terlihat cantik meski sambil mengunyah makanannnya.
Hamdan : Wuuutt!! Oboenk Steak?? Yang di Jalan Affandi?? Gasss lahh.. kata Hamdan bersemangat.
Alisa : Nahh.. mungkin mereka juga sama sih mas.. akhwat mana sihhh yang ga klepek-klepek liat ukuran rudal mas Hamdaannn..?? Ucap Alisa agak berbisik pada Hamdan.
Hamdan : Wiiwww.. iyakah sayang?? Se istimewa itukah??
Alisa : he’emh.. coba aja tanya ke setiap akhwat yang udah mas Hamdan icipin.. pasti semuanya akak jawab sama ‘KETAGIHAN’ gituuhh.. Alisa juga siihh.. hihihih.. ucap Alisa ringan.
Sebenarnya Hamdan juga sudah tau jawabannya, hanya saja kadang basa-basi itu penting untuk menghidupkan sebuah hubungan agar selalu terjaga keharmonisannya. Selesai makan, Hamdan dan Alisa langsung menuju rumah karena khawatir terlalu siang untuk melaksanaka sholat Dhuhur.
Drrrt… Drrrttt..
Bu Zaskia : Assalamu’alaykum mas Hamdan sayang.. udah balik belom?? Tanya bu Zaskia via WA.
Hamdan : Wa’alaykumsalam sudah bu.. daritadi siang.. jawab Hamdan setelah selesai sholat Ashar.
Bu Zaskia : Oohh.. yaudah.. tolong jemput ibu di Gerai yaa.. pakai mobilnya.. tadi ibu berangkat sama bu Susan.. jelas bu Zaskia.
Hamdan : inshaaAllah bu.. sekarang??
Bu Zaskia : Iya sekarang.. bisa kan??
Hamdan : inshaaAllah ini sudah mau otw bu.. ucap Hamdan yang segera bergegas mengambil kunci mobil.
Alisa : Lohh.. mau kemana mas Hamdan?? Sore-sore gini.. tanya Alisa yang sedang turun tangga mengenakan kaos putih lengan panjang sepangkal paha.
Hamdan : Ini.. tadi umi disuruh jemput.. jawab Hamdan.
Alisa : Oohh.. okeyy.. hati-hati yahh mas Sayang.. eehh.. ehhh.. bentaarr..!! Seru Alisa sambil berlari sehingga membuat toketnya berguncang hebat dan nampak jelas dari balik kaosnya.
Alisa : Cupphh.. Mffhhh.. Mcchhh.. Daaahhh.. hihihi.. jawab Alisa setelah memagut Hamdan sebentar.
Hamdan : hahaha.. bisaaa yaa curi-curi kesempataannn.. ucap Hamdan sambil memakai sneakernya.
Alisa : Iyaa dongg.. mumpung umi belum pulangg.. oke babay mas Hamdan sayang.. lambai Alisa sambil Hamdan berlalu pergi.
Semenjak Hamdan tinggal bersama Bu Zaskia dan Alisa, ia sering menjadi Private-Driver bagi bu Zaskia. Tiap kali bu Zaskia ada di acara keluar, pasti Hamdan dimintanya untuk mengantarkannya bahkan menekenikmatan kalau Hamdan luang waktunya. Mobil Oddyssey yang dimiliki bu Zaskia sudah menggunakan transmisi otomatis sehingga cukup mudah bagi Hamdan untuk segera beradaptasi.
Klek.. Dum, suara pintu mobil di buka dan di tutup.
Bu Zaskia : Huaaahhh.. capeekk.. Hhaaahh.. mas Hamdan udah makan..?? Tanya bu Zaskia yang langsung melandaikan kursi mobil kiri tempat ia duduk.
Hamdan : Sudah bu.. banyak meeting bu?? Tanya Hamdan sambil menyalakan mesin mobil.
Bu Zaskia : Yaa gitu.. banyak orang.. banyak pola pikir yang berbeda yang harus disatukan.. Hhaaahh.. si Susan juga sama aja.. malah molor waktu meeting.. ujar bu Zaskia yang hari itu mengenakan set biru dongker mulai dari cadar, khimar, dan abaya.
Hamdan : Oohh gitu ya Bu.. bu Zas belum makan?? Mau mampir kah?? Kata Hamdan menawarkan sambil menatap dua gunung raksasa di dada bu Zaskia.
Bu Zaskia : Aaahh.. boleh juga sihh.. kemana yaahh.. mmmm.. Steak aja yuk.. kata bu Zaskia sambil menggenggam tangan Hamdan.
Hamdan : Boleh sih.. mau yang dimana bu??
Bu Zaskia : Itu ajah.. enak disana.. di Oboenk Steak.. murah juga sih.. jawab bu Zaskia sambil menatap Hamdan.
Hamdan : Waahh.. kok bisa pas banget ya?? Tadi siang barusan aja ngobrolin pengen makan di situ sama Alisa.. jawab Hamdan sambil membalas sesaat tatapan kenikmatans bu Zaskia.
Bu Zaskia : Aahh.. iyakah?? Trus udah jadi makan kesana?? Tanya bu Zaskia cemas.
Hamdan : Hahah.. ya belum lah bu.. level kita sih ke Olive aja.. okey gas kesana yaa..??
Bu Zaskia : He’emh.. yuukk.. kata bu Zaskia sambil berglendotan di pundak kiri Hamdan.
Sebenarnya bukan masalah makan steak yang bu Zaskia inginkan, waktu bersama Hamdan itulah yang lebih berarti baginya. Kehangatan yang diberikan Hamdan sudah lebih dari cukup untuknya menggantikan kehangatan yang pernah suaminya berikan. Sebagai seorang ummahat, tanpa kehadiran seorang pria dalam kehidupannya merupakan lubang yang terlalu dalam untuk ditutup sendirian. Dengan kehadiran Hamdan, lubang itu kini telah tertutup sepenuhnya. Dan ketika bu Zaskia tau Hamdan akan pulang kampung setelah UAS, sama halnya dengan Alisa, bu Zaskia pun ingin menghabiskan waktu sebanyak mungkin bersama Hamdan.
Cklek.. suara pintu dibuka.
Bu Zaskia : Assalamu’alaykum.. ucap bu Zaskia ketika memasuki rumah.
Hamdan : Ga biasanya nih Alisa ga kelihatan.. ucap Hamdan sambil menutup pintu rumah.
Bu Zaskia : Yaah biasa mas sayang.. biar gak ganggu kita kaann.. goda bu Zaskia sembari jemarinya membelai dagu Hamdan.
Bu Zaskia : Mas Hamdan santai dulu yaahh.. ibu mau siap-siap dulu.. ucap bu Zaskia sambil mengedipkan sebelah matanya.
Sinyal yang begitu jelas bahkan untuk seorang ikhwan yang polos sekalipun. Jam menunjukkan pukul 18.25 saat itu. Belum terlalu malam, tapi juga sebenarnya waktu yang tanggung untuk beraktifitas. Sembari menanti, Hamdan menghabiskan waktu dengan bermain mode Classic Mobile Legend. Sudah cukup lama ia tak memainkan game itu setelah disibukkan dengan menggarap liang-liang surgawi akhwat-akhwat bercadar di Jogjakarta. Bahkan kehidupannya kini serba tercukupi. Uang saku yang diberikan oleh Orangtuanya sama sekali tak terpakai karena semua sudah dicukupi oleh Alisa dan Bu Zaskia. Hamdan pun tak pernah menuntut akan hal itu, tapi rasa sayang Alisa dan ibunya pada Hamdan, mereka bahkan memberikan insentif bulanan pada Hamdan yang cukup besar.
You have slain the enemy suara dari game yang Hamdan mainkan.
Bu Zaskia : Ehmm.. Mas Hamdaann.. masih sibuk yaahh?? Butuh dipijat kaahh..?? Ucap Bu Zaskia yang sudah berdiri agak serong dengan kedua tangannya memegang kusen pintu sementara kaki kirinya menyilang di depan kaki kanannya.
Hamdan pun terkejut takjub. Penampilan bu Zaskia malam itu begitu bercintai tapi tetap menunjukkan kesan islaminya. Kerudung segi-empat mini hitam berpadu dengan cadar tali hitam menutupi sebagian kecantikan wajah putih bu Zaskia. Tubuhnya yang indah semakin terlihat bercintai dengan lingerie yang menggugah birahi. Bra hitam berenda, handsock hitam panjang dengan lis renda, G-string hitam motif renda yang berupaya menutupi gundukan di selakangan bu Zaskia, berpadu sempurna dengan stoking hitam lis renda dan high-heel hitam. Hamdan pun menenggak ludahnya. Perlahan bu Zaskia berjalan mendekati Hamdan layaknya model yang berjalan di catwalk. Pinggulnya yang nampak dominan bergoyang indah memancing lobido Hamdan. Toket 40H miliknya begitu menantang untuk dinikmati secepatnya.
Hamdan : Luarbiasaa.. sempurnaaa… ujar Hamdan yang berdiri tak berkedip melihat bercintainya bu Zaskia malam itu.
Bu Zaskia : Aaahh.. iyakah Mass?? Spesial buat Mas Hamdann.. kata bu Zaskia yang berdiri rapat dengan Hamdan sambil melepasi kancing gamis Hamdan.
Hamdan : Iyakah?? Hmmm.. wangi banget bu.. ucap Hamdan sambil mendengus di telinga kanan bu Zaskia.
Bu Zaskia : Ssshhh.. Nnghh.. Iyaahh.. pindah yuk Massshh.. ucap bu Zaskia kemudian menarik tangan Hamdan.
Bu Zaskia yang berjalana di depan Hamdan memberikan pemandangan ekssotis bokong sintal putih bu Zaskia yang tak tertutup apapun. Kencang bulat nan kencang, siap untuk digempur habis-habisan.
Zzuuuttt.. suara sliding door dibuka.
Bu Zaskia : Yuukk Mas Hamdan.. sekali-sekali main di sinih.. kata Bu Zaskia menarik kedua tangan Hamdan sambil berjalan mundur ke pekarangan belakang rumah.
Dibagian belakang rumah bu Zaskia yang berukuran 12meter x 5meter. Tidak terlalu luas tapi juga tidak terlalu sempit. Sebagian ada yang digunakan sebagai teras, sebagian lagi sebagai taman mini, dan ada juga mini swimming pool. Pagar yang membatasi rumah bu Zaskia di belakang hanya setinggi 2 meter saja tanpa atap, sehingga terangnya bulan malam itu menjadi lampu sorot kemesraan Hamdan dan ibunda Alisa.
Hamdan : Mmmm.. boleh juga yah disini.. ucap Hamdan sambil mendekap bu Zaskia dari belakang.
Bu Zaskia : Iyakan Mashh..?? Dulu ibu sering sekali berdua dengan suami ibu dulu.. kita sempat berfantasi untuk bisa bercumbu di bawah sinar rembulan.. namun Allah berkehendak lain.. ucap Bu Zaskia sambil sesenggukan mengenang suaminya.
Hamdan : ….
Bu Zaskia : Aahh.. maaf Mas Hamdan.. ibu cerita yang engga-engga.. kata bu Zaskia sambil menyeka air matanya.
Hamdan : Bu Zas masih kangen suaminya..?? Tanya Hamdan lembut ditelinga kanan Bu Zaskia.
Bu Zaskia : He’emhh.. kadang Massh.. tapi malam- kata-kata bu Zaskia dipotong Hamdan.
Hamdan : Gapapa kok.. anggap saja saya suami bu Zas.. luapkan aja semua rindu yang terpendam.. kata Hamdan sambil memeluk erat bu Zaskia.
Beberapa saat bu Zaskia terdiam. Namun tiba-tiba ia membalikkan tubuhnya dan mendekap kuat Hamdan. Tak terasa tangis pun pecah yang membuat dinginnya malam itu berubah menjadi hangatnya rindu yang tertunaikkan meski tak bersama yang diinginkan. Alisa yang sedari tadi berdiri di balik gorden pun tak kuasa menahan tangisnya ketika mendengar ibunya menangis sesenggukan. Selama ini ia tak pernah melihat ibunya menangis seperti itu. Ternyata di balik ketegaran dan usilnya bu Zaskia, ia memendam rasa rindu yang tak terelakkan.
Bu Zaskia : Hikss.. Hikkss.. Maaf Mas Hamdan.. Maaf kan ibu yang merusak suasana malam ini.. kata Bu Zaskia yang masih dalam dekapan Hamdan sementara kedua tangannya meremas gamis Hamdan yang basah oleh air matanya.
Hamdan : Nggaa.. Ngga apa kok.. Malam masih panjang.. kadang ada beberapa hal yang tidak boleh hilang dari diri kita supaya kita bisa terus berdiri tegak melangkah ke depan.. rasa yang sesekali boleh kita rindukan tapi tidak untuk kita jadikan penghalang.. dan selama saya ada dan bisa.. saya akan selalu menjadi tambatan bu Zas jika tenggelam dalam kerinduan.. ucap Hamdan sambil membelai kepala bu Zaskia.
Bulan purnama malam itu menjadi saksi dimana Hamdan pun rela mengorbankan hatinya untuk menjaga ketegaran diri seorang ummahat. Meski Hamdan mencintai Alisa, namun sebagai seorang pria, dijadikan sebagai ‘pengganti sementara’ orang lain, tentu saja sangat menyakitkan. Tapi ketika sayang sudah terlampau besar, kadang orang siap berdarah-darah untuk orang yang disayanginya.
Hamdan : Sudah bu..?? Udah baikan..?? Kata Hamdan sambil membelai pundak bu Zaskia yang duduk bersandar di pundak kirinya.
Bu Zaskia : Iyaahh Mashh.. makasih Mas Hamdan sudah ada buat ibuu.. ibu yang terlalu egois.. dann—
Hamdan : Ssstttt.. siapa yang egois?? Justru saya suka ketika bu Zas jujur dengan diri sendiri.. berarti sudah tak ada lagi batasan antara kita.. ucap Hamdan sambil menatap lembut ke mata bu Zaskia.
Bu Zaskia : Masshh Hamdann.. Aaahh.. Maaff.. Mmfhhh.. Mchhh.. Mchhh.. Mfhhh..
Hamdan menciumi lembut bibir bu Zaskia yang tertutup cadar hitam. Malam itu pagutan Hamdan tak seperti biasanya. Begitu lembut dan penuh perasaan. Bu Zaskia pun tenggelam dalam syahdunya permainan bibir Hamdan. Dengan mudahnya Hamdan mengarahkan alur libido bu Zaskia hanya melalui ciuman dan manuver tangannya. Bu Zaskia bersandar pasrah di pundak Hamdan, mendongak menikmati pagutan Hamdan yang semakin intens. Tangan kanan Hamdan pun mulai aktif meraba-raba paha mulus bu Zaskia. Perlahan syahwat bu Zaskia pun mulai bangkit. Tangan kiri bu Zaskia merespon cepat birahi yang datang dengan menyelinap masuk ke sirwal Hamdan.
Bu Zaskia : Mfhhh.. Mfhhh.. Mchhh.. Mfhhh.. Shhh.. mfhh.. Tuaanhh.. makasih Tuan.. malam ini hamba milik Tuan seutuhnya.. kata bu Zaskia yang kemudian duduk menghadap Hamdan di pangkuan Hamdan.
Cadar tali yang sedari tadi menutupi wajah cantinya sudah terbang entah kemana. Kini berganti bu Zaskia yang memagut liar Hamdan. Lidahnya menari lepas, mengajak lidah Hamdan untuk berdansa. Kedua tangan bu Zaskia terus membelai dan meremas kepala Hamdan seiring syahwat yang semakin memuncak. Tangan Hamdan pun sibuk meremasi bokong bulat bu Zaskia.
Bu Zaskia : Sshh.. mfhh.. Mmhhaaahhh.. Sshh.. Oooohh.. Tuaanhhh.. Mmhhh.. Hambaahh bersyukur bisa mengenal Tuaanhh.. Sshhhh.. Aahhhh.. desah lepas bu Zaskia saat Hamdan mulai mencumbu mesra lehernya.
Tubuh bu Zaskia menggeliat lembut, menikmati kehangatan petting yang Hamdan lakukan. Begitu lembut memanjakan, perlahan memabukkan, sesuatu yang tak bisa dihindari sedikitpun. Cupangan demi cupangan Hamdan daratkan di leher dan pangkal leher putih jenjang bu Zaskia. Lidah Hamdan meliuk lincah menyusuri lekuk leher dan bahu bu Zaskia yang membuat ummahat cantik itu menshan geli nikmat.
Hamdan : Sshh.. Mmhh.. Boleh kesini sayang..?? Ucap Hamdan sambil meniup belahan toket bu Zaskia.
Bu Zaskia : He’emhh Tuanhhh.. Sshhh.. Boleeeehh.. Sshhh.. Mhhhh.. desah bu Zaskia saat Hamdan menciumi toketnya secara lembut.
Penuh kesabaran, Hamdan terus menciumi dan menjilati perlahan lembah diantara gunung raksasa bu Zaskia. Dibelakang, tangan Hamdan cekatan melepas kancing Bra bu Zaskia tanpa hambatan. Perlahan Hamdan melepas pengekang toket bu Zaskia, dan.. Plopp.. toket ultra-size 40H bu Zaskia pun terlepas dari sangkarnya.
Hamdan : Indahnyaa ciptaanmu yaa Allaahh.. cantik, baik hati, setia.. Aahhh.. sungguh beruntung lelaki yang memilikimu.. sayang.. ucap Hamdan sambil menatap mesra bu Zaskia.
Bu Zaskia : Aahhh.. Tuankuhhhh.. balas bu Zaskia dengan mata berkaca-kaca.
Kedua tangan Hamdan mulai meremasi toket bu Zaskia yang bahkan seperonya saja tak muat di telapak tangan Hamdan, padahal telapak tangan Hamdan cukup besar. Bu Zaskia mencondongkan tubuhnya ke belakang dengan kedua tangannya memegangi kepala Hamdan. Kepalanya mendongak sembari memejamkan mata menikmati nikmatnya tarian lidah Hamdan di dadanya.
Bu Zaskia : Sshhhh.. Aahhhh.. Tuaanhhh.. Mmhhh.. Sshhhh.. Aaahh.. enaknyahh.. Mmhhh.. Shhh.. Aawwhhh.. Iyaahh di situuhh Tuaankuhh.. Oooohhh.. Nikmatnyahh.. Sshhh.. Aaahhh.. isepphh Tuaanhh.. Yang kuaathhh.. Aaahh.. sshh.. Enak bangetthh.. Ssshh.. desah nikmat bu Zaskia yang semakin membusungkan dadanya.
Kecupan hangat Hamdan di daratkan mengitari puting bu Zaskia bekerjasama membuai bu Zaskia dengan remasan lembutnya. Secara bergantian kedua toket bu Zaskia yang dihias puting kecoklatan digilir mesra. Dan klimaksnya, bu Zaskia mendesah lepas saat akhirnya puting ibunda Alisa yang sudah tegang maksimal tenggelam dalam hangatnya mulut Hamdan. Lidah Hamdan terus membelai puting sensitif bu Zaskia sambil sesekali menggigit lembut, sontak saja bu Zaskia menggelinjang nikmat. Syahwat terus menanjak tinggi, membakar seluruh tubuh bu Zaskia hingga membius akalnya. serambi lempit ummahat pemilik gerai itu pun mulai becek oleh lendir birahi.
Bu Zaskia : Ahhh.. Shhh.. Mmhhh.. Tuannhh.. Aahhh.. Enak bangethh Tuannhh.. Aaauunnghh.. Sshhh.. Oooohhhhh.. Tuaannhhh.. Aaaaaaahhhh.. Ammpuunnhhhhh.. Mmmmmhhhh.. Ssshhhh.. Ooooohhhhhh.. Nikmatnyaaahhhh.. desah kuat bu Zaskia merasakan kedua putingnya di lahap Hamdan.
Kedua tangan bu Zaskia meremas kuat kepala bu Zaskia bahkan menjambaknya. Sengatan nikmat yang dihantarkan permainan lembut Hamdan terlalu kuat. Tak terasa liang surgawi bu Zaskia pun memuntahkan cairan surgawi.
Hamdan : Aahh.. maaf yah sayang.. keenakan yaahh..?? Tanya Hamdan sambil membelai punggung Bu Zaskia yang masih gemetaran.
Bu Zaskia : Iyaah.. Ssshhh.. Aaahhh.. ga biasanya Tuanh mainnya seloww ginihh.. Mmmhh.. berasah bedaahh ajaahh.. ucap bu Zaskia sambil tersenyum puas.
Hamdan : iyakah..?? Malam ini spesial.. khusus untuk Bu Zas tersayang.. ucap Hamdan sambil memagut mesra kembali bu Zaskia.
Malam semakin larut. Lantunan adzan Isya menggema di langit Jogja, menjadi background sound ketika Hamdan menciumi seluruh tubuh bu Zaskia. Mulai dari tengkuk, bahu, lengan, punggung, belahan pantat, paha, jemari tangan dan kaki, tak ada sejengkal pun yang lepas dari sapuan lidah Hamdan. Begitu mesra Foreplay yang Hamdan lakukan malam itu, mengembalikan kenangan saat malam pertama dirinya melepas keperawanan pada suaminya.
Bu Zaskia : Tuaaanhhh.. makasihh bangetthh.. malam iniihh.. malamm yang ga akan hamba lupakannnhh.. ucap bu Zaskia sambil menatap Hamdan yang sudah bersimpuh di antara kedua pahanya.
Hamdan : Iyah sayang.. malam ini milik kits berduaahh.. ucap Hamdan sesaat sebelum ia kemudian melahap bibir liang surgawi bu Zaskia.
Bu Zaskia yang terlentang di sofa pun mendesah sepuasnya. Sensasi ini sudah begitu lama tak ia rasakan. Sensasi ketika pertama kali lidah suaminya mendarat di bibir serambi lempitnya. Geli bercampur nikmat. Tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Terlebih lagi saat lidah Hamdan mulai berani menyeruak, membelah bibir serambi lempitnya lebih jauh dan melibas semua lendir birahi yang mengalir. Tak kuasa air mata pun kembali menetes. Bu Zaskia tak menyangka permainan Hamdan bisa senikmat dan sehangat ini.
Bu Zaskia : Aaaaahh.. Mmhhh.. Aauuhh.. Masshh.. Mmhhh.. Ssshhh.. Aaahhh.. Enaak bangethh.. Mmnhhh.. Oooohhh.. Ngghhh.. Sshhhh.. Aawwwhhh.. Aaasshhh.. Shhh.. lIdahnyaahh.. Nakallhhh.. Mmmhhh.. desah bu Zaskia sambil menahan air matanya.
Semakin lama, lendir birahi bu Zaskia makin deras. Hamdan pun semakin lahap menikmati gurihnya cairan kental khas akhwat yang juga minuman favorit para ikhwan. Syahwat pun mulai menguasai kontrol diri Hamdan. Lidahnya pun semakin jauh menyusuri liang surgawi bu Zaskia. Dinding liang surgawi bu Zaskia yang sedang sensitif kini dibelai liar lidah Hamdan. Tak pelak lagi, bu Zaskia pun kembali menyerah.
Bu Zaskia : Ooouuunngh.. Ssshhh.. Aaahhh.. Uuuhhhh.. Mmmmhh.. Masssshhh.. Aaahh.. Nikmat bangethhh.. Oohhhh.. Ampun masshhh.. Aaaahhh.. Mass Hamdaannh.. Ooooooonngnghhhhhh…!!
SSSSEEEEEERRRRRRRRRR.. SEEEERRRR.. SEEEEEERRRR..
GLUP.. GLUPP.. GLUPPP.. CRRRKKK.. CRRRRKKKKKK..
Tubuh bu Zaskia melengkung tinggi. Kedua tangannya mencengkram sofa sementara kepalanya mendongak. serambi lempitnya begitu kuat menyemburkan cairan surgawi hingga hampir 1,5 meter tingginya. Hamdan pun tak mau membuang lezatnya cairan surgawi bu Zaskia dan menenggaknya. Tapj karena terlalu deras, sebagian besar muncrat ke berbagai arah.
Bu Zaskia : Aaahh.. Sshhh… Mmhhh.. mass Hamdaannhh.. Awwhh.. Maaf jadi ibu terusshh yang keenakan.. Sshhh.. Gantian ibu yaahhh.. kata bu Zaskia yang merasa bersalah karena sedari tadi ia yang terus orgasme.
Hamdan : Hemm..?? Kata siapa bu Zas sayang boleh pindah..?? Saya masih haus buu Zas sayaaanngghh.. Haeemfhh.. Mfhhh.. Srrppt.. Mchh.. Elelelmpthh.. Mcchh.. Mchhh.. Srrppp.. ucap Hamdan sambil kedua tangannya mengunci paha bu Zaskia dan segera membenamkan wajahnya kembali ke selakangan bu Zaskia.
Bu Zaskia : Aaduuhh.. Aahh.. Mas Hamdann sayanghh.. Aahhh.. Mmhh.. Awwwwhh.. Mashhh.. Aahh.. Gantiaanhhh.. Aahh.. Shhh.. Ooohhh.. Ampun Mashhh.. Duhhh.. Enaknyaahh.. Aahh.. Aahhh.. Allaaahh.. Nikmatthh.. Aawhh.. Sshhh.. Ooohhh..
Bu Zaskia blingsatan mencoba bangun. Tapi apa dayalah kekuatan akhwat dibanding Hamdan yang berstamina super. Apalagi Hamdan yang sudah mulai dikuasai setsn syahwat dalam dirinya. Jemari Hamdan mulai liar menggesek dan mengocok serambi lempit becek bu Zaskia. CRREPP.. CREEPP.. CREEPP.. becek nan legit, bu Zaskia dibuat kelojotan keenakan. Ditambah lagi lidah Hamdan yang tanpa ampun menjilati kelentit ummahat cantik itu semakin membuat bu Zaskia menggila.
Bu Zaskia : Mmhh.. Aahh.. Sshh.. OOOHH.. MASSHH.. ASHHH.. AAHHH.. NNGGHH.. SHHH.. OOHH.. ENAK BANGETTHH.. OOHH.. OHHH.. AMPUNN MASHH.. UDAHHH.. AHHH.. SHHH.. GA TAHAANN.. MAS HAMDAANNHHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEEEERRRRRRRRR..
Air mancur cairan surgawi deras menjulang membasahi seluruh sofa dan tubuh kedua insan manusia itu. Rasa nikmat yang terlalu hebat telah dihantarkan oleh Hamdan ditengah rindunya sang akhwat akan belaian lelaki. Keduanya berpadu indah mengahasilkan ledakan orgasme yang dahsyat.
Hamdan : Hhemm.. Srrupphh.. kenikmatans banget bu Zas sayang inihh pipisnya.. ucap Hamdan sambil menjilati selakangan hingga ke dada bu Zaskia yang dimandikan cairan surgawinya sendiri.
Bu Zaskia : Aaaahh.. Shhh.. Massshh Hamdann jahaatt!! Masa ibu ga boleehh gantiann bikin enak mas Hamdann.. ujar bu Zaskia sambil mencubit lengan Hamdan.
Hamdan : Awwwwhh.. Ahahah.. iya dehh.. saya pasrah aja udahh.. kata Hamdan yang kemudian berganti tiduran di sofa berbantalkan hand rest sofa.
Bu Zaskia : Ssshh.. mashh.. Makasih udah sabar sama egoisnya ibu.. Mmmchh.. mmffhh.. mmchh.. Mfmhh.. Aaahh.. Mchhh.. Mchhh.. Srrpptt.. Mffhh.. Mchh.. Mcchh..
Dengan posisi nungging diatas tubuh Hamdan, bu Zaskia memulai aksinya dengan memagut bibir Hamdan beberapa saat sebelum kemudian turun mencupangi leher Hamdan. Aroma keringat Hamdan begitu memabukkan birahi bu Zaskia. Lidah bu Zaskia dengan penuh nafsu menjelajahi mulai dari pangkal leher, dada bidang, puting, hingga perut Hamdan yang kencang menawan.
Bu Zaskia : Mmhhh.. Gantengnya rudal mas Hamdan.. sshh.. Mmchh.. Mcchhh.. Srupphh.. aaahh.. Eehh.. udah lam ga dipijit yah?? Sinihh ibu pijitin.. ucap bu Zaskia setelah puas menciumi dan menjilati rudal Hamdan.
Beberapa saat bu Zaskia mengulum rudal Hamdan hingga cukup berlendir. Bu Zaskia pun mengubah posisi duduknya menjadi bersimpuh dan slebb!! Dengan mudahnya rudal Hamdan dijepit toket jumbo 40H bu Zaskia. Perlahan bu Zaskia mulai mem’paizuri’ rudal Hamdan.
Hamdan : Ssshhh.. Mmhhh.. Bu Zas sayang tau ajahh nihh.. Wuuhhh.. Sshhh.. Aahhh.. desah Hamdan menikmati pijatan lembut toket kenyal bu Zaskia.
Bu Zaskia : Mmhh.. E’emhh.. biar makin lancarr mas Sayanghh.. biar makin perkasahh.. biar ntar banyak akhwat yang bisa merasakan nikmatnya rudal mas Hamdannhh.. Haemfhh.. mfhhh.. Ockk.. Ockk.. mfhh.. Mffhhh.. ucap bu Zaskia sebelum ia kemudian melahap sisa rudal Hamdan yang menjumbul.
Bukan hanya Hamdan yang keenakan, bu Zaskia pun merasakan nikmatnya paizuri. Tiap kali kulit toketnya bergesekan dengan kulit kasar berurat rudal Hamdan, birahi di dalam dirinya makin bertambah. Apalagi air liur kental yang mengalir membasahi batang dan melumasi celah sempit itu, keduanya semakin tenggelam dalam nikmatnya paizuri.
Bu Zaskia : Aaah.. Mmfhh.. Mfhhh.. Mfuuahh.. Lezatnyahh rudal mas Hamdann.. sshhh.. aahhh.. masshh.. Mhhhh.. desah bu Zaskia yang makin cepat mengocok rudal Hamdan dengan mulutnya.
Hamdan : Aahh.. Shhh.. Uda ga tahan nih sayangg.. ucap Hamdan.
Dengan cepat Hamdan menarik bu Zaskia dan mendorongnya hingga terlentang di sofa sementara Hamdan membungkuk tepat di atasnya.
Bu Zaskia : Aaahh.. mas Hamdann.. ibu mau diapainn..?? Gods bu Zaskia sembari meliukkan tubuhnya.
Hamdan : Mmhh.. Sshhh.. Mau saya hamili.. boleh kah sayang..??? Tanya Hamdan dengan nafas menderu berusaha menahan libidonya.
Bu Zaskia : Hihihih.. mas Hamdan.. kenikmatans banget kalau pas gituhh.. silahkan mas sayang.. hamili ibu yaahh.. ucap bu Zaskia dengan tersenyum ke arah Hamdan sembari ia membuka lebar kedua kakinya.
Hamdan yang sebenarnya sudah dirasuki setan birahi, tetap berusaha menjaga kesadaran dirinya. Ia tak ingin merusak momen malam ini dengan menjadi dirinya yang biasa. “Aku harus bisa jadi seperti suaminya dulu.. Tahann.. Tahaann.. jangan sampai bu Zaskia kecewaaa..”, gumam Hamdan dalam hati. Ia pun perlahan menggesekkan ujung rudalnya ke bibir serambi lempit bu Zaskia. Naik-turun beberapa kali. Tampak bu Zaskia pun merem melek merasakan permainan Hamdan. Dan secara lembut, Hamdan mulai melesakkan rudalnya. Persis seperti ia dulu memperawani Alisa.
Bu Zaskia : Aahh.. Mas Hamdann.. sampai kapann diluar.. boleh kok masukinnhh.. Shhh.. Aahh.. Mmmmhhh.. Sssshhhhh.. Ooooohhhhh.. Masshh.. Shhhhh.. Mmmhhhh.. Uuuuhhhh.. desah bu Zaskia penuh nikmat.
Hamdan : Mmhhh.. Uuuhhh.. enak sayang?? Tanya Hamdan setelah melesakkan penuh rudalnya.
Bu Zaskia : Ee’emhh.. bangetthhh.. Masshh Hamdaann sayannghhhh.. ucap bu Zaskia sambil merangkul leher Hamdan dan tersenyum bahagia.
Di mata bu Zaskia, Hamdan malam itu persis seperti suaminya dulu. Rasa lega nan puas ketika rudal Hamdan penetrasi secara perlahan nan lembut benar-benar membuat bu Zaskia bernostalgia. Pinggul Hamdan mulai bergerak maju mundur dengan tempo yang lambat. Seolah-olah ingin menikmati momen ini lebih lama. Dan itu pula yang bu Zaskia inginkan. Hangatnya kasih sayang Hamdan padanya benar-benar tersalurkan melalui gesekan lembut dinding liang surgawinya dan rudal kekar Hamdan. Hamdan yang biasanya menggempur brutal selakangan bu Zaskia, kini ia menggenjot liang surgawi ibunda Alisa itu dengan penuh perasaan.
Bu Zaskia : Mmhhh.. Shhhh.. Iyaahh masshh.. Mmhhh.. Enakk.. Shhh.. Bedahh.. Gak kayak biasanyahhh.. Sshhhh.. Ooohhh.. Mmhhh.. Nikmatnyahh.. desah bu Zaskia yang terus terpejam menikmati setiap detik gerakan rudal Hamdan di dalam sana.
Hamdan : Beda yah..?? Tapi bu Zas suka kaan..??? Tanya Hamdan sambil menatap mesra bu Zaskia.
Bu Zaskia : Iyaahh.. Iyaahh.. Iyaahhh.. Bangetthh mas Hamdann.. Aahhhh.. Hangatnyaahh rudal mas Hamdannhh.. Aahhh.. cium Masshh.. mau diciumm.. rengek bu Zaskia.
Cuphhh.. Hamdan mendaratkan ciumannya. Keduanya berpagutan mesra. Frenchkiss. Tangan bu Zaskia kini merangkul leher Hamdan. Kedua kakinya semakin dibuka lebar, seakan memberi pesan pada Hamdan “lepasin aja mas Hamdan.. ga usah ditahan..”.
Begitu intim permainan Hamdan. Hingga akhirnya bu Zaskia mengejang merasakan orgasmenya yang pertama setelah digenjot Hamdan.
Bu Zaskia : Aahh.. Mashh.. Mfhh.. Mfhhh.. mfhhh.. Mffuahh.. Mau keluarhh.. Ahh.. Shhh.. Ooohhhhhh.. Mmmmmnnhhhh.. erang bu Zaskia sambil mendekap erat Hamdan.
SEEERRR.. SEEEERRR.. SEEEEERRRRRRRRR..
Selama beberapa detik tubuh bu Zaskia mengejang. Sungguh kenikmatan yang lama tak ia rasakan. Hamdan kembali menggenjot bu Zaskia setelah tubuh bu Zaskia tenang. Tak lupa ia menanyakan kesiapan bu Zaskia sebelum melanjutkan genjotannya. Tak seperi malam-malam sebelumnya, meski hanya beberapa kali orgasme, tapi bu Zaskia merasa begitu puas.
Bu Zaskia : Masshh.. Ahhh.. Ahhh.. Mau anal ngga..?? Nghh.. Shhh.. Ahhh.. Ahhh.. Nnghh.. Oohhh.. Enak.. Ahhh.. Mau masshh..??? Tanya bu Zaskia menawarkan anusnya.
Hamdan : Ngga bu Zas sayang.. gini ajah.. kita habisin malam ini gini ajahh.. Shhh.. berpelukan berdua.. dulu juga di anal kah..?? Sama suami ibu.. tanya Hamdan sambil terus menyodok perlahan serambi lempit bu Zaskia.
Bu Zaskia : Nghhhh.. Ngga mass.. Ngga pernah.. tapiihh.. kalau.. mashhh Hamdan mauuhh.. Boleehhh.. kapan aja boleehhh.. Aaahh.. ahhh.. sshhh.. Ahhhh.. jawab bu Zaskia.
Hamdan : Ngga sayang.. ini ajah udahh.. dekap saya dengan sepenuh hati bu Zas.. ucap Hamdan sebelum ia kembali memagut bu Zaskia.
Kembali lagi, ditengah desahan dan nikmat yang terus menerpa, tanpa terasa air mata bu Zaskia mengalir merasakan kehangatan Hamdan. Selama ini ia tak tau kalau Hamdan pun begitu menyayanginya. Setelah malam itu, bu Zaskia berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu ada bagi Hamdan.
Sekitar jam 21.45 Hamdan mengerang kuat dan memuntahkan sperma kentalnya di dalam rahim bu Zaskia. 2 jam lebih Hamdan menggenjot mesra serambi lempit bu Zaskia hanya dengan missionary saja. Bu Zaskia pun hanya orgasme 12 kali selama 2 jam disenggamai Hamdan. Namun kepuasan yang ia rasakan malam itu tak kan pernah terlupakan selamanya.
Bu Zaskia : Makasih banyak mas Hamdan.. ibu bahagia bangethh malam ini.. ucap bu Zaskia sambil meringkuk miring di dekapan Hamdan.
Hamdan : Iyaahh.. sama-sama bu Zas sayang.. saya juga bahagia bisa diterima menjadi bagian dari keluarga kecil kita ini.. jawab Hamdan.
Bu Zaskia : He’emh.. Maaf kalau malam ini mungkin ibu terlalu egoiss..
Hamdan : Hhaaahh.. kan sudah saya bilang bu Zas sayaanngg.. ngga egois justru saya suka ketika ibu jujur dengan perasaannya sendiri.. ucap Hamdan sambil membelai kembut pipi kiri bu Zaskia.
Bu Zaskia : Mass Hamdannhh.. makasihh yahh.. makasihh bangetthh.. ucap bu Zaskia.
Keduanya pun terlelap dibawah sinar bulan malam itu dengan Hamdan bugil sementara bu Zaskia hanya menyisakan jilbab, kaos tangan, G-string, dan Stoking saja yang berusaha menutupi keindahan tubuh ummahat beranak satu itu.
Sementara itu di lantai 2, Alisa pun akhirnya bisa tidur dengan tenang setelah mendengar lenguhan dan desahan ibunya. Menandakan kerinduan akan ayahnya sudah mulai terkikis dengan kehadiran Hamdan. Ia pun berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak terlalu keras pada ibunya dan akan memberikan kelonggaran lebih untuk ibunya bersama Hamdan sebelum akhirnya ia tertidur dengan celananya yang basah kuyup oleh cairan surgawinya.
