Tampil Hot Dengan Baju Tipis Tante Marni Bikin Horny
Hari Jumat sore yang panas, Aceng sedang duduk di teras rumahnya sambil menikmati secangkir kopi. Dirinya tidak bisa menahan keinginannya untuk segera bersantai setelah seminggu yang padat dengan pekerjaan. Di tengah kesunyian rumah, tiba-tiba ponselnya berdering.
"Halo, bulan ini aku ada pekerjaan di luar kota, bisa tolong antarkan aku ke hotel malam ini?" Suara lembut Tante Marni terdengar di ujung telepon.
Aceng tersenyum penuh kegembiraan. Tante Marni adalah tetangganya yang super seksi dan bersahabat, dengan tubuh yang sangat menggoda. Aceng tidak bisa menolak kesempatan untuk menghabiskan malam dengan wanita itu.
"Pasti, Tante. Aku akan segera datang menjemputmu," jawab Aceng.
Setelah mengakhiri telepon, Aceng buru-buru mandi dan berpakaian rapi. Tante Marni memberinya alamat hotel tempat dia menginap, dan dalam hitungan 30 menit, Aceng sudah sampai di sana.
Setelah mengantar Tante Marni ke kamar hotelnya, mereka duduk berdua di sofa sambil bercengkrama. Aceng mulai merasa tegang saat melihat Tante Marni mengenakan baju tipis yang merangkap sebagai piyama. Rambut hitam panjangnya tergerai menutupi sebagian bahunya, dan sedikit lekuk tubuhnya terlihat dari belakang pakaian tipis itu.
"Sudah lama tidak berjumpa, ya, Aceng?" kata Tante Marni sambil tersenyum manis.
"Iya, Tante. Rasanya seperti ada yang kurang dalam hidupku selama ini," jawab Aceng dengan nada berbinar.
"Tidak bohong nih, kamu selalu punya cara untuk membuatku tersenyum," kata Tante Marni sambil meletakkan tangannya di atas paha Aceng.
Aceng merasa semakin gelisah, pikiran dan hatinya dipenuhi oleh keinginan untuk menyentuh tubuh Tante Marni yang mempesona. Dia mencium aroma harum parfum Tante Marni yang membuatnya semakin kepayahan menahan nafsunya.
"Tante, aku..." Aceng terbata-bata, kehilangan kata-katanya.
Tante Marni mendekatkan bibirnya ke bibir Aceng, menggantikan kata-kata yang tidak terucap dengan ciuman yang panas dan penuh gairah. Mereka saling berpegangan erat, tak lagi bisa menahan hasrat birahi yang memuncak.
Perlahan, Tante Marni mulai melepaskan baju tipisnya di depan Aceng, seakan menantangnya untuk melakukan sesuatu yang lebih intim. Aceng tidak ragu lagi, dia membantu Tante Marni melepaskan pakaian yang tersisa, dan akhirnya mereka berdua telanjang bulat di dalam kamar hotel.
Desahan-desahan erotis terdengar di antara mereka, seolah menandakan bahwa saat yang dinantikan akhirnya tiba. Aceng meraih buah dada montok Tante Marni, menciumi putingnya yang mengeras, sementara tangannya yang lain meraba-raba memek basah yang sudah sangat bergairah.
Tante Marni terguling di tempat tidur dengan mengangkat kedua kakinya ke udara, memperlihatkan liang memeknya yang sempurna. Aceng langsung menyelinapkan lidahnya ke sana, menjilati klitoris Tante Marni yang sudah mulai menggelinjang karena kenikmatan.
"Duh, Aceng... terus... jilati... kupu-kupuku...," desah Tante Marni.
Aceng menjilati dengan penuh dedikasi, membuat Tante Marni semakin terkatup dalam kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Selang beberapa saat, Aceng menghentikan ciuman dan menjulurkan kontolnya yang sudah keras sekali.
Dengan sigap, Aceng masuk ke dalam liang memek Tante Marni, membuat mereka berdua merasakan sensasi kenikmatan yang luar biasa. Mereka bergerak selaras, mengiringi desahan-desahan birahi yang semakin keras dan menggairahkan.
Tante Marni mendesah mendekati puncak kenikmatan, tubuhnya terbakar oleh api birahi yang tak terbendung lagi. Aceng semakin ganas dalam menyetubuhi Tante Marni, menghantam memeknya dengan penuh syahwat.
Akhirnya, Tante Marni dan Aceng sama-sama mencapai klimaks bersamaan, melepaskan seluruh kenikmatan yang mereka simpan selama ini. Mereka terkulai lemas di atas tempat tidur, napas mereka masih bergumam dengan cepat akibat dari aksi panas yang mereka lakukan.
"Terima kasih, Aceng. Aku tidak akan pernah melupakan malam ini," kata Tante Marni sambil tersenyum puas.
"Terima kasih, Tante. Aku juga merasa begitu," balas Aceng sambil mencium lembut bibir Tante Marni yang manis.
Mungkin malam itu tidak akan pernah terlupakan bagi Aceng dan Tante Marni. Mereka menemukan kenikmatan yang belum pernah mereka bayangkan sebelumnya, dan secara tidak terduga, hubungan mereka menjadi semakin erat dan intim setelah malam itu.
Dengan penuh kepuasan dan kehangatan, mereka berdua merapatkan tubuh mereka dan tidur dalam pelukan satu sama lain, siap menghadapi pagi yang cerah bersama.