Badan Tante Montok Terasa Pegal Dan Mintaku Memijatnya
Aku duduk santai di sofa sambil menikmati secangkir kopi hangat. Sore ini aku benar-benar merasa lelah setelah seharian bekerja. Tiba-tiba ponselku berdering, dan ketika kubuka pesan singkat tersebut, ternyata dari seorang teman wanitaku, Lia.
"Hai, bolehkah aku berkunjung ke rumahmu sebentar? Badanku terasa sangat pegal," bunyi pesan dari Lia.
Tanpa pikir panjang, aku segera menjawab pesannya, "Tentu saja, datanglah ke rumahku sekarang."
Tak lama kemudian, bel rumahku berbunyi. Aku segera membukakan pintu dan melihat Lia berdiri di depan pintu dengan senyum manisnya. Lia adalah seorang wanita yang cantik, dengan tubuh yang montok dan wajah yang memesona.
"Apa kabar, Lia?" sapaku sambil mempersilahkan Lia masuk ke dalam rumahku.
"Baik. Badanku terasa sangat pegal, mungkin karena seharian beraktivitas," kata Lia sambil duduk di sofa.
"Aku bisa membantumu dengan memijat bagian yang pegalmu," ujarku sambil tersenyum.
Lia menurut, dan aku pun mulai memijat bahunya yang terasa kaku. Saat aku memijatnya, aku bisa merasakan jalinan otot-ototnya yang tegang, dan Lia mengeluarkan rintihan kecil.
"Oh, begitu enak rasanya. Terima kasih sudah mau membantuku," kata Lia sambil menikmati pijatanku.
Aku melanjutkan pijatan ke bagian punggungnya yang terasa pegal. Aroma wangi parfum Lia semakin membuatku terlena. Aku merasakan hasratku yang mulai memuncak, dan aku tahu bahwa aku harus mengendalikannya.
Namun, tiba-tiba Lia berbalik dan menatapku dengan tatapan penuh nafsu. "Aku tahu apa yang kau inginkan, dan aku juga menginginkannya," katanya sambil meraih tangan dan menciumku dengan penuh gairah.
Aku terkejut dengan tindakan Lia, namun aku juga merasa tergoda. Tanpa sadar, aku mulai mencium bibirnya dengan penuh nafsu. Perasaan panas mulai merayap di seluruh tubuhku, dan aku tahu bahwa aku tidak bisa menahan diri lagi.
Kami berdua saling meraba-raba dan melepas pakaian satu sama lain. Tubuh Lia yang montok dan berisi membuatku semakin tergoda. Aku meraih payudaranya yang kencang dan mengulumnya dengan lembut, sementara dia memegang kontolku yang sudah tegang dan memijitnya perlahan-lahan.
"Aaahh, enak banget, Sayang," desah Lia sambil merasakan sentuhan-sentuhanku.
Aku pun mulai menjalar ke bawah dan menciumi lehernya yang halus. Aku merasakan tubuhnya yang bergelombang dan kulitnya yang halus di bawah sentuhanku. Kami berdua semakin terhanyut dalam gairah yang membara, dan tak lama kemudian, kami pun berakhir di atas tempat tidur.
Aku mulai memasukkan kontolku ke dalam memek basah Lia, dan kami berdua sama-sama menikmati sensasi yang luar biasa. Desahan-desahan Lia semakin membuatku tergila-gila, dan aku semakin mempercepat gerakan tusukan-gerakanku.
"Oh, Sayang... terus... lanjutkan... aahh," desah Lia sambil merasakan puncak kenikmatan yang mendekat.
Aku pun semakin bernafsu dan tak lama kemudian, aku merasakan keluaran sperma panas yang membasahi memek Lia. Dia pun ikut orgasme dengan desahan yang semakin keras. Kami berdua terkulai lemas di atas tempat tidur dengan nafas yang tersengal-sengal.
Setelah itu, kami berdua saling bertatap-tatapan dengan senyum kepuasan di wajah masing-masing. Aku tahu bahwa malam ini akan menjadi malam yang tidak akan pernah kami lupakan.
Dengan ciuman terakhir, Lia pun pamit pulang dan meninggalkanku sendirian di dalam kamar yang dipenuhi oleh aroma gairah dan nafsu. Aku tersenyum puas, mengetahui bahwa malam ini adalah malam yang penuh dengan kenikmatan dan ketegangan.
Aku menghela nafas dalam-dalam sambil melihat langit malam yang penuh dengan bintang. Dan aku tahu, bahwa malam ini adalah malam yang tak akan pernah kulupakan.