Sekitar pukul 04.20 pagi..
Bu Zaskia : Masshh.. Mashh Hamdan sayaangg.. bangunn yuu.. udah mau shubuhh.. ucap bu Zaskia sambil menciumi bibir Hamdan.
Hamdan : Mmhh.. Huuaaahhh.. Mmmhh.. Eehh.. sayang.. kenikmatans banget pagi ini.. ucap Hamdan sambil membelai kepala bu Zaskia.
Bu Zaskia : Hihihih.. iyakah..?? Mandi yu mas sayang.. keburu adzan ntar.. ucap bu Zaskia yang tanpa Bra dan G-string nya duduk di pinggiran sofa.
Hamdan : Hooaahhmm.. masih ngantuwk sii.. heemmhh.. yuuu.. ucap Hamdan yang tiba-tiba bangun.
Bu Zaskia : Aaaaahhh.. Eeehhh.. Mas Hamdaannhhhh..!!?? Ucap bu Zaskia yang terkejut karena tiba-tiba di bopong Hamdan.
Hamdan : Ngghh.. Wuuhh.. ringan banget sayang?? Oohh yang berat cintanya yah?? Goda Hamdan.
Bu Zaskia : Aaahh.. mas Hamdann nihh.. tuhh kan makin gamau ditinggal.. ucap bu Zaskia sambil membelai pipi hamdan.
Seperti halnya ketika membopong Alisa, bahkan ibunda Alisa yang seharusnya lebih berat dari anaknya, ternyata sama saja bagi Hamdan. Jarak antara halaman belakang rumah tempat keduanya bergumul dan kamar bu Zaskia hanya sekitar 10-12 meter saja. Dengan kakinya Hamdan membuka pintu kamar dan segera menuju kamar mandi pribadi bu Zaskia. Kamar mandi pribadi bu Zaskia cukup luas, berukuran 2×4 meter, dengan bathtub, shower, dan sebuah closet duduk. Terlalu nyaman untuk sebuah kamar mandi bagi Hamdan. Keduanya pun segera membasahi diri dengan air hangat shower. Shampo menjadi benda pertama yang bu Zaskia dan Hamdan gunakan.
Bu Zaskia : Sinihh mashh.. ibu bantu bersihin punggungnya.. ucap bu Zaskia sambil mempersilakan Hamdan duduk di kursi mini.
Layaknya film porno jepang, pertama kali punggung Hamdan dibaluri sabun cair. Awalnya bu Zaskia hanya menggunakan tangannya, namun karena toketnya yang terlalu jumbo, beberapa kali ia mendesis saat putingnya bersentuhan dengan punggung Hamdan.
Hamdan : Mmhh.. baru tau kalau ada gosokan punggung senikmat ini.. ucap Hamdan.
Benar saja, bu Zaskia kini menggunakan gunung kembar 40H miliknya untuk menggosok punggung Hamdan. Sabun cair telah melumuri kedua bongkahan toketnya seperti sperma. Dibantu dengan kedua tangannya, bu Zaskia meratakan ‘servis’nya hingga seluruh punggung Hamdan.
Bu Zaskia : Mmhhh.. Enakk masshh..?? Mmhhh.. ucap bu Zaskia sambil terus menggosokkan toketnya.
Hamdan : Iyaahh.. terus bu Zas sayang.. beehh.. kenyalnya.. lembutnya.. bikin ketagihan.. ucap Hamdan menggoda bu Zaskia.
Bu Zaskia : Aaahh.. bolehh banget kok masshh.. kalau tiap mandi mau ibu layanin ginihhh.. ucap bu Zaskia yang tubuh putih mulus sintalnya mengkilap oleh sabun dan air.
Hamdan : Kayaknya udah cukup sayang.. gantian yang depan nih.. ucap Hamdan sambil kemudian berdiri.
Bu Zaskia : E’emhh.. sinih mas sayanghh.. kata bu Zaskia sambil memposisikan diri.
Mata bu Zaskia kembali dimanjakan dengan kebercintaian tubuh Hamdan yang basah. Terlihat begitu manly dan maskulin. Nafsu birahi bu Zaskia kembali memuncak. Kecupan demi kecupan ia berikan ke dada Hamdan yang begitu memikat mata setiap akhwat. Sabun cair pun kembali tumpah menyelimuti toket kenyal bulat 40H bu Zaskia. Dengan kedua tangannya ia memaksimalkan busa di kedua belah gunung indahnya.
Bu Zaskia : Mmhhh.. Sshhh.. Mmmhh.. Gimana mashhh.. Enak kaahh..?? Tanya bu Zaskia yang menekan tubuhnya di badan Hamdan sambil bergerak naik turun.
Hamdan : Nahhh.. terush gituuh sayangg.. wuhhh.. lembutnya.. ucap Hamdan sambil mendongak sementara kedua tangannya bertenteng di pinggang.
Mendengar desahan Hamdan, bu Zaskia makin bersemangat beraksi. Gerakan tubuhnya yang naik turun bertambah. Kedua tangan bu Zaskia pun berpegangan ke punggung Hamdan sehingga toketnya benar-benar tergencet bak mau pecah. Sabun cair yang melumuri tubuhnya dan Hamdan berfungsi sebagai pelumas dan justru memberikan rangsangan nikmat yang hebat tiap kali putting bu Zaskia menggesek tubuh Hamdan.
Bu Zaskia : Sshhh.. Mmhhh.. Kok jadi enak sihh Mashh.. Sshh.. ini yang bawah sekaliaan yaahh..?? Ucap bu Zaskia sambil mengocok perlahan rudal Hamdan dengan kedua tangannya.
Hamdan : Boleehh.. tapi ga gitu caranya sayangg.. ucap Hamdan sambil menyiramkan air hangat shower ke tubuh mereka berdua.
Bu Zaskia : Aaaahhhh.. baik masshh.. tolong kasih tau caranya.. ucap bu Zaskia sambil mendongak dan terpejam menikmati hangat dan segarnya mandi pagi.
Hamdan pun duduk di closet duduk. Ia membuka lebar kedua kakinya sementara rudalnya sudah mulai bangun dan menunjukkan bentuk aslinya.
Hamdan : Nahh gituhh sayangg.. ngga pakai sabun yaahh.. pakai mulut kenikmatans sayangku inihhh.. ucap Hamdan sambil melesakkan kedua jemarinya ke mulut bu Zaskia.
Bu Zaskia : Gini yaahh mas sayangghh.. aaahh.. e’emhh.. hhemmmfhh.. mffhh.. mmchhh.. mffhhh.. mffuaahh.. Sshhh.. desah bu Zaskia setelah beberapa saat jemari Hamdan mengobok-obok mulutnya.
Bu Zaskia duduk bersimpuh di depan selakangan Hamdan. Ia kembali mem’paizuri’ rudal Hamdan dengan toket jumbonya yang mengkilap karena air shower. Hamdan mendesis merasakan lembut dan kenyalnya gunung bu Zaskia.
Bu Zaskia : Mmhh.. Ssrpphh.. Mmchh.. Ssrpphh.. Mffhh.. Mcchh.. Srrphh.. eank sih rasanya mas sayanghh.. Mmfhh.. Haaemmfhh.. Mfhh.. Mfhh.. Ockk.. Ockk.. Mfhhh.. Mfhh.. Ssrrphhh.. Aaahh.. Shhh.. Hemmfhh.. Mffhhh.. Ockkk.. Occkk.. Sshh.. Ginihh mass sayaanghh..?? Ucap bu Zaskia menggoda Hamdan sembari melanjutkan sepongannya.
Hamdan : Mmhh.. Wwuuhh.. Yesshh.. Iyaahh sayang.. gituuhh.. Mhhh.. ucap Hamdan menikmati hangat dan beceknya mulut bu Zaskia ditambah kenyalnya toket ibunda Alisa itu.
Gerakan kepala bu Zaskia kadang naik-turun kadang meliuk yang membuat Hamdan merem melek. Meski hanya seperempat bagian rudal Hamdan yang tenggelam di mulutnya, tapi tetap saja Hamdan keenakan karena sudah cukup lama ia tak merasakan blowjob+paizuri bersamaan.
Hamdan : Kurang kenceng sayaangg.. harusnya ginihh..!! Kata Hamdan sambil mencengkram kepala bu Zaskia.
Dengan kasar Hamdan menggerakkan kepala bu Zaskia naik turun cepat. Bu Zaskia terkejut namun tak bisa berbuat apa-apa. Suara decak becek kerongkongan ummahat cantik itu berkolaborasi dengan gemericik air shower. OCKK.. OCKK.. OCCKK.. mata bu Zaskia nampak nanar setelah 5 menitan menikmati kasarnya perlakuan Hamdan. Kenikmatan rudal Hamdan yang kasar menggagahi kerongkongannya, memacu serambi lempit bu Zaskia berkedut dan meneteskan lendir birahi khas akhwat. Seluruh tubuh bu Zaskia terbenam dalam kenikmatan face-fuck. Dan hasilnya, ledakan cairan surgawi pun tak terelakkan lagi.
Bu Zaski : OCKK.. ACKK.. OCKK.. OCKK.. HMMFFCKK.. HMMFCKK.. OCKK.. OCKK.. MMFFFFHHHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEERRRR.. CRRRRRKKKK..
Mulai dari pinggul ke bawah tubuh bu Zaskia mengejang hebat. Bibir liang surgawinya mekar, menyemburkan banjir bandang cairan surgawi. Meski begitu, Hamdan tetap menggenjot mulut bu Zaskia, bahkan kini dengan setengah berdiri. Toket bu Zaskia menjadi bemper utama dari garangnya pinggul Hamdan hingga tampak kemerahan.
Aaalllaaahh Akbaarr.. Alllaaahu Akbaaarr..
Suara lantunan adzan Subuh pun bergema tepat sesaat setelah bu Zaskia mengalami facefuck-orgasmnya yang ketiga. Wajahnya yang tadi bersih, kini belepotan liur putih kental hingga ke toketnya.
Hamdan : Ffuuhhh.. enak bener sayaangh.. mulut bu Zas udah mirip serambi lempit.. cerca Hamdan.
Bu Zaskia : Mmhh.. Shh.. Haaahhah.. Iyaahh Masshh.. Pakai ajah ibu sesuka hati mash Hamdannhh.. Shhh.. Eheheehh.. ucap bu Zaskia sambil tangannya meremasi toketnya sendiri.
Hamdan : Mandi junub udah.. nih wudhu dulu sayang.. biar makin berkah nanti sholatnya.. wudhu pake air inihh.. kata Hamdan sambil menyodorkan rudalnya.
Cuuurrrrrrrrrrrr…
Air kencing Hamdan mengucur deras membasahi sekujur tubuh bu Zaskia. Bu Zaskia pun tanggap dan segera melakukan ritual wudhu. Mulai dari berkumur, membasuh wajah, tangan, sebagian kepala, dan kakinya. Semuanya ia pastikan terbalur rata dengan kencing Hamdan. Ketika ritual wudhu sudah selesai, ia menenggak air kencing Hamdan yang masih mengucur perlahan.
Bu Zaskia : Mmhh.. Shh.. Aaaakk.. Glupp.. Glupp.. Gluppphh.. Mhhhh.. Aahh.. Segernyaahh.. ucap bu Zaskia sambil mengulum jemarinya.
Hamdan : Wuhuu.. bentar yah sayang.. kita buat sholat yang lebih asik.. ucap Hamdan sambil menuju kamar.
Tak berselang lama, Hamdan kemudian kembali ke kamar mandi dengan membawa sajadah, mukena, dan Al Qur’an. Ia memerintahkan bu Zaskia untuk mengenakan mukena dengan tubuhnya yang basah oleh kencing.
Bu Zaskia : Mmhhh.. model baru yah masshh?? Hihih.. kok ini ngehadapnya ga ke kiblat?? Tanya bu Zaskia melihat arah sajadahnya.
Hamdan : Lohh ini udah bener.. kiblatnya sekarang closet ini.. yang udah disucikan pake Al Qur’an diatasnya.. nah ayok sholat.. kata Hamdan sambil mengarahkan bu Zaskia untuk berdiri di atas sajadah.
Al Qur’an yang tadi Hamdan bawa, ia letakkan di atas tutup closet dan dibuka di surat Yaaa Siin. Bu Zaskia sudah berdiri sempurna, ketika hendak membaca niat, tiba-tiba Hamdan mengangkat tubuhnya dari belakang. Kedua tangan Hamdan menggenggam dan mengunci kaki bu Zaskia sehingga kedua kaki putih mulus bu Zaskia terbuka lebar. Posisi ini membuat serambi lempit kecoklatan bu Zaskia tersaji penuh tanpa terhalang apapun.
Bu Zaskia : Bismill… Aaahhh.. Masshh.. Ehhhh.. Mashh Hamdaanhhh..!! Seru bu Zaakia yang terkejut dan berupaya merangkul leher Hamdan untuk pegangan.
Hamdan : Ini sholat subuh yang paling afdhol sayang.. sembari mensyukuri nikmat dengan menikmati kenikmatan yang diberikan, juga targetnya untuk menyucikan Al Qur’an dengan air suci dari ummahat solehah seperti bu Zas sayang.. ucap Hamdan.
Bu Zaskia : Aaahhh.. Mas Hamdan bisa ajahh.. hihihi.. yaudah.. Usholli sholatan Subh’i.. Rok’atan Lillahii.. Ta’alaahh.. Aalllaahhuu.. Akbaaarrhhhhhhh…!! Oooohhh.. Sshhh. Mmhhh.. Massshh.. Sshhhhhh.. lenguhh bu Zaskia merasakan anusnya mekar mendadak dan disesaki rudal Hamdan.
Hamdan : Ssstt.. Sholat kok ndesah?? Sholat itu isinya bacaan do’a-do’a sayaangh.. lanjut gihh baca.. yang keras yaa.. ucap Hamdan di telinga kanan Bu Zaskia yang membuat ummahat itu begidik.
Bu Zaskia : E’emmhh.. Aaallaahummaahh.. Baaithhh.. Bayniihh.. Nghh.. Waahh.. Baayynnaahh.. Shhh.. Oohhh.. Khootooyaayaahh.. Shh.. Kamaaah.. Ba’Attaaahh.. Byanaahh.. Sshh.. masyrrikiihh.. Wwwaaallhh.. Nghh.. Maggghrriibbhhhh..
Tepat saat bu Zaskia mulai membaca do’a iftitah, Hamdan pun mulai menggerakkan pinggulnya. Lantunan bacaan do’a yang seharusnya menarik Rahmat Allah, kini justru menarik syahwat keduanya. Lantunan ayat suci Al Fatihah yang merupakan rukun sholat dan disucikan, kini dibaca di tempat paling najis dan dengan dizinahi. PLOKK!! PLOKK!! PLOKKK!! Tubuh bu Zaskia terus berguncang menahan hantaman tubuh Hamdan, toketnya pun bergoyang indah tampak jelas dari mukena tosca tipis yang ia kenakan.
Bu Zaskia : SHIRROOTT.. TTTOOLLHHH.. LADZZIIIIHH.. NAAH’ANN.. ‘AMHHHHH.. TSSSHH.. SHHH.. ‘ALAYHIMMMHH.. OOHHH.. GHOYRILLLHHH.. MAGHHHDZUUUUHH.. BIIIHH.. ‘ALAAYHHHIIIMMMHH.. WALAADDDHH.. DHOOOLLLLIIINNNNNNNHHH..!!!
PLOKK!! PLOKK!! SEEEERRRR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEEEERRRRR.. Crrkkk.. Crrrrrkkkkk..
Mata bu Zaskia terpejam kuat menahan nikmatnya Anal-Orgasm pertamanya. Ia menggigit kuat bibir bawahnya, tepat saat bacaan Al Fatihah bercampur desahan itu selesai. Cairan surgawi menyembur deras, membasahi closet dan Qur’an. Hamdan sama sekali tak menurunkan tempo genjotannya meski bu Zaskia masih sangat sensitif.
Hamdan : Nghh.. Nghh.. Naahh gituhh sayangg.. minimal 3x keluar baru boleh rukuk..!! Kata Hamdan sambil terus menggenjot anus bu Zaskia yang terlihat kempot.
Bu Zaskia : BISMILLL.. AAAAHHH.. HIIRRROOHHHH.. MAAAHHH.. NIRRROOOOHHHH.. HIIIMMMMHH.. SSHHH.. ARROOHHMAANHH.. ‘ALLAMALLHH.. QUR’AANHHHH.. KHOLAQOOLL.. INSAAANNHH.. SSHH.. ‘ALLAMAHULLHH.. BAYAANHH..
Surat Ar Rahman menjadi pilihan bu Zaskia. Surat yang bermakna tentang syukur atss nikmat. Sangat cocok dengan kenikmatan Anal yang tengah ia rasakan. Tiap kali Hamdan melesakkan seluruh rudalnya, terlihat jelas perut bu Zaskia menggembung, menyerupai bentuk batang kejantanan kekasih Alisa itu. Tak butuh waktu lama, hanya beberapa ayat saja yang terbaca, bu Zaskia sudah mengalami orgasme keduanya.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!! SUUUUUUUUUUURRRRRRR.. SEEEEEERRRRR.. Crrkkkkkk..
Kembali cairan surgawi bu Zaskia menyiprat ke segala arah. Al Qur’an yang tepat berada di depannya pun basah kuyup. Sungguh ironis sekaligus erotis. Seorang ummahat bercadar, salah satu penggiat Islam dan direksi sebuah pondok tahfidzul Putri, kini merelakan bahkan mempersembahkan tubuhnya untuk dizinahi ikhwan yang juga Aktifis Dakwah Kampus. Bersama keduanya melakukan Blasphemy terhadap agamanya sendiri.
Hamdan : Naahh.. Pelan-pelan Sayang.. sekarang rukuk yaahh.. bentar.. pindahin dulu Qur’an nya.. ucap Hamdan sambil menahan tubuh bu Zaskia yang mengambil posisi ruku’ dan juga memindahkan Al Qur’an tadi menjadi tepat di antara kedua kaki bu Zaskia.
Bu Zaskia : SUBHAAAHHH.. NAAHH.. ROBBIAAALLHHH.. AAAHH.. AAHH.. ‘ADZZIIMIIHHHH.. WWAAAHH.. BI HAMMMMDIIHHHHH.. OOHH.. SSHH.. OOHHH.. SUBBHHAAAAHH.. NAAAHH… OOOOHHH.. ROOOBBIAAALLHHHH..
PLOKK!! PLOKKK!! PLOKKK!! Kedua tangan dan kaki bu Zaskia berusaha keras menopang tubuhnya yang tanpa ampun digempur Hamdan dari belakng. Toketnya berguncang hebat, dan membentur satu sama lain, menambah erotisnya sholat subuh bu Zaskia pagi itu. Disodoj dengan posisi rukuk memberikan sensasi kenikmatan yang lebih bagi bu Zaskia. Seakan seluruh dinding bagian dalam liang surgawi keduanya dimanjakan dan dirangsang habis-habisan oleh rudal Hamdan.
Bu Zaskiaa : ROBBIIAAALLLHH.. OOHH.. SHHH.. ‘ADZZIIMIIIIIIHHH.. WAAHH.. AAAAHH.. BIIIIHH.. HAAAAAMMMHHH.. NNGHHH.. NDDDDIIIIHHHHHHH…!!!
PLOKKK!! PLOKK!! SSSSUUUUUUUUUURRRRRRRRRRRRRRR…..!!!!
Tangan, kaki, dan tubuh bu Zaskia bergetar hebat. Sesekali ia mengejang juga saat ledakan orgasme begitu cepat meninggalkan dirinya. Cairan surgawi menyembur deras tanpa jeda selama sekitar 5 detik. Membanjiri Al Qur’an dan sajadah yang menjadi alas keduanya memadu kemaluan. Hampir 10 detik lamanya bu Zaskia menahan tubuhnya yang kelojotan, sebelum kemudian ia I’tidal.
Bu Zaskia : Uwwwhh.. Ssssshhh.. Mmnhh.. Sshhhh.. Ooohhh.. Ssaaa.. miii.. ‘Allaahuuuuhh.. Limaaannhh.. Hamiidaaahh.. Sshh.. Robbanaaahh.. wa lakallhh.. Hamduuhhh.. ucap bu Zaskia sembari berdiri. Ngocoks.com
Hamdan Sudah mencabut rudalnya dari anus bu Zaskia sast I’tidal. Karen waktu I’tidal yang singkat maka Hamdan hanya meremasi toket bu Zaskia dari belakang sembari sesekali mencupangi telinga kanan bu Zaskia. Meskipun sesaat, tapi itu sudah cukup untuk membuat syahwat mengalir cepat ke ujung-ujung tubuh ummahat cantik ifu.
Bu Zaskia : Aaallaaahhuuu.. Akbarrhhhh.. subhaaaanaAAAAHHHH.. ROOBBIAALLHH.. A’ALAAAHH.. WAAHH.. SHH.. OOOHH.. BIIIHH HAAMMHH.. DDIIIIHH.. OOHH.. OHHH.. SUBHAAAHHHH.. NAAHHH.. ROBBIAALLLHH.. A’LAAAHHH.. SSHHH.. WWAA.. BIHAMMDIIIHHHHH.. OOOUUHH.. SSHH.. OOHH.. SUBHAAAHH..
Saat bu Zaskia sujud sempurna di sajadahnya yang becek, Hamdan langsung menyibakkan bawahan mukena bu Zaskia. Tersajilah bokong bulat putih sintal ibunda Alisa dengan liang anus kecoklatan yang merekah indah. BLESSSSHHH.. dengan penuh nafsu, Hamdan menggenjot kuat bokong bu Zaskia hingga kemerahan. PLOKK!! PLOKK!! PLOKKK!! Gaya Rear-Admiral, yang juga favorit Hamdan, membuat rudal jumbonya melesak jauh di perut bu Zaskia. Alunan do’a sujud bu Zaskia, lebih mirip erangan dan desahan, justru semakin membuat Hamdan menggila. Mata bu Zaskia sayu merasakan kenikmatan genjotan liar Hamdan di anusnya.
Bu Zaskia : ROBBBIAALLHH.. AAHH.. AHHH.. A’LAAAHH.. SSHH.. OOHH.. OHH.. WA BIHAMMDDIIIHHHH.. ALLAAAAAHHHHHHH..!!!
SPLOK!! SPLOKK!! SPLOK!! SPLOKK!! SSSSUUUUUUUUUURRRRRRRRRRRRRRR.. SSSSUUUUUUUUUURRRRRRRRRRRRRRR..
Tangan bu Zaskia meremas kuat sajadahnya, bibir bawahnya ia gigit sehingga erangan tertahan mengalir keluar dari sela-sela bibirnya. Itu adalah Anal-Orgasm terhebat ya pernah ia rasakan dalam waktu 4 hari ini. serambi lempitknya selama 10detik terus menyemburkan cairan surgawi tanpa jeda. Baik Qur’an dan Sajadah serta mukenanya basah kuyup.
Hamdan : Ayook sayaangg.. lanjutt duduk diantara dua sujuddhh.. Ngghh.. nghhh..!! Ucap Hamdan sambil mengurangi tempo genjotannya.
Bu Zaskiaa : Ngghhh.. Ssshhh.. Aallaaaahhh.. huuuuu.. Akbaarrhhhh.. suara takbir bu Zaskia bergetar.
Hamdan : Gantian sayanggg.. ayok goyangin nih bokongghh.. kata Hamdan sambil menampari pinggul bu Zaskia.
Bu Zaskia : Aaghh.. ROBBIGHH FIRLIIIHHH.. WARRR.. HAM NIIIHHH.. WAJJHH.. SSHH.. OOHH.. BURNIHHHHH.. WAARRRHH.. SSHH.. FAA’NIIHH.. WARR… ZUQNIHHH.. OOHH.. ALLAAHH.. SHHH.. WAAHH DINIIIHHH.. NGHHHH.. WAAAHH.. AAAHHH.. FIINIIIIHHH.. WA’HHHHH.. FFUUUHH.. SHHH.. OOHH.. ‘AANNNIIIIIHHHHHHHHH.. OHH.. ALLAAHH.. OOHH.. SHH.. OOOUUUNGHHHHHHH…!!!!
SEEERRR.. SEEEEEERRR.. SEEEEEERRRRR..
Tubuh bu Zaskia kembali mengejang untuk kesekian kalinya. Anal-orgasm terlalu nikmat bagi ummahat itu. Posisinya yang duduk bersimpuh menduduki paha Hamdan sementara kedua lututnya bertumpu di lantai membuatnya tak ada opsi lain selain harus menggoyang pinggulnya maju mundur. Hamdan pun tak diam dan menyibakkan atasan mukena bu Zaskia sehingga ia lebih mudah untuk meremas kasar dan mencubiti putting bu Zaskia yang keras menjulang. Meski hanya 2 menit, namun permainan jemari Hamdan di puting bu Zaskia barusan sudah cukup untuk meledakkan orgasme ibunda Alisa itu.
Begitu seterusnya. Ketika sujud, maka Hamdan menggenjot dengan gaya Rear-Admiral lagi. Ketika posisi berdiri, maka bu Zaskia akan kembali dibopong Hamdan dengan anusnya digenjot dari bawah. Lantunan surat Al Fatihah dan Surat Ar Rahman menjadi saksi panas dan liarnya blasphemy Hamdan pada bu Zaskia. Tiap kali Hamdan melesakkan rudalnya mentok, maka serambi lempit bu Zaskia akan mekar, memamerkan pink kemerahan indah bagian dalam liang surgawinya.
Bu Zaskia : ATTAAAHH.. HIIYYAAATULIILLAAHHH.. SSHH.. OOHH.. WASSS.. SHOOLLAWAAHHH… TUUHH.. WATTOYYIBAAAHH.. ASSAALLAMUUHH.. ‘ALAYKAHHH.. AYYUHHAAANNNAABIYUUUUUHHH…!!!!!
SEEEERR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEEEEERRRRRR..
Baru sebentar saja bu Zaskia menggoyang rudal Hamdan yang ia duduki, tubuhnya sudah harus kembali melengkung, merasakan derasnya nikmat Anal-Orgasm. Kedua tangan bu Zaskia bertumpu di pahanya sendiri, sementara kedua toket jumbonya sudah menjadi bulan-bulanan Hamdan sedari tadi. Hingga salam berakhir, bu Zaskia mengalami lebih dari 5 orgasme hanya dari duduk tasyahud saja.
Bu Zaskia : Shhh.. Ahhh.. Masshhh.. Mmhhh.. Shhhh.. Ooouuhh.. Masshh.. Hamdannhh.. Ngghhh.. Enak bangethh.. rudalnyaaahh.. ucap bu Zaskia dengan posisi doggy sambil tubuhnya masih mengejang.
Hamdan : Yooo.. udah kan sayang?? Sini gantiann buat puasin inih.. kata Hamdan sambil menarik kencang atasan mukena bu Zaskia.
Karena agak tercekik, bu Zaskia terpaksa mengikuti kemauan Hamdan. Ia pun didudukkan di closet duduk. Hamdan pun menyerahkan Al Qur’an yang sudsh basah kuyup oleh cairan surgawi. Bu Zaskia paham maksud Hamdan. Ia pun mencondongkan tubuhnya ke depan sementara kedua tangannua menengadahkan Al Qur’an ya g gerbuka dan basah itu.
Hamdan : Naahhh.. pinter.. mau akhwat.. mau ummahat.. semuanya harus gini kalo udah depan rudal sayang.. jadi lontheee.. hahah.. ucap Hamdan yang berdiri dindepan bu Zaskia dan meletakkan rudalnya di Al Qura’an tadi.
Bu Zaskia : Heeehhe.. Iyaahh mas sayaanng.. ibu ini lontheee.. lontheeenya mas Hamdans seoranghh.. ayoo mashh.. pake lonthhee ini sepuasnyahhh.. ucap bh Zaskia sambil membuka mulutnya.
HHEEMFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. MFFHHH.. MFCKK.. MFFCKK.. OCKK.. OCKK.. OGCCKK.. UHUKK.. MFFGCCKK..
Tanpa basa-basi Hamdan mulai menuntaskan syahwatnya dengan facefuck kasar ke bu Zaskia. Beberapa lembar Al Qur’an robek karena kencangnya sodokan Hamdan. Kerongkongan bu Zaskia puan melar maksimal, matanya sayu dengan lidah menjulur menikmati kenikmatan rudal Hamdan yang menyesaki lehernya. Air liur putih kental terus menetes tanpa henti, membasahi Qur’an yang sudah basah kuyup dan hampir hancur. Bu Zaskia bertahan selama kurang lebih 10menitan. Pegal pun tak terasa ketika birahi sudah menguasai. Bahkan ia sempat orgasme lagi 2 kali karena facefuck Hamdan.
Hamdan : Naahh.. Nghhh.. Siap-siap lonteehh sayangg.. buka lebarr muluttnyaahh.. kata Hamdan sambil mencabut dan mengocok rudalnya.
Bu Zaskia : MFFH.. MFFHH.. Mmffuaahh.. Ahhhaahh.. Aaaakk.. Sinihh Masshh.. Siram spermanyaaahh.. Aaaaakkk..
NGHHHH..!!! CROOTTT.. CRROOOTTT.. CRROOOOTTTT..
Tembakan Sperma Hamdan begitu kuat dan melimpah. Tak hanya mulut bu Zaskia begitu penuh dengan Sperma, wajah cantiknya pun mendapat Facial kental gratis. Begitu banyaknya hingga luber dan meleleh di Al Qur’an yang sedari tadi sudah terbuka menengadah tepat di bawah dagu bu Zaskia. Glupp.. Glupp.. Glupp.. Srruupphh.. tak ada setetes pun sperma Hamdan yang terbuang, bahkan ia menjilati Al Qur’an yang bercampur liur, cairan surgawi, dan sperma Hamdan. Tak lupa, bu Zaskia mengulum rudal Hamdan sebagai hidangan penutup sebelum ia terduduk lemas di closet.
Hamdan menatap sebentar bu Zaskia yang akhirnya tertidur di closet karena kelelahan sementara Al Qur’an yang ia genggam jatuh di selakangannya. Hamdan kemudian menyempurnakan mandi junubnya dan segera sholat Subuh. Saat itu jam menunjukkan pukul 05.16.
Cklek.. suara pintu dibuka.
Alisa : Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad.. Wa ‘ala Ali Muhaammadhh.. Aaawhh.. Eehh.. napa mas Hamdan sayangh..?? Kata Alisa yang terkejut karena Hamdan tiba-tiba ndlosor di pangkuan Alisa yang sedang berdo’a dan mengenakan mukena coksu nya.
Hamdan : Nngggaa.. kangen aja sama cintaku Alisa.. bobo yuu sayang.. kata Hamdan sementara kepalanya Amblas di pangkuan Alisa.
Alisa : Aahh.. iyaahh.. yuu mas sayang.. ucap Alisa.
Keduanya pun tertidur lelap pagi itu, Alisa tidur berbantalkan lengan kanan Hamdan sementara tangan kiri Hamdan ia genggam dan dekap di antara kedua toketnya. Hamdan yang kelelahan tertidur miring ke kanan sama dengan Alisa. Ia tidur tersenyum, merasakan kehangatan tubuh Hamdan. Biasanya kalau pagi, ketika pergantian giliran seperti pagi ini, Hamdan akan tidur bersama bu Zaskia, tapi pagi ini berbeda. Ia lebih memilih untuk tidur bersama Alisa dan itulah yang menyenangkan hati Alisa pagi itu.
Drrrrrrt.. Drrrrrrt..
Namun tidurnya Hamdan pagi itu akan membuatnya sedikit mendapat ‘masalah’ nantinya ketika di kampus.
Bersambung… Ukhti Hafshah : SHH.. OHHH.. MASS FARIIDHH.. MMHH.. SSHH.. ENAK MASHH.. AHHHH.. desah Ukhti Hafshah yang sedang doggy dan di sodok dari belakang.
Akhi Farid : Nghh.. Wuuhh.. Shh.. yang liar lagi sayaanngg..!! PLAKK!! PLAKK!! Ucap Akhi Farid sambil menampari bokong putih Ukhti Hafshah.
Atasan mukena yang dikenakan Ukhti Hafshah dicengkram kuat Akhi Farid dan ia jadikan kekang. Tentu saja hal ini membuat Ukhti Hafshah mendongak. Racauan Ukhti Hafshah begitu keras yang membuat Ukhti Nadia yang ada di kamarnya terpaksa harus menutupi kupingnya dengan headset.
Ukhti Nadia : issshh.. Apaan sih Hafshah.. tiaaapp hari ngenttooott mulu.. ga tau apa kalo aku nih juga pengen..!! Gumam Ukhti Nadia sambil colmek menyaksikan videonya dulu ketika digenjot Hamdan untuk pertama kalinya.
Ukhti Nadia : Sshhh.. Aahhh.. Masshh Hamdaann.. Uuwhhh.. Mmhh.. kangen rudalnyaaa.. Uuhh.. Gede banget sihh.. Aaahhh.. Mmmhhh.. Ooohh.. Shhh..
Ukhti Nadia pun hanya mengenakan atasan mukena saja yang disibakkak. Alhasil tubuhnya yang putih dihias toket 36D bulat membusung dengan puting kecoklatan tampak menggiurkan. Apalagi Ukhti Nadia kini mengangkang sambil tiduran di ranjangnya, tampak jelas sebuah dildo ukuran sedang keluar masuk serambi lempitnya yang mulus tanpa bulu. Sebuah botol deodoran nampak jelas menyumpali anusnya.
Ukhti Nadia : Aahhh.. Haemmfhh.. mfhhh.. Ockk.. Ockkk.. Mfuuaahh.. Shhh.. Aaauuhh.. Nnghh.. rudallhh.. Ooohhh.. Nikmatnyaahh rudalmu mas Hamdaannhh.. Aahh.. Aaahhh.. Aaahhh.. Sshhh.. Ooohhh..
Ukhti Nadia sedang menyaksikan saat rudal Hamdan menggenjot mulutnya. Ia yang sudah terbakar syahwat segera mencabut dildo dari serambi lempitnya dan mengulumnya. Ukhti Nadia meliukkan kepalanya, persis menirukan adegan ia saat men’servis’ rudal Hamdan. Setelah cukup puas, ia kembali memasukkan Dildo itu ke liang surgawinya. Dildo ukuran 18cm yang ia gunakan cukup untuk membuat dahaga syahwatnya tertunaikkan. Tapi jika dibanding dengan rudal Hamdan, apalah artinya. Ibarat kerikil dan gunung, jauh sekali perbedaannya.
Ukhti Hafshah : WAL QUR’AANNHH.. NILLHH.. HAKIIIIMMHH.. SSHH.. OHHH.. OHH.. INNAAKAAHH.. LAMINAALLLHH.. SHH.. MURSALINNHH.. AAHHH.. rudalLLHH.. AAHH.. ‘ALAAHH.. SHIIRROOOHH.. TTIMMMHH.. SHH.. SHH.. MUSTAQIIMMHHH..
Terpaksa Ukhti Hafshah harus membaca Al Qur’an sembari serambi lempitnya digenjot Akhi Farid. Sudah menjadi kebiasaan pagi Ukhti Hafshah untuk membaca Yasin, karena memiliki fadhillah yang sangat besar. Al Qur’an yang ia baca ia letakkan di atas bantal dengsn dirinya doggy menghadap bantal. Desahan dan erangan Ukhti Hafshah kini semakin erotis jarena berpadu dengan lantunan ayat-ayat suci Al Qur’an. Toket 34D miliknya terus menari mengikuti irama sodokan Akhi Farid yang dengan penuh nafsu menggempur bokong putih kekasihnya sambil tetap berdzikir pagi-petang.
Akhi Farid : Subhanaallaahh!! Subhanallah.. Subhanallaahh.. Subhanallaahh.. Alhamdulillah.. Alhamdulillah.. Alhamdulillah… ucap Akhi Farid sambil rudalnya secara bergantian menggilir anus dan serambi lempit Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : WAJ’ALNAAHHH.. MIMMMMHH.. BAYNIIHHH.. OOHH.. SHHH.. MHH.. AYDHIHIMMMM.. SHH.. SADDHAMM.. WAAHH.. MINGGHH.. KHOLFIHIMMHH.. AAHH.. OOHHH.. SAAADDDHAAWWWWHH.. FAAAHH.. AAGHSYAINAAAHH.. OOHH.. SSHH.. OHH.. FAHUMMHH.. LAAAHH.. YUBSIRRUUUUUUUNNHH..!!!
SEEEERRR.. SEEEEEEERRRRRR..
Tubuh Ukhti Hafshah mengejang hebat. Kepalanya ia benamkan di Al Qur’an yang ia baca, sementara kedua tanganya mencengkram Qur’an karena orgasme pertamanya pagi itu. Cairan surgawi menyembur deras, membanjiri selimut tebal yang menjadi alas keduanya berzina di ranjang.
Ukhti Nadia : Oohhnnghhh.. Oohhh.. mass Hamdannhh.. Oohh.. rudalhh.. Mau rudalnyahh.. Aahhh.. masukin.. Oohhh.. Shhh.. Aahhh.. Hamilin akuhh.. Ahhh.. Genjot akuhh.. Aahh.. Zinahi akuuhhh.. aaahh.. aahhh.. AAHHNNNGHHHHHHH…!!
SSSSUUUUUUUUUURRRRRRRRRRRRRRR… SEEEERRRR.. SEEEERRRR..
Secara alami pinggul Ukhti Nadia terangkat tinggi saat orgasme hebatnya terjadi. Meski bukan karena rudal, tapi fantasi yang terlalu jauh juga bisa menyebabkan orgasme sepertinya. Cairan surgawi menyembur kuat tanpa jeda lebih dari 5 detik, membanjiri seluruh isi kamar akhwat cantik teman Ukhti Hafshah itu. Matanya terpejam beberapa saat menikmati orgasme pagi harinya. Aktifitas yang tepat sebelum memulai ujian hari itu.
Akhi Farid : Hhuaahh.. Shhh.. Mhhh.. mantab seperti biasanya sayang.. Ucap Akhi Farid menggelepar di ranjang.
Ukhti Hafshah : Sshh.. Aahhh.. Mas Farid sayang jugaa.. Uuhh.. meler tuh keluar.. hihihi.. jawab Ukhti Hafshah yang tiduran di samping kiri Akhi Farid sambil mendekapnya sementara sperma Akhi Farid menetes dari serambi lempitnya.
Akhi Farid : Oohh iya sayang.. soal besok acara tutup tahun LDK KMI mau dibuat gimana?? Kayak waktu opening dulu aja gimana?? Beehh.. seru tuh.. Cuma kalo bisa dibuat swinger gitu gimana?? Ujar Akhi Farid sambil membelai bokong Ukthi Hafshah dengan tangan kirinya.
Ukhti Hafshah : swinger gimana maksudnya mas sayang..?? tanya Ukhti Hafshah sambil tengan kirinya meraba rudal Akhi Farid yang mulai lemas.
Akhi Farid : Swinger tuh bisa ganti-ganti pasangan gitu.. gimana?? Jadi ntar Hafshah sayang juga bisa cobain rudal lain juga gituh.. kata Akhi Farid dengan antusias.
Ukthi Hafshah : Weehh.. mas Farid ga cemburu kalo ntar Hafshah dipakai ikhwan lain?? Beneraan?? Tanya Ukthi Hafshah sambil agak cemberut.
Akhi Farid : Ngga juga sih sayang.. toh mas juga yakin kalau sayangku Cuma cinta mas seorang.. iya ngga sih?? Atau mas salah nih..?? Kata Akhi Farid sambil menatap mesra Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Aaaahh.. mas Fariidd nihh.. Mau cinta siapa lagi Hafshah?? Cinta Hafshah Cuma buat mas Farid seorangggg.. isshh.. uuuwww.. jawab Ukhti Hafshah sambil mendekap erat Akhi Farid.
Akhi Farid : Naahh.. kalau cibta harusnya percaya dong.. dan mas juga percaya kok kalau Hafshahku ini gak akan berpaling ke yang lain.. ucap Akhi Farid sambil mengecup mesra dahi Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Uuwwhh.. makasih mas sayang.. Hafshah juga sayang banget sama mas Farid.. he’emhh.. Hafshah percaya kok.. jawab Ukhti Hafshah.
Akhi Farid : Mmm.. ntar teknisnya yang akhwat semua pakai cadar sayang, jadi biar seru aja ga ada yang tau ‘eh itu siapa ya??’ gitu.. yaa meskipun kalau memang udah pacarnya pasti tau lahh.. tapi setidaknya kan jadi penasaran.. ahahah.. celetuk Akhi Farid.
Ukhti Hafshah : He’emhh.. terus gimana mas caranya biar ga terlalu ‘gitu’ banget kesannya?? Tanya Ukhti Hafshah yang juga penasaran.
Akhi Farid : Yaaahh.. mmm.. pasti opening biasa pakai acara makan sederhana aja, duit LDK KMI juga banyak tuh, trus kemarin kan dapet lagi dari rektorat.. nah nanti mas pesenin obat perangsang yang super strong deh.. tugas Hafshahku sayang buat campurin ke minuman yaa.. usul Akhi Farid sambil mencubit hidung kekasihnya.
Ukhti Hafshah : Aww.. ntar blum main Hafshah udah banjir duluan dong mas sayaang.. hihihih.. kata Hafshah sambil berfantasi.
Akhi Farid : Naahh.. ntar akhwat-akhwatnya mulai pada ngaji dulu gitu sayang.. trus digodain sama yang ikhwan.. jadi sambil baca Qur’an gitu trus di entot.. gimana?? Celetuk akhi Farid.
Ukthi Hafshah : Waahh.. ekstrim juga nih mas Farid idenya.. hihihih.. boleh juga mashh.. kalau sekalian sholat sambil dientot gimana?? Tanya Ukthi Hafshah sambil memilin putting Akhi Farid.
Akhi Farid : Waduhh.. lebih liar lagi nih sayangku.. ini yang bikin mass makin sayang sama Hafshahku.. ucap Akhi Farid sambil meremasi toket Ukhti Hafshah.
Ukthi Hafshah : Uuww.. iyakah mas Faridkuhh.. mmmhh.. Sshh.. Udah mau lagihh maas sayanghh..?? Ucap Ukhti Hafshah sambil memijat rudal Farid yang sudah mengeras lagi.
Akhi Farid : Masih nannya kah sayang?? Tuh bawah udah setroonggg gitu.. ahahah.. ucap Akhi Farid sambil ia tekuk tangannya untuk ia jadikan bantal.
Ukhti Hafshah : Na’amm Akhii.. Haemmfhh.. Mffhh.. Mfhhh.. Occkk.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Mffhh..
Godaan rudal yang keras nan berurat sangatlah susah untuk ditolak, bahkan sekelas akhwat LDK KMI pun berubah menjadi budak birahi ketika melihatnya. Ronde kedua antara Ukhti Hafshah dengan Akhi Farid pun dimulai ketika waktu Isyroq datang. Di sisi lain tembok, seorang akhwat cantik pun menggelepar setelah orgasme hebatnya.
Alisa : Mashh.. Mass Hamdaann.. bangun sayaangg.. udah jam 7 lebih loohh.. emang mas Hamdan ga ada ujiann..?? Ucap Alisa sambil menggoyangkan tubuh Hamdan.
Hamdan : Hooaahhmm.. Heemm.. kenapa sayangku..?? Tanya Hamdan yang nyawanya belum kumpul.
Alisa : Ini loohh.. udah jam 7.05.. mas Hamdan ga ke kampus?? Libur kah?? Tanya Alisa yang terlihat imut hanya mengenakan kaos pink muda dan CD yang senada sehingga kemulusan dan keindahan tubuhnya menyegarkan mata Hamdan.
Hamdan : Ehh.. Astaghfirullah.. seriusan sayang!?? Jawab Hamdan yang terkejut sambil mencoba melihat jam.
Hamdan : Yaaaa Allaaahh.. kok ga bangunin daritadi sih sayang..?? Ucap Hamdan sambil bergegas bangun.
Alisa : Yaahh.. maaf mass.. kan Alisa hari ini ujiannya bisa di rumah, jadi ga kepikiran mau ngampus.. makanya waktu mas Hamdan ngajakin bobo pagi tadi yaa Alisa ngikut ajaah.. ucap Alisa dengan nada bersalah.
Hamdan : Hhhaaahh.. nggak sayang.. mas juga yang salah.. yaudah, mas mandi dulu yaahh.. sayangku bisa tolong masakin telur ajah buat sarapan dikit?? Ucap Hamdan yang sudah bertelanjang dada sambil membelai pipi Alisa.
Alisa : Aaahh.. Mmhh.. Mass.. Hu’umhh.. ceplok apa dadar?? Tanya Alisa yang langsung berdiri bersemangat sambil mengikat rambutnya.
Hamdan : Apa ajahh.. yang penting masakan Alisaku sayang pasti enak.. ucap Hamdan sambil berlalu menuju kamar mandi.
Alisa : Siapp mas sayaaangg.. ucap Alisa riang.
Karena ini adalah minggu-minggu ujian di Yogyakarta, dimana ada kurang lebih 100 Universitas Negeri dan Swasta, maka jam-jam sekolah pastilah ramai dan macet. Belum layi ditambah orang-orang yang hendak berangkat kerja atau mengantarkan anaknya sekolah. Meski jarak antara rumah bu Zaskia dan kampus Hamdan tak terlalu jauh, tapi macetnya jalanan cukup membuatnya frustasi.
Hamdan : Azzz.. udah telat, masih pula macet disini.. gumam Hamdan yang terjebak di perempatan Jalan Kaliurang.
Sekitar pukul 07.45 Hamdan baru sampai ke kampus. Itupun ia harus salah masuk kelas dilu karena mengira hari ini jadwal untuk mata kuliah jurusan. Ia lupa kalau hari ini adalah ujian mata kuliah Bahasa Inggris yang berarti perkuliahan ada di Ruang Khusus. Dan itu biasanya di kabarkan 1 hari menjelang ujian.
Hamdan : Astaagaa.. udah sampai kelas malah kosong.. haduhh.. cek dulu.. ucap Hamdan sambil membuka HP nya.
Dan benar saja, pengumuman lokasi ujian sudah dikirimkan dari semalam ke email semua mahasiswa yang terdaftar dan uiian dimulai jam 07.30. Bukan main Hamdan kelabakan. Karena jarak parkiran motor jurusannya ke Kantor Pusat Fakultas Teknik tempat ujian diadakan cukup jauh. Bukan karena jarak, tapi karena rute yang harus memutar dulu. Tak hanya itu, ruangan ujian pun di lantai 3 dan tidak ada lift, yang berarti ia harus nerjalan cjkup jauh dan melelahkan.
Hamdan : RK32.. RK32.. RK32.. cuk mana siihh.. Hh.. Hhh.. Susah amat.. Nahh ituhh.. ucap Hamdan sambil terengah-engah menuju ruang ujian.
Hamdan : Baru jam 8.10 harusnya masih bisa.. gumam Hamdan sembari ia mencoba membuka pintu ruangan.
Saat ia menggenggam gagang pintu, tiba-tiba gagang pintu bergerak dengan sendirinya. Sesaat kemudian pintu terbuka dan muncullah seseorang dari dalam ruang ujian itu.
Bu Donita : Lohh.. Hamdan?? Kenapa di luar?? Tanya bu Donita yang terkejut melihat Hamdan di depan pintu.
Hamdan : Aahh.. ini bu.. saya terlambat.. masih boleh ikut ujian?? Tanya Hamdan agak panik.
Bu Donita : Kok yaa bisa telaat siihh.. besokk— jawab bu Donita yang tiba-tiba terjeda karena seseorang.
Dap.. Dap.. Dap.. Ciiittt.. suara langkah kaki orang berlari.
Amin : Hhaaahh.. Hhahhh.. Hhaahh.. Bentaarr!! Jangan tutup pintunya woyy!! Telat dikit gapapa kann..!! Ucap Amin sambil terengah-engah di depan pintu.
Bu Donita dan Hamdan : ……
Hamdan : Antum ngapain woy..!? Ga liat apa ini dosen depan antum!!? Ujar Hamdan sambil menabok pundak Amin.
Amin : Ya Allahh.. Astaghfirullah.. maa.. maaf bu Donita.. saya ngga tau.. ucap Amin gelagapan.
Bu Donita : Hadeehh.. kenapa sih kalian berdua tuh?? Keliatannya cukup berprestasi kalau matkul Bahasa Inggris, tapi on time aja susah.. ini pula, udah telat ga ada sopan santun!! Tegas bu Donita.
Amin : i.. iya bu.. maaf.. ucap Amin sambil tertunduk.
Hamdan : Mmm.. soal ujiannya gimana bu?? Saya kan ngga kayak Amin.. ucap Hamdan mencari pembenaran.
Bu Donita : Lohh siapa bilang kamu ga ada bedanya Hamdan?? Sama aja telatnya!! Udah gak boleh masuk! Kata bu Donita yang tetap menawan meski marah dengan setelan jilbab hitam, blouse ketat hitam, dan rok span hitam panjang.
Hamdan : Trus gimana dong bu?? Kasih kompensasi bu tolongg.. pinta Hamdan yang panik.
Amin : Iyah bu.. inshaaAllah ke depannya ga akan saya ulangi lagi.. timpal Amin.
Bu Donita : Gimana saya bisa percaya?? Harus di hukum dulu kalian! Sekarang ikuti saya.. ucap bu Donita sambil berlalu.
Hamdan dan Amin pun tak punya pilihan lain. Seharusnya kalaupun terlambat seorang mahasiswa tetap bisa mengikuti ujian hanya saja dia tidak mendapat waktu tambahan. Itu yang menjadi kompensasi dia terlambat. Mungkin karena tingkah Amin yang kurang sopan tadi yang mengubah mood bu Donita.
Cklek.. Blam suara pintu dibuka dan dtutup keras.
Amin : Duhh.. matilah kita Ndan.. ucap Amin sambil bergidik karena kerasnya suara pintu tadi.
Hamdan : Antum sih banyak tingkah.. uda tau telat malah mulut antum gak pake filter.. ucap Hamdan sambil berbisik ke Amin.
Amin : Yaa mana ane tau kalo itu bu Donita!? Ga tau kan ane barusan lari.. balas Amin yang tak mau disalahkan.
Hamdan : Halaahh.. dah lah.. tinggal tunggu nasib aja kita.. jawab Hamdan sambil tertunduk di depan meja dosen bu Donita.
Sebenarnya Hamdan tidak tau apakah itu ruang dosen atau ruang yang lain. Karena hanya ada satu saja meja dosen, dan selebihnya mirip kursi mahasiswa. Cuma untuk ukuran ruang kelas itu terlalu kecil. Karena ruang kelas untuk mata kuliah umum harusnya lebih mirip bioskop dengan daya tampung yang diatas kelas biasa.
Bu Donita : Jadi.. kalian mau apa?? Tanya bu Donita yang duduk bersandar di kursi direksi dengan menyilangkan kaki dan tangannya yang justru menambah pesona dirinya.
Amin dan Hamdan : …..
Bu Donita : Haaahh.. Sebenarnya saya itu gamau kayak gini.. kalian itu, Hamdan sama Amin, punya capability of English yang lumayan.. this is something i don’t wanna do and see.. next time, please don’t it again.. today I’ll forgive both of you.. ucap bu Donita sambil menghela nafasnya.
Hamdan : ahh.. thankyou for your kindness.. ucap Hamdan yang agak lega.
Bu Donita : I also sent a private message to both of you by email.. have you check your email last night..?? Tanya bu Donita.
Hamdan dan Amin : Aahh.. Itu tohh.. aduuhh.. kata keduannya hampir berbarengan.
Bu Donita : See.. even my messages both of you ignored it.. this will not go easy without any proper ‘punishment’ for both of you.. soo.. what kind of punishment that suits to you.. exactly?? Tanya bu Donita sambil berjalan mengelilingi Amin dan Hamdan dengan aura feminimnya.
Amin : Duhh.. apaan Ndann..?? Suruh ngapain kita..?? Tanya Amin yang agak susah mengetahui terjemahan kata-kata bu Donita.
Hamdan : Ana juga gatau.. intinya kita bakal di hukum.. gituu.. jawab Hamdan sambil menatap cemas Amin
Bu Donita : hemm.. something that only ‘in’ you… both of you.. english exam!? I don’t need something like that.. I can give both of you the highest score as my will.. but I need something that only you.. Amin and Hamdan.. can provide perfectly.. flawless.. and long lasting.. do you know what is it?? Tanya bu Donita yang berdiri dengan menyilangkan kedua tangannya sambil menatap genit Hamdan dan Amin.
Hamdan : Mmm.. would you mind give me some clue.. cause I don’t wanna make random guess.. hehehe.. kata Hamdan yang tak mau lagi berbuat kesalahan.
Bu Donita : are you sure?? Looks like Amin wanna say something.. ucap Bu Donita yang bersandar di pinggir meja dosen dengan kedua tangannya menopang tubuhnya di meja.
Hamdan : Woy.. Min.. antum tau yang dimaksud ngga?? Kata bu Donita antum tau sesuatu.. kata Hamdan sambil mencolek Amin.
Amin : Lah.. mana ane tau.. kan antum yang lebih paham bahasa Inggris Ndan.. kata Amin yang semakin panik.
Bu Donita : Oouuhh.. C’mon.. Both of you know it for sure.. should I show you both?? Ucap bu Donita sambil mendekat ke arah Hamdan dan Amin bahkan hingga ia bisa mendengar nafas kedua ikhwan itu.
Bu Donita : This is you both Specialty.. ucap bu Donita sambil menatap genit ke arah Hamdan dan Amin sementara kedua tangannya meremas rudal Amin dan Hamdan.
Sontak saja Amin dan Hamdan terkejut ketika tiba-tiba bu Donita menggenggam rudal mereka. Benar-benar hal yang tak terpikirkan sedikitpun oleh keduanya. Hamdan dan Amin tercengang sesaat sebelum akhirnya senyum bejat mereka pun keluar.
Bu Donita : Soo.. have You both realized what are yours specialty?? Hahaha.. lanjut bu Donita sambil meliukkan tubuhnya sementara kedua tangannya masih bersenang-senang meremasi rudal Amin dan Hamdan.
Hamdan : Jual mahal dikit ngga sih Min..?? Celetuk Hamdan.
Amin : Wahh.. kalau yang ini sih beda.. lebih mahal daripada nilai ujian sih yaa kan Hamdan.. balas Amin.
Bu Donita : Ooohh.. so both of you sure has enough bargaining things yeah?? Okayy.. What should I offer to you to get this precious ‘armament’ of yours?? Goda bu Donita yang sudah mulai birahi.
Hamdan : First thing.. You have to make sure we get highest score.. ucap Hamdan.
Bu Donita : Done!! A piece of cake.. and What else.. my master..??? Lanjut bu Donita sambil berglendotan di tubuh Hamdan.
Hamdan : Then.. Show me that you’re Bitch enough to have our dick inside your slutty pussy!! Ucap Hamdan sambil menampar bokong bu Donita.
Amin : Cookk.. gila bener antum Ndann.. yeahh!! Can you be like that?? Whore!? Ucap Amin yang tiba-tiba jadi mahir bahasa Inggris.
Bu Donita : Aahh.. Yess Massterrr.. Sshh.. I am your slaavvee.. Your bercinta slavvee.. Please lemme show you my servicee.. This will be my dreams to give you a pleasuree.. ucap Bu Donita sambil menempelkan tubuhnya ke tubuh Hamdan.
Bu Donita mulai menciumi leher Hamdan sembari kedua tangannya meraba-raba dada Hamdan yang masih tertutup gamis. Aroma parfum khas ikhwan begitu memikat hidungnya seketika ia mendaratkan lidahnya di leher Hamdan. Jemari bu Donita begitu lihai melucuti gamis Hamdan dan Sret.. Dada bidang beserta perut Hamdan yang rata nan kencang tersaji di depan matanya. Nafas berat pun mulai terdengar. Pertanda bu Donita sudah mulai terangsang hebat.
Amin : Heyy.. Who told you that I am not your master too.. BITCH! Ujar Amin sambil menmapr keras bokong bu Donita yang menonjol bulat terbalut rok Span.
PLAKK!! PLAKK!! PLAKK!!
Bu Donita : Aahhh.. Ahhh.. Shh.. Yeshh Masterrhh.. Forgive thiis Slutt.. Please torture me moorreeee… Shhh.. Ucap bu Donita yang justru bergidik nikmat saat merasakan tamparan Amin.
Hamdan : Yeahh.. Keep it go bitch!! You slutty dog.. don’t you dare to stop!? Use your filthy tounge..!! Ucap Hamdan sambil menampari wajah cantik bu Donita dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya menggenggah leher bu Donita.
PLAK! PLAKK!!
Bu Donita : Aaak!! Aghh..!! Yeshh Masterhh.. Hhahhah.. I’ll do everything you say Masterhh.. Kata bu Donita yang malah semakin terangsang.
Sluurph.. Mchh.. Mchh.. Sluurph.. tak peduli dengan statusnya sebagai dosen, bu Donita mulai memanjakan kulit tubuh Hamdan dengan lidahnya. Mulai dari pangkal leher, sekitaran dada, putting, perut dan berkahir ketika berhadapan dengan sirwal Hamdan.
Bu Donita : Aahh.. Masterss.. looks like something BIG wanna breakout here.. lemme release your beast.. ucap bu Donita yang berdiri membungkuk layaknya orang rukuk sementara kedua tangannya mulai menarik turun sirwal Hamdan.
Hamdan : Yess!! Its ready to devour every hole you had there.. hahahh.. ujar Hamdan sambil berdiri gagah.
Amin : Then lets see what you got down here bitch.. we have to check it first yeah?? Don’t you agree Hamdan?? Ujar Amin yang membungkuk di samping bu Donita sambil meraba dan meremas bokong bulat bu Donita.
Hamdan : Absolutely.. We have to make sure those holes are slutty enough.. Ucap Hamdan sambil membelai kepala bu Donita yang terbalut jilbab hitam.
Tak mau menunggu lama, perlahan tapi pasti sirwal hitam Hamdan pun takluk oleh jemari lentik bu Donita dan Plop.. rudal 25cm berdiameter 5cm Hamdan melompat dan langsung menampar wajah bu Donita. Tampak senyum binal bu Donita yang khas layaknya PornStar Barat ketika melihat rudal jumbo.
Bu Donita : Aahh!! What a dream.. Ssshh.. Your Dick makes my pussy trembling Masterhh.. Mmhh.. So Biigghhh.. Makes me your bercinta slavee pleasee Masterhh.. Sshh.. Ahhh.. Lemme make you fly masterrhhh.. Srruptth.. Mchh.. Mchhh.. Srrppt.. Srrpptt.. Mffhh.. Aahh.. So Tasty.. Mmffhhh.. Ssrrpptt..
Mata bu Donita terlihat seperti orang sedang terhipnotis. Wajahnya yang putih merona, berhidung mancung, mata lentik, dan bibir merahnya terlihat kontras dengan rudal Hamdan yang sawo matang legam dihias urat-urat yang begitu tebal. Aroma khas rudal ikhwan menghancurkan marwahnya sebagai seorang Dosen berhijab. Kini Bu Donita tak ada ubahnya dengan pelacur-pelacur murahan yang bisa di sewa 50ribu/1 kali main.
Sreettt.. Seett.. Amin di belakang sana pun cekatan menelanjangi bagian bawah tubuh dosennya itu. Resleting rok span sebagai ‘locker’ utama pun telah luluh lantak, yang menyebabkan selembar kain penutup aurat sang ummahat dengan mudahnya tanggal. Amin dibuat takjub dengan keindahan bokong bulat putih yang bersambung dengan kaki jenjang mulus tanpa cela milik istri Pak Hengki itu. Meskipun sudah berumur 37tahun, ia tetap tampil bercintai dengan stoking renda Hitam dan CD hitam Renda yang semakin membuat Amin menelan ludah.
Amin : Woooww.. look at thiss shiitt!! Does it even legal for a hijabi lecturer like you?? Oohh.. shitt.. I forgot.. she’s not a hijabi lecturer.. not even close to those noble word.. Yeshhh!! This is only suit for you.. hijabi BITCH!! A true Whore down here.. ucap Amin yang berjongkok sambil meremasi kedua bongkahan bokong bu Donita dan menciumi aroma khas lendir birahi akhwat yang menyeruak dari balik CD dosennya.
Bu Donita : Hmmfhh.. Mmfhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mffuahh.. This dick so tasty.. makes my throat thirsty.. please master.. fuck my mouth alsooo.. Hamfhh.. Mfhh.. Mfhhh.. Ockk.. Ockk.. Srrpppthh.. Ockk.. Ockkk.. Uhuk.. Ockk.. Ockk..
Kedua tangan bu Donita berpegangan pada paha Hamdan sementara kepalanya maju mundur, mengocok rudal perkasa Hamdan di mulutnya. Bahkan kini seluruh rudal Hamdan tenggelam jauh hingga menyodok pangkal kerongkongannya. Lehernya menggembung, yang membuat bu Donita tersedak karena ia menggunakan jilbab dengan model ‘suicide’ (dililitkan di leher).
Amin : Wwoohh.. she’s dripping wet like rain.. Hahahah.. Real Slutty hijab.. Smeells Good here.. Lemme check the taste.. is it worth enough to stick my Dick in or not.. Hmmfhh.. Sluurpphh.. Shh.. Mfhh.. Srrpptthh.. Srrptthh.. Mffuuh.. Tastee guuuudd.. She’s Whore for sure.. this juice seduce me as fuck.. Hahahah.. Haaemmfhh.. Elelelmpthh.. Srrpt.. Srrppt.. Mffhh.. Mfhhh.. Mmffhh..
Amin menarik lepas CD hitam bu Donita dan melemparnya entah kemana. Kini lidahnya dengan mudah bisa menjangkau seluruh area sensitif bu Donita mulai dari lutut sampai pangkal pahanya. Desahan tertahan bu Donita terdengar jelas tiap kali Amin meliukkan lidahnya, mengeksplor tiap mili kelezatan tubuh ummahat beranak satu itu. Dan desahan berganti lenguhan ketika bu Donita merasakan kenikmatan lidah Amin menguak liang surgawinya. Pinggulnya serasa disengat listrik. Syahwat dalam dirinya melonjak cepat yang tanpa sadar lendir birahi pun mengalir deras.
Amin : Mfhh.. Mfhhh.. Srrupphtthh.. Mhh.. the fuck is this!? Its getting wet and wet.. So Delicious.. Hey Hamdan!! You should try this slutty pussy.. Hahahahhh.. Haemmfhh.. Mmfhh.. Srrppt.. Srrppt.. Mffhh.. Mfhhh.. ucap Amin yang kembali menenggelamkan wajahnya di bibir liang surgawi pink muda bu Donita.
Tak hanya itu, kedua jempol Amin sudah aktif membuka lebar bibir serambi lempit Bu Donita, membuat lidahnya kini menyeruak liar dan nakal di dalam sana. Mengais setiap tetes lendir birahi Dosen itu yang membuat sang Dosen Bahasa inggris kelojotan nikmat. Decak becek lidah Amin berpadu dengan beceknya kerongkongan istri Pak Hengki menerima gempuran rudal Hamdan.
Hamdan : Wait Amin..!! This whore sure has great mouth-pussy to fuck..!! Aahh.. yesshh!! You fucking hijabi whore!! Now swallow all of my dick Bitch!! Yesshh.. Just like thaatt.. Yeahh that Face!! That slutty Face of you.. Wuuhhh.. ucap Hamdan yang kini menggenjot liar mulut bu Donita.
Mata Bu Donita nampak nanar. Seluruh tubuhnya dimanjakan oleh kenikmatan. Di depan, mulut dan kerongkongannya disesaki rudal Hamdan. Di belakang Amin tengah berjongkok, menikmati setiap tetes lendir birahi ummahat cantik itu bak anjing kelaparan. OCKK.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. air liur putih kental mulai menetes, membasahi lantai kelas. Sementara toket bu Donita nampaknya sudah ingin keluar dari jeratan blouse hitam ketat yang ia kenakan.
Bu Donita : NGHH.. NNGFFHH.. OCKK. OCKK.. OCKK.. MFHH.. UHUKK.. OGCKK.. OGCKKKK.. HENNGFFHHHHHHHH..!!!!!
SEEEERRR.. SEEERRRR.. SEEEERRRR..
Hamdan melesakkan seluruh rudalnya hingga wajah bu Donita menempel di selakangannya. Kedua tangannya menahan erat kepala bu Donita saat tau ia mengerang diterpa orgasme. Kaki dan pinggulnya bergetar hebat. serambi lempitny berkedut kuat dan menyemburkan cairan surgawi tanpa henti. Amin pun kelabakan berupaya menenggak semua cairan lezat idaman para ikhwan itu. Bahkan begitu derasnya hingga membuat Amin mendapatkan facial gratis dan membasahi sebagian dari baju yang ia kenakan.
Amin : Mfhh.. Mfhh.. Slurrp.. Slurrp.. Elelelmpthh.. Mffhh.. Mffhhh!!! Uhhhh.. Glek.. Glup.. Glupp.. Glupp.. Ohh fucking shit!! Wahahahahh.. You fucking Slut!! Yesshhh.. spraay mee.. aahh.. so tastyyy.. Glup.. Glupp.. Glupp.. Mffhhh.. Nasty Slutty hijab you fucking dog!! Ucap Amin sambil agak mundur dan menampari keras bokong bu Donita.
PLAAKK!! PLAKKK!!!
Bu Donita : Mffhh.. MFFHH!! MFFuaahh.. heehh.. Sshh.. Yeshh!! Masterss.. Aahh.. Your Dick so delicious.. Sshh.. Anddhh.. Aaahh.. Forgive meehh Masterhh.. Punish me morree.. Shh.
Mhhh.. ucap Bu Donita sambil berdirih dengan dagu dan wajahnya belepotan air liur.
Hamdan : Who said you can rest Bitch!!? Now his turn to fuck your slutty mouthh!! Ucap Hamdan sambil menarik paksa Blouse bu Donita yang hanya mengenakan 3 kancing.
Slak!! Slak!! Slak!! 3 kancing baju pun terlepas, menampakkan sebagian jilbab yang mentupi dadanya dan bra hitam renda yang mencoba menahan gunungan 38D montok milik bu Donita. Dari belakang Amin mendekap bu Donita dan kedua tangannya menyelinap masuk ke dalam bra yang dosennya itu kenakan.
Amin : Look at thiss.. So you still wanna hide this Bitch!?? Now call me Lord.. just like you call him as Master.. Now.. say it Bitch!! Ucap Amin di telinga kiri bu Donita yang masih tertutup jilbab
Bu Donita : Ahh yeshh.. My Lordd.. pleasee enjoy me moree.. this slut need to be punished by your mighty Dick.. Shhh.. Ahhh.. ucap bu Donita sembari dicekik Hamdan.
Hamdan : You wanna be punished so much yes bitch!??? Okeyy thenn.. I’ll show you jo mercyyy.. ucap Hamdan sambil tangan kanannya ia arahkan ke selakangan bu Donita.
Bu Donita : Aahh.. Sshh.. Masterrhh.. Aaahh.. Ooohhh.. FUCCK.. FUCKK.. YESSSHH.. AAHH.. SHHH.. OOHH.. YOUR FINGER IS SSOOOHH… GOOODDD.. OOHH.. MHH.. OOHH.. AAHH.. AHH.. HARDERRR MASTERHH.. OOHHH.. YESHH.. YESHH.. GOODD!! FUCKKING GOOODD..!! AAAHHHAA.. RAM THOSE FILTHY PUSSYY!! YESHH.. MY PUSSY NEED THATT!! AAHH.. AHHH.. GODD DAMMNN!! FUCKK.. FUUUUCCCCCKKKKKKK…!!!
SSSSUUUUUUUUUURRRRRRRRRRRRRRR… SEEEERRR.. SEEEEEERRRRR…
Amin : Whooahh.. lookk at thaaat you Filthy bitch!! You screaming while you re making wet these room with your nastyyy cumm!! Ucap Amin sambil meremas kedua toket bu Donita sekuatnya.
Sudah pasti tubuh bu Donita membusung dengan matanya terpejam sementara mulutnya menganga merasakan deras dan nikmatnya semburan cairan surgawinya yang menyebar ke segala arah. Itu karena jemari Hamdan terus menggesek kelentit bu Donita yang membuat ummahat cantik itu semakin kelojotan bak ikan di daratan.
Hamdan : Wuuhhuuuy.. These Slutty Fuckers is real Slutt!! Lookks ata these fountain shower!! Hahahahah.. ucap Hamdan yang terkejut melihat semburan caira surgawi bu Donita begitu kuat.
Hamdan : Yesshh.. Now you must drink your own cum.. swallow it till the lastt droopp.. kata Hamdan dengan setangkup cairan surgawi di tangannya.
Bu Donita : Aaanghh.. Shh.. Oohhh.. Fuckk.. itss sooohh.. Guuuddd.. Aahh.. Yeshh Masterhh.. lemme drink it.. Yeshh.. Aaahhhaa.. freshh drink of my filthy pussy.. Aaaahhh.. ucap bu Donita membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya.
Glek.. Glekk.. Glekk.. layaknya orang haus, bu Donita menenggak habis semua cairan surgawi yang Hamdan gelontorkan ke mulutnya. Bahkan ketika Hamdan mendekatkan jemarinya, bu Donita melahapnya dengan penuh nafsu.
Hamdan : Ahh.. beneran nih.. Min, taruh meja aja biar enak antum sodok mulutnya.. usul Hamdan.
Amin : Yok Ahhh.. kata Amin sambil menggiring bu Donita ke arah meja dosen miliknya.
Brukhh.. bu Donita pun menggelepar di atas meja dosennya yang penuh dengan pernak-pernik. Karena meja itu tak terlalu besar, membuat kepala bu Donita menggantung di pinggir meja, sementara pinggulnya berada di pinggir meja yang lainnya dimana Hamdan sudah berlutut mengahadap selakangan putih mulus bu Donita yang indah.
Amin : Okay.. next round start! Now open wide this pussy Bitch!! PLAKK!! ucap Amin sambil menampar keras pipi bu Donita.
Bu Donita : Aghh!! Yesshh my Lord.. as you wisshhh.. Aaahh.. HEMFFHH!! OCKKK!! OCKK.. OCKK.. OGCKK.. UHUGKK.. OCGKK.. OCGKK.. MFFHH.. OCGKK..
Dengan cepat rudal Amin langsung keluar dari sangkarnya dan menggasak dinding sensitif kerongkongan bu Donita. Kedua tangan Amin mencengkram toket bulat bu Donita hingga nampak kemerahan sementara kedua tangan bu Donita sendiri berpegangan pada bokong Amin. Hamdan sendiri sudah memulai aksinya dengan menjilati bibir serambi lempit pink bu Donita. Bagi Hamdan, setiap liang surgawi akhwat memiliki aroma yang berbeda. Antara Alisa dan ibunya pun berbeda. Milik bu Donita pun tak sama, dan itulah yang membuat baik Amin dan Hamdan beringas. Entah perawatan apa yang bu Donita lakukan pada selakangannya. Sedetik saja Hamdan menikmati aroma khas lendir birahi bu Donita, sast itu pula segel hewan buas dalam dirinya terbuka.
Hamdan : Hmffhhm.. sruuphh.. Sshhh.. srrpptt.. srrpptt.. srrrptt.. Elelelmpthh.. Ssrpptt.. Fucking Delicious!! Just licking the cream it self makes me want some more!! You re trully hijabi whoree.. ahahahah.. hemmfh… Mfhh.. Mcchh.. Mchh.. Srrpp.. Srrpptt..
Lidah Hamdan begitu beringas menyapu semua lendir birahi bu Donita yang juga bercampur cairan surgawinya. Mulai dari pinggiran serambi lempit hingga kini lidahnya naik turun membelah labia mayora tipis pink bu Donita. Sensasi kenikmatan jilatan Hamdan terlihat jelas dari bu Donita yang kejang-kejang layaknya tersengat listrik. Lidah Hamdan terus menyeruak melibas habis lendir lezat yang membanjiri liang surgawi bu Donita.
Dokk.. Dokk.. Dokk.. suara pintu di gedor.
Amin : Do you expecting someone Bitch?? Tanya Amin yang langsung melepas rudalnya karena panik.
Bu Donita : Mmffuaah.. Yeshh My Lord.. don’t be worry.. they’ll join us.. Just Come in.. its not locked.. ucap bu Donita dengan kedua siku menopang tubuhnya yang agak diangkat dengan kedua kaki putih mulusnya masih mengangkang.
Dodi : Assalamu’alaykum.. ucap Dodi saat memasuki ruangan.
Hamdan : Lah..!?
Dodi : Laaahh..!!?? Kalian!!?? Woy ngapain gila!!?? Kata Akram yang terkejut sesaat setelah membuka pintu melihat apa yang dihadapannya.
Akhyar : Cokk!! Ngapain antum Min..!!? Seru Akhyar yang sama-sama terkejut.
Hamdan : Antum ngapain kesini Dod!?? Tanya Hamdan yang rudalnya masih mengacung.
Dodi : Lah ente gila!! Ngapain malah menggenjotin bu Donita!!? Sarap ha!? Ujar Dodi lantang.
Bu Donita : heeyy guyss.. Calm down.. Lock the door first.. ucap bu Donita sambil bangun dari meja dan berdiri dengan menyisakan blouse yang terbuka dan jilbab hitam saja.
Akhyar : Ini maksudnya apa bu..!!? Tanya Akhyar setelah mengunci pintu.
Dodi : Yes.. explain us! You said that both of us have to come here to solve about our exam.. and what the fuck is this..!!?? Ujar Dodi yang masih tak menyangka dengan kejadian yang terjadi di depan matanya, terlebih lagi melihat bu Donita yang bugil dan rudal raksasa Hamdan.
Bu Donita : Chill honeyyy.. My Master and My Lord come here because of me.. they’re here to solve their exam too.. now because both of you are here.. why don’t you.. honey and darling.. join them to complete your exam?? Ucap bu Donita sambil berjalan layaknya model mendekati Dodi dan Akhyar.
Mata Dodi dan Akhyar tak berkedip sedikitpun ketika melihat bu Donita dengan kaki mulus putihnya mulai berjalan melenggang. High heels hitam dan stoking renda hitam yang bu Donita kenakan semakin membuat kedua ikhwan ‘anyar’ itu terangsang. Dodi sendiri teman sekelas Hamdan, hanya saja Dodi aktif di LDK Jurusan bukan fakultas, sementara Akhyar juga sama. Ia aktif di LDK jurusan Teknik Sipil, bukannya di fakultas seperti Amin tapi tetap teman sekelas.
Bu Donita : Aaahh.. here.. lemme fix this mess.. ucap bu Donita yang sudah berdiri di depan Dodi dan Akhyar.
Akhyar : Whh.. What are you gonna do Mrss..?? Tanya Akhyar yang gugup.
Dodi : Yy.. Yess.. This is totally our fault.. please give us another chance and we will consider it never happens.. lanjut Dodi yang sama gugupnya.
Bu Donita : Ssstt.. silence.. just enjoy the show.. and my Master.. please turn on that’s music player… Ucap bu Donita sambil mengedipkan matanya ke arah Hamdan.
Music khas penggugah syahwat pun mulai diputar. Alunan musik mulai memenuhi seisi ruangan. Bersamaan dengan itu, bu Donita mulai menari, melenggokkan tubuhnya seperti penari strip. Kedua tangannya berpegangan pada pundak dalam Alhyar dan Dodi. Sesekali matanya melirik genit ke arah Dodi dan Akhyar. Ia membalikkan badannya dan kini punggungnya menempel di badan Akhyar dan Dodi. Kedua tangan bu Donita gercep menarik tangan kanan Dodi dan tangan kiri Akhyar untuk meremasi toketnya.
Bu Donita : Aahh.. Shhh.. Cmon My Baby and Darling.. squeeze it like crazy.. I am your bercinta slave now.. Ujar Bu Donita sambil meliukkan tubuhnya mengikuti irama musik.
Kedua tangan bu Donita merangkul leher Dodi dan Akhyar, yang membuat kedua ikhwan itu bisa bebas meremasi toket dosennya dari belakang. Semuanya sudah basah kuyup bahkan banjir. Akhyar dan Dodi pun segera melepas tasnya dan membantai toket bu Donita dengan beringas.
Hamdan : Ck Ck Ck.. ternyata antum doyan zina juga Dod.. heleehh.. Ujar Hamdan yang duduk menyaksikan bu Donita dinikmati rekannya.
Amin : Iya sama juga antum Yar.. ane kira ustad, ehh Ustad cabul juga antum.. timpal Amin yang ikutan duduk dengan rudalnya yang masih mengacung.
Akhyar : Serah ahh.. antum juga diem-diem menggenjotin bu Donita.. emang kita beda?? Jawab Akhyar yang sibuk menciumi lengan kiri bu Donita hingga ke ketiaknya.
Dodi : Hmmfhh.. Mffhhh.. Srrpphh.. Mcch.. Mffuahh.. Antum juga Ndan.. halaahh.. Kalo emang mau tuh ngajakin laahh.. jangan antum nikmati sendiri.. ujar Dodi sesaat sebelum kembali memagut bu Donita.
Amin : Yaahh.. serah deh.. Trus kita Cuma nonton gitu?? Tanya Amin yang agak kesal.
Akhyar : Yaa sini kalo mau ikutan.. ujar Akhyar.
Dodi : Aahh.. Sini antum Ndan.. join aja udahh.. kata Dodi.
Hamdan : Yokk ahh.. nanggung juga udah tegang gini.. kata Hamdan yang kemudian mendekat ke arah bu Donita diikuti Amin .
Bu Donita : Ahhh.. yess.. Four dick at the same time..?? What a lovely daayy.. yesshh.. pleasee.. fuck me hardd all of youu.. Fuck my slutty holeesss.. ucap bu Donita yang semakin menggila.
Amin : Yeahh Bitch.. Spread wide your leg.. show me your filthy pussy..!! Ucap Amin.
Hamdan pun merenggangkan kedua kaki indah bu Donita. Amin yang sudah kalap mata langsung melesakkan keempat jarinya menyesaki liang surgawi bu Donita. Sleebb.. CREPP.. CREPP.. CREEPP.. dengan cepat dan liar tangan Amin bergerak maju mundur mengobok-obok liang surgawi bu Donita. Bu Donita merem melek menikmati permainan kasar Amin. Terlebih lagi jemari Amin secara bergiliran merangsang dinding-dinding liang surgawinya dan diakhiri dengan men’servis’ G-spot miliknya.
Bu Donita : OOWHH.. FUCKK.. YESHH!! MY LORD.. OHH.. YESS THAT’S SOO GOODD.. YESHH YESHH.. KEEP IT LIKE THAT.. OOHH.. NOO.. NOO.. AALLAAAHH.. THIS IS SO FUCKINNG GOODD.. YESHH.. MAKE ME CUMM MY LORDD.. NOOO.. OOHH.. OOHH.. FUCKK! SO WILD!! FUCKK.. YESHH.. OOOONNGHHHHHHHJ…!!!
SEEEERRRR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEEERRRRRRRR..
Tubuh bu Donita mengejang kembali. Pinggulnya kelojotan sementara dari selakangannya, serambi lempitnya terus menembakkan cairan surgawi. Ccrrkkk.. crrrrrkkkkkkk.. lantai taung kelas itu pun banjir bandang oleh cairan surgawi khas akhwat. Akhyar dan Dodi pun sigap menahan tubuh bu Donita yang hendak lunglai.
Dodi : Woow.. that’s too much.. Hahahh.. you sure can make a women cum Amin.. ucap Dodi yang takjub melihat skill Amin.
Hamdan : Who said that she’s a normal women?? She’s a bitch.. a fucking hijabi slut.. Seee.. her face says everything.. hahah..PLAKK.. PLAKK Ujar Hamdan sambil menampari wajah bu Donita.
Bu Donita : Awhh.. Aaahhhah.. Yeshh.. My Master.. I’m your private cum dumper’s.. yess you too my Lord.. my honey.. my Darling.. anytime you want.. you can use me as your cum toilett.. Shh.. Cmon.. use me moorreee.. ucap bu Donita.
Amin : See.. she’s just a filthy hijabi whore.. that’s the best thing we can describe of her.. noww.. if you said that they are your Darling, then show us.. ucap Amin.
Bu Donita : Okaay.. My Lordd.. I’ll do whatever you want.. kata bu Donita sambil melepaskan kedua tangannya dari leher Akhyar dan Dodi.
Akhyar : Ooohh.. Okay.. show me babe.. show me who you really are.. kqta Akhyar yang sudah memuncak libidonya.
Bu Donira memulai aksinya dengan meraba-raba selakangan Dodi sambil sesekali menggigit bibir bawahnya dan menatap genit Dodi. Ia pun kemudian berlutut dan segera menarik lepas jeans yang digunakan Dodi. Plopp.. rudal hitam berurat 18cm dengan diameter 4cm langsung menghantam wajah bu Donita. Aroma khas selakangan ikhwan pun terasa wangi bagi birahi bu Donita.
Bu Donita : Aahh.. Baabyy.. your dick is so handsome.. Aahhh.. Smells so goodd.. Ahh.. lemme wanna swallow it alll.. Ahh.. Mcchhh.. Mchhh.. Haaemfhh.. Mfhh..Mfhh.. Ockk.. Ockk.. Mfhh.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. NGHHH.. MMFHH..
Hamdan : A Trully slut can do anything at the same time.. use your fucking Hands to joy them Bitch.. ujar Hamdan sambil menggerakkan paksa kepala bu Donita maju mundur cepat.
Tangan bu Donita merespon dengan mengocok lembut rudal Akhyar dan Amin. Selama sekitar 25menit bu Donita harus menggilir ke empat rudal big-size di sekelilingnya. Setelah Dodi, kini rudal 19cm diameter 4cm legam berurat Akhyar yang bertugas menggagahi mulut becek bu Donita. Tangannya berpindah mengocok rudal Dodi dan Hamdan. Wajah bu Donita yang awalnya terias cantik, kini penuh dengan air liur putih kental dan tetesan air mata karena tersedak.
MFFHH.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. UHUKK.. OGCKK.. MFFHH… OGCKK.. OGCK
Amin : Wuuhh.. Yeaahh.. Swallow it All you hijabi slut.. you want this!? You wanna get raped!?? Yeeahh.. suck those cock like true whore..!! Kata Amin yang menggerakkan kepala bu Donita dengan kasarnya dan sesekali mendorong hingga wajah bu Donita menempel di selakangan Akhyar.
Akhyar : Heeyy.. Looks like her face need to redecorate.. just like this.. CUHH CUHH Naahh.. now its look better.. a true face of hijabi slut.. kata Akhyar yang mendongakkan wajah bu Donita dan meludahinya.
Tak hanya Akhyar saja, Amin, Hamdan, dan Dodi pun ikut ramai-ramai meludahi wajah bu Donita yang sudah benar-benar mirip pelacur itu.
Bu Donita : OCKK.. OFGCKK.. MFFHH.. OGCKK.. MFFFUAHH.. YESSHH DARLINGG.. AAHH.. THANKYOU BABYYHH.. OOOHH.. MASTERHH.. SSHH.. MMMHH.. AAHAHAHA.. MY LORDD.. YESSHH.. SPILL IT MORE ON MY SLUTTY FACE.. YEAHH.. HAAEMFHHMM.. OGCKKHH.. OGCKK.. OGCKK.. UHUKK.. OGCKK..
Puas meludahi, Amin segera mencengkram kembali kepala bu Donita dengan jilbab hitamnya yang mulai tak beraturan. Perlakuan kasar nan brutal seperti ini membuat bu Donita kelabakan. Seluruh syahwatnya memuncak. serambi lempitnya tanpa henti meneteskan lendir birahi khas Akhwat. Toket 38D miliknya pun mulai nampak mengkilat indah karena liurnya sendiri.
Bu Donita : OGCKK.. OGCKK.. MFHH.. MFFHHH.. HNNGFFHH.. OGCKK.. OGCKK.. SSRPPTT.. SSRRPPPHH.. OGCKK.. OGCCKK.. MMFFNHHH.. MFFFNGHHHHHHH..!!! OGCKK.. OGCKK..
SEEEERRR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEEERRRRRRRRR..
Face-Fuck Orgasm menerpa tubuh langsing mulus bu Donita. Kenikmatan sodokan para ikhwan di kerongkongannya telah menghantarkan istri pak Hengki itu ke langit kenikmatan zina. Tubuhnya kelojotan sementara serambi lempitnya berkedut kuat dengan kelentit mencuat. Cairan surgawi pun menyembur deras bak kencing yang tertahan seharian.
Dodi : Whooww.. Hohohooo.. You like being fucked like this hah Bitch!!?? You are slut for sure!! PLAK PLAK ujar Dodi sambil menarik kepala bu Donita dan menampari pipinya.
Bu Donita : Yeaaashhh.. Fuck me moree Babieehh.. Yeshh.. Fuck mu Face harder!! Agh.. Aghh.. Ahhhahaah.. Slap my Face like craziieehh.. Ahhh.. Haaemffhh.. OGCKK.. OGCKK.. MFFHH.. OGCKKK.. MFFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKK..
Dengan kasar, Dodi medorong kepala bu Donita ke arah rudal Amin. Seluruh rudal 18cm Amin tenggelam begitu saja dengan mudahnya. Mata bu Donita merem melek menikmati kasarnya perlakuan ke empat mahasiswanya. Sensasi di zinahi empat orang lelaki ajnabi sekaligus merupakan salah satu fantasi bu Donita. Termasuk ketika ia melakukannya di kampus masih dengan setelan dosen nya. Tak ayal, dalam waktu singkat, ia kembali mengalmi deepthroat-orgasm. Tubuhnya kelojotan merasakan derasnya cairan surgawi yang menyembur. Namun para mahasiswanya tak memberikan ampun padanya bahkan untuk menghela nafas.
Akhyar : Now.. This is the real Deal..!! Ucap Akhyar sambil mengarahkan wajah bu Donita ke arah rudal Hamdan yang sudah menjulang tinggi dengan gagahnya.
HAEMMFHH.. HENGGHH.. OGCKK.. OGCCKK.. UHUKK.. OGCKK.. OGCKK.. SSRPPT.. SRRPP.. OGCKK.. OGCKKK.. MFFGGHH.. OGCKK.. OGCKKKK..
Hamdan : Yeahh.. Hgnnhh.. This slut mouth-pussy feels so guuuddd.. Nnghh.. Fuckk!! Yeshh.. just like that you fucking hijabi whore!! Ucap Hamdan sambil menggenjot kuat mulut bu Donita hingga rudalnya terus menghantam pangkal kerongkongan.
Crepp.. Creppp.. Crepp..
Akhyar : Heyy.. Looks like this hole make her feels better.. should I go crazy here?? Celetuk Akhyar yang sudah melesakkan dua jarinya ke anus bu Donita.
Bu Donita pun hanya mengerang tertahan saat Akhyar dengan liarnya mengocok cepat anus dosennya itu. Merasakan liang bo’olnya di kocok jari Akhyar, mata bu Donita semakin sayu karena kenikmatan yang tiada habisnya. Fantasi mendapat empat rudal sekaligus ditambah facefuck kasar juga anusnya dikocok jelas membuat bu Donita tak mampu lagi menahan gejolak birahi. Tak tertahan lagi, 3 menit saja bu Donita kembali mengejang, menyemburkan orgasme derasnya yang entah sudah berapa kali.
Hamdan : Shitt!! Looks like we shoul go to next round.. ucap Hamdan setelah puas menggenjot mulut bu Donita sekitar 5menitan.
Bu Donita : Mffuuahh.. Aahhaahh.. Sshh.. Lemme cleaann your fingerr Darlingg.. Mmffhh.. Haeemfhh.. Mfhh.. Mfhh.. Ssruupphh.. Mfhh.. Mffhh.. Ssrrpp.. Aaahh.. Ucap bu Donita yang begitu lahap mengulum jemari Akhyar sementara wajahnya penuh air liur.
Hamdan : Woy Dod.. antum mau icipin serambi lempit nih gak?? Gurih benerrr.. ucap Hamdan menggoda Dodi.
Dodi : Sriusan antum?? Behh.. boleh lah.. Akhyar, antum mau gak?? Ajak Dodi.
Akhyar : Wooo.. Gass lahh.. wajib ituuu.. hahah.. ucap Akhyar yang kegelian karena kuluman bu Donita.
Hamdan : Noww.. come here bitchh..!! Lay down on that table.. and spread open your slutty legs.. Ujar Hamdan sambil mencekik leher bu Donita dari belakang dan menuntunya ke meja Dosen.
Bu Donita kembali diterlentangkan di atasa meja dengan kepalanya menggantung di sisi meja yang lain. Kedua kakinya mengangkang lebar dan telapak kakinya bertumpu di pinggir sisi meja yang lain. Posisi ini menguntungkan semuanya. Amin dan Hamdan kembali mengambil posisi di arah kepala bu Donita sementara Akhyar dan Dodi di selakangan ummahat itu.
Amin : Open wide Bitchh.. don’t bite or you will get tortured more.. ujar Amin yang mulai melesakkan rudalnya perlahan ke mulut bu Donita.
Bu Donita : Ahhahaaahh.. Yesshh my Lorddhh.. I’ll do my bestthh.. Hhaaahh.. Hmmfhh.. Mffhh.. MMFHH.. OGCKK.. OCKK.. OCKK.. MFHH.. UHUK.. OCKK.. OCKKK.. SRPPHH.. OGCKK.. OCKKK..
Dodi : Wuuhh.. So nasty wet.. but tempting at the same timeehh.. Hhmfmhh.. Smeeell so nicee down here.. You are flooding with your slutty cum.. What a Whore!! Hahaahh.. Haaemmfhhmm.. Mfhh.. Srruupptt.. srruppthh.. Mchh.. Mchh.. Fuuhh.. Incredibly Tasty!! Diamond grade slut!! Haemmh.. mfhh.. Elelelmpthh.. Mfhh.. Mchh.. Srpptt.. Sssrruuppthh..
Meski Dodi juga pernah merasakan nikmatnya serambi lempit bu Donita, tapi siang itu liang surgawi dosen bahasa Inggrisnya terasa berbeda. Jauh lebih legit nan gurih. Aroma yang tercium pun terus membakar birahi dalam dirinya. Kedua tangan Dodi menguak labia mayora bu Donita sehingga lidahnya kini bebas beraksi melibas bersih semua lendir birahi bercampur cairan surgawi bu Donita. Hamdan dan Akhyar tak tinggal diam. Mulut keduanya kini tengah asik mengulum putting pink bu Donita. Lengkap sudah kenikmatan yang bu Donita rasakan. Mulutnya disumpal rudal, kedua putingnya dikulum, dan dibawah, serambi lempitnya tengah dilahap. Kedua tangannya pun dimanja dengan sensasi meremas rudal kekar Hamdan dan Akhyar.
Bu Donita : Aahh.. Ini rasanyahh.. Begitu nikmaat.. Aahh.. Kalo gini aku sih relaa di zinahi banyak orang tiap harii.. ssshhh.. gumam bu Donita dalam hati.
SEEERRR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEEEERRRRR..
Dodi : Mffhh.. Mfhh.. Srrpp.. Mmfhh!! Glupp.. Glupp.. Gluupp.. Ffhuaahh.. Wuuhh.. That’s a lot of cumm.. wuhuu.. Yeeaaahh..!! ucap Dodi yang bergeser ke kiri sambil terus menggesek kelentit bu Donita yang membuat cairan surgawinya menyebar ke seluruh ruangan.
Dodi : Next..!!
Akhyar : Yeaahh.. My turn.. Sshh.. Smells so goodd.. This is top notch quality pussy.. Haaemmfhh.. Mffhh.. Mfhh.. Ssrrppptt.. Srrptt.. Mmfhh.. Mffuaahh.. Soo Tasty you bItch.. hahhahh.. Mmfhh.. Seprptt.. Elelelmpthh.. Elelelmpthh.. Srrppttt..
Berganti Akhyar yang kini membenamkan wajahnya hingga belepotan lendir birahi khas akhwat. Ia pun merasakan sensasi yang sama. Aroma selakangan bu Donita terasa lain dari biasanya. Akhyar sendiri tak mampu mengendalikan nafsunya. Lidahnya terus tanpa henti mengais-ngais bibir serambi lempit dan dinding liang surgawi dosennya hingga membuat dosennya itu blingsatan.
Hamdan : Nahh siapa dulu nih..?? Udah siap tuh.. kata Hamdan sambil terus menggenjot mulut bu Donita hingga tersedak beberapa kali.
Akhyar : Ane duluan yak.. udah ga tahan nihh.. kata Akhyar.
Blesshh.. rudal kekar Akhyar melesak mudah hingga jauh ke dalam liang surgawi bu Donita. Mata bu Donita terbelalak merasakan kenikmatan saat akhirnya penantiannya selesai. PLAKK! PLAKK!! PLAKK!! Kedua tangan Akhyar berpegangan pada kaki mulus bu Donita ysng terbalut stocking renda hitam. Kedua kaki bu Donita yang dibuka lebar membuat Akhyar yang hanya mengenakan Hem hitam itu dengan mudah menggempur selakangan sang ummahat.
Amin : Feels good Bitch..!!?? Say it!! Ohh noo.. You cant say anything yeshh?? Looks like You get so much pleasure there.. PLAKK!! PLAKK ujar Amin menampari toket 38D bu Donita sambil melirik ke arah Hamdan yang tengah sibuk menggagahi mulut becek istri pak Hengki.
Dodi : Oohh yeahh.. Oohh yeah.. You said You wanna get slapped Hard hah!!?? Here I give u something betterrr!! Kata Dodi sambil memelintir kasar kedua putting bu Donita dan menariknya ke atas.
Bu Donita : HENGHH.. HECKK.. HEGCKK.. OGCKK.. OGCKK.. OGGCCCCKK!!!! OGCKK!! HEEMFHH.. OGCKK.. OCKKK.. OCKKK.. OCKKKK.. HHGGGCCCKKKK..
SEEEEERRRRRRRRR.. SEEEERRRR.. SEEEERRRR…
rudal Akhyar yang keras layaknya batu terus menggesek kasar dinding liang surgawi bu Donita tanpa henti. Tak pelak, dosen cantik itu pun kembali meregang hebat merasakan orgasme kuat menerpanya. Perlakuan kasar Amin dan Dodi di toketnya justru memantik syahwat dalam dirinya semakin meledak. Ditambah rudal Hamdan yang tanpa ampun menyodok pangkal kerongkongannya membuat kenikmatan yang dirasakan bu Donita terlalu berlebih. Selama hampir 10 detik serambi lempit bu Donita menyemburkan cairan surgawi. Akhyar pun memandang takjub ketika pinggul bu Donita bergetar hebat.
Dodi : My turn okay?? Tanya Dodi.
Hamdan : Go On.. Drill that nasty hole hard.. Akhyar, take my place.. ucap Hamdan sambil mengambil posisi di samping meja untuk menggarap toket indah bu Donita yang kemerahan.
Dodi : Here I come my lovely slutt!! Nghhh.. ucap Dodi sambil melesakkan rudalnya menembus serambi lempit pink bu Donita yang begitu licin.
Akhyar : Hey!! Open wide!! Take this cock you hijabi slutt!! PLAK!! PLAKK!! ucap Akhyar menampari pipi bu Donita sebelum ia mengocok liar mulut bu Donita dengan rudalnya.
Ronde kedua bergulir dengan Dodi dan Akhyar yang mengeksekusi bu Donita depan belakang. Amin hanya berdiri sambil mengocok perlahan rudalnya, menanti gilirannya. Tapi Hamdan tetap tak mau membuang kesempatan untuk bisa menikmati putting bu Donita. Ia kulum, jilat, hisap, dan diakhiri dengan memelintir keduanya kasar. Tak lupa ia mengulum kedua putting bu Donita bersamaan dan ia gigit yang membuat bu Donita tersengat gelombang kenikmatan syahwat hingga ke ubun-ubunnya.
PLAAKK!! PLAKK!! SSSSEEEEEERRRRRRRRRR.. SEEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Akhyar : What the Fuck!! Shitt..!! Naughty Slut.. ujar Akhyar sambil mundur mencabut rudalnya karena baju yang ia pakai basah oleh semburan cairan surgawi bu Donita.
Amin : Ane lah ya.. Atau antum mau duluan Ndan?? Kata Amin yang sudah tak sabaran.
Hamdan : Halah.. Gampang.. lubang masih banyak.. duluan ae.. kata Hamdan.
Amin : Wokeyy.. My turn Bitch!! Now.. bowdown to my mighty dick.. kata Amin sambil melesakkan rudalnya sepenuhnya.
PLAAKK!! PLAKK!! PLAKK!! OGCCKK.. OGCKK.. MFHH.. OCGGKK.. OCKK.. OCKK.. UHUKK…OCKK.. suara musik yang diputar tak lebih indah daripada suara benturan perut para aktifis LDK yang berpadu dengan decak becek kerongkongan bu Donita. Akhyar tampak bersemangat menggenjot mulut dosennya yang terlihat sudah kelelahan karena harus terus membuka mulutnya hampir selama 20menit. Liang surgawi bu Donita pun harus bekerja keras digilir oleh rudal-rudal perkasa para mahasiswa yang menjadi anak didiknya. Entah sudah berapa kali ia mengalami orgasme. Lantai ruangan pun nampak becek dengan aroma khas cairan surgawi yang memenuhi ruangan ber-AC itu.
Dodi : Ehh.. Coba sandwich gimana?? Nganggur juga tuh lubang bokernya.. Ucap Dodi sambil duduk santai mengocok rudalnya.
Amin : Yang kayak gimana tuh?? Celetuk Amin sambil terus menggenjot mulut bu Donita.
Akhyar : Halah.. sok-sok an gatau Min.. padahal antum paling paham masalah kayak ginian.. jawab Akhyar yang juga duduk santai setelah puas dengan gilirannya.
Dodi : Serius antum ga tau?? Hamdan?? Antum tau kan?? Tanya Dodi.
Hamdan : Woo jelas.. kuyy.. Min, stop bentar.. Heyy!! Getup slut.. don’t be lazyy!! Ucap Hamdan sambil menarik rapat kedua kaki mulus bu Donita.
Bu Donita : Mffuuaahh.. Aahhaah.. Yesh Masterrhh.. Mmhh.. Yout dick so amazing.. Aahhh.. I cant get enough of it.. Sshhh.. ucap bu Donita yang sudah terbangun dengan kedua tangannya menyangga tubuhnya di belakang.
Hamdan kemudian menarik tubuh bu Donita dan menggendongnya di depan. Bu Donita segera merangkul leher Hamdan sambil menggigit bibir bawahnya karena rudal Hamdan yang masih menyumpali liang surgawinya terasa begitu penuh dan nikmat.
Hamdan : Hey.. Why you smiling bitch?? Do you like raped like this?? Ucap Hamdan sambil mendekatkan wajahnya ke wajah bu Donita.
Bu Donita : Oooh.. Absolutely masterrhh.. Fuck me hard.. Fuck me till I break.. Yeaahh.. Shhh.. I love dickk.. I love my hole getting raped hardd.. Aahhaa.. Sshh.. OOOHH.. MMHH.. OOOHH.. YESHH.. ITS SO GGOODDD.. AHH.. AHH.. FUCK YESHH!! GOOODD.. HARDER BABY.. HARDER!! ANAL SO GOODD.. MOREE!! FUCK ME MOREEE!! AHH.. OOHH.. SHH.. OOHH.. OHH.. OOOHHHH..
Racauan bu Donita makin menggila ssat Dodi melesakkan rudalnya dari belakang, menyesaki anus bu Donita. Hamdan dengan rudal jumbonya menggempur serambi lempit, sementara Dodi dengan rudal 18cm diameter 4cm menggenjot hebat anus bu Donita. Sungguh kenikmatan yang luar biasa. Mulut bu Donita terus meracau sementara matanya merem melek menikmati sandwich bercinta siang itu.
Dodi : Do you like it Bitch?? Hah?? Want some more..!?? Hahah.. you fucking real slut!! Ujar Dodi yang kedua tangannya mencengkram bokong bu Donita sambil terus menggempur anus dosennya itu.
Bu Donita : Yesshh Babyy.. Fuck me Hardd!! Fuck My Ass Harderr!! OHH.. OHH.. THAT’S SO FUCKING GOOODD!! AAGHH.. OOHH.. MASTERHH.. YOUR DICK SO GOODD TOOO.. OHH.. I LOVE IT!! I LOVE IT!! FUCKING GODD.. YESSHH.. I’M bercinta SLUTT!! FUCKK..!! FUCKK!! CUMMING.. I’M CUMMIIIINNNNGG.. NNNGGGHHHHHHH..!!!
PLAKK!! PLAKK!! PLOPP.. SEEEERRRR.. SEEEERRRRRR.. SEEEERRR..
Hamdan mencabut rudalnya sambil memegangi lutut bu Donita. Dodi pun sigap menggantikan Hamdan untuk mengunci kedua kaki bu Donita. Kepala bu Donita mendongak, tangannya mencengkram kuat pundak Hamdan merasakan nikmatnya orgasme kuat yang ia alami. serambi lempitnya berkedut kuat menyemburkan cairan surgawi yang kembali membanjiri lantai ruangan
Hamdan : Yoww.. Lanjutt.. kata Hamdan sambil mundur dan mempersilakan Amin.
Amin : Yeessh.. gas laahh..!! Kata Amin yang langsung melesakkan rudalnya ke liang surgawi bu Donita.
Dodi : Tahan bentar Min yah.. sini Yar.. kata Dodi bergantian giliran dengan Akhyar.
Akhyar : Okeyy.. lanjut Akhyar yang segera menopang kedua kaki bu Donita sembari melesakkan rudalnya menembus anus ummahat cantik itu.
BLESHH.. BLESSHH.. PLOKK! PLAKK! PLOKK! PLAKK!! Secara beraturan Amin dan Akhyar menggerakkan pinggul mereka maju mundur. Saat Amin bergerak maju, maka Akhyar bergerak mundur, begitu terus berlangsung secara kontinyu. Jelas saja kedua liang surgawi bu Donita benar-benar dimanjakan. Ia terus meracau merasakan kenikmatan yang berterusan tanpa henti. Tiap kali rudal Amin menghantam pintu rahimnya pun menambah kenikmatan yang bu Donita rasakan. Belum lagi rudal Akhyar yang kasar tanpa jeda menyodok anus bu Donita. Istri pak Hengki itu pun hanya bisa bertahan sekitar 5 menitan hingga akhirnya menyerah.
Bu Donita : OOHH.. YESHH.. YESHH.. FUCKKING SHITT!! OOHH.. AALLAAHH.. THIS SO FUCKING GOOODD.. SSHH.. AAHH.. AHH.. I CANT HOLD IT.. FUCK!! YESHH.. HARDER MY LORDDHH!! MY DARLINGHH!! YOUR DICK ARE SOO GOOODDDD.. FUCKK.. CUMMING.. CUMMIINGG.. I’M CUMMING HAAARRDDDDD…!!!!!
PLAK!! PLOK!! PLAKK!! PLOPP!! SSSSUUUUUUUUUURRRRRRRRRRRRRRR… SSSUUURR.. SSSSSSSUUUUUUUUURRR..
Kedua tangan bu Donita merangkul kuat leher Akhyar dibelakangnya. Tubuhnya mengejang dan melengkung saat gelombang orgasme menerpanya kembali. Matanya terpejam sementara ia terus menggigit bibir bawahnya karena nikmat yang tiada taranya. Kemudian selama 25menit selanjutnya, Amin, Akhyar, dan Dodi menggilir serambi lempit bu Donita sementara Hamdan bertugas memegangai bu Donita dengan posisi ‘Flying Squirrel’ dengan rudalnya menyesaki anus dosen cantik berjilbab itu.
Bu Donita : Hhhh.. Sshh.. You guys are amazing.. Cmon.. Fuck me moree.. Use me as your cum toiletss.. ucap bu Donita yang membungkuk lemas di meja.
Hamdan : Of course we will.. Hijabi Slut like you don’t need any merciless at all.. PLAKK!! PLAKK ucap Hamdan sambil menampar keras kedua bokong putih kemerahan bu Donita.
Dodi : All in yok gess.. seru juga tuh.. ucap Dodi sambil iseng memasukkan 5 spidol board-marker ke anus bu Donite.
Amin : Oke.. posisi gimana?? Kata Amin penuh antusias.
Akhirnya diputuskan Hamdan sebagai Final-Punisher karena ukuran rudalnya yang paling besar di antara mereka. Kini Dodi yang menjadi samsak. Ia terlentang di atas meja dosen dengan kakinya menjulur ke lantai kemudian memposisikan bu Donita untuk WoT di atas Dodi.
Hamdan : Yeshh.. Just like that you bitch.. nicee.. move your filthy ass a little.. ucap Hamdan mengarahkan bu Donita.
BLESSHH.. rudal Dodi amblas sepenuhnya ditelan serambi lempit bu Donita yang sudah merekah dan disambut lenguhan panjang ummahat cantik itu.
Bu Donita : Mmhh.. like this Masterhh.. Shhh.. OOOOHHH.. FFUUCCKK.. SSHH.. YOUR DICK SO BIGGG.. BABYYY.. OOOHH.. SSHH.. SO FULL.. SHIT!! FUCKK.. MMHH… OOWWHH.. YEEAAHH.. ANAALL.. OOHH.. MORE DICKK.. AAHH.. HHAEMFHH.. OFGCKK.. OFFKK.. OGGCCKK.. MFHH.. MFHHH.. OGCKK.. NNGGGFHHHH!!! NFFGGHH.. OGGCCKKK..
Belum usai lenguhan bu Donita menikmati liang surgawinya disusuri rudal Dodi, Amin yang sudah naik di atas meja segera menjejalkan rudalnya menembus anus bu Donita. Blesshh.. tanpa halangan berarti, karena sudah penuh lendir, rudal 22cm diameter 4cm Amin melesak jauh sepenuhnya. Mulut bu Donita yang menganga pun tak lepas dari sasaran. Akhyar yang sudah mengangkangi kepala istri pak Hengki itu segera menyumpal mulut ummahat beranak satu itu dengan rudal 19cm miliknya. Sungguh pemandangan yang sangat ‘panas’ dimana seorang dosen berhijab yang juga istri sah, dengan sukarela menyerahkan tubuhnya untuk dinikmati para ikhwan aktifis LDK yang seharusnya menjadi garda terdepan yang paling keras dalam menolak segala bentuk perzinahan.
Hamdan : Okeeyy.. here I comeee.. ukar Hamdan sambil mengarahkan rudalnya ke selakangan bu Donita.
Bu Donita : NGHH.. NGGFHH.. NGHHH.. OCKK.. OCKKK.. OGCKK.. MMFFUUAHH.. OOHH.. MASTERR.. OOHH.. WAIT.. NNNNNGGG., OOOOOHHHHH.. SSSHHHHIIITTT.. FFUUCCKK!! OOHH.. MMFHH.. OGCKKK.. OCKK. OCKKK.. OCKKK.. UHUKK.. OGCKKK.. NGGHHFF!! OGCKK.. OCKK.. OCKKK..
Belum selesai Bu Donita gemetar karena seluruh lubang di tubuhnya tersumpal rudal, kini ia kembali mendelik saat merasakan serambi lempitnya dipaksa mekar lebih jauh hingga terasa mau sobek. 9cm lebih serambi lempit bu Donita harus mekar saat rudal Hamdan secara perlahan menyeruak masuk. Begitu sempitnya liang surgawi bu Donita. Meski sudah banjir oleh lendir khas birahi akhwat, tetap saja terasa begitu seret. Namun bukan Hamdan namanya kalau ia tak langsung full-power. Tanpa ampun ia menggenjot pinggulnya maju mundur berirama dengan sodokan Dodi dan Akhyar di Anus. Tak butuh waktu lama hingga kini bu Donita tenggelam lebih jauh dalam kenikmatan gangbang. Tiap kalo rudal Hamdan dan Dodi silih berganti menghantam pintu rahimnya, ia seakan di terbangkan ke langit kenikmatan zina. Belum lagi Amin yang tak kalah liarnya menggenjot liang surgawi kedua dosennya itu layaknya anjing birahi. Terlalu deras kenikmatan yang menjalar di tubuh bu Donita yang membuat bu Donita orgasme dua kali dengan formasi itu selama 6 menit saja.
Dodi : Rolling cuy.. ane udah basah kuyup nih di kencingin nih lacur.. PLAK!! ujar Dodi sambil menampar toket bu Donita.
Bu Donita : AGH..!! BABIEHH… MOREE.. YESHH.. I WANT IT MOREE.. MORE DICK.. HARDER.. FUCK ME HARD LIKE REAL SLUT.. AHHHAHH.. YESHH.. STEADY MY DARLINGHH.. SSHH.. OOOONNNGGHHH.. UUUHHH.. SOO DEEPHH.. SSHH.. OOHH.. MMNGGHHH.. MASTERHH.. AAHHH.. TOO BIG FOR MY ASS… BUT GOOODD.. YESHH.. COMEE HERE.. FUCK MY MOUTHH HERE MY LORRDD.. AAAKK.. HAEMMFHH.. MFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. OCMK.. OGCHHJKKK!!! NNGGHHHFFKK!! OCKK.. OCKK.. OCCKKK..
Kini berganti Akhyar yang terlentang di bawah dengan rudalnya menghujam jauh menyusuri liang surgawi bu Donita. Hamdan pun dengan kasar langsung meng’anal’ istri pak Hengki sementara Amin menjejalkan rudalnya yang belepotan lendir anus ke mulut bu Donita. Tapi kini berbeda, bu Donita terbelalak ketika merasakan lubang lain yang dipaksa mekar kini. Dodi memaksa anus bu Donita untuk merenggang melebihi batas maksimalnya. Perlahan rudal 18cm diameter 4cm Dodi memaksa masuk, menyeruak, padahal disana sudah tersumpal rudal 25cm diameter 5cm Hamdan. Erangan bu Donita tertahan oleh brutalnya sodokan Amin seakan tengah menggenjot serambi lempit. Kedua paha mulus bu Donita bergetar saat anusnya merekah selebarnya.
Dodi : Cuukk.. peret amat nih bokong..!! Kata Dodi merem melek menikmati jepitan anus bu Donita.
Hamdan : Gasss genjot.. jangan kasih kendor nih lonthe!! Ucap Hamdan yang langsung menggempur kasar anus bu Donita.
Dodi : Yoi.. apalah Lonthe kalo ga buat toilet pejuh!! Hahah.. Nghh.. nghh.. timpal Dodi yang berupaya mengikuti irama sodokan Hamdan.
Bibir anus istri pak Hengki itu tertarik keluar masuk mengikuti rudal kedua mahasiswanya yang penuh nafsu merogoh jauh ke dalam. serambi lempitnya pun tak kelah bekerja keras menghadapi sodokan tajam Akhyar, salah satu mahasiswanya dari jurusan Teknik Sipil.
Amin : Fuckk!! This mouth feeeelsss like pussy!! So wet and enjoyable.. Nghh!! Take it deeper slutt..!! Ucap Amin sambil menekan kepala bu Donita hingga menempel di selakangannya.
PLAK!! PLOKK!! PLAKK!! PLOKK!! OGCKK.. OGCKK.. OCKK.. OONNGGHHHHHH..!!
SSEEEERRRRR.. SEEEEEEEERRRRR.. SEEEEEEEERRRRRRRRRR…
Dua kali sudah bu Donita kembali orgasme dengan Akhyar yang ia banjiri dengan cairan surgawinya. Kini berganti Amin yang bertugas menyodok serambi lempit bu Donita. Namun ia punya ide yang lebih gila lagi.
Hamdan : Three in one..!?? That’s the most perfect thing to do for this high-quality Bitch.. hahahah.. ujar Hamdan setelah mendengar ide Amin dan langsung menyesaki kerongkongan bu Donita supaya tak terdengar erangannya.
Dimulai dari Amin. Bleshhh.. rudal jumbo Amin nampak mudah. Berikutnya Dodi yang agak kesulitan karena posisinya yang harus agak membungkuk. Ssrrtt.. Blesshhh.. dan terakhir rudal Akhyar yang berukuran 19cm diameter 4cm mulai merangsek masuk membelah lebar serambi lempit bu Donita yang sudah mekar 8cm. Tampak jelas mata bu Donita terbelalak. Ia merasakan serambi lempitnya seperti mau sobek. Rasa pedih tsk tertahankan sekaligus panas ketika dinding serambi lempitnya bergesekan dengan rudal Akhyar yang memaksa masuk. Nampak bu Donita ingin berontak, tapi Akhyar dan Amin sudah mendekap kuat tubuhnya sehingga hanya pahanya saja gemetaran ketika rudal Akhyar sepenuhnya amblas.
Akhyar : Fucking shiitt!! This bitch pussy is awesome!! Real Bitch Pusssyy here!! Now.. it’s the time!! Ujar Akhyar yang tak mengira hal seperti ini bisa ia lakukan.
Selama ini ia hanya bisa melihat di internet saja adegan se-erotis ini. Kini Amin, Dodi, dan Akhyar saling berlomba menyodok liang surgawi bu Donita. Kreet.. Kreet.. Kreett.. meja dosen tempat keempatnya menzinahi istri pak Hengki itu pun berderit kencang. Untung saja frame dari meja itu terbuat dari besi sehingga mampu menopang kuatnya genjotan ketiganya.
Amin : Oowwhh.. Yeshhh.. Fucking gooodd!! Cmon Slutt!! Screamm louder!! PLAK!! PLAKK!! ucap Amin sambil menampari bokong bulat putih kemerahan bu Donita.
Akhyar : Yeshh.. A dog must be fucked like a dog!! Hahahah.. she’s really a hijabi dog!! Ucap Akhyar yang menggenjot bu Donita dengan membungkuk di atas punggung bu Donita sambil meremasi toket sang ummahat.
Awalnya memang terasa tidak nikmat sama sekali. Namun itulah bercinta, hanya butuh waktu beberapa detik sebelum semua sakit itu berubah menjadi kenikmatan yang tak akan dapat ditolak. Erangan dan desahan nikmat bu Donita tak terdengar. Hanya decak becek kerongkongannya saja karena terus disodok Hamdan. Tapi itu semua terlihat jelas dengan orgasme dahsyat bu Donita hingga tiga kali.
SSEEEERRRRR.. SEEEEEEERRRRRR… SEEEEEEEERRRRRRRRRR…
Hamdan : Yeaahh.. now this hole is ready for re-shaping.. ujar Hamdan sambil membuka liang anus bu Donita dengan kedua ibu jarinya.
Bu Donita : Aahh.. Shh.. Masterhh.. Pleasee doonntt.. it’ll breaakk if you do it.. Noohh.. Hennggffhh.. NGHHFHH.. MFHH.. OCKK.. OCKK.. UHUKK.. OCKK.. OGCKK.. OGCKK..
Dodi : Who told you to talk hah!? Here swallow it you fucking dog!! PLAK!! PLAKK!! ujar Dodi yang langsung menarik kepala bu Donita dan menampsri wajahnya.
rudal Dodi segera menyumpal mulut hingga kerongkongan dosen bahasa inggris itu. Hamdan yang kini terlentang di bawah, menyangga tubuh bu Donita yang sedang doggy, sekaligus yang pertama menembus anus bu Donita. Blesshhh.. rudal jumbo berurat sawo matang Hamdan yang kontras dengan bokong bu Donita telah melesak seluruhnya. Dan tak menunggu lama, Akhyar pun menyusul. Perlahan tapi pasti, liang bo’ol bu Donita dipaksa mekar. Tampak mata bu Donita mendelik ke atas, merasakan tubuh bawahnya seperti hendak sobek. Tak berhenti disitu, Amin dengan tawa kecilnya mulai menekan rudalnya. Susah, karena sudah sempit sesak. Namun dibantu kedua tangan Akhyar yang menarik mekar liang bo’ol bu Donita, Prrrttt… Slleeebbhhh..
Amin : Oooouuhhhhh.. Fuuccckkk!! Soo tightt!! Nnghhh.. lets fuck this bitch massively.. kata Amin yang kemudian disambut oleh Hamdan dan Akhyar yang tanpa ampun.
Hamdan : Yeaaahh.. don’t give a fucking rest for this hijabi slut!! Fuck it Haardd!! Lanjut Hamdan yang terus menggenjot anus bu Donita hingga paha bu Donita gemetaran.
Akhyar : Yeah absolutely!! No rest for slut!! Yeah.. this is so goodd..!! Wuuhh.. is so different than Mrs. Anna.. God Fuck!!! Kata Akhyar sembari menggenjot penuh nafsu.
SLEBB!! PLOKK!! PLAKK!! OCKK.. OCKK.. PLAKK!! PLAKK!! OCKK.. OCKK.. NNGGHHHHHHHH..!!!
Seluruh tubuh bu Donita menegang, seluruh sendinya terasa lemas saat mengalami Anal-Orgasm pertama dari gangbang. Ingin rasanya bu Donita menjerit karena nikmat orgasme yang ia rasakan. Tiap kali bu Donita orgasme, maka berganti giliran. Akhyar kini di mulut, Amin di bawah, Dodi di atas, sementara Hamdan yang terakhir menjebol. Hampir 30an menit lamanya anus bu Donita disesaki tiga rudal secara bergiliran. Delapan kali lebih bu Donita mengejang kelojotan saat ombak orgasme secara berturutan menghantamnya.
Amin : Behh.. udah hampir 2 jam nih.. pada belum mau ngecrot apa?? Ucap Amin sambil duduk mengumpulkan nafasnya.
Dodi : belum lah.. mau ngecrot aja trus gantian posisi.. gimana mau ngecrot?? Hahahah.. kata Dodi yang berdiri di samping meja dengan rudalnya menyumpal bu Donita yang tiduran miring ke kanan.
Akhyar : Cok Cokk.. ane duluan yahh.. dah ga tahan nihh.. peret banget nih bokong lonthe!! Hahah.. ujar Akhyar yang masih semangat menggenjot bu Donita dengan kakinya ditekuk diatas meja dengan posisi miring ke kanan.
Akhyar : Heyy Bitch!! Wanna get pregnant..?? I’ll make You pregnant.. kata Akhyar yang tempo genjotannya makin cepat.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKKK!!
Bu Donita : MFHH.. MFFHH.. MFFUAHH.. YESS DARLING.. PLEASEE.. MAKE ME PREGNANT.. FILL MY WOMB WITH YOUR HOT SPERMM… AHH.. FUCKK!! FUCKK.. YESHH!! FUCK MY PUSSY NOWW!! OOOHH.. GOODD..!! OOHH FUCKING GOOD.. !! AAHH.. CUMMING.. CUMMINGG.. CUMMMMIINNNGGG…!!
CROOOTT.. CROOOTTT.. CRROOOTTT.. SEEEEEEERRRRRR.. SEEEEERR.. SEEEEEERRRRR..
Dengan sisa tenaganya Akhyar menggenjot serambi lempit bu Donita setelah 10menitan menggagahi anus dosennya itu. Bersamaan dengan hangatnya sperma Akhyar membuahi ovum bu Donita, tubuhnya kembali melengkung pasrah dengan gelombang kuat orgasme.
Dodi : Now my Turn Bitch.. kata Dodi yang langsung melesakkan rudalnya ke anus bu Donita meski bu Donita masih kelojotan sebab orgasme.
Dengan gaya ‘Catapult’, Dodi mulai beraksi. Bu Donita ia terlentangkan. Kedua kaki mulus bu Donita yang terbalut stoking hitam ia angkat dan ia letakkan di bahunya yang membuat paha bu Donita menggencet perutnya sendiri dan sedikit mengangkat pinggulnya. Kedua tangan Dodi bertumpu di meja, tepat di samping kiri-kanan perut langsing bu Donita. SPLOKK! SPLOKK! SPLOKK!! Kedua tangan bu Donita berupaya meraih apapun yang bisa ia kenakan untuk menahan gempuran tubuh Dodi yang terlalu kuat. Begitu mantab dan cepat sodokan Dodi, yang membuat ummahat cantik itu merem melek keenakan menikmati anal-bercinta.
Hamdan : Ehh.. omong-omong tadi antum bilang lebih enak dari Mrs. Anna?? Maksudnya gimana tuh?? Tanya Hamdan yang duduk santai menunggu gilirannya.
Amin : Ehh sriusan?? Gimana tuh Yar..?? Lanjut Amin yang juga penasaran
Akhyar : Wahh.. Wahh.. itu mah Classified Information.. harus bayar.. Wani piroo?? Kata Akhyar yang rudalnya baru saja dibersihkan bu Donita dengan sepongannya.
Hamdan : Eett dahh.. cerita dikit sama temen apa sih susahnya.. udah kayak rezim ae ente.. dikit-dikit minta pajak.. jawab Hamdan sambil menabok Akhyar.
Akhyar : Yeee.. apaan sih..
Amin : Iya dong kasi cerita dikit.. bujuk Amin.
Akhyar : Hooaahhh.. ceritain ga nih Dod..?? Ucap Akhyar sambil duduk di salah satu kursi dengan rudalnya yang mulai loyo.
Dodi : Ceritain aja.. Nghhh.. Nghh.. Ga rugi juga kok kita.. Fuck you bitch!! You really hijabi slut.. hahaha.. just like that.. more.. screaming more.. show us your slutty side!! Ucap Dodi sambil terus menggenjot liang anus bu Donita.
Hamdan : Tuuhh.. dah lah.. ngapain di simpen-simpen..
Akhyar : Yaaa intinya tuh.. kalian tau kan Mrs. Anna? Dosen Bahasa Inggris satunya?
Amin : Yaaa jelaslahh.. se-bercintai itu kalo ada yang gatau mah buta dia.. jawab Amin.
Akhyar : Nahh.. outfitnya itu lhoo.. tiap kali ngajar.. Mmhh.. udah tinggi semampai, bercintainya ga ketulungan.. yaa mirip bu Donita sekarang, tapi kan ukuran toketnya itu.. beehh.. DD Cup cukk!!
Hamdan : Lahh bangke!! Segede itu?? Anjiirr.. lanjuutttt..
Akhyar : Yaah.. gatau sih kok bisa.. tapi emang awalnya dari ga sengaja aja.. ane lagi sibuk ngurusin proker.. trus gatau kenapa tiba-tiba ane dipanggil sama temen.. anggep aja namanya Fulanah.. katanya “akhi Akhyar.. dicariin Mrs. Anna tuh..” nah ane kan langsung aja nannyain “kok ana??”, dia bilang “Afwan Akhi.. ana juga gatau..” yaudah, coz dipanggil dosen yaudah gas aja..
Hamdan : Emang kemana??
Akhyar : Ke Mustek lah.. jam brapa ya?? Sekitaran jam 16.30an mungkin.. uda sekitaran beberapa bulan yang lalu.. kan sepi banget MusTek (Musholla Teknik).. nah pas nyampe sana uda ada si Dodi duluan.. pas ane nyampe, intinya, Mrs Anna mau curhat soal suaminya..
Hamdan : Lah kenapa emang suaminya??
Amin : Lah iya dah.. knapa?? Tanya Amin yang sama-sama bingung.
Akhyar : Mmm.. gatau juga.. ga jelas sih, Mrs. Anna awalnya bilang kalo itu soal suami tetangganya.. tapi masa iya suami tetangga yang galau kok dia nya.. kan aneh..
Hamdan : Iyyaaa trus kenapa suami Mrs. Anna?? Tanya Hamdan yang penasaran parah.
Akhyar : Jadi menurutku sih suami Mrs. Anna ini sering selingkuh.. atau mungkin ketauan selingkuh gitu.. nah trus dia curhat gitu pengen minta solusi ke kita karena kita kan ikhwan.. pantes aja kok yang akhwat-akhwat di skip.. ucap Akhyar.
Amin : Trus gimana?? Emang langsung ekse disitu??
Akhyar : Yaa nggak lah.. Cuma emang uda ada tanda-tanda kalau Mrs. Anna tuh kangen banget di rudalin.. kayak bilang kalau sejak ketauan itu mereka ga pernah lagi menggenjot, trus jarang banget ngobrol.. paling kalo di rumah Cuma sekedar biar anak gatau kalo mereka tuh udah ga ada rasa gitu.. tapi juga ga bisa cerai, kasian anaknya masih kecil.. ya akhirnya Mrs. Anna pun ga bisa marah kalau suaminya main sama cewe lain gitu..
Hamdan : Lah kok parah gitu..?? Kalo ane mah udah cerai aja..
Akhyar : Yaaa gatau juga pola pikirnya gimana.. mungkin juga dari lakinya masih dikasi duit lumayan.. tau sendiri kan suami Mrs. Anna kerjanya apaan..?? Kata Akhyar sambil memakai lagi jeans nya.
Hamdan : Apaan emang??
Akhyar : Antum gatau..?? Termasuk di jajaran atas direksi BUMN cuy.. kan gila tuh duit.. tapi duit panas juga sih.. yaa gitu efeknya..
Hamdan : Nggakk.. ngga.. trus hubungan antum bisa ngicipin Mrs. Anna gmna??
Akhyar : Yaaa itu dari konseling awal itu kita kayak jadi brondong dia.. Sugar Mommy lah yaa.. kita sering diajakin makan, nonton, kadang nemenin jalan, di traktirin macem-macem.. yaa Cuma buat alasan ‘nekenikmatann’ gitu aja.. trus kalau Dodi sih ntar tanya Dodi ya.. kalau ane yaa diajakin check in..
Amin : Lah seriusan antum?? Mrs. Anna yang ngajakin?? Tanya Amin penasaran.
Akhyar : Ya iyalah.. masa iya ane busettt.. Awalnya kita habis jalan-jalan di Mall, trus kata Mrs. Anna “Mas Akhyar, ada agenda ngga ntar?? Nemenin bisa ngga”, ya kan mumpung luang tuh.. pas minggu tenang pula.. yaudah ane bilang “ngga ada agenda sih” trus kan ane ga tanya mau kemana, eehh diajakin dong ke OYO..
Amin : Semudah itu?? Se-easy itu??? Cuuukk.. hoki parah.. ini Mrs. Anna lhoo.. seorang Mrs. Anna.. ucap Amin sambil meremas kepalanya seakan tak percaya.
Akhyar : Lah ane aja bengong.. trus kan ane nanya “Afwan Mrs.. ini disini mau ngapain ya..??”, trus di jawab dong “I wanna take a nap for a while.. would you mind become my private bodyguarg??” Kata Mrs. Anna sambil jalan ke kamar mandi. Yaahh.. kalo Cuma bentaran sih gapapa. Lah yang bikin ane kaget.. super kaget.. ampe ga percaya juga.. kelar dari kamar mandi sekitar 20 menitan.. tau gak kenapa??
Hamdan dan Amin : apaaann?? Sakau??
Akhyar : elaahh.. bukann!! Mrs. Anna keluar pake lingerie dong.. pake Bra item mini renda, G-string mini renda, stoking item , sama handsock item juga.. mana atasannya masih pake jilbab segiempat mini + kacamata.. beehhh.. kebayang gak kalian rudal ane kek mana??!
Amin : Waahh.. Fix tuh berontak.. ahahahah..
Akhyar : Ga berontak lagi cuk.. udah langsung kekar!! Yaa ane kan basa-basi gitu.. “Astaghfirullah.. Mrs. Anna ngapain??” kata ane padahal ane juga pengen aja tuh nubruk.. secara ane kan bukan nabi Yusuf yee.. dia bilang “please.. lemme feel it one more time.. I’m so lonely.. only you that can heal my wound..” katanya pake nada sedih gitu.. yaudah sih.. entah kemana iman ane waktu itu.. abis itu?? Yaaa Gas lah semua lubang Mrs. Anna..
Hamdan : Anjiirrrr.. hoki parah sihh.. ga bagi-bagi nih?? Tanya Hamdan menggoda Akhyar.
Akhyar : Lah antum kan uda dapet bu Donita.. masih kurang?? Ahahaha..
Amin : Beehh.. pasti enak banget tuh denger desahan Mrs. Anna.. apalagi outfit kayak gitu.. duhh kebayang.. ucap Amin yang semakin keras rudalnya menegang.
Akhyar : Ahh.. antum coba dengerin waktu Mrs. Anna desah.. beehh.. bikin auto-konak.. mana bodi dia aduhaaii indahnya.. chindo kan? Putihnya mulus.. FLAWLESS..11/12 lah sama tuh lonthe hijab.. hahah.. so pasti pink broo.. kata Akhyar yang membuat Amin makin kelewat birahi padahal dia juga punya Sulwa.
Dodi : Cokk.. sapa lagi nih!? Ane udah mau ngecrott..!! Kata Dodi yang makin cepat menghantamkan pinggulnya.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!
Amin : Ane duluann!! Udah kebelet nih gegara cerita Akhyar.. jawab Amin yang berdiri dan sekaligus bugil.
Dodi : Okee!! You hear that bitch!?? There’s plenty of dick will ram your holes like crazy.. hahaha.. now! Beg me for my cum!! Ujar Dodi terus menyodokkan cepat rudalnya sambil kedua tangannya mencengkram kuat toket bu Donita hingga kemerahan.
Bu Donita : AHH.. FUCK!! YESHH.. OOHH.. SHH.. FUCK ME HARD BABYYHH!! MMHH.. SHHH.. OOHH.. SOO GOOOOD..!! YOU WANNA CUM BABE..?? YESH.. CUMM IN MEE.. PLEASEEEHH.. OOHH.. I WANT THAT LOVELY JUICE OF YOUUHH..!! FUCK ME HARDD!! FILL MY WOMB WITH YOUR CUMM!! I WANT IT.. I WAN ITT!! AAHH.. AHHH.. CUMMIIIINNNNGG…!!!
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!! CROOOOTT.. CRROOOTTT.. CRROOOOOTTT..
SEEEERRRR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEEEERRRRR..
Dodi melesakkan rudalnya sedalam mungkin dan membanjiri rahim bu Donita dengan sperma kentalnya. Hangatnya sperma Dodi memantik ledakan orgasme bu Donita yang membuatnya kejang tak karuan. Cairan surgawi pun menyembur dari serambi lempit sempitnya, membasahi perut rata Dodi.
Blesshh.. Kini berganti Amin yang langsung menggenjot anus bu Donita tanpa ampun. Bu Donita yang sudah diposisikan Amin untuk meringkuk layaknya orang menyembah raja, hanya bisa pasrah anusnya kembali menjadi bulan-bulanan Amin. Tak selesai disitu, mulutnya pun harus kembali bekerja membersihkan rudal Dodi yang berlumuran lendir serambi lempit, sperma, dan lendir anusnya. Benar-benar hari yang melelahkan sekaligus penuh dengan kenikmatan. Waktu menunjukkan pukul 10.13 saat Amin akhirnya hendak mencapai klimaks. PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!! rudalnya langsung berpindah menyumpal liang surgawi bu Donita.
Amin : Ooohh.. Fuckk you Bitch!! This ass and pussy too goodd… hahah!! Real slut!! Fcuking whoree!! Here my loaaddd!!! Ucap Amin sambil mencengkram bokong bu Donita dan melesakkan rudalnya sejauh mungkin hingga menghantam kuat pintu rahim istri pak Hengki itu.
Bu Donita : OHH.. OHHH.. FUCKK!! GOODD.. ITS SO GOOD!! YESHH.. SHH.. SHH.. OHH.. AHHH.. AHH.. YESHH.. POUR IT INSIDE.. ALL OF ITHH.. MY LORDD.. YESHH.. FILL ME WITH YOUR HOT SEMEENNN..!! OOHH.. OHH.. OOOOUUUNNGHHHH…!!! SSOO WARRMM..
PLOK!! PLOKK!! AARGGHH.. CROOTT.. CROOOTTTTT..
SEEEERRR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEEEERRRRR..
Amin pun memuntahkan semua sperma kentalnya. Selama beberapa saat rudalnya berdenyut menekenikmatan tubuh bu Donita yang masih mengejang karena orgasme. Meja dosennya pun tak lepas dari siraman cairan khas orgasme akhwat. Aroma khas csiran surgawi dan sperma mulai memenuhi ruangan. Tak ingin sperma di rahim bu Donita tumpah, Amin segera menyiapkan tumbler yang ada di tas bu Donita.
Amin : Don’t waste any drop of it slut.. or you have to become our cum toilet for the rest of your life.. kata Amin sambil melesakkan tumbler berdiameter 6cm itu.
Bu Donita : Shh.. Ooooonngghh.. My Lordd.. yesshh.. I will do whatever you said.. its my duty to fulfill your wish.. kata bu Donita sambil memejamkan mata saat tumblernya menyesaki liang surgawinya dengan mudah.
Hamdan : Wahh.. gila antum Min.. masak dipasangin ginian.. ucap Hamdan yang menghampiri bokong bu Donita.
Nampak jelas anus bu Donita menyempit karena didesak Tumbler yang menyumpal serambi lempitnya. Akhyar dan Dodi pun tertawa kecil sambil menggelengkan kepala melihat tingkah Amin. Hamdan tak peduli dan langsung melesakkan rudalnya menembus jauh hingga mentok. Ia pun meringis merasakan rudalnya di jepit kuat atas bawah. Begitu pula bu Donita yang merem dengan mulutnya menganga merasakan ‘Tumbler’ lain menggagahi anusnya.
Bu Donita : Sssh.. Uuuwwhh.. my Lord.. you are so cruel.. thatss.. sshh.. too big for my little pussy.. ngghh.. Oohh.. Masterhh.. please… Shhh.. Beeeh.. Gentleeehh.. Shh.. Oooohhh.. Ooooonnnggghhhhhh.. OOOOHH.. FUCKK.. SSHH.. AHHH!! AHHH!! AAHHH!! AWHH!! FUCKK!! FUCKK!! OOOHH.. GODD!! HELLPP.. FUCKK.. SOOO FUCKINGG GOOODD.. OOHH!! OHHH!! AAHH!! SSHHH.. AAHH!!.. SSHH.. AAAHHH!!
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!
Kedua tangan bu Donita Hamdan tarik ke belakang yang membuat bu Donita harus mengubah posisinya menjadi bersimpuh dengan tubuhnya condong ke depan. Blous hitam yang ia kenakan dan jilbabnya pun sudah acak-acakan. Hantaman pinggul Hamdan yang begitu keras membuat toket 38D berputing pinknya menari sesuai irama bokong pacar Alisa itu. Tiap kali Hamdan melesakkan rudalnya, maka perut bu Donita akan menggembung, mencetak bentuk seperi botol tumbler di serambi lempitnya. Matanya nanar karena kenikmatan yang tiada henti mengguyurnya. Serasa dua rudal Hamdan menyesaki kedua liang surgawinya.
Bu Donita : OHH.. MASTERHH.. OHH!! OHHH!! SOO GOODD!! OHH.. DON’T STOP!! HARDER!! HARDERRHH!! AAHH!! AAAHH!! SOO FUCKING GOOODD!! WANNA CUMM!! I CANT HOLLD IT.. OHH!! OOHHHH!! TOOO GOOODDD!! CUMMIIIINNNNGG..!!!!
SUUUUUUUUUUURRRRRRR.. SSSSUUUUUUUUUURRRRRRRRRRRRRRR..
SPLOKK!! PLAKK!! PLAKK!! PLAAKKK!!
Hamdan : Nope!! No time to rest Slut!! Until I camee.. hahaha.. Nghh!! Fuckk..!! Fuckm this!! Ngghh.. Ngghhh..!!
Ucap Hamdan yang terus menggenjot anus bu Donita tanpa henti. Tubuh bu Donita ysng tengah mengejang tak menjadikan Hamdan menurunkan temponya, malah justru ia semakin cepat karena sudah merasa hampir klimaks.
Hamdan : Heii.. I wanna cum.. come down you Slut!! Hereee..!! Ucap Hamdan sambil mencabut rudalnya.
Bu Donita dengan sisa-sisa tenaganya pun menuruti perintah Hamdan dan duduk berlutut. Tak perlu ditanya lagi, mulut bu Donita pun kembali dihajar Hamdan layaknya sedang menggenjot liang bo’ol ummahat beranak satu itu.
Hamdan : AAAARRRGGHHHHHHHH..!!!!!
CRROOOTTT.. CRROOOOOTTT.. CRROOOOOOOTTT..
Semburan sperma panas Hamdan deras membanjiri mulut dan kerongkongan bu Donita. Bahkan bu Donita sempat tersedak karena terlalu banyak sperma yang Hamdan muntahkan.
Hamdan : Hohohh.. wait!! Do not swallow it.. show me first and don’t spill.. kata Hamdan sambil mencabut rudalnya dari mulut bu Donita.
Baik Hamdan, Akhyar, Amin, dan Dodi tertawa puas saat melihat bu Donita duduk bersimpuh dengan tangan menengadah dan mulut menganga yang dipenuhi sperma putih kental.
Dodi : Selfie dulu ga sihh?? Kapan lagi gituu.. ucap Dodi yang langsung mengambil kamera HPnya.
Dan selfie erotis pun berlangsung. Berawal dari bu Donita foto Selfie dengan mulut menganga berisikan sperma, kemudian dengan wajah tersenyum dikelilingi 4 rudal, ada yang sedang rudalnya di kulum bu Donits, doggy, anal, semua yang bisa mereka imajinasikan.
Hamdan : Thanks for your service.. real hijabi slut.. now we will blessing you with our holy water.. kata Hamdan yang diikuti ketiga rekannya sama-sama mengeluarkan rudal mereka.
CUUURRRRRRRRRRRR..
Bu Donita : Aaaahh.. So refreshinng.. Sshhh.. Aaakk.. Glupp.. Glupp.. Aahhh.. Sshh.. Thankyou my Master.. My Lord.. My Baby.. My Darling.. Ucap bu Donita yang menikmati saat dikencingi Hamdan dkk bahkan ia menenggak sebagian kencing mereka.
Dan sesi awal berakhir dengan bu Donita terduduk lemas dengan kedua kakinya ditekuk ke kanan dan kiri. Tumbler di serambi lempitnya pun terlepas dengan sendirinya. Sperma kental di liang surgawinya membludak dan menciptakan danau kental putih di area selakangannya dimana ia terduduk lemas dan basah kuyup oleh air kencing para lelaki ajnabi.
Suara Nada dering WA Call – Kimetsu No Yaiba – Infinite Castle
Hamdan : Assalamu’alaykum sayaanng.. ga biasanya nelpon?? Ucap Hamdan sambil memakai Tas nya lagi.
Alisa : Wa’alaykumsalam mas Hamdan sayang.. uuuww.. kok nanya sih.. uda jelas kangen kookk..
Hamdan : Ahahaha.. iyahhh.. mas juga kangen.. jawab Hamdan yang meninggalkan ruangan itu sementara Dodi dan Akhyar sepertinya masih ingin melakukan aksi lanjutan ke bu Donita.
Alisa : Mas Hamdan belum selesai ujiannya?? Makan di rumah kaann??
Hamdan : Udah kok sayang.. ini baru mau balik.. iyaahh.. Alisaku sayang masak apa emangnya??
Alisa : Okeeey mas Sayangh.. mmm.. kesukaan mas Hamdan sayang.. nih ada Chicken Blackpepper sama udang goreng.. jawab Alisa dengan excited ketika ditanya masakannya.
Hamdan : Wuaaahh.. beneran sayang?? Behh.. ini mah wajib pulang awal.. otewe sayangg..
Alisa : Hihihih.. ga usa buru-buru mas sayang.. hati-hati di jalan..
Hamdan : Yaahh.. kok gak dari dulu sih sayangku pesennya..
Alisa : Hem?? Maksudnya gimana mas Hamdan sayang??
Hamdan : Yaa ini kan mas udah terlanjur tersesat di hatimu sayangkuuh..
Alisa : Aaaawwhh.. kaann.. bikin makin kangeenn.. mmmuuachh.. buruan pulang mas Hamdan sayaannggkuuuu..
Hamdan : Iyaahh.. btw kalo pulang mau diapain??
Alisa : Emmm.. Apa yahh?? Peluk dulu dehh.. pelukk yang eraaatt.. teyuss.. teyusss.. hihihih.. gitu deehh.. serah mas Hamdann ajaahh mau diapain.. Alisa mah pasraaahh..
Hamdan : Wooww.. Ahahah.. aduuhh.. apa yaahh..?? Diperkosa boleh dong..??
Alisa : He’emhh.. perkosah Alisah mas Hamdann sayanghh.. uuwwhh.. yang kasarhhhh.. Shh.. duuhh.. basaaahh~
Hamdan : Aahahh.. udah deh sayang.. mas jalan dulu..
Alisa : Okeyy mas sayang.. lope uuuu..
Siang yang sempurna bagi Hamdan. Bisa menggenjot dosen bahasa Inggrisnya sepuasnya, begitu pulang sudah dinanti oleh kekasihnya dengan hidangan yang ia sukai. Sepanjang perjalanan Hamdan sering tersenyum sendiri. Mengingat kembali dulu kala ketika ia belum di Jogja hingga kini apa yang terjadi pada dirinya.
Cklek.. suara pintu dibuka.
Hamdan : Assalamu’alaykum.. ucap Hamdan ketika memasuki rumah.
Tap.. Tap.. Tap..* suara langkah kaki sepatu higheels.
Alisa : Wa’alaykumsakam.. ucap Alisa berjalan menuju pintu depan.
Hamdan : Woowww..!! Wuaahh.. ada acara apa nih sayang..??
Alisa : Hihihih.. sekali-sekali nyambut calon suami pakai sesuatu yang baru dong.. suka ngga mas Hamdan sayaangg?? Tanya Alisa sambil memutar-mutar tubuhnya.
Hamdan bengong melihat penampilan Alisa yang luarbiasa ‘WOW’ siang itu. Tak hanya bercintai, tapi juga bertema. Set Maid warna Pink-Putih Alisa kenakan siang itu. Bandana Maid warna putih menghias rambut hitam lurusnya yang di ikat dua layaknya anak-anak. Wajah cantik Alisa makin kenikmatans dengan eyeliner dan eyeshadow pink ditambah kaca mata bulat dengan frame hitam. Dress Maid mini warna Pink dengan finishing putih ditambah bagian dada yang sangat terbuka, menampilkan kesan bercintai nan kenikmatans-elegan. Bahkan toket mulus Alisa hampir menunjukkan putting pinknya karena tak muat di kostum itu. Untuk rok yang dipakai hanya sampai sebatas pangkal paha saja dengan pits putih besar di pinggang untuk mengunci kostum yang Alisa kenakan. Sudah pasti kalau ada ikhwan yang melihatnya akan menelan ludah. Apalagi kaki jenjang putih mulus Alisa hanya tertutup stoking putih sepaha dengan finishing pink dan sepatu high-heels putih, semakin menambah keindahan bidadari Hamdan itu.
Alisa : Kok bengong aja mas Hamdan nih..?? Sniff.. Sniiff hemm.. Baunya khas banget.. habis menggenjotin siapa mas Hamdan sayangg?? Goda Alisa yang merapatkan tubuhnya sembari kedua tangannya menarik turun tas Hamdan.
Hamdan : Oohh.. Aahhh.. Ga usa cerita dulu deehh.. khawatir mas ngerusak momen ini.. indahhnyaa kekasihku ini ya Allaahh.. ucap Hamdan sambil membelai pipi kanan Alisa.
Alisa : Mmhhh.. mas Hamdann.. makan dulu yaahh.. ucap Alisa sambil terpejam dan kepalanya ia miringkan ke kanan menikmati belaian Hamdan.
Hamdan : Iyaah.. yuukk.. Hupphh!! Nahh.. cantiknya pelayanku ini.. kata Hamdan yang tiba-tiba langsung membopong Alisa.
Alisa : Eehh.. Aahhh!! Uuhh.. mas Hamdan sayangg.. Mas juga ganteng banget sihh.. bikin Alisa kangen terusss tiap hari.. ucap Alisa sambil membelai wajah Hamdan
Hamdan : Wuaahh.. ini sih kelewat niat sayang.. segitunya sih nyiapin makanan se isitimewa ini..?? Tanya Hamdan sambil menurunkan Alisa di depan meja makan.
Alisa : Nggakk lohh mas.. ini sih ga seberapa.. hihihih.. justru Alisa yang makasih banget sama mas Hamdan.. jadi ini sih ga seberapa.. kata Alisa sambil menunduk malu.
Hamdan : Hemm.. mas jadi ga enak nih.. jangan-jangan ujian sayangku jadi keteteran tadi ya?? Ucap Hamdan.
Alisa : Eehh.. Ngg.. Nggak kok mas sayangg.. Nggaakk.. sriusssann.. tadi tuh Alisa ujian yah.. mulai jam 8 onlen gitu mas.. trus kan emang Alisa pengen masakin buat mas Hamdan dari tadi pagi.. makanya abis Subuh Alisa minta sama Allah supaya dimudahkan trus bisa masakin buat mas Hamdan.. n Alhamdulillah Cuma 1 jam selesai.. ga nyangka lohh.. beneran di ijabah.. trus abis itu Alisa masak dehh.. ucap Alisa menerangkan dengan mata berbinar.
Hamdan : Ahahaha.. iya deh.. mas percaya kok.. jawab Hamdan sambil membelai lembut kepala Alisa dan duduk di kursi.
Alisa : Ahh.. bentar mas.. kan Alisa yang jadi pelayan, jadi Alisa yang siapin yahh.. kata Alisa yang kemudian sibuk menyiapkan nasi untuk Hamdan.
Hamdan tersenyum. Tanpa sadar rasa bahagia muncul dalam hatjnya. Seandainya Allah bolehkan seorang hamba untuk memilih takdirnya, Hamdan ingin sekali menjadikan Alisa sebagai istrinya. Tanpa pamrih Alisa menyiapkan semua hidangan itu lengkap dengan garnishnya. Sudah layaknya restoran. Bahkan ia menyiapkan juga sendok dan garpu, termasuk gelas yang ditata sedemikian rupa. Padahal Hamdan terbiasa makan dengan tangan langsung. Meski seharusnya ia terangsang melihat outfit Alisa, yang mana juga dadanya selalu bergoyang tiap kali Alisa bergerak, tapi siang itu tak seperti biasanya. Hasrat birahi pun entah kenapa tak kunjung datang. Lebih ingin untuk menghabiskan waktu makan dan ngobrol bersama Alisa sambil memandangi wajah Alisa yang bercahaya.
Alisa : Sini mas sayangg.. Aaakkk.. ucap Alisa sambil mengarahkan satu sendok penuh nasi beserta lauk chicken black pepper.
Hamdan : Aaemmhh.. Nyamm.. Nyamm.. kurang enak sayangku rasanya.. kata Hamdan.
Alisa : Aahh.. iyakah?? Aduhh.. maaf mass.. padahal Alisa udah berusaha banget ikut resepnya.. jawab Alisa yang kecewa dengan dirinya sendiri.
Hamdan : Nih sinihh.. ni caranya tambahin ‘micin’ nya ini.. nghhh.. naahhh.. ujar Hamdan sambil mengangkat Alisa dan mendudukkannya di pangkuannya.
Alisa : Aahh.. Eehh.. Mas Hamdann iihhh.. trus gimnaa biar enak?? Kata Alisa yang masih belum paham maksud Hamdan.
Hamdan : Ahahaah.. lucunya sayangku ini.. yaa ini ‘micin’nya.. Alisaku mas pangku gini..kan jadi deket.. kan jadi tambah enak.. ujar Hamdan tersenyum.
Alisa : Oohh.. Aaahh.. Jadi masakan Alisa enak mas?? Tanya Alisa polos.
Hamdan : Iyaahh.. masakannya enaaakk banget.. Cuma kurang cintaku ini aja disini kayak gini.. kata Hamdan sambil membelai lembut kepala Alisa.
Alisa : Ngghh.. Mas Hamdaannhh.. makasih.. ehh.. makan dulu mas nih yyuu.. Aakk.. ucap Alisa yang dipangku Hamdan sambil menyuapinya.
Hamdan : Aaaeemhh.. Nyyamm.. Nyamm.. enak lohh.. sriusan.. udah cocok ntar kalo sayangku ini buka resto.. kata Hamdan sambil mendekap Alisa dengan tangan kanannya sementara Alisa duduk dipangkuan Hamdan dengan mengahadap sisi kiri Hamdan.
Keduanya saling bercengkrama layaknya dunia hanya milik berdua. Terlihat jelas senyum dan tawa Alisa yang bahagia ketika berdua bersama Hamdan. Tak ada hasrat bercintaual sedikitpun diantara keduanya meski outfit Alisa cukup menantang. Hamdan pun nampak dewasa menanggapi belaian rasa cinta Alisa yang terlihat kekanak-kanakan.
Bu Zaskia : Ehmm.. Assalamu’alaykum.. ucap bu Zaskia yang ternyata sudah berada di belakang keduanya.
Hamdan : Wa’alaykumsalam bu..
Alisa : Wa’alaykumsalam.. ehh umi.. kok gak kedengeran sih..?? Tanya Alisa yang agak terkejut saat ibunya sudah sampai di ruang makan.
Bu Zaskia : Yaa kan umi gamau ganggu kisah kasih cinta kalian berdua sayaang.. kata bu Zaskia sambil meletakkan tas branded yang ia bawa.
Hamdan : Ahahah.. sudah makan bu?? Ini Alisa masak banyak.. kata Hamdan sambil menikmati suapan Alisa.
Bu Zaskia : Belum.. wuaahh.. sejak kapan anakku bisa masak kayak ginian?? Ucap bu Zaskia yang tampil anggun dengan setelan french khimar serba hitam.
Alisa : Hihihih.. lagi nyoba-nyoba tadi tuh Alisa mi.. niatnya buat masakin mas Hamdan.. jawab Alisa antusias.
Bu Zaskia : Hemm.. Nyamm.. Mmhh.. Enak loohh.. sriusan.. buka resto bisa nih.. kata bu Zaskia yang buru-buru mengambil piring dan nasi.
Hamdan : Naah kan.. apa juga mas bilang.. sayangku nih pinter masak.. sekalian aja jadi istri mas gimanaa?? Goda Hamdan sambil mencubit gemas hidung Alisa.
Alisa : Eehh.. Lohh.. Kok tiba-tiba gittuuuhh.. jawab Alisa salting.
Bu Zaskia : Cieee.. ga mau nanti umi yang nikahin loohh.. timpal bu Zaskia yang sudah duduk dengan piring penuh nasi, udang, chicken black pepper dan salad.
Alisa : Aaahhh.. apasih umi tuuhh.. siapa bilang Alisa gamau.. mau banget!! Tapi kan Alisa masih kuliahh.. jawab Alisa sambil menunduk malu.
Hamdan : Kenapa emangnya sama kuliah sayang?? Kan ga ada hubungannya nikah ama kuliah.. nikah dulu gapapa.. punya anak nanti-nanti aja.. tapi bikin anak tiap hari.. ahahah.. ujar Hamdan sambil mulai iseng meremas toket Alisa.
Alisa : Aahh.. Shh.. mmhh.. gitu yah mas sayang?? Hihihih.. boleh aja sih.. kata Alisa yang lanjut menyuapi Hamdan sampai habis seluruh isi piring.
Bu Zaskia : Ohh iya.. mas Hamdan.. soal kerja di Gerai ibu, nanti on call aja ya.. itupun kalau mas Hamdan ga sibuk kuliah.. pokoknya gampang deh.. ujar bu Zaskia sambil makan dsn scrolling HP nya.
Hamdan : Baik bu.. Ehh sayang mas mau mandi dulu yaahh.. kata Hamdan yang mau beranjak pergi.
Alisa : Eehh.. ga boleh.. Alisa yang mandiin.. kata Alisa sambil menggeret Hamdan ke belakang rumah.
Kolam belakang rumah menjadi pilihan Alisa. Selain karena cukup luas untuk berdua, suasana terbuka yang langsung terhembus angin sepoi-sepoi bisa menjadi mood booster. Beberapa tanaman hias pun memanjakan mata yang sudah penat dengan urusan kampus seharian.
Alisa : Capek banget mas yahh..?? Sinih Alisa bantu.. ucap Alisa yang mulai melepasi kancing gamis Hamdan.
Satu per satu kancing gamis Hamdan mulai terlepas. Dan sekejap saja tubuh bagian atas Hamdan sudah bugil. Aroma keringat khas ikhwan pun tercium pekat yang justru membelai syahwat Alisa. Mata Alisa terpejam. Ia mulai menciumi aroma khas tubuh Hamdan yang membuatnya ketagihan. Tanganya yang putih lentik pun mulai menggerayahi dads, perut, dan punggung Hamdan.
Alisa : Mhhh.. Sshhh.. Mashhh Hamdannn.. Sshhhh.. desis Alisa yang syahwatnya mulai naik.
Hamdan : Kenapa sayangku?? Udah kerasa kahh..?? Tanya Hamdan sambil membelai pundak Alisa.
Alisa : E’emhh.. mau diciumm mas Hamdan sayanghhh.. kata Alisa sambil menengadahkan wajahnya.
Sesaat Hamdan memandangi wajah Alisa yang begitu csntik sebelum ia mulai mendekatkan wajahnya dan mendaratkan bibirnya di bibir pink merona Alisa. Pagutan lembut mengawali aksi keduanya. Tak ada yang ingin buru-buru. Baik Alisa dan Hamdan ingin sama-sama merasakan kenikmatansnya bibir pasagannya. Kedua tangan Alisa meraba dada bidang Hamdan sementara Hamdan memeluknya. Selama 8menitan keduanya berciuman mesra sambil berdiri di pinggir kolam renang.
Alisa : Mfhh.. Mmhh.. Maasshh.. lagihh.. Mmfhh.. Mmhh.. Mmfhh.. Mchh.. Mfhhh.. ucap Alisa yang kembali memagut Hamdan.
Namun kali ini ia lebih aktif menyerang. Lidahnya tak ragu-ragu untuk menyusuri rongga mulut Hamdan. Frenchkis pun tak terhindarkan. Alisa yang tadinya slow-pace, kini mulai bergairah. Pagutan Hamdan pun kini mulai sama bergairahnya. Bahkan kedua tangan Alisa mulai mengacak-acak rambut Hamdan. Begitu pula Hamdan yang kedua tangannya sudah jauh ke bawah meremasi bokong bulat kekasihnya yang tak tertutup apapun.
Alisa : Sshh.. Ahhh.. Mas Hamdannhh.. Oohhh.. Mhhh.. Sshhh.. Ahhh.. masshh.. Aahhh.. Uunnghh.. Mmhh.. Ahhh.. Nakaallhh.. Aahhh.. Ntar merah semuahh.. Ahhh.. sshhh.. Aahhh.. desah Alisa yang merem melek menikmati cupangan Hamdan di lehernya.
Rasa geli-geli enak Alisa rasakan dari tiap cupangan Hamdan yang terkadang lembut dan terkadang kuat. Bercak merah pun memenuhi leher jenjang putih Alisa yang memang favorit Hamdan ketika merangsang libido Alisa.
Alisa : Mmhh.. Mhh.. Shh.. Aahh.. Mmhaahh.. Mashh.. kan Alisa yang pelayan.. kok malah mas Hamdanhh yang bikin Alisa keenakan.. sinihh.. Alisa aja yang layanin mas Hamdanh duluu.. ucap Alisa sambil agak mendorong Hamdan dengan kedipan genitnya.
Hamdan : Oohh.. Fine then.. silahkan sayaangg.. kata Hamdan sambil iseng meremas toket kiri Alisa.
Layaknya pelayan pribadi, Alisa segera menyiapkan perlengkapan mandi untuk Hamdan. Beberapa saat kemudian, Alisa kembali melanjutkan melucuti sirwal Hamdan. Plop.. rudal Hamdan yang lemas bagaikan terong berwaran sawo matang menggantung tepat dihadapan wajah Alisa yang sedang jongkok untuk melepas sirwal. Aroma sperma bercampur lendir serambi lempit dan anus masih terasa pekat. Sontak syahwat dalam diri Alisa bergolak hebat.
Alisa : Mmhhh.. Uuwhh.. dedek Hamdan makin ganteng n wangi aja tiap harii.. bunda jadi kangen kan buat mandiin dedekk.. ucap Alisa sambil membelai rudal Hamdan dengan kedua tangan lembutnya.
Hamdan : Oohh.. Bunda kangen juga sama dedek kecil.. coba dong kalo kangen digimanain?? Goda Hamdan sambil memajukan pinggulnya.
Alisa : Aahh.. yang mau dedek atau mas Hamdan nihh..?? Hihihih.. Uuwwhh.. ganteng.. imut.. Ahh.. Bunda jadi ga tahan looohh.. Mcchh.. Mchh.. Mchh.. Srrpptt.. Mchh.. Slurpp.. Sluurpp.. Mchh.. Mchh.. Sluurrpp..
Gelora birahi dan aroma rudal Hamdan membuat Alisa tak mampu menahan dirinya. Kecupan dan jilatan mulai Alisa daratkan ke seluruh bagian rudal Hamdan. Sesekali zakar Hamdan pun ia hisap kuat yang membuat Hamdan meringis. Dan sudah pasti, mulut Alisa pun tak tahan dan segera melahap rudal Hamdan seluruhnya. Selama beberapa detik, Alisa biarkan rudal Hamdan tenggelam jauh menyusuri kerongkongannya.
Hamdan : Nngghh.. Wuuuhh.. Binal nyaahh.. ini lohh yang bikin mas kangen teruuss.. ucap Hamdan sambil mendongak menikmati pijatan dinding kerongkongan Alisa dan lidahnya.
Alisa : Mffhh.. Occkkk.. Mffhh.. Mmmhh.. Mmmmmnng.. Mmffuahh.. Hihihi.. Ssshh.. enak banget sih dedek rasanya.. bikin bunda ketagihan lohh… tapi mas Hamdan harus mandi dulu.. sinih mas sayaanghh.. duduk sinihh.. kata Alisa sambil menyiapkan kursi jongkok plastik.
Perlahan Alisa mulai mengguyurkan air dingin menggunakan selang shower. Tubuh Hamdan bergidik ketika kesegaran air di siang itu merasuk tubuhnya. Penat, peluh, letih, semuanya hilang ketika kesegaran air membasahi tubuhnya. Shampo mulai Alisa balurksn ke rambut Hamdan sementara ia berdiri membungkuk di samping kiri Hamdan.
Alisa : Gimana mas sayang?? Enak nggak kalo dipijitin gini..?? Tanya Alisa sambil jemarinya memijit lembut kepala Hamdan yang seperti bersalju.
Hamdan : Mmmhh.. enak lah sayang.. apalagi sambil liatin gunung kembar nih.. ucap Hamdan melirik ke arah toket Alisa yang tampak padat menggantung dan iseng meremasinya.
Alisa : Eehh.. Nakal yaah.. hihihih.. ntar ga jadi mandi looohh mas sayanngg.. ucap Alisa yang mulai membalurkan sabun cair ke badan bagian depan Hamdan sementara ia berlutut di belakang Hamdan.
Alisa melepas tiga kancing depannya dan Plop.. toket jumbo 36F berputing pink Alisa langsung melompat keluar seakan lega setelah sekian lamanya dikekang. Ia melumuri toketnya dengan sabun cair dan membuatnya berbusa. Setelah cukup banyak, Tangan Alisa mulai meratakan sabun mandi ke bahu dan dada Hamdan dari belakang. Sudah pasti Alisa harus mencondongkan tubuhnya yang membuat toketnya tergencet ke punggung Hamdan. Tiap kali ia meratakan sabun hingga perut Hamdan, ia harus menggerakkan tubuhnya naik-turun sehingga toketnya pun menterapi lembut punggung Hamdan.
Hamdan : Mmmhh.. Sshhh.. kenyal banget sayanghh.. Shhh.. Uuhhh.. enak bsnget.. ucap Hamdan yang terpejam menikmati jemari Alisa yang lincah dan toketnya yang lembut.
Alisa : Mmmhh.. Mashh Hamdan sukaahh..?? Sshh.. Diginiin yahh.. Gini juga yaahh?? Ucsp Alisa sambil semakin sering menggesekkan toketnya.
Alisa sudah sangat terangsang. serambi lempitnya pun sudah mulai meneteskan lendir birahi khas akhwat. Itu semua karena tiap kali ia menggesekkan toketnya naik-turun, putingnya yang sudah tegang justru memberikan kenikmatan baginya. Licin dan sensitif, tergesek ke tubuh seorang ikhwan. Perfect combination.
Hamdan : Shh.. Sayaangg.. kok disitu terus yang digosok..?? Kok gak pindah-pindah tangannya..?? Tanya Hamdan menggoda Alisa.
Alisa : Nnghh.. Shhh.. gatau mashh.. ga bisa pindahh.. nempellhh.. Aahhh.. Gedenyahh.. Ahhh.. kerasnyahh.. Aahhh.. Shhh.. Perkasa bangethh.. Ahhh.. pengen ditusuk lagiiihh.. ucap Alisa tanpa sadar karena sudah dikuasai birahi.
Alisa yang kini duduk berlutu, kedua tangannya tengah asik mengurut rudal Hamdan yang sudah penuh busa. Perlahan tapi pasti, rudal Hamdan yang tadinya lemas, sekarang sudah tegak menjulang, bak roket yang siap menghancurkan targetnya. Keras nan getas, penuh urat-urat yang besar dan menggairahkan. Tanpa terasa lendir birai Alisa menetes deras dari serambi lempitnya yang berkedut kuat.
Hamdan : Oohhh.. mau banget sayang?? Maunyah ditusuk yang manaah..?? Ucao Hamdan sambil menoleh ke belakang.
Alisa : Aaahh.. Mauu di muluut.. nghh.. Shhh.. desis Alisa menahn birahinya.
Hamdan : Itu ajah?? Udah?? Goda Hamdan.
Alisa : Di me.. serambi lempitk.. serambi lempit Alisaahh.. nghh.. lanjut Alisa yang sudah berat nafasnya.
Hamdan : Ada lagi kaahh..?? Goda Hamdan lagi.
Alisa : E’emhh.. di bokong jugaahh.. Ahhh.. semuanyaahh.. Ahhh.. Masshhh.. ujar Alisa yang semakin berglendotan di punggung Hamdan yang membuat Hamdan keenakan di pijat toketnya.
Hamdan : Mmmhh.. coba sini mas cek dulu.. kalau bener pelayan.. harusnya pelayan bercinta juga yahh..?? Ucap Hamdan sambil membalikkan badannya menghadap Alisa.
Alisa : Iyah mas sayang.. Ahhh.. nggak.. Tuaann.. Hamba budak bercinta Tuannhh.. apa yang Tuanku butuhkann?? Tanya Alisa sambil duduk bersimpuh sementara toketnya terbuka bebas dan masih belepotan sabun.
Hamdan : Emmm.. Apa yah..?? Coba mas cek dulu.. layak gak serambi lempit ‘Budak bercinta’ ini buat di tusuk.. kata Hamdan sambil memberdirikan Alisa sementara ia tetap duduk di kursi jongkok.
Alisa segera berdiri. Kedua tangan Hamdan menariknya hingga selakangannya kini tepat berada di atas wajah Hamdan agak ke depan. Rok mini-maid ia sibakkan sehingga menampakkan serambi lempit pinknya yang rapat seperti garis sedikit agak tembem. Selakangan yang putih mulus dipadu dengan aroma lendir birahi khas akhwa yang menggoda, Hamdan pun takluk jua.
Hamdan : Buka dikit kakinya budak.. nahh gituu.. cek duluu.. wuuuhh.. indah benerrr yah serambi lempitmu buat sekelas budak bercinta! Hemmm.. Srppt.. Mchh.. Mchh.. Srpptt.. Mfhh.. Srruppt.. Mchh.. Mcchh.. Seger gini rasanya.. ada kenikmatans-kenikmatansnya juga.. campur asin dikit.. Ahh.. enaknyaa.. Haemfhh.. mfhh.. Srrpptt.. Srruupppt.. Elelelmpthh.. Elelelmpthh.. mchh..
Alisa : Ooouh.. Shhh.. Ahhh.. Tuaannhh.. Aahhh.. enak banget Tuannhh.. Sshhh.. Mmhh.. Aahhh.. Nnghh.. Shhh.. Oohhh.. Lidah Tuann nakallhh.. Shh.. Aahh.. Mnhhhh.. Terushh Tuanhh.. Isepphh.. Ahhh.. Oooohhh.. Nikmatnyahh.. Ooohhh..
Kepala Hamdan terjepit dan tenggelam di selakangan Alisa. Lidahnya meliuk cepat, melibas semua titik rangsangan di liang surgawi Alisa. Alisa hanya bisa merem melek dan mendesah menikmati foreplay kekasihnya. Ingin sekali kakinya jinjit, namun tak bisa karena ia menggunakan High-heels. Beberapa kali pinggulnya tersentak saat sengatan birahi menyengat cepat. Geli bercampur nikmat, itulah sensasi yang Alisa rasakan hingga membuatnya menengadah berkali-kali. Hamdan pun melahap habis semua lendir birahi Alisa hingga serambi lempitnya kesat. Namun justru itu membuat setiap dinding liang surgawinya bisa merasakan kenikmatan tarian lidah Hamdan lebih jelas.
Alisa : Aaahh.. Aahhh.. Shhh.. Mmhhh.. Tuuaanhh.. Aahhh.. Ampuunn Tuaanhh.. Enak bangethh.. Shhh.. Ooohhh.. Nghhh.. Ga tahann Tuannhh.. Nnghh.. Mau keluarhh.. Aahh.. Ampunn Tuaanhh.. Ya Allaahh.. Enaknyahh.. Ooohh.. Ga tahan lagiihh.. Aaaawwwngghhh..!!
SEEEEEERRRRR.. SSSSEEEEEERRRRRRRRRR..
Akhirnya orgasme pertama Alisa meledak. Tubuh Alisa mengejang, kepalanya mendongak, sambil ia menggigit bibirnya. Hamdan sendiri justru menarik bokong Alisa yang membuat wajahnya makin terbenam. GLUP.. GLUPP.. GLEKK.. sebagian besar cairan surgawi Hamdan telan. Ia tak ingin menyia-nyiakan kesegaran cairan surgawi kekasihnya.
Hamdan : Mhh.. GLEKK.. GLEKKK.. Mmhh.. Mmhhaahh.. Fuuhh.. Enak banget nih Budak.. Sshh.. ucap Hamdan sambil menyeka dagunya yang basah oleh lendir dan cairan surgawi Alisa.
Alisa : Aaahh.. Tuann.. maafkan Hambaa.. Sshhh.. Harusnya Hamba yang ngelayanin Tuannh.. Nnghh.. ucap Alisa yang langsung duduk bersimpuh karena sendinya terasa lemas.
Hamdan : He’emhh.. harusnya budak yang layanin Tuannya kan?? Kok malah jadi gini?? Trus gimana dong harusnya..?? Bayar kesalahanmu.. kata Hamdan dengan nada layaknya seorang majikan.
Alisa : Aahh.. Baik Tuaannh.. Akan hamba layani tuan sebaik mungkin.. kata Alisa yang kemudian bersujud di antara kedua kaki Hamdan yang duduk mengangkang.
Hamdan : Nahh Baguss.. Bagusss.. Budak harus menyembah Tuannya.. kata Hamdan sambil mengelus kepala Alisa dengan telapak kaki kanannya.
Alisa : Iyaahh Tuankuhh.. Apa yang harus hamba lakukan untuk menebus kesalahan Hamba?? Ucap Alisa dengan bokongnya yang bulat putih mulus nampak sempurna dari belakang.
Hamdan : Untuk awalan.. Inih bersihin kakiku.. kata Hamdan sambil menjulurkan kakinya.
Alisa : Ahh.. Baik Tuannhh.. Terimakasih Tuannhh.. ucap Alisa yang kini duduk bersimpuh.
Tanpa ragu Alisa mulai menjilati jemari kaki kanan Hamdan. Kedua tangannya memegangi telapak kaki Hamdan. Satu persatu mulai dari kelingking, jari kenikmatans, jari tengah, jari telunjuk kaki, dan berakhir ke ibu jari. Tampak Alisa begitu menikmati mengulum setiap jari kaki Hamdan. Kini lidah lembut Alisa mulai menari membersihkan telapak kaki kanan Hamdan sembari sesekali ia menatap nakal ke arah Hamdan. Selesai dengan kaki kanan, ia beralih ke kaki kiri. Sama seperti tadi. Tak ada sedikitpun bagian telapak kaki Hamdan yang tak disapu lidah Alisa.
Hamdan : Mnhh.. Shhh.. Uuhh.. Boleh juga nih budak.. kata Hamdan yang merem melek saat Alisa menjilat mulai dari telapak kaki hingga Pangkal pahanya.
Alisa melakukannya dengan kedua tangannya menapak di lantai. Sudah seoerti pelacur professional yang bisa melakukan foreplay tanpa bantuan tangan. Puas dengan gurihnya kulit kaki kanan Hamdan, kini Alisa beralih melumuri kaki kiri Hamdan dengan liur kentalnya. Namun saat Alisa hendak melahap rudal Hamdan, tiba-tiba Hamdan menjejakkan kakinya ke wajah cantik kekasihnya.
Hamdan : Eeittt.. mau apa kau Budak?? Tanya Hamdan dengan sedikit berseru.
Alisa : Aahh.. Tuaaanhh.. Ahhh.. Mau emut rudal Tuanhh.. Aahhh.. Tolong Tuaanhh.. Hamba sudah ga tahann.. Ahhh.. mau rudal Tuannhh.. Hamba mau buat Tuan keenakan.. Aahh.. ucap Alisa yang sudah seperti orang sakau.
Hamdan : Hohohoo.. mau banget kah?? Budak kan gak boleh minta-minta.. ini Budak apaan!?? Ahhahah.. emang dah gak ketulungan.. nih kesukaanmu Budak! Ujar Hamdan yang kemudian melepaskan kakinya.
Alisa : Nghh.. Nhhaahhh.. Haemmfhh.. Mfhh.. Mfhhh.. Ockk.. Ogckk.. Ogckkk.. Mmfhh.. Srrppt.. Sruuppthh.. Mchh.. Ogckk.. Ogckk..
Bak anjing kelaparan, Alisa langsung lahap mengulum rudal Hamdan hingga deepthroat. Posisi duduknya yang meringkuk di antara kedua-kaki Hamdan memberikan kesan benar-benar layaknya seorang Budak yang dikangkangi Tuannya. Mata Alisa terpejam merasakan nikmat yang selalu hadir saat rudal Hamdan menyesaki kerongkongannya. Terkadang Ia menelan seluruh rudal Hamdan dan membiarkanya menghangatkan kerongkongannya sekaligus dinding kerongkongannya memijat batang rudal Hamdan. Simbiosis mutualisme. Gerakan kepala Alisa kadang maju-mundur, kadang diputar, meliuk, semuanya membuat Hamdan gelagapan. Lidah Alisa pun tak henti-hentinya membelai lembut batang kejantanan berurat Hamdan di dalam sana. Air liur kental Alisa pun menetes, membuat rudal Hamdan mengkilap. Zakar Hamdan pun tak luput dari sepongan Alisa yang buas siang itu.
Alisa : Mfhh.. Mfhh.. Ogckk. Ockk.. Ockk.. Ogckk.. Uhukk.. Ogckk.. Nggffhh.. Ngfhh.. Mmfhhh.. Mmffuaaahhhnnnghhhhhhhhhh..!!!
SEEERR.. SEEEEEERRRR.. SEEEEEERRRR..
Tubuh Alisa mengejang diterpa orgasme. Kepalanya tertunduk di selakangan Hamdan. Matanya terpejam menikmati serambi lempitnya yang sedang memuntahkan cairan surgawi yang cukup deras. Syahwat dan kenikmatan Deepthroat telah membuat Alisa harus menyerah dihantam klimaks.
Hamdan : Waah.. Wahh.. kok malah ni Budak yang keenakan?? Ujar Hamdan menyindir Alisa.
Alisa : Aahh.. Maaf Tuanhh.. Hamba akan berusaha lagi.. Haemfh.. Mfhh.. Mfhh.. Ockk.. Ockk.. Ogckk.. Ogckk.. Mfhhh.. Mmchh.. Uhukk.. Ogckk.. Ogckkk..
Ronde kedua blowjob pun berlangsung kembali. Dengan penuh nagsu dan tak ingin mengecewakan Hamdan sebagai Tuannya. Decak becek kerongkongan Alisa terdengar jelas. Air liur kentalnya tanpa henti menetes tiap kali ia menggerakkan mundur kepalanya. Meski sudah berusaha keras, itu tak cukup bagi Hamdan yang baru saja menggsgahi bu Donits sehingga rudalnya lebih tahan rangsangan. Alhasil, dalam 5menit, justru Alisa yang kembali mengerang merasakan orgasmenya kembali.
SEEERR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEEEERRRRR..
Hamdan : Beehhh.. malah ni Budak yang ngecrot lagi.. Ahh Udah.. sini kamu budak!! Seru Hamdan yang langsung berdiri sehingga rudalnya terlepas dari mulut Alisa.
Alisa : Nnghh.. Shh.. Mhuahhh.. Aahhh.. Tuannhh.. Maaafhh.. Eehh.. Aaahhh!! Tu.. Tuann Hambaahh.. mau diapainnh?? Tanya Alisa yang terkejut saat Hamdan tiba-tiba mengangkatnya.
Alisa yang begitu ringan bagi Hamdan hanya bisa pasrah saat Hamdan mengangkatnya dan memutar tubuhnya 180° hingga kini kepala Alisa berada di depan rudal berurat Hamdan yang mengacung tegak sementara selakangannya tepat berada di hadapan mulut Hamdan. Kedua kaki mulus Alisa yang terbalut stocking putih menghimpit kepala Hamdan yang justru membuat Hamdan semakin bebas menikmati bibir liang surgawi pink miliknya. Kedua tangan Hamdan mencengkram pinggang Alisa dan menopangnya secara penuh. Gaya ‘Pisces’ seperti ini adalah yang pertama bagi Alisa.
Alisa : Heemfhh.. Mmfhh.. Ocgckk.. Ogckk.. Mffhh.. Srrppt.. Mfhh.. Ogckk.. Ogckk.. Ogcckk.. Mfhh.. Ogckk.. Ogckk.. NGHH.. OCKK.. OCKK.. OGCKK.. MFFHH.. UHUKK.. OGCKK.. OGCKK.. OGCKK..
Hamdan : Mmffhh.. Srrrpptt.. Sruupptt.. Mfhh.. Elelelmpthh.. Mmfhh.. Srruuptt.. Srpptt..
Disodori rudal, syahwat dalam dirinya pun mendobrak. Dengan lahap Alisa mengocok rudal 25cm Hamdan di mulutnya. Bahkan kedua tangannya mencengkram kuat bokong Hamdan supaya ia bisa menelan seluruh batang kejantanan ‘Sang Penakluk Akhwat’ itu. Hamdan pun sama, aroma khas serambi lempit akhwat pun membuatnya dahaga. Lidah dan mulutnya dengan buas melahap bukit lezat nan becek Alisa. Bahkan Hamdan tak hanya diam. Pinggulnya terus menggenjot mulut Alisa dengan kasar. Mata Alisa sayu merasakan kerongkongannya yang di gesek kasar rudal Hamdan tanpa henti. Air liur kentalnya mengalir membasahi hidung dan sebagin wajahnya. Namun bukannya ia menolak, kedua tangan Alisa justru mendekap pinggul Hamdan seolah ingin agar Hamdan lebih kasar lagi mengocok mulutnya.
Hamdan : Mhh.. Ahhh.. Nahh lanjuttt.. kata Hamdan yang kini terduduk di pinggir kolam.
Alisa : E’emfhh.. NGGCKK.. MFFHHH.. SRPRPTTT.. OGCKK.. OGCKK.. OGCCKK.. MFFHH.. SSRPPT.. OGCKK.. OGCKK.. UHUKK.. OGCKK.. OGCKK.. OCKK.. MFF.. OCKK.. OCKK..
Alisa sendiri berdiri di dalam kolam renang yang membuat sebagian tubuhnya terendam air. Kolam renang miliknya hanya sedalam satu meter saja dan memang didesain hanya untuk santai bukan untuk berenang. Namun kedalamannya cukup jika ingin berenang santai. Dengan agak membungkuk, kedua toket 36F Alisa menjepit mantab rudal sawo matang berurat Hamdan yang menjadikannya tampak kontras. Layaknya batang es krim coklat yang dihimpit bukit gelato putih. Kedua tangan Hamdan mencengkram kepala Alisa dan menggerakkan kasar naik-turun cepat hingga decak becek rudal Hamdan yang menghantam pangkal kerongkongannya begitu jelas terdengar.
Alisa : SSSHH.. AALLAAHHHUU.. AKBAARRHHHH.. SSHH.. OHH.. OHHH.. NGHH.. rudalLH.. AALLAAAH.. HUUU.. AKBARHH.. MMHH.. YESSHH.. TUAANHH.. AAHH.. ALLAAHHU.. AKBAARHH.. OOHHH.. AALLLAAHU… AKBAARRHH.. NNGHH.. NGGHHH.. OOOHH.. ASYHAADUUHH.. AALLAAAHHH.. ILAAAHAAHH.. MMHH.. ILLAALLAAAHH..
Setelah 10menit Alisa melakukan Tits-Fuck + Blowjob kasar dan orgasme dua kali yang memberkati kolam renang dengan cairan surgawinya, kini ia tengah menggiling rudal Hamdan di liang surgawi sempit miliknya. Dengan gaya WoT, Alisa menggerakkan pinggulnya naik-turun secepat mungkin. PLAK.. PLAKK.. PLAKK.. tubuhnya yang agak confong ke depan dengan berjongkok dan ditumpu kedua tangannya, membuat Alisa lebih mudah menggerakkan pinggulnya. Bokong putih bulatnya yang tanpa cela bergetar indah saat menghantam perut Hamdan sementara di tengah-tengahnya sebuah ‘terong’ raksasa menusuk hebat hingga serambi lempitnya terlihat tertarik keluar-masuk. Hamdan terlentang santai berbantalkan kedua tangannya, memandangi pemandangan indah melihat kekasihnya yang putih nan cantik bak bidadari berpakaian Maid, tengah berupaya keras membuatnya ejakulasi. Gunung kembar putih berputing pink milik akhwat LDK kekasihnya itu pun menjadi hiburan tersendiri karena terus menari, menantang setiap lelaki yang melihatnya untuk menjamah. Dan semua itu semakin ‘panas’ karena Alisa mendesah, mengerang, dan melenguh sembari menjawab Adzan yang berkumandang di langit Jogja.
Alisa : OOHH.. OHH.. LAAHH.. HAWLAAHH.. WALAHH.. QUWWATAAH.. ILLABILLAAHH.. NGHH.. NGHH.. FUCKK.. SSHH.. LAAAHH.. HAWLAAHH.. WALAAHH.. QUWWATAH.. ILAABILLAAHHH.. OOHH.. TUANNHH.. rudalLHH.. AHH.. ENAKK.. AHH.. rudalL.. YESHH.. MHH.. LAAAHH.. HAWLAAHH.. NGGHH.. AWWHH.. MENTOOKK.. GEDENYAHH.. AALLAAAHH.. ENAK BANGETHH.. OHH.. WALAAHH.. QUWAATAAHH.. ILLAAHH.. BILLAAAAHHHH…!!!
PLAKK.. PLAKK.. PLOPP!! SEEEERRRR.. SEEEERRRRR.. SEEEEEERRRRR…
Alisa sontak mengangkat pinggulnya dan serambi lempitnya langsung memuntahkan deras cairan surgawi yeng tertahan bak air bah. Mata Alisa terpejam sementara mulutnya menganga merasakan nikmatnya orgasme. Selama beberapa saat tubuhnya mengejang sebelum ia kembali melesakkan rudal Hamdan ke liang surgawinya. BLESSHH.. meski sudah tak terhitung berapa kalo rudal Hamdan menghujami serambi lempit Alisa, namun tetap saja jepitan liang surgawi akhwat cantik mahasiswi Teknik Arsitektur itu membuat Hamdan merem melek keenakan. Variasi teknik goyangan yang Alisa gunakan pun turut menambah tingkat kenikmatan yang tak Hamdan dapatkan dari serambi lempit akhwat yang lain.
SEEEERRRR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEEEERRRRR..
Alisa kembali mengejang kuat setelah 3menitan menggenjot rudal Hamdan. Tampak oeluh mulai mengaliri tubuhnya yang putih mulus, menambah kesan bercintai dirinya. Dan lagi-lagi.. Blesshh.. rudal Hamdan ditelan bulat-bulat oleh liang kenikmatan legit Alisa. Kini gerakan pinggul Alisa tak lagi naik-turun dan bergantu maju-mundur. Tangan kiri Alisa berpegangan di paha mulus kirinya, sementara tangan kanannya meremasi buah zakar Hamdan yang membuat tubuhnya agak condong ke belakang. Mata Hamdan pun dihibur oleh uletnya tubuh Alisa menggoyang rudalnya. Ibarat Ulat, meliuk indah tanpa cela. Mata Alisa terpejam menikmati rudal Hamdan yang memenuhi rahimnya. Dinding liang surgawinya mendekap erat rudal Hamdan layaknya pasangan kekasih yang melepas rindu. Sesekali Alisa menggigit bibir bawahnya saat merasakan libidonya mendidih, dan menganga sembari mendasah saat birahi memuncak.
Alisa : AAHHNG.. TUANNHH.. OOHH.. rudal TUANHH.. AHH.. GEDENYAHH.. OOHH.. BIKIN NAGIIHH.. MMHH.. SHHH.. OHH.. SSHHH.. NGHHH.. AWWHH.. NGHH.. AAHH.. ENAK BANGETHH.. MMHH.. OOHHH.. MAU KELUARHH.. MMHH.. NNGHHHHHHHH..!!!
SEEEEEERRRRR.. SEEEEEERRRRRR.. SEEEEEEERRRRRRRR…
Tubuh Alisa melengkung sembari mengejang. Matanya sayu saat orgasmenya kembali meledak. rudal Hamdan terlepas sast Alisa mengangkat pinggulnya hingga semburan cairan surgawi memandikan kembali Hamdan yang baru saja selesai mandi.
Hamdan : Laahh.. katanya mau bikin tuanmu puas?? Kok malah ngecrot lagi budak!?? PLAK.. PLAKK.. kata Hamdan sambil menampari toket Alisa.
Alisa : Ahhh.. maafkan hamba Tuann.. rudal Tuannhh.. terlalu nikmat.. Ahh.. Hambah akan coba lagiihh.. kata Alisa yang sudah ngos-ngosan berjuang selama 30menitan.
Hamdan : Halaahh.. Omong doang! Sinih kamu budak!! Emang budak cocoknya pasrah aja jadi alat pemuas!! Kata Hamdan sambil menarik paksa Alisa dan mendekapnya erat hingga toketnya tergencet dan seperti akan pecah.
Alisa : Ahh.. Tuaannhh.. Awghh!! Shhh.. Ampun Tuannhh.. Sshhh.. OooOOOHH.. OOHH.. AAHH! AHH!! AHH!! SHHH.. MMHH.. AHHH!! TUAANHH.. AAH!! OOHH.. ENAK BANGETH TUANNHH!! NNGHH.. MENTOK TUANHH..!! OHH! OHH!!
PLAKK!! PLAKK!! PLAKK!! PLAKK!!
Hamdan yang sudah tak sabaran, langsung melesakkan rudalnya menembus serambi lempit Alisa. Kedua tangan Hamdan mendekap erat Alisa sementara pinggulnya menggempur bokong Alisa dengan kecepatan tinggi. Suara hantaman pinggul Hamdan pun sampai terdengar di ruang makan, tempat bu Zaskia tengah asik menonton anaknya di zinahi secara live padahal ruang itu sudah di sekat pintu kaca yang rapat. Mulut Alisa hanya bisa menganga dan mengerang, merasakan pintu rahimnya digempur dengan kecepatan 5 sodokan/detik. Lendir birahi Alisa pun meleleh, membasahi selakangan Hamdan. Dan benar saja, Cuma butuh waktu 2 menit, Alisa sudah kembali orgasme.
Alisa : OHH! OOHH!! SHH.. OOHH!! TUUAANHH!! OOHHH!! NNGHH.. AMPUNNHH!! OOOHHH!! SHIITT!! FUCKK!! AHHH.. AAHHNNNGHHHHHHH!!!!!
SEEEERRRR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEEEERRRRR..
PLOKKK!! PLOKKK!! PPLOKKK!! Hamdan terus saja menggenjot Alisa tanpa henti meski kekasihnya itu sedang kejang karena klimaks. Ada lebih dari 5 kali Alisa orgasme dengan posisi itu sebelum Hamdan mengangkatnya dan terus menyodok serambi lempit Alisa sambil berjalan.
Brukkhh.. Alisa mendarat di sofa teras belakang dengan Hamdan menindihnya bersama dengan rudal Hamdan yang masih bersangkar di liang surgawinya. Hamdan kemudian menekuk kaki Alisa hungga lututnya menyentuh toket jumbo miliknya. Dengan tubuhnya ia menekan kedua kaki Alisa yang kini betis Alisa berada di bahu kiri-kanan Hamdan. Gaya Deck-Chair ini mengangkat pinggul Alisa sedikit, yang segera Hamdan respon dengan mencabut rudalnya dan melesakkannya ke anus Alisa. Prrttt.. BLEESSHH.. Erangan Alisa diredam oleh mulut Hamdan yang memagut Alisa dengan penuh Nafsu. PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!! Anus Alisa terlihat mekar maksimal dan kempot mengikuti cepatnya rudal Hamdan keluar masuk. Bu Zaskia yang duduk santai pun mulai terangsang ketika melihat kaki anaknya yang menjulang sementara tubuh anaknya tengah dinikmati lelaki yang bukan mahramnya.
Berkali-kali Alisa orgasme. Tiap kali Alisa orgasme, makan Hamdan akan memindahkan rudalnya ke liang lain. Setelah anus, pindah ke serambi lempit. Begitu orgasme, pindah lagi ke anus. Dan semua itu Hamdan lakukan hanya dengan satu gaya Deck-Chair saja selama sekitar 20menitan sebelum akhirnya Hamdan mencapai klimaksnya.
Hamdan : Agh.. Aghh.. Nghhhhh!!
CROOOTT.. CRROOOOTTT.. CRROOOOOOOTTT..
Hamdan lesakkan rudalnya hingga menembus rahim Alisa dan memuntahkan sperma kental hangatnya hingga meluber melewati sela-sela rudal dan serambi lempit. Selama beebrapa detik Hamdan terus memompa cairan kental khas ikhwan kesukaan para akhwat itu. Sebelum akhirnya ia pun lunglai.
Alisa : Mmhh.. Shhhh.. Makasih mass udah semangat banget entot Alisa.. kata Alisa yang kakinya masih tertekuk dan menjulang sementara tangannya membelai kepala Hamdan.
Hamdan : Hhhh.. Hhhh.. Shhh.. ga bisa apa yah mas tuh istirahat sekali aja ga menggenjotin akhwat tuh.. ucap Hamdan yang ngos-ngosan di pelukan Alisa.
Alisa : Ahahaha.. Hhhh.. Hhh.. bukannya harusnyahh.. mas Hamdanhh.. seneng yah..?? Kapan lagihh.. akhwat-akhwat pada rela ngangkang buat dizinahi?? Hihihih.. kata Alisa yang semakin membuat Hamdan kelabakan.
Hamdan : Haadehh.. yaa kali mas tuh mesin.. masih manusia ini sayanghh.. Shh.. entotin sayangku ajah udah butuh waktu 1 jam an lebih ginihh.. ucap Hamdan yang agak melorot hingga kini kepalanya berbantalkan toket kenyal 36F Alisa.
Alisa : Uuhh.. Cupphh.. Cupphh.. Yang sabar mas sayanghh.. masih banyak yang ngantri lohh.. ucap Alisa cekikan melihat pacarnya yang kecapekan.
Hamdan : Yeee.. mereka mah enak tinggal pasrah ngangkang.. lha ini pinggul udah boyokan.. kata Hamdan sambil mengunyel-unyel toket Alisa.
Alisa : Gapapa toh mas sayang..?? Kan bikin seneng orang lain dapet hadiah surga ntar.. apalagi ini akhwat-akhwat solehah.. ehh, sholat dulu yu mas sayang.. keburu kesiangan.. kata Alisa sambil melepas bandana maid nya.
Hamdan : Ahhh.. entaran.. capek.. bubu dulu ahh.. mumpung ada bantal empuk nan menyal kayak gini.. kata Hamdan sebelum akhirnya tertidur di dada dan dekapan Alisa.
Siang harinya menjelang waktu Ashar..
Alisa : Mashh Hamdann.. bangun yuu.. udah jam setengah 3 lhoo.. ga sholat Dhuhur dulu?? Ucap Alisa membangunkan Hamdan.
Hamdan : Hemmhh.. Hooahhmm.. lah udah jam segini ajah!? Sayangku udah sholat?? Tanya Hamdan yang panik dengan tubuhnya bugil.
Alisa : E’emh udah.. udah wangi juga.. kata Alisa yang terduduk tegap masih mengenakan mukena mocca nya.
Hamdan : Oohh.. Ahhh.. iya juga sih.. ga kliatan kalo masih pake mukena.. soalnya cantiknya Alisaku sayang nih menyilaukan hatiku.. ucap Hamdan sambil membelai pipi kiri Alisa.
Alisa : Aahhh.. mas Hamdan.. Eehh.. udah buruan mandi sanah.. kata Alisa yang salting.
Hamdan : Gamau mandiin nihh..?? Goda Hamdan yang berdiri sementara terongnya menggsntung dan bergoyang.
Alisa : Ehh.. Ahh.. Mhh.. Ngghh.. Ngga deh mas.. ntar ga jadi mandi lagii.. kata Alisa sambil menutupi matanya dengan mukena karena tak bisa lepas dari memandangi rudal Hamdan.
Hamdan : Aahh.. Yang benerr sayang..?? Yakin gamau?? Kata Hamdan sambil menampari wajah Alisa yang ditutupi mukena dan tangannya dengan rudal.
Alisa : iiihhh.. mas Hamdaaanhhh~ ucap Alisa sambil menggelengkan sedikit kepalanya.
Hamdan : Yaaahh.. yaudah sih.. tapi ga boleh nyesel yaa.. kata Hamdan menggoda Alisa.
Alisa : Ehh.. Ahh.. Uuwwhh.. Bentar ajaahh.. dikit yaahh.. icip dikit yaah Alisaa.. ucap Alisa sambil memegangi tangan Hamdan.
Hamdan : Naahh gitu.. katanya budak bercinta.. kok ga doyan rudal.. kata Hamdan sambil menghadapkan selakangannya ke Alisa.
Alisa tak mau membuang kesempatan yang diberikan. rudal Hamdan kembali tenggelam di mulut kenikmatansnya yang berbibir pink merona. Hamdan tersenyum puas melihat seorang akhwat berkulit putih nan cantik yang mengenakan mukena, kini tengah mengulum rudalnya. Mulut Alisa terlihat kempot tiap kali ia menarik mundur kepalanya. Bahkan ia selalu menatap Hamdan dengan tatapan nakal selama 3 menitan ia melakukan blowjob siang itu.
Hamdan : Mmhh.. yaa.. bener sayang.. harusnya kayak ginii.. wuuhh.. pemandangan yang indahh.. kata Hamdan yang berdiri sambil membelai kepala Alisa yang duduk di sofa sambil terus menyepong rudal Hamdan.
Setelah sholat Ashar, sekitar jam 4 sore, Hamdan sudah berpenampilan rapi. Seperti biasa, gamis warna abu-abu tua bermotif kriya yang cukup ketat, bagian lengannya digulung hingga siku dan kerahnya dibuka dua kancingnya. Celana sirwal tipe tactical warna hitam yang ia kenakan berpadu apik dengan gamisnya yang memberikan kesan ‘cool’ dengan tubuh Hamdan yang atletis.
Alisa : Mhh.. mhh.. Mamasku sayang udah super ganteng gini.. Hhmmm.. wanginyaahh.. mau rudalin akhwat mana lagi mas sayang?? Ujar Alisa sambil membenahi gamis yang Hamdan kenakan.
Hamdan : Lohh.. emang mas kalo pake kayak gini kayak mau pergi buat HS kah?? Kata Hamdan yang selalu terkesima dengan penampilan Alisa.
Alisa : Ahahah.. ngga juga sih.. Cuma kan tiap kali mas Hamdan pergi kemana gitu, ada aja yang akhirnya dientot.. kok bisa yah calon suamiku se-hebat ini aura nya..?? Ucap Alisa sambil menempelkan tubuhnya ke badan Hamdan.
Hamdan : Mungkin karena.. sering diajarin cara menggenjotin akhwat sama Alisaku ini.. ujar Hamdan sambil berbisik di telinga kiri Alisa yang hanya mengenakan kaos panjang se pangkal paha dan CD pink muda.
Alisa : Mmhhh.. Mashh Hamdan nihh.. buruan pulang yaahh.. selakangan Alisa selalu terbuka buat Mas Hamdan sayang kalau butuh kapanpun.. ucap Alisa sambil kemudian berjinjit dan memagut bibir Hamdan.
Seperti biasa, motor matic Alisa pun menjadi kendaraan harian Hamdan untuk menyusuri seluk beluk kota ‘pelajar’ Jogjakarta. Selain karena ‘gratis’, sepesa motor memang mode transportasi yang paling banyak di pilih di Indonesia, terlebih di kota sepadat Jogjakarta. Begitu banyak ‘Hidden Gem Spot’ yang hanya bisa dicapai dengan kendaraan roda dua. Dan moda ini mensupport pasangan muda-mudi yang ingin memadu kasih di bawah teduhnya langit Jogja yang begitu nostalgic.
Hamdan : Ya salaamm.. udah sore, mana mendung banget pula.. tambah komplit ga bawa jas hujan.. healaaahh.. gumam Hamdan yang tampak terburu-buru mengejar waktu supaya tidak kehujanan di jalan.
Sore itu Hamdan sudah ada appointment dengan Dodi untuk mengerjakan tugas kelompok salah satu matkul yang lumayan killer. Mekanika Fluida. Meski bagi Hamdan kalkulus bukan termasuk hal yang sulit, tapi tugas yang ini cukup lain. Lokasi tempat keduanya mau mengerjakan tugas di salah satu cafe di Jalan Johannes, Sagan, Kota Jogja. Sebenarnya banyak alternatif jalan, hanya saja yang paling singkat adalah melewati lembah UGM yang nantinya langsung tembus ke bundaran UGM. Dan sebelum adanya portal, jalur lembah UGM selalu menjadi shortcut bagi setiap pengendara di Jogjakarta.
Hamdan : Hemm..?? Walah.. udah mau ujan mendung gelap banget gini ada akhwat yang ndorong motor dong.. gumam Hamdan saat menjumpai dari kejauhan melihat seorang akhwat yang sedang mendorong motornya.
Hamdab : Assalamu’alaykum.. Afwan Ukh.. ana bantu dorong mau..?? Tanya Hamdan yang berhenti di samping akhwat itu.
Kayla : Wa’alaykumsalam.. Ehh.. Hamdan..!?? Mau kemana kok lewat sini..?? Ucap Kayla yang langsung tau karena ia kenal betul dengan suara Hamdan.
Hamdan : Ehh.. Laaahh.. Kayla ya?? Ahahaha.. kamu juga mau kemana? Tanya Hamdan balik yang juga sama-sama terkejut.
Kayla : Ahh.. tadi baru balik dari rumah bu Donita.. ehh malah mogok.. pas dicek bensin abis.. kata Kayla yang tampil anggun dengan set pakaian dan masker serba hitam.
Hamdan : Owalah.. yaudah naik aja.. aku dorong nih.. keburu ujan udah gelap banget.. beli bensin sedapatnya aja ya.. kata Hamdan dengan nada panik karena langit benar-benar gelap.
Kayla : Ahh.. iyadeh.. yang penting bisa jalan.. kata Kayla yang kemudian kembali naik untuk mengendarai motornya.
Hamdan yang berada di sisi kanan Kayla, mendorong motor matik Kayla dengan menjejak footstep sisi kanan motor temannya itu. Posisi ini lebih nyaman dan aman daripada menjejak ke knalpot karena bisa menyebabkan kerusakan yang lebih parah. Niat Hamdan untuk menolong orang bukanlah sesuatu yang remeh dan kecil, hanya saja kalau dilihat dari urgansi Hamdan, ia bisa saja mengabaikannya. Terlebih lagi suasan Jogja yang sudah cukup gelap karena mendung yang sangat.
Tikk.. Tikk.. Tikk.. Tikk.. suara rintik hujan yang cukup intens.
Hamdan : Waduhh.. ga sempet nih La.. neduh dulu aja gimana!? Ucap Hamdan agak keras karena jalanan cukup ramai orang yang berupaya menghindari hujan dengan berkendara berkecepatan tinggi.
Kayla : haahh!???
Hamdan : Neduh aja duluu yaaa!!? Ulang Hamdan sambil menoleh ke arah Kayla.
Kayla : Oohh.. Yaaa.. tapi dimanaaa!!? Jawab Kayla yang juga tak terlalu tau daerah situ.
Hamdan : Ahh iya jugaaa.. Yaudah kesana aja!! Ucap Hamdan yang langsung kepikiran parking space di lembah UGM.
Brrrmm.. Ciitt.. suara motor dan ban motor berdecit.
Hamdan : Sini.. buruan!! Ucap Hamdan yang tak lupa meletakkan tasnya di jok motor diikuti Kayla.
BRREEEESSSSSSSS… Suara hujan yang semakin deras.
Kayla : Ahahaah.. kayaknya sama aja deh Ndan kalo kita neduh disini.. ucap Kayla yang berdiri dibawah kanopi strimin Parking Space Lembah UGM.
Hamdan : Ahahah.. iya juga sih.. kata Hamdan yang menyesali keputusannya.
Meskipun memang tampak seperti kanopi, tapi ini lebih ke green canopy. Jadi konsepny menggunakan tanaman rambat (pohon anggur, dll) yang nanti akan menjalar di kanopi itu dan berfungsi sebagai peneduh alami. Namun bukan tempat untuk meneduh utama ketika hujan.
Selama beberapa saat keduanya saling diam. Bingung apa yang akan dibicarakan. Kayla dalam hati kecilnya masih memiliki ‘rasa’ pada Hamdan. Sementara Hamdan, ia sudah menambatkan hatinya pada Alisa. Lagipula sekarang Kayla sudah memiliki suami sah.
Kayla : Hmmm.. Hmm.. Hmmmm.. mmmm.. Mmmmm.. suara Kayla bersenandung.
Hamdan : Hemm?? Kamu ngapain La?? Tanya Hamdan mencoba memecah kesunyian antara keduanya.
Kayla : Mm.. ngga.. Cuma mengenang dulu aja waktu kita masih SMA.. kata Kayla sambil terus bersenandung dengan gumamannya sambil menggoyang-goyangkan kepalanya.
Hamdan : Iyakah?? Yang kapan yaa..?? Kata Hamdan mencoba mengingat lagi.
Kayla : Lupa yahh..?? Yaahh.. mau gimana lagi.. aku yang telat buat nangkap ‘sinyal’ darimu.. jadi udah sepantasnya kalau dilupakan.. kata Kayla sambil menoleh menatap Hamdan.
Hamdan : Kayla.. kamu.. masihh yaa..?? Kata Hamdan yang tak mampu berkata-kata saat Kayla tiba-tiba menggenggam tangannya dan mengucapkan hal itu.
Kayla pun tak menjawab pertanyaan Hamdan. Hanya senyuman penyesalan yang tersirat dari mata lentiknya yang dihias eyeliner. Khimar jumbo, abaya, dan maskernya semua sudah basah kuyup. Sepertinya langit ikut menangis sore itu merasakan hati Kayla yang sudah terlalu hancur untuk diobati kembali.
Kayla : Hamdan.. boleh gak aku egois dikit..?? Aku tau hatimu sudah untuk akhwat itu.. tapi.. tapi.. sore ini aja.. boleh yaahh..?? Ucap Kayla yang kini kedua tangannya menggenggam kedua tangan Hamdan.
Hamdan hanya tersenyum. Ia tau kalau dirinya sudah menginjak hancur hati Kayla dengan beralih hati pada Alisa. Tapi waktu tak mungkin bisa diulang. Tinta sudah terangkat dan kering. Ibarat Nasi yang sudah menjadi bubur. Sebagai seorang lelaki, ia pun tak sanggup menolak permintaan tulus seorang akhwat yang patah hati padanya. Kayla pun menarik Hamdan. Keduanya berjalan di bawah guyuran hujan yang deras membasahi wajah Jogkakarta. Kayla tak ingin sesuatu yang lain. Kayla hanya ingin sore itu, ia kembali mengenang rasa yang pernah hujan torehkan ketika ia bersama Hamdan di masa itu di waktu yang sama, dibawah deraian Hujan.
Kayla : Rinai hujan basahi aku.. Tekenikmatan sepi yang mengendap.. Kala aku mengingatmu..Dan semua saat kenikmatans itu.. ucap Kayla menyanyikan lagu Utopia – Hujan sambil melangkah berdua bersama Hamdan menyusuri Lembah UGM.
Segalanya seperti mimpi.. Kujalani hidup sendiri.. Andai waktu berganti.. Aku tetap takkan berubah..
Aku selalu bahagia.. Saat hujan turun.. Karena aku dapat mengenangmu.. Untukku sendiri..
Selalu ada cerita.. Tersimpan di hatiku.. Tentang kau dan hujan.. Tentang cinta kita yang mengalir seperti air..
Aku selalu bahagia.. Saat hujan turun.. Karena aku dapat mengenangmu.. Untukku sendiri..
Kayla : Aku bisa tersenyum sepanjang hari .. Karena hujan pernah menahanmu di sini.. Untukku.. Ucap Kayla sambil menhadap Hamdan dan menggenggam kedua tangannya.
Untuk beberapa saat keduanya saling memandangi satu sama lain dibawah naungan pohon besar yang merupakan 1 dari 9 pohon besar disana. Keduanya sudah basah kuyup. Meski begitu, rasa yang dulu pernah ada pun sedikit menghangatkan pertemuan Hamdan dan Kayla sore itu meski diguyur hujan deras.
Kayla : Mmm.. Hamdan.. Bolehkahh.. Mmfhh!! Mmfhhh.. Mfhhhh.. Mffshh.. Ahhh.. Hamdanhh.. Mmfhh.. Mchhh.. Mfhhh.. Mfhh..
Sinyal yang diberikan Kayla terlalu kuat meskipun bagi lelaki introvert seperti Hamdan dulunya. Dengan cepat Hamdan mendekap tubuh Kayla dan memagut bibirnya yang berwarna pink kenikmatans. Masker kain yang Kayla kenakan sudah ia lepaskan sedari tadi. Kayla tak ingin sedetikpun momen ini terlepas. Layaknya rindu yang sudah lama terpendam, pagutan Kayla tak kalah buasnya dengan Hamdan.
Kayla : Mfhh.. Mfhh.. Mfhhh.. Mmchh.. Mfhhh.. Mffaahh.. Hamdannhh.. Mmhh.. ucap Kayla menatap Hamdan sambil kedua tangannya menggenggam gamis Hamdan.
Hamdan : Ahhh.. Maaf La.. aku kelewatan yah.. Mmm.. aku antar pulang yuk.. kata Hamdan sambil hendak beranjak pergi.
Kayla : Ngghh.. jangann.. bentarr.. kata Kayla menarik erat gamis Hamdan.
Hamdan : Hemm..?? Kenapa kamu La?? Ntar masuk angin lhoo.. kata Hamdan yang berupaya agar ini tak berlanjut lebih jauh.
Kayla : Jangann.. Jangann.. Tolong tetep disiniihh.. kata Kayla menunduk sembari mengarahkan tangan Hamdan ke toketnya.
Hamdan : Kayla.. Tapi kann.. kata Hamdan terhenti karena sebenarnya ia juga ingin melakukan lebih jauh lagi.
Kayla : Gapapaahh.. sekali ini ajahh.. aku ingin ngrasain kehangatanmu lagi Hamdan.. peluk aku.. cium aku.. setubuhi aku.. ucap Kayla dengan suara bergetar dan langsung memeluk Hamdan.
Bak dicinta, ulam tiba. Hamdan pun segera membuka kunci birahi dalam tubuhnya. Dibawah derasnya guyuran hujan, Hamdan mulai beraksi. Tangannya segera meremasi bongkahan bokong Kayla sementara mulutnya tengah fenchkiss liar. Tangan kanan Kayla pun sama liarnya dan sudah menyusup ke sirwal Hamdan. rudal Hamdan yang masih agak lemas, kini tengah dipijat lembut oleh jemari lentik mahasiswi UMY itu.
Kayla : Ahh.. Hamdann.. Shhh.. Ohhh.. Mmhh.. Sshhh.. Aku kangen kamu banget.. Ahhh.. Shhh.. Oohhh.. desah Kayla sambil tangan kirinya meremasi kepala Hamdan menikmati gigitan Hamdan di lehernya yang masih tertutup khimar.
Hamdan : Mfhhmm.. Mfhhm.. Bukannya kamu udah nikah?? Mmfhh.. Mfhh.. jawab Hamdan sebelum kembali mencupangi dan menggigit leher Kayla.
Kayla : Aahh.. Iyahh.. tapi tetep ajahh.. hangat dan liarnya dirimuh.. ga bisa.. ga samaahh.. aahh.. Mmhhh.. Oohhh.. Hamdannhh.. Aahhh.. Terusshh.. ucap Kayla yang merem melek keenakan.
Hamdan : Mmfhh.. Ooohh.. jadihh.. Kamu ga puas sama suami kamuhh..?? Hmmfhh.. Mfhhmm.. Nakal juga yaahh.. kata Hamdan sembari menyibakkan khimar Kayla.
Kayla : Aahh.. Iyaahh.. Itu jugaahh.. pokoknya Cuma rudal kamuuhh ini yang bisa bikin akuuhh puasss.. kata Kayla yang sudah nafsu berat.
Kedua tangan Kayla segera menarik resleting depan abaya hitamnya dan slurr.. abaya hitamnya begitu cepat tanggal. Hamdan pun sesaat memandangi tubuh indah Kayla yang baru saja melepas inner-pants abu tua nya. Tubuh semampai dengan kulit kuning lsngsat mulus tanpa cela. Toket bulat penuh berukuran 40C yang berupaya dikekang bra hitam, perut rata nan ramping, pinggul lebar dengan bokong bulat sintal, berpadu indah dengam kaki jenjangnya yang mulus tanpa cela dan hanya ditutupi kaos kaki hitam sebetis.
Kayla : Aahh.. Hamdann.. Ooohh.. Shh.. Mhhh.. Awwhh.. Yeshh.. Iyaahh.. Ituuhh.. Ahh.. Lidah kamu ituhhh.. Ooohh.. Allaahh.. Kangennyaahh akuhh.. dizinahin Hamdan… Ahhh.. Mmhh.. Enakk sayanghh.. Ooohh.. Hamdan sayanghh.. Ahhh.. Terusshh..
Kayla terdorong hingga bersandar di batang pohon besar dibelakangnya. Hamdan dengan begitu buasnya mulai mencupangi pangkal leher Kayla yang kini penuh dengan bercak merah. Kedua tangan Kayla terus menjambaki dan meremas rambut Hamdan saat kini lidah Hamdan mulai bermain-main di sekitar toket Kayla yang berputing coklat itu. Desahan dan rintihan Kayla semakin menjadi saat lidah Hamdan mulai menyapu sekeiling putingnya. Matanya terpejam, sambil sesekali ia gigit bibirnya karena sensasi rangsangan lidah Hamdan yang luar biasa. Dan lenguhan Kayla pun pecah saat akhirnya Hamdan mengulum puting coklatnya yang sudah tegang.
Kayla : Ssshh.. Aahh.. Hamdannhh.. Aahhh.. Mmhh.. OOOUUHH.. SSHHH.. YESSHH.. AAAHH.. AKHIRNYAHH.. OOHH.. ENAK BANGETT HAMDANKUUHH.. AAAHH.. MMHH.. SSHH.. OHHH.. YANG KASAR SAYANGHH.. GIGITHH.. AWWWHH.. MMHH.. TERUSHH.. OHHH.. YAA ALLAAH.. ENAK BANGETH SELINGKUHH.. OOHH.. MHH.. NAKAALLHH.. AAHHH.. SSHH.. AAHHH..
Hamdan semakin liar dalam menggarap kedua titik sensitif di dada Kayla. Istri Arya itu pun tampak begitu menikmati permainan mulut Hamdan. Gigitan, kuluman, hisapan, semua teknik Hamdan tak bisa dibandingkan dengan Arya suaminya. Kedua tangan Kayla terkadang meremasi kepala Hamdan, kadang pula mencakar punggung Hamdan karena kenikmatan yang tak tergambarkan. Dan akhirnya, teknik Hamdan ‘Sang Penakluk’ pun muncul. Tak pelak, seluruh tubuh Kayla mengejang, kepalanya mendongak, matanya sayu, dan ia menggigit kuat bibir bawahnya saat Hamdan mengulum dan menggigit kedua putingnya bersamaan setelah lebih dari 5menit terus dicumbu.
Kayla : AAHHH.. MNHH.. SSHH.. MMMH.. OOHH.. HAMDANNHH.. MHHH.. AMPUJNNHH.. ENAK BANGETHH.. AHHH.. KOK BISA SIHH.. OOHH.. OOHHH.. SHHH.. MAS ARYAH AJA GA BISAAHH.. MMHH.. OHHH.. DUUHH.. AMPUNN ENAKNYAHHH.. MNHH.. OOOONNNGGHHH…!!!
SSRRRRRRRRRRRR.. SRRRRRRRRRRRRRRRRR…
Kayla mendekap kuat kepala Hamdan yang tenggelam di belahan dadanya. Kedua kakinya berjinjit dan mengejang hebat saat orgasme pertamanya menerpa. Cairan surgawi mengalir deras, merembes dari CD hitamnya yang terlalu tipis untuk membendung semburan birahi akhwat kenikmatans itu.
Kayla : Aaahh.. Ssshhh.. Mmhhh.. Oohh Hamdannnhh sayanghhh.. Sshhh.. Kangen bangett akuhh sama rasaahh iniihh.. ucap Kayla yang tampak lemas sambil kedua tangannya berpegangan pada bahu Hamdan.
Hamdan : Aahh.. gitu ya?? Suami kamu laki bukan sih?? Masa ga bisa bikin istrinya muncrat?? Kata Hamdan sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Kayla dengan tangan kanannya bertumpu di batang pohon dan tangan kirinya memegangi dagu Kayla.
Kayla : Iyahh.. ngga bisa bikin akuuhh ginihh.. Ahh.. Cuma kamu seorang.. Hamdankuhh.. kata Kayla dengan nafasnya yang menderu.
Hamdan : Jadi.. kamu cinta aku.. atau cinta tubuhku..?? Tanya Hamdan.
Kayla : Semuanyaahh.. semuanya sayanghh.. semuanyaaa.. aku mau ngrasain hangatnya cintamu kayak kamu cintai pacarmu.. aku mau ngrasain hangatnya tubuhmu sama kayak ‘dia’ ngrasain juga.. aku juga mauh.. ngrasain kasar dan perkasanyah dirimu sama kayak waktu kamu setubuhi ‘dia’.. aku mau semuanyahh.. tolong Hamdann.. beri aku semuanyaaahh.. sekali ini ajahh.. tolongghhh.. pinta Kayla dengan wajahnya yang mengiba.
Hamdan : Okey.. sayangkuu.. untuk sore ini aja.. hatiku dan tubuhku milikmu sepenuhnya.. Kayla sayangh.. Mchhh.. Mfhhh.. ucap Hamdan sambil memagut lembut mulut Kayla.
Kayla : Mmfhh.. Mfhhh.. mffuuahh.. Aahhh.. makasih sayangkuuhh.. giliran aku yaah.. ucap Kayla sambil tersenyum nakal dengan wajah dan khimarnya yang basah kuyup oleh hujan.
Kayla mulai melepas gamis Hamdan secara perlahan. Ia pun melemparnya ke bangku yang tak jauh dari tempat keduanya berdiri. Ia takjub dengan tubuh Hamdan yang tampak atletis nan maskulin. Darah dalam tubuhnya semakin mendidih ketika jemarinya menyentuh detil tubuh Hamdan yang begitu ‘bercintai’.
Kayla : Aaahh.. Hamdan sayang.. bagus banget badan kamuh sekarang.. Ahhh.. aku rela disetubuhi kapanpun kalau liat inihh terushh.. Mmhhh.. ucap Kayla sambil mulai berlutut.
Kayla : Mmhhh.. Sshhh.. Apa ini sayanghh..?? Gedenyahhh.. Mchh.. Mchhh.. Aahhh.. bikin akuhh makin becekk.. Shhh.. Mmhhh.. Mcchh.. Mchhh.. ucap Kayla sambil menciumi dan membelai rudal Hamdan yang hendak menunjukkan bentuk aslinya namun masih dikekang sirwalnya.
Ssrrt.. Ssrrt.. Ploppp.. Plakk! rudal Hamdan langsung melompat keluar dan menampar wajah putih kenikmatans Kayla yang berpipi agak chubby. Kayla mendiamkan beberapa saat rudal Hamdan menutupi ¾ wajahnya. Terlihat begitu kontras dengan warna rudal Hamdan yang sawo matang.
Hamdan : Hohoo.. kenapa Kayla sayang?? Kangen juga sama yang ini..?? Ucap Hamdan sambil menentengkan tangannya di pinggang.
Kayla : Aaaahh.. Shhh.. Bangethh.. Hhmmhh.. Gantengnya.. Kekarnya.. Gagahnya.. Aahhh.. jadi makin gatel dibawah.. Shhh.. buat akuh yaahh.. Mchh.. Mchh.. Srrpptt.. Srrppt.. Mchh.. Mchhh.. Haaemmfhhmm.. MFFHH.. MFHHH.. SRRPPTT.. MFFHHH.. OCKK.. OCKK.. OGCKK.. MMFHH.. Mffaaahh.. Ahh.. Lezat banget sayangg batangnyahh.. Aahhh.. asli bikin ketagihann.. Ooohhh.. rudall sayang.. nanti entotin aku yaaahh.. Haemmffhh.. MFFHH.. MFHH.. OCGKK.. OCGKK.. OCGKK.. MFFHH..
Mulut Kayla begitu menikmati keras dan besarnya rudal Hamdan. Lidahnya menari-nari membelai setiap detil kejantanan pacar Alisa itu. Bahkan dinding kerongkongannya mendekap erat, serasa rindu yang telah lama terpendam. Mata Kayla sesekali menatap genit ke arah Hamdan seolah bicara “Enak kan sayang?? Lebih enak seponganku kan?”. Dan layaknya penyepong handal, kedua tangannya ia letakkan di belakang punggungnya.
Hamdan : Oohh.. Mmhhh.. Shh.. Nahh gitu sayanghh.. Wuuhh.. mantabb.. ucap Hamdan yang merem melek merasakan blowjob Kayla.
Derasnya hujan yang mengguyur keduanya sore itu dan lokasi outdoor yang mana setiap orang bisa mengaksesnya semakin menambah adrenalin keduanya. Kayla pun tak ragu-ragu untuk beraksi, menunjukkan sisi ‘lacur’nya dihadapan Hamdan ketika menggarap rudal Hamdan.
Kayla : Mffuahh.. Ahhh.. Ahhahh.. Shh.. Sedap sekali sayanng.. Ahhh.. Ayokk sayanghh.. sodokin yang liaarhh.. Aahhh.. kerongkongan ini udah rindu banget disodok rudal ganteng Hamdankuuhh.. ucap Kayla sambil meratakan liur kentalnya yang melumuri rudal Hamdan ke wajahnya.
Hamdan : Oohh.. kamu mau disodok kasar sayanghh?? Mau banget?? Ujar Hamdan sambil membungkuk dan menarik khimar Kayla ke belakang yang membuat Kayla mendongak.
Kayla : Aaahhah.. Iyaahh.. Mauu.. mau bangethh.. Aahh.. Aakkk.. masukinn sinihh sayangkkuhhh.. yang kasaarhhh.. kata Kayla sambil membuka mulutnya lebar-lebar dan kedua tangannya pun ikut membantu melebarkan mulutnya.
Hamda : As You wishh my lovely Kayla.. ucap Hamdan.
Kayla : Haaemmfhhhckk.. NGHHH.. MFFGCKK.. OGCKK.. OGGCKKK.. MFFHH.. OGCKK.. OGCKK.. MFHH.. OGCKK.. OGCKK.. UHUKK.. OGCKK.. OGCKK.. MFFHH.. MFFHH.. OGCKKK..
Tanpa basa-basi lagi, rudal Hamdan segera melesak masuk hingga mulut dan wajah Kayla mentok di selakangannya. Pinggul Hamdan segera menggenjot cepat dan kuat. Suars decak becek kerongkongan Kaylas yang ditumbuk rudal Hamdan terdengar begitu jelas meskipun hujan begitu deras mengguyur. Sebuah pemandangan yang erotis, dimana ikhwan aktifis LDK Kampus tengah bugil dan menyodok hebat mulut akhwat yang juga bugil dan berlutut dihadapannya padahal ia adalah istri sah orang lain. Bahkan Kayla kembali meletakkan tangannya dibelakang punggungnya seolah-olah ia memang budak dari rudal Hamdan.
Kayla : OGGCKK.. OGCKK.. MFHHH… OGCKK.. MFFHH.. MFFHH.. OGCKK.. OGCKK.. OCKK.. OCKK.. MMMFFNGHHHHH..!!! OCKK.. OCKK.. OCKKK..
SSRRRRRRRRRRRR.. SSSRRRRR… SSSSSRRRRR…
Pinggul Kayla kembali kelojotan saat gelombang orgasme dari facefuck yang Hamdan lakukan menerpa hebat dirinya. Bukannya berhenti, Hamdan justru mencengkram kepala Kayla dan menggenjotnya jauh lebih kasar lagi. Bahkan beberapa kali Hamdan melesakkan seluruh rudalnya dan membekap kepala Kayla di selakangannya.
Hamdan : Kamu suka dikasarin ginih sayang?? Mau lagi..??! Ucap Hamdan sambil melepaskan rudalnya dari mulut Kayla dengan menarik khimar Kayla.
Kayla : MmfhhuaHh.. Aaahh.. Ahhahh.. Iyahhh.. Sukaahh.. Aahh.. Lagii Hamdankuhh.. Lagiihh.. sodok lagihhh.. Aahhh.. rudalmuhh enak bangethh.. ucap Kayla yang tampak sudah kehilangan akalnya.
Hamdan pun kembali melesakkan rudalnya. Bahkan kini Kayla harus berjongkok untuk menahan kuatnya gempuran Hamdan. Kepalanya berada di antara kedua kaki Hamdan sementara Hamdan membungkuk dan mencengkram kepala Kayla yang terbalut khimar. Mata Kayla nanar, pasrah menjadi samsak pemuas nafsu Hamdan. Kedua tangannya sibuk meremasi toketnya sendiri yang menambahkan kenikmatan yang ia rasakan.
SRRRR.. SRRRRRRRRRRRRRRRRR.. SSSSRRRRRRR..
Kayla pun tak kuasa membendung gempuran banjir cairan surgawinya. Kenikmatan facefuck yang berpadu dengan deepthroat brutal Hamdan membuatnya klimaks hebat. CD yang ia kenakan tak hanya basah oleh hujan tapi juga oleh lendir birahi dan cairan surgawinya.
Hamdan : Loohh.. ngecrot mulu sayang.. hahah.. emang bener suka dikasarin nih! Sini berdiri buruan.. kata Hamdan sambil menarik Kayla untuk berdiri.
Kayla : Aahhh.. Mhh.. Shhh.. iyah sayangkuhh.. Ahhh.. jawan Kayla yang berupaya bangun karena sudah mulai merasa kedinginan tersiram air hujan sejak tadi.
Hamdan : Sanah Hadap ke pohon! Perintah Hamdan yang disambut antusias Kayla.
Kayla : Aahh.. Shh.. Ginih sayangh..??? Kata Kayla yang kini berdiri menghadap pohon dengan tubuhnya condong ke belakang sehingga menyodorkan bokong bulat putihnya ke Hamdan.
Hamdan : Wuuhhh.. muluss bulethh.. Mmhhh.. ini buatku semua sayanghh?? Mau disodok yang mana duluuhh..?? Hmmm?? Kata Hamdan sambil menggesekkan rudalnya di belahan bokong Kayla.
Kayla : Aahh.. Shhh.. Terserah sayangku Hamdan.. Ahhh.. aku milikmu seutuhnyaa.. tubuh ini milimu Hamdannhh.. Ahhh.. nikmatin sepuasnyaahh..!! OOOHH.. SHH.. MHHH.. GEDENYAHH.. OOHHH.. YESHH.. YESHH.. MHHH.. AAHH.. SAYAANGHH.. ENAK BANGETHH.. OOHH.. YANG KASAR.. AAHH.. AWGHH.. OHH.. OHHH.. SHH.. rudalLHH.. AAHH.. rudalHH ENAKK.. MMHH..
BLESSHH.. rudal Hamdan menusuk cepat jauh menyusuri liang surgawi Kayla yang sudah banjir bandang dengan lendir hingga mendobrak pintu rahimnya. Kayla terbelalak saat merasakan rudal keras nan kasar Hamdan menghantam rahimnya dengan kuat. Lenguhan panjang keluar dari mulutnya yang menganga secara natural. PLOKK!! PLOKK!! PLOKKK!! Kedua tangan Hamdan mencengkram kuat bokong Kayla sambil sesekali menamparinya karena gemas. Toket Kayla bergoyang hebat mengikuti gempuran Hamdan dari belakang. Bahkan suara benturan tubuh keduanya terdengar dominan meski hujan tak nampak akan berhenti.
Hamdan : Suka diginiin?? Enak yaahh.. sayangh?? Hemm..?? Nghh.. nghh.. PLAKK.. PLAKK.. Kata Hamdan sambil terus menggenjot cepat serambi lempit Kayla dari belakang.
Kayla : AAHHMM.. MHH.. OHH.. OHH.. IYAHH SAYANGKUHH.. AHH.. BANGETHH!! OOHH.. ENAKNYAHH.. OHH.. MENTOK SAMPEKK.. UJUNGHH.. MMHH.. OOWWHH.. ALLAAHH.. NIKMAT BANGETH.. OHHH.. KASAR.. CEPETH.. AAHH.. PERKASAHH.. OHH.. OHHH.. GA TAHAN LAGIIHH.. OHH.. OOOHHNNGHHHHHHH…!!!
PLOP!! SEEEERRRR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEERRRRRRRRR..
Hamdan segera mencabut rudalnya saat merasakan jepitan serambi lempit Kayla menguat. Dan benar saja, ledakan cairan surgawi pun menyembur kuat. Selama hampir 7 detik tubuh Kayla kelojotan, matanya terpejam, sementara kedua tangannya mencakar batang pohon tempat ia bertambat. Tak menunggu waktu lama.. Prrrtt.. Blesshhh..
Kayla : OOOONNGHHH.. SSSHHH.. AAAHHH.. SSSHH.. OOHHH.. YESSHHHH.. UDAH LAMA BANGETT.. GA DISODOK DI ANUSS.. OOHH.. MMHH.. AWWHH.. OGHH!! OGHH!! TERUSHH.. SAYANGKUHH!! OHHH!! rudal ENAKK!! OOHH.. menggenjot ENAK!! OOHHH.. ANAL ENAKK!! OHH.. OHHH.. SHH.. OHHH..
Anus Kayla yang sudah terlalu gersang dari rudal, kini kembali merekah, mekar indah setelah rudal Hamdan kembali menyesakinya. Selama menjadi istri Arya, suaminya tak pernah mau variasi bercinta. Bahkan dalam urusan gaya pun itu-itu saja, tak ada variasi dalam pemilihan lokasi bersetubuh, apalagi sampai menjajal.anal bercinta. Padahal Kayla sudah terbuai kenikmatan anal saat ia bertemu suami bu Donita, Hengki, dan juga Hamdan di rumah bu Donita dulu. Kini semua penantian itu terbayar sudah. Botol Coca-cola yang biasa ia gunakan sebagai pelampiasan, kini sudah berganti dengan rudal sungguhan. Terlebih lagi ini rudal Hamdan, Sang Penakluk Akhwat. Sudah tentu Kayla pun menggila. Dalam 2 menit saja Hamdan menggenjot anusnya ia sudah mengalami Anal-Orgasm.
Kayla : AAHH.. MHH.. OHH.. ENAK BANGETH!! TERUS SAYANGHH!! OOHH!! OHHH!! MMHH!! SSHH.. OOHH!! MAU KELUAR LAGIHHH..!! TERLALU ENAK..!! OHH.. MMNGGHHHHHH..!!!
SEEEEEERRRRR.. SEEEEERRRR.. SEEEERRRRRRRRRRRR..
Kali ini tak hanya pinggul dan kaki, melainkan seluruh tubuh Kayla mengejang hebat. Seperti orang yang sedang disengat listrik jutaan volt. serambi lempitnya memacu kuat cairan surgawinya yang mengucur deras selama 10detik an. Meski belum usai Orgasme, Kayla tiba-tiba langsung membalikkan badannya dan membungkuk. Hamdan terkejut saat tiba-tiba Kayla mengulum liar rudalnya layaknya orang kelaparan.
Hamdan : Nghh.. Sshhh.. Wuuhh.. Enak yah sayangh.. suka banget rasa lendir anus kahh?? Kata Hamdan sambil membelai kepala Kayla yang tengah maju mundur cepat mengocok rudal Hamdan dengan mulutnya.
Kayla : MMFHH.. MFHH.. OCKK.. OCKK.. MFHH.. OCCKK.. MFFUAHH.. E’emhh.. lezat bangeth sayangh.. Ssrrppt.. Beda banget sama rasa botol.. Ahhh.. Lagiihh.. Lagiihh.. Mmhh.. kayak gini yaahh.. ucap Kayla yang ingin mencoba gaya baru.
Kayla kini berdiri hanya dengan kaki kanannya. Tubuhnya merapat ke batang pohon dengan tangan kanan dan bahu kanan menjadi bantalan. Kaki kirinya diangkat tinggi dan disandarkan di bahu kanan Hamdan. Dengan posisi ini, selakangan Kayla terkuak lebar, menampilkan serambi lempit coklatnya yang sudah merekah dan siap dihujam rudal ikhwan manapun. Blesshh.. rudal Hamdan melesak cepat menembus sempitnya liang surgawi Kayla. Tangan kiri Hamdan meremas kuat toket kanan bulat istri Arya itu, sementara tangan kanannya berpegangan pada pangkal paha kanan Kayla.
PLAKK!! PLAKK!! PLAKK!!
Kayla : Ahhh.. Shhh.. AAAUNNGHH.. MMHH.. SHHH.. OHH.. OHH.. YESHH.. SHH.. AHHH.. ENAK SAYANGHH.. OHH.. rudalLHH.. rudalLHH.. AAHH.. PERKASAH BANGETHH.. GA KAYAK SUAMIKUHH.. OHHH.. TERUS HAMDANNHH.. SODOK TERUSSHH.. MMHH.. AAHH.. CIUM AKUHH.. CIUM AKUHH HAMDANKUHH.. Mfhh.. Mfhhh.. Mfhhh.. racau Kayla yang berupaya tetap berdiri menahan gempuran Hamdan.
Keduaya kembali berpagutan. Lidah kedua insan aktifis LDK itu pun saling melilit satu dengan yang lain. Kayla benar-benar dimanjakan oleh kenikmatan bercinta liar fantasinya. Outdoor bercinta, dengan gaya yang ekstrim, genjotan liar nan buas, dan semuanya semakin sempurna karena dilakukan oleh Hamdan.
Kayla : AHH.. AHHH.. MAU KELUAR LAGI SAYANGHHH.. TERUSSHH.. IYAHH.. DISITUHH.. OOHH.. OOHHH.. MNGHHHH.. OOHHH.. SHHH.. MMHH.. HHENNGHHHHHH..!!!
Plopp!! BLESSHHH..
SEEEEEERRRRR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEEEEEERRRRRRRRRR..
Mata Kayla nampak sayu. Bibir dan suaranya gemetar karena orgasme hebat yang ia alami. Tepat saat Hamdan mencabut rudalnya dan langsung amblas ke anus Kayla, .emek Kayla pun merespon dengan menyemburkan kuat cairan surgawi akhwat cantik itu. Meski Kayla masih kelojotan, Hamdan terus saja menyodok buas anus Kayla yang begitu sempit. Bibir anus akhwat UMY itu tertarik keluar masuk total, seakan tak ingin melepaskan rudal Hamdan. Tangan Hamdan sudah tak di toket lagi, ia kini mencekik Kayla yang justru membuat Kayla semakin birahi diperlakukan seperti itu.
SEEEEEERRRRR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEEEERRRRR..
Anal-Orgasm menerpa Kayla bertubi-tubi. Lebih dari 4x ia mengejang karena Anal-orgasm di posisi itu. Sementara ketika di sodok serambi lempitnya hanya 2x saja. Perut Kayla terlihat menggembung tiap kali Hamdan menyodokkan rudalnya sepenuhnya. Namun itu justru meledakkan kenikmatan yang Kayla rasakan disekujur tubuhnya.
Kayla : OOHHH.. MHHH.. SHHH.. HAMDANNHH.. AAHHH.. KUAT BANGET SIIHH.. OOHH.. MMHH.. SHH.. CIUMN AKUH.. CIUM LAGIHH SAYANGHH.. MHHH.. Mfhhh.. Mfhhh.. Mchhh.. Mchhh.. Mchhh.. Mfhh.. Mffuahh.. AAHH.. AHHH.. ALLAAHH rudal ENAKK.. AHH.. ENTOT AKU TERUSS.. SAYAAAANGHHHHHH!!!
SEEERRR.. SSSSSSSUUUUUUUUURRR..
Mata Kayla terpejam saat merasakan Anal-Orgasm kelimanya di posisi itu. Hamdan berhenti sesaat untuk mengambil nafas dan menyodokkan rudalnya menyeluruh, menekan seluruh bagian dalam perut Kayla yang membuat orgasmenya makin deras tak terkontrol.
Hamdan : Wwuoohh.. Shhh.. Luarbiasa sayanghh.. Hmmhh.. Udah kan istirahatnya?? Sore ini ga ada kata istirahat.. kita menggenjot terus sampai malam.. maukan sayang?? Kata Hamdan sambil bersiap mengganti gaya.
Kayla : Ahh.. Sshh.. E’emhh.. Iyah sayang.. menggenjot terusshh.. aku sayang kamuhh Hamdan.. entot aku terus sampai puashh.. aahh.. mau sampai besok juga boleehh.. kan ku buka tubuhku hanya untukmu sayanghh.. entot terushh akuhh.. genjott terushh.. zinahi akuhh.. nodai akuhh.. hamili aku sayanghh.. kata Kayla yang sudah terlalu dalam perasaannya pada Hamdan.
Hamdan : Sampai besokk sayanghh.. kalau diliat orang gimanah?? Hnghh.. Ahhhh.. nah gini lebih enak.. ucap Hamdan sambil membopong Kayla sementara kedua kaki Kayla bersandar di pundak Hamdan dan menjulang ke atas.
Kayla : Aahh.. Awwhh!! Sshh.. diliatin orang sayangku?? Biarin aja.. kita bakalan menggenjot depan mereka.. aku bakalan teriak kalau aku suka dientot kamu Hamdankuhh.. aku bakal kasi tau semuanya kalau aku milikmu.. Ahh.. Ayukk sayanghh.. Ayukk lagihhh.. Oohhh.. ucap Kayla sambil menahan nikmat rudal Hamdan yang masih bersangkar di anusnya.
Hamdan : Okey sayangkuhh.. sampai besok pagi yahh?? Nghh..!! Nghh!! Sshh.. Nghh!! Ucap Hamdan yang perlahan mulai menggerakkan pinggulnya.
Kayla : Iyahh sayaangg.. sampai beSOOKKK.. OHHHH.. MHHH.. SSHH.. OOHH.. DALEMNYAHH.. MMHH.. SHHH.. SAYANGHH.. OOHH!! OHH!! OHH!! SHH.. ENAK SAYANGH.. ENAK BANGETH!! ANAL ENAKK!! OOHH!! OHH!! MMHH.. SHH.. TRUS SODOK SAYANGHH!! GENJOT TERUS BOKONGKUH!! OOHH.. HAMDANKUHH.. ENAKNYAH rudal KAMUHH!! ALLAHH..!! ENAKNYAHH!! OOHH.. OHHH..
Hamdan mendorong Kayla hingga punggung atasnya bersandar di batang pohon. Kedua tangan Kayla merangkul leher Hamdan, menambah keatsbilan tubuh Kayla di cengkraman Hamdan. Kedua tangan Hamdan yang cukup berotot itulah yang menjadi penopang utama. Perlahan tapi pasti Hamdan rudal Hamdan mulai menggagahi liang bo’ol akhwat cantik teman SMA nya itu. Meski tadi sempat beringas, namun kali ini Hamdan ingin agar Kayla menikmati anal bercinta dibawah deraan air hujan bersamanya. Dan itu terlihat dari ekspresi wajah Kayla. Matanya terpejam dengan mulutnya menganga, merasakan kenikmatan yang intens saat rudal berurat keras Hamdan menggesek dinding anusnya. Syaraf di otaknya serasa di bius, bahkan ia mendesah diluar kesadarannya. PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!! Saat kini Hamdan mulai gencar menggempur bokong Kayla, racauannya pun makin menggila. Kenikmatan tiada terperkirakan terus menyengat seluruh syaraf di tubuhnya. Ia serasa melayang di langit-langit kenikmatan zina. Tak ingin rasanya semua itu berakhir. Ia ingin Hamdan agar lebih kuat lagi dan lebih kasar menyenggamai liang bo’olnya.
Kayla : OOHH.. SSHH.. AAHH.. YAAHH SAYANGG.. KASARHH GINIHH!! OHH.. NIKMATNYAHH!! NGHHH.. TERUSHH.. KENCENGIN SAYANGHH!! OOHH.. OHH.. HAMDANHH.. ENAK BANGETH SAYANGHH!! YESHH.. YESHH.. IYAHH.. KAYAK GITUUH!! OOHH.. GA TAHAANN.. OOHH.. KELUAARRHH.. AAHHNNGHHHHHH..!!!!
SSSSSSSUUUUUUUUURRR.. SSSSSSSSSUUUUUUUUUUUURRRRRR..
Kepala Kayla mendongak saat serambi lempitnya mekar menyemburkan cairan surgawi layaknya air mancur. Begitu kencang dan deras menjulang tinggi. Hamdan pun terkejut melihat semburan cairan surgawi Kayla. Selama ia menzinahi Kayla, baru sekarang ia melihat Kayla klimaks sebegitu hebatnya.
Hamdan : Beehh!! Kenceng amat sayang!? Enak ya!? Mau dibuat muncrat lagi!? Hah!? Hah!?? Ujar Hamdan yang kembali meningkatkan tempo genjotannya.
Kayla : IYAHH.. OOHH.. MAU BANGET SAYANGHH!! OHH!! OHH!! SHH.. MHH.. OHH!! ENAK BANGETHH SAYANGHH!! OHHH!! GEDENYAHH rudal KAMUHH!! OOHH.. OHH.. GA ADA LAWANNHH.. SHH.. NGGHH.. SSHH.. AMPUNN SAYANGHH.. ENAK BANGETHH!! AWWHH.. MAUHH KELUARHH..!! AHH.. AHH.. IYAHH TERUSHH.. GITUHH.. OOHH! OHHH!! OOHHHHNNGGGG..!!!
SSSSUUUUUUUUUURRRRRRRRRRRRRR.. SSUUUUUUUUUURRRRRRRRRRRRRR..
Anal-Orgasm kedua Kayla lebih dahsyat lagi ketika disodok sambil dibopong seperti itu. Bahkan begitu kuatnya hingga memandikan dirinya sendiri layaknya shower. Mulut Kayla pun menganga dengan lidahnya menjulur. Ia berupaya menenggak cairan surgawinya dari persenggamaannya bersama Hamdan. Hamdan pun tak tampak ada tanda kelelahan. Kini bokong Kayla pun sudah kemerahan karena menahan hantaman perut Hamdan tiada henti. Sekitar 15an menit Kayla bertahan. 4 kali sudah ia Anal-Orgasm yang membuatnya mengejang tak karuan di orgasme terakhirnya.
Kayla : Aaahhh.. Shhh.. Ooohhh.. Sayaanghh.. Gantian akuhh.. Mmhh.. Ohhh.. Shhh.. Nikmat banget sayanghh.. Awwhh.. Mentokkhh.. Aahh.. Ahhh.. Ahhhh.. Shhh.. Ahhh.. Enaknyahh… Ahhh.. rudal Nakallhh.. Ahhh.. Ahhh. Shhh..
Kini berganti Kayla yang beraksi. rudal Hamdan amblas ditelan liang surgawinya dengan mudah. Gaya WoT menjadi pilihan karena kini keduanya tengah memadu kelamin di atas bangku yang tersedia di dekat pohon tadi. Tangan kiri Kayla berpegangan di lutut Hamdan, sementara tangan kanannya berpegangan di bahu kiri Hamdan. Pinggul Kayla pun bergoyang, layaknya gelombang air, meliuk luwes menggiling nikmat rudal Hamdan. Hamdan pun dibuatnya merem melek. Meskipun Alisa juga bisa, tapi lokasi dan suasana keduanya menggenjot sore itu menambah kenikmatan yang kedua anak adam itu rasakan.
Kayla : Aawhh.. Oohh.. Sshh.. Oohhh.. Mmmhh.. Mantabnyah rudal kamuh sayanghh.. bikin aku ketagihaann.. Ahhh.. Enak banget siihh.. Mentookkk sampe ujunnghh.. Mhh.. Shh.. ucap Kayla sambil merem melek keenakan.
Hamdan : Ahahahaha.. Enak banget? Punya suamimu gimana?? Ga cemburu dia ntar..?? Mau digenjot aku terus hah?? Goda Hamdan sambil kedua tangannya meremasi toket bulat indah Kayla.
Kayla : Iyah.. Enaknyahh.. gak ketulungan sayanghh.. Ahhh.. Ahhh.. rudallhh.. Ahh.. Suamikuhh?? Bodo amathh!! Udah kecil.. shhh.. Letoy.. Ahhh.. Belum apa-apah.. udah muncrathh.. Shhh.. Oohh.. Ngga.. Biarin ajahh.. Cemburuh.. Sekalian ajahh.. kamu entotin akuhh.. depan diaahh.. Oohh.. Sayangghh.. Awhh.. Aahhh.. Mau keluar lagiihh.. NNNGHHHHHH..!!!
Plop.. SEEEERRRR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEEEERRRRR..
Kayla langsung mengangkat pinggulnya dan membanjiri perut Hamdan dengan cairan surgawinya. Tapi saat tubuh Kayla sedsng mengejang, Hamdan justru mengangkatnya lebih tinggi hingga kini ia mengangkangi wajah Hamdan.
Hamdan : Haaemmfhh.. Mfhhh.. Mfhh.. Srrppt.. Srrrpptt.. Mfhh.. Elelelmpthh.. Mfhh.. Mchh.. Mfuuahh.. masih seger ajah kayak dulu Kaylaku sayanghh.. Haemfh.. Mfhhh.. Srpptt..
Dengan buas Hamdan melahap serambi lempit coklat Kayla yang masih berkedut. Lidah Hamdan terus menyapu lendir dan cairan surgawi kenikmatans istri Arya itu. Bahkan ia sesekali menghisap labia Mayora Kayla yang membuat mahasiswi jurusan Pendidikan Agama itu menggelinjang. Baru saja ia orgasme, kini tubuhnya sudah kembali didekap gelombang birahi. Kedua tangan Kayla berpegangan ke ujung atas sandaran bangku sementara ia agak membungkuk karena menyesuaikan tinggi serambi lempitnya dengan kepala Hamdan.
Kayla : Ooonggh.. Sayanghh.. Aawhhh.. Nakalll yaahh.. Lidah kamuuhh.. Ooohhh.. Hisapphh.. Ahhh.. Enaknyahh.. Sshhh.. Oohhh.. beneran bikin nagiihhh.. Awhhh.. iyah disituhh.. Ahhh.. Gelihh sayangg.. Ahhh.. Enakk.. Ooohhh.. Oohhhh.. Allaahhh.. Aku mauhh punya suami Hamdannhhh.. Ahhh.. Sayanghh.. Oohhh.. Sayaaanggghhhhh..!!!
SEEERRR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEEERRRRRRRRR..
Glupp.. Glupp.. Gluppp.. hanya butuh waktu kurang dari 5 menit lidah Hamdan dengan mudahnya menaklukkan Kayla. Derasnya cairan surgawi Kayla membanjiri kerongkongan Hamdan yang memang sudah dahaga. Gurih, kenikmatans, sedikit pahit, dan sedikit asam, semuanya bercampur menjadi rasa lezat yang tak bisa digambarkan.
Kayla : Aaahh.. Shhh.. Curanngg sihh kamu Hamdannhh.. Ntar aku juga mau minumm sperma kamuhh.. Mmhhh.. Pasti gurih bangethh.. Shhh.. Lagi yahh.. Mmhh.. Masukk Siniiihhhhh!!! Ooohhh.. Enaknya Anall.. Ahhh.. Ahhh.. Ohh.. Sshh.. rudal.. Ohh.. rudal.. Oohh.. menggenjottthh.. Aaahhh..
Kayla kembali melahap rudal Hamdan yang segera bersangkar di anusnya. Kedua tnagan Kayla kini merangkul Hamdan dan keduanya saling berpagutan. Pinggul Kayla terus bergoyang maju-mundur cepat. Kedua toketnya pun tak lepas dari lihainya handjob Hamdan. Kayla dibuat mabuk kepayang oleh perkasanya Hamdan. Lidah yang lihai meliuk berdansa dengan lidahnya, jemari yang kasar nan lincah memilin putting dan meremas lembut toketnya, rudal gagah kekar jumbo yang selalu siap mendobrak kesempitan liang surgawi lawannya. Jelas saja Kayla kembali dihempas Anal-Orgasm untuk yang kesekian kalinya.
SEEERRR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEEEERRRRR..
Saat Kayla mengangkat tinggi pinggulnya, Hamdan justru ikut mengangkat tubuh Kayla dan sedikit menurunkan tubuhnya yang membuatnya mendapatkan facial hangat khas cairan surgawi akhwat. Blesshh.. rudal Hamdan kembali menyesaki liang peranakan Kayla. Kedua tangan Kayla kini bertumpu pada lutut Hamdan sehingga tubuhnya agak condong ke belakang. Gerakan pinggulnya kini naik-turun. Tak secepat ketika bergerak maju-mundur, tapi lebih terasa mantab dan puas. Hamdan juga turut membantu dengan mencengkram pinggang Kayla sehingga gerakan tubuhnya makin liar naik-turun. PLOKK!! PLOKK! PLOKK!! Mata Kayla merem melek menikmati hantaman rudal Hamdan yang mencoba mendobrak pintu rahimnya. Sesekali ia membanting kepalanya ke kiri dan kanan karena kenikmatan yang bertubi-tubi. Meski sudah hampir 20an menit, tapi tak nampak juga kelelahan pada tubuh Kayla. Outdoor bercinta dan mimpi untuk disenggamai Hamdan lagi, telah memberikan pada tubuhnya tenaga ekstra melawan buasnya tenaga Hamdan.
Hamdan : Hemm..?? Masih mau lanjut sayang?? Seenak itu ya rudalku?? Tanya Hamdan sambil meremasi toket kenyal 40C Kayla.
Kayla : Shhh.. Masih nanya mulu siihh sayaanghh.. Mmhh.. Sshh.. Bangethh.. Ahh.. kan sampe pagiihh.. Uwhhh.. Kekar banget sih ini rudallhh.. Jadi pengen disodokin hari-hari lohh sayangh.. kata Kayla yang menggeliat di pangkuan Hamdan.
Kayla yang kini berjongkok di atas pangkuan Hamdan dengan anusnya tersumpal rudal. Punggung Kayla yang menempel di dada Hamdan membuat Hamdan bisa meremasi toket Kayla dengan mudah. Tangan kanan Kayla meremasi kepala Hamdan sementara tangan kirinya mencengkram sandaran bangku. Kepala Kayla bersandar di bahu kiri Hamdan sambil berpagutan dengan Hamdan.
Kayla : Mmfhh.. Mfhhmm.. Mchh.. Mfhhh.. Mchh.. Mchh.. Srpptt.. Aahh.. Hamdan sayanghh.. Oohhh.. rudalmu nagih banget siii.. Aahhh.. Sshhh.. Oohh.. Mhhh.. Ahhh.. Yeshh.. Oohhh.. desah Kayla menikmati rudal Hamdan yang tetap perkasa meski sudah hampir 1,5jam menggagahi setiap liang kenikmatan Kayla.
Hamdan : Gituh?? Kalo emang enak.. goyang yang liar dong.. ayokk!! Plak! Plak!! Kata Hamdan sambil menampar toket Kayla.
Kayla : Awghh!! Awghh!! Sayaanghh.. Ahhh.. Nakal iihhh.. Iyahh.. Oohh.. OOHH.. MHHH.. SHH.. OHH.. ENAK BANGETHH.. OOHH.. SHH.. DUUHH.. ENAKNYAHH.. MMHH.. AAHH.. EMANG GINIHH.. HARUS KENCENGHH.. AHHH.. AHHH..
Desahan Kayla kembali gencar saat pinggulnya mulai bergerak maju-mundur, menggiling rudal Hamdan di liang bo’olnya. Jemari tangan Hamdan yang terampil dengsn teknik remasan dan pilinan miliknya, semakin membuat Kayla kelojotan. Dirangsang di titik tersensitif di dadanya, ditambah rudal Hamdan yang menyesaki penuh anusnya, otak Kayla pun nge-blank. Hanya birahi dan syahwat yang menjadi kompasnya sore itu.
Kayla : AAWWHH.. OGGHH.. OGHHH.. NIKMATHH!! OHH!! OHHH.. SSHH.. AAHHH.. rudalL.. SODOKIN AKUH TERUSHH!! AAHH!! SSHH.. OOHH.. OHH.. ANAL ENAK.. OHHH!! OOHHH!! MAU PIPIS LAGIIHH.. OHH.. SAYANGHHH.. OOUNNGHHHHHHH..!!!
SSSSUUUUUUUUUURRRRRRRRRRRRRR.. SUUUUUUUUUUURRRRRRR..
Tubuh Kayla melengkung ke depan, Tangannya menjambak rambut Hamdan, Kedua kakinya bergetar hebat merasakan Anal-Orgasm yang ia peroleh dari usahanya sendiri. Begitu kuatnya semburan cairan surgawi Kayla, bahkan bisa menyirami tanaman yang berjarak hampir 3 meter jauhnya.
Suasana sore Jogja terlihat semakin gelap dan sudah seperti waktu Isya karena gelapnya mendung dan derasnya hujan yang tak kunjung usai. Dibawah guyuran hujan, terdapat dua insan manusia tengah berpacu meningkatkan kadar dosa mereka. Yang semakin miris, keduanya adalah aktifis LDK kampus yang seharusnya menolak keras semua prakterk perzinahan. Tapi sore itu, sang akhwat justru menawarkan dirinya, kesuciannya, marwahnya sebagai seorang akhwat syar’I untuk dinikmati lelaki ajnabi hanya karena cinta yang selama ini terpendam. Padahal ia juga istri sah seorang ikhwan dan juga ustad. Namun, kenikmatan bercinta kasar nan liar, telah membius nuraninya. Kini ia bahkan sudah mengalami lebih dari 8 kali Anal-Orgasm. Sebuah praktek bercinta yang diharamkan dalam islam, anal-bercinta. Namun ternyata, Anal-bercinta juga sama nikmatnya bagi sang akhwat yang tampaknya kali ini harus bertahan sekuat tenaga karena sang ikhwan tengah menggenjot brutal serambi lempitnya untuk mencapai klimaks.
Kayla : OHH.. AHH.. AHHH.. SHH.. SAYANGHH.. OHHH.. YESHH.. menggenjot.. rudalH.. KONTOOLLHH.. AHHH.. ENAK BANGETHH.. AHHH.. HEEENNGGHHHH..!!!! OOHH.. OHH.. OHHH.. SHH.. AMPUNNHH.. SAYANGHH.. LIARNYAHH.. OOWHH.. TERUSHH.. OYAHH.. IYAHH.. DISITUUHH.. OOHH.. NIKMATNYAHH.. OOONNNGHHHHHHHJ..!!! SHH.. AWHH.. TERUSSSHH.. ALLAAHH.. ENAK BANGETHH.. OOHHH.. OHHHH.. NNGHH.. NGHH.. rudalLHH.. PERKASAH BANGEETHHH..!! OOHH.. HAMDANNH.. HAMDANNHH.. AKU CINTA KAMUUHH.. BANGGEETTTTHHHHHH!!!
SEEEEEERRRRR.. SEEEEEEEERRRRRRRRRR.. SEEEEEEEERRRRRRRRRR…
Hmadan : Nghh.. nghh.. nghh.. AAARRRRGHHHHHH..
CROOOTT.. CROOOTTTT.. CROOOOTTTTTT..
ALLAAAHUAKBAARR.. ALLAAHUAKBAARR.. suara adzan mulai menggema
Tepat dengan berkumandangnya Adzan Maghrib, Hamdan mengakhiri kebuasan genjotannya di serambi lempit Kayla setelah hampir 10menitan lebih. Kayla yang berjongkok dengan gaya Reverse cow-girl harus agak mengangkat pinggulnya dengan kedua tangannya menggenggam ujung atas sandaran bangku guna menahan kuatnya hantaman pinggul Hamdan dari bawah. Bahkan untuk lebih memaksimalkan sodokannya, kedua tangab Hamdan ikut mensupport di pinggul Kayla. Bokong Kayla kemerahan karena dihantam dengan kecepatan 5 sodokan per detik. 4 kali sudah istri Arya itu mengerang diterpa orgasme hebat dalam kurun waktu 10menit. Tapi Hamdan tak peduli dengan tubuh indah Kayla yang tengah kelojotan hebat dan terus saja menggempur habis-habisan. Dan saat klimaks tak tertahankan lagi, Hamdan mendekap erat tubuh Kayla yang membuat Kayla terduduk di pangkuan Hamdan. rudal 25cm Hamdan pun dilesakkan sedalam-dalamnya, hingga mendobrak pontu rahim Kayla. Semburan sperma kental panas, yang mana adalah ‘yogurt’ favorit akhwat, membanjiri seluruh rahim dan kedua saluran ovum nya.
Kayla : Aaaaahhhhhh.. Mhhhh.. Sshhh.. Hamdaannhhh.. Mmhh.. Penuh banget perutkuuh.. Sshh.. Angeett.. makasih yaaahh.. nikmat banget di entotin kamuuhh.. kata Kayla yang lunglai di dekapan Hamdan sementara rudal Hamdan masih menancap seluruhnya di serambi lempitnya.
Hamdan : Ssshhh.. Mmmhhh.. Iyaah La.. kamu masih beneran ada rasa sama aku..?? Kata Hamdan yang juga ngos-ngosan setelah 1,5jam lebih menikmati Kayla.
Kayla : Iyaahh.. Banget.. aku ga akan bisa lupain kamu Hamdan.. hangatnya dekapanmu inihh.. menghangatkan kembali rasa cintaku padamu.. makasih udah mau kabulin permintaan egoisku.. ucap Kayla sambil tangan kanannya membelai pipi Hamdan.
Hamdan : Iyah.. maaf juga aku udah nyakitin kamu La.. kata Hamdan yang semakin erat pelukannya.
Kayla : E’emhh.. ngga kok.. akunya aja yang ga peka dulu.. n ini udah jadi karmaku.. yaahh.. setidaknya aku boleh yahh.. berharap.. jadi simpananmu pun gapapa.. kapanpun kamu ada masalah sama pacarmu.. aku siap kok jadi pelampiasan rindu.. mau itu rindu hati atau rindu yang ‘ini’.. ucap Kayla sambil meraba zakar Hamdan.
Hamdan : Ahahah.. iyahh Kaylaku sayang.. kalau simpanan.. inshaaAllah masih bisa.. tapi hatiku tetap buat kekasihku, Alisa.. Maaf aku ga bisa berpaling darinya.. n juga kalau kamu butuh tambatan hati sebentar dan rindu dientot liar.. tau kan harus kemana..?? Kata Hamdan sambil meremas kedua toket Kayla.
Kayla : Iyaahh.. aku tau diri kok Hamdan.. aku ga akan jadi duri diantara kalian.. Ohh.. iya donghh.. Cuma ada satu rudal yang bisa bikin aku banjir bandang gini.. rudalnya Hamdan Sang Penakluk Akhwat.. ujar Kayla sambil berbisik saat mengatakan gelar Hamdan.
Hamdan : Mmhh.. Kadang bener siih kamu.. ahahah.. trus serius itu hubungan ranjang kamu sama Arya?? Ga bahagia kah?? Kata Hamdan sambil terus meremasi kenyal dan bulatnya toket Kayla.
Kayla : He’ehm.. kalo berkeluarga sih aku seneng aja.. tapi blum bahagia.. gimana mau bahagia sih Hamdan?? Kan keluarga juga hubungan erat sama ranjang.. lha kalo dicelup ga sampe semenit muncrat trus aku kudu gimana?? Mhhh.. Shhh.. Aku butuh bukan hanya cintaa.. tapi juga rudal perkasaa.. yang siap gagahin aku kapan aja dimana aja pakai semua fantasi kitaa.. dan Cuma Hamdankuh.. yang bisa penuhi dahaga cinta dan syahwatkuu.. Sayaangghh.. kata Kayla yang kemudian memagut Hamdan.
Untuk beberapa saat Hamdan dan Kayla berpagutan sembari menanti rudal. Kayla tak ingin waktu yang telah ia minta untuk keegoisannya berakhir, meskipun akad awal hanya waktu sore. Ia terus menggeliat, berglendotan di badan atletis Hamdan. Dinginnya malam dan hujan tak bisa memadamkan kehangatan yang Hamdan berikan melalui tubuhnya pada Kayla. Tapi semua itu harus berakhir ketika tiba-tiba lampu di Lembah UGM menyala dan ada kilatan lampu senter yang sesaat menyinari mereka.
Hamdan : Ehh.. Gawat.. yuk ahh udahan.. kata Hamdan yang segera berdiri dan membuat rudalnya terlepas.
Kayla : Ehh iya.. Ada orang itu.. hihihihi.. Aahh.. aduduhh.. bentarr.. Naahh.. biar gak mubadzair.. kata Kayla yang sudah berdiri tapi agak mengangkang karena sperma Hamdan mengalir keluar dan ia menadahi dengan tangan kanannya.
Hamdan : Wuuuhh.. seenak itu ya?? Kata Hamdan terkesima melihat aksi Kayla yang menjlati telapak tangannya yang penuh berisi sperma kental Hamdan.
Kayla : He’emhh dong.. udah lama pengen rasain kelezatan ‘mayonaise’ kamu sayaangh.. kata Kayla menatap nakal ke arah Hamdan sementara lidahnya menjulur menjilati sperma.
Hamdan : Ehh.. udahan.. buruann yuukk..
Keduanya segera berpakaian lagi. Hujan sudah mulai reda, namun pakaian keduanya sudah terlanjur basah kuyup. Kayla terpaksa tidak mengenakan CD dan Bra karena dilempar Hamdan entah kemana dan karena itu berwarna hitam membuatnya susah di cari di kegelapan malam.
Petugas : Lohh.. Ngapain kalian disini?? Ini sudah diluar jam kunjung.. kata petugas pengamanan kampus yang berpatroli dengan jas hujan kuning dan senter
Hamdan : Aduh.. maaf pak.. tadi kami pas mau keluar, kunci motor kami tercecer.. nah ini baru selesai nyari dan qodarullah malah hujan jadi basah kuyup.. kata Hamdan mencoba beralasan.
Petugas : Wooo.. brarti motor 2 itu punya kalian?? Tanya petugas sambil menelanjangi tubuh Kayla dengan matanya.
Hamdan : Iya.. ini pak Kuncinya.. kata Hamdan sambil menunjukkan kunci motornya.
Petugas : Yaudah.. segera pulang.. kalau ketauan lagi, nanti kamu kena skorsing kampus.. apalagi sama perempuan gini.. kata petugas tadi yang jelas dari wajahnya kalau ia sedang menikmati bentuk tubuh Kayla di pikirannya.
Jelas saja petugas itu matanya jelalatan. Seluruh tubuh Kayla terjiplak jelas karena pakaiannya yang basah kuyup. Meski abaya dan khimarnya begitu panjang, semuanya sirna ketika sudah basah terkena air. Dan Hamdan sengaja untuk agak berlama-lama dalam mengobrol supaya petugas puas dalam berfantasi dengan tubuh molek istri sah Arya itu. Ngocoks.com
Hamdan : Hhaaahh.. selamat deh.. kata Hamdan sambil membuka joknya.
Kayla : Iya sih Ndan.. aku juga deg-degan tadi.. mana dia pelototin aku terus.. ujar Kayla sambil berupaya memeras beberapa bagian pakaiannya supaya tidak terlalu basah.
Hamdan : Nih pake.. biar ga terlalu dingin.. kata Hamdan sambil menyodorkan Hoodienya yang ia simpan di dalam jok karena melihat Kayla beberapa kali menggigil.
Kayla : Ehh.. beneran Ndan?? Ntar kamu sendiri gimana?? Kata Kayla yang merasa tidak enak.
Hamdan : Udahhh.. pakek.. ntar kalo kamu sampe sakit malah suamimu nannya-nannya.. trus kalo ditanya ini hoodie siapa, bilang aja punya temen.. kata Hamdan sambil menstarter motor Alisa yang ia pakai.
Kayla : Ahhh.. nggak ahh.. aku bilang aja punya mantan.. weeeeekkk.. kata Kayla meledek Hamdan sambil memakai hoodie Hamdan.
Hamdan : Diihh.. ni anak satu.. awas aja bilang gitu.. aku rudalin kamu ntar seharian.. kata Hamdan sambil bersiap men-step motor Kayla.
Kayla : Aahhh.. Tuaanhh.. Mau donghh disodok seharian.. Ahhh.. Perkosa aku tuanhh Hamdannhh.. ucap Kayla dengan nada mengejek.
Hamdan hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Kayla. Ia tak menyangka, dahulu Kayla seorang yang pendiam dan terlihat anggun, kini telah menunjukkan sisi ‘binatang’ dalam dirinya dan itu yang Hamdan suka. Tanpa bersusah payah, ia kembali mendapatkan ‘stok’ serambi lempit dan anus legit akhwat syar’i yang bisa ia gunakan kapanpun. Jarak dari lembah UGM ke Pom Bensin Sagan tak terlalu jauh. Sesampainya di Pom Bensin, Kayla memberikan pagutan terakhir sebelum melepas Hamdan pergi padahal disana ramai orang yang antri.
Hamdan : Yak elah lupa.. bentar hubungi si Dodi.. gumam Hamdan yang berhenti sesaat di taman MasKam UGM.
Suara Nada dering WA Call – Kimetsu No Yaiba – Infinite Castle
Hamdan : Assalamu’alaykum Dod.. barusan ane mau WA antum.. kata Hamdan menjawab video call Dodi.
Dodi : Wa’Alaykum salam.. wooo.. iya ane juga sama.. soal kerja kelompok di undur dulu yak.. ane ada kerjaan lebih penting sekarang nih.. kata Dodi yang terlihat berguncang kameranya.
Hamda : Lah kenapa?? Dedlen besok senin itu.. kalo bisa kelar sekarang kan enak.. kata Hamdan yang menggigil kedinginan.
Dodi : Ini nihh.. lebih penting ini.. kata Dodi sambil mengganti kamera HPnya dari mode selfie ke kamera belakang.
Maka tampaklah Dodi yang sedang menggagahi seorang akhwat. Lebih tepatnya Mrs. Anna yang masih mengenakan atasan mukena sementara dada ke bawah bugil. Toketnya yang berukuran 38 DD dan berputing coklat muda itu bergoyang hebat menahan gempuran Dodi.
Hamdan : Widiihh.. Mrs. Anna tuh!?? Bujugileee.. bercintai bohaaayyy.. ntar bagi videonya Dod.. ane boleh ikutan ga?? Kata Hamdan.
Dodi : Tuh si Akhyar.. nah lagi masukin.. kata Dodi sambil merekam Akhyar yang sadar kamera dan beraksi dengan melesakkan rudalnya ke mulut Mrs. Anna yang terlentang.
Hamdan : Ehh.. itu bukannya MusTek Fakultas!?? Kata Hamdan yang terkejut ketika melihat bentuk dan corak hijab pembatas jamaah perempuan.
Dodi : Yoii.. sekalian aja Blasphemy tipis-tipis.. toh anjing ini yang pengen kok.. Hey Whoree!! Say hello to the mighty Hamdan whom I ever told to you..!! PLAKK.. PLAKK kata Dodi sambil merekam Mrs. Anna yang kelabakan dengan rudal Akhyar dimulutnya.
Mrs. Anna : Mfff.. Mfhhh.. Ockk.. Mffuahh.. Heyy.. Shh.. Mr. Hamdanhh.. come.. join usss hereee.. Ahhh.. Fuck me as a hijabi slut.. Please stick your Gigantic Mighty Dick to my slutty pussy.. Ahh.. Ahhh.. ujar Mrs. Anna yang digenjot diatas karpet musholla.
Dodi : Soo..?? Gitu aja dulu yah.. kapan-kapan foursome kitahh.. ahahahah.. ucap Dodi sebelum menutup Vid-Call nya.
Hamdan : Eealahhh.. makin gila aja hidupku di Jogja ni.. gumam Hamdan sebelum kemudian ia melanjutkan perjalanan pulang.
Cklek.. suars pintu dibuka.
Hamdan : Assalamu’alaykum.. ucap Hamdan.
Alisa : Wa’alaykumsalam.. jawab Alisa yang segera menuju ke pintu Depan.
Alisa : Ya Allahh mas Hamdaannhh.. kok basah kuyup gini..??? Aduduhh.. buruan di copotin sih.. sinihh Alisa bantuhh.. kata Alisa yang masih mengenakan mukena warna Mocca miliknya.
Hamdan : Yahh keujanan lah sayang.. tadi di motor kan ga ada mantol.. jawab Hamdan sambil membantu Alisa melucuti pakaiannya.
Alisa : Yaa maksud Alisa kan mas Hamdan sayang bisa neduh duluu gituuhh.. kata Alisa yang sedang melucuti sirwal Hamdan.
Hamdan : Ahahaha.. gimana yah?? Tadi nolongin dorong motor temen sihhh.. malah ujan.. ya udah sekalian basah semua.. jawab Hamdan yang sudah bugil.
Alisa : Aaahh.. masa sih mas sayang?? Kok rudalnya bau lendir serambi lempit nihh.. hihihi.. jangan-jangan ndorong rudal mas Hamdan masuk serambi lempit akhwat yaaa..?? Goda Alisa sambil memunguti Gamis dan Sirwal Hamdan.
Hamdan : Aaahh.. Ketauan deh.. yaahh kan sesuai kata-kata Alisaku sayang tadi pagi.. kata Hamdan sambil menyosor bibir Alisa.
Alisa : Iya Sih.. Mfhhmm.. Mfhhh.. Mchh.. Mchh.. Mfhhh.. Aahhh.. mas Hamdan iihh main sosor ajah.. hihihih.. yuk ke ruang makan.. Alisa buatin mie rebus yaaahh.. kata Alisa sambil tersenyum riang dan berjalan cepat menuju dapur.
Beberapa saat kemudian..
Alisa : Silahkan mas sayangg.. maaf yah lama.. kata Alisa sambil membawakan semangkok mie rebus panas lengkap dengan toping ayam goreng, telur, dan sosis.
Hamdan : Wiihh.. kalo ini sih sepadan sama nunggunya.. kalo masuk resto mahal lhoo.. kata Hamdan yang antusias untuk segera melahapnya.
Alisa : He’emhh.. mas Hamdanh suka..?? Tanya Alisa yang duduk di samping kiri Hamdan dengan kepalanya disangga tangan kanannya dan menatap Hamdan.
Hamdan : Srruuupphhh.. Mmmhh.. Enak banget.. pas buat yang dingin-dingin gini.. kata Hamdan yang masih bugil.
Alisa : Mnnghh.. Sinih Alisa angetin mas Sayang.. ucap Alisa yang menggeser kursinya berdempetan dengan kursi Hamdan dan langsung mendekapnya dari sisi kiri Hamdan.
Hamdan : Aahh.. Aduduh.. makasih banget yah sayang.. maaf jadi ngrepotin sayangku nih.. kata Hamdan sambil mengelus kepala Alisa yang berada di bawah ketiak kirinya.
Alisa : Ng.. Ng.. Ngga mas sayang.. udah kewajiban Alisa buat ngelayanin calon suami Alisa inih.. biar besok kalo kita udah nikah, Alisa ga kaget kalo jadi istri mas Hamdanhh.. ucapnya yang membuat Hamdan berbunga-bunga hatinya.
Hamdan : Aaamiinn.. semoga Allah jaga ikatan kita ini sampai nanti di pelaminan yah sayang.. kata Hamdan.
Alisa : He’emh.. semoga mas Hamdan selalu sayang n cinta Alisa apapun yang terjadi.. balas Alisa.
Hamdan : Selalu sayang.. Selalu.. Mmm.. btw ini gak pake daleman termasuk persiapan menjadi istri sholehah kah.. kata Hamdan yang meraba punggung Alisa dan tak menjumpai tali Bra.
Alisa : Hihihihih.. iya dong.. kalo diluar sholehah wajib.. kalo di rumah wajib Sholehot mas sayaanghh.. goda Alisa yang tangan kirinya membelai rudal Hamdan.
Hamdan : Eeehh.. nantangin?? Kata Hamdan.
Alisa : Hihihihi.. nggakk kokk.. Mmmm.. mas Hamdan sayang.. Alisa boleh nannya sesuatu ngga?? Tapi jangan marah yahh.. ucap Alisa sambil menatap Hamdan.
Hamdan : Hem?? Apa tuh sayang??
Alisa : Mmm.. Tapi jangan marah yah.. Mmm.. kalo malam ini ga menggenjot dulu gimana?? Kan mas Hamdan sayang abis keujanan.. buat istirahat biar ga sakit.. kata Alisa sambil tertunduk.
Hamdan : Oohh.. kirain mau tanya apaan.. ahahah.. iyah sayangkuhh.. mas juga capek banget nih.. mau tidur aja.. Alisaku mau jadi gulingnya mas ngga?? Kata Hamdan sambil membelai lembut kepala Alisa yang masih mendekapnya erat.
Alisa : E’emhh.. mau bangethh.. kata Alisa sambil mengangguk riang.
Cerita bercinta Kalung Sakral
Selesai makan, Hamdan segera ke lantai 2 hanya mengenakan handuk saja yang menutupi pinggul ke bawah hingga mendekati lutut, digandeng Alisa yang masih mengenakan mukena 1 set. Dinginnya malam ditambah badan yang sudah terlalu lama direndam air hujsn membuat Hamdan agak meriang. Ia pun segera menelusup dibalik selimut tebal ranjang Alisa yang dominan warna Pink motif Hellokitty.
Hamdan : Ngapain sayang?? Kata Hamdan yang keheranan melihat Alisa berdiri diatasnya.
Tiba-tiba Alisa melepas semua kain yang melekat ditubuhnya dengan sedikit meliukkan tubuhnya, seperti menggoda Hamdan. Kini tak ada sehelai pun benang yang menempel di tubuh putih mulus milik kekasihnya itu. Namun kondisi badan Hamdan sedang tak kondisif dan Alisa tau benar itu. Ia pun segera masuk ke selimut dan tidur miring ke kanan. Hamdan kemudian tidur miring ke kanan sambil mendekap Alisa, bertepatan dengan adzan isya’ yang berkumandang